PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI

PENINGKATAN KEDISIPLINAN DAN PRESTASI BELAJAR SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION KELAS IV SDN KLOPOSAWIT SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh: Ifah Rachmawati NIM. 111134264 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2015


HALAMAN JUDU L

PENINGKATAN KEDISIPLINAN DAN PRESTASI BELAJAR SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION KELAS IV SDN KLOPOSAWIT SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh: Ifah Rachmawati NIM. 111134264 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2015

i


HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING

ii


HALAMAN PENGESAHAN

iii


HALAMAN PERSEMBAHAN

Skripsi ini saya persembahkan kepada : 1.

Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberiku segala rahmat dan berkahNya, sehingga saya dapat menyusun skripsi ini.

2.

Orangtuaku, Bapak Sudarwanto dan Ibu Juriyah yang selalu memberikan dukungan material, moral, dan spiritual.

3.

Kedua adikku, Isnanto Budi Nurrahman dan Ihsan Nur Hidayat yang selalu memberiku semangat.

4.

Para sahabatku, Wiwin, Rani, Linda, dan Deni yang selalu memberikan semangat dan menghiburku.

5.

Para guru di SDN Soprayan, SDN Ngadirgo 02, SMPN 16 Semarang, dan SMAN 1 Turi yang telah mengajar dan membimbingku.

6.

Para dosen di PGSD Universitas Sanata Dharma.

7.

Rekan-rekan PGSD Universitas Sanata Dharma „11.

8.

Almamaterku tercinta.

iv


HALAMAN MOTTO

“Tidak ada jalan instan menuju sukses. Sukses adalah hasil dari persiapan, kerja keras, dan belajar dari kegagalan!” (Colin Powell)

“Jangan pernah Menyerah! Jika Tuhan belum menjawab doamu, itu karena Tuhan punya rencana yang lebih baik untuk hidupmu.” (Anonim)

“Senyum mampu menyelesaikan banyak masalah, tetapi diam mampu membuat kita terhindar dari banyak masalah.”

(Anonim)

v


PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 29 Januari 2015 Penulis

Ifah Rachmawati

vi


LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma : Nama

: Ifah Rachmawati

Nomor Mahasiswa

: 111134264

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul : “Peningkatan Kedisiplinan dan Prestasi Belajar Siswa Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Division Kelas IV SDN Kloposawit” beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal: 29 Januari 2015 Yang menyatakan

Ifah Rachmawati

vii


ABSTRAK

Rachmawati, Ifah. 2015. Peningkatan Kedisiplinan dan Prestasi Belajar Siswa Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Division Kelas IV SDN Kloposawit. Skripsi : Yogyakarta. Universitas Sanata Dharma. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya kedisiplinan dan prestasi belajar IPS siswa kelas IV SDN Kloposawit karena penerapan model pembelajaran yang kurang inovatif. Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan kedisiplinan dan prestasi belajar siswa kelas IV SDN Kloposawit pada tahun pelajaran 2014/2015 menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD). Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas yang dilaksanakan dalam 2 siklus. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IV SDN Kloposawit yang berjumlah 22 orang. Teknik pengumpulan data penelitian ini menggunakan pengamatan dan tes tertulis. Instrumen yang digunakan adalah daftar cek dan soal pilihan ganda. Teknik analisis data yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) upaya peningkatan kedisiplinan dan prestasi belajar IPS menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD telah berhasil dilakukan dengan langkah-langkah: guru menyampaikan materi pembelajaran, siswa belajar dalam tim, siswa mengerjakan tes secara mandiri, dan guru memberikan penghargaan tim; 2) penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan kedisiplinan belajar siswa. Hal ini tampak dari peningkatan skor rata-rata kedisiplinan siswa dari kondisi awal sebesar 4,95 (rendah) menjadi 7,89 (sedang) pada siklus I dan menjadi 10,41 (tinggi) pada siklus II; dan 3) penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan prestasi belajar IPS siswa. Hal ini tampak dari peningkatan rata-rata nilai siswa dari kondisi awal sebesar 51,34 menjadi 53,33 pada siklus I dan menjadi 66,59 pada siklus II. Persentase ketuntasan KKM (63) siswa dari kondisi awal sebesar 20% meningkat menjadi 22% pada siklus I dan meningkat menjadi 59 % pada siklus II. Kata Kunci : Kedisiplinan Belajar, Prestasi Belajar, Model Pembelajaran Kooperatif tipe STAD, dan IPS.

viii


ABSTRACT Rachmawati, Ifah. 2015. Improvement of Student‟s Discipline and Learning Achievement by Using Application of Cooperative Learning Model Student Teams Achievement Division Type on Fourth Grade of Kloposawit Elementary School. Thesis : Yogyakarta. Sanata Dharma University. This research was based on the low level of student’s discipline and learning achievement in social studies subject on fourth grade of Kloposawit Elementary School because the application learning model that less innovative. This research aims were to improve student’s discipline and learning achievement on fourth grade student of Kloposawit Primary School at academic year 2014/2015 by using application of cooperative learning model Student Teams Achievement Division (STAD) type. Type of this research used are Classroom Action Research (CAR), which held in 2 cycles. The subject of this research were 22 student fourth grade of Kloposawit Primary School. The technical data submission in this research were observation and written test. The instrument that used in this research were check list and multiple choice questions. The technical analysts data in this research is quantitative descriptively. The research result showed that: 1) the effort to improve student’s discipline and learning achievement in social studies subject by using cooperative learning model STAD type can be done by these steps: teacher convey the learnings, students learn in team, students do the test individually, and teacher giving team’s achievement; 2) the application of cooperative learning model STAD type can improve discipline in social studies subject. This can be seen by the improvement of student’s discipline average score from former condition was 4,95 (low) into 7,89 (medium) in cycle I and into 10,41 (high) in cycle II; and 3) the application of cooperative learning model STAD type can improve social studies achievement. This can be seen by the improvement of student’s average score from former condition is 51,34 into 53,33 in cycle I and into 66,59 in cycle II. The improvement of student’s percentage who reach KKM (63) from former condition was 20% into 22% in cycle I and into 59 % in cycle II . Keyword : learning discipline, learning achievement, cooperative learning model STAD type, social studies.

ix


KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Peningkatan Kedisiplinan dan Prestasi Belajar Siswa Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Division Kelas IV SDN Kloposawit” ini dengan baik. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Penulis menyadari bahwa dalam menyelesaikan skripsi ini, penulis memperoleh banyak dukungan, bimbingan, dan bantuan dari banyak pihak secara langsung maupun tidak langsung, sebab tanpa semuanya itu penulis tidak akan mewujudkan skripsi ini dengan baik. Maka dengan hati yang tulus, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada : 1.

Rohandi, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

2.

Gregorius Ari Nugrahanta, SJ., S.S., BST., M.A. selaku Ketua Program Studi PGSD.

3.

Drs. Y.B. Adimassana, M.A. selaku Dosen Pembimbing I yang telah membimbing dan mendukung penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

4.

Irine Kuriniastuti, S.Psi., M.Psi. selaku Dosen Pembimbing II yang telah telah membimbing dan mendukung penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

5.

Para dosen dan staf PGSD yang telah membantu penulis mempersiapkan penelitian.

6.

Cahyani Hasriati S.Pd.SD selaku Kepala SDN Kloposawit yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melaksanakan penelitian di sekolah.

7.

Surti Wijayana, S.Pd.SD. selaku guru kelas IV SDN Kloposawit yang telah membantu penulis dalam melaksanakan penelitian.

x


8.

Bapak dan Ibu Guru SDN Kloposawit yang berkenan menerima serta memberikan waktu dan tempat bagi penulis dalam melaksanakan penelitian.

9.

Siswa dan siswi kelas IV SDN Kloposawit yang telah memberikan waktu dan kerjasama yang baik selama penelitian.

10.

Bapak Sudarwanto dan Ibu Juriyah selaku orangtua penulis yang dengan setia memberikan dukungan dan doa sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

11.

Seluruh keluarga penulis yang memberikan dukungan dan doa bagi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

12.

Teman-teman kelompok payung, Wiwin, Rani, Linda dan Deni yang telah memberikan motivasi, inspirasi, waktu, ide, dan dukungan yang luar biasa sehingga skripsi ini dapat selesai dengan baik.

13.

Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini. Dengan selesainya skripsi ini, penulis berharap semoga skripsi ini

bermanfaat bagi mutu pendidikan di sekolah sesuai dengan harapan masyarakat pada umumnya. Namun penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh banyak kekurangan dan keterbatasan, oleh karena itu penulis sangat berharap kritik dan saran yang membangun dari berbagai pihak. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Yogyakarta, 29 Januari 2015 Penulis

Ifah Rachmawati

xi


DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL................................................................................................ i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ..................................................... ii HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................ iii HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................................ iv HALAMAN MOTTO ............................................................................................. v PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ................................................................ vi LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ......... vii ABSTRAK ........................................................................................................... viii ABSTRACT ........................................................................................................... ix KATA PENGANTAR ............................................................................................ x DAFTAR ISI ......................................................................................................... xii DAFTAR TABEL ................................................................................................. xv DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xvii DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xviii

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1 1.1. Latar Belakang Masalah .................................................................................1 1.2. Batasan Masalah .............................................................................................6 1.3. Rumusan Masalah ...........................................................................................7 1.4. Tujuan Penelitian ............................................................................................8 1.5. Manfaat Penelitian ..........................................................................................8 1.6. Definisi Operasional .......................................................................................9 xii


BAB II LANDASAN TEORI ............................................................................... 11 2.1. Kajian Pustaka ..............................................................................................11 2.1.1. Kedisiplinan Belajar .................................................................................... 11 2.1.2. Prestasi Belajar ............................................................................................ 13 2.1.3. Model Pembelajaran Kooperatif .................................................................. 21 2.1.4. Model Pembelajaran Kooperatif tipe STAD ............................................... 27 2.1.5. Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) .................................................................... 30 2.2. Penelitian yang Relevan ...............................................................................32 2.3. Kerangka Berpikir ........................................................................................35 2.4. Hipotesis Tindakan .......................................................................................36

BAB III METODE PENELITIAN........................................................................ 38 3.1. Jenis Penelitian .............................................................................................38 3.2. Setting Penelitian ..........................................................................................40 3.3. Persiapan .......................................................................................................42 3.4. Rencana Tindakan ........................................................................................42 3.5. Teknik Pengumpulan Data ...........................................................................54 3.6. Instrumen Penelitian .....................................................................................55 3.7. Validasi dan Reliabilitas Instrumen Penelitian .............................................59 3.8. Teknik Analisis Data ....................................................................................65 3.9. Indikator Keberhasilan..................................................................................69

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...................................... 71 4.1. Hasil Penelitian .............................................................................................71 4.1.1. Prasiklus....................................................................................................... 71 4.1.2. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian ................................................................ 72 4.1.3. Deskripsi Hasil Penelitian............................................................................ 89 4.2. Pembahasan Hasil Penelitian ........................................................................95

xiii


BAB V PENUTUP .............................................................................................. 103 5.1. Kesimpulan .................................................................................................103 5.2. Keterbatasan Penelitian ..............................................................................104 5.3. Saran ...........................................................................................................104

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 106 LAMPIRAN ........................................................................................................ 108

xiv


DAFTAR TABEL Halaman Tabel 1.1 Daftar Nilai TKM kelas IV tahun pelajaran 2013/2014 ..........................3 Tabel 1.2 Dokumentasi Nilai Ulangan IPS Siswa Kelas IV ....................................4 Tabel 2.1 Poin Kemajuan Individu ........................................................................29 Tabel 3.1 Jadwal Penelitian....................................................................................41 Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrumen Kedisiplinan ...........................................................56 Tabel 3.3 Sebaran Item Kedisiplinan .....................................................................57 Tabel 3.4 Kisi-Kisi Soal Siklus I............................................................................58 Tabel 3.5 Kisi-Kisi Soal Siklus II ..........................................................................58 Tabel 3.6 Kriteria Validasi Daftar Cek Kedisiplinan .............................................60 Tabel 3.7 Hasil Penghitungan Validasi Daftar Cek Kedisiplinan ..........................60 Tabel 3.8 Hasil Uji Validitas Soal Evaluasi Siklus 1 dan II ..................................61 Tabel 3.9 Sebaran Item Soal Siklus I .....................................................................62 Tabel 3.10 Sebaran Item Soal Siklus II..................................................................62 Tabel 3.11 Kriteria Validasi Instrumen Prestasi Belajar Siswa .............................63 Tabel 3.12 Hasil Penghitungan Validasi Instrumen Prestasi Belajar Siswa ..........63 Tabel 3.11 Kriteria Koefisien Reliabilitas .............................................................64 Tabel 3.12 Hasil Perhitungan Reliabilitas Siklus I ................................................65 Tabel 3.13 Hasil Perhitungan Reliabilitas Siklus II ...............................................65 Tabel 3.14 Kategori Kedisiplinan Siswa................................................................68 Tabel 3.15 Indikator Keberhasilan Penelitian ........................................................70 Tabel 4.1. Rekapitulasi Pengamatan Kedisiplinan Siswa ......................................91

xv


Tabel 4.2 Rekapitulasi Prestasi Belajar Siswa .......................................................94 Tabel 4.3 Hasil Prestasi Belajar Siswa Siklus I dan II .........................................101 Tabel 4.4 Hasil Penelitian ....................................................................................102

xvi


DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 2.1 Literatur map penelitian terdahulu ................................................... 34 Gambar 2.2. Map Kerangka Berpikir ................................................................... 36 Gambar 3.1 Desain PTK Model Kemmis dan Mc Taggart ................................. 39 Gambar 4.1 Rata-rata kedisiplinan belajar siswa ................................................ 92 Gambar 4.2 Hasil prestasi belajar siswa .............................................................. 95

xvii


DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran 1 Silabus ........................................................................................... 108 Lampiran 2 RPP Siklus 1 dan 2 ........................................................................ 113 Lampiran 3 Materi Ajar Siklus 1 dan 2 ............................................................ 131 Lampiran 4 LKS Siklus 1 dan 2 ....................................................................... 139 Lampiran 5 Soal Validasi dan Kunci Jawaban Siklus 1 ................................... 153 Lampiran 6 Hasil Tes Pilihan ganda Siklus I ................................................... 157 Lampiran 7 Hasil Validasi Soal Evaluasi Siklus 1 ........................................... 158 Lampiran 8 Soal Validasi dan Kunci Jawaban Siklus 2 ................................... 159 Lampiran 9 Hasil Tes Pilihan Ganda Siklus 2 .................................................. 163 Lampiran 10 Hasil Validasi Soal Evaluasi Siklus 2 ........................................... 164 Lampiran 11 Validasi Perangkat Pembelajaran .................................................. 165 Lampiran 12 Validasi Instrumen Kedisiplinan ................................................... 177 Lampiran 13 Hasil Pengamatan Kondisi Awal Kedisiplinan ............................. 186 Lampiran 14 Hasil Pengamatan Kedisiplinan Siklus 1 ...................................... 188 Lampiran 15 Hasil Pengamatan Kedisiplinan Siklus 2 ...................................... 190 Lampiran 16 Soal Evaluasi dan Kunci Jawaban Siklus 1................................... 188 Lampiran 17 Soal Evaluasi dan Kunci Jawaban Siklus 2................................... 192 Lampiran 18 Rekapitulasi Skor Siswa................................................................ 196 Lampiran 19 Lembar Rangkuman Poin Kemajuan Siswa .................................. 197 Lampiran 20 Hasil penelitian.............................................................................. 199 Lampiran 21 Daftar Nilai IPS Tahun Pelajaran 2012 / 2013.............................. 200

xviii


Lampiran 22 Daftar Nilai IPS Tahun Pelajaran 2013 / 2014.............................. 201 Lampiran 23 Sertifikat Penghargaan Siklus 1 dan 2 .......................................... 202 Lampiran 24 Lembar Jawaban Siswa Siklus 1 dan 2 ......................................... 204 Lampiran 25 Surat Ijin Penelitian ....................................................................... 212 Lampiran 26 Surat Keterangan Penelitian .......................................................... 213 Lampiran 27 Foto-foto Kegiatan ........................................................................ 214 Lampiran 28 Daftar Riwayat Hidup ................................................................... 217

xix


BAB I PENDAHULUAN

Dalam bab I ini peneliti akan membahas tentang latar belakang masalah, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan, manfaat, dan definisi operasional dari penelitian yang dilakukan oleh peneliti. 1.1.

Latar Belakang Masalah Salah satu faktor penentu perkembangan masa depan adalah dunia

pendidikan. Pendidikan merupakan salah satu sarana penting dalam membentuk sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas. Dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 6 ayat 1dan Pasal 5 ayat 1, pemerintah telah mewajibkan setiap warga negaranya untuk mengikuti pendidikan dasar dan setiap warga negara memiliki hak yang sama untuk mendapatkan pendidikan yang baik dan bermutu (Depdiknas, 2003). Pada hakekatnya salah satu penentu terwujudnya pendidikan yang baik dan bermutu adalah kurikulum. Kurikulum mengarahkan segala bentuk aktivitas pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan. Salah satu karakteristik Kurikulum 2013 adalah adanya keseimbangan antara sikap, keterampilan, dan pengetahuan untuk membangun soft skills dan hard skills peserta didik dari mulai jenjang SD, SMP, SMA/ SMK, dan PT (Kemdikbud, 2014:8). Hal ini menunjukkan bahwa sikap sama pentingnya dengan pengetahuan dan keterampilan yang harus dimiliki siswa. Guru bertanggung jawab menyelenggarakan dan mengelola kegiatan pembelajaran yang dapat membangun sikap, keterampilan dan pengetahuan siswa.

1

PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 2

Penerapan metode pembelajaran yang inovatif merupakan salah satu contoh upaya guru dalam menyelenggarakan pembelajaran tersebut. SD Negeri Kloposawit adalah sebuah sekolah dasar yang terletak di Dusun Pelem, Kelurahan Girikerto, Kecamatan Turi, Kabupaten Sleman D.I.Yogyakarta. Pembelajaran di SDN Kloposawit mengalami

kendala.

Berdasarkan hasil wawancara dengan guru kelas IV SDN Kloposawit pada tahun pelajaran 2014/2015 yang dilaksanakan pada tanggal 29 September 2014, dapat diketahui bahwa guru sering menggunakan metode ceramah untuk mengajarkan materi pembelajaran. Hal ini dilakukan agar materi pembelajaran dapat terselesaikan sesuai waktu yang telah ditentukan. Djamarah dan Zain (2006:97) menjelaskan bahwa bila metode ceramah sering digunakan maka akan menyebabkan kebosanan pada diri siswa dalam mengikuti pembelajaran. Siswa yang merasa bosan selama pembelajaran cenderung bersikap mengganggu proses pembelajaran. Sikap tersebut merupakan salah satu tanda siswa yang tidak disiplin. Supriyanti (2006:10) mengemukakan bahwa disiplin adalah sikap atau tindakan yang sesuai dengan aturan atau tata tertib yang berlaku. Orang yang disiplin akan mematuhi seluruh peraturan dan ketentuan yang berlaku. Menurut guru kelas IV SDN Kloposawit pada tahun pelajaran 2014/2015, kedisiplinan siswa selama mengikuti pembelajaran dapat dikatakan rendah. Kedisiplinan yang dimaksud adalah kedisiplinan dalam mengikuti pelajaran dan menyelesaikan tugas dengan baik. Menurut beliau, sekitar 40% siswa mengikuti pembelajaran dengan tidak disiplin, mereka sering ngobrol


dengan teman sebangkunya dan melakukan aktivitas lain ketika guru tersebut memberikan pembelajaran. Untuk mengetahui kondisi awal kedisiplinan siswa, peneliti melakukan pengamatan terhadap 22 siswa kelas IV SDN Kloposawit pada tanggal 22 Oktober 2014. Berdasarkan hasil pengamatan yang peneliti lakukan, dapat diketahui bahwa pada kondisi awal terdapat 13 siswa (59%) yang berada pada tingkat kedisiplinan rendah dan 9 siswa (41%) yang berada pada tingkat kedisiplinan sedang (lampiran 13). Dapat diketahui pula rata-rata skor kedisiplinan siswa kelas IV SDN Kloposawit tahun pelajaran 2014/2015 adalah 4,95 (rendah) pada kondisi awal. Munawi (2007:22) menjelaskan kedisiplinan belajar siswa berhubungan dengan waktu dan tempat belajar. Tingkat kedisiplinan belajar siswa berpengaruh pada prestasi belajar siswa. Rendahnya tingkat kedisiplinan siswa bisa berdampak pada prestasi belajar siswa. Berikut ini adalah daftar nilai Tes Kendali Mutu (TKM) Kelas IV semester gasal tahun pelajaran 2013/2014 : Tabel 1.1 Daftar Nilai TKM kelas IV tahun pelajaran 2013/2014 No 1. 2. 3. 4. 5.

Mata Pelajaran PKn Bahasa Indonesia Matematika IPA IPS

KKM 68 67 65 62 63

Rata-Rata Nilai 74.61 64.00 67.22 56.61 52.50

Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa salah satu mata pelajaran yang materinya sulit dipahami siswa adalah Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). Hal ini nampak dari rata-rata nilai TKM

kelas IV SDN Kloposawit pada mata

pelajaran IPS yang merupakan rata-rata nilai terendah dibandingkan mata pelajaran yang lain, yaitu 52,50 dengan KKM 63.


Tabel 1.2 Dokumentasi Nilai Ulangan IPS Siswa Kelas IV No 1. 2.

Tahun Pelajaran 2012/2013 2013/2014 Rata-rata

KKM 63 63

Nilai rata-rata siswa 50,18 52,50 51,34

Jumlah siswa yang memenuhi KKM 4 dari 17 3 dari 18 7 dari 35

Persentase siswa yang memenuhi KKM 24% 17% 20%

Berdasarkan hasil dokumentasi nilai IPS siswa kelas IV, dapat diketahui bahwa rata-rata nilai ulangan siswa kelas IV tahun pelajaran 2012/2013 pada mata pelajaran IPS adalah 50,18 dengan persentase ketuntasan KKM (63) sebesar 24% (4 dari 17 siswa) (lampiran 21). Sedangkan rata-rata nilai siswa kelas IV tahun 2013/2014 pada mata pelajaran IPS adalah 52,50 dengan persentase ketuntasan KKM (63) sebesar 17% (3 dari 18 siswa) (lampiran 22). Dengan demikian ratarata nilai siswa kelas IV SDN Kloposawit dua tahun terakhir adalah 51,34 dengan persentase ketuntasan KKM sebesar 20% (7 dari 35 siswa). Rata-rata nilai siswa dan persentase ketuntasan KKM tersebut menjadi kondisi awal prestasi belajar siswa pada penelitian ini. Peneliti menghitung rata-rata nilai siswa dua tahun terakhir untuk dijadikan kondisi awal prestasi belajar siswa agar kondisi awal tersebut lebih akurat jika dibandingkan memilih rata-rata nilai siswa satu tahun terakhir. Menurut guru kelas IV SDN Kloposawit, siswa mengalami kesulitan dalam mempelajari materi IPS tokoh-tokoh sejarah pada masa Hindu Budha dan Islam di Indonesia. Hal ini menuntut kreativitas guru untuk menerapkan metode pembelajaran inovatif yang mampu meningkatkan kedisiplinan dan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS. Dalam rangka mengatasi permasalahan di atas, perlu adanya inovasi model pembelajaran agar siswa menjadi lebih disiplin


di dalam kelas dan prestasi belajar siswa meningkat, terutama pada mata pelajaran IPS. Mulyati dan Sunardi (2013:336–346) mengemukakan dalam jurnal Teknologi Pendidikan dan Pembelajaran yang berjudul “Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD dan Tipe Jigsaw Terhadap Prestasi Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial Ditinjau dari Motivasi Siswa”, bahwa terdapat perbedaan pengaruh yang signifikan antara pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD terhadap prestasi belajar Ilmu Pengetahuan Sosial. Dalam pembelajaran dengan model kooperatif STAD, siswa selalu aktif dalam kegiatan belajar mengajar, sehingga materi pelajaran akan lebih mudah diterima dan bertahan lama, yang pada akhirnya akan mampu meningkatkan prestasi siswa. Slavin (2008:151) menjelaskan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe STAD memiliki empat langkah pembelajaran, yaitu : 1) guru menyampaikan materi pembelajaran; 2) siswa belajar dalam tim; 3) siswa mengerjakan tes/kuis secara mandiri; dan 4) guru memberikan penghargaan tim. Model pembelajaran kooperatif tipe STAD memiliki keistimewaan dibandingkan model pembelajaran yang lain, yaitu menerapkan adanya penghargaan tim. Menurut Trianto (2009:71) dalam penghargaan tim, guru mencari cara-cara untuk menghargai baik upaya maupun hasil belajar individu maupun tim. Siswa yang merasa usaha belajarnya dihargai akan lebih semangat dalam belajar, yang pada akhirnya akan berdampak pada meningkatnya prestasi belajar siswa.


Slavin (2008:156) menjelaskan bahwa sebelum siswa belajar dalam tim, guru dianjurkan menjelaskan dan menekankan aturan tim yang berlaku. Aturan tersebut dibuat bersama-sama secara klasikal tetapi tetap memberikan tanggung jawab kepada siswa untuk membantu anggota timnya dalam mempelajari materi pembelajaran. Penekanan terhadap aturan tim yang telah disepakati bersama akan berdampak pada ketertiban terhadap aturan tersebut, yang pada akhirnya akan mampu meningkatkan kedisiplinan siswa. Oleh karena itu, peneliti sangat tertarik untuk menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada mata pelajaran IPS di kelas IV SDN Kloposawit, dengan tujuan meningkatkan kedisiplinan dan prestasi belajar siswa. Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD ini akan dibahas peneliti dalam Penelitian Tindakan Kelas yang berjudul “PENINGKATAN KEDISIPLINAN DAN PRESTASI BELAJAR SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT

TEAMS

ACHIEVEMENT

DIVISION

KELAS

IV

SDN

KLOPOSAWIT.” 1.2.

Batasan Masalah Peneliti membatasi masalah dalam penelitian tindakan kelas ini pada

kedisiplinan dan prestasi belajar siswa menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada mata pelajaran IPS kelas IV Semester 1 SDN Kloposawit tahun pelajaran 2014/2015. Peneliti menggunakan Kompetensi Inti : 2. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru dan tetangganya dan 3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati (mendengar, melihat,


membaca) dan bertanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah, sekolah, dan tempat bermain. Sedangkan Kompetensi Dasar yang peneliti gunakan adalah : 2.1. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin bertanggung jawab, peduli, santun dan percaya diri sebagaimana ditunjukkan oleh tokoh-tokoh pada masa Hindu Budha dan Islam dalam kehidupannya sekarang dan 3.2 Memahami manusia, perubahan dan keberlanjutan dalam waktu pada masa praaksara, HinduBudha, Islam dalam aspek pemerintah, sosial, ekonomi, dan pendidikan. Penelitian ini dibatasi pada materi tokoh sejarah pada masa Hindu, Budha, dan Islam di Indonesia. Peneliti menggunakan Tema 5. Pahlawanku pada Sub Tema 1. Perjuangan Para Pahlawan. 1.3.

Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah pada

penelitian ini adalah : 1. Bagaimana upaya peningkatan kedisiplinan dan prestasi belajar IPS menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada siswa kelas IV SDN Kloposawit tahun pelajaran 2014/2015? 2. Apakah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan kedisiplinan dalam mata pelajaran IPS pada siswa kelas IV SDN Kloposawit tahun pelajaran 2014/2015? 3. Apakah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan prestasi belajar IPS pada siswa kelas IV SDN Kloposawit tahun pelajaran 2014/2015?


1.4.

Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang di atas, maka tujuan penelitian ini adalah

sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui bagaimana upaya peningkatan kedisiplinan dan prestasi belajar IPS menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada siswa kelas IV SDN Kloposawit tahun pelajaran 2014/2015. 2. Untuk mengetahui apakah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan kedisiplinan dalam mata pelajaran IPS pada siswa kelas IV SDN Kloposawit tahun pelajaran 2014/2015. 3. Untuk mengetahui apakah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan prestasi belajar IPS pada siswa kelas IV SDN Kloposawit tahun pelajaran 2014/2015. 1.5.

Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : a. Manfaat Teoritis Menambah wawasan tentang salah satu penerapan model pembelajaran inovatif yang dapat meningkatkan kedisiplinan dan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS. b. Manfaat Praktis Manfaat penelitian ini secara praktis adalah sebagai berikut : 1. Bagi guru, sebagai pengetahuan tambahan dan bahan inspirasi pada cara mengajar guru dalam meningkatkan kedisiplinan dan prestasi siswa pada pembelajaran mata pelajaran IPS.


2. Bagi

siswa,

sebagai

pengalaman

siswa

dapat

merasakan

pembelajaran yang menarik dan dapat meningkatkan kedisiplinan dan prestasi mereka dalam mata pelajaran IPS. 3. Bagi peneliti, sebagai pengalaman dalam menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD yang dapat meningkatkan kedisiplinan dan prestasi siswa pada mata pelajaran IPS di kelas IV SDN Kloposawit . 1.6.

Definisi Operasional Untuk

menghindari

kesalahpahaman

tentang

istilah-istilah

yang

digunakan dalam penelitian ini, maka peneliti merumuskan definisi operasional sebagai berikut : 1. Kedisiplinan adalah segala aktivitas sesuai tata tertib yang berlaku. Kedisiplinan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kedisiplinan yang dilakukan siswa kelas IV SDN Kloposawit selama proses pembelajaran berlangsung. Pada penelitian ini, kedisiplinan dibatasi pada aspek ketertiban terhadap aturan dan kontrol diri siswa selama kegiatan belajar mengajar berlangsung. 2. Prestasi belajar adalah pencapaian hasil belajar siswa kelas IV SDN Kloposawit, baik dalam aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik yang diungkapkan melalui hasil yang memuaskan. Hasil yang memuaskan yang dimaksud adalah nilai yang berada di atas KKM yang telah ditentukan. Mengingat keterbatasan waktu penelitian, maka prestasi belajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah hasil belajar siswa


dalam aspek kognitif saja. Hasil belajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah nilai IPS siswa dengan KKM 63. 3. Model pembelajaran kooperatif tipe STAD adalah salah satu tipe dari model pembelajaran kooperatif dengan menggunakan kelompokkelompok kecil. Jumlah anggota tiap kelompok adalah 4 sampai 5 siswa. Siswa dibagi kedalam kelompok-kelompok yang heterogen dalam hal tingkat prestasi, jenis kelamin, suku, dan lain-lain.


BAB II LANDASAN TEORI

Dalam bab II ini peneliti akan membahas tentang kajian pustaka, penelitian yang relevan, kerangka berpikir, dan hipotesis tindakan dari penelitian yang dilakukan oleh peneliti. Kajian pustaka akan membahas teori-teori yang mendukung penelitian. Selanjutnya teori-teori yang mendukung tersebut dirumuskan ke dalam kerangka berpikir dan hipotesis yang menjadi dugaan sementara dari rumusan masalah penelitian. 2.1.

Kajian Pustaka Pada bagian kajian pustaka, peneliti memberikan penjelasan yang

berkaitan dengan kedisiplinan belajar, prestasi belajar, model pembelajaran kooperatif tipe STAD, dan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). 2.1.1.

Kedisiplinan Belajar Pada bagian kedisiplinan belajar, peneliti memberikan penjelasan yang

berkaitan dengan pengertian, aspek-aspek, dan indikator kedisiplinan belajar. 2.1.1.1. Pengertian Kedisiplinan Belajar Kedisiplinan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kedisiplinan siswa dalam menjalankan kegiatan belajarnya di sekolah. Menurut Fitria dan Awliyawati (2009:11), kedisiplinan yaitu melakukan suatu kegiatan secara teratur, sesuai dengan waktu, tempat, dan kondisi. Dengan disiplin, kita menjadi tahu kapan waktu belajar, kapan waktu bermain, dan kapan melakukan aktivitas lain. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (Tim Penyusun Kamus Pusat

11


Bahasa, 2000 : 268), disiplin mengandung arti kepatuhan terhadap tata tertib. Hal ini berarti siswa dikatakan disiplin jika taat pada peraturan sekolah, dan sebaliknya siswa dikatakan tidak disiplin jika tidak taat pada peraturan sekolah. Supriyanti (2006:10) mengemukakan bahwa disiplin adalah sikap atau tindakan yang sesuai dengan aturan atau tata tertib yang berlaku. Orang yang disiplin akan mematuhi seluruh peraturan dan ketentuan yang berlaku. Sependapat dengan hal tersebut, Sulastri (2009:56) menjelaskan berdisiplin adalah selalu melaksanakan kegiatan secara tertib dan teratur, menghargai waktu, serta tidak menyianyiakan waktu. Menurut Wijaya dan Rusyan (1991:18), disiplin adalah sesuatu yang terletak di dalam hati dan jiwa seseorang, yang memberikan dorongan bagi orang yang bersangkutan untuk melakukan sesuatu atau tidak melakukan sesuatu sebagaimana ditetapkan oleh norma dan peraturan yang berlaku. Peneliti menyimpulkan bahwa kedisiplinan adalah sikap seseorang dalam menaati aturan/norma yang berlaku. Dalam penelitian ini yang dimaksud kedisiplinan adalah sikap siswa dalam menaati peraturan yang berlaku selama pembelajaran di kelas IV SDN Kloposawit . 2.1.1.2. Aspek-Aspek Kedisiplinan Belajar Sobur (1985:64) menjelaskan bahwa kedisiplinan mengandung aspek kontrol diri, yaitu menguasai tingkah laku sendiri tanpa ada pengaruh dari luar sehingga siswa tidak mudah terpengaruh terhadap perilaku yang tidak baik. Sedangkan Abu (1989:37) menjelaskan bahwa kedisiplinan mengandung aspek ketertiban terhadap peraturan. Ketertiban terhadap peraturan yang dimaksud


adalah adanya ketaatan atau kepatuhan terhadap peraturan-peraturan secara tertulis maupun tidak tertulis. Dari pendapat kedua tokoh di atas, maka peneliti menarik kesimpulan bahwa aspek-aspek kedisiplinan belajar yaitu ketertiban terhadap aturan dan kontrol diri. Ketertiban terhadap aturan yang berlaku di lingkungan belajar siswa dan kontrol diri siswa pada setiap kegiatan belajar. 2.1.2.

