PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PENYUSUNAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN HARIAN (RPPH) BERBASIS PERMAINAN ANAK KELAS I SD PADA SUBTEMA “KEGIATAN SIANG HARI” SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh : Cornelia Widyaningsih NIM : 111134200
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2015
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PENYUSUNAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN HARIAN (RPPH) BERBASIS PERMAINAN ANAK KELAS I SD PADA SUBTEMA “KEGIATAN SIANG HARI” SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh : Cornelia Widyaningsih NIM : 111134200
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2015
i
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
HALAMAN PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan untuk : 1. Tuhan Yesus dan Bunda Maria yang senantiasa menyertai dan memberkati selama pembuatan skripsi ini. 2. Kedua orang tuaku Ayah Blasius Subiyanto dan Bunda Christiana Suprihati yang telah memberikan semangat dan dorongan dalam pembuatan skripsi ini. 3. Kakakku Norbertus Edi Prasetiawan dan Maria Sri Sungguh Mahanani (Almh.) yang selalu menjadi penasehat, teman curhat, pembimbing dan rekan diskusiku. 4. Kakekku Pawiro Sumarto (Alm.) dan nenekku Pawiro Rubinah yang selalu menyebut namaku disetiap doanya. 5. Teman terkasihku Antonius Nugroho yang selalu membantu dan memberikan semangat baru setiap harinya. 6. Sahabatku Dian, Desy, Rini, Erlin, Cahya, Lisa, Eka yang selalu memberikan dukungan.
iv
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
HALAMAN MOTTO
“Jika orang berpegang pada keyakinan, maka hilanglah kesangsian, tetapi jika orang sudah mulai berpegang pada kesangsian, maka hilanglah keyakinan.” (Sir Francis Bacon) “Sesuatu yang belum dikerjakan, seringkali tampak mustahil, kita baru akan yakin kalau kita telah berhasil melakukannya dengan baik.” (Evelyn Underhill)
v
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar referensi, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 15 Januari 2015 Peneliti,
Cornelia Widyaningsih
vi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan dibawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma : Nama
: Cornelia Widyaningsih
Nomor Mahasiswa
: 111134200
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul : PENYUSUNAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN HARIAN (RPPH) BERBASIS PERMAINAN ANAK KELAS I SD PADA SUBTEMA “KEGIATAN SIANG HARI” beserta perangkat yang diperlukan. Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu izin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai peneliti.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal : 15 Januari 2015
Yang menyatakan,
Cornelia Widyaningsih
vii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
ABSTRAK PENYUSUNAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN HARIAN (RPPH) BERBASIS PERMAINAN ANAK KELAS I SD PADA SUBTEMA “KEGIATAN SIANG HARI”
Cornelia Widyaningsih Universitas Sanata Dharma 2015 Penelitian ini berawal dari penerapan kurikulum 2013. Peneliti melakukan wawancara kepada 12 guru di 5 Sekolah Dasar dan mendapatkan data jika guru memerlukan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH). Peneliti juga melakukan wawancara kepada 5 siswa di 5 Sekolah Dasar dan mendapatkan data jika siswa memerlukan kegiatan pembelajaran yang mengakomodasi metode permainan. Oleh karena itu peneliti terdorong untuk melakukan penelitian pengembangan yang berjudul Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH) Berbasis Permainan Anak Kelas I SD pada Subtema “Kegiatan Siang Hari”. Penelitian ini adalah penelitian pengembangan atau R&D yang mengadopsi model pengembangan menurut Borg & Gall dan model pengembangan menurut Sugiyono yang dimodifikasi menjadi lima tahapan. Lima tahapan tersebut meliputi: (1) Studi pendahuluan yaitu kajian kepustakaan dan analisis data. (2) Pembuatan produk yaitu pembuatan RPPH berbasis permainan anak kelas 1 subtema “Kegiatan Siang Hari”. (3) Validasi poduk dilakukan oleh 12 validator. Hasil validasi mendapatkan skor rata-rata produk sebesar 95,47 dari skala 100 yang menunjukkan kualitas “Amat Baik”. (4) Instrumentasi uji coba terbatas yaitu menyusun pengembangan instrumen kuesioner tanggapan siswa, instrumen pedoman wawancara terhadap guru, dan instrumen tes sebagai pretest dan posttest. (5) Uji coba terbatas yaitu mengujicobakan RPPH secara terbatas yang dilakukan di SDN J. Hasil ujicoba terbatas menunjukkan bahwa penerapan RPPH berbasis permainan anak berdampak pada naiknya hasil belajar peserta didik dengan persentase sebesar 66,64%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perangkat pembelajaran berupa RPPH berbasis permainan anak dapat membuat guru terbantu dalam menyusun RPPH. Siswa juga tertarik dan bersemangat dalam mengikuti kegiatan pembelajaran dengan menggunakan metode permainan anak.
Kata kunci: Research and Development, RPPH, Permainan Anak, Subtema “Kegiatan Siang Hari”.
viii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
ABSTRACT THE CONSTRUCTION OF DAILY LESSON PLAN (RPPH) BASED ON CHILDREN GAMES FOR THE FIRST GRADE OF ELEMENTARY SCHOOL ON “AFTERNOON ACTIVITY” SUBTHEME Cornelia Widyaningsih Sanata Dharma University 2015 This study started with the implementation of 2013 curriculum. The author interviewed 12 teachers in 5 elementary schools and discovered that teachers required Daily lesson Plan (RPPH). The author also interviewed 5 students in 5 elementary schools and discovered that students required lessons which accommodate game method. Therefore, the author was compelled to conduct a development research titled The Construction of Daily lesson Plan (RPPH) Based on Children Games for The First Grade of Elementary School on “Afternoon Activity” Subtheme. This study was a development research or R&D which adopted Borg & Gall’s development model and Sugiyono’s development model which were modified into five stages. The five stages were: (1) Preliminary study which was literature study and data analysis. (2) Product making which was making RPPH based on children games for the first grade on “afternoon activity” subtheme. (3) Product validation by 12 validators and produced a average score of 95,47 out of 100 which showed “Very Good” quality. (4) Instrumentation of limited trial which was making student questionnaire instrument, interview guide instrument for teachers, and pretest and posttest instruments. (5) Limited trial by conducting limited RPPH test in SDN J. The result of limited trial showed that the implementation of RPPH based on children games increase students’ learning outcome by 66,64%. Research result showed that RPPH based on children games helped teachers in making RPPH. Students were also interested and excited to follow lessons which used children game method.
Keywords :Research and Development, RPPH, Children Games, “Afternoon Activity” Subtheme.
ix
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur peneliti panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat yang telah diberikan kepada peneliti sehingga dapat menyelesaikan
skripsi
yang
berjudul
“PENYUSUNAN
RENCANA
PELAKSANAAN PEMBELAJARAN HARIAN BERBASIS PERMAINAN ANAK KELAS I SD PADA SUBTEMA “KEGIATAN SIANG HARI”.” Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat menyelesaikan Sarjana Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Dalam penyusunan skripsi ini peneliti banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak, maka ucapan terimakasih pantas peneliti ucapkan kepada : 1. Rohandi, Ph.D. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. 2. Gregorius Ari Nugrahanta, SJ., S.S., BST., M.A. Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar. 3. Christiyanti Aprinastuti, S.Si., M.Pd. Wakil Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar. 4. Dra. Ignatia Esti Sumarah, M.Hum. dosen pembimbing 1 yang telah membantu dan mendukung demi kelancaran skripsi tentang penyusunan RPPH berbasis permainan anak. 5. Elisabeth Desiana Mayasari, S.Psi., M.A. dosen pembimbing II yang membimbing skripsi tentang penyusunan RPPH berbasis permainan anak dengan sabar. 6. E. Catur Rismiati, S.Pd., M.A., Ed.D. dosen yang telah membimbing peneliti dengan penuh kesabaran dari awal penulisan skripsi hingga selesai. 7. Para ahli dari Universitas Sanata Dharma, Universitas PGRI Yogyakarta, Universitas Negeri Yogyakarta, dan Universitas Ahmad Dahlan yang telah berkenan menvalidasi. 8. Kepala SDN J yang telah membantu dalam pelaksanaan penelitian 9. Wali kelas IB SDN J yang telah membimbing, mengarahkan, dan membantu dalam pelaksanaan penelitian.
x
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
10. Siswa kelas 2 SDN J yang telah bekerja sama dalam pelaksanaan penelitian. 11. Teman–teman Penelitian Kolaboratif Permainan Anak R and D, Rini, Erlin, Eka, Boni,Vita, Dias, Evan, Cahya, Mentari, There, Lely, Fian, Frida, dan Ari. 12. Sahabat-sahabat Dian, Desy, Anggun yang telah memberikan dukungan dan semangat. 13. Teman-teman PGSD angkatan 2011. 14. Semua pihak yang telah membantu penyusunan Skripsi ini.
Peneliti menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih banyak kekurangan dan kesalahan. Akhir kata, semoga skripsi ini bermanfaat untuk dunia pendidikan dan digunakan sebagaimana semestinya.
Yogyakarta, 22 Januari 2015 Peneliti,
Cornelia Widyaningsih
xi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL.............................................................................................. i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................... ii HALAMAN PENGESAHAN.............................................................................. iii PERSEMBAHAN................................................................................................ iv MOTTO ................................................................................................................ v PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .............................................................. vi PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ............................................... vii ABSTRAK ......................................................................................................... viii ABSTRACT........................................................................................................... ix KATA PENGANTAR .......................................................................................... x DAFTAR ISI....................................................................................................... xii DAFTAR TABEL............................................................................................. xvii DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xix DAFTAR LAMPIRAN....................................................................................... xx BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... 1 1.1 Latar Belakang Masalah ....................................................................... 1 1.2 Identifikasi Masalah ............................................................................. 9 1.3 Batasan Masalah ................................................................................... 9 1.4 Rumusan Masalah .............................................................................. 10 1.5 Tujuan Penelitian................................................................................ 10 1.6 Manfaat Penelitian.............................................................................. 10 1.7 Spesifikasi Produk .............................................................................. 11 1.8 Definisi Operasional ........................................................................... 12 BAB II ISI LANDASAN TEORI ....................................................................... 15 2.1 Teori yang Mendukung ...................................................................... 15 2.1.1
Belajar ....................................................................................... 15
2.1.2
Teori Belajar Konstruktivisme.................................................. 16
2.1.3
Prestasi Belajar ......................................................................... 18
2.1.4
Kurikulum ................................................................................. 19
xii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
2.1.5
Perkembangan Kurikulum di Indonesia.................................... 19
2.1.6
Kurikulum 2013 ........................................................................ 25
2.1.7
Pembagian Materi ..................................................................... 34
2.1.8
Desain Pembelajaran................................................................. 34
2.1.9
Perangkat Pembelajaran ............................................................ 35
2.1.10 Pendidikan Karakter.................................................................. 40 2.1.11 Permainan Anak ........................................................................ 41 2.2 Hasil Penelitian yang Relevan............................................................ 46 2.3 Kerangka Berpikir .............................................................................. 53 2.4 Pertanyaan Penelitian ......................................................................... 55 BAB III METODE PENELITIAN...................................................................... 57 3.1 Jenis Penelitian ................................................................................... 57 3.2 Setting Penelitian................................................................................ 58 3.2.1 Objek Penelitian ........................................................................ 58 3.2.2 Subjek Penelitian....................................................................... 58 3.2.3 Tempat Penelitian...................................................................... 58 3.2.4 Waktu Penelitian ....................................................................... 59 3.3 Prosedur Pengembangan .................................................................... 59 3.4 Teknik Pengumpulan Data ................................................................. 66 3.4.1 Kuesioner .................................................................................. 66 3.4.2 Observasi................................................................................... 67 3.4.3 Wawancara................................................................................ 68 3.4.4 Dokumentasi ............................................................................. 69 3.5 Instrumen Penelitian ........................................................................... 70 3.5.1 Lembar Kuesioner..................................................................... 70 3.5.2 Pedoman Wawancara ................................................................ 73 3.5.3 Pedoman Observasi................................................................... 77 3.5.4 Dokumentasi ............................................................................. 78 3.6 Validitas dan Reliabilitas Instrumen .................................................. 81 3.6.1 Validitas Instrumen ................................................................... 81 3.6.2 Reliabilitas Instrumen ............................................................... 85
xiii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
3.7 Ringkasan Instrumen Penelitian ......................................................... 86 3.8 Teknik Analisis Data .......................................................................... 86 3.8.1 Hasil Kuesioner......................................................................... 87 3.8.2 Hasil Wawancara ...................................................................... 90 3.8.3 Hasil Observasi ......................................................................... 90 3.8.4 Hasil Dokumentasi .................................................................... 91 3.9 Jadwal Penelitian ................................................................................ 93 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN.................................... 94 4.1 Hasil Penelitian................................................................................... 94 4.1.1 Rumusan Masalah Penelitian .................................................... 94 4.1.2 Pertanyaan Penelitian ................................................................ 94 4.2 Pembahasan ...................................................................................... 140 BAB V PENUTUP............................................................................................ 148 5.1 Kesimpulan....................................................................................... 148 5.2 Keterbatasan Penelitian .................................................................... 150 5.2 Saran ................................................................................................. 151 DAFTAR REFERENSI .................................................................................... 152 LAMPIRAN...................................................................................................... 157
xiv
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR TABEL Halaman 1.1 Masalah Guru kelas 1 Terkait Implementasi Kurikulum 2013 ................... 5 1.2 Analisis Kebutuhan Siswa kelas 1 dalam pembelajaran.............................. 7 3.1 Kisi-kisi Penilaian Silabus......................................................................... 70 3.2 Kisi-kisi Penilaian Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian ............... 72 3.3 Kisi-kisi tanggapan siswa .......................................................................... 73 3.4 Kisi-kisi Wawancara Analisis Kebutuhan Guru........................................ 74 3.5 Kisi-kisi Wanwancara Analisis Kebutuhan Siswa .................................... 74 3.6 Kisi-kisi wawancara guru terhadap uji coba terbatas ................................ 75 3.7 Kisi-kisi topik Focus Group Disscussion (FGD) ...................................... 76 3.8 Kisi-kisi observasi pelaksanaan pembelajaran .......................................... 77 3.9 Kisi-kisi soal validasi................................................................................. 79 3.10Pengujian instrumen penelitian.................................................................. 82 3.11Koefisien reliabilitas.................................................................................. 85 3.12Ringkasan instrumentasi penelitian ........................................................... 86 3.13Kriteria Peringkat Kualitas Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian .. 88 3.14Kriteria peringkat pelaksanaan pembelajaran............................................ 91 3.15Kriteria peringkat kualitas Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian. .. 92 3.16Jadwal penelitian ....................................................................................... 93 4.1 Hasil wawancara guru................................................................................ 97 4.2 Hasil wawancara siswa. ............................................................................. 99 4.3 Hasil penilaian silabus dari lima sekolah................................................. 100 4.4 Kriteria penilaian silabus ......................................................................... 100 4.5 Hasil penilaian RPPH lima sekolah......................................................... 101 4.6 Kriteria penilaian RPPH. ......................................................................... 101 4.7 Hasil observasi pembelajaran .................................................................. 102 4.8 Kriteria penilaian kegiatan pembelajaran ................................................ 103 4.9 Rekapitulasi data penilaian silabus, RPPH dan observasi. ...................... 103 4.10 Hasil Focus Group Discussion ............................................................... 105 4.11 Kriteria penilaian peringkat RPPH. ........................................................ 111
xv
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
4.12 Rekapitulasi Validasi Kuantitatif Pembelajaran 1.................................. 113 4.13 Rekapitulasi Validasi Kualitatif Pembelajaran 1.................................... 114 4.14 Rekapitulasi Validasi Kuantitatif Pembelajaran 2.................................. 115 4.15 Rekapitulasi Validasi Kualitatif Pembelajaran 2.................................... 116 4.16 Rekapitulasi Validasi Kuantitatif Pembelajaran 3.................................. 117 4.17 Rekapitulasi Validasi Kualitatif Pembelajaran 3.................................... 118 4.18 Rekapitulasi Validasi Kuantitatif Pembelajaran 4.................................. 119 4.19 Rekapitulasi Validasi Kualitatif Pembelajaran 4.................................... 120 4.20 Rekapitulasi Validasi Kuantitatif Pembelajaran 5.................................. 121 4.21 Rekapitulasi Validasi Kualitatif Pembelajaran 5.................................... 122 4.22 Rekapitulasi Validasi Kuantitatif Pembelajaran 6.................................. 123 4.23 Rekapitulasi Validasi Kualitatif Pembelajaran 6.................................... 124 4.24 Rekapitulasi nilai dan peringkat RPPH. ................................................. 125 4.25 Hasil kuesioner siswa ............................................................................. 126 4.26 Kualifikasi nilai ...................................................................................... 126 4.27 Rekapitulasi hasil uji validitas instrument test ....................................... 127 4.28 Kisi-kisi soal pretest dan posttest. .......................................................... 129 4.29 Uji reliabilitas ......................................................................................... 131 4.30 Kriteria koefisien reliabilitas .................................................................. 131 4.31 Jadwal pelaksanaan uji coba terbatas...................................................... 132 4.32 Daftar nilai siswa .................................................................................... 136 4.33 Hasil wawancara guru............................................................................. 138
xvi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR GAMBAR Halaman 2.1 Literature Map dari Penelitian-penelitian Sebelumnya. ............................ 52 3.1 Bagan Prosedur Research and Development (R&D) menurut Sugiyono.. 59 3.2 Bagan Prosedur Research and Development (R&D) menurut Borg&Gall.61 3.3 Tahapan Prosedur Pengembangan............................................................. 63 3.4 Rumus penskoran validasi RPPH. ............................................................. 87 3.5 Rumus penskoran validasi silabus. ............................................................ 88 3.6 Rumus penskoran kuesioner siswa. ........................................................... 89 3.7 Rumus penilaian pelaksanaan pembelajaran. ............................................ 90 3.8 Rumus penilaian telaah RPPH................................................................... 91 3.9 Rumus penskoran tes. ................................................................................ 92 3.10Rumus rata-rata penskoran tes................................................................... 92 3.11Rumus peningkatan nilai pretes dan posttest............................................. 92 4.1 Hasil perhitungan penilaian silabus. ........................................................ 101 4.2 Rumus skor penilaian RPPH. .................................................................. 111 4.3 Rumus presentase kenaikan hasil belajar. ............................................... 136 4.4 Presentase kenaikan pretest dan posttest. ................................................ 137 4.5 Diagram peningkatan rerata siswa........................................................... 137 4.6 Permainan “Mencari Pasangan” ............................................................... 143 4.7 Permainan “Engklek” ............................................................................... 144 4.8 Permainan “Pasaran” ................................................................................ 145
xvii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR LAMPIRAN Halaman LAMPIRAN........................................................................................................158 Lampiran 1 Surat Ijin Penelitian ........................................................................ 159 Lampiran 2 Hasil Observasi................................................................................ 164 Lampiran 3 Hasil Dokumentasi .......................................................................... 175 Lampiran 4 RPPH Sebelum Validasi.................................................................. 182 Lampiran 5 Soal Sebelum Validasi..................................................................... 238 Lampiran 6 Uji Validitas dan Reliabilitas........................................................... 246 Lampiran 7 Soal Sesudah Validasi ..................................................................... 249 Lampiran 8 Hasil Prestest................................................................................... 256 Lampiran 9 Hasil Posttest ................................................................................... 263 Lampiran 10 Hasil Kuesioner Siswa................................................................... 270 Lampiran 11 Foto Kegiatan Uji Coba Terbatas .................................................. 272 Lampiran 12 Biodata Peneliti ............................................................................. 274
xviii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB I PENDAHULUAN Bab I membahas (1) latar belakang masalah, (2) identifikasi masalah, (3) pembatasan masalah, (4) rumusan masalah, (5) tujuan masalah, (6) manfaat penelitian, (7) spesifikasi produk, dan (8) definisi operasional. 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hal penting yang diperlukan bagi setiap individu. Pendidikan adalah suatu upaya yang terencana dalam proses pembelajaran bagi individu supaya berkembang menjadi individu yang mandiri, bertanggung jawab, kreatif, berilmu, sehat dan berkarakter (UU No. 20 tahun 2003 dalam Suyadi: 2013). Setiap individu harus memiliki bekal berupa ilmu yang cukup untuk menyambut
masa depan
yang
cemerlang.
Pendidikan
bertujuan
untuk
mencerdaskan peserta didik. Sama halnya dengan Undang-undang No. 20 tahun 2003
pasal 3 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang menyatakan bahwa
Pendidikan bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Tujuan pendidikan nasional adalah untuk meningkatkan kualitas pada setiap jenis dan tingkatan pendidikan (Mulyasa: 2013). Pendidikan dapat terlaksana jika ada kurikulum. Pendidikan dilakukan menurut kurikulum yang berlaku. Kurikulum merupakan
salah satu unsur dalam pendidikan
yang
memberikan kontribusi untuk mewujudkan proses berkembangnya kualitas dan
1
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
2
potensi dari peserta didik tersebut (Permendikbud: 2014). Kurikulum selalu mengalami perubahan demi berkembangnya kualitas peserta didik. Kurikulum di Indonesia pernah mengalami perubahan hingga sepuluh kali. Suparlan (2011) mengatakan bahwa kurikulum yang pernah berlaku di Indonesia antara lain adalah Rencana Pelajaran 1947, Rencana Pelajaran 1950 (mata pelajaran terpisah-pisah/ terurai), Rencana Pelajaran 1958 (penyempurnaan dari Rencana Pelajaran 1950 dan digunakan sampai dengan tahun 1964), Rencana Pelajaran 1964 (merupakan penyempurnaan dari Rencana Pelajaran 1958 dan digunakan sampai tahun 1968), Kurikulum 1968 (merupakan kurikulum terpadu pertama di Indonesia), Kurikulum 1975, Kurikulum 1984 (penyempurnaan dari kurikulum 1975), Kurikulum 1994, Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) tahun 2004, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) tahun 2006. Kurikulum yang digunakan saat ini adalah kurikulum 2013. Kurikulum 2013 mulai digunakan pada tahun ajaran 2013/ 2014 sebagai pengganti kurikulum KTSP. Kurikulum 2013 merupakan suatu kurikulum yang dikembangkan dalam suatu
kegiatan
pembelajaran
yang
bertujuan
untuk
meningkatkan
dan
menyelaraskan kemampuan yang berupa pengetahuan, sikap dan keterampilan (Fadllilah: 2014). Kurikulum 2013 memuat pembelajaran tematik, pendekatan saintifik, serta pendidikan karakter. Pertama, kurikulum memuat pembelajaran tematik yaitu model pembelajaran yang memuat beberapa materi dan dipadukan serta mampu membuat siswa menjadi aktif dalam mencari, menggali, dan menemukan
konsep
secara
individu
maupun
kelompok
dalam
proses
pembelajaran (Trianto: 2011). Pembelajaran memadukan beberapa materi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
3
pelajaran bahasa Indonesia, matematika, PPKn, SBDP serta PJOK. Kedua, pendekatan saintifik yaitu suatu pendekatan yang bagian proses pembelajarannya terdapat proses ilmiah. Pendekatan saintifik meliputi mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasikan dan mengomunikasikan. Ketiga, selain siswa dapat berperan aktif dan merasakan kegembiraan dalam mengikuti pembelajaran, siswa juga dibekali pendidikan karakter. Setiap guru wajib mendidik perilaku peserta didiknya agar dapat menjadi pribadi yang baik dan berkualitas bukan hanya sebatas memberikan pengetahuan saja. Implementasi kurikulum 2013 memasukkan pendidikan karakter ke dalam seluruh pembelajaran pada setiap bidang studi yang terdapat dalam kurikulum (Mulyasa: 2013). Pendidikan karakter dapat membantu siswa dalam membedakan sesuatu yang baik dan buruk. Pendidikan karakter adalah upaya terencana dalam mengetahui kebaikan, mencintainya dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari (Suyadi: 2013). Pendidikan karakter dapat membantu perkembangan jiwa anak baik lahir maupun batin agar menjadi lebih baik dan mempunyai nilai-nilai budaya bangsa (Mulyasa: 2013). Nilai-nilai budaya perlu dikedepankan agar tidak ditinggalkan (Wibowo: 2013). Cara yang tepat untuk melestarikan nilai-nilai budaya bangsa dapat dilakukan dengan memberikan pendidikan karakter dalam implementasi kurikulum 2013. Implementasi kurikulum 2013 banyak menimbulkan masalah/kendala yang beragam. Reni menjelaskan bahwa “rencana perubahan kurikulum sekolah untuk 2013 nanti merupakan langkah yang tergesa-gesa sehingga guru harus dipersiapkan dengan benar” (Kompas, 22 November 2012). Guru masih dalam
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
4
tahap memahami kurikulum KTSP dan belum memahami kurikulum 2013. “RPP kurikulum lama belum selesai pembahasannya, akan tetapi saat ini sudah berganti dengan RPP kurikulum 2013 (Kompasiana, 19 September 2014). Banyak guru yang mengajar tanpa rencana pelaksanaan pembelajaran. Rencana pelaksanaan pembelajaran seharusnya wajib dibuat oleh seluruh guru yang akan mengajar. Peran guru dalam kegiatan pembelajaran adalah sebagai fasilitator. Guru harus memperhatikan, memikirkan dan sekaligus merencanakan pembelajaran yang menarik agar siswa semangat dalam belajar serta terlibat aktif sehingga pembelajaran menjadi efektif. Guru adalah salah satu komponen penting dalam menentukan keberhasilan siswa dalam kegiatan pembelajaran di kelas. Guru bukan hanya bertugas untuk memberikan suatu pembelajaran tetapi guru juga harus mempunyai kreativitas yang tinggi agar anak antusias dalam mengikuti pembelajaran. Kreativitas guru juga akan mendorong siswa untuk aktif dalam proses pembelajaran sehingga tidak terasa membosankan. Guru adalah seseorang yang sangat berpengaruh dalam proses pembelajaran (Susanto: 2013). Kreativitas guru merupakan faktor penting yang menentukan keberhasilan implementasi kurikulum 2013 (Mulyasa: 2013). Mulyasa (2013) juga mengatakan bahwa “Tugas guru tidak hanya sebatas menyampaikan suatu informasi kepada peserta didik, tetapi harus kreatif memberikan layanan dan kemudahan belajar (facilitate learning) kepada seluruh peserta didik agar mereka dapat belajar dalam suasana yang menyenangkan, gembira, penuh semangat, tidak cemas, dan berani mengemukakan pendapat secara terbuka”.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
5
Peneliti melakukan wawancara dengan guru dan siswa kelas I pada lima Sekolah Dasar di Yogyakarta. Alasan wawancara dilakukan pada guru kelas I karena pada saat melakukan kegiatan PPL, sebagian guru kelas I banyak bertanya kepada peneliti mengenai rencana pelaksanaan pembelajaran harian kurikulum 2013. Pemilihan lima sekolah diperoleh dari hasil dari Focus Group Disscussion yang meliputi SDN J, SDN N, SDK G, SDK BJB dan SDN SB yang telah menerapkan kurikulum 2013. Hasil wawancara di lapangan menunjukkan masih ada masalah / kendala yang dihadapi guru dalam menerapkan kurikulum 2013. Hasil identifikasi lapangan dapat dilihat pada tabel 1.1. Tabel 1.1. Masalah Guru Kelas I terkait implementasi kurikulum 2013 SD N J SD N N SD K G SD K BJB SD N SB Guru kelas I Guru kelas I Keterlambatan Guru kelas I Guru kelas I belum bisa meminta distribusi mengalami tidak bisa membuat untuk buku panduan kesulitan membuat RPPH dibuatkan dan minimnya dalam RPPH untuk kurikulum RPPH sosialisasi menyusun mengajar 2013, masih kepada tentang K13. rubrik terpaku mahasiswa penilaian dengan RPPH RPPH KTSP Tabel 1.1. menjelaskan bahwa terdapat masalah yang dialami oleh guru dalam penerapan kurikulum 2013. Masalah tersebut adalah guru kelas I pada lima sekolah dasar di Yogyakarta masih mengalami berbagai kesulitan dalam menerapkan kurikulum 2013 terutama pada penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran harian. Guru masih kesulitan dalam hal menyusun penilaian dan masih terpaku pada KTSP yang berbasis pelajaran terpisah. Masalah yang lain yaitu keterlambatan buku pegangan guru dan siswa sehingga membuat guru kesulitan dalam menyusun RPPH. Faktor utama dalam penyusunan RPPH adalah
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
6
kompetensi yang diharapkan dan materi yang akan diajarkan. Kesulitan guru dalam menyusun RPPH akan berdampak pada pembelajaran yang akan di terima oleh siswa, maka dari itu penyusunan RPPH penting untuk dipahami guru dan diaplikasikan untuk siswa. Proses pembelajaran akan berjalan lancar dan tertata apabila ada rencana pembelajaran. Rencana Pembelajaran adalah hal yang penting karena di dalamnya memuat berbagai kegiatan meliputi memilih, menetapkan serta mengembangkan metode guna mencapai hasil pengajaran yang diinginkan dan mengacu pada kondisi pembelajaran yang dilakukan (Husamah&Yanuar: 2013). Guru juga belum menerapkan metode pembelajaran yang sesuai dengan keinginan siswa. Kurikulum 2013 memberikan banyak tuntutan bagi guru tetapi juga mengurangi beban para guru. Tuntutan dan pengurangan beban saling berkesinambungan. Tuntutan guru yaitu harus membantu siswa agar aktif dalam pembelajaran serta merencanakan pembelajaran yang menarik. "Guru harus membuat siswa lebih aktif. Guru tidak hanya mencatat dan menerangkan, tetapi harus membuat sekolah nyaman", kata Sumarna (Kompas, Kamis, 6 Maret 2014). Beban guru yang berkurang yaitu materi untuk membuat perencanaan pembelajaran guru sudah disiapkan pemerintah. Guru tidak perlu menjabarkan kompetensi dasar ke dalam indikator, guru juga tidak perlu membuat silabus, guru cukup membuat rencana pembelajaran berdasarkan buku guru dan buku siswa yang semuanya sudah disiapkan oleh pemerintah (Mulyasa: 2013). Berbagai kemudahan sudah diberikan pemerintah untuk para guru di Indonesia. Guru diharapkan mampu membuat perencanaan pembelajaran dengan memanfaatkan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
7
berbagai kemudahan yang sudah diberikan oleh pemerintah. Guru harus kreatif dalam mendesain model pembelajaran agar dapat membuat siswa menjadi aktif dalam proses pembelajaran. Dengan begitu, siswa dapat memahami materi dan dapat mencapai pembelajaran yang bermakna (Susanto: 2013). Permasalahan bukan hanya muncul dari guru namun juga terdapat dari siswa kelas I. Masalah tersebut dapat dilihat dari hasil wawancara siswa pada tabel 1.2. Tabel 1.2 Analisis Kebutuhan Siswa kelas I dalam pembelajaran Siswa kelas I Siswa kelas Siswa kelas I Siswa kelas I SD N J I SD N N SD K G SD K BJB Mengalami Ingin Tidak Ingin belajar kebosanan bermain konsentrasi sambil ketika dengan ketika bermain pembelajaran teman pembelajaran di kelas karena banyak teman yang mengganggu
Siswa kelas I SD N SB Mengalami kebingungan ketika pembelajaran di kelas
Tabel 1.2 menunjukkan bahwa siswa mempunyai permasalahan ketika pembelajaran di kelas yaitu mengalami kebosanan, kebingungan, dan kurang konsentrasi. Permasalahan siswa tersebut dapat diatasi dengan memberikan metode permainan sejalan dengan keinginan dari wawancara siswa yang menunjukkan bahwa siswa ingin bermain dengan teman dan belajar sambil bermain. Siswa sekolah dasar sedang memasuki fase senang bermain, senang bergerak, senang bekerjasama dalam kelompok, serta senang merasakan atau melakukan sesuatu secara langsung (Desmita: 2009). Anak dapat bermain dengan melakukan suatu permainan. Lebih lanjut Semiawan (2002) berpendapat bahwa permainan merupakan alat bagi anak untuk menemukan apa yang belum diketahui dan melakukan apa yang belum dapat dilakukan sehingga anak belajar
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
8
menjelajahi dunianya sendiri. Permainan dapat dijadikan sebagai wahana anak belajar berinteraksi dengan sesama. Permainan akan membantu siswa untuk belajar menemukan apa yang diperoleh dari pengalamannya sendiri dalam lingkungannya, maka permainan merupakan cara yang tepat untuk diakomodasi dalam penyusunan RPPH. Kesimpulan dari kebutuhan siswa tersebut dapat dijadikan pengembangan dari permasalahan guru untuk menyusun RPPH berbasis permainan anak. Permasalahan yang ditemukan menunjukkan bahwa kebutuhan akan permainan diharapkan oleh siswa, sedangkan kebutuhan akan penyusunan RPPH diharapkan oleh guru. Guru dan siswa membutuhkan RPPH berbasis permainan anak sesuai kebutuhan dari siswa. RPPH adalah rencana pembelajaran dari suatu tema tertentu yang dikembangkan lebih rinci dan mengacu pada silabus (Permendikbud: 2013). Akbar (2013) mengatakan bahwa RPPH memiliki kriteria yang tinggi meliputi rumusan tujuan pembelajaran yang jelas, lengkap, dan logis, deskripsi materi harus jelas sesuai dengan tujuan pembelajaran, pengelompokkan cakupan materinya jelas, sumber belajar sesuai dengan perkembangan siswa, materi, dan lingkungan. Skenario pembelajaran (awal, akhir inti) harus rinci dan lengkap, langkah pembelajaran sesuai dengan tujuan, teknik pembelajaran ada dalam langkah pembelajaran. RPPH yang bernilai tinggi yaitu dikembangkan secara rinci dan lengkap serta sesuai dengan pedoman yang digunakan oleh guru. Uraian masalah yang diungkapkan peneliti di atas dapat disimpulkan bahwa hal krusial yang dibutuhkan guru dan siswa adalah RPPH berbasis permainan anak. Peneliti akan melakukan penelitian dengan judul “Penyusunan Rencana
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
9
Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH) Berbasis Permainan Anak Kelas I SD pada Subtema “Kegiatan Siang Hari”.” 1.2. Identifikasi Masalah Peneliti menemukan adanya masalah dalam pelaksanaan pembelajaran menggunakan kurikulum 2013. Identifikasi masalah yang dihadapi oleh guru yakni: 1.2.1 Guru mengalami kesulitan dalam pembuatan RPPH Kurikulum 2013. 1.2.2 Guru merasa kesulitan mengimplementasikan RPPH Kurikulum 2013 dalam proses pembelajaran. 1.2.3 Guru mengalami kesulitan dalam pemahaman dan pelaksanaan pendekatan saintifik. 1.2.4 Guru mengalami kesulitan dalam pemahaman dan pelaksanaan pendekatan tematik terpadu. 1.2.5 Guru merasa kesulitan dalam menyusun maupun melakukan penilaian autentik. 1.2.6 Siswa membutuhkan kegiatan pembelajaran berbasis permainan. 1.3. Batasan Masalah Fokus pengembangan ini adalah pada penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran harian (RPPH). Peneliti hanya akan membatasi masalah pada: 1.3.1 Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH) akan dibatasi untuk kelas I, tema kegiatanku, subtema “kegiatan siang hari”. 1.3.2 Permainan yang dipakai dalam pembelajaran dibatasi pada 3 pembelajaran. Pembelajaran
1
menggunakan
permainan
“mencari
pasangan”,
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
10
pembelajaran 2 menngunakan permainan “engklek”, dan pembelajaran 5 menggunakan permainan “pasaran”. 1.4. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan maka dapat dirumuskan masalah dari pengembangan ini adalah : “Bagaimana model Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH) berbasis permainan anak kelas I SD pada subtema “kegiatan siang hari”?” 1.5. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian pengembangan ini adalah : “Mengetahui model Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH) berbasis permainan anak kelas I SD pada subtema “kegiatan siang hari”.” 1.6. Manfaat Penelitian Penelitian ini mempunyai beberapa manfaat meliputi : 1.6.1. Bagi Peneliti Dapat memperoleh pengalaman mengembangkan rencana pelakasanaan pembelajaran harian berbasis permainan anak pada Tema “Kegiatanku” Subtema “Kegiatan Siang Hari” kelas I sekolah dasar. 1.6.2. Bagi Guru Kelas Penelitian
ini
diharapkan
mampu
membantu
guru
kelas
dalam
menyampaikan materi pada Tema “Kegiatanku” Subtema “Kegiatan Siang Hari” serta memberikan inspirasi bagi guru-guru sekolah dasar untuk menggunakan permainan anak dalam kegiatan pembelajaran yang menarik dan menyenangkan.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
11
1.6.3. Bagi Siswa Penelitian ini mampu mengembangkan pengetahuan dan pemahaman siswa melalui permainan anak serta memberikan pengalaman baru dalam pengunaan permainan “mencari pasangan”,
“engklek”,
dan “pasaran” pada Tema
“Kegiatanku” Subtema “Kegiatan Siang Hari”. 1.6.4. Bagi Sekolah Penelitian ini dapat menjadi referensi bagi sekolah dalam mengembangkan rencana pelaksanaan pembelajaran harian berbasis permainan anak. 1.7. Spesifikasi Produk Adapun spesifikasi produk yang dikembangkan peneliti meliputi: 1. Perangkat pembelajaran berupa RPPH pada subtema “Kegiatan Siang Hari” sebanyak 6 pembelajaran. 2. RPPH disusun berdasarkan kurikulum 2013. 3. Indikator pembelajaran pada RPPH disusun dengan menggunakan kata kerja operasional. 4. Tujuan pembelajaran pada RPPH memuat unsure A,B,C,D (Audience, Behavior, Condition, Degree). 5. Penelitian ini mengembangkan produk berupa RPPH berbasis permainan anak yang mengakomodasikan 3 permainan pada pembelajaran 1, pembelajaran 2, dan pembelajaran 5. 6. Produk yang dikembangkan bertujuan untuk memfasilitasi guru agar mudah dalam mendesain perangkat pembelajaran kurikulum 2013, khususnya RPPH berbasis permainan.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
7. RPPH
12
disusun dengan menggunakan pendekatan tematik integratif,
saintifik, dan pendidikan karakter dalam prosesnya. 8. Produk yang dikembangkan memuat proses ilmiah 5M (mengamati, menanya, menalar, mencoba, mengomunikasikan) sebagai ciri dari pendekatan saintifik. 9. Rubrik penilaian disusun dengan memuat diskriptor yang memudahkan guru dalam menilai sikap spiritual, sosial, dan keterampilan. 10. RPPH menggunakan model pembelajaran inovatif yaitu model discovery learning, contekstual learning, dan cooperatif learning. 11. RPPH yang disusun berdasarkan teori konstruktivisme, teori Vygotsky, dan teori Piaget. 12. RPPH menggunakan Bahasa Indonesia sesuai dengan Ejaan Yang Disempurnakan (EYD). 1.8. Definisi Operasional Penelitian ini menggunakan beberapa istilah. Agar tidak menimbulkan pertanyaan mengenai istilah yang digunakan, perlu adanya definisi operasional. Istilah-istilah yang perlu dijelaskan dalam penyusunan RPPH ini adalah : 1.8.1
Kurikulum 2013 Kurikulum 2013 merupakan kurikulum yang berlaku saat ini setelah kurikulum KTSP. Kurikulum 2013 mulai dilaksanakan pada tahun 2013 / 2014.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
13
1.8.2 Pendekatan Saintifik Pendekatan saintifik adalah sebuah pendekatan yang menuntut keaktifan anak dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Pendekatan saintifik meliputi kegiatan mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasi, dan mengomunikasikan. 1.8.3
Pendekatan Tematik Terpadu Pendekatan tematik terpadu merupakan pendekatan yang menyatukan beberapa muatan mata pelajaran dan dijadikan satu tema besar. Pendekatan tematik memiliki ciri-ciri meliputi pembelajaran berpusat pada anak dan hasil belajar diperoleh dari peilaian proses dan penilaian hasil.
