PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DESKRIPSI TINGKAT PENERIMAAN DIRI SISWA KELAS X SMA BUDYA WACANA YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2012/2013 DAN IMPLIKASINYA TERHADAP USULAN TOPIK-TOPIK BIMBINGAN KLASIKAL Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Bimbingan dan Konseling
Oleh: Rosalia Desy Kristianingrum NIM: 081114020
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2013
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DESKRIPSI TINGKAT PENERIMAAN DIRI SISWA KELAS X SMA BUDYA WACANA YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2012/2013 DAN IMPLIKASINYA TERHADAP USULAN TOPIK-TOPIK BIMBINGAN KLASIKAL Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Bimbingan dan Konseling
Oleh: Rosalia Desy Kristianingrum NIM: 081114020
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2013
i
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
ii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
iii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Halaman Persembahan "Aku senantiasa memandang kepada TUHAN; karena Ia berdiri di sebelah kananku, aku tidak goyah." Mazmur 16: 8 “Apabila di dalam diri seseorang masih ada rasa malu dan takut untuk berbuat suatu kebaikan, maka jaminan bagi orang tersebut adalah tidak akan bertemunya ia dengan kemajuan selangkah pun.” Bung Karno “Kebanggaan kita yang terbesar adalah bukan tidak pernah gagal, tetapi bangkit kembali setiap kali kita jatuh.” Confusius “Sesuatu yang belum dikerjakan, seringkali tampak mustahil; kita baru yakin kalau kita telah berhasil melakukannya dengan baik.”
Karya yang sederhana ini saya persembahkan kepada: Bapak Agustinus Sumanto & Ibu M.B Marti Astuti Keluarga besar Ign. Pujo Sumarto & Y. Kasban Semua saudara, sahabat, teman, dan kekasih yang saya kasihi
iv
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian dari karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah. Yogyakarta, 7 Juni 2013 Penulis
Rosalia Desy Kristianingrum
v
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma Yogyakarta: Nama NIM
: Rosalia Desy Kristianingrum : 081114020
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah yang berjudul: DESKRIPSI TINGKAT PENERIMAAN DIRI SISWA KELAS X SMA BUDYA WACANA YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2012/2013 DAN IMPLIKASINYA TERHADAP USULAN TOPIK-TOPIK BIMBINGAN KLASIKAL Beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan ke dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademi tanpa perlu meminta ijin dari saya ataupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal 7 Juni 2013
Rosalia Desy Kristianingrum
vi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
ABSTRAK DESKRIPSI TINGKAT PENERIMAAN DIRI SISWA KELAS X SMA BUDYA WACANA YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2012/2013 DAN IMPLIKASINYA TERHADAP USULAN TOPIK-TOPIK BIMBINGAN KLASIKAL Rosalia Desy Kristianingrum Universitas Sanata Dharma Yogyakarta 2013 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui deskripsi tingkat penerimaan diri siswa kelas X SMA Budya Wacana Yogyakarta tahun ajaran 2012/2013 dan implikasinya terhadap usulan topik-topik bimbingan klasikal. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan menggunakan metode survei. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas X SMA Budya Wacana Yogyakarta tahun ajaran 2012/2013. Jumlah subjek penelitian adalah 64 siswa. Instrumen penelitian berbentuk kuesioner. Kuesioner yang disusun terdiri dari 46 item. Teknik analisis data yang digunakan adalah perhitungan persentase dan tingkat pendistribusiannya berdasarkan rumus Penilaian Acuan Patokan Tipe 1. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) 4 siswa (6,25%) memiliki tingkat penerimaan diri yang sangat tinggi, (2) 34 siswa (53,13%) memiliki tingkat penerimaan diri yang tinggi, (3) 26 siswa (40,63%) memiliki tingkat penerimaan diri yang cukup, (4) Tidak ada siswa yang memiliki tingkat penerimaan diri yang rendah, dan (5) Tidak ada siswa yang memiliki tingkat penerimaan diri yang sangat rendah. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, diusulkan topik-topik bimbingan klasikal yang bersifat pengembangan untuk membantu meningkatkan penerimaan diri siswa kelas X SMA Budya Wacana Yogyakarta tahun ajaran 2012/2013. Topik-topik yang diusulkan yaitu Menjadi Diri Sendiri, Kecerdasan Emosional, Aku Mampu Mengungkapkan Perasaanku, Bersikap Asertif, dan Keberanian dalam Mengungkapkan Pendapat.
vii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
ABSTRACT DESCRIPTION OF THE SELF-ACCEPTANCE OF THE TENTH GRADE STUDENTS AT SMA BUDYA WACANA YOGYAKARTA IN 2012/2013 ACADEMIC YEAR AND ITS IMPLICATIONS FOR THE SUGGESTED TOPICS OF CLASSICAL GUIDANCE by: Rosalia Desy Kristianingrum Sanata Dharma University Yogyakarta 2013 This research aims to find out the description of the self-acceptance of the tenth grade students at SMA Budya Wacana Yogyakarta in 2012/2013 academic year and its implications for the suggested topics of classical guidance. This study belongs to a descriptive research using the survey method. The subject in this research is students of grade X at SMA Budya Wacana Yogyakarta in 2012/2013 academic year. The number of the subject in this research is 64 students. The instrument used in this research is questionnaire which consists of 46 items. The technique of data analysis used is percentage counting and the level distribution is based on formula of Criteria Reference Test Type 1. The results show that: (1) 4 students (6.25%) have very high self-acceptance, (2) 34 students (53.13%) have high self-acceptance, (3) 26 students (40.63%) have average self-acceptance, (4) No students have low self-acceptance, and (5) No students have very low self-acceptance. Based on these results, the researcher proposed some developmental classical guidance topics in order to help the students increase the self-acceptance. The suggested topics are Being Yourself, Emotional Intelligence, I Am Able to Express Feelings, Being Assertive, and Courage in Delivering Opinions.
viii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
KATA PENGANTAR Puji dan syukur kepada Tuhan Yesus Kristus atas berkat melimpah yang telah diberikan selama berproses di Universitas Sanata Dharma, hingga pada akhirnya penulisan skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik sebagai tugas akhir dan gelar sarjana dapat diperoleh. Begitu banyak pelajaran berharga yang diperoleh selama berproses di Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma. Berkat dan kasih Tuhan tidak pernah putus diberikan melalui orang-orang yang begitu berarti dalam perjalanan studi selama ini. Oleh karena itu ucapan terima kasih dipersembahkan kepada: 1. Bapak Rohandi, Ph.D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. 2. Bapak Dr. Gendon Barus, M.Si., sebagai Ketua Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. 3. Ibu Dra. M. J. Retno Priyani, M.Si., sebagai dosen pembimbing yang telah membimbing dengan begitu sabar selama penulisan skripsi ini. Terima kasih atas dukungan, motivasi dan pelajaran berharga yang telah diberikan selama proses penulisan skripsi ini. 4. Bapak Ismunawan Wibawa, S.P, sebagai Kepala Sekolah SMA Budya Wacana Yogyakarta, yang telah memberikan ijin untuk melakukan penelitian. 5. Bu Ria dan Pak Dwi, sebagai guru Bimbingan dan Konseling SMA Budya Wacana Yogyakarta yang telah membantu pada saat penelitian.
ix
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
6. Para Siswa SMA Budya Wacana Yogyakarta 7. SMA Santa Maria Yogyakarta, yang telah membantu dalam pengambilan data uji coba. 8. Orang tua, Bapak Agustinus Sumanto dan Ibu Maria Bernadeta Marti Astuti yang tidak pernah lelah mendoakan untuk segera menyelesaikan studi, mengusahakan dana untuk studi selama ini. Doa dan dukungan Bapak dan Ibu selama ini sungguh luar biasa. 9. Mas Pascalis Aditya Kristianto, terima kasih atas motivasi dan bantuan dana penelitian yang telah diberikan. Adik Maria Tiara Ovi Kristiana yang telah membantu dalam pengolahan data dan yang selalu mengingatkan untuk segera lulus. 10. Keluarga besar Ign. Pujo Sumarto dan Y. Kasban, atas dukungan dan doanya selama ini. 11. Sahabat dan kekasih, Silverius Yudo Adrianto, yang telah membantu dalam penulisan skripsi ini. Terima kasih atas dukungan, doa, dan kasih sayangmu selama ini. 12. Mbak Ida BK 2002 dan Alm. Mas Agustinus Saptono Nugroho yang telah memberikan buku-buku pendukung kuliah dan penulisan skripsi. Terima kasih atas dukunganmu selama ini. 13. Teman-teman Yayasan Sahabat Gloria. 14. Teman-teman fasilitator Sanggar Cantrik SD Bopkri Temon; Dita, Mbak Nina, Mbak Nanda, Artha, dan Yudo. x
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
15. Sahabat-sahabat,
Cinta,
Rani,
Dita,
Westry
atas
dukungan
dan
penghiburannya selama ini. 16. Teman-teman BK 2008, terima kasih atas dukungan, penghiburan, dan kebersamaannya selama ini. 17. Mbak Asti BK 2007, Rani BK 2008, Dita BK 2008, Ao BK 2008, Moshe BK 2008, Lilis BK 2008, terima kasih sudah bersedia belajar bersama, berbagi suka duka mengerjakan skripsi. 18. Pak Yose, sebagai pemeriksa abstrak dalam Bahasa Inggris. 19. Mas Moko, yang berkali-kali direpotkan dengan urusan surat menyurat. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi yang membaca.
Penulis
xi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL..........................................................................................
i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................ ii HALAMAN PENGESAHAN............................................................................ iii HALAMAN PERSEMBAHAN ........................................................................ iv PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ............................................................ v PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS .......................................................... vi ABSTRAK ......................................................................................................... vii ABSTRACT ....................................................................................................... viii KATA PENGANTAR ....................................................................................... ix DAFTAR ISI ...................................................................................................... xii DAFTAR TABEL .............................................................................................. xiv DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xv BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah .................................................................... 1 B. Rumusan Masalah ............................................................................. 5 C. Tujuan Penelitian ............................................................................... 5 D. Manfaat Penelitian ............................................................................. 6 E. Definisi Operasional .......................................................................... 7 BAB II LANDASAN TEORI A. Penerimaan Diri ................................................................................. 8 1. Definisi penerimaan diri ............................................................... 8 2. Aspek-aspek penerimaan diri........................................................ 11 3. Faktor-faktor yang memengaruhi penerimaan diri ....................... 14 4. Dampak dari penerimaan diri ....................................................... 16 B. Remaja ............................................................................................... 17 x ii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
1. Pengertian remaja ........................................................................ 17 2. Karakteristik remaja ...................................................................... 18 3. Tugas perkembangan remaja ........................................................ 21 4. Remaja dan penerimaan diri ......................................................... 22 C. Bimbingan Klasikal untuk Meningkatkan Penerimaan Diri Remaja 23 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian .................................................................................. 25 B. Subjek Penelitian ............................................................................... 26 C. Instrumen Penelitian .......................................................................... 26 D. Prosedur Pengumpulan Data ............................................................. 29 1. Tahap persiapan ............................................................................ 29 2. Tahap pelaksanaan pengumpulan data ......................................... 37 E. Teknik Analisis Data ......................................................................... 38 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................... 40 A. Hasil Penelitian .................................................................................. 40 B. Pembahasan ....................................................................................... 44 BAB V PENUTUP ............................................................................................. 54 A. Kesimpulan ........................................................................................ 54 B. Saran .................................................................................................. 55 DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 57 LAMPIRAN ....................................................................................................... 59
xiii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR TABEL Halaman Tabel 1 Data Siswa Kelas X SMA Budya Wacana Yogyakarta Tahun Ajaran 2012/2013 ...................................................................... 26 Tabel 2 Kisi-kisi Instrumen Penerimaan Diri .................................................... 28 Tabel 3 Hasil Analisis Validitas Instrumen Penerimaan Diri ............................ 33 Tabel 4 Jadwal Pelaksanaan Pengumpulan Data SMA Budya Wacana ............ 37 Tabel 5 Penilaian Acuan Patokan (PAP) Tipe 1 ................................................ 39 Tabel 6 Penggolongan Tingkat Penerimaan Diri Siswa Kelas X SMA Budya Wacana Yogyakarta Tahun Ajaran 2012/2013 ................ 41 Tabel 7 Penggolongan Skor Item Penerimaan Diri Siswa Kelas X SMA Budya Wacana Yogyakarta Tahun Ajaran 2012/2013 ................ 43 Tabel 8 Topik-topik Bimbingan Klasikal untuk meningkatkan Penerimaan Diri Siswa Kelas X SMA Budya Wacana Yogyakarta ..... 51
x iv
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran 1 Satuan Pelayanan Bimbingan .................................................. 60 Lampiran 2 Kuesioner Uji Coba ................................................................. 107 Lampiran 3 Tabulasi Data Uji Coba Kuesioner ......................................... 112 Lampiran 4 Hasil Uji Validitas Penerimaan Diri ....................................... 117 Lampiran 5 Hasil Analisis Reliabilitas ....................................................... 119 Lampiran 6 Kuesioner Penelitian ............................................................... 122 Lampiran 7 Tabulasi Data Penelitian .......................................................... 126 Lampiran 8 Kualifikasi Penerimaan Diri Siswa Kelas X SMA Budya Wacana Yogyakarta Tahun Ajaran 2012/2013 ........................ 131 Lampiran 9 Analisis Butir Item Penelitian ................................................. 133 Lampiran 10 Surat Ijin Uji Coba................................................................. 135 Lampiran 11 Surat Ijin Penelitian ............................................................... 136 Lampiran 12 Surat Keterangan telah Melaksanakan Penelitian ................. 137
xv
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB I PENDAHULUAN Bab ini memuat latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan definisi operasional. A. Latar Belakang Masalah Menurut Jersild (dalam Hurlock, 1974) individu yang menerima diri mampu mengenali
dan
mengakui
kelebihan-kelebihannya
serta
mampu
untuk
mengembangkannya, dan juga mampu untuk mengenali dan mengakui kekurangan-kekurangannya tanpa harus menyalahkan dirinya. Penerimaan diri merupakan kesediaan individu untuk menerima diri, yang mencakup keseluruhan aspek dalam dirinya, yaitu aspek kognisi, afeksi, fisik, dan sosial dari segi kelebihan maupun kekurangan yang dimiliki. Kekurangan dan kelebihan merupakan dua hal yang pasti dimiliki oleh setiap individu. Individu yang memiliki pengetahuan yang baik tentang diri akan mampu mengenal serta memahami kelebihan dan kekurangan yang dimilikinya. Individu yang memiliki pemahaman diri akan mampu menerima diri. Individu yang dapat memahami dirinya dengan baik, akan baik pula dalam menerima dirinya (Hurlock, 1974), namun proses menerima diri tersebut bukanlah pekerjaan yang mudah dan cepat terutama bagi remaja.
1
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
2
Masa remaja merupakan masa transisi dari masa anak-anak ke masa dewasa. Hal tersebut membuat remaja berusaha mencari identitas dirinya dengan menjalin relasi dengan teman sebayanya dan mencoba-coba hal yang baru. Penerimaan diri menjadi hal yang penting bagi remaja, sebab penerimaan diri merupakan dasar bagi remaja untuk menyesuaikan diri dengan perubahan yang terjadi pada dirinya maupun lingkungan tempat remaja menjalin relasi dengan orang lain. Proses penyesuaian diri terlebih dahulu diawali dengan penerimaan diri. Taraf penerimaan diri remaja akan menentukan jenis penyesuaian dirinya (Hurlock, 1973).
Remaja yang mampu menerima diri akan lebih mudah untuk
menyesuaikan diri. Misalnya, remaja yang mengetahui keadaan fisiknya yang gemuk mampu menerima keadaannya tanpa merasa malu dan minder dengan keadaan dirinya akan lebih mudah menyesuaikan diri dengan keadaan yang dimiliki dan mampu berinteraksi positif dengan lingkungan sekitarnya. Sebaliknya, bila tidak mampu menerima diri, maka remaja tersebut akan cenderung mengembangkan reaksi negatif bagi dirinya seperti terus menerus mengeluh, putus asa, frustrasi, mengacuhkan diri, dan menarik diri dari interaksi sosial.
Reaksi tersebut menunjukkan bahwa remaja berupaya melakukan
penolakan terhadap dirinya (self-rejection) dan jika keadaan ini dibiarkan maka remaja tidak akan mampu menerima diri. Melihat kenyataan di atas, diperlukan dukungan serta perhatian dari orangtua, guru pembimbing atau dari teman sebaya, karena bagaimanapun juga penerimaan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
3
diri dan penolakan diri dipengaruhi oleh lingkungan sekitar remaja tersebut tinggal dan berinteraksi (Hurlock, 1973). Dukungan dan perhatian yang diberikan akan memunculkan rasa percaya diri pada remaja untuk berani menampilkan keaslian dirinya, hal tersebut akan membuat individu tersebut puas dengan yang ia miliki dan hal ini akan membantu individu untuk menerima diri. Pendidikan yang pada dasarnya mengupayakan pengembangan manusia seutuhnya perlu diselenggarakan secara luas dan mendalam mencakup segenap segi kehidupan manusia. Pengajaran di kelas-kelas saja ternyata tidak cukup memadai untuk menjawab tuntutan penyelenggaraan pendidikan yang luas dan mendalam itu. Pelayanan bimbingan merupakan unsur yang perlu dipadukan ke dalam upaya pendidikan secara menyeluruh, baik di sekolah maupun di luar sekolah (Prayitno, 2004). Sekolah mengadakan berbagai kegiatan yang bertujuan untuk membantu siswa dalam mencapai perkembangan yang optimal. Salah satu kegiatan yang dapat membantu siswa dalam mencapai perkembangan yang optimal ialah bimbingan pribadi sosial. Bimbingan pribadi sosial merupakan kegiatan yang dapat membantu siswa dalam menghadapi keadaan batinnya sendiri, mengatasi berbagai pergumulan dalam batinnya sendiri, mengatur diri sendiri di bidang kerohanian, perawatan jasmani, pengisian waktu luang, serta kegiatan dalam membina hubungan kemanusiaan dengan sesama di berbagai lingkungan (Winkel & Hastuti, 2006).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
4
Salah satu cara yang dapat dilakukan oleh guru pembimbing untuk membantu siswa agar mampu menerima diri adalah dengan memberikan layanan bimbingan klasikal yang tersusun dan terencana dalam satu program bimbingan. Usulan topik-topik bimbingan klasikal hendaknya berdasarkan sikap dan tingkah laku yang ditunjukkan oleh remaja yang mengalami masalah dalam menerima diri, namun bagi remaja yang telah menunjukkan sikap menerima diri juga perlu didampingi untuk terus mengembangkan serta mempertahankan kemampuannya dalam menerima diri. Dalam hal ini diharapkan dengan adanya bimbingan klasikal, remaja dapat terbantu untuk lebih memahami dan menerima keadaan dirinya secara optimal. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui tingkat penerimaan diri remaja. Remaja yang dipilih adalah siswa kelas X SMA Budya Wacana Yogyakarta tahun ajaran 2012/2013. Melalui penelitian ini, akan diperoleh gambaran mengenai penerimaan diri siswa kelas X SMA Budya Wacana Yogyakarta tahun ajaran 2012/2013 yang dapat digunakan sebagai bahan untuk mengusulkan topik-topik bimbingan yang sesuai.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
5
B. Rumusan Masalah Masalah-masalah yang ingin dikaji dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut: 1. Bagaimanakah tingkat penerimaan diri siswa kelas X SMA Budya Wacana Yogyakarta tahun ajaran 2012/2013? 2. Berdasarkan analisis butir instrumen penerimaan diri, topik-topik bimbingan klasikal apa saja yang implikatif diusulkan dan sesuai bagi penerimaan diri siswa kelas X SMA Budya Wacana Yogyakarta?
C. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk: 1. Mendeskripsikan tingkat penerimaan diri siswa kelas X SMA Budya Wacana Yogyakarta tahun ajaran 2012/2013. 2. Merumuskan topik-topik bimbingan klasikal yang sesuai bagi penerimaan diri siswa kelas X SMA Budya Wacana Yogyakarta berdasarkan analisis butir instrumen penerimaan diri.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
6
D. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat: 1. Manfaat Teoritis Memberikan gambaran mengenai tingkat penerimaan diri siswa kelas X SMA Budya Wacana Yogyakarta tahun ajaran 2012/2013. 2. Manfaat Praktis a. Bagi Guru Pembimbing Hasil penelitian ini dapat bermanfaat sebagai salah satu alternatif bagi guru pembimbing dalam membimbing dan membantu siswa agar memiliki kemampuan dan kemauan untuk mengakui dan menerima diri dalam aspek kognisi, afeksi, fisik, dan sosialnya. b. Bagi Siswa Hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi para siswa agar siswa lebih optimal dalam menerima dirinya.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
7
E. Definisi Operasional Berikut ini dijelaskan definisi operasional dari beberapa istilah yang digunakan dalam penelitian ini: 1. Penerimaan diri adalah suatu kondisi dimana individu memiliki kemauan dan kemampuan untuk mengakui dan menerima diri apa adanya dalam aspek kognisi, afeksi, fisik, dan sosial yang ada pada diri individu . 2. Remaja merupakan salah satu periode dari perkembangan manusia. Masa ini merupakan masa perubahan atau peralihan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa yang meliputi perubahan biologis, perubahan psikologis, dan perubahan sosial. 3. Bimbingan klasikal adalah proses pemberian layanan bimbingan yang diikuti oleh seluruh siswa kelas X SMA Budya Wacana Yogyakarta tahun ajaran 2012/2013 dan dilakukan pada jam pelajaran yang telah ditentukan. 4. Siswa kelas X SMA Budya Wacana Yogyakarta Tahun Ajaran 2012/2013 adalah siswa yang terdaftar aktif di SMA Budya Wacana Yogyakarta pada kelas X tahun ajaran 2012/2013.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB II LANDASAN TEORI Bab ini berisi tentang beberapa hal yang berhubungan dengan topik penelitian yaitu penerimaan diri, remaja, dan bimbingan klasikal. A. Penerimaan Diri Berikut ini dijelaskan mengenai definisi penerimaan diri, aspek-aspek penerimaan diri, faktor-faktor yang memengaruhi penerimaan diri, dan dampak dari penerimaan diri. 1.
Definisi penerimaan diri Penerimaan diri adalah sikap diri yang memiliki penilaian yang realistis terhadap kelebihan-kelebihan dirinya, memiliki keyakinan akan standarstandar dan prinsip-prinsip dirinya tanpa harus diperbudak oleh opini orang lain. Individu tersebut memiliki kemampuan untuk memandang dirinya secara realistis tanpa harus menjadi malu akan keadaannya. Individu mampu mengenali dan mengakui kelebihan-kelebihannya serta mampu untuk mengembangkannya dan juga mampu untuk mengenali serta mengakui kekurangan-kekurangannya tanpa harus menyalahkan dirinya, Jersild (dalam Hurlock, 1974). Schneiders (dalam Gunarsa, 2008) menyatakan bahwa sebelum seseorang dapat menerima keadaan diri sendiri, ia harus mengenal terlebih dahulu kemampuan serta keterbatasannya, sehingga ia mudah mengatasi kesukaran yang dialaminya dalam usaha untuk menyesuaikan diri
8
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
9
terhadap lingkungannya. Hal yang diperlukan untuk mengenal diri sendiri secara lebih mendalam yaitu penilaian atau kesadaran akan keadaan diri sendiri yang meliputi hal-hal yang mendasari tingkah laku; pola pemikiran, perasaan, serta kebiasaan-kebiasaan. Penerimaan diri berkaitan dengan individu yang sehat secara psikologis yang memiliki penerimaan terhadap dirinya. Individu mampu menerima kelebihan dan kekurangan yang dimiliki serta memiliki pemikiran yang realistis tentang hal-hal yang dapat dicapai dan yang sekiranya tidak dapat dicapai sesuai dengan batas kemampuannya. Individu mampu memikul tanggung jawab terhadap kehidupannya sendiri, Perls (dalam Schultz, 1991). Individu yang menerima diri mampu menerima kelebihan dan kekurangan dalam dirinya, Jung (dalam Schultz, 1991). Pendapat tersebut didukung oleh pendapat dari Pannes (dalam Hurlock, 1973) yang menyatakan bahwa penerimaan diri adalah suatu keadaan dimana individu memiliki keyakinan akan karakteristik dirinya, serta mampu dan mau untuk hidup dengan keadaan tersebut. Individu dengan penerimaan diri memiliki penilaian
yang
realistis
tentang
potensi
yang
dimilikinya,
yang
dikombinasikan dengan penghargaan atas dirinya secara keseluruhan. Individu ini memiliki kepastian akan kelebihan-kelebihannya, dan tidak mencela
kekurangan-kekurangan
dirinya.
