PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
EFEK HEPATOPROTEKTIF INFUSA BIJI Persea americana Mill. TERHADAP AKTIVITAS ALT-AST SERUM PADA TIKUS TERINDUKSI KARBON TETRAKLORIDA
SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.) Program Studi Farmasi
Diajukan oleh: Ni Luh Putu Dian Prawita Putri NIM: 108114079
FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2013
i
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
ii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
iii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
HALAMAN PERSEMBAHAN
"Lakukan apa yang menjadi kewajibanmu dan jangan pikirkan hasilnya" ---Bhagawadgita---
“Happiness and sadness, this too, will pass…” ---Pesan dari seorang pengajar yang luar biasa---
“ “The greatest prayer is a patience” ---Buddha---
Ku persembahkan karya kecil ini untuk… Ida Sang Hyang Widhi Wasa yang senantiasa memampukanku untuk melewati segala proses kehidupan dan menjadi sandaran terakhirku bila aku terlalu letih dan bahagia, Terimakasih untuk Bapak dan Ibu yang sejak awal membawa namaku dalam doa dan mengijinkanku pergi untuk menemukan jalan pulang, Setiap orang yang telah hadir membawa makna dan warna dalam hidupku, Almamaterku
iv
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang berjudul EFEK HEPATOPROTEKTIF INFUSA BIJI Persea americana Mill. TERHADAP AKTIVITAS ALT-AST SERUM PADA TIKUS TERINDUKSI KARBON TETRAKLORIDA, tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah. Apabila di kemudian hari ditemukan indikasi plagiarism dalam naskah ini, maka saya bersedia menanggung segala sanksi sesuai peraturan perundangundangan yang berlaku. Yogyakarta, 30 September 2013 Penulis
(Ni Luh Putu Dian Prawita Putri)
v
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS Yang bertanda tangan dibawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma: Nama
: Ni Luh Putu Dian Prawita Putri
Nomor Mahasiswa
: 108114079
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul: EFEK HEPATOPROTEKTIF INFUSA BIJI Persea americana Mill. TERHADAP AKTIVITAS ALT-AST SERUM PADA TIKUS TERINDUKSI KARBON TETRAKLORIDA Beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sana Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalty kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis. Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya, Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal: 30 September 2013
Yang menyatakan
(Ni Luh Putu Dian Prawita Putri)
vi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PRAKATA Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Kasih atas berkat yang tiada henti, sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi
berjudul
“EFEK
HEPATOPROTEKTIF INFUSA BIJI Persea americana Mill. TERHADAP AKTIVITAS ALT-AST SERUM PADA TIKUS TERINDUKSI KARBON TETRAKLORIDA” dengan baik. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Farmasi (S.Farm) program studi Farmasi Universitas Sanata Dharma. Penulis menyadari bahwa dalam pelaksanaan dan penyusunan skripsi ini tentunya tidak lepas dari bantuan dan campur tangan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada: 1.
Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma.
2.
Ibu Phebe Hendra, M.Si., Ph.D., Apt. sebagai Dosen Pembimbing skripsi atas waktu dan segala kesabaran dalam membimbing, memberi masukan dan motivasi kepada penulis selama penelitian dan penyusunan skripsi ini.
3.
Bapak Prof. Dr. C. J. Soegihardjo, Apt. sebagai Dosen Penguji skripsi atas bantuan dan masukan demi kemajuan skripsi ini.
4.
Bapak Ipang Djunarko, M.Sc.,Apt. sebagai Dosen Penguji skripsi atas bantuan dan masukan demi kemajuan skripsi ini
5.
Ibu Rini Dwiastuti, M.Si., Apt. sebagai Kepala Laboratorium Fakultas Farmasi yang telah memberikan ijin dalam penggunaan semua fasilitas laboratorium untuk kepentingan penelitian ini.
vii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
6.
Bapak Yohanes Dwiatmaka, M.Si., yang telah memberikan bantuan dalam determinasi tanaman P. americana Mill.
7.
Bapak Heru Purwanto dan Bapak Suparjiman selaku laboran Laboratorium Farmakologi dan Toksikologi, Bapak Kayatno selaku laboran Laboratorium Biokimia dan Fisiologi Manusia, Bapak Wagiran selaku laboran Laboratorium Farmakognosi Fitokimia dan Bapak Otok selaku pengelola gudang farmasi.
8.
Teman-teman “Tim Persea americana Ceria” Lydia Setiawan, Inneke Devi Permatasari, Gidion Krisnadi Yoseph, Irene, Ike Kumalasari, Angelia Rosari, Yudytha Anggarhaeni, Liana Risha, Robert Dwijantara Putra, Priscilla Diana Vivi Vionita, Maria Malida Vernandes Sasadara, Rotua Winata Nopelia Silitonga, Komang Ayu Nopitasari dan Adrienne Roma atas kerja sama, bantuan, suka duka dan perjuangan dalam menyelesaikan skripsi ini sampai akhir.
9.
Teman-teman FSM B 2010, FKK A 2010 dan seluruh angkatan 2010 atas kebersamaan kita.
10. Teman-teman relawan di Pos Kesehatan St. Antonius Kota Baru yang senantiasa mengingatkan saya akan cinta kasih dan berbagi tidak akan mengurangi apa yang kita miliki. 11. Teman-teman PKMP PO-TA-TO 2013 Gidion Krisnadi Yoseph, Christiana Destia Anggraeni dan Abednego Dwi Yoga P atas kerjasamanya dan kekompakannya.
viii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
12. Sahabat-sahabat terbaik sejak SMA hingga kini Ayu Tyas Febiyanti Wangsa, Yully Trisna Dewi dan Desak Putu Siska Dewi yang senantiasa menghapus tetesan air mata yang mengalir disela derai tawa kita dan berjalan bersama meraih mimpi dari tempat yang berbeda. 13. Kakak Asti, Oswaldine Heraolia Pramesthi, dan segenap anak kos 99999, terimakasih atas kebersamaan suka dan duka sebagai anak rantauan yang meraih mimpi dan cita-cita. 14. Semua pihak yang penulis tidak dapat sebutkan satu per satu yang turut membantu selama penyusunan skripsi ini berlangsung. Penulis menyadari bahwa setiap manusia tidak ada yang sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan adanya kritik dan saran yang membangun demi kemajuan di masa yang akan datang. Akhir kata, penulis berharap bahwa skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak, mahasiswa, lingkungan akademis, masyarakat serta memberikan sumbangan kecil bagi perkembangan ilmu pengetahuan khususnya di bidang kefarmasian. Yogyakarta, 30 September 2013
Penulis
ix
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .......................................................................................... i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................ii HALAMAN PENGESAHAN ...........................................................................iii HALAMAN PERSEMBAHAN ........................................................................iv PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ............................................................. v LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ...........................................vi PRAKATA ......................................................................................................vii DAFTAR ISI....................................................................................................... x DAFTAR TABEL............................................................................................xiv DAFTAR GAMBAR .......................................................................................xvi DAFTAR LAMPIRAN...................................................................................xvii INTISARI ........................................................................................................xix ABSTRACT........................................................................................................ xx BAB I. PENGANTAR........................................................................................ 1 A. Latar Belakanng ...................................................................................... 1 1. Perumusan masalah........................................................................... 4 2. Keaslian penelitian............................................................................ 4 3. Manfaat penelitian ............................................................................ 5 B. Tujuan Penelitian .................................................................................... 6 BAB II. PENELAAHAN PUSTAKA ................................................................ 7
x
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
A. Hati.......................................................................................................... 7 1. Anatomi dan fisiologi hati ................................................................ 7 2. Kerusakan sel-sel hati ..................................................................... 10 3. Hepatotoksin ................................................................................... 11 4. Alanin transaminase (ALT) dan Aspartat transaminase (AST)…...12 B. Karbon Tetraklorida.............................................................................. 13 C. Curliv® .................................................................................................. 14 D. Tanaman Persea americana Mill.......................................................... 15 1. Sinonim ........................................................................................... 15 2. Nama daerah ................................................................................... 15 3. Taksonomi....................................................................................... 16 4. Penyebaran ...................................................................................... 16 5. Morfologi ........................................................................................ 17 6. Kandungan dan kegunaan ............................................................... 17 E. Infusa..................................................................................................... 18 F. Keterangan Empiris .............................................................................. 19 BAB III. METODE PENELITIAN .................................................................. 20 A. Jenis dan Rancangan Penelitian ............................................................ 20 B. Variabel dan Definisi Operasional ........................................................ 20 1. Variabel utama ................................................................................ 20 2. Variabel pengacau........................................................................... 20 3. Definisi operasional ........................................................................ 21 C. Bahan Penelitian ................................................................................... 21
xi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
D. Alat dan Instrumen Penelitian............................................................... 23 1. Alat pembuatan infusa biji P. americana........................................ 23 2. Alat uji kadar ALT-AST ................................................................. 23 E. Tata Cara Penelitian .............................................................................. 23 1. Determinasi serbuk biji P. americana ............................................ 23 2. Pengumpulan bahan ........................................................................ 24 3. Penetapan kadar air serbuk kering biji P. americana ..................... 24 4. Pembuatan infusa biji P. americana 8%......................................... 24 5. Penetapan dosis infusa biji P. americana ....................................... 24 6. Pembuatan larutan karbon tetraklorida konsentrasi 50%................ 25 7. Penetapan dosis kontrol positif Curliv® .......................................... 25 8. Uji pendahuluan .............................................................................. 26 9. Pengelompokkan dan perlakuan hewan uji..................................... 27 10. Pembuatan serum ............................................................................ 27 11. Penetapan aktivitas serum kontrol, serum ALT dan serum AST.... 28 F. Tata Cara Analisis Hasil ....................................................................... 28 BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ......................................................... 30 A. Penyiapan Bahan................................................................................... 30 1. Hasil determinasi serbuk................................................................. 30 2. Penetapan kadar air serbuk biji P. americana................................. 30 B. Uji Pendahuluan.................................................................................... 31 1. Penentuan dosis hepatotoksik karbon tetraklorida.......................... 31 2. Penentuan waktu pencuplikan darah............................................... 31
xii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
3. Penetapan lama pemejanan infusa biji P. americana ..................... 35 4. Penetapan dosis infusa biji P. americana ....................................... 35 C. Hasil Uji Efek Hepatoprotektif Infusa Biji P. americana..................... 36 1. Kontrol negatif olive oil dosis 2 mL/kgBB..................................... 39 2. Kontrol hepatotoksin karbon tetraklorida dosis 2 mL/kgBB .......... 42 3. Kontrol infusa biji P. americana dosis 1142,86 mg/kgBB............. 43 4. Kontrol positif Curliv® dosis 4,05 mL/kgBB ................................. 44 5. Kelompok perlakuan infusa biji P. americana dosis 360,71; 642,06; 1142,86 mg/kgBB pada tikus jantan galur Wistar terinduksi karbon tetraklorida dosis 2 mL/KgBB…………………45 D. Rangkuman Pembahasan ...................................................................... 49 BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN .......................................................... 53 A. Kesimpulan ........................................................................................... 53 B. Saran ..................................................................................................... 53 DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 54 LAMPIRAN...................................................................................................... 58 BIOGRAFI PENULIS ................................................................................... 116
xiii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR TABEL Tabel I.
Komposisi dan konsentrasi reagen serum ALT ……………..
22
Tabel II.
Komposisi dan konsentrasi reagen serum AST ……………... 23
Tabel III.
Purata ± SE aktivitas serum ALT dan AST tikus pada selang waktu 0, 24 dan 48 jam setelah pemberian karbon tetraklorida dosis 2 mL/kgBB ……………………………….
Tabel IV.
32
Hasil uji Scheffe aktivitas serum ALT tikus pada selang waktu 0, 24 dan 48 jam setelah pemberian karbon tetraklorida dosis 2 mL/kgBB……………………………….
Tabel V.
33
Hasil uji Scheffe aktivitas serum AST tikus pada selang waktu 0, 24 dan 48 jam setelah pemberian karbon tetraklorida dosis 2 mL/kgBB………………………………
Tabel VI.
34
Purata ± SE aktvitas serum ALT dan AST tikus praperlakuan infusa biji P. americana terinduksi karbon tetraklorida dosis 2 mL/kgBB…………………………………………………
Tabel VII.
37
Hasil uji Mann-Whitney aktivitas serum ALT tikus setelah pemberian karbon tetraklorida dosis 2 mL/kgBB pada kelompok perlakuan………………………………………….
Tabel VIII.
38
Hasil uji Mann-Whitney aktivitas serum AST tikus setelah pemberian karbon tetraklorida dosis 2 mL/kgBB pada kelompok perlakuan………………………………………….
Tabel IX.
Purata ± SE aktvitas serum ALT dan AST tikus setelah pemberian olive oil dosis 2 mL/kgBB pada selang waktu 0
xiv
39
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
dan 24 jam …………………………………………………... Tabel X.
41
Hasil uji T berpasangan aktivitas serum ALT dan AST tikus setelah pemberian olive oil dosis 2 mL/kgBB pada selang waktu 0 dan 24 jam…………………………………………..
xv
41
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Anatomi hati ……………………………………………………
7
Gambar 2. Struktur mikroskopik hati……………………………………….. 9 Gambar 3. Struktur karbon tetraklorida……………………………………..
13
Gambar 4. Mekanisme biotransformasi dan oksidasi karbon tetraklorida….. 14 Gambar 5. Buah Persea americana Mill……………………………………
15
Gambar 6. Diagram batang rata-rata aktivitas serum ALT tikus pada selang waktu 0, 24 dan 48 jam setelah pemberian karbon tetraklorida dosis 2 mL/kgBB………………………………………………
32
Gambar 7. Diagram batang rata-rata aktivitas serum AST tikus pada selang waktu 0, 24 dan 48 jam setelah pemberian karbon tetraklorida dosis 2 mL/kgBB……………………………………………… Gambar 8. Diagram
batang
rata-rata
aktivitas
serum
ALT
33
tikus
praperlakuan infusa biji P. americana satu kali sehari selama enam hari berturut-turut terinduksi karbon tetraklorida………… Gambar 9. Diagram
batang
rata-rata
aktivitas
serum
AST
37
tikus
praperlakuan infusa biji P. americana satu kali sehari selama enam hari berturut-turut terinduksi karbon tetraklorida…………
38
Gambar 10. Diagram batang rata-rata aktivitas serum ALT tikus setelah pemberian olive oil dosis 2 mL/kgBB pada selang waktu 0 dan 24 jam…………………………………………………………..
41
Gambar 11. Diagram batang rata-rata aktivitas serum AST tikus setelah pemberian olive oil dosis 2 mL/kgBB pada 0 dan 24 jam………
xvi
41
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1. Foto biji P. americana …..………………………………........
59
Lampiran 2.
Foto serbuk biji P. americana………………………………………
59
Lampiran 3.
Foto infusa biji P. americana ……………………………………… 59
Lampiran 4.
Foto hasil determinasi organoleptis dan mikroskopik serbuk biji P. americana…………………………………………….
60
Lampiran 5.
Surat pengesahan determinasi tanaman P. americana ………..
61
Lampiran 6.
Surat pengesahan Medical and Health Research Ethics Committee (MHREC)………………………………………….. 62
Lampiran 7.
Analisis statistik aktivitas serum ALT pada uji pendahuluan penentuan dosis hepatotoksin karbon tetraklorida 2 mL/kgBB
Lampiran 8.
Analisis statistik aktivitas serum AST pada uji pendahuluan penentuan dosis hepatotoksin karbon tetraklorida 2 mL/kgBB
Lampiran 9.
63
66
Analisis statistik aktivitas serum ALT perlakuan infusa biji P. americana setelah induksi karbon tetraklorida 2 mL/kgBB
69
Lampiran 10. Analisis statistik aktivitas serum AST perlakuan infusa biji P. americana setelah induksi karbon tetraklorida 2 mL/kgBB
86
Lampiran 11. Analisis statistik aktivitas serum ALT dan AST perlakuan kontrol negatif olive oil 2 mL/kgBB…………………………… 104 Lampiran 12. Perhitungan penetapan peringkat dosis infusa biji P. americana pada kelompok perlakuan……………………………………… 111 Lampiran 13. Perhitungan Konversi Dosis untuk Manusia…………………...
112
Lampiran 14 Perhitungan Dosis Curliv®…………………………………….
112
xvii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 15 Perhitungan Efek Hepatoprotektif…………………………….. Lampiran 16.
113
Perbandingan daya hepatoprotektif dosis IBPA perlakuan dengan Curliv®………………………………………………..
113
Lampiran 17.
Penetapan kadar air serbuk biji P. americana…………………..
114
Lampiran 18.
Hasil pengukuran validitas dan reabilitas…………………….