1.8.4
Penilaian Autentik Penilaian autentik adalah penilaian yang berfokus pada dua nilai yaitu nilai proses dan nilai hasil. Tabel penilaian autentik disesuaikan denan kompetensi yang akan dicapai meliputi penialian sikap, pengetahuan serta keterampilan.
1.8.5
Silabus Silabus adalah suatu rencana pembelajaran yang berisi standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pokok, kegiatan pembelajaran, indikator, penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar. Silabus disusun oleh pemerintah dan dapat dikelola oleh guru.
1.8.6
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH) Rencana pelaksanaan pembelajaran harian adalah suatu rancangan kegiatan pembelajaran beserta langkah-langkahnya yang bertujuan untuk
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
14
pedoman memberikan dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran. RPPH dikembangkan lebih rinci dari silabus. 1.8.7
Pendidikan Karakter Pendidikan karakter merupakan pendidikan yang menekankan kebaikan dalam bertindak. Pendidikan karakter meliputi cara pandang, berpikir, bersikap, dan bertindak.
1.8.8
Permainan Anak Permainan anak adalah suatu permainan yang dimainkan oleh individu maupun kelompok yang bertujuan untuk menghibur dan kesenangan diri. Permainan dapat melatih sosialisasi, sikap jujur dan sportif setiap individu.
1.8.9
Permainan “mencari pasangan” Permainan “mencari pasangan” adalah permainan menggunakan kartu bergambar yang harus dijodohkan dengan pasangannya. Permainan “mencari pasangan” dapat melatih siswa dalam membedakan perilaku tertib dan tidak tertib
1.8.10 Permainan “engklek” Permainan “engklek” adalah permainan melewati garis-garis dengan menggunakan satu kaki. Permainan “engklek” tidak memerlukan pekarangan yang luas yaitu di tanah atau lantai. 1.8.11 Permainan “pasaran” Permainan “pasaran” adalah permainan yang dapat melatih keterampilan setiap individu. Permainan “pasaran” digunakan untuk menjelaskan materi membedakan dan menentukan makanan empat sehat lima sempurna.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB II LANDASAN TEORI Bab ini mengemukakan landasan teori yang digunakan untuk memecahkan masalah dalam penelitian. Landasan teori terdiri dari empat bagian meliputi (1) teori yang mendukung, (2) hasil penelitian yang relevan, (3) kerangka berfikir, dan (4) pertanyaan penelitan. 2.1. Teori yang Mendukung Teori yang mendukung membahas mengenai belajar, teori belajar konstruktivisme, kurikulum, perkembangan kurikulum di Indonesia, kurikulum 2013, pendekatan saintifik, pendekatan tematik terpadu, penilaian autentik, pembagian materi, perangkat pembelajaran, silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran, bahan ajar, lembar kerja siswa, permainan anak serta prestasi belajar. 2.1.1. Belajar Belajar adalah suatu kegiatan yang wajib dilakukan untuk memperoleh pengetahuan. Belajar merupakan sebuah kegiatan yang dilakukan untuk mencapai suatu hasil. Suyono & Hariyanto (2012) mengatakan belajar merupakan salah satu aktivitas
dan
proses
yang
bertujuan
untuk
memperoleh
pengetahuan,
meningkatkan keterampilan, memperbaiki perilaku, sikap dan mengkokohkan kepribadian. Pengertian belajar menurut Slameto (2010) belajar adalah suatu usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan perilaku baru secara utuh, sebagai hasil pengalaman pribadi dalam interaksi dengan lingkungannya. Belajar merupakan proses seseorang untuk mendapatkan berbagai
15
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
16
kecakapan, keterampilan, dan sikap (Aunurrahman: 2012). Belajar merupakan aktivitas yang dilakukan seseorang dengan sengaja untuk memperoleh suatu konsep dan pengetahuan baru sehingga dapat terjadi perubahan tingkah laku yang membaik dalam berpikir, merasa maupun dalam melakukan suatu hal (Susanto: 2013). Dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu aktivitas yang dilakukan anak melalui pengalaman bersosialisasi dengan lingkungan untuk memperoleh pengetahuan, perbaikan perilaku, dan keterampilan. 2.1.2. Teori Belajar Konstruktivisme Teori belajar memaparkan berbagai teori tentang belajar. Teori-teori yang membahas mengenai teori belajar salah satunya adalah teori konstruktivisme. Konstruktivisme adalah sebuah pandangan psikologis dan sejarah yang memandang bahwa manusia membangun sebagian besar dari apa yang mereka pelajari dan pahami (Bruning, dkk dalam Schunk, 2012). Konstruktivisme menganggap bahwa pengetahuan terbangun melalui pengalaman siswa dalam menghadapi lingkungannya (Suyono & Hariyanto: 2012). Teori konstruktivisme mengatakan
bahwa
siswa
membentuk
pemahamannya
sendiri
tentang
pengetahuan dan keterampilan (Schunk: 2012). Konstruktivisme merupakan sebuah filosofi pembelajaran yang menganggap bahwa dengan melalui pengalaman maka manusia dapat membangun dan mengkonstruksi sebuah pengetahuan
serta
memahami
tentang
dunia
dimana
kita
hidup
(Suryono&Hariyanto: 2012). Lebih lanjut, Tugde & Scrimsher dalam Schunk (2012) kegiatan pembelajaran pada teori konstruktivisme lebih banyak menempatkan penekanan pada kegiatan di lingkungan sosial sebagai fasilitator
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
17
perkembangan. Asumsi utama dari konstruktivisme adalah siswa dapat aktif mengembangkan pengetahuannya sendiri
(Schunk: 2012). Teori
belajar
konstruktivisme didukung oleh teori Piaget. Teori Piaget membahas mengenai struktur kognitif anak. Suryono&Hariyanto (2012) mengatakan, Piaget berpendapat bahwa perkembangan anak yang bermakna dapat membangun struktur kognitifnya untuk dapat memahami dan menanggapi pengalaman di lingkungannya. Struktur kognitif anak dapat meningkat sesuai dengan perkembangan usianya menuju aktivitas
mental
yang
kompleks.
Trianto
(2012)
mengatakan
bahwa
perkembangan kognitif anak yang aktif dapat membangun pemahaman pengetahuan serta realita dari pengalaman dan komunikasi mereka sendiri. Teori konstruktivisme adalah teori yang menekankan bahwa melalui pengalaman di lingkungan masing-masing dapat membentuk pengetahuan, pemahaman, dan keterampilan. Teori belajar konstrukivisme mendapat dukungan dari Vygotsky. Schunk (2012) Zona Perkembangan Proksimal (ZPD/ Zone of Proximal Develompment) menyatakan bahwa terdapat perbedaan antara apa yang dilakukan siswa sendiri dengan apa yang dapat dilakukan siswa dengan bantuan orang lain. Orang lain yang dimaksud adalah teman sebaya, guru, dan orang tua. Vygotsky menekankan bahwa perkembangan individu ditentukan oleh lingkungan sosial. Interaksi dengan lingkungan sosial dan teman sebaya dapat mendorong perkembangan kognitif anak. Dari teori Vygotsky tersebut dapat disimpulkan bahwa aktivitas anak yang dilakukan melalui bantuan teman sebaya dapat mempengaruhi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
18
perkembangan intelektual anak. Sitepu (2012) mengatakan bahwa konsep pokok dalam teori Vygotsky adalah Zona Perkembangan Proksimal (ZPD) yaitu jarak antara perkembangan pemecahan masalah secara mandiri dengan perkembangan pemecahan masalah dengan bantuan orang lain (teman sebaya). Teori konstruktivisme menurut Piaget dan Vygotsky, dapat disimpulkan bahwa pengetahuan dapat dibentuk oleh anak secara mandiri maupun dengan bantuan teman melalui interaksi sosial di lingkungan tempat mereka tinggal. Teori konstruktivisme pada rencana pelaksanaan pembelajaran harian berbasis permainan anak ditunjukkan melalui kegiatan yang dilakukan oleh siswa sebagai bentuk pengalaman dan interaksi sosialnya. Pengalaman bermain dan interaksi dengan teman sebaya tersebut dapat membantu siswa dalam membangun pengetahuannya. 2.1.3. Prestasi Belajar Prestasi belajar menunjukkan sejauh mana ketercapaian hasil belajar. Prestasi adalah hasil yang diperoleh dari suatu aktivitas yang sudah dikerjakan baik secara individu maupun kelompok (Hamdani: 2011). Prestasi belajar merupakan hasil yang diperoleh seseorang dalam penguasaan pengetahuan dan keterampilan yang dikembangkan dalam proses pembelajaran, biasanya ditunjukkan melalui tes angka nilai yang diberikan oleh guru (Asmara: 2009). Lebih lanjut, prestasi belajar menurut Chosiyah (dalam Nurcahya: 2013) yaitu hasil dari suatu rangkaian kegiatan pendidikan yang dinyatakan dalam bentuk nilai. Prestasi belajar dapat disimpulkan sebagai suatu hasil dari apa yang telah dilakukan / kerjakan dalam bentuk nilai.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
19
2.1.4. Kurikulum Kurikulum adalah bagian penting dalam tercapainya tujuan pendidikan. Mulyasa (2006) mengatakan bahwa kurikulum merupakan seperangkat rencana dan aturan mengenai tujuan, kompetensi dasar, materi standar, hasil belajar, dan cara yang dapat digunakan sebagai acuan dalam kegiatan pembelajaran untuk mencapai kompetensi dasar dan tujuan dari pendidikan tersebut. Kurikulum merupakan elemen penting yang memberikan kontribusi demi mewujudkan perkembangan kualitas dan potensi siswa (Permendikbud: 2014). Selanjutnya, UU No.20 Tahun 2003 (dalam Sanjaya: 2008) menyatakan bahwa kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan pendidikan meliputi tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan pendidik sebagai pedoman dalam kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan. Kurikulum dapat disimpulkan sebagai seperangkat rencana yang berisi pengaturan dalam mencapai tujuan pendidikan. 2.1.5. Perkembangan Kurikulum di Indonesia Pendidikan
selalu
mengikuti
kurikulum
yang
berlaku.
Kurikulum
mempunyai hubungan erat dengan pendidikan. Permendikbud (2014) menyatakan bahwa kurikulum merupakan salah satu unsur dalam pendidikan yang memberikan kontribusi untuk mewujudkan proses berkembangnya kualitas dan potensi dari siswa tersebut. Kurikulum merupakan suatu perangkat pembelajaran yang dijadikan dasar dalam mengembangkan proses pembelajaran yang berisi kegiatan siswa yang secara umum untuk mencapai suatu tujuan pendidikan dan secara khusus untuk mencapai tujuan pembelajaran (Kurinasih&Sani: 2014).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
20
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan pendidikan mengenai isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan seorang pendidik sebagai suatu pedoman kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan (UU No 20 Tahun 2003 dalam Sanjaya, (2008)). Kurikulum merupakan suatu pedoman perencanaan yang meliputi tujuan yang harus dicapai, isi materi, pengalaman belajar, strategi dan cara yang dikembangkan, evaluasi yang dibuat untuk melihat pencapaian, serta penerapan dari suatu dokumen yang dirancang dalam bentuk nyata (Sanjaya: 2008). Berbeda dengan Sitepu (2012) yang mengatakan bahwa kurikulum merupakan seperangkat rencana dan pengaturan yang melipui tujuan, isi dan bahan pelajaran serta suatu cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Tujuan tertentu ini meliputi pendidikan nasional serta kesesuaian dengan kekhasan, kondisi dan potensi daerah, satuan pendidikan dan siswa. Kemendikbud (2013) dalam Kunandar (2014) menyatakan bahwa kurikulum dikembangkan melalui 11 prinsip yang meliputi : (1) kurikulum menganut satuan pendidikan atau jenjang pendidikan; (2) kurikulum didasarkan Standar Kompetensi Lulusan yang ditetapkan untuk satu satuan pendidikan, jenjang pendidikan, dan program pendidikan; (3) kurikulum
dikembangkan
berbasis
kompetensi
yang
berupa
sikap,
pengetahuan, keterampilan berpikir, dan keterampilan psikomotorik; (4) kurikulum dapat dipelajari dan dikuasai siswa; (5) kurikulum harus memberikan peluang kepada siswa dalam mengembangkan kemampuan dan minat. Prinsip yang selanjutnya yaitu (6) kurikulum berpusat pada potensi,
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
21
perkembangan, kebutuhan serta kepentingan siswa; (7) kurikulum harus tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, budaya, tekhnologi, dan seni; (8) kurikulum harus relevan dengan kebutuhan siswa; (9) kurikulum diarahkan pada proses pengembangan, pembudayaan, dan pemberdayaan siswa; (10) kurikulum harus memperhatikan kepentingan nasional dan daerah; dan yang terakhir (11) penilaian hasil belajar digunakan untuk mengetahui kekurangan siswa. Kesebelas prinsip di atas merupakan komponen yang penting dalam melakukan perubahan kurikulum. Pengertian kurikulum yang dikemukakan oleh para ahli memiliki persamaan yaitu kurikulum merupakan seperangkat rencana dan pengaturan meliputi tujuan, isi, dan cara melaksanakan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kurikulum merupakan suatu perangkat pendidikan yang mengatur tujuan, isi pelajaran, dan pedoman pelaksanaan kegiatan pembelajaran untuk mencapai suatu tujuan pendidikan. Pendidikan di Indonesia dari tahun 1945 sudah mengalami sepuluh kali perubahan kurikulum. Pertama, Rencana Pelajaran 1947 merupakan kurikulum pertama di Indonesia dengan mengunakan istilah rencana pelajaran. Rencana Pelajaran ini memuat hal-hal pokok yang meliputi daftar mata pelajaran, alokasi waktu, serta garis besar proses pengajaran. Kegiatan pembelajaran lebih mengutamakan pendidikan watak, kesadaran bernegara, dan bermasyarakat daripada pendidikan pikiran. Materi pembelajaran berdasarkan kenyataan yang berhubungan dengan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
22
kejadian sehari-hari, namun perhatian lebih mengacu pada kesenian dan pendidikan jasmani (Trianto: 2009). Kedua, Rencana Pelajaran 1950 ini muncul dikarenakan adanya UU Nomor 4 Tahun 1950 tentang Dasar-Dasar Pendidikan dan Pengajaran di sekolah. Rencana Pelajaran 1950 hampir sama dengan Rencana Pelajaran 1947. Rencana Pelajaran ini termasuk kurikulum dengan mata pelajaran yang terpisah-pisah (separated curriculum) (Suparlan: 2011). Ketiga, Rencana Pelajaran 1952 dikenal dengan istilah Rencana Pelajaran Terurai 1952. Kurikulum ini menerapkan peraturan yaitu setiap mata pelajaran diajarkan oleh satu orang guru. Masa Rencana Pelajaran 1952 terbentuk kelas masyarakat. Kelas masyarakat adalah sekolah khusus bagi lulusan SR 6 Tahun yang tidak melanjutkan ke SMP. Kelas ini mengajarkan keterampilan bagi anak yang tidak mampu sekolah ke jenjang SMP, sehingga bisa langsung bekerja (Trianto: 2009). Keempat, Rencana Pelajaran 1964 merupakan penyempurnaan dari Rencana Pelajaran Terurai 1952. Kurikulum ini terdapat pembagian kelompok cipta, rasa, karsa, dan krida (Suparlan: 2011). Kelima, Kurikulum 1968. Kurikulum 1968 adalah kurikulum yang pertama kali menggunakan istilah kurikulum di Indonesia (Suparlan: 2011). Kurikulum ini bertujuan untuk menciptakan masyarakat sosialis. Pendidikan pada kurikulum ini menekankan pembentukan manusia Pancasila sejati. Kurikulum 1968 bersifat correlate subject curriculum yaitu materi tingkat bawah mempunyai korelasi dengan kurikulum sekolah lanjutan. Bidang studi pada kurikulum ini
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
23
dikelompokkan pada 3 kelompok besar yaitu pembinaan Pancasila, pengetahuan dasar, dan kecakapan khusus. Kurikulum 1968 mengajarkan materi teoritis dan tidak mengkaitkan hal-hal faktual di lingkungan. (Trianto: 2009). Keenam, Kurikulum 1975. Kurikulum ini lahir berdasarkan ketetapan MPR Nomor IV/ MPR/ 1973 tentang GBHN 1973, dengan tujuan pendidikan “membentuk manusia Indonesia untuk pembangunan nasional di berbagai bidang”. Metode, materi, dan tujuan pelajaran kurikulum ini tertuang secara gamblang dalam Prosedur Pengembangan Sistem Instruksional (PPSI), yang kemudian lahir rencana pelajaran setiap satuan bahasan (Trianto: 2009). Ketujuh, Kurikulum 1984 merupakan penyempurnaan dari kurikulum 1975. Kurikulum ini berlaku berdasarkan Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomer 0461/ U/ 1983 tanggal 22 Oktober 1983 tentang Perbaikan Kurikulum. Lebih lanjut, Suparlan (2011) mengatakan bahwa kurikulum 1984 memiliki 4 aspek yang disempurnakan, yaitu: (1) pelaksanaan PSPB, (2) penyesuaian tujuan dan struktur program kurikulum, (3) pemilihan kemampuan dasar serta keterpaduan dan keserasian antara ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik, (4) pelaksanaan pelajaran berdasarkan keruntutan belajar yang disesuaikan dengan kecepatan belajar masing-masing siswa. Trianto (2009) menambahkan bahwa kurikulum ini menerapkan sistem Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA) yang meliputi mengamati, mengelompokkan, mendiskusikan, hingga melaporkan serta siswa menjadi subyek belajar kegiatan pembelajaran. Kedelapan, Kurikulum 1994. Kurikulum ini mematok pendidikan menjadi 9 tahun (SD sampai SMP). Kurikulum 1994 berusaha menyatukan kurikulum
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
24
1975 melalui pendekatan tujuan dan kurikulum 1984 melalui tujuan pendekatan proses. Zahara Idris dan Lisma Jamal menyatakan bahwa kurikulum 1994 menerapkan muatan lokal serta penyempurnaan tiga kemampuan dasar yaitu membaca, menulis, dan menghitung yang fungsional (Trianto: 2009). Kesembilan, Kurikulum 2004. Kurikulum ini belum sepenuhnya diterapkan di seluruh sekolah di Indonesia. Kurikulum 2004 disebut sebagai KBK (Kurikulum Berbasis Kompetensi). Kompetensi merupakan penyatuan dari pengetahuan, keterampilan, nilai, dan sikap dalam kebiasaan dalam berpikir dan bersikap (Trianto: 2009). KBK memiliki empat komponen yang meliputi Kurikulum dan Hasil Belajar (KHB), Penilaian Berbasis Kelas (PBK), Kegiatan Belajar Mengajar (KBM), serta Pengelolaan Kurikulum Berbasis Sekolah (PKBS) (Trianto: 2009). Kesepuluh, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) mulai berlaku mulai tahun 2006. KTSP adalah hasil perbaikan dari KBK yang telah diuji coba kelayakannya secara publik, melalui beberapa sekolah yang dijadikan sasaran proyek. Tujuan KTSP adalah menanamkan dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lanjut (Trianto: 2009). Lebih lanjut, Suparlan (2011) mengatakan bahwa kurikulum yang pernah berlaku di Indonesia antara lain adalah Rencana Pelajaran 1947, Rencana Pelajaran 1950 (mata pelajaran terpisah-pisah/ terurai), Rencana Pelajaran 1958 (penyempurnaan dari Rencana Pelajaran 1950 dan digunakan sampai dengan tahun 1964), Rencana Pelajaran 1964 (merupakan penyempurnaan dari Rencana
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
25
Pelajaran 1958 dan digunakan sampai tahun 1968), Kurikulum 1968 (merupakan kurikulum terpadu pertama di Indonesia), Kurikulum 1975, Kurikulum 1984 (penyempurnaan dari kurikulum 1975), Kurikulum 1994, Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) tahun 2004, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) tahun 2006. Perubahan kurikulum dari tahun ke tahun berjalan terus demi mencapai suatu tujuan pendidikan. Perubahan demi perubahan terlihat selalu mengacu pada kurikulum sebelumnya. Perubahan ini bertujuan untuk memperbaiki kurikulum sebelumnya agar lebih baik. Perbaikan tersebut guna mengembangkan pendidikan di Indonesia agar semakin maju. Total perubahan kurikulum di Indonesia adalah 10 kali yakni dimulai dari rencana pelajaran 1947 hingga KTSP 2006. Tahun ajaran 2014/ 2015 Indonesia merubah kurikulum kembali yaitu dari kurikulum KTSP menjadi kurikulum 2013. 2.1.6. Kurikulum 2013 Kurikulum yang dianut bangsa Indonesia saat ini adalah kurikulum 2013. Kurikulum 2013 merupakan suatu kurikulum yang dikembangkan dalam suatu kegiatan pembelajaran yang bertujuan untuk meningkatkan dan menyelaraskan kemampuan yang berupa pengetahuan, sikap, dan keterampilan (Fadlillah: 2014). Berbeda dengan Mulyasa (2013), Beliau menyatakan bahwa kurikulum 2013 adalah tindak lanjut dari kurikulum berbasis kompetensi (KBK) yang dahulu pernah diujicobakan pada tahun 2004. Kurikulum 2013 menganut sejarah yang menyatakan bagaimana manusia mengembangkan kehidupan dalam beragama, seni, kreativitas, berkomunikasi, nilai, serta berbagai aspek lain yang sesuai
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
26
dengan potensinya sendiri (Kunandar: 2014). Paparan dari para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa kurikulum 2013 merupakan kurikulum baru yang mempunyai tujuan meningkatkan pendidikan meliputi pengetahuan, sikap, dan keterampilan. 2.1.6.1. Karakteristik Kurikulum 2013 Kurikulum
yang
pernah
diterapkan
di
Indonesia
mempunyai
karakteristik yang beragam salah satunya yaitu kurikulum 2013. Kemendikbud (2014) menyatakan bahwa Kurikulum 2013 memiliki delapan karakteristik yang meliputi : (1) isi atau konten kurikulum yang meliputi kompetensi-kompetensi dalam mata pelajaran; (2) KI menjadi gambaran aspek sikap, pengetahuan dan keterampilan; (3) KD dalam satu tema yang harus dipelajari siswa; (4) KI dan KD diutamakan dalam ranah sikap dan juga kemampuan kognitif; (5) semua KD dan kegiatan pembelajaran dikembangkan demi mencapai kompetensi inti; (6) KD saling memperkuat, memperkaya antar mata pelajaran; (7) silabus dikembangkan menjadi rancangan belajar yang mencantumkan KD dalam satu tema; (8) RPP dikembangkan dari setiap KD. Selain memiliki delapan karakteristik, kurikulum 2013 juga memiliki karakteristik pada pendekatan dan penilaian. 2.1.6.2. Pendekatan Saintifik Karakteristik dalam pendekatan yaitu kurikulum 2013 menggunakan pendekatan saintifik dan pendekatan tematik integratif. Pendekatan saintifik diyakini sebagai titian emas dalam pengembangan sikap, keterampilan, serta pengetahuan (Kemendikbud: 2014). Pendekatan saintifik bertujuan untuk
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
27
membuat siswa aktif dalam kegiatan pembelajaran. Permendikbud Nomor 81 A Tahun 2014 lampiran IV menyatakan bahwa pendekatan saintifik memiliki langkah-langkah pembelajaran yang memuat lima pengalaman belajar pokok, yaitu: 1.
Mengamati Mengamati merupakan suatu kegiatan yang memberikan kesempatan kepada
siswa untuk melakukan pengamatan melalui kegiatan menyimak, melihat, membaca, dan mendengar. 2.
Menanya Menanya merupakan suatu kegiatan yang dilakukan dengan cara mengajukan
pertanyaan mengenai suatu informasi yang belum dipahami dari apa yang sudah ditemui dan dilihat. 3.
Mengumpulkan informasi/ eksperimen Mengumpulkan informasi/ eksperimen adalah kegiatan mengumpulkan
informasi yang dilakukan setelah siswa memperoleh sebuah materi dengan cara melakukan eksperimen-eksperimen. 4.
Mengasosiasikan/ mengolah informasi Mengasosiasikan/ mengolah informasi adalah kegiatan mengolah informasi
yang dilakukan dengan cara mengolah data-data yang didapatkan kemudian diproses untuk menemukan hasil yang dicari. 5.
Mengkomunikasikan Mengkomunikasikan
adalah
kegiatan
menyampaikan
hasil
menceritakan apa yang didapatkan dari materi yang sudah dipelajari.
dengan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
28
Keterangan di atas menunjukkan bahwa pendekatan saintifik menuntut siswa mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengolah informasi kemudian mengkomunikasikan pengalaman belajar yang sudah didapatkan. Pengalaman belajar dapat membantu siswa agar dapat terlibat aktif dalam proses pembelajaran karena guru hanya bersifat sebagai fasilitator serta siswa dapat membangun pengetahuannya sendiri. Proses pembelajaran dalam pendekatan saintifik memuat materi yang berbasis pada fakta atau fenomena yang dapat dijelaskan melalui logika atau penalaran (Hosnan: 2014). Pernyataan tersebut menunjukkan bahwa materi yang diterapkan pada pendekatan saintifik memiliki kesamaan dengan materi yang termuat dalam pembelajaran kontekstual yaitu berbasis pada fakta atau nyata. Pembelajaran kontekstual (Contextual Teaching and Learning) merupakan konsep belajar yang mendorong guru untuk mengkonstruksi materi yang diajarkan dengan kehidupan sehari-hari berdasarkan kenyataan serta mendorong siswa menghubungkan pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan. Pengetahuan yang baru dibangun oleh siswa sendiri ketika belajar (Nurhadi: 2003). Lebih lanjut Johnson (2002) menyatakan bahwa CTL (Contextual Teaching and Learning) adalah proses pendidikan yang bertujuan membantu siswa agar dapat mengetahui makna di dalam materi akademik yang mereka pelajari dengan cara menghubungkan subjek-subjek akademik dengan konteks dalam kehidupan sehari-hari yang meliputi keadaan pribadi, sosial, dan budaya mereka. Berdasarkan pendapat dua ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
29
CTL merupakan suatu pembelajaran yang mengaitkan materi pelajaran dengan kehidupan sehari-hari siswa yang nyata. Pembelajaran kontekstual (CTL) memiliki beberapa karakteristik. Komalasari (2008) menyatakan bahwa pembelajaran kontekstual memiliki karakteristik yang meliputi: 1.
Keterkaitan (relating) Pembelajaran yang menerapkan keterkaitan (relating) adalah proses
pembelajaran yang memiliki keterkaitan (relevansi) dengan bekal pengetahuan (prerequisite knowledge) yang telah ada pada diri siswa dan dengan konteks pengalaman dalam kehidupan dunia nyata siswa. 2.
Pengalaman langsung (experiencing) Pembelajaran yang menerapkan konsep pengalaman langsung (ex-periencing)
adalah proses pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengontruksi pengetahuan dengan cara menemukan dan mengalami sendiri secara langsung. 3.
Aplikasi (applying) Proses pembelajaran yang menerapkan konsep aplikasi (applying) adalah
proses pembelajaran yang menekankan pada penerapan fakta, konsep, prinsip dan prosedur yang dipelajari dalam situasi dan konteks lain yang berbeda sehingga bermanfaat bagi kehidupan siswa. 4.
Kerja sama (cooperating) Pembelajaran yang menerapkan konsep kerja sama (cooperating) adalah
pembelajaran yang mendorong kerjasama diantara siswa, antara siswa dengan guru dan sumber belajar.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
5.
30
Pengaturan diri (self-regulating) Pembelajaran yang menerapkan konsep pengaturn diri (self-regulating)
adalah pembelajaran yang mendorong siswa untuk mengatur diri dan pembelajarnnya secara mandiri. 6.
Asesmen autentik (authentic assessment) Pembelajaran
yang
menerapkan
konsep
asesmen
autentik
adalah
pembelajaran yang mengukur, memonitor dan menilai semua aspek hasil belajar (yang tercakup dalam domain kognitif, afektif, dan psikomotor), baik yang tampak sebagai hasil akhir dari suatu proses pembelajaran maupun berupa perubahan dan perkembangan aktivitas, dan perolehan belajar selama proses pembelajaran di dalam kelas ataupun diluar kelas. Dengan demikian penilaian pembelajaran utuh menyeluruh dalam aspek kognitif, afektif, dan psikomotor, serta dalam keseluruhan tahapan proses pembelajaran (di awal, tengah dan akhir). Disamping itu, penilaian tidak hanya diserahkan pada guru, tetapi siswa pun menilai siswa lain dan dirinya sendiri (self-evaluation) dalam aktivitas pembelajaran dan pemahaman materi. Penilaian guru dilakukan dalam bentuk penilaian tertulis (pencil and paper test) dan penilaian berdasarkan perbuatan (performance based assessment), penugasan (project), produk (product), atau portofolio. 2.1.6.3.Pendekatan Tematik Terpadu Karakteristik pendekatan yang selanjutnya adalah pendekatan tematik integratif. Tematik terpadu adalah menyatukan wujud menjadi suatu tema tertentu (Prastowo: 2014). Pembelajaran tematik adalah model pembelajaran yang memuat
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
31
beberapa materi dan dipadukan serta mampu membuat siswa menjadi aktif dalam mencari, menggali, dan menemukan konsep secara individu maupun kelompok dalam proses pembelajaran (Trianto: 2011). Pendapat tersebut sesuai pernyataan Prastowo (2014) yang menyatakan bahwa pembelajaran tematik terpadu adalah model pembelajaran yang menyatukan beberapa mata pelajaran menjadi satu tema sehingga dapat memberikan pengalaman yang bermakna kepada siswa. kemendikbud (2014) menyatakan bahwa pendekatan tematik integratif memiliki cirri-ciri yang meliputi : (1) berpusat pada anak; (2) memberikan suatu pengalaman secara langsung kepada anak; muatan pembelajaran menyatu dalam satu pemahaman dalam kegiatan pembelajaran; (4) menyajikan konsep dari berbagai pembelajaran dalam satu proses yang saling terkait antar muatan pembelajaran; (5) keterpaduan muatan antar pembelajaran bersifat luwes; serta (6) hasil belajar melalui penilaian proses dan penilaian hasil. Selanjutnya Rusman (2011) menyatakan bahwa pembelajaran tematik integratif merupakan pembelajaran dimana guru menyatukan beragam materi menjadi satu kedalam suatu pembelajaran sehingga memberikan pengalaman yang bermakna pada siswa dengan menggunakan tema. Pendapat beberapa ahli di atas dapat disimpulkan bahwa pendekatan tematik terpadu adalah pendekatan yang memuat beberapa materi pembelajaran kemudian dijadikan satu tema besar. 2.1.6.4. Penilaian Autentik Penilaian dalam kurikulum 2013 meliputi penilaian hasil dan proses yang biasa disebut penilaian autentik. Maksud dari penilaian autentik yaitu selain
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
32
menilai hasil yang dicapai siswa, proses dalam mengikuti kegiatan pembelajaran juga dinilai. Penilaian autentik merupakan kegiatan penilaian pada siswa yang berfokus pada nilai hasil dan nilai proses dengan menggunakan tabel penilaian sesuai kompetensi yang akan dicapai (Kunandar: 2014). Penilaian autentik memandang penilaian dan proses pembelajaran adalah dua hal yang selalu berkaitan (Kemendikbud: 2014). Kemendikbud (2014) juga menyatakan bahwa penilaian autentik mempunyai tujuan yaitu memberikan prestasi bukan hanya pada hasil akan tetapi pada proses yang dijalani. Selanjutnya Kemendikbud (2014) menyatakan ada tiga jenis penilaian autentik yaitu : (1) penilaian sikap meliputi observasi, penilaian diri, penilaian antar teman, dan jurnal catatan guru; (2) penilaian pengetahuan berupa tes tertulis, tes lisan, dan penugasan; (3) Penilaian keterampilan berupa penilaian kinerja, proyek, dan portofolio. Lebih lanjut Nurgiyantoro (2008) mengungkapkan bahwa penilaian autentik merupakan penilaian yang menilai proses serta hasil secara langsung dan semua tampilan siswa dalam kegiatan pembelajaran dinilai secara objektif, berdasarkan kenyataan bukan hanya pada penilaian akhir saja. Penilaian Autentik dapat disimpulkan sebagai penilaian yang menilai keseluruhan kegiatan pembelajaran yang meliputi proses dan hasil. 2.1.6.5.Model Discovery Learning Model pembelajaran dalam kurikulum 2013 salah satunya yaitu discovery learning. Discovery learning atau penemuan adalah model pembelajaran yang menekankan pengalaman secara langsung serta lebih mengutamakan proses
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
33
daripada hasil belajar (Mulyasa: 2007). Lebih lanjut Kemendikbud (2014) menyatakan bahwa model discovery learning adalah proses pembelajaran yang tidak menyajikan bahan ajar dalam bentuk akhir, siswa dapat mengorganisasi sendiri pembelajaran tersebut dengan melakukan berbagai kegiatan meliputi mengkategorikan, menganalisis serta membuat kesimpulan. Peneliti menggunakan model discovery learning karena siswa melakukan observasi dan klasifikasi. Model discovery learning membantu siswa dalam melakukan berbagai kegiatan meliputi menghimpun informasi, membandingkan, mengkategorikan, menganalisis, mengintegrasikan, mengorganisasikan, dan menyimpulkan. Model discovery learning dapat disimpulkan sebagai model pembelajaran yang menekankan pengalaman siswa serta mengutamakan proses. 2.1.6.6.Model Cooperatif Learning Model pembelajaran dalam kurikulum 2013 selain discovery learning adalah cooperatif learning. Pembelajaran kooperatif merupakan pembelajaran yang mengembangkan interaksi sosial dalam kelompok secara langsung demi menghindari
kesalahpahaman
yang
dapat
menimbulkan
permusuhan.