Individu
yang
memiliki
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
10
penerimaan diri mengetahui potensi yang dimilikinya dan dapat menerima kelemahannya. Individu yang menerima diri memiliki toleransi terhadap kegagalan atau kejadian-kejadian yang menjengkelkan dan toleransi terhadap kekurangan dirinya tanpa harus menjadi sedih atau marah. Individu ini dapat menerima dirinya sebagai seorang manusia yang memiliki kelebihan dan kekurangan (Hjelle dan Ziegler, 1981). Individu yang menerima diri memiliki penghargaan yang tinggi terhadap diri sendiri dan tidak bersikap sinis terhadap diri sendiri. Penerimaan diri berkaitan dengan tiga hal yaitu kerelaan individu untuk membuka atau mengungkapkan aneka pikiran, perasaan, serta reaksi individu kepada orang lain; kesehatan psikologis individu; dan penerimaan individu terhadap orang lain (Supratiknya, 1995). Berdasarkan pendapat dari beberapa tokoh di atas, penerimaan diri adalah suatu kondisi dimana individu memiliki kemauan dan kemampuan untuk dapat mengakui dan menerima diri apa adanya dengan diawali proses mengenali kelebihan, kekurangan, serta keseluruhan aspek dalam dirinya antara lain kognisi, afeksi, fisik, dan sosial. Selanjutnya individu mampu menyesuaikan diri dengan keadaannya dengan cara memanfaatkan yang
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
11
dimiliki secara efektif dan memiliki tanggung jawab untuk melakukan perubahan ke arah positif. 2.
Aspek-aspek penerimaan diri Penerimaan diri memiliki beberapa aspek, berikut adalah aspek-aspek dari penerimaan diri: a. Fisik Individu yang mampu menerima kondisi tubuhnya dengan apa adanya berarti memiliki kemampuan menerima diri sendiri dalam aspek fisik. Individu tersebut mampu menampilkan diri sebagai pribadi yang unik dengan fisik yang dimiliki, baik itu dari segi wajah, warna kulit, tinggi badan, bentuk badan, berat badan, ciri-ciri tubuh yang dimiliki, serta kondisi fisik yang lainnya. Individu yang mampu menerima diri dalam aspek fisik juga akan menerima peran seksnya sebagai laki-laki maupun sebagai perempuan. Individu tersebut nyaman dengan dirinya sebagai laki-laki maupun sebagai perempuan serta mampu untuk menerima perkembangan seksual yang normal dialami oleh remaja lakilaki maupun perempuan. Misalnya untuk remaja laki-laki akan mengalami mimpi basah, tumbuhnya kumis, munculnya jakun. Remaja perempuan mengalami menstruasi dan tumbuhnya payudara.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
12
b. Afeksi Individu yang mampu menerima diri dalam aspek afeksi memiliki kemampuan untuk menerima segala macam emosi yang dialami. Individu tersebut tidak berusaha menyangkal emosi yang sedang dialami namun mampu menyadari dan mengakui bahwa individu tersebut sedang mengalami suatu emosi. Individu yang mampu menerima diri dalam aspek afeksi memiliki kemampuan dalam mengelola emosi yang sedang dialami dengan cara yang konstruktif. Hal tersebut senada dengan pendapat dari Sheerer (dalam Sutadipura, 1984) yang mengungkapkan bahwa individu yang menerima diri mampu mengungkapkan perasaannya secara
wajar
dan
mampu
menyalurkan emosinya.
menggunakan
katarsis
emosi
untuk
Individu yang mampu menerima diri dalam
aspek afeksi memiliki kematangan emosi dan penerimaan emosi yang dialami. c. Kognisi Menurut Jersild (dalam Hurlock, 1974) penerimaan diri adalah kemampuan yang dimiliki individu untuk memandang dirinya secara realistis tanpa harus menjadi malu akan keadaannya. Individu yang mampu menerima diri dalam aspek kognisi memiliki kemampuan dalam menilai dirinya dengan realistis. Individu tersebut memiliki penilaian yang realistis terhadap dirinya terkait dengan bakat yang dimiliki dalam bidang tertentu, pengetahuan yang dimiliki, keterbatasan yang dimiliki,
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
13
serta kemampuan untuk terus mengembangkan diri, misalnya saat individu mengalami kesulitan dalam
memahami salah satu mata
pelajaran, maka individu tersebut mampu mengakui ketidakpahamannya dengan cara berani bertanya dengan guru ataupun dengan teman terkait dengan materi pelajaran tersebut. Selain itu individu tersebut juga berani untuk menyumbangkan ide ataupun pendapat yang dimiliki tanpa takut bila ide ataupun pendapatnya akan ditolak. Individu yang mampu menerima diri dalam aspek kognisi memiliki aspirasi yang realistis. Individu tersebut memiliki cita-cita yang disesuaikan dengan kemampuan yang dimiliki. d. Sosial Individu yang mampu menerima diri dalam aspek sosial memiliki kemampuan bergaul yang baik, individu tersebut nyaman dalam kehidupan sosialnya dengan teman dan sesama anggota organisasi yang diikutinya. Individu tersebut dapat dengan mudah berbaur dan berkomunikasi dengan orang lain dan menganggap bahwa semua orang memiliki derajat yang sama. Individu tersebut juga mampu bersikap jujur mengungkapkan tentang keadaan diri yang sebenarnya, tidak malu bila orang lain mengetahui kondisi dirinya dan keluarga.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
3.
14
Faktor-faktor yang memengaruhi penerimaan diri Hurlock (1974) mengemukakan faktor-faktor yang memengaruhi penerimaan diri yaitu: a. Pemahaman diri Pemahaman diri dan penerimaan diri merupakan dua hal yang saling berkaitan. Individu yang dapat memahami dirinya dengan baik, akan baik pula dalam menerima dirinya. b. Harapan yang realistik Individu yang memiliki harapan realistis akan memiliki kesempatan yang lebih besar dalam pencapaian harapan tersebut. Pencapaian harapan yang diraih tersebut akan menimbulkan kepuasan diri yang merupakan dasar dari penerimaan diri. Individu yang memiliki harapan yang realistis mampu menyesuaikan kemampuan serta keterbatasan yang dimiliki dalam mencapai sebuah tujuan. c. Dukungan lingkungan sekitar Ketidakmampuan individu untuk mencapai tujuan bisa berasal dari rintangan di lingkungan sekitarnya yang mana individu tersebut tidak memiliki kontrol untuk mengatasinya, seperti diskriminasi yang berdasarkan pada ras, jenis kelamin, atau agama. Ketika hal tersebut terjadi, individu akan kesulitan untuk menerima diri. Apabila rintangan tersebut tidak ada, dan ketika orang tua, guru, dan teman sebaya mendukung individu tersebut dan meyakinkan bahwa individu tersebut
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
15
mampu untuk meraih prestasi, maka akan membuat individu tersebut puas dengan yang ia raih dan hal ini akan membantu individu untuk menerima diri. d. Tidak adanya tekanan emosional yang berat Ketiadaan tekanan emosional yang berat memungkinkan individu untuk melakukan hal dengan lebih baik. Ketiadaan tekanan emosional juga membuat individu lebih relaks dan bahagia daripada harus merasa marah, sebal, dan frustrasi. Kondisi tersebut membantu individu dalam memperoleh penilaian sosial yang baik yang dapat membentuk penilaian diri yang baik dan penerimaan diri. e. Keberhasilan yang dialami Keberhasilan yang dialami individu dapat menimbulkan penerimaan diri dan sebaliknya jika kegagalan yang dialami individu dapat mengakibatkan adanya penolakan diri. Pengaruh keberhasilan bisa secara kualitatif maupun kuantitatif. f. Identifikasi dengan orang lain yang memiliki penyesuaian diri yang baik Individu yang mengidentifikasikan dengan individu yang memiliki penyesuaian diri yang baik akan dapat membangun sikap-sikap yang positif terhadap diri sendiri dan bertingkah laku dengan baik yang menimbulkan penilaian diri dan penerimaan diri yang baik.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
16
g. Perspektif diri Perspektif diri yaitu memandang diri sebagaimana orang lain memandangnya. Perspektif yang luas diperoleh melalui pengalaman dan belajar. Dalam hal ini usia dan tingkat pendidikan memegang peranan penting bagi seseorang untuk mengembangkan perspektif dirinya. h. Pola asuh di masa kecil yang baik Seorang anak yang diasuh secara demokratis akan cenderung berkembang sebagai individu yang dapat menghargai dirinya sendiri. i. Konsep diri yang stabil Individu yang tidak memiliki konsep diri yang stabil akan sulit menunjukkan pada orang lain tentang dirinya yang sebenarnya. 4.
Dampak dari penerimaan diri Semakin baik individu dapat menerima dirinya, maka akan semakin baik pula penyesuaian diri dan sosialnya (Hurlock. 1974). Dampak dari penerimaan diri dibagi dalam 2 kategori (Hurlock, 1974) yaitu: a. Dampak pada penyesuaian diri Dampak dari penerimaan diri nampak pada kemampuan individu dalam mengenali kelebihan dan kekurangan, kepercayaan dirinya (selfconfidence), dan penghargaan atas dirinya (self-esteem). Individu tersebut mampu menerima kritik dari individu lain dan mampu menilai diri secara realistis. Selain itu individu tersebut mampu jujur dengan dirinya sendiri dan orang lain serta mampu mengembangkan potensinya secara efektif.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
17
b. Dampak pada penyesuaian sosial Individu yang menerima diri akan mampu menerima individu lain serta mampu menunjukkan minat untuk berinteraksi dengan individu lain, dan bisa berempati dengan keadaan sesama. Individu tersebut memiliki toleransi terhadap sesama dan memiliki dorongan untuk membantu sesama yang membutuhkan. Sikap tersebut akan meningkatkan penerimaan sosial pada individu.
B. Remaja Berikut ini dijelaskan mengenai pengertian remaja, ciri-ciri remaja, tugas perkembangan remaja, serta remaja dan penerimaan diri. 1. Pengertian remaja Adolescence atau remaja berasal dari kata Latin adolescere yang berarti “tumbuh” atau “tumbuh menjadi dewasa”. Istilah adolescence memiliki arti yang lebih luas, mencakup kematangan mental, emosional, sosial, dan fisik (Hurlock, 1996). Menurut Piaget (dalam Hurlock. 1996) remaja didefinisikan sebagai usia ketika individu secara psikologis berinteraksi dengan masyarakat dewasa. Pada masa remaja, anak tidak merasa bahwa dirinya berada di bawah tingkat orang yang lebih tua melainkan merasa sama, atau paling tidak sejajar. Masa remaja dimulai pada usia 11 atau 12 sampai masa remaja akhir atau awal usia dua puluhan. Pada masa itu, remaja mengalami banyak perubahan yang saling bertautan seiring dengan perkembangan dirinya.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
18
Remaja sebetulnya tidak mempunyai tempat yang jelas. Mereka sudah tidak termasuk golongan anak-anak, tetapi belum juga dapat diterima secara penuh untuk masuk ke golongan orang dewasa. Remaja ada diantara anak dan orang dewasa. Remaja masih belum mampu menguasai dan memfungsikan secara maksimal fungsi fisik maupun
psikisnya, namun yang perlu
ditekankan disini adalah bahwa fase remaja merupakan fase perkembangan yang tengah berada pada masa amat potensial, baik dilihat dari aspek kognitif, emosi, maupun fisik. Berdasarkan uraian di atas, remaja dapat diartikan sebagai salah satu periode dari perkembangan manusia. Masa ini merupakan masa perubahan atau peralihan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa yang meliputi perubahan biologis, perubahan psikologis, dan perubahan sosial. 2. Karakteristik remaja Seperti halnya dengan semua periode yang penting selama rentang kehidupan,
masa
remaja
mempunyai
karakteristik
tertentu
yang
membedakannya dengan periode sebelum dan sesudahnya. Berikut ini dijelaskan mengenai karakteristik remaja dalam tiap aspek: a. Aspek fisik Pertumbuhan fisik masih jauh dari sempurna pada saat masa puber berakhir, dan juga belum sepenuhnya sempurna pada akhir masa remaja awal. Hanya sedikit remaja yang mengalami kepuasan pada tubuhnya, ketidakpuasan lebih banyak dialami di beberapa bagian tubuh tertentu.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
19
Kegagalan mengalami kepuasan pada tubuhnya menjadi salah satu penyebab timbulnya konsep diri yang kurang baik. Selain itu, remaja juga akan mengalami kesulitan dalam menerima dan menghargai diri (Hurlock, 1996). Keprihatinan remaja timbul karena adanya kesadaran bahwa daya tarik fisik berperan penting dalam hubungan sosial. Para remaja lebih menyadari daripada anak-anak, bahwa remaja yang menarik biasanya diperlakukan dengan lebih baik daripada remaja yang kurang menarik. Hal ini akan mengakibatkan remaja berpenampilan mengikuti trend yang sedang terjadi dalam masyarakat dan berusaha menjadi seperti orang lain yang lebih menarik menurut pandangan remaja. b. Aspek afeksi Masa remaja dianggap sebagai suatu masa di mana ketegangan emosi meninggi sebagai akibat dari perubahan fisik dan kelenjar. Meningginya emosi terutama karena remaja berada di bawah tekanan sosial dan menghadapi kondisi baru, sedangkan selama masa kanak-kanak, individu kurang mempersiapkan diri untuk menghadapi keadaan-keadaan itu (Hurlock, 1996). Pola emosi masa remaja sama dengan pola emosi masa kanak-kanak yaitu marah, takut, cemburu, ingin tahu, iri hati, gembira, sedih, kasih sayang. Perbedaannya terletak pada rangsangan yang membangkitkan emosi remaja.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
20
Remaja tidak lagi mengungkapkan amarahnya dengan gerakan amarah yang meledak-ledak, melainkan dengan menggerutu, tidak mau berbicara, atau dengan suara keras mengritik orang-orang yang menyebabkan amarah (Hurlock, 1996). c. Aspek kognisi Masa remaja merupakan masa yang tidak realistik. Remaja melihat dirinya sendiri dan orang lain sebagaimana yang ia inginkan dan bukan bagaimana adanya. Ketidakbahagiaan remaja lebih-lebih karena masalahmasalah pribadi daripada masalah-masalah lingkungan. Remaja yang memiliki tingkat aspirasi tinggi yang tidak realistis bagi dirinya sendiri dan bila prestasinya tidak memenuhi harapan akan timbul rasa tidak puas dengan diri sendiri dan bersikap menolak diri (Hurlock, 1996). Wawasan terhadap diri sendiri perlu digali dan dikelola dengan baik agar remaja mampu mengetahui kemampuannya dan keterbatasan yang dimiliki. Remaja yang realistis tentang kemampuannya lebih banyak mengalami keberhasilan daripada kegagalan, hal ini akan menimbulkan kepercayaan diri dan kepuasan diri yang lebih besar. d. Aspek sosial Remaja cenderung lebih banyak berada di luar rumah bersama dengan teman-teman sebaya, maka peran teman sebaya dalam proses penerimaan diri remaja sangat besar.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
21
Semakin banyak partisipasi sosial, semakin besar kompetensi sosial remaja, dengan begitu remaja akan memiliki penerimaan diri yang diungkapkan melalui sikap yang tenang dan mampu menyesuaikan diri dalam situasi sosial (Hurlock, 1996). 3. Tugas perkembangan remaja Setiap rentang kehidupan memiliki tugas perkembangan yang berbedabeda namun saling mempengaruhi. Tugas perkembangan adalah tugas yang muncul pada saat atau sekitar suatu periode tertentu dari kehidupan individu. Menurut Havighurst (dalam Hurlock, 1996) tugas perkembangan remaja adalah sebagai berikut: a. Mencapai hubungan baru dan yang lebih matang dengan teman sebaya baik pria maupun wanita b. Mencapai peran sosial pria dan wanita c. Menerima keadaan fisiknya dan menggunakan tubuhnya secara efektif d. Mengharapkan dan mencapai perilaku sosial yang bertanggung jawab e. Mencapai kemandirian emosional dari orang tua dan orang-orang dewasa lainnya f. Mempersiapkan karier ekonomi g. Mempersiapkan perkawinan dan keluarga h. Memperoleh perangkat nilai dan sistem etis sebagai pegangan untuk berperilaku mengembangkan ideologi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
22
Tugas perkembangan yang terkait dengan penerimaan diri ialah individu menerima keadaan fisiknya dan menggunakan tubuhnya secara efektif. 4. Remaja dan penerimaan diri Masa remaja merupakan masa dimana semuanya masih begitu labil dan rentan karena mereka baru saja melepaskan status anak, akan tetapi tidak bisa dikatakan sebagai orang dewasa juga. Pada kenyataannya tidak semua orang atau bahkan memang setiap orang sulit untuk bisa menerima diri apa adanya, terlebih bagi remaja. Segala sesuatu bagi remaja baik besar atau kecil akan mempunyai pengaruh terhadap penilaian tentang dirinya sendiri dan hal tersebut berpengaruh juga pada penerimaan diri dan penyesuaian dirinya. Hurlock
(1996) berpendapat
bahwa ketidakmampuan
remaja dalam
menyesuaikan diri merupakan petunjuk bahwa remaja tidak puas pada diri sendiri dan mempunyai sikap-sikap menolak diri. Penolakan diri dapat mengakibatkan remaja mengalami ketidakbahagiaan. Remaja merupakan individu yang idealis namun tidak realistis dalam segi perkembangan kognisinya. Remaja memiliki harapan-harapan yang ideal bagi dirinya, segala sesuatunya diharapkan sempurna tanpa diimbangi dengan pemikiran yang realistis bahwa setiap individu memiliki keterbatasan dan tidak mungkin dapat mencapai kesempurnaan, hal ini yang mengakibatkan remaja kesulitan untuk menerima diri dengan apa adanya sesuai realita yang
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
23
dimiliki remaja. Kalau remaja realistis tentang derajat penerimaan yang dapat mereka capai dan merasa puas pada orang-orang yang menerima mereka dan menunjukkan kasih sayang pada orang-orang tersebut, kemungkinan untuk merasa bahagia akan meningkat. Sikap menerima diri sendiri menimbulkan perilaku yang membuat orang lain menyukai dan menerima remaja. Sikap terhadap diri sendiri menentukan kebahagiaan remaja (Hurlock, 1996).
C. Bimbingan klasikal untuk meningkatkan penerimaan diri remaja Bimbingan klasikal adalah bantuan terhadap individu yang dilaksanakan dalam suasana kelompok (Nurihsan, 2006). Menurut Gazda (dalam Prayitno, 2004) bimbingan klasikal di sekolah merupakan kegiatan informasi kepada sekelompok siswa untuk membantu mereka menyusun rencana dan keputusan yang tepat. Bimbingan klasikal lebih bersifat preventif dan berorientasi pada pengembangan pribadi siswa yang meliputi bidang pembelajaran, bidang sosial, dan bidang karir. Menurut Winkel (2006) bimbingan mempunyai tujuan supaya individu yang dilayani menjadi mampu mengatur kehidupannya sendiri, memiliki pandangannya sendiri dan tidak sekedar meniru pendapat orang lain, mampu mengambil sikap sendiri, dan berani menanggung sendiri akibat dan konsekuensi dari tindakantindakannya. Menurut Yusuf & Nurihsan (2010), bimbingan bertujuan untuk
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
24
membantu individu untuk memiliki pemahaman dan penerimaan diri secara obyektif dan konstruktif, baik yang terkait dengan kelebihan maupun kekurangan. Dilihat dari tujuan bimbingan yang telah diuraikan sebelumnya menurut para ahli, dapat diambil kesimpulan bahwa tujuan bimbingan klasikal mengarahkan individu untuk memahami dirinya sendiri sehingga mereka mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan tempat mereka berada. Bimbingan klasikal memiliki peran yang cukup besar dalam membantu siswa dalam meningkatkan penerimaan diri karena melalui bimbingan klasikal, siswa memperoleh gambaran dan pengetahuan tentang diri mereka, tujuan mereka, dan cara mencapai tujuan tersebut dengan menggunakan kelebihan yang ada di dalam diri mereka sehingga siswa terbantu untuk melihat dirinya secara obyektif dan mampu menetapkan tujuan sesuai dengan kemampuannya. Dalam hal ini guru pembimbing memiliki peran dalam membimbing peserta didik untuk mengenali diri peserta didik termasuk kemampuan potensinya, mengutuhkan perkembangan diri peserta didik agar mampu membuat pilihan yang tepat serta bertanggung jawab, dan agar peserta didik mencapai perkembangan diri yang optimal.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bab ini memuat beberapa hal yang berhubungan dengan metodologi penelitian, yaitu jenis penelitian, subjek penelitian, instrumen penelitian, prosedur pengumpulan data, dan teknik analisis data.
A. Jenis Penelitian Penelitian yang dilakukan oleh peneliti termasuk dalam penelitian deskriptif dengan metode survei. Penelitian deskriptif merupakan gambaran situasi dan kondisi yang akan dipaparkan oleh penulis dalam kurun waktu tertentu sesuai dengan waktu penelitian berlangsung. Penelitian deskriptif merupakan sarana untuk mendapatkan informasi suatu gejala pada saat penelitian dilakukan. Penelitian deskriptif diarahkan untuk menetapkan sifat suatu situasi pada waktu penelitian itu dilakukan. Tujuan penelitian deskriptif adalah untuk melukiskan variabel atau kondisi yang sebenarnya dalam suatu situasi. (Furchan, 1982). Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui gambaran penerimaan diri siswa kelas X SMA Budya Wacana Yogyakarta tahun ajaran 2012/2013, serta memberikan
masukan
tentang
topik-topik
bimbingan
klasikal
untuk
meningkatkan penerimaan diri siswa kelas X SMA Budya Wacana Yogyakarta tahun ajaran 2012/2013.
25
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
26
B. Subjek Penelitian Subjek penelitian ini adalah siswa kelas X SMA Budya Wacana Yogyakarta tahun ajaran 2012/2013. Seluruh data yang diperoleh adalah data tahun 2012/2013. Tabel 1 Data Siswa Kelas X SMA Budya Wacana Yogyakarta Tahun Ajaran 2012/2013 NO 1 2 3
KELAS XA XB XC Total
JUMLAH 24 24 24 72
C. Instrumen Penelitian Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala Likert untuk mengukur penerimaan diri siswa kelas X SMA Budya Wacana Yogyakarta tahun ajaran 2012/2013. Skala Likert yaitu suatu ukuran subjektif yang memuat sejumlah pernyataan. Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Jawaban setiap item instrumen yang menggunakan Skala Likert mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif yaitu mulai dari selalu, sering, kadangkadang, dan tidak pernah. Instrumen ini bersifat tertutup. Instrumen tertutup adalah instrumen yang berisi pernyataan yang disertai dengan pilihan jawaban yang telah disediakan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
27
dengan empat alternatif. Pilihan jawaban untuk setiap itemnya adalah Selalu (S), Sering (SR), Kadang-kadang (KK), Tidak Pernah (TP). Penetapan skor pada setiap jawaban adalah sebagai berikut: 1. Pada setiap item yang positif, skor yang digunakan pada pilihan jawaban Selalu (S) Skor 4, Sering (SR) Skor 3, Kadang-kadang (KK) Skor 2, Tidak Pernah (TP) skor 1. 2. Pada item yang negatif, skor yang digunakan pada pilihan jawaban adalah Selalu (S) Skor 1, Sering (SR) Skor 2, Kadang-kadang (KK) Skor 3, Tidak Pernah (TP) skor 4. Dalam penelitian ini instrumen penerimaan diri terdiri dari dua bagian. Bagian pertama mencakup bagian pengantar dan petunjuk pengisian. Bagian kedua adalah pernyataan yang mengungkap aspek penerimaan diri. Instrumen penerimaan diri disusun berdasarkan kisi-kisi sebagai berikut:
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
28
Tabel 2 Kisi-kisi Instrumen Penerimaan Diri No 1. 2.
3.
4.