Prestasi Belajar Pada bagian prestasi belajar, peneliti memberikan penjelasan yang

berkaitan dengan pengertian belajar, pengertian prestasi belajar, cara mengukur prestasi belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar. 2.1.2.1. Pengertian Belajar Suyono dan Hariyanto (2012:9) mengemukakan bahwa belajar adalah suatu aktivitas untuk memperoleh pengetahuan, meningkatkan keterampilan, memperbaiki perilaku, sikap, dan mengokohkan kepribadian melalui pengalaman yang terjadi berulang kali. Dengan memiliki pengalaman yang terjadi berulang kali, diharapkan terjadinya peningkatan pengetahuan, keterampilan, perilaku, dan sikap yang mampu membentuk kepribadian yang lebih baik dalam diri seseorang. Aunurrahman (2012) sependapat dengan hal di atas. Menurutnya belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku yang ditimbulkan sebagai hasil latihan dan pengalaman di dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Selain pengalaman berinteraksi dengan lingkungan, perlu adanya latihan yang berkelanjutan sehingga memberikan prestasi perubahan tingkah laku seseorang.


Menurut teori konstruktivisme yang diungkapkan oleh Suyono dan Hariyanto (2012 : 106), belajar adalah sebuah proses aktif yang mengembangkan makna berlandaskan pengalaman. Beliau menjelaskan bahwa belajar merupakan proses

keaktifan

mencari

pengalaman-pengalaman

untuk

mendapatkan

pengetahuan dan mengembangkannya sendiri. Hal ini berarti melalui pengalaman, kemudian mengembangkan makna dari pengalaman tersebut, maka siswa tersebut sudah mengalami proses belajar. Berdasarkan pendapat-pendapat di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa belajar merupakan proses perubahan tingkah laku, sikap, dan keterampilan kearah yang lebih positif. Perubahan tersebut dapat berasal dari pengalaman yang dilakukan secara berkelanjutan sehingga dapat menjadi kebiasaan yang merubah tingkah laku menjadi lebih baik. 2.1.2.2. Pengertian Prestasi Belajar Menurut Sulastri (2009:51) prestasi adalah suatu hasil dari hal-hal yang telah diusahakan dengan menggunakan daya atau kekuatan. Prestasi sangat penting bagi siswa karena dapat membuat bangga, mengharumkan nama baik sekolah dan keluarga, dan membuat lebih percaya diri serta bersemangat. Salah satu contoh prestasi seorang siswa adalah memperoleh nilai yang memuaskan. Prestasi diperoleh berkat ketekunan dalam belajar. Kamus Besar Bahasa Indonesia (Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, 2000:859) mengartikan prestasi sebagai hasil yang telah dicapai dari hal-hal yang dilakukan atau dikerjakan. Prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan melalui mata pelajaran, biasanya ditunjukkan


dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan oleh guru. Dengan kata lain, prestasi belajar adalah nilai hasil belajar siswa setelah mempelajari suatu mata pelajaran. Berdasarkan dua pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar adalah hasil belajar siswa yang diungkapkan melalui nilai yang memuaskan. Nilai yang memuaskan yang dimaksud adalah nilai yang berada di atas Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah ditentukan. 2.1.2.3. Cara Mengukur Prestasi Belajar Untuk mengukur tingkat prestasi belajar siswa, guru dapat melakukan serangkaian tes/evaluasi. Solihatin dan Raharjo (2011: 44-48) menjelaskan bentuk- bentuk alat evaluasi yang dapat diberikan oleh guru ada dua macam, yaitu secara tes atau nontes. Evaluasi tes terbagi manjadi dua jenis alat evaluasi, yaitu tes lisan dan tes tertulis. Tes lisan adalah alat tes yang berbentuk verbal. Siswa berhadapan dengan pemberi tes secara langsung. Soal diajukan secara lisan oleh pemberi tes dan dijawab secara lisan oleh siswa. Kelebihan tes ini adalah prestasi penilaian dapat segera ditetapkan oleh pemberi tes dan dapat mendekati kenyataan kemampuan siswa karena jawaban diberikan secara langsung. Kelemahan tes ini adalah kurangnya efisiensi penggunaan waktu dan hasil penilaian diragukan karena sering hanya untuk menguji hafalan siswa dan kurangnya bukti jawaban yang diberikan. Tes tertulis adalah bentuk tes yang menekankan pada tulisan sebagai hasil tes. Keuntungan tes ini adalah penggunaan waktu yang efisien untuk


memberikan tes dan beban tes yang sama untuk semua peserta didik. Kelemahannya adalah memerlukan waktu yang relatif lama untuk mengetahui hasil tes dan kurang terjaminnya jawaban hasil tes. Terdapat dua jenis tes tertulis, yaitu tes subjektif dan tes objektif. Pada tes subjektif jawaban siswa tidak diarahkan, melainkan siswa sepenuhnya diberikan kebebasan dalam mengungkapkan kalimat tertulis. Biasanya tes ini berbentuk uraian kalimat. Bentuk tes ini memberikan kebebasan kepada guru untuk memberi bobot pada tiap soal dan memberikan skor pada soal tersebut. Pada tes objektif jawaban siswa sudah diarahkan. Peserta didik cukup memberi tanda pada tempat yang sudah disediakan. Bentuk-bentuk tes obyektif, yaitu benar salah, pilihan ganda, menjodohkan, dan melengkapi kalimat rumpang. Bentuk tes ini paling sering digunakan karena paling mudah mengetahui hasilnya. Sedangkan dalam bentuk nontes, alat evaluasinya ada tiga jenis, berupa pengamatan, daftar cek, dan catatan harian. Pengamatan adalah bentuk alat non tes yang sangat baik untuk melihat kemajuan belajar siswa dan mengidentifikasi kebutuhan

siswa.

Namun,

kelemahannya

adalah

tingginya

tingkat

ketidakpercayaan terhadap hasil tes dan memerlukan waktu yang relatif lama. Pengamatan biasanya dilakukan untuk melihat perkembangan sikap dan keterampilan siswa. Daftar Cek adalah bentuk alat non-tes yang dapat digunakan untuk mengetahui kinerja siswa dalam kelompok maupun secara individu. Seperti alat


non tes yang lain, daftar cek pun memerlukan waktu yang relatif lama dan biasanya guru merasa jenuh untuk membuatnya. Catatan harian berisi berbagai deskripsi berbagai kegiatan dan situasi kehidupan siswa. Bentuk alat evaluasi ini sangat baik untuk mengetahui perilaku siswa dalam kurun waktu tertentu. Catatan harian ini dibuat guru setiap hari untuk setiap siswa. Dengan catatan harian ini, guru mampu melihat kembali perubahan pengetahuan, sikap, dan perilaku siswa dalam jangka waktu tertentu. 2.1.2.4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar Prestasi belajar siswa dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Dimyati dan Mudjiono (2013:239-254) menjelaskan faktor internal adalah segala faktor yang berasal dari dalam diri siswa yang mempengaruhi aktivitas dan prestasi belajar siswa. Faktor internal yang mempengaruhi prestasi belajar siswa adalah sikap terhadap belajar, motivasi, konsentrasi, mengolah bahan ajar, menyimpan perolehan hasil belajar, menggali hasil belajar, unjuk hasil belajar, rasa percaya diri, intelegensi, dan kebiasaan belajar. Sikap

siswa

dalam

menerima,

menolak,

ataupun

mengabaikan

kesempatan belajar siswa akan berpengaruh terhadap prestasi belajarnya. Jika siswa memiliki sikap menerima untuk belajar, maka ia cenderung berusaha terlibat dalam kegiatan belajar dengan baik. Namun jika siswa lebih cenderung mengabaikan atau bahkan menolak untuk beljar, maka ia cenderung kurang memperhatikan kegiatan belajar. Motivasi belajar merupakan kekuatan mental yang mendorong siswa untuk mengembangkan potensinya untuk mencapai tujuan belajar. Siswa yang


memiliki motivasi belajar akan nampak sungguh-sungguh dalam mengikuti proses pembelajaran. Sedangkan siswa yang kurang memiliki motivasi belajar ini, umumnya kurang mampu bertahan untuk belajar lebih lama. Konsentrasi belajar merupakan kemampuan siswa dalam memusatkan perhatian pada isi maupun proses pembelajaran. Kesulitan berkonsentrasi merupakan tanda adanya masalah belajar yang dihadapi siswa. Hal ini menuntut ketelatenan, perhatian, dan bimbingan dari guru agar siswa dapat berkonsentrasi dalam mengikuti pembelajaran. Mengolah bahan ajar merupakan kemampuan siswa untuk menerima isi pembelajaran sehingga lebih bermakna bagi siswa. Kemampuan siswa dalam mengolah bahan ajar yang harus dikembangkan agar siswa mampu mencapai makna belajar dan mengarah pada perkembangan kemampuan berpikir siswa. Menyimpan perolehan hasil belajar merupakan kemampuan siswa dan menyimpan isi pembelajaran. kemampuan menyimpan perolehan hasil belajar tersebut dapat berlangsung dalam waktu pendek dan lama. Kemampuan menyimpan dalam waktu pendek berarti hasil belajar mudah dilupakan. Kemampuan menyimpan dalam waktu lama berarti hasil belajar tetap dimiliki siswa dalam waktu bertahun-tahun, bahkan sepanjang hayat. Menggali hasil belajar merupakan proses siswa dalam menggali kembali hasil belajar yang telah diterima. Dalam mendapatkan pesan dari pembelajaran yang baru, siswa cenderung akan memperkuat pesan tersebut. Siswa akan menggali hasil belajar yang lama kemudian mengaitkannya dengan hasil belajar yang baru.


Unjuk hasil belajar merupakan kemampuan siswa dalam menunjukkan hasil belajarnya. Siswa menunjukkan bahwa ia telah mampu memecahkan tugastugas belajar atau mentransfer hasil belajar. Rasa percaya diri siswa merupakan suatu kondisi psikologis siswa yang berpengaruh terhadap aktivitas fisik dan mental dalam proses pembelajaran. Bila rasa tidak percaya diri siswa sangat kuat, maka kemungkinan siswa akan takut belajar. Rasa takut belajar ini akan berdampak pada kegagalan dalam mencapai hasil belajar yang baik. Intelegensi merupakan suatu kecakapan global untuk dapat memecahkan masalah dalam pembelajaran. Tingkat intelegensi (IQ) sangat menentukan tingkat keberhasilan siswa. Semakin tinggi tingkat intelegensi seorang siswa maka akan semakin besar kesempatannya untuk meraih prestasi belajar yang tinggi dan sebaliknya semakin rendah tingkat intelegensi maka akan semakin rendah kesempatannya meraih prestasi belajar yang tinggi. Kebiasaan belajar merupakan perilaku belajar siswa yang telah tertanam dalam waktu yang relatif lama sehingga sudah menjadi kebiasaan. Kebiasaan belajar yang kurang baik seperti tidak teratur, tidak disiplin, malas, dan bergaya meminta belas kasihan dapat diperbaiki dengan pembinaan disiplin belajar. Sedangkan Aunurrahman (2012:178-196) menjelaskan faktor eksternal merupakan segala faktor yang ada di luar diri siswa yang mempengaruhi aktivitas dan prestasi belajar siswa. Faktor eksternal yang mempengaruhi prestasi belajar siswa adalah guru, lingkungan sosial, kurikulum sekolah, sarana, dan prasarana.


Guru harus memiliki keterampilan yang baik dalam memilih topik, aktivitas, strategi, metode pembelajaran dan teknik evaluasi yang digunakan dengan memperhatikan karekteristik siswa. Namun jika guru tidak dapat melaksanakan hal-hal tersebut dengan baik, siswa akan mengalami masalah yang kemungkinan dapat menghambat pencapaian hasil belajar siswa. Lingkungan sosial dapat memberikan pengaruh positif dan dapat pula memberikan pengaruh negatif terhadap siswa. Lingkungan sosial yang tidak mendukung perkembangan siswa akan memberikan dampak negatif terhadap kegiatan dan hasil belajar siswa. Begitu pula sebaliknya, lingkungan sosial yang mampu memberikan motivasi belajar kepada siswa akan memberikan pengaruh positif terhadap aktivitas dan hasil belajar siswa. Kurikulum sekolah merupakan panduan guru dalam mengembangkan proses pembelajaran. Seluruh aktivitas pembelajaran harus berpedoman pada kurikulum. Perubahan kurikulum dapat menimbulkan masalah, terlebih jika terjadi perubahan kurikulum dalam jangka waktu yang belum lama. Hal ini menuntut siswa untuk belajar sesuai dengan tuntutan-tuntutan perubahan dan kemajuan jaman. Ketersediaan sarana dan prasarana sekolah yang memadai akan memberikan

kemudahan

kepada

guru

dalam

melaksanakan

kegiatan

pembelajaran. Selain itu, ketersediaan sarana dan prasarana yang memadai akan menciptakan iklim pembelajaran yang lebih kondusif sehingga hasil belajar menjadi lebih baik.


Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar siswa dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal siswa. Faktor internal yang mempengaruhi prestasi belajar siswa adalah sikap terhadap belajar, motivasi, konsentrasi, mengolah bahan ajar, menyimpan perolehan hasil belajar, menggali hasil belajar, unjuk hasil belajar, rasa percaya diri, intelegensi, dan kebiasaan belajar. Faktor eksternal yang mempengaruhi prestasi belajar siswa adalah guru, lingkungan sosial, kurikulum sekolah, sarana, dan prasarana. 2.1.3.

Model Pembelajaran Kooperatif Pada bagian model pembelajaran kooperatif, peneliti memberikan

penjelasan yang berkaitan dengan pengertian, unsur-unsur, dan model-model pembelajaran kooperatif. 2.1.3.1. Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif Menurut Daryanto dan Rahardjo (2012:241), model pembelajaran adalah pedoman berupa program atau petunjuk strategi mengajar yang dirancang untuk mencapai tujuan pembelajaran. Pedoman tersebut mencakup tanggung jawab guru dalam merancang, melaksanakan dan mengevaluasi pembelajaran. Daryanto dan Rahardjo (2012:241) menjelaskan model pembelajaran kooperatif adalah suatu model pembelajaran yang mengutamakan adanya kerjasama dalam kelompok. Kerjasama tersebut dilakukan oleh semua anggota kelompok yang memiliki kemampuan yang berbeda-beda dalam menyelesaikan permasalahan atau tugas yang diberikan. Sependapat dengan hal di atas, Rusman (2011:205) menjelaskan model pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran yang menekankan pada kerja


sama kelompok untuk mencapai tujuan pembelajaran bersama. Dengan adanya tujuan bersama, sekelompok siswa akan lebih mudah mendapatkan pengetahuan, sikap, maupun keterampilan dalam waktu yang lebih cepat daripada belajar sendiri. Sependapat dengan hal di atas, Sanjaya (2006:239) menjelaskan model pembelajaran kooperatif adalah serangkaian kegiatan belajar yang dilakukan oleh siswa dalam kelompok-kelompok tertentu untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan. Kelompok – kelompok tersebut dibentuk sesuai tipe pembelajaran kooperatif yang ingin diterapkan. Kelompok tadi bisa berdasarkan tingkat prestasi, asal daerah, urutan nomor atau acak tanpa ada dasar pengelompokan. Berdasarkan pengertian-pengertian di atas, maka disimpulkan model pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran yang membantu siswa mencapai tujuan pembelajaran bersama dalam kelompok-kelompok tertentu. Tujuan pokok belajar kooperatif adalah memaksimalkan belajar siswa untuk peningkatan prestasi akademik dan pemahaman baik secara individu maupun secara kelompok. 2.1.3.2. Unsur-Unsur dalam Model Pembelajaran Kooperatif Tidak semua kegiatan belajar kelompok bisa dianggap pembelajaran kooperatif. Menurut Suprijono (2013) terdapat lima unsur yang harus diterapkan dalam pembelajaran kooperatif, yaitu: saling ketergantungan positif, tanggung jawab perseorangan, interaksi promotif, komunikasi antar anggota, dan pemrosesan kelompok.


Unsur ketergantungan positif menunjukkan bahwa dalam pembelajaran kooperatif terdapat dua pertanggung jawaban kelompok, yaitu mempelajari bahan yang ditugaskan kepada kelompok, dan menjamin semua anggota kelompok mempelajari bahan tersebut secara individu. Unsur ini dapat dibangun dengan cara menumbuhkan perasaan bahwa para siswa terintegrasi dalam kelompoknya, mengusahakan penghargaan yang sama kepada semua anggota kelompok, mengatur agar setiap siswa dalam kelompok hanya mendapatkan sebagian dari tugas kelompok, dan tugas untuk semua siswa tadi harus berkesinambungan. Unsur kedua adalah tanggung jawab individual, yaitu setelah mengikuti kelompok belajar bersama, semua anggota kelompok harus dapat menyelesaikan tugas yang sama. Cara yang dapat digunakan untuk menumbuhkan unsur ini adalah dengan mengatur jumlah anggota kelompok agar tidak terlalu besar, melakukan penilaian kepada setiap siswa, memberikan tugas kepada siswa secara acak, menugasi seorang siswa dalam kelompok untuk menjadi pengawas di kelompok tersebut. Unsur ketiga adalah interaksi promotif, yaitu saling membantu secara efektif dan efisien, memberikan informasi dan sarana yang diperlukan, mengingatkan,

percaya,

memotivasi,

dan

membantu

merumuskan

serta

mengembangkan wawasan. Unsur keempat adalah keterampilan sosial. Unsur ini memiliki ciri saling mengenal dan percaya, mampu mengkomunikasikan secara akurat dan tidak ambisius, serta menerima dan mendukung. Unsur kelima adalah pemrosesan


kelompok. Unsur ini bertujuan untuk meningkatkan efektivitas anggota kelompok dalam berkontribusi untuk mencapai tujuan kelompok. Kebanyakan pembelajaran

yang menggunakan model kooperatif

memiliki ciri siswa bekerja dalam kelompok secara kooperatif untuk menuntaskan materi belajarnya. Kelompok dibentuk dari siswa yang memiliki kemampuan tinggi, sedang, dan rendah. Jika dimungkinkan, anggota kelompok berasal dari ras, budaya, suku, jenis kelamin berbeda-beda. 2.1.3.3. Macam-Macam Model Pembelajaran Kooperatif Model pembelajaran kooperatif memiliki berbagai macam tipe. Huda (2013) menjelaskan empat tipe model pembelajaran kooperatif, yaitu model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray, Keliling Kelompok, Make A Match, dan Bertukar Pasangan. Model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray (Dua Tinggal Dua Tamu) merupakan salah satu tipe model pembelajaran kooperatif yang memberi kesempatan kepada kelompok untuk membagikan hasil dan informasi dengan kelompok lainnya. Hal ini dilakukan dengan cara saling mengunjungi/ bertamu antar kelompok untuk berbagi informasi. Model pembelajaran kooperatif tipe ini memungkinkan setiap kelompok untuk saling berbagi informasi dengan kelompok-kelompok lain. Model pembelajaran kooperatif tipe Keliling Kelompok dapat diterapkan untuk semua mata pelajaran dan tingkatan kelas. Dalam kegiatan keliling kelompok, masing-masing anggota kelompok berkesempaatan untuk memberikan kontribusi

mereka

dan

mendengarkan

pandangan

anggota

yang

lain.


Pembelajarannya dimulai dengan salah satu siswa dari masing-masing kelompok memulai dengan memberikan pandangan dan pemikirannya mengenai tugas yang sedang mereka kerjakan, lalu siswa berikutnya memberikan kontribusi pemikirannya. Giliran bicara dapat dilakukan menurut arah perputaran jarum jam atau dari kiri ke kanan. Model pembelajaran kooperatif tipe Make A Match (Mencari Pasangan) dikembangkan oleh Lorna Curran pada tahun 1994. Salah satu keunggulan model pembelajaran kooperatif tipe ini adalah siswa mencari pasangan sambil belajar mengenai suatu konsep atau topik dalam suasana yang menyenangkan. Bisa diterapkan untuk semua mata pelajaran dan tingkatan kelas. Langkah-langkah penerapan model pembelajaran koopertif tipe Make A Match yaitu Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi beberapa konsep atau topik yang cocok untuk sesi review, satu bagian kartu soal dan bagian lainnya kartu jawaban. Setiap siswa mendapatkan sebuah kartu yang bertuliskan soal atau jawaban. Tiap siswa memikirkan jawaban atau soal dari kartu yang dipegang. Setiap siswa mencari pasangan kartu yang cocok dengan kartunya. Setiap siswa yang dapat mencocokkan kartunya sebelum batas waktu maka akan diberi poin. Jika siswa tidak dapat mencocokkan kartunya dengan kartu temannya (tidak dapat menemukan kartu soal atau kartu jawaban) sebelum batas waktu maka tidak diberi poin. Model pembelajaran kooperatif tipe Bertukar Pasangan merupakan salah satu tipe model pembelajaran kooperatif yang memberi kesempatan pada siswa untuk bekerja sama dengan orang lain. Langkah penerapan model pembelajaran


koopertif tipe Bertukar Pasangan adalah setiap siswa membentuk pasanganpasangan, bisa ditunjuk langsung oleh guru atau siswa mencari sendiri pasangannya. Lalu guru memberikan tugas untuk dikerjakan oleh setiap pasangan siswa. Setelah selesai, setiap pasangan bergabung dengan satu pasangan yang lain. Kedua pasangan tersebut bertukar pasangan, masing-masing pasangan yang baru ini saling menanyakan dan mengukuhkan jawaban mereka. Temuan baru yang didapat dari pertukaran pasangan kemudian dibagikan kepada pasangan semula. Hanafiah dan Suhana (2012:41-45) menjelaskan dua tipe model pembelajaran kooperatif, yaitu Jigsaw dan Mind Mapping. Dalam Jigsaw (tim ahli), siswa dibagi kedalam 4 anggota tim. Tiap siswa dalam tim diberi bagian materi yang berbeda. Anggota dari tim yang berbeda yang telah mempelajari bagian materi yang sama bertemu dalam kelompok baru (kelompok ahli) untuk mendiskusikan bagian materi mereka. Setelah selesai berdiskusi, siswa kembali ke kelompok asal dan bergantian mengajarkan bagian materi merekan kepada teman satu timnya. Tiap tim ahli mempresentasikan hasil diskusinya, kemudian guru memberikan evaluasi. Model pembelajaran kooperatif tipe Mind Mapping sangat baik untuk menemukan alternatif jawaban dan digunakan sebagai pengetahuan awal siswa. Dalam model pembelajaran kooperatif tipe Mind Mapping, guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai dan permasalahan yang akan ditanggapi siswa. Siswa kemudian diminta membentuk kelompok yang beranggotakan 2-3 orang. Setiap kelompok menginventarisasi dan mencatat alternatif jawaban hasil diskusi,


kemudian membacakan hasil diskusinya. Siswa diminta membuat kesimpulan berdasarkan data hasil diskusi siswa yang telah dicatat guru di papan tulis. Slavin (2008:11-12) menjelaskan dua tipe model pembelajaran kooperatif lain, yaitu TGT dan STAD. Dalam model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT), teman satu tim akan saling membantu dalam mempelajari lembar kegiatan dan menjelaskan masalah-masalah satu sama lain, lalu siswa memainkan game akademik dengan anggota tim lain untuk menyumbangkan poin bagi skor timnya. Dalam TGT, tiap siswa memiliki tangung jawab individual untuk memperoleh nilai tinggi. Nilai tiap siswa nantinya akan dikontribusikan bagi nilai kelompok. Kelompok yang unggul nilainya akan diberi penghargaan. Model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD) membagi para siswa dalam tim yang terdiri atas empat sampai lima orang yang berbeda-beda tingkat kemampuan, jenis kelamin, dan latar belakang etniknya. Siswa mengerjakan soal pretest, lalu siswa bekerja dalam tim untuk mempelajari materi bersama. Kemudian, siswa mengerjakan kuis yang disediakan guru secara mandiri. Skor kuis kemudian dibandingkan dengan nilai pretest. Masing-masing tim diberikan penghargaan berdasarkan jumlah poin tingkat kemajuan siswa. 2.1.4.

Model Pembelajaran Kooperatif tipe STAD Pada bagian model pembelajaran kooperatif tipe STAD ini, peneliti

memberikan penjelasan yang berkaitan dengan pengertian, langkah-langkah, kelebihan, dan kekurangan model pembelajaran kooperatif tipe STAD.


2.1.4.1. Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif tipe STAD Menurut Trianto (2009:68), model pembelajaran kooperatif tipe STAD adalah salah satu model pembelajaran kooperatif dengan menggunakan kelompok-kelompok kecil. Jumlah anggota tiap kelompok empat sampai lima siswa secara heterogen (tingkat prestasi, jenis kelamin, suku, ras, dll). Slavin (2008:143) mengemukakan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe STAD merupakan salah satu model pembelajaran kooperatif yang menggunakan kuiskuis individual pada tiap akhir pelajaran. Berdasarkan uraian di atas, peneliti menyimpulkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD adalah salah satu model pembelajaran kooperatif yang membagi siswa menjadi kelompok-kelompok kecil yang terdiri atas 4-5 orang siswa yang berbeda-beda tingkat kemampuan, jenis kelamin, dan latar belakang etniknya dan menggunakan kuis di setiap akhir pelajaran. 2.1.4.2. Langkah-Langkah Model Pembelajaran Kooperatif tipe STAD Slavin (2008:151-163) mengungkapkan bahwa dalam menerapkan pembelajaran kooperatif tipe STAD terdapat empat langkah, yaitu guru menyampaikan materi pembelajaran, siswa belajar dalam tim, siswa mengerjakan tes secara mandiri, dan guru memberikan penghargaan tim. Langkah pertama, guru menyampaikan materi pembelajaran atau permasalahan kepada siswa sesuai kompetensi dasar yang akan dicapai. Kemudian, para siswa belajar dalam timnya untuk mengerjakan lembar kegiatan dan menguasai materi. Selama belajar dalam tim, tugas para anggota tim adalah menguasai materi yang disampaikan guru dan membantu temannya untuk menguasai materi tersebut.


Langkah ketiga, siswa mengerjakan tes/kuis secara mandiri. Langkah keempat, guru memberikan penghargaan pada tim berdasarkan perolehan rata-rata poin kemajuan masing-masing tim. Rata-rata poin kemajuan masing-masing tim berdasarkan poin kemajuan individu anggota tim. Poin kemajuan individu ditentukan dengan membandingkan skor awal dan skor kuis. Berikut ini adalah tabel poin kemajuan individu : Tabel 2.1 Poin Kemajuan Individu Skor Tes (Kuis) Lebih dari 10 poin di bawah skor awal (perbaikan) 10 hingga 1 poin di bawah skor awal (dasar) Skor dasar sampai 10 poin di atas skor awal (dasar) Lebih dari 10 poin di atas skor awal (dasar) Nilai sempurna (tidak berdasarkan skor awal) (Slavin, 2008 : 159)

Sumbangan Skor Kelompok (Poin Kemajuan) 5 10 20 30 30

2.1.4.3. Kelebihan Pembelajaran Kooperatif tipe STAD Suatu strategi pembelajaran mempunyai keunggulan dan kekurangan. Demikian pula dengan pembelajaran kooperatif tipe STAD. Slavin (2005:11) menjelaskan bahwa pembelajaran kooperatif tipe STAD mempunyai beberapa keunggulan diantaranya adalah (1) siswa bekerja sama dalam mencapai tujuan dengan menjunjung tinggi norma-norma kelompok, (2) siswa aktif membantu dan memotivasi semangat untuk berhasil bersama, (3) aktif berperan sebagai tutor sebaya untuk lebih meningkatkan keberhasilan kelompok, (4) interaksi antar siswa seiring dengan peningkatan kemampuan mereka dalam berpendapat, dan (5) adanya penghargaan tim yang memicu semangat belajar siswa. 2.1.4.4. Kekurangan Pembelajaran Kooperatif tipe STAD Dess (1991:411) menjelaskan bahwa pembelajaran kooperatif tipe STAD juga memiliki kekurangan-kekurangan, yaitu : (1) membutuhkan waktu yang lebih


lama untuk siswa sehingga sulit mencapai target kurikulum, (2) membutuhkan waktu yang lebih lama untuk guru sehingga pada umumnya guru tidak mau menggunakan pembelajaran kooperatif, (3) membutuhkan kemampuan khusus guru sehingga tidak semua guru dapat melakukan pembelajaran kooperatif, dan (4) menuntut sifat tertentu dari siswa, misalnya sifat suka bekerja sama. 2.1.5.

Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) Pada bagian IPS, peneliti memberikan penjelasan yang berkaitan dengan

pengertian dan tujuan IPS. 2.1.5.1. Pengertian IPS IPS merupakan salah satu mata pelajaran pokok yang diajarkan di sekolah dasar. Dalam KBBI (Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, 2000:423), IPS adalah ilmu pengetahuan yang merupakan fusi atau paduan sejumlah mata pelajaran sosial seperti sejarah, ekonomi, geografi. Menurut Wiharyanto (2012:i), IPS adalah sekelompok disiplin akademis yang mempelajari aspek-aspek yang berhubungan dengan manusia dan lingkungan sosialnya. IPS tidak memusatkan diri pada satu topik secara mendalam, melainkan memberikan tujuan yang lebih luas terhadap masyarakat. Menurut Sumaatmadja (1984:11) muatan IPS untuk SD terdiri dari geografi dan sejarah, untuk SMP adalah sejarah, geografi dan ekonomi, sedangkan untuk SMA meliputi tata negara, sosiologi, antropologi, ekonomi, geografi dan sejarah. Dalam pembelajaran di SD, kajian mata pelajaran IPS tersebut tidak diajarkan secara terpisah melainkan secara terpadu dalam satu mata pelajaran IPS. Berdasarkan pendapat-pendapat di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa IPS


adalah salah satu disiplin ilmu sosial yang mempelajari manusia dan hubungannya dengan masyarakat. 2.1.5.2. Tujuan Ilmu Pengetahuan Sosial Solihatin dan Raharjo (2011:15) mengemukakan tujuan pendidikan IPS adalah untuk mendidik dan memberi bekal kemampuan dasar kepada siswa untuk mengembangkan

diri

sesuai

dengan

bakat,

minat,

kemampuan,

dan

lingkungannya, serta berbagai bekal bagi siswa untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Sedangkan menurut Wiharyanto (2012:35), tujuan kurikuler IPS sekurang kurangnya meliputi hal-hal sebagai berikut : 1)

Membekali

peserta

didik

dalam

kemampuan

mengidentifikasi,

menganalisa, dan menyusun alternatif pemecahan masalah sosial yang terjadi dalam kehidupan masyarakat. 2)

Membekali peserta didik dalam kemampuan berkomunikasi dengan sesama warga masyarakat dan dengan berbagai bidang keilmuan serta berbagai keahlian.

3)

Membekali peserta didik dengan kesadaran, sikap mental yang positif, dan keterampilan terhadap lingkungan hidup yang menjadi bagian kehidupannya yang tidak terpisahkan.

4)

Membekali

peseta

didik

dengan

kemampuan

mengembangkan

pengetahuan dan keilmuan IPS sesuai dengan perkembangan kehidupan, perkembangan masyarakat, dan perkembangan ilmu dan teknologi. Berdasarkan pendapat-pendapat di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa tujuan IPS adalah untuk mendidik dan memberi bekal kemampuan dasar kepada


siswa untuk mengembangkan diri sehingga dapat digunakan dalam kegiatan sosialnya. 2.2.