115
xviii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
INTISARI Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek hepatoprotektif infusa biji Persea americana Mill. pada tikus jantan galur Wistar yang terinduksi karbon tetraklorida dengan melihat penurunan aktivitas serum ALT dan AST, serta mendapatkan dosis efektifnya. Penelitian ini termasuk eksperimental murni dengan rancangan acak lengkap pola searah. Tikus yang digunakan memiliki kisaran bobot 150-250 g sebanyak 35 ekor dan dibagi menjadi tujuh kelompok perlakuan. Kelompok I (kontrol hepatotoksin) diinduksikan karbon tetraklorida 2 mL/kgBB secara ip. Kelompok II (kontrol negatif) diberikan olive oil 2 mL/kgBB secara ip. Kelompok III (kontrol infusa) diberikan infusa biji P. americana dosis 1142,86 mg/kgBB secara po. Kelompok IV (kontrol positif) diberikan Curliv® 4,05 mL/kgBB secara po selama enam hari berturut-turut dan hari ketujuh diinduksikan CCl4 2 mL/kgBB. Kelompok V, VI dan VII diberikan preperlakuan infusa berturut-turut dengan dosis 360,71; 640,06; dan 1142,86 mg/kgBB selama enam hari dan pada hari ketujuh diinduksikan CCl4 2 mL/kgBB. Dua puluh empat jam setelah perlakuan tersebut dilakukan pencuplikan darah melalui sinus orbitalis mata. Efek hepatoprotektif dari ketiga kelompok peringkat dosis dievaluasi melalui penurunan aktivitas serum ALT dan AST yang dihasilkan dan dianalisis menggunakan statistik Kruskal Wallis dan Mann-Whitney. Hasil yang diperoleh menggambarkan bahwa hubungan dosis dengan respon yang dihasilkan tidak berbanding lurus dan ketiga dosis infusa biji P. americana memiliki efek hepatoprotektif. Jadi, efek hepatoprotektif yang paling tinggi ditunjukkan oleh infusa biji P. americana dosis 360,71 mg/kgBB sebesar 98,82%, yang diikuti dengan dosis 1142,86 mg/kgBB sebesar 87,02% dan dosis 642,06 mg/kgBB sebesar 61,50%. Kata kunci: Persea americana, infusa, karbon tetraklorida, aktivitas serum ALT dan AST, efek hepatoprotektif
xix
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
ABSTRACT The infusion of seed of Persea americana Mill. at dose 360.71; 642.06; and 1142.86 mg/kg body weight per oral was studied for the hepatoprotective effect using Carbon tetrachloride 2 mL/kg body weight induced liver damaged in rats. Male Wistar rats 150-250 g were divided in to seven groups. Group I was given carbontetrachloride 2 mL/kg BW i.p. Group II was given olive oil 2 mL/kgBW i.p. The rats in the group III were given infusion of P. americana seed 1142.86 mg/kgBW p.o for six days. In the group IV, the rats were given Curliv® 4.05 mL/kgBW p.o for six days. Then, group V, VI and VII were given 360.71; 642.06; and 1142.86 mg/kg BW doses of infusion of Persea americana seed for six days p.o and on 7th day, the rats were given carbon tetrachloride 2 mL/kg BW. The hepatoprotective effect from dose 360.71; 642.06; and 1142.86 mg/kg body weight was evaluated by measuring activity of alanine transaminase (ALT) and aspartate aminotransferase (AST) from blood which taken from sinus orbitalis on 8th day. The three doses of infusion P.americana seed showed significant (p<0,05) hepatoprotective effect by lowering the serum levels of ALT and AST. Based of the result, aqueous extract P. americana seed has not showed a linier relationship between doses and responses. Dose 360.71 mg/kg body weight has given the highest hepatoprotective effect 98.82%, and followed by dose 1142.86 and 642.06 mg/kg body weight (87.02% dan 61.50%). Keywords: Persea americana, infusion, carbon tetrachloride, ALT-AST serum activities, hepatoprotective effect
xx
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB I PENGANTAR A. Latar Belakang Metabolisme adalah segala proses kimia yang terjadi di dalam tubuh organisme hidup yang meliputi pemanfaatan bahan makanan untuk kebutuhan energi, pertumbuhan dan perbaikan sel. Selain itu, metabolisme juga menyangkut proses pembongkaran (katabolisme) dan proses penyusunan (anabolisme) suatu senyawa seperti karbohidrat, protein dan lemak (Sumardjo, 2009). Organ yang berperan penting dalam proses metabolisme ini adalah hati. Hati memiliki kapasitas cadangan yang membantu
fungsi jaringan. Bila organ hati telah
mengalami kerusakan melebihi 80%, maka kerusakan hati akan tampak. Ada banyak penyebab kerusakan hati diantaranya infeksi virus, imunologi, dan induksi suatu senyawa atau obat (Williamson, David, dan Fred, 1996). Data dari Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Departemen Kesehatan RI tahun 2007 menjelaskan bahwa penyakit gangguan fungsi hati dengan golongan umur 15 – 44 tahun menduduki urutan pertama sebagai penyebab kematian di daerah pedesaan, sedangkan untuk daerah perkotaan penyakit ini menduduki urutan ketiga. Perlemakan hati merupakan salah satu gangguan fungsi hati yang sering terjadi selain hepatitis, dimana pada kondisi ini terjadi penumpukan zat lemak di dalam sel hati, terutama trigliserida. Dilihat dari penyebabnya, perlemakan hati ada dua macam yaitu disebabkan oleh konsumsi alkohol berlebih dan non alkoholik (sindrom metabolik). Dari data epidemiologi, angka kejadian ynn
1
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
2
perlemakan hati non alkoholik mencapai 30-100% pada obesitas di dunia (Angulo, 2002). Perlemakan hati merupakan penyakit dengan penyebab yang multi faktorial, sehingga faktor risiko perlu dipertimbangkan dalam upaya pencegahan. Faktor risiko yang memiliki hubungan erat dengan perlemakan hati adalah umur, hiperlipidemia, diabetes melitus dan kegemukan. Kontribusi faktor risiko menunjukkan bila kegemukan dapat dihilangkan pada populasi tersebut maka perlemakan hati akan turun 30,6% menjadi 11,7% (Machmud, 2000). Pengobatan kerusakan hati hingga kini belum ada yang bersifat spesifik. Namun, hingga saat ini obat komplementer maupun alternatif untuk gangguan fungsi hati masih terus dikembangkan guna memperoleh hasil yang lebih memuaskan ditinjau dari manfaat pengobatan maupun efek sampingnya. Pengobatan penyakit hati dapat dilakukan dengan terapi suportif seperti diet dan pengeluaran racun. Pengobatan dilanjutkan dengan terapi aktif baik dengan menggunakan obat konvensional maupun obat tradisional dari bahan alam yang dapat memberikan efek yang menguntungkan untuk perbaikan hati (Williamson, et al., 1996). Di tengah pengembangan dunia kesehatan, back to nature merupakan isu yang tengah mendunia dan berdampak besar pada peningkatan penggunaan bahan alam sebagai obat. Di Indonesia, obat bahan alam dibagi menjadi tiga kategori yaitu jamu merupakan ramuan tradisional yang belum teruji secara klinis, obat herbal terstandar yaitu obat tradisional yang sudah melewati tahap uji pra klinis dengan hewan uji, dan fitofarmaka yaitu obat tradisional yang sudah melewati uji
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
3
praklinis dan klinis (Herdiani, 2012). Beragam flora yang tumbuh di Indonesia mendorong untuk terus melakukan eksplorasi tanaman terkait dengan manfaat bagi dunia kesehatan. Penggunaan bahan alam dalam dunia pengobatan bersifat empirik yang telah diwariskan secara turun temurun dan telah menjadi bagian penting dari kehidupan masyarakat. Alpukat (Persea americana Mill) merupakan tumbuhan tropis, dimana bagian buahnya sangat umum untuk dikonsumsi menjadi aneka minuman segar dan makanan di Indonesia. Beberapa keterangan empiris menyebutkan bahwa biji alpukat dapat digunakan dalam pengobatan tradisional sebagai antidiabetik dengan cara dikeringkan dan dihaluskan, kemudian air seduhannya dapat diminum. Berdasarkan penelitian Malangngi, Sangi, dan Paendong (2012), dilaporkan bahwa kandungan total tanin dan tanin terkondesasi tertinggi dihasilkan pada ekstrak etanol biji alpukat biasa kering yaitu berturut-turut sebesar 117 mg/kg dan 20,855 mg/kg, dibandingkan dengan biji alpukat biasa segar, biji alpukat mentega kering dan biji alpukat mentega segar. Selain itu, biji alpukat kering juga memiliki aktivitas antioksidan tertinggi yang diukur dengan metode DPPH yaitu sebesar 93,045%. Adanya aktivitas antioksidan yang tinggi, biji alpukat kering diduga memiliki kemampuan hepatoprotektif terhadap kerusakan hati yang disebabkan oleh senyawa-senyawa model seperti karbon tetraklorida (CCl4). Mekanisme hepatotoksik dari senyawa CCl4 dengan terbentuknya radikal bebas triklorometil (CCl3*̇) dan triklorometil peroksil (CCl3O2*) yang merupakan hasil biotransformasi di hati oleh enzim sitokrom P450 reduktase dan kofaktor NADPH. Radikal bebas yang terbentuk akan berikatan dengan membran hepatosit
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
4
dan organel sel sehingga terjadi peroksidasi lipid serta ketidakseimbangan kalsium yang memicu kematian sel (Timbrell, 2008). Informasi mengenai kemampuan hepatoprotektif dari infusa biji P. americana belum banyak tersedia, apalagi cara pembuatan rebusan biji P. americana di masyarakat mirip dengan pembuatan sediaan infusa. Dengan demikian penelitian lebih lanjut mengenai efek hepatoprotektif infusa biji P. americana pada tikus jantan yang terinduksi karbon tetraklorida dengan melihat perubahan kadar serum AST dan ALT dalam darah akan sangat menarik untuk dilakukan. 1. Perumusan masalah a. Apakah pemberian infusa biji P. americana mempunyai pengaruh hepatoprotektif dengan menurunkan kadar ALT dan AST serum pada tikus jantan galur Wistar yang terinduksi karbon tetraklorida? b. Berapa besar nilai dosis infusa biji P. americana yang memiliki efek hepatoprotektif yang paling besar pada tikus jantan galur Wistar terinduksi karbon tetraklorida ? 2. Keaslian penelitian Penelitian dengan menggunakan biji P. americana pernah dilakukan oleh Malangngi et al. (2012) yang melaporkan mengenai kandungan total tanin dan tanin terkondesasi tertinggi dihasilkan pada ekstrak etanol biji P. americana kering yaitu berturut-turut sebesar 117 dan 20,855 mg/kg. Pada penelitian tersebut juga melaporkan bahwa biji P. americana juga memiliki aktivitas antioksidan tertinggi yang diukur dengan metode DPPH yaitu sebesar 93,045%.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
5
Kandungan senyawa kimia pada biji P. americana juga pernah diteliti oleh Leite, et al. (2009). Dari penelitian tersebut dilaporkan bahwa ekstrak heksan dan methanol dari biji P. americana menghasilkan LC50 berturut-turut 2,37 dan 24,13 mg mL-1 dari uji toksisitas dengan menggunakan Artemia salina. Selain itu, pada ekstrak heksan biji P. americana menunjukkan kandungan dari asam palmitat (21,3%), asam palmitoleat (1,6%), asam stearat (2,2%), asam oleat (24,1%) dan asam linoleat (27,6%) yang diidentifikasi sebagai 1,2,4-trihidroksinonadekana dan β-sitosterol. Ding, Chin, Kinghorn, dan Ambrosio (2007) mengidentifikasi kandungan metabolit sekunder yang ada pada buah alpukat diantaranya flavonoid, tanin, kumarin, dan alkanol. Flavonoid merupakan antioksidan larut air yang sangat kuat dan merupakan penangkap radikal bebas. Sejauh penelusuran pustaka, penelitian yang dilakukan penulis berbeda dengan penelitian-penelitian sebelumnya, karena pada penelitian ini melihat dari aspek lain yaitu pengaruh pemberian infusa biji P. americana jangka panjang terhadap kadar AST dan ALT pada tikus jantan yang terinduksi CCl4. 3. Manfaat penelitian a. Manfaat teoritis. Penelitian efek hepatoprotektif jangka panjang dari infusa biji P. americana diharapkan mampu membantu pengembangan eksplorasi tanaman yang bersifat hepatoprotektor. b. Manfaat praktis. Penelitian efek hepatoprotektif jangka panjang dari infusa biji P. americana diharapkan mampu memberikan informasi kepada masyarakat mengenai dosis efektif infusa biji P. americana yang memberikan proteksi terhadap hati.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
6
B. Tujuan Penelitian Penelitian yang dilakukan ini bertujuan untuk : 1. Membuktikan bahwa infusa biji P. americana memiliki kemampuan hepatoprotektif pada tikus jantan galur Wistar yang terinduksi karbon tetraklorida dengan menurunkan aktivitas AST dan ALT. 2. Mengetahui dosis infusa biji P. americana yang memiliki kemampuan hepatoprotektif yang paling besar pada tikus galur Wistar yang terinduksi karbon tetraklorida.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB II PENELAAHAN PUSTAKA A. Hati 1. Anatomi dan fisiologi hati Organ adalah kumpulan dari beberapa jaringan untuk melakukan fungsi tertentu di dalam tubuh. Organ terbesar yang ada di dalam tubuh manusia adalah hati dengan berat sekitar 2 – 3% dari rata-rata berat badan manusia. Organ ini terletak pada kuadran kanan atas abdomen, dan dilindungi oleh cartilage costalis. Posisi hati dapat dipertahankan akibat memperoleh tekanan dari organ lain di dalam abdomen dan tekanan dari ligamentum peritoneum. Hati memiliki dua lobus, dimana lobus kanan memiliki ukuran yang lebih besar dari pada lobus kiri (Gambar 1). Kedua lobus tersebut dipisahkan oleh ligamentum falsiformis pada bagian anterior, lekukan ligamentum teres pada bagian inferior dan lekukan untuk ligamentum venosum di bagian posterior (Misih dan Bloomston, 2010).
Gambar 1. Anatomi hati (Misih dan Bloomston, 2010).
7
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
8
Pembuluh yang berperan dalam menyuplai darah untuk hati yaitu arteri hepatika dan vena porta. Arteri hepatika membawa darah yang kaya akan oksigen (kejenuhan oksigen 95-100%) dengan kecepatan aliran ±500 mL/menit. Vena porta membawa darah yang mengandung oksigen (kejenuhan oksigen 70%), lebih banyak nutrient dan sisa bakteri atau zat toksin dari saluan pencernaan (lambung, usus, pankreas dan limpa) dengan kecepatan aliran darah ±1000 mL/menit. Kedua pembuluh darah tersebut selanjutnya mengalirkan darah menuju kapiler hati yang disebut sinusoid, diteruskan ke vena sentralis pada tiap lobulus (Tso dan McGill, 2003). Struktur mikroskopik hati menggambarkan suatu sistem yang komplek yang terdiri dari beberapa sel dan pembuluh darah (Gambar 2). Sel hati berbentuk polihedral dan diameternya kira-kira 20-30 µm. Sebagian besar sel hati memiliki satu nukleus, namun ditemui juga yang memiliki nukleus ganda yang membagi diri dengan cara mitosis. Usia sel hati diperkirakan 150 hari dan memiliki daya regenerasi yang tinggi (North-Lewis, 2008). Kerusakan hati yang mengakibatkan hanya 10-20% jaringan hati yang masih berfungsi sudah cukup untuk mempertahankan hidup individu. Dalam tiap milligram jaringan hati ditemukan kira-kira 202.000 sel yang terdiri atas 171.000 sel parenkim hati dan 31.000 selsel lain termasuk sel Kupffer (Price and Wilson, 2005). Hepatosit atau sel parenkim hati berperan dalam proses metabolisme yang merupakan fungsi hati yang utama. Hepatosit terletak diantara sinusoid yang terdiri atas darah dan saluran empedu. Sel Kupffer adalah sel makrofag pada hati yang terletak di lumen sinusoid dan berperan penting dalam sistem kekebalan tubuh (Tso dan McGill,
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
9
2003). Makrofag akan teraktivasi oleh bakteri atau antigen asing yang masuk ke dalam hati atau sitokin yang dihasilkan oleh sel T helper. Kupffer sel akan mensekresikan sitokin yang dapat memicu sel proinflamatori ke hati dan melepaskan interferon-γ, yang berfungsi sebagai proteksi antiviral pada sel lokal (North-Lewis, 2008).
Gambar 2. Struktur mikroskopik hati (Chandrasoma dan Taylor, 1995) Hati berperan dalam memelihara keseimbangan metabolik di dalam tubuh, seperti metabolisme protein, karbohidrat, lipid, vitamin, sintesis serum, sekresi empedu, serta detoksifikasi. Fungsi detoksifikasi dilakukan oleh enzim hati dengan cara oksidasi, hidrolisis, reduksi atau konjugasi senyawa-senyawa berbahaya bagi tubuh yang selanjutnya diubah menjadi bentuk tidak aktifnya. Kapasitas hati untuk mengubah obat induk menjadi metabolitnya sangat dipengaruhi oleh aktivitas enzim pemetabolisme yang terdapat pada retikulum endoplasma halus dan sitosol pada hepatosit. Selain itu, jumLah protein pengikat
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
10
obat di dalam darah dan aliran darah di hati juga mempengaruhi jumLah obat bebas yang akan di bawa ke hepatosit (DiPiro, Robert, Gary, Gary, Barbara, Michael, 2008). 2. Kerusakan sel-sel hati Kerusakan hati disebabkan karena adanya kerusakan yang parah pada sel-sel hepatosit atau kerusakan berulang sel parenkim. Hati memiliki kapasitas cadangan, sehingga manifestasi klinis dari kerusakan hati baru akan muncul ketika telah terjadi kerusakan hati yang mencapai 80%-90%. Kerusakan hati dibagi menjadi tiga kategori, yaitu kerusakan hati akut, kerusakan hati kronis dan disfungsi hati tanpa nekrosis yang tampak (Crawford dan Liu, 2010). Kerusakan hati akut disebabkan karena nekrosis hati yang parah dan umumnya disebabkan karena virus (hepatitis), obat (parasetamol), dan senyawa kimia (karbon tetraklorida). Kerusakan hati akut dapat digolongkan menjadi jaundice (kuning), hepatik enselopati, kegagalan sintesis protein yang berperan dalam pembekuan darah, dan kenaikan serum enzim yang berhubungan dengan kasus nekrosis sel hati (Crawford dan Liu, 2010). Penderita umumnya mengalami sakit selama 2-3 minggu. Kerusakan hati banyak diderita pada usia muda dan menunjukkan peningkatan morbiditas dan mortalitas (Polson dan Lee, 2005). Kerusakan hati kronis disebabkan karena terjadinya nekrosis sel hati yang parah, fibrosis, regenerasi nobular dan kerusakan yang terakhir yaitu sirosis. Sirosis ditandai dengan akumulasi sejumLah jaringan fibrosa yang luas, khususnya serabut kolagen, sebagai respon terhadap kerusakan atau peradangan (Crawford dan Liu, 2010). Sirosis masuk ke dalam sepuluh besar penyakit yang
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
11
menyebabkan kematian di negara barat. Sirosis bersifat irreversible dan pada umumnya memiliki harapan hidup yang kecil. Faktor yang memicu terjadinya sirosis meliputi penggunaan minuman beralkohol, infeksi kronis, hepatitis autoimun, dan gangguan empedu (Kumar, Abbas, Fausto, Mitchel, 2007). Kerusakan hati tanpa nekrosis yang tampak disebabkan karena hepatosit yang normal, namun tidak dapat menjalankan fungsi metaboliknya. Hal tersebut dapat disebabkan oleh pengaruh dari toksisitas tetrasiklin, steatosis saat kehamilan dan sindrom Reye (Kumar, et al., 2007). 3. Hepatotoksin Hepatotoksin adalah senyawa kimia atau obat yang menyebabkan kerusakan sel hati akibat sifat toksik yang dimiliki atau mengalami perubahan struktur menjadi metabolit toksik. Obat dan senyawa yang dapat menyebabkan kerusakan hati dapat dibedakan menjadi dua, yaitu hepatotoksin teramalkan (tipe A) atau hepatotoksin tak teramalkan (tipe B) (Forrest, 2006). Hepatotoksin teramalkan adalah senyawa kimia atau obat yang dapat menimbulkan efek toksik pada hati bila diberikan dalam jumLah yang besar. Hepatotoksin tipe ini sangat dipengaruhi oleh dosis pemberian. Contoh dari hepatotoksin teramalkan adalah parasetamol, karbon tetraklorida dan kloroform (Forrest, 2006). Hepatotoksin tak teramalkan adalah senyawa kimia yang tidak menimbulkan efek toksik pada hati, namun bila diberikan pada orang tertentu dapat menimbulkan efek toksik. Frekuensi terjadinya sangat jarang pada 1 : 1000 orang dan hepatotoksin tipe ini tidak bergantung pada dosis pemberian. Contoh
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
12
dari hepatotoksin tak teramalkan adalah isoniazid, halothane, dan chlorpromazine (Forrest, 2006). 4. Alanin transaminase (ALT) dan Aspartat transaminase (AST) Sel hepatosit mengandung beberapa enzim yang dapat dilepaskan ke sistem sirkulasi apabila sel hepatosit mengalami kerusakan. Alanin transaminase atau alanin aminotransferase (ALT) dan aspartat transaminase atau aspartat aminotransferase (AST) merupakan dua enzim yang banyak digunakan untuk menguatkan diagnosis adanya kerusakan hati. Enzim ALT lebih spesifik menggambarkan fungsi kerja hati dibandingkan AST (Waldmann, Soni, dan Rhodes, 2008). AST terdapat dalam konsentrasi tinggi pada hati, pankreas, ginjal, paru paru, otot dan sel darah merah. ALT juga ditemukan pada jaringan lain, namun jumlah yang dihasilkan di hati lebih banyak, sehingga dapat secara spesifik menggambarkan fungsi hati. Kadar normal ALT dan AST pada orang dewasa berkisar antara 0-40 IU/L (North-Lewis, 2008). Beberapa enzim lainnya yang dapat digunakan sebagai penanda untuk mengetahui adanya kerusakan hati adalah enzim-enzim golongan hidrogenase seperti
laktat
dehidrogenase
(LDH),
glutamate
dehidrogenase,
isositrat
dehidrogenase, dan malat dehidrogenase. Namun, enzim tersebut jarang digunakan untuk mendeteksi adanya kerusakan hati dan sifatnya kurang sensitif dan spesifik dibandingkan dengan kombinasi ALT dan AST (Hodgson dan Levi, 2000).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
13
B. Karbon Tetraklorida Organoleptis dari karbon tetraklorida berupa cairan jernih yang mudah menguap, tidak berwarna dan memiliki bau yang khas. Struktur karbon tetraklorida terdiri dari satu atom C yang mengikat tiga atom Cl (Gambar 3). Berat molekul senyawa ini 153,82 dan bersifat sangat sukar larut dalam air (Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan, 1995).
Gambar 3. Struktur karbon tetraklorida (Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan, 1995). Karbon tetraklorida adalah molekul sederhana yang dapat menyebabkan nekrosis hepatik sentrilobular dan perlemakan hati (steatosis). Senyawa ini banyak digunakan dalam penelitian kerusakan hati. Sifat karbon tetraklorida yaitu mudah larut dalam lemak sehingga efek toksik karbon tetraklorida sangat mudah terdistribusi ke seluruh tubuh. Hati menjadi target utama ketoksikan dari karbon tetraklorida dikarenakan enzim P450 paling banyak terdapat pada organ ini, terutama pada bagian sentrilobular. Mayoritas efek hepatotoksik dari karbon tetraklorida berasal dari metabolitnya (Gambar 4). Metabolit selanjutnya diaktivasi oleh sitokrom P450, khususnya sitokrom P450 2E1, sehingga menghasilkan radikal triklorometil yang bersifat toksik (Johnston dan Kroening, 1998). Radikal bebas ini selanjutnya menghasilkan metabolit kloroform akibat penambahan satu atom hidrogen. Produk lainnya yaitu radikal lipid atau radikal
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
14
thiol, bergantung pada sumber atom hidrogen. Radikal triklorometil dapat juga bereaksi dengan oksigen menyebabkan terjadinya lipid peroksidasi yang menghasilkan ketoksikan terhadap sel hati (Timbrell, 2008).
Gambar 4. Mekanisme biotransformasi dan oksidasi karbon tetraklorida (Timbrell, 2008). Peroksidasi lipid dapat menyebabkan kerusakan membran sel dan mitokondria yang menyebabkan keluarnya substansi-substansi yang terdapat pada sitoplasma sel seperti enzim ALT dan AST. Selain itu, gangguan keluarnya lipid juga mengakibatkan penghambatan produksi protein dan sekresi lipoprotein. Hal tersebut berkaitan dengan adanya hambatan pada sintesis dan sekresi lipoprotein yang berfungsi membawa trigliserida meninggalkan hati. Hal inilah yang akhirnya menyebabkan hati mengalami perlemakan (Poli, Gravela, Albano dan Dianzani, 1979). C. Curliv® Produk Curliv® (Soho Industri Pharmacy) memiliki khasiat dan kegunaan sebagai suplemen makanan untuk memelihara kesehatan fungsi hati. Setiap 5 mL Curliv® mengandung ekstrak Silymarin 8,75 mg, Schisandrae
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
15
Fructus 33,75 mg, Curcuma xanth. Rhizoma 37,5 mg, Liquiritiae Radix 33,75 mg dan vitamin B6 sebesar 0,5 mg. Sediaan Curliv® tersedia dalam bentuk sirup 120 mL per botol. Aturan pakai untuk dewasa yaitu tiga kali sehari, dimana tiap pemakaiannya sebanyak tiga sendok teh (15 mL), sehingga dalam satu hari Curliv® diminum sebanyak 45 mL. Pemberian pada anak-anak yaitu tiga kali sehari, dimana tiap pemberiannya yaitu dua sendok teh (10 mL). Jadi total pemberian pada anak-anak yaitu 30 mL per hari. D. Tanaman Persea americana Mill. 1. Sinonim Persea gratissima Gaertn. f. (Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 1978), Laurus persea L, Persea drymifolia Schlecht. and cham, Persea edulis Raf., Persea nubigena, Persea steyermarkii C.K. Allen (Lim, 2012). 2. Nama daerah Avokat, advokat, apokat (Sumatra), adpokat (Melayu), apuket, alpuket (Sunda), apokat, avokat (Jawa) (Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan Republik Indonesia, 1978).