Aspek Penerimaan Diri Fisik Afeksi
Kognisi
Sosial
Indikator
Item Positif
Menerima kondisi tubuh dengan apa adanya Menerima peran seks Menerima segala macam bentuk emosi yang dialami Mengelola suasana hati dengan baik Menilai diri secara realistis Memiliki aspirasi yang realistis Nyaman dalam pergaulan sehari-hari Bersikap jujur dalam bergaul JUMLAH
1,2,3,4,5,6 13,14,15 16,17,18,1 9 22,23,24,2 5,26,27 31,32,33,3 4,35,36,37 ,38 42,43,44 46,47,48,4 9,50 54,55,56
Jumlah Negatif
7,8,9,10, 11,12
15
20,21
15
28,29,30 39,40,41
15
45 51,52,53 57,58,59, 60
15
60
Subjek diminta untuk memilih salah satu alternatif pilihan dari jawaban dengan cara memberi tanda cek (√) pada kolom alternatif jawaban yang telah tersedia. Pilihan dari alternatif jawaban tersebut akan diakumulasikan untuk mengungkap bagaimana tingkat penerimaan diri para siswa kelas X SMA Budya Wacana Yogyakarta tahun ajaran 2012/2013. Semakin tinggi skor maka tingkat penerimaan diri para siswa kelas X SMA Budya Wacana Yogyakarta tahun ajaran 2012/2013 akan semakin tinggi, tetapi sebaliknya semakin rendah skor, maka semakin rendah pula tingkat penerimaan diri para siswa kelas X SMA Budya Wacana Yogyakarta tahun ajaran 2012/2013.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
29
D. Prosedur Pengumpulan Data 1. Tahap persiapan Berikut dipaparkan mengenai tahap-tahap yang ditempuh dalam mempersiapkan pengumpulan data. a. Melakukan prosedur perijinan ke SMA Santa Maria Yogyakarta yang hendak digunakan sebagai tempat pelaksanaan uji coba instrumen penelitian. b. Menyiapkan kuesioner yang digunakan untuk menggali data dengan langkah-langkah sebagai berikut: 1) Menjabarkan aspek penerimaan diri ke dalam indikator. 2) Menyusun butir-butir pernyataan sesuai dengan indikator penerimaan diri. c. Mengkonsultasikan
kuesioner
yang
telah
dibuat
kepada
dosen
pembimbing. d. Mengadakan uji coba instrumen Sebelum digunakan untuk penelitian, terlebih dahulu instrumen diuji cobakan untuk mengetahui kualitas dari instrumen tersebut. Kualitas yang dimaksud adalah tingkat validitas dan reliabilitas dari instrumen sehingga diperoleh kelayakan penggunaanya sebagai alat ukur yang baik dan memenuhi syarat. Uji coba instrumen ini bertujuan untuk mengetahui berapa lama waktu yang diperlukan responden untuk mengerjakan instrumen, mengetahui apakah responden memahami maksud pernyataan,
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
30
serta untuk menemukan kekurangan atau masalah yang mungkin timbul sehubungan dengan instrumen tersebut. Uji coba instrumen dilaksanakan di kelas X A di SMA Santa Maria Yogyakarta pada tanggal 5 Maret 2013 pada pukul 08.45-09.05 WIB dengan jumlah responden 19 siswa dan di kelas X C di SMA Santa Maria Yogyakarta pada tanggal 7 Maret 2013 pada pukul 08.45-09.10 dengan jumlah responden 24 siswa. Waktu yang diperlukan untuk menjawab instrumen sekaligus memberikan petunjuk tentang pengisian instrumen kurang lebih 30 menit. Jumlah item instrumen penerimaan diri yang di uji coba sebanyak 60 pernyataan. Instrumen tersebut dapat dilihat pada lampiran 2 dan tabulasi data uji coba dapat dilihat pada lampiran 3. Setelah melakukan uji coba di SMA Santa Maria Yogyakarta, tahap berikutnya adalah menganalisis validitas dan reliabilitas instrumen. 1) Validitas Validitas berasal dari kata validity yang mempunyai arti sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya. Suatu tes atau instrumen pengukur dapat dikatakan mempunyai validitas yang tinggi apabila alat tersebut menjalankan fungsi ukurnya, atau memberikan hasil ukur yang sesuai dengan tujuan dilakukannya pengukuran tersebut. Alat ukur yang valid tidak sekedar
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
31
mampu mengungkapkan data dengan tepat akan tetapi juga harus memberikan gambaran yang cermat mengenai data tersebut (Azwar, 2008). Penelitian ini menggunakan validitas isi. Validitas isi berkaitan dengan kemampuan suatu instrumen mengukur isi (konsep) yang harus diukur. Ini berarti bahwa suatu alat ukur mampu mengungkap isi suatu konsep atau variabel yang hendak diukur. Pengujian validitas isi dilakukan dengan cara memeriksa item-item yang bersangkutan apakah masing-masing pernyataan telah mewakili aspek-aspek dan indikator yang mau diungkap (Sukmadinata, 2008). Guna mengetahui validitas
i si ,
item-item
dalam
kuesioner
terlebih
dahulu
dikonsultasikan dengan dosen pembimbing. Setelah dikonsultasikan dengan dosen pembimbing, kuesioner diujicobakan pada siswa kelas X di SMA Santa Maria Yogyakarta. Prosedur pengujian kesahihan item dilakukan dengan cara menganalisa setiap item dengan mengkorelasikan skor tiap item (X) dengan skor total seluruh item (Y) yang diperoleh setiap responden. Teknik statistik yang digunakan untuk menganalisis item-item tersebut adalah teknik korelasi Product Moment menurut Pearson.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
rxy
N ¦ XY ¦ X ¦ Y
^N ¦ X
2
`^
¦ X N ¦ Y 2 ¦ Y 2
2
32
`
Keterangan:
rxy
: koefisien korelasi antara X dan Y
N
: jumlah subjek
X
: jumlah skor item
Y
: jumlah skor total
Proses perhitungan taraf validitas dilakukan dengan memberi skor pada setiap item dan mentabulasi data uji coba. Selanjutnya proses perhitungan dilakukan dengan program SPSS versi 15,0 agar lebih efektif dan efisien. Batasan yang digunakan adalah taraf signifikasi 0,05 (5%). Item dianggap valid apabila diperoleh koefisien korelasi
rxy ≥ 0,30.
Menurut Sugiyono (2011:179) bila nilai korelasi dibawah 0,30, maka
dapat disimpulkan bahwa butir instrumen tersebut tidak valid, sehingga harus diperbaiki atau dibuang. Dari hasil penghitungan statistik diperoleh 46 item yang valid dan 14 item yang tidak valid (gugur) dari 60 item yang diujicobakan. 14 item yang tidak valid dibuang dan tidak digunakan dalam penelitian. Item-item yang valid sudah mewakili aspek dan indikator penerimaan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
33
diri. Hasil pengujian validitas dapat dilihat pada lampiran 4. Hasil item-item yang valid dan yang tidak valid (gugur) dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 3 Hasil Analisis Validitas Instrumen Penerimaan Diri NO 1.
2.
3.
4.
Aspek-aspek Penerimaan Diri Fisik
Afeksi
Kognisi
Sosial
Indikator Menerima kondisi tubuh dengan apa adanya Menerima peran seks Menerima segala macam bentuk emosi yang dialami Mengelola suasana hati dengan baik Menilai diri secara realistis
Memiliki aspirasi yang realistis Nyaman dalam pergaulan sehari-hari Bersikap jujur dalam bergaul Jumlah
Nomor Item Valid Gugur 1,2,3,4,5, 6,7,8,9, 10,11,12 13,14 16,17,18, 19,20,21 25,26,28, 30 31,32,33, 34,35,36, 37,38,41 42,43,44, 45 47,49, 50,51,52 54,57,58, 59 46
Jumlah
-
15
-
15
22,23,24 ,27,29 39,40
15
15
46,48,53
15
55,56,60 14
60
2) Reliabilitas Reliabilitas merupakan penerjemahan dari kata reliability yang mempunyai asal kata rely dan ability. Menurut Kountour (2003) reliabilitas
berhubungan
dengan
konsistensi.
Suatu
instrumen
penelitian bisa dikatakan reliabel apabila instrumen tersebut konsisten
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
34
dalam memberikan penilaian terhadap hal yang diukur. Menurut Furchan (1982) reliabilitas adalah derajat keajegan alat ukur dalam mengukur hal yang diukurnya. Koefisien reliabilitas dinyatakan dalam suatu bilangan antara -1,00 sampai dengan 1,00. Menurut Azwar (2009) semakin tinggi koefisien reliabilitas mendekati angka 1,00 berarti semakin tinggi reliabilitas. Sebaliknya koefisien yang semakin rendah mendekati angka 0 berarti semakin rendah reliabilitas. Pengujian tingkat reliabilitas alat ukur ini ditempuh dengan menggunakan metode belah dua (split half). Metode ini sering disebut pula metode gasal-genap. Metode ini digunakan karena lebih efisien dengan satu kali pengukuran pada sekelompok siswa, kemudian hasil dari satu pengukuran dibagi menjadi dua bagian. Dengan metode belah dua, instrumen dibagi menjadi dua bagian yaitu pertama berupa itemitem yang bernomor ganjil dan bagian kedua berupa item-item yang bernomor genap. Langkah-langkah
yang
ditempuh
dalam
menghitung
taraf
reliabilitas instrumen adalah: a) Memberikan skor total semua item pernyataan. b) Mengelompokkan skor untuk tiap-tiap item dan dimasukkan pada kolom X (item yang bernomor ganjil) dan Y (item yang bernomor genap).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
35
c) Mencari korelasi antara skor belahan X dengan skor belahan Y dengan teknik korelasi Product Moment Pearson dengan rumus:
rxy
N ¦ XY ¦ X ¦ Y
^N ¦ X
2
`^
¦ X N ¦ Y 2 ¦ Y 2
2
`
Keterangan:
rxy
: koefisien korelasi antara X dan Y
N
: jumlah subjek
X
: Item yang bernomor ganjil
Y
: Item yang bernomor genap
rXY = rXY = rXY = rXY = rXY =
(43𝑥393.783)−(4144)(4048)
�{43𝑥403.516−(4144)2 }{43𝑥385.460−(4048)2 } 16.932.669−16.774.912
�{17.351.188−17.172.736}{16.574.780−16.386.304} 157.757
√ 178.452𝑥188.476 157.757
√33.633.919.152 157.757
183.395,5265
rXY = 0, 86
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
36
d) Hasil korelasi Pearson barulah merupakan reliabilitas separoh pengukuran, untuk mendapatkan indeks reliabilitas seluruh alat ukur dengan menggunakan rumus Spearman Brown yaitu:
𝑟𝑡𝑡 =
Keterangan:
𝑟𝑡𝑡
𝑟𝑔𝑔
2𝑟𝑔𝑔 1 + 𝑟𝑔𝑔
: koefisien reliabilitas : koefisien korelasi item-item belahan ganjil (X)
dan genap (Y)
𝑟𝑡𝑡 =
𝑟𝑡𝑡 = 𝑟𝑡𝑡 =
2𝑟𝑔𝑔 1 + 𝑟𝑔𝑔 2 × 0,86
1 + 0,86 1,72 1,86
𝑟𝑡𝑡 = 0,925
Berdasarkan taraf signifikasi 5% untuk N = 43 dituntut rxy = 0,301. Koefisien yang diperoleh 𝑟𝑡𝑡 = 0,925. Jadi taraf reliabilitas uji coba instrumen penerimaan diri signifikan pada taraf signifikasi
5% (𝑟𝑡𝑡 = 0,925 > 0,301) dan termasuk pada kualifikasi sangat tinggi. Hasil analisis reliabilitas dapat dilihat pada lampiran 5.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
37
e. Setelah melaksanakan uji coba dan melakukan analisis validitas dan reliabilitas, hasil uji coba dikonsultasikan kepada dosen pembimbing. f. Jumlah item pernyataan yang valid dan reliabel sebanyak 46 item. g. Pada tanggal 21 Maret 2013 menemui pihak sekolah SMA Budya Wacana Yogyakarta untuk meminta ijin melakukan pengumpulan data. h. Pada tanggal 5 April 2013 menemui guru BK SMA Budya Wacana Yogyakarta untuk menyepakati waktu pengisian kuesioner. 2. Tahap pelaksanaan pengumpulan data Kuesioner penerimaan diri yang digunakan untuk penelitian sudah valid dan reliabel karena sudah diujicobakan. Jumlah item kuesioner yang digunakan untuk pengumpulan data sebanyak 46 item. Pengumpulan data dilaksanakan pada seluruh siswa kelas X SMA Budya Wacana Yogyakarta pada tanggal 9– 11 April 2013. Jumlah siswa kelas X SMA Budya Wacana yang mengisi kuesioner penerimaan diri sebanyak 64 orang. Kuesioner penelitian dapat dilihat pada lampiran 6. Jadwal pelaksanaan pengumpulan data tertera pada tabel 4. Tabel 4 Jadwal Pelaksanaan Pengumpulan Data SMA Budya Wacana Yogyakarta Tanggal Selasa, 9 April 2013 Rabu, 10 April 2013 Kamis, 11 April 2013
Kelas XA XB XC
H ad i r 21 22 21
Absen 3 2 3
Waktu 12.45-13.10 12.45-13.10 12.45-13.15
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
38
Pelaksanaan pengumpulan data didampingi oleh Ibu Ria, sebagai guru bimbingan dan konseling di SMA Budya Wacana Yogyakarta. Proses pelaksanaan pengisian kuesioner berjalan dengan lancar, dan ada satu siswa dari kelas X A yang bertanya maksud dari item nomer 4 yaitu “Saya menerima kekurangan fisik yang saya miliki”.
E. Teknik Analisis Data Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penilaian Acuan Patokan tipe 1 (Masidjo, 1985). PAP adalah suatu penilaian yang membandingkan perolehan skor individu yang seharusnya atau ideal dengan perolehan skor yang dicapai oleh setiap individu. Dibawah ini dijelaskan langkah yang ditempuh dalam mengolah dan menganalisis data, yaitu: 1. Menentukan skor dari setiap alternatif jawaban. 2. Membuat tabulasi data dan menghitung skor masing-masing responden dengan bantuan Microsoft Office Excel 2007. Tabulasi data dapat dilihat pada lampiran 7. 3. Menghitung frekuensi dan persentase. Besarnya persentase pada skor masingmasing responden dihitung dengan cara: skor total setiap responden dibagi dengan skor maksimal dan dikalikan dengan 100%.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
39
4. Menggolongkan penerimaan diri dari seluruh responden berdasarkan PAP tipe 1 dengan kriteria seperti yang disajikan dalam tabel 5. Tabel 5 Penilaian Acuan Patokan (PAP) Tipe I
Patokan 90% - 100% 80% - 89 % 65% - 79% 55% - 64% Kurang 55 %
Kategori Sangat Tinggi Tinggi Cukup Rendah Sangat Rendah
5. Menentukan topik-topik bimbingan klasikal yang sesuai untuk penerimaan diri siswa kelas X SMA Budya Wacana Yogyakarta tahun ajaran 2012/2013 dengan cara: a. Menjumlahkan skor tiap item seluruh responden. b. Mengurutkan skor tiap item dari yang sangat tinggi sampai yang sangat rendah, kemudian dapat ditentukan topik-topik bimbingan yang sesuai bagi penerimaan diri siswa.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Bab ini memuat hasil penelitian yang merupakan jawaban atas rumusan masalah penelitian yaitu: (1) Bagaimanakah tingkat penerimaan diri siswa kelas X SMA Budya Wacana Yogyakarta tahun ajaran 2012/2013? (2) Apa saja topik-topik bimbingan klasikal yang sesuai bagi penerimaan diri siswa kelas X SMA Budya Wacana Yogyakarta? Penyajian hasil penelitian dilanjutkan dengan pembahasan. A. Hasil Penelitian Berikut ini disajikan hasil penelitian yang terdiri dari dua bagian yaitu deskripsi tingkat penerimaan diri dan hasil analisis butir-butir instrumen penerimaan diri: 1. Deskripsi tingkat penerimaan diri siswa kelas X SMA Budya Wacana Yogyakarta tahun ajaran 2012/2013 Penerimaan diri siswa kelas X SMA Budya Wacana Yogyakarta tahun ajaran 2012/2013 ditentukan dengan menggunakan Penilaian Acuan Patokan (PAP) tipe 1. Rentang skor dihitung untuk menentukan item yang termasuk dalam kategori Sangat Tinggi, Tinggi, Cukup, Rendah, Sangat Rendah. Penilaian Acuan Patokan tipe 1 menyatakan bahwa untuk memperoleh kategori cukup, diperlukan skor minimal 65% dari total skor. Penggolongan 40
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
41
penerimaan diri siswa kelas X SMA Budya Wacana Yogyakarta tahun ajaran 2012/2013 dapat dilihat pada tabel 6. Tabel 6 Penggolongan Tingkat Penerimaan Diri Siswa Kelas X SMA Budya Wacana Yogyakarta Tahun Ajaran 2012/2013 Norma Kategori 90%-100% 80%-89% 65%-79% 55%-64% Dibawah 54%
Rentang Skor 165 – 184 147 – 164 119 – 146 101 – 118 0 – 100
Kategori
Frekuensi
Persentase
Sangat Tinggi Tinggi Cukup Rendah Sangat Rendah
4 34 26 0 0
6,25 % 53,13 % 40,63 % -
Berdasarkan data pada tabel di atas menunjukkan bahwa tingkat penerimaan diri siswa kelas X SMA Budya Wacana Yogyakarta tahun ajaran 2012/2013 adalah 4 (6,25%) siswa yang masuk dalam kategori tingkat penerimaan diri “sangat tinggi”, 34 (53,13%) siswa masuk dalam kategori tingkat penerimaan diri “tinggi”, dan 26 (40,63%) siswa masuk dalam kategori tingkat penerimaan diri “cukup”. Dari seluruh responden dalam penelitian ini tidak ada siswa yang yang tergolong dalam kategori tingkat penerimaan diri “rendah” dan “sangat rendah”. Berdasarkan data dan deskripsi secara umum seperti yang telah dijelaskan di atas dapat dikatakan bahwa tingkat penerimaan diri sebagian besar siswa kelas X SMA Budya Wacana Yogyakarta tahun ajaran 2012/2013 adalah tinggi. Adapun secara visual penggolongan tingkat penerimaan diri siswa
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
42
kelas X SMA Budya Wacana Yogyakarta tahun ajaran 2012/2013 dapat dilihat dalam bentuk diagram sebagai berikut:
Diagram Tingkat Penerimaan Diri Siswa Kelas X SMA Budya Wacana Yogyakarta TA 2012/2013 40 35 30 25 20 15 10 5 0 Jumlah Siswa
Sangat Tinggi
Tinggi
Cukup
Rendah
Sangat Rendah
4
34
26
0
0
2. Hasil analisis butir-butir instrumen penerimaan diri Penelitian mengenai “Deskripsi Tingkat Penerimaan Diri Siswa Kelas X SMA Budya Wacana Yogyakarta tahun ajaran 2012/2013” didapatkan hasil analisis item instrumen penerimaan diri seperti yang tertera dalam tabel 7 berikut ini:
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
43
Tabel 7 Penggolongan Skor Item Penerimaan Diri Siswa Kelas X SMA Budya Wacana Yogyakarta Tahun Ajaran 2012/2013 Rentangan Skor 230 – 256
Persentase
Kategori
19,6 %
204 – 229
34,8 %
Sangat Tinggi Tinggi
166 – 203
45,6 %
Cukup
140 – 165 0 - 139
0% 0%
Rendah Sangat Rendah
No. Item
Positif
5,6,13,14, 38 1,2,3,4,16, 25,28,29,3 6 15,17,18, 21,22,26, 27,30,31, 32,34,35, 39,40,43 -
Negatif
7,9,45, 46 10,11,12, 33,37,41, 44 8,19,20, 23,24,42
Jml Item 9
-
16 21
-
Berdasarkan tabel di atas, dapat dijelaskan bahwa dari 46 item penerimaan diri, terdapat 9 (19,6 %) item penerimaan diri masuk dalam kategori “sangat tinggi”, 16 (34,8 %) item penerimaan diri masuk dalam kategori “tinggi”, 21 (45,6 %) item penerimaan diri masuk dalam kategori “cukup”, dan tidak terdapat item yang masuk dalam kategori “rendah” serta “sangat rendah”. Berdasarkan hasil analisis item penerimaan diri, disusun topik-topik bimbingan yang bersifat pemeliharaan dan pengembangan. Topik-topik bimbingan klasikal tersebut nantinya dapat digunakan oleh guru pembimbing sebagai materi bimbingan klasikal siswa kelas X SMA Budya Wacana Yogyakarta tahun ajaran 2012/2013, dan dapat digunakan saat siswa naik ke
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
44
kelas XI dan XII, dengan harapan agar penerimaan diri siswa terus berkembang lebih optimal. Adapun usulan topik-topik bimbingan klasikal tersebut dapat dilihat pada akhir bab 4. B. Pembahasan Sebelum memaparkan pembahasan, ada beberapa hal yang perlu diungkapkan sehubungan dengan keterbatasan yang masih terkandung dalam instrumen penelitian ini. Pertama, kuesioner yang digunakan bersifat tertutup yang mempunyai kemungkinan kelemahan yaitu membatasi siswa dalam menanggapi pernyataan dalam kuesioner. Kedua, hal-hal yang dialami dan dirasakan siswa terkait dengan penerimaan diri tidak seluruhnya terungkap dalam kuesioner ini. Ketiga, hasil penelitian ini bukanlah merupakan suatu hasil yang tetap karena penerimaan diri individu dapat berubah seiring berjalannya waktu. Selanjutnya akan dipaparkan pembahasan terhadap hasil penelitian yang telah diungkapkan sebelumnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat penerimaan diri siswa kelas X SMA Budya Wacana Yogyakarta tahun ajaran 2012/2013 adalah 4 (6,25 %) siswa memiliki tingkat penerimaan diri sangat tinggi, 34 (53,13%) siswa memiliki tingkat penerimaan diri tinggi, dan 26 (40,63%) siswa memiliki tingkat penerimaan diri cukup. Pada penelitian ini tidak terdapat siswa yang memiliki tingkat penerimaan diri rendah dan sangat rendah.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
45
Faktor yang mungkin melatarbelakangi siswa kelas X SMA Budya Wacana Yogyakarta tahun ajaran 2012/2013 memiliki hasil penerimaan diri seperti yang tertera diatas adalah: Pertama, pemahaman diri. Pemahaman diri dan penerimaan diri merupakan dua hal yang saling berkaitan. Remaja yang mampu memahami dirinya dengan baik, akan baik pula dalam menerima dirinya. Berdasarkan hasil penelitian diatas, maka kemungkinan para siswa sudah mulai mampu memahami dirinya terkait dengan pemahaman mengenai perkembangan dan pertumbuhan fisik yang secara wajar dialami oleh remaja pada umumnya yang berdampak siswa mampu menerima kondisi fisik dengan apa adanya dan mampu menerima peran seks sebagai laki-laki dan perempuan, pemahaman akan bakat yang para siswa miliki dan pemahaman akan cita-cita dan harapan yang siswa miliki. Kedua, peran orangtua. Peran orangtua dapat memengaruhi penerimaan diri siswa. Setiap orang tua memiliki pola asuh yang berbeda-beda dalam mengasuh dan mendidik anak-anaknya. Menurut Gunarsa (2008), seorang anak yang diasuh secara demokratis akan cenderung berkembang sebagai individu yang dapat menghargai diri sendiri serta mampu menerima diri sendiri karena dengan cara ini orangtua memperhatikan dan menghargai kebebasan anak, namun kebebasan yang tidak mutlak dan dengan bimbingan yang penuh pengertian antara kedua belah pihak, anak dan orangtua. Orangtua yang memberi kebebasan pada anaknya untuk memilih kegiatan berdasarkan minat dan bakatnya akan berdampak positif
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
46
pada anak yaitu anak akan merasa dipercaya untuk membuat keputusan bagi dirinya sendiri dan hal itu akan membuat anak mampu untuk menerima dirinya. Anak yang dilibatkan dalam pengambilan keputusan dalam urusan keluarga akan terbentuk sikap berani berpendapat dan mengeluarkan ide, dan hal tersebut juga merupakan salah satu faktor yang memengaruhi sikap anak dalam menerima diri mereka yang termasuk dalam aspek kognisi. Ketiga, peran teman sebaya. Remaja pada umumnya lebih banyak menghabiskan waktu bersama-sama dengan teman-temannya baik di sekolah maupun di luar sekolah. Peran teman sebaya dalam proses penerimaan diri siswa sangatlah besar. Berdasarkan hasil penelitian yang mengungkap penerimaan diri siswa kelas X SMA Budya Wacana Yogyakarta, salah satu faktor lain yang melatarbelakangi ialah kemampuan siswa dalam bersosialisasi dengan baik sehingga para siswa dapat memiliki relasi yang baik pula dengan teman sebayanya. Siswa merasa nyaman dengan keberadaannya diantara teman-teman sebayanya. Semakin banyak partisipasi sosial, semakin besar kompetensi sosial remaja, dengan begitu remaja akan memiliki penerimaan diri yang diungkapkan melalui sikap yang tenang dan mampu menyesuaikan diri dalam situasi sosial (Hurlock, 1996). Keempat, peran sekolah. Program pendidikan character building yang dimiliki SMA Budya Wacana Yogyakarta berperan penting dalam proses penerimaan diri siswa. Metode sharing yang digunakan dapat membuat siswa
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
47
terlatih untuk berani mengungkapkan segala sesuatu yang dialami dan yang dirasakan. Menurut Supratiknya (1995: 84) penerimaan diri berkaitan dengan tiga hal yaitu kerelaan individu untuk membuka atau mengungkapkan aneka pikiran, perasaan, serta reaksi individu kepada orang lain; kesehatan psikologis individu; dan penerimaan individu terhadap orang lain. Melalui sikap terbuka yang dimiliki oleh para siswa akan membantu mereka untuk dapat lebih mengenal dan memahami diri mereka dan hal tersebut akan berdampak pada penerimaan diri mereka. SMA Budya Wacana memiliki program pendidikan 5 school days yang mampu menjadi salah satu faktor yang memengaruhi penerimaan diri siswa. Melalui program tersebut, siswa berproses dalam kegiatan belajar mengajar selama 5 hari pada hari Senin sampai Jumat, sedangkan pada hari Sabtu, siswa melakukan aktivitas pilihan sesuai minat dan bakatnya, baik di dalam maupun di luar sekolah. Menurut Pannes (dalam Hurlock, 1973) individu yang memiliki penerimaan diri yang baik mampu mengetahui potensi yang dimilikinya. Hal tersebut sejalan dengan program pendidikan yang dimiliki SMA Budya Wacana dengan memberi kesempatan pada siswa untuk melakukan aktivitas pilihan sesuai dengan minat dan bakatnya. Kesempatan yang didapat siswa untuk dapat memilih aktivitas sesuai minat dan bakatnya akan membuat para siswa mampu untuk mengenali dirinya terkait minat dan bakat yang dimiliki dan hal tersebut merupakan salah satu modal untuk menerima diri.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
48
SMA Budya Wacana memiliki fasilitas sekolah yaitu kelas kecil (small class) yang terdiri dari maksimal 25 siswa dalam satu kelas. Fasilitas ini membantu para siswa untuk saling mengenal lebih dekat antara sesama anggota kelas. Jumlah siswa yang tidak terlalu banyak dalam satu kelas dapat mendorong siswa lebih berani aktif dalam kegiatan belajar mengajar, misalnya berani berpendapat, berani bertanya tentang materi pelajaran yang masih kurang dipahami pada guru, selain itu siswa lebih percaya diri untuk tampil presentasi di depan kelas. Keberadaan guru yang bersahabat dengan siswa juga merupakan salah satu faktor yang memengaruhi penerimaan diri siswa. Sikap guru dalam merespon para siswa secara positif dapat membuat siswa merasa diterima dan dihargai keberadaannya. Guru yang mendukung dan meyakinkan siswa untuk mampu meraih prestasi, maka akan membuat siswa merasa termotivasi dan puas dengan yang ia raih dan hal ini akan membantu siswa untuk menerima diri. Melihat hasil penelitian yang menunjukkan bahwa terdapat siswa yang masuk dalam kategori penerimaan diri cukup, maka peran orang tua, guru, serta teman sebaya sangat berpengaruh dalam proses pengembangan penerimaan diri para siswa. Selain peran dari orang lain, kemampuan diri sendiri dalam mengenal dan memahami diri juga merupakan faktor utama dalam penerimaan diri. Dalam pembahasan ini juga memuat implikasi hasil penelitian terhadap usulan topik-topik bimbingan klasikal bagi siswa kelas X SMA Budya Wacana
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
49
Yogyakarta. Topik-topik bimbingan klasikal untuk siswa kelas X SMA Budya Wacana Yogyakarta yang diusulkan berikut ini berdasarkan pada analisis butir item instrumen penerimaan diri dan juga berdasarkan kebutuhan para siswa pada materi-materi
yang
mampu
digunakan
untuk
membantu
siswa
dalam
meningkatkan serta mengembangkan penerimaan diri. Topik-topik yang diusulkan yaitu “Menjadi Diri Sendiri”, “Kecerdasan Emosional”, “Aku Mampu Mengungkapkan Perasaanku”, “Bersikap Asertif”, dan “Keberanian dalam Mengungkapkan Sesuatu”. Melalui topik “Menjadi Diri Sendiri” diharapkan para siswa mampu menggali kekuatan yang dimiliki sehingga siswa tidak hanya terfokus pada kelemahan dirinya saja, dengan begitu siswa mampu untuk menerima kekuatan serta kelemahan yang dimiliki dan selanjutnya berani untuk menampilkan dirinya sendiri. Melalui topik “Kecerdasan Emosional” diharapkan para siswa mampu untuk menerima pengalaman-pengalaman emosional yang dialami dengan terlebih dahulu dibekali dengan pemahaman mengenai kecerdasan emosional. Selanjutnya para siswa diharapkan mampu untuk mengelola setiap emosi yang dialami dengan cara yang konstruktif yang membuktikan bahwa siswa sudah mampu terlebih dahulu untuk menerima pengalaman-pengalaman emosionalnya.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
50
Melalui topik “Aku Mampu Mengungkapkan Perasaanku” diharapkan para siswa mampu untuk mengenal macam-macam perasaan yang wajar dirasakan oleh manusia pada umumnya. Melalui pengenalan pada macam-macam perasaan tersebut, siswa diajak untuk mengungkapkan perasaannya namun dengan cara yang konstruktif. Melalui topik “Bersikap Asertif” dan “Keberanian dalam Mengungkapkan Sesuatu” diharapkan para siswa mampu untuk menyampaikan pendapat ataupun ide, memulai pembicaraan dengan orang lain, bertanya mengenai suatu hal yang belum dipahami. Adapun usulan topik-topik bimbingan klasikal tersebut dapat dilihat dalam tabel 8 berikut ini.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
51
Tabel 8 Topik-topik Bimbingan Klasikal untuk Meningkatkan Penerimaan Diri Siswa Kelas X SMA Budya Wacana Yogyakarta No 1
2
Pernyataan Item
Topik Bimbingan
8. Saya ingin Menjadi Diri memiliki bentuk Sendiri tubuh yang tidak seperti tubuh saya saat ini
22. Saya menemukan hikmah dari peristiwa duka yang saya alami. 23. Saya melampiaskan
Kecerdasan Emosional
B i d an g Bimbingan Pribadi
Pribadi
Tujuan Bimbingan
Materi
Metode
Sumber
Siswa mampu untuk menjadi diri sendiri
1. Kekuatan dan kelemahan yang ada dalam diri 2. Ciri-ciri orang yang dapat menerima diri apa adanya 3. Hal-hal yang dapat dilakukan untuk dapat menjadi diri sendiri
Ceramah, experiential learning, sharing, refleksi
Murdoko, E. Widijo Hari. 2006. The Power of A Winner. Yogyakarta: Gradien Books
Siswa diharapkan mampu mengelola emosi dengan cara yang konstruktif
1. Pengertian kecerdasan emosional 2. Aspek-aspek kecerdasan emosional 3. Ciri-ciri seseorang yang memiliki kecerdasan emosional 4. Usaha yang dapat dilakukan untuk
Gea, Antonius Atosokhi. 2002. Relasi Dengan Diri Sendiri. Jakarta: Elex Media Komputindo
Ceramah, experiential learning, sharing, refleksi
http://id.shvoong.co m/socialsciences/187127910-tanda-menerimadiri-sendiri/ Goleman, Daniel. 2007. Emotional Intelligence. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Shapiro, Lawrence E. 1997. Mengajarkan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
kemarahan saya pada orang lain
Emotional Intelligence pada Anak. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