Penelitian yang Relevan Pada bagian penelitian yang relevan, peneliti menjabarkan beberapa

penelitian yang relevan terkait dengan peningkatan kedisiplinan dan prestasi belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Handrianto (2013) melakukan penelitian yang berjudul “Peningkatan Keaktifan, Motivasi, dan Prestasi Belajar Siswa Melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD pada Mata pelajaran IPS kelas V SDN Kalongan Depok Yogyakarta Tahun Ajaran 2012/2013.” Hasil penelitiannya menunjuukan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan keaktifan, motivasi, dan prestasi belajar siswa kelas V SDN Kalongan Yogyakarta pada mata pelajaran IPS. Nilai rata-rata keaktifan siswa sebesar 25,46% (sangat rendah) pada kondisi awal menjadi 71,30% (tinggi). Nilai rata-rata motivasi siswa sebesar 63,80 (cukup) pada kondisi awal menjadi 86,44 (sangat tinggi). Nilai rata-rata siswa pada mata pelajaran IPS sebesar 63,35 dengan ketuntasan KKM 40% pada kondisi awal menjadi 80,11 dengan ketuntasan KKM 100%. Mulyati dan Sunardi (2013:336-346) mengemukakan dalam Jurnal Teknologi Pendidikan dan Pembelajaran Vol.1 tentang “Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD dan Tipe Jigsaw terhadap Prestasi Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial Ditinjau dari Motivasi Siswa” bahwa terdapat perbedaan pengaruh yang signifikan antara pembelajaran menggunakan Model STAD dengan Model Jigsaw terhadap prestasi belajar Ilmu Pengetahuan Sosial.


Penelitian yang dilaksanakan di 35 Sekolah Dasar yang tergabung dalam 3 gugus di Kecamatan Girimarto ini membuktikan bahwa pembelajaran dengan model STAD pada mata pelajaran IPS di SD lebih efektif dibandingkan dengan pembelajaran dengan Model

Jigsaw. Penelitian yang menggunakan metode

kuantitatif ini juga membuktikan siswa selalu aktif dalam kegiatan belajar mengajar saat mengikuti pembelajaran dengan model kooperatif tipe STAD, sehingga materi pelajaran akan lebih mudah diterima dan bertahan lama, yang pada akhirnya akan mampu meningkatkan prestasi siswa. Tauhid (2008) melakukan penelitian yang berjudul “Meningkatkan Keaktifan Belajar Siswa pada Mata Pelajaran IPS Kelas IV SDN Ujumbou Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD.” Hasil penelitian skripsi tersebut adalah terjadinya peningkatan keaktifan belajar siswa pada mata pelajaran IPS kelas IV SDN I Ujumbou dari 34,7% menjadi 84,4% setelah melalui siklus I dan siklus II. Suprianto (2013) melakukan penelitian berjudul “Penerapan Metode Pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD) untuk Meningkatkan Kedisiplinan dan Hasil Belajar Siswa SMAN Plus Sukowono Jember”. Penelitian tindakan kelas ini menunjukkan peningkatan kedisiplinan dan hasil belajar siswa kelas X-1 SMAN Plus Sukowono Jember pada pelajaran ekonomi menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe STAD. Persentase ketuntasan klasikal hasil belajar siswa dari pra-siklus (56,3%) meningkat setelah siklus 1 (62,5%) dan siklus 2 (87,5%).


Stephanus Riko Handrianto

Sri Mulyati dan Sunardi

Peningkatan Keaktifan, Motivasi, dan Prestasi Belajar Siswa Melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD pada Mata pelajaran IPS kelas V SDN Kalongan Depok Yogyakarta Tahun Ajaran 2012/2013

Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD dan Tipe Jigsaw Terhadap Prestasi Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial Ditinjau dari Motivasi Siswa SD di Kecamatan Girimarto

Tauhid Meningkatkan Keaktifan Belajar Siswa pada Mata Pelajaran IPS Kelas IV SDN Ujumbou Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD

Suprianto Penerapan Metode Pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD) untuk Meningkatkan Kedisiplinan dan Hasil Belajar Siswa SMAN Plus Sukowono Jember

Peningkatan Kedisiplinan dan Prestasi Belajar Siswa Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Division Kelas IV SDN Kloposawit Gambar 2.1 Literatur map penelitian terdahulu Keempat artikel penelitian tersebut memiliki kesamaan dalam hal model pembelajaran kooperatif tipe STAD dan pengaruhnya terhadap prestasi belajar. Perbedaan dalam keempat penelitian di atas terletak pada variabel yang diteliti, yaitu disiplin belajar dan motivasi belajar siswa. Hasil yang diperoleh dari penelitian tersebut yaitu penggunaan model kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan disiplin belajar, keaktifan, motivasi, dan prestasi belajar siswa. Penelitian ini berjudul “Peningkatan Kedisiplinan dan Prestasi Belajar Siswa Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Division (STAD) Kelas IV SDN Kloposawit” bertujuan untuk


meningkatkan kedisiplinan dan prestasi belajar siswa kelas IV di SDN Kloposawit pada mata pelajaran IPS tahun pelajaran 2014/2015 dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD. 2.3.

Kerangka Berpikir Berdasarkan hasil wawancara, pengamatan, dan dokumentasi nilai siswa,

peneliti menemukan permasalahan di kelas IV SDN Kloposawit yaitu rendahnya kedisiplinan dan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS. Hal tersebut terjadi karena selama pembelajaran guru sering menggunakan metode ceramah. Oleh karena itu, diperlukan model pembelajaran inovatif yang dapat mengatasi permasalahan tersebut. Salah satu model pembelajaran inovatif yang dapat digunakan untuk meningkatkan kedisiplinan dan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS adalah model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Model pembelajaran kooperatif tipe STAD memiliki keistimewaan dibandingkan model pembelajaran yang lain, yaitu menerapkan adanya penghargaan tim. Dalam penghargaan tim, guru mencari cara-cara untuk menghargai baik upaya maupun hasil belajar individu maupun tim. Siswa yang merasa usaha belajarnya dihargai akan lebih semangat dalam belajar, yang pada akhirnya akan berdampak pada meningkatnya prestasi belajar siswa Sebelum siswa belajar dalam tim, guru dianjurkan menjelaskan dan menekankan aturan tim yang berlaku. Aturan tersebut dibuat bersama-sama secara klasikal tetapi tetap memberikan tanggung jawab kepada siswa untuk membantu anggota timnya dalam mempelajari materi pembelajaran. Penekanan terhadap aturan tim yang telah disepakati bersama akan berdampak pada ketertiban


terhadap aturan tersebut, yang pada akhirnya akan mampu meningkatkan kedisiplinan siswa. Oleh karena itu, penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD ini diharapkan mampu meningkatkan kedisiplinan dan prestasi belajar siswa kelas IV SDN Kloposawit pada mata pelajaran IPS. Berikut ini adalah map kerangka berpikir dalam penelitian ini: Rendahnya kedisiplinan dan prestasi belajar siswa kelas IV SDN Kloposawit pada mata pelajaran IPS, yang disebabkan guru sering menggunakan metode ceramah selama pembelajaran.

Kondisi Awal

Penerapan

model

pembelajaran

kooperatif tipe STAD (pembelajaran Tindakan

inovatif).

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan kedisiplinan dan prestasi belajar siswa kelas IV SDN Kloposawit pada mata pelajaran IPS.

Kondisi Akhir

Gambar 2.2. Map Kerangka Berpikir 2.4.

Hipotesis Tindakan Hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah :

2.4.1.

Upaya peningkatan kedisiplinan dan prestasi belajar IPS menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada siswa kelas IV SDN Kloposawit tahun pelajaran 2014/2015 dapat dilakukan dengan langkahlangkah: guru menyampaikan materi pembelajaran, siswa belajar dalam


tim, siswa mengerjakan tes secara mandiri, dan

guru memberikan

penghargaan tim. 2.4.2.

Penerapan

model

pembelajaran

kooperatif

tipe

STAD

dapat

meningkatkan kedisiplinan dalam mata pelajaran IPS pada siswa kelas IV SDN Kloposawit tahun pelajaran 2014/2015. 2.4.3.

Penerapan

model

pembelajaran

kooperatif

tipe

STAD

dapat

meningkatkan prestasi belajar dalam mata pelajaran IPS pada siswa kelas IV SDN Kloposawit tahun pelajaran 2014/2015.


BAB III METODE PENELITIAN

Dalam bab III ini peneliti akan membahas tentang jenis, setting, persiapan, rencana setiap siklus, teknik pengumpulan data, instrumen, validasi dan reliabilitas instrumen, dan teknik analisis data dari penelitian yang dilakukan oleh peneliti. 3.1.

Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan oleh peneliti dalam meningkatkan

kedisiplinan dan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS ialah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). PTK merupakan salah satu bentuk penelitian yang dilakukan di kelas. Menurut Aqib, Jaiyaroh, Diniati, dan Khoimah (2009:3) PTK adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di kelasnya sendiri melalui refleksi diri dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat. Menurut Suyadi (2012:4), PTK adalah pencermatan yang dilakukan oleh orang-orang yang terlibat di dalamnya (guru, peserta didik, kepala sekolah) dengan menggunakan metode refleksi diri dan bertujuan untuk melakukan perbaikan dalam berbagai aspek pembelajaran. Dengan kata lain, PTK adalah pencermatan guru di dalam kelasnya sendiri melalui refleksi diri untuk memperbaiki profesinya agar hasil belajar siswa terus meningkat. Pelaksanaan PTK memberikan berbagai manfaat. Menurut Muslich (2009:11), manfaat yang dapat dipetik melalui pelaksanaan PTK adalah akan

38


terjadi perbaikan/peningkatan kompetensi guru dalam mengatasi masalah pembelajaran, sikap profesional guru, kinerja belajar dan kompetensi siswa, kualitas proses pembelajaran di kelas, kualitas penggunaan media dan sumber belajar, kualitas prosedur dan alat evaluasi, serta kualitas penerapan kurikulum. Dapat disimpulkan bahwa PTK dapat memberikan manfaat bagi guru, siswa, dan sekolah. Manfaat tersebut tidak hanya untuk meningkatkan hasil belajar, tetapi juga proses belajar siswa. Dalam melakukan Penelitian Tindakan Kelas diperlukan adanya prosedur yang tepat. Berikut ini desain PTK Model Kemmis dan Mc Taggart: 1. Perencanaan

4. Refleksi

SIKLUS I

2. Pelaksanaan

3. Pengamatan

5. Perencanaan

8. Refleksi

SIKLUS II

6. Pelaksanaan

7. Pengamatan

DILANJUTKAN KE SIKLUS BERIKUTNYA ? Gambar 3.1 Desain PTK Model Kemmis dan Mc Taggart (dalam Uno dan Koni, 2011:87)


Berdasarkan desain di atas, dapat diketahui siklus adalah suatu putaran kegiatan yang terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Menurut Suyadi (2012:19-25) peneliti dapat melakukan tiga kegiatan dasar dalam tahap perencanaan yaitu identifikasi masalah, membuat rumusan masalah, dan memecahkan masalah. Identifikasi masalah yang tepat akan menyebabkan penelitian yang dilakukan menjadi bermanfaat. Begitu pula sebaliknya, identifikasi masalah yang keliru akan menyebabkan penelitian menjadi sia-sia dan memboroskan biaya. Pada tahap pelaksanaan, peneliti menerapkan hal-hal yang telah direncanakan pada tahap pertama. Peneliti tidak perlu menuliskan lagi apa yang direncanakan, tetapi langsung menuliskan apa yang telah dilaksanakan. Pada tahap pengamatan, peneliti harus menguraikan jenis data yang dikumpulkan, cara pengumpulan, dan instrumen pengumpulan data (angket/wawancara/ pengamatan, dan lain-lain). Tahap pelaksanaan dan pengamatan ini harus dilaksanakan dalam satu kesatuan waktu, karena ketika pelaksanaan berlangsung, pengamatan juga sedang dilakukan. Pada tahap refleksi, peneliti mengemukakan kembali hal-hal yang telah dilakukan sebagai dasar bagi perencanaan siklus kedua, dan seterusnya. Refleksi akan lebih efektif jika peneliti melakukan diskusi dengan pengamat/kolaborator untuk mengetahui sisi-sisi pembelajaran yang harus dipertahankan, ataupun yang harus diperbaiki. 3.2.

Setting Penelitian Pada bagian setting penelitian, peneliti memberikan penjelasan yang


berkaitan dengan lokasi, waktu, subjek, dan objek dari penelitian yang dilakukan. 3.2.1.

Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah SDN Kloposawit

yang terletak di Dusun Pelem, Kelurahan Girikerto, Kecamatan Turi, Kabupaten Sleman, Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Penelitian ini dilakukan oleh peneliti pada bulan Agustus 2014 sampai dengan Januari 2015. Secara rinci jadwal penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 3.1 Jadwal Penelitian No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11.

3.2.2.

Keterangan

Bulan Agust Sept Okt Nov Des Jan 2014 2014 2014 2014 2014 2015

Survei ke sekolah Penyusunan proposal penelitian Perijinan kepada kepala SDN Kloposawit untuk melakukan penelitian Pengamatan permasalahan Melaksanakan siklus I Melaksanakan siklus II Pengolahan data Penulisan laporan skripsi Ujian skripsi Revisi skripsi Penyerahan dokumen resmi skripsi

Subjek Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV SDN Kloposawit

tahun pelajaran 2014/2015 yang berjumlah 22 orang, terdiri dari 15 siswa laki-laki dan 7 siswa perempuan. 3.2.3.

Objek Penelitian Objek dalam penelitian ini adalah peningkatan kedisiplinan dan prestasi

belajar siswa pada mata pelajaran IPS tahun pelajaran 2014/2015 dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD.


3.3.

Persiapan Persiapan dalam penelitian ini meliputi: a. Meminta ijin penelitian kepada Kepala SDN Kloposawit . b. Melakukan wawancara dengan guru kelas IV untuk mengetahui permasalahan mengenai kedisiplinan dan prestasi belajar yang dialami siswa. c. Melakukan

pengamatan

pembelajaran

siswa

kelas

IV

untuk

memperoleh gambaran mengenai kegiatan pembelajaran serta kondisi awal kedisiplinan belajar siswa. d. Meminta dokumentasi nilai siswa dari guru kelas IV. e. Mengidentifikasi dan menganalisis masalah yang ada di kelas IV, yaitu rendahnya kedisiplinan dan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS mengenai materi tokoh kerajaan pada masa Hindu, Budha dan Islam di Indonesia. f. Merumuskan masalah dan merumuskan hipotesis. g. Menyusun rencana penelitian dalam setiap siklus. h. Mengkaji standar kompetensi, kompetensi dasar, dan materi pokoknya. 3.4.

Rencana Tindakan Penelitian ini merupakan PTK yang berangkat dari permasalahan dalam

pembelajaran siswa. Penelitian ini menekankan pada peningkatan kedisiplinan dan prestasi belajar siswa kelas V SDN Kloposawit pada mata pelajaran IPS dengan materi tokoh kerajaan pada masa Hindu, Budha dan Islam di Indonesia semester ganjil tahun pelajaran 2014/2015. Penelitian ini dilaksanakan dalam 2 siklus, yang


setiap siklusnya terdiri dari dua kali pertemuan. Setiap pertemuan memerlukan waktu 3 jp (3 x 35 menit). Berikut ini rencana tindakan pada siklus I: 3.4.1.

Rancangan Siklus

SIKLUS I Siklus I dilaksanakan dalam dua kali pertemuan dan setiap pertemuan dilaksanakan dalam waktu 3 jp (3 x 35 menit) 3.4.1.1. Rencana Tindakan Pada siklus ini siswa mempelajari tentang Kerajaan Hindu-Budha dan Islam di Indonesia dan tokoh sejarah pada masa Hindu. Perencanaan yang dilakukan pada siklus I meliputi : a)

Menyusun silabus, RPP, LKS, kisi-kisi soal, instrumen penilaian, pembuatan alat peraga, dan instrumen penelitian.

b)

Mendata nama-nama siswa kelas IV yang berkemampuan rendah, sedang dan tinggi pada mata pelajaran IPS berdasarkan nilai ulangan siswa.

c)

Membentuk kelompok siswa yang tiap anggota masing-masing kelompok memiliki tingkat kemampuan tinggi, sedang, dan rendah, serta jenis kelamin dan etnis yang berbeda/heterogen.

d)

Menyiapkan media dan alat peraga.

3.4.1.2. Pelaksanaan Tindakan Pertemuan I (3 x 35 menit) a.

Pendahuluan / kegiatan awal (20 menit) - Siswa mengucapkan salam. - Siswa dan guru berdoa bersama-sama dipimpin salah satu siswa.


- Siswa menjawab pertanyaan guru, “Bagaimana kabar kalian hari ini?” - Siswa diabsen oleh guru. Apersepsi: - Siswa

menjawab

pertanyaan

dari

guru

mengenai

pembelajaran

sebelumnya. Motivasi: -

Guru memotivasi siswa agar semangat dalam mengikuti pembelajaran yang akan dilaksanakan. Orientasi: - Siswa mendengarkan penjelasan guru tentang tujuan pembelajaran yang akan dipelajari yaitu tentang kerajaan pada masa Hindu, Budha, dan Islam di Indonesia. - Siswa mendengarkan penjelasan tentang aturan dan langkah-langkah pembelajaran. - Siswa mengerjakan soal pretest secara mandiri.

b.

Kegiatan inti ( 80 menit) 1.

Siswa diminta mengamati beberapa gambar yang terdapat di buku siswa halaman 1. (mengamati) (guru menyampaikan materi pembelajaran)

2.

Guru

memberikan

kesempatan

kepada

siswa

untuk

mengajukan

pertanyaan yang berkaitan dengan gambar tersebut. (menanya) (guru menyampaikan materi pembelajaran) 3.

Siswa diminta berdiskusi dengan teman sebangku untuk mencoba menjawab pertanyaan yang telah diajukan. (mengumpulkan informasi,


menalar) (guru menyampaikan materi pembelajaran) 4.

Siswa diminta menyampaikan hasil diskusi dengan teman sebangku. (mengomunikasikan) (guru menyampaikan materi pembelajaran)

5.

Guru menyampaikan kepada siswa bahwa apa yang dilakukan oleh anak di dalam gambar menunjukkan sikap kepahlawanan karena mereka telah menolong sesama dan berkorban untuk orang lain (mengorbankan waktu, tenaga) tanpa pamrih. Siswa diminta mengamati gambar peta persebaran kerajaan pada masa Hindu, Budha dan Islam di Indonesia yang berisi beberapa tokoh pahlawan dan peninggalan kerajaan pada masa kerajaan Hindu, Budha dan Islam. (mengamati) (guru menyampaikan materi pembelajaran)

6.

Siswa menyimak penjelasan guru tentang kerajaan pada masa Hindu, Budha dan Islam di Indonesia. (mengamati) (guru menyampaikan materi pembelajaran)

7.

Siswa dibagi dalam beberapa kelompok (@ 4 – 5 siswa) secara heterogen dalam jenis kelamin, agama, dan tingkat prestasinya.

8.

Siswa membaca materi pembelajaran tentang kerajaan pada masa Hindu, Budha, dan Islam di Indonesia yang telah dibagikan oleh guru. (mengumpulkan informasi) (siswa belajar dalam tim)

9.

Siswa mengerjakan LKS secara berkelompok setelah mendengar penjelasan petunjuk pengerjaan LKS dan aturan ketika berdiskusi dalam kelompok. Semua siswa dipastikan terlibat dalam tugas kelompok tersebut dan mempelajari materi. (menalar) (siswa belajar dalam tim)


10. Siswa menyampaikan hasil kerja kelompoknya. (mengomunikasikan) (siswa belajar dalam tim) c.

Penutup (5 menit) 1.

Siswa didampingi guru menyimpulkan kegiatan pada pagi ini.

2.

Siswa diminta melakukan refleksi dari kegiatan yang telah dilakukan.

3.

Guru mengondisikan siswa untuk istirahat.

ISTIRAHAT (15 menit) Pertemuan 2 (3 x 35 menit) a.

Pendahuluan / kegiatan awal (5 menit) 1.

Siswa dikondisikan oleh guru untuk mengikuti pembelajaran setelah istirahat.

2.

Guru mengulang sekilas materi sebelum istirahat.

3.

Siswa mendengarkan penjelasan guru tentang tujuan pembelajaran yang akan dipelajari yaitu tentang tokoh kerajaan pada masa Hindu di Indonesia.

4.

Siswa mendengarkan penjelasan tentang aturan dan langkah-langkah pembelajaran.

b.

Kegiatan inti (65 menit) 1.

Siswa mengamati gambar peta persebaran tokoh kerajaan pada masa Hindu di Indonesia, yaitu Gajah Mada dan Purnawarman. (mengamati) (guru menyampaikan materi pembelajaran)

2.

Siswa menyimak penjelasan guru tentang tokoh kerajaan pada masa Hindu di Indonesia. (mengamati) (guru menyampaikan materi pembelajaran)


3.

Siswa membaca materi pembelajaran tentang tokoh kerajaan pada masa Hindu di Indonesia yang telah dibagikan oleh guru. (mengumpulkan informasi) (siswa belajar dalam tim)

4.


5.

Siswa menyampaikan hasil kerja kelompoknya di depan kelas. (mengomunikasikan) (siswa belajar dalam tim)

c.


Siswa bersama guru menyimpulkan pelajaran yang didapat.

2.

Siswa menjawab pertanyaan dari guru untuk mengetahui ketercapaian indikator.

3.

Siswa mengerjakan kuis secara mandiri. (siswa mengerjakan tes secara mandiri)

4.

Siswa melakukan refleksi dari kegiatan hari ini dengan menjawab pertanyaan dari guru tentang perasaan mereka setelah pembelajaran, dan kendala apa saja yang ditemui selama mengikuti pembelajaran.

5.

Siswa diberi tugas oleh guru untuk menuliskan contoh kegiatan gotong royong yang pernah dilakukan di rumah.

6.

Guru memberikan skor individual kepada siswa.

7.

Guru menghitung skor perkembangan individu.

8.

Guru mengumumkan skor individu dan nilai kelompok.


9.

Guru memberikan penghargaan kepada kelompok yang terbaik. (guru memberikan penghargaan tim)

3.4.1.3. Pengamatan Peneliti melakukan pengamatan langsung mengenai proses pembelajaran, cara kerja kelompok dan masing-masing anggota kelompoknya, serta mencatat kejadian selama proses pembelajaran berlangsung untuk mengetahui pembelajaran sudah berjalan dengan baik atau belum baik dan mencari tahu kekurangannya sebagai tolak ukur untuk siklus selanjutnya. 3.4.1.4. Refleksi a) Meninjau akhir siklus I untuk mengetahui apakah sudah mencapai target yang telah ditentukan. b) Mencari kekurangan pada pelaksanaan kegiatan pembelajaran dan mencari penyebabnya. c) Merencanakan tindak lanjut sebagai dasar perbaikan siklus berikutnya. d) Menentukan hal-hal yang perlu diperbaiki dalam siklus selanjutnya. e) Peneliti membuat kesimpulan atas kedisiplinan dan prestasi belajar dalam pembelajaran IPS tentang peranan dan jasa pejuang dalam mempersiapkan kemerdekaan. f) Peneliti merancang tindakan berikutnya sebagai dasar perbaikan siklus berikutnya. SIKLUS II Siklus II dilaksanakan apabila hasil refleksi siklus I belum mencapai target yang telah ditetapkan. Siklus II direncanakan dari refleksi siklus I. Siklus II


juga terdiri dari 2 pertemuan. Setiap pertemuan memerlukan waktu 3 jp (3 x 35 menit). Berikut ini rencana tindakan pada siklus II : 3.4.2.

Rancangan Siklus Siklus II dilaksanakan dalam dua kali pertemuan dan setiap pertemuan

dilaksanakan dalam 6 jp (tematik) dengan porsi IPS sebanyak 2 jp (@35 menit). Berikut ini tahapan proses pembelajaran siklus II : 3.4.2.1. Rencana Tindakan a)

Menyusun silabus, RPP, LKS, kisi-kisi soal, instrumen penilaian, pembuatan alat peraga, dan instrumen penelitian.

b)

Mendata nama-nama siswa kelas IV yang berkemampuan rendah, sedang dan tinggi pada mata pelajaran IPS berdasarkan nilai ulangan siswa.

c)

Membentuk kelompok siswa yang tiap anggota masing-masing kelompok memiliki tingkat kemampuan tinggi, sedang, dan rendah, serta jenis kelamin dan etnis yang berbeda/heterogen.

d)

Menyiapkan media dan alat peraga.

3.4.2.2. Pelaksanaan Tindakan Pertemuan 1 (3 x 35 menit) a.

Pendahuluan /kegiatan awal (20 menit) -

Siswa mengucapkan salam.

-

Siswa dan guru berdoa bersama-sama dipimpin salah seorang siswa.

-

Siswa menjawab pertanyaan guru, “Bagaimana kabar kalian hari ini?”

-

Siswa diabsen oleh guru.

Apersepsi:


- Siswa

menjawab

pertanyaan

dari

guru

mengenai

pembelajaran

sebelumnya. Motivasi: - Guru memotivasi siswa agar semangat dalam mengikuti pembelajaran

yang akan dilaksanakan. Orientasi: - Siswa mendengarkan penjelasan guru tentang tujuan pembelajaran yang

akan dipelajari yaitu tentang tokoh kerajaan pada masa Budha di Indonesia. - Siswa mendengarkan penjelasan tentang aturan dan langkah-langkah

pembelajaran. - Siswa mengerjakan soal pretest secara mandiri.

b.

Kegiatan inti ( 80 menit) 1. Siswa mengamati gambar peta persebaran tokoh kerajaan pada masa Budha di Indonesia, yaitu Ratu Sima dan Balaputradewa. (mengamati) (guru menyampaikan materi pembelajaran) 2. Siswa menyimak penjelasan dari guru tentang kerajaan pada masa Budha di Indonesia. (mengamati) (guru menyampaikan materi pembelajaran) 3. Siswa dibagi dalam beberapa kelompok (@ 4 – 5 siswa) secara heterogen dalam jenis kelamin, agama, dan tingkat prestasinya. 4. Siswa membaca materi pembelajaran tentang tokoh kerajaan pada masa Budha di Indonesia yang telah dibagikan oleh guru. informasi) (siswa belajar dalam tim)

(mengumpulkan


5. Siswa mengerjakan LKS secara berkelompok setelah mendengar penjelasan petunjuk pengerjaan LKS dan aturan ketika berdiskusi dalam kelompok. Semua siswa dipastikan terlibat dalam tugas kelompok tersebut dan mempelajari materi. (menalar) (siswa belajar dalam tim) 6. Siswa menyampaikan hasil kerja kelompoknya di depan kelas. (mengomunikasikan) (siswa belajar dalam tim) 7. Siswa mendengarkan konfirmasi dari guru. c.

Penutup (5 menit) 1. Siswa bersama guru menyimpulkan pelajaran yang didapat. 2. Siswa menjawab pertanyaan dari guru untuk mengetahui ketercapaian indikator. 3. Siswa melakukan refleksi dari kegiatan hari ini dengan menjawab pertanyaan dari guru tentang perasaan mereka setelah pembelajaran, dan kendala apa saja yang ditemui selama mengikuti pembelajaran. 4. Guru mengkondisikan siswa untuk istirahat

Pertemuan 2 (3 x 35 menit) a.



-


-


Apersepsi: - Siswa

menjawab

sebelumnya.

pertanyaan

dari

guru

mengenai

pembelajaran


Motivasi: - Guru memotivasi siswa agar semangat dalam mengikuti pembelajaran.

Orientasi: - Siswa mendengarkan penjelasan guru tentang tujuan pembelajaran yang

akan dipelajari yaitu tentang tokoh kerajaan pada masa Islam di Indonesia. - Siswa mendengarkan penjelasan tentang aturan dan langkah-langkah

pembelajaran. b.

Kegiatan inti (70 menit) 1. Siswa mengamati gambar peta persebaran tokoh kerajaan pada masa Islam di Indonesia, yaitu Sultan Hasanuddin dan Sultan Iskandar Muda. (mengamati) (guru menyampaikan materi pembelajaran) 2. Siswa menyimak penjelasan dari guru tentang kerajaan pada masa Islam di Indonesia. (mengamati) (guru menyampaikan materi pembelajaran) 3. Siswa dibagi dalam beberapa kelompok (@ 4 – 5 siswa) secara heterogen dalam jenis kelamin, agama, dan tingkat prestasinya. 4. Siswa membaca materi pembelajaran tentang tokoh kerajaan pada masa Islam di Indonesia yang telah dibagikan oleh guru.

(mengumpulkan

informasi) (siswa belajar dalam tim) 5. Siswa mengerjakan LKS secara berkelompok setelah mendengar penjelasan petunjuk pengerjaan LKS dan aturan ketika berdiskusi dalam kelompok. Semua siswa dipastikan terlibat dalam tugas kelompok tersebut dan mempelajari materi. (menalar) (siswa belajar dalam tim)


6. Siswa menyampaikan hasil kerja kelompoknya di depan kelas. (mengomunikasikan) (siswa belajar dalam tim) c.

Penutup (20 menit) 1. Siswa bersama guru menyimpulkan pelajaran yang didapat. 2. Siswa menjawab pertanyaan dari guru untuk mengetahui ketercapaian indikator. 3. Siswa mengerjakan kuis secara mandiri. (siswa mengerjakan tes secara mandiri) 4. Siswa melakukan refleksi dari kegiatan hari ini dengan menjawab pertanyaan dari guru tentang perasaan mereka setelah pembelajaran, dan kendala yang ditemui selama mengikuti pembelajaran. 5. Siswa diberi tugas oleh guru untuk membuat cerita tentang salah satu tokoh kerajaan pada masa Hindu, Budha, dan Islam di Indonesia. 6. Guru memberikan skor individual kepada siswa. 7. Guru menghitung skor perkembangan individu. 8. Guru mengumumkan skor individu dan nilai kelompok. 9. Guru memberikan penghargaan kepada kelompok yang terbaik. (guru memberikan penghargaan tim)

3.4.2.3. Pengamatan Peneliti melakukan pengamatan langsung mengenai proses pembelajaran, cara kerja kelompok dan masing-masing anggota kelompoknya, dan mencatat kejadian selama proses pembelajaran berlangsung untuk mengetahui apakah pembelajaran sudah baik atau belum baik dan mencari tahu kekurangannya


sebagai tolak ukur untuk siklus selanjutnya. Pengambilan data dilakukan dengan melakukan pengamatan menggunakan daftar cek kedisiplinan yang telah dirancang sebelumnya dan melaksanakan pengumpulan hasil kerja kelompok dan hasil kuis mandiri. 3.4.2.4. Refleksi a)

Meninjau akhir siklus II untuk mengetahui apakah sudah mencapai target yang telah ditentukan.

b)

Mencari kekurangan pada pelaksanaan kegiatan pembelajaran dan mencari penyebabnya.

c)

Menentukan hal-hal yang perlu diperbaiki dalam siklus selanjutnya.

d)

Peneliti membuat kesimpulan atas kedisiplinan dan prestasi belajar dalam pembelajaran IPS tentang tokoh kerajaan pada masa Hindu, Budha, dan Islam di Indonesia.

e)

Peneliti merancang tindakan berikutnya sebagai dasar perbaikan siklus berikutnya.

3.5.

Teknik Pengumpulan Data Jenis data yang dikumpulkan oleh peneliti ada dua, yaitu data

kedisiplinan siswa dan prestasi belajar siswa. a)

Data tentang Kedisiplinan Siswa Data tentang kedisiplinan siswa diperoleh melalui pengamatan kegiatan

siswa selama mengikuti pembelajaran. Solihatin dan Raharjo (2011:44) menjelaskan bahwa pengamatan adalah bentuk alat non tes yang sangat baik untuk melihat kemajuan belajar siswa dan mengidentifikasi kebutuhan siswa.


Pengamatan dilakukan untuk mengetahui kedisiplinan siswa di kelas selama proses pembelajaran menggunakan model pembelajara kooperatif tipe STAD. b)

Data tentang Prestasi Belajar Siswa Purwanto (2009:66) menjelaskan bahwa tes hasil belajar adalah tes yang

bertujuan untuk mengukur penguasaan siswa terhadap materi yang diajarkan oleh guru atau yang dipelajari oleh siswa sendiri. Tes hasil belajar diujikan setelah siswa memperoleh materi. Pengukuran prestasi belajar dilakukan menggunakan tes tertulis. Tes tertulis yang diberikan kepada siswa bertujuan untuk mengetahui peningkatan pemahaman siswa terhadap materi perjuangan para tokoh kerajaan pada masa Hindu, Budha, dan Islam di Indonesia, yang telah diajarkan oleh guru sesudah siklus dilaksanakan. 3.6.

Instrumen Penelitian Instrumen penelitian ini digunakan untuk mengukur variabel yang

diteliti. Peneliti menggunakan dua jenis instrumen penelitian, yaitu instrumen kedisiplinan siswa dan instrumen prestasi belajar siswa. Berikut ini penjabaran instrumen yang digunakan peneliti : 1.

