PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
MIND MAPPING SEBAGAI ALAT EVALUASI UNTUK MENGETAHUI KOMPLEKSITAS DAN KOMPREHENSIF PEMAHAMAN SISWA DALAM MATERI VERTEBRATA KELAS XA SMA SANTO MIKAEL SLEMAN
SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Biologi
Oleh: Fransisca Aprilia Widyaningsih NIM: 111434023
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2015
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
MIND MAPPING SEBAGAI ALAT EVALUASI UNTUK MENGETAHUI KOMPLEKSITAS DAN KOMPREHENSIF PEMAHAMAN SISWA DALAM MATERI VERTEBRATA KELAS XA SMA SANTO MIKAEL SLEMAN
SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Biologi
Oleh: Fransisca Aprilia Widyaningsih NIM: 111434023
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2015
i
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
ii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
iii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Do the best, let God do the rest.. Sing teteken kanthi tekun bakal tekan.. Dan ketekunan menimbulkan tahan uji dan tahan uji menimbulkan pengharapan (Roma 5:4) Karya ini teristimewa kupersembahkan untuk.. Bapa di Surga yang mengizinkan aku mengalami proses kehidupan dan setiap pengalaman studi hingga saat ini. Tuhan Yesus, Bunda Maria yang setia menemani dan menolong setiap langkah perjuanganku. Ibu-Bapak: Pengorbananmu tiada pernah kan terbalaskan, hanya seuntai kata terima kasihku. Boni dan Desi :Adik-adik terhebat yang dengan caranya
memberikan
dukungan
dan
motivasi
hidupku. Almamaterku. Keluarga, sahabat, teman-teman, semua yang mendukung, mendoakan terima kasih atas cinta itu.
iv
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
v
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
vi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
KATA PENGANTAR Puji syukur dan terima kasih kepada Tuhan Yesus atas segala berkat dan limpahan kasih-Nya yang selalu tercurah dalam hidupku, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Penelitian dengan judul “Mind Mapping Sebagai Alat Evaluasi untuk Mengetahui Kompleksitas dan Komprehensif Pemahaman Siswa dalam Materi Vertebrata Kelas XA
SMA Santo Mikael
Sleman” ini disusun sebagai salah satu syarat memperoleh gelar sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Biologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Penulisan skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik atas bantuan dan kerjasama dari berbagai pihak, yang telah berkenan membimbing, memberi gagasan, dukungan serta motivasi. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada: 1.
Ibu Luisa Diana Handoyo M.Si. yang telah membimbing serta mendampingi penulis dalam penyusunan skripsi ini.
2.
Bapak Antonius Tri Priantoro M.For.Sc. selaku kaprodi dan penguji skripsi yang memberikan banyak masukan untuk penyempurnaan isi skripsi.
3.
Ibu Dra. Maslichah Asy’ari M.Pd. yang telah memberikan inspirasi untuk penelitian
alat
evaluasi
dan
memberikan
banyak
masukan
untuk
penyempurnaan isi skripsi. 4.
Bapak Markus Sri Purwantoro S.Pd. yang telah memberikan kesempatan penulis untuk melakukan penelitian di SMA Santo Mikael Sleman.
5.
Ibu Fransiska Galuh Pramesti S.Pd. selaku guru Biologi SMA Santo Mikael yang telah membantu, memberi dukungan, masukan dan semangat kepada peneliti sehingga skripsi ini dapat selesai.
6.
Keluarga besar SMA Santo Mikael Sleman yang memberi kesempatan penulis untuk dapat menyelesaikan penelitian, terutama siswa-siswi kelas XA angkatan 2014/2015 terima kasih atas bantuan dan kerjasama selama kegiatan penelitian.
vii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
7.
Dosen-dosen Pendidikan Biologi, terima kasih atas semua ilmu dan kesempatan belajar yang diberikan kepada saya.
8.
Seluruh staf administrasi Universitas Sanata Dharma, sekretariat FKIP dan JPMIPA atas bantuan yang diberikan selama saya menempuh studi pendidikan.
9.
Ibu dan Bapak tercinta, Ibu Bernadheta Mujiati dan Bapak Petrus Salimin atas segala cinta dan kasih yang selalu tercurah dalam hidupku, pengorbanan yang tiada pernah dapat ku balas, dukungan doa, semangat, materi sehingga saya dapat menyelesaikan studi ini.
10. Bonifatius Yuni Setyawan, Natalia Desi Wulandari adik-adik terhebat yang memberi motivasi, dukungan, semangat. Bersyukur hidup dan bertumbuh bersama kalian. 11. Planktoner’s new and big family. Proud of you all. 12. Agnes Ria Setiana yang memberikan inspirasi luar biasa dalam perjalanan studi terimakasih sahabat kamu hebat! 13. Monica Jatu Triatmawati sahabat dalam komunitas terimakasih. 14. Mikaela Galuh, Novelania, Ricca, Helen, Sr. Ledi, Ervin, Reni, Ancis, Bayu, Bang Jimmy, Budin, Fani, Claudia, Brigita, Mario, Wayan, Chika, Fenti D, Chintya, Anny, Nining, Fenti A, Lia Wuryan, Vian, Mita, Mega, Ditya, Dyah, Eka, Salma, Natry, Nina, Deni, Henny, Tya, Eva, Oshin, Thomas, Roben, Yudi, Jhon, Bang Febrikeluarga Virion 2011 terimakasih sudah menjadi teman perjalanan untuk selalu bersama berjuang. Bangga mengenal kalian. 15. OMK Santo Yoseph Medari, terimakasih dalam kegundahan bisa bahagia bersama teman-teman. 16. Semua pihak yang belum dapat disebutkan. Peneliti sangat menyadari penulisan skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan skripsi ini. Akhir kata semoga skripsi ini dapat berguna bagi pembaca. Yogyakarta, 26 Juni 2015
viii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
ABSTRAK MIND MAPPING SEBAGAI ALAT EVALUASI UNTUK MENGETAHUI KOMPLEKSITAS DAN KOMPREHENSIF PEMAHAMAN SISWA DALAM MATERI VERTEBRATA KELAS XA SMA SANTO MIKAEL SLEMAN Fransisca Aprilia Widyaningsih Universitas Sanata Dharma 2015 Alat Evaluasi konvensional kurang mengakomodasi kecerdasan ganda yang dimiliki siswa, dan cenderung memaksa siswa untuk belajar hafalan. Penelitian ini dibuat untuk memberikan alternatif alat evaluasi yang mengakomodasi kecerdasan ganda siswa dan membangun suasana evaluasi yang menyenangkan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah mind mapping dapat digunakan sebagai alat evaluasi untuk mengetahui kompleksitas dan komprehensif pemahaman siswa dalam materi vertebrata. Penelitian dilaksanakan pada tanggal 5 Mei sampai 13 Mei 2015 di kelas XA SMA Santo Mikael Sleman. Ada dua macam data yang diperlukan dalam penelitian ini; yaitu (1) nilai dari tes pemahaman berupa tes esai dan (2) nilai tes pemahaman dalam pembuatan mind mapping.Data diuji homogenitas dan normalitas dengan menggunakan Kolmogorov Smirnov dan homogenitas varian dan menunjukkan data normal serta homogen sehingga dapat dilanjutkan dengan perhitungan data menggunakan korelasi Pearson dengan taraf signifikan 0,01. Hasil penelitian menunjukkan ada korelasi antara nilai tes pemahaman dengan membuat mind mappingdan nilai tes pemahaman dengan soal esai. Korelasi Pearson rxy = 0,780; lebih besar dari nilai kritikal rcrit = 0,561.Siswa dengan tingkat pemahaman konsep tinggi akan mendapatkan nilai tinggi pula pada pembuatan mind mapping karena isi yang kompleks dan komprehensif. Demikian juga dengan siswa yang memiliki tingkat pemahaman rendah, memiliki nilai pembuatan mind mapping rendah karena isi yang tidak kompleks dan kurang komprehensif. Penelitian yang dilakukan menunjukkan adanya hubungan antara nilai pembuatan mind mapping dan nilai tes pemahaman yang berkorelasi positif, sehingga dapat disimpulkan bahwa mind mapping dapat digunakan sebagai alat evaluasi untuk mengetahui kompleksitas dan komprehensif pemahaman siswa. Kata Kunci : Mind Mapping, Alat Evaluasi, Kompleksitas, Komprehensif, Vertebrata
ix
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
ABSTRACT MIND MAPPING AS AN EVALUATION INSTRUMENT TO FIND OUT THE COMPLEXITY AND COMPREHENSIVE STUDENTS’ UNDERSTANDING ON VERTEBRATA BY 10THA GRADE STUDENT OF SANTO MIKAEL SLEMAN HIGH SCHOOL Fransisca Aprilia Widyaningsih Universitas Sanata Dharma 2015 Conventional evaluation tooldoesn’t accommodate multiple intelligent student’s have, and inclined student to learn by heart. This research giving alternative evaluation tool to accommodate multiple intelligent student has and develop situation happines of evaluation. This research has a purpose to know whether a mind mapping can be used to measure student’s complexity and comprehension about vertebrata lesson. This observation was conducted on May 5th until May 13th in the XA grade of Santo Mikael Sleman senior high school. There are two kinds of data required in this research;(1) the score of the comprehension test which is presented in essay form and (2) the score of comprehension test in mind mapping form. Homogeneity and normality data were tested using Kolmogorov Smirnov and homogeneity variance test. The results showed that it were normal and homogenous so that the researcher could continue data calculation using Pearson correlation with significant value 0, 01. The result showed that there were correlation between the score of comprehension test with mind mapping and the score of comprehension test with essay. Pearson Correlation on rxy = 0,780 is bigger than critical score rcrit = 0,561. Students withhigher understanding concept will get higher score in mind mapping because its complexity and comprehension. While students with the lower level of understanding, get lower score in mind mapping because the content is not complex and comprehensive. This research showedpositive correlation between mind mapping making and the score of comprehension test.So that theconclusion of this research is mind mapping can be used to measure how complex and comprehensive students’ understanding are. Keyword: Mind Mapping, Evaluation Instrumen, Complexity, Comprehension, Vertebrata
x
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL................................................................................................ i HALAMAN PERSETUJUAN ................................................................................ ii HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................ iii HALAMAN PERSEMBAHAN.. .......................................................................... iv HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ............................................ v LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI................................. vi KATA PENGANTAR ........................................................................................... vi ABSTRAK ............................................................................................................. ix ABSTRACT ............................................................................................................ x DAFTAR ISI .......................................................................................................... xi DAFTAR TABEL ................................................................................................ xiii DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xiv DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... xv BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1 A. Latar Belakang ................................................................................................. 1 B. Rumusan Masalah ............................................................................................ 4 C. Batasan Masalah .............................................................................................. 4 D. Tujuan Penelitian ............................................................................................. 5 E. Manfaat Penelitian ........................................................................................... 5 BAB II KAJIAN PUSTAKA ................................................................................. 7 A. Mind Map ......................................................................................................... 7 B. Alat Evaluasi .................................................................................................... 9 C. Kemampuan Berpikir Siswa .......................................................................... 12 D. Mind mapping sebagai Alat Evaluasi............................................................. 14 E. Penelitian yang Relevan ................................................................................. 19