mengelola emosi
24. Saya kecewa dalam waktu yang lama saat hal yang saya inginkan tidak bisa saya raih. 3
20. Saya tidak mengakui perasaan yang sebenarnya sedang saya alami.
Aku Mampu Mengungkapkan Perasaanku
Pribadi
4
27. Saya berani bertanya pada guru tentang materi pelajaran yang kurang saya pahami.
Bersikap Asertif
Pribadi Sosial
32. Saya berani bertanya pada orang yang ahli saat saya menghadapi kesulitan
Siswa diharapkan mampu menerima dan mengungkap kan perasaan yang dialami secara konstruktif Siswa diharapkan mampu bersikap asertif
52
1. Pengertian perasaan 2. Macam-macam perasaan 3. Cara mengungkapkan perasaan 4. Akibat yang timbul bila perasaan tidak diungkapkan
Ceramah, dinamika kelompok, experiential learning, sharing, refleksi
1. Pengertian sikap asertif 2. Ciri-ciri seseorang yang memiliki sikap asertif. 3. Upaya-upaya yang perlu dilakukan untuk meningkatkan sikap asertif.
Ceramah, experiential learning, sharing, refleksi
http://diawali.blogsp ot.com/2013/03/tipsmengatasi-danmengendalikanemosi.html Supratiknya. 1995. Komunikasi Antar Pribadi.Yogyakarta: Kanisius.
Adam, Linda and Elinor Lenz. 1995. Be your bestJadilah Diri Anda Sendiri. Diterjemahkan oleh Kumara, A dan Dana, P.Jakarta: Gramedia Pustaka Utama Llyod, Sam R.1991. Mengembangkan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
53 Perilaku Asertif yang Positif: Teknikteknik Praktis untuk Keberhasilan Pribadi. Diterjemahkan oleh Budi. Jakarta: Binarupa Aksara
mengerjakan sesuatu. 40. Saya berani memulai pembicaraan dengan teman baru. 30. Saya berani mengeluarkan pendapat Keberanian dalam Mengungkapkan Pendapat
Pribadi Sosial
Siswa diharapkan mampu lebih berani dalam mengungkap kan suatu pendapat
1. Hal-hal yang memengaruhi siswa tidak berani mengungkapkan pendapat. 2. Usaha-usaha yang dapat dilakukan agar berani mengungkapkan pendapat
Ceramah, experiential learning, sharing, dinamika kelompok, refleksi
Sinurat, R.H.Dj. 1999. Reader Komunikasi Antar Pribadi. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma Sinurat, R.H. Dj. 2009. Kumpulan Handout Praktikum BK Karier. Yogyakarta: Prodi Bimbingan dan Konseling http://curhatcemara. wordpress.com/2009 /02/11/berani-bicaradi-depan-umumkenapa-tidak/
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB V PENUTUP Bab ini memuat kesimpulan berdasarkan hasil penelitian dan saran bagi berbagai pihak. Bagian kesimpulan memuat kesimpulan dari hasil penelitian. Bagian saran memuat saran bagi guru bimbingan dan konseling serta bagi peneliti lain. A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, dapat ditarik kesimpulan bahwa: 1. Penerimaan diri siswa kelas X SMA Budya Wacana Yogyakarta tahun ajaran 2012/2013 adalah 4 (6,25 %) siswa memiliki tingkat penerimaan diri sangat tinggi, 34 (53,13%) siswa memiliki tingkat penerimaan diri tinggi, dan 26 (40,63%) siswa memiliki tingkat penerimaan diri cukup. Pada penelitian ini tidak terdapat siswa yang memiliki tingkat penerimaan diri rendah dan sangat rendah. 2. Disusun usulan topik-topik bimbingan klasikal berdasarkan analisis butir item yang berguna untuk mengembangkan dan meningkatkan kemampuan penerimaan diri siswa.
54
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
55
B. Saran Berikut ini dikemukakan saran-saran bagi berbagai pihak, yaitu: 1. Bagi guru bimbingan dan konseling a. Secara umum penerimaan diri siswa kelas X SMA Budya Wacana Yogyakarta tahun ajaran 2012/2013 adalah tinggi, maka dari itu guru bimbingan konseling sebaiknya terus berusaha untuk membantu siswa mempertahankan serta mengembangkan penerimaan diri siswa. b. Ada baiknya bila guru bimbingan konseling merealisasikan topik-topik bimbingan klasikal yang diusulkan dalam skripsi ini agar dapat membantu mengembangkan
penerimaan
diri
siswa
secara
optimal
atau
mengembangkan topik-topik bimbingan apabila ditemukan kekurangan pada topik-topik tersebut. c. Bagi siswa yang membutuhkan penanganan secara khusus terkait dengan permasalahannya dengan penerimaan diri, guru bimbingan konseling dapat melakukan konseling individual sebagai tindak lanjut dari realisasi topik-topik bimbingan klasikal yang telah diusulkan oleh peneliti agar siswa dapat semakin mampu untuk menerima diri.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
56
2. Bagi peneliti lain a. Peneliti lain yang ingin melakukan penelitian yang serupa dapat menyusun kuesioner yang bersifat terbuka untuk memberi kebebasan responden dalam menanggapi pernyataan. b. Peneliti lain yang ingin melakukan penelitian yang serupa dapat melakukan penelitian dengan mengambil jumlah responden yang lebih banyak dan tidak hanya terpaku pada siswa di sekolah, sehingga penelitian ini dapat dijadikan bahan acuan ataupun sebagai pembanding.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR PUSTAKA Ali, Mohammad. 2005. Psikologi Remaja. Jakarta: Bumi Aksara Azwar, Saifuddin. 2009. Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Azwar, Saifuddin. 2008. Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Furchan, Arif. 1982. Pengantar Penelitian dalam Pendidikan. Surabaya: Usaha Nasional Gunarsa, Singgih D & Gunarsa, Yulia Singgih D. 2008. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Jakarta: BPK Gunung Mulia Hjelle, L.A. & Ziegler. 1981. Personality Theories: Basic Assumptions, Research and Applications. Tokyo Japan: Kosaido Hurlock, Elizabeth B. 1996. Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan. Jakarta: Erlangga Hurlock, Elizabeth B. 1974. Personality Development. New Delhi: Tata McGraw Hill Hurlock, Elizabeth B. 1973. Adolescent Development. Tokyo: McGraw-Hill Kogakusha Kountour, Ronny. 2003. Metode Penelitian untuk Penulisan Skripsi dan Tesis. Jakarta: PPM Masidjo, Ign. 2006. Penilaian Pencapaian Hasil Belajar Siswa di Sekolah. Yogyakarta: Kanisius Masidjo, Ign. 1985. Pengukuran dan Penilaian Prestasi Belajar di Sekolah. Yogyakarta: IKIP Sanata Dharma Nurihsan, Achmad Juntika. 2006. Bimbingan dan Konseling dalam Berbagai Latar Belakang. Bandung: Refika Aditama Papalia, Diane. 2008. Human Development: Psikologi Perkembangan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group Prayitno. 2004. Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Rineka Cipta
57
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
58
Schultz, Duane. 1991. Psikologi Pertumbuhan: Model-model Kepribadian Sehat. Yogyakarta: Kanisius Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D. Bandung: Alfabeta Sukmadinata, Nana Syaodih. 2008. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya Sukmadinata, Nana Syaodih. 2007. Bimbingan Konseling dalam Praktek. Bandung: Maestro Supratiknya, A. 1995. Tinjauan Psikologis Komunikasi Antar Pribadi. Yogyakarta: Kanisius Sutadipura, B. 1984. Kompetensi Guru dan Kesehatan Mental. Bandung: Angkasa Winkel, W.S. & Hastuti, M.M. Sri. 2006. Bimbingan dan Konseling dalam Institusi Pendidikan. Yogyakarta: Media Abadi Yusuf, Syamsu & Nurihsan, A. Juntika. 2010. Landasan Bimbingan & Konseling. Bandung: Remaja Rosdakarya
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
LAMPIRAN
59
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
60
Lampiran 1
SATUAN PELAYANAN BIMBINGAN A. Pokok Bahasan
: Menjadi Diri Sendiri
B. Bidang Bimbingan
: Bimbingan Pribadi Sosial
C. Jenis Layanan
: Bimbingan Klasikal
D. Fungsi Bimbingan
: Pemahaman dan Pengembangan
E. Sasaran
: Siswa kelas X
F. Tujuan Umum
: Sesudah mengikuti kegiatan ini siswa diharapkan mampu
menjadi diri sendiri G. Tujuan Khusus
: Sesudah mengikuti kegiatan ini siswa diharapkan mampu:
1. Mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan yang ada dalam diri 2. Mengidentifikasi ciri-ciri orang yang dapat menerima diri apa adanya 3. Menjelaskan hal-hal yang dapat dilakukan untuk dapat menjadi diri sendiri H. Materi
:
1. Kekuatan dan kelemahan yang ada dalam diri 2. Ciri-ciri orang yang dapat menerima diri apa adanya 3. Hal-hal yang dapat dilakukan untuk dapat menjadi diri sendiri I. Metode
: Ceramah, experiential learning, sharing, refleksi
J. Waktu
: 45 menit
K. Tempat
: Ruang Kelas X
L. Media
: Lembar kerja, cerita pendek, lembar evaluasi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI M. Prosedur
61
: Intrakurikuler
Waktu
1.
Memberikan pengantar dan menjelaskan tujuan kegiatan
2.
Membagikan lembar kerja untuk mengenali kekuatan dan kelemahan yang dimiliki siswa
3.
Memberikan kesempatan beberapa waktu bagi siswa untuk mengisi lembar kerja.
4.
Membagi siswa menjadi beberapa kelompok.
5.
Meminta siswa untuk mensharingkan tentang kekuatan dan
45 menit
kelemahan dalam dirinya didalam kelompok masing-masing 6.
Membagikan cerita pendek “Lampu Minyak dan Lampu Mercusuar” untuk masing-masing kelompok.
7.
Memberikan informasi tentang ciri-ciri dari orang yang yang dapat menerima diri.
8. Membagikan lembar refleksi untuk masing-masing siswa dan beberapa
siswa
diminta
untuk
membacakan
lembar
evaluasinya. 9. Menampilkan hal-hal yang dapat dilakukan untuk dapat menjadi diri sendiri.
10. Meminta beberapa siswa menyebutkan manfaat kegiatan ini bagi mereka 11. Menyimpulkan seluruh kegiatan dalam pleno 12. Menutup kegiatan pelayanan
N. Penilaian
: 1.
Spesifik a. Identifikasilah kekuatan dan kelemahan yang ada dalam dirimu! b. Identifikasilah ciri-ciri menerima diri apa adanya!
orang
yang dapat
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
62
c. Jelaskan hal-hal yang dapat dilakukan untuk dapat menjadi diri sendiri! 2.
Global : Apakah manfaat dari kegiatan yang sudah anda ikuti?
O. Sumber
:
Murdoko, E. Widijo Hari. 2006. The Power of A Winner. Yogyakarta: Gradien Books Gea, Antonius Atosokhi. 2002. Relasi Dengan Diri Sendiri. Jakarta: Elex Media Komputindo http://id.shvoong.com/social-sciences/1871279-10-tanda-menerima-dirisendiri/#ixzz25NmMdfAK Yogyakarta, 28 Mei 2013 Guru Bimbingan dan Konseling
(...............................................)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
63
HANDOUT A. Kekuatan dan Kelemahanku Pengenalan terhadap diri sendiri akan mendasari sukses atau tidaknya seseorang dalam pergaulan. Mengenal diri berarti mengenal kekuatan (kelebihan) dan kelemahan (kekurangan) yang ada dalam diri sendiri. Maka untuk berhasil dalam pergaulan, seseorang perlu mengenal, menyadari setiap kekuatan dan kelemahannya. Dengan mengenal kekuatan dan kelemahan, seseorang dapat menjalin pergaulan secara baik, sehat dan wajar. 1. Kekuatan dalam Diri Setiap orang pasti dengan senang hati akan menerima berbagai hal yang dirasakan sebagai kekuatan dirinya. Kekuatan dapat berupa kekuatan fisik (seperti wajah ganteng/ cantik, bentuk tubuh yang atletis,dll) maupun kekuatan yang bersifat non fisik (seperti bertanggungjawab, terbuka, memaafkan, suka menolong,dll). Semua kekuatan diri yang dimiliki tentu saja membuat seseorang dihargai oleh orang lain dan ia sendiri merasa berharga di hadapan orang lain. Demikian pula, dalam menjalin pergaulan dengan orang lain seseorang perlu mengenal kekuatan-kekuatan dirinya agar ia dapat menempatkan diri secara tepat sehingga terbangun sebuah pergaulan yang baik. 2. Kelemahan dalam Diri Tidak semua orang dapat menerima kelemahan dalam dirinya. Banyak orang yang menjadi tidak senang bahkan marah jika diberitahu kelemahannya. Misalnya: malas, cemburu, irihati, dendam, kurang peduli,dll. Tetapi apabila kelemahan yang dimiliki tidak pernah disadar maka suatu ketika sekecil apapun kelemahan itu mungkin menjatuhkan seseorang. Kejatuhan seseorang yang sedang berjalan tidak selalu disebabkan oleh batu ang besar tetapi sering oleh kerikil kecil. Demikian pula kelemahan sekecil apapun perlu disadari dan diwaspadai. Maka supaya kelemahan yang dimiliki tidak membuat tersandung dalam pergaulan maka ia perlu menyadarinya. Niat dan usaha untuk memperbaiki kelemahan dalam diri merupakan bentuk upaya untuk menjalin pergaulan yang baik, wajar, sehat.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
64
Lembar Kerja: Petunjuk: Identifikasi dan tulislah dalam kolom yang tersedia kekuatan/kelebihan dan kelemahan/kekurangan dalam diri berdasarkan peringkat. Nomor 1 untuk peringkat pertama, nomor 2 untuk peringkat berikutnya, dan seterusnya. No 1 2 3 4 5 6
Kekuatan/kelebihanku (Berdasarkan peringkat)
Kelemahan/kekuranganku (Berdasarkan Peringkat)
B. Ciri-ciri Orang yang Mampu Menerima Diri Apa Adanya Dalam hidup ini banyak orang yang sering merasa minder alias tidak percaya diri, hingga banyak hal yang kita lewatkan karena perasaan tersebut.tapi banyak pula yang memiliki kepercayaan yang tinggi dan dapat menerima dirinya apa adanya, termasuk ke dalam kategori apakah anda? tentu saja menilai diri sendiri sulit dan sering kita menyimpulkan diri kita seperti apa atas penilaian dari orang lain, perlu anda ketahui bahwa menerima diri sendiri merupakan hal yang ada dan perlu kita sadari sangatlah berpengaruh terhadap lingkungan sosial kita, siapapun diri kita, cantik atau jelek, pintar atau bodoh, atau biasa-biasa saja. kita bisa melihat dan menilai tanda-tanda dari orang yang dapat menerima dirinya sendiri apa adanya. Anda perlu dan mengerti akan menerima diri sendiri tersebut. Ada 10 ciri-ciri bahwa kita menerima diri kita apa adanya: 1. Selalu Bahagia, menjadi bahagia adalah dengan apa dan siapa adanya diri anda, tidak seorang pun yang bisa sungguh-sungguh membuat kita bahagia atau sungguh-sungguh membuat kita tidak bahagia artinya bukan apa yang ada diluat tetapi apa yang ada dalam batin kita, tidak membandingkan dengan orang lain dan dengan tidak mengandalkan orang lain untuk membuat kita bahagia. 2. Mudah Bergaul dengan Orang Lain, kita akan menjadi senang, gembira dan percaya diri ketika kita bisa menerima diri kita apa adanya. dengan atau dimana kita berada
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
65
perasaan senang, gembira dan percaya diri aka ada karena kita selalu berfikir dan meyakini lingkungan dan orang lain juga menerima anda apa adanya. 3. Terbuka untuk Dicintai dan Dipuji, janganlah berfikir jelek atau negatif ketika menerima pujian tapi terimalah dengan perasaan enak. dengan menerima diri kita dan merasa senang kita bisa menganggap bahwa orang lain pun senang, gembira dan dengan penuh rasa syukur menerima kita, bergulat dengan perasaan bersalah sangatlah tidak menguntungkan dan merugikan diri kita sendiri. 4. Mampu Menjadi Diri Kita yang Sejati, kesejatian dan keunikan karena kemampuan akan menerima diri sendiri itu berarti kita tidak perlu memakai "topeng" dan menghadapi kenyataan dengan jujur. dengan menjadi diri kita yang sejati kita akan tulus, jujur serta menjadi lega. 5. Mampu Menerima Saya yang Saat Ini, Hari Ini, menjadikan apa yang telah kita lakukan dan lalui sebagai sejarah,apa yang telah kita lakukan termasuk kesalahankesalahan merupakan pelajaran dan membuat kita lebih tau harus seperti apa, hari ini adalah siapa diri anda dan yang akan datang yaitu hari esok kita tidak tau. 6. Dapat Menertawai Diri Sendiri dengan Mudah, orang yang mampu menertawai diri sendiri akan menerima dan mengakui kelemahan dan kebodohannya. terlalu serius dengan diri sendiri merupakan perasaan yang timbul karena adanya perasaan dalam diri kita yang merasa tidak aman. 7. Mampu Mengenali dan Mengurusi Kebutuhan-kebutuhan Sendiri, kebutuhan fisik,emosional, intelektual, sosial, dan spiritual dapat kita kenali dengan dapat menerima diri kita sendiri, dapat menjaga keseimbangan antara kebutuhan dan permintaan serta tuntutan orang lain. ia tahu akan keterbatasan dan kebutuhannya sendiri. 8. Mampu Menentukan Nasib Sendiri, mendengarkan apa yang dikatakan atau dipikirkan orang lain bukan orang yang menerima dirinya sendiri, perasaan gembira,bahagia berasala dari dalam diri kita yang sudah menerima apa adanya hingga dapat mengambil petunjuk dari dalam dirinya sendiri bukan dari orang lain. 9. Bisa Berhubungan dengan Kenyataan, melamun dan mengkhayal adalah sikap tidak menerima diri sendiri, berhubungan dengan kenyataan dapat kita lakukan dengan menerima diri sendiri, bahagia, tidak membuang waktu dengan melamun karena kita berurusan dengan diri kita dan orang lain dengan apa adanya.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
66
10. Bersikap Tegas, tegas dalam menyatakan sesuatu merupakan perasaan tertantangan yang muncul akan keadaan yang menerima diri apa adanya dengan gembira serta adanya rasa menghormati diri sendiri dan menyatakan secara terbuka bahwa kita tulus dan berani dalam bersikap. C. Hal-hal yang dapat Dilakukan untuk Menjadi Diri Sendiri Kita pasti pernah mendengar kata-kata bijak yang berbunyi, “ jadilah diri sendiri”. Jika didengar sekilas kata-kata tersebut seakan tidak bermakna. Padahal jika mau menghayatinya, kata-kata tersebut cukup ampuh untuk membentuk diri yang akan mempengaruhi kelangsungan karir kita. Menjadi diri sendiri membuat kita memiliki fondasi kepribadian yang kuat. Memang untuk menjadi diri sendiri tidaklah mudah. Ada beberapa faktor yang berperan dalam hal ini. Dibawah ini adalah hal yang dapat kita lakukan untuk dapat menjadi diri sendiri, diantaranya: 1. Jadilah pribadi yang berbeda Sadarilah bahwa kita bebeda dengan orang lain, baik secara fisik maupun psikis (jasmani). Setiap orang memiliki cirri khas dan karakter masing-masing. Hal ini menyiratkan bahwa disatu sisi kita memiliki kelebihan yang tidak dimiliki orang lain tetapi disisi lain kita juga mempunyai kekurangan disbanding orang lain. Kesadaran seperti ini akan membantu kita merasa aman dan nyaman dalam menerima kondisi kita yang sesungguhnya.kita tidak perlu risau dengan keadaan orang lain dan hal ini akan membantu menumbuhkan rasa percaya diri kita. 2. Kenalilah diri sendiri Secara fisik kita tentu telah mengenali diri kita dengan baik, misalnya berapa tinggi dan berat tubuh kita, apa warna rambut dan kulit, atau bagaimana bentuk mata kita, tanggal lahir, alamat rumah, dll. Tetapi hal-hal fisik ini tidak cukup untuk mengenali diri sendiri. Kita dituntut untuk mengenali hal-hal yang bersifat non fisik seperti bagaimana sifat, watak, kebiasaan, dan kepribadian kita. Dari hal-hal seperti ini lah kualitas diri kita akan terbentuk. 3. Jangan menyesali diri Setiap orang tak lepas dari kelemahan dan kekurangan. Namun jangan sekalipun menyesalinya. Tidak perlu repot membandingkan kekurangan kita dengan kelebihan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
67
orang lain. Disamping kekurangan kita juga punya potensi lain dan kelebihan. Jangan sampai kita menempuh jalan pintas untuk merubah diri kita, lebih baik gali kelebihan kita untuk menutupi kekurangan kita. 4. Evaluasi diri Lakukan evaliasi diri sendiri untuk mencapai apa yang kita inginkan. Hal ini dapat dilakukan dengan cara identifikasi terhadap berbagai hambatan maupun hal yang memperlancar kesuksesan kita. Ini mencakup berbagai aspek fisik maupun non fisik, misalnya; bagaimana cara bicara dan berpakaian kita, bagaimanan sifat dan karakter kita. Jika kita merasa kekurangan disatu sisi maka kita harus berusaha membenahinya. Mintalah bantuan orang lain yng mengenal kita untuk mengevaluasinya. Jadi kita akan mendapatkan penilaian obyektif tentang diri kita dan hal ini dapat menjadi masukan berharga bagi pengembangan diri. 5. Hargai diri sendiri Berfikirlah positif tentang diri kita sekalipun kita mempunyai kekurangan. Kita tidak boleh menilai buruk dan membenci diri sendiri. Jika kita selalu dibayang-bayangi kelemahan kita akan mengalami kesulitan menerima dan menghargai diri sendiri. 6. Percaya diri Rasa percaya diri yang kita miliki dapat menjadi modal besar dalam menerima diri sendiri. Kita dapat menerima diri kita sendiri dalam segala suasana dan kondisi apapun. Kepercayaan diri ini memudahkan kita menjadi diri sendiri karena kita memiliki kebanggaan yang bersifat pribadi terhadap diri. Tetapi tentu saja kita tidak bias puas hanya dengan rasa percaya diri lebih jauh, kita juga harus terus menggali dan meningkatkan hal-hal yang dapat meningkatkan rasa percaya diri kita. Terlepas dari hal-hal diatas, kita harus didukung oleh sikap dan pemikiran yang realistis. Artinya kita harus menyadari bahwa kita mungkin bias menyamai orang lain, baik fisik, kepandaian, ataupun kesuksesan. Kita juga dapat mencapai sukses namun bukan kesuksesan seperti yang orang lain capai. Ingatlah, apapun adanya diri kita, kita harus menerima dan menghargai diri sebagai pribadi yang memiliki segala kekurangan dan kelebihan. Yang penting kita dapat menggali kelebihan kita sendiri tanpa mencontek kelebihan orang lain. Dengan demikian kita akan menjadi pribadi yang kuat dan kesuksesan pun siap kita gapai.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI Cerpen
LAMPU MINYAK DAN LAMPU MERCUSUAR Alkisah di puncak mercusuar tampak lampu mercusuar yang gagah dengan sinarnya menerangi kegelapan malam. Lampu itu menjadi tumpuan perahu para nelayan mencari arah dan petunjuk untuk pulang. Dari kejauhan pada sebuah jendela kecil dirumah penjaga mercusuar, sebuah lampu minyak setiap malam melihat dengan perasaan iri kearah mercusuar. Dia mengeluh kondisinya, “Aku hanyalah sebuah lampu minyak yang berada di dalam rumah kecil, gelap dan pengap. Sungguh menyedihkan, memalukan dan tidak terhormat. Sedangkan lampu mercusuar diatas sana tampak begitu hebat, terang dan perkasa. Ah…seandainya aku berada di dekat mercusuar itu, pasti hidupku akan lebih berarti, karena akan banyak orang yang melihat kepadaku dan aku pun bisa membantu kapal para nelayan menemukan arah untuk pulang ke rumah mereka dan keluarganya”. Suatu ketika disuatu malam yang pekat, petugas mercusuar membawa lampu minyak untuk menerangi jalan menuju mercusuar. Setibanya disana, penjaga itu meletakkan lampu minyak didekat mercusuar dan meninggalkannya disamping lampu mercusuar. Si lampu minyak senang sekali impiannya menjadi kenyataan. Akhirnya ia bisa bersanding dengan lampu mercusuar yang gagah. Tetapi, kegembiraannya hanya sesaat karena perbandingan cahaya yang tidak seimbang, maka tidak seorangpun yang melihat atau memperhatikan lampu minyak. Bahkan dari kejauhan si lampu minyak hampir tidak tampak sama sekali karena begitu lemah dan kecil.