Instrumen Kedisiplinan Instrumen kedisiplinan penelitian ini adalah daftar cek kedisiplinan yang

diisi oleh peneliti ketika guru kelas IV sedang melaksanakan pembelajaran. Setiap item dalam daftar cek menunjukkan kegiatan siswa yang mencerminkan kedisiplinan belajar. Kegiatan siswa yang diamati oleh peneliti berdasarkan pada indikator-indikator kedisiplinan belajar. Indikator tersebut merupakan penjabaran


dari aspek kedisiplinan belajar yang digunakan oleh peneliti. Di bawah ini adalah kisi-kisi lembar pengamatan kedisiplinan belajar siswa yang digunakan oleh peneliti: Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrumen Kedisiplinan Aspek

Ketertiban terhadap peraturan

Kontrol diri

Indikator Tertib terhadap peraturan saat mengikuti pembelajaran IPS

Tertib terhadap peraturan saat mengerjakan tugas Tertib terhadap peraturan saat mengerjakan ulangan IPS Mengontrol diri saat pembelajaran IPS berlangsung

Mengontrol diri saat mengerjakan tugas IPS

Kegiatan yang dilakukan siswa Memperhatikan guru saat pelajaran IPS berlangsung. Mengangkat tangan ketika ingin bertanya kepada guru atau menjawab pertanyaan guru. Tidak makan atau minum di kelas saat pelajaran IPS berlangsung. Meninggalkan kelas dengan seijin guru. Memasuki kelas dengan seijin guru. Mengerjakan tugas sesuai perintah guru. Mengumpulkan tugas IPS yang diberikan oleh guru tepat pada waktunya. Jujur saat mengerjakan ulangan IPS. Mengumpulkan ulangan IPS tepat pada waktunya. Tidak mengganggu teman saat pelajaran IPS berlangsung. Menjaga ketenangan saat pelajaran IPS berlangsung. Tidak terpengaruh oleh teman-teman untuk membuat keributan di kelas. Tidak mengganggu teman saat mengerjakan tugas IPS. Tetap mengerjakan tugas IPS yang diberikan guru walaupun guru tersebut sedang keluar kelas. Tidak mengganggu teman setelah selesai mengerjakan tugas IPS. Jumlah

Jumlah

5

2

2

3

3

15

Peneliti menggunakan dua aspek kedisiplinan belajar, yaitu ketertiban terhadap peraturan dan kontrol diri. Kedua aspek kedisiplinan tersebut dijabarkan peneliti ke dalam lima indikator yang mengacu pada kedisiplinan belajar saat pembelajaran IPS, saat mengerjakan tugas IPS, dan saat ulangan IPS. Kelima indikator tersebut, peneliti jabarkan dalam 15 kegiatan yang dilakukan siswa. Berikut ini adalah sebaran item kedisiplinan untuk lembar pengamatan:


Tabel 3.3 Sebaran Item Kedisiplinan Aspek Kedisiplinan

Ketertiban terhadap peraturan

Kontrol diri

2.

Indikator Tertib terhadap peraturan saat mengikuti pembelajaran IPS Tertib terhadap peraturan saat mengerjakan tugas Tertib terhadap peraturan saat mengerjakan ulangan IPS Mengontrol diri saat pembelajaran IPS berlangsung Mengontrol diri saat mengerjakan tugas IPS

Sebaran Item 1, 2, 3, 4, 5 9, 10 14, 15 6, 7, 8 11, 12, 13

Jumlah 5 2 2 3 3

Instrumen Prestasi Belajar Siswa Instrumen prestasi belajar siswa pada penelitian ini adalah soal pilihan

ganda yang digunakan pada siklus I dan II. Soal tersebut sebanyak 25 soal untuk masing-masing siklus dengan empat alternatif jawaban, yaitu a, b, c, dan d. Tes disajikan dalam bentuk pilihan ganda. Rincian pedoman penskoran pilihan ganda yaitu jika jawaban benar mendapat skor 1 dan jika salah mendapatkan skor 0. Kompetensi Inti yang digunakan dalam penelitian ini adalah 3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati (mendengar, melihat, membaca) dan bertanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah, sekolah, dan tempat bermain. Kompetensi Dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah 3.2 Memahami manusia, perubahan dan keberlanjutan dalam waktu pada masa praaksara, Hindu-Budha, Islam dalam aspek pemerintah, sosial, ekonomi, dan pendidikan. Berdasarkan Kompetensi Dasar tersebut, peneliti menyusun empat indikator untuk masing-masing siklusnya. Peneliti kemudian mengembangkan keempat indikator tersebut menjadi 25 butir soal pilihan ganda yang digunakan dalam penelitian ini. Berikut ini adalah kisi-kisi soal dalam siklus I yang peneliti


gunakan dalam penelitian ini: Tabel 3.4 Kisi-Kisi Soal Siklus I Kompetensi Inti

:

3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati (mendengar, melihat, membaca) dan bertanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah, sekolah, dan tempat bermain Kompetensi Dasar : 3.2 Memahami manusia, perubahan dan keberlanjutan dalam waktu pada masa praaksara, Hindu-Budha, Islam dalam aspek pemerintah, sosial, ekonomi, dan pendidikan No Indikator Nomor soal Jumlah soal 1 Menjelaskan masuknya agama Hindu, Budha 1, 3, 4, 5, 6 5 dan Islam di Indonesia. 2 Menyebutkan nama-nama kerajaan pada masa 7, 9, 12, 13, 14, 10 Hindu, Budha, dan Islam di Indonesia. 15, 16, 17, 18, 20 3 Menjelaskan sikap kepahlawanan tokoh pada 11, 19, 21, 22, 25 5 masa Hindu di Indonesia. 4 Menyebutkan peninggalan kerajaan Hindu di 2, 8, 10, 23, 24 5 Indonesia Jumlah 25

Siswa diminta untuk memilih satu jawaban yang benar dan tepat. Tiap soal dibuat peneliti berdasarkan empat indikator yang telah ditentukan untuk setiap siklusnya. Kedelapan indikator tersebut disusun peneliti berdasarkan kompetensi dasar yang telah ditentukan. Berikut ini adalah kisi-kisi soal dalam siklus II yang peneliti gunakan dalam penelitian ini : Tabel 3.5 Kisi-Kisi Soal Siklus II Kompetensi Inti

:

3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati (mendengar, melihat, membaca) dan bertanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah, sekolah, dan tempat bermain Kompetensi Dasar : 3.2 Memahami manusia, perubahan dan keberlanjutan dalam waktu pada masa praaksara, Hindu-Budha, Islam dalam aspek pemerintah, sosial, ekonomi, dan pendidikan No Indikator Nomor soal Jumlah soal 1 Menjelaskan tokoh pada masa Budha di 1, 2, 4, 5, 6, 9 Indonesia 7, 8, 9, 10 2 Menyebutkan peninggalan kerajaan Budha di 3, 11 2 Indonesia 3 Menjelaskan tokoh pada masa Islam di 12, 13,14, 15, 16, 17, 12 Indonesia yang disukai. 18, 20, 21, 22, 24, 25 4 Menyebutkan peninggalan kerajaan Islam di 19, 23 2 Indonesia Jumlah 25


3.7.

Validasi dan Reliabilitas Instrumen Penelitian Pada bagian validasi dan reliabilitas instrumen penelitian, peneliti

memberikan validasi dan reliabilitas dari instrumen penelitian yang dilakukan. 3.7.1.

Validasi Instrumen Penelitian Azwar (2008:5) mengemukakan bahwa validasi adalah sejauh mana

ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya. Surapranata ( 2009:50) berpendapat bahwa validasi merupakan suatu konsep yang berkaitan dengan sejauhmana tes telah mengukur apa yang seharusnya diukur. Oleh karena itu, suatu instrumen dikatakan valid jika dapat mengukur suatu hal yang hendak diukur. Sugiyono (2013:125-130) mengemukakan dua cara pengujian validitas instrumen penelitian, yaitu pengujian validitas konstruk dan isi. Pengujian validitas konstruk dapat menggunakan pendapat dari para ahli (expert judgement). Setelah instrumen disusun berdasarkan aspek-aspek yang akan diteliti dengan berlandaskan teori tertentu, maka selanjutnya instrumen dikonsultasikan dengan ahli. Daftar cek kedisiplinan dan perangkat pembelajaran berupa silabus, RPP, LKS, materi ajar dan soal evaluasi dalam penelitian ini dikonsultasikan kepada tiga orang ahli, yaitu kepala, guru kelas IV dan V SDN Kloposawit. Setelah dikonsultasikan dengan ahli, maka diteruskan dengan uji coba instrumen. Instrumen yang diujicobakan dalam penelitian ini adalah instrumen prestasi belajar berupa 50 soal evaluasi pada siswa kelas VI. Peneliti memilih kelas VI karena kelas tersebut telah mendapatkan materi pembelajaran yang akan digunakan dalam penelitian.


Pengujian validitas isi dilakukan dengan membandingkan isi instrumen dengan materi pembelajaran yang diajarkan. Validitas isi berkaitan dengan cakupan keseluruhan materi atau bahan yang diukur dalam instrumen. Instrumen harus disusun berdasarkan materi pelajaran yang telah dipelajari siswa. Setelah instrumen dibuat berdasarkan materi yang ada, kemudian dikonsultasikan dengan ahli sehingga hasilnya dapat dipertanggung jawabkan. Dalam penelitian ini yang berperan sebagai ahli adalah kepala, guru kelas IV dan V SDN Kloposawit. 3.7.1.1. Validasi Instrumen Kedisiplinan Validasi instrumen kedisiplinan diperoleh melalui expert judgement, yaitu dengan dikonsultasikan kepada tiga orang ahli yaitu Kepala SDN Kloposawit, Guru kelas IV dan V SDN Kloposawit (lampiran 12). Kriteria validasi lembar pengamatan dapat disajikan pada tabel di bawah ini : Tabel 3.6 Kriteria Validasi Daftar Cek Kedisiplinan No 1. 2. 3. 4. 5.

Skor 81 – 100 61 – 80 41 – 60 21 – 40 0 – 20

Kriteria Sangat layak Layak Cukup layak Kurang layak Sangat kurang layak

Setelah daftar cek kedisiplinan dikonsultasikan oleh tiga ahli tersebut, maka diperoleh hasil perhitungan dalam tabel berikut ini. Tabel 3.7 Hasil Penghitungan Validasi Daftar Cek Kedisiplinan Rubrik Daftar Cek Kedisiplinan

Penilai Kepala SDN Kloposawit Guru Kelas IV SDN Kloposawit Guru Kelas V SDN Kloposawit

Hasil 73 72 87

Kriteria Layak Layak Sangat layak

Hasil validasi daftar cek menunjukkan kriteria layak dari dua penilai dengan (73 dan 72) dan kriteria sangat layak dari seorang penilai (87). Oleh karena itu daftar cek ini layak digunakan untuk mengamati kedisiplinan siswa


kelas IV SDN Kloposawit saat penelitian berlangsung. 3.7.1.2. Validasi Instrumen Prestasi Belajar Siswa Validasi instrumen prestasi belajar siswa yang digunakan dalam siklus I dan II ditempuh secara empiris dengan cara diujikan di lapangan. Validasi soal dilakukan di SDN Kloposawit kelas VI dengan jumlah siswa sebanyak 18 siswa. Setelah diujikan di lapangan dan memperoleh data, langkah selanjutnya adalah penghitungan menggunakan program komputer SPSS 20. Peneliti menggunakan program komputer SPSS 20 dengan tujuan untuk mempercepat perhitungan dan mendapatkan hasil data yang akurat. Berikut ini adalah tabel hasil uji validitas soal evaluasi siklus I dan II: Tabel 3.8 Hasil Uji Validitas Soal Evaluasi Siklus 1 dan II No. Soal 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25

Harga Korelasi 0.573* 0.227 0.538* 0.500* 0.697** 0.484* 0.661** 0.065 0.628** 0.492* 0.203 0.643** 0.585* 0.531* 0.513* 0.551* 0.656** 0.475* 0.260 0.595** 0.562* 0.661** 0.680** 0.672** 0.653**

rxy

Keterangan

0.468

valid tidak valid valid valid valid valid valid tidak valid valid valid tidak valid valid valid valid valid valid valid valid tidak valid valid valid valid valid valid valid

No. Soal 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25

Harga Korelasi 0.536* 0.500* 0.575* 0.634** 0.131 0.521* -0.032 0.717** 0.538* 0.555* 0.663** 0.679** -0.150 0.501* 0.602** 0.494* 0.604** 0.492* 0.624** 0.500* 0.492* 0.169 0.541* 0.540* 0.453

rxy

Keterangan

0.468

Valid Valid Valid Valid tidak valid Valid tidak valid Valid Valid Valid Valid Valid tidak valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid tidak valid Valid Valid tidak valid


Berdasarkan hasil uji validitas soal evaluasi siklus I dan II di atas(lihat tabel 3.10), dapat diketahui bahwa harga standar yang digunakan untuk menguji 25 soal evaluasi siklus I dan 25 soal evaluasi siklus II pada 18 siswa kelas VI adalah 0,468. Soal dinyatakan valid jika harga korelasi soal tersebut lebih besar dari 0,468. jika harga korelasi soal lebih kecil dari 0,468 maka soal tersebut dinyakatan tidak valid. Dari 25 soal pada siklus I yang diujikan, terdapat 21 soal yang valid, sedangkan pada siklus II terdapat 20 soal yang valid dari 25 soal yang diujikan. Oleh karena itu, peneliti menggunakan 20 soal yang valid siklus I dan 20 soal yang valid pada siklus II.

Di bawah ini tabel sebaran item soal pilihan ganda

yang valid untuk digunakan sebagai instrumen pada siklus I: Tabel 3.9 Sebaran Item Soal Siklus I No 1 2 3 4

Indikator Menjelaskan masuknya agama Hindu, Budha dan Islam di Indonesia. Menyebutkan nama-nama kerajaan pada masa Hindu, Budha, dan Islam di Indonesia. Menjelaskan sikap kepahlawanan tokoh pada masa Hindu di Indonesia. Menyebutkan peninggalan kerajaan Hindu di Indonesia Jumlah

Nomor soal 1, 2, 3, 4, 5

Jumlah soal 5

6, 7, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16 17, 20

10

8, 18, 19,

3

3

20

Di bawah ini tabel sebaran item soal pilihan ganda yang valid untuk digunakan sebagai instrumen pada siklus II: Tabel 3.10 Sebaran Item Soal Siklus II No 1 2 3 4

Indikator Menjelaskan tokoh pada masa Budha di Indonesia Menyebutkan peninggalan kerajaan Budha di Indonesia Menjelaskan tokoh pada masa Islam di Indonesia yang disukai. Menyebutkan peninggalan kerajaan Islam di Indonesia Jumlah Soal

Nomor soal 1, 2, 4, 5, 6, 7, 8 3, 9

Jumlah soal 7 2

10, 11, 12, 13,14, 15, 17, 18, 20 16, 19

9 2 20


3.7.1.3. Validasi Perangkat Pembelajaran Validasi perangkat pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh melalui expert judgement, yaitu dengan dikonsultasikan kepada tiga orang ahli yaitu Kepala SDN Kloposawit, Guru kelas IV dan V SDN Kloposawit (lampiran 11). Perangkat pembelajaran yang dikonsultasikan berupa silabus (lampiran 1), RPP (lampiran 2), LKS (lampiran 4), bahan ajar (lampiran 3), soal evaluasi siklus I (lampiran 5) dan soal evaluasi siklus II (lampiran 8). Berikut ini kriteria validasi instrumen prestasi belajar siswa pada penelitian ini : Tabel 3.11 Kriteria Validasi Instrumen Prestasi Belajar Siswa No 1. 2. 3. 4. 5.

Skor 81 – 100 61 – 80 41 – 60 21 – 40 0 – 20

Kriteria Sangat layak Layak Cukup layak Kurang layak Sangat kurang layak

Setelah instrumen prestasi belajar dikonsultasikan dengan tiga ahli tersebut, maka diperoleh hasil perhitungan dalam tabel berikut ini : Tabel 3.12 Hasil Penghitungan Validasi Instrumen Prestasi Belajar Siswa Perangkat Pembelajaran Silabus

RPP

LKS

Bahan Ajar

Soal

Penilai Kepala SDN Kloposawit Guru Kelas IV SDN Kloposawit Guru Kelas V SDN Kloposawit Kepala SDN Kloposawit Guru Kelas IV SDN Kloposawit Guru Kelas V SDN Kloposawit Kepala SDN Kloposawit Guru Kelas IV SDN Kloposawit Guru Kelas V SDN Kloposawit Kepala SDN Kloposawit Guru Kelas IV SDN Kloposawit Guru Kelas V SDN Kloposawit Kepala SDN Kloposawit Guru Kelas IV SDN Kloposawit Guru Kelas V SDN Kloposawit

Hasil Penilaian 80 88 84 75 83 81 91 86 77 73 80 77 83 75 78

Kriteria Layak Sangat layak Sangat layak Layak Sangat layak Sangat layak Sangat layak Sangat layak Layak Layak Layak Layak Sangat layak Layak Layak


Hasil validasi silabus di atas menunjukkan kriteria sangat layak (88 dan 84) dari dua penilai dan kriteria layak (80) dari seorang penilai. Hasil validasi RPP di atas menunjukkan kriteria sangat layak (83 dan 81) dari dua penilai dan kriteria layak (75) dari seorang penilai. Hasil validasi LKS di atas menunjukkan kriteria sangat layak (91 dan 86) dari dua penilai dan kriteria layak (77) dari seorang penilai. Hasil validasi bahan ajar di atas menunjukkan kriteria layak (73, 80, dan 77) dari ketiga penilai. Hasil validasi Soal di atas menunjukkan kriteria sangat layak (83) dari seorang penilai dan kriteria layak (75 dan 78) dari dua orang penilai. Oleh karena itu, perangkat pembelajaran yang terdiri dari silabus, RPP, LKS, bahan ajar dan soal yang dibuat peneliti layak digunakan dalam mendukung kegiatan pembelajaran siswa kelas IV SDN Kloposawit

saat

penelitian berlangsung. 3.7.2.

Reliabilitas Instrumen Penelitian Azwar (2008:4) mengemukakan bahwa reliabilitas merupakan sejauh

mana hasil suatu pengukuran dapat dipercaya. Dalam pengujian validitas, itemitem yang valid bisa jadi reliabel atau tidak reliabel, akan tetapi item yang tidak valid pasti tidak reliabel. Taraf reliabilitas suatu tes dinyatakan dalam koefisien reliabilitas. Koefisien reliabilitas suatu tes dinyatakan dalam suatu bilangan antara 0,00 sampai 1,00. Berikut ini adalah tabel kriteria koefisien reliabilitas menurut Darmawan (2013:179) yang digunakan dalam penelitian ini: Tabel 3.11 Kriteria Koefisien Reliabilitas No 1. 2. 3. 4. 5.

Koefisien Reliabilitas ±0,80 – ±1,00 ±0,60 – ±0,79 ±0,40 – ±0,59 ±0,20 – ±0,39 ± 0,01 – ±0,19

Kriteria Sangat tinggi Tinggi Cukup Rendah Sangat rendah


Peneliti menggunakan program komputer SPSS 20 dengan tujuan untuk mempercepat perhitungan dan mendapatkan hasil data reliabilitas yang akurat. Hasil perhitungan reliabilitas untuk soal pilihan ganda siklus I (lihat tabel 3.12) menunjukkan bahwa soal pilihan ganda tersebut memiliki koefisien reliabilitas sebesar 0,906 (sangat tinggi). Tabel 3.12 Hasil Perhitungan Reliabilitas Siklus I Reliability Statistics Cronbach's N of Items Alpha .906 21

Hasil perhitungan reliabilitas untuk soal pilihan ganda siklus II (lihat tabel 3.13) menunjukkan bahwa soal pilihan ganda tersebut memiliki koefisien reliabilitas sebesar 0,897 (sangat tinggi). Tabel 3.13 Hasil Perhitungan Reliabilitas Siklus II Reliability Statistics Cronbach's N of Items Alpha .897 20

Hasil perhitungan tersebut menunjukkan bahwa soal siklus I dan II tersebut memiliki kualifikasi reliabilitas sangat tinggi dan layak digunakan sebagai instrumen pengumpulan data. 3.8.

Teknik Analisis Data Menurut Hasan (2006: 29) analisis data adalah memperkirakan atau

menentukan besarnya perubahan pengaruh secara kuantitatif dari suatu atau beberapa kejadian terhadap suatu atau beberapa kejadian lainnya. Kejadian dapat dinyatakan sebagai perubahan nilai variabel. Proses analisis data penelitian ini


dimulai dengan menelaah seluruh data yang diperoleh, baik melalui hasil pengamatan maupun tes evaluasi. Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, 2000 : 268), deskriptif mengandung arti pemaparan atau penggambaran dengan kata-kata secara jelas, terperinci, dan apa adanya dalam bentuk uraian atau deskripsi. Menurut Mulyana (2005: 8) analisis kuantitatif merupakan metode ilmiah untuk pencapaian validitas yang tinggi reliabilitasnya dan mempunyai peluang kebenaran ilmiah yang tinggi dengan memberi bobot (rating), peringkat (rangking), atau skor (scoring). Berdasarkan pengertian di atas, teknik deskriptif kuantitatif adalah teknik analisis data yang memberikan gambaran secara teratur, ringkas, dan jelas mengenai hasil penelitian yang berbentuk angka-angka sehingga memberikan kesan untuk lebih mudah dipahami maknanya. Data yang diperoleh dan dikumpulkan kemudian dianalisis untuk mengetahui peningkatan kedisiplinan dan prestasi belajar siswa kelas IV SDN Kloposawit pada tahun pelajaran 2014/2015 melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Berikut ini teknik yang digunakan untuk menganalisis data: 3.8.1.

Hasil Pengamatan Daftar cek kedisiplinan terdiri dari 15 butir kegiatan yang diamati oleh

peneliti. Perhitungan hasil pengamatan kedisiplinan setiap item pertanyaan dapat dihitung dengan cara sebagai berikut : 1) Menghitung jumlah skor kedisiplinan tiap siswa.


2) Menentukan

kategori

kedisiplinan

belajar

siswa.

Azwar

(2012:149)

menjelaskan bahwa untuk menggolongkan suatu sikap ke dalam tiga kategori dapat menggunakan rumus berikut ini : 1. Kategori Tinggi :

( + 1,0 ) < X

2. Kategori Sedang :

( - 1,0 ) < X ≤ ( + 1,0 )

3. Kategori Rendah :

X ≤ ( - 1,0 )

Instrumen kedisiplinan belajar siswa pada penelitian ini terdiri dari 15 item kegiatan. Siswa diberi skor 1 jika melakukan kegiatan dan diberi skor 0 jika tidak melakukan kegiatan tersebut. Rentang minimum – maksimum instrumen kedisiplinan belajar siswa pada penelitian ini adalah 15x0 = 0 sampai dengan 15x1 = 15, sehingga luas jarak sebenarnya adalah 15-0 = 15. Satuan deviasi standar ( ) diperoleh melalui rumus luas jarak sebenarnya/6, sehingga

= 15/6 = 2,5. Mean teoritik ( ) diperoleh melalui

rumus banyaknya item x rata-rata jumlah skor maksimum dan minimum setiap itemnya, sehingga

= 15x((1+0)/2) = 15x0,5 = 7,5. berdasarkan rumus

dari Azwar (2012:149) di atas, maka kategori kedisiplinan belajar pada penelitian ini adalah : 1. Kategori Tinggi : ( + 1,0 ) < X (7,5 + (1,0 x 2,5)) < X (7,5 + 2,5 ) < X 10 < X


2. Kategori Sedang : ( - 1,0 ) < X ≤ ( + 1,0 ) (7,5 – (1,0 x 2,5)) < X ≤ (7,5 + (1,0 x 2,5)) (7,5 – 2,5 ) < X ≤ (7,5 + 2,5 ) 5 < X ≤ 10 3. Kategori Rendah : X ≤ ( - 1,0 ) X ≤ (7,5 – (1,0 x 2,5)) X ≤ (7,5 – 2,5 ) X≤5 Berdasarkan penghitungan di atas, maka kategori kedisiplinan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Tabel 3.14 Kategori Kedisiplinan Siswa No 1. 2. 3.

Kriteria Tinggi Sedang Rendah

Skor 10 < X 5 < X ≤ 10 X≤5

3) Mencari skor kedisiplinan untuk masing-masing kategori kedisiplinan (

:

4) Mencari skor rata-rata kedisiplinan kelas:

3.8.2.

Hasil Tes Tertulis Langkah-langkah pengukuran prestasi melalui tes tertulis sebagai berikut:


1)

Penskoran Tes evaluasi pada penelitian ini berupa pilihan ganda. Penskoran tes evaluasi tersebut dilakukan dengan cara bila jawaban benar mendapatkan skor 1, dan jika jawabannya salah mendapatkan skor 0.

2)

Menghitung nilai akhir setiap siswa dengan menggunakan rumus :

3)

Menghitung nilai rata-rata kelas dengan rumus :

4)

Menghitung persentase jumlah siswa yang memenuhi KKM dengan menggunakan rumus : =

5)

x 100%

Membandingkan tingkat prestasi pada kondisi awal dengan akhir siklus I, akhir siklus I dengan akhir siklus II. Hal ini dilakukan untuk mengetahui apakah terjadi peningkatan prestasi atau tidak.

6) 3.9.

Menghitung kenaikan prestasi belajar siswa antar siklus. Indikator Keberhasilan Indikator keberhasilan dalam penelitian ini meliputi keberhasilan variabel

kedisiplinan dan prestasi belajar siswa. Indikator keberhasilan variabel kedisiplinan belajar siswa dilihat dari skor rata-rata kedisiplinan kelas. Indikator keberhasilan variabel prestasi belajar siswa dilihat dari rata-rata nilai siswa dan persentase ketuntasan KKM. KKM mata pelajaran IPS untuk kelas IV SDN


Kloposawit adalah 63. Siklus dihentikan jika target akhir siklus II sudah tercapai. Indikator keberhasilan penelitian tindakan kelas ini ditargetkan sebagai berikut: Tabel 3.15 Indikator Keberhasilan Penelitian No 1. 2.

Variabel

Indikator

Kedisiplinan belajar siswa Prestasi belajar siswa

Skor rata-rata kedisiplinan kelas Rata-rata nilai siswa Persentase ketuntasan KKM (63)

Kondisi Awal 4,95 (rendah)

Target Akhir Siklus II 7,50 10,00 (sedang) (sedang) Siklus I

51,34

58,00

65,00

20%

35%

50%


BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Dalam bab IV ini, peneliti membahas tentang hasil penelitian dan pembahasan dari penelitian yang dilakukan oleh peneliti. 4.1.

Hasil Penelitian Pada bagian hasil penelitian, peneliti memberikan penjelasan yang

berkaitan dengan prasiklus, deskripsi pelaksanaan, dan hasil dari penelitian yang dilakukan peneliti. 4.1.1.

Prasiklus Sebelum melaksanakan penelitian siklus I, peneliti terlebih dahulu

meminta ijin penelitian kepada Kepala SDN Kloposawit, kemudian melakukan wawancara dengan guru kelas IV untuk mengetahui permasalahan mengenai kedisiplinan dan prestasi belajar yang dialami siswa. Peneliti juga telah melakukan pengamatan pembelajaran siswa kelas IV pada 22 Oktober 2014 untuk memperoleh gambaran mengenai tingkat kedisiplinan belajar siswa. Berdasarkan hasil pengamatan kondisi awal yang peneliti lakukan, dapat diketahui bahwa terdapat 13 siswa (59%) yang berada pada tingkat kedisiplinan rendah dan 9 siswa (41%) yang berada pada tingkat kedisiplinan sedang (lampiran 13). Rata-rata kedisiplinan siswa kelas IV SDN Kloposawit pada semester ganjil tahun pelajaran 2014/2015 adalah 4,95 dan berada pada kategori rendah. Untuk mengetahui tingkat prestasi belajar siswa, peneliti telah meminta dokumentasi nilai IPS kelas IV pada tahun pelajaran 2012/2013 dan 2013/2014

71


(tabel 1.2). Berdasarkan hasil dokumentasi, dapat diketahui bahwa rata-rata nilai siswa kelas IV adalah 51,34 dan persentase ketuntasan KKM (63) adalah 20% (7 siswa dari 35 siswa). 4.1.2.

Deskripsi Pelaksanaan Penelitian Pada bagian deskripsi pelaksanaan penelitian, peneliti memberikan

penjelasan yang berkaitan dengan perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi dari siklus I dan II penelitian yang dilakukan peneliti. Siklus I 4.1.2.1. Perencanaan Pada bagian perencanaan ini, peneliti telah melaksanakan rencana yang telah dibuat pada bab III, yaitu sebelum melaksanakan penelitian, peneliti mengidentifikasi dan menganalisis masalah yang ada di kelas IV. Permasalahan yang ditemukan pada pembelajaran IPS kelas IV SDN Kloposawit adalah rendahnya kedisiplinan dan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS mengenai materi tokoh kerajaan pada masa Hindu, Budha dan Islam di Indonesia. Peneliti kemudian merumuskan masalah dan hipotesis, serta menyusun rencana penelitian dalam setiap siklusnya. Peneliti kemudian mengkaji standar kompetensi, kompetensi dasar, dan materi pokoknya. Setelah itu, peneliti menyusun silabus, RPP, LKS, kisi-kisi soal, instrumen penilaian, dan instrumen penelitian. Peneliti juga mendata nama-nama siswa kelas IV yang berkemampuan rendah, sedang dan tinggi pada mata pelajaran IPS berdasarkan nilai ulangan siswa.


Peneliti kemudian membentuk kelompok siswa yang tiap anggota masing-masing kelompok memiliki tingkat kemampuan tinggi, sedang, dan rendah, serta jenis kelamin dan etnis yang berbeda/heterogen. Peneliti membagi siswa kelas IV SDN Kloposawit ke dalam lima kelompok yang heterogen. Kemudian peneliti menyiapkan media dan alat peraga yang dibutuhkan saat penelitian, seperti peta peta wilayah persebaran kerajaan dan gambar tokoh kerajaan pada masa Hindu, Budha, dan Islam di Indonesia. 4.1.2.2. Pelaksanaan Siklus I dilaksanakan dalam dua kali pertemuan dan setiap pertemuan dilaksanakan dalam 6 jp (6 x 35 menit). Pada siklus I pertemuan 1, peneliti mengambil data kondisi awal siswa menggunakan instrumen pretest. Sedangkan pada siklus I pertemuan 2 digunakan peneliti untuk mengambil data nilai akhir siklus I menggunakan instrumen soal kuis siklus I (lampiran 16). Materi yang disajikan pada siklus I pertemuan 1 adalah masuknya agama Hindu, Budha, dan Islam di Indonesia, serta munculnya kerajaan-kerajaan pada masa Hindu, Budha, dan Islam di Indonesia. Sedangkan materi untuk siklus I pertemuan 2 adalah tokoh kerajaan pada masa Hindu di Indonesia. Pertemuan 1 Siklus I pertemuan 1 dilaksanakan pada penggalan 1 hari senin, 03 November 2014. Pertemuan 1 terdiri dari 3 jp (3 x 35 menit). Pada pertemuan 1, kegiatan pembelajaran yang dilakukan adalah : a.

Pendahuluan / kegiatan awal (20 menit) - Siswa mengucapkan salam.


- Siswa dan guru berdoa bersama-sama dipimpin salah satu siswa. - Siswa menjawab pertanyaan guru, “Bagaimana kabar kalian hari ini?” - Siswa diabsen oleh guru. Apersepsi: - Siswa

menjawab

pertanyaan

dari

guru

mengenai

pembelajaran

sebelumnya. Motivasi: - Guru memotivasi siswa agar semangat dalam mengikuti pembelajaran dengan memberikan jargon “kelas IV, pasti pintar.” Orientasi: - Siswa mendengarkan penjelasan guru tentang tujuan pembelajaran yang akan dipelajari yaitu tentang kerajaan pada masa Hindu, Budha, dan Islam di Indonesia. - Siswa mendengarkan penjelasan tentang aturan dan langkah-langkah pembelajaran. - Siswa mengerjakan soal pretest secara mandiri. b.


Siswa diminta mengamati empat gambar yang terdapat di buku siswa halaman 1. (mengamati) (guru menyampaikan materi pembelajaran)

2.

Guru

memberikan

kesempatan

kepada

siswa

untuk

mengajukan

pertanyaan yang berkaitan dengan gambar tersebut. (menanya) (guru menyampaikan materi pembelajaran)


3.

Siswa diminta berdiskusi dengan teman sebangku untuk mencoba menjawab pertanyaan yang telah diajukan. (mengumpulkan informasi, menalar) (guru menyampaikan materi pembelajaran)

4.


5.

Guru menyampaikan kepada siswa bahwa apa yang dilakukan oleh anak di dalam gambar menunjukkan sikap kepahlawanan karena mereka telah menolong sesama dan berkorban untuk orang lain (mengorbankan waktu, tenaga) tanpa pamrih. Siswa diminta mengamati gambar peta persebaran kerajaan pada masa Hindu, Budha dan Islam di Indonesia yang berisi beberapa tokoh pahlawan dan peninggalan kerajaan pada masa kerajaan Hindu, Budha dan Islam. (mengamati) (guru menyampaikan materi pembelajaran)

6.


7.

Siswa dibagi dalam beberapa kelompok (@ 4 – 5 siswa) secara heterogen dalam jenis kelamin, agama, dan tingkat prestasinya. (siswa belajar dalam tim)

8.

Siswa membaca materi pembelajaran tentang kerajaan pada masa Hindu, Budha, dan Islam di Indonesia yang telah dibagikan oleh guru. (mengumpulkan informasi) (belajar tim)


9.




Siswa didampingi guru untuk membuat kesimpulan.

5.