Gambar 5. Buah Persea americana Mill.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
16
3. Taksonomi Kingdom
: Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom
: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi
: Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi
: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas
: Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas
: Magnoliidae
Ordo
: Laurales
Famili
: Lauraceae
Genus
: Persea
Spesies
: Persea americana Mill. (Proseanet, 2012)
4. Penyebaran Tanaman P. americana berasal dari Amerika Tengah, tumbuh di daerah tropik dan subtropik dengan curah hujan antara 1.800 mm sampai 4.500 mm tiap tahun. Pada umumnya, tumbuhan ini cocok dengan iklim yang sejuk dan basah. Tumbuhan tidak tahan terhadap suhu rendah maupun tinggi, kelembaban rendah pada saat berbunga dan pada saat pembentukan buah serta angin yang keras. Di Indonesia, tanaman ini tumbuh pada tempat dengan ketinggian antara 1- 1.000 m di atas permukaan laut (Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan Republik Indonesia, 1978).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
17
5. Morfologi Tanaman
P.
americana
merupakan
tanaman
periodik
yang
pertumbuhannya dipengaruhi oleh kondisi lokal tempat tumbuh. Tanaman ini berukuran sedang sampai besar, dengan tinggi mencapai 20 m. Karakteristik daun berupa daun tunggal, tersusun spiral, dengan tepi daun rata. Daun berbentuk elips hingga lanset, bulat telur hingga bulat telur sungsang, panjang daun 5-40 cm dan lebar 3-15 cm, permukaan atas daun diselaputi lilin. Panjang tangkai daun 1.5-5 cm (Proseanet, 2012). Tanaman P. americana memiliki ribuan bunga per tanaman. Kelopak bunganya akan terbuka dalam kurun waktu mingguan atau bulanan. Bentuk bunga berupa tongkol majemuk (malai) yang muncul di ujung cabang. Bunga banci tersusun atas 3 daun mahkota. Perhiasan bunga tersusun atas dua lingkaran, benang sari 9 di dalam 3 lingkaran, kumpulan benang sari di bagian dalam mengeluarkan 2 nektar di bagian dasarnya. Putik terdiri atas satu ruang bakal buah, tangkai kepala putik ramping dengan kepala putik tunggal (simple papillate stigma) (Ospina, 2004). Pada Gambar 5, menggambarkan buah alpukat berukuran besar berdaging dan berair, berbiji tunggal, permukaan buah halus, panjang 7-20 cm. Buah besar dan bulat, dilapisi dua lapisan dan dua kotiledon besar yang melindungi embrio kecil (Proseanet, 2012). 6. Kandungan dan kegunaan Kandungan fitokimia pada P. americana sangat beragam, diantaranya alkanol atau asetogenin alifatik, glikosida terpenoid, turunan cincin furan, flavonoid, dan kumarin. Senyawa alkanol berfungsi sebagai anti-inflamasi.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
18
Senyawa turunan cincin furan memiliki aktivitas antibakterial, antifungal dan insektisidal. Beberapa senyawa flavonoid yang terkandung dalam tanaman ini diisolasi dari biji dan daun, memiliki aktivitas antiviral (Ding, et al, 2007). Flavonoid merupakan antioksidan larut air yang sangat kuat dan merupakan penangkap radikal bebas. Flavonoid dapat mencegah kerusakan oksidatif sel, mempunyai aktifitas perlindungan dan anti kanker yang kuat melawan tahaptahap dalam karsinogenesis (Salah, Miller, Pangauga, Bolwell, Rice, dan Evans, 1995). Prinsip fungsi antioksidan adalah menghambat inisiasi atau propagasi dari rantai reaksi oksidasi oleh radikal bebas, sehingga mengurangi terjadinya kerusakan oksidatif (Frankel dan Meyer, 2000). Penelitian Alhassan, et al. (2012) menunjukkan adanya indikasi potensi antidiabetes pada biji alpukat. Selain itu, biji alpukat juga berpotensi sebagai antioksidan berdasarkan penelitian dari Malangngi, dkk (2012). Di Nigeria, ekstrak biji P. americana digunakan untuk mengobati hipertensi. Hal ini kemudian diteliti oleh Anaka, Raymond, dan Stephen (2009) dan diperoleh kesimpulan bahwa ekstrak biji P. americana dapat menurunkan tekanan darah sedangkan ekstrak kulit kayunya digunakan secara tradisional sebagai pengobatan penyakit kulit yang disebabkan oleh parasit di Nigeria (Owolabi, Jaja, dan Coker, 2005). E. Infusa Infusa didefinisikan sebagai sediaan cair yang dibuat dengan mengekstraksi simplisia nabati dengan air pada suhu 90°C selama 15 menit (Badan Pengawas Obat dan Makanan, 2010). Infusa dapat dibuat dengan cara
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
19
mencampur simplisia dengan derajat halus yang sesuai dalam panci dengan air secukupnya. Pemanasan dilakukan di atas penangas air selama 15 menit terhitung sejak mencapai suhu 90°C yang disertai dengan pengadukan. Penyerkaian dilakukan menggunakan kain flannel yang disertai dengan menambahkan air panas secukupnya melalui ampas hingga diperoleh volume infus yang dikehendaki (Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan RI, 1995). F. Keterangan Empiris Penelitian ini merupakan penelitian eksploratif untuk mengetahui adanya efek hepatoprotektif dari pemberian jangka panjang infusa biji P. americana pada hati berdasarkan aktivitas serum ALT-AST darah tikus terinduksi karbon tetraklorida.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Penelitian ini termasuk jenis penelitian eksperimental murni dengan rancangan acak lengkap pola searah. B. Variabel dan Definisi Operasional 1. Variabel utama a. Variabel bebas. Variabel bebas penelitian ini adalah variasi dosis dalam pemberian infusa biji P. americana. b. Variabel tergantung. Variabel tergantung penelitian ini adalah efek hepatoprotekif infusa biji P. americana. 2. Variabel pengacau a. Variabel pengacau terkendali. Vaiabel pengacau terkendali dalam penelitian ini adalah kondisi hewan uji, yaitu tikus jantan galur Wistar dengan berat badan 150-250 g dan umur 2-3 bulan, frekuensi pemberian infusa biji P. americana Mill satu kali sehari selama enam hari berturut-turut dengan waktu pemberian yang sama, cara pemberian senyawa pada tikus dilakukan secara per oral (infusa P. americana) dan intraperitoneal (karbon tetraklorida), dan bahan uji yang digunakan berupa biji P. americana yang diperoleh dari Padang, Sumatera Barat yang diambil pada bulan Januari 2013. b. Variabel pengacau tak terkendali. Variabel pengacau tak terkendali dalam penelitian ini adalah kondisi patologis dari tikus jantan galur Wistar yang digunakan.
20
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
21
3. Definisi operasional a. Dosis infusa biji P. americana. Didefinisikan sebagai volume (mL) infusa biji P. americana tiap kg berat badan subjek uji yang digunakan. b. Infusa biji P. americana 8%. Infusa serbuk kering biji P. americana Mill 8% didapatkan dari dengan menginfundasi 8,0 g serbuk kering biji P. americana Mill dalam 100,0 mL air pada suhu 90°C selama 15 menit. c. Efek hepatoprotektif infusa biji P. americana. Didefinisikan sebagai kemampuan infusa biji P. americana Mill untuk melindungi hepar dari hepatotoksin berupa penurunan ALT dan AST. C. Bahan Penelitian Penelitian ini menggunakan bahan uji sebagai berikut: 1. Hewan uji yang digunakan berupa tikus jantan galur Wistar dengan umur 2-3 bulan dan berat badan 150 hingga 250 g yang diperoleh dari Laboratorium Imono Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. 2. Serbuk biji P. americana Mill. yang diperoleh dari Padang, Sumatera Barat pada bulan Januari 2013. 3. Bahan hepatotoksin yang digunakan adalah karbon tetraklorida (Merck®) yang diperoleh dari Laboratorium Kimia Analisis Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. 4. Kontrol negatif berupa olive oil (Bertoli®) yang diperoleh dari Supermarket Mirota Kampus, Yogyakarta. 5. Kontrol serum Cobas (PreciKontrol ClimChem Multi 1) Roche/ Hitachi Analyzer
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
22
6. Pelarut untuk infusa dengan aquadest yang diperoleh dari Laboratorium Farmakognosi-Fitokimia Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. 7. Blanko pengujian ALT dan AST menggunakan aqua bidestilata yang diproduksi dari Laboratorium Kimia Analisis dan Instrumental Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. 8. Reagen ALT Reagen serum yang digunakan adalah reagen ALT Dyasis. Komposisi dan konsentrasi dari reagen ALT adalah sebagai berikut. Tabel I. Komposisi dan konsentrasi reagen serum ALT Komposisi R1 :
R2 :
TRIS
pH 7,15
Konsentrasi 140 mmol/L
L-Alanine
700 mmol/L
LDH (lactate dehydrogenase)
≥2300 U/L
2-Oxoglutarate
NADH Pyridoxal-5 phosphate FS : Good’s buffer Pyridoxal-5-phosphate
85 mmol/L 1 mmol/L pH 9,6
100 mmol/L 13 mmol/L
9. Reagen AST Reagen serum yang digunakan adalah reagen AST Dyasis. Komposisi dan konsentrasi dari reagen AST adalah sebagai berikut.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
23
Tabel II. Komposisi dan konsentrasi reagen serum AST Komposisi TRIS L-Aspartate MDH (malate dehydrogenase) LDH (lactate dehydrogenase) R2 : 2-Oxoglutarate NADH Pyridoxal-5 phosphate FS : Good’s buffer Pyridoxal-5-phosphate
pH 7,65
R1 :
Konsentrasi 140 mmol/L 320 mmol/L ≥800 U/L ≥ 1200 U/L 65 mmol/L 1 mmol/L
pH 9,6
100 mmol/L 13 mmol/L
D. Alat dan Instrumen Penelitian 1. Alat pembuatan infusa biji P. americana Panci lapis enamel, termometer, stopwatch, Beker glass, gelas ukur, cawan porselen, batang pengaduk, kompor listrik, timbangan analitik, dan kain flannel. 2. Alat uji aktivitas ALT-AST Peralatan gelas, seperti Beker glass, labu ukur, batang pengaduk, gelas ukur, tabung reaksi, timbangan analitik, spuit injeksi intraperitoneal, pipa kapiler, mikro-vitalab 200, stopwatch, vortex, sentrifuge, Eppendorf. E. Tata Cara Penelitian 1. Determinasi serbuk biji P. americana Determinasi biji P. americana dilakukan dengan cara mencocokkan karakteristik organoleptis dan mikroskopis serbuk biji yang akan digunakan dengan serbuk biji P. americana Mill. yang telah diidentifikasi sebelumnya (standar). Determinasi dilakukan oleh Bapak Yohanes Dwiatmaka, M.Si, dosen Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
24
2. Pengumpulan bahan Bahan uji yang digunakan adalah biji P. americana yang sudah dalam bentuk serbuk berwarna kecoklatan, diperoleh dari wilayah Padang, Sumatera Barat pada bulan Januari 2013. 3. Penetapan kadar air serbuk kering biji P. americana Serbuk kering biji P. americana yang sudah diayak dengan ayakan no. 40, selanjutnya dimasukkan ke dalam alat moisture balance ± 5 g dan diratakan. Bobot serbuk kering biji P. americana tersebut ditimbang sebagai bobot serbuk sebelum dilakukan pemanasan (bobot I). Serbuk dipanaskan pada suhu 105°C selama 15 menit, kemudian dilakukan penimbangan kembali bobot serbuk biji P. americana sebagai bobot serbuk setelah pemanasan (bobot II). Selisih bobot I dan bobot II yang diperoleh merupakan kadar air serbuk biji P. americana. 4. Pembuatan infusa biji P. americana 8% Serbuk kering biji P. americana ditimbang sebanyak 8 g dan dibasahi dengan aquadest sebanyak dua kali berat serbuk yaitu 16 mL. Sebanyak 100 mL pelarut aquadest ditambahkan ke dalam panci enamel berisi serbuk yang telah dibasahi tersebut. Pemanasan dilakukan pada suhu 90°C dan dijaga tetap dalam suhu tersebut selama 15 menit. Campuran kemudian diambil, diperas menggunakan kain flannel dan ditambahkan aquadest hingga didapatkan volume perasan 100,0 mL infusa biji P. americana. 5. Penetapan dosis infusa biji P. americana Dasar penetapan peringkat dosis adalah bobot tertinggi tikus dan pemberian cairan secara intraperitonial yaitu 5 mL. Maksimal pemberian
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
25
intraperitonial untuk tikus 5 mL (Nebendahl, 2000). Penetapan dosis tertinggi infusa biji P. americana adalah sebagai berikut. D x BB = C x V D x 350 gBB = 8 g/100 mL x 5 mL D = 1142,86 mg/kgBB Penentuan dosis rendah infusa biji P. americana didasarkan pada keterangan empiris penggunaan rebusan serbuk biji P. americana di masyarakat, dan untuk dosis tengah berdasarkan faktor kelipatan dari dua dosis tersebut. Adapun faktor kelipatan yang digunakan sebesar 1,78. Dengan demikian, dosis yang digunakan dalam penelitian ini yaitu 360,71; 642,06; 1142,86 mg/kgBB. 6. Pembuatan larutan karbon tetraklorida konsentrasi 50% Pembuatan larutan tetraklorida dengan konsentrasi 50% berdasarkan penelitian Janakat dan Al-Merie (2002), dilakukan dengan mencampurkan olive oil dan karbon tetraklorida masing-masing sebanyak 12,5 mL dengan perbandingan 1:1. 7. Penetapan dosis kontrol positif Curliv® Penetapan dosis Curliv® berdasarkan informasi cara penggunaan di masyarakat yang tertera pada kemasan. Dosis untuk manusia 70 kgBB/hari sebesar 45 mL. Dosis untuk tikus setelah dikonversi dari dosis manusia menjadi 4,05 mL/kgBB. Dosis Curliv® untuk manusia 70 kgBB
= 45 ml
Dosis untuk tikus 200 gBB
= 45 ml/70 kgBB x 0,018 = 0,81 ml/200gBB = 4,05 ml/kgBB
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
26
8. Uji pendahuluan a. Penetapan dosis hepatotoksik karbon tetraklorida. Penetapan dosis hepatotoksik karbon tetraklorida ini mengacu pada penelitian yang dilakukan oleh Janakat dan Al-Merie (2002) yaitu sebesar 2 mL/kgBB yang diberikan secara intraperitoneal (i.p). Pada dosis ini dilaporkan telah dapat menyebabkan kerusakan sel-sel hati pada tikus jantan galur Wistar yang ditandai dengan peningkatan ALT dan AST, namun belum menyebabkan kematian. Windrawati (2013) melaporkan induksi CCl4 2 mL/kgBB mampu meningkatkan ALT dan AST tiga kali dari kadar awalnya. Penelitian Rajendran, et al (2009) menginformasikan peningkatan kadar ALT dan AST akibat induksi CCl4 sebesar 2 kali dari kadar awalnya juga menandakan telah terjadinya kerusakan sel hati tikus. b. Penetapan waktu pencuplikan darah. Berdasarkan hasil penelitian Janakat dan Al-Merie (2002) dan Windrawati (2013) kenaikan serum ALT dan AST akan terjadi pada waktu 24 jam dan terjadi penurunan pada waktu 48 jam setelah pemejanan karbon tetraklorida. Pada penelitian ini dilakukan orientasi yang bertujuan untuk melihat profil kenaikan ALT dan AST serum. Orientasi dilakukan dengan tiga kelompok perlakuan waktu, dimana kelompok I-III masingmasing menggunakan cuplikan darah yang diambil pada 0, 24, dan 48 jam setelah pemejanan karbon tetraklorida. Setiap kelompok terdiri dari 5 ekor tikus dan darah diambil melalui sinus orbitalis mata. Darah yang telah diambil, kemudian diukur aktivitas serum ALT dan AST pada setiap kelompok perlakuan waktu tersebut.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
27
9. Pengelompokkan dan perlakuan hewan uji Hewan uji yang dibutuhkan sebanyak tiga puluh lima ekor tikus jantan yang dibagi secara acak dalam tujuh kelompok perlakuan masing-masing sejumLah lima ekor tikus. Kelompok I merupakan kelompok hepatotoksin, diberikan campuran karbon tetraklorida dan olive oil dengan perbandingan volume 1:1 dan dosis 2,0 mL/kg BB secara intraperitonial. Kelompok II merupakan kelompok kontrol negatif, diberikan olive oil dengan dosis 2 mL/kgBB secara intraperitonial. Kelompok III merupakan kontrol infusa, diberi infusa biji P. americana dosis 1142,86 mg/kgBB selama enam hari berturut-turut secara per oral. Kelompok IV merupakan kontrol positif (Curliv®) dosis 4,05 mL/kgBB selama enam hari berturut-turut secara per oral dan pada hari ketujuh diberikan larutan karbon tetraklorida 2 mL/kgBB secara intraperitonial. Kelompok V, VI dan VII merupakan kelompok perlakuan yang diberi infusa biji P. americana dengan tiga peringkat dosis yaitu 360,71; 642,06; 1142,86 mg/kgBB selama enam hari berturut-turut. Pada hari ketujuh kelompok V-VII diberi larutan karbon tetraklorida dosis 2 mL/kgBB secara intraperitonial. Dua puluh empat jam kemudian diambil darahnya melalui sinus orbitalis mata, lalu diukur kadar serum ALT dan AST. 10. Pembuatan serum Darah diambil melalui bagian sinus orbitalis mata tikus, kemudian ditampung dalam tabung Eppendorf. Darah didiamkan selama ±15 menit, selanjutnya disentrifugasi selama 15 menit dengan kecepatan 10.000 rpm. Lapisan yang diambil yaitu lapisan supernatan yang terletak pada bagian atas.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
28
11. Penetapan aktivitas serum kontrol, serum ALT dan serum AST Alat yang digunakan untuk menganalisis aktivitas serum ALT dan AST adalah Mikrolab 200 Merck®. Aktivitas enzim dinyatakan dengan satuan U/L. pengukuran aktivitas serum ALT dan AST dilakukan di Laboratorium Biokimia Fisiologi Manusia, Fakultas Farmasi, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. a. Penetapan aktivitas serum kontrol. Penetapan ini bertujuan untuk validitas dan reliabilitas alat yang digunakan.. Analisis serum kontrol dilakukan dengan cara mencampur 100 µL serum kontrol dengan 1000 µL reagen I, kemudian divortex selama 5 detik dan didiamkan selama 2 menit. Reagen II dicampurkan sebanyak 250 µL, kemudian divortex selama 5 detik dan dibaca serapannya setelah 1 menit (rentang nilai ALT = 26,2-41,8 U/L dan AST = 35,456,6 U/L). b. Penetapan aktivitas serum ALT dan AST. Analisis serum ALT dilakukan dengan cara mencampur 100 µL serum dengan 1000 µL reagen I, kemudian divortex selama 5 detik dan didiamkan selama 2 menit. Reagen II dicampurkan sebanyak 250 µL, kemudian divortex selama 5 detik dan dibaca serapannya setelah 1 menit. Analisis serum AST dilakukan dengan cara mencampur 100 µL serum dengan 1000 µL reagen I, kemudian divortex selama 5 detik dan didiamkan selama 2 menit. Reagen II dicampurkan sebanyak 250 µL, kemudian divortex selama 5 detik dan dibaca serapannya setelah 1 menit. F. Tata Cara Analisis Hasil Pengujian data aktivitas serum ALT-AST untuk lebih dari dua kelompok dilakukan menggunakan Kolmogorov-Smirnov untuk mengetahui distribusi data
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
29
dan analisis varian untuk melihat homogenitas varian antar kelompoknya sebagai syarat analisis parametrik. Jika data terdistribusi normal dan variansi data homogen, maka dilanjutkan dengan analisis variansi pola searah (ANOVA one way) dengan taraf kepercayaan 95% untuk mengetahui perbedaan masing-masing kelmpok. Pengujian dilanjutkan menggunakan uji Scheffe untuk melihat perbedaan antar kelompok bermakna (signifikan) (p<0,05) atau tidak bermakna (tidak signifikan) (p>0,05). Jika data memiliki distribusi tidak normal dilakukan analisis dengan Kruskal Wallis untuk mengetahui perbedaan aktivitas serum ALTAST antar kelompok. Pengujian dilanjutkan menggunkaan uji Mann Whitney untuk melihat kebermaknaan perbedaan tiap kelompok. Pengujian data aktivitas serum ALT-AST untuk dua kelompok berpasangan dilakukan menggunakan Kolmogorov-Smirnov untuk mengetahui distribusi data dan analisis varian untuk melihat homogenitas variansi data antar kelompoknya sebagai syarat analisis parametrik. Jika data terdistribusi normal maka dilanjutkan dengan uji T berpasangan untuk melihat kebermaknaan dari perbedaan yang dihasilkan. Perhitungan persen hepatoprotektif terhadap hepatotoksin karbon tetraklorida diperoleh dengan rumus: (Aktivitas ALT CCl − aktivitas kontrol olive oil) − (Aktivitas ALT perlakuan − aktivitas kontrol olive oil) x 100% (Aktivitas ALT kontrol CCl − aktivitas kontrol olive oil)
