PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
TINGKAT EFIKASI DIRI SISWA (Studi Deskriptif pada Siswa SMP Kanisius Pakem Tahun Ajaran 2012/2013 dan Implikasinya Terhadap Topik-Topik Bimbingan Pribadi-Sosial) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Bimbingan dan Konseling
Disusun oleh: Andreas Rian Nugroho NIM: 091114042
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2013
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
TINGKAT EFIKASI DIRI SISWA (Studi Deskriptif pada Siswa SMP Kanisius Pakem Tahun Ajaran 2012/2013 dan Implikasinya Terhadap Topik-Topik Bimbingan Pribadi-Sosial) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Bimbingan dan Konseling
Disusun oleh: Andreas Rian Nugroho NIM: 091114042
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2013 i
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
ii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
iii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
MOTTO DAN PERSEMBAHAN Usaha, optimisme dan kerja keras merupakan modal paling penting dalam meraih sebuah keberhasilan
La Vita Est Bella Hidup itu indah
Semuanya akan indah pada waktunya (Pengkotbah 3: 11) Hidup yang tidak dimaknai tidak perlu dihidupi (Viktor Frankl)
Skripsi ini saya persembahkan kepada: 1. Tuhan Yesus Kristus 2. Program Studi Bimbingan dan Konseling USD 3. Mahasiswa Bimbingan dan Konseling 4. SMP Kanisius Pakem 5. Orangtuaku tercinta Bapak Agustinus Sunardi dan Ibu Veronika Sri Haryati
6. Kakakku Tarsisius Hanang Prasetyo 7. Kekasihku Alvionita Valentina Mega
iv
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 29 Agustus 2013 Penulis
Andreas Rian Nugroho
v
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma: Nama : Andreas Rian Nugroho NIM
: 091114042
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul: TINGKAT EFIKASI DIRI SISWA (Studi Deskriptif pada Siswa SMP Kanisius Pakem Tahun Ajaran 2012/2013 dan Implikasinya Terhadap Topik-Topik Bimbingan Pribadi-Sosial). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikan di internet maupun media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal 29 Agustus 2013 Yang menyatakan
Andreas Rian Nugroho
vi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
ABSTRAK TINGKAT EFIKASI DIRI SISWA (Studi Deskriptif pada Siswa SMP Kanisius Pakem Tahun Ajaran 2012/2013 dan Implikasinya Terhadap Topik-Topik Bimbingan Pribadi-Sosial) Andreas Rian Nugroho Universitas Sanata Dharma 2013 Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang bertujuan untuk memperoleh gambaran mengenai tingkat efikasi diri siswa SMP Kanisius Pakem Tahun Ajaran 2013/2013. Masalah pertama yang diteliti adalah “Seberapa tinggikah tingkat efikasi diri pada siswa SMP Kanisius Pakem Yogyakarta tahun ajaran 2012/2013?”. Masalah yang kedua adalah “Berdasarkan analisis terhadap butir-butir efikasi diri yang teridentifikasi kemunculannya rendah, topik bimbingan pribadi-sosial apakah yang implikatif bagi siswa SMP Kanisius Pakem Yogyakarta?” Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan menggunakan metode survei. Subjek penelitian adalah siswa kelas VII dan VIII SMP Kanisius Pakem Yogyakarta tahun ajaran 2012/2013 yang berjumlah 95 siswa. Instrumen penelitian ini berupa kuesioner tingkat efikasi diri yang terdiri dari 45 item pernyataan yang dikembangkan berdasarkan teknik penyusunan skala model Likert. Teknik analisis data dalam penelitian ini dengan membuat tabulasi skor dari masing-masing item, menghitung skor total masing-masing responden, menghitung skor total masing-masing item, selanjutnya mengkategorisasikan tingkat efikasi diri siswa berdasarkan distribusi normal. Kategori ini terdiri dari lima jenjang yaitu sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah, dan sangat rendah. Hasil penelitian yang diperoleh adalah (1) Tingkat efikasi diri pada siswa SMP Kanisius Pakem Yogyakarta tahun ajaran 2012/2013 yang termasuk dalam kategori sangat tinggi berjumlah 12 siswa (13%), yang termasuk dalam kategori tinggi berjumlah 66 siswa (69%), yang termasuk dalam kategori sedang berjumlah 16 siswa (17%), yang termasuk dalam kategori rendah 1 siswa (1%), dan yang termasuk dalam kategori sangat rendah 0 siswa (0%). (2) Berdasarkan analisis terhadap butir-butir efikasi diri, diperoleh 8 butir item yang masuk dalam kategori sedang yang digunakan sebagai dasar untuk merumuskan usulan topik-topik bimbingan pribadi-sosial yang implikatif untuk meningkatkan efikasi diri siswa SMP Kanisius Pakem tahun ajaran 2012/2013.
vii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
ABSTRACT STUDENTS’ SELF-EFFICACY (A Descriptive Study on Junior High School Students at SMP Kanisius Pakem in 2012/2013 Academic Year and Its Implications to The Topics of PersonalSocial Guidance) by Andreas Rian Nugroho Sanata Dharma University 201 3 This study belongs to a descriptive research that aims at gaining an overview of the self-efficacy level of junior high school students at SMP Kanisius Pakem in 2012/2013 academic year. The first issue underlying this study is “What is the level of students’ self-efficacy of junior high school students at SMP Kanisius Pakem in 2012/2013 academic year?” The second is “Based on the analysis of self-efficacy items identified as low level, what personal-social guidance topics are implied for junior high school students at SMP Kanisius Pakem Yogyakarta?” The type of this research is a descriptive research with survey method. The subjects are the seventh and eighth grade students at SMP Kanisius Pakem in2012/2013 academic year consisting of 95 students. The research instrument used is a questionnaire that shows the level of self-efficacy. It consists of 45 items and was compiled based on the scale arrangement technique adopted from Likert. The technique of data analysis used in this study is by making a tabulation of the scores for each item, calculat ing the total score of each respondent, calculat ing the total score of each item, then categorizing the level of students’ self-efficacy based on a normal distribution. This category consists of five levels, namely very high, high, medium, low, and very low. The results show that: (1) There are 12 students (13%) belong to the very high level of self-efficacy, 66 students (69%) belong to the high category level of self- efficacy, 16 students (17%) belong to the medium level of self-efficacy, 1 student (1%) belongs to the low category of self-efficacy, and no students (0%) belong to the very low level of self-efficacy. (2) Based on the analysis of selfefficacy items, there are 8 items that belong to the medium category and will be used as the basis for formulating the suggested topics of personal-social guidance in order to enhance the students’ self-efficacy at SMP Kanisius Pakem in 2012/2013 academic year.
viii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yesus Kristus atas perlindungan, pendampingan, dan doa dalam persiapan, pelaksanaan serta penyelesaian penelitian dalam bentuk skripsi ini Penulis menyadari bahwa terselesainya penulisan skripsi ini tidak terlepas dari dukungan, doa, bimbingan dan bantuan dari banyak pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini kelompok mengucapkan terima kasih yang tulus dari lubuk hati yang paling dalam kepada: 1. Dr. Gendon Barus, M.Si., sebagai Kepala Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan ijin untuk penulisan skripsi ini, sekaligus sebagai Dosen Pembimbing yang telah membimbing dengan kesabaran hati dan memberi masukan kepada penulis guna meningkatkan kualitas skripsi ini 2. Andrias Indra Purnama, ST., S.Pd. selaku Kepala Sekolah SMP Kanisius Pakem yang telah memberikan kesempatan untuk melaksanakan penelitian 3. Fransiska Charuniawati, S.Pd., serta Bernadeta, S.Pd. yang telah memberikan jam masuk kelas untuk melakukan penelitian 4. Seluruh siswa SMP Kanisius Pakem Tahun Ajaran 2012/2013, atas kesediaannya mengisi kuesioner 5. Bapak, Ibu dan Kakak tercinta Agustinus Sunardi, Veronika Sri Haryati, Tarsisius Hanang Prasetyo atas dukungan, doa, perhatian, kasih serta biaya yang diberikan selama menempuh studi di Universitas Sanata Dharma.
ix
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
6. Teman-teman BK angkatan 2009 yang telah memberikan dukungan dan motivasi, secara khusus kepada Sr. Berta, Iyud, Siska, Agnes, Yulia, Sadtya, Dendy, Tika, Prima, Robet, Ina dll yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu. 7. Teman-teman kost yang telah memberikan semangat, terkhusus kepada Leo, Damar, Sadtya, Septian, Galih, Wilda, Ms Agung dan Dita 8. Kekasihku Alvionita Valentina Mega R yang telah memberikan semangat, doa, dan kesabaran membantu menyelesaikan penulisan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu masukan, saran, dan kritik terhadap karya ini sangat diperlukan. Akhirnya, penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi siapa saja yang membaca.
x
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL………………………………………………..….… i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING……………………….… ii HALAMAN PENGESAHAN………………………….………………… iii HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN……………………….… iv PERNYATAAN KEASLIAN KARYA………………………………..… v LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA...… vi ABSTRAK………………………………………………………………… vii ABSTRACT……………………………………………………………..…………. viii KATA PENGANTAR………………………………………………….… ix DAFTAR ISI……………………………………………………………… xi DAFTAR TABEL………………………………………………………… xiv DAFTAR GRAFIK…………………………………….………….……… xv DAFTAR LAMPIRAN…………………………………………………… xvi BAB I PENDAHULUAN………………………………………………… 1 A. Latar Belakang………………………………………………….… 1 B. Rumusan Masalah……………………………………………....... 6 C. Tujuan Penelitian……………………………………………….… 7 D. Manfaat Penelitian………………………………………………… 7 E. Definisi Operasional……………………………………….……... 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA…………………………………..……… 10 A. Konsep Dasar Efikasi Diri………………………………..…….… 10 1. Pengertian Efikasi Diri……………………………..……….… 10 2. Dimensi-Dimensi Efikasi Diri………………………………… 13 3. Karakteristik Efikasi Diri……………………………………… 16 4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Efikasi Diri……………… 17 B. Konsep Dasar Remaja…………………………………………..… 28 1. Pengertian Remaja…………………………………………..… 28 xi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
2. Tugas Perkembangan Remaja……………………………….… 30 3. Ciri-ciri Remaja…………………………………………...…… 31 4. Perkembangan Efikasi Diri pada Remaja……………………… 33 C. Konsep Dasar Bimbingan Pribadi Sosial………………………..… 34 1. Pengertian Bimbingan……………………………………….… 34 2. Pengertian Bimbingan Pribadi Sosial ……………………….… 36 3. Bimbingan Pengembangan Efikasi Diri…………………….… 37 BAB III METODOLOGI PENELITIAN…………………………………. 39 A. Jenis Penelitian………………..........………………….………….. 39 B. Subjek Penelitian………………………………………………..… 39 C. Metode Pengumpulan Data………………………………………. 40 D. Validitas dan Reliabilitas Kuesioner……………………………… 44 E. Analisis Data……………………………………………………… 48 F. Prosedur Pengumpulan dan Analisis Data Penelitian……………
51
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN……………….… 52 A. Hasil Penelitian……………………………………………………. 52 1. Tingkat Efikasi Diri pada Siswa SMP Kanisius Pakem Tahun Ajaran2012/2013…………………………………………..…. 52 2. Mengidentifikasi butir-butir pengukuran efikasi diri yang rendah frekuensi kemunculannya pada siswa SMP Kanisius Pakem Yogyakarta dalam implikasinya untuk mengusulkan topik-topik bimbingan pribadi-sosial………….. 55 B. Pembahasan Hasil Penelitian……………………………...…….… 59 BAB V PENUTUP………………………………………………………… 65 A. Kesimpulan…………………………………………………..…… 65 B. Keterbatasan………………………………………………..…..… 66 C. Saran……………………………………………………………… 66
xii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………..… 69 LAMPIRAN
xiii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR TABEL 1. Tabel 1 Ciri-ciri Individu yang Memiliki Efikasi DiriTinggi dan Rendah………………………………………………................……. 16 2. Tabel 2 Ciri-ciri Individu yang Memiliki Efikasi Diri Tinggi dan Rendah…………………………………………………....................
17
3. Tabel 3 Subjek Penelitian…………………………………………….. 40 4. Tabel 4 Norma Skoring Inventori Efikasi Diri………………… ……. 42 5. Tabel 5 Kisi-kisi Kuesioner Efikasi Diri………………………… ….. 43 6. Tabel 6 Rincian Item yang Valid dan Gugur…………………………. 46 7. Tabel 7 Kriteria Guilford……………………………………………… 47 8. Tabel 8 Norma Kategorisasi Tingkat Efikasi Diri……………………. 49 9. Tabel 9 Norma Kategorisasi Tingkat Efikasi Diri Siswa Kelas VII dan VIII SMP Kanisius Pakem…………………………...............….. 50 10. Tabel 10 Norma Kategorisasi Skor Butir Instrumen Efikasi Diri ……. 51 11. Tabel 11 Kategorisasi Tingkat Efikasi Diri pada Siswa SMP Kanisius Pakem Tahun Ajaran 2012/2013 ……………….......................…….. 52 12. Tabel 12 Tingkat Efikasi Diri Siswa Berdasarkan Jenis Kelamin……. 54 13. Tabel 13 Tingkat Efikasi Diri Siswa Berdasarkan Kelas……………... 55 14. Tabel 14 Kategori Skor Item Efikasi Diri pada Siswa SMP Kanisius Pakem Tahun Ajaran2012/2013……………………… 55 15. Tabel 15 Item-item Pernyataan yang Tergolong dalam Kategori Sedang……………………………………………………… 57 16. Tabel 16 Topik-Topik Bimbingan Pribadi Sosial yang Implikatif Dapat Meningkatkan Efikasi Diri Siswa SMP Kanisius Pakem Tahun Ajaran 2012/2013…………………………..
xiv
58
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR GRAFIK 1. Grafik 1. Grafik Tingkat Efikasi Diri Siswa SMP Kanisius Pakem….. 53
xv
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR LAMPIRAN
1. Lampiran 1
: Kuesioner Efikasi Diri ……………………….
72
2. Lampiran 2
: Tabulasi Data Penelitian……………………..
79
3. Lampiran 3
: Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas…………..
82
4. Lampiran 4
:Satuan Pelayanan Bimbingan (SPB) …….…...
87
5. Lampiran 5
: Surat Perijinan Penelitian dan Surat Perijinan Uji Coba Penelitian …………….........………
xvi
93
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB I PENDAHULUAN Bab ini memuat latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan definisi operasional dari istilah-istilah pokok yang digunakan dalam penelitian ini.