xi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
F. Materi ............................................................................................................. 21 G. Kerangka Berpikir .......................................................................................... 22 H. Hipotesa ......................................................................................................... 23 BAB III METODE PENELITIAN........................................................................ 24 A. Jenis Penelitian............................................................................................... 24 B. Setting Penelitian ........................................................................................... 24 1. Subyek Penelitian.................................................................................... 24 2. Obyek Penelitian ..................................................................................... 24 3. Tempat Penelitian ................................................................................... 24 4. Waktu Penelitian ..................................................................................... 24 C. Treatmen ........................................................................................................ 25 D. Instrumen Penelitian ...................................................................................... 25 1. Instrumen Pembelajaran.......................................................................... 26 Instrumen pembelajaran dalam penelitian ini meliputi: ................................ 26 2. Instrumen Pengumpulan Data ................................................................. 27 E. Metode Analisis Data ..................................................................................... 31 1. Analisis Statistik ..................................................................................... 32 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...................................... 37 A. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian................................................................... 37 B. Hasil Penelitian .............................................................................................. 41 1. Deskripsi Pemahaman Siswa pada Pokok Bahasan Vertebrata dalam Mind mapping yang dibuat oleh siswa ................................................... 43 2. Pembahasan............................................................................................. 46 3. Mind mapping sebagai alternatif alat evaluasi pemahaman siswa ......... 47 5. Keterbatasan Penelitian ........................................................................... 49 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................... 50 A. Kesimpulan .................................................................................................... 50 B. Saran .............................................................................................................. 51 DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 52 LAMPIRAN .......................................................................................................... 53
xii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Kriteria penilaian mind map ................................................................ 29 Tabel 3.2 Uji Normalitas ...................................................................................... 33 Tabel 3.3 Uji Homogenitas .................................................................................. 34 Tabel 3.4 Perhitungan Korelasi ............................................................................ 35
xiii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR GAMBAR
Gambar 4.1 Penjelasan Contoh Mind Map ........................................................... 38 Gambar 4.2 Siswa Diskusi Membuat Mind Map .................................................. 39 Gambar 4.3 Siswa Diskusi LKS .......................................................................... 39 Gambar 4.4 Siswa Diskusi LKS .......................................................................... 39 Gambar 4.5 Siswa Presentasi Mind Map .............................................................. 40
xiv
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1.1 Surat Perizinan Penelitian ............................................................... 54 Lampiran 1.2Surat Keterangan Penelitian ............................................................ 55 Lampiran 2.1 Silabus Kegiatan Pembelajaran ...................................................... 56 Lampiran 2.2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ............................................... 59 Lampiran 2.2Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ................................................ 62 Lampiran 2.2Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ................................................ 66 Lampiran 2.2Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ................................................ 69 Lampiran 2.3 Materi Vertebrata ............................................................................ 72 Lampiran 2.4 LKS 1 Teka Teki Silang Reptil ...................................................... 83 Lampiran 3.1 LKS Mind Mapping ........................................................................ 86 Lampiran 3.2 Kisi-Kisi Soal Tes Pemahaman Materi Vertebrata......................... 87 Lampiran 3.3 Instrumen Tes Pemahaman ............................................................. 88 Lampiran 3.4 Kunci Jawab dan Rubrik Penilaian Tes Pemahaman ..................... 89 Lampiran 4.1 Daftar Nilai Siswa Kelas XA ......................................................... 93 Lampiran 5.1 Perhitungan Data dengan menggunakan SPSS 17.0 ...................... 94 Lampiran 6.1 Contoh Mind Mapping Siswa A ..................................................... 97 Lampiran 6.2 Contoh Mind Mapping siswa B ...................................................... 98 Lampiran 6.3Contoh Mind Mapping siswa C ....................................................... 99 Lampiran 7.1 Contoh Hasil Tes Siswa A ............................................................ 100 Lampiran 7.2 Contoh Hasil Tes Siswa B ............................................................ 102 Lampiran 7.3 Contoh Hasil Tes Siswa C ............................................................ 104
xv
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB I
PENDAHULUAN A.
Latar Belakang Pembelajaran merupakan sebuah proses. Sebuah proses akan terjadi apabila terdapat input, sistem dan output. Sebuah proses pembelajaran dikatakan berhasil apabila tujuan yang akan dicapai dari kegiatan pembelajaran tersebut dapat tercapai dengan baik. Terdapat begitu banyak faktor yang mempengaruhi keberhasilan sebuah proses pembelajaran. Pembelajaran tidak terlepas dari konten materi yang diajarkan, guru yang dapat menyelenggarakan pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan (PAIKEM), serta sumber daya siswa serta sarana dan prasarana yang mendukung kegiatan tersebut, dan masih banyak faktor yang mempengaruhi proses belajar mengajar. Kegiatan pembelajaran merupakan sebuah siklus. Sebelum melaksanakan kegiatan pembelajaran guru harus menentukan tujuan yang akan dicapai, kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan, metode yang akan digunakan serta hal-hal lain yang dibutuhkan agar kegiatan pembelajaran dapat terlaksana dengan baik sesuai dengan yang diharapkan, dan yang terpenting siswa dapat memahami materi yang dipelajari dengan baik. Dewasa ini, kecenderungan guru kurang dapat mengelola siswa, guru kurang dapat membentuk pola pemikiran siswa. Kedalaman pemahaman siswa kurang diperhatikan oleh guru. Tuntutan pendidikan dan sistem yang
1
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
2
ada di Indonesia terkadang membuat guru hanya berorientasi pada hasil belajar sebagai indikator keberhasilan. Jika hasil sudah baik maka guru akan mempertahankan pola belajar yang dilakukan, sebaliknya jika hasil belajar kurang memuaskan cenderung guru memberikan kepada siswa banyak teori, soal-soal, supaya informasi dari guru dapat dihafal oleh siswa. Hendaknya guru menjadi pengolah bahan ajar dan bukan hanya sebagai penyalur informasi. Terkadang guru melupakan bahwa siswa memiliki kecenderungan belajar yang berbeda-beda. Cara siswa belajar dan memahami suatu materi memiliki perbedaan satu sama lain. Setiap siswa memiliki kecerdasan ganda dan berbeda antara siswa yang satu dengan siswa lainnya. Mind mapping dapat mengakomodasi kecerdasan ganda yang dimiliki siswa, dengan mind mapping siswa secara mandiri menuangkan kreativitas dan kecerdasan masing-masing. Siswa dengan kemampuan spasial, linguistik dan beberapa kecerdasan lain dapat dituangkan dalam pembuatan mind mapping.Mind map dibuat sesuai dengan kreativitas masing-masing orang. Evaluasi pembelajaran dilakukan untuk mengetahui keberhasilan tujuan pembelajaran yang dilakukan. Selama ini, guru menggunakan cara konvensional untuk menentukan penilaian atas kegiatan pembelajaran yang dilakukan. Guru melakukan tes, seperti misalnya tes objektif, tes uraian, tes esai dan lain sebagainya. Cara yang ditempuh guru ini membuat siswa belajar hafalan, selain itu kurang dapat mengakomodasi kecerdasan siswa yang beragam. Mind mapping diharapkan dapat memberi variasi alternatif
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
3
alat evaluasi yang dapat digunakan guru untuk menentukan penilaian dan melihat tingkat pemahaman siswa dari suatu kegiatan pembelajaran yang dilakukan. Mind map merupakan alat bantu berpikir yang menggambarkan internal pikiran. Mind map membantu membuat catatan yang lebih efektif. Mind map akan membantu menghubungkan informasi-informasi yang diperoleh dengan informasi atau hal-hal terkait yang dimiliki sebelumnya. Mind map dibuat berdasarkan hasil pemikiran dan pola pikir pembuatnya, oleh karena itu informasi yang diperoleh siswa dalam kegiatan pembelajaran dan dituangkan dalam mind map akan menggambarkan pemahaman siswa akan materi tersebut. Dengan demikian mind map dapat digunakan sebagai salah satu cara evaluasi untuk dapat mengetahui kompleksitas dan komprehensif pemahaman siswa dalam belajar. Setelah guru mengetahui dan dapat melihat kompleksitas dan komprehensif pemahaman siswa, guru dapat mempelajari pola berpikir siswa dan dapat mengolah materi pembelajaran dengan lebih baik sesuai dengan pola berpikir siswa. Biologi vertebrata merupakan pokok bahasan yang kompleks. Pembuatan mind map akan membantu siswa mengasosiasi pemikiran dan informasinya. Selain itu, guru akan dapat mengetahui kompleksitas dan komprehensif pemahaman siswa tentang materi biologi vertebrata yang diajarkan dari mind map yang dibuat oleh siswa. Sekolah Menengah Atas Santo Mikael memiliki siswa yang terdiri dari siswa dengan latar belakang sosial masing-masing anak berbeda. Guru
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
4
sudah memfasilitasi dan mengolah pembelajaran dengan baik. Akan tetapi hasil pembelajaran kadang kurang memuaskan. Nilai siswa hanya mencapai batas kompetensi ketuntasan minimal. Sangat sedikit siswa yang memiliki nilai tinggi. Terdapat jarak nilai yang cukup signifikan antar siswa satu dengan yang lain. Peneliti ingin mengetahui bagaimana kompleksitas dan komprehensif pemahaman siswa dengan menggunakan mind mapping yang dibuat siswa sebagai evaluasi dari proses kegiatan belajar mengajar yang dilakukan. Diharapkan mind mapping dapat menunjukkan keberhasilan proses belajar yang dialami siswa dengan melihat keluasan dan kedalaman informasi yang dituangkan dalam mind mapping.
B.
Rumusan Masalah Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Apakah Mind map dapat menjadi alat evaluasi untuk mengetahui kompleksitas dan komprehensif pemahaman siswa pada materi vertebrata?
C.