Daya hepatoprotektif kelompok perlakuan infusa biji P. americana terhadap kontrol positif Curliv® diperoleh dengan rumus: (Aktivitas ALT CCl − aktivitas kontrol ®) − (Aktivitas ALT perlakuan − aktivitas kontrol (Aktivitas ALT kontrol CCl − aktivitas kontrol ®)
®)
x 100
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui pengaruh pemberian dan besar dosis efektif hepatoprotektif infusa biji P. americana pada tikus jantan galur Wistar terinduksi karbon tetraklorida dengan melihat aktivitas serum ALT dan AST. Serangkaian pengujian dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut. A. Penyiapan Bahan 1. Hasil determinasi serbuk Determinasi serbuk bertujuan untuk memastikan bahwa serbuk yang digunakan dalam penelitian ini adalah serbuk biji P. americana, sehingga tidak terjadi kesalahan dalam penyiapan bahan yang akan digunakan. Determinasi dilakukan
di
Laboratorium
Farmakognosi-Fitokimia,
Fakultas
Farmasi,
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Proses determinasi ini dilakukan dengan cara mencocokkan kesamaan organoleptis dan mikroskopis dari serbuk yang digunakan dalam penelitian ini dengan serbuk standar biji P. americana (Lampiran 4). Hasil determinasi membuktikan bahwa memang benar serbuk yang digunakan dalam penelitian ini adalah serbuk biji P. americana. 2. Penetapan kadar air serbuk biji P. americana Serbuk yang baik dapat terpenuhi bila kadar airnya masuk dalam persyaratan yang telah ditentukan Farmakope Indonesia IV yaitu kurang dari 10%. Penetapan kadar air serbuk biji P. americana menggunakan metode Gravimetri dengan alat moisture balance. Serbuk yang akan diukur kadar airnya dimasukkan
30
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
31
ke dalam alat moisture balance dan dipanaskan pada suhu 105°C. Pencatatan bobot serbuk dilakuan tiap lima menit hingga menit ke-15, dimana pada menit ini bobot serbuk dianggap sudah tetap. Dari hasil pengukuran tersebut, serbuk biji P. americana memiliki kadar air sebesar 7,4% sehingga dapat dikatakan telah memenuhi syarat serbuk yang baik. B. Uji Pendahuluan 1. Penentuan dosis hepatotoksik karbon tetraklorida Dosis hepatotoksik karbon tetraklorida merupakan dosis dimana senyawa model karbon tetraklorida mampu menyebabkan kerusakan hati ringan berupa steatosis pada tikus. Adanya kerusakan hati ditandai dengan meningkatnya aktivitas ALT dan AST tikus akibat induksi karbon tetraklorida. Menurut Ziemmerman (1999) dan Windrawati (2013) menyebutkan bahwa karbon tetraklorida dosis 2 mL/kgBB telah mampu meningkatkan aktivitas ALT kurang lebih sebesar tiga kali dan AST tikus empat kali lipat dari semula. Penelitian Janakat dan Al-Merie (2002) serta Windrawati (2013) menyebutkan bahwa karbon tetraklorida dosis 2 mL/kgBB telah mampu menginduksi terjadinya hepatotoksik. Berdasarkan hasil studi pustaka yang dilakukan, dosis senyawa karbon tetraklorida yang digunakan sebesar 2 mL/kgBB. 2. Penentuan waktu pencuplikan darah Penentuan waktu pencuplikan darah dilakukan untuk mengetahui waktu yang menunjukkan efek hepatotoksik yang maksimal dari senyawa model karbon tetraklorida (CCl4). Efek hepatotoksik ditandai dengan peningkatan aktivitas serum ALT dan AST tikus pada selang waktu tertentu setelah penginduksian
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
32
senyawa model CCl4 secara intraperitonial. Senyawa CCl4 dosis 2 mL/kgBB diinduksikan dengan selang waktu pencuplikan darah pada 0, 24 dan 48 jam. Data aktivitas serum ALT dan AST tikus pada tiap selang waktu pencuplikan darah dapat dilihat pada Tabel III. Tabel III. Purata ± SE aktivitas serum ALT dan AST tikus pada selang waktu 0, 24 dan 48 jam setelah pemberian karbon tetraklorida dosis 2 mL/kgBB (n=3) Selang Waktu (jam) 0 24 48
Purata Aktivitas serum ALT ± SE (U/L) 68,0 ± 9,6 203,3 ± 15,9 54,7 ± 5,5
Purata Aktivitas serum AST ± SE (U/L) 88,3 ± 3,8 446,3 ± 19,3 147,3 ± 7,5
Gambar 6. Diagram batang rata-rata aktivitas serum ALT tikus pada selang waktu 0, 24 dan 48 jam setelah pemberian karbon tetraklorida dosis 2 mL/kgBB
Hasil analisis statistik serum ALT menunjukkan distribusi data normal dan variansi data homogen sehingga dapat dianalisis menggunakan analisis variansi satu arah. Hasil analisis variansi satu arah dari data serum ALT yang diperoleh menunjukkan nilai signifikansi sebesar 0,000 (p<0,05). Hal ini menunjukkan terdapat perbedaan pada ketiga kelompok waktu pencuplikan darah.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
33
Kebermaknaan perbedaan antar kelompok tersebut selanjutnya dapat diketahui dengan uji Scheffe, dimana hasil analisisnya dapat dilihat pada Tabel IV. Tabel IV. Hasil uji Scheffe aktivitas serum ALT tikus pada selang waktu 0, 24 dan 48 jam setelah pemberian karbon tetraklorida dosis 2 mL/kgBB Selang Waktu (jam) 0 24 Jam ke 0 BB Jam ke 24 BB Jam ke 48 BTB BB Keterangan: BB = Berbeda bermakna (p < 0,005) BTB = Berbeda tidak bermakna (p > 0,05)
48 BTB BB
Gambar 7. Diagram batang rata-rata aktivitas serum AST tikus pada selang waktu 0, 24 dan 48 jam setelah pemberian karbon tetraklorida dosis 2 mL/kgBB
Hasil analisis statistik data serum AST memiliki distribusi data normal dan variansi data homogen. Data selanjutnya dianalisis dengan analisis variansi satu arah dan diperoleh signifikansinya sebesar 0,000 (p<0,05). Hasil ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan pada ketiga kelompok pada selang waktu pencuplikan. Tahap berikutnya dilakukan analisis menggunakan uji Scheffe untuk mengetahui kebermaknaan dari perbedaan antar kelompok tersebut.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
34
Tabel V. Hasil uji Scheffe aktivitas serum AST tikus pada selang waktu 0, 24 dan 48 jam setelah pemberian karbon tetraklorida dosis 2 mL/kgBB Selang Waktu (jam) Jam ke 0 Jam ke 0 Jam ke 24 BB Jam ke 48 BB Keterangan: BB = Berbeda bermakna (p < 0,005)
Jam ke 24 BB
Jam ke 48 BB BB
BB BTB = Berbeda tidak bermakna (p > 0,05)
Tabel III menunjukkan aktivitas serum ALT yang paling tinggi terdapat pada jam ke-24 setelah pemberian CCl4, dimana aktivitasnya mencapai 203,3 ± 15,9 U/L. Aktivitas serum AST juga meningkat pada jam ke-24 sebesar 446,3 ± 19,3 U/L (Tabel III). Dari Gambar 6 dan Gambar 7 menunjukkan peningkatan aktivitas serum ALT dan AST yang paling signifikan terjadi pada jam ke-24, dan pada jam ke-48 telah terjadi penurunan aktivitas kedua serum tersebut. Aktivitas serum ALT dan AST tikus pada jam ke-24 memiliki perbedaan yang bermakna terhadap waktu jam ke-0 dan jam ke-48 yang ditunjukkan oleh Tabel IV dan Tabel V. Aktivitas serum ALT pada jam ke-0 memiliki perbedaan yang tidak bermakna terhadap jam ke-48. Artinya, aktivitas ALT pada jam ke-48 telah kembali normal seperti pada jam ke-0. Aktivitas serum AST pada jam ke-0 memiliki perbedaan yang bermakna terhadap jam ke-48, dimana hal ini menunjukkan bahwa telah terjadi penurunan aktivitas serum AST namun aktivitasnya belum mencapai keadaan semula. Berdasarkan aktivitas serum ALT dan AST dari hasil penelitian ini, CCl4 memiliki efek hepatotoksik yang paling tinggi pada jam ke-24, sehingga waktu pencuplikan darah yang digunakan dalam penelitian ini adalah jam ke-24 setelah pemberian senyawa CCl4.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
35
3. Penetapan lama pemejanan infusa biji P. americana Penelitian Windrawati (2013) mengenai efek hepatoprotektif ekstrak metanol:air (50:50) daun Macaranga tanarius L. dan Manuel (2010) mengenai efek hepatoprotektif jus buah papaya menjelaskan pemberian praperlakuan ekstrak metanol:air Macaranga tanarius L. dan jus buah papaya dilakukan selama enam hari berturut-turut, dan pada hari ketujuh diinduksikan senyawa model hepatotoksin. Maka dari itu, penelitian ini menggunakan metode lama pemberian senyawa uji yang sama dengan pustaka tersebut agar hasil penelitian yang diperoleh dapat dibandingkan dengan penelitian hepatoprotektif yang telah dilakukan sebelumnya. 4. Penetapan dosis infusa biji P. americana Dosis infusa P. americana yang digunakan dalam penelitian ini ditetapkan berdasarkan konsentrasi maksimal infusa yang dapat dibuat serta volume maksimal yang mampu diberikan pada hewan uji secara peroral. Dosis yang diperoleh berdasarkan konsentrasi maksimal tersebut selanjutnya ditetapkan sebagai dosis tinggi infusa P. americana. Berdasarkan orientasi yang dilakukan, didapatkan dosis tinggi infusa P. americana sebesar 1142,86 mg/kgBB. Dosis terendah didasarkan pada keterangan empiris jumlah penggunaan rebusan serbuk biji P. americana di masyarakat, dimana dosis rendah infusa P. americana yang diperoleh sebesar 360,71 mg/kgBB. Penetuan dosis tengah infusa merupakan faktor kelipatan dari dosis tinggi dan dosis rendah infusa P. americana, dimana dosis tengah yang diperoleh sebesar 642,06 mg/kgBB.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
36
C. Hasil Uji Efek Hepatoprotektif Infusa Biji P. americana Parameter
utama
yang
digunakan
untuk
mengevaluasi
efek
hepatoprotektif infusa biji P. americana yaitu penurunan aktivitas ALT akibat praperlakuan infusa biji P. americana. Aktivitas serum AST digunakan sebagai data pendukung dalam mengevaluasi efek hepatoprotektif yang dihasilkan. Aktivitas serum ALT dan AST dinyatakan dalam satuan U/L yang disajikan dalam bentuk purata ± SE (Tabel VI, Gambar 8 dan Gambar 9). Data aktivitas serum ALT dianalisis uji Kolmogorov-Smirnov menunjukkan bahwa distribusi data normal namun variansi data tidak homogen yang ditunjukkan oleh signifikansi pada uji Levene test 0,007 (p<0,05). Data tidak memenuhi syarat untuk dianalisis dengan analisis variansi satu arah sehingga dilakukan analisis menggunakan uji Kruskal Wallis untuk mengetahui perbedaan antar kelompok perlakuan. Hasil signifikansi dari uji tersebut sebesar 0,000 (p<0,05) yang menandakan adanya perbedaan antar kelompok perlakuan. Kebermaknaan perbedaan antar kelompok tersebut selanjutnya dapat diketahui dengan uji MannWhitney pada Tabel VII. Uji Kolmogorov-Smirnov menunjukkan bahwa distribusi data AST normal, namun memiliki variansi data tidak homogen yang ditunjukkan oleh nilai signifikansi pada uji Levene’s sebesar 0,010 (p<0,05). Data selanjutnya dapat dianalisis dengan analisis nonparametrik Kruskal Wallis untuk mengetahui adanya perbedaan antar kelompok perlakuan. Nilai signifikansi yang diperoleh dari uji tersebut sebesar 0,000 (p<0,05), dimana menunjukkan adanya perbedaan antar
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
37
kelompok perlakuan. Kebermaknaan perbedaan antar kelompok tersebut selanjutnya dapat diketahui dengan uji Mann-Whitney pada Tabel VIII. Tabel VI. Purata ± SE aktvitas serum ALT dan AST tikus praperlakuan infusa biji P. americana terinduksi karbon tetraklorida dosis 2 mL/kgBB (n=5)
Kelompok
I II III
Perlakuan Kontrol hepatotoksin CCl4 2 mL/kgBB Kontrol negatif olive oil 2 mL/ kgBB IBPA 1142,86 mg/kgBB
Purata aktivitas serum ALT ± SE (U/L)
Purata aktivitas serum AST ± SE (U/L)
Efek Hepatoprotektif (%)a)
Daya Hepatoprotektif (%)b)
183,2 ± 5,1
476,8 ± 14,3
0
-
47,6 ± 2,0
60,2 ± 2,4
100,0
-
46,6 ± 0,8
62,8 ± 1,9
-
-
®
Kontrol positif Curliv 4,05 377,0 ± 105,4 ± 7,4 57,4 100 mL/kgBB + CCl4 2 mL/kgBB 15,3 IBPA 360,71 mg/kgBB + CCl4 2 V 49,2 ± 3,5 100,4 ± 5,3 98,8 172,2 mL/kgBB IBPA 642,06 mg/kgBB + CCl4 2 VI 99,8 ± 1,8 185,8 ± 14,2 61,5 107,2 mL/kgBB IBPA 1142,86 mg/kgBB + CCl4 2 VII 65,2 ± 3,9 148,2 ± 9,9 87,2 151,7 mL/kgBB Keterangan: IBPA = Infusa biji P. americana a) Efek hepatoprotektif diperoleh dari penurunan aktivitas ALT pada kelompok perlakuan b) Daya hepatoprotektif diperoleh dari penurunan aktivitas ALT pada kelompok perlakuan IBPA dibandingkan dengan penurunan aktivitas ALT pada kontrol Curliv® IV
Gambar 8. Diagram batang rata-rata aktivitas serum ALT tikus praperlakuan infusa biji P. americana satu kali sehari selama enam hari berturut-turut terinduksi karbon tetraklorida
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
38
Tabel VII. Hasil uji Mann-Whitney aktivitas serum ALT tikus setelah pemberian karbon tetraklorida dosis 2 mL/kgBB pada kelompok perlakuan
Kelompok Perlakuan
Kontrol hepatotok sin CCl4 2 mL/kgBB
Kontrol hepatotoksin CCl4 2 mL/kgBB Kontrol negatif olive oil 2 mL/ BB kgBB IBPA 1142,86 BB mg/kgBB Kontrol positif Curliv® 4,05 BB mL/kgBB CCl4 + 2 mL/kgBB IBPA 360,71 mg/kgBB + CCl4 BB 2 mL/kgBB IBPA 642,06 mg/kgBB + CCl4 BB 2 mL/kgBB IBPA 1142,86 mg/kgBB + CCl4 BB 2 mL/kgBB Keterangan: BB = Berbeda bermakna (p<0,05) IBPA = Infusa biji P. americana
Kontrol negatif olive oil 2 mL/ kgBB
BB
IBPA 1142,86 mg/kgBB
Kontrol positif Curliv® 4,05 mL/kgBB + CCl4 2 mL/kgBB
IBPA 360,71 mg/kgBB + CCl4 2 mL/kgBB
IBPA 642,06 mg/kgBB + CCl4 2 mL/kgBB
IBPA 1142,86 mg/kgBB + CCl4 2 mL/kgBB
BB
BB
BB
BB
BB
BTB
BB
BTB
BB
BB
BB
BTB
BB
BB
BB
BTB
BB
BB
BB
BTB
BB
BB
BTB
BTB
BB
BB
BB
BTB
BB
BB
BB
BB
BB
BB
BB
BTB = Berbeda tidak bermakna (p>0,05)
Gambar 9. Diagram batang rata-rata aktivitas serum AST tikus praperlakuan infusa biji P. americana satu kali sehari selama enam hari berturut-turut terinduksi karbon tetraklorida
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
39
Tabel. VIII. Hasil uji Mann-Whitney aktivitas serum AST tikus setelah pemberian karbon tetraklorida dosis 2 mL/kgBB pada kelompok perlakuan
Kelompok Perlakuan
Kontrol hepatotoksi n CCl4 2 mL/kgBB
Kontrol negative olive oil 2 mL/ kgBB
Kontrol hepatotoksin BB CCl4 2 mL/kgBB Kontrol negative olive BB oil 2 mL/ kgBB IBPA 1142,86 BB BTB mg/kgBB Kontrol positif Curliv® 4,05 mL/kgBB + BB BB CCl4 2 mL/kgBB IBPA 360,71 mg/kgBB + BB BB CCl4 2 mL/kgBB IBPA 642,06 mg/kgBB + BB BB CCl4 2 mL/kgBB IBPA 1142,86 mg/kgBB + BB BB CCl4 2 mL/kgBB Keterangan: BB = Berbeda bermakna (p<0,05) IBPA = Infusa biji P. americana
IBPA 1142,86 mg/kgB B
Kontrol positif Curliv® 4,05 mL/kgBB + CCl4 2 mL/kgBB
IBPA 360,71 mg/kgBB + CCl4 2 mL/kgBB
IBPA 642,06 mg/kgBB + CCl4 2 mL/kgBB
IBPA 1142,86 mg/kgBB + CCl4 2 mL/kgBB
BB
BB
BB
BB
BB
BTB
BB
BB
BB
BB
BB
BB
BB
BB
BB
BB
BB
BB
BB
BB
BB
BB
BB
BB
BB
BB
BB
BB
BTB
BTB
BTB = Berbeda tidak bermakna (p>0,05)
1. Kontrol negatif olive oil dosis 2 mL/kgBB Pengukuran kadar ALT dan AST pada kontrol negatif olive oil bertujuan untuk memastikan bahwa olive oil sebagai pelarut dari karbon tetraklorida (CCl4) tidak memberikan pengaruh terhadap serum ALT dan AST tikus. Dosis olive oil yang digunakan yaitu 2 mL/kgBB sesuai dengan dosis CCl4. Hal ini bertujuan untuk memastikan bahwa peningkatan aktivitas serum ALT dan AST murni
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
40
disebabkan oleh hepatotoksin CCl4 dan bukan olive oil. Aktivitas serum ALT dan AST pada jam ke-0 selanjutnya dibandingkan dengan aktivitas kedua serum tersebut pada jam ke-24. Aktivitas serum ALT dan serum AST kontrol negatif olive oil pada jam ke-0 berturut-turut sebesar 41,6 ± 1,1 U/L dan 50,2 ± 2,2 U/L (Tabel IX). Aktivitas serum ALT dan AST pada jam ke-24 berturut-turut sebesar 47,6 ± 2,0 dan 60,2 ± 2,4 (Tabel IX). Data aktivitas serum ALT dan AST pada jam ke-0 dianalisis menggunakan analisis variansi satu arah yang dilanjutkan dengan uji T Berpasangan untuk mengetahui kebermaknaan dari perbedaan yang dimiliki. Tabel X menunjukkan kedua kelompok memiliki perbedaan yang bermakna (p<0,05). Analisis statistik menyatakan bahwa olive oil sebagai pelarut CCl4 memberikan pengaruh terhadap aktivitas serum ALT dan AST. Namun, aktivitas kedua serum pada kelompok kontrol negatif olive oil masih termasuk ke dalam range normal serum ALT dan AST tikus. Menurut Pilichos, dkk (cit., Hastuti, 2008) kadar normal serum AST dan ALT pada tikus putih berkisar antara 19,368,9 U/L dan 29,8-77,0 U/L. Girindra, dkk (cit., Hastuti, 2008), menyatakan bahwa kadar normal AST dan ALT tikus putih berturut-turut 45,7-80,8 U/L dan 17-30,2 U/L. Berdasarkan hal tersebut, olive oil sebagai pelarut CCl4 tidak memberikan pengaruh menimbulkan hepatotoksik pada hewan uji. Kelompok kontrol olive oil 2 mL/kgBB selanjutnya dijadikan dasar nilai aktivitas serum ALT dan AST normal dalam penelitian ini.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
41
Tabel IX. Purata ± SE aktvitas serum ALT dan AST tikus setelah pemberian olive oil dosis 2 mL/kgBB pada selang waktu 0 dan 24 jam (n=5) Selang waktu (jam) 0 24
Purata aktivitas serum ALT ± SE (U/L) 41,6 ± 1,1 47,6 ± 2,0
Purata aktivitas serum AST ± SE (U/L) 50,2 ± 2,2 60,2 ± 2,4
Tabel X. Hasil uji T berpasangan aktivitas serum ALT dan AST tikus setelah pemberian olive oil dosis 2 mL/kgBB pada selang waktu 0 dan 24 jam Selang Waktu (jam) Jam ke-0 Jam ke-24
Aktivitas serum ALT Jam ke-0 Jam ke-24 BB BB
Aktivitas serum AST Jam ke-0 Jam ke-24 BB BB
Gambar 10. Diagram batang rata-rata aktivitas serum ALT tikus setelah pemberian olive oil dosis 2 mL/kgBB pada selang waktu 0 dan 24 jam
Gambar 11. Diagram batang rata-rata aktivitas serum AST tikus setelah pemberian olive oil dosis 2 mL/kgBB pada selang waktu 0 dan 24 jam
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
42
2. Kontrol hepatotoksin karbon tetraklorida dosis 2 mL/kgBB Karbon tetraklorida (CCl4) pada dosis tertentu mampu menginduksi terjadinya hepatotoksik. Penelitian Janakat dan Al-Merie (2002) melaporkan bahwa CCl4 dosis 2 mL/kgBB secara intraperitonial pada tikus mampu menginduksi terjadinya kerusakan hati. Pengukuran aktivitas ALT dan AST pada kontrol hepatotoksin CCl4 bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian senyawa CCl4 dosis 2 mL/kgBB pada sel hati tikus. Pengukuran dilakukan dua puluh empat jam setelah pemberian hepatotoksin. Aktivitas serum ALT kontrol hepatotoksin CCl4 dosis 2 mL/kgBB sebesar 183,2 ± 5,1 U/L. Pada kelompok kontrol olive oil 2 mL/kgBB memiliki aktivitas serum ALT sebesar 47,6 ± 2,0 U/L. Kedua kelompok tersebut selanjutnya dianalisis menggunakan uji Mann-Whitney dan menunjukkan perbedaan yang bermakna (Tabel VII). Nilai aktivitas serum AST kontrol hepatotoksin CCl4 dosis 2 mL/kgBB sebesar 476,8 ± 14,3 U/L dan kontrol negatif olive oil sebesar 60,2 ± 2,4 U/L (Tabel VI). Kedua kelompok tersebut memiliki perbedaan yang bermakna setelah dilakukan analisa menggunakan uji MannWhitney pada Tabel VIII. Menurut Ziemmerman (1999), peningkatan aktivitas serum ALT yang mencapai tiga kali lipat dan serum AST mencapai empat kali lipat terhadap nilai normal mengindikasikan terjadinya kerusakan hati ringan steatosis. Aktivitas serum ALT dilaporkan meningkat kurang lebih sebanyak tiga kali lipat dan AST empat kali lipat akibat pemberian CCl4 dosis 2 mL/kgBB pada penelitian Windrawati (2013).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
43
Hasil pengukuran aktivitas serum ALT dan AST dalam penelitian ini juga telah menunjukkan terjadinya kerusakan hati akibat pemberian CCl4 dosis 2 mL/kgBB. Hal tersebut ditandai dengan meningkatnya aktivitas serum ALT kontrol hepatotoksin CCl4 dosis 2 mL/kgBB kurang lebih sebesar tiga kali lipat terhadap kontrol negatif olive oil 2 mL/kgBB (Tabel VI dan Gambar 8). Peningkatan aktivitas serum ALT merupakan parameter utama yang menandakan terjadinya kerusakan hati. Begitu pula dengan aktivitas serum AST yang merupakan parameter pendukung terjadinya kerusakan hati, juga mengalami peningkatan kurang lebih sebesar tujuh kali lipat terhadap kelompok kontrol negatif (Tabel VI dan Gambar 9).
