PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PENGARUH PEMBERIAN JANGKA PANJANG EKSTRAK ETANOL KULIT Persea americana Mill. TERHADAP KONSENTRASI ALKALIN FOSFATASE PADA TIKUS JANTAN GALUR WISTAR TERINDUKSI KARBON TETRAKLORIDA SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm) Program Studi Farmasi
Oleh : Lusia Drikti Nini Gorantokan NIM : 118114036
FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2014
i
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
HALAMAN PERSEMBAHAN Suatu tantangan yang harus dihadapi Suatu perjuangan yang harus dimenangkan Suatu kesusahan yang harus ditaati Suatu tragedi yang harus dialami Suatu tugas yang harus dilaksanakan Suatu janji yang harus dipenuhi Suatu perjalanan yang harus diselesaikan Suatu pertanyaan yang harus dijawab Suatu persoalan yang harus dipecahkan Suatu kesempatan yang harus dipakai Suatu kesulitan yang harus dikalahkan Suatu impian yang harus diwujudkan Suatu rahmat yang harus dipelihara, dicintai dan disyukuri.... (Yustinus Sumantri Hp, SJ).
Kupersembahkan karya sederhana ini, Untuk Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria yang selalu menyertai Untuk keringat dan kasih sayang luar biasa, Bapak dan Mama... Untuk motivasi, adikku semata wayang Untuk semangat dan harapan, para sahabatku Untuk Almamaterku, Sanata Dharma tercinta...
iv
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
v
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
vi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PRAKATA Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena atas berkat dan rahmat-Nya, skripsi dengan judul “Pengaruh Pemberian Jangka Panjang Ekstrak Etanol Kulit Persea americana Mill. Terhadap Konsentrasi Alkalin Fosfatase Pada Tikus Jantan Galur Wistar Terinduksi Karbon Tetraklorida” dapat diselesaikan dengan baik dan tepat pada waktunya. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Farmasi (S.Farm) Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Skripsi ini dapat disusun dengan baik, tentunya tidak terlepas dari bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan limpah terima kasih yang sebesar-besarnya kepada: 1. Ibu Aris Widayati, M.Si., Apt., Ph.D. selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. 2. Ibu Phebe Hendra, M.Si., Ph.D., Apt. selaku Dosen Pembimbing dan Dosen Penguji Skripsi penulis, atas segala bimbingan, bantuan, motivasi, semangat, kritik dan juga saran yang diberikan selama proses pengerjaan skripsi tersebut hingga selesai. 3. Bapak Florentinus Dika Riswanto, M.Sc selaku Dosen Penguji pada skripsi tersebut. 4. Ibu Damiana Candarasari, M.Sc selaku Dosen Penguji pada skripsi tersebut. 5. Ibu Agustina Setiawati, M. Sc., Apt. selaku Kepala Laboratorium Fakultas Farmasi yang telah memberikan izin dalam penggunaan semua fasilitas laboratorium untuk kepentingan dan keberlangsungan skripsi tersebut. 6. Bapak Yohanes Dwiatmaka, M. Si., yang telah memberikan bantuan dalam determinasi buah Persea americana Mill. 7. Bapak Heru, Bapak Pardjiman, Bapak Kayat, Bapak Kunto, Bapak Suparlan, Bapak Wagiran, selaku Laboran Laboratorium Fakultas
vii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
8. Farmasi atas bantuan dan dukungannya kepada penulis dalam proses pengerjaan skripsi tersebut. 9. Keluarga penulis yang sangat penulis cintai, Mama Elisabeth Sulastri, Bapak Agustinus Lebu Raya, dan adik Lousia yang selalu memberikan cinta,
dukungan,
motivasi
dan
semangat
bagi
penulis
untuk
menyelesaikan skripsi tersebut. 10. Rekan-rekan Tim Alpukat : Brigita Wina, Gemah Restuti, Ester Rina, Fransisca Andriani, Angeline Syahputri, Maria Desita, Risa Puspitasari, Vivo Puspitasari, Jolinna Michelia, Bernadet Brigita, Theresia Eviani, Margaretha Nova, Paramita Mita, dan Alice Putriasih atas segala kerja sama, dukungan, dan bantuannya. 11. Para sahabat tercinta, Brigita Wina, Gemah Restuti, Prasetyo Handy, Margareta Jeane, Christian Adit, Lisania Ines, Pande Made Desy, Ester Rina, Verni Emelia, Rose Erita, Dara Prabandari, Trifonia Ingrid (encim tergalak), Flaviana Rinta, Dara Novianta, Fransisca Andriani. 12. Yohana Yusuf, sahabat yang benar-benar memahami, memotivasi, mendukung, membawa perubahan besar, dan selalu mendoakan. 13. Para sahabat dari masa putih-merah hingga saat ini, Cindy Rose, Stefani Didin, Veronika Trisna, Eligia Tutut, Anna Wibowo, Ruth Grace, Angelina Christofania, Martha Pulingmuding, Oshin Tjung, Tajuddin, Eu Pandhu, Jean Christin, Thesa Wanga dan Neta Niron atas dukungannya. 14. Keluarga besar FKK A 2011 yang selalu mendukung, membantu, menghibur, dan memberikan pelajaran hidup yang berharga. 15. Sr. M. Ellen, OSF, keluarga besar asrama Marsudirini Muntilan dan para Guru SMA Marsudirini Muntilan atas segala dukungan dan doa. 16. Partner of quote, Dody Septian Muhtar Putra, atas semua pengetahuan, dorongan, semangat, humor yang selalu menghibur, quotes yang selalu memotivasi dan doa yang menguatkan. 17. Kakak-kakak PIA Kotabaru yang super gokil dan selalu menghibur, mendukung, memotivasi, membantu dan mendoakan.
viii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
18. Anggota APPS Farmasi USD 2014 icik yang selalu mendukung dan memotivasi. 19. Kakak-kakak kece badai, Fransiska Dwijayanti, Ruth Dita Khasanti, Istri Candrawidhita, Elizabeth Ananda, dan Ester Septi atas semua dukungan, motivasi, doa dan kekuatan yang diberikan. 20. Teman-teman
seperjuangan,
Farmasi
USD
2011
atas
segala
kebersamaan, pelajaran, motivasi, dorongan dan dukungannya. 21. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu oleh penulis, yang telah ikut membantu penulis dalam proses penyusunan dan penyelesaian skripsi tersebut. Penulis menyadari bahwa dalam skirpsi ini masih terdapat banyak kekurangan. Oleh karena itu penulis mengharapkan adanya kritik dan saran yang bersifat membangun sehingga skrispsi ini menjadi lebih sempurna. Penulis berharap skripsi tersebut dapat bermanfaat bagi perkembangan pengetahuan masyarakat teruatama di bidang farmasi. Yogyakarta, November 2014
Penulis
ix
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL .................................................................................................. i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING........................................................... ii HALAMAN PENGESAHAN... .................................................................................. iii HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................................. iv PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ........................................................................ v LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS .................................................................... vi PRAKATA .................................................................................................................. vii DAFTAR ISI .............................................................................................................. x DAFTAR TABEL ....................................................................................................... xiv DAFTAR GAMBAR .................................................................................................. xv DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................... xvi INTISARI .................................................................................................................. xvii ABSTRACT ................................................................................................................. xviii BAB I. PENGANTAR ................................................................................................ 1 A. Latar Belakang ........................................................................................ 1 B. Perumusan masalah ................................................................................. 4 C. Keaslian Penelitian .................................................................................. 5 D. Manfaat Penelitian ................................................................................... 5 E. Tujuan Penelitian ..................................................................................... 6 BAB II. TINJAUAN PUSTAKA................................................................................. 7 A. Tanaman Persea americana Mill. ........................................................... 7 1. Sinonim ............................................................................................ 7 2. Nama daerah..................................................................................... 7 3. Taksonomi ........................................................................................ 7 4. Morfologi ......................................................................................... 8 5. Kandungan ....................................................................................... 8 6. Khasiat dan kegunaan ...................................................................... 8 B. Anatomi dan Fisiologi Hati..................................................................... 9 C. Kerusakan Hepar .................................................................................... 11
x
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
a. Perlemakan hepar ............................................................................... 11 b. Kolestasis ........................................................................................... 13 c. Fibrosis dan Sirosis ............................................................................. 14 d. Nekrosis ............................................................................................. 15 e. Apoptosis ............................................................................................ 16 D. Hepatotoksin .......................................................................................... 16 E. Karbon Tetraklorida................................................................................ 17 F.
Alkalin Fosfatase .................................................................................... 20
G. Landasan Teori ....................................................................................... 22 H. Hipotesis ................................................................................................ 24 BAB III. METODE PENELITIAN ............................................................................ 25 A. Jenis dan Rancangan Penelitian ............................................................. 25 B. Variabel dan Definisi Operasional........................................................... 25 1. Variabel utama .................................................................................. 25 2. Variabel pengacau ............................................................................. 25 3. Definisi operasional .......................................................................... 26 C. Bahan Penelitian..................................................................................... 27 1. Bahan utama ..................................................................................... 27 2. Bahan kimia ..................................................................................... 27 D. Alat Penelitian ........................................................................................ 27 a. Alat pembuatan serbuk kering kulit P. americana ........................ 27 b. Alat pembuatan ekstrak etanol kulit P. americana ....................... 28 c. Alat uji pengaruh pemberian ekstrak etanol kulit P. americana terhadap aktivitas ALP ............................................... 28 E. Tata Cara Penelitian................................................................................ 28 1. Determinasi serbuk kulit P. americana .............................................. 28 2. Pengumpulan bahan uji ..................................................................... 29 3. Pembuatan serbuk kulit P. americana................................................ 29 4. Penetapan kadar air pada serbuk kering P. americana ....................... 29 5. Pembuatan ekstrak etanol kulit P. americana .................................... 30 6. Pembuatan CMC-Na 1% .................................................................. 30
xi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
7. Pembuatan larutan karbon tetraklorida .............................................. 31 8. Uji pendahuluan ............................................................................... 31 a. Penetapan dosis hepatotoksik karbon tetraklorida........................ 31 b. Penetapan konsentrasi pekat ekstrak............................................ 31 c. Penetapan dosis ekstrak etanol kulit P. americana ....................... 32 d. Penetapan waktu pencuplikan darah ............................................ 32 9. Pengelompokkan hewan uji .............................................................. 32 10. Pembuatan serum.............................................................................. 33 11. Pengukuran aktivitas ALP ................................................................. 34 F. Tata Cara Analisis Hasil.......................................................................... 35 BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN .....................................................................36 1. Penyiapan Bahan ............................................................................................. 36 1. Hasil determinasi serbuk kulit P. americana .............................................. 36 2. Penetapan kadar air serbuk kering kulit P. americana ............................... 36 3. Hasil penimbangan bobot ekstrak etanol kulit P. americana ....................... 37 2. Uji Pendahuluan .............................................................................................. 37 1. Penentuan dosis hepatotoksik karbon tetraklorida ...................................... 37 2. Penentuan waktu pencuplikan darah .......................................................... 38 3. Hasil Uji Pengaruh Pemberian Jangka Panjang Ekstrak Etanol Kulit P. americana terhadap Aktivitas ALP ..................................................................41 1. Kontrol negatif .......................................................................................... 45 2. Kontrol karbon tetraklorida........................................................................ 46 3. Kontrol sediaan ......................................................................................... 47 4. Kelompok perlakuan dosis I ...................................................................... 48 5. Kelompok perlakuan dosis II .....................................................................49 6. Kelompok perlakuan dosis III ....................................................................50 7. Perbandingan aktivitas ALP antara kelompok perlakuan dosis ................... 51 8. Rangkuman pembahasan ........................................................................... 51 BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ...................................................................... 53 A. Kesimpulan .....................................................................................................53 B. Saran ............................................................................................................... 52
xii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................. 55 LAMPIRAN ............................................................................................................... 59 BIOGRAFI PENULIS .................................................................................................. 74
xiii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR TABEL
Tabel I. Rata-rata aktivitas ALT tikus setelah diinduski karbon tetraklorida 2 ml/kg BB ............................................................................................................................. 39 Tabel II. Hasil uji Scheffe aktivitas ALT tikus terinduksi karbon tetraklorida 2 ml/kg BB .................................................................................................................... 40 Tabel III. Pengaruh dosis pemberian ekstrak etanol kulit P. americana jangka panjang terhadap hepatotoksisitas karbon tetraklorida dilihat dari aktivitas ALP ......... 43 Tabel IV. Hasil Uji Scheffe aktivitas Alkalin fosfatase tikus antar kelompok perlakuan .................................................................................................................... 44
xiv
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Struktur hati .............................................................................................. 10 Gambar 2. Struktur mikroskopik hati yang mengalami steatosis .................................. 12 Gambar 3. Struktur hati yang mengalami kolestasis .................................................... 13 Gambar 4. Mekanisme biotransformasi karbon tetraklorida ......................................... 18 Gambar 5. Diagram batang orientasi aktivitas ALT tikus setelah diinduksi karbon tetraklorida.................................................................................................................. 39 Gambar 6. Diagram batang rata-rata aktivitas Alkalin fosfatase tikus terinduksi karbon tetraklorida 2 ml/kg BB yang diberi ekstrak etanol kulit P. americana 1 kali sehari selama 6 hari .............................................................................................. 45
xv
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Foto buah dan serbuk kulit P. americana ................................................. 60 Lampiran 2. Foto proses ekstraksi ............................................................................... 60 Lampiran 3. Foto ekstrak etanol kulit P. americana dan ekstrak etanol + CMC – Na ............................................................................................................................... 60 Lampiran 4. Surat pengesahan determinasi buah P. americana ....................................61 Lampiran 5. Surat pengesahan Medical and Health Research Ethics Commitee (MHREC) ................................................................................................................... 61 Lampiran 6. Hasil penetapan kadar air serbuk kulit P. americana ................................ 63 Lampiran 7. Hasil Orientasi ........................................................................................ 64 Lampiran 8. Hasil perlakuan ....................................................................................... 67 Lampiran 9. Perhitungan Rendemen Ekstrak Etanol Kulit P. americana ...................... 72
xvi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
INTISARI Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian ekstrak etanol jangka panjang kulit Persea americana Mill. (P. americana) pada tikus jantan galur Wistar terinduksi karbon tetraklorida terhadap konsentrasi alkalin fosfatase (ALP) serta untuk mengetahui ada atau tidak kekerabatan antar dosis pemberian ekstrak etanol kulit P. americana. Penelitian merupakan penelitian eksperimental murni dengan rancangan acak lengkap pola searah. Penelitian ini menggunakan tiga puluh ekor tikus yang dibagi dalam 6 kelompok perlakuan. Kelompok I (kelompok kontrol hepatotoksin) diberi karbon tetraklorida 2 ml/kg BB. Kelompok II (kelompok kontrol negatif) diberi olive oil 100 %, 2 ml/kg BB. Kelompok III (kelompok kontrol ekstrak etanol) diberi ekstrak etanol kulit P. americana dosis 1400mg/kg BB. Kelompok IV, V, VI, (kelompok perlakuan) diberi ekstrak etanol kulit P. americana dengan dosis berturut-turut 0,35; 0,7; 1,4 g/kg BB. Pemberian ekstrak etanol P. americana dilakukan sekali sehari selama 6 hari berturut turut secara per oral. Pemberian dosis karbon tetraklorida 2 ml/kg BB dilakukan pada hari ke tujuh setelah pemberian ekstrak etanol biji P. americana, kemudian diambil darahnya pada jam ke-24 setelah pemberian karbon tetraklorida untuk dilakukan uji aktivitas ALP. Data pada penelitian ini dianalisis dengan menggunakan metode ANOVA satu arah. Berdasarkan hasil penelitian, pemberian jangka panjang ekstrak etanol kulit P. americana dosis I (350 mg/kg BB) dan dosis II (700 mg/kg BB) tidak memberikan pengaruh terhadap perubahan konsentrasi ALP pada tikus jantan galur Wistar terinduksi karbon tetraklorida, sedangkan dosis III (1400 mg/kg BB) memberikan pengaruh terhadap perubahan konsentrasi ALP pada tikus jantan galur Wistar terinduksi karbon tetraklorida. Tidak ada kekerabatan dosis dengan aktivitas ALP yang muncul, terlihat dari adanya perbedaan yang tidak bermakna antar kelompok perlakuan esktrak etanol kulit P. americana. Kata kunci : Kulit Persea americana Mill., karbon tetraklorida, alkalin fosfatase.