Batasan Masalah Penelitian ini membatasi mind map yang digunakan oleh guru sebagai alat evaluasi materi vertebrata kelas XA SMA Santo Mikael Sleman yang dilihat dari: Komprehensif (keluasan): Banyak konsep yang dituangkan dalam mind mapping. Keterkaitan antar konsep
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
5
Menyebutkan contoh Kompleksitas (kedalaman): Informasi dari materi yang sudah di pahami sebelumnya. Memberikan keterkaitan materi dengan kehidupan sehari-hari (peran)
D.
Tujuan Penelitian Kegiatan penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah Mind map dapat menjadi alat evaluasi untuk mengetahui kompleksitas dan komprehensif pemahaman siswa terhadap materi vertebrata yang diajarkan oleh guru.
E.
Manfaat Penelitian Dengan penelitian ini diharapkan dapat diperoleh manfaat sebagai berikut: 1.
Bagi Peneliti: a. Menuangkan pemikiran tentang penggunaan Mind map sebagai alat evaluasi pemahaman siswa. b. Mengembangkan dan memperdalam keilmuan terkait penelitian pendidikan.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
6
c. Menyelesaikan tugas akhir perkuliahan sebagai salah satu syarat memperoleh predikat sarjana pendidikan. 2.
Bagi guru : a. Mendapatkan informasi terkait penggunaan mind mapping sebagai alat evaluasi pemahaman siswa. b. Memanfaatkan Mind mapping sebagai alat untuk membantu mengorganisasi
materi
yang
akan
disampaikan,
pembelajaran, dan untuk alat evaluasi non-test. 3.
Bagi Siswa : a. Mendapatkan metode belajar yang baru b. Menumbuhkan kreatifitas berpikir
kegiatan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A.
Mind Map Mind map adalah cara yang mudah untuk menempatkan informasi ke dalam otak dan mengambil informasi ke luar dari otak. Mind map adalah cara mencatat yang kreatif, efektif, dan secara harfiah akan memetakan pikiran-pikiran. Mind map dapat membantu dalam sangat banyak hal, antara lain: Merencana Memusatkan perhatian Menyusun dan menjelaskan pikiran-pikiran Mengingat dengan lebih baik Belajar lebih cepat dan efisien Memungkinkan berfokus pada pokok bahasan Membantu menunjukkan bagian-bagian informasi yang saling terpisah Memberi gambaran yang jelas pada keseluruhan dan perincian Memungkinkan
kita
mengelompokkan
konsep,
membantu
kita
membandingkannya Mensyaratkan untuk memusatkan perhatian pada pokok bahasan yang membantu mengalihkan informasi tentangnya dari ingatan jangka pendek dan ingatan jangka panjang (Buzan, 2008). 7
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
8
Penelitian ini akan menggunakan mind mapping sebagai alat yang dapat menjelaskan pikiran-pikiran dari siswa tentang konsep yang sudah dipelajari sebelumnya. Menurut Buzan (2008), cara menggambar Mind map akan mencerminkan cara pikir otak. Mind map adalah alat pikir untuk membebaskan kekuatan otak: Mind map mencerminkan Mind map internal otak. Mind map membantu menguatkan peta-peta pikiran di dalam otak, Mind map sebagai eksternalisasi pikiran-pikiran di dalam kepala. Mind map adalah alat berpikir kreatif yang mencerminkan cara kerja alami otak. Mind map memungkinkan otak menggunakan semua gambar dan asossiasinya dalam pola radial dan jaringan sebagaimana otak dirancang, seperti yang secara internal selalu digunakan otak. Bahan yang diperlukan untuk membuat mind map antara lain: kertas kosong tak bergaris, pena dan pensil warna. Tujuh langkah dalam membuat mind map: (1) Ambil kertas dan beberapa pensil warna,sisi panjang kertas diletakkan mendatar (landscape); (2) gunakan gambar untuk ide sentral; (3) gunakan warna, warna membaut mind map lebih hidup, menambah energi kepada pemikiran kreatif, dan menyenangkan; (4) hubungkan cabangcabang utama ke gambar pusat dan hubungkan cabang-cabang tingkat dua dan tiga ke tingkat satu dan dua dan seterusnya; (5) hubungkan dengan garis lengkung, cabang-cabang melengkung dan organis akan lebih menarik bagi mata dan tidak membosankan otak; (6) gunakan satu kata kunci untuk setiap garis. Kata kunci tunggal akan memberi lebih banyak daya dan fleksibilitas
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
9
kepada mind map; (7) gunakan gambar, setiap gambar bermakna seribu kata. Secara umum gambaran membuat mind map: pertama ambil selembar kertas kosong dan beberapa pena warna. Putar kertas sehingga sisi panjang terletak mendatar. Ditengah kertas, buat gambar yang menggambarkan sebuah konsep yang dibuat dalam mind map. Beri label pada gambar tersebut. Selanjutnya, gambar beberapa cabang tebal yang memancar keluar dari gambar sentral. Gunakan warna yang berbeda untuk setiap cabang. Pada setiap cabang, tulis dengan jelas dan dengan huruf besar lima kata kunci tunggal yang muncul ketika berpikir dengan konsep yang akan dibuat. Tambahkan gambar-gambar kecil untuk mewakili dan menguatkan ide-ide anda. Kembali pada cabang-cabang utama, gambar cabang-cabang lanjutan yang memancar dari setiap kata kunci untuk mengakomodasi asosiasiasosiasi yang dibuat. Anak cabang sesuai dengan ide yang ditemukan, tidak terbatas (Buzan, 2008).
B.
Alat Evaluasi Evaluasi adalah suatu proses untuk menggambarkan peserta didik dan menimbangnya dari segi nilai dan arti. Evaluasi adalah suatu proses bukan suatu hasil (produk). Hasil yang diperoleh dari proses evaluasi adalah sesuatu, baik yang menyangkut tentang nilai atau arti, sedangkan kegiatan untuk sampai pada pemberian nilai dan arti adalah evaluasi. Membahas tentang evaluasi berarti mempelajari bagaimana proses pemberian pertimbangan mengenai kualitas sesuatu. Gambaran kualitas yang dimaksud
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
10
merupakan konsekuensi logis dari proses evaluasi yang dilakukan. Proses tersebut tentu dilakukan secara sistematis dan berkelanjutan, dalam arti terencana, sesuai dengan prosedur dan prinsip serta dilakukan secara terus menerus (Arifin, 2009). Evaluasi dalam pendidikan dapat dibedakan menjadi tiga kelompok yaitu: (a) evaluasi pembelajaran, yang digunakan untuk menentukan tingkat penguasaan tentang materi pembelajaran siswa; (b) evaluasi program untuk menentukan tingkat ketercapaian program terhadap tujuan yang telah ditetapkan; (c) evaluasi sistem yang utamanya untuk menentukan tingkat ketercapaian komitmen suatu lembaga terhadap tujuan pokok dan fungsi lembaga tersebut (Sukardi, 2014). Menurut Munthe (2009), evaluasi ada tiga bentuk, yaitu tes, non tes, dan tes alternatif. Dari segi waktu, evaluasi terbagi menjadi dua, yaitu tes formatif dan sumatif. Dari segi bentuk, evaluasi terdiri atas tes lisan dan tes tertulis. Tes tertulis terbagi menjadi dua: tes objektif dan tes subjektif. Nontes dapat berbentuk observasi, wawancara, angket, dan checklist. Adapun tes alternatif terdiri atas beberapa macam, antara lain kehadiran, portofolio, presensi, performa, laporan perkembangan, partisipasi, makalah, praktik, proposal, project. Menurut Arifin (2009), secara keseluruhan ruang lingkup evaluasi pembelajaran adalah sebagai berikut:
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
1. Ruang Lingkup Evaluasi Pembelajaran: a. Domain Hasil Belajar : Kognitif Afektif Psikomotor b. Sistem Pembelajaran: Program Pembelajaran Proses Pelaksanaan Pembelajaran Hasil Pembelajaran c. Proses dan Hasil Belajar Sikap Pengetahuan dan Pemahaman Kecerdasan Perkembangan Jasmani Keterampilan d. Penilaian Berbasis Kelas Kompetensi Dasar Mata Pelajaran Kompetensi Rumpun Pelajaran Kompetensi Lintas Kurikulum Kompetensi Tamatan Keterampilan Hidup
11
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
12
2. Domain dan Alat Evaluasi a. Domain Kognitif, untuk mnegukur penguasaan kognitif dapat digunakan tes lisan, tes tertulis, portofolio,dll b. Domain Psikomotor, alat penilaian untuk mengukur tes penampilan atau perbuatan dan kinerja, berupa tes identifikasi, tes simulasi. c. Domain Afektif,dua hal yang harus dinilai yakni kompetensi afektif yang ingin dicapai dalam pembelajaran meliputi tingkatan pemberian respons, apresiasi, penilaian dan internalisasi. Kedua, sikap dan minat peserta didik terhadap mata pelajaran dan proses pembelajaran. Penelitian ini merupakan uji mind mapping sebagai alternatif alat evaluasi domain kognitif. C.
KemampuanBerpikir Siswa 1. Taksonomi Berpikir Proses berpikir merupakan urutan kejadian mental yang terjadi secara alamiah atau terencana dan sistematis pada konteks ruang, waktu, media yang digunakan, serta menghasilkan suatu perubahan terhadap obyek yang memengaruhinya. Proses berpikir merupakan peristiwa mencampur, mencocokkan, menggabungkan, menukar, dan mengurutkan konsep-konsep, persepsi-persepsi, dan pengalaman sebelumnya (Kuswana, 2011). Hasil berpikir merupakan sesuatu yang dihasilkan melalui proses berpikir dan membawa atau mengarahkan untuk mencapai tujuan dan sasaran. Hasil berpikir dapat berupa ide, gagasan, penemuan dan pemecahan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
masalah,keputusan, serta selanjutnya dapat
dikonkretisasi
13
ke arah
perwujudan, baik berupa tindakan untuk mencapai tujuan kehidupan praktis maupun untuk mencapai tujuan keilmuan tertentu.
2. Kompleksitas Pemahaman Kompleksitas menggambarkan proses berpikir yang digunakan otak untuk menangani informasi. Kompleksitas dan kesulitan adalah dua hal yang berbeda. Kompleksitas merujuk pada tingkat pemikiran, sedangkan kesulitan mengacu pada seberapa besar usaha yang diperlukan untuk menyelesaikan suatu tugas pada setiap tingkatnya. Sebagian meyakini bahwa hanya siswa berkemampuan lebih tinggi yang dapat mengerjakan proses-proses pada tingkat menganalisis, mengevaluasi dan mengkreasi (Sousa, 2012).