3. Kontrol infusa biji P. americana dosis 1142,86 mg/kgBB Pengujian kontrol infusa P. americana dilakukan untuk memastikan apakah pemberian infusa P. americana memiliki pengaruh terhadap aktivitas serum ALT dan AST hewan uji tanpa pemberian hepatotoksin CCl4 dosis 2 mL/kgBB. Dosis yang digunakan untuk kelompok kontrol infusa P. americana adalah peringkat dosis infusa tertinggi yang digunakan dalam penelitian ini yaitu sebesar 1142,86 mg/kgBB. Penggunaan dosis tertinggi diharapkan mampu mewakili kelompok praperlakuan infusa biji P. americana dari dosis terendah 360,71 mg/kgBB hingga dosis tertinggi 1142,86 mg/kgBB. Pada kelompok ini diperoleh aktivitas serum ALT dan AST masing-masing sebesar 46,6 ± 0,8 U/L dan 62,8 ± 1,9 U/L (Tabel VI). Data aktivitas serum ALT dan AST kontrol infusa biji P. americana diuji menggunakan analisis variasi satu arah yang dilanjutkan dengan uji Mann-Whitney (Tabel VII dan Tabel VIII).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
44
Aktivitas serum ALT kontrol infusa biji P. americana 1142,86 mg/kgBB (46,6 ± 0,8 U/L) dibandingkan dengan kontrol negatif olive oil 2 mL/kgBB (47,6 ± 2,0 U/L) memiliki perbedaan yang tidak bermakna. Begitu juga dengan kadar AST kontrol infusa biji P. americana 1142,86 mg/kgBB (62,8 ± 1,9 U/L) dengan kontrol negatif olive oil 2 mL/kgBB (60,2 ± 2,4 U/L). Hal ini menggambarkan bahwa aktivitas serum ALT dan AST pada kedua kelompok tersebut berada dalam range tikus normal. Dengan demikian, pemberian infusa biji P. americana 1142,86 mg/kgBB tidak memberikan pengaruh hepatotoksik terhadap sel hati tikus. 4. Kontrol positif Curliv® dosis 4,05 mL/kgBB Uji kontrol positif Curliv® bertujuan untuk memastikan bahwa Curliv® dosis 4,05 mL/kgBB memiliki kemampuan proteksi pada hati terhadap karbon tetraklorida (CCl4). Aktivitas serum ALT (Tabel VII dan Gambar 8) dan AST (Tabel VIII dan Gambar 9) kelompok kontrol Curliv® 4,05 mL/kgBB memiliki perbedaan yang bermakna terhadap aktivitas serum ALT dan AST kelompok kontrol olive oil 2 mL/kgBB dan kelompok kontrol infusa P. americana 1142,86 mg/kgBB. Pada Tabel VII menunjukkan aktivitas serum ALT kelompok kontrol Curliv® (105,4 ± 7,4 U/L) memiliki perbedaan yang bermakna dengan kelompok kontrol hepatotoksin CCl4 2 mL/kgBB (183,2 ± 5,1 U/L). Tabel VIII menunjukkan aktivitas serum AST sebagai data pendukung juga memberikan perbedaan yang bermakna antara kelompok kontrol hepatotoksin CCl4 2 mL/kgBB (476,8 ± 14,3 U/L) dan kelompok kontrol Curliv® 4,05 mL/kgBB (377 ± 15,3 U/L). Hal tersebut menandakan bahwa praperlakuan Curliv® selama enam
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
45
hari mampu menurunkan aktivitas serum ALT dan AST hewan uji. Dengan demikian, Curliv® terbukti memiliki kemampuan hepatoprotektif terhadap CCl4 2 mL/kgBB, namun belum mencapai aktivitas normal. 5. Kelompok perlakuan infusa biji P. americana dosis 360,71; 642,06; 1142,86 mg/kgBB pada tikus jantan galur Wistar terinduksi karbon tetraklorida dosis 2 mL/kgBB Adanya penurunan aktivitas serum ALT akibat praperlakuan infusa biji P.
americana
merupakan
parameter
utama
untuk
mengevaluasi
efek
hepatoprotektif dari infusa biji P. americana terhadap tikus jantan terinduksi karbon tetraklorida (CCl4). Hal tersebut didukung dengan adanya penurunan aktivitas serum AST akibat praperlakuan infusa biji P. americana. Kelompok praperlakuan infusa biji P. americana dosis 360,71 mg/kgBB (IBPA 360,71 mg/kgBB) dengan aktivitas serum ALT dan AST masing masing sebesar 49,2 ± 3,5 U/L dan 100,4 ± 5,3 U/L (Tabel VI). Aktivitas serum ALT kelompok IBPA 360,71 mg/kgBB memiliki perbedaan yang bermakna dengan kelompok kontrol CCl4 2 mL/kgBB, namun memiliki perbedaan yang tidak bermakna dengan kelompok kontrol negatif olive oil 2 mL/kgBB dan kelompok kontrol infusa biji P. americana 1142,86 mg/kgBB. Dari hasil tersebut mengindikasikan bahwa aktivitas ALT akibat preperlakuan IBPA 360,71 mg/kgBB sebanding dengan kadar ALT normal yang ditunjukkan oleh kontrol negatif olive oil 2 mL/kgBB dan kelompok kontrol infusa biji P. americana 1142,86 mg/kgBB. Aktivitas serum AST kelompok IBPA 360,71 mg/kgBB memiliki perbedaan yang bermakna terhadap kelompok kontrol CCl4 2 mL/kgBB, kontrol olive oil 2 mL/kgBB, kontrol infusa biji P. americana 1142,86 mg/kgBB. Hasil penelitian yang diperoleh mengindikasikan bahwa kelompok infusa biji P. americana dosis
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
46
360,71 mg/kgBB mampu melindungi hati dari induksi karbon tetraklorida 2 mL/kgBB dengan efek hepatoprotektif sebesar 98,8 %. Kelompok perlakuan infusa biji P. americana dosis 642,06 mg/kgBB (IBPA 642,06 mg/kgBB) memiliki aktivitas serum ALT dan AST berturut-turut sebesar 99,8 ± 1,8 U/L dan 185,8 ± 14,2 U/L (Tabel VI). Hasil uji Mann-Whitney yang disajikan dalam Tabel VII menunjukkan bahwa aktivitas serum ALT kelompok perlakuan IBPA 642,06 mg/kgBB memiliki perbedaan yang bermakna terhadap kelompok kontrol CCl4 2 mL/kgBB, kontrol olive oil 2 mL/kgBB dan kontrol infusa P. americana 1142,86 mg/kgBB. Analisis statistik tersebut menunjukkan adanya penurunan aktivitas serum ALT akibat praperlakuan IBPA 642,06 mg/kgBB dibandingkan dengan kelompok kontrol hepatotoksin CCl4 2 mL/kgBB, namun belum kembali pada kondisi normal seperti yang ditunjukkan oleh kelompok kontrol olive oil 2 mL/kgBB. Hal ini didukung juga dengan data aktivitas serum AST kelompok perlakuan IBPA 642,06 mg/kgBB memiliki perbedaan yang bermakna terhadap kelompok kontrol CCl4 2 mL/kgBB, kontrol olive oil 2 mL/kgBB dan kontrol infusa 1142,86 mg/kgBB. Berdasarkan data aktivitas serum ALT dan didukung dengan aktivitas serum AST yang dihasilkan, kelompok IBPA 642,06 mg/kgBB memiliki efek hepatoprotektif terhadap CCl4 2 mL/kgBB, namun belum dapat mengembalikan hepar pada kondisi normal dari kerusakan yang ditimbulkan. Efek hepatoprotektif perlakuan IBPA 642,06 mg/kgBB sebesar 61,5 %. Perlakuan infusa biji P. americana dosis 1142,86 mg/kgBB (IBPA 1142,86 mg/kgBB) memiliki aktivitas serum ALT dan AST sebesar 65,2 ± 3,9
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
47
U/L dan 148,2 ± 9,9 U/L (Tabel VI). Hasil uji Mann-Whitney yang disajikan dalam Tabel VII dan Tabel VIII menunjukkan bahwa aktivitas serum ALT dan AST kelompok VII memiliki perbedaan yang bermakna terhadap kelompok kontrol CCl4 2 mL/kgBB, kontrol olive oil 2 mL/kgBB, kontrol infusa biji P. americana 1142,86 mg/kgBB. Analisis statistik tersebut menunjukkan penurunan aktivitas serum ALT akibat praperlakuan IBPA 642,06 mg/kgBB dibandingkan dengan kelompok kontrol hepatotoksin CCl4 2 mL/kgBB, namun belum kembali pada kondisi normal seperti yang ditunjukkan oleh kelompok kontrol olive oil 2 mL/kgBB. Berdasarkan aktivitas serum ALT yang didukung dengan aktivitas serum AST yang dihasilkan, menunjukkan bahwa perlakuan IBPA 1142,86 mg/kgBB memiliki efek hepatoprotektif terhadap CCl4 2 mL/kgBB sebesar 87,0%. Ketiga dosis perlakuan IBPA menunjukkan tidak adanya kekerabatan antara dosis dengan respon yang dihasilkan. Seiring meningkatnya dosis yang diberikan, respon yang dihasilkan tidak berbanding lurus. Data aktivitas serum ALT dari kelompok perlakuan IBPA dosis 360,71; 642,06; 1142,86 mg/kgBB memiliki perbedaan yang bermakna antar kelompok (Tabel VII). Hal tersebut menandakan bahwa ketiga peringkat dosis infusa tersebut memiliki kemampuan penurunan aktivitas ALT yang berbeda. Data aktivitas serum AST kelompok perlakuan IBPA 360,71 mg/ kgBB menunjukan perbedaan yang bermakna terhadap kelompok perlakuan IBPA 642,06 dan 1142,86 mg/kgBB, sedangkan antara kelompok perlakuan IBPA 642,06 dan 1142,86 mg/kgBB memiliki perbedaan aktivitas serum AST yang tidak bermakna (Tabel VIII). Hal tersebut
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
48
menunjukkan bahwa kemampuan yang sebanding dimiliki oleh kelompok perlakuan IBPA 642,06 dan 1142,86 mg/kgBB dalam menurunkan aktivitas serum AST. Dengan demikian, kelompok perlakuan IBPA 360,71 mg/kgBB menghasilkan tingkat kerusakan hati yang paling rendah berdasarkan aktivitas serum ALT dan didukung dengan aktivita serum AST yang dihasilkan. Aktivitas serum ALT kelompok IBPA 360,71 dan 1142,86 mg/kgBB menunjukan perbedaan yang bermakna dengan kelompok kontrol Curliv® 4,05 mL/kgBB. Pada Tabel VI dan Gambar 8 menunjukkan bahwa purata aktivitas serum ALT kelompok perlakuan IBPA 360,71 mg/kgBB (49,2 ± 3,5 U/L) dan kelompok IBPA 1142,86 mg/kgBB (65,2 ±3,9 U/L) lebih rendah bila dibandingkan dengan kelompok kontrol Curliv® (105,4 ± 7,4 U/L). Hal ini juga didukung dengan purata aktivitas serum AST kelompok perlakuan IBPA 360,71 mg/kgBB (100,4 ± 5,3 U/L) dan IBPA 1142,86 mg/kgBB (148,2 ± 9,9 U/L) lebih rendah dibandingkan kelompok kontrol Curliv® (377,0 ± 15,3 U/L) (Tabel VI dan Gambar 9). Dengan demikian, kelompok perlakuan IBPA 360,71 mg/kgBB dan IBPA 1142,86 mg/kgBB memiliki efek hepatoprotektif yang lebih tinggi dibandingkan dengan kontrol Curliv®. Kelompok perlakuan IBPA 642,06 mg/kgBB menunjukkan perbedaan aktivitas serum ALT yang tidak bermakna dengan kelompok kontrol Curliv® 4,05 mL/kgBB, sedangkan kedua kelompok tersebut menunjukkan perbedaan aktivitas serum AST yang bermakna. Purata aktivitas serum ALT (99,8 ± 1,8 U/L) dan AST (185,8 ±14,2 U/L) kelompok IBPA 642,06 mg/kgBB lebih rendah dibandingkan kelompok kontrol Curliv® 4,05 mL/kgBB (Tabel VI, Gambar 8 dan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
49
9). Dengan demikian, kelompok perlakuan IBPA 642,06 mg/kgBB memiliki efek hepatoprotektif yang sebanding dengan kontrol Curliv®. Apabila dibandingkan dengan kontrol positif Curliv® yang diasumsikan memiliki daya hepatoprotektif sebesar 100%, maka dosis 360,71; 642,06 dan 1142,86 mg/kgBB memiliki daya hepatoprotektif berturut-turut sebesar 172,2%, 107,2% dan 151,7%. D. Rangkuman Pembahasan Penelitian ini menggunakan tiga variasi dosis infusa P. americana yakni kelompok dosis 360,71; 642,06 dan 1142,86 mg/kgBB. Hasil yang diperoleh berupa efek hepatoprotektif yang didasarkan pada kemampuan menurunkan aktivitas serum ALT tikus. Kelompok perlakuan infusa P. americana yakni kelompok dosis 360,71 menghasilkan efek hepatoprotektif paling besar yaitu 98,8%, diikuti oleh IBPA dosis 1142,86 dan 642,06 mg /kgBB yang memiliki efek hepatoprotektif masing masing sebesar 87,0% dan 61,5%. Pada pengukuran aktivitas serum ALT dan AST pada kelompok kontrol infusa P. americana dosis 1142,86 mg/kgBB diperoleh hasil yang berbeda tidak bermakna dengan kelompok kontrol negatif olive oil 2 mL/kgBB. Hal ini menunjukkan bahwa pemberian infusa biji P. americana tidak menaikkan aktivitas serum ALT maupun AST, sehingga kenaikan kedua serum tersebut murni disebabkan oleh induksi hepatotoksin karbon tetraklorida. Berdasarkan efek hepatoprotektif yang dihasilkan, kelompok perlakuan IBPA 360,71 mg/kgBB menunjukkan efek yang paling baik. Pengujian dan analisa aktivitas serum ALT menggunakan statistik, IBPA dosis 360,71 mg/kgBB
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
50
memberikan hasil yang berbeda tidak bermakna terhadap kontrol negatif olive oil 2 mL/kgBB dan kontrol infusa biji P. americana 1142,86 mg/kgBB. Aktivitas serum AST sebagai data pendukung memberikan hasil yang berbeda bermakna terhadap kontrol negatif olive oil 2 mL/kgBB dan kontrol infusa biji P. americana 1142,86 mg/kgBB. Hal ini menandakan bahwa pemberian infusa biji P. americana mampu menurunkan aktivitas serum ALT dalam batas normal. Apabila dibandingkan potensi hepatoprotektif kontrol positif Curliv® (100%), ketiga peringkat dosis IBPA memiliki potensi yang lebih besar dilihat dari penurunan aktivitas ALT yang dihasilkan. Daya hepatoprotektif dosis 360,71; 642,06 dan 1142,86 mg/kgBB berturut-turut sebesar 172,2%, 107,2% dan 151,7%. Kemungkinan adanya pengaruh penurunan ALT dan AST dapat ditinjau dari mekanisme perusakan sel hati oleh karbon tetraklorida dan aktivitas antioksidan yang terkandung dalam infusa biji P. americana. Mekanisme hepatotoksik dari karbon tetraklorida menginduksi terjadinya perlemakan hati akibat terbentuknya radikal bebas triklorometil (·CCl3) yang merupakan metabolit reaktif. Radikal bebas ini terbentuk karena enzim sitokrom P-450 (CYP2E1) berperan sebagai agen pereduksi dan mengkatalis adisi elektron yang mengakibatkan hilangnya satu ion klorin. Radikal triklorometil yang dihasilkan berikatan secara kovalen dengan lemak mikrosomal dan protein, serta dapat bereaksi secara langsung dengan membran fosfolipid dan kolesterol. Hasil lain dari reaksi ini yaitu radikal lipid yang akan mengaktifkan senyawa oksigen reaktif yang akhirnya memicu terjadinya peroksidasi lipid. Trigliserida menumpuk di
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
51
hepatosit dan terlihat sebagai droplet lipid satu sampai tiga jam setelah pemejanan karbon tetraklorida. Lipid yang terbentuk dapat menghambat sintesis protein yang mempengaruhi penurunan produksi lipoprotein. Lipoprotein adalah suatu protein yang bertanggungjawab dalam transportasi lipid untuk keluar dari hepatosit. Menumpuknya lipid pada hepatosit menyebabkan kerusakan hati berupa steatosis. Pada keadaan ini, retikulum endoplasma mengalami distorsi, sintesa protein menjadi lambat selanjutnya akan terjadi penyimpangan aktivitas enzim yang berada pada retikulum endoplasma. Kemungkinan mekanisme kerja kandungan antioksidan dalam biji P. americana memberikan efek hepatoprotektif dengan menangkap radikal triklorometil yang merupakan metabolit aktif. Dengan demikian, rangkaian peristiwa yang menimbulkan steatosis bisa diminimalisisasi atau bahkan dihentikan. Selain sebagai antioksidan, diduga senyawa tersebut mampu meningkatkan sintesis enzim GSH di hati yang bertanggungjawab dalam menetralisir metabolit reaktif yang ada. Dengan adanya kemungkinan mekanisme efek hepatoprotektif antioksidan dalam biji P. americana, maka dapat dilakukan penelitian untuk mengisolasi senyawa antioksidan yang terdapat pada infusa biji P. americana. Pengembangan selanjutnya dapat diarahkan pada pembuatan formulasi sediaan untuk pengembangan obat herbal. Tipe kerusakan hati yang dihasilkan oleh hepatotoksin karbon tetraklorida yaitu berupa perlemakan hati (steatosis). Perlu dilakukan penelitian mengenai efek hepatoprotektif infusa biji P. americana dengan mengunakan hepatotoksin lainnya seperti galaktosamin yang menyebabkan hepatitis akut pada
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
52
hewan uji. Toksisitas galaktosamin berkaitan dengan insufisiensi UDP-glukosa dan UDP-galaktosa serta terganggunya homeostasis sel. Perubahan ini juga mengganggu sintesis protein dan asam nukleat (Keppler dan Decker, cit Ferencikova, Cervinkova, dan Drahota, 2013). Dari hasil penelitian tersebut selanjutnya dapat dibandingkan besarnya efek hepatoprotektif yang dihasilkan. Hal ini merupakan langkah awal dalam mengeksplorasi kemampuan dari biji P. americana sebagai hepatoprotektor.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan Berdasarkan hasil yang diperoleh dan analisis statistik yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan: 1. Pemberian infusa biji P. americana memiliki efek hepatoprotektif pada tikus terinduksi karbon tetraklorida berupa penurunan aktivitas serum ALT dan AST. 2. Pemberian infusa biji P. americana dosis 360,71 mg/kgBB menimbulkan efek hepatoprotektif yang paling besar yaitu 98,8% pada tikus jantan galur Wistar terinduksi karbon tetraklorida dosis 2 mL/kgBB B. Saran Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang: 1. Uji efek hepatoprotektif infusa biji P. americana pada tikus terinduksi CCl4 dengan dosis yang lebih kecil dari 360,71 mg/kgBB. 2. Uji efek hepatoprotektif infusa biji P. americana pada tikus jantan terinduksi galaktosamin. 3. Penelitian mengenai senyawa yang berperan sebagai antioksidan yang terdapat pada biji P. americana. 4. Formulasi sediaan biji P. americana sebagai alternatif pengobatan penyakit hati.
