PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PENGARUH KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL KEPALA SEKOLAH DAN PELATIHAN GURU MATA PELAJARAN TERHADAP KOMITMEN GURU DALAM IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 Studi Kasus Guru-Guru SMA Katolik Giovanni dan SMA Negeri 4 Kota Kupang - Propinsi Nusa Tenggara Timur (NTT)
Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Ekonomi
Ole h : Yuliana Gelu Waleng NIM : 101324019
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI BIDANG KEAHLIAN KHUSUS PENDIDIKAN EKONOMI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2015
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PENGARUH KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL KEPALA SEKOLAH DAN PELATIHAN GURU MATA PELAJARAN TERHADAP KOMITMEN GURU DALAM IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 Studi Kasus Guru-Guru SMA Katolik Giovanni dan SMA Negeri 4 Kota Kupang - Propinsi Nusa Tenggara Timur (NTT)
Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Ekonomi
Ole h : Yuliana Gelu Waleng NIM : 101324019
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI BIDANG KEAHLIAN KHUSUS PENDIDIKAN EKONOMI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2015 i
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
ii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
iii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PERSEMBAHAN Ku persembahkan karya kecilku ini untuk :
Tuhan Yesus dan Ema Bunda Maria, yang selalu menuntun perjalananku dan selalu memberikanku kasih yang berlimpah di dalam hidupku. Bapa dan Ema tersayang Yosep Ado Walleng dan Agata Nogo Luon. Terima kasih atas segala kasih sayang, bimbingan, doa dan dukungannya selama ini. Om Rm. Yeremias Rongan Riang Hepat. Pr. Terimakasih atas doa dan dukungannya. Kekasih dan sahabatKu Benza Putra Orolaleng. Terimah atas cinta, doa dan dukungannya selama ini. Opa Yakobus Luhi Luon dan Alm. Nenek Gelu Witin, Alm. Opa Bernadus Bala Waleng , Alm, Nene Tuto, Alm. Nene Lusia Bewa, Alm. Opa Bernardus Ega Koban, Terimah kasih atas perlindugannya. Almamaterku, Universitas Sanata Dharma.
iv
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
MOTTO
“Kamu tidak mengerti apa yang saya lakukan sekarang... Tetapi kamu akan memahamiNya kelak ketika aku sukses nanti...” (Walleng)
“Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu” (Matius, 11:28)
“Akulah pokok anggur dan kamulah ranting-rantingnya. Barangsiapa tinggal didalam aku dan aku didalam dia, dia berbuah banyak,sebab diluar aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa” (Yohanes 15:5)
Tak ada rahasia menggapai sukses. Sukses itu terjadi karena persiapan, kerja keras dan mau belajar dari kegagalan. (Colin Powel)
v
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 28 Agustus 2015 Penulis,
Yuliana Gelu Waleng
vi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma: Nama
: Yuliana Gelu Waleng
Nomor Mahasiswa : 101324019 Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul: Pengaruh Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah dan Pelatihan Guru Mata Pelajaran terhadap Komitmen Guru dalam Implementasi Kurikulum 2013. Studi Kasus Guru-Guru SMA Katolik Giovanni kupang dan SMA Negeri 4, Kota Kupang – Propinsi Nusa Tenggara Timur. beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis. Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal: 28 Agustus 2015 Yang menyatakan,
(Yuliana Gelu Waleng) vii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
ABSTRAK PENGARUH KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL KEPALA SEKOLAH DAN PELATIHAN GURU MATA PELAJARAN TERHADAP KOMITMEN GURU DALAM IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 Studi Kasus Guru-Guru SMA Katolik Giovanni dan SMA Negeri 4, Kota Kupang – Propinsi Nusa Tenggara Timur. Yuliana Gelu Waleng Universitas Sanata Dharma Yogyakarta 2015 Penelitian ini bertujuan untuk menguji dan menganalisis pengaruh kepemimpinan transformasional kepala sekolah dan pelatihan guru mata pelajaran terhadap komitmen guru dalam implementasi Kurikulum 2013 pada guru-guru di SMA Katolik Giovanni dan SMA Negeri 4, Kota Kupang – Propinsi Nusa Tenggara Timur. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif eksplanatori yang dilaksanakan di SMA Katolik Giovanni dan SMA Negeri 4, Kota Kupang – Propinsi Nusa Tenggara Timur pada bulan Mei-Juni 2015. Populasi dari penelitian ini sebanyak 133 orang guru di SMA Katolik Giovanni dan SMA Negeri 4 Kupang. Sampel diambil dengan teknik purposive sampling dengan pertimbangan sekolah telah melaksanakan Kurikulum 2013 dan sebagian guru telah mengikuti pelatihan guru mata pelajaran. Data dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner. Variabel dependen yang digunakan adalah komitmen guru dalam impementasi Kurikulum 2013, sedangkan variabel independen yang digunakan untuk penelitian ini adalah kepemimpinan transformasional kepala sekolah dan pelatihan guru mata pelajaran. Analisis data dilakukan dengan metode regresi linear berganda. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) tidak ada pengaruh signifikan kepemimpinan transformasional kepala sekolah terhadap komitmen guru dalam implementasi Kurikulum 2013 (β = 0,414 dengan sig = 0,083 > 0,05), (2) ada pengaruh signifikan pelatihan guru mata pelajaran terhadap komitmen guru dalam implementasi Kurikulum 2013 2013 (β = 0,301 dengan sig = 0,044 > 0,05), (3) ada pengaruh signifikan kepemimpinan transformasional dan pelatihan guru mata pelajaran terhadap komitmen guru dalam implementasi Kurikulum 2013 (Fhitung = 9,433; 0,000 < 0,05).
Kata Kunci: kepemimpinan transformasional kepala sekolah, pelatihan guru mata pelajaran, komitmen guru.
viii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
ABSTRACT THE EFFECT OF TRANSFORMATION LEADERSHIP OF THE HEADMASTER AND TRAINING OF TEACHERS RELATED TO THE COMMITMENT OF TEACHERS IN THE IMPLEMENTATION OF 2013 CURICULLUM A Study Case on Teachers of SMA Katolik Giovanni and SMA Negeri 4, Kupang City – East Nusa Tenggara Province. Yuliana Gelu Waleng Universitas Sanata Dharma Yogyakarta 2015 This research intends to examine and analyse the transformation leadership of headmaster and training of teachers related to the teacher commitment of teachers in the implementation of 2013 curriculum in SMA Katolik Giovanni and SMA Negeri 4, Kupang, East Nusa Tenggara Timur Province. This research is an explanation descriptive research which was carried out in SMA Katolik Giovanni and SMA Negeri 4, Kupang, East Nusa Tenggara Province from Mei to Juni of 2015. The research population were 133 teachers of SMA Katolik Giovanni and SMA Negeri 4. The samples which were taken by purposive sampling technique with the consideration besed on the schools have been implementing the 2013 curriculum and the most of teachers have followed the quisionnaire. The dependent variabel was is the commitment of the teachers who have been implementing 2013 curriculum, whereas the independent variable was the transformation leadership of headmaster and the commitment the teachers who had been trained. The data were analysed by applying doubled linear regression method. The results of this research are: (1) there is not significant effect toward the transformation leadership of headmaster to teachers commitment in the implementation of 2013 curriculum (β = 0,414 with sig = 0,083 > 0,05), (2) there is significant influence toward the commitment of the teachers who had been trained in the implementation of 2013 curriculum (β = 0,301 with sig = 0,044 > 0,05), (3) there is significant effect toward the transformation leadership of the headmaster and the training of teachers toward the commitment in the implementation of 2013 curicullum (Fcount = 9,433 with sig = 0,000 < 0,05). Keywords : Transformation commitment of headmaster, training of teachers, teacher’s commitment.
ix
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
KATA PENGANTAR Puji syukur Tuhan Yang Maha Esa atas kasih dan karunia yang telah diberikan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul “Pengaruh Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah dan Pelatihan Guru Mata Pelajaran Terhadap Komitmen Guru Dalam Implementasi Kurikulum 201 Stusi Kasus Guru-Guru SMA Katolik Giovanni dan SMA Negeri 4, Kota Kupang - Propinsi Nusa Tenggara Timur”. Skripsi ini disusun memenuhi persyaratan akir mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Dalam penyusunan skripsi ini, penulis banyak menerima bantuan, semangat dan doa dari berbagai pihak yang mendukung penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu, dengan kerendahan hati penulis ingin menyampaikan rasa syukur dan terimah kasih sebesar-besarnya kepada: 1. Drs. Johanes Eka Priyatma, M.Sc., Ph.D. sebagai Rektor Universitas Sanata Dharma periode 2014-2018. 2. Bapak Rohandi. Ph.D. sebagai Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. 3. Ibu Dra. C. Wigati Retno Astuti M.Si., M.Ed selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial dan Ketua Program Studi Pendidikan Ekonomi, Universitas Sanata Dharma. 4. Ibu Dra. C. Wigati Retno Astuti M.Si., M.Ed. selaku Dosen Pembimbing I yang telah membimbing dengan sabar dan meluangkan waktu dalam memberikan bimbingan.
x
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
5. Dr. Yohanes Harsoyo, M.si selaku Dosen Pembimbing II yang telah membimbing dengan sabar dan meluangkan waktu dalam memberikan bimbingan. 6. Semua Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Pendidikan Ekonomi yang telah memberikan ilmunya dan setia mendampingi di setiap proses perkulihan. 7. Kedua orang tuaku tersayang Bapak Yosep Ado Waleng dan Mama Agata Nogo Luon yang telah merawat, membimbing, menasehati, memberikan perhatian, kasih sayang, dukungan dan pengorbanan dan selalu mendoakan. Terimakasih sudah menjadi orangtua yang terbaik dan terhebat bagiku. 8. Om Romo Yeremias Rongan Riang Hepat, Pr terimakasih atas dukungan dan doa. 9. Semua keluarga besarku Ka Junaidy Leuwayan, Tata Habu, Ade Yopi, Bibi Oca, Bapa Yanto, Kaka Acho Luon, Ka Firda, Besa Maha, Pa Alo Koten, Om Karel Rh, Ka ama Rh, Ka Siska. Terimakasih untuk semua bantuannya serta dukungan yang diberikan sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. 10. Sahabat dan kekasihKu Benzema Putra Orolaleng. Terimah kasih atas waktu, rasa sayang, perhatian, semangat, motivasi dan saran serta doa yang telah diberikan selama ini dalam penyelesaian skripsi ini. 11. Ketua Yayasan Swasti Sari Keuskupan Agung Kupang, Kepala sekolah dan guru-guru di SMA Katolik Giovanni dan SMA Negeri 4 Kupang. Terimah kasih telah mengijinkan dan bersedia meluangkan waktu untuk membantu
xi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
dan memberikan informasi untuk pengumpulan data dalam kegiatan penelitian. 12. SahabatKu Peni Sanga, Ina Bataona, Gelole Ladjar, Benedikta Bewa, Henjo Kraeng, mba Meidika Elianasari, mba Yunita Kristina, mba Dwi Ratna Sari, mba Fransiska Dona, mba Hesti Puspitasari, mba Ika Septiani, mba Devi Aritonang, mba Sherly Renyaan, mba Santi Tea, mba Hanni Pabian. Terimakasih atas dukungan dan kebersamaannya. 13. Klowor-klowor mba Noe N’dmu, mba Tani Blikololong, mba Asi M_Qng, mba Mei M_Qng, mba Edel Lazar, mba Rosta, mba Nurul, mas Amran Lamablawa, mba Epy M_Qng, mas Raymond, mas Michael, mas Damian, mas Carly, mas Forlando, mba Anggi, mba Novi, Ka Erik Gego, Aba Riantoby. Terimakasih untuk semua bantuan dan dukungan yang telah diberikan. 14. Semua teman-teman seperjuangan PE’ 2010. Terimakasih atas dukungan dan kebersamaannya. 15. Keluarga besar TALA IA Yogyakarta, KORAL Yogyakarta dan KUAMAKEYO Yogyakarta yang selalu memberikan masukan dan dorongan bagi saya, sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.
Penulis,
Yuliana Gelu Waleng
xii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ..............................................................................
i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ...................................
ii
HALAMAN PENGESAHAN ..............................................................
iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................
iv
HALAMAN MOTTO ............................................................................
v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ................................................
vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ..............................
vii
ABSTRAK ............................................................................................
viii
ABSTRACT.............................................................................................
ix
KATA PENGANTAR ...........................................................................
x
DAFTAR ISI ..........................................................................................
xiv
DAFTAR TABEL .................................................................................
xvii
DAFTAR BAGAN .................................................................................
xviii
DAFTAR LAMPIRAN .........................................................................
xix
BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang ...................................................................
1
B. Rumusan Masalah ...............................................................
12
C. Definisi Operasional ............................................................
12
xiii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
D. Tujuan Penelitian ................................................................
14
E. Manfaat Penelitian...............................................................
14
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori ........................................................................
16
1. Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah ..........
16
a. Defenisi Kepemimpinan Transformasional ................
16
b. Prinsip-prinsip Kepemimpinan Transformasional .......
19
c. Dimensi-dimensi Kepemimpinan Transformasional ...
22
d. Karakteristik Pemimpin Transformasional ..................
24
2. Pelatihan Guru Mata Pelajaran.........................................
27
a. Defenisi Pelatihan Guru Mata Pelajaran ......................
27
b. Dasar Hukum ..............................................................
29
c. Tujuan dan Manfaat Pelatihan .....................................
30
d. Pelaksana Pelatihan dalam Implementasi K.13 ............
32
e. Prinsip-prinsip Pelatihan ............................................
37
f. Faktor-faktor yang mempengaruhi Pelatihan ................
38
3. Komitmen Guru...............................................................
40
a. Pengertian Komitmen Guru .........................................
40
b. Dimensi-dimensi Komitmen Guru...............................
42
B. Kajian Penelitian Yang Relevan ..........................................
48
C. Kerangka Berpikir Teoritis dan Hipotesis Penelitian ............
51
BAB III. METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ................................................................. xiv
57
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
B. Tempat dan Waktu Penelitian............................................
57
C. Subjek dan Objek Penelitian..............................................
58
D. Populasi dan Sampel .........................................................
58
E. Pengukuran Variabel Penelitian.........................................
59
F. Data yang di Cari ..............................................................
61
G. Teknik Pengumpulan Data ................................................
61
H. Teknik Pengujian Instrumen..............................................
64
1.
Uji Instrumen Penelitian .............................................
64
2.
Teknik Analisis Data ..................................................
70
3.
Uji Asumsi Klasik ......................................................
73
4.
Uji Hipotesis ..............................................................
75
BAB IV. GAMBARAN PERUSAHAAN A. Lokasi Penelitian 1 ............................................................
79
1. Data Kelembagaan Sekolah ..........................................
79
2. Visi, Misi dan Tujuan ....................................................
79
3. Sistem Pendidikan SMA Katolik Giovanni ....................
82
4. Kurikulum SMA Katolik Giovanni................................
83
5. Fasilitas SMA Katolik Giovanni ...............................
84
6. Organisasi SMA Katolik Giovanni ...........................
85
a. Sejarah SMA Katolik Giovanni ..........................
85
b. Struktur Organisasi SMA Katolik Giovanni .......
87
B. Lokasi Penelitian 2 ............................................................
88
1. Data Kelembagaan Sekolah ..........................................
88
xv
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
2. Visi, Misi dan Tujuan ....................................................
88
3. Sistem Pendidikan SMA Negeri 4 .................................
90
4. Kurikulum SMA Negeri 4 .............................................
90
5. Organisasi SMA Negeri 4 .............................................
92
a. Sejarah SMA Negeri 4..........................................
92
b. Struktur Organisasi SMA Negeri 4 .......................
93
6. Fasilitas SMA Katolik Giovanni ...................................
94
BAB V. ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ............................................................
95
B. Pembahasan Hasil Penelitian ........................................
118
BAB VI. KESIMPULAN, KETERBATASAN, SARAN A. Kesimpulan.....................................................................
125
B. Keterbatasan ...................................................................
127
C. Saran ..............................................................................
128
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
xvi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR TABEL Tabel
Halaman
III.1
Kisi-kisi Kuesioner Variabel Kepemimpinan Transformasional...
62
III.2
Kisi-Kisi Kuesioner Variabel Pelatihan Guru MAPEL..................
63
III.3
Kisi-Kisi Kuesioner Variabel Komitmen Guru.............................
64
III.4
Hasil Uji Validitas Kepemimpinan Transformasional....................
65
III.5
Hasil Uji Validitas Pelatihan Guru Mapel……..............................
66
III.6
Hasil Uji Validitas Komitmen Guru………………………….
67
III.7
Hasil Uji Reliabilitas……………………………………………...
69
VI.1
Tabel ruang menurut jenis, jumlah dan keadaan SMA Katolik
84
Giovanni Kupang.......................................................................... VI.2
Tabel Ruang, jumlah, kondisi dan keterangan SMA Negeri 4
94
Kupang......................................................................................... V.1
Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin……………
96
V.2
Karakteristik Responden Berdasarkan Usia………………………
97
V.3
Karakteristik Responden Berdasarkan Masa Kerja……………....
98
V.4
Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakir............
99
V.5
Karakteristik Responden Berdasarkan Status Kepegawaian..........
99
V.6
Kategorisasi Kepemimpinan Transformasional KS.......................
101
V.7
Kategorisasi Pelatihan Guru Mapel………………........................
103
V.8
Kategorisasi Komitmen Guru……………………………….........
104
V.9
Hasil Uji Normalitas......................................................................
106
V.10
Hasil Uji Linearitas.......................................................................
107
V.11
Hasil Uji Multikolinearitas............................................................
109
V.12
Hasil Uji Heteroskedastisitas.........................................................
110
V.13
Kesimpulan Uji Asumsi Klasik......................................................
111
V.14
Hasil Uji F......................................................................................
111
V.15
Hasil Uji Koefisien Determinasi.....................................................
112
V.16
Hasil Uji Hipotesis..........................................................................
113
xvii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR GAMBAR Gambar
Halaman
II.1
Prinsip-prinsip Kepemimpinan Transformasional KS....................
20
II.2
Model Kepemimpinan Transformasional KS.................................
25
II. 3
Badan Organisasi Penyelengagara Pelatihan..................................
33
II. 4
Kerangka Berpikir...........................................................................
56
VI.1
Struktur Organisasi SMA Katolik Giovanni Kupang.....................
87
V.2
Struktur Organisasi SMA Negeri 4 Kupang..................................
93
xviii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Lampiran 1
Surat Ijin Penelitian
Lampiran 2
Kuesioner
Lampiran 3
Data Induk
Lampiran 4
Deskripsi Variabel
Lampiran 5
Uji Validitas dan Uji Reliabilitas
Lampiran 6
Uji Normalitas dan Uji Linieritas
Lampiran 7
Uji Asumsi Klasik
Lampiran 8
Uji Hipotesis
xix
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Situasi global membuat kehidupan semakin kompetitif dan membuka peluang bagi manusia untuk mencapai status dan tingkat kehidupan yang lebih baik. Untuk menangkal dan mengatasi berbagai masalah yang timbul di tengah situasi global ini, salah satu hal yang dirasa perlu adalah mempersiapkan insan dan sumber daya manusia Indonesia yang bermutu. Untuk itu diperlukan upaya untuk mengembangkan mutu manusia Indonesia yang nantinya dipersiapkan untuk menjadi penerus masa depan bangsa. Upaya meningkatkan kualitas manusia Indonesia dapat dilakukan melalui sistem
pendidikan
yang
dinamis
sejalan
dengan
perkembangan
ilmu
pengetahuan, dinamika persoalan sosial dan berbagai temuan-temuan sains lainnya. Meskipun pendidikan bersifat dinamis, tujuan pendidikan tetap kembali ke tujuan dasarnya yakni membentuk karakter, meningkatkan kemampuan, dan mencerdaskan manusia. Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa : Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.
1
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
2
Sedangkan menurut Nasution (Suyadi & Dahlia, 2014: 2) Kurikulum merupakan suatu rencana yang disusun untuk melancarkan proses belajarmengajar di bawah bimbingan dan tanggung jawab sekolah atau lembaga pendidikan beserta staf pengajarnya. Pada dasarnya kurikulum merupakan pedoman dalam melaksanakan proses pembelajaran dan dipersiapkan untuk siswa oleh berbagai pihak salah satunya guru dalam rangka memberi pengalaman baru yang dapat dikembangkan seiring dengan perkembangan sebagai bekal kehidupannya. Indonesia telah melakukan beberapa kali perubahan kurikulum tidak lain hanya untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Perubahan kurikulum tersebut terjadi karena kebutuhan masyarakat yang berubah sesuai dengan tuntutan perkembangan zaman. Kurikulum 2013 merupakan hasil penyempurnaan kurikulum sebelumnya, yang biasa dikenal dengan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) 2006. Pelaksanaan kurikulum KTSP ini banyak menuai permasalahan, baik dari segi sumber daya manusia (SDM) itu sendiri maupun dari segi sarana prasarana yang tidak mendukung. Oleh karenanya pemerintah menetapkan kurikulum 2013 sebagai bentuk perubahan dan struktur kurikulum KTSP. Perbedaan yang mendasar antara struktur Kurikulum KTSP dan Kurikulum 2013 adalah terletak pada pengurangan sejumlah mata pelajaran. Struktur Kurikulum 2013 mata pelajaran lebih sedikit dari kurikulum KTSP.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
3
Struktur Kurikulum 2013 menunjukan perubahan pada sejumlah mata pelajaran. Ditingkat Sekolah Menengah Atas (SMA) terjadi pengahapusan sistem penjurusan dengan kelompok mata pelajaran wajib yang diikuti oleh seluruh peserta didik yakni; pendidikan agama dan budi pekerti, pendidikan pancasila dan kewarganegaraan, bahasa indonesia, sejarah indonesia dan bahasa inggris. Sedangkan, kelompok mata pelajaran peminatan yang diikuti oleh peserta didik sesuai dengan bakat, minat dan dan kemampuannya yakni; Seni budaya, pendidikan jasmani, olaraga dan kesehatan, prakarya dan kewirausahaan. Dengan konsep ini membutuhkan guru yang mampu menguasai sejumlah mata pelajaran (Sofendi, 2013 : 5). Sedangkan kompetensi guru yang ada masih jauh dari yang diperkirakan dalam mengimplementasi Kurikulum 2013. Keberhasilan implementasi sebuah kurikulum juga berhubungan langsung dengan adanya peran kepemimpinan kepala sekolah dalam mengkoordinasi, menggerakkan, dan menyelaraskan semua sumber daya pendidikan yang tersedia demi tercapainya tujuan pendidikan. Kepemimpinan kepala sekolah merupakan faktor
penentu
yang
kritis
dari
inisiasi
dan
implementasi
dari
transformasi/perubahan dalam instansi/lembaga sekolah. Kebijakan seorang pemimpin instansi/lembaga akan mempengaruhi perilaku kerja yang ditampilkan bawahan. Pada lingkup penelitian ini, instansi/lembaga yang dimaksud adalah sekolah, sedangkan yang dimaksud dengan bawahan dan pimpinan adalah guru dan kepala sekolah. Kepala sekolah dalam menjalankan tugasnya akan berusaha menerapkan kebijakan yang dirasa tepat bagi keberhasilan sekolah. Kebijakan kepala sekolah
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
4
merupakan perwujudan dari gaya kepemimpinannya dalam memimpin sekolah. Dalam menjalankan kepemimpinannya, kepala sekolah cenderung menerapkan gaya kepemimpinan tertentu. Gaya kepemimpinan kepala sekolah tersebut antara lain transaksional, transformasional dan visioner (Supardi, 2013:57). Penelitian ini hanya akan membahas gaya kepemimpinan transformasional yang dikemukakan oleh Supardi. Menurut Goodnight dan Jung (Robbins & Coulter, 2007: 193) pemimpin transformasional memberikan perhatian pada kebutuhan dan pengembangan individu bawahan; mengubah kesadaran pengikutnya tentang masalah dengan membantu para pengikutnya melihat masalah lama dengan cara baru; dan mampu menyenangkan, menggerakkan, dan mengilhami pengikutnya guna melakukan usaha tambahan untuk mencapai tujuan kelompok. Pemimpin transformasional (transformational leaders) berarti pemimpin yang menstimulasi dan meginspirasi (transformasi) bawahan untuk mencapai hasil yang luar biasa (Robbins &Coulter, 2010: 159). Senada dengan itu, menurut Branson & Jung (Robbins dan Coulter, 2010: 159) kepemimpinan transformasional memperhatikan kepentingan dan perkembangan kebutuhan masing-masing bawahannya; mengubah pemahaman bawahan mengenai isu-isu tertentu dengan membantu bawahan untuk memandang permasalahan lama dengan cara yang baru, membangkitkan gairah, membangun dan memberikan inspirasi bagi para bawahan untuk berusaha keras mencapai tujuan kelompok Kepala Sekolah dengan gaya kepemimpinan transformasional akan berusaha menciptakan iklim yang kondusif agar setiap tenaga pendidik dapat melaksanakan tugas dengan baik, proporsional dan profesional, serta membina
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
5
sikap dan kewajiban para tenaga pendidik sesuai dengan tugas masing-masing dalam konteks pelaksanaan Kurikulum 2013. Diterapkannya Kurikulum 2013 di semua sekolah pada tahun pelajaran 2014/2015 dimaksudkan, agar pendidikan lebih menekankan pada aspek pembentukan karakter, keterampilan, dan ilmu pengetahuan. Oleh karena itu, kepala sekolah dan para guru diharapkan siap mengubah pola pikir dalam proses pembelajaran di sekolah. Pelaksanaan Kurikulum 2013 sudah tersebar di berbagai propinsi dan kota di Indonesia. Salah satu Kota yang telah melaksanakan Kurikulum 2013 adalah Kota Kupang, Propinsi Nusa Tenggara Timur. Di tengah perjalanan implementasi Kurikulum 2013, yaitu pada tahun ajaran 2014/2015 Mendikbud Anies Baswedan mengeluarkan Surat Keputusan Nomor : 179342/MPK/KR/2014 pada 5 Desember 2014 untuk kembali pada Kurikulum 2006 atau Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) (Flores Pos, 18 Desember 2014. h: 10). Dalam keputusan tersebut tidak menghentikan secara total pemberlakuan Kurikulum 2013 namun membatasi pemberlakuan pada 6.221 sekolah percontohan. Bagi sekolah sebagai percontohan yang telah melaksanakan Kurikulum
2013 (K-13)
selama tiga semester dapat tetap melanjutkannya.
Namun, bagi sekolah yang belum sampai tiga semester menjalankannya, sekolah tersebut diharuskan menggunakan kembali Kurikulum 2006 atau KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan). Keputusan ini diambil karena siswa dan guru dinilai belum siap.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
6
Beberapa sekolah yang tetap menjalankan Kurikulum di Kota Kupang yaitu SMA Katolik Giovanni, SMA Negeri 3 dan SMA Negeri 4 Kota Kupang, Provinsi Nusa Tenggara Timur.