3. Pemahaman Komprehensif Komprehensif menurut kamus besar bahasa Indonesia, bersifat mampu menangkap (menerima) dengan baik; konten isi luas dan lengkap; mempunyai dan memperlihatkan wawasan yang luas. Berpikir pada level comprehension (pemahaman) antara lain ditandai dengan kemampuan menjelaskan konsep, kaidah, prinsip tertentu dengan kemampuan bahasa sendiri (Munthe, 2009).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
D.
14
Mind mapping sebagai Alat Evaluasi 1. Peta Konsep dan Mind mapping Sebuah Perbandingan Kartika (1990) menyatakan pemetaan konsep adalah salah satu strategi belajar mengajar untuk membuat belajar bermakna, sedangkan peta konsep dapat dipakai sebagai salah satu indikasi taraf pemahaman siswa akan konsep-konsep yang dipelajari. Dalam aspek pemahaman konsep, hasil belajar berupa perubahan struktur kognitif pemahaman siswa. Perubahan struktur kognitif dalam pikiran siswa dapat dilihat dari proses pemetaan konsep dan peta konsep yang dihasilkannya. Pemetaan konsep merupakan salah satu srategi yang dapat memberi peluang pada siswa berperan serta secara aktif dalam proses belajar mengajar. Belajar bermakna adalah belajar yang di samping dapat mengingat dan menyatakan kembali definisi dari suatu konsep, prinsip, dan hukum IPA, juga harus dapat menempatkan pengetahuan yang baru diperoleh secara tepat dalam jaringan (peta) pengetahuan yang telah dimilikinya, dan mengetahui hubungannya dengan sebanyak-banyaknya pengetahuan yang telah dimilikinya. Kedalaman dan keluasan pemahaman seseorang akan suatu konsep terletak pada banyaknya hubungan dengan konsep lain. Konsep yang berdiri sendira yang tidak mempunyai kaitan dengan konsep lain, kecuali tidak fungsional dan tidak penting, juga mudah dilupakan. Pemetaan
konsep
mengekternalisasikan
merupakan
konsep-konsep
salah yang
telah
satu
cara
untuk
diperoleh
beserta
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
15
hubungannya dan peta konsep merupakan hasil eksternalisasi tersebut. Dari peta konsep dapat dilihat keutuhan (unity) dari bangunan pengetahuan (body of knowledge) yang dimiliki. Darinya juga dapat diketahui keluasan (banyaknya konsep yang dapat ditangkap dari apa yang dipelajari) dan kedalaman pemahaman (banyaknya hubungan antara konsep-konsep yang dapat dinyatakan). Dari peta konsep dapat diketahui apakah suatu konsep dipelajari bermakna atau secara hafalan. Bila suatu konsep yang seharusnya mempunyai hubungan dengan konsep yang lain, ternyata tidak dapat diletakkan dalam peta konsep yang telah dimiliki, maka konsep tersebut dipelajari hanya secara informatif-verbalistik (hafalan). Hubungan antara konsep yang satu dengan konsep yang lain dapat dideskripsikan dalam apa yang disebut peta konsep (concept map)atau jaringan konsep (concept network). Dalam arti luas peta konsep adalah peta (jaringan, diagram) yang memuat konsep-konsep dan hubungannya. Dalam arti yang lebih spesifik peta konsep dapat menyatakan hubungan hierarkis antara konsep yang satu dengan konsep yang lain (Moreire,1987 dalam Kartika, 1990). Peta konsep dari suatu bangunan pengetahuan yang sama tidak tunggal. Bila ada dua orang yang membangun peta konsep tentang teori yang sama, kiranya tidak dapat diharapkan hasilnya adalah peta konsep yang sama. Bahkan hampir dapat dipastikan bahwa peta konsep dari kedua orang itu akan berbeda. Dapat dipastikan demikian karena kekayaan atau konsep-konsepnya mungkin berbeda; keluasan dan kedalaman akan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
16
pemahaman konsep dan hubungannya mungkin juga berbeda (Kartika, 1990). Kartika (1990) mengemukakan bahwa membangun peta konsep meliputi langkah-langkah sebagai berikut: (1) mengidentifikasi semua konsep yang akan dipetakan; (2) mengurutkan konsep-konsep tersebut dari yang paling umum ke yang paling khusus (bila peta konsep akan dibuat secara hierarkhis); (3) menetapkan hubungan yang mungkin antara konsep yang satu dengan konsep lainnya dengan membuat garis penghubung dan menuliskan hubungan tersebut pada garis penghubung tersebut. Dilihat dari tingkat kognitif, peta konsep memiliki tingkat analisis yang lebih tinggi dibandingkan dengan mind mapping. Peta konsep menggunakan kata-kata konsep, intisari dari suatu pokok bahasan yang dituangkan dalam hierarki. Menurut Munthe (2009), concept map menggambarkan satu arti hubungan di antara konsep, tingkat dan kualitas pemahaman si pembuat tentang topik. Sedangkan mind mapping meskipun hampir sama, tetapi berbeda. Mind mapping menggunakan kata-kata kunci dari suatu konsep, disusun secara linear, berkembang, sangat variatif, mind mapping menggambarkan satu asosiasi. Penelitian ini tidak menggunakan peta konsepkarena memiliki tingkat kognitif yang sangat tinggi, membutuhkan analisa dan kemampuan pemahaman tinggi akan suatu materi, penggunaan mind mapping lebih sesuai untuk tingkat kognitif siswa di lokasi penelitian.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
17
2. Keunggulan Mind Mapping sebagai Alat Evaluasi Mind mapping akan lebih banyak mengakomodasi kecerdasan siswa, dan membuat siswa belajar mandiri dan kreatif dalam pengolahan informasi. Penggunaan mind mapping sebagai alat evaluasi, akan memberikan variasi alat ukur untuk menentukan penilaian pemahaman siswa terhadap suatu pokok bahasan yang dipelajari. Secara psikologis, suasana tes akan berbeda dengan tes konvensional yang biasa dilakukan guru. Siswa menjadi nyaman dengan kegiatan pembuatan mind map yang dilakukan dan tidak seperti tes pada umumnya yang menegangkan. Pembuatan mind mapping akan membantu siswa lebih kreatif, siswa menentukan sendiri isi mind map yang akan dibuat. Tes konvensional kurang dapat mengakomodasi kecerdasan ganda yang dimiliki masing-masing siswa, karena tes konvensional cenderung akan membuat siswa belajar hafalan. Mind mapping akan mengakomodasi kecerdasan ganda yang dimiliki siswa, sehingga siswa lebih leluasa mengeksplorasikan pemahamannya dalam mind map yang dibuat, sehingga guru akan lebih dapat melihat penguasaan siswa akan suatu materi (Goodnough, 2002).
3. Kelemahan Mind Mapping sebagai Alat Evaluasi Mind mapping akan dapat mengakomodasi beberapa kecerdasan ganda yang dimiliki siswa. Tetapi, penggunaan mind map sebagai alat evaluasi ini secara teknis akan membutuhkan alokasi waktu belajar yang lebih lama. Siswa harus mengenal mind mapping dengan baik, sehingga saat
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
18
pelaksanaan evaluasi, siswa dapat membuat dengan tepat. Selain siswa yang harus dipersiapkan untuk terbiasa dengan pembuatan mind mapping, guru sebagai evaluator harus menguasai sistem penilaian yang digunakan dalam acuan skoring mind mapping. Rubrik penilaian berbeda dari tes konvensional yang biasa dilakukan, dan harus selalu disesuaikan dengan materi yang akan dievaluasi.
4. Menilai Mind Map Mind map dibuat untuk mengetahui kompleksitas dan komprehensif pemahaman
siswa.
Indikator
kompleksitas
dan
komprehensif
pemahaman siswa: Menunjukkan keluasan suatu materi, semakin banyak aspek dalam suatu konsep yang dipahami dan dituangkan dalam suatu materi. Menunjukkan kedalaman, semakin detail sebuah konsep. Menunjukkan hubungan proposisi, kalimat netral yang menunjukkan hubungan diantara subyek predikat. Menyatakan hubungan hierarkis antara konsep yang umum dengan konsep khusus. Terstruktur, menunjukkan konsep yang umum dan konsep khusus. Memuat konsep dunia hewan dan konsep non IPA Mind map dunia hewan saling berkaitan antar pokok bahasan. Semakin luas cakupan materi, semakin detail aspek dipahami.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
19
Penilaian mind map Penilaian mind mapping yang dibuat siswa menggunakan skala ukur rasio. Skala ini merupakan skala ukur yang paling tepat dan presisi baik dalam kegiatan penelitian maupun dalam evaluasi program. Alat ukur ini memiliki fungsi membedakan, memberi peringkat, berjarak sama, mempunyai titik awal/nol (Sukardi, 2014).
E.
Penelitian yang Relevan Penelitian serupa yang pernah dilakukan oleh Emmy (2007) dalam penelitian yang berjudul “Peta Konsep Sebagai Salah Satu Alternatif untuk Mengukur Pemahaman Siswa Tentang Konsep-Konsep Fisika”. Hasil penelitian pendidikan yang dilakukan menunjukkan bahwa peta konsep dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif untuk mengukur pemahaman siswa tentang konsep-konsep fisika yang sedang dipelajari. Peneliti menggunakan koefisien korelasi yang dihitung dengan rumus productmoment dari Pearson antara tes hasil pemahaman dengan peta konsep yang dibuat oleh siswa. Penelitian lain dilakukan oleh Supatmi (2011) dengan judul “Peta Konsep sebagai Salah Satu Alat Evaluasi Pemahaman Siswa dalam Belajar Fisika pada Materi Kelas XI Pokok Bahasan Hukum Newton Tentang Gravitasi (SMA BOPKRI 1 Yogyakarta kelas XI Semester I)”. Merupakan penelitian statistik korelatif. Instrumen yang digunakan adalah tes
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
20
pemahaman sebagai kontrol dan tes pembuatan peta konsep yang diuji cobakan. Perbandingan antara hasil tes pemahaman dengan tes peta konsep dianalisis statistik dengan koefisien korelasi Pearson. Hasil penelitian menunjukkan adanya korelasi antara tes pemahaman siswa dengan peta konsep yang dibuat, sehingga dapat disimpulkan bahwa peta konsep dapat digunakan sebagai alat evaluasi. Penelitian serupa juga dilakukan oleh Lulut (2011) “Peta Konsep Sebagai Alternatif Alat Evaluasi Pemahaman Siswa pada pokok besaran dan satuan serta vektor oleh siswi-siswi kelas XB SMA Santa Maria Yogyakarta”. Peneliti menggunakan sistem skoring agar variabel bebas yaitu alat evaluasi dan variabel terikat yaitu pemahaman siswa dapat terukur. Peneliti menggunakan uji normalitas dan homogenitas untuk menguji validitas instrumen dengan metode Kolmogorov Smirnov dan homogenitas varian. Hasil penelitian menunjukkan peta konsep dapat digunakan sebagai alternatif alat evaluasi untuk mengetahui pemahaman siswa. Penelitian yang dilakukan menggunakan mind mapping bukan concept map. Perhitungan analisis hampir sama dengan penelitian serupa yang pernah dilakukan. Uji Homogenitas dan Normalitas Varian, kemudian diuji dengan Korelasi Pearson.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
F.