68
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Saat itu, lampu menyadari satu hal. Ia tahu bahwa untuk menjadikan dirinya berarti, dia harus berada ditempat yang tepat yakni didalam sebuah kamar. Entah seberapa kotor, kecil dan pengapnya kamar itu, tetapi di sanalah lebih bermanfaat. Sebab, meski nyalanya tak sebesar mercusuar, lampu kecil itu juga bisa memancarkan sinarnya menerangi kegelapan untuk orang lain. Lampu minyak kini tahu bahwa sifat iri hati karena selalu membandingkan diri dengan yang lain justru membuat dirinya tidak bahagia dan tidak memiliki arti. Hidup kita tentu akan menderita jika merasa diri sendiri lebih rendah dan kecil. Maka, tidak akan tenang hidup kita jika kita selalu membanding-bandingkan diri sendiri dengan orang lain dan menganggap orang lain lebih hebat. Apalagi jika kita kemudian secara membuta mencoba menjadi orang lain. Meniru orang memang sah dan boleh saja. Namun, belajarlah dari orang lain dari sisi yang baik saja, tentu dengan tanpa mengecilkan dan meremehkan diri sendiri. Apapun keadaan diri, kita harus senantiasa belajar bersyukur dan tetap bangga menjadi diri sendiri. Selain itu, kita juga perlu melatih dan memelihara keyakinan serta kepercayaan diri. Dengan menyadari kekuatan dan kelebihan yang kita miliki dan mau berjuang selangkah demi selangkah menuju sasaran hidup yang telah kita tentukan, ditambah bekal kekayaan mental yang kita miliki pastilah kemajuan dan kesuksesan yang lebih baik akan kita peroleh.
69
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
LEMBAR REFLEKSI 1. Pelajaran apa yang kamu peroleh dari cerita tadi? ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………… 2. Tuliskan hal-hal apa saja yang dapat kamu tiru berdasarkan cerita tadi? ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………… 3. Hal-hal apa saja yang diperlukan untuk menjadi diri sendiri? ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………… 4. Tuliskan kalimat yang dapat memotivasi kamu untuk menjadi diri sendiri? ...................................................................................................................... ...................................................................................................................... ....................................................
70
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
71
SATUAN PELAYANAN BIMBINGAN A. Pokok Bahasan
: Kecerdasan Emosional
B. Bidang Bimbingan
: Bimbingan Pribadi Sosial
C. Jenis Layanan
: Bimbingan Klasikal
D. Fungsi Bimbingan
: Pemahaman dan Pengembangan
E. Sasaran
: Siswa kelas X
F. Tujuan Umum
: Sesudah mengikuti kegiatan ini siswa diharapkan mampu
mengelola emosi dengan cara yang konstruktif G. Tujuan Khusus
: Sesudah mengikuti kegiatan ini siswa diharapkan mampu:
1. Menjelaskan pengertian kecerdasan emosional 2. Menjelaskan aspek-aspek kecerdasan emosional 3. Menyebutkan ciri-ciri seseorang yang memiliki kecerdasan emosional 4. Menyebutkan usaha yang dapat dilakukan untuk mengelola emosi H. Materi
:
1. Pengertian kecerdasan emosional 2. Aspek-aspek kecerdasan emosional 3. Ciri-ciri seseorang yang memiliki kecerdasan emosional 4. Usaha yang dapat dilakukan untuk mengelola emosi I. Metode
: Ceramah, experiential learning, sharing, refleksi
J. Waktu
: 45 menit
K. Tempat
: Ruang Kelas X
L. Media
: Laptop, viewer, handout
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI M. Prosedur
: Intrakurikuler
1.
Guru
72
pembimbing
Waktu
memberikan
pengantar
dan
menjelaskan tujuan kegiatan 2.
Guru pembimbing membagi siswa dalam beberapa kelompok.
3.
Meminta siswa untuk saling berbagi tentang pengalaman
45 menit
mereka saat tidak bisa mengelola emosi. 4.
Masing-masing siswa yang menjadi pendengar lalu menganalisis akibat yang ditimbulkan bila emosi tidak dikelola dengan baik berdasarkan cerita dari siswa lain.
5.
Menyebutkan usaha-usaha yang dapat dilakukan untuk mengelola emosi.
6.
Meminta beberapa siswa menyebutkan manfaat kegiatan ini bagi mereka
7.
Menyimpulkan seluruh kegiatan dalam pleno
8.
Menutup kegiatan pelayanan
N. Penilaian
: 1.
Spesifik a. Jelaskan pengertian kecerdasan emosional! b. Jelaskan aspek-aspek kecerdasan emosional! c. Sebutkan ciri-ciri seseorang yang memiliki kecerdasan emosional! d. Sebutkan usaha yang dapat dilakukan untuk mengelola emosi!
2.
Global : Apakah manfaat dari kegiatan yang sudah anda ikuti?
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI O. Sumber
73
:
Goleman, Daniel. 2007. Emotional Intelligence. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Shapiro, Lawrence E. 1997. Mengajarkan Emotional Intelligence pada Anak. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. http://diawali.blogspot.com/2013/03/tips-mengatasi-dan-mengendalikan-emosi.html
Yogyakarta, 28 Mei 2013 Guru Bimbingan dan Konseling
(...............................................)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
74
HANDOUT KECERDASAN EMOSIONAL A.
Pengertian kecerdasan emosional Istilah “kecerdasan emosional” pertama kali dilontarkan pada tahun 1990 oleh psikolog Peter Salovey dari Harvard University dan John Mayer dari University of New Hampshire untuk menerangkan kualitas-kualitas emosional yang tampaknya penting bagi keberhasilan. Menurut Salovey dan Mayer (Shapiro, 1997: 8), kecerdasan emosional adalah himpunan-bagian dari kecerdasan sosial yang melibatkan kemampuan memantau perasaan dan emosi baik pada diri sendiri maupun pada orang lain, memilah-milah semuanya, dan menggunakan informasi ini untuk membimbing pikiran dan tindakan. Berbeda dengan pendapat sebelumnya, kecerdasan emosional merupakan kemampuan untuk memotivasi diri sendiri dan bertahan menghadapi frustrasi; mengendalikan dorongan hati dan tidak melebih-lebihkan kesenangan; mengatur suasana hati dan menjaga agar beban stress tidak melumpuhkan kemampuan berpikir; berempati dan berdoa (Goleman, 2007: 45). Berdasarkan definisi kecerdasan emosional dari beberapa ahli diatas, maka dapat disimpulkan bahwa kecerdasan emosi adalah kemampuan untuk mengenali emosi diri, mengelola emosi, memotivasi diri sendiri, mengenali emosi orang lain, dan membina hubungan.
B.
Aspek-aspek kecerdasan emosional Kecerdasan emosional memiliki lima aspek yang merupakan wilayah utama (Goleman, 2007: 57-59). Kelima aspek kecerdasan emosional tersebut adalah: mengenali emosi diri, mengelola emosi, memotivasi diri sendiri, mengenali emosi orang lain, dan membina hubungan. 1. Mengenali Emosi Diri Mengenali emosi diri sendiri merupakan kemampuan untuk mengenali perasaan sewaktu perasaan itu terjadi. Mengenali emosi diri merupakan dasar kecerdasan emosional. 2. Mengelola Emosi Mengelola emosi merupakan kemampuan untuk menangani perasaan agar perasaan dapat terungkap dengan pas. Orang-orang yang buruk kemampuannya dalam
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
75
keterampilan ini akan terus menerus bertarung melawan perasaan murung, sementara mereka yang pintar dapat bangkit kembali dengan jauh lebih cepat dari kemerosotan dan kejatuhan dalam kehidupan. 3. Memotivasi Diri Sendiri Untuk mencapai prestasi diperlukan adanya motivasi dari diri sendiri. Orang-orang yang memiliki keterampilan ini cenderung lebih produktif dan efektif dalam hal apapun yang dikerjakan. 4. Mengenali Emosi Orang Lain Kemampuan untuk mengenali emosi orang lain disebut juga empati. Empati, kemampuan yang juga bergantung pada kesadaran diri emosional merupakan “keterampilan bergaul” dasar. Orang yang empatik lebih mampu menangkap sinyalsinyal sosial yang tersembunyi yang mengisyaratkan apa yang dibutuhkan atau dikehendaki orang lain. 5. Membina Hubungan Seni membina hubungan, sebagian besar merupakan keterampilan mengelola emosi orang lain. Orang-orang yang hebat dalam keterampilan ini akan sukses dalam bidang apa pun yang mengandalkan pergaulan yang mulus dengan orang lain. C.
Ciri – ciri seseorang yang memiliki kecerdasan emosional 1. Menerima dirinya sendiri a. Mampu menerima diri apa adanya b. Mampu melihat dan menilai dirinya secara obyektif dan realistis c. Mampu menerima kelemahan dan kekurangan yang ada dalam dirinya d. Orang yang mengenal dirinya sendiri dengan baik akan berusaha untuk menjadi lebih baik dan berusaha mengembangkan dirinya sendiri. 2. Menghargai orang lain a. Bisa menerima keadaan orang lain yang berbeda-beda b. Bisa menghargai perbedaan itu c. Bisa menghormati orang lain, artinya tidak berniat untuk memperalat atau memanipulasi orang lain.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
76
3. Menerima tanggung jawab a. Bertanggung jawab selama mengerjakan tugas yang diterima, menyelesaikan tugas/pekerjaan itu tepat pada waktunya b. Orang merasa aman dan bahagia dicapai dengan mempunyai kepercayaan dalam tanggung jawab atas kehidupan sendiri. 4. Percaya pada diri sendiri a. Percaya akan kemampuan yang ada dalam dirinya/jujur terhadap diri sendiri b. Berani menerima dan menghargai penolakan orang lain, berani menjadi diri sendiri c. Berani mengambil resiko d. Punya pengendalian diri yang baik (emosinya stabil), tidak cepat emosi e. Mempunyai cara pandang yang positif terhadap diri sendiri, orang lain dan situasi diluar dirinya f. Memiliki harga realistik terhadap diri sendiri, sehingga ketika harapan itu tidak terwujud ia tetap melihat sisi positif dirinya dan situasi yang terjadi g. Selalu mensyukuri dan menikmati rahmat Tuhan 5. Sabar a. Orang yang dewasa belajar untuk menerima kenyataan hidup yang dihadapi b. Bila mengalami persoalan atau masalah, ia sabar dalam penyelesaian dan pemecahan, sabar mengumpulkan informasi dari pemecahan masalah tersebut tidak tergesa-gesa / gelisah, cemas dalam menghadapi persoalan D.
Usaha yang dapat dilakukan untuk mengelola emosi 1. Sewaktu rasa marahmu terpancing, pertama yang harus dilakukan adalah DIAM. Jangan biarkan mulutmu mengeluarkan suara bahkan kata-kata yang tidak karuan atau tidak sopan, kemungkinan hal ini terjadi secara refleks, tetapi sebenarnya masih bisa di kontrol atau di kendalikan.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
77
2. Ambil nafas panjang dari hidung, tahan selama 10 detik, lalu buang lewat mulut. Mengapa? Karena pada saat marah, darah mengalir ke atas, tapi waktu kita ambil nafas, oksigen masuk ke ruang otak yang membuat kita menjadi lebih rileks atau tenang. 3. Ketika diri sudah sedikit lebih tenang, otomatis otak dapat berpikir dengan jernih. Karena kebanyakan emosi membawa kita kepada hal-hal 'nonsense' yang kita lakukan, yang akibatnya akan kita sesali. 4. Ingatkan diri sendiri, manusia yang tak bisa mengontrol emosi itu orang yang lemah. Pikirkan hal-hal yang sebaliknya, meskipun sepertinya tak ada, pikirkan selalu hal-hal yang baik. 5. Dengar musik favorit, lakukan hal yang menyenangkan. Buat diri anda senyaman mungkin. 6. Jangan biarkan emosimu terus berlanjut. Karena emosi yang tidak dapat di atasi dapat menjadi penghancur yang bukan hanya menghancurkan sekelilingmu, tetapi juga REPUTASIMU. Jangan sekali-kali membiarkan dirimu hanyut dalam kemarahan, karena rasa marah itu dapat diingat terus menerus, bisa saja anda merasa diperlakukan tidak adil. Dan kemarahan akibat emosi sesaat itu mengakibatkan kebencian yang bisa berakar. Tentunya itu tak baik untuk kesehatanmu sendiri. 7. Sebelumnya berpikir panjang terlebih dahulu apa yang akan terjadi akibat kamu marah. Banyak orang cenderung tak berpikir panjang sewaktu marah, dan bertindak buruk bahkan jahat jika sudah marah. 8. Selalu pikirkan akibatnya. Kalau emosimu dilanjutkan, apa akibatnya? Selain reputasi yang buruk, diri kita juga akan menjadi sasaran empuk setan, karena kemarahan yang tidak terkontrol dapat menumpuk kebencian di hati kita.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
78
9. Segala sesuatu dimulai dari pikiran. Kontrol pikiranmu, kamu bisa kontrol emosimu. Berpikir benar membuahkan tindakan benar, berpikir salah membuahkan tindakan salah. Sekarang semuanya terserah diri kita sendiri! 10. Jika kamu bisa mengontrol emosi Anda, kenapa tidak Anda lakukan? bersabar itu lebih baik dari pada Anda harus marah. Belajarlah mengontrol diri emosi diri kita sendiri.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
79
SATUAN PELAYANAN BIMBINGAN
A. Pokok Bahasan
: Aku Mampu Mengungkapkan Perasaanku
B. Bidang Bimbingan
: Bimbingan Pribadi Sosial
C. Jenis Layanan
: Bimbingan Klasikal
D. Fungsi Bimbingan
: Pemahaman dan Pengembangan
E. Sasaran
: Siswa kelas X
F. Tujuan Umum
: Sesudah mengikuti kegiatan ini siswa diharapkan mampu
menerima dan mengungkapkan perasaan yang dialami secara konstruktif G. Tujuan Khusus
: Sesudah mengikuti kegiatan ini siswa diharapkan mampu:
1. Menjelaskan pengertian perasaan 2. Menyebutkan macam-macam perasaan. 3. Menjelaskan cara mengungkapkan perasaan 4. Menjelaskan akibat yang timbul bila perasaan tidak diungkapkan H. Materi
:
1. Pengertian perasaan 2. Macam-macam perasaan 3. Cara mengungkapkan perasaan 4. Akibat yang timbul bila perasaan tidak diungkapkan I. Metode
: Ceramah, dinamika kelompok, experiential learning,
sharing, refleksi J. Waktu
: 45 menit
K. Tempat
: Ruang Kelas X
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI L. Media
: Laptop, viewer, gambar emoticon, lembar kerja, lembar
refleksi M. Prosedur
: Intrakurikuler
1.
Waktu
Guru pembimbing memberikan pengantar dan menjelaskan tujuan kegiatan
2.
Guru pembimbing membagikan kertas lipat pada semua siswa, lalu siswa diminta untuk menggambar simbol perasaan yang sedang dirasakan saat awal kegiatan.
3.
Guru pembimbing meminta beberapa siswa untuk sharing terkait dengan simbol perasaan yang sedang dialami
4.
Guru pembimbing mengajak siswa untuk memahami pengertian dari perasaan.
5.
Guru pembimbing meminta siswa untuk menyebutkan macammacam perasaan, baik perasaan positif maupun perasaan negatif.
6.
Guru pembimbing membagi siswa dalam beberapa kelompok kecil.
7.
80
Guru pembimbing meminta siswa untuk sharing pengalaman mereka terkait dengan pengungkapan perasaan.
45 menit
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 8.
81
Guru pembimbing menjelaskan cara mengungkapkan perasaan yang konstruktif dan menjelaskan akibat yang timbul bila perasaan tidak diungkapkan.
9.
Guru pembimbing kembali meminta siswa untuk cek perasaan dengan menggambar simbol perasaan mereka setelah melakukan sharing pengungkapan perasaan.
10. Meminta beberapa siswa menuliskan manfaat kegiatan ini bagi mereka dalam lembar refleksi. 11. Menyimpulkan seluruh kegiatan dalam pleno. 12. Menutup kegiatan pelayanan.
N. Penilaian
: 1.
Spesifik a. Jelaskan pengertian perasaan! b. Sebutkan macam-macam perasaan! c. Jelaskan cara mengungkapkan perasaan! d. Jelaskan akibat yang timbul bila perasaan tidak diungkapkan!
2.
Global : Apakah manfaat dari kegiatan yang sudah anda ikuti?
Sumber
:
Supratiknya. 1995. Komunikasi Antar Pribadi. Yogyakarta: Kanisius.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
82
Yogyakarta, 28 Mei 2013 Guru Bimbingan dan Konseling
(...............................................)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
83
HANDOUT A. Pengertian Perasaan Perasaan adalah reaksi internal kita terhadap aneka pengalaman kita. Perasaan ini sering disertai perubahan-perubahan fisiologis tertentu, seperti denyut jantung yang meningkat, dan juga memiliki tanda-tanda luar, seperti menitikkan air mata karena haru bahagia. Perasaan selalu merupakan pengalaman internal, dan kita menggunakan
bentuk-bentuk
tingkah
l a ku
terbuka
tertentu
untuk
mengkomunikasikannya kepada orang lain. Misalnya, kita bersorak untuk mengungkapkan perasaan gembira. Namun, tidak jarang kita mengalami kesulitan untuk mengungkapkan perasaan-perasaan. Misalnya, seorang siswa yang kelu lidahnya tatkala hendak mengungkapkan perasaan cintanya kepada sorang gadis, kendati teman sekolahnya sekalipun.