Kepala SMA Katolik Giovanni Kupang
Stevanus Mau, Pr mengatakan bahwa siap melaksanakan Kurikulum 2013, setelah mendapat kepercayaan dari Kementrian Pendidikan dan Kebudayan sebagai salah satu sekolah penyelenggara (Moral-Politik, 8 Maret 2015). Sebagai salah satu sekolah penyelenggara, kepala sekolah sudah melakukan sosialisasi kepada para siswa dan para guru bertepatan dengan pelaksanaan Masa Orientasi Sekolah (MOS). Selain itu, pihak sekolah meyelenggarakan rapat kerja guru untuk mengimplementasikan Kurikulum 2013, yakni penyusunan silabus, RPP, Proses pembelajaran dan persiapan untuk pembagian peminatan siswa. Peminatan tersebut terutama kelompok minat matematika dan sains, kelompok sosial, dan kelompok minat bahasa. Dengan adanya persiapan yang dilakukan oleh pihak sekolah sehingga bisa dikatakan sekolahnya telah siap menjadi salah satu sekolah pelaksana Kurikulum 2013 dilihat dari kesiapan guru karena sudah ada yang mengikuti pelatihan tentang implementasi kurikulum. Kepala SMA Negeri 4 Kota Kupang juga mengatakan
siap untuk
melaksanakan Kurikulum 2013 karena berkat kesiapan siswa, kesiapan para guru dan adanya proses distribusi buku-buku panduan guru maupun siswa dari pemerintah dalam pelaksanaan ajaran baru khususnya implementasi Kurikulum 2013 bisa berjalan dengan baik (Timorexpress, Kamis, 30 April 2015).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
7
Klemens Meba (Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga) Propinsi Nusa Tenggara Timur (Kemendikbud, Selasa, 27 Juli 2014) mengatakan bahwa pada prinsipnya implementasi Kurikulum 2013 di Propinsi NTT sudah berjalan walaupun sifatnya bertahap dan terbatas. Implementasi Kurikulum 2013 secara bertahap berarti belum semua kelas menerapkan Kurikulum 2013. Sedangkan terbatas artinya belum semua kabupaten dan sekolah menerapkan Kurikulum 2013. Penyebab implementasi Kurikulum 2013 dilaksanakan secara bertahap dan terbatas di Kota Kupang adalah ketidaksiapan sekolah dan guru serta sulitnya akses memperoleh buku pegangan guru maupun siswa. Langkah yang harus dilakukan
untuk
mengimplementasikan
sebuah
kurikulum
baru
adalah
menyiapkan guru, sarana dan prasarana serta infrastruktur pendidikan yang tepat. Menyiapkan guru dalam hal ini bukan sekedar menyiapkan keterampilan dan pengetahuan, namun lebih penting adalah menyiapkan sosok guru yang mumpuni. Alasan lain implementasi Kurikulum 2013 di Kota Kupang bersifat secara bertahap dan terbatas adalah sulitnya akses dalam memperoleh buku pegangan guru maupun siswa. Hal ini menyebabkan kurangnya pemahaman guru dalam memfasilitasi dan mempelajari isi kurikulum 2013, dan karenanya guru dinilai tidak siap untuk mengimplementasikan Kurikulum 2013. Berkaitan dengan hal ini, guru-guru yang bertugas di daerah akan sulit mengikuti hal-hal baru dalam waktu singkat, apalagi dengan pendekatan tematik yang memerlukan waktu untuk memahaminya. Pendekatan integratif-tematik menunjukkan perubahan mendasar pada struktur kurikulum hingga pola penugasan guru. Setidaknya, sejumlah mata
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
8
pelajaran diintegrasikan menjadi satu mata pelajaran. Konsep ini membutuhkan guru yang menguasai sejumlah mata pelajaran (yang digabungkan) serta mampu mengajar sesuai dengan pendekatan yang ditentukan. Bukti empiris menunjukkan program pendidikan dan pelatihan yang telah dilaksanakan oleh pemerintah diindikasikan belum berhasil untuk meningkatkan kompetensi guru. Kegagalan berbagai program tersebut disebabkan oleh penyelenggaraan program yang berorientasi proyek, berbasis anggaran, dan bersifat massal (Jalmo & Rustaman, 2010 : 80). Program pelatihan bersifat top down yangdirancang dari pusat sedangkan guru mengikuti saja program tersebut (Darmawangsa, 2013 dalam Febrianis, 2014 : 17). Artinya, penyelenggaraan program pendidikan dan pelatihan tidak didasarkan pada kebutuhan nyata guru. Selain itu, kompetensi guru yang pernah mengikuti pelatihan tidak berbeda nyata dengan guru yang belum pernah mengikuti pelatihan (Jalmo & Rustaman 2010 : 80). Belum tampak perubahan perilaku guru dalam mengajar sebelum dan setelah mengikuti pelatihan di lembaga penjamin mutu pendidikan (LPMP) (Sofiraeny dalam Febrianis, 2014: 16). Salah satu strategi yang dilaksanakan dalam implementasi Kuirkulum 2013 adalah Pelatihan Pendidik dan Tenaga Kependidikan/PTK. Pelatihan PTK adalah bagian dari pengembangan kurikulum. Pelatihan PTK disesuaikan dengan strategi implementasi yaitu tahun pertama 2013 sampai tahun 2015. Strategi pelatihan dimulai dengan melatih calon pelatih (Master Trainer) yang terdiri atas unsur-unsur, yaitu Dinas Pendidikan, dosen, guru inti nasional, pengawas dan kepala sekolah berprestasi. Langkah berikutnya adalah melatih master teacher
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
9
yang terdiri dari guru inti, pengawas, dan kepala sekolah. Pelatihan yang bersifat masal dilakukan dengan melibatkan semua guru kelas dan guru mata pelajaran. Pelatihan-pelatihan yang diikuti oleh guru menjadi faktor penting dalam upaya peningkatan kinerja dalam diri seorang guru untuk implementasi Kurikulum 2013. Kinerja guru merupakan indikasi dari adanya komitmen guru terhadap sekolah sebagai organisasi tempat mengajar guru yang memiliki komitmen terhadap sekolah (organisasi) tempat mengajar akan berusaha bekerja dengan sungguh-sungguh untuk mewujudkan tujuan yang ingin dicapai organisasi dengan sepenuh hati demi kemajuan organisasi. Komitmen guru untuk melakukan perubahan di kelas diidentifikasi dengan kemauan untuk menjalin usaha dalam mengimplementasikan perubahan di sekolah sesuai dengan perubahan kurikulum. Perubahan kurikulum tersebut dapat dijadikan pertimbangan bagi guru dan komitmen guru akan tampak pada tindakan atau perilaku dalam mengimplementasikan kurikulum yang sebelumnya siswa lebih banyak pasif menjadi aktif. Menurut Leithwood, et al. (1994: 43) terdapat beberapa dimensi komitmen dalam melakukan perubahan, yaitu tujuan pribadi (personal goals), keyakinan terhadap Kemampuan diri (confidence capacity), keyakinan konteks (context belief), danProses timbulnya emosional (the process of emotional arousal). Tujuan pribadi (personal goals) merupakan sumber penting dari komitmen guru yang harus dirasakan oleh para guru untuk memiliki kualitas tertentu dalam rangka untuk memberi energi tindakan yang aktual. Guru memiliki keinginan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
10
untuk memberikan tindakan untuk masa depan berupa (aspirasi, kebutuhan, keinginan) yang diinternalisasi oleh individu (misalnya, keinginan guru untuk dapat mengelolah kelas). Keyakinan terhadap kemampuan diri (confidence capacity), merupakan keyakinan yang dimiliki oleh seorang guru seperti rasa percaya diri dalam melihat kemampuan dirinya sendiri dalam menjalankan tugas untuk mencapai perubahan. Munculnya percaya diri seorang guru akan meningkatkan kemampuan dengan tugas guru yaitu penguasaan terhadap bahan ajar yang akan diajarkan dan kemampuan mengelola proses pembelajaran. Keyakinan konteks (context belief) dalam menjalankan kurikulum 2013 seorang guru membutuhkan keyakinan yang bisa berasal dari kepercayaan para siswa atas apa yang diajarkan, motivasi rekan-rekan kerja guru, dan dukungan dari pihak sekolah berupa pengadaan buku dan pelatihan-pelatihan. Proses timbulnya emosi (the process of emotional arousal), emosi adalah perasaan
yang
relatif
kuat
yang
sering
disertai
oleh
beberapa
reaksi fisik (seperti denyut nadi cepat); kepuasan, kebahagiaan, cinta, dan takut. Perasaan ini memiliki motivasi nilai ketika dihubungkan dengan tujuan pribadi seseorang yang mempengaruhi aksi saat ini. Emosi positif dicapai ketika apa yang diperjanjikan bertemu dengan tujuan pribadi sedangkan emosi negatif muncul ketika kesempatan mendapatkan sesuatu ancaman atau kerugian. Berdasarkan uraian di atas, nampak bahwa masalah pendidikan berkaitan dengan implementasi kurikulum 2013 masih memerlukan perhatian ekstra, baik
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
11
ditinjau dari segi kebijakan pemerintah sampai persoalan internal dalam tingkat sekolah. Sekolah sebagai suatu organisasi terdiri dari kepala sekolah sebagai pemimpin yang mampu menerapkan gaya kepemimpinan yang tepat sesuai dengan harapan dan kebutuhan gurunya. Selain itu, seorang kepala sekolah juga mampu membawa perubahan terhadap sikap guru yang awalnya pasif menjadi aktif dengan menunjukan tujuan pribadi (personal goals), keyakinan terhadap kemampuan diri (confidence capacity), keyakinan konteks (context belief), danproses timbulnya emosi(the process of emotional arousal). Untuk mendukung perubahan diperlukan adanya pelatihan-pelatihan pada guru sehingga muncul komitmen guru yang tinggi dalam menerapkan Kurikulum 2013. Oleh karena itu, sangat diperlukan peran kepemimpinan kepala sekolah dalam memotivasi guruguru yang belum mengikuti pelatihan sehingga tetap memiliki keyakinan yang kuat dalam mencapai tujuan Kurikulum 2013. Hal-hal inilah yang mendorong penulis
untuk
melakukan
penelitian
tentang
Pengaruh
Kepemimpinan
Transformasional kepala sekolah dan Pelatihan Guru Mata Pelajaran terhadap Komitmen guru dalam implementasi Kurikulum 2013 pada Guru SMA Katolik Giovanni dan SMA Negeri 4 Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
12
B. Rumusan Masalah : Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan dalam penelitian ini, yaitu : 1. Bagaimana pengaruh Kepemimpinan Transformasional kepala sekolah dan Pelatihan Guru Mata Pelajaran terhadap Komitmen Guru dalam Pelaksanaan Kurikulum 2013 ? C. Defenisi Operasional a. Komitmen Guru Dalam penelitian ini yang dimaksud komitmen guru adalah kesediaan seseorang dalam melibatkan dirinya untuk melakukan sesuatu, misalnya kesediaan dirinya untuk melaksanakan kurikulum 2013 dalam pembelajaran di kelas dan sekolah dengan sebaikbaiknya. Indikatornya: 1. Tujuan Pribadi (Personal Goals) 2. Keyakinan terhadap Kemampuan diri (Confidence capacity) 3. Keyakinan Konteks (Confidence context) 4. Proses timbulnya emosi (The process of emotional arousal) b. Kepemimpinan Transformasional kepala sekolah (X1) Dalam penelitian ini yang dimaksud gaya Kepemimpinan Transformasional adalah kepemimpinan yang memperhatikan kepentingan bawahan,
mengubah pemahaman bawahan tentang
masalah tertentu dengan cara membangun dan memberikan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
13
inspirasi pagi para bawahan untuk berusaha mencapai tujuan sekolah. Indikatornya : 1. Atributed Charisma (Karisma yang disertai visi, keahlian dan tindakan mendahulukan kepentingan bersama) 2. Intelectual Stimulation (Kemampuan mengasah kreativitas bawahan) 3. Individualized
Consideration (kemampuan menghargai dan
dan memperhatikan tentang masa depan) c. Pelatihan Guru Mata Pelajaran (X2) Dalam penelitian ini yang dimaksud Pelatihan Guru Mata pelajaran adalah proses pemberian bantuan penguatan pelaksanaan kurikulum 2013 diberikan pengawas, kepala sekolah, guru inti kepada guru sasaran satuan pendidikan yang melaksanakan kurikulum 2013. Indikatornya : 1.
Peserta pelatihan
2.
Pelatih/Instruktur
3.
Fasilitas pelatihan
4.
Kurikulum yang digunakan dalam pelatihan
5.
Hasil pelatihan meningkatkan pengetahuan, keterampilan, niatdari guru untuk mengimplementasi kurikulum dan reaksi positif dari para siswa.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
D.
14
Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk menguji dan menganalisis pengaruh Kepemimpinan Transformasional kepala sekolah dan Pelatihan Guru Mata Pelajaran terhadap Komitmen Guru dalam Pelaksanaan Kurikulum 2013.
E.
Manfaat Penelitian 1. Teoritis Sebagai bahan kajian ilmu pengetahuan, penambahan wawasan, pengembangan teori, pengembangan penelitian dan sebagai pedalaman ilmu pengetahuan di bidang pendidikan pada umumnya dan khususnya pada peningkatan Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah dan Pelatihan Guru terhadap Komitmen Guru
dalam Pelaksanaan
Kurikulum 2013. 2. Praktis a. Bagi Guru Dapat memberi masukan bagi guru mengenai arti pentingnya memiliki komitmen dalam mengembangkan diri, menambah pengetahuan, keterampilan dan pengalaman yang dicapai dari
pelatihan kurikulum baru guna
menyukseskan
implementasi kurikulum 2013 di sekolah yang dapat diterapkan dalam proses pembelajaran. b. Bagi Kepala Sekolah Dapat memberi informasi bagi kepala sekolah mengenai pentingnya penerapan kepemimpinan yang sesuai dengan harapan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
15
dan kebutuhan para guruya agar timbul persepsi yang positif sehingga dapat meningkatkan komitmen guru dalam pelaksanaan kurikulum 2013. c. Bagi Peneliti: agar peneliti memiliki wawasan yang lebih tentang kurikulum 2013 dan semakin mampu memahami substansinya sesuai dengan kepemimpinan transformasional dari kepala sekolah dan pelatihan
terhadap komitmen atas profesi sehingga dapat
menerapkannya dengan sebaik-baiknya dalam praktek nyata di lapangan.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1.
Kepemimpinan Transformasional a. Defenisi Kepemimpinan Transformasional Kepemimpinan
transformasional
merupakan
jenis
kepemimpinan baru (new leadership paradigm) yang dipandang efektif untuk mendinaminasikan perubahan, terutama pada situasi lingkungan yang bersifat transisional (Machali & Kurniadin, 2014 : 316). Sehingga dapat dikatakan bahwa kepemimpinan transformatif sebagai kemauan seorang pemimpin dalam bekerja dengan dan atau melalui orang lain untuk mentransformasikan secara optimal sumber daya organisasi dalam rangka mencapai tujuan sesuai dengan target capaian yang telah ditetapkan (Machali & Kurniadin,2014 : 317). Sumber daya yang dimaksud dapat berupa SDM, fasilitas, dana, dan faktor-faktor eksternal keorganisasian. Sedangkan Sadler (Machali & Kurniadin,2014 : 317) mendefenisikan transformasional sebagai “the proces of engaging the commitment of employees in the context of shared values and shared vision
(kepemimpinan
komitmen
pengikutnya
di
mana
dengan
pemimpin berbagi
mengembangkan
nilai-nilai
dan
visi
organisasi”. Dari pengertian tersebut, ada tiga hal yang merupakan
16
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
17
inti kepemimpinan transformasional, yaitu komitmen, berbagi nilainilai organisasi, dan berbagi visi organisasi. Hay pemimpin
(Kushariyanti,
2007)
transformasional
juga
akan
mengatakan
berusaha
bahwa
memotivasi,
membangkitkan semangat dan minat para bawahan, disamping itu tetap berusaha menyakinkan akan tujuan dan misi organisasi. Pemimpin
transformasional
juga
akan
berusaha
melihat,
memperhatikan, mengenali kemampuan individu yang berguna untuk organisasi. Pemimpin transformasional berusaha menyakinkan bawahan bahwa untuk bersama-sama menciptakan produktivitas kerja tinggi, usaha, komitmen, dan kapasitas kerja yang tinggi. Menurut Yammarino dan Bass (Daryanto, 2005) pemimpin transformasional
merupakan
pemimpin
yang
karismatik
dan
mempunyai peran sentral dan strategis dalam membawa organisasi mencapai tujuannya. Pemimpin transformasional juga mempunyai kemampuan
untuk
menyamakan
visi
masa
depan
dengan
bawahannya, serta meningkatkan kebutuhan bawahan pada tingkat yang lebih tinggi dari pada apa yang mereka butuhkan. Pemimpin transformasional
harus
mampu
membujuk
para
bawahannya
melakukan tugas-tugas mereka melebihi kepentingan mereka sendiri demi
kepentingan
organisasi
yang
lebih
besar.
Pemimpin
transformasional juga akan berusaha mengartikulasikan visi masa depan organisasi yang realistik, menstimulasi bawahan dengan cara
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
18
yang intelektual, dan menaruh perhatian pada perbedaan-perbedaan yang dimiliki oleh bawahannya. Wutun (2001: 379) menyatakan bahwa kepemimpinan transformasional yang dikemukakan oleh Bass mempunyai kesamaan dengan konsep kepemimpinan Ki Hajar Dewantara yaitu seorang pemimpin harus mampu berada didepan menjadi tauladan (Ing ngarso
sung
tulodo),
berada
ditengah-tengah
pengikutnya
menghimpun kekuatan bersama (Ing madya mangun karsa), dan berada dibelakang untuk selalu memotivasi pengikutnya dan mengarahkan ketujuan yang tepat (tut wuri handayani). Pemimpin transformasional cenderung berusaha untuk memanusiakan manusia melalui berbagai cara seperti memotivasi dan memberdayakan fungsi dan peran karyawan untuk mengembangkan organisasi dan pengembangan diri menuju aktualisasi diri yang nyata (Wutun, 2001: 351). Kepemimpinan transformasional harus dapat megartikan dengan jelas mengenai sebuah visi untuk organisasi, sehingga para pengikutnya akan menerima kredibilitas pemimpin tersebut (Su-Yung Fu dalam Izzati & Prabandini, 2013: 4). Fungsi utama dari seorang pemimpin transformasional adalah memberikan pelayanan sebagai katalisator dari perubahan (a controller of change) Avolio & Case (Izzati & Prabandini, 2013: 4). Meskipun terdapat beberapa perbedaan dalam mendefenisikan kepemimpinan transformasional, akan tetapi secara umum mereka mengartikannya sebagai agen
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
19
perubahan (an agent of change ) (Case dalam Izzati & Prabandini, 2013: 4). Asumsi yang mendasari kepemimpinan transformasional adalah bahwa setiap orang akan mengikuti seseorang yang dapat memberikan mereka inspirasi, mempunyai visi yang jelas, serta cara dan energi yang baik untuk mencapai suatu tujuan. Bekerja sama dengan seorang pemimpin transformasional dapat memberikan suatu pengalaman yang berharga karena pemimpin transformasional akan selalu
memberikan
semangat
dan
energi
positif
terhadap
bawahannya. Seorang pemimpin transformasional memiliki visi yang baik, retoris, memiliki keterampilan manajemen dan menggunakan keterampilan-keterampilan tersebut untuk mengembangkan ikatan emosional dengan pengikut. b. Prinsip-Prinsip Kepemimpinan Transformasional Paradigma baru dari kepemimpinan transformasional mengangkat
tujuh prinsip
untuk menciptakan kepemimpinan
transformasional yang bersinergi satu dengan lain secara utuh menurut Erik Rees, (Machali & Kurniadin,2014: 318), dapat digambarkan pada skema berikut:
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
20
Gambar II.1 Skema Prinsip Kepemimpinan Transformasional Simplifikasi Tekad
Motivasi Kepemimpinan Transformasional
Fasilitasi
siap siaga
mobilitas
Inovasi
Sumber : Machali & Kurniadin, 2014: 318
Penjelasan tujuh prinsip untuk menciptakan kepemimpinan transformasional yang sinergis yang disajikan pada Gambar adalah sebagai berikut : 1) Simplifikasi Keberhasilan dari kepemimpinan diawali dengan sebuah visi yang akan menjadi cermin dan tujuan bersama. Kemampuan serta keterampilan dalam mengungkapkan visi secara jelas, praktis, dan tentu saja transformasional yang dapat menjawab, “Ke mana kita akan melangkah?” menjadi hal pertama yang penting untuk kita implementasikan.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
21
2) Motivasi Kemampuan untuk mendapatkan komitmen dari setiap orang yang terlibat terhadap visi yang sudah dijelaskan adalah hal kedua
yang
perlu
kita
lakukan.
Pada
saat
pemimpin
transformasional dapat menciptakan suatu sinergitas di dalam organisasi, berarti seharusnya dia dapat pula mengoptimalkan, memotivasi, dan memberi energi kepada setiap pengikutnya. Praktisnya, dapat saja berupa tugas atau pekerjaan yang betul-betul menantang serta memberikan peluang bagi mereka pula untuk terlibat dalam suatu proses kreatif, baik dalam hal memberikan usulan ataupun mengambil keputusan dalam pemecahan masalah sehingga hal ini pula akan memberikan nilai tambah bagi mereka. 3) Fasilitasi Dalam pengertian kemampuan untuk secara efektif memfasilitasi “pembelajaran” yang terjadi di dalam organisasi secara kelembagaan, kelompok, ataupun individual. Hal ini akan berdampak pada semakin bertambahnya modal intelektual dari setiap orang yang terlibat didalamnya. 4) Inovasi Kemampuan untuk secara berani dan bertanggung jawab melakukan suatu perubahan bila mana diperlukan dan menjadi suatu tuntutan dengan perubahan yang terjadi. Dalam suatu organisasi yang efektif dan efisien, setiap orang yng terlibat perlu
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
22
mengantisipasi perubahan dan seharusnya pula mereka tidak takut akan perubahan tersebut. Dalam kasus tertentu, pemimpin transformasional
harus
siap
merespon
perubahan
tanpa
mengorbankan rasa percaya dan tim kerja yang sudah dibangun. 5) Mobilitas Pengerahan
semua
sumber
daya
yang
ada
untuk
melengkapi dan memperkuat setiap orang yang terlibat didalamnya dalam mencapai visi dan tujuan. Pemimpin transformasional akan selalu mengupayakan pengikut yang penuh dengan tanggung jawab. 6) Siap Siaga Kemampuan untuk selalu siap belajar tentang diri mereka sendiri dan menyambut perubahan dengan paradigma baru yang positif. 7)
Tekad Tekad bulat untuk selalu sampai pada akir, tekad bulat untuk menyelesaikan sesuatu dengan baik dan tuntas. Untuk ini, tentu perlu pula didukung oleh pengembangan disiplin spiritualitas, emosi, dan fisik serta komitmen.
c. Dimensi-Dimensi Kepemimpinan Transformasional Avolio, Bass & Jung (Izzati & Prabandini, 2013: 4-5) mengusulkan
empat
dimensi
dalam
transformasional dengan konsep 4I yang artinya ;
kadar
kepemimpinan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
23
a) Idealiced influence (kharisma), menekankan tipe pemimpin yang memperlihatkan
kepercayaan,
keyakinan,
dan
dikagumi
dipuji/pengikut. Melalui model-model aturan bagi pengikut, yang mana pengikut mengidentifikasi dan ingin melakukan melebihi model tersebut. Pemimpin-pemimpin menunjukan standar tinggi dari tingkah laku moral dan etika, serta menggunakan kemampuan untuk menggerakan individu maupun kelompok terhadap pencapaian misi mereka dan buhkan untuk nilai peroragan. b) Intelected stimulation (stimulasi intelektual), menekankan tipe pemimpin yang berupaya mendorong bawahan untuk memikirkan inovasi,
kreativitas,
metode
atau
cara-cara
baru.
Dalam
memperkuat Intelectual stimulation, pemimpin transformasional menciptakan rangsangan dan berpikir inovatif bagi pengikut melalui asumsi-asumsi pertanyaan, merangsang kembali masalah, menggunakan pendekatan pada situasi lampau melalui cara yang baru. c) Individualized consideration (perhatian individual), menekankan tipe
pemimpin
yang
memberikan
perhatian
terhadap
pengembangan dan kebutuhan berprestasi bawahan. Melalui pemberian bantuan sebagai pemimpin, memberikan pelayanan sebagai
mentor,
memeriksa
kebutuhan
perkembangan dan meningkatkan keberhasilan.
individu
untuk
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
d.