21
Materi Animalia/dunia hewan terbagi menjadi dua bagian materi, yakni invertebrata dan vertebrata. Penelitian akan dilakukan pada materi animalia khususnya pada materi kelas Chordata yakni Vertebrata. Kelas vertebrata dibagi menjadi tujuh kelas, Agnatha, Chondrichytes, Osteichytes, Amphibia, Reptilia, Aves, Mammalia (Prawirohartono, 2007). Materi terlampir pada halaman 72. Materi vertebrata memiliki cakupan pokok bahasan yang cukup luas, materi tersebut membahas kelas-kelas yang ada dalam Subfilum Vertebrata. Masing-masing kelas memiliki karakteristik, peran, dan banyak contoh hewan yang dapat ditemukan dalam keseharian siswa. Penggunaan mind map dirasa tepat untuk membantu siswa memahami materi dengan berfikir kreatif saat membuat mind map, selain itu juga mind map dapat menggambarkan pemahaman siswa akan materi vertebrata. Setelah mempelajari materi Vertebrata ini siswa akan dapat menjelaskan karakteristik masing-masing kelas, selain itu juga siswa dapat menyebutkan contoh hewan vertebrata secara spesifik masing-masing ordo. Siswa juga dapat memberikan contoh peran hewan vertebrata dalam kehidupan seharihari.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
G.
22
Kerangka Berpikir Evaluasi merupakan kegiatan yang harus ada dalam kegiatan pembelajaran, dengan evaluasi akan diketahui ketercapaian tujuan, penggunaan metode, bahan ajar, dan setiap proses yang terlaksana dalam kegiatan pembelajaran. Melakukan kegiatan evaluasi dibutuhkan alat ukur atau aktifitas yang dapat digunakan untuk menentukan penilaian. Saat ini, banyak penilaian dilakukan hanya dari tes pemahaman siswa. Tes pemahaman membuat siswa cenderung belajar hafalan, selain itu juga kurang dapat melihat aspek lain di luar aspek kognitif. Mind map yang digambarkan
oleh
siswa,
akan
menunjukkan
kompleksitas
dan
komprehensif pemahaman siswa dari materi yang dipelajari, selain itu mind map akan membuat siswa lebih kreatif karena dibuat berdasarkan pemikiran yang diolah sendiri. Penelitian akan dilakukan sebagai berikut: a. Apersepsi pemahaman awal secara lisan. b. Peneliti akan menjelaskan cara pembuatan mind map c. Siswa berlatih membuat mind map dari materi/ pokok bahasan yang sudah pernah dipelajari sebelumnya. d. Peneliti
menyampaikan
materi
vertebrata
dengan
metode
pembelajaran beragam, dan menyampaikan materi dengan mind map. e. Peneliti menugaskan siswa untuk membuat mind map dari materi yang telah diajarkan.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
23
f. Penjelasan materi dilanjutkan pada kelas vertebrata selanjutnya, siswa diminta membuat mind map sebagai evaluasi seluruh materi vertebrata yang dipelajari. g. Diakhir kegiatan, siswa mengerjakan tes pemahaman berupa essai. Dari kegiatan yang dilakukan akan diperoleh data berupa skor mind map dan skor tes esai. Kedua hasil akan di analisis secara statistik menggunakan korelasikan product moment Pearson. Perhitungan dan analisis statistika akan menunjukkan apakah mind map dapat digunakan sebagai alat evaluasi.
H.
Hipotesa Mind mapping dapat digunakan sebagai alat evaluasi untuk mengetahui kompleksitas dan komprehensif pemahaman siswa dalam materi vertebrata kelas XA SMA Santo Mikael Sleman.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB III
METODE PENELITIAN
A.
Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan Penelitian Pendidikan. Gabungan antara penelitian kualitatif dan kuantitatif.
B.
Setting Penelitian 1. Subyek Penelitian Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas XA SMA Santo Mikael dengan jumlah siswa sebanyak 21 siswa. 2. Obyek Penelitian Obyek penelitian ini adalah mind mapping yang menjadi alat evaluasi untuk mengukur kompleksitas dan komprehensif pemahaman siswa pada materi vertebrata. 3. Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di SMA Santo Mikael Warak, Sumberadi Mlati Sleman Yogyakarta. 4. Waktu Penelitian Waktu penelitian bulan Mei 2015
24
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
C.
25
Treatmen 1. Sebelum pembelajaran dilakukan peneliti menjelaskan apa yang disebut dengan mind map. 2. Peneliti menjelaskan bagaimana cara serta langkah-langkah yang dilakukan untuk membuat mind map, dengan memberikan contoh mind map dari konsep sederhana. 3. Peneliti memberikan beberapa bacaan mengenai suatu pokok bahasan yang menjadi materi ajar hari itu dan meminta siswa membuat mind map dari pokok bahasan tersebut sebagai latihan. 4. Siswa diminta untuk berlatih membuat mind map, baik secara individu dan kelompok. 5. Diakhir kegiatan pembelajaran dilakukan tes berupa pembuatan mind mapping dari seluruh materi vertebrata yang dipelajari dan juga tes pemahaman berupa tes esai untuk membandingkan antara hasil mind map yang dibuat dengan tes pemahaman yang dikerjakan siswa.
D.
Instrumen Penelitian Instrumen adalah alat yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian (Suparno, 2011). Penelitian ini menggunakan dua macam instrument, yaitu instrument pembelajaran dan instrument pengumpulan data.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
26
1. Instrumen Pembelajaran Instrumen pembelajaran dalam penelitian ini meliputi: a. Silabus Silabus memuat tentang satuan pendidikan, kelas/semester, mata pelajaran, Standar Kompetensi (SK), Kompetensi Dasar (KD), indikator, penilaian, alokasi waktu, materi, dan kegiatan pembelajaran, serta sumber pembelajaran. Silabus berfungsi sebagai acuan dalam pembuatan
Rencana
Pelaksanaan
Pembelajaran
(RPP).
Silabus
terlampir pada halaman 56. b. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) memuat tentang satuan pendidikan, kelas/semester, mata pelajaran, alokasi waktu, Kompetensi
(SK),
Kompetensi
Standar
Dasar (KD), indikator, tujuan
pembelajaran, materi ajar, model dan metode pembelajaran, langkahlangkah
kegiatan
pembelajaran
yang
akan
dilakukan
dalam
menyampaikan materi, sumber belajar, alat dan bahan, dan penilaian. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) berfungsi sebagai acuan penelitian selama proses pembelajaran. RPP terlampir pada halaman 59. c. Materi Vertebrata Masing-masing siswa mendapatkan materi vertebrata. Materi vertebrata terlampir pada halaman 72.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
27
2. Instrumen Pengumpulan Data Terdapat dua jenis instrumen pengumpulan data dalam penelitian ini, berupa tes pemahaman dan indikator kompleksitas dan komprehensif pemahaman siswa dari mind map yang dibuat. a. Tes Apersepsi dilaksanakan secara lisan, peneliti menanyakan pemahaman awal siswa tentang materi vertebrata, kegiatan ini dilakukan untuk mengetahui konsep-konsep yang mungkin sudah dimiliki siswa terkait materi yang akan disampaikan. Tes pada akhir pertemuan dilakukan untuk mengetahui pemahaman siswa setelah mempelajari seluruh materi vertebrata. Tes akhir ini dilakukan dalam bentuk tes esai. Tes esai adalah butir soal yang jawabannya diisi oleh peserta tes dengan gagasan-gagasan deskriptif dan argumentatif. Jenis tes yang digunakan gabungan dari tes esai bebas dan tes esai terbatas. Kelebihan tes esai cocok untuk mengukur hasil belajar yang kompleks, cocok untuk mengukur hasil belajar yang mengintegrasikan berbagai konsep/ide dari berbagai sumber ke dalam satu pikiran utama. Selain itu, tes esai cocok untuk mengukur hasil belajar yang mengungkapkan pikiran dalam bentuk tulis sesuai dengan gaya pikir dan gaya bahasa sendiri (Munthe, 2009). Instrumen tes pemahaman dibatasi dengan kriteria sebagai berikut: (1) dapat menjelaskan makna dari konsep, (2) dapat membedakan konsep
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
28
yang satu dengan konsep yang lain yang saling berkaitan. Penyusunan tes dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut: Menentukan materi pokok Menentukan indikator Menentukan kriteria tingkat kognitif Menyusun kisi-kisi yang memuat soal menurut indikator yang akan diukur, materi dan kriteria-kriteria pemahaman. Merumuskan soal-soal berdasarkan kisi-kisi yang telah disusun. Instrumen tes terlampir pada halaman 88. b. Indikator Mind Mapping Berdasarkan kategori dalam kajian pustaka yang telah dimodifikasi, maka ditentukan penilaian mind map sebagai berikut: Kompleksitas, ditunjukkan dengan semakin banyak aspek dalam suatu konsep dipahami dan dituangkan dalam mind map. Semakin banyak aspek yang disebutkan dengan tepat maka akan mendapatkan skor maksimal 10, kurang lengkap dan kurang tepat sebuah konsep skor berkurang 2. Kompleksitas dapat ditunjukkan dengan banyak hubungan antar konsep. Semakin banyak menunjukkan keterkaitan antar konsep semakin baik. Skor maksimal untuk keterkaitan konsep adalah 5, semakin sedikit skor berkurang 2. Semakin banyak menunjukkan contoh dari suatu konsep, merupakan suatu ciri dari keluasan sebuah
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
29
pemahaman. Menyebutkan contoh tepat, masing-masing contoh diberi skor 1. Komprehensif menyangkut detail materi dalam suatu konsep. Menunjukkan informasi terkait konsep jika tepat dan benar skor maksimal 10. Semakin sedikit informasi yang diberikan, skor berkurang 2. Kriteria penilaian mind map seperti pada tabel 3.1 dibawah ini. Tabel 3.1 Kriteria penilaian mind map Kategori
Kriteria
Spesifikasi
Kompleksitas
Menunjukkan
Menjelaskan secara lengkap
(keluasan)
secara lengkap
dan benar 7 kelas dalam materi
konsep-konsep
vertebrata.
dalam
Menjelaskan 6 kelas dalam
materi.
suatu
Skor
10
8
vertebrata secara lengkap dan benar. Menjelaskan 4 kelas vertebrata
6
kurang lengkap dan kurang tepat. Menjelaskan 2 kelas vertebrata
4
dengan lengkap dan benar. Tidak menjelaskan kelas vertebrata.