Sebaliknya kita juga sering mengalami
kesulitan mengendalikan pengungkapan perasaan kita. Misalnya, seorang gadis yang merona wajahnya mendengar sanjungan dari seorang pemuda yang menjadi idamannya. Kesimpulannya: kita perlu mengungkapkan perasaan-perasaan kita secara tepat. Salah satu segi paling membahagiakan dalam berkomunikasi dengan orang lain adalah kesempatan untuk saling berbagi perasaan. Mengalami suatu perasaan dan mengungkapkannya kepada orang lain bukan saja sumber kebahagiaan, melainkan juga merupakan salah satu kebutuhan demi kesehatan psikologis kita. Dengan mengalami dan berbagi perasaan, kita menciptakan dan mempertahankan persahabatan yang intim dengan sesama.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
84
Menurut Johnson (Supratiknya, 1995: 51), setiap kali kita berkomunikasi dengan orang lain maka sebenarnya paling sedikit terjadi lima tahap pengungkapan perasaan sebagai berikut: 1. Mengamati (sensing) tingkah laku lawan komunikasi kita. 2. Menafsirkan (interpreting) semua informasi yang kita terima dari lawan komunikasi kita. 3. Mengalami perasaan tertentu (feeling) sebagai reaksi spontan terhadap penafsiran kita atas informasi yang kita terima dari (dan tentang) lawan komunikasi kita. 4. Menanggapi (intending) perasaan kita. 5. Mengungkapkan (expressing) perasaan kita. B. Macam-macam Perasaan 1. Perasaan senang/positf: bahagia
merasa pantas
merasa akrab / dekat
merasa puas
merasa antusias
merasa penuh harapan
merasa merasa bebas
merasa penuh harga diri
merasa bergairah / bersemangat
merasa riang / gembira
merasa bangga / besar hati
merasa rindu / kangen
merasa bersuka cita
merasa syukur / berterima kasih
merasa cocok
merasa santai / rileks
merasa cinta terpikat
merasa simpati
merasa diakui / diterima
merasa sabar
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI merasa damai / tentram
merasa terlindung / aman
merasa enak (tidak ada
merasa terhibur
kejanggalan)
85
merasa tenang / kalem
merasa geli
merasa terharu
merasa kagum
merasa tertarik
merasa kerasan / betah
merasa tabah
merasa lega (lepas dari sesuatu)
merasa terpukau /tertegun /terpana
merasa mantap
merasa terpesona
merasa nyaman
merasa tergugah
merasa nikmat
merasa suka
merasa optimis
2. Perasaan tidak senang / negatif : merasa apatis / acuh tak acuh
merasa dingin/tak tergugah
merasa antipati
merasa dikejar
merasa asing (tak pada tempat-
merasa gugup/grogi
nya)
merasa heran
merasa benci
merasa hampar/hampa
merasa bingung
merasa hancur/remuk redam
merasa bengong
merasa iri hati/angkuh/sirik
merasa bosan/jenuh/jemu
merasa mangkel/jengkel
merasa berat/berat hati
merasa jera/kapok
merasa berkabung/berduka cita
merasa jauh
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI merasa berdosa/bersalah/sesal
merasa khawatir/ gelisah/ cemas/
merasa curiga
resah/was-was/ gundah/
merasa cemburu
risau/gusar
merasa canggung/malu-malu
merasa kecewa/frustasi/gagal
merasa diabaikan/ dibiarkan/
merasa kikuk
sendirian
merasa kesal/keki/masgul
merasa dihina/terhina
merasa kesepian
merasa dendam
merasa tertipu/terpedaya
merasa sebatang kara
merasa takut/gentar
merasa kehilangan
merasa terkejut/kaget/terhentak
merasa kasihan / iba
merasa terpukul
merasa kecil hati
merasa tak enak (ada keganjalan)
merasa lesu
merasa tertekan/terbebani
merasa lemah/tak berdaya
merasa terpaksa (mau tak mau)
merasa malu/kehilangan
merasa tak sampai hati/tak tega
muka/jengah merasa
merasa tak mampu merasa tersinggung
marah/gusar/berang/geram
merasa tergerak
merasa malas/tak bergairah
merasa tersiksa
merasa merana (penuh
merasa tak krasan/tak betah
sandungan)
merasa terganggu/direpotkan
merasa muak
merasa tersayat/pilu
merasa ngeri/jijik
merasa terpojok/terjepit/terdesak
86
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI merasa pesimis/depresif
merasa tersesat/kehilangan arah
merasa putus asa/tanpa harapan
merasa tercekam/terkekang
merasa pasrah (menyerah saja)
merasa tak sabar
merasa panik
merasa tak berdaya/kalah
merasa patah hati
merasa tegang
merasa panas hati
merasa goyah/bimbang
merasa prihatin
merasa terikat/tak bebas
merasa ragu-ragu/bimbang
merasa tersipu-sipu
merasa risih
merasa terasing/diasingkan
merasa rendah diri/minder
merasa tercengang/terkesima
merasa sedih/susah/ sendu/
(merasa) duka
87
murung merasa sakit hati/pedih merasa segan/enggan/wegah merasa sebal/sebel merasa terancam
C. Cara Mengungkapkan Perasaan Menurut Johnson (Supratiknya, 1995: 57), untuk mengungkapkan perasaan secara jelas, maka kita perlu mendeskripsikannya. Setidak-tidaknya ada empat cara mengungkapkan perasaan: 1. Mengidentifikasi atau menyebut nama perasaan itu. Misalnya, untuk mengungkapkan perasaan jengkel, kita berkata, “Saya sedang jengkel”.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
88
2. Menggunakan kiasan perasaan. Misalnya, mengatakan “Hati saya seperti disayat sembilu” untuk mendeskripsikan perasaan hati yang pedih karena tersinggung. 3. Menunjukkan bentuk tindakan yang ingin dilakukan terdorong oleh perasaan yang sedang dialami. Misalnya, mengatakan “Saya merasa seperti ingin menjotos hidungmu” untuk mendeskripsikan perasaan jengkel. 4. Menggunakan kiasan kata-kata. Misalnya, mengatakan “Saya merasa seperti laying-layang putus benang” untuk mendeskripsikan perasaan kecewa karena kehilangan. D. Akibat-akibat yang Timbul Bila Perasaan Tidak Diungkapkan Salah satu faktor yang sering menjadi penghambat dalam membangun hubungan antar pribadi yang intim adalah kesulitan mengungkapkan perasaan. Aneka masalah dalam komunikasi muncul terutama bukan karena perasaan yang kita alami itu sendiri, melainkan karena kita gagal mengkomunikasikannya secara efektif. Perasaan itu justru kita sangkal, kita alihkan, kita sembunyikan, atau kita represikan. Berikut ini beberapa akibat yang mungkin timbil bila perasaan-perasaan tidak kita sadari, tidak kita terima, atau tidak kita ungkapkan secara konstruktif: 1. Menyangkal dan menekan perasaan dapat menciptakan aneka masalah dalam hubungan antar pribadi 2. Menyangkal dan menekan perasaan dapat menyulitkan kita dalam memahami dan mengatasi aneka masalah yang terlanjur timbul dalam hubungan antar pribadi.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
89
SATUAN PELAYANAN BIMBINGAN A. Pokok Bahasan
: Bersikap Asertif
B. Bidang Bimbingan
: Bimbingan Pribadi Sosial
C. Jenis Layanan
: Bimbingan Klasikal
D. Fungsi Bimbingan
: Pemahaman dan Pengembangan
E. Sasaran
: Siswa kelas X
F. Tujuan Umum
: Sesudah mengikuti kegiatan ini siswa diharapkan mampu
bersikap asertif G. Tujuan Khusus
: Sesudah mengikuti kegiatan ini siswa diharapkan mampu:
1. Menjelaskan pengertian sikap asertif. 2. Menyebutkan ciri-ciri seseorang yang memiliki sikap asertif. 3. Menjelaskan upaya-upaya yang perlu dilakukan untuk meningkatkan sikap asertif. H. Materi
:
1. Pengertian sikap asertif 2. Ciri-ciri seseorang yang memiliki sikap asertif. 3. Upaya-upaya yang perlu dilakukan untuk meningkatkan sikap asertif. I. Metode
: Ceramah, experiential learning, sharing, refleksi
J. Waktu
: 45 menit
K. Tempat
: Ruang Kelas X
L. Media
: Laptop, viewer, kuesioner, handout
M. Prosedur
: Intrakurikuler
1.
Guru
pembimbing
memberikan
Waktu pengantar
dan
menjelaskan tujuan kegiatan 2.
Guru pembimbing meminta siswa untuk mengisi kuesioner keasertifan dan menjelaskan cara pengisian kuesioner.
45 menit
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 3.
90
Guru pembimbing meminta siswa untuk menjumlah seluruh skor dalam kuesioner lalu masing-masing siswa diminta melihat hasil keasertifan mereka.
4.
Guru pembimbing membagi siswa dalam beberapa kelompok kecil.
5.
Guru pembimbing mengajak siswa untuk saling berbagi upaya-upaya untuk meningkatkan sikap asertif dan saling memberi masukan bagi masing-masing siswa.
6.
Guru pembimbing meminta siswa untuk mengisi lembar refleksi.
7.
Meminta beberapa siswa menyebutkan manfaat kegiatan ini bagi mereka
8.
Menyimpulkan seluruh kegiatan dalam pleno
9.
Menutup kegiatan pelayanan
N. Penilaian
: 1.
Spesifik a. Jelaskan pengertian sikap asertif! b. Sebutkan ciri-ciri seseorang yang memiliki sikap asertif! c. Jelaskan upaya-upaya yang perlu dilakukan untuk meningkatkan sikap asertif!
2.
Global : Apakah manfaat dari kegiatan yang sudah anda ikuti?
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI O. Sumber
91
:
Adam, Linda and Elinor Lenz. 1995. Be your best- Jadilah Diri Anda Sendiri. Diterjemahkan oleh Kumara, A dan Dana, P.Jakarta: Gramedia Pustaka Utama Llyod, Sam R.1991. Mengembangkan Perilaku Asertif yang Positif: Teknik-teknik Praktis untuk Keberhasilan Pribadi. Diterjemahkan oleh Budi. Jakarta: Binarupa Aksara Sinurat, R.H.Dj. 1999. Reader Komunikasi Antar pribadi. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta, 28 Mei 2013 Guru Bimbingan dan Konseling
(...............................................)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
92
KUESIONER KEASERTIFAN Petunjuk: Berikut ini disajikan pernyataan-pernyataan tentang pengungkapan diri. Jawablah pernyatan-pernyataan ini dengan jujur.Pernyatan-pernyataan ini akan membantu anda mendapatkan sejumlah wawasan mengenai tingkat keasertifan anda yang sekarang. Tuliskanlah satu angka pada masing-masing pernyataan dengan menggunakan skala ini: SELALU 5 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
Skala
TIDAK PERNAH 4
3
2
1
Seberapa sering anda melakukan atau mengalami hal-hal seperti yang dimaksudkan dengan masing-masing pernyataan berikut?
Saya terbuka dan jujur mengungkapkan pikiran/pendapat kepada orang lain. Saya terbuka dan berani mengatakan”tidak” terhadap pikiran/pendapat yang menggangu/bertentangan dengan pikiran/pendapat saya sendiri. Saya terbuka dan jujur mengungkapkan perasaan suka/senang terhadap seseorang/perbuatan seseorang. Saya terbuka dan jujur mengungkapkan perasaan tidak suka/tidak senang terhadap seseorang/perbuatan seseorang. Saya berani mengoreksi pendapat/pikiran/perbuatan seseorang yang menurut saya kurang tepat/benar. Saya terbuka dan jujur mengungkapkan keinginan secara jelas kepada orang lain. Saya berani dan terbuka bertanya kepada orang lain tentang sesuatu yang belum saya ketahui /belum jelas. Saya berani dan terbuka minta bantuan/pertolongan dari orang lain.. Saya terbuka dan jujur mengakui kesalahan/kekurangan saya terhadap orang lain. Saya terbuka dan berani meminta maaf atas kesalahan/kekurangan saya kepada orang lain. Saya terbuka dan jujur mengungkapkan rencana-rencana saya kepada orang lain Saya terbuka dan jujur mengungkapkan keinginan saya secara jelas kepada orang lain Saya berani dan terbuka mengungkapkan ide-ide saya kepada orang lain Saya berani dan terbuka untuk bekarja sama dengan orang lain.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
93
Seberapa asertif anda? Lihat hasil kuesioner keasertifan! 60 atau lebih
Umumnya asertif, dan kiranya menangani kebanyakan situasi dengan baik.
45-59
Mempunyai pandangan yang asertif dalam beberapa situasi dengan sendirinya bersikap asertif
30-44
Tampak asertif dalam beberapa situasi, tetapi respon alamiah kiranya tidak asertif atau agresif.
15-29
Mengalami kesulitan untuk berperilaku asertif.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
94
HAND OUT
BERSIKAP ASERTIF A. Pengertian sikap asertif Sikap asertif adalah cara individu dalam memberikan respon dalam situasi sosial, yang berarti sebagai kemampuan individu untuk mengatakan tidak, kemampuan untuk menanyakan dan meminta sesuatu, kemampuan untuk mengungkapkan perasaan positif ataupun negatif, serta kemampuan untuk mengawali kemudian melanjutkan serta mengakhiri percakapan. B. Ciri-ciri seseorang yang memiliki sikap asertif Seseorang dikatakan asertif jika ia memiliki ciri-ciri sebagai berikut: 1. Mampu bergaul dengan langsung dan jujur 2. Mampu mengungkapkan perasaan, pikiran, kebutuhan, ide, mempertahankan hak tetapi tidak melangar hak dan kebutuhan orang lain. 3. Otentik, apa adanya, terbuka dan langsung. 4. Mampu bertindak demi kepentingan orang lain 5. Mampu mengambil inisiatif demi memenuhi kebutuhannya 6. Meminta informasi dan bantuan dari orang lain bila membutuhkan 7. Apabila konflik dengan orang lain bersedia mencari penyelesaian yang memuaskan kedua belah pihak 8. Mampu bekerja sama dan bersedia membantu orang lain untuk memenuhi kebutuhnnya. Contoh: k Mengungkapkan perasaan:” Saya merasa malu ketika anda mengatakan hal itu dihadapan banyak orang.” k Mengungkapkan kebutuhan:” Saya mau istirahat malam ini.”
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
95
k Mengungkapkan pikiran:” Saya kurang mengerti penjelasanmu!” C. Upaya-upaya untuk meningkatkan sikap asertif antara lain: 1. Berlatih terus menerus bersikap langsung, jujur dan terbuka tentang perasaan, pendapat juga kebutuhan kita. Langsung artinya: tidak berpura-pura, pesan disampaikan dengan jelas terfokus, berbicara tidak berputar-putar. Jujur artinya: ada keselarasan antara kata dan perbuatan/perilaku dengan perasaan, pikiran dan kebutuhan. Terbuka berarti: memberitahukan perasaan, pikiran dan kebutuhan kita kepada orang lain. Contoh: “ Saya kecewa karena kamu tidak tepat waktu mengembalikan buku saya, sehingga saya terlambat mengumpulkan tugas.” 2. Belajar berkata” tidak “terhadap apa saja (pikiran, perasaan,kebutuhan orang lain yang tidak sesuai/ bertentangan perasaan, pikiran kebutuhan kita) Berani berkata tidak kepada orang lain terhadap apa saja, kalau itu salah atau tidak baik secara tegas. Seperti secara tegas mengatakan “ tidak” untuk menolak dan memberikan alasanya. 3.
Berusaha dan berani bertanya tentang sesuatu yang belum diketahui atau untuk lebih mengerti/memahami sesuatu yang sudah diketahuinya. Jika Anda merasa belum jelas/belum memahami akan hal tertentu bertanyalah kepada orang lain untuk mendapat kejelasan.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
96
LEMBAR REFLEKSI 1.
Secara individual, tentukanlah upaya-upaya yang akan anda lakukan untuk meningkatkan sikap asertifmu! …………………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………
2. Dalam kelompok, bagikanlah upaya-upayamu untuk meningkatkan sikap asertifmu!. Anggota kelompok boleh mengusulkan upaya-upaya yang relevan sebagai masukan bagi anggota kelompoknya. ………………………………………………………………………………………………….. ………………………………………………………………………………………………….. 3. Temukan manfaat kegiatan ini bagi anda. …………………………………………………………………………………………………. …………………………………………………………………………………………………. ………………………………………………………………………………………………….
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
97
SATUAN PELAYANAN BIMBINGAN
A. Pokok Bahasan
: Keberanian dalam Mengungkapkan Pendapat
B. Bidang Bimbingan
: Bimbingan Pribadi Sosial
C. Jenis Layanan
: Bimbingan Klasikal
D. Fungsi Bimbingan
: Pemahaman dan Pengembangan
E. Sasaran
: Siswa kelas X
F. Tujuan Umum
: Sesudah mengikuti kegiatan ini siswa diharapkan mampu
lebih berani dalam mengungkapkan suatu pendapat G. Tujuan Khusus
: Sesudah mengikuti kegiatan ini siswa diharapkan mampu:
1. Menyebutkan hal-hal yang memengaruhi siswa tidak berani mengungkapkan pendapat 2. Menjelaskan usaha-usaha yang dapat dilakukan agar berani mengungkapkan pendapat H. Materi
:
1. Hal-hal yang memengaruhi siswa tidak berani mengungkapkan pendapat 2. Usaha-usaha yang dapat dilakukan agar berani mengungkapkan pendapat I. Metode
: Ceramah, experiential learning, sharing, dinamika
kelompok, refleksi J. Waktu
: 45 menit
K. Tempat
: Ruang Kelas X
L. Media
: Handout, lembar refleksi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
M. Prosedur
: Intrakurikuler
Waktu
1.
Memberikan pengantar dan menjelaskan tujuan
2.
Siswa diminta untuk menyebutkan alasan mengapa selama ini kurang/tidak berani untuk mengungkapkan suatu pendapat
3.
Pembimbing meminta siswa membentuk kelompok @ 4 orang untuk mengikuti kegiatan “Ruang Perlindungan”, setelah siswa berdiskusi dalam kelompok, pembimbing meminta
perwakilan
beberapa
siswa
untuk
mengemukakan kesepakatan dalam kelompok 4.
Pembimbing meminta siswa untuk mengisi lembar refleksi.
5.
Pembimbing mendorong siswa untuk menuliskan usahausaha yang dapat dilakukan agar berani mengungkapkan pendapat
6.
Meminta beberapa siswa menyebutkan manfaat kegiatan ini bagi mereka
7.
Menyimpulkan seluruh kegiatan dalam pleno
8.
Menutup kegiatan pelayanan
45 menit
98
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI N. Penilaian
99
: 1.
Spesifik a. Sebutkan hal-hal yang memengaruhi siswa tidak berani mengungkapkan pendapatnya! b. Jelaskan usaha-usaha yang dapat dilakukan agar berani mengungkapkan pendapat!
2.
Global : Apakah manfaat dari kegiatan yang sudah anda ikuti?
O. Sumber
:
Sinurat, R.H. Dj. 2009. Kumpulan Handout Praktikum BK Karier. Yogyakarta: Prodi Bimbingan dan Konseling http://curhatcemara.wordpress.com/2009/02/11/berani-bicara-di-depan-umum-kenapatidak/ Yogyakarta, 28 Mei 2013 Guru Bimbingan dan Konseling
(...............................................)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
100
HANDOUT BERANI BERPENDAPAT Terbayang tidak, betapa tertekannya kita ketika merasakan sesuatu tetapi kita tidak bisa mengungkapkannya? Atau kita punya pendapat, tetapi kita tidak berani bersuara. Bagaimana cara mengatasi ketakutan bicara di depan umum? Kenapa kita harus berani berbicara? Kan pintar berbicara hanya dibutuhkan oleh mereka yang aktif di organisasi. Kita kan hanya orang biasa saja dan tidak berminat ikut organisasi. Apalagi punya cita-cita jadi pembicara atau penyiar radio? Mungkin banyak dari kita yang berpikiran begitu. Kita membayangkan bahwa terampil bicara hanya dibutuhkan oleh mereka yang beraktivitas di dunia yang kita anggap harus ”tampil” ke depan. Asal tahu saja, semua yang kita lakukan adalah komunikasi. Tidak percaya? Ketika merasa lapar lalu kita memegang perut, kita sedang mengomunikasikan bahwa kita lapar. Atau ketika seorang teman ke kantor pakai mobil mewah, ia sedang mengomunikasikan bahwa dia kaya. Jadi, setiap detik kita melakukan komunikasi dan apa pun yang kita lakukan adalah komunikasi. Tidak peduli terjadi dalam tingkat sadar atau tidak sadar, sengaja atau tak sengaja. Secara sederhana komunikasi adalah proses penyampaian pesan antara pengirim dan penerima pesan. Kita dapat melakukan komunikasi lewat suara (komunikasi verbal) dan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
101
lewat simbol atau bahasa tubuh, misalnya ekspresi wajah atau gerakan tubuh (komunikasi nonverbal). Suara kita adalah penting dan itu merupakan kekuatan. Buktinya, hak menyatakan pendapat (bersuara) dan menyampaikan aspirasi dijamin dan dilindungi negara. Dengan bicara, kita bisa memberi tahu kepada orang lain apa yang kita inginkan, pikirkan, dan rasakan. Kita dapat meminta orang lain untuk menghentikan kekerasan, meminta menghormati hak-hak kita sebagai manusia, menyuarakan perdamaian, memotivasi teman, memengaruhi pembuatan keputusan, dan banyak lagi. Kita dapat melakukan perubahan. A. Hal-hal yang Memengaruhi Ketakutan untuk Mengeluarkan Pendapat Salah satu hal yang bikin kita tidak berani mulai bicara adalah karena ada ketakutanketakutan dalam diri kita. Beberapa ketakutan dalam mengeluarkan pendapat, antara lain: 1.
Takut dikritik atau dinilai (secara negatif) Ketakutan ini sangat menyiksa. Kita jadi tidak pernah mencoba karena kita merasa bahwa apa pun yang akan kita lakukan tak akan cukup baik. Kadang kita juga takut terlihat ”berbeda” dari kebanyakan orang lain.
2.
Takut dipermalukan atau dihina Kadang kita takut kalau pendapat kita tidak bagus, kita akan mempermalukan diri sendiri. Hal ini juga bisa bersumber dari pengalaman trauma masa lalu.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 3.
102
Takut secara emosional Ini juga bisa berhubungan dengan pengalaman buruk masa lalu. Bisa saja karena kita pernah mencoba bicara di hadapan orang lain, tetapi malah ditertawakan. Akhirnya ini membekas dalam diri kita.
B. Usaha-Usaha yang dapat Dilakukan agar Berani Mengungkapkan Pendapat 1.
Buka diri: menemukan dan mengakui Temukan apa yang menjadi hambatan kita dan akui supaya kita bisa menetapkan rencana untuk ”mengatasinya”. Kita bisa mulai berlatih dengan menuliskan sebanyak mungkin kemungkinan terburuk yang akan terjadi jika kita bicara.
2.
Melepaskan ketakutan Ini bukan tentang penting atau tidaknya isi pembicaraan kita, tetapi tentang sesuatu yang jauh lebih penting. Tuliskan ketakutan mengenai kemungkinan terburuk yang akan terjadi, lalu baca berulang-ulang. Sesudah itu, tuliskan daftar perubahan yang ingin kita capai. Pahami, bangkitkan, dan rasakan motivasi untuk berubah.
3.
Hapus mitos-mitos Banyak mitos yang ada di benak kita yang menghambat kita untuk berani bersuara, seperti kegugupan adalah pertanda kelemahan, semua yang kita katakan harus penting, semua berakhir kalau kita melakukan satu kesalahan. Siapa pun yang akan menjadi pusat perhatian punya kemungkinan untuk ditolak. Jadi, wajar kita merasa gugup! Kegugupan hanyalah tanda kelebihan energi yang harus dipelajari cara menguasai dan mengendalikannya.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 4.
103
Harus ada yang pertama kali Semua orang yang kita lihat terampil bicara saat ini juga nervous waktu berbicara pertama kalinya. Kita harus mulai, harus ada praktik yang pertama untuk melakukannya. Cobalah, karena kalau kita tidak pernah mencoba, kita tidak akan pernah belajar.
5.
Terus berlatih Bulatkan tekad, ”Saya harus berani mencoba! Biar saja, mungkin saya merasa terhina seminggu atau sebulan daripada seumur hidup enggak pernah bisa.” Kita bisa berlatih sendiri di rumah di depan cermin atau bersama teman dan minta teman memberikan masukan. Bicara langsung di hadapan orang lain adalah latihan yang paling ampuh.
6.
Kuasai banyak informasi Inti dari bicara (komunikasi) adalah menyampaikan pesan atau informasi. Jadi, setiap saat pelajari informasi yang kita butuhkan dalam hidup kita, termasuk informasi-informasi lainnya yang berpengaruh terhadap kita. Punya banyak informasi juga akan membantu kita untuk jadi lebih percaya diri. Kalau begitu, sudah saatnya kita ”mulai berani” bicara. Suara kita adalah penting. Apa yang kita pikirkan, yang kita rasakan, dan kita inginkan akan bisa diketahui oleh orang lain jika kita bersuara. Dengan bersuara, perubahan yang kita inginkan menjadi lebih mungkin terjadi.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
104
RUANG PERLINDUNGAN (FALLOUT-SHELTER) (Drs. R. H. Dj. Sinurat, M. A.) Andaikan Anda menghadapi situasi berikut ini: Anda telah terpilih sebagai ketua dari ruang perlindungan di lingkungan Anda. Di lingkungan/tempat tinggal Anda disediakan suatu ruang perlindungan di bawah tanah tempat orang berlindung dari bahaya radioaktif (karena perang). Sudah datang peringatan dari Departemen Pertahanan bahwa dalam tempo 20 menit tempat Anda akan dihancurkan. Anda mensurvei lingkungan Anda, dan Anda temukan 15 orang hidup di lingkungan Anda itu. Tugas Anda ialah memilih 8 orang dari antara 15 orang itu untuk memasuki ruang perlindungan tersebut, dengan catatan Anda tidak termasuk kelompok orang yang akan memasuki ruang perlindungan itu. Ke- 15 orang itu adalah sebagai berikut. Berilah tanda cek (√) disamping nomor orang yang Anda pilih. 1. (….) Seorang anggota DPR yang akan memperjuangkan dan membicarakan nasib rakyat di daerah yang terkena wabah penyakit. 2. (….) Seorang dokter ahli yang akan memberikan pertolongan pada penduduk yang sedang terkena wabah. 3. (….) Seorang cacat veteran yang telah banyak berjasa dalam perjuangan kemerdekaan kita. 4. (….) Seorang guru besar, ahli atom Indonesia. 5. (….) Seorang bapak yang ditunggu oleh 4 orang anaknya yang masih kecil-kecil di rumah. 6. (….) Seorang tokoh agama yang selalu memberi penerangan sehingga kejahatan dan pekerjaan maksiat makin berkurang. 7. (….) Seorang ibu ditunggu oleh 3 orang anaknya yang masih kecil di rumah. 8. (….) Seorang ahli bangunan tempat-tempat perlindungan bila perang nuklir pecah. 9. (….) Seorang menteri sosial yang sangat memperhatikan nasib orang-orang miskin. 10. (….) Seorang Komisaris Besar Polisi yang sangat ditakuti oleh penjahat. 11. (….) Seorang Insinyur Bangunan yang telah banyak membangun dan akan membangun irigasi di suatu daerah tandus yang luas. 12. (….) Seorang pelukis yang membawa nama baik negaranya di seluruh dunia. 13. (….) Seorang ahli mesin yang telah menciptakan kendaraan yang menggunakan energi matahari. 14. (….) Seorang ahli ekonomi yang sedang merencanakan terlaksananya kesejahteraan yang merata. 15. (….) Seorang jenderal ahli siasat perang. Setelah masing-masing dari Anda menentukan siapa-siapa yang perlu diselamatkan, selanjutnya berdiskusilah dalam kelompok Anda. Tugas kelompok ialah menentukan ke- 8
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
105
orang yang perlu diselamatkan. Dalam melakukan tugas ini Anda harus mentaati peraturanperaturan berikut: 1. Tidak boleh memaksakan keputusan sendiri kepada anggota lain. 2. Tidak boleh ada pemungutan suara. 3. Tiap anggota harus diberi kesempatan untuk menjelaskan alasannya mengapa orang tertentu harus diselamatkan. 4. Semua anggota kelompok harus setuju atas ke-8 orang yang perlu diselamatkan.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
LEMBAR REFLEKSI 1. Bagaimana perasaan Anda saat diminta untuk memilih ke- 8 dari 15 orang yang akan Anda selamatkan dalam kegiatan “Ruang Perlindungan”?
………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………… 2. Apa pelajaran yang bisa Anda petik dari kegiatan “Ruang Perlindungan”?
………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………… 3. Berdasarkan dari kegiatan “Ruang Perlindungan”, tuliskan minimal satu hal yang ingin Anda tingkatkan/latih/praktekkan dalam hidup Anda!
………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………
106
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
107
Lampiran 2 Kuesioner Uji Coba
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2013
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
108
KUESIONER
A. Pengantar
Para siswa yang terkasih, pada kesempatan ini saya meminta kesediaan Anda mengisi kuesioner ini. Hasil dari pengolahan kuesioner ini bermanfaat untuk membantu menyusun program bimbingan di sekolah. Oleh karena itu saya mohon kesediaan Anda untuk dapat mengisi kuesioner ini secara jujur sesuai dengan pengalaman Anda sendiri. Kuesioner ini bersifat rahasia dan jawaban Anda tidak mempengaruhi nilai rapor. Terima kasih atas kesediaan Anda untuk mengisi kuesioner ini. B. Petunjuk Pengisian Bacalah masing-masing pernyataan di bawah ini dengan cermat. Pilihlah salah satu alternatif jawaban yang sesuai dengan diri Anda dengan memberi tanda cek (√) pada kolom yang sesuai. Keterangan Alternatif Jawaban: S : Selalu, bila hal tersebut selalu Anda lakukan SR : Sering, bila hal tersebut sering Anda lakukan KK : Kadang-kadang, bila hal tersebut kadang-kadang Anda lakukan TP : Tidak Pernah, bila hal tersebut tidak pernah Anda lakukan NO
PERNYATAAN
1.
Saya nyaman dengan warna kulit yang saya miliki.
2.
Saya percaya diri dengan tinggi badan saya.
3.
Saya nyaman dengan wajah yang saya miliki.
4.
Saya menerima kekurangan fisik yang saya miliki.
5.
Saya mensyukuri keseluruhan kondisi tubuh yang saya miliki.
6.
Saya nyaman dengan ciri-ciri fisik saya sebagai perempuan/laki-laki.
7.
Saya malu dengan warna kulit saya.
8.
Saya ingin memiliki bentuk tubuh yang tidak seperti tubuh saya saat ini.
9.
Saya malu dengan tinggi badan saya.
10.
Saya minder saat bersama dengan teman yang memiliki wajah menarik
S
Jawaban SR KK
TP
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 11.
Saya ingin memiliki wajah yang menarik seperti teman saya.
12.
Saya malu dengan kekurangan fisik yang saya miliki.
13.
Saya menerima kodrat saya sebagai perempuan/laki-laki.
14.
Saya bahagia terlahir sebagai perempuan/laki-laki.
15.
Saya nyaman bersikap sebagai perempuan/lakilaki. Saya memuji teman saya yang berhasil meraih
16.
prestasi. 17.
Saya ikut senang ketika ada teman yang mengalami keberhasilan.
18.
Saya menerima dengan senang hati bila ada orang lain yang memberi kritik untuk saya.
19.
Saya terbuka mengungkapkan perasaan yang sedang saya alami pada teman saya.
20.
Saya merasa tersinggung dengan kritik yang diberikan orang lain pada saya.
21.
Saya tidak mengakui perasaan yang sebenarnya sedang saya alami.
22.
Saat teman mengecewakan saya karena suatu hal,maka saya akan menyampaikan perasaan kecewa saya terhadapnya agar masalah tidak menjadi berlarut-larut.
23.
Saya bisa segera bangkit dari rasa duka cita.
24.
Saya memaafkan teman yang sudah menyakiti hati saya. Saat mendapat nilai yang tidak sesuai dengan harapan, membuat saya termotivasi untuk belajar lebih giat lagi. Saya menemukan hikmah dari peristiwa duka yang
25. 26.
saya alami. 27.
Saya menemui teman saya untuk saya jadikan
109
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
28.
tempat curahan hati saat saya mengalami kesedihan. Saya melampiaskan kemarahan saya pada orang lain.
29.
Saat teman mengecewakan saya, saya akan mendiamkannya.
30.
Saya kecewa dalam waktu yang lama saat hal yang saya inginkan tidak bisa saya raih.
32.
Saya menerima bakat yang saya miliki dalam bidang tertentu. Saya berani mengakui tentang ketidakpahaman saya pada materi pelajaran.
33.
Saya berani bertanya pada guru tentang materi
31.
pelajaran yang kurang saya pahami. 34.
Saya berani untuk mengakui nilai apapun yang saya dapat.
35.
Saya menerima keterbatasan kemampuan yang saya miliki.
36.
Saya berani mengeluarkan pendapat.
37.
Saya terbuka menerima masukan dari orang lain.
38.
Saya berani bertanya pada orang yang ahli saat saya menghadapi kesulitan mengerjakan sesuatu.
39.
Saya malu mengakui tentang ketidakpahaman saya pada materi pelajaran.
40.
Saya malu untuk mengakui nilai yang saya dapat.
41.
Saya malu untuk mengeluarkan pendapat.
42.
Saya meluangkan waktu untuk belajar guna mencapai cita-cita yang saya inginkan.
43.
Saya memiliki target dalam menyelesaikan setiap pekerjaan sesuai dengan kemampuan yang saya miliki.
44.
Saya memiliki cita-cita yang saya sesuaikan dengan kemampuan yang saya miliki.
110
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 45.
Saya ingin dilahirkan menjadi orang lain yang lebih beruntung daripada saya.
46.
Saya bergabung dalam kegiatan sosial.
47.
Saya senang memiliki banyak teman.
48.
Saya berani berkenalan dengan teman-teman baru.
49.
Saya mudah bergaul dengan siapa saja.
50.
Saya berani memulai pembicaraan dengan teman baru.
51.
Saya malu untuk bergabung dalam kegiatan sosial.
52.
Saya malu memperkenalkan diri pada temanteman baru.
53.
Saya kesulitan untuk bergaul dengan siapa saja.
54.
Saya tidak malu bila orang lain mengetahui kondisi keluarga saya.
55.
Saya memperkenalkan teman-teman saya pada orang tua.
56.
Saya senang saat teman-teman datang bermain ke rumah saya.
57.
Saya malu bila orang lain mengetahui kondisi keluarga saya.
58.
Saya malu bila teman-teman saya mengenal orang tua saya.
59.
Saya berpura-pura dalam bersikap di hadapan teman-teman.
60.
Saya menggunakan berbagai alasan untuk menolak saat teman-teman ingin bermain ke rumah saya.
111
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
112 Lampiran 3
TABULASI DATA UJI COBA KUESIONER NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
1 2 4 4 4 4 2 2 2 3 2 3 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4
2 3 4 3 4 4 2 2 3 2 4 3 2 2 2 2 2 1 1 4 2 2 2 4 4 4 4 2 4 4 2
3 3 4 4 4 4 2 4 2 4 4 3 4 3 3 4 3 3 2 4 4 4 2 4 4 4 4 2 4 4 3
4 4 4 4 4 4 2 4 3 4 4 3 4 4 2 4 3 2 2 4 4 4 2 4 4 4 3 2 4 4 4
5 4 4 4 4 4 2 2 3 4 4 3 4 4 3 4 4 3 2 4 4 4 2 4 4 4 4 2 4 3 4
6 4 4 4 4 4 2 3 3 4 4 3 4 4 1 4 4 3 2 4 4 4 3 4 4 4 4 2 4 4 2
7 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 2 4 4 4 4 3 3 4 4 4
8 3 4 4 4 4 1 1 3 2 4 4 1 3 2 2 2 1 1 1 4 3 1 4 4 3 1 1 3 3 3
9 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 2 3 2 4 4 2 3 4 4 3 1 4 3 4 3 3 4 4 4
10 3 4 3 4 4 4 4 3 2 4 4 2 3 3 4 4 3 3 3 4 3 1 4 4 3 2 3 4 3 3
11 3 4 4 4 4 4 4 3 2 4 4 2 2 2 4 3 3 3 3 4 3 1 3 3 3 2 3 4 4 3
12 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 2 3 2 4 4 2 3 4 4 3 1 4 3 4 3 3 4 4 4
13 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 3 4 4 2 1 4 3 2 4 4 3 4 4 4 4 4 2 4 4 4
14 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 3 4 4 2 4 4 3 2 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4
15 4 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 3 2 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4
16 4 4 3 2 2 2 2 2 3 3 4 2 3 2 3 3 3 4 3 4 2 4 4 3 3 3 2 3 4 2
17 4 4 4 4 2 4 4 3 4 4 3 4 4 1 3 2 3 4 4 4 2 2 4 4 3 3 3 3 2 4
18 4 4 4 2 4 3 4 2 3 4 4 3 3 2 2 3 2 4 4 2 3 4 4 4 4 3 2 4 2 4
19 4 4 4 4 4 2 4 3 4 4 3 4 4 2 4 3 2 2 4 4 4 2 4 4 4 3 2 4 4 4
20 3 4 4 3 3 3 3 3 2 3 4 2 3 1 3 4 3 4 3 4 3 1 4 3 4 2 3 3 3 3
21 3 4 4 3 3 1 3 2 2 3 3 1 3 2 3 3 3 2 2 3 3 1 4 3 2 1 3 2 2 3
22 3 4 4 2 2 2 3 2 2 2 4 1 3 2 2 1 2 4 4 1 2 2 2 3 2 3 2 3 2 2
23 2 4 2 4 2 2 2 2 2 2 1 2 2 3 3 2 3 4 4 2 3 2 2 4 4 3 2 4 3 2
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43
113 Lampiran 3
4 4 4 4 4 4 1 2 3 3 4 3 3 3 3 2 3 2 4 3 3 2 2 2 3 3 3 4 3 3 3 4 3 4 4 3 3 3 2 4 3 3 3 3 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 3 4 4 3 2 2 1 1 1 2 2 3 3 3 3 4 3 3 4 4 4 2 4 2 2 3 3 2 3 4 2 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 3 2 4 3 2 3 2 3 2 4 4 4 4 3 4 4 3 3 4 4 4 4 4 3 2 4 4 4 2 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 3 2 3 4 4 3 3 3 3 4 3 4 3 3 4 4 4 4 4 4 2 3 3 2 3 2 2 2 4 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 2 3 4 3 3 2 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 1 1 4 4 3 2 4 2 2 2 2 4 4 2 2 4 2 4 3 4 2 1 4 2 3 2 3 4 4 2 3 2 4 4 3 2 4 3 3 4 4 1 3 3 3 3 4 4 4 4 4 3 3 2 2 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 3 4 2 2 2 3 147 123 147 148 151 150 159 118 151 142 136 151 150 156 157 129 146 132 148 129 112 108 115
Lanjutan 24 3 4 4 4 2 2 2 2 4 3 3 2 3 1 3 4 3
25 4 4 4 2 4 4 4 2 4 3 4 3 3 2 3 2 3
26 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 3 4 4 2 4 4 3
27 4 1 2 2 2 2 2 2 2 4 3 1 3 4 3 4 2
28 3 4 4 4 3 3 4 3 3 3 3 4 3 2 3 4 2
29 3 4 4 1 3 2 1 2 3 2 1 3 2 2 3 1 2
30 3 4 4 3 3 3 1 3 2 2 3 2 3 1 2 3 3
31 4 4 4 3 4 4 2 3 4 4 3 3 4 3 4 4 3
32 4 4 3 2 2 2 2 2 3 3 4 2 3 2 3 3 3
33 3 2 3 3 3 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2
34 3 4 4 4 2 2 4 3 4 3 3 3 3 2 2 3 3
35 4 4 4 4 4 2 4 3 3 4 4 3 3 2 3 4 3
36 2 4 2 4 4 4 4 2 2 4 4 3 3 2 4 4 3
37 4 4 4 4 4 2 3 2 4 3 4 4 4 2 2 4 3
38 3 1 3 4 4 2 4 2 3 3 3 1 3 2 3 3 3
39 4 2 4 4 4 3 3 4 2 3 4 3 3 3 3 4 3
40 4 2 4 4 3 3 4 4 4 3 4 4 3 3 3 4 3
41 3 4 3 4 4 4 4 3 2 4 4 2 3 3 4 4 3
42 4 3 4 3 4 4 4 2 2 4 2 3 3 3 4 2 2
43 4 4 4 4 4 4 4 2 2 4 4 4 3 4 3 2 3
44 4 4 4 4 4 4 4 3 2 4 3 4 3 4 3 4 2
45 3 4 4 3 3 3 1 3 2 2 3 2 3 1 2 3 3
46 4 1 2 2 4 4 4 1 2 2 2 3 2 2 3 3 2
47 4 4 4 4 4 2 3 2 4 3 4 4 4 2 2 4 3
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 2 4 2 2 3 1 1 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 3 4 4 4 1 4 4 4 4 4 2 4 3 3 4 3 2 4 4 2 4 4 3 4 3 4 4 4 3 2 4 4 4 4 2 4 3 3 4 4 2 4 4 4 4 4 1 3 4 4 4 4 3 2 4 4 3 4 3 3 3 4 4 2 2 3 3 2 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 2 2 4 4 1 1 2 3 4 2 2 4 3 2 2 4 2 1 2 3 4 2 2 2 1 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 2 1 2 4 3 2 3 4 2 3 4 3 2 4 4 4 4 2 2 3 3 2 4 2 3 2 2 4 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 4 2 2 4 3 2 4 3 3 1 1 4 3 2 2 4 2 3 4 1 2 2 3 3 3 1 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 2 2 3 2 2 3 3 3 3 3 3 2 2 3 1 3 4 4 4 4 3 1 3 4 3 3 3 4 3 3 4 4 3 4 4 4 3 3 1 3 2 4 4 2 4 1 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 2 3 3 4 4 4 4 3 4 4 4 2 3 2 1 4 2 2 2 2 2 3 2 3 3 3 2 2 2 1 3 3 2 2 3 3 4 4 2 3 2 1 3 3 2 2 3 3 4 3 3 2 3 2 1 2 4 4 3 2 4 2 3 3 2 2 3 3 2 2 2 3 4 3 2 2 2 3 2 2 3 4 4 2 4 4 4 4 4 4 3 4 2 4 2 4 3 4 3 4 4 4 3 4 2 2 4 2 4 3 3 4 2 1 4 2 2 2 4 3 4 4 2 2 3 3 2 2 2 3 4 2 3 3 3 4 4 2 4 4 2 2 4 4 3 3 4 2 4 3 4 2 2 3 4 4 4 4 4 4 4 2 3 4 3 2 3 3 3 3 3 2 4 4 3 2 2 4 4 2 3 3 3 4 2 2 4 4 2 4 3 3 4 4 3 2 3 3 4 4 2 3 4 4 3 1 3 4 4 2 3 4 4 2 4 3 3 3 2 2 2 3 2 2 4 3 3 3 4 1 4 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 2 3 4 4 3 2 3 1 3 3 3 3 4 4 2 4 3 3 2 4 3 4 4 4 4 4 3 3 2 3 4 3 2 3 2 3 4 3 2 3 4 3 2 3 2 3 2 3 4 4 3 4 2 2 3 4 3 3 1 3 4 4 4 4 4 4 4 4 1 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 1 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 2 3 123 141 156 111 139 98 118 159 129 103 137 148 127 134 135 134 142 142 136 138 149 118 114 134
114 Lampiran 3
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI Lanjutan 48 4 4 2 4 2 4 4 4 3 3 3 4 3 2 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 2 3 4 3 2 2 3
49 2 4 4 4 4 2 2 2 3 2 3 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 2 4
50 4 4 4 2 4 3 4 2 3 4 4 3 3 2 2 3 2 4 4 2 3 4 4 4 4 3 2 4 2 4 2 3 3
51 4 1 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 3 2 3 4 3 4 4 3 4 3 4 3 3 3 3 4 4 4 3 3 4
52 3 3 4 4 4 3 4 3 4 3 4 2 3 3 3 4 3 4 4 3 2 3 4 3 3 2 3 1 4 4 3 3 4
53 4 1 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4 2 3 4 3 4 1 3 3 4 4 3 3 4 4 4 4 4 3 3 3
54 2 4 4 1 1 3 1 4 4 4 4 2 3 2 4 3 2 4 1 4 3 2 4 4 4 1 1 1 4 2 2 4 4
55 2 4 3 3 4 3 3 2 3 2 3 3 3 3 4 3 2 4 4 4 4 4 2 4 3 3 3 4 4 2 2 4 2
56 4 4 4 3 4 4 4 4 2 2 3 2 3 4 4 4 3 4 4 4 4 2 4 4 3 4 4 2 4 2 3 4 3
57 3 4 4 3 3 3 3 3 2 3 4 2 3 1 3 4 3 4 3 4 3 1 4 3 4 2 3 3 3 3 3 3 4
58 3 4 4 3 3 1 3 2 2 3 3 1 3 2 3 3 3 2 2 3 3 1 4 3 2 1 3 2 2 3 3 3 3
59 4 4 4 4 4 2 4 4 2 4 4 4 4 1 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3
60 4 1 4 3 4 4 3 4 4 4 4 3 3 4 3 4 3 4 3 3 4 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4 4
Jml 207 211 222 204 209 166 189 170 181 201 202 173 190 136 190 201 162 191 207 210 191 154 226 205 198 169 155 203 209 180 170 179 212
115 Lampiran 3
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 4 1 2 3 3 4 4 4 4 3 3 3 4 2 4 2 4 3 3 4 2 4 3 2 4 3 3 3 2 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 3 4 4 4 2 3 4 4 4 4 3 4 4 2 4 2 3 3 3 2 4 4 3 2 4 3 4 2 3 3 3 3 3 4 3 2 4 4 4 3 4 2 4 3 4 1 4 4 2 2 4 4 4 4 4 3 3 1 3 2 4 3 2 3 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 2 2 4 4 2 4 3 3 4 4 4 4 4 2 2 3 4 142 147 132 149 139 144 126 138 151 129 112 158 155
170 194 202 209 184 190 190 180 202 198
116 Lampiran 3
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
117
Lampiran 4
HASIL UJI VALIDITAS TINGKAT PENERIMAAN DIRI No. Item
Pearson Correlation
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33
0.378 0.449 0.568 0.688 0.472 0.674 0.336 0.621 0.617 0.493 0.471 0.617 0.418 0.430 0.127 0.440 0.310 0.395 0.688 0.624 0.482 0.199 0.096 0.285 0.519 0.430 -0.024 0.417 0.184 0.463 0.524 0.440 0.537
𝒓𝒕𝒂𝒃𝒆𝒍 0,301 0,301 0,301 0,301 0,301 0,301 0,301 0,301 0,301 0,301 0,301 0,301 0,301 0,301 0,301 0,301 0,301 0,301 0,301 0,301 0,301 0,301 0,301 0,301 0,301 0,301 0,301 0,301 0,301 0,301 0,301 0,301 0,301
Keterangan VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID TIDAK VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID TIDAK VALID TIDAK VALID TIDAK VALID VALID VALID TIDAK VALID VALID TIDAK VALID VALID VALID VALID VALID
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60
0.503 0.655 0.308 0.601 0.347 0.175 0.124 0.493 0.447 0.352 0.409 0.463 0.250 0.601 0.139 0.378 0.395 0.378 0.310 0.099 0.342 0.130 0.144 0.624 0.482 0.512 -0.044
0,301 0,301 0,301 0,301 0,301 0,301 0,301 0,301 0,301 0,301 0,301 0,301 0,301 0,301 0,301 0,301 0,301 0,301 0,301 0,301 0,301 0,301 0,301 0,301 0,301 0,301 0,301
VALID VALID VALID VALID VALID TIDAK VALID TIDAK VALID VALID VALID VALID VALID VALID TIDAK VALID VALID TIDAK VALID VALID VALID VALID VALID TIDAK VALID VALID TIDAK VALID TIDAK VALID VALID VALID VALID TIDAK VALID
118
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
119
Lampiran 5 HASIL ANALISIS RELIABILITAS No.Subyek 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35
𝒙
103 104 113 106 109 82 92 84 92 100 100 94 98 70 96 101 86 95 105 106 97 79 113 103 101 86 81 109 105 95 87 89 108 81 96
𝒚
104 107 109 98 100 84 97 86 89 101 102 79 92 66 94 100 76 96 102 104 94 75 113 102 97 83 74 94 104 85 83 90 104 89 98
𝒙𝟐
10609 10816 12769 11236 11881 6724 8464 7056 8464 10000 10000 8836 9604 4900 9216 10201 7396 9025 11025 11236 9409 6241 12769 10609 10201 7396 6561 11881 11025 9025 7569 7921 11664 6561 9216
𝒚𝟐
10816 11449 11881 9604 10000 7056 9409 7396 7921 10201 10404 6241 8464 4356 8836 10000 5776 9216 10404 10816 8836 5625 12769 10404 9409 6889 5476 8836 10816 7225 6889 8100 10816 7921 9604
𝒙𝒚
10712 11128 12317 10388 10900 6888 8924 7224 8188 10100 10200 7426 9016 4620 9024 10100 6536 9120 10710 11024 9118 5925 12769 10506 9797 7138 5994 10246 10920 8075 7221 8010 11232 7209 9408
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 36 37 38 39 40 41 42 43
101 108 94 93 98 84 100 100
101 101 90 97 92 96 102 98
10201 11664 8836 8649 9604 7056 10000 10000
10201 10201 8100 9409 8464 9216 10404 9604
10201 10908 8460 9021 9016 8064 10200 9800
∑
4144
4048
403516
385460
393783
120
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI PERHITUNGAN RELIABILITAS
rXY =
rXY = rXY = rXY = rXY = rXY =
N ¦ XY ¦ X ¦ Y
^N ¦ X
2
`^
¦ X N ¦ Y 2 ¦ Y 2
2
`
(43𝑥393.783)−(4144)(4048)
�{43𝑥403.516−(4144)2 }{43𝑥385.460−(4048)2 } 16.932.669−16.774.912
�{17.351.188−17.172.736}{16.574.780−16.386.304} 157.757
√ 178.452𝑥188.476 157.757
√33.633.919.152 157.757
183.395,5265
rXY = 0, 86
Dikorelasikan dengan formula Spearman-Brown 𝑟𝑡𝑡 = 𝑟𝑡𝑡 = 𝑟𝑡𝑡 =
2 𝑥 𝑟𝑔𝑔 1+ 𝑟𝑔𝑔
2 𝑥 0,86
1+ 0,86
1,72 1,86
𝑟𝑡𝑡 = 0,925
121
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
122
Lampiran 6 Kuesioner Penelitian
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2013
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
A. Pengantar
123
KUESIONER
Para siswa yang terkasih, pada kesempatan ini saya meminta kesediaan Anda mengisi kuesioner ini. Kuesioner ini disusun dalam rangka penyusunan program bimbingan di sekolah. Oleh karena itu saya mohon kesediaan Anda untuk dapat mengisi kuesioner ini secara jujur sesuai dengan pengalaman Anda sendiri. Kuesioner ini bersifat rahasia dan jawaban Anda tidak mempengaruhi nilai rapor. Terima kasih atas kesediaan Anda untuk mengisi kuesioner ini.
