PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BENTUK DAN STRATEGI DUKUNGAN SOSIAL TERHADAP PSYCHOLOGICAL WELL BEING PADA PENDERITA KANKER PAYUDARA
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi Program Studi Psikologi
Oleh : Intan Ayu Anggun Purwitasari NIM : 089114086
PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2013 i
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI ,
ii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
iii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
“SEMUA AKAN INDAH PADA WAKTU-NYA”
“Serahkanlah segala kekhawatiranmu kepada-Nya, sebab Ia yang memelihara kamu” 1 Petrus 5:7
“dan ketekunan menimbulkan tahan uji dan tahan uji menimbulkan pengharapan. Dan pengharapan tidak mengecewakan.” Roma 5 : 4-5a
Segala usaha kerasku ini aku persembahakan kepada TUHAN YESUS sumber segala kehidupan, Papi dan Mami yang senantiasa mendukung dan mendoakan, Kakak dan adik-adikku yang aku sayangi
iv
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian dari karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 29 Oktober 2013 Penulis,
Intan Ayu Anggun Purwitasari
v
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BENTUK DAN STRATEGI DUKUNGAN SOSIAL TERHADAP PSYCHOLOGICAL WELL BEING PADA PENDERITA KANKER PAYUDARA Intan Ayu Anggun Purwitasari ABSTRAK Tujuan dari penelitian ini adalah melihat bentuk dan strategi dukungan sosial yang dipersepsi mendukung dimensi psychological well being pada penderita kanker payudara. Penelitian ini penting dilakukan karena dukungan sosial merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi psychological well being dan tidak semua dukungan yang diberikan dapat diterima sebagai dukungan sosial oleh penerima dukungan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif. Subjek yang terlibat dalam penelitian ini adalah 5 orang pasien kanker payudara stadium lanjut. Pemilihan subjek menggunakan teknik criterion sampling, dengan salah satu kriteria memiliki psychological well being yang baik. Pengumpulan data dilakukan dengan melakukan wawancara mendalam kepada setiap subjek. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa jenis dukungan sosial yang diterima adalah dukungan sosial emosional, dukungan sosial instrumental, dukungan sosial informatif, dukungan sosial penghargaan, dan dukungan sosial jaringan sosial. Adapun bentuk dukungan sosial yang diterima adalah semangat, perhatian, nasihat, informasi, dorongan untuk berobat, menerima apa adanya, dukungan beraktivitas, ajakan beraktivitas, bantuan tenaga dan waktu, menanyakan kabar, serta adanya bantuan materi. Dukungan tersebut diberikan dengan cara pendampingan, pengarahan, berbagi pengalaman, pemberian kebebasan, penerimaan, menemani, memotivasi, dan pemberian bantuan. Kata kunci : kanker payudara, bentuk dukungan sosial, strategi dukungan sosial, psychological well being
vi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
THE SOSCIAL SUPPORT STRATEGIES AND FORMS FOR PSYCHOLOGICAL WELL BEING OF BREAST CANCER PATIENTS Intan Ayu Anggun Purwitasari ABSTRACT The purpose of this research is to seek the form of social support and to see the strategies of social support which may influence psychological well being dimension of breast cancer patient. This research is so important to do because social support is as one factors affect psychological well being and should be noted that not all supports could be accepted by the patient as social support. This research, descriptive qualitative approach is used. Here, there are 5 advanced breast cancer patients are selected as the subjects as well as used for the criterion sampling method. One of the criteria is that they should have good psychological well being. The data was collected by conducting in-depth interview for each subject. The results of this research indicate that the sort of accepted social supports are emotional, instrumental, informative, achievement sosial support, and social community support. Whereas, the forms of social support could be in the form of courage, care, advice, information, encouragement to seek treatment, acceptance, effort of time and energy, greeting, and material assistance. Those supports could be given by mentoring way, briefing, sharing experiences, giving discretion, acceptance, accompany, motivate, and giving assistance. Keywords : breast cancer, forms of social support, social support strategies, psychological well being.
vii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma Nama Nomor Mahasiswa
: Intan Ayu Anggun Purwitasari : 089114086
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan Kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul : BENTUK DAN STRATEGI DUKUNGAN SOSIAL TERHADAP PSYCHOLOGICAL WELL BEING PADA PENDERITA KANKER PAYUDARA beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan Kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis. Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal : 29 Oktober 2013
Yang menyatakan,
(Intan Ayu Anggun Purwitasari)
viii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus Yang Maha Esa yang telah melimpahkan kasih, berkat, rahmat, dan anugrah yang melimpah, sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi dengan judul “Bentuk dan Strategi Dukungan Sosial Terhadap Psychological Well Being pada Penderita Kanker Payudara” dengan baik. Penulisan skripsi ini merupakan kelengkapan dan pemenuhan dari salah satu syarat dalam memperoleh gelar Sarjana Psikologi. Selain itu, penulisan skripsi ini juga berguna bagi penulis untuk berlatih melakukan sebuah penelitian dan menghasilkan sebuah karya yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah, sehingga dapat bermanfaat. Dalam proses penyelesaian skripsi ini, penulis banyak mendapatkan hambatan yang berasal dari dalam diri maupun dari luar. Namun, berkat dukungan, bimbingan, saran dan masukan dari berbagai pihak, baik secara langsung maupun secara tidak langsung, penulis mampu menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati, pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada : 1.
Tuhan Yesus Kristus atas kasih, nafas kehidupan, anugerah kebijaksanaan, ketekunan, dan kesabaran yang tiada habisnya, terus mengalir dalam kehidupan penulis.
2.
Bapak Cornelius Siswa Widyatmoko, M.Psi. selaku Dekan Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma.
ix
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
3.
Ibu Ratri Sunar Astuti, M.Si. selaku Kaprodi dan Ibu Dewi Soerna Anggraeni, M.Psi. selaku Wakaprodi.
4.
Ibu Agnes Indar Etikawati, S.Psi., M.Si., Psi. selaku dosen pembimbing akademik.
5.
Ibu Dr. Tjipto Susana, Psi. selaku dosen pembimbing skripsi atas bimbingan, kesabaran, petunjuk, masukan, kritik yang diberikan selama proses penulisan skripsi.
6.
Mas Gandung, Pak Gik, Bu Nanik, Mas Doni, Mas Muji terima kasih atas bantuan dan kerja samanya selama ini.
7.
Direktur RS Bethesda atas perizinan yang diberikan untuk melakukan penelitian. Staff RS Bethesda atas bantuan dan partisipasinya dalam penelitian ini.
8.
Ibu S, Ibu K, Ibu D, Ibu I, dan Ibu R, atas kesediaannya menjadi subjek dan atas pengalaman hidup yang sudah dibagikan.
9.
Keluarga, Papi, Mami, terima kasih atas bimbingannya selama ini. Terima kasih untuk dukungan doa, materi, finansial, fasilitas, kasih sayang, pengertian dan segala macam kebutuhan selama proses kuliah sampai proses penulisan skripsi. Terima kasih telah menjadi pendukung terhebat dan yang paling setia.
10.
Mamas Agung, Lalak, Pampam atas keceriaan yang membahagiakan.
11.
Bude Madi (Alm.) atas pengalaman tentang penyakit kanker. Bude itu inspirasi buat aku untuk meneliti tentang kanker payudara.
x
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
12.
Teman seperjuanganku Oshin, Tiwai, Ciput, Caecil, Vina, Dessi, Koh Be, atas dukungan, bantuan, dan canda tawa yang kalian hadirkan dalam hidupku.
13.
Temen-teman Psikologi 2008 terima kasih untuk kebersamaannya selama ini.
14.
Teman satu bimbingan Evrisya, Cintya, Iness, Nopai, Puji, menggalau bersama kalian itu mengesankan sekali. Suka duka skripsi kita lalui bersama. Terima kasih teman untuk semuanya.
15.
Pihak-pihak lain yang tidak dapat disebutkan namanya satu per satu yang sudah turut membantu dan mendukung. Penulis menyadari bahwa penelitian dan laporan Skripsi ini masih jauh
dari sempurna. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak. Akhir kata, penulis memohon maaf apabila terdapat kesalahan yang disengaja maupun tidak selama proses penelitian dan penulisan laporan ini. Sekali lagi, penulis mohon maaf dan terima kasih. Semoga hasil penelitian ini dapat berguna bagi kita semua.
Yogyakarta, 29 Oktober 2013 Penulis,
Intan Ayu Anggun Purwitasari
xi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ……………………………………………………….. i HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ……..………...
ii
HALAMAN PENGESAHAN ……………………………………………..
iii
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN …………………………. iv HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA …………………...
v
ABSTRAK …………………………………………………………………. vi ABSTRACT ………………………………………………………………... vii HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ……………………...
viii
KATA PENGANTAR …………………………………………………......
ix
DAFTAR ISI ……………………………………………………………….. xii DAFTAR TABEL …………………………………………………………. xvi DAFTAR LAMPIRAN ……………………………………………………. xvii BAB I. PENDAHULUAN …………………………………………………. 1 A. Latar Belakang Masalah …….……………………………………. 1 B. Rumusan Masalah ………………………………………………… 9 C. Tujuan Penelitian …………………………………………………. 9 D. Manfaat Penelitian ………………………………………………… 9 1. Manfaat Teoretis ……………………………………………...
9
2. Manfaat Praktis ……………………………………………….. 10
xii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ………………………………………….. 11 A. Dukungan Sosial ………………………………………………….. 11 1. Pengertian Dukungan Sosial ……………………………..…… 11 2. Jenis Dukungan Sosial ………………………………………... 12 3. Faktor Penentu Dukungan Sosial ……………………………... 15 4. Penelitian-penelitian tentang Dukungan Sosial ………………
17
B. Psychological Well Being …………………………………………. 18 1. Pengertian Psychological Well Being ………………………… 18 2. Dimensi-dimensi Psychological Well Being ………………….. 21 3. Faktor yang Mempengaruhi Psychological Well Being ………. 24 4. Penelitian-penelitian tentang Psychological Well Being ……..
26
C. Penelitian-penelitian Tentang Dukungan Sosial dan Psychological Well Being ………………………………………………………… 27 BAB III. METODE PENELITIAN ..……………………………………... 29 A. Jenis Penelitian ……………………………………………………. 29 B. Fokus Penelitian …………………………………………………... 30 C. Etika Penelitian …………………………………………………… 31 D. Definisi Operasional ………………………………………………. 31 E. Subjek Penelitian ………………………………………………….. 33 F. Metode Pengumpulan Data ……………………………………….. 34 1. Skala Item Tunggal …………………………………………… 34 2. Wawancara ……………………………………………………. 38
xiii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
G. Prosedur Analisis Data ……………………………………………. 45 1. Organisasi Data …..…………………………………………… 45 2. Koding …..…………………………………………………..… 46 3. Analisis Tema …..……………………………………………... 46 4. Interpretasi …..………………………………………………… 47 H. Kredibilitas Penelitian …………………………………………….. 47 1. Member Checking …………………………..………………… 48 2. Validitas Argumentatif …………………………..…………… 48 3. Validitas Ekoligis …………………………..………………… 48 BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ………………..
49
A. Proses Penelitian ………………………………………………….. 49 1. Persiapan Penelitian …………………………………………... 49 2. Pelaksanaan Penelitian ………………………………………... 52 3. Proses Analisis Data ………………………………………….. 54 4. Jadwal Pengambilan Data …………………………………….. 55 B. Profil Subjek ………………………………………………………. 57 1. Subjek Pertama ……………………………………………….. 57 2. Subjek Kedua …………………………………………………. 57 3. Subjek Ketiga …………………………………………………. 58 4. Subjek Keempat ………………………………………………. 58 5. Subjek Kelima ………………………………………………… 59
xiv
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
C. Temuan Hasil Penelitian ………………………………………….. 59 1. Subjek Pertama ……………………………………………….. 59 2. Subjek Kedua …………………………………………………. 72 3. Subjek Ketiga …………………………………………………. 87 4. Subjek Keempat ………………………………………………. 100 5. Subjek Kelima ………………………………………………… 113 D. Pembahasan ……………………………………………………….. 128 BAB V. PENUTUP ………………………………………………………… 145 A. Kesimpulan ………………………………………………………... 145 B. Keterbatasan Penelitian …………………………………………… 147 C. Saran ………………………………………………………………. 147 1. Bagi Peneliti Selanjutnya ……………………………………... 147 2. Bagi Pasien Kanker Payudara ………………………………… 148 3. Bagi Keluarga Pasien Kanker Payudara ……………………… 148 4. Bagi Pihak Rumah Sakit atau Lembaga yang Bergerak di Bidang Kanker ………………………………………………… 149 DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………… 150 LAMPIRAN ………………………………………………………………... 153
xv
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Hasil Survey Istilah Psychological Well Being …………………..... 37 Tabel 2. Daftar Pertanyaan Panduan Wawancara …………………………… 39 Tabel 3. Jadwal Pelaksanaan Pengambilan Data Subjek 1 ………………….. 55 Tabel 4. Jadwal Pelaksanaan Pengambilan Data Subjek 2 ………………….. 55 Tabel 5. Jadwal Pelaksanaan Pengambilan Data Subjek 3 ………………….. 56 Tabel 6. Jadwal Pelaksanaan Pengambilan Data Subjek 4 ………………….. 56 Tabel 7. Jadwal Pelaksanaan Pengambilan Data Subjek 5 ………………….. 57
xvi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1.
Hasil Tryout Skala The Ryff’s Scale of Psychological Well Being ………………………………………………………… 154
Lampiran 2.
Hasil Perhitungan Statistik Tryout Skala The Ryff’s Scale of Psychological Well Being …………………………………… 159
Lampiran 3.
Panduan Wawancara ………………………………………… 163
Lampiran 4.
Transkrip Verbatim Wawancara dan Analisis Data Subjek 1 (Ibu S) ……………………………………………………….. 166
Lampiran 5.
Transkrip Verbatim Wawancara dan Analisis Data Subjek 2 (Ibu K) ……………………………………………………….. 183
Lampiran 6.
Transkrip Verbatim Wawancara dan Analisis Data Subjek 3 (Ibu D) ……………………………………………………….. 195
Lampiran 7.
Transkrip Verbatim Wawancara dan Analisis Data Subjek 4 (Ibu I) ………………………………………………………... 212
Lampiran 8.
Transkrip Verbatim Wawancara dan Analisis Data Subjek 5 (Ibu R) ……………………………………………………….. 231
Lampiran 9.
Surat Perizinan dari Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta …..
247
Lampiran 10. Informed Consent ……………………………………………. 248 Lampiran 11. Surat Pernyataan Persetujuan Wawancara …………...………. 250 Lampiran 12. Surat Keterangan Keabsahan Wawancara ………..……...…
xvii
251
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH Kanker merupakan salah satu penyakit yang sangat ditakuti. Hal ini dikarenakan, kanker merupakan salah satu penyakit ganas yang mematikan. Di dunia, 12% seluruh kematian disebabkan oleh kanker. Data World Health Organization (WHO) dan Bank Dunia memperkirakan setiap tahun, 12 juta orang di seluruh dunia menderita kanker dan 7,6 juta orang meninggal dunia. Ironisnya, kasus ini mengalami perkembangan yang cepat pada negara miskin dan berkembang (Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2010). Sebanyak dua pertiga dari penderita kanker di dunia tersebut berada di negara-negara berkembang, termasuk Indonesia (Lubis, 2009). Menurut Prof. Tjandra Yoga, prevalensi penyakit tumor atau kanker di Indonesia sebesar 4,3% per 1.000 penduduk (Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2010). Data Departemen Kesehatan menunjukkan bahwa jumlah penderita kanker di Indonesia mencapai 6 persen dari populasi dan menempatkan penyakit
tersebut
secara
keseluruhan sebagai
pembunuh
nomor
6
dibandingkan dengan penyakit lainnya (Lubis, 2009). Kanker bisa menyerang siapa saja, baik laki-laki, perempuan, anakanak, remaja maupun dewasa. Salah satu kanker yang banyak menyerang kaum perempuan adalah kanker payudara. Penyakit ini terus mengalami peningkatan pada setiap tahunnya. Menurut Profil Kesehatan Indonesia tahun
1
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
2
2008, kanker payudara menempati peringkat pertama penyakit kanker pada pasien rawat inap di rumah sakit pada tahun 2004 – 2007. Pada tahun 2004 angka kejadian kanker payudara sebanyak 5.207 kasus, tahun 2005 sebanyak 7.850 kasus, tahun 2006 sebanyak 8.328 kasus, dan tahun 2007 sebanyak 8.277 kasus. Berdasarkan data Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS) tahun 2007, kanker payudara menempati urutan pertama pada pasien rawat inap di seluruh Rumah sakit di Indonesia, yaitu sebesar 16,85%. Selain itu, kanker yang paling banyak diderita oleh perempuan di Indonesia adalah kanker payudara dengan angka kejadian 26 per 100.000 perempuan (Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2010). Kanker dapat menimpa semua orang, pada setiap bagian tubuh, dan pada semua golongan umur, namun lebih sering menimpa orang yang berusia 40 tahun. Sebesar 60-70% kasus kanker payudara yang terjadi di Indonesia terdeteksi pada stadium lanjut (stadium 3 dan stadium 4). Sedangkan kasus yang ditemukan pada stadium 1 sebesar kurang dari 10% (Yayasan Kanker Indonesia, 2012). Hal ini dikarenakan gejala permulaan kanker payudara tidak dirasakan ataupun tidak disadari oleh penderitanya. Kanker payudara merupakan penyakit yang sangat ditakuti oleh kaum perempuan. Hal ini dikarenakan berkaitan dengan kondisi fisik, terutama penampilan perempuan. Payudara memiliki nilai yang tinggi bagi perempuan. Payudara merupakan tanda kewanitaan secara fisik, sebagai organ yang
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
3
memproduksi ASI, sebagai simbol peran seorang ibu, serta memiliki makna seksual yang penting. Seseorang yang menderita kanker payudara harus mengikuti beberapa tahap pengobatan, yaitu operasi, radiasi, dan kemoterapi. Berbagai macam pengobatan tersebut memberikan dampak fisik pada penderitanya. Dampak tersebut adalah tubuh tidak lagi indah karena kehilangan salah satu anggota tubuhnya, rambut menjadi rontok, kulit menghitam, mual, susah menelan, dan terasa nyeri pada bekas luka operasi. Manusia merupakan pribadi yang mempunyai sifat holistik, yaitu makhluk fisik yang sekaligus psikologis. Kedua aspek ini saling berkaitan satu sama lain dan saling mempengaruhi. Sehingga apa yang terjadi dengan kondisi fisik manusia akan mempengaruhi pula kondisi psikologisnya (Lubis, 2009). Hal ini dapat dilihat pada penderita penyakit kronis, seperti kanker payudara. Reaksi psikologis yang dapat muncul setelah pasien divonis kanker payudara pada umumnya merasa shock, takut, tidak bisa menerima kenyataan, sampai pada depresi (Hawari dalam Uila, 2009). Seseorang yang menderita kanker akan mengalami suatu keadaan mental yang tidak nyaman. Keadaan ini disebabkan oleh beban psikologis yang harus ditanggung. Seseorang yang terdiagnosis menderita kanker akan memiliki tekanan yang lebih besar dibandingkan seseorang yang terdiagnosis penyakit lainnya (Saphiro dalam Ozkan & Ogee, 2008). Reaksi psikologis yang dialami oleh penderita kanker sangatlah beragam. Hal tersebut disebabkan oleh keadaan dan kemampuan masing-masing individu dalam
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
4
menghadapi penyakitnya. Walaupun begitu, ada enam reaksi psikologis yang utama, yaitu kecemasan, depresi, perasaan kehilangan kontrol, gangguan kognitif atau status mental, gangguan seksual, serta penolakan terhadap kenyataan (Prokop dalam Lubis, 2009). Sedangkan menurut Taylor (dalam Lubis, 2009) ada 3 bentuk respon emosional yang biasanya muncul pada pasien penyakit kronis seperti kanker, yaitu penolakan, kecemasan, dan depresi. Pasien yang mengalami kanker akan menunjukkan stress dan depresi yang ditunjukkan dengan perasaan sedih, putus asa, pesimis, merasa gagal, tidak puas dalam hidup, merasa lebih buruk dari orang lain, penilaian rendah terhadap tubuhnya dan merasa tidak berdaya (Lubis, 2009). Selain depresi, kecemasan merupakan respon yang umum terjadi setelah penyakit kanker terdiagnosis. Seorang yang menderita kanker payudara akan terus mengalami kecemasan. Kecemasan yang dialami akan mengalami peningkatan ketika penderita membayangkan terjadinya perubahan dalam dirinya di masa depan akibat dari penyakit yang di derita, maupun akibat dari proses penanganan penyakit. Kecemasan dan depresi merupakan gangguan psikologis yang sangat umum terjadi pada pasien kanker payudara. Miller dan Rober (dalam Uila, 2009) mengungkapkan bahwa seorang penderita kanker payudara juga akan mengalami kecemasan dan depresi. Hawari (dalam Uila, 2009) dalam bukunya mengungkapkan bahwa pasien yang tidak bisa menyesuaikan diri dengan penyakitnya akan mengalami kecemasan dan depresi yang akan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
5
menyebabkan penurunan kekebalan tubuh dan memperparah penyakitnya. Selain itu, penelitian yang dilakukan oleh Colegrave (dalam Anggraeni & Ekowati,
2010)
mengungkapkan
bahwa
terdapat
peningkatan
level
kecemasan dan depresi pada wanita dengan kasus kanker payudara, sampai pada fase klinis-patologis. Karyono, Dewi, dan Lela (2008) berpendapat bahwa penyakit kanker payudara juga berkaitan dengan kualitas hidup penderitanya. Kualitas hidup tersebut terdiri atas empat dimensi, yaitu kesejahteraan fisik, psikologis, fungsional, dan sosial. Halim (dalam Karyono, 2008) mengungkapkan bahwa salah satu bentuk penurunan kualitas hidup yang dialami pasien kanker payudara adalah terjadinya penurunan kesejahteraan psikologis. Berdasarkan uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa kondisi psikologis, seperti kecemasan dan depresi mempengaruhi kualitas hidup penderita kanker payudara. Dalam keadaan yang seperti itu, penderita kanker payudara sangat membutuhkan dukungan sosial dari orang-orang yang berarti dalam hidupnya. Oleh sebab itu, seseorang yang menderita kanker payudara tidak hanya perlu mendapatkan penanganan secara fisik saja, tetapi juga secara psikologis. Selain membutuhkan perawatan yang cepat dan diagnosis secara akurat,
pasien kanker juga sangat membutuhkan dukungan sosial
dalam menjalani perawatan kanker (Clark dalam Ozkan & Ogee, 2008). Salah satu faktor yang mempengaruhi tinggi atau rendahnya psychological well being adalah faktor dukungan sosial. Seseorang yang sedang dihadapkan pada masalah atau kesulitan hidup dan ia mendapatkan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
6
dukungan sosial dari lingkungannya, maka beban psikologis yang harus ditanggung menjadi lebih ringan. Secara teoretis, dukungan sosial dapat menurunkan kecenderungan munculnya kejadian yang dapat mengakibatkan stress (Baziad dalam Anggraeni & Ekowati, 2010). Dukungan sosial yang diterima menjadikan individu merasa nyaman dan tenang. Selain itu, dukungan sosial juga dapat mengurangi tekanan psikologis yang disebabkan oleh penyakit. Dukungan sosial memiliki peran yang besar bagi seseorang yang memiliki beban berat, seperti menderita penyakit kanker. Namun, dukungan sosial yang diterima dan dirasakan dapat berbeda antara individu yang satu dengan individu yang lainnya. Perbedaan dikarenakan setiap individu memiliki pemaknaan yang berbeda dalam merasakan penerimaan dukungan tersebut (Salsabila, 2009). Pendapat tersebut sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Primadi dan Hadjam (2010), mereka meneliti
mengenai
kualitas hidup dan dukungan sosial pada Orang Dengan Epilepsi (ODE). Penelitian tersebut menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara kedua hal tersebut. Hal ini dikarenakan subjek tidak merasakan dukungan sosial dari keluarga. Dalam penelitian ini, keluarga salah satu ODE memberikan dukungan berupa perlindungan, namum ODE tersebut menilai bahwa keluarganya bersifat terlalu melindungi. Kekhawatiran keluarga akan aktivitas membuat ODE menjadi tidak tenang dalam menjalani aktivitas. Selama ini, penelitian mengenai dukungan sosial terhadap penderita kanker payudara hanya meneliti mengenai dampak dari dukungan sosial yang
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
7
yang diberikan kepada penderita kanker payudara. Ozkan dan Ogee (2008) mengungkapkan bahwa dukungan sosial memiliki peran penting dalam mencegah masalah-masalah psikologis, seperti kecemasan dan depresi yang umumnya terjadi pada penderita kanker. Selain itu, penelitian yang dilakukan Sari (2011) juga mengungkapkan bahwa dukungan sosial yang diperoleh penderita kanker memberikan dampak positif, sehingga penderita kanker payudara bisa mengatasi tekanan psikologisnya, seperti sedih, putus asa, cemas, dan depresi. Dampak lain dari dukungan sosial pada pasien kanker payudara adalah bahwa dengan mendapatkan dukungan sosial, pasien kanker payudara menjadi tidak mudah putus asa terhadap penyakitnya, bersemangat untuk pulih dari penyakit, lebih kuat, dan lebih rajin dalam beribadah kepada Tuhan (Sari & Prasetyadi, 2005). Selain itu, penelitian yang ditemukan mengenai dukungan sosial bagi penderita kanker payudara hanya membahas bentuk dukungan sosial secara umum, dan belum ditemukan penelitian yang meneliti mengenai bentuk dan strategi dukungan sosial secara konkret. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Anggraeni dan Ekowati (2010) menunjukkan bahwa dukungan yang diberikan oleh keluarga berupa pemenuhan kebutuhan dasar, spiritual, afektif, manajemen konflik keluarga, finansial dan berespon positif terhadap kondisi pasien. Berdasarkan penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya, diketahui bahwa dukungan sosial merupakan salah satu faktor yang menentukan tinggi atau rendahnya psychological well being penderita kanker payudara (Baziad
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
8
dalam Anggraeni & Ekowati, 2010). Selain itu, dukungan sosial memiliki hubungan yang positif dengan psychological well being, salah satunya adalah penderita kanker payudara memiliki harapan hidup yang tinggi (Denewer, Farouk, Mostafa, & Elshamy, 2011; Sari & Prasetyadi, 2005). Namun, dukungan sosial yang diberikan tidak selamanya mampu dimaknai sebagai dukungan bagi penderita kanker payudara (Salsabila, 2009; Primadi & Hadjam, 2010). Selain itu, penelitian mengenai bentuk konkret dukungan sosial yang diberikan kepada penderita kanker payudara belum ditemukan. Hal ini memberi peluang bagi peneliti-peneliti selanjutnya untuk mengungkap lebih detail mengenai bentuk-bentuk dukungan sosial dan strategi yang dipersepsi mendukung psychological well being berdasarkan pemaknaan penderita kanker payudara. Beberapa hal tersebut itulah yang melatarbelakangi peneliti untuk melakukan penelitian mengenai pemaknaan dukungan sosial menurut penderita kanker payudara yang dipersepsi mendukung psychological well being. Dengan melakukan penelitian mengenai pemaknaan dukungan sosial, maka diharapkan akan memberikan jawaban mengenai bagaimana strategi dan bentuk dukungan sosial yang dipersepsi mendukung psychological well being pada penderita kanker payudara. Dalam penelitian ini, peneliti akan menggunakan pendekatan kualitatif. Hal ini dikarenakan peneliti ingin memahami pemaknaan dukungan sosial berdasarkan pengalaman penerima dukungan sosial, dalam hal ini adalah penderita kanker payudara. Pendekatan kualitatif yang digunakan oleh
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
9
peneliti mampu memfasilitasi peneliti untuk melakukan penggalian data secara langsung dari penderita kanker payudara, sehingga peneliti bisa mendapatkan data mengenai strategi dan bentuk dukungan sosial yang dipersepsi mendukung psychological well being penderita kanker payudara, serta melihat jenis dukungan sosial yang paling mempengaruhi dalam meningkatkan psychological well being penderita kanker payudara.
B. RUMUSAN MASALAH Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah “bagaimana strategi pemberian dan bentuk dukungan sosial yang dipersepsi mendukung psychological well being pada penderita kanker payudara?”
C. TUJUAN PENELITIAN Tujuan diadakannya penelitian ini adalah peneliti ingin melihat gambaran strategi pemberian dan bentuk dukungan sosial yang dipersepsi mendukung psychological well being pada penderita kanker payudara.
D. MANFAAT PENELITIAN 1. Manfaat Teoretis Menambah pengetahuan mengenai strategi pemberian dan bentuk dukungan sosial yang dipersepsi mendukung psychological well being pada penderita kanker payudara, sehingga berguna bagi perkembangan ilmu psikologi, terutama psikologi kesehatan dan sosial.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
10
2. Manfaat Praktis a. Membantu tenaga medis maupun psikolog kesehatan dalam memilih pendekatan dan bantuan yang akan digunakan dalam menangani pasien kanker payudara, terkait dengan bentuk dukungan sosial dan strategi yang digunakan dalam meningkatkan psychological well being. b. Menambah pengetahuan bagi keluarga, sehingga keluarga mampu memberikan dukungan yang sesuai dan menambah pengetahuan mengenai strategi yang digunakan dalam meningkatkan psychological well being pada penderita kanker payudara.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. DUKUNGAN SOSIAL 1. Pengertian Dukungan Sosial Manusia sangat memerlukan kehadiran orang lain dalam kehidupannya. Hal ini dikarenakan, setiap manusia tidak bisa memenuhi
sendiri
kebutuhan
fisik
maupun
psikologisnya.
Kenyamanan fisik dan psikologis yang diberikan oleh orang lain merupakan hal yang bermanfaat dan merupakan sesuatu yang sangat efektif ketika seseorang mengalami stress (Frazier, dalam Baron & Byrne, 2005). Maka dari itu, manusia membutuhkan dukungan sosial yang berasal dari orang-orang di sekitarnya. Menurut Kamus Psikologi (2008), dukungan atau support adalah menyediakan sesuatu untuk memenuhi kebutuhan orang lain, memberikan dorongan atau pengobatan, semangat dan nasihat kepada orang lain dalam satu situasi pembuatan keputusan. Dukungan sosial merupakan informasi dan umpan balik dari orang lain yang menunjukkan bahwa seseorang dicintai, diperhatikan, dihargai dan dihormati, serta dilibatkan dalam jaringan komunikasi. Dukungan sosial secara efektif mampu mengurangi tekanan psikologis, termasuk depresi ataupun kecemasan (Kim, Sherman, & Taylor, 2008). Menurut Sarafino (1994), dukungan sosial adalah bantuan yang
11
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
12
diberikan oleh orang lain atau kelompok lain, yang membuat penerima merasa nyaman, dicintai dan dihargai. Sedangkan Gottlieb dalam Smet (1994), mengungkapkan bahwa dukungan sosial terdiri dari informasi atau nasihat verbal atau non-verbal, bantuan nyata, atau tindakan yang diberikan oleh keakraban sosial atau yang didapat karena mempunyai manfaat emosional atau efek perilaku bagi penerima. Dukungan sosial merupakan jaringan yang terdiri dari orang-orang yang menyediakan landasan bagi individu, menunjukkan perhatian dan kepedulian, mengkomunikasikan
penerimaan,
memberikan
bantuan
secara
langsung, dan memberikan solusi mengenai suatu masalah (Wilson, Nathan, O’ learny, & Clark, 1996). Dari beberapa definisi tersebut dapat disimpulkan, bahwa dukungan sosial dapat didefinisikan sebagai bantuan dan informasi verbal ataupun non-verbal yang berasal dari orang lain maupun kelompok lain yang memiliki manfaat emosional atau efek perilaku bagi penerima. Dengan mendapatkan dukungan sosial, seseorang merasa bahwa dirinya dicintai, dihormati, diperhatikan, dihargai, dan merasa nyaman sehingga mampu mengurangi tekanan psikologis yang dialaminya.
2. Jenis Dukungan Sosial Ada berbagai macam dukungan sosial yang bisa diberikan kepada orang lain (Cohen & McKay, 1984; Cutrona & Russell, 1990;
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
13
House, 1984; Schaefer, Coyne, & Lazarus, 1981; Willa, 1984 dalam Sarafino, 1994), mengungkapkan ada 5 jenis dukungan sosial, yaitu : a. Dukungan emosional Berupa perasaan empati, peduli, perhatian, memberikan hal positif, dan dorongan terhadap yang bersangkutan, memberikan kenyamanan dan kepastian dengan rasa memiliki dan dicintai pada saat mengalami tekanan. b. Dukungan penghargaan Berupa penerimaan secara positif, menyetujui ide orang lain, membandingkan dengan orang lain secara positif. Bantuan ini bermanfaat untuk membangun perasaan individu, kemampuan, dan menjadi bernilai. Dukungan penghargaan secara khusus digunakan selama mengalami tekanan. c. Dukungan instrumental Mencakup bantuan langsung, seperti memberi pinjaman uang kepada orang lain atau membantu pekerjaan pada waktu yang bersangkutan sedang mengalami stress. d. Dukungan informatif Mencakup memberi nasihat, petunjuk-petunjuk, saransaran, atau umpan balik mengenai sesuatu yang sudah dikerjakan oleh yang bersangkutan.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
14
e. Dukungan jaringan sosial Ketersediaan seseorang untuk menghabiskan waktu dengan orang lain, sehingga memberikan perasaan keanggotaan dalam kelompok orang-orang dalam berbagai minat dan aktivitas sosial. Stroebe, (dalam Chamberlain, 2006), mengklasifikasikan dukungan sosial ke dalam 5 jenis, yaitu : a. Dukungan emosional Bantuan yang diberikan berupa sikap empati, kepedulian, dan keprihatinan. Melalui dukungan emosional, pemberi dukungan memberikan rasa nyaman, kepemilikan dan memberikan rasa cinta kepada penerima. b. Dukungan penghargaan Dukungan yang diberikan berupa reaksi atau menerima secara posotif, seperti memberikan semangat, memahami perasaan dan lain sebagainya. Dengan memberikan dukungan penghargaan, seseorang akan merasa bahwa dirinya dihargai. c. Bantuan langsung Dukungan yang diberikan berupa bantuan secara langsung, seperti memberikan pinjaman uang, ataupun membantu pekerjaan. d. Dukungan informasi Memberikan bantuana berupa informasi yang diperlukan. Bantuan tersebut berupa nasihat, saran, arahan, dan umpan balik.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
15
e. Dukungan penilaian Memberikan bantuan dengan membantu melihat sebuah masalah dari sudut pandang yang berbeda. Beberapa klasifikasi mengenai bentuk dukungan sosial tersebut memberikan gambaran mengenai bentuk dukungan sosial yang pada umumnya digunakan. Secara umum, bentuk-bentuk dukungan sosial tersebut dapat digolongkan menjadi lima bentuk dukungan sosial yang biasa digunakan, yaitu dukungan emosional, dukungan instrumental, dukungan informasi, dukungan penghargaan, dan dukungan jaringan sosial. Kelima bentuk dukungan tersebut bermanfaat bagi masyarakat, terutama pemberi dukungan untuk menentukan dukungan seperti apa yang akan diberikan yang sesuai dengan yang dibutuhkan penerima dukungan. Pemberian dukungan ini ditentukan oleh kebutuhan dari penerima, kondisi yang dialami oleh penerima, sehingga dukungan yang diberikan benar-benar bermanfaat bagi penerima dukungan.
3. Faktor Penentu Dukungan Sosial Tidak setiap orang selalu mendapatkan dukungan sosial yang diharapakannya. Banyak faktor yang mempengaruhi apakah seseorang mendapatkan dukungan sosial atau tidak. Dukungan sosial yang diterima dan dirasakan dapat berbeda antara individu yang satu dengan individu yang lainnya. Perbedaan dikarenakan setiap individu memiliki
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
16
pemaknaan yang berbeda dalam merasakan penerimaan dukungan tersebut (Salsabila, 2009). Selain itu, perbedaan budaya yang ada juga mempengaruhi dukungan sosial yang diterima. Masyarakat yang tinggal dalam budaya yang berbeda, juga memiliki cara meminta dukungan yang berbedabeda. Orang-orang yang hidup di daerah yang memiliki individualitas yang tinggi cenderung meminta dukungan secara tidak langsung (Kim, Sherman, & Taylor, 2008). Kesuksesan mendapatkan dukungan juga dipengaruhi oleh kepribadian orang yang mencari dukungan sosial (Cohen, Sherrod, & Clark, 1986, dalam Taylor 1999). Selain itu, keefektifan dukungan sosial juga dipengaruhi oleh jenis dukungan yang diberikan dan juga ditentukan oleh siapa dukungan sosial tersebut diberikan (Taylor, 1999). Sarafino (1994) dalam bukunya mengungkapkan bahwa terdapat faktor yang mempengaruhi kemungkinan seseorang menerima dukungan sosial. Orang lain tidak mungkin memberikan dukungan apabila dia tidak mengetahui bahwa orang lain membutuhkan dukungan. Dalam hal ini, tidak semua orang mampu dengan mudah meminta bantuan kepada orang lain. Hal ini dikarenakan mereka tidak ingin menjadi beban bagi orang lain. Selain itu, seseorang kemungkinan tidak menerima dukungan yang diminta dikarenakan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
17
oleh pemberi dukungan tersebut tidak memiliki kemampuan untuk membantunya. Selain itu, tipe dukungan sosial yang diterima dan dibutuhkan juga tergantung dari kondisi tekanan psikologis yang dialami individu. Contohnya
adalah
dukungan
emosional
dan
informasi
lebih
dibutuhkan oleh individu yang mengalami sakit yang parah (Wortman & Dunkel-Schetter, 1987, dalam Sarafino, 1994).
4. Penelitian-penelitian tentang Dukungan Sosial Terdapat beberapa penelitian mengenai dukungan sosial terhadap penderita kanker payudara. Beberapa penelitian tersebut menunjukkan dampak dari dukungan sosial terhadap penderita kanker payudara. Penelitian yang dilakukan oleh Sari dan Prasetyadi (2005) pada pasien penderita kanker payudara stadium IIb berusia 48 tahun dan stadium IV berusia 50 tahun menunjukkan bahwa dukungan sosial yang diterima oleh penderita kanker membuat penderita tidak mudah hilang harapan, memiliki keinginan untuk segera sembuh, lebih kuat, dan menjadi lebih rajin beribadah kepada Tuhan. Selain itu, penelitian yang dilakukan oleh Sari (2011) terhadap 2 orang penderita kanker payudara berusia 40-60 tahun menunjukkan bahwa dukungan sosial yang diterima subjek memberikan dampak positif, sehingga subjek bisa mengatasi tekanan psikologisnya.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
18
Selama ini, penelitian mengenai dukungan sosial bagi penderita kanker payudara hanya meneliti mengenai bentuk dukungan secara umum. Pada penelitian yang dilakukan oleh Anggraeni dan Ekowati (2010) ditemukan 3 bentuk dukungan keluarga yang diberikan kepada penderita kanker payudara, yaitu dukungan instrumental, psikologis, dan finansial. Selain itu, penelitian yang dilakukan oleh Sari (2011) juga tidak menunjukkan bentuk dukungan sosial secara konkret. Hasil penelitian tersebut berupa bentuk dukungan sosial secara umum yang diberikan, yaitu dukungan penghargaan, instrumental, dan informasi. Hasil dari penelitian tersebut tidak menunjukkan bentuk dukungan sosial secara konkret, melainkan hanya secara umum. Selain itu, dalam penelitian tersebut juga tidak dijelaskan mengenai strategi yang digunakan dalam memberikan dukungan. Sedangkan tidak semua dukungan sosial yang diberikan mampu dimaknai sebagai dukungan. Jadi, perlu diadakan penelitian mengenai bentuk dukungan sosial dan strategi yang digunakan berdasarkan pemaknaan penderita kanker payudara.
B. PSYCHOLOGICAL WELL BEING 1. Pengertian Psychological Well Being Psychological kesejahteraan
well
psikologis
being seseorang.
merupakan
penggambaran
Kesejahteraan
psikologis
seseorang dapat dilihat melalui kemampuan seseorang dalam
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
19
memenuhi kriteria fungsi psikologi positif (Ryff, 1989). Selain itu, Ryan dan Deci (2001) mengungkapkan konsep well being mengacu pada pengalaman dan fungsi psikologis yang optimal. Terdapat dua prinsip yang digunakan untuk mendefinisikan kesejahteraan, yaitu hedonic dan eudaimonic. Prinsip hedonic merupakan prinsip yang memiliki tujuan utama adalah mendapatkan kenikmatan atau kebahagiaan secara optimal. Berdasarkan prinsip ini, kebahagiaan seseorang terletak di dalam keberhasilan mengejar keinginan manusia dan mempercayai bahwa mengejar sensasi dan kesenangan adalah tujuan akhir dari sebuah kehidupan. Aktivitas hedonic yang dilakukan dengan mengejar kenikmatan dan menghindari rasa sakit akan menimbulkan well being yang bersifat sementara dan berkembang menjadi sebuah kebiasaan, sehingga lama-kelamaan akan kehilangan esensi sebagai sesuatu yang bermakna. Waterman, dalam Rahayu (2008) mengungkapkan bahwa konsep well being dalam pandangan eudaimonic menekankan bagaimana cara manusia untuk hidup dengan dirinya yang sejati. Diri sejati ini terjadi ketika manusia melakukan aktivitas sesuai dengan nilai-nilai yang dianutnya dan dilakukan secara menyeluruh, serta benar-benar terlibat di dalamnya (Ryan & Deci, 2001). Pendekatan eudaimonic berfokus pada realisasi diri, ekspresi pribadi, dan sejauh mana seseorang mampu mengaktualisasikan potensi dirinya (Ryan &
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
20
Deci, dalam Rahayu, 2008). Aktivitas-aktivitas eudaimonic lebih dapat mempertahankan kondisi well being dalam waktu yang relatif lama dan konsisten. Ryff dan Singer (1998) mengungkapkan bahwa kebahagiaan dan kepuasan hidup dirasakan lebih besar ketika individu mengalami pengalaman membina hubungan dengan orang lain dan merasa menjadi bagian dalam kelompok tertentu, dapat menerima diri sendiri, dan memiliki makna dan tujuan hidup. Konsep psychological well being merujuk kepada perasaan seseorang mengenai aktivitasnya sehari-hari. Hal tersebut ditandai dengan adanya kebahagiaan, kepuasan hidup, dan tidak adanya gejala depresi (Ryff 1995). Kebahagiaan
yang
dialami
seseorang
merupakan
hasil
dari
kesejahteraan psikologis dan merupakan tujuan tertinggi yang ingin dicapai oleh setiap manusia (Bradburn dalam Ryff, 1989). Orang yang sehat secara psikologis memiliki sikap positif terhadap diri sendiri dan orang lain. Mereka membuat keputusan mereka sendiri dan mengatur perilaku mereka sendiri, dan mereka memilih atau membentuk lingkungan yang sesuai dengan kebutuhan mereka. Mereka memilih tujuan yang membuat hidup mereka bermakna, dan mereka berjuang dan mengembangkan diri mereka sepenuh mungkin. (Ryff dalam Papalia, 2009).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
21
2. Dimensi-dimensi Psychological Well Being Menurut Ryff dalam Papalia (2009), Psychological Well Being memiliki enam dimensi, yaitu : a. Dimensi penerimaan diri Penerimaan diri dengan nilai yang tinggi ditandai dengan memiliki nilai positif terhadap diri sendiri, mengakui dan menerima berbagai aspek dalam diri termasuk yang baik maupun yang buruk, dan memiliki perasaan positif terhadap kehidupan yang sudah terjadi. Sedangkan dimensi penerimaan diri dengan nilai yang rendah ditandai dengan memiliki perasaan tidak puas terhadap diri sendiri, memiliki perasaan dikecewakan oleh apa yang telah terjadi di masa lalu, merasa bersalah dengan beberapa kualitas diri, dan memiliki keinginan untuk menjadi berbeda dengan keadaan diri saat ini. b. Dimensi hubungan positif dengan orang lain Individu yang mampu menjalin hubungan positif dengan orang lain merupakan individu yang memiliki kehangatan, kepuasan, memiliki hubungan yang terpercaya dengan orang lain, peduli dengan kesejahteraan orang lain, empati, memiliki afeksi dan intimasi yang kuat, saling memberi dan menerima dalam hubungan antar manusia. Namun, individu yang memiliki nilai rendah untuk dimensi ini, ditandai dengan tidak adanya hubungan yang dekat dan dipercaya dengan orang lain. Selain itu, mereka
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
22
juga mengalami kesulitan untuk bisa merasa hangat, terbuka, dan peduli terhadap orang lain, merasa terisolasi dan frustasi dalam hubungan interpersonal. Hal lain yang menunjukkan adanya penilaian yang rendah dalam dimensi ini adalah
tidak adanya
keinginan untuk membuat kompromi untuk mempertahankan ikatan yang penting dengan orang lain. c. Dimensi otonomi Seorang dapat dikatakan memiliki nilai tinggi dalam dimensi otonomi apabila dapat menentukan segalanya seorang diri dan mandiri, serta mampu mengambil keputusan tanpa tekanan dan campur tangan orang lain. Selain itu juga mampu mengatur perilaku dari dalam diri dan mampu mengevaluasi diri dengan standar. Sedangkan seorang yang memiliki nilai rendah dalam dimensi otonomi apabila orang tersebut sangat memperhatikan dan mempertimbangkan harapan dan evaluasi dari orang lain, tergantung kepada orang lain untuk membuat keputusan yang penting. d. Dimensi penguasaan lingkungan Seorang dapat dikatakan memiliki penguasaan lingkungan yang baik apabila mampu untuk memiliki keyakinan dan kompetensi
dalam
mengatur
lingkungannya,
serta
mampu
membuat atau memilih konteks yang sesuai dengan kebutuhan dan nilai
personal.
Sedangkan dikatakan kurang baik
apabila
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
23
mengalami kesulitan dalam mengelola tugas sehari-hari, hanya memiliki sedikit tujuan, tidak menyadari peluang yang ada di sekeliling, dan kurang memiliki kontrol terhadap dunia luar. e. Dimensi tujuan hidup Seorang yang dikatakan memiliki nilai tinggi pada dimensi ini, apabila ia memiliki tujuan dalam hidup dan perasaan diarahkan, merasa memiliki makna pada kehidupan masa datang dan masa lampau, serta memiliki tujuan dan objektivitas untuk hidup. Sedangkan seorang yang memiliki nilai rendah dalam dimensi ini, merupakan seorang yang kurang peka dalam memaknai kehidupan, memiliki sedikit tujuan atau arah, tidak melihat adanya tujuan dalam kehidupan masa lalu, serta tidak memiliki pandangan atau keyakinan yang memberikan makna pada kejadian kehidupan. f. Dimensi pertumbuhan pribadi Seorang yang memiliki pertumbuhan pribadi dengan nilai yang
tinggi,
ditandai
dengan
adanya
perasaan
mengenai
pertumbuhan yang berlanjut dalam dirinya, melihat diri sendiri bertumbuh dan berkembang, mau menerima pengalaman baru, sadar akan potensi dalam diri, serta dapat berubah menjadi pribadi yang efektif. Sedangkan seorang yang memiliki pertubuhan pribadi yang rendah akan merasa dirinya mengalami stagnasi, tidak merasakan adanya peningkatan dalam dirinya, merasa bosan dan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
tidak tertarik
terhadap kehidupannya,
24
serta tidak mampu
mengembangkan sikap dan tingkah laku yang lebih baik.
3. Faktor yang Mempengaruhi Psychological Well Being a. Usia Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh Ryff, ditemukan bahwa dimensi penguasaan lingkungan dan dimensi otonomi serta dimensi penerimaan positif dengan orang lain, akan mengalami peningkatan seiring bertambahnya usia. Sedangkan dimensi tujuan hidup dan pertumbuhan pribadi cenderung menurun seiring bertambahnya usia. Sedangkan untuk dimensi penerimaan diri tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan. b. Jenis kelamin Dimensi yang mengalami perbedaan antara laki-laki dengan perempuan adalah dimensi hubungan positif dengan orang lain. Sejak kecil, stereotype gender telah tertanam dalam diri manusia, bahwa anak laki-laki digambarkan sebagai pribadi yang agresif dan mandiri, sedangkan perempuan sebagai pribadi yang pasif dan tergantung, serta sensitif terhadap perasaan orang lain. Hal inilah yang menyebabkan wanita memiliki skor yang lebih tinggi dalam dimensi hubungan positif dengan orang lain.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
25
c. Status sosial ekonomi Pendidikan tinggi dan status pekerjaan akan meningkatkan dimensi penerimaan diri dan tujuan hidup. Seorang yang memiliki status tinggi maka akan memiliki perasaan yang positif terhadap diri sendiri dan lebih memiliki tujuan yang jelas dalam hidupnya, dibandingkan dengan mereka yang berada di kelas sosial lebih rendah. d. Budaya Sistem
nilai
individualisme-keloktivisme
memberikan
dampak terhadap psychological well being. Budaya barat menyebabkan perolehan skor penerimaan
diri
dan
yang tinggi
otonomi,
sedangkan
dalam dimensi budaya
timur
menyebabkan perolehan skor tinggi pada dimensi hubungan positif dengan orang lain. e. Dukungan sosial Individu yang mendapat dukungan dari lingkungan sosial akan memiliki Psychological well being yang tinggi dibandingkan dengan individu yang tidak mendapat dukungan sosial. Dukungan sosial
dapat
diartikan
sebagai
rasa
nyaman,
perhatian,
penghargaan, atau pertolongan yang didapat dari orang lain.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
26
4. Penelitian-penelitian tentang Psychological Well being Seseorang yang terdiagnosis penyakit kanker memiliki beban yang yang lebih berat dibandingkan dengan seseorang yang terdiagnosis penyakit lainnya (Saphiro dalam Ozkan & Ogee, 2008). Penyakit kanker payudara selain berkaitan dengan kondisi fisik pasien, juga berkaitan dengan kondisi psikologis pasien, dalam hal ini berkaitan dengan penurunan kualitas hidup penderitanya. Salah satu bentuk penurunan kualitas hidup penderita kanker payudara adalah terjadinya penurunan kesejahteraan psikologis (Halim, 2003). Hawari (dalam Uila, 2009) mengungkapkan bahwa pasien yang tidak bisa menyesuaikan diri dengan penyakitnya akan mengalami kecemasan dan depresi yang akan menyebabkan penurunan kekebalan tubuh dan memperparah penyakitnya. Penelitian yang dilakukan oleh Colegrave (dalam Anggraeni & Ekowati, 2010) mengungkapkan bahwa terdapat peningkatan level kecemasan dan depresi pada wanita dengan kasus kanker payudara, sampai pada fase klinis-patologis. Berdasarkan
penelitian
tersebut,
jelas
diketahui
bahwa
seseorang yang menderita penyakit parah, seperti kanker payudara akan mengalami penurunan kesejahteraan psikologis (Halim, dalam Karyono, 2008).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
27
C. PENELITIAN-PENELITIAN TENTANG DUKUNGAN SOSIAL DAN PSYCHOLOGICAL WELL BEING Salah satu faktor yang menentukan tinggi atau rendahnya tingkat psychological well being seseorang adalah faktor dukungan sosial. Menurut Davis (dalam Rahayu, 2008), individu yang mendapatkan dukungan sosial memiliki tingkat psychological well being yang lebih tinggi, dibandingkan dengan individu yang tidak mendapatkan dukungan sosial. Seseorang
yang
menderita
kanker
payudara
tidak
hanya
membutuhkan penanganan secara fisik saja, tetapi juga secara psikologis. Pasien kanker payudara juga membutuhkan dukungan sosial dalam menjalani perawatan kanker (Clark dalam Ozkan & Ogee, 2008). Baziad (dalam Anggraeni & Ekowati, 2010) mengungkapkan secara teoretis bahwa dukungan sosial dapat menurunkan kecenderungan munculnya kejadian yang dapat mengakibatkan stress. Dukungan sosial yang diterima menyebabkan individu merasa tenang dan nyaman, serta dapat mengurangi tekanan psikologis yang disebabkan oleh penyakit. Dukungan sosial memiliki peran penting dalam mencegah masalah-masalah psikologis pada penderita kanker payudara (Ozkan & Ogee, 2008). Dukungan sosial yang diperoleh penderita kanker memberikan dampak positif, sehingga penderita kanker bisa mengatasi tekanan psikologis yang dialaminya (Sari, 2011). Selain itu, penelitian yang dilakukan oleh Sari dan Prasetyadi (2008) mengungkapkan bahwa
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
28
dengan mendapatkan dukungan sosial, pasien kanker payudara menjadi tidak mudah putus asa, bersemangat untuk sembuh, lebih kuat, dan lebih rajin dalam beribadah kepada Tuhan. Berdasarkan penelitian-penelitian tersebut, dapat disimpulkan bahwa dukungan sosial memiliki hubungan yang positif dengan psychological well being. Namun, dukungan sosial yang diberikan tidak selamanya mampu dimaknai sebagai dukungan sosial bagi penderita kanker payudara (Salsabila, 2009; Primadi & Hadjam, 2010).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB III METODE PENELITIAN
A. JENIS PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Metode penelitian kualitatif merupakan penelitian yang menghasilkan dan mengolah data yang sifatnya deskriptif, seperti transkrip wawancara, catatan lapangan, gambar, foto, rekaman video dan lain sebagainya (Poerwandari, 2005). Menurut Bodgan dan Taylor (dalam Moleong, 2006), metodologi penelitian kualitatif didefinisikan sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Pemilihan metode penelitian menggunakan metode kualitatif ini dinilai tepat karena sesuai dengan tujuan peneliti, yaitu ingin mengetahui strategi pemberian dukungan sosial dan bentuk dukungan sosial dalam rangka meningkatkan psychological well being penderita kanker payudara, yang dilihat berdasarkan pengalaman dan pemaknaan penderita kanker payudara terhadap dukungan sosial yang diterima. Hal ini dikarenakan penelitian
kualitatif
berusaha
untuk
mengeksplorasi,
memahami,
mendeskripsikan, maupun menginterpretasikan maksud dari suatu fenomena maupun pengalaman personal dan sosial yang dialami oleh subjek penelitian (Creswell, 2010).
29
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
30
Menurut Poerwandari (2005), di dalam perspektif teoretis ilmuilmu sosial, peneliti kualitatif biasanya berada di bawah payung paradigma interpretif atau fenomenologis. Tujuan dari penelitian fenomenologis adalah hendak mengungkapkan secara detail bagaimana partisipan memaknai dunia personal dan sosialnya. Pendekatan ini berusaha untuk mengeksplorasi pengalaman personal serta menekankan pada persepsi atau pendapat personal seorang individu tentang objek atau peristiwa (Smith, 2009). Alasan-alasan tersebut sesuai dengan tujuan penelitian yang dimiliki peneliti, yaitu memahami kehidupan pribadi dan sosial subjek. Dalam penelitian ini, data yang dihasilkan adalah berupa transkrip wawancara yang akan diolah menjadi bentuk deskripsi. Sehingga, penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif.
B. FOKUS PENELITIAN Pada penelitian ini, yang menjadi fokus penelitian adalah bentuk dukungan sosial dan strategi yang digunakan untuk memberikan dukungan kepada penderita kanker payudara. Kedua hal tersebut dilihat berdasarkan sudut pandang penerima dukungan, yaitu penderita kanker payudara. Hal ini dilakukan supaya mendapatkan data mengenai bentuk dukungan sosial secara konkret dan strategi dukungan sosial yang benar-benar mampu meningkatkan psychological well being penderita kanker payudara.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
31
C. ETIKA PENELITIAN 1.
Meminta ijin untuk mengadaptasi The Ryff’s Scale of Psychological Well Being, dengan cara mengirim email kepada penyusun.
2.
Tidak menggugurkan item yang tidak valid pada skala The Ryff’s Scale of Psychological Well Being.
3.
Meminta ijin kepada rumah sakit untuk meminta data pasien yang akan dijadikan subjek, dengan mengajukan surat permohonan ijin beserta proposal penelitian.
4.
Pemberian informed consent kepada subjek penelitian sebelum penelitian berlangsung.
5.
Penandantanganan surat persetujuan wawancara sebelum wawancara dilakukan.
6.
Penandatanganan surat keabsahan wawancara setelah seluruh proses wawancara berlangsung.
7.
Menjaga
kerahasiaan
data
dengan
tidak
menerbitkan
atau
mempublikasikan dalam bentuk original. Dalam hal ini tidak mencantumkan tanda tangan dan identitas asli subjek pada lampiran. 8.
Mencantumkan data penulis dari referensi yang digunakan dalam penelitian ini.
D. DEFINISI OPERASIONAL Definisi operasional dalam penelitian ini akan memberikan batasan dari variabel yang akan diukur menggunakan skala, yaitu psychological
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
32
well being. Adapun definisi operasional psychological well being dalam penelitian ini adalah sebuah kondisi dimana individu memiliki sikap yang positif terhadap diri sendiri dan orang lain, dapat membuat keputusan sendiri dan mengatur tingkah lakunya sendiri, dapat menciptakan dan mengatur lingkungan yang kompatibel dengan kebutuhannya, memiliki tujuan hidup dan membuat hidup mereka lebih bermakna, serta berusaha mengeksplorasi dan mengembangkan dirinya. Psychological well being diukur berdasarakan 6 dimensi, yaitu : 1. Dimensi penerimaan diri Dapat mengaktualisasikan diri, berfungsi optimal, memiliki nilai positif terhadap diri sendiri, mengakui dan menerima diri sendiri apa adanya. 2. Dimensi hubungan positif dengan orang lain Memiliki hubungan yang hangat, intim, dan terpercaya dengan orang lain. 3. Dimensi otonomi Dapat menentukan dan mengambil keputusan seorang diri tanpa tekanan dan campur tangan orang lain, bebas, mampu untuk menentukan nasib dan mengontrol perilaku sendiri. 4. Dimensi penguasaan lingkungan Mampu memilih, menciptakan, dan mengelola lingkungan agar sesuai dengan kondisi psikologis dalam rangka mengembangkan diri.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
33
5. Dimensi tujuan hidup Memiliki tujuan dalam hidup dan
memiliki makna pada
kehidupan masa datang. 6. Dimensi pertumbuhan pribadi Mampu dan memiliki keinginan untuk terus berkembang dan mengembangkan potensi, adanya perasaan menerima pengalaman baru, sadar akan potensi dalam diri, serta dapat berubah menjadi pribadi yang efektif. Keenam dimensi tersebut akan digunakan untuk mengukur tinggi rendahnya kondisi psychological well being seseorang yang menderita kanker payudara, dengan menggunakan skala The Ryff’s Scale of Psychological Well Being. Semakin tinggi skor yang diperoleh, maka semakin baik kondisi psychological well beingnya.
E. SUBJEK PENELITIAN Subjek dalam penelitian ini berjumlah lima orang. Jumlah subjek tersebut tidak terlalu banyak sehingga tidak menyulitkan peneliti dan diharapkan akan memberikan jumlah kasus yang mencukupi untuk kesamaan dan perbedaan antar partisipan (Smith, 2009). Kelima subjek yang ditentukan menggunakan Criterion Sampling, yaitu memilih subjek berdasarkan kriteria yang sudah ditentukan sebelumnya.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
34
Kriteria tersebut adalah : 1. Wanita usia 35-65 tahun. 2. Dinyatakan kanker payudara stadium lanjut. 3. Memiliki Psychological Well Being yang baik. Subjek dengan psychological well being yang baik ditentukan dengan cara menilai rentang kebahagiaan.
F. METODE PENGUMPULAN DATA 1. Skala Item Tunggal Untuk melihat kondisi kesejahteraan psikologis subjek, pada awalnya, peneliti akan menggunakan skala yang merupakan hasil adaptasi dari skala The Ryff’s Scale of Psychological Well Being. Skala ini terdiri dari 42 item yang masing-masing item memiliki rentang 1 sampai 6. Keseluruhan item pada skala ini merepresentasikan 6 dimensi psychological well being, sehingga masing-masing dimensi terdiri dari 7 pernyataan. Pernyataan-pernyataan dalam skala ini dibagi menjadi dua kelompok, yaitu favorable dan unfavorable. Namun, hasil yang didapat setelah dilakukan uji coba pada skala ini adalah daru 42 item yang tersedia, terdapat 20 item yang gugur. Berdasarkan hasil uji coba tersebut, maka peneliti memutuskan untuk tidak menggunakan The Ryff’s Scale of Psychological Well Being untuk melihat kondisi kesejahteraan psikologis. Peneliti tidak
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
35
menggunakan The Ryff’s Scale of Psychological Well Being dikarenakan hanya sedikit item yang valid untuk digunakan, dan sebaran item yang valid tidak seimbang pada setiap indikatornya. Selain itu, karena skala tersebut merupakan skala yang diadaptasi dari skala luar negeri, ada kemungkinan isi dari skala tersebut tidak sesuai dengan budaya yang ada di Indonesia. Adapun distribusi item skala pengukuran psychological well being beserta hasil uji coba skala dapat dilihat pada lampiran. (lampiran 1) Untuk tetap bisa melihat kondisi kesejahteraan psikologis yang dimiliki subjek, maka peneliti membuat skala yang isi dari skala tersebut sesuai dengan budaya yang ada di Indonesia. Pengukuran tersebut menggunakan Skala Item Tunggal. Untuk memperkuat hasil skala item tunggal mengenai psychological well being ini, peneliti menambahkan beberapa pertanyaan mengenai kondisi psychological well being dalam proses wawancara. Skala tersebut disusun dengan melakukan survey terlebih dahulu. Survey tersebut dilakukan terhadap 73 orang (27 laki-laki, 46 perempuan) dengan rentang usia 19-38 tahun. Survey tersebut dilakukan dengan cara menanyakan langsung kepada masyarakat dan dengan menyebar kuesioner secara on line. Sebanyak 17 orang dilakukan survey secara langsung, dan sisanya, yaitu sebanyak 56 orang dilakukan survey secara on line.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
36
Survey ini dilakukan untuk mencari padanan pengertian dari psychological well being yang digunakan masyarakat di Indonesia. Survey ini menggunakan 1 pertanyaan yang secara sederhana sudah mencakup seluruh dimensi Psychological Well Being. Pertanyaan tersebut adalah “Jika ada seseorang, yang dalam kondisi apapun, dia mampu menerima diri apa adanya, mampu berelasi dengan baik, mandiri, bisa menguasai lingkungannya, mampu mengembangkan diri, dan memiliki tujuan hidup, menurut Anda, apa yang orang tersebut sudah alami/rasakan?”. Pada awalnya, dalam pertanyaan tersebut tidak diberi pilihan jawaban, namun karena beberapa orang tidak memahami, maka pertanyaan tersebut dilengkapi dengan 4 pilihan jawaban.
Adapun
keempat
pilihan
jawab
tersebut
adalah
“kesejahteraan”, “kebahagiaan”, “ketentraman”, dan “lain-lain”. Berdasarkan hasil survey ini, terdapat banyak istilah yang digunakan oleh masyarakat dalam menggambarkan kondisi psikologis seseorang. Istilah-istilah yang muncul dalam survey ini adalah kesejahteraan, kebahagiaan, ketentraman, penerimaan diri, aktualisasi diri, menemukan jati diri, kedamaian, sukses dalam hidup, pemahaman diri, ketenangan, dan keharmonisan. Berdasarkan hasil survey, sebagian besar menjawab dengan istilah Kebahagiaan (28 jawaban). Sehingga, istilah “Kebahagiaan” akan dipakai dalam skala item tunggal ini untuk melihat kondisi psychological well being subjek. Adapun rincian hasil survey terdapat pada tabel 1.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
37
Tabel 1 Hasil Survey Istilah Psychological Well Being No.
Istilah yang Ditemukan
Jumlah
1.
Kesejahteraan
15
2.
Kebahagiaan
28
3.
Ketentraman
21
4.
Penerimaan diri
2
5.
Aktualisasi diri
1
6.
Menemukan jati diri
1
7.
Kedamaian
1
8.
Sukses dalam hidup
1
9.
Pemahaman diri
1
10.
Ketenangan
1
11.
Keharmonisan
1
Jumlah jawaban
Istilah
yang
ditemukan
73
ini,
digunakan
peneliti
untuk
menanyakan kepada subjek tentang kondisi psychological well being saat ini. Untuk mengetahui kondisi psychological well being yang dimiliki, subjek diminta untuk menilai dari 1-10 tingkat kebahagiaan yang
dirasakan
saat
ini.
Pertanyaan
yang
digunakan
untuk
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
38
menggambarkan kondisi psycholocal well being yang dimiliki adalah “Silakan Anda menilai, dari 1 sampai 10, berapakah nilai kebahagiaan Anda saat ini?” Subjek dengan nilai kebahagiaan di atas 5 akan dijadikan subjek penelitian untuk selanjutnya akan dilakukan wawancara.
2. Wawancara Metode kedua yang dilakukan dalam penelitian ini adalah melakukan wawancara. Wawancara adalah percakapan dan tanya jawab yang diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu. Wawancara kualitatif dilakukan guna memperoleh pengetahuan tentang maknamakna subjektif yang dipahami individu berkenaan dengan topik yang diteliti, dan bermaksud melakukan eksplorasi terhadap isu-isu atau suatu hal yang tidak dapat dilakukan melalui pendekatan lain (Poerwandari, 2005). Wawancara
yang dilakukan adalah wawancara dengan
pedoman umum. Dalam proses wawancara, peneliti dilengkapi dengan pedoman wawancara yang mencantumkan isu-isu yang harus diliput. Pedoman
wawancara
digunakan
untuk
mengingatkan
peneliti
mengenai aspek-aspek yang harus dibahas, sekaligus menjadi daftar pengecek (checklist) apakah aspek yang relevan telah dibahas atau ditanyakan (Poerwandari, 2005).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
39
Proses wawancara dalam penelitian ini dilakukan untuk menggali data mengenai bentuk dukungan sosial dan strategi yang digunakan yang mampu meningkatkan psychological well being pada penderita kanker payudara. Proses wawancara ini terdiri dari 4 tema besar, yaitu riwayat penyakit, kondisi psikologis ketika divonis sampai berobat, kondisi psychological well being berdasarkan 6 dimensi, dan dukungan sosial yang diterima. Adapun panduan wawancara dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2 Daftar Pertanyaan Panduan Wawancara Tema Besar Riwayat Penyakit
Pertanyaan
Tujuan Pertanyaan
Bisakah Anda menceritakan Untuk mengetahui awal bagaimana awal mula Anda mula diketahui terkena dinyatakan menderita kanker kanker payudara. payudara? Apakah ada tanda/gejala yang Untuk mengetahui lain yang Anda rasakan?
gejala yang dirasakan.
Apakah di dalam keluarga Untuk mengetahui Anda
ada
riwayat
kanker payudara?
sakit sejarah penyakit kanker dalam keluarga.
Sudah berapa lama Anda Untuk mengetahui menderita
sakit
kanker lamanya menderita
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Kondisi Psikologis
payudara?
kanker.
Ketika pertama kali Anda
Untuk mengetahui
divonis kanker payudara, apa
perasaan yang dialamai
yang Anda rasakan?
ketika divonis kanker payudara.
Apakah Anda mengalami
Untuk melihat
kesedihan mendalam ketika
pengalaman kesedihan
itu?
mendalam karena kanker payudara.
Selama sakit tersebut,
Untuk mengetahui
tindakan pengobatan apa saja
usaha yang dilakukan
yang sudah Anda lakukan?
untuk pengobatan
Jenis obat, jangka waktu
kanker.
Apakah ada pengobatan lain selain pengobatan medis?
Psychological Well
40
Bagaimana perasaan Anda
Untuk mengetahui
ketika harus menjalani
pengalaman yang
berbagai pengobatan
dialami selama
tersebut?
menjalani pengobatan.
Bagaimana Anda memandang Untuk melihat dimensi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Being
diri Anda saat ini?
penerimaan diri.
Apakah ada perbedaan cara memandang diri sendiri? Tujuan hidup Anda apa saja?
Untuk melihat dimensi
Apakah sejak dari dulu
tujuan hidup.
seperti itu? Apakah ada perubahan tujuan hidup semenjak Anda sakit? Bagaimana hal itu (berubah/tidak) bisa terjadi? Menurut Anda, apakah orang
Untuk melihat dimensi
yang kanker payudara itu ada
pengembangan diri.
kemungkinan untuk mengembangkan diri? Mengapa? Pengembangan diri yang seperti apa? Bagaimana dengan diri Anda sendiri? Apa saja kegiatan sehari-hari
Untuk melihat dimensi
41
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Anda?
penguasaan lingkungan.
Bagaimana cara mengatur kegiatan sehari-hari? Kalau ada kegiatan lain, bagaimana cara Anda mengaturnya? Bagaimana cara Anda dalam
Untuk melihat dimensi
mengambil keputusan yang
otonomi.
berkaitan dengan keseharian, apakah Anda terbiasa menentukan sendiri atau meminta bantuan? Kepada siapa? Dalam hal keputusan apa saja? Bagaimana dengan keputusan pengobatan? Bisa Anda ceritakan
Untuk melihat dimensi
hubungan Anda dengan orang hubungan positif lain semenjak Anda didiagnosis kanker payudara? Suami? Anak?
42
dengan orang lain.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
43
Masyarakat sekitar? Lingkungan sosial? (kantor, komunitas, dll)
Dukungan Sosial
Apakah mereka memberikan
Untuk melihat tindakan
yang Diterima
dukungan untuk kesembuhan
orang lain.
Anda? Siapa saja yang memberikan
Untuk melihat pemberi
dukungan selama ini?
dukungan yang paling
Diantara orang-orang
berpengaruh.
tersebut, siapakah yang paling mendukung? Mengapa? Dukungan apa saja yang
Untuk melihat bentuk
Anda terima dari mereka?
dukungan sosial yang
Apa saja yang mereka
diterima.
lakukan untuk mendukung Anda? Bagaimana cara mereka
Untuk mengetahui cara
memberikan dukungan
orang lain dalam
tersebut?
memberikan dukungan
Apa saja yang mereka
sosial.
lakukan untuk mendukung
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
44
Anda? Bagaimana pengaruh dari
Untuk melihat pengaruh
dukungan orang-orang
dari dukungan sosial
tersebut bagi hidup Anda?
yang diterima.
Apakah ada pengalaman
Untuk melihat
Anda tidak mendapatkan
pengalaman tidak
dukungan sosial?
mendapat dukungan.
Mengapa?
Daftar pertanyaan wawancara tersebut disusun dengan tujuan sebagai panduan peneliti dalam menggali data. Pertanyaan wawancara dapat berubah sesuai dengan kondisi dan respon subjek dalam menjawab pertanyaan. Proses wawancara ini dilakukan melalui berbagai tahap : 1) Menyusun panduan wawancara yang bersifat semi-terstruktur. 2) Mencari subjek yang sesuai dengan kriteria dan bersedia untuk berpartisipasi menjadi subjek penelitian. 3) Membangun rapport, menjelaskan tujuan penelitian, dan memastikan kembali kesediaan subjek untuk berpartisipasi dalam penelitian. Subjek mengisi informed consent. 4) Menyusun jadwal wawancara berdasarkan kesepakatan antara peneliti dan subjek. 5) Melakukan wawancara.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
45
Data hasil wawancara akan direkam menggunakan digital recorder dan selanjutnya akan disalin dalam bentuk transkrip verbatim. Kemudian setelah peneliti mendapatkan data yang dibutuhkan, langkah selanjutnya adalah melakukan interpretasi data.
G. PROSEDUR ANALISIS DATA Analisis
data
merupakan
kegiatan
mengatur
urutan
data,
mengorganisasikannya ke dalam suatu pola, kategori dan kesatuan uraian dasar. Analisis data kualitatif adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensintesiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain (Bogdan & Biklen, dalam Moleong, 2009). Menurut Patton (dalam Poerwandari, 2005) peneliti wajib memonitor dan melaporkan proses dan prosedurprosedur analisisnya sejujur dan selengkap mungkin. Dalam menganalisis data hasil wawancara, perlu dilakukan beberapa langkah (Poerwandari, 2005) : 1. Organisasi Data Data yang sudah diperoleh diorganisasikan secara rapi dan sistematis. Higlen dan Finley (dalam Poerwandari 2005) mengatakan bahwa organisasi data yang sistematis akan memungkinkan peneliti memperoleh kualitas data yang baik, mendokumentasikan analisis
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
46
yang dilakukan, serta menyimpan data dan analisis yang berkaitan dalam penyelesaian penelitian. Pengorganisasian data hendaknya dilakukan sesegera mungkin setelah proses wawancara berakhir. Tahap ini diawali dengan memindahkan hasil rekaman wawancara ke dalam bentuk tulisan dan menghasilkan bentuk transkrip verbatim wawancara dalam bentuk kolom-kolom.
2. Koding Setelah melakukan organisasi data dengan cara membuat transkrip verbatim, langkah berikutnya adalah melakukan koding. Koding dilakukan dengan cara memberikan penomoran untuk setiap baris transkrip verbatim dan memberikan kode. Koding dimaksudkan untuk dapat mengorganisasi dan mensistematisasi data secara lengkap dan mendetail, sehingga data dapat memunculkan gambaran tentang topik yang dipelajari. Dengan demikian, peneliti akan menemukan makna dari data yang dikumpulkan (Poerwandari, 2005).
3. Analisis Tema Setelah melakukan proses koding, langkah berikutnya adalah menganalis tema yang muncul. Tema-tema inilah yang biasanya menjadi
hasil
utama
dalam
penelitian
kualitatif.
Setelah
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
47
mengidentifikasi tema-tema, peneliti memanfaatkan lebih jauh tematema tersebut untuk membuat analisis yang lebih kompleks, yaitu membentuknya menjadi deskripsi umum (Creswell, 2010).
4. Interpretasi Langkah terakhir yang dilakukan peneliti adalah melakukan interpretasi. Interpretasi bisa berupa makna yang berasal dari perbandingan antara hasil penelitian dengan informasi yang berasal dari literatur atau teori (Creswell, 2010).
H. KREDIBILITAS PENELITIAN Kredibilitas penelitian kualitatif terletak pada keberhasilannya mendeskripsikan setting, proses, kelompok sosial atau pola interaksi yang kompleks. Salah satu ukuran kredibilitas penelitian kualitatif adalah deskripsi
yang
mendalam
yang
menjelaskan
kemajemukan
atau
kompleksitas aspek-aspek yang terkait dan interaksi dari berbagai aspek (Poerwandari, 2005). Kredibilitas atau validitas dalam penelitian kualitatif merupakan pemeriksaan terhadap akurasi hasil penelitian dengan menerapkan prosedur-prosedur tertentu. Kredibilitas ini didasarkan pada kepastian apakah hasil penelitian sudah akurat dari sudut pandang peneliti, partisipan, atau pembaca secara umum (Creswell, 2010). Tahap-tahap
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
yang
dilakukan
peneliti
dalam
melakukan
pengecekan
48
terhadap
kredibilitas penelitian adalah : 1. Member Checking Member checking dilakukan untuk mengetahui akurasi hasil penelitian. Proses ini dilakukan dengan membawa kembali laporan akhir atau deskripsi-deskripsi atau tema-tema ke hadapan subjek penelitian untuk mengecek apakah mereka merasa bahwa laporan tersebut sudah akurat.
2. Validitas Argumentatif Validitas argumentatif dicapai apabila deskripsi penelitian dan kesimpulan dapat diikuti rasionalnya dengan baik serta dapat dibuktikan kembali dengan melihat kembali data mentah.
3. Validitas Ekologis Validitas ekologis tercapai apabila penelitian yang dilakukan pada kondisi alamiah, apa adanya, dan dalam kehidupan sehari-hari subjek yang menjadi konteks penting dalam penelitian.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. PROSES PENELITIAN 1. Persiapan Penelitian Sebelum melakukan penelitian, peneliti melakukan beberapa proses persiapan penelitian, yaitu : a. Uji coba skala Psychological Well Being Sebelum digunakan sebagai alat ukur dalam penelitian, peneliti melakukan uji coba untuk melihat validitas dan reliabilitasnya. Uji coba dilakukan pada tanggal 3 – 16 Maret 2013. Uji coba dilakukan kepada sekelompok wanita usia 35-65 tahun. Alat ukur yang disebarkan untuk diuji coba adalah sebanyak 65 eksemplar, namun 1 eksemplar tidak kembali, sehingga yang diujicobakan sebanyak 64 subjek. Dari hasil uji coba tersebut, diperoleh hasil bahwa dari 42 item, hanya 19 item yang lolos seleksi. Item yang lolos seleksi dipilih berdasarkan hasil koefisien korelasi yang mendapatkan skor ≥ 0,3. Item yang gugur memiliki koefisien korelasi < 0,3. Sedikitnya jumlah item yang valid, maka skala ini tidak jadi digunakan untuk mengukur psychological well being. Alasan tidak jadi dipakainya skala ini adalah skala yang digunakan ini merupakan skala hasil adaptasi dari The Ryff’s Scale of 49
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
50
Psychological Well Being yang berasal dari luar negeri. Oleh sebab itu, ada kemungkinan isi dari skala ini tidak sesuai dengan budaya yang ada di Indonesia. b. Penyusunan single item scale Untuk menyusun skala item tunggal, peneliti melakukan survey ke 73 orang untuk menanyakan mengenai istilah yang sering digunakan untuk menggambarkan kondisi psychological well being. Survey dilakukan pada tanggal 14-24 April 2013. Hasil survey menunjukkan bahwa istilah yang sering digunakan untuk menggambarkan kondisi psychological well being adalah istilah “kebahagiaan”. Istilah yang ditemukan akan digunakan untuk item pada skala item tunggal pengukuran psychological well being. Alasan penggunaan skala item tunggal ini adalah skala item tunggal merupakan metode pengukuran yang sederhana dan metode ini yang sesuai dengan tujuan dari penggunaan skala pengukuran, yaitu mengukur tingkat psychological well being yang isi dari skala tersebut sesuai dengan budaya di Indonesia. Akan tetapi, skala ini menjadi lemah karena hanya menggunakan 1 temuan istilah, yang berjumlah 28 suara, dari total 73 suara. c. Melakukan perizinan ke Rumah Sakit untuk mendapatkan subjek penelitian. Untuk mendapatkan subjek penelitian, peneliti mengajukan permohonan izin ke Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta. Pengajuan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
51
surat perizinan dilakukan pada 4 Maret 2013 dan mendapatkan kepastian perizinan dari pihak rumah sakit pada tanggal 23 Maret 2013. Setelah mendapatkan izin dari pihak Rumah Sakit, maka peneliti meminta izin ke bagian Bedah dan bagian Rekam Medis rumah sakit untuk melakukan perizinan meminta data pasien dan meminta keterangan tentang stadium kanker pasien. d. Mencari subjek penelitian Peneliti menghubungi beberapa pasien kanker payudara untuk memintanya menjadi subjek penelitian. e. Mempersiapkan panduan wawancara Agar proses pengambilan data dapat berjalan lancar, maka sebelum wawancara dimulai peneliti mempersiapkan panduan wawancara yang akan digunakan. Persiapan panduan wawancara ini dilakukan dengan mengujicobakan panduan yang telah disusun kepada penderita kanker payudara. f. Perkenalan dan penjelasan tujuan penelitian Setelah panduan wawancara siap digunakan, peneliti kembali menghubungi calon subjek penelitian untuk memastikan kesanggupan menjadi subjek. Peneliti melakukan perkenalan dan pendekatan kepada subjek supaya subjek merasa nyaman ketika proses wawancara berlangsung.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
52
Selain itu, peneliti juga memberikan penjelasan penelitian kepada subjek supaya subjek paham maksud dan tujuan dari penelitian ini. Setelah subjek memastikan bahwa dirinya sanggup untuk diwawancara, maka subjek diminta untuk membaca dan menandatangani informed consent. g. Penentuan jadwal wawancara Sebelum
wawancara
dimulai,
peneliti
dan
subjek
menentukan terlebih dahulu jadwal wawancara. Waktu dan lokasi wawancara ditentukan oleh subjek, sesuai dengan kondisi subjek.
2. Pelaksanaan Penelitian Pelaksanaan penelitian ini dilakukan melalui beberapa tahap, mulai dari pengukuran tingkat psychological well being, meminta persetujuan wawancara, pelaksanaan proses wawancara, melakukan transkrip data dan menganalisis hasil wawancara, serta menunjukkan hasil verbatim dan hasil analisis kepada subjek untuk mendapatkan keterangan keabsahan data dari subjek. Adapun urutan proses pelaksanaan penelitian adalah sebagai berikut : a. Peneliti melakukan pengukuran tingkat psychological well being dengan meminta subjek untuk menentukan sendiri skor tingkat psychological well beingnya berdasarkan rentang angka yang ada. Setelah dapat dipastikan bahwa subjek memiliki psychological well being yang baik, maka langkah selanjutnya adalah meminta
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
53
persetujuan wawancara. Peneliti melakukan wawancara sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan. Sebelum wawancara dimulai, subjek diminta untuk membaca dan menandatangani surat persetujuan wawancara. Dalam melakukan wawancara, peneliti menggunakan panduan wawancara yang telah dipersiapkan. Banyaknya proses pertemuan wawancara untuk masing-masing subjek berbeda-beda karena menyesuaikan dengan kondisi dan waktu subjek. Untuk merekam proses wawancara, peneliti menggunakan alat perekam suara. Lokasi wawancara ini dilakukan di
tempat
yang
kondusif
dan
memungkinkan
untuk
dilaksanakannya proses wawancara. b. Tahap berikutnya, setelah proses wawancara selesai, peneliti melakukan transkrip data hasil wawancara, melakukan koding, dan melakukan analisis data. c. Setelah selesai melakukan analisis data, peneliti menunjukkan transkrip verbatim dan hasil analisis data kepada subjek untuk memastikan apakah hasil wawancara sesuai dengan yang dialami subjek. Kemudian, setelah subjek memastikan kebenaran hasil wawancara, subjek diminta untuk membaca dan menandatangani surat keterangan keabsahan wawancara.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
54
3. Proses Analisis Data Dalam
penelitian
ini,
proses
analisis
data
meliputi
pengorganisasian data, koding, analisis tema-tema, dan interpretasi. a. Setelah proses wawancara selesai dilakukan, peneliti segera melakukan pengorganisasian data, yaitu dengan melakukan pemindahan hasil rekaman wawancara ke dalam bentuk tulisan yang menghasilkan transkrip verbatim. b. Transkrip verbatim disusun dalam bentuk tabel dengan 4 kolom. Kolom pertama berisi penomoran untuk setiap baris kalimat pertanyaan maupun jawaban. Kolom kedua berisi hasil verbatim wawancara. Kolom ketiga berisi koding awal berdasarkan hasil verbatim. Kolom keempat berisi analisi dari tema-tema yang muncul. c. Tahap berikutnya yang dilakukan peneliti setelah melakukan analisis tema-tema, peneliti melakukan interpretasi tema-tema yang muncul sesuai dengan topik penelitian. d. Setelah
interpretasi
selesai
dilakukan,
peneliti
melakukan
penarikan kesimpulan berdasarkan hasil interpretasi kesuluruhan berdasarkan topik penelitian.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
4. Jadwal Pengambilan Data Berikut adalah jadwal wawancara dengan kelima subjek
Tabel 3 Jadwal Pelaksanaan Pengambilan Data Subjek 1 Tanggal 29 April 2013
Waktu 16.00 – 16.30
Kegiatan - Menjelaskan kepada subjek tentang penelitian. - Meminta subjek menandatangani surat persetujuan wawancara. - Melakukan wawancara tahap 1.
10 Juni 2013
11.00 – 11.30
Melakukan wawancara tahap 2.
Tabel 4 Jadwal Pelaksanaan Pengambilan Data Subjek 2 Tanggal 9 Mei 2013
Waktu 10.00 – 10.30
Kegiatan - Menjelaskan kepada subjek tentang penelitian. - Meminta subjek menandatangani surat persetujuan wawancara. - Melakukan wawancara
55
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Tabel 5 Jadwal Pelaksanaan Pengambilan Data Subjek 3 Tanggal 15 Mei 2013
Waktu 16.00 – 16.45
Kegiatan - Menjelaskan kepada subjek tentang penelitian. - Meminta subjek menandatangani surat persetujuan wawancara. - Melakukan wawancara
Tabel 6 Jadwal Pelaksanaan Pengambilan Data Subjek 4 Tanggal 1 Juni 2013
Waktu 16.30 – 17.00
Kegiatan - Menjelaskan kepada subjek tentang penelitian. - Meminta subjek menandatangani surat persetujuan wawancara. - Melakukan wawancara
56
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
57
Tabel 7 Jadwal Pelaksanaan Pengambilan Data Subjek 5 Tanggal 11 Juni 2013
Waktu 10.30 – 11.30
Kegiatan - Menjelaskan kepada subjek tentang penelitian. - Meminta subjek menandatangani surat persetujuan wawancara. - Melakukan wawancara
B. PROFIL SUBJEK 1. Subjek Pertama Subjek pertama dalam penelitian ini adalah seorang ibu yang berinisial S. Ibu S saat ini berusia 44 tahun. Secara fisik, Ibu S memiliki perawakan yang tidak terlalu tinggi dan berkulit kecoklatan. Walaupun Ibu S terdiagnosis kanker payudara, pada raut wajahnya tidak nampak bahwa Ibu S sakit. Dalam kesehariannya, Ibu S bekerja sebagai ibu rumah tangga. Ibu S tidak memiliki aktivitas lain, dikarenakan tidak mendapatkan izin dari suami.
2. Subjek Kedua Subjek kedua dalam penelitian ini adalah seorang ibu yang berusia 48 tahun. Ibu tersebut berinisial K. Ibu K memiliki perawakan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
58
yang agak besar, agak gemuk, dan berkulit kecoklatan. Dalam kesehariannya, Ibu K bekerja sebagai ibu rumah tangga. Aktivitas lain yang dikerjakan Ibu K adalah mengikuti arisan di lingkungan tempat tinggalnya.
3. Subjek Ketiga Subjek ketiga dalam penelitian ini adalah seorang ibu yang berusia 43 tahun. Ibu tersebut berinisial D. Ibu D memiliki perawakan yang kecil, kurus, dan berkulit putih. Dalam kesehariannya, Ibu D bekerja sebagai penjual ikan laut di pasar tradisional di kota Yogyakarta. Selain itu, Ibu D dan suaminya memproduksi bakso goreng di rumah dan menjualnya di sebuah toko camilan.
4. Subjek Keempat Subjek keempat pada penelitian ini adalah seorang ibu berinisial I yang berusia 53 tahun. Ibu I merupakan seorang yang senang bercerita dan ceria. Ibu I memiliki perawakan yang gemuk, tinggi, dan berkulit kecoklatan. Ibu I sehari-hari bekerja sebagai sebuah instansi pemerintahan di Kabupaten Sleman. Selain itu, Ibu I memiliki kegiatan arisan di 2 lokasi yang berbeda karena Ibu I memiliki 2 tempat tinggal.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
59
5. Subjek Kelima Subjek keempat pada penelitian ini adalah seorang ibu berinisial R yang berusia 44 tahun. Ibu R merupakan seorang yang penuh semangat. Ibu R memiliki perawakan yang gemuk, tinggi, dan berkulit putih. Ibu R sehari-hari bekerja membuat kue dan menitipkannya di kantin salah salah satu bank swasta di Yogyakarta. Selain itu, Ibu R juga memiliki kegiatan menjaga toko komputer milik kakaknya.
C. TEMUAN HASIL PENELITIAN 1. Subjek Pertama a. Kanker Payudara dan Pengobatannya Ibu S sudah mengalami sakit kanker payudara selama 1,5 tahun. Hal ini berawal ketika Ibu S mengetahui bahwa ada gejala kanker yang dialaminya, yaitu ketika mulai merasakan adanya benjolan pada payudara sebelah kiri bagian bawah. Benjolan tersebut dapat dirasakan ketika subjek berada pada posisi tidur. Pada benjolan tersebut tidak terdapat luka dan subjek tidak merasakan sakit pada benjolan tersebut.
“Waktu itu kan kalau terasa itu tidur. Kalau miring itu kelihatan benjolannya.” (5-7) “Kiri Bawah” (11) “Enggak sakit. Enggak.” (24) “Gak ada luka apa-apa. Cuma benjolan.” (55-56)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
60
Setelah dilakukan pemeriksaan, Ibu S positif terkena kanker payudara stadium lanjut. Di dalam keluarga besar Ibu S tidak ada anggota keluarga yang memiliki riwayat sakit kanker ataupun tumor. Ketika mendapatkan vonis kanker, Ibu S terkejut. Namun, rasa kaget tersebut tidak berkepanjangan.
“Cuma kaget pas itu aja” (104-105) “Saat itu aja. Abis itu udah.” (111)
Hal ini dikarenakan Ibu S memiliki semangat yang tinggi untuk bisa sembuh dari sakit kankernya. Semangat yang tinggi untuk sembuh inilah yang menyebabkan Ibu S tidak mengalami keterpurukan dalam menjalani hidup dengan kanker payudara.
“Nomer 1 semangatnya itu. Kepengen sembuh.” (123124)
Selain itu, Ibu S juga mampu menghadapi masalah yang ada dengan keikhlasan, santai, dan tidak berpikir secara berat. Hal ini menyebabkan Ibu S mampu menjalani kehidupan dengan perasaan senang.
“Dihadapi dengan senang, ikhlas, gitu aja. Berpikiran sekarang gak harus ngoyo, santai, gitu aja. Jadi enggak untuk beban-beban.” (129-133) “Saya buat senang sekarang.” (138-139)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
61
Tindakan medis yang dilakukan pihak rumah sakit untuk mengangani kanker payudara ini adalah dilakukannya Radical Mastectomy. pengobatan
Setelah yang
dilakukan
selanjutnya
pengangkatan
dijalani
adalah
payudara, kemoterapi.
Kemoterapi dilakukan subjek sebanyak 4 kali. Setelah pengobatan kemoterapi selesai dilaksanakan, Ibu S sudah tidak melakukan pengobatan medis ataupun mengkonsumsi obat-obatan medis. Selain itu, Ibu S juga sudah tidak melakukan cek rutin ke rumah sakit. Hal tersebut dilakukan karena adanya kebosanan ketika harus melakukan cek rutin ke rumah sakit.
“Terus udah rampung kemo terus kontrol berapa bulan terus harus obat lagi, terus saya berhenti, sekarang minum sarang semut. Ya bosen.” (239-243)
Walaupun menghentikan pengobatan medis, Ibu S tetap mengusahakan pengobatan melalui pengobatan non medis dengan mengkonsumsi air rebusan sarang semut yang didapatkannya langsung dari Irian.
“… sekarang minum sarang semut.” (242-243)
Pengobatan kanker yang dijalani oleh Ibu S memberikan dampak bagi kondisi fisik Ibu S. Kemoterapi yang dijalani Ibu S menyebabkan Ibu S sering merasa mual dan kondisi tubuhnya
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
62
melemah. Hal ini menyebabkan Ibu S harus mengurangi beberapa aktivitasnya.
“… waktu habis kemo itu mual. Terus gak bisa apa-apa lagi.” (215-217)
b. Kondisi Psychological Well Being Ibu S memiliki nilai 10 pada tingkat kebahagiaannya saat ini. Pada dimensi penerimaan diri, Ibu S memiliki perubahan dalam memandang diri sendiri. Ketika setelah menjalani operasi pengangkatan payudara, Ibu S sempat tidak memiliki penerimaan diri yang baik, yaitu merasa tidak memiliki kepercayaan diri.
“Waktu habis operasi kan kayaknya minder, kurang PD.” (252-253)
Namun, saat ini, Ibu S memiliki penerimaan diri yang baik. Ibu S sudah memiliki kepercayaan diri kembali. Hal ini dikarenakan dukungan yang diberikan suami kepada Ibu S. Selain faktor dari luar, adanya faktor dari dalam diri sendiri juga mempengaruhi cara penerimaan diri dari Ibu S.
“Sekarang ya itu, jalani aja kayak kehidupan yang kemaren, waktu ini masih ada.” (254-256) “… nomer 1 itu ya semangat, Mbak. Sama dorongan dari suami …” (264-265)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
63
Adanya semangat dan kemauan untuk berusaha menerima keadaan juga merupakan faktor yang berperan dalam penerimaan diri Ibu S. Sehingga saat ini, Ibu S mampu memiliki perasaan senang dalam menjalani hidupnya. Ibu S merupakan pribadi yang tidak memiliki banyak kegiatan. Hal ini dikarenakan Ibu S tidak mendapatkan izin dari suami untuk memiliki kegiatan lain.
“Gak boleh. Nanti ndakane capek.” (436)
Saat ini, kegiatan yang dilakukan Ibu S hanyalah mengerjakan kegiatan rumah tangga. Dalam mengatur aktivitasnya tersebut, Ibu S mampu mengaturnya dengan cukup baik. Ibu S mampu
mengerjakan
pekerjaannya
secara
mandiri
tanpa
melibatkan orang lain. Ibu S mengerjakan pekerjaan yang menjadi prioritasnya. Selain itu, Ibu S juga melihat kondisi fisiknya. Apabila Ibu S sudah merasa lelah, atau tidak mampu, maka segera beristirahat, supaya bisa segera melanjutkan pekerjaan yang tertunda tersebut.
“Mandiri.” (421) “…yang mana yang kita kerjakan dulu, mana yang nanti dulu, terus kira-kira kita badannya gak enak, gak bisa bekerja, berhenti dulu” (444-448)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
64
Ibu S memiliki tujuan hidup yang mengalir saja seperti air. Tujuan hidup yang dimiliki Ibu S ini sudah ada sejak dulu, sebelum terkena kanker. Namun setelah mendapatkan kanker payudara, Ibu S lebih memiliki keinginan untuk memiliki umur panjang supaya mampu menjalani kehidupannya dengan lebih baik lagi. Walapun terdapat perubahan tujuan hidup menjadi lebih baik, Ibu S merasa kehidupannya sebelum dan setelah mendapatkan vonis kanker tidak ada yang berbeda, semua sama saja.
“…kepengen punya umur panjang. Ya ngalir aja. Jalani dengan baik aja.” (342-344)“Sebelum kanker seperti ini juga. Sama aja.” (347-348) “Ya kan tujuan dari hidup kan gini aja mengalir kayak air. Gak ada yang berubah juga.” (352-354)
Ibu S memiliki pendapat bahwa seseorang yang terkena kanker payudara masih mampu mengembangkan diri dalam hal apapun.
“Saya kira bisa mbak.” (364) “Banyak. Semua bisa” (375)
Hal ini dikarenakan, menurut Ibu S, walaupun terkena kanker, kehidupan harus tetap berjalan, harus memiliki semangat, dan tidak boleh minder. Namun, pendapat tersebut tidak sesuai dengan kondisi Ibu S. Ibu S merasa tidak mampu untuk mengalami perkembangan pribadi. Hal ini dikarenakan penurunan kondisi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
65
tubuh yang dialami Ibu S sejak mendapatkan kanker payudara, sehingga Ibu S tidak ingin memaksakan diri.
“… tenaganya kan sekarang berkurang, kan, jadi gak harus ngoyo-ngoyo …” (385-387) “Gak usah dipaksa.” (390-391) “Kayaknya enggak.” (396-397)
Selain itu, Ibu S juga tidak mendapatkan izin dari suami untuk memiliki kegiatan lain, sehingga tidak ada kesempatan bagi Ibu S untuk berkegiatan lain yang bisa mengembangkan dirinya. Ibu S kurang memiliki otonomi dalam hal keputusan yang harus diambil. Segala keputusan dan rumah tangganya, termasuk keputusan pengobatan, atas pertimbangan suami. Selain itu, aktivitas yang dilakukan oleh Ibu S pun atas keputusan dari suami, yaitu tidak diperbolehkan untuk melakukan aktivitas lain. Walaupun demikian, Ibu S tetap memiliki kemandirian dalam hal pelaksanaan aktivitas. Ibu S berusaha untuk mandiri dalam menjalani kegiatannya.
“Gak minta bantuan orang lain.” (461-462) “Apa yang saya bisa kerjakan sendiri ya saya kerjakan.” (472474)
Selain itu, Ibu S juga mampu untuk mengevaluasi kondisi diri sendiri. Kemampuan mengevaluasi diri ini, menyebabkan Ibu
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
66
S mampu untuk melihat kondisi dan kemampuan yang dimilikinya saat ini. Dalam hal hubungan dengan orang lain, Ibu S memiliki relasi yang positif dengan orang lain, baik itu suami, keluarga besar, maupun masyarakat tempat tinggalnya. Selain itu, Ibu S juga merasakan tidak adanya perubahan dalam relasi yang dia miliki.
“Gak ada perubahan. Dari dulu sama sekarang sama aja.” (481-483) “Ya baik. Sama aja. Gak ada yang beda.” (487-488)
Relasi positif ini tampak dalam dukungan sosial yang sering Ibu S terima dari suami, keluarga besar, maupun masyarakat sekitar. c. Dukungan Sosial Ibu S mendapatkan dukungan sosial dari banyak pihak, yaitu suami, saudara atau keluarga besar, teman di lingkungan tempat tinggal dan teman di lingkungan rumah sakit. Jenis dukungan yang diterimapun bermacam-macam. Dukungan terbanyak didapatnya dari suami. Selama sakit kanker payudara ini, Ibu S mendapatkan dukungan semangat, mendapat penghiburan dari suami dan dukungan perhatian. Salah satu bentuk perhatian yang diberikan adalah suami Ibu S meminta Ibu S untuk tidak terlalu lelah dalam beraktivitas.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
67
“…semangat.” (496) “…kalau pas badannya gak enak, suami bilang gak usah dulu, pikiran e gak usah ngoyo, santai aja, …” (545-548) “Ya kasih sayang itu. Ditunjukkan pada saya, ya lewat menghibur.” (560561)
Selain mendapatkan dukungan dari suami, Ibu S juga mendapatkan dukungan dari keluarga besar. Dukungan yang diterima adalah bantuan dalam beraktivitas dan dukungan secara emosional, yaitu pemberian kasih sayang dan semangat.
“… ternyata dari saudara-saudara yang memberikan sendiri.“ (426-427) “Kasih sayangnya itu kayaknya bertambah.” (537-538)
Dukungan juga diterima Ibu S dari teman-teman, baik teman di lingkungan tempat tinggal, maupun di lingkungan berobat. Ibu S mendapatkan bantuan langsung dari salah satu temannya, yaitu mendapat bantuan memperoleh produk sarang semut langsung dari Irian.
“Di sini kan ada yang kerja di sana, terus dibawain itu langsung dari Irian.” (176-178)
Selain itu, Ibu S juga mendapatkan informasi mengenai pengobatan dari sarang semut.
“… kan ada yang bilang, dia itu kan punya itu kanker di perut to, terus minum itu, sarang semut.” (179-182)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
68
Dari berbagai pihak yang memberikan dukungan sosial tersebut, dukungan yang paling berpengaruh bagi Ibu S adalah pemberian dukungan dari kakak ipar. Hal ini dikarenakan kakak ipar Ibu S adalah pihak pertama yang mengetahui kalau Ibu S terkena kanker dan kakak ipar Ibu S juga memberikan dorongan untuk segera berobat.
“Sebelum suami saya tau, saya cerita dulu sama kakak. Ya itu kan, kasih dorongan-dorongan. Sebelum daripada membesar, saya disuruh periksa.” (591-595)
Dukungan sosial yang diterima subjek dari berbagai pihak ini memberikan pangaruh yang positif bagi kehidupan subjek. Dukungan-dukungan tersebut membantu subjek untuk bisa merasakan
senang,
mengurangi
beban
penderitaan,
tidak
memikirkan penyakitnya, dan bisa merasa enjoy dalam beraktivitas.
“Senang.” (615) “Gak pikiran.” (618) “Enjoy aja …” (620)
Berdasarkan pengalaman penerimaan dukungan sosial, subjek tidak pernah memiliki pengalaman tidak mendapatkan dukungan. Hal ini dikarenakan semua yang dilakukan orang lain dianggap subjek sebagai bentuk dukungan. Subjek memiliki cara
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
69
pandang bahwa orang lain memberikan dukungan dengan cara yang berbeda-beda.
“Kan cara orang mendukung kan itu beda. Pokoknya saya gak anggap kalau gak mendukung.” (634-636)
d. Kesimpulan Gejala kanker payudara yang dialami subjek adalah adanya benjolan pada payudara sebelah kiri bawah dan dapat dirasakan ketika dalam posisi tidur. Benjolan tersebut tidak terasa sakit dan tidak terdapat luka. Ketika mendapati vonis kanker payudara, subjek merasa kaget, tapi tidak berlarut-larut. Tidak mengalami rasa takut ataupun sedih. Sehingga tidak memiliki pengalaman kesedihan yang mendalam. Hal ini dikarenakan adanya keinginan dari dalam diri subjek untuk sembuh dari kanker payudara. Selain itu, hal tersebut juga dipengaruhi oleh kemampuan penerimaan diri subjek yang baik, yaitu mampu menerima dengan ikhlas dan tidak berfikir secara berat. Sehingga, subjek mampu menjalani kehidupan setelah vonis kanker dengan perasaan senang. Setelah melakukan operasi pengangkatan payudara, subjek sempat merasa tidak percaya diri. Akan tetapi, karena mendapatkan dukungan emosional berupa semangat dari suami, maka subjek
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
70
mampu menerima keadaan dan mampu menjalani kehidupan dengan senang. Subjek mengalami perubahan tujuan hidup setelah subjek mendapatkan vonis kanker payudara. Perubahan yang dialami subjek adalah, ketika mendapatkan vonis kanker payudara, subjek lebih memiliki keinginan untuk memiliki umur panjang supaya dapat menjalani kehidupannya lebih baik. Dalam kehidupan sehari-hari, subjek hanya berkegiatan sebagai ibu rumah tangga. Subjek mampu mengatur pekerjaan rumah
tangganya
dengan
baik.
Dalam
mengatur
tugas
pekerjaannya, subjek menentukan prioritas pekerjaan yang harus didahulukan. Subjek mengerjakan tugas rumah tangganya secara mandiri. Akan tetapi tidak jarang pula subjek mendapatkan bantuan-bantuan tenaga dari saudaranya untuk beraktivitas. Subjek memiliki kemandirian dalam beraktivitas. Akan tetapi, dalam hal pengambilan keputusan, subjek tidak memiliki kemandirian. Setiap pertimbangan yang ada selalu meminta persetujuan suami. Termasuk dalam berkegiatan. Suami subjek membatasi kegiatan subjek. Hal ini dikarenakan kekhawatiran suami subjek terhadap kondisi fisik subjek. Keterbatasan
dalam
berkegiatan
itu
pula
yang
menyebabkan subjek tidak ada kesempatan untuk mengembangkan diri, selain karna faktor kondisi fisik yang tidak sekuat dahulu
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
71
sebelum terkena kanker. Padahal, subjek memiliki pendapat bahwa seorang yang terkena kanker masih bisa mengembangkan diri dalam hal apapun. Walaupun subjek memiliki keterbatasan dalam beraktivitas, subjek tetap memiliki hubungan yang baik dengan masyarakat sekitar. Selain itu, subjek juga memiliki hubungan yang baik dengan suami dan keluarga besar. Hubungan baik itu terwujud dari dukungan sosial yang subjek terima. Dukungan sosial diterima subjek dari suami subjek. Bentuk dukungan yang diberikan adalah dukungan sosial emosional, yaitu berupa dukungan semangat, memberikan perhatian, meminta subjek untuk tidak terlalu lelah dalam beraktivitas, dan menghibur subjek dikala subjek merasa sedih. Selain itu, saudara-saudara subjek juga memberikan dukungan berupa dukungan sosial emosional dan instrumental. Yaitu berupa pemberian kasih sayang, dorongan untuk segera berobat, dan bantuan dalam beraktivitas. Teman-teman subjek dari lingkungan tempat tinggal, dan teman di rumah sakit pun juga memberikan dukungan sosial kepada subjek, yaitu dukungan sosial instrumental, emosional, dan informasi.
Bentuk
dukungannya
adalah
bantuan
dalam
memperoleh obat herbal, dukungan semangat, pemberian kasih sayang, dan informasi mengenai pengobatan herbal. Secara
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
72
keseluruhan, dukungan sosial yang diberikan itu, diberikan secara langsung kepada subjek tanpa perantara siapapun. Dari sekian banyak pihak pemberi dukungan, subjek merasa pemberi dukungan yang paling berpengaruh adalah berasal dari kakak ipar subjek. Hal ini dikarenakan kakak ipar subjek yang pertama kali mengetahui penyakit subjek dan yang pertama kali memberi dorongan untuk berobat. Dukungan sosial yang diterima itu memberikan manfaat bagi kondisi subjek. Dengan mendapatkan dukungan sosial, subjek merasa senang, tidak memikirkan penyakitnya, dan mengurangi beban penderitaan. Berdasarkan pengalaman, subjek tidak pernah memiliki pengalaman tidak didukung. Karena subjek memiliki pandangan bahwa cara orang lain dalam mendukung itu berbeda-beda sehingga segala hal yang dilakukan orang lain dianggap sebagai bentuk dukungan.
2. Subjek Kedua a. Kanker Payudara dan Pengobatannya Sakit kanker payudara yang dialami oleh Ibu K sudah 2 tahun. Penyakit itu diketahui ketika Ibu K sering merasakan nyeri pada lengan tangan kirinya. Kemudian setelah diamati lebih lanjut,
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
73
ternyata terdapat benjolan pada payudara sebelah kiri atas dan adanya pertumbuhan puting yang tidak normal.
“Waktu itu terasanya nyeri di lengan tangan kiri.” (56) “…katanya ada benjolan.” (8) “Di payudara kiri atas sini mbak.” (15) “Puting saya tuh masuk …” (24)
Hasil pemeriksaan yang dilakukan menunjukkan bahwa Ibu K terkena kanker payudara. Di dalam riwayat keluarga Ibu S, tidak ada anggota keluarga yang terkena kanker ataupun tumor. Ketika mendapati vonis kanker payudara, yang dirasakan oleh Ibu K adalah merasa kaget, bingung, dan sedih. Selain itu, Ibu K juga merasa bahwa dunia menjadi gelap dan berhenti berputar.
“Kaget, Mbak. Bingung. Sedih” (44) “Kayaknya dunia udah gelap. Kayaknya dunia berhenti.” (47-48)
Perasaan-perasaan
tersebut
muncul
karena
Ibu
K
mengetahui bahaya dan konsekwensi dari kanker payudara. Ketika awal mula menjalani kehidupan dengan kanker payudara, Ibu K sempat merasa takut dan sering mempertanyakan keadaan.
“…takut waktu itu.” (56) “…sok nanyake kok aku kena kanker gini kenapa.” (58-59)
Rasa sedih yang dialami Ibu K hanya terjadi ketika divonis sampai sebelum menjalan operasi. Tidak adanya pengalaman
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
74
kesedihan mendalam ini disebabkan oleh adanya keinginan dari dalam sendiri untuk tidak berlarut-larut dalam kesedihan, mendapatkan arahan dari dokter dalam menghadapi kanker payudara, serta bertemu dan saling berbagi pengalaman dengan sesama penderita kanker.
“Pokoknya dari saya gak mau sampai nglokro. Dokter juga bilang gak boleh sedih, gak boleh susah.” (70-73) “…ketemu teman yang sama-sama kanker jadi sok cerita-cerita.” (74-76)
Tindakan pengobatan yang dilakukan oleh Ibu K adalah melakukan kemoterapi sebanyak 6 kali, penyinaran setiap hari selama 1 bulan, mengkonsumsi vitamin selama 3 tahun, serta melakukan kontrol di rumah sakit setiap 1 bulan 1 kali untuk cek kanker dan 6 bulan 1 kali untuk cek keseluruhan. Sedangkan untuk pengobatan non medis yang dilakukan adalah mengkonsumsi buah sirsat dan air rebusan daun sirsat. Pengobatan yang dijalaninya memberikan dampak bagi tubuhnya. Kemoterapi yang dilakukan sebanyak 6 kali sering membuat Ibu K menjadi mual dan lemas setelah melakukan kemoterapi. Akan tetapi, Ibu K tetap menjalani pengobatannya apapun konsekwensi yang akan ditanggungnya.
“…gimanapun harus dijalani. Karna saya kan niatnya mau sembuh.” (130-132)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
75
b. Kondisi Psychological Well Being Tingkat kebahagiaan yang dimiliki Ibu K adalah 9. Ketika Ibu K mendapatkan vonis kanker payudara dan dilakukan operasi pengangkatan payudara, Ibu K merasa minder, malu, tidak percaya diri bila bertemu orang lain karena takut jika ditanya seputar penyakitnya.
“Waktu habis operasi saya sempat minder, gak PD ketemu orang. Takutnya malah ditanya-tanya. Saya malu.” (144-147)
Namun saat ini, perasaan-perasaan tersebut sudah tidak ada. Saat ini, Ibu K sudah pasrah dan sudah menerima keadaan. Selain itu, sudah ada kemampuan dari dalam diri Ibu K untuk memandang diri sendiri secara positif, menyukuri keadaan, berusaha untuk kuat dan tegar.
“Jadi ya sekarang gak.“ (149) “Menerima. Pasrah.” (137) “Pasrah. Disyukuri.” (160) “Pokoknya harus kuat, tegar.” (162)
Dengan kepercaan diri yang ada sekarang dan tidak adanya rasa malu untuk bertemu dengan orang lain, maka membantu Ibu K untuk tidak memikirkan penyakitnya lagi.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
76
“Justru malah kalau PD gini, berani ketemu orang, kan ada kegiatan, jadi gak kepikiran sakitnya …” (153156)
Dalam mengatur kegiatan sehari-hari, Ibu K tidak mengalami kesulitan karena sudah menjadi rutinitasnya. Selain itu, Ibu K tidak mengalami kesulitan dalam beraktivitas karena dibantu oleh jasa asisten rumah tangga dan ada pembagian aktivitas oleh anaknya.
“Tapi nek kerja bakti anak saya yang gantikan datang. Saya cuma paling nyiapin minum.” (242-244)
Ketika selesai operasi pengangkatan payudara dan selama menjalani kemoterapi, Ibu K mampu menjalani dan mengatur aktivitasnya dengan baik. Setelah menjalani operasi kanker payudara, Ibu K masih mampu mengantar anaknya ke sekolah. Ketika menjalani kemoterapi, Ibu K meminta bantuan kepada saudaranya untuk mengantarkan anaknya ke sekolah. Ketika kemoterapi juga, segala pekerjaan rumah tangga diserahkan kepada asisten rumah tangga.
“Habis operasi itu, sembuh, saya masih nganter anak saya sekolah naik motor.” (258-260) “Tapi pas kemo itu saya minta dibantu saudara saya buat antar anak saya. Kan lemes, Mbak. Gak bisa apa-apa.” (261-264) “… kan saya pakai pembantu, jadi enak ada yang bantu. Dia yang ngerjain.” (271-273)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
77
Tujuan hidup yang dimiliki Ibu K saat ini adalah ingin membahagiakan anak-anak. Tujuan hidup yang ada ini sudah dimiliki sejak Ibu K menikah. Tidak adanya perubahan tujuan hidup semenjak sakit ini, dikarenakan Ibu K mengingat anak-anak. Semenjak sakit, Ibu K justru semakin memiliki semangat dan berusaha untuk memperjuangkan tujuan hidupnya.
“Tujuan hidup saya untuk anak-anak. Pokoknya apa yang saya lakukan, semua untuk kebahagiaan anak …” (170-173) “ketika saya nikah, punya anak, apa yang saya lakukan itu untuk anak saya.” (178-180) “Justru semakin apa ya, jadi semakin kuat buat berjuang untuk anak-anak.” (186-188) “Jadi saya ya harus berusaha, semangat.” (194-195)
Dalam hal pengembangan diri, Ibu K memiliki pendapat bahwa
seorang
dengan
kanker
payudara
masih
bisa
mengembangkan diri mereka sesuai potensi yang ada dalam diri masing-masing.
Pengobatan
yang
ada
sekarang
mampu
menyembuhkan kanker sehingga masih ada kesempatan untuk mengembangkan diri.
“Ya kan sekarang udah ada obatnya, pasti sembuh, jadi pasti bisa lebih berkembang.” (204-206)
Ibu K merasa dirinya mampu untuk mengembangkan diri. Hal ini dikarenakan memiliki kemauan untuk lebih berkembang
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
78
dan merasa tidak ada yang berubah dalam kehidupannya, serta merasa sudah sembuh dari penyakitnya.
“Masih Mbak. Karena diri saya gak ada yang berubah.” (220-221) “Ada kemauan. Saya juga merasa udah sembuh kok.” (223-225)
Di dalam keluarga, keputusan yang diambil Ibu K sebagian besar tanpa meminta pertimbangan orang lain. Untuk hal-hal yang penting dalam keluarga, Ibu K meminta pertimbangan suami ataupun orang tua.
“Paling kalau hal-hal biasa ya saya putuskan sendiri. Kalau hal penting sekali ya saya minta pertimbangan suami saya, saya telpon, kalau gak ya orang tua saya.” (283-288)
Dalam hal pengobatan, Ibu K meminta pertimbangan suami dan orang tua. Hal ini dikarenakan yang membiayai seluruh pengobatan adalah suami dan pihak rumah sakit meminta persetujuan suami untuk dilakukan pengangkatan payudara.
“Sama suami, sama orang tua. Tapi lebih ke suami ya. Karena kan yang biayain juga suami.” (292-294) “dokter juga minta suami saya dateng ke rumah sakit. Dokter kasih penjelasan dan meminta persetujuan suami saya.” (296-299)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
79
Ibu K memiliki relasi positif dengan orang lain. Hubungan baik dengan orang lain ini, tampak dalam banyaknya dukungan sosial yang Ibu K terima. Hubungan yang baik ini juga dirasakan oleh Ibu K karena banyaknya dukungan semangat yang diterima. Walaupun ada relasi yang baik dengan banyak orang, Ibu K tetap tidak diistimewakan.
“Tapi terus gak dispesialkan.” (326) “Tapi banyak yang kasih semangat. Jadi merasanya dekat.” (327329)
c. Dukungan Sosial Ibu K mendapatkan banyak dukungan sosial dari berbagai pihak, yaitu dari keluarga, suami, anak, orang tua, teman sewaktu SMA, teman sesama penderita kanker, masyarakat sekitar, dan dokter. Bentuk-bentuk dukungan yang diberikan pun bermacammacam. Dukungan yang Ibu K terima dari suami adalah perhatian dari suami, membantu pekerjaan rumah tangga, semangat, dan memberikan biaya berobat.
“Jadi tambah perhatian malah. Sering telpon.” (305306) “… kalau pulang pasti bantu kerjaan rumah.” (313-314) “. Ya walaupun jauh, tapi suami tetep kasih saya perhatian, dukungan, semangat” (344-346) “…dikirim uang untuk biaya berobat …” (384-385)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
80
Walaupun suami Ibu K bekerja dan tinggal di luar kota, dukungan sosial pun tetap diberikan, terutama dukungan emosional, sering diberikan melalui telepon.
“… telpon tiap malem. Nanyain kabar. Tanya kondisi. Tiap telpon pasti menyemangati saya.” (413-415)
Selain suami, Ibu K juga menerima dukungan dari anaknya. Dukungan yang diberikan adalah menggantikan dalam kegiatan kerja bakti, meminta supaya tidak memikirkan penyakitnya, dan mengantar berobat ke rumah sakit.
“Tapi nek kerja bakti anak saya yang gantikan datang.” (242-243) “Anak-anak sok bilang udah gak usah dipikirin.”(348-349) “suka nganterin saya ke rumah sakit.” (389-390)
Dukungan sosial, juga diterima Ibu K dari orang tua, yaitu berupa pendampingan selama sakit.
“Orang tua saya juga mendampingi saya” (346-347)
Selain itu, juga menerima dukungan dari saudaranya, yaitu dengan menerima dukungan semangat dan mendapatkan bantuan dalam mengerjakan rutinitasnya.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
81
“Tapi pas kemo itu saya minta dibantu saudara saya buat antar anak saya.” (261-263) “Banyak yang dateng kasih semangat saya.” (321-322)
Selain mendapatkan dukungan dari keluarga besar, Ibu K juga mendapatkan dukungan dari teman, masyarakat, dan dokter yang menangani. Ibu K mendapatkan bantuan biaya pengobatan dari teman-teman semasa SMA. Selain itu, teman-teman dari Ibu K juga sering mengajak Ibu K untuk pergi berkegiatan bersama.
“… kumpul teman SMA saya diajak. Dijemput.” (360361) “Penggalangan dana juga lho. Sampai jutaan itu.” (396-397)
Selain dari teman SMA, Ibu K juga mendapatkan dukungan dari sesama penderita kanker. Diantara mereka saling memberikan dukungan sosial dengan cara saling memberi kabar dan saling berbagi pengalaman.
“… ketemu teman yang sama-sama kanker jadi sok cerita-cerita.” (74-76) “…kabar-kabaran sama yang kanker …” (336-337)
Tidak hanya itu, dukungan sosial pun diterima oleh Ibu K dari dokter yang menangani penyakitnya. Dukungan yang diterima adalah berupa arahan dan nasihat mengenai bagaimana cara menghadapi kanker.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
82
“Dokter juga bilang gak boleh sedih, gak boleh susah.” (71-73)
Diantara berbagai pihak yang memberikan dukungan sosial, pemberi dukungan yang menurut subjek paling berpengaruh adalah suami, anak, dan orang tua. Hal ini dikarenakan suami terus memberikan dukungan semangat, kekuatan dan biaya pengobatan, serta mendapatkan pendampingan sejak operasi sampai saat ini dari orang tua, keluarga, dan anak.
“…suami, walaupun jauh pasti kasih dukungan, kirim biaya berobat juga.” (370-373) “Kalau keluarga, orang tua, kan mereka yang mendampingi saya terus. Dari saya operasi sampai sekarang. Mereka-mereka yang buat saya bisa kuat, bisa semangat.” (374-379)
Dukungan-dukungan
tersebut
tentunya
memberikan
pengaruh bagi Ibu K, yaitu menambah semangat hidup, merasa tidak sendiri, dan merasa lebih beruntung dari orang lain.
“…tambah semangat.” (420) “Kenal sama orangorang yang kanker juga jadi merasa tidak sendiri.” (423-425) “ada yang lebih parah dari saya, saya jadi merasa oh ternyata saya masih lebih beruntung” (427429)
Menurut Ibu K, dukungan sosial memberikan pengaruh kepada peningkatan semangat hidup. Akan tetapi, sumber semangat yang terbesar adalah dari dalam diri sendiri.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
83
“Pokoknya jadi tambah semangat. Tapi tetep yang utama semangat datang dari dalam diri sendiri.” (429432)
Berdasarkan pengalaman penerimaan dukungan sosial, Ibu K tidak pernah mempunyai pengalaman tidak mendapat dukungan. Hal ini dikarenakan, semua orang yang ada di dalam kehidupan Ibu K mendukung untuk sembuh.
“Semua mendukung saya untuk semangat, untuk sembuh. Semua yang orang lain lakukan, yang di sini, teman, saudara yang jauh pun mendukung saya.” (439443)
d. Kesimpulan Gejala kanker payudara yang dialami subjek adalah adanya rasa nyeri pada lengan sebelah kiri, dan munculnya benjolan pada payudara sebelah kiri atas. Selain itu, subjek juga mengalami pertumbuhan puting yang tidak normal. Ketika subjek mendapati vonis kanker payudara, yang dialami subjek adalah merasa kaget, bingung, sedih, takut, dan sering mempertanyakan keadaan. Hal tersebut terjadi karena subjek takut akan bahaya dari kanker payudara. Perasaan tersebut hanya dialami sampai menjelang operasi. Hal ini dikarenakan adanya keinginan untuk tidak berlarut-larut dalam kesedihan dan mendapatkan pengarahan dari dokter dan saling bertukar cerita
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
84
dengan sesama penderita kanker. Sehingga, subjek tidak mengalami keterpurukan karena kanker. Setelah melakukan operasi pengangkatan payudara, subjek merasa tidak percaya diri dan malu bertemu orang lain karena takut ditanya seputar penyakitnya. Namun, kondisi tersebut sudah tidak terjadi saat ini. Hal ini dikarenakan adanya kemampuan untuk menyukuri dan menerima keadaan, pasrah dan memiliki pandangan yang positif. Dengan adanya kepercayaan diri, subjek merasa tidak terbeban karena penyakitnya. Subjek tidak mengalami perubahan dalam tujuan hidup yang
dimilikinya.
Subjek
memiliki
tujuan
hidup
ingin
membahagiakan anak-anak. Semenjak sakit kanker, semangat subjek untuk mewujudkan tujuan hidupnya semakin besar. Subjek tidak kesulitan dalam mengatur kegiatan sehariharinya, karena sudah terbiasa dan menggunakan jasa asisten rumah tangga dan mendapatkan bantuan dari anaknya. Begitupun ketika menjalani pengobatan, subjek meminta bantuan saudaranya untuk membantunya dan menyerahkan seluruh pekerjaan rumah tangga kepada asisten rumah tangga. Dalam pengambilan keputusan, subjek lebih sering memutuskan sendiri. Akan tetapi, untuk keputusan penting meminta pertimbangan suami dan orang tua. Dalam pengobatan, subjek
meminta
pertimbangan
suami
karena
suami
yang
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
85
membiayai dan pihak rumah sakit juga meminta pertimbangan suami. Subjek memiliki pendapat bahwa penderita kanker masih mampu mengembangkan diri dalam hal apapun, karena pengobatan yang ada sudah mampu menyembuhkan kanker. Hal ini sesuai dengan subjek yang merasa mampu mengembangkan diri karena subjek merasa sudah sehat Selain itu, subjek memiliki hubungan yang baik dengan orang-orang di sekitarnya. Hubungan baik itu ada tanpa adanya perilaku diistimewakan oleh orang lain. Hubungan baik yang ada terwujud dalam dukungan sosial yang diterima subjek. Dukungan sosial diterima subjek dari suami subjek. Walaupun suami subjek tinggal di luar kota, namun sering memberikan dukungan emosional melalui telepon. Dukungan sosial yang diberikan adalah dukungan sosial emosional dan instrumental, yaitu memberikan perhatian, semangat, membantu pekerjaan rumah tangga, dan membiayai pengobatan. Subjek juga menerima dukungan dari anaknya, berupa dukungan emosional dan instrumental. Bentuk dukungan tersebut adalah menggantikan dalam kegiatan kerja bakti, meminta supaya tidak memikirkan penyakitnya, dan mengantar berobat ke rumah sakit.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
86
Dukungan sosial, juga diterima subjek dari orang tua, yaitu berupa pendampingan selama sakit. Selain itu, juga menerima dukungan dari saudaranya, yaitu dengan menerima dukungan semangat
dan
mendapatkan
bantuan
dalam
mengerjakan
rutinitasnya. Teman-teman subjek pun juga memberikan dukungan sosial. Teman SMA memberikan dukungan instrumental berupa bantuan biaya, dan dukungan jaringan sosial dengan sering mengajak subjek untuk beraktivitas bersama. Subjek juga mendapat dukungan jaringan sosial dari sesama penderita kanker berupa saling memberi kabar dan saling berbagi pengalaman. Selain itu, dokter yang menangani penyakitnya pun juga memberikan dukungan sosial, berupa arahan dan nasihat mengenai bagaimana cara menghadapi kanker. Diantara berbagai pihak yang memberikan dukungan sosial, pemberi dukungan yang menurut subjek paling berpengaruh adalah suami, anak, dan orang tua. Hal ini dikarenakan suami terus memberikan dukungan semangat, kekuatan dan biaya pengobatan, serta mendapatkan pendampingan sejak operasi sampai saat ini dari orang tua, keluarga, dan anak. Dukungan-dukungan tersebut diterima subjek secara langsung bertemu dengan pemberi dukungan. Tetapi, jika suami subjek yang memberikan dukungan,
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
87
diberikan melalui telepon karena kondisi tempat tinggal yang berbeda kota. Dukungan yang diterima memberikan pengaruh baik bagi kehidupan subjek, yaitu menambah semangat hidup, merasa tidak sendiri, dan merasa lebih beruntung dari orang lain. Akan tetapi, sumber semangat yang tersebar adalah dari dalam diri sendiri. Semua orang yang ada dalam kehidupan subjek memberi dukungan kepada subjek untuk sembuh, sehingga subjek tidak memiliki pengalaman tidak didukung.
3. Subjek Ketiga a. Kanker Payudara dan Pengobatannya Ibu D sudah mengalami kanker payudara selama 2 tahun. Penyakit kanker ini diketahui melalui gejala-gejala yang dirasakan. Gejala tersebut adalah mudah merasa lelah dan mudah mengantuk. Kemudian adanya rasa nyeri apabila berada pada posisi tidur telentang. Selain itu, pada payudara sebelah kiri atas terdapat benjolan yang terasa sakit.
“… saya sering ngantuk.” (3-4) “… saya tidur telentang gini, kan nyeri …” (6-7) “… badan terasa gampang capek, gampang ngantuk, nyeri yang saya rasakan. (15-18) “…nyeri di sini ini (benjolan) …” (28)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
88
Pada pemerikasaan awal, yaitu pemerikasaan USG dan mammografi, penyakit kanker belum dapat dipastikan dimiliki oleh Ibu D. Setelah dilakukan pemeriksaan pada laboratorium patologi, pihak medis memastikan bahwa Ibu D terkena kanker payudara stadium lanjut.
“Waktu cuma di USG, di mammografi, kayak gitu aku belum. Waktu di USG, dokter sana juga udah bilang mungkin ini kanker bu, gitu. Lha terus di mammografi itu dokternya gak bilang. Yang di UGM patologi itu, setelah saya buka ternyata ada kanker sinetral keganasan.” (85-94)
Dalam keluarga besarnya, tidak ada anggota keluarga Ibu D yang terkena kanker. Ketika mendapatkan vonis kanker payudara, yang dirasakan Ibu D adalah merasakan stress, mengalami kepanikan, kalut, dan merasakan ketakutan, serta merasakan kemarahan karena tidak bisa menerima keadaan.
“Waktu divonis, justru itu, stress, kalut, takut.” (121122) “Tapi waktu itu juga panik lah, mbak. Panik, takut, stress, campur gitu lah. Inginnya terus marah.” (132-135) “Karena keadaan, karena saya juga gak mau terima.” (138-139)
Perasaan-perasaan
tersebut
muncul
karena
mengetahui resiko terburuk kanker payudara.
“Bisa stress itu kan, setahu saya kan banyak yang gak tertolong.” (107-108)
Ibu
D
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
89
Perasaan yang muncul ketika mandapat vonis tersebut tidak terlalu lama dialami. Kesedihan dan kepanikan yang dialami subjek terjadi ketika mendapatkan vonis sampai sebelum operasi. Setelah operasi dilalui, Ibu D merasakan ada kelegaan.
“Kalau setelah operasi saya enggak. Sama sekali enggak.” (122-123) “… saya periksa pertama sampai operasi itu jaraknya hampir 1 bulan itu saya memang benar-benar stress, panik, bingung, sedih, wes campur aduk. Itu. Pokoknya setelah operasi saya gak, sudah lega. (147-153)
Tindakan medis yang dilakukan pihak rumah sakit untuk mengangani kanker payudara ini adalah dilakukannya Radical Mastectomy.
Setelah
menjalani
operasi,
pengobatan
yang
dilakukan Ibu D adalah melakukan kemoterapi sebanyak 6 kali dan mengkonsumsi obat Tamofen selama 1 bulan. Sampai saat ini, Ibu D juga masih melakukan kontrol ke rumah sakit 3 bulan 1 kali. Selain obat-obatan medis, Ibu D juga melakukan pengobatan non medis, yaitu menggunakan keladi tikus, mengkonsumsi air rebusan daun sirsat, dan mengkonsumsi minyak ikan gabus. Pengobatan kanker yang dijalani oleh Ibu D memberikan dampak bagi kondisi fisik Ibu D. Kemoterapi yang dijalani oleh Ibu D memberikan dampak bagi fisiknya, yaitu sering merasakan mual dan nafsu makan berkurang.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
90
“Justru malah merasakan mual-mual tuh waktu kemo pertama.” (162-164) “Makan berkurang.” (166)
Akan tetapi, dampak negatif bagi tubuh Ibu D tersebut tidak berlangsung lama. Ibu D juga tetap menjalani pekerjaannya setelah melakukan kemoterapi.
“Setelah itu, saya sudah biasa. Kemo yang ketiga saya sudah mulai mau makan. Sampai selesai, sampai kemo yang keenam saya juga sehat. Habis kemo pun saya sudah kembali kerja.” (166-172)
Ketika menjalani berbagai pengobatan dan menjalani kontrol di rumah sakit, Ibu D merasakan kebosanan. Akan tetapi Ibu D tetap menjalani pengobatan yang harus dijalani.
“Dibilang bosen ya bosen ya, tapi saya tetap berusaha.” (161-162)
b. Kondisi Psychological Well Being Tingkat kebahagiaan yang dimiliki Ibu D adalah 10. Ketika Ibu D mendapatkan vonis kanker payudara dan dilakukan operasi pengangkatan payudara, Ibu D tidak merasa minder. Ibu D menganggap keadaannya biasa saja. Hal ini bisa terjadi karena Ibu D mendapat dukungan dari keluarga.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
91
“Gak minder, biasa aja saya.” (144-147) “…walaupun saya ini ibarat e udah gak genep, tapi gak ada yang berbeda.” (273-275) “betul-betul keluarga saya dukung saya ingin sehat juga. Jadi ya walaupun kurang 1 payudaranya juga gak pernah minder.” (277-281)
Sampai saat ini, Ibu D tetap memiliki kepercayaan diri dan tetap memandang diri sendiri secara positif. Hal ini bisa terjadi karena Ibu D tidak terpengaruh oleh penilaian buruk orang lain.
“Saya habis operasi sampai sekarang aku gak minder.” (289-290) “Tetap percaya diri.” (193) “…walaupun itu orang bilang bagaimana, tetangga bilang bagaimana, yang jelek, saya gak pernah nanggapin orang.” (301-304)
Kegiatan sehari-hari di dalam keluarga Ibu D terdapat pembagian tugas. Untuk pekerjaan pokok di rumah dikerjakan oleh suami dan Ibu D fokus pada pekerjaannya menjual ikan di pasar. Dalam mengatur diri sendiri supaya bisa melakukan aktivitas yang menjadi pekerjaannya, Ibu D selalu beristirahat setelah berjualan di pasar.
“Kalau yang di rumah itu, yang pokok Bapak. Kalau saya kan di pasar, jadi cara mengaturnya itu saja, istirahat, siang juga istirahat biar bisa kerjain yang lain.” (399-403)
Antar anggota keluarga bergantian dalam mengerjakan pekerjaan rumah. Sebagian pekerjaan rumah dikerjakan oleh oleh
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
92
Ibu D dan sebagiannya menggunakan jasa. Ibu D tidak merasa kesulitan dalam mengerjakan tugas pekerjaannya karena sudah menjadi rutinitas.
“Yang lainnya biasa, gak bagi-bagi. Saya kerjakan.” (423-424)
Semenjak kemoterapi pertama, Ibu D mampu untuk melakukan pekerjaannya di pasar karena tidak pernah memiliki rasa malas sejak operasi pengangkatan payudara.
“Habis kemo pertama, saya sudah kerja ke pasar.” (175-177) “…semenjak operasi sampai sekarang itu gak terus males-males gitu lho. Inginnya saya itu, ingin berusaha sehat.” (181-184)
Tujuan hidup yang dimiliki Ibu D saat ini adalah ingin menghabiskan sisa hidup di jalan yang benar, ingin membesarkan anak, membahagiakan anak, dan ingin merasakan punya cucu. Tujuan hidup yang ada ini sudah dimiliki sejak Ibu D belum terkena kanker. Tidak adanya perubahan tujuan hidup semenjak sakit ini, dikarenakan Ibu D mendapatkan dukungan semangat dari suami dan anak-anak.
“…ingin sisa hidup saya itu jadi orang yang melewati jalan yang benar, sama membesarkan putra-putri saya. ya nungguin cucu-cucu saya, saya juga ingin merasakan gimana rasanya punya cucu.” (316-322)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
93
“Anak selalu mendukung, suami selalu mendukung juga.” (343-344)
Dalam hal pengembangan diri, Ibu D memiliki pendapat bahwa
seorang
dengan
mengembangkan diri
kanker
payudara
masih
bisa
mereka. Perkembangan pribadi yang
dilakukan dipengaruihi oleh kondisi fisik dan kondisi ekonomi masing-masing pribadi.
“Bisa tapi itu tergantung e. Berkembang seperti apa itu tergantung si penderita. Biasanya gitu itu. Ya itu, kan penyakitnya sendiri-sendiri, tergantung kekuatan tubuh mungkin.” (352-357) “…karena mungkin dia juga udah ekonomi cukup.” (360-361)
Apabila Ibu D dalam kondisi yang sehat, maka akan mengusahakan diri untuk bisa mengembangan diri lebih lagi.
“Ya kalau saya, kalau badan saya itu sehat, semampu saya, saya berusaha.” (370-372) “Saya usahakan bisa mbak..” (381-382)
Di dalam keluarga, seluruh keputusan keluarga yang diambil Ibu D meminta pertimbangan keluarga.
“Kalo yang nyangkut keluarga ya hampir semua pertimbangan keluarga saja.” (432-435)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
94
Dalam hal pengobatan, Ibu D meminta pertimbangan suami dan anak-anak. Berdasarkan pertimbangan suami dan anak-anak, Ibu D mendapatkan dukungan untuk segera melakukan operasi pengangkatan payudara.
“Anak saya yang putri itu bilang pokoknya harus tetap diangkat. Secepatnya lah diangkat.” (447-450)
Ibu D memiliki relasi positif dengan orang lain. Hubungan baik dengan orang lain ini, tampak dalam banyaknya dukungan sosial yang Ibu D terima. Sejak sebelum kanker, tidak ada perubahan relasi yang dirasakan dalam keluarga. Perubahan yang ada dirasakan datang dari tetangga Ibu D. Relasi dengan tetangga semakin baik karena merasa kasihan melihat kondisi Ibu D.
“Kasihan lah. Kan bapak sakit gula, dia duluan yang sering opename 2x. Jadinya sama saya baik..” (481484)
c. Dukungan Sosial Ibu D mendapatkan banyak dukungan sosial dari berbagai pihak, yaitu dari keluarga, suami, anak, dan tetangga. Bentukbentuk dukungan yang diberikan pun bermacam-macam. Dukungan yang Ibu D terima dari suami adalah perhatian dari
suami,
membantu
pekerjaan
rumah
tangga,
selalu
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
95
mengingatkan minum obat, mengingatkan untuk makan, dan mengalah kepada Ibu D
“Kalau saya gak mau makan gitu ya, kalau suruh makan deket anak e.” (496-498) “…kalau kerja juga membantu ...” (517) “…kalau kelihatan capek bilang gak usah” (518-519) “Kalau minum obat diingetke.” (520-521) “…kita ada kekeliruan itu dia kadang dia juga sering yaudah lah dia sering ngalah …” (522524)
Selain suami, Ibu D juga menerima dukungan dari anaknya. Dukungan yang diberikan adalah berupa dorongan supaya segera melakukan pengangkatan payudara dan memberikan bantuanbantuan pekerjaan.
“Anak saya yang putri itu bilang pokoknya harus tetap diangkat. Secepatnya lah diangkat.” (447-450) “…sekarang jadi mau saya suruh.” (532-533)
Dukungan sosial, juga diterima Ibu D dari tetangga, yaitu berupa informasi mengenai pengobatan kanker dan dukungan semangat.
“Cuma ngomongi saja kalau ya jangan makan ini, mengurangi ini, obatnya ini.” (540-542) “…paling ngasih pengarahan aja. Dukungan mengarahkan, masukan.” (576-578) “dukungan semangat itu juga.” (549-550)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
96
Diantara berbagai pihak yang memberikan dukungan sosial, pemberi dukungan yang menurut subjek paling berpengaruh adalah dukungan dari suami dan anak-anak. Hal ini dikarenakan suami dan anak-anak terus memberikan semangat untuk hidup.
“… dia gak pernah berhenti-berhentinya ngasih saya dukungan biar saya tetap semangat hidup,.” (508-511)
Dukungan-dukungan
tersebut
tentunya
memberikan
pengaruh bagi Ibu D, yaitu menambah membuat tidak minder, tujuan
hidup
yang
dimiliki
tidak
berubah
dan
tetap
memperjuangkan, mengalami kemajuan dalam kondisi fisik, mempercepat kesembuhan, dan memiliki peningkatan semangat hidup.
“… membantu kesembuhan saya …” (585-586) “…kalau ada semangat, ada yang mendukung seperti keluarga, mudah-mudahan ibu cepat sehat kembali.” (605-608)
Berdasarkan pengalaman penerimaan dukungan sosial, Ibu D tidak pernah mempunyai pengalaman tidak mendapat dukungan. Hal ini dikarenakan, Ibu D selalu menanggapi dengan positif setiap hal yang dilakukan orang lain.
“… saya gak begitu menanggapi lah” (642-643) “… tapi kan tinggal saya yang menanggapi, mau
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
97
ditanggapi sampai hati apa enggak. Kalau saya sih mending gak saya sampaikan hati yang seperti itu.” (648-653)
d. Kesimpulan Gejala yang dialami subjek adalah mudah merasa lelah dan mengantuk, terdapat benjolan pada payudara sebelah kiri atas. Benjolan tersebut disertai rasa nyeri. Ketika menjalani tes awal, yaitu USG dan mammografi, gejala tersebut belum dapat dipastikan kanker payudara. Setelah menjalani tes lanjutan, yaitu patologi, gejala tersebut dapat dipastikan kanker payudara. Ketika mendapatkan vonis kanker payudara, subjek mengalami stress, kepanikan, kalut, dan merasakan ketakutan, serta merasakan kemarahan karena tidak bisa menerima keadaan. Hal tersebut terjadi karena resiko terburuk kanker payudara. Perasaan tersebut hanya dialami sampai sebelum operasi. Hal ini dikarenakan merasakan ada kelegaan karena penyakit kankernya sudah diangkat. Setelah melakukan operasi pengangkatan payudara sampai saat ini, subjek tidak pernah minder. Subjek tetap memiliki rasa kepercayaan diri. Hal ini dikarenakan adanya dukungan dari keluarga dan tidak menanggapi penilaian negatif dari orang lain. Subjek tidak mengalami perubahan dalam tujuan hidup yang
dimilikinya.
Subjek
memiliki
tujuan
hidup
ingin
menghabiskan sisa hidup di jalan yang benar, ingin membesarkan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
98
anak, dan ingin memiliki cucu. Tidak adanya perubahan tujuan hidup ini dikarenakan adanya dukungan semangat dari suami dan anak-anak subjek. Subjek tidak kesulitan dalam mengatur kegiatan sehariharinya. Di dalam keluarganya ada pembagian tugas pekerjaan rumah tangga. Subjek mampu mengatur diri sendiri supaya bisa beraktivitas seperti biasa. Untuk mempermudah pekerjaan rumah tangga, subjek menggunakan jasa. Ketika menjalani kemoterapi pun subjek mampu beraktivitas seperti biasa karena tidak ada rasa malas. Subjek dan keluarganya selalu mendiskusikan terlebih dahulu segala hal keputusan yang akan diambil. Begitupun dengan keputusan pengobatan. Hal tersebut mengakibatkan subjek mendapat dukungan untuk segera melakukan pengangkatan payudara. Subjek memiliki pendapat bahwa penderita kanker masih mampu mengembangkan diri. Perkembangan diri yang dialami dipengaruhi oleh kondisi fisik dan ekonomi. Dalam kenyataanya, subjek akan berusaha semampunya untuk mengembangkan diri apabila memiliki kondisi fisik yang bagus. Selain itu, subjek memiliki hubungan yang baik dengan orang-orang di sekitarnya. Subjek merasakan adanya perubahan relasi dengan tetangganya. Subjek merasa ada hubungan yang lebih
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
99
baik. Hal ini dikarenakan, tetangga menjadi lebih kasihan kepada subjek. Subjek mendapatkan dukungan sosial dari suami, berupa dukungan emosional, instrumental, dan penghargaan. Bentuk dukungannya adalah perhatian dari suami, membantu pekerjaan rumah tangga, selalu mengingatkan minum obat, mengingatkan untuk makan, dan mengalah. Subjek juga menerima dukungan dari anaknya, berupa dukungan emosional dan instrumental. Bentuk dukungan tersebut adalah mendorong subjek untuk segera melakukan operasi dan memberikan bantuan-bantuan dalam pekerjaan rumah tangga. Dukungan sosial, juga diterima subjek dari tetangga subjek, yaitu berupa dukungan semangat dan informasi mengenai pengobatan. Diantara berbagai pihak yang memberikan dukungan sosial, pemberi dukungan yang menurut subjek paling berpengaruh adalah dukungan dari suami dan anak-anak. Hal ini dikarenakan suami dan anak-anak terus
memberikan semangat
untuk
hidup.
Dukungan-dukungan tersebut diterima subjek secara langsung bertemu dengan pemberi dukungan. Dukungan-dukungan
tersebut
tentunya
memberikan
pengaruh positif bagi subjek, yaitu membuat tidak minder, tujuan hidup yang dimiliki tidak berubah dan tetap memperjuangkan,
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
mengalami
kemajuan
dalam
kondisi
fisik,
100
mempercepat
kesembuhan, dan memiliki peningkatan semangat hidup. Berdasarkan pengalaman penerimaan dukungan sosial, subjek tidak pernah mempunyai pengalaman tidak mendapat dukungan. Hal ini dikarenakan, subjek selalu menanggapi dengan positif setiap hal yang dilakukan orang lain.
4. Subjek Keempat a. Kanker Payudara dan Pengobatannya Ibu I sudah terkena kanker payudara selama 2 tahun. Ibu I terdiagnosis kanker payudara pada bulan Juni 2011. Gejala yang dirasakan adalah munculnya benjolan yang tidak terasa sakit. Benjolan tersebut terletak di payudara sebelah kanan bawah.
“Benjolan.” (3) “Gak sakit, gak terasa apa-apa.” (4-5) “Di kanan bawah sini.” (209-210)
Berdasarkan gejala yang muncul dan hasil pemeriksaan, Ibu I positif terkena kanker payudara stadium lanjut. Keluarga Ibu I memiliki riwayat terkena kanker. Ayah dan kakak kandung dari Ibu I pernah terkena kanker.
“Ayah saya itu kanker hati. Kakak saya juga.” (273274)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
101
Ketika mendapati vonis kanker payudara, yang dirasakan oleh Ibu I adalah terkejut, namun tidak sampai lama dan lebih merasa biasa saja karena sudah menyadari bahwa memiliki gen pembawa kanker.
“Saya tuh sebenarnya tidak down itu masalah kankernya. Soalnya saya sudah mengantisipasi kalau saya itu mau kanker “ (37-41)“Tapi syoknya kan tidak keterusan gitu lho.” (312-313) “Biasa-biasa saja. Karena saya sudah menduga gitu lho. Udah ada gennya” (306-308)
Perasaan negatif yang muncul ketika mendapatkan vonis kanker tersebut tidak berlangsung lama. Hal ini karena Ibu I memiliki pikiran yang positif dalam menanggapi.
“Positif thinking aja saya.” (321-322)
Ibu I mendapatkan penanganan kanker payudara Radical Mastectomy Modified. Pengobatan yang dilakukan Ibu I adalah melakukan kemoterapi sebanyak 6 kali, penyinaran 35 kali, mengkonsumsi
neulastim
untuk
menaikkan
leukosit,
dan
mengkonsumsi obat dokter. Sampai saat ini, Ibu I masih melakukan kontrol ke rumah sakit. Ibu I tidak mengkonsumsi pengobatan non medis, akan tetapi memiliki niat untuk mencoba mengkonsumsi air rebusan daun sirsat.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
102
Pengobatan kanker yang dijalani Ibu I memberikan pengaruh bagi kondisi fisik Ibu I. Kemoterapi membuat kondisi tubuh Ibu I menurun dan mengalami penurunan leukosit sehingga harus mengalami opname di rumah sakit. Selain itu, kemoterapi dan konsekwensinya membuat Ibu I mengalami stress.
“… saya downnya itu karena kemoterapinya.” (43-45) “…leukositnya juga sampai nol koma.” (47-48) “Habis kemo, seminggu setelah kemo saya masuk rumah sakit lagi karena ya itu, leukositnya turun, drop.” (53-56) “Jadi saya stress karena kemo.” (198-199)
Selain kemoterapi, tindakan penyinaran juga memberikan dampak bagi kondisi tubuh Ibu I. Penyinaran yang dilakukan membuat dada sampai bagian punggung Ibu I mengalami gosong.
“… sini gosong, mbak. Sini (dada) gosong sampai tembus ke belakang (punggung).” (129-131)
b. Kondisi Psychological Well Being Ibu I memiliki nilai 8 pada tingkat kebahagiaannya saat ini. Sejak awal mendapatkan vonis kanker payudara, Ibu I mampu menerima
keadaan
dengan
baik.
Ketika
harus
menerima
konsekwensi dari pengobatan, Ibu I juga mampu untuk menerima keadaan dan tidak merasakan sedih.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
103
“Kan rontok terus digundul. Itu suami saya yang nangis-nangis. Saya malah ketawa. Wes rasah ditangisi, memang ini udah konsekwensinya.” (295300) “Diterima lah.” (363)
Ibu I mampu menerima keadaan dengan baik, dikarenakan adanya ketabahan dalam menghadapi masalah dan memiliki pikiran yang positif.
“…harus kita tabah lah.” (315) “Positif thinking aja saya.” (321-322)
Hal ini menyebabkan Ibu I memiliki kepercayaan diri dan menjadi pribadi yang tangguh.
“Percaya diri aku. Pribadi yang kuat aku itu.” (358359)
Ibu I merupakan wanita karir yang memiliki jam kerja yang panjang, yaitu dari pagi hingga sore, bahkan malam. Untuk mengantisipasi supaya tidak ada masalah keluarga yang disebabkan oleh jam kerja yang panjang, maka Ibu I dan suami sudah memiliki perjanjian mengenai hal itu dan tidak ada masalah.
“…saya dengan suami saya sudah komitmen ya, jadi gak masalah ketika suami saya pergi sampe malam, atau saya yang keluar sampai malam ya. Jadi ya sudah, gak ada masalah.” (520-525)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
104
Ibu I tinggal bersama anak-anak yang sudah beranjak dewasa. Ibu I juga memiliki asisten rumah tangga. Sehingga, Ibu I tidak pernah mengerjakan pekerjaan rumah tangga. Semua pekerjaan rumah tangga dikerjakan oleh anak dan dibantu oleh asisten rumah tangga. Hal tersebut mengakibatkan Ibu I masih mampu menjalani kegemarannya untuk rekreasi.
“Namanya anak, pasti bantu orang tua. Otomatis itu. Sama saya dari dulu pake pembantu. Jadi saya masih sering pergi, refreshing sama suami” (532-536)
Ketika
menjalani
kemoterapi
dan
harus
menerima
konsekwensinya, Ibu I tetap berusaha untuk pergi bekerja walaupun hanya setengah hari.
“Tapi saya tetap berusaha masuk kantor setengah hari.” (548-550)
Tujuan hidup yang saat ini dimiliki oleh Ibu I adalah ingin memiliki kesehatan supaya bisa mengabdi kepada keluarga dan bisa menyelesaikan tugas pekerjaanya. Selain itu, Ibu I memiliki tujuan hidup ingin membuka sebuah usaha untuk mengisi waktu saat memasuki masa pensiun.
“Ya saya sih tujuannya ya mengabdi aja sama keluarga, saya menyelesaikan pekerjaan saya di kantor, ya pengabdian aja.” (386-389) “…tapi saya
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
105
kan mau pensiun. Mungkin ke depannya tuh piye. Mungkin bukan karena materi, tapi pengen punya kegiatan sehari-hari … . Jadi pokoknya saya kepengen punya kegiatan. Usaha.” (414-418, 421-422)
Secara umum, tujuan hidup yang dimiliki Ibu I tidak mengalami perubahan setelah mendapat vonis kanker. Hal ini dikarenakan tidak merasakan sakit yang dimiliki dan memiliki keinginan untuk terus beraktivitas. Namun, akhir-akhir ini, Ibu I memiliki tambahan keinginan yang ingin dicapai karena hampir memasuki masa pensiun.
“Dari dulu, sampe saya sakit, sekarang, ya itu.” (427428) “… tapi saya gak ngerasa saya sakit … saya pengennya malah sibuk. (434-435, 438) “Terus kalau sekarang tuh galau juga ya. Saya itu kan pengen punya kegiatan lain. Saya kan sekarang ini sibuk di kantor, tapi saya kan mau pensiun.” (410-415)
Ibu I memiliki pendapat bahwa seseorang yang terkena kanker payudara masih mampu mengembangkan diri sesuai potensi yang ada di dalam diri masing-masing.
“…mengembangkan maksudnya potensi yang ada, bisa.” (450-451)
Hal ini dikarenakan, menurut Ibu S, walaupun terkena kanker, tidak perlu berlebihan dalam meratapi keadaan.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
106
“Gak terlalu lebay banget.” (451-452)
Pendapat tersebut sesuai dengan kondisi Ibu I yang merasa mampu dalam mengembangkan diri. Hal ini dikarenakan Ibu I tidak merasa sakit. Akan tetapi, dalam kenyataanya, Ibu I belum terlalu maksimal dalam mengembangkan diri. Hal ini dikarenakan Ibu I terikat pekerjaan kantor yang terdapat aturan yang membatasi.
“Saya bisa. Wong saya gak merasa sakit.” (461-462) “Tapi saya mungkin belum terlalu bisa mengembangkan diri saja karena kan kerja sudah ada aturannya. Tapi tetep kalau berkembang ya saya pengennya ya berkembang.” (468-473)
Dalam kehidupan sehari-hari, keputusan dalam keluarga yang harus Ibu I ambil, Ibu I mendiskusikannya terlebih dahulu dengan suami dan keluarga.
“Kalau untuk rumah, keluarga, ya diskusi.” (566-567)
Ketika harus mengambil keputusan dalam pengobatan, Ibu I tidak meminta pertimbangan suami, karena tergantung dari kesiapan Ibu I dan suami menerima apapun yang menjadi keputusan Ibu I.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
107
“Saya gak diskusi, gak apa. Sudah otomatis. Karena saya yang jalani, saya siapnya kapan.” (575-577) “Suami saya ya manut.” (587)
Dalam hal hubungan dengan orang lain, Ibu I memiliki relasi yang positif dengan orang lain, baik itu suami, anak, teman kantor, bahkan masyarakat sekitar. Ibu I merasakan hubungan yang baik, tanpa ada perubahan apapun dalam kehidupan keluarga, kantor, dan bermasyarakat.
“Suami saya baik …” (609) “Iya lah. Pada baik-baik.” (646)
c. Dukungan Sosial Bentuk dukungan sosial yang diterima oleh Ibu I ada bermacam-macam. Dukungan yang Ibu I terima dari suami adalah suami yang ikut merasakan penderitaan yang dialami Ibu I, menerima apapun keputusan pengobatan, menerima keadaan Ibu I, memberikan perhatian-perhatian, seperti mengantar berobat, mengingatkan untuk makan, dan mengingatkan untuk minum obat.
“Itu suami saya yang nangis-nangis.” (296-297) “Suami saya ya manut.” (587) “Suami saya baik, perhatian.” (609-610) “…selama ini kalau saya berobat saya bersama suami. Menerima saya …” (661663) “…ngingetin obatnya, jangan lupa makan.” (694695)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
108
Dukungan sosial yang diterima oleh Ibu I dari anak-anak adalah menerima bantuan pekerjaan sehari-hari, menerima keadaan apa adanya, dan tetap memberikan support.
“Namanya anak, pasti bantu orang tua.” (532-533) “Ya tetep menerima, kasih support …” (667)
Dukungan sosial, juga diterima Ibu D dari teman kantor, yaitu pada saat Ibu I harus menjalani kemoterapi dan tidak bisa bekerja dengan maksimal, teman kantor bisa menerima dan memahami kondisi Ibu I.
“Dari kantor juga gakpapa, sudah tau keadaan saya.” (548-550)
Selain itu, Ibu I juga menerima dukungan sosial dari masyarakat sekitar. Ibu I mendapatkan perhatian berupa kunjungan dari tetangga dan para tetangga yang menanyakan kondisi Ibu I.
“Ya pada ke sini. Nengokin.” (642) “…menanyakan gimana, Bu, sehat, Bu, …” (674-675)
Tidak hanya dari orang-orang terdekat, teman, ataupun tetangga, Ibu I juga merasakan sebuah dukungan sosial dari dokter yang menangani. Ibu I merasa, sikap dan cara dokter ketika sedang
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
109
berkonsultasi mempengaruhi Ibu I dalam mengambil keputusan untuk pengobatan.
“Tapi dokter juga mempengaruhi, kayak Dokter Kunto kan sok kenal sok dekat to, jadi itu juga mempengaruhi dalam keputusan kita berobat.” (577-582)
Berbagai macam dukungan yang diterima itu, memberikan pengaruh bagi kehidupan Ibu I. Setelah mendapatkan dukungan sosial, Ibu I merasakan tidak adanya beban dalam kehidupan. Selain itu, dukungan yang diterima membuatnya semakin cepat pulih, semakin sehat, selalu berpikir positif, dan merasa tidak sendiri.
“…saya gak merasakan berat banget kok, …” (699700) “Itu mungkin yang bikin saya cepet pulih. Mikir positif. Saya juga merasa tidak sendiri.” (708-711) “Saya jadi tambah sehat.” (718)
Berdasarkan pengalaman, Ibu I tidak pernah memiliki pengalaman tidak mendapatkan dukungan sosial.
Hal ini
dikarenakan Ibu I memiliki pemikiran yang positif mengenai kehidupannya.
“Gak ya, dan saya tidak akan merasakan itu. Saya mikir positif aja. Saya gak negatif njuk woo aku sakit gak didukung. Enggak. Saya gak seperti itu.” (704-708)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
110
d. Kesimpulan Gejala yang dialami subjek adalah munculnya benjolan pada payudara sebelah kanan bawah. Pada benjolan tersebut tidak terasa sakit. Ketika mendapatkan vonis kanker payudara, subjek terkejut, namun tidak sampai lama dan lebih merasa biasa saja karena sudah menyadari bahwa memiliki gen pembawa kanker. Selain itu, subjek memiliki pemikiran yang positif dalam menghadapi masalah. Sejak awal mendapatkan vonis, melakukan pengobatan, sampai saat ini, subjek mampu menerima keadaan dengan baik dan tidak sedih. Hal ini dikarenakan adanya ketabahan dalam menghadapi masalah dan memiliki pemikiran yang positif, sehingga menjadikan subjek menjadi pribadi yang percaya diri dan menjadi pribadi yang tangguh. Pada awalnya, tujuan hidup yang dimiliki subjek adalah ingin memiliki kesehatan supaya bisa mengabdi kepada keluarga dan bisa menyelesaikan tugas pekerjaanya. Namun, menjelang pensiun, subjek ingin ingin membuka sebuah usaha untuk mengisi waktu saat memasuki masa pensiun. Secara umum, tujuan hidup yang dimiliki subjek tidak mengalami perubahan setelah mendapat vonis kanker. Hal ini dikarenakan tidak merasakan sakit yang dimiliki dan memiliki keinginan untuk terus beraktivitas. Adanya
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
111
tambahan tujuan hidup subjek dikarenakan subjek akan memasuki masa pensiun. Subjek merupakan wanita karir dengan jam kerja yang panjang dan mengikuti arisan di 2 lokasi berbeda. Hal itu membuat subjek tidak memiliki waktu untuk mengerjakan pekerjaan rumah tangga. Namun, itu tidak menjadi masalah bagi subjek karena di rumah subjek ada anak-anak yang membantu pekerjaan rumah dan ada asisten rumah tangga. Di sela kesibukan pekerjaan, subjek masih sering menyempatkan waktu untuk rekreasi bersama suami. Ketika harus menjalani kemoterapi, subjek tetap masuk kerja walaupun hanya setengah hari. Subjek dan keluarganya selalu mendiskusikan terlebih dahulu segala hal keputusan keluarga yang akan diambil. Tetapi, dalam hal pengobatan, subjek tidak meminta pertimbangan suami karena tergantung kesiapan subjek. Subjek memiliki pendapat bahwa penderita kanker masih mampu mengembangkan diri sesuai potensi yang ada. Menurut subjek, walaupun terkena kanker, tidak perlu berlebihan dalam meratapi keadaan. Subjek merasa mampu untuk lebih berkembang karena tidak merasa bahwa dirinya sedang sakit. Akan tetapi, dalam
kenyataanya
belum
terlalu
maksimal
dalam
mengembangkan diri. Hal ini dikarenakan masih terikat pekerjaan kantor yang terdapat aturan yang membatasi.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
112
Selain itu, subjek memiliki hubungan yang baik dengan orang-orang di sekitarnya. Hubungan baik yang ada terwujud dari dukungan sosial yang diterima subjek. Subjek mendapatkan dukungan sosial dari suami, berupa dukungan emosional, instrumental, dan penghargaan. Bentuk dukungannya adalah merasakan penderitaan, menerima apapun keputusan pengobatan, menerima keadaan subjek, memberikan perhatian-perhatian, seperti mengantar berobat, mengingatkan untuk makan, dan mengingatkan untuk minum obat. Subjek juga menerima dukungan dari anaknya, berupa dukungan emosional, penghargaan, dan instrumental. Bentuk dukungan tersebut adalah bantuan pekerjaan sehari-hari, menerima keadaan apa adanya, dan tetap memberikan support. Dukungan sosial, juga diterima subjek dari teman kantor subjek, yaitu ketika harus menjalani kemoterapi dan tidak bisa bekerja maksimal, teman kantor subjek mampu memahami kondisi subjek. Selain itu, subjek juga menerima dukungan sosial dari tetangga subjek berupa kunjungan dari tetangga. Tidak hanya dari orang-orang terdekat, teman, ataupun tetangga, subjek juga merasakan sebuah dukungan sosial dari dokter yang menangani. Subjek merasa, sikap dan cara dokter ketika
sedang
berkonsultasi
mempengaruhi
mengambil keputusan untuk pengobatan.
subjek
dalam
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
113
Diantara berbagai pihak yang memberikan dukungan sosial, pemberi dukungan yang menurut subjek paling berpengaruh adalah dukungan dari suami. Hal ini dikarenakan suami selalu membesarkan hati subjek. Dukungan-dukungan tersebut diterima subjek secara langsung bertemu dengan pemberi dukungan. Dukungan-dukungan
tersebut
tentunya
memberikan
pengaruh positif bagi subjek, yaitu tidak adanya beban dalam kehidupan, cepat pulih, semakin sehat, selalu berpikir positif, dan merasa tidak sendiri. Berdasarkan pengalaman, Ibu I tidak pernah memiliki pengalaman tidak mendapatkan dukungan sosial. Hal ini dikarenakan Ibu I memiliki pemikiran yang positif mengenai kehidupannya.
5. Subjek Kelima a. Kanker Payudara dan Pengobatannya Ibu R mengalami kanker payudara sudah 1 tahun. Kanker payudara ini diketahui tahun 2012 dengan gejala yang dirasakan adalah munculnya benjolan yang terletak di puting payudara sebelah kanan. Benjolan tersebut mengalami pembesaran dan menghitam dalam jangka waktu 1 minggu. Selain itu, benjolan tersebut juga mengeluarkan nanah, darah, dan berbau.
Pada
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
114
pemeriksaan biopsy sebanyak 3-4 kali tidak terdeteksi sebagai kanker.
“… ada benjolan semacam bisul, terus saya ini seminggu kok gak mecah-mecah, tapi kok kayak ada seperti buah salak di dalamnya itu lho.” (4-8) “…tidak merasakan sakit, gak merasakan apa-apa, …” (16-18) “Memang ini benjolannya di atas puting, pertamanya kecil itu paling gak ada separo kuku, tapi dalam waktu seminggu itu langsung lebar dan kanan kiri itu menghitam gitu. “ (90-95) “…keluar nanah, keluar darah, jadi pertamanya air, lama-lama ada nanahnya, ada darahnya, terus bau. “ (128-131) “…di biopsy hampir 4 kali kalau gak salah. 3 sampai 4 kali dan itu menandakan tidak ada gejala kanker sama sekali.” (24-28)
Namun, setelah dilakukan pemeriksaan biopsy yang kelima, akhirnya pada bulan Juli 2012, Ibu R dinyatakan positif terkena kanker payudara stadium lanjut. Keluarga Ibu R memiliki riwayat terkena tumor. Kakak kandung dari Ibu R pernah mengalami tumor.
“…kakak saya yang punya toko ini, tapi dia belum sampai kanker, masih tumor kecil, …” (244-247)
Ketika mendapati vonis kanker payudara, yang dirasakan Ibu R adalah tidak berpikiran buruk dan menerima vonis dengan ikhlas. Ibu R juga merasakan kaget ketika mendapatkan vonis, akan tetapi tidak membawanya dengan perasaan susah.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
115
“…gak mikir kemana-mana …” (257) “Saya itu nrimo. Apapun yang terjadi ya terjadi, setelah itu pasti akan selesai.” (267-270) “Yo iya kaget iya, cuma njuk ra tak gowo susah ngono lho mbak.” (280-282)
Ibu R tidak mengalami kesedihan yang mendalam. Hal ini dikarenakan Ibu R memandang kanker payudara ini sebagain berkat.
“Sama sekali enggak.” (295) “… memandang ini berkat. Jadi yo gak perlu digawe susah.” (299-300)
Ibu R mendapatkan penanganan kanker payudara Radical Mastectomy Modified. Pengobatan yang dilakukan Ibu R adalah mengkonsumsi Zeloda sebagai pengganti kemoterapi, dan tidak melakukan penyinaran. Selain itu, Ibu R juga mengkonsumsi obat dari dokter, namun apabila sedang tidak ada biaya untuk membeli obat, maka Ibu R menggantinya dengan jamu-jamuan. Dalam menjalani pengobatan, Ibu R tidak mengalami kebosanan. Hal ini dikarenakan pribadi Ibu R yang termasuk orang yang santai dan mensyukuri hal yang ada.
“Saya itu santai orangnya, jadi ya tak nikmati aja. Bersyukur aja. Jadi gak ada perasaan bosen.” (327330)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
116
b. Kondisi Psychological Well Being Ibu R memiliki nilai 10 pada tingkat kebahagiaannya saat ini. Dalam menghadapi kanker payudara yang dialami, Ibu R mampu memiliki kepercayaan diri, menerimanya dengan ikhlas, dan meyakini bahwa semua masalah pasti akan berakhir.
“… nrimo, saya menerima keadaan saya apa adanya …” (335-336) “Apapun yang terjadi ya terjadi, setelah itu pasti akan selesai.” (268-270)
Hal tersebut dikarenakan, Ibu R mampu menyukuri sesuatu yang ada, menikmati proses kehidupan yang terjadi dan selalu belajar menghadapi setiap kesusahan melalui pengalamanpengalaman sebelumnya.
“Saya itu santai orangnya, jadi ya tak nikmati aja. Bersyukur aja.” (327-329) “Saya sudah belajar bagaimana cara menghadapi kesedihan. Bersyukur …” (342-345) “Tetep berusaha kuat” (346)
Setiap harinya, disamping pekerjaannya sebagai ibu rumah tangga, Ibu R memiliki pekerjaan membuat kue dan menitipkan di kantin salah satu bank swasta. Selain itu, Ibu R juga memiliki tanggung jawab untuk menjaga toko komputer milik kakaknya. Ibu R tidak mengalami kesulitan dalam menjalani peran dan pekerjaannya sehari-hari. Hal ini dikarenakan Ibu R dan suami
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
117
setiap malam selalu mengkomunikasikan apa saja yang akan dikerjakan kesesokan harinya.
“Dikomunikasikan lah sama suami saya.” (447-448) “…malem gitu, anak-anak sudah pada tidur, itu waktu untuk kami membicarakan tentang hari ini, dan besok mau ngapain, gitu.” (460-464)
Saat ini, Ibu R mengurangi salah satu tugas yang dulu menjadi rutinitasnya sehari-hari. Saat ini, Ibu R sudah tidak pernah menjemput anak-anaknya sekolah dikarenakan kondisi fisik yang semakin lemah. Saat ini, tugas antar-jemput anak dilakukan oleh suami.
“Dulu saya antar jemput anak juga, tapi udah gak kuat sekarang, jadi ya suami saya.” (441-443)
Tujuan hidup yang saat ini dimiliki oleh Ibu R adalah ingin menjadi ibu rumah tangga yang baik untuk suami dan anakanaknya.
“Ya mengalir aja mbak apa adanya. Ya jadi ibu rumah tangga yang baik untuk suami dan anak-anak saya.” (375-378)
Tujuan hidup yang dimilikinya ini, sudah dimiliki sejak sebelum terkena kanker. Tidak adanya perubahan tujuan hidup dari Ibu R ini disebabkan oleh adanya semangat, mampu untuk
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
118
mensyukuri keadaan, dan mengingat kondisi anak yang masih kecil. Sehingga, apapun yang terjadi tetap berusaha untuk mewujudkan tujuan hidupnya.
“Gak ada yang berbeda.” (381) “… semangat aja. Ya itu tadi, saya itu nrimo, bersyukur, anak-anak ya masih kecil. Jadi saya ya berusaha saja.” (386-389)
Ibu R memiliki pendapat bahwa seseorang yang memiliki sakit kanker masih bisa memaksimalkan anggota tubuh lainnya untuk lebih mengembangkan diri lagi. Segala hal masih mampu dilakukan. Sebagai seorang yang sakit kanker, tidak boleh lemah dan tidak boleh manja.
“Harus. Kan yang sakit atas sini, dada. Tangannya masih ada, kaki masih ada, mulut masih ada. Ya masih bisa lah.” (398-401) “Apa aja bisa kok mbak. Harus kuat ya kita ini, jangan lemah. Jangan manja-manja.” (411-413)
Pendapat tersebut sesuai dengan kondisi Ibu R yang merasa mampu dalam mengembangkan diri. Walaupun Ibu R merasa perkembangan diri yang dialami tidaklah maksimal, tetapi Ibu R tetap berusaha. Hal ini dikarenakan adanya keinginan dari dalam diri untuk mempelajari sesuatu yang lebih.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
119
“Masih.” (418) “Ya walaupun gak maksimal, tapi saya berusaha.” (419-421) “Saya bisa itu, cuma mau belajar yang lain juga.” (426-427)
Dalam kehidupan sehari-hari, keputusan dalam keluarga yang harus diambil selalu didiskusikan terlebih dahulu. Tidak hanya suami, anak-anak pun selalu diajak berdiskusi.
“Tetep dikomunikasikan ya. Sama suami. Sama anak juga kalau ada hubungannya sama anak.” (472-474)
Akan tetapi, ketika harus mengambil keputusan dalam pengobatan, Ibu R tidak meminta pertimbangan suami dan suami menerima apapun yang menjadi keputusan Ibu R.
“Tapi dulu pas mau ke dokter, operasi itu enggak. Saya sendiri yang memutuskan mau gimana. Suami saya siap saja.” (478-482)
Dalam hal hubungan dengan orang lain, Ibu I memiliki relasi yang positif dengan orang lain. Tidak hanya memiliki hubungan baik dengan suami dan anak, akan tetapi juga dengan masyarakat sekitar, teman, bahkan memiliki hubungan yang baik dengan pelanggan, teman SD suami Ibu R, dan juga para pemusik langganan studio band tempat suami Ibu R bekerja, dahulu.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
120
c. Dukungan Sosial Bentuk dukungan sosial yang diterima oleh Ibu R ada bermacam-macam. Bentuk dukungan yang diberikan oleh suami adalah suami menerima keadaan Ibu R, menerima keputusan pengobatan yang Ibu R jalani, membantu pekerjaan sehari-hari, mengambil alih pekerjaan yang dilakukan Ibu R, dan selalu memberikan semangat.
“Suami saya menerima saya apa adanya.” (365-366) “Suami saya siap saja.” (481-482) “Bantuan tenaga, menerima apa adanya saya, menyemangati saya.” (498-500) “…misal e saya keliatan wes gak kuat ya udah langsung suami saya yang ngerjain.”(504-506) “Kasih perhatian.” (507-508)
Ibu R juga mendapatkan berbagai dukungan dari anakanak, yaitu mendapat bantuan dalam pekerjaan rumah, anak pertama yang menunggui di rumah sakit. Selain itu, prestasi belajar yang diraih anak Ibu R juga merupakan salah satu dukungan yang diterima.
“Bantu saya. Itu anak saya yang besar itu dulu menunggui saya waktu masa kritis. 2-3 hari dia nginep di rumah sakit.” (511-515) “…mereka dapet nilai bagus di sekolah, anak saya yang kecil itu gambarnya bagus saja, itu sudah membantu saya.” (520-524)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
121
Dukungan sosial, juga diterima Ibu R dari kakak kandung, yaitu diantar ketika berobat dan mendapat bantuan dalam menjaga anak-anak.
“Akhirnya saya diantar kakak saya …” (190) “Ada kakak saya juga kan dan ternyata mau datang mau bantu sampai ngurusi anak-anak dan lain sebagainya.” (192-196)
Beberapa teman Ibu R juga memberikan dukungan ketika Ibu R dinyatakan kanker. Beberapa diantara mereka ikut merasakan apa yang dirasakan Ibu R. Selain itu, Ibu R juga mendapatkan informasi mengenai pengobatan dan ada beberapa dari mereka yang mengajak Ibu R untuk berbobat.
“…malah yang nangis malah temen-temen saya.” (263-264) “Ada juga temen yang kasih tau info pengobatan dimana, dimana, gitu. Kadang saya langsung diajak berobat kemana gitu, tapi saya gak mau.” (545-549)
Tidak hanya mendapatkan dukungan sosial dari orangorang yang Ibu R kenal baik, ada beberapa orang yang memberikan dukungan kepada Ibu R yang sebenarnya Ibu R tidak terlalu mengenal orang tersebut. Ibu R juga mendapatkan dukungan sosial dari pegawai bank yang suka membeli dagangannya.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
122
“Padahal saya juga bukan siapa-siapa. Mereka urunan uang, saya terharu. Mereka hanya pembeli dagangan saya.” (226-230)
Selain itu, Ibu R juga mendapatkan dukungan sosial dari teman SD suami Ibu R. Mereka banyak yang datang ke rumah sakit ketika Ibu R menjalani operasi.
“Itu temen-temen SD suami saya tau-tau waktu saya operasi pada datang.” (530-532)
Beberapa band-band yang sering menyewa studio musik tempat suami Ibu R bekerja juga banyak yang memberikan bantuan dana. Bahakan seorang musisi terkenal, Icha Jikustik pun juga pernah membantu biaya berobat.
“…band-band yang suka ke studio juga pada dateng. Ngirimi uang. Terakhir itu Icha Jikustik itu ngirimi 10 juta untuk berobat.” (537-541)
Diantara banyaknya pemberi dukungan tersebut, pemberi dukungan yang paling berpengaruh bagi Ibu R adalah dukungan dari suami dan anak-anak. Hal itu dikarenakan suami dan anakanak mau menerima keadaan Ibu R apa adanya dan menginginkan supaya Ibu R segera sembuh.
“… karena mereka menerima saya apa adanya. Mereka pengen saya sembuh.” (567-569)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
123
Berbagai macam dukungan yang diterima itu, memberikan pengaruh bagi kehidupan Ibu R. Dukungan-dukungan yang diterima oleh Ibu R membuat Ibu R merasakan bahwa kondisi fisiknya membaik dan menambah semangat hidup.
“… jadi cepat sembuh. Jadi tambah semangat …” (573-574)
Berdasarkan pengalaman, Ibu R memiliki pengalaman tidak mendapatkan dukungan sosial. Hal tersebut dilakukan oleh kakak kandung Ibu R. Ketika sangat membutuhkan uang untuk biaya rumah sakit, uang yang dijanjikan oleh kakak kandung Ibu R tidak jadi diberikan. Akan tetapi, Ibu R tidak terlalu mempermasalahkan hal tersebut. Hal ini dikarenakan adanya suami yang terus mendukungan dan lebih banyak pihak yang memberikan dukungan daripada yang tidak mendukung.
“…dia janji mau kasih saya uang dari pencairan asuransi. Kan saya kerja di toko kakak saya ini kan saya asuransi. Nah saya udah tanda tangan, udah oke. Pas harinya, eh uangnya gak dikasihkan saya.” (580587) “Tapi sih saya gak ambil hati ya mbak. Malah stress dewe saya nanti. Suami saya juga udah gak usah dipikirin. Mengko mesti ana dalan. Jadi dibandingkan yang tidak mendukung saya, yang mendukung saya itu jauh lebih banyak.” (606-614)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
124
d. Kesimpulan Gejala yang dialami adalah munculnya benjolan pada payudara sebelah kanan. Benjolan tersebut terletak pada puting dan mengalami pembesaran dan menghitam selama 1 minggu, serta mengeluarkan nanah, darah, dan berbau. Akan tetapi, benjolan tersebut tidak terasa sakit. Subjek menjalani pemerikasaan biopsy selama 3-4 kali dan belum terdeteksi terkena kanker. Akan tetapi, setelah dilakukan biopsy yang ke-5, subjek positif dinyatakan kanker payudara. Ketika mendapatkan vonis kanker payudara subjek merasa kaget, akan tetapi tidak berpikiran buruk dan menerima vonis dengan ikhlas, serta tidak membawanya dengan perasaan yang susah. Selain itu, subjek memiliki cara pandang yang positif terhadap penyakit kanker yang diterima, yaitu memandangnya sebagai berkat, sehingga subjek tidak mengalami keterpurukan. Sejak mengalami kanker payudara, subjek tetap memiliki kepercayaan diri, mampu menerimanya dengan ikhlas, dan meyakini bahwa semua masalah pasti akan berakhir. Hal ini dikarenakan subjek mampu menyukuri sesuatu yang ada, menikmati proses kehidupan yang terjadi dan selalu belajar menghadapi setiap kesusahan melalui pengalaman-pengalaman sebelumnya.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
125
Sebelum kanker sampai saat ini, subjek memiliki tujuan hidup yang sama, yaitu ingin menjadi ibu rumah tangga yang baik untuk suami dan anak-anaknya. Tidak adanya perubahan tujuan hidup ini disebabkan oleh adanya semangat, mampu untuk mensyukuri keadaan, dan mengingat kondisi anak yang masih kecil. Sehingga, apapun yang terjadi tetap berusaha untuk mewujudkan tujuan hidupnya. Subjek memiliki pekerjaan membuat kue untuk dijual dan menjaga toko komputer milik kakaknya. Subjek tidak mengalami kesulitan dalam menjalani peran dan pekerjaannya sehari-hari. Hal ini dikarenakan selalu ada komunikasi dan perencanaan antara subjek dengan suami mengenai kegiatan esok hari. Namun saat ini subjek mengurangi salah satu tugas yang dulu menjadi rutinitasnya sehari-hari dikarenakan kondisi fisik yang semakin lemah. Saat ini, tugas tersebut digantikan oleh suami. Subjek dan keluarganya, yaitu suami dan anak-anak, selalu mendiskusikan terlebih dahulu segala hal keputusan keluarga yang akan diambil. Tetapi, dalam hal pengobatan, subjek tidak meminta pertimbangan suami karena tergantung kesiapan subjek dan suami menerima apapun yang menjadi keputusan subjek. Subjek berpendapat bahwa seseorang yang memiliki sakit kanker masih bisa memaksimalkan anggota tubuh lainnya untuk lebih mengembangkan diri lagi. Hal ini dikarenakan, walaupun
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
126
sakit kanker, tidak boleh lemah dan tidak boleh manja. Pendapat tersebut sesuai dengan kondisi subjek yang merasa mampu dalam mengembangkan
diri.
Subjek
memiliki
keinginan
untuk
mempelajari sesuatu yang lebih sehingga subjek terus berusaha untuk terus mengembangkan diri. Selain itu, subjek memiliki hubungan yang baik dengan dengan suami dan anak, juga dengan masyarakat sekitar, teman, bahkan memiliki hubungan yang baik dengan pelanggan kue, teman SD suami subjek, dan juga para pemusik langganan studio band tempat suami subjek bekerja, dahulu. Subjek mendapatkan dukungan sosial dari suami, berupa dukungan emosional, instrumental, dan penghargaan. Bentuk dukungannya adalah suami menerima keadaan subjek, menerima keputusan pengobatan yang subjek jalani, membantu pekerjaan sehari-hari, mengambil alih pekerjaan yang dilakukan subjek, dan selalu memberikan semangat. Subjek juga menerima dukungan dari anaknya, berupa dukungan instrumental. Bentuk dukungan tersebut adalah bantuan dalam pekerjaan rumah, anak pertama yang menunggui di rumah sakit, dan prestasi belajar yang diraih anak subjek juga merupakan salah satu dukungan yang diterima.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
127
Dukungan sosial, juga diterima subjek dari kakak kandung, yaitu diantar ketika berobat dan mendapat bantuan dalam menjaga anak-anak. Beberapa teman subjek juga memberikan dukungan. Beberapa diantara mereka ikut merasakan apa yang dirasakan subjek. Selain itu, subjek juga mendapatkan informasi mengenai pengobatan dan ada beberapa dari mereka yang mengajak subjek untuk berbobat. Tidak hanya mendapatkan dukungan sosial dari orangorang yang subjek kenal, ada beberapa orang yang memberikan dukungan kepada subjek yang sebenarnya tidak terlalu mengenal orang tersebut. Subjek mendapatkan dukungan biaya rumah sakit dari pegawai bank yang suka membeli dagangannya, mendapatkan dukungan sosial dari teman SD suami subjek berupa kunjungan ke rumah sakit. Selain itu, beberapa band-band yang sering menyewa studio musik tempat suami subjek bekerja juga banyak yang memberikan bantuan dana. Bahkan seorang musisi terkenal, Icha Jikustik pun juga pernah membantu biaya berbobat. Diantara banyaknya pemberi dukungan tersebut, pemberi dukungan yang paling adalah dukungan dari suami dan anak-anak. Hal itu dikarenakan suami dan anak-anak mau menerima keadaan apa adanya dan menginginkan supaya subjek segera sembuh. Dukungan-dukungan tersebut diterima subjek secara langsung
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
128
bertemu dengan pemberi dukungan. Selain itu ada juga yang mengirimkan dana melalui rekening. Berbagai macam dukungan yang diterima itu, memberikan pengaruh positif bagi kehidupan subjek, yaitu subjek merasakan bahwa kondisi fisiknya membaik dan menambah semangat hidup. Berdasarkan pengalaman, subjek memiliki pengalaman tidak mendapatkan dukungan sosial yang dilakukan oleh kakak kandung subjek. Ketika sangat membutuhkan uang untuk biaya rumah sakit, uang yang dijanjikan tidak jadi diberikan kepada subjek. Akan tetapi, subjek tidak terlalu mempermasalahkan hal tersebut. Hal ini dikarenakan adanya suami yang terus mendukung dan lebih banyak pihak yang memberikan dukungan daripada yang tidak mendukung.
D. PEMBAHASAN Berdasarkan hasil penelitian, ditemukan berbagai gejala kanker payudara yang dialami oleh subjek. Pada umumnya, semua subjek mengalami gejala adanya benjolan pada payudara. Akan tetapi, tidak semua merasakan adanya rasa sakit pada benjolan tersebut, seperti pada subjek 1, 4, 5. Sedangkan pada subjek 2 dan 3 merasakan adanya rasa sakit pada benjolan tersebut. Selain benjolan, gejala yang juga dialami adalah adanya pertumbuhan puting yang tidak normal, yaitu terjadi pada subjek 2
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
129
dan 5. Gejala yang paling parah dialami oleh subjek 5 yaitu munculnya nanah, darah, dan bau pada benjolan tersebut. Dalam penelitian ini, ditemukan bahwa tidak semua gejala dengan mudah dideteksi sebagai kanker payudara. Butuh beberapa kali pemeriksaan untuk memastikan bahwa gejala tersebut merupakan gejala dari kanker payudara, seperti terjadi pada subjek 3 dan 5. Mereka tidak hanya 1 kali dalam melakukan pemerikasaan untuk memastikan bahwa terkena kanker payudara. Hal ini membuktikan penelitian sebelumnya bahwa gejala permulaan kanker tidak dirasakan maupun tidak disadari dan tidak mudah terdeteksi. Jenis dukungan sosial yang ditemukan dalam penelitian ini, ditemukan 5 jenis dukungan sosial yang diterima oleh subjek. Jenis dukungan sosial yang muncul adalah dukungan sosial emosional, dukungan sosial instrumental, dukungan sosial penghargaan, dukungan sosial informatif dan dukungan sosial jaringan sosial. Hal ini sesuai dengan penelitian yang sudah dilakukan oleh para ahli mengenai jenis dukungan sosial (Cohen & McKay, 1984; Cutrona & Russell, 1990; House, 1984; Schaefer, Coyne, & Lazarus, 1981; Willa, 1984 dalam Sarafino, 1994). Dari berbagai macam bentuk dukungan yang diterima, jenis dukungan emosional merupakan jenis dukungan yang paling banyak diterima oleh subjek. Jenis dukungan emosional ini lebih membantu dalam peningkatan kondisi psychological well being dimensi penerimaan diri.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
130
Reaksi yang terjadi ketika mendapatkan vonis kanker payudara adalah merasa kaget, sedih, takut, kalut, bingung, marah, dan sering mempertanyakan keadaan. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Hawari dalam bukunya yang menyebutkan bahwa reaksi yang umumnya terjadi pada pasien kanker payudara adalah kaget, takut, tidak bisa menerima kenyataan, sampai depresi (Hawari dalam Uila, 2009). Dalam proses penerimaan diri ketika mendapatkan vonis kanker payudara sampai menjalani operasi pengangkatan payudara, dukungan emosional dari orang-orang terdekat sangat dibutuhkan untuk membantu pasien kanker payudara bisa menerima diri apa adanya dan bisa menerima keadaan. Hal ini sesuai dengan penelitian yang mengungkapkan bahwa dukungan emosional dan informasi lebih dibutuhkan oleh individu yang mengalami sakit parah (Wortman & Dunkel-Schetter, 1987, dalam Sarafino, 1994). Dalam penelitian ini, jenis dukungan yang diberikan kepada penderita kanker payudara ketika mendapati vonis sampai menjelang operasi adalah dukungan emosional, dukungan informational, dan dukungan penghargaan. Pada awalnya, reaksi yang muncul pada seseorang yang mendapatkan vonis kanker payudara adalah kaget, seperti terlihat pada subjek 1, 2, 4, dan 5. Selain itu, perasaan lain yang juga dirasakan adalah merasa sedih dan kebingungan, seperti yang dialami subjek 2. Perasaan kalut, marah, dan mempertanyakan keadaan juga dirasakan oleh subjek 3.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
131
Reaksi-reaksi tersebut muncul dikarenakan ketakutan akan konsekwensi dari kanker payudara dan pengobatannya, seperti yang dialami oleh subjek 2 dan 3. Untuk mengatasi reaksi-reaksi yang muncul tersebut, dukungan sosial sangatlah diperlukan oleh penderita kanker payudara dalam mengatasi kondisi tersebut. Jenis dukungan sosial yang bisa diberikan adalah dukungan sosial emosional, informatif, dan penghargaan. Dalam dukungan emosional, bentuk dukungan yang diberikan adalah pemberian semangat dan perhatian, serta adanya dorongan untuk berobat. Pemberian semangat dan perhatian dilakukan dengan cara memberikan pendampingan kepada keluarga yang menderita kanker payudara. Selain itu, dorongan untuk melakukan pengobatan bisa dilakukan dengan cara yang halus, yaitu meyakinkan kepada penderita kanker payudara, bahwa kanker payudara bisa disembuhkan dengan pengobatan yang ada. Dukungan sosial ini membantu pasien kanker payudara dalam dimensi penerimaan dirinya. Penderita kanker payudara yang pada awalnya kaget, takut, tidak mampu untuk menerima keadaan, menjadi mampu untuk menerima diri secara positif dan mampu menerima keadaan apa adanya. Bentuk dukungan informational yang diterima penderita kanker payudara bisa berasal dari dokter maupun teman. Bentuk dukungan informational yang berasal dari dokter berupa pemberian nasihat dalam menghadapi kanker. Bentuk dukungan ini bisa diberikan dengan cara melalui konsultasi ketika di rumah sakit. Selain itu, dukungan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
132
informational juga bisa berasal dari teman dengan pemberian informasi pengobatan. Informasi yang diberikan bisa dilakukan dengan cara saling berbagi pengalaman ketika bertemu sesama penderita kanker. Dukungan sosial yang diterima ini mampu mempengaruhi dimensi penerimaan diri pada pasien. Pasien kanker payudara mampu untuk memiliki pemikiran yang positif tentang kanker dan pengobatannya, sehingga tidak mengalami keterpurukan karena kanker. Selain, dukungan emosional dan informational, dukungan yang dibutuhkan pasien kanker payudara pasca vonis kanker sampai menjelang operasi adalah dukungan penghargaan. Dukungan penghargaan yang diberikan dapat berupa menghargai dan menerima keputusan pengobatan yang akan dijalani pasien kanker payudara. Hal ini bisa dilakukan dengan cara memberikan kebebasan dan mendukung keputusan pengobatan yang akan dilakukan. Dengan adanya dukungan ini, dimensi otonomi pasien kanker payudara akan meningkat. Pasien kanker payudara akan merasa yakin dan berani untuk mengambil keputusan pengobatan secara mandiri. Seseorang penderita kanker payudara yang sudah melakukan tindakan operasi pengangkatan payudara juga mengalami masalah dalam penerimaan dirinya. Beberapa diantara mereka akan merasa tidak percaya diri, seperti yang dialami oleh subjek 1 dan 2. Selain itu, muncul juga pengalaman merasakan malu dan takut apabila harus menemui orang lain, seperti yang dialami oleh subjek 2. Perasaan yang muncul tersebut disebabkan oleh perubahan kondisi fisik, yaitu kehilangan salah satu
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
133
payudara. Hal ini sesuai dengan teori bahwa manusia mempunyai sifat holistic, yaitu makhluk fisik yang sekaligus psikologis. Sehingga sesuatu yang terjadi dengan kondisi fisiknya akan mempengaruhi kondisi psikologisnya (Lubis, 2009). Ketika tindakan operasi telah dilaksanakan dan pasien kanker payudara harus menjalani pengobatannya, dukungan sosial dari orangorang sekitar tetap dibutuhkan. Orang terdekat, yaitu keluarga merupakan pihak yang banyak dibutuhkan dalam pemberian dukungan, terutama dukungan emosional dan penghargaan. Bentuk dukungan yang yang diberikan adalah pemberian semangat, perhatian dan penerimaan apa adanya. Dukungan ini bisa diberikan dengan cara memperhatikan kondisi kehidupan subjek setiap harinya dan tidak mempermasalahkan mengenai tindakan pengangkatan payudara yang telah dilakukan. Selain keluarga, dokter juga berperan dalam memberikan dukungan informative. Dukungan tersebut berupa adanya pemberian nasihat mengenai cara menghadapi kanker pasca operasi. Dukungan tersebut bisa dilakukan melalui konsultasi yang bisa dilakukan ketika pasien melakukan kontrol atau pengobatan. Selain itu, dukungan jaringan sosial juga bisa diberikan dari teman sesama penderita kanker. Dukungan yang diberikan berupa pengalaman hidup pasca operasi. Hal ini bisa dilakukan dengan saling bertukar cerita ketika bertemu sesama penderita kanker ketika berobat. Dukungan tersebut mempengaruhi dimensi penerimaan diri subjek. Dengan adanya dukungandukungan tersebut, penderita kanker payudara yang pada awalnya
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
134
mengalami ketidakpercayaan diri dan kurang mampu menerima keadaan pasca operasi kanker payudara, saat ini sudah memiliki kepercayaan diri, bisa menerima diri sendiri dan keadaan apa adanya. Selain tu, pasien kanker payudara mampu menjalani kehidupan dengan rasa senang, penuh syukur dan memiliki pandangan yang positif. Penderita kanker payudara sudah memiliki tujuan hidup sebelum positif terkena kanker. Tujuan hidup yang dimiliki penderita kanker payudara sebelum positif kanker adalah ingin membahagiakan keluarga dan cenderung memiliki tujuan hidup yang mengalir mengikuti arus hidup. Setelah positif terkena kanker payudara, dimensi tujuan hidup pasien kanker payudara sangat dipengaruhi oleh dukungan emosional yang diberikan oleh keluarga. Dukungan tersebut dapat berupa pemberian semangat dan adanya perhatian. Cara yang dilakukan adalah dengan kehadiran keluarga setiap saat bersama pasien kanker payudara dan memperhatikan kehidupan dan kondisi pasien kanker payudara. Hal tersebut akan menyebabkan pasien kanker payudara akan memiliki tujuan hidup dan semakin memiliki semangat dan kekuatan untuk melanjutkan hidupnya untuk menjadi lebih baik dan membahagiakan keluarganya. Penderita kanker payudara akan mengalami penurunan kondisi fisik dan mengalami kebosanan karena tindakan pengobatan jangka panjang yang harus dijalaninya, seperti yang dialami oleh subjek 1, 3, dan 4. Selain itu, masalah juga terjadi ketika subjek diminta untuk mengambil
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
135
keputusan pengobatan secara mandiri, seperti subjek 1, 3, 4, dan 5, ataupun meminta pertimbangan suami, seperti pada subjek kedua. Namun, masalah tersebut bisa diatasi dengan pemberian dukungan sosial dari keluarga. Dukungan sosial yang diberikan adalah dukungan sosial emosional dan penghargaan. Kedua bentuk dukungan tersebut diberikan oleh keluarga. Dukungan emosional yang diberikan dapat berupa pemberian
semangat,
perhatian
dan
dorongan
untuk
melakukan
pengobatan. Dukungan ini bisa dilakukan dengan pemberian semangat dan memperhatikan kondisi subjek. Selain itu, ada juga dukungan penghargaan yang dapat berupa adanya penerimaan apa adanya dan penerimaan keputusan pengobatan yang dilakukan. Hal ini bisa dilakukan dengan cara tidak memaksakan kehendak kepada subjek dan menerima keputusan pengobatan yang dijalani subjek. Dukungan ini menyebabkan pasien kanker payudara tetap memiliki dimensi otonomi, yaitu adanya kemampuan untuk mengambil keputusan pengobatan dan kelanjutannya secara mandiri, serta dalam kehidupan sehari-hari juga memiliki kemampuan untuk mengambil keputusan. Walaupun terkena kanker payudara, beberapa dari penderita kanker payudara ini memiliki pendapat bahwa seorang penderita kanker payudara tetap bisa melakukan pengembangan diri. Ketika mengalami penurunan kondisi fisik dan harus mengurangi kegiatannya, kebosanan akan dialami oleh penderita kanker payudara, seperti yang terjadi pada subjek 2, 4, dan 5. Akan tetapi, mereka tetap memiliki keinginan dari dalam diri sendiri
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
136
untuk tetap melakukan aktivitas lain yang lebih ringan. Keinginan ini didukung oleh orang-orang di sekitar, seperti keluarga dan teman. Keluarga memberikan dukungan emosional berupa pemberian semangat, perhatian, dan dukungan dalam beraktivitas yang diberikan dengan cara memberikan perhatian pada kondisi kesehatan pasien dan memberikan kebebasan untuk tetap beraktivitas. Selain itu, dukungan dari teman berupa ajakan beraktivitas yang dilakukan dengan cara menjemput langsung pasien kanker payudara untuk beraktivitas bersama juga mempengaruhi dimensi pengembangan diri. Dengan mendapatkan dukungan sosial, pasien kanker payudara tetap memiliki kemampuan untuk mengembangkan diri mereka sesuai potensi yang ada. Seseorang yang menderita kanker payudara, pasti akan mengalami penurunan kondisi fisik. Hal ini mengkibatkan adanya pengurangan aktivitas sehari-hari. Akan tetapi, mereka tetap mampu menjani peran dan tanggung jawabnya masing-masing. Mereka juga tetap mampu menjalani aktivitasnya sesuai dengan kondisi fisik. Walaupun pasien kanker payudara masih sanggup menguasai lingkungan dan aktivitasnya seorang diri, tetapi dimensi penguasaan lingkungan yang dimiliki pasien kanker payudara juga dipengaruhi oleh dukungan sosial yang diberikan oleh keluarga. Keluarga memberikan dukungan sosial instrumental berupa pemberian waktu dan bantuan tenaga. Dukungan tersebut diberikan dengan cara meluangkan waktu untuk memberikan bantuan dalam beraktivitas sehari-hari. Dengan adanya bantuan tersebut, pasien kanker
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
137
payudara tetap mampu mengatur dan menguasai aktivitasnya dengan atau tanpa bantuan orang lain. Dimensi relasi positif yang dimiliki pasien kanker payudara dipengaruhi oleh dukungan sosial yang diberikan oleh keluarga dan masyarakat. Adanya perhatian yang lebih besar dari keluarga dan adanya pemberian semangat, perhatian, dan bantuan materi dari masyarakat juga dirasakan oleh penderita kanker payudara. Dukungan yang diberikan oleh keluarga dilakukan dengan cara memberikan perhatian dan semangat setiap hari melalui tatap muka, maupun melalui media lain, misalnya melalui telepon, media sosial, ataupun sms. Selain itu, perhatian dari keluarga juga dapat dilakukan dengan cara memperhatikan kehidupan subjek dengan memperhatikan kesehatan, makan, dan jadwal obat yang dikonsumsi. Dukungan yang diberikan oleh masyarakat dapat dilakukan dengan cara melalui tatap muka maupun media lain. Selain itu, juga bisa dilakukan dengan cara memberikan kunjungan, baik di rumah sakit maupun di rumah. Dengan adanya dukungan tersebut, seorang yang menderita kanker payudara yang sudah memiliki hubungan baik dengan banyak pihak, akan semakin memiliki hubungan yang lebih baik dengan orang lain dan bisa mendapatkan banyak bantuan atau dukungan sosial dari banyak pihak. Dukungan-dukungan sosial tersebut sesuai dengan teori mengenai faktor yang mempengaruhi psychological well being, yaitu individu yang mendapat dukungan dari lingkungan sosial akan memiliki Psychological
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
138
well being yang tinggi dibandingkan dengan individu yang tidak mendapat dukungan sosial (Davis, dalam Rahayu, 2008). Dalam penelitian ini, ditemukan bahwa
ada
1 subjek
yang tidak memiliki
dimensi
pengembangan diri. Hal ini dikarenakan faktor kondisi fisik yang melemah dan tidak adanya dukungan yang diterima untuk memiliki aktivitas lain yang bisa lebih mengembangkan dirinya. Berbagai bentuk dukungan tersebut diberikan dengan cara yang berbeda-beda. Sebagian besar dari dukungan itu diberikan secara langsung oleh pemberi kepada penerima. Misalnya adalah dukungan sosial instrumental berupa bantuan dalam mengerjakan pekerjaan, bisa diberikan melalui pengambilalihan secara langsung pekerjaan yang dilakukan pasien kanker. Selain itu contoh bentuk dukungan emosional berupa pemberian perhatian, dapat diberikan melalui dengan cara mengingatkan untuk minum obat, mengingatkan untuk makan, dan meminta subjek untuk tidak bekerja terlalu lelah. Namun ada sebagian yang diberikan melalui berbagai media yang ada, misalnya memberikan dukungan semangat melalui telpon, sms, media sosial internet, dan untuk dukungan biaya ada yang mengirim melalui rekening bank. Selain itu, ternyata dukungan sosial yang bisa diberikan seorang anak kepada ibu yang menderita kanker payudara adalah melalui prestasi belajar yang baik di sekolah. Dalam penelitian yang ditemukan sebelumnya, tidak dijelaskan bagaimana cara yang digunakan
untuk
memberikan
dukungan
sosial.
Pada
penelitian
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
139
sebelumnya, yang dijelaskan hanyalah jenis dukungan sosial yang diterima (Anggraeni & Ekowati, 2010; Sari, 2011). Keefektifan dukungan sosial dipengaruhi oleh jenis dukungan dan juga oleh siapa pemberi dukungan tersebut (Taylor, 1999). Dalam penelitian ini, pemberi dukungan yang paling berpengaruh adalah suami, anak, dan orang tua. Hal ini dikarenakan, pihak-pihak tersebut merupakan pribadi yang paling dekat, selalu memberi semangat, menerima apa adanya, selalu membesarkan hati, dan yang selalu mendampingi dalam kondisi apapun. Secara umum, pengaruh dari dukungan sosial yang diterima adalah membuat subjek merasa tidak sendiri, merasa senang, lebih percaya diri, mengurangi beban penderitaan, tetap memiliki tujuan hidup, memiliki semangat
hidup,
mempercepat
kesembuhan,
tidak
memikirkan
penyakitnya, lebih merasa kuat dan tegar, serta menyebabkan pasien selalu berpikir positif. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh beberapa ahli mengenai dampak dari dukungan sosial yang diterima pasien kanker payudara (Sari & Prasetyadi, 2005; Denewer, Farouk, Mostafa, & Elshamy, 2011). Akan tetapi, dukungan sosial yang diterima oleh pasien kanker payudara merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kondisi psychological well being. dalam penelitian ini ditemukan pendapat dari masing-masing penderita kanker payudara bahwa sebesar apapun
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
140
dukungan yang diberikan, apabila tidak memiliki semangat dari dalam sendiri, dukungan itu akan menjadi sia-sia. Kemampuan dari dalam diri sendiri juga akan mempengaruhi cara pasien kanker payudara dalam menanggapi perilaku orang lain terhadap diri sendiri yang berkaitan dengan dukungan sosial. Berdasarkan pengalaman, sebagian besar tidak memiliki pengalaman tidak didukung. Hanya ada 1 subjek yang merasa pernah tidak didukung. Akan tetapi mendapat dukungan atau tidak, itu tergantung dari cara pandang masingmasing. Secara keseluruhan, subjek dalam penelitian ini memiliki cara pandang yang positif, sehingga menganggap segala hal yang dilakukan orang lain merupakan cara untuk mendukung mereka.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 141
KONDISI AWAL
Adanya reaksi kaget (S 1,2,4,5), sedih (S 2), takut (S 3), kalut (S 3), kebingungan (S 2), stress (S 3), panik (S 3), marah (S 3), sering mempertanyakan keadaan (S 3)
Adanya perasaan takut akan konsekwensi dari kanker dan pengobatannya (S 2,3)
BENTUK DUKUNGAN SOSIAL
STRATEGI DUKUNGAN SOSIAL
Keluarga : Pemberian semangat dan perhatian; dorongan untuk berobat (Ds.e)
Pendampingan : meyakinkan bahwa akan sembuh
Dokter : Pemberian nasihat menghadapai kanker (Ds.Inf.)
Pengarahan : Memberikan arahan [menyemangati]
Teman : Pemberian informasi pengobatan (Ds.Inf.)
Keluarga : Menghargai dan menerima keputusan pengobatan yang diambil (Ds.P)
Berbagi pengalaman : Saling bertemu dan berbagi pengalaman [keberhasilan] pengobatan Pemberian kebebasan : Memberikan kebebasan dalam mengambil keputusan pengobatan
PSYCHOLOGICAL WELL BEING
Adanya penerimaan diri yang positif dan menerima keadaan (Dm.PD)
Memiliki pemikiran yang positif tentang kanker payudara dan pengobatannya (Dm.PD)
Berani mengambil keputusan pengobatan secara mandiri (Dm.O)
Gambar Bentuk dan Strategi Dukungan Sosial Ketika Divonis Kanker Payudara sampai Operasi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 142
KONDISI AWAL
Mengalami ketidakpercayaan diri (S 1), takut ketika harus bertemu orang lain S 2), malu (S 2)
Merasa biasa saja (S 3), menerima keadaan dengan baik (S 4), tetap percaya diri (S3, 5)
STRATEGI DUKUNGAN SOSIAL
BENTUK DUKUNGAN SOSIAL
Keluarga : Pemberian semangat dan perhatian (Ds.E); menerima apa adanya (Ds.P) Dokter : Pemberian nasihat menghadapai kanker (Ds.Inf) Teman : berbagi pengalaman pasca operasi (Ds.JS)
Perhatian : Pemberian perhatian setiap hari, memperhatikan kehidupan subjek [mengingingatkan, bukan menegur], Penerimaan : tidak mempermasalahkan adanya tindakan pengangkatan payudara.
Keluarga : Pemberian semangat (Ds.E); menerima apa adanya (Ds.P)
Penerimaan : tidak mempermasalahkan adanya tindakan pengangkatan payudara.
Pengarahan : Memberikan arahan secara empatik Berbagi Pengalaman : Saling bertemu dan berbagi pengalaman keberhasilan berobat ketika berobat/kontrol
Kemampuan diri sendiri : tabah, pemikiran positif, kemampuan bersyukur, menikmati proses hidup, belajar menghadapi masalah melalui masalah sebelumnya
Gambar Bentuk dan Strategi Dukungan Sosial Pasca Operasi
PSYCHOLOGICAL WELL BEING
Adanya kepercayaan diri, menerima diri sendiri dan keadaan, menjalani hidup dengan senang dan bersyukur, memandang diri secara positif (Dm.PD)
Tetap percaya diri, memiliki pandangan yang positif, lebih tangguh dan lebih ikhlas (Dm.PD)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 143
Memiliki tujuan hidup ingin membahagiakan keluarga, tujuan hidup mengalir saja
Keluarga : Pemberian semangat dan perhatian (Ds.E)
Harus menentukan tindakan pengobatan, penurunan kondisi fisik dan mengalami kebosanan berobat (S 1,3,4)
Keluarga : Pemberian semangat, perhatian, dan dorongan berobat (Ds.E); menerima apa adanya, menerima keputusan pengobatan (Ds.P)
Kebosanan karena berkurangnya aktivitas (S 5), keinginan dari dalam diri sendiri untuk beraktivitas lain (S 2,4,5)
Keluarga : Pemberian semangat, perhatian, dan dukungan kegiatan (Ds.E) Teman : Ajakan beraktivitas (Ds.JS)
Menemani : Selalu ada bersama subjek setiap saat. [co : menemani berobat] Perhatian : Pemberian perhatian setiap hari, memperhatikan kehidupan subjek (kesehatan, makan, mengkonsumsi obat) mengingatkan, bukan menegur
Perhatian : Pemberian perhatian setiap hari, memperhatikan kehidupan subjek. [mengingatkan, bukan menegur]
Pemberian kebebasan : tidak memaksakan kehendak kepada subjek, menerima keputusan subjek
Perhatian : Pemberian perhatian setiap hari, memperhatikan kehidupan subjek mengingatkan, bukan menegur Memberikan kebebasan : membebaskan subjek beraktivitas Menemani : Mengajak berkegiatan, menjemput subjek
Gambar Bentuk dan Strategi Dukungan Sosial Pasca Operasi (Lanjutan)
Tidak adanya perubahan tujuan hidup, semakin memiliki semangat untuk mewujudkan tujuan hidup (Dm.TH)
Mampu mengambil keputusan pengobatan, dan keputusan kelanjutan pengobatan secara mandiri (berhenti/melanjutkan), mampu mengambil keputusan secara mandiri (Dm.O)
Memiliki kemampuan dan keyakinan untuk mengembangkan diri sesuai potensi yang ada di dalam diri (Dm.Pg.D)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 144
Pengurangan aktivitas karena melemahnya kondisi fisik
Adanya hubungan baik dengan keluarga, teman, dan masyarakat. Adanya kesulitan dalam hal biaya pengobatan (S 5)
Keluarga : Bantuan tenaga dan waktu (Ds.Inst.)
Keluarga : Semakin memberikan perhatian (Ds.E)
Masyarakat : memberikan semangat, menanyakan kabar (Ds.E); memberikan bantuan materi (Ds.Inst.)
Memberikan bantuan : Meluangkan waktu untuk memberikan bantuan dalam beraktivitas sehari-hari
Mampu menguasai dan mengatur aktivitasnya dengan atau tanpa bantuan orang lain (Dm.PL)
Perhatian : Memberikan perhatian dan semangat setiap hari, melalui tatap muka, maupun melalui media lain, memperhatkan kehidupan subjek (kesehatan, makan, mengkonsumsi obat) Memotivasi : Memberikan semangat melalui tatap muka maupun media lain, memberi kunjungan (RS dan rumah), Pemberian bantuan: memberikan dana secara langsung, maupun melalui media lain
Adanya hubungan baik dari berbagai pihak, mendapatkan banyak dukungan dari berbagai pihak (Dm.RP)
Pengaruh : merasa tidak sendiri, merasa senang, lebih percaya diri, mengurangi beban penderitaan, memiliki tujuan hidup, memiliki semangat hidup, mempercepat kesembuhan, merasa kuat dan tegar, memiliki pikiran positif KEBAHAGIAAN
Gambar Bentuk dan Strategi Dukungan Sosial Pasca Operasi (Lanjutan)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB V PENUTUP
A. KESIMPULAN Pada umumnya, pasien kanker payudara mengalami gejala berupa munculnya benjolan pada bagian payudara yang disertai gejala lain, seperti putting yang tumbuh tidak normal, adanya luka pada benjolan, dan adanya rasa sakit pada benjolan. Selain itu, tidak semua gejala dapat dengan mudah dideteksi sebagai kanker payudara. Butuh beberapa kali pemeriksaan untuk memastikan bahwa gejala tersebut adalah kanker payudara. Dalam penelitian ini ditemukan 5 jenis dukungan sosial yang diterima oleh pasien kanker payudara. Kelima jenis dukungan sosial itu adalah dukungan sosial emosional, dukungan sosial instrumental, dukungan sosial informatif, dukungan sosial penghargaan, dan dukungan sosial jaringan sosial. Semua jenis dukungan tersebut mampu membantu meningkatkan psychological well being. Ada berbagai macam bentuk dukungan sosial yang dapat diberikan kepada pasien kanker payudara melalui berbagai macam cara yang bisa dilakukan. Adapun bentuk dukungan sosial yang diterima adalah semangat, perhatian, nasihat, informasi, dorongan untuk berobat, menerima apa adanya, dukungan beraktivitas, ajakan beraktivitas, bantuan tenaga dan waktu, menanyakan kabar, serta adanya bantuan materi.
145
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
146
Dukungan tersebut diberikan dengan cara meyakinkan bahwa akan sembuh, berbagi pengalaman keberhasilan pengobatan, memberikan kebebasan dalam mengambil keputusan, memberikan arahan secara empatik, selalu mengingatkan untuk minum obat, menemani berobat, mengajak beraktivitas, memberikan kunjungan, dan memberikan bantuan materi. Dukungan sosial yang sangat dibutuhkan adalah dukungan sosial dari keluarga, karena dukungan dari keluarga mampu mempengaruhi seluruh dimensi psychological well being pasien kanker payudara. Bentuk dukungan yang paling banyak diterima oleh pasien kanker payudara adalah dukungan emosional. Dukungan tersebut diberikan dengan cara memberikan perhatian kepada pasien kanker payudara. Perhatian yang diberikan dapat dilakukan dengan cara langsung, maupun dengan cara melalui media lain, seperti telepon, pesan singkat, maupun media sosial. Akan tetapi, dukungan sosial yang diterima oleh pasien kanker payudara hanya merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kondisi psychological well being. Dalam penelitian ini ditemukan pendapat dari masing-masing penderita kanker payudara bahwa sebesar apapun dukungan yang diberikan, apabila tidak memiliki semangat dari dalam sendiri, dukungan itu akan menjadi sia-sia.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
147
B. KETERBATASAN PENELITIAN Keterbatasan dalam penelitian ini adalah : 1. Pengukuran tingkat psychological well being yang menggunakan skala item tunggal, dengan hanya menggunakan 1 istilah temuan survey yang berjumlah 28 suara, dari total 73 suara, sehingga konsep psychological well being dalam single item ini menjadi kurang luas. 2. Sampel dalam penelitian ini hanya berdasarkan persepsi penderita kanker payudara dengan psychological well being yang baik. Apabila data yang diambil juga berdasarkan persepsi pemberi dukungan dan penderita kanker payudara dengan psychological well being yang kurang baik beserta pemberi dukungannya, maka aka nada kemungkinan menghasilkan data yang berbeda.
C. SARAN 1. Bagi Peneliti Selanjutnya a. Peneliti selanjutnya yang berminat untuk meneliti topik yang sama, diharapkan
lebih
memperhatikan
cara
mengukur
tingkat
psychological well being pasien kanker payudara agar didapatkan data yang kuat. b. Pencarian istilah yang sepadan dengan psychological well being bisa dilakukan dengan menggunakan stimulus gambar, bukan katakata. Gambar yang digunakan berisi mengenai sebuah kisah. Stimulus pertama berupa gambar orang dengan kondisi baik.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
148
Stimulus kedua berupa gambar orang yang mendapati masalah. Stimulus ketiga adalah berupa gambar orang yang sedang mengalami kesedihan karena masalah. Stimulus keempat berupa gambar orang yang kembali mengalami kebahagiaan. c. Selain itu, peneliti juga dapat meneliti dukungan sosial berdasarkan sudut pandang pemberi dukungan sosial. Selain itu juga meneliti penerima dukungan sosial dengan kondisi psychological well being yang rendah beserta pemberi dukungan. Hal ini dilakukan supaya memberikan data dukungan sosial yang lebih objektif. 2. Bagi Pasien Kanker Payudara Pasien kanker payudara diharapkan mampu untuk menguasai diri sendiri sehingga mampu untuk memperbaiki kondisi psikologis pasca mendapatkan vonis dan pasca operasi. Selain itu, pasien kanker payudara diharapkan mampu menanggapi secara positif hal-hal yang dilakukan oleh orang lain. 3. Bagi Keluarga Pasien Kanker Payudara Pihak keluarga hendaknya memberi pendampingan kepada pasien kanker payudara sejak mendapatkan vonis kanker payudara. Dukungan yang sangat diperlukan oleh pasien kanker payudara adalah dukungan sosial emosional berupa pemberian semangat, perhatian, pendampingan, penerimaan apa adanya, dan kasih sayang. Dukungan tersebut diperlukan untuk membantu pasien dalam menerima diri apa adanya terkait dengan kanker dan penanganannya.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
149
4. Bagi Pihak Rumah Sakit atau Lembaga yang Bergerak di Bidang Kanker Pihak rumah sakit atau lembaga yang bergerak di bidang kanker hendaknya memberi pendampingan kepada pasien kanker payudara sejak mendapatkan vonis kanker payudara. Dukungan yang bisa diberikan adalah berupa penerimaan, pemberian saran mengenai cara menghadapi kanker, dan memberikan penjelasan mengenai tindakan pengobatan kanker payudara secara jelas. Dukungan tersebut diperlukan untuk membantu pasien dalam menerima diri apa adanya terkait dengan kanker dan penanganannya, dan membantu pasien dalam memutuskan tindakan kanker yang akan dijalaninya.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR PUSTAKA Anggraeni, M. D., & Ekowati, W. (2010). Peran keluarga dalam memberikan dukungan terhadap pencapaian integritas diri pasien kanker payudara post radikal mastektomi. Jurnal Keperawatan Soedirman, 5(2), 105-114. Baron, R. A., & Byrne, D. (2005). Psikologi sosial (Jilid 2, Edisi 10). Jakarta: Erlangga. Chaplin, J. P. (2008). Kamus lengkap psikologi. Jakarta: Grafindo. Creswell, J. W. (2007). Qualitative inquiry and research design choosing among five traditions. California : SAGE Publications. Creswell, J. W. (2010). Research Design : Pendekatan kualitatif, kuantitatif, dan mixed. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Denewer, A., Farouk, O., Mostafa, W., & Elshamy, K. (2011). Sosial support and hope among Egyptian women with breast cancer after mastectomy. Breast Cancer: Basic and Clinical Research, 5, 93103. Halim, M. S. (2003). Quality of life and breast cancer : a general concept. Jurnal Psikologi, 12, 2, 13-24. Karyono, D. K. S., & Lela, T. A. (2008). Penanganan stres dan kesejahteraan psikologis pasien kanker payudara yang menjalani radioterapi di RSUD Dr. Moewardi Surakarta. Media Medika Indonesiana. Diunduh 13 Oktober 2011, dari http://eprints.undip.ac.id/15058/1/vol_43_2_2008_102_-_105.pdf. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2010). Jika tidak dikendalikan 26 juta orang di Dunia menderita kanker. Diunduh 26 Oktober 2012 dari http://www.depkes.go.id/index.php/berita/pressrelease/1060-jika-tidak-dikendalikan-26-juta-orang-di-duniamenderita-kanker-.html. Kim, H. S., Sherman, D. K., & Taylor, S. E. (2008). Culture dan sosial support. American Psychologist, 63(6), 518-526. Lubis, N. L. (2009). Depresi : Tinjauan psikologis. Jakarta : Kencana Prenada Media Group. Lubis, N. L., & Hasnida. (2009). Dukungan sosial pada pasien kanker, perlukah? Medan: USU Press. 150
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
151
Lubis, N. L., & Priyanti, D. (2009). Makna hidup pada penderita kanker leher rahim. Majalah Kedokteran Nusantara, 42, 14-19. Moleong, L. J. (2009). Metodologi penelitian kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya. Ozkan, S., & Ogee, F. (2008). Importance of sosial support for functional status in breast cancer patients. Asian Pasific Journal of Cancer Prevention, 9, 601-604. Papalia, D. E., Old, S. W., & Feldman, R. D. (2009). Human development (Psikologi perkembangan). Ed. ke-10. Jakarta: Salemba Humanika. Poerwandari, E. K. (2005). Pendekatan kualitatif untuk penelitian perilaku manusia. Jakarta: Pengembangan Sarana Pengukuran dan Pendidikan Psikologi UI. Primadi, A., & Hadjam, M. N. R. (2012). Optimisme, harapan, dukungan sosial keluarga, dan kualitas hidup orang dengan epilepsi. Jurnal Psikologi, 3(2), 123-133. Rahayu, M. A. (2008). Psychological well-being pada wanita dewasa muda yang menjadi istri kedua dalam pernikahan poligami. Skripsi. Universitas Indonesia. Ryan, R. M., & Deci, E. L. (2001). On happiness and human potentials : a review of research on hedonic and eudaimonic well-being. Annual Review Psychological, 52, 141-161. Ryff, C. D. (1989). Happiness is everything, or is it? explorations on the meaning of psychological well-being. Journal of Personality and Sosial Psychology, 57, 6, 1069-1081. Ryff, C. D., & Keyes, C. L. M. (1995). The structure of psychological well being revisited. Journal of Personality and Sosial Psychology, 69, 4, 719-727. Ryff, C. D., & Singer, B. (1998). The contours of positive human health. Psychological Inquiry, 9, 1, 1-28. Salsabila. (2009). Resiliensi pada penderita kanker ditinjau dari dukungan sosial. Skripsi-Qt Blogspot. Diunduh 13 Juni 2012 dari http://skripsi-qt.blogspot.com/2009/04/ resiliensi-pada-penderitakanker.html.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
152
Sarafino, E. P. (1994). Health Psychology : Biopsychososial interaction (2nd ed.). Canada: John Wiley and Sons, Inc. Sarafino, E. P. (2008). Health Psychology : Biopsychososial Interaction (6th ed.). USA: John Wiley and Sons, Inc. Sari, R., & Prasetyadi, B. S. (2005). Impact of sosial support in breast cancer patients [on_line abstract]. Diunduh pada 30 Agustus 2012 dari http://openstrorage.gunadarma.ac.id/abstract/graduate/244737-1-SM.pdf. Sari, Q. N. R. (2011). Dukungan sosial pada penderita kanker payudara di masa dewasa tengah. Skripsi. Universitas Gunadarma. Smet, B. (1994). Psikologi kesehatan. Jakarta: Grasindo. Smith, J. A. (2009). Psikologi Kualitatif : Panduan praktis metode riset. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Supratiknya, A. (2007). Kiat merujuk sumber acuan dalam penulisan karya ilmiah. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma. Taylor, S. (1999). Health psychology (4th ed.). Singapore: Mc Graw-Hill. Uila, U. (2009). Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat depresi pada pasien kanker payudara yang menjalani kemoterapi di ruang mawar II Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Moewardi Surakarta. Skripsi. Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Wilson, G. T., Nathan, P. E., O’learny, K. D., & Clark, L. A. (1996). Abnormal psychology : Integrating perspective. United State of America: Allyn & Baccon. Yayasan Kanker Indonesia. (2012). Tentang kanker. Diunduh pada 26 Oktober 2012 dari http://yayasankankerindonesia.org/tentangkanker/.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
153
LAMPIRAN
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
154
Lampiran 1.
Hasil Tryout Skala The Ryff’s Scale of Psychological Well Being
Pada awalnya, untuk melakukan pengukuran psychological well being, peneliti menggunakan skala Psychological Well Being kepada beberapa penderita kanker payudara sesuai kriteria yang sudah ditentukan. Skala yang digunakan merupakan hasil adaptasi dari skala The Ryff’s Scale of Psychological Well Being. Penyebaran skala ini dilakukan untuk mencari subjek dengan tingkat psychological well being yang baik. Jenis penskalaan yang digunakan adalah skala Likert. Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi. Dalam skala Likert, variabel yang diukur akan dijabarkan menjadi indikator variabel yang kemudian dijadikan titik tolak untuk menyusun item-item instrument (Sugiyono, 2012). Skala ini terdiri dari 42 item yang masing-masing item memiliki rentang 1 sampai 6. Keseluruhan item pada skala ini merepresentasikan 6 dimensi psychological well being, sehingga masing-masing dimensi terdiri dari 7 pernyataan. Pernyataan-pernyataan dalam skala ini dibagi menjadi dua kelompok, yaitu favorable dan unfavorable. Adapun distribusi item skala pengukuran psychological well being dapat dilihat pada tabel 1.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
155
Tabel 1 Distribusi Item Skala Psychological Well Being (Sebelum Uji Coba) No.
Dimensi
Favorable
Unfavorable
Total
1
Otonomi
1, 7, 25, 37
13, 19, 31
7
2
Penguasaan
2, 8, 20, 38
14, 26, 32
7
9, 21, 33
3, 15, 27, 39
7
4, 22, 28, 40
10, 16, 34
7
11, 29, 35
5, 17, 23, 41
7
6, 12, 24, 42
18, 30, 36
7
22
20
42
lingkungan 3
Pertumbuhan pribadi
4
Hubungan
positif
dengan orang lain 5
Tujuan hidup
6
Penerimaan diri Jumlah
Untuk mengetahui valid atau tidaknya item yang disusun, maka perlu dilakukan uji coba pada skala tersebut. Uji coba tersebut dilakukan untuk mengetahui validitas dan reliabilitas, apakah item yang disusun sudah sesuai dengan indikator, susunan kalimat apakah mudah dipahami atau tidak. Item yang menunjukkan hasil tidak berkualitas harus dihilangkan atau direvisi kembali untuk tetap disertakan dalam skala penelitian. Selain itu, mean hasil uji coba skala akan digunakan sebagai panduan penentuan tingkat kategori psychological well being. Subjek dengan nilai psychological well being diatas rata-rata akan dilakukan tahap berikutnya, yaitu wawancara.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
156
Uji validitas yang digunakan dalam skala ini adalah menggunakan validitas isi, yaitu melakukan analisis rasional terhadap isi skala. Item yang akan digunakan diperoleh berdasarkan hasil konsultasi item kepada ahli (professional judgement), dalam hal ini dosen pembimbing. Hal ini dilakukan dengan tujuan, supaya item yang tersusun mencakup seluruh objek yang akan diukur. Seleksi item yang baik, yang digunakan dalam pengukuran ini menggunakan koefisien korelasi ≥ 0,3. Sehingga, item dengan koefisien korelasi < 0,3 termasuk dalam kategori item yang kurang baik. Dalam skala ini, uji coba dilakukan kepada 64 wanita dengan usia 35-65 tahun. Hasil pengujian menunjukkan bahwa hasil koefisien korelasi memiliki rentang antara -0,156 sampai dengan 0,511. Terdapat 23 item yang gugur dari 42 item yang diujicobakan, yaitu item nomor 1, 2, 4, 7, 8, 9, 11, 12, 15, 16, 17, 19, 20, 25, 28, 29, 31, 34, 36, 37, 38, 41, 42. Item yang tidak valid tersebut memiliki rentang koefisien korelasi antara -0,156 sampai dengan 0,281. Adapun hasil koefisien korelasi item yang tidak valid terdapat pada tabel 2.
Tabel 2 Koefisien Korelasi Item yang Tidak Valid No.
Nomor Item
Koefisien Korelasi
1.
Item 1
-0,246
2.
Item 2
0,088
3.
Item 4
0,261
4.
Item 7
0,028
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
5.
Item 8
-0,156
6.
Item 9
0,241
7.
Item 11
0,291
8.
Item 12
0,281
9.
Item 15
0,261
10.
Item 16
0,178
11.
Item 17
0,184
12.
Item 19
0,185
13.
Item 20
0,043
14.
Item 25
0,129
15.
Item 28
0,088
16.
Item 29
0,187
17.
Item 31
0,235
18.
Item 34
0,251
19.
Item 36
0,178
20.
Item 37
0,023
21.
Item 38
-0,024
22.
Item 41
0,204
23.
Item 42
-0,024
157
Jumlah item yang valid adalah sebanyak 19 item. Berdasarkan hasil uji coba skala ini, dapat diketahui bahwa sebagian besar item pada skala ini tidak valid. Oleh karena itu, skala ini tidak jadi digunakan dalam pengukuran
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
158
Psychological Well Being. Hasil seleksi item skala Psychological Well Being bisa terlihat pada tabel 3.
Tabel 3 Distribusi Item Skala Psychological Well Being (Setelah Uji Coba) No.
Dimensi
Favorable
Unfavorable
Total
1
Otonomi
1*, 7*, 25*, 37*
13, 19*, 31*
1
2
Penguasaan
2*, 8*, 20*, 38*
14, 26, 32
3
9*, 21, 33
3, 15*, 27, 39
5
4*, 22, 28*, 40
10, 16*, 34*
3
11*, 29*, 35
5, 17*, 23, 41*
3
6, 12*, 24, 42*
18, 30, 36*
4
7
12
19
lingkungan 3
Pertumbuhan pribadi
4
Hubungan
positif
dengan orang lain 5
Tujuan hidup
6
Penerimaan diri Jumlah
Keterangan : *) = item yang tidak valid
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
159
Lampiran 2.
Hasil Perhitungan Statistik Tryout Skala The Ryff’s Scale of Psychological Well Being
Reliability
Scale: ALL VARIABLES
Reliability Statistics Cronbach's Alpha
N of Items
.786
42
Item-Total Statistics Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Corrected Item- Cronbach's Alpha Item Deleted Total Correlation if Item Deleted
Item1
184.09
210.245
.310
.780
Item2
183.61
216.020
.088
.787
Item3
183.91
202.658
.368
.776
Item4
183.97
212.158
.261
.781
Item5
183.41
205.928
.466
.775
Item6
183.94
205.615
.395
.776
Item7
184.12
217.603
.028
.789
Item8
186.17
224.049
-.156
.798
Item9
183.84
212.166
.241
.782
Item10
184.17
203.795
.436
.774
Item11
183.44
214.663
.291
.782
Item12
183.50
212.762
.281
.781
Item13
184.23
203.611
.418
.775
Item14
183.78
209.634
.333
.779
Item15
184.27
210.325
.261
.781
Item16
183.86
213.170
.178
.784
Item17
183.72
213.094
.184
.784
Item18
185.47
203.840
.357
.777
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Item19
184.94
211.425
.185
.784
Item20
183.97
217.936
.043
.787
Item21
184.17
205.859
.511
.774
Item22
183.88
207.603
.362
.778
Item23
184.06
204.821
.480
.774
Item24
183.92
210.295
.404
.778
Item25
184.91
212.943
.129
.787
Item26
184.77
204.024
.338
.778
Item27
184.73
206.992
.303
.779
Item28
184.27
216.579
.088
.786
Item29
183.52
215.841
.187
.784
Item30
184.31
203.234
.467
.773
Item31
185.28
208.555
.235
.782
Item32
184.38
202.079
.480
.772
Item33
183.27
214.039
.324
.781
Item34
184.08
210.867
.251
.781
Item35
183.88
203.921
.390
.776
Item36
185.02
210.428
.178
.785
Item37
184.91
216.562
.023
.793
Item38
184.45
218.950
-.024
.793
Item39
184.16
203.309
.403
.775
Item40
183.97
210.951
.416
.778
Item41
185.45
211.141
.204
.783
Item42
184.34
219.150
-.024
.792
160
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Reliability
Scale: ALL VARIABLES
Reliability Statistics Cronbach's Alpha
N of Items
.825
20
Item-Total Statistics Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Corrected Item- Cronbach's Alpha Item Deleted Total Correlation if Item Deleted
Item1
87.56
107.964
.246
.824
Item3
87.38
101.603
.349
.821
Item5
86.88
102.397
.535
.811
Item6
87.41
104.499
.344
.820
Item10
87.64
101.313
.470
.813
Item13
87.70
103.291
.360
.819
Item14
87.25
106.286
.333
.820
Item18
88.94
101.869
.360
.820
Item21
87.64
105.853
.387
.818
Item22
87.34
103.658
.418
.816
Item23
87.53
100.856
.585
.808
Item24
87.39
107.289
.376
.819
Item26
88.23
99.643
.428
.816
Item27
88.20
104.069
.309
.822
Item30
87.78
102.110
.448
.814
Item32
87.84
100.229
.508
.811
Item33
86.73
109.849
.301
.822
Item35
87.34
100.293
.464
.813
Item39
87.62
101.159
.423
.816
Item40
87.44
107.361
.416
.818
161
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Reliability
Scale: ALL VARIABLES
Reliability Statistics Cronbach's Alpha
N of Items
.824
19
Item-Total Statistics Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Corrected Item- Cronbach's Alpha Item Deleted Total Correlation if Item Deleted
Item3
82.73
96.833
.322
.822
Item5
82.23
96.881
.537
.810
Item6
82.77
99.293
.329
.819
Item10
83.00
95.968
.465
.812
Item13
83.06
97.615
.367
.818
Item14
82.61
100.559
.341
.818
Item18
84.30
96.720
.347
.820
Item21
83.00
100.698
.363
.818
Item22
82.70
97.990
.426
.814
Item23
82.89
95.718
.569
.808
Item24
82.75
101.619
.380
.817
Item26
83.59
93.705
.448
.813
Item27
83.56
98.536
.309
.821
Item30
83.14
96.281
.465
.812
Item32
83.20
94.260
.534
.808
Item33
82.09
104.118
.307
.821
Item35
82.70
94.752
.469
.812
Item39
82.98
96.079
.407
.815
Item40
82.80
101.498
.435
.816
162
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
163
Lampiran 3.
PANDUAN WAWANCARA
Pelaksanaan Wawancara : Durasi Wawancara
:
Tempat Wawancara
:
Subjek
:
Pekerjaan
:
Usia
:
Stadium Kanker
:
No.
Panduan Pertanyaan
1.
RIWAYAT PENYAKIT a. Bisakah Anda menceritakan bagaimana awal mula Anda dinyatakan menderita kanker payudara? b. Apakah ada tanda/gejala yang lain yang Anda rasakan? c. Apakah di dalam keluarga Anda ada riwayat sakit kanker payudara? d. Sudah berapa lama Anda menderita sakit kanker payudara?
2.
KONDISI PSIKOLOGIS a. Ketika pertama kali Anda divonis kanker payudara, apa yang Anda rasakan? b. Apakah Anda mengalami kesedihan mendalam ketika itu? c. Selama sakit tersebut, tindakan pengobatan apa saja yang sudah
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
164
Anda lakukan? Jenis obat, jangka waktu Apakah ada pengobatan lain selain pengobatan medis?
d. Bagaimana perasaan Anda ketika harus menjalani berbagai pengobatan tersebut? 3.
PSYCHOLOGICAL WELL BEING a. Bagaimana Anda memandang diri Anda saat ini? Apakah ada perbedaan cara memandang diri sendiri? b. Tujuan hidup Anda apa saja? Apakah sejak dari dulu seperti itu? Apakah ada perubahan tujuan hidup semenjak Anda sakit? Bagaimana hal itu (berubah/tidak) bisa terjadi?
c. Menurut Anda, apakah orang yang kanker payudara itu ada kemungkinan untuk mengembangkan diri? Mengapa? Pengembangan diri yang seperti apa? Bagaimana dengan diri Anda sendiri? d. Apa saja kegiatan sehari-hari Anda? Bagaimana cara mengatur kegiatan sehari-hari? Kalau ada kegiatan lain, bagaimana cara Anda mengaturnya? e. Bagaimana cara Anda dalam mengambil keputusan yang berkaitan dengan keseharian, apakah Anda terbiasa menentukan sendiri atau meminta bantuan?
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
165
Kepada siapa? Dalam hal keputusan apa saja? Bagaimana dengan keputusan pengobatan? f. Bisa Anda ceritakan hubungan Anda dengan orang lain semenjak Anda didiagnosis kanker payudara? Suami? Anak? Masyarakat sekitar? Lingkungan sosial? (kantor, komunitas, dll) 4.
DUKUNGAN SOSIAL a. Apakah mereka memberikan dukungan untuk kesembuhan Anda? b. Siapa saja yang memberikan dukungan selama ini?
Diantara orang-orang
tersebut,
siapakah yang paling
mendukung? Mengapa? c. Dukungan apa saja yang Anda terima dari mereka? Apa saja yang mereka lakukan untuk mendukung Anda? d. Bagaimana cara mereka memberikan dukungan tersebut? Apa saja yang mereka lakukan untuk mendukung Anda? e. Bagaimana pengaruh dari dukungan orang-orang tersebut bagi hidup Anda? f. Apakah ada pengalaman Anda tidak mendapatkan dukungan sosial? Mengapa?
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
166
Lampiran 4.
Transkrip Verbatim Wawancara dan Analisis Data Subjek 1 (Ibu S)
BARIS 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. 31. 32. 33. 34.
VERBATIM Bisa ibu menceritakan bagaimana awal mula Ibu itu dinyatakan sakit kanker payudara? Waktu itu kan kalau terasa itu tidur. Kalau miring itu kelihatan benjolannya. Kalau gini enggak. Ooh.. benjolannya di sebelah mana, Bu? Kiri Bawah.
KODING AWAL
Benjolan terlihat ketika tidur dalam posisi miring (GT)
Benjolan terdapat di payudara sebelah kiri bawah (GT)
Di bawah? Iya. Itu baru kelihatan. Terus saya kan cerita itu sama kakak, kalau gini gini. Terus bulan apa gitu, bulan Oktober itu saya tanya sama yang kerja di rumah sakit, saya dinyatakan sakit, terus operasi. Itu terasa sakit apa enggak, Bu? Enggak sakit. Enggak.
Tidak ada rasa sakit pada benjolan (GT)
Ooh.. gejala lain ada gak, Bu? Enggak ada.
Tidak ada gejala lain (GT)
Gak ada? Enggak. Berarti cuma benjolan itu aja ya? He’em.
ANALISIS
Gejala yang muncul hanya berupa benjolan (GT)
Gejala kanker payudara yang muncul adalah berupa benjolan di payudara sebelah kiri bawah dan tidak terasa sakit (GT)
Gejala yang muncul hanya benjolan, tidak ada gejala lain (GT)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
35. 36. 37. 38. 39. 40. 41. 42. 43. 44. 45. 46. 47. 48. 49. 50. 51. 52. 53. 54. 55. 56. 57. 58. 59. 60. 61. 62. 63. 64. 65. 66. 67. 68. 69. 70. 71. 72. 73. 74.
167
Ukurannya besar atau kecil, Bu? Segini (menunjukkan besar ukuran benjolan dengan jari). Ooh.. masih agak kecil ya? Itu agak besar, Mbak.
Ukuran benjolan agak besar (GT)
Ooh.. sudah agak besar gitu ya? Kalau di luar itu kayaknya segini. Ooh.. tapi ternyata waktu sudah diangkat itu besar di dalamnya ya , Bu? Ho’o. Itu cuma berupa benjolan aja apa ada lukanya? Enggak. Enggak. Cuma itu. Gak ada luka apa-apa. Cuma benjolan aja di dalam. Benjolan di dalam gak sakit tapi, Bu? Enggak. Wong tetangga saya sini itu gak tahu kalau saya itu punya kayak gitu. Tahunya mau operasinya. Waktu periksa dokter, juga langsung dokter nyuruhnya langsung operasi? Enggak. Waktu itu harus periksa ini, ini dulu. Di teliti itu, cek jantung dulu, terus torax, sama lab. Ya itu terus diambil sample nya. Waktu itu Dokter Kunto.
Gejala yang dirasakan adalah berupa benjolan saja dan tidak ada luka (GT)
Tidak ada rasa sakit pada benjolan (GT)
Gejala yang dirasakan adalah munculnya benjolan yang tidak terasa sakit dan tidak ada luka (GT)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
75. 76. 77. 78. 79. 80. 81. 82. 83. 84. 85. 86. 87. 88. 89. 90. 91. 92. 93. 94. 95. 96. 97. 98. 99. 100. 101. 102. 103. 104. 105. 106. 107. 108. 109. 110. 111. 112. 113. 114.
Terus kalau dari keluarga Ibu sendiri pernah ada riwayat kena penyakit kanker? Enggak ada yang pernah kanker. Sudah berapa lama, Bu sakit kanker ini? Kurang begitu tahu. Wong saya itu orang awam ya gak gitu tahu ya. Kirain apa, gitu aja. Ini tahun berapa, Bu ketahuannya? Itu 2011. Terus, saya itu bulan Oktober sekitar tanggal 13, 14.
Tidak ada riwayat keluarga terkena kanker (RK)
Pada awalnya tidak mengetahui bahwa terkena kanker (GT)
168
Keluarga tidak ada yang memiliki riwayat sakit kanker (RK)
Pada awalnya tidak memahami bahwa perubahan pada payudara merupakan gejala kanker (GT)
Terdiagnosis kanker Oktober 2011 1,5 tahun (LS)
Sakit kanker sudah 1,5 tahun (LS)
Kaget ketika divonis saja, setelah itu tidak karena ingin sembuh (Pngl.KD)
Perasaan yang dialami adalah muncunya reaksi terkejut atas vonis yang diterima (Pngl.KD)
Itu mulai periksa? Enggak. Mulai diangkatnya itu. Terus, waktu pertama kali Ibu dinyatakan kanker payudara sama Dokter, yang dirasakan Ibu apa waktu itu? Enggak ada. Ibu gak merasa gimana? Enggak. Sedih atau kaget? Enggak. Enggak. Cuma kaget pas itu aja ya. Kan kanker. Tapi yaudah. Saya kan udah itu, yang penting kan pengen sembuh. Itu aja. Jadi cuma saat itu saja? Iya. Saat itu aja. Abis itu udah. Jadi waktu Dokter bilang Ibu kena kanker, Ibu gak ngerasa
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
115. 116. 117. 118. 119. 120. 121. 122. 123. 124. 125. 126. 127. 128. 129. 130. 131. 132. 133. 134. 135. 136. 137. 138. 139. 140. 141. 142. 143. 144. 145. 146. 147. 148. 149. 150. 151. 152. 153. 154.
sedih? Enggak. Yang penting saya kepingin sembuh.
Tidak ada perasaan sedih, karena ingin sembuh dari kanker (Pngl.KD) Tidak ada perasaan sedih ataupun takut (Pngl.KD)
Merasa takut gak bu? Gak ada. Kenapa bu? Ya itu. Nomer 1 semangatnya itu. Kepengen sembuh. Terus, ada pengalaman merasakan kesedihan yang mendalam gitu? Enggak ada. Dihadapi dengan senang, ikhlas, gitu aja. Berpikiran sekarang gak harus ngoyo, santai, gitu aja. Jadi enggak untuk beban-beban. Beban berat, enggak. Hehehehe… Sama sekali nggak ada bu? Gak ada. Saya buat senang sekarang. Kan sekarang kondisinya tubuh sudah berkurang to. Jadi kalau ada masalah yang gimana gitu nggak saya pikirkan. Santai. Terus selama sakit ini, tindakan pengobatan yang sudah Ibu lakukan apa aja, Bu? Ya itu, saya cuma itu, apa, alternatif aja. Itu, apa, rebus sarang semut. Sarang semut? Itu direbus? Iya. Dari Irian langsung.
169
Tidak ada perasaan takut (Pngl.KD) karena memiliki semangat untuk sembuh (Dm.TH)
Tidak ada pengalaman kesedihan mendalam (Pngl.KM) Menghadapi masalah dengan ikhlas, tidak berpikir secara berat, menjalani dengan santai (Dm.PD)
Menjalani hidup dengan senang (Dm.PD)
Tindakan pengobatan saat ini mengkonsumsi air rebusan sarang semut (Pbt.NM)
Subjek memiliki keinginan untuk sembuh (Dm.TH)
Tidak muncul pengalaman kesedihan yang mendalam (Pngl.KM) Subjek menghadapi masalah dengan keikhlasan, santai, dan tidak berpikir secara berat (Dm.PD)
Subjek mampu menjalani kehidupannya dengan perasaan senang (Dm.PD)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
155. 156. 157. 158. 159. 160. 161. 162. 163. 164. 165. 166. 167. 168. 169. 170. 171. 172. 173. 174. 175. 176. 177. 178. 179. 180. 181. 182. 183. 184. 185. 186. 187. 188. 189. 190. 191. 192. 193. 194.
Efeknya di badan apa itu, Bu? Enak. Terus, kalau dari medis sendiri ada gak, Bu? Enggak.
Pengobatan medis yang dilakukan subjek kemoterapi sebanyak 4 kali (Pbt.M) Tidak mengkonsumsi obat medis (Pbt.M)
Kalau kemoterapi dulu Ibu iya? Iya. 4 kali.
Melakukan kemoterapi sebanyak 4 kali (Pbt.M)
Berarti operasi, kemoterapi 4 kali, terus penyinaran iya gak, Bu? Enggak. Enggak.
Tidak melakukan penyinaran (Pbt.M)
Obat-obatan dari dokter? Enggak. Cuma itu. Cuma herbal itu ya, Bu? Ho’o. Rebus sendiri. Di sini kan ada yang kerja di sana, terus dibawain itu langsung dari Irian. Kan waktu di Sardjito itu kan ada yang bilang, dia itu kan punya itu kanker di perut to, terus minum itu, sarang semut. Terus mengecil, mengecil, mengecil, terus hilang. Tapi dia itu setiap hari harus periksa untuk mengetahui perkembangannya. Terus saya juga sekarang gitu. Ooh gitu. Jadi lebih mengandalkan yang herbal, Bu? Ho’o. Terus sekarang masih kontrol
170
Untuk saat ini subjek melakukan pengobatan non medis mengkonsumsi sarang semut (Pbt.NM)
Tidak mengkonsumsi obat dari dokter (Pbt.M)
Pengobatan yang dilakukan obat herbal (Pbt.NM)
Seorang teman membawakan sarang semut langsung dari Irian (Ds.Inst.) Dukungan dari teman berbagi pengalaman tentang pengobatan menggunakan sarang semut (Ds.Inf.)
- Mendapatkan dukungan dari teman (PDs.) - Mendapatkan bantuan untuk memperoleh obat herbal (Ds.Inst.) - Mendapatkan dukungan dari sesama pasien kanker (PDs.) - Mendapatkan informasi tentang pengobatan non medis (Ds.Inf.)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
195. 196. 197. 198. 199. 200. 201. 202. 203. 204. 205. 206. 207. 208. 209. 210. 211. 212. 213. 214. 215. 216. 217. 218. 219. 220. 221. 222. 223. 224. 225. 226. 227. 228. 229. 230. 231. 232. 233. 234.
gak, Bu? Enggak. Hehehe.. Emang jatah kontrolnya sudah selesai apa Ibu yang berhenti? Ibu yang gak mau.
171
Sudah tidak melakukan kontrol ke rumah sakit (Pbt.M)
Kehendak diri sendiri untuk berhenti kontrol (Dm.O)
Kenapa, Bu? Gakpapa. Hehehe..
- Subjek mengalami kebosanan dalam berobat (Pngl.B) - Subjek memutuskan untuk berhenti berobat (Dm.O) - Saat ini sudah tidak melakukan kontrol ke rumah sakit.
Kenapa sih, Bu gak kontrol lagi? Gakpapa. Bosen, Bu? Iya. Hehehe. Terus ketika Ibu harus minum obat, harus kemo, itu yang Ibu rasakan apa, Bu? Waktu itu, waktu habis kemo itu mual. Terus gak bisa apa-apa lagi. Lemes gitu gak, Bu? Iya. Terus sekarang kan saya maemnya maem buah, sayursayuran itu, tiap hari itu ya paling 2 macam maem buah, terus sayur-sayuran direbus, gitu. Terus maem goreng-gorengan dikurangi, terus yang berminyakminyak dikurangi, pakai minyak cuma 1 kali. Sudah. Tapi kalau minum obat herbal ini gak ada perasan gimana gitu, Bu? Enggak. Enggak gimana-gimana. Enak.
Merasa bosan ketika harus berobat terus-menerus (Pngl.B)
Mengalami mual dan tidak bisa beraktivitas ketika melakukan pengobatan kemoterapi (Pngl.B) Kondisi tubuh melemah ketika melakukan pengobatan kemoterapi (Pngl.B)
Pengobatan kemoterapi yang dijalani subjek memberikan dampak negatif bagi tubuh subjek kondisi tubuh melemah dan mual sehingga subjek mengurangi aktivitasnya (Pngl.B)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
235. 236. 237. 238. 239. 240. 241. 242. 243. 244. 245. 246. 247. 248. 249. 250. 251. 252. 253. 254. 255. 256. 257. 258. 259. 260. 261. 262. 263. 264. 265. 266. 267. 268. 269. 270. 271. 272. 273. 274.
Ibu ada perasaan bosan gak sih bu harus berobat terus? Waktu kemo itu nggak. Kan pengen sembuh. Terus udah rampung kemo terus kontrol berapa bulan terus harus obat lagi, terus saya berhenti, sekarang minum sarang semut. Ya bosen. Ya gimana udah tau kondisi sendiri ya harus dijaga. Terus dengan kondisi Ibu yang sekarang ini, gimana sih, Ibu memandang diri Ibu sekarang? Yaa.. Gimana ya.. hehehe.. ya tetep biasa aja. Seperti dulu. Waktu habis operasi kan kayaknya minder, kurang PD. Sekarang ya itu, jalani aja kayak kehidupan yang kemaren, waktu ini masih ada.
172
Ketika kemoterapi tidak mengalami kebosanan. Ketika harus kontrol mengalami kebosanan (Pngl.B) Memutuskan untuk berhenti kontrol dan menggantinya dengan mengkonsumsi sarang semut (Pngl.B)
Perasaan bosan muncul ketika subjek harus menjalani kontrol setiap bulan subjek memutuskan untuk menghentikan pengobatan medis dan tidak melakukan kontrol ke rumah sakit (Pngl.B)
Memandang diri seperti sebelum terkena kanker (Dm.PD) Ada pengalaman minder, tidak percaya diri ketika setelah operasi, namun saat ini sudah tidak ada (Dm.PD)
Ada pandangan negatif terhadap diri sendiri setelah operasi, tetapi saat ini sudah memiliki pandangan positif terhadap diri sendiri. Terdapat pandangan yang sama terhadap diri sendiri seperti sebelum terkena kanker (Dm.PD)
Memandang diri secara positif dan memiliki semangat (Dm.PD) Menerima dukungan dari suami (PDs.)
- Ada semangat dan cara pandang yang positif terhadap diri sendiri (Dm.PD) - Menerima dukungan sosial dari pasangan hidup (PDs.)
Kayak waktu sebelum operasi ya, Bu? Ho’o. dijalani aja dah biasa. Berarti apakah Ibu tetap memandang diri Ibu ini positif? Iya. Ya nomer 1 itu ya semangat, Mbak. Sama dorongan dari suami itu yang utama. Semangatnya itu harus punya.
Berarti apa Ibu bisa menerima diri Ibu ini apa adanya dengan kekurangan yang ada setelah Mau menerima keadaan diri apa adanya (Dm.PD) operasi ini? Iya. Harus. Harus mau. Kalau gak mau ya bagaimana, udah kayak
Ada penerimaan diri yang positif menerima diri apa adanya (Dm.PD)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
275. 276. 277. 278. 279. 280. 281. 282. 283. 284. 285. 286. 287. 288. 289. 290. 291. 292. 293. 294. 295. 296. 297. 298. 299. 300. 301. 302. 303. 304. 305. 306. 307. 308. 309. 310. 311. 312. 313. 314.
173
gini. Hehehe.. Harus dijalani ya, Bu? Iya. Dijalani dengan senang. Sebelum Ibu dinyatakan kanker, apa sih tujuan hidup Ibu? Waktu itu kan belum tahu kalau penyakitnya kayak gini, ya saya biasa-biasa aja. Terus saya waktu periksa, waktu Dokter bilang kayak gini, ya diterima. Harus dengan senang.
Menjalani kehidupan dengan senang (Dm.PD)
Menjalani kehidupan dengan perasaan senang dan ada penerimaan diri yang positif menerima diri apa adanya (Dm.PD) Berusaha menerima keadaan (Dm.PD)
Jadi apa ada perubahan tujuan hidup gak, Bu setelah Ibu dinyatakan sakit kanker ini? Enggak. Biasa aja. Tetep ya, Bu? Iya. Berjalan dengan hari-hari biasa itu. Iya, gak ada yang berubah. Hehehehe.. Ada pengaruhnya gak sih, Bu penyakit ini sama kehidupan Ibu? Ada. Iya, ada. Ya itu, kalau ini kan harus dikurangin, nanti cepet capek, gitu. Ooh.. aktivitasnya dikurangi? Ho’o. ho’o. dikurangi. Sekarang gak ngoyo kok. Kan kalau capek istirahat dulu. Kalau di dalam pekerjaan sehari-hari ada pengaruhnya ya, Bu?
Mengurangi aktivitas supaya tidak cepat merasa lelah (Dm.PL)
Beristirahat ketika sudah merasa lelah dalah beraktivitas (Dm.PL)
Mengatur kegitannya dengan cara memahami kondisi tubuh. Jika merasa lelah maka beristirahat dan mengurangi beberapa kegiatannya supaya tidak cepat merasa lelah (Dm.PL)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
315. 316. 317. 318. 319. 320. 321. 322. 323. 324. 325. 326. 327. 328. 329. 330. 331. 332. 333. 334. 335. 336. 337. 338. 339. 340. 341. 342. 343. 344. 345. 346. 347. 348. 349. 350. 351. 352. 353. 354.
174
He’em. Tapi kalau dalam tujuan hidup gak ada perubahan ya, Bu? Gak ada. Sebelum dan setelah operasi pengangkatan tetap sama ya, Bu? Iya. Iya. Kenapa, Bu tujuan hidup yang Ibu punya bisa gak berubah? Ya kalau berubah ya gimana… Apa, Bu yang bikin Ibu tetap pada tujuan hidup Ibu? Ya semangatnya itu. Yang saya punya ya semangat. Nomer 1 itu. Yang pasti itu, nomer 1 semangatnya harus besar, gak boleh loyo. Ho’o. gak boleh loyo. Yang nomer 1 itu semangatnya besar. Kalau saat ini, apa sih bu, tujuan hidup ibu? Ya itu, kepengen punya umur panjang. Ya ngalir aja. Jalani dengan baik aja. Dari dulu seperti ini bu? Iya. Ya ngalir aja. Sebelum kanker seperti ini juga. Sama aja. Yang membuat sama saja gak ada perubahan itu apa bu? Ya kan tujuan dari hidup kan gini aja mengalir kayak air. Gak ada yang berubah juga. Jadi sama aja.
Tidak ada perubahan tujuan hidup karena memiliki semangat yang besar (Dm.TH)
Tujuan hidup saat ini ingin memiliki umur panjang dan menjalani kehidupan dengan baik (Dm.TH) Tujuan hidup saat ini sama seperti tujuan hidup sebelum terkena kanker (Dm.TH)
Tidak ada perubahan tujuan hidup karena merasa tidak ada yang berubah dalam hidup (Dm.TH)
- Tujuan hidup yang dimiliki subjek pada saat ini adalah ingin memiliki umur yang panjang dan bisa menjalani kehidupan yang lebih baik. - Tujuan hidup subjek sebelum kanker sama saja dengan setelah kanker. - Tidak ada perubahan dalam tujuan hidup karena subjek merasa tidak ada yang berbeda dalam kehidupannya dan memiliki semangat yang besar. (Dm.TH)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
355. 356. 357. 358. 359. 360. 361. 362. 363. 364. 365. 366. 367. 368. 369. 370. 371. 372. 373. 374. 375. 376. 377. 378. 379. 380. 381. 382. 383. 384. 385. 386. 387. 388. 389. 390. 391. 392. 393. 394.
175
Ya gini-gini aja mbak. Yang beda itu kegiatannya, aktivitasnya. Kalau dulu banyak sekarang dikurangi. Kalau menurut ibu, orang dengan kanker payudara itu apa masih bisa mengembangkan diri? Saya kira bisa mbak.
Memiliki pendapat bahwa orang dengan kanker payudara masih bisa mengembangkan diri (Dm.Pg.D)
Kenapa? Kan kita kanker, tapi njuk gak harus minder, gitu enggak. Harus tetap berjalan. Hari-harinya harus punya semangat biar bisa lebih lagi.
Orang dengan kanker payudara masih bisa berkembang karena tidak harus minder, kehidupan harus tetap berjalan dan harus punya semangat (Dm.Pg.D)
Pengembangan diri yang seperti apa menurut ibu? Ya itu. Banyak. Semua bisa. Ya itu tadi, harus ada semangat hariharinya.
Perkembangan diri yang bisa dicapai semua hal bisa dicapai (Dm.Pg.D)
Terus kalau menurut Ibu sendiri, dengan kondisi Ibu seperti ini, adakah kemungkinan buat Ibu itu mengembangkan diri lebih lagi gak, Bu? Yaa, tenaganya kan sekarang berkurang, kan, jadi gak harus ngoyo-ngoyo seperti masih utuh kayak kemarin. Ya sekarang harus tahu sendirilah posisinya. Kalau gak ya gak. Gak usah dipaksa. Tapi Bu, masih mungkin gak sih Bu untuk Ibu lebih
Tenaga sudah tidak seperti dulu lagi, sehingga tidak memaksakan diri (Dm.Pg.D)
Subjek memiliki pendapat bahwa setiap pasien kanker payudara masih mampu untuk mengembangkan diri dalam hal apapun. Karena walaupun memiliki kanker, kehidupan harus tetap berjalan, harus memiliki semangat, dan tidak harus minder. (Dm.Pg.D)
Subjek tidak mampu untuk mengembangkan diri lagi dikarenakan sudah tidak memiliki tenaga seperti sebelum terkena kanker sehingga tidak mau memaksakan diri. (Dm.Pg.D)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
395. 396. 397. 398. 399. 400. 401. 402. 403. 404. 405. 406. 407. 408. 409. 410. 411. 412. 413. 414. 415. 416. 417. 418. 419. 420. 421. 422. 423. 424. 425. 426. 427. 428. 429. 430. 431. 432. 433. 434.
mengembangkan diri lagi? Kurang tahu, Mbak. Kayaknya enggak. Hehehe.. Terus kalau dalam hal pengambilan keputusan seharihari gitu, apakah Ibu melibatkan orang lain, atau keputusan Ibu sendiri? Sama suami. Dalam hal apa aja bu? Semua ya. Lha wong cuma sama suami, saya gak punya anak. Hehehe.
176
Merasa tidak mampu untuk lebih mengembangkan diri (Dm.Pg.D)
Keputusan diambil dengan melibatkan suami (Dm.O)
Semua hal dibicarakan dengan suami (Dm.O) karena tinggal hanya dengan suami.
Berbagai macam keputusan dalam keluarga, dibicarakan dengan suami, termasuk keputusan dalam pengobatan (Dm.O)
Kalau keputusan pengobatan bagaimana bu? Keputusan pengobatan Ya sama suami. Waktu mau dibicarakan dengan suami periksa-periksa itu ya bicara sama (Dm.O) suami. Kalau berkegiatan apakah Ibu mencoba untuk mandiri atau melibatkan orang lain juga, Bu? Mandiri. Waktu itu kan, saya sebelum operasi kan saya sudah pikir-pikir, wah saya libatkan orang ini gak ya? Ini gak ya? Pengennya gak. Tapi gak tau, ternyata dari saudara-saudara yang memberikan sendiri. Bukan kita yang minta, tapi saudara yang ngasih. Kegiatan ibu sehari-hari apa bu? Rumah tangga
Berusaha untuk mandiri (Dm.O; Dm.PL)
Bantuan dari saudara tanpa diminta oleh subjek (Ds.Inst)
- Dalam berkegiatan subjek berusaha untuk mangerjakan segala sesuatunya secara mandiri (Dm.O; Dm.PL) - Saudara-saudara banyak yang memberikan bantuan (PDs.) - Mendapatkan bantuan dalam berkegiatan tanpa diminta oleh subjek (Ds.Inst.)
- Subjek tidak mendapatkan ijin untuk berkegiatan (Dm.O)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
435. 436. 437. 438. 439. 440. 441. 442. 443. 444. 445. 446. 447. 448. 449. 450. 451. 452. 453. 454. 455. 456. 457. 458. 459. 460. 461. 462. 463. 464. 465. 466. 467. 468. 469. 470. 471. 472. 473. 474.
Ada kegiatan lain gak bu? Gak boleh. Nanti ndakane capek. Terus dalam kehidupan seharihari, dengan kondisi Ibu yang seperti ini, bagaimana sih cara Ibu mengatur kehidupan Ibu sebagai Ibu rumah tangga? Ya harus pinter-pinter. Kalau kita mau itu, yang mana yang kita kerjakan dulu, mana yang nanti dulu, terus kira-kira kita badannya gak enak, gak bisa bekerja, berhenti dulu. Minta bantuan orang lain juga, Bu? Enggak.
Tidak diijinkan berkegiatan lain (Dm.O) karena khawatir akan cepat lelah (Ds.E)
Ibu mengalami kesulitan gak bu untuk beraktivitas yang berat? Misalnya nyuci baju gitu gimana bu? Ooh. Ya dikerjakan sendiri. Misalnya mau angkat ember ya itu kan berat, nanti sedikitsedikit. Saya itu gak mau merepotkan orang lain mbak. Apa yang saya bisa kerjakan sendiri ya saya kerjakan.
- Keluarga mengkhawatirkan kondisinya (Ds.E)
Harus pandai mengatur kegiatan, menentukan kegiatan yang menjadi prioritas dan melihat kondisi tubuh dalam beraktivitas (Dm.PL)
Tidak meminta bantuan orang lain dalam beraktivitas (Dm.O; Dm.PL)
Enggak? Yang jadi tugas Ibu, dikerjakan sendiri? Iya. Dengan kekuatan dan kondisi Ibu, Ibu berusaha untuk mandiri ya, Bu? Iya. Gak minta bantuan orang lain.
177
Berusaha mengerjakan pekerjaan sendiri, semampunya tanpa meminta bantuan orang lain (Dm.O; Dm.PL)
Tetap mengerjakan perkerjaannya sendiri walaupun berat. Berusaha semampunya (Dm.O; Dm.PL)
- Subjek menentukan kegiatan yang menjadi prioritasnya dan melihat kondisi tubuh dalam beraktivitas (Dm.PL) - Dalam beraktivitas, subjek tidak meminta bantuan orang lain, dan berusaha mengerjakan sendiri semampu subjek (Dm.O; Dm.PL)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
475. 476. 477. 478. 479. 480. 481. 482. 483. 484. 485. 486. 487. 488. 489. 490. 491. 492. 493. 494. 495. 496. 497. 498. 499. 500. 501. 502. 503. 504. 505. 506. 507. 508. 509. 510. 511. 512. 513. 514.
Terus kalau hubugan dengan orang lain sendiri, gimana sih hubungannya Ibu dengan orang lain, ya keluarga, ya tetangga? Baik-baik saja. Gak ada perubahan. Dari dulu sama sekarang sama aja. Gimana sih bu, hubungan ibu dengan suami ibu saat ini? Pas sakit kanker ini? Ya baik. Sama aja. Gak ada yang beda.
Tidak ada perubahan dalam relasi dengan orang lain (Dm.RP)
Memiliki hubungan yang baik dengan suami dan tidak ada perbedaan (Dm.RP)
Suami ibu sering kasih bantuan Suami sering memberi bu? dukungan (PDs.) Iya. Bantuan yang sering diberikan dari suami ibu apa sih bu? Ya itu, semangat.
178
- Memiliki relasi positif dengan orang lain. - Tidak ada perbedaan hubungan dengan suami. (Dm.RP)
- Suami memberikan dukungan sosial (PDs.) - Mendapatkan dukungan berupa pemberian semangat (Ds.E)
Suami memberikan semangat (Ds.E)
Kalau dengan masyarakat di sini, bagaimana hubungan ibu? Gimana? Orang lain tahu kondisi Ibu seperti ini, apakah mereka lebih dekat atau bagaimana? Lebih dekat. Bentuk dukungan yang diberikan dari masyarakat sini apa bu? Ya, kasih sayang. Mereka sering ngasih dukungan ke Ibu? Iya. Mendukung. Semangat itu.
Terdapat hubungan yang lebih dekat dengan masyarakat sekitar (Dm.RP)
Masyarakat sekitar memberikan dukungan (PDs.) berupa kasih sayang (Ds.E)
Masyarakat memberikan semangat (Ds.E)
- Terdapat relasi positif dengan masyarakat sekitar (Dm.RP) - Masyarakat sekitar memberikan dukungan sosial (PDs.) - Mendapatkan dukungan berupa pemberian kasih sayang dan semangat (Ds.E)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
515. 516. 517. 518. 519. 520. 521. 522. 523. 524. 525. 526. 527. 528. 529. 530. 531. 532. 533. 534. 535. 536. 537. 538. 539. 540. 541. 542. 543. 544. 545. 546. 547. 548. 549. 550. 551. 552. 553. 554.
179
Siapa saja Bu, yang selama ini memberi dukungan? Semua. Lingkungan sini. Lingkungan sini kasih semangat. Suami? Iya.
Yang memberikan dukungan suami, masyarakat sekitar, keluarga besar (PDs.)
Subjek mendapat dukungan dari suami, keluarga besar dan masyarakat (PDs.)
Dukungan yang utama diberikan oleh keluarga besar subjek (PDs.)
Pemberi dukungan terbesar keluarga besar (PDs.)
Bentuk dukungan dari keluarga besar pemberian kasih sayang yang bertambah (Ds.E)
Perhatian yang diberikan suami semakin bertambah (Ds.E)
Suami memberikan dukungan berupa perhatian dan meminta subjek untuk tidak terlalu lelah dalam beraktivitas dan berpikir (Ds.E)
Bentuk dukungan yang diberikan suami memberikan perhatian dan meminta subjek untuk tidak terlalu lelah dalam beraktivitas dan berpikir (Ds.E)
Tetangga? Iya. Keluarga besar juga Bu? Iya. Yang nomer 1 itu dukungan keluarga sini yang memberi semangat. Terus bentuk dukungan yang mereka berikan dan Ibu terima itu bentuknya seperti apa? Ya, kayak seperti apa ya? Kan kita gak usah minta kan udah tahu sendiri to. Kasih sayangnya itu kayaknya bertambah. Gak usah diucapkan kan kita sudah merasa sendiri. Kemudian bentuk dukungan yang paling sering suami Ibu berikan itu apa, Bu? Ya, kalau pas badannya gak enak, suami bilang gak usah dulu, pikiran e gak usah ngoyo, santai aja, gitu. Ooh.. berupa perhatian seperti itu ya, Bu? Iya. Kalau sekarang kan pikiran e harus selo.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
555. 556. 557. 558. 559. 560. 561. 562. 563. 564. 565. 566. 567. 568. 569. 570. 571. 572. 573. 574. 575. 576. 577. 578. 579. 580. 581. 582. 583. 584. 585. 586. 587. 588. 589. 590. 591. 592. 593. 594.
Terus cara suami, cara orangorang itu memberikan dukungan kepada Ibu itu dengan cara seperti apa sih, Bu? Ya kasih sayang itu. Ditunjukkan pada saya, ya lewat menghibur. Dulu kan kayak gimana gitu, sekarang tambah lebih baik lagi. Terus kalau dukungan yang berupa pemberian informasi atau apa gitu iya gak, Bu? Kalau seperti itu, kan orang kampung kan gak tahu tentang hal itu. Lha tahunya baru saya ini yang mengalami kan, baru tahu. Oh, kayak gini to.
180
Dukungan diberikan secara langsung (SPDs.) berupa kasih sayang (Ds.E), menghibur subjek (Ds.E)
- Subjek mendapatkan dukungan secara langsung dari pemberi dukungan (SPDs.) - Contoh bentuk dukungan : memberikan kasih sayang dan menghibur subjek (Ds.E)
Masyarakat sekitar tidak ada yang memberikan dukungan informatif.
Banyak masyarakat sekitar yang tidak mengetahui tentang kanker, sehingga tidak ada yang memberikan informasi.
Dukungan yang utama diberikan oleh kakak ipar (PDs.)
Pemberi dukungan yang utama adalah kakak ipar (PDs.)
Kakak ipar subjek mengetahui lebih dulu
- Subjek diberi dorongan oleh kakak
Berarti dukungan yang selama ini Ibu terima itu dukungan secara emosional ya, Bu? Iya. Mereka memberikannya secara langsung kepada Ibu gitu ya? Iya. Terus diantara orang-orang itu tadi, yang memberikan dukungan paling besar atau yang paling berpengaruh itu siapa, Bu? Kakak ipar saya. Kenapa bu? Sebelum suami saya tau, saya cerita dulu sama kakak. Ya itu kan, kasih dorongan-dorongan. Sebelum daripada membesar,
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
595. 596. 597. 598. 599. 601. 602. 603. 604. 605. 606. 607. 608. 609. 610. 611. 612. 613. 614. 615. 616. 617. 618. 619. 620. 621. 622. 623. 624. 625. 626. 627. 628. 629. 630. 631. 632. 633. 634. 635.
saya disuruh periksa. Kan sebelum saya periksa, saya mikir, nanti merepotkan orang apa enggak. Ternyata membutuhkan orang lain juga. Saya takut, saya nanti merepotkan tetangga gak ya, saya cerita sama kakak. Setelah satu bulan, saya disuruh periksa. Sampai sekarang, kakak ipar terus medukung ibu? Iya. Semakin sayang. Dalam kondisi saya seperti ini, dia semakin sayang. Terus, gimana sih Bu pengaruh dari dukungan-dukungan itu pada kehidupan Ibu? Senang. Jadi lebih senang? Iya. Senang. Gak pikiran. Gimana yo? Pokokmen senenglah, gitu. Enjoy aja, gitu aja. Mengurangi beban juga, Bu? He’e. Pernahkah gak sih Bu, Ibu itu punya pengalaman tidak mendapatkan dukungan? Gak ada. Jadi selama ini, apa yang orang lain berikan kepada Ibu itu, Ibu terima sebagai bentuk dukungan? Iya. Kan cara orang mendukung kan itu beda. Pokoknya saya gak
181
daripada suami subjek dan mendorong subjek untuk segera berobat (Ds.E)
ipar untuk segera berobat. (Ds.E) - Kakak ipar subjek yang pertama mengetahui penyakit subjek (Pds.)
Kakak ipar semakin menunjukkan kasih sayangnya kepada subjek (Ds.E)
Subjek mendapatkan kasih sayang dari kakak ipar (Ds.E)
Dukungan sosial menyebabkan subjek merasa senang (Pngrh.Ds.)
Dukungan sosial yang diterima menyebabkan munculnya perasaan senang, tidak memikirkan penyakitnya, menjadi enjoy dalam beraktivitas dan mengurangi beban penderitaan (Pngrh.Ds.)
Dukungan sosial menyebabkan subjek tidak memikirkan penyakitnya, menjadi tambah senang, enjoy dalam menjalani hidup, dan mengurangi beban (Pngrh.Ds.)
Tidak pernah mendapatkan pengalaman tidak didukung (PTD)
Semua yang diberikan orang lain dianggap sebagai bentuk dukungan karena menurut subjek cara orang lain dalam mendukung
Tidak ada pengalaman tdak didukung. Semua yang dilakukan oleh orang lain dianggap sebagai dukungan (PTD)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
636.
anggap kalau gak mendukung.
berbeda-beda (PTD)
182
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
183
Lampiran 5.
Transkrip Verbatim Wawancara dan Analisis Data Subjek 2 (Ibu K)
BARIS 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. 31. 32. 33. 34.
VERBATIM Bisa ibu menceritakan bagaimana awal mula Ibu itu dinyatakan sakit kanker payudara? Waktu itu terasanya nyeri di lengan tangan kiri. Sering. Terus ibu saya kan orang kesehatan terus di liat katanya ada benjolan. Katanya mungkin kanker. Saya bawa ke dokter, memang kanker katanya. Benjolannya di sebelah mana, Bu? Di payudara kiri atas sini mbak. Benjolannya diam. Itu kerasa sakit gak, Bu? Sakitnya kalau pas tangannya linu-linu ya ini sakit juga. Nek gak ya gak. Ada gejala lainnya, Bu? Oiya ada. Puting saya tuh masuk, Mbak.
KODING AWAL
ANALISIS
GT : lengan tangan kiri sering terasa sakit, terdapat benjolan.
GT : benjolan di payudara kiri atas.
GT : Gejala yang dirasakan adalah rasa sakit pada lengan kiri, rasa sakit pada benjolan di payudara kiri atas, pertumbuhan puting tidak normal.
GT : rasa sakit pada benjolan.
GT : pertumbuhan puting yang tidak normal.
Itu kerasa sakit juga gak, Bu? Enggak. Sakitnya cuma benjolannya itu. Dari keluarga Ibu apa ada yang sebelumnya pernah kanker juga? RK : Tidak ada riwayat Enggak ada. keluarga terkena kanker.
RK : Tidak ada riwayat keluarga terkena kanker
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
35. 36. 37. 38. 39. 40. 41. 42. 43. 44. 45. 46. 47. 48. 49. 50. 51. 52. 53. 54. 55. 56. 57. 58. 59. 60. 61. 62. 63. 64. 65. 66. 67. 68. 69. 70. 71. 72. 73. 74.
184
payudara.
Ibu sudah berapa lama sakit kanker ini? Besok Juli itu 2 tahun. Ketika dokter menyatakan kalau Ibu sakit kanker payudara, yang Ibu rasakan waktu itu apa, Bu? Kaget, Mbak. Bingung. Sedih juga. Gak tau lah, Mbak waktu itu (diam sejenak). Kayaknya dunia udah gelap. Kayaknya dunia berhenti. Apa sih yang membuat Ibu sampai merasa seperti itu? Bahaya kanker, Mbak. Saya kan ya ada kenalan yang kanker, terus ada yang sembuh, tapi ada yang meninggal juga. Jadinya gimana ya, takut waktu itu. Sempat juga dulu awal-awal kalau mau tidur, malem, sok nanyake kok aku kena kanker gini kenapa. Gitu. Apakah Ibu juga mengalami pengalaman kesedihan yang mendalam selama sakit ini? Eemm.. Enggak, Mbak. Cuma waktu itu aja kok. Abis itu gak. Apa yang bikin Ibu gak mengalami kesedihan yang mendalam? Pokoknya dari saya gak mau sampai nglokro. Dokter juga bilang gak boleh sedih, gak boleh susah. Terus kalau, ini, apa, antri sinar itu kan ketemu teman yang
LS : Juli 2013 genap 2 tahun.
LS : Sakit kanker payudara hampir 2 tahun
Ketika divonis, subjek merasa kaget, bingung, sedih, merasa dunia gelap, merasa dunia berhenti berputar (Pngl.KD)
Pngl.KD : muncul reaksi terkejut, bingung, perasaan sedih, merasa dunia gelap, dan merasa dunia seolah berhenti berputar.
Penyebab munculnya perasaan tersebut : bahaya dan konsekwensi dari kanker.
Adanya pemahaman mengenai bahaya dan konsekwensi dari kanker.
Pada saat itu subjek mengalami ketakutan dan Mempertanyakan keadaan. (Pngl.KD)
Pngl.KD : muncul perasaan takut dan mempertanyakan keadaan.
Subjek tidak mengalami keterpurukan (Pngl.KM) Subjek mengalami kesedihan hanya ketika divonis (Pngl.KD)
Subjek merasa tidak adanya keterpurukan yang dialami (Pnglm.KM) Perasaan sedih muncul hanya pada saat divonis (Pngl.KD)
- Memiliki niat dari dalam - Memiliki perasaan positif diri sendiri untuk tidak terhadap kehidupan yang sedih yang berlarut-larut. terjadi (Dm.PD) - Mendapat arahan dari - Mendapatkan dukungan dokter (PDs.) supaya sosial dari dokter (PDs.) - Mendapatkan arahan tidak sedih dan tidak dalam menghadapi vonis merasa susah (Ds.Inf.) kanker (Ds.Inf.) - Bertemu dan bercerita - Bertemu dan saling
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
75. 76. 77. 78. 79. 80. 81. 82. 83. 84. 85. 86. 87. 88. 89. 90. 91. 92. 93. 94. 95. 96. 97. 98. 99. 100. 101. 102. 103. 104. 105. 106. 107. 108. 109. 110. 111. 112. 113. 114.
185
bercerita dengan sesama penderita kanker (Ds.JS)
sama-sama kanker jadi sok ceritacerita.
(Ds.JS) dengan teman sesama pasien kanker (PDs.)
Jadi ibu hanya awal-awal saja merasa sangat sedih? Iya. Ya pas periksa pertama sampai mau operasi. Habis operasi ya biasa aja. Karena kan sel kankernya udah diangkat jadi saya rodo lego. Hehehe…
Mengalami kesedihan ketika awal periksa sampai sebelum operasi (Pngl.KD)
Berapa lama Ibu merasakan sedih itu? Bentar. Kan periksa kamis, terus senin operasi, ya cuma 4 hari lah. Pokoknya habis operasi saya ga boleh nglokro. Niat saya itu, Mbak. Harus semangat. Kan semangat datangnya dari diri sendiri.
4 hari mengalami kesedihan (Pngl.KM)
Subjek merasa bahwa perasaan sedih hanya terjadi beberapa hari. (Pngl.KM)
Memiliki keinginan dan semangat untuk tidak boleh sedih yang berlarut-larut.
Memiliki perasaan positif terhadap kehidupan yang terjadi (Dm.PD)
Terus selama sakit ini, tindakan pengobatan yang sudah Ibu lakukan apa aja, Bu? Kemoterapi 6x, sinar itu sebulan tapi setiap hari di Sardjito. Kalau obat yang diminum ada ga, Bu? Ada. Vitamin. Itu selama 3 tahun. Jadi selama 3 tahun ini Ibu masih berobat terus? Iya. Sebulan sekali kan dicek kankernya. Terus setiap 6 bulan sekali cek semua. Yang kemarin hasilnya bagus. Ini besok tanggal 24 cek semua, semoga hasilnya bagus. Hehehe.
Merasa lega karena sel kanker sudah diangkat.
- Subjek mengalami perasaan negatif berupa rasa sedih ketika sebelum operasi. - Setelah operasi dilakukan, subjek mengalami perasaan positif, yaitu merasa lega karena sel kanker yang terdapat pada tubuh subjek sudah diangkat.
Melakukan kemoterapi 6x, penyinaran setiap hari selama 1 bulan (Pbt.M)
Mengkonsumsi vitamin selama 3 tahun (Pbt.M)
Pbt.M : Setiap bulan 1x cek kanker. Setiap 6 bulan 1x cek keseluruhan tubuh.
Pbt.M : Kemoterapi 6x, penyinaran setiap hari selama 1 bulan, vitamin selama 3 tahun, kontrol konker setiap bulan 1x, kontrol keseluruhan tubuh setiap 6 bulan 1x.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
115. 116. 117. 118. 119. 120. 121. 122. 123. 124. 125. 126. 127. 128. 129. 130. 131. 132. 133. 134. 135. 136. 137. 138. 139. 140. 141. 142. 143. 144. 145. 146. 147. 148. 149. 150. 151. 152. 153. 154.
Amin. Emm, ibu apakah juga pakai obat herbal atau alternatif? Kalau herbal pakai daun sirsat yang direbus itu. Sama buahnya saya makan. Tapi nek alternatif gak. Saya gak percaya. Malah boros, tapi gak tentu sembuh. Yang Ibu rasakan ketika harus berobat apa, Bu? Habis kemo mual, lemes ya. Tapi yang lain gak. Biasa aja. Cuma kemo itu aja yang mual, terus lemes. Tapi ya gimanapun harus dijalani. Karna saya kan niatnya mau sembuh. Itu aja. Kemudian, saat ini gimana sih Ibu memandang diri Ibu sendiri? Yaa.. Menerima. Pasrah. Gak boleh susah. Gimana ya? Ya diterima aja sih, Mbak. Udah jalan Tuhan, takdir seperti ini. Ibu pernah merasa gak PD dengan kondisi Ibu? Iya. Waktu habis operasi saya sempat minder, gak PD ketemu orang. Takutnya malah ditanyatanya. Saya malu. Tapi saya pikir buat apa minder, malu, malah beban saya. Jadi ya sekarang gak. Berarti Ibu tetap PD dengan kondisi Ibu sekarang? Harus Mbak. Justru malah kalau PD gini, berani ketemu orang,
Pbt.NM : air rebusan daun sirsat, buah sirsat.
186
Pbt.NM : mengkonsumsi buah sirsat, air rebusan daun sirsat.
Tidak mempercayai pengobatan non medis.
Pngl.B : mual dan lemas setelah kemoterapi. Pengobatan selain kemo merasa biasa saja. Tetap menjalani pengobatan beserta konsekwensinya karena memiliki keinginan untuk sembuh.
Pengobatan kemoterapi yang dijalani subjek memberikan dampak negatif bagi tubuh subjek kondisi tubuh melemah dan mual (Pngl.B) Tetap menjalani pengobatan apapun konsekwensinya karena ingin sembuh.
Dm.PD : Pasrah dan menerima keadaan apa adanya.
Memiliki perasaan positif terhadap kehidupan yang terjadi pasrah dan menerima keadaan (Dm.PD)
Sehabis operasi merasa minder, malu, dan tidak PD bertemu orang. Merasa takut kalau ditanya seputar penyakitnya (Dm.PD)
Perasaan yang muncul setelah operasi merasa minder, malu, dan tidak PD bertemu orang dikarenakan takut jika ditanya seputar penyakitnya (Dm.PD)
Sekarang sudah mampu menerima keadaan
Dengan memiliki rasa percaya diri dan tidak malu
Perasaan yang muncul saat ini tidak minder dan sudah percaya diri bila bertemu orang lain (Dm.PD)
Dampak positif : Tidak terlalu memikirkan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
155. 156. 157. 158. 159. 160. 161. 162. 163. 164. 165. 166. 167. 168. 169. 170. 171. 172. 173. 174. 175. 176. 177. 178. 179. 180. 181. 182. 183. 184. 185. 186. 187. 188. 189. 190. 191. 192. 193. 194.
kan ada kegiatan, jadi gak kepikiran sakitnya malah. Ibu tetap memandang diri Ibu positif dan menerima keadaan? Iya. Pasrah. Disyukuri. Kalau merasa sedih gitu ya berdoa. Pokoknya harus kuat, tegar. Ibu, apa sih tujuan hidup Ibu? Gimana? Maksudnya? Iya, jadi kan kita setiap manusia pasti punya tujuan hidup ya, Bu. Nah, tujuan hidup Ibu itu seperti apa? Oh iya. Ada. Tujuan hidup saya untuk anak-anak. Pokoknya apa yang saya lakukan, semua untuk kebahagiaan anak, sampai anak saya menikah. Apakah tujuan hidup yang Ibu punya itu dari dulu seperti itu? Iya. Pokoknya ketika saya nikah, punya anak, apa yang saya lakukan itu untuk anak saya. Kemudian ketika Ibu dinyatakan kanker, apakah tujuan hidup Ibu berubah? Enggak. Tetep untuk kebahagiaan anak saya. Justru semakin apa ya, jadi semakin kuat buat berjuang untuk anak-anak. Apa sih Bu, yang bisa membuat seperti itu? Apa ya, karena anak saya kan masih kecil Mbak, masih SMA. Jadi saya ya harus berusaha,
bertemu orang lain, maka akan membantu untuk tidak memikirkan penyakitnya.
187
penyakitnya.
Dm.PD : Memandang diri positif, pasrah, mensyukuri keadaan, berusaha untuk tegar, kuat.
Memiliki perasaan positif terhadap kehidupan yang terjadi pasrah, bersyukur, dan berusaha untuk menjadi pribadi yang kuat dan tegar (Dm.PD)
Dm.TH : Tujuan hidup untuk anak-anak, ingin membahagiakan anak-anak.
Tujuan hidup yang dimiliki saat ini adalah ingin membahagiakan anak-anak (Dm.TH)
Memiliki tujuan hidup sejak menikah. Tujuan hidup untuk anak-anak (Dm.TH)
Tujuan hidup yang dimiliki subjek sudah ada sejak subjek menikah (Dm.TH)
Tidak ada perubahan tujuan hidup sejak sakit. Tujuan hidup tetap untuk anakanak.
Subjek merasa tidak ada perubahan dalam tujuan hidup (Dm.TH)
Sejak sakit memiliki semangat yang lebih untuk memperjuangkan tujuan hidupnya (Dm.TH)
Semenjak kanker, memiliki semangat yang lebih untuk memperjuangkan tujuan hidup (Dm.TH)
Tujuan hidup tidak berubah karena mengingat anak, sehingga harus berusaha
Subjek memiliki tujuan hidup yang sama karena subjek memikirkan anakanaknya (Dm.TH)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
195. 196. 197. 198. 199. 200. 201. 202. 203. 204. 205. 206. 207. 208. 209. 210. 211. 212. 213. 214. 215. 216. 217. 218. 219. 220. 221. 222. 223. 224. 225. 226. 227. 228. 229. 230. 231. 232. 233. 234.
semangat.
(Dm.TH)
Menurut Ibu, apakah orang dengan kanker payudara itu masih bisa untuk mengembangkan diri? Iya. Harus.
Subjek memiliki pendapat kalau orang dengan kanker payudara masih bisa mengembangkan diri (Dm.Pg.D)
Kenapa, Bu? Ya kan sekarang udah ada obatnya, pasti sembuh, jadi pasti bisa lebih berkembang. Makanya itu lho kan kanker kan gak gampang ketahuan, jadi sering dicek, Mbak. Jadi kalau ada apaapa kan ketahuannya masih awal, masih bisa sembuh total.
Pengembangan diri bisa dilakukan karena pengobatan kanker yang ada sekarang mampu menyembuhkan kanker, sehingga para penderita kanker masih mampu untuk mengembangkan diri (Dm.Pg.D)
188
Dm.Pg.D : Orang dengan kanker payudara harus bisa mengembangkan diri.
Pengobatan yang ada sekarang mampu menyembuhkan kanker sehingga masih ada kesempatan untuk mengembangkan diri.
Jadi masih bisa mengembangkan diri ya, Bu? Iya. Masih. Kalau Ibu sendiri, masih mungkin untuk mengembangkan diri? Masih Mbak. Karena diri saya gak ada yang berubah. Cuma ini aja diambil 1 (payudara). Yang lainnya tetep sama. Ada kemauan. Saya juga merasa udah sembuh kok. Hehehe… Kegiatan sehari-hari Ibu apa, Bu? Ibu rumah tangga Gimana cara Ibu mengatur kegiatan Ibu itu? Ya dijalani aja, Mbak. Sudah jadi kerjaan sehari-hari jadi ya gak
Dm.Pg.D : Merasa masih bisa mengembangkan diri. Karena tidak ada perubahan dalam diri, memiliki kemauan untuk berkembang, dan sudah merasa sembuh.
Dm.Pg.D : Merasa mampu untuk mengembangkan diri. Karena sudah merasa sembuh dan tidak merasa ada perubahan dalam diri.
Kegiatan sehari-hari : ibu rumah tangga.
Dm.PL : Tidak kesulitan menjalani pekerjaan seharihari karena sudah menjadi rutinitas. Dibantu oleh
Dm.PL : - Kegiatan sehari-hari sudah menjadi rutinitas sehingga tidak mengalami kesulitan.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
235. 236. 237. 238. 239. 240. 241. 242. 243. 244. 245. 246. 247. 248. 249. 250. 251. 252. 253. 254. 255. 256. 257. 258. 259. 260. 261. 262. 263. 264. 265. 266. 267. 268. 269. 270. 271. 272. 273. 274.
sulit. Pokoknya jalani aja. Ada pembantu yang bantu. Ibu ada kegiatan lain gak, Bu? Misalnya kegiatan di lingkungan? Arisan. Paling ya kerja bakti. Tapi nek kerja bakti anak saya yang gantikan datang. Saya cuma paling nyiapin minum. Kalau ada kegiatan lain di samping pekerjaan sebagai ibu rumah tangga, gimana cara Ibu mengaturnya? Saya kalau kegiatan kan cuma arisan, itu aja sebulan sekali dan sore. Jadi ya gak gimana-gimana. Dijalani aja pokoknya. Dulu ketika Ibu sehabis operasi atau pengobatan itu, gimana cara mengatur kegiatan Ibu? Habis operasi itu, sembuh, saya masih nganter anak saya sekolah naik motor. Anak saya kan belum bisa naik motor. Tapi pas kemo itu saya minta dibantu saudara saya buat antar anak saya. Kan lemes, Mbak. Gak bisa apa-apa. Baru mau sehat aja, udah harus kemo lagi. Kalau mengatur pekerjaan rumah tangga gimana, Bu waktu Ibu masih kemo? Ini untungnya kan saya pakai pembantu, jadi enak ada yang bantu. Dia yang ngerjain. Saya gak kuat.
189
pembantu rumah tangga.
- Selalu menggunakan jasa asisten rumah tangga.
Kegiatan lain : arisan, kerja bakti. Anak subjek (PDs.) menggantikan subjek datang ke acara kerja bakti (Ds.Inst.), subjek hanya menyediakan minum (Dm.PL)
Dm.PL : Ada pembagian tugas bermasyarakat dengan anak. Mendapat bantuan dari anak (PDs.) Anak menggantikan subjek menghadiri acara kerja bakti (Ds.Inst.)
Kegiatan lain tidak banyak menyita waktu, sehingga tidak kesulitan mengaturnya (Dm.PL)
Subjek mampu mengatur kegiatannya karena kegiatannya tidak terlalu banyak menyita waktu (Dm.PL)
Setelah sembuh dari operasi masih mampu mengantar anak ke sekolah (Dm.PL)
Memiliki kemampuan untuk melakukan rutinitas mengantar anak ke sekolah walaupun dalam kondisi setelah operasi (Dm.PL)
Ketika kemoterapi saudara (PDs.) membantu untuk mengantar anaknya ke sekolah (D.Inst.), karena merasa lemas Dm.PL
Selama kemoterapi, kegiatan pekerjaan rumah tangga diserahkan seluruhnya ke pembantu rumah tangga (Dm.PL)
Dm.PL : Mendapatkan bantuan dari saudara (PDs.) Saudara membantu mengantar anak subjek ke sekolah (Ds.Inst.)
Menyerahkan seluruh pekerjaan rumah tangga kepada asisten rumah tangga (Dm.PL)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
275. 276. 277. 278. 279. 280. 281. 282. 283. 284. 285. 286. 287. 288. 289. 290. 291. 292. 293. 294. 295. 296. 297. 298. 299. 300. 301. 302. 303. 304. 305. 306. 307. 308. 309. 310. 311. 312. 313. 314.
Kemudian dalam hal pengambilan keputusan seharihari, Ibu terbiasa untuk memutuskan sendiri atau meminta pertimbangan? Kebanyakan sendiri ya. Lha mau minta pertimbangan suami, tapi suaminya kan jauh. Paling kalau hal-hal biasa ya saya putuskan sendiri. Kalau hal penting sekali ya saya minta pertimbangan suami saya, saya telpon, kalau gak ya orang tua saya.
Dm.O : Hampir seluruh keputusan diambil tanpa meminta pertimbangan orang lain.
Untuk hal biasa, keputusan diambil sendiri, untuk hal penting keputusan meminta pertimbangan suami atau orang tua.
190
Dm.O : Hampir seluruh keputusan dalam keluarga (hal biasa) ditentukan sendiri, namun jika merupakan keputusan penting meminta pertimbangan suami atau orang tua.
Kalau pengambilan keputusan pengobatan, Bu? Sama suami, sama orang tua. Tapi lebih ke suami ya. Karena kan yang biayain juga suami. Kan waktu berobat pertama kan dokter juga minta suami saya dateng ke rumah sakit. Dokter kasih penjelasan dan meminta persetujuan suami saya. Suami saya juga malah dukung saya untuk operasi diangkat.
Keputusan pengobatan : meminta pertimbangan suami dan orang tua. Lebih banyak meminta pertimbangan suami. Hal ini karena suami yang membiayai dan pihak rumah sakit meminta persetujuan suami (Dm.O)
Bagaimana hubungan Ibu dengan suami Ibu saat ini? Baik-baik saja. Jadi tambah perhatian malah. Sering telpon. Dulu waktu masih di Jakarta setiap sabtu pasti pulang. Tapi sekarang jauh jadi ya cuma teplon. Saya itu beryukur punya suami yang menurut saya sempurna. Dia itu kerja jauh, tapi kalau pulang pasti bantu kerjaan rumah.
Dm.RP : - Suami ada hubungan Memiliki hubungan yang semakin baik baik dengan suami. Suami - JDs. : semakin semakin perhatian, sering perhatian (Ds.E), menelepon (Ds.E), sering sering menelepon membantu pekerjaan rumah (Ds.E), sering membantu pekerjaan (Ds.Inst.) Dm.RP rumah (Ds.Inst).
Dm.O : Dalam hal tindakan pengobatan kanker payudara meminta pertimbangan suami dan orang tua.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
315. 316. 317. 318. 319. 320. 321. 322. 323. 324. 325. 326. 327. 328. 329. 330. 331. 332. 333. 334. 335. 336. 337. 338. 339. 340. 341. 342. 343. 344. 345. 346. 347. 348. 349. 350. 351. 352. 353. 354.
Kalau hubugan Ibu dengan lingkungan? Baik. Jadi banyak yang kasih semangat. Sama siapa saja dekat, Mbak. Saudara-saudara juga. Banyak yang dateng kasih semangat saya. Ada hubungan yang tambah baik ya, Bu? Iya. Tapi terus gak dispesialkan. Biasa saja. Tapi banyak yang kasih semangat. Jadi merasanya dekat. Mereka sering ngasih dukungan ke Ibu? Iya. Banyak dulu yang datang ke rumah sakit. Rombongan. Sampai kamarnya penuh. Tengok saya. Sekarang juga. Suka kabarkabaran sama yang kanker juga yang kenal waktu sinar. Tanya kabar. Siapa saja sih Bu, yang selama ini memberi dukungan? Semua ya, Mbak. Terutama suami. Ya walaupun jauh, tapi suami tetep kasih saya perhatian, dukungan, semangat. Orang tua saya juga mendampingi saya. Anak-anak sok bilang udah gak usah dipikirin. Ada lagi, Bu? Teman SMA saya. Mereka tahu karena kan perawatnya di Bethesda itu kan salah satunya
191
Memiliki hubungan yang baik dengan saudara dan masyarakat sekitar. Banyak yang memberi semangat (Ds.E) Dm.RP
- Lingkungan sosial : memiliki hubungan yang baik - JDs. : banyak yang memberi semangat (Ds.E)
Memiliki relasi sosial yang semakin baik, tanpa diistimewakan. Kedekatan dirasakan kerena dukungan semangat yang diterima (Dm.RP)
Dm.RP : Ada relasi sosial yang semakin baik tanpa diistimewakan.
Memberi dukungan, menjenguk ke rumah sakit (Ds.E), saling memberi kabar kepada teman sesama penderita kanker (Ds.JS)
Suami (PDs.) memberi perhatian, dukungan, dan semangat (Ds.E). Orang tua (PDs.) mendampingi selama pengobatan (Ds.E). Anak (PDs.) memberikan saran (Ds.Inf.)
Teman SMA (PDs.) menanyakan keadaan (Ds.E), sering mengajak dan menjemput ketika ada kegiatan (Ds.JS)
JDs. : Memberi dukungan (Ds.E), menjenguk ke rumah sakit (Ds.E), saling memberi kabar kepada teman sesama penderita kanker (Ds.JS)
PDs. : suami, orang tua, anak, teman SMA JDs. : - Suami : memberi perhatian (Ds.E), mendukung (Ds.E) memberikan semangat (Ds.E). - Orang tua : mendampingi (Ds.E) - Anak : memberikan saran (Ds.Inf.) - Teman SMA : menanyakan kabar
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
355. 356. 357. 358. 359. 360. 361. 362. 363. 364. 365. 366. 367. 368. 369. 370. 371. 372. 373. 374. 375. 376. 377. 378. 379. 380. 381. 382. 383. 384. 385. 386. 387. 388. 389. 390. 391. 392. 393. 394.
(Ds.E), mengajak berkegiatan bersama (Ds.JS)
kan teman SMA saya. Jadi dia itu nyebarin berita ke teman-teman SMA saya. Mereka terus pada hubungi saya. Ngaruhke lah istilahnya. Kalau ada acara kumpul teman SMA saya diajak. Dijemput. Jadi buat kegiatan. Diantara mereka itu, siapa sih pemberi dukungan yang paling besar untuk Ibu? Suami dan keluarga ya, anak, orang tua saya. Kenapa, Bu? Ya kan namanya suami, walaupun jauh pasti kasih dukungan, kirim biaya berobat juga. Hehehe.. Mahal, Mbak. Hehehe.. Kalau keluarga, orang tua, kan mereka yang mendampingi saya terus. Dari saya operasi sampai sekarang. Mereka-mereka yang buat saya bisa kuat, bisa semangat. Dukungan apa saja yang selama ini Ibu terima? Kalau dari suami ya dikasih semangat, dikirim uang untuk biaya berobat saya. kalau keluarga, orang tua juga memberi semangat. Anak saya itu sekarang kan udah bisa naik motor, itu suka nganterin saya ke rumah sakit. Kalau dukungan dari temanteman Ibu Kasih semangat. Mereka sering
192
Dukungan yang paling besar diberikan oleh suami, anak, dan orang tua (PDs.)
PDs. terbesar : suami, keluarga, anak, orang tua
Suami memberikan dukungan (Ds.E) dan biaya berobat (Ds.Inst.)
Keluarga dan orang tua memberikan pendampingan sejak operasi sampai pengobatan (Ds.E) Suami, keluarga, dan orang tua memberikan kekuatan dan semangat (Ds.E)
JDs. : dari suami pemberian semangat (Ds.E), biaya pengobatan (Ds.Inst.) dari keluarga dan orang tua memberikan semangat (Ds.E) dari anak : mengantar berobat (Ds.Inst.)
Dari teman memberi
JDs. : - Suami : membiayai pengobatan (Ds.Inst.), memberikan kekuatan dan semangat (Ds.E). - Keluarga dan orang tua : mendampingi (Ds.E), menyemangati (Ds.E). - Anak : mengantar berobat (Ds.Inst.) - Teman : memberikan semangat (Ds.E), mengajak berkegiatan (Ds.JS), memberi bantuan biaya berobat (Ds.Inst.)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
395. 396. 397. 398. 399. 400. 401. 402. 403. 404. 405. 406. 407. 408. 409. 410. 411. 412. 413. 414. 415. 416. 417. 418. 419. 420. 421. 422. 423. 424. 425. 426. 427. 428. 429. 430. 431. 432. 433. 434.
jemput saya buat ikut kemanakemana, gitu. Penggalangan dana juga lho. Sampai jutaan itu. Ya itu gara-gara teman saya yang perawat ngasih tahu ke tementemen malah pada ngumpulin dana buat saya. Ya saya merasa terbantu sekali ya, Mbak.
193
semangat (Ds.E), mengajak pergi (Ds.JS), bantuan biaya (Ds.Inst.)
Gimana sih Bu, cara mereka memberikan dukungan ke Ibu? Langsung. Datang ke rumah sakit waktu dulu saya masih opname. Datang ke rumah.
SPDs. : Memberikan secara langsung. Mengunjungi ke rumah dan ke rumah sakit (Ds.E)
SPDs. : memberikan bantuan secara langsung.
Suami Ibu kan di luar kota, gimana cara suami Ibu untuk memberikan dukungan? Ya telpon tiap malem. Nanyain kabar. Tanya kondisi. Tiap telpon pasti menyemangati saya.
SPDs. suami menelpon setiap malam, menanyakan kabar dan keadaan, dan memberikan semangat (Ds.E)
SPDs. dari suami : menelepon, menanyakan kabar.
Terus, gimana sih Bu pengaruh dari dukungan-dukungan yang Ibu terima itu buat hidup Ibu? Jadi tambah semangat. Jadi merasa bahwa kanker bukan akhir dari segalanya. Kepedulian orang-orang itu luar biasa. Kenal sama orang-orang yang kanker juga jadi merasa tidak sendiri. Dari cerita-cerita itu kan ternyata ada yang lebih parah dari saya, saya jadi merasa oh ternyata saya masih lebih beruntung. Pokoknya jadi tambah semangat. Tapi tetep yang utama semangat datang dari dalam diri sendiri. Orang lain mau gimana-gimana kalau kitanya gak ada niat ya sama aja.
Dukungan sosial menyebabkan subjek merasa tambah bersemangat (Pngrh.Ds.)
Dukungan sosial menyebabkan subjek merasa tidak sendiri (Pngrh.Ds.) Dukungan sosial menyebabkan subjek merasa lebih beruntung dari orang lain (Pngrh.Ds.) Dukungan sosial bisa menambah semangat, tetapi sumber semangat yang utama datang dari diri sendiri.
Pngrh.Ds. : penambah semangat, merasa tidak sendiri, merasa lebih beruntung dari orang lain.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
435. 436. 437. 438. 439. 440. 441. 442. 443.
194
Percuma. Kemudian, pernah gak sih Bu, Ibu gak mendapat dukungan? Enggak. Semua mendukung saya untuk semangat, untuk sembuh. Semua yang orang lain lakukan, yang di sini, teman, saudara yang jauh pun mendukung saya.
PTD : tidak ada pengalaman tidak didukung karena semua orang mendukung dan memberikan semangat untuk sembuh.
PTD : tidak ada. Semua orang mendukung dan memberikan semangat untuk sembuh.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
195
Lampiran 6.
Transkrip Verbatim Wawancara dan Analisis Data Subjek 3 (Ibu D)
BARIS
VERBATIM
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. 31. 32. 33.
Gimana sih Bu, awal mula Ibu dinyatakan kanker payudara? Pertama kali itu, saya sering ngantuk. Terus suami saya bilang suruh periksa, tapi saya gak. Terus malam, saya tidur telentang gini, kan nyeri, saya pegang gini ini. Ternyata ada itu, apa benjolan itu. Terus saya hari Senin itu saya bawa ke Kucala, saya diminta USG, tapi saya gak mau. Saya langsung ke Bethesda. Ya itu, semua saya cek di sana. Kalau untuk pertama kalinya saya merasakan ya itu, badan terasa gampang capek, gampang ngantuk, nyeri yang saya rasakan. Itu benjolannya di sebelah kiri atas? Kiri, ini dah habis. Kiri atas sini. Ho’o. Terus, gejala yang Ibu rasakan itu benjolan, sakit gak, Bu? Enggak. Gak rasa sakit. Cuma nyeri di sini ini (benjolan), saya kirain saya masuk angin. Saya tidur telentang gini kan nyeri kan, saya pegang-pegang gini, ternyata ada benjolan ini. Jadi selama dulu-dulu itu saya gak
KODING AWAL
ANALISIS
GT : terasa nyeri ketika tidur telentang, terdapat benjolan, mudah merasa lelah, mudah mengantuk, dan merasa nyeri.
GT : terdapat benjolan di payudara kiri atas.
GT : terasa nyeri pada benjolan.
GT : Gejala yang dirasakan adalah mudah merasa lelah, mudah mengantuk, terdapat benjolan pada payudara kiri atas, terasa nyeri pada benjolan.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
34. 35. 36. 37. 38. 39. 40. 41. 42. 43. 44. 45. 46. 47. 48. 49. 50. 51. 52. 53. 54. 55. 56. 57. 58. 59. 60. 61. 62. 63. 64. 65. 66. 67. 68. 69. 70. 71. 72. 73.
196
pernah ngerasa. Cuma ngerasakannya ya cuma waktu itu saja. Kemudian, ada gejala lain gak yang Ibu rasakan? Ya itu tadi, cuma ngantuk, sama nyeri itu tadi, gampang capek. Terus Bu, kan ada beberapa orang yang kanker tuh mengalami perubahan bentuk payudara, nah Ibu mengalami itu gak? Enggak. Biasa. Setelah operasi pun payudara saya yang satu tetep biasa. Gak ada perubahan apa-apa.
GT : mudah mengantuk, nyeri, mudah lelah.
GT : tidak ada perubahan bentuk pada payudara.
Berarti gak ada perubahan ya Bu? Cuma benjolan itu aja ya? Iya. Iya. Sebelumnya keluarga ada yang pernah kena kanker payudara juga? Enggak. Sama sekali gak ada. Dari bapak gak ada, dari saya juga gak ada. Nenek-nenek saya itu masih. Orang tua saya masih, nenek saya masih. Herannya saya itu, saya kok yang pertama, gitu. Berarti Ibu sudah berapa lama sakit kanker? Hampir 2 tahun. Besok Juli saya genap 2 tahun. Ketika pertama kali divonis kanker sama dokter?
RK : tidak ada riwayat keluarga terkena kanker.
RK : tidak ada riwayat keluarga terkena kanker.
LS : terdiagnosis kanker Juli 2011 hampir 2 tahun
LS : terkena kanker payudara hampir 2 tahun.
Subjek mengalami stress
Subjek merasakan stress dan mengalami kepanikan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
74. 75. 76. 77. 78. 79. 80. 81. 82. 83. 84. 85. 86. 87. 88. 89. 90. 91. 92. 93. 94. 95. 96. 97. 98. 99. 100. 101. 102. 103. 104. 105. 106. 107. 108. 109. 110. 111. 112. 113.
Stress. Stress juga. Stress, panik saya. tapi ya saya tetap ke pasar juga. Besok pagi operasi, itu saya Jumat masih jualan. Sabtunya operasi, saya sampai Jumat masih jualan. Stress tapi tetep aktivitas ya? Tetep aktivitas biasa. Tapi stress saya akui. Emm, stresnya itu setelah saya mengetahui hasil lab dari patologi UGM. Waktu cuma di USG, di mammografi, kayak gitu aku belum. Waktu di USG, dokter sana juga udah bilang mungkin ini kanker bu, gitu. Lha terus di mammografi itu dokternya gak bilang. Yang di UGM patologi itu, setelah saya buka ternyata ada tumor sinetral keganasan. Wah, semenjak itu saya stress. Kan pas anak saya ujian. Saya hentikan 1 minggu selama anak saya ujian, baru setelah itu saya baru daftar untuk di operasi. Setelah itu saya suruh rekam jantung, paru-paru, semua bagus, tinggal ibu mau kapan. Setelah itu, tanggal 23 Juli saya operasi, 2011. Yang bikin Ibu jadi stress, terus panik itu apa bu? Bisa stress itu kan, setahu saya kan banyak yang gak tertolong. Nah, saya stressnya memikirkan anak saya. Kok cuma cukup sampai sekian Yang Kuasa memberi umur saya, waktu itu saya gtu. Kasihan anak-anak
197
dan panik ketika didiagnosis kanker payudara (Pngl.KD)
ketika mendapatkan diagnosis kanker payudara
Subjek mengalami stress ketika mengetahui hasil dari patologi UGM (Pngl.KD)
Subjek merasakan stress ketika mengetahui hasil dari pemeriksaan laboratorium (Pngl.KD)
Subjek mengalami stress karena mengetahui bahwa banyak penderita kanker payudara yang tidak tertolong (Pngl.KD)
Pemahaman subjek mengenai banyaknya penderita kanker payudara yang tidak tertolong, menyebabkan subjek merasakan stress ketika mendapatkan vonis kanker payudara (Pngl.KD)
(Pngl.KD)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
114. 115. 116. 117. 118. 119. 120. 121. 122. 123. 124. 125. 126. 127. 128. 129. 130. 131. 132. 133. 134. 135. 136. 137. 138. 139. 140. 141. 142. 143. 144. 145. 146. 147. 148. 149. 150. 151. 152. 153.
198
saya. tapi setelah operasi, badan saya kok biasa, itu gak kerasa gimana-gimana, itu terus saya ya terus berusaha. Ada perasaan takut gak bu waktu itu? Waktu divonis, justru itu, stress, Ketika divonis kanker, kalut, takut. Kalau setelah operasi subjek merasa stress, kalut, dan takut (Pngl.KD) saya enggak. Sama sekali enggak. Ketika divonis aja? Ketika divonis itu, cuma dari patologi UGM itu, tahu gitu, terus saya ke dokternya saya bawa, ya itu bilang kalau kanker. Terus waktu itu, saya langsung mau operasi apa gak, tapi nunggu 1 minggu, nunggu anak saya. Tapi waktu itu juga panik lah, mbak. Panik, takut, stress, campur gitu Subjek mengalami lah. Inginnya terus marah. Marah karena keadaan? Iya. Karena keadaan, karena saya juga gak mau terima. Ibu mengalami kesedihan yang mendalam juga gak bu? Iya sih, juga. Pokoknya sebelum operasi. Jaraknya jadi 1 bulan. Saya periksa pertama, sampai jarak hampir 1 bulan. Maksudnya, saya periksa pertama sampai operasi itu jaraknya hampir 1 bulan itu saya memang benar-benar stress, panik, bingung, sedih, wes campur aduk. Itu. Pokoknya setelah operasi saya gak, sudah lega. Maksudnya,
kepanikan, stress, dan ingin marah karena tidak mau menerima keadaan (Pngl.KD)
Subjek mengalami kesedihan selama 1 bulan (divonis sampai operasi). Merasakan stress, panik, bingung, sedih (Pngl.KM) Setelah operasi tidak mengalami kesedihan karena sudah merasa lega (Pngl.KM)
Subjek mengalami stress, merasakan kalut, dan takut ketika mendapatkan vonis kanker payudara (Pngl.KD)
- Subjek mengalami kepanikan, stress, dan merasakan kemarahan (Pngl.KD) - Subjek mengalami ketidakmampuan dalam menerima keadaan (Dm.PD)
- Perasaan sedih yang dialami subjek hanya dirasakan 1 bulan. - Selama 1 bulan subjek mengalami stress, kepanikan, kebingungan, dan merasakan sedih (Pngl.KM) Perasaan sedih yang dialami secara otomatis menghilang ketika sehabis operasi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
154. 155. 156. 157. 158. 159. 160. 161. 162. 163. 164. 165. 166. 167. 168. 169. 170. 171. 172. 173. 174. 175. 176. 177. 178. 179. 180. 181. 182. 183. 184. 185. 186. 187. 188. 189. 190. 191. 192. 193.
keadaan setelah operasi kok badan saya seperti juga biasa. Saya itu gak pernah merasakan sakit, gak pernah merasakan apa. Cuma terus terang aja, saya ditolong sama itu sinsei, pakai obat sinsei saya waktu operasi. Waktu itu saya 2 kantong, jadi saya gak merasakan sakit. Justru malah merasakan mual-mual tuh waktu kemo pertama. Gak muntah juga enggak, cuma mual. Makan berkurang. Setelah itu, saya sudah biasa. Kemo yang ketiga saya sudah mulai mau makan. Sampai selesai, sampai kemo yang keenam saya juga sehat. Habis kemo pun saya sudah kembali kerja. Setelah kemo 6 kali selesai itu? Enggak, kemo pertama. Habis kemo pertama, saya sudah kerja ke pasar. Cuma ada yang nemeni. Tapi saya sudah ke pasar. Saya tuh bersyukur, bersyukur, bersyukur, alhamdulilah semenjak operasi sampai sekarang itu gak terus malesmales gitu lho. Inginnya saya itu, ingin berusaha sehat. Kasihan anak-anak saya masih kecil. Cuma itu. Mudah-mudahan harapan saya ya dikasih panjang umur, bisa nungguin sampai cucu-cucu saya nanti. Terus, selama ini pengobatan yang sudah ibu jalani apa saja bu?
199
karena subjek merasa lega (Pngl.KM)
Subjek merasa mual setelah menjalani kemoterapi (Pngl.B)
Pngl.B : nafsu makan berkurang Pngl.B : nafsu makan kembali setelah kemoterapi ketiga. Pngl.B : merasa sehat sampai kemoterapi terakhir (keenam)
Pengobatan kemoterapi yang dijalani subjek memberikan dampak negatif bagi tubuh subjek nafsu makan berkurang dan mual (Pngl.B)
Ada pemulihan kondisi tubuh setelah kemoterapi ketiga sampai terakhir nafsu makan kembali meningkat dan merasa sehat (Pngl.B)
Kembali bekerja setelah melakukan kemoterapi pertama (Dm.PL)
Tetap menjalankan pekerjaannya setelah menjalani kemoterapi yang pertama (Dm.PL)
Semenjak operasi tidak pernah merasa malas, dan ingin berusaha untuk tetap sehat.
Tidak mengalami rasa malas (Dm.PD) Berusaha untuk tetap sehat (Dm.PD)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
194. 195. 196. 197. 198. 199. 200. 201. 202. 203. 204. 205. 206. 207. 208. 209. 210. 211. 212. 213. 214. 215. 216. 217. 218. 219. 220. 221. 222. 223. 224. 225. 226. 227. 228. 229. 230. 231. 232. 233.
Apa ya? Saya tuh kalau kontrol rutin 3 bulan. Terus kalau pengobatan lainnya itu aku gak pernah sama sekali. Aku cuma minum obat herbal keladi tikus, sama saya cuma minum daun sirsat sama ikan gabus itu. Kalau ikan gabus saya tim saya minum minyaknya. Obat yang dari dokter gak ada? Gak. Setelah pertama, setelah saya kemo 6x, saya waktu itu dikasih Tamofen sama pak dokter selama jangka 1 bulan. Setelah itu saya kan cek potongan ini (payudara) itu kan diperiksa di patologi UGM. Ternyata bloknya itu dinyatakan satu negatif, satu negatif, sama positif. Berarti sekarang gak ada obat yang medis lagi ya bu? Saya kalau medis enggak. Ini hasil USG (menunjukkan foto USG). Terus ini hasil tes bloknya (menunjukkan surat hasil tes patologi UGM). Makanya saya gak pakai obat ini, berhubung ini ada hasil yang negatif. Gak tahu aku ini apa maksudnya. Hehehe. Kan gak tahu saya ini maksudnya apa. Tapi tetep ada hasil yang positif ini ya bu. Iya, mungkin. Jadi walaupun saya gak dikasih obat, saya berusaha juga obat herbal tetap saya
200
Pbt.M : kontrol rutin 3 bulan 1x
Subjek melakukan kontrol rutin ke rumah sakit selama 3 bulan 1 kali (Pbt.M)
Pbt.NM : mengkonsumsi obat herbal keladi tikus, rebusan daun sirsat, minyak ikan gabus.
Saat ini menjalani pengobatan non medis dengan mengkonsumsi keladi tikus, rebusan daun sirsat, dan minyak ikan gabus (Pbt.NM)
Pbt.M : melakukan kemoterapi 6x, mengkonsumsi Tamofen selama 1 bulan.
Pengobatan yang dilakukan setelah operasi adalah kemoterapi 6x dan konsumsi Tamofen selama 1 bulan (Pbt.M)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
234. 235. 236. 237. 238. 239. 240. 241. 242. 243. 244. 245. 246. 247. 248. 249. 250. 251. 252. 253. 254. 255. 256. 257. 258. 259. 260. 261. 262. 263. 264. 265. 266. 267. 268. 269. 270. 271. 272. 273.
201
minum. Tapi sehabis operasi dikasih Tamofen untuk sakitnya. Terus saya habis itu kan beberapa bulan saya gak kontrol. Saya beli, saya tetap minum Tamofennya, setelah itu baru kontrol, ternyata sudah gak perlu minum obat. Untuk obat dokter sudah gak, 3 bulan sekali kontrol. Tapi kemarin saya kontrol, saya tuh gak pernah juga di kasih tahu kalau ingin tahu bagaimana. Ibu kan sehat, nanti kalau ada tandatanda apa saya kasih tahu. Tapi kan saya juga ingin tahu. Disuruh tes darah ternyata juga gak. Saya tanya, dokternya cuma jawab gitu ya sudah. Mungkin penyakitnya itu jenisnya beda-beda, aku sendiri juga gak tahu. Terus ketika Ibu harus berobat dari kemoterapi, kemudian rutin minum obat sampai sekarang masih harus konsumsi obet herbal itu, perasaan ibu gimana sih bu? Dibilang bosen ya bosen ya, tapi saya tetap berusaha. Tetap saya ingin, ya itu tadi saya ingat anakanak saya. Kemudian, sekarang ini, Ibu memandang diri Ibu ini seperti apa? Gak minder, biasa aja saya. Pokoknya saya yang penting sehat kok, mbak. Harapan putra putri saya, suami, gak ada kata, walaupun saya ini ibarat e udah
Subjek merasa bosan harus terus berobat, tetapi tetap berusaha menjalani pengobatan (Pngl.B)
Muncul perasaan bosan ketika menjalani pengobatan (Pngl.B) Memutuskan untuk tetap menjalani pengobatan (Dm.O)
Subjek tidak merasa minder (Dm.PD)
Ada pandangan positif terhadap diri sendiri tidak minder (Dm.PD)
Subjek tidak merasa ada
Ada pandangan positif
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
274. 275. 276. 277. 278. 279. 280. 281. 282. 283. 284. 285. 286. 287. 288. 289. 290. 291. 292. 293. 294. 295. 296. 297. 298. 299. 300. 301. 302. 303. 304. 305. 306. 307. 308. 309. 310. 311. 312. 313.
gak genep, tapi gak ada yang berbeda. Dari anak-anak gak ada, dari suami gak ada. Pokoknya memang betul-betul keluarga saya dukung saya ingin sehat juga. Jadi ya walaupun kurang 1 payudaranya juga gak pernah minder.
202
yang berbeda setelah menjalani operasi pengangkatan payudara (Dm.PD) Keluarga (PDs.) memberikan dukungan (Ds.E) sehingga subjek tidak minder walaupun mengalami pengangkatan payudara (Pngrh.Ds.)
terhadap diri sendiri merasa tidak ada yang berubah pada diri sendiri (Dm.PD)
Subjek tidak minder setelah menjalani operasi (Dm.PD)
Ada pandangan positif terhadap diri sendiri tidak ada perasaan minder setelah operasi (Dm.PD)
Mendapatkan dukungan sosial dari keluarga (PDs.) Ada pandangan positif terhadap diri sendiri tidak ada perasaan minder setelah pengangkatan payudara (Pngrh.Ds. ; Dm.PD)
Gak pernah merasa minder? Gak. Sama sekali. Ketika habis pertama kali di operasi, ibu gak merasa minder? Gak. Saya habis operasi sampai sekarang aku gak minder. Tetap percaya diri? Tetap percaya diri. Tetap memandang diri secara positif? He’em. Tetap biasa saja. Pokoknya saya kalau untuk sakit, yang penting saya sembuh kok. Gak memandang diri saya, walaupun itu orang bilang bagaimana, tetangga bilang bagaimana, yang jelek, saya gak pernah nanggapin orang. Udah ini jarang saya, maksudnya kalau gak perlu-perlu di sini ya jarang saya main-main. Pulang pasar sudah capek saya soale. Siang jam12 kan saya baru pulang pasar. Sudah, sampai rumah makan, sholat, tidur. Terus kalau tetang tujuan
Subjek tetap memiliki kepercayaan diri (Dm.PD)
Ada pandangan positif terhadap diri sendiri tetap memiliki rasa percaya diri (Dm.PD)
Subjek tetap memandang diri sendiri secara positif dan biasa saja (Dm.PD)
Ada pandangan positif terhadap diri sendiri merasa tidak ada yang berbeda dalam diri (Dm.PD)
Subjek tidak menganggapi tanggapan negatif dari orang lain (Dm.O)
Tidak terpengaruh dengan perkataan negatif dari orang lain (Dm.O)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
314. 315. 316. 317. 318. 319. 320. 321. 322. 323. 324. 325. 326. 327. 328. 329. 330. 331. 332. 333. 334. 335. 336. 337. 338. 339. 340. 341. 342. 343. 344. 345. 346. 347. 348. 349. 350. 351. 352. 353.
hidup, apa sih tujuan hidup Ibu ini? Iya. Tujuan saya, ingin sisa hidup saya itu jadi orang yang melewati jalan yang benar, sama membesarkan putra-putri saya. ya nungguin cucu-cucu saya, saya juga ingin merasakan gimana rasanya punya cucu. Inginnya itu satu keluarga dikasih sehat, satusatunya saya panjatkan kepada Yang Kuasa, gak siang, gak malam.
Subjek ingin menghabiskan sisa hidup di jalan yang benar, ingin membesarkan anak-anak, ingin merasakan cucu (Dm.TH)
203
Tujuan hidup yang dimiliki saat ini adalah ingin hidup pada jalan yang benar, memiliki keinginan untuk bisa membesarkan anakanak, dan ingin merasakan memilik cucu (Dm.TH)
Dari dulu seperti ini bu? Iya.
Tujuan hidup yang dimiliki tidak mengalami perubahan (Dm.TH)
Memiliki keyakinan bahwa tidak ada yang mengalami perubahan dalam tujuan hidup (Dm.TH)
Gak ada perubahan dari sebelum sakit sampai sekarang? Enggak. Pokonya satu, pokoknya kalau orang tua kan mestinya ingin membahagiakan anakanaknya kan ya.
Tujuan hidup yang dimiliki tidak mengalami perubahan. Tujuan hidup untuk membahagiakan anak-anak (Dm.TH)
Sejak sebelum sakit sudah memiliki tujuan hidup untuk membahagiakan anakanak (Dm.TH)
Apa bu yang membuat Ibu punya tujuan hidup yang gak berubah ini? Anak-anak saya. Iya anak-anak saya. Anak selalu mendukung, suami selalu mendukung juga. Jadi ya sama aja.
Dukungan dari suami dan anak-anak menyebabkan tidak adanya perubahan dalam tujuan hidup subjek (Dm.TH; Pngrh.Ds.)
Kemudian, menurut Ibu sendiri, penderita kanker payudara itu dia bisa mengembangkan diri lebih lagi gak bu? Bisa tapi itu tergantung e. Berkembang seperti apa itu
Subjek berpendapat bahwa orang dengan kanker payudara masih bisa
Dm.TH : Mendapat dukungan dari suami dan anak-anak dalam mewujudkan tujuan hidupnya (PDs.) Tidak adanya perubahan tujuan hidup yang dimiliki subjek (Pngrh.Ds.)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
354. 355. 356. 357. 358. 359. 360. 361. 362. 363. 364. 365. 366. 367. 368. 369. 370. 371. 372. 373. 374. 375. 376. 377. 378. 379. 380. 381. 382. 383. 384. 385. 386. 387. 388. 389. 390. 391. 392. 393.
tergantung si penderita. Biasanya gitu itu. Ya itu, kan penyakitnya sendiri-sendiri, tergantung kekuatan tubuh mungkin. Kan ada yang kanker payudara, terus kan ada yang cuma tidur, males, kan karena mungkin dia juga udah ekonomi cukup. Kalau saya kan ekonomi kelas bawah, jadinya saya yang utama sehat, kerja. Yang Kuasa itu adil kok, saya percaya. Kalau Ibu sendiri masih mampu mengembangkan diri lebih lagi? Ya kalau saya, kalau badan saya itu sehat, semampu saya, saya berusaha. Membantu suami, pokoknya lah untuk menopang keluarga. Ya dibilang itu tadi, kalau dari kelas bawah itu bagaimanapun harus bagaimana bisa mencukupi keluarga, kerja.
mengembangkan diri, tetapi tergantung dari penyakitnya dan kondisi tubuhnya (Dm.Pg.D)
204
Dm.Pg.D : subjek memilik pendapat bahwa setiap penderita kanker payudara mampu untuk mengembangkan diri, tetapi dipengaruhi oleh kondisi fisik dan kondisi ekonomi.
Perkembangan diri kemungkinan dipengaruhi oleh kondisi ekonomi (Dm.Pg.D)
Subjek berusaha untuk mengembangkan diri, semampu kondisi tubuh (Dm.Pg.D)
Subjek berusaha untuk mngembangkan diri semampu kondisi tubuh (Dm.Pg.D)
Jadi apakah ibu merasa masih mampu mengembangkan diri? Berusaha mbak. Saya usahakan bisa mbak. Hehehe.
Subjek berusaha untuk mampu mengembangkan diri (Dm.Pg.D)
Subjek berusaha untuk mengembangkan diri (Dm.Pg.D)
Oke, kemudian, kegiatan ibu sehari-hari apa bu? Jualan ikan laut saya.
Kegiatan sehari-hari (utama): berjualan ikan laut.
Kegiatan lain ada bu? Di rumah, jualan bakso goreng. Cuma kalau bakso goreng kan kadang gak mesti mbak. Saya jual e di agen camilan taman sari, sudah model bal-balan. Ini cuma
Kegiatan lain : memproduksi bakso goreng dan dijual ke toko.
Kegiatan : berjualan ikan laut di pasar dan memproduksi bakso goreng di rumah.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
394. 395. 396. 397. 398. 399. 400. 401. 402. 403. 404. 405. 406. 407. 408. 409. 410. 411. 412. 413. 414. 415. 416. 417. 418. 419. 420. 421. 422. 423. 424. 425. 426. 427. 428. 429. 430. 431. 432. 433.
205
pas libur sudah beberapa hari, agak sepi. Itu, gimana bu cara ibu mengatur kegiatan ibu? Kalau yang di rumah itu, yang pokok Bapak. Kalau saya kan di pasar, jadi cara mengaturnya itu saja, istirahat, siang juga istirahat biar bisa kerjain yang lain. Pokoknya siang itu, tidur gak tidur saya tetap istirahat, pokoknya tiduran itu nanti juga kadang lama-lama tidur. Ada pembagian tugas gak sih bu di rumah? Enggak. Gak pernah. Biasa saja. Saya itu terbiasa, maksudnya misalnya biasa ya nyuci piring biasa saya, ya nek gak bapak ya saya. Gak pernah kok saya bagibagi tugas. Kalau nyuci baju kan memang kalau dari sebelum sakit pun saya gak pernah nyuci, ada yang nyucikan. Itu dulu tapi. Kalau setelah saya divonis sakit, saya kan enggak bisa nggosok (setrika) waktu itu, saya laundrykan. Yang lainnya biasa, gak bagi-bagi. Saya kerjakan. Terus, kalau pengambilan keputusan sehari-hari ibu terbiasa untuk mengambil keputusan sendiri atau meminta pertimbangan orang lain? Mintanya keluarga saja. Kalo yang nyangkut keluarga ya
Kegiatan di rumah dikerjakan oleh suami (Dm.PL) Cara mengatur berkegiatan beristirahat yang cukup setelah berjualan di pasar supaya bisa mengerjakan pekerjaan yang lain (Dm.PL)
Tidak ada pembagian tugas di rumah. Bergantian dalam mengerjakan pekerjaan rumah (Dm.PL)
Ada pembagian tugas dengan suami. Pekerjaan pokok di rumah dikerjakan suami dan secara bergantian dengan anggota keluarga yang lain (Dm.PL)
Cara mengatur diri sendiri istirahat cukup supaya bisa melakukan pekerjaan lain (Dm.PL)
Antar anggota keluarga bergantian dalam mengerjakan pekerjaan rumah, tidak ada pembagian tugas (Dm.PL)
Sebelum sakit sudah ada yang membantu pekerjaan rumah (Dm.PL)
Sebelum dan setelah sakit kanker payudara menggunakan jasa untuk membantu mengerjakan pekerjaan rumah (Dm.PL)
Setelah sakit menggunakan jasa untuk mengerjakan sebagian pekerjaan (Dm.PL) Sebagian pekerjaan sudah terbiasa dikerjakan sendiri (Dm.PL; Dm.O)
Subjek sudah terbiasa untuk mengerjakan beberapa pekerjaan rumah (Dm.PL; Dm.O)
Hampir semua keputusan meminta pertimbangan kepada keluarga (Dm.O)
Hampir semua keputusan meminta pertimbangan keluarga (Dm.O)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
434. 435. 436. 437. 438. 439. 440. 441. 442. 443. 444. 445. 446. 447. 448. 449. 450. 451. 452. 453. 454. 455. 456. 457. 458. 459. 460. 461. 462. 463. 464. 465. 466. 467. 468. 469. 470. 471. 472. 473.
206
hampir semua pertimbangan keluarga saja. Jadi ibu lebih banyaknya minta pertimbangan keluarga? Iya. Kalau tentang keputusan pengobatan yang ibu minta pertimbangannya siapa? Suami sama anak-anak. Saya itu juga waktu mau operasi itu juga anak saya memang harus diangkat. Anak saya yang putri itu bilang pokoknya harus tetap diangkat. Secepatnya lah diangkat. Saya gak pernah minta dukungan kemana pun. Kalau doa minta sama orang tua, kan orang tua di Wonosari. Doa, nomer satu, saya minta sama orang tua, minta maaf, minta doa, itu saya utamakan waktu mau operasi. Ya. Mengenai hubungan dengan orang lain ya bu, bisa Ibu ceritakan, gimana sih hubungan ibu dengan suami ibu ketika mengetahui ibu sakit? Baik. Biasa aja. Sampai sekarang pun biasa. Dari sakit sampai sekarang gak ada perbedaan apaapa. Kehidupannya setiap hari ya seperti ini, mengalir aja. Anak-anak juga bu? Iya. Sama aja. Gak ada yang beda.
Keputusan pengobatan : meminta pertimbangan kepada suami dan anakanak (Dm.O)
Keputusan pengobatan meminta pertimbangan keluarga (Dm.O)
Anak-anak (PDs.) mendesak supaya secepatnya dilakukan pengangkatan payudara (Ds.E)
Adanya dorongan dari anak-anak (PDs.) Mendapatkan dorongan dari anak-anak untuk segera melakukang pegangkatan payudara (Ds.E)
Tidak ada perubahan dalam relasi dengan suami (Dm.RP)
Adanya relasi positif dengan suami (Dm.RP)
Tidak ada perubahan dalam relasi dengan anak-anak (Dm.RP)
Adanya relasi positif dengan anak-anak (Dm.RP)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
474. 475. 476. 477. 478. 479. 480. 481. 482. 483. 484. 485. 486. 487. 488. 489. 490. 491. 492. 493. 494. 495. 496. 497. 498. 499. 500. 501. 502. 503. 504. 505. 506. 507. 508. 509. 510. 511. 512. 513.
Kalau dari lingkungan sini, tetangga-tetangga gimana, Bu? Oh malah justru kasih dukungan. Lebih dekat. Jadi ada hubungan yang lebih dekat? Iya. Kasihan lah. Kan bapak sakit gula, dia duluan yang sering opename 2x. Jadinya sama saya baik. Mereka sering kasih dukungan ya ke Ibu? Iya, tetangga iya. Sini saudara juga. Anak-anak juga ya bu? Iya. Suami? Iya. Ya suami, ya anak-anak. Kalau saya gak mau makan gitu ya, kalau suruh makan deket anak e. Terus diantara orang-orang tersebut, siapa sih Bu, yang paling berpengaruh dukungannya yang ibu terima? Anak-anak. Iya anak-anak juga sama suami.
Terjalin hubungan yang lebih dekat dengan tetangga (Dm.RP)
Adanya relasi positif dengan tetangga (Dm.RP)
Tetangga menjadi lebih baik karena kasihan (Dm.RP)
Mendapatkan empati dari tetangga (Dm.RP)
Saudara dan tetangga memberikan dukungan (PDs.) Anak-anak memberikan dukungan (PDs.) PDs. : saudara, tetangga, anak-anak, suami.
Suami dan anak-anak memberikan dukungan (PDs.)
Dukungan yang paling berpengaruh berasal dari suami dan anak-anak (PDs.)
Kenapa Bu? Ya bagaimana pun dia gak pernah berhenti-berhentinya ngasih saya Suami dan anak-anak (PDs.) selalu memberikan dukungan biar saya tetap semangat hidup (Ds.E) semangat hidup, itu nomer satu. Dukungan yang sering suami
207
Pemberi dukungan yang paling berpengaruh : suami dan anak-anak (PDs.)
Mendapatkan dukungan semangat hidup dari suami dan anak-anak (Ds.E)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
514. 515. 516. 517. 518. 519. 520. 521. 522. 523. 524. 525. 526. 527. 528. 529. 530. 531. 532. 533. 534. 535. 536. 537. 538. 539. 540. 541. 542. 543. 544. 545. 546. 547. 548. 549. 550. 551. 552. 553.
ibu kasih apa aja bu selama ini? Emm, ya berupa itu, misalnya kalau kerja juga membantu, misalnya saya kerja ini, kalau kelihatan capek bilang gak usah. Itu juga sudah mendukung. Kalau minum obat diingetke. Kadang kalau ada apa, kita ada kekeliruan itu dia kadang dia juga sering yaudah lah dia sering ngalah selama saya sakit. Kalau anak-anak? Ya kalau anak-anak sih ya, ya namanya anak-anak ya, kalau saya lihat dari anak-anak saya suka kasihan juga. Kalau dulu gak mau saya suruh, sekarang jadi mau saya suruh. Kan dari itu juga, saya merasakan kalau mereka betul-betul mau saya sembuh. Kalau dari lingkungan sini bu? Apa ya? Kalau teman cuma dari omong saja ya. Cuma ngomongi saja kalau ya jangan makan ini, mengurangi ini, obatnya ini.
JDs. : dari suami membantu pekerjaan, memberikan perhatian (Ds.E), mengingatkan minum obat (Ds.Inst.), mengalah (Ds.P)
JDs. : dari anak memberikan pertolongan (Ds.Inst.)
JDs. : dari lingkungan memberikan informasi (Ds.Inf.)
Informasi-informasi gitu ya? Iya, ho’o. Tetangga juga kasih dukungan semangat iya bu? Nah iya, dukungan semangat itu juga. Cara mereka memberi dukungan ke ibu itu dengan
208
JDs. : dari lingkungan memberikan semangat (Ds.E)
JDs. - Membantu pekerjaan (Ds.Inst.) suami, anak - Memberikan perhatian (Ds.E) suami - Memberikan semangat (Ds.E) tetangga - Mengingatkan minum obat (Ds.E) suami - Mengalah (Ds.P) suami - Memberikan informasi (Ds.Inf.) tetangga
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
554. 555. 556. 557. 558. 559. 560. 561. 562. 563. 564. 565. 566. 567. 568. 569. 570. 571. 572. 573. 574. 575. 576. 577. 578. 579. 580. 581. 582. 583. 584. 585. 586. 587. 588. 589. 590. 591. 592. 593.
209
cara seperti apa sih bu? Memberikan dukungan ya, kalau suami ya itu tadi, misalnya yang saya kerjakan dia juga mau kerjakan itu kan juga dukungannya pakai cara apa itu? Langsung? Iya. Ho’o. Kalau anak-anak misalnya mau makan lauk ini, tapi cuma adanya lauk ini, dia minta ini, tapi ibunya capek, yaudah seadanya lauk.
Keluarga memberikan dukungan secara langsung (SPDs.)
SPDs. : segala bentuk dukungan dan bantuan diberikan secara langsung kepada subjek.
Berarti memberikan dukungan dengan cara langsung ya bu? Iya. Termasuk tetangga-tetangga juga ya bu? Iya. Kalau tetangga itu mensupport ya itu tadi saya bilang, paling ngasih pengarahan aja. Dukungan mengarahkan, masukan. Nah, pengaruhnya dukungandukungan yang ibu terima ini untuk kehidupan ibu ini apa sih? Ya, ternyata saya juga sehat sih, berarti kan juga membantu kesembuhan saya ya. Kalau misalnya anak, suami itu misalnya sudah gak mensupport saya kan mungkin saya juga pikirannya lain, males-males juga. Apakah dukungan itu juga
Tetangga memberikan arahan dan masukan untuk kesembuhan (Ds.Inf.)
Mendapat dukungan dari tetangg (PDs.) Mendapatkan arahan dan masukan untuk kesembuhan (Ds.Inf.)
Dukungan sosial membantu kemajuan kesembuhan subjek (Pngrh.Ds.)
Mengalami kemajuan kondisi fisik setelah mendapatkan dukungan sosial (Pngrh.Ds.)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
594. 595. 596. 597. 598. 599. 601. 602. 603. 604. 605. 606. 607. 608. 609. 610. 611. 612. 613. 614. 615. 616. 617. 618. 619. 620. 621. 622. 623. 624. 625. 626. 627. 628. 629. 630. 631. 632. 633. 634.
membantu ibu untuk tambah bersemangat juga? Iya. Ho’o. katanya kalau penyakit seperti saya itu lawannya dengan semangat. Ternyata saya juga memang saya merasakan. Tapi kan waktu tu juga dari pengalaman dokter lah, perawat. Perawat itu bilang, pokoknya nomer 1 itu semangat. Itu nanti kalau ada semangat, ada yang mendukung seperti keluarga, mudah-mudahan ibu cepat sehat kembali. Sering ya waktu kemo, waktu periksa, kalau perawatperawat itu sering, saya waktu itu juga sebelum operasi, saya disarankan sama perawat suruh jangan ambil alternatif ya, kalau bisa medis saja. Kan memang saya, saya tu gak percaya sama alternatif. Sakit apapun kalau ke alternatif saya gak percaya. Tapi pernah gak sih bu ada pengalaman ibu tidak mendapat dukungan? Enggak ya. Kalau saya itu, saya juga gak gitu e mbak. Maksudnya saya juga gak merasakan juga suami apa anak mensupport saya apa gak. Pokoknya saya dikasih kesehatan, saya inginnya hidup. Saya ingin di sisa hidup saya itu, saya ingin melewati jalan yang lurus. Dulu-dulu sering berbuat salah, mungkin dulu sering kalau ngomong misalnya kadang kebablasen, kalau bisa sekarang itu saya perbaiki. Saya memang
210
Dukungan sosial menyebabkan subjek merasa tambah bersemangat (Pngrh.Ds.)
Merasakan peningkatan semangat hidup setelah mendapatkan dukungan sosial (Pngrh.Ds.)
Dukungan sosial bisa mempercepat kesembuhan subjek (Pngrh.Ds.)
Mempercepat kesembuhan setelah mendapatkan dukungan sosial (Pngrh.Ds.)
Subjek tidak mengalami pengalaman tidak didukung (PTD)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
635. 636. 637. 638. 639. 640. 641. 642. 643. 644. 645. 646. 647. 648. 649. 650. 651. 652. 653.
banyak bicara. Kalau dulu mungkin pernah berkata kasar, sekarang saya mungkin benahi. Saya itu memang betul-betul dikasih kesempatan sama Yang Kuasa. Cuma itu saja. Ya itu tadi kalau misalnya anak atau suami mensupport saya apa gak, saya gak begitu menanggapi lah. Kan kadang nanya suami, yang namanya anak, mungkin capek, mungkin apa, gitu kan juga kadang males, kadang ngomong sedikit menyakitkan, tapi kan tinggal saya yang menanggapi, mau ditanggapi sampai hati apa enggak. Kalau saya sih mending gak saya sampaikan hati yang seperti itu.
211
PTD : selalu menanggapi positif setiap hal yang dilakukan orang lain, sehingga tidak merasa tidak didukung. Selalu menanggapi positif setiap hal yang dilakukan orang lain, sehingga tidak merasa tidak pernah didukung (PTD)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
212
Lampiran 7.
Transkrip Verbatim Wawancara dan Analisis Data Subjek 4 (Ibu I)
BARIS
VERBATIM
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. 31. 32. 33.
Gimana sih Bu, awal mula Ibu dinyatakan kanker payudara? Benjolan. Tapi itu gak ada gejala, gak ada apa. Gak sakit, gak terasa apa-apa. Tapi gak diambil semua, saya. Terus di AJH katanya negatif. Aku ayem ya. Ternyata setelah di USG, ternyata ada kankernya ya. Terus di mammo juga kan, jadi kelihatan. Tapi grade kankernya grade III. Jadi grade yang paling ganas, kalau pesawat ya kayak jet penyebarannya, maksudnya cepet penyebarannya. Tapi saya pada saat itu ya, mungkin, karena di keluarga saya kan ada juga, mungkin gen ya. Masih satu eyang ya. Ada 2, terus 3 sama saya. Mungkin saya itu. Jadi saya pas divonis kanker ya, sudah lah jalani saja. Mungkin ada kekuatan tersendiri pada saat itu. Terus saya bilang sama dokter, gimana Dok, solusinya? Ya operasi, bu. Saat itu hari Jumat, saya operasi Senin pada saat itu tanggal 13 Juni 2011 saya operasi. Tapi operasi tu gak ada apa-apanya, kecil. Penderitaan saya belum selesai. Hehehe. Jadi awalnya itu gak kerasa
KODING AWAL
ANALISIS
GT : terdapat benjolan, tidak ada rasa sakit.
Gejala kanker payudara yang dirasakan adalah berupa benjolan yang tidak ada rasa sakit (GT)
RK : ada riwayat keluarga terkena kanker.
Keluarga ada yang memiliki riwayat sakit kanker (RK)
Subjek merasa biasa saja ketika divonis, karena memiliki kekuatan pada saat itu (Pngl.KD)
Adanya perasaan netral ketika mendapatkan vonis kanker payudara karena memiliki kekuatan tersendiri (Pngl.KD)
Terdiagnosis kanker Juni 2011 (LS)
Menderita kanker payudara selama 2 tahun (LS)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
34. 35. 36. 37. 38. 39. 40. 41. 42. 43. 44. 45. 46. 47. 48. 49. 50. 51. 52. 53. 54. 55. 56. 57. 58. 59. 60. 61. 62. 63. 64. 65. 66. 67. 68. 69. 70. 71. 72. 73.
apa-apa, Bu? Gak kerasa apa-apa. Biasanya itu kalau yang ganas, gak terasa. Kalau sakit itu tumor. Saya tuh sebenarnya tidak down itu masalah kankernya. Soalnya saya sudah mengantisipasi kalau saya itu mau kanker. Soalnya saudara saya kanker, jadi saya gak begitu saya rasakan itu. Tapi saya downnya itu karena kemoterapinya. Saya mungkin mau bablas pada saat itu. Jadi kadang-kadang leukositnya juga sampai nol koma. Nol koma itu, kalau nol saja saya sudah bablas. Sampai dokternya ketakutan. Wah, itu. Saya itu mulai kemo 5 Juli 2011. Sampe tak eling-eling itu. Habis kemo, seminggu setelah kemo saya masuk rumah sakit lagi karena ya itu, leukositnya turun, drop. Terus saya mondok lagi di Bethesda itu. Tapi mondoknya pada saat itu tidak ditangani oleh dokter saya, karena dokternya sendiri sedang sakit. Terus saya opname di situ, yang nangani dokter, dokter internis, karena saya sakitnya panas, dikira DB, dikira apa. Saya saya sakit itu ya cuma naikkan leukosit aja. Terus pulang lagi seminggu. Itu yang kemo pertama, Mbak. Saya kemo pertama kan di Bethesda. Setelah kemo, saya masuk rumah sakit lagi. Dua kali masuk rumah sakit to sudahan ini. Itu baru kemo pertama lho. Kemo pertama, udah
Subjek tidak merasa down karena kanker karena sudah mengantisipasi akan terkena kanker (Pngl.KD)
Subjek merasa down karena kemoterapi (Pngl.B)
Subjek mengalami penurunan leukosit (Pngl.B)
Subjek sempat opname di rumah sakit setelah kemoterapi karena mengalami kondisi yang menurun dan penurunan leukosit (Pngl.B)
213
Tidak adanya perasaan negatif ketika tervonis kanker karena memiliki riwayat keluarga terkena kanker sehingga sudah mengantisipasi (Pngl.KD) Pengobatan kemoterapi memberikan efek negatif bagi tubuh kondisi tubuh menurun (Pngl.B) Pengobatan kemoterapi memberikan efek negatif bagi tubuh mengalami penurunan leukosit (Pngl.B)
Pengobatan kemoterapi memberikan efek negatif bagi tubuh kondisi tubuh menurun opname di rumah sakit (Pngl.B)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
74. 75. 76. 77. 78. 79. 80. 81. 82. 83. 84. 85. 86. 87. 88. 89. 90. 91. 92. 93. 94. 95. 96. 97. 98. 99. 100. 101. 102. 103. 104. 105. 106. 107. 108. 109. 110. 111. 112. 113.
drop masuk rumah sakit lagi. Terus, kan itu jadwalnya 1 bulan, paling lambat 1 bulan, biasanya 3 minggu sekali. Tapi kan kondisi saya gak memungkinkan untuk lanjut kemo lagi. Kemo yang kemudian saya pindah, tidak di Bethesda karena Dokter kan hanya dokter tamu to di Bethesda, jadi tidak bisa sewaktuwaktu melihat. Saya kemo kan nginep juga, jadi saya sudah 3 kali di opname ya, dioperasi, terus kemo, terus habis kemo itu. Sampai 3 kali. Hehee.. Terus saya kemo kedua ngomong sama dokternya, Pak kan dokter di Sardjito. Sudah gitu kan memang mengurusi masalah kanker. Kan ada poli sendiri, poli tulip. Saya di situ, saya mulai konsultasi dengan Pak Kunto, tapi saya masih nginep kemonya. Ya tetep drop aja. Kalau kemo mesti drop. Tapi saya gak sempat sampai mondok lagi. Tapi itu sudah sampai 4 kali. Tapi habis kemo yang berikutnya gak mondok lagi. Gak mondok cuma ya tetep drop. Terus yang ketiga kemo lagi, saya gak mau nginep lagi. Soalnya itu di Sardjito itu di tulip itu ada yang pagi datang, siang selesai. Kalau di kamar masukinnya lambat banget. Kalau itu kan cepet. Jadi saya kemo sekitar 5 jam sampai 6 jam. Itu kemo yang ketiga sampai keenam di situ semua. Saya kemo 6 kali ya. Jadi kemo yang ketiga, empat,
Subjek pasti mengalami penurunan kondisi tubuh ketika kemoterapi (Pngl.B)
Menjalan kemoterapi selama 6 kali (Pbt.M)
214
Pengobatan kemoterapi memberikan efek negatif bagi tubuh kondisi tubuh menurun (Pngl.B)
Pengobatan medis yang dilakukan subjek kemoterapi sebanyak 6 kali (Pbt.M)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
114. 115. 116. 117. 118. 119. 120. 121. 122. 123. 124. 125. 126. 127. 128. 129. 130. 131. 132. 133. 134. 135. 136. 137. 138. 139. 140. 141. 142. 143. 144. 145. 146. 147. 148. 149. 150. 151. 152. 153.
lima, enam, saya di situ. Tapi kemo yang terakhir, saya gak kuat, mondok lagi. Tapi di Bethesda sih. Mondok yang terakhir itu, saya masuk November terus 1 Desember saya selesai masuk rumah sakit, sampai sekarang gakpapa. Ya Allhamdulilah saya sehat. Tapi masih itu ada lagi kan. Masih penyembuhan lagi di radiologi, di Sardjito, sore tapi. Selama 35 kali. Disinar, tiap sore itu disinar, tiap hari. Tiap hari sinar, kecuali Sabtu Minggu, kan libur. Di sinar itu sini gosong, mbak. Sini (dada) gosong sampai tembus ke belakang (punggung). Tapi ya gak merasa panas. Tapi saya Allhamdulilah pada saat disinar ini saya sehat. Kan ada yang disinar juga ambruk, karena saya sudah dipol-polke pada saat kemo. Waktu kemo itu, benerbener waahh.. Waktu kemo itu saya harus suntik, yang tidak dapat diganti lain. Sekali suntik itu 8 juta. Jadi sesudah kemo, saya langsung disuntik itu. Namanya Neulastim. Itu untuk menaikkan leukositnya. Tapi sama aja. Sampai disuntik leukosit. Leukositnya berapa kali aja itu. Tapi mungkin, kan kondisi orang lain-lain. Dokter juga bilang gitu, kondisi orang lain-lain, ada yang kemoterapinya gak masalah, ada yang banyak masalah. Tapi kalau saya mungkin ada zat tertentu yang
215
Penyinaran selama 35 kali (Pbt.M)
Pengobatan medis yang dilakukan subjek penyinaran sebanyak 35 kali (Pbt.M)
Bagian dada sampai punggung mengalami gosong karena penyinaran, tetapi tidak merasakan panas (Pngl.B)
Pengobatan penyinaran memberikan efek negatif bagi tubuh bagian dada sampai punggung gosong (Pngl.B)
Suntik Neulastim untuk menaikkan leukosit (Pbt.M)
Pengobatan medis yang dilakukan subjek suntik neulastim untuk menaikkan leukosit (Pbt.M)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
154. 155. 156. 157. 158. 159. 160. 161. 162. 163. 164. 165. 166. 167. 168. 169. 170. 171. 172. 173. 174. 175. 176. 177. 178. 179. 180. 181. 182. 183. 184. 185. 186. 187. 188. 189. 190. 191. 192. 193.
tidak bisa saya terima, mungkin. Tapi ternyata setelah kemo selesai, sampai saya itu sudah disinar, kan saya tiap bulan kontrol. Jadi selama 5 tahun saya kontrol, sama minum obat ya. Sekarang masih minum obat ya, Bu? Masih. 5 tahun kan. 5 tahun minum obat. Dokternya bilang, Bu jarang lho Bu kayak bu Indah ini. Perkembangannya pesat banget, Bu. Oh Allhamdulilah, Pak, saya gitu. Tapi satu kuncinya, Mbak, jangan merasa saya sakit. Itu. Saya dari awal sudah gak mikirin itu kanker. Pokoknya yang penting saya kemo, karena saya mau sembuh. Saya sakit karena kemonya kok, saya bingung bukan kerena kankernya. Hahaha. Bener. Itu. Kan orang-orang kadang, wah aku kanker, njuk gimana, gimana. Kalau saya gak usah dipikirin. Itu temen-temen saya juga banyak gitu. Jadi saya kan satu rombongan kan, jadi kalau kemo biasanya kan kalau yang di Sardjito kan 1 rombongan berapa orang. Tiap minggu saya denger, Bu ini kemana ya kok gak kelihatan. Dah gak ada. Yang ini kemana kok gak keliahatan. Dah gak ada. Gitu itu. Jadi kalau gak kuat mental memang ya mematikan. Tapi saya pada saat itu saya benar-benar berdoa ya. Tapi memang saya sudah diberi
Melakukan kontrol rutin selama 5 tahun, mengkonsumsi obat dokter (Pbt.M)
216
Pengobatan medis yang dilakukan subjek melakukan kontrol rutin sampai 5 tahun dan mengkonsumsi obat dokter (Pbt.M)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
194. 195. 196. 197. 198. 199. 200. 201. 202. 203. 204. 205. 206. 207. 208. 209. 210. 211. 212. 213. 214. 215. 216. 217. 218. 219. 220. 221. 222. 223. 224. 225. 226. 227. 228. 229. 230. 231. 232. 233.
kanker, mau gimana lagi. Jadi saya itu gak usah mikirin kanker itu apa. Yang penting saya sembuh. Saya tuh yang tak takuti itu kemonya itu. Jadi saya stress karena kemo. Karena kemonya saya bukan main, Mbak. Karena mungkin saya kanker yang paling ganas ya, jadi mungkin dosisnya juga lebih tinggi. Gitu.
Pngl.B : mengalami stress karena kemoterapi.
Dulu gak ada gejala kayak benjolan gitu apa, Bu? Ada. Seminggu setelah saya melihat ada benjolan, saya langsung ke dokter. Di sini ini. Di GT : terdapat benjolan di kanan bawah sini. payudara kanan bawah.
Sakit gak itu, Bu benjolannya? Enggak. Kalau yang sakit itu bukan kanker. Tapi tumor biasa. Cuma itu apa nyeri-nyeri. Cuma saya sampai sekarang merasakan di sini (bawah ketiak) kayak nggedibel gitu lho, Mbak. Karena kan getah beningnya diambil. Tapi yang perlu dicatat, saya itu tidak merasa kalau saya kanker. Hehehe. Itu yang nomor satu. Saya tidak ada pikiran kanker. Cuma saya itu dropnya karena kemo. Sampai sekarang pun saya merasa saya gak punya kanker. waktu periksa-periksa lagi, ada cek kanker, negatif, Allhamdulilah. Lalu ini mulai besok Senin saya mulai ngecek lagi. 1 bulan kan sudah. Obatnya kan harus habis. Cuma obatnya saya sekarang mahal banget.
217
Muncul perasaan stress ketika menjalani kemoterapi (Pngl.B)
Gejala kanker payudara yang muncul adalah berupa benjolan di payudara sebelah kanan bawah (GT)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
234. 235. 236. 237. 238. 239. 240. 241. 242. 243. 244. 245. 246. 247. 248. 249. 250. 251. 252. 253. 254. 255. 256. 257. 258. 259. 260. 261. 262. 263. 264. 265. 266. 267. 268. 269. 270. 271. 272. 273.
218
Mungkin saya sekarang masih pakai asuransi ya, obatnya sebulannya sekitar 3 jutaan. Nanti kalau saya pensiun, saya bilang dokternya, Dok, cari obat yang buatan dalam negeri tapi sama. Ya itu yang penting dicatat adalah dari dalam diri sendiri. Kalau kita merasa drop malah susah. Kalau kanker itu psikis, Mbak. Jadi kalau kanker, kitanya benar-benar merasakan kanker, malah nyebar kemana-mana. Jadi dari dalam. Aku memang, Mbak saya cerita ya. Kan kalau saya di radiologi, kan item semua, hitam, item semua, gosong. Sampai teman saya yang di pariwisata bilang, In koe koyo munyuk lho. Ben, aku munyuk, koe mbahne munyuk. Hahaha. Aku tuh ndablek. Apa yang membuat saya seperti ini, saya kemayu, saya senang berdandan. Hehehe. Jadi pie carane saya harus kelihatan sehat. Jadi orang itu gak nyangka kalau saya itu sakit. Cuma saya pakai topi, kenapa, rambutku belum keluar. Mungkin obatnya keras, kan ini saya kanker yang paling ganas. Itu keluar rambutnya kan tebel kalau pakai obat yang biasa. Saya kan yang keras, ini keluarnya cuma sedikitsedikit aja. Makanya saya pengen ganti obat ben rodo tebel. Kalau dari keluarga ada riwayat kena kanker ya, Bu? Ada. Ayah saya itu kanker hati.
RK : ada riwayat keluarga
Subjek memiliki riwayat
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
274. 275. 276. 277. 278. 279. 280. 281. 282. 283. 284. 285. 286. 287. 288. 289. 290. 291. 292. 293. 294. 295. 296. 297. 298. 299. 300. 301. 302. 303. 304. 305. 306. 307. 308. 309. 310. 311. 312. 313.
Kakak saya juga. Kakak kandung? Iya, kakak kandung. Kakak saya itu hepatoma. Tapi satu yang perlu dicatat, dari hati diri sendiri yang bisa ngobatin. Kalau enggak, udah nglokro dah. Yang namanya kanker itu cepet banget kok. Psikisnya drop langung cepet nyabar. Makanya jangan kelihatan kita sakit. Apalagi Mbaknya yang masih muda semangat lah, semangat. Saya sakit aja pinginnya bergaya kok. Saya gak mau kelihatan orang sakit. Saya pernah di Sardjito suruh pakai kursi roda, saya gak usah lah masih bisa jalan kok. Piye carane saya bisa jalan. Kan waktu kemo itu habis saya mbak, gundul. Kan rontok terus digundul. Itu suami saya yang nangis-nangis. Saya malah ketawa. Wes rasah ditangisi, memang ini udah konsekwensinya. Cuma, saya itu drop karena sakit. Sakit kemonya itu lho.
terkena kanker (Ayah dan kakak kandung)
Faktor pendukung yang utama adalah diri sendiri.
Berusaha untuk mandiri, tidak ingin orang lain mengetahui bahwa subjek sakit (Dm.O)
Suami sedih ketika rambut subjek rontok (Ds.E) Tidak sedih ketika rambut rontok (Dm.PD) Menyadari dan menerima konsekwensi dari kemoterapi (Dm.PD)
Waktu divonis kanker Ibu perasaannya gimana? Biasa-biasa saja. Karena saya sudah menduga gitu lho. Udah ada gennya.
Pngl.KD : merasa biasa saja karena memiliki gen kanker.
Jadi gak ada ngerasa syok? Ya, orang, mesti lah manusiawi mesti ada. Tapi syoknya kan tidak keterusan gitu lho. Tapi
Pngl.KD : syok, tetapi tidak berkepanjangan.
219
keluarga yang sakit kanker Ayah dan kakak kandung (RK)
Kesembuhan berasal dari dalam diri sendiri.
Memiliki usaha untuk tetap bisa melakukan aktivitas sendiri mandiri. Karena subjek tidak ingin terlihat sakit (Dm.O)
- Mendapatkan dukungan sosial dari suami (Pds.) - Suami merasaka kesedihan melihat kondisi subjek (Ds.E) - Adanya penerimaan diri secara positif tidak merasa sedih ketika mengalami kerontokan rambut; menyadari dan menerima setiap resiko dari pengobatan (Dm.PD)
Muncul perasaan netral ketika mendapatkan vonis kanker (Pngl.KD) Subjek memiliki gen pembawa kanker (RK)
Muncul reaksi terkejut ketika mendapat vonis kanker yang tidak berlangsung lama
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
314. 315. 316. 317. 318. 319. 320. 321. 322. 323. 324. 325. 326. 327. 328. 329. 330. 331. 332. 333. 334. 335. 336. 337. 338. 339. 340. 341. 342. 343. 344. 345. 346. 347. 348. 349. 350. 351. 352. 353.
pokoknya, apa ya, dari dalam, harus kita tabah lah. Kalau gak gitu, bablas sudah lah saya. Tapi sempat ada pengalaman kesedihan yang mendalam gitu gak bu? Gak. Saya ilangin itu. Positif thinking aja saya. Saya sudah percaya sama dokter, sudah. Gitu aja. Ada yang bilang pake ini, pake ini, pake ini. Udah. Kalau saya udah pakai obat medis, ya medis. Gak usah pake macemmacem. Obat yang non medis Ibu gak pakai? Saya sampai sekarang tidak makan pengawet. Seperti indomie, kornet, sarden saya suka dulu, sekarang enggak. Jadi pengobatan Ibu sekarang pengobatan medis aja ya? Medis. Tapi gak tau saya minggu depan mau nyoba daun sirsat direbus. Ya untuk menjaga. Tapi saya itu gak merasakan saya berat, gitu gak. Pokoknya ya saya percayakan hidup mati kan sudah ada yang ngatur. Saya kepengen sehat, gak ngerepotin orang. Terus, kalau Ibu sendiri ini sekarang memandang diri Ibu seperti apa? Ya biasa lah. Saya kan hobinya senengnya kan berdandan. Saya senengnya touring, dolan, ya
220
(Pngl.KD)
Dm.PD : tabah dalam menghadapi.
Memiliki ketabahan dalam menerima keadaan (DmPD)
Tidak ada pengalaman kesedihan mendalam (Pngl.KM)
Subjek merasa tidak mengalami keterpurukan selama sakit kanker payudara (Pngl.KM)
Memiliki pikiran yang positif (Dm.PD)
Subjek memiliki pola pikir yang positif terhadap kehidupannya (DmPD)
Mengurangi makan makanan yang dapat memicu kanker.
Menjaga kondisi tubuh dengan menjaga asupan makanan.
Akan mencoba mengkonsumsi air rebusan daun sirsat (Pbt.NM)
Pbt.NM : belum melakukan pengobatan yang non medis, tetapi akan segera mencoba
memiliki keinginan ingin sehat (Dm.TH) supaya tidak merepotkan orang lain (Dm.O)
Adanya keinginan untuk sehat (Dm.TH) Adanya keinginan untuk tidak merepotkan orang lain (Dm.O)
Merasa biasa saja dalam memandang diri sendiri (Dm.PD)
Adanya perasaan netral dalam memandang diri sendiri (Dm.PD)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
354. 355. 356. 357. 358. 359. 360. 361. 362. 363. 364. 365. 366. 367. 368. 369. 370. 371. 372. 373. 374. 375. 376. 377. 378. 379. 380. 381. 382. 383. 384. 385. 386. 387. 388. 389. 390. 391. 392. 393.
221
karena saya orang parwisata ya. Pernah merasa minder gitu gak, Bu? Gak lah. Percaya diri aku. Pribadi yang kuat aku itu. Wong saya itu pernah dibilang wah Ibu itu bener-bener luar biasa. Lha gimana lagi wong saya gak sakit. Diterima lah. Tapi gimana caranya kita menyikap itu. Memang benar-benar berat, berat bukan main, karena sakit kanker kok. Pengobatannya itu yang marai berat. Kemonya saya yang stress tuh. Buat saya itu stress, karena kalau ibu-ibu yang lainnya dikemo tenang aja. Kalau saya mesti ada dropnya gitu lho. Mual juga gak Bu waktu kemo? Gak begitu sih kalo mual. Bicara mengenai tujuan hidup, Ibu, tujuan hidup Ibu saat ini apa? Ya saya mengabdi. Istilahnya saya ini kan sudah cacat ya, kalau udah kanker kan sudah cacat. Iya to? Hehehe. Saya kadang-kadang sini sakit, tapi gak saya rasakan kok. Ya saya sih tujuannya ya mengabdi aja sama keluarga, saya menyelesaikan pekerjaan saya di kantor, ya pengabdian aja. Tapi kalau bisa, kalau saya masih bisa dipercaya ya saya masih pengen aktivitas. Saya gak merasa saya sakit kok. Saya gak pernah sakit.
Tidak merasa minder, percaya diri, merupakan pribadi yang kuat (Dm.PD)
Merasa tidak memiliki sakit (Dm.PD) Menerima keadaan (DmPD)
Kemoterapi merupakan pengobatan yang berat dan membuat stress (Pngl.B)
Tidak terlalu merasa mual ketika kemoterapi (Pngl.B)
Ada pandangan positif terhadap diri sendiri tidak minder, percaya diri, dan merupakan pribadi yang kuat (Dm.PD)
Adanya penerimaan keadaan apa adanya (Dm.PD)
Muncul perasaan stress ketika menjalani kemoterapi karena merasa berat dengan pengobatannya (Pngl.B)
Pengobatan kemoterapi yang dijalani subjek memberikan dampak negatif bagi tubuh subjek merasa agak mual (Pngl.B)
Tujuan hidup subjek ingin mengabdi (Dm.TH)
Tujuan hidup saat ini adalah mengabdi pada keluarga. Menyelesaikan setiap pekerjaan di kantor (Dm.TH) Tidak merasa kalau memiliki penyakit (Dm.PD)
Ada tujuan hidup yang dimiliki subjek saat ini ingin mengabdi pada keluarga dan menyelesaikan setiap pekerjaan di kantor (Dm.TH)
Adanya kekuatan fisik yang
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
394. 395. 396. 397. 398. 399. 400. 401. 402. 403. 404. 405. 406. 407. 408. 409. 410. 411. 412. 413. 414. 415. 416. 417. 418. 419. 420. 421. 422. 423. 424. 425. 426. 427. 428. 429. 430. 431. 432. 433.
Tetap saya masih kuat kok. Tujuan hidup yang ibu punya ini, apakah dari dulu seperti ini? Iya. Sebelum sakit pun ya itu gini. Ada perubahan gak sih Bu? Ya ada perubahan sih sedikit. Saya kan dulu meledak-ledak, Mbak. Sekarang sudah lebih santai. Ya karena tambah usia juga ya Mbak ya. Dulu tuh, wah.. Tapi ya gak emosional banget, enggak. Terus saya dari dulu juga cepet kenal sama orang. Terus kalau sekarang tuh galau juga ya. Saya itu kan pengen punya kegiatan lain. Saya kan sekarang ini sibuk di kantor, tapi saya kan mau pensiun. Mungkin ke depannya tuh piye. Mungkin bukan karena materi, tapi pengen punya kegiatan sehari-hari, kan mesti perlu adaptasi. Biasanya ada yang bikin tas, jualan, ya to, saya pikir itu. Jadi pokoknya saya kepengen punya kegiatan. Usaha. Apalah, ya untuk kegiatan. Jadi apakah ada perubahan tentang tujuan hidup Ibu? Gak ya. Dari dulu, sampe saya sakit, sekarang, ya itu. Apa sih yang membuat tidak ada perubahan tujuan hidup itu apa, Bu? Gimana ya, ya, sekarang saya
Masih memiliki kekuatan fisik (Dm.PD)
Tujuan hidup yang dimiliki subjek dimiliki sejak sebelum terkena kanker (Dm.TH)
222
dimiliki subjek (Dm.PD)
Tidak adanya perubahan tujuan hidup yang dimiliki subjek sejak sebelum sakit sampai saat ini (Dm.TH)
Ingin memiliki usaha untuk mengisi masa pensiun (Dm.TH)
Adanya keinginan memiliki usaha baru untuk mengisi masa pensiun (Dm.TH; Dm.PG.D)
Tujuan hidup yang dimiliki subjek dimiliki sejak sebelum terkena kanker (Dm.TH)
Tidak adanya perubahan tujuan hidup antara sebelum dan setelah kanker (Dm.TH)
Tidak merasakan rasa sakit
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
434. 435. 436. 437. 438. 439. 440. 441. 442. 443. 444. 445. 446. 447. 448. 449. 450. 451. 452. 453. 454. 455. 456. 457. 458. 459. 460. 461. 462. 463. 464. 465. 466. 467. 468. 469. 470. 471. 472. 473.
sakit, tapi saya gak ngerasa saya sakit. Saya sehat lah. Kalo udah kanker terus aku nglokro lah, gak mau yang gimana-gimana, gak, saya pengennya malah sibuk. Terus kalau menurut Ibu sendiri, orang dengan kanker payudara itu apakah mereka itu mampu untuk mengembangkan diri lebih lagi? Bisa saya rasa. Kenapa Bu? Ya kalau sudah tervonis itu ya, mengembangkan maksudnya potensi yang ada, bisa. Gak terlalu lebay banget. Bisa lah. Sekarang saya kalau ketemu teman-teman saya yang seperti saya, ayo kita reunion, apalagi kalau untuk usaha, pasti bisa. Kemudian kalau Ibu sendiri merasa bisa dan mampu untuk mengembangkan diri? Bisa. Saya bisa. Wong saya gak merasa sakit. Hehehe. Ada gak sih, Bu ketika Ibu sakit kanker ini, Ibu merasa lebih berkembang? Ya mungkin berkembang karena saya kerja ya. Tapi saya mungkin belum terlalu bisa mengembangkan diri saja karena kan kerja sudah ada aturannya. Tapi tetep kalau berkembang ya saya pengennya ya berkembang.
223
yang dimilikinya (Dm.PD) Merasa kalau fisiknya sehat. Memiliki keinginan untuk tidak larut dalam kesedihan (Dm.PD) Memiliki keinginan untuk tetap berkegiatan (Dm.PL)
Ada reaksi positif terhadap diri sendiri ada keinginan untuk tidak larut dalam kesedihan (Dm.PD) Adanya keinginan untuk beraktivitas (Dm.PL)
Orang dengan kanker payudara bisa mengembangkan diri (Dm.Pg.D)
Memiliki pendapat bahwa orang dengan kanker payudara bisa mengembangakan diri (Dm.Pg.D)
Orang dengan kanker payudara bisa mengembangkan diri sesuai segala potensi yang ada dalam diri masing-masing (Dm.Pg.D) Jangan terlalu melebihlebihkan keadaan (Dm.PD)
Perkembangan diri disesuaikan dengan potensi yang ada dari masingmasing (Dm.PG.D)
Memiliki kemampuan untuk mengembangkan diri karena tidak merasakan sakit yang ada (Dm.Pg.D)
Adanya kemampuan untuk mengembangkan diri karena tidak merasakan adanya rasa sakit (Dm.PG.D)
Merasa diri sendiri belum terlalu mampu mengalami perkembangan Memiliki pekerjaan yang menghambatnya untuk berkembang (Dm.Pg.D)
Ada reaksi positif terhadap diri sendiri tidak melebih-lebihkan keadaan (Dm.PD)
Untuk saat ini merasa belum mengalami perkembangan karena pekerjaan (Dm.Pg.D)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
474. 475. 476. 477. 478. 479. 480. 481. 482. 483. 484. 485. 486. 487. 488. 489. 490. 491. 492. 493. 494. 495. 496. 497. 498. 499. 500. 501. 502. 503. 504. 505. 506. 507. 508. 509. 510. 511. 512. 513.
Kalau hidup itu kan, saya kalau berdoa ya setiap saat saya memohon diberikan manfaat hidup di sisa hidup saya. positif Memiliki pikiran positif thinking lah, Mbak. Cuma itu tadi (Dm.PD) ya yang saya lagi galau itu, kegiatan saya nanti setelah pensiun. Makanya saya ini, bukabuka internet, cari-cari buku. Nah itu bisa mengembangkan diri saya juga to. Terus, kegiatan sehari-hari Ibu ini di kantor ya, Bu? Di kantor lah. Dari pagi jam setengah delapan sampai jam empat. Kadang-kadang sampai jam enam.
Kegiatan sehari-hari bekerja di kantor
224
Adanya pikiran yang positif (Dm.PD)
Memiliki kegiatan utama bekerja di kantor
Kegiatan lain ada gak, Bu? Misalnya? Arisan atau apa gitu? Ya kalau sosial ya mesti ikut ya. Tapi kalau saya bukannya masalah apa-apa. Tapi kadang capek, pulang kantor kan capek. Tapi kan saya hidup tidak sendiri, jadi ikut kegiatan sosial. Ada 2, Mbak, di rumah sini, sama rumah sana. Itu gimana Bu mengaturnya? Arisannya kan sebulan sekali. Kalo dua ya sebulan 2 kali. Jadi ya gak gimana-gimana ngaturnya. Jadi Ibu gak merasa kerepotan ya, Bu? Enggak.
Mengikuti kegiatan sosial (Dm.PL; Dm.RP)
Memiliki kegiatan sosial arisan di 2 lokasi (Dm.RL)
Mengikuti kegiatan arisan di 2 tempat Tidak merasa kesulitan mengatur kegiatannya (Dm.PL)
Tidak merasa direpotkan oleh kegiatan (Dm.PL)
Tidak adanya kesulitan dalam mengatur aktivitas sehari-hari (Dm.PL)
Tidak merasa kerepotan dalam berkegiatan (Dm.PL)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
514. 515. 516. 517. 518. 519. 520. 521. 522. 523. 524. 525. 526. 527. 528. 529. 530. 531. 532. 533. 534. 535. 536. 537. 538. 539. 540. 541. 542. 543. 544. 545. 546. 547. 548. 549. 550. 551. 552. 553.
Kalau untuk pekerjaan di rumah, Ibu gimana cara mengaturnya, dengan kegiatan Ibu di kantor yang dari pagi sampai sore? Ya, saya dengan suami saya sudah komitmen ya, jadi gak masalah ketika suami saya pergi sampe malam, atau saya yang keluar sampai malam ya. Jadi ya sudah, gak ada masalah. Kemudian, untuk pekerjaan rumah, ada pembagian tugas gak, Bu? Karena saya tinggal sama anak saya ya, saya gak ngapa-ngapain. Hehehe. Namanya anak, pasti bantu orang tua. Otomatis itu. Sama saya dari dulu pake pembantu. Jadi saya masih sering pergi, refreshing sama suami saya. Ke Ambarukmo, Malioboro, cari-cari baju atau apa gitu lah. Nah, ketika ibu kemoterapi, itu gimana cara mengaturnya dengan kondisi Ibu yang ngedrop? Pas kemo gak ngapa-ngapain. Saya gak masuk kantor 4 bulan. Soalnya masuk kantor gak bisa. Malah gak bisa kerja. Dari kantor juga gakpapa, sudah tau keadaan saya. Kita hidup lagi saja sudah Allhamdulilah. Saya anggap hidup saya ini hidup kedua ya, Mbak. Allhamdulilah.
Sudah ada komitmen dengan suami tentang kegiatan masing-masing tidak menimbulkan masalah yang disebabkan oleh kesibukan (Dm.PL)
Kegitan sehari-hari dibantu anak (Ds.Inst.) Menggunakan jasa asisten rumah tangga untuk mengerjakan pekerjaan rumah (Dm.PL) Masih melakukan aktivitas yang menjadi hobinya (Dm.PL)
Tidak bisa beraktivitas dan tidak bekerja selama 4 bulan ketika kemoterapi (Pngl.B) Berusaha untuk tetap ke kantor (Dm.PL) Teman kantor memahami kondisi subjek (Ds.E)
225
Memiliki komitmen dengan suami mengenai kesibukan masing-masing sehingga tidak menimbulkan masalah (Dm.PL)
Kegiatan sehari-hari dibantu oleh anak dan menggunakan jasa asisten rumah tangga (Dm.PL)
Adanya kesempatan untuk melakukan hobinya deselasela kegiatan (Dm.PL)
Menghentikan aktivitas dan pekerjaan selama beberapa waktu dikarenakan kemoterapi (Pngl.B)
Adanya usaha untuk tetap beraktivitas (Dm.PL) Mendapat dukungan dari teman kantor (PDs.) adanya perasaan memahami kondisi subjek (Ds.E)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
554. 555. 556. 557. 558. 559. 560. 561. 562. 563. 564. 565. 566. 567. 568. 569. 570. 571. 572. 573. 574. 575. 576. 577. 578. 579. 580. 581. 582. 583. 584. 585. 586. 587. 588. 589. 590. 591. 592. 593.
Untuk keputusan sehari-hari, biasanya Ibu terbiasa untuk mengambil keputusan sendiri atau minta pertimbangan orang lain? Suami saya. Ya bagaimanapun juga kan Imamnya kan suami. Dalam segala hal atau hal-hal tertentu saja? Kalau urusan kantor kan saya sendiri. Kalau untuk rumah, keluarga, ya diskusi. Misalnya mau ganti mobil ya, kita diskusi, minta pertimbangan suami juga. Kalau dulu waktu pengambilan keputusan untuk pengobatan kanker itu diskusi sama suami juga kah? Saya gak diskusi, gak apa. Sudah otomatis. Karena saya yang jalani, saya siapnya kapan. Tapi dokter juga mempengaruhi, kayak Dokter kan sok kenal sok dekat to, jadi itu juga mempengaruhi dalam keputusan kita berobat. Jadi Ibu gak ada diskusi sama suami waktu itu, langsung keputusan di tangan Ibu? Iya. Suami saya ya manut. Lha hanya itu kok pengobatannya, operasi aja to. Kalau gak dioperasi, katanya ada yang gak dioperasi pakai obat sarang semut, atau apa lah, saya gak percaya. Ya mungkin yang
226
Subjek meminta pertimbangan kepada suami ketika akan mengambil keputusan (Dm.O) Dm.O : Mengambil keputusan sendiri dalam hal pekerjaan. Mengambil keputusan dengan berdiskusi dalam hal kepentingan keluarga.
Dm.O : - Meminta pertimbangan suami ketika mengambil keputusan yang berhubungan dengan keluarga. - Memutuskan sendiri dala hal pekerjaan dan keputusan pengobatan.
Pengambilan keputusan berobat : tidak mendiskusikan dengan suami karena semua tergantung kesiapan subjek (Dm.O)
Suami menerima keputusan yang diambil subjek (Ds.P)
Adanya dukungan penerimaan dari suami menerima keputusan subjek (Ds.P)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
594. 595. 596. 597. 598. 599. 601. 602. 603. 604. 605. 606. 607. 608. 609. 610. 611. 612. 613. 614. 615. 616. 617. 618. 619. 620. 621. 622. 623. 624. 625. 626. 627. 628. 629. 630. 631. 632. 633. 634.
namanya herbal kan lama. Aku gak kepengen itu. Ya langsung diatasi lah, ini kan ganas banget. Lha katanya udah dioperasi aja masih bisa muncul lagi. Tapi saya tetap berdoa, supaya tidak muncul lagi. Ya menjaga makanan juga ya. Sama hindari Menghindari pemicu stress stress. Saya tak gawe enteng kok, dan menjalani dengan Mbak. ringan (Dm.PD) Kemudian, kalau hubungan Ibu dengan suami ada perbedaan gak Bu? Enggak. Suami saya baik, perhatian. Gak percaya tanya suami saya tuh, ada di dalem. Hehehe. Sama anak-anak juga ya, Bu? Iya. Ada hubungan yang tambah dekat gak sih, Bu? Ya, kalau suami saya itu gimana ya. Saya itu tau dia itu sedih, sebenarnya perhatian, tapi dia tidak menunjukkan itu. Tapi saya bisa merasakan perhatianperhatian itu. Tapi kadang ketika saya kemo, dia malah kerja. Yang lainnya pada ditungguin suaminya, saya gak. Tak suruh ke kantor. Mengko jam semene aku dipethuk. Hehehe. Kalau hubungan Ibu dengan masyarakat di sini bagaimana, Bu? Ya biasa. Biasa aja. Baik.
227
Menjauhkan diri dari stressor dan menjalani kehidupan dengan ringan (Dm.PD)
Ada hubungan baik dengan suami (Dm.RP) Suami memberikan perhatian (Ds.E)
Adanya relasi positif dengan suami (Dm.RP) Mendapatkan dukungan berupan perhatian dari suami (Ds.E)
Ada hubungan yang baik dengan anak-anak (Dm.RP)
Adanya relasi positif dengan anak-anak (Dm.RP)
Suami tidak menunjukkan perhatiannya kepada subjek, tetapi subjek bisa merasakan perhatian dari suaminya.
Ada hubungan baik dengan
Bentuk perhatian yang diberikan suami, diberikan secara tidak langsung, tetapi subjek bisa merasakannya (SPDs.)
Adanya relasi positif dengan masyarakat
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
635. 636. 637. 638. 639. 640. 641. 642. 643. 644. 645. 646. 647. 648. 649. 650. 651. 652. 653. 654. 655. 656. 657. 658. 659. 660. 661. 662. 663. 664. 665. 666. 667. 668. 669. 670. 671. 672. 673. 674.
228
masyarakat (Dm.RP)
(Dm.RP)
Masyarakat menjenguk subjek (Ds.E)
Mendapatkan dukungan emosional dari masyarakat dijenguk ketika sakit (Ds.E)
Ada hubungan yang baik dengan teman kantor (Dm.RP)
Adanya relasi positif dengan teman kantor (Dm.RP)
Masyarakat di sini tau Ibu kena kanker? Iya. Tau. Pada waktu mereka tau, gimana reaksi mereka? Ya pada ke sini. Nengokin. Teman-teman kantor juga ya, Bu? Iya lah. Pada baik-baik. Tergantung kita gimana membawa diri. Ibu selama sakit ini sering dapat dukungan atau bantuan? Iya. Dari siapa aja bu ? Banyak ya. Temen-temen, saudara saya, tetangga, ya anak, suami, semua mbak. Banyak. Dukungan yang selama ini sudah Ibu terima apa saja, Bu? Yo selama ini kalau saya berobat saya bersama suami. Menerima saya lah dengan istilah e udah cacat gini ya. Kalau anak-anak gimana bu? Ya tetep menerima, kasih support ya. Tapi mereka itu gak menganggap saya sakit, mereka menganggap saya sudah sembuh. Dari masyarakat juga sering kasih dukungan gitu, Bu? Ya, menanyakan gimana, Bu,
Sering mendapatkan dukungan sosial.
Mendapatkan dukungan sosial
Mendapat dukungan sosial dari teman, saudara, tetangga, anak, dan suami (PDs.) JDs. - Mengantar berobat (Ds.Inst.) suami, Suami mengantar berobat anak (Ds.Inst.) dan menerima - Menerima apa apa danya (Ds.P) adanya (Ds.P suami & anak - Memberikan semangat (Ds.E) anak - Menganggap tidak Anak-anak menerima apa sakit (Ds.P) anak adanya (Ds.P), memberikan Menanyakan kondisi support (Ds.E), dan (Ds.E) tetangga menganggap subjek tidak sakit (Ds.P)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
675. 676. 677. 678. 679. 680. 681. 682. 683. 684. 685. 686. 687. 688. 689. 690. 691. 692. 693. 694. 695. 696. 697. 698. 699. 700. 701. 702. 703. 704. 705. 706. 707. 708. 709. 710. 711. 712. 713. 714.
sehat, Bu, ya gitu-gitu. Terus, kalau diantara orangorang tersebut, siapa sih yang memberikan dukungan yang paling berpengaruh untuk Ibu? Ya suami saya. Dia juga selalu membesarkan hati saya juga kok. Tapi yang penting dari diri kita, Mbak. Dukungan gedhenya kayak apa, kalau kitanya gak tegar ya percuma, itu tuh kaitannya dengan psikis. Saya itu sakit bukan karena kanker tapi karena kemo. Ternyata temanteman di sana juga iya. Memberikan dukungan ke Ibu dengan cara seperti apa, Bu? Ya, misalnya ngingetin obatnya, jangan lupa makan. Berarti bentuk perhatianperhatian langsung ya, Bu? Iya. Wong saya gak merasakan berat banget kok, mbak. Pernah ada pengalaman tidak di dukung gak, Bu? Gak ya, dan saya tidak akan merasakan itu. Saya mikir positif aja. Saya gak negatif njuk woo aku sakit gak didukung. Enggak. Saya gak seperti itu. Itu mungkin yang bikin saya cepet pulih. Mikir positif. Saya juga merasa tidak sendiri. Apalagi saya melihat di klinik sana, karena yang penyakitnya lebih parah itu lebih banyak.
229
Masyarakat menanyakan kondisi subjek (Ds.E)
Pemberi dukungan terbesar : suami (PDs.) Suami membesarkan hati subjek (Ds.E) Faktor utama adalah kondisi diri sendiri. Dukungan tanpa ketegaran dari dalam diri itu percuma (Dm.PD)
Dukungan yang diberikan : mengingatkan minum obat, mengingatkan untuk tidak lupa makan (Ds.Inst.)
Memberikan dukungan secara langsung (SPDs.) Tidak merasakan ada beban (Pngrh.Ds.)
Dukungan yang berpengaruh berasal dari suami (PDs.) Mendapat dukungan dari suami (PDs.) Mendapat dukungan untuk membesarkan hati (Ds.E)
Memiliki ketegaran (Dm.PD)
SPDs. : Dukungan diberikan secara langsung mengingatkan minum obat, mengingatkan untuk makan (Ds.Inst.)
SPDs. : Dukungan diberikan secara langsung Tidak merasakan beban setelah mendapat dukungan sosial (Pngrh.Ds.)
Tidak ada pengalaman tidak didukung (PTD) Selalu berpikir positif (Dm.PD)
Tidak memiliki pengalaman tidak didukung (PTD) karena selalu memiliki pikiran yang positif
Dukungan sosial mempercepat pemulihan, selalu berpikir positif, dan merasa tidak sendiri (Pngrh.Ds.)
Pengaruh dari dukungan sosial adalah mempercepat pemulihan, selalu berpikir positif, dan adanya perasaan tidak sendiri (Pngrh.Ds.)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
715. 716. 717. 718. 719. 720. 721. 722. 723. 724.
Apa sih bu, dampak dari dukungan yang Ibu terima? Sehat. Saya jadi tambah sehat. Saya gak kepengen suami saya sedih karena saya sakit. Saya pengennya dimata mereka saya itu sehat. Supaya mereka tidak sedih. Jadinya bikin saya tambah semangat lah. Hehe. Gitu.
Dukungan sosial membuat subjek menjadi sehat (Pngrh.Ds.) Subjek tidak ingin melihat suaminya sedih karena sakitnya subjek (Dm.TH)
230
Pengaruh dari dukungan sosial adalah memulihkan kesehatan (Pngrh.Ds.) Adanya tujuan ingin sehat karena tidak ingin melihat suaminya sedih (Dm.TH)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
231
Lampiran 8.
Transkrip Verbatim Wawancara dan Analisis Data Subjek 5 (Ibu R)
BARIS 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. 31. 32. 33. 34.
VERBATIM Gimana sih Bu, awal mula Ibu dinyatakan kanker payudara? Ketahuannya itu, pokoknya tautau di kanan sini ada benjolan semacam bisul, terus saya ini seminggu kok gak mecah-mecah, tapi kok kayak ada seperti buah salak di dalamnya itu lho. Ya memang keluar nanahnya, keluar darahnya. Lha lama-lama karena tidak tahan, tapi bukan saya yang tidak tahan ya, tapi anak-anak saya bilang, kalau dipeluk itu mesti bilang, ibu ki bau. Padahal itu barusan saya ganti perban itu. Tak pikir ini kok, tidak merasakan sakit, gak merasakan apa-apa, tapi lama-lama kok nyebelin ya. Akhirnya saya langsung ke yayasan Kucala. Saya langsung periksa ke sana. Kemudian dalam waktu proses gak sampai 10 hari, seminggu paling marathon saya di biopsy hampir 4 kali kalau gak salah. 3 sampai 4 kali dan itu menandakan tidak ada gejala kanker sama sekali. Tapi dokternya tetap curiga. Waktu itu dokternya kan perempuan. Terus curiga dia mengatakan ini kanker, mau gak kalau di biopsy 1 kali lagi tapi di patologi anatomi UGM. Terus saya berpikir, ya sudah gakpapa.
KODING AWAL
Muncul benjolan semacam bisul pada payudara sebelah kanan (GT) Benjolan tidak memecah dan di dalam benjolan terdapat isi seperti buah salah (GT) Dari benjolan tersebut keluar nanah dan darah (GT)
ANALISIS
Gejala yang teramati berupa benjolan pada payudara sebelah kanan, bernanah, berdarah, berbau, tidak ada rasa sakit (GT)
Benjolan berbau (GT)
Tidak ada rasa sakit (GT)
3-4 kali biopsy tidak menunjukkan gejala kanker (GT)
Pada awalnya tidak terdeteksi sebagai gejala kanker (GT)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
35. 36. 37. 38. 39. 40. 41. 42. 43. 44. 45. 46. 47. 48. 49. 50. 51. 52. 53. 54. 55. 56. 57. 58. 59. 60. 61. 62. 63. 64. 65. 66. 67. 68. 69. 70. 71. 72. 73. 74.
Tapi ini kira-kira bisul atau apa, Dok? Pokoknya curiga ini kanker. Ya kalau kanker kan ini masalah biaya. Saya memang masalah biaya saya memang berat. Karena pasti nggak murah. Untungnya dokternya cewek, jadi kita bisa cerita, anak saya masih kecil-kecil, saya gak mungkin untuk di rumah sakit dalam waktu lama. Saya gak punya pembantu, tidak punya keluarga yang bisa dititipkan dan lain sebagainya, saya gak punya tetangga karena kan semua jadi kantor kan di sini. Jadi saya gak punya tetangga, kalaupun ada kan tetangganya jualan, gak mungkin kan saya merepotkan. Terus dokternya bilang, pokoknya ini dalam waktu cepat atau lambat harus diambil. Saya yo gak berpikir lama, pokoknya, yowes pokoknya sek penting penyakitnya itu selesai gitu lho. Terus saya bilang kan, tapi ini gak sakit sama sekali, ini pasti bisul biasa. Terus loh, kalau sakit, kalau pakai baju sakit, kalau pakai daleman sakit, justru itu malah cuma hormonal, jadi cuma di atas cuma dipermukaan. Takutnya nanti yang ini kemanamana, tau-tau “brek”. Waduh, ya udah pokoknya menyetujui hasilnya nanti mau diambil bisulnya aja atau nanti diambil semua ya uwes nanti. Terakhir kita janjian kalau gak salah itu, kan saya seminggu marathon, kalau gak salah Sabtu, pokoknya
Tidak berpikir lama ketika mengambil keputusan tentang pengobatan (Dm.O)
232
Langsung mengambil keputusan mengenai pengobatan (Dm.O)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
75. 76. 77. 78. 79. 80. 81. 82. 83. 84. 85. 86. 87. 88. 89. 90. 91. 92. 93. 94. 95. 96. 97. 98. 99. 100. 101. 102. 103. 104. 105. 106. 107. 108. 109. 110. 111. 112. 113. 114.
saya konsultasi terakhir sekalian diberi surat rujukan ke rumah sakit. Itu kan kebetulan dokternya praktek di 3 tempat ya, Solo, Sardjito, dan Ludira. Dari sekian rumah sakit itu, mana yang paling murah sampai ke terakhir karena saya tidak punya Jamkesda, Jamkesmas, gitu, jadi memang gak punya apa-apa. Oh paling murah di Ludira, jadi saya dirujuk ke Ludira. Jadi semua sudah dibuat surat rujukan semua. Terakhir itu, sekitar Sabtu, Senin untuk ke patologi anatomi UGM itu. Memang ini benjolannya di atas puting, pertamanya kecil itu paling gak ada separo kuku, tapi dalam waktu seminggu itu langsung lebar dan kanan kiri itu menghitam gitu. Memang cepet banget itu. Lama-lama kok gak nutup, malah semakin membuka. Sementara saya gak punya diabetes, kalau darah tinggi saya punya. Ini hampir setahun. Pokoknya saya di rumah sakit 5 hari. Tapi saya memang menunggu saat liburan anak. Kalaupun serepot-repotnya saya, kan libur gitu lho anak-anak. Kalau mau libur kan gakpapa. Seminggu sebelum kenaikan itu. Saya ingat, saya sempat nulis surat buat anak-anak. Kan masih kecil-kecil to. Tak bikinin surat pokoknya jangan nakal, jangan rewel kalau ibu di rumah sakit. Gak usah cari ibu, ibu pasti balik lagi. Kan saya ikut jadi komite di
GT : Benjolan terletak di atas puting. Pada awalnya berukuran kecil dan membesar serta menghitam dalam waktu 1 minggu. Benjolan semakin membuka (GT)
233
Gejala yang dirasakan benjolan di atas puting. Benjolan membuka, membesar dan menghitam dalam waktu 1 minggu (GT)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
115. 116. 117. 118. 119. 120. 121. 122. 123. 124. 125. 126. 127. 128. 129. 130. 131. 132. 133. 134. 135. 136. 137. 138. 139. 140. 141. 142. 143. 144. 145. 146. 147. 148. 149. 150. 151. 152. 153. 154.
sekolahnya anak-anak. Jadi ya lumayan dukungan dari guruguru, ya lewat sms itu banyak. Pokoknya cepet sembuh, gitu. Saya biasanya antar-jemput, terus sama sekali gak antar-jemput anak-anak, gitu. Gejala yang ibu rasain itu cuma benjolan? Gak ada gejala lain? Ya cuma benjolan itu pun gak sakit. Sama sekali gak sakit. Cuma, keluar nanah, keluar darah, jadi pertamanya air, lamalama ada nanahnya, ada darahnya, terus bau. Sebenernya yang bikin gak betah itu berbau. Jadi misalnya mau pake rexona atau apa gitu ya kalah. Jadi kan tak kasih perban, ya tak kasih revanol, kan ya cuma itu obatnya. Tapi ya gak ada rasa panas, gak ada rasa apa-apa. Gak demam juga. Ya itu terus hari Senin saya bilang sama suami saya, Pak ini besok pokoknya kita harus bagibagi tugasnya seperti ini. Nanti suami saya antar jemput anak, saya ke rumah sakit sendiri. Tapi ternyata sampai sana kok waduh serem yaa.. hehehe. Kan banyak contoh-contoh yang sudah di air keras itu kan. Ada janin yang gak jadi, ada bayi kembar meninggalnya di kandungan, bermacam-macam kanker, ada kanker kolon, kanker kelamin, kanker wes macem-macem ngono, mbak. Komplit. Terus
Guru-guru (PDs.) memberikan dukungan semangat (Ds.E) melalui sms (SPDs.) Semenjak sakit sudah tidak antar-jemput anak sekolah (Dm.PL)
234
Mendapat dukungan dari guru-guru sekolah (PDs.) Memberikan dukungan melalui sms (SPDs.) Dukungan berupa semangat supaya lekas sembuh (Ds.E) Mengurangi salah satu kegiatan rutinitas (Dm.PL)
Benjolan yang tidak terasa sakit, keluar nanah, darah, dan berbau (GT) Gejala yang dirasakan adalah munculnya benjolan yang tidak terasa sakit, dan tanpa demam. Benjolan tersebut bernanah, berdarah, dan berbau (GT) Tidak terasa panas, tidak terasa deman (GT)
Berbagi tugas dengan suami (Dm.PL)
Adanya pembagian tugas dengan suami (Dm.PL)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
155. 156. 157. 158. 159. 160. 161. 162. 163. 164. 165. 166. 167. 168. 169. 170. 171. 172. 173. 174. 175. 176. 177. 178. 179. 180. 181. 182. 183. 184. 185. 186. 187. 188. 189. 190. 191. 192. 193. 194.
sampai sana saya masuk, dicek darahnya dibiopsy itu. Dulu waktu di bopsi di klinik darahnya kotor item-item gitu lho mbak. Tapi begitu di anatomi patologi UGM itu bagus. Seger ngono kae darah e. Modelnya kan pake yang suntikan manual, jadi pake yang model kaca, terus suntikannya cuma jarumnya aja yang diganti. Itu habis pengambilan masih disuruh nunggu 1 jam. Terus dokternya keluar lagi, bilang gini, Bu, ini nanti kalau tidak mencukupi, nanti sekali lagi ya bu, ambil darahnya. Waduh, 30 cc lagi. Waduh. Saya gitu. Tapi ya udah gakpapa. Mudah-mudahan cukup untuk melihat jaringannya itu rusak apa gak. Sudah 1 jam lebih, dokternya panggil saya lagi, ternyata cukup. Wah, untung lah. Sudah selesai, ambil hasilnya, pulang. Ya sudah saya juga sudah janjian sama dokternya kan, jadi saya pulang cuma ambil ganti. Suami saya kan soale ngurusi anak-anak saya. Saya beres-beres, waktu itu ada kakak saya yang dari Jakarta. Saya cuma bilang, aku arep neng rumah sakit. Lha koe numpak opo? Kakak saya tanya gitu. Aku numpak taksi wae. Yawes tak terke wae. Akhirnya saya diantar kakak saya ke Ludira. Jam 12 saya masuk, masih bisa ngobrol-ngobrol. Ada kakak saya juga kan dan ternyata mau datang mau bantu sampai
Diantar kakak kandung ke rumah sakit (Ds.Inst.) Kakak kandung datang dan membantu urusan rumah sakit dan menjaga anak
235
Mendapat dukungan dari kakak kandung (PDs.) Mendapat dukungan berupa bantuan transportasi ke rumah sakit, membantu urusan rumah sakit dan menjaga
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
195. 196. 197. 198. 199. 200. 201. 202. 203. 204. 205. 206. 207. 208. 209. 210. 211. 212. 213. 214. 215. 216. 217. 218. 219. 220. 221. 222. 223. 224. 225. 226. 227. 228. 229. 230. 231. 232. 233. 234.
ngurusi anak-anak dan lain sebagainya. Terus jam 4 itu disuruh puasa dan ternyata saya ngedrop. Tensi saya naik, disuruh nurunin. Pokoknya berusaha untuk menurunkan tensi. Terus jam setengah 5 diperiksa Hb, Hb saya drop cuma 4. Biasanya kan sampai 12, belum pernah saya mengalami sampai 4. Oh pantesan kok aku rasane kok koyo melayang-layang. Hahaha.. Saya suruh tranfusi darah 2 kantong. Jadi rencana jam 7 operasi, mundur sampai jam 9. Soalnya nunggu tranfusi darah. Saya juga gak ada komplikasi, gak ada apa, bagus. Saya diberitahu kalau diangakat semua yang waktu di meja operasi. Tapi memang sudah ada perjanjian, ini kecil atau gak, pokoknya diangkat. Sudah, setelah selesai, melewati masa kritis 2-3 hari, ya sudah, selesai. Pulang ke rumah. Ya memang sih kelemahannya jadi banyak. Saya juga baru setahun ini pemulihan. Jadi begitu operasi itu, sampai sekitar Januari saya baru mulai aktivitas lagi. Untungnya CIMB itu sabar. Mereka nungguin. Padahal saya juga bukan siapa-siapa. Mereka urunan uang, saya terharu. Mereka hanya pembeli dagangan saya. Saya hanya di situ pun gak tak tungguin, wong kantin kejujuran kok. Gitu aja. Udah berapa lama sih bu
236
subjek (D.Inst.)
anak-anak (Ds.Inst.)
Mengalami banyak kelemahan, 6 bulan setelah operasi tidak melakukan aktivitas (Pngl.B)
Pengobatan yang dijalani subjek memberikan dampak negatif bagi tubuh subjek tubuh menjadi lemah dan tidak melakukan aktivitas selama 6 bulan (Pngl.B)
Pelanggan sabar menunggu subjek sampai bisa beraktivitas (Ds.P) Mendapat bantuan biaya (Ds.Inst.) dari pelanggan (PDs.)
Mendapat dukungan sosial dari pelanggan (PDs.) Mendapat dukungan berupa bantuan biaya (Ds.Inst.) dan pelanggan sabar menanti subjek sembuh (Ds.P)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
235. 236. 237. 238. 239. 240. 241. 242. 243. 244. 245. 246. 247. 248. 249. 250. 251. 252. 253. 254. 255. 256. 257. 258. 259. 260. 261. 262. 263. 264. 265. 266. 267. 268. 269. 270. 271. 272. 273. 274.
sakitnya? Kalau kata dokternya, mungkin inkubasinya lama, sekitar 2-3 tahun. Tapi kalau ketahuannya ya baru setahun ini. Juli 2012 kemarin kok mbak. Kalau dari keluarga ada yang pernah kanker gak bu? Nah, ternyata kan ya itu, kakak saya yang punya toko ini, tapi dia belum sampai kanker, masih tumor kecil, dia sudah diangkat. Makane saya itu heran, saya itu jarang makan ayam, saya gak suka daging, ya kebanyakan saya suka sayuran, tempe, tahu, tapi kok kena kanker ini. Ternyata ya itu, dari kakak saya itu. Dulu waktu divonis kanker itu, perasaan ibu gimana sih bu? Saya gak mikir kemana-mana ya mbak. Sek penting, masalah ini selesai, saya bisa melanjutkan tugas saya sebagai seorang ibu rumah tangga. Gak mikir terus duh aku kok kanker, sampe gini, sampe gini, malah yang nangis malah temen-temen saya. Kan dikabari sama suami saya kalau saya operasi. Jadi saya memang gak bilang sama siapa-siapa. Saya itu nrimo. Apapun yang terjadi ya terjadi, setelah itu pasti akan selesai. Jadi itu pemicu yang bikin cepet pulih. Kalau harus digelani ki arep nggo opo. Gak ada manfaatnya kan. Sampai temen-temen saya itu nangis,
Mengalami inkubasi kanker selama 2-3 tahun. Menderita kanker sejak bulan Juli 2012 1 tahun (LS)
Kakak kandung terkena tumor (RK)
Tidak berpikiran buruk ketika divonis (Pngl.KD)
237
Sakit kanker sudah 1 tahun (LS)
Subjek memiliki riwayat keluarga yang sakit tumor kakak kandung (RK)
Adanya pikiran positif ketika mendapat vonis kanker (Pngl.KD)
Punya kenginan bisa melanjutkan tugas sebagai ibu rumah tangga dengan baik (Dm.TH)
Adanya tujuan hidup yang ingin dicapai melanjutkan tugas sebagai ibu rumah tangga dengan baik (Dm.TH)
Teman-teman menangis ikut merasakan penderitaan (Ds.E)
Adanya empati dari teman-teman (Ds.E)
Menerima apapun yang terjadi dalam hidup. Meyakini sesuatu yang terjadi pasti akan berakhir (Dm.PD)
Adanya penerimaan diri secara positif menerima apapun yang terjadi dalam hidup, percaya akan kehendak Tuhan (Dm.PD)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
275. 276. 277. 278. 279. 280. 281. 282. 283. 284. 285. 286. 287. 288. 289. 290. 291. 292. 293. 294. 295. 296. 297. 298. 299. 300. 301. 302. 303. 304. 305. 306. 307. 308. 309. 310. 311. 312. 313. 314.
ngonekke saya edan. Woo mbak ki edan, mbak ki gila. Mosok penyakit dibawa sendiri. Ya bukannya gitu, tapi kan juga bukan berarti saya harus ceritacerita. Arep nggo opo. Yo iya kaget iya, cuma njuk ra tak gowo susah ngono lho mbak. Apa ya sudah terjadi ya terjadi, nanti selesai. Apa yang bisa buat ibu seperti itu? Yo anak-anak kan masih kecilkecil, nanti gimana kalau saya susah, kasian anak-anak juga. Kemudian, apa ada pengalaman ibu pernah mengalami keterpurukan? Gak. Sama sekali enggak. Tergantung cara kita memandangnya aja kan mbak. Ya kalau saya, suami saya, memandang ini berkat. Jadi yo gak perlu digawe susah. Selama ini, pengobatan yang sudah ibu jalani apa saja? Saya ada obat dokter, apa namanya saya lupa. Kalau pas lagi gak ada uang buat beli obat ya jamu. Kemoterapi juga bu? Oh enggak, karena fisik saya bagus, saya dikasih obat Zeloda itu pengganti kemoterapi, pertama dikasih dosis banyak terus lama-lama nol. Sinar saya
238
Kaget ketika divonis (Pngl.KD) Tidak menjalani dengan kesusahan (Pngl.KM)
Adanya reaksi terkejut ketika mendapatkan vonis (Pngl.KD) Tidak menjalani dengan kesusahan (Pngl.KM)
Kondisi anak-anak masih kecil.
Memiliki anak-anak yang butuh kehadiran seorang ibu
Tidak ada pengalaman keterpurukan (Pngl.KM)
Tidak ada pengalaman keterpurukan dalam menghadapi kanker (Pngl.KM)
Memandang masalah ini sebagai berkat (Dm.PD)
Adanya cara pandang yang positif (Dm.PD)
Menkonsumsi obat dokter (Pbt.M) Mengkonsumsi jamu ketika tidak memiliki biaya untuk beli obat (Pbt.NM)
Pengobatan medis yang dijalani mengkonsumsi obat dokter, mengkonsumsi Zeloda sebagai pengganti kemoterapi (Pbt.M)
Mengkonsumsi Zeloda sebagai pengganti kemoterapi (Pbt.M) Tidak melakukan pengobatan penyinaran
Pengobatan non medis yang dijalani mengkonsumsi jamu ketika tidak mampu membeli obat (Pbt.NM)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
315. 316. 317. 318. 319. 320. 321. 322. 323. 324. 325. 326. 327. 328. 329. 330. 331. 332. 333. 334. 335. 336. 337. 338. 339. 340. 341. 342. 343. 344. 345. 346. 347. 348. 349. 350. 351. 352. 353. 354.
ya enggak. Cuma sekarang jaga makan aja. Nek misalnya pengen bakso, trus udah kerasa MSGnya njuk ra penak, yaudah, gak saya paksakan.
239
(Pbt.M)
Kemudian, ketika Ibu harus menjalani pengobatan itu apa yang Ibu rasakan? Biasa aja mbak. Ibu merasa bosan? Gak. Ya gimana ya. Saya itu santai orangnya, jadi ya tak nikmati aja. Bersyukur aja. Jadi gak ada perasaan bosen. Untuk saat ini, gimana sih cara Ibu memandang diri ibu sendiri? Ya nrimo, saya menerima keadaan saya apa adanya ya. Karena ya itu, istilahnya saya sudah terbiasa mengalami seperti ini. Anak pertama saya meninggal, kemudian, anak kedua dan ketiga, saya keguguran. Ya sudah. Saya sudah belajar bagaimana cara menghadapi kesedihan. Bersyukur aja mbak nek saya. Tetep berusaha kuat. Saya percaya Tuhan tidak pernah memberikan kesempatan kepada saya dan keluarga untuk putus asa. Hidup saya ini ajaib kok mbak. Ibu sempat merasa minder gak sih bu waktu habis operasi
Tidak merasa bosan ketika menjalani pengobatan (Pngl.B) Bersyukur dan menikmati proses yang ada (Dm.PD)
Tidak mengalami kebosanan dalam berobat (Pngl.B) Mensyukuri dan menikmati proses pengobatan (Dm.PD)
Menerima keadaan diri apa adanya (Dm.PD)
Adanya penerimaan diri secara positif menerima keadaan diri apa adanya (Dm.PD)
Belajar bagaimana cara mengahadapi kesusahan melalui setiap masalah yang ada (Dm.PD)
Adanya proses belajar dari pengalaman
Bersyukur dan berusaha untuk kuat (Dm.PD)
Percaya kepada Tuhan (Dm.PD)
Adanya penerimaan diri secara positif mensyukuri, berusaha untuk menjadi pribadi yang kuat, dan percaya kepada kehendak Tuhan (Dm.PD)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
355. 356. 357. 358. 359. 360. 361. 362. 363. 364. 365. 366. 367. 368. 369. 370. 371. 372. 373. 374. 375. 376. 377. 378. 379. 380. 381. 382. 383. 384. 385. 386. 387. 388. 389. 390. 391. 392. 393. 394.
pengangkatan? Enggak. Ya ada ya yang nyuruh saya pake ganjel ben ora ketok, tapi saya gak usah lah gini aja. Gakpapa. Wong wes tuwo ngene meh ngopo. Hahaha. Terus ada juga yang menanyakan nanti gimana kehidupan seksualnya. Ya untungnya saya sama suami saya bukan orang yang mempermasalahkan itu. Suami saya menerima saya apa adanya. Ya sudah berjanji dulu waktu mau menikahi saya, siap menerima saya termasuk perubahan saya ada pada saya sampai tua besok. Kalau tujuan hidup ibu saat ini apa bu? Ya mengalir aja mbak apa adanya. Ya jadi ibu rumah tangga yang baik untuk suami dan anakanak saya. Ngalir aja mbak. Dari dulu seperti ini? Iya. Gak ada yang berbeda. Sama saja kok. Yang membuat gak ada perubahan ini apa bu? Apa ya, semangat aja. Ya itu tadi, saya itu nrimo, bersyukur, anakanak ya masih kecil. Jadi saya ya berusaha saja. Kalau menurut ibu, orang dengan kanker payudara itu masih mampu mengembangkan diri gak?
Tidak ada perasaan minder karena operasi (Dm.PD)
240
Adanya penerimaan diri secara positif tidak minder (Dm.PD)
Suami (PDs.) menerima apa adanya kondisi subjek (Ds.P)
Mendapat dukungan sosial dari suami (PDs.) Mendapat dukungan berupa penerimaan kondisi (Ds.P)
Memiliki tujuan hidup ingin menjadi ibu rumah tangga yang baik untuk suami dan anak (Dm.TH)
Tujuan hidup saat ini menjadi ibu rumah tangga yang baik untuk suami dan anak-anak (Dm.TH)
Tidak ada yang berbeda dalam tujuan hidup (Dm.TH)
Tidak adanya perbedaan tujuan hidup (Dm.TH)
Memiliki semangat, menerima keadaan, bersyukur dan mengingat kondisi anak yang masih kecil (Dm.PD)
Adanya penerimaan diri secara positif bersemangat, menerima keadaan, menyukuri, dan mengingat anak-anak (Dm.PD)
Berusaha menjalani tujuan hidupnya (Dm.TH)
Adanya usaha untuk mewujudkan tujuan hdup (Dm.TH)
Subjek memiliki pendapat kalau orang dengan kanker payudara harus bisa
Adanya pendapat bahwa orang dengan kanker payudara bisa mengembangkan diri
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
395. 396. 397. 398. 399. 400. 401. 402. 403. 404. 405. 406. 407. 408. 409. 410. 411. 412. 413. 414. 415. 416. 417. 418. 419. 420. 421. 422. 423. 424. 425. 426. 427. 428. 429. 430. 431. 432. 433. 434.
Iya. Harus. Harus bisa. Kenapa bu? Ya. Harus. Kan yang sakit atas sini, dada. Tangannya masih ada, kaki masih ada, mulut masih ada. Ya masih bisa lah. Ngisi seminar, gitu kan bisa. Hehehe. Ya gak harus seminar, buat cerita pengalaman ke orang lain yang lebih susah, itu kan udah bisa. Bisa lah. Menurut ibu, dalam hal apa bu mereka bisa mengembangkan diri? Apa aja bisa kok mbak. Harus kuat ya kita ini, jangan lemah. Jangan manja-manja. Kalau ibu sendiri masih mampu untuk mengembangkan diri? Masih. Lha ini saya ikut kursus membatik di gereja. Ya walaupun gak maksimal, tapi saya berusaha. Terus itu saya habis operasi itu saya ke gramedia, ada diskon buku, saya belanja buku sampai hampir 1 juta lho mbak. Beli buku resep masakan, kue, jahit. Saya bisa itu, cuma mau belajar yang lain juga. Ya buat isi-isi waktu, cari kegiatan. Bosen juga di rumah nganggur hampir 6 bulan waktu itu. Kegiatan sehari-hari ibu apa sih bu? Bikin kue tak titipin di CIMB,
241
mengembangkan diri (Dm.Pg.D)
(Dm.PG.D)
Pengembangan diri bisa dilakukan karena bagian tubuh yang sakit hanya bagian dada, dan masih ada bagian tubuh lain yang masih bisa digunakan untuk mengembangakan diri (Dm.Pg.D)
Masih memiliki anggota tubuh lain untuk mengembangkan diri (Dm.PG.D)
Segala hal masih bisa dilakukan oleh sesama penderita kanker payudara (Dm.PG.D) Harus kuat, tidak boleh lemah dan manja (Dm.PD)
Banyak hal yag masih bisa dilakukan oleh orang dengan kanker payudara (Dm.Pg.D) Yang harus dimiliki penderita kanker : kekuatan, tidak boleh lemah, tidak boleh manja (Dm.PD)
Masih memiliki kemampuan untuk mengembangakan diri, walaupun tidak maksimal, tapi berusaha (Dm.Pg.D)
Merasa mampu dan tetap berusaha untuk mengembangkan diri (Dm.Pg.D)
Ada keinginan untuk mempelajari hal lain (Dm.Pg.D) Ada kebosanan ketika harus di rumah tanpa kegiatan (Pngl.B)
Memiliki keinginan untuk memperlajari hal lain yang lebih (Dm.Pg.D) Adanya rasa bosan ketika tidak melakukan kegiatan setelah pengobatan (Pngl.B)
Kegiatan sehari-hari : menitipkan dagangan kue
Kegiatan : Ibu runah tangga,
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
435. 436. 437. 438. 439. 440. 441. 442. 443. 444. 445. 446. 447. 448. 449. 450. 451. 452. 453. 454. 455. 456. 457. 458. 459. 460. 461. 462. 463. 464. 465. 466. 467. 468. 469. 470. 471. 472. 473. 474.
jaga ini toko kakak saya. Ya ibu rumah tangga lah.
ke bank CIMB, menjaga toko computer, ibu rumah tangga
Ada kegiatan lain gak bu? Ya paling ke gereja, anter anak saya PPA di gereja. Cuma itu-itu saja. Dulu saya antar jemput anak juga, tapi udah gak kuat sekarang, jadi ya suami saya.
Kegiatan lain : ke gereja, mengantar anak kegiatan di gereja. Sekarang tidak mengantarjemput anak (Dm.PL)
Cara mengatur kegiatannya bagaimana bu? Dikomunikasikan lah sama suami saya. Ada komunikasi. Misalnya dulu saya kan ngangkat ember jemuran, njemur, kan saya. sekarang saya gak kuat, yang angkat sama njemur suami saya, nanti saya nyetrika. Kalau nyuci baju, anak-anak saya nyuci sendiri, dari dulu sudah saya biasakan nyuci sendiri. Tapi kalau nyetrika belum ya. Bahaya. Pokoknya ada apa dikomunikasikan aja mbak. Sama anak-anak juga. Jadi malem gitu, anak-anak sudah pada tidur, itu waktu untuk kami membicarakan tentang hari ini, dan besok mau ngapain, gitu. Jadi semua diomongin. Besoknya tinggal jalan. Kalau untuk pengambilan keputusan, ibu biasanya minta pertimbangan siapa atau sendiri? Tetep dikomunikasikan ya. Sama suami. Sama anak juga kalau ada hubungannya sama anak. Kayak
242
menintipkan dagangan kue, menjaga toko computer, bergereja, mengantar anak kegiatan gereja. Mengurangi salah satu kegiatan (Dm.PL)
Mengatur kegiatan dengan mengkomunikasikan dengan suami (Dm.PL)
Adanya komunikasi dengan suami dan anak dalam mengatur kegiatan (Dm.PL)
Segala hal dikomunikasikan dengan suami dan anak-anak (Dm.PL) Malam hari membicarakan tentang kegiatan keesokan harinya (Dm.PL)
Pengambilan keputusan meminta pertimbangan suami dan anak (Dm.O)
Adanya waktu khusus untuk membicarakan tentang rencana kegiatan keesokan harinya (Dm.PL)
Keputusan dalam keluarga diambil berdasarkan pertimbangan suami dan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
475. 476. 477. 478. 479. 480. 481. 482. 483. 484. 485. 486. 487. 488. 489. 490. 491. 492. 493. 494. 495. 496. 497. 498. 499. 500. 501. 502. 503. 504. 505. 506. 507. 508. 509. 510. 511. 512. 513. 514.
dulu pas anak saya yang besar mau masuk SD itu ya saya tanya dia masu masuk SD mana. Tetep lah apapun dibicarakan. Tapi dulu pas mau ke dokter, operasi itu enggak. Saya sendiri yang memutuskan mau gimana. Suami saya siap saja. Yang penting saya sembuh kok mbak.
Segala hal dibicarakan dengan suami dan anak (Dm.O) Keputusan pengobatan tidak mendiskusikan dengan suami (Dm.O) Suami menerima keputusan subjek (Ds.P)
Sekarang ini, hubungan dengan suami ibu bagaimana? Ada hubungan baik dengan Baik. Semua baik, anak-anak suami dan anak (Dm.RP) juga. Baiknya itu seperti apa bu? Ya baik. Gimana ya. Gak ada yang beda mbak. Biasa saja. Mungkin sama seperti suamisuami pada umumnya. Hahahaha. Apa ibu merasa suami ibu memberi dukungan? Iya. Pasti. Bantuan tenaga, menerima apa adanya saya, menyemangati saya. Cara suami ibu memberikan bantuan ke ibu seperti apa? Gimana ya, misal e saya keliatan wes gak kuat ya udah langsung suami saya yang ngerjain. Apa lagi ya, eem, ya gitu lah. Kasih perhatian. Kalau anak ibu gimana? Iya sama. Bantu saya. Itu anak saya yang besar itu dulu menunggui saya waktu masa kritis. 2-3 hari dia nginep di
Tidak ada perubahan sikap dari suami dan anak. Semua biasa saja (Dm.RP)
243
anak (Dm.O)
Dalam hal pengobatan, keputusan diambil sendiri (Dm.O) Adanya penerimaan hasil keputusan oleh suami (Ds.P)
Adanya relasi positif dengan suami dan anak tidak ada perubahan sikap (Dm.RP)
Suami (PDs.) memberikan dukungan berupa bantuan tenaga (Ds.Inst.), menerima subjek apa adanya (Ds.P), dan memberikan semangat (Ds.E)
Mendapat dukungan dari suami (PDs.) Mendapat dukungan berupa bantuan tenaga, semangat (Ds.E), dan menerima subjek apa adanya (Ds.P)
Suami memberikan dukungan secara langsung (SPDs.) : mengambil alih pekerjaan subjek (Ds.Inst.), memberikan perhatian (Ds.E)
Adanya pemberian dukungan secara langsung (SPDs.) Bentuk dukungan : mengambil alih pekerjaan (Ds.Inst.), memberikan perhatian (Ds.E)
Anak (PDs.) memberikan dukungan berupa bantuan (Ds.Inst.), menunggui di rumah sakit (Ds.Inst)
Mendapat dukungan dari anak (PDs.)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
515. 516. 517. 518. 519. 520. 521. 522. 523. 524. 525. 526. 527. 528. 529. 530. 531. 532. 533. 534. 535. 536. 537. 538. 539. 540. 541. 542. 543. 544. 545. 546. 547. 548. 549. 550. 551. 552. 553. 554.
rumah sakit. Kan kalau di ludiro kan bebas boleh nunggunya anak. Tapi sebelum saya sakit pun, anak-anak sudah saya biasakan untuk membantu orang tua semampu mereka. Ya mereka dapet nilai bagus di sekolah, anak saya yang kecil itu gambarnya bagus saja, itu sudah membantu saya. Kan saya jadi senang. Kalau orang lain, atau masyarakat sekitar apa juga memberi dukungan atau bantuan untuk ibu? Iya. Itu temen-temen SD suami saya tau-tau waktu saya operasi pada datang. Saya gak kenal kui sopo. Hahaha. Suami saya sama mereka juga lama gak ketemu. Ya cuma lewat facebook. Dulu kan suami saya kerja di studio music, itu band-band yang suka ke studio juga pada dateng. Ngirimi uang. Terakhir itu itu ngirimi 10 juta untuk berobat. Ya itu mbak, hidup saya ini ajaib. Pas mumet-mumet e aduh ra nduwe duit, eh tau-tau ada yang kirim. Gitu. Hehehe. Ada juga temen yang kasih tau info pengobatan dimana, dimana, gitu. Kadang saya langsung diajak berobat kemana gitu, tapi saya gak mau. Saya gak percaya. Hehehe. Mereka memberi bantuannya dengan cara seperti apa bu? Ya ada yang kirim, ada yang
Sebelum sakit, anak sudah dibiasakan membantu orang tua. Dukungan dari anak : mendapat prestasi yang baik (Ds.Inst.) Dukungan sosial menyebabkan merasa senang (Pngrh.Ds.)
Mendapat dukungan dari teman SD suami (PDs.) menjenguk ketika operasi (Ds.Inst.)
244
Mendapat dukungan berupa bantuan tenaga, menunggui saat di rumah sakit, dan mendapat prestasi baik di sekolah (Ds.Inst.) Sudah ada kebiasaan anak membantu orang tua (Ds.Inst.)
Menjadi senang karena mendapat dukungan sosial (Pngrh.Ds.)
Mendapat dukungan sosial dari teman suami (PDs.) Bentuk dukungan kunjungan di rumah sakit (Ds.Inst.)
Mendapat dukungan dari kelompok band tempat bekerja suami (PDs.) memberi bantuan biaya (Ds.Inst.)
Mendapat dukungan sosial dari kelompok band (PDs.) Bentuk dukungan bantuan biaya (Ds.Inst.)
Tiba-tiba ada yang memberi kiriman uang (Ds.Inst.)
Sering mendapat bantuan biaya (Ds.Inst.)
Mendapat bantuan dari teman (PDs.) informasi tempat pengobatan (Ds.Inf.) dan diajak pergi berobat non medis (Ds.Inst.)
Mendapat dukungan sosial dari teman (PDs.) Bentuk dukungan informasi tempat beribat dan mengajak berobat non medis (Ds.Inst.)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
555. 556. 557. 558. 559. 560. 561. 562. 563. 564. 565. 566. 567. 568. 569. 570. 571. 572. 573. 574. 575. 576. 577. 578. 579. 580. 581. 582. 583. 584. 585. 586. 587. 588. 589. 590. 591. 592. 593. 594.
Cara memberikan bantuan : datang langsung. Kalau dekat, biasanya datang ke rumah. Waktu Mengirim uang (SPDs.), datang langsung (SPDs.) saya masih di rumah sakit juga datang ke rumah sakit. Kalau gak bisa datang ya tau-tau kirim uang.
245
Adanya pemberian dukungan secara datang langsung dan memberi kiriman uang (SPDs.)
Diantara mereka, siapa sih pemberi dukungan yang paling berpengaruh buat ibu? Suami dan anak-anak ya.
Pemberi dukungan yang paling berpengaruh : suami dan anak (PDs.)
Kenapa bu? Ya karena mereka menerima saya apa adanya. Mereka pengen saya sembuh. Itu aja.
Suami dan anak menerima subjek apa adanya (Ds.P) dan ingin subjek sembuh (Ds.E)
Bagaimana sih pengaruh dari dukugan yang ibu terima? Saya jadi cepat sembuh. Jadi tambah semangat juga ya.
Dukungan sosial menyebabkan menjadi cepat sembuh dan tambah semangat (Pngrh.Ds.)
Menjadi merasa cepat sembuh dan tambah bersemangat karena mendapat dukungan sosial (Pngrh.Ds.)
Ada pengalaman tidak didukung oleh kakak kandung (PTD)
Adanya pengalaman tidak mendapat dukungan dari kakak kandung (PTD)
Biaya yang dijanjikan tidak jadi diserahkan kepada subjek (PTD)
Adanya pelanggaran janji pemberian biaya oleh kakak kandung (PTD)
Ibu, ada gak sih pengalaman ibu tidak didukung? Ada. Ini malah sama kakak saya sendiri. Dulu waktu mau operasi kan saya butuh uang banyak, dia janji mau kasih saya uang dari pencairan asuransi. Kan saya kerja di toko kakak saya ini kan saya asuransi. Nah saya udah tanda tangan, udah oke. Pas harinya, eh uangnya gak dikasihkan saya. Welah piye to, wes dijagakke kok malah ngono. Yowes tapi saya gak ambil hati. Ben ke wae. Saya percaya suatu saat dia dapat balasnya dan saya juga dapat jalan keluar. Nah buktinya ada aja yang kirim uang ke saya. Ajaib to mbak.
Tidak memasukkan dalam hati (PTD) Percaya kepada kehendak Tuhan (Dm.PD)
Dukungan yang paling berpengaruh dari suami dan anak (PDs.)
Adanya penerimaan dari suami dan anak (Ds.P) Adanya dorongan supaya subjek sembuh (Ds.E)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
595. 596. 597. 598. 599. 601. 602. 603. 604. 605. 606. 607. 608. 609. 610. 611. 612. 613. 614.
Hahahaha. Nah kakak saya tadi yang bawa uang asuransi yang harusnya jatah saya, gak lama kena tipu, ada yang mau beli laptop, tapi gak dibayar, seharga uang yang harusnya buat operasi saya itu. Ajaib to. Saya percaya, suatu saat Tuhan pasti kasih pelajaran buat orang-rang seperti itu. Tinggal kapan waktunya, terserah Tuhan. Tapi sih saya gak ambil hati ya mbak. Malah stress dewe saya nanti. Suami saya juga udah gak usah dipikirin. Mengko mesti ana dalan. Jadi dibandingkan yang tidak mendukung saya, yang mendukung saya itu jauh lebih banyak.
246
Cara mengatasi : tidak memasukkan ke dalam hati karena menghindari stress dan percaya kepada kehendak Tuhan (Dm.PD)
Tidak memasukkan ke dalam hati karena menghindari stress (Dm.PD) Suami memberi saran supaya tidak memikirkan (Ds.Inf.) Lebih banyak yang mendukungan daripada yang tidak mendukung (PDs.)
Adanya dorongan dari suami untuk tidak memikirkannya (Ds.Inf.) Lebih banyak orang yang memberi dukungan sosial (PDs.)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 9.
Surat Perizinan dari Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta
247
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
248
Lampiran 10.
INFORMED CONSENT
Pada kesempatan ini, saya Intan Ayu Anggun Purwitasari, mahasiswa psikologi yang akan menyelesaikan tugas akhir memohon bantuan dan kesediaan Anda untuk berpartisipasi menjadi partisipan dalam penelitian ini. Penelitian ini bertujuan untuk menggali bagaimana bentuk dan strategi dukungan yang diterima selama menderita sakit kanker payudara. Beberapa informasi ini dibuat untuk membantu Anda memutuskan apakah Anda bersedia atau tidak. Anda terpilih dalam penelitian ini karena anda telah didiagnosa menderita kanker payudara. Pengumpulan data dilakukan dengan metode wawancara. Peneliti akan meminta Anda menjawab beberapa pertanyaan terkait dengan dukungan sosial yang Anda terima. Disini Anda mungkin perlu mengingat kembali pengalamanpengalaman terdahulu sehingga Anda mungkin akan mengalami emosi atau perasaan yang tidak enak. Oleh karena itu, Anda berhak dalam suatu waktu nanti memutuskan untuk mundur dalam penelitian ini. Hasil wawancara nanti akan direkam. Wawancara dapat dilakukan kapanpun saat Anda merasa nyaman untuk bercerita. Dalam prosesnya, wawancara dapat berlangsung antara 30 – 45 menit. Namun peneliti sangat fleksibel terhadap kesediaan waktu Anda. Kerahasiaan data akan dilindungi dan terjamin. Peneliti tidak akan membagikan hasil pengumpulan data kepada siapapun kecuali dosen pembimbing peneliti. Nama Anda akan dirahasiakan dengan menggunakan inisal. Anda berhak untuk mempertanyakan hal-hal yang berkaitan dengan penelitian ini sebelum berpartisipasi. Keuntungan yang Anda peroleh dalam penelitian ini adalah Anda dapat merefleksikan kembali pengalaman Anda dalam mendapatkan dukungan sosial selama menderita kanker payudara. Partisipasi Anda juga akan memiliki peran
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
249
penting dalam memberikan sumbangsih bagi keilmuan psikologi dan kesehatan guna meningkatkan kesejahteraan psikologis para penderita kanker payudara. Anda secara sukarela membuat keputusan untuk berpartisipasi dalam penelitian ini. Tanda tangan Anda menyatakan bahwa Anda telah memutuskan untuk berpartisipasi dalam penelitian ini namun tidak mengikat keberadaan anda untuk tetap menjadi subjek penelitian hingga penelitian berakhir.
Peneliti
Intan Ayu Anggun Purwitasari
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
250
Lampiran 11.
SURAT PERNYATAAN PERSETUJUAN WAWANCARA
Dengan surat ini saya menyatakan bahwa saya bersedia untuk diwawancara selama proses pengambilan data untuk keperluan skripsi mahasiswa Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta di bawah ini : Nama
: Intan Ayu Anggun Purwitasari
NIM
: 089114086
dengan skripsi yang berjudul “Bentuk dan Strategi Dukungan Sosial Terhadap Peningkatan Psychological Well Being Penderita Kanker Payudara” Saya bersedia untuk memberikan informasi dengan jujur sesuai dengan keadaan diri saya. Saya juga memberikan ijin kepada peneliti untuk merekam hasil pembicaraan selama proses wawancara berlangsung. Surat pernyataan ini dibuat secara sadar tanpa adanya paksaan dari pihak manapun. Saya berharap hasil wawancara ini tidak disalahgunakan dan hanya digunakan untuk kepentingan penelitian.
Yogyakarta,
2013
________________________ Subjek Penelitian
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
251
Lampiran 12.
SURAT KETERANGAN KEABSAHAN HASIL WAWANCARA
Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Usia
: Menyatakan bahwa telah diwawancarai sebagai subjek penelitian oleh
mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang bernama : Nama : Intan Ayu Anggun Purwitasari NIM
: 089114086 Dengan surat keterangan ini saya menyatakan bahwa data wawancara yang
diperoleh peneliti adalah benar-benar jawaban yang saya berikan selama proses wawancara dalam …. pertemuan. Saya sebagai subjek penelitian menjamin keabsahan hasil wawancara ini.
Yogyakarta,
2013
___________________________ Subjek Penelitian