xvii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
ABSTRACT There are two purposes of this research. The first is getting information about the effect of long term administration of Persea americana Mill (P. americana) peel toward alkaline phosphatase (ALP) concentration in male Wistar rats induced by carbon tetrachloride, and the second is getting information about relation of ethanolic extract of P. americana peel doses. This research is pure experimental research direct sampling design. This research used thirty male rats and divided to six treatment groups. Group I (hepatotoxin control) was given carbon tetrachloride 2 ml/kgBW. Group II (negative control) was given 100% olive oil 2 ml/kg BW. Group III (ethanolic extract of P. americana peel) was given ethanolic extract of P. americana peel 1400 mg/kg BW. Group IV, V, and VI (treatment group) were given ethanolic extract of P. americana peel in succession doses 0,35; 0,7; 1,4 g/kg BW orally, once daily for 6 days. On the seventh day, carbon tetrachloride 2 ml/kg BW was given to all treatment group, then 24 hours after induced by carbon tetrachloride, the blood of Wistar male rats were collected and measured the ALP activity. The ALP activity analysed statistically. The result are, long term administration of ethanolic extract of P. americana pell dose I (350 mg/kg BB) and dose II (700 mg/kg BB) didn’t give the effect to alteration of ALP’s concentration in Wistar male rats induced by carbon tetrachloride, whereas dose III (1400 mg/kg BB) gave the alteration of ALP’s concentration in Wistar male rats induced by carbon tetrachloride. There were no doses relation with ALP activity. There were no significant difference between treatment group of ethanolic extract of P. americana peel. Keywords: Persea americana Mill., seed, ethanolic extract, carbon tetrachloride, alkaline phosphatase.
xviii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB I PENGANTAR A. Latar Belakang Penelitian Hati merupakan organ terbesar dalam tubuh. Hati mempunyai bentuk seperti segitiga dan kasar, berlokasi di bawah diafragma, di atas rongga abdomen. Hati merupakan organ yang kompleks dengan berbagai macam fungsi (Crowley, 2001). Hati merupakan organ utama tubuh yang berperan untuk mempertahankan homeostatis dari metabolisme tubuh (Kumar, Abbas, Fausto, and Mitchell, 2007). Fungsi hati antara lain adalah metabolisme hasil pencernaan karbohidrat, protein, dan lemak yang kemudian diantarkan melalui sirkulasi portal. Hati juga bertugas untuk mensintesis bermacam-macam zat, termasuk protein plasma dan protein yang dibutuhkan untuk proses pembekuan darah, sebagai tempat penyimpanan vitamin B12, dan juga untuk mendetofksifikasi dan mengekskresikan berbagai zat yang tidak lagi dibutuhkan tubuh (Crowley, 2001). Faktor – faktor yang dapat memicu kerusakan pada hati adalah induksi obat, induksi hepatotoksin, infeksi virus dan reaksi imunologi (Williamson, David, and Fred 1996). Salah satu senyawa hepatotoksin adalah karbon tetraklorida. Mekanisme karbon tetraklorida memicu kerusakan hati adalah yang pertama, karbon tetraklorida dikonversi menjadi triklorometil radikal (CCl3•) kemudian menjadi triklorometilperoksi (CCl3O2 •) oleh enzim sitokrom P450 (Hodgson, 2010).
1
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
2
Senyawa radikal mempunyai tingkat kereaktifan yang sangat tinggi. Nekrosis yang terjadi karena induksi karbon tetraklorida adalah yang paling berbahaya dan terjadi di sel sentrilobular hepar yang mengandung sitokrom P450 konsentrasi tinggi, yang dapat merespon aktivasi karbon tetraklorida. Kerusakan atau kelainan pada hati dapat dilihat dari adanya peningkatan aktivitas enzim seperti enzim alanin transferase (ALT), aspartat aminotransferase (AST), bilirubin, γ-Glutamyl transpeptidase (GGT), alkalin fosfatase (ALP) dan protein (Hodgson, 2010). Tumbuh – tumbuhan dapat menjadi suatu alternatif pengobatan yang dilakukan untuk mencegah bahkan mengobati penyakit (Donatus, 2001). Buah alpukat merupakah salah satu jenis buah-buahan yang sering dikonsumsi masyarakat Indonesia. Tanaman
alpukat
merupakan
salah
satu
tanaman
yang
dapat
dimanfaatkan untuk tujuan pengobatan. Biji alpukat mengandung asam lemak seperti asam linoleat, asam oleat, asam palmitat, asam stearat, polifenol (katekin, isokatekin, protosianidin, flavonoid, tanin), saponin, glukosida, sterol (JimenezArellanes, Julieta, Ricardo, Amparo and Lilian, 2013). Menurut penelitian yang dilakukan oleh Zuhrotun (2012), ekstrak etanol biji P. americana mengandung senyawa polifenol, tanin, flavonoid, triterpenoid, kuinon, monoterpenoid, dan seskuiterpenoid. Kulit alpukat mengandung karotenoid dan senyawa fenolik yaitu flavonoid (Vinha, Moreira, and Barreira 2013). Ekstrak kulit P. americana mempunyai kandungan total fenolik dan aktivitas antioksidan yang lebih tinggi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
3
daripada ekstrak biji P. americana (Kosinka, Karamac, Estrella, Hernandez, Bartolome, and Dykes, 2012). Ekstrak etanol kulit P. americana mempunyai kandungan
fitokimia
seperti
kardenolid,
bufadenolid,
gula
2-deoksi,
steroid/triterpenoid tidak jenuh dan flavonoid (Servillon, Dingal, Lusica, Yamson, Balonebro, and Alzate, 2014). Penelitian tentang hepatoprotektif pernah dilakukan sebelumnya oleh Nopitasari (2013) menggunakan agen hepatotoksin karbon tetraklorida dan agen hepatoprotektif ekstrak etanol biji P. americana. Hasil penelitian menyatakan bahwa pemberian ekstrak etanol biji P. americana memiliki efek hepatoprotektif pada tikus jantan galur Wistar terinduksi karbon tetraklorida, dilihat dari penurunan konsentrasi enzim ALT dan AST. Penelitian tentang efek hepatoprotektif juga pernah dilakukan oleh Kumar, Sivaraj, Elumalai dan Kumar (2009). Penelitian tersebut menyatakan terjadi peningkatan ALT, AST dan ALP pada tikus jantan Galur Wistar yang terinduksi karbon tetraklorida sehingga disimpulkan bahwa ada relasi antara peningkatan ALT/AST dengan peningkatan ALP. Berdasarkan pemaparan di atas, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian jangka panjang ekstrak etanol kulit P. americana pada tikus jantan galur Wistar terinduksi karbon tetraklorida terhadap konsentrasi alkalin fosfatase (ALP). Alkalin fosfatase merupakan enzim yang diproduksi oleh sel mukosal yang melapisi sistem empedu. ALP terdapat di hati (isoenzim ALP1) dan tulang (isoenzim ALP-2). ALP dalam jumlah kecil juga diproduksi oleh sel-sel intestin (isoenzim ALP-3), plasenta, dan ginjal. Aliran cairan empedu dari
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
4
melalui hati ke saluran empedu dan kantong empedu berperan untuk menjaga kadar ALP dalam darah. Jika saluran empedu, hati atau kantung empedu tidak berfungsi dengan baik, maka enzim ini tidak akan dieksresi melalui empedu dan ALP akan dilepaskan ke aliran darah. Pengukuran ALP bertujuan untuk mengetahui adanya kerusakan hepar atau kerusakan pada tulang. (Kaslow, 2013). Penelitian ini menggunakan bentuk sediaan ekstrak. Hal ini berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh Servillon, et. al (2014) yang menyatakan bahwa kandungan fitokimia ekstrak etanol kulit P. americana adalah kardenolid, bufadenolid, gula 2-deoksi, steroid/triterpenoid tidak jenuh dan flavonoid. Oleh karena itu peneliti memilih ekstrak etanol kulit P. americana sebagai bentuk sediaan untuk menguji apakah ekstrak etanol P. americana dapat memberikan pengaruh terhadap aktivitas ALP pada tikus yang terinduksi karbon tetraklorida atau tidak. Penelitian ini dilakukan dalam jangka panjang untuk mengetahui pengaruh pemberian ekstrak etanol kulit P. americana jangka panjang terhadap konsentrasi ALP pada tikus yang terinduksi karbon tetraklorida.
B. Rumusan Masalah 1. Apakah pemberian ekstrak etanol kulit P. americana jangka panjang dapat memberikan pengaruh terhadap konsentrasi ALP pada tikus yang diinduksi karbon tetraklorida? 2. Bagaimana hubungan kekerabatan dosis ekstrak etanol kulit P. americana dengan perubahan konsentrasi ALP pada tikus terinduksi karbon tetraklorida?
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
5
C. Keaslian Penelitian Penelitian yang menggunakan kulit P.americana pernah dilakukan oleh Vinha, et al., (2013) menyatakan bahwa adanya kandungan fitokimia pada kulit P. americana adalah karotenoid dan senyawa fenolik seperti flavonoid. Ekstrak kulit P. americana mempunyai kandungan total fenolik dan aktivitas antioksidan yang lebih tinggi daripada estrak biji P. americana (Kosinksa, et al., 2012). Penelitian tentang efek hepatoprotektif pernah dilakukan sebelumnya oleh Nopitasari (2013). Penelitian tersebut menggunakan ekstrak etanol biji P. americana sebagai agen hepatoprotektif dan menggunakan karbon tetraklorida sebagai senyawa hepatotoksin untuk merusak hepar. Dosis karbon tetraklorida yang dapat merusak hepar tikus adalah 2 mL/kg BB, ditunjukkan dengan naiknya nilai ALT dan AST. Sejauh penelusuran pustaka yang dilakukan, penelitian tentang pengaruh pemberian jangka panjang ekstrak etanol kulit P. americana terhadap aktivitas alkalin fosfatase pada tikus yang terinduksi karbon tetraklorida belum pernah dilakukan. D. Manfaat Penelitian 1.
Manfaat Teoritis Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan khususnya ilmu kefarmasian dalam penggunaan tanaman obat.
2.
Manfaat Praktis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada masyarakat mengenai hubungan antara pemberian jangka panjang tiga
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
6
peringkat dosis ekstrak etanol kulit P. americana dengan penurunan aktivitas ALP. Tingginya konsentrasi ALP mengindikasikan adanya gangguan pada hepar.
E. Tujuan Penelitian 1.
Tujuan Umum Mengetahui pengaruh pemberian jangka panjang ekstrak etanol jangka P. americana terhadap konsentrasi ALP pada tikus jantan galur Wistar terinduksi karbon tetraklorida.
2.
Tujuan Khusus a.
Mengetahui konsentrasi ALP akibat pemberian ekstrak etanol jangka panjang kulit P. americana pada tikus jantan galur Wistar terinduksi karbon tetraklorida.
b. Mengetahui hubungan kekerabatan dosis ekstrak etanol kulit P. americana dengan perubahan konsentrasi ALP pada tikus jantan galur Wistar terinduksi karbon tetraklorida.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Tanaman Persea Americana. Mill 1.
Sinonim Laurus persea.L, Persea drymifolia Schlecht. &cham, Persea gratissima Gaertn.f , Persea nubigena L.O.Williams , Persea persea (L.) Cockerel.
2. Nama Daerah Avokat, advokat, apokat, adpokat, apuket 3. Taksonomi Kingdom
: Plantae
Subkingdom
: Tracheobionta
Super Divisi
: Spermatophyta
Divisi
: Magnoliophyta
Kelas
: Magnoliopsida
Sub Kelas
: Magnoliidae
Ordo
: Laurales
Famili
: Lauraceae
Genus
: Persea
Spesies
: Persea americana.Mill. (Yasir,Das dan Kharya,2010).
