PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
SEJARAH EKSPEDISI LAKSAMANA CHENG HO DARI CINA KE NUSANTARA PADA TAHUN 1405 – 1433 MAKALAH Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Sejarah
Oleh: LILIK HERMAWANTO NIM: 101314009
PROGRAM STUDI PENDIDIIKAN SEJARAH JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2015
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
SEJARAH EKSPEDISI LAKSAMANA CHENG HO DARI CINA KE NUSANTARA PADA TAHUN 1405 – 1433 MAKALAH Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Sejarah
Oleh: LILIK HERMAWANTO NIM: 101314009
PROGRAM STUDI PENDIDIIKAN SEJARAH JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2015
i
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
MAKALAH SttARAtt EttPEDISI LttA計 IANA C菫 菫NG HO DARICINA E ■【
NttSANTA∬ しへPADA TAIIliN 1405‐ 1433
C):ごhi
Pettbiinbttg,
ギ :
才
r_R.Sib【
聖
盤ti,
27」 attuttE 2015
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PIAKALAll
SEJAほ H EKttEDl創 LAKSAMぶ A CI‐IENG HO DARICINA KE NUSANTARA PADA TA嘉 ビN1405-1433
E}ipersiapkan datt ditulis oleh: Li:ik tte■ llattiattto
NIヽ 4:101314009
Telah dipc成 議lanittn di dcpart R〕 綺itia Pen繰 げ I
27∼lei
2fl1 5
Ketua 5e
kretaris
.\nggota 触
g80ta l
Yogyakarta. l7 N{r: i 2015 Fakultas Keguruan dan Iln"ru Pendidikan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
HALAMAN PERSEMBAHAN Makalah ini saya persembahkan kepada: Kedua orang tua Bapak Siyamto dan Ibu Mariyamti, yang telah membesarkan dan mendidik saya dalam keluarga yang penuh cinta kasih dan kebahagiaan. Serta adik tercinta Habi Ardiyanto yang selalu memberikan dukungan dan semangat kepada saya dalam menyelesaikan tulisan ini.
iv
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
MOTTO Orang tidak akan belajar sejarah kalau tidak ada gunanya. Kenyataan bahwa sejarah terus ditulis orang, di semua peradaban dan di sepanjang waktu, sebenarnya cukup menjadi bukti bahwa sejarah itu perlu. (Prof.Dr.Kuntowijoyo,MA) Guru adalah seseorang yang dengan baik serta lembut membimbing dan mengajar sesuatu kepadanya. Ia mengajari untuk mengembangkan diri dengan membaca buku, sehingga kemudian dapat mengendlikan diri dengan perbuatan baik. (Confusius) Ingatlah bahwa kesuksesan selalu disertai dengan kegagalan dan kita akan sukses jika belajar dari kegagalan. (Lilik Hermawanto) Jangan sekali-kali melupakan sejarah (jasmerah). (Soekarno)
v
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya mcny漬 よ an dcngan sesllnggllhnya bttwa makalah yang saya tulis ini tidak mcmuat karya´ atau bagian kalya orang lain, kecuali yang telall disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka,scbagaimana layakllya karya illlliall.
Vl
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
購
LEMBAR PE― ATAAN P唱 田SETUttAN LIKASIKARYAILMIAHIIEUK KEEttGAN AKADEMS
Yangbmnda tt diban ini,saya mahriswa UmvEltas Sanam Dh―
a:
l Lilik Hcrmaw試o N観 va l 101314009 Nomor Mahesis、 Deni p〕 ngembangan ilmu peng鏡 ふ lEIll,Saya mcmbeHb雌 kepada Pcrputtakaan Un市 ersitas Sanata Dhal11la katta ilmiah saya yang bcttudul:
SLIARAH EKSPEDISILAKSAMANA CHENG ⅡO DARICINA KE NUttNTARA PADA TAH■IN 1405‐ 1433 Bcserta pcran3kat yan_q dipedtan(blia山 ).Der感 額 demikian saya lnclnbe五 kan
kepada PeruStakaan Universitas Sanata Dhanma hak unttlk menyilnpan, Incngalih山 m dalarnbentuk hユ mCngolahnva dalaFn bCntuk pangkalanぬ a mcndistl■ buskan secara tcrbatas dan lnempublikasikannya di intcmet atau media
hin untuk akadclnis tanpa pcriu rneminta ttin stta,mauplln nlcmberikall roplti ぬ Saya selama tctap lnentttumkan llama stta sebagtt penulis.
建
“ Dcmkian perrlyataan ini yang saya buat dcngan scbellarnya.
Dibuat di Yogyttkatta P血 軸 ggal:27 Mei 2f115
Lilik Hcman・ anto
Vll
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
ABSTRAK SEJARAH EKSPEDISI LAKSAMANA CHENG HO DARI CINA KE NUSANTARA PADA TAHUN 1405-1433 Oleh: Lilik Hermawanto Universitas Sanata Dharma 2015 Makalah ini bertujuan untuk mendeskripsikan tiga permasalahan pokok, yaitu: (1) Latar belakang ekspedisi Laksamana Cheng Ho dari Cina ke Nusantara 14051433, (2) Proses dan berakhirnya ekspedisi Laksamana Cheng Ho dari Cina ke Nusantara 1405-1433, (3) Dampak ekspedisi Laksamana Cheng Ho bagi Nusantara. Makalah ini disusun berdasarkan metode penelitian sejarah dengan tahapan: heuristik, verifikasi, interpretasi, dan historiografi. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan sosial-budaya. Model penulisannya bersifat deskriptif analitis. Hasil penulisan ini adalah: (1) Latar belakang ekspedisi Laksamana Cheng Ho adalah untuk mengembalikan kejayaan Cina dan memberitakan terjadinya pergantian kekuasaan di Cina terutama pada masa kekuasaan Dinasti Ming, serta untuk menjalin kerjasama, perdagangan dan keamanan dengan negeri-negeri di Samudera Selatan. (2) Laksamana Cheng Ho melakukan ekspedisi sebanyak tujuh kali pada masa Dinasti Ming dan sekaligus mengunjungi Nusantara untuk menjalin kerjasama dengan kerajaan-kerajaan di Nusantara. Wafatnya Laksamana Cheng Ho dan tidak adanya penerus maka berakhir pula ekspedisi Dinasti Ming di Nusantara. (3) Dampak ekspedisi Laksamana Cheng Ho adalah terjadinya akulturasi dalam bidang budaya, agama, dan arsitektur yang hingga saat ini masih dapat ditemui, salah satunya adalah Klenteng Sam Po Kong di Semarang.
viii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
ABSTRACT THE HISTORY OF ADMIRAL CHENG HO’S EXPEDITION FROM CHINA TO NUSANTARA IN 1405 - 1433 By: Lilik Hermawanto Sanata Dharma University 2015 This paper aims to describe three basic problems, namely: (1) The expeditions background of Admiral Cheng Ho's from China to Nusantara in 1405-1433, (2) The process and the end of the expeditions of Admiral Cheng Ho's from China to Nusantara in 1405-1433, (3) The Impact of the expeditions Admiral Cheng Ho's from Nusantara. This paper was prepared by the method of historical research with the following stages: heuristics, verification, interpretation, and historiography. The approach used is a socio-cultural approach. Analytical descriptive writing is the report. The results of this paper are: (1) The background of the expeditions of Admiral Cheng Ho is to restore the glory of China and to proclaim the change of power in China, especially during the reign of the Ming Dynasty, as well as to establish cooperation, trade and security with the countries in the Southern Ocean. (2) Admiral Cheng Ho undertook an expedition as much as seven times during the Ming Dynasty and once visited the Nusantara to collaborate with the kingdoms in the Nusantara. The death of Admiral Cheng Ho resulted in the absence of a successor, and the end of the expedition of the Ming Dynasty in the Nusantara. (3) Impact of Admiral Cheng Ho is acculturation in the fields of culture, religion, and architecture which are still to be found, one of them is Sam Po Kong in Semarang.
ix
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
KATA PENGANTAR. Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat rahmat dan restu-Nya sehingga makalah yang berjudul "Sejarah Ekspedisi Laksamana Cheng Ho Dari Cina ke Nusantara Pada Tahun 1405-1433" pada akhimya bisa terselesaikan. Makalah
ini di
susun untuk memenuhi syarat
untuk meraih gelar sarjana, Program Studi Pendidikan Sejarah,
Jurusan
Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Oleh karena itu, pada kesempatan ini, penulis secara khusus mengucapkan terima kasih kepada
:
1.
Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma.
2.
Ketua Program Studi Pendidikan Sejarah Universitas Sanata Dharma.
3.
Bapak Drs.Y.R. Subakti, M.Pd. selaku dosen pembimbing.
4.
Seluruh dosen dan pihak sekretariat Program Studi Pendidikan Sejarah.
5.
Ika Dewi Kurniawati yang selalu memotifasi dan memberi semangat.
6.
Serta seluruh pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu yang turut membantu dalam menyelesaikan penulisan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun bagi makalah
ini. Semoga hasil karya ini berguna bagi pengguna dan pembacarya.
Yogyakarta ,27 .Mei 2015
X
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ........................................................................................
i
HALAMAN PERSETUJUAN ........................................................................
ii
HALAMAN PENGESAHAN..........................................................................
iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ......................................................................
iv
HALAMAN MOTTO ......................................................................................
v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ..........................................................
vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ........ vii ABSTRAK ........................................................................................................ viii ABSTRACT .......................................................................................................
ix
KATA PENGANTAR......................................................................................
x
DAFTAR ISI.....................................................................................................
xi
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xiii BAB I: PENDAHULUAN A. Latar Belakang ..............................................................................
1
B. Rumusan Masalah..........................................................................
10
C. Tujuan dan Manfaat Penulisan......................................................
10
1. Tujuan Penulisan.......................................................................
10
2. Manfaat Penulisan.....................................................................
11
D. Sistematika Penulisan ...................................................................
12
BAB II: LATAR BELAKANG TERJADINYA EKSPEDISI LAKSAMANA CHENG HO DARI CINA KE NUSANTARA PADA TAHUN 1405-1433 A. Menjalin Hubungan Persahabatan Kekaisaran Cina Dengan Kerajaan-Kerajaan di Nusantara ...................................................
19
B. Hubungan Perdagangan Antara Cina Dengan Nusantara .............
22
C. Mengamankan Jalur Pelayaran Perdagangan Cina Dengan NusantaraDari Para Bajak Laut ......................................
xi
26
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB III: PROSES DAN BERAKHIRNYA EKSPEDISI LAKSAMANA CHENG HO DARI CINA KE NUSANTARA PADA TAHUN 1405-1433 A. Proses Ekspedisi Laksamana Cheng Ho Ke Nusantara...............
34
1. Ekspedisi Laksamana Cheng Ho di Kerajaan Samusera Pasai. 34 2. Ekspedisi Laksamana Cheng Ho di Kerajaan Lambri Aceh....
39
3. Ekspedisi Laksamana Cheng Ho di Palembang.......................
41
4. Ekspedisi Laksamana Cheng Ho di Kerajaan Malaka .............
43
5. Ekspedisi Laksamana Cheng Ho di Kerajaan Majapahit.........
47
6. Ekspedisi Laksamana Cheng Ho di Semarang.........................
52
B. Berakhirnya Ekspedisi Laksamana Cheng Ho ............................
54
BAB IV: DAMPAK EKSPEDISI LAKSAMANA CHENG HO BAGI NUSANTARA A. Dampak Budaya Ekspedisi Laksamana Cheng Ho di Nusantara .
58
1. Peringatan Pelayaran Cheng Ho (Sam Po Tay Jien)................
60
2. Seni dan sastra..........................................................................
61
B. Dampak Dalam Bidang Agama Ekspedisi Laksamana Cheng Ho di Nusantara.................................................................
62
1. Masuknya Islam di Cina...........................................................
62
2. Penyebaran Agama Islam di Nusantara ...................................
64
3. Pemujaan Terhadap Laksamana Cheng Ho ............................
66
C. Dampak Arsitektur Ekspedisi Laksamana Cheng Ho di Nusantara .................................................................................
68
BAB V: KESIMPULAN ..................................................................................
71
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................
74
LAMPIRAN......................................................................................................
76
xii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 : Silabus ........................................................................................
77
Lampiran 2 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) .................................
80
Lampiran 3 : Ringkasan Materi ........................................................................
90
Lampiran 4 : Lampiran Gambar Ekspedisi Laksamana Cheng Ho...................
93
xiii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bangsa Cina merupakan salah satu bangsa yang paling awal memasuki zaman sejarah di Asia Timur. Cina juga secara bertahap berhasil mengembangkan kebudayaan mereka menjadi terkemuka di antara bangsa-bangsa lain di Asia Timur. Hal ini membuat berbagai bangsa lain di sekitar Cina tertarik dan mengadopsi berbagai unsur kebudayaan Cina, bahkan kebudayaan Cina menyebar ke barat dan mencapai Eropa.1 Cina juga merupakan sumber peradaban bagi banyak bangsa yang hidup di Asia Timur seperti Korea, Jepang, dan Vietnam yang berada dalam lingkaran budaya Cina.2 Tingginya kebudayaan Cina menunjukkan bahwa peradaban Cina merupakan peradaban yang tinggi di Asia Timur. Sebelum dipersatukan sebagai suatu negara, Cina masih dikuasai oleh berbagai dinasti yang memimpin Cina. Dinasti-dinasti di Cina silih berganti memimpin Cina dan salah satu dinasti yang berkuasa di Cina adalah Dinasti Ming. Dinasti Ming merupakan dinasti yang didirikan oleh pemberontak petani yang dipimpin oleh Chu Yuan Chang yang berasal dari keluarga miskin Suku Han.3 Chu Yuan Chang melakukan perjuangan yang gigih selama sepuluh tahun
1 2 3
Purwanta, Sejarah Cina Klasik, Yogyakarta, Universitas Sanata Dharma, 2009, hlm. 1 Ivan Taniputra, History Of China, Yogyakarta, AR-Ruzz Media, 2013, hlm. 21 Suku Han sebuah suku mayoritas di Cina. Suku ini mendapat namanya dari Dinasti Han dan telah mempunyai sejarah yang panjang sejak 2200 tahun yang lalu.
1
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
2 lebih, sehingga dapat melengserkan Dinasti Yuan4 yang telah berkuasa selama kurang lebih 160 tahun. Chu Yuan Chang kemudian mendirikan Dinasti Ming di Cina pada tahun 1368 M.5 Setelah naik tahta Chu Yuan Chang menobatkan dirinya sebagai kaisar dengan gelar Ming Taizu pada tahun 1368-1398 M. Selain itu, tahun pemerintahannya dikenal dengan nama Hongwu, dengan Nanking sebagai pusat pemerintahannya.
Pada masa awal pemerintahan Kaisar Chu Yuan Chang
mengambil tindakan-tindakan untuk mengatasi masalah-masalah dalam negeri, antara lain dengan pembaharuan ketertiban, keamanan, pertanian, memperkuat pertahanan dalam negeri, dan mengembalikan tradisi Cina yang mengutamakan kerukun, kedamai, keharmonis dengan memulihkan tatanan hubungan masyarakat dalam negeri.6 Pada masa pemerintahannya Kaisar Chu Yuan Chang dapat menentramkan negeri dan mengatasi masalah-masalah yang terjadi di Cina.7 Kaisar Chu Yuan Chang juga menjalankan tindakan kebijakan luar negeri Dinasti Ming. Pokokpokok kebijakan luar negeri Cina pada awal zaman Dinasti Ming masa pemerintahan Chu Yuan Chang yaitu: 1. Cina tidak punya ambisi untuk mengekspansi dan menjajah negeri lain. 2. Cina tidak akan menyerang negeri lain kalau tidak diserang terlebih dahulu.
4
5 6 7
Dunasti Yuan merupakan salah satu dinasti yang pernah memimpin Cina pada tahun 12791368. Didirikan oleh Genghis Khan, yang merupakan orang Mongol, setelah berhasil menyatukan Bangsa Mongol Gengis Khan mulai melakukan penaklukan kepada daerah-daerah yang ada di Asia Timur dan berhasil menaklukan Dinasti Song. Liang Liji, Dari Relasi Upeti Ke Mitra Strategi 2000 Tahun Perjalanan Hubungan TiongkokIndonesia, Jakarta, Buku Kompas, 2012, hlm. 101 Ivan Taniputera, History Of China, Yogyakarta, Ar-Ruzz Media, 2009, hlm. 461 Liang Liji, op.cit., hlm. 105
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
3 3. Cina tidak boleh menjurus ke militerisme dan hegemonisme. 4. Cina membina tentara untuk pertahan negara dari kemungkinan ageresi militer luar negeri. Pada awal kekuasaan Dinasti Ming di Cina, Kaisar Chu Yuan Chang masih disibukkan oleh urusan dalam negeri untuk mempersatukan dan menjamin keamanan negeri. Oleh sebab itu, urusan luar negeri Dinasti Ming masih belum diprioritasakan.8 Hal yang paling menonjol pada masa Kaisar Chu Yuan Cheng yaitu kemajuan pertanian dan kerajinan yang menunjukan bahwa keadaan ekonomi pada masa Dinasti Ming sudah berkembang. Selain itu, juga adanya kebutuhan dalam negeri Dinasti Ming seperti wangi-wangian, rempah-rempah, zat pewarna dan lain-lain yang harus dipenuhi dari luar negeri Cina, khususnya negara-negara penghasil yang ada di Asia dan Afrika. Hal tersebut menunjukkan adanya hubungan perdagangan yang telah terjadi antara Cina dengan negerinegeri Asia-Afrika.9 Pada masa pemerintahan Kaisar Chu Yuan Chang, kaisar mengadakan perubahan adminstrasi Dinasti Ming. Tidak hanya itu saja kaisar kemudian membagi kerajaan menjadi propinsi-propinsi kecil.10 Selain itu, kaisar juga mengadakan ujian negara untuk menyeleksi masyarakat yang mempunyai kemampuan untuk menjadi pegawai di kekaisaran. Pada masa kekuasaan Kaisar Chu Yuan Chang juga memperhatikan dalam bidang keagamaan sehingga Kaisar
8 9 10
Ibid., hlm. 103 Kong Yuanzhi, Cheng Ho Muslim Tionghoa Misteri Perjalanan Muhibah di Nusantara, Jakarta, Pusaka Obor, 2013, hlm. 11 Propinsi-propinsi masa Dinasti Ming Liaoyang, Jingshi, Shandong, Shanxi, Shaanxi, Henan, Nanjing, Chejing, Sichuan, Huguang, Jiangxi, Fujian, Guizhou, Guangzhou, Guangxi, Yunnan.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
4 Chu Yuan Chang pernah menjadi pendiri Agama Budha di Cina, dan Confusianisme menjadi kepercayaan resmi pada masa kepemimpinan Kaisar Chu Yuan Chang. Setelah wafatnya Kaisar Chu Yuan Chang di gantikan oleh Chu Yunwen11 yang merupakan cucu dari Kaisar Chu Yuan Chang.12 Pada masa pemerintahan kaisar Chu Yunwen menggunakan gelar Jianwen selama pemerintahnya pada tahun 1399 M. Masa pemerintahan Kaisar Chu Yunwen adanya kekhawatiran terjadi terhadap pengaruh pemimpin Propinsi-propinsi Dinasti Ming yang merupakan paman dari Kaisar Chu Yunwen makin menyudutkan kekaisaran. Akhirnya Kaisar Chu Yunwen mengambil keputusan untuk memperkecil kekuasaan propinsi-propinsi Dinasti Ming dengan harapan dapat mengendalikan panaman-pamannya yang merupakan putra dari Chu Yuan Chang. Tindakan yang dilakukan oleh Kaisar Chu Yunwen menyebabkan terjadinya perang saudara selama empat tahun antara Kaisar Chu Yunwen dengan paman-pamannya. Segi kepandaian dan kemempuan, Kaisar Chu Yunwen bukanlah tandingan pamannya yang bernama Chu Ti, yang merupakan putera keempat Chu Yuan Chang. Gubernur Chu Ti sebelumnya bergelar Pangeran Yan yang memerintah di Peking, melakukan penyerangan terhadap Kaisar Chu Yunwen di Nanking dan berhasil menguasainya. Kota Nanking jatuh ketangan Chu Ti pada tahun 1402 M, akan 11
12
Kaisar Chu Yunwen merupakan kaisar kedua Dinasti Ming pada tahun 1399-1402 M dengan gelar Jianwen, Chu Yunwen merupkan Cucu dari Chu Yuan Chang. Chu Yunwen menjadi kaisar setelah putera sulung Chu Yuan Chang yang merupakan putra mahkota (Chu Biao) meninggal pada usia yang muda, kemudian Chu Yuan Chang mengangkat anak dari puteranya mahkota yang merupakan cucunya menjadi putra mahkota. Pada saat Chu Yuanwen menjadi kaisar baru berusia 16 tahun, untuk menjalankan tugas pemerintahan Chu Yuanwen dibantu oleh para mentri-mentri yang memiliki peranan utama di pemerintahan Dinasti Ming. Nio Joe Lan, Tiongkok Sepanjang Abad, Jakarta, Balai Pustaka, 1952, hlm. 138
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
5 tetapi Kaisar Chu Yunwen dapat melarikan diri pada saat terjadinya penyerangan yang dilakukan oleh Gubernur Chu Ti, dan Kaisar Chu Yunwen tidak diketahui keberadaannya ada yang mengatakan bahwa Kaisar Chu Yunwen melarikan diri dengan menyamar sebagai seorang biksu.13 Setalah berhasil menaklukan Kaisar Chu Yunwen kemudian Chu Ti mengankat dirinya sebagai Kaisar Yongle14 dengan gelar Ming Cheng Tsu pada tahun 1403. Kaisar Chu Ti lebih terkenal dengan nama Yungle nama tahun pemerintahannya. Pada tahun 1421 M Kaisar Yongle memindahkan ibu kota kekaisaran Dinasti Ming dari Nanking ke Peking, yang dulunya dijadikan ibu kota Bangsa Mongol dengan nama Cambaluc. Pertama kalinya Peking menjadi ibu kota kerajaan asli Cina sesudah beberapa kota lainya dan Peking menjadi ibu kota sampai tahun 1926. Pada masa pemerintahan kaisar-kaisar Cina sebelumnya, pemindahan ibu kota disebabkan karena menghindari bahaya yang mengancam kekaisaran Dinasti Ming. Pemindahan kekaisaran Dinasti Ming dari Nanking ke Peking disebabkan karena menghindari dari bahaya yang mengancam baik acaman dari Utara dan Timur. Ancaman terhadap Dinasti Ming yang berasal dari Utara adalah dari pihak Bangsa Mongol dan Manchu. Ancaman terhadap Dinasti Ming yang berasal dari Timur yaitu Bangsa Jepang. Pada masa pemerintahan Kaisar Yongle ancaman dari Bangsa Mongol maupun Jepang dapat berhasil diusir dan diatasi.15 Pada masa pemerintahan Kaisar Yongle, kaisar menjalankan kebijakan pembaharuan dalam hal ketertiban dan keamanan dalam negeri serta pemulihan 13 14 15