Siswa diminta melakukan refleksi dari kegiatan yang telah dilakukan dengan mengungkapkan perasaan mereka dan kendala yang dialami selama mengikuti pembelajaran.

6.


Pertemuan 2 Siklus I pertemuan 2 dilaksanakan pada penggalan kedua hari senin, 03 November 2014. Pertemuan 2 terdiri dari 3 jp (3 x 35 menit). Kegiatan pembelajaran yang dilakukan adalah : a. Pendahuluan / kegiatan awal (5 menit) 1.

Siswa dikondisikan oleh guru untuk mengikuti pembelajaran setelah istirahat.

2.

Guru mengulang sekilas materi sebelum istirahat.

3.

Siswa mendengarkan penjelasan guru tentang tujuan pembelajaran yang akan dipelajari yaitu tentang tokoh kerajaan pada masa Hindu di Indonesia.


4.


b.

Kegiatan inti (65 menit) 1.

Siswa mengamati gambar peta persebaran tokoh kerajaan pada masa Hindu di Indonesia, yaitu Gajah Mada dan Purnawarman. (mengamati) (guru menyampaikan materi pembelajaran)

2.

Siswa menyimak penjelasan guru tentang tokoh kerajaan pada masa Hindu di Indonesia. (mengamati) (guru menyampaikan materi pembelajaran)

3.

Siswa membaca materi pembelajaran tentang tokoh kerajaan pada masa Hindu di Indonesia yang telah dibagikan oleh guru. (mengumpulkan informasi) (guru menyampaikan materi pembelajaran)

4.


5.

Siswa menyampaikan hasil kerja kelompoknya di depan kelas. (mengomunikasikan) (siswa belajar dalam tim)

c.


Siswa bersama guru menyimpulkan pelajaran yang didapat.

2.

Siswa menjawab pertanyaan dari guru untuk mengetahui ketercapaian indikator.

3.

Siswa mengerjakan kuis secara mandiri. (siswa mengerjakan tes secara mandiri)


4.

Siswa melakukan refleksi dari kegiatan yang telah dilakukan dengan menjawab pertanyaan dari guru tentang perasaan mereka setelah pembelajaran, dan kendala yang ditemui selama mengikuti pembelajaran.

5.

Siswa diberi tugas oleh guru untuk menuliskan contoh kegiatan gotong royong yang pernah dilakukan di rumah.

6.

Guru memberikan skor individual kepada siswa dari nilai pretest pada pertemuan 1 dan nilai kuis pada pertemuan 2.

7.

Guru menghitung skor perkembangan individu yang diperoleh dari selisih soal kuis dan soal pretest.

8.

Guru mengumumkan skor individu dan nilai kelompok. Nilai kelompok diperoleh dari rata-rata skor individu anggota kelompok.

9.

Guru memberikan penghargaan kepada kelompok sangat baik dan kelompok super dengan memberikan sertifikat penghargaan. (guru memberikan penghargaan tim)

4.1.2.3. Pengamatan Selama pelaksanaan siklus I pertemuan 1 dan 2, peneliti melakukan pengamatan langsung mengenai proses pembelajaran dan cara kerja kelompok selama proses pembelajaran berlangsung untuk mengetahui pembelajaran sudah berjalan dengan baik atau belum baik dan mencari tahu kekurangannya sebagai tolak ukur untuk siklus selanjutnya. Proses pembelajaran pada siklus I ini sudah menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan cukup baik sesuai perencanaan. Namun, pada saat pembagian tim pertemuan I, beberapa siswa merasa tidak cocok


dengan anggota timnya. Beberapa siswa yang ada di tim Apel, Harimau, dan Serigala meminta pengulangan pembagian tim. Selain itu, pada perencanaan tiap tim terdiri dari empat sampai lima siswa, namun karena pada hari tersebut ada empat siswa yang tidak berangkat, maka ada dua kelompok yang hanya terdiri dari tiga orang. Saat bekerja dalam tim, ada beberapa siswa yang sulit untuk berdiskusi dengan anggota timnya, sehingga nilai tim tersebut tidak semaksimal tim lainnya. Siswa juga mengalami kesulitan dalam mengerjakan tugas tim untuk membuat peta pikiran tokoh kerajaan pada masa Hindu di Indonesia karena tidak mau berdiskusi dengan teman satu timnya. Ada tiga dari lima tim yang tidak dapat menyelesaikan tugas tersebut dalam waktu yang telah ditentukan. Hal ini menunjukkan kurangnya kedisiplinan siswa dalam mengerjakan tugas. Pada pertemuan kedua, siswa nampak sudah mulai mau menerima teman satu timnya, namun saat bekerja dalam tim, masih ada beberapa siswa yang sulit untuk berdiskusi dengan anggota timnya dan dua tim yang tidak dapat menyelesaikan tugas tepat waktu. Saat siswa mengerjakan kuis secara mandiri, kebanyakan siswa dengan serius mengerjakan kuis tersebut, namun ada juga siswa yang mengalami kesulitan dan memilih bertanya dengan teman sebangkunya. 4.1.2.4. Refleksi Dari seluruh kegiatan pembelajaran pada siklus I, peneliti merefleksikan bahwa proses pembelajaran sudah berlangsung dengan cukup baik, namun belum semua siswa terlibat aktif dalam timnya. Para siswa juga belum bertanggung jawab dalam mempelajari materi sampai semua anggota tim menguasainya.


Selama mengikuti proses pembelajaran, siswa bekerja dalam tim dengan cukup baik dan cukup disiplin terhadap peraturan yang telah disepakati bersama. Pada penelitian ini rata-rata kedisiplinan siswa pada siklus I adalah 7,89 (sedang) (lampiran 14). Berdasarkan hasil analisis kedisiplinan belajar siswa pada siklus I terjadi peningkatan jika dibandingkan dengan kondisi awal kedisiplinan belajar siswa sebelum menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD yang mencapai 4,95 (rendah). Hal ini sudah mencapai target siklus I (7,50), namun belum mencapai target akhir siklus II keberhasilan yang ditentukan (10,00). Pada penelitian ini keberhasilan prestasi belajar siswa dapat dilihat dari dua indikator, yaitu rata-rata nilai siswa dan persentase ketuntasan KKM. Ratarata prestasi belajar siswa pada siklus I adalah 53,33. Berdasarkan hasil analisis data pada siklus I (lampiran 20) terjadi peningkatan jika dibandingkan dengan nilai rata-rata ulangan siswa sebelum menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD yang mencapai 51,34, namun belum mencapai indikator keberhasilan yang ditentukan (58). Persentase ketuntasan KKM siswa pada siklus I adalah 22%. Berdasarkan hasil analisis data pada siklus I (lampiran 20) terjadi peningkatan jika dibandingkan dengan persentase ketuntasan KKM siswa sebelum menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD yang mencapai 20%, namun belum mencapai indikator keberhasilan yang ditentukan (35%). Selama proses pembelajaran pada siklus I, ada beberapa hal yang kemungkinan menjadi penyebab tidak tercapainya target akhir siklus I, antara lain:


1)

Pada saat pembagian kelompok, beberapa siswa merasa tidak cocok dengan anggota kelompoknya.

2)

Ada dua kelompok yang hanya terdiri dari tiga orang, karena pada hari tersebut ada empat siswa yang tidak berangkat.

3)

Saat bekerja dalam kelompok, ada beberapa siswa yang sulit untuk berdiskusi dengan anggota timnya.

4)

Siswa mengalami kesulitan dalam mengerjakan tugas kelompok untuk membuat peta pikiran tokoh kerajaan pada masa Hindu di Indonesia. Ada tiga dari lima kelompok yang tidak dapat menyelesaikan tugas kelompok untuk membuat peta pikiran dalam waktu yang telah ditentukan. Berdasarkan kegiatan pembelajaran

yang kurang optimal dan hasil

penelitian yang belum mencapai target akhir siklus I dan siklus II, maka peneliti melanjutkan penelitian pada siklus II. Siklus II dilakukan dengan tujuan untuk lebih mengoptimalkan pembelajaran agar tujuan penelitian dapat tercapai dengan baik. Siklus II 4.1.2.5. Perencanaan Sebelum

melaksanakan

penelitian, peneliti

mengidentifikasi

dan

menganalisis masalah muncul pada siklus I yang berhubungan dengan rendahnya kedisiplinan dan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS mengenai materi kerajaan pada masa Hindu, Budha dan Islam di Indonesia, serta tokoh kerajaan pada masa Hindu di Indonesia. Berikut ini adalah rencana peneliti untuk memperbaiki masalah yang muncul pada siklus I sehingga tidak muncul lagi pada


siklus II : 1)

Pada saat pembagian tim, guru memberikan pengertian kepada siswa untuk saling menghargai satu sama lain dan tidak boleh membeda-bedakan teman.

2)

Saat bekerja dalam tim, guru memberikan pengertian bahwa siswa harus berdiskusi dengan anggota timnya tanpa membeda-bedakan anggota tim.

3)

Kegiatan pembuatan peta pikiran tokoh kerajaan pada diganti dengan pembuatan pertanyaan dan jawaban yang dilakukan siswa berdasarkan materi ajar yang dibagikan. Peneliti kemudian merumuskan masalah dan hipotesis, serta menyusun

rencana penelitian dalam setiap siklus. Peneliti juga mengkaji standar kompetensi, kompetensi dasar, dan materi pokoknya, serta menyusun silabus, RPP, LKS, kisikisi soal, instrumen penilaian, dan instrumen penelitian. 4.1.2.6. Pelaksanaan Siklus II dilaksanakan dalam dua kali pertemuan dan setiap pertemuan dilaksanakan dalam 6 jp (6 x 35 menit). Pada siklus II pertemuan 1, peneliti mengambil data kondisi awal siswa menggunakan instrumen pretest. Sedangkan pada siklus I pertemuan 2 digunakan peneliti untuk mengambil data nilai akhir siklus I menggunakan instrumen soal kuis siklus II (lampiran 17). Materi yang disajikan pada siklus II pertemuan 1 adalah tokoh kerajaan pada masa Budha di Indonesia, sedangkan materi untuk siklus II pertemuan 2 adalah tokoh kerajaan pada masa Islam di Indonesia. Pertemuan 1 Siklus II pertemuan 1 dilaksanakan pada hari Kamis 06 November 2014.


Pertemuan 1 terdiri dari 3 jp (3x35 menit). Pada pertemuan 1, kegiatan pembelajaran yang dilakukan adalah : a.



-


-

Siswa menjawab pertanyaan guru, “Bagaimana kabar kalian hari ini?”

-

Siswa diabsen oleh guru. Apersepsi:

-

Siswa menjawab pertanyaan dari guru mengenai pembelajaran sebelumnya. Motivasi:

-

Guru memotivasi siswa agar semangat dalam mengikuti pembelajaran yang akan dilaksanakan. Orientasi:

-

Siswa mendengarkan penjelasan guru tentang tujuan pembelajaran hari itu yaitu tentang tokoh kerajaan pada masa Budha di Indonesia.

-


-

b.

Siswa mengerjakan soal pretest secara mandiri. Kegiatan inti ( 80 menit)

1. Siswa mengamati gambar peta persebaran tokoh kerajaan pada masa Budha di Indonesia, yaitu Ratu Sima dan Balaputradewa. (mengamati) (guru menyampaikan materi pembelajaran)


2. Siswa menyimak penjelasan dari guru tentang kerajaan pada masa Budha di Indonesia. (mengamati) (guru menyampaikan materi pembelajaran) 3. Siswa dibagi dalam beberapa kelompok (@ 4 – 5 siswa) secara heterogen dalam jenis kelamin, agama, dan tingkat prestasinya. 4. Siswa membaca materi pembelajaran tentang tokoh kerajaan pada masa Budha di Indonesia yang telah dibagikan oleh guru.

(mengumpulkan

informasi) (guru menyampaikan materi pembelajaran) 5. Siswa mengerjakan LKS secara berkelompok setelah mendengar penjelasan petunjuk pengerjaan LKS dan aturan ketika berdiskusi dalam kelompok. Semua siswa dipastikan terlibat dalam tugas kelompok tersebut dan mempelajari materi. (menalar) (siswa belajar dalam tim) 6. Siswa menyampaikan hasil kerja kelompoknya di depan kelas. (mengomunikasikan) (siswa belajar dalam tim) 7. Siswa mendengarkan konfirmasi dari guru. c.

Penutup (5 menit) 1. Siswa bersama guru menyimpulkan pelajaran yang didapat. 2. Siswa menjawab pertanyaan dari guru untuk mengetahui ketercapaian indikator. 3. Siswa melakukan refleksi dari kegiatan hari ini dengan menjawab pertanyaan dari guru tentang perasaan mereka setelah pembelajaran, dan kendala apa saja yang ditemui selama mengikuti pembelajaran. 4. Guru mengkondisikan siswa untuk istirahat


Pertemuan 2 Siklus I pertemuan 2 dilaksanakan pada penggalan kedua hari senin, 03 November 2014. Pertemuan 2 terdiri dari 2 jp (2 x 35 menit). Kegiatan pembelajaran yang dilakukan adalah : a.



-


-

Siswa diabsen oleh guru. Apersepsi:

-

Siswa menjawab pertanyaan dari guru mengenai

pembelajaran

sebelumnya. Motivasi: -

Guru memotivasi siswa agar semangat dalam mengikuti pembelajaran. Orientasi:

-

Siswa mendengarkan penjelasan guru tentang tujuan pembelajaran yang akan dipelajari yaitu tentang tokoh kerajaan pada masa Islam di Indonesia.

-


b.

Kegiatan inti (70 menit) 1. Siswa mengamati gambar peta persebaran tokoh kerajaan pada masa Islam di Indonesia, yaitu Sultan Hasanuddin dan Sultan Iskandar Muda. (mengamati) (guru menyampaikan materi pembelajaran)


2. Siswa menyimak penjelasan dari guru tentang kerajaan pada masa Islam di Indonesia. (mengamati) (guru menyampaikan materi pembelajaran) 3. Siswa dibagi dalam beberapa kelompok (@ 4 – 5 siswa) secara heterogen dalam jenis kelamin, agama, dan tingkat prestasinya. 4. Siswa membaca materi pembelajaran tentang tokoh kerajaan pada masa Islam di Indonesia yang telah dibagikan oleh guru.

(mengumpulkan

informasi) (siswa belajar dalam tim) 5. Siswa mengerjakan LKS secara berkelompok setelah mendengar penjelasan petunjuk pengerjaan LKS dan aturan ketika berdiskusi dalam kelompok. Semua siswa dipastikan terlibat dalam tugas kelompok tersebut dan mempelajari materi. (menalar) (siswa belajar dalam tim) 6. Siswa menyampaikan hasil kerja kelompoknya di depan kelas. (mengomunikasikan) c.

Penutup (20 menit) 1. Siswa bersama guru menyimpulkan pelajaran yang didapat. 2. Siswa menjawab pertanyaan dari guru untuk mengetahui ketercapaian indikator. 3. Siswa mengerjakan kuis secara mandiri. (siswa mengerjakan tes secara mandiri) 4. Siswa melakukan refleksi dari kegiatan hari ini dengan menjawab pertanyaan dari guru tentang perasaan mereka setelah pembelajaran, dan kendala apa saja yang ditemui selama mengikuti pembelajaran.


5. Siswa diberi tugas oleh guru untuk membuat cerita tentang salah satu tokoh kerajaan pada masa Hindu, Budha, dan Islam di Indonesia. 6. Guru memberikan skor individual kepada siswa dari nilai pretest pada pertemuan 1 dan nilai kuis pada pertemuan 2. 7. Guru menghitung skor perkembangan individu yang diperoleh dari selisih soal kuis dan soal pretest. 8. Guru mengumumkan skor individu dan nilai kelompok. Nilai kelompok diperoleh dari rata-rata skor individu anggota kelompok. 9. Guru memberikan penghargaan kepada kelompok sangat baik dan kelompok super dengan memberikan sertifikat penghargaan. (guru memberikan penghargaan tim) 4.1.2.7. Pengamatan Selama pelaksanaan siklus II pertemuan 1 dan 2, peneliti melakukan pengamatan langsung mengenai proses pembelajaran dan cara kerja kelompok selama proses pembelajaran berlangsung untuk mengetahui pembelajaran sudah berjalan dengan baik atau belum baik dan mencari tahu kekurangannya sebagai tolak ukur untuk siklus selanjutnya. Proses pembelajaran pada siklus II ini sudah menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan lebih baik daripada siklus I. Siswa sudah nampak memahami langkah-langkah pembelajaran kooperatif tipe STAD. Pada saat pembagian tim, siswa sudah nampak merasa lebih nyaman dan cocok dengan anggota timnya. Kerjasama kelompok juga lebih baik jika dibandingkan siklus I sehingga semua kelompok dapat menyelesaikan tugas dengan baik dan


tepat waktu. Siswa nampak lebih tertib dan teratur selama proses belajar kelompok. Siswa sudah tidak mengalami kesulitan dan mau berdiskusi dengan teman satu timnya dalam mengerjakan tugas tim. 4.1.2.8. Refleksi Dari seluruh kegiatan pembelajaran pada siklus II, peneliti merefleksikan bahwa proses pembelajaran sudah berlangsung dengan baik sesuai dengan yang diharapkan. Semua siswa terlibat aktif dalam timnya. Para siswa juga bertanggung jawab dalam mempelajari materi sampai semua anggota tim menguasainya. Selama mengikuti proses pembelajaran, siswa sudah bekerja dalam tim dengan baik dan disiplin terhadap peraturan yang telah disepakati bersama. Pada penelitian ini rata-rata kedisiplinan siswa pada siklus II adalah 10,41 (lampiran 15). Berdasarkan hasil analisis kedisiplinan belajar siswa pada siklus II terjadi peningkatan jika dibandingkan dengan siklus I yang mencapai 8,61 dan sudah mencapai indikator keberhasilan yang ditentukan (10,00). Rata-rata nilai siswa pada siklus II ini adalah 66,59. Berdasarkan hasil analisis data pada siklus II (lampiran 20) terjadi peningkatan jika dibandingkan dengan rata-rata nilai siswa pada siklus I yang mencapai 53,33 dan sudah mencapai indikator keberhasilan yang ditentukan (65). Persentase ketuntasan KKM pada siklus II ini adalah 59%. Berdasarkan hasil analisis data pada siklus II (lampiran 20) terjadi peningkatan jika dibandingkan dengan persentase ketuntasan KKM pada siklus I, yaitu dari 22%, dan sudah mencapai indikator keberhasilan yang ditentukan (50%).


Selama proses pembelajaran pada siklus II, ada beberapa hal yang ditemukan, antara lain : (1) pada saat pembagian tim, siswa sudah mulai merasa nyaman dan cocok dengan anggota timnya; (2) saat bekerja dalam tim, ada kerjasama tim yang lebih baik dibandingkan siklus I sehingga semua tim dapat menyelesaikan tugas dengan baik dan tepat waktu; (3) siswa lebih tertib dan teratur dalam proses belajar dalam tim; dan (4) kegiatan siswa selama proses belajar mengajar sudah mengarah pada pembelajaran kooperatif secara lebih baik. Dikarenakan target kedisiplinan dan prestasi belajar siswa pada siklus II sudah tercapai, maka peneliti memutuskan untuk menghentikan penelitian sampai siklus II. 4.1.3.

Deskripsi Hasil Penelitian Pada bagian deskripsi hasil penelitian ini, peneliti memberikan

penjelasan hasil penelitian yang berkaitan dengan kedisiplinan dan prestasi belajar siswa dari penelitian yang dilakukan peneliti. 4.1.3.1. Kedisiplinan Belajar Siswa a.

Proses Pembelajaran Penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada mata

pelajaran IPS siswa kelas IV SDN Kloposawit tahun pelajaran 2014/2015 yang dilakukan dengan langkah-langkah: guru menyampaikan materi pembelajaran, siswa belajar dalam tim, siswa mengerjakan tes secara mandiri, dan guru memberikan penghargaan tim. Slavin (2008:156) menjelaskan bahwa sebelum siswa belajar dalam tim, guru dianjurkan menjelaskan dan menekankan aturan tim yang berlaku. Aturan tersebut dibuat dan disepakati bersama oleh semua siswa


tetapi tetap memberikan tanggung jawab kepada siswa untuk membantu anggota timnya dalam mempelajari materi pembelajaran. Peneliti meminta guru untuk melakukan beberapa hal dalam pelaksanaan pembelajaran supaya siswa lebih disiplin yaitu menekankan pada aturan tim yang telah dibuat dan disepakati bersama. Siswa diminta mengikuti aturan selama mengikuti proses pembelajaran. Dengan memberikan aturan tim, mengingatkan siswa untuk menaati aturan yang telah dibuat selama pembelajaran berlangsung, membagi siswa ke dalam kelompok-kelompok yang heterogen, dan memberikan pengertian kepada siswa untuk saling menghormati dan menghargai satu sama lain, siswa menjadi lebih disiplin dalam belajar di kelas. Disiplin yang dimaksud dalam penelitian ini adalah ketertiban dalam mengikuti aturan dan kontrol diri siswa selama pembelajaran, dalam mengerjakan tugas, dan ulangan. b.

Hasil Data yang diperoleh dari siklus I dan II adalah data hasil pengamatan

kegiatan belajar siswa yang mencerminkan kedisiplinan belajar siswa. Instrumen yang digunakan untuk mengetahui kedisiplinan belajar siswa adalah daftar cek. Pada kondisi awal, siswa yang masuk ke dalam kriteria rendah ada 13 siswa (59%) dan kriteria sedang ada 9 siswa (41%) dengan skor rata-rata kedisiplinan siswa adalah 4,95 (rendah). Pada siklus I, siswa yang masuk ke dalam kriteria rendah ada 7 siswa (39%), kriteria sedang ada 3 siswa (17%), dan kriteria tinggi ada 8 siswa (44%) dengan skor rata-rata kedisiplinan siswa adalah 7,89 (sedang). Pada siklus II, siswa yang masuk ke dalam kriteria rendah ada 3 siswa (14%), kriteria sedang ada


6 siswa (27%), dan kriteria tinggi ada 13 siswa (59%) dengan skor rata-rata kedisiplinan siswa adalah 10,41 (tinggi). Berikut ini adalah tabel rekapitulasi Pengamatan kedisiplinan belajar siswa kelas IV SDN Kloposawit : Tabel 4.1. Rekapitulasi Pengamatan Kedisiplinan Siswa No

Nama Siswa

1.

BGA

2.

AZZ

3.

DMA

4.

DYA

5.

BGU

6.

HBB

7.

AGN

8.

ANN

9.

ARF

10.

DKA

11.

DYH

12.

FZL

13.

MYV

14.

MFT

15.

FAZ

16.

NDL

17.

STR

18.

YLI

19.

DNG

20.

IHN

21.

TPN

22.

ANG

Jumlah Rata-Rata

Kondisi Awal Skor Kategori

Skor

4 5 4 2 4 5 10 9 7 6 9 1 8 8 1 9 2 7 1 2 2 3 109 4.95

4 4 2 11 12 11 12 3 12 11 2 14 5 11 8 8 9 3 142 7.89

Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Rendah Sedang Sedang Rendah Sedang Rendah Sedang Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah

Siklus 1 Kategori

Rendah Rendah Rendah Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Rendah Tinggi Tinggi Rendah Tinggi Rendah Tinggi Sedang Sedang Sedang Rendah Sedang

Skor

Siklus 2 Kategori

11 10 9 5 8 12 12 13 14 11 13 5 13 14 12 15 8 13 8 12 6 5 229 10.41

Tinggi Sedang Sedang Rendah Sedang Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Rendah Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Sedang Tinggi Sedang Tinggi Sedang Rendah Tinggi

Berdasarkan data di atas, dapat disimpulkan bahwa skor rata-rata kedisiplinan belajar siswa mengalami peningkatan setelah dilakukan penelitian dari 4,95 (rendah) pada kondisi awal menjadi 7,89 (sedang) pada siklus I, dan menjadi 10,41 (tinggi) pada siklus II (gambar 4.1). Karena target akhir


kedisiplinan belajar siklus II sudah tercapai, maka penelitian dihentikan pada siklus II. Berikut ini adalah gambar peningkatan kedisiplinan belajar siswa:

15 10.41 8.61

10 4.95 5

0 Kondisi Awal

Siklus I

Siklus II

Gambar 4.1 Rata-rata kedisiplinan belajar siswa 4.1.3.2. Prestasi Belajar Siswa a.

Proses Pembelajaran Penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada mata

pelajaran IPS siswa kelas IV SDN Kloposawit tahun pelajaran 2014/2015 yang dilakukan dengan langkah-langkah: guru menyampaikan materi pembelajaran, siswa belajar dalam tim, siswa mengerjakan tes secara mandiri, dan guru memberikan penghargaan tim. Menurut Slavin (2008:144) model pembelajaran kooperatif tipe STAD membagi siswa ke dalam beberapa tim yang heterogen dalam tingkat prestasi, jenis kelamin, ras, dan etnisitas. Tiap tim terdiri dari empat atau lima siswa. Fungsi utama dari tim ini adalah memastikan bahwa semua anggota tim benar-benar belajar, sehingga bisa mengerjakan tes dengan baik. Peneliti meminta guru melakukan beberapa hal dalam pelaksanaan pembelajaran supaya siswa dapat menguasai materi dengan baik, yaitu dengan


meminta siswa mengerjakan lembar kegiatan dalam tim dan memberikan penghargaan tim. Model pembelajaran kooperatif tipe STAD memiliki keistimewaan dibandingkan model pembelajaran yang lain, yaitu menerapkan adanya penghargaan tim. Menurut Trianto (2009:71) dalam penghargaan tim, guru mencari cara-cara untuk menghargai baik upaya maupun hasil belajar individu maupun tim. Siswa yang merasa usaha belajarnya dihargai menjadi lebih semangat belajar, yang berdampak pada meningkatnya prestasi belajar siswa. b.

Hasil Data yang diperoleh dari siklus I dan II adalah data hasil evaluasi yang

dapat menunjukkan peningkatan prestasi belajar siswa. Soal evaluasi yang digunakan adalah 20 soal pilihan ganda untuk masing-masing siklusnya. Soal evaluasi ini diberikan tiap akhir siklus I dan II. Peningkatan prestasi belajar siswa pada penelitian ini dapat dilihat dari dua indikator, yaitu skor rata-rata nilai siswa dan persentase ketuntasan KKM. KKM yang dipakai dalam penelitian ini adalah KKM pada mata pelajaran IPS di kelas IV SDN Kloposawit pada tahun pelajaran 2014/2015, yaitu sebesar 63. Pada kondisi awal, rata-rata nilai siswa adalah 51,34 dengan jumlah siswa yang nilainya diatas KKM (63) ada 7 dari 35 siswa (20%). Pada siklus I, rata-rata nilai siswa adalah 53,33 dengan jumlah siswa yang nilainya diatas KKM (63) ada 4 dari 18 siswa (22%). Pada siklus II, rata-rata nilai siswa adalah 66,59 dengan jumlah siswa yang nilainya di atas KKM (63) ada 13 dari 22 siswa (59%). Berikut ini adalah tabel rekapitulasi prestasi belajar siswa kelas IV SDN Kloposawit setelah penelitian :


Tabel 4.2 Rekapitulasi Prestasi Belajar Siswa No

Nama Siswa

BGA AZZ DMA DYA BGU HBB AGN ANN ARF DKA DYH FZL MYV MFT FAZ NDL STR YLI DNG IHN TPN ANG Jumlah Rata-Rata Persentase Ketuntasan KKM (63)

Sebelum Tindakan

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22.

51,34 20%

Sesudah Tindakan Siklus 1 Siklus 2 Ketuntasan Ketuntasan Nilai Nilai Ya Tidak Ya Tidak 60 √ 55 √ 10 √ 45 √ 55 √ 50 √ 60 √ 30 √ 60 √ 85 √ 62 √ 95 √ 60 √ 90 √ 55 √ 70 √ 90 √ 75 √ 50 √ 50 √ 48 √ 65 √ 70 √ 65 √ 30 √ 70 √ 75 √ 85 √ 20 √ 85 √ 55 √ 80 √ 45 √ 80 √ 65 √ 80 √ 45 √ 55 √ 50 √ 50 √ 960 4 14 1465 13 9 53.33 66.59 22%

59%

Dapat disimpulkan bahwa rata-rata nilai siswa mengalami peningkatan setelah dilakukan penelitian dari 51,34 pada kondisi awal menjadi 53,33 pada siklus I, dan menjadi 66,59 pada siklus II, serta persentase ketuntasan KKM siswa mengalami peningkatan setelah dilakukan penelitian dari 20% pada kondisi awal menjadi 22% pada siklus I, dan menjadi 59% pada siklus II (gambar 4.2). Karena target akhir prestasi belajar siklus II sudah tercapai, maka penelitian dihentikan pada siklus II. Berikut ini adalah gambar peningkatan prestasi belajar siswa yang dilihat dari skor rata-rata nilai siswa dan persentase ketuntasan KKM (63):


100 90 80

66.59 59%

70 60

53.33

51.34

50 40

22%

20%

30 20 10 0

Kondisi Awal Rata-rata nilai siswa

Siklus I

Siklus II

Persentase Ketuntasan KKM (63)

Gambar 4.2 Hasil prestasi belajar siswa 4.2.

Pembahasan Hasil Penelitian Penelitian tentang peningkatan kedisiplinan dan prestasi belajar siswa

dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD telah dilaksanakan di kelas IV SDN Kloposawit pada semester ganjil tahun pelajaran 2014/2015. Siklus I dan II penelitian ini telah dilaksanakan dengan baik dan lancar. Berikut ini adalah pembahasan hasil penelitian mengenai peningkatan kedisiplinan dan prestasi belajar siswa kelas IV SDN Kloposawit dalam mata pelajaran IPS dengan menggunakan model kooperatif tipe STAD. 4.2.1.

Peningkatan Kedisiplinan Belajar Siswa Data kedisiplinan belajar siswa diambil peneliti dengan menggunakan

daftar cek sebagai dasar pengamatan. Peneliti mengamati kegiatan siswa yang mencerminkan kedisiplinan selama pembelajaran berlangsung. Berdasarkan data hasil pengamatan menggunakan daftar cek kedisiplinan telah terjadi peningkatan kedisiplinan belajar siswa.


Pada kondisi awal, siswa yang masuk ke dalam kriteria rendah ada 13 siswa (59%) dan kriteria sedang ada 9 siswa (41%) dengan skor rata-rata kedisiplinan siswa adalah 4,95 (rendah). Ketika melakukan pengamatan di kelas IV, peneliti menemukan beberapa hal yang menunjukkan kedisiplinan siswa yang rendah. Hal-hal tersebut antara lain: 1) sebagian besar siswa kurang memperhatikan pembelajaran dari guru; 2) sebagian besar siswa tidak mengangkat tangan ketika ingin bertanya ataupun menjawab pertanyaan dari guru; 3) sebagian besar siswa tidak mengerjakan tugas yang diberikan ketika guru sedang keluar kelas; 4) sebagian besar siswa tidak bisa menjaga ketenangan saat pembelajaran IPS berlangsung; dan 5) sebagain besar siswa tidak mengumpulkan tugas tepat pada waktunya. Hal tersebut terjadi karena penerapan model pembelajaran yang kurang inovatif, sehingga siswa menjadi bosan dan kedisiplinan siswa menjadi rendah. melihat hal tersebut, maka peneliti memilih model pembelajaran kooperatif tipe STAD untuk diterapkan pada siswa kelas IV SDN Kloposawit agar siswa menjadi lebih disiplin selama mengikuti pembelajaran. Pada siklus I, siswa yang masuk ke dalam kategori rendah ada 7 siswa (39%), kriteria sedang ada 3 siswa (17%), dan kriteria tinggi ada 8 siswa (44%) dengan skor rata-rata kedisiplinan siswa adalah 7,89 (sedang). Pada siklus II, siswa yang masuk ke dalam kriteria rendah ada 3 siswa (14%), kriteria sedang ada 6 siswa (27%), dan kriteria tinggi ada 13 siswa (59%) dengan skor rata-rata kedisiplinan siswa adalah 10,41 (tinggi). Berdasarkan data di atas, nampak adanya peningkatan kedisiplinan siswa setelah diterapkannya model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Peningkatan kedisiplinan siswa nampak dari peningkatan


skor rata-rata kedisiplinan 4,95 (rendah) pada kondisi awal menjadi 7,89 (sedang) pada siklus I dan menjadi 10,41 (tinggi) pada siklus II. Peningkatan itu terjadi karena pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD mampu membuat siswa menjadi lebih disiplin. Slavin (2008:151) menjelaskan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe STAD memiliki empat langkah pembelajaran, yaitu: 1) guru menyampaikan materi pembelajaran; 2) siswa belajar dalam tim; 3) siswa mengerjakan tes/kuis secara mandiri; dan 4) guru memberikan penghargaan tim. Slavin (2008:156) menjelaskan bahwa sebelum siswa belajar dalam tim, guru dianjurkan menjelaskan dan menekankan aturan tim yang berlaku secara rutin. Aturan tersebut dibuat bersama-sama secara klasikal tetapi tetap memberikan tanggung jawab kepada siswa untuk membantu anggota timnya dalam mempelajari materi pembelajaran. Supriyanti (2006:10) menjelaskan bahwa disiplin adalah sikap atau tindakan yang sesuai dengan aturan atau tata tertib yang berlaku. Sedangkan menurut Dimyati dan Mudjiono (2013:52) manfaat pengulangan bagi siswa adalah untuk menyadarkan siswa agar bersedia mengerjakan latihan-latihan yang berulang. Dengan kesadaran ini, diharapkan siswa merasa tidak bosan selama pembelajaran. Penekanan aturan tim oleh guru secara rutin dan berulang akan menyadarkan siswa tentang arti kedisiplinan belajar. Berdasarkan tabel rekapitulasi pengamatan kedisiplinan siswa, nampak bahwa rata-rata kedisiplinan belajar siswa pada kondisi awal sebesar 4,95 (rendah) meningkat pada siklus I menjadi 7,89 (sedang), dan meningkat pada siklus II


menjadi 10,41 (tinggi) (lihat tabel 4.1). Dengan adanya peningkatan dari kondisi awal ke siklus I sebesar 2,94 dan dari siklus I ke siklus II sebesar 2,52 menunjukkan bahwa siswa lebih disiplin pada saat pembelajaran berlangsung dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD. 4.2.2.

Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Data rekapitulasi prestasi belajar siswa yang menggunakan instrumen

berupa 20 soal pilihan ganda untuk masing-masing siklus menunjukkan bahwa telah terjadi peningkatan prestasi belajar siswa setelah menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Prestasi belajar siswa pada penelitian ini dapat diketahui dari dua indikator, yaitu rata-rata nilai siswa dan persentase ketuntasan KKM. Rata-rata nilai siswa pada kondisi awal sebesar 51,34 dengan persentase ketuntasan KKM sebesar 20% (7 dari 35 siswa). Rendahnya prestasi belajar siswa disebabakan oleh penerapan model pembelajaran yang kurang inovatif. Hal tersebut membuat siswa menjadi bosan dan mengalihkan perhatiannya dengan asyik ngobrol dengan teman sebangku saat guru sedang menjelaskan materi. Hal tersebut membuat peneliti memilih model pembelajaran yang inovatif untuk meningkatkan prestasi belajar siswa. Model pembelajaran inovatif yang dipilih peneliti adalah modle pembelajaran kooperatif tipe STAD. Slavin (2008:151) menjelaskan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe STAD memiliki empat langkah pembelajaran, yaitu : 1) guru menyampaikan materi pembelajaran; 2) siswa belajar dalam tim; 3) siswa mengerjakan tes/kuis secara mandiri; dan 4) guru memberikan penghargaan tim. Model pembelajaran


kooperatif tipe STAD memiliki keistimewaan dibandingkan model pembelajaran yang lain, yaitu menerapkan adanya penghargaan tim. Menurut Trianto (2009:71) dalam penghargaan tim, guru mencari cara-cara untuk menghargai baik upaya maupun hasil belajar individu maupun tim. Siswa yang merasa usaha belajarnya dihargai akan lebih semangat dalam belajar, yang pada akhirnya akan berdampak pada meningkatnya prestasi belajar siswa. Pada siklus I rata-rata nilai siswa adalah 53,33 dengan persentase ketuntasan KKM sebesar 22% (4 dari 18 siswa), namun belum mencapai target yang diharapkan, yaitu 58,00 dan 35%. Hal ini menunjukkan bahwa penelitian belum berhasil. Peneliti beranggapan penyebab belum tercapainya target rata-rata nilai siswa dan persentase ketuntasan KKM siswa adalah pada saat pembagian kelompok, beberapa siswa merasa tidak cocok dengan anggota kelompoknya sehingga ada beberapa siswa yang sulit untuk berdiskusi dengan anggota timnya. Selain itu siswa kemungkinan mengalami kesulitan dalam mengerjakan tugas kelompok untuk membuat peta pikiran tokoh kerajaan pada masa Hindu di Indonesia. Hal ini terlihat dari beberapa kelompok yang belum dapat menyelesaikan tugas kelompok tersebut sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. Trianto (2009:68) menjelaskan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe STAD membagi siswa ke dalam bebarapa kelompok kecil dengan jumlah anggota tiap kelompoknya adalah empat sampai lima orang yang heterogen dalam tingkat

prestasi,

jenis

kelamin,

suku,

dan lain-lain. Slavin (2008:12)

mengungkapkan bahwa tujuan pembagian kelompok pada model pembelajaran kooperatif STAD adalah untuk mendorong siswa agar saling membantu satu sama


lain dalam menguasai materi pembelajaran dengan baik dengan keragaman tingkat prestasi, jenis kelamin, suku, dan lain-lain. Peneliti beranggapan tidak tercapainya target prestasi belajar siswa pada siklus I ini dikarenakan siswa yang belum memahami model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan sungguh-sungguh. Berdasarkan siklus I penelitian yang belum berhasil, maka penelitian dilanjutkan pada siklus II. Pada siklus II, peneliti berusaha memperbaiki masalah yang muncul pada siklus I sehingga tidak muncul lagi pada siklus II. Usaha yang dilakukan peneliti adalah pada saat pembagian kelompok, guru memberikan pengertian kepada siswa untuk saling menghargai satu sama lain dan tidak boleh membeda-bedakan teman. Selain itu, guru juga mengarahkan siswa dengan tingkat prestasi yang rendah untuk belajar dari siswa dengan prestasi belajar yang tinggi. Siswa dengan prestasi belajar yang tinggi diminta membantu siswa dengan prestasi belajar yang rendah untuk mempelajari materi pembelajaran. Dari tabel hasil prestasi belajar siswa siklus I dan II, nampak bahwa pada ada peningkatan hasil prestasi belajar siswa setelah dilakukan perbaikanperbaikan masalah yang muncul pada siklus I. Rata-rata nilai siswa pada siklus I adalah 53,33 meningkat sebesar 13,26 menjadi 66,59 pada siklus II. Rata-rata nilai siswa pada siklus II ini sudah mencapai target yang ditentukan yaitu sebesar 65. Persentase ketuntasan KKM (63) pada siklus I yaitu 22% (4 dari 18 siswa) meningkat sebesar 37% menjadi 59% (13 dari 22 siswa) pada siklus II dan sudah mencapai target yang ditentukan yaitu sebesar 65,00 dan 50%. Berikut ini adalah tabel hasil prestasi belajar siswa pada siklus I dan siklus II pada penelitian ini:


Tabel 4.3 Hasil Prestasi Belajar Siswa Siklus I dan II Nama Siswa 1. BGA 2. AZZ 3. DMA 4. DYA 5. BGU 6. HBB 7. AGN 8. ANN 9. ARF 10. DKA 11. DYH 12. FZL 13. MYV 14. MFT 15. FAZ 16. NDL 17. STR 18. YLI 19. DNG 20. IHN 21. TPN 22. ANG Jumlah Rata-Rata Persentase Ketuntasan KKM (63) No

Nilai Kuis Siklus I Siklus II 60 55 10 45 55 50 60 30 60 85 65 95 60 90 55 70 90 75 50 50 45 65 70 65 30 70 75 85 20 85 55 80 45 80 65 80 45 55 50 50 960 1465 53.33 66.59 22%

Peningkatan Meningkat Tidak Meningkat √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 18 4

59%

Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa siswa yang nilainya pengalami peningkatan ada 18 siswa dari 22 siswa (81%). Hal ini kenungkinan dikarenakan pada siklus II siswa sudah mulai terbiasa bekerja kelompok dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Dapat dilihat pula bahwa 4 siswa dari 22 siswa (19%) tidak mengalami peningkatan nilai, kemungkinan hal ini 7dikarenakan pada siklus II siswa tersebut tidak memperhatikan pembelajaran dan tidak belajar dalam kelompok dengan baik. Berdasarkan hasil penelitian yang dilaksanakan peneliti dalam dua siklus, nampak bahwa model pembelajaran kooperatif tipe STAD yang diterapkan pada


siswa kelas IV SDN Kloposawit tahun pelajaran 2015/2015 dapat meningkatkan kedisiplinan dan prestasi belajar siswa. Berikut ini adalah tabel hasil penelitian peningkatan kedisiplinan dan prestasi belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD di kelas IV SDN Kloposawit pada semester ganjil tahun pelajaran 2014/2015 : Tabel 4.4 Hasil Penelitian No

Variabel

Indikator

1.

Kedisiplinan belajar siswa

2.

Prestasi belajar siswa

Skor rata-rata kedisiplinan kelas Rata-rata nilai siswa Persentase ketuntasan KKM (63)

Kondisi Awal

Kondisi Akhir Siklus I Siklus II Target Hasil Target Hasil

4,95 (rendah)

7,50 (sedang)

7,89 (sedang)

10,00 (sedang)

10,41 (tinggi)

51,34

58,00

53.33

65,00

66.59

20%

35%

22%

50%

59%

Hasil penelitian ini mendukung penelitian Suprianto (2013) bahwa penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan kedisiplinan dan prestasi belajar siswa. Melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD ini, kedisiplinan siswa dapat meningkat dengan adanya penekanan pada aturan tim dan prestasi belajar siswa dapat meningkat dengan adanya penghargaan tim. Siswa dengan tingkat prestasi rendah dapat bekerjasama dengan timnya untuk mendapatkan penghargaan. Hal ini dapat meningkatkan semangat belajar siswa. Namun penerapan model kooperatif STAD ini memiliki kekurangan yakni pelaksanaannya membutuhkan waktu yang lama, dan guru yang akan menerapkan model pembelajaran ini harus memahami betul langkah-langkah pelaksanaannya, sehingga tujuan belajar yang diinginkan dapat tercapai dengan optimal.


BAB V PENUTUP

Dalam bab V ini, peneliti membahas tentang kesimpulan, keterbatasan, dan saran dari penelitian yang dilakukan oleh peneliti. 5.1.

Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian pada bab IV dapat ditarik kesimpulan

sebagai berikut : 5.1.1.

Upaya peningkatan kedisiplinan dan prestasi belajar IPS menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada siswa kelas IV SD Negeri Kloposawit tahun pelajaran 2014/2015 telah berhasil dilakukan dengan langkah-langkah: guru menyampaikan materi pembelajaran, siswa belajar dalam tim, siswa mengerjakan tes secara mandiri, dan guru memberikan penghargaan tim.

5.1.2.

Penerapan

model

pembelajaran

kooperatif

tipe

STAD

dapat

meningkatkan kedisiplinan belajar dalam mata pelajaran IPS pada siswa kelas IV SD Negeri Kloposawit tahun pelajaran 2014/2015. Hal ini tampak dari peningkatan skor rata-rata kedisiplinan siswa dari kondisi awal sebesar 4,95 (rendah) menjadi 7,89 (sedang) pada siklus I dan menjadi 10,41 (tinggi) pada siklus II. 5.1.3.

Penerapan

model

pembelajaran

kooperatif

tipe

STAD

dapat

meningkatkan prestasi belajar dalam mata pelajaran IPS pada siswa kelas IV SD Negeri Kloposawit tahun pelajaran 2014/2015. Hal ini nampak

103


dari peningkatan rata-rata nilai siswa dari kondisi awal sebesar 51,34 menjadi 53,33 pada siklus I dan menjadi 66,59 pada siklus II. Hal ini juga tampak dari persentase ketuntasan KKM (63) siswa dari kondisi awal sebesar 20% meningkat menjadi 22% pada siklus I dan meningkat menjadi 59 % pada siklus II. 5.2.

Keterbatasan Penelitian Dalam melakukan penelitian ini, peneliti menyadari adanya berbagai

keterbatasan penelitian yang dihadapi, antara lain : 5.2.1.1. Pengamatan kedisiplinan belajar siswa selama pembelajaran dilakukan oleh seorang pengamatan yaitu peneliti sendiri. Idealnya untuk mengetahui kedisiplinan belajar siswa melalui pengamatan dibutuhkan tiga orang agar hasil yang didapatkan menjadi akurat dan untuk meningkatkan kepercayaan. 5.2.1.2. Perangkat pembelajaran yang dibuat peneliti berdasarkan pada kurikulum yang berlaku di sekolah. Ada beberapa kegiatan belajar pada LKS yang tidak dapat terlaksana dengan baik karena kurang memperhatikan kondisi dan kemampuan siswa. Idealnya perangkat pembelajaran dibuat selain berdasarkan kurikulum yang berlaku juga memperhatikan kondisi dan kemampuan siswa dan sekolah, sehingga hasil yang dicapai menjadi maksimal. 5.3.

Saran Sehubungan dengan penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti, ada

beberapa saran yang hendaknya menjadi bahan pertimbangan untuk keperluan


kemajuan dalam penyelenggaraan pembelajaran, antara lain : 5.3.1.1. Pengamatan kedisiplinan belajar siswa selama pembelajaran dilakukan oleh tiga orang pengamat agar hasil yang didapatkan menjadi akurat dan untuk meningkatkan kepercayaan dengan mempertimbangkan kondisi dan situasi kelas 5.3.1.2. Perangkat pembelajaran yang dibuat peneliti sebaiknya memperhatikan kondisi dan kemampuan siswa, karena kondisi dan kemampuan masingmasing siswa berbeda-beda agar hasil yang dicapai menjadi maksimal.


DAFTAR PUSTAKA

Abu, R. (1989). Disiplin murid SMTA di lingkungan pendidikan formal pada beberapa propinsi di Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Aqib, Z., Jaiyaroh, S., Diniati, E., dan Khoimah, K. (2009). Penelitian tindakan kelas untuk guru SD, SMP, SLB, TK. Bandung: Yrama Widya. Aunurrahman. (2012). Belajar dan pembelajaran. Bandung: Alfabeta. Azwar, S. (2008). Reliabilitas dan validitas. Yogyakarta: Pustaka Belajar. ________. (2012). Skala psikologi. Yogyakarta: Pustaka Belajar. Darmawan, D. (2013). Metode penelitian kuantittif. Bandung: Remaja rosdakarya. Daryanto, & Rahardjo, M. (2012). Model pembelajaran inovatif. Yogyakarta: Gava Media. Dees, L. R. (1991). The Role of cooperative learning in increasing problem solving ability in a college remedial course. Journal for research in mathematics education, 411. Depdiknas. (2003). Undang-undang Republik Indonesia No. 20 tahun 2003. Jakarta: Depdiknas. Dimyati, &Mudjiono. (2013). Belajar dan pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Djamarah, S. B., dan Zain, A. (2006). Strategi belajar mengajar. Jakarta: Rineka Cipta. Fitria, S. N., & Awliyawati, S. (2009). Berjuang mengukir prestasi. Jakarta: Rineka Cipta Hanafiah, N., & Suhana, C. (2012). Konsep strategi pembelajaran. Bandung: PT. Refika Aditama. Handrianto, S. R., (2013). Peningkatan keaktifan, motivasi, dan prestasi belajar siswa melalui pembelajaran kooperatif tipe STAD pada mata pelajaran IPS kelas V SDN Kalongan Yogyakarta tahun ajaran 2012/2013. (Skripsi yang tidak dipublikasikan) :Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta. Hasan, I. (2006). Analisi penelitian dengan statistik. Jakarta: Bumi Aksara. Huda, M. (2013). Cooperatif learning metode, teknik, struktur, dan model penerapan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Kemdikbud. (2014). Materi pelatihan implementasi kurikulum 2013. Jakarta: Kemdikbud. Mulyana, D. (2005). Ilmu komunikasi suatu pengantar. Bandung: Remaja Rosdakarya. Mulyati, S. A., & Sunardi. (2013). Pengaruh penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dan tipe JIGSAW terhadap prestasi belajar ilmu pengetahuan sosial ditinjau dari motivasi siswa. Jurnal teknologi pendidikan dan pembelajaran, 1, 336–346. Munawir, Y. (2007). Mengatasi kebiasaan buruk anak dalam belajar melalui pendekatan modifikasi perilaku. Jakarta: Depdiknas. Muslich, M. (2009). Melaksanakan PTK itu mudah (clasroom action research) pedoman praktis bagi guru profesional. Jakarta: Bumi Aksara.


Purwanto. (2009). Evaluasi hasil belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Rusman. (2011). Model-model pembelajaran mengambangkan profesionalisme guru. Jakarta: Rajawali Pers. Sanjaya, W. (2006). Strategi pembelajaran berorientasi standar proses pendidikan. Jakarta: Kencana. Slavin, R. E. (2005). Cooperative learning teori, riset dan praktik. Bandung: Nusa Media. __________. (2008). Cooperative learning teori, riset dan praktik. Bandung: Nusa Media. Sobur, A. (1985). Butir-butir mutiara rumah tangga. Jakarta: BPK Gunung Mulia. Solihatin, E., & Raharjo. (2011). Cooperative learning: analisis model pembelajaran IPS. Jakarta: Bumi Aksara. Sugiyono. (2013). Metode penelitian pendidikan pendekatan kuantitatif, kualitatif, dan R & D. Bandung: Alfabeta. Sulastri, S. (2009). Siswa berakhlak mulia raih prestasi. Jakarta: Kemdiknas. Sumaatmadja, N. (1984). Metodologi pengajaran ilmu pengetahuan sosial (IPS). Bandung: Alumni. Suprianto, D. (2013). Penerapan metode pembelajaran student teams achievement division (STAD) untuk meningkatkan kedisiplinan dan hasil belajar siswa SMAN plus sukowono jember. (Skripsi yang tidak dipublikasikan): Universitas Jember, Jember. Suprijono, A. (2013). Cooperative learning teori dan aplikasi PAIKEM. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Supriyanti. (2006). Membiasakan perilaku baik. Semarang: CV. Ghyyas Putra Surapranata, S. (2009). Analisis, validitas, reliabilitas, dan interpretasi hasil tes implementasi kurikulum 2004. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Suyadi. (2012). Buku panduan guru profesional : penelitian tindakan kelas (PTK) dan penelitian tindakan sekolah (PTS). Yogyakarta: Andi. Suyono, & Hariyanto. (2012). Belajar dan pembelajaran teori dan konsep dasar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Tauhid, J. (2008). Meningkatkan keaktifan belajar siswa pada mata pelajaran IPS kelas IV SDN Ujumbou melalui model pembelajaran kooperatif tipe STAD. (Skripsi yang tidak dipublikasikan): Universitas Negeri Makassar, Makassar. Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa. (2000). Kamus besar bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Trianto. (2009). Mendesain model pembelajaran inovatif-prograsif: konsep, landasan, dan implementasinya pada kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP). Jakarta: Kencana. Uno, H. B., Lamatenggo, N., dan Koni, S. M. (2011). Menjadi peneliti PTK yang profesional. Jakarta: Bumi Aksara. Wiharyanto, A. (2012). Kajian IPS PGSD. Yogyakarta. Wijaya, C., & Rusyan, A. T. (1991). Kemampuan dasar guru dalam proses belajar mengajar. Bandung : Remaja Rosdakarya


LAMPIRAN


Lampiran 1 Silabus





PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 113 Lampiran 2 RPP Siklus 1 dan 2 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) (Siklus 1)

Satuan Pendidikan

: SDN Kloposawit

Kelas / Semester

: IV / 1

Tema

: 5. Pahlawanku

Sub Tema

: 1. Perjuangan Para Pahlawan

Pembelajaran

:1

Mata Pelajaran

: IPS, Bahasa Indonesia dan PPKn

Alokasi Waktu

: 6 jp (6 x 35 menit)

A. KOMPETENSI INTI 1. Menerima, menghargai, dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya 2. Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, percaya diri, dan cinta tanah air dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, tetangga, dan guru. 3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah, di sekolah dan tempat bermain. 4. Menyajikan pengetahuan faktual dan konseptual dalam bahasa yang jelas dan logis dan sistematis, dalam karya yang estetis dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia. B. KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR IPS Kompetensi Dasar : 3.2 Memahami manusia, perubahan dan keberlanjutan dalam waktu pada masa praaksara, Hindu Budha, Islam dalam aspek pemerintah, sosial, ekonomi, dan pendidikan. 4.2 Merangkum hasil pengamatan dan menceritakan manusia, perubahan dan keberlanjutan dalam waktu pada masa praaksara, Hindu Budha, Islam dalam aspek pemerintah, sosial, ekonomi, dan pendidikan.

PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 114 2.1 Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, bertanggung jawab, peduli, santun dan percaya diri sebagaimana ditunjukkan oleh tokoh-tokoh pada masa Hindu Buddha dan Islam dalam kehidupannya sekarang. 1.1 Menerima karunia Tuhan YME yang telah menciptakan waktu dengan segala perubahannya. Indikator : 3.2.1 Menjelaskan masuknya agama Hindu, Budha dan Islam di Indonesia. 3.2.2 Menyebutkan nama-nama kerajaan pada masa Hindu, Budha, dan Islam di Indonesia. 3.2.3 Menjelaskan sikap kepahlawanan tokoh pada masa Hindu di Indonesia. 3.2.4 Menyebutkan peninggalan kerajaan Hindu di Indonesia 4.2.1 Menjodohkan kerajaan pada masa Hindu, Budha dan Islam di Indonesia. 2.1.1 Menampilkan perilaku disiplin dalam melakukan kegiatan pembelajaran.

Bahasa Indonesia Kompetensi Dasar : 3.5 Menggali informasi dari teks ulasan buku tentang nilai peninggalan sejarah dan perkembangan Hindu-Budha di Indonesia dengan bantuan guru dan teman dalam bahasa Indonesia lisan dan tulis dengan memilih dan memilah kosakata baku. 4.5 Mengolah dan menyajikan teks ulasan buku tentang nilai peninggalan sejarah dan perkembangan Hindu-Budha di Indonesia secara mandiri dalam bahasa Indonesia lisan dan tulis dengan memilih dan memilah kosakata baku. 2.5 Memiliki perilaku jujur dan santun terhadap nilai peninggalan sejarah dan perkembangan Hindu-Budha di Indonesia melalui pemanfaatan bahasa Indonesia. 1.1 Meresapi makna anugerah Tuhan Yang Maha Esa berupa bahasa Indonesia yang diakui sebagai bahasa persatuan yang kokoh dan sarana belajar untuk memperoleh ilmu pengetahuan. Indikator : 3.5.1 Menemukan informasi terkait dengan kerajaan pada masa Hindu, Budha, dan Islam di Indonesia. 3.5.2 Menemukan informasi terkait tokoh kerajaan pada masa Hindu di Indonesia. 4.5.1 Menuliskan kembali cerita perjuangan salah satu tokoh kerajaan pada masa Hindu di Indonesia yang disukai.

PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 115 PPKn Kompetensi Dasar 3.4 Memahami arti bersatu dalam keberagaman di rumah, sekolah dan masyarakat. 4.3 Bekerjasama dengan teman dalam keberagaman di lingkungan rumah, sekolah, dan masyarakat. 2.1 Menunjukkan perilaku, disiplin, tanggung jawab, percaya diri, berani mengakui kesalahan, meminta maaf dan memberi maaf sebagaimana dicontohkan tokoh penting yang berperan dalam perjuangan menentang penjajah hingga kemerdekaan Republik Indonesia sebagai perwujudan nilai dan moral Pancasila. 1.2. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin bertanggung jawab, peduli, santun dan percaya diri sebagaimana ditunjukkan oleh tokoh-tokoh pada masa Hindu Buddha dan Islam dalam kehidupannya sekarang. Indikator 3.4.1. Menjelaskan pentingnya kegiatan bergotong royong sebagai wujud dari rasa persatuan di dalam kehidupan bermasyarakat. 3.4.2. Memberikan contoh sikap yang menunjukkan rasa persatuan. 3.4.3. Menjelaskan arti bersatu dalam keberagaman. 3.4.4. Mengelompokkan gambar tentang sikap persatuan dan tidak bersatu. 4.3.1. Mempraktikkan kerja sama dengan teman dalam keberagaman di sekolah. C. TUJUAN PEMBELAJARAN Setelah membaca teks, siswa mampu menjelaskan masuknya agama Hindu, Budha dan Islam di Indonesia dengan benar. Melalui tanya jawab, siswa mampu menyebutkan nama-nama kerajaan pada masa Hindu, Budha, dan Islam di Indonesia. Setelah diskusi kelompok, siswa mampu menjelaskan sikap kepahlawanan tokoh pada masa Hindu di Indonesia. Melalui penugasan, siswa mampu menyebutkan peninggalan kerajaan Hindu di Indonesia. Melalui penugasan, siswa mampu menjodohkan kerajaan pada masa Hindu, Budha dan Islam di Indonesia. Setelah mendengarkan penjelasan guru, siswa mampu menampilkan perilaku disiplin dalam melakukan kegiatan pembelajaran. Setelah membaca teks, siswa mampu menemukan paling sedikit 3 informasi terkait kerajaan pada masa Hindu, Budha, dan Islam di Indonesia.

PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 116 Setelah membaca teks, siswa mampu menemukan paling sedikit 3 informasi terkait tokoh kerajaan pada masa Hindu di Indonesia. Melalui penugasan, siswa mampu menuliskan kembali cerita perjuangan salah satu tokoh kerajaan pada masa Hindu di Indonesia yang disukai. Melalui tanya jawab, siswa mampu menjelaskan pentingnya kegiatan bergotong royong sebagai wujud dari rasa persatuan di dalam kehidupan bermasyarakat. Melalui penugasan, siswa mampu memberikan sedikitnya 3 contoh sikap yang menunjukkan rasa persatuan. Setelah diskusi kelompok, siswa mampu menjelaskan arti bersatu dalam keberagaman. Setelah mengamati gambar, siswa mampu mengelompokkan gambar tentang sikap persatuan dan tidak bersatu. Melalui diskusi kelompok, siswa mampu mempraktikkan kerja sama dengan teman dalam keberagaman di sekolah. D. MATERI PEMBELAJARAN (terlampir) 1

PPKn Rasa persatuan dalam keberagaman 2 IPS Kerajaan pada masa Hindu, Budha, dan Islam di Indonesia Raja-raja pada masa Hindu di Indonesia 3 Bahasa Indonesia Menemukan informasi bacaan Menuliskan cerita E. METODE PEMBELAJARAN

1.

Pendekatan

: Saintifik dan Tematik Intergratif

2.

Model

: Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD

3.

Metode

: Tanya jawab, diskusi, penugasan, pengamatan, dan ceramah.

F. MEDIA, ALAT, DAN SUMBER PELAJARAN 1. Media : Peta wilayah persebaran kerajaan pada masa Hindu, Budha, dan Islam di Indonesia. Gambar raja-raja pada masa Hindu di Indonesia. 2. Alat : Pensil, bolpoint, penghapus. 3. Sumber : Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2013. Pahlawanku tema 5 buku tematik terpadu kurikulum 2013 buku guru SD / MI kelas IV. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Hal 4 – 29.

PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 117 Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2013. Pahlawanku tema 5 buku tematik terpadu kurikulum 2013 buku siswa SD / MI kelas IV. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Hal 1 – 23. Indrastuti, dan Penny Rahmawaty. 2009. Ilmu pengetahuan sosial 4 : untuk sekolah dasar dan madrasah ibtidaiyah kelas IV. Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional. Hal 65 – 91. Susilaningsih, Endang dan Linda S Limbong. 2008. Ilmu pengetahuan sosial 5: untuk SD/MI kelas V. Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional. Hal 1 – 13, 31 – 35. G. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARAN 2. SIKLUS 1 Pertemuan 1 (3 x 35 menit) a. Pendahuluan / kegiatan awal (20 menit) - Siswa mengucapkan salam. - Siswa dan guru berdoa bersama-sama dipimpin salah satu siswa. - Siswa menjawab pertanyaan guru, “Bagaimana kabar kalian hari ini?”. - Siswa diabsen oleh guru. Apersepsi: - Siswa menjawab pertanyaan dari guru mengenai pembelajaran sebelumnya. Motivasi: -

Guru memotivasi siswa agar semangat dalam mengikuti pembelajaran yang akan dilaksanakan.

Orientasi: - Siswa mendengarkan penjelasan guru tentang tujuan pembelajaran yang akan dipelajari yaitu tentang kerajaan pada masa Hindu, Budha, dan Islam di Indonesia. - Siswa mendengarkan penjelasan tentang aturan dan langkah-langkah pembelajaran. - Siswa mengerjakan soal pretest secara mandiri. b.


Siswa diminta mengamati beberapa gambar yang terdapat di buku siswa halaman 1. (mengamati) (guru menyampaikan materi pembelajaran)

PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 118 2.

Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengajukan pertanyaan yang berkaitan dengan gambar tersebut. (menanya) (guru menyampaikan materi pembelajaran)

3.

Siswa diminta berdiskusi dengan teman sebangku untuk mencoba menjawab pertanyaan yang telah diajukan. (mengumpulkan informasi, menalar) (guru menyampaikan materi pembelajaran)

4.


5.

Guru menyampaikan kepada siswa bahwa apa yang dilakukan oleh anak di dalam gambar menunjukkan sikap kepahlawanan karena mereka telah menolong sesama dan berkorban untuk orang lain (mengorbankan waktu, tenaga) tanpa pamrih. Siswa diminta mengamati gambar

peta persebaran kerajaan pada masa Hindu,

Budha dan Islam di Indonesia yang berisi beberapa tokoh pahlawan dan peninggalan kerajaan pada masa kerajaan

Hindu, Budha dan

Islam. (mengamati) (guru menyampaikan materi pembelajaran) 6.


7.

Siswa dibagi dalam beberapa kelompok (@ 4 – 5 siswa) secara heterogen dalam jenis kelamin, agama, dan tingkat prestasinya.

8.

Siswa membaca materi pembelajaran tentang kerajaan pada masa Hindu, Budha, dan Islam di Indonesia yang telah dibagikan oleh guru. (mengumpulkan

informasi)

(guru

menyampaikan

materi

pembelajaran) 9.




Siswa didampingi guru menyimpulkan kegiatan pada pagi ini.

2.

Siswa diminta melakukan refleksi dari kegiatan yang telah dilakukan.

PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 119 3.


ISTIRAHAT (15 menit) 3. SIKLUS 1 Pertemuan 2 (3 x 35 menit) a. Pendahuluan / kegiatan awal (5 menit) 1. Siswa dikondisikan oleh guru untuk mengikuti pembelajaran setelah istirahat. 2. Guru mengulang sekilas materi sebelum istirahat. 3. Siswa mendengarkan penjelasan guru tentang tujuan pembelajaran yang akan dipelajari yaitu tentang tokoh kerajaan pada masa Hindu di Indonesia. 4. Siswa mendengarkan penjelasan tentang aturan dan langkah-langkah pembelajaran. b. Kegiatan inti (65 menit) 1. Siswa mengamati gambar peta persebaran tokoh kerajaan pada masa Hindu di Indonesia, yaitu Gajah Mada dan Purnawarman. (mengamati) (guru menyampaikan materi pembelajaran) 2. Siswa menyimak penjelasan guru tentang tokoh kerajaan pada masa Hindu di Indonesia. (mengamati) (guru menyampaikan materi pembelajaran) 3. Siswa membaca materi pembelajaran tentang tokoh kerajaan pada masa Hindu di Indonesia yang telah dibagikan oleh guru. (mengumpulkan informasi) (guru menyampaikan materi pembelajaran) 4. Siswa mengerjakan LKS secara berkelompok setelah mendengar penjelasan petunjuk pengerjaan LKS dan aturan ketika berdiskusi dalam kelompok. Semua siswa dipastikan terlibat dalam tugas kelompok tersebut dan mempelajari materi. (menalar) (siswa belajar dalam tim) 5. Siswa

menyampaikan

hasil

kerja

kelompoknya

di

depan kelas.

(mengomunikasikan) (siswa belajar dalam tim) c.

Penutup (35 menit) 1. Siswa bersama guru menyimpulkan pelajaran yang didapat. 2. Siswa menjawab pertanyaan dari guru untuk mengetahui ketercapaian indikator. 3. Siswa mengerjakan kuis secara mandiri. (siswa mengerjakan tes secara mandiri) 4. Siswa melakukan refleksi dari kegiatan hari ini dengan menjawab pertanyaan dari guru tentang perasaan mereka setelah pembelajaran, dan

PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 120 kendala apa saja yang ditemui selama mengikuti pembelajaran. 5. Siswa diberi tugas oleh guru untuk menuliskan contoh kegiatan gotong royong yang pernah dilakukan di rumah. 6. Siswa menjawab salam yang guru berikan. H. Penilaian

1. Jenis / Teknik Penilaian a. Tes Lisan

: Unjuk Kerja

b. Tes Tertulis 2. Prosedur Penilaian

: Latihan soal

a. Awal

: Pre-Test

b. Tengah

: Lembar Kerja Siswa

c. Tindak Lanjut : PR 3. Bentuk Instrumen Penilaian Rubrik Bahasa Indonesia dan IPS Menuliskan kembali cerita perjuangan tokoh kerajaan Hindu No

Kriteria

1.

Ide utama dan hal yang dapat dipelajari

2.

Data

3.

Pengorga nisasian

Perlu Bimbingan (1) Ide utama atau hal yang bisa dipelajari dari bacaan tidak disampaikan siswa sama sekali.

Baik Sekali (4)

Baik (3)

Cukup (2)

Siswa menyebutkan ide utama dengan jelas dan menyampaikan hal yang bisa dipelajari dari bacaan atau sebaliknya. Siswa menyebutkan data dengan lengkap (tokoh, tahun, tempat) dan dapat menghubungkannya satu sama lain. Siswa menyampaikan isi bacaan secara runtut (awal, tengah dan akhir)

Siswa menyebutkan ide utama dengan jelas namun tidak menyampaikan hal yang bisa dipelajari dari bacaan atau sebaliknya. Siswa menyebutkan data dengan lengkap (tokoh, tahun, tempat) namun tidak menyampaikan hubungannya.

Ide utama atau hal yang dapat dipelajari dari bacaan disampaikan tidak lengkap.

Siswa menyebutkan sebagian data (tokoh, tahun, tempat) dan dapat menghubungkannya satu sama lain.

Siswa menyebutkan sebagian data (tokoh, tahun, tempat) namun tidak dapat menghubungkannya satu sama lain.

Sebagian besar urutan bacaan disampaikan siswa secara runtut.

Isi bacaan disampaikan siswa tanpa melihat hubungan urutan.

Siswa menyampaikan isi cerita dengan menghilangkan salah satu unsur (awal, tengah, akhir)

PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 121 Lembar Penilaian Bahasa Indonesia dan IPS Menuliskan kembali cerita perjuangan tokoh kerajaan Hindu Kriteria No

Nama Peserta Didik

Ide utama dan hal yang dapat dipelajari BS B C PB

Data BS

B

Pengorganisasian

C

PB

BS

B

C

PB

1. BGA 2. AZZ 3. DMS 4. Catatan : Centang (√) pada bagian yang memenuhi kriteria

Rubrik Diskusi Baik sekali (4)

Baik (3)

Cukup (2)

Mendengarkan

Selalu mendengarka n teman yang sedang berbicara.

Mendengark an teman yang sedang berbicara.

2.

Komunikasi nonverbal (kontak mata, bahasa tubuh, postur, ekspresi wajah, suara)

Merespon dan menerapkan komunikasi non verbal dengan tepat.

Merespon dengan tepat terhadap komunikasi non verbal yang ditunjukkan teman.

3.

Partisipasi (menyampaika n ide, perasaan, pikiran) kontak

Isi pembicaraan menginspiras i teman. Selalu mendukung dan memimpin lainnya saat diskusi.

Berbicara dan menerangkan secara rinci, merespon sesuai dengan topik.

Mendengarkan teman yang berbicara namun sesekali masih perlu diingatkan. Merespon dengan tepat terhadap beberapa komunikasi non verbal yang ditunjukkan teman. Berbicara dan menerangkan ide, merespon sesuai dengan topik.

No

Kriteria

1.

Perlu Bimbingan (1) Masih perlu diingatkan untuk mendengarkan teman yang sedang berbicara Membutuhkan bantuan dalam memahami bentuk komunikasi non verbal yang ditunjukkan teman. Jarang berbicara selama proses diksusi berlangsung.

PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 122 Lembar Pengamatan Diskusi

No

Nama Peserta Didik

Mendengarkan BS

B

C

PB

Kriteria Diskusi Komunikasi Nonverbal BS B C PB

Partisipasi BS

B

C

1. BGA 2. AZZ 3. DMS 4. Catatan : Centang (√) pada bagian yang memenuhi kriteria

Daftar Periksa PPKn Kriteria Mengelompokkan gambar yang mencerminkan sikap persatuan dengan paling sedikit dua benar, disertai alasan yang tepat. Menuliskan paling sedikit tiga manfaat pentingnya rasa persatuan di dalam kehidupan bermasyarakat. Memberikan tiga contoh sikap yang menunjukkan rasa persatuan dengan benar.

Ya (1)

Tidak (0)

PB


RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Siklus 2 Satuan Pendidikan

: SDN Kloposawit

Kelas / Semester

: IV / 1

Tema /

: 5. Pahlawanku

Sub Tema


Pembelajaran ke

: 4 dan 6

Mata Pelajaran

: IPS dan Bahasa Indonesia

Alokasi Waktu

: 6 jp (6 x 35 menit)

A. KOMPETENSI INTI 1. Menerima, menghargai, dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya. 2. Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, percaya diri, dan cinta tanah air dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, tetangga, dan guru. 3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah, di sekolah dan tempat bermain. 4. Menyajikan pengetahuan faktual dan konseptual dalam bahasa yang jelas dan logis dan sistematis, dalam karya yang estetis dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia. B. KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR IPS Kompetensi Dasar : 3.2 Memahami manusia, perubahan dan keberlanjutan dalam waktu pada masa praaksara, Hindu-Budha, Islam dalam aspek pemerintah, sosial, ekonomi, dan pendidikan. 4.2 Merangkum hasil pengamatan dan menceritakan manusia, perubahan dan keberlanjutan dalam waktu pada masa praaksara, Hindu-Budha, Islam dalam aspek pemerintah, sosial, ekonomi, dan pendidikan.

PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 124 2.1 Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, bertanggung jawab, peduli, santun dan percaya diri sebagaimana ditunjukkan oleh tokoh-tokoh pada masa Hindu-Budha dan Islam dalam kehidupannya sekarang. 1.1 Menerima karunia Tuhan YME yang telah menciptakan waktu dengan segala perubahannya. Indikator : 3.2.5 Menjelaskan tokoh pada masa Budha di Indonesia. 3.2.6 Menyebutkan peninggalan kerajaan Budha di Indonesia. 3.2.7 Menjelaskan tokoh pada masa Islam di Indonesia. 3.2.8 Menyebutkan peninggalan kerajaan Islam di Indonesia. 2.1.1 Menampilkan perilaku disiplin dalam melakukan kegiatan pembelajaran. Bahasa Indonesia Kompetensi Dasar : 3.5 Menggali informasi dari teks ulasan buku tentang nilai peninggalan sejarah dan perkembangan Hindu-Budha di Indonesia dengan bantuan guru dan teman dalam bahasa Indonesia lisan dan tulis dengan memilih dan memilah kosakata baku. 4.5 Mengolah dan menyajikan teks ulasan buku tentang nilai peninggalan sejarah dan perkembangan Hindu-Budha di Indonesia secara mandiri dalam bahasa Indonesia lisan dan tulis dengan memilih dan memilah kosakata baku. 2.5 Memiliki perilaku jujur dan santun terhadap nilai peninggalan sejarah dan perkembangan Hindu-Budha di Indonesia melalui pemanfaatan bahasa Indonesia. 1.1 Meresapi makna anugerah Tuhan Yang Maha Esa berupa bahasa Indonesia yang diakui sebagai bahasa persatuan yang kokoh dan sarana belajar untuk memperoleh ilmu pengetahuan. Indikator : 3.5.3 Menemukan informasi terkait tokoh kerajaan pada masa Budha di Indonesia. 3.5.4 Menemukan informasi terkait tokoh kerajaan pada masa Islam di Indonesia. C. TUJUAN PEMBELAJARAN Setelah diskusi kelompok, siswa mampu menjelaskan dua tokoh pada masa Budha di Indonesia. Melalui tanya jawab, siswa mampu menyebutkan peninggalan kerajaan Budha di Indonesia.

PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 125 Setelah diskusi kelompok, siswa mampu menjelaskan tiga tokoh pada masa Islam di Indonesia. Melalui tanya jawab, siswa mampu menyebutkan peninggalan kerajaan Islam di Indonesia. Setelah mendengar penjelasan dari guru, siswa mampu menampilkan perilaku disiplin dalam melakukan kegiatan pembelajaran. Setelah membaca teks, siswa mampu menemukan paling sedikit tiga informasi terkait kerajaan pada masa Budha di Indonesia. Setelah membaca teks, siswa mampu menemukan paling sedikit tiga informasi terkait tokoh kerajaan pada masa Islam di Indonesia. Melalui penugasan, siswa mampu menuliskan kembali cerita perjuangan salah satu tokoh kerajaan pada masa Budha dan Islam di Indonesia yang disukai. D. MATERI PEMBELAJARAN (terlampir) 1. IPS -

Raja-raja pada masa Budha dan Islam di Indonesia.

2. Bahasa Indonesia -

Menemukan informasi bacaan.

E. METODE PEMBELAJARAN

1. Pendekatan

:

Saintifik dan Tematik Integratif.

2. Model

:

Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD.

3. Metode

:

Tanya jawab, diskusi, penugasan, pengamatan dan ceramah.

F. MEDIA, ALAT, DAN SUMBER PELAJARAN 1. Media : Peta wilayah persebaran tokoh kerajaan pada masa Budha dan Islam di Indonesia. Gambar raja-raja pada masa Budha dan Islam di Indonesia. 2. Alat : Pensil, bolpoint, penghapus. 3. Sumber : Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2013. Pahlawanku Tema 5 Buku Tematik Terpadu Kurikulum 2013 Buku Guru SD / MI Kelas IV. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Hal 4 – 29. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2013. Pahlawanku Tema 5 Buku Tematik Terpadu Kurikulum 2013 Buku Siswa SD / MI Kelas IV. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Hal 1 – 23.

PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 126 G. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARAN 1. SIKLUS 2 Pertemuan 1 (3 x 35 menit) a. Pendahuluan /kegiatan awal (20 menit) -


-


-

Siswa menjawab pertanyaan guru, “Bagaimana kabar kalian hari ini?”.

-


Apersepsi: - Siswa menjawab pertanyaan dari guru

mengenai pembelajaran

sebelumnya. Motivasi: - Guru memotivasi siswa agar semangat dalam mengikuti pembelajaran yang akan dilaksanakan. Orientasi: - Siswa mendengarkan penjelasan guru tentang tujuan pembelajaran yang akan dipelajari yaitu tentang kerajaan pada masa Budha di Indonesia. - Siswa mendengarkan penjelasan tentang aturan dan langkah-langkah pembelajaran. - Siswa mengerjakan soal pretest secara mandiri. b. Kegiatan inti ( 80 menit) 1. Siswa mengamati gambar peta persebaran tokoh kerajaan pada masa Budha di Indonesia, yaitu Ratu Sima dan Balaputradewa. (mengamati) (guru menyampaikan materi pembelajaran) 2. Siswa menyimak penjelasan dari guru tentang kerajaan pada masa Budha di

Indonesia.

(mengamati)

(guru

menyampaikan

materi

pembelajaran) 3. Siswa dibagi dalam beberapa kelompok (@ 4 – 5 siswa) secara heterogen dalam jenis kelamin, agama, dan tingkat prestasinya. 4. Siswa membaca materi pembelajaran tentang kerajaan pada masa Budha di Indonesia yang telah dibagikan oleh guru. (mengumpulkan informasi) (guru menyampaikan materi pembelajaran) 5. Siswa mengerjakan LKS secara berkelompok setelah mendengar penjelasan petunjuk pengerjaan LKS dan aturan ketika berdiskusi dalam

PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 127 kelompok. Semua siswa dipastikan terlibat dalam tugas kelompok tersebut dan mempelajari materi. (menalar) (siswa belajar dalam tim) 6. Siswa menyampaikan hasil kerja kelompoknya di depan kelas. (mengomunikasikan) (siswa belajar dalam tim) 7. Siswa mendengarkan konfirmasi dari guru. c. Penutup (5 menit) 1. Siswa bersama guru menyimpulkan pelajaran yang didapat. 2. Siswa menjawab pertanyaan dari guru untuk mengetahui ketercapaian indikator. 3. Siswa melakukan refleksi dari kegiatan hari ini dengan menjawab pertanyaan dari guru tentang perasaan mereka setelah pembelajaran, dan kendala apa saja yang ditemui selama mengikuti pembelajaran. 4. Guru mengkondisikan siswa untuk istirahat 2. SIKLUS 2 Pertemuan 2 (3 x 35 menit) a. Pendahuluan /kegiatan awal (20 menit) -


-


-

Siswa menjawab pertanyaan guru, “Bagaimana kabar kalian hari ini?”.

-


Apersepsi: - Siswa menjawab pertanyaan dari guru

mengenai pembelajaran

sebelumnya. Motivasi: - Guru memotivasi siswa agar semangat dalam mengikuti pembelajaran yang akan dilaksanakan. Orientasi: - Siswa mendengarkan penjelasan guru tentang tujuan pembelajaran yang akan dipelajari yaitu tentang kerajaan pada masa Islam di Indonesia. - Siswa mendengarkan penjelasan tentang aturan dan langkah-langkah pembelajaran. b. Kegiatan inti (70 menit) 1. Siswa mengamati gambar peta persebaran tokoh kerajaan pada masa Islam di Indonesia, yaitu Sultan Hasanuddin dan Sultan Iskandar Muda. (mengamati) (guru menyampaikan materi pembelajaran)

PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 128 2. Siswa menyimak penjelasan dari guru tentang kerajaan pada masa Islam di

Indonesia.

(mengamati)

(guru

menyampaikan

materi

pembelajaran) 3. Siswa dibagi dalam beberapa kelompok (@ 4 – 5 siswa) secara heterogen dalam jenis kelamin, agama, dan tingkat prestasinya. 4. Siswa membaca materi pembelajaran tentang kerajaan pada masa Budha di Indonesia yang telah dibagikan oleh guru. (mengumpulkan informasi) (guru menyampaikan materi pembelajaran) 5. Siswa mengerjakan LKS secara berkelompok setelah mendengar penjelasan petunjuk pengerjaan LKS dan aturan ketika berdiskusi dalam kelompok. Semua siswa dipastikan terlibat dalam tugas kelompok tersebut dan mempelajari materi. (menalar) (siswa belajar dalam tim) 6. Siswa menyampaikan hasil kerja kelompoknya di depan kelas. (mengomunikasikan) (siswa belajar dalam tim) 7. Siswa mendengarkan konfirmasi dari guru. c. Penutup (20 menit) 1. Siswa bersama guru menyimpulkan pelajaran yang didapat. 2. Siswa menjawab pertanyaan dari guru untuk mengetahui ketercapaian indikator. 3. Siswa mengerjakan kuis secara mandiri. (siswa mengerjakan tes secara mandiri) 4. Siswa melakukan refleksi dari kegiatan hari ini dengan menjawab pertanyaan dari guru tentang perasaan mereka setelah pembelajaran, dan kendala apa saja yang ditemui selama mengikuti pembelajaran. 5. Siswa diberi tugas oleh guru untuk membuat cerita tentang salah satu tokoh kerajaan pada masa Hindu, Budha, dan Islam di Indonesia. 6. Guru mengkondisikan siswa untuk istirahat. H. Penilaian

1. Jenis / Teknik Penilaian a. Tes Lisan

: Unjuk Kerja

b. Tes Tertulis

: Latihan soal

2. Prosedur Penilaian a. Awal

: Pre-Test

b. Tengah

: Lembar Kerja Siswa

c. Tindak Lanjut

: PR

PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 129 3. Bentuk Instrumen Penilaian Rubrik Diskusi Baik sekali (4)

Baik (3)

Cukup (2)

Mendengarkan

Selalu mendengarka n teman yang sedang berbicara.

Mendengark an teman yang sedang berbicara.

2.

Komunikasi nonverbal (kontak mata, bahasa tubuh, postur, ekspresi wajah, suara)

Merespon dan menerapkan komunikasi non verbal dengan tepat.

Merespon dengan tepat terhadap komunikasi non verbal yang ditunjukkan teman.

3.

Partisipasi (menyampaika n ide, perasaan, pikiran) kontak

Mendengarkan teman yang berbicara namun sesekali masih perlu diingatkan. Merespon dengan tepat terhadap beberapa komunikasi non verbal yang ditunjukkan teman. Berbicara dan menerangkan ide, merespon sesuai dengan topik.

Isi Berbicara pembicaraan dan menginspiras menerangkan i teman. secara rinci, Selalu merespon mendukung sesuai dan dengan topik. memimpin lainnya saat diskusi. Lembar Pengamatan Diskusi

No

Kriteria

1.

Perlu Bimbingan (1) Masih perlu diingatkan untuk mendengarkan teman yang sedang berbicara Membutuhkan bantuan dalam memahami bentuk komunikasi non verbal yang ditunjukkan teman. Jarang berbicara selama proses diksusi berlangsung.

Kriteria Diskusi No

Nama Peserta Didik

BS 1.

BGA

2.

AZZ

3.

DMS

Komunikasi

Mendengarkan B

C

BS

Partisipasi

Nonverbal B

C

PB

4.

Catatan : Centang (√) pada bagian yang memenuhi kriteria

BS

B

C

PB

BS

PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 130 Rubrik Penilaian Sikap No

Kriteria

1.

Disiplin

2.

Kerjasama Kelompok

3.

Percaya Diri

Sangat Baik (4) mampu menjalankan aturan dengan kesadaran sendiri Semua anggota kelompok terlihat aktif dan saling mendukung

Baik (3) mampu menjalankan aturan dengan pengarahan guru Setengah atau lebih anggota kelompok terlihat aktif dan saling mendukung

Cukup (2) kurang mampu menjalankan aturan

Kurang (1) belum mampu menjalankan aturan

Kurang dari setengah anggota kelompok terlihat aktif dan saling mendukung

Seluruh anggota kelompok terlihat pasif

tidak terlihat ragu-ragu

terlihat raguragu

memerlukan bantuan guru

belum menunjukkan kepercayaan diri

Lembar Pengamatan Sikap No

Nama Peserta Didik BGA AZZ DMS

SB

Disiplin B C

Perkembangan Perilaku Kerjasama Percaya Diri K SB B C K SB B C K

1. 2. 3. 4. Catatan : Centang (√) pada bagian yang memenuhi kriteria


Lampiran 3 Materi Ajar Siklus 1 dan 2 MATERI AJAR SIKLUS 1 Pertemuan 1



MATERI AJAR SIKLUS 1 Pertemuan 2


Patih Gajah Mada



Balaputradewa Raja Kerajaan Sriwijaya


Ratu Sima



Sultan Hasanuddin


PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 139 Lampiran 4 LKS Siklus 1 dan 2 LKS SIKLUS 1 Nama kelompok Anggota

: :

Lembar Kerja Siswa (LKS) Satuan Pendidikan

: SDN Kloposawit

Kelas / Semester

: IV / 1

Tema

: 5. Pahlawanku

Sub Tema


Pembelajaran

:1

Mata Pelajaran

: IPS, Bahasa Indonesia dan PPKn

Alokasi Waktu

: 6 jp (6 x 35 menit)

A. Indikator keberhasilan belajar IPS 3.2.1 Menjelaskan masuknya agama Hindu, Budha dan Islam di Indonesia. 3.2.2 Menyebutkan nama-nama kerajaan pada masa Hindu, Budha, dan Islam di Indonesia. 3.2.3 Menjelaskan sikap kepahlawanan tokoh pada masa Hindu di Indonesia. 3.2.4 Menyebutkan hal baik yang bisa dicontoh dari perjuangan tokoh pada masa Hindu di Indonesia Bahasa Indonesia 3.5.1 Menemukan informasi terkait dengan kerajaan pada masa Hindu, Budha, dan Islam di Indonesia 3.5.2 Menemukan informasi terkait tokoh kerajaan pada masa Hindu di Indonesia 4.5.1 Menuliskan kembali cerita perjuangan tokoh kerajaan pada masa Hindu di Indonesia yang disukai PPKn 3.4.1. Menjelaskan pentingnya kegiatan bergotong royong sebagai wujud dari rasa persatuan di dalam kehidupan bermasyarakat. 3.4.2. Memberikan contoh sikap yang menunjukkan rasa persatuan. 3.4.3. Menjelaskan arti bersatu dalam keberagaman 3.4.4. Mengelompokkan gambar tentang sikap persatuan dan tidak bersatu. B. Petunjuk kerja 1. Bergabunglah dalam kelompok yang telah ditentukan gurumu! 2. Tulislah nama kelompok dan anggota pada kolom yang tersedia! 3. Ikuti setiap langkah-langkah dalam kegiatan belajar!

PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 140 C. Kegiatan belajar I 1. Setelah berkumpul dalam kelompok bacalah materi yang telah disediakan oleh guru secara keseluruhan! 2. Setelah kamu membaca keseluruhan materi kerjakan tugas berikut ini! 1. Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan benar bersama kelompokmu! a) Tuliskan secara singkat tiga bukti bahwa pengaruh agama Hindu dan kebudayaan India semakin kuat di Indonesia! …………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………… b) Mengapa agama Budha diterima baik di masyarakat? …………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………… c) Tuliskan penyebab agama Islam dapat diterima dengan mudah oleh masyarakat Indonesia! …………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… Pasangkanlah kerajaan Hindu di Indonesia berikut dengan raja terkenalnya dengan memberikan garis pada kolom yang disediakan!

PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 141 2. Pasangkanlah kerajaan Budha di Indonesia berikut dengan raja terkenalnya pada kolom sebelah kanan!

3. Pasangkanlah kerajaan Islam di Indonesia berikut dengan raja terkenalnya pada kolom sebelah kanan!



PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 144 D. Kegiatan Belajar 3 1. Tuliskan kembali cerita perjuangan salah satu tokoh kerajaan pada masa Hindu di Indonesia yang kamu sukai menggunakan kalimatmu sendiri!

Selamat bekerja 




LKS SIKLUS 2 Pertemuan 1

Lembar Kerja Siswa (LKS) Satuan Pendidikan Kelas / Semester Tema Sub Tema Pembelajaran Mata Pelajaran Alokasi Waktu

: SDN Kloposawit : IV / 1 : 5. Pahlawanku : 1. Perjuangan Para Pahlawan :4 : IPS dan Bahasa Indonesia : 3 jp (3 x 35 menit)

A. Indikator keberhasilan belajar IPS 3.2.5 Menjelaskan tokoh pada masa Budha di Indonesia. 3.2.6 Menyebutkan peninggalan kerajaan Budha di Indonesia. Bahasa Indonesia 3.5.3 Menemukan informasi terkait tokoh kerajaan pada masa Budha di Indonesia. B. Petunjuk kerja 1. Bergabunglah dalam kelompok yang telah ditentukan gurumu! 2. Tulislah nama kelompok dan anggota pada kolom yang tersedia! 3. Ikuti setiap langkah-langkah dalam kegiatan belajar! C. Kegiatan Belajar 1 1. Bacalah teks bacaan yang berjudul “Balaputradewa Raja Kerajaan Sriwijaya” yang telah disediakan oleh guru secara keseluruhan! 2. Buatlah tiga pertanyaan tentang bacaan tersebut! 3. Tulislah dalam tabel di bawah ini! No

1.

2.

3.

Pertanyaan


4. Tukarkan LKS-mu dengan LKS teman sekelompokmu! 5. Jawablah pertanyaan yang telah dibuat kelompokmu pada kolom di bawah ini! No Jawaban

1. 2. 3.

D. Kegiatan Belajar 2 1. Bacalah teks bacaan yang berjudul “Ratu Sima” yang telah disediakan oleh guru secara keseluruhan! 2. Buatlah tiga pertanyaan tentang bacaan tersebut! 3. Tulislah dalam tabel di bawah ini! No Pertanyaan

1. 2. 3. 4. Tukarkan LKS-mu dengan LKS teman sekelompokmu! 5. Jawablah pertanyaan yang telah dibuat kelompokmu pada kolom di bawah ini! No Jawaban

1. 2. 3.

E. Kegiatan Belajar 3 1. Diskusikan dengan teman kelompokmu pertanyaan-pertanyaan berikut ini! 2. Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini pada kolom yang telah tersedia! (1)

Perjuangan apa yang telah dilakukan oleh Raja Balaputradewa? Jawab :

(2)

Kerajaan Sriwijaya mencapai Puncak kejayaan dalam bidang apa saja? Jawab :


(3)

Daerah mana sajakah yang merupakan wilayah kekuasaan Kerajaan Sriwijaya? Jawab :

(4)

Apa sajakah bukti peninggalan sejarah kerajaan Sriwijaya? Jawab :

(5)

Apakah fungsi candi pada jaman dulu dan sekarang berbeda? Jelaskan! Jawab :

(6)

Apa sajakah sifat Ratu Sima yang perlu kita contoh? Jawab :

(7)

Apakah bukti peninggalan sejarah kerajaan Kalingga yang kamu ketahui? Jawab :

(8)

Apa sajakah sifat Ratu Sima yang perlu kita contoh? Jawab :

PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 150 LKS Siklus 2 Pertemuan 2

Lembar Kerja Siswa (LKS) Satuan Pendidikan : SDN Kloposawit Kelas / Semester : IV / 1 Tema : 5. Pahlawanku Sub Tema : 1. Perjuangan Para Pahlawan Pembelajaran :6 Mata Pelajaran : IPS dan Bahasa Indonesia Alokasi Waktu : 3 jp (3 x 35 menit) A. Indikator keberhasilan belajar IPS 3.2.7 Menjelaskan tokoh pada masa Islam di Indonesia 3.2.8 Menyebutkan peninggalan kerajaan Islam di Indonesia Bahasa Indonesia 3.5.4 Menemukan informasi terkait tokoh kerajaan pada masa Islam di Indonesia B. Petunjuk kerja 1. Bergabunglah dalam kelompok yang telah ditentukan gurumu! 2. Tulislah nama kelompok dan anggota pada kolom yang tersedia! 3. Ikuti setiap langkah-langkah dalam kegiatan belajar! C. Kegiatan Belajar 1 1. Bacalah teks bacaan yang berjudul “Sultan Hasanuddin” yang telah disediakan oleh guru secara keseluruhan! 2. Buatlah tiga pertanyaan tentang bacaan tersebut! 3. Tulislah dalam tabel di bawah ini! No

1.

2.

3.

Pertanyaan

PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 151 4. Tukarkan LKS-mu dengan LKS teman sekelompokmu! 5. Jawablah pertanyaan yang telah dibuat kelompokmu pada kolom di bawah ini! No Jawaban

1. 2. 3.

D. Kegiatan Belajar 2 1. Bacalah teks bacaan yang berjudul “Sultan Iskandar Muda” yang telah disediakan oleh guru secara keseluruhan! 2. Buatlah tiga pertanyaan tentang bacaan tersebut! 3. Tulislah dalam tabel di bawah ini! No Pertanyaan

1. 2. 3. 4. Tukarkan LKS-mu dengan LKS teman sekelompokmu! 5. Jawablah pertanyaan yang telah dibuat kelompokmu pada kolom di bawah ini! No Jawaban

1. 2. 3.

E. Kegiatan Belajar 3 1. Diskusikan dengan teman kelompokmu pertanyaan-pertanyaan berikut ini! 2. Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini pada kolom yang telah tersedia! (1)

Gelar apakah yang didapatkan Sultan Hasanuddin karena keberaniannya? Jawab :

(2)

Sebagai bentuk penghargaan kepada Sultan Hasanuddin, maka namanya diabadikan sebagai apa? Jawab :

PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 152 (3)

Sebutkan dua sifat Sultan Hasanuddin yang patut kita teladani! Jawab :

(4)

Pada tahun berapakah Sultan Iskandar Muda memerintah? Jawab :

(5)

Apa saja sifat Sultan Iskandar Muda yang patut kita contoh? Jawab :

(6)

Apa yang dialami Kerajaan Aceh saat dipimpin oleh Sultan Iskandar Muda? Jawab :

(7)

Selama memerintah kerajaan Aceh, Sultan Iskandar Muda lebih memperhatikan bidang apa? Jawab :

(8)

Apa bukti peninggalan pemerintahan Sultan Iskandar Muda yang masih ada sampai saat ini? Jawab :

(9)

Dari semua tokoh kerajaan Hindu, Budha, dan Islam, manakah yang paling kamu sukai? Mengapa? Jawab :

PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 153 Lampiran 5 Soal Validasi dan Kunci Jawaban Siklus 1 SOAL EVALUASI SIKLUS 1 KELAS IV

Berilah tanda silang (X) pada huruf a, b, c, atau d yang kamu anggap sebagai jawaban yang paling tepat! 1. Agama Hindu masuk ke Indonesia melalui jalur . . . . a. Pendidikan

c. Wisata

b. Perdagangan

d. Penjajahan

2. Candi yang membuktikan perjuangan dan peranan para tokoh di masa kerajaan Majapahit adalah . . . . a. Candi Naga

c. Candi Jago

b. Candi Induk

d. Candi Penataran

3. Yang merupakan bukti diterimanya agama Hindu di Indonesia adalah . . . . a. Sedikitnya penduduk Indonesia yang memeluk agama Hindu. b. Sistem pemerintahan yang ada pada waktu itu adalah pemerintahan desa. c. Sistem pemerintahan menjadi sistem kerajaan d. Adanya hasil kebudayaan berupa kaligrafi 4. Agama Budha berasal dari . . . . a. India

c. Persia

b. China

d. Bali

5. Berikut ini adalah bukti bahwa persebaran agama Hindu lebih cepat daripada persebaran agama Budha yaitu . . . . a. tidak mengenal kasta b. kelompok Waisya dan Sudra banyak yang berpindah ke agama Buddha c. agama Hindu berkembang setelah agama Buddha d. lebih banyaknya kerajaan Hindu daripada kerajaan Budha. 6. Yang merupakan alasan banyaknya penduduk yang masuk Islam adalah .... a. syarat-syarat untuk masuk Islam sulit b. ulama, kyai, dan para pendakwah yang giat melakukan siar agama c. banyak tokoh penyebar agama Islam yang tidak menggunakan sarana budaya setempat d. berdirinya kerajaan-kerajaan Islam di Indonesia.

PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 154 7. Kerajaan hindu tertua di Indonesia adalah . . . . a. Kutai c. Singasari b. Mataram d. Sriwijaya 8. Peninggalan kerajaan Kediri yang merupakan makam Anusapati adalah . . . . a. Candi Jago/Jajaghu c. Candi Jawi b. Candi Singasari d. Candi Kidal 9. Kerajaan Kutai terletak di . . . . a. Kalimantan Utara c. Kalimantan Timur b. Kalimantan Barat d. Kalimantan Selatan 10. Yang merupakan peninggalan kerajaan Majapahit adalah . . . . a. Candi Jago c. Candi Prambanan b. Candi Penataran d. Candi Singasari 11. Raja Kediri yang terkenal dengan ramalannya adalah . . . . a. Bameswara c. Ken Arok b. Jayabaya d. Anusapati Perhatikan nama-nama kerajaan di bawah ini untuk mengerjakan soal nomor 12-14 : 1. Kutai

6. Sriwijaya

11. Holing

2. Pajang

7. Aceh

12. Samudera Pasai

3. Kediri

8. Majapahit

13. Demak

4. Gowa-Tallo

9. Mataram

14. Tarumanegara

5. Singasari

10. Mataram Kuno

12. Yang merupakan kerajaan Hindu adalah . . . . a. 1, 5, 6, 8 c. 1, 6, 9, 10 b. 1, 9, 10, 14 d. 1, 8, 10, 14 13. Yang merupakan kerajaan Budha adalah . . . . a. 6, 10 c. 6, 11 b. 5, 11 d. 9.11 14. Yang merupakan kerajaan Islam adalah . . . . a. 7, 8, 9, 10 c. 7, 10, 12, 13 b. 7, 9, 12, 13 d. 7, 11, 12, 14 15. Satu-satunya kerajaan di Indonesia yang dipimpin oleh seorang ratu pada masa lampau adalah . . . . a. Kutai c. Holing b. Kediri d. Sriwijaya 16. Perhatikan nama-nama kerajaan Islam dan Raja Terkenalnya di bawah ini : No.

Kerajaan Islam

Raja

1.

Samudera Pasai

Sultan Malik Al-Saleh

2.

Aceh

Sultan Ageng Tirtayasa

3.

Mataram

Sultan Agung

4.

Banten

Sultan Iskandar Muda


17.

18.

19.

20.

21.

22.

23.

24.

25.