24
Karakteristik pemimpin transformasional Ada beberapa karakteristik pemimpin transformasional Tichy dan Devanna (Machali & Kurniadin, 2014: 321). Pertama, Pemimpin menempatkan diri sebagai agent of changer; Kedua, mereka berani bertindak untuk melakukan perubahan, pemimpin tersebut berani menghadapi resistensi, menanggung resiko, dan berani menghadapi kenyataan; Ketiga, Pemimpin percaya kepada pengikut, dengan
cara
mengembangkan
kepercayaan
melalui
motivasi,
kejujuran dan pemberdayaan, serta peduli terhadap aspek-aspek humanistik; Keempat, Pemimpin transformasional menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan seperti megembangkan rasa empati dan simpati, saling menghargai, memperhatikan harkat dan martabat sesama, saling memedulikan, ramah, bertindak secara santun, peduli terhadap
aspek-aspek
pribadi,
dan
sosio-emosional;
Kelima,
Pemimpin selalu belajar sepanjang hayat; Keenam, Pemimpin mampu mengatasi permasalahan yang kompleks, tidak menentu dan membingungkan; Ketujuh, Pemimpin memiliki pandangan jauh kedepan (visioner). Berikut adalah skema model kepemimpinan transformasional (Machali & Kurniadin,2014: 322) :
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Pemimpin membangun rasa kepercayaan pada bawahan
Pemimpin mengangkat nuansan kebutuhan hirarki motivasi
Pemimpin memperluas kebutuhan bawahan
Pemimpin mentransformasikan perhatian kebutuhan bawahan
Pemimpin mempertinggi probabilitas keberhasilan yang subyektif
Pemimpin mempertinggi nilai kebenaran bawahan
Kondisi sekarang dan upaya yang diharapkan bawahan
Makin meningginya motivasi bahwa untuk mencapai hasil dengan upaya tambahan
Bawahan menghasilkan kinerja sebagaimana yang di harapkan
25
Bawahan mempersembahkan kinerja melebihi apa yang diharapkan
Gambar II.2. Model Kepemimpinan Transformasional Machali & Kurniadin, (2014), kepemimpinan transformasional relevan untuk diterapkan dalam lembaga pendidikan atau sekolah karena halhal sebagai berikut: 1) Pemimpin mampu mengembangkan nilai-nilai organisasi yang meliputi kerja keras, menghargai waktu, semangat dan motivasi tinggi untuk berprestasi, disiplin, dan sadar akan tanggung jawab.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
26
2) Pemimpin mampu menyadarkan anggota akan rasa memiliki dan tanggung jawab (sense of belonging and sense responsibility). 3) Pemimpin dalam proses pengambilan keputusan selalu menggunakan kemampuan intelektualnya secara cerdas. 4) Pemimpin selalu memperjuangkan nasip staf dan anggotanya dalam peduli akan kebutuhan-kebutuhannya. 5) Pemimpin berani melakukan perubahan menuju tingkat produktivitas organisasi yang lebih tinggi. 6) Pemimpin mampu membangkitkan motivasi dan semangat anggota untuk mencapai produktivitas yang lebih tinggi. 7) Pemimpin mampu menciptakan budaya organisasi yang positif.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
27
2. Pelatihan Guru Mata Pelajaran a. Defini Pelatihan Guru Mata Pelajaran Secara umum pelatihan (training) mengacu pada upaya yang direncanakan oleh suatu perusahaan untuk mempermudah pembelajaran pada karyawan tentang kompentensi-kompetensi yang berkaitan dengan pekerjaan (Noe et al. 2010: 351). Kompentensi-kompetensi tersebut meliputi pengetahuan, keterampilan, atau perilaku yang sangat penting untuk keberhasilan kinerja pekerjaan. Sedangkan, secara tradisional sebagian besar penekanan pelatihan pada tingkat-tingkat keterampilan dasar dan lanjutan. Sasaran pelatihan bagi para karyawan adalah menguasai pengetahuan, keterampilan dan perilaku yang ditekankan pada program-program pelatihan serta menerapkannya kedalam aktivitasaktivitas sehari-hari. Sedangkan menurut Dessler, (2015: 284) pelatihan merupakan proses untuk mengajarkan kepada karyawan baru atau karyawan sekarang tentang keterampilan dasar yang mereka butuhkan untuk melakukan pekerjaan mereka. Senada dengan itu, menurut Siti Al Fajar & Tri Heru, (2013: 100)
pelatihan adalah proses pembelajaran keterampilan dasar
yang dibutuhkan oleh karyawan baru untuk melaksanakan pekerjaannya. Secara prinsip, kedua pengertian tersebut adalah sama yaitu pelatihan merupakan proses pembelajaran yang ditujukan karyawan agar pelaksaaan pekerjaannya memuaskan.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Suatu
organisasi
sangat
tergantung
pada
baik
28
buruknya
pengembangan anggota organisasi itu sendiri salah satunya yaitu dengan mengadakan program pelatihan terhadap pegawai. Menurut Siagian (2006: 145) megatakan bahwa pelatihan adalah keseluruhan proses, teknis dan metode belajar dalam rangka mengahlikan sesuatu pengetahuan dari seseorang kepada orang lain sesuai dengan yang telah ditetapkan sebelumnya. Program pelatihan untuk pengembangan dalam mengahlikan suatu pengetahuan dapat dilakukan dalam dunia pendidikan dengan melakukan pendampingan terhadap guru-guru. Pendampingan adalah penguatan dan penyempurnaan terhadap hal-hal yang masih kurang sempurna dalam pelatihan. Pendampingan yang dilakukan berupa proses pemberian bantuan penguatan dalam pelaksanaan Kurikulum 2013 yang diberikan guru inti, kepala sekolah, dan pengawas sekolah kepada guru sasaran atau guru mata pelajaran satuan pendidikan yang melaksanakan kurikulum 2013 (Kemendikbud, 2013:8). Guru kelas/mata pelajaran adalah guru dari sekolah
terpilih
yang
akan
mengajar
pada
tahun
ajaran
2013
(Kemendikbud, 2013). Berdasarkan penjelasan diatas, bahwa pelatihan guru sasaran atau guru mata pelajaran dalam implementasi Kurikulum 2013 melalui pendampingan merupakan kegiatan yang berkenaan dengan peningkatan keterampilan melalui berbagai latihan, baik keterampilan teknik maupun manajerial yang berorientasi pada praktek, dilakukan dilapangan dan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
29
berlangsung singkat. Agar pelatihan dapat dilaksanakan dengan baik, harus lebih dahulu ditetapkan suatu program pelatihan. b. Dasar Hukum Program pelatihan guru dalam implementasi Kurikulum 2013 berbasis kompetensi yang dikembangkan dengan memperhatikan beberapa peraturan sebagai berikut. a) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem PendidikanNasional. b) Undang-undang RI Nomor 17 Tahun 2007 tentang Pembangunan Nasional Tahun 2005-2025 c) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. d) Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. e) Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru. f) Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. g) Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 54 Tahun 2013 tentang Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar dan Menengah.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
30
h) Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 65 Tahun 2013 Tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah. i) Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 66 Tahun 2013 Tentang Standar Penilaian Pendidikan. j) Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia nomor 69 tahun 2013 tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah. k) Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 71 Tahun 2013 Tentang Buku Teks Pelajaran dan Buku Panduan Guru Untuk Pendidikan Dasar Dan Menengah. l) Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No 81A Tahun 2013 tentang Implementasi Kurikulum 2013. m) Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No 59 Tahun 2014 Kurikulum 2013 Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah c.
Tujuan dan Manfaat Pelatihan Pelatihan dalam implementasi Kurikulum 2013 terdapat tujuan umum dan tujuan khusus, yakni Tujuan umum pelatihan implemetasi kurikulum 2013 agar terjadi perubahan pola fikir (mindset) guru dalam mempersiapkan
pembelajaran,
melaksanakan
pembelajaran,
dan
mengevaluasi hasil pembelajaran sesuai dengan pendekatan dan evaluasi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
31
pembelajaran pada Kurikulum 2013 dengan baik dan benar. Sedangkan, tujuan khusus dari pelatihan bagi instruktur nasional, guru inti dan guru sasaran adalah agar peserta mampu memahami materi pelatihan yang terdiri atas rasional Kurikulum 2013, elemen perubahan kurikulum, standar kompetensi lulusan (SKL), kompetensi inti (KI), dan kompetensi dasar (KD), strategi implementasi Kurikulum 2013, isi buku guru, isi buku siswa, penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Sedangkan tujuan khususnya bagi instruktur nasonal dan guru inti harus memiliki kemampuan sebagai pelatih dalam pelatihan implementasi Kurikulum 2013 dan memahami mekanisme pendampingan Kurikulum 2013. Selain tujuan yang dikemukakan diatas, pelatihan juga memiliki manfaaat tertentu yang dikemukakan oleh M.J. Tessin (Sirait, 2006: 101) dapat dirasakan oleh organisasi, individu, dan bagian kepegawaian, yakni: a) Bagi Organisasi Organisasi
dapat
memperbaiki pengetahuan tentang
jabatan dan keterampilan, memperbaiki moral kerja, mengenali tujuan organisasi sehingga citra terhadap organisasi lebih baik lagi, memperbaiki hubungan antara atasan dan bawahan, membantu pegawai untuk bisa menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan, membantu menangani konflik sehingga mencegah stress dan tensi yang tinggi dan membantu meningkatkan produktivitas dan kualitas kerja.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
32
b) Bagi individu Individu
dapat
membantu
membuat
keputusan
dan
pemecahan masalah secara lebih baik lagi, internalisasi dan operasionalisasi motivasi kerja, mendapat prestasi, tumbuh, bertanggung jawab dan adanya kemajuan, dapat mempertinggi rasa percaya diri dan pengembangan diri, membantu untuk mngurangi rasa takut dalam menghadapi tugas-tugas baru. Menurut “Peter Principle”, makin tinggi rasa ketidakmampuan pada diri seseorang, orang tersebut cenderung menjadi takut. Oleh karena itu perlu diadakan latihan dan pengembangan. c) Bagi bagian kepegawaian Memperbaiki komunikasi antar kelompok dengan individu, dapat memahami kebijakan dari organisasi berupa aturan-aturan, membangun
rasa
kedekatan
dalam
kelompok
(group
cohesiveness) dan menciptakan organisasi sebagai tempat yang baik untuk bekerja dan hidup didalamnya. d. Pelaksana Pelatihan dalam Implementasi Kurikulum 2013 Pelaksanaan pelatihan implementasi Kurikulum 2013 melibatkan seluruh unit kerja di Lingkungan Badan Penjamin Sumber Daya Manusia dan Kebudayaan (PSDMPK) dan Penjaminan Mutu Pendidikan (PMP) sesuai tugas dan fungsi masing-masing. Unit kerja tersebut yaitu: Sekretariat
Badan,
(Pusbangprodik),
Pusat
Pusat
Pengembangan
Pengembangan
Profesi
Tenaga
Pendidik
Kependidikan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
33
(Pusbangtendik), Pusat Penjaminan Mutu Pendidikan (Pusat PMP), Pusat Pengembangan SDM Kebudayaan (Pusbang SDM Kebudayaan), Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan (PPPPTK) berjumlah 12 unit kerja, Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan Kepala Sekolah (LPPKS), dan Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) berjumlah 30 unit kerja. Gambar II.3 SkemaBadan Organisasi Penyelegara Pelatihan Arah Kebijakan
Badan PSDMPK dan PMP
Sekretariat Badan
Pusbangprodik
Pusbangtendik
a. Perencanaan b. Penyusunan Perangkat Kerja c. Penganggaran d. Pelatihan IN
tersebut yaitu: 1) Sekretariat Pusbang Kebud Badan, 2) Pusat LPMP P4TK Pelatihan guru inti Pengembanga dan guru sasaran n Profesi Dinas Pendidikan Dinas Pendidikan Dinas Pendidikan Pendidik Kab/KotaSekret Kab/KotaSekreta Kab/KotaSekret (Pusbangprodi ariat Badan, 2) riat Badan, 2) ariat Badan, 2) k), 3) Pusat Pusat Pusat Pusat Pengembanga SumberPengembangan : (Kemendikbud, 2013) Pengembangan Pengembangan n Tenaga Profesi Profesipelatihan Pendidik Profesi Badan penyelengara Kependidikan memiliki tugas diantaranya yakni; Pendidik (Pusbangprodik), Pendidik (Pusbangtendi a) Badan PSDMPKdan PMP (Pusbangprodik 3) Pusat (Pusbangprodik k), 4) Pusat ), 3) Pusat Pengembangan ), 3) Pusat BadanPenjaminan PSDMPK dan PMP adalah unit utama penyelenggara Pengembangan Tenaga Pengembangan Mutu Tenagapelatihan implementasi Kependidikan Kurikulum Tenaga 2013 secara nasional dengan tugas Pendidikan Kependidikan (Pusbangtendik), Kependidikan (Pusat PMP), 5) (Pusbangtendik 4) Pusat (Pusbangtendik sebagai berikut, mengembangkan kebijakan pelaksanaan pelatihan Pusat ), 4) Pusat Penjaminan ), 4) Pusat Pengembanga implementasi kurikulum 2013, menetapkan persyaratan narasumber Penjaminan Mutu Penjaminan n SDM Mutu Pendidikan Mutu Kebudayaan nasional, instruktur nasional, guru inti, dan guru sasaran, menetapkan Pendidikan (Pusat PMP), 5) Pendidikan (Pusbang SDM (Pusat PMP), 5) Pusat (Pusat PMP), 5) Kebudayaan), Pusat Pengembangan Pusat 6) PPPPTK (12 Pengembangan SDM Pengembangan unit kerja), 8) SDM Kebudayaan SDM LPPKS , dan 9) Kebudayaan (Pusbang SDM Kebudayaan LPMP (30 unit (Pusbang SDM Kebudayaan), 6) (Pusbang SDM Pusat PMP
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
34
nama-nama narasumber nasional dan instruktur nasional, menetapkan mekanisme pelaksanaan pelatihan implementasi kurikulum 2013 dan menetapkan dan menyetujui perangkat kerja pelatihan implementasi kurikulum 2013. b) Sekretariat Badan Sekretariat Badan adalah unit kerja di lingkungan Badan PSDMPK dan PMP dengan tugas yaitu merencanakan dan mengalokasikan biaya pelaksanaan pelatihan, mengkoordinasikan pelaksanaan pelatihan dengan P4TK dan LPMP, mensosialisasikan rancangan pelaksanaan pelatihan, melaksanakan pemantauan dan evaluasi pelaksanaan pelatihan, dan membangun sistem pemantauan dan evaluasi pelaksanaan pelatihan. c) Pusat Pengembangan Profesi Pendidik Pusat Pengembangan Profesi Pendidik adalah unit kerja yang mengkoordinasikan pengembangan bahan dan materi pelatihan guru dalam implementasi Kurikulum 2013 dengan tugas-tugas sebagai berikut; mengembangkan pedoman pelaksanaan pelatihan guru dalam implementasi Kurikulum 2013, menyusun bahan dan materi pelatihan guru dalam implementasi Kurikulum 2013, bekerjasama dengan unit terkait mengembangkan contoh video pembelajaran sebagai bahan pelatihan, melaksanakan pelatihan Instruktur Nasional untuk pelatihan guru, dan melaksanakan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
35
pemantauan dan evaluasi pelatihan guru dalam implementasi Kurikulum 2013. d) Pusat Pengembangan Tenaga Kependidikan Pusat Pengembangan Tenaga Kependidikan adalah unit kerja yang mengkoordinasikan pengembangan bahan dan materi pelatihan Kepala Sekolah dan Pengawas dalam implementasi Kurikulum
2013
dengan
tugas-tugas
sebagai
berikut;
mengembangkan pedoman pelaksanaan pelatihan Kepala Sekolah dan Pengawas dalam implementasi Kurikulum 2013, menyusun bahan dan materi pelatihan Kepala Sekolah dan Pengawas dalam implementasi
Kurikulum
2013,
dan
melaksanakan
pelatihan
Instruktur Nasional untuk pelatihan Kepala Sekolah dan Guru Inti. e) Pusat Penjaminan Mutu Pendidikan Pusat Penjaminan Mutu pendidikan adalah unit kerja yang mengkoordinasikan penjaminan mutu pelaksanaan pelatihan guru, kepala sekolah, dan Pengawas dalam implementasi Kurikulum 2013 dengan tugas-tugas sebagai berikut mengembangkan pedoman penjaminan mutu pelaksanaan pelatihan dan
melaksanakan
penjaminan mutu pelaksanaan pelatihan. f) Pusat Pengembangan SDM Kebudayaan Pusat Pengembangan SDM Kebudayaan adalah unit kerja yang mengkoordinasikan pelaksanaan pelatihan guru Seni Budaya dengan tugas-tugas sebagai berikut;
merencanakan pelaksanaan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
36
pelatihan guru seni budaya dan bekerja sama dengan unit terkait mengembangkan
bahan
pelatihan
guru
Seni
Budaya
dalam
implementasi Kurikulum 2013. g) PPPPTK PPPPTK adalah unit kerja yang melaksanakan pengembangan bahan dan materi pelatihan guru dalam implementasi Kurikulum 2013 dengan tugas-tugas sebagai berikut; Bekerjasama dengan unit terkait mengembangkan bahan pelatihan guru dalam implementasi Kurikulum 2013, dan elaksanakan pelatihan Guru Inti. h) LPPKS LPPKS adalah unit kerja yang melaksanakan pengembangan bahan dan materi pelatihan Kepala Sekolah dan Pengawas dalam implementasi Kurikulum 2013 dengan tugas-tugas sebagai berikut; melaksanakan pelatihan kepala sekolah dan pengawas dalam implementasi Kurikulum 2013 dan mengembangkan materi pelatihan kepala sekolah dan pengawas dalam implementasi Kurikulum 2013. i) LPMP LPMP adalah unit pelaksana teknis pelatihan guru dalam implementasi Kurikulum 2013 dengan tugas-tugas sebagai berikut; melaksanakan pelatihan Guru Inti dalam implementasi Kurikulum 2013, mengkoordinasikan pelaksanakan pelatihan guru sasaran dalam
implementasi
Kurikulum
2013,
mengkoordinasikan
pelaksanaan pendampingan guru dalam melaksanakan Kurikulum
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
37
2013 di sekolah dan melaksanakan penjaminan mutu proses pelatihan guru dan pendampingan guru. e. Prinsip-prinsip Pelatihan Sebelum melaksanakan pelatihan, maka terlebih dahulu perlu diketahui prinsip-prinsip pelatihan tersebut sehingga arah dan sasaran pelaksanaan pelatihan menjadi lebih jelas dan lebih mudah. Menurut Werther & Davis ( Sofyandi, 2008: 115) mengemukakan 5 prinsip pelatihan yakni participation, repetition, relevance, transference dan feed back. a) Participation, artinya dalam pelaksanaan pelatihan para peserta harus ikut aktif karena dengan partisipasi peserta maka akan lebih cepat menguasai dan mengetahui berbagai materi yang diberikan. b) Repetition, artinya senantiasa dilakukan secara berulang-ulang karena dengan ulangan-ulangan ini peserta-peserta akan lebih cepat untuk memahami dan mengingat apa yang telah diberikan. c) Relevance, artinya harus saling berhubungan sebagai contoh para peserta pelatihan terlebih dahulu diberikan penjelasan secara umum tentang suatu pekerjaan sebelum mereka mempelajari hal-hal khusus dari pekerjaan tersebut. d) Transference, artinya setiap program pelatihan harus disesuaikan dengan kebutuhan-kebutuhan yang nantinya akan dihadapi dalam pekerjaan yang sebenarnya.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
38
e) Feedback, artinya setiap program pelatihan yang dilaksanakan selalu dibutuhkan adanya umpan balik yaitu untuk mengukur sejauh mana keberhasilan dari program pelatihan tersebut. Dengan adanya umpan balik ini maka peserta akan dapat memperoleh informasi
tentang hasil
yang dicapai
dan
hal
ini
akan
meningakatkan motivasi dalam bekerja serta dapat mengetahui hasil kerja mereka. f. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pelatihan Menurut (Hasibuan, 2005: 80) faktor-faktor yang mempengaruhi pelatihan antara lain: Peserta, instruktur, fasilitas pelatihan, kurikulum dan dana pelatihan. Peserta pelatihan mempunyai latar belakang yang tidak sama atau heterogen seperti pendidikan dasarnya, pengalaman kerjanya, usianya dan lain sebagainya. Hal ini akan menyulitkan dan menghambat kelancaran pelaksanaan pelatihan karena daya tangkap, persepsi dan daya nalar mereka terhadap pelajaran yang diberikan berbeda. Dalam pelatihan juga dibutuhkan pelatih atau instr uktur yang ahli dan cakap mentransfer pengetahuannya kepada para peserta latihan yang sulit didapat. Akibatnya sasaran yang diinginkan tidak tercapai. Misalnya, ada pelatih yang ahli dan pintar tetapi tidak dapat mengajar dan berkomunikasi secara efektif atau teaching skill tidak efektif hanya pintar serta ahli untuk dirinya sendiri. Pelatih juga harus menguasai materi yang akan diajarkan dan menggunakan metode yang tepat kepada peserta.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
39
Fasilitas sarana dan prasarana juga dibutuhkan untuk pelatihan. Apabila sarana dan prasarana kurang mendukung hal ini akan menyulitkan dan menghambat lancarnya pelatihan. Misalnya buku-buku, alat-alat, mesin-mesin yang dipergunakan untuk praktek kurang atau tidak ada. Hal ini akan menyulitkan dan menghambat lancarnya pelatihan. Selain fasilitas juga kurikulum yang ditetapkan dan diajarkan kurang serasi atau menyimpang serta tidak sistematis untuk mendukung sasaran yang diinginkan oleh pekerjaan atau jabatan peserta yang bersangkutan. Untuk menetapkan kurikulum dan waktu mengajar
yang tepat sangat sulit
bahkan pelatih maupun sarananya kurang memenuhi persyaratan yang dibutuhkan. Sedangkan, dana pelatihan yang tersedia untuk pelatihan sangat terbatas, sehingga sering dilakukan secara terpaksa, bahkan pelatih maupun sarananya kurang memenuhi persyaratan yang dibutuhkan. Oleh karena semua faktor tersebut diatas sangat penting untuk mendukung kelangsungan proses pelatihan.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
3.
40
Komitmen guru a. Pengertian Komitmen Guru Komitmen organisasi identik dengan rasa kecintaan yang mengikat seseorang terhadap organisasi dimana seorang tersebut berkontribusi. Kesamaan nilai organisasi dengan nilai pribadi seseorang, kepuasaan individu dengan pekerjaan yang diberikan, kepantasan kompensasi, keamanan dan kenyamanan fasilitas tempat kerja, kejelasan jenjang karir maupun hal lain yang mendukung dapat membentuk komitmen tinggi seseorang
individu
terhadap
organisasi
dimana
seorang
tersebut
berkontribusi. Organisasi dapat menciptakan komitmen pada diri tiap individu dengan memenuhi apa yang mereka janjikan kepada individu yang berkontribusi pada organisasi tersebut. Hal
ini
seperti
yang
dikemukakan oleh Ali (Kushariyanti, 2007: 44) mengartikan komitmen sebagai kontrak, perjanjian (keterikatan) untuk melakukan sesuatu. Senada dengan itu, komitmen merupakan suatu ketulusan atau keterikatan hati untuk melakukan sesuatu (Ramdhani, 2012:86). Robbins (Wutun, 2001: 456) memandang komitmen terhadap organisasi merupakan salah satu sikap kerja. Karena ia merefleksikan perasaan seseorang (suka atau tidak suka) terhadap organisasi di tempat ia bekerja. Jadi berdasarkan beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa komitmen terhadap organisasi adalah unsur orientasi hubungan (aktif) antara individu dan organisasinya; orientasi hubungan tersebut mengakibatkan individu (pekerja) atas
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
41
kehendak sendiri memberikan sesuatu dan sesuatu yang diberikan itu demi merefleksikan dukungannya bagi tercapainya tujuan organisasi. Dalam hal ini, organisasi yang dimaksud adalah sekolah yang terdiri dari beberapa pihak salah satunya guru. Menurut Blau (Geijsel & Sleegers, 2002) banyak guru bersaing untuk dapat terlibat dengan kebutuhan siswa, misi sekolah, dan hubungan dengan rekan kerja sehingga guru menganggap sebagai dasar komitmen yang berasal dari pengalaman di sekolah tempat mereka berkerja dan memiliki peran untuk terlibat dalam melakukan perubahan. Peran yang dianggap perlu untuk melakukan perubahan
setidaknya
memiliki
komitmen
yang
tinggi
meliputi
profesionalisme pada tugas dari waktu ke waktu seperti, kehadiran, aktivitas yang konsisten, dan sesuai dengan peraturan dan perencanaan sekolah.
Pengembangan
kemampuan
merupakan
sebuah
tuntutan
perubahan yang sangat berpatokan pada komitmen guru terhadap suatu perubahan. Sebagaimana
Mac
Donald
(Geijsel
&
Sleegers,
2002)
menyimpulkan “ini adalah kualitas guru itu sendiri dan komitmen mereka untuk sebuah perubahan yang menentukan kualitas pengajaran dan kualitas perbaikan sekolah. Senada dengan itu, menurut Leitwood (Geijsel & Sleegers, 2002) komitmen guru terhadap perubahan termasuk bagaimana mereka mengidentifikasi perubahan tersebut dan keinginan mereka untuk terlibat dalam upaya menerapkan perubahan disekolah dan srtukturisasi dalam kelas.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
42
Jadi, komitmen guru untuk perubahan kurikulum merupakan identifikasi dengan keinginan mereka untuk terlibat dalam upaya untuk menerapkan perubahan disekolah, sesuai dengan struktur dan proses pembelajaran di kelas. Perubahan komitmen guru akan terlihat melalui perilaku siswa yang sebelumnya lebih relatif pasif menjadi aktif. b. Dimensi-dimensi Komitmen Guru Menurut Leithwood et al. (1994 : 43) terdapat beberapa dimensi komitmen dalam melakukan perubahan, yaitu tujuan pribadi (personal goals), keyakinan terhadap Kemampuan diri (confidence capacity), keyakinan konteks (confidence context), danProses timbulnya emosi (the process of emotional arousal). (a) Tujuan Pribadi (Personal Goals) Tujuan pribadi merupakan sumber penting dari komitmen guru, yang harus dirasakan oleh para guru untuk memiliki kualitas tertentu dalam rangka untuk memberi energi tindakan yang aktual. Berarti kemampuan yang dimiliki seorang guru dalam mengambil tindakan untuk benar-benar mempengaruhi para siswa dikelas sehingga mencapai tujuan. Sebagai objek dari komitmen guru (misalnya sekolah, pembelajaran siswa, disiplin seseorang ), tujuan pribadi mempresentasikan keinginan akan masa depan (aspirasi, kebutuhan dan keinginan) yang telah diinternalisasi oleh individu seseorang (misalnya keinginan guru untuk dapat mengelolah kelas). Guru mampu mengelola kelas dengan baik, sehingga guru dapat
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
43
mengetahui kemampuan dari masing-masing siswa. Berkaitan dengan kurikulum 2013, tujuan seorang guru adalah siswa dituntun untuk menerapkan kompetensi inti (spiritual, sikap, pengetahuan dan keterampilan). Beberapa hal mengidentifikasi kondisi yang harus ada jika tujuan tersebut untuk memberi energi tindakan terhadap perubahan sekolah yakni adopsi sebagai tujuan pribadi guru setidaknya memberikan proporsi yang signifikan dari tujuan yang diadopsi oleh inisiatif perubahan sekolah. Luis & Smith (Geijsel & Sleegers, 2002) mengidentifikasi kesesuaian sebagai indikator kualitas kerja yang mempengaruhi tingkat keterlibatan guru dengan pekerjaan mereka. Apresiasi guru atas kesenjangan yang signifikan dalam mengajar yang mereka lakukan saat ini terhadap perubahan sekolah dan persepsi pada sebagian guru yang berpartisipasi dalam perubahan sekolah
yang
merupakan
tantangan
yang
signifikan
dan
berkontribusi untuk mempelajari lebih lanjut tentang bagaimana tujuan dapat dicapai. Persepsi guru bahwa mereka tahu secara khusus dan konkret, sesuai yang perlu mereka lakukan untuk menerapkan perubahan yang diusulkan untuk sekolah dan kelas mereka sehingga guru memiliki keyakinan bahwa mereka tahu langkah selanjutnya dapat dikelolah untuk mencapai tujuan secara keseluruhan untuk perubahan sekolah yang telah ditetapkan sesuai dengan perubahan kurikulum. Menurut Cheng et al (Geijsel &
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
44
Sleegers, 2002) mengatakan bahwa bukti menunjukan bahwa tingkat komitmen guru yang dijelaskan secara parsial seperti atribut pribadi yang beragam seperti usia, jenis kelamin, pendidikan dan tingkat pengajaran. Bukti ini tampaknya sebagian besar dicacat sebagai dampak dari atribut pribadi pada tujuan pribadi guru. (b) Keyakinan terhadap Kemampuan diri (confidence capacity) Keyakinan terhadap kemampuan diri (confidence capacity), merupakan keyakinan yang dimiliki oleh seorang guru seperti rasa percaya diri dalam melihat kemampuan dirinya sendiri dalam menjalankan tugas untuk mencapai perubahan. Bandura Geijsel & Sleegers, 2002) mengemukakan bahwa orang yang mengetahui kemampuan yang ada pada dirinya akan dapat mengatur dirinya sendiri untuk menghadapi setiap tantangan yang ada dalam setiap aktivitas mereka. Guru akan berusaha dengan intensif untuk memperbaiki penampilan mereka meskipun mereka gagal mencapi tujuan. Mereka menjadikan kegagalan menjadi suatu motivasi untuk keberhasilan kedepan. Munculnya percaya diri seorang guru akan meningkatkan kemampuan dengan tugas guru yaitu penguasaan terhadap bahan ajar yang akan diajarkan dan kemampuan mengelola proses pembelajaran. Keberhasilan perubahan Kurikulum 2013 adalah kreativitas guru (Mulyasa, 2013 : 41). Guru harus benar-benar mampu mengelola proses pembelajaran
sesuai dengan kreativitas yang
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
45
dimiliki. Sesuai dengan proses pembelajaran pada Kurikulum 2013 untuk jenjang SMA menggunakan pendekatan saintific atau pendekatan Ilmiah dalam pembelajaran yakni, mengamati, menanya, mencoba, mengolah, menyajikan, menyimpulkan, dan mencipta untuk semua mata pelajaran. Dengan pendekatan tersebut Guru diharapkan memiliki keyakinan dalam memahami apa yang diajarkankannya dan menguasai bagaimana mengajarkannya sesuai dengan 5 M dalam proses pembelajaran yang aktif. Selain Pendekatan, guru harus menguasai metode yang tepat sesuai dengan materi yang akan disampaikan kepada peserta didik. Beberapa
kondisi
menimbulkan
keyakinan
terhadap
kemampuan diri yang positif pada sebagian guru dalam perubahan sekolah yaitu perasaan yang dimiliki guru ketika mendapat keberhasilan dalam upaya yang dilakukan, sehingga perasaan ini dapat ditingkatkan dengan adanya umpan balik yang mendukung dari administator, rekan kerja dan siswa. Setelah mendapat dukungan dapat diimplementasikan dalam proses belajar mengajar dengan model pembelajaran yang tepat. Dorongan atau dukungan yang kuat dari rekan-rekan kerja tentang kemampuan yang dimiliki oleh guru dapat memberikan perubahan terhadap sekolah, dengan adanya interaksi dan sering terlibat dengan rekan-rekan kerja akan merangsang para guru lain untuk yakin terhadap kemampuan dalam
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
46
dirinya sehingga mampu mengelola kelas dengan baik sesuai dengan pendekatan Kurikulum 2013. (c) Keyakinan konteks (context belief) Di mana banyak guru berpengalaman telah membangun sebuah persepsi yang negatif (keraguan) tentang konteks dimana mereka mengembankan karir tempat di mana mereka bekerja. Keyakinan ini muncul sebagai sebagai konsekuensi dari pada kesalahan dalam pemahaman yang keliru atau motivasi perubahan yang sangat terbatas. Persepsi negatif terhadap konteks ini tercipta karena kebayakan guru masih terkekang oleh pengalaman masa lalu dan mengabaikan inisiatif perubahan pada konteks saat ini. Ketika ini terjadi maka. Motivasi guru menjadi berkurang untuk menerapkan inisiatif perubahan tersebut. Ada beberapa kondisi positif sehingga dapat guru menimbulkan keyakinan konteks dalam melakukan perubahan sesuai dengan perubahan Kurikulum 2013 yaitu adanya persepsi
guru dalam budaya sekolah secara
keseluruhan. Guru masih dalam kontrol sesuai dengan apa yang mereka lakukan dan kapan mereka akan melakukan perubahan. (d) Proses timbulnya emosi (the process of emotional arousal) Emosi adalah perasaan yang relatif kuat yang sering disertai oleh beberapa reaksi fisik (seperti denyut nadi cepat); kepuasan, kebahagiaan, cinta, dan takut. Perasaan ini memiliki motivasi nilai ketika dihubungkan dengan tujuan pribadi seseorang
yang
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
mempengaruhi
tindakan
seseorang.