7
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
4.
8
Morfologi Tanaman P. americana berbentuk pohon berkayu yang tumbuh menahun. Ketinggian tanaman antara 3 – 10 m, batang berlekuk-lekuk dan bercabang banyak, serta berdaun rimbun. Daunnya tumbuh tunggal dan berbentuk bulat panjang dengan tepi rata atau berombak, letak daun agak tegak, dan permukaannya licin sampai kasar (Rukmana, 1997). Struktur bunga berkelamin dua (hermaphrodite) dan persariannya dibantu oleh lebah madu karena bunganya mempunyai nektar dan staminod yang berfungsi sebagai alat pemikat serangga. Setiap bunga dapat berfungsi sebagai bunga “betina” pada hari pertama bunga itu mekar dan berfungsi sebagai bunga jantan pada hari kedua bunga tersebut mekar (Rukmana, 1997).
5. Kandungan Kulit P.americana mengandung 2,585±0,117 mg/100 g karotenoid, 679,0±117,0 mg/100g fenolik total dan 44,3±3,1 mg/100 g flavonoid (Vinha, et al., 2013). Ekstrak etanol kulit Persea americana Mill. mempunyai kandungan fitokimia seperti kardenolid, bufadenolid, gula 2-deoksi, steroid/triterpenoid tidak jenuh dan flavonoid ( Servillon, et al., 2014). 6. Khasiat dan kegunaan Setiap bagian dari tanaman P. americana, baik biji, kulit, ataupun daun mempunyai fungsi bagi tubuh manusia. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Jimenez-Arellanes, et al. (2013), P. americana dapat menurunkan kolesterol total, Low Density Lipoprotein (LDL), trigliserida, dan meningkatkan High Density
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
9
Lipoprotein (HDL), dan juga memberikan efek anti inflamasi, anti mikroba, dan anti protozoa. Biji P. americana mempunyai fungsi sebagai antifungal dan anti bakteri (Brito, Leite, Joao, Cordeirol, Brilhante, Sidrim, et al., 2009). Menurut penelitian yang dilakukan oleh Muchandi (2005), ekstrak daun P. americana mengandung senyawa aktif seperti saponin, alkaloid, flavonoid, tanin dan polisakarida. Ekstrak daun P. americana memberikan efek untuk menurunkan kadar glukosa darah. Secara signifikan, kulit P. americana dapat memberikan efek anti oksidan dan anti bakteri bagi tubuh (Carpena, Morcuende, Andrade, Kylli, and Estevez, 2011). B. Anatomi dan Fisiologi Hati Hati merupakan organ terbesar dalam tubuh. Hati mempunyai massa sebesar 1500 gram atau 1,5 kg. Warna hati adalah cokelat kemerahan (Martini and Nath, 2009). Hati memperoleh darah dari vena portaehepatis (70%) dan arteria hepativa (30%) (Wibowo dan Paryana, 2009). Hati terdiri dari berbagai tipe sel, tetapi rancangan dasar dari parenkim hati terdiri dari deretan fungsi sel-sel hati yang dipisahkan oleh sinusoid. Aliran darah ke sinusoid melewati vena portal hati dari saluran gastrointestinal, yang mana suplai utama darah dan oksigen juga masuk ke arteri hati. Hati mempunyai fungsi fisiologi yang sangat penting bagi tubuh. Fungsi hati adalah regulasi metabolisme, biosintesis, dan produksi asam empedu (Hodgson, 2010).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
10
Gambar 1. Struktur hati (Gurakar, Hamilton, Koteish, Li, and Mezey, 2014) Gambar 1 menjelaskan bahwa hati menerima suplai darah dari vena portal dan arteri hepar. Cabang kecil dari beberapa pembuluh, ujung vena portal dan ujung dari arteriola hepar, kemudian memasuki beberapa unit fungsi hati terkecil yang ada di triad portal. Darah kemudian mengalir melalui sinusoid antara plates dan hepatosit untuk pertukaran nutrisi. Vena hepatik membawa darah efferent ke vena kaka inferior dan menyuplai dari aliran pembuluh limfa ke hati (Gurakar, et al., 2014). Sebagian besar hepar terdiri dari hepatosit yang berperan dalam proses metabolik
yang
bertanggungjawab
kompleks. pada
Hepatosit
metabolisme
merupakan yang
terjadi
sel-sel di
hepar
hepar.
yang
Hepatosit
bertanggungjawab terhadap formasi dan eksresi saluran empedu, regulasi homeostasis karbohidrat, sinstesis lipid dan sekresi lipoprotein plasma, kontrol metabolimse kolesterol, formasi urea, serum albumin, dan faktor pembekuan darah. Sel kupffer melapisi sinusoid hati dan merupakan bagian dari sistem
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
11
retikuloendotelial, menyaring partikel partikel asing, bakteri, dan zat beracun. Bagian empedu dimulai dari kanalikuli yang dibentuk oleh hepatosit. Lapisan struktur mikrovili terletak lebih maju ke arah saluran interlobular empedu, dan saluran hati yang lebih besar. Bagian luar hepatik porta, saluran utama hati bergabung dengan saluran sistik empedu untuk membentuk saluran empedu yang mengalir ke duodenum (Gambar 1) (Gurakar, et al., 2014). C. Kerusakan Hepar Klasifikasi dari kerusakan hepar utamanya didasarkan pada pola kerusakan dan gambaran histopatologi. Jenis kerusakan hepar berdasarkan pada tipe agen perusak atau agen toksik, apakah termasuk jenis kerusakan akut atau kronis (Hodgson, 2010). a. Perlemakan Hepar Perlemakan hepar atau steatosis merupakan akumulasi abnormal dari
lipid
pada
sel-sel
hepar,
misalnya
trigliserida,
ada
ketidakseimbangan antara pengambilan dari trigliserida ekstrahepatik dan sekresi hepatik dari trigliserida yang mengandung lipoprotein dan katabolisme asam lemak (Hodgson, 2010). Pada perlemakan hepar, terjadi penimbunan lemak melebihi 5% dari berat hepar. Perlemakan hepar berpotensi menjadi penyebab kerusakan hepar dan sirosis hepar (Gregus dan Klaaseen, 2001). Menurut
Lu
(cit.,
Nopitasari,
2013),
agen
toksik
yang
menyebabkan penimbunan lipid dalam hepar yang paling umum adalah karbon
tetraklorida.
Mekanismenya
adalah
karbon
tetraklorida
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
12
menyebabkan adanya kerusakan pelepasan trigliserida hepar ke plasma. Karbon
tetraklorida
bekerja
melalui
radikal
triklorometri
yang
merupakan metabolit reaktifnya, yang secara kovalen akan mengikat protein dan lipid tidak jenuh dan menyebabkan peroksidasi lipid.
(a)
(b)
Gambar 2. Struktur mikroskopik hati yang mengalami steatosis (Brunt, 2007) Etiologi steatosis dapat disebabkan oleh adanya toksin, dan infeksi virus hepatitis C. Bentuk hepatosit pada steatosis mikrovaskular biasa berbentuk seperti balon. Gambar di atas adalah contoh dari steatosis akut. Hepatosit membesar dan sitoplasma diretikulasi oleh agregat kecil steatosis (Gambar 2a). Steatosis mikrovesikular pada awalnya sering dilihat seperti bengkak sehingga hepatosit berbentuk seperti balon (Gambar 2b) (Brunt, 2007).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
13
b. Kolestasis Kolestasis merupakan bentuk penekanan atau penghentian dari aliran cairan empedu, dan kemungkinan ada penyebab intrahepatik dan ekstrahepatik.
Inflamasi
atau
halangan
dari
saluran
empedu
menyebabkan retensi garam empedu sehingga terjadi akumulasi bilirubin, dan akan mengakibatkan jaundice (Hodgson, 2010). Mekanisme lain yang juga dapat menyebabkan kolestasis adalah perubahan fluiditas membran yang mengubah fungsi protein transport dan enzim, gangguan sitoskeleton dan transportasi vesikel yang biasanya menentukan sekresi polaritas dan transport protein target terhadap membran basolateral dan kanalikular, kerusakan pada struktur junction yang menyebabkan hilangnya gradien osmotik karena adanya kebocoran pada jalur paraseluler, dan kerusakan jalur transduksi sinyal yang normalnya mengkoordinasikan fungsi sel dalam lobus hati melalui gap junction dan merangsang kontraksi empedu kanalikular (Acalovschi and Paumgartner, 2001).
Gambar 3. Struktur hati yang mengalami kolestasis (Arora, 2012)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
14
Gambar 3 merupakan gambar histopatologi dari kolestatis yang diakibatkan oleh reaksi obat, obstruksi empedu, dan pembedahan (Arora, 2012). c. Fibrosis dan Sirosis Fibrosis dikarakterisasi oleh deposisi dari kolagen, proteoglikan, dan glikoprotein. Fibrosis yang luas dapat mengacaukan bentuk hepar. (Hodgson, 2010). Keberlanjutan dari fibrosis adalah sirosis, gagal hepar, dan hipertensi portal (Bataller and Brenner, 2005). Sirosis merupakan suatu bentuk perubahan hepar karena ada pemaparan dari agen toksik pada hepar. Sirosis dikarakteristik oleh fibrosis yang memperluas deposisi kolagen (Hodgson, 2010). Sirosis hepatis dapat disebabkan oleh intrahepatik dan ekstrahepatik, kolestasis, hepatitis virus, dan hepatotoksin. Alkoholisme dan malnutrisi adalah dua faktor pencetus utama untuk sirosis Laennec. Sirosis pascanektrotik akibat hepatotoksin adalah sirosis yang paling sering dijumpai. Ada empat macam sirosis, yaitu: 1. Sirosis Laennec. Sirosis ini disebabkan oleh alkoholisme dan malnutrisi. Pada tahap awal sirosi ini, hepar membesar dan mengeras. Namun pada tahap akhir, hepar mengecil dan dan nodular. 2. Sirosis pascanekrotik. Pada sirosis ini, terjadi nekrosis yagn berat karena hepatotoksin biasanya berasal dari hepatitis virus. Hepar mengecil dengan banyak nodul dan jaringan fibrosa.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
15
3. Sirosis bilier. Penyebabnya adalah obstruksi empedu dalam hepar dan duktus koledukus komunis (duktus sistikus). 4. Sirosis jantung. Penyebabnya adalah gagal jantung sisi kanan (gagal jantung kongestif). (Baradero, Dayrit, dan Siswadi, 2005). Sirosis merupakan titik ketika terjadi kerusakan berulang dan ada akumulasi luka yang kemudian tidak dapat kembali ke bentuk semula atau menjadi ireversible. Kondisi ini memicu terjadinya sirosis yang semakin parah, diikuti dengan kerusakan hepar pada level akhir, penyakit hati, dan sirosis terdekompensasi atau gagal hepar (Lee, 2013). Sirosis terjadi ketika ada kerusakan berulang dan ada akumulasi luka yang menyebabkan luka yang tidak dapat kembali ke bentuk normal (irreversible). Sirosis kemudian akan berlanjut menjadi sirosis yang lebih parah diikuti oleh terjadinya penyakit hepar pada tahap akhir, hingga akhirnya terjadi sirosis yang terdekompensasi atau kegagalan hepar (Lee, 2013). d. Nekrosis Nekrosis adalah suatu bentuk hilangnya fungsi sel-sel hepar secara permanen. Nekrosis biasanya diketahui sebagai kerusakan hepar akut, dapat terlokalisasi dan dapat mempengaruhi beberapa sel hepar (fokal nekrosis), atau dapat mempengaruhi seluruh lobus (nekrosis luas) (Hodgson, 2010). Nekrosis biasanya terjadi karena adanya gangguan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
16
metabolik dengan deplesi ATP seperti yang terjadi pada iskemi ( Malhi, Gores, and Lemasters, 2006 ). e. Apoptosis Apoptosis adalah suatu bentuk kematian sel terkontrol yang berfungsi sebagai titik regulasi untuk proses biologis dan dianggap sebagai tanda adanya pembelahan sel secara mitosis. Apoptosis merupakan fisiologis yang normal, namun dapat juga diakibatkan karena ada faktor-faktor eksogen seperti pemaparan xenobiotika, radiasi, dan anoxia (Hodgson, 2010). D. Hepatotoksin Menurut Zimmerman (cit., Rahmamurti, 2013), hepatotoksin adalah senyawa kimia yang memiliki efek toksik terhadap hepar dengan dosis berlebihan atau dilakukan pemejanan dalam waktu yang lama. Senyawa yang dapat menyebabkan kerusakan hepar ada dua, yaitu: a. Hepatotoksin teramalkan (tipe A) Merupakan golongan senyawa yang memiliki sifat dasar toksis terhadap hepar. Perkembangan dan tingkat kerusakan hepar tergantung pada dosis yang diberikan. Contoh dari hepatotoksin ini adalah etionin, kloroform dan karbon tetraklorida. b. Hepatotoksin tak teramalkan (tipe B) Pada dasarnya, obat atau senyawa pada hepatotoksin tak teramalkan tidak bersifat toksik pada hepar tetapi pemberiannya pada beberapa orang tertentu dapat menimbulkan efek toksik. Hepatotoksin ini
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
17
tidak bergantung pada dosis pemberian. Frekuensi kejadian hanya 1 : 1000 orang. Contoh dari hepatotoksin ini adalah isoniazid dan halotan.