0
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Kategori
Kriteria
Spesifikasi
Skor
Mengkaitkan
Menunjukkan kesamaan ciri
konsep
yang dimiliki antar kelas dalam
satu
30
dengan konsep
vertebrata dengan tepat.
lainnya
Menunjukkan kesamaan ciri, tetapi tidak lengkap dan kurang
5
4-1
tepat. Tidak menunjukkan keterkaitan/ kesamaan ciri yang dimiliki
0
masing-masing kelas vertebrata Menyebutkan
Menyebutkan contoh spesifik
contoh
masing-masing ordo dengan
1
tepat. Komprehensif
Mampu
Menuliskan paling sedikit 3
(kedalaman)
menunjukkan
informasi terkait materi dengan
detail konsep
pengalaman / konsep yang telah
yang
dimiliki sebelumnya; dengan
sudah
dipahami
tepat.
sebelumnya.
Menuliskan paling sedikit 1 informasi
terkait
penemuan
10-6
4-2
yang dimiliki tetapi tidak tepat dan kurang lengkap. Tidak menuliskan informasi lain selain materi vertebrata.
0
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Kategori
Kriteria
Spesifikasi
Skor
Menyebutkan
Menyebutkan minimal 6 peran
kaitan konsep
hewan kelas vertebrata dalam
dengan
kehidupan
kehidupan
lengkap dan benar.
sehari-hari
Menyebutkan minimal 2 peran
(peran)
beberapa hewan kelas vertebrata
sehari-hari
31
10-6
secara
4-2
dengan tepat dan benar. Tidak menyebutkan peran
0
hewan kelas vertebrata dalam kehidupan sehari-hari Total Skor Mind Map
40
E. Metode Analisis Data Hasil penelitian berupa skor mind mapping yang telah dibuat oleh siswa serta skor dari tes pemahaman.Untuk menunjukkan bahwa hasil kedua uji pemahaman yang sudah dilaksanakan sama atau berbeda dalam penelitian ini juga dilakukan uji normalitas dan homogenitas. Uji tersebut dilakukan sebagai syarat dapat dilakukannya analisis korelasi. Uji normalitas yang digunakan dengan metode Kolmogorov Smirnov, dan uji homogenitas dengan metode uji homogenitas varian. Kedua skor diolah dengan analisis statistik yaitu dengan analisis statistik koefisien korelasi Pearson.Hal ini untuk mengetahui apakah siswa dengan tingkat pemahaman kompleks dan komprehensif tinggi dalam pembuatan mind map memiliki pemahaman
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
32
yang tinggi pula dalam tes pemahaman. Menurut Suparno (2011), Koefisien korelasi Pearson dicari dengan rumusan matematis berikut:
Keterangan: : skor siswa hasil tes dengan mind map : skor siswa hasil tes dengan soal esai 1. Analisis Statistik Data yang diperoleh dari nilai tes pemahaman siswa dan nilai mind mapping dilakukan perhitungan statistik dengan program SPSS versi 17.0. Sebagai syarat dilakukan uji korelasi, peneliti melakukan uji normalitas dengan metode Kolmogorov Smirnov dan uji homogenitas varian.
a) Uji Normalitas Uji Normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data yang diperoleh dari penelitian memiliki sebaran normal atau tidak. Berdasarkan perhitungan statistik uji normalitas yang dilakukan diperoleh hasil seperti pada tabel 3.2 berikut ini:
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
33
Tabel 3.2 Uji Normalitas mind mapping Tes N
20
20
Mean
37.1500
44.2400
Std. Deviation
13.77268
17.29108
.168
.130
Positive
.168
.111
Negative
-.144
-.130
Kolmogorov-Smirnov Z
.751
.584
Asymp. Sig. (2-tailed)
.625
.885
Normal Parameters Most Differences
a,,b
Extreme Absolute
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
Pada kolom variabel mind map diperoleh nilai probabilitas 0.625. Nilai P 0.625 lebih besar dari P 0.05, sehingga diketahui bahwa variabel mind mappingdengan 20 sampel adalah normal, memenuhi syarat uji normalitas. Demikian juga dengan variabel tes pemahaman, diketahui nilai probabilitas 0.885 lebih besar dari P 0.05, adalah normal, memenuhi syarat uji normalitas. Kedua variabel memiliki sebaran normal.
b) Uji Homogenitas Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah data berasal dari populasi dengan varian sama atau tidak. Data yang diperoleh dari nilai tes pemahaman dan nilai mind mapping dihitung dengan statistik uji homogenitas seperti pada tabel 3.3 dibawah ini:
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
34
Tabel 3.3 Uji Homogenitas
Data
Levene Statistic
df1
df2
Sig.
Based on Mean
2.750
1
38
.106
Based on Median
1.925
1
38
.173
Based on Median and 1.925 with adjusted df
1
37.407
.173
Based on trimmed mean 2.716
1
38
.108
Pada hasil perhitungan tes homogenitas varian (test of homogenity of variance) angka signifikasi untuk probabilitas berdasarkan mean (Based on Mean) = 0.106 ; berdasarkan median (Based on Median) = 0.173; probabilitas berdasarkan median dan derajad kebebasan (Based on Median and With Adjusted df) = 0.173 dan probabilitas berdasarkan Mean yang telah dipangkas (Trimmed mean) = 0.108. Seluruh probabilitas >0.05, maka dapat diketahui bahwa data memiliki varian yang homogen atau dengan kata lain, data berasal dari populasi-populasi dengan varian sama.
c) Uji Korelasi Uji korelasi Pearson yang dilakukan untuk menunjukkan keterkaitan antara nilai tes pemahaman dengan nilai pemahaman konsep menggunakan Mind mapping ditunjukkan dalam analisis pada tabel 3.4 berikut ini:
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
35
Tabel 3.4 Perhitungan Korelasi Mindmapping Tes mindmapping Pearson Correlation
1
Sig. (2-tailed) Tes
.780** .000
N
20
20
Pearson Correlation
.780**
1
Sig. (2-tailed)
.000
N
20
20
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Interpretasi tabel korelasi: Skor 0.780 merupakan angka korelasi pearson dari uji korelasi data antara mind map dengan tes. Hasil perhitungan korelasi dituliskan robs= 0.780. Dari hasil uji korelasi diatas dapat diinterpretasikan adanya hubungan antara tes pemahaman dengan tes pembuatan mind mapping. Koefisien korelasi bernilai positif, merupakan korelasi satu arah. Semakin tinggi nilai pembuatan mind mapping, semakin tinggi perolehan nilai tes pemahaman. Tanda ** di belakang angka koefisien korelasi, berarti angka korelasi memenuhi kriteria signifikasi 1%, dengan demikian data dapat memenuhi taraf kepercayaan 95%.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
36
Berdasarkan probabilitas: 1) Ho: ρxy = 0 (hipotesis nol); ρ = koefisien korelasi 2) Hi: ρxy ≠ 0. (hipotesis alternatif) 3) Significant level α = 0,01 4) Df = derajad kebebasan = N-2 =20-2=18 5) rcrit (koefisien critical) = 0.561 (berdasarkan tabel critical values of Korelasi Pearson) 6) robs (Perhitungan)= 0.780 7) Kesimpulan: / robs / > / rcrit / = 0.780 > 0.561. Berarti ada korelasi antara skor tes pemahaman dengan skor tes kemampuan membuat mind mapping.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A.
Deskripsi Pelaksanaan Penelitian Penelitian dilaksanakan pada tanggal 5 Mei sampai 13 Mei 2015 di SMA Santo Mikael Sleman. Penelitian pada pokok bahasan vertebrata, dilakukan di kelas XA dengan jumlah siswa 21 orang. Berikut adalah gambaran pelaksanaan penelitian yang telah peneliti laksanakan: 1. Pertemuan I :Pertemuan pertama dilaksanakan pada tanggal 5 Mei 2015, pembelajaran berlangsung selama 45 menit. Dimulai pukul 09.30-10.15 WIB. Kegiatan pembelajaran diisi dengan pengenalan materi vertebrata dan disampaikan dengan mind mappingyang peneliti siapkan seperti pada gambar 4.1. Penjelasan materi dengan mind mappingini dimaksudkan agar siswa mengenal bentuk mind mapping yang nantinya akan digunakan sebagai alat evaluasi. Materi pisces dan amphibi disampaikan dalam bentuk presentasi. Pembelajaran dilanjutkan dengan siswa berlatih membuat mind mapping secara mandiri dari materi pisces dan amphibi. Karena keterbatasan waktu, siswa melanjutkan pembuatan mind mapping sebagai tugas rumah dan dikumpulkan pada pertemuan selanjutnya.
37
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
38
Gambar 4.1 Penjelasan contoh mind map
2. Pertemuan II : Pertemuan kedua pada hari Rabu, 6 Mei 2015 pukul 08.3009.15 WIB dilanjutkan pukul 09.30-10.15 WIB. Sebelum memulai pelajaran, siswa mengumpulkan mind mapping pisces dan amphibi. Kegiatan belajar mengajar dilanjutkan materi vertebrata aves dan reptil. Pada gambar 4.3 dan 4.4 menggambarkan siswa secara berkelompok mendiskusikan dan mengerjakan lembar kerja dari materi aves dan reptil berupa teka-teki silang dan analisis gambar. Setelah selesai mengerjakan, beberapa kelompok mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas. Kemudian siswa secara berkelompok membuat mind mappingdari 4 kelas yang sudah dipelajari seperti pada gambar 4.2. Pembuatan mind mapping secara berkelompok ini dimaksudkan agar kemampuan siswa dalam membuat mind mapping setara dan saling melengkapi ide dan gagasan.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Gambar 4.2 Siswa diskusi membuat mind map
Gambar 4.3 Siswa diskusi LKS
Gambar 4.4 Siswa diskusi LKS
39
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
40
3. Pertemuan III : Pertemuan ketiga dilaksanakan pada hari Selasa, 12 Mei 2015. Kegiatan pembelajaran yang berlangsung selama 45 menit ini di gunakan untuk menyampaikan materi vertebrata kelas mamalia dengan presentasi. Dilanjutkan dengan diskusi tanya jawab materi vertebrata dan diakhiri dengan peneguhan. Gambar 4.5 menunjukkan siswa sedang mempresentasikan mind mapping yang dibuat untuk didiskusikan bersama. Peneliti memberikan informasi akan adanya tes pembuatan mind mapping dan tes pemahaman.