Keadaan
emosi
47
sangat
berhubungan dengan gangguan atau tantangan yang menghalangi keinginan seseorang. Emosi yang positif dicapai ketika keadaan yag memungkinkan seseorang untuk mencapai tujuan pribadinya, dan sebaliknya emosi negatif muncul ketika peluang untuk mencapai tujuan seseorang itu mendapatkan tantangan. Emosi dapat berfungsi untuk mempetahankan pola tindakan sebagai pertimbangan untuk menata ulang inisiatif. Sebagai seorang guru selalu melaksanakan usaha hari demi hari dilihat dari kondisi emosi yang positif. Kondisi ini didukung oleh hal-hal berikut : a. Umpan balik positif sering dari orang tua dan siswa tentang pengalaman mereka dengan inisiatif dalam melakukan perubahan sekolah. b. Umpan balik positif dari rekan-rekan kerja dan kepala sekolah untuk mampu mewujudkan tujuan organisasi dengan melakukan perubahan biasanya dengan adanya kontribusi yang terbentuk sesuai dengan kemampuan kerja guru dari organisasi. c. Kedinamisan dan perubahan kerja atau tambahan pekerjaan bagi guru.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
48
B. Kajian Penelitian Yang Relevan Penelitian
terdahulu
mengenai
pengaruh
kepemimpinan
transformasional terhadap komitmen dilakukan oleh Prabandini dan Izzati, (2013) yang berjudul “Hubungan Kepemimpinan Transforasional dan Komitmen Organisasi”. Penelitian ini dilakukan pada guru SMK. Penelitian ini ingin mengetahui sejauh mana mengetahui ada hubungan antara kepemimpinan transformasional dengan komitmen pada Guru SMK Swasta di Surabaya?. Hasil penelitian ini menyatakan bahwa terdapat hubungan positif antara kepemimpinan transformasional dengan komitmen organisasi pada Guru SMK swasta di Surabaya yang menyatakan bahwa praktik gaya kepemimpinan transformasional mampu membawa perubahan-perubahan yang lebih mendasar seperti nilai-nilai, tujuan dan kebutuhan bawahan dan perubahan-perubahan tersebut berdampak pada timbulnya komitmen guru karena terpenuhinya kebutuhan yang lebih tinggi. Selain itu, komitmen guru terhadap pekerjaan dan sekolahnya seringakali muncul dari pimpinan (Kepala Sekolah) yang memberikan visi secara jelas dan hasrat tinggi dalam mengkomunikasikan tujuan dan pengelolaan sekolah kepada guru-guru. Selain itu, penelitian lainnya yang dilakukan oleh Ratna Gusliana, (2007) dengan judul “Analisis Pengaruh Pelatihan terhadap Prestasi Kerja Karyawan” Penelitian ini dilakukan di PT. Perkebunan NusantaraVIII Bandung.
Salah satu tujuan dari penelitian ini adalah mengidentifikasi
faktor pembentuk pelatihan (peserta, pelatih, metode pelatihan, fasilitas pelatihan, materi pelatihan, dan lingkungan perusahaan yang paling
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
49
dominan). Hasil penelitian ini bahwa diketahui bahwa indikator yang diamati untuk mengukur pelatiahan ada enam antara lain pelatih (X1), peserta (X2), materi pelatihan (X3), metode pelatihan (X4), lingkungan perusahaan (X5), dan fasilitas pelatihan (X6). Keenam indikator tersebut berpengaruh dalam membentuk pelatihan karena memiliki nilai t-value lebih besar dari 1.96. Diantara keenam indikator tersebut, pelatih (X1) merupakan indikator yang paling berpengaruh terhadap pelatihan yakni sebesar 51.5% dengan λ = 0.718. Sedangkan lingkungan perusahaan (X5) memiliki pengaruh terendah yakni sebesar 27.4% dengan λ = 0.523. Penelitian terdahulu berikut yang dilakukan oleh I Nyoman Oka, I Made Yudana, &I Gusti Ketut dengan judul “ Kontribusi Pengalaman dalam Pelatihan Konsep Diri Guru, dan Kompetensi Guru terhadap Komitmen Guru SMA Negeri di Kabupaten Gianyar”. Salah satu tujuan dalam penelitian ini untuk mengetahui besarnya kontribusi pengalaman dalam pelatihan terhadap komitmen guru. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh guru SMA Negeri di Kabupaten Gianyar yang berjumlah 386 orang. Penentuan sampel menggunakan teknik presentase 25 % dari populasi sehingga diperoleh banyaknya anggota sampel berjumlah 97 orang. Pengambilan sampel menggunakan teknik proportional random sampling dengan undian. Data yang dikumpulkan dengan kusioner dan dianalisis dengan regresi sederhana. Pengalaman dalam pelatihan berkontribusi terhadap komitmen guru melalui persamaan Ŷ = 114,369 + 0,080X1 dengan Freg = 17,246 (p < 0,05). Dalam penelitian ini ditemukan korelasi positif
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
50
yang signifikan antara pengalaman dalam pelatihan dengan komitmen guru sebesar 0,394 (p < 0,05) dengan kontribusi sebesar 15,50%. Hal ini berarti semakin banyak pengalaman dalam pelatihan, maka semakin tinggi pula komitmen guru. Variabel pengalaman dalam pelatihan dapat menjelaskan makin tingginya komitmen guru sebesar 15,50% dan sumbangan efektif sebesar 14,90%. Dengan demikian hipotesis nol (Ho) yang menyatakan "tidak ada kontribusi antara pengalaman dalam pelatihan terhadap komitmen guru" ditolak. Hal ini berarti hipotesis penelitian (Ha) yang diajukan, yaitu "ada kontribusi antara pengalaman dalam pelatihan terhadap komitmen guru" diterima. Ini dapat dijadikan suatu indikasi bahwa pengalaman dalam pelatihan dapat dijadikan prediktor komitmen guru pada SMA Negeri di Kabupaten Gianyar.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
51
C. Kerangka Pemikiran Teoritis dan Hipotesis Penelitian 1. Kerangka Pemikiran Teoritis Sekolah merupakan suatu organisasi formal yang bergerak dalam bidang pendidikan, yang memiliki anggota dan pemimpin. Anggota sebuah sekolah terdiri dari guru, tenaga administrasi, siswa, dan warga sekolah lainnya yang dipimpin oleh seorang kepala sekolah yang diharuskan memiliki kemampuan-kemampuan tertentu dalam menjalankan tugas kepemimpinannya. Kepala sekolah bertugas sebagai pemimpin, pendidik, pencipta iklim kerja, mengembangkan kurikulum dan memiliki kompetensi. Kepala sekolah dalam menjalankan tugas dan fungsinya dituntut untuk menerapkan gaya kepemimpinan yang tepat. Menurut Wutun (2001: 345) konsep kepemimpinan transformasonal dari Bass merupakan salah satu konsep kepemimpinan yang lebih dapat menjelaskan secara tepat pola perilaku kepemimpinan atasan yang nyata ada dan mampu memuat pola-pola perilaku dari teori kepemimpinan lain. Kepala
sekolah
dengan
gaya
kepemimpinan
transformasional cenderung membangun kesadaran para gurunya mengenai pentingnya nilai kerja dan tugas guru, memperluas minat pribadi serta mendorong perubahan tersebut ke arah kepentingan bersama termasuk kepentingan sekolah sebagai suatu organisasi.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
52
Avolio, Bass, And Jung ( Izzati & Prabandini, 2013: 4) menyatakan bahwa seorang pemimpin transformasional akan selalu memiliki keyakinan dan kepercayaan yang kuat, hadir disaat yang sulit, dikagumi dan dipuji oleh pengikut, memegang teguh nilai-nilai moral, menumbuhkan kebanggaan pada pengikutnya, yang bervisi yang jelas disebut
(idealiced
pemimpin
influence),
transformasional
dan
akan
langkah-langkah berusaha
selanjutnya
menginspirasi
dan
memotivasi bawahan terhadap tantangan tugas sehingga dapat meningkatkan semangat kelompok disebut (inpiration motivation). Pemimpin transformasional mendorong bawahan untuk memikirkan inovasi,
kreativitas,
metode
atau
cara-cara
baru.
pemimpin
transformasional menciptakan rangsangan dan berpikir inovatif bagi pengikut melalui asumsi – asumsi pertanyaan, merangsang kembali masalah, menggunkan pendekatan pada situasi lampau melalui cara yang baru disebut (Intelected stimulation). Pemimpin transformasional memberikan
perhatian
terhadap
pengembangan
dan
kebutuhan
berprestasi bawahan. Melalui pemberian bantuan sebagai pemimpin, memberikan pelayanan sebagai mentor, memeriksa kebutuhan individu untuk
perkembangan
dan
meningkatkan
keberhasilan
disebut
(individualized consideration). Berdasarkan beberapa dimensi tersebut diharapkan kepala sekolah dengan menerapkan gaya kepemimpinan transformasional yang tepat dalam memotivasi dan menginspirasi bawahan sehingga dapat
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
53
mencapai tujuan yang diharapkan sesuai dengan kebutuhan guru dalam perubahan kurikulum 2013. Dengan perubahan Kurikulum 2013, kepala sekolah sangat diperlukan untuk membawa perubahan terhadap sikap guru untuk siap dan memiliki komitmen dalam mengimplementasi dalam proses belajar mengajar. Setiap sekolah menuntut adanya perilaku kerja yang berkualitas dan memuaskan, salah satunya adalah komitmen terhadap sekolah dari tiap gurunya. Namun komitmen terhadap sekolah dalam melakukan perubahan tidak dapat muncul dengan sendirinya, dan dalam proses terbentuknya terdapat beberapa dimensi-dimensi terbentuknya komitmen guru untuk melakukan perubahan yaitu tujuan pribadi (personal goals) merupakan sumber penting dari komitmen guru yang harus dirasakan oleh para guru untuk memiliki kualitas tertentu dalam rangka untuk memberi energi tindakan yang aktual. Guru memiliki keinginan untuk memberikan tindakan untuk masa depan berupa (aspirasi, kebutuhan, keinginan) yang diinternalisasi oleh individu (misalnya, keinginan guru untuk dapat mengelolah kelas). Keyakinan terhadap kemampuan diri (confidence capacity), merupakan keyakinan yang dimiliki oleh seorang guru seperti rasa percaya diri dalam melihat kemampuan dirinya sendiri dalam menjalankan tugas untuk mencapai perubahan. Dalam proses KBM, Guru harus benar-benar mampu mengelola proses pembelajaran sesuai dengan kreativitas yang dimiliki. Sesuai dengan proses pembelajaran
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
54
pada Kurikulum 2013 untuk jenjang SMA menggunakan pendekatan saintific atau pendekatan Ilmiah. Keyakinan
konteks
(confidence
context)
dalam
mengimplementasikan kurikulum 2013 seorang guru membutuhkan keyakinan yang bisa berasal dari kepercayaan para siswa atas apa yang diajarkan, motivasi rekan-rekan kerja guru, dan dukungan dari pihak sekolah berupa pengadaan buku dan adanya pelatihan-pelatihan. Sedangkan, proses timbulnya emosi (the process of emotional arousal) adalah perasaan yang relatif kuat yang sering disertai oleh beberapa reaksi fisik (seperti denyut nadi cepat); kepuasan, kebahagiaan, cinta, dan takut. Perasaan ini memiliki motivasi nilai ketika dihubungkan dengan tujuan pribadi seseorang yang mempengaruhi aksi saat ini. Emosi positif dicapai ketika apa yang diperjanjikan bertemu dengan tujuan pribadi sedangkan emosi negatif muncul ketika kesempatan mendapatkan sesuatu ancaman atau kerugian. Pelatihan-pelatihan yang diikuti oleh guru menjadi faktor penting dalam upaya peningkatan komitmen guru. Menurut Goldstein (Kamil, 2010: 6) pelatihan merupakan suatu usaha sistematis untuk menguasai keterampilan, peraturan, konsep atau cara berperilaku yang akan berdampak pada peningkatan kinerja. Tujuan utama dari pelaksanaan pelatihan adalah untuk peningkatan kinerja pelaku-pelaku kegiatan dalam suatu organisasi. Tentunya di dalam sekolah, pelatihan perlu diberikan kepada para guru guna meningkatkan efektivitas proses
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
55
pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru bersangkutan. Adanya perubahan kurikulum yang diiringi dengan perubahan sistem pengajaran yang dilakukan di kelas menuntut guru harus selalu mengembangkan inovasi-inovasi dalam proses pengajarannya di kelas sehingga pelatihan sangat mutlak diperlukan. Guru adalah sebuah profesi yang harus selalu dibekali melalui pelatihan yang diikuti sehingga mampu meningkatkan pengetahuan
serta
keterampilannya,
khususnya
dalam
bidang
pengajaran. Tujuan dari pelatihan adalah untuk memperoleh tingkat kemampuan yang diperlukan guru dalam pekerjaan dengan cepat dan ekonomis guna mengembangkan kemampuan-kemampuan dari rekanrekan kerja yang ada sehingga prestasi guru pada jabatan-jabatan yang sekarang dapat ditingkatkan dan dipersiapkan untuk meningkatkan komitmen dalam hal tanggung jawab yang lebih besar untuk melakukan perubahan. Berdasarkan tinjauan teoritis dan konsep-konsep dasar terdahulu, maka disusun sebuah kerangka pemikiran teoritis yang merupakan kombinasi dari teori dan hasil penelitian yang berkaitan sebagaimana disajikan dalam gambar berikut ini:
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Kepemimpinan Transformasional
56
Komitmen Guru
Pelatihan Guru Mata Pelajaran Gambar II.4. Kerangka Berpikir D. Hipotesis Berdasarkan uraian latar belakang, perumusan masalah dan juga landasan teori yang telah dikemukakan oleh penulis, maka hipotesis dari penelitian ini dirumuskan sebagai berikut; a. Kepemimpinan Transformasional kepala sekolah berpengaruh positif
dan
signifikan
terhadap
Komitmen
Guru
dalam
Pelaksanaan Kurikulum 2013 b. Pelatihan Guru Mata Pelajaran berpengaruh positif dan signifikan terhadap Komitmen Guru dalam Pelaksanaan Kurikulum 2013 c. Kepemimpinan Transformasional kepala sekolah dan Pelatihan Guru Mata pelajaran berpengaruh positif dan signifikan terhadap Komitmen Guru dalam Pelaksanaan Kurikulum 2013.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB III METODE PENELITIAN B.
Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif eksplanatori yaitu penilaian dengan mendeskripsikan atau memberi gambaran terhadap objek atau subjek yang diteliti melalui data sampel atau populasi sebagaimana adanya tanpa melakukan analisis dan membuat kesimpulan yang berlaku umum (Sugiono, 2001:11). Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif, artinya semua informasi atau data diwujudkan dengan angka dan analisis statistik. Data-data ini diperoleh dari hasil bertanya kepada responden dalam bentuk kuesioner.
C. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Penelitian dilakukan di SMA Katolik Giovanni dan SMA Negeri 4 Kota Kupang - Provinsi Nusa Tenggara Timur karena sudah menerapkan Kurikulum 2013. Selain itu, sebagian besar guru-guru di SMA Katolik Giovanni dan SMA Negeri 4 Kota Kupang telah mengikuti pelatihan Kurikulum 2013 dan sebagiannya tengah dalam proses mengikuti pelatihan dalam implementasi Kurikulum 2013. Maka akan sangat cocok untuk dilakukan penelitian di SMA Katolik Giovanni dan SMA Negeri 4 Kota Kupang. 2. Waktu penelitian dilaksanakan pada Mei - Juni 2015
57
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
58
D. Subjek dan Objek Penelitian 1. Subjek Penelitian Subjek dari penelitian ini adalah orang yang akan menjadi responden dan memberikan informasi bagi penulis. Dalam penelitian ini yang menjadi subjek penelitian adalah Guru SMA Katolik Giovannidan SMA Negeri 4 Kota Kupang – Nusa Tenggara Timur. 2. Objek Penelitian Objek dalam penelitian ini adalah data yang diperoleh dari responden, yaitu data kepemimpinan transformasional kepala sekolah, pelatihan guru mata pelajaran, dan komitmen guru. E. Populasi dan Sampel 1. Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah guru di SMA Katolik Giovannidan SMA Negeri 4 Kota Kupang yangtelah mengikuti pelatihan dalam melaksanakan Kurikulum 2013 berjumlah 133 orang guru terdiri dari SMA Katolik Giovanni berjumlah 62 orang guru dan SMA Negeri 4 berjumlah 71 orang guru. 2. Sampel Sampel dalam penelitian ini adalah guru di SMA Katolik Giovanni dan SMA Negeri 4 Kota Kupang yang telah mengikuti pelatihan dalam melaksanakan Kurikulum 2013 berjumlah 60 orang dari masingmasing sekolah terdiri dari 30 orang guru.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
59
3. Teknik Pengambilan Sampel Menurut Sugiyono, (2011: 85) teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah menggunakan teknik purposive sampling yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu atas dasar pertimbangan sekolah yang telah menerapkan Kurikulum 2013 dan bagi para guru yang telah mengikuti pelatihan Kurikulum 2013. F. Pengukuran Variabel Penelitian 1. Variabel Terikat (Dependent) Variabel terikat dalam penelitian ini adalah komitmen guru dalam implementasi Kurikulum 2013 (Y). Indikatornya: 5. Tujuan Pribadi (Personal Goals) 6. Keyakinan terhadap Kemampuan diri (Confidence capacity) 7. Keyakinan Konteks (Confidence context) 8. Proses timbulnya emosi (The process of emotional arousal) 2. Variabel Bebas (Independent) Variabel bebas dalam penelitian ini adalah : a.
Kepemimpinan Transformasional kepala sekolah (X1) Indikatornya : 4. Atributed Charisma (Karisma yang disertai visi, keahlian dan tindakan mendahulukan kepentingan bersama) 5. Intelectual Stimulation (Kemampuan mengasah kreatifitas bawahan)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
6. Individualized
60
Consideration (kemampuan menghargai dan
dan memperhatikan tentang masa depan) b. Pelatihan Guru Mata Pelajaran (X2) Indikatornya : 1.
Peserta pelatihan
2.
Pelatih/Instruktur
3.
Fasilitas pelatihan
4.
Kurikulum yang digunakan dalam pelatihan
5.
Hasil pelatihan meningkatkan pengetahuan, keterampilan, niatdari guru untuk mengimplementasi kurikulum dan reaksi positif dari para siswa. Variabel
kepemimpinan
transformasional
kepala
sekolah,
pelatihan guru mata pelajaran dan komitmen guru di ukur menggunakan Skala Likert. Jawaban setiap instrumen yang menggunakan Skala Likert mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif, yang dapat berupa kata-kata antara lain (Sugiyono, 2011: 93): a. Sangat setuju (SS) b. Setuju (S) c. Ragu-ragu (R) d. Tidak setuju (TS) e. Sangat tidak setuju (STS)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
61
G. Data yang Dicari Berdasarkan variabel-variabel yang diteliti, maka data yang dibutuhkan dalam penelitian ini sebagai berikut: 1. Data primer, yaitu data yang diperoleh secara langsung dari subjek penelitian (responden). Sebagai contoh adalah tanggapan responden terhadap variabel kepemimpinan transformasional kepala sekolah, pelatihan guru mata pelajaran dan komitmen guru. 2. Data sekunder, yaitu data yang tidak diperoleh secara langsung dari subjek penelitian (responden) tetapi diperoleh dari instansi sekolah. Data yang akan dicari adalah gambaran sekolah. H. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini berupa: 1.
Kuesioner Menurut Sugiyono (2011: 142), kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara member seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Dalam penelitian ini, kuesioner yang digunakan adalah kuesioner tertutup yaitu model pertanyaan dimana pertanyaan tersebut telah disediakan jawabannya, sehingga responden hanya memilih dari alternatif jawaban yang sesuai dengan pendapat atau pilihannya. Kuesioner dalam penelitian ini untuk mengukur dan mencari data Kepemimpinan Transformasional kepala sekolah dan pelatihan Guru Mata Pelajaran terhadap Komitmen Guru. Dilihat dari
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
62
cara menjawabnya, penelitian ini menggunakan kuesioner tertutup yaitu responden tinggal memilih jawaban yang telah disediakan. 2. Instrumen Penelitian Kisi-kisi Instrumen Penelitian Dalam melakukan pengumpulan data penulis menggunakan kuesioner. Kuesioner merupakan daftar pertanyaan tertulis yang diberikan kepada responden untuk memperoleh data yang dibutuhkan oleh penulis. Butir-butir pertanyaan dalam kuesioner diambil dari jurnal The Multifactor Leadership Questionnare (Bass dan Avolio, 1990), Manajemen Sumber Daya Manusia (Hasibuan, M. 2005) dan Transformational leadership and Teacher’s commitment to change (Yu, Huen. 2000) lalu dikembangkan oleh penulis. Gambar Tabel III.1 Kisi-Kisi Kuesioner Variabel Kepemimpinan Transformasional Nama Variabel Indikator No. Soal Kuesioner
Kepemimpinan Transformasional
Pos (+)
Neg (-)
a. Atributed Charisma (Karisma yang disertai visi, keahlian dan tindakan mendahulukan kepentingan bersama)
1-5
6
b. Intelectual Stimulation (kemampuan mengasah kreativitas bawahan) c. Individualized Consideration (kemampuan menghargai dan dan memperhatikan tentang masa depan)
13,
7-8
15,17 18-20
14,16
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
63
Gambar Tabel III.2 Kisi-Kisi Kuesioner Variabel Pelatihan Guru Mata Pelajaran Nama Variabel Indikator No. Soal Kuesioner Pos (+)
Neg (-)
Pelatihan Guru
a. Peserta Pelatihan
2,3,4, 7
1
Mata Pelajaran
b. Pelatih/instruktur
10-16
19
,20 c. Fasilitas Pelatihan d.
Kurikulum
22-24
25, 26
5,6,8,9, 17,18,21
e. Hasil pelatihan 30,31,32, meningkatkan 34 pengetahuan, keterampilan, niat dari guru, implementasi Kurikulum 2013 serta reaksi positif dari para siswa.
33
Gambar Tabel III.3 Kisi-Kisi Kuesioner Variabel Komitmen Guru Nama Variabel Indikator No. Soal Kuesioner Pos (+) Komitmen Guru
a. Tujuan Pribadi (Personal Goals) b. Keyakinan terhadap Kemampuan diri (Confidence capacity) c. Keyakinan Konteks (context belief) d. Proses timbulnya emosi (The process of emotional arousal)
Neg (-)
1-10 11-16, 22-24 17-20 25-33
21
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
64
I. Teknik Pengujian Instrumen 1) Uji Instrumen Penelitian a) Uji Validitas Sebuah
instrumen
dikatakan
valid
apabila
mampu
mengukur apa yang diinginkan. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila dapat mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat (Arikunto, 2010: 21). Instrumen yang dimaksud adalah kusioner. Rumus korelasi yang dapat digunakan adalah yang dikemukakan oleh Pearson, yang dikenal dengan rumus korelasi product moment.