Ivan Taniputra, History Of China, Yogyakarta, AR-Ruzz Media, 2013, hlm. 461 Kaisar Yongle juga deikenal dengan nama Yongle, Yung Lo, Chu Ti, Zhu Di. Nio Joe Lan, Tiongkok Sepanjang Abad, Jakarta, Balai Pustaka, 1952, hlm. 139
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
6 ekonomi yang berlangsung selama tiga puluh tahun. Tujuan dari perubahan kebijakan tersebut bertujuan untuk merubah keadaan dalam negeri Dinasti Ming kerah yang lebih baik dan maju. Kekuasaan Dinasti Ming pada masa Kaisar Yongle bertambah besar dan ancaman Bangsa Mongol di Utara sudah tidak dikawatirkan lagi. Selanjutnya, Kaisar Yongle menetapkan kedudukannya sebagai kaisar Dinasti Ming yang sah dengan memperluas pengaruh Dinasti Ming ke negeri-negeri di Asia-Afrika. Perluasan pengaruh Dinasti Ming dilakukan supaya Kaisar Yongle diakui sebagai kaisar sejagat dan semua negeri tunduk kepadanya.16 Pada masa Kaisar Yongle, kaisar merupakan kaisar yang feodal. Kebijakan luar negeri Dinasti Ming tidak luput dari pandangan feodalisme. Kaisar Yongle membuat kebijakan untuk memperluas pengaruh Dinasti Ming ke negerinegeri di Asia-Afrika, dengan melakukan ekspedisi-ekspedisi pelayaran besar Dinasti Ming Cina. Pada masa pemerintahan Kaisar Yongle, beliau melaksanakan kegiatankegiatan yang berhubungan dengan hubungan luar negeri. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh Kaisar Yung Lo diantaranya: a. Pada tahun 1403 pemulihkan tiga Shi Bo Sa (Jawatan Urusan Dagang Pelabuhan) yang berada di Guangzhou, Quanzhou dan Ningbo. b. Pada tahun 1405 dibangun tiga pelabuhan untuk menampung utusan-utusan yang datang dari luar negeri. Kaisar Yongle secara besar-besaran mengirim misi ekspedisi pelayaran ke negeri-negeri di Asia-Afrika. Misi Ekspedisi dilakukan untuk memberitahukan 16
Liang Liji, Dari Relasi Upeti Ke Mitra Strategi 2000 Tahun Perjalanan Hubungan TiongkokIndonesia, Jakarta, Buku Kompas, 2012, hlm. 105
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
7 perintah kaisar bahwa Kaisar Yongle telah menjadi kaisar Cina dan negeri di sekitar Cina datang untuk menghadap dan mempersembahkan upeti sebagai tanda tunduk dan taat kepada kekaisaran Cina. Ekspedisi pelayaran yang Kaisar Yongle lakukan menyebabkan dimulainya sejarah pelayaran ke Samudera Selatan17 pada awal abad ke 15 dan pada masa Dinasti Ming.18 Kaisar Yongle mencari seorang laksamana yang memiliki sifat setia, berani, dan cerdas untuk melaksanakan tugas ekspedisi pelayaran ke Samudera Selatan pada abad ke 15. Pada abad ke 15 Agama Islam telah tersebar ke berbagai wilayah di penjuru dunia. Oleh sebab itu, laksamana yang akan melakukan ekspediasi harus mamahami tentang Agama Islam dan memahami agama lainnya. Cheng Ho19 ditunjuk menjadi laksamana oleh Kaisar Cina masa Dinasti Ming untuk melakukan ekspedisi pelayaran ke Samudera Selatan. Masa kekuasaan Dinasti Ming merupakan masa memperluas kekuasaan dan mempertahankan apa yang telah dicapai. Dinasti Ming menjalin hubungan perdagangan luar negeri dengan negeri-negeri yang ada di Asia-Afrika dan juga yang ada di Nusantara.20 Ekspedisi pelayaran ke Samudera Selatan yang dilakukan pada masa Dinasti Ming yang dipimpin oleh Lakamana Cheng Ho menunjukan betapa besarnya prestasi pada kekuasaan Dinasti Ming pada masa Kaisar Yongle, yang telah mampu mengirimkan armada laut besar hingga ke
17
18 19 20
Samudera Selatan menunjukan daerah-daerah yang ada di Asia-Afika dan berada di Selatan Cina, yang merupakan tujuan dari ekspedisi Laksamana Cheng Ho yang berlayar hingga ke Afrika. Liang Liji, Dari Relasi Upeti Ke Mitra Strategi 2000 Tahun Perjalanan Hubungan TiongkokIndonesia, Jakarta, Buku Kompas, 2012, hlm.106 Laksamana Cheng Ho juga dikenal dengan nama Zheng He, Haji Sam Po Bo. Willem G.j. Remmelink, Sejarah Cina Ikhtisar Sejarah dan Kebudayaan Cina Dari Zman Prasejarah Sampai Masa kini, hlm. 65
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
8 Afrika.21 Ekspedisi pelayaran oleh Laksamana Cheng Ho ke Samudera Selatan pada tahun 1405-1433 lebih dahulu jika dibandingkan dengan pelayaran oleh Bangsa Eropa seperti Christoforus Columbus yang pada tahun 1451-1506 berlayar ke Amerika, pelayaran Fasco De Gama pada tahun 1460-1524 berlayar dari Portugis ke India, maupun Ferdinand Magellans 1480-1521 yang merintis pelayaran mengelilingi bumi.22 Pada tahun 1405-1433, Kaisar Yongle mengutus Laksamana Cheng Ho sebagai duta kekaisaran Cina ke Samudera Selatan. Perjalanan Laksamana Cheng Ho dilakukan dengan membawa 62 buah kapal di lengkapi 17.800 orang anak buah dan membawa sejumlah emas, sutera, porselin, kerajinan dan barang lainnya yang akan digunakan untuk hadiah kepada raja-raja di negeri yang dikunjungi oleh Laksamana Cheng Ho. Pada masa kehidupan Laksamana Cheng Ho telah tujuh kali diutus untuk memimpin misi ekspedisi pelayaran kekaisaran Dinasti Ming Cina mengunjungi negeri-negeri di Samudera Selatan. Selama enam kali oleh Kaisar Yongle, dan ekspedisi Laksamana Cheng Ho yang terakhir oleh Kaisar Chu Chanji dengan gelar Ming Hsuan Tsung pada tahun 1426 M. Kaisar mengutus Laksamana Cheng Ho untuk berlayar ke Samudra Selatan untuk menjalin kerjasama dengan negerinegeri yang ada di Asia-Afrika. Ekspedisi yang dilakukan Laksamana Cheng Ho ke Samudera Selatan menyebabkan terjadinya hubungan baik dengan negerinegeri yang menjadi persinggahan armada Laksamana Cheng Ho demikian juga hubungan baik antara orang-orang Cina dengan penduduk yang ada di Nusantara. Hubungan antara orang-orang Cina dengan penduduk Nusantara sudah terjalin 21 22
Amen Budiman, Semarang Riwayatmu Dulu, Semarang, Tanjung Sari, 1978 , hlm. 9 Kong Yuanzhi, Cheng Ho Musling Tionghoa Misteri Perjalanan Muhibah di Nusantara, Pustaka Obor Indonesia, 2013, Jakarta, hlm. 3
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
9 sebelum kedatangan Laksamana Cheng Ho yang diutus oleh kekaisaran Dinasti Ming. Dalam ekspedisi pelayaran Laksamana Cheng Ho mengungkapkan bahwa orang-orang Cina telah sejak lama menetap di banyak negara terutama yang ada di daerah kerajaan-kerajaan Nusantara.23 Pada perkembangan abad ke 15, kawasan Nusantara menjadi daerah yang banyak dikunjungi banyak pedagang di seluruh dunia, terutama oleh para pedagang yang berasal dari Cina. Adanya hubungan perdagangan antara Cina dan Nusantara ini dapat dibuktikan dengan adanya orang-orang Cina yang pernah singgah dan menetap di Nusantara. Menetapnya orang-orang Cina di Nusantara menimbulkan munculnya pecinan di berbagai daerah Nusantara.24 Adanya pemukiman orang-orang Cina di Nusantara membuat terjadinya interaksi antara orang Cina dengan masyarakat lokal sehingga terjadinya perpaduan kebudayaan antara orang-orang Cina dengan masyarakat lokal di Nusantara. Kedatangan orang-orang Cina ke Nusantara, tidak lepas dari peranan perdagangan antara Cina dengan Nusantara. Adanya daerah-daerah yang menjadi pusat perekonomian maupun perdagangan orang-orang Cina di Nusantara, dapat dipastikan bahwa Nusantara memiliki peranan penting bagi perdagangan yang ada di dunia. Letak yang setrategis dan penghasil rempah-rempah dapat menjadi daya tarik tersendiri bagi kedatangan para pedagang dari mancanegara. Datangnya para pedagang dari Cina pada masa Dinasti Ming ke Nusantara juga dipengaruhi kedatangan Laksamana Cheng Ho ke berbagai negeri di Asia- Afrika. Dalam persinggahannya ke Nusantara, Laksamana Cheng Ho membuat kedamaian di 23 24
Rickleft, lockhart Bruce dkk, Sejarah Asia Tenggara Dari Masa Prasejarah Sampai Kontemporer, Jakarta, Komunitas Bambu, 2010, hlm. 179 Pecinan merupakan sebutan bagi pemukiman orang-orang Cina yang ada di Nusantara.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
10 jalur perdagangan antara Cina dengan Nusantara dengan penumpasan para perompak di Laut Cina Selatan. Apa yang dilakukan oleh Laksamana Cheng Ho menjadikan semakin ramainya Nusantara yang merupakan salah satu pusat perdagangan di Dunia. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah yang diajukan dalam makalah sejarah ekspedisi Laksamana Cheng Ho dari Cina ke Nusantara pada tahun 1405-1433 adalah sebagai berikut: 1. Apakah latar belakang ekspedisi Laksamana Cheng Ho dari Cina ke Nusantara pada tahun 1405-1433? 2. Bagaimana proses dan berakhirnya ekspedisi Laksamana Cheng Ho dari Cina ke Nusantara pada tahun 1405-1433? 3. Apakah dampak ekspedisi Laksamana Cheng Ho bagi Nusantar? C. Tujuan dan Manfaat Penulisan 1. Tujuan Penulisan Penulisan ini secara umum untuk menjawab permasalahan yang telah diuraikan pada rumusan masalah, yang berkaitan dengan sejarah ekspedisi Laksamana Cheng Ho dari Cina ke Nusantara pada tahun 1405-1433. Sesuai dengan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penulisan makalah ini adalah: a. Mendeskripsikan latar belakang terjadinya ekspedisi Laksamana Cheng Ho dari Cina ke Nusantara pada tahun 1405-1433.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
11 b. Mendeskripsikan proses dan berakhirnya ekspedisi Laksamana Cheng Ho dari Cina ke Nusantara pada tahun 1405-1433. c. Mendeskripsikan dampak ekspedisi Laksamana Cheng Ho bagi Nusantara. 2. Manfaat Penulisan Ada berbagai manfaat dari Penulisan sejarah ekspedisi Laksamana Cheng Ho dari Cina ke Nusantara Pada tahun 1405-1433 ini adalah sebagai berikut: a.
Bagi pengembangan ilmu pengetahuan Hasil penulisan ini diharapkan dapat bermanfaat dan menjadi referensi bagi ilmu pengetahuan dan pengembangan sejarah khususnya pada pendidikan Sejarah karena penulisan penelitian ini berjudul sejarah Ekspedisi Laksamana Cheng Ho dari Cina ke Nusantara Pada tahun 1405-1433.
b. Bagi Universitas Sanata Dharma Penulisan ini, diharapkan menambah koleksi bahan bacaan koleksi kepustakaan khususnya karya ilmiah dan dapat juga menjadi bahan referensi mahasiswa dan dapat memberikan informasi yang berguna bagi pembaca baik yang berada di Universitas Sanata Dharma, maupun bagi pembaca yang berada di luar Universitas Sanata Dharma. Khususnya yang berjudul tentang sejarah ekspedisi Laksamana Cheng Ho dari Cina ke Nusantara Pada Tahun 1405-1433. c. Bagi penulis Penulisan ini menjadi suatu makna yang berharga bagi penulis, dalam meningkatkan pengetahuan dan pemehaman mengenai ekspedisi yang dilakukan oleh Laksamana Cheng Ho juga pengaruh Cina yang masuk ke
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
12 Nusantara. Hasil penulisan ini diharapkan bisa berguna dalam penulisan karya ilmiah selanjutnya tentang sejarah ekspedisi Laksamana Cheng Ho dari Cina ke Nusantara. d. Bagi Prodi Pendidikan Sejarah Makalah ini diharapkan mampu menarik minat mahasiswa pendidikan Sejarah untuk mempelajari mengenai sejarah ekspedisi Laksamana Cheng Ho dari Cina ke Nusantara pada tahun 1403-1433, hal ini di maksudkan untuk menambah wawasan dan pengetahuan mahasiswa. D. Sistematika Penulisan Penulisan yang berjudul sejarah ekspedisi Laksaman Cheng Ho dari Cina ke Nusantara pada Tahun 1405-1433 ini memiliki sistematika penulisan sebagai berikut: BAB I
: Pendahuluan yang berisi tentang latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penulisan, manfaat penulisan, dan sistematika penulisan.
BAB II : Bab ini menjelaskan apakah latar belakang terjadinya ekspedisi Laksaman Cheng Ho dari Cina ke Nusantara pada tahun 1405-1433. BAB III : Bab ini menjelaskan bagaimana proses dan berakhirnya ekspedisi Laksamana Cheng Ho dari Cina ke Nusantara pada tahun 14031433.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
13 BAB IV : Bab ini menjelaskan bagaimana dampak ekspedisi Laksaman Cheng Ho bagi Nusantara. BAB V : Bab V ini berupa kesimpulan dari penulisan permasalahan yang diuraikan pada bab II, III, dan IV.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB II LATAR BELAKANG TERJADINYA EKSPEDISI LAKSAMANA CHENG HO DARI CINA KE NUSANTARA PADA TAHUN 1405-1433 Pada masa pemerintahan Kaisar Yongle,25 sekitar tahun 1403 M Dinasti Ming mengalami kemajuan yang pesat. Kaisar Yongle merupakan pemimpin Cina yang berusaha mempersatukan seluruh Cina di bawah satu pemerintahan pusat yang kuat. Kaisar menerapkan kebijakan pembaharuan dalam hal ketertiban dan keamanan dalam negeri, serta pemulihan ekonomi dalam negeri pada masa pemerintahannya. Selain kebijakan tersebut, Kaisar Yongle ingin menetapkan dan mengumumkan kedudukannya sebagai Kaisar Dinasti Ming dengan mengirim utusan-utusan ke berbagai kerajaan yang ada di luar Cina, juga memperluas pengaruh Dinasti Ming ke negeri-negeri di Samudera Selatan.26 Perluasan pengaruh Dinasti Ming ke Samudera Selatan bertujuan supaya semua negeri diluar Cina menjalin kerjasama kepada pemerintahan Dinasti Ming dan mengakui Kaisar Yongle sebagai kaisar Dinasti Ming yang sah memimpin Cina.27
25
26
27
Kaisar Yongle juga deikenal dengan nama Yung Lo, Yongle, Chu Ti, Zhu Di. Kaisar Youngle merupakan Kaisar ke tiga Dinasti Ming, dan merupakan anak ke empat dari Kaisar Chu Yuan Chang yang merupakan kaisar pertama Dinasti Ming. Kaisar Yongle menjadi kaisar Dinasti Ming yang ke tiga, setelah melakukan penyerangan ke kota Nanking sebagai ibu kota Dinasti Ming dan menggulingkan kekuasaan Kaisar Chu Yunwen yang merupakan kaisar Dinasti Ming yang ke dua dan juga keponakkannya, setelah menggulingan Kaisar Chu Yunwen kemudian Yongle menobatkan dirinya sebagai kaisar Dinasti Ming yang ketiga. Samudera Selatan menunjukan daerah-daerah yang ada di Asia-Afika dan berada di Selatan Cina, yang merupakan tujuan dari ekspedisi Laksamana Cheng Ho yang berlayar hingga ke Afrika. Liang Liji, Dari Relasi Upeti Ke Mitra Strategi 2000 Tahun Perjalanan Hubungan TiongkokIndonesia, Jakarta, Buku Kompas, 2012, hlm. 105
14
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
15 Dalam menjalankan kebijakan luar negeri Dinasti Ming, Kaisar Yongle menerapkan kebijakan untuk melakukan misi ekspedisi pelayaran besar ke negerinegeri ke Samudera Selatan. Kebijakan ekspedisi pelayaran yang dilakukan Kaisar Yongle, menyebabkan dimulainya sejarah pelayaran ke Samudera Selatan pada awal abad ke 15 M pada masa Dinasti Ming di Cina.28 Dalam ekspedisi pelayaran pada masa Dinasti Ming, Cheng Ho dipilih sebagai utusan Kaisar Cina dan sebagai pemimpin dalam melakukan ekspedisi pelayaran ke Samudera Selatan. Cheng Ho (Ma He nama kecil Cheng Ho) dilahirkan tahun 1371 M, di Distrik Kunyang, Provinsi Yunnan yang masih dikuasai sisa-sisa dari kekuatan Dinasti Yuan.29 Wilayah Yunnan merupakan daerah yang sudah lama dihuni oleh pemeluk Agama Islam. Ma He (Cheng Ho) dilahirkan dari keluarga miskin Suku Hui di Yunnan yang merupakan suku minoritas di Cina.30 Ayahnya bernama Ma Hazhi (Haji Ma) seorang pelaut yang berasal dari Suku Hui. Ibunya bernama marga Wen. Pada waktu Ma He (Cheng Ho) berusia 12 tahun, Provinsi Yunnan direbut oleh tentara Dinasti Ming yang menggantikan Dinasti Yuan (1206-1368). Saat itu Ma He (Cheng Ho) dan sejumlah anak muda lainnya ditawan dan dikebiri
28 29
30
Liang Liji, Dari Relasi Upeti Ke Mitra Strategi 2000 Tahun Perjalanan Hubungan TiongkokIndonesia, Jakarta, Buku Kompas, 2012, hlm. 106 Dinasti Yuan merupakan salah satu dinasti yang pernah memimpin Cina pada tahun 1279-1368. Didirikan oleh Genghis Khan, yang merupakan orang Mongol, setelah berhasil menyatukan Bangsa Mongol Gengis Khan mulai melakukan penaklukan kepada daerah-daerah yang ada di Asia Timur dan berhasil menaklukan Dinasti Song. Suku Hui merupakan keturunan dari suku Han dengan bangsa Persia dan Arab sejak zaman Dinasti Tang. Sekitar abad ke-7, para pedagang Persia dan Arab mulai memenuhi kantungkantung perdagangan Cina. Yang datang melalui Jalan Sutra, biasanya menetap di Chang'an dan sekitarnya, sedangkan yang datang melalui jalan laut menetap di daerah Quanzhou dan Changzhou di pesisir Fujian. Mereka inilah kemudian berasimilasi dengan suku Han dan menurunkan suku Hui yang sekarang tersebar di seluruh Cina.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
16 oleh tentara Ming.31 Ma He (Cheng Ho) dibawa ke Nanjing sebagai kasim atau pelayan intern di istana. Sebelum menjadi utusan kaisar Dinasti Ming untuk melakukan ekspedisi pelayaran ke Samudera Selatan, Ma He (Cheng Ho) tidak banyak dikenal oleh orang hal ini dikarenakan Ma He (Cheng Ho) merupakan seorang kasim32 dan seorang kasim tidak dihargai pada masa Cina dahulu.33 Kemudian Cheng Ho ditunjuk sebagai pengiring pangeran Chu Ti (putra ke-4 Kaisar Chu Yuan Chang) oleh Kaisar Chu Yuan Chang, (merupakan kaisar pertama Kaisar pertama Dinasti Ming). Sejak berbakti kepada Pangeran Chu Ti, putera ke-4 Kaisar Chu Yuan Chang, selama menjadi pengiring Pangeran Chu Ti, Ma He (Cheng Ho) memanfaatkan segala fasilitas istana dengan banyak membaca dan ikut bertempur bersama dengan Pangeran Chu Ti.34 Berkat keberanian dan kecerdasan Ma He (Cheng Ho) yang turut andil dalam serangan militer menggulingkan Kaisar Chu Yunwen, membuat Pangeran Chu Ti menjadi kagum padanya kepada Cheng Ho. Sejak itu dia dianugerahi nama marga Cheng kepada Ma He (nama kecil Cheng Ho) sejak itu mulai nama Cheng Ho di gunakan dan juga Cheng Ho diberinya jabatan sebagai kepala kasim intern di Istana, yang bertugas membangun istana, menyediakan alat-alat istana, mengurus gudang es, dan lain sebagainya. Pada awal abad ke-15 M, Kaisar Yongle memerintahkan Cheng Ho untuk melakukan ekspedisi pelayaran ke Samudera Selatan dalam rangka menjalin kerjasama, persahabatan dan 31 32 33
34
Kong Yuanzhi, Cheng Ho Muslim Tionghoa Misteri Perjalanan Muhibah di Nusantara, Jakarta, Pusaka Obor, 2013, hlm. 31 Kasim merupakan seorang pegawai istana yang bekerja sebagai pelayan pemaisuri maupun istri kaisar lainnya dan juga melayani keluarga kaisar. Kong Yuanzhi, Cheng Ho Muslim Tionghoa Misteri Perjalanan Muhibah di Nusantara, Jakarta, Pusaka Obor, 2013, hlm. 19 Benny G. Setiono, Tionghoa Dalam Pusaran Politik, Jakarta, Elkasa, 2002, hlm. 26
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
17 memelihara perdamaian antara Kekaisaran Cina dengan negeri-negeri di luar Cina. Cheng Ho pun diangkat sebagai laksamana dalam memimpin ekspedisi pelayaran Dinasti Ming ke Samudera Selatan. Pada tahun 1405 M Kaisar Yongle, mengutus Laksamana Cheng Ho sebagai duta kekaisaran Cina ke Samudera Selatan. Hal ini, menjadi ekspedisi pelayaran Laksamana Cheng Ho yang pertama. Dimasa hidupnya, Laksamana Cheng Ho telah tujuh kali memimpin Ekspedisi pelayaran besar Dinasti Ming ke Samudera Selatan selama 28 tahun. Dalam setiap ekspedisi pelayaran yang dilakukan oleh Laksamana Cheng Ho, ia membawa serta 62 buah kapal yang disebut dengan kapal harta, yang paling besar berukuran panjang 132 meter dan lebar 54 meter. Dengan jumlah kapal lebih dari 200 buah kapal, baik ukuran besar maupun kecil, serta di lengkapi 27.800 orang pasukan. Laksamana Cheng Ho juga membawa sejumlah barang berharga berupa kerajinan, porselin, emas dan sutera dan lain sebagainya. Barang berharaga yang dibawa oleh Laksamana Cheng Ho akan digunakan untuk hadiah kepada kerajaan-kerajaan yang dikunjungi oleh Laksamana Cheng Ho dalam perjalanaannya ke Samudera Selatan. Dengan membawa hadiah dari kekaisaran Cina menjadikan ekspedisi pelayaran Laksamana Cheng Ho ke Samudera Selatan selalu mendapat sambutan baik dari kerajaan-kerajaan yang di kunjunginya. Pada saat melakukan ekspedisi pelayaran Laksamana Cheng Ho selalu mengunjungi Nusantara karena letak dari Nusantara yang strategis berada di tengah-tengah jalur tujuan pelayaran Laksamana Cheng ho dari Cina ke Afrika. Pada saat mengunjungi Nusantara Laksamana Cheng Ho secara resmi menyerahkan hadiah yang dianugrahkan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
18 Kekaisaran Cina kepada raja-raja di Nusantara. Selain itu, Laksamana Cheng Ho membacakan surat perintah Kaisar Cina bahwa Kaisar Yungle telah menjadi kaisar Dinasti Ming Cina yang sah kepada kerajaan-kerajaan yang ada di Nusantara. Hal tersebut sebagai tanda itikad baik untuk bersahabat sehingga nantinya akan terjalin hubungan baik antara Cina dan Nusantara. Ekspedisi pelayaran Laksamana Cheng Ho ke Nusantara membuat banyak kebijakan yang dapat memberikan ketentraman dan kesejahteraan bagi negeri yang dikunjunginya. Disamping itu, pengutusan Laksamana Cheng Ho dalam ekspedisi pelayaran juga untuk mencari jejak Kaisar Chu Yunwen yang telah berhasil ditaklukan oleh Kaisar Yongle dari singgasananya, akan tetapi Kaisar Chu Yunwen dapat melarikan diri ke luar negeri. Oleh karena itu, Kaisar Yongle ingin menangkap kembali Chu Yunwen, akan tetapi pencarian Chu Yunwen bukan merupakan tujuan utama ekspedisi pelayaran Laksamana Cheng Ho ke Samudera Selatan.35 Ekspedisi pelayaran Laksamana Cheng Ho ke Samudera Selatan, di latar belakang oleh Dinasti Ming untuk menjalin persahabatan, perdagangan dengan negeri-negeri di Asia-Afrika, dan juga untuk mengamankan jalur perdagangan dari perompakan bajak laut yang sangat mengganggu para pedagang-pedagang dan pengiriman upeti yang dilakukan oleh kerajaan-kerajaan yang ada di sekitar Cina, hal ini juga untuk mempromosikan kejayaan Cina masa Dinasti Ming di