E. Karbon Tetraklorida Karbon tetraklorida adalah cairan tidak berwarna ( Rieth, Sams, Manibusan, Jinot, Kopylev, White, et. al, 2010). Karbon tetraklorida dengan cepat diabsorbsi melalui berbagai rute pejanan pada manusia dan hewan uji. Karbon tetraklorida terabsobsi secara luas ke berbagai jaringan, terutama yang mempunyai kandungan lipid yang tinggi, maka konsentrasi karbon tetraklorida akan mencapai konsentrai puncak dalam jangka waktu kurang dari 1-6 jam, tergantung konsentrasi atau dosis pejanan (Rieth, et al., 2010). Karbon tetraklorida dikonversi menjadi triklorometil radikal (CCl3• ) kemudian menjadi triklorometilperoksi (CCl3O2•). Senyawa radikal mempunyai tingkat kereaktifan yang sangat tinggi dan jika senyawa radikal ini masuk ke sel sentrilobular hepar yang mengandung konsentrasi tinggi sitokrom P450, maka senyawa radikal ini akan diaktivasi dan dapat menyebabkan terjadinya nekrosis (Hodgson, 2010).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
18
Gambar 4. Mekanisme biotransformasi karbon tetraklorida (Rieth, et al., 2010)
Radikal triklorometil bergantung pada availabilitas oksigen, termasuk beberapa jalur alternatif untuk kondisi aerob dan anaerob. Secara anaerob, radikal triklorometil akan berdimerisasi membentuk hexakloroetana. Penambahan proton dan elektron ke radikal menghasilkan formasi berupa klorofom. Radikal triklorometil dapat melalui dehalogenasi reduktif lebih lanjut yang dikatalis oleh
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
19
enzim CYP450 untuk membentuk diklorokarben (CCl2), yang dapat berikatan secara irreversible dengan komponen jaringan atau bereaksi dengan air membentuk formyl chloride (ClCHO), dan akan menjadi karbon monoksida (gambar 4). Radikal triklorometil dapat berikatan secara langsung dengan lipid mikrosomal dan protein (Rieth, et al., 2010). Secara aerobik, radikal triklorometil dapat dijerat oleh oksigen untuk membentuk radikal triklorometil peroksi, yang dapat berikatan dengan protein jaringan atau terdekomposisi menjadi bentuk fosgen (COCl2) dan elektrofilik akan membentuk klorin. Radikal triklorometil peroksi merupakan initiator utama dari peroksidasi lipid yang terbentuk dari paparan karbon tetraklorida. Karbon dioksida dihasilkan dari pemecahan hidrolitik fosgen dan fosgen tersebut dapat terkonjugasi untuk mengurangi glutation (GSH) untuk membentuk diglytathionyl dithiocarbonate atau sistein untuk membentuk asam ozotiazolidin karboksilat (Rieth, et al., 2010). Induksi karbon tetraklorida dapat mengakibatkan kerusakan pada hepar, ditandai dengan peningkatan enzim yang ada di hepar yaitu Alanin transaminase (ALT) dan aspartat transamniase (AST). Kerusakan hepatoseluler akan melepaskan ALT dan AST ke aliran darah. ALT ditemukan di hepar, sedangkan AST ditemukan di hepar, pankreas, ginjal, otak, paru-paru, otot skeletal dan eritrosit, oleh karena itu peningkatan ALT lebih spesifik untuk menandakan adanya kerusakan hepar (Oh, R. C., and Hustead, T. R., 2011).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
20
F. Alkalin Fosfatase (ALP) Alkaline phosphatase (ALP) merupakan enzim yang dapat mendeteksi reduksi patologi pada aliran cairan empedu (Hayes, 2001). Alkalin fosfatase merupakan kelompok enzim yang bekerja untuk menghidrolisis ester fosfat pada suasana alkalin (Sari, 2008). ALP terdistribusi meluas di hepar dengan 50% tersebar di tulang. Peningkatan konsentrasi ALP dalam jumlah sedikit dapat mengindikasikan adanya gangguan hepar seperti sirosis, hepatitis dan gagal jantungm(Gowda,
Desai,
Hull,
Math,
Vernekar,
and
Kulkarni,
2009).
Peningkatkan ALP ini juga dapat dikarenakan adanya gangguan hati akibat induksi hepatotoksin seperti karbon tetraklorida. Mekanisme peningkatan ALP akibat adanya induksi karbon tetraklorida adalah sebagai berikut: Pemejanan karbon tetraklorida menyebabkan penumpukan trigliserida di hepatosit dan mengakibatkan lipid yang berada dalam hepatosit menghambat sintesis proten. Hambatan sintesis protein ini mengakibatkan berkurangnya produksi lipoprotein kompleks yang bertanggung jawab terhadap transport lipid keluar dari hepatosit. Lipid kemudian terakumulasi di hepatosit dan terjadi steatosis. Toksisitas karbon tetraklorida menyebabkan terjadinya influks kalsium dan kematian sel sehingga terjadi peningkatan ALP di aliran darah akibat kebocoran plasma membran sel (Sacher and McPheerson, 2002). Peningkatan konsentrasi ALP dapat dihubungkan dengan kerusakan hepar yang disebabkan oleh kolestasis intrahepatik atau ekstrahepatik dan beberapa destruksi membran sel hepar. Mekanisme yang melemahkan eksresi ALP ke saluran empedu mengakibatkan regurgitasi enzim ke sirkulasi darah melalui
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
21
sinusoid hepatik. Peningkatan kolestasis menyebabkan kadar ALP meningkat dan akhirnya masuk ke aliran darah,
garam empedu yang bersifat hidrofilik
memfasilitasi pelepasan ALP ke aliran darah (Hyder, Hasan, and Mohieldein, 2013). Pada tikus, enzim ini ditemukan di hepar dan usus. Penggunaan enzim ini dalam disfungsi hepar secara kimiawi telah diteliti/diuji. Level normal dari serum ALP pada tikus sangat tinggi, terlepas dari pertumbuhan dan rentan terhadap variase diet (Hayes, 2001). Alkalin fosfatase (ALP) mempunyai berbagai macam jenis isoenzim. Jenis-jenis isoenzim ALP adalah sebagai berikut: 1. NAP NAP dapat dideteksi pada perbedaan neutrofil dan monosit dan pada produk hepar atau tulang atau ginjal. Aktivitas enzim ini diinduksi oleh adanya perlakuan dari neutrofil dengan faktor stimulating koloni granulosit (G-CSF). Adanya kebocoran ALP mengindikasikan adanya kerusakan atau kematian sel, neutrofil pada kejadian infeksi dapat mempengaruhi pelepasan NAP ke aliran darah. 2. Bone-Type ALP (BAP). Peningkatan kadar BAP biasanya tidak memicu adanya misdiagnosis untuk kondisi patologis seperti penyakit tiroid, dan adanya osteomalacia, gagal ginjal kronik, diabetes mellitus atau kanker. 3. PLAP Secara normal, PLAP terbentuk saat kehamilan trimester ketiga.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
22
4. IAP IAP mengatur absorbsi lipid ke membran apikal melalui enterosit. IAP juga aktif dalam regulasi sekresi bikarbonat dan pengaturan pH permukaan duodenal, membatasi lintasan bakteri transepitel. (Udristioiu, Iliescu, Cojocaru, and Joanta, 2014).
G. Landasan Teori Hepar adalah organ terbesar dalam tubuh dan berwarna cokelat kemerahan (Martini and Nath, 2009). Fungsi hepar yang sangat penting adalah regulasi metabolisme, biosintesis, dan produksi asam empedu (Hodgson, 2010). Karbon tetraklorida digunakan sebagai hepatotoksin yang menginduksi kerusakan hepar. Karbon tetraklorida dapat merusak hati dengan cara terkonversi menjadi triklorometil radikal (CCl3•) kemudian menjadi triklorometilperoksi (CCl3O2•). Senyawa radikal mempunyai tingkat kereaktifan yang sangat tinggi dan jika senyawa radikal ini masuk ke sel sentrilobular hepar yang mengandung konsentrasi tinggi sitokrom P450, maka senyawa radikal ini akan diaktivasi dan dapat menyebabkan terjadinya kerusakan hepar yaitu nekrosis (Hodgson, 2010). Kerusakan hepar (nekrosis) mampu meningkatkan konsentrasi serum ALT dan AST pada dosis pemberian karbon tetraklorida2 mL/kg. Peningkatan enzim-enzim di hepar seperti ALP, ALT dan AST mengindikasikan adanya kerusakan hepar (Janakat and Al-Merie, 2002). Alkalin fosfatase (ALP) adalah salah satu enzim yang dapat menandakan adanya reduksi patologi pada cairan empedu. Alkalin fosfatase menghidrolisis
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
23
ester fosfat pada suasana alkalin (Hayes, 2001). Peningkatan alkalin fosfatase menunjukkan adanyak kerusakan pada hati (Sari, 2008). Peningkatan kadar ALP dapat dihubungkan dengan kerusakan hepar yang disebabkan oleh kolestasis intrahepatik atau ekstrahepatik dan beberapa destruksi membran sel hepar. Mekanisme yang melemahkan eksresi ALP ke saluran empedu mengakibatkan regurgitasi enzim ke sirkulasi darah melalui sinusoid hepatik. Peningkatan kolestasis menyebabkan kadar ALP meningkat dan akhirnya masuk ke aliran darah, garam empedu yang bersifat hidrofilik memfasilitasi pelepasan ALP ke aliran darah (Hyder, Hasan, and Mohieldein, 2013). Biji P. americana mengandung saponin, flavonoid, alkaloid fenol, sianogenik glikosida, dan steroid (Adindu, Agomuo, Amadi, Anudike, and Duru, 2012). Ekstrak etanol biji P. americana mengandung polifenol, flavonoid, triterpenoid, kuinon, saponin, tanin, monoterpenoid, dan seskuiterpenoid (Sangi, Audy, dan Marlinda, 2012). Kandungan flavonoid dari biji P. americana ini berperan sebagai antioksidan yang dapat menangkap radikal bebas yang masuk ke dalam tubuh. Pemberian ekstrak etanol biji P. americana memiliki efek hepatoprotektif pada tikus jantan galur Wistar terinduksi karbon tetraklorida, yaitu berupa penurunan aktivitas ALT dan AST (Nopitasari, 2013). Berdasarkan penelitian Kumar, et al (2013), terjadi peningkatan ALT, AST dan ALP pada tikus jantan galur Wistar saat diinduksi karbon tetraklorida sehingga perlu dilakukan penelitian serupa untuk mengetahui perubahan konsentrasi ALP setelah diinduksi karbon
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
24
tetraklorida dan diberikan ekstrak etanol jangka panjang kulit P. americana secara per oral. Kulit P.americana berfungsi sebagai antioksidan karena kandungan fenoliknya (Barreira, et. al 2013). Antioksidan bermanfaat sebagai heptoprotektor yang berperan dalam proteksi tubuh terhadap hepatotoksisitas (AlWasel and Bashandy, 2011). Ekstrak etanol kulit P. americana mengandung kardenolid, bufadenolid, gula 2-deoksi, steroid/triterpenoid tidak jenuh dan flavonoid (Servillon, et. al 2014). H. Hipotesis Pemberian jangka panjang ekstrak etanol kulit P.americana secara per oral dapat memberikan pengaruh terhadap konsentrasi ALP pada tikus jantan galur Wistar.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Rancangan Penelitian Penelitian merupakan penelitian eksperimental murni dengan rancangan acak lengkap pola searah. B. Variabel dan Definisi Operasional Variabel – variabel yang digunakan pada penelitian ini adalah : 1.
Variabel Utama a.
Variabel bebas Variasi dosis pemberian ekstrak etanol kulit P.americana dengan waktu yang sama pada tikus jantan galur Wistar yang terinduksi karbon tetraklorida
b. Variabel tergantung Aktivitas ALP tikus jantan galur Wistar yang terinduksi karbon tetraklorida setelah pemberian jangka panjang ekstrak etanol kulit P.americana. 2.
Variabel Pengacau a.
Variabel pengacau terkendali Kondisi hewan uji yaitu tikus jantan galur Wistar, berat badan 150 – 250 gram dan berumur 2 – 3 bulan, frekuensi waktu pemberian ekstrak etanol kulit P.americana secara per oral dengan frekuensi satu kali sehari selama enam hari dengan waktu pemberian yang sama dan
25
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
26
makanan hewan uji yaitu AD2 serta bahan kulit P.americana yang diperoleh Depot Es di Yogyakarta. b.
Variabel pengacau tak terkendali Kondisi patologis hewan uji.
3.
Definisi Operasional a.
Ekstrak etanol kulit P.americana Ekstrak etanol kulit P. americana adalah ekstrak kental yang diperoleh dengan mengekstraksi serbuk kulit P.americana seberat 20,0 g yang dilarutkan dalam 400 ml pelarut etanol 70% secara maserasi selama 5 x 24 jam, digojog sesekali tiap hari kemudian disaring dengan kertas saring, dievaporasi dan diuapkan dalam oven selama 24 jam pada suhu 50˚C, hingga bobot pengeringan tetap dengan susut pengeringan sebesar 0%.
b.
Penurunan ALP Penurunan ALP
adalah
kemampuan
ekstrak
etanol
kulit
P.americana pada dosis tertentu untuk melindungi hati dari hepatotoksin dilihat dari penurunan konsentrasi ALP pada tikus jantan galur Wistar terinduksi karbon tetraklorida. c.
Pemberian jangka panjang Pemberian jangka panjang adalah pemberian ekstrak etanol kulit P.americana secara per oral pada hewan uji selama 6 hari berturutturut, satu kali sehari pada jam yang sama.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
27
C. Bahan Penelitian 1.
Bahan utama a.
Hewan uji yang digunakan dalam penelitian ini adalah tikus jantan galur Wistar dengan berat badan 150 – 250 gram dan berumur 2 – 3 bulan yang diperoleh dari Laboratorium Imono Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
b.
Bahan uji yang digunakan adalah kulit P.americana yang diperoleh dari Depot Es di Yogyakarta, diambil pada bulan Mei-Juli 2014.
2.
Bahan Kimia a. Senyawa hepatotoksin yang digunakan adalah karbon tetraklorida yang diperoleh dari Laboratorium Kimia Organik Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. b. Pelarut senyawa hepatotoksin yang digunakan adalah Olive oil Bertolli® c. Pelarut untuk ekstraksi digunakan etanol 70 % yang diperoleh dari General Labora Yogyakarta. d. Reagen kit serum Alkalin fosfatase yang diproduksi oleh Abbott Chemistry Reagent. D. Alat Penelitian
a.
Alat pembuatan serbuk kering kulit P.americana Alat – alat yang digunakan antara lain oven, mesin penyerbuk dan ayakan.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
b.
28
Alat pembuatan ekstrak etanol kulit P.americana Seperangkat alat gelas berupa Beaker glass, Erlenmeyer, gelas ukur, labu ukur, cawan porselen, corong Buchner, pipet tetes, batang pengaduk (Pyrex Iwaki Glass®). Mesin penyerbuk Retsch®, ayakan no 40 Electric Sieve Shaker Indotest Multi Lab®, timbangan analitik Mettler Toledo®, moisture balance, orbital shaker Optima®, rotary vacuum evaporator IKAVAC®, oven Memmert®.
c.
Alat uji pengaruh pemberian ekstrak etanol kulit P. americana terhadap aktivitas ALP Seperangkat alat gelas berupa Beaker glass, gelas ukur, tabung reaksi, labu ukur, pipet tetes, batang pengaduk (Pyrex Iwaki Glass®), timbangan analitik Mettler Toledo®, sentrifuge Centurion Scientific®, vortex Genie Wilten®, spuit injeksi per oral dan syringe 3 cc Terumo®, spuit ip. dan syringe 1 cc Terumo®, pipa kapiler, tabung Eppendorf, stopwatch. E. Tata Cara Penelitian
1.
Determinasi buah P. americana Determinasi dilakukan dengan mencocokkan buah P. americana yang diperoleh dari Depot Es Teller 77 di Ambarukmo Plaza Yogyakarta dengan ciri-ciri makroskopis buah P. americana yang tertera pada buku karangan Agrilink.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
2.
29
Pengumpulan bahan uji Bahan uji yang digunakan adalah kulit P. americana yang masih segar dan tidak busuk, diambil pada bulan Mei-Juli 2014.
3.
Pembuatan serbuk kulit P. americana Kulit P. americana dicuci dan dibersihkan dari sisa daging yang masih melekat. Setelah itu, kulit dipotong kecil-kecil lalu diangin – anginkan kemudian dikeringkan dalam oven pada suhu 50˚ C selama 24 jam. Setelah biji benar-benar kering, biji dihaluskan dan diayak dengan ayakan nomor 40.
4.
Penetapan kadar air pada serbuk kering kulit P. americana Penetapan kadar air serbuk kulit P. americana bertujuan untuk mengetahui kadar air dalam serbuk dan untuk memenuhi persyaratan serbuk yang baik yaitu kurang dari 10% (Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan, 1995). Penetapan kadar air serbuk kulit P. americana menggunakan metode gravimetri. Serbuk kering kulit P. americana yang sudah diayak, dimasukkan sebanyak ± 5,0 gram ke dalam alat moisture balance kemudian diratakan. Bobot serbuk kering kulit tersebut ditetapkan sebagai bobot sebelum pemanasan (bobot A), setelah itu dipanaskan menggunakan oven pada suhu 110˚C. Serbuk kering kulit P.americana yang sudah dipanaskan ditimbang kembali dan dihitung sebagai bobot setelah pemanasan (bobot B). Kemudian dilakukan perhitungan terhadap selisih bobot A terhadap bobot B yang merupakan kadar air serbuk kulit P. americana.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
5.
30
Pembuatan ekstrak etanol kulit P.americana Ekstraksi dilakukan dengan cara maserasi untuk menyari senyawa yang dituju. Sebanyak 20 g serbuk biji P.americana Mill direndam dalam 400 mL pelarut etanol 70% pada suhu kamar selama 5x24 jam agar senyawa kimia yang terkandung dalam kulit P.americana dapat larut dalam pelarut etanol. Setelah
dilakukan
perendaman,
hasil
maserasi
kemudian
disaring
menggunakan corong Buchner yang dilapisi kertas saring sehingga diperoleh filtrat. Serbuk sisa perendaman dimaserasi kembali dengan etanol 70 % selama 2 x 24 jam. Filtrat hasil saringan dipindahkan dalam labu alas bulat untuk dievaporasi untuk menguapkan cairan penyari pada proses maserasi. Hasil evaporasi dituangkan dalam cawan porselen yang telah ditimbang sebelumnya agar mempermudah perhitungan rendemen ekstrak yang akan diperoleh. Cawan porselen yang berisi larutan hasil maserasi dipanaskan di atas waterbath dengan suhu 80˚ C untuk mendapatkan ekstrak etanol kulit P. americana dengan bobot pengeringan ekstrak yang tetap. Menghitung ratarata rendemen 5 replikasi ekstrak etanol kulit P. americana kental yang telah dibuat. Rendemen ekstrak = berat cawan ekstrak kental – berat cawan kosong Rata-rata rendemen = 6.
( )
( )
( )
( )
( )
( )
Pembuatan CMC-Na 1 % Sebanyak 1 g CMC-Na ditimbang, kemudian dilarutkan menggunakan aquadest 25 mL dan didiamkan selama 24 jam hingga CMC-Na
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
31
mengembang. Kemudian CMC-Na di add dengan menggunakan aquadest hingga 100 mL pada labu ukur. 7.
Pembuatan Larutan Karbon Tetraklorida Larutan karbon tetraklorida dibuat dengan perbandingan 1:1. Larutan karbon tetraklorida sebanyak 5 mL dilarutkan dengan 5 mL olive oil.
8.
Uji Pendahuluan a. Penetapan dosis hepatotoksik karbon tetraklorida Dosis karbon tetraklorida yang digunakan untuk menginduksi kerusakan hepar pada tikus jantan galur Wistar adalah 2 mL/kg BB. Dosis ini mampu merusak sel-sel hepar pada tikus jantan yang ditunjukkan melalui peningkatan kadar ALT-AST tetapi tidak menimbulkan kematian pada hewan uji (Janakat and Al-Merie, 2002). b. Penetapan konsentrasi pekat ekstrak Konsentrasi yang dapat digunakan adalah konsentrasi pekat yang dapat dibuat dimana pada konsentrasi tersebut ekstrak dapat dimasukkan serta dikeluarkan dari spuit oral. Cara pembuatannya adalah dengan melarutkan ekstrak tiap cawannya dengan pelarut yang sesuai yaitu CMC-Na 1 % (Kurniawati, Adrianto, dan Hendra, 2011). Melarutkan 3,5 g ekstrak dalam labu ukur 50 ml dengan pelarut yang sesuai yaitu CMC-Na 1% sehingga konsentrasi ekstrak dapat ditetapkan sebesar 7% b/v atau 0,07 g/mL atau 70 mg/mL.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
32
c. Penetapan Dosis Ekstrak Etanol kulit P. americana Penetapan peringkat dosis mengacu pada penelitian Nopitasari (2010). Penetapan peringkat dosis didasarkan pada perhitungan dengan bobot tikus paling besar yaitu 250 g, konsentrasi esktrak etanol kulit P. americana yang dapat dimasukkan dan dikeluarkan melalui spuit oral yaitu 7% atau 70 mg/mL, serta volume maksimal pemberian oral yaitu 5 mL. Maka dosis tertinggi dapat ditentukan sebagai berikut: BB x D = C x V 0,250 kg x D = 70 mg/mL x 5 mL D = 1400 mg/kg BB. Dosis tengah dan dosis rendah ditentukan dengan menurunkan dua kelipatan dari dosis tertinggi sehingga diperoleh dosis 700 mg/kg BB dan 350 mg/kg BB. Dosis yang akan digunakan dalam penelitian adalah 350, 700, dan 1400 mg/kg BB. d. Penetapan waktu pencuplikan darah Penetapan waktu pencuplikan darah ditentukan melalui orientasi pada tiga kelompok perlakuan waktu, yaitu pada jam ke – 0, 24, dan 48 setelah pemejanan karbon tetraklorida. Setiap kelompok perlakuan terdiri dari 3 hewan uji yang pengambilan darahnya dilakukan melalui pembuluh sinus orbitalis mata kemudian kadar serum ALT diukur. 9.
Pengelompokkan dan perlakuan hewan uji Penelitian ini menggunakan 30 hewan uji karena minimal hewan uji yang dapat digunakan dalam satu kelompok perlakuan adalah 5 ekor. 30 ekor
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
33
tikus jantan galur Wistar yang dibagi secara acak dalam 6 kelompok sama banyak yaitu 5 ekor tikus pada masing-masing kelompok. Kelompok I (kelompok kontrol hepatotoksin) diberi karbon tetraklorida 2 mL/kg BB. Kelompok II (kelompok kontrol negatif) diberi olive oil 1 % sebanyak 4 mL secara per oral. Kelompok III (kelompok kontrol ekstrak etanol) diberi ekstrak etanol kulit P. americana dengan dosis 1,4 g/kg BB secara per oral sekali sehari selama 6 hari berturut turut. Kelompok IV, V, VI, (kelompok perlakuan) diberi ekstrak etanol kulit P. americana dengan dosis 0,35 g/kg BB pada kelompok IV, 0,7 kg/BB pada kelompok V, dan 1,4 g/kg BB pada kelompok VI. Pemberian dilakukan sekali sehari selama 6 hari berturut turut secara per oral kemudian diinduksi hepatotoksin karbon tetraklorida pada jam ke-24 setelah hari ke-6. Setelah pemberian hepatotoksin, dilakukan pengambilan darah pada jam ke-24 setelah penginduksian hepatotoksin karbon tetraklorida. 10. Pembuatan serum Darah diambil melalui sinus orbitalis mata hewan uji dan ditampung dalam tabung eppendorf dan didiamkan selama 15 menit, lalu disentrifugasi dengan kecepatan 5000 rpm selama 15 menit, lalu dipisahkan dari bagian supernatannya. 11. Pengukuran konsentrasi ALT. Penetapan aktivitas ALT ditetapkan berdasarkan reaksi enzimatik menggunakan reagen kit Dyasis® ALT yang terdiri dari reagen 1 dan reagen 2. Komponen reagen 1 adalah TRIS, L-Alanine, Lactat dehydrogenase
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
34
(LDH), sedangkan komponen reagen 2 adalah 2-Oxoglutarate, NADHA, pyridoxa-5-phosphate FS, Good’s buffer, dan pyridoxal-5-phosphate. Sampel (serum) diambil sebanyak 100 µL kemudian ditambahkan dengan 1000 µL reagen 1, divortex, dan didiamkan selama 5 menit, lalu ditambahkan reagent 2 sebanyak 250 µL, divortex kemudian didiamkan selama 1 menit. Kadar ALT kemudian diukur menggunakan vitalab, pada panjang gelombang 340 nm. 12. Pengukuran konsentrasi ALP Pengukuran aktivitas ALP ini dilakukan di Laboratorium Parahita Yogyakarta. Metode standar dengan uji kolorimetri. Prosedur pengukuran ALP adalah sebagai berikut: a. Sampel darah disentrifugasi selama 10 menit dengan kecepatan 3000 rpm. b. Spesimen dengan nilai ALP lebih dari 2200 U/L didilusi menggunakan protokol dilusi otomatis atau prosedur dilusi manual. c. Sistem
menunjukkan dilusi
dari spesimen
dan secara
otomatis
mengkoreksi nilai konsentrasi enzim dengan mengalikan hasil dengan faktor dilusi. Reaksi yang terjadi adalah: p-nitrophenylphosphate + H2O
ALP
Phosphate + p-nitrophenol
Rentang absorbansi meningkat pada 404 nm. Pelepasan p-nitrofenol memberikan warna yang proporsional dengan aktivitas ALP dan aktivitas ALP dapat diukur secara fotometrik, menggunakan alat Abbott Architect Clinical Chemistry Analyzer.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
35
F. Tata Cara Analisis Hasil Data konsentrasi ALP diuji dengan Kolmogrov-Smirnov untuk mengetahui distribusi data tiap kelompok hewan uji. Apabila didapat distribusi data yang normal maka analisis dilanjutkan dengan analisis pola searah (One Way ANOVA) dengan taraf kepercayaan 95% untuk mengetahui perbedaan masing-masing kelompok. Kemudian dilanjutkan dengan uji Scheffe untuk melihat perbedaan masing-masing antar kelompok bermakna (signifikan) (p<0,05) atau tidak bermakna (tidak signifikan) (p>0,05). Namun bila didapatkan distribusi tidak normal, maka dilakukan analisis dengan uji Kruskal Wallis untuk mengetahui perbedaan konsentrasi ALP antar kelompok. Pengujian dilanjutkan dengan uji Mann Whitney untuk mengetahui perbedaan tiap kelompok.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Penyiapan Bahan 1. Hasil determinasi buah P. americana Hasil determinasi menunjukkan bahwa buah yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini adalah benar buah P. americana (Agrilink, 2001). Determinasi dilakukan dengan cara mencocokkan ciri-ciri makroskopis dengan buah P. americana yang diperoleh dari Depot Es Teller 77 Ambarukmo Plaza Yogyakarta dengan ciri-ciri makroskopis buah P. americana yang tertera pada buku karangan Agrilink. Hasil determinasi terlampir pada lampiran 4. 2. Penetapan kadar air serbuk kering kulit P. americana Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, jumlah kadar air yang terkandung dalam serbuk kulit P. americana adalah sebesar 7,1 %. Hal ini menyatakan bahwa kadar air serbuk kulit P. americana telah memenuhi persyaratan yang ditetapkan. Penetapan kadar air bertujuan untuk mengetahui berapa besar kandungan air dalam serbuk, sehingga dapat diketahui apakah serbuk kulit P. americana memenuhi salah satu persyaratan serbuk yang baik atau tidak. Persyaratan serbuk yang baik adalah memiliki kandungan air yang kurang dari 10 % (Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan, 1995).
36
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
37
3. Hasil Penimbangan Bobot Ekstrak Etanol Kulit P. americana Hasil menunjukkan bahwa sebanyak 400 gram serbuk kering kulit P. americana menghasilkan 10 cawan ekstrak kental. Rata-rata rendemen setiap cawan 4,48 gram ekstrak kental. Pada pembuatan 400 gram serbuk kering kulit P. americana menghasilkan 44,8 gram ekstrak kental, dengan rendemen 11,20 % b/b. Perhitungan rendemen terlampir pada lampiran 9. Pembuatan ekstrak etanol kulit P. americana menggunakan metode maserasi untuk menyari simplisia. Senyawa yang dituju adalah flavonoid yang merupakan kelas dari polifenol. Flavonoid merupakan antioksidan yang dapat menangkap radikal bebas. Polifenol
bersifat polar, oleh karena itu cairan
penyari yang digunakan adalah cairan yang bersifat polar yaitu etanol (Cho and Dreher, 2001). Parameter standarisasi ekstrak etanol kulit P. americana dapat dilihat dari bobot tetap yang bertujuan untuk menghitung sisa zat dengan bobot tetap setelah dilakukan pengeringan. Ekstrak etanol ditimbang setiap jam hingga bobot konstan. 2. Uji Pendahuluan 1. Penentuan dosis hepatotoksik karbon tetraklorida Pada penelitian ini, dilakukan penetapan dosis hepatotoksin karbon tetraklorida. Tujuan penetapan dosis karbon tetraklorida adalah untuk menentukan dosis karbon tetraklorida yang dapat menyebabkan kerusakan selsel hepar, yang ditandai dengan peningkatan konsentrasi enzim alkalin fosfatase pada hewan uji.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
38
Paparan/pejanan karbon tetraklorida terhadap tikus mengakibatkan kerusakan pada hepar, ditandai dengan peningkatan ALP. Berdasarkan penelitian yang pernah dilakukan oleh Panjaitan, Handharyani, Chairul, Masriani, Zakiah, dan Manalu (2007), peningkatan ALP terjadi sebesar dua kali lipat dibandingkan dengan kontrol setelah pemberian karbon tetraklorida dengan dosis 1 ml/kg BB. Panjaitan, dkk (2007) menyatakan bahwa pada dosis 10 ml/kg BB, kemampuan hati dalam mensintesis enzim ini sudah sangat terganggu akibat terjadi kerusakan sel hati yang berat. Dosis hepatotoksin yang digunakan dalam penelitian ini mengacu pada penelitian yang dilakukan oleh Nopitasari (2013) yang menggunakan dosis 2 ml/kg BB, dimana pada dosis tersebut, karbon tetraklorida sudah memberikan peningkatan kadar ALT dan AST sebesar 2 kali lipat. Peningkatan kadar ALT, AST dan ALP menandakan adanya kerusakan hati. Parameter kerusakan hati pada penelitian ini adalah ALP karena ALP merupakan enzim yang terdapat di hati, dimana jika terjadi kerusakan pada hati, maka konsentrasi ALP akan meningkat. 2. Penentuan waktu pencuplikan darah Penentuan waktu pencuplikan darah dilakukan untuk mengetahui kapan karbon tetraklorida dosis 2 mL/kg BB dapat memberikan efek hepatotoksik maksimal. Penentuan waktu pencuplikan darah ditentukan melalui orientasi hasil Alanin Transferase (ALT) atau SGPT pada tikus jantan galur Wistar terinduksi karbon tetraklorida pada jam ke-0, 24 dan 48. Konsentrasi ALT
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
39
digunakan untuk menentukan waktu pencuplikan darah karena saat ALT meningkat, maka terjadi juga peningkatan ALP (Kumar, 2009). Berdasarkan uij tersebut, diperoleh rata-rata konsentrasi enzim ALT/SGPT pada tabel I dan gambar 5. Tabel I. Rata-rata konsentrasi ALT tikus setelah diinduksi karbon tetraklorida dengan dosis 2 mL/kg BB saat pencuplikan darah pada jam ke-0, 24 dan 48 (n=3).
Waktu pencuplikan jam ke0 24 48
Purata konsentrasi ALT±SE(U/L) 72,3±5,8 217,3±2,7 90,3±6,5
Gambar 5. Diagram batang orientasi konsentrasi ALT tikus setelah diinduksi karbon tetraklorida dosis 2 mL/kg BB pada jam ke-0, 24 dan 48.
Uji konsentrasi SGPT pada jam ke-0, 24 dan 48 menggunakan Kolmogorov Smirnov menunjukkan signifikansi masing-masing 0,999 (P >0.05); 0,994 (P > 0,05); 1,000 (P > 0,05). Setelah uji Kolmogorov Smirnov, dilakukan pengujian dengan menggunakan analisis pola searah (One Way ANOVA) dan diperoleh
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
40
signifikansi 0,515 (P > 0,005) artinya data yang diperoleh adalah homogen. Kemudian dilakukan uji Scheffe untuk melihat kebermaknaan data. Data disajikan dalam tabel II. Tabel II. Hasil uji Scheffe konsentrasi ALT tikus terinduksi karbon tetraklorida dosis 2 mL/kg BB pada pencuplikan darah jam ke-0, 24 dan 48.
Waktu pencuplikan (jam ke-)
0
24
48
0
-
BB
BTB
24
BB
-
BB
48
BTB
BB
-
Keterangan: BB = Berbeda bermakna; BTB= berbeda tidak bermakna
Berdasarkan data pada tabel I, dapat dilihat bahwa rata-rata ALT tertinggi pada saat pencuplikan darah jam ke-24. Data ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Rajendran, Hemalatha, Akasakalai, MadhuKrishna, Sohil, dan Sundaram (2009) yang menyatakan bahwa nilai kerusakan hati dengan kenaikan konsentrasi ALT mencapai dua sampai tiga
kali lipat dari nilai
normal yaitu 283,3±30,1 U/L. Hasil uji Scheffe menunjukkan bahwa konsentrasi ALT pada jam ke-0 dibandingkan dengan jam ke-24 adalah berbeda bermakna. Hal ini berarti pada jam ke-24 terjadi peningkatan konsentrasi ALT diakibatkan karena adanya kerusakan hati akibat induksi karbon tetraklorida. Konsentrasi ALT pada jam ke -24 dan 48 adalah berbeda bermakna. Hal ini menyatakan bahwa pada jam ke-24, hati sedang mengalami kerusakan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
41
karena induksi karbon tetraklorida. Pada jam ke-48, terjadi penurunan konsentrasi ALT hampir mendekati nilai kadar pada jam ke-0 sehingga terdapat perbedaan yang tidak bermakna antara kadar SGPT pada jam ke-0 dan jam ke48. Pada jam ke-48 sudah terjadi regenerasi sel-sel hepar, dimana kerusakan hepar yang terjadi sudah kembali normal perlahan. Dari data yang disajikan, dapat dinyatakan bahwa efek hepatotoksik oleh karbon tetraklorida dosis 2 mL/kg BB mempunyai efek toksik maksimal pada jam ke-24. Oleh karena itu, hasil orientasi ini digunakan oleh peneliti sebagai acuan untuk menentukan waktu pencuplikan darah hewan uji. 3. Hasil Uji Pengaruh Pemberian Jangka Panjang Ekstrak Etanol Kulit P. americana terhadap konsentrasi ALP. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui dosis ekstrak etanol kulit P. americana yang efektif memberikan efek hepatoprotektif pada tikus jantan galur Wistar yang terinduksi karbon tetraklorida. Pada penelitian ini dilakukan pemberian jangka panjang ekstrak etanol kulit P. americana pada 6 kelompok perlakuan tikus jantan galur Wistar. 6 kelompok perlakuan yang digunakan adalah kelompok I yaitu kelompok kontrol negatif (olive oil), kelompok II yaitu kelompok kontrol karbon tetraklorida, kelompok III yaitu kelompok kontrol sediaan ekstrak etanol kulit P. americana dengan dosis 400 mg/kg BB, kelompok IV yaitu kelompok perlakuan dosis I ekstrak etanol kulit P. americana (350 kg/BB) + karbon tetraklorida, kelompok V yaitu kelompok perlakuan dosis II ekstrak etanol kulit P. americana (700 mg/kg BB) + karbon
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
42
tetraklorida, dan kelompok VI yaitu kelompok perlakuan dosis III ekstrak etanol kulit P. americana (1400 mg/kg BB) + karbon tetraklorida. Penelitian ini melihat konsentrasi ALP pada tikus jantan yang terinduksi karbon tetraklorida 2 mL/kg BB yang sebelumnya telah dipejankan ekstrak etanol kulit P. americana satu kali sehari selama enam hari berturut-turut pada jam yang sama. Lama pemejanan ekstrak etanol kulit P. americana berdasarkan penelitian
yang
dilakukan
oleh
Rahmamurti
(2013)
tentang
efek
hepatoprotektif ekstrak etanol-air daun Macarangan tanarius L. pada tikus terinduksi karbon tetraklorida. Berdasarkan data konsentrasi alkalin fosfatase yang dianalisis dengan rancangan acak lengkap pola searah, menunjukkan bahwa terdapat beberapa perbedaan dengan nilai P < 0,05. Kebermaknaan perbedaan antar kelompok dianalisis dengan uji Scheffe (tabel III). Data konsentrasi alkalin fosfatase tersaji dalam bentuk rata-rata ± SE.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
43
Tabel III. Pengaruh dosis pemberian ekstrak etanol kulit P. americana jangka panjang terhadap hepatotoksisitas karbon tetraklorida dilihat dari konsentrasi alkalin fosfatase
Kelompok
Perlakuan
Rata-rata konsentrasi ALP ± SE (U/L)
I
Kontrol CCl4 2 mL/kg BB
440,2±37,7
II
Kontrol Olive Oil 2 mL/kg BB
274,2±25,6
III
Kontrol sediaan (ekstrak etanol kulit P.americana dosis 1400 mg/kg BB selama 6 hari Dosis I ekstrak etanol kulit P. americana Mill. (350 mg/kg BB) + CCl4 selama 6 hari Dosis II ekstrak etanol kulit P. americana Mill. (700 mg/kg BB) + CCl4 selama 6 hari Dosis III ekstrak etanol kulit P. americana Mill. (1400 mg/kg BB) + CCl4 selama 6 hari
190,2±12,0
IV
V
VI
395,6±34,5
336,6±10,4
286,4±27,0
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
44
Tabel IV. Hasil uji Scheffe konsentrasi alkalin fosfatase tikus antar kelompok perlakuan
Kelompok
Kontrol Hepatotoksin CCl4 2 ml/kg BB
Kontrol negatif olive oil 2 ml/kg BB
Kontrol Hepatotoksin CCl4 2 ml/kg BB
Kontrol EtOH Panjang 1400 mg/kg BB + CCl4
BB
Kontrol negatif olive oil 2 ml/kg BB
BB
Dosis 1 EtOH panjang
Dosis 2 EtOH panjang
350 mg/kg BB + CCl4
700 mg/kg BB + CCl4
Dosis 3 EtOH panjang 1400 mg/kg BB + CCl4
TB
TB
BB
BB
TB
TB
TB
TB
BB
BB
TB
TB
TB
Kontrol EtOH Panjang 1400 mg/kg BB
BB
TB
Dosis 1 EtOH panjang
TB
TB
BB
TB
TB
BB
TB
BB
TB
TB
TB
350 mg/kg BB + CCl4 Dosis 2 EtOH panjang
TB
700 mg/kg BB + CCl4 Dosis 3 EtOH panjang 1400 mg/kg BB + CCl4
TB
Keterangan: BB = berbeda bermakna (P ≤0,050); TB = berbeda tidak bermakna (P ≥ 0,50).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
45
Gambar 6. Diagram batang rata-rata konsentrasi alkalin fosfatase tikus terinduksi karbon tetraklorida 2 mL/kg BB yang diberi esktrak etanol kulit P. americana 1 x sehari selama 6 hari.
1. Kontrol negatif (Olive oil 2 mL/kg BB). Pada penelitian ini dilakukan pengujian pada kelompok kontrol negatif. Tujuan pengujian pada kelompok kontrol negatif adalah untuk memastikan benar bahwa adanya peningkatan konsentrasi alkalin fosfatase (ALP) pada hewan uji disebabkan oleh pemberian agen hepatotoksin karbon tetraklorida, dan bukan akibat dari pemberian pelarut yang digunakan yaitu olive oil. Dosis pemberian olive oil sama dengan dosis karbon tetraklorida yaitu 2 mL/kg BB dengan tujuan agar diketahui apakah olive oil pada dosis yang sama dengan karbon tetraklorida akan memberikan pengaruh bagi konsentrasi alkalin fosfatase atau tidak.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
46
Konsentrasi ALP pada kontrol olive oil pada jam ke-24 adalah sebesar 274,2 ± 25,6 U/L. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Kumar, et al., (2009), nilai konsentrasi ALP pada kontrol olive oil tidak mengalami peningkatan yang signifikan dibandingkan dengan nilai konsentrasi ALP pada kelompok normal sehingga dapat dikatakan nilai ALP pada kelompok olive oil dan kelompok normal adalah sama. Kelompok normal yang dimaksudkan adalah kelompok hewan uji yang tidak diberikan intervensi apapun. Hewan uji diambil darahnya lalu diukur konsentrasi ALT, AST dan ALP. Berdasarkan penelitian tersebut, maka nilai ALP kelompok kontrol olive oil pada penelitian ini digunakan sebagai nilai normal ALP. 2.
Kontrol Karbon Tetraklorida Dosis 2 mL/kg BB. Berdasarkan
hasil
pengukuran,
dapat
dibuktikan
bahwa
peningkatan konsentrasi ALP pada hewan uji disebabkan oleh pajanan karbon tetraklorida 2 mL/kg BB yang mengindikasikan terjadinya kerusakan pada hati. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Kumar, et. al (2009) bahwa konsentrasi ALP pada pemberian hepatotoksin karbon tetraklorida meningkat sekitar dua kali lipat dibandingkan dengan nilai ALP pada kontrol olive oil. Tujuan dari adanya kontrol hepatotoksin adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian karbon tetraklorida 2 mL/kg BB terhadap konsentrasi ALP pada hati tikus jantan galur Wistar. Hewan uji diinduksi karbon tetraklorida secara intraperitonial dengan dosis 2 mL/kg BB, setelah itu dilakukan pencuplikan darah pada jam ke-24. Konsentrasi ALP yang
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
47
terukur kemudian dibandingkan dengan konsentrasi ALP pada kontrol olive oil. Hasil pengukuran menunjukkan bahwa konsentrasi ALP pada tikus yang diinduksi karbon tetraklorida adalah sebesar 440,2 ± 37,7 U/L. Secara statistik, konsentrasi ALP pada kontrol hepatotoksin karbon tetraklorida dan kontrol olive oil adalah berbeda bermakna dengan nilai P < 0,05. 3.
Kontrol Sediaan (Ekstrak Etanol kulit P. americana Dosis 1400 mg/kg BB). Kontrol ekstrak etanol kulit P. americana perlu dilakukan untuk melihat apakah pemberian sediaan esktrak etanol kulit P. americana tanpa induksi karbon tetraklorida 2 mL/kg BB berpengaruh terhadap konsentrasi ALP atau tidak. Dosis kontrol ekstrak etanol P. americana yang digunakan adalah 1400 mg/kg BB, yang merupakan dosis tertinggi dalam perlakuan sehingga diharapkan hasilnya dapat mendeskripsikan keseluruhan dosis perlakuan ekstrak etanol baik itu dosis rendah atau dosis tengah. Konsentrasi ALP tikus kelompok kontrol ekstrak etanol kulit P. americana adalah 190,2 ± 12,08 U/L. Berdasarkan uji statistik (pada tabel IV), konsentrasi ALP pada kontrol sediaan ekstrak etanol kulit P. americana dan kontrol olive oil adalah berbeda tidak bermakna sehingga dapat dikatakan konsentrasi ALP pada kedua kontrol ini hampir sama. Hal ini menyatakan bahwa sediaan ekstrak etanol kulit P. americana dosis 1400 mg/kg BB tidak meningkatkan konsentrasi ALP sehingga tidak menginduksi terjadinya kerusakan pada hati.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
48
4. Kelompok Perlakuan Dosis I (350 mg/kg BB) pada tikus jantan galur Wistar terinduksi karbon tetraklorida 2 mL/kg BB. Pengujian pada kelompok perlakuan bertujuan untuk melihat pengaruh konsentrasi ALP pada perlakuan jangka panjang ekstrak etanol kulit P. americana pada tikus jantan galur Wistar teinduksi karbon tetraklorida. Kelompok perlakuan diberikan pajanan atau perlakuan ekstrak etanol kulit P. americana dengan dosis 350 mg/kg BB secara jangka panjang, yaitu selama enam hari berturut-turut pada jam yang sama sebelum diinduksi karbon tetraklorida 2 mL/kg BB. Hasil pengujian kelompok perlakuan dosis I (pada tabel III) menunjukkan bahwa rata-rata konsentrasi ALP adalah 395,6±34,5 U/L, konsentrasi ALP pada kontrol karbon tetraklorida adalah 440,2 ± 37,7 U/L, sedangkan konsentrasi ALP pada kontrol olive oil adalah 274,2 ± 25,6 U/L. Berdasarkan hasil uji statistik, konsentrasi ALP pada kelompok perlakuan dosis I (350 mg/kg BB) dibandingkan dengan konsentrasi ALP pada kelompok kontrol hepatotoksin karbon tetraklorida adalah berbeda tidak bermakna. Hal ini berarti dosis I esktrak etanol kulit P. americana tidak mampu menurunkan konsentrasi ALP pada hewan uji setelah diinduksi karbon tetraklorida sehingga terjadi peningkatan ALP yang setara dengan kontrol hepatotoksin karbon tetraklorida. Hal ini menunjukkan bahwa dosis I esktrak etanol kulit P. americana tidak dapat
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
49
memberikan efek hepatoprotektif bagi hewan uji yang terpapar karbon tetraklorida. Konsentrasi ALP kelompok perlakuan dosis I (350 mg/kg BB) dibandingkan dengan kelompok kontrol olive oil adalah berbeda tidak bermakna. Hal ini berarti ada peningkatan ALP pada dosis I ekstrak etanol kulit P. americana setelah diinduksi karbon tetraklorida. Berdasarkan data statistik, terdapat penyimpangan standar deviasi yang besar pada kelompok perlakuan dosis I sehingga menyebabkan variasi yang besar pada konsentrasi ALP dosis I yang memberikan perbedaan tidak bermakna antara dosis I dan kontrol olive oil. 5. Kelompok Perlakuan Dosis II (700 mg/kg BB) pada tikus jantan galur Wistar terinduksi karbon tetraklorida 2 mL/kg BB. Pada kelompok perlakuan yang diberikan pajanan dosis II esktrak etanol kulit P. americana (700 mg/kg BB). Hasil pengujian menunjukkan konsentrasi ALP pada kelompok perlakuan dosis II, kontrol hepatotoksin (karbon tetraklorida) dan kontrol negatif (olive oil) secara berturut-turut adalah 336,6 ± 10,4; 440,2 ± 37,7; 274,2 ± 25,6 U/L. Berdasarkan hasil uji statistik, maka terdapat perbedaan tidak bermakna antara dosis II dengan kontrol hepatotoksin karbon tetraklorida, nilai P > 0,05. Hal ini berarti tidak ada perubahan konsentrasi ALP pada tikus yang diinduksi karbon tetraklorida setelah pemberian dosis II. Perbedaan tidak bermakna juga ditemukan pada perbandingan antara dosis II ekstrak etanol kulit P. americana dan kontrol olive oil, nilai
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
50
P > 0,05. Secara statistik memang terdapat perbedaan tidak bermakna, tetapi jika dilihat dari nilai konsentrasi ALP, nilai konsentrasi ALP dosis II lebih besar dari kontrol olive oil sehingga dapat dikatakan bahwa dosis II tidak cukup mampu menurunkan konsentrasi ALP sehingga belum dapat memberikan efek protektif bagi hati. 6. Kelompok Perlakuan Dosis III (1400 mg/kg BB) pada tikus jantan galur Wistar terinduksi karbon tetraklorida 2 mL/kg BB. Pada kelompok perlakuan yang ketiga, kelompok hewan uji diberi pajanan ekstrak etanol dosis III kulit P. americana (1400 mg/kg BB) kemudian diinduksi karbon tetraklorida 2 mL/kg BB 24 jam setelah pejanan ekstrak etanol kulit P. americana. hari ke enam. Perbandingan nilai konsentrasi ALP pada dosis III ekstrak etanol kulit P. americana, kontrol hepatotoksin karbon tetraklorida dan kontrol negatif olive oil secara berturut-turut adalah 286,4 ± 27,0; 440,2 ± 37,7; 274,2 ± 25,6 U/L. Berdasarkan hasil uji statistik, nilai konsentrasi ALP pada dosis III ekstrak etanol kulit P. americana dan kontrol hepatotoksin karbon tetraklorida adalah berbeda bermakna, nilai P < 0,05. Hal ini berarti dosis III mampu memberikan penurunan konsentrasi ALP sehingga dapat memberikan efek protektif bagi hati yang terpapar karbon tetraklorida. Nilai konsentrasi ALP pada dosis III banding kontrol olive oil adalah berbeda tidak bermakna, nilai P > 0,05. Hal ini berarti Dosis III dapat menurunkan konsentrasi ALP hingga hampir mendekati nilai normal, seperti pada kelompok kontrol olive oil.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
51
7. Perbandingan konsentrasi ALP antara kelompok perlakuan dosis I (350 mg/kg Bb), dosis II (700 mg/kg BB), dan dosis III (1400 mg/kg BB) pada tikus jantan galur Wistar terinduksi karbon tetraklorida. Nilai konsentrasi ALP pada dosis I (350 mg/kg BB), dosis II (700 mg/kg BB), dan dosis III (1400 mg/kg BB) secara berturut-turut adalah 395,6 ± 34,5; 336,6 ± 10,4; 286,4 ± 27,0 U/L. Hasil uji statistik menyatakan bahwa terdapat perbedaan tidak bermakna antar dosis I, dosis II dan dosis III. Hal ini berarti tidak ada kekerabatan dosis dengan efek penurunan ALP yang ditimbulkan. Semakin besar dosis yang diberikan, tidak ada penurunan konsentrasi ALP yang bermakna. 8. Rangkuman Pembahasan Pemberian ekstrak etanol kulit P. americana jangka panjang tidak memberikan pengaruh terhadap peningkatan konsentrasi ALP pada tikus jantan galur Wistar. Hal ini dapat dilihat dari nilai rata-rata konsentrasi ALP pada kontrol sediaan ekstrak etanol kulit P. americana dan kontrol olive oil secara berturut turut yaitu 190, 2 ± 12,0; 274,2 ± 25,67 U/L. Tidak terdapat kekerabatan antara dosis I (350 mg/kg BB), dosis II (700 mg/kg BB) dan dosis III (1400 mg/kg BB) untuk memberikan efek penurunan ALP yang dapat menandakan efek proteksi pada hati yang terinduksi karbon tetraklorida. Agen hepatotoksin yang digunakan dalam penelitian adalah karbon tetraklorida. Mekanisme dari karbon tetraklorida untuk memicu kerusakan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
52
hati adalah karbon tetraklorida dikonversi menjadi triklorometil radikal (CCl3•) kemudian menjadi triklorometilperoksi (CCl3O2•). Senyawa radikal mempunyai tingkat kereaktifan yang sangat tinggi. Nekrosis yang terjadi karena induksi karbon tetraklorida adalah yang paling berbahaya dan terjadi di sel sentrilobular hepar yang mengandung konsentrasi tinggi CYP, yang dapat merespon aktivasi karbon tetraklorida (Hodgson, 2010). Kandungan kulit P. americana yaitu flavonoid dan fenol dapat tersari oleh pelarut etanol yang bersifat polar. Penurunan konsentrasi alkalin fosfatase yang terjadi diduga disebabkan oleh adanya antioksidan yang dapat menangkap radikal triklorometil (CCl3•) di hepar yang terpapar karbon tetraklorida, lalu diubah menjadi senyawa tidak toksik sehingga tidak merusak sel-sel hepar. Untuk mengetahui perbedaan tingkat kerusakan hati pada tikus kelompok kontrol hepatotoksin karbon tetraklorida dan tikus kelompok kontrol pra perlakuan, seharusnya dilakukan uji histopatologi tetapi pada penelitian ini, peneliti hanya melihat tingkat kerusakan hati dari perubahan konsentrasi ALP. Peneliti merasa perlu untuk dilakukan penambahan hewan uji pada penelitian ini untuk memperkecil penyimpangan standar deviasi sehingga variasi yang terjadi juga kecil. Peneliti juga merasa perlu untuk menggunakan senyawa hepatotoksin lainnya untuk mengetahui tingkat kemampuan ekstrak etanol kulit P. americana untuk memberikan pengaruh terhadap konsentrasi ALP. Selain karbon tetraklorida, parasetamol dapat digunakan sebagai senyawa model hepatotoksin.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan Berdasarkan data yang diperoleh dan dari uji statistik yang dilakukan, peneliti mengambil kesimpulan bahwa: 1. Pemberian jangka panjang ekstrak etanol kulit P. americana dosis I (350 mg/kg BB) dan dosis II (700 mg/kg BB) secara per oral tidak memberikan
pengaruh
terhadap
perubahan
konsentrasi ALP,
sedangkan dosis III (1400 mg/kg BB) secara per oral memberikan pengaruh terhadap perubahan konsentrasi ALP pada tikus jantan galur Wistar terinduksi karbon tetraklorida. 2. Tidak terdapat kekerabatan dosis dengan konsentrasi ALP pada penelitian ini. B. Saran Peneliti menyarankan bahwa perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai: 1. Kemampuan ekstrak etanol kulit P. americana untuk menurunkan konsentrasi ALP harus diujikan pada hewan uji yang terpapar agen toksik lain seperti parasetamol. 2. Adanya penambahan hewan uji untuk memperkecil penyimpangan standar deviasi.