Keterangan : rxy
= validitas instrumen
N
= banyaknya responden
X
= skor butir soal
Y
= skor total soal
∑X
= jumlah skor soal
∑Y
= jumlah skor total soal
Dari perhitungan di atas maka akan diketahui validitas dari setiap masing-masing pertanyaan yang ada di dalam kuesioner. Kriteria validitas adalah jika rhitung ≥ rtabel korelasi produk momen pada taraf signifikansi 5% atau 0,05. Uji validitas ini menggunakan populasi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
65
berukuran N = 60, dengan df = N-2 (df = 60 - 2 = 58), sehingga didapatkan nilai rtabel = 0, 254. Dikatakan valid apabila rhitung ≥ 0, 254. b) Hasil Pengujian Validitas Tabel III.4 Uji Validitas Variabel Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah Item KT1 KT2 KT3 KT4 KT5 KT6 KT7 KT8 KT13 KT14 KT15 KT16 KT17 KT18 KT19 KT20
Nilai r hitung 0,666 0,530 0,680 0,626 0,713 0,629 0,412 0,588 0,636 0,666 0,559 0,583 0,522 0,547 0,308 0,407
Nilai r tabel 0,254 0,254 0,254 0,254 0,254 0,254 0,254 0,254 0,254 0,254 0,254 0,254 0,254 0,254 0,254 0,254
Keterangan Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
Hasil uji validitas tersebut menunjukkan bahwa semua pernyataan untuk variabel kepemimpinan transformasional kepala sekolah di dalam kuesioner dinyatakan valid. Hal ini dikarenakan karena nilai r hitng lebih besar dari nilai r tabel.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
66
Tabel III.5 Uji Validitas Variabel Pelatihan Guru Mata Pelajaran Item PG1 PG2 PG3 PG4 PG5 PG6 PG7 PG8 PG9 PG10 PG11 PG12 PG13 PG14 PG15 PG16 PG17 PG18
Nilai rhitung 0,400 0,536 0,585 0,480 0,687 0,642 0,668 0,565 0,542 0,522 0,807 0,791 0,787 0,697 0,780 0,793 0,746 0,613
Nilai rtabel 0,245 0,245 0,245 0,245 0,245 0,245 0,245 0,245 0,245 0,245 0,245 0,245 0,245 0,245 0,245 0,245 0,245 0,245
Keterangan Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
PG19 PG20 PG21 PG22 PG24 PG25 PG26 PG30 PG31 PG32 PG33 PG34
0,365 0,329 0,668 0,447 0,565 0,427 0,512 0,658 0,632 0,686 0,595 0,568
0,245 0,245 0,245 0,245 0,245 0,245 0,245 0,245 0,245 0,245 0,245 0,245
Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
67
Hasil uji validitas tersebut menunjukkan bahwa semua pernyataan untuk variabel pelatihan guru mata pelajaran di dalam kuesioner dinyatakan valid. Hal ini dikarenakan karena nilai r
hitung
lebih besar dari nilai r tabel. Tabel III.6 Uji Validitas Variabel Komitmen Guru Item Kom1 Kom2 Kom3 Kom4 Kom5 Kom6 Kom7 Kom8 Kom9 Kom10 Kom11 Kom12 Kom13 Kom14 Kom15 Kom16 Kom17 Kom18 Kom19 Kom20 Kom21 Kom22 Kom23 Kom24 Kom25 Kom26 Kom27 Kom28
Nilai rhitung 0,422 0,458 0,466 0,540 0,632 0,329 0,424 0,462 0,477 0,530 0,744 0,781 0,790 0,643 0,800 0,396 0,434 0,763 0,541 0,711 0,362 0,542 0,436 0,639 0,560 0,651 0,651 0,634
Nilai rtabel 0,245 0,245 0,245 0,245 0,245 0,245 0,245 0,245 0,245 0,245 0,245 0,245 0,245 0,245 0,245 0,245 0,245 0,245 0,245 0,245 0,245 0,245 0,245 0,245 0,245 0,245 0,245 0,245
Keterangan Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Kom29 Kom30 Kom31 Kom32 Kom33
0,799 0,808 0,579 0,747 0,379
0,245 0,245 0,245 0,245 0,245
68
Valid Valid Valid Valid Valid
Hasil uji validitas tersebut menunjukkan bahwa semua pernyataan untuk variabel komitmen guru di dalam kuesioner dinyatakan valid. Hal ini dikarenakan karena nilai r hitung lebih besar darp nilai r tabel. c) Uji Reliabilitas Instrument Reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu (Ghozali, 2007: 41). Dalam menghitung reliabilitas, peneliti menggunakan rumus Crobach’s Alpha sebagai berikut (Arikunto, 2010: 221); Rumus Alpha :
Keterangan : r11
: Reliabilitas
instrumen
k
: Banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal
∑σb2
: Jumlah varians butir
∑σt2
: Varians total.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
69
Dalam uji statistik Cronbach Alpha (α), untuk mengukur reliabilitas variabel dikatakan reliabel apabila memberikan nilai Cronbach Alpha> 0,60 (Ghozali, 2007). Pengujian validitas dan reliabilitas menggunakan program SPSS (Statistical Package for Social Science) versi 17.0. Hasil uji reliabilitas dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Variabel
Tabel III.7 Hasil Uji Reliabilitas Indikator
Nilai Cronbach Alpha 0,854
N Of Item
Kepemimpinan Artibuted Charisma (karisma yang 8 Transformasional disertai visi, keahlian dan tindakan Kepala Sekolah mendahulukan kepentingan bersama) Intelectual Stimulation 0,771 5 (kemampuan mengasah kreativitas bawahan) Individualized Consideration 0,633 3 (kemampuan menghargai dan memperhatikan tentang masa depan) Pelatihan Guru Peserta pelatihan 0,764 5 Mata Pelajaran Pelatih/Instruktur 0,893 9 Fasilitas Pelatihan 0,669 5 Kurikulum 0,858 7 Hasil dari pelatihan 0,888 10 Komitmen Guru Tujuan pribadi (personal goals) 0,789 10 Keyakinan terhadap kemampuan 0,876 10 diri (confidence capasity) Keyakinan konteks (context belief) 0,974 4 Proses timbulnya emosi (the 0,893 9 process of emotional arousal) Hasil uji reliabilitas menunjukan bahwa semua item pernyataan dari ketiga variabel yang diteliti adalah reliabel. Hal ini dikarenakan nilai Cronbach Alpha yang diperoleh lebih besar dari 0,60.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
J.
70
Teknik Analisis Data 1. Analisis Deskriptif Analisis deskriptif digunakan untuk menganalisis data yang telah terkumpul dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan objek yang diteliti melalui sampel atau populasi sebagaimana adanya tanpa melakukan analisis dan membuat kesimpulan yang berlaku umum (Sugiyono, 2006). Hal yang disajikan dalam analisis deskriptif adalah sebagai berikut: (1) Analisis mengenai karakteristik dari responden yang terdiri dari jenis kelamin, pendidikan, masa kerja, usia, dan status kepegawaian. (2) Penelitian ini memiliki tiga data variabel yaitu, kepemimpinan transformasional kepala sekolah, pelatihan guru mata pelajaran dan komitmen guru. Data ini kemudian diolah menggunakan analisis deskripsi statistik sehingga diperoleh nilai maksimal, nilai minimal, nilai mean (Me), dan Standar Deviasi (SD). Dalam penelitian ini, peneliti menghitung skor rata-rata (Mean) dan standar deviasi untuk setiap item pertanyaan. Analisis dilakukan pada masing-m asing item pertanyaan. Rumus yang digunakan dalam mencari mean dan standar deviasi adalah sebagai berikut:
a)
b)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
71
(Sumber: Sugiyono, 2011) Keterangan: = rata-rata (Mean) = jumlah skor = jumlah responden 2. Uji Prasyarat Regresi a. Uji Normalitas Pengujian normalitas menggunakan uji sample KolmogrovSmirnov, yaitu tingkat kesesuaian antara distribusi harga satu sampel (skor yang diobservasi) dengan suatu distribusi teoretis tertentu. Uji ini menetapkan suatu titik dimana teoretis dan yang terobservasi mempunyai perbedaan besar, artinya distribusi sampling yang diamati benar-benar merupakan observasi suatu sampel purpotive dari distribusi teoretis. Tes
Kolmogorov-Smirnov
memusatkan
pada
penyimpangan (deviasi) terbesar. Harga F0 (X) – Sn (X) terbesar dinamakan deviasi maksimum. Adapun rumus uji KolmogorovSmirnov untuk normalitas adalah sebagai berikut (Sugiyono, 2011) D = maksimum | F0(X) – Sn(X) | Keterangan : D
= Deviasi Maksimum
F0= Fungsi distribusi frekuensi kumulatif yang ditentukan Sn(X)
= Distribusi frekuensi kumulatif yang diobservasi.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
b.
72
Uji Linearitas Uji linearitas digunakan untuk mengetahui apakah variabel kepemimpinan transformasional kepala sekolah dan pelatihan guru mata pelajaran mempunyai hubungan linier atau tidak dengan variabel komitmen guru. Uji linearitas ini digunakan dengan analisis varians dengan menggunakan rumus F. Rumus yang digunakan untuk mencari nilai F adalah sebagai berikut (Sudjana, 1989: 332) :
Keterangan: F
= Bilangan untuk linearitas
S2TG
= Varian tuna cocok
S2G
= Varian kekeliruan
Kriteria pengujian linieritasnya, yaitu: a. Jika nilai fhitung lebih kecil dari ftabel pada taraf signifikansi 5% dengan derajat kebebasan (dk) = (k-2) dan (n-k) maka hubungan variabel bebas dengan variabel terikat bersifat linear. b. Jika nilai fhitung lebih besar dari ftabel pada taraf signifikansi 5% dengan derajat kebebasan (dk) = (k-2) dan (n-k) maka hubungan variabel bebas dengan variabel terikat bersifat linear.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
73
3. Uji Asumsi Klasik a. Uji Multikolinearitas Multikolinearitas adalah situasi adanya hubungan variabelvariabel bebas di antara satu dengan yang lainnya. Dalam hal ini disebut variabel-variabel bebas tidak ortogonal. Variabel yang bersifat ortogonal adalah variabel bebas yang nilai korelasinya sama dengan nol. Apabila terdapat korelasi yang sempurna di antara sesama variabel-variabel bebas ini sama dengan satu, maka koefisien regresinya tidak dapat ditaksir dan nilai standard error setiap koefisien menjadi tidak terhingga. Untuk mendeteksi multikolinieritas digunakan rumus korelasi. Adapun rumusnya sebagai berikut:
Selanjutnya dengan bantuan program komputer SPSS dilakukan
analisis
Collinearity
Statistics.
Dari
analisis
Collinearity Statistics akan diperoleh VIF (Variance Inflation Factor). Untuk mengetahui terjadi tidaknya multikolinearitas, digunakan ketentuan sebagai berikut: Jika VIF > 5, maka terjadi multikolinearitas Jika VIF < 5, maka tidak terjadi multikolinearitas b. Uji Heteroskedastisitas
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
74
Heteroskedastisitas adalah suatu keadaan dimana varian dari kesalahan pengganggu tidak konstan untuk suatu variabel bebas (Supranto, 2004). Untuk mendeteksi ada tidaknya masalah heteroskedastisitas digunakan uji korelasi Rank Spearman. Rumus korelasi Rank Spearman adalah sebagai berikut:
Keterangan: d1 = perbedaan pada rank yang diberikan kepada dua karakteristik yang berbeda dari individu atau fenomena ke-1 n
= banyaknya individu atau fenomena yang diberikan kepada rank
Selanjutnya dengan bantuan komputer program SPSS, untuk menentukan
terjadi
tidaknya
masalah
heteroskedastisitas
digunakan ketentuan sebagai berikut: Jika rs hitung > rs tabel, maka terjadi heteroskedastisitas Jika
rs hitung
heteroskedastisitas.
<
rs
tabel,
maka
tidak
terjadi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
75
4. Uji Hipotesis a. Analisis Regresi Berganda Analisis regresi berganda merupakan pengembangan dari analisis regresi sederhana. Pada analisis ini digunakan untuk mengetahui pengaruh dari beberapa variabel independen X terhadap variabel dependen Y (Santoso, 2000). Dalam penelitian ini analisis regresi berganda digunakan untuk melihat pengaruh variabel kepemimpinan transformasional kepala sekolah, dan pelatihan guru mata pelajaran terhadap komitmen guru. Analisis ini akan dihitung menggunakan rumus sebagai berikut: Y = a + b1X1 + b2X2 + e Keterangan : Y
= Komitmen Guru
b1,2 = Koefisien regresi variabel X1, X2 X1 = Kepemimpinan Transformasional kepala sekolah X2 = Pelatihan Guru Mata Pelajaran e
= error / variabel pengganggu
b. Uji F Uji F merupakan pengujian signifikansi persamaan yang digunakan untuk mengetahui apakah model regresi dengan variabel
independen
(X1,X2),
yaitu
kepemimpinan
transformasional kepala sekolah dan pelatihan guru mata pelajaran dapat mempengaruhi variabel dependen (Y), yaitu komitmen guru.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
76
Langkah-langkah yang digunakan dalam uji ini adalah sebagai berikut: (Santoso, 2000) a) Menggunakan rumus uji F
Keterangan : Freg = harga F garis regresi yang dicari R
= koefisien korelasi antara X1,X2 dan Y
m
= banyak prediktor
N
= Jumlah anggota sampel
b) Menentukan formulasi Ho dan Ha Ho = Model regresi dengan variabel bebas (X) kepemimpinan transformasional kepala sekolah dan pelatihan guru mata pelajaran tidak dapat digunakan untuk memprediksi variabel terikat (Y) yaitu komitmen guru. Ha = Model regresi dengan variabel bebas (X) kepemimpinan transformasional kepala sekolah dan pelatihan guru mata pelajaran dapat digunakan untuk memprediksi variabel terikat (Y) yaitu komitmen guru.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
77
Taraf nyata α = 95% Derajat kebebasan F tabel (α, k, n-k-1). Dimana, α = 0,005. k = Jumlah variabel bebas. n = jumlah sampel. c) Menguji Hipotesis Kriteria pengujian hipotesis: 1. fhitung ≥ ftabel pada α 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima, berarti
model
kepemimpinan
regresi
dengan
transformasional
variabel kepala
bebas
(X)
sekolah,
dan
pelatihan guru mata pelajaran dapat digunakan untuk memprediksi variabel terikat (Y), komitmen guru. 2. fhitung< ftabel pada α 0,05 maka Ho diterima dan Ha ditolak, berarti
model
kepemimpinan
regresi
dengan
transformasional
variabel kepala
bebas
(X)
sekolah,
dan
pelatihan guru mata pelajaran tidak dapat digunakan untuk memprediksi variabel terikat (Y), komitmen guru. c. Koefisien Determinasi Untuk mengetahui seberapa jauh kemampuan variabel kepemimpinan transformasional kepala sekolah dan pelatihan guru mata pelajaran berpengaruh terhadap variabel komitmen guru, dapat dihitung dengan rumus koefisien determinasi. Semakin besar koefisien determinasi menunjukkan semakin baik kemampuan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
78
kepemimpinan transformasional dan pelatihan guru mata pelajaran mempengaruhi Y, komitmen guru. Besarnya koefisien determinasi adalah kuadrat dari koefisien korelasi (Suharyadi & Purwanto, 2004).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB IV GAMBARAN UMUM Pada bab ini penulis menjelaskan tentang 2 lokasi penelitian yaitu SMA Katolik Giovanni Kupang dan SMA Negeri 4 Kupang, Propinsi Nusa Tenggara Timur sebagai berikut : A. Lokasi Penelitian 1 1. Data Kelembagaan Sekolah Nama Sekolah
: SMA Katolik Giovanni Kupang
Status
: Akreditasi A
NSS
: 302246004003
Alamat
: Jl. Jend. A. Yani No. 48 Kupang – NTT
Kelurahan
: Merdeka
Kecamatan
: Kelapa Lima
2. Visi, Misi, dan Tujuan a. Visi Visi
SMA
Katolik
Giovanni
Kupang
adalah
terwujudnya sekolah/tamatan yang berkualitas, unggul, handal dan kompeten dalam bidang IPTEKS (Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Seni), IMAN dan MORAL yang senantiasa dijiwai oleh nilai-nilai Kristiani.
79
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
80
b. Misi Misi
SMA
Katolik
Giovanni
Kupang
adalah
meningkatkan dan mengembangkan potensi siswa secara utuh dan optimal dalam: 1) Menumbuhkan
dan
mengembangkan
serta
meningkatkan kesadaran akan potensi diri bagi setiap siswa untuk berprestasi. 2) Melaksanakan
pendidikan
dan
pembinaan
serta
bimbingan yang bermutu guna membentuk peserta didik menjadi manusia yang utuh, cerdas, kompeten, ulet dan mandiri. 3) Melaksanakan pembelajaran dan bimbingan secara efektif sehingga setiap siswa dapat berkembang secara optimal sesuai potensi, bakat dan talenta yang telah Tuhan anugerahkan kepadanya. 4) Meningkatkan prestasi akademik siswa sesuai dengan harapan kurikulum Satuan Tigkat Pendidikan dan harapan Sekolah Kategori Mandiri agar peserta didik dapat mencapai kompetensi sesuai dengan standar isi dan SKL dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) mata pelajaran.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
81
5) Meningkatkan prestasi non akademik siswa dalam berbagai bidang keterampilan sesuai dengan bakat dan kemampuan dari masing-masing siswa. 6) Menanamkan kedisiplinan sebagai dasar dan kunci keberhasilan setiap siswa. 7) Menanamkan pembinaan kerohanian dan budi pekerti bagi setiap siswa. 8) Memberikan kesaksian iman, harapan dan kasih dalam proses perwujudan cita-cita hidupnya. c. Tujuan Tujuan SMA Katolik Giovanni Kupang untuk meningkatkan potensi siswa berdasarkan pengetahuan dan mengembangkan kepribadian siswa berdasarkan bakat dan minat siswa dalam : 1) Rata-rata NEM sekolah dari 5,64 terendah menjadi 65-70. 2) Siswa yang diterima diperguruan tinggi favorit baik negeri maupun swasta meningkat dari 50 – 75 %. 3) Minimal 75% siswa yang tamat memiliki keunggulan dalam Bidang IPTEK, iman dan moral yang tercermin dalam aspek life skill/kecakapan hidup. 4) Minimal 75% siswa dapat berkomunikasi dalam Bahasa Inggris 5) Minimal 75% siswa MIPA memiliki kompetensi dan unggul dalam bidang MIPA.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
82
6) Minimal 90% siswa memiliki keterampilan dalam bidang komputer dan menguasai program-programnya. 7) Mengembangkan sistem seleksi penerimaan siswa baru yang lebih unggul, berbakat serta melakukan pembinaan terhadap calon siswa. 8) Mengembangkan bakat siswa dalam bidang bahasa, mipa, sosial, seni, jurnalistik dan penelitian, olaraga, teknologi informasi dan komunikasi. 9) Meningkatkan profesionalisme guru. 10) Pengembangan kompetensi siswa sesuai amanah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP 2006) dan Kurikulum 2013. 11) Membina dan membnetuk pribadi peserta didik menjadi manusia yang cerdas, berakhlak dan berbudi pekerti luhur, dewasa, mandiri, serta bertanggung jawab. 3. Sistem Pendidikan di SMA Katolik Giovanni Kupang Sistem pendidikan yang diterapkan di SMA Katolik Giovanni Kupang adalah pengajaran yang dibagi dalam
kelompok mata
pelajaran wajib yang diikuti oleh seluruh peserta didik Kelas X dan XI dan kelompok mata pelajaran peminatan yang diikuti oleh peserta didik sesuai dengan bakat, minat, dan kemampuannya. Sedangkan, program pengajaran khusus diadakan di Kelas XII dengan pilihan Program IPA, Program IPS, dan Program bahasa.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
83
4. Kurikulum Satuan Pendidikan SMA Katolik Giovanni Kupang Pembangunan nasional di bidang pendidikan adalah upaya mencerdaskan kehidupan bangsa dan meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia dalam wujud masyarakat maju, adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 yang memungkinkan warganya untuk
mengembangkan
diri
menjadi
manusia
Indonesia
yang
seutuhnya. Kurikulum disusun untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional yang
memperhatikan
kesesuiannya
dengan
tahap
perkembangan
lingkungan
peserta
pembangunan
didik
dan
nasional,
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta kesenian sesuai dengan jenis dan jenjang masing-masing pendidikan. Isi Kurikulum merupakan susunan bahan kajian dan pelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan SMA dalam rangka pencapaian tujuan pendidikan nasional. Kurikulum yang berlaku di SMA Katolik Giovanni Kupang merupakan salah satu sekolah percontohan. Kurikulum di SMA Katolik Giovanni Kupang yaitu Kurikulum 2013 untuk kelas X dan XI sedangkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) untuk kelas XII. Pengajaran bagi kelas X dan XI dibagi dalam dua kelompok wajib dan peminatan. Kelompok wajib dibagi dalam kelompok A dan kelompok B yang diikuti oleh seluruh peserta didik sedangkan kelompok peminatan yang diikuti oleh peserta didik sesuai dengan bakat, minat dan kemampuannya. Pengajaran khusus diselenggarakan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
84
di kelas XII dengan program pengajaran dibagi dalam tiga program, yaitu Program Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) dan Program Bahasa. 5. Fasilitas SMA Katolik Giovanni Kupang SMA Katolik Giovanni Kupang yang bertempat di Jln. Jend. A. Yani No. 48 Kupang, NTT memiliki jumlah ruangan sebanyak 14 buah. Ruang menurut jenis, jumlah, dan kondisi dapat di lihat pada tabel berikut: Tabel VI.1 Tabel Ruang Menurut Jenis, Jumlah, dan Keadaan No
Jenis
Jumlah Baik
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Ruang Kelas Perpustakaan Ruang UKS Ruang OSIS Ruang BK Ruang Musik Kantor Aula Ruang Guru Ruang Lab IPA: - Fisika - Kimia
30 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
30 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
13
-
Biologi
1
1
14
-
Bahasa
1
1
2 4 17
2 1 17
15 16 17
- Lainnya Gudang WC/KM
Keadaan Rusak Rusak ringan berat
Belum ada
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
18 Kantin 19 Pos jaga Sumber: Data dari Sekolah
1 1
85
1 1
SMA Katolik Giovanni Kupang memiliki ruang kelas yang sangat mendukung proses belajar mengajar. Ukuran ruangan kelas yang cukup besar dengan atap tinggi, pencahayaan cukup sehingga ruangan tidak gelap, dan jendela berukuran besar sehingga sirkulasi udara lancar. Ruang kelas tampak bersih, meja dan kursi tertata dengan rapi dan dalam kondisi yang baik (tidak rusak dan layak pakai). Dalam setiap kelas tersedia dua buah white board sebagai sarana kegiatan pembelajaran. Kelas juga dilengkapi dengan papan absensi, kalender akademik, jadwal pelajaran dan jadwal piket peserta didik. Kantor kepala sekolah, kantor guru, kantor bimbingan konseling, dan kantor tata usaha dibuat terpisah sehingga kegiatan di tiap-tiap kantor dapat berjalan secara leluasa dan tidak saling menggangu. Hal lain yang sangat menunjang kegiatan belajar mengajar adalah tersedianya buku-buku sebagai sumber belajar yang memadahi di
perpustakaan.
Terdapat
pula
laboratorium
komputer,
dan
laboratorium IPA, ruang musik, ruang UKS, dan ruang OSIS yang menunjang pemaksimalan kegiatan peserta didik di sekolah. 6. Organisasi Sekolah SMA Katolik Giovanni a. Sejarah SMA Katolik Giovani Kupang Pada tahun 1967 terbentuk Keuskupan Kupang dan selanjutnya
dibentuk Yayasan Swasti sari Kupang untuk
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
86
menangani sekolah-sekolah Katolik dilingkungan Keuskupan Kupang dengan ketuanya
Bapak
Uskup
Kupang
:
Mgr.
Gregorius Matero, SVD ( alm ). Dengan terbentuknya Yayasan Swasti Sari
Kupang maka dengan sendirinya pengolahan
pendidikan SMA YASUKTI
Katolik Giovanni Kupang dialihkan dari
kepada YASWARI. SMU
katolik
Disamakan
Giovanni Kupang sebagai lembaga pendidikan swasta dalam kiprahnya selain mengembara visi dan misi pendidikan katolik tetapi tetap dalam konteks upaya mencerdaskan kehidupan bangsa secara makro sehingga sejak didirikan hingga saat ini telah mengikuti berbagai jenjang akreditasi dari pemerintah dalam hal ini Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI sebagai berikut : -
Berdasarkan Surat Keputusan Direktur Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan dan Kebudayaan No. 018/C/Kep/I/83 tentang syarat dan tata cara pendirian Sekolah Swasta ; tanggal 7 Juli 1983; diputuskan bahwa SMA Katolik Giovanni Kupang ditetapkan sebagai SMA Swasta dengan status “TERDAFTAR”
-
Berdasarkan Surat Keputusan Direktur Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan dan Kebudayaan No. 007/C/Kep/I/85 tentang Jenjang Akreditas bagi Sekolah Lanjutan Tingkat Atas ; tanggal 6 Pebruari 1985; diputuskan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
87
bahwa SMA Katolik Giovanni Kupang ditetapkan sebagai SMA Swasta dengan status “DIAKUI” b. Gambar. VI.1 Struktur Organisasi SMA Katolik Giovanni Kupang
Sumber : Data dari sekolah
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
88
B. Lokasi Penelitian 2 1. Data Kelembagaan Sekolah Nama Sekolah
: SMA Negeri 4 Kupang
Status
: Akreditasi B
NSS
: 301240102005
Alamat
: Jl. Adisucipto, Oesapa - Kupang
Kelurahan
: Oesapa
Kecamatan
: Kelapa Lima
2. Visi, Misi, dan Tujuan a. Visi Visi dari SMA Negeri 4 Kupang adalah “Berprestasi, Berkarakter, Berbudaya, dan Berwawasan Lingkungan” b. Misi 1) Meningkatkan pengelolaan KBM untuk meningkatkan mutu lulusan siswa dan persentase kelulusan. 2) Meningkatkan prestasi akademik dan non akademik. 3) Membentuk dan meningkatkan kepribadian siswa yang berakhlak mulia dan berbudi pekerti luhur. 4) Meningkatkan wawasan cinta lingkungan hidup menuju Sekolah Adi Wiyata Tingkat Nasional. 5) Membekali
diri
dengan
menghadapi era globalisasi.
keterampilan
hidup
untuk
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
89
c. Tujuan 1) Tujuan Umum Sejalan
dengan
tujuan
pendidikan
dasar
sebagaimana yang dirumuskan dalam sistem pendidikan nasional yaitu meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut. 2) Tujuan Khusus Tujuan pendidikan di SMA Negeri 4 Kupang adalah membentuk manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi, sesuai standar mutu pendidikan yang dapat dipertanggungjawabkan secara nasional. Kegiatan pembelajaran di sekolah mengacu pada Standar Kompetensi Lulusan yang telah ditetapkan oleh BSNP (Badan Standar Nasional Pendidikan) sebagai berikut: a) Membangun dan menerapkan informasi dan pengetahuan secara logis, kritis, kreatif, dan inovatif. b) Menunjukkan kemampuan berpikir logis, kritis, kreatif, dan inovatif dalam pengambilan keputusan. c) Menunjukkan kemampuan mengembangkan budaya belajar untuk pemberdayaan diri.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
90
d) Menunjukkan sikap kompetitif dan sportif untuk mendapatkan hasil yang terbaik. e) Berpartisipasi
dalam
kehidupan
bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara secara demokratis dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia. f) Mengekspresikan diri melalui kegiatan seni dan budaya. g) Berkomunikasi lisan dan tulisan secara efektif dan santun. h) Menunjukkan
keterampilan
menyimak,
membaca,
menulis, dan berbicara dalam bahasa Indonesia dan Inggris. 3.
Sistem Pendidikan di SMA Negeri 4 Kupang Sistem pendidikan yang diterapkan di SMA Negeri 4 Kupang adalah pengajaran yang dibagi dalam kelompok mata pelajaran wajib yang diikuti oleh seluruh peserta didik Kelas X dan XI dan kelompok mata pelajaran peminatan diikuti oleh peserta didik sesuai dengan bakat, minat, dan kemampuannya. Sedangkan, program pengajaran khusus diadakan di Kelas XII dengan pilihan Program IPA, Program IPS, dan Program Bahasa.
4. Kurikulum Satuan Pendidikan SMA Negeri 4 Kupang Pengembangan Kurikulum SMA Negeri 4 Kupang mengacu kepada Standar Nasional Pendidikan untuk menjamin pencapaian tujuan pendidikan nasional. Standar nasional pendidikan terdiri atas
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
91
standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan. Kurikulum SMA Negeri 4 Kupang merupakan seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran, serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelengaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan nasional serta kesesuaian dengan kekhasan, kondisi dan potensi daerah, kondisi sekolah, dan peserta didik. SMA Negeri 4 Kupang merupakan salah satu sekolah percontohan sehingga menggunakan dua Kurikulum yaitu Kurikulum 2013 untuk Kelas X dan XI sedangkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) untuk kelas XII. Pengajaran bagi Kelas X dan XI dibagi dalam dua kelompok wajib dan peminatan. Kelompok wajib dibagi dalam kelompok A dan kelompok B yang diikuti oleh seluruh peserta didik sedangkan kelompok peminatan yang diikuti oleh peserta didik sesuai dengan
bakat,
minat
dan
kemampuannya.
Pengajaran
khusus
diselenggarakan di kelas XII dengan program pengajaran dibagi dalam tiga program, yaitu Program Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) dan Program Bahasa.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
92
5. Organisasi Sekolah SMA Negeri 4 Kupang a. Sejarah SMA Negeri 4 Kupang Kondisi saat itu dengan melihat perkembangan dan pertumbuhan penduduk kota Kupang adalah ibu kota Propinsi NTT dan ibu kota Kabupaten Kupang sangat pesat (saat itu), maka banyak anak usia sekolah tingkat SMA tidak dapat tertampung untuk belajar, karena fasilitas gedung sekolah yang masih kurang. Melihat kenyataan tersebut, pemerintah dalam hal ini Kepala Kantor Wilayah Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Propinsi NTT prihatin, maka dari itu disusun rencana dan program serta diusulkan ke Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI agar dapat didirikan gedung SMA di Propinsi NTT, khususnya di kota Kupang. SMA Negeri 4 Kupang adalah salah satu sekolah negeri yang didirikan pada tanggal 30 Mei 1991 berkaitan dengan dikeluarnya Surat Keputusan Mendikbud RI Nomor : 0283/O/1991 tentang pendirian SMA di ibukota propinsi Nusa Tenggara Timur. Maka di Kabupaten Kupang melalui Kepala Kantor Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Kupang menunjuk lokasi Oesapa sebagai tempat didirikan gedung SMA, yang kini adalah SMA Negeri 4 Kupang. Alasan dipilihnya daerah Oesapa karena tempat ini sangat strategis terletak di tengah-tengah daerah lainnya di Kecamatan Kupang Tengah saat itu.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Selain
alasan
strategis,
alasan
lain
adalah
93
untuk
mendekatkan sekolah dengan anak agar kesempatan untuk belajar lebih baik dan lebih optimal lagi. Dengan demikian lebih menghemat biaya transportasi, tenaga, dan waktu ketika anak menempuh pendidikan di SMA Negeri 4 Kupang. b. Struktur Organisasi SMA Negeri 4 Kupang Gambar VI.2
Sumber data: SMA Negeri 4 Kupang
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
6.
94
Fasilitas SMA Negeri 4 Kupang SMA Negeri 4 Kupang yang bertempat di Jln. H.R. Koroh, Kelurahan Oesapa RT 22/RW IX, Kecamatan Kelapa Lima, Kota Kupang, Propinsi Nusa Tenggara Timur berdiri di atas tanah seluas 20.000 M2 dengan jumlah gedung sebanyak 19 buah. Ruang menurut jenis, jumlah dan kondisi dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel VI.2 Ruang, Jumlah, Kondisi dan Keterangan No.
Ruang
Jumlah
Kondisi Baik
1. 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
Ruang Kasek 1 Ruang Wakasek 1 Ruang Guru 1 Ruang Pegawai/TU 2 Ruang Lab.komputer 1 Ruang Kelas 26 Ruang Lab Bahasa 1 Ruang Lab IPA 2 Ruang Perpustakaan 1 Ruang serba Guna 1 Ruang Osis 1 Ruang Ganti/Olaraga Lapangan Olaraga 1 Lapangan Apel 1 Taman Sekolah 1 Kamar WC 6 Ruang Pejaga 1 Sekolah 18 Gedung Satpam 1 19 Gudang 2 Sumber data : SMA Negeri 4 Kupang
Keterangan
Rusak
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 5 √ √ -
√ √ -
1
-
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN Penelitian ini dilaksanakan pada Bulan Mei-Juni 2015. Objek dalam penelitian ini adalah kepemimpinan transformasional kepala sekolah, pelatihan guru mata pelajaran dan komitmen guru di SMA Katolik Giovanni Kupang dan SMA Negeri 4 Kupang. Responden dalam penelitian ini adalah guru-guru di SMA Katolik Giovanni Kupang dan SMA 4 Kupang yang berjumlah 60 responden dan dari masing-masing sekolah berjumlah 30 responden. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji dan menganalisis pengaruh kepemimpinan transformasional kepala sekolah dan pelatihan guru mata pelajaran terhadap komitmen guru dalam implementasikan Kurikulum 2013. Bab ini menyajikan hasil penelitian, karakteristik responden, analisis deskriptif variabel, pengujian prasyarat analisis, pengujian hipotesis dan pembahasan. A.
Hasil Penelitian Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer. Data primer dalam penelitian ini diperoleh dengan cara menyebar kuesioner untuk mendapat data dari para guru tentang kepemimpinan transformasional kepala sekolah, pelatihan guru mata pelajaran dan komitmen guru dalam implementasi Kurikulum 2013. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 60 responden. Adapun hasil penelitian yang diperoleh adalah sebagai berikut:
95
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
96
1. Analisis Deskriptif Analisis
deskriptif
dalam
penelitian
ini
meliputi
karakteristik responden dan analisis statistik deskriptif ketiga variabel yang meliputi kepemimpinan transformasional kepala sekolah, pelatihan guru mata pelajaran dan komitmen guru. Adapun pembahasan mengenai masing-masing analisis deskriptif adalah sebagai berikut: a. Karakteristik Responden Karakteristik responden yang diamati dalam penelitian ini adalah jenis kelamin, umur, masa kerja, pendidikan terakir dan status kepegawaian. 1) Jenis Kelamin Responden Berdasarkan jenis kelamin responden dalam penelitian ini dibedakan menjadi pria dan wanita. Hasil analisis data berdasarkan jenis kelamin dapat ditunjukan pada tabel berikut : Tabel V.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin No
Jenis Kelamin
Jumlah
Presentase %
1
Laki-laki
26
43%
2
Perempuan
34
57%
Jumlah
60
100%
Sumber: Data Primer, diolah 2015 Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa sebagian besar responden berjenis kelamin perempuan, yaitu sebanyak 34
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
97
responden (57%) dan sisanya sebanyak 26 (43%) adalah laki-laki. Dengan demikian responden penelitian dengan sampel sebanyak 34 responden didominasi oleh responden yang berjenis kelamin perempuan. 2) Usia Responden Dalam penelitian ini, usia responden dikelompokan menjadi empat kelompok umur, seperti yang tercantum pada tabel berikut : Tabel V.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia No Usia (tahun)
Jumlah
Presentase (%)
1
21 – 30
20
33%
2
31 – 40
23
38%
3
41 – 50
16
27%
4
≥ 51
1
2%
Jumlah
60
100%
Sumber: Data Primer, diolah 2015 Berdasarkan tabel di atas, jumlah responden berdasarkan usia dalam penelitian ini guru yang berusia 21 – 30 tahun sebanyak 20 orang (33%), usia 31-40 tahun sebanyak 23 orang (38%), usia 41-50 tahun sebanyak 16 orang (27% ) dan ≥ 51 tahun sebanyak 1 orang (2%). Dengan demikian responden dengan kriteria usia didominasi oleh usia 31 – 40 tahun sebanyak 23 responden (38%).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
98
3) Masa Kerja Dalam penelitian ini masa kerja responden dikelompokkan menjadi empat kelompok masa kerja, seperti yang tercantum pada tabel berikut ini : Tabel V.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Masa Kerja No 1 2 3
Masa Kerja (tahun) Jumlah Presentase (%) 0–3 0 0% 3–5 12 20% ≥5 48 80% Jumlah 60 100 % Sumber : Data Primer, diolah 2015 Dari tabel diatas jumlah responden dengan masa kerja 3-5 tahun sebanyak
12 orang (20%), dengan masa kerja > 5 tahun
sebanyak 48 orang (80%). Hal ini dapat disimpulkan bahwa masa kerja dari responden dengan kriteria lama bekerja didominasi oleh responden yang berpengalaman dalam bekerja sebanyak 48 orang (80%). 4) Pendidikan Terakhir Dalam
penelitian
ini,
pendidikan
terakhir
responden
dikelompokkan menjadi dua kelopok pendidikan terakhir, seperti yang tercantum pada tabel berikut ini:
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
99
Tabel V.4 Karakter Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir No 1 2
Tingkat pendidikan Jumlah Diploma (D3) 0 Sarjana (S1) 60 Jumlah 60 Sumber : Data Primer, diolah 2015
Presentase (%) 0% 100% 100%
Berdasarkan tabel diatas, dapat disimpulkan bahwa seluruh tingkat pendidikan terakir dari responden adalah Sarjana (s1) sebanyak 60 orang (100%). 5) Status Kepegawaian Dalam
penelitian
ini,
status
kepegawaian
responden
dikelompokan menjadi tiga kelompok status kepegawaian, seperti yang tercantum pada tabel berikut ini: Tabel V.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Status Kepegawaian No Status Kepegawaian Jumlah 1 Tetap yayasan 23 2 PNS 35 3 Honorer 2 Jumlah 60 Sumber: Data Primer, diolah 2015 Tabel
diatas
menunjukan
bahwa
Presentase (%) 38% 59% 3% 100 %
responden
berstatus
kepegawaian tetap yayasan sebanyak 23 orang (38%), PNS sebanyak 35 orang (59%) dan honorer sebanyak 2 orang (3%).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
100
b. Deskripsi Variabel Deskripsi
variabel
menggambarkan
tanggapan
responden
mengenai kepemimpinan transformasional kepala sekolah, pelatihan guru mata pelajaran, dan komitmen guru dalam implementasi Kurikulum 2013. Untuk pengkategorian variabel pada penelitian ini menggunakan rumus:
Data hasil penelitian kemudian dikategorikan ke dalam lima kelompok kepemimpinan transformasional kepala sekolah dinilai sangat transformatif, transformatif, cukup transformatif, tidak transformatif dan sangat tidak transformatif dan pelatihan guru mata pelajaran yaitu dinilai sangat baik, baik, cukup baik, cukup dan kurang baik. Sedangkan komitmen guru dalam implementasi Kurikulum 2013 yaitu, sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah dan sangat rendah. Hasil kategorisasi adalah sebagai berikut: a) Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah Hasil analisis deskriptif variabel kepemimpinan transformasional kepala sekolah diperoleh dengan cara: 1) Mencari nilai tertinggi dan nilai terendah Karena terdapat 16 item pertanyaan dengan Skala Likert 5 pilihan maka diperoleh nilai tertinggi dan nilai terendah sebagai berikut: Nilai tertinggi = 16 item x 5 = 80
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
101
Nilai terendah = 16 item x 1 = 16 2) Mencari nilai Interval kelas
= 12 Maka diperoleh nilai interval kelas variabel kepemimpinan transformasional kepala sekolah adalah 12. Penilaian responden atas kepemimpinan kepala sekolah yang memiliki kharisma yang disertai visi, keahlian dan tindakan yang mendahulukan kepentingan bawahan, memiliki pandangan dan wawasan yang luas, kemampuan mengasah kreativitas bawahan, memberikan pelatihan kerja dalam program kerja yang akan dilaksanakan, kemampuan menghargai dan memperhatikan bawahan secara individual sesuai dengan karakter, latar belakang dan kebutuhan dapat dilihat dalam tabel dibawah ini: Tabel V.6 Kategorisasi Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah Kategori Interval Frekuensi Persentase Kelas Sangat Transformatif 68 – 80 28 46,7% Transformatif 55 – 67 32 53,3% Cukup Transformatif 42 – 54 0 0% Tidak Transformatif 29 – 41 0 0% Sangat tidak Transformatif 16 – 28 0 0% Jumlah 60 100% Sumber:Data diolah 2015
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
102
Tabel diatas menunjukkan responden menilai kepemimpinan kepala sekolah sangat transformatif sebanyak 28 responden (46,7%), sedangkan penilaian transformatif sebanyak 32 responden (53,3%). Dengan
melihat
hasil
analisis
deskripsi
kepemimpinan
transformasional kepala sekolah di atas, maka dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan kepala SMA Katolik Giovanni dan SMA Negeri 3 Kupang bersifat transformatif. b) Pelatihan Guru Mata Pelajaran Hasil analisis deskriptif pada variabel pelatihan guru mata pelajaran diperoleh dengan cara: 1) Mencari nilai tertinggi dan nilai terendah Karena terdapat 31 item pertanyaan dengan Skala Likert 5 pilihan maka diperoleh nilai tertinggi dan nilai terendah sebagai berikut: Nilai tertinggi
= 31 x 5 = 155
Nilai terendah
= 31 x 1 = 31
2) Mencari nilai Interval kelas
= 24
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
103
Penilaian responden dalam pelaksanaan pelatihan guru mata pelajaran
berkaitan
dengan
tujuan
pelatihan,
manfaat
pelatihan,
kemampuan instruktur pelatihan, alokasi waktu, materi pelatihan, fasilitas penunjang pelatihan, metode pelatihan, dan hasil yang dicapai dalam pelaksanaan pelatihan dapat dilihat dalam tabel dibawah ini: perhitungan
tersebut
dapat
disimpulkan
kategori
kecenderungan variabel sebagai berikut: Tabel V.7 Kategori Pelatihan Guru Mata Pelajaran Kategori Sangat Baik Baik CukupBaik Tidak Baik Sangat Tidak Baik Jumlah Sumber: Data diolah 2015
Interval Kelas 131 – 155 106 – 130 81 – 105 56 – 80 31 – 55
Frekuensi
Persentase
23 36 1 0 0 60
38,3% 60,0 1,7% 0% 0% 100 %
Tabel diatas menunjukan bahwa sebanyak 23 responden (38,3%) memberikan penilaian sangat baik atas pelaksanaan pelatihan guru mata pelajaran. Sedangkan 36 responden (60,0%) memberikan penilaian baikterhadap pelaksanaan pelatihan guru mata pelajaran dan 1 responden (1,7%) memberikan penilaian cukupbaik terhadap pelaksanaan pelatihan guru mata pelajaran.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
104
Dengan melihat hasil analisis deskripsi pelatihan guru mata pelajaran di atas, maka dapat disimpulkan bahwa pelatihan guru mata pelajaran yang dilaksanakan oleh sekolah kepada para guru dalam implementasi Kurikulum 2013 baik. c) Komitmen Guru dalam Implementasi Kurikulum 2013 Hasil analisis deskriptif pada variabel komitmen guru dalam implementasi Kurikulum 2013 diperoleh dengan cara: 1) Mencari nilai tertinggi dan nilai terendah Karena terdapat 33 item pertanyaan dengan Skala Liket 5 pilihan maka diperoleh nilai tertinggi dan nilai terendah sebagai berikut: Nilai tertinggi
= 33 item x 5 = 165
Nilai terendah
= 33 item x 1 = 33
2) Mencari nilai Interval kelas
= 26 Penilaian
resonden
atas
komitmen
guru
dalam
implementasi Kurikulum 2013 berasal dari tujuan-tujuan pribadi yang ingin dicapai, keyakinan terhadap kemampuan diri, keyakinan konteks berupa penghargaan dari pimpinan, bantuan sumber bacaan,materi kurikulum, adanya pelatihan serta dukungan dari rekan kerja dan proses munculnya emosional berupa reaksi dari para siswa, strategi-
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
strategi
mengajar
baru,
mengembangkan
pemahaman
105
tentang
perubahan Kurikulum 2013, dan guru menikmati pekerjaannya dapat dilihat dalam tabel dibawah ini: Tabel V.8 Kategori Komitmen Guru dalam Implementasi Kurikulum 2013 Kategori Sangat Tinggi
Interval Kelas 140 – 165
Tinggi 114 – 139 Cukup Tinggi 87 – 113 Tidak Tinggi 60 – 86 Sangat Tidak Tinggi 33 – 59 Jumlah Sumber: Data diolah 2015
Frekuensi 22
Persentase 36,7%
36 2 0 0 60
60,0% 3,3% 0% 0% 100 %
Tabel diatas menunjukan bahwa mayoritas responden sebanyak 36 responden (60,0%) memberikan penilaian tinggi atas komitmen guru dalam implementasi Kurikulum 2013. Sedangkan 22 responden (36,7%) memberikan penilaian sangat tinggi terhadap pernyataan komitmen guru dalam implementasi Kurikulum 2013 dan 2 responden (3,3%) memberikan penilaian cukup tinggi dalam implementasi Kurikulum 2013. Dengan melihat hasil analisis deskripsi komitmen guru dalam implementasi Kurikulum 2013 diatas, maka dapat disimpulkan bahwa komitmen guru dalam implementasi Kurikulum 2013 di SMA Katolik Giovanni dan SMA Negeri 4 Kupang adalah tinggi. Hal ini menunjukan bahwa
responden
memiliki
melaksanakan Kurikulum 2013.
kemampuan
yang
tinggiuntuk
siap
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
106
2. Analisis Uji Prasyarat a. Uji Normalitas Pengujian normalitas menggunakan uji sample KolmogrovSmirnov, yaitu tingkat kesesuaian antara distribusi harga satu sampel (skor yang diobeservasi) dengan suatu distribusi teoritis tertentu. Uji ini menetapkan suatu titik dimana teoritis dan yang terobservasi mempunyai perbedaan besar, artinya distribusi sampling yang diamati benar-benar merupakan observasi suatu sampel acak dari distribusi teoritis. Dalam penelitian ini, uji normalitas dilakukan dengan menggunakan uji kolmogorof-smirnov dengan tingkat kepercayaan 5% atau 0,05. Untuk mengetahui apakah distribusi frekuensi normal atau tidak dapat dilihat dengan ketentuan sebagai berikut: - Jika nilai probabilitas (asym.sig) > 0,05 maka distribusi dapat dikatakan normal. - Jika nilai probabilitas (asym.sig) < 0,05 maka distribusi tersebut tidak normal. Output dari hasil olah data menggunakan SPSS adalah sebagai berikut:
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
107
Tabel V.9 Hasil Uji Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Kep_Transfor masional Pel_Guru Kom_Guru N
60
60
60
Mean
67.13
129.58
137.37
Std. Deviation
7.002
11.244
11.329
Absolute
.116
.102
.137
Positive
.074
.102
.094
Negative
-.116
-.073
-.137
Kolmogorov-Smirnov Z
.895
.789
1.062
Asymp. Sig. (2-tailed)
.399
.562
.210
Normal Parameters
a,,b
Most Extreme Differences
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. Sumber: Data diolah 2015 Berdasarkan output yang diperoleh dari olah data, dapat dilihat nilai
Asymp.
Sig.
(2-tailed)
pada
variabel
Kepemimpinan
Transformasional kepala Sekolah (X1) sebesar 0,399, variabel Pelatihan Guru Mata Pelajaran (X2) sebesar 0,562 dan variabel Komitmen Guru (Y) sebesar 0,210. Apabila dibandingkan dengan signifikansi > 0,05 maka dapat ditarik kesimpulan bahwa data kepemimpinan transformasional kepala sekolah, pelatihan guru mata pelajaran dan komitmen guru berdistribusi normal.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
108
b. Uji Linearitas Uji linearitas digunakan untuk mengetahui apakah variabel kepemimpinan transformasional kepala sekolah dan pelatihan guru mata pelajaran mempunyai hubungan linear atau tidak dengan variabel komitmen guru. Uji linearitas ini digunakan dengan analisis varians dengan menggunakan rumus F. Output dari hasil uji linearilitas pada SPSS dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel V.10 Hasil Uji Linearitas No 1.
2.
Variabel Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah Pelatihan Guru Mata Pelajaran
Sig (Deviation from Linearity) 0,000
0,000
Kesimpulan Linier, karena nilai signifikansi 0,000< 0,05 Linier, karena nilai signifikansi 0,000 < 0,05
Sumber : Data diolah 2015 Pada tabel ANOVA diperoleh nilai signifikansi (deviation from linearity) pada variabel Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah sebesar 0,000 jika dibandingkan dengan signifikansi < 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa hubungan antara Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah dengan Komitmen guru dinyatakan linier. Pada variabel Pelatihan Guru Mata Pelajaran diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,000 jika dibandingkan dengan signifikansi >
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
109
0,05, maka dapat disimpulkan bahwa hubungan antara Pelatihan Guru Mata Pelajaran dengan Komitmen Guru dinyatakan linier. c. Analisis Uji Asumsi Klasik a) Uji Multikoliniearitas Multikoliniearitas adalah situasi adanya hubungan antara variabel bebas yang satu dengan yang lainnya. Dalam hal ini disebut variabel-variabel bebas tidak ortogonal. Variabel yang bersifat ortogonal adalah variabel bebas yang nilai korelasinya sama dengan nol. Apabila terdapat korelasi yang sempurna di antara sesama varaibel-variabel bebas ini sama dengan satu, maka koefisien regresinya tidak dapat ditaksir dan nilai standard error setiap koefisien menjadi tidak terhingga. Untuk mendeteksi multikolinieritas digunakan rumus korelasi. Adapun rumusnya sebagai berikut:
Selanjutnya dengan bantuan program SPSS dilakukan analisis Collinearity Statistics. Dari analisis Collinearity Statistics akan diperoleh VIF (Variance Inflation Factor). Untuk mengetahui terjadi
tidaknya
multikolinieritas.
multikolinieritas adalah sebagai berikut:
Hasil
output
dari
uji
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
110
Tabel V.11 Hasil Uji Multikolinieritas Coefficientsa Collinearity Statistics Model
Tolerance
1
VIF
Kep.Transformasional
.624
1.603
Pelatihanguru_MP
.624
1.603
a. Dependent Variable: Komitemen_guru
Sumber :Data diolah 2015 Berdasarkan hasil output maka dapat dilihat nilai tolerance pada variabel kepemimpinan transformasional kepala sekolah dan pelatihan guru mata pelajaran memiliki nilai yang sama yaitu 0,624 dan nilai tersebut lebih dari 0,1. Sedangkan
nilai VIF variabel kepemimpinan
transformasional kepala sekolah dan pelatihan guru mata pelajaran juga memiliki nilai yang sama yaitu masing-masing 1,603. Oleh karena VIF < 5 maka disimpulkan bahwa tidak ada masalah multikolinieritas di antara variabel bebas. b). Uji Heteroskedastisitas Uji Heteroskedastisitas adalah suatu keadaan varian dari kesalahan pengganggu tidak konstan untuk suatu variabel bebas (Supranto, 2004). Untuk mendeteksi ada tidaknya masalah heteroskedastisitas digunakan uji korelasi Rank Spearman. Jika nilai signifikansi antara variabel independen dengan
residual
lebih
dari
0,05
maka
tidak
terjadi
masalah
heteroskedastisitas, tetapi jika signifikansi kurang dari 0,05 maka terjadi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
111
masalah heteroskedastisitas. Hasil output dari uji heteroskedastisitas adalah sebagai berikut: Tabel V.12 Hasil Uji Heteroskedastisitas Correlations Unstandardiz Kep.Transf Pelatihanguru_ ed Residual ormasional MP Spearman's Unstandardize Correlation rho d Residual Coefficient
1.000
.015
.096
.
.912
.464
60
60
60
.015
1.000
.700**
.912
.
.000
60
60
60
.096
.700**
1.000
.464
.000
.
60
60
60
Sig. (2tailed) N Kep. Correlation Transformasio Coefficient nal Sig. (2tailed) N Pelatihanguru_ Correlation MP Coefficient Sig. (2tailed) N
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Sumber: Data diolah 2015 Dari hasil output tersebut dapat dilihat bahwa nilai signifikansi variabel kepemimpinan transformasional kepala sekolah sebesar 0,912. Karena nilai signifikansi lebih dari 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa pada variabel kepemimpinan transformasional tidak terjadi masalah heteroskedastisitas. Sedangkan untuk variabel pelatihan guru mata
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
112
pelajaran didapat nilai sebesar 0,464. Karena nilai signifikansi lebih dari 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa variabel dalam model regresi tidak terjadi masalah heteroskedastisitas. c). Kesimpulan Uji Asumsi Klasik Dengan melihat hasil uji asumsi klasik maka dapat dilihat kesimpulan dari uji asumsi klasik pada tabel dibawah ini: Tabel V.13 Kesimpulan Hasil uji Asumsi Klasik Uji Asumsi Klasik Uji Multikolinieritas Uji Heteroskedastisitas Sumber: Data diolah 2015
Kesimpulan Tidak Terjadi Tidak Terjadi
Berdasarkan uji asumsi klasikyang telah dilakukan dan didasarkan output yang diperoleh dari olah data yang dilakukan oleh penulis, maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada masalah multikolinieritas dan heteroskedastisitas. d. Uji F Tabel V.15 ANOVAb Sum of Squares
Model 1
df
Mean Square
Regression
1882.897
2
941.449
Residual
5689.036
57
99.808
Total
7571.933
59
a. Predictors: (Constant), Pel_Guru, Kep_Transformasional b. Dependent Variable: Kom_guru Sumber : Data diolah 2015
F 9.433
Sig. .000a
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
113
Berdasarkan hasil perhitungan uji ANOVA atau F test, diperoleh Fhitung sebesar 9,433 dengan tingkat signifikansi 0,000. Karena p < 0,05 maka model regresi ini dapat dikatakan baik, artinya kepemimpinan transformasional kepala sekolah dan pelatihan guru mata pelajaran dapat digunakan untuk memprediksi komitmen guru dalam implementasi Kurikulum
2013.
Dengan
demikian
dapat
disimpulkan
bahwa
kepemimpinan transformasional kepala sekolah dan pelatihan guru mata pelajaran secara bersama-sama berpengaruh terhadap komitmen guru dalam implemtasi Kurikulum 2013 di SMA Katolik Giovanni dan SMA Negeri 4 Kupang. Tabel. V.16 Model Summary Model
R
1
.499a
R Square
Adjusted R Square
.249
Std. Error of the Estimate
.222
9.990
a. Predictors: (Constant), Pel_Guru, Kep_Transformasional Sumber: Data diolah 2015 Hasil uji R2 pada penelitian ini diperoleh nilai R sebesar 0,499 dan koefisien Determinasi (R
Square)
sebesar 0,249 (adalah pengkuadratan dari
nilai 0,4992 = 0,249. Artinya, komitmen guru dalam implementasikan Kurikulum 2013 (Y) dipengaruhi sebesar 24,9% oleh kepemimpinan transformasional kepala sekolah (X1) dan pelatihan guru mata pelajaran (X2) dan sisanya (100% - 24,9% = 75,1%) dipengaruhi oleh variabel lain
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
114
yang tidak diteliti dalam penelitian ini misalnya, disiplin kerja, motivasi, pengalaman kerja, penempatan pegawai dan lingkungan kerja. e.
Uji Hipotesis Dalam penelitian ini analisis regresi berganda digunakan untuk menguji dan menganalisis variabel kepemimpinan transformasional kepala sekolah dan pelatihan guru mata pelajaran terhadap komitmen guru dalam implementasi Kurikulum 2013. Output dari hasil uji hipotesis pada SPSS dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel V.14 Hasil Uji Hipotesis Coefficientsa Unstandardized Coefficients
Model 1
B (Constant)
Standardized Coefficients
Std. Error
70.546
15.607
Kep_ Transformasional
.414
.235
Pel_Guru
.301
.146
Beta
t
Sig.
4.520
.000
.256
1.762
.083
.299
2.055
.044
a. Dependent Variable: Kom_guru Sumber :Data diolah 2015 Berdasarkan hasil uji regresi pada tabel di atas, maka dapat dibuat persamaan regresi sebagai berikut: Y = 70.546 + 0,414X1 + 0,301X2 Dengan melihat persamaan regresi tersebut dapat diketahui bahwa:
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
115
a. Konstanta Nilai konstanta sebesar 70.546 menunjukkan bahwa dengan asumsi kepemimpinan transformasional kepala sekolah dan pelatihan guru mata pelajaran guru SMA Katolik Giovanni Kupang dan SMA Negeri 4 Kupang adalah nol, maka komitmen guru pada guru SMA Katolik Giovanni Kupang dan SMA Negeri 4 Kupang untuk melakukan implementasi Kurikulum 2013 sebesar 70.546 b. Koefisien regresi kepemimpinan transformasional kepala sekolah (b1) Pengaruh kepemimpinan transformasional kepala sekolah ditunjukkan dengan nilai koefisien b1 sebesar 0,414 artinya jika kepemimpinan transformasional kepala sekolah (X1) ditingkatkan satu satuan, maka akan meningkatkan komitmen guru sebesar 0, 414 satuan. c. Koefisien regresi pelatihan guru mata pelajaran (b2) Pengaruh pelatihan guru mata pelajaran ditunjukkan dengan nilai koefisien b2 sebesar 0,301 artinya jika pelatihan guru (X2) ditingkatkan satu satuan, maka akan meningkatkan komitmen guru sebesar 0,301 satuan.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
116
a). Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah (X1) Rumusan masalah dalam variabel kepemimpinan transformasional kepala sekolah sebagai berikut: Ho : tidak ada pengaruh signifikan kepemimpinan transformasional kepala sekolah terhadap komitmen guru dalam implementasi Kurikulum 2013 di SMA Katolik Giovanni Kupang dan SMA Negeri 4 Kupang. Ha: ada pengaruh signifikan kepemimpinan transformasional kepala sekolah terhadap komitmen guru dalam implementasi Kurikulum 2013 di SMA Katolik Giovanni Kupang dan SMA Negeri 4 Kupang. Berdasarkan tabel V.14 dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan transformasional kepala sekolah tidak berpengaruh signifikan terhadap komitmen guru dalam implementasi Kurikulum 2013 (b = 0414; sig > 0,05). Oleh karena sig > 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa H0 diterima dan Ha ditolak. Artinya, tidak ada pengaruh signifikan kepemimpinan transformasional kepala sekolah terhadap komitmen guru dalam melakukan implementasi Kurikulum 2013 di SMA Katolik Giovanni dan SMA Negeri 4 Kupang. b). Pelatihan Guru Mata Pelajaran (X2) Rumusan masalah dalam variabel pelatihan guru mata pelajaran adalah sebagai berikut :
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
117
H0: tidak ada pengaruh signifikan pelatihan guru mata pelajaran terhadap komitmen guru dalam mengimplementasi Kurikulum 2013 di SMA Katolik Giovanni dan SMA Negeri 4 Kupang. Ha : ada pengaruh signifikan pelatihan guru mata pelajaran terhadap komitmen guru dalam mengimplementasi Kurikulum 2013 di SMA Katolik Giovanni dan SMA Negeri 4 Kupang. Berdasarkan tabel V.14 dapat disimpulkan bahwa pelatihan guru mata pelajaran berpengaruh signifikan terhadap komitmen guru dalam implementasi Kurikulum 2013 (b = 0,301; sig < 0,05). Oleh karena sig < 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak dan Ha diterima. Artinya, ada pengaruh signifikan pelatihan guru mata pelajaran terhadap komitmen guru dalam melakukan implementasi Kurikulum 2013 di SMA Katolik Giovanni dan SMA Negeri 4 Kupang. . c). Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah dan Pelatihan Guru Mata Pelajaran . Rumusan masalah dalam variabel kepemimpinan transformasional kepala sekolah dan pelatihan guru mata pelajaran adalah sebagai berikut: H0 : tidak ada pengaruh signifikan kepemimpinan transformasional kepala sekolah dan pelatihan guru mata pelajaran terhadap komitmen guru dalam mengimplementatasi Kurikulum 2013 di SMA Katolik Giovanni dan SMA Negeri 4 Kupang.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
118
Ha : ada pengaruh signifikan kepemimpinan transformasional kepala sekolah dan pelatihan guru mata pelajaran terhadap komitmen guru dalam mengimplementasi Kurikulum 2013 di SMA Katolik Giovanni Kupang. B. Pembahasan Hasil Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk menguji dan menganalisis pengaruh kepemimpinan transformasional kepala sekolah dan pelatihan guru mata pelajaran terhadap komitmen guru dalam implementasi Kurikulum 2013 di SMA Katolik Giovanni Kupang dan SMA Negeri 4 Kupang. 1. Pengaruh Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah terhadap Komitmen Guru dalam implementasi Kurikulum 2013. Hasil
pengujian
hipotesis
pertama
mengenai
pengaruh
kepemimpinan transformasional kepala sekolah terhadap komitmen guru dalam implementasikan Kurikulum 2013 menemukan bahwa tidak ada pengaruh signifikan kepemimpinan transformasional kepala sekolah terhadap komitmen guru dalam implementasikan Kurikulum 2013 berdasarkan (nilai b = 0,414; p > 0,05). Oleh karena itu, H0 diterima dan Ha ditolak yang artinya tidak ada pengaruh signifikan kepemimpinan transformasional kepala sekolah terhadap komitmen guru dalam implementasi Kurikulum 2013. Dengan melihat hasil uji hipotesis tersebut, dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan transformasional kepala sekolah memang bukanlah faktor utama yang mempengaruhi komitmen guru. Namun demikian, penting juga bagi organisasi (sekolah) untuk berusaha meningkatkan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
119
kepemimpinan transformasional kepala sekolah mengingat bahwa peran kepemimpinan kepala sekolah juga sangat penting untuk melakukan perubahan untuk mencapai tujuan sekolah berkaitan dengan perubahan kurikulum 2013. Hasil
analisis
deskripsi
variabel,
menunjukkan
bahwa
kepemimpinan transformasional kepala sekolah di SMA Katolik Giovanni Kupang dan SMA Negeri 4 Kupang mendapat penilaian sangat transformatif oleh 28 responden (46,7%) dan penilaian transformatif oleh 32 responden (53,3%). Hal ini dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan kepala sekolah di kedua sekolah ini sudah transformatif, tidak mempengaruhi komitmen guru dalam implementasi Kurikulum 2013. Melihat hasil uji hipotesis tersebut, tidak berpengaruhnya secara signifikan kepemimpinan transformasional kepala sekolah terhadap komitmen guru dapat disebabkan oleh beberapa hal. Pertama, dugaan adanya variabel lain yang lebih berpengaruhi, misalnya implementasi Kurikulum 2013 di SMA Katolik Giovanni dan SMA Negeri 4 Kupang bersifat wajib karena kedua sekolah tersebut merupakan percontohan dalam melaksanakan Kurikulum 2013 dari Dinas PPO (Pendidikan, Pemuda dan Olaraga), guru kwatir menanggung resiko bisa tidak berkomitmen dalam implementasi Kurikulum 2013, misalnya bila hal tersebut terkait dengan sertifikasi atau penilaian kinerja guru (DP3). Kedua, kepala sekolah kurang mencari tahu tentang keinginan bawahan dan membantu mencari jalan keluar.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
120
Pada dasarnya kepemimpinan transformasional kepala sekolah memiliki peran yang penting dalam organisasi (sekolah), yaitu untuk meningkatkan komitmen guru. Usaha untuk meningkatkan komitmen guru tersebut kepala sekolah dapat menciptakan sinergitas didalam organisasi, dengan memiliki misi dan tujuan, memiliki simbol keberhasilan dan prestasi, sering mengarahkan bawahan, melakukan pengawasan pekerjaan bawahan, memiliki ide-ide yang inovatif dan memberikan pelatihan kerja berkaitan dengan program kerja. Menurut Watun (2001, h.345) konsep kepemimpinan transformasional kepala sekolah dari Bass merupakan salah satu gaya kepemimpinan yang dapat menjelaskan secara tepat pola perilaku kepemimpinan atasan yang nyata ada dan mampu memuat pola-pola perilaku dari teori kepemimpinan lain. Hal ini dapat terwujud suatu sikap dan perilaku kerja yang positif dari para guru yang ditandai dengan adanya penerimaan dan kepercayaan terhadap nilai dan tujuan sekolah, kemauan untuk berusaha sungguhsungguh demi melaksanakan Kurikulum baru dan keinginan untuk tetap mempertahankan keanggotaan dalam organisasi sekolah, yang kemudian mengacu adanya komitmen guru yang tinggi terhadap sekolah. 2. Pengaruh Pelatihan Guru Mata Pelajaran terhadap Komitmen Guru dalam Implementasi Kurikulum 2013. Hasil pengujian hipotesis kedua mengenai pengaruh pelatihan guru mata pelajaran terhadap komitmen guru dalam implementasi Kurikulum 2013 menunjukkan bahwa ada pengaruh signifikan pelatihan guru mata pelajaran terhadap komitmen guru dalam implementasi Kurikulum 2013
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
121
berdasarkan (nilai b = 0,301; p < 0,05). Oleh karena itu, Ho ditolak dan Ha diterima, yang artinya pelatihan guru mata pelajaran ada berpengaruh signifikan terhadap komitmen guru dalam implementasikan Kurikulum 2013. Hasil analisis deskripsi variabel, pelatihan guru mata pelajaran di SMA Katolik Giovanni Kupang dan SMA Negeri 4 Kupang mendapat penilaiansangat baik oleh 23 responden (38,3%) dan penilaian baik oleh 36 responden (60%) . Hal ini dapat disimpulkan bahwa pelatihan yang dilaksanakan di kedua sekolah ini sudah baik. Menurut Wexley dan Yulk (Widodo, 2015: 80) pelatihan dan pengembangan adalah sesuatu yang mengacu pada hal-hal yang berhubungan dengan usaha-usaha berencana yang
dilaksanakan
untuk
mencapai
penguasaan
keterampilan,
pengetahuan, dan sikap karyawan atau anggota organisasi. Usaha berencana dalam hal ini berkaitan dengan peserta pelatihan, pelatih atau instruktur, fasilitas penunjang pelatihan, kurikulum yang digunakan dalam pelatihan dan hasil yang akan dicapai dalam pelaksanaan pelatihan. Sedangkan menurut Oemar Hamalik (Widodo, 2015: 81) pelatihan juga diberikan dalam bentuk pemberian bantuan. Bantuan dalam hal ini dapat berupa pengarahan, bimbingan, fasilitas, penyampaian informasi, latihan keterampilan, pengorganisasian suatu lingkungan belajar, yang pada dasarnya peserta telah memiliki potensi dan pengalaman, motivasi untuk melaksanakan sendiri kegiatan latihan dan memperbaiki dirinya sendiri. Oleh karena itu, dengan bantuan ini guru dapat termotivasi dalam
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
122
memperbaiki diri untuk siap menerima pekerjaan atau penugasan yang memerlukan keterampilan baru dalam melaksanakan Kurikulum 2013. 3. Pengaruh Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah dan Pelatihan guru Mata Pelajaran terhadap Komitmen Guru dalam Implementasi Kurikulum 2013. Hasil
pengujian
hipotesis
ketiga
menunjukkan
bahwa
kepemimpinan transformasional kepala sekolah dan pelatihan guru mata pelajaran secara bersama-sama memberi pengaruh yang signifikan terhadap komitmen guru dalam mengimplementasi Kurikulum 2013 berdasarkan (F = 9,433; sig < 0,05). Maka H0 ditolak dan Ha diterima, yaitu
bahwa
ada
pengaruh
yang
signifikan
kepemimpinan
transformasional kepala sekolah dan pelatihan guru mata pelajaran terhadap komitmen guru dalam implementasi Kurikulum 2013 di SMA Katolik Giovanni dan SMA Negeri 4 Kupang. Dalam usaha mempertahankan komitmen guru terhadap pekerjaan dalam implementasikan Kurikulum 2013 didukung melalui pernyataan oleh Mc. Clleland dalam Terry (2003: 304) bahwa orang-orang yang mempunyai
need for achievementyang tinggi akan memikirkan dan
bertekad di dalam dirinya bagaimana mereka dapat meningkatkan pekerjaan
mereka,
mempertanyakan
bagaimana
mereka
dapat
menyelesaikan sesuatu yang berharga, dan mendapatkan kepuasaan yang besar dari usaha mereka untuk melakukan pekerjaan yang baik. Itulah yang memberikan kekuatan guru untuk melakukan tugasnya dengan baik. Selain itu, didukung oleh pendapat Schutz (Masri: 2013) bahwa
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
123
komitmen merupakan hal yang paling mendasar bagi setiap orang dalam pekerjaannya, tanpa adanya suatu komitmen, tugas-tugas yang diberikan kepadanya sukar untuk terlaksana dengan baik. Komitmen adalah tekad yang kuat, yang mendorong untuk mewujudkannya, terlepas dari beberapa rintangan yang mungkin. Dalam sekolah, guru merupakan tenaga profesional yang berhadapan dengan siswa, maka guru dalam menjalankan pekerjaannya sebagai pendidik mampu menjalankan apa yang menjadi peran dan tanggung jawabnya terhadap pekerjaan berkaitan dengan Kurikulum baru yaitu Kurikulum 2013 dan harus mempunyai komitmen yang tinggi dalam melaksanakan Kurikulum 2013. Guru yang berkomitmen yang tinggi akan bekerja keras berdasarkan tujuan pribadi (personal goals), keyakinan terhadap kemampuan diri (confidence capasity), keyakinan konteks (context belief), dan proses timbulnya emosi (the process of emotional arousal). Bass
(dalam
Wutun,
2001,
h.352)
menambahkan
bahwa
kepemimpinan transformasional kepala sekolah adalah bagaimana pemimpin mengubah (to transform) persepsi, sikap, dan perilaku bawahan terlepas dari meningkat-tidaknya perubahan yang terjadi. Secara konseptual, kepemimpinan transformasional (to transform) adalah sebagai kemampuan pemimpin dalam mengubah lingkungan kerja, motivasi kerja, pola kerja, dan nilai-nilai kerja bawahan sehingga bawahan akan lebih mengoptimalkan kinerja untuk mencapai tujuan organisasi.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
124
Komitmen guru yang tinggi dalam implementasikan Kurikulum 2013 seringkali berasal dari pimpinan (kepala sekolah) yang memberikan visi secara jelas dan hasrat tinggi dalam mengkomunikasikan tujuan dan pengelolaan sekolah kepada guru-guru. Tidak hanya kepemimpinan transformasional kepala sekolah dalam meningkatkan komitmen guru dalam iplementasikan Kurikulum 2013, tetapi sekolah juga harus perlu memperhatikan perlunya pelatihan bagi guru mata pelajaran. Menurut Simamora (Widodo, 2015: 82) pelatihan sebagai serangkaian aktivitas yang dirancang untuk meningkatkan keahlian-keahlian, pengetahuan, pengalaman, ataupun perubahan sikap seorang individu. Selain itu, menurut Yulk (Prabandini& Izzati, 2013) menjelaskan tentang peranan pemimpin dalam peningkatan mutu sumber daya manusia (SDM) dalam hal membimbing (mentoring), memberi latihan serta konsultasi karir yang digunakan untuk meningkatkan keterampilan
seseorang
dan
memudahkan
penyesuaian
terhadap
pekerjaannya serta terhadap kemajuan karirnya. Oleh karena itu, para guru akan merasakan adanya kepercayaan, kekaguman, kesetiaan dan hormat terhadap kepala sekolah tersebut, dan mereka termotivasi dari dalam dirinya untuk melakukan lebih daripada yang awalnya diharapkan sesuai dengan kurikulum baru, yaitu Kurikulum 2013.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB V1 KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan Berdasarkan
hasil
analisis
data,
pengujian
hipotesis,
dan
pembahasan atas masing-masing variabel yang telah diuaraikan pada Bab V, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Kepemimpinan transformasional kepala sekolah tidak berpengaruh secara signifikan terhadap komitmen guru dalam implementasi Kurikulum 2013. Hal ini disebabkan dugaan adanya variabel lain yang lebih berpengaruh, misalnya implementasi Kurikulum di SMA Katolik Giovanni dan SMA Negeri 4 Kupang bersifat wajib karna kedua sekolah tersebut merupakan percontohan dalam melaksanakan Kurikulum 2013 dari Dinas PPO (Pendidikan, Pemuda dan Olaraga), guru kwatir menanggung resiko bila tidak berkomitmen dalam impelementasi Kurikulum 2013, misalnya bila hal tersebut terkait dengan sertifikasi atau penilaian kinerja guru (DP3), kepala sekolah kurang memberikan perhatian kepada bawahan secara individual sesuai dengan karakter, latar belakang dan kebutuhan. 2. Pelatihan guru mata pelajaran berpengaruh secara signifikan terhadap komitmen guru dalam mengimplementasikan Kurikulum 2013. Hal ini menunjukan bahwa pelatihan guru mata pelajaran di SMA Katolik Giovanni dan SMA Negeri 4 Kupang sudah baik yang mengacu pada
125
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
126
hal-hal yang berhubungan dengan usaha berencana yang berkaitan dengan peserta, pelatih/instruktur, fasilitas penunjang, kurikulum pelatihan, dan hasil yang akan dicapai dalam pelaksanaan pelatihan. 3. Kepemimpinan transformasional kepala sekolah dan pelatihan guru mata pelajaran berpengaruh secara signifikan terhadap komitmen guru dalam mengimplementasi Kurikulum 2013. Hal ini dapat disebabkan karena kedua variabel tersebut memang merupakan pilar penting yang dibutuhkan dalam suatu organisasi dalam hal ini sekolah untuk dapat mengimplementasikan
Kurikulum
2013
dengan
baik.
Secara
konseptual, kepemimpinan transformasional (to transform) adalah sebagai kemampuan pemimpin dalam mengubah lingkungan kerja, motivasi kerja, pola kerja, dan nilai-nilai kerja bawahan sehingga bawahan akan lebih mengoptimalkan kinerja untuk mencapai tujuan organisasi. Tidak hanya kepemimpinan transformasional kepala sekolah dalam meningkatkan komitmen guru dalam iplementasikan Kurikulum 2013, tetapi sekolah juga harus perlu memperhatikan perlunya pelatihan bagi guru mata pelajaran. Menurut Simamora (Widodo, 2015: 82) mengartikan pelatihan sebagai serangkaian aktivitas yang dirancang untuk meningkatkan keahlian-keahlian, pengetahuan, pengalaman, ataupun perubahan sikap individu. Sedangkan menurut Hamalik (Widodo, 2015: 81) pelatihan juga diberikan dalam bentuk pemberian bantuan. Bantuan dalam hal ini dapat
berupa
pengarahan,
bimbingan,
fasilitas,
penyampaian
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
127
informasi, latihan keterampilan, pengorganisasian suatu lingkungan belajar, yang pada dasarnya peserta telah memiliki potensi dan pengalaman, motivasi untuk melaksanakan sendiri kegiatan pelatihan dan memperbaiki dirinya sendiri. Oleh karena itu, dengan bantuan ini guru dapat termotivasi dalam memperbaiki dirinya sendiri untuk siap berkomitmen menerima pekerjaan atau penugasan yang memerlukan keterampilan baru dalam implementasikan Kurikulum 2013. B. Keterbatasan Dalam penelitian ini tidak dapat dihindari berbagai kelemahan yang kemungkinan dapat menyebabkan temuan penelitian buhkan merupakan gambaran sesungguhnya dari subjek penelitian, yaitu: a. Hasil uji determinasi (adjusted R square) sebesar 0,249 yang menunjukan bahwa komitmen guru dalam implementasikan Kurikulum 2013 dipengaruhi sebesar 24,9% oleh kepemimpinan transformasional kepala sekolah dan pelatihan guru mata pelajaran dan sisanya sebesar 75,1% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. b. Dengan melihat variabel penelitian pada bab III, penelitian ini hanya meneliti beberapa indikator yang sesuai untuk digunakan dengan kepemimpinan transformasional kepala sekolah, pelatihan guru mata pelajaran, dan komitmen guru dalam implementasi Kurikulum 2013 di SMA Katolik Giovanni dan SMA Negeri 4
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
128
Kupang. Sedangkan masih terdapat variabel-variabel lain yang dirasa lebih berpengaruh terhadap komitmen guru dalam implementasi Kurikulum 2013. c. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini hanya menggunakan kuesioner tanpa melakukan obeservasi terlebih dahulu. C. Saran Berdasarkan kesimpulan yang diuraikan di atas, ada beberapa saran yang dikemukakan penulis bagi kepala sekolah, guru dan juga bagi peneliti selanjutnya. Saran yang dikemukakan penulis adalah sebagai berikut: 1. Bagi Lembaga Penjamin Mutu Pendidikan (LPMP) a. Pelatihan yang diselenggarakan bagi sekolah-sekolah harus merata. b. Lebih ditingkatkan lagi pelatihan bagi guru dalam melaksanakan Kurikulum 2013. 2. Bagi Guru a. Harus lebih terlibat dengan diadakan program-program pelatihan guru mata pelajaran. b. Diharapkan dengan telah dilaksanakan pelatihan, para guru lebih giat lagi dalam bekerja maupun dalam melaksanakan pekerjaan secara profesional berkaitan dengan implementasi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
129
Kurikulum 2013 serta membangun kerjasama yang baik antar sesama rekan kerja. 3. Bagi Kepala Sekolah a. Dapat menyelenggarakan pelatihan guru di sekolah. b. Meningkatkan fasilitas terkait pelatihan guru di sekolah. c. Lebih meningkatkan dalam mencari tahu tentang keinginan bawahan dan membantu mencari jalan keluar. d. Lebih menghargai hasil kerja dan memberikan penghargaan atas prestasi bawahan sehingga bawahan akan termotivasi untuk bekerja lebih baik lagi. e. Lebih meningkatkan perhatian bawahan secara individual sesuai dengan karakter, latar belakang dan kebutuhan. 4. Bagi peneliti selanjutnya a.
Peneliti selanjutnya yang menggunakan teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner, ada baiknya terlebih dahulu dilakukan observasi dan melakukan interview kepala sekolah dan guru.
b.
Peneliti selanjutnya, berdasarkan hasil uji determinasi yang menunjukan komitmen guru dipengaruhi sebesar 24,9% oleh kepemimpinan transformasional kepala sekolah dan pelatihan guru mata pelajaran dan sisanya 75,1% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini misalnya,
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
130
disiplin kerja, motivasi, pengalaman kerja, penempatan pegawai dan lingkungan kerja. c.
Untuk peneliti selanjutnya, yang tertarik untuk meneliti kepemimpinan
transformasional
disarankan
dapat
menggunakan adaptasi MLQ (the mulfactor leadership questionnare) sebagai alat ukur. Karena MLQ sebagai alat ukur
yang
digunakan
oleh
penulis
belum
cukup
mengungkapkan yang benar-benar berpengaruh terhadap komitmen guru dalam implementasi Kurikulum 2013. d.
Peneliti
selanjutnya
yang
tertarik
untuk
meneliti
kepemimpinan transformasional kepala sekolah disarankan untuk melakukan identifikasi terlebih dahulu berdasarkan MLQ untuk mengetahui gaya kepemimpinan kepala sekolah yang bersangkutan.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. 2000. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Bass, Bernard M dan Avolio, Bruce J. 1990. The Multifactor Leadership Questionnare (MLQ). Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Daryanto, A & Daryanto, K.S. Model Kepemimpinan dan Pemimpin Agrobisnis Masa Depan. Diakses dari http://www.pemimpinmasadepan.com/, diaskses tanggal 20 Maret 2015. Dessler G. 2010. Manajemen Sumber Daya Manusia Untuk Perusahaan. Edisi ke-10. Jakarta (ID):Indeks. Desssler, G. 2015. Manajemen Sumber Daya Manusia: Human Resource Management. Edisi ke-14. Salemba Empat. Jakarta. h: 284 Febrianis, I. 2014. “Analisis Kebutuhan Pelatihan Peningkatan Kompetensi Guru IPA SMA NEGERI di Kota Pekanbaru”. Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian. Bogor. h. 16. [10 maret 2015] Geijsel & Sleegers. 2002. “Transformational Leadership Effect on Teacher’s Commitment a nd Effort toward School reform”. Journal of educational administration. Vol. 41. No. 3, h. 234 Gusliana, R. 2007. Analisis Pengaruh Pelatihan terhadap Prestasi Kerja Karyawan di PT. Perkebunan Nusantara VIII Bandung. Fakultas Teknologi Pertanian. Bogor. [15 Februari 2015]. Ghozali, I. 2007. Aplikasi Analisis Multivariate dengan SPSS. Semarang: Undip Ghozali, I., & Castellan N, J. 2002. Statistik Non-Parametrik. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Hasibuan, Melayu, 2005. Manajemen Sumber Daya Manusia (Edisi Revisi). Bumi aksara, Jakarta. h. 80 Jalmo T, Rustaman NY. 2010. “Pengembangan program pelatihan peningkatan kompetensi guru IPA SMP”. Forum Kependidikan. vol 30 (1) : h. 79-80 . Tersedia : http://forumkependidikan.unsri.ac.id/.pdf. [10 maret 2015 jam 12: 25] Kamil, Mustofa. 2010. Model Pendidikan dan Pelatihan. Bandung: Alfabeta.h.6
131
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
132
Kemendikbud. 2013 . NTT Implementasikan Kurikulum 2013 secara Bertahap dan Terbatas.Tersedia : http://www.kemdiknas.go.id/ . Diakses tanggal Selasa, 27 Juli 2014 jam 07:43] Kemendikbud. 2013. Pedoman Pendampingan Implementasi Kurikulum Jakarta: Kemendikbud, diakses tanggal 30 maret 2015.
2013.
Kurniadin, Didin dan Machali, Imam. 2013. Manajemen Pendidikan: Konsep & Prinsip Pengelolaan Pendidikan. Yogyakarta. AR-RUZZ Media Kushariyanti, Anisah. 2007. “Hubungan Persepsi terhadap gaya kepemimpinan transformasional kepala sekolah dengan Komitmen Afektif terhadap Organisasi pada guru SMU Negeri di Semarang”. Program studi Psikologi Fakultas Kedokteran Universitas Dipenogoro. Leithwood, Meazies dan Dons Jantzi. 1994. “Earning Teacher’s Commitment to Curriculum Reform”. Peabody Journal of Education. Vol. 69, No.4 h.43 Masri, P. 2014. Hubungan Budaya Organisasi dan Motivasi Berprestasi Guru dengan Komitmen Kerja Guru SD Negeri di Kecamatan Binjai Barat. Vol 1,No 2. Tersedia : http://jurnal.unimed.ac.id. Melinda. 2013. SMAK Giovanni Kupang Siap Laksanakan Kurikulum 2013. [On-line]. Tersedia: http://www.moral-politik.com/2013/07, diakses tanggal 8 maret 2013. Mulyasa, 2013. Pengembangan Implementasi Kurikulum 2013: Perubahan dan Pengembangan Kurikulum 2013 merupakan Persoalan Penting dan Genting . Bandung. PT Remaja Rosdakarya. Muslim, Sri Banun. 2010. Supervisi Pendidikan Meningkatkan Kualitas Profesionalisme Guru . 2014. Implementasi dan Inovasi Kurikulum 2013 Paud 2013. Bandung. Alfabeta . hal.81 Noe RA, Hollenbeck JR, Gerhart B, Wright PM. 2010. Manajemen Sumber Daya Manusia Mencapai Keunggulan Bersaing. Jakarta(ID): Salemba Empat. h. 351 Oka, I Nyoman, Yudana, I Made dan Ketut, I Gusti. 2013. “Kontribusi Pengalaman dalam Pelatihan Konsep Diri Guru dan Kompetensi Guru terhadap Komitmen Guru SMA Negeri di Kabupaten Gianyar” Program Studi Administrasi Pendidikan, Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia. Prabandini, O. & Izzati, A.U. 2013. “Hubungan Kepemimpinan Transformasional dengan Komitmen Organisasi (studi pada guru SMK)”. Prodi psikologi jurusan PPB Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Surabaya.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
133
Robbins, Stephen, dan Coulter. 2010. Manajemen Edisi kesepuluh. Jakarta. Erlangga. h. 193 Santoso, S. 2000. Statistik Parametik. Jakarta: Gramedia. Siti AL Fajar dan Tri Heru. Cetakan I 2010 Cetakan II 2013. Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: YKPN. h.100 Simamora, Henri. 2006. Manajemen Sumber Daya Manusia. Edisi 3. Yogyakarta: STIE YKPN. Sudjana. 1989. Metoda Statistika. Bandung: Tarsito. Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: CV. Alfabeta. Sugiyono. 2010. Statistika untuk penelitian. Bandung: CV. Alfabeta Sugiyono. 2001. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: CV. Alfabeta. Supranto, J. 2004. Ekonometri. Buku Kedua. Jakarta: Ghalia Indonesia. Sofyandi, H. 2008. Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta. Graha Imu. h. 115-120. Sofendi, S. 2013. Kurikulum 2013 dan Implementasi FKIP Universitas Sriwijaya dalam Implemetasinya. Makalah. Dekan FKIP Univeristas Sriwijaya. h:5.Tersedia:http://Makalah_Kurikulum_dan_Kesiapan_ dalam_Implementasinya.pdf [25 Februari 2015]. Suharyadi, & Purwanto, S. 2004. Statistika : Untuk Ekonomi dan Keuangan Modern. Edisi Pertama. Jilid 2. Jakarta: Salemba Empat. Supardi. 2013. Sekolah Efektif: Konsep Dasar dan Praktiknya. Jakarta. Raja Grafindo Persada. h. 57 Widodo, S.E. 2015. Manajemen Pengembangan: Sumber Daya Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
PT
Manusia.