A. Latar Belakang Masalah Salah satu episode dalam kehidupan manusia adalah masa remaja. Masa remaja merupakan bagian dari masa kehidupan manusia yang memiliki tingkat keunikan tersendiri. Masa ini merupakan bagian kehidupan yang penting dalam siklus perkembangan individu, dan merupakan masa transisi yang dapat diarahkan kepada perkembangan masa dewasa yang sehat. Santrock (2003:26) mendefinisikan masa remaja (adolescence) sebagai masa perkembangan transisi yang terjadi antara masa anak-anak dan masa dewasa yang meliputi perubahan biologis, kognitif, dan sosial-emosional. Rentang usia masa remaja dimulai kira-kira pada usia 10 sampai 13 tahun dan diakhiri antara usia 18 sampai 22 tahun. Masa remaja ditandai dengan berkembangnya sikap dependen kepada orang tua ke arah independen, berkembangnya minat seksualitas, dan kecenderungan untuk merenung atau memperhatikan diri sendiri, nilai-nilai etika dan moral (Salzman dan Pikunas dalam Yusuf, 2011:71) Manusia dalam rangkaian siklus kehidupan selalu mengarahkan diri untuk menjadi semakin matang dalam berbagai aspek kehidupan termasuk
1
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
2
memiliki kematangan dalam hal berpikir. Proses untuk mencapai kematangan diri pada remaja erat kaitannya dengan penyelesaian tugas perkembangan. Tugas perkembangan yang harus diselesaikan oleh remaja tidak sedikit. Tugas perkembangan remaja di antaranya: mencapai kemandirian emosional dari orangtua atau figur-figur yang memiliki otoritas, menemukan model yang dijadikan identitasnya, memperkuat kemampuan mengendalikan diri atas dasar skala nilai, prinsip atau falsafah hidup, dan menerima dirinya sendiri dan memiliki kepercayaan terhadap kemampuan diri. Masa remaja merupakan masa munculnya kemampuan menalar, berpikir abstrak serta munculnya keinginan untuk meraih mimpi-mimpi. Kemampuan tersebut sungguh memiliki pengaruh terhadap perkembangan diri remaja. Mulai munculnya kemampuan kognitif yang terjadi pada diri remaja tersebut, menyebabkan remaja menjalani proses kognitif untuk mampu menilai baik atau buruk suatu hal, menilai seberapa sulit atau mudah suatu tantangan, serta menilai sejauh mana suatu tantangan dapat diselesaikan dengan berhasil. Sosok pribadi remaja yang ideal adalah pribadi yang mampu menilai kemampuan diri yang meliputi pemahaman akan kelebihan dan kekurangan diri, melihat sejauh mana kesulitan suatu tugas, serta memiliki keyakinan terhadap kemampuan diri untuk mampu menyelesaikan tugas dengan berhasil yang dikenal dengan efikasi diri atau self-efficacy. Bandura (dalam Feist dan Feist, 2008) mendefinisikan efikasi diri sebagai keyakinan manusia terhadap kemampuan diri mereka untuk melatih sejumlah ukuran pengendalian terhadap fungsi diri serta kejadian-kejadian di
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
3
lingkungannya. Efikasi diri merupakan persepsi individu tentang dirinya sendiri mengenai seberapa bagus diri dapat berfungsi dalam situasi tertentu. Dengan adanya efikasi diri remaja akan mempunyai kekuatan untuk menghadapi berbagai tugas perkembangan yang harus diselesaikan dengan baik. Kenyataannya masih ada remaja yang cenderung memiliki efikasi diri yang belum ideal atau masih memiliki efikasi diri rendah. Berdasarkan pengamatan peneliti dalam pelaksanaan kegiatan PPL (Program Pengalaman Lapangan) di SMP Kanisius Pakem yang diselenggarakan oleh Program Studi Bimbingan dan Konseling, peneliti melihat bahwa siswa SMP Kanisius Pakem tampak belum
memiliki keyakinan terhadap kemampuan yang
dimiliki oleh dirinya. Kurangnya keyakinan terhadap kemampuan ditandai dengan kecenderungan melihat suatu tantangan secara pesimis dan menganggap dirinya tidak mampu melaksanakan suatu tugas. Hal tersebut tergambar dalam sebuah situasi pembelajaran di mana beberapa siswa enggan maju ke depan kelas untuk menyelesaikan tugas dari guru, siswa kurang antusias untuk terlibat dalam organisasi kelas misalnya untuk menjadi pengurus kelas maupun dalam kepengurusan Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) yang cakupannya lebih besar. Potret situasi tersebut menggambarkan bahwa siswa kurang berani mengambil resiko dan cenderung membatasi diri bukan mengembangkan diri. Berdasarkan gambaran fenomena tersebut, mengindikasikan bahwa siswa SMP Kanisius Pakem cenderung memiliki efikasi diri (self-efficacy) yang rendah.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
4
Potret situasi di atas dapat disebabkan oleh banyak faktor. Faktor tersebut dapat dilihat dari teori psikologi remaja Hurlock (dalam Mappiare, 1982: 32) yang mengungkapkan bahwa masa remaja adalah masa negatif atau fase negatif (negative phase). Gejala yang timbul dalam fase ini antara lain: keinginan untuk menyendiri, kurangnya kemauan untuk bekerja, kebosanan, kegelisahan, pertentangan sosial, kepekaan perasaan, kurangnya rasa percaya diri, kepekaan perasaan, dan kesukaan berhayal. Lebih lanjut, Hall (dalam Santrock, 2003:10) mengungkapkan bahwa masa remaja merupakan masa strom and stress atau masa topan dan tekanan. Masa ini merupakan masa goncangan atau masa pergolakan bagi remaja yang ditandai dengan munculnya konflik dan perubahan suasana hati. Melihat ciri-ciri remaja, tugas perkembangan, dan fase yang terjadi pada masa remaja, kiranya penting bagi remaja untuk memiliki keyakinan terhadap kemampuan diri sendiri. Dengan memiliki keyakinan terhadap diri sendiri (efikasi diri), remaja akan terbantu serta lebih siap dalam menghadapi tuntutan tugas perkembangan lainnya. Masa remaja juga merupakan tahap yang paling penting bagi perkembangan dan integrasi kepribadian. Penelitian Pabiban (2007) menunjukkan bahwa efikasi diri dan prestasi akademik memiliki hubungan yang positif dan signifikan. Seseorang yang memiliki efikasi diri tinggi akan memiliki keyakinan yang tinggi terhadap kemampuan diri yang dimilikinya. Orang tersebut akan bersemangat dalam menghadapi segala tugas yang ada serta tidak mudah menyerah dalam menghadapi kesulitan maupun hambatan yang muncul. Lebih lanjut, hasil
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
5
penelitian Harfiahana (2013, dalam http://ejournal.umm.ac.id) menunjukkan bahwa terdapat hubungan efikasi diri dan kecemasan dalam menghadapi ujian (r sebesar -0,615 dan (p) = 0,000). Artinya, semakin tinggi efikasi diri maka semakin rendah kecemasan siswa dalam menghadapi ujian nasional dan sebaliknya, jika tingkat efikasi diri rendah maka kecemasan dalam menghadapi ujian semakin tinggi. Penelitian di atas menunjukkan betapa pentingnya seseorang harus memiliki efikasi diri yang ideal. Efikasi diri sangat mempengaruhi pandangan seseorang terhadap kemampuan dirinya. Bandura, 1995 (dalam Feist dan Feist, 2008: 429) mengatakan bahwa efikasi diri yang dimiliki oleh seseorang akan mempunyai pengaruh terhadap arah tindakan yang dipilih, tingkat usaha atau upaya yang dilakukan dalam menghadapi aktivitas tertentu, seberapa besar ketahanan dalam menghadapi pengalaman kegagalan serta elastisitas individu dalam mengejar tujuannya. Efikasi diri juga menyebabkan orang menyiapkan diri lebih baik dengan kemampuan yang dimilikinya. Tingginya efikasi diri membawa individu lebih tahan terhadap permasalahan dan lebih cepat mengambil strategi pemecahannya dan sebaliknya, rendahnya efikasi diri membuat individu cepat putus asa serta rentan dalam menghadapi masalah. Keberadaan bimbingan dan konseling di sekolah sungguh merupakan kebutuhan bagi perkembangan remaja. Kebutuhan tersebut mengacu pada tujuan pendidikan yang berusaha untuk membantu siswa sebagai pribadi untuk mencapai keutuhan diri dalam berbagai aspek, dalam hal ini adalah
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
6
untuk membantu remaja dalam mematangkan aspek kognitif melalui usaha meningkatkan serta mengembangkan efikasi diri yang dimiliki. Adanya guru bimbingan dan konseling di sekolah melalui pelayanan yang diberikan secara individual maupun kelompok, kiranya dapat memberikan informasi kepada siswa tentang pentingnya efikasi diri. Informasi ini diharapkan dapat membentuk kepribadian remaja menjadi seorang yang tanggguh, kuat, dan pantang menyerah. Fungsi dan tugas guru bimbingan dan konseling untuk membantu siswa tersebut tidak akan terealisasi tanpa bantuan dari berbagai pihak. Pihak-pihak seperti sekolah, keluarga, dan masyarakat diharapkan mampu bersinergi untuk membantu perkembangan diri siswa. Berdasarkan fenomena yang digambarkan di atas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang “Tingkat Efikasi Diri Siswa (Studi Deskriptif pada Siswa SMP Kanisius Pakem Tahun Ajaran 2012/2013 dan Implikasinya Terhadap Usulan Topik-Topik Bimbingan Pribadi-Sosial)”.
B. Rumusan Masalah Penelitian ini dimaksudkan untuk menjawab pertanyaan sebagai berikut: 1. Seberapa tinggikah tingkat efikasi diri para siswa SMP Kanisius Pakem Yogyakarta tahun ajaran 2012/2013? 2. Dalam hal-hal apakah efikasi diri siswa teridentifikasi masih rendah sebagai bahan usulan topik bimbingan pribadi-sosial yang implikatif bagi siswa SMP Kanisius Pakem Yogyakarta?
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
7
C. Tujuan Penelitian Sejalan dengan rumusan masalah di atas, tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Mendeskripsikan tingkat efikasi diri pada siswa kelas VIII SMP Kanisius Pakem Yogyakarta tahun ajaran 2012/2013. 2. Mengidentifikasi butir-butir pengukuran efikasi diri yang rendah frekuensi kemunculannya pada siswa SMP Kanisius Pakem Yogyakarta dalam implikasinya untuk mengusulkan topik-topik bimbingan pribadi-sosial.
D. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi: 1. Manfaat teoritis Penelitian ini dapat memberikan informasi dan sumbangan bagi pengembangan pengetahuan dalam bidang bimbingan dan konseling, khususnya yang berhubungan dengan efikasi diri. 2. Manfaat praktis a. Bagi Guru Bimbingan dan Konseling Hasil penelitian ini dapat menjadi sumber informasi bagi guru bimbingan dan konseling dalam rangka memahami perilaku siswa berkaitan dengan efikasi diri yang dimiliki, serta membantu, membina, dan meningkatkan perilaku efikasi diri yang dimilikinya.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
8
b. Bagi Pendidik (Guru dan Orangtua) Hasil penelitian ini dapat menjadi sumber informasi bagi pendidik dalam rangka memahami perilaku siswa berkaitan dengan efikasi diri yang dimiliki, serta membantu, membina, dan meningkatkan perilaku efikasi diri yang dimilikinya. c. Bagi Sekolah Hasil penelitian ini dapat menjadi sumber informasi mengenai tingkat efikasi diri pada remaja (khususnya siswa SMP Kanisius Pakem tahun ajaran 2012/2013). d. Bagi Peneliti Penelitian ini memberi kesempatan bagi peneliti untuk berlatih melakukan prosedur penelitian sesuai kaidah-kaidah ilmiah dan hasilnya dapat menjadi bekal bagi peneliti di kemudian hari untuk mendampingi dan memberikan layanan bimbingan dan konseling, baik secara kelompok maupun individual, kepada siswa yang memiliki tingkat efikasi diri rendah. d. Bagi Peneliti lain Penelitian ini dapat memberikan data atau informasi tambahan bagi peneliti-peneliti lain yang terinspirasi dan berminat mengkaji lebih jauh efikasi diri dari berbagai sudut yang berbeda.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
9
E. Definisi Operasional 1. Efikasi diri Efikasi diri adalah keyakinan seseorang terhadap kemampuan yang dimiliki untuk mampu melakukan suatu tindakan atau perilaku, untuk mampu mencapai suatu tujuan tertentu, dan mampu menghadapi hambatan tertentu dalam suatu situasi dengan berhasil. Efikasi diri dalam penelitian ini dikonstruk atas aspek-aspek: Keyakinan diri (efficacy belief/ efficacy expectation) dan pengharapan hasil (outcome expectation), sebagaimana dioperasionalkan lebih lanjut dalam konstruk instrumen penelitian ini. 2. Siswa SMP sebagai Remaja Siswa SMP adalah mereka yang berusia sekitar 13-16 tahun yang sedang duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama. Mereka termasuk dalam masa remaja awal. 3.
Bimbingan Pribadi-Sosial Bimbingan Pribadi-Sosial upaya untuk membantu individu dalam memantapkan kepribadian dan mengembangkan kemampuan individu dalam menangani masalah-masalah yang berkaitan dengan diri sendiri dan orang lain, yang didukung melalui penciptaan lingkungan yang kondusif dan interaksi pendidikan yang akrab.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB II TINJAUAN PUSTAKA Bab ini memuat uraian konseptual mengenai efikasi diri, karakteristik remaja, dan bimbingan pribadi-sosial.
A. Konsep Dasar Efikasi Diri 1. Pengertian Efikasi Diri Reber dan Reber (2010) mendefinisikan efikasi diri sebagai perasaan individu terkait kemampuan dan kapasitas mereka dalam menghadapi serangkaian kondisi khusus yang dihadapkan dalam hidup mereka. Papalia, Olds, dan Feldman (2009: 51) mengungkapkan bahwa efikasi diri merupakan keyakinan seseorang bahwa ia memiliki kemampuan yang dibutuhkan untuk meraih keberhasilan. Efikasi diri merupakan keyakinan individu bahwa mereka mampu melakukan suatu tindakan atau perilaku yang dapat menghasilkan hasil yang diharapkan atau diinginkan dalam suatu situasi (Feist dan Feist. 2010:236). Lebih lanjut Ormrod (2009: 19) menyatakan bahwa efikasi diri merupakan keyakinan seseorang bahwa dirinya mampu menjalankan tugas tertentu atau meraih sasaran tertentu. Baron dan Byrne (Sugiarto dan Nurdjajadi, 2009) mendefinisikan efikasi diri sebagai evaluasi diri tentang kemampuan dan kompetensi dirinya untuk melakukan suatu tugas, mampu mencapai suatu tujuan, dan mampu untuk menghadapi hambatan yang ada.
10
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
11
Bandura, 1977 (Wirawan dan Suci, 2010) mendefinisikan efikasi diri sebagai keyakinan seseorang bahwa dia mampu melakukan suatu perilaku dengan sukses untuk mencapai hasil yang diinginkan. Lebih lanjut Bandura (Feist dan Feist. 2008:415) mendefinisikan efikasi diri sebagai keyakinan manusia pada kemampuan mereka untuk melatih sejumlah ukuran pengendalian terhadap fungsi diri mereka dan kejadian-kejadian yang terjadi di lingkungannya. Bandura (Feist dan Feist. 2010:212) menjelaskan bahwa manusia yang memiliki keyakinan bahwa mereka dapat melakukan sesuatu akan memiliki potensi untuk mengubah kejadian di lingkungannya. Dia akan lebih mungkin bertindak dan lebih mungkin untuk menjadi sukses daripada manusia yang mempunyai efikasi diri yang rendah. Berdasarkan uraian dari beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa efikasi diri adalah keyakinan seseorang terhadap kemampuan yang dimiliki untuk mampu melakukan suatu tindakan atau perilaku, untuk mampu mencapai suatu tujuan tertentu, dan mampu menghadapi hambatan tertentu dalam suatu situasi dengan berhasil. Bandura (1986:391) mengatakan bahwa “Perceived self-efficacy is a judgement of one’s capability to accomplish a certain level of performance, whereas an outcome expectation is a judgement of the likely consequences such behavior will produce”. Efikasi diri merupakan penilaian seseorang terhadap kemampuannya untuk menyelesaikan suatu kegiatan, sedangkan ekspektasi hasil merupakan penilaian seseorang terhadap akibat yang muncul dari sebuah
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
12
perilaku. Bandura (Feist dan Feist. 2008: 415) menjelaskan perbedaan antara harapan untuk mempengaruhi hasil (efficacy expectation) dan ekspektasi hasil (outcome expectation). Efficacy expectation mengarah kepada keyakinan manusia bahwa mereka memiliki kesanggupan untuk melakukan perilaku tertentu, sementara outcome expectation mengacu pada perkiraan terhadap konsekuensi dari perilaku yang diinginkan. Outcome expectation tidak boleh dicampuradukkan dengan keberhasilan pencapaian suatu tindakan karena ekspektasi hasil lebih mengacu pada konsekuensi yang mungkin muncul dari perilaku, bukan pemenuhan tindakan tersebut. Contoh, seorang pelamar kerja bisa memiliki keyakinan bahwa dia akan tampil prima selama wawancara kerja, memiliki kemampuan untuk menjawab segala pertanyaan, dengan sikap santai dan penuh pengendalian diri, dan menunjukkan perilaku ramah yang tepat. Dengan kata lain, dia memiliki efikasi diri yang tinggi terkait wawancara kerja. Meskipun dia memiliki efficacy expectation yang tinggi, dia mungkin memiliki outcome expectation rendah. Outcome expectation yang rendah akan muncul apabila dia percaya bahwa dia memiliki peluang yang kecil untuk mengisi lowongan pekerjaan yang ditawarkan. Penilaian ini mungkin berkaitan dengan kondisi lingkungan yang tidak mendukung, seperti tingginya angka pengangguran, tekanan ekonomi atau kompetisi yang ketat. Selain itu, faktor-faktor kepribadian seperti usia, jenis kelamin, tinggi badan,
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
13
berat badan, atau kesehatan fisik dapat mempengaruhi secara negatif ekspektasinya terhadap hasil. 2. Dimensi-dimensi Efikasi Diri Menurut Bandura (1997 dalam Widodo 2007) ada dua aspek dalam efikasi diri yang menjadi dimensi pembentukan dalam efikasi diri. Aspek tersebut antara lain; pertama, keyakinan diri (efficacy belief atau efficacy expectation), kedua, pengharapan hasil (outcome expectation). Efficacy expectation merupakan keyakinan seseorang untuk bisa menguasai dengan baik perilaku yang dibutuhkan dalam mencapai suatu prestasi. Efficacy expectation terdiri dari sub aspek level, strength dan generality. a. Level Dimensi level mengacu pada derajat kesulitan tugas individu, yang mana individu merasa mampu untuk melakukannya. Penilaian efikasi diri pada setiap individu akan berbeda-beda, baik pada saat menghadapi tugas yang mudah atau tugas yang sulit. Ada individu yang memiliki efikasi diri tinggi hanya pada tugas yang bersifat mudah dan sederhana, namun adapula yang memiliki efikasi diri tinggi pada tugas yang bersifat sulit dan rumit. Individu dapat merasa mampu melakukan suatu tugas mulai dari tugas yang sederhana, agak sulit, dan teramat sulit.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
14
b. Strength Dimensi strength merujuk pada seberapa yakin individu dalam menggunakan kemampuannya pada pengerjaan tugas. Hal ini berkaitan dengan perilaku yang dibutuhkan dalam mencapai penyelesaian tugas yang muncul pada saat dibutuhkan. Individu yang memiliki keyakinan yang kurang kuat untuk menggunakan kemampuan yang dimilikinya dapat dengan mudah menyerah apabila menghadapi hambatan dalam menyelesaikan suatu tugas. Sebaliknya, individu yang memiliki keyakinan yang kuat terhadap kemampuannya akan terus berusaha, meskipun menghadapi sutu hambatan dalam menyelesaikan suatu tugas. Semakin kuat efikasi diri seseorang, maka semakin lama yang bersangkutan dapat bertahan dalam tugas tersebut. c. Generality Dimensi generality mengacu pada variasi situasi di mana individu merasa yakin akan kemampuan dirinya. Individu dapat merasa yakin akan kemampuan dirinya hanya dalam suatu aktivitas dan situasi tertentu atau dalam serangkaian aktivitas dan situasi yang bervariasi. Hal ini dapat membedakan efikasi diri pada setiap individu.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
15
Elliot, 2000 (dalam Widodo, 2007) menjelaskan pengharapan hasil (outcome expectation) sebagai estimasi seseorang tentang konsekuensi dan tindakan yang akan dilakukan. Pengharapan hasil (outcome expectation) terdiri dari tiga sub aspek yaitu; pengharapan positif yang bertindak sebagai pendorong, pengharapan negatif yang bertindak sebagai penghambat, dan dampak (effect). Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa ada dua aspek dalam efikasi diri yang menjadi dimensi pembentukan efikasi diri. Aspek tersebut antara lain; pertama, keyakinan diri (efficacy belief atau efficacy expectation). Aspek ini terdiri dari tiga sub bab yaitu level, strength dan generality. Kedua, pengharapan hasil (outcome expectation). Aspek ini terdiri dari tiga sub bab yaitu pengharapan positif yang bertindak sebagai pendorong, pengharapan negatif yang bertindak sebagai penghambat, dan dampak (effect).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
16
3. Karakteristik Efikasi Diri Bandura (dalam Widodo, 2007) menyebutkan ciri-ciri individu yang memiliki efikasi diri tinggi dan rendah sebagai berikut. Tabel 1 Ciri-ciri Individu yang Memiliki Efikasi Diri Tinggi dan Rendah Efikasi diri tinggi Mendekati tugas-tugas yang sulit sebagai tantangan untuk dimenangkan Menyusun tujuan-tujuan yang menantang dan memelihara komitmen Mempunyai usaha yang tinggi/gigih Berpikir strategis Berpikir bahwa kegagalan yang dialami disebabkan karena usaha yang tidak cukup sehingga diperlukan usaha yang tinggi dalam menghadapi kesulitan Cepat memperbaiki keadaan setelah mengalami kegagalan Yakin akan berhasil sehingga dapat mengontrol stress saat tujuan belum tercapai (mengurangi stress)
Efikasi diri rendah Menjauhi tugas-tugas yang sulit Berhenti dg cepat jika menemui kesulitan Memiliki cita-cita yang rendah dan komitmen buruk untuk tujuan yang dipilihnya Berfokus pada akibat yang buruk dari kegagalan
Mengurangi usaha karena lambat memperbaiki keadaan dari kegagalan yang dialami Berfokus pada perasaan tidak mampu sehingga cenderung mudah mengalami stres dan depresi (mudah stres dan depresi)
Lebih lanjut, Bandura (dalam www.des.emory.edu) memaparkan bahwa terdapat perbedaan ciri-ciri antara individu yang memiliki efikasi diri tinggi dan rendah sebagai berikut.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
17
Tabel 2 Ciri-ciri Individu yang Memiliki Efikasi Diri Tinggi dan Efikasi Diri Rendah No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
Efikasi Diri Tinggi Menetapkan tujuan yang lebih tinggi
Efikasi Diri Rendah Menetapkan tujuan yang lebih rendah Mempunyai komitmen yang tinggi Mempunyai komitmen yang rendah Mengerahkan banyak usaha Mengerahkan sedikit usaha Pantang menyerah Mudah menyerah Membayangkan keberhasilan Membayangkan kegagalan Optimis Pesimis Menerima tugas yang sulit Menghindari tugas yang sulit Lebih berani mengambil resiko Kurang berani mengambil resiko Berusaha meningkatkan diri Membatasi diri Melihat kemampuan sebagai skill yang Melihat kemampuan sebagai dapat dikembangkan kapasitas yang tidak bisa diubah Mengatribusikan kegagalan pada Mengatribusikan kegagalan pada kurangnya skill/usaha kurangnya kemampuan Menekankan peningkatan diri dan Menekankan pembandingan diri keberhasilan tugas dengan orang lain dan melakukan evaluasi performa Lebih ulet dalam menghadapi Merasa tidak mampu menghadapi kesulitan ancaman Merasa mampu dan lebih berhasil Merasa tidak mampu dan tidak melakukan usaha mengatasi hambatan berhasil melakukan usaha mengatasi daripada orang lain hambatan selayaknya orang lain Bersibuk dengan kelebihannya Bersibuk dengan kekurangannya Lebih sedikit mengalami gangguan Lebih rentan mengalami gangguan emosional, stress, depresi, dan emosional, stress, depresi, dan kecemasan kecemasan Memiliki sistem saraf otonom yang Mengalami kerusakan system saraf lebih sehat otonom, seperti kerusakan fungsi kekebalan tubuh 4. Faktor-faktor yang mempengaruhi Efikasi Diri Bandura (Feist dan Feist, 2010: 213) mengatakan bahwa efikasi diri seseorang diperoleh, dikembangkan, atau diturunkan melalui salah satu atau kombinasi dari empat sumber berikut, antara lain. Pertama, pengalaman-pengalaman tentang penguasaan (mastery experiences).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
18
Kedua, pemodelan sosial (social modeling). Ketiga, persuasi sosial (social persuasion). Keempat, kondisi fisik dan emosi (physical and emotional state). Pada setiap metode, informasi tentang diri dan lingkungan diproses secara kognitif, dan bersama-sama rekoleksi terhadap pengalamanpengalaman sebelumnya, sehingga mengubah efikasi diri yang dimiliki. Menurut Bandura, 1997 (Feist dan Feist 2010: 214-216), faktor-faktor pembentuk efikasi diri adalah sebagai berikut: a. Pengalaman menguasai sesuatu (mastery experiences) Sumber paling berpengaruh bagi efikasi diri adalah pengalaman menguasai sesuatu. Pengalaman menguasai sesuatu adalah performaperforma yang telah dilakukan di masa lalu (Bandura, 1997). Kesuksesan kinerja akan membangkitkan ekspektasi-ekspektasi terhadap kemampuan diri untuk mempengaruhi hasil yang diharapkan, sedangkan kegagalan cenderung merendahkannya. Hal di atas memiliki enam konsekuensi praktis. Pertama, kesuksesan
kerja
akan
membangkitkan
efikasi
diri
dalam
menghadapi kesulitan tugas. Contohnya, pemain tenis yang ahli akan mengalami peningkatan efikasi diri yang sedikit saat mengalahkan lawan yang inferior. Namun pemain tersebut akan lebih mengalami peningkatan efikasi diri dengan menunjukkan performa yang baik pada saat menghadapi lawan yang superior. Kedua, tugas yang dapat diselesaikan dengan baik oleh diri sendiri akan lebih efektif daripada tugas yang diselesaikan dengan bantuan orang lain. Dalam olahraga,
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
19
kesuksesan dalam tim tidak akan meningkatkan efikasi diri personal, namun kesuksesan personal akan lebih meningkatkan efikasi diri. Ketiga, kegagalan akan lebih banyak menurunkan efikasi diri apabila kita sadar sudah mengupayakan hal yang terbaik. Sebaliknya, kegagalan yang disebabkan oleh upaya yang kurang maksimal tidak banyak menurunkan efikasi diri. Keempat, kegagalan di bawah kondisi emosi yang tinggi atau dalam tingkat stres yang tinggi tidak akan melemahkan efikasi diri, namun efikasi diri akan melemah apabila berada dalam kondisi-kondisi maksimal. Kelima, kegagalan sebelum mengukuhkan rasa menguasai sesuatu akan lebih memiliki pengaruh buruk pada efikasi diri daripada kegagalan setelahnya. Keenam, kegagalan yang terjadi memiliki efek yang kecil saja bagi efikasi diri, khususnya bagi mereka yang memiliki ekspektasi kesuksesan tinggi. Bandura
(1997)
mengungkapkan
bahwa
membangun
kemampuan diri seseorang berlangsung melalui pengalaman penguasaan, bukan semata-mata memprogram perilaku secara instan. Dalam menciptakan dan melaksanakan pembelajaran yang efektif perlu melibatkan kognitif, perilaku, dan pengaturan diri untuk mengelola perubahan lingkungan hidup. Perkembangan kemampuan diri melalui pengalaman penguasaan secara aktif dapat menciptakan fasilitas kognitif dan pengaturan diri untuk menunjukkan performa efektif.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
20
b. Pemodelan sosial (social modeling) Pemodelan sosial memuat pengalaman-pengalaman tak terduga (vicarious experiences) yang disediakan orang lain. Efikasi diri seseorang akan meningkat ketika dia mengamati pencapaian atau keberhasilan orang lain yang setara dengan kompetensinya, namun efikasi diri yang dimiliki akan menurun ketika dia melihat kegagalan orang tersebut. Apabila orang lain tidak setara dengan kompetensi seseorang, pemodelan sosial hanya memberikan efek kecil bagi efikasi diri. Bandura (1997) mengungkapkan bahwa modeling kemampuan diri mampu menguatkan kemampuan dan performa personal. Orang yang punya keahlian atau kemampuan yang kurang dapat dibantu untuk melakukan pancapaian di luar kebiasaan mereka. Misalnya, seseorang yang mengalami keterbatasan gerak tangan dan kaki sedang diperlihatkan sebuah video tentang kemampuan seseorang yang memiliki keterbatasan sama yang mampu melakukan olah raga renang. Hal tersebut mampu mempengaruhi efikasi diri penonton yang memiliki kondisi yang sama. c. Persuasi sosial (social persuasion) Persuasi sosial berperan sebagai alat untuk menguatkan keyakinan seseorang bahwa dia mempunyai kemampuan untuk mencapai
apa
yang
mereka
cari.
Untuk
mempertahankan
kemampuan khusus seseorang, dia harus berjuang melewati kesulitan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
21
serta adanya orang lain yang memberikan keteguhan dalam bentuk pemberian motivasi pada kemampuan orang tersebut. Persuasi verbal mungkin terbatas dalam mempertahankan kemampuan, tetapi persuasi verbal dapat mendukung perubahan diri jika penilaian positif masih dalam batas realitas. Orang yang dibujuk secara lisan bahwa mereka mempunyai kemampuan untuk menguasai tugas akan menggerakkan usaha yang lebih besar dan mempertahankannya daripada jika mereka menyembunyikan keraguan diri sendiri dan tetap pada kekurangan diri sendiri ketika kesulitan timbul (Bandura, 1997). Efikasi diri dapat juga diperoleh atau dilemahkan melalui persuasi sosial (Bandura, 1997). Efek-efek dari sumber ini agak terbatas, namun dalam kondisi yang tepat, persuasi orang lain dapat meningkatkan atau menurunkan efikasi diri. Kondisi pertama yang dimaksudkan adalah seseorang harus percaya kepada sang pembicara. Penolakan atau kritik dari sumber yang dipercaya ini memiliki efek lebih kuat pada efikasi diri daripada sumber yang tidak dipercaya. Meningkatkan efikasi diri lewat persuasi sosial akan efektif jika aktivitas yang diperkuat termasuk dalam daftar perilaku yang diulang-ulang. Bandura (1986) berhipotesis bahwa efek sebuah nasihat bagi efikasi diri berkaitan erat dengan status dan otoritas pemberi nasihat. Status di sini tidak sama dengan otoritas, contohnya saran seorang
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
22
psikoterapis bagi pasien phobia bahwa dia dapat naik tangga yang lebih tinggi atau berjalan di tengah kerumunan orang banyak lebih membangkitkan efikasi diri dari pada dukungan dari pasangan atau anak-anaknya. Namun apabila psikoterapisnya berusaha meyakinkan pasien bahwa dia memiliki kemampuan untuk mengubah sedikit sikapnya terhadap pasangan dan anak-anaknya itu, ada kemungkinan pasien tidak akan mengembangkan efikasi diri terhadap saran tersebut. Selain itu, persuasi sosial terbukti paling efektif jika dikombinasikan dengan keberhasilan performa. Persuasi mungkin sudah meyakinkan seseorang untuk mengupayakan aktivitas tertentu dan apabila performa ini berhasil dilakukan, maka pencapaian maupun penghargaan verbal berikutnya akan semakin meningkatkan efikasi diri. d. Kondisi fisik dan emosi (physical and emotional state) Emosi yang kuat biasanya menurunkan tingkat performa. Pada saat seseorang mengalami rasa takut yang besar, kecemasan yang kuat dan tingkat stres yang tinggi, maka dia akan memiliki ekspektasi efikasi diri yang rendah. Contohnya, seorang aktor di panggung drama mengetahui dirinya telah menguasai semua dialog, namun dia sadar jika sekali saja mengiyakan demam panggung, maka seluruh performanya di malam pembukaan akan gagal. Namun di saat yang sama dan untuk beberapa situasi, pembangkitan emosi jika tidak berlebihan dapat meningkatkan performa, sehingga
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
23
kecemasan moderat yang dirasakan oleh seorang aktor di malam pembukaan bisa meningkat ekspektasi efikasi diri-nya. Indikator
kemampuan
psikologis
tidak
terbatas
pada
kemampuan membuat keputusan. Dalam aktivitas yang memerlukan kekuatan dan stamina, orang memahami rasa lelah, pusing, dan rasa sakit
sebagai
indikasi
ketidakmampuan
mereka.
Indikator
kemampuan psikologis berperan penting dalam fungsi kesehatan dan dalam aktivitas yang membutuhkan kekuatan dan stamina. Keadaan afektif dapat memberi efek pada keyakinan terhadap kemampuan dalam lingkungan yang beraneka ragam.
Lebih lanjut, Bandura (dalam Wisnu, 2013) menyatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi efikasi diri pada diri individu antara lain: a. Budaya Budaya
mempengaruhi
efikasi
diri
melalui
nilai
(value),
kepercayaan (beliefs), dan proses pengaturan diri (self-regulation process) yg berfungsi sebagai konsekuensi dari keyakinan akan efikasi diri. b. Gender Perbedaan gender juga berpengaruh terhadap efikasi diri. Hal ini dapat dilihat dari penelitian Bandura (1997) yang menyatakan bahwa efikasi pada wanita lebih tinggi dalam mengelola perannya.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
24
Wanita yang memiliki peran selain sebagai ibu rumah tangga, juga sebagai wanita karier akan memiliki efikasi diri yang tinggi dibandingkan dengan pria yang bekerja. c. Sifat dari tugas yang dihadapi Derajat kompleksitas dari kesulitan tugas yang dihadapi oleh individu akan mempengaruhi penilaian individu tersebut terhadap kemampuan diri sendiri. Semakin kompleks tugas yang dihadapi oleh individu, maka individu akan menilai semakin rendah kemampuannya. Sebaliknya, jika individu dihadapkan pada tugas yang mudah dan sederhana, maka individu tersebut akan menilai semakin tinggi kemampuannya. d. Insentif eksternal Faktor lain yang mempengaruhi efikasi diri individu adalah insentif yang diperolehnya. Bandura (1997) menyatakan bahwa salah satu faktor yang dapat meningkatkan efikasi diri adalah competent contingents incentive, yaitu insentif yang diberikan oleh orang lain yang merefleksikan keberhasilan seseorang. e. Status atau peran individu dalam lingkungan Individu yang memiliki status yang lebih tinggi akan memperoleh derajat kontrol yang lebih besar sehingga efikasi diri yang dimilikinya juga tinggi. Sedangkan individu yang memiliki status yang lebih rendah akan memiliki kontrol yang lebih kecil sehingga efikasi diri yang dimilikinya juga rendah.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
25
f. Informasi tentang kemampuan diri Individu akan memperoleh efikasi diri yang tinggi jika ia memperoleh informasi yang positif mengenai dirinya, sementara individu akan mempunyai efikasi yang rendah jika ia memperoleh info negatif mengenai dirinya. g. Pola asuh orangtua Rice, Santrock, Turner dan Helms (Gunarsa, 2004:279) dan Prasetya (2003:26) mengungkapkan empat macam pola asuh orangtua yang mempengaruhi tingkat efikasi diri individu. Pertama, pola asuh demokratis (authoritatif). Kedua, pola asuh otoriter (authoritarian). Ketiga, pola asuh permisif (permissive). Keempat, pola asuh penelantar. 1) Pola asuh demokratis Orang tua mendidik dengan banyak cara. Mereka mendidik bagaimana
berlaku
secara
dewasa
dan
dengan
cara
bertanggungjawab, serta memberikan penguatan (hadiah) bila anak melakukan hal yang mereka ajarkan. Orangtua demokratis memandang anak sebagai pribadi yang berkembang. Anak diberi kebebasan tetapi tidak mutlak. Orangtua penuh pengertian membimbing anak, mencintai dan mengungkapkan kasih sayang kepad anak, sehingga dalam diri anak tumbuh rasa tanggung jawab dan yakin terhadap kemampuan diri.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
26
Anak akan memperoleh efikasi diri karena orangtua memberi kesempatan anak untuk mandiri dan mengembangkan kontrol internal, mengakui anak sebagai pribadi dan dilibatkan dalam pengambilan keputusan, menetapkan peraturan serta mengatur kehidupan anak secara sadar. 2) Pola asuh otoriter Anak akan mengalami hambatan dalam perkembangan efikasi diri karena orangtua menentukan peraturan-peraturan yang mutlak harus ditaati oleh anak. Anak harus tunduk dan patuh terhadap orangtua. Anak dipaksa untuk menerima nilai-nilai yang mereka ajarkan dan mematuhi cara mereka melakukan segala sesuatu pada setiap saat. Pola asuh otoriter ini penuh dengan ancaman, bersifat keras sehingga anak harus patuh dihadapan orangtua. Anak kurang bebas mengungkapkan diri sehingga anak kurang yakin terhadap kemampuan diri. Prasetya (2003:29) menjelaskan bahwa orangtua yang otoriter menilai dan menuntut
anak untuk mematuhi standar mutlak yang
ditentukan sepihak oleh orangtua, memutlakkan kepatuhan dan rasa hormat, karena orangtua merasa tidak pernah berbuat salah. Anak dalam pengasuhan ini akan cenderung menarik diri secara sosial, kurang spontan dalam mengungkapkan diri. Hal ini sungguh akan menghambat perkembangan efikasi dirinya
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
27
karena peran sosial memiliki pengaruh yang cukup besar bagi perkembangan efikasi diri anak. 3) Pola asuh permisif Pola asuh ini orangtua bersikap kurang tegas. Anak diberi kebebasan untuk berperilaku sesuai dengan keinginannya sendiri.
Semua keputusan diberikan kepada anak, tanpa
pertimbangan dari orangtua, sehingga sering anak tidak tahu apakah
perilakunya
benar
atau
salah.
Orangtua
tidak
mengendalikan perilaku anak sesuai dengan kebutuhan perkembangan kepribadian anak. Orangtua tidak pernah menegur atau tidak berani menegur perilaku anak meskipun perilaku tersebut sudah keterlaluan atau di luar batas kewajaran (Prasetya, 2003:30). Anak dalam pola asuh ini cenderung memiliki efikasi yang rendah karena orangtua kurang memberikan dukungan kepada anak dengan kata lain kurang mendapat persuasi sosial. 4) Pola asuh penelantar Pola asuh penelantar berarti orangtua menelantarkan anak secara fisik maupun psikologis. Orangtua kurang atau bahkan sama sekali tidak mempedulikan perkembangan psikis anak. Anak dibiarkan berkembang sendiri. Pola asuh ini pada umumnya diterapkan oleh orangtua yang sebenarnya menolak kehadiran anak dengan berbagai alasan. Pola asuh ini
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
28
memberikan dampat yang negatif bagi perkembangan efikasi diri anak karena anak akan merasa ditolak dan tidak diterima oleh orangtuanya.
B. Konsep Dasar Remaja 1. Pengertian remaja Santrock (2003) mendefinisikan masa remaja (adolescence) sebagai masa perkembangan transisi antara masa anak dan masa dewasa yang mencangkup perubahan biologis, kognitif, dan sosio-emosional. Istilah remaja berasal dari bahasa Latin yaitu adolescene yang berarti to grow atau to grow maturity (Golinko, dalam Rice, 1990). DeBrun (dalam Rice, 1990) mendefinisikan remaja sebagai periode pertumbuhan antara masa kanak-kanak dan dewasa. Menurut Papalia dan Olds (2008), masa remaja adalah perjalanan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa yang ditandai oleh periode transisional panjang. Masa remaja secara umum dianggap dimulai dengan pubertas, yaitu proses yang mengarah kepada kematangan seksual, atau fertilisasi (kemampuan untuk bereproduksi). Masa remaja dimulai pada usia 11 atau 12 sampai awal usia dua puluhan. Hurlock (1990) membagi masa remaja menjadi masa remaja awal (13 hingga 16 atau 17 tahun) dan masa remaja akhir (16 atau 17 tahun hingga 18 tahun). Hurlock (1990) membedakan masa remaja awal dan akhir karena pada masa remaja awal, individu masih menonjol karakteristik
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
29
perkembangannya dengan masa kanak-kanak akhir sedangkan masa remaja akhir individu telah mencapai transisi perkembangan yang telah mendekati masa dewasa. Anna Freud (dalam Hurlock, 1990) berpendapat bahwa pada masa remaja terjadi proses perkembangan meliputi perubahan-perubahan yang berhubungan dengan perkembangan psikoseksual, dan juga terjadi perubahan dalam hubungan dengan orangtua dan cita-cita mereka, di mana pembentukan cita-cita merupakan proses pembentukan orientasi masa depan. Berdasarkan uraian dari beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan
bahwa
masa
remaja
(adolescence)
adalah
masa
perkembangan transisi antara masa anak dan masa dewasa yang mencangkup perubahan biologis, kognitif, dan sosio-emosional. Masa ini dimulai pada usia 11 atau 12 sampai awal usia dua puluhan. Transisi
perkembangan
pada
masa
remaja
berarti
sebagian
perkembangan masa kanak-kanak masih dialami namun sebagian kematangan masa dewasa sudah dicapai (Hurlock, 1990). Bagian dari masa kanak-kanak itu antara lain proses pertumbuhan biologis, misalnya tinggi badan masih terus bertambah. Sementara itu, bagian dari masa dewasa yang sudah mulai tampak antara lain proses kematangan semua organ tubuh termasuk fungsi reproduksi dan kematangan kognitif yang ditandai dengan kemampuan untuk berpikir secara abstrak (Hurlock, 1990; Papalia dan Olds, 2001).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
30
2. Tugas perkembangan remaja Kay (dalam Jahja, 2011) mengemukakan tugas-tugas perkembangan remaja sebagai berikut: a. Menerima fisiknya sendiri berikut keragaman kualitasnya. b. Mencapai kemandirian emosional dari orang tua atau figur-figur yang mempunyai otoritas. c. Mengembangkan ketrampilan komunikasi interpersonal dan bergaul dengan teman sebaya atau orang lain, baik secara individual maupun kelompok. d. Menemukan manusia model yang dijadikan identitasnya. e. Menerima dirinya sendiri dan memiliki kepercayaan terhadap kemampuannya sendiri. f. Memperkuat self-control (kemampuan mengendalikan diri) atas dasar skala nilai, prinsip-prinsip, atau falsafah hidup (WeltanSchauung) g. Mampu meninggalkan reaksi dan penyesuaian diri (sikap/perilaku) kekanak-kanakan. Sementara
itu,
Yusuf
(2011)
mengemukakan
tugas-tugas
perkembangan remaja antara lain: a. Menerima keadaan fisiknya dan memanfaatkannya secara efektif. b. Mencapai kemandirian emosional dari orang tua atau orang dewasa lainnya.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
31
c. Mencapai jaminan kemandirian ekonomi. d. Memilih dan mempersiapkan suatu pekerjaan. e. Mempersiapkan pernikahan dan hidup berkeluarga. f. Mengembangkan konsep dan ketrampilan intelektual yang perlu bagi kompetensi sebagai warga Negara. 3. Ciri-ciri remaja Menurut Jahja (2011), masa remaja adalah suatu masa perubahan. Pada masa remaja terjadi perubahan yang cepat, baik secara fisik maupun psikologis. Ada beberapa perubahan yang terjadi selama masa remaja. a.
Hall (dalam Santrock, 2003:10) mengungkapkan bahwa masa remaja merupakan masa strom and stress atau masa topan dan tekanan. Masa ini merupakan masa goncangan bagi remaja yang ditandai dengan munculnya konflik dan perubahan suasana hati. Perubahan suasana hati ini merupakan hasil dari perubahan fisik terutama perubahan yang terjadi pada masa remaja. Pada masa ini banyak tuntutan dan tekanan yang ditujukan pada remaja, misalnya mereka diharapkan untuk tidak lagi bertingkah seperti anak-anak, mereka harus lebih mandiri dan bertanggung jawab.
b. Perubahan fisik yang terjadi secara cepat juga disertai kematangan seksual. Terkadang perubahan ini membuat remaja merasa tidak yakin akan diri dan kemampuannya sendiri. Perubahan fisik terjadi sangat cepat, baik perubahan internal seperti sistem pencernaan, maupun perubahan eksternal seperti tinggi badan, berat badan, dan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
proporsi
32
tubuh yang sangat berpengaruh terhadap konsep diri
remaja. c. Selama masa remaja, banyak hal yang menarik bagi dirinya yang dibawa dari masa kanak-kanak digantikan dengan hal menarik yang baru dan lebih matang. Karena mulai adanya tanggung jawab yang lebih besar pada masa remaja, maka remaja diharapkan dapat mengarahkan ketertarikan mereka pada hal yang lebih penting. Perubahan juga terjadi dalam hal hubungan dengan orang lain. Remaja tidak lagi berhubungan hanya dengan sesama jenis kelamin, tetapi juga dengan lawan jenis, dan dengan orang dewasa. d. Perubahan nilai, di mana apa yang mereka anggap penting pada masa kanak-kanak menjadi kurang penting karena telah mendekati masa dewasa. e. Kebanyakan
remaja
bersifat
ambivalen
dalam
menghadapi
Perubahan yang terjadi. Di satu sisi mereka menginginkan kebebasan, tetapi di sisi lain mereka takut akan tanggung jawab yang menyertai kebebasan ini, serta meragukan kemampuan mereka sendiri untuk memikul tanggung jawab ini. Menurut Salzman dan Pikunas (dalam Yusuf, 2011:71) masa remaja ditandai dengan; 1) berkembangnya sikap dependent kepada orang tua kearah
independent,
2)
berkembangnya
minat
seksualitas,
3)
kecenderungan untuk merenung atau memperhatikan diri sendiri, nilainilai etika, dan isu-isu moral.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
33
4. Perkembangan Efikasi Diri pada remaja Masa remaja memanglah masa yang mudah untuk diselesaikan untuk sebagian orang, namun bagi sebagian lainnya sulit untuk mampu menyelesaikan masa tersebut karena berbagai faktor. Bagi sebagian orang yang mampu menyelesaikan masa tersebut akan terbantu untuk menghadapi dan menyelesaikan masa selanjutnya yang mempunyai dampak positif terhadap keyakinan diri terhadap kemampuan yang dimiliki. Namun, bagi sebagian lainnya yang mengalami kesulitan dalam menyelesaikan masa tersebut akan mengalami hambatan dalam perkembangannya termasuk dalam menjalani masa selanjutnya. Kesulitan ini mempunyai dampak bagi perkembangan diri dalam berbagai aspek kehidupan termasuk rendahnya efikasi diri. Rendahnya efikasi diri mungkin terjadi karena lingkungan sosial yang kurang mendukung; misalnya: individu tersebut tinggal dalam lingkungan yang selalu memandang kekurangan seseorang, merendahkan kemampuan seseorang, lingkungan yang tidak pernah memberi kesempatan untuk menunjukkan kemampuan, serta lingkungan yang tidak pernah memberi penghargaan atau pujian atas prestasi yang diperoleh. Individu yang tinggal dalam situasi seperti itu akan mengalami hambatan dalam menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan kepadanya. Apabila situasi tersebut dibiarkan begitu saja dan tanpa ada bantuan dari orang lain (guru bimbingan konseling) tentu
akan menimbulkan dampak negatif bagi diri sendiri
maupun orang lain. Dampak negatif bagi diri sendiri adalah membentuk
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
34
pribadi yang minder, pasif, mudah menyerah, kurang proaktif, dan kurang tanggap terhadap lingkungan. Sedangkan dampak negatif bagi orang lain adalah munculnya sikap ketergantungan (dependent) kepada orang lain yang tentunya menghambat perkembangan orang tersebut.
C. Konsep Dasar Bimbingan Pribadi-Sosial 1. Pengertian bimbingan Yusuf dan Nurihsan (2010: 5) mengungkapkan bahwa bimbingan merupakan terjemahan dari kata guidance. Secara harfiah, guidance berasal dari kata guide yang berarti mengarahkan, memandu, mengelola, dan menyetir. Banyak pengertian yang dikemukakan oleh para ahli, di antaranya sebagai berikut. Shertzer-Stone (Yusuf dan Nurihsan 2010: 6) mendefinisikan bimbingan sebagai “… process of helping individual to himself and their world (proses pemberian bantuan kepada individu agar mampu memahami diri dan lingkungannya).” Rochman Natawidjaja (Winkel dan Sri Hastuti, 2006: 29) mendefinisikan bimbingan sebagai proses pemberian bantuan kepada individu yang dilakukan secara berkesinambungan, supaya individu tersebut dapat memahami dirinya, sehingga dia sanggup mengarahkan diri dan dapat bertindak wajar, sesuai dengan tututan
dan keadaan
keluarga serta masyarakat. Dengan demikian dia dapat mengecap kebahagiaan hidupnya serta dapat memberikan sumbangan yang berarti.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
35
Moegandi (Winkel dan Sri Hastuti, 2006: 29) menjelaskan bahwa bimbingan dapat berarti (1) suatu usaha untuk melengkapi individu dengan pengetahuan, pengalaman, dan informasi tentang dirinya sendiri; (2) suatu cara pemberian pertolongan atau bantuan kepada individu untuk memahami dan mempergunakan secara efisien dan efektif segala kesempatan yang dimiliki untuk perkembangan pribadinya; (3) sejenis pelayanan kepada individu-individu, agar mereka dapat menentukan pilihan, menetapkan tujuan dengan tepat dan menyusun rencana yang realistis, sehingga mereka dapat menyesuaikan diri dengan memuaskan di dalam lingkungan di mana mereka hidup; (4) suatu proses pemberian bantuan atau pertolongan kepada individu dalam hal: memahami diri sendiri; menghubungkan pemahaman tentang dirinya sendiri dengan lingkungan; memilih, menentukan dan menyusun rencana sesuai dengan konsep dirinya sendiri dan tuntutan dari lingkungan. Berdasarkan uraian dari beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa bimbingan adalah proses pemberian bantuan kepada individu dengan membekali pengetahuan, pengalaman, dan informasi tentang dirinya sendiri yang dilakukan secara berkesinambungan, agar individu tersebut dapat memahami dirinya, sehingga dia sanggup mengarahkan diri dan dapat bertindak wajar, sesuai dengan tututan dan keadaan keluarga serta masyarakat.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
36
2. Pengertian bimbingan pribadi-sosial Yusuf dan Nurihsan (2010: 11) mendefinisikan bimbingan pribadisosial sebagai bimbingan untuk membantu para individu dalam memecahkan masalah-masalah pribadi-sosial. Masalah-masalah tersebut antara lain masalah hubungan dengan sesama teman, dengan guru dan staf sekolah, pemahaman sifat dan kemampuan diri, penyesuaian diri dengan lingkungan pendidikan dan masyarakat tempat mereka tinggal, dan penyelesaian konflik. Winkel dan Sri Hastuti (2006:118) mendefinisikan bimbingan pribadi-sosial sebagai bimbingan dalam menghadapi keadaan batinnya sendiri dan mengatasi berbagai pergumulan dalam batinnya sendiri; dalam mengatur diri sendiri di bidang kerohanian, perawatan jasmani, pengisian waktu luang, penyaluran nafsu seksual, serta bimbingan dalam membina hubungan kemanusiaan dengan sesama di berbagai lingkungan (pergaulan sosial). Yusuf dan Nurihsan (2010: 11) mengungkapkan bahwa bimbingan pribadi-sosial
diarahkan
untuk
memantapkan
kepribadian
dan
mengembangkan kemampuan individu dalam menangani masalahmasalah dirinya. Bimbingan ini merupakan layanan yang mengarah pada pencapaian pribadi yang seimbang dengan memperhatikan keunikan karakteristik pribadi serta ragam permasalahan. Lebih lanjut, Yusuf dan Nurihsan (2010: 5) mengungkapkan bahwa bimbingan pribadi-sosial diberikan dengan cara menciptakan lingkungan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
37
yang kondusif, interaksi pendidikan yang akrab, mengembangkan sistem pemahaman diri dan sikap-sikap yang positif, serta ketrampilanketrampilan pribadi-sosial yang tepat. Berdasarkan uraian dari beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa bimbingan pribadi sosial adalah upaya untuk membantu
individu
dalam
memantapkan
kepribadian
dan
mengembangkan kemampuan individu dalam menangani masalahmasalah yang berkaitan dengan diri sendiri dan orang lain, yang didukung melalui penciptaan lingkungan yang kondusif dan interaksi pendidikan yang akrab. 3. Bimbingan pengembangan Efikasi Diri Upaya pengembangan efikasi diri melalui bimbingan yang diberikan oleh seorang yang profesional dalam bidang bimbingan dan konseling sungguh dibutuhkan oleh para remaja khususnya bagi siswa SMP Kanisius Pakem. Hal tersebut sejalan dengan makna bimbingan sebagai proses pemberian bantuan kepada individu yang dilakukan secara berkesinambungan, agar individu tersebut dapat memahami dirinya, sehingga dia sanggup mengarahkan diri dan dapat bertindak wajar, sesuai dengan tututan dan keadaan keluarga serta masyarakat. Bimbingan yang terfokus pada pelayanan bimbingan pribadi sosial diharapkan mampu membantu meningkatkan dan mengembangkan efikasi diri yang dimiliki. Melalui topik-topik bimbingan pribadi sosial siswa dilatih untuk memantapkan kepribadian agar mampu memberikan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
38
bantuan ataupun manfaat bagi orang lain di sekitarnya. Desain program yang mendukung peningkatan dan pengembangan efikasi diri tersebut dapat dilakukan dengan cara menciptakan lingkungan yang kondusif, interaksi pendidikan yang akrab, mengembangkan sistem pemahaman diri, dan membangun sikap-sikap yang positif terhadap diri sendiri.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB III METODE PENELITIAN
Bab ini berisi uraian tentang jenis penelitian, subjek penelitian, alat pengumpul data, dan teknik analisis data yang digunakan.