53
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
54
DAFTAR PUSTAKA Alhassan, A.J., Sule, M.S., Atiku, M.K., Wudil, A.M., Abubakar, H., and Mohammed, S.A., 2012, Effects of Aqueous Avocado Pear (Persea americana) Seed Extract on Alloxan induced Diabetes Rats, Greener Journal of Medical Sciences, Vol. 2 (1), 5-11. Anaka, O., Raymond, I., Stephen O., 2009, Effect of the Aqueous Seed Extract of Persea americana Mill (Lauraceae) on the Blood Pressure of Spraguedawley Rats, African Journal of Pharmacy and Pharmacology , 3(10), 485-490. Angulo, P., 2002, Nonalcoholic Fatty Liver Disease, N Eng J Med, Vol. 346, No. 16. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Departemen Kesehatan, Republik Indonesia., 2007, Riset Kesehatan Dasar 2007, Departemen Kesehatan RI, Jakarta, pp. 107 Badan Pengawas Obat dan Makanan RI., 2010, Acuan Sediaan Herbal, 5 (1), Badan Pengawasan Obat dan Makanan RI, hal. 6. Chandrasoma, P., and Taylor, C.R., 1995, Concise Pathology, 2nd edition, FRC Path Prentice Hall International, USA, pp. 621-628. Crawford, J.M., and dan Liu, C., 2010, Chapter 18 Pathologic Basis of Disease, 8th Edition, Saunder Elsevier, Philadelphia, pp. 835-836. Ding, H., Chin, Y.W., Kinghorn, A.D., and Ambrosio, S.M., 2007, Chemopreventive Characteristics of Avocado Fruit, Seminars in Cancer Biology, 17, 386-394. Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan Republik Indonesia., 1978, Materia Medika Indonesia, Jilid II, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, pp. 70-73. Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan Republik Indonesia., 1995, Farmakope Indonesia, Edisi IV, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, pp. 46. DiPiro, J.T., Talbert, R.L., Yee, G.C., Matzke, G.R., Wells, B.G., Posey, L.M., 2008, Pharmacoterapy : A Pathophysiologic Approach, 7th Edition., Mc Graw Hill, New York, pp. 651-656. Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan, 1995, Farmakope Indonesia, Edisi IV, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta, hal. 46. Ferencikova, R., Cervinkova, Z., dan Drahota, Z., 2003, Hepatotoxic Effect of DGalactosamine and Protective Role of Lipid Emulsion, Physol. Res. 52: 73-78.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
55
Forrest, E., 2006, Hepatic Disorders, in L, Anne., (Eds), Adverse Drug Reaction, 2nd Edition, Pharmaceutical Press, London, pp. 193, 201, 202. Frankel, E.N., and Meyer, A.S., 2000, The Problems of Using One Dimensional Methods to Evaluate Multifunctional Food and Biological Antioxidants, Food Agriculture. pp. 80, 1925–1941 Hastuti, T., 2008, Aktivitas Enzim Transaminase dan Gambaran Histopatologi Tikus yang Diberikan Kelapa Kopyor Pasca Induksi Parasetamol, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Skripsi, Institut Pertanian Bogor. Herdiani, E., 2012, Potensi Tanaman Obat Indonesia, http://www.bbpplembang.info/index. php /en/arsip/artikel/artikel-pertanian/585-potensitanaman-obat-indonesia, diakses tanggal 12 Februari 2013. Hodgson, E., and Levi, P.E., 2000, A Textbook of Modern Toxicology, 2nd Edition, Singapore, Mc Graw-Hill. Janakat, S., and Al-Merie, H., 2002, Optimization of The Dose and Route of Injection, and Characterization of The Time Course of Carbon Tetrachloride-induced Hepatotoxicity in The Rat, J. Pharm. Tox. Methods, 48, 41-44. Johnston., D.E., and Kroening, C., 1998, Mechanism of Early Carbon Tetrachloride Toxicity in Cultured Rat Hepatocytes, Pharmacology & Toxicology, 83, 231-239. Kumar,V., Abbas, A.K., Fausto, N., Mitchel, R.N., 2007, Robbins Basic Pathology, 8th Edition, Saunder Elsevier, Philadelphia, pp. 634-635. Leite, J.J.G., Brito, E.H.S., Cordeiro, R.A., Brilhante, R.S.N., Sidrin, J.J.C., Bertini, L.M., Morais, S.M., Rocha, M.F.G., 2009, Chemichal Composition, Toxicity and Larvacidal and Antifungal Activities of Persea americana (Avocado) Seed Extracts, Revista da Socledade Brasileira de Medicina Tropical., 42 (2):110-113. Lim, T.K., 2012, Edible Medical and Non-Medical Plants, Books 3, Spingers Dordrecht Heidelbergh, London, New York, pp.79-101 Machmud, R., 2000, Pencegahan Penyakit dan Promosi Kesehatan untuk enyakit Perlemakan Hati melalui Penanganan Kegemukan, Majalah Kedokteran Andalas, Vol. 24, No. 2. Malangngi, L.P., Sangi, M.S., dan Paendong, J.J.E., 2012, Penentuan Kandungan Tanin dan Uji Aktivitas antioksidan Ekstrak Biji Buah Alpukat (Persea americana Mill.), Jurnal MIPA UNSRAT ONLINE., 1 (1) 5-10.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
56
Manuel, F., 2010, Efek Hepatoprotektif Jus Buah Pepaya (Carica papaya L.) pada Tikus Jantan Terinduksi Parasetamol, Skripsi, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Misih, S.R.Z.A.M and Bloomston, M., 2010, Liver Anatomy, http://surgery.uc.edu /content/Education/PDF-hold/LiverAnatomy.pdf, diakses tanggal 25 April 2013. Nwaoguikpe, R.N, dan Braide, W., 2011, The Effect of Aqueous Seed Extract of Persea americana (Avocado Pear) on Serum Lipid and Cholesterol Levels in Rabbits, African Journal of Pharmacy Research, Vol. 1(2), 23-29. Nebendahl, K., 2000, Routes of Administration, http://webcache.google usercontent.com/search?q=cache:oHNNAmAHdZ8J:www.usp.br/bioterio/ Artigos/Procedimentos%2520experimentais/Administration_The_Laborat ory_Rat-By_George_J_Krinke-2.pdf+&cd=4&hl=en&ct=clnk&client= firefox-a, diakses tanggal 29 April 2013. North-Lewis, P., 2008, Drugs and The Liver, A Guide to Drug Handling in Liver Dysfunction, Pharmaceutical Press, London, 12, 17,18. Nurman, A. dan Huang M.A., 2007, Perlemakan Hati Non-alkoholik, Universa Medicina, Vol. 26 (4), 205-215. Ospina, J.A., 2004, Persea americana Mill., International Centre of Tropical Agriculture, http://www.rngr.net/publications/ttsm/species/PDF.2004-0315.0306/at_download/file, diakses tanggal 25 April 2013. Owolabi, M.A., Jaja, S.I., Coker, H. A., 2005, Vasorelaxant action of aqueous extract of the leaves of Persea americana on isolated thoracic rat aorta, Fitoterapia, 76, 567–573. Poli, G., Gravela, E., Albano, E. dan Dianzani, M.U., 1979, Studies on Fatty Liver with Isolated Hepatocytes II, The Action of Carbon Tetrachloride on Lipid Peroxidation, Protein and Triglyceride Synthesis and Secretion, Experimental and Molecular Pathology, 30, 116-127. Polson, J., and Lee, W. M., 2005, AASLD Position Paper: The Management of Acute Liver Failure, Hepatology, 5, 1179-1197. Price, S.A., and Wilson, L. M., 2005, Patofisiologi: Konsep Klinis Proses Proses Penyakit, Edisi 6, Vol I, EGC, Jakarta, hal. 473-476. Proseanet, 2012, Persea americana, http://www.proseanet.org/prohati 4/browser.php?keywords=persea+americana&do_search=Search+Now&p category=0, diakses tanggal 3 Maret 2013. Rajendran, R., Hemalatha, S., Akasakalai, K., MadhuKrishna, C.H., Sohil, B.,Vittal., dan Sundaram, R.M., 2009, Hepatoprotective activity of
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
57
Mimosa pudica leaves against Carbontetrachloride induced toxicity, I J. Nat.Prod., 2, pp. 116-122. Salah, W., Miller, N. J., Pangauga, T., Bolwell, G. P., Rice, E., and Evans, C., 1995, Polyphenolic Flavonols as Scavengers of Aqueous Phase Radicals as Chainbreaking Antioxidant, Arch. Biochem. Biorh, pp. 2, 339-346. Sumardjo, D., 2009, Pengantar Kimia, Buku Panduan Kuliah Mahasiswa Kedokteran dan Program Strata I Fakultas Bioeksata, EGC, Jakarta, hal 23-24. Timbrell, J.A., 2008, Principles of Biochemical Toxicology, 4th Edition, Iinforma Health Care, USA, pp. 309-311. Tso, P., and McGill, J., 2003, Chapter 28 The Physiology of The Liver, http://faculty.ksu.edu.sa/15218/Medical%20Books/Medical%20Physiolog y%202nd%202003%20Rhoades/Medical%20Physiology%202nd%202003 %20Rhoades/smch28.pdf, diakses tanggal 25 April 2013. Wahyuni, S., 2005, Pengaruh Daun Sambiloto (Andrographis paniculata, Ness.) terhadap Kadar SGPT dan SGOT Tikus Putih, GAMMA, 1 (1), 45-53. Waldmann, C., Soni, N., Rhodes, A., 2008, Oxford Desk Reference Critical Care, Oxford University Press Inc., New York, pp. 356. Williamson, E.M., David, T.O., dan Fred, J.E., 1996, Pharmacological Methods on Phytoterpy Research: Selection, Separation, Preparation, and Pharmacological Evaluation of Plant Material, Vol. I, John Wiley & Sons Cichester, England, pp. 47-49. Windrawati, T.G., 2013, Efek Hepatoprotektif Ekstrak Metanol:Air (50:50) Daun Macaranga tanarius L. terhadap Kadar ALT-AST Serum pada Tikus terinduksi Karbon Tetraklorida, Skripsi,33&39, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Ziemmerman, H.J., 1999, Hepatotoxicity, 2nd edition, Lipincott Williams and Wilkins, Philadelphia, pp. 195-210.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
58
LAMPIRAN
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
LAMPIRAN
Lampiran 1. Foto biji P. americana
Lampiran 2. Foto serbuk biji P. americana
Lampiran 3. Foto infusa biji P. americana
59
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
60
Lampiran 4. Foto hasil determinasi organoleptis dan mikroskopik serbuk biji P. americana
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 5. Surat pengesahan determinasi tanaman P. americana
61
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 6. Surat pengesahan Medical and Health Research Ethics Committee (MHREC)
62
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
63
Lampiran 7. Analisis statistik aktivitas serum ALT pada uji pendahuluan penentuan dosis hepatotoksin karbon tetraklorida 2 ml/kgBB Descriptive Statistics N
Mean
Std. Deviation
Minimum
Maximum
jam_0
3
68.0000
16.70329
50.00
83.00
jam_24
3
2.0333E2
27.53785
185.00
235.00
jam_48
3
54.6667
9.45163
44.00
62.00
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test jam_0 N Normal Parameters
a
Mean Std. Deviation
Most Extreme Differences
jam_24
jam_48
3
3
3
68.0000
2.0333E2
54.6667
1.67033E1 2.75379E1
9.45163
Absolute
.238
.353
.304
Positive
.193
.353
.219
Negative
-.238
-.253
-.304
Kolmogorov-Smirnov Z
.412
.611
.527
Asymp. Sig. (2-tailed)
.996
.850
.944
a. Test distribution is Normal. ANOVA
Descriptives ALT 95% Confidence Interval for Mean
Std. N
Mean
Deviation
Std. Error
Lower Bound Upper Bound Minimum Maximum
Jam ke 0
3
68.0000
16.70329
9.64365
26.5067
109.4933
50.00
83.00
Jam ke 24
3
2.0333E2
27.53785
15.89899
134.9255
271.7412
185.00
235.00
Jam ke 48
3
54.6667
9.45163
5.45690
31.1875
78.1458
44.00
62.00
Total
9
1.0867E2
73.18470
24.39490
52.4119
164.9214
44.00
235.00
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
64
Test of Homogeneity of Variances ALT Levene Statistic
df1
2.732
df2 2
Sig. 6
.143 ANOVA
ALT Sum of Squares Between Groups Within Groups Total
Df
Mean Square
F
40594.667
2
20297.333
2253.333
6
375.556
42848.000
8
Sig.
54.046
.000
Post Hoc Tests Multiple Comparisons ALT Scheffe (I)
(J)
95% Confidence Interval
kelompok_ori kelompok_ori Mean Difference entasi_CCl4
entasi_CCl4
Jam ke 0
Jam ke 24
-135.33333
*
15.82310
.000
-186.0821
-84.5846
Jam ke 48
13.33333
15.82310
.715
-37.4154
64.0821
Jam ke 24
Jam ke 48
(I-J)
Std. Error
Sig.
Lower Bound
Upper Bound
Jam ke 0
135.33333
*
15.82310
.000
84.5846
186.0821
Jam ke 48
148.66667
*
15.82310
.000
97.9179
199.4154
-13.33333
15.82310
.715
-64.0821
37.4154
*
15.82310
.000
-199.4154
-97.9179
Jam ke 0 Jam ke 24
-148.66667
*. The mean difference is significant at the 0.05 level.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Homogeneous Subsets ALT Scheffe Subset for alpha = 0.05
kelompok_ori entasi_CCl4
N
1
2
Jam ke 48
3
54.6667
Jam ke 0
3
68.0000
Jam ke 24
3
Sig.
203.3333 .715
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.
1.000
65
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
66
Lampiran 8. Analisis statistik aktivitas serum AST pada uji pendahuluan penentuan dosis hepatotoksin karbon tetraklorida 2ml/kgBB Descriptive Statistics N
Mean
Std. Deviation
Minimum
Maximum
jam_0
3
88.3333
6.50641
82.00
95.00
jam_24
3
4.4633E2
33.50124
410.00
476.00
jam_48
3
1.4733E2
13.01281
134.00
160.00
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test jam_0 N Normal Parameters
a
Most Extreme Differences
jam_24
jam_48
3
3
3
Mean
88.3333
4.4633E2
1.4733E2
Std. Deviation
6.50641 3.35012E1 1.30128E1
Absolute
.187
.246
.187
Positive
.187
.194
.181
Negative
-.181
-.246
-.187
.324
.425
.324
1.000
.994
1.000
Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed) a. Test distribution is Normal.
Oneway Descriptives AST 95% Confidence Interval for Mean N
Mean
Std. Deviation
Std. Error
Lower Bound
Upper Bound
Minimum Maximum
Jam ke 0
3
88.3333
6.50641
3.75648
72.1705
104.4961
82.00
95.00
Jam ke 24
3
4.4633E2
33.50124
19.34195
363.1116
529.5550
410.00
476.00
Jam ke 48
3
1.4733E2
13.01281
7.51295
115.0077
179.6590
134.00
160.00
Total
9
2.2733E2
167.22515
55.74172
98.7927
355.8740
82.00
476.00
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
67
Test of Homogeneity of Variances AST Levene Statistic
df1
df2
3.169
Sig.
2
6
.115
ANOVA AST Sum of Squares Between Groups
Mean Square
F
221046.000
2
110523.000
2668.000
6
444.667
223714.000
8
Within Groups Total
Df
Sig.
248.552
.000
Post Hoc Tests Multiple Comparisons AST Scheffe 95% Confidence Interval
Mean Difference (I) kelompok (J) kelompok Jam ke 0
Jam ke 24
Jam ke 48
(I-J)
Std. Error
Sig.
Lower Bound
Upper Bound
Jam ke 24
-358.00000
*
17.21756
.000
-413.2212
-302.7788
Jam ke 48
-59.00000
*
17.21756
.039
-114.2212
-3.7788
Jam ke 0
358.00000
*
17.21756
.000
302.7788
413.2212
Jam ke 48
299.00000
*
17.21756
.000
243.7788
354.2212
Jam ke 0
59.00000
*
17.21756
.039
3.7788
114.2212
-299.00000
*
17.21756
.000
-354.2212
-243.7788
Jam ke 24
*. The mean difference is significant at the 0.05 level.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Homogeneous Subsets AST Scheffe Subset for alpha = 0.05 kelompok
N
1
Jam ke 0
3
Jam ke 48
3
Jam ke 24
3
Sig.
2
3
88.3333 1.4733E2 4.4633E2 1.000
1.000
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.
1.000
68
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
69
Lampiran 9. Analisis statistik aktivitas serum ALT perlakuan infusa biji P. americana setelah induksi karbon tetraklorida 2ml/kgBB Descriptive Statistics N ALT_KTRL_CCl
Mean 5
1.8320E2
Std. Deviation
Minimum
11.43241
168.00
Maximum 197.00
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test ALT_KTRL_CCl 4 N
5
Normal Parameters
a
Most Extreme Differences
Mean
183.2000
Std. Deviation
11.43241
Absolute
.163
Positive
.136
Negative
-.163
Kolmogorov-Smirnov Z
.363
Asymp. Sig. (2-tailed)
.999
a. Test distribution is Normal.
Descriptive Statistics N ALT_KTRL_OLIVE
Mean 5
47.6000
Std. Deviation
Minimum
4.39318
43.00
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test ALT_KTRL_OLI VE N Normal Parameters
5 a
Most Extreme Differences
Mean
47.6000
Std. Deviation
4.39318
Absolute
.242
Positive
.242
Negative
-.148
Kolmogorov-Smirnov Z
.541
Asymp. Sig. (2-tailed)
.931
a. Test distribution is Normal.
Maximum 54.00
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Descriptive Statistics N ALT_KTRL_INFUSA
Mean 5
Std. Deviation
46.6000
Minimum
1.81659
44.00
Maximum 49.00
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test ALT_KTRL_INF USA N
5
Normal Parameters
a
Most Extreme Differences
Mean
46.6000
Std. Deviation
1.81659
Absolute
.213
Positive
.213
Negative
-.187
Kolmogorov-Smirnov Z
.476
Asymp. Sig. (2-tailed)
.977
a. Test distribution is Normal.
Descriptive Statistics N ALT_KTRL_CURLIV
Mean 5
1.0540E2
Std. Deviation
Minimum
16.53179
89.00
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test ALT_KTRL_CU RLIV N Normal Parameters
5 a
Most Extreme Differences
Mean
105.4000
Std. Deviation
16.53179
Absolute
.273
Positive
.273
Negative
-.161
Kolmogorov-Smirnov Z
.610
Asymp. Sig. (2-tailed)
.851
a. Test distribution is Normal.
Maximum 131.00
70
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Descriptive Statistics N ALT_DOS_RENDAH
Mean 5
Std. Deviation
49.2000
Minimum
7.75887
43.00
Maximum 62.00
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test ALT_DOS_REN DAH N
5
Normal Parameters
a
Most Extreme Differences
Mean
49.2000
Std. Deviation
7.75887
Absolute
.306
Positive
.306
Negative
-.212
Kolmogorov-Smirnov Z
.684
Asymp. Sig. (2-tailed)
.738
a. Test distribution is Normal.
Descriptive Statistics N ALT_DOS_TENGAH
Mean 5
99.8000
Std. Deviation
Minimum
3.96232
94.00
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test ALT_DOS_TEN GAH N Normal Parameters
5 a
Most Extreme Differences
Mean
99.8000
Std. Deviation
3.96232
Absolute
.220
Positive
.181
Negative
-.220
Kolmogorov-Smirnov Z
.492
Asymp. Sig. (2-tailed)
.969
a. Test distribution is Normal.
Maximum 105.00
71
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
72
Descriptive Statistics N ALT_DOS_TINGGI
Mean 5
Std. Deviation
65.2000
Minimum
8.64292
Maximum
53.00
76.00
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test ALT_DOS_TING GI N Normal Parameters
5 a
Most Extreme Differences
Mean
65.2000
Std. Deviation
8.64292
Absolute
.227
Positive
.173
Negative
-.227
Kolmogorov-Smirnov Z
.508
Asymp. Sig. (2-tailed)
.959
a. Test distribution is Normal.
Oneway Descriptives ALT_PERLAKUAN 95% Confidence Interval for Mean
N
Mean
Std. Deviation
Std. Error
Lower
Upper
Bound
Bound
kontrol CCl4
5
1.8320E2
11.43241
5.11273 169.0048 197.3952
kontrol olive
5
47.6000
4.39318
1.96469
42.1452
kontrol infusa 1,142 g/kgBB
5
46.6000
1.81659
.81240
44.3444
kontrol curliv
5
1.0540E2
16.53179
5
49.2000
5
Minimum Maximum 168.00
197.00
53.0548
43.00
54.00
48.8556
44.00
49.00
7.39324
84.8731 125.9269
89.00
131.00
7.75887
3.46987
39.5661
58.8339
43.00
62.00
99.8000
3.96232
1.77200
94.8801 104.7199
94.00
105.00
5
65.2000
8.64292
3.86523
54.4684
75.9316
53.00
76.00
35
85.2857
47.41343
8.01433
68.9986 101.5728
43.00
197.00
dosis infusa 0,360 g/kgBB + CCl4 2 ml/kgBB dosis infusa 0,642 g/kgBB+CCl4 2 ml/kgBB dosis infusa 1,142 g/kgBB + CCl4 2 ml/kgBB Total
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Test of Homogeneity of Variances
ALT_PERLAKUAN Levene Statistic
df1
3.820
df2 6
Sig. 28
.007
ANOVA ALT_PERLAKUAN Sum of Squares Between Groups
Mean Square
74124.343
6
12354.057
2308.800
28
82.457
76433.143
34
Within Groups Total
df
F
Sig.
149.824
.00 0
Descriptive Statistics N
Mean
Std. Deviation
Minimum
Maximum
ALT_PERLAKUAN
35
85.2857
47.41343
43.00
197.00
kelompok
35
4.0000
2.02920
1.00
7.00
Kruskal-Wallis Test Ranks Kelompok ALT_PERLAKUAN
N
Mean Rank
kontrol CCl4 2 ml/kgBB
5
33.00
kontrol olive 2 ml/kgBB
5
8.20
kontrol infusa 1,142 g/kgBB
5
8.10
kontrol curliv 4,05 ml/kgBB
5
25.40
5
8.30
5
25.60
5
17.40
dosis infusa 0,360 g/kgBB + CCl4 2 ml/kgBB dosis infusa 0,642 g/kgBB+CCl4 2 ml/kgBB dosis infusa 1,142 g/kgBB + CCl4 2 ml/kgBB Total
35
73
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Test Statistics
a,b
ALT_PERLAKU AN Chi-Square
29.844
Df
6
Asymp. Sig.