Pembelajaran kooperatif memiliki ciri-ciri yang meliputi menciptakan suasana yang mendorong, mengembangkan interaksi untuk bertatap muka, penguasaan konsep setiap siswa, keterampilan menjalin hubungan antar sesama (Sugiyanto: 2010).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
34
2.1.7. Pembagian Materi 1.
Tema “Kegiatanku” Tema “kegiatanku” adalah tema ketiga semester satu di kelas I sekolah dasar.
Tema ini terdiri dari 4 subtema, yaitu (1) Kegiatan Pagi Hari, (2) Kegiatan Siang Hari, (3) Kegiatan Sore Hari, (4) Kegiatan Malam Hari. Materi dalam tema ini memuat topik kegiatan sehari-hari yang dikaitkan antar muatan pelajaran. Dalam penelitian ini, peneliti mendapatkan subtema kedua yaitu “Kegiatan Siang Hari” . 2.
Subtema “Kegiatan Siang Hari” Subtema “Kegiatan Siang Hari” adalah subtema kedua dalam tema
“Kegiatanku”. Ada empat mata pelajaran dalam materi ini yaitu bahasa Indonesia, PJOK, PPKn, Matematika, dan SBdP. Dalam setiap mata pelajaran terdapat material. Materi dalam bahasa Indonesia yaitu memahami isi teks deskriptif, bermain peran dan membuat kalimat. Materi dalam PJOK yaitu jalan zig-zag. Materi dalam PPKn yaitu tata tertib. Materi dalam matematika yaitu menggambar dengan bangun ruang serta menentukan waktu yang lebih lama dan lebih singkat. Materi dalam SBdP yaitu bernyanyi sambil bertepuk tangan. 2.1.8. Desain Pembelajaran Desain pembelajaran menekankan proses merancang program pembelajaran. Desain pembelajaran adalah proses dalam meningkatkan kualitas pembelajaran yang rumit dan kreatif serta aktif dan berulang-ulang (Prawiradilaga: 2007). Desain pembelajaran dirancang secara instruksional sehingga siswa dapat beriteraksi dengan lingkungan secara langsung. Atwi (2014) menyatakan bahwa “Desain instruksional adalah suatu ilmu dan seni untuk menciptakan sistem
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
35
instruksional berkualitas melalui proses analitik, sistematik, sistemik, efektif dan efisien ke arah tercapainya hasil belajar yang sesuai dengan kebutuhan instruksional siswa”. Desain instruksional direncanakan demi tercapainya kegiatan instruksional (interaksi dengn lingkungan) sehingga kebutuhan instruksional dapat terpenuhi. Desain pembelajaran dapat membantu guru dalam melakukan kegiatan pembelajaran. Desain pembelajaran dapat menolong guru dalam menganalisis kebutuhan siswa serta menyusun rencana untuk memenuhi kebutuhan tersebut (Shambaugh dalam Wiyani: 2014). Melalui desain pembelajaran guru dapat merancang kegiatan pembelajaran dengan baik. Desain pembelajaran merupakan suatu proses merancang tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, pengalaman belajar, sumber belajar, dan evaluasi pembelajaran menurut karakteristik anak agar mereka mau dan mampu untuk belajar (Wiyani: 2014). Deskrpsi tersebut menunjukkan bahwa desain pembelajaran merupakan pedoman yang berisi proses perencanaan kegiatan pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan siswa terkait apa yang dibutuhkan siswa. 2.1.9. Perangkat Pembelajaran Perangkat pembelajaran merupakan seperangkat pedoman guru dalam melakukan kegiatan pembelajaran. Perangkat pembelajaran adalah seperangkat proses pengelolaan pembelajaran yang meliputi buku peserta didik, silabus, RPP, LKS, soal evaluasi atau tes hasil belajar serta media pembelajaran (Trianto: 2010). Perangkat pembelajaran dapat disusun oleh pemerintah dan dikembangkan oleh guru. Perangkat pembelajaran harus menyesuaikan kebutuhan peserta didik. Lebih lanjut Akbar (2013) menyatakan bahwa perangkat pembelajaran meliputi silabus,
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
36
buku ajar, sumber dan media pembelajaran, serta instrument asesmen, dan RPP. Perangkat pembelajaran dapat disimpulkan sebagai semua komponen penunjang proses belajar yang disusun untuk mendukung proses kegiatan belajar mengajar yang dilakukan oleh guru meliputi Silabus, RPP, bahan ajar, dan LKS. 2.1.9.1. Silabus Silabus pada dasarnya merupakan garis besar progam pembelajaran. Silabus merupakan sebuah rencana pembelajaran pada satu tema tertentu yang di dalamnya mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator, penilaian, alokasi waktu dan juga sumber belajar (Departemen Pendidikan Nasional (2008) dalam Akbar (2013). Lebih lanjut, Trianto (2011) berpendapat bahwa silabus adalah seperangkat rencana dan pengaturan yang meliputi kegiatan pembelajaran, pengelolaan kelas, dan penilaian hasil belajar. Silabus merupakan suatu rencana pembelajaran untuk tema tertentu yang berisi standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pokok, kegiatan pembelajaran, indikator, penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar (Suparlan: 2011). Kurikulum 2013 menetapkan penyusunan silabus dilakukan oleh pemerintah pusat dan dikelola oleh guru dengan menyesuaikan satuan pendidikannya (Akbar: 2013). Silabus menjabarkan standar kompetensi, indikator, serta materi pokok yang harus dipelajari siswa untuk mencapai standar yang sudah ditentukan. Majid (2009) menyatakan bahwa silabus mempunyai unsur-unsur yang meliputi terdapat tujuan pembelajaran, ada sasaran pembelajaran, memiliki keterampilan yang baik dalam menguasai materi pembelajaran, terdapat urutan topik pembelajaran, ada
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
37
aktivitas pembelajaran, mempunyai sumber belajar serta terdapat tehnik evaluasi pembelajaran. Silabus dapat disimpulkan sebagai seperangkat pengaturan pembelajaran yang meliputi standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pokok, kegiatan pembelajaran, indikator, penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar. 2.1.9.2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Rencana pelaksanaan pembelajaran adalah rencana pembelajaran yang dikembangkan dari suatu materi pokok atau tema tertentu yang mengacu pada silabus meliputi identitas sekolah (mata pelajaran dan kelas/semester, materi pokok, alokasi waktu, tujuan pembelajaran, kompetensi dasar, indikator, materi pembelajaran, metode pembelajaran, media, sumber belajar, langkah-langkah kegiatan pembelajaran, dan penilaian (Permendikbud: 2013). Permendikbud Nomor 81A Tahun 2013 juga menyatakan bahwa RPP adalah seperangkat rencana kegaiatan pembelajaran dari suatu materi atau tema yang kemudian dikembangkan lebih rinci dari silabus (Kemendikbud: 2014). Lebih lanjut, Mulyasa (2007) menyatakan bahwa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran adalah sebuah rencana yang berisi tata cara atau langkah-langkah kegiatan guru dan siswa yang disusun secara terstruktur sebagai pedoman bagi guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran.
Trianto
(2009)
menyatakan
bahwa
rencana
pelaksanaan
pembelajaran adalah suatu rencana kegiatan pembelajaran yang berisi prosedur dan urutan kegiatan pembelajaran agar kompetensi yang sudah ditetapkan dapat tercapai. Komponen dalam RPP yaitu tujuan pembelajaran, materi ajar, metode pembelajaran, sumber belajar dan penilaian hasil belajar. Kemendikbud (2014)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
38
menyatakan bahwa Rencana pelaksanaan pembelajaran memiliki komponenkomponen meliputi : (1) identitas sekolah; (2) identitas tema/ subtema; (3) kelas/ semester; (4) materi pokok; (5) Alokasi waktu (6) Kompetensi Inti (KI); (7) Kompetensi Dasar (KD) dan Indikator; (8) Tujuan pembelajaran yang memuat unsure Audience, Behavior,Condition,Degree; (9) Materi pembelajaran; (10) Metode pembelajaran; (11) Media, alat, dan sumber pembelajaran; (12) Langkahlangkah kegiatan pembelajaran; (13) Penilaian yang berisi jenis/tekhnik penilaian, bentuk instrumen, dan pedoman penskoran. Setiap guru di setiap satuan pendidikan berkewajiban menyusun RPP untuk kelas di mana guru tersebut mengajar. Pengembangan RPP dapat dilakukan pada setiap awal semester atau awal tahun pelajaran, dengan maksud agar RPP telah tersedia terlebih dahulu dalam setiap awal pelaksanaan pembelajaran. Pengembangan RPP dapat dilakukan secara mandiri atau berkelompok dan harus disupervisi kepala sekolah. (Permendikbud: 2013). Rencana pelaksanaan pembelajaran harus dikembangkan oleh guru sekreatif mungkin. Rencana pelaksanaan pembelajaran dapat disimpulkan sebagai urutan langkah-langkah kegiatan pembelajaran. 2.1.9.3.Bahan Ajar Materi dapat disampaikan dan dipahami oleh siswa apabila guru mempunyai bahan ajar. Bahan ajar adalah materi yang disusun secara terstruktur dalam proses belajar agar membantu guru dalam memberikan pembelajaran. Bahan ajar dapat dijadikan sebagai informasi, alat dan teks yang dibutuhkan guru
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
39
untuk merencanakan pembelajaran (Majid: 2009). Trianto dalam Prastowo (2014) mengatakan bahwa bahan ajar yang sudah dikumpulkan perlu dipilah untuk dikelompokkan kemudian disusun ke dalam indikator. Kurikulum 2013 mempunyai rencana pelaksanaan pembelajaran yang di dalamnya terdapat bahan ajar. Bahan ajar kurikulum 2013 disebut bahan ajar tematik. Pembelajaran tematik yaitu pembelajaran yang memadukan berbagai disiplin ilmu (ilmu alam), sehingga pembelajaran tematik ini memerlukan bahan ajar yang lengkap dan komprehensif. (Prastowo: 2014). Bahan ajar dapat disimpulkan sebagai materi yang disusun secara terstruktur dan dapat membantu guru dalam kegiatan pembelajaran. bahan ajar memiliki karakteristik. Prastowo (2014) mengatakan bahwa terdapat 4 karakteristik yang harus ada dalam bahan ajar tematik meliputi : Pertama, Aktif. Bahan ajar harus memuat materi yang dapat membatu siswa lebih aktif pada fisik, mental, intelektual serta emosional dengan mempertimbangkan minat, kemampuan dan motivasi belajar. Kedua, Menarik dan menyenangkan. Bahan ajar harus mampu membuat siswa tertarik untuk belajar namun tidak mengurangu bobok materi yang ada. Ketiga, Holistik. Bahan ajar sbisa mungkin membantu siswa memahami suatu fenomena. Keempat, Autentik. Bahan ajar yang dibuat harus mengacu pada pengalaman langsung yang sesuai dengan kenyataan. 2.1.9.4. Lembar Kerja Siswa Lembar Kerja Siswa selalu ada dalam kegiatan pembelajaran. guru wajib membuat LKS untuk melihat perkembangan yang dialami siswanya. LKS bersifat teoritis dan praktis yang mengacu pada pencapaian kompetensi serta
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
40
penggunaannya tergantung pada bahan ajar lain yang digunakan. (Prastowo: 2014). LKS mempunyai fungsi yaitu dapat membantu siswa dalam memahami materi. Prastowo (2014) juga mengatakan bahwa LKS mempunyai fungsi yang meliputi: (1) LKS dapat mengaktifkan siswa; (2) LKS membantu memudahkan siswa dalam memahami materi pembelajaran; (3) LKS berfungsi untuk melatih kemampuan siswa; serta (4) LKS dapat mempermudah penyampaian materi kepada siswa. Lembar Kerja Siswa dapat diartikan sebagai materi ajar berbentuk lembaran kertas yang dapat digunakan untuk melatih kemampuan siswa. 2.1.10. Pendidikan Karakter Akbar (2013) mengatakan bahwa penyusunan RPP harus mengacu pada pendidikan karakter dan mempraktikkan dalam kegiatan pembelajaran sehari-hari. Karakter adalah nilai-nilai universal tingkah laku manusia meliputi aktivitas kehidupan yang terwujud dalam pikiran, sikap, perasaan, perkataan, dan perbuatan berdasarkan norma-norma agama, hukum, tata karma, budaya, dan adat istiadat (Suyadi: 2013). Karakter adalah watak dan sifat seseorang yang menjadi dasar perbedaan dirinya dengan orang lain (cara pandang, berpikir, bersikap, dan bertindak) (Wibowo: 2013). Penyusunan RPP kurikulum 2013 menuntut guru untuk menyeimbangkan pengetahuan dengan karakter masing-masing siswa. Pendidikan karakter adalah upaya terencana dalam mengetahui kebaikan, mencintainya dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari (Suyadi: 2013). Pendidikan karakter merupakan pemberian tuntunnan kepada siswa agar menjadi manusia yang baik (menjadi manusia seutuhnya yang berkarakter dalam dimensi hati, pikir, raga, serta rasa dan karsa) (Samani&Hariyanto: 2012).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
41
Lisyarti (2012) mengatakan bahawa pendidikan karakter memiliki nilainilai yang meliputi : religious, jujur, toleransi, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi, bersahabat, cinta damai, peduli lingkungan, bersosialisasi serta tanggung jawab. Pendidikan karakter dapat disimpulkan menjadi sebuah pendidikan yang menekankan kebaikan dalam sikap dan juga tindakan. 2.1.11. Permaianan anak Permainan anak dalam kegiatan pembelajaran dapat memberikan kesenangan sehingga anak tertarik untuk belajar. Belajar sambil bermain dapat membantu anak mengatasi kebosanan yang terjadi. Vygotsky meyakini bahwa permainan adalah sebuah setting yang baik bagi perkembangan kognitif anak, khususnya pada aspek-aspek simbolis serta khayalan. Contoh aspek simbolis serta khayalan adalah anak menirukan sesuatu yang dilihatnya sesuai dengan apa yang dipikirkannya (Choirun Nisak Aulina: 2012). Permainan anak dapat dijadikan sebagai asset budaya yang berharga dalam pembentukan identitas budaya masyarakat maupun bangsa (Dharmamulya: 2005). Permainan anak dapat disimpulkan sebagai suatu kegiatan dan sarana hiburan yang dilakukan anak secara individu atau kelompok guna mendapatkan kesenangan. Permainan anak penting di aplikasikan dalam kegiatan pembelajaran untuk memberikan kontribusi pada anak dalam belajar konsep dan aktivitas yang nyata melalui bermain. Melalui bermain anak akan mendapatkan perkembangan fisik dan keterampilan sosial yang baik.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
42
2.1.11.1.Permainan “engklek” Permainan “engklek” biasa dimainkan anak-anak dilingkungan sekitar rumah. “engklek” adalah permainan berjalan melompat dengan satu kaki (Dharmamulya: 2005). Permainan “engklek” tidak memerlukan pekarangan yang luas namun cukup di tempat yang datar (Mulyani: 2013). Permainan “engklek” disebut juga Somdah. Somdah merupakan permainan yang menggunakan media gambar persegi empat yang digambar di lantai ataupun di tanah (Wardani: 2010). Berdasarkan paparan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa permainan “engklek” merupakan permainan yang dimainkan dengan cara melompat dengan satu kaki di pekarangan yang datar. Selanjutnya Dharmamulya,dkk (2005) mengatakan bahwa permainan “engklek” memiliki fungsi yang meliputi : (1) Melatih ketrampilan dan ketangkasan seperti pada olah raga pada umumnya; (2) Memupuk persahabatan antara sesama anak-anak. Fungsi “engklek” tersebut sama dengan pendapat Sujarno (2013) yaitu bahwa permainan “engklek” bukan hanya sebagai kegiatan hiburan namun juga merupakan sarana untuk mempererat persaudaraan. Pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa terdapat dua fungsi dalam permainan “engklek” yaitu fungsi yang berhubunngan dengan keterampilan motorik dan sosial anak. Penulis memodifikasi permainan “engklek” untuk menjelaskan materi bangun ruang pada muatan matematika dan melatih gerakan jalan lurus, jalan berkelok dan jalan zig zag pada muatan PJOK.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
43
Aturan permainan “engklek” yaitu: Tahap I, misalkan giliran main jatuh pada A. A melempar gacuk ke petak 1. Kemudian A melakukan “engklek” dari mentasan menuju petak 5 melalui petak 1,2,3 dan 4. Sampai di petak 5 melakukan obrog dan berbalik badan. Kemudian A “engklek” lagi melalui petak 4,3,2 dan 1 dan jongkok mengambil gacuk terus ke mentasan. Tahap II, A “engklek” menuju petak 5 dan pada waktu kembali menuju pentasan gacuk diletakkan berganti-ganti di atas telapak tangan dan punggung tangan. Tahap III, A ingkling dari pentasan menuju ke petak 5, tetapi saat kembali ke pentasan gacuk diletakkan di lengan kiri. Tahap IV, tahap ini sama dengan tahap III tetapi gacuk diletakkan di lengan kanan. Tahap V, A “engklek” dari mentasan menuju ke petak 5, kembalinya gacuk diletakkan di pundak kiri. Tahap VI, tahap ini sama dengan tahap V tetapi gacuk diletakkan pundak kanan. Tahap VII, tahap ini dinamakan tahap golek omah. Pemain melakukan “engklek” dari pentasan ke petak 5 dan kembali lagi ke pentasan, gacuk diletakkan pada punggung tangan kanan sambil digoyang ke kiri ke kanan. Sekembalinya di pentasan, posisi badan tetap membelakangi petakpetak arena permainan. Dalam posisi tersebut si pemain melempar gacuk melalui atas kepala kea rah petak-petakan permainan. Bila gacuk jatuh di dalam salahs atu petak, maka pemain mendapat omah satu. Apabila gacuk kena garis, pemain menginjak garis, pemain terjatuh sewaktu “engklek”. Peneliti memodifikasi permainan “engklek” setelah mengetahui langkahlangkah permainan yang asli. Modifikasi langkah-langkah permainan “engklek” meliputi : (1) Pemain berjumlah 5; (2) Pemain akan mendapat giliran maju pertama apabila menang undian; (3) Setiap pemain akan melemparkan gacuk pada
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
44
setiap kotak yang di lewati; (4) Jika siswa berhenti dan pada kotak terdapat gambar bangun ruang maka siswa harus mengidentifikasi bangun ruang tersebut. Setiap permain akan melemparkan gacuk, dan melompat dengan satu kaki; (5) Apabila pemain tidak bisa menjawab soal yang ada di dalam kotak,maka pemain memberikan giliran main kepada teman lain satu kelompoknya; (6) Siswa lain yang maju akan melengkapi jawaban teman sebelumnya yang belum lengkap atau belum terjawab; (7) Masing-masing kelompok berusaha menjawab soal-soal sebanyak mungkin. Poin tertinggi terletak pada jawaban masing-masing soal. 2.1.11.2.Permainan “mencari pasangan” Deskripsi dari permainan “mencari pasangan” yaitu anak diajak untuk “mencari pasangan” benda-benda yang ada dalam kotak dengan pasangannya. Prosedur dari permainan “mencari pasangan” yaitu sediakan sepasang kaos kaki, sepasang jepit jemuran, sepasang sarung tangan, sepasang sendok makan, sepasang garpu dan garpu kue, serta sepasar cangkir plastik. Masukan semua benda ke dalam kotak yang besar dan mintalah anak “mencari pasangan” masingmasing benda sesuai pasangannya (Triharso: 2013). Peneliti memodifikasi prosedur permainan. Prosedur permainan meliputi peneliti menyiapkan gambar dan tulisan. Gambar dan tulisan ditaruh dalam kotak amplop. Siswa diberi papan tugas. Siswa diminta untuk “mencari pasangan” antara gambar dan tulisan yang kemudian ditempel pada papan tugas. Setelah selesai menempel dan memasangkan dengan benar, siswa diminta untuk mempresentasikan hasil pekerjaannya. Peneliti menggunakan permainan “mencari
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
45
pasangan” untuk menjelaskan materi membedakan perilaku tertib dan perilaku tidak tertib pada muatan PPKn. 2.1.11.3.Permainan “pasaran” Permainan “pasaran” adalah permainan yang melatih keterampilan dalam berhitung serta masalah jual beli, kelak akan berguna setelah menjadi orang dewasa (Sujarno, Balba, Larasati&Isyanti). Permainan ini dapat dilakukan kapan saja. Permainan “pasaran” tidak membutuhkan temapt yang luas. Sujarno, Balba, Larasati&Isyanti mengatakan bahwa permainan “pasaran” mempunyai aturan. Aturan permainan “pasaran” adalah setelah para penjual selesai mengumpulkan barang dagangan, mereka lalu menggelar dagangannya satu persatu, dengan cara meniru apa yang dilihatnya di pasar pada saat ikut ibunya pergi belanja. Ketika dagangan sudah siap, penjual lalu menawarkannya kepada para pembeli. Mendengar pasar sudah ramai oleh pedagang, para pembelipun bersiap untuk pergi ke pasar. Pembeli segera memilih barang yang dibutuhkan kemudian menawar barang yang ingin dibeli. Jika sudah ada kesepakatan, barang di beli. Setelah merasa cukup, pembeli pulang ke rumah. Peneliti melakukan modifikasi permainan “pasaran” yang aturannya menjadi berbeda yaitu ada penjual dan pembeli berada di pasar. Pembeli diberi uang-uangan dari daun. Penjual menawarkan berbagai macam sayuran, beras, minuman serta makanan ringan. Pembeli sudah diberi pesan oleh ibu untuk membeli bahan-bahan untuk memasak. Ibu meminta pembeli untuk berbelanja bahan-bahan makanan yang mencakup empat sehat lima sempurna. Pembeli memilih bahan-bahan yang meliputi empat sehat lima sempurna. Pembeli
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
46
dihadapkan pada macam-macam sayuran dan juga makanan. Siswa dituntut untuk memilih bahan-bahan yang tepat untuk menyusun makanan empat sehat lima sempurna. “pasaran” dimodifikasi untuk menjelaskan makanan empat sehat lima sempurna dalam muatan bahasa Indonesia. 2.2. Hasil Penelitian yang Relevan Peneliti akan memaparkan penelitian yang relevan dengan penelitian yang peneliti lakukan. Penelitian tersebut meliputi : Pertama, Penelitian yang dilakukan oleh Iswinarti (2010) yang berjudul “Nilai-nilai Terapiutik Permainan Tradisional engklek Pada Anak Usia Sekolah Dasar”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana nilai-nilai terapiutik yang terkandung dalam Permainan Tradisional engklek. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai-nilai terapiutik yang terkandung dalam permainan tradisional engklek meliputi: (1) Nilai sebagai alat deteksi untuk mengetahui anak yang mempunyai masalah. (2) Nilai untuk perkembangan fisik yang baik. (3) Nilai untuk kesehatan mental yang baik, (4) Nilai problem solving, (5) Nilai sosial. Nilai sosial dalam permainan engklek diperoleh dari hasil observasi dan wawancara yang menunjukkan bahwa terjadi proses sosial dalam kegiatan bermain anak. Permainan engklek sendiri merupakan permainan yang berbentuk games yaitu permainan yang mempunyai aturan. Hubungan penelitian ini dengan peneliti adalah sama-sama menggunakan permainan engklek dalam memberikan pendidikan pada anak usia sekolah dasar. Penelitian ini relevan karena menunjukkan bahwa permainan engklek mempunyai nilai-nilai terapiutik. Permainan “engklek” dapat digunakan dalam memberikan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
47
materi pembelajaran. Penelitian ini belum mengembangkan rencana pelaksanaan pembelajaran yang berbasis permainan “engklek”. Kedua, Penelitian Ni Luh Putu Pebri Artayani, Gede Raga, Didith Pramunditya Ambara (2014) yang berjudul “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Berbantuan Media Kartu Berpasangan Untuk Meningkatkan Kemampuan Kognitif Anak”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan kemampuan kognitif dengan penerapan model pembelajaran kooperatif berbantuan media kartu berpasangan pada anak kelompok B di TK Widia Kumara Padangbulia. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK) yang dilaksanakan dalam dua siklus. Subjek penelitian ini adalah 15 orang anak TK Widia Kumara Padang bulia pada kelompok B semester II tahun pelajaran 2013/2014. Hasil dari penelitian ini yaitu terdapat peningkatan perkembangan kognitif dalam mengenal lambang bilangan kelompok B TK Widia Kumara Padang bulia setelah diterapkan model pembelajaran kooperatif berbantuan media kartu berpasangan sebesar 26,68%. Ini terlihat peningkatan rata-rata persentase perkembangan kognitif pada siklus I sebesar 58,75% yang berada pada kategori sedang menjadi sebesar 85,43% pada siklus II yang berada pada kategori tinggi. Penelitian ini relevan karena membahas mengenai media kartu berpasangan yang diterapkan untuk meningkatkan kognitif anak. Penelitian pengembangan yang dilakukan peneliti juga membahas mengenai permainan “mencari pasangan” yang medianya adalah kartu dan gambar. Penelitian ini belum
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
48
menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran hanya sebatas melakukan pembelajaran kooperatif menggunakan media kartu berpasangan. Ketiga, Penelitian Desak Putu Anom Janawati, I Nyoman Sudiana, Nyoman Dantes (2013) yang berjudul “Pengaruh Implementasi Pembelajaran Kartu Kata Dalam Permainan Domino Terhadap Peningkattan Kemampuan Membaca Menulis Permulaan siswa”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh implementasi kartu kata dalam permainan domino terhadap peningkatan kemampuan membaca dan menulis permulaan siswa. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian eksperimen semu menggunakan the posttest-only control group design. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) terdapat perbedaan secara signifikan kemampuan membaca permulaan antara siswa yang belajar dengan menggunakan pembelajaran kartu kata dalam permainan domino dan siswa yang belajar dengan model pembelajaran konvensional, 2) terdapat perbedaan secara signifikan kemampuan menulis permulaan antara siswa yang belajar dengan menggunakan pembelajaran kartu kata dalam permainan domino dan siswa yang belajar dengan model pembelajaran konvensional, 3) secara simultan terdapat perbedaan yang signifikan kemampuan membaca dan menulis permulaan antara siswa yang belajar dengan menggunakan pembelajaran kartu kata dalam permainan domino dan siswa yang belajar dengan model pembelajaran konvensional. Pembelajaran kartu kata dalam permainan domino juga memberi kesempatan bagi siswa untuk mengembangkan bakatnya, hal ini terjadi karena siswa bebas mengembangkan potensi akademiknya. Selain itu, permainan ini juga
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
49
membuat siswa termotivasi untuk belajar dan siswa lebih aktif. Pembelajaran yang divariasikan dengan permainan kartu kata dalam bentuk domino sangat disenangi siswa. Melalui kartu kata yang dimainkan siswa akan berlatih untuk membaca atau membunyikan kata tanpa mengeja. Kosa kata siswa semakin bertambah dan siswa belajar untuk memaknai kalimat sehingga berguna dalam memperlancar komunikasi sehari-hari. terdapat perbedaan kemampuan membaca permulaan antara kelompok siswa yang mengikuti pembelajaran dengan menggunakan pembelajaran kartu kata dalam permainan domino dengan kelompok siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional. Penelitian ini relevan karena membahas mengenai implementasi kartu kata dalam pembelajaran. Peneliti juga melakukan penelitian yang membahas mengenai permainan “mencari pasangan” menggunakan kartu dan gambar dalam kegiatan
pembelajaran.
Penelitian
ini
belum
mengembangkan
rencana
pelaksanaan pembelajaran harian dan sebatas meneliti mengenai implementasi kartu kata dalam kegiatan pembelajaran. Keempat, Penelitian yang dilakukan oleh Novi Yannidah, Lambang Kurniawan, Aunilla (2013) berjudul “Pengembangan perangkat pembelajaran matematika dengan pendekatan aptitude treatment interaction pada efektivitas pembelajaran matematika”. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif yang bertujuan untuk menganalisis bagaimana kevalidan dan kepraktisan perangkat pembelajaran.Yannindah, dalam penelitiannya menyatakan bahwa penelitiannya merupakan deskriptif kualitatif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana kevalidan dan kepraktisan perangkat pembelajaran
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
50
aktivitas siswa, keterlaksanaan sintaks pembelajaran, respon dan hasil belajar siswa selama proses pembelajaran menggunakan perangkat pembelajaran Matematika yang dikembangkan dengan pendekatan Aptitude Treatment Interaction). Hasil dari penelitian ini adalah Perangkat pembelajaran matematika dengan pendekatan ATI pada sub pokok bahasan luas permukaan tabung dan kerucut dinilai praktis oleh para ahli (validator), validator 1 memberikan nilai "A", yang berarti bahwa perangkat pembelajaran yang terdiri dari RPP dan LKK yang dikembangkan dapat digunakan tanpa revisi. Validator 2 memberikan nilai "B", yang berarti bahwa perangkat pembelajaran yang terdiri dari RPP dan LKK yang dikembangkan dapat digunakan dengan sedikit revisi. Penelitian ini relevan karena membahas mengenai pengembangan perangkat pembelajaran untuk menyampaikan materi yang harus divalidasi oleh ahli/pakar sebelum di ujicobakan. Penelitian yang dilakukan peneliti juga mengembangkan perangkat pembelajaran yang berupa rencana pelaksanaan pembelajaran harian. Kelima, penelitian Hyungsung Park (2012) yang berjudul “Relationship between Motivation and Student’s Activity on Educational Game”. Hyungsung Park, dalam penelitiannya mengatakan bahwa penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dampak yang terlihat dari tingkatan aktifitas pendidikan berbasis permainan pada motivasi belajar. Hasil dari penelitian ini yaitu terlihat adanya perbedaan motivasi yang berarti antara siswa menggunakan permainan pada tingkat atas dengan siswa pada tingkat bawah dari aktifitas pendidikan berbasis permainan. Penelitian ini relevan karena membahas mengenai pendidikan yang
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
51
berbasis permainan. Penelitian ini belum menyusun perangkat pembelajaran dan hanya sebatas menggunakan permaian untuk mengidentifikasi tingkatan aktifitas pendidikan berbasis permainan pada motivasi belajar. Penelitian relevan yang dilakukan oleh kelima sumber di atas relevan dengan penelitian yang akan peneliti lakukan. Variabel penelitiannya hampir sama yaitu pengembangan perangkat pembelajaran dan penggunaan permainan dalam pembelajaran. Penelitian yang dilakukan peneliti terfokus pada penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran berbasis permainan anak kelas I SD pada subtema “Kegiatan Siang Hari”. Pemetaan penelitian dapat dilihat pada bagan 2.1.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
52
Bagan 2.1 Literature Map
Iswinarti (2010) Nilai-nilai Terapiutik Permainan Tradisional “engklek” Pada Anak Usia Sekolah Dasar
Ni Luh Putu Pebri Artayani (2014) Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Berbantuan Media Kartu Berpasangan Untuk Meningkatkan Kemampuan Kognitif Anak
Desak Putu Anom Janawati (2013) Pengaruh Implementasi Pembelajaran Kartu Kata Dalam Permainan Domino Terhadap Peningkattan Kemampuan Membaca Menulis Permulaan siswa.
Yang perlu diteliti: Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH) berbasis permainan anak kelas 1 sd pada subtema Kegiatan Siang Hari
Yannidah, dkk (2013)
Hyungsung Park (2012)
Pengembangan perangkat pembelajaran matematika dengan pendekatan aptitude triatment interaction pada efektivitas pembelajaran matematika
Relationship between Motivation and Student’s Activity on Educational Game
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
53
Bagan 2.1 menjelaskan tentang penelitian di antara penelitian-penelitian yang relevan. Kelima penelitian yang relevan saling berhubungan dengan penelitian yang akan peneliti lakukan. Penelitian yang relevan di atas akan dijadikan sebagai dasar dalam melakukan penelitian pengembangan yang berjudul “Penyususnan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH) Berbasis Permainan Anak Kelas I SD pada Subtema “Kegiatan Siang Hari”.” 2.3. Kerangka Berpikir Kurikulum 2013 merupakan kurikulum pengganti KTSP yang mulai diterapkan pada tahun ajaran 2014/2015. Kurikulum 2013 bertujuan unuk meningkatkan pengetahuan siswa karena kurikulum ini bersifat mengaktifkan siswa. Siswa belajar secara mandiri untuk mendapatkan pengetahuan. Kurikulum 2013 merupakan suatu kurikulum yang dikembangkan dalam suatu kegiatan pembelajaran yang bertujuan untuk meningkatkan dan menselaraskan kemampuan yang berupa pengetahuan, sikap dan keterampilan (Fadlillah: 2014). Kurikulum 2013 mengurangi beban guru karena guru hanya bersifat sebagai pendamping. Guru hanya dituntut untuk lebih kreatif dalam memberikan layanan dan pembelajaran karena siswa menyukai proses belajar yang menyenangkan dan tidak membosankan. Guru harus kreatif dalam mendesain model pembelajaran agar dapat membuat siswa menjadi aktif dalam proses pembelajaran. Dengan begitu, siswa dapat memahami materi dan dapat mencapai pembelajaran yang bermakna. (Susanto: 2013). Guru yang kreatif akan menghasilkan siswa aktif. Guru harus membuat siswa senang bersekolah ."Guru harus membuat siswa lebih aktif. Guru tidak hanya mencatat dan menerangkan, tetapi harus membuat sekolah
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
54
nyaman," kata Sumarna (Kompas, Kamis, 6 Maret 2014). Fakta yang ditemukan peneliti dalam mengikuti Program Pengalaman Lingkungan memperlihatkan bahwa guru belum begitu memahami kurikulum 2013. Guru sudah membuat perangkat pembelajaran berupa RPPH namun belum mengembangkannya dengan maksimal. Guru juga belum menemukan sebuah metode yang menarik untuk dimasukkan dalam kegiatan pembelajaran sehingga kegiatan belajar terlihat monoton serta siswa kurang berperan aktif. Kurikulum 2013 sendiri bertujuan untuk mengaktifkan siswa dengan berbagai kegiatan pembelajaran yang menarik. Guru memerlukan bantuan untuk menemukan metode yang cocok untuk pembelajaran. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian dapat dibuat apabila guru mempunyai silabus. Silabus dijadikan pedoman dalam membuat rencana pelaksanaan pembelajaran harian karena silabus memuat standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pokok, kegiatan pembelajaran, indikator, penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar yang sesuai dengan jenjang pendidikan. Guru menggunakan silabus yang diberikan oleh pemerintah. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran harian perlu dikembangkan dengan melihat kebutuhan siswa. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran berisikan identitas sekolah (mata pelajaran dan kelas/semester, materi pokok, alokasi waktu, tujuan pembelajaran, kompetensi dasar, indikator, materi pembelajaran, metode pembelajaran, media, sumber belajar, langkah-langkah kegiatan pembelajaran, dan penilaian. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran berguna untuk memudahkan guru dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Rencana pelaksanaan pembelajaran agar menarik dapat
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
55
diakomodasikan dengan permainan. Permainan anak dalam kegiatan pembelajaran dapat memberikan kesenangan sehingga anak tertarik untuk belajar. Melalui permainan, anak dapat mengembangkan keterampilan sosial yaitu kerjasama dengan teman. Selanjutnya melatih keterampilan fisik berupa gerak motorik. Anak juga dapat mengembangkan pengetahuan kognitif yaitu berhitung. Melihat permasalahan yang dialami guru terkait dengan metode dalam mengembangkan rencana pelaksanaan pembelajaran, peneliti merancang rencana pelaksanaan pembelajaran dengan menambahkan unsur permainan didalamnya. Peneliti mengambil tema “Kegiatanku” subtema “Kegiatan Siang Hari”. Subtema “Kegiatan Siang Hari” merupakan perpaduan matapelajaran yang meliputi matematika, bahasa Indonesia, pendidikan kewarganegaraan, seni budaya dan prakarya serta pendidikan jasmani dan kesehatan. Penambahan unsur permainan anak dalam mengembangkan RPPH bertujuan untuk memudahkan penyampaian materi sehingga kegiatan belajar menjadi menarik. Peneliti mengembangkan rencana pelaksaan pembelajaran (RPP) mengacu kurikulum 2013 untuk guru kelas I semester 1 tema “Kegiatanku” subtema “Kegiatan Siang Hari”. 2.4. Pertanyaan Penelitian Berdasarkan kerangka berpikir di atas, pertanyaan penelitian dapat diuraikan sebagai berikut : 2.4.1. Bagaimanakah situasi di lapangan berkaitan dengan implementasi kurikulum 2013 khususnya pada bagian rencana pelaksanaan pembelajaran harian?
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
56
2.4.2. Bagaimana prosedur rencana pelaksanaan pembelajaran harian berbasis permainan anak kelas I SD pada subtema kegiatan siang hari? 2.4.3. Bagaimanakah kualitas rencana pelaksanaan pembelajaran harian berbasis permainan anak kelas I SD pada subtema kegiatan siang hari? 2.4.4. Bagaimana dampak rencana pelaksanaan pembelajaran harian berbasis permainan anak kelas I SD pada subtema kegiatan siang hari terhadap prestasi belajar siswa?
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB III METODE PENELITIAN Bab
ini
mengemukakan
mengenai
hal
berkaitan
dengan
metode
pengembangan yang terdiri dari (1) jenis penelitian; (2) setting penelitian; (3) prosedur pengembangan; (4) teknik pengumpulan data; (5) instrument penelitian (6) uji validitas dan reliabilitas (7) teknik analisis data; dan (8) jadwal penelitian. 3.1. Jenis penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Research and Development (R&D). Research and Development adalah metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji dampak produk tersebut (Sugiyono: 2014). Untuk dapat menghasilkan suatu produk tertentu digunakan penelitian yang bersifat analisis kebutuhan. Kemudian untuk menguji dampak produk terebut supaya dapat berfungsi dimasyarakat luas, maka diperlukan penelitian untuk menguji dampak produk tersebut. Langkah-langkah penelitian atau proses pengembangan terdiri atas kajian tentang temuan penelitian produk yang akan dikembangkan, mengembangkan produk berdasarkan temuan-temuan tersebut, melakukan uji coba lapangan sesuai dengan latar dimana produk tersebut akan dicapai, kemudian melakukan revisi terhadap hasil uji lapangan (Borg&Gall) dalam (Setyosari: 2010). Penelitian ini menyusun produk berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian yang di kembangkan dengan memberikan unsur permainan anak. Penelitian ini dibatasi sampai dengan uji coba terbatas untuk mengetahui kelayakan produk yang dikembangkan. Produk yang dihasilkan adalah
57
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
58
Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian Berbasis Permainan Anak Kelas I SD pada Subtema “Kegiatan Siang Hari”. 3.2. Setting Penelitan Setting penelitian menjelaskan tentang objek penelitian, subjek penelitian, tempat penelitian dan waktu penelitian. 3.2.1. Objek Penelitian Objek penelitian ini adalah perangkat pembelajaran berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH) berbasis permainan anak yang terdiri dari enam pembelajaran. RPPH dikembangkan dengan mengakomodasi permainan anak antara lain, permainan “mencari pasangan”, “engklek” dan “pasaran” yang sudah dimodifikasi untuk menjelaskan materi dalam kegiatan pembelajaran ke 1,2 dan 5. 3.2.2. Subjek Penelitian Subjek pada penelitian ini dilakukan di 5 SD Yogyakarta yang meliputi SDN J, SDN N, SDK G, SDK BJB, SDN SB. Fokus penelitian untuk uji coba terbatas dilakukan di SDN J yang terdiri dari sekelompok siswa kelas I SD yang berjumlah 5 siswa. Lima siswa yang dipilih untuk mengikuti penelitian adalah rekomendasi dari guru kelas. Guru kelas memilih siswa yang memiliki kemampuan beragam yaitu siswa dengan KKM menengah ke atas. 3.2.2. Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di 5 SD di Yogyakarta meliputi SDN J, SDN N, SDK G, SDK BJB, SDN SB. Khususnya di lakukan di SDN J sebagai tempat uji coba terbatas yang beralamatkan di Dusun Sedan, Sariharjo, Ngaglik, Sleman,
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
59
Yogyakarta. Sekolah ini memiliki akreditasi A. Jumlah guru dan karyawan di SDN J adalah 23 orang. Peneliti memilih melakukan uji coba produk di SDN J dikarenakan peneliti melakukan PPL di SD tersebut. 3.2.4. Waktu Penelitian Waktu pelaksanaan penelitian dilakukan pada semester ganjil tahun ajaran 2014/2015 selama 6 bulan yaitu pada bulan Juli sampai dengan bulan Desember. 3.3. Prosedur Pengembangan Penelitian ini menggunakan prosedur pengembangan yang menghasilkan produk berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian berbasis permainan. Prosedur pengembangan produk yang digunakan dalam penelitian ini adalah Research and Development menurut Sugiyono (2014). Prosedur pengembangan menurut Sugiyono dapat dilihat pada gambar 3.1: Gambar 3.1 Bagan Prosedur Research and Development menurut Sugiyono Potensi dan Masalah
Ujicoba Pemakaian
Pengumpulan data
Desain Produk
Validasi Desain
Revisi Produk
Ujicoba Produk
Revisi Desain
Revisi Produk
Sumber : Sugiyono (2014)
Produksi Massal
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
60
Gambar 3.1 menunjukkan bahwa penelitian dan pengembangan dilakukan mulai dari adanya potensi atau masalah yang terjadi di lapangan. Setelah potensi atau masalah ditemukan secara nyata, selanjutnya diperlukan pengumpulan data untuk
mendapatkan
berbagai
informasi
untuk
melakukan
penelitian
pengembangan. Informasi digunakan sebagai bahan untuk perencanaan produk yang dikembangkan. Sebelum melakukan pengembangan, produk tersebut perlu didesain terlebih dahulu. Desain produk pengembangan dalam bidang pendidikan mempunyai tujuan untuk meningkatkan produktivitas pendidikan, yaitu lulusan yang jumlahnya banyak, berkualitas, serta relevan dengan kebutuhan (Sugiyono: 2014). Tahapan selanjutnya adalah melakukan validasi desain. Validasi desain merupakan proses kegiatan untuk menilai produk yang dihasilkan. Validasi desain dapat dilakukan dengan cara menghadirkan beberapa pakar atau tenaga ahli yang sudah berpengalaman untuk menilai rancangan produk. Hasil dari penilaian setiap pakar adalah untuk mengetahui kelemahan dan kekuatan produk. Setelah desain produk divalidasi, perlu adanya perbaikan desain untuk memperbaiki kekurangan desain produk yang dikembangkan. Tahap selanjutnya adalah uji coba produk. Uji coba produk dapat langsung dilakukan apabila desain produk sudah divalidasi dan direvisi. Tujuan uji coba produk ini adalah untuk mengetahui apakah produk yang dihasilkan layak digunakan atau masih memerlukan perbaikan, apabila ditemukan kelemahan atau kekurangan, maka tahap berikutnya adalah revisi produk. Revisi produk brtujuan untuk memperbaiki kekurangan yang ada. Tahapan berikutnya produk tersebut diuji cobakan pada kelas yang lebih besar, apabila ditemukan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
61
kekurangan dan kelemahan pada produk yang dihasilkan, perlu adanya perbaikan atau revisi produk kemudian produk tersebut dapat diproduksi secara masal. Model yang kedua diambil dari Borg&Gall yang juga terdiri dari 10 langkah pengembangan (Sanjaya: 2013). Bagan prosedur pengembangan menurut Borg&Gall dapat dilihat pada gambar 3.2. Gambar 3.2. Bagan Prosedur Research and Development menurut Borg&Gall Penelitian dan Pengumpulan data
Pengembangan draf produk
Perencanaan
Uji coba lapangan
Merevisi hasil uji coba
Uji coba lapangan awal
Penyempurnaan Produk Hasil Uji Coba Lapangan
Uji Pelaksanaan Lapangan
Penyempurnaan Produk Akhir
Diseminasi dan Impelementasi
Sumber : Sanjaya (2013) Gambar 3.2 menunjukkan bahwa terdapat sepuluh tahapan pengembangan produk yang meliputi: (1) riset dan pengumpulan informasi. Pengumpulan informasi dapat dilakukan melalui studi literature dan observasi); (2) perencanaan (merumuskan
tujuan
dan
mengujikan
desain
dalam
skala
terbatas);
(3) pengembangan produk awal (preliminary form of product) termasuk
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
62
mempersiapkan bahan-bahan pelajaran, buku pegangan, dan perangkat penilaian; (4) uji lapangan produk awal (melibatkan 5 siswa); (5) revisi (memperbaiki produk); (6) uji lapangan produk yang telah diperbaiki dalam skala yang lebih luas (pengumpulan data menggunakan data kualitatif untuk menilai proses, serta data kuantitatif dari hasil pretest dan posttest; (7) revisi produk berdasarkan hasil uji coba produk; (8) uji lapangan menggunakan teknik wawancara, observasi dan angket, selanjutnya data tersebut dianalisis; (9) revisi akhir produk berdasarkan hasil analisis data pada uji lapangan terakhir; (10) desiminasi dan melaporkan produk akhir penelitian melalui seminar dan jurnal. Kedua model penelitian dan pengembangan yang dikemukakan oleh Sugiyono (2013) dan Borg&Gall (dalam Sanjaya: 2013) merupakan dasar yang akan digunakan dalam prosedur pengembangan penelitian ini. Tahapan dari dua model tersebut akan dimodifikasi sampai dengan tahap uji coba terbatas. Peneliti membatasi penelitian pengembangan hanya sampai dengan uji coba terbatas. Alasan peneliti membatasi hanya sampai pada uji coba terbatas adalah keterbatasan waktu, biaya, serta subjek uji coba masal. Uji coba terbatas dilakukan untuk mengetahui apakah RPPH yang dihasilkan dapat membantu siswa memahami materi yang diajarkan serta mengetahui kualitas/kelayakan RPPH
yang
dihasilkan.
Taha-tahap
yang
pengembangan ini ditunjukkan oleh gambar 3.3.
digunakan
dalam
penelitian
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Gambar 3.3 Tahapan Prosedur Pengembangan TAHAP 1 STUDI PENDAHULUAN Kajian Literatur Analisis Potensi Masalah
Penyusunan Instrumen
Instrumen Pengumpulan Data Awal Instrumen Siap Digunakan
Pengumpulan Data Awal
Validasi Instrumen
Deskripsi Temuan Data Awal Revisi
TAHAP 2 PEMBUATAN PRODUK Identitas, Tema, Subtema, KD, Indikator, & Tujuan Pembelajaran
Analisis KD, Indikator, Tujuan Pembelajaran
Penulisan, Indikator, Tujuan
Analisis Konteks Siswa Mengembangkan Materi Penilaian
Mengembangkan Proses Pembelajaran
TAHAP 3 VALIDASI PRODUK Instrumen
Validasi Ahli Analisis Data Kuatitatif & Kualitatif
Revisi Produk
TAHAP 4 INSTRUMEN UJI COBA Pengembangan
Kuesioner Siswa Wawancara Guru
Istrumen Observasi Validas
Revisi
Test Instrumen Siap Digunakan
TAHAP 5 UJI COBA TERBATAS
Pretest
Uji Coba Lapangan Terbatas (Pembelajaran Menggunakan
Posttest
63
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
64
Gambar 3.3 menjelaskan 5 tahapan penelitian dan pengembangan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran berbasis permainan anak yang meliputi : Tahap pertama adalah tahap pendahuluan yang merupakan hasil modifikasi dari Sugiyono (2014) dan Borg&Gall (dalam Sanjaya: 2013) pada pengumpulan data awal. Pada tahap ini, peneliti menemukan adanya potensi masalah terkait dengan implementasi kurikulum 2013 melalui studi literatur. Potensi masalah ditemukan dari guru sekolah dasar mengenai belum optimalnya implementasi Kurikulum 2013. Langkah selanjutnya yaitu peneliti menganalisis potensi dan masalah yang ditemukan pada studi literatur (koran) serta beberapa sumber. Setelah menganalisis potensi dan masalah, peneliti melakukan pengumpulan data awal yang sudah ditemukan dari Koran, data lapangan, dan analisis kebutuhan selanjutnya peneliti dapat menyusun deskripsi dari awal masalah yang ditemukan. Setelah penyusunan deskripsi awal, peneliti menyusun instrumen kemudian divalidasikan kepada ahli. Instrumen yang sudah divalidasi kemudian direvisi. Tahap revisi selesai dan instrumen siap digunakan. Tahap kedua adalah pembuatan produk berdasarkan temuan awal yang telah diperoleh. Tahap ini menggunakan langkah dari Borg&Gall (dalam Sanjaya: 2013) yaitu perencanaan dan pengembangan draf produk. Produk yang disusun berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian yang akan diakomodasikan dengan permainan anak. Selanjutnya peneliti menganalisis kompetensi dasar kemudian melakukan analisis kebutuhan siswa. Hasil analisis dijadikan sebagai dasar dalam mengembangkan indikator setra tujuan pembelajaran yang sesuai
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
65
dengan kebutuhan siswa. Materi, kegiatan pembelajaran serta penilaian disusun berdasarkan indikator yang telah dianalisis. Tahap Ketiga adalah validasi produk yang diambil dari Sugiyono (2014). Pada tahap ketiga ini, dilakukan validasi produk yang berupa RPPH berbasis permainan anak oleh 12 ahli yang berkomperen dimasing-masing bidangnya. Validasi dilakukan dengan tujuan peneliti dapat mengetahui nilai serta komentar (kelebihan dan kekurangan) dari ahli mengenai produk yang telah dibuat. Hasil validasi berupa data kuantitatif dan kualitatif. Data kuantitatif dan kualitatif dianalisis untuk mengetahui kualitas dan kelayakan produk untuk diuji cobakan. Hasil analisis data dijadikan dasar dalam melakukan revisi produk. Tahap keempat adalah pengembangan instrumen untuk digunakan dalam uji coba terbatas yang merupakan tambahan dari peneliti. Instrumen yang disusun meliputi kuesioner siswa, wawancara kepada guru, serta soal tes. Instrumen yang sudah disusun kemudian divalidasi oleh ahli. Validasi dari ahli yang berupa tanggapan dijadikan dasar perbaikan/revisi untuk mendapatkan instrumen yang terstandar sehingga dapat digunakan. Instrumen selanjutnya yaitu penilaian RPP dan observasi pembelajaran di kelas yang sudah terstandar dan tidak memerlukan validasi. Uji coba terbatas dalam penelitian ini menggunakan instrument yang sudah terstandar dan belum terstandar dari buku materi pelatihan guru implementasi kurikulum 2013 tahun 2014 (Kemendikbud: 2014). Tahap kelima adalah uji coba terbatas yang menggunakan langkah dari Sugiyono (2014) dan Borg&Gall (dalam Sanjaya: 2013). Tahap ini dilakukan apabila produk RPPH telah selesai direvisi dan seluruh instrumen uji coba terbatas
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
66
siap digunakan berdasarkan hasil validasi dan revisi. Tahap uji coba terbatas ini diawali dengan pemberian soal pretest terlebih dahulu untuk mengukur keadaan awal siswa dan diakhiri dengan posttest sehingga dapat diketahui perbedaannya setelah penerapan permainan anak dalam pembelajaran. Peneliti juga memberikan kuesioner tanggapan siswa dan melakukan wawancara dengan guru terkait pelaksanaan ujicoba terbatas. Uji coba terbatas dilakukan pada 5 siswa kelas I SDN J. 3.4. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner, observasi, wawancara dan dokumentasi. Adapun tehnik pengumpulan data yang digunakan adalah: 3.4.1. Kuesioner Kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono: 2014). Penelitian ini menggunakan jenis kuesioner tertutup. Sugiyono (2014) mengatakan bahwa kuesioner tertutup yaitu pertanyaan yang jawabannya singkat dan responden dapat memilih salah satu pilihan jawaban dari setiap pertanyaan yang ada. Kuesioner dalam tahap pendahuluan digunakan untuk menilai RPP dan silabus guru ketika mengajar. Kuesioner dalam tahap penyusunan produk, digunakan untuk menilai RPPH yang disusun peneliti melalui validasi oleh para ahli. Kuesioner dalam tahap uji coba terbatas digunakan untuk mengetahui pendapat siswa setelah melaksanakan kegiatan pembelajaran yang mengakomodasi permainan anak.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
67
3.4.2. Observasi Pengamatan merupakan “kegiatan yang meliputi pemusatan perhatian terhadap suatu objek dengan menggunakan seluruh alat indera” (Arikunto: 2005). Penelitian ini menggunakan 2 jenis observasi, yaitu terstruktur dan tidak terstruktur. Observasi digunakan dalam tahap pendahuluan. Observasi terstruktur yaitu observasi mengenai apa yang diamati, waktu dan tempatnya secara runtut dan baik (Sugiyono: 2014). Bentuk observasi yang dibuat adalah check list, yaitu daftar isian yang bersifat tertutup, responden tinggal membubuhkan tanda cek/centang pada kolom jawaban yang tersedia (Trianto: 2010). Pada penelitian ini peneliti melaksanakan observasi terhadap proses pembelajaran tematik yang dilakukan oleh guru kelas I. Observasi dilakukan dengan kisi-kisi. Kisi-kisi observasi menggunakan pedoman dari kemendikbud. Pada pelaksanaan pembelajaran, peneliti mengamati cara mengajar guru, metode yang digunakan dan penilaian pembelajaran. Observasi terhadap kegiatan pembelajaran dilakukan dalam kelas dan diluar kelas sesuai dengan tempat kegiatan pembelajaran berlangsung. Pengamatan tersebut dilakukan mulai dari kegiatan pra pembelajaran, membuka pembelajaran, kegiatan inti pembelajaran, hingga penutup. Aspek yang diamati pada kegiatan inti pembelajaran yaitu meliputi penguasaan materi pembelajaran, pendekatan /srategi pembelajaran yang digunakan, pemanfaatan media pembelajaran/sumber belajar, pembelajaran yang memicu dan memelihara keterlibatan siswa, kemampuan khusus pembelajaran di SD, penilaian proses dan hasil belajar dan pengunaan bahasa. Observasi yang kedua yaitu tidak terstruktur yang digunakan dalam tahap uji coba terbatas.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
68
Observasi tidak terstruktur merupakan observasi yang tidak sistematis mengenai apa yang akan diamati (Sugiyono: 2014). 3.4.3. Wawancara Wawancara adalah pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu (Sugiyono: 2014). Wawancara digunakan untuk tiga tahap penelitian. Pertama, tahap pendahulan untuk analisis kebutuhan siswa dan guru. Hal ini dilakukan untuk mengetahui kebutuhan guru dan siswa berkaitan dengan perangkat pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan serta karakteristik siswa terkait dengan kurikulum 2013. Kedua, tahap pengembangan dengan focus group discussions, dan ketiga, tahap uji coba terbatas untuk mengetahui pendapat siswa. Penelitian ini menggunakan dua jenis wawancara yaitu wawancara terstruktur dan tidak terstruktur. Wawancara terstruktur, peneliti telah menyiapkan instrumen penelitian berupa pertanyaan–pertanyaan tertulis yang alternatif jawabannya telah disiapkan. Wawancara tidak terstruktur yaitu wawancara yang dilakukan secara bebas dan pedoman yang digunakan tidak tersusun secara sistematis dan lengkap (Sugiyono: 2013). Pedoman yang digunakan berupa garis besar permasalahan yang akan ditanyakan. Peneliti juga menggunakan Focus Group Discussion (FGD) untuk mendiskusikan temuan serta langkah penelitian. Focus group discussion menurut Patton “A focus group interview is an interview with a small group of people or a specific topic. Group are typically 6 to 10 people with similar backgrounds who participated in interview for one to two hours. Focus group interviewing was
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
69
developed in recognition that many consumer decition are made in a social context”. Patton menjelaskan bahwa suatu grup wawancara terdiri dari kelompok kecil pada topik yang spesifik. Grup wawancara terdiri dari 6-10 orang dalam jangka waktu satu sampai dua jam dengan latar belakang yang sama. Fokus grup dikembangkan untuk mengenali keputusan konsumen yang dibuat dalam konteks sosial. 3.4.4. Dokumentasi Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya (Sugiyono: 2014). Dokumentasi digunakan pada tahap uji coba terbatas. Dokumentasi digunakan untuk proses pengumpulan data dengan cara melakukan kajian literatur melalui berita/Koran serta hasil tes berupa pre-test dan post-test. Tes adalah instrumen atau alat untuk mengumpulkan data tentang kemampuan subjek penelitian dengan cara mengukur, misalnya untuk mengukur kemampuan subjek penelitian dalam menguasai materi pelajaran tertentu (Sanjaya: 2013). Intrumen tes berupa soalsoal yang berjumlah 18 item. Soal disesuiakan dengan indikator pada subtema “Kegiatan Siang Hari”. Sebelum diberikan kepada siswa utuk uji coba terbatas, soal tersebut diuji cobakan terlebih dahulu baik validitas maupun reliabilitasnya pada tahap instrumentasi. Uji validitas soal yang dilakukan meliputi content (isi), face (muka) dan contruct (kontraks). Soal pretest diberikan kepada siswa sebelum uji coba terbatas produk dilakukan untuk mengetahui kemampuan awal siswa. Selanjutnya soal postest diberikan kepada siswa setelah uji coba terbatas produk
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
70
untuk mengetahui tingkat keberhasilan dari produk yang dikembangkan ketika digunakan dalam pembelajaran. 3.5. Instrumen Penelitian Sebuah penelitian memerlukan suatu alat atau instrumen untuk pengumpulan data. Instrumen merupakan alat ukur dalam penelitian (Sugiyono: 2010). Instrument penelitian meliputi : 3.5.1. Lembar Kuesioner Kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono: 2014). Penelitian pengembangan ini menggunakan kuesioner untuk menilai silabus dan RPPH guru, kuesioner untuk validasi produk yang dilakukan oleh para ahli atau pakar, serta kuesioner untuk mengetahui tanggapan siswa mengenai kegiatan saat uji coba terbatas. 3.5.1.1. Lembar Kuesioner penilaian Silabus dan RPP Guru Kuesioner yang kedua digunakan untuk menilai silabus guru dan bertujuan untuk mengetahui kualitas silabus guru. Kisi-kisi penilaian silabus menggunakan kuesioner yang sudah divalidasi oleh ahli. penilaian silabus dapat dilihat pada tabel 3.1 Tabel 3.1. Kisi-kisi penilaian silabus Aspek yang Dinilai
Indikator Satuan Pendidikan Kelas / Semester Tema / Subtema
Berikut kisi-kisi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Aspek yang Dinilai Kelengkapan Unsur – unsur Silabus
Keterkaitan antar komponen silabus.
71
Indikator Kompetensi Inti Kompetensi Dasar Indikator Materi Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran Penilaian Alokasi Waktu Sumber Belajar Kesistematisan kegiatan pembelajaran Kualitas perumusan pengalaman belajar Ketetapan pilihan perilaku esensial dalam indikator Kualitas perilaku yang dituntut dalam indikator mencerminkan keutuhan perkembangan siswa Tingkat kecukupan sumber belajar yang digunakan Ketepatan dalam memilih media Kesesuaian teknik penilaian yang digunakan dengan indikator Penggunaan bahasa Indonesia dan tata tulis baku Kesesuaian antar KI, KD, dan indikator
Tabel 3.1 menunjukkan kriteria penilaian pada silabus. Penilaian silabus dilakukan untuk mengetahui rancangan silabus yang digunakan di SD tempat penelitian dan untuk mengetahui kesesuaian antara penyusunan silabus dan RPPH. Kuesioner yang selanjutnya digunakan untuk menilai RPP guru. Kisi-kisi kuesioner penilaian RPP guru diambil dari Kemendikbud (2014). Peneliti menggunakan format dari kemendikbud dikarenakan format tabel pengamatan tersebut dijadikan sebagai pedoman pelaksanaan pelatihan guru oleh pemerintah. Pemberian nilai pada tabel ini berdasarkan pada kelengkapan komponen yang ada di dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran guru. Pemberian nilai dilakukan dengan cara memberi checklist (√) pada kolom yang sudah tersedia. Rentang nilai yang diberikan antara 1-3. Nilai 1 menunjukkan bahwa komponen tersebut tidak ada didalam RPP guru. Nilai 2 menunjukkan bahwa komponen tersebut dianggap kurang lengkap. Nilai 3 menunjukkan bahwa komponen tersebut dianggap sudah
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
72
lengkap. Kisi-kisi penilaian RPPH yang digunakan oleh peneliti dapat dilihat pada tabel 3.2 Tabel 3.2 Kisi-kisi penilaian RPPH No 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Indikator Identitas Mata Pelajaran Perumusan Indikator Perumusan Tujuan Pembelajaran Pemilihan Materi Ajar Pemilihan Sumber Belajar Pemilihan Media Belajar Metode Pembelajaran Skenario Pembelajaran Rancangan Penilaian Autentik
Tabel 3.2 merupakan komponen RPPH yang dinilai oleh 12 para pakar / ahli. Komponen penilaian RPPH meliputi : (1) Identitas Mata Pelajaran, yang menganalisis: satuan pendidikan kelas, semester, program/program keahlian, tema pelajaran, subtema, jumlah pertemuan. (2) Perumusan Indikator yang mengarah mengenai; (3) Perumusan Tujuan Pembelajaran dengan penilaian; (4) Pemilihan Materi Ajar; (5) Pemilihan Sumber Belajar; (6) Pemilihan Media Pembelajaran yang digunakan dan nampak pada penyusunan RPPH; (7) Metode Pembelajaran (merupakan fokus peneliti yaitu menggunakan metode perminan anak). Penilaian yang mencakup permainan terdapat pada pembelajaran 1, 2, dan 5, dengan menganalisa: (a) kesesuaian permainan dengan tujuan pembelajaran, (b) kesesuaian permainan dengan pendekatan saintifik, (c) kesesuaian permainan dengan karakteristik peserta didik. (8) Skenario Pembelajaran; dan (9) Rancangan Penilaian Autentik.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
73
3.5.1.2. Kuesioner Tanggapan Siswa Kuesioner yang ketiga digunakan untuk mengetahui tanggapan siswa setalah dilakukan uji coba terbatas terhadap Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian berbasis permainan anak. Kuesioner tanggapan siswa telah melalui tahap validasi ahli. Kisi-kisi tanggapan siswa dapat dilihat pada tabel 3.3. Tabel 3.3. Kisi kisi tanggapan siswa No 1 2 3
Kisi –kisi kuesioner Pemahan terhadap materi yang diajarkan Perasn terhadap kegiatan permainan Pemahaman materi melalui permainan
Tabel 3.3 merupakan kisi-kisi kuesioner untuk mengetahui tanggapan siswa setelah mengikuti kegiatan uji coba RPPH berbasis permainan anak. 3.5.2. Pedoman Wawancara Wawanncara dilakukan untuk mengetahui kebutuhan guru dan siswa pada tahap awal serta untuk mengetahui komentar guru terhadap dampak produk pada tahap uji coba terbatas. 3.5.2.1. Pedoman Wawancara Analisis Kebutuhan untuk Guru Wawancara dilakukan kepada guru kelas I SD. Kisi-kisi wawancara telah divalidasi oleh ahli sehingga siap untuk digunakan. Wawancara kepada guru betujuan untuk mengetahui pemahaman guru terhadap kurikulum 2013 terutama dalam proses implementasi di dalam kelas yang meliputi kesulitan serta kebutuhan guru. Kisi-kisi wawancara dengan guru dapat dilihat pada tabel 3.4.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
74
Tabel. 3.4. Kisi-kisi wawancara analisis kebutuhan guru No 1. 2. 3.
Kisi-Kisi pertanyaan Informasi berkaitan dengan kurikulum 2013 yang dilaksanakan di sekolah Pemahaman guru terhadap perangkat pembelajaran pada kurikulum 2013 Persiapan guru mengajar berdasarkan kurikulum 2013
4. 5. 6. 7.
Pelaksanaan pembelajaran kurikulum 2013 oleh guru Kesulitan yang dialami guru dengan adanya kurikulum 2013 di sekolah Kebutuhan guru terhadap perangkat pembelajaran terkait dengan kurikulum 2013 Usaha yang dilakukan untuk mengatasi kesulitan-kesulitan dalam menyampaikan materi pada kurikulum 2013
Tabel 3.4 merupakan kisi-kisi wawancara analisis kebutuhan guru. Kisikisi wawancara telah divalidasi oleh ahli sehingga siap untuk digunakan. Wawancara kepada guru bertujuan untuk mengetahui kebutuhan guru serta pemahaman terhadap baik perencanaan maupun penerapan kurikulum 2013 di sekolah dasar. 3.5.2.2. Pedoman Wawancara Analisis Kebutuhan untuk Siswa Wawancara juga dilakukan kepada siswa mengenai pelaksanaan kegiatan pembelajaran di kelas. Wawancara ini bertujuan untuk mengetahui kebutuhan dan keinginan siswa dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran. Kisi-kisi wawancara siswa dapat dilihat pada tabel 3.5. Tabel 3.5. Kisi kisi wawancara analisis kebutuhan siswa No 1. 2. 3. 4.
Kisi-Kisi pertanyaan Suasana belajar di kelas Kegiatan belajar di kelas yang diinginkan Media yang digunakan guru untuk mengajar Cara mengajar guru
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
75
Tabel 3.5 merupakan kisi-kisi wawancara analisis kebutuhan siswa. Kisikisi wawancara telah divalidasi oleh ahli sehingga siap untuk digunakan. 3.5.2.3.Komentar Guru Terhadap Dampak Produk Wawancara selanjutnya dilakukan untuk mengetahui komentar guru terhadap dampak produk selama kegiatan uji coba terbatas. Pedoman wawancara telah melalui tahap validasi ahli. Kisi-kisi pedoman wawancara guru terhadap kegiatan uji coba terbatas dapat dilihat pada tabel 3.6. Tabel 3.6 Kisi-kisi wawancara guru terhadap uji coba terbatas No A. B. C. D.
Kisi-kisi Kuesioner Permainan membantu siswa dalam memahami materi Permainan meningkatkan minat siswa Permainan meningkatkan hasil belajar siswa Kegiatan pembelajaran sesuai dengan RPPH
Tabel 3.6 merupakan kisi-kisi wawancara kepada guru mengenai kegiatan uji coba terbatas dan telah melalui tahap validasi ahli. Wawancara dilakukan untuk mengetahui komentar guru mengenai dampak produk RPPH berbasis permainan anak. 3.5.2.4. Pedoman Focus Group Discussion Peneliti menggunakan teknik pengumpulan data Focus Group Discussion yang bertujuan untuk mengumpulkan data dari kelompok kolaboratif mengenai implementasi kurikulum 2013. Kisi-kisi topik dikusi dalam FGD dapat dilihat pada tabel 3.7.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
76
Tabel 3.7 Kisi-kisi topik diskusi dalam FGD No 1. 2. 3 4 5 6 7 8 9
Tanggal Pertemuan 02 September 2014 05 September 2014 12 September2014 16 September 2014 19 September2014 24 September 2014 27 September 2014 29 September 2014 02 Oktober 2014
Topik Studi literature dan potensi masalah Instrumen studi pendahuluan Analisis kebutuhan Pembagian kelompok Focus objek penelitian kelas I & 4 Mendaftar permainan Revisi objek penelitian menjadi kelas I Pembagian Tema dan subtema Sharing format penyusunan produk
Tabel 3.7 menunjukkan topik diskusi dalam FGD. Penelitian pengembangan ini merupakan penelitian kolaboratif yang beranggotakan 15 orang. Perbedaan masing-masing penelitian terletak pada sekolah yang difokuskan untuk penelitian serta subtema kelas I pada semester ganjil. Setiap satu minggu sekali, kelompok penelitian berkumpul untuk membahas topik penelitan yang disebut dalam Foccus Group Disscusion. Minggu pertama, FGD membahas potensi masalah yang terjadi pada setiap fokus SD masing-masing. Setiap informasi dalam FGD selalu didiskusikan bersama sehingga menghasilkan keputusan
bersama. Tabel 3.8
menunjukkan adanya 9 kali pertemuan dalam FGD. Pertemuan-pertemuan dan produk telah disepakati bersama yaitu Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian. 3.5.3. Pedoman Observasi Peneliti menggunakan isntrumen observasi dalam bentuk checklist. Observasi dilakukan dengan tujuan mengamati kegiatan pembelajaran. Observasi juga dilakukan dengan tujuan melihat kesesuaian antara kegiatan pembelajaran dengan rencana pelaksanaan pembelajaran. Peneliti menggunakan pedoman observasi yang di ambil dari Kemendikbud (2014). Alasan peneliti menggunakan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
77
format dari kemendikbud dikarenakan tabel pengamatan tersebut dijadikan sebagai pedoman dalam pelaksanaan pelatihan guru oleh pemerintah. Observasi dilakukan dengan mengamati guru meliputi cara mengajar, metode yang digunakan serta penilaian dalam pembelajaran. Observasi terhadap kegiatan pembelajaran dilakukan dalam kelas dan di luar kelas sesuai dengan tempat kegiatan pembelajaran berlangsung. Observasi dilakukan mulai dari kegiatan pra pembelajaran, membuka pembelajaran, kegiatan inti pembelajaran, hingga penutup. Aspek yang diamati pada kegiatan inti pembelajaran yaitu meliputi penguasaan materi pembelajaran, pendekatan /srategi pembelajaran yang digunakan, pemanfaatan media pembelajaran/sumber belajar, pembelajaran yang memicu dan memelihara keterlibatan siswa, kemampuan khusus pembelajaran di SD, penilaian proses dan hasil belajar dan pengunaan bahasa. Pedoman observasi pelaksanaan pembelajaran dapat dilihat pada tabel 3.8. Tabel 3.8. Kisi-kisi observasi pelaksanaan pembelajaran No Aspek yang diamati Kegiatan Pendahuluan 1 Apersepsi dan motivasi 2 Penyampaian kompetensi dan rencana kegiatan Kegiatan Inti 4 Penguasaan Materi 5 Penerapan strategi pembelajaran yang mendidik 6 Penerapan pendekatan saintifik 7 Penerapan proses pembelajaran tematik terpadu 8 Pemanfaatan sumber belajar / media dalam pembelajaran 9 Pelibatan peserta didik dalam pembelajaran 10 Penggunaan bahasa yang benar dan tepat dalam pembelajaran Kegiatan Penutup 11 Penutup pembelajaran
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
78
Tabel 3.8 memaparkan instrumen penilaian pelaksanaan pembelajaran. Penilaian dilakukan untuk mengetahui kegiatan pembelajaran yang dilakukan guru. 3.5.4. Dokumentasi Instrumen penelitian berikutnya adalah dokumentasi. Dokumentasi berisi kajian literatur dan tes yang diujikan kepada siswa pada kegiatan uji coba terbatas. 3.5.4.1. Kajian Literatur Dokumentasi dilakukan agar dokumen dapat terhimpun dan dapat dianalisis. Tahap pertama, peneliti melakukan kajian literatur. Kajian literatur dilakukan dengan mengkaji koran/sumber yang terkait dengan implementasi Kurikulum 2013. Kajian literatur melalui Koran dilakukan untuk mengetahui situasi di lapangan terkait dengan implementasi kurikulum 2013. 3.5.4.2. Dokumentasi Nilai Siswa Dokumentasi nilai siswa berupa soal tes (pretest dan posttest). Tes digunakan untuk mengukur kemampuan siswa dalam bidang kognitif. Tes dilakukan siswa sebelum dan sesudah melakukan proses belajar dalam kegiatan uji coba terbatas. Peneliti membuat 40 soal untuk pretest dan posttest berdasarkan indikator yang terdapat dalam kompetensi dasar. Soal tersebut terdiri dari beberapa muatan mata pelajaran yang meliputi Matematika, PPKn, Bahasa Indonesia, SBdP dan PJOK. Tes ini berupa pilihan ganda. “Item pilihan ganda pada umumnya terdiri dari sebuah kalimat pernyataan atau kalimat pertanyaan, yang disebut stem, dan beberapa pilihan jawaban yang disebut alternatif atau option .Salah satu dari alternatif jawaban yang disediakan merupakan jawaban
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
79
yang benar atau paling baik dan disebut key atau kunci jawaban, sedangkan alternatif jawaban lain disebut distraktor ” (Azwar: 2013). Kisi-kisi soal yang dibuat oleh peneliti dapat dilihat pada tabel 3.9. Tabel 3.9. Kisi-kisi Soal Validasi KI : 3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati [mendengar, melihat, membaca] dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah, sekolah. Muatan
SBdP
Kompetensi Dasar
Indikator Pembelajaran
3.2 Mengenal pola irama lagu bervariasi menggunakan alat musik ritmis.
3.2.1 Mengidentifikasi pola irama lagu
3.5 Mengenal bangun datar dan bangun ruang menggunakan benda-benda yang ada di sekitar rumah, sekolah, atau tempat bermain Matemati ka
3.9 Membandingkan dengan memperkirakan lama suatu aktivitas berlangsung menggunakan istilah seharihari (lebih lama, lebih singkat) 3.2 Mengenal tata tertib dan aturan yang berlaku dalam kehidupan sehari-hari di rumah dan sekolah.
PPKn
Bahasa Indonesia
3.2 Mengenal tata tertib dan aturan yang berlaku dalam kehidupan sehari-hari di rumah dan sekolah. 3.1 Mengenal teks deskriptif tentang anggota tubuh dan pancaindra, wujud, dan sifat benda, serta peristiwa siang dan malam dengan bantuan guru atau teman dalam bahasa Indonesia lisan dan tulis yang
3.2.2 Menjawab pertanyaan mengenai isi lagu. 3.5.1 Mengidentifikasi benda yang berbentuk kerucut 3.5.2 Mengidentifikasi benda yang berbentuk balok 3.5.3 Mengidetifikasi benda yang berbentuk kubus 3.5.4 Mengidentifikasi benda yang berbentuk bola 3.9.1 Menentukan waktu yang lebih lama dan lebih singkat suatu kegiatan
3.2.1 Membedakan perilaku tertib dan tidak tertib
Nomor Soal 10 28,29 20 21 18 19 1,2,39,40
7,9
3.2.2 Menjodohkan gambargambar perilaku tertib dan tidak tertib
6,8
3.2.1 Mendiskusikan jadwal petugas piket
22,24,25, 26
3.1.1 Mendiskusikan kosa kata yang tidak dimengerti. 17
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
dapat diisi dengan kosakata bahasa daerah untuk membantu pemahaman. 3.1 Mengenal teks deskriptif tentang anggota tubuh dan pancaindra, wujud, dan sifat benda, serta peristiwa siang dan malam dengan bantuan guru atau teman dalam bahasa Indonesia lisan dan tulis yang dapat diisi dengan kosakata bahasa daerah untuk membantu pemahaman. 3.1 Mengenal teks deskriptif tentang anggota tubuh dan pancaindra, wujud, dan sifat benda, serta peristiwa siang dan malam dengan bantuan guru atau teman dalam bahasa Indonesia lisan dan tulis yang dapat diisi dengan kosakata bahasa daerah untuk membantu pemahaman. 3.2 Mengenal teks petunjuk/ arahan tentang perwatan tubuh serta pemeliharaan kesehatan dan kebugaran tubuh dengan bantuan guru atau teman dalam bahasa Indonesia lisan dan tulis yang dapat diisi dengan kosa kata bahasa daerah untuk membantu pemahaman. 3.4 Mengenal teks cerita diri/ personal tentang keberadaan keluarga dengan bantuan guru atau teman dalam bahasa Indonesia lisan dan tulis yang dapat diisi dengan kosakata bahasa daerah untuk membantu pemahaman. 3.4 Mengenal teks cerita diri/ personal tentang keberadaan keluarga dengan bantuan guru atau teman dalam bahasa Indonesia lisan dan tulis yang dapat diisi dengan kosakata bahasa daerah untuk membantu pemahaman. 3.5 Mengenal teks diagram/label tentang anggota keluarga dan kerabat dengan bantuan guru atau teman dalam bahasa Indonesia lisan dan tulis yang dapat diisi dengan kosakata
80
3.1.1 Menyebutkan kegiatan sehari-hari
13
3.1.1 Menjelaskan manfaat tidur siang.
11
3.2.1 Menyebutkan jenis-jenis makanan sehat berdasarkan teks
30,32,34, 35,36,37
3.2.2 Mengurutkan gambar berseri dengan bantuan teks
33
3.4.1 Menyimak teks lagu “Hari Sudah Siang”. 23
3.4.1 Menuliskan pengalaman saat makan
27,31,38
3.4.2 Menemukan kosa kata baru.
16
3.5.1 Mengidentifikasi isi teks dengan menjawab pertanyaan.
3,4,5,12
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PJOK
bahasa daerah untuk membantu pemahaman 3.1 Mengetahui konsep gerak dasar lokomotor sesuai dengan dimensi anggota tubuh yang digunakan, arah, ruang gerak, hubungan, dan usaha, dalam berbagai bentuk permainan sederhana dan atau tradisional
3.1.1 Menyebutkan contoh jalan zig zag dengan posisi badan rileks menghadap ke depan yang diperagakan guru.
81
14,15
Tabel 3.9 menunjukkan hasil uji validitas yang dilakukan kepada 31 siswa kelas IIB SD dan menghasilkan 18 soal valid. Perhitungan soal menggunakan aplikasi SPSS 16. 3.6. Validitas dan Reliabilitas Instrumen Instrumen penilaian harus memiliki data validitas dan reliabilitas agar dapat diperoleh data yang valid (sesuai kenyataan) dan reliable (dapat dipercaya) (Widoyoko: 2013). Penyusunan suatu instrument soal penelitian diperlukan indeks validitas, dan reliabilitas. Berikut penjelasan dari masing-masing indeks penyusunan tersebut. 3.6.1. Validitas Instrumen Validitas bertujuan untuk mengukur ketepatan instrumen. Ketepatan didapatkan apabila suatu tes relevan / menjalankan fungsi ukurnya dengan kecermatan yang tinggi sehingga tes akan mempunyai validitas yang tinggi (Azwar: 2013). Validitas yang digunakan dalam penelitian ini meliputi content validity (validitas isi), face validity (validitas muka) dan construct validity (validitas konstrak). Validitas yang pertama yaitu Content validity (validitas isi). Validitas isi menunjukkan sejauhmana item yang terdapat dalam tes dapat mencakup keseluruhan isi yang hendak diukur (Azwar: 2013). Validitas yang kedua yaitu
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
82
Face validity (validitas muka). Validitas muka berkaitan dengan pengukuran atribut yang konkret, penilaian para ahli/pakar dan pengguna alat ukur sendiri (Arifin: 2009). Validasi yang ketiga yaitu Construct validity (validitas konstrak). Validitas konstrak menunjukkan sejauhmana suatu tes dapat mengukur trait atau kontrak teoritik yang akan diukurnya (Azwar: 2013). Penjelasan validitas instrumen yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel 3.10. Tabel 3.10 Pengujian Instrumen Penelitian Teknik Pengumpulan Data
Instrumen Kuesioner Penilaian RPPH
Kuesioner
Kuesioner Penilaian Silabus
Kuesioner pendapat siswa sesudah uji coba lapangan terbatas
Pedoman wawancara analisis kebutuhan guru Pedoman wawancara anlisis kebutuhan siswa Wawancara
Pedoman Forum Group Discussion (FGD) Pedoman wawancara pendapat guru terhadap uji coba lapangan terbatas
Tahapan
Jenis Validitas
Studi Pendahuluan
-
Validasi Produk
-
Studi Pendahuluan
Uji coba lapangan terbatas
Studi Pendahuluam
Validitas isi / Content Validity Validitas permukaan / Face Validity Validitas isi / Content Validity
Studi Pendahuluan
Validitas isi / Content Validity
Pengembangan Produk
Validitas isi / Content Validity
Uji Coba Terbatas
Validitas isi / Content Validity
Cara Pengujian Instrumen Instrumen Terstandar (Kemendikbud, 2014: 125) Instrumen Terstandar (Kemendikbud, 2014: 125) Dilakukan oleh validator yang ahli dalam pengembangan kurikulum. (Dosen) Dilakukan oleh validator yang ahli dalam pengembangan kurikulum. (Dosen) Dilakukan lewat pendapat / komentar siswa terhadap kuesioner. Dilakukan oleh validator yang ahli dalam pengembangan kurikulum. (Dosen) Dilakukan oleh validator yang ahli dalam pengembangan kurikulum. (Dosen) Dilakukan oleh validator yang ahli dalam pengembangan kurikulum. (Dosen) Dilakukan oleh validator yang ahli dalam pengembangan kurikulum. (Dosen)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Teknik Pengumpulan Data
Instrumen Kuesioner Penilaian RPPH
Kuesioner
Kuesioner Penilaian Silabus
Kuesioner pendapat siswa sesudah uji coba lapangan terbatas
Tahapan
Jenis Validitas
Studi Pendahuluan
-
Validasi Produk
-
Studi Pendahuluan
Uji coba lapangan terbatas
Validitas isi / Content Validity Validitas permukaan / Face Validity
Validasi Produk Observasi
Lembar obeservasi
Uji Coba Lapangan Terbatas
Validitas isi / Content Validity
Dokumentasi
Tes (Pretest & Posttest)
Uji coba lapangan terbatas
Validitas permukaan / Face Validity Validitas konstruk / construct validity
83
Cara Pengujian Instrumen Instrumen Terstandar (Kemendikbud, 2014: 125) Instrumen Terstandar (Kemendikbud, 2014: 125) Dilakukan oleh validator yang ahli dalam pengembangan kurikulum. (Dosen) Dilakukan oleh validator yang ahli dalam pengembangan kurikulum. (Dosen) Dilakukan lewat pendapat / komentar siswa terhadap kuesioner. Instrumen Terstandar (Kemendikbud, 2014: 128) Instrumen Terstandar (Kemendikbud, 2014: 128) Dilakukan oleh validator yang ahli dalam pembelajaran (dosen) dan Guru Kelas I SD Dilakukan lewat pendapat / komentar guru terhadap soal yang disusun Dilakukan melalui uji validitas di lapangan
Tabel 3.10 menunjukkan instrument yang digunakan dalam penelitian pengembangan ini meliputi kuesioner, wawancara, observasi dan dokumentasi. Peneliti melakukan uji validitas konstruk soal tes. Uji validitas soal dilakukan bertujuan untuk memperoleh soal pretest dan posttest yang dapat memberikan hasil ukur secara tepat dan akurat. Validitas konstruk dalam penelitian ini dilakukan secara empiris. Peneliti mengujikan 40 soal pilihan ganda yang telah dibuat oleh peneliti. Uji validitas tersebut dilakukan pada 31 siswa kelas IIB SDN J. Validitas soal dapat dihitung menggunakan rumus korelasi point biserial (ݎ) menurut Mundir (2013).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
ݎ =
84
ܺ − ܺ ඥ ݍ ݏ
Keterangan: ܾ݅ݎ
= koefisien korelasi point biserial yang dicari
ܺ
= rata-rata hitung data interval dari subjek berkategori 0
ܺ
= rata-rata hitung data interval dari subjek berkategori 1
s
= simpangan baku dari keseluruhan data interval
p
= proporsi kasus berkategori 1
q
= proporsi kasus berkategori 0
Validitas soal evaluasi dapat dihitung dengan cara manual, yaitu dengan membandingkan rpbi hitung dalam hal ini korelasi point biserial dengan rpbi tabel. Suatu soal dapat dikatakan valid yaitu apabila rpbi hitung lebih besar dari rpbi tabel. Jumlah siswa pada kelas IIB adalah 31 siswa, maka rpbi tabelnya sebesar 0,355 pada taraf signifikansi 5% dan 0,456 pada taraf signifikansi 1% (Sugiyono: 2011). Peneliti melakukan validitas soal evaluasi dengan menggunakan bantuan program SPSS 16.0 untuk mengurangi ketidaktelitian dalam penghitungan. Priyanto (2012) menyatakan bahwa cara mengetahui validnya suatu item dapat dinyatakan valid jika nilai positif dan r hitung lebih besar dari r tabel. Selanjutnya, item dapat dinyatakan tidak valid jika r hitung lebih kecil dari r tabel. 3.6.2. Reliabilitas intrumen Reliabilitas merupakan suatu konsisten atau ketetapan suatu alat dalam menilai apa yang dinilai. Apabila alat penilaian digunakan, hasil yang didapatkan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
85
akan relative sama (Sudjana: 2009). Cara mencari reliabilitas soal evaluasi dapat menggunakan metode Alpha Cronbach (Purwanto: 2009).
⅀ݏଶ ݎଵି ቀ ቁ ቈ1 − ଶ ⅀ݏ௧ ିଵ
Keterangan: n = Jumlah butir 2 ݅ݏ = Varians butir 2 ݐݏ = Varians total
Hasil perhitungan tersebut kemudian menjadi dasar penentuan kualitas
soal evaluasi yang berpedoman pada tabel koefisien reliabilitas. Tabel koefisien reliabilitas menurut menurut Sugiyono (2011) dapat dilihat pada tabel 3.11. Tabel 3.11 Koefisien Reliabilitas Koefisien Korelasi 0.91-1.00 0.70-0.90 0.41-0.70 0.21-0.40 Negatif-0.20 Sumber : Sugiyono (2011)
Kualifikasi Sangat Tingi Tinggi Cukup Rendah Sangat Rendah
Tabel 3.11 menunjukkan kriteria koefisien reliabilitas menurut Sugiyono (2011). Uji reliabilitas soal evaluasi dalam penelitian ini menggunakan program SPSS 16.0 kemudian digunakan untuk melihat kualitas soal berdasarkan tabel kriteria koefisien reliabilitas menurut Sugiyono tersebut.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
86
3.7.Ringkasan Instrumen Penelitian Peneliti membuat tabel yang berisi ringkasan instrumen penelitian. Ringkasan instrument digunakan untuk memperoleh data dan informasi selama melakukan penelitian. Ringkasan instrumen penelitian dapat dilihat pada tabel 3.12. Tabel 3.12 Ringkasan Instrumentasi Penelitian TPD
Wawancara
Observasi
Kuesioner
Dokumentasi
Instrumen
Tahap
Data
Subjek
Studi rendah
Analisis kebutuhan
Guru
Pedoman wawancara
Pedoman observasi
Lembar kuesioner
Uji coba Terbatas
Komentar guru
Guru
Studi rendah
Analisis kebutuhan
Guru dan siswa Guru dan siswa
Uji coba terbatas Penilaian produk Uji coba terbatas
Panduan Penilaian dokumentasi
Studi rendah
Soal Tes
Uji coba terbatas
Situasi kelas Kualitas RPPH Komentar siswa Kualitas perangkat pembelajaran Dampak produk
Validasi Isi (Expert Judgement) Face (interview) Isi (Expert Judgement) Face (interview) Terstruktur Terstruktur
Validator
Terstruktur
Siswa
Terstruktur
Silabus RPPH
Terstruktur
Siswa
Isi, face, konstruk
Tabel 3.12 menunjukkan bahwa terdapat empat instrumen yang digunakan dalam penelitian pengembangan ini. Instrumen tersebut telah melalui langkah validasi dan ada yang sudah terstandar. 3.8. Teknik Analisis Data Penelitian pengembangan ini menggunakan dua tehnik analisis data. Analisis data tersebut meliputi analisis statistik dan analisis non-statistik. Analisis statistik digunakan apabila data yang di olah berupa angka-angka (kuantitatif) atau data yang dikuantifikasi. Analisis non-statistik digunakan pada data kualitatif atau data
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
87
tekstular, artinya data yang diolah bersifat verbal (ungkapan-ungkapan) Setyosari (2010). Data kuantitatif dalam bentuk kuesioner diperoleh melalui penilaian oleh pakar ahli kurikulum, ahli pembelajaran, ahli matematika, ahli Bahasa Indonesia, ahli PPKn, ahli SBdP, ahli PJOK, ahli IPS, ahli IPA, ahli permainan anak, kepala sekolah, guru melalui validasi, selanjutnya penilaian observasi kegiatan pembelajaran di kelas, penilaian kuesioner RPP dan silabus guru, hasil pretest dan posttest dari siswa, serta tanggapan siswa melalui tahap uji coba terbatas. Data kualitatif dalam bentuk wawancara diperoleh dari hasil analisis kebutuhan guru dan siswa serta saran dari ahli pada tahap validasi. 3.8.1. Hasil Kuesioner Kuesioner digunakan untuk memperoleh data berupa penilaian dari para ahli terhadap produk selanjutnya untuk mengetahui pendapat siswa terhadap kegiatan pembelajaran yang mengakomodasi permainan anak dalam uji coba terbatas. 3.8.1.1. Hasil Kuesioner Silabus dan RPPH Kuesioner digunakan untuk menilai produk Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang dilakukan oleh ahli/pakar. Validasi produk dilakukan dengan menggunakan instrumen kuesioner penilaian RPPH yang telah terstandar dari dikti untuk PLPG tahun 2014. Selanjutnya kuesioner juga digunakan untuk menilai RPPH guru. Perolehan skor akan diperoleh melalui rumus yang terlihat pada gambar 3.4.
Gambar 3.4. Rumus perskoran validasi RPPH Nilai =
݆݈ܽ ݉ݑℎ ݎ݇ݏ X 90
100
Langkah selanjutnya setelah Skor diperoleh dari penilaian para ahli yaitu menentukan peringkat kualitas RPPH. Peringkat kualitas RPPH mempunyai 4
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
88
kriteria meliputi Amat Baik, Baik, Cukup, Kurang. Keempat kriteria didapatkan dari kemendikbud tahun 2014. Kriteria peringkat kualitas RPPH tersebut dapat dilihat pada tabel 3.13. Tabel 3.13 Kriteria peringkat kualitas RPPH Peringkat Amat Baik (AB) Baik (B) Cukup (C) Kurang (K)
Nilai 90
Sumber: Kemendikbud 2014 Kuesioner juga digunakan untuk menilai silabus. Kuesioner tersebut telah melalui tahap validasi ahli. Ada 20 item dalam penilaian silabus. Perolehan skor akan diperoleh melalui rumus yang terlihat pada gambar 3.5. Gambar 3.5 Rumus perskoran validasi silabus Nilai =
X 100 %
Kuesioner juga digunakan dalam uji coba terbatas. Kegunaan kuesioner yaitu untuk mengetahui komentar dari guru dan siswa megenai kegiatan uji coba terbatas yang menerapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian berbasis permainan anak. Hasil dari kuesioner akan dianalisis menggunakan cara kualitatif yaitu dengan mendeskripsikan komentar yang diperoleh dari guru dan siswa untuk mengetahui efektiitas Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian berbasis permainan anak selanjutnya hasil dijadikan sebagai dasar pertimbangan kualitas maupun revisi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
89
3.8.1.2 Hasil Kuesioner Uji Coba Terbatas Peneliti menggunakan kuesioner untuk siswa setelah melakukan uji coba terbatas. Kuesioner digunakan untuk mengetahui keberhasilan produk RPPH berbasis permainan anak dalam kegiatan uji coba terbatas. Kuesioner yang diberikan telah melewati tahap validasi ahli. Perhitungan kuesioner siswa akan dihitung menggunakan skala Likert. Widyoko (2013) berpedapat bahwa skala Likert
adalah
skala
yang
berfungsi
untuk
menghubungkan
bentuk
pernyataan/sikap dan diungkapkan dengan kata-kata. Skala yang diguanakan memuat 3 pilihan dengan kriteria sebagai berikut:
= Puas
:3
= Cukup
:2
= Tidak Puas :1 Sumber: Widoyoko 2013 Skala yang diperoleh selanjutnya dihitung dengan cara menjumlahan perolehan nilai selanjutnya di bagi dengan jumlah item dalam kuesioner. Maka rumus perhitungan kuesioner siswa dapat dilihat pada gambar 3.6. Gambar 3.6 Rumus Penskoran Kuesioner Siswa Nilai = jumlah Perolehan Nilai
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
90
3.8.2. Hasil Wawancara Hasil wawacara analisis kebutuhan guru dan siswa akan dianalisis secara kualitatif dengan cara mendeskripsikan hasil wawancara.
Hasil analisis guru
menunjukkan bahwa guru memerlukan RPPH, kemudian hasil analisis siswa menunjukkan bahwa siswa membutukan permainan sebagai metode pembelajaran. Hasil wawancara analisis kebutuhan guru dan siswa pada tahap ujicoba terbatas dilakukan untuk mengetahui tanggapan terhadap efektifitas produk RPPH berbasis permainan anak. 3.8.3. Hasil Observasi Hasil observasi dianalisis secara kuantitatif yaitu berdasarkan skala yang sudah terdapat pada instrumen penilaian kegiatan pembelajaran. Penilaian memuat skala 1-4. Skor maksimal yang dapat dicapai adalah 136. Rumus pedoman penskoran hasil observasi dapat dilihat pada gambar 3.7. Gambar 3.7 Rumus penilaian pelaksanaan pembelajaran Nilai =
݈ܽ ݉ݑܬℎ ܻܽ X 44
100%
Langkah selanjutnya yaitu menentukan interval yang sesuai sehingga dapat diketahui peringkat kualitas pelaksanaan pembelajaran. Kriteria yang digunakan bersumber pada kemendikbud 2014. Kriteria peringkat pelaksanaan pembelajaran tersebut dapat dilihat pada tabel 3.14.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
91
Tabel 3.14 Tabel kriteria peringkat pelaksanaan pembelajaran Peringkat Amat Baik (AB) Baik (B) Cukup (C) Kurang (K)
Nilai 90
Sumber: Kemendikbud 2014 Tabel 3.14 menunjukkan kriteria peringkat hasil observasi pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan guru. 3.8.4. Hasil Dokumentasi Hasil dokumentasi diperoleh dari penilaian RPPH serta perolehan nilai pretest dan posttest siswa. Ketiganya diolah secara kuantitatif. Berikut merupakan pedoman penilaian dokumen dalam penelitian ini. 3.8.4.1. Dokumetasi RPPH Jumlah instrumen yang dinilai dalam RPPH ada 30 item. Penilaian menggunakan pedoman skala 1-3. Jumlah skor maksimum yang dapat diperoleh adalah 90. Rumus undtu memproleh nilai dapat dilihat pada gambar 3.8. Gambar 3.8 Rumus penilaian telaah RPP Nilai =
ܶݎ݇ݏ݈ܽݐ 90
X 100%
Langkah selanjutnya yaitu menentukan interval yang sesuai sehingga dapat diketahui peringkat kualitas RPPH yang digunakan oleh guru. Kriteria yang digunakan bersumber pada pelatihan Kemendikbud (2014). Kriteria peringkat kualitas RPP tersebut dapat dilihat pada tabel 3.15. Tabel 3.15
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
92
Tabel kriteria peringkat kualitas RPPH Peringkat Amat Baik (AB) Baik (B) Cukup (C) Kurang (K) Sumber : Kemendikbud (2014)
Nilai 90
Tabel 3.15 menunjukkan kriteria peringkat kualitas RPPH yang dimiliki guru. 3.8.4.2.Dokumentasi Nilai Pretest dan Posttest Jumlah soal untuk pretest dan posttest adalah 18 item berupa pilihan ganda. Jumlah skor maksimal adalah 18. Maka pedoman penghitungan skor dengan dilihat pada gambar 3.9. Gambar 3.9 Rumus pensekoran tes Nilai =
݈ܽ ݉ݑܬℎ ݎܾܽ݊݁ݎ݇ݏ X 18
100
Selanjutnya skor diperoleh kemudian skor siswa akan dirata-rata. Rumus penghitungan rata-rata dengan cara: Gambar 3.10 Rumus rata-rata perskoran tes Nilai =
݈ܽ ݉ݑܬℎ ݈݊݅ܽ݅ܽݓݏ݅ݏ ܽݑ ݉݁ݏ ݈ܽ ݉ݑܬℎ ܽݓݏ݅ݏ
Setelah diperoleh rerata nilai seluruh siswa, semua rerata akan dibandingkan antara nilai pretest dan posttest dan dilihat apakah terjadi peningkatan atau tidak.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
93
Rumus perhitungan peningkatan nilai pretest dan posttest dapat dilihat pada gambar 3.11. Gambar 3.11 Rumus peningkatan nilai pretest dan posttest Nilai =
തതതതതതതത݁ݐݏ തതതത ത ݐݏ݁ݐݐݏ− ത ݔ ݐ݁ݎݔ ݐݏ݁ݐ݁ݎ ݔ
X 100
3.9. Jadwal penelitian Penelitian ini direncanakan dan dilaksanakan selama 6 bulan yaitu dari bulan Juli-Desember 2014. Jadwal penelitian dapat dilihat pada tabel 3.16. Tabel 3.16 Jadwal penelitian Bulan No
Kegiatan Jul
1
Pengumpulan data
2
Pembuatan produk
3
Validasi produk
4
Revisi produk
5
Validitas soal
6
Uji coba terbatas
7
Pengolahan data
8
Penyususnan laporan
Agst
Sept
Okt
Nov
Des
Jan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Bab IV menguraikan tentang hasil penelitian dan pembahasan dari penelitian yang meliputi jawaban dari rumusan masalah yaitu model RPPH dan pertanyaan penelitian. Pertanyaan penelitian meliputi situasi di lapangan, prosedur penyusunan RPPH, kualitas RPPH, dan dampak RPPH. 4.1. HASIL PENELITIAN Bagian ini mendeskripsikan hasil yang diperoleh peneliti selama melakukan penelitian berdasarkan rumusan masalah dan pertanyaan penelitian di lapangan. 4.1.1. Rumusan Masalah Penelitian Rumusan
masalah
penelitian
adalah
“bagaimana
model
Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran Harian berbasis permainan anak kelas I SD pada subtema “kegiatan siang hari”?”. Peneliti menggunakan model penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran harian sesuai dengan ketentuan penyusunan RPPH pada kemendikbud tahun 2014. Penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran harian disesuaikan dengan kebutuhan siswa. Hasil analisis kebutuhan siswa menyatakan bahwa mereka menginginkan kegiatan pembelajaran yang mengakomodasi permainan. 4.1.2. Pertanyaan Penelitian Bagian ini akan menjawab pertanyan penelitian berkaitan dengan penyusunan produk berupa rencana pelaksanaan pembelajaran harian. Pertanyaan penelitian tersebut meliputi : situasi di lapangan berkaitan dengan implementasi kurikulum 2013, prosedur penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran harian
94
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
95
berbasis permainan anak di kelas I, kualitas rencana pelaksanaan pembelajaran berdasarkan validasi dari para ahli, serta dampak rencana pelaksanaan pembelajaran harian terhadap prestasi belajar siswa. 4.1.2.1. Situasi di SD Berkaitan dengan Implementasi Kurikulum 2013 Bagian ini berisi tahap pendahuluan/data awal berupa potensi dan masalah yang terdapat di lapangan. Potensi dan masalah yang terdapat di lapangan berupa keadaan yang ada di 5 sekolah dasar terkait dengan implementasi Kurikulum 2013 khususnya pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH). Keadaan tersebut ditunjukkan melalui potensi masalah dan pengumpulan data yang kemudian dianalisis dan menghasilkan sebuah data awal/temuan awal. Berikut merupakan uraian dari potensi masalah, instrumentasi analisis kebutuhan, dan pengumpulan data awal. 4.1.2.1.1. Potensi Masalah Potensi merupakan sesuatu yang dapat dijadikan kekuatan. Masalah adalah ketidaksesuaian antara harapan dengan kenyataan yang terjadi. Masalah yang didayagunakan dapat menjadi sebuah potensi (Sugiyono: 2013). Beradaptasi dengan
Kurikulum
baru
tentu
tidak
mudah.
Pemerintah
mengadakan
pelatihan/diklat bagi guru yang bertujuan untuk menambah pemahaman mengenai implementasi kurikulum 2013 namun kenyataan belum sesuai dengan harapan. Pelatihan / diklat masih menyisakan kendala-kendala terkait dengan kurikulum 2013. Melihat kenyataan yang terjadi di dunia pendidikan terkait dengan implementasi kurikulum 2013, masih banyak kendala yang ditemui salah satunya mengenai RPP. RPP dalam kurikulum 2013 dirasa masih membingungkan. “RPP
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
96
kurikulum lama belum selesai pembahasannya, akan tetapi saat ini sudah berganti dengan RPP kurikulum 2013 (Kompasiana, 19 September 2014). Untuk mengetahui lebih lanjut keadaan di lapangan terkait dengan implementasi kurikulum 2013, peneliti telah melakukan analisis kebutuhan di 5 sekolah dasar Yogyakarta. 4.1.2.1.2. Instrumentasi Analisis Kebutuhan Instrumen yang digunakan dalam menganalisis kebutuhan untuk menemukan keadaan di lapangan adalah kuesioner, wawancara, dan observasi. Pedoman wawancara yang digunakan adalah pedoman yang sudah melalui tahap validasi ahli dan kemudian dilakukan perbaikan. Peneliti juga melakukan observasi mengenai pembelajaran di kelas. Lembar observasi diambil dari kemendikbud 2014. Peneliti mengamati kegiatan pembelajaran di kelas. Selanjutnya peneliti menggunakan lembar kuesioner untuk menilai silabus dan RPPH. Lembar kuesioner penilaian RPPH menggunakan instrument yang sudah terstandar dari BPDSM. Lembar instrument penilaian silabus telah melalui tahap validasi ahli. 4.1.2.1.3. Pengumpulan Data Awal Pengumpulan data dilakukan dilima sekolah meliputi SDN J, SDN N, SDK G, SD K BJB, SDN SB. Hasil pengumpulan data meliputi hasil kuesioner, wawancara, dan observasi. Pengumpulan data dilakukan dengan tujuan untuk mengidentifikasi permasalahan yang terjadi di lapangan sebagai bentuk implementasi kurikulum 2013 serta persiapan untuk menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH) bagi tercapainya tujuan pembelajaran.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
97
Hasil wawancara dari guru dan siswa dilima sekolah menghasilkan informasi mengenai pelaksanaan kurikulum 2013. Hasil wawancara guru dan siswa dapat dilihat pada tabel 4.1. Tabel 4.1. Hasil Wawancara guru Nama SD SD N J
SD N N
SD K G
SD K BJB
Pemahaman “kurikulum yang dicanangkan atau dilaunchingka n pada tahun 2013 itu maka disebut kurikulum 2013” “yang saya tahu gitu ya, ya kalau kurikulum ini perbandingan nya dulu ya. Kalau memakai kurikulum KTSP itu per bidang studi, tetapi kalau kurikulum 2013 inikan sudah diimplementa sikan, jadi tidak ada apa namanya bidang studi sudah di tematik. “bagus untuk siswa, tapi berat di administrasi gurunya”
“Kurikulum 2013 itu.... lebih rinci, mungkin rincinya karena memuat itu kan,,, apa itu namanya..?
Pertanyaan berkaitan dengan implementasi kurikulum 2013 Pelaksanaan Kesulitan Pendekatan penilaian “sudah di kelas “masih sering “ya tematik, Saya saya” keliru sama saya tau mengacu RPP bagaimana pada buku KTSP,kurikulu pelajaran panduan itu m baru masih tematik” saja gratul-gratul buat RPPnya”
Rpp yang baik “RPP yangs esuai sama situasi dan kondisi di lapangan”
“La kurikulum sekarang hari ini belajar membilang belum selesai besok udah ganti penjumlahan. Tapi ya diusahakan lah”
“Ya cara itu pembuatan rpp, belum begitu mahir masih tanya sana sini”
“Ya menggunakan tematik, tapi kan belum tahu betul benar apa salah”
“penilaian, betul sampai sekarang saya masih bingung. soalnya kalau itu diterapkan betul itu kan memalui beberapa tahapan beberapa proses begitu”
“kalau setahu saya ya yang seperti saat penataran di kaliurang sama dari LPMP di kalasan itu. Karena jujur saya juga masih tanya sana sini juga. Saya kalau buat RPP itu pokoknya seperti di buku guru itu pegangannya”
“sulit dalam membuat indikator dan tujuan pembelajaranny a dan penilaiannya”
“RPP mbak, jelas itu saya belum bisa membuat. Bingung juga bikinnya pie.
“saintifik dan tematik mbak, tapi pelaksanaann ya dikelas ki ya saya gak tau kui bener po salah’
“rubrik penilaianny a itu belum bisa saya buat,susah mbak”
inikan sudah taun kedua melaksanakan kurikulum 2013 sejak tahun ajaran 2013 sendiri, ya namanya baru mencoba
“wah itu sangat sulit administrasinya , penilainnya itu diambil dari kurikulum 2013 ki akeh banget”
mengikuti pada buku panduan dari pemerintah. Kegiatankegiatan yang harus dilakukan oleh siswa
“masih sulit buat rubtk dan kriterianya, ribet”
“pembelajaran di kelas akan efektif jika didukung dengan rpp Yang baik.kegiatanbe rmain, mendongng, bernyanyiharus ada di rpp “la itu yang detail lengkap kaya permintaan kemendikbud”
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Nama SD
Pemahaman sikap apa namanya? Itu lho saintifik”
SD N S B
”Kurikulum 2013 itu pendekatanny a saintific, jadi anakanak itu diajak untuk memecahkan masalah, pokoknya diajak untuk aktif
Tema Sentral
Tematik
Pertanyaan berkaitan dengan implementasi kurikulum 2013 Pelaksanaan Kesulitan Pendekatan penilaian menggunakan sama dengan kurikulum 2013, petunjuk ya harus banyak buku. yang dipersiapkan.” Saya dalam kan menggunakan “ah saya mempersiapkan menggunakan pendekatan masih perangkat kurikulum 2013 saintifik bingung itu, pembelajaran ya, dan itu dengan saya aja seperti silabus masih terbilang mengaktifkan Cuma bikin itu ya melihat baru. siswa itu dan nilai di dari yang Formatnya RPP mencari kertas per diberikan saja saya belum solusi sendiri pekerjaan pemerintah punya, kemarin dari masalah siswa” mas. Tapi untuk saya melihat yang RPP saya belum format dari ditemukannya pernah internet tapi . membuatnya. saya bingung”. Sekarang
Sudah diterapkan Kurang persiapan Masih sulit
Administrasi sulit
Saintifik Tematik terpadu Belum paham
Sulit Rubrik Mengacu buku guru
98
Rpp yang baik
“RPP yang baik itu ya yang sesuai dengan ketentuan yang berlaku saat ini mas. Sekarang kan menggunakan kurikulum 2013 jadi RPP yang dibuat ya sesuai dengan ketentuan yang ada pada kurikulum 2013”. Sesuai kebutuhan siswa Sesuai ketentuan pemerintah
Tabel 4.1 menunjukkan hasil wawancara di 5 sekolah dasar. Hasil wawancara menunjukkan bahwa ada beberapa masalah yang dialami guru dalam menerapkan kurikulum 2013. Masalah tersebut meliputi kesulitan menyususn RPPH, penilaian, metode dan pendekatannya. Dari kumpulan masalah-masalah di atas dapat disimpulkan bahwa masalah yang paling krusial adalah penyusunan RPPH. Rencana pelaksanaan pembelajaran harus disesuaikan dengan kebutuhan siswa. Kegitatan pembelajaran dalam RPPH harus didasarkan pada kebutuhan siswa. Setelah melakukan wawancara dengan lima guru di lima sekolah dasar, peneliti melakukan wawancara kepada siswa untuk dapat mengetahui kebutuhan siswa. Hasil wawancara kepada siswa ditunjukkan oleh tabel 4.2.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
99
Tabel 4.2 Hasil Wawancara siswa Nama SD
Pertanyaan berkaitan dengan implementasi kurikulum 2013
SDN N
Suasana belajar “seneng, temennya baik baik” “Senang”
SD K G
“senang”
SD K JB
“Senang miss banyak temen”
SDN SB
“menyenangkan mbak”
Tema Sentral
Menyenangkan karena banyak teman
SD N J
Cara guru mengajar Ngerjain LKS mbak
Media yang digunakan guru Nggak tau
“nggak pernah marahin, sabar, udah” sering jewer
“nggak ada”
Memberi tugas, seperti mewarnai, menggambar, menempel, bermain puzzle. “baik dan sabar”
“ bu guru suka pakai gambar, dan pernah diberi koin untuk belajar” “Nggak tau, media itu apa mbak ?”
Penugasan
Belum pernah menggunakan media pembelajaran
menggeleng”
Kegiaatan yang diinginkan Main aja mbak, nggak cuma di kelas terus Jalan – jalan aja mbak! Capek e mbak, klo belajar terus! Pake gambar aja, nempel – nempel sama main puzzle Nggak Cuma ngerjain tugas terus, bosen! Pembelajaran yang variatif (bermain, menempel, dll)
Tabel 4.2 menunjukkan bahwa siswa menginginkan kegiatan pembelajaran yang mengakomodasikan permainan. Setelah melakukan wawancara kepada siswa, selanjutnya peneliti melakukan penilaian terhadap silabus, RPPH, serta kegiatan pembelajaran dilima sekolah. Penilaian silabus dan RPPH menggunakan lembar kuesioner. Penilaian kegiatan pembelajaran di kelas menggunakan lembar observasi. Hasil penilaian silabus dapat dilihat pada tabel 4.3, hasil penilaian RPPH dapat dilihat pada tabel 4.5, dan hasil penilaian observasi pembelajaran di kelas dapat dilihat pada tabel 4.7.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
100
Tabel 4.3 Hasil Penilaian Silabus dari Lima Sekolah Dasar di Yogyakarta Sekolah Aspek yang diamati
No Item
SD N N
SD K G
SD N J
SD K BJB
SD N SB
1
1
1
1
1
1
2
1
1
1
1
1
3
1
1
1
1
1
4
1
1
1
1
1
5
1
1
1
1
1
6
1
1
1
1
1
7
1
1
1
1
1
8
1
1
1
1
1
9
1
1
1
1
1
10
1
1
1
1
1
11
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
2
0
1
1
1
1
3
1
1
1
1
1
4
1
0
1
1
0
5
1
0
1
1
1
6
0
1
1
0
1
7
1
1
1
1
1
8
1
1
1
0
1
9
0
1
0
1
1
Jumlah
17
18
19
18
19
Nilai
85
90
95
90
95
Kelengkapan unsur - unsur silabus
Keterkaitan antar komponen silabus
Tabel 4.4 Tabel Kriteria Penilaian Silabus PERINGKAT Amat Baik (AB) Baik(B) Cukup (C) Kurang (K)
Sumber: Kemendikbud 2014
NILAI 90
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
101
Gambar 4.1 Hasil perhitungan penilaian silabus
Rata-rata
= =
(85+90+95+90+95) 5 455 5
= 91
Tabel 4.3 merupakan tabel hasil penilaian silabus guru. Hasil perhitungan penilaian silabus dapat dilihat di gambar 4.1 yang menunjukan rata-rata nilai 91. Nilai 91 menurut kriteria penilaian pada tabel 4.4 termasuk dalam kriteria “Amat Baik”. Tabel 4.5 Hasil Penilaian RPPH dari Lima Sekolah Dasar di Yogyakart a NO.
Aspek
A B C
Identitas Mata Pelajaran Perumusan Indikator Kesesuaian rumusan dengan aspek keterampilan D Pemilihan Materi Ajar E Pemilihan Sumber Belajar F Pemilihan Media Belajar G Metode Pembelajaran H Skenario Pembelajaran I Rancangan Penilaian Autentik Jumlah Nilai Peringkat
Sumber: Kemendikbud 2014
3 6 7 5 9 5 44 48.8 K
5 5 9 6 10 6 55 61.1 K
6 8 9 5 11 4 62 68.8 K
5 6.2 6.8 4.6 9.2 5.4 51 56.6 K
SD N J
SDN N
2 7 4
5 5 4 3 9 5 46 51.1 K
6 7 5 3 7 7 48 53.3 K
Tabel 4.6 Tabel Kriteria Penilaian RPPH PERINGKAT Amat Baik (AB) Baik(B) Cukup (C) Kurang (K)
SD K BJB 3 12 4
Rata2
4 2 3
SD K G 3 9 2
SD N SB 3 9 3
NILAI 90
3 7.8 3.2
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
102
Tabel 4.5 merupakan hasil perhitungan kuesioner RPPH guru. Hasil penilaian RPPH menunjukan nilai 56.6. Menurut kriteria penilaian pada tabel 4.6, nilai 56.6 termasuk dalam kriteria “Kurang”. Peneliti melihat bahwa RPPH belum sesuai dengan ketentuan kurikulum 2013. Ketidaksesuaian terletak pada tujuan pembelajaran yang belum memuat A, B, C, D (Audience, Behaviour, Condition, Degree), model pembelajaran belum terlihat, metode belum sesuai dengan kegiatan pembelajaran, penulisan sumber belum sesuai EYD, kegiatan pembelajaran belum menggunakan pendekatan saintifik atau 5M (mencoba, menalar, mengomunikasikan, menanya, dan mengamati), penilaian belum sesuai indikator, dan perangkat penilaian (soal, kunci jawaban dan rubrik penilaian) belum lengkap. Berdasarkan penilaian dokumentasi, dapat diketahui bahwa guru belum memahami komponen RPPH sesuai kurikulum 2013. Tabel 4.7 Hasil Observasi Pembelajaran NO. 1
Aspek
Apersepsi dan Motivasi Penyampaian Kompetensi dan Rencana 2 kegiatan 3 Penguasaan Materi Penerapan Strategi Pembelajaran yang 4 mendidik 5 Penerapan Pendekatan Saintifik Penerapan Proses Pembelajaran 6 Tematik Terpadu Pemanfaatan Sumber Belajar/ Media 7 dalam pembelajaran Pelibatan peserta Didik dalam 8 Pembelajaran Penggunaan Bahasa yang Benar dan 9 tepat dalam Pembelajaran 10 Penutup Pembelajaran Jumlah Nilai Peringkat
SD K G 3
SD K BJB 3
Rata2
3
SD N N 4
1
1
2
2
2
1,6
2
4
3
4
3
3,6
3
4
4
4
4
4,2
4
5
5
4
5
4,8
3
4
4
4
4
3,8
1
3
4
3
3
3,2
3
4
4
4
3
3,8
1
2
1
1
2
1,6
2 34 77,28 C
3 33 75 C
2 33 75 C
2 31 70,50 C
3 32 72,73 C
2,6 32,6 74,10 C
SD N SB 3
SDN J
3,4
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
103
Tabel 4.8 Tabel Kriteria Penilaian kegiatan pembelajaran PERINGKAT Amat Baik (AB) Baik(B) Cukup (C) Kurang (K)
NILAI 90
Sumber: Kemendikbud 2014 Tabel 4.8 merupakan tabel hasil observasi kegiatan pembelajaran guru. Hasil observasi menunjukan nilai 74.10. Menurut kriteria penilaian pada tabel 4.8, nilai 74.10 termasuk dalam kriteria “Cukup”. Akumulasi hasil penilaian silabus, RPPH dan observasi pembelajaran guru menghasilkan data kuantitatif yang ditunjukkan pada tabel 4.9. Tabel 4.9 Rekapitulasi Data Penilaian Silabus, RPPH, dan Observasi Kuesioner
Nama SD
Observasi
Silabus
RPPH
SD N J
95
53,3
75,0
SD N N
85
48,8
75,0
SD K G
90
61,1
70,4
SD K BJB
90
68,8
72,7
SD N SB
96
51,1
70,4
70,2
56,6
72,7
Amat Baik
Kurang
Cukup
Rerata Kualitas
Tabel 4.9 menjelaskan perolehan rerata dan kualitas dari silabus, RPPH serta hasil observasi kegiatan pembelajaran guru dari lima sekolah. Silabus memiliki rerata 70,2 dan didapatkan kualitas “Amat Baik”. RPPH memiliki rerata 56,6
dan
memiliki
kualitas
“Kurang”.
Selanjutnya
observasi
pembelajaran memiliki rerata 72,7 dan memiliki kualitas “Cukup”.
kegiatan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
104
4.1.2.2. Prosedur Penyusunan RPPH Berbasis Permainan Anak Kelas I SD pada Subtema Kegiatan Siang Hari Prosedur penelitian pengembangan diadopsi dari teori Sugiyono (Sugiyono: 2014) dan teori Borg&Gall (Sanjaya: 2013). Prosedur penyusunan dibagi menjadi tiga tahap meliputi tahap analis data, penyusunan produk, validasi produk serta uji coba terbatas. Bagian ini akan menjelaskan prosedur pengembangan produk sesuai dengan kebutuhan guru dan siswa yang ditemukan melalui analisis data studi pendahuluan. 4.1.2.2.1. Pengembangan Produk Pengembangan produk diawali dengan melakukan studi literature untuk menentukan tingkatan kelas, Tema, Subtema, Kompetensi Isi (KI), dan Kompetensi Dasar (KD). Pengembangan produk dilakukan berdasarkan focus group disscusion, peneliti berkumpul bersama dengan kelompok kolaboratif. Ada tahapan yang dilakukan dalam desain produk. Desain produk dilakukan melalui beberapa langkah. Desain produk diawali dengan menentukan tema. Peneliti mendapatkan tema tiga yaitu “Kegiatanku” pada subtema ke dua yaitu “Kegiatan Siang Hari” yang terdapat di semester satu. Penentuan tema dilakukan dengan cara pengundian bersama kelompok kolaboratif melalui Focus Group Disscusion (FGB). Hasil dari Focus Group Disscusion (FGB) dari awal perencanaan hingga penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran harian berbasis permainan anak secara lebih jelas dapat dilihat pada tabel 4.10.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
105
Tabel 4.10 Hasil Focus Group Disscussion No
Tanggal Pertemuan
1.
02 September 2014
2.
05 September 2014
3
12 September 2014
4
16 September 2014
5
19 September 2014
6
24 September 2014
Topik Studi literature dan potensi masalah
Instrumen studi pendahuluan
Analisis kebutuhan
Pembagian kelompok
Focus objek penelitian Kelas I & 4
Mendaftar permainan
Revisi objek penelitian 7
27 September 2014
8
29 September 2014
Pembagian Tema dan subtema Sharing format penyusunan produk
9
2 Oktober 2014
Hasil Pembahasan Berdasarkan kajian literature dan potensi masalah dari anggota kelompok kolaratif di PLL menemukan adanya permasalahan terkait implementasi kurikulum 2013 Membuat pedoman wawancara, observasi, dan kuesioner penilaian silabus dan RPPH Pengumpulan data dari anggota kelompok yang menghasilkan kesimpulan bahwa guru kesulitan dalam menyusun RPP Objek penelitian diajukan Kelas I-5 SD, dari 15 anggota group disscus dibagi menjadi 5 kelompok, yaitu setiap kelas terdiri dari 3 orang peneliti. Terdapat 2 usulan untuk fokus penelitian pada kelas I dan kelas kelas 4 dengan asumsi buku pegangan sudah direvisi. Mendaftar permainan dan pertemuan yang akan diberi permainan. Mengkaji Kompetensi Dasar dan indikator, berdasarkan hal tersebut maka objek difokuskan untuk kelas satu. Dengan alasan indikator sesuai diakomodasikan dengan permainan Pembagian tema dan subtema dilakukan melalui undian. Hasil analisis kebutuahan masing-masing guru menunjukkan perbedaan kebutuhan format penyusunan. Mempertimbangkan hal tersebut maka diputuskan pembuatan produk disesuaikan dengan guru yang akan dijadikan subyek ujicoba terbatas
Tema/ Sentral Implemantasi kurikulum 2013
Penyusunan Instrumen Penelitian
Objek penelitian
Focus objek penelitian
Daftar permainan Objek penelitian
Pembagian Tema Produk
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
106
Tabel 4.10 menunjukkan tentang penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran harian berbasis permainan anak yang dilakukan dalam Focus Group Disscusion. Subtema “Kegiatan siang Hari” terdiri dari 6 pertemuan. Setiap pertemuan terdiri dari dua penggalan. Alokasi waktu untuk satu pertemuan yaitu 5X35 menit. Setelah menentukan alokasi waktu, peneliti mengidentifikasi kompetensi inti dan kompetensi dasar pada subtema tersebut untuk menemukan indikator. Kemudian dari indikator tersebut, peneliti melakukan dapat menentukan tujuan pembelajaran yang akan dicapai dengan memperhatikan kelengkapan A, B, C, D (Audience, Behaviour, Condition, Degree). Penyusunan RPPH mengikuti petunjuk dari buku panduan PLPG untuk sertifikasi guru tahun 2014. Langkah berikutnya peneliti mencari jenis permainan yang cocok dan dapat diterapkan ke dalam materi pembelajaran. Peneliti menggunakan 3 jenis permainan yaitu “Mencari Pasangan”, “Engklek”, serta “Pasaran” dan dimasukkan dalam pertemuan 1, 2, dan 5. Peneliti mengembangan desain produk RPPH ini dengan memperhatikan beberapa hal yang meliputi : 1.
Mengakomodasikan permainan anak Permainan anak dipilih karena anak senang belajar sambil bermain. Bermain
dapat mengembangkan kemampuan anak. Dockett dan Fleer dalam Yuliani (2009) berpendapat bahwa bermain merupakan kebutuhan bagi anak, melalui bermain anak mendapatkan pengetahuan yang dapat mengembangkan kemampuan dirinya. Peneliti menggunakan 3 jenis permainan dalam menjelaskan subtema “Kegiatan Siang Hari” yaitu permainan “Mencari Pasangan”, “Engklek”, dan “Pasaran” yang dimasukkan dalam pertemuan 1,2 dan 5. Permainan tersebut dipilih Karena sesuai
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
107
dengan indikator yang terdapat dalam subtema “Kegiatan Siang Hari”. “Mencari pasangan” digunakan untuk membedakan perilaku tertib dan perilaku tidak tertib, “engklek” digunakan untuk mengetahui bangun-bangun ruang, serta “pasaran” digunakan untuk mengetahui menu empat lima sempurna. 2.
Menggunakan pendekatan saintifik Kurikulum 2013 menganut pendekatan saintifik berupa 5 pengalaman pokok
belajar yang meliputi mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasikan, dan mengkomunikasikan (Kemendikbud: 2014). Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian yang dibuat oleh peneliti sudah memuat 5 pengalaman pokok belajar. 3.
Menggunakan pendekatan tematik terpadu Pendekatan tematik terpadu merupakan pendekatan yang memadukan
beberapa materi dalam satu tema pembelajaran serta dapat membantu siswa belajar dengan aktif. Pendekatan tematik merupakan pendekatan dalam pembelajaran dan memungkinkan siswa baik individu maupun kelompok dapat mencari, menggali, dan menemukan konsep dari proses pembelajaran secara aktif (Trianto: 2011). Lebih lanjut Mulyoto (2013) menyatakan bahwa pendekatan tematik dapat mengembangkan kreatifitas siswa karena anak diberi kesempatan untuk mengeksplorasi pengetahuan dalam kegiatan pembelajaran. 4.
Menggunakan model Discovery Learning Model discovery learning adalah proses pembelajaran yang tidak menyajikan
bahan ajar dalam bentuk akhir, namun siswa dapat mengorganisasi sendiri
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
pembelajaran
tersebut
dengan
melakukan
berbagai
kegiatan
108
meliputi
mengkategorikan, menganalisis serta membuat kesimpulan (Kemedikbud: 2014). 5.
Menggunakan Model Cooperatif Learning Pembelajaran kooperatif merupakan pembelajaran yang mengembangkan
interaksi
sosial
dalam
kelompok
secara
langsung
demi
menghindari
kesalahpahaman yang dapat menimbulkan permusuhan. Pembelajaran kooperatif memiliki ciri-ciri yang meliputi menciptakan suasana yang mendorong, mengembangkan interaksi untuk bertatap muka, penguasaan konsep setiap siswa, keterampilan menjalin hubungan antar sesama (Sugiyanto: 2010). 6.
Mengintegrasikan pendidikan karakter Akbar (2013) mengatakan bahwa penyusunan RPP harus mengacu pada
pendidikan karakter dan mempraktikkan dalam kegiatan pembelajaran sehari-hari. Karakter adalah nilai-nilai universal tingkah laku manusia meliputi aktivitas kehidupan yang terwujud dalam pikiran, sikap, perasaan, perkataan, dan perbuatan berdasarkan norma-norma agama, hukum, tata karma, budaya, dan adat istiadat (Suyadi: 2013). Karakter adalah watak dan sifat seseorang yang menjadi dasar perbedaan dirinya dengan orang lain (cara pandang, berpikir, bersikap, dan bertindak) (Wibowo: 2013). Penyusunan RPP kurikulum 2013 menuntut guru untuk menyeimbangkan pengetahuan dengan karakter masing-masing siswa. Pendidikan karakter adalah upaya terencana dalam mengetahui kebaikan, mencintainya dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari (Suyadi: 2013). Pedidikan karakter merupakan pemberian tuntunnan kepada siswa agar menjadi manusia yang baik (menjadi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
109
manusia seutuhnya yang berkarakter dalam dimensi hati, pikir, raga, serta rasa dan karsa) (Samani&Hariyanto: 2012).
Lisyarti
(2012)
mengatakan bahawa
pendidikan karakter memiliki nilai-nilai yang meliputi : religious, jujur, toleransi, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi, bersahabat, cinta damai, peduli lingkungan, bersosialisasi serta tanggung jawab. 7.
Menggunakan penilaian Autentik Penilaian dalam kurikulum 2013 meliputi penilaian hasil dan proses yang
biasa disebut penilaian autentik. Maksud dari penilaian autentik yaitu selain menilai hasil yang dicapai siswa, proses dalam mengikuti kegiatan pembelajaran juga dinilai. Penilaian autentik merupakan kegiatan penilaian pada siswa yang berfokus pada nilai hasil dan nilai proses dengan menggunakan tabel penilaian sesuai kompetensi yang akan dicapai (Kunandar: 2014). Penilaian autentik memandang penilaian dan proses pembelajaran adalah dua hal yang selalu berkaitan (Kemendikbud: 2014). Kemendikbud (2014) juga menyatakan bahwa penilaian autentik mempunyai tujuan yaitu memberikan prestasi bukan hanya pada hasil akan tetapi pada proses yang dijalani. Ada tiga jenis penilaian autentik yaitu (1) penilaian sikap meliputi observasi, penilaian diri, penilaian antar teman, dan jurnal catatan guru; (2) penilaian pengetahuan berupa tes tertulis, tes lisan, dan penugasan; (3) Penilaian keterampilan berupa penilaian kinerja, proyek, dan portofolio (Kemendikbud: 2014).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
110
4.1.2.2.2. Revisi Produk Revisi desain dilakukan dengan melihat penilaian ahli secara kuantitatif dan kualitatif. Rata-rata jumlah nilai yang diperoleh dari masingmasing ahli yaitu di atas 90. Pembelajaran 1,2,3,4,5 dan 6 berada para peringkat “Amat Baik”. Secara kuantitatif, peneliti tidak perlu melakukan revisi. Secara kualitatif, peneliti melakukan revisi yang didapakan dari komentar dan saran yang diperoleh dari para ahli validasi RPPH. Peneliti melakukan revisi sesuai dengan komentar dan saran yang didapatkan. Secara garis besar, revisi dilakukan pada penilaian, penulisan kata, alokasi waktu, indikator dan tujuan serta memperjelas kegiatan saintifik. 4.1.2.3. Kualitas Penyusunan RPPH Berbasis Permainan Anak Kelas I SD pada Subtema Kegiatan Siang Hari Kualitas produk RPPH diperoleh dari validasi produk oleh 12 ahli meliputi pakar Kurikulum, pakar pembelajaran tematik, pakar permainan anak, pakar bidang studi Bahasa Indonesia, Matematika, PPKn, IPS, IPA, PJOK, dan SBdP, serta kepala sekolah dan guru. Validasi mengahsilkan data kuantitatif dan data kualitatif. Data kuantitatif didapat dari skor yang diperoleh dan data kualitatif diperoleh melalui komentar atau masukan dari para ahli. Bagian ini akan menjelaskan kualitas produk RPPH berdasarkan validasi produk , hasil validasi ahli, dan revisi produk. 4.1.2.3.1. Validasi Produk Validasi produk dilakukan sebelum produk digunakan untuk uji coba terbatas. validasi dilakukan oleh pakar atau tenaga ahli yang berkompeten
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
111
dibidangnya untuk menilai produk yang dirancang oleh peneliti. Validasi dilakukan oleh 12 pakar yang meliputi pakar bidang studi bahasa Indonesia, Matematika, SBdP, PPKn, IPA, IPS, PJOK, pakar kurikulum, pakar pembelaran, pakar permainan anak, kepala sekolah dan guru. Penilaian validasi berupa kuesioner yang diambil dari BPSDM (Badan Pengembangan Sumber Daya Pendidikan Manusia). Kuesioner tersebut menunjukkan penskoran secara kuantitatif dan kualitatif. Nilai kuantitatif diperoleh dari perolehan nilai dan kualitatif diperoleh dari komentar dan saran ahli. Jumlah skor maksimal yang diperoleh peneliti adalah 90. Rumus perhitungan penilaian RPPH dapat dilihat pada gambar 4.2. Gambar 4.2 Rumus Skor Penilaian RPPH Nilai =
X 100
Hasil penskoran yang telah dilakuakn kemudian dikelompokkan kedalam beberapa kriteria untuk mengetahui tingkat kualitas produk yang dihasilkan. Kriteria penilaian diambil dari instrument penilaian RPPH oleh Kemendikbud tahun 2014. Kriteria penilaian dalam kuesioner dapat dilihat pada tabel 4.11. Tabel 4.11. Kriteria Penilaian Peringkat RPPH PERINGKAT Amat Baik (AB) Baik(B) Cukup (C) Kurang (K) Sumber: Kemendikbud 2014
NILAI 90
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
112
Validasi produk dilakukan dengan 12 ahli dengan tujuan mengetahui kelayakan dan kualitas produk sebelum di uji cobakan. RPPH dalam satu pertemuan akan direvisi jika perolehan rerata keseluruhan dari para ahli ≤90. Ahli juga memberikan komentar dan saran secara langsung maupun dalam bentuk tulisan dalam memvalidasi produk. Revisi juga dilakukan dari hasil komentar dan saran dalam penilaiannya. Rekapitulasi penilaian para ahli secara kuantitatif dan kualitatif dapat dilihat pada tabel 4.12 - 4.23.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
113
Tabel 4.12 Rekapitulasi validasi kuantitatif pembelajaran 1 No.
Butir Item
1
Item1
2 Item2 3 Item3 4 Item4 5 Item5 6 Item6 7 Item7 8 Item8 9 Item9 10 Item10 11 Item11 12 Item12 13 Item13 14 Item14 15 Item15 16 Item16 17 Item17 18 Item18 19 Item19 20 Item20 21 Item21 22 Item22 23 Item23 24 Item24 25 Item25 26 Item26 27 Item27 28 Item28 29 Item29 30 Item30 Skor Ahli
Nilai =
84,67 90
1 3
2 3
3 3
4 3
Ahli/Pakar 5 6 7 8 3 3 3 3
3
3
3
3
2
3
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
3 3 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 2 3 3
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3
2 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3
2 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3
3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
90 78
89 85 84
X 100 = 94,07
89
3
3
9 3
Rata 10 11 12 Rata 3 3 2 2.83
3
3
3
2
2.75 3 3 3 3 3 3 2.83 3 3 2 3 3 3 2.91 3 3 3 3 3 3 2.91 3 3 2 3 3 3 2.83 3 2 2 3 3 3 2.75 3 3 2 3 3 3 2.75 3 3 3 3 3 3 2.75 3 3 3 3 3 2 2.6 3 3 2 3 3 3 2.83 3 3 3 3 3 3 2.83 3 3 3 3 3 3 2.75 3 3 3 3 3 3 2.91 2 2 3 3 3 2 2.91 2 2 3 3 3 2 2.83 2 2 3 3 3 2 2.83 2 2 2 3 3 2 2.91 3 2 3 3 2 3 2.58 3 2 3 3 2 3 2.75 3 2 3 3 2 3 2.75 3 3 3 3 3 3 2.91 3 3 3 3 2 3 2.83 3 3 2 3 3 3 2.75 3 3 2 3 3 3 2.83 3 3 3 3 3 3 2.91 3 3 1 2 3 3 2.91 3 3 2 3 3 3 2.83 3 3 3 0 3 3 2.75 3 3 2 3 3 3 2.75 86 82 78 86 86 83 84,67/2,81
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
114
Tabel 4.12 menunjukkan hasil rekapitulasi validasi ahli pada pembelajaran 1 yang telah di lakukan oleh para ahli menunjukkan jumlah skor ahli dengan jumlah rata-rata 84,67 dan rata-rata per item berjumlah 2,81. Dari skor ahli dilakukan perhitungan dengan rumus dan menghasilkan nilai akhir untuk penilaian pembelajaran 1 sebanyak 94,07. Menurut kriteria penilaian, skor 94,07 termasuk dalam kategori “Amat Baik” (AB) dengan rentang nilai 90 < AB < 100. Namun peneliti melakukan revisi sesuai saran dan komentar para ahli yang dapat dilihat pada tabel 4.13. Tabel 4.13 Rekapitulasi validasi kualitatif pembelajaran 1 No 1
Ahli IPA
Saran dan Komonetar a.
b.
c.
2
Guru Kelas I
3
PKn
4
Permainan
5
Bahasa Indonesia
Pemilihan materi ajar perlu lebih di sesuaikan dengan peserta didik Kegiatan saintifik perlu di perjelas terutama pada kegiatan menanya dan menalar Rubrik penilaian antara criteria baik dan cukup perlu di perjelas bedanya
Dalam pendahuluan/kegiatan awal sebaiknya anak diajak menyanyi “Si Kancil Anak Nakal”. Lembar penilaian kognitif tidak boleh pakai non tes Sudah baik Papan tulis sebagai media ?
Tindak Lanjut Memilih bahan ajar, memperjelas kegiatan saintifik, memperjelas perbedaan pada rubrik peilaian
Mengajak anak menyanyikan lagu “Si Kancil Anak Nakal” sebelum memulai kegiatan pembelajaran Memperbaiki penilaian kognitif -
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
115
Tabel 4.14 Rekapitulasi validasi kuantitatif pembelajaran 2 No.
Butir Item
1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
2 3 3 2 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 2 3 2 2 3 2 3 3
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 2 3
4 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3
5 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3
1 Item1 2 Item2 3 Item3 4 Item4 5 Item5 6 Item6 7 Item7 8 Item8 9 Item9 10 Item10 11 Item11 12 Item12 13 Item13 14 Item14 15 Item15 16 Item16 17 Item17 18 Item18 19 Item19 20 Item20 21 Item21 22 Item22 23 Item23 24 Item24 25 Item25 26 Item26 27 Item27 28 Item28 29 Item29 30 Item30 Skor Ahli 90 81 86 87 85 90 88
85,17
Nilai = 90 X 100 = 94,63 a. Kualitatif
Rata 9 10 11 12 Rata 3 3 3 2 2.91 3 3 3 3 3 2 3 3 2 2.66 3 3 3 3 2.91 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2.91 2 3 3 3 2.83 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2.91 2 3 3 2 2.75 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2.83 3 2 3 2 2.58 3 2 3 2 2.58 3 2 3 2 2.66 2 2 3 2 2.66 3 2 3 3 2.83 3 2 3 3 2.83 3 2 3 3 2.75 3 3 3 3 2.91 3 3 3 3 2.91 2 3 3 3 2.91 2 3 3 3 2.75 3 2 3 3 2.83 3 2 3 2 2.75 2 3 3 3 2.75 3 3 3 2 2.75 2 3 3 3 2.91 82 81 81 90 81 85.17/2,84
Ahli/Pakar 6 7 8 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 2 2 3 3 2 3 3 2 3 3 2 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
116
Tabel 4.14 menunjukkan hasil rekapitulasi validasi ahli pada pembelajaran 2 yang telah di lakukan oleh para ahli menunjukkan jumlah skor ahli dengan jumlah rata-rata 85,17 dan rata-rata per item berjumlah 2,84. Dari skor ahli dilakukan perhitungan dengan rumus dan menghasilkan nilai akhir untuk penilaian pembelajaran 2 sebanyak 94,63. Menurut kriteria penilaian, skor 94,63 termasuk dalam kategori “Amat Baik” (AB) dengan rentang nilai 90 < AB < 100. Namun peneliti juga melakukan revisi sesuai saran dan komentar para ahli yang dapat dilihat pada tabel 4.15. Tabel 4.15 Rekapitulasi validasi kuantitatif pembelajaran 2 No
Ahli
1
IPA
2
Bahasa Indonesia
Saran dan Komonetar a. Tujuan dan indikator belum sinkron b. Kegiatan saintifik perlu diperjelas pada kegiatan menanya dan menalar c. Dalam melakukan permainan engkling perlu memperhatikan waktu d. Penilaian sikap dapatkah dibuat rubriknya Indikator bersyukur menunjukkan rasa syukur lengkapi penilaian dengan kisi-kisi soal dan kunci jawaban !
Tindak Lanjut Menyinkronkan tujuan dan indikator, memperjelas kegiatan saintifik, memperhatikan waktu untuk permainan, membuat rubrik penilaia sikap
Melengkapi kisi-kisi soal dan kunci jawaban
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
117
Tabel 4.16 Rekapitulasi validasi kuantitatif pembelajaran 3 No.
Butir Item
1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
2 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3
1 Item1 2 Item2 3 Item3 4 Item4 5 Item5 6 Item6 7 Item7 8 Item8 9 Item9 10 Item10 11 Item11 12 Item12 13 Item13 14 Item14 15 Item15 16 Item16 17 Item17 18 Item18 19 Item19 20 Item20 21 Item21 22 Item22 23 Item23 24 Item24 25 Item25 26 Item26 27 Item27 28 Item28 29 Item29 30 Item30 Skor Ahli 90 85 88
Nilai =
86,67 90
X 100 = 96,3
4 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3
5 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
Ahli/Pakar 6 7 8 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 2 2 3 3 2 3 3 2 3 3 2 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
9 3 3 2 3 3 3 2 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3
10 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
11 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
86 88 90 88 83 81 90 90
Rata 12 Rata 2 2.91 3 3 2 2.83 3 3 3 3 3 2.91 3 2.91 3 2.83 3 2.91 2 2.83 3 3 3 2.91 3 3 3 2.91 2 2.75 2 2.66 2 2.75 2 2.75 3 2.83 3 2.91 3 2.83 3 2.91 3 3 3 3 3 3 3 2.83 2 2.83 3 2.83 2 2.83 3 2.91 81 86,67/2,89
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
118
Tabel 4.16 menunjukkan hasil rekapitulasi validasi ahli pada pembelajaran 3 yang telah di lakukan oleh para ahli menunjukkan jumlah skor ahli dengan jumlah rata-rata 86,67 dan rata-rata per item berjumlah 2,89. Dari skor ahli dilakukan perhitungan dengan rumus dan menghasilkan nilai akhir untuk penilaian pembelajaran 3 sebanyak 96,3. Menurut kriteria penilaian, skor 96,3 termasuk dalam kategori “Amat Baik” (AB) dengan rentang nilai 90 < AB < 100. Namun peneliti juga melakukan revisi sesuai saran dan komentar para ahli yang dapat dilihat pada tabel 4.17. Tabel 4.17 Rekapitulasi validasi kuantitatif pembelajaran 3 No
Ahli
1
IPA
2
Guru Kelas I
3 4
Saran dan Komonetar Rubrik pada lembar penilaian sikap, pengetahuan dan keterampilan perlu diperbaiki.
Tindak Lanjut Memperbaiki rubrik penilaian
Dalam kegiatan inti dalam menuliskan syair lagu “Hari Sudah Siang” guru meminta bantuan siswa (mengingat waktu), waktunya tidak cukup. Permainan Cek pemilihan kata
Memperhatikan alokasi waktu
Bahasa Indonesia
Melegkapi kisi-kisi dan kunci jawaban
Lengkapi dengan kisi-kisi soal dan kunci jawaban
Mengecek pemilihan kata
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
119
Tabel 4.18 Rekapitulasi validasi kuantitatif pembelajaran 4 No.
Butir Item
1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
2 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 2 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3
4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3
5 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3
Ahli/Pakar 6 7 8 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 2 3 3 2 3 3 2 3 3 2 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
Rata2 9 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 1 3
1 Item1 2 Item2 3 Item3 4 Item4 5 Item5 6 Item6 7 Item7 8 Item8 9 Item9 10 Item10 11 Item11 12 Item12 13 Item13 14 Item14 15 Item15 16 Item16 17 Item17 18 Item18 19 Item19 20 Item20 21 Item21 22 Item22 23 Item23 24 Item24 25 Item25 26 Item26 27 Item27 28 Item28 29 Item29 30 Item30 Skor Ahli 90 80 88 88 83 90 89 82 82
Nilai =
86,08 90
X 100 = 95,64
10 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
11 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3
12 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3
2.91 3 2.75 3 3 2.91 2.83 2.91 2.91 2.83 2.91 2.91 3 2.83 2.66 2.66 2.75 2.75 2.91 2.91 2.83 2.83 3 2.91 3 2.91 2.83 2.75 2.66 2.91 90 89 82 86,08/2,87
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
120
Tabel 4.18 menunjukkan hasil rekapitulasi pada pembelajaran 4 yang telah di lakukan oleh para ahli menunjukkan jumlah rata-rata 86,08 dan rata-rata per item berjumlah 2,87. Dari skor tersebut dilakukan perhitungan dengan rumus dan menghasilkan nilai akhir untuk penilaian pembelajaran 4 sebanyak 95,64. Menurut kriteria penilaian, skor 95,64 termasuk dalam kategori “Amat Baik” (AB) dengan rentang nilai 90 < AB < 100. Namun peneliti juga melakukan revisi sesuai saran dan komentar para ahli yang dapat dilihat pada tabel 4.19. Tabel 4.19 Rekapitulasi validasi kuantitatif pembelajaran 4 No Ahli 1 IPA 2
IPS
Saran dan Komonetar
Perbaiki rubrik penilaian Pengetahuan = penilaian disesuaikan
Tindak Lanjut Memperbaiki rubrik penilaian
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
121
Tabel 4.20 Rekapitulasi validasi kuantitatif pembelajaran 5 No.
Butir Item
1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
2 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3
4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3
5 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3
Ahli/Pakar 6 7 8 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 2 3 3 2 3 3 2 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3
Rata2 9 3 3 2 1 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 2 3 3 2 2 3
10 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3
11 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3
12 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3
1 Item1 2 Item2 3 Item3 4 Item4 5 Item5 6 Item6 7 Item7 8 Item8 9 Item9 10 Item10 11 Item11 12 Item12 13 Item13 14 Item14 15 Item15 16 Item16 17 Item17 18 Item18 19 Item19 20 Item20 21 Item21 22 Item22 23 Item23 24 Item24 25 Item25 26 Item26 27 Item27 28 Item28 29 Item29 30 Item30 Skor Ahli 90 85 89 88 86 89 88 80 80 88 88 83
Nilai =
86,17 90
X 100 = 95,74
2.91 3 2.75 2.75 2.91 2.91 2.58 3 2.91 3 3 3 3 2.83 2.83 2.83 2.83 2.75 2.83 2.91 2.83 2.91 2.91 3 2.91 2.91 2.91 2.66 2.66 2.83 86,17/2,87
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
122
Tabel 4.20 menunjukkan hasil rekapitulasi pada pembelajaran 5 yang telah di lakukan oleh para ahli menunjukkan jumlah rata-rata 86,17dan rata-rata per item berjumlah 2,87. Dari skor tersebut dilakukan perhitungan dengan rumus dan menghasilkan nilai akhir untuk penilaian pembelajaran 5 sebanyak 95,74. Menurut kriteria penilaian, skor 95,74 termasuk dalam kategori “Baik” (AB) dengan rentang nilai 80 < AB < 90. Namun peneliti juga melakukan revisi sesuai saran dan komentar para ahli yang dapat dilihat pada tabel 4.21. Tabel 4.21 Rekapitulasi validasi kuantitatif pembelajaran 5 No 1
Ahli IPA
Saran dan Komonetar
Kriteria pada penilaian keterampilan antara baik dan cukup perlu di perjelas untuk membedakan dalam menilai
Tindak Lanjut Memperjelas kriteria penilaian
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
123
Tabel 4.22 Rekapitulasi validasi kuantitatif pembelajaran 6 No.
Butir Item
1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2
2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3
4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3
1 Item1 2 Item2 3 Item3 4 Item4 5 Item5 6 Item6 7 Item7 8 Item8 9 Item9 10 Item10 11 Item11 12 Item12 13 Item13 14 Item14 15 Item15 16 Item16 17 Item17 18 Item18 19 Item19 20 Item20 21 Item21 22 Item22 23 Item23 24 Item24 25 Item25 26 Item26 27 Item27 28 Item28 29 Item29 30 Item30 Skor Ahli 88 86 89 87
Nilai =
86,83 90
X 100 = 96,47
Rata 5 9 10 11 12 Rata 3 3 3 3 2 2.91 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 2 2.75 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2.91 3 2 2 3 3 2.75 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2.91 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2.91 3 3 3 3 3 2.91 3 3 3 3 2 2.83 3 3 3 3 2 2.83 3 3 3 3 2 2.83 3 3 3 3 2 2.83 3 3 3 3 3 2.91 3 3 3 3 3 2.91 3 3 3 3 3 2.83 3 3 3 3 3 2.91 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2.91 3 2 3 3 3 2.91 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2.91 2 2 3 3 3 2.75 3 1 3 3 2 2.58 3 3 3 3 3 2.75 88 90 89 81 82 89 90 83 86,83/2,89 Ahli/Pakar 6 7 8 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 2 3 3 2 3 3 2 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
124
Tabel 4.22 menunjukkan hasil rekapitulasi pada pembelajaran 6 yang telah di lakukan oleh para ahli menunjukkan jumlah rata-rata 86,83 dan rata-rata per item berjumlah 2,89. Dari skor tersebut dilakukan perhitungan dengan rumus dan menghasilkan nilai akhir untuk penilaian pembelajaran 6 sebanyak 96,47. Menurut kriteria penilaian, skor 96,47 termasuk dalam kategori “Amat Baik” (AB) dengan rentang nilai 90 < AB < 100. Namun peneliti juga melakukan revisi sesuai saran dan komentar para ahli yang dapat dilihat pada tabel 4.23. Tabel 4.23 Rekapitulasi validasi kualitatif pembelajaran 6 No Ahli 1 IPA
2
Permainan
Saran dan Komonetar Penilaian autentik perlu diperbaiki terutama pada rubrik penskoran baik dan cukup Perbaiki hurufnya
Tindak Lanjut Memperbaiki penilaian
Memperbaiki huruf
4.1.2.3.2. Hasil Validasi Ahli Hasil penialain dari 12 ahli menunjukkan bahwa produk RPPH memiliki peringkat “Amat Baik”. RPPH yang memiliki peringkat tersebut sudah layak untuk melakukan uji coba lapangan. Rekapitulasi nilai dan peringkat secara lebih jelas dapat dilihat pada tabel 4.24.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
125
Tabel 4.24 Rekapitulasi nilai dan peringkat RPPH Pertemuan Pertemuan 1 Pertemuan 2 Pertemuan 3 Pertemuan 4 Pertemuan 5 Pertemuan 6 Rerata
Nilai 94,07 94,63 96,3 95,64 95,74 96,47 95,47
Peringkat Amat Baik Amat Baik Amat Baik Amat Baik Amat Baik Amat Baik Amat Baik
Tabel 4.24 menunjukkan bahwa rerata perolehan nilai produk RPPH adalah 95,47. Rata-rata tersebut menunjukkan bahwa RPPH mendapatkan peringkat “Amat Baik”. Namun
peneliti perlu melakukan revisi produk di
beberapa bagian RPPH sesuai dengan komentar dan saran para ahli. Revisi yang dilakuan pada penilaian, penulisan kata, alokasi waktu, indikator dan tujuan serta memperjelas kegiatan saintifik. 4.1.2.4.Dampak RPPH Berbasis Permainan Anak Kelas I SD Subtema “Anggota Keluargaku” Bagian ini menjelaskan dampak RPPH berbasis permainan anak kelas I SD subtema “kegiatan siang hari” terhadap prestasi belajar siswa. Dampak tersebut diketahui melalui uji coba produk. 4.1.2.4.1. Penyusunan Instrumen Validasi Uji coba terbatas produk dilakukan di SD Negeri Jongkang dengan subjek 5 orang siswa kelas I. Peneliti menyusun instrumen yang digunakan dalam tahap uji coba terbatas, antara lain kuesioner siswa dan wawancara guru terhadap uji coba RPPH berbasis permainan.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
126
4.1.2.4.1.1. Validasi kuesioner pendapat siswa dan wawancara guru Kuesioner yang digunakan untuk mengetahui pendapat siswa dan guru terhadap efektifitas kegiatan uji coba terbatas telah melalui tahap validasi ahli. Kuesioner tanggapan siswa akan dihitung menggunakan skala likert. Hasil perolehan kuesioner siswa dapat dilihat pada tabel 4.25. Tabel 4.25 Hasil kuesioner siswa Nomer 1 2 3 4 5 Rerata
Nama A B C D E
Hasil 12 12 12 10 11 11,4
Kualifikasi Puas Puas Puas Puas Puas Puas
Tabel 4.25 menunjukan perolehan nilai hasil kuesioner pendapat siswa terhadap uji coba produk RPPH berbasis permainan anak. Nilai tersebut selanjutnya dilihat kualifikasi untuk melihat tingkat tanggapan siswa. Kualifikasi dapat dilihat pada tabel 4.26. Tabel 4.26 Kualifikasi nilai Rentang Nilai 6 – 12 3- 6 ≤3
Sumber: Widoyoko 2013
Kualifikasi Puas Cukup Tidak Puas
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
127
4.1.2.4.1.1. Validasi soal Pretest dan Postest Peneliti membuat 40 soal yang harus divalidasi menggunakan SPSS 16. Soal dibuat dari kisi-kisi berdasarkan kompetensi dasar pada subtema “Kegiatan Siang Hari”. Soal tersebut terdiri dari muatan Matematika, PPKn, Bahasa Indonesia, SBdP dan PJOK. Soal dibuat dalam bentuk pilihan ganda. Uji validitas instrumen soal tes dilakukan di SD N J. Pengujian dilakukan terhadap 31 siswa di kelas 2B SD. Uji validitas soal dilakukan dengan menggunakan korelasi Pearson. Soal yang digunakan untuk uji validitas sebanyak 40 soal. Uji validitas soal dilakukan dengan menggunakan korelasi point biserial. Nilai rpbi tabel dalam Sugiyono (2011) dengan taraf signifikansi 5% adalah 0,355 dan 1% adalah 0,456 dengan n = 31. Soal dikatakan valid jika r pbi hitung > rpbi tabel, sebaliknya jika rpbi hitung < rpbi tabel maka dikatakan tidak valid. Penelitian ini menggunakan program SPSS 16.0 dalam menghitung validitas soal untuk meminimalisir kesalahan perhitungan yang disebabkan ketidaktelitian. Hasil pengujian soal dapat dilihat pada tabel 4.27. Tabel 4.27. Rekapitulasi Hasil Uji Validitas Instrumen Tes No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
rpbi-hitung 0,147 0,345 0,307 0,458** 0,420* 0,411* 0,428* 0,326 0,131 0,352 0,369* -0,027 0,191 0,581**
rpbi-tabel 5% 0,355 0,355 0,355 0,355 0,355 0,355 0,355 0,355 0,355 0,355 0,355 0,355 0,355 0,355
rpbi-tabel 1% 0,456 0,456 0,456 0,456 0,456 0,456 0,456 0,456 0,456 0,456 0,456 0,456 0,456 0,456
Sig 2-tailed 0,432 0,057 0,093 0,010 0,019 0,022 0,016 0,073 0,482 0,052 0,041 0,885 0,304 0,001
Hasil Tidak Valid Tidak Valid Tidak Valid Valid Valid Valid Valid Tidak Valid Tidak Valid Tidak Valid Valid Tidak Valid Tidak Valid Valid
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
No 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40
rpbi-hitung 0,552** 0,287 2,289 0,178 0,320 0,420 0,599** 0,323 0,535** 0,234 0,544** 0,482** 0,319 0,372* 0,372* 0,150 0,378* 0,443* 0,482** 0,265 0,335 0,104 0,301 0,282 0,493** 0,306
rpbi-tabel 5% 0,355 0,355 0,355 0,355 0,355 0,355 0,355 0,355 0,355 0,355 0,355 0,355 0,355 0,355 0,355 0,355 0,355 0,355 0,355 0,355 0,355 0,355 0,355 0,355 0,355 0,355
rpbi-tabel 1% 0,456 0,456 0,456 0,456 0,456 0,456 0,456 0,456 0,456 0,456 0,456 0,456 0,456 0,456 0,456 0,456 0,456 0,456 0,456 0,456 0,456 0,456 0,456 0,456 0,456 0,456
Sig 2-tailed 0,001 0,117 0,115 0,337 0,079 0,019 0,000 0,076 0,002 0,205 0,002 0,006 0,080 0,039 0,040 0,421 0,036 0,013 0,006 0,150 0,065 0,579 0,100 0,124 0,005 0,094
128
Hasil Valid Tidak Valid Tidak Valid Tidak Valid Tidak Valid Tidak Valid Valid Tidak Valid Valid Tidak Valid Valid Valid Tidak Valid Valid Valid Tidak Valid Valid Valid Valid Tidak Valid Tidak Valid Tidak Valid Tidak Valid Tidak Valid Valid Tidak Valid
Priyanto (2012) menyatakan bahwa cara mengetahui validnya suatu item dapat dinyatakan valid jika nilai positif dan rpbi hitung > rpbi tabel. Selanjutnya, item dapat dinyatakan tidak valid jika jika rpbi hitung < rpbi tabel. Hasil uji validitas menunjukkan bahwa 40 soal yang diujikan kepada 31 siswa menghasilkan 18 soal valid yaitu no 4, 5, 6, 7, 11, 14, 15, 20, 21, 23, 25, 26, 28, 29, 31, 32, 33, dan 39. Kriteria pemilihan item soal dengan cara melihat indikator setiap pembelajaran. Peneliti menggunakan semua soal yang valid tersebut untuk dijadikan pretest dan posttest. Kisi–kisi soal yang digunakan untuk instrumen pretest dan posttes dapat dilihat pada tabel 4.28.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
129
Tabel 4.28 Kisi-kisi soal Pretest dan Posttest Kompetensi Dasar
Indikator Pembelajaran
Nomor Soal Valid 28,29
Nomor Soal Jadi 12,13
3.2 Mengenal pola irama lagu bervariasi menggunakan alat musik ritmis. 3.5 Mengenal bangun datar dan bangun ruang menggunakan bendabenda yang ada di sekitar rumah, sekolah, atau tempat bermain 3.9 Membandingkan dengan memperkirakan lama suatu aktivitas berlangsung menggunakan istilah sehari-hari (lebih lama, lebih singkat)
3.2.2 Menjawab pertanyaan mengenai isi lagu. 3.5.1 Mengidentifikasi benda yang berbentuk kerucut 3.5.2 Mengidentifikasi benda yang berbentuk balok 3.9.1 Menentukan waktu yang lebih lama dan lebih singkat suatu kegiatan
20
7
21
8
39
18
3.2 Mengenal tata tertib dan aturan yang berlaku dalam kehidupan sehari-hari di rumah dan sekolah.
3.2.1 Membedakan perilaku tertib dan tidak tertib 3.2.2Menjodohkan gambar-gambar perilaku tertib dan tidak tertib
7
4
6
3
25,26
10,11
3.1.1 Menjelaskan manfaat tidur siang.
11
6
3.2.1 Menyebutkan jenisjenis makanan sehat berdasarkan teks
32
15
Muatan
SBdP
Matematika
PPKn
Bahasa Indonesia
3.2 Mengenal tata tertib dan aturan yang berlaku dalam kehidupan sehari-hari di rumah dan sekolah. 3.1 Mengenal teks deskriptif tentang anggota tubuh dan pancaindra, wujud, dan sifat benda, serta peristiwa siang dan malam dengan bantuan guru atau teman dalam bahasa Indonesia lisan dan tulis yang dapat diisi dengan kosakata bahasa daerah untuk membantu pemahaman. 3.2 Mengenal teks petunjuk/ arahan tentang perwatan tubuh serta pemeliharaan kesehatan dan kebugaran
3.2.1Mendiskusikan jadwal petugas piket
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PJOK
tubuh dengan bantuan guru atau teman dalam bahasa Indonesia lisan dan tulis yang dapat diisi dengan kosa kata bahasa daerah untuk membantu pemahaman. 3.4 Mengenal teks cerita diri/ personal tentang keberadaan keluarga dengan bantuan guru atau teman dalam bahasa Indonesia lisan dan tulis yang dapat diisi dengan kosakata bahasa daerah untuk membantu pemahaman. 3.4 Mengenal teks cerita diri/ personal tentang keberadaan keluarga dengan bantuan guru atau teman dalam bahasa Indonesia lisan dan tulis yang dapat diisi dengan kosakata bahasa daerah untuk membantu pemahaman. 3.5 Mengenal teks diagram/label tentang anggota keluarga dan kerabat dengan bantuan guru atau teman dalam bahasa Indonesia lisan dan tulis yang dapat diisi dengan kosakata bahasa daerah untuk membantu pemahaman 3.1 Mengetahui konsep gerak dasar lokomotor sesuai dengan dimensi anggota tubuh yang digunakan, arah, ruang gerak, hubungan, dan usaha, dalam berbagai bentuk permainan sederhana dan atau tradisional.
3.2.2 Mengurutkan gambar berseri dengan bantuan teks
33
17
3.4.1 Menyimak teks lagu “Hari Sudah Siang”.
23
9
3.4.1 Menuliskan pengalaman saat makan
31
14
3.5.1 Mengidentifikasi isi teks dengan menjawab pertanyaan.
4,5
1,2
3.1.1 Menyebutkan contoh jalan zig zag dengan posisi badan rileks menghadap ke depan yang diperagakan guru.
14,15
5,6
130
Setelah soal tersebut di uji tingkat kevalidan, maka peneliti melakukan uji reliabilitas. Reliabilitas 18 soal yang dibunakan dalam instrumen pretest dan posttest ditunjukkan oleh tabel 4. 29.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
131
Tabel 4.29 Uji Reliabilitas Reliability Statistics Cronbach's Alpha .834
N of Items 18
Hasil reliabilitas dari 18 soal menunjukkan 0,834, maka bila dilihat dari koefisien reliabilitas menurut Sugiyono (2014) kualitas reliabilitas soal adalah “Tinggi”. Kategori “Tinggi” menurut Sugiyono (2014) adalah rentang nilai 0,710,90. Kriteria koefisien reliabilitas dapat dilihat pada tabel 4.30. Tabel 4.30 Kriteria koefisien reliabilitas Interval koefisien reliabilitas 0,091-1,00 0,71- 0,90 0,41- 0,70 0,21- 0,40 Negatif -0,20 Sumber: Sugiyono 2014
Kualitatif Sangat tinggi Tinggi Cukup Rendah Sangat rendah
4.1.2.4.5. Uji Coba Produk Uji coba terbatas dilakukan di SDN J pada kelas IB pada tahun ajaran 2014/2015 dengan mengambil sampel sebanyak 5 siswa. Peneliti memilih SDN J dikarenakan sedang melakukan PPL di Sekolah tersebut. Uji coba terbatas dilakukan pada tanggal 15–22 November.
Uji coba dilakukan selama 6 kali
pertemuan dengan alokasi 60 menit pada setiap pertemuan. Sebelum dan sesudah dilakukan uji coba, peneliti memberikan Pretest dan Posttest guna mengetahui keberhasilan produk. Jumlah soal pretest dan posttest adalah 18 item berupa pilihan ganda. Jadwal pelaksanaan uji coba terbatas dapat dilihat pada tabel 4.31.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
132
Tabel 4.31 Jadwal pelaksanaan Uji coba terbatas No 1
Hari/tanggal Sabtu, 15 November 2014
Waktu 08.00-09.00
2
Senin, 17 November 2014
08.30-09.30
3
Selasa, 18 November 2014
08.30-09.30
4
Rabu, 19 November 2014
08.30-09.30
5
Kamis, 20 November 2014
08.30-09.30
6
Jumat, 21 November 2014
08.30-09.30
7
Sabtu, 22 November 2014
08.30-09.30 09.30-10.00
Materi Pre-test Membaca nyaring cerita kancil dan buaya (terlampir) Permainan mencari pasangan (Membedakan Perilaku Tertib dan Tidak Tertib) Permainan engklek (Bangun ruang) Melakukan jalan zig zag Berlatih membuat kalimat Bernyanyi da memperagakan tepuk irama Membuat jadwal piket Melaksanakan tugas piket Menyayikan nama-nama hari Permainan pasaran (mengenal makanan sehat) Menggambar suasana siang hari Menentukan lama tidaknya qaktu dalam beraktivitas Post-test
4.1.2.4.5.1. Uji Coba Terbatas Sebelum dilaksanakan uji coba terbatas, kelima siswa mengerjakan soal pretest yang berjumlah 18 soal berupa pilihan ganda. Siswa diberi waktu untuk mengerjakan soal tes selama 30 menit. Siswa diminta untuk mengerjakan soal pretest selama 30 menit. Pretest dikerjakan siswa dengan keadaan tenang. Ada salah satu siswa berinsial B yang belum bisa membaca sehingga penelti harus membantu membacakan soal dan pilihan jawaban yang kemudian dijawab B.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
133
Siswa yang lain ada yang menanyakan jawaban kepada peneliti namun peneliti tidak menjawab. Siswa mengerjakan soal pretest dengan waktu yang cukup lama. Soal yang dikerjakan memuat beberapa mata pelajaran yang meliputi PPKn, Bahasa Indonesia, Matematika, SBdP dan PJOK. Setelah selesai pendampingan siswa mengerjakan soal posttest. Setelah siswa melaksanakan kegiatan pembelajaran selama enam kali, siswa mengerjakan posttest. Soal posttest sama dengan soal pretest. Siswa diberi waktu untuk mengerjakan soal posttest selama 30 menit. Siswa tidak banyak mengalami kesulitan karena pada menit ke-15 empat siswa sudah selesai mengerjakan. Ada satu siswa berinisial B yang belum bisa membaca sehingga tertinggal dalam mengerjakan. 4.1.2.4.5.1.1. Hasil Uji Coba Terbatas RPPH Pembelajaran 1 Uji coba terbatas untuk produk RPPH pada pembelajaran 1 dilakukan pada hari Senin tanggal 17 November 2014 selama 1 jam. Kegiatan uji coba ini dimulai pukul 08.30-09.30 WIB dengan siswa kelas I SDN J. Peneliti melaksanakan pembelajaran sesuai langkah-langkah yang ada pada RPPH pembelajaran 1. Kegiatan pembelajaran ini dilakukan di dalam ruangan. Permainan mencari pasangan digunakan untuk memudahkan siswa dalam membedakan perilaku tertib dan tidak tertib. Siswa bermain dengan cara memasangkan gambar dan tulisan yang sesuai, dengan begitu siswa akan tahu mana perilaku yang tertib dan tidak tertib.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
134
4.1.2.4.5.1.2. Hasil Uji Coba Terbatas RPPH Pembelajaran 2 Uji coba terbatas untuk produk RPPH pada pembelajaran 2 dilakukan pada hari Selasa tanggal 18 November 2014 selama 1 jam. Kegiatan uji coba ini dimulai pada pukul 08.30-09.30 WIB dengan siswa kelas I SDN J. Peneliti melaksanakan pembelajaran sesuai langkah-langkah yang ada pada RPPH pembelajaran 2. Kegiatan pembelajaran ini dilakukan di luar kelas. Permainan
engklek
digunakan
untuk memudahkan
siswa
dalam
mempelajari macam-macam bangun ruang. Siswa bermain dengan cara bermain engklek secara bergantian. Anak melempar gacuk, gacuk dilihat jatuh di mana. Madding-masing kotak sudah berisi soal. Kotak yang kejatuhan gacuk maka harus dijawab pertanyaannya, dengan begitu siswa akan tahu nama macam-macam bangun ruang. 4.1.2.4.5.1.3. Hasil Uji Coba Terbatas RPPH Pembelajaran 3 Uji coba terbatas untuk produk RPPH pada pembelajaran 3 dilakukan pada hari Rabu tanggal 19 November 2014 selama 1 jam. Kegiatan uji coba ini dimulai pada pukul 08.30-09.30 WIB dengan siswa kelas I SDN J. Peneliti melaksanakan pembelajaran sesuai langkah-langkah yang ada pada RPPH pembelajaran 3. Kegiatan pembelajaran ini dilakukan di dalam ruangan. 4.1.2.4.5.1.4. Hasil Uji Coba Terbatas RPPH Pembelajaran 4 Uji coba terbatas untuk produk RPPH pada pembelajaran 4 dilakukan pada hari Kamis tanggal 20 November 2014 selama 1 jam. Kegiatan uji coba ini dimulai pada pukul 08.30-09.30 WIB dengan siswa kelas I SDN J.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
135
Peneliti melaksanakan pembelajaran sesuai langkah-langkah yang ada pada RPPH pembelajaran 4. Kegiatan pembelajaran ini dilakukan di dalam ruangan. 4.1.2.4.5.1.5. Hasil Uji Coba Terbatas RPPH Pembelajaran 5 Uji coba terbatas untuk produk RPPH pada pembelajaran 5 dilakukan pada hari Jumat tanggal 21 November 2014 selama 1 jam. Kegiatan uji coba ini dimulai pada pukul 08.30-09.30 WIB dengan siswa kelas I SDN J. peneliti melaksanakan pembelajaran sesuai langkah-langkah pada RPPH pembelajaran 5 yang mengakomodasi permainan pasaran. Kegiatan pembelajaran ini dilakukan di dalam ruangan. Permainan pasaran digunakan untuk membedakan makanan empat sehat lima sempurna. Anak diminta untuk jual beli makanan empat sehat lima sempurna.. Setelah melakukan permainan pasaran, siswa akan mengetahui macam-macam makanan empat sehat lima sempurna. 4.1.2.4.5.1.6. Hasil Uji Coba Terbatas RPPH Pembelajaran 6 Uji coba terbatas untuk produk RPPH pada pembelajaran 6 dilakukan pada hari Sabtu tanggal 22 November 2014 selama 1 jam. Kegiatan uji coba ini dimulai pada pukul 08.30-09.30 WIB dengan siswa kelas I SDN J. Peneliti melaksanakan pembelajaran sesuai langkah-langkah yang ada pada RPPH pembelajaran 6. Kegiatan pembelajaran ini dilakukan di dalam ruangan. Pembelajaran 6 ini lebih terfokus pada evaluasi akhir subtema "Kegiatan Siang Hari". Kegiatan uji coba produk RPPH pada pembelajaran 6 ini diakhiri dengan pemberian posttest kepada siswa. Hasil tes yang sudah dikerjakan oleh seluruh siswa selanjutnya harus dianalisis untuk mengetahui peningkatan nilai.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
136
Peningkatan nilai menunjukkan bahwa siswa mampu memahami materi yang diajarkan menggunakan metode permainan anak. Rata-rata hasil tes kelima siswa yang mengikuti tes dihitung untuk mengetahui peningkatan yang didapatkan seluruh siswa. Presentase kenaikan hasil belajar siswa dapat dihitung dengan cara yang dapat dilihat pada gambar 4.3. Gambar 4.3. Rumus presentase kenaikan hasil belajar 𝑥̅ 𝑝𝑜𝑠𝑡𝑡𝑒𝑠𝑡− 𝑥̅ 𝑝𝑟𝑒𝑡𝑒𝑠𝑡 𝑥 𝑝𝑟𝑒𝑡𝑒𝑠𝑡
Nilai =
X 100%
Nilai pretest dan posttes ke lima siswa yang mengikutii uji coba terbatas dapat dilihat pada tabel 4.32. Tabel 4.32 Daftar Nilai Siswa Nama
Nilai Pretest
Nilai Posttest
Presentase Kenaikan
A B C D E Rerata
50 66,66 61,11 38,88 44,44 50
77,77 94,44 83,33 72,22 88,88 83,32
55,44% 41,67% 36,36% 85,75% 100% 66,64%
Hasil pretest dan posttest siswa pada tabel 4.20 dapat diketahui bahwa siswa mengalami peningkatan. Siswa memiliki nilai yang berbeda-beda. Rerata nilai pretest yang diperoleh siswa adalah 50. Presentase kenaikan rerata kelima siswa adalah 66,64%. Presentase kenaikan terendah adalah 36,36% dan presentase kenaikan tertinggi adalah 100%. Peningkatan nilai pretest dan posttes dapat dilihat pada diagram 4.4.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
137
Gambar 4.4 Presentase kenaikan pretest dan posttest
Nilai Pretest Nilai Posttest
Hasil posttest kelima siswa berdasarkan diagram 4.4 menunjukan rerata 83,32. Nilai terendah yang diperoleh siswa adalah 72,22. Nilai tertinggi adalah 94,44. Kenaikan rerata nilai kelima siswa ditunjukan oleh diagram 4.5. Diagram 4.5. Peningkatan Rerata Siswa
Nilai Pretest Nilai Posttest
Presentase kenaikan hasil belajar siswa dapat dihitung dengan cara sebagai berikut. Presentase kenaikan =
x̅𝑝𝑜𝑠𝑡𝑡𝑒𝑠𝑡− x̅𝑝𝑟𝑒𝑡𝑒𝑠𝑡 x̅𝑝𝑟𝑒𝑡𝑒𝑠𝑡
x 100%
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Presentase kenaikan =
83,32−50 50
Presentase kenaikan =
33,32 50
138
x 100%
x 100% = 66,44%
Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh presentase kenaikan nilai siswa yaitu sebesar 66,64%. Kenaikan tersebut merupakan kenaikan hasil belajar siswa dari pretest ke posttest. Peneliti selanjutnya melakukan wawancara kepada guru terhadap hasil uji coba terbatas. Wawancara terstruktur dilakukan pada guru kelas I SD setelah pemberian posttest pada Senin, 24 November 2014. Wawancara dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui dampak dari penerapan RPPH berbasis permainan anak. Hasil wawancara guru dapat dilihat pada tabel 4.33. Tabel 4.33 Hasil Wawancara guru No.
Daftar Pertanyaan
Jawaban Pertanyaan
Tema Sentral
1
Kesesuaian pembelajaran berbasis permainan tradisional dengan keadaan guru dan siswa.
Sudah sesuai, antara RPP dan pelaksanaan sudah. Kegiatan belajar berbasis permainan anak sudah sesuai untuk siswa kelas saya mbak.
RPPH berbasis permainan anak sesuai dengan kebutuhan lapangan.
2
Dampak pembelajaran berbasis permainan bagi guru.
Saya udah mempunyai gambaran kalau buat RPP berbasis permainan mbk. Ya mengacu seperti yang sudah mbak
Guru sudah mempunyai gambaran model penyusunan RPPH berbasis permainan tradisional.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
139
buat itu. 3
Kesulitan yang dialami guru dengan melaksanakan pembelajaran berbasis permainan anak.
Mudah mbak menurut saya, tidak ada kesulitan karena sudah ditemukan dalam kehidupan sehari-hari. Medianya menyiapkannya nggak susah.
4
Dampak pembelajaran berbasis permainan bagi siswa.
Siswa semangat dalam belajar, sangat senang, siswa mengatakan belajarnya nggak ngebosenin. Sangat membantu, anakanak mempunyai pengalaman yang banyak melalui permainan kemarin.
-
Pendapat atau komentar siswa dengan pembelajaran berbasis permainan
Anak-anak ki ngarep-arep kedatangan mbakmbak lagi. Anakanak bilang senang sekali sama permainannya itu. Anak-anak bilang kalau bisa saya diminta untuk buatkan permainanpermainan untuk belajar.
-
5
RPPH berbasis permainan anak mudah untuk dilaksanakan oleh guru.