A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan menggunakan pendekatan survei. Penelitian deskriptif merupakan metode penelitian yang berusaha menggambarkan dan menginterpretasi objek sesuai dengan apa adanya Best (dalam Sukardi, 2003: 157). Sifat deskriptif dalam penelitian ini dimaksudkan untuk memperoleh gambaran tentang tingkat efikasi diri pada siswa SMP Kanisius Pakem Yogyakarta tahun ajaran 2012/2013.
B. Subjek Penelitian Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VII dan VIII SMP Kanisius Pakem Yogyakarta tahun ajaran 2012/2013 yang berjumlah 95 siswa. Siswa kelas IX tidak dilibatkan sebagai subjek penelitian karena pada saat pengumpulan data dilakukan, siswa kelas IX sudah menyelesaikan masa studi di SMP Kanisius Pakem serta tidak dapat dilibatkan dalam proses pengembangan dan tindak lanjut atas hasil penelitian ini. SMP Kanisius Pakem Yogyakarta dipilih sebagai tempat penelitian karena; pertama, SMP tersebut pernah menjadi tempat bagi peneliti untuk melaksanakan Program Pengalaman Lapangan (PPL), sehingga mampu memberikan pemahaman 39
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
40
lebih mengenai latar belakang kehidupan siswa SMP tersebut. Kedua, SMP tersebut tidak mempunyai guru Bimbingan dan Konseling, sehingga hasil penelitian ini sangat bermanfaat untuk membantu para guru/wali kelas dalam mendesain bantuan bimbingan pengembangan efikasi diri (self-efficacy) bagi para siswa di sana. Ketiga, siswa SMP tersebut tergolong dalam masa remaja awal dengan usia rata-rata 13-16 tahun yang diasumsikan memiliki masalahmasalah khusus dalam pembentukan/perkembangan efikasi diri. Tabel 3 Subjek Penelitian Kelas VII Cerdas VII Jujur VIII Disiplin VIII Kasih Jumlah Total
Jumlah 27 26 24 22 99
Penelitian ini melibatkan seluruh siswa kelas VII dan VIII yang terdiri dari 4 kelas. Pada saat dilakukan penyebaran kuesioner, jumlah siswa yang hadir berjumlah 95 orang, sedangkan siswa yang tidak hadir berjumlah 4 orang.
C. Metode Pengumpulan Data Sukardi (2003:194) menjelaskan bahwa penelitian survei dapat dilakukan dengan menggunakan satu metode atau lebih. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner/angket. Kuesioner yang disusun peneliti mengacu pada prinsip-prinsip skala Likert. Skala Likert
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
41
digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial (Sugiyono, 2011: 134). Pernyataan yang terdapat dalam Inventori Efikasi Diri ini terdiri dari pernyataan positif atau favourable dan pernyataan negatif atau unfavourable. Pernyataan positif atau favorable merupakan konsep keperilakuan yang sesuai atau mendukung atribut/variabel yang diukur. Sedangkan pernyataan negatif atau unfavorable yaitu konsep keperilakuan yang tidak sesuai/tidak mendukung atribut/variabel yang diukur. Responden diminta untuk menjawab pernyataan-pernyataan yang terdapat pada Kuesioner/Inventori Efikasi Diri dengan memilih salah satu alternatif jawaban yang telah disediakan dengan cara memberi tanda centang (). Skoring dilakukan dengan cara menjumlahkan jawaban responden pada masing-masing item. Dengan demikian dapat diketahui tingkat efikasi diri pada subjek penelitian ini. Semakin tinggi jumlah skor yang diperoleh, maka semakin tinggi pula tingkat efikasi diri. Sebaliknya, semakin rendah jumlah skor yang diperoleh, maka semakin rendah pula tingkat efikasi diri. Instrumen penelitian ini menyediakan 4 alternatif jawaban yaitu Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Tidak Setuju (TS), dan Sangat Tidak Setuju (STS). Alternatif jawaban Ragu-ragu (RG) tidak disertakan untuk mengurangi kecenderungan responden dalam memberikan jawaban yang netral (central tendency effect) dan untuk meningkatkan variabilitas respon. Norma skoring yang dikenakan terhadap pengolahan data yang dihasilkan instrumen ini ditentukan sebagai berikut:
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
42
Tabel 4 Norma Skoring Inventori Efikasi Diri Alternatif Jawaban Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
Skor Skor Favourable Unfovourable 4 1 3 2 2 3 1 4
Kuesioner dikonstruk berdasarkan aspek-aspek efikasi diri Bandura (1997) yaitu dimensi keyakinan diri (efficacy belief atau efficacy expectation) dan pengharapan hasil (outcome expectation). Operasionalisasi objek penelitian ini dijabarkan lebih jauh dalam konstruk instrumen sebagai berikut:
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
43
Tabel 5 Kisi-kisi Kuesioner Efikasi Diri Aspek
Sub Aspek
1.1 Tingkat kesulitan tugas (magnitude)
Keyakinan diri (efficacy belief)
1.2. Luas bidang perilaku (generality)
1.3. Keyakinan terhadap kemampuan diri sendiri (strength)
Pengharapan hasil (outcome expectancies)
1.4. Tingkat kepercayaan diri dan pengharapan untuk suskses (Perceived Selfefficacy) 2.1. Pengharapan positif (positive expectation) yang bertindak sebagai pendorong (incentive)
Indikator 1.Mendekati tugas-tugas yang sulit sebagai tantangan untuk dimenangkan 2.Menyusun tujuan-tujuan yang menantang dan memelihara komitmen 3.Menerima tugas yang sulit 4.Lebih ulet dalam menghadapi kesulitan 1.Lebih berani mengambil resiko 2.Berpikir strategis 3.Mengerahkan banyak usaha 1.Mempunyai usaha yang tinggi/gigih 2.Berpikir bahwa kegagalan yang dialami karena usaha yang tidak cukup sehingga diperlukan usaha yang tinggi dalam menghadapi kesulitan 3.Melihat kemampuan sebagai skill yang dapat dikembangkan 4.Cepat memperbaiki keadaan setelah mengalami kegagalan 5.Mengatribusikan kegagalan pada kurangnya usaha/skill 6.Menekankan peningkatan diri dan keberhasilan tugas 1.Pantang menyerah 2.Optimis 3.Bersibuk dengan kelebihannya (Percaya terhadap kelebihan yang dimiliki) 4.Membayangkan keberhasilan 1.Menetapkan tujuan yang lebih tinggi
No Item Favour able
No. Item Unfavour able
1
2
3, 4
5
6 8 10 12 14 16 18, 19
7 9 11 13 15 17 20
21
22
23
24,25
26
27,28
29,30
31
32 34 36,37
33 35 38
39,40 43,44
41,42 45
2.2.Pengharapan negatif (negative expectation) yang bertindak sebagai penghambat (disincentive)
1.Mengurangi stres
46
47,48
2.3. Dampak (effect)
1.Merasa mampu dan lebih berhasil melakukan usaha mengatasi hambatan daripada orang lain 2.Lebih sedikit mengalami gangguan emosional, stress, depresi dan kecemasan TOTAL
49
50
51,54
52,53 54
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
44
D. Validitas dan Reliabilitas Kuesioner 1. Validitas Validitas adalah taraf sampai di mana suatu alat tes mampu mengukur apa yang seharusnya diukur (Masidjo, 1995:242). Menurut Ary, Jacobs, dan Razavieh (2007: 293) validitas berhubungan dengan sejauh mana suatu alat mampu mengukur apa yang dianggap orang seharusnya diukur oleh alat tersebut. Menurut Azwar (2005:5) validitas menunjuk pada sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya. Validitas yang diuji untuk instrumen penelitian ini adalah validitas isi. Validitas isi merupakan validitas yang diestimasi lewat pengujian terhadap isi alat ukur dengan analisis rasional dengan cara professional judgement (Azwar 2004:45). Menurut Ary, Jacobs, dan Razavieh (2007: 296) validitas isi tidak dapat dinyatakan dengan angka namun pengesahannya berdasarkan pertimbangan yang diberikan oleh ahli (expert judgement). Dalam penelitian ini, instrumen penelitian dikonstruksi berdasarkan
aspek-aspek
yang
akan
diukur
dan
selanjutnya
dikonsultasikan pada ahli (dosen pembimbing). Hasil konsultasi dan telaah yang dilakukan oleh ahli dilengkapi dengan pengujian empirik dengan cara mengkorelasikan skor-skor setiap item instrumen terhadap skor-skor total aspek dengan teknik korelasi Spearman's rho menggunakan aplikasi program komputer SPSS for Window. Rumus korelasi Spearman's rho adalah sebagai berikut :
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
45
Keterangan :
Keputusan ditetapkan dengan nilai koefisien validitas yang minimal sama dengan 0,30 (Azwar, 2007:103). Apabila terdapat item yang memiliki nilai koefisien di bawah 0,30 maka item tersebut dinyatakan gugur. Pada tanggal 3 Mei 2013 dilakukan uji coba terhadap instrumen (uji empirik) kepada siswa kelas VIII SMP Muhammadiah Pakem yang berjumlah (N) 40 siswa. Dari hasil pemeriksaan konsistensi butir terhadap total, diperoleh 9 butir item yang gugur dari 54 butir item, sehingga terdapat 45 item yang dinyatakan valid. Rincian item yang gugur dapat dilihat pada tabel 6.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
46
Tabel 6 Rincian Item yang Valid dan Gugur Aspek
Sub Aspek
1.1 Tingkat kesulitan tugas (magnitude)
Keyakinan diri (efficacy belief)
1.2. Luas bidang perilaku (generality)
1.3. Keyakinan terhadap kemampuan diri sendiri (strength)
Pengharapan hasil (outcome expectancies)
1.4. Tingkat kepercayaan diri dan pengharapan untuk suskses (Perceived Selfefficacy)
Indikator 1.Mendekati tugas-tugas yang sulit sebagai tantangan untuk dimenangkan 2.Menyusun tujuan-tujuan yang menantang dan memelihara komitmen 3.Menerima tugas yang sulit 4.Lebih ulet dalam menghadapi kesulitan 1.Lebih berani mengambil resiko 2.Berpikir strategis 3.Mengerahkan banyak usaha 1.Mempunyai usaha yang tinggi/gigih 2. Berpikir bahwa kegagalan yang dialami karena usaha yang tidak cukup sehingga diperlukan usaha yang tinggi dalam menghadapi kesulitan 3.Melihat kemampuan sebagai skill yang dapat dikembangkan 4.Cepat memperbaiki keadaan setelah mengalami kegagalan 5.Mengatribusikan kegagalan pada kurangnya usaha/skill 6.Menekankan peningkatan diri dan keberhasilan tugas 1.Pantang menyerah 2.Optimis 3.Bersibuk dengan kelebihannya (Percaya terhadap kelebihan yang dimiliki) 4.Membayangkan keberhasilan
No Item Favour able
No. Item Unfavour able
1
2
1,2
3, 4
5
3,4,5
6 8 10 12 14 16 18, 19
7 9 11 13 15 17 20
6,7 8,9 11 12,13 14 16,17 18,20
21
22
21,22
23
24,25
26
27,28
23,24, 25 26,27
28
29,30
31
30,31
29
32 34 36,37
33 35 38
32,33 34,35 36,37
38
39,40
41,42
39,40, 41,42 43,44, 45
No. Item Valid
No. Item Gugur
10 15 19
2.1. Pengharapan positif (positive expectation) yang bertindak sebagai pendorong (incentive)
1.Menetapkan tujuan yang lebih tinggi
43,44
45
2.2.Pengharapan negatif (negative expectation) yang bertindak sebagai penghambat (disincentive) 2.3. Dampak (effect)
1.Mengurangi stres
46
47,48
46,48
47
1.Merasa mampu dan lebih berhasil melakukan usaha mengatasi hambatan daripada orang lain 2.Lebih sedikit mengalami gangguan emosional, stress, depresi dan kecemasan TOTAL
49
50
49
50
51,54
52,53
51,53, 54
52
54
45
9
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
47
2. Reliabilitas Reliabilitas artinya adalah tingkat kepercayaan hasil pengukuran (Azwar, 2007). Pengukuran yang mempunyai reliabilitas tinggi yaitu yang mampu memberikan hasil ukur yang terpercaya, disebut sebagai reliabel (Azwar, 2007:176). Sukardi (2003: 127) mengatakan bahwa pengukuran yang menggunakan instrumen penelitian dikatakan mempunyai nilai reliabilitas yang tinggi, apabila alat ukur yang dibuat mempunyai hasil yang konsisten dalam mengukur apa yang hendak diukur. Perhitungan indeks reliabilitas kuesioner penelitian ini menggunakan pendekatan koefisien Alpha Cronbach (α). Adapun rumus koefisien reliabilitas Alpha Cronbach (α) adalah sebagai berikut: α = 2[1-
Sx 2 + Si 2 Sx 2
]
Keterangan rumus : S12 dan S22
: varians skor belahan 1 dan varians skor belahan 2
Sx2
: varians skor skala
Hasil perhitungan indeks reliabilitas dikonsultasikan dengan kriteria Guilford (Masidjo, 1995: 209). Tabel 7 Kriteria Guilford No 1 2 3 4 5
Koefisien Korelasi 0,91 – 1,00 0,71 – 0,90 0,41 – 0,70 0,21 – 0,40 negatif – 0,20
Kualifikasi Sangat tinggi Tinggi C ukup Rendah Sangat Rendah
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
48
Dari hasil uji coba empirik kepada siswa kelas VIII SMP Muhammadiah Pakem pada tanggal 3 Mei 2013 dengan jumlah subjek (N) 40 siswa, diperoleh perhitungan koefisien reliabilitas Alpha Cronbach sebesar 0.896. Berdasarkan peninjauan terhadap hasil perhitungan koefisien reliabilitas pada kriteria Guilford, dapat disimpulkan bahwa koefisien reliabilitas instrumen masuk dalam kriteria tinggi.