Yang merupakan pasangan kerajaan Islam dan Raja terkenalnya yang tepat adalah . . . a. 1 c. 3 b. 2 d. 4 Kerajaan Kutai mencapai puncak kejayaan pada masa pemerintahan . . . . a. Asmawarman c. Mulawarman b. Purnawarman d. Kudungga Patih kerajaan Majapahit yang namanya dijadikan nama jalan utama di Indonesia adalah . . . . a. Ken Arok c. Raden wijaya b. Hayam Wuruk d. Gajah mada Yang merupakan sikap Ken Arok yang tidak patut dicontoh adalah . . . . a. mengabdi kepada Tunggul Ametung di wilayah kerajaan Kediri. b. jatuh cinta kepada istri Tunggul Ametung. c. membunuh Tunggul Ametung dan memperistri Ken Dedes. d. berhasil memenangkan pertempuran karena menang jumlah. Raja terkenal kerajaan Majapahit adalah . . . . a. Ken Arok c. Raden wijaya b. Hayam Wuruk d. Gajah mada Yang merupakan alasan patih gajah mada menerima penunjukannya sebagai patih Majapahit adalah . . . . a. Sudah menghentikan pemberontakan Keta dan Sadeng b. Sudah membangun saluran air Gangga di Cirebon c. Sudah memberantas perompak / bajak laut d. Sudah membangun armada laut yang kuat Sikap Raja Purnawarman yang patut dicontoh adalah . . . . a. menyembah Dewa Wisnu. b. memperbaiki dan memperindah alur sungai Cupu sehingga air bisa mengalir hanya di dalam kerajaan. c. berani memimpin Angkatan Laut Kerajaan memerangi bajak laut yang merajalela di perairan timur dan utara kerajaan. d. berhasil membasmi semua perompak yang datang. Sebagai wujud kecintaan rakyat kerajaan Tarumanegara kepada raja Purnawarman maka telapak kakinya diabadikan dalam bentuk prasasti yang dikenal sebagai . . . . a. Prasasti Ciareteun b. Prasasti Panumbangan c. Prasasti Palah d. Prasasti Tugu Peninggalan kerajaan Kediri yang ditulis oleh Mpu Panuluh adalah . . . . a. Kitab Bharatayudha b. Kitab Hariwangsa c. Kitab Smaradhahana d. Kitab Krinayana Sumpah yang berisikan janji Gajah Mada yang tidak akan memakan buah palapa, bila belum berhasil menguasai pulau-pulau di Nusantara disebut . . . . a. Sumpah Pemuda c. Sumpah Nusantara b. Sumpah Palapa d. Sumpah Prajurit


KUNCI JAWABAN SOAL EVALUASI SIKLUS 1

1.

b

16. c

2.

d

17. c

3.

c

18. d

4.

a

19. c

5.

d

20. b

6.

b

21. a

7.

a

22. d

8.

d

23. a

9.

c

24. a

10. b

25. b

11. b 12. d 13. c 14. b 15. c


157 Lampiran 6 Hasil Tes Pilihan ganda Siklus I

PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 158 Lampiran 7 Hasil Validasi Soal Evaluasi Siklus 1 HASIL UJI VALIDITAS SOAL EVALUASI SIKLUS 1 Harga

No. Soal

Harga Korelasi

26

0.573*

valid

27

0.227

tidak valid

28

0.538*

valid

29

0.500*

valid

30

0.697**

valid

31

0.484*

valid

32

0.661**

valid

33

0.065

tidak valid

34

0.628**

valid

35

0.492*

valid

36

0.203

tidak valid

37

0.643**

valid

38

0.585*

39

0.531*

valid

40

0.513*

valid

41

0.551*

valid

42

0.656**

valid

43

0.475*

valid

44

0.260

tidak valid

45

0.595**

valid

46

0.562*

valid

47

0.661**

valid

48

0.680**

valid

49

0.672**

valid

50

0.653**

valid

Standar

0.458

Keterangan

valid

PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 159 Lampiran 8 Soal Validasi dan Kunci Jawaban Siklus 2

SOAL EVALUASI SIKLUS 2 KELAS IV

Berilah tanda silang (X) pada huruf a, b, c, atau d yang kamu anggap sebagai jawaban yang paling tepat! 1. Kerajaan Kaling atau Holing berdiri sekitar abad …. a. ke-4

c. ke-6

b. ke-5

d. ke-7

2. Kerajaan Kaling atau Holing terletak di daerah …. a. Jawa Barat

c. Jawa Timur

b. Banten

d. Jawa Tengah

3. Berikut ini peninggalan sejarah kerajaan Kaling adalah …. a. Prasasti Tuk Mas

c. Prasasti Talang Tuo

b. Prasasti Kedukan Bukit

d. Prasasti Kota Kapur

4. Pemimpin wanita dari kerajaan Kalingga adalah . . . . a. Ken Dedes

c. Ratu Sima

b. Gayatri

d. Dewi Rambi

5. Penguasa kerajaan Kalingga menerapkan hukum yang keras dan tegas untuk memberantas …. a. peperangan dan kejahatan b. pencurian dan kejahatan c. pembunuhan dan kemiskinan d. pencurian dan kemiskinan 6. Kerajaan Sriwijaya mencapai puncak kejayaan ketika dipimpin oleh ... . a. Hayam Wuruk

c. Satyakirti

b. Kertanegara

d. Balaputradewa

7. Sultan Hasanuddin mempunyai semboyan "Kualleeyangngi Tallanga NaTowalia" untuk para pelaut Makassar yang gagah berani, yang artinya adalah …. a. Aku memilih mati daripada hidup kembali b. Aku memilih tenggelam daripada balik kembali c. Aku memilih mati daripada harus kalah d. Aku memilih tenggelam daripada harus kalah

PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 160 8. Kerajaan Sriwijaya mencapai puncak kejayaannya dalam bidang …. a. ekonomi, pendidikan, dan keamanan b. ekonomi, pendidikan, dan kebudayaan c. pendidikan, hukum, dan kebudayaan d. ekonomi, keamanan, dan kebudayaan 9. Berikut ini yang bukan merupakan wilayah kekuasaan kerajaan Sriwijaya adalah …. a. Pulau Sumatra

c. Bali

b. Jawa Barat

d. Kalimantan Barat

10. Dengan memiliki wilayah yang luas, maka Sriwijaya disebut sebagai …. a. kerajaan terkaya

c. kerajaan maju

b. kerajaan nusantara

d. kerajaan maritim

11. Salah satu bukti peninggalan sejarah kerajaan Sriwijaya yang masih tersisa adalah …. a. Candi Penataran

c. Candi Borobudur

b. Candi Muara Takus

d. Candi Kidal

12. Sultan Hasanuddin merupakan raja dari kerajaan Islam yakni …. a. Kerajaan Aceh

c. Kerajaan Gowa-Tallo

b. Kerajaan Ternate dan Tidore

d. Kerajaan Banten

13. Di pulau Jawa terdapat sembilan ulama pelopor dan pejuang pengembangan Islam yang sering disebut …. a. Wali Sembilan

c. Songo Wali

b. Sembilan Wali

d. Wali Songo

14. Karena keberaniannya, Sultan Hasanuddin dari Makassar mendapat gelar . . . . a. Kuda Jantan dari Timur

c. Kuda Jantan dari Barat

b. Ayam Jantan dari Utara

d. Ayam Jantan dari Timur

15. Yang merupakan bentuk penghargaan yang diberikan kepada Sultan Hasanuddin atas perjuangan dan jasa-jasanya adalah …. a. diabadikan sebagai nama sekolah b. diabadikan sebagai nama universitas c. diabadikan sebagai nama gedung d. diabadikan sebagai nama hotel 16. Sikap kepahlawanan dari perjuangan Sultan Hasanuddin yang patut kita teladani adalah …. a. keberanian dan ketaatan

c. keberanian dan ketekunan

b. keberanian dan kegigihan

d. kegigihan dan rela berkorban

PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 161 17. Kerajaan Aceh mengalami puncak kemakmuran dan kejayaan ketika diperintah oleh ... . a. Sultan Ali Mughayat Syah

c. Sultan Alauddin Riyat Syah

b. Sultan Iskandar Muda

d. Sultan Iskandar Thani

18. Sultan Iskandar Muda memerintah pada tahun …. a. 1437-1606

c. 1606-1637

b. 1506-1637

d. 1606-1673

19. Sultan Iskandar Muda mendirikan sebuah masjid yang megah yaitu ….

a. Masjid Baiturrahman

c. Masjid Katangga

b. Masjid Agung Demak

d. Masjid Cirebon

20. Pada masa pemerintahan Sultan Iskandar Muda, disusun sistem perundang-undangan yang disebut …. a. Hukum Cinta Alam

c. Adat Istiadat

b. Adat Mahkota Alam

d. Hukum Adat

21. Sifat Sultan Iskandar Muda yang patut dicontoh yaitu …. a. tegas

c. sabar

b. jujur

d. tekun

22. Raden Mas Syahid adalah nama asli dari ... . a. Sunan Kalijaga

c. Sunan Ampel

b. Sunan Bonang

d. Sunan Gunung Jati

23.

24.

Tokoh di samping adalah . . . . a. Sultan Hasanuddin

c. Sultan Iskandar Muda

b. Gajah Mada

d. Purnawarman

Sultan Iskandar Muda berani melawan penjajah yang ingin menguasai perdagangan di Nusantara. Beliau memperluas wilayah Kerajaan Aceh ke selatan dan memperoleh kemajuan ekonomi melalui perdagangan di pesisir Sumatera Barat sampai Indrapura.

Teks di atas mencerminkan sifat Sultan Iskandar Muda yang …. a. serakah

c. berani

b. jujur

d. putus asa

25. Wali yang banyak berjasa dalam menyebarkan agama Islam di daerah Jawa Barat adalah …. a. Sunan Drajat

c. Sunan Muria

b. Sunan Bonang

d. Sunan Gunung Jati

PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 162 KUNCI JAWABAN SOAL EVALUASI SIKLUS 2

1.

d

16. b

2.

d

17. b

3.

a

18. c

4.

c

19. a

5.

b

20. b

6.

d

21. a

7.

b

22. a

8.

b

23. c

9.

c

24. c

10. b

25. d

11. b 12. c 13. d 14. d 15. b


163 Lampiran 9 Hasil Tes Pilihan Ganda Siklus 2

PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 164 Lampiran 10 Hasil Validasi Soal Evaluasi Siklus 2 HASIL UJI VALIDITAS SOAL EVALUASI SIKLUS 2

No. Soal 26

Harga Korelasi

Harga Standar

Keterangan

0.536*

valid

27

0.500*

valid

28

0.575*

valid

29

0.634**

valid

30

0.131

tidak valid

31

0.521*

valid

32

-0.032

tidak valid

33

0.717**

valid

34

0.538*

valid

35

0.555*

valid

36

0.663**

valid

37

0.679**

valid

38

-0.150

39

0.501*

valid

40

0.602**

valid

41

0.494*

valid

42

0.604**

valid

43

0.492*

valid

44

0.624**

valid

45

0.500*

valid

46

0.492*

valid

47

0.169

tidak valid

48

0.541*

valid

49

0.540*

valid

50

0.453

tidak valid

0.458

tidak valid

PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 165 Lampiran 11 Validasi Perangkat Pembelajaran VALIDASI PERANGKAT PEMBELAJARAN

PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 166 Lampiran 11











PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 177 Lampiran 12 Validasi Instrumen Kedisiplinan VALIDASI INSTRUMEN KEDISIPLINAN










Lampiran 13 Hasil Pengamatan Kondisi Awal Kedisiplinan


Lampiran 13 TABEL KONDISI AWAL KEDISIPLINAN SISWA KELAS IV SDN KLOPOSAWIT TAHUN PELAJARAN 2014 / 2015

Nama Siswa

No

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22.

BGA AZZ DMA DYA BGU HBB AGN ANN ARF DKA DYH FZL MYV MFT FAZ NDL STR YLI DNG IHN TPN ANG Jumlah Rata-Rata

Total Skor

Kategori

4 5 4 2 4 5 10 9 7 6 9 1 8 8 1 9 2 7 1 2 2 3 109 4.95

Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Rendah Sedang Sedang Rendah Sedang Rendah Sedang Rendah Rendah Rendah Rendah

Keterangan : Jumlah siswa dengan kategori : 1. Rendah : 13 siswa (59%) 2. Sedang : 9 siswa (41%) 3. Tinggi : 0 siswa (0%)

Rendah


Lampiran 14 Hasil Pengamatan Kedisiplinan Siklus 1


Lampiran 14 HASIL PENGAMATAN KEDISIPLINAN SISWA SIKLUS 1 KELAS IV SDN KLOPOSAWIT TAHUN PELAJARAN 2014 / 2015

Nama Siswa

No

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22.


Keterangan : Jumlah siswa dengan kategori : Rendah

: 7 siswa (39%)

Sedang

: 3 siswa (17%)

Tinggi

: 8 siswa (44%)

Total Skor

Kategori

4 4 2 11 12 11 12 3 12 11 2 14 5 11 8 8 9 3 142 7.89

Rendah Rendah Rendah Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Rendah Tinggi Tinggi Rendah Tinggi Rendah Tinggi Sedang Sedang Sedang Rendah 142 Sedang


Lampiran 15 Hasil Pengamatan Kedisiplinan Siklus 2


187 Lampiran 15 HASIL PENGAMATAN KEDISIPLINAN SISWA SIKLUS 2 KELAS IV SDN KLOPOSAWIT TAHUN PELAJARAN 2014 / 2015 Nama Siswa

No

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22.


Keterangan : Jumlah siswa dengan kategori : Rendah

: 3 siswa (14%)

Sedang

: 6 siswa (27%)

Tinggi

: 13 siswa (59%)

Total Skor

Kategori

11 10 9 5 8 12 12 13 14 11 13 5 13 14 12 15 8 13 8 12 6 5 229 10.41

Tinggi Sedang Sedang Rendah Sedang Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Rendah Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Sedang Tinggi Sedang Tinggi Sedang Rendah Tinggi


188 Lampiran 16 Soal Evaluasi dan Kunci Jawaban Siklus 1 SOAL EVALUASI SIKLUS 1 KELAS IV Berilah tanda silang (X) pada huruf a, b, c, atau d yang kamu anggap sebagai jawaban yang paling tepat! 1. Agama Hindu masuk ke Indonesia melalui jalur . . . . a. Pendidikan

c. Wisata

b. Perdagangan

d. Penjajahan

2. Yang merupakan bukti diterimanya agama Hindu di Indonesia adalah . . . . a. Sedikitnya penduduk Indonesia yang memeluk agama Hindu. b. Sistem pemerintahan yang ada pada waktu itu adalah pemerintahan desa. c. Sistem pemerintahan menjadi sistem kerajaan d. Adanya hasil kebudayaan berupa kaligrafi 3. Agama Budha berasal dari . . . . a. India

c. Persia

b. China

d. Bali

4. Berikut ini adalah bukti bahwa persebaran agama Hindu lebih cepat daripada persebaran agama Budha yaitu . . . . a. tidak mengenal kasta b. kelompok Waisya dan Sudra banyak yang berpindah ke agama Buddha c. agama Hindu berkembang setelah agama Buddha d. lebih banyaknya kerajaan Hindu daripada kerajaan Budha. 5. Yang merupakan alasan banyaknya penduduk yang masuk Islam adalah .... a. syarat-syarat untuk masuk Islam sulit b. ulama, kyai, dan para pendakwah yang giat melakukan siar agama c. banyak tokoh penyebar agama Islam yang tidak menggunakan sarana budaya setempat d. berdirinya kerajaan-kerajaan Islam di Indonesia. 6. Kerajaan hindu tertua di Indonesia adalah . . . . a. Kutai b. Mataram c. Singasari d. Sriwijaya


189 7. Kerajaan Kutai terletak di . . . . a. Kalimantan Utara c. Kalimantan Timur b. Kalimantan Barat d. Kalimantan Selatan 8. Yang merupakan peninggalan kerajaan Majapahit adalah . . . . a. Candi Jago c. Candi Prambanan b. Candi Penataran d. Candi Singasari Perhatikan nama-nama kerajaan di bawah ini untuk mengerjakan soal nomor 9-11 : 1. Kutai 8. Majapahit 2. Pajang 9. Mataram 3. Kediri 10. Mataram Kuno 4. Gowa-Tallo 11. Holing 5. Singasari 12. Samudera Pasai 6. Sriwijaya 13. Demak 7. Aceh 14. Tarumanegara 9. Yang merupakan kerajaan Hindu adalah . . . . a. 1, 5, 6, 8 c. 1, 6, 9, 10 b. 1, 9, 10, 14 d. 1, 8, 10, 14 10. Yang merupakan kerajaan Budha adalah . . . . a. 6, 10 c. 6, 11 b. 5, 11 d. 9.11 11. Yang merupakan kerajaan Islam adalah . . . . a. 7, 8, 9, 10 c. 7, 10, 12, 13 b. 7, 9, 12, 13 d. 7, 11, 12, 14 12. Satu-satunya kerajaan di Indonesia yang dipimpin oleh seorang ratu pada masa lampau adalah . . . . a. Kutai c. Holing b. Kediri d. Sriwijaya 13. Perhatikan nama-nama kerajaan Islam dan Raja Terkenalnya di bawah ini : No. Kerajaan Islam Raja Sultan Malik Al-Saleh 1. Samudera Pasai Sultan Ageng Tirtayasa 2. Aceh Sultan Agung 3. Mataram Banten Sultan Iskandar Muda 4. Yang merupakan pasangan kerajaan Islam dan Raja terkenalnya yang tepat adalah . . . a. 1 c. 3 b. 2 d. 4 14. Kerajaan Kutai mencapai puncak kejayaan pada masa pemerintahan . . . . a. Asmawarman c. Mulawarman b. Purnawarman d. Kudungga 15. Patih kerajaan Majapahit yang namanya dijadikan nama jalan utama di Indonesia adalah . . . . a. Ken Arok c. Raden wijaya b. Hayam Wuruk d. Gajah mada


190 16. Raja terkenal kerajaan Majapahit adalah . . . . a. Ken Arok

c. Raden wijaya

b. Hayam Wuruk

d. Gajah mada

17. Sikap Raja Purnawarman yang patut dicontoh adalah . . . . a. menyembah Dewa Wisnu. b.

memperbaiki dan memperindah alur sungai Cupu sehingga air bisa mengalir hanya di dalam kerajaan.

c.

berani memimpin Angkatan Laut Kerajaan memerangi bajak laut yang merajalela di perairan timur dan utara kerajaan.

d.

berhasil membasmi semua perompak yang datang.

18. Sebagai wujud kecintaan rakyat kerajaan Tarumanegara kepada raja Purnawarman maka telapak kakinya diabadikan dalam bentuk prasasti yang dikenal sebagai . . . . a. Prasasti Ciareteun b. Prasasti Panumbangan c. Prasasti Palah d. Prasasti Tugu 19. Peninggalan kerajaan Kediri yang ditulis oleh Mpu Panuluh adalah . . . . a. Kitab Bharatayudha b. Kitab Hariwangsa c. Kitab Smaradhahana d. Kitab Krinayana 20. Sumpah yang berisikan janji Gajah Mada yang tidak akan memakan buah palapa, bila belum berhasil menguasai pulau-pulau di Nusantara disebut . . . . a. Sumpah Pemuda b. Sumpah Palapa c. Sumpah Nusantara d. Sumpah Prajurit


191 Lampiran 16


1.

b

11. b

2.

c

12. c

3.

a

13. c

4.

d

14. c

5.

b

15. d

6.

a

16. b

7.

c

17. d

8.

b

18. a

9.

d

19. a

10. c

20. b


192 Lampiran 17 Soal Evaluasi dan Kunci Jawaban Siklus 2 SOAL EVALUASI SIKLUS 2 KELAS IV

Berilah tanda silang (X) pada huruf a, b, c, atau d yang kamu anggap sebagai jawaban yang paling tepat! 1. Kerajaan Kaling atau Holing berdiri sekitar abad …. a. ke-4

c. ke-6

b. ke-5

d. ke-7

2. Kerajaan Kaling atau Holing terletak di daerah …. a. Jawa Barat

c. Jawa Timur

b. Banten

d. Jawa Tengah

3. Berikut ini peninggalan sejarah kerajaan Kaling adalah …. a. Prasasti Tuk Mas

c. Prasasti Talang Tuo

b. Prasasti Kedukan Bukit

d. Prasasti Kota Kapur

4. Pemimpin wanita dari kerajaan Kalingga adalah . . . . a. Ken Dedes

c. Ratu Sima

b. Gayatri

d. Dewi Rambi

5. Kerajaan Sriwijaya mencapai puncak kejayaan ketika dipimpin oleh ... . a. Hayam Wuruk

c. Satyakirti

b. Kertanegara

d. Balaputradewa

6. Kerajaan Sriwijaya mencapai puncak kejayaannya dalam bidang …. a. ekonomi, pendidikan, dan keamanan b. ekonomi, pendidikan, dan kebudayaan c. pendidikan, hukum, dan kebudayaan d. ekonomi, keamanan, dan kebudayaan 7. Berikut ini yang bukan merupakan wilayah kekuasaan kerajaan Sriwijaya adalah …. a. Pulau Sumatra

c. Bali

b. Jawa Barat

d. Kalimantan Barat

8. Dengan memiliki wilayah yang luas, maka Sriwijaya disebut sebagai …. a. kerajaan terkaya

c. kerajaan maju

b. kerajaan nusantara

d. kerajaan maritim


193 9. Salah satu bukti peninggalan sejarah kerajaan Sriwijaya yang masih tersisa adalah …. a. Candi Penataran

c. Candi Borobudur

b. Candi Muara Takus

d. Candi Kidal

10. Sultan Hasanuddin merupakan raja dari kerajaan Islam yakni …. a. Kerajaan Aceh

c. Kerajaan Gowa-Tallo

b. Kerajaan Ternate dan Tidore

d. Kerajaan Banten

11. Karena keberaniannya, Sultan Hasanuddin dari Makassar mendapat gelar . . . . a. Kuda Jantan dari Timur

c. Kuda Jantan dari Barat

b. Ayam Jantan dari Utara

d. Ayam Jantan dari Timur

12. Yang merupakan bentuk penghargaan yang diberikan kepada Sultan Hasanuddin atas perjuangan dan jasa-jasanya adalah …. a. diabadikan sebagai nama sekolah b. diabadikan sebagai nama universitas c. diabadikan sebagai nama gedung d. diabadikan sebagai nama hotel 13. Sikap kepahlawanan dari perjuangan Sultan Hasanuddin yang patut kita teladani adalah …. a. keberanian dan ketaatan

c. keberanian dan ketekunan

b. keberanian dan kegigihan

d. kegigihan dan rela berkorban

14. Kerajaan Aceh mengalami puncak kemakmuran dan kejayaan ketika diperintah oleh ... . a. Sultan Ali Mughayat Syah

c. Sultan Alauddin Riyat Syah

b. Sultan Iskandar Muda

d. Sultan Iskandar Thani

15. Sultan Iskandar Muda memerintah pada tahun …. a. 1437-1606

c. 1606-1637

b. 1506-1637

d. 1606-1673

16. Sultan Iskandar Muda mendirikan sebuah masjid yang megah yaitu ….

a. Masjid Baiturrahman

c. Masjid Katangga

b. Masjid Agung Demak

d. Masjid Cirebon

17. Pada masa pemerintahan Sultan Iskandar Muda, disusun sistem perundang-undangan yang disebut …. a. Hukum Cinta Alam

c. Adat Istiadat

b. Adat Mahkota Alam

d. Hukum Adat


194

18. Sifat Sultan Iskandar Muda yang patut dicontoh yaitu …. a. tegas

c. sabar

b. jujur

d. tekun

19.

20.

Tokoh di samping adalah . . . . a. Sultan Hasanuddin

c. Sultan Iskandar Muda

b. Gajah Mada

d. Purnawarman

Sultan Iskandar Muda berani melawan penjajah yang ingin menguasai perdagangan di Nusantara. Beliau memperluas wilayah Kerajaan Aceh ke selatan dan memperoleh kemajuan ekonomi melalui perdagangan di pesisir Sumatera Barat sampai Indrapura. Teks di atas mencerminkan sifat Sultan Iskandar Muda yang …. a. serakah

c. berani

b. jujur

d. putus asa


195 Lampiran 17


1.

d

11. d

2.

d

12. b

3.

a

13. b

4.

c

14. b

5.

d

15. c

6.

b

16. a

7.

c

17. b

8.

b

18. a

9.

b

19. c

10. c

20. c


196 Lampiran 18 Rekapitulasi Skor Siswa DAFTAR SKOR SISWA

No

Nama Siswa

Siklus 1 Nilai Poin Evaluasi Kemajuan

Siklus 2 Nilai Poin Evaluasi Kemajuan

L/P

Nilai Awal

BGA

L

40

60

20

50

55

20

2.

AZZ

L

-

-

-

25

10

5

3.

DMA

L

35

45

20

45

55

20

4.

DYA

L

35

50

30

45

60

20

5.

BGU

L

-

-

-

35

30

10

6.

HBB

L

55

60

20

70

85

30

7.

AGN

L

15

65

30

55

95

30

8.

ANN

P

30

60

30

60

90

30

9.

ARF

P

-

-

-

30

55

30

10. DKA

L

55

70

30

55

90

30

11. DYH

P

-

-

-

40

75

30

12. FZL

L

40

50

20

40

50

20

13. MYV

P

25

45

30

50

65

30

14. MFT

P

5

70

30

35

65

30

15. FAZ

L

45

30

5

25

70

30

16. NDL

P

25

75

30

60

85

30

17. STR

L

20

20

20

60

85

30

18. YLI

P

45

55

20

50

80

30

19. DNG

L

45

45

20

60

80

30

20. IHN

L

30

65

30

60

80

30

21. TPN

L

30

45

30

30

55

30

22. ANG

L

40

50

20

35

50

30

605 33.61

960 53.33

445 24.72

1015 46.14

1465 66.59

575 26.14

1.

Jumlah Rata-Rata

Nilai Awal


197 Lampiran 19 Lembar Rangkuman Poin Kemajuan Siswa Lembar Rangkuman Poin Kemajuan Siswa Siklus 1 Tim HARIMAU No

Nama

1 2 3 4 Total Rata-Rata

IHN MFT ANG FAZ

Penghargaan

Tim KELINCI

Poin Kemajuan 30 30 20 5 85 21.25 TIM SANGAT BAIK

No 1 2 3 4 Total Rata-Rata

Nama

1 2 3 4 5 Total Rata-Rata

DKA AGN TPN HBB DYH

TIM SUPER

Tim SERIGALA Nama

1 2 3 4 Total Rata-Rata Penghargaan

DNG DYS FZL ARF

Poin Kemajuan 30 20 30 20 100 25 TIN SANGAT BAIK

Tim APEL Poin Kemajuan 30 30 30 20 110 27.5

Penghargaan

No

NDL STR MYV BGA

Penghargaan

Tim CITAH No

Nama

Poin Kemajuan 20 30 20 70 23.33 TIM SANGAT BAIK

No 1 YLI 2 AZZ 3 ANN 4 DMA 5 BGU Total Rata-Rata Penghargaan

Nama

Poin Kemajuan 20 30 20 70 23.33 TIM SANGAT BAIK


198 Lampiran 19 Lembar Rangkuman Poin Kemajuan Siswa Siklus 2 Tim HARIMAU No

Nama

1 2 3 4 Total Rata-Rata

IHN MFT ANG FAZ

Penghargaan

Poin Kemajuan 30 30 30 30 120 30 TIM SUPER

Tim KELINCI No 1 2 3 4 Total Rata-Rata

Nama

1 2 3 4 5 Total Rata-Rata

DKA AGN TPN HBB DYH

Penghargaan

Nama

1 2 3 4 Total Rata-Rata Penghargaan

DNG DYS FZL ARF

Poin Kemajuan 30 30 30 20 110 27.50 TIM SUPER

Tim APEL Poin Kemajuan 30 30 30 30 30 150 30 TIM SUPER

Tim SERIGALA No

NDL STR MYV BGA

Penghargaan

Tim CITAH No

Nama

Poin Kemajuan 30 20 20 30 100 25 TIM SANGAT BAIK

No 1 YLI 2 AZZ 3 ANN 4 DMA 5 BGU Total Rata-Rata Penghargaan

Nama

Poin Kemajuan 30 5 30 20 10 95 19 TIM SUPER


199 Lampiran 20 Hasil penelitian HASIL PENELITIAN Sesudah Tindakan

No 23.

Nama Siswa

Sebelum Tindakan

BGA

Nilai

Siklus 1 Ketuntasan Ya

60

Tidak

Nilai

Siklus 2 Ketuntasan Ya

Tidak

√

55

-

√

-

10

-

√

24. AZZ

-

25. DMA

45

√

55

-

√

26. DYA

50

√

60

-

√

27. BGU

-

-

-

30

-

√

28. HBB

60

-

√

85

√

-

29. AGN

65

-

95

√

-

30. ANN

60

-

√

90

√

-

31. ARF

-

-

-

55

-

√

32. DKA

70

√

90

√

-

33. DYH

-

-

-

75

√

-

34. FZL

50

-

√

50

-

√

35. MYV

45

-

65

√

-

36. MFT

70

-

65

√

-

37. FAZ

30

-

70

√

-

38. NDL

75

-

85

√

-

39. STR

20

-

85

√

-

40. YLI

55

-

80

√

-

41. DNG

45

-

80

√

-

42. IHN

65

√

-

80

√

-

43. TPN

45

-

√

55

-

√

44. ANG

50

-

√

50

-

√

Jumlah Rata-Rata

960 53.33

Persentase Ketuntasan

51,34 14%

-

√ √

1465 66.59 22%

59%


200 Lampiran 21 Daftar Nilai IPS Tahun Pelajaran 2012 / 2013 DAFTAR NILAI ULANGAN IPS KELAS IV SD NEGERI KLOPOSAWIT TAHUN PELAJARAN 2012 / 2013 KKM : 63 Nomor

L/P

Nilai

PUTRI MULYA ARJUNI

P

63

3317

RESTINA SARASWATI

P

40

3.

3320

SOLEHUDIN

L

41

4.

3327

AZIS DANU PRABOWO

L

50

5.

3328

BANGUN GUNTARIN

P

56

6.

3329

DHOHIRU RESTU FAUZI

L

73

7.

3330

ELFANDO BIMA ERLANGGA

L

48

8.

3332

YUNI ANA NURHIDAYAH

P

70

9.

3333

KRISNA PRIBADI ARIANTO

L

35

10.

3334

MIRNA WULANDARI

P

30

11.

3336

NINDA DWI SUKAWATI

P

67

12.

3337

RIZAL ZAIN ANBIYA

L

55

13.

3338

RAGIL RIYANTO

L

37

14.

3339

SITI NURJANAH

P

58

15.

3341

SANTOSA NUR RAHMAN

L

37

16.

3342

TRI ASTUTININGSIH

P

45

17.

3444

SOLEH SUBADI

L

48

Urut

Induk

1.

3316

2.

Nama

JUMLAH

853

RATA-RATA

50.18


201 Lampiran 22 Daftar Nilai IPS Tahun Pelajaran 2013 / 2014 DAFTAR NILAI ULANGAN IPS KELAS IV SD NEGERI KLOPOSAWIT TAHUN PELAJARAN 2013 / 2014 KKM : 63 Nomor

L/P

Nilai

SOLEH SUBADI

L

47

3279

IMAM ACHMAD SIDIQ

L

34

3.

3315

MEYDA DWI ARYANI

P

43

4.

3324

TRI LESTARI

P

50

5.

3331

FATONAH

P

57

6.

3339

ROMA MARJIANTO

L

48

7.

3348

AMNUN ISTAUFA

P

62

8.

3351

AGNES ISTITA RIDA ADMA

P

41

9.

3353

ERLIANITA

P

54

10.

3354

FITRANTO

L

61

11.

3355

FAHRUL SABRIAN RAHMADANI

L

50

12.

3356

JUNIYANTO

L

65

13.

3357

LENI ARYANI

P

67

14.

3358

LUKHMAN HUDA

L

50

15.

3359

RESTU YULIANA

P

38

16.

3366

MUHAMMAD ANDIKA RISKI

L

45

17.

3418

ADIVA ARTA SARI

P

56

18.

3440

M. ALWI ATHOILLAH SAFI'I

L

77

Urut

Induk

1.

3444

2.

Nama

JUMLAH

945

RATA-RATA

52.50


202 Lampiran 23 Sertifikat Penghargaan Siklus 1 dan 2 SERTIFIKAT PENGHARGAAN SIKLUS 1


203 Lampiran 23 SERTIFIKAT PENGHARGAAN SIKLUS 2


204 Lampiran 24 Lembar Jawaban Siswa Siklus 1 dan 2 LEMBAR JAWABAN SISWA SIKLUS 1


205 Lampiran 24


206 Lampiran 24


207 Lampiran 24


208 Lampiran 24 LEMBAR JAWABAN SISWA SIKLUS 2


209 Lampiran 24


210 Lampiran 24


211 Lampiran 24


212 Lampiran 25 Surat Ijin Penelitian


213 Lampiran 26 Surat Keterangan Penelitian


214 Lampiran 27 Foto-foto Kegiatan FOTO KEGIATAN

Siswa sedang mengerjakan soal pretest

Guru melakukan pembagian kelompok siswa

Siswa mengerjakan LKS dalam Kelompok


215 Lampiran 27 FOTO KEGIATAN

Siswa membacakan hasil kerja kelompok

Siswa sedang pengerjakan soal kuis secara mandiri


216 Lampiran 27 FOTO KEGIATAN

Pembagian sertifikat penghargaan kepada perwakilan kelompok

Pemberian sertifikat penghargaan kepada Kelompok Citah

Pemberian sertifikat penghargaan kepada Kelompok Apel


217 Lampiran 28 Daftar Riwayat Hidup

Daftar Riwayat Hidup

Ifah Rachmawati merupakan anak pertama dari pasangan Sudarwanto dan Juriyah yang terlahir di Sleman pada tanggal 11 Maret 1994. Pendidikan awal penulis dimulai di SDN Soprayan pada tahun 2000-2000, kemudian dilanjutkan di SDN Ngadirgo 02, Kecamatan Mijen, Kota Semarang, Jawa Tengah pada tahun 2007 – 2008. Pada tahun 2005-2008 penulis terdaftar sebagai siswa SMP negeri 16 Semarang, Kota Semarang. Pendidikan menengah atas diperoleh peneliti di SMAN 1 Turi, Kabupaten Sleman, Yogyakarta pada tahun 2008-2011. Pada tahun 2011, peneliti melanjutkan studinya sebagai mahasiswa pada program studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta. Tugas Akhir (Skripsi) yang ditulis penulis berjudul “Peningkatan Kedisiplinan dan Prestasi Belajar Siswa Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Division Kelas IV SDN Kloposawit.”

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Recommend Documents