Gambar 4.5 Siswa presentasi mind map
4. Pertemuan IV :Pertemuan keempat ini dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 13 Mei 2015. Pukul 08.30-09.15 WIB digunakan untuk siswa mengerjakan tes mind mapping. Kendala yang dihadapi, keterbatasan waktu membuat siswa kesulitan menyelesaikan mind mapping sesuai dengan ketentuan yang diharapkan. Pada jam kedua dilakukan tes pemahaman. Siswa terlambat
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
41
masuk kelas, sehingga waktu untuk mengerjakan tes terbatas. Siswa kurang maksimal dalam mengerjakan tes pemahaman. Dari 21 siswa yang mengikuti kegiatan belajar mengajar, seorang siswa tidak mengerjakan tes mind mapping, sehingga data yang dapat diolah hanya 20.
B.
Hasil Penelitian Berdasarkan penelitian yang dilakukan, penulis memperoleh data yang meliputi hasil tes pemahaman dengan menggunakan mind mapping dan tes pemahaman berupa tes esai pada pokok bahasan Vertebrata. Data berupa nilai yang diperoleh dari masing-masing siswa berdasarkan instrumen yang ditetapkan.Nilai tes Esai dan Nilai pembuatan Mind mapditunjukkan pada tabel 4.1 berikut. Tabel 4.1 Nilai siswa No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
MIND MAP 32.5 25 35 37.5 40 22.5 30 22.5 37.5 52.5 55 42.5 22.5 40 22.5
TES 33 23 50 29 41.5 23 57.5 26 47.5 63 56 54.5 15.7 50 18.6
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
16 17 18 19 20 21
40 63 70 50 22.5
42
54.5 14.5 63 71.5 67.5 40
Berdasarkan data diatas diketahui rata-rata nilai mind map38,15 nilai yang sangat rendah jika dibandingkan dengan kriteria ketuntasan minimal mata pelajaran biologi di sekolah penelitian yakni 65. Sedangkan rata-rata nilai tes esai 44,24. Meskipun lebih rendah dari nilai KKM, nilai ini lebih tinggi daripada nilai mind map. Jika dilihat secara umum, rata-rata nilai keseluruhan menunjukkan sangat sedikit siswa yang mencapai kriteria ketuntasan minimal. Hal ini dapat terjadi dikarenakan, input siswa menengah kebawah dan keterbatasan waktu untuk guru memperdalam materi, sehingga pokok bahasan kurang dapat dipahami siswa dengan baik dan optimal. Data menunjukkan nilai rata-rata tes lebih tinggi dibandingkan nilai rata-rata pembuatan mind mapping. Ada banyak faktor yang menyebabkan nilai tes lebih tinggi dibandingkan nilai mind mapping. Siswa belum terbiasa dengan mind map, sehingga saat tes berlangsung siswa kesulitan untuk membuat mind map dengan lebih optimal, siswa juga cenderung terpola belajar hafalan, sehingga saat mengerjakan tes esai dapat mengerjakan dengan pola hafalan yang dimiliki siswa. Secara keseluruhan dapat di lihat bahwa siswa dengan nilai mind map tinggi cenderung memiliki nilai tes yang tinggi pula, demikian juga dengan siswa yang memiliki nilai mind
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
43
maprendah mendapat nilai tes yang rendah. Tetapi terjadi tidak konsisten data, 15 % nilai siswa menunjukkan siswa dengan nilai mind mapping rendah tetapi memiliki nilai tes yang tinggi. Ada banyak faktor yang mempengaruhi proses dan hasil evaluasi dengan menggunakan mind mapping ini, diantaranya selama proses pelatihan membuat mind map siswa tersebut tidak mengikuti proses dengan baik. Tidak mengerjakan mind map latihan secara individu maupun kelompok yang diadakan peneliti untuk melatih siswa menggunakan mind mapping. Selain itu juga, mind map kurang dapat mengakomodasi kecerdasan dari 15% siswa tersebut. 1. Deskripsi Pemahaman Siswa pada Pokok Bahasan Vertebrata dalam Mind mapping yang dibuat oleh siswa a) Kompleksitas 1) Konsep Kriteria penilaian konsep dilihat dari kemampuan siswa untuk menunjukkan secara lengkap konsep-konsep dalam suatu materi. 60 % siswa dapat menyusun mind map dengan menuliskan konsep lengkap dan tepat dari suatu kelas vertebrata. Sehingga mendapatkan skor maksimal dari aspek pemahaman konsep. Contoh penilaian konsep dengan nilai tertinggi dari mind mappingseperti yang ditunjukkan dalam lampiran 6.1, siswa menyebutkan secara lengkap ciri-ciri yang dimiliki kelas amphibia, menjelaskan kekhasan habitat, anatomi, morfologi, dan juga menjelaskan masing-masing ordo dari kelas tersebut. Siswa dengan skor rendah pada aspek penilaian konsep, siswa menuliskan ciri umum dari kelas dalam vertebrata dan tidak memberikan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
44
penjelasan ciri khas masing-masing ordo. Misalnya hanya menuliskan ciri kelas amphibi hidup di dua tempat, kulit licin, tidak bersisik. Seperti dapat dilihat pada lampiran 6.3, siswa memberikan penjelasan umum dan tidak lengkap, tidak menjelaskan ciri morfologi, anatomi, habitat.
2) Mengkaitkan konsep satu dengan konsep lainnya Pada kriteria penilaian ini, tidak banyak siswa yang menunjukkan keterkaitan antar konsep yang dimiliki dari kelas-kelas vertebrata. 20% siswa menunjukkan kesamaan ciri yang dimiliki antar kelas, misalnya pada mind mapping lampiran 6.1 siswa menunjukkan perbedaan jantung yang dimiliki setiap kelas dalam vertebrata,menunjukkan perbedaan ordo berdasarkan kerangka tulang dalam kelas pisces. Berbeda dengan mind mapping pada lampiran 6.2 tidak menunjukkan perbedaan setiap kelas atau ordo yang dijelaskan.
3) Menyebutkan contoh Sebanyak 55% siswa menyebutkan contoh untuk setiap kelas dalam vertebrata secara lebih spesifik, memberikan contoh untuk setiap ordo dan mendapatkan skor yang lebih tinggi dibandingkan dengan siswa yang menunjukkan contoh secara umum dari kelas vertebrata tersebut. Seperti dapat dilihat pada lampiran 6.1, siswa menyebutkan contoh hewan dari masing-masing ordo dari kelas amphibi mendapatkan skor maksimal yakni 5 untuk kategori menyebutkan contoh. Berbeda denganmind
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
45
mapping pada lampiran 6.2 siswa yang menuliskan contoh pada kelas aves burung merpati dan burung elang. Tidak menunjukkan ordo dari hewan tersebut. Sehingga siswa mendapatkan skor yang tidak maksimal sesuai dengan indikator yang telah disusun.
b) Komprehensif Menyebutkan detail konsep IPA dan kaitan dengan konsep non-IPA. Kriteria penilaian untuk menunjukkan komprehensif/kedalaman ini kurang
optimal.
Siswa
dalam
membuat
mind
mapping
tidak
menunjukkan kedalaman informasi, kurang menunjukkan informasi lain diluar konsep-konsep yang terdapat dalam modul. Dari 20 siswa yang mengerjakan tes mind mapping5% siswa menjelaskan peran dari hewanhewan dalam kelas vertebrata. Berdasarkan penelitian yang dilakukan, aspek penilaian komprehensif ini kurang optimal dapat disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya input siswa menengah ke bawah yang dapat terlihat dari hasil penilaian yang sangat jauh dari KKM yang ditentukan sekolah. Selain itu, keterbatasan waktu dan banyaknya materi yang harus diselesaikan cenderung membangun kebiasaan metode belajar dengan melulu transfer materi sehingga siswa tidak dibiasakan untuk mengkaitkan materi / konsep yang diterima dengan konsep sebelumnya. Siswa kurang memiliki kesempatan untuk berfikir secara mendalam terhadap suatu konsep.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
2.
46
Pembahasan Penelitian tentang mind mapping sebagai alat evaluasi yang dikorelasikan dengan hasil tes pemahaman dan dihitung secara kuantitatif diuji dengan uji normalitas One Sample Kolmogorov Smirnov dan uji homogenitas varian, dan dilakukan uji korelasi Pearson menunjukkan hasil yang signifikan. Artinya ada kaitan antara mind mappingyang dibuat siswa dengan pemahaman siswa yang dibuktikan dengan tes pemahaman. Siswa yang memiliki nilai tes pemahaman tinggi cenderung memiliki nilai tes membuat mind mapping juga tinggi. Berdasarkan indikator kompleksitas dan komprehensif, siswa yang memiliki pemahaman yang luas dan mendalam akan memberikan penjelasan konsep masing-masing kelas dalam vertebrata dengan lengkap dan tepat. Memberikan contoh untuk masing-masing ordo dengan jelas. Memberikan penjelasan terkait peranan dari contoh hewan vertebrata yang disebutkan. Menunjukkan kekhasan ciri yang dimiliki suatu ordo dan perbedaan yang menonjol. Sehingga siswa akan mendapatkan skor tinggi dalam penilaian mind mappingyang dibuat. Demikian halnya dengan siswa yang memiliki nilai tes pemahaman rendah, dalam mind mapping penjelasan ciri khas dari suatu ordo tidak spesifik siswa hanya menyebutkan ciri-ciri umum dari kelas tersebut, tidak menyebutkan peran dari hewan vertebrata, menyebutkan contoh beberapa hewan vertebrata tetapi tidak spesifik dari suatu ordo. Mind mapping juga dapat menunjukkan ketidakpahaman siswa pada konsep pokok bahasan vertebrata. Misalnya, siswa memberikan contoh
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
47
hewan dari ordo Apoda kelas Amphibia berupa cacing tanah. Hewan dari ordo apoda yang dimaksud adalah sesilia yang berbentuk seperti cacing, tetapi siswa beranggapan bahwa sesilia sama dengan cacing tanah. Penjelasan di atas memperkuat hipotesa peneliti bahwa mind mapping dapat digunakan sebagai salah satu alternatif alat evaluasi untuk mengetahui kompleksitas dan komprehensif pemahaman siswa.