35
Ibid., hlm. 156
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
19 negeri-negeri yang ada di Samudera Selatan.36 Berikut merupakan latar belakang ekspedisi pelayaran Laksamana Cheng Ho: A. Menjalin Hubungan Persahabatan Kekaisaran Cina Dengan KerajaanKerajaan di Nusantara Hubungan persahabatan antara Cina dengan Nusantara telah lama terjalin dengan adanya kunjungan para pedagang-pedagang Cina ke Nusantara untuk melakukan perdagangan dengan pedagang-pedagang di Nusantara. Disamping itu juga, pedagang-pedagang Cina juga mencari rempah-rempah yang menjadi barang dagangan yang dibutuhkan bagi Dunia. Hubungan persahabatan antara Cina dengan Nusantara mengalami kemunduran pada masa kekuasaan Dinasti Yuan di Cina. Pada masa itu Dinasti Yuan dipemerintahan Kubilai Khan tepatnya pada tahun 1280. Pada tahun itu juga dikirim utusan Cina ke Jawa agar mengakui kekuasaan Bangsa Mongol. Kerajaan Jawa yang dikuasai oleh Kerajaan Singosari dengan Kertanegara sebagai rajanya tidak mempedulikan perintah Kubilai Khan yang disampaikan oleh utusan Cina dan melukai utusan Cina serta mengirimnya pulang kembali ke Cina. Hal ini membuat Kubilai Khan menjadi marah karena merasa terhina atas tindakan Kerajaan Singosari. Kemudian Kubilai Khan mengirim tentara untuk menyerang Kerajaan Singosari dengan seribu kapal berisikan 20.000 prajurit untuk menyerang Jawa pada tahun 1292 M. Sesampainya tentara Mongol di Nusantara, mereka mendaratkan pasukan di Tuban pada tahun 1294 M. Akan tetapi, Raja Kertanegara telah tewas dibunuh
36
Ibid., hlm. 27
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
20 oleh Jayakatwang dari Kediri yang merupakan seorang pemberontak Kerajaan Singosari. Kedatangan tentara Mongol dimanfaatkan oleh Raden Wijaya untuk membalas dendam kematian Raja Kertanegara terhadap Jayakatwang. Setelah berhasil mengalahkan Jayakatwang dengan dibantu tentara tentara Mongol, Raden Wijaya kemudian menyerang tentara Mongol dan berhasil mengusir tentara Mongol kembali ke Cina, konflik yang terjadi antara Cina dengan Nusantara tidak berlangsung lama. Pada tahun 1297 datanglah utusan kerajaan Jawa ke Cina sehingga munculnya perdamaian dan persahabatan antara Cina dengan Nusantara.37 Setelah runtuhnya kekuasaan Dinasti Yuan di Cina, kemudian digantikan oleh Dinasti Ming. Pada masa kekuasaan Dinasti Ming berusaha memperbaiki hubungan persahabatan Cina dengan kerajaan-kerajaan yang ada di sekitar Cina juga kerajaan-kerajaan yang ada di Nusantara. Pada masa kekuasaan Dinasti Ming dibawah kepemimpinan Kaisar Yongle, terjadi hubungan kerjasama Cina dengan kerajaan-kerajaan yang ada di Nusantara. Pada masa pemerintahan Kaisar Yongle, kekaisaran Cina ingin menjalin persahabatan dengan negara-negara kerajaan yang ada disekitar Cina. Hal tersebut dilakukan karena pada masa itu negeri-negeri yang ada di seberang lautan Cina merupakan kerajaan-kerajaan yang dikuasai oleh para raja lokal. Maka, Cheng Ho diutus oleh Kaisar Yongle untuk melakukan
37
Ivan Taniputera, History Of China, Yogyakarta, Ar-Ruzz Media, 2009, hlm. 459
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
21 ekspedisi yang bertujuan untuk menjalin hubungan persahabatan antara Cina dengan negara-negara yang ada di sekitar Cina.38 Kunjungan armada Laksamana Cheng Ho ke negeri-negeri Asia-Afrika selama tujuh kali merupakan kunjungan persahabatan dan itikat baik kekaisaran Cina masa Dinasti Ming juga untuk menyampaikan pesan dari kekaisaran Cina bahwa Kaisar Yongle telah menjadi Kaisar Dinasti Ming Cina, hal ini membawa pengaruh yang sangat besar bagi Cina maupun bagi kerajaan-kerajaan yang menjadi persinggahan Laksamana Cheng Ho. Kedatangan Laksamana Cheng Ho ke Nusantara dengan membawa hadiah yang berupa sutra, emas dan hasil lainnya, sebagai hadiah dari Dinasti Ming kepada kerajaan-kerajaan yang ada di Nusantara.39 Ekspedisi Laksamana Cheng Ho ke Nusantara selalu disambut baik oleh kerajaan-kerajaan yang ada di Nusantara. Sebagai utusan kaisar pada masa kekuasaan Dinasti Ming ekspedisi pelayaran Laksamana Cheng Ho telah berjasa besar bagi Dinasti Ming dalam upaya mempererat hubungan antara kekaisaran Cina dan kerajaan-kerajaan Nusantara yang sebelumnya sempat terjadinya konflik pada masa kekuasaan Dinasti Yuan di Cina. Dalam setiap persinggahan Laksamana Cheng Ho di kerajaan-kerajaan Nusantara selalu meninggalkan bukti terjadinya hubungan kerjasama yang erat antara kerajaan di Nusantara dengan Cina. Hal tersebut memunculkan kolonialisasi Cina di Nusantara.40 Ekspedisi pelayaran Lakasaman Cheng Ho ke Samudera Selatan sempat terhenti pada masa pemerintahan Kaisar Ming Hongxi 38 39 40
Van Den Berg, Dari Penanggung Peristiwa Sejarah Dunia, Jakarta, Groningen, 1952, hlm. 259 Kong Yuanzhi, Cheng Ho Muslim Tionghoa Misteri Perjalanan Muhibah di Nusantara, Jakarta, Pusaka Obor, 2013, hlm. 9 Sie Tjoen Lay, Disekitar Sejarah Indonesia-Tiongkok, Bandung, K.P.P.K, 1960, hlm. 24
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
22 yang merupakan kaisar Dinasti Ming yang ke empat. Akan tetapi, dalam ekspedisi yang ke tujuh dilakukan Laksamana Cheng Ho masa Dinasti Ming diperintah oleh Kaisar Chu Chanji yang merupakan kaisar ke lima Dinasti Ming, dengan memiliki gelar Kaisar Ming Hsuan Tsung. Pada masa kekuasaan Kaisar Chu Chanji mengutus Laksamana Cheng Ho untuk berlayar keseberang lautan, yang sempat dihentikan pada masa kaisar sebelumnya. Ekspedisi pelayaran Laksamana Cheng Ho masa Kaisar Chu Chanji bertujuan menjalin persahabatan antara kekaisaran Cina dengan negeri-negeri di Samudera Selatan dan juga Nusantara. Ekspedisi yang dilakukan Laksamana Cheng Ho ke Samudera Selatan pada masa pemerintahan Kaisar Chu Chanji41 merupakan kelanjutan ekspedisiekspedisi besar Dinasti Ming pada masa pemerintahan Kaisar Yongle. Dengan adanya ekspedisi yang dilakukan Laksamana Cheng Ho ke Nusantara membuat terjalinnya hubungan baik antara Cina dengan Nusantara. Adanya hubungan baik ini akan mempengaruhi perdagangan yang ada anatara Cina dengan Nusantara. B. Hubungan Perdagangan Antara Cina Dengan Nusantara Orang-orang Cina mulai berdatangan ke Nusantara pada abad ke 9 M yaitu pada zaman Dinasti Tang42 untuk berdagang dengan membawa barang-barang
41
42
Kaisar Chu Chanji merupakan Kaisar Dinasti Ming 1426-1435 yang ke lima, Ia merupakan Cucu dari Kaisar Yongle (kaisar ketiga Dinasti Ming), Kaisar Chu Chanji menjadi kaisar setelah menggantikan ayahnya Hongki 1425 (pada masa Kaisar Hongki ekspedisi pelayaran Cheng Ho dihentikan) Kaisar Hongki merupakan kaisar ke empat setelah wafat digantikan putranya. Masa Kaisar Chu Chanji diperintahkannya Laksamana Cheng Ho untuk berlayar ke Samudera Selatan, yang pernah di hentikan ayahnya yaitu Kaisar Hongki. Ekspedisi pelayaran yang dilakaukan Laksamana Cheng Ho pada masa Kaisar Chu Chanji merupakan ekspedisi pelayaran yang ke tujuh dan merupakan ekspedisi pelayaran Laksamana Cheng Ho yang terakhir. Dinasti Tang (618-906) merupakan Dinasti yang didirikan oleh Li Yuan yang pada saat itu merupakan Kepala Negara Adipati dibawah pemerintahaan Dinasti Sui. Dinasti Tang berhasil
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
23 kerajinan seperti barang-barang porselen, sutera, teh, alat-alat pertukangan, pertanian dan lain sebagainya untuk ditukar dengan hasil-hasil pertanian terutama rempah-rempah, sarang burung walet, gambir, bahan obat-obatan. Mereka yang sebelumnya hanya menunggu pedagang-pedagang asing yang datang ke Canton,43 dengan menggunakan kapal-kapal Persia kemudian tertarik untuk melakukan perdagangan sendiri ke negara-negara Samudera Selatan.44 Mereka datang dengan jung-jung (perahu) melalui perjalanan panjang menghadapi gelombang laut dan perompak yang ganas. Mereka harus tinggal berbulan-bulan menunggu bergantinya musim dan angin yang akan membawa mereka kembali ke daratan Cina. Sudah tentu yang datang ketika itu hanya lakilaki saja karena perjalanan tersebut sangat berbahaya. Tertarik akan keindahan dan kesuburan daerah-daerah yang mereka kunjungi dan keramahan penduduk setempat, sebagian dari orang-orang Cina menetap dan menikahi perempuanperempuan setempat. Mereka pada umumnya menjadi petani, tukang dan pedagang pengumpul hasil-hasil pertanian dan hasil hutan untuk ditukar dengan barang-barang dari daratan Cina. Akhirnya mereka memiliki keturunan dan membaur dengan penduduk setempat dan saling mempengaruhi dalam proses percampuran budaya, tradisi dan kebiasaan-kebiasaan lainnya termasuk dalam hal bahasa, kesenian, makanan, dan lain sebagainya.45
43
44
45
membawa China menjadi sebuah Negara yang makmur dan sejahtera dengan perekonomian yang kuat dan menjadi salah satu Dinasti yang paling berpengaruh sepanjang sejarah China. Canton merupakan kota pelabuhan Internasional di Cina dan sebagai kota perdagangaan di Cina, sehingga tidak heran bahwa banyaknya para pedagang dari mancanegara tertarik untuk datang berkunjung ke kota ini. Samudera Selatan menunjukan daerah-daerah yang ada di Asia-Afika dan berada di Selatan Cina, yang merupakan tujuan dari ekspedisi Laksamana Cheng Ho yang berlayar hingga ke Afrika. www. notes/Tionghoa-Indonesia/-awal-kedatangan-orang-Tionghoa-ke-Nusantara.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
24 Hubungan perdagangan antara Cina ke Asia Tenggara sudah lama terjadi. Hal tersebut ditunjukan dengan adanya daerah-daerah di Asia Tenggara yang menjadi pusat perdagangan bagi para pedagang-pedagang mancanegara seperti di daerah Malaysia, Siam, Filipina dan Nusantara. Para pedagang Cina masuk kedaerah-daerah Asia Tenggara terutama pada masa negara-negara kerajaan masih diperintah oleh para raja-raja lokal.46 Pada masa itu para pedagang Cina masih berjumlah sedikit yang sampai di Asia Tenggara. Sedikitnya pedagang yang sampai di Asia Tenggara disebabkan karena keadaan Laut Selatan Cina yang tidak aman. Ketidak amanan jalur perdagangan tersebut mengganggu perdagangan yang terjadi antara Cina dengan Asia Tenggara. Meskipun demikian, dengan kedatangnya pedagang Cina ke Asia Tenggara membuat terjalinnya hubungan perdagangan yang baik antara bangsa Cina dengan kerajaan-kerajaan yang ada di Asia Tenggara. Pada abad ke 13 hubungan perdagangan antara Cina dengan Nusantara semakin baik ketika Cina pada masa Dinasti Ming dipimpin oleh Kaisar Yongle dengan mengirim ekspedisi pelayaran. Sedangkan pada awal Dinasti Ming masa kekuasaan Kaisar Chu Yuan Chang belum adanya ekspedisi pelayaran besar Dinasti Ming, disebabkan karena keadaan Cina masa awal Dinasti Ming yang masih kacau dan juga keadaan jalur perdagangan di Laut Cina Selatan yang tidak aman, membuat kaisar lebih mementingkan kesetabilan dalam negeri Dinasti Ming dari pada hubungan luar negeri dengan negeri-negeri di Samudera Selatan.
46
Hidajat, Masyarakat Dan kebudayaan Cina Indonesia, Bandung, Tarsito, 1977, hlm. 61
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
25 Sehingga Kaisar Chu Yuan Chang menerapkan kebijakan dengan melarang perdagangan-pedagang Cina untuk berlayar ke negeri-negeri di luar Cina. Pada masa pemeritahan Kaisar Yongle beliau mengutus Laksamana Cheng Ho untuk melakukan ekspedisi pelayaran dari Cina ke negeri-negeri di Samudera Selatan. Ekspedisi pelayaran yang dilakukan oleh Laksamana Cheng Ho ke Nusantara, bertujuan untuk menjalin perdagangan antara kekaisaran Cina dengan kerajaan-kerajaan yang ada di Nusantara. Pada masa kepemimpinan Dinasti Ming berkembangnya hubungan perdagangan antara Cina dengan Nusantara, banyaknya pedagang dari Cina yang menempati daerah-daerah yang ada di Nusantara memperjelas adanya hubungan baik antara kekaisaran Cina dengan kerajaan-kerajaan yang ada di Nusantara.47 Dengan adanya ekspedisi pelayaran Laksamana Cheng Ho ke Nusantara semakin mempererat perdagangan antara Cina dengan Nusantara. Selain itu, banyaknya pedagang Cina yang datang ke Nusantara untuk berdagang dan mencari rempah-rempah merupakan barang yang dibutuhkan bagi masyarakat Cina. Pada tahun 1407 M, Laksamana Cheng Ho melakukan penangkapan perompak yang ada di Sumatera yang kemudian diadili oleh kaisar Cina. Tindakan penangkapan perompak yang dilakukan Laksamaana Cheng Ho merupakan cara memperlancar hubungan perdagangan baik dari Cina maupun Nusantara.
47
Sie Tjoen Lay, Disekitar Sejarah Indonesia-Tiongkok, Bandung, K.P.P.K, 1960, hlm. 23
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
26 C. Mengamankan Jalur Pelayaran Perdagangan Cina Dengan Nusantara Dari Para Bajak Laut Semakin berkambangnya perdagangan antara Negeri Cina dengan Nusantara, membuat semakin ramainya jalur-jalur perdagangan laut yang ada di Asia Tenggara. Pada masa awal Dinasti Ming perdagangan antara Cina dengan negeri-negeri di Asia-Afrika semakin berkembang baik. Hal ini membuat daerahdaerah yang menjadi jalur perdagangan semakin ramai dikunjungi oleh para pedagang dari mancanegara. Akan tetapi, Laut Cina Selatan yang menjadi pusat jalur perdagangan antara Cina dengan negeri-negeri lain tidaklah aman, dikaranakan adanya bajak laut yang merampok para pedagang-pedagang Cina maupun para pedagang-pedagang lainnya yang melintas di Laut Cina Selatan. Di samping itu juga terganggunya pengiriman upeti yang diberikan oleh para kerajaan-kerajaan yang ada di sekitar Cina kepada kekaisaran Dinasti Ming. Mengatasi masalah bajak laut yang merugikan kekaisaran Cina maupun para pedagang, pemerintahan Dinasti Ming menindak tegas para bajak laut yang ada di Laut Cina Selatan. Pada masa Kaisar Yongle pada tahun 1407 M, mengutus Laksamana Cheng Ho untuk melakuakan ekspedisi ke Samudera Selatan untuk menangkap para bajak laut yang meresahkan kekaisaran Dinasti Ming dan pedagang yang ada di Laut Cina Selatan. Ekspedisi pelayaran Dinasti Ming yang dipimpin Laksamana Cheng Ho, untuk mengamankan jalur pelayaran niaga dari bajak laut di Laut Cina Selatan. Jalur perdagangan di Laut Cina Selatan yang menjadi jalur perdagangan sering diganggu oleh para bajak laut yang dipimpin oleh Lin Tao
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
27 Chien yang telah menguasi Pattani.48 Serta seorang pemimpin bajak laut lain yang berasal dari Guangzhou yang bernama Chen Chuyi (Tan Tjo Gi)49 yang memiliki daerah kekuasaan di Palembang, dari sinilah dilakukannya perompakan terhadap kapal-kapal yang melalui Selat Malaka. Hal ini disebabkan pemerintahan Kerajaan Sriwijaya di Palembang yang lemah, hal ini dikarenakan berkali-kali mendapatkan serangan dari kerajaan Jawa (Kerajaan Majapahit), dan ketidak berdayaan
Kerajaan
Sriwijaya
mengatasi
para
bajak
Laut,
sehingga
mengakibatkan Kota Palembang berhasil dikuasai oleh para bajak laut Chen Chuyi (Tan Tjo Gi) ini sebelum kedatangan Laksamana Cheng Ho ke Nusantara.50 Dalam ekspedisinya pelayaran Laksamana Cheng Ho ke Samudera Selatan, telah tujuh kali melakukan persinggahan ke Nusantara dalam perjalanannya dari Cina menuju Afrika. Pada Ekspedisi pelayaran Laksamana Cheng Ho pada tahun 1407 M Ia singgah di Palembang. Ketika berada di Palembang Laksamana Cheng Ho mendapat serangan para bajak laut yang dipimpin oleh Chen Chuyi yang merupak gembong bajak laut.51 Penyerangan yang dilakukan oleh bajak laut Chen Chuyi kepada Laksamana Cheng Ho, yang bertujuan untuk menjarah kapal Laksamana Cheng Ho yang merupakan kapal 48
49
50 51
Lin Tao Chien merupakan pemimpin bajak laut yang terkenal kekejamannya yang telah menguasai Pattani. Ia melarikan diri dari propinsi Hokkian ke Siam bersama dua ribu orang pengikutnya, dan Pattani sebagai markas dan pusat para bajak laut asal Hokkian untuk beroperasi mengganggu dan merampok kapal-kapal dagang di pesisir Cina. Pattani merupakan kota pelabuhan di selatan Siam (Thailand) dan Kukang (Palembang). Chen Chuyi (Tan Tjo Gi) merupakan seorang yang berasal dari Chaozhou (Teochiu) Propinsi Guangdong. Karena melanggar hukum di Cina, Chen Chuyi melarikan diri beserta keluarganya ke Palembang. Mula mula Chen Chuyi bekerja untuk raja Sriwijaya dan kemudia Ia menggerakkan bajak laut yang ada di Pelembang dan mengangkat dirinya sebagai gembong bajak laut setelah raja Sriwijaya mangkat. Ia berbuat sewenang-wenang antara lain merampok kapal-kapal yang memlalui Selat Malaka. Benny G. Setiono, Tionghoa Dalam Pusaran Politik, Jakarta, Elkasa, 2002, hlm. 25 Kong Yuanzhi, Cheng Ho Muslim Tionghoa Misteri Perjalanan Muhibah di Nusantara, Jakarta, Pusaka Obor, 2013, hlm. 94
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
28 harta kekaisaran Dinasti Ming Cina. Penyerangan yang dilakukan oleh bajak laut yang ada di Palembang ini dapat di taklukan oleh Laksamana Cheng Ho dan pengikutnya. Kesiapan Laksamana Cheng Ho dalam menghadapi para bajak laut Chen Chuyi, sehingga berhasil mengalahkan lebih dari 5000 orang, membakar 10 kapal dan menahan 7 kapal bajak laut Chen Chuyi, dismping itu juga berhasil menahan dua slempel bajak laut Chen Chuyi, yang merupakan simbol kekuasaan bajak laut di daerah tersebut. Chen Chuyi yang merupakan pimpinan bajak laut tersebut dibawa ke Cina untuk mendapat hukuman dari Kaisar Dinasti Ming Cina dan pada akhirnya gembong bajak laut Chen Chuyi mendapatkan hukuman mati oleh Kaisar Cina.52 Tindakan tegas Laksamana Cheng Ho memberantas bajak laut yang ada Laut Cina Selatan tersebut membuat Laut Cina Selatan menjadi aman dan tentram. Hubungan perdagangan dan perjalanan upeti antara kekaisaran Cina dan kerajaan Nusantara dapat berjalan dengan lancar. Selain itu, kondisi aman di sekitar laut di Asia Tenggara juga berdampak pada pelabuhan di selatan Cina menjadi makmur dan ramai dikunjungi para pedagang dari luar Cina. Di samping itu, dengan pemberantasaan bajak laut yang dilakuakan oleh Laksamana Cheng Ho, menimbulkan terjadinya hubungan baik antara kekaisaran Cina dengan Kerajaan Palembang. Hubungan baik tersebut dapat dibuktikan dengan adanya pengiriman utusan yang dilakukan oleh Kerajaan Palembang ke Kekaisaran Dinasti Ming Cina.53
52 53
Ibid., hlm. 95 Liang Liji, Dari Relasi Upeti Ke Mitra Strategi 2000 Tahun Perjalanan Hubungan TiongkokIndonesia, Jakarta, Buku Kompas, 2012, hlm. 120
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
29 Tindakan Laksamana Cheng Ho untuk memberantas bajak laut yang ada di Nusantara, juga memberikan dampak yang baik bagi kerjasama dalam perdagangan antara Cina dengan Nusantara. Kondisi jalur perdagangan yang aman membuat semakin ramainya jalur perdagangan di Selat Malaka, hal ini membuat semakin banyaknya para pedagang-pedagang Cina maupun pedagang dari mancanegara yang mengunjungi Nusantara. Amannya jalur prlayaran laut yang ada di Laut Cina Selatan membuat pengiriman upeti yang diberikan oleh kerajaan-kerajaan yang ada di luar Cina menjadi lancar tanpa harus kawatir terhadap ancaman para bajak laut yang ingin merompak kapal-kapal yang mengirimkan upeti ke kaisaran Dinasti Ming Cina.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB III PROSES DAN BERAKHIRNYA EKSPEDISI LAKSAMANA CHENG HO DARI CINA KE NUSANTARA PADA TAHUN 1405-1433 Pada saat Negeri Cina diperintah oleh Dinasti Ming, Cina mengalami kemajuan yang sangat pesat pada masa kekuasaan Kaisar Yongle,54 dengan gelar Ming Cheng Tsu pada tahun 1403 M.55 Kaisar berusaha mempersatukan seluruh Cina di bawah satu pemerintahan pusat yang kuat setelah berhasil mengatasi masalah-masalah yang ada dalam negeri Dinasti Ming. Kaisar Yongle kemudian memerintahkan untuk melakukan ekspedisi-ekspedisi pelayaran besar ke Samudera Selatan.56 Ekspedisi pelayaran yang dilakukan oleh Kaisar Yongle belum pernah dilakukan oleh kaisar-kaisar sebelumnya pada masa kekuasaan Dinasti Ming di Cina. Ekspedisi pelayaran ini bertujuan untuk memberitahukan kepada kerajaan-kerajaan yang ada di sekitar Cina bahwa Kaisar Yongle sebagai kaisar yang memerintah di Cina. Selain itu kaisar juga menjalin persahabatan dan perdagangan dengan negeri-negeri yang ada di mancanegara. Pada masa pemerintahannya, Kaisar Yongle juga melakukan pengamanan pada jalur pelayaran niaga Cina yang ada di Laut Cina Selatan dari bajak laut. Tindakan 54
55 56
Kaisar Yongle juga deikenal dengan nama Yongle, Yung Lo, Chu Ti, Zhu Di. Kaisar Youngle merupakan Kaisar ke tiga Dinasti Ming, dan merupakan anak ke empat dari Kaisar Chu Yuan Cang yang merupakan kaisar pertama Dinasti Ming. Kaisar Yongle menjadi kaisar Dinasti Ming yang ke tiga, setelah melakukan penyerangan ke kota Nanking sebagai ibu kota Dinasti Ming dan menggulingkan kekuasaan Kaisar Chu Yunwen yang merupakan kaisar Dinasti Ming yang ke dua dan juga keponakkannya, setelah menggulingan Kaisar Chu Yunwen kemudian Yongle menobatkan dirinya sebagai kaisar Dinasti Ming yang ketiga. Ivan Taniputra, History Of China, Yogyakarta, Ar-Ruzz Media, 2009, hlm. 461 Samudera Selatan menunjukan daerah-daerah yang ada di Asia-Afika dan berada di Selatan Cina, yang merupakan tujuan dari ekspedisi Laksamana Cheng Ho yang berlayar hingga ke Afrika.
30
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
31 tegas Kaisar Yongle menumpas para bajak laut yang selalu mengganggu kapalkapal upeti kerajaan-kerajaan disekitar Cina dan kapal-kapal para pedagangan yang melintas di Laut Cina Selatan membuat kawasan tersebut menjadi aman dan ramai dikunjungi para pedagangan yang ada di Laut Cina Selatan dari para bajak laut.57 Pada saat menjalankan kebijakan ekspedisi pelayaran tersebut, Kaisar Yongle mengutus Laksamana Cheng Ho untuk memimpin ekspedisi pelayaran ke negeri-negeri di Samudera Selatan. Tidak banyak yang mengetahui tentang kehidupan Laksamana Cheng Ho pada masa silam di Cina dikarenakan Laksamana Cheng Ho yang sebagai seorang kasim58 tidak dianggap pada masa Cina silam. Akan tetapi, Laksaman Cheng Ho merupakan pelaut besar dalam sejarah Cina. Selama 28 tahun Laksamana Cheng Ho memimpin ekspedisi pelayaran besar Dinasti Ming. Laksamana Cheng Ho telah mengunjungi lebih dari 30 negeri59 dengan menggunakan 62 buah kapal besar berukuran panjang 132 m dengan tingginya 54 m dan sejumlah 200 buah kapal baik ukuran sedang maupun kecil, serta dilengkapi 17.800 orang anak buah yang mengikuti ekspedisi pelayaran Laksamana Cheng Ho ke Samudera Selatan. Disamping itu, Laksamana Cheng Ho juga membawa sejumlah barang berharga berupa emas, sutera, mutiara, batu permata, kerajinan dan lain sebagainya yang akan digunakan sebagai hadiah
57 58 59
Benny Setiono, Tiongkok Dalam Pusaran Politik, Jakarta, Elkasa, 2002, hlm. 24 Kasim merupakan seorang pegawai istana yang bekerja sebagai pelayan pemaisuri maupun istri kaisar lainnya dan juga melayani keluarga kaisar. Negeri-negeri yang menjadi kunjungan Laksamana Cheng Ho diantaranya Chan-ch’en(Anam), Chao-wa (Jawa), Sun-la (Sunda), San-fo-ch’i (Palembang), A-lu (Sumatera), Peng-h’eng (Pahang), Man-la-kia (Malaka), Chi-lan-tan (Kelantan), Hsien-lo (Siam), Ku-li (Calicut, India), Hsi-lan-shan (Sailan), Hu-li-mo-ssu (Ormuz), A-tan (Aden) dan Mu-ku-tu-shu (Mogadisiu, Somalia)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
32 dari kaisar Cina kepada kerajaan-kerajaan yang dikunjungi oleh Laksamana Cheng Ho dalam perjalanaannya ke Samudera Selatan.60 Pada masa pemerintahan Kaisar Yongle, beliau mengutus Laksamana Cheng Ho untuk melakukan ekspedisi pelayaran sebanyak 6 kali dan ekspedisi pelayaran Laksamana Cheng Ho yang terakhir dilakukan pada masa pemerintahan Kaisar Chu Chanji.61 Beliau merupakan kaisar ke lima Dinasti Ming Cina. Pada pemerintahan Kaisar Hongki yang merupakan kaisar ke empat Dinasti Ming, beliau menghentikan ekspedisi pelayaran Laksamana Cheng Ho ke Samudera Selatan dikarenakan terlalu besarnya biaya ekspedisi tersebut. Selama melakukan ekspedisi pelayaran sebanyak 7 kali atas perintah kekaisaran Dinasti Ming di Cina, Laksamana Cheng Ho juga mengunjungi Nusantara untuk menyampaikan pesan dari kaisar Dinasti Ming di Nusantara. Dalam ekspedisi pelayaran Laksamana Cheng Ho dapat dijelaskan sebagai berikut:62 1. Pelayaran ekspedisi dari tahun pemerintahan Kaisar Yongle. 2. Pelayaran ekspedisi dari tahun pemerintahan Kaisar Yongle. 3. Pelayaran ekspedisi dari tahun pemerintahan Kaisar Yongle. 4. Pelayaran ekspedisi dari tahun pemerintahan Kaisar Yongle. 60 61
62
1405 M sampai tahun 1407 M masa 1407 M sampai tahun 1409 M masa 1409 M sampai tahun 1411 M masa 1413 M sampai tahun 1415 M masa
Liang Liji, Dari Relasi Upeti Ke Mitra Strategi 2000 Tahun Perjalanan Hubungan TiongkokIndonesia, jakarta, Buku Kompas, 2012, hlm. 115 Kaisar Chu Chanji merupakan Kaisar Dinasti Ming 1426-1435 M yang ke lima, Ia merupakan Cucu dari Kaisar Yongle (kaisar ketiga Dinasti Ming), Kaisar Chu Chanji menjadi kaisar setelah menggantikan ayahnya Hongki 1425 (pada masa Kaisar Hongki ekspedisi pelayaran Cheng Ho dihentikan) Kaisar Hongki merupakan kaisar ke empat setelah wafat digantikan putranya. Masa Kaisar Chu Chanji diperintahkannya Laksamana Cheng Ho untuk berlayar ke Samudera Selatan, yang pernah di hentikan ayahnya yaitu Kaisar Hongki. Ekspedisi pelayaran yang dilakaukan Laksamana Cheng Ho pada masa Kaisar Chu Chanji merupakan ekspedisi pelayaran yang ke tujuh dan merupakan ekspedisi pelayaran Laksamana Cheng Ho yang terakhir. Kong Yuanzhi, Cheng Ho Muslim Tionghoa Misteri Perjalanan Muhibah di Nusantara, Jakarta, Pusaka Obor, 2013, hlm. 60
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
33 5. Pelayaran ekspedisi dari tahun 1417 M sampai tahun 1419 M masa pemerintahan Kaisar Yongle. 6. Pelayaran ekspedisi dari tahun 1421 M sampai tahun 1422 M masa pemerintahan Kaisar Yongle. 7. Pelayaran ekspedisi dari tahun 1431 M sampai tahun 1433 M masa pemerintahan Kaisar Chu Chanji.63 Tabel 1. Kawasan-kawasaan yang dikunjungi Laksamana Cheng Ho dalan tujuh kali pelayaran ke Samudera Selatan No A
Tahun keberangkatan 1405-1407 M
B
1407-1409 M
C
1409-1411 M
D
1413-1415 M
E
1417-1419 M
F
1421-1422 M
G
1431-1433 M
Kawasan-kawasan Yang Dikunjungi Campa, Jawa, Aceh, Lamuri, Malaka, Calicut, Palembang, Malabar, Ceylon. Campa, Jawa, Siam, Malaka, Lamuri, Aceh, Cail, Cochin, Cambay, Ahmedabad, Calicut, Ceylon, Sambilan dan lain-lain Campa, Jawa, Siam, Malaka, Lamuri, Aceh, Ceylon, Quilon, Cochin, Calicut, Ahmedabad, Malabar. Campa, Jawa, Siam, Malaka, Lamuri, Aceh, Cail, Cochin, Cambay, Ahmedabad, Calicut, Ceylon, Sambilan. Campa, Jawa, Palembang, Malaka, Pahang, Aceh, Lambri, Ceylon, Cochin, Rasa, Aden, Mogedoxu, Kepulauan Maldeve, Ormus. Campa, Siam, Malaka, Lamuri, Aru, Aceh, Cail, Cochin, Cambay, Bengal, Ormuz, Aden, Jofar, Rasa, Brawa, Mogedoxu, Calicut, Cail, Ceylon, Kepulauan Maldeve. Campa, Jawa, Palembang,Lamuri, Malaka, Siam, Aru, Lide, Banggal, Maldiv, Quilon, Aceh, Cail, Cochin, Cambay, Ahmedabad, Mekah, Ormus, Jofar, Aden, Mogedoxu, Brawa, Calicut,64
Dalam ekspedisi pelayaran tersebut, Laksamana Cheng Ho juga mengunjungi kerajaan-kerajaan yang ada di Nusantara. Hal ini membuat terjadinya hubungan baik antara kerajaan yang ada di Nusantara dengan
63 64
Ibid., hlm. 60 Kong Yuanzhi, Cheng Ho Muslim Tionghoa Misteri Perjalanan Muhibah di Nusantara, Jakarta, Pusaka Obor, 2013, hlm. 218
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
34 kekaisaran Dinasti Ming Cina. Kunjungan ekspedisi pelayaran Laksamana Cheng Ho ke Nusantara antara lain ke Kerajaan Samudera Pasai, Kerajaan Lambri, Kerajaan Malaka, Kerajaan Majapahit, Palembang, Semarang, dan juga berakhirnya ekspedisi pelayaran Laksanana Cheng Ho ke Samudera Selatan dapat dijelaskan sebagai berikut: A. Proses Ekspedisi Laksamana Cheng Ho ke Nusantara 1. Ekspedisi Laksamana Cheng Ho di Kerajaan Samudra Pasai Kerajaan Samudra Pasai merupakan kerajaan kecil yang terletak di sebelah timur Lhokseumawe, Aceh. Kerajaan Samudera Pasai didirikan pada tahun 1275 M atau diperkirakan pada pertengahan abad ke 13 M. Raja pertama yang memimpin yaitu Sultan Malik as-Shalih yang wafat pada tahun 1297 M. Kerajaan Samudra Pasai merupakan kerajaan Islam yang ada di Nusantara. Hal ini dipengaruhi oleh letak geografis dari kerajaan yang selalu menjadi jalur pelayaran dan juga sebagai tempat persinggahan para pedagang mancanegara yang melalui Selat Malaka.65 Terjadinya perdagangan antara negeri-negeri mancanegara membuat munculnya kerjasama antara Kerajaan Samudra Pasai dengan negeri-negeri di mancanegara. Hubungan kerjasama dengan Negeri Cina diawali dengan adanya hubungan perdagangan yang menguntungkan kedua belah pihak dan dengan adanya pengiriman utusan Kerajaan Samudra Pasai maupun utusan dari Kaisaran
65
Marwati Djoened Poesponegoro, Nugroho Notosusanto, Sejarah Nasional Indonesia III Zaman Pertumbuhan Dan Perkembangan Kerajaan-Kerajaan Islam Di Indonesia, Jakarta, Balai Pustaka, 2011, hlm. 21
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
35 Cina membuat baiknya kerjasama antar negeri tersebut.66 Pada masa pemerintahan Sultan Malik as-Shalih, sudah terjadi hubungan kerajaan Samudra Pasai dengan Cina dan pada tahun 1282 M masa Dinasti Yuan telah mengirimkan utusannya ke Kerajaan Samudra Pasai dan utusan Cina tersebut bertemu dengan menteri kerajaan Samudra Pasai dan menghimbau agar Raja Kerajaan Samudra Pasai untuk mengirimkan utusannya ke Cina.67 Pada masa kekuasaan Dinasti Ming di Cina, Kerajaan Samudra Pasai juga telah memilik kerjasama dan hubungan baik. Kerja sama tersebut bahkan telah terjadi semenjak Dinasti Yuan berkuasa di Cina sebelum Dinasti Ming berdiri.68 Kerajaan Samudra Pasai memiliki pengaruh yang besar dalam perdagangan yang ada di Asia Tenggara dan juga perdagangan dengan Dinasti Ming Cina. Pada masa pemerintahan Kaisar Yongle pada tahun 1404 M, kaisar mengutus Wen Liang Fu69 untuk datang ke Kerajaan Samudra Pasai. Pengutusan Wen Liang Fu ke Kerajaan Samudera Pasai bertujuan mengantarkan hadiah berupa sutra sulaman benang emas, sutra, kerajinan, dan menyampaikan himbauan kepada Kerajaan Samudra Pasai untuk datang menghadap kaisar Dinasti Ming Cina. Pada tahun 1405 M, dimulainya ekspedisi pelayaran besar yang dipimpin oleh Laksamana Cheng Ho atas perintah Kaisar Yongle Dinasti Ming. Dalam ekspedisi pelayaran ke Samudra Selatan, Laksamana Cheng Ho juga mengunjungi
66 67 68 69
Mohammad Said, Atjeh Sepandjang Abad, Medan, Harian Waspada Medan, 2007, hlm.62 Marwati Djoened Poesponegoro, op.cit., hlm. 23 Brian Harrison, Asia Tenggara Suatu Sejarah Ringkas, Kuala Lumpur, Badan Bahasa dan Pustaka Kementrian Pelajaran Malaysia, 1966, hlm. 67 Wen Liang Fu merupakan utusan dari Kaisar Yongle pada tahun 1404, untuk datang ke Kerajaan Samudera pasai untuk memberikan hadiah dari kaisar Cina yang berupa emas, satin, kerajinan dan lain sebagainya. Disamping itu kedatangan Wen Liang Fu ke Kerajaan Samudera pasai untuk menghimbau kepada kerajaan untuk datang menghadap Kekaisaran Cina.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
36 Kerajaan Samudra Pasai. Tujuan dari kunjungan tersebut adalah untuk membuka hubungan politik, perdagangan, persahabatan serta mengambil upeti Kerajaan Samudra Pasai yang akan diserahkan kepada kekaisaran Dinasti Ming Cina. Akan tetapi, Raja Zainul Abiddin70 yang merupakan raja Samudra Pasai telah mengirim utusannya untuk memberikan upeti kepada ke kekaisaran Cina.71 Terjadinya konflik antara Kerajaan Samudra Pasai dengan Kerajaan Nakur (Kerajaan Batak) membuat hubungan antara Kerajaan Samudra Pasai dengan Cina terganggu. Konflik antara kedua kerajaan tersebut terjadi karena terbunuhnya raja Samudra Pasai dalam pertempuran melawan Raja Nakur di Batak. Konflik tersebut membuat sebagian besar wilayah Kerajaan Samudra Pasai dikuasai oleh Kerajaan Nakur. Untuk merebut kembali kekuasaan Kerajaan Samudra Pasai, pemaisuri raja Samudera Pasai yang telah wafat berjanji di depan umum akan menikahi siapa saja yang dapat mengalahkan Kerajaan Nakur dan menjadikannya Raja Samudra Pasai. Hal ini dilakukan sebab putra mahkota Zainul Abidin yang masih kecil tidak dapat membalaskan dendam dan memimpin Kerajaan Samudra Pasai. Kemudian, ada seorang nelayan yang menggerakkan pasukan Samudra Pasai untuk melawan Kerajaan Nakur dan berhasil merebut kembali wilayah Kerajaan Samudra Pasai yang dikuasai oleh Kerajaan Nakur. Oleh karena keberhasilan itu nelayan tersebut dapat menjadi raja dan menikahi pemaisuri raja Samudra Pasai yang telah wafat dan menjadi Raja Samudra Pasai yang dikenal 70
71
Zainul Abiddin adalah sultan Samudera Pasai yang ke-5. Beliau memerintah sampai dengan wafatnya pada tahun 841 H/1438 M. Nama lengkapnya adalah Zainul Abidin bin Ahmad bin Ahmad bin Muhammad bin Al-Malik Ash-Shalih. Secara garis keturunan, Zainul Abidin merupakan putra dari paman Ratu Nahrasyiyah yang bernama Ahmad. Pada masa dialah Kerajaan Samudra Pasai diperkirakan mencapai masa kejayaannya. Liang Liji, Dari Relasi Upeti Ke Mitra Strategi 2000 Tahun Perjalanan Hubungan TiongkokIndonesia, Jakarta, Buku Kompas, 2012, hlm. 225
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
37 sebagai Raja Tua. Akan tetapi, Raja Tua kemudian dibunuh oleh Zainul Abidin yang merupakan anak angkatnya.72 Setelah merebut kekuasaan dari Raja Tua, Zainul Abiddin memerintahan Kerajaan Samudra Pasai dan hubungan antara Kerajaan Samudra Pasai dengan Dinasti Ming di Cina terjalin dengan baik dan Kerajaan Samudra Pasai setiap tahun mempersembahkan upeti yang tidak pernah putus selama pemerintahan Kaisar Yongle. Pada tahun 1415 M Laksamana Cheng Ho kembali mengunjungi Kerajaan Samudra Pasai. Kedatangan Laksamana Cheng Ho ke Kerajaan Samudra Pasai menimbulkan terjadinya perselisihan antara Zainul Abidin dengan anak Raja Tua yang bernama Iskandar.73 Perselisihan tersebut terjadi karena Laksamana Cheng Ho tidak memberi Iskandar hadiah dari Kaisar Cina. Kejadian ini menimbulkan terjadinya penyerangan yang dilakukan Iskandar kepada Laksamana Cheng Ho. Penyerangan yang dilakukan Iskandar tersebut dapat dikalahkan oleh Laksamana Cheng Ho. Akan tetapi, Iskandar dapat melarikan diri ke Kerajaan Lambri. Dalam pengejaran tersebut Laksamana Cheng Ho akhirnya dapat menangkap Iskandar yang kemudian dibawanya Iskandar ke Kerajaan Samudra Pasai untuk diadili. Atas jasa Laksamana Cheng Ho yang telah memadamkan konflik di Kerajaan Samudra Pasai, kemudian Raja Zainul Abiddin mengirim utusannya 72 73
Kerajaan Nakur merupakan salah satu kerajaan di Sumatera Utara yang berlokasi di Simalungun, penguasa ataupun pemerintahnya adalah Dinasti Damanik (Suku Simalugun). Iskandar merupakan anak dari Raja Tua (Raja Tua merupakan seorang nelayan yang memimpin pasukan Samudra Pasai, untuk merebut kembali wilayah Kerajan Samudra Pasai yg telah di kuasai Kerajaan Nakur, setelah berhasil Raja Tua menikahi pemaisuri raja samudra pasai yang telah wafat (yang merupakan ayah Zainul Abidin), sejak saat itu menjadi raja Samudra Pasai yang dikenal sebagai Raja Tua, yang kemudian dibunuh oleh Zainul Abidin yang merupakan putra mah kota) setelah mengetahui ayahnya terbunuh iskandar melarikan diri ke pegunungan beserta anak buahnya dan berusaha memperbesar kekuatannya untuk melawan Zainul Abidin.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
38 untuk menghadap dan menyampaikan ucapan terima kasih kepada kaisar Cina.74 Pada tahun 1426 M, Kerajaan Samudra Pasai mengirim utusannya untuk menyampaikan selamat atas penobatan Kaisar Chu Chanji. Tidak hanya itu saja, pada tahun 1430 M Laksamana Cheng Ho melakukan ekspedisi pelayaran untuk mengunjungi negeri-negeri di Samudera Selatan untuk menyampaikan surat perintah Kaisar bahwa Kaisar Chu Chanji telah menjadi Kaisar Dinasti Ming dan menggantikan kaisar sebelumnya.75 Pada tahun 1430 M, Dinasti Ming mulai mengalami kemunduran sehingga mengakibatkan negeri-negeri di wilayah Samudra Selatan tidak lagi mengirimkan upeti kepada kekaisaran Dinasti Ming Cina. Karena hal tersebut Kaisar Cina kembali mengutus Laksamana Cheng Ho dengan tugas untuk menyampaikan perintah kepada kerajaan-kerajaan di Samudera untuk memberikan upeti kepada kekaisaran Cina. Pada tahun 1431 M Kerajaan Samudra Pasai mengirimkan utusannya ke Cina untuk memberikan upeti kepada kekaisaran Cina dan pada tahun 1433 M utusan Samudra Pasai kembali datang ke Cina untuk memberikan upeti kepada kekaisaran Cina. Selanjutnya, pada tahun 1434 raja Kerajaan Samudra Pasai Raja Zainul Abidin mengutus adiknya ke Cina. Sesampainya di Cina, adik dari raja Samudra Pasai meninggal dunia di kota Nanking karena sakit keras.76 Hubungan baik antara Kerajaan Samudra Pasai dengan Dinasti Ming terjadi pada masa Raja Zainul Adiddin dengan Kaisar Yongle. Ekspedisi 74 75 76
Liang Liji, Dari Relasi Upeti Ke Mitra Strategi 2000 Tahun Perjalanan Hubungan TiongkokIndonesia, Jakarta, Buku Kompas, 2012, hlm. 237 Mohammad Said, Aceh Sepanjang Abad, Medan, Harian Waspada Medan, 2007, hlm. 95 Kong Yuanzhi, Cheng Ho Muslim Tionghoa Misteri Perjalanan Muhibah di Nusantara, Jakarta, Pusaka Obor, 2013, hlm. 112
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
39 pelayaran masa Dinasti Ming pada pemerintahan Kaisar Yongle yang dipimpin oleh Laksamana Cheng Ho telah tiga kali mengunjungi Kerajaan Samudra Pasai dan Kerajaan Samudra Pasai sangat penting bagi Dinasti Ming baik dalam hubungan perdagangan maupun hubungan upeti yang ditujukan kepada Kekaisaran Cina. Pada waktu itu, Kerajaan Samudra Pasai merupakan kerajaan Islam yang ada di Pulau Sumatra. Ekspedisi pelayaran Laksamana Cheng Ho ke Kerajaan Samudra Pasai memberikan perhatian terhadap perkembangan Agama Islam yang ada di Kerajaan Samudra Pasai dan Samudra Pasai juga merupakan kerajaan yang bercorak Islam pertama yang ada di Nusantara.77 2. Ekspedisi Laksamana Cheng Ho di Lambri Aceh Kerajaan Lambri merupakan sebuah kerajaan yang terletak di daerah Aceh Besar dengan pusatnya di Lam Reh, kecamatan Mesjid Raya. Kerajaan ini adalah kerajaan yang lebih dahulu muncul sebelum berdirinya Kesultanan Aceh Darussalam.78 Pada saat kekuasaan Kerajaan Lambri telah mendapat serangan Kerajaan Sriwijaya, Kerajaan Chola. Pada tahun 943 M, Kerajaan Lambri mendapat serangan dari Kerajaan Sriwijaya sehingga mengalami kekalahan, hal ini membuat Kerajaan Lambri Patunduk di bawah kekuasaan Kerajaan Sriwijaya. Meskipun dibawah kekuasaan Kerajaan Sriwijaya, Kerajaan Lambri tetap mendapatkan haknya sebagai kerajaan. Akan tetapi, Kerajaan Lambri memiliki kewajiban untuk mempersembahkan upeti, memberikan bantuan jika diperlukan, dan juga datang melapor ke Kerajaan Sriwijaya jika memang diperlukan. Pada 77 78
Liang Liji, Dari Relasi Upeti Ke Mitra Strategi 2000 Tahun Perjalanan Hubungan TiongkokIndonesia, Jakarta, Buku Kompas, 2012, hlm. 248 www.wikipedia.org/wiki/Kesultanan Lambri
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
40 tahun 1030 M, Kerajaan Lamuri pernah diserang oleh Kerajaan Chola di bawah kepemimpinan Raja Rayendracoladewa I.79 Pada akhirnya, Kerajaan Lambri dapat dikalahkan oleh Kerajaan Chola, meskipun telah memberikan perlawanan yang sangat hebat. Bukti perlawanan tersebut menunjukan bahwa Kerajaan Lambri bukan kerajaan kecil karena terbukti sanggup memberikan perlawanan yang tangguh terhadap kerajaan besar, seperti Kerajaan Chola. Dalam ekspedisi pelayaran Laksamana Cheng Ho ke Samudra Selatan, kemudian beliau singgah di Kerajaan Lambri pada tahun 1414 M. Kedatangan Laksamana Cheng Ho ke Kerajaan Lambri bersamaan dengan terjadinya konflik yang ada di Kerajaan Samudera Pasai. Konflik yang terjadi di Kerajaan Samudera Pasai, disebabkan karena Iskandar memberontak kepada Kerajaan Samudra Pasai dan terdesak melarikan diri ke Kerajaan Lambri. Kedatangan Laksamana Cheng Ho ke Kerajaan Lambri beserta dengan pengikutnya, mendapatkan perlawanan dari Kerajaan Lambri yang melindungi Iskandar. Perlawanan Kerajaan Lambri tersebut membuat Laksamana Cheng Ho terpaksa menggunakan peperangan untuk menangkap Iskandar. Iskandar yang melarikan diri ke Kerajaan Lambri kemudian berhasil ditaklukan oleh Laksamana Cheng Ho dan setelah tertangkap dibawanya kembali ke Kerajaan Samudera Pasai untuk diadili. Akibat mendapat serangan dari Laksamana Cheng Ho membuat Kerajaan Lambri menjadi lemah dan dalam perkembangannya setelah mendapat serangan dari berbagai kerajaan dan serangan Laksamana Cheng Ho membuat runtuhnya Kerajaan Lamuri.80
79 80
Kerajaan Chola merupakan kerajaan kuat di wilayah India Selatan. Mohammad Said, Aceh Sepanjang Abad, Harian Waspada Medan, 2007, Medan, hlm. 108
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
41 3. Ekspedisi Laksamana Cheng Ho Di Palembang Palembang merupakan bagian dari wilayah Kerajaan Sriwijaya, yang berbatasan di sebelah timur Pulau Jawa sedangkan di sebelah Barat berbatasan dengan Malaka. Letak Palembang yang strategis membuat banyak para pedagang dari mancanegara yang datang menyinggahi Palembang. Hal ini juga adanya interaksi antara Palembang dengan para pedagang Cina, walaupun interaksi dengan Cina sudah lama terjadi, sehingga di Palembang banyak perantau dan para pedagang yang berasal dari Cina. terutama dari daerah Provinsi Guangdong dan Quanzhou Cina.81 Pada masa Dinasti Ming pemerintahan Kaisar Yongle, kaisar mengirim ekspedisi pelayaran ke Samudera Selatan yang dipimpin oleh Laksamana Cheng Ho. Dalam Ekspedisi Laksamana Cheng Ho, pada tahun 1407 M beliau singgah di Palembang. Setelah ekspedisi perjalanannya dari Afrika dan berencana untuk kembali ke Cina. Ketika berada di Palembang, Laksamana Cheng Ho mendapat serangan para bajak laut yang dipimpin oleh Chen Chuyi yang merupak gembong bajak laut.82 Penyerangan yang dilakukan oleh bajak laut Chen Chuyi kepada Laksamana Cheng Ho, yang bertujuan untuk menjarah kapal Laksamana Cheng Ho yang merupakan kapal harta kekaisaran Dinasti Ming Cina. Penyerangan yang dilakukan oleh bajak laut yang ada di Palembang ini dapat di taklukan oleh Laksamana Cheng Ho dan pengikutnya. Kesiapan Laksamana Cheng Ho dalam menghadapi para bajak laut Chen Chuyi, sehingga berhasil mengalahkan lebih dari 5000 orang, membakar 10 kapal dan menahan 7 kapal bajak laut Chen Chuyi, 81 82
Kong Yuanzhi, Cheng Ho Muslim Tionghoa Misteri Perjalanan Muhibah di Nusantara, Jakarta, Pusaka Obor, 2013, hlm. 109 Ibid., hlm. 94
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
42 dismping itu juga berhasil menahan dua slempel bajak laut Chen Chuyi, yang merupakan simbol kekuasaan bajak laut di daerah tersebut. Chen Chuyi yang merupakan pimpinan bajak laut tersebut dibawa ke Cina untuk mendapat hukuman dari Kaisar Dinasti Ming Cina dan pada akhirnya gembong bajak laut Chen Chuyi mendapatkan hukuman mati oleh Kaisar Cina.83 Tindakan Laksamana Cheng Ho memberantas bajak laut yang ada di Palembang, membuat Laut Selatan Cina menjadi aman dan tentram. Hubungan perdagangan dan perjalanan upeti antara kekaisaran Cina dan kerajaan Nusantara dapat berjalan dengan lancar. Selain itu, kondisi aman di sekitar laut di Asia Tenggara juga berdampak pada pelabuhan di selatan Cina menjadi makmur dan ramai dikunjungi para pedagang dari luar Cina. Disamping itu, dengan pemberantasaan bajak laut di Palembang yang dilakukan oleh Laksamana Cheng Ho menyatakan terjadinya hubungan baik antara kekaisaran Cina dengan Kerajaan Palembang. Hubungan baik tersebut dapat dibuktikan dengan adanya pengiriman utusan yang dilakukan oleh Kerajaan Palembang ke Kekaisaran Cina. Tindakan Laksamana Cheng Ho untuk memberantas bajak laut yang ada di Palembang, juga memberikan dampak yang baik dalam mendukung perdagangan antara Cina dengan Nusantara. Sehingga membuat semakin ramainya pedagang-pedagang yang mengunjungi kawasan Palembang.84
83 84
Ibid., hlm. 95 Liang Liji, Dari Relasi Upeti Ke Mitra Strategi 2000 Tahun Perjalanan Hubungan TiongkokIndonesia, Jakarta, Buku Kompas, 2012, hlm. 119
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
43 4. Ekspedisi Laksamana Cheng Ho Di Kerajaan Malaka Sebelum abad ke 15, Malaka sudah terkenal sebagai suatu kawasan untuk perniagaan wilayah Timur-Barat.85 Malaka merupakan daerah yang sangat strategis bagi perdagangan mancanegara, letak Malaka yang berada di persimpangan jalur perdagangan dan dekat dengan Selat Malaka, yang merupakan jalur perdagangan yang sangat ramai dilalui oleh para pedagang, hal ini memberikan daya terik Malaka untuk di singgahi oleh para pedagang dari mencanegara. Bagian barat kepulauan Malaka sangat cocok dijadikan pelabuhan barang dagangan yang diekspor dan diimpor.86 Kapal-kapal yang berlayar ke wilayah Timur melewati Samudera Hindia dan melalui perairan selat Malaka yang relatif tenang pasti singgah di Kerajaan Malaka untuk beristirahat.87 Keadaan tersebut menjadikan Malaka tempat yang strategis yang berada di jalur perdagangan dunia. Pada adad ke 14, kerajaan besar Jawa yaitu Kerajaan Majapahit di bawah kepemimpinan Raja Hayam Wuruk, melakukan ekspedisi perluasan wilayah ke kerajaan yang di luar Jawa. Pada tahun 1377 M Kerajaan Majapahit menyerang Kerajaan Sriwijaya yang berada di Palembang, Sumatra. Membuat Kerajaan Sriwijaya ditaklukan oleh Kerajaan Majapahit. Prameswara yang merupakan bangsawan di Samboja yang terletak di Palembang, yang merupakan bagaian kawasan dari Kerajaan Sriwijaya, juga menjadi taklukan dari Kerajaan Majapahit, sehingga membuat Parameswara yang merupakan bangsawan dari Samboja 85 86 87
Kong Yuanzhi, Cheng Ho Muslim Tionghoa Misteri Perjalanan Muhibah di Nusantara, Jakarta, Pusaka Obor, 2013, hlm. 131 Liang Liji, op.cit., hlm.283 Ricklefs, Bruce Lockhart, dkk, Sejarah Asia Tenggara Dari Masa Prasejarah sampai Kontemporer, Jakarta, Komonitas Bambu, 2013, hlm. 162
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
44 melarikan diri ke Tunasik besarta dengan pengikutnya,88 selama beberapa tahun Prameswara di Tunasik kemudian Tunasik mendapat ancaman Ayutthaya Siam.89 Hal ini membuat Parameswara melarikan diri ke Wu Yu besarta dengan pengikutnya, menetapnya Prameswara di Wu Yu dan mendirikan kerajaan yang awalnya daerah yang bernama Wu Yu diubah menjadi Malaka merupakan suatu tanda terbentuknya Kerajaan Malaka (nama Malaka diambil dari nama kayu yang menjadi tempat bersandarnya kapal Prameswara yang pertama kali).90 Prameswara menjadi raja pertama yang memimpin Kerajaan Malaka, pada saat baru berdirinya Kerajaan Malaka mendapat ancaman dari Kerajaan Siam dan Kerajaan Majapahit. Kemudian untuk menghadapi ancaman dari Kerajaan Siam dan Kerajaan Majapahit, pada tahun 1405 M Raja Prameswara mengirimkan utusannya ke Dinasti Ming di Cina yang pada saat itu dipimpin oleh Kaisar Yongle. Dengan menyatakan kesetiaan Kerajaan Malaka kepada Dinasti Ming, Parameswara berupaya meminta perlindungan Kaisar Dinasti Ming Cina.91 Perlindungan Dinasti Ming kepada Kerajaan Malaka diperlihatkan dengan ekspedisi-ekspedisi pelayaran yang hebat dipimpin oleh Laksamana Cheng Ho. Ekspedisi pelayaran Laksamana Cheng Ho tidak hanya sekedar berlayar ke Samudera Selatan melainkan juga memberikan setatus kenegaraan kepada Kerajaan Malaka oleh Kekaisaran Cina dan memerintahkan kepada Kerajaan
88 89 90 91
Tunasik merupakan nama lama dari Singapura, nama Tumasik digunakan untuk menyebut daerah pada masa Kerajaan Majapahit pada abad ke 14. Ayutthaya Siam merupakan kerajaan yang berada di daerah Inlet Kecil, Thailand. Dalam perkembangannya Ayutthaya Siam terkenal dengan nama Siam. Tan Ta Sen, Cheng Ho Penyebar Islam Dari Cina Ke Nusantara, Jakarta, Buku Kompas, 2010, hlm. 246 Ricklefs, Bruce Lockhart, dkk, op.cit., hlm 164
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
45 Siam untuk tidak mengancan Kerajaan Malaka.92 Setelah mendapatkan perlindungan kekaisaran Cina, Kerajaan Malaka berkali-kali mengirimkan utusan untuk mempersembahkan upeti ke kaisaran Cina.93 Laksamana Cheng Ho mengunjungi Malaka Sejak 1405-1433 M, selama tujuh kali ekspedisi Pelayarannya ke Samudera Selatan. Hal ini tidak mengherankan mengingat begitu pentingnya letak Kerajaan Malaka, bagi suatu pelabuhan yang setrategis dalam pelayaran di antara Samudera Pasifik dengan Samudera Hindia, dan setiap keberangkatan maupun pulangnya ekspedisi pelayaran Laksamana Cheng Ho selalu singgah di Malaka.94 Beliau memberikan hadiah dari kaisar Cina kepada Raja Parameswara. Hadiah yang dibawa oleh Laksamana Cheng Ho kepada Raja Malaka berisikan kain sutra, emas, kerajinan, dan lain-lain, dengan adanya utusan dari Cina tersebut maka Raja Parameswara juga mendapatkan perlindungan dari kekaisaran Cina dari ancaman Kerajaan Siam yang akan menyerang Kerajaan Malaka. Pada tahun 1430 M Raja Malaka mengirimkan utusannya ke Cina, dengan maksud untuk memberitahukan kepada Kaisar Cina bahwa Kerajaan Siam akan melakukan penyerangan terhadap Kerajaan Malaka, walaupun telah di capai kesepakatan perdamaian antara kerajaan Siam dan Malaka yang berkonflik, dengan adanya utusan dari Kerajaan Malaka membuat Kekaisaran Dinasti Ming yang di pimpin oleh Kaisar Chu Chanji, segera mengutus Laksamana Cheng Ho
92 93 94
Bernard Vlekke, Nusantara Sejarah Indonesia, Jakarta, Kepustakaan Populer Gramedia, 2008, hlm. 91 Ricklefs, Sejarah Indonesia Moderen 1200-2008, Jakarta, Serambi Ilmu Semesta, 2008, hlm 36 Kong Yuanzhi, Cheng Ho Muslim Tionghoa Misteri Perjalanan Muhibah di Nusantara, Jakarta, Pusaka Obor, 2013, hlm. 134
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
46 untuk berlayar ke Samudera Selatan dan singgah di Kerajaan Siam untuk menyampaikan perintah Kaisar Cina untuk tidak menyerang Kerajaan Malaka. Pada perkembangannya Kerajaan Malaka, menjalin kerjasama dengan kekaisaran Cina pada masa Dinasti Ming pemerintahan Kaisar Yongle. Pada masa pemerintahan beliau, Dinasti Ming mengambil inisiatif untuk menjalin hubungan dengan kerajaan Malaka. Disamping itu, Dinasti Ming juga memberikan perlindungan kepada Kerajaan Malaka dari serangan Kerajaan Siam. Tujuan dari Dinasti Ming mengirim utusannya ke Kerajaan Malaka untuk bersahabat dan melakukan kerjasama dengan Kerajaan Malaka, dengan memiliki tempat yang strategis dalam perdagangan Dunia.95 Pada ekspedisi pelayaran yang dilakuakan oleh Dinasti Ming pada masa Kaisar Yongle, yang dipimpin oleh Laksamana Cheng Ho dalam pelayarannya ke Samudera Selatan sebanyak tujuh kali juga mengunjungi Kerajaan Malaka dalam setiap ekspedisi pelayarannya. Disamping itu Kerajaan Malaka telah 13 kali mengirimkan utusannya ke Cina, selama tiga generasi Raja Malaka diantaranya Prameswara, Megat Iskandar Shah, dan Sri Maharaja. Hal ini membuat terjalinnya hubungan baik antara Kekaisaran Cina dengan Kerajaan Malaka yang menguntungkan kedua belah pihak baik dalam bidang politik maupun bidang ekonomi. Perniagaan Cina juga sangat dibutuhkan oleh Kerajaan Malaka untuk memajukan ekonomi kerajaan, maupun memberikan keamanan dari serangan kerajaan Siam. Disamping itu hubungan baik ini juga memberikan keuntungan bagi Cina dalam bidang politik dan ekonomi, hubungan
95
Mohammad Said, Aceh Sepanjang Abad, Harian Waspada Medan, 2007, Medan, hlm. 97
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
47 dengan Kerajaan Malaka sangat penting untuk menyukseskan misi ekspedisi pelayaran Laksamana Cheng Ho ke Samudera Selatan. 5. Ekspedisi Laksamana Cheng Ho Di Kerajaan Majapahit Setelah Raja Kertanegara96 wafat dalam penyerangan Jayakatwang97 dari Kediri, maka berakhir pula riwayat Kerajaan Singasari. Raja Kertanegara beserta semua pembesar istana tewas dalam penyerangan tersebut. Sementara itu, Raden Wijaya (menantu Kertanegara) berhasil melarikan diri dan meminta perlindungan kepada Aria Wiraraja (Adipati Sumenep) di Madura. Atas bantuan Arya Wiraraja pula Raden Wijaya bisa diampuni oleh Jayakatwang dan kemudian menjadi orang kepercayaan raja Kediri tersebut. Kemudian, Raden Wijaya dihadiahi Hutan Tarik oleh Raja Jayakatwang. Atas hadiah tersebut kemudian Raden Wijaya beserta pengikutnya yang setia membuka Hutan Tarik (wilayah Trowulan, Mojokerto) untuk dihuni. Disinilah asal mula berdirinya Kerajaan Majapahit. Kata Majapahit sendiri diambil dari buah Maja yang rasanya pahit. Karena Hutan Tarik banyak sekali buah Majanya. Pada tahun 1293 M pasukan Kubilai Khan dari Cina datang dengan tujuan untuk menghukum Kerajaan Singasari. Mereka tidak mengetahui bahwa Kerajaan Singasari telah hancur. Hal ini dimanfaatkan oleh Raden Wijava untuk membalas dendam kepada Raja Jayakatwang. Dengan siasat dari Aria Wiraraja, dikatakanlah bahwa Raja Jawa itu adalah Jayakatwang yang telah menghina kekaisaran Cina
96 97
Raja Kertanegara merupakan raja terakhir yang memerintah Kerajaan Singasari. Masa pemerintahan Raja Kertanagara dikenal sebagai masa Kejayaan Singasari. Jayakatwang merupakan bupati Gelang-Gelang yang pada tahun 1292 memberontak dan meruntuhkan Kerajaan Singhasari. Beliau kemudian membangun kembali Kerajaan Kadiri, namun hanya bertahan sampai tahun 1293.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
48 dengan melukai utusan Cina yang ada di jawa dan mengirimnya kembali ke Cina. Setibanya tentara Mongol di Jawa maka bergabunglah pasukan Raden Wijaya dengan pasukan Mongol untuk membalas dendam kepada Jayakatwang. Dalam waktu singkat, Kerajaan Kediri hancur dan Raja Jayakatwang terbunuh. Pasukan Kubilai Khan kembali ke pelabuhan, namun di tengah perjalanan pasukan Raden Wijaya dengan bantuan pasukan Kerajaan Singasari dari Sumatera dan tambahan bala tentara dari Kadipaten Sumenep menyerang pasukan Mongol tersebut. Setelah pasukan Kubilai Khan dari tanah Jawa dan Raden Wijaya kemudian menobatkan dirinya sebagai raja Kerajaan Majapahit dengan gelar Kertarajasa Jayawardhana.98 Konflik yang terjadi antara kerajaan Jawa dengan kekaisaran Cina tidak berlangsung lama dan perdamamaian berhasil terwujud atas dasar kepentingan perdagangan antara kedua belah pihak.99 Kerajaan Majapahit merupakan kerajaan yang besar di Nusantara dan mencapai puncak kejayaan pada masa pemerintahan Raja Hayam Wuruk dan Patih Gajah Mada pada abad ke 14. Setelah wafatnya Raja Hayam Wuruk dan Patih
Gajah
Mada,
Kerajaan
Majapahit
secara
berlahan
mengalami
kemunduran.100 Kerajaan Majapahit memiliki peranan yang penting dalam dunia perdagangan dengan memiliki kota-kota pelabuhan penting bagi kegiatan perdagangan mancanegara. Tempat yang menjadi pusat pelabuhan laut Kerajaan Majapahit antara lain Tuban, Gersik dan Surabaya. Kota-kota pelabuhan tersebut merupakan pusat perdagangan dan persinggahan bagi para pedagang dari berbagai
98 99 100
www.ejarahbudayanusantara.weebly.com/kerajaan-majapahit. Suryono, Peperangan Kerajaan di Nusantara, Jakarta, Grasindo, 2003, hlm. 14 Negah Bawa Atmaja, Genealogi Keruntuhan Majapahit Isalamisasi, Toleransi, dan Pertahanan Agama Hindu di Bali, Yogyakarta, Pustaka Pelajar, 2010, hlm. 1
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
49 negeri seperti Cina, Siam, Campa, Arab dan Afrika. Kota-kota pelabuhan yang dimiliki oleh Kerajaan Majapahit banyak di kujungi oleh para pedagang mancanegara dikarenakan pelabuhan tersebut memiliki kesetabilan politik dan keamanan yang baik serta banyak tersedia barang-barang yang bernilai dan dibutuhkan dalam perdagangan. Hal tersebut menjadikan Kerajaan Majapahit sebagai daerah yang memiliki potensi besar dalam perdagangan yang ada di Nusantara.101 Setelah Kekaisaran Dinasti Yuan Cina berhasil digulingkan, maka sejak saat itu berdirilah Dinasti Ming pada tahun 1368-1644 M. Kaisar pertama yang memimpin Dinasti Ming adalah Kaisar Chu Yuan Chang. Di bawah pemerintahan Kaisar Chu Yuan Chang keadaan dalam negeri Cina masih dalam kondisi kacau. Maka kaisar lebih mementingkan urusan keadaan dalam negeri Cina dari pada urusan luar negeri Cina dengan negeri-negeri lainya. Setelah berhasil mempersatukan Cina, Kaisar Chu Yuan Chang kembali melakukan hubungan dengan negeri-negeri lain di Luar Cina. Pada masa pemerintahan Kaisar Chu Yuan Chang pada tahun 1368, kaisar mengirimkan utusanya ke Jawa tepatnya ke Majapahit dengan tujuan utama untuk mendapatkan dukungan agar kedudukan sebagai Kaisar Cina yang sah diakui dan didukung oleh Kerajaan Majapahit. Demi menyatakan tindakan baik tersebut kekaisaran Cina mengambil kebijakan dengan memulangkan utusan Kerajaan Majapahit yang datang pada masa pemerintahan Dinasti Yuan. Tidakan yang dilakukan oleh Kekaisaran Cina mendapat respon positif oleh Kerajaan Majapahit. Pada tahun 1370 M, Kerajaan
101
Esa Damar Pinuluh, Pesona Majapahit, Jogjakarta, Buku Biru, 2010, hlm. 64
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
50 Majapahit mengirimkan utusannya kekaisaran Dinasti Ming untuk memberikan upeti. Kaisar Cina menyambut baik upeti yang diberikan oleh Kerajaan Majapahit. Mulai saat itu hubungan diplomatik antara Kerajaan Majapahit dengan Cina semakin erat dan keduanya saling mengirimkan utusan. Pada tahun 1403 M pada saat pemerintahan Kaisar Yongle, kaisar meneruskan kebijakan-kebijakan yang telah dilakukan pada masa kaisar-kaisar sebelumnya, dan juga mengirimkan utusan ke Jawa untuk menyampaikan bahwa Kaisar Yongle telah menjadi Kaisar Dinasti Ming.102 Pada tahun 1405 M Kaisar Yongle mengutus Laksamana Cheng Ho ke Majapahit untuk mengemban misi perdagangan dan perdamaian. Kedatangan Laksamana Cheng Ho di Kerajaan Majapahit bertepatan dengan terjadinya perang saudara yang dikenal dengan peristiwa Perang Paregreg.103 Perang saudara yang terjadi di Kerajaan Majapahit terjadi pada tahun 1401-1406, antara penguasa barat yang di pimpin oleh Wikramawardhana dengan penguasa timur yang dipimpin oleh Wirabumi.104 Perang Saudara yang terjadi di Kerajaan Majapahit dengan maksud untuk memperebutkan kekuasaan atas Kerajaan Majapahit. Untuk mendapatkan dukungan dan pengakuan oleh kekaisaran Cina, kemudian Wikramawardhana dan Wirabumi mengirimkan upeti kepada kekaisaran Cina. Akan tetapi, sifat netral ditunjukan oleh Kekaisaran Cina terhadap Konflik yang terjadi di Kerajaan Majapahit.
102 103
104
Marwati Djoened Poespongoro, Nugroho Notosusanto, Sejarah Nasional Indonesia II, Balai Pustaka, 1984, Jakarta, hlm. 441 Perang Paregreg merupakan perang antara Majapahit istana barat yang dipimpin Wikramawardhana, melawan istana timur yang dipimpin Wirabumi. Perang ini terjadi tahun 1401-1406 dan menjadi penyebab utama kemunduran Majapahit. Esa Damar Pinuluh, Pesona Majapahit, Jogjakarta, Buku Biru, 2010, hlm. 69
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
51 Pada tahun 1406 M, Laksamana Cheng Ho mengunjungi Kerajaan Majapahit dikarenakan peranan Kerajaan Majapahit yang besar di Nusantara. Disamping itu, telah adanya kerjasama yang terjalin antara Kerajaan Majapahit dengan kekaisaran Cina. Pada saat Laksamana Cheng Ho di Kerajaan Majapahit, Majapahit sedang terjadinya konflik perang saudara di Kerajaan Majapahit. Pada persinggahan Laksamana Cheng Ho di pantai Jawa Timur yang merupakan bekas wilayah dari Raja Wirabumi, terjadinya penyerangan yang dilakukan oleh penguasa dari barat oleh Wikramawarddhana kepada penguasa Timur Wirabumi. Penyerangan ini membuat kekalahan pada pengusa timur yang dipimpin oleh Wirabumi.105 Terjadinya konflik perebutan kekuasaan di Kerajaan Majapahit ini membuat terbunuhnya 170 utusan Cina dan pasukan Laksamana Cheng Ho oleh para pasukan Wikramawardhana. Akan tetapi, Laksamana Cheng Ho tidak membalas tindakan tersebut karana berpegang teguh pada tujuan luar negeri yang diterapkan oleh Dinasti Ming.106 Terbunuhnya 170 utusan Cina dan pasukan Laksamana Cheng Ho di Kerajaan Majapahit, menujukan bahwa keadaan Majapahit tidak kondusif lagi terhadap kegiatan perdagangan antar negeri dan membuat Kerajaan Majapahit tidak lagi disinggahi oleh para pedagang mancanegara. Hal ini mengakibatkan terjadinya kemunduran Kerajaan Majapahit sebagai kerajaan yang besar di Nusantara.
105 106
Selamet Muljana, Runtuh Kerajaan Hindu-Jawa Dan Timbulnya Negara-Negara Islam Di Nusantara, Yogyakarta, Lkis Yogyakarta, 2005, hlm. 85 Bernard Vlekke, Nusantara Sejarah Indonesia, Jakarta, Kepustakaan Populer Gramedis, Jakarta, 2008, hlm. 91
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
52 6. Ekspedisi Laksamana Cheng Ho Di Semarang Dilihat dari letak geografisnya, Semarang sangat strategis karena berada di persimpangan jalur perdagangan mancanegara dan juga berada di daerah pesisir. Hal ini merupakan daya tarik tersendiri bagi para pedagang-pedagang mancanegara untuk sekedar singgah maupun menjalankan perdagangan dan transaksi politik dengan raja-raja lokal yang ada di Jawa. Ketika pelabuhan Semarang belum seperti saat ini para pedagang yang berasal dari mancanegara dengan kapal-kapalnya yang akan singgah di Semarang harus berlabuh di Simongan.107 Hal tersebut menjadikan Simongan di masa itu merupakan sebuah pelabuhan yang ramai di kunjungi para pedagang-pedagang mancanegara.108 Pada pertengahan abad ke 15 Dinasti Ming masa pemerintahan kaisar Yungle, beliau mengutus suatu armada besar untuk melakukan ekspedisi pelayaran ke Samudera Selatan. Armada ekspedisi pelayaran Dinasti Ming ini dipimpin oleh Laksamana Cheng Ho. Ketika armada Laksamana Cheng Ho berlayar di pantai utara Jawa, Wang Jinghong109 yang merupakan juru mudi kapal Laksamana Cheng Ho mendadak sakit keras, sehingga membuat armada Laksamana Cheng Ho berlabuh di pelabuhan Simongan Semarang. Setelah berlabuh, armada Laksamana Cheng Ho dan awak kapalnya menemukan sebuah gua yang kemudian dijadikan tempat peristirahatan sementara dan mengobati 107
108 109
Simongan merupakan daerah pelabuahan yang berada di sebalah barat Semarang, peran Simongan sangatlah penting pada masa lampau dikarenakan Simongan sebagai tempat bersandarnya kapal-kapal para pedagang yang akan singgah dan berdagang di Semarang. Kong Yuanzhi, Muslim Tionghoa Cheng Ho Misteri Perjalanan Muhibah Di Nusantara, Jakarta, Yayasan Obor Indonesia, 2000, hlm. 61 Wang Jinghong merupakan awak kapal Laksamana Cheng Ho, Ia sebagai juru mudi kapal selama menetap di Semarang Wang Jinghong juga dikenal sebagai Kiai Juru Mudi Dampo. Untuk menghormati jasa Laksamana Cheng Ho Wang Jinghong kemudian mendirikan patung didalam gua (gua Sam Po, gua gedung batu) untuk disembah orang.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
53 Wang Jinghong yang mengalami sakit keras.110 Setelah keadaan Wang Jinghong membaik Laksamana Cheng Ho kemudian melanjutkan ekspedisi pelayarannya ke Samudera Selatan meskipun dengan meninggalakan sepuluh orang awak kapal untuk menjaga kesehatan Wang Jinghong. Laksamana Cheng Ho juga meninggalkan berbagai macam perbekalan untuk para awak kapalnya dan sebuah kapal yang bertujuan untuk menyusul armada Laksamana Cheng Ho ketika Wang Jinghong sudah sehat. Sesudah sembuhnya Wang Jinghong dari sakit keras Ia merasa betah tinggal di Semarang. Dengan sepuluh orang awak kapal lainnya yang telah ditinggalkan oleh Laksamana Cheng Ho untuk merawat Wang Jinghong, kemudian untuk memenuhi kebutuhannya Wang Jinghong dan awak kapal mulai membuka lahan pertanian dan membangun rumah.111 Kapal yang ditinggalkan oleh Laksamana Cheng Ho kepada para awak kapalnya di Semarang kemudian di gunakan oleh Wang Jinghong untuk suatu usaha perdagangan di sepanjang pantai Pulau Jawa. Dengan adanya interaksi dengan penduduk lokal kemudian memunculkan terjadinya pernikahan antara orang-orang Cina yang merupakan awak kapal Laksamana Cheng Ho dengan wanita yang ada di Semarang. Berkat usaha yang dilakuakan oleh Wang Jinghong dan awak kapal yang lainnya membuat kawasan disekitar gua tersebut menjadi daerah yang ramai dikunjungi para pedagang dan makmur.112 Selain itu, latar belakang dari para awak kapal Laksamana Cheng Ho yang sebagian besar merupakan beragama Islam kemudian melakukan dakwah, mengajarkan dan
110 111 112
Kong Yuanzhi, Silang Budaya Tiongkok-Indonesia, Jakarta, Buana Ilmu Populer, 1999, hlm.154 Amin Budiman, Semarang Riwayatmu Dulu, Semarang, Tanjung Sari, 1978, hlm. 17 Ibid., hlm.18
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
54 menyebarkan Agama Islam kepada penduduk setempat dan menyebutnya sebagai Jurumudi Sam Po. Hal ini membuat semakin banyaknya para pedagang-pedagang Cina yang datang untuk berdagang dan tinggal menetap di daerah Semarang.113 Untuk menghormati Laksamana Cheng Ho, Wang Jinghong membuat patung Cheng Ho dan menempatkannya di gua agar dapat di sembah masyarakat Cina yang datang dan menetap di Semarang. Kelenteng Sam Po Kong yang pada awalnya merupakan sebuah bangunan kelenteng yang sederhana dan digunakan untuk memuja Laksamana Cheng Ho. Kelenteng Sam Po Kong di bangun bertujuan untuk menyembah Lakamana Cheng Ho atas jasa-jasanya dan berterima kasih atas melimpah ruahnya usaha perdagangan masyarakat Cina di Semarang. Pada tahun 1724 mulai dipugarnya Klenteng Sam Po Kong oleh masyarakat Cina yang ada di Semarang. B. Berakhirnya Ekspedisi Laksamana Cheng Ho Abad ke 15 merupakan permulaan Era Maritim dalam sejarah dunia. Arah kegiatan manusia bergeser dari darat menuju lautan. Pada awalnya dari dua benua Asia dan Eropa, mulailah berkambang ekspedisi ke seluruh Samudera. Hal ini mengakibatkan, terjadinya perubahan yang begitu cepat dalam perkembangan peradaban manusia dalam segi politik, ekomomi, perniagaan maupun kebudayaan. Pada abad ke 15 Cina tidak hanya menjadi negara terbesar dan terkuat di dunia, melainkan juga merupakan negara pertama yang membuka Era Maritim, dengan tujuh kali ekspedisi pelayaran Laksamana Cheng Ho ke Samudera Selatan.
113
Kong Yuanzhi, Cheng Ho Musling Tionghoa Misteri Perjalanan Muhibah di Nusantara, Pustaka Obor Indonesia, 2013, Jakarta, hlm. 62
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
55 Armada pelayaran Laksamana Cheng Ho pada masa itu tidak ada tandingannya di dunia, dengan melihat kekuatan armada Laksamana Cheng Ho dalam pelayaran ke Samudera Selatan.114 Selama melakukan ekspedisi pelayaran keberbagai negara yang ada di Asia-Afrika Laksamana Cheng Ho selalu menggunakan kemampuan diplomasinya, untuk melakukan kerjasama maupun persahabatan dengan negaranegara yang di kunjungi oleh Laksamana Cheng Ho. Armada laut yang digunakan Laksamana Cheng Ho bertujuan untuk menunjukan kebesaran Dinasti Ming dan bukan untuk menyerang negeri-negeri yang di kunjungi oleh Laksamana Cheng Ho, dan ini membawa pengaruh yang positif pada upaya diplomasi yang digunakan. Kedatangan Laksamana Cheng Ho ke berbagai negeri yang ada di Asia-Afrika dengan armada yang sangat kuat membuat para pemimpin kerajaan yang di kunjungi Laksamana Cheng Ho merasa kagum dan merasa takut berhadapan dengan armada kuat yang dimiliki Laksamana Cheng Ho.115 Dengan meninggalnya Laksamana Cheng Ho, maka berakhirnya pula masa kejayaan armada pelayaran Cina. Kapal-kapal besar yang digunakan oleh Laksaman Cheng Ho dalam perjalanannya menuju Samudera Selatan tidak pernah digunakan dan dirawat oleh Dinasti Ming, sehingga menjadi lapuk dan tenggelam dengan sendirinya di pelabuhan. Mulai saat inilah Cina mulai melupakan teknologi pembangunan kapal-kapal besar yang di gunakan Laksamana Cheng
114 115
Liang Liji, Dari Relasi Upeti Ke Mitra Strategi 2000 Tahun Perjalanan Hubungan TiongkokIndonesia, Jakarta, Buku Kompas, 2012, hlm. 339 Daut Darmawan, Ekspedisi Laut Tangguh Dunia, Yogyakarta, Pinus Book Publisher, 2008, Hlm. 36
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
56 Ho, dan tidak pernah lagi kapal-kapal besar Cina berlayar di laut.116 Peninggalan teknologi kapal-kapal besar masa Laksamana Cheng Ho dianggap sangat mahal dari segi pengoprasian maupun perawatan. Dengan penggunaan kapal-kapal besar dengan tujuan untuk menunjukan kekuasaan Dinasti Cina tidak mendapat keuntungan ekonomi bagi Cina, selain itu pada awal abad ke 15, Cina mengalami perlawanan dari Bangsa Mongol di perbatasan barat Cina, sehingga sebagian besar sumberdaya manusia dan materi yang dikerahkan untuk menghadapi perlawanan suku-suku Mongol yang menyerang Cina. Keputusan untuk menghentikan ekspedisi laut Cina sangat disesalkan, ini mengingat dominasi Cina di Samudera Selatan sangat berpengaruh juga yang berada di Nusantara. Dihentikannya ekspedisi laut Cina memunculkan ekspedisi pelayaran yang berasal dari Bangsa Eropa terutama olah orang-orang Portugal.
116
Ibid., hlm. 37
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB IV DAMPAK EKSPEDISI LAKSAMANA CHENG HO BAGI NUSANTARA Ekspedisi pelayaran yang dilakukan Laksamana Cheng Ho selama 7 kali atas perintah oleh Kaisar Yongle pada masa Dinasti Ming memiliki tujuan untuk menjalin hubungan baik antara kekaisaran Cina dengan negeri-negeri yang ada di Samudera Selatan. Dalam setiap ekspedisi pelayaran yang Laksamana Cheng Ho dari Cina ke Afrika, beliau selalu juga mengunjungi Nusantara. Singgahnya Laksaman Cheng Ho ke Nusantara tentunya terjadi pengaruh dan interaksi terhadap kerajaan-kerajaan yang ada di Nusantara.117 Sebelum kedatangan Laksamana Cheng Ho ke Nusantara telah terjadinya hubungan perdagangan antara Cina dengan kerajaan yang ada di Nusantara. Kedatangan Laksamana Cheng Ho ke Nusantara membuat semakain banyaknya para pedagang-pedagang dari Cina yang mengunjungi Nusantara. Disamping itu, juga letak dari kerajaan-kerajaan Nusantara yang setrategis menjadi tempat persinggahan para pedagang yang ingin berdagang maupun beristirahat. Ekspedisi pelayaran yang Laksaman Cheng Ho ke Nusantara pada tahun 14051433 merupakan pemerintahan kekaisaran Cina. Ekspedisi pelayaran tersebut membuat terjadinya hubungan yang baik antara kekaisaran Cina dengan kerajaaan-kerajaan yang ada di Nusantara. Hubungan baik yang tercipta membuat kerajaan yang ada di Nusantara mengirimkan utusannya untuk menyerahkan upeti kepada kekaisaran Cina. Disamping itu dalam ekspedisi pelayaran Laksamana 117
Kong Yuanzhi, Cheng Ho Muslim Tionhoa Misteri Perjalanan Muhibah di Nusantara, Jakarta, Pusaka Obor, 2013, hlm. 215
57
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
58 Cheng Ho mengunjungi kerajaan yang ada di Nusantara juga membawa hadiah yang akan diberikan kepada raja-raja di Nusantara. Berkembangnya perdagangan antara kekaisaran Cina dengan kerajaan di Nusantara tidak lepas dari peranan Laksamana Cheng Ho dalam menenteramkan jalur perdagangan yang ada di Laut Cina Selatan dari bajak laut. Adanya keamanan yang terjadi di jalur perdagangan membuat para pedagang dari negerinegeri lain mulai singgah ke Nusantara. Kedatangan para pedagang Cina ke Nusantara dianggap sebagai pembawa perubahan terutama pada kehidupan masyarakat yang ada di Nusantara, dikarenakan peradaban Cina yang merupakan peradaban yang tinggi dan salah satu peradaban tertua di dunia.118 Maka dari itu kedatangan Laksamana Cheng Ho ke Nusantara, juga memberikan dampakdampak bagi Nusantara diantaranya: A. Dampak Budaya Ekspedisi Laksamana Cheng Ho di Nusantara Laksamana Cheng Ho memberikan kontribusi secara langsung pada perluasan dan penguatan hubungan-hubungan Dinasti Ming. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya negeri-negeri yang dikunjungi misi ekspedisi pelayaran Dinasti Ming ke Asia Tenggara dan Afrika. Ekspedisi pelayaran Laksamana Cheng Ho juga memberikan pengaruh terhadap perkembangan Islam di negeri-negeri yang dikunjunginya karena Islam telah masuk di Asia Tenggara juga yang ada di Nusantara. Ekspedisi yang dilakukan oleh Dinasti Ming membuat para negerinegeri di Asia-Afrika mengirimkan utusan-utusannya untuk mengunjungi dan memberikan upeti kepada kekaisaran Cina secara teratur. Kerajaan-kerajaan yang 118
Usman rani, Etnis Cina Perantauan Di Aceh, Jakarta, Yayasan Obor Indonesia, 2009, hlm. 1
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
59 ada di Nusantara yang telah mendapatkan pengaruh dari Islam, juga mengirimkan utusanya pada kekaisaran Cina seperti Kerajaan Malaka, Kerajaan Samudera Pasai, dan kerajaan-kerajaan yang ada di Pulau Jawa. Ekspedisi pelayaran Dinasti Ming oleh Laksamana Cheng Ho di Nusantara juga memperkuat hubungan diplomatik dan perdagangan antara kekaisaran Cina dengan kerajaan-kerajaan di Nusantara. Misi ekspedisi sebelum Laksamana Cheng Ho hanya dilakukan secara satu arah, dimana negeri-negeri lain yang datang ke Cina. Pada masa Laksamana Cheng Ho terjadinya pertukaran kunjungan baik dari kekaisaran Dinasti Ming dengan negeri-negeri yang di kunjungi oleh Laksamana Cheng Ho, sehingga dapat terjadinya pertukaran budaya di Nusantara maupun juga yang di Cina.119 Budaya Cina telah menambah keanekaragaman budaya yang ada di Nusantara, baik dalam bahasa, keseniaan, makanan, arsitektur dan lain-lain. Olah karena itu seluruh budaya Cina dapat diterima oleh masyarakat di Nusantara juga dapat menerima orang-orang Cina yang ada di Nusantara. Hal ini juga dialami oleh etnis Cina yang ada di Nusantara yang mampu menempatkan dirinya sebagai bagian dari Nusantara. Interaksi budaya antara Cina dengan Nusantara sudah terjalin lama dan dilakukan oleh para pedagang-pedagang yang berasal dari Cina yang menyinggahi Nusantara. Pada tahun 1405 pada masa kekuasaan Dinasti Ming di Cina mengutus Laksamana Cheng Ho sebagai duta Kaisar Cina untuk berlayar ke Semudera Selatan. Dalam pelayaran Laksamana Cheng Ho yang dilakukan sebanyak tujuh kali, beliau juga selalu mengunjungi Nusantara sebagai 119
Tan Ta Sen, Cheng Ho Penyebar Islam Dari China ke Nusantara, Jakarta, Buku kompas, 2010, hlm. 242
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
60 tepat persinggahannya dalam perjalanan dari Asia menuju Afrika. Dalam setiap persinggahan Laksamana Cheng Ho di Nusantara membuat terjadinya interaksi budaya antara budaya Cina dengan budaya yang ada di Nusantara diantaranya. 1. Peringatan Pelayaran Cheng Ho (Sam Po Tay Jien) Pengaruh budaya yang ditinggalkan oleh Laksamana Cheng Ho di Nusantara dalam ekpedisi pelayarannya ke Samudera Selatan dapat dibuktikan dengan adanya peringatan pelayaran Laksamana Cheng Ho. Ritual utama dalam pelayaran Laksamana Cheng Ho adalah arak-arakan patung Laksamana Cheng ho yang diberangkatkan dari Kelenteng Tay Kak Sie menuju Kelenteng Sam Po Kong, yang dulunya dikenal sebagai Kelenteng Gedong Batu di Simongan. Peringatan pelayaran Laksamana Cheng Ho tersebut, menggambarkan bentuk penghormatan atas segala jasa Laksamana Cheng Ho dalam memberikan kesejahteraan dan keselamatan dagi masyarakat Nusantara. Bagi penganut kepercayaan Budha, Taoisme dan Konfusianisme yang ada di Nusantara, Laksamana Cheng Ho dianggap sebagai Dewa Pelindung (Kongco). Hal ini disebabkan jasa yang dilakukan Laksamana Cheng Ho, dalam menumpas para peropak bajak laut Chen Chuyi yang selalu mengganggu perdagangan dan pelayaran umat Budha yang akan beribadah ke India. Penumpasan para perompak bajak laut yang dilakukan oleh Laksamana Cheng Ho pada tahun 1407 terjadi dalam suatu peperangan besar di Selat Malaka, dalam suatu perjalan pulang dari Afrika menuju Cina Laksamana Cheng Ho yang singgah di Palembang.120
120
https://templesymbolchineseculture.files.wordpress.com semarang-sejarah-umum-sam-poo-taydjien.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
61 Mendaratannya armada Laksamana Cheng Ho di Simongan, Semarang disebabkan karena salah satu juru mudi utama armada Laksamana Cheng Ho yang bernama Wang Jihong mendadak mengalami sakit keras. Setelah berlabuh armada Laksamana Cheng Ho menemukan gua batu (Gedong Batu) yang kemudian dijadikan tempat peristirahatan, yang saat ini gua batu tersebut disebut dengan Klenteng Gedong Batu Cheng Ho. Kelenteng Gedong Batu Cheng Ho yang dibuat oleh Wang Jihong yang merupakan juru mudi armada Laksamana Cheng Ho dan memutuskan untuk tinggal di Semarang bersama dengan anak buah kapal lainnya, untuk menghormati Laksamana Cheng Ho, Wang Jihong mendirikan patung Cheng Ho dan diletakkan di dalam gua batu (Gedong Batu Cheng Ho) yang digunakan untuk beribadah dan menghormati jasa Laksamana Chang Ho.121 2. Seni dan Sastra Ekspedisi pelayaran Laksamana Cheng Ho ke Nusantara memberikan pengaruh yang besar terhadap kebudayaan yang ada di Nusantara, sehingga terjadinya perpaduan kebudayaan Nusantara dengan Cina. Dalam bidang seni dan sastra yang ada di Nusantara mendapat pengaruh Cina setelah kedatangan Laksamana Cheng Ho ke Nusantara. Bahkan, pengaruh kedatangan Laksamana Cheng Ho dalam bidang seni dan sastra tidak hanya dirasakan oleh Nusantara saja melainkan juga seluruh Asia Tenggara dan daerah lainnya yang menjadi daerah-daerah persinggahan ekspedisi pelayaran Laksamana Cheng Ho. Pengaruh dalam bidang seni dan sastra dengan adanya kedatangan Laksamana Cheng Ho ke
121
Kong Yuanzhi, Cheng Ho Muslim Tionhoa Misteri Perjalanan Muhibah di Nusantara, Jakarta, Pusaka Obor, 2013, hlm. 239
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
62 Nusantara terutama terlihat pada cerita-cerita rakyat yang berkambang di Nusantara, dalam hal ini para pengikut Laksamana Cheng Ho yang berasal dari Cina menceritakan cerita-cerita rakyat Cina kepada anak-anak di kerajaan yang dikunjungi di Nusantara, hal ini adanya perpaduan antara cerita Nusantara dengan cerita dari Cina, timbal balik pengaruh dalam bidang seni dan sastra juga dialami oleh masyarakat Cina dengan adanya kedatangan Laksamana Cheng Ho ke Nusantara. Pada cerita-cerita rakyat yang ada di Nusantara di ceritakan kembali di Cina, setelah singgahnya armada Laksamana Cheng Ho di Nusantara, seperti cerita tentang Joko Tarub yang ada di Nusantara setelah di bawa ke Cina dan di ceritakan kembali di Cina menjadi cerita Peacock Maiden (Dara Merak) yang terkenal di Yunnan.122 B. Dampak Dalam Bidang Agama Ekspedisi Laksamana Cheng Ho di Nusantara 1. Masuknya Islam di Cina Masuknya Islam di Cina terjadi pada abad ke 7 M, pada masa kalifah ke tiga yaitu Uthaman’b Affan pada tahun 577-656 M, mengirimkan utusannya ke Cina untuk memperkenalkan keadaan Negeri Timur Tengah dan Agama Islam. Pada masa pemerintahan Dinasti Tang yang dipimpin oleh Kaisar Yong Hui, sehingga mulai tersebarnya Agama Islam di Cina. Masuknya Agama Islam ke Cina melalui darat dan laut. Pada persebaran Agama Islam yang melalui darat di awali dari Arab sampai kebagian barat Laut Cina dengan melewati Persia dan Afganistan. Jalan ini sering dikenal sebagai jalur sutra. Sedangkan perjalanan laut 122
Ibid., hlm. 226
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
63 yaitu dari Teluk Persia dan Laut Arab sampai ke pelabuhan-pelabuhan di Cina seperti Guangchou, Quanchou, Hangchou dan Yangchou yang sebelumnya melalui Teluk Benggala, Selat Malaka dan Laut Cina Selatan. Pada sekitar abad ke 7 M dan ke 8 M hubungan antara Cina dengan Arab semakin baik. Kerajaan Arab telah 37 kali mengirimkan utusannya ke Cina selama 147 tahun. Para pedagang Arab dan Persia yang berniaga ke Cina pada umumnya orang Islam. Para pedagang Arab dan Persia datang ke Cina secara perorangan dan kemudian menikah dengan wanita Cina setempat. Keturunannya dari generasi kegenerasi memeluk Agama Islam dan menjadi penduduk Cina Islam. Hal ini membuat tersebarnya Agama Islam di berbagai daerah yang ada di Cina dan terjadinya perpaduan kebudayaan antara Cina dengan kebudayaan Islam yang berasal dari Asia Tengah, sehingga adanya bangunan masjid di Cina yang menyerupai pagoda/klenteng yang terdapat di Provinsi Yunnan Cina. Pada abad ke 13 M banyak orang-orang beragama Islam di Asia Tengah dan Asia Barat menjadi tentara Mongol dalam ekspedisi ke barat yang dipimpin oleh Genghis Khan. Mereka sebagian besar terdiri dari prajurit, tukang kayu, pandai besi dan sebagainya, ikut dalam ekspedisi ke barat bersaman dengan tentara Mongol. Umumnya orang-orang yang berasal dari Asia Barat dan Asia Tengah disebut sebagai Bangsa Se Mu. Setalah berkuasanya Dinasti Han di Cina, Bangsa Se Mu yang Agama Islam menjadi prajurit kekaisaran dan kemudian membangun masjid sebagai tempat peribadatan di berbagai tempat yang mendapat izin dari Kaisar
pada masa Dinasti Han menguasai Cina. Sejak itu mulai
tersabarnya Agama Islam di seluruh Cina.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
64 Pada masa Dinasti Yuan terdapat pejabat tinggi yang memeluk Agama Islam, diantaranya Syadina Syamudin 1211-1279, yang telah berjasa dalam memimpin pembangunan dan penyebaran Agama Islam di Provinsi Yunnan dan daerah lainnya. Laksamana Cheng Ho merupakan keturunan ke 6 dari Syadina Syamudin. Pada masa pemerintahan Dinasti Ming juga memberikan perhatian kepada tokoh-tokoh Muslim terbaik, untuk mendirikan masjid-masjid dan menghormati Agama Islam.123 Diutusnya Laksamana Cheng Ho dalam ekspedisi pelayaran ke Samudera Selatan oleh Dinasti Ming pada masa pemerintahan Kaisar Yongle, terjadinya penyebaran Agama Islam oleh Laksamana Cheng Ho dan para pengikutnya pada saat melakukan ekspedisi pelayaran ke Samudera Selatan. 2. Penyebaran Agama Islam di Nusantara Lakasmana Cheng Ho merupakan seorang laksamana yang beragama Islam. Sebagai seorang muslim yang saleh Laksamana Cheng Ho telah banyak melakukan kegiatan Agama Islam di Cina dan itu didukung oleh kaisar masa Dinasti Ming. Sebagai Laksamana yang mendapat tugas dari kekaisaran untuk melakukan ekspedisi ke Samudera Selatan, Laksamana Cheng Ho juga mengambil tindakan untuk menyebarkan Agama Islam di negeri-negeri yang di kunjunginya. Kedatangan Laksamana Cheng Ho ke Nusantara yang ada di Palembang, Semarang dan daerah lainnya menyebabkan terjadinya penyebaran Agama Islam yang dilakukan oleh Laksamana Cheng Ho.
123
Kong Yuanzhi, Muslim Tionghoa Cheng Ho Misteri Perjalanan Muhibah di Nusantara, Jakarta, Pusaka Populer Obor, 2000, hlm. 278
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
65 Singgahnya Laksamana Cheng Ho di Palembang menjadi awal penyebaran Agama Islam di Nusantra, pengaruh Laksamana Cheng Ho di Palembang dalam penyebaran Agama Islam dengan membuat komunitas Islam yang ada di Palembang yang kemudian dikelola oleh orang-orang Cina yang beragama Islam. Selain itu, berlabuhnya armada Laksamana Cheng Ho di Simongan, Semarang, seperti yang diketahui di Gedong Batu, terkenal sebagai bekas tempat persinggahan Cheng Ho di Semarang pada abad ke 15 dikarenakan juru mudi armada Laksamana Cheng Ho yang bernama Wang Jinghong mengalami sakit keras dan singgah di Simongan untuk mengobati Wang Jinghong. Singgahnya Laksamana Cheng Ho di Simongan, juga menyebarkan Agama Islam di sekitar Gedong Batu yang menjadi tempat pengobatan Wang Jinghong dan peristirahatan, dan Gedong Batu yang kemudian dijadikan sebagai masjid oleh Laksamana Cheng Ho dan pada saat ini Gedong Batu yang menjadi tempat pengobatan dan peristirahatan Laksamana Cheng Ho menjadi Klenteng Sam Po Kong yang di bangun oleh orang-orang Cina yang memuja dan mendewakan Laksamana Cheng Ho. Sebagai juru mudi Laksamana Cheng Ho, Wang Jinghong pun giat menyebarkan Agama Islam, sehingga menggunakan sebagian besar waktunya untuk mengajar orang-orang Cina beragama Islam yang datang ke Nusantara serta masyarakat pribumi. Penyebaran Agama Islam yang dilakunakan oleh Laksaman Cheng Ho dan awak kapal armadanya tidak hanya untuk orang-orang Cina yang datang ke Nusantara melainkan juga penyebaran Agama Islam kepada masyarakat yang ada di Nusantara. Hal ini menjadikan Laksamana Cheng Ho disebut sebagai tokoh
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
66 Islam penting pertama yang berkunjung ke Pulau Jawa. Sebelum kedatangan Laksamana Cheng Ho di Jawa sudah ada muslim Cina di Pulau Jawa, misalnya dalam catatan Ma Huan124 bahwa di kalangan Cina di Pulau Jawa terdapat banyak orang yang memeluk Agama Islam. Penyebaran Agama Islam di tempat-tempat yang menjadi kunjungan dalam ekspedisi Laksamana Cheng Ho dan para pengikutnya mengambil keputusan untuk menyebarkan Agama Islam di AsiaAfrika dan Nusantara. Selama tujuh kali melakukan ekspedisi pelayaran ke Samudera Selatan pada tahun 1405-1433 M, Laksamana Cheng Ho selalu singgah di kepulauan Nusantara. Selama kunjungannya secara aktif menyebarkan Agama Islam di Nusantara dan ditempat lain yang di kunjunginya. Kunjungan Laksamana Cheng Ho yang memberi pengaruh terhadap persebaran Agama Islam di Nusantara, sehingga munculnya komunitas-komunitas Agama Islam Cina di Nusantara, dengan adanya bangunan masjid seperti di Cirebon, Tuban, Palembang, Gersik, dan tempat lainnya. Tempat-tempat ini juga merupakan daerah pesisir yang banyak disinggahi oleh para pedagang dari berbagai mancanegara. Komunitas Islam yang dibentuk oleh Laksamana Cheng Ho tersebut yang selanjutnya menyebarkan Agama Islam kepada penduduk-penduduk yang ada di Nusantara.125 3. Pemujaan Terhadap Laksamana Cheng Ho Pemujaan Laksamana Cheng Ho yang terjadi di Jawa dan juga tempattempat lainnya di Asia Tenggara yang menjadi tempat persinggahan Laksamana 124 125
Ma Huan merupakan seorang Cina muslim yang menulis kronik perjalanan ekspedisi Cheng Ho pada abad ke-15. Kong Yuanzhi, Silang Budaya Tiongkok-Indonesia, Jakarta, Buana Ilmu Populer, 1999, hlm. 26
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
67 Cheng Ho. Persinggungan agama setelah era Laksamana Cheng Ho singgah di Nusantara, menunjukan adanya hubungan konflik yang terjadi antara Cina muslim dengan Cina perantauan. Konflik yang terjadi antara Cina muslim dan Cina perantauan didasari oleh Laksamana Cheng Ho yang merupakan seorang tokoh yang dipuja oleh orang-orang Cina muslim maupun Cina imigran. Bagi kelompok Cina muslim Laksamana Cheng Ho merupakan tokoh penggerak dalam pertumbuhan pesat Islam di kalangan orang Cina di Kepulauan Melayu. Sehingga sepeninggal Laksamana Cheng Ho, komunitas muslin yang ada di Semarang menyelenggaran Shalat Ghib. Hal ini dikarenakan Islam melarang pemasangan dan pemujaan patung dan Laksamana Cheng Ho diabadikan melalui legendalegenda oleh komunitas Cina Muslim. Pemujaan bagi Cina perantauan atau bagi Cina non muslim, Laksamana Cheng Ho merupan tokoh yang heroik sebagai pelindung dan penjaga orang Cina perantauan, hal ini di sebabkan adanya gelombanga pasang yang di alami oleh kelompok Cina perantauan, kemudian redanya gelombang pasang setelah kemataian Laksamana Cheng Ho. Sehingga kelompok Cina perantauan mulai mendewakan dan mengubah masjid yang pernah dibangun oleh Laksamana Cheng Ho menjadi klenteng. Seperti yang terjadi di Semarang Masjid yang bergaya arsitektur Cina peninggalan Laksamana Cheng Ho diubah menjadi klenteng Sam Po Kong yang dipersembahkan untuk Laksamana Cheng Ho, sehingga mulai berkembang pemujaan terhadap Laksamana Cheng Ho. Dalam ritual pemujaan rakyat Cina, para pahlawan dalam sejarah Cina dengan biografi-biografi yang terkumpul didewakan karen perilaku dari tokoh semasa hidup patut diteladani.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
68 Seperti Cheng Ho sebgai Dewa Laut, Mazu sebagai Dewi Laut, Guan Yin sebagai Dewi Kerahiman dan lain sebagainya.126 C. Dampak Arsitektur Ekspedisi Laksamana Cheng Ho Ke Nusantara Laksamana Cheng Ho merupakan bahariwan besar yang telah melakukan ekspedisi pelayaran ke berbagai negara di Asia maupun di Afrika. Terkenalnya Laksamana Cheng Ho juga memiliki keahlian lebih dalam hal arsitrktur pembangunan. Ketika Laksamana Cheng Ho menjabat sebagai kasim di istana Dinasti Ming, Laksamana Cheng Ho pernah memimpin pembangunan untuk berbagai kuil, pagoda maupun masjid yang ada di Cina, seperti pagoda di Kuil Balas Budi di Nanjing yang merupakan karya dari Laksamana Cheng Ho. Keahlian arsitektur juga mempengaruhi daerah-daerah yang menjadi persinggahan ekspedisi Laksamana Cheng Ho di Nusantara. Seperti di kelenteng Sam Po Kong di Semarang, yang awalnya merupakan masjid dan memiliki kesamaan dengan masjid-masjid yang ada di Cina Selatan. Hal ini memiliki kesamaan diantara keduanya memiliki bentuk pagoda, tiang yang tinggi, atap yang datar, pinggiran atap yang menggelombang, serambi yang berliku-liku. Hal ini memiliki persamaan antara masjid-masjid di Cina Selatan, dan sama dengan bangunan kelenteng yang dibangun oleh Cheng Ho di Nusantara. Kelenteng Sam Po Kong di Semarang yang asalnya merupakan masjid yang di bangun oleh Laksamana Cheng Ho.
126
Tan Ta Sen, Cheng Ho Penyebar Islam Dari China ke Nusantara, Jakarta, Buku kompas, 2010, hlm. 242
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
69 Dengan kedatangan Laksamana Cheng Ho sehingga memunculkan perkampungan Cina di Nusantara, seperti rumah-rumah yang ada di Semarang yang di bangun oleh awak kapal Laksamana Cheng Ho dan para orang Cina yang menetap di Semarang, sehingga memberikan pengaruh terhadap arsitektur yang ada di Nusantara. Daerah pantai-pantai utara Pulau Jawa banyak terdapat bangunan-bangunan dengan gaya Cina. Rumah-rumah di pantai utara Pulau Jawa mendapatkan pengaruh dari Cina, dengan memiliki ciri-ciri dibagian atap rumahnya memiliki kemiripan dengan atap rumah yang bercorak Cina. Hal ini telah menunjukan bahwa pengaruh kebudayaan dalam segi arsiektur telah dapat diterima oleh masyarakat di Nusantara. juga adanya pengaruh dari bangunan masyarakat Jawa terhadap bangunan orang-orang Cina yang ada di Nusantara. Bentuk rumah yang besar yang memperlihatkan pengaruh kebudayaan Jawa dengan Cina. Hingga pada saat ini masih dapat ditemukan pada beberapa temapat di kampung Cina, arsitektur yang ada pada rumah-rumah Cina di Nusantara yang memiliki perpaduan kebudayaan dengan masyarakat Jawa. Pada rumah-rumah Cina yang ada di Jawa memiliki pendopo dibagian depannya dan di bagian belakangnya dihubungkan dengan rumah-rumah besar. Dibagian pendopo rumah Cina juga memiliki tiang-tiang besar sebagai penyangga atapnya, ini juga memiliki kesamaan dengan rumah rumah yang ada di Jawa yang bermotif joglo, yang memiliki pendopo juga terhubung dengan ruangan-ruangan besar lainnya. Pada pagian pendopo di rumah-rumah jawa memiliki tiang-tiang besar yang
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
70 menyangga atap rumah. Ini menunjukan pengaruh antara kedua kebudayaan Cina dengan Nusantara dapat terlihar dari segi arsitektur bangunan rumah.127 Pengaruh Laksamana Cheng Ho terlihat pada bentuk arsitektur masjid yang ada di Nusantara. Muslim Cina yang di bentuk oleh Laksamana Cheng Ho ikut berperan aktif dalam pembangunan masjid-masjid yang ada di Cirebon, Tuban, gersik dan Palembang. Masjid-masjid yang dibangun atau yang pembangunannya diikuti oleh orang Cina di Nusantara, menunjukan gaya bangunan masjid model istana Cina. Bentuk masjid model istana Cina memiliki ciri-ciri berupa ruang sembahyang mobel ruang besar dan menara azan model rumah loteng, seperti Masjid Xianhe di Yuangzhou Cina. Bangunan masjid yang ada di Pulau Jawa seperti Masjid Demak, Masjid Solo, Masjid Yogyakarta, Masjid Banten dan yang lainnya di Pulau Jawa. Memiliki kesamaan dengan masjid yang ada di Cina Selatan dengan model istana Cina. Hal ini, telah menunjukan adanya interaksi antara kebudayaan Cina dengan kebudayaan lokal yang ada di Nusantara.128
127 128
Onghokham, Riwayat Tionghoa Peranakan Jawa, Jakarta, Komunitas Bambu, 2009, hlm. 37 Kong Yuanzhi, Silang Budaya Tiongkok-Indonesia, Jakarta, Buana Ilmu Populer, 1999, hlm. 352
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB V KESIMPULAN Berdasarkan pembahasan mengenai Sejarah Ekspedisi Laksamana Cheng Ho dari Cina ke Nusantara pada tahun 1405–1433, di bahas tiga permasalahan yaitu pertama, latar belakang ekspedisi Laksamana Cheng Ho dari Cina ke Nusantara pada tahun 1405-1433. Kedua, proses dan berakhirnya ekspedisi Laksamana Cheng Ho dari Cina ke Nusantara pada tahun 1405-1433. Ketiga, dampak ekspedisi Laksamana Cheng Ho bagi Nusantara. Berdasarkan uraian tersebut di atas maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1.
Latar belakang ekspedisi Laksamana Cheng Ho pada masa Dinasti Ming untuk mengembalikan kejayaan Cina dengan menjalin hubungan persahabatan antara kekaisaran Cina dengan kerajaan-kerajaan yang ada di mancanegara maupun kerajaan-kerajaan di Nusantara. Perdagangan antara Cina dan Nusantara sudah lama terjadi sebelum adanya ekspedisi Laksamana Cheng Ho, perdagangan yang terjadi menguntungkan kedua belah pihak, oleh sebab itu pada masa ekspedisi Laksamana Cheng Ho, mengamankan jalur perdagangan Cina dari bajak laut. Sangatlah penting keamanan yang dilakukan Laksamana Cheng Ho di Laut Cina Selatan karena jalur tersebut merupakan pusat jalur pelayaran perdagangan mancanegara.
2.
Ekspedisi pelayaran yang dilakukan oleh Laksamana Cheng Ho ke Samudera Selatan pada tahun 1405-1433 juga menyinggahi beberapa daerah yang ada di 71
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
72
Nusantara. Laksamana Cheng Ho pernah mengunjungi Samudera Pasai, Lamburi, Palembang, Malaka, Majapahit, dan Semarang. Dalam ekspedisi pelayaran ke Nusantara Laksamana Cheng Ho memberikan hadiah dari kekaisaran Cina kepada kerajaan-kerajaan yang dikunjunginya, sehingga terjadinya hubungan baik antara kekaisaran Dinasti Ming dengan kerajaankerajaan di Nusantara. Disamping itu juga dengan kunjungan Laksamana Cheng Ho ke Nusantara membuat semakin banyaknya orang-orang Cina yang datang ke Nusantara untuk melakukan perdagangan. Ekspedisi besar Laksamana Cheng Ho pada masa Dinasti Ming berakhir setelah wafatnya Laksamana Cheng Ho. Ekspedisi besar selanjutnya tidak ada lagi karena tidak ada lagi laksamana besar yang mampu memimpin ekspedisi-ekspedisi besar Dinasti Ming maupun dinasti lainnya di Cina. 3.
Ekspedisi pelayaran yang dipimpin oleh Laksamana Cheng Ho masa Dinasti Ming memberikan dampak bagi Nusantara. Dampak bagi Nusantara dalam bidang budaya, bidang agama, dan bidang arsitektur, pada bidang budaya dampaknya yaitu adanya peringatan pelayaran Laksamana Cheng Ho yang dilaksanakan berbagai daerah-daerah di Nusantara, dan juga adanya perpaduan kebudayaan pada seni dan sastra setelah kedatangan Laksamana Cheng Ho ke Nusantara. Pada bidang agama dikenalnya Laksamana Cheng Ho sebagai penyebar Agama Islam di Nusantara, seperti halnya yang ada di Semarang, Malaka dan Palembang, sebagian ajaran Agama Islam yang ada di daerah tersebut merupakan warisan peninggalan Laksamana Cheng Ho. Ekspedisi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
73
Laksamana Cheng Ho memberikan pengaruh pada Nusantara, hingga saat ini orang-orang Islam maupun orang Cina menghormati Laksamana Cheng Ho yang merupakan sebagai tokoh yang berpengaruh. Pada bidang arsitektur yaitu terjadinya perpaduan antara kedua kebudayaan Cina dengan Nusantara, sehingga hasil arsitektur yang ada di Nusantara memiliki kesamaan dengan yang ada di Cina setelah kedatangan Laksamana Cheng Ho di Nusantara. Hasil dari budaya, agama dan arsitektur dari Laksamana Cheng Ho dapat di terima oleh masyarakat di Nusantara, ini disebabkan interaksi yang baik antara orang-orang Cina dengan masyarakat yang ada di Nusantara. Kedatangan Laksamana Cheng Ho ke Nusantara menjadikan adanya Ciri khas dari daerah-daerah yang mendapatkan pengaruh dari Laksamana Cheng Ho.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR PUSTAKA Sumber Buku : Benny G. Setiono. (2002). Tionghoa Dalam Pusaran Politik. Jakarta: Elkasa. Berg Den Van. (1952). Dari Penanggung Peristiwa Sejarah Dunia. Jakarta: Groningen. Budiman Amen. (1978). Semarang Riwayatmu Dulu. Semarang: Tanjung Sari. Daut Darmawan. (2008). Ekspedisi Laut Tangguh Dunia. Yogyakarta: Pinus Book Publisher. Esa Damar Pinuluh. (2010). Pesona Majapahit. Jogjakarta: Buku Biru. Harrison Brian. (1966). Asia Tenggara Suatu Sejarah Ringkas. Kuala Lumpur: Badan Bahasa dan Pustaka Kementrian Pelajaran Malaysia. Hidajat. (1977). Masyarakat dan Kebudayaan Cina Indonesia. Bandung: Tarsito. Ivan Taniputera. (2009). History Of China. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media. I Wayan Badrika. (2006). Sejarah Untuk SMA Kelas XI Program Ilmu Pengetahuan Alam, Jilid 2.Jakarta: Erlangga. Kong Yuanzhi. (1999). Silang Budaya Tiongkok-Indonesia. Jakarta: Buana Ilmu Populer. __________. (2000). Muslim Tionghoa Cheng Ho Misteri Perjalanan Muhibah di Nusantara. Jakarta: Pustaka Populer Obor. __________. (2013). Cheng Ho Muslim Tionghoa Misteri Perjalanan Muhibah di Nusantara. Jakarta: Pusaka Obor. 74
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
75
Liang Liji. (2012). Dari Relasi Upeti Ke Mitra Strategi 2000 Tahun Perjalanan Hubungan Tiongkok-Indonesia. Jakarta: Buku Kompas. Marwati Djoened Poespongoro, Nugroho Notosusanto. (1984). Sejarah Nasional Indonesia II. Jakarta: Balai Pustaka. __________. (1984). Sejarah Nasional Indonesia III. Jakarta: Balai Pustaka. Mohammad Said. (2007). Aceh Sepanjang Abad. Medan: Harian Waspada Medan. Negah Bawa Atmaja. (2010). Genealogi Keruntuhan Majapahit Islamisasi, Toleransi, dan Pertahanan Agama Hindu di Bali. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Nio Joe Lan. (1952). Tiongkok Sepanjang Abad. Jakarta: Balai Pustaka. Onghokham. (2009). Riwayat Tionghoa Peranakan Jawa. Jakarta: Komunitas Bambu. Purwanto. (2009). Sejarah Cina Klasik. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma. Ricklefs Marle Calvin. (2008). Sejarah Indonesia Moderen 1200-2008. Jakarta: Serambi Ilmu Semesta. Ricklefs Marle Calvin, Bruce Lockhart, dkk. (2010). Sejarah Asia Tenggara Dari Masa Prasejarah Sampai Kontemporer. Jakarta: Komunitas Bambu. Sie Tjoen Lay, dkk. (1960). Disekitar Sejarah Indonesia-Tiongkok. Bandung: K.P.P.K. Suryono. (2003). Peperangan Kerajaan di Nusantara. Jakarta: Grasindo. Tan Ta Sen. (2010). Cheng Ho Penyebar Islam Dari China ke Nusantara. Jakarta: Buku kompas.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
76
Usman Rani. (2009). Etnis Cina Perantauan di Aceh. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia. Unknowen Author. (1985). Cina Semilyar Wajah. Jakarta: pustaka Aset. Vlekke Bernard. (2008). Nusantara Sejarah Indonesia. Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedis. Website : http://chengho3.blogspot.com/2013/09/laksamana-cheng-ho.html.
diakses
pada
tanggal 18 Januari 2015. http.//ejarahbudayanusantara.weebly.com/kerajaan-majapahit. diakses pada tanggal 15 Januari 2015. http://id.wikipedia.org/wiki/Cheng_Ho. diakses pada tanggal 18 januari 2015. https://notes/tionghoa-indonesia/-awal-kedatangan-orang-tionghoa-ke
Nusantara.
diakses pada tanggal 15 Januari 2015. https://templesymbolchineseculture.files.wordpress.com
semarang-sejarah-umum-
sam-poo-tay-djien. diakses pada tanggal 18 Januari 2015. http://wangtepus.blogspot.com/2013/01/laksamana-cheng-ho-bentuk-baba nyonya.html. diakses pada tanggal 18 Januari 2015. http://wikipedia.org/wiki/Kesultanan Lamuri. diakses pada tanggal 15 Januari 2015. http://xuezhengdao.com/539/sam-po-kong-laksamana-ceng-he. diakses pada tanggal 18 januari 2015.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
LAMPIRAN
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 1 SILABUS Nama Sekolah Kelas /Semester Tahun Pelajaran Jenjang Mata Pelajaran Standar Kompetensi Kompetensi Dasar
: SMA N 1 Depok Yogyakarta : XI /1 : 2014/2015 : SMA : Sejarah : 1. Menganalisis perjalanan bangsa Indonesia pada masa negara-negara tradisional.
Materi Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran
Indikator
Penilaian Alokasi Sumber/Bah Waktu an Teknik Bentuk Contoh /Alat Instrumen Instrumen 1.3 Menganalisis Perkembangan Membaca buku Sumber: Mendeskri 1. Portofolio 1. Makalah 1. Buatlah pengaruh agama dan makalah . . teks, browsing psikan I Wayan perkembang kebudayaan tentang internet dan latar Badrika. an agama Islam di ekspedisi berdiskusi dengan belakang (2006). dan Laksamana Indonesia teman tentang ekspedisi Sejarah kebudayaan Cheng Ho ekspedisi Laksaman Untuk SMA Latar Islam 2 x 45 ke Laksamana Cheng a Cheng Kelas XI belakang terhadap Nusantara menit Ho dari Cina ke Ho dari Program ekspedisi masyarakat pada tahun Nusantara pada Cina ke Ilmu Laksamana di berbagai 1405-1433. tahun 1405-1433. Pengetahuan Nusantara Cheng Ho ke daerah di pada tahun Alam, Jilid Berdiskusi dan Nusantara. 2. Menganalis Indonesia. 14052.Jakarta: Tanya jawab 2. Tes 2. Uraian. Proses dan is latar Erlangga. 1433. untuk Tertulis berakhirnya belakang mendapatkan Mendeskri Benny G. ekspedisi ekspedisi penjelasan tentang psikan Setiono. 77
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 1 Laksamana materi ekspedisi Cheng Ho Laksamana Cheng dari Cina ke Ho dari Cina ke Nusantara. Nusantara pada tahun 1405-1433. Dampak ekspedisi Mengumpulkan informasi dan data Laksamana terkait dengan Cheng Ho pertanyaan tentang bagi latar belakang, Nusantara. proses, berakhirnya dan dampak ekspedisi Laksamana Cheng Ho dari Cina ke Nusantara pada tahun 1405-1433 melalui bacaan, internet dan sumber-sumber lainnya. Menganalisis informasi yang didapat dari sumber tertulis atau internet serta sumber lainnya
proses dan berakhirny a ekspedisi Laksaman a Cheng Ho dari Cina Ke Nusantara pada tahun 3. Unjuk Kerja 14051433. Menganali sis dampak ekspedisi Laksaman a Cheng Ho bagi Nusantara.
Lakasaman a Cheng Ho ke Nusantara.