Wutun, R.P. 2001. “Persepsi Karyawan tentang Perilaku Kepemimpinan Atasan. Suatu Kajian Teori Transformasional-Transaksional”; dalam Sjabadhyni, B. , Graito, B.K, & Wutun, R.P. Pengembangan Kualitas SDM dari Perspektif PIO. Jakarta : Bagian Psikologi Industri dan Organisasi Fakultas Psikologi Universitas Indonesia.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Yakub, E,M. 2014. “Jalan Tengah Untuk Kurikulum 2013”. Flores Pos (18 Desember 2014. h: 10) Yu, Huen. 2000. Transformational leadership and Teacher’s commitment to change.
134
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
LAMPIRAN 1 SURAT IJIN PENELITIAN
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
LAMPIRAN 2 KUESIONER
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
KUESIONER PENELITIAN KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL KEPALA SEKOLAH DAN PELATIHAN GURU MATA PELAJARAN TERHADAP KOMITMEN GURU DALAM IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 Pada Guru SMA Katolik Giovanni Kupang dan SMA Negeri 4 Kupang.
Disusun Oleh : Yuliana Gelu Waleng NIM : 101324019
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI BIDANG KEAHLIAN KHUSUS PENDIDIKAN EKONOMI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2015
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Hal : Permohonan pengisian kuesioner penelitian Kepada Yth. Bapak / Ibu Guru SMA Katolik Giovanni Kupang dan SMA Negeri 4 Kupang, NTT
Dengan hormat, Saya Yuliana Gelu Waleng mahasiswa Program Studi Pendidikan Ekonomi, Jurusan Pendidikan Ilmu pengetahuan Sosial, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma. Saat ini sedang melaksanakan kegiatan penelitian dalam rangka menyelesaikan tugas akhir / skripsi. Daftar pernyataan yang saya ajukan dibawah ini bertujuan untuk mengumpulkan informasi serta mendapatkan gambaran dan data mengenai Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah, Pelatihan Guru Mata Pelajaran dan Komitmen Guru dalam Melaksanakan Kurikulum 2013. Dengan segala kerendahan hati, saya mohon kesediaan Bapak/Ibu guru untuk mengisi kuesioner ini secara sungguh-sungguh dan jujur seperti yang Bapak / Ibu guru alami saat ini. Jawaban yang Bapak/Ibu berikan tidak ada benar atau salah. Jawaban yang Bapak/Ibu berikan merupakan informasi yang sangat bermanfaat dan menentukan hasil penelitian yang saya lakukan. Jawaban ini akan diperlukan sesuai dengan standar profesionalitas dan etika penelitian. Oleh karena itu peneliti akan menjamin kerahasiaan identitas dari Bapak/Ibu guru. Demikian permohonan saya, atas kerjasamanya saya ucapkan banyak terimah kasih. Hormat Saya,
Yuliana Gelu Waleng
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
KUESIONER I.
Petunjuk Pengisian Kuesioner a. Isilah data pribadi Bapak / Ibu di bawah ini. b. Bacalah dengan teliti setiap pernyataan dan jawablah yang paling sesuai dengan keadaan dan pendapat Bapak / Ibu. c. Berilah tanda ceklist (√) pada pilihan jawaban yang Bapak / Ibu kehendaki pada jawaban yang telah tersedia. Keterangan : Sangat Tidak Setuju
II.
(STS)
Tidak Setuju
(TS)
Ragu – ragu
(R)
Setuju
(S)
Sangat Setuju
(SS)
Identitas Responden Guru Mata Pelajaran : Masa Kerja
:
Jenis Kelamin
:
umur
:
Pendidikan Terakhir : Status Kepegawaian : Tetap yayasan / PNS / Honorer *) Atas kesediaan Bapak / Ibu untuk mengisi angket ini penulis sampaikan terimah kasih. Peneliti,
(Yuliana Gelu Waleng)
*
) Coret yang tidak perlu.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
a. Pernyataan-pernyataan berkaitan dengan kepemimpinan di sekolah Berikut ini merupakan pernyataan-pernyataan yang berkaitan dengan kondisi kepemimpinan disekolah Bapak/Ibu. Kami mohon untuk memilih salah satu pilihan jawaban yang paling menggambarkan kondisi kepemimpinan di sekolah Bapak/Ibu dengan memberi tanda centang (√). No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
13
Pernyataan (STS) Kepemimpinan kepala sekolah membuat saya sangat percaya kepadanya. Dalam pemikiran saya, atasan merupakan simbol keberhasilan dan prestasi. Saya sangat mengagumi kepemimpinan kepala sekolah. Kepala sekolah mempunyai suatu misi dan tujuan yang diberikan kepada bawahan. Pimpinan sering mengarahkan atau memeriksa pekerjaan saya. Jarang mempertimbangkan pendapat kami dalam membuat keputusan. Percaya akan kapasitas dan kemampuan kepala sekolah untuk menyelesaikan suatu persoalan. Kepemimpinannya membuat saya merasa bangga bekerjasama dengannya. Memiliki pandangan atau wawasan yang dapat mendorong bawahan dalam bekerja. Kepala sekolah menjelaskan tujuan penting yang hendak dicapai dengan cara sederhana. Kepala sekolah mendorong saya untuk optimis melebihi harapan dalam bekerja. Kepala sekolah memberitahu tentang harapan-harapannya mengenai kinerja yang tinggi kepada bawahan. Ide-ide dari kepala sekolah menjadikan saya memikirkan
(TS)
(R)
(S)
(SS)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
14 15 16 17 18
19 20
kembali beberapa ide yang saya pikir sudah sempurna. Kurang membuat saya mampu memikirkan masalah-masalah lama dengan cara baru. Pimpinan memberikan pelatihan kerja pada bawahan dalam program kerja yang akan dilaksanakan. Pimpinan tidak pernah memberikan penghargaan jika saya bekerja dengan baik. Pengawasan dari atasan membuat saya bersemangat dalam bekerja. Kepala sekolah mencari tahu tentang apa yang bawahan inginkan dan membantu untuk mendapatkannya. Kepala sekolah memberikan perhatian kepada bawahan yang tampaknya butuh perhatian Kepala sekolah memperhatikan bawahan secara individual sesuai dengan karakter, latar belakang dan kebutuhan.
b. Pernyataan-pernyataan Berkaitan dengan Program Pelatihan Guru Mata Pelajaran. Berikut ini merupakan pernyataan-pernyataan yang berkaitan dengan program pelatihan guru mata pelajaran yang telah diikuti oleh Bapak/Ibu. Kami mohon untuk memilih salah satu pilihan jawaban yang paling menggambarkan kondisi pelatihan yang telah diikuti oleh Bapak/Ibu dengan memberi tanda centang (√). No Pernyataan (STS) (TS) (R) (S) (SS) 1 Saya tidak mendapat informasi mengenai program pelatihan serta persyaratan yang diperlukan untuk mengikuti pelatihan guru mata pelajaran. 2 Peserta pelatihan mengetahui tujuan dari adanya pelatihan yang diadakan dalam melaksanakan Kurikulum 2013. 3 Peserta pelatihan mengetahui
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
4 5 6 7
8 9 10
11 12
13 14
15 16
manfaat pelatihan guru mata pelajaran yang diadakan dalam melaksanakan Kurikulum 2013. Saya menyadari arti pentingnya pelatihan guru dalam melaksanakan Kurikulum 2013. Materi yang dilatihkan sesuai dengan kebutuhan/masalah yang ingin dipecahkan. Pelatihan yang dilaksanakan oleh sekolah mempunyai arah yang jelas. Saya sebagai peserta pelatihan guru merasa puas dengan program pelatihan yang diadakan dalam melaksanakan Kurikulum 2013. Pelatihan guru yang dilaksanakan oleh sekolah terorganisir dengan baik. Pelatihan yang dilaksanakan oleh sekolah menarik sehingga tidak membosankan peserta pelatihan. Pelatihan guru dipimpin oleh pelatih yang mempunyai pengetahuan yang mendalam mengenai materi pelatihan. Pelatihan guru didampingi atau dipimpin oleh pelatih yang dapat menyampaikan materi dengan tepat. Kemampuan pelatih dapat memfasilitasi peserta untuk mengungkapkan gagasan atau pengalaman. Kemampuan pelatih/instruktur dapat memberikan contoh dan ilustrasi. Kemampuan pelatih/instruktur mengendalikan jalannya diskusi atau presentase tugas individu/kelompok. Kemampuan pelatih yang dapat menjawab pertanyaan dan memberi komentar dari peserta Kemampuan pelatih dalam menyimpulkan isi materi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
17
18 19 20 21
22 23 24
25
26
27
28 29
Kesesuaian alokasi waktu pelaksanaan pelatihan dengan tujuan dan sasaran program pelatihan Ketepatan alokasi waktu untuk menyelesaikan setiap bahan pelatihan Pelatihan guru dipimpin oleh pelatih yang tidak mempunyai keinginan mengajar dengan serius. Pelatih / instruktur yang baik akan mempengaruhi kualitas hasil program pelatihan. Materi yang diberikan oleh pelatih/instruktur sesuai dengan yang diharapkan oleh peserta pelatihan. Fasilitas yang disediakan sangat menunjang kelancaran pelatihan guru mata pelajaran Kenyamanan ruang pelatihan (ventilasi udara, AC, pencahayaan). Kesiapan dan ketersediaan sarana pelatihan (audiovisual, LCD/Laptop, papan tulis, spidol, penghapus). Kelengkapan alat bantu berupa buku-buku panduan yang digunakan t i da k menunjang pelaksanaan pelatihan guru mata pelajaran. Kurikulum pelatihan seperti (tujuan, program, materi, strategi, dll) yang diterapkan dan ajarkan kurang serasi atau menyimpang. Dana yang disediakan sekolah unt uk mengikuti program pelatihan mata pelajaran sangat terbatas. Dana yang disediakan sekolah digunakan untuk membuat buku panduan pelatihan bagi peserta Dana yang disediakan sekolah digunakan untuk konsumsi peserta pelatihan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
30
31
32
33 34
Pelatihan guru yang dilaksanakan oleh sekolah membuat peserta pelatihan mampu menyerap yang telah dibahas. Pelatihan guru yang dilaksanakan sekolah membuat peserta mampu menguasai materi pelatihan sehingga dapat mengimplementasi dalam proses belajar mengajar. Pelatihan yang dilaksanakan sekolah membuat peserta menjadi terampil dalam implementasi Kurikulum 2013 Reaksi siswa negatif saat saya melakukan implementasi Kurikulum 2013 Adanya dukungan dari Dinas Pendidikan, Kepala Sekolah, serta rekan kerja sehingga peserta mampu mengimplementasikan Kurikulum 2013 dengan baik.
c. Pernyataan-Pernyataan Berkaitan dengan Komitmen dalam Implementasi Kurikulum 2013 Berikut ini terdapat sejumlah pernyataan yang berkaitan dengan sikap Bapak/Ibu berkaitan dengan implementasi Kurikulum 2013 yang terjadi di sekolah Bapak/Ibu. Kami mohon untuk memilih salah satu pilihan yang paling menggambarkan kondisi Bapak/Ibu dengan cara memberi tanda centang (√). No Pernyataan (STS) (TS) (R) (S) (SS) 1 Tujuan-tujuan yang ingin dicapai oleh adanya perubahan Kurikulum baru sesuai dengan tujuan-tujuan kerja saya 2 Implementasi kurikulum 2013 mensyaratkan saya membuat perubahan-perubahan signifikan tentang bagaimana saya melakukan pekerjaan saya 3 Saya bersama rekan kerja senang merayakan pencapaianpencapaian kami atas tujuan-
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
4
5
6 7
8
9
10 11
12 13
tujuan kerja Kebijakan-kebijakan dan aturanaturan di sekolah kami memudahkan kami dalam melakukan implementasi Kurikulum baru Saya memiliki waktu yang cukup untuk perencanaan dan pengembangan profesionalitas terkait dengan ide-ide dan perubahan Kurikulum Hampir semua orangtua/wali murid mendukung hal-hal yang saya lakukan Saya berharap memiliki kesempatan untuk mendapatkan pengetahuan yang lebih kongkrit tentang bagaimana mengimplementasikan kurikulum baru di kelas dan sekolah Ada hubungan yang mendukung dan percaya di antara staf sekolah dan pimpinan sekolah Saya memiliki kesempatan yang cukup untuk mendapatkan bantuan dari staf profesional (mis; staf dari dinas, universitas, dll) terkait dengan implementasi Kurikulum 2013 Jadwal kami memungkinkan pencapaian tujuan-tujuan baru Dorongan yang kuat dari para rekan kerja dan pimpinan yang keahliannya saya hargai meningkatkan kepercayaan diri saya dalam mengimplementasi Kurikulum 2013 Pimpinan sekolah mengakui halhal baik yang saya lakukan dalam pengajaran Usaha-usaha awal saya untuk mengimplementasi Kurikulum 2013 telah memberikan semangat kepada saya untuk melanjutkan usaha-usaha implementasi yang lebih jauh
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
14 15
16 17
18
19
20 21 22 23
24
25
Guru-guru yang lain mengakui kompetensi mengajar saya Terkadang saya belajar strategi baru dengan cara melakukan observasi terhadap apa yang dilakukan rekan kerja saya dalam pekerjaan mereka Saya menikmati tantangan menjadi seorang pendidik Saya telah mendapat dukungan yang memadai, misalnya pelatihan guru, sarana dan parasarana, serta buku-buku panduan untuk implementasi Kurikulum baru Kegiatan supervisi/evaluasi guru mendorong kami untuk mengimplementasi Kurikulum 2013 Sumberdaya (misalnya bahan bacaan, materi kurikulum, dan bantuan dalam pengajaran) yang ada disekolah ini memadai untuk dilaksanakannya implementasi Kurikulum baru. Saya dan rekan kerja selalu saling mendukung dan meneguhkan Saya kurang mandiri dalam membuat keputusan-keputusan dalam pekerjaan Pimpinan sekolah menghargai keahlian para guru Secara umum, saya dapat memutuskan bagaimana saya melaksanakan tugas saya tanpa campurtangan yang mengganggu dari rekan kerja ataupun pimpinan sekolah Perbendaharaan saya tentang strategi mengajar berkembang untuk membantu penerapan implementasi Kurikulum 2013 Saya aktif terlibat dalam menetapkan tujuan-tujuan dan prioritas-prioritas sekolah untuk implementasi Kurikulum baru
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
26
27
28 29 30
31 32 33
Saya tahu langkah berikutnya yang segera harus saya ambil terkait dengan implementasi Kurikulum baru di sekolah dan kelas Interaksi dengan rekan kerja yang sering dan memberikan semangat membuat saya terdorong untuk menetapkan inisiatif-inisiatif baru Murid-murid saya menunjukkan bahwa mereka menghargai saya Saya menikmati implementasi Kurikulum 2013 atau strategistrategi mengajar mengajar baru Saya mengembangkan pemahaman yang jelas tentang implikasi dari perubahan Kurikulum 2013 bagi sekolah dan kelas Implementasi Kurikulum 2013 itu sulit, namun mungkin untuk dilaksanakan Saya berkomitmen untuk implementasi Kurikulum 2013 Saya menikmati pekerjaan saya
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
LAMPIRAN 3 DA TA I NDU K
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
LAMPIRAN 4 DESKRIPSI VARIABEL
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Frequency Table Statistics Kep_Transforma sional N
Valid Missing
PGMP
Komitmen_guru
60
60
60
0
0
0
Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah Kep_Transformasional Frequency Percent Valid sangat transformasional
Cumulative Percent
28
46.7
46.7
46.7
32
53.3
53.3
53.3
0
0
0
100.0
60
100.0
100.0
transformasi cukup transformasi Total
Valid Percent
Pelatihan guru Mata Pelajaran Pelatihan_Guru Frequency
Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid sangat efektif
23
38.3
38.3
38.3
efektif
36
60.0
60.0
98.3
1
1.7
1.7
100.0
60
100.0
100.0
cukup efektif Total
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Komitmen Guru Komitmen_guru Frequency
Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid sangat tinggi
22
36.7
36.7
36.7
tinggi
36
60.0
60.0
96.7
2
3.3
3.3
100.0
60
100.0
100.0
cukup tinggi Total
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
LAMPIRAN 5 UJI VALIDITAS D AN RELIABILITAS
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
HASIL UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL KEPALA SEKOLAH Case Processing Summary
Cases
N
%
Valid
60
100.0
Excludeda
0
.0
Total
60
100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure. Item-Total Statistics Scale Variance Scale Mean if if Item Item Deleted Deleted
Corrected Item-Total Correlation
Cronbach's Alpha if Item Deleted
KT1
63.20
46.569
.666
.890
KT2
63.27
47.555
.530
.894
KT3
63.25
45.784
.680
.889
KT4
63.23
46.453
.626
.891
KT5
63.42
44.620
.713
.887
KT6
63.35
45.825
.629
.890
KT7
63.50
48.186
.412
.898
KT8
63.48
45.712
.588
.892
KT13
63.42
45.569
.636
.890
KT14
63.38
45.156
.666
.889
KT15
63.53
44.219
.559
.895
KT16
63.37
45.151
.583
.892
KT17
63.30
47.705
.522
.894
KT18
63.47
47.236
.547
.893
KT19
63.45
49.709
.308
.900
KT20
63.38
48.512
.407
.898
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
HASIL UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS PELATIHAN GURU MATA PELAJARAN Case Processing Summary N Cases
Valid Excludeda Total
% 60
98.4
1
1.6
61
100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure. Item-Total Statistics Scale Variance Scale Mean if if Item Item Deleted Deleted
Corrected Item-Total Correlation
Cronbach's Alpha if Item Deleted
pel_1
125.55
116.014
.400
.941
pel_2
125.43
117.368
.536
.937
pel_3
125.33
117.684
.585
.936
pel_4
125.20
120.264
.480
.937
pel_5
125.33
118.056
.687
.935
pel_6
125.30
119.298
.642
.936
pel_7
125.53
115.507
.668
.935
pel_8
125.67
119.175
.565
.936
pel_9
125.60
119.769
.542
.936
pel_10
125.52
121.576
.522
.937
pel_11
125.45
118.658
.807
.935
pel_12
125.43
119.267
.791
.935
pel_13
125.48
117.440
.787
.934
pel_14
125.47
117.711
.697
.935
pel_15
125.40
117.634
.780
.934
pel_16
125.40
117.498
.793
.934
pel_17
125.45
117.472
.746
.934
pel_18
125.48
118.864
.613
.936
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
pel_19
124.90
120.532
.365
.938
pel_20
124.70
123.942
.329
.938
pel_21
125.55
118.591
.668
.935
pel_22
125.58
119.773
.447
.937
pel_23
125.03
122.880
.274
.939
pel_24
125.37
120.575
.565
.936
pel_25
125.68
115.474
.427
.940
pel_26
125.35
115.825
.512
.937
pel_30
125.55
119.201
.658
.935
pel_31
125.50
119.305
.632
.936
pel_32
125.53
117.236
.686
.935
pel_33
125.32
116.457
.595
.936
pel_34
125.40
118.685
.568
.936
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
HASIL UJI UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS KOMITMEN GURU Case Processing Summary N Cases
%
Valid
30
49.2
Excludeda
31
50.8
Total
61
100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Item-Total Statistics Scale Variance Scale Mean if if Item Item Deleted Deleted
Corrected Item-Total Correlation
Cronbach's Alpha if Item Deleted
kom1
128.77
146.668
.422
.943
kom2
128.70
146.217
.458
.943
kom3
128.90
144.300
.466
.943
kom4
128.70
148.079
.540
.943
kom5
129.03
141.344
.632
.941
kom6
128.17
148.764
.329
.944
kom7
128.30
147.528
.424
.943
kom8
128.77
147.702
.462
.943
kom9
129.07
143.306
.477
.943
kom10
128.93
143.651
.530
.942
kom11
128.83
143.454
.744
.941
kom12
128.73
142.340
.781
.940
kom13
128.67
143.678
.790
.941
kom14
128.87
143.292
.643
.941
kom15
129.00
137.034
.800
.939
kom16
128.50
146.466
.396
.944
kom17
128.80
144.993
.434
.943
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
kom18
128.67
141.609
.763
.940
kom19
129.20
140.166
.541
.943
kom20
128.80
141.269
.711
.941
kom21
128.20
147.683
.362
.944
kom22
128.63
146.102
.542
.942
kom23
128.77
147.978
.436
.943
kom24
128.70
145.872
.639
.942
kom25
128.97
142.930
.560
.942
kom26
128.77
147.013
.651
.942
kom27
128.67
146.506
.651
.942
kom28
128.63
146.171
.634
.942
kom29
128.87
139.085
.799
.940
kom30
128.93
140.202
.808
.940
kom31
129.00
141.103
.579
.942
kom32
128.77
139.357
.747
.940
kom33
128.23
144.530
.397
.944
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Reliability
Scale: ALL VARIABLES
Case Processing Summary N Cases
Valid a
Excluded Total
% 60
100.0
0
.0
60
100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Variabel Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah Dimensi Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah Atributed Charisma Reliability Statistics Cronbach's Alpha
N of Items
.854
8
Intelectual Stimulation
Individualized Consideration
Reliability Statistics Cronbach's Alpha . 771
Reliability Statistics
N of Items 5
Cronbach's Alpha .633
N of Items 3
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Variabel Pelatihan Guru Mata Pelajaran Dimensi Pelatihan Guru Matapelajaran Peserta Pelatihan
Pelatih/Instruktur
Reliability Statistics Cronbach's Alpha
Reliability Statistics
N of Items
.764
5
Cronbach's Alpha
N of Items
.893
9
Fasilitas Pelatihan Kurikulum Reliability Statistics Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
N of Items .669
Cronbach's 5
Alpha
N of Items .858
7
Hasil Pelatihan
Reliability Statistics Cronbach's Alpha
N of Items .888
5
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Variabel Komitmen guru dalam implementasi Kurikulum 2013
Dimensi variabel komitmen guru dalam implementasi Kurikulum 2013 Personal Goals
Confidence Capasity
Reliability Statistics
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
Cronbach's
N of Items .789
Alpha
10
Context Belief
N of Items .876
10
The Process of Emotional Arousal
Reliability Statistics Cronbach's Alpha
N of Items .794
Reliability Statistics 4
Cronbach's Alpha
N of Items .893
9
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
LAMPIRAN 6 UJI NORMALITAS DAN LINIERITAS
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
HASIL UJI NORMALITAS NPar Tests One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Kep_ Transformasional N
Pel_Guru
Kom_Guru
60
60
60
Mean
67.13
129.58
137.37
Std. Deviation
7.002
11.244
11.329
Absolute
.116
.102
.137
Positive
.074
.102
.094
Negative
-.116
-.073
-.137
Kolmogorov-Smirnov Z
.895
.789
1.062
Asymp. Sig. (2-tailed)
.399
.562
.210
Normal Parametersa,,b Most Extreme Differences
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
HASIL UJI LINIERITAS KOMITMEN GURU * KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL KEPALA SEKOLAH ANOVA Table Sum of Squares Komitmen_guru Between (Combined) * Kep_ Groups Linearity Transformasional Deviation from Linearity
Mean Square
df
4208.050
22
194.275
1461.288
1
2746.762
21
130.798
Within Groups
3363.883
37
90.916
Total
7571.933
59
F 2.104
.022
1461.288 16.073
.000
1.439
KOMITMEN GURU * PELATIHAN GURU MATA PELAJARAN ANOVA Table Sum of Squares Komitmen Between _ Groups guru * Pel_Guru
Mean Square
df
Sig.
F
Sig.
(Combined)
4738.983
28
169.249
1.852
.049
Linearity
1572.922
1
1572.922
17.212
.000
Deviation from Linearity
3166.062
27
117.262
1.283
.250
Within Groups
2832.950
31
91.385
Total
7571.933
59
.163
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
LAMPIRAN 7 UJI ASUMSI KLASIK
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
HASIL UJI MULTIKOLINERITAS Regression Variables Entered/Removed Model 1
Variables Entered
Variables Removed
Pel_guru, Kep_Transfor masionala
Method . Enter
a. All requested variables entered. Model Summary Model
R .994a
1
Adjusted R Square
R Square .249
Std. Error of the Estimate
.222
9.990
a. Predictors: (Constant), Pel_Guru, Kep_Transformasional ANOVAb Sum of Squares
Model 1
df
Mean Square
Regression
1882.897
2
941.449
Residual
5689.036
57
104.223
7571.933
59
Total
a. Predictors: (Constant), Pel_Guru, Kep_Transformasional b. Dependent Variable: Kom_guru
F 9.433
Sig. .000a
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Coefficientsa Unstandardized Standardized Coefficients Coefficients Std. Error
t
Sig.
Toleranc e VIF
Model
B
1
70.546
15.607
4.520 .000
Kep_ Transformasio nal
.414
.235
. 256 1.762 .083
.624 1.603
Pel_Guru
.301
.146
.299 2.055 .044
.624 1.603
(Constant)
Beta
Collinearity Statistics
a. Dependent Variable: Kom_guru
HASIL UJI HETEROSKEDASTISITAS Nonparametric Correlations Correlations Kep_ Unstandardiz Transformasio Pel_ ed Residual nal Guru Spearma Unstandardize Correlation n's rho d Residual Coefficient
1.000
.071
.123
.
.912
.464
60
60
60
.015
1.000
.700**
.912
.
.000
60
60
60
Correlation Coefficient
.096
.700**
1.000
Sig. (2-tailed)
.464
.000
.
60
60
60
Sig. (2-tailed) N Kep_ Correlation Transformasio Coefficient nal Sig. (2-tailed) N Pel_Guru
N **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
LAMPIRAN 8 UJI HIPOTESIS
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
HASIL UJI REGRESI Variables Entered/Removed Model 1
Variables Entered
Variables Removed
Method
Pel_Guru, Kep_Transfor masionala
. Enter
a. All requested variables entered. Model Summary Model 1
R
R Square
.499a
Adjusted R Square
.249
Std. Error of the Estimate
.222
9.990
a. Predictors: (Constant), Pel_Guru, Kep_Transformasional ANOVAb Sum o f Squares
Model 1
df
Mean Square
Regression
1882.897
2
941.449
Residual
5689.036
57
99.808
7571.933
59
Total
a. Predictors: (Constant), Pel_Guru, Kep_Transformasional
F 9.433
Sig. .000a
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Coefficientsa Unstandardized Coefficients Model 1
B (Constant)
Std. Error
70.546
15.607
Kep_Transformasi onal
.414
.235
Pel_Guru
.301
.146
a. Dependent Variable: Komitmen_guru
Standardized Coefficients Beta
t
Sig.
4.520
.000
.256
1.762
.083
.299
2.055
.044