.000
a. Kruskal Wallis Test b. Grouping Variable: kelompok
Mann-Whitney Test Ranks Kelompok ALT_PERLAKUAN
N
Mean Rank
Sum of Ranks
kontrol CCl4 2 ml/kgBB
5
8.00
40.00
kontrol olive 2 ml/kgBB
5
3.00
15.00
Total
10
Test Statistics
b
ALT_PERLAKU AN Mann-Whitney U
.000
Wilcoxon W
15.000
Z
-2.611
Asymp. Sig. (2-tailed) Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] a. Not corrected for ties. b. Grouping Variable: kelompok
.009 .008
a
74
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
75
Mann-Whitney Test Ranks Kelompok ALT_PERLAKUAN
N
kontrol CCl4 2 ml/kgBB kontrol infusa 1142,86 mg/kgBB Total
Mean Rank
Sum of Ranks
5
8.00
40.00
5
3.00
15.00
10
Test Statistics
b
ALT_PERLAKU AN Mann-Whitney U
.000
Wilcoxon W
15.000
Z
-2.619
Asymp. Sig. (2-tailed)
.009
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)]
.008
a
a. Not corrected for ties. b. Grouping Variable: kelompok
Mann-Whitney Test Ranks Kelompok ALT_PERLAKUAN
N
Mean Rank
Sum of Ranks
kontrol CCl4 2 ml/kgBB
5
8.00
40.00
kontrol curliv 4,05 ml/kgBB
5
3.00
15.00
Total
10
Test Statistics
b
ALT_PERLAKU AN Mann-Whitney U
.000
Wilcoxon W
15.000
Z
-2.611
Asymp. Sig. (2-tailed) Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)]
.009 .008
a
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
76
a. Not corrected for ties. b. Grouping Variable: kelompok
Mann-Whitney Test Ranks Kelompok ALT_PERLAKUAN
N
kontrol CCl4 2 ml/kgBB dosis infusa 360,71 mg/kgBB + CCl4 2 ml/kgBB Total
Mean Rank
Sum of Ranks
5
8.00
40.00
5
3.00
15.00
10
Test Statistics
b
ALT_PERLAKU AN Mann-Whitney U
.000
Wilcoxon W
15.000
Z
-2.619
Asymp. Sig. (2-tailed)
.009
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)]
.008
a
a. Not corrected for ties. b. Grouping Variable: kelompok
Mann-Whitney Test Ranks Kelompok ALT_PERLAKUAN
kontrol CCl4 2 ml/kgBB dosis infusa 642,06 mg/kgBB+CCl4 2 ml/kgBB Total
N
Mean Rank
Sum of Ranks
5
8.00
40.00
5
3.00
15.00
10
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Test Statistics
77
b
ALT_PERLAKU AN Mann-Whitney U
.000
Wilcoxon W
15.000
Z
-2.611
Asymp. Sig. (2-tailed)
.009
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)]
.008
a
a. Not corrected for ties. b. Grouping Variable: kelompok
Mann-Whitney Test Ranks Kelompok ALT_PERLAKUAN
N
kontrol CCl4 2 ml/kgBB dosis infusa 1142,71 mg/kgBB + CCl4 2 ml/kgBB Total
Mean Rank
Sum of Ranks
5
8.00
40.00
5
3.00
15.00
10
Test Statistics
b
ALT_PERLAKU AN Mann-Whitney U
.000
Wilcoxon W
15.000
Z
-2.619
Asymp. Sig. (2-tailed)
.009
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)]
.008
a
a. Not corrected for ties. b. Grouping Variable: kelompok
Mann-Whitney Test Ranks Kelompok ALT_PERLAKUAN
kontrol olive 2 ml/kgBB kontrol infusa 1142,86 mg/kgBB
N
Mean Rank
Sum of Ranks
5
5.50
27.50
5
5.50
27.50
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
78
Ranks Kelompok ALT_PERLAKUAN
N
kontrol olive 2 ml/kgBB kontrol infusa 1142,86 mg/kgBB Total
Mean Rank
Sum of Ranks
5
5.50
27.50
5
5.50
27.50
10
Test Statistics
b
ALT_PERLAKU AN Mann-Whitney U
12.500
Wilcoxon W
27.500
Z
.000
Asymp. Sig. (2-tailed)
1.000
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)]
1.000
a
a. Not corrected for ties. b. Grouping Variable: kelompok
Mann-Whitney Test Ranks Kelompok ALT_PERLAKUAN
N
Mean Rank
Sum of Ranks
kontrol olive 2 ml/kgBB
5
3.00
15.00
kontrol curliv 4,05 ml/kgBB
5
8.00
40.00
Total
10
Test Statistics
b
ALT_PERLAKU AN Mann-Whitney U
.000
Wilcoxon W
15.000
Z
-2.611
Asymp. Sig. (2-tailed) Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] a. Not corrected for ties. b. Grouping Variable: kelompok
.009 .008
a
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
79
Mann-Whitney Test Ranks Kelompok ALT_PERLAKUAN
N
kontrol olive 2 ml/kgBB dosis infusa 360,71 mg/kgBB + CCl4 2 ml/kgBB Total
Mean Rank
Sum of Ranks
5
5.50
27.50
5
5.50
27.50
10
Test Statistics
b
ALT_PERLAKU AN Mann-Whitney U
12.500
Wilcoxon W
27.500
Z
.000
Asymp. Sig. (2-tailed)
1.000
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)]
1.000
a
a. Not corrected for ties. b. Grouping Variable: kelompok
Mann-Whitney Test Ranks Kelompok ALT_PERLAKUAN
N
kontrol olive 2 ml/kgBB dosis infusa 642,06 mg/kgBB+CCl4 2 ml/kgBB Total b
ALT_PERLAKU AN .000
Wilcoxon W
15.000
Z
-2.611
Asymp. Sig. (2-tailed) Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)]
.009 .008
a
Sum of Ranks
5
3.00
15.00
5
8.00
40.00
10
Test Statistics
Mann-Whitney U
Mean Rank
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
80
Ranks Kelompok ALT_PERLAKUAN
N
kontrol olive 2 ml/kgBB dosis infusa 642,06 mg/kgBB+CCl4 2 ml/kgBB
Mean Rank
Sum of Ranks
5
3.00
15.00
5
8.00
40.00
Mann-Whitney Test Ranks Kelompok ALT_PERLAKUAN
N
kontrol olive 2 ml/kgBB dosis infusa 1142,86 mg/kgBB + CCl4 2 ml/kgBB Total
Mean Rank
Sum of Ranks
5
3.20
16.00
5
7.80
39.00
10
Test Statistics
b
ALT_PERLAKU AN Mann-Whitney U
1.000
Wilcoxon W
16.000
Z
-2.410
Asymp. Sig. (2-tailed)
.016
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)]
.016
a
a. Not corrected for ties. b. Grouping Variable: kelompok
Mann-Whitney Test Ranks Kelompok ALT_PERLAKUAN
kontrol infusa 1142,86 mg/kgBB kontrol curliv 4,05 ml/kgBB Total
N
Mean Rank
Sum of Ranks
5
3.00
15.00
5
8.00
40.00
10
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Test Statistics
81
b
ALT_PERLAKU AN Mann-Whitney U
.000
Wilcoxon W
15.000
Z
-2.619
Asymp. Sig. (2-tailed)
.009
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)]
.008
a
a. Not corrected for ties. b. Grouping Variable: kelompok
Mann-Whitney Test Ranks Kelompok ALT_PERLAKUAN
N
kontrol infusa 1142,86 mg/kgBB dosis infusa 360,71 mg/kgBB + CCl4 2 ml/kgBB Total
Mean Rank 5
5.60
28.00
5
5.40
27.00
10
Test Statistics
b
ALT_PERLAKU AN Mann-Whitney U
12.000
Wilcoxon W
27.000
Z Asymp. Sig. (2-tailed) Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] a. Not corrected for ties. b. Grouping Variable: kelompok
-.105 .916 1.000
a
Sum of Ranks
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
82
Mann-Whitney Test Ranks Kelompok ALT_PERLAKUAN
N
kontrol infusa 1142,86 mg/kgBB dosis infusa 642,06 mg/kgBB+CCl4 2 ml/kgBB Total
Mean Rank
Sum of Ranks
5
3.00
15.00
5
8.00
40.00
10
Test Statistics
b
ALT_PERLAKU AN Mann-Whitney U
.000
Wilcoxon W
15.000
Z
-2.619
Asymp. Sig. (2-tailed)
.009
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)]
.008
a
Mann-Whitney Test Ranks Kelompok ALT_PERLAKUAN
N
kontrol infusa 1142,86 mg/kgBB dosis infusa 1142,86 mg/kgBB + CCl4 2 ml/kgBB Total b
ALT_PERLAKU AN .000
Wilcoxon W
15.000
Z
-2.627
Asymp. Sig. (2-tailed) Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)]
.009 .008
a
Sum of Ranks
5
3.00
15.00
5
8.00
40.00
10
Test Statistics
Mann-Whitney U
Mean Rank
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
83
Mann-Whitney Test Ranks Kelompok ALT_PERLAKUAN
N
kontrol curliv 4,05 ml/kgBB dosis infusa 360,71 mg/kgBB + CCl4 2 ml/kgBB Total
Mean Rank
Sum of Ranks
5
8.00
40.00
5
3.00
15.00
10 b
Test Statistics
ALT_PERLAKU AN Mann-Whitney U
.000
Wilcoxon W
15.000
Z
-2.619
Asymp. Sig. (2-tailed)
.009
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)]
.008
a
a. Not corrected for ties. b. Grouping Variable: kelompok
Mann-Whitney Test Ranks Kelompok ALT_PERLAKUAN
N
kontrol curliv 4,05 ml/kgBB dosis infusa 642,06 mg/kgBB+CCl4 2 ml/kgBB Total b
ALT_PERLAKU AN Mann-Whitney U
12.000
Wilcoxon W
27.000
Asymp. Sig. (2-tailed) Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)]
-.104 .917 1.000
a
Sum of Ranks
5
5.40
27.00
5
5.60
28.00
10
Test Statistics
Z
Mean Rank
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
84
Mann-Whitney Test Ranks Kelompok ALT_PERLAKUAN
N
kontrol curliv 4,05 ml/kgBB dosis infusa 1142,86 mg/kgBB + CCl4 2 ml/kgBB Total
Mean Rank
Sum of Ranks
5
8.00
40.00
5
3.00
15.00
10
Test Statistics
b
ALT_PERLAKU AN Mann-Whitney U
.000
Wilcoxon W
15.000
Z
-2.619
Asymp. Sig. (2-tailed)
.009
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)]
.008
a
Mann-Whitney Test Ranks Kelompok ALT_PERLAKUAN
N
dosis infusa 360,71 mg/kgBB + CCl4 2 ml/kgBB dosis infusa 642,06 mg/kgBB+CCl4 2 ml/kgBB Total b
ALT_PERLAKU AN .000
Wilcoxon W
15.000
Z
-2.619
Asymp. Sig. (2-tailed) Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] a. Not corrected for ties.
.009 .008
a
Sum of Ranks
5
3.00
15.00
5
8.00
40.00
10
Test Statistics
Mann-Whitney U
Mean Rank
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
85
Mann-Whitney Test Ranks Kelompok ALT_PERLAKUAN
N
dosis infusa 360,71 mg/kgBB + CCl4 2 ml/kgBB dosis infusa 1142,86 mg/kgBB + CCl4 2 ml/kgBB Total
Mean Rank
Sum of Ranks
5
3.40
17.00
5
7.60
38.00
10
Test Statistics
b
ALT_PERLAKU AN Mann-Whitney U
2.000
Wilcoxon W
17.000
Z
-2.207
Asymp. Sig. (2-tailed)
.027
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)]
.032
a
Mann-Whitney Test Ranks Kelompok ALT_PERLAKUAN
N
dosis infusa 642,06 mg/kgBB+CCl4 2 ml/kgBB dosis infusa 1142,86 mg/kgBB + CCl4 2 ml/kgBB Total b
ALT_PERLAKU AN .000
Wilcoxon W
15.000
Z
-2.619
Asymp. Sig. (2-tailed) Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)]
.009 .008
a
Sum of Ranks
5
8.00
40.00
5
3.00
15.00
10
Test Statistics
Mann-Whitney U
Mean Rank
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
86
Lampiran 10. Analisis statistik aktivitas serum AST perlakuan infusa biji P. americana setelah induksi karbon tetraklorida 2ml/kgBB Descriptive Statistics N AST_KTRL_CCl4
Mean 5
4.7680E2
Std. Deviation
Minimum
31.87789
441.00
Maximum 521.00
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test AST_KTRL_CCl 4 N Normal Parameters
5 a
Most Extreme Differences
Mean
476.8000
Std. Deviation
31.87789
Absolute
.172
Positive
.172
Negative
-.131
Kolmogorov-Smirnov Z
.385
Asymp. Sig. (2-tailed)
.998 Descriptive Statistics N
AST_KTRL_OLIVE
Mean 5
60.2000
Std. Deviation 5.26308
Minimum 55.00
Maximum 69.00
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test AST_KTRL_OLI VE N
5
Normal Parameters
a
Most Extreme Differences
Mean
60.2000
Std. Deviation
5.26308
Absolute
.315
Positive
.315
Negative
-.162
Kolmogorov-Smirnov Z
.705
Asymp. Sig. (2-tailed)
.703
a. Test distribution is Normal.
Descriptive Statistics N AST_KTRL_INFUSA
Mean 5
Std. Deviation
62.8000
Minimum
4.32435
57.00
Maximum 68.00
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test AST_KTRL_INF USA N Normal Parameters
5 a
Most Extreme Differences
Mean
62.8000
Std. Deviation
4.32435
Absolute
.173
Positive
.173
Negative
-.170
Kolmogorov-Smirnov Z
.388
Asymp. Sig. (2-tailed)
.998
a. Test distribution is Normal.
Descriptive Statistics N AST_KTRL_CURLIV
Mean 5
3.7700E2
Std. Deviation 34.22718
Minimum 344.00
Maximum 419.00
87
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test AST_KTRL_CU RLIV N
5
Normal Parameters
a
Most Extreme Differences
Mean
377.0000
Std. Deviation
34.22718
Absolute
.225
Positive
.225
Negative
-.193
Kolmogorov-Smirnov Z
.503
Asymp. Sig. (2-tailed)
.962
a. Test distribution is Normal.
Descriptive Statistics N AST_DOS_RENDAH
Mean 5
1.0040E2
Std. Deviation
Minimum
11.92896
81.00
Maximum 112.00
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test AST_DOS_REN DAH N Normal Parameters
5 a
Most Extreme Differences
Mean
100.4000
Std. Deviation
11.92896
Absolute
.287
Positive
.165
Negative
-.287
Kolmogorov-Smirnov Z
.641
Asymp. Sig. (2-tailed)
.806
a. Test distribution is Normal.
Descriptive Statistics N AST_DOS_TENGAH
Mean 5
1.8580E2
Std. Deviation 31.71277
Minimum 137.00
Maximum 221.00
88
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test AST_DOS_TEN GAH N
5 Descriptives
Normal Parameters
a
Most Extreme Differences
Mean
185.8000
Std. Deviation
31.71277
Absolute
.227
Positive
.138
Negative
-.227
Kolmogorov-Smirnov Z
.509
Asymp. Sig. (2-tailed)
.958
a. Test distribution is Normal. Descriptive Statistics N AST_DOS_TINGGI
Mean 5
1.4820E2
Std. Deviation
Minimum
22.15175
123.00
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test AST_DOS_TING GI N Normal Parameters
5 a
Most Extreme Differences
Mean
148.2000
Std. Deviation
22.15175
Absolute
.244
Positive
.244
Negative
-.176
Kolmogorov-Smirnov Z
.546
Asymp. Sig. (2-tailed)
.926
a. Test distribution is Normal.
Maximum 177.00
89
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
90
AST_PERLAKUAN 95% Confidence Interval for Mean N
Mean
Std. Deviation
Std. Error
Lower Bound
Upper Bound
Minimum Maximum
kontrol CCl4 2 ml/kgBB
5
4.7680E2
31.87789
14.25623
437.2184
516.3816
441.00
521.00
kontrol olive 2 ml/kgBB
5
60.2000
5.26308
2.35372
53.6650
66.7350
55.00
69.00
5
62.8000
4.32435
1.93391
57.4306
68.1694
57.00
68.00
5
3.7700E2
34.22718
15.30686
334.5013
419.4987
344.00
419.00
5
1.0040E2
11.92896
5.33479
85.5882
115.2118
81.00
112.00
5
1.8580E2
31.71277
14.18238
146.4234
225.1766
137.00
221.00
5
1.4820E2
22.15175
9.90656
120.6950
175.7050
123.00
177.00
35
2.0160E2
154.44420
26.10584
148.5466
254.6534
55.00
521.00
kontrol infusa 1142,86 mg/kgBB kontrol curliv 4,05 ml/kgBB dosis infusa 360,71 mg/kgBB + CCl4 2 ml/kgBB dosis infusa 642,06 mg/kgBB+CCl4 2 ml/kgBB dosis infusa 1142,86 mg/kgBB + CCl4 2 ml/kgBB Total
Test of Homogeneity of Variances AST_PERLAKUAN Levene Statistic 3.507
df1
df2 6
Sig. 28
.010 ANOVA
AST_PERLAKUAN Sum of Squares Between Groups Within Groups Total
df
Mean Square
795511.200
6
132585.200
15491.200
28
553.257
811002.400
34
F 239.645
Sig. .000
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Kruskal-Wallis Test Ranks Kelompok AST_PERLAKUAN
5
33.00
kontrol olive 2 ml/kgBB
5
4.60
5
6.40
5
28.00
5
13.00
5
22.40
5
18.60
mg/kgBB kontrol curliv 4,05 ml/kgBB dosis infusa 360,71 mg/kgBB + CCl4 2 ml/kgBB dosis infusa 642,06 mg/kgBB+CCl4 2 ml/kgBB dosis infusa 1142,86 mg/kgBB + CCl4 2 ml/kgBB Total Test Statistics
35
a,b
AST_PERLAKU AN
Df Asymp. Sig.
Mean Rank
kontrol CCl4 2 ml/kgBB
kontrol infusa 1142,86
Chi-Square
N
32.564 6 .000
91
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
92
Mann-Whitney Test Ranks Kelompok AST_PERLAKUAN
N
Mean Rank
Sum of Ranks
kontrol CCl4 2 ml/kgBB
5
8.00
40.00
kontrol olive 2 ml/kgBB
5
3.00
15.00
Total
10
Test Statistics
b
AST_PERLAKU AN Mann-Whitney U
.000
Wilcoxon W
15.000
Z
-2.611
Asymp. Sig. (2-tailed)
.009
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)]
.008
a
a. Not corrected for ties. b. Grouping Variable: kelompok
Mann-Whitney Test Ranks Kelompok AST_PERLAKUAN
N
kontrol CCl4 2 ml/kgBB kontrol infusa 1142,86 mg/kgBB Total b
AST_PERLAKU AN .000
Wilcoxon W
15.000
Z
-2.611
Asymp. Sig. (2-tailed) Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)]
.009 .008
a
Sum of Ranks
5
8.00
40.00
5
3.00
15.00
10
Test Statistics
Mann-Whitney U
Mean Rank
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
93
Mann-Whitney Test Ranks Kelompok AST_PERLAKUAN
N
Mean Rank
Sum of Ranks
kontrol CCl4 2 ml/kgBB
5
8.00
40.00
kontrol curliv 4,05 ml/kgBB
5
3.00
15.00
Total
10
Test Statistics
b
AST_PERLAKU AN Mann-Whitney U
.000
Wilcoxon W
15.000
Z
-2.611
Asymp. Sig. (2-tailed)
.009
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)]
.008
a
a. Not corrected for ties. b. Grouping Variable: kelompok
Mann-Whitney Test Ranks Kelompok AST_PERLAKUAN
N
kontrol CCl4 2 ml/kgBB dosis infusa 360,71 mg/kgBB + CCl4 2 ml/kgBB Total
Test Statistics
AST_PERLAKU AN .000
Wilcoxon W
15.000
Z
-2.611
Asymp. Sig. (2-tailed) Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)]
.009 .008
a
Sum of Ranks
5
8.00
40.00
5
3.00
15.00
10 b
Mann-Whitney U
Mean Rank
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
94
a. Not corrected for ties. b. Grouping Variable: kelompok
Mann-Whitney Test Ranks Kelompok AST_PERLAKUAN
N
kontrol CCl4 2 ml/kgBB dosis infusa 642,06 mg/kgBB+CCl4 2 ml/kgBB Total
Mean Rank 5
8.00
40.00
5
3.00
15.00
10
Test Statistics
b
AST_PERLAKU AN Mann-Whitney U
.000
Wilcoxon W
15.000
Z
-2.611
Asymp. Sig. (2-tailed) Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] a. Not corrected for ties. b. Grouping Variable: kelompok
.009 .008
a
Sum of Ranks
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
95
Mann-Whitney Test Ranks Kelompok AST_PERLAKUAN
N
kontrol CCl4 2 ml/kgBB dosis infusa 1142,86 mg/kgBB + CCl4 2 ml/kgBB Total
Mean Rank
Sum of Ranks
5
8.00
40.00
5
3.00
15.00
10
Test Statistics
b
AST_PERLAKU AN Mann-Whitney U
.000
Wilcoxon W
15.000
Z
-2.611
Asymp. Sig. (2-tailed)
.009
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)]
.008
a
a. Not corrected for ties. b. Grouping Variable: kelompok
Mann-Whitney Test Ranks Kelompok AST_PERLAKUAN
N
kontrol olive 2 ml/kgBB kontrol infusa 1142,86 mg/kgBB Total b
AST_PERLAKU AN
Wilcoxon W Z Asymp. Sig. (2-tailed)
8.000 23.000 -.940 .347
Sum of Ranks
5
4.60
23.00
5
6.40
32.00
10
Test Statistics
Mann-Whitney U
Mean Rank
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)]
.421
96
a
a. Not corrected for ties. b. Grouping Variable: kelompok
Mann-Whitney Test Ranks Kelompok AST_PERLAKUAN
N
Mean Rank
Sum of Ranks
kontrol olive 2 ml/kgBB
5
3.00
15.00
kontrol curliv 4,05 ml/kgBB
5
8.00
40.00
Total
10
Test Statistics
b
AST_PERLAKU AN Mann-Whitney U
.000
Wilcoxon W
15.000
Z
-2.611
Asymp. Sig. (2-tailed)
.009
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)]
.008
a
Mann-Whitney Test Ranks Kelompok AST_PERLAKUAN
N
kontrol olive 2 ml/kgBB dosis infusa 360,71 mg/kgBB + CCl4 2 ml/kgBB Total b
AST_PERLAKU AN .000
Wilcoxon W
15.000
Z
-2.611
Asymp. Sig. (2-tailed) Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)]
.009 .008
a
Sum of Ranks
5
3.00
15.00
5
8.00
40.00
10
Test Statistics
Mann-Whitney U
Mean Rank
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
97
Mann-Whitney Test Ranks Kelompok AST_PERLAKUAN
N
kontrol olive 2 ml/kgBB dosis infusa 642,06 mg/kgBB+CCl4 2 ml/kgBB Total
Mean Rank
Sum of Ranks
5
3.00
15.00
5
8.00
40.00
10
Test Statistics
b
AST_PERLAKU AN Mann-Whitney U
.000
Wilcoxon W
15.000
Z
-2.611
Asymp. Sig. (2-tailed)
.009
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)]
.008
a
a. Not corrected for ties. b. Grouping Variable: kelompok
Mann-Whitney Test Ranks Kelompok AST_PERLAKUAN
N
kontrol olive 2 ml/kgBB dosis infusa 1142,86 mg/kgBB + CCl4 2 ml/kgBB Total b
AST_PERLAKU AN .000
Wilcoxon W
15.000
Z
-2.611
Asymp. Sig. (2-tailed) Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] a. Not corrected for ties.