-
-
Siswa semangat dalam belajar Siswa memiliki pengalaman baru melalui RPPH berbasis permainan anak
Siswa antusias dalam pembelajaran Siswa menginginkan guru menyajikan pembelajaran berbasis permainan.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
140
4.2. PEMBAHASAN
Peneliti menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian berbasis permainan anak pada subtema “Kegiatan Siang Hari”. RPPH disusun berdasarkan kebutuhan siswa yang menginginkan belajar sambil bermain serta kesulitan guru dalam menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH) pada kurikulum 2013. Kebutuhan siswa dipengaruhi oleh metode yang selama ini dipakai guru yaitu ceramah. Metode ceramah membuat siswa kurang memahami materi yang diajarkan guru. Kebutuhan siswa yang berhubungan dengan bermain dikarenakan siswa sekolah dasar sedang memasuki fase senang bermain, senang bergerak, senang bekerjasama dalam kelompok, dan senang merasakan atau melakukan sesuatu secara langsung (Desmita: 2009). Bermain dapat membantu siswa untuk lebih aktif, kreatif, dan inovatif sesuai dengan harapan dari kurikulum 2013. Selanjutnya kesulitan guru dalam menyusun RPPH dan memasukkan metode yang menyenangkan dalam RPPH dikarenakan perubahan kurikulum yang terlalu cepat sehingga waktu yang digunakan guru untuk memahami kurikulum 2013 sangat kurang. Reni menjelaskan bahwa “rencana perubahan kurikulum sekolah untuk 2013 nanti merupakan langkah yang tergesa-gesa sehingga guru harus dipersiapkan dengan benar” (Kompas, 22 November 2012). Guru masih dalam tahap memahami kurikulum KTSP dan belum memahami kurikulum 2013. “RPP kurikulum lama belum selesai pembahasannya, akan tetapi saat ini sudah berganti dengan RPP kurikulum 2013 (Kompasiana, 19 September 2014) Kesulitan yang dialami guru dipengaruhi oleh kurangnya pembekalan dari pemerintah sehingga berdampak pada pembelajaran yang diperoleh siswa di
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
141
sekolah. Hal ini mengakibatkan tujuan dari kurikulum 2013 tidak tercapai sesuai harapan. Kurikulum 2013 adalah kurikulum yang dikembangkan untuk meningkatkan dan menyeimbangkan aspek kemampuan sikap dan pengetahuan (soft skill), serta keterampilan (hard skill) (Fadlilah: 2014). Ketiga aspek tersebut dikembangkan dalam RPPH yang disusun peneliti dan memuat karakteristik kurikulum 2013. Kurikulum 2013 memiliki 3 karakteristik yang meliputi pendekatan tematik terpadu, pendekatan saintifik, dan penilaian autentik. Pendekatan tematik terpadu merupakan model pembelajaran yang mengaitkan beberapa materi dan mengajarkan siswa untuk aktif dalam menggali pengetahuan secara kelompok maupun individu. Prastowo (2014) yang menyatakan bahwa pembelajaran tematik terpadu adalah model pembelajaran yang menyatukan beberapa mata pelajaran menjadi satu tema sehingga dapat memberikan pengalaman yang bermakna kepada siswa. Penerapan pendekatan tematik terpadu termuat dalam unsur pendekatan
saintifik
yaitu
5M
yang
meliputi
mengamati,
menanya,
mengumpulkan informasi, mengasosiasi, mengkomunikasikan. Selain pendekatan tematik integratif dan saintifik, kurikulum 2013 juga memiliki karakteristik yaitu menggunakan penilaian autenik yaitu penilaian proses dan hasil. Ketiga karakteristik kurikulum 2013 dapat membantu siswa sehingga aktif untuk menemukan pengetahuannya sendiri. Karakteristik ini juga mampu membantu siswa dalam mengolah aspek sikap (afekif) pada siswa. Karakeristik yang dimiliki kurikulum 2013 menunjukkan bahwa kurikulum 2013 baik dan dapat membantu siswa aktif, kreatif, dan inovatif. Hal tersebut
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
142
mendorong peneliti melakukan penelitian untuk menyusun RPPH berbasis permainan anak. Penelitian ini dilakukan dengan mengadopsi dua model pengembangan milik Sugiyono (2014) dan Borg&Gall (dalam Sanjaya: 2013) yang selanjutnya dimodifikasi menjadi 5 tahapan meliputi: studi pendahuluan, pembuatan produk, validasi produk, instrumen ujicoba, dan ujicoba terbatas. Produk RPPH yang disusun dalam penelitian ini memperoleh nilai dari 12 validator dan memperoleh peringkat amat baik dengan rerata sebesar 95,47. Melihat dari perolehan nilai amat baik tersebut, maka produk RPPH layak untuk diujicobakan. Selain melihat perolehan nilai dari 12 validator tersebut, produk RPPH juga layak diujicobakan karena memuat komponen-komponen yang meliputi : a. Menggunakan pendekatan saintifik/proses ilmiah. Pendekatan saintifik diyakini sebagai titian emas dalam pengembangan sikap, keterampilan, serta pengetahuan (Kemendikbud: 2014). Pendekatan saintifik meliputi mengamati,
menanya,
mengumpulkan
informasi,
mengasosiasi,
mengkomunikasikan. Beberapa proses tersebut mengajarkan siswa untuk melakukan pembelajaran dengan metode kontekstual atau pembelajaran secara nyata. Metode kontekstual merupakan konsep belajar yang mendorong guru untuk menghubungkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata serta mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dan penerapannya dalam kehidupan (Nurhadi: 2003). Metode kontekstual mampu mengembangkan siswa untuk lebih peka dengan masalah yang ada dalam kehidupan sehari-hari.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
143
b. Menggunakan metode permainan. Perkembangan siswa sekolah dasar memasuki fase senang bermain yaitu siswa lebih tertarik pada permainan daripada belajar. Permainan merupakan alat bagi anak untuk menjelajahi dunianya, dan yang tidak ia kenali sampai pada yang ia ketahui dan dari yang tidak dapat diperbuatnya hingga mampu melakukannya (Semiawan: 2002). Teori tersebut menjelaskan bahwa permainan mampu mendorong siswa untuk belajar dari pengalamannya melalui bermain. Pembelajaran yang berbasis permainan dapat menjadikan siswa untuk lebih tertarik dengan pembelajaran yang diajarkan, sehingga mampu mempengaruhi prestasi belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari hasil pretest dan posttest ketika melakukan uji coba, dapat disimpulkan bahwa metode permainan mampu meningkatkan prestasi belajar siswa. Peneliti mengadopsi 3 permainan yaitu permainan “mencari pasangan, engklek, dan pasaran”. Permainan “mencari pasangan dapat dilihat pada gambar 4.6. Gambar 4.6 Permainan “mencari pasangan”
Permainan pertama yaitu “mencari pasangan”. Permainan “mencari pasangan” digunakan dalam pembelajaran materi perilaku tertib dan tidak tertib. Anak diminta untuk membedakan perilaku tertib dan tidak tertib.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
144
Anak diminta untuk menjodohkan/ memasangkan gambar dan tulisan yang sesuai. Permainan ini dapat melatih keterampilan dan kerjasama anak. RPPH dengan menggunakan metode permainan “mencari” dapat dilihat pada produk halaman 1. Permainan yang dipakai selanjutnya adalah permainan “engklek” dapat dilihat pada gambar 4.7. Gambar 4.7 Permainan “engklek”
Permainan yang kedua adalah permainan “engklek”. Peneliti mengakomodasi permainan “engklek” dalam pembelajaran materi jalan zig-zag dan bangun ruang. Anak diajak “engklek” secara bergantian, anak melompat maju kemudian ke kanan dan ke kiri. Anak melemparkan gacuk dengan cara menghadap ke belakang. Pada saat anak melemparkan gacuk dan jatuh pada suatu kotak, mereka harus menjawab bentuk bangun ruang yang ada di dalam kotak tersebut. Permainan “engklek” ini dapat melatih rasa percaya diri dan gerak lokomotor anak. RPPH dengan menggunakan metode permainan “engklek” dapat dilihat pada produk halaman 24. Permainan yang dipakai selanjutnya adalah permainan “pasaran” dapat dilihat pada gambar 4.8.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
145
Gambar 4.8 Permainan “pasaran”
Permainan yang terakhir yaitu permainan “pasaran” yang digunakan dalam pembelajaran ke lima. Anak diajak menyusun menu empat sehat lima sempurna dengan cara menjual dan membeli bahan mentah yang dapat diolah menjadi menu empat sehat lima sempurna. Bahan yang dijual-belikan dalam permainan “pasaran” yaitu nasi, sayuran, buah, minuman, snack, dan bunga. Anak diminta untuk membeli bahan yang dapat dijadikan makanan empat sehat lima sempurna. Permainan “pasaran” ini dapat mengembangkan pengetahuan dan kerjasama anak dalam menyusun menu empat sehat lima sempurna karena mereka dihadapkan langsung dengan benda yang nyata. Hal ini sejalan dengan teori yang dipakai peneliti yaitu cooperatif learning. CTL (Contextual Teaching and Learning) adalah proses pendidikan yang bertujuan membantu siswa agar dapat mengetahui makna di dalam materi akademik yang mereka pelajari dengan cara menghubungkan subjeksubjek akademik dengan konteks dalam kehidupan sehari-hari yang meliputi keadaan pribadi, sosial, dan budaya mereka Johnson (2012).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
146
RPPH dengan menggunakan metode permainan “pasaran” dapat dilihat pada produk halaman 83. c. Menggunakan
pembelajaran
konstruktivisme.
Konstruktivisme
menganggap bahwa pengetahuan terbangun melalui pengalaman siswa dalam menghadapi lingkungannya (Suyono & Hariyanto: 2012). Pengalaman yang diperoleh dapat melalui metode permainan. Metode permainan yang secara langsung mengajak siswa untuk berinteraksi secara langsung menggali apa yang siswa temukan dan pelajari dari lingkungan sosialnya. Hal tersebut sesuai dengan kegiatan pembelajaran pada teori konstruktivisme lebih banyak menempatkan penekanan pada kegiatan di lingkungan sosial sebagai fasilitator perkembangan. Asumsi utama dari konstruktivisme
adalah
siswa
dapat
aktif
mengembangkan
pengetahuannya sendiri (Schunk: 2012). Perkembangan anak usia sekolah dasar menurut teori Piaget termasuk perkembangan kognitif tahap operasional konkret, sehingga pemahaman belajar anak usia tersebut lebih cepat dengan benda-benda yang nyata. Peneliti menerapkan teori konstruktivisme dalam permainan “pasaran”. Permainan “pasaran” dilakukan anak secara langsung yaitu melakukan kegiatan jual beli makanan empat sehat lima sempurna secara nyata. Anak diminta untuk mempraktikkan kegiatan tersebut sehingga dapat memiliki pengalaman secara langsung dan dapat membangun pengetahuannya sendiri dengan membedakan makanan empat sehat lima sempurna tersebut. Selain itu anak juga melakukan jual beli bersama
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
147
dengan teman sebaya sehingga anak akan saling bertanya, bersosialisasi dan bekerjasama. Interaksi dengan teman sebaya juga dapat membantu anak dalam membangun pengetahuannya.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB V PENUTUP Bab ini adalah bab penutup. Bab V akan membahas tentang kesimpulan, keterbatasan produk dan saran. 5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, kesimpulan yang diperoleh sebagai berikut. 5.1.1. Secara umum, model rencana pelaksanaan pembelajaran harian (RPPH) berbasis permainan anak kelas I SD pada subtema “kegiatan siang hari” disusun sesuai dengan beberapa karakteristik kurikulum 2013, antara lain menggunakan
pendekatan
saintifik
dan
tematik
terpadu,
tujuan
pembelajaran memuat unsure A (audience), B (behavior), C (condition),dan D (degree), serta menggunakan penilaian autentik. 5.1.2. Secara khusus, kesimpulan penelitian ini terbagi menjadi 4 sesuai dengan pertanyaan penelitian 5.1.2.1.Rencana progam Pelaksanaan Harian (RPPH) yang digunakan dan disusun guru belum sesuai dengan karakteristik kurikulum 2013 yaitu dalam hal penulisan tujuan pembelajaran yang tidak memuat unsur A (audience), B (behavior), C (condition),dan D (degree). Kegiatan pembelajaran masih menggunakan metode ceramah dan penugasan serta belum menyusun penilaian dari setiap indikator. Guru juga belum menggunakan media maupun alat peraga dalam pengajarannya. Kendala yang dialami guru dalam
penyusunan
RPPH
juga
148
disebabkan
karena
guru
hanya
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
149
mendapatkan diklat Kurikulum 2013 selama satu minggu, sehingga guru belum memahami kurikulum 2013. 5.1.2.2.Prosedur penyusunan RPPH berbasis permainan anak kelas I SD pada subtema “kegiatan siang hari” sudah sesuai panduan pengembangan dari sugiyono (2013) dan Borg&Gall (Sanjaya, 2013) yang dimulai dari penemuan potensi masalah di SDN J, dilanjutkan dengan melakukan anak analisis
kebutuhan
menggunakan
teknik
wawancara,observasi,dan
kuesioner kepada guru kelas I, setelah menemukan masalah, peneliti menyusun produk RPPH dengan melakukan analisis terhadap KD, Indikator, Tujuan, dan disesuaikan dengan kebutuhan siswa, selanjutnya melakukan validasi ahli yang bertujuan untuk mengetahui kelayakan produk RPPH, kemudian dilakukan uji coba terbatas untuk mengetahui kualitas RPPH dan keefektifan terhadap prestasi belajar siswa. 5.1.2.3.Kualitas RPPH berbasis permainan anak pada subtema “kegiatan siang hari” diambil dari validasi para ahli. Validasi dilakukan kepada 12 ahli yaitu ahli bidang studi bahasa Indonesia, Matematika, SBdP, PPKn, IPA, IPS, PJOK, ahli kurikulum, ahli pembelaran, ahli permainan anak, kepala sekolah dan guru. hasil validasi secara kuantitatif menunjukkan RPPH mendapatkan peringkat “Amat Baik” dengan nilai rerata “95,47”. Validasi ahli juga menghasilkan penilaian secara kualitatif berdasarkan komentar dan saran. Validasi ahli secara kuantitatif menunjukkan bahwa peneliti tidak perlu melakukan revisi. meskipun demikian, peneliti tetap melakukan revisi pada beberapa again sesuai dengan saran dan komentar para ahli.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
150
5.1.2.4.Dampak RPPH berbasis permainan anak kelas I SD pada subtema “kegiatan siang hari” terhadap prestasi belajar siswa dapat diketahi melalui uji coba terbatas yang dilakukan di SD N J. Hasil ujicoba menunjukkan peningkatan prestasi belajar siswa. Terlihat dari presentase kenaikan nilai hasil pretest dan posttest sebanyak 66,64%. Keefektifan kegiatan pembelajaran berdasarakan permainan ditunjukkan dari
kuesioner
tanggapan guru dan siswa. Hasil kuesioner menunjukkan bahwa permainan efektif dalam meningkatkan prestasi dan minat siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. 5.2. Keterbatasan Penelitian 5.2.1. Kurikulum 2013 masih merupakan kontroversi. Dan hal ini berimplikasi secara teknis, misalnya format penulisan RPPH ada yang menggunakan satu kolom dan dua kolom pada langkah kegiatan; urutan penulisan Kompetensi Dasar, indikator, dan tujuan pembelajaran; istilah RPP dan RPPH; sebutan siswa/peserta didik dan guru/pendidik; pemasukan KI 1 dan 2 disetiap muatan pembelajaran; dan pemakaian istilah media, alat, dan sumber. 5.2.2. Kurikulum 2013 menjadi evaluasi ketika peneliti sudah menyelesaikan penelitian. 5.2.3. Beberapa instrumen tidak melalui validasi karena diambil dari institusi lembaga pendidikan dengan asumsi instrument tersebut sudah melalui proses validasi dari institusi yang terkait dan merupakan produk yang terstandar.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
151
5.2.4. Uji coba produk dilakukan pada responden yang terbatas. Hal ini dikarenakan produk masih dalam tahap uji terbatas. 5.2.5. karena keterbatasan waktu, tenaga,dan biaya dari peneliti. Uji coba produk yang dilakukan hanya terbatas pada 5 siswa sebagai subyeknya. 5.3. Saran Berdasarkan keterbatasan pada penelitian ini, peneliti memiliki saran untuk penelitian selanjutnya yaitu: 5.3.1. Peneliti perlu menyesuaikan penyusunan RPPH atau perangkat lain dari kurikulum 2013 sebisa mungkin mengakomodasi peraturan permendikbud sekaligus menyesuaikan dengan kebutuhan pengguna. 5.3.2. Peneliti melakukan validasi ulang untuk instrumen buatan institusi. 5.3.3. Uji coba lapangan dapat dilakukan dengan responden yang lebih banyak, dengan asumsi semakin banyak revisi dari responden maka produk akan memiliki kualitas yang lebih baik.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
152
DAFTAR REFERENSI Akbar, Sa’adun. (2013). Instrumen Perangkat Pembelajaran. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya. Afifah, Riana. (2012). “Sulit Terapkan Kurikulum 2013 tanpa Persiapan Guru”. KOMPAS.com, 29 November 2012. Arifin, Zainal. (2009). Evaluasi Pembelajaran. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Arikunto, Suharsimi. (2005). Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta. Atwi, M. (2014). Desain Instruksional Modern. Jakarta: Erlangga. Aunurrahman. (2012). Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta. Azwar, Saifuddin. (2013). Tes Prestasi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset. Badan Standar Nasional Pendidikan. (2007). Standar Isi dan Standar Kompetensi Lulusan untuk Satuan Pendidikan Dasar SD/MI. Jakarta: Depdiknas. Desak Putu Anom Janawati, dkk. (2013). “Pengaruh Implementasi Pembelajaran Kartu Kata dalam Permainan Domino terhadap Peningkatan Kemampuan Membaca Menulis Permulaan Siswa”. Jurnal Ilmiah. Vol 3. Desmita. (2009). Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Dharmamulya, Sukirman. (2005). Permainan Tradisional Jawa Sebuah Upaya Pelestarian. Purwanggan: Kepel Press. Fadlillah, M. (2014). Implementasi Kurikulum 2013: dalam Pembelajaran SD/MI, SMP/MTs, & SMA/MA. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media. Gall, M.D., & Borg, W.R. (1983). an Educational Research. New York: Interestate Book manufacture. Hamdani. (2011). Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Pustaka Setia. Hosnan. (2014). Pendekatan Saintifik dan Kontekstual dalam Pembelajaran Abad 21. Jakarta: Ghalia Indonesia. Husamah, Setyaningrum Yanuar. (2013). Desain Pembelajaran Berbasis Pencapaian Kompetensi. Jakarta: Prestasi Pustaka Karya.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
153
Kemendikbud. (2014). Kegiatanku: Buku Guru-Edisi Revisi. Jakarta: Depdikbud. Kemendikbud. (2014). Kegiatanku: Buku Siswa-Edisi Revisi. Jakarta: Depdikbud. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. (2014). Materi Pelatihan Guru Implementasi Kurikulum 2013 Tahun 2014 SD Kelas 1. Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pendidikan dan Kebudayaan dan Penjaminan Mutu Pendidikan. Kunandar. (2014). Penilaian Autentik (Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik berdasarkan Kurikulum 2013): Suatu Pendekatan Praktis Disertai dengan Contoh. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Kurniasih, Imas, Berlin Sani. (2014). Implementasi Kurikulum 2013: Konsep dan Penerapan. Surabaya: Kata Pena. Listyarti, Retno. (2012). Pendidikan Karakter dalam Metode Aktif, Inovatif, dan Kreatif. Erlangga: Jakarta. Majid, Abdul. (2009). Perencanaan Pembelajaran Mengembangkan Standar Kompetensi Guru. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Majid, Abdul. (2014). Pembelajaran Tematik Terpadu. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Mulyasa. (2013). Pengembangan dan Implementasi Kurikulum. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Mulyoto. (2013). Strategi Pembelajaran di Era Kurikulum 2013. Jakarta: PT. Prestasi Pustakakarya. Mundir. (2013). Statistik Pendidikan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Munthe, Bermawy. (2009). Desain Pembelajaran. Yogyakarta: Insan Madani. Nurhadi. (2003). Pendekatan Kontekstual. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional. Nurgiyantoro, Burhan. (2011). Penilaian Otentik dalam Pembelajaran Bahasa. Yogyakarta: Gajah Mada University Press. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 81A Tahun 2013 tentang Implementasi Kurikulum. Prasetyono, Dwi Sunar. (2008). Biarkan Anakmu Bermain (Mengenal Manfaat & Pengaruh Positif Permainan bagi Perkembangan Psikologi Anak). Jakarta: Diva Press.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
154
Prastowo, Andi. (2014). Pengembangan Bahan Ajar Tematik. Jakarta: Kencana Media Group. Prawiradilaga. (2007). Prinsip Desain Pembelajaran. Jakarta: Kencana Media Group. Purwanto. (2009). Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Belajar. Rusman. (2011). Model-Model Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme Guru. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Sanjaya, Wina. (2008). Kurikulum dan Pembelajaran: Teori dan Praktik Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta: Kencana Media Group. Sadiman. (2008). Media Pendidikan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Sanjaya, Wina. (2008). Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Sanjaya, Wina. (2009). Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Sanjaya, Wina. (2013). Penelitian Pendidikan Jenis, Metode dan Prosedur. Jakarta: Kencana. Samani, Muchlas dan Hariyanto. (2012). Konsep dan Model Pendidikan Karakter. Bandung: PT. Rosdakarya. Schunk. (2012). Teori-teori Pembelajaran: Prespektif Pendidikan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Semiawan, Conny, Yufiarti. (2002). Belajar dan Pembelajaran dalam Taraf Pendidikan Usia Dini: Pendidikan Prasekolah dan Sekolah Dasar. Jakarta: Prenhallindo. Setyosari, Punaji. (2010). Metode Penelitian Pendidikan dan Pengembangan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Sitepu, B.P. (2012). Penulisan Buku Teks Pelajaran. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Slameto. (2010). Belajar & Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
155
Sudono, Anggraeni. (2010). Sumber Belajar dan Alat Permainan untuk Pendidikan Anak Usia Dini (Edisi Revisi). Jakarta: Grasindo. Sugiyanto. (2010). Model-Model Pembelajaran Inovatif. Surakarta: Yuma Pustaka. Sugiyono. (2012). Model-model Pembelajaran Inovatif. Surakarta: Yuma Pustaka. Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta. Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta. Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta. Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta. Sujarno. (2013). Pemanfaatan Permainan Tradisional dalam Pembentukan Karakter Anak. Yogyakarta: BPNP. Sujiono, Bambang, dan Yuliani Nurani. (2010). Bermain Kreatif Berbasis Kecerdasan Jamak. Jakarta: PT. Indeks. Suparlan. (2011). Tanya Jawab Pengembangan Kurikulum dan Materi Pembelajaran (Curriculum and Learning Material Development). Jakarta: Bumi Aksara. Susanto, A. (2013). Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Suyadi. (2013). Strategi Pembelajaran Pendidikan Karakter. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Suyono dan Haryanto. (2011). Belajar dan Pembelajaran. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya. Trianto. (2011). Desain Pengembangan Pembelajaran Tematik bagi Anak Usia Dini TK/RA & Anak Usia Kelas Awal SD/MI. Jakarta: Kencana. Trianto. (2009). Mengembangkan Model Pembelajaran Tematik. Jakarta: PT. Prestasi Pustakaraya.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
156
Trianto. (2012). Mendesain Pembelajaran Inovatif-Progresif: Konsep, Landasan, dan Implementasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Trianto. (2009). Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta: Kencana Prenada Group. Triharso, Agung. (2013). Permainan Kreatif & Edukatif Untuk Anak Usia Dini. Yogyakarta: Andi Offset. Wibowo, Agus. (2013). Manajemen Pendidikan Karakter di Sekolah (Konsep dan Praktik Implementasi). Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Widoyoko, Eko Putro. (2013). Teknik Penyusunan Instrumen Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Wiyani, Novan Ardy. (2013). Desain Pembelajaran. Yogyakarta: Ar-Ruzz media. Yamin, Dr. Martinis. (2009). Desain Pembelajaran Berbasis Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: Gaung Persada Press. Yannidah, Novi, Lambang Kurniawan, Aunillah. (2013). “Pengembangan Perangkat Pembelajaran Matematika dengan Pendekatan Aptitude Treatment Interaction pada Efektivitas Pembelajaran Matematika”. Sidoarjo: STKIP PGRI. Aulina, Choirun Nisak. (2012). “Pengaruh Permainan dan Penguasaan Kosa Kata terhadap Kemampuan Membaca Permulaan Anak Usia 5-6 Tahun”. Sidoarjo: Universitas Mohammadiyah Sidoarjo. Jurnal Pedagogia. Vol 1. Sumber elektronik : http://journal.umsida.ac.id/files/ChoirunV1.2.pdf Hyungsung Park. (2012). “Relationship between Motivation and Student’s Activity on Educational Game”. Jurnal Ilmiah. Vol 5. Sumber elektronik : http://www.sersc.org/journals/IJGDC/vol5_no1/8.pdf Iswinarti. (2010). “Nilai-nilai Terapiutik Permainan Tradisional Engklek pada Anak Usia Sekolah Dasar”. Jurnal Ilmiah Vol 6. Sumber elektronik: http://ejournal.umm.ac.id/index.php/humanity/article/viewFile/850/889_ umm_scientific_journal.pdf
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
157
Ni Luh Putu, dkk. (2014). “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Berbantuan Media Kartu Berpasangan untuk Meningkatkan Kemampuan Kognitif Anak”. Jurnal Ilmiah Vol 2. Sumber elektronik : http://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JJPAUD/article/download/.../27 00
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
LAMPIRAN
158
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 1 Surat Izin Sebelum dan Setelah Penelitian
159
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
160
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
161
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
162
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
163
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 2 Hasil Observasi
164
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
165
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
166
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
167
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
168
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
169
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
170
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
171
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
172
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
173
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
174
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 3 Hasil Dokumentasi
175
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
176
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
177
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
178
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
179
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
180
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
181
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 4 Hasil Validasi RPPH
182
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI Ahli Ilmu Pengetahuan Alam
183
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
184
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
185
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
186
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
187
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
188
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
189
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
190
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
191
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
192
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
193
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
194
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
195
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
196
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
197
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
198
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
199
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
200
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI Kepala Sekolah
201
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
202
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
203
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
204
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
205
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
206
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
207
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
208
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
209
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
210
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
211
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
212
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
213
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
214
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
215
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
216
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
217
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
218
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
219
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI Ahli Pendidikan Kewarganegaraan
220
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
221
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
222
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
223
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
224
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
225
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
226
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
227
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
228
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
229
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
230
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
231
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
232
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
233
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
234
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
235
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
236
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
237
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 5 Soal Sebelum Validasi
238
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI UJI VALIDITAS SOAL TEMA KEGIATANKU SUBTEMA KEGIATAN SIANG HARI Kelas 1 / Semester I
Berilah tanda silang (X) pada jawaban yang benar! 1. Kegiatan mana yang membutuhkan waktu lebih singkat ? a. Tidur b. Mencuci kaki c. Memakai sepatu 2. Doni sedang mencuci kaki dan Dina sedang mandi. Kegiatan siapa yang membutuhkan waktu lebih singkat ? a. Dina b. Doni dan Dina c. Doni Hari sudah siang. Anak-anak sudah mulai lelah. Bu Dewi membacakan buku cerita. Buku cerita tentang Kancil dan Buaya. Lani dan teman-teman mendengarkan dengan tertib. dikutip dari Buku Siswa tema kegiatanku subtema kegiatan siang hari.
Bacaan untuk soal nomor 3 sampai 5 3. Ketika guru sedang bercerita maka kita harus …. a. Berbicara sendiri b. Mendengarkan c. Mengganggu teman 4. Bu Dewi membacakan cerita tentang …. a. Kancil dan Buaya b. Kucing dan Tikus c. Timun Emas 5. Siapa yang mendengarkan cerita dengan tertib ? a. Edo dan Lani b. Toni dan Adi c. Lani dan teman-teman
239
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Gambar di samping menunjukkan sikap ….
6. a. Sombong b. Tertib c. Tidak baik 7.
Apakah perilaku gambar anak di samping sudah tertib ? a. Sudah tertib b. Hampir tertib c. Belum tertib 8.
Gambar di samping meninjukkan sikap yang …. a. Tertib b. Tidak tertib c. Rajin 9. Tidur di kelas merupakan sikap …. a. Baik b. Tidak tertib c. Terpuji 10. Kita harus menyanyikan lagu dan bertepuk dengan …. a. Menari b. Lesu c. Semangat Tidur Siang Pulang sekolah Lani beristirahat. Tidur siang banyak manfaatnya. Tidur siang membuat tubuh sehat. Setelah tidur siang badan terasa segar. Belajar dan bermain lebih semangat. dikutip dari Buku Siswa tema kegiatanku subtema kegiatan siang hari
240
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 11. Apakah manfaat dari tidur siang ? a. Badan terasa segar b. Tidak dimarahi ibu c. Pada malam hari bisa menonton tv 12. Kegiatan apa yang dilakukan Lani setelah pulang sekolah ? a. Bermain boneka b. Tidur siang c. Mandi 13. Aku masuk sekolah pukul 07.00 dan …. Sekolah pukul 11.00. Kata apa yang tepat untuk melengkapi titik-titik tersebut ? a. Berangkat b. Pulang c. Bangun 14. Gambar manakah yang menunjukkan jalan zig zag ? a. b. c. 15. Berjalan lurus dilakukan dengan posisi badan tegak menghadap ke …. a. Belakang b. Samping c. Depan 16. Waktu siang hari …….. tiba. Kata yang tepat untuk melengkapi kalimat di atas adalah …. a. Telah b. Kemarin c. Tadi 17. Esok kami kan datang. Kata esok sama artinya dengan …. a. Kemarin b. Tadi c. Besok 18. Dadu yang digunakan dalam permainan ular tangga merupakan bangun ruang berbentuk…. a. Kubus b. Kerucut c. Balok 19. Kelereng merupakan bangun ruang berbentuk …. a. Balok b. Bola c. Kerucut
241
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 20. Gambar manakah yang menyerupai bentuk kerucut ?
a.
b.
c. 21. Kursi panjang yang dapat digunakan untuk duduk secara bersama-sama merupakan bangun ruang yang berbentuk …. a. Balok b. Kerucut c. Kubus 22. Mengapa kita harus melakukan piket ? a. Agar mendapat nilai tambahan b. Agar kelas bersih c. Agar dipuji guru
Hari Sudah Siang Hari sudah siang Ibu guru Pulang sekolah Karena waktu Selamat siang selamat siang Ibu kami kan pulang Selamat siang selamat siang Esok kami kan datang dikutip dari Buku Siswa tema kegiatanku subtema kegiatan siang hari.
23. Hari sudah …. Waktunya pulang sekolah. Kata apa yang tepat untuk melengkapi titik-titik tersebut ? a. Sore b. Pagi c. Siang 24. Piket dilakukan bersama-sama agar memupuk rasa …. a. Kebersamaan b. Keegoisan c. Kesombongan
242
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 25. Jika kelas bersih maka suasana belajar akan …. a. Membosankan b. Menyenangkan c. Menakutkan 26. Yang termasuk dalam kegiatan piket adalah …. a. Menyapu lantai b. Mencoret-coret papan tulis c. Mencoret-coret tembok kelas 27. Sebelum makan kita harus …. tangan dan …. a. mencuci, berdoa b. menepuk, mandi c. menendang, berdoa 28. Manakah urutan nama-nama hari yang tepat ? a. Senin,Selasa,Kamis,Rabu,Jumat,Sabtu,Minggu b. Senin,Selasa,Rabu,Kamis,Sabtu,Jumat,Minggu c. Senin,Selasa,Rabu,Kamis,Jumat,Sabtu,Minggu 29. Akibat anak yang malas belajar yaitu …. a. Menjadi pandai b. Tidak naik kelas c. Disayang guru 30. Apa saja makanan empat sehat lima sempurna itu ? a. Makanan pokok, lauk, buah, sayur, susu b. Lauk, buah, sayur, air putih, roti c. Makanan pokok, lauk, buah, sayur, air putih 31. Kita harus mengkonsumsi makanan yang …. a. Enak-enak b. Mahal c. Bergizi 32. Yang termasuk lauk pauk adalah ….
a.
b.
c.
243
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
33.
Urutkan gambar di atas menjadi urutan kegiatan siang hari setelah pulang sekolah! a. Mengetuk pintu, membuka sepatu, mencuci tangan, makan siang, tidur siang b. Mengetuk pintu, makan siang, tidur siang, membuka sepatu, mengetuk pintu a. Mengetuk pintu, mecuci tangan, tidur siang, makan siang, membuka sepatu 34. Yang termasuk makanan pokok adalah …. a. Ikan b. Wortel c. Nasi 35. Berikut ini yang bukan termasuk buah adalah …. a. Wortel b. Apel c. Pisang 36. Yang termasuk sayur-sayuran adalah …. a. Brokoli,bayam,jeruk b. Bayam,brokoli,wortel c. Tomat,pisang,wortel 37. Menu makanan yang baik adalah …. a. Mengandung banyak lemak b. Empat sehat lima sempurna c. Mengandung banyak protein 38.
Gambar di atas menunjukkan kegiatan …. a. Belajar b. Makan siang c. Mencuci tangan
244
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 39. Kegiatan mana yang membutuhkan waktu paling lama ?
a.
b.
c. 40. Lani sedang makan dan Edo sedang berpamitan kepada Ibu. Kegiatan siapa yang membutuhkan waktu lebih lama ? a. Lani b. Edo c. Lani dan Edo
Selamat Mengerjakan
245
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
246
Lampiran 6 Uji Validitas dan Reliabilitas
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
247
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
N of Items .834
18
248
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 7 Soal Sesudah Validasi
249
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI SOAL PRETEST & POSTTEST TEMA KEGIATANKU SUBTEMA KEGIATAN SIANG HARI Kelas 1 / Semester I Nama :____________________ No
:____________________
Hari sudah siang. Anak-anak sudah mulai lelah. Bu Dewi membacakan buku cerita. Buku cerita tentang Kancil dan Buaya. Lani dan teman-teman mendengarkan dengan tertib. dikutip dari Buku Siswa tema kegiatanku subtema kegiatan siang hari.
Teks bacaan untuk menjawab soal nomor 1 sampai 2 1. Bu Dewi membacakan cerita tentang …. a. Kancil dan Buaya b. Kucing dan Tikus c. Timun Emas 2. Siapa yang mendengarkan cerita dengan tertib ? a. Edo dan Lani b. Toni dan Adi c. Lani dan teman-teman
3.
Gambar di samping menunjukkan sikap …. a. Sombong b. Tertib c. Tidak baik
250
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
4.
Apakah perilaku gambar anak di atas sudah tertib ? a. Sudah tertib b. Hampir tertib c. Belum tertib
5. Gambar manakah yang menunjukkan jalan zig zag ?
a.
b.
c. 6. Berjalan lurus dilakukan dengan posisi badan tegak menghadap ke …. a. Belakang b. Samping c. Depan 7. Gambar manakah yang menyerupai bentuk kerucut ?
a.
b.
c.
251
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 8. Kursi panjang yang dapat digunakan untuk duduk secara bersama-sama merupakan bangun ruang yang berbentuk …. a. Balok b. Kerucut c. Kubus
Hari Sudah Siang Hari sudah siang Ibu guru Pulang sekolah Karena waktu Selamat siang selamat siang Ibu kami kan pulang Selamat siang selamat siang Esok kami kan datang dikutip dari Buku Siswa tema kegiatanku subtema kegiatan siang hari.
Teks lagu untuk menjawab soal nomor 9 9. Hari sudah …. Waktunya pulang sekolah. Kata apa yang tepat untuk melengkapi titik-titik tersebut ? a. Sore b. Pagi c. Siang 10. Jika kelas bersih maka suasana belajar akan …. a. Membosankan b. Menyenangkan c. Menakutkan 11. Yang termasuk dalam kegiatan piket adalah …. a. Menyapu lantai b. Mencoret-coret papan tulis c. Mencoret-coret tembok kelas
252
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Nama Nama Hari Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Sabtu Minggu Itu nama-nama hari Rajin belajar lekas pintar Anak yang pemalas tidak naik kelas
Teks lagu untuk menjawab soal nomor 12 sampai 13 12. Manakah urutan nama-nama hari yang tepat ? a. Senin,Selasa,Kamis,Rabu,Jumat,Sabtu,Minggu b. Senin,Selasa,Rabu,Kamis,Sabtu,Jumat,Minggu c. Senin,Selasa,Rabu,Kamis,Jumat,Sabtu,Minggu 13. Akibat anak yang malas belajar yaitu …. a. Menjadi pandai b. Tidak naik kelas c. Disayang guru 14. Kita harus mengkonsumsi makanan yang …. a. Enak-enak b. Mahal c. Bergizi 15. Yang termasuk lauk pauk adalah ….
a.
b.
c.
253
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Tidur Siang Pulang sekolah Lani beristirahat. Tidur siang banyak manfaatnya. Tidur siang membuat tubuh sehat. Setelah tidur siang badan terasa segar. Belajar dan bermain lebih semangat. dikutip dari Buku Siswa tema kegiatanku subtema kegiatan siang hari
Teks bacaan untuk menjawab soal nomor 16 16. Apakah manfaat dari tidur siang ? a. Badan terasa segar b. Tidak dimarahi ibu c. Pada malam hari bisa menonton tv
17. Urutkan gambar di atas menjadi urutan kegiatan siang hari setelah pulang sekolah! a. Mengetuk pintu, membuka sepatu, mencuci tangan, makan siang, tidur siang b. Mengetuk pintu, makan siang, tidur siang, membuka sepatu, mengetuk pintu c. Mengetuk pintu, mecuci tangan, tidur siang, makan siang, membuka sepatu
254
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 18. Kegiatan mana yang membutuhkan waktu paling lama ?
a.
b.
c.
Selamat Mengerjakan
255
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 8 Hasil Pretest
256
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
257
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
258
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
259
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
260
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
261
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
262
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 9 Hasil Posttest
263
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
264
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
265
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
266
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
267
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
268
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
269
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 10 Hasil kuesioner siswa
270
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
271
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 11 Foto Kegiatan Uji Coba Terbatas
272
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
273
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 12 Biodata Peneliti
274
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
275
CURRICULUM VITAE Cornelia Widyaningsih merupakan anak ketiga dari tiga bersaudara. Lahir di Sleman, 21 September 1993. Peneliti telah menyelesaikan pendidikan taman kanak-kanan pada tahun 1999 Di TK Tunas Harapan. Peneliti menyelesaikan jenjang Sekolah Dasar di SD N Banteran 1 tahun 2005, jenjang Sekolah Menengah Pertama diselesaikan tahun 2008 di SMP Santo Aloysius Denggung. Pada tahun 2011 peneliti menyelesaikan jenjang Sekolah Menengah Atas di SMA Bopkri Satu Yogyakarta. Pada tahun 2011 peneliti menempuh pendidikan tinggi dengan mengambil Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Jurusan Ilmu Pendidikan di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Selama menempuh bangku perkuliahan, peneliti mengikuti berbagai kegiatan untuk mengembangkan soft skill. Tahun 2011 peneliti mengikuti Inisiasi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Sanata Dharma (INFISA). Pada tahun 2012, peneliti mengikuti Pelatihan Pengembangan Kepribadian Mahasiswa I dan II. Peneliti juga telah mengikuti Kursus Mahir Dasar (KMD) Pramuka pada tahun 2012. Selanjutnya pada tahun 2014, peneliti mejadi panitian Malam Kreativitas Mahasiswa.