E. Analisis Data Sugiyono (2011: 207) mengatakan bahwa analisis data merupakan kegiatan mengelompokkan data berdasarkan variabel dan jenis responden, mentabulasi data berdasarkan variabel dari seluruh responden, menyajikan data tiap variabel yang diteliti, serta melakukan perhitungan untuk menjawab rumusan masalah. Berikut merupakan langkah-langkah teknik analisis data yang ditempuh dalam penelitian ini: 1. Menentukan skor dan pengolahan data Penentuan skor pada item kuesioner dilakukan dengan cara memberikan nilai dari angka 1 sampai 4 berdasarkan norma skoring yang berlaku dengan melihat sifat pernyataan favorable atau unfavorable, selanjutnya memasukkannya ke dalam tabulasi data dan menghitung total jumlah skor subjek serta jumlah skor item. Tahap selanjutnya adalah menganalisis data secara statistik menggunakan program aplikasi SPSS.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
49
2. Menentukan kategori Pengkategorian tingkat efikasi diri siswa kelas VII dan VIII SMP Kanisius Pakem disusun berdasarkan model distribusi normal. Tujuan kategorisasi ini adalah menempatkan individu ke dalam kelompokkelompok yang terpisah secara berjenjang menurut suatu kontinum berdasarkan atribut yang diukur (Azwar, 2009: 107 ). Kontinum jenjang pada penelitian ini adalah dari sangat rendah sampai dengan sangat tinggi. Norma kategorisasi disusun berdasar pada norma kategorisasi yang disusun oleh Azwar (2009:108) yang mengelompokkan tingkat efikasi diri siswa kelas VII dan VIII SMP Kanisius Pakem ke dalam lima kategori: sangat rendah, rendah, sedang, tinggi, dan sangat tinggi dengan norma kategorisasi sebagai berikut: Tabel 8 Norma Kategorisasi Tingkat Efikasi Diri Norma/Kriteria Skor X≤ µ -1,5σ µ - 1,5 σ <X≤ µ -0,5 σ µ -0,5 σ <X≤ µ +0,5 σ µ +0,5 σ <X≤ µ +1,5 σ µ +1,5 σ <X
Kategori Sangat Rendah Rendah Sedang Tinggi Sangat Tinggi
Keterangan: Skor maksimum teoritik Skor minimum teoritik Standar deviasi (σ / sd) µ (mean teoritik)
: Skor tertinggi yang diperoleh subjek penelitian berdasarkan perhitungan skala : Skor terendah yang diperoleh subjek penelitian menurut perhitungan skala : Luas jarak rentangan yang dibagi dalam 6 satuan deviasi sebaran : Rata-rata teoritis skor maksimum dan minimum
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
50
Kategori di atas diterapkan sebagai patokan dalam pengelompokan tinggi rendah tingkat efikasi diri siswa kelas VII dan VIII SMP Kanisius Pakem dengan jumlah item = 45, diperoleh unsur perhitungan capaian skor subjek sebagai berikut: Skor maksimum teoritik
: 4 x 45 = 180
Skor minimum teoritik
: 1 x 45 = 45
Luas jarak
: 180 – 45
= 135
Standar deviasi (σ / sd)
: 135 : 6
= 22,5
µ (mean teoritik)
: (180+45) : 2 = 112,5
Hasil perhitungan analisis data skor subjek disajikan dalam norma kategorisasi tingkat efikasi diri siswa kelas VII dan VIII SMP Kanisius Pakem sebagai berikut. Tabel 9 Norma Kategorisasi Tingkat Efikasi Diri Siswa Kelas VII dan VIII SMP Kanisius Pakem Norma/Kriteria Skor X≤ µ -1,5σ µ - 1,5 σ <X≤ µ -0,5 σ µ -0,5 σ <X≤ µ +0,5 σ µ +0,5 σ <X≤ µ +1,5 σ µ +1,5 σ <X
Rentang Skor ≤ 78 79-101 102-124 125-146 ≥ 147
Kategori Sangat Rendah Rendah Sedang Tinggi Sangat Tinggi
Berdasarkan norma kategori pada tabel 9, ditetapkan pengelompokan tinggi rendah skor butir efikasi diri pada siswa kelas VII dan VIII SMP Kanisius Pakem dengan jumlah subjek = 95, diperoleh unsur perhitungan skor item sebagai berikut: Skor maksimum teoritik
: 4 x 95 = 380
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Skor minimum teoritik
: 1 x 95 = 95
Luas Jarak
: 380 – 95
= 285
Standar deviasi (σ / sd)
: 285 : 6
= 47,5
µ (mean teoritik)
: (380+95) : 2 = 237,5
51
Hasil perhitungan analisis data skor butir/item efikasi diri disajikan dalam norma kategorisasi sebagai berikut: Tabel 10 Norma Kategorisasi Skor Butir Instrumen Efikasi Diri Norma Skor X≤ µ -1,5σ µ - 1,5 σ <X≤ µ -0,5 σ µ -0,5 σ <X≤ µ +0,5 σ µ +0,5 σ <X≤ µ +1,5 σ µ +1,5 σ <X
Rentang Skor ≤ 166 167-214 215-261 262-309 ≥ 310
Kategori Sangat Rendah Rendah Sedang Tinggi Sangat Tinggi
F. Prosedur Pengumpulan dan Analisis Data Penelitian Berikut ini adalah tahap-tahap yang ditempuh dalam pengumpulan dan analisis data: 1.
Menyusun kuesioner efikasi diri
2.
Pengujian item kuesioner oleh dosen pembimbing
3.
Pengumpulan data uji coba validitas dan reliabilitas kuesioner
4.
Melakukan uji empirik terhadap validitas dan reliabilitas kuesioner
5.
Pengumpulan
data
penelitian
yang
dilakukan
dengan
menyebarkan kuesioner kepada siswa kelas VII dan VIII SMP Kanisius Pakem Tahun Ajaran 2012/2013 6.
Analisis data penelitian
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Bab ini memuat hasil penelitian dan pembahasan. Penyajian hasil penelitian didasarkan pada rumusan masalah atau pertanyaan-pertanyaan penelitian.
A. Hasil Penelitian 1. Tingkat Efikasi Diri pada Siswa SMP Kanisius Pakem Tahun Ajaran 2012/2013 Berdasarkan perolehan data penelitian yang dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner efikasi diri, dilakukan analisis data dengan teknik deskriptif kategoris dan persentase yang disajikan dalam tabel 11 dan dalam grafik 1. Tabel 11 Kategorisasi Tingkat Efikasi Diri pada Siswa SMP Kanisius Pakem Tahun Ajaran 2012/2013 Kriteria Skor 146,25<X 123,75 <X≤ 146,25 101,25 <X≤ 123,75 78,75 <X≤ 101,25 X≤ 78,75 Total
Kategori Sangat Tinggi Tinggi Sedang Rendah Sangat Rendah
Distribusi Subjek 12 66 16 1 0 95
Persentase 13% 69% 17% 1% 0% 100%
Dalam perspektif grafis, komposisi dan sebaran subjek berdasarkan tingkat efikasi diri-nya tergambar sebagai berikut:
52
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
80
53
69
70 60 50 40 30 20
17
13
1
10
0
0 Sangat Tinggi
Tinggi
Sedang
Rendah
Sangat Rendah
Grafik 1. Grafik Tingkat Efikasi Diri Siswa SMP Kanisius Pakem Pengamatan pada tabel maupun grafik menunjukkan: a. Terdapat 12 siswa (13%), yang memiliki efikasi diri sangat tinggi. b. Terdapat 66 siswa (69%), yang memiliki efikasi diri tinggi c. Terdapat 16 siswa (17%), yang memiliki efikasi diri sedang d. Terdapat 1 siswa (1%), yang memiliki efikasi diri rendah e. Tidak terdapat siswa (0%), yang memiliki efikasi diri sangat rendah Jadi, sebagian besar siswa kelas VII dan VIII SMP Kanisius Pakem telah memiliki efikasi diri dalam kategori tinggi dan hanya 1% saja dari jumlah subjek yang diteliti teridentifikasi memiliki efikasi diri pada tingkat rendah.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
54
Tabel 12 Tingkat Efikasi Diri Siswa Berdasarkan Jenis Kelamin Tingkat Efikasi Diri Sangat tinggi Tinggi Sedang Rendah Sangat Rendah Jumlah
Laki-Laki 6 (11%) 35(65%) 12(22%) 1(2%) 0(0%) 54 (100%)
Perempuan 6(15%) 31(76%) 4(9%) 0(0%) 0(0%) 41 (100%)
Pengamatan pada tabel menunjukkan: a. Terdapat 6 siswa laki-laki (11%) dan 6 siswa perempuan (15%) yang memiliki efikasi diri sangat tinggi b. Terdapat 35 siswa laki-laki (65%) dan 31 siswa perempuan (76%) yang memiliki efikasi diri tinggi c. Terdapat 12 siswa laki-laki (22%) dan 4 siswa perempuan (9%) yang memiliki efikasi diri sedang d. Terdapat 1 siswa laki-laki (2%) dan 0 siswa perempuan (0%) yang memiliki efikasi diri rendah e. Tidak terdapat siswa laki-laki maupun perempuan (0%), yang memiliki efikasi diri sangat rendah Jadi dapat disimpulkan bahwa ada kecenderungan perempuan memiliki efikasi diri yang lebih baik dibandingkan dengan efikasi diri yang dimiliki oleh laki-laki.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
55
Tabel 13 Tingkat Efikasi Diri Siswa Berdasarkan Kelas Tingkat Efikasi Diri Sangat tinggi Tinggi Sedang Rendah Sangat Rendah Jumlah
Kelas VII 8(16%) 37(76%) 4(8%) 0(0%) 0(0%) (49)100%
Kelas VIII 4(9%) 29(63%) 12(26%) 1(2%) 0(0%) (46)100%
Jadi dapat disimpulkan bahwa kelas VII memiliki efikasi diri yang lebih baik dibandingkan dengan efikasi diri siswa kelas VIII.
2. Mengidentifikasi butir-butir pengukuran efikasi diri yang rendah frekuensi kemunculannya pada siswa SMP Kanisius Pakem Yogyakarta dalam implikasinya untuk mengusulkan topik-topik bimbingan pribadi-sosial Berdasarkan analisis skor butir/item pengukuran Efikasi diri diperoleh hasil sebagai berikut: Tabel 14 Kategori Skor Item Efikasi Diri pada Siswa SMP Kanisius Pakem Tahun Ajaran 2012/2013 Rentang Skor < 310
Kategori Sangat Tinggi
No Item 17, 18, 20, 25, 33, 37
Jumlah 6
262-309
Tinggi
31
215-261 167-214 166<
Sedang Rendah Sangat Rendah
1, 3, 4, 5, 7, 8, 9, 10, 11, 13, 14, 15, 16, 19, 21, 22, 23, 24, 26, 27, 28, 29, 30, 31, 32, 34, 36, 38, 39, 41, 45 2, 6, 12, 35, 40, 42, 43, 44 Total
8 0 0 45
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
56
Data yang terdapat dalam tabel di atas menunjukkan bahwa item dengan skor yang berada dalam kategori sangat tinggi berjumlah 6 item, item dengan skor yang berada dalam kategori tinggi berjumlah 31 item, item dengan skor yang berada dalam kategori sedang berjumlah 8 item, dan tidak ada satupun item yang berada dalam kategori rendah dan sangat rendah. Item-item dengan skor yang berada dalam kategori sedang menunjukkan bahwa siswa belum memiliki efikasi diri yang ideal. Oleh karena itu, item-item yang teridentifikasi dalam kategori sedang, digunakan menjadi dasar untuk merumuskan usulan topik-topik bimbingan pribadi-sosial, khususnya dalam upaya peningkatan efikasi diri siswa. Item-item yang masuk dalam kategori sedang, diuraikan pada tabel di bawah ini.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
57
Tabel 15 Item-item Pernyataan yang Tergolong dalam Kategori Sedang No.
Aspek
Sub Aspek
2. 3.
4.
Keyakinan diri (efficacy expectation)
1.
6.
7.
8.
Pengharapan hasil (outcome expectation)
5.
1.1 Tingkat kesulitan tugas (magnitude/level) 1.2. Luas bidang perilaku (generality) 1.4. Tingkat kepercayaan diri dan pengharapan untuk suskses (Perceived Efikasi diri) 2.2.Pengharapan negatif (negative expectation) yang bertindak sebagai penghambat (disincentive)
2.3. Dampak (effect)
Skor Item 245
Rank
258
6
240
3
259
7
40. Saya mampu mengurangi stress yang muncul akibat kegagalan yang saya alami
259
8
42. Saya merasa lebih mampu memecahkan masalah yang saya hadapi daripada orang lain 43. Saya jarang mengalami gangguan emosional (stress, depresi, kecemasan) 44. Saya cemas atau tertekan dalam menghadapi tugas-tugas yang sulit
218
1
219
2
249
5
No Item dan Pernyataan 2. Tugas yang sulit merupakan hambatan bagi saya 6. Saya bersedia menerima tugas yang sulit untuk dikerjakan 12. Saya kehilangan akal untuk memecahkan masalah pada saat menemui tugas yang sulit 35. Saya ragu mampu melaksanakan tugas yang saya peroleh
Berdasarkan butir-butir item yang terindikasi kemunculannya rendah dalam aspek keyakinan diri (efficacy expectation) dan pengharapan hasil (outcome expectation), adapun topik-topik bimbingan pribadi-sosial yang implikatif dapat diusulkan untuk meningkatkan efikasi diri siswa kelas VII dan VIII SMP Kanisius Pakem Tahun ajaran 2012/2013 antara lain
4
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 58 Tabel 16 Topik-Topik Bimbingan Pribadi Sosial yang Implikatif Dapat Meningkatkan Efikasi Diri Siswa SMP Kanisius Pakem Tahun Ajaran 2012/2013
No
Item
1
Saya merasa lebih mampu memecahkan masalah yang saya hadapi daripada orang lain
2
Saya jarang mengalami gangguan emosional (stress, depresi, kecemasan)
3
Saya kehilangan akal untuk memecahan masalah pada saat menemui tugas yang sulit
Skor
218
219
240
4
Tugas yang sulit merupakan hambatan bagi saya
5
Saya cemas atau tertekan dalam menghadapi tugas-tugas yang sulit
249
6
Saya bersedia menerima tugas yang sulit untuk dikerjakan
258
7
Saya ragu mampu melaksanakan tugas yang saya peroleh
259
8
Saya mampu mengurangi stress yang muncul akibat kegagalan yang saya alami
245
259
Topik Aku Bisa Memecahkan Masalah
Aku bisa mengelola emosi Aku Bisa Memecahkan Masalah Mampu menyelesaikan tugas dalam situasi apapun Aku yakin bisa memecahkan masalah Sikap optimis/ berpikir positif Cara Mengatasi gangguan emosi Aku yakin bisa Sikap optimis/ berpikir positif Aku yakin bisa Sikap optimis/ berpikir positif Aku mampu mengatasi stres Aku tidak takut gagal
Tujuan
Mampu mengatasi masalah secara mandiri
Mampu mengelola emosi dengan baik
Mampu mencari cara dalam menyelesaikan masalah
Mampu menyikapi masalah secara positif
Waktu
2 JP
2 JP
2 JP
2 JP
Bidang Bimbingan
Metode
Sumber
Ceramah singkat, tanya jawab, refleksi
Hardjono, A.M. 1994. Cara Stres Tanpa Distres Mengolah Stres. Yogyakarta: Kanisius.
Ceramah singkat, tanya jawab, refleksi
Sr.M. Brigid, OSF. 1986. Emosi; bagaimana mengenal, menerim adan mengendalikannya. Yogyakarta : Kanisius.
Ceramah singkat, tanya jawab, refleksi
Hardjono, A.M. 1997. 35 Cara Mengatasi Stres. Yogyakarta: Kanisius.
Ceramah singkat, tanya jawab, refleksi
Lumpkin, Aaron. 2003. You Can BE Positive, Confident, and Courageous: Menjadi Pribadi yang Positif, Percaya Diri, dan Berani. Jakarta: Erlangga.
Ceramah singkat, tanya jawab, refleksi
Sr.M. Brigid, OSF. 1986. Emosi; bagaimana mengenal, menerima dan mengendalikannya. Yogyakarta : Kanisius.
Pri-sos
Pri-sos
Pri-sos
Pri-sos
Mampu mengatasi gangguan emosional
2 JP
Pri-sos
Mampu menyikapi masalah secara positif
2 JP
Pri-sos
Ceramah singkat, tanya jawab, refleksi
Centi. J. Paul. 1993. Mengapa Rendah Diri. Yogyakarta: Kanisius
Memiliki keyakinan terhadap kemampuan diri
2 JP
Pri-sos
Ceramah singkat, tanya jawab, refleksi
Centi. J. Paul. 1993. Mengapa Rendah Diri. Yogyakarta: Kanisius
Ceramah singkat, tanya jawab, refleksi
Hardjono, A.M. 1994. Cara Stres Tanpa Distres Mengolah Stres. Yogyakarta: Kanisius. Hardjono, A.M. 1997. 35 Cara Mengatasi Stres. Yogyakarta:Kanisius
Mampu mengatasi gangguan emosional
2 JP
Pri-sos
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
59
B. Pembahasan Hasil Penelitian Berdasarkan hasil penelitian yang tergambar dalam tabel 11, terdapat 12 siswa (13%) memiliki tingkat efikasi diri dalam kategori sangat tinggi. Terdapat 66 siswa (69%) memiliki tingkat efikasi diri dalam kategori tinggi. Terdapat 16 siswa (17%) memiliki tingkat efikasi diri dalam kategori sedang. Terdapat 1 siswa (1%) memiliki tingkat efikasi diri dalam kategori rendah serta tidak ada siswa yang memiliki tingkat efikasi diri dalam kategori sangat rendah. Berdasarkan paparan hasil penelitian tersebut, dapat disimpulkan bahwa sebagian besar siswa SMP Kanisius Pakem tahun ajaran 2012/2013 memiliki efikasi diri yang tinggi dan sebagian kecil memiliki efikasi diri yang rendah. Berdasarkan pengamatan yang diperoleh peneliti pada pelaksanaan Program Pengalaman Lapangan Bimbingan dan Konseling di SMP Kanisius Pakem, tampak perilaku yang mengindikasikan bahwa siswa SMP tersebut memiliki efikasi diri yang rendah. Namun hasil penelitian menyebutkan bahwa sebagian besar siswa SMP tersebut memiliki efikasi diri yang tinggi. Ada kemungkinan bahwa sebagian besar siswa SMP tersebut jarang mengalami pengalaman tugas (level) menyulitkan untuk diselesaikan atau kompleksitas kehidupan tidak terlalu menuntut mereka harus kompetitif. Pengalaman-pengalaman dalam menyelesaikan tugas yang dialami oleh siswa SMP tersebut, mungkin masuk dalam kategori kesulitan yang sedang ataupun rendah, sehingga mudah bagi siswa SMP tersebut untuk memperoleh keberhasilan atas tugas yang diterima. Faktor pengalaman memperoleh
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
60
keberhasilan (mastery experiences) dalam tingkat kesulitan yang sedang atau rendah tersebut yang telah mempengaruhi dan menyebabkan siswa SMP tersebut memiliki tingkat efikasi diri tinggi. Faktor tersebut menjelaskan bahwa pengalaman yang diperoleh seseorang dalam menyelesaikan tugas dalam tingkat kesulitan tugas yang sederhana, sedang, maupun teramat sulit apabila dapat terselesaikan dengan berhasil akan mampu meningkatkan efikasi diri seseorang. Hasil tesebut semakin diperkuat dengan keyakinan individu dalam menggunakan kemampuannya pada pengerjaan tugas (strength) dalam tingkat kesulitan tugas yang sedang ataupun rendah di SMP Kanisius Pakem, semakin memudahkan siswa untuk dapat memperoleh keberhasilan sehingga akan mampu meningkatkan efikasi diri. Pengalaman memperoleh keberhasilan (mastery experiences) yang diperoleh pada saat menyelesaikan tugas di lingkungan SMP Kanisius Pakem, akan memiliki hasil yang berbeda (dalam tingkatan keberhasilan) jika siswa SMP tersebut ditempatkan di sekolah yang memiliki tuntutan tugas yang lebih berat. Hal serupa juga mungkin akan memiliki hasil yang berbeda ketika ditempatkan di lingkungan pusat kota yang memiliki budaya, orientasi tujuan hidup, tuntutan hidup yang lebih menantang dibandingkan dengan lingkungan di SMP Kanisius Pakem. Dengan subjek yang sama, apabila ditempatkan di situasi atau kondisi yang berbeda (generality) akan mempengaruhi tingkat efikasi diri yang dimiliki. Selain hal di atas, sebagian besar siswa SMP Kanisius Pakem memiliki efikasi diri yang tinggi mungkin karena para siswa mengalami pengalaman-
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
61
pengalaman yang tidak terduga (vicarious experiences) yang disediakan oleh orang lain. Pengalaman tersebut disebut sebagai pemodelan sosial. Pemodelan sosial yang dialami oleh siswa terjadi ketika siswa melihat dan mengamati performa atau unjuk kerja yang dilakukan oleh orang lain. Siswa mengamati performa yang dilakukan oleh seseorang yang menurutnya memiliki kemampuan yang seimbang dengan dirinya. Pada saat seorang yang dijadikan model oleh siswa sukses menyelesaikan berbagai tugas yang diberikan kepadanya, hal tersebut mengakibatkan meningkatnya efikasi diri siswa. Siswa yang mengalami peningkatan efikasi diri karena mendapatkan model yang mampu memperoleh keberhasilan dalam menyelesaikan tugas, akan semakin mampu meningkatkan efikasi diri yang dimiliki siswa ketika model tersebut selain memberikan contoh kepada siswa, dapat juga memberikan penguatan terhadap keyakinan yang telah siswa tersebut untuk mampu menyelesaikan tugas dengan berhasil. Penguatan yang diberikan seseorang kepada siswa tersebut disebut juga persuasi sosial (social persuasion). Orang-orang yang mungkin mampu memberikan persuasi sosial kepada siswa selain seseorang yang memiliki kemampuan yang sama dengan siswa tersebut, antara lain; bapak/ibu guru dan orangtua siswa. Faktor keadaan fisik dan emosi (physical and emotional state) juga merupakan faktor penting yang dapat meningkatkan efikasi diri siswa. Siswa yang memiliki efikasi diri tinggi ada kemungkinan mempunyai fisik yang baik (tidak mempunyai kecacatan tubuh) dan sehat. Fisik yang baik dan sehat akan mendukung seseorang untuk dapat mengerjakan suatu tugas dengan optimal sehingga memperoleh hasil
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
62
yang diinginkan. Selain itu siswa tersebut mempunyai emosi yang positif. Emosi sungguh berperan dalam meningkatkan kualitas hasil atas unjuk kerja yang dilakukan siswa. Siswa yang memiliki efikasi diri yang tinggi biasanya memiliki sifat yang sabar, teliti, tenang dan tidak terburu-buru dalam mengerjakan tugas. Tinggi atau rendahnya efikasi diri siswa juga dipengaruhi oleh pola asuh orangtua kepada anaknya. Siswa yang memiliki efikasi diri tinggi mungkin tumbuh dan berkembang di dalam keluarga yang menerapkan pola asuh demokratis. Siswa yang dibesarkan melalui pola asuh ini akan mendapatkan bimbingan dari orangtuanya, merasa dicintai dan diperhatikan oleh orangtuanya, dan mendapatkan kebebasan tetapi tidak mutlak. Orangtua memberikan penguatan (dalam bentuk hadiah atau pujian) kepada anaknya yang mampu mengikuti nasihat yang diberikan kepadanya. Hal tersebut sejalan dengan faktor-faktor yang diungkapkan oleh Bandura, 1997 yang mengungkapkan bahwa penguatan seseorang kepada anak akan meningkatkan efikasi diri. Pola asuh orangtua yang demikian akan membuat anak menjadi kreatif, memiliki tanggung jawab, dan mempunyai keyakinan terhadap kemampuan dirinya untuk mampu melaksanakan tugas yang diberikan kepadanya. Siswa yang memiliki efikasi diri rendah mungkin tumbuh dan berkembang di keluarga yang menerapkan pola asuh otoriter, permisif, maupun penelantar. Ketiga pola asuh ini kiranya mampu memberikan dampak yang negatif terhadap perkembangan kepribadian siswa khususnya dalam hal
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
63
berpikir (menumbuhkan pesimisme terhadap kemampuan diri). Pola asuh otoriter memiliki ciri antara lain; anak harus tunduk dan patuh terhadap orangtua, anak dipaksa untuk menerima nilai-nilai, pola pengasuhan penuh dengan ancaman dan bersifat keras, memutlakkan kepatuhan dan rasa hormat, karena orangtua merasa tidak pernah berbuat salah. Pola asuh ini menyebabkan
anak
kurang
m a m pu
berekspresi
terutama
dalam
mengungkapkan pikiran, keinginan atau harapan. Selain itu anak cenderung menarik diri secara sosial serta kurang spontan. Hal tersebut sungguh berdampak pada rendahnya keyakinan terhadap kemampaun diri karena ruang gerak anak sangat dibatasi oleh orangtua. Selanjutnya, pola asuh permisif memiliki ciri antara lain; anak diberi kebebasan untuk berperilaku sesuai dengan keinginannya sendiri, semua keputusan diberikan kepada anak, tanpa pertimbangan dari orangtua, sehingga sering anak tidak tahu apakah perilakunya benar atau salah. Pola asuh ini akan menyebabkan kurang matangnya proses perkembangan anak terutama dalam kematangan berpikir. Terakhir pola asuh penelantar, pola asuh ini memiliki ciri menelantarkan anak secara psikis maupun psikologis. Anak yang dibesarkan melalui pola asuh ini perkembangan kepribadiannya akan terabaikan, sehingga akan memiliki pengaruh terhadap keyakinan diri. Selain hal di atas, Jahja (2011) menyebutkan salah satu ciri perkembangan pada masa ini adalah perubahan yang cepat secara fisik yang juga disertai kematangan seksual. Siswa yang berada dalam kategori ini dimungkinkan memiliki efikasi diri yang rendah karena mengalami kesulitan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
64
dalam menyikapi perubahan yang terjadi. Siswa yang tidak mampu menyikapi perubahan ini dengan baik, akan berdampak pada munculnya perasaan tidak yakin akan diri dan kemampuannya sendiri. Misalnya siswa yang kurang nyaman dengan fisik yang terlampau gemuk atau kurus akan merasa minder dengan keadaannya tersebut, sehingga akan mempengaruhi cara berpikirnya terutama keyakinan terhadap diri.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB V PENUTUP
Pada bab ini akan disajikan kesimpulan, keterbatasan penelitian, dan saransaran. Kesimpulan yang disajikan dalam bagian ini berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan. Bagian keterbatasan menyajikan kesulitan yang dialami peneliti serta pengalaman selama menyelesaikan penulisan skripsi. Bagian kesimpulan memaparkan kesimpulan akhir dari penelitian. Saran yang diberikan dalam penelitian ini didasarkan pada hasil penelitian yang ditujukan kepada pihak yang terkait dan usulan untuk peneliti lain.
A. Kesimpulan Kesimpulan berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan hasil penelitian adalah: 1. Sebagian besar (69%) siswa kelas VII dan VIII SMP Kanisius Pakem Tahun ajaran 2012/2013 telah memiliki efikasi diri yang tinggi dan hanya (1%) dari jumlah siswa tersebut memiliki efikasi diri dalam kategori rendah. 2. Teridentifikasi 8 butir item hasil pengukuran efikasi diri yang masuk dalam kategori sedang. Kedelapan butir efikasi diri yang masuk dalam kategori sedang (masih belum ideal) digunakan sebagai dasar untuk merumuskan usulan topik-topik bimbingan pribadi-sosial yang implikatif untuk meningkatkan efikasi diri siswa SMP Kanisius Pakem tahun ajaran 2012/2013. 65
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
66
B. Keterbatasan 1. Peneliti menyadari bahwa kuesioner efikasi diri yang disusun masih jauh dari sempurna serta tidak terlepas dari social desirability. 2. Ada kemungkinan subjek penelitian terlalu sering mengisi kuesioner sehingga kurang adanya keseriusan dalam menyelesaikannya. 3. Teori yang digunakan dalam penelitian ini mengikuti teori yang ada yang mungkin kurang cocok digunakan di Indonesia. 4. Metodologi dalam penelitian ini dirasakan sangat terbatas karena hanya menggunakan pengukuran menggunakan angket atau kuesioner dan kurang melibatkan sumber informasi dari guru.
C. Saran Berikut ini dikemukakan saran-saran bagi pihak-pihak yang terkait sesuai dengan hasil penelitian. 1. Kepala Sekolah SMP Kanisius Pakem Berdasarkan hasil penelitian yang mengungkapkan bahwa masih ada beberapa siswa yang memiliki efikasi diri yang rendah, akan menjadi lebih baik apabila Kepala Sekolah berkenan menyusun program-program kegiatan
sekolah
yang
da pa t
membantu
meningkatkan
serta
mengembangkan efikasi diri siswa SMP Kanisius Pakem. Program kegiatan yang baik untuk rutin diadakan antara lain: pentas seni (musik, paduan suara, drama, membaca puisi), pramuka, kegiatan bakti sosial,
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
67
pramuka, OSIS serta segalam macam kegiatan yang melibatkan siswa untuk aktif. 2. Guru Mata Pelajaran SMP Kanisius Guru mata pelajaran alangkah baiknya apabila memberikan dukungan untuk meningkatkan atau mengembangkan efikasi diri siswa SMP Kanisius Pakem. Hal tersebut dapat dilakukan dengan memberikan motivasi kepada siswa untuk terlibat aktif di kelas maupun luar kelas, motivasi bagi siswa yang memiliki efikasi diri rendah, serta memberikan reward berupa pujian kepada siswa yang memiliki kemajuan dalam menjalankan tugas-tugas yang sederhana yang berhasil dijalankan. 3. Peneliti lain a. Peneliti lain alangkah baiknya apabila memperkaya teori-teori yang berkaitan dengan efikasi diri melalui buku asli karya Bandura dalam Bahasa Inggris, buku lain yang terkait serta hasil penelitian dalam bentuk desertasi maupun tesis karena informasi di luar sumber tersebut sangat terbatas. b. Meninjau kuesioner dengan teliti terutama dalam penggunaan bahasa sehingga mudah dipahami oleh siswa. c. Melakukan trianggulasi dengan menggunakan teknik observasi serta wawancara untuk menguatkan hasil penelitian. d. Melakukan analisis kuantitatif deskriptif
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
68
e. Melibatkan variabel lain seperti siswa laki-laki dan perempuan, siswa yang berasal dari kota maupun dari desa, serta siswa yang kaya dan miskin. f. Menentukan situasi penelitian secara spesifik, misalnya efikasi diri siswa pada saat mengikuti pelajaran matematika.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR PUSTAKA Ary D., Jacobs, L.C., dan Razavieh, A. 2007. Pengantar Penelitian dalam Pendidikan. Diterjemahkan oleh Arief Furchan, judul buku asli tidak disebutkan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Azwar, Saifudin. 2007. Sikap Manusia Ed. 2. Yogyakarta: PustakaPelajar. --------------------. 2011. Reliabilitas dan Validitas Ed. 3. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. --------------------. 2009. Penyusunan Skala Psikologis. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Bandura, Albert. 1986. Social Foundations of Thought and Action (A Social Cognitive Theory). New Jersey: Prentice-Hall. --------------------. 1997. Self-Efficacy The Exercise of Control. New York: W.H Freeman and Company. Feist, Jess dan Feist, Gregory J. 2008. Theories of Personality. Diterjemahkan oleh Yudi Santoso dari Buku Asli Theories of Personality. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. ---------------------. 2010. Teori Kepribadian (Theories of Personality). Diterjemahkan oleh Smita Prathita Sjahputri, judul Buku Asli tidak disebutkan. Theories of Personality, 7th ed. Jakarta: Salemba Humanika. Gunarsa, S.D. 2004. Dari Anak Sampai Usia Lanjut. Jakarta: BPK Gunung Mulia. Jahja, Yudrik. 2011. PsikologiPerkembangan. Jakarta: Kencana Media Group. Mappiare, Andi. 1982. Psikologi Remaja. Surabaya: Usaha Nasional. Marisa NarolitaAnasia. 2011. Hubungan Antara Dukungan Sosial dan Self-efficacy Pada Mahasiswa UEU yang sedang Menyusun Skripsi. Skripsi (tidak diterbitkan). Jakarta: UEU. Masidjo, I. 1995. Penilaian Pencapaian Hasil Belajar Siswa di Sekolah. Yogyakarta: Kanisius. Ormrod, Jeanne Ellis. 2009. Psikologi Pendidikan (Membantu Siswa Tumbuh dan Berkembang). Diterjemahkan oleh Wahyu I, Eva S., Airin Y. S., Puji Lestari dari Buku Asli Sixth Edition. Educational Psychology Developing Learner. Jakarta: Erlangga. 69
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
70
Pabiban, Robertus. 2007. Hubungan antara Efikasi Diri dan Prestasi Akademik. Skripsi (Tidak Diterbitkan). Yogyakarta: USD Papalia, D. E., Old, S. W. dan Feldman, R. D. 2008. Human Development (Psikologi Perkembangan). Diterjemahkan oleh A.K. Anwar dari Buku Asli Human Development. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Ed. 9 ---------------------. 2009. Human Development (Perkembangan Manusia). Diterjemahkan oleh Brian Marswendy dari Buku Asli Human Development. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Ed. 10 Prasetya, Tembong. 2003. Pola Pengasuhan Ideal. Jakarta: Elex Media Komputindo. Reber, S dan Reber, Emily S. 2010. Kamus Psikologi. Penerjemah: Yudi Santoso. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Cet I. Santrock, John W. 2003. Adolescence Perkembangan Remaja. Diterjemahkan oleh Shinto B. Adelar dan Sherly Saragih, judul Buku Asli tidak disebutkan.Jakarta: Erlangga. Edisi ke 6. Hlm. 10 Sugiarto, Jennifer dan Nurdjajadi, Rostiana. 2009. Perbedaan Tingkat SelfEfficacy Pada Manajer berdasarkan Gaya Manajemen Konflik. Jurnal Ilmiah psikologi industry dan organisasi. Vol. 11, No.1. Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D). Bandung: Alfabeta Sukardi. 2003. Metodologi Penelitian Pendidikan (Kompetensi dan Praktiknya). Jakarta: Bumi Aksara. Widodo, B. 2007. Motivasi Berprestasi dan Self Efficacy Konselor dengan Interaksi Konseling. Jurnal Psiko-Edukasi. 25. 69-83. Winkel, W.S. dan Sri Hastuti, M.M. 2006. Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan. Yogyakarta: Media Abadi. Wirawan, Rendi dan Suci, Eunike. 2010. Gambaran Faktor-Faktor Pembentuk Efikasi Diri dalam Membuat dan Menerbitkan Komik Bergaya Jepang Pada Komikus yang Sudah Menerbitkan Karyanya. Jurnal Psikobuana. Wisnu I., Fx Johan. 2011. Hubungan antara Efikasi Diri dengan Kecemasan Pada Siswa. Skripsi (Tidak Diterbitkan). Yogyakarta: USD.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Yusuf, Syamsu. 2011. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung: Remaja Rosdakarya. Yusuf, Syamsu dan Nurihsan, A.J. 2010. Landasan Bimbingan dan Konseling. Bandung: Remaja Rosdakarya. Bandura, Albert. Dalam www.des.emory.edu. diunduh pada tanggal 2 Februari
2013 pada pukul 13.00 wib.
Harfiahana. 2013. Dalam http://ejournal.umm.ac.id diunduh pada tanggal 27
Februari 2013 pada pukul 16.00 wib.
71
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
LAMPIRAN
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 1
INSTRUMEN PENELITIAN EFIKASI DIRI
Disusun oleh: Andreas Rian Nugroho Di bawah bimbingan: Dr. Gendon Barus, M.Si.
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2013
72
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
73
Jenis Kelamin : Usia
:
Kelas
:
KUESIONER EFIKASI DIRI Petunjuk Pengisian Pada lembar yang anda hadapi ini terdapat 45 pernyataan. Baca dan pahami setiap pernyataan dengan baik, kemudian berilah tanda (√) pada kolom yang telah tersedia. Pilihlah jawaban atas pernyataan-pernyataan tersebut sebagai berikut: STS
: jika pilihan SANGAT TIDAK SETUJU
TS
: jika pilihan TIDAK SETUJU
S
: jika pilihan SETUJU
SS
: jika pilihan SANGAT SETUJU
Pilihlah jawaban yang paling sesuai dengan sikap dan pendapat anda. Jawaban yang anda berikan tidak ada yang benar ataupun salah. Pilihan jawaban pada pernyataan-pernyataan ini menuntut kesesuaian dengan sikap dan pendapat yang paling mewakili keadaan anda. Jawablah pernyataan-pernyataan tersebut dengan jujur. Contoh: No
Pernyataan
1.
Saya melakukan banyak usaha untuk menyelesaikan
STS TS
S
SS
√
tugas 2.
Saya mengerjakan tugas dengan seenaknya sendiri
√
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
No
Pernyataan
1.
Saya menganggap tugas-tugas yang sulit sebagai tantangan untuk dimenangkan
2.
Tugas yang sulit merupakan hambatan bagi saya
3.
Sebelum mengerjakan suatu tugas, saya merumuskan target yang lebih menantang untuk dicapai
4.
Saya memiliki komitmen untuk bersungguh-sungguh dalam mengerjakan setiap tugas yang saya terima
5.
Saya mengerjakan tugas dengan asalasalan
6.
Saya bersedia menerima tugas yang sulit untuk dikerjakan
7.
Saya menghindari tugas yang sulit
8.
Saya ulet/berusaha gigih dalam menghadapi kesulitan
9.
Saya mudah menyerah dalam menyelesaikan permasalahan yang ada
10.
Saya takut menerima resiko atas tugas yang saya terima
11.
Saya yakin mampu menyelesaikan tugas yang sulit dengan cara saya sendiri
12.
Saya kehilangan akal untuk memecahan masalah pada saat menemui tugas yang sulit
13.
Saya melakukan banyak usaha untuk
STS
TS
S
SS
74
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
menyelesaikan tugas 14.
Saya mampu bersikap gigih/ berusaha sekuat tenaga dalam menghadapi tugastugas yang sulit
15.
Saya mudah menyerah dalam menghadapi tugas-tugas yang sulit
16.
Jika aku gagal, itu terjadi karena kurangnya usahaku
17.
Saya berpikir bahwa kegagalan yang saya alami membuat saya harus berusaha keras
18.
Kemampuan yang ada dalam diri saya dapat dikembangkan/ditingkatkan
19.
Saya ragu kemampuan saya dapat dikembangkan/ ditingkatkan
20.
Saya yakin mampu memperbaiki keadaan setelah mengalami kegagalan
21.
Saya putus asa berlarut-larut pada saat mengalami kegagalan
22.
Saya butuh waktu yang cukup lama untuk bangkit dari kegagalan
23.
Kegagalan yang saya alami bersumber pada kurangnya usaha
24.
Kurangnya kerja keras yang saya lakukan dalam melaksanakan tugas merupakan salah satu faktor terjadinya kegagalan
25.
Saya berlatih secara terus menerus untuk mampu mempertahankan prestasi yang didapat
75
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
26.
Saya memanfaatkan setiap waktu untuk belajar dan berlatih
27.
Saya berusaha pantang menyerah dalam menyelesaikan tugas yang ada meski sesulit apapun
28.
Saya mudah menyerah dalam menghadapi tugas-tugas sulit
29.
Saya optimis mampu menyelesaikan tugas yang ada
30.
Saya tidak yakin mampu menyelesaikan tugas yang diberikan
31.
Saya yakin bahwa dengan kelebihan yang saya miliki saya dapat menyelesaikan persoalan-persoalan yang ada
32.
Saya melihat kelebihan saya
33.
Saya berharap bahwa setiap perjuangan pasti mendatangkan hasil
34.
Saya yakin mampu menyelesaikan tugas yang saya terima
35.
Saya ragu mampu melaksanakan tugas yang saya peroleh
36.
Tugas-tugas yang sulit hanya akan membuat saya gagal, gagal, dan gagal lagi
37.
Setiap kali saya berhasil menyelesaikan suatu tugas, saya berharap dapat mencapai hasil lainnya yang lebih baik
38.
Saya menetapkan target hasil yang lebih
76
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
tinggi setelah suatu tugas saya selesaikan 39.
Saya takut menetapkan target hasil yang lebih tinggi
40.
Saya mampu mengurangi stress yang muncul akibat kegagalan yang saya alami
41.
Saya khawatir akan mengalami stress lagi pada saat saya menghadapi tugas yang sulit
42.
Saya merasa lebih mampu memecahkan masalah yang saya hadapi daripada orang la in
43.
Saya jarang mengalami gangguan emosional (stress, depresi, kecemasan)
44.
Saya cemas atau tertekan dalam menghadapi tugas-tugas yang sulit
45.
Saya mampu mengatasi tekanan yang muncul menggunakan cara saya sendiri
Terimakasih telah menyelesaikan kuesioner ini
77
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI Jenis Kelamin
:
Usia
:
Kelas
:
LEMBAR JAWAB KUESIONER SELF EFFICACY
STS : SANGAT TIDAK SETUJU TS
: TIDAK SETUJU
S
: SETUJU
SS
: SANGAT SETUJU
No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
STS
TS
S
SS
No. 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45
STS
TS
S
SS
78
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 79
LAMPIRAN 2
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 80
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 81
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 82
No.Item 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
Parameter Uji Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient
Hasil Hitung 0.369879276 0.018817056 40 0.549145484 0.000242981 40 0.375399074 0.016987568 40 0.331915268 0.036404774 40 0.479767415 0.001732348 40 0.334266501 0.035021338 40 0.468912627 0.002273003 40 0.483942962 0.001556778 40 0.55045216 0.000233177 40 0.238018114 0.139147467 40 0.470079346 0.00220853 40 0.445930561 0.003927594 40 0.527267052 0.000472564 40 0.313318042 0.048993945 40 0.207588493
Keputusan valid
Jumlah
valid valid valid valid valid valid valid valid gugur
1
valid valid valid valid gugur
2
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 83
16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31
Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient
0.198677827 40 0.388009415 0.013362737 40 0.441128218 0.004382777 40 0.385024588 0.014155288 40 0.187074635 0.247728046 40 0.565753228 0.000142104 40 0.47741801 0.001838624 40 0.476974316 0.001859328 40 0.417125568 0.007411655 40 0.382262688 0.014923749 40 0.330250857 0.037410859 40 0.414462365 0.007838827 40 0.429144536 0.005723774 40 0.095417142 0.558094733 40 0.089356915 0.583471536 40 0.624277862 1.67176E-05 40 0.491327188
valid valid valid gugur
3
valid valid valid valid valid valid valid valid gugur
4
gugur
5
valid valid
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 84
32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47
Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient
0.00128445 40 0.636089464 1.02832E-05 40 0.501115496 0.000988812 40 0.538919149 0.000333473 40 0.562398943 0.000158729 40 0.432741818 0.005288238 40 0.367740193 0.019569161 40 -0.087950157 0.58943517 40 0.44780222 0.003761682 40 0.501786947 0.00097095 40 0.387785049 0.013420974 40 0.572798932 0.000112195 40 0.410549902 0.008504688 40 0.598917139 4.44916E-05 40 0.635413484 1.0579E-05 40 0.490546111 0.001311108 40 0.256098549
valid valid valid valid valid valid gugur
6
valid valid valid valid valid valid valid valid gugur
7
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 85
48 49 50 51 52 53 54
Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N
0.110694742 40 0.315638122 0.04725441 40 0.312316483 0.049760654 40 0.070196503 0.66689357 40 0.395450719 0.011549024 40 0.125751284 0.439416993 40 0.532877837 0.000400167 40 0.308259401 0.052965758 40
valid valid gugur
8
valid gugur valid valid
9
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 86
Reliability Test Case Processing Summary Cases
Valid Excluded(a) Total
N 40 0 40
% 100 0 100
a Listwise deletion based on all variables in the procedure. Reliability Statistics Cronbach's Alpha 0.896254534
N of Items 54
Total N of Items Correlation Between Forms Spearman-Brown Coefficient Guttman Split-Half Coefficient
Equal Length Unequal Length
54 0.757142585 0.861788441 0.861788441 0.860447532
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 87
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA Satuan Pelayanan Bimbingan
Tema/ Konsep/ PB
: Aku Mampu Mengatasi Stres
Waktu
: 1x pertemuan @ 45 menit
I.
Tujuan Pembimbingan : Siswa mampu mengelola stres dalam hidupnya
II.
Tujuan Pembimbingan Khusus : A. Siswa dapat menyebutkan 3 sumber stres B. Siswa dapat menjelaskan akibat stres C. Siswa dapat menyebutkan cara-cara yang dapat dilakukan dalam mengatasi stres
III.
Materi : Mengurangi Stres
IV.
Kegiatan Belajar Mengajar (Rencana Pembimbingan) :
V.
A. Pendekatan
: Ketrampilan proses
B. Metode
: Ceramah singkat, penugasan, diskusi, tanya jawab
Alat/ Sumber Pembimbingan : A. Alat
: Laptop, alat tulis
B. Sumber
:
Hardjono, A.M. 1994. Cara Stres Tanpa Distres Mengolah Stres. Yogyakarta: Kanisius. Hardjono,
A.M.
Yogyakarta: Kanisius.
1997.
35
Cara
Mengatasi
Stres.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 88
VI.
Prosedur dan Penilaian A. Prosedur Sesi
1.
2.
3. 4.
Kegiatan Guru Pembimbing
Siswa
Dur
Pengantar, penjelasan tentang Berperan aktif, tujuan kegiatan. mendengarkan
5’
Menggali tingkat stress dan pengalaman stres siswa
Berperan aktif
20’
Tanya jawab
10’
Mendengarkan
5’
a. Membagi lembar kerja dan menjelaskan cara mengerjakannya. b.Meminta siswa untuk mengerjakan secara individual. c. Tanya jawab dengan siswa sambil menjelaskan sumber stres, akibat stres, dan cara mengatasi stres. Memberikan kesempatan bagi siswa untuk bertanya Penutup (kesimpulan dan penguatan) Total
45’
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 89
B. Penilaian No 1
2
Penilaian Proses : Apakah siswa aktif dan antusias dalam mengikuti bimbingan klasikal dengan topik Aku Mampu Mengatasi Stres? Hasil : a. Siswa dapat menyebutkan 3 sumber stres b. Siswa dapat menjelaskan akibat stres c. Siswa dapat menyebutkan cara-cara yang dapat dilakukan dalam mengatasi stres
VII.
Keterangan
:-
VIII.
Catatan
:Yogyakarta, 26 Agustus 2013 Praktikan,
Andreas Rian Nugroho
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 90
MATERI CARA-CARA MENGURANGI STRES Pengertian stres : Stres adalah kondisi tubuh yang mengalami ketegangan. 1. Sumber-sumber stres: a. Dari dalam diri sendiri. b. Dari keluarga. c. Dari lingkungan. 2. Akibat-akibat stres: Stres menimbulkan ketegangan pada tubuh, mempengaruhi kerja pikiran, emosi dan perilaku. Oleh karena itu secara langsung dan tidak langsung dapat mempengaruhi kesehatan kita. 3. Cara mengatasi stres: a. Menghadapi masalah dengan sikap positif. b. Jagalah diri agar tidak selalu sibuk. c. Sediakan waktu untuk beristirahat. d. Tetaplah pada keinginan yang dapat dicapai. e. Kelola waktu dengan baik. f. Menerima tugas sesuai dengan kemampuan. g. Nikmatilah keindahan alam. h. Carilah bantuan. i. Jalinlah persahabatan. j. Lakukanlah kreativitas. k. Terimalah kenyataan l. Menangislah. m. Tertawalah pada diri sendiri. n. Berdoalah secara rutin.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 91
LEMBAR KERJA I. Petunjuk: Berilah tanda centang (√) pada kolom di belakang gejala-gejala yang pernah Anda rasakan bila mengalami stres! Ya/ Tidak 1.Gejala fisik
2.Gejala emosional
3.Gejala intelektual
Sakit kepala/pusing Susah tidur Sakit pinggang, terutama bagian bawah Diare dan radang usus besar Sulit buang air besar/sembelit Gatal-gatal pada kulit Urat tegang, terutama pada leher dan bahu Tekanan darah tinggi Berubah selera makan Lelah dan kehilangan energi Gelisah atau cemas Sedih, depresi, mudah menangis Mudah marah Gugup Rasa harga diri turun Merasa tidak aman Terlalu peka dan mudah tersinggung Gampang menyerang orang/bermusuhan Perasaan mengering/kehabisan sumber daya Loyo dan tidak semangat Susah berkonsentrasi/memusatkan diri Sulit membuat keputusan Mudah lupa
4.Gejala interpersonal
Pikiran kacau Daya ingat menurun Melamun secara berlebihan Kehilangan rasa humor yang sehat Mutu kerja rendah Jumlah kekeliruan bertambah Tidak bisa memperhatikan Kehilangan kepercayaan kepada orang lain Mudah mempersalahkan orang lain Membentengi diri/mempertahankan diri Suka mencari kesalahan orang lain Mendiamkan orang lain Menyebarkan gosip
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 92
Tidak mau bergaul dengan orang lain Menutup diri Tidak mau dikritik orang lain Egois II. Tuliskan 3 kegiatan yang akan Anda lakukan untuk mengatasi stres: 1. .............................................. 2. .............................................. 3. ..............................................
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 93
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 94