.009 .008
a
Sum of Ranks
5
3.00
15.00
5
8.00
40.00
10
Test Statistics
Mann-Whitney U
Mean Rank
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
98
Ranks Kelompok AST_PERLAKUAN
N
kontrol olive 2 ml/kgBB dosis infusa 1142,86 mg/kgBB + CCl4 2 ml/kgBB
Mean Rank
Sum of Ranks
5
3.00
15.00
5
8.00
40.00
b. Grouping Variable: kelompok
Mann-Whitney Test Ranks Kelompok AST_PERLAKUAN
N
kontrol infusa 1142,86 mg/kgBB kontrol curliv 4,05 ml/kgBB Total
Mean Rank
Sum of Ranks
5
3.00
15.00
5
8.00
40.00
10 b
Test Statistics
AST_PERLAKU AN Mann-Whitney U
.000
Wilcoxon W
15.000
Z
-2.611
Asymp. Sig. (2-tailed)
.009
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)]
.008
a
a. Not corrected for ties. b. Grouping Variable: kelompok
Mann-Whitney Test Ranks Kelompok AST_PERLAKUAN
kontrol infusa 1142,86 mg/kgBB dosis infusa 360,71 mg/kgBB + CCl4 2 ml/kgBB Total
N
Mean Rank
Sum of Ranks
5
3.00
15.00
5
8.00
40.00
10
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Test Statistics
99
b
AST_PERLAKU AN Mann-Whitney U
.000
Wilcoxon W
15.000
Z
-2.611
Asymp. Sig. (2-tailed)
.009
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)]
.008
a
a. Not corrected for ties. b. Grouping Variable: kelompok
Mann-Whitney Test Ranks Kelompok AST_PERLAKUAN
N
kontrol infusa 1142,86 mg/kgBB dosis infusa 642,06 mg/kgBB+CCl4 2 ml/kgBB Total
Mean Rank 5
3.00
15.00
5
8.00
40.00
10
Test Statistics
b
AST_PERLAKU AN Mann-Whitney U
.000
Wilcoxon W
15.000
Z
-2.611
Asymp. Sig. (2-tailed) Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] a. Not corrected for ties. b. Grouping Variable: kelompok
.009 .008
a
Sum of Ranks
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
100
Mann-Whitney Test Ranks Kelompok AST_PERLAKUAN
N
kontrol infusa 1142,86 mg/kgBB dosis infusa 1142,86 mg/kgBB + CCl4 2 ml/kgBB Total
Mean Rank
Sum of Ranks
5
3.00
15.00
5
8.00
40.00
10
Test Statistics
b
AST_PERLAKU AN Mann-Whitney U
.000
Wilcoxon W
15.000
Z
-2.611
Asymp. Sig. (2-tailed)
.009
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)]
.008
a
Mann-Whitney Test Ranks Kelompok AST_PERLAKUAN
N
kontrol curliv 4,05 ml/kgBB dosis infusa 360,71 mg/kgBB + CCl4 2 ml/kgBB Total b
AST_PERLAKU AN .000
Wilcoxon W
15.000
Z
-2.611
Asymp. Sig. (2-tailed) Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] a. Not corrected for ties.
.009 .008
a
Sum of Ranks
5
8.00
40.00
5
3.00
15.00
10
Test Statistics
Mann-Whitney U
Mean Rank
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
101
Ranks Kelompok AST_PERLAKUAN
N
kontrol curliv 4,05 ml/kgBB dosis infusa 360,71 mg/kgBB + CCl4 2 ml/kgBB
Mean Rank
Sum of Ranks
5
8.00
40.00
5
3.00
15.00
b. Grouping Variable: kelompok
Mann-Whitney Test Ranks Kelompok AST_PERLAKUAN
N
kontrol curliv 4,05 ml/kgBB dosis infusa 642,06 mg/kgBB+CCl4 2 ml/kgBB Total
Mean Rank
Sum of Ranks
5
8.00
40.00
5
3.00
15.00
10
Test Statistics
b
AST_PERLAKU AN Mann-Whitney U
.000
Wilcoxon W
15.000
Z
-2.611
Asymp. Sig. (2-tailed)
.009
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)]
.008
a
a. Not corrected for ties. b. Grouping Variable: kelompok
Mann-Whitney Test Ranks Kelompok AST_PERLAKUAN
kontrol curliv 4,05 ml/kgBB dosis infusa 1142,86 mg/kgBB + CCl4 2 ml/kgBB Total
N
Mean Rank
Sum of Ranks
5
8.00
40.00
5
3.00
15.00
10
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Test Statistics
102
b
AST_PERLAKU AN Mann-Whitney U
.000
Wilcoxon W
15.000
Z
-2.611
Asymp. Sig. (2-tailed)
.009
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)]
.008
a
a. Not corrected for ties. b. Grouping Variable: kelompok
Mann-Whitney Test Ranks Kelompok AST_PERLAKUAN
N
dosis infusa 360.71 mg/kgBB + CCl4 2 ml/kgBB dosis infusa 642,06 mg/kgBB+CCl4 2 ml/kgBB Total
Mean Rank 5
3.00
15.00
5
8.00
40.00
10 b
Test Statistics
AST_PERLAKU AN Mann-Whitney U
.000
Wilcoxon W
15.000
Z
-2.611
Asymp. Sig. (2-tailed) Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] a. Not corrected for ties. b. Grouping Variable: kelompok
.009 .008
a
Sum of Ranks
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
103
Mann-Whitney Test Ranks Kelompok AST_PERLAKUAN
N
dosis infusa 360,71 mg/kgBB + CCl4 2 ml/kgBB dosis infusa 1142,86 mg/kgBB + CCl4 2 ml/kgBB Total
Mean Rank
Sum of Ranks
5
3.00
15.00
5
8.00
40.00
10
Test Statistics
b
AST_PERLAKU AN Mann-Whitney U
.000
Wilcoxon W
15.000
Z
-2.611
Asymp. Sig. (2-tailed)
.009
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)]
.008
a
Mann-Whitney Test Ranks Kelompok AST_PERLAKUAN
N
dosis infusa 642,06 mg/kgBB+CCl4 2 ml/kgBB dosis infusa 1142,86 mg/kgBB + CCl4 2 ml/kgBB Total b
AST_PERLAKU AN 3.000
Wilcoxon W
18.000
Z
-1.984
Asymp. Sig. (2-tailed) Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] a. Not corrected for ties.
.047 .056
a
Sum of Ranks
5
7.40
37.00
5
3.60
18.00
10
Test Statistics
Mann-Whitney U
Mean Rank
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
104
Ranks Kelompok AST_PERLAKUAN
N
dosis infusa 642,06 mg/kgBB+CCl4 2 ml/kgBB dosis infusa 1142,86 mg/kgBB + CCl4 2 ml/kgBB
Mean Rank
Sum of Ranks
5
7.40
37.00
5
3.60
18.00
b. Grouping Variable: kelompok
Lampiran 11. Analisis statistik aktivitas serum ALT dan AST perlakuan kontrol negatif olive oil 2 ml/kgBB Descriptive Statistics N kontrol_olive_ALT_jam_ke_0
Mean 5
41.6000
Std. Deviation 2.50998
Minimum 40.00
Maximum 46.00
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
105
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test kontrol_olive_AL T_jam_ke_0 N
5
Normal Parameters
a
Most Extreme Differences
Mean
41.6000
Std. Deviation
2.50998
Absolute
.394
Positive
.394
Negative
-.262
Kolmogorov-Smirnov Z
.882
Asymp. Sig. (2-tailed)
.418
a. Test distribution is Normal.
Descriptive Statistics N kontrol_olive_ALT_jam_ke_24
Mean 5
Std. Deviation
47.6000
Minimum
4.39318
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test kontrol_olive_AL T_jam_ke_24 N Normal Parameters
5 a
Most Extreme Differences
Mean
47.6000
Std. Deviation
4.39318
Absolute
.242
Positive
.242
Negative
-.148
Kolmogorov-Smirnov Z
.541
Asymp. Sig. (2-tailed)
.931
a. Test distribution is Normal.
43.00
Maximum 54.00
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
106
T-Test Paired Samples Statistics Std.
Mean Pair 1
kontrol_olive_ALT _jam_ke_0 kontrol_olive_ALT _jam_ke_24
N
Std.
Error
Deviation
Mean
41.6000
5
2.50998
47.6000
5
4.39318
1.1225 0 1.9646 9
Paired Samples Correlations Correlatio N Pair 1
n
Sig.
kontrol_olive_ALT _jam_ke_0 &
5
kontrol_olive_ALT
.866
.058
_jam_ke_24 Paired Samples Test Paired Differences 95% Confidence Interval of the
Mean
Std.
Std. Error
Deviation
Mean
Difference Lower
Upper
Sig. (2t
df
tailed)
Pair 1 kontrol_olive_AL T_jam_ke_0 kontrol_olive_AL T_jam_ke_24
-6.00000
2.54951
1.14018
9.16563
-2.83437
-5.262
4
.006
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
107
Descriptive Statistics N
Mean
kontrol_olive_AST_jam_ke_0
5
Std. Deviation
50.2000
Minimum
4.96991
43.00
Maximum 54.00
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test kontrol_olive_AS T_jam_ke_0 N Normal Parameters
5 a
Most Extreme Differences
Mean
50.2000
Std. Deviation
4.96991
Absolute
.313
Positive
.222
Negative
-.313
Kolmogorov-Smirnov Z
.701
Asymp. Sig. (2-tailed)
.710
a. Test distribution is Normal.
Descriptive Statistics N kontrol_olive_AST_jam_ke_2 4
Mean 5
60.2000
Std. Deviation 5.26308
Minimum 55.00
Maximum 69.00
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
108
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test kontrol_olive_AS T_jam_ke_24 N
5
Normal Parameters
a
Most Extreme Differences
Mean
60.2000
Std. Deviation
5.26308
Absolute
.315
Positive
.315
Negative
-.162
Kolmogorov-Smirnov Z
.705
Asymp. Sig. (2-tailed)
.703
a. Test distribution is Normal.
T-Test Paired Samples Statistics Mean Pair 1
kontrol_olive_AST_jam_ke_ 0 kontrol_olive_AST_jam_ke_ 24
N
Std. Deviation
Std. Error Mean
50.2000
5
4.96991
2.22261
60.2000
5
5.26308
2.35372
Paired Samples Correlations N Pair 1
Correlation
Sig.
kontrol_olive_AST_jam_ke_ 0&
5
kontrol_olive_AST_jam_ke_
.543
.344
24
Paired Samples Test Paired Differences 95% Confidence Interval of
Mean
Std.
Std. Error
Deviation
Mean
the Difference Lower
Upper
Sig. (2t
df
tailed)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
109
Paired Samples Test Paired Differences 95% Confidence Interval of
Mean
Std.
Std. Error
Deviation
Mean
the Difference Lower
Upper
Sig. (2t
df
tailed)
Pair 1 kontrol_olive_AST_ja m_ke_0 kontrol_olive_AST_ja m_ke_24
-1.00000E1
4.89898
2.19089
-16.08289
-3.91711 -4.564
4
.010
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
110
Descriptive Statistics N
Mean
selisih_ALT_jam_ke_0_dan_
5
24
Std. Deviation
7.4000
Minimum
3.78153
3.00
Maximum 12.00
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test selisih_ALT_jam _ke_0_dan_24 N
5
Normal Parameters
a
Mean
7.4000
Std. Deviation Most Extreme Differences
3.78153
Absolute
.264
Positive
.216
Negative
-.264
Kolmogorov-Smirnov Z
.590
Asymp. Sig. (2-tailed)
.877
a. Test distribution is Normal. Descriptive Statistics N selisih_AST_jam_ke_0_dan_
Mean 5
24
Std. Deviation
10.0000
Minimum
4.89898
4.00
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test selisih_AST_jam _ke_0_dan_24 N Normal Parameters
5 a
Most Extreme Differences
Mean
10.0000
Std. Deviation
4.89898
Absolute
.258
Positive
.193
Negative
-.258
Kolmogorov-Smirnov Z
.578
Asymp. Sig. (2-tailed)
.892
a. Test distribution is Normal.
Maximum 16.00
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
111
Lampiran 12. Perhitungan penetapan peringkat dosis infusa biji P. americana pada kelompok perlakuan Dasar penetapan peringkat
Bobot tertinggi tikus = 350 g
Konsentrasi infusa biji P. americana = 8%
Pemberian infusa menggunakan volume maksimal pemberian per oral pada tikus yaitu 5 ml
Dengan dasar tersebut, maka ditetapkan dosis tertinggi infusa biji P. americana D x BB = C x V Dosis x Berat badan tikus = Konsentrasi infusa x Volume pemberian Dosis x 350 gBB = 8 g/100 ml x 5 ml Dosis = 1142,86 mg/kgBB (dosis tinggi) Penentuan dosis rendah infusa biji P. americana didasarkan pada keterangan empiris penggunaan rebusan serbuk biji P. americana di masyarakat yaitu 4 g/hari. Dosis manusia 70 kgBB = 4 g Angka konversi manusia 70 kgBB ke tikus 200 g = 0,018 Dosis tikus 200 gBB = 4 g x 0,018 = 0,072 g/200gBB
= 360 mg/kgBB
Penentuan dosis tengah dilakukan berdasarkan faktor kelipatan dari kedua dosis tersebut. Faktor kelipatan =
=
,
/
/
= 1,78
Dosis tengah = 1142,86 mg/kgBB / 1,78 = 642,06 mg/kgBB
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
112
Dosis rendah = 642,06 mg/kgBB / 1,78 = 360,71 mg/kgBB
Lampiran 13. Perhitungan Konversi Dosis untuk Manusia Angka konversi tikus 200 g ke manusia 70 kgBB = 56,0 Dosis untuk manusia = dosis tikus 200gBB x angka konversi ke manusia Berdasarkan data tersebut, maka dosis infusa biji P. americana untuk manusia: 1. Infusa biji P. americana 1142,86 mg/kgBB tikus: 1142,86 mg/kgBB = 1142,86 mg/1000gBB = 228,572 mg/200 gBB tikus 228,572 mg/200 gBB x 56,0 = 12,80 g/70 kgBB manusia 2. Infusa biji P. americana 642,06 mg/kgBB tikus: 642,06 mg/kgBB = 642,06 mg/ 1000 gBB = 128,412 mg/200 gBB tikus 128,412 mg/200 gBB x 56,0 = 7,20 g/70 kgBB manusia 3. Infusa biji P. americana 360,71 mg/kgBB tikus: 360,71 mg/kgBB = 360,71 mg/ 1000 gBB = 72,142 mg/200 gBB tikus 72,142 mg/200 gBB x 56,0 = 4,04 g/ 70 kgBB manusia
Lampiran 14. Perhitungan Dosis Curliv® Dosis Curliv® untuk manusia 70 kgBB = 45 ml Dosis untuk tikus 200 gBB = 45 ml/70 kgBB x 0,018 = 0,81 ml/200gBB = 4,05 ml/kgBB
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
113
Lampiran 15. Perhitungan Efek Hepatoprotektif Rumus perhitungan efek hepatoprotektif bila olive oil diasumsikan memiliki efek hepatoprotektif sebesar 100%: (Aktivitas ALT CCl − aktivitas ALT kontrol olive oil) − (Aktivitas ALT perlakuan − aktivitas ALT kontrol olive oil) x 100% (Aktivitas ALT kontrol CCl − aktivitas ALT kontrol olive oil)
Berdasarkan rumus tersebut, maka perhitungan efek hepatoprotektif setiap kelompok perlakuan adalah sebagai berikut:
Kelompok perlakuan infusa biji P. americana dosis 360,71 mg/kgBB + induksi karbon tetraklorida 2 ml/kgBB:
(183,2 − 47,6) − (49,20 − 47,6) (183,2 − 47,6)
100% = 98,8%
Kelompok perlakuan infusa biji P. americana dosis 642,06 mg/kgBB + induksi karbon tetraklorida 2 ml/kgBB:
(183,2 − 47,6) − (99,80 − 47,6) (183,2 − 47,6)
100% = 61,5%
Kelompok perlakuan infusa biji P. americana dosis 1142,86 mg/kgBB + induksi karbon tetraklorida 2 ml/kgBB:
(183,2 − 47,6) − (65,20 − 47,6) (183,2 − 47,6)
100% = 87,0%
Kelompok kontrol Curliv® + induksi karbon tetraklorida 2 ml/kgBB: (183,2 − 47,6) − (105,4 − 47,6) (183,2 − 47,6)
100% = 57,4%
Lampiran 16. Perbandingan daya hepatoprotektif dosis IBPA perlakuan dengan Curliv® Bila diasumsikan Curliv® memiliki efek hepatoprotektif 100%, maka untuk mengetahui daya hepatoprotektif ketiga peringkat dosis bila dibandingkan dengan Curliv® menggunakan rumus sebagai berikut.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
(Aktivitas ALT CCl − aktivitas ALT ®) − (Aktivitas ALT perlakuan − aktivitas ALT (Aktivitas ALT kontrol CCl − aktivitas ALT ®)
®)
114
x 100%
Berdasarkan rumus tersebut, maka daya hepatoprotektif setiap kelompok perlakuan dibandingkan dengan kontrol positif Curliv® adalah sebagai berikut:
Kelompok perlakuan infusa biji P. americana dosis 360,71 mg/kgBB + induksi karbon tetraklorida 2 ml/kgBB:
(183,2 − 105,4) − (49,20 − 105,4) (183,2 − 105,4)
100% = 172,24%
Kelompok perlakuan infusa biji P. americana dosis 642,06 mg/kgBB + induksi karbon tetraklorida 2 ml/kgBB:
(183,2 − 105,4) − (99,80 − 105,4) (183,2 − 105,4)
100% = 107,20%
Kelompok perlakuan infusa biji P. americana dosis 1142,86 mg/kgBB + induksi karbon tetraklorida 2 ml/kgBB: (183,2 − 105,46) − (65,20 − 105,4) (183,2 − 105,46)
100% = 151,67%
Lampiran 17. Penetapan kadar air serbuk biji P. americana Penentuan kadar air dilakukan dengan Gravimetri dengan menggunakan alat moisture balance. Pemanasan sampel dilakukan pada suhi 105°C selama 15 menit. Hasil penetapan kadar air sebagai berikut: Tabel XI. Hasil Penetapan kadar air serbuk biji P. americana Bobot sebelum
Replikasi I
Replikasi II
Replikasi III
pemanasan
5,000 gram
5,000 gram
5,000 gram
Kadar air
7,52%
7,28%
7,40% Rata-rata kadar air = 7,4%
Persyaratan kadar air serbuk yang baik yaitu kurang dari 10%, sehingga dari hasil yang diperoleh menyatakan bahwa kadar air serbuk biji P. americana memenuhi persyaratan tersebut.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 18. Hasil pengukuran validitas dan reabilitas Tabel XII. Hasil validitas dan reabilitas Dilihat dari serum kontrol (ALT range 26,2-41,8 U/L)
35
0,4
(x - x ¯ )
34
-0,6
0,36
0,4
0,16
34
-0,6
0,36
35
0,4
0,16
x (U/L)
35
34,60
0,16
1,2
=
∑
=
,
CV =
Range = ¯x ± SD = 34,6 ± 0,55 = 34,05 – 35,15
,
,
=0,55 100% = 1,58%
Syarat CV yang baik ≤ 2%
115
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
116
BIOGRAFI PENULIS Penulis
skripsi
dengan
judul
“Efek
Hepatoprotektif Infusa Biji Persea americana Mill. terhadap Aktivitas ALT-AST Serum pada Tikus Terinduksi Karbon Tetraklorida” memiliki nama lengkap Ni Luh Putu Dian Prawita Putri. Penulis lahir di Denpasar pada tanggal 28 April 1992, merupakan putri tunggal dalam keluarga pasangan I Made Wita dan Gusti Ayu Rai. Penulis mengawali masa pendidikannya di TK Kumara Santhi Sanur (1997-1998), kemudian melanjutkan pendidikan tingkat Sekolah Dasar di SD No. 1 Sanur (1998-2004). Pendidikan Sekolah Menengah Pertama ditempuh oleh penulis di SMP Negeri 3 Denpasar (2004-2007) dan melanjutkan ke SMA Negeri 4 Denpasar (2007-2010). Demi mewujudkan cita-cita sebagai seorang apoteker, penulis melanjutkan pendidikan tingkat Strata I di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta pada tahun 2010. Semasa kuliah, penulis aktif dalam berbagai kepanitiaan dan unit kegiatan mahasiswa. Penulis menyalurkan hobi menari dengan mengikuti UKM Grisadha (2010) dan Sekar Jepun (2013). Penulis pernah menjabat sebagai Bendahara Donor Darah JMKI USD (2011), Wakil Komisaris eksternal JMKI USD (2012), anggota divisi konsumsi pada acara Sumpahan Apoteker XXV Fakultas Farmasi USD (2013). Penulis pernah menjadi asisten praktikum Kimia Dasar (2011), Komunikasi Farmasi (2013) dan Farmasi Komunitas (2013). Selain itu, penulis merupakan salah satu peserta PIMNAS XXV 2012 di Yogyakarta, Juara III Patient Counseling Competion di Universitas Indonesia (2013) dan Juara I CIET-C Universitas Brawijaya Malang (2013).