3.
Mind mapping sebagai alternatif alat evaluasi pemahaman siswa Berdasarkan pengalaman penelitian tentang mind mappingyang dilakukan di SMA Santo Mikael Sleman, peneliti melihat bahwa siswa masih asing dengan penggunaan mind mapping dalam pembelajaran maupun dalam pembuatan catatan. Siswa cenderung lebih sering membuat catatan berupa paragraf, dan mempelajari materi dengan membaca modul/buku pembelajaran berupa paragraf. Sehingga diawal penelitian, menyulitkan untuk menggunakan mind mapping sebagai alat evaluasi. Untuk mengatasi persoalan tersebut, siswa dikenalkan dengan mind mapping dalam kegiatan pembelajaran, juga dengan latihan-latihan. Pada akhirnya siswa cukup terbiasa membuat mind mapping sehingga peneliti dapat menggunakan mind mapping sebagai alternatif alat evaluasi. Terdapat beberapa keunggulan dan kelemahan dalam penggunaan mind mapping sebagai alat evaluasi. Berikut keunggulan penggunaan mind mapping sebagai alat evaluasi:
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
48
1. Ketika siswa menyusun mind mapping siswa akan menentukan konsepnya sendiri, siswa mengalami pembelajaran bukan hafalan. Siswa akan mengalami pengulangan tentang materi yang pernah dipelajari sebelumnya dan akan menemukan hal-hal baru/ pengetahuan baru. Sehingga saat pembuatan mind mapping siswa akan memiliki pemahaman yang semakin mendalam. 2. Siswa terlibat aktif dalam kegiatan belajar mengajar. Karena siswa membuat sendiri mind mapping sehingga siswa tidak hanya menerima materi dalam bentuk hafalan. 3. Pembuatan mind mapping akan meningkatkan kreativitas siswa, siswa akan menggunakan kata kunci dan simbol yang khas dan membuat siswa menyusun mind mapping yang unik sesuai dengan pemahamannya. 4. Guru/peneliti dapat menggunakan mind mapping sebagai visualisasi pemahaman siswa. Sehingga guru dapat mengetahui tingkat pemahaman siswa terhadap suatu materi. Mind mapping juga dapat mengungkapkan salah konsep yang terjadi pada siswa. Kelemahan menggunakan mind mapping sebagai alat evaluasi: 1. Penilaian mind mapping lebih sulit dibandingkan penilaian tes. 2. Siswa harus dipastikan memahami pembuatan mind mapping yang dimaksud sehingga hasil lebih optimal. 3. Pembelajaran dengan mind mapping membutuhkan waktu yang lebih banyak, terutama bagi siswa yang belum mengenal mind mapping.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
49
Penelitian ini terkendala pada alokasi waktu materi vertebrata yang singkat, sehingga hasil pembuatan mind mapping siswa kurang optimal.
5. Keterbatasan Penelitian Kegiatan penelitian ini memiliki keterbatasan, diantaranya sebagai berikut: 1. Keterbatasan sampel penelitian Sampel yang digunakan dalam penelitian ini hanya 21 siswa, dan hanya 20 data yang dapat diolah. Jumlah sampel ini sangat kurang, sehingga hasil penelitian ini hanya berlaku bagi sampel yang diteliti. Penelitian ini hanya dilakukan di satu sekolah, belum dapat mewakili gambaran umum penggunaan mind mapping sebagai alat evaluasi. 2. Keterbatasan waktu Siswa yang belum terbiasa menggunakan mind mapping membutuhkan waktu yang cukup banyak untuk mempelajari cara pembuatan, dan membiasakan menggunakan mind mappingsebagai bentuk catatan. Sehingga membutuhkan alokasi waktu yang lebih dalam pelaksanaan pembelajaran dengan mind mapping.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A.
Kesimpulan Berdasarkan data dan hasil analisis data, penggunaan mind mapping sebagai alternatif alat evaluasi pokok bahasan vertebrata dapat disimpulkan sebagai berikut: Mind mappingdapat dijadikan alat evaluasi untuk mengetahui kompleksitas dan komprehensif pemahaman siswa pada materi vertebrata. Hal ini dibuktikan dengan adanya korelasi antara skor tes pemahaman dengan skor pembuatan mind mapping yang dibuat siswa pada pokok bahasan vertebrata. Korelasi bernilai positif, artinya siswa dengan skor tes pemahaman rendah memiliki skor mind mapping yang rendah, sebaliknya siswa dengan skor tes pemahaman tinggi memiliki skor mind mapping tinggi. Semakin luas dan mendalam pemahaman siswa, semakin dapat membuat mind mappingdengan skor tinggi dan memiliki skor tes pemahaman yang tinggi pula.
50
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
B.
51
Saran Dari hasil penelitian, peneliti mengajukan beberapa saran dari berbagai permasalahan yang dijumpai saat melakukan penelitian, yaitu: 1. Memastikan siswa sudah terampil dalam pembuatan mind mapping dari konsep/ pokok bahasan yang dipelajari. 2. Selanjutnya
dapat
juga
dilakukan
penelitian
penggunaan
mind
mappinguntuk mengetahui kemampuan siswa dalam pemecahan masalah, ingatan, dan melihat perbedaan pembuatan mind mapping dengan variabel
yang
beragam.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI DAFTAR PUSTAKA Arifin, Z.M. (2009). Evaluasi Pembelajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya. Buzan, T. (2008). Buku Pintar Mind map. Jakarta: Gramedia. Emmy, S.Y. (2007). Peta Konsep Sebagai Salah Satu Alternatif Untuk Mengukur Pemahaman Siswa Tentang Konsep-Konsep Fisika. Skripsi: Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Goodnough, K. dan Robin Long. (2002). Mind Mapping Pedagogical Toolbox. Science Scope. 25 (8). 20-24.
A Graphic Organizer for the
Kartika, B.F.Y (1990). Peta dan Pemetaan Konsep Serta Peranannya dalam Kegiatan Belajar Mengajar Ilmu Pengetahuan Alam (Sains) dalam Widya Dharma; Vol 1 Kuswana, W.S.M. (2011). Taksonomi Berpikir. Bandung: Remaja Rosdakarya. Lulut, C.M.I. (2011). Peta Konsep Sebagai Alternatif Alat Evaluasi Pemahaman Siswa pada Pokok Bahasan Besaran dan Satuan serta Vektor oleh Siswi-Siswi SMA Santa Maria Yogyakarta. Skripsi: Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Munthe, B. (2009). Desain Pembelajaran.Yogyakarta: Pustaka Insan Madani. Olivia, F. (2014). 5-7 Menit Asyik Mind mapping Pelajaran Sekolah.Jakarta :Gramedia. Prawirohartono, S. dan Sri Hidayati. (2007). Sains Biologi 1 SMA/MA. Jakarta: Bumi Aksara. Sukardi. (2014). Evaluasi Program Pendidikan dan Kepelatihan. Jakarta: Bumi Aksara. Sousa, D. A. (2012). Bagaimana Otak Belajar. Jakarta: Indeks. Suparno, P. (2011). Pengantar Statistika untuk Pendidikan dan Psikologi. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma. Supatmi. (2011). Peta Konsep Sebagai Salah Satu Alat Evaluasi Pemahaman Siswa dalam Belajar Fisika pada Materi Kelas XI Pokok Bahasan Hukum Newton tentang Gravitasi (pada SMA BOPKRI I Yogyakarta kelas XI Semester I). Skripsi. Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
52
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
LAMPIRAN
53
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
54
Surat Perizinan Penelitian Lampiran 1.1
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
55
Surat Keterangan Penelitian Lampiran 1.2
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
SILABUS KEGIATAN PEMBELAJARAN Lampiran 2.1 Sekolah
: SMA SANTO MIKAEL SLEMAN
Mata Pelajaran
: Biologi
Kelas/ Semester
: X/II
Standar Kompetensi
: 3. Memahami manfaat keanekaragaman hayati.
Kompetensi Dasar
: 3.4 Mendeskripsikan ciri-ciri filum dalam dunia hewan danperanannya bagi kehidupan.
Alokasi Waktu
: 6 x 45 Menit
Materi Pelajaran
Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan I 1. Guru menyampaikan Karakteristik Subfilum garis besar materi Vertebrata dan yang akan dipelajari Klasifikasinya pada pertemuan I meliputi: karakteristik Karakteristik SubFilum Vertebrata; kelas-kelas karakteristik kelashewan yang kelas dalam vertebrata termasuk dalam Pisces: Agnatha, Subfilum Chondrichthytes, Vertebrata Osteichthyes, Amphibia.
Indikator Pencapaian Kompetensi Produk 1. Menyebutkan karakteristik yang dimiliki subfilum vertebrata. 2. Menyebutkan pembagian kelaskelas hewan dalam subfilum vertebrata. 3. Menjelaskan ciri khusus yang dimiliki oleh kelas Agnatha, seperkelas Pisces dan Amphibia.
Teknik Non Tes Tes
Penilaian Bentuk Instrumen Mind Map Tes Pemahaman
Contoh Instrumen Terlampir pada RPP
Alokasi Waktu
Sumber Belajar
6 X 45’
Prawirohartono, Slamet dan Sri Hidayati. 2007. Sains Biologi 1. Bumi Aksara. Jakarta Aryulina, Diah dkk.2010. Biology 1B Bilingual. EsisErlangga. Jakarta
56
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Materi Pelajaran Peran vertebrata dalam kehidupan
Kegiatan Pembelajaran
2. Siswa mengidentifikasi karakteristik subfilum vertebrata dengan kajian literatur. Pertemuan II 1. Materi pembelajaran meliputi Reptil dan Aves. 2. Siswa mengidentifikasi karakteristik dan peran dari kelas Reptil dan Aves.
Indikator Pencapaian Kompetensi
Teknik
Penilaian Bentuk Instrumen
Contoh Instrumen
Alokasi Waktu
Sumber Belajar
4. Menyebutkan klasifikasi kelas Agnatha, superkelas Pisces dan kelas Amphibia. 5. Mengidentifikasi karakteristik yang dimiliki oleh kelas Reptil, Aves, dan Mammalia. 6. Menjelaskan klasifikasi yang dimiliki oleh kelas Reptil, Aves, dan Mammalia. 7. Mengklasifikasikan hewan yang ditemui dalam kelas-kelas vertebrata. 8. Mengkaