PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI PENGUJIAN KUALITAS PERANCANGAN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN USAHA FRANCHISE DENGAN ALGORITMA ANALITYCAL HIERARCHY PROCESS
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Komputer Program Studi Teknik Informatika
Disusun oleh : Stefanus Denny Hariyanto 095314044
PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2015
i
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI QUALITY TESTING OF THE DESIGN OF DECISION SUPPORT SYSTEM TO CHOOSE FRANCHISE USING ANALITYCAL HIERARCHY PROCESS ALGORITHM
A THESIS
Created by : Stefanus Denny Hariyanto 095314044
INFORMATICS ENGINEERING STUDY PROGRAM DEPARTMENT OF INFORMATICS ENGINEERING FACULTY OF SCIENCE AND TECHNOLOGY SANATA DHARMA UNIVERSITY YOGYAKARTA 2015 ii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
iii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
iv
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI HALAMAN PERSEMBAHAN DAN MOTO HIDUP
Deus Providebit “Tuhan Akan Menyelenggarakan”
Don’t fear failure..in great attempts it is glorious even to fail. -Bruce leeKnowing is not enough, we must apply Willing is not enough, we must do -Bruce Lee-
v
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI PERNYATAAN KEASLIAN Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah saya sebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 3 Agustus 2015
Stefanus Denny Hariyanto
vi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan dibawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma : Nama : Stefanus Denny Hariyanto NIM
: 095314044
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul : “PENGUJIAN
KUALITAS
PERANCANGAN
SISTEM
PENDUKUNG
KEPUTUSAN PEMILIHAN USAHA FRANCHISE DENGAN ALGORITMA ANALITYCAL HIERARCHY PROCESS (AHP)”. Beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet maupun media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalty kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini saya buat sebenarnya. Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal : 3 Agustus 2015 Yang menyatakan
Stefanus Denny Hariyanto
vii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI ABSTRAK
Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan (SPPK) merupakan suatu sistem berbasis komputer yang ditujukan untuk membantu pengambilan keputusan dengan memanfaatkan data dan model tertentu untuk memecahkan berbagai persoalan yang tidak terstruktur atau semi terstruktur. Tujuan dari penelitian ini adalah menguji kualitas perancangan Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan Pemilihan Franchise. Sistem pendukung keputusan yang dibangun diharapkan dapat membantu calon franchisee dalam pengambilan keputusan Metode yang digunakan adalah Analitycal Hierarchy Process(AHP). AHP adalah alat untuk mendukung pengambilan keputusan yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah pengambilan keputusan yang kompleks. AHP menggunakan sebuah multilevel hirarki struktur yang terdiri dari tujuan, kriteria, dan alternatif. Hubungan pengambilan data menggunakan sebuah perbandingan berpasangan. Perbandingan ini digunakan untuk mendapatkan skor dari kriteria dan alternatif. Pembuatan perancangan SPPK ini sesuai dengan komponen SPPK. Komponen tersebut terdiri dari managemen dialog, managemen model, managemen data dan managemen pengetahuan. Pengujian kualitas dilakukan terhadap perancangan sistem yang telah dibuat. Pengujiannya yaitu dengan cara menganalisa apakah sudah sesuai kriteria perancangan yang baik. Hasil akhir dari perancangan ini menunjukan bahwa perancangan SPPK dengan model AHP pemilihan Francise berkualitas baik.
viii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI ABSTRACT
Decision Support System (DSS) is a computer-based system intend to help decision making by employing certain models. DSS solves semi structured or unstructured problems. The purpose of this study was to test the quality of decision support system design for selection of franchise. Decision support system is expected to assist prospective franchisee in making decisions. The model used is Analitycal Hierarchy Process(AHP). The AHP is a decision support tool which can be used to solve complex decision problems. It uses a multilevel hierarchical structure of objectives, criteria, subcriteria, and alternatives. The pertinent data are derived by using a set of pairwise comparisons. These comparisons are used to obtain the score of criteria and alterfative. This design of system was definitely made in accordance with DSS component. The DSS component consisting of dialog management, model management, data management and knowledge management. The quality design of the system will be tested. The researcher has carried out quality testing for the design of system. The researcher analysed the plan to know whether the researcher’s design had already been appropriate for good design of criteria. The result of this research indicate the quality of decision support system design for selection of franchise with AHP model was qualified as good.
ix
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan limpahan kasih karunia yang telah diberikan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul : “PENGUJIAN KUALITAS PERANCANGAN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN USAHA FRANCHISE DENGAN ALGORITMA ANALITYCAL HIERARCHY PROCESS (AHP)”. Dorongan serta nasihat dari berbagai pihak sangat membantu sampai tersusunnya skripsi ini. Untuk itu, saya ingin mengucapkan terima kasih kepada : 1.
Orang tua saya Hariyanto dan Linawati yang telah memberi dukungan moral spiritual dan finansial dalam penyusunan skripsi.
2.
Bapak Drs.Johanes Eka Priyatma Msc.,Ph.D selaku dosen pembimbing Skripsi. Terima kasih telah membimbing dan menyediakan waktu dalam memberikan pengarahan selama penulisan skripsi ini.
3.
Ibu Paulina Heruningsih Prima Rosa M.Sc, selaku dekan Fakultas Sains dan Teknologi USD dan dosen penguji yang telah memberi banyak kritik dan saran.
4.
Ibu Agnes Maria Polina, S.Kom.,M.Sc. selaku dosen penguji yang telah memberi banyak kritik dan saran.
5.
Ochie, Geti, Ambarwati yang telah memberikan dukungan motivasi, kritik dan saran.
6.
Teman-teman grup skripsi : Mita, Ade Ignatio, Brahu, Febri, Pujo, Anton yang menemani dan membantu saya selama studi, memberi dukungan motivasi, memberikan kritik dan saran.
x
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 7.
Seluruh teman-teman Teknik Informatika 2009 yang bersama-sama menempuh perkuliahan di Universitas Sanata Dharma.
8.
Serta semua pihak yang telah membantu saya baik secara langsung maupun tidak langsung yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu.
Akhir kata, semoga tugas akhir ini dapat bermanfaat bagi semua pihak khususnya bagi mahasiswa Teknik Informatika, serta dapat menambah wawasan.
Yogyakarta, 3 Agustus 2014
xi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI DAFTAR ISI
SKRIPSI................................................................................................................................. i A THESIS ............................................................................................................................. ii PERNYATAAN KEASLIAN ............................................................................................ vi LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS .......................................................... vii ABSTRAK......................................................................................................................... viii ABSTRACT ........................................................................................................................ ix KATA PENGANTAR ......................................................................................................... x DAFTAR ISI ............................................................................................................ xii DAFTAR GAMBAR ................................................................................................ xv DAFTAR TABEL.................................................................................................... xvi BAB I ......................................................................................................................... 1 PENDAHULUAN ...................................................................................................... 1 1.1
Latar Belakang Masalah ....................................................................................... 1
1.2
Rumusan masalah ................................................................................................. 2
1.3
Batasan masalah .................................................................................................... 2
1.4
Tujuan Penelitian .................................................................................................. 3
1.5
Manfaat Penelitian ................................................................................................ 3
1.6
Sistematika Penulisan ........................................................................................... 3
BAB II ........................................................................................................................ 5 LANDASAN TEORI .................................................................................................. 5 2.1
Kualitas Informasi ................................................................................................. 5
2.2
Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan ....................................................... 6 2.2.1
Pengertian Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan.......................... 6
2.2.2
Konsep Dasar Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan .................... 6
2.2.3
Konsep Pengambilan Keputusan ............................................................ 6
2.2.3.1 Keputusan....................................................................................... 6 2.2.3.2 Pengertian Pengambilan Keputusan ................................................ 7
xii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
2.3
2.4
2.2.4
Karakteristik Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan ...................... 8
2.2.5
Komponen Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan ....................... 11
Metode Analytical Hierarchy Process (AHP) ................................................... 12 2.3.1
Pengertian AHP ................................................................................... 12
2.3.2
Kelebihan AHP .................................................................................... 13
2.3.3
Prinsip Dasar Analytical Hierarchy Process (AHP) .............................. 14
2.3.4
Langkah-Langkah Analitycal Hierarchy Process(AHP) ........................ 15
2.3.5
Kualitas Pemodelan AHP ..................................................................... 18
Waralaba(Franchise) .......................................................................................... 19 2.4.1
Pengertian Franchise ........................................................................... 19
2.4.2
Hukum Dan Undang-Undang Waralaba ............................................... 19
2.4.3
Keuntungan Franchise ......................................................................... 20
2.4.4
Kriteria Franchise(Waralaba) .............................................................. 21
2.5
Kualitas Basis Data ............................................................................................. 25
2.6
Kriteria Desain User Interface yang Baik ......................................................... 28
BAB III..................................................................................................................... 29 METODOLOGI PENELITIAN ................................................................................ 29 3.1
Rumusan Masalah ............................................................................................... 29
3.2
Analisis Masalah dan Perancangan Sistem ....................................................... 30
3.3
Pengumpulan Data dan Pengolahan Data.......................................................... 31
3.4
Pengujian dan Analisis Perancangan Sistem ..................................................... 31
3.5
3.4.1
Analisis Basis Data .............................................................................. 32
3.4.2
Analisis Segi Pemodelannya ................................................................ 32
3.4.3
Analisis User Interface ......................................................................... 32
Penarikan Kesimpulan ........................................................................................ 32
BAB IV .................................................................................................................... 33 PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM ............................................... 33 4.1
Perancangan Sistem ............................................................................................ 33 1.
Diagram Aliran Data ........................................................................ 33
2.
Diagram Use case ............................................................................ 35
xiii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 4.2
Manajemen Dialog .............................................................................................. 47
4.3
Manajemen Model .............................................................................................. 54 4.3.1
4.4
Manajemen Data ................................................................................................. 61 4.4.1
4.5
Simulasi Metode AHP ......................................................................... 54
Tahap-Tahap Perancangan Basis Data.................................................. 61
Manajemen Pengetahuan .................................................................................... 66
BAB V ...................................................................................................................... 67 ANALISIS PERANCANGAN SISTEM ................................................................... 67 5.1
5.2
5.3
Pengujian Pemodelan Perancangan SPPK Pemilihan Franchise Metode AHP ..................................................................................................................... 67 5.1.1
Persyaratan Pemodelan AHP................................................................ 67
5.1.2
Konsistensi Metode AHP ..................................................................... 70
Pengujian Basis Data Franchise Perancangan SPPK Pemilihan Franchise Metode AHP ........................................................................................................ 88 5.3.1
Normalisasi.......................................................................................... 88
5.3.2
Persyaratan Basis Data ......................................................................... 90
Pengujian User-interface Perancangan SPPK Pemilihan Franchise Metode AHP ..................................................................................................................... 95
BAB VI .................................................................................................................... 99 PENUTUP ................................................................................................................ 99 6.1
Kesimpulan.......................................................................................................... 99
6.2
Saran .................................................................................................................. 100
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................. 101
xiv
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Proses pengambilan keputusan ................................................................. 8 Gambar 2.2 Karakteristik dan Kapabilitas SPPK ....................................................... 10 Gambar 2.3 Komponen sppk ..................................................................................... 12 Gambar 2.4 Diagram AHP ........................................................................................ 13 Gambar 4.1 Diagram Konteks ................................................................................... 33 Gambar 4.2 Diagram Aliran Data Tingkat 1 ............................................................. 34 Gambar 4.3 Diagram Aliran Data Tingkat 2 proses 2 ............................................... 35 Gambar 4. 4 Use case untuk Admin .......................................................................... 37 Gambar 4.5 Use case Pengguna................................................................................ 38 Gambar 4.6 Tampilan Home pengunjung ................................................................. 47 Gambar 4.7 Tampilan Franchise Gallery ................................................................... 48 Gambar 4.8 Tampilan Franchise Article .................................................................... 48 Gambar 4.9 Tampilan Decision Support AHP ........................................................... 49 Gambar 4.10 Tampilan Kriteria ................................................................................. 49 Gambar 4.11 Hasil Perhitungan ................................................................................. 50 Gambar 4.12 Tampilan Login Admin ....................................................................... 50 Gambar 4.13 Tampilan input data Franchise ............................................................ 51 Gambar 4.14 Tampilan admin tambah, edit, hapus kategori...................................... 51 Gambar 4.15 Tampilan admin tambah, edit, hapus kriteria ....................................... 52 Gambar 4.16 Tampilan data alternatif ...................................................................... 52 Gambar 4.17 Tampilan Nilai Perbandingan Alternatif Bagian Atas .......................... 53 Gambar 4.18 Tampilan Nilai Perbandingan Alternatif Bagian Bawah ...................... 53 Gambar 4.19 Hierarki AHP ....................................................................................... 54 Gambar 4.20 ER Diagram ........................................................................................ 61 Gambar 4.21 Desain Logikal .................................................................................... 62
xv
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Tingkat Kpentingan ................................................................................... 14 Tabel 2.2 Daftar Indek .............................................................................................. 17 Tabel 4.1 Tabel Aktor Use case................................................................................. 36 Tabel 4. 2 Narasi Use case Memasukkan Data Kategori ............................................ 38 Tabel 4. 3 Narasi Use case Memasukkan Data Kategori ............................................ 39 Tabel 4. 4 Narasi Use case Tambah Pengguna ........................................................... 39 Tabel 4. 5 Narasi Use case edit data pengguna .......................................................... 40 Tabel 4. 6 Narasi Use case edit franchise................................................................... 41 Tabel 4. 7 Narasi Use case edit franchise................................................................... 41 Tabel 4. 8 Narasi Use case edit franchise................................................................... 42 Tabel 4. 9 Narasi Use case edit franchise................................................................... 42 Tabel 4. 10 Narasi Use case Tambah Pengguna ......................................................... 43 Tabel 4. 11Narasi Use case Edit Kategori.................................................................. 44 Tabel 4. 12 Narasi Use case Hapus Kategori ............................................................. 44 Tabel 4. 13 Narasi Use case Tambah Kriteria ............................................................ 45 Tabel 4. 14 Narasi Use case Edit Kriteria .................................................................. 46 Tabel 4.15 Narasi Use case Hapus Kategori .............................................................. 46
xvi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah Franchise (waralaba) merupakan usaha kemitraan atas perjanjian antar
franchisor (penyedia jasa) dan franchisee (pembeli jasa). Hal itu bisa diartikan menduplikasi kesuksesan suatu usaha kepada pihak lain. Di usaha ini orang menjadi tidak perlu memulai dari nol. Sistem manajamen telah terbentuk, sehingga orang tinggal mengikuti sistem yang sudah ada dari pusat. Proses promosi telah dilakukan oleh pusat, merek dagang biasanya sudah dikenal masyarakat sehingga tidak perlu bersusah payah dalam promosi. Usaha franchise dapat meningkatkan peluang keberhasilan dalam berbisnis, serta dapat membuka lapangan pekerjaan yang baru. Keuntungan-keuntungan dari usaha franchise tersebut sangat menarik orang-orang untuk membeli atau memiliki. Franchise di Indonesia saat ini banyak dan sedang berkembang. Anang Sukandar, Ketua Umum Asosiasi Franchise Indonesia, mengatakan bahwa dari 1.500 jumlah franchise lokal di Indonesia, hanya sekitar 75-80 usaha yang memenuhi syarat. Di usaha ini akan banyak ditemui bidang produk yang sama dengan merek yang berbeda. Selain bisnis franchise dikenal pula istilah Bussinis Opotunity (BO). BO merupakan cikal bakal franchise dikemudian hari. Masyarakat agak rancu dalam membedakan franchise dan BO, tidak sedikit usaha BO mengklaim usahanya sebagai franchise. Franchisee kesulitan dalam memilih franchise yang bagus karena terlalu banyaknya pilihan. Karena itu, dibutuhkan suatu sistem pendukung pengambilan keputusan(SPPK) untuk membantu franchisee dalam memilih perusahaan yang tepat. SPPK (Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan) merupakan suatu sistem yang interaktif, yang membantu pengambil keputusan melalui penggunaan data dan model-model keputusan. Tujuan sistem ini untuk memecahkan masalah yang sifatnya semi terstruktur maupun yang tidak terstruktur. Menurut James A.F. Stoner, keputusan adalah pemilihan di antara berbagai alternatif. Dalam SPPK pemilihan alternatif tetap
1
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI ada di tangan pengambil keputusan dengan memasukkan beberapa kriteria. Sistem hanya akan memberikan rekomendasi-rekomendasi berdasar perhitungan tertentu. Penulis mengambil penelitian dengan judul Kualitas Perancangan Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan Pemilihan Usaha Franchise Dengan Algoritma Analytical Hierarchy Process (AHP). Penulis menggunakan metode Analytical Hierarchy Process (AHP) sebagai metode pengambilan keputusan. Metode ini mengambil keputusan dengan menggunakan data kriteria yang sesuai dengan isian penguna. Metode AHP membentuk skor secara numerik untuk menyusun rangking setiap alternatif keputusan. Karena itu, sistem yang akan dibuat ini diharapkan dapat membantu pengguna mengambil keputusan pemilihan franchise yang tepat sesuai kriteria yang diinginkan. 1.2
Rumusan masalah
Dari latar belakang yang telah dijelaskan di atas, maka masalah yang akan dijawab adalah : 1. Bagaimana merancang sistem pendukung pengambilan keputusan pemilihan waralaba dengan menggunakan metode AHP? 2. Bagaimana kualitas rancangan SPPK pemilihan waralaba dengan metode AHP?
1.3
Batasan masalah
Berdasarkan pada pokok permasalan di atas, maka ruang lingkup atau batasan masalah skripsi ini adalah: 1. Metode yang digunakan dalam perancangan sistem ini adalah AHP. 2. Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan franchise ini hanya sebagai alat bantu bagi pembeli waralaba (franchisee) dalam menentukan franchise sesuai dengan bidang dan kriteria yang diinginkan.
2
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 3. Output dari sistem ini adalah urutan prioritas berdasar bobot atas kriteria yang lebih besar atau banyak. Outputnya berupa perusahaan franchise sesuai dengan yang terdapat dalam sistem.
1.4
Tujuan Penelitian
Tujuan dari penulisan skripsi ini adalah merancang dan menguji kualitas suatu sistem yang dapat membantu pihak pembeli waralaba (franchisee) dalam menentukan produk franchise mana yang tepat dan layak untuk diambil dengan metode AHP, sesuai isian bobot atas kriteria.
1.5
Manfaat Penelitian
Manfaat dari penulisan skripsi ini adalah membantu pihak pembeli waralaba (franchisee) dalam mengambil keputusan untuk menentukan produk waralaba yang layak untuk dibeli, dengan pertimbangan melihat nilai prioritas dari masing-masing produk tersebut.
1.6
Sistematika Penulisan
BAB I Pendahuluan Bab ini berisi tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.
3
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI BAB II Landasan
Teori
Bab ini berisi tentang dasar teori yang akan digunakan untuk pembahasan dalam penulisan laporan tugas akhir ini yang meliputi Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan dan metode AHP. BAB III Metodologi Penelitian Bab ini berisi tentang metodologi penelitian yang akan dilakukan selama penelitian, terdiri dari :
Analisis Masalah, Pengembangan
Sistem, Evaluasi. BAB IV Perancangan Sistem Bab ini berisi tentang cara penerapan konsep dasar yang telah diuraikan pada bab sebelumnya untuk menganalisa dan merancang aplikasi. BAB V Analisis Hasil Uji Kualifikasi Bab ini berisi tentang menganalisis kualitas perancangan yang sudah dibuat pada sebelumnya. BAB VI Penutup Bab ini berisi tentang kesimpulan dan saran dari penulisan laporan tugas akhir yang disusun.
4
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI BAB II LANDASAN TEORI
Bab ini berisi uraian tentang dasar teori-teori yang didapat dalam referensi dan digunakan untuk mengerjakan sistem.
2.1
Kualitas Informasi Pengambilan keputusan haruslah berdasarkan informasi yang memiliki kualitas
tertentu.
Suatu informasi dikatakan berkualitas bila memenuhi kriteria seperti
berikut[1]: 1. Relevan. Informasi yang disajikan terkait dengan keputusan yang akan diambil oleh pengguna informasi tersebut. 2. Akurat Informasi memiliki kecocokan dengan kejadian-kejadian atau objek-objek yang diwakili. 3. Lengkap Seberapa jauh informasi menyertakan kejadian atau objek-objek yang berhubungan. 4. Tepat waktu Informasi yang tidak tepat waktu akan menjadi informasi yang tidak berguna atau tidak dapat digunakan untuk membantu mengambil keputusan. 5. Dapat dipahami Hal tersebut terkait dengan bahasa dan cara menyajian informasi agar pengguna lebih mudah mengambil keputusan. 6. Dapat dibandingkan Sebuah
informasi
yang
memungkinkan
seorang
pemakai
untuk
mengidentifikasi persamaan dan perbedaan antara dua objek atau kejadian mirip.
5
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 2.2
Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan
2.2.1 Pengertian Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan
Decision Support System atau
SPPK (Sistem Pendukung Pengambilan
Keputusan) seperti judul yang diambil untuk skripsi ini merupakan sistem berbasis komputer yang membantu dalam proses pengambilan keputusan.
Definisi SPPK
secara umum adalah sistem yang berkemampuan untuk mendukung mengambil keputusan dalam menyelesaikan suatu masalah semi terstuktur[1]. Menurut Raymond McLeod, Jr mendefinisikan sistem pendukung keputusan merupakan suatu sistem informasi yang ditujukan untuk membantu manajemen dalam memecahkan masalah yang dihadapinya[6] . 2.2.2 Konsep Dasar Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan Keputusan sering kali harus dilakukan dalam keadaan mendesak di bawah tekanan dan beberapa keputusan mungkin saling berhubungan. Sehingga hal ini menyebabkan kebutuhan akan komputer pendukung untuk mengambil keputusan yang dikenal sebagai sistem pendukung keputusan. Turban & Aronson, mendefinisikan sistem penunjang keputusan (Decision Support Systems – DSS) sebagai sistem yang digunakan untuk mendukung dan membantu pihak
manajemen melakukan
pengambilan keputusan pada kondisi semi terstruktur dan tidak terstruktur. Pada dasarnya konsep DSS hanyalah sebatas pada kegiatan membantu para manajer melakukan penilaian serta tidak menggantikan posisi dan peran manajer[5].
2.2.3 Konsep Pengambilan Keputusan 2.2.3.1 Keputusan
Terdapat definisi-definisi keputusan oleh para ahli. Menurut James A.F. Stoner, keputusan adalah pemilihan di antara berbagai alternatif. Definisi ini mengandung tiga pengertian[3], yaitu: ada pilihan atas dasar logika atau pertimbangan, ada beberapa alternatif yang harus dipilih salah satu yang terbaik, dan ada tujuan yang
6
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI ingin dicapai dan keputusan itu makin mendekatkan pada tujuan tersebut. Terdapat pengertian keputusan lain yang dikemukakan oleh Prajudi Atmosudirjo bahwa keputusan adalah suatu pengakhiran daripada proses pemikiran tentang suatu masalah dengan menjatuhkan pilihan pada suatu alternatif[3]. Dari pengertian para ahli tersebut penulis dapat mengatakan bahwa keputusan adalah suatu pengakhiran dari proses pemikiran tentang suatu masalah dengan menjatuhkan pilihan pada suatu alternatif berdasar pertimbangan yang matang untuk memilih yang terbaik demi mendekatkan pada tujuan yang ingin dicapai. 2.2.3.2 Pengertian Pengambilan Keputusan
Pengambilan keputusan adalah suatu proses pemikiran dalam rangka pemecahan suatu masalah untuk memperoleh hasil akhir untuk dilaksanakan[1]. Bisa juga dianggap sebagai suatu hasil atau keluaran dari proses mental atau kognitif yang membawa pada pemilihan suatu jalur tindakan di antara beberapa alternatif yang tersedia. Setiap proses pengambilan keputusan selalu menghasilkan satu pilihan final[2]. Berdasarkan pengertian tersebut maka dapat disimpulkan bahwa pengambilan keputusan adalah suatu proses mental atau kognitif yang membawa pada pemilihan suatu jalur diantara beberapa alternatif untuk pemecahan suatu masalah. Manajemen sebuah perusahaan mengambil keputusan sangat penting dan tidak boleh sembarangan. Pengambilan keputusan dilakukan oleh orang yang telah diberikan tanggung jawab seperti manajer, CEO(Chief Exsekutif Officer) atau pemiliknya langsung[4]. Keputusan yang diambil merupakan hasil pemikiran dari pengetahuan, pengalaman dari pembuat keputusan. Dalam mengambil keputusan ada tahap-tahap yang harus dilakukan. Tahaptahap tersebut adalah intelligence, design, choice dan implementasi[4]. Tahap Intelligence merupakan kegiatan untuk mengenali masalah, kebutuhan atau kesempatan yang terjadi. Kedua Tahap design merupakan sebuah model atau penyederhanaan penggambaran dari kenyataan dibangun. Pada tahap ini dilakukan dengan membuat asumsi atas relasi antara variable yang relevan terhadap masalah. 7
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI Kemudian, tahap ketiga adalah choice. Tahap ini berisi pemilihan alternatif keputusan yang terbaik. Serta tahap yang terakhir adalah implementasi. Tahap ini merupakan Implementasi keputusan dengan disertai pengawasan dan koreksi yang diperlukan.
Gambar 2.1 Proses Pengambilan Keputusan[4]
2.2.4 Karakteristik Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan
Karakteristik dan kapabilitas SPPK adalah sebagai berikut[1] : 1. SPPK menyediakan dukungan bagi pengambil keputusan utamanya pada situasi semi terstruktur dan tak terstruktur dengan memadukan pertimbangan manusia dan informasi terkomputerisasi. 2. Dukungan disediakan untuk berbagai level manajerial yang berbeda, mulai dari pimpinan puncak sampai manajer lapangan.
8
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 3. Dukungan disediakan bagi individu dan juga bagi group. berbagai masalah organisasional melibatkan pengambilan keputusan dari orang dalam group. Untuk masalah yang strukturnya lebih sedikit seringkali hanya membutuhkan keterlibatan beberapa individu dari departemen dan level organisasi yang berbeda. 4. SPPK menyediakan dukungan ke berbagai keputusan yang berurutan atau saling berkaitan. 5. SPPK mendukung berbagai fase proses pengambilan keputusan: intelligence, design, choice dan implementation. 6. SPPK mendukung berbagai proses pengambilan keputusan dan style yang berbeda-beda; ada kesesuaian diantara SPPK dan atribut pengambil keputusan individu. 7. SPPK selalu bisa beradaptasi sepanjang masa. Pengambil keputusan harus reaktif, mampu mengatasi perubahan kondisi secepatnya dan beradaptasi untuk membuat SPPK selalu bisa menangani perubahan ini. SPPK adalah fleksibel, sehingga user dapat menambahkan, menghapus, mengkombinasikan, mengubah, atau mengatur kembali elemen-elemen dasar (menyediakan respon cepat pada situasi yang tak diharapkan). Kemampuan ini memberikan analisis yang tepat waktu dan cepat setiap saat. 8. Pengguna merasa seperti di rumah. Ramah-pengguna, kapabilatas grafis yang sangat kuat, dan antarmuka manusia-mesin interaktif dengan satu bahasa alami dapat sangat meningkatkan keefektifitasan SPPK. 9. SPPK mencoba untuk meningkatkan efektivitas dari pengambilan keputusan (akurasi, jangka waktu, kualitas), lebih daripada efisiensi yang bisa diperoleh (biaya membuat keputusan, termasuk biaya penggunaan komputer). 10. Pengambil keputusan memiliki kontrol menyeluruh terhadap semua langkah proses pengambilan keputusan dalam menyelesaikan masalah. SPPK secara khusus ditujukan untuk mendukung dan tak menggantikan pengambil keputusan. Pengambil keputusan dapat menindaklanjuti 9
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI rekomendasi komputer sembarang waktu dalam proses dengan tambahan pendapat pribadi atau pun tidak. 11. SPPK mengarah pada pembelajaran, yaitu mengarah pada kebutuhan baru dan penyempurnaan sistem, yang mengarah pada pembelajaran tambahan, dan begitu selanjutnya dalam proses pengembangan dan peningkatan SPPK secara berkelanjutan. 12. User/pengguna harus mampu menyusun sendiri sistem yang sederhana. Sistem yang lebih besar dapat dibangun dalam organisasi user tadi dengan melibatkan sedikit saja bantuan dari spesialis di bidang Information Systems (IS). 13. SPPK biasanya mendayagunakan berbagai model (standar atau sesuai keinginan user) dalam menganalisis berbagai keputusan. Kemampuan pemodelan ini menjadikan percobaan yang dilakukan dapat dilakukan pada berbagai konfigurasi yang berbeda. berbagai percobaan tersebut lebih lanjut akan memberikan pandangan dan pembelajaran baru. 14. SPPK dalam tingkat lanjut dilengkapi dengan komponen knowledge yang bisa memberikan solusi yang efisien dan efektif dari berbagai masalah yang pelik.
Gambar 2.2 Karakteristik dan Kapabilitas SPPK
10
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
SPPK
dalam
tingkat
lanjut
dilengkapi
dengan
komponen
pengetahuan yang bisa memberikan solusi yang efisien dan efektif dari berbagai masalah yang pelik. 2.2.5 Komponen Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan
Adapun komponen-komponen dari SPK adalah sebagai berikut[4]: 1.
Data Management (Subsistem Manajemen Data) Termasuk database, yang mengandung data yang relevan untuk berbagai situasi dan diatur oleh software yang disebut Database Management Systems (DBMS).
2.
Model Management (Subsistem Manajemen Model) Melibatkan model finansial, statistikal, management science, atau berbagai model kuantitatif lainnya, sehingga dapat memberikan ke sistem suatu kemampuan analitis, dan manajemen software yang diperlukan.
3.
User interface (Subsistem Antarmuka Pengguna) Pengguna dapat berkomunikasi dan memberikan perintah pada DSS melalui subsistem ini. Ini berarti menyediakan antarmuka. Pengguna adalah bagian yang dipertimbangkan dari sistem. Subsistem ini tempat komunikasi antara pengguna dan sistem pendukung keputusan serta tempat pengguna memberikan perintah kepada sistem pendukung keputusan.
4.
Knowledge Management (Subsistem Manajemen Berbasis Pengetahuan) Subsistem manajemen pengetahuan (Knowledge), yaitu Subsistem optional ini dapat mendukung subsistem lain atau bertindak sebagai komponen yang berdiri sendiri. Manajemen pengetahuan merupakan beberapa komponen yang berupa satu atau lebih sistem-sistem pakar.
11
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Gambar 2.3 Komponen SPPK[5]
2.3
Metode Analytical Hierarchy Process (AHP)
2.3.1 Pengertian AHP
Metode AHP yang diperkenalkan oleh Prof. Thomas Saaty ,pada dasarnya adalah metode pengambilan keputusan dengan cara memecah suatu masalah yang kompleks dan tidak terstruktur ke dalam kelompok-kelompok dan mengaturnya ke dalam suatu hirarki[7]. Menurut Saaty (1993), hirarki didefinisikan sebagai suatu representasi dari sebuah permasalahan yang kompleks dalam suatu struktur multi level dimana level pertama adalah tujuan, yang diikuti level faktor, kriteria, sub kriteria, dan seterusnya ke bawah hingga level terakhir dari alternatif[7]. Dengan adanya struktur seperti itu didalam suatu hirarki, suatu masalah yang kompleks dapat dipecah ke dalam kriteria-kriteria yang diatur menjadi suatu bentuk hirarki sehingga permasalahan akan tampak lebih terstruktur dan sistematis. Hal ini tentu akan semakin mempermudah dalam mengambil keputusan. Gambaran umum dari AHP adalah
12
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Gambar 2.4 Diagram AHP
2.3.2 Kelebihan AHP
AHP memiliki kelebihan dan kelemahan dalam sistem analisisnya. Kelebihan-
kelebihan analisis ini adalah[1] : 1. Kesatuan (Unity) AHP membuat permasalahan yang luas dan tidak terstruktur menjadi suatu model yang fleksibel dan mudah dipahami. 2.
Kompleksitas (Complexity) AHP memecahkan permasalahan yang kompleks melalui pendekatan sistem dan pengintegrasian secara deduktif.
3.
Saling ketergantungan (Inter Dependence) AHP dapat digunakan pada elemen-elemen sistem yang saling bebas dan tidak memerlukan hubungan linier.
4. Struktur Hirarki (Hierarchy Structuring) AHP mewakili pemikiran alamiah yang cenderung mengelompokkan elemen sistem ke level-level yang berbeda dari masing-masing level berisi elemen yang serupa. 5.
Pengukuran (Measurement) AHP menyediakan skala pengukuran dan metode untuk mendapatkan prioritas.
13
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
6. Konsistensi (Consistency) AHP mempertimbangkan konsistensi logis dalam penilaian yang digunakan untuk menentukan prioritas. 7.
Sintesis (Synthesis) AHP
mengarah
pada
perkiraan
keseluruhan
mengenai
seberapa
diinginkannya masing-masing alternatif. 2.3.3 Prinsip Dasar Analytical Hierarchy Process (AHP) AHP memiliki prinsip-prinsip dasar yaitu[1] : 1. Membuat hirarki Sistem yang kompleks bisa lebih mudah dipahami dengan memecah masalah menjadi elemen-elemen pendukung, menyusun elemen secara hirarki, dan menggabungkannya. 2. Penilaian kriteria dan alternatif Kriteria dan alternatif dilakukan dengan perbandingan berpasangan. Menurut Saaty (1988), untuk berbagai persoalan, skala 1 sampai 9 adalah skala terbaik untuk mengekspresikan pendapat. Nilai dan definisi pedapat kualitatif dari skala perbandingan Saaty bisa diukur menggunakan table analisis seperti table berikut
Tingkat Kepentingan 1 3 5
7
Tabel 2.1 Tingkat Kepentingan[1] Definisi Kedua elemen sangat penting Elemen yang satu sedikit lebih penting dibanding elemen yang lain Elemen yang satu esensial atau sangat penting dibanding elemen yang lainnya Elemen yang satu benar-benar lebih penting dari yang lain
14
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Tabel 2.1 (Lanjutan) Tingkat Kepentingan[1] Tingkat Kepentingan Definisi 9 Elemen yang satu mutlak lebih penting dibanding elemen yang lain 2,4,6,8 Nilai tengah diantara dua penilaian berurutan Kebalikan Jika aktivitas I mendapat satu angka dibandingkan dengan aktivitas j, maka j memiliki nilai kebalikannya dibandingkan dengan i 3. Synthesis of priority (menemukan prioritas)
Untuk setiap kriteria dan alternatif, perlu dilakukan perbandingan berpasangan (pairwase Comparisons). Nilai-nilai perbandingan relatif dari seluruh alternatif criteria yang telah ditentukan untuk menghasilkan bobot dan prioritas. Bobot dan prioritas dihitung dengan memanipulasi matriks atau melalui penyelesaian hitungan matematika.
4. Logical consistency (konsistensi logis)
Konsistesi memiliki dua makna. Pertama, objek-objek yang serupa bisa dikelompokan sesuai dengan keseragaman dan relevansi. Kedua, menyangkut tingkat hubungan antar objek yang didasarkan pada kriteria tertentu.
2.3.4 Langkah-Langkah Analitycal Hierarchy Process(AHP) Langkah dalam metode AHP meliputi[1] : 1. Mendefinisikan masalah dan menentukan solusi yang diinginkan, lalu menyusun hierarki dari permasalahan yang dihadapi. Penyusunan hierarki
15
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI adalah dengan menetepkan tujuan yang merupakan sasaran system secara keseluruhan pada level teratas. 2. Menentukan prioritas elemen a. Langkah pertama dalam menentukan prioritas elemen adalah membuat perbandingan berpasangan, yaitu membandingkan elemen secara berpasangan sesuai kriteria yang diberikan. b. Matriks perbandingan berpasangan diisi menggunakan bilangan untuk mereprentasikan kepentingan relatif dari suatu elemen terhadap elemen yang lainnya. 3. Sintesis Pertimbangan-pertimbangan
terhadap
perbandingan
berpasangan
disintesis untuk memperoleh keseluruhan prioritas. a. Menjumlahkan nilai-nilai dari setiap kolom pada matriks b. Membagi setiap nilai dari kolom dengan total kolom yang bersangkutan untuk memperoleh normalisasi matriks. c. Menjumlahkan nilai- nilai dari setiap baris dan membaginya dengan jumlah elemen untuk mendapatkan rata-rata. 4. Mengukur konsistensi Dalam pembuatan keputusan, penting untuk mengetahui seberapa baik konsistensi yang ada karena tidak ingin membuat keputusan berdasar pertimbangan dengan konsistensi yang rendah. Dalam tahap ini dilakukan : a. Kalikan setiap nilai pada kolom pertama dengan prioritas relatif elemen pertama, nilai pada kolom kedua dengan proiritas relatif elemen kedua, dan seterusnya, b. Jumlahkan setiap baris c. Hasil dari penjumlahan baris dibagi dengan elemen prioritas elemen relatif yang bersangkutan. d. Jumlahkan hasil bagi di atas dengan banyaknya elemen yang ada, hasilnya disebut λ maks. 5. Hitung consistency index(CI) dengan rumus: CI= (λ maks-n)/n-1
(2.1) 16
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI Di mana n = banyaknya elemen 6. Hitung rasio Konsistensi/Consistency Ratio (CR) dengan rumus : CR= CI / IR Di mana
(2.2) CR= Consisstency Ratio CI = Consistency Index IR= Indeks Random Consistency
7. Memeriksa konsistensi hierarki. Jika nilainya lebih dari 10%, maka penilaian data judgment harus diperbaiki. Namun, jika rasio konsistensi (CI/IR) kurang atau sama dengan 0,1 maka, hasil perhitungan bisa dinyatakan benar. Daftar Indeks Random Konsistensi (IR) bisa dilihat tabel di bawah: Tabel 2.2 Daftar Indek Ukuran Matriks Nilai IR 1, 2
0.00
3
0.58
4
0.90
5
1.12
6
1.24
7
1.32
8
1.41
9
1.45
10
1.49
11
1.51
12
1.48
13
1.56
14
1.57
15
1.59
17
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 2.3.5 Kualitas Pemodelan AHP Ada 4 aksioma dalam pemakaian AHP dan pelanggaran dari setiap aksioma akan berakibat tidak validnya metode yang dipakai[7]. Bila tidak memenuhi dan tidak valid maka sistem menjadi tidak berkualitas. Empat aksioma tersebut adalah Reciprocal Comparison, Homogeneity, independence, expectations[7]. 1. Reciprocal Comparison Artinya
pengambilan
keputusan
harus
dapat
memuat
perbandingan dan menyatakan preferensinya. Prefesensi tersebut harus memenuhi syarat resiprokal yaitu apabila A lebih disukai daripada B dengan skala x, maka B lebih disukai daripada A dengan skala 1/x. 2. Homogeneity Artinya preferensi seseorang harus dapat dinyatakan dalam skala terbatas atau dengan kata lain elemen- elemennya dapat dibandingkan satu sama lainnya. Kalau aksioma ini tidak dipenuhi maka elemenelemen yang dibandingkan tersebut tidak homogen dan harus dibentuk cluster (kelompok elemen) yang baru. 3. Independence Artinya preferensi dinyatakan dengan mengasumsikan bahwa kriteria tidak dipengaruhi oleh alternatif-alternatif yang ada melainkan oleh objektif keseluruhan. Ini menunjukkan bahwa pola ketergantungan dalam AHP adalah searah, maksudnya perbandingan antara elemenelemen dalam satu tingkat dipengaruhi atau tergantung oleh elemenelemen pada tingkat diatasnya. 4. Expectations Artinya untuk tujuan pengambil keputusan. Struktur hirarki diasumsikan lengkap. Apabila asumsi ini tidak dipenuhi maka pengambil keputusan tidak memakai seluruh kriteria atau objektif yang tersedia atau diperlukan sehingga keputusan yang diambil dianggap tidak lengkap.
18
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 2.4
Waralaba(Franchise)
2.4.1 Pengertian Franchise Definisi franchise dikemukakan oleh United Nations Centre on Transnational Corporation (UNCTC), sebagai berikut [7]: ”Franchise adalah persetujuan lisensi dari suatu hubungan yang berkesinambungan, yang mana franchisor menyediakan hak-hak khususnya yang di dalamnya termasuk penggunaan merek atau nama ditambah dengan pelayanan asisten teknik, pelatihan, peralatan dan manajemen serta penyediaan tempat”. Menurut Henry Waralaba (franchise) memiliki arti menduplikasi kesuksesan suatu usaha kepada pihak lain[11]. Dari definisi-definisi yang dipaparkan diatas dapat disimpulkan bahwa waralaba adalah perjanjian yang dilakukan antara franchisor pihak pemilik usaha dan franchisee pihak yang mendapat hak usaha, sehingga franchisee dapat menduplikasi atau meniru kesuksesan dari franchisor. 2.4.2 Hukum Dan Undang-Undang Waralaba
Waralaba juga telah diatur dan tercantum didalam undang-undang sehingga tetap terdapat hukum yang mengatur. Berikut beberapa bunyi[8]: 1.
Pasal 1 Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Republik Indonesia No.259/MPP/KEP/7/1977 tentang Ketentuan dan Tata Cara Pelaksanaan Pendaftaran Waralaba menyebutkan bahwa : Pemberi waralaba, yaitu badan usaha atau perorangan yang memberikan haknya kepada pihak lain untuk memanfaatkan dan/atau menggunakan hak atas kekayaan intelektual atau penemuan atau ciri khas usaha yang dimiliki oleh pemberi waralaba, sedangkan penerima waralaba adalah badan usaha atau perorangan yang diberikan hak untuk memanfaatkan dan/atau menggunakan hak atas kekayaan intelektual atau penemuan atau ciri khas usaha yang dimiliki pemberi waralaba “.
2.
Pasal 1 angka (1) Peraturan Pemerintah No. 16 Tahun 1997 tentang Waralaba, franchise atau waralaba dapat diartikan sebagai : “Perikatan di mana salah satu pihak diberikan hak untuk memanfaatkan dan/atau
19
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI menggunakan hak atas kekayaan intelektual atau penemuan atau ciri khas yang dimiliki pihak lain dengan suatu imbalan berdasarkan persyaratan dan penjualan barang dan/atau jasa “. Waralaba ini tidak lepas dari hak atas suatu merek yang dimiliki oleh franchisor. Hak atas suatu merek ini juga sudah diatur dalam undang-undang RI No.15 2001 tentang merek Pasal 3 menyebutkan bahwa:
Hak atas Merek adalah hak
eksklusif yang diberikan oleh Negara kepada pemilik Merek yang terdaftar dalam Daftar Umum Merek untuk jangka waktu tertentu dengan menggunakan sendiri Merek tersebut atau memberikan izin kepada pihak lain untuk menggunakannya. Dengan kata lain franchisor memiliki hak atas merek sebagai pemilik merek, sehingga dapat menggunakan sendiri merek tersebut dan memberikan izin kepada pihak lain untuk menggunakan. Franchisee dapat menggunakan merek dari franchisor dengan membayarkan royalti. 2.4.3 Keuntungan Franchise
Membeli franchise tentu mempunyai keuntungan-keutungan. Ada beberapa keuntungan membeli franchise yaitu[11] : 1. Membeli franchise berarti pula menjadi seorang pemilik bisnis, bukan sekedar bekerja dalam bisnis franchise yang dibeli, tetapi lebih pada pemiliknya, sedangkan yang kerja adalah karyawan. 2. Gerbang masuk paling mudah untuk memulai suatu bisnis dibidang yang disukai. 3. Bisnis franchise telah memiliki merek dagang yang dikenal luas sehingga mempermudah konsumen untuk mengenal produk atau jasa yang ditawarkan dilokasi manapun. 4. Bisnis franchise meningkatkan peluang keberhasilan dalam berbisnis karena telah terbukti memiliki produk atau jasa unggulan dan sistem yang teruji.
20
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 5. Dapat menawarkan konsumen suatu kualitas dan konsistensi produk atau layanan sesuai standar yang ditetapkan franchisor. 6. Mendapat bantuan start-up atau persiapan pembukaan outlet yang umumnya meliputi pemilihan lokasi, desain, dan renovasi tempat, training karyawan, pengadaan peralatan dan perlengkapan yang dibutuhkan, serta program opening gerai. 7. Pasca pembukaan mendapat bantuan dukungan yang berkesinambungan, baik dalam hal training, promosi nasional, bantuan operasional, dan bantuan manajemen lain yang diperlukan. 2.4.4 Kriteria Franchise(Waralaba)
Kriteria Franchise sudah diatur dalam undang-undang. Menurut undangundang pasal 2 ayat 1 waralaba harus memenuhi kriteria sebagai berikut[9] : 1. Memiliki ciri khas usaha; 2. Terbukti sudah memberikan keuntungan; 3. Memiliki standar atas pelayanan dan barang dan/ atau jasa yang ditawarkan secara tertulis; 4. Mudah diajarkan dan diaplikasikan; 5. Adanya dukungan yang berkesinambungan; dan 6. Hak kekayaan Intelektual(HKI) yang telah terdaftar. Kriteria tersebut merupakan syarat minimal yang harus dipenuhi oleh perseorangan atau badan usaha agar dapat menggunakan istilah atau nama Franchise. Namun kriteria tersebut dapat ditambah untuk mendapatkan usaha waralaba yang presentasi keberhasilannya lebih tinggi. Menurut Ari Kurnia dalam memilih franchise dapat dengan membandingkan kelebihan masing-masing dari segi-segi berikut[12]: 1. Keunikan Konsumen selalu mencari sesuatu yang spesial, yang luar biasa dan beda dengan yang lain. Pilih franchise yang unik, namun unik yang dimaksud bukan berarti sesuatu yang “aneh”. Unik berarti memiliki kelebihan
21
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI dibandingkan produk yang lain dan masih bisa diterima oleh selera konsumen. 2. Diferensiasi produk Untuk mengurangi bosan pada produk franchise, perlu adanya diferensiasi produk. Sehingga banyak pilihan rasa dan ukuran. 3. Keunggulan produk Setiap produk pasti memiliki keunggulan. Misalnya, hanya memakai sayuran organik dan saos tomat asli. Memang, akan berimbas pada harga jual produk yang lebih tinggi. Namun, segmen konsumen seperti ini pasti ada. 4. Franchise Fee Franchise fee adalah besarnya biaya yang dibayarkan kepada franchisor untuk memperoleh hak franchise. Sesuaikan besarnya franchise fee dengan budget yang disiapkan. 5. Royalty Fee Royalty fee tidak selalu diberlakukan pada bisnis franchise. Ini bergantung dengan kebijakan franchisor. Ada beberapa franchisor yang cukup mendapatkan keuntungan dari menjual bahan-bahan baku, namun ada juga yang memberlakukan royalty fee. 6. Promotion Fee Pada umumnya
bisnis
franchise skitar
Rp
5.000.000,00 sampai
10.000.000,00 tidak memberlakukan atau mensyaratkan adanya promotion fee. Ini untuk menarik franchisee agar tidak merasa berat karena harus membayar segala biaya. Meskipun sebenarnya promotion fee akan memberikan keuntungan bersama. 7. Gerai Gerai bisa berupa stand booth atau gerobak. Bebas menentukan yang sesuai dengan strategi yang akan dilakukan. Selain itu bentuk gerai bisa menyesuaikan dengan budget.
22
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 8. Pelatihan Pelatihan yang tersetruktur dan komunikatif maka akan memberi hasil yang maksimal. Peserta pelatihan akan memahami cara produksi, menjalankan standar yang berlaku, dan tahu tata cara kerja dalam franchise. Sehingga, akan ada persamaan dalam menjalankan bisnis franchise seperti dalam hal rasa yang diperoleh, pelayanan dan strategi dapat dilakukan seragam. 9. Pendampingan Pendampingan melekat selama beberapa bulan pertama, pendampingan berkala, atau kombinasi keduanya. Dalam hal ini, franchisor memantau setiap kegiatan franchisee. Pendampingan tersebut dilakukan guna memantau perkembangan dari franchisee. Hambatan apa yang dialami dan akan didiskusikan solusi yang terbaik. 10. Kepribadian franchisor Pribadi yang jujur, amanah, dan dapat dipercaya adalah pribadi franchisor idaman. Tidak berorientasi uang semata dan lebih mengedepankan perkembangan bersama. 11. Keuntungan Syarat lain dalam memilih franchise adalah melihat seberapa besar keuntungan dari franchise tersebut. Keuntungan tersebut dapat diketahui dengan melihat laporan keuangan. Pelajari grafik penjualannya, naik terusm naik turun atau malah datar-datar saja. Bisnis yang wajar adalah bisnis yang mengalami naik turun namun masih dalam tahap wajar. Jika dicantumkan selalu naik dengan angka yang fantastis tanpa didukung keterangan yang relevan(misalnya jumlah gerai sedikit, yang tidak memungkinkan untuk memberi keuntungan sebesar itu) maka perlu waspada. 12. Break Even Point (BEP) Lamanya waktu yang dibutuhkan untuk mencapai Break Even Point(BEP) perlu diketahui. Titik ini akan memberitahu kapankah akan balik modal, yaitu dalam keadaan impas. Tidak untung tidak rugi. Asumsi-asumsi yang digunakan atau data tersebut diperoleh dari franchisee yang berlokasi dimana? karena lokasi yang berbeda akan berefek pada omzet penjalan. 23
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 13. Peralatan yang diperoleh Peralatan memegang peranan penting karena produksi tergantung dengan peralatan tersebut. Pastikan peralatan lengkap sehingga menghasilkan produksi yang maksimal dari kuantitas dan rasanya. 14. Jaminan ketersediaan bahan baku Seorang franchisee akan terikat dalam jangka waktu lama dengan franchisornya. Dimana mayoritas bahan baku yang diperlukan di supplay oleh franchisor. Terdapat banyak kriteria yang penulis dapat dari buku-buku. Dari berbagai kriteria tersebut penulis mengambil 6 kriteria yang akan digunakan dalam sistem yaitu : 1. Modal awal dan fee, Modal awal dan fee penulis jadikan satu karena kedua hal ini sangat berkaitan. Fee adalah biaya yang dikenakan selain untuk modal. Misalnya royalty fee, promosi fee. 2. Ciri khas usaha, Kriteria yang kedua adalah ciri khas usaha. Usaha franchise harus memiliki ciri khas pembeda dengan usaha yang lain. 3. BEP/ROI, BEP/ROI akan memberikan gambaran keuntungan yang akan didapat frachisee. Sehingga penting untuk memperhatikan BEP dan ROI. BEP adalah dimana keadaan impas, tidak untuk tidak rugi. Roi(Return of Investment) adalah dimana posisi balik modal. Ini akan memberitahukan kapan franchisee balik modal. 4. Bantuan yang diberikan, Bantuan yang disediakan Franchisor berbeda-beda. Ada yang hanya memberikan ketersediaan bahan baku dan perlengkapan, adapula yang akan memberikan dukungan berupa pendampingan sehingga franchisee akan sangat terbantu.
24
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 5. Lama berdiri dan jumlah gerai, Kriteria ke-lima ini terdapat lama berdiri dan jumlah gerai. Kedua kriteria tersebut dijadikan satu karena keduanya sangat berkaitan penting. Minimal lama berdiri untuk sebuah franchise adalah 3 tahun dan franchise tersebut sudah membuka lebih dari 3 gerai atau cabang. Hal ini akan membuktikan franchise tersebut telah teruji. 6. Reputasi terhadap kualitas produk / jasa. Bagaimana reputasi franchise tersebut di masyarakat. Reputasi sangat penting bagi usaha franchise. Penulis mengambil 6 kriteria tersebut
yang akan digunakan untuk
membandingkan franchise. Franchise yang masuk dalam sistem diasumsikan sudah memenuhi syarat untuk menjadi franchise sesuai dengan undang-undang yang berlaku.
2.5
Kualitas Basis Data
Dalam perancangan dan penyusunan basis data dikenal adanya beberapa batasan aturan yang harus ditaati. Batasan aturan tersebut berhubungan dengan 5 aspek penting dalam basis data, yaitu[14]: 1. Kerangkapan data(data redundancy) Kerangkapan data adalah munculnya data-data yang sama secara berulang kali pada file basis data yang tidak diperlukan. Sebagian besar hal ini terjadi diakibatkan oleh orientasi pengembangan sistem yang lebih berorientasi pada program aplikasi(program oriented) dan bukan berorientasi pada basis
data(data
oriented).
Kerangkapan
data
akan
menyebabkan
pemborosan media penyimpanan basis data, biaya semakin besar, tidak efisien dalam mengolah data, risiko munculnya inkonsistensi data. Kerangkapan data bisa terjadi pada dua kemungkinan yaitu: a. Kerangkapan data dalam satu file. Kerangkapan data dalam satu file terjadi jika muncul kerangkapan nilai-nilai rinci data dalam satu file tersebut. Hal ini dapat diatasi
25
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI dengan cara memecah file tersebut menjadi file baru yang mempunyai struktur lebih sederhana. Banyaknya file baru yang terbentuk tergantung dari banyaknya kerangkapan data. b. Kerangkapan data dalam beberapa file. Kerangkapan data dalam beberapa file terjadi jika muncul nama-nama yang sama dalam beberapa file. Hal ini dapat diatasi dengan cara menghapus kolom yang rangkap. 2. Inkonsistensi data(data inconsistency) Inkonsistensi data atau data tidak konsisten adalah munculnya data yang tidak konsisten pada medan/kolom yang sama dalam 1 atau beberapa file data yang dihubungkan/direlasikan. Hal ini diakibatkan proses pemasukan data yang tidak benar, proses pembaruan data yang tidak benar, pengendalian
sistem
yang
tidak
baik.
Inkonsistensi
data
akan
mengakibatkan kesalahan informasi pada hasil pengolahan data. Maka dari itu inkonsistensi data harus dimulai sejak perancangan struktur file dalam basisdata yaitu dengan cara merancang struktur file yang terbebas dari kerangkapan data. 3. Data terisolasi(data isolation) Data terisolasi disebabkan oleh pemakaian beberapa file basis data dimana aplikasi tidak dapat mengakses data-data dari file tertentu. Data terisolasi harus dihindari karena akan mengakibatkan tidak lengkapnya informasi. Hal ini terjadi akibat tidak adanya kemungkinan untuk menghubungkan antar data dalam file, tidak adanya standarisasi(berkaitan dengan domain/format data meliputi tipe dan ukuran data. 4. Keamanan data(data security) Prinsip dasar dari keamanan basis data adalah bahwa data-data dalam basis data bernilai sangat penting dan rahasia. oleh karena itu data-data harus dijaga dari berbagai hal yang memungkinkan dapat merusak data. Aspek keamanan basis data meliputi[14]:
26
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI a. Recovery, adalah suatu proses menggunakan kembali basis data dari media penyimpanan cadangan untuk mengembalikan data pada kondisi yang benar karena kerusakan. b. Integrity, berkaitan dengan unjuk kerja sistem untuk dapat menjaga data-data dalam basis data agar selalu berada dalam kondisi benar(tipe dan ukuran data), up to date(sesuai kondisi actual, konsisten, dan selalu tersedia. c. Concurency, berkaitan dengan mekanisme pengendalian basis data saat digunakan oleh beberapa pemakai secara bersamaan agar terhindar dari kesalahan akibat beberapa transaksi berbeda dilakukan bersamaan. d. Privacy, yaitu dimaksudkan sebagai pembatasan kewenangan akses data dalam basis data untuk mencegah dan melindungi basis data dari penggunaan oleh pengguna yang tidak berwenang dan pengubahan tidak dikehendaki. e. Security, adalah suatu mekanisme sistem untuk mencegah dan melindungi basis data kehilangan akibat kerusakan pada fisik media penyimpanan. 5. Integritas data(data integrity) Integritas data berhubungan dengan kinerja sistem agar dapat melakukan kendali pada semua bagian sistem. Suatu saran untuk meyakinkan data-data dalam basis data agar selalu berada dalam kondisi benar(tipe dan ukuran data), up to date(sesuai kondisi aktual), konsisten, dan selalu tersedia[14]. Salah satu cara untuk menjaga integritas adalah meyakinkan bahwa nilainilai data adalah benar sejak pertama kali masuk. Abraham Silberchatz, Henry F. Korth, dan S. Sudarshan menyatakan bahwa database yang benar mampu mengatasi semua permasalahan yang terkait dengan batasan aturan diatas[13] .
27
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 2.6
Kriteria Desain User Interface yang Baik
Pengguna sistem biasanya menilai suatu sistem melalui interface (antarmuka) lebih dahulu daripada kemampuan sistem. Maka, pembuatan desain user-interface yang baik sangat penting. Dalam membuat desain user interface terdapat beberapa kriteria yang harus dipenuhi yaitu[17]: 1. User Familiarity
: interface (antarmuka) harus menggunakan terminologi
dan konsep yang menarik dari pengalaman orang yang paling banyak menggunakan sistem. 2. Consistency
: interface (antarmuka) harus konsisten dalam hal itu,
sedapat mungkin operasi yang sebanding harus diaktifkan dengan cara yang sama. 3. Minimal surprise
: pengguna seharusnya tidak pernak terkerjut oleh sistem
berperilaku. 4. Recoverability
: interface (antarmuka) harus termasuk mekanisme untuk
mengijinkan pengguna untuk recover dari errors. Ini termasuk undo facility, konfirmasi atas perilaku merusak. 5. User guidance
: interface (antarmuka) harus menyediakan feedback
yang berarti ketika terjadi error dan menyediakan fasilitas bantuan contextsensitive user. Beberapa contoh user guidance seperti help systems, on-line manual, dll. 6. User diversity
: interface (antarmuka) harus menyediakan fasilitas
interaksi yang tepat untuk berbagai jenis pengguna sistem.
28
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Bab ini berisi uraian tentang cara pengambilan data untuk penelitian. Cara pengambilan data tersebut dapat dilakukan berbagai langkah seperti yang akan dijelaskan dibawah ini. 3.1
Rumusan Masalah
Masalah yang akan diselesaikan adalah bagaimana merancang sistem pendukung pengambilan keputusan pemilihan franchise dengan menggunakan metode AHP. Rumusan masalah tersebut akan diselesaikan dengan cara membuat perancangannya sesuai komponen SPPK. Perancangan akan dibuat sesuai dengan komponen yang diperlukan untuk membuat SPPK. Komponen manajemen data mengatur basis data yang diperlukan sistem. Maka, dalam rancangan akan dibuat tabeltabel yang diperlukan, hubungan dari antar tabel dan query yang diperlukan. Komponen kedua manajemen model. Dalam tahap ini akan dilakukan simulasi perhitungan AHP. Hal lain yang akan dibuat adalah rancangan user-interface (antarmuka pengguna). User interface akan dirancang lebih user friendly agar pengguna mudah dalam menggunakan sistem. Komponen terakhir yang diperlukan adalah knowledge management (manajemen pengetahuan). Komponen ini merupakan komponen yang bersifat optional yaitu dapat untuk mendukung subsystems yang lain atau sebagai komponen sendiri. Dalam penelitian ini tidak menggunakan manajemen pengetahuan. Rumusan masalah yang kedua adalah pengujian kualitas rancangan SPPK pemilihan franchise dengan metode AHP.
Pengujian kualitas perancangan akan
dilakukan dengan menguji apakah kriteria-kriteria perancangan yang baik sudah terpenuhi sesuai teori. Kualitas yang akan diuji mulai dari kualitas informasi, kualitas basis data, kualitas model AHP, kualitas user interface.
29
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI Untuk menyelesaikan masalah di atas, penulis akan melakukan beberapa langkah penelitian. Langkah-langkah tersebut antara lain : 1. Analisis dan Perancangan Sistem Tahapan ini bertujuan untuk menganalisa masalah dan merancang sistem pendukung pengambilan keputusan pemilihan franchise dengan menggunakan metode AHP. 2. Pengumpulan dan Pengolahan Data Tahapan ini bertujuan untuk mengumpulkan data yang akan digunakan sistem. 3. Pengujian dan Analisis Sistem Tahapan ini bertujuan untuk menguji kualitas perancangan sistem yang di buat. 4. Penarikan Kesimpulan Tahapan ini bertujuan untuk menarik kesimpulan dari hasil penelitian.
Langkah-langkah tersebut kemudian akan dijelaskan lebih lanjut melalui uraian berikut : 3.2
Analisis Masalah dan Perancangan Sistem
Pada tahapan ini bertujuan melakukan analisis masalah untuk mengolah hasil dari interview dan studi literature untuk penentuan syarat-sayarat dan data-data yang dibutuhkan dalam proses pemilihan franchise.
Wawancara dilakukan untuk
mengetahui kebutuhan dan syarat-syarat aturan-aturan yang harus dipenuhi dalam
30
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI mendirikan sebuah usaha franchise. Kegiatan wawancara ditujukan kepada Hendry E Ramdhan, pengamat dan praktisi franchise sejak 2005 dan juga penulis buku “Jitu membeli Franchise”. Hasil dari wawancara tersebut akan digunakan sebagai input dalam tahap analisis. Setelah analisis dilakukan maka hasil analisis masalah akan berupa perkiraan syarat-syarat usaha franchise dan data-data yang dibutuhkan dalam penelitian ini. Syarat-syarat pemilihan franchise, meliputi 6 kriteria yang telah ditetapkan. Kriteria tersebut menjadi dasar perhitungan AHP. Selain itu, tahapan ini bertujuan untuk mencari informasi-informasi yang didapat dari berbagai sumber untuk merancang SPPK pemilihan franchise menggunakan metode AHP. Proses yang akan dilakukan ditahap ini meliputi perancangan sistem dengan membuat use case, diagram aliran data dan EntityRelationship (ER). Perancangan dibuat sesuai dengan komponen sppk. Kemudian, mencari dan menganalisa informasi–informasi mengenai kriteria atau syarat–syarat yang harus dipenuhi sebagai sebuah perancangan sistem berkualitas. Kriteria tersebut akan digunakan untuk mengevaluasi perancangan sistem. Hasil dari tahapan ini adalah rancangan sistem yang akan digunakan untuk membuat SPPK pemilihan franchise menggunakan metode AHP.
3.3
Pengumpulan Data dan Pengolahan Data
Data yang digunakan adalah data-data franchise. Data tersebut meliputi identitas perusahaan waralaba, modal atau investasi yang diperlukan untuk memiliki franchise tersebut, sejarah dan lama berdiri perusahaan dalam membuka cabang. Selain itu juga data keuangan perusahaan untuk melihat perkiraan keuntungan yang akan di dapat. 3.4
Pengujian dan Analisis Perancangan Sistem
Pada tahap ini bertujuan untuk melakukan pengujian sistem yang telah dibuat, pengujian rancangan sistem tersebut bertujuan untuk mengetahui kualitas 31
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI perancangan SPPK pemilihan franchise. Dalam tahap ini pengujian akan dilakukan dengan mengevaluasi perancangan sistem dari berbagai segi yaitu analisis dari segi kualitas informasi, analisis dari segi basis data, analisis dari segi pemodelannya, analisis dari segi user interface dan terakhir penarikan kesimpulan. Mensimulasi perhitungan AHP secara manual dengan menggunakan bantuan Microsoft Office Excel. Simulasi menggunakan data asli franchise. 3.4.1 Analisis Basis Data
Basis data dalam sistem akan di analisa apakah sudah memenuhi kriteria basis data yang baik yaitu kelengkapan basis data, integritas, normalisasi. 3.4.2 Analisis Segi Pemodelannya
Pemodelan yang digunakan untuk sistem apakah sudah sesuai dengan syarat suatu model yang baik. 3.4.3 Analisis User Interface
Rancangan User interface apakah sudah memudahkan pemakaian oleh pengguna awam. Rancangan akan dibuat secara sederhana, tidak terlalu matematis yang dapat membuat pengguna bingung. 3.5
Penarikan Kesimpulan
Pada tahapan ini penulis akan menarik suatu kesimpulan berupa keputusan terhadap penelitian ini. Kualitas metode AHP dalam memberikan rekomendasi dan alternatif-alternatif yang dapat diambil dilihat dari syarat atau kriteria pengguna. Ini dapat membuktikan bahwa sistem ini dapat membantu dalam mengambil keputusan usaha waralaba yang tepat dengan menggunakan metode AHP.
32
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI BAB IV PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM
Bab ini berisi uraian tentang perancangan dan implementasi sistem. Langkah-langkah perancangan sistem akan dijelaskan lebih detail dalam bab ini. 4.1
Perancangan Sistem Pada tahap ini akan dijelaskan hasil perancangan sistem yang terdiri dari DAD
(diagram aliran data), use case. 1. Diagram Aliran Data Diagram aliran data ini menjelaskan keseluruhan rancangan aliran data dalam sistem ini. Diagram aliran data (DAD) pada sistem ini terdiri dari diagram konteks, diagram aliran data tingkat 1, diagram aliran data tingkat 2. Berikut ini penjelasan lebih detailnya : a.
Diagram Konteks Diagram konteks berikut menggambarkan data yang masuk dan data yang keluar dari sistem ini. Skor kriteria
Pengunjung
Skor franchise
Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan Pemilihan Franchise
Kriteria-kriteria Hasil Rekomendasi Info Franchise
profil perusahaan franchise Modal awal & frenchise fee
Franchisor/ pemilik waralaba
Ciri khas usaha Bantuan yg diberikan Legalitas Bukti usaha menguntungkan Lama berdiri dan junlah gerai Lamaran thd franchise
Gambar 4.1 Diagram Konteks 33
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
b.
Diagram Aliran Data Tingkat 1 Diagram aliran data tingkat 1 merupakan pemecahan proses-proses dari diagram konteks. Berikut ini adalah diagram aliran data tingkat 1 SPPK pemilihan franchise : Data lamaran terhadap franchisor dari sistem di level ini tidak ditulis kembali karena franchisor dapat memutuskan untuk menerima atau tidak.
Franchisor
Pengunjung
Lamaran thd franchise
profil pershn franchise
Kriteria-kriteria
Ciri khas usaha
Legalitas
Modal awal & frenchise fee
Bantuan yg diberikan
Info franchiseSkor kriteria
Hasil rekomendasi Skor franchise
Lama berdiri dan junlah gerai
Bukti usaha menguntungkan
1. 1. Perekaman PerekamanData Data
2.2. Perhitungan PerhitunganAHP AHP
Franchise
Kriteria Kategori
Penilaian
Pengguna
Gambar 4.2 Diagram Aliran Data Tingkat 1
34
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI c. Diagram Aliran Data Tingkat 2 proses 1 Diagram aliran data tingkat 2 proses 1 merupakan pemecahan prosesproses dari diagram aliran data tingkat 1 proses 1. Diagram aliran data tingkat 1 proses 1 sudah jelas sehingga tidak dipecah. d.
Diagram Aliran Data Tingkat 2 proses 2 Diagram aliran data tingkat 2 proses 2 merupakan pemecahan prosesproses dari diagram aliran data tingkat 1 proses 2. Berikut ini adalah diagram aliran data tingkat 1 SPPK pemilihan franchise.
Pengguna
Informasi franchise Hasil rekomendasi
Kriteria-kriteria Bobot kriteria Bobot franchise
2.1 2.1 Menormalisasikan Menormalisasikanbobot bobot kriteria kriteriafranchise franchise
Bobot kriteria ternormalisasi
Franchise
2.2 2.2 Perhitungan PerhitunganNilai Nilaifranchise franchise
Penilaian
Kriteria Pengguna Kategori
Gambar 4.3 Diagram Aliran Data Tingkat 2 proses 2
2. Diagram Use case Diagram use case merupakan model diagram UML yang digunakan untuk menggambarkan kebutuhan fungsional yang diharapkan dari sebuah sistem. Diagram
35
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI use case mendeskripsikan sebuah interaksi antara satu atau lebih aktor dengan sistem yang akan dibuat. Diagram use case digunakan untuk mengetahui fungsi apa saja yang ada di dalam sebuah sistem dan siapa saja yang berhak menggunakan fungsifungsi tersebut. Yang ditekankan pada diagram ini adalah “apa” yang diperbuat sistem. a. Aktor-Aktor Use case Aktor-aktor merupakan orang yang menggunakan sistem. Aktor-aktor Use case menjelaskan tentang tugas dan fungsi yang dilakukan oleh setiap aktor. Melalui tabel berikut akan dijelaskan mengenai keterangan apa saja yang akan dilakukan aktor, seperti pada Tabel 4.1 berikut. Tabel 4.1 Tabel Aktor Use case Nama Aktor Keterangan Administrator (Admin)
Pengguna
sebagai
admin
yang
menjalankan sistem dan mempunyai akses dalam pembaharuan data maupun menghapus data. Pengguna (Pengunjung)
Pengguna (pengunjung) website yang akan
menggunakan SPPK pemilihan
usaha franchise atau hanya melihat informasi saja.
b. Diagram Use case Diagram Use case menggambarkan proses-proses mengenai tugas atau hak akses dari aktor tersebut. Aktor dalam sistem pendukung pengambilan keputusan ini ada dua yaitu, pengunjung dan administrator.
1. Administrator(admin) Admin memiliki peran atau fungsi yang sangat penting dalam sistem ini.
Admin memiliki peran menambah, mengubah, 36
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI menghapus data dalam sistem. Peran admin lebih rinci bisa dilihat melalui gambar berikut ini. Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan untuk Menentukan Usaha Franchise
Login
Pembobotan franchise
Tambah kriteria
Ubah Kriteria
Hapus kriteria
Admin
Tambah kategori
Ubah kategori
Hapus kategori
Tambah franchise
Ubah franchise
Hapus franchise
Gambar 4. 4 Use case Untuk Admin
2. Pengunjung(Pengguna) Pengguna atau pengunjung umum hanya memiliki beberapa hak akses. Pengguna dapat melihat franchise atau mencari franchise
37
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI yang telah disediakan dalam sistem. Lebih rinci hak akses yang dimiliki pengguna dapat dilihat melalui gambar berikut. Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan untuk Menentukan Usaha Franchise
Melihat franchise
Mencari franchise
Memilih franchise Pengguna Memasukan skor kriteria
Menjadi anggota (member)
Melihat hasil
Gambar 4.5 Use case Pengguna c. Narasi Use case 1.
Melihat Franchise
Aktor
: pengguna
Kondisi Awal
: membuka halaman web
Kondisi Akhir
: muncul berbagai macam franchise
Tabel 4. 2 Narasi Use case Memasukkan Data Kategori Aksi 1. pengguna
mengklik
Reaksi kategori
franchise yang tersedia 2. Sistem menampilkan franchise sesuai dengan kategori yang telah dipilih
38
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 2. Mencari Franchise Aktor
: pengguna
Kondisi Awal
: membuka halaman web
Kondisi Akhir
: muncul berbagai macam franchise
Tabel 4. 3 Narasi Use case Memasukkan Data Kategori
Aksi 1. pengguna
Reaksi
mengetikkan
kata
kunci dan klik “search”
2. Sistem menampilkan franchise sesuai dengan kata kunci yang di input pengguna
3. Tambah Pengguna Aktor
: pengguna
Kondisi Awal
: pendaftaran member
Kondisi Akhir
: Sistem mengonfirmasikan kepada pengguna bahwa data pengguna yang ditambah berhasil ditambahkan ke database
Tabel 4. 4 Narasi Use case Tambah Pengguna
Aksi
Reaksi
1. pengguna mengklik pendaftaran 2. Sistem
menampilkan
form
untuk diisi oleh pengguna. Isi form merupakan identitas dari pengguna
39
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI Tabel 4. 4(lanjutan) Narasi Use case Tambah Pengguna
Aksi
Reaksi 3.Sistem menampilkan 2 pilihan yaitu member umum atau franchisee dan
4. pengguna mengklik member umum.
member sebagai franchisor.
pengguna mengisi form tersebut dan mengklik daftar. 5.Mengkonfirmasi
berhasil
ditambahkan ke basis data.
4. Edit Pengguna Aktor
: pengguna
Kondisi Awal
: sudah menjadi member
Kondisi Akhir
: Sistem mengonfirmasikan kepada franchisee bahwa data pengguna yang diubah berhasil diubah dari database
Tabel 4. 5 Narasi Use case edit data pengguna
Aksi 1. pengguna
mengklik
Reaksi edit
pengguna. 2. Sistem
menampilkan
data
pengguna 3.pengguna mengubah data pengguna dan klik simpan 4.mengkonfirmasi berhasil disimpan ke basis data.
40
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 5. Hapus Pengguna Aktor
: franchisee
Kondisi Awal
: masuk ke halaman untuk franchisor
Kondisi Akhir
: Sistem mengonfirmasikan kepada franchisor bahwa data franchise berhasil dihapus di database
Tabel 4. 6 Narasi Use case edit franchise
Aksi 1. franchisee
Reaksi
memilih
hapus
franchisee 2. Sistem menghapus franchisee
6. Tambah Franchise Aktor
: Franchisor
Kondisi Awal
: setelah mendaftar sebagai franchisor
Kondisi Akhir
: Sistem mengonfirmasikan kepada franchisor bahwa data franchise berhasil ditambah ke database
Tabel 4. 7 Narasi Use case edit franchise
Aksi 1. franchisor
memilih
Reaksi tambah
franchise 2.Sistem menampilkan form untuk 3.pengguna memasukan data sesuai
diisi franchisor
form yaitu data perusahaan dan data franchise
4.mengkonfirmasi berhasil disimpan ke basis data.
41
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 7. Edit Franchise Aktor
: Franchisor
Kondisi Awal
: masuk ke halaman untuk franchisor
Kondisi Akhir
: Sistem mengonfirmasikan kepada franchisor bahwa data franchise berhasil diubah dan disimpan di database.
Tabel 4. 8 Narasi Use case edit franchise
Aksi
Reaksi
1.franchisor memilih edit franchise
2.Sistem menampilkan form untuk diisi franchisor 3.pengguna memasukan data yang ingin diubah 4.mengkonfirmasi
berhasil
dan
disimpan ke basis data.
8. Hapus Franchise Aktor
: Franchisor
Kondisi Awal
: masuk ke halaman untuk franchisor
Kondisi Akhir
: Sistem mengonfirmasikan kepada franchisor bahwa data franchise berhasil dihapus di database
Tabel 4. 9 Narasi Use case edit franchise
Aksi 1. franchisor franchise
memilih
Reaksi hapus 2. Sistem menghapus franchise
42
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 9. Tambah Kategori Aktor
: Admin
Kondisi Awal : Login sebagai admin Kondisi Akhir : Sistem mengonfirmasikan kepada admin bahwa kategori yang ditambah berhasil ditambahkan ke database
Tabel 4. 10 Narasi Use case Tambah Pengguna
Aksi
Reaksi
1. Klik tambah kategori 2. Sistem
menampilkan
halaman
yang berisi form tambah kategori 3. Admin mengisi nama kategori dan mengklik tambah 4.Sistem menyimpan nama kategori yang ditulsi admin.
5.Mengkonfirmasi
berhasil
ditambahkan ke basis data.
10. Edit Kategori Aktor
: Admin
Kondisi Awal
: Login sebagai admin
Kondisi Akhir
: Sistem mengonfirmasikan kepada admin bahwa kategori yang diubah berhasil ditambahkan ke database
43
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Tabel 4. 11Narasi Use case Edit Kategori
Aksi
Reaksi
1.Klik edit kategori
2.Sistem
menampilkan
halaman
yang berisi form kategori didalam basis data. 3.Admin memilih yang akan diedit, mengubah nama kategori dan klik simpan
4.Sistem menyimpan nama kategori yang ditulsi admin.
5.Mengkonfirmasi
berhasil
disimpan ke basis data.
11. Hapus Kategori Aktor
: Admin
Kondisi Awal
: Login sebagai admin
Kondisi Akhir
: Sistem mengonfirmasikan kepada admin bahwa kategori yang dihapus berhasil dihapus dari database Tabel 4. 12 Narasi Use case Hapus Kategori
Aksi
Reaksi
1. Klik hapus kategori 2. Sistem menampilkan halaman yang berisi form kategori didalam basis 3.Admin memilih yang akan dihapus,
data.
dan klik hapus 4.Sistem menghapus kategori. 5.Mengkonfirmasi berhasil dihapus.
44
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
12. Tambah Kriteria Aktor
: Admin
Kondisi Awal
: Login sebagai admin
Kondisi Akhir
: Sistem mengonfirmasikan kepada admin bahwa kriteria yang ditambah berhasil ditambahkan ke database
Tabel 4. 13 Narasi Use case Tambah Kriteria
Aksi
Reaksi
1.Klik tambah kriteria 2.Sistem
menampilkan
halaman
yang berisi form tambah kriteria 3.Admin mengisi nama kriteria dan mengklik tambah 4.Sistem menyimpan nama kriteria yang ditulis admin.
5.Mengkonfirmasi
berhasil
ditambahkan ke basis data.
13. Edit Kriteria Aktor
: Admin
Kondisi Awal : Login sebagai admin Kondisi Akhir : Sistem mengonfirmasikan kepada admin bahwa Kriteria yang
diubah berhasil ditambahkan ke database
45
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Tabel 4. 14 Narasi Use case Edit Kriteria
Aksi
Reaksi
1. Klik edit Kriteria 2. Sistem
menampilkan
halaman
yang berisi form kriteria didalam basis data. 3.Admin memilih yang akan diedit, mengubah nama kriteria dan klik
4.Sistem menyimpan nama kriteria
simpan
yang ditulis admin.
5.Mengkonfirmasi
berhasil
disimpan ke basis data.
14. Hapus Kriteria Aktor
: Admin
Kondisi Awal : Login sebagai admin Kondisi Akhir : Sistem mengonfirmasikan kepada admin bahwa kategori yang
dihapus berhasil dihapus dari database Tabel 4.15 Narasi Use case Hapus Kategori
Aksi
Reaksi
1. Klik hapus kategori 2. Sistem menampilkan yang berisi form didalam basis data.
halaman kategori
3. Admin memilih yang akan dihapus, dan klik hapus 4.Sistem menghapus kategori. 5.Mengkonfirmasi berhasil dihapus. 46
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 4.2
Manajemen Dialog Manajemen dialog menggambarkan tampilan sistem yang akan berhubungan
langsung dengan user. Dalam manajemen dialog ini akan dijelaskan fungsi setiap halaman antar muka sistem. Berikut halaman antar muka serta penjelasannya:
1. Tampilan Home pengunjung
Gambar 4.6 Tampilan Home pengunjung
47
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 2.
Tampilan Franchise Gallery
Gambar 4.7 Tampilan Franchise Gallery
3. Tampilan Franchise Article
Gambar 4.8 Tampilan Franchise Article
48
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 4. Tampilan Decision Support AHP
Gambar 4.9 Tampilan Decision Support AHP
5.
Tampilan Kriteria
Gambar 4.10 Tampilan Kriteria
49
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 6.
Tampilan Hasil Perhitungan
Gambar 4.11 Hasil Perhitungan
7. Tampilan Login Admin Home Waralaba Istilah a. Tampilan Admin Tambah , Edit, hapus Kategori
SPK AHP
b. Tampilan Admin Tambah , Edit, Hapus Franchise Username :
Password
: Forget?
Login
Gambar 4.12 Tampilan Login Admin
50
Event
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 8. Tampilan input data Franchise
Gambar 4.13 Tampilan input data Franchise
9. Tampilan admin tambah, edit, hapus kategori
Gambar 4.14 Tampilan admin tambah, edit, hapus kategori
51
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 10. Tampilan admin tambah, edit, hapus kriteria
Gambar 4.15 Tampilan admin tambah, edit, hapus kriteria
11. Tampilan data alternatif
Gambar 4.16 Tampilan data alternatif
52
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 12. Tampilan Nilai Perbandingan Alternatif
Gambar 4.17 Tampilan Nilai Perbandingan Alternatif Bagian Atas
13. Tampilan Nilai Perbandingan Alternatif Bagian Bawah
Gambar 4.18 Tampilan Nilai Perbandingan Alternatif Bagian Bawah
53
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 4.3
Manajemen Model Pada tahap ini dijelaskan gambaran tentang model yang akan digunakan, model
AHP adalah dalam bentuk hirarki. Berikut simulasi metode AHP yang dikerjakan dengan bantuan Microsoft Excel. 4.3.1 Simulasi Metode AHP Langkah-langkah dalam metode AHP meliputi: 1. Mendefinisikan masalah dan menentukan solusi yang diinginkan, lalu menyusun hierarki dari permasalahan yang dihadapi. Penyusunan hierarki adalah dengan menetapkan tujuan yang merupakan sasaran sistem secara keseluruhan pada level teratas.
Gambar 4.19 Hierarki AHP 2. Menentukan prioritas elemen a. Langkah pertama dalam menentukan prioritas elemen adalah membuat perbandingan pasangan, yaitu membandingkan elemen secara berpasangan sesuai kriteria yang diberikan.
54
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Melalui
perbandingan
berpasangan
tersebut
tiap
elemen
dibandingkan. Elemen elemen yang dibandingkan adalah modal awal dan biaya, ciri khas, BEP/ROI, bantuan, lama berdiri dan jumlah gerai, reputasi. b. Matriks perbandingan berpasangan diisi menggunakan bilangan untuk mereprentasikan kepentingan relatif dari suatu elemen terhadap elemen yang lainnya.
Bilangan yang digunakan untuk mengisi adalah 1-9 sesuai tingkat kepentingan perbandingan. Tingkat kepentingan perbandingan dapat dilihat pada tabel 2.1. 3. Sintesis Pertimbangan- pertimbangan terhadap perbandingan berpasangan disintesis untuk memperoleh keseluruhan prioritas. a. Menjumlahkan nilai-nilai dari setiap kolom pada matriks
55
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI Setelah mengisi bilangan atau skor preference maka jumlahkan nilai tiap kolom. b. Membagi setiap nilai dari kolom dengan total kolom yang bersangkutan untuk memperoleh normalisasi matriks.
Kolom pertama baris pertama pada perbandingan modal awal dan modal awal didapat dengan 1 dibagi 3,5 menjadi 0,2857143. 1 adalah skor / bilangan yang diisi sebelumnya dan 3,5 adalah jumlah kolom. Kolom yang sama pada baris kedua 0,5 dibagi 3,5 menjadi 0,1428571. Kemudian baris ketiga 0,5 dibagi 3,5 menjadi 0,1428571. Baris kelima 0,5 dibagi 3,5 menjadi 0,1428571. Terakhir baris keenam 0,5 dibagi 3,5 menjadi 0,1428571. Kolom selanjutnya dilakukan langkah yang sama dengan kolom pertama. Sehingga menghasilkan jumlah-jumlah seperti pada tabel diatas. c. Menjumlahkan nilai- nilai dari setiap baris dan membaginya dengan jumlah elemen untuk mendapatkan rata-rata atau disebut vektor prioritas.
56
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Menjumlahkan
baris
1
yaitu
0,285743+0,444444+0,285714+0,222222+0,173913+0,153846
=
1,565854. Hasil tersebut kemudian dibagi dengan jumlah elemen untuk menghasilkan rata-rata yaitu 1,565854/6 = 0,260976. Rata-rata tersebut disebut juga vector prioritas. Dilakukan hal yang sama pada baris selanjutnya hingga baris keenam. 4. Mengukur konsistensi Dalam pembuatan keputusan, penting untuk mengetahui seberapa baik konsistensi yang ada karena tidak ingin membuat keputusan berdasar pertimbangan dengan konsistensi yang rendah. Dalam tahap ini dilakukan : a. Kalikan setiap nilai pada kolom pertama dengan prioritas relatif elemen pertama, nilai pada kolom kedua dengan proiritas relatif elemen kedua, dan seterusnya.
57
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Kalikan vektor prioritas pertama dengan nilai elemen yang di isi bilangan pada langkah 1 b. vektor prioritas pertama 0,260976 dikalikan 1 nilai elemen kolom pertama baris pertama menjadi 0,260976. Selanjutnya vector piroritas elemen pertama 0,260976 dikalikan 0,5 nilai elemen kolom pertama baris kedua.
b. Jumlahkan setiap baris
c. Hasil dari penjumlahan baris dibagi dengan elemen prioritas elemen relative yang bersangkutan.
58
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI Jumlah pada baris pertama 1,739024 dibagi 0,260976 vektor prioritas pertama menjadi 6,663548. Pada baris kedua, jumlah baris kedua 1,721648 dibagi 0,251252 vektor prioritas kedua menjadi 6,395669. Dilakukan hal yang sama pada baris berikutnya hingga baris keenam.
d. Jumlahkan hasil bagi di atas dengan banyaknya elemen yang ada, hasilnya disebut λ maks.
λ maks
= average(1,739024/0,260976; 1,721647/0,251252; 1,282635/0,19746;0,779149/0,12341; 0,582084/0,093485; 0,461924/0,073418) = 6.473871
e. Hitung consistency index(CI) dengan rumus: CI= (λ maks-n)/n-1
Dimana n = banyaknya elemen Jadi, CI
= (6,473871-6)/5 = 0,094774
59
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI f. Hitung rasio Konsistensi/Consistency Ratio(IR) dengan rumus : CR= CI / IR Dimana
CR= Consisstency Ratio CI = Consistency Index IR= Indeks Random Consistency
Jadi, CR
= 0,094774/1,24 = 0,076431 IR dapat dilihat di tabel, karena diperancangan ini ada 6 maka nilai IR =1,24. g. Memeriksa konsistensi hierarki. Jika nilainya lebih dari 10%, maka penilaian
data
judgment
hars
diperbaiki.
Namun,
jika
ratio
konsistensi(CI/IR) kurang atau sama dengan 0,1 maka, hasil perhitungan bisa dinyatakan benar. CR = 0,076431 CR < 0.100 Jadi, hasil perhitungan telah konsisten atau dinyatakan benar.
60
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 4.4
Manajemen Data
Manajemen data akan menjelaskan perancangan basis data berupa diagram ER dan penjabaran tabel basis data yang relevan dengan diagram ER. 4.4.1 Tahap-Tahap Perancangan Basis Data
1. Desain Konseptual Model data konseptual adalah sumber dari informasi untuk tahap disain logikal. Untuk merancang model data konseptual dibutuhkan alat yang dapat menggambarkan model data yang dibutuhkan, seperti diagram relasi-entitas(Entity-Relationship Diagram) . ER Model merupakan konseptual(Conceptual) model yang terpopuler saat ini. Conceptual model berfungsi untuk mendeskripsikan organisasi data pada abstraksi level tinggi dan tidak memperhatikan aspek-aspek implementasi.
Nama_kategori
Kategori
No_tlpn
Nama-perusahaan
Id_kategori
1
Memiliki
Nama_kriteria
merek_franchise Alamat_pusat
Id_kriteria
Id_franchise
n
Investasi_awal
sko
n
n
Franchise
Tahun_berdiri Jumlah_gerai
r n
memiliki
Kriteria
Biaya_royalti Franchise fee
Pengguna
Id_pengguna (pk) Nama_pengguna
email
Gambar 4.20 ER Diagram
ER-Diagram dimaksudkan untuk menentukan komponen-komponen himpunan suatu entitas dan himpunan relasi yang menggambarkan
61
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI fakta yang digunakan sebagai kebutuhan pembuatan sistem. Dalam SPPK pemilihan franchise terdapat 4 entitas, antara lain : Entitas Kategori, Entitas Kriteria, Entitas Franchise, dan Entitas Pengguna.
2. Desain Logikal 1. Diagram relasi antar tabel franchise
kategori id_kategori(pk) : VARCHAR(3) katagori : VARCHAR(20)
id_franchise(pk) : VARCHAR(8) nama_perusahaan : VARCHAR(20) merek_franchise : VARCHAR(20) invest_awal : FLOAT no-tlpn : VARCHAR(13) alamat_pusat : VARCHAR(100) tahun_berdiri : DATETIME jumlah_gerai : Integer franchise_fee : Float biaya_royalti : Float id_kategori(fk) : VARCHAR(10)
kriteria id_kriteria(pk) :VARCHAR(6) nama_kriteria : VARCHAR(50)
pemilikan_skor skor : int id_kategori(fk) : VARCHAR(3) id_franchise(fk) : VARCHAR(8) id_kriteria(fk) : VARCHAR(6) id_pengguna(fk) : VARCHAR(5)
pengguna id_pengguna(pk) : VARCHAR(5) nama_pengguna : VARCHAR(20) email : VARCHAR(20)
Gambar 4.21 Desain Logikal
2. Normalisasi basis data Normalisasi adalah suatu teknik untuk mengorganisasi data ke dalam tabel-tabel untuk memenuhi kebutuhan pemakai di dalam suatu sistem. Tahap normalisasi meliputi 3 tahap yaitu bentuk normalisasi ke 1( 1NF), normalisasi ke 2 (2 NF), dan normalisasi ke 3 (3 NF).
62
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 1. Normalisasi 1 (1 NF) Desain database yang dibuat sudah memenuhi 1 NF, karena setiap record sudah bersifat atomic yaitu tidak dapat dipecah menjadi beberapa nilai, setiap nilai atribut tidak ada pengulangan dan tiap atribut hanya memiliki 1 pengetian. 2. Normalisasi 2 (2 NF) Desain database yang dibuat sudah memenuhi 2 NF, karena atribut bukan kunci (non-key) pada setiap tabel memiliki ketergantungan fungsional sepenuhnya (fully functional dependency) pada kunci utama
/
primary
key.
Tidak
memiliki
ketergantungan
sebagian(ketergantungan parsial). 3. Normalisasi 3(3 NF) Desain database yang dibuat sudah memenuhi 3 NF, karena telah memenuhi syarat bentuk 2 NF dan setiap atribut bukan kunci pada setiap tabel tidak memiliki ketergantungan transitif, dengan kata lain setiap atribut bukan kunci tidak memiliki ketergantungan fungsional terhadap atribut bukan kunci lainnya.
3. Desain Physical a. Tabel Kategori Tabel kategori berfungsi untuk menyimpan data-data kategori. Tabel ini memilki primary key id_kategori dengan tipe data varchar. Berikut ini penjelasana lebih detailnya. Tabel 4.12 Tabel Kategori Nama variable
Tipe data
Constrain
Deskripsi
Id_kategori
integer
Primary Key
Id unik untuk tiap kategori
Nama_kategori Varchar (20)
Nama-nama kategori usaha
63
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI b. Tabel franchise Table franchise berfungsi untuk menyimpan data franchise. Table ini berisi id_franchise(pk), nama_perusahaan, merek_franchise, invest_awal, no_tlpn, alamat_pusat. Nama perusahaan dan merek franchise terkadang berbeda, 1 nama perusahaan bisa memiliki banyak merek. Berikut ini penjelasan lebih detail. Tabel 4.13 Tabel Franchise
Nama variable
Tipe data
Constrain
Deskripsi
Id_franchise
Varchar (20)
Primary Key
Id
unik
untuk
tiap
franchise Nama_perusahaan Varchar (20)
Nama
dari perusahaan
franchise. Merek_franchise
Varchar (20)
Merek
franchise
yang
digunakan. Invest_awal
float
Jumlah invest awal untuk membeli franchise.
No_tlpon
Varchar (13)
Nomer perusahaan
telepon yang
bisa
dihubungi. Alamat_pusat
Varchar (100)
Alamat perusahaan pusat
c. Tabel Kriteria Table criteria untuk menyimpan data-data krteria yang akan digunakan. Pengguna akan member masukan skor atas criteria tersebut. Table tersebut berisi id_kriteria yang merupakan primary key dan nama_kriteria. Berikut ini penjelasan lebih detail.
64
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI Tabel 4.14 Tabel Kriteria Nama variable
Tipe data
Constrain
Deskripsi
Id_kriteria
Varchar (3)
Primary Key
Id unik untuk tiap kriteria
Nama_kriteria
Varchar (20)
Nama-nama kriteria
d. Table Pengguna Tabel pengguna berfungsi untuk menyimpan data pengguna. Tabel pengguna berisi id_pengguna sebagai primary key,nama_pengguna, email. Berikut ini penjelasan lebih detail. Tabel 4.15 Tabel Pengguna Nama variable
Tipe data
Constrain
Deskripsi
Id_pengguna
Varchar(5)
Primary Key
Id unik untuk tiap kriteria
Nama_pengguna Varchar (20)
Nama dari pengguna yang menggunakan sistem
email
Varchar(20)
Email dari pengguna
e. Table Pemilikan Tabel ini merupakan hasil dari relasi many to many. Tabel berfungsi untuk menyimpan skor dan bobot oleh pengguna. Tabel 4.16 Tabel Pemilikan_skor Nama variable Tipe data
Constrain
Deskripsi
id_penilaian
integer
Primary Key
Id unik
Id_franchise
integer
Foreign
Id dari franchise
key(fk)
65
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI Id_kriteria
integer
Foreign
Id dari kriteria
key(fk) Id_pengguna
integer
Foreign
Id dari pengguna sistem
key(fk)
4.5
Manajemen Pengetahuan Dalam sistem pendukung pengambilan keputusan ini tidak memiliki
manajemen pengetahuan.
66
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI BAB V ANALISIS PERANCANGAN SISTEM
Dalam bab ini akan dilakukan pengujian terhadap sistem dan analisis data untuk mengetahui kualitas penggunaan metode AHP dalam pengambilan keputusan pemilihan franchise.
Proses pengujian ini akan dilakukan dengan menganalisa
rancangan apakah sesuai dengan kriteria sistem yang baik. 5.1 Pengujian Pemodelan Perancangan SPPK Pemilihan Franchise Metode AHP 5.1.1 Persyaratan Pemodelan AHP
Ada 4 aksioma dalam pemakaian AHP dan pelanggaran dari setiap aksioma akan berakibat tidak validnya metode yang dipakai. Bila tidak memenuhi dan tidak valid maka sistem menjadi tidak berkualitas. Empat aksioma tersebut adalah Reciprocal Comparison, Homogeneity, independence, expectations[7]. 1. Reciprocal Comparison Artinya pengambilan keputusan harus dapat memuat perbandingan dan menyatakan preferensinya. Prefesensi tersebut harus memenuhi syarat resiprokal yaitu apabila A lebih disukai daripada B dengan skala x, maka B lebih disukai daripada A dengan skala 1/x. Analisa Sistem: Tabel 5.1 Tabel Reciprocal Comparison modal ciri khas BEP/ROI bantuan lama reputasi awal & fee berdiri modal awal & fee 1 2 2 2 2 2 ciri khas 1/2 1 3 2 3 3 BEP/ROI 1/2 1/3 1 3 3 3 bantuan 1/2 1/2 1/3 1 2 2 lama berdiri 1/2 1/3 1/3 1/2 1 2 reputasi 1/2 1/3 1/3 1/2 1/2 1 jumlah 3.5 4.5 7 9 11.5 13
67
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI Dalam sistem ini yang akan dibandingkan adalah franchise dengan kategori yang sama berdasarkan kriteria. Contohnya perbandingan antara modal dengan ciri khas 2. Artinya modal lebih penting daripada ciri khas dengan skala 2, maka ciri khas lebih penting daripada modal dengan skala ½. 2. Homogeneity Artinya preferensi seseorang harus dapat dinyatakan dalam skala terbatas atau dengan kata lain elemen- elemennya dapat dibandingkan satu sama lainnya. Kalau aksioma ini tidak dipenuhi maka elemen- elemen yang dibandingkan tersebut tidak homogen dan harus dibentuk cluster (kelompok elemen) yang baru. Analisa sistem: Elemen-elemen dalam sistem ini adalah kriteria yang meliputi modal, cirri khas usaha, Bep/Roi, lama berdiri dan jumlah gerai, bantuan, reputasi. Alternatif-alternatifnya yaitu macam-macam franchise juga merupakan elemen. Elemen-elemen tersebut dapat dibandingkan mana yang menurut pengguna(user) lebih bernilai penting. Hal ini dapat dilihat dari
68
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI Dari tabel tersebut dapat dibandingkan satu sama lain sehingga memenuhi syarat homogeneity. Salah satunya membandingkan modal franchise yang satu dengan franchise yang lain.
3. Independence Artinya preferensi dinyatakan dengan mengasumsikan bahwa kriteria tidak dipengaruhi oleh alternatif-alternatif yang ada melainkan oleh objektif keseluruhan. Ini menunjukkan bahwa pola ketergantungan dalam AHP adalah searah, maksudnya perbandingan antara elemen-elemen dalam satu tingkat dipengaruhi atau tergantung oleh elemen-elemen pada tingkat diatasnya. Analisa sistem: Kriteria yang digunakan sistem yaitu modal awal & fee, ciri khas usaha, BEP/ROI, lama berdiri & jumlah gerai, bantuan, reputasi. Kriteria yang digunakan tidak dipengaruhi oleh hanya salah satu alternatif atau franchise yang ada melainkan objektif secara keseluruhan. Setiap alternatif memiliki keenam kriteria dan keenam kriteria tersebut menjadi pertimbangan objektif secara keseluruhan memilih franchise. 4. Expectation Artinya untuk tujuan pengambil keputusan. Struktur hirarki diasumsikan lengkap. Apabila asumsi ini tidak dipenuhi maka pengambil keputusan tidak memakai seluruh kriteria atau objektif yang tersedia atau diperlukan sehingga keputusan yang diambil dianggap tidak lengkap. Analisa sistem: Perancangan sistem yang dibuat telah membentuk struktur hirarki yang lengkap. Pengambilan keputusan memakai seluruh objektif yang diperlukan. Struktur hirarki dapat dilihat dari gambar berikut :
69
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Struktur hirarki lengkap karena terdapat multilevel yang terdiri dari tujuan, kriteria dan yang terakhir alternatif. Syarat struktur hirarki lengkap adalah minimal terdapat ketiga level tersebut.
5.1.2 Konsistensi Metode AHP
Gambar 5.1 Model Perancangan AHP
Model AHP dalam bentuk struktur hirarki AHP. Struktur hirarki tersebut terdiri dari tujuan yang akan dituju, kriteria dan alternatif. Goal atau sasaran dari sistem ini adalah memilih franchise. Kriteria yang akan digunakan adalah modal awal dan fee (biaya), ciri khas usaha, BEP/ROI, bantuan, lama berdiri dan jumlah gerai, dan
70
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI reputasi. Skor kriteria akan dimasukan oleh penggunjung (pengguna) digunakan untuk memilih altenatif franchise. Data yang digunakan adalah 10 merek franchise kategori makanan dan minuman. Data tersebut akan dimasukan oleh admin dan menjadi alternatif. Berikut merek-merek franchise yaitu Bakmi Gila, Gerobak Coklat, DOKAR (Donat Bakar), Ayam dan Bebek Kremes Kriuuuk, Bon Delice, Arumanis Rainbow, Oto Bento, Mendem Duren, Mie Ayam Grobakan,
Chungky Monkey Forever
Milkshake. Masukan admin seperti pada tabel dibawah:
Table 5.2 Alternatif Franchise
Model AHP dalam perancangan ini fleksibel. Fleksibel artinya dapat berubahberubah secara dinamis. Kriteria dapat di tambah, hapus dan edit yang dilakukan oleh admin. Namun, dalam penelitian ini akan digunakan 6 kriteria seperti pada gambar di atas. Usaha franchise selalu bertumbuh yang baru sehingga alternatif franchise akan bertambah. Saat pengunjung memilih kategori lain, alternatif franchise mengikuti jumlah sesuai dengan yang tersedia dalam basis data dengan kategori tersebut. Misalnya pengunjung memilih kategori makanan dan minuman maka alternatif franchise yang muncul adalah 10 franchise yang terdapat dalam tabel 5.1.
71
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI Dalam persoalan pengambilan keputusan, penting untuk mengetahui seberapa konsisten, karena tidak mau keputusan itu diambil didasarkan atas pertimbangan yang mempunyai konsistensi rendah sehingga nampak seperti pertimbangan acak. Di lain pihak, konsistensi sempurna sulit dicapai. Konsistensi sampai kadar tertentu dalam menetapkan prioritas untuk elemen-elemen atau aktivitas-aktivitas yang berkenaan dengan beberapa kriteria adalah perlu untuk memperoleh hasil yang sah. AHP mengukur konsistensi menyeluruh dari berbagai pertimbangan melalui suatu rasio konsistensi (CR). Nilai rasio konsistensi harus 0,1 atau kurang. Jika lebih dari 0,1, pertimbangan itu mungkin acak dan perlu diperbaiki. Berikut ini perhitungan AHP dan cara mengukur konsistensi : pengukuran konsistensi dilakukan terhadap perbandingan berpasangan dengan skala Saaty untuk kriteria dan perbandingan berpasangan skala Saaty untuk alternatif. 1. Perbandingan Berpasangan Dengan Skala Saaty untuk Kriteria
Pengunjung mengisi skor preference skala Saaty pada perbandingan berpasangan untuk kriteria diatas. Selanjutnya, sistem akan menghitung konsistensi dari pengisian skor tersebut. Pengukuran konsistensi dimulai dengan proses normalisasi. Normalisasi nilai setiap kolom matrik perbandingan berpasangan dengan membagi setiap nilai pada kolom matrik dengan hasil penjumlahan kolom yang bersesuaian.
72
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Normalisasi dilakukan untuk mencari vektor prioritas yang akan digunakan untuk menghitung konsistensi. Vektor prioritas yang sudah didapat dikalikan dengan matrik yang tidak konsisten. Cara mengalikannnya adalah dengan menggunakan perkalian matrik.
X I
: (0,260976 x 1)+(0,251252 x 2) + (0,19746 x 2) + (0,12341 x 2)+ (0,093485 x 2) + (0,073418 x 2) = 1,739024
II
: (0,260976 x 0,5)+(0,251252 x 1) + (0,19746 x 3) + (0,12341 x 2)+ (0,093485 x 3) + (0,073418 x 3) = 1,721647
III
: (0,260976 x 0,5)+(0,251252 x 0,3333) + (0,19746 x 1) + (0,12341 x 3)+ (0,093485 x 3) + (0,073418 x 3) = 1,282635
IV
: (0,260976 x 0,5)+(0,251252 x 0,5) + (0,19746 x 0,3333) + (0,12341 x 1)+ (0,093485 x 2) + (0,073418 x 2) = 0,779149
V
: (0,260976 x 0,5)+(0,251252 x 0,3333) + (0,19746 x 0,3333) + (0,12341 x 0,5)+ (0,093485 x 1) + (0,073418 x 2) = 0,582084
VI
: (0,260976 x 0,5)+(0,251252 x 0,3333) + (0,19746 x 0,3333) + (0,12341 x 0,5)+ (0,093485 x 0,5) + (0,073418 x 1) = 0,461924
73
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Setelah dilakukan perkalian matrik maka kemudian dpat digunakan untuk mencari λ maks. λ maks= ((1,739024/0,260976)+(1,721647/0,251252) + (1,282635/0,19746 ) + (0,779149/0,12341 ) + (0,582084/0,093485) + (0,461924/0,073418))/6 = 6,473871 CI = λ maks-n/n-1 = 6,473871- 6/5 = 0,094774 CR = CI/IR = 0,094774/1,24 = 0,076431 IR adalah indek random yang didapat dari tabel.
CR= 0.0764 berarti CR < 0.100. Konsistensi dapat diterima atau bernilai benar apabila nilai konsistensi atau CR <= 0.100.
74
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI Setelah semua skor yang dimasukan konsisten, melalui tabel tersebut dapat dilihat bahwa peringkat 1 adalah kriteria modal awal dan fee. Peringkat 2 adalah ciri khas. Peringkat 3 adalah BEP/ROI. Peringkat 4 adalah kriteria bantuan, peringkat 5 adalah kriteria lama berdiri dan jumlah gerai dan peringkat terakhir adalah reputasi. Hal ini berarti pengunjung lebih mementingkan modal awal dan fee daripada kriteria yang lain. 2. Perbandingan Berpasangan Dengan Skala Saaty untuk Alternatif Perbandingan berpasangan untuk alternatif ini juga akan diukur tingkat konsistensinya. Pengisian skor perbandingan berpasangan ini dilakukan oleh admin dan akan menjadi bobot atas franchise. a. Perbandingan Berpasangan Alternatif untuk kriteria Modal Awal dan fee
Kemudian dinormalisasi menjadi
75
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Vektor prioritas yang sudah didapat dikalikan dengan matrik yang tidak konsisten. Maka didapatkan hasil sebagai berikut : Cara perkalian matrik seperti pada perbandingan berpasangan untuk kriteria. I
= (0,19516 x 1)+ (0,16127 x 2) + (0,12654 x 2) + (0,12688 x 3) + (0,09299 x 3) + (0,07613 x 2) + (0,06987 x 3) + (0,06273 x 3) + (0,04191 x 3) + (0,04646 x 2) = 2,19925
II
= (0,19516 x 0,5)+ (0,16127 x 1) + (0,12654 x 3) + (0,12688 x 2) + (0,09299 x 2) + (0,07613 x 3) + (0,06987 x 3) + (0,06273 x 3) + (0,04191 x 2) + (0,04646 x 2) = 1,881275
III
= (0,19516 x 0,5)+ (0,16127 x 0,3333) + (0,12654 x 1) + (0,12688 x 0,5) + (0,09299 x 3) + (0,07613 x 3) + (0,06987 x 3) + (0,06273 x 3) + (0,04191 x 2) + (0,04646 x 3) = 1,469793
IV
= (0,19516 x 0,3333)+ (0,16127 x 0,5) + (0,12654 x 2) + (0,12688 x 1) + (0,09299 x 2) + (0,07613 x 3) + (0,06987 x 2) + (0,06273 x 2) + (0,04191 x 3) + (0,04646 x 3) = 1,470431
V
= (0,19516 x 0,3333)+ (0,16127 x 0,5) + (0,12654 x 0,3333) + (0,12688 x 0,5) + (0,09299 x 1) + (0,07613 x 3) + (0,06987 x 2) + (0,06273 x 2) + (0,04191 x2) + (0,04646 x 3) = 1,061165
VI
= (0,19516 x 0,5)+ (0,16127 x 0,3333) + (0,12654 x 0,3333) + (0,12688 x 0,3333) + (0,09299 x 0,3333) + (0,07613 x 1) + (0,06987 x 3) + (0,06273 x 2) + (0,04191 x 3) + (0,04646 x 1) = 0,850266
76
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI VII
= (0,19516 x 0,3333)+ (0,16127 x 0,3333) + (0,12654 x 0,3333) + (0,12688 x 0,5) + (0,09299 x 0,5) + (0,07613 x 0,3333) + (0,06987 x 1) + (0,06273 x 2) + (0,04191 x 3) + (0,04646 x 3) = 0,756798
VIII
= (0,19516 x 0,3333)+ (0,16127 x 0,3333) + (0,12654 x 0,3333) + (0,12688 x 0,5) + (0,09299 x 0,5) + (0,07613 x 0,5) + (0,06987 x 0,5) + (0,06273 x 1) + (0,04191 x 3) + (0,04646 x 3) = 0,671809
IX
= (0,19516 x 0,3333)+ (0,16127 x 0,5) + (0,12654 x 0,5) + (0,12688 x 0,3333) + (0,09299 x 0,5) + (0,07613 x 0,3333) + (0,06987 x 0,3333) + (0,06273 x 0,3333) + (0,04191 x 1) + (0,04646 x 1) = 0,455719
X
= (0,19516 x 0,3333)+ (0,16127 x 0,5) + (0,12654 x 0,5) + (0,12688 x 0,3333) + (0,09299 x 0,5) + (0,07613 x 0,3333) + (0,06987 x 0,3333) + (0,06273 x 0,3333) + (0,04191 x 1) + (0,04646 x 1) =0,502412
Setelah dilakukan perkalian matrik maka kemudian dpat digunakan untuk mencari λ maks. λ maks= ((2,19925/0,19516)+ (1,881275/0,16127) + (1,469793/0,12654)
+
(1,470431/0,12688) + (1,061165 /0,09299) + (0,850266/0,07613)
+
(0,756798/0,06987)
+
+ (0,671809/0,06273)
(0,502412/0,04646))/10
= 11,194
CI = λ maks-n/n-1 = 11,194- 10/9 = 0,132666 CR = CI/IR = 0,132666/1.49 = 0,089038
77
+ (0,455719/0,04191)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
CR= 0.089 artinya lebih kecil dari 0.100. Jadi konsisten dapat diterima. b. Perbandingan Berpasangan Alternatif untuk kriteria Ciri Khas Usaha
Kemudian dinormalisasikan
78
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Vektor prioritas yang sudah didapat dikalikan dengan matrik yang tidak konsisten. Maka didapatkan hasil sebagai berikut : I
= (0,15700 x 1) + (0,23034 x 0,3333) + (0,04708 x 5) + (0,16920 x 0,3333) + (0,06825 x 2) + (0,04010 x 5)+ (0,09978 x 2 ) + (0,10376 x 3) + (0,03358 x 5) + (0,05085 x 5)= 1,795718
II
= (0,15700 x 3) + (0,23034 x 1) + (0,04708 x 5) + (0,16920 x 2) + (0,06825 x 3) + (0,04010 x 5)+ (0,09978 x 3 ) + (0,10376 x 2) + (0,03358 x 5) + (0,05085 x 5)= 2,609599
III
=(0,15700 x 0,2) + (0,23034 x 0,2) + (0,04708 x 1) + (0,16920 x 0,3333) + (0,06825 x 0,3333) + (0,04010 x 2)+ (0,09978 x 0,3333 ) + (0,10376 x 0,3333) + (0,03358 x 2) + (0,05085 x 2)= 0,520645
IV
= (0,15700 x 3) + (0,23034 x 0,5) + (0,04708 x 3) + (0,16920 x 1) + (0,06825 x 2) + (0,04010 x 5)+ (0,09978 x 2 ) + (0,10376 x 2) + (0,03358 x 5) + (0,05085 x 3)= 1,961277
V
= (0,15700 x 0,5) + (0,23034 x 0,3333) + (0,04708 x 0,2) + (0,16920 x 0,5) + (0,06825 x 1) + (0,04010 x 3)+ (0,09978 x 0,3333 ) + (0,10376 x 0,3333) + (0,03358 x 3) + (0,05085 x 3)= 0,759038
VI
= (0,15700 x 0,2) + (0,23034 x 0,2) + (0,04708 x 0,5) + (0,16920 x 0,2) + (0,06825 x 0,3333) + (0,04010 x 1)+ (0,09978 x 0,5 ) + (0,10376 x 0,3333) + (0,03358 x 2) + (0,05085 x 2)= 0,451069
VII
= (0,15700 x 0,5) + (0,23034 x 0,3333) + (0,04708 x 3) + (0,16920 x 0,5) + (0,06825 x 3) + (0,04010 x 2)+ (0,09978 x 1 ) + (0,10376 x 2) + (0,03358 x 3) + (0,05085 x 0,3333)= 1,091139 79
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI VIII
= (0,15700 x 0,3333) + (0,23034 x 0,5) + (0,04708 x 3) + (0,16920 x 0,5) + (0,06825 x 3) + (0,04010 x 3)+ (0,09978 x 0,5 ) + (0,10376 x 1) + (0,03358 x 3) + (0,05085 x 3)= 1,12543
IX
= (0,15700 x 0,2) + (0,23034 x 0,2) + (0,04708 x 0,5) + (0,16920 x 0,2) + (0,06825 x 0,3333) + (0,04010 x 0,5)+ (0,09978 x 0,3333 ) + (0,10376 x 0,3333) + (0,03358 x 1) + (0,05085 x 2)=0,380808
X
= (0,15700 x 0,2) + (0,23034 x 0,2) + (0,04708 x 0,5) + (0,16920 x 0,3333) + (0,06825 x 0,3333) + (0,04010 x 0,5)+ (0,09978 x 3 ) + (0,10376 x 0,3333) + (0,03358 x 0,5) + (0,05085 x 1)= 0,601825
Setelah dilakukan perkalian matrik maka kemudian dpat digunakan untuk mencari λ maks. λ maks= ((1,795718/0,15700)+ (2,609599/0,23034) + (0,520645/0,04708) (1,961277/0,16920)
(0,759038/0,06825)
+
(1,091139/0,09978) (0,601825/0,05085))/10
+
(1,12543/0,10376)
(0,451069/0,04010)
+ +
= 11,27364
dengan menggunakan λ maks tersebut, kemudian hitung CI : CI = λ maks-n/n-1 = 11,27364- 10/9 = 0,141516 Setelah CI didapatkan kemudian dapat menghitung CR CR = CI/IR = 0,141516/1.49 = 0,094977
80
(0,380808/0,03358)
+ + +
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
CR= 0.094 artinya lebih kecil dari 0.100. Jadi konsisten dapat diterima.
c. Perbandingan Berpasangan Alternatif untuk kriteria BEP/ROI
Kemudian dinormalisasikan menjadi
81
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Vektor prioritas yang sudah didapat dikalikan dengan matrik yang tidak konsisten. Maka didapatkan hasil sebagai berikut :
CR= 0.094 artinya lebih kecil dari 0.100. Jadi konsisten dapat diterima.
d. Perbandingan Berpasangan Alternatif untuk kriteria Bantuan(support)
Kemudian dinormalisasikan menjadi
82
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Vektor prioritas yang sudah didapat dikalikan dengan matrik yang tidak konsisten. Maka didapatkan hasil sebagai berikut :
CR= 0.074 artinya lebih kecil dari 0.100. Jadi konsisten dapat diterima.
e. Perbandingan Berpasangan Alternatif untuk kriteria Lama berdiri Dan Jumlah Gerai
83
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Dinormalisasikan menjadi
Vektor prioritas yang sudah didapat dikalikan dengan matrik yang tidak konsisten. Maka didapatkan hasil sebagai berikut :
84
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
CR= 0.074 artinya lebih kecil dari 0.100. Jadi konsisten dapat diterima . f. Perbandingan Berpasangan Alternatif untuk kriteria Reputasi
Dinormalisasikan menjadi
85
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Vektor prioritas yang sudah didapat dikalikan dengan matrik yang tidak konsisten. Maka didapatkan hasil sebagai berikut :
CR= 0.089 artinya lebih kecil dari 0.100. Jadi konsisten dapat diterima. Semua skor yang dimasukan sudah dilakukan pengecekan CR(Consistency Ratio). Hasilnya semua sudah kurang dari 0.100 sehingga semua konsisten. Kemudian setelah semua konsisten dapat dilakukan perangkingan alternatif.
86
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Tabel ini berisi rata-rata franchise yang disatukan menjadi satu tabel.
Presentase didapat dari : Bakmi gila = (0.260976 x 0.19516786) + ( 0.251252 x 0.157009) + (0.19746 x 0.07539) + (0.12341 x 0.153188) + (0.093485 x 0.124833) + (0.073418 x 0.208236)= 0.151133
87
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 5.2 Pengujian Basis Data Franchise Perancangan SPPK Pemilihan Franchise Metode AHP
5.3.1 Normalisasi Normalisasi adalah suatu teknik untuk mengorganisasi data ke dalam tabeltabel untuk memenuhi kebutuhan pemakai di dalam suatu organisasi. Dalam merancang database harus dapat mengolah suatu data, bagaimana menentukan struktur logik yang tepat untuk data tersebut, atau bagaimana menentukan relation-relation yang
diperlukan
dan
apa
atributnya.
Normalisasi
dilakukan
untuk
menghilangkan/mengurangi data yang duplikasi atau mubazir agar mendapatkan bentuk yang baik, hemat tempat, hemat waktu, hemat biaya dan dapat memberikan respon yang baik dan cepat. Proses normalisasi basis data Franchise Id_kategori
Tabel 5.3 Tabel kategori Nama_kategori
K01
Makanan dan minuman
K02
Retail
K03
otomotif
K04
Agent
Id_kriteria
Tabel 5.4 tabel kriteria Nama_kriteria
Kri01
Modal & fee
Kri02
Ciri khas usaha
Kri03
BEP/ROI
Kri04
Bantuan
Kri05
Lama berdiri dan jumlah gerai
Kri06
Reputasi
88
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Tabel 5.5 tabel pengguna Id_pengguna Nama_pengguna
email
0001
Denny
[email protected]
0002
Ani
[email protected]
0003
Sugiarto
[email protected]
Tabel 5.6 tabel franchise
1NF Tabel sudah 1NF karena Tidak ada atribut mempunyai nilai berulang dan tidak mempunyai baris yang rangkap.
2NF Atribut
bukan
kunci
(non-key)
pada
setiap
tabel
memiliki
ketergantungan fungsional sepenuhnya (fully functional dependency) pada kunci utama / primary key. Tidak memiliki ketergantungan sebagian(ketergantungan parsial).
3NF Relasi dikatakan format normal ketiga jika sudah dalam format normal kedua dan tidak ada ketergantungan transitif diantara atribut.
89
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 5.3.2 Persyaratan Basis Data Terdapat beberapa ketentuan yang harus diperhatikan agar dapat memenuhi kriteria sebagai suatu basis data yang berkualitas yaitu : 1. Redundancy data (kerangkapan data) Yaitu munculnya data-data yang sama secara berulang-ulang pada beberapa file basis data yang semestinya tidak diperlukan. Hal ini mengakibatkan pemborosan media penyimpanan basis data, biaya semakin besar, tidak efisien dalam
mengolah data,
proses
updating
lebih
lama
dan
memungkinkan terjadinya inconsistency data Analisa sistem: Fungsi normalisasi yang dilakukan sebelumnya adalah untuk menghindari adanya data berulang. Sehingga, perancangan sistem yang telah dibuat tidak terdapat data-data yang sama secara berulang. 2. Inkonsistensi data (data inconsistency) Yaitu munculnya data yang tidak konsisten pada medan/kolom yang sama dalam 1 atau beberapa file data yang dihubungkan/direlasikan. Hal ini terjadi akibat kesalahan dalam pemasukan data atau update data. Akan mengakibatkan kesalahan pada hasil pengolahan basis data yang tidak sesuai dengan fakta. Analisa sistem: Data tidak konsisten dapat terjadi karena terdapat file rangkap, sehingga saat file yang diupdate terdapat data sama yang rangkap tidak terupdate. Hal ini diatasi dengan membentuk atau data yang sederhana dan saling berelasi. Proses normalisasi juga untuk menghindari terjadinya inkonsistensi data. Perancangan yang dibuat telah dilakukan normalisasi, sehingga terbentuk stuktur data yang bebas dari kerangkapan data. Memastikan juga bahwa masukan data sudah benar dari awal. 3. Data Terisolasi Jika data tersebar dalam beberapa file dalam bentuk format yang tidak sama, maka akan menyulitkan dalam menulis program aplikasi untuk
90
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI mengambil dan menyimpan data, oleh karena itu data dalam satu database harus dibuat satu format sehingga mudah dibuat program aplikasinya. Analisa sistem: cara mengatasi data terisolasi salah satunya adalah menambahkan file baru yang bertipe transaksi yang berfungsi sebagai penghubung antar data. Dalam perancangan yang dibuat file tipe transaksi adalah tabel penilaian. Selain itu cara mengatasi yang kedua adalah menyesuaikan domain kolom yang berfungsi sebagai penghubung. Penghubung antar file adalah primary key. Domain data sudah dalam bentuk sama yaitu dalam bentuk varchar atau karakter. Hal ini dapat dilihat dari : franchise
kategori id_kategori(pk) : VARCHAR(3) katagori : VARCHAR(20)
id_franchise(pk) : VARCHAR(8) nama_perusahaan : VARCHAR(20) merek_franchise : VARCHAR(20) invest_awal : FLOAT no-tlpn : VARCHAR(13) alamat_pusat : VARCHAR(100) tahun_berdiri : DATETIME jumlah_gerai : Integer franchise_fee : Float biaya_royalti : Float id_kategori(fk) : VARCHAR(10)
kriteria id_kriteria(pk) :VARCHAR(6) nama_kriteria : VARCHAR(50)
pemilikan_skor skor : int id_kategori(fk) : VARCHAR(3) id_franchise(fk) : VARCHAR(8) id_kriteria(fk) : VARCHAR(6) id_pengguna(fk) : VARCHAR(5)
pengguna id_pengguna(pk) : VARCHAR(5) nama_pengguna : VARCHAR(20) email : VARCHAR(20)
Format data id_kategori dalam tabel basis data kategori yaitu tipe varchar. Format data id franchise di tabel basis data penilaian menggunkan format yang sama, sehingga tidak terjadi data terisolasi. 4. Banyak pemakai (multi user) Salah satu alasan basis data dibangun adalah karena nantinya data tersebut digunakan oleh banyak orang, baik dalam waktu berbeda maupun
91
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI bersamaan sehingga kebutuhan akan basis data handal yang mendukung banyak pemakai perlu dipertimbangkan. Analisa sistem : Sistem perancangan SPPK pemilihan Franchise ini akan dibuat dalam bentuk Web dengan bahasa pemrograman PHP dan mysql. Maka, kemungkinan akan diakses oleh orang banyak dan dalam waktu bersamaan bisa terjadi. Hal ini dapat diatasi dengan menggunakan mysql. MySQL merupakan database yang dapat digunakan untuk menangani beberapa user dalam waktu bersamaan tanpa mengalami masalah. Sebuah database server MySQL dapat diakses client secara bersamaan. 5. Masalah keamanan (security) Prinsip dasar dari keamanan basis data adalah bahwa data-data dalam basis data bernilai sangat penting dan rahasia.oleh karena itu data-data harus dijaga dari berbagai hal yang memungkinkan dapat merusak data.. Analisa sistem : a. Recovery, Peracangan sistem ini menggunakan mysql sebagai basis data. Mysql memiliki kemampuan untuk memback up data dan melakukan recovery. b. Integrity, Tipe dan ukuran data telah diatur dengan memikirkan kemungkinankemungkinan yang terjadi atas data-data dalam basis data. Menjaga agar data yang tidak valid tidak dapat masuk dalam basis data. c. Concurency, Dalam perancangan SPPK ini pengunjung tidak di beri izin untuk merubah data yang ada dalam sistem. Data hanya dapat di ubah (update) oleh admin. d. Privacy, Sistem diakses oleh 2 macam pengguna yaitu admin dan pengguna umum. Admin memiliki hak untuk mengedit, hapus,tambah data franchise. Sedangkan pengguna umum memiliki hak untuk mengakses pencarian atau lihat franchise berdasarkan ketegori yang diinginkan. Hal ini dapat dilihat dari diagram use case yang telah dibuat di bab IV. 92
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI Dalam sistem yang dirancangan ini admin akan memiliki sebuah username dan password. Password dapat diganti secara berkala oleh admin sendiri. Apabila admin lupa password yang baru, sistem akan mengirim data tentang password yang baru ke email admin yang sudah terdaftar. e. Security Mekanisme sistem untuk mencegah dan melindungi basis data kehilangan akibat dari pengaruh eksternal. Maka, media penyimpanan harus ditempatkan di tempat aman. 6. Masalah integritas (integrity) Untuk menjaga agar unjuk kerja sistem tetap dalam pengendalian penuh. Basis data berisi file yang saling berhubungan, masalah utama adalah bagaimana kaitan antar file tersebut terjadi meski diketahui bahwa file A terkait dengan file B, namun secara teknis ada field yang mengaitkan kedua file tersebut oleh karena itu field kunci tidak dapat diabaikan dalam merancang suatu basis data. Secara teknis maka ada kunci primer yang menghubungkan beberapa file yang saling berkaitan. Analisa sistem: Semua tabel dalam basis data ini sudah saling terhubung, dengan adanya primary key dan foreign key. Hal ini dapat dilihat dari desain logikal yang telah dibuat :
93
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI franchise
kategori id_kategori(pk) : VARCHAR(3) katagori : VARCHAR(20)
id_franchise(pk) : VARCHAR(8) nama_perusahaan : VARCHAR(20) merek_franchise : VARCHAR(20) invest_awal : FLOAT no-tlpn : VARCHAR(13) alamat_pusat : VARCHAR(100) tahun_berdiri : DATETIME jumlah_gerai : Integer franchise_fee : Float biaya_royalti : Float id_kategori(fk) : VARCHAR(10)
kriteria id_kriteria(pk) :VARCHAR(6) nama_kriteria : VARCHAR(50)
pemilikan_skor skor : int id_kategori(fk) : VARCHAR(3) id_franchise(fk) : VARCHAR(8) id_kriteria(fk) : VARCHAR(6) id_pengguna(fk) : VARCHAR(5)
pengguna id_pengguna(pk) : VARCHAR(5) nama_pengguna : VARCHAR(20) email : VARCHAR(20)
Dalam bagan diatas dapat dilihat ada primary key yang ditandai pk dan foreign key ditandai fk. Dalam menjaga integritas maka harus meyakinkan bahwa data yang dimasukan adalah benar sejak pertama masuk. Dalam perancangan sistem yang akan dibuat, akan diatur prosedur untuk mengecek validasi data pada saat dimasukkan ke dalam sistem. 7. Masalah kebebasan data (independence) Basis data yang dirancang hendaknya tidak bergantung pada program aplikasi yang dibangun. Sehingga, apabila ada perubahan terhadap field, tidak perlu merubah programnya. Analisa sistem: Perancangan basis data untuk SPPK pemilihan franchise dirancang dengan tidak bergantung pada program aplikasi yang dibangun. Namun, berdasarkan pada data oriented.
94
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 5.3 Pengujian User-interface Perancangan SPPK Pemilihan Franchise Metode AHP
Melalui user interface pengguna menjalankan suatu sistem. Dibutuhkan user interface yang baik agar sistem memiliki kualitas baik. Terdapat beberapa kriteria yang harus dipenuhi sebagai user interface yang baik. a. User Familiarity : interface (antarmuka) harus menggunakan terminologi dan konsep yang menarik dari pengalaman orang yang paling banyak menggunakan sistem. Analisa sistem : Perancangan SPPK pemilihan franchise dengan metode AHP ini akan menggunakan bahasa pemrograman PHP. User-interface (antarmuka pengguna) akan berbentuk webpages (halaman website). Pengguna (pengunjung) merupakan orang umum yang belum tentu berlatar belakang orang TI, maka perancangan user interface dibuat lebih tidak terlalu teknis komputer pemrograman. Perancangan user interface untuk perhitungan AHP adalah seperti berikut :
Perancangan tidak berwujud perbandingan berpasangan agar lebih mudah dipahami oleh pengguna. Pengguna lebih familiar dengan interface seperti digambar. Hal ini seperti mengisi suatu kuisioner sebuah penelitian.
95
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI b.
Consistency
: sistem harus menampilkan tingkat konsistensi yang
tepat. Interface harus konsisten, sedapat mungkin operasi yang sebanding harus diaktifkan dengan cara yang sama. Analisa sistem: Tampilan dalam menu-menu dibuat sama namun dengan isi berbeda sesuai dengan nama menu. Pengoperasiannya sama dengan web pages yang lain yaitu dapat dilakukan dengan mengklik tulisan atau gambar. Dalam perancangan interface ini terdapat SPPK perhitungan AHP yaitu sistem untuk membantu dalam mengambil keputusan. Pengoperasian dengan mengklik jawaban sesuai dengan keinginan pengguna. Pengguna akan selalu kembali ke halaman awal (home) bila klik pada menu “home”. c.
Minimal surprise : pengguna seharusnya tidak pernah terkejut oleh perilaku sistem. Analisa sistem : Para pengunjung akan sudah dapat memprediksi operasi pada sistem dengan perintah yang tepat. Dalam perancangan interface dalam penelitian ini perintah-perintah hampir sama dengan webpage yang lain. Dalam sistem ini terdapat interface untuk melakukan pengambilan keputusan, yaitu menu SPPK. Setelah pengunjung membuka halaman menu SPPK, pengunjung dapat memprediksi cara menggunakan sistem tersebut.
d.
Recoverability
: interface harus termasuk mekanisme untuk mengijinkan
pengguna untuk recover dari errors. Analisa sistem : Jika terjadi error pengguna dapat melakukan back untuk kembali ke halaman sebelumnya. Sehingga proses ini seperti fasilitas undo. Namun hal ini merupakan pemanfaatan dari browser yang digunakan, dalam perancangan sistem yang dibuat belum ada fungsi untuk recover bila terjadi error.
e.
User guidance
: interface harus menyediakan feedback yang berarti
ketika terjadi error dan menyediakan fasilitas bantuan context-sensitive user. 96
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI Analisa sistem : Dalam perancangan sistem yang dibuat ini juga terdapat feedback bila pengunjung memasukan data yang tidak sesuai. Saat pengguna memasukkan data tidak sesuai dengan ketentuan maka akan keluar peringatan. Terdapat pula help systems yang dapat digunakan pengunjung untuk memandu penggunaan sistem. Pengguna dapat mengklik menu help bila mengalami kebingungan. Dalam menu sppk juga sudah terdapat panduan langkah demi langkah. Sehingga, diharapkan para pengunjung dapat menggunakan sistem tanpa kebingungan.
Dalam perancangan sistem yang dibuat terdapat panduan menjalankan sistem. Panduan tersebut dapat juga ditutup atau dihilangkan dengan meng klik close di kanan atas pada panduan. f.
User diversity
: interface harus menyediakan fasilitas interaksi yang
tepat untuk berbagai jenis pengguna sistem. Analisa sistem : Para pengguna sistem ini terdapat berbagai jenis dari anak muda hingga orang tua, sehingga interaksi-interaksi menggunakan bahasa yang jelas, benar dan mudah dimengerti. Bentuk tulisan juga menggunakan bentuk yang jelas untuk dibaca semua pengguna.
97
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Perancangan interface seperti di gambar akan mempermudah interaksi sistem dengan pengguna. Sehingga sistem dapat digunakan oleh semua jenis pengguna.
98
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI BAB VI PENUTUP
Berdasarkan hasil analisis data yang telah dilakukan pada bab V, maka dapat dibuat kesimpulan dan saran yang membangun berkaitan dengan keterbatasan sistem ini. 6.1
Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengujian perancangan Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan Pemilihan Franchise ini dapat disimpulkan : 1. Perancangan basis data yang telah dibuat dapat mengatasi masalah penyusunan data yaitu redudansi data, inkonsistensi data, Data Terisolasi, Masalah integritas (integrity), Masalah kebebasan data (independence) dan masalah keamanan dalam hal Integrity, Concurency, dan Privacy. Masih kurang dalam mengatasi multi user dan masalah keamanan terutama pada recovery. Namun kekurangan tersebut dapat diatasi dengan menggunakan fungsi dari aplikasi Mysql. 2. Dalam teori model AHP yang baik harus memenuhi 4 aksioma. Perancangan model AHP yang telah dibuat telah memenuhi keempat aksioma tersebut. Model AHP yang telah dirancang juga telah memenuhi konsistensi ratio yang diijinkan yaitu CR<=0,1. Hal ini dibuktikan dengan dilakukannya pengecekan konsitensi setiap memasukan skor perbandingan berpasangan. 3. Kemudian perancangan user interface telah memeuhi 5 dari 6 kriteria yaitu user familiarity, consistency, minimal surprise, user guidance, user diversity. Kriteria yang belum terpenuhi adalah recoverability. Apabila terjadi kesalahan atau error maka harus dicek satu satu. Namun, untuk recovery pengguna dapat memanfaatkan fungsi browser yaitu undo facility. Berdasarkan pernyataan-pernyataan diatas ,maka perancangan sistem ini berkualitas baik.
99
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 6.2
Saran Perancangan SPPK pemilihan Franchise ini bisa kemudian diimplimentasikan menjadi halaman web menggunakan php dan mysql.
Dalam perhitungan AHP terdapat 2 cara yaitu pertama dengan mencari CR=CI/IR seperti yang digunakan untuk penelitian dan yang kedua adalah dengan menghitung rata-rata geometric. Perancangan SPPK ini dapat dikembangkan dengan mensimulasilkan perhitungan AHP dengan menghitung rata-rata geometrik.
100
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR PUSTAKA [1]Kusrini.,
2007.
Konsep
dan
Aplikasi
Sistem
Pendukung
Keputusan.Yogyakarta:Andi. [2] Sutrabi Tata., 2005. Sistem Informasi Manajemen. Yogyakarta: Andi offset. [3] Turban., Rainer., Potter., Information Technology editon II. [4] Turban Efrain., 1995.Decision Support and Expert Systems Management Systems. America:Pretience-hall. [5] Turban Efraim, Jay E. Aronson, Ting-Peng Liang. 2005. Decision Support Systems and Intelligent Systems. Yogyakarta: Andi. [6] Simarmata Janner., 2000.Pengenalan Teknologi Komputer dan Informasi. Andi publisher. [7] Revano,Rendhie, Herlambang ,Dwi. Sistem Pendukung Keputusan Untuk Pembelian Mobil Merek Toyota Menggunakan Analytic Hierarchy Process, STIKOM Surabaya, Surabaya. [ 8] UNCTC, Transnational Corporation and Technology Transfer : Effects and Policy Issues, United Nations, New York, 1987. Hal. 4. [9] Peraturan Pemerintah No. 16 Tahun 1997 tentang Waralaba. [10]Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Republik Indonesia No. 259/MPP/KEP/7/1977 tentang Ketentuan dan Tata Cara Pelaksanaan Pendaftaran Waralaba. Hal.2 [11] Ramadhan, Hendry E. , 2010. Jitu Membeli Franchise. Jakarta : Penebar Plus+ [12] Kurnia, Ari.,Bisnis Franchise 5 s/d 10 Jutaan Prospek & Menguntungkan.Jakarta Timur : Laskar Aksara. [13] Kristanto, ir.Harianto.,1994. Konsep Dan Perancangan Database.Yogyakarta: Andi Offset. 101
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI [14] Sutanta Edhy., 2011.Basis Data dalam Tinjauan Konseptual. Yogyakarta: Andi Offset. [15] Data franchise, http://www.waralabaku.com, diakses pada tanggal 22 Februari 2015. [16] Data franchise, http://www.plasafranchise.com, diakses pada tanggal 22 Februari 2015 [17]User interface design principle, https: //www.ics.uci.edu /~taylor/ ICS_52_FQ02/ ICS52FQ02-06.pdf, diakses pada tanggal 30 april 2015
102