3. Diskusi 3. Buatlah kelompok diskusi yang terdiri dari 3 – 4 2 x 45 orang. menit Dengan tema tentang ekspedisi Laksamana Cheng Ho dari Cina ke Nusantara pada tahun 1405-1433.
(2002). Tionghoa Dalam Pusaran Politik. Jakarta: Elkasa. Ivan Taniputera. (2009). History Of China. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media. Kong Yuanzhi. (2013). Cheng Ho Muslim Tionghoa Misteri Perjalanan Muhibah di Nusantara. Jakarta: Pusaka 78
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
潟海で[ 配 還 ≫ 〓J
に目9日お∽出“画 寵 罵 ¨∞遍 口OQ
引 づ o目 ∞口oJ0
∽一 一 OOQ∽贅o まて、日ぉ づ
“口o調0 ‘薇雷ヨ●0 鳴 ロ
O脳 “口︼0 ︻ 無︺ O O目
. め∞寸 [︲00ヾ﹁ CづJに一
ョ 出〓︻
︻ 澤じやに熱“でLo口︼
濠ざ“︻∞目“一 口0一 ・ 口に︻ ●Q口︼﹁ ∽〇当
C“づ に、口 “︼oρ 鋼 J 脳 、 ∞d“〓扇︻ ∽C∽〇︼Q ︵ Op
CでにQ Cョ”一 目に∽●Z
C“づ ∞d電5“Q
バ000
” “︻ ●0尊乙
・ Qo∽口〇脳 “一〇飩 ‘
事 ぢ 餞﹄oぉo飩・
ご∽︼ づoQ∽黎o “や oQ ︼“o日 C由︶‘
おお 起 お∽■Z
■ に︻く
ぉ0 ∩Oa ‘ [
︼Oやい 0 日 〇︼
‘tぉ翼ヽ、∞O ど 0でバ トベ ヘ 崎︼ON 一 ヽ
ト
Q
﹃ ヽ毯ミ、ミ毯哺
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 80
Lampiran 2 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Nama Sekolah
: SMA N 1 Depok Yogyakarta
Mata Pelajaran
: Sejarah
Kelas/Semester
: XI/1
Materi Pokok
: Perkembangan agama dan kebudayaan Islam di Indonesia
Alokasi Waktu
: 2 x 45 menit
1. Standar Kompetensi Menganalisis
perjalanan
bangsa
Indonesia
pada
masa
negara-negara
tradisional. 2. Kompetensi Dasar Menganalisis pengaruh perkembangan agama dan kebudayaan Islam terhadap masyarakat di berbagai daerah di Indonesia. 3. Indikator a. Kognitif : Menjelaskan pengaruh perkembangan agama dan kebudayaan Islam terhadap masyarakat di berbagai daerah di Indonesia. Produk: Mengidentifikasi perjalanan bangsa Indonesia pada masa negara-negara tradisional. Proses : Mendeskripsikan latar belakang ekspedisi Laksamana Cheng Ho dari Cina ke Nusantara pada tahun 1405-1433. Mendeskripsikan proses dan berakhirnya ekspedisi Laksamana Cheng Ho dari Cina Ke Nusantara pada tahun 1405-1433. Menganalisis dampak Nusantara.
ekspedisi
Laksamana Cheng Ho
bagi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 81
Lampiran 2 b. Afiktif : Karakter pribadi
:
Menerima pendapat orang lain dalam proses pembelajaran mengenai materi pengaruh perkembangan agama dan kebudayaan Islam terhadap masyarakat di berbagai daerah di Indonesia. Keterampilan sosial : Bekerjasama dengan kelompok lain dalam membahas materi pengaruh perkembangan agama dan kebudayaan Islam terhadap masyarakat di berbagai daerah di Indonesia. c. Psikomotor: Mempesentasikan
mengenai
pengaruh
perkembangan
agama
dan
kebudayaan Islam terhadap masyarakat di berbagai daerah di Indonesia. 4. Tujuan Pembelajaran a. Kognitif : Peserta didik mampu untuk menjelaskan pengaruh perkembangan agama dan kebudayaan Islam terhadap masyarakat di berbagai daerah di Indonesia. Produk : Peserta didik mampu untuk mengidentifikasi perjalanan bangsa Indonesia pada masa negara-negara tradisional. Proses : Peserta didik mampu mendeskripsikan latar belakang ekspedisi Laksamana Cheng Ho dari Cina ke Nusantara pada tahun 1405-1433. Peserta didik mampu mendeskripsikan proses dan berakhirnya ekspedisi Laksamana Cheng Ho dari Cina Ke Nusantara pada tahun 1405-1433. Peserta didik mampu menganalisis dampak ekspedisi Laksamana Cheng Ho bagi Nusantara. b. Afektif : Karakter pribadi
:
Peserta didik mampu untuk menerima
pendapat orang lain dalam
proses pembelajaran mengenai materi pengaruh perkembangan agama
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 82
Lampiran 2 dan kebudayaan Islam terhadap masyarakat di berbagai daerah di Indonesia. Karakter sosial
:
peserta didik mampu untuk bekerjasama dengan kelompok lain dalam membahas materi pengaruh perkembangan agama dan kebudayaan Islam terhadap masyarakat di berbagai daerah di Indonesia. c. Psikomotor : Siswa mampu mempresentasikan di depan kelas mengenai pengaruh perkembangan agama dan kebudayaan Islam terhadap masyarakat di berbagai daerah di Indonesia. 5. Materi Pembelajaran Perkembangan agama dan kebudayaan Islam di Indonesia. a. Latar belakang ekspedisi Laksamana Cheng Ho ke Nusantara. 1) Menjalin hubungan persahabatan kekaisaran Cina dengan kerajaankerajaan di Nusantara. 2) Hubungan perdagangan antara Cina dengan Nusantara. 3) Mengamankan
jalur
pelayaran
perdagangan
Cina
dengan
Nusantara dari para bajak laut. b. Proses dan berakhirnya ekspedisi Laksamana Cheng Ho dari Cina ke Nusantara pada tahun 1405-1433. 1) Proses ekspedisi Laksamana Cheng Ho Ke Nusantara 2) Berakhirnya ekspedisi Laksamana Cheng Ho. c. Dampak ekspedisi Laksamana Cheng Ho bagi Nusantara. 1) Dampak budaya ekspedisi Laksamana Cheng Ho di Nusantara. 2) Dampak dalam bidang agama ekspedisi Laksamana di Nusantara. 3) Dampak arsitektur ekspedisi Laksamana Cheng Ho di Nusantara. 6. Model dan Metode Pembelajaran a. Model Pembelajaran
: Contextual Teaching and Learning (CTL)
b. Metode Pembelajaran
: Diskusi kelompok, tanya jawab dan
penugasan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 83
Lampiran 2
7. Kegiatan Pembelajaran No.
Kegiatan
1.
Kegiatan Awal a) Apersepsi Guru mengucapkan slam pembuka. Guru membuka pertemuan dengan doa. Guru mengabsen kehadiran peserta didik. Kemudian mempersiapkan peserta didik untuk memulai pelajaran, dengan nengajukan beberapa pertanyaan berkaitan dengan materi ekspedisi Laksamna Cheng Ho dari Cina ke Nusantara pada tahun 1405-1433. Misalnya: Siapa Laksamana Cheng Ho itu? b) Motivasi Guru memberikan pertanyaan kepada peserta didik mengenai ekspedisi Laksamana Cheng Ho. Contoh apa latar belakang ekspedisi Laksamana Cheng Ho? Menunjukkan gambar-gambar jalur ekspedisi Laksamana Cheng Ho dan peninggalannya. c) Orientasi Guru menyampaikan tujuan pembelajaran. Kegiatan Inti a) Eksplorasi Guru menjelaskan tentang sejarah Laksamana Cheng Ho dari Cina ke Nusantara. Guru menjelaskan model pembelajaran yang akan digunakan. Guru menerapkan model pembelajaran. Contoh penerapan model pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL). Guru membagi peserta didik beberapa kelompok dengan cara berhitung 1-5 yang selanjudnya siswa berkumpul sesuai dengan kelompok yang telah diperoleh. (Nilai yang ditanamkan: jujur, disiplin, rasa ingin tahu, gemar membaca, menghargai suatu peristiwa, bisa berefleksi). b) Elaborasi Penugasan diskusi kelompok berdasarkan materi tentang ekspedisi Laksamana Cheng Ho dari Cina ke Nusantara pada tahun 1405-1433.
2.
Waktu
15 menit
60 menit
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 84
Lampiran 2
3.
Hasil dari diskusi selanjutnya Setiap kelompok mempresentasikan hasil dari diskusi kelompoknya di depan kelas. Secara bergantian seterusnya. Guru menjelaskan melalui pertanyaan yang belum di mengerti, c) Konfirmasi Menyimpulkan tentang hal-hal yang belum diketahui peserta didik mengenai materi ekspedisi Laksamana Cheng Ho dari Cina ke Nusantara pada tahun 1405-1433. Memberikan penegasan kembali tentang materi ekapedisi Laksamana Cheng Ho dari Cina ke Nusantara pada tahun 1405-1433 yang masih kurang jelas dan sulit dipahami peserta didik. Penutup a) Merangkum Guru dan peserta didik membuat kesimpulan tentang materi ekspedisi Laksamana Cheng Ho dari Cina ke Nusantara pada tahun 1405-1433, yang dibahas pada hari itu. b) Refleksi Guru dan peserta didik bersama-sama melakukan refleksi tentang materi ekspedisi Laksamana Cheng Ho dari Cina ke Nusantara pada tahun 1405-1433, yang sudah didapat dan nilai-nilai yang mereka dapat setelah mempelajari ekspedisi Laksamana Cheng Ho dari Cina ke Nusantara pada tahun 1405-1433. c) Tindak Lanjut Guru memberikan tugas mempelajari dan membuat makalah materi selanjutnya, tentang peran wali songo di Nusantara, hasil dari makalah selanjutnya akan di presentasikan di depan kelas.
8. Alat/Media/Sumber Belajar 1. Media
: Power Point, gambar, LKS, peta.
2. Alat
: LCD, laptop, spidol, white board.
3. Sumber Belajar
:
a. Sumber buku
15 menit
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 85
Lampiran 2 I Wayan Badrika. (2006). Sejarah Untuk SMA Kelas XI Program Ilmu Pengetahuan Alam, Jilid 2.Jakarta: Erlangga. Benny G. Setiono. (2002). Tionghoa Dalam Pusaran Politik. Jakarta: Elkasa. Ivan Taniputera. (2009). History Of China. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media. Kong Yuanzhi. (2013). Cheng Ho Muslim Tionghoa Misteri Perjalanan Muhibah di Nusantara. Jakarta: Pusaka Obor. 9. Penilaian Hasil Belajar a. Penilaian Kognitif 1. Soal uraian 1) Menjelaskan latar belakang ekspedisi Laksamana Cheng Ho dari Cina ke Nusantara? 2) Menjelaskan proses ekspedisi Laksamana Cheng Ho dari Cina ke Nusantara? 3) Menjelaskan berakhirnya ekspedisi Laksamana Cheng Ho dari Cina ke Nusantara? 4) Menjelaskan dampak ekspedisi Laksamana Cheng Ho bagi Nusantara? 2. Kunci Jawaban Uraian 1) Ekspedisi ke Nusantara Laksamana Cheng Ho atas perintah Dinasti Ming, dengan tujuan untuk mengankat kejayaan Dinasti Ming, menjalin hubungan persahabatan dan perdagangan serta mangamankan jalur perdagangan antara Cina dengan negeri-negeri yang ada di Asia Tenggara dan Nusantara. tujuan ini sangatlah penting dalam perjasama antara kekaisaran Cina dengan negeri-negeri yang ada di Nusantara, ini membuat banyaknya utusan-utusan kerajaan yang di kunjungi Laksamana Cheng Ho, datang ke Cina untuk memberikan upeti kepada kekaisaran Cina. 2) Ekspedisi pelayaran yang dilakukan oleh Laksamana cheng Ho ke Samudera Selatan pada tahun 1405-1433, juga menyinggahi beberapa
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 86
Lampiran 2 daerah yang ada di Nusantara, singgahnya Laksamana Cheng Ho dalam pelayaranya yang diantaranya di Samudera Pasai, Palembang, Majapahit, Aceh dan Semarang. Dalam ekspedisi ke Nusantara Laksamana Cheng Ho memberikan hadiah kaisar Cina kepada kerajaankerajaan yang dikunjunginya, sehingga terjadinya hubungan baik antara kekaisaran Dinasti Ming dengan kerajaan-kerajaan di Nusantara. Daerah-daerah yang menjadi kunjungan oleh Laksamana Cheng Ho pastinya mendapatkan pengaruh oleh kebijakan-kebijakan yang diterapkan Laksamana Cheng Ho, seperti yang dilakukan di Malaka Laksamana Cheng Ho terlibat dalam perselisihan Kerajaan Malaka dengan Kerajaan Siam, sehingga dapat menyelesaikan konflik antara Kerajaan Malaka dengan kerajaan Siam. Terjadi kekacauan di Laut Selatan Cina disebabkan oleh para perompak bajak laut yang mengganggu jalur pelayaran perdagangan dan upeti, dapat diselesaikan oleh Laksamana Cheng Ho dan pemimpin dari perompak dapat di adili oleh kaisar Cina. Dengan adanya tindakan Laksamana Cheng Ho yang dapat memberikan kedamaian di Nusantara. 3) Dengan meninggalnya Laksamana Cheng Ho, maka berakhirnya pula masa kejayaan armada pelayaran Cina. Kapal-kapal besar yang digunakan oleh Laksaman Cheng Ho dalam perjalanannya menuju Samudera Selatan tidak pernah digunakan dan dirawat oleh Dinasti Ming, sehingga menjadi lapuk dan tenggelam dengan sendirinya di pelabuhan. Mulai saat inilah Cina mulai melupakan teknologi pembangunan kapal-kapal besar yang di gunakan Laksamana Cheng Ho, dan tidak pernah lagi kapal-kapal besar Cina berlayar di laut. 4) Ekspedisi Laksamana Cheng Ho ke Nusantara memiliki dampak yang ditinggalkan di Nusantara, dampak di Nusantara adanya penyebran agama Islam ke Nusantara
yang dibawa oleh Laksamana beserta
pengikutnya, seperti halnya yang ada di Semarang, Malaka dan Palembang, sebagian ajaran Islam yang ada di daerah ini merupakan warisan peninggalan Laksamana Cheng Ho. Hasil-hasil kebudayaan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 87
Lampiran 2 yang di tinggalkan oleh Laksamana Cheng ho juga memberikan pengaruh pada Nusantara, hingga saat masih dilakuakan oleh orangorang Islam maupun orang Cina yang memuja Laksamana Cheng Ho. Hasil dari kepercayaan maupun kebudayaan Laksamana Cheng Ho dapat di terima oleh masyarakat di Nusantara, ini disebabkan adanya interaksi yang baik antara orang-orang Cian dengan masyarakat yang ada di Nusantara, kedatangan Laksamana Cheng Ho ke Nusantara menjadikan Cirikas dari daerah-daerah yang mendapatkan pengaruh dari Laksamana Cheng Ho. Keterangan Soal uraian no 1 – 4 sekor maksimal 25 Nilai sekor akhir 100 Nilai Akhir = Jumlah Skor Uraian Tindak Lanjut Siswa dinyatakan berhasil apabila memenuhi standar kelulusan minimal sebesar 75%. Siswa diberikan program remidi apabila tidak memenuhi standar kelulusan minimal sebesar 75%. Siswa diberikan program pengayaan apabila memenuhi standar kelulusan minimal sebesar 75% b. Penilaian afektif No.
Sikap/aspek yang dinilai
Penilaian kelompok 1. Menyelesaikan tugas kelompok dengan baik 2. Kerja sama kelompok 3. Hasil tugas Jumlah penilaian kelompok Penilaian individu peserta didik 1. Berani mengungkapkan
Nama kelompok/nama peserta
Nilai kuantitatif
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 88
Lampiran 2 pendapat 2. Berani menjawab pertanyaan 3. Inisiatif 4. Ketelitian Jumlah nilai individu Kriteria penilaian: Kriteria Indikator 80-100
Nilai Kualitatif Memuaskan
Nilai Kuantitatif 4
70-79 60-69 45-59
Baik Cukup Kurang cukup
3 2 1
Tindak Lanjut: 1. Siswa dinyatakan berhasil apabila memenuhi standar kelulusan minimal sebesar 75%. 2. Siswa diberikan program remidi apabila tidak memenuhi standar kelulusan minimal sebesar 75%. 3. Siswa diberikan program pengayaan apabila memenuhi standar kelulusan minimal sebesar 75% c.
Penilaian psikomotor.
No.
Nama Siswa
1. 2. 3. 4. 5.
Ani Ita Iwan Siska Doni
Sikap Kerja/Tingkah Laku
Kecepatan Mengerjakan Tugas
Kemampuan Mengekpresikan Tugas dalam Penampilan Drama
Kriteria Penilaian : Kriteria Indikator 80-100 70-79 60-69 45-59
Nilai Kualitatif Memuaskan Baik Cukup Kurang cukup
Nilai Kuantitatif 4 3 2 1
Jumlah
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
89
Lampiran 2 Tindak Lanjut:
1. Siswa dinyatakan berhasil apabila memenuhi standar kelulusan minimal sebesar
75ol0.
2. Siswa diberikan .program remidi apabila tidak memenuhi kelulusan minimal sebesar
75ol0.
3. Siswa diberikan program pengayaan apabila memenuhi kelulusan minimal sebesar
standar
standar
7 5%o
Yogyakarta,27 ヽ〔ei 2015
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 90
Lampiran 3 Ringkasan Materi Ekspedisi Laksamana Cheng Ho dari Cina ke Nusantara pada tahun 1405-1433 Ekspedisi ke Nusantara Laksamana Cheng Ho atas perintah Dinasti Ming, dengan tujuan untuk mengankat kejayaan Dinasti Ming, menjalin hubungan persahabatan
dan perdagangan
serta
mangamankan
jalur
perdagangan antara Cina dengan negeri-negeri yang ada di Asia Tenggara dan Nusantara. Tujuan ini sangatlah penting dalam perjasama antara kekaisaran Cina dengan negeri-negeri yang ada di Nusantara, ini membuat banyaknya utusan-utusan kerajaan yang di kunjungi Laksamana Cheng Ho, datang ke Cina untuk memberikan upeti kepada kekaisaran Cina. Ekspedisi pelayaran yang dilakukan oleh Laksamana cheng Ho ke Samudera Selatan pada tahun 1405-1433, juga menyinggahi beberapa daerah yang ada di Nusantara, singgahnya Laksamana Cheng Ho dalam pelayaranya yang diantaranya di Kerajaan Samudera Pasai, Palembang, Kerajaan Majapahit, Kerajaan Lambri, Kerajaan Malaka dan Semarang. Dalam ekspedisi ke Nusantara Laksamana Cheng Ho memberikan hadiah kaisar Cina kepada kerajaan-kerajaan yang dikunjunginya, sehingga terjadinya hubungan baik antara kekaisaran Dinasti Ming dengan kerajaan-kerajaan di Nusantara. Daerah-daerah yang menjadi kunjungan oleh Laksamana Cheng Ho pastinya mendapatkan pengaruh oleh kebijakan-kebijakan yang diterapkan Laksamana Cheng Ho, seperti yang dilakukan di Kerajaan Malaka Laksamana Cheng Ho terlibat dalam perselisihan Kerajaan Malaka dengan Kerajaan Siam, sehingga dapat menyelesaikan konflik antara Kerajaan Malaka dengan kerajaan Siam.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 91
Lampiran 3 Terjadi kekacauan di Laut Selatan Cina disebabkan oleh para perompak bajak laut yang mengganggu jalur pelayaran perdagangan dan upeti, dapat diselesaikan oleh Laksamana Cheng Ho dan pemimpin dari perompak dapat diadili oleh kaisar Cina. Dengan adanya tindakan Laksamana Cheng Ho yang dapat memberikan kedamaian di Nusantara. Wafatnya Laksamana Cheng Ho, maka berakhirnya pula masa kejayaan armada pelayaran Cina. Kapalkapal besar yang digunakan oleh Laksaman Cheng Ho dalam perjalanannya menuju Samudera Selatan tidak pernah digunakan dan dirawat oleh Dinasti Ming, sehingga menjadi lapuk dan tenggelam dengan sendirinya di pelabuhan. Mulai saat inilah Cina mulai melupakan teknologi pembangunan kapal-kapal besar yang di gunakan Laksamana Cheng Ho, dan tidak pernah lagi kapal-kapal besar Cina berlayar di laut. Ekspedisi pelayaran yang dipimpin oleh Laksamana Cheng Ho masa Dinasti Ming memberikan dampak bagi Nusantara. Dampak bagi Nusantara dalam bidang budaya, agama, dan arsitektur, pada bidang budaya dampaknya dengan
adanya peringatan
pelayaran
Laksamana
Cheng
Ho
yang
dilaksanakan berbagai daerah di Nusantara dan juga adanya perpaduan kebudayaan pada seni dan sastra setelah kedatangan Laksamana Cheng Ho ke Nusantara. Pada bidang agama dikenalnya Laksamana Cheng Ho sebagai penyebar Agama Islam di Nusantara, seperti halnya yang ada di Semarang, Malaka dan Palembang, sebagian ajaran Islam yang ada di daerah ini merupakan warisan peninggalan Laksamana Cheng Ho. Ekspedisi Laksamana Cheng Ho memberikan pengaruh pada Nusantara, hingga saat ini orang-orang
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 92
Lampiran 3 Islam maupun orang Cina yang menghormati Laksamana Cheng Ho yang merupakan sebagai tokoh yang berpengaruh. Pada bidang arsitektur terjadinya perpaduan antara kedua kebudayaan Cina dengan Nusantara, sehingga hasil arsitektur yang ada di Nusantara memiliki kesamaan dengan yang ada di Cina setelah kedatangan Laksamana Cheng Ho di Nusantara. Hasil dari budaya, agama dan arsitektur dari Laksamana Cheng Ho dapat di terima oleh masyarakat di Nusantara, ini disebabkan interaksi yang baik antara orang-orang Cina dengan masyarakat yang ada di Nusantara. Kedatangan Laksamana Cheng Ho ke Nusantara menjadikan adanya Ciri kas dari daerah-daerah yang mendapatkan pengaruh dari Laksamana Cheng Ho.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
93 Lampiran 4
Peta perjalanan ekspedisi Laksamana Cheng Ho dan armadanya ke Samudera Selatan pada tahun 1405-1433 M http://chengho3.blogspot.com/2013/09/laksamana-cheng-ho.html
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
94 Lampiran 4
Perbandingan Kapal ekspedisi pelayaran armada Laksamana Cheng Ho pada masa Dinasti Ming dengan kapal pelayaran armada Eropa. http://daulahislam.com/unique/sejarah-unique/biografi-dan-expedisilaksamana-muslim-tjeng-ho.html
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
95 Lampiran 4
Klenteng Sam po kong yang berada di Semarang merupakan peninggalan Laksamana Cheng Ho yang awalnya berupa masjid yang kemudian diubah menjadi klenteng sebagai pemujaan kepada Laksamana Cheng Ho bagi masyarakat Cina di Semarang (Dokumen Pribadi)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
96 Lampiran 4
Patung Laksamana Cheng Ho yang berada di Klenteng Sam Po Kong di Semarang. (Dokumen Pribadi)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
97 Lampiran 4
Makam Laksamana Cheng Ho yang beradi di bukit Niushou, Nanjing. Pada tahun 1984 dipugar oleh Kota Praja Nanjing dalam rangka memperingati ulang tahun ke 580 dimulinya pelayaran Laksamana Cheng Ho. Dibuka untuk umum pada tahun 1985. http://www.xuezhengdao.com/539/sam-po-kong-laksamana-ceng-he/
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
98 Lampiran 4
Patung Laksamna Cheng Ho Yang Ada di Kuil 'San Pao Kung' atau 'Sam Po Bo', di Bukit Cina, Melaka http://wangtepus.blogspot.com/2013/01/laksamana-cheng-ho-bentuk-babanyonya.html
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
99 Lampiran 4
Lonceng Cakra Donya Peninggalan Laksamana Cheng Ho di Aceh, lonceng ini dibawa oleh Laksamana Cheng Ho ke Kerajaan Samudera Pasai pada tahun 1409 M, yang saat ini berada di museum Aceh. http://id.wikipedia.org/wiki/Cheng_Ho