53
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
54
3. Adanya gambaran histopatologi hepar hewan uji terinduksi karbon tetraklorida untuk mengetahui tingkat kerusakan hepar.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
55
DAFTAR PUSTAKA
Acalovschi, M., and Paumgartner, G., 2001, Hepatobiliary Disease: Cholestasis and Gallstones, Kluwer Academic Publisher, Netherlands P. 7. Agrilink, 2001, Supplement to Avocado Information Kit, Queensland Horticulture Institute, Department of Primary Industry, Queensland. Arora, Komal, 2012, Liver and intrahepatic bile ducts-nontumor, http://www.pathologycoutlines.com/topic/liverbacteria.html, diakses tanggal 3 Oktober 2014. AlWasel,A.H., and Bashandy,S,A, 2011, Carbon Tetrachloride-induced Hepatotoxicty and Nephrotoxicity in Rats : Protective Role Vitamin C, Journal of Pharmacology and Toxicology., 6(3), 283 – 292. Baradero, M., Dayrit, M. W., dan Siswadi, Y., 2005, Klien Gangguan Hati: Seri Asuhan Keperawatan, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta, p. 43. Bataller, R., and Brenner, D, A., 2005, Liver Fibrosis, The Journal of Clinical Investigation, 115(2): 209. Brito, E., Brilhante, R., Cordeiro, R., Leite, Sidrim, J., Bertini, L., Morais, S., et. al., 2009, Chemical Composition of Persea americana (Avocado) seed extracts, Revista da Sociedade Brasileira de Medicina Tropical, 42(2): 110-113. Brunt, Elizabeth, 2007, Pathology of Fatty Liver Disease, Modern Pathology, Department of Pathology, Saint Louis University School of Medicine, 20: 40-48. Carpena, J., Morcuende, D., Andrade, M., Kylli, P., and Estevez, M., 2011, Avocado (Persea americana Mill.) phenolic, in vitro antioxidant and antimicrobial activities, and inhibition of lipid and protein oxidation in porcine patties, Agricultural Food Chemistry, 50(10): 5625-5635. Cho, S. S., and Dreher, M, L., 2001, Handbook of Dietary Fiber, Marcel Dekker Inc, USA, p. 423. Crowley, 2001, Human Disease, 5th edition, Jones and Bartlett Publishers, Canada, p. 544. Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan RI, 1995 d, Material Medika Indonesia, Jilid VI, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta, pp. 46. Donatus, I., 2001, Toksikologi Dasar, Laboratorium Farmakologi dan Toksikologi Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada, Yogyakarya, pp. 121. Gowda, S., Desai, P., Hull, V., Math, A., Vernekar, S., and Kulkarni, S., 2009, A Review on Laboratory Liver Function Tests, The Pan African Medical Journal, 3: 17. Gregus dan Klaaseen, C. D., 2001, Mechanism of Toxicity, in Klaaseen, C. D., Cassarett and Doull’s Toxicology: the Basic Science Poisons, 6thedition, McGraw-Hill, New York, pp. 57-64.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
56
Gurakar, Hamilton, Koteish, Li, and Mezey, 2014, Gastroenterology and Hepatology, John hopkins Medicine, https://gi.jhsps.org/GDL_Disease.aspx?CurrentUDV=31&GDL_Cat_ID= BB532D8A-43CB-416C-9FD2A07AC6426961&GDL_Disease_ID=A349F0EC-5C87-4A52-9F2E69AFDB80C3D1 Hayes, A. Wallace, 2001, Principles and Methods of Toxicology, 4th Edition, Taylor and Francis, United States of America. Hodgson, 2010, A Textbook of Modern Toxicology, 4th edition, Wiley, Canada, pp. 168-169, 287-288. Hyder, M, A., Hasan, M., and Mohieldein, A, H., 2013, Comparative Levels of ALT, AST, ALP, and GGT in Liver Associated Diseases, European Journal of Experimental Biology, 3(2): 280-284. Janakat, S., and Al-Merie H., 2002, Optimization of the dose and route of injection, and characterization of the time course of carbon tetrachlorideinduced hepatotoxicity in the rat, J. Pharm. ToFx. Methods, 48, 41-44. Jimenez-Arrelanez, Herrera, Julieta, Nicolas, Ricardo, Garrido, Jorge, Tapia, and Mulia, 2013, Antiprotozoal and antimycobacterial activities of Persea americana seeds, Research Article, Mexico, 13: 109. Kaslow, 2013, Alkaline Phospatase, http://www.drkaslow.com/html/alkaline_phosphatase.html kaslow 2013, diakses tanggal 1 Oktober 2014. Kosinska., M, Karamac, I, Estrella., T, Herrnandez, B, Bartolomeus and GA, Dykes , 2012, Phenolic compound profiles and antioxidant capacity of Persea americana Mill. Peels and seeds of two varieties, Journal of Agricultural and Food Chemistry, 60(18): 4613-4619. Kumar, V., Abbas, Abul K., Fausto, N., Mitchell, R., 2007, Basic Pathology, 8th edition, Saunders Elsevier, China p.63. Kumar, P.V., Sivaraj, A., Elumalai, E., and Kumar, B. S., 2009, Carbon Tetrachloride-Induced Hepatotoxicity In Rats-Protective Role of Aqueous Leaf Extracts of Coccinia grandis, International Journal of PharmTech Research, Volume 1, (4): 1612-1615. Kurniawati, A. Y., Adrianto, E. E., dan Hendra, P, 2011, Uji Praklinik Ekstrak Metanol-Air Macaranga tanarius L. Kajian: Aktivitas Antiinflamasi dan Hepatoprotektif, Kongres Ilmiah dan Rapat Kerja Nasional IAI, IAI, Manado. Lee, Lexa, W., 2013, Managing Chronic Cirrhosis After Progression to Liver Failure, Gastrointestinal Bleeding, http://www.hcplive.com/ conferences/shmc-2013/Managing-Chronic-Cirrhosis-After-Progressionto-Liver-Failure-Gastrointestinal-Bleeding, diakses tanggal 3 Oktober 2014. Malhi, H., Gores, G, J., and Lemasters, J, J., 2006, Apoptosis and Necrosis in the Liver: A Tale of Two Deaths, Hepatology, 43(2): 531.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
57
Martini and Nath, 2009, Fundamentals of Anatomy and Physiology, 8th edition, Pearson Benjamin Cummings, London, p. 903. Muchandi, I., S., 2005, Hypoglycemic activity of aqueous leaf extract of Persea americana Mill., Research Letter, Karnataka. Nopitasari, Ayu, K., 2013, Efek Hepatoprotektif Jangka Panjang Ekstrak Etanol Biji Persea americana Mill. terhadap Aktivitas ALT-AST Serum pada Tikus Terinduksi Karbon Tetraklorida, Skripsi, 40, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta. Oh, R. C., and Hustead, T. R., 2011, Causes and Evaluation of Mildly Elevated Liver Transaminase Levels, American Family Physician, Volume 84 (9): 10031004. Panjaitan, Handharyani, Chairul, Masriani, Zakiah, dan Manalu, 2007, Pengaruh Pemberian Karbon Tetraklorida terhadap Fungsi Hati dan Ginjal Tikus, Makara Kesehatan, Volume 11, No.11: 11-16. Rahmamurti, B, A., 2013, Efek Hepatoprotektif Ekstrak Etanol-Air Daun Macaranga tanarius L. pada Tikus terinduksi Karbon Tetraklorida: Kajian Terjadap Praperlakuan Jangka Panjang, Skripsi, 33, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta. Rajendran, Hemalatha, Akasakalai, MadhuKrishna, Sohil, Vittal, and Sundaran, 2009, Hepatoprotective activity of Mimosa pudica leaves against Carbontetrachloride induced toxicity, Journal of Natural Products, Volume 2: 116-122. Rieth, S., Sams, R., Manibusan, M., Jinot, J., Kopylev, L., White, P., et. al., 2010, Toxicological Review of Carbon Tetrachloride, U.S Environmental Protection Agency, Washington DC, pp. 12-14. Rukmana, R., 2007, Budi Daya Alpukat, Kanisius, Yogyakarta, pp. 17-18. Sacher, R.A., and McPherson, R.A., 2002, Tinjauan Klinis Hasil Pemeriksaan Laboratorium, Edisi 11, ECG, Jakarta, hal. 360-384. Sari, W, 2008, Care your self : hepatitis, Penebar Plus, Jakarta hal. 12 Servillon, Rvin, John T., Dingal, Mary Claire, C., Lusica, Marvielyn C., Yamson, Maria, Kristina, A., Balonebro, Mark , John, B., and Alzate, Florence B., 2014, Antibacterial Activity of Persea americana (Avocado) Peel Extract Against Staphylococcus aureus, Pseudomonas aeruginosa, Methicillin-Resistant Staphylococcus aureus (MRSA) and Multi- Drug Resistant Clinical Isolates, International Journal of Science and Clinical Laboratory, Volume 5. Udristioiu, A., Iliescu, Radu, G., Cojocaru, M., and Joanta, Adela, 2014, Alkaline Phosphatase Isoenzyme and Leukocyte Alkaline Phosphatase Score in Patient with Acute and Chronic Disase: A Brief Review, British Journal of Medicine and Medical Research, 4(1): 340-350.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
58
Vinha, A.F., Moreira, J., and Barreira, S, V, P., 2013, Physicochemical Parametes, Phytochemical Composition and Antioxidant Activity of the Algarvian Avocado (Persea americana Mill), Journal of Agricultural Science, Volume 5, No. 12, WHO, 1999, Carbon Tetrachloride, http://www.inchem.org/ documents/ehc/ehc/ehc208.html, diakses tanggal 3 Oktober 2014. Wibowo dan Paryana, 2009, Anatomi Tubuh Manusia, Graha Ilmu, Indonesia, pp. 347,348,351, 352. Williamson, E. M., Davis, T. O., and Fred, J. E., 1996, Pharmacological Methods in Phytotherapy Research Vol. 1: Selection Preparation and Pharmacological Evaluation of Plant Material, John Wiley & Sons, Cichester, England, p. 49. Yasir,M., Das,S., and Kharya,M.D., 2010, The Phytochemical and Pharmacological Profile of Persea americana Mill, NCBI, http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3249906/, diakses pada 3 Maret 2013. Zuhrotun, Ade, 2007, Aktivitas Antidiabetes Ekstrak Etanol Biji Buah Alpukat (Persea americana Mill.) Bentuk Bulat, Karya Ilmiah, Universitas Padjajaran, Bandung.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
59
LAMPIRAN
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
60
Lampiran 1. Foto buah dan serbuk kulit P. americana
Lampiran 2. Foto proses ekstraksi
Lampiran 3. Foto ekstrak etanol kulit P. americana dan ekstrak etanol + CMC-Na
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 4. Surat pengesahan determinasi buah P. americana
61
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
62
Lampiran 5. Surat pengesahan Medical and Health Research Ethics Commitee (MHREC)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 6. Hasil penetapan kadar air serbuk kulit P. americana
63
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 7. Hasil orientasi
1. Uji Homogenitas
64
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
65
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
66
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 8. Hasil perlakuan 1. Uji Normalitas
2. Uji Homogenitas
67
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
3. Perbandingan
68
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Multiple comparison Scheffe
69
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Kelompok
Kontrol Hepatotoksin CCl4 2 ml/kg BB
Kontrol Hepatotoksin CCl4 2 ml/kg BB
Kontrol negatif olive oil 2 ml/kg BB
Kontrol EtOH Panjang 1400 mg/kg BB
Dosis 1 Dosis 2 Dosis 3 EtOH EtOH EtOH panjang panjang panjang 1400 350 mg/kg 700 mg/kg mg/kg BB BB BB
BB
BB
TB
TB
BB
TB
TB
TB
TB
BB
BB
TB
TB
TB
Kontrol BB negatif olive oil 2 ml/kg BB Kontrol BB EtOH Panjang 1400 mg/kg BB
TB
Dosis EtOH panjang
TB
BB
TB
BB
TB
TB
TB
TB
350 BB
1 TB
70
mg/kg
Dosis EtOH panjang
2 TB
TB
700 mg/kg BBTB Dosis 3 BB EtOH panjang 1400 mg/kg BB
TB
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
71
Kelompok
Perlakuan
Rata-rata Efek konsentrasi ALP ± Hepatoprotektif SE (U/L) ALP (%)
I
Kontrol CCl4
440,2±37,727
-
II
Kontrol Olive Oil
274,2±25,6
0
III
Kontrol sediaan (ekstrak etanol kulit Persea americana dosis 1400 mg/kg BB Dosis I esktrak etanol kulit Persea americana Mill. (350 mg/kg BB) Dosis II esktrak etanol kulit Persea americana Mill. (700 mg/kg BB) Dosis III esktrak etanol kulit Persea americana Mill. (1400 mg/kg BB)
190,2±12,08
-
395,6±34,50
13,989
336,6±10,48
32,496
286,4±27,03
48,243
IV
V
VI
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 9. Perhitungan Rendemen Ekstrak Etanol Kulit P. americana Hasil rendemen ekstrak etanol kulit P. americana Ket (gram)
C-1
C- 2
C- 3
C- 4
C- 5
C- 6
C-7,8
C- 9.10
Cawan kosong
58,8
48,9
36,6
52,6
59,0
56,7
65,0
65,7
Cawan+ ekstrak
64,1
53,6
42,9
58,3
64,2
61,3
68,7
75,0
Rendem en
5,3
4,7
6,3
5,7
5,2
4,6
3,7
9,3
Keterangan : C=cawan Rata-rata rendemen = =
,
,
,
,
,
,
,
= 4,48 gram % rendemen ektrak kental = =
,
11,20 %
%
,
72
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
73
Hasil menunjukkan bahwa sebanyak 400 gram serbuk kering kulit P. americana menghasilkan 10 cawan ekstrak kental. Rata-rata rendemen setiap cawan 4,48 gram ekstrak kental. Pada pembuatan 400 gram serbuk kering kulit P. americana menghasilkan 44,8 gram ekstrak kental, dengan rendemen 11,20 %. Bobot pengeringan ekstrak etanol-air biji P. americana Berat cawan Jam ke kosong (gram) 48,9 36,6 59,0
0
58,5 Berat ekstrak 51,0 (gram) 71,5
2
4
6
8
10
12
54,9
54,1
53,8
53,7
53,6
53,6
45,1
43,7
43,2
43,0
42,9
42,9
66,1
64,9
64,6
64,4
64,2
64,2
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
74
BIOGRAFI PENULIS
Penulis skripsi dengan judul ”Pengaruh Pemberian Jangka Panjang Ekstrak Etanol Kulit Persea americana Mill. terhadap Aktivitas Alkalin Fosfatase pada Tikus Jantan Galur Wistar Terinduksi Karbon Tetra Klorida” memiliki nama lengkap Lusia Drikti Nini Gorantokan. Penulis lahir di Kalabahi pada tanggal 15 Maret 1993, merupakan anak pertama dari pasangan Agustinus Lebu Raya dan Elisabeth Sulastri Soedjono. Penulis mengawali masa pendidikannya di TK St. Theresia Lipa Kalabahi (1996-1999) kemudian melanjutkan ke bangku SDK St. Maria Lipa Kalabahi (1999-2005). Penulis menyelesaikan pendidikan tingkat sekolah menengah pertama di SMPN 1 Kalabahi (2005-2008), kemudian melanjutkan pendidikan di SMA Marsudirini Muntilan (2008-2011). Penulis kemudian melanjutkan pendidikan di sarjana di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta pada tahun 2011. Penulis aktif dalam berbagai kepanitiaan seperti anggota divisi P3K Pharmacy Performance (2011), Pharmacy Performance and Even Cup (2012), Sie konsumsi dan usaha dana kepanitian Desa Mitra (2012), anggota UKF Basket (2011-2013). Penulis juga aktif di organisasi di luar kampus yaitu Pendamping Iman Anak (PIA) Kotabaru dan menjabat sebagai sekretaris (2013-2014), dan saat ini masih aktif sebagai anggota PIA Kotabaru. Penulis pernah menjadi asisten praktikum Kimia Dasar (2013-2014), dan Komunikasi Farmasi (2014).