B. Petunjuk Pengisian Bacalah masing-masing pernyataan di bawah ini dengan cermat. Pilihlah salah satu alternatif jawaban yang sesuai dengan diri Anda dengan memberi tanda cek (√) pada kolom yang sesuai. Keterangan Alternatif Jawaban: S : Selalu, bila hal tersebut selalu Anda lakukan SR : Sering, bila hal tersebut sering Anda lakukan KK : Kadang-kadang, bila hal tersebut kadang-kadang Anda lakukan TP : Tidak Pernah, bila hal tersebut tidak pernah Anda lakukan
NO
PERNYATAAN S
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13.
Saya nyaman dengan warna kulit yang saya miliki. Saya percaya diri dengan tinggi badan saya. Saya nyaman dengan wajah yang saya miliki. Saya menerima kekurangan fisik yang saya miliki. Saya mensyukuri keseluruhan kondisi tubuh yang saya miliki. Saya nyaman dengan ciri-ciri fisik saya sebagai perempuan/lakilaki. Saya malu dengan warna kulit saya. Saya ingin memiliki bentuk tubuh yang tidak seperti tubuh saya saat ini. Saya malu dengan tinggi badan saya. Saya minder saat bersama dengan teman yang memiliki wajah menarik. Saya ingin memiliki wajah yang menarik seperti teman saya. Saya malu dengan kekurangan fisik yang saya miliki. Saya menerima kodrat saya sebagai perempuan/laki-laki.
Jawaban SR KK
TP
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 14.
Saya bahagia terlahir sebagai perempuan/laki-laki.
15.
Saya memuji teman saya yang berhasil meraih prestasi. Saya ikut senang ketika ada teman yang mengalami keberhasilan. Saya menerima dengan senang hati bila ada orang lain yang memberi kritik untuk saya. Saya mengakui perasaan yang sedang saya alami. Saya merasa tersinggung dengan kritik yang diberikan orang lain pada saya. Saya tidak mengakui perasaan yang sebenarnya sedang saya alami.
16. 17. 18. 19. 20. 21.
Saat mendapat nilai yang tidak sesuai dengan harapan, saya termotivasi untuk belajar lebih giat lagi.
22.
Saya menemukan hikmah dari peristiwa duka yang saya alami.
23.
Saya melampiaskan kemarahan saya pada orang lain.
24.
Saya kecewa dalam waktu yang lama saat hal yang saya inginkan tidak bisa saya raih. Saya menerima bakat yang saya miliki dalam bidang tertentu. Saya berani mengakui ketidakpahaman saya pada materi pelajaran. Saya berani bertanya pada guru tentang materi pelajaran yang kurang saya pahami. Saya berani untuk mengakui nilai apapun yang saya dapat. Saya menerima keterbatasan kemampuan yang saya miliki. Saya berani mengeluarkan pendapat. Saya terbuka menerima masukan dari orang lain. Saya berani bertanya pada orang yang ahli saat saya menghadapi kesulitan mengerjakan sesuatu. Saya malu untuk mengeluarkan pendapat. Saya meluangkan waktu untuk belajar guna mencapai cita-cita yang saya inginkan. Saya memiliki target dalam menyelesaikan setiap pekerjaan sesuai dengan kemampuan yang saya miliki. Saya memiliki cita-cita yang saya sesuaikan dengan kemampuan yang saya miliki. Saya ingin dilahirkan menjadi orang lain yang lebih beruntung
25. 26. 27. 28. 29. 30. 31. 32. 33. 34. 35. 36. 37.
124
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 38.
39. 40. 41. 42. 43. 44. 45. 46.
daripada saya. Saya senang memiliki banyak teman. Saya mudah bergaul dengan siapa saja. Saya berani memulai pembicaraan dengan teman baru. Saya malu untuk bergabung dalam kegiatan sosial. Saya malu memperkenalkan diri pada teman-teman baru. Saya tidak malu bila orang lain mengetahui kondisi keluarga saya. Saya malu bila orang lain mengetahui kondisi keluarga saya. Saya malu bila teman-teman saya mengenal orang tua saya. Saya berpura-pura dalam bersikap di hadapan teman-teman.
☺ Terima Kasih ☺
125
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
126 Lampiran 7
TABULASI DATA PENELITIAN NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28
1 4 2 4 4 3 3 3 3 4 2 2 3 4 4 2 2 4 3 4 4 3 4 3 4 4 1 4 4
2 4 3 3 2 2 3 2 2 3 4 4 4 4 4 1 3 2 2 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4
3 4 3 4 4 3 4 3 2 3 4 3 4 4 4 2 2 4 3 3 4 3 4 3 4 4 4 4 4
4 4 3 4 2 3 4 2 4 3 3 2 3 3 4 2 3 2 4 4 2 3 4 2 3 3 4 3 4
5 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3 4 3 4 4 3 3 4 4 4 3 3 4 4 4 3 4 3 4
6 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4
7 4 4 4 4 3 3 4 4 4 3 3 2 4 4 3 3 4 3 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4
8 2 2 4 3 3 2 3 3 4 3 4 3 3 4 1 3 2 2 3 2 3 3 4 4 2 4 4 4
9 4 4 4 3 3 2 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 3 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4
10 4 4 4 4 4 3 3 4 4 3 3 3 4 4 3 2 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4
11 3 3 4 4 3 4 3 4 4 3 3 3 4 4 3 3 3 2 1 4 3 3 3 1 4 4 4 4
12 4 4 4 3 4 4 3 4 4 3 3 4 4 4 3 3 4 4 3 3 3 4 2 4 3 4 4 4
13 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
14 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
15 4 4 3 4 3 3 2 2 3 4 4 4 4 2 3 3 4 3 3 3 4 3 2 2 3 4 3 2
16 4 4 3 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 2 3 3 4 3 4 2 4 4 3 2 3 4 4 3
17 4 3 3 2 3 3 2 2 3 3 3 4 3 2 2 2 4 2 4 2 3 3 3 4 3 4 2 4
18 3 3 4 4 4 4 2 2 2 3 3 2 2 1 2 1 4 3 4 2 2 4 4 4 3 4 4 3
19 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 4 3 4 3 1 4 3 3 3 3 3 3 1 2 4 3 3
20 3 3 4 3 4 3 3 3 4 2 4 3 2 4 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 2 4 3 2
21 3 3 3 4 3 4 3 1 4 3 4 4 4 2 3 2 4 2 3 2 2 4 3 4 3 4 3 3
22 3 3 3 4 3 4 2 3 3 3 3 3 3 2 3 4 4 2 3 2 2 4 2 4 2 4 2 3
23 4 3 2 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 4 3 4 3 3 4 3 4 3 1 3 4 4 3
24 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 1 3 2 2 2 3 3 1 2 1 3 3
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61
4 4 4 4 3 4 3 3 4 4 2 4 4 2 3 2 2 3 4 2 4 4 4 2 4 2 4 4 4 4 2 3 4
2 3 4 4 4 4 4 2 4 2 4 4 4 3 3 2 2 4 2 3 3 4 2 2 3 4 4 4 4 4 3 4 4
4 3 4 4 3 4 3 4 2 2 4 4 2 3 2 2 2 4 3 2 4 3 2 2 3 2 4 3 4 4 3 4 4
4 3 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 2 3 2 4 4 4 4 2 3 2 3 2 4 2 4 2 4 2 2 4 4
4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 3 3 2 4 2 4 4 4 4 3 4 4
4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 2 4 4 4 4 4 4 4
3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 3 3 4 3 4 3 3 4
1 3 1 2 4 4 4 4 3 3 4 3 4 3 3 1 3 3 3 3 2 4 4 4 3 4 3 1 4 4 4 4 3
1 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
1 3 4 4 4 4 3 4 4 3 3 3 4 4 3 3 3 4 4 3 4 4 3 4 2 3 3 3 4 4 3 3 3
1 4 3 4 4 4 3 3 4 4 3 4 3 4 2 3 3 4 4 3 4 3 4 4 2 2 3 3 4 4 4 3 3
1 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 1 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 3 4 3 4 3 3 3 4
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 2 4 4 4 4 4 2 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 3 3 3 3 4 2 2 3 2 2 4 4 4 2 3 2 2 3 3 3 2 4 4 2 2 4 1 3 2 2
4 4 4 4 3 3 3 4 3 4 3 4 2 4 2 4 4 3 3 4 4 3 3 3 4 3 4 2 4 2 3 3 3
3 4 2 2 3 4 2 2 2 2 3 3 3 2 2 2 2 3 2 4 3 2 3 3 3 4 2 3 3 2 2 3 4
4 4 1 3 2 3 4 2 2 2 4 1 4 2 3 1 4 2 4 2 2 4 2 2 3 2 2 3 2 2 2 2 2
1 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 1 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 4
127 Lampiran 7 1 2 4 3 3 3 1 3 3 3 3 3 3 3 1 3 3 3 2 3 3 4 2 4 3 3 3 2 3 4 3 3 2
4 3 2 3 3 3 4 4 2 2 2 2 2 3 3 4 3 3 3 2 3 3 3 2 4 2 3 3 3 3 2 4 2
4 3 2 4 3 2 3 4 2 2 1 3 1 3 3 4 2 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 1 3 4 3
3 3 4 3 3 4 3 3 3 4 1 3 4 3 1 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 4 3 3 3 2 3 4
1 3 3 4 3 4 4 4 3 3 1 3 1 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 4 3 3 4 3 3 3
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 62 63 64
128 Lampiran 7
1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 3 3 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 2 4 2 3 4 4 2 3 3 2 2 1 2 2 2 3 4 4 3 4 3 2 2 3 3 3 2 2 3 3 2 3 4 208 209 209 205 233 240 233 198 239 224 213 228 245 251 193 215 180 174 193 186 192 182 202 180
Lanjutan 25 3 3 4 4 3 4 3 3 3 3 4 4 4 4 3 4 4 3 4 3 3 4 4 4
26 3 3 4 4 4 4 3 3 3 2 3 4 3 4 4 2 4 2 4 3 3 2 3 4
27 3 3 3 4 4 2 4 3 3 3 4 3 3 4 4 2 3 2 4 3 3 3 3 4
28 3 3 4 4 4 4 2 4 3 3 3 2 2 4 3 4 4 3 4 3 3 4 3 4
29 3 3 4 4 4 4 2 4 4 2 2 3 4 4 3 2 3 2 4 3 3 4 3 3
30 3 3 3 4 2 3 2 3 3 2 4 3 3 2 4 4 3 2 4 2 4 4 3 2
31 3 4 3 4 3 4 2 2 3 2 3 4 4 2 3 2 4 3 4 3 3 4 3 2
32 3 3 3 4 4 3 3 3 4 3 3 4 3 2 3 3 4 3 4 3 3 4 3 4
33 3 3 3 3 3 3 3 4 4 2 4 4 3 4 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3
34 2 2 2 3 3 4 2 3 3 3 2 3 2 4 2 2 3 2 4 3 2 3 3 4
35 3 2 3 3 4 3 4 3 4 3 2 4 4 4 2 4 3 3 3 3 3 3 3 4
36 4 2 3 4 3 4 4 3 3 3 4 4 4 4 2 4 3 3 4 4 3 4 3 4
37 2 2 4 3 3 4 3 4 4 3 3 1 4 4 3 1 3 4 3 1 3 4 3 3
38 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 2 4 2 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4
39 4 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 4 4 2 3 2 4 2 3 2 3 4
40 4 3 2 4 2 4 2 2 3 2 4 3 2 4 3 1 3 3 4 2 3 4 3 4
41 3 3 4 3 2 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 3 4 3 2 3 3 4 3 4
42 3 3 3 3 2 4 3 3 4 2 4 3 3 4 3 3 4 3 4 3 3 3 2 4
43 4 2 3 3 4 4 3 3 3 4 2 2 3 4 2 2 4 3 4 2 2 4 3 4
44 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 3 3 4 3 2 3 3 4 4 4
45 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4
46 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 3 3 4 4 3 3 2 4 4 3
JML 159 144 160 161 152 162 135 145 158 139 150 152 158 162 135 126 164 137 158 137 140 168 147 157
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 4 4 4 4 4 4 2 4 4 3 4 3 4 2 4 4 3 3 3 4 3 4 4 4 3 4 3 2 3 4 4 4 4
2 4 2 3 4 4 2 4 2 3 4 2 3 2 3 2 3 3 2 4 3 3 3 2 2 3 2 2 3 2 3 2 2
3 4 2 4 4 2 4 3 2 4 4 3 3 2 4 2 3 3 2 2 4 3 2 2 2 2 3 3 2 2 3 2 2
3 4 3 4 4 3 2 3 2 4 4 4 4 2 4 2 3 2 3 4 3 3 3 4 4 3 3 3 3 4 3 2 3
3 4 3 4 4 4 2 4 3 3 4 4 4 2 4 2 2 3 3 4 2 3 4 4 3 3 4 2 3 4 4 3 3
3 4 3 4 3 2 2 2 3 3 2 3 4 2 2 4 3 3 2 4 3 2 3 3 2 2 3 1 2 4 2 3 2
3 4 3 4 3 3 4 2 3 3 2 3 2 3 2 3 2 3 2 4 2 2 2 4 4 3 3 1 3 4 3 3 4
2 4 4 4 3 3 2 3 2 3 4 4 3 3 3 3 3 4 2 2 2 3 2 4 2 2 3 2 3 4 2 4 3
3 4 3 4 3 3 4 3 3 3 3 4 4 3 3 4 4 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3
2 4 2 3 3 2 4 2 3 3 4 1 2 2 2 2 2 3 2 4 2 3 2 2 3 1 3 3 3 2 3 2 4
3 4 2 4 4 3 4 3 3 3 4 3 3 2 4 2 2 3 3 4 4 2 2 3 3 3 3 2 4 3 2 3 3
3 4 3 3 4 3 4 4 2 3 4 3 2 2 2 4 3 3 2 2 4 4 3 4 3 3 3 3 4 4 3 3 4
4 1 4 4 1 3 3 3 4 4 2 4 4 4 3 3 4 4 2 3 3 4 4 4 4 3 3 3 4 4 3 3 3
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 1 3 4 4 4 4 4 3 3 4 4 3 4 4 4 3
4 4 4 4 4 3 2 2 3 3 4 2 3 2 3 4 3 3 3 4 3 4 4 4 2 2 3 2 2 4 4 3 2
4 4 4 4 2 3 2 2 3 3 4 3 3 2 2 4 2 3 4 4 2 2 3 3 2 2 4 4 2 2 2 3 2
3 4 3 4 2 3 3 3 3 4 3 4 4 3 3 3 4 4 3 4 3 3 3 3 4 4 1 3 3 3 3 2 3
3 4 3 4 1 2 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 2 3 3 3 4 4 3 1 2 4 3 3 3
4 4 4 4 2 4 2 4 4 2 4 2 4 2 2 2 4 3 2 2 3 3 2 4 1 1 2 2 2 4 4 3 2
4 4 4 4 2 4 3 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 4 4 2 3
129 Lampiran 7 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 3
3 3 4 4 3 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3
148 174 157 170 135 154 145 155 147 163 159 153 152 133 144 148 140 147 127 153 138 149 146 150 146 142 142 128 144 148 152 139 151
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 1 1 2 3 2 1 2 2 3 3 1 4 1 4 4 4 4 1 4 1 1 4 3 2 2 2 3 2 2 3 3 2 3 3 3 2 3 3 4 3 3 4 4 4 3 3 3 2 3 2 4 3 3 4 4 4 3 4 4 3 3 4 2 4 4 4 4 2 2 3 4 2 4 2 3 2 4 4 4 4 4 2 3 1 1 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 2 4 4 4 4 4 4 4 4 1 4 4 4 4 2 2 2 4 2 4 2 3 2 2 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 1 2 2 3 3 1 2 2 2 2 3 1 4 3 4 3 3 3 4 4 4 3 222 184 186 204 208 176 192 194 207 168 198 212 204 234 202 189 205 195 187 223 245 233
130 Lampiran 7 129 135 155 148 169 156 123
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
131
Lampiran 8
KUALIFIKASI PENERIMAAN DIRI PARA SISWA KELAS X SMA BUDYA WACANA YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2012/2013 No
Skor Siswa
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34
123 126 127 128 129 133 135 135 135 135 137 137 138 139 139 140 140 142 142 144 144 144 145 145 146 146 147 147 147 148 148 148 148 149
Persentase Skor (%) 66.8 68.5 69.0 69.6 70.1 72.3 73.4 73.4 73.4 73.4 74.5 74.5 75.0 75.5 75.5 76.1 76.1 77.2 77.2 78.3 78.3 78.3 78.8 78.8 79.3 79.3 79.9 79.9 79.9 80.4 80.4 80.4 80.4 81.0
Kategori Persentase PAP Tipe 1 65%-79% 65%-79% 65%-79% 65%-79% 65%-79% 65%-79% 65%-79% 65%-79% 65%-79% 65%-79% 65%-79% 65%-79% 65%-79% 65%-79% 65%-79% 65%-79% 65%-79% 65%-79% 65%-79% 65%-79% 65%-79% 65%-79% 65%-79% 65%-79% 65%-79% 65%-79% 80%-89% 80%-89% 80%-89% 80%-89% 80%-89% 80%-89% 80%-89% 80%-89%
Kategori Penerimaan Diri CUKUP CUKUP CUKUP CUKUP CUKUP CUKUP CUKUP CUKUP CUKUP CUKUP CUKUP CUKUP CUKUP CUKUP CUKUP CUKUP CUKUP CUKUP CUKUP CUKUP CUKUP CUKUP CUKUP CUKUP CUKUP CUKUP TINGGI TINGGI TINGGI TINGGI TINGGI TINGGI TINGGI TINGGI
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64
150 150 151 152 152 152 152 153 153 154 155 155 156 157 157 158 158 158 159 159 160 161 162 162 163 164 168 169 170 174
81.5 81.5 82.1 82.6 82.6 82.6 82.6 83.2 83.2 83.7 84.2 84.2 84.8 85.3 85.3 85.9 85.9 85.9 86.4 86.4 87.0 87.5 88.0 88.0 88.6 89.1 91.3 91.8 92.4 94.6
80%-89% 80%-89% 80%-89% 80%-89% 80%-89% 80%-89% 80%-89% 80%-89% 80%-89% 80%-89% 80%-89% 80%-89% 80%-89% 80%-89% 80%-89% 80%-89% 80%-89% 80%-89% 80%-89% 80%-89% 80%-89% 80%-89% 80%-89% 80%-89% 80%-89% 80%-89% 90%-100% 90%-100% 90%-100% 90%-100%
TINGGI TINGGI TINGGI TINGGI TINGGI TINGGI TINGGI TINGGI TINGGI TINGGI TINGGI TINGGI TINGGI TINGGI TINGGI TINGGI TINGGI TINGGI TINGGI TINGGI TINGGI TINGGI TINGGI TINGGI TINGGI TINGGI SANGAT TINGGI SANGAT TINGGI SANGAT TINGGI SANGAT TINGGI
132
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
133
Lampiran 9 ANALISIS BUTIR ITEM PENELITIAN NO
No Item
Skor Item
1
14
251
2
13
245
3
45
245
4 5 6
6 9 38
240 239 234
7 8
5 7
233 233
9
46
233
10
12
228
11
10
224
12
44
223
13
25
222
14
16
215
15
11
213
16 17 18
36 2 3
212 209 209
19
1
208
20 21
29 33
208 207
22
4
205
23
41
205
24
28
204
Pernyataan Saya bahagia terlahir sebagai perempuan/lakilaki. Saya menerima kodrat saya sebagai perempuan/laki-laki. Saya malu bila teman-teman saya mengenal orang tua saya. Saya nyaman dengan ciri-ciri fisik saya sebagai perempuan/laki-laki. Saya malu dengan tinggi badan saya. Saya senang memiliki banyak teman. Saya mensyukuri keseluruhan kondisi tubuh yang saya miliki. Saya malu dengan warna kulit saya. Saya berpura-pura dalam bersikap di hadapan teman-teman. Saya malu dengan kekurangan fisik yang saya miliki. Saya minder saat bersama dengan teman yang memiliki wajah menarik. Saya malu bila orang lain mengetahui kondisi keluarga saya. Saya menerima bakat yang saya miliki dalam bidang tertentu. Saya ikut senang ketika ada teman yang mengalami keberhasilan. Saya ingin memiliki wajah yang menarik seperti teman saya. Saya memiliki cita-cita yang saya sesuaikan dengan kemampuan yang saya miliki. Saya percaya diri dengan tinggi badan saya. Saya nyaman dengan wajah yang saya miliki. Saya nyaman dengan warna kulit yang saya miliki. Saya menerima keterbatasan kemampuan yang saya miliki. Saya malu untuk mengeluarkan pendapat. Saya menerima kekurangan fisik yang saya miliki. Saya malu untuk bergabung dalam kegiatan sosial. Saya berani untuk mengakui nilai apapun yang saya dapat.
Kategori SANGAT TINGGI SANGAT TINGGI SANGAT TINGGI SANGAT TINGGI SANGAT TINGGI SANGAT TINGGI SANGAT TINGGI SANGAT TINGGI SANGAT TINGGI T I NGGI T I NGGI T I NGGI T I NGGI T I NGGI T I NGGI T I NGGI T I NGGI T I NGGI T I NGGI T I NGGI T I NGGI T I NGGI T I NGGI T I NGGI
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 25
37
204
26 27
23 39
202 202
28
8
198
29
35
198
30
42
195
31
32
194
32
15
193
33
19
193
34
21
192
35
31
192
36
40
189
37
43
187
38
20
186
39
27
186
40
26
184
41
22
182
42
17
180
43 44
24 30
180 176
45
18
174
46
34
168
Saya ingin dilahirkan menjadi orang lain yang lebih beruntung daripada saya. Saya melampiaskan kemarahan saya pada orang lain. Saya mudah bergaul dengan siapa saja. Saya ingin memiliki bentuk tubuh yang tidak seperti tubuh saya saat ini. Saya memiliki target dalam menyelesaikan setiap pekerjaan sesuai dengan kemampuan yang saya miliki. Saya malu memperkenalkan diri pada temanteman baru. Saya berani bertanya pada orang yang ahli saat saya menghadapi kesulitan mengerjakan sesuatu. Saya memuji teman saya yang berhasil meraih prestasi. Saya merasa tersinggung dengan kritik yang diberikan orang lain pada saya. Saat mendapat nilai yang tidak sesuai dengan harapan, saya termotivasi untuk belajar lebih giat lagi. Saya terbuka menerima masukan dari orang lain. Saya berani memulai pembicaraan dengan teman baru. Saya tidak malu bila orang lain mengetahui kondisi keluarga saya. Saya tidak mengakui perasaan yang sebenarnya sedang saya alami. Saya berani bertanya pada guru tentang materi pelajaran yang kurang saya pahami. Saya berani mengakui ketidakpahaman saya pada materi pelajaran. Saya menemukan hikmah dari peristiwa duka yang saya alami. Saya menerima dengan senang hati bila ada orang lain yang memberi kritik untuk saya. Saya kecewa dalam waktu yang lama saat hal yang saya inginkan tidak bisa saya raih. Saya berani mengeluarkan pendapat. Saya mengakui perasaan yang sedang saya alami. Saya meluangkan waktu untuk belajar guna mencapai cita-cita yang saya inginkan.
T I NGGI CUKUP CUKUP CUKUP
CUKUP CUKUP
CUKUP CUKUP CUKUP
CUKUP CUKUP CUKUP CUKUP CUKUP CUKUP CUKUP CUKUP CUKUP CUKUP CUKUP CUKUP CUKUP
134
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
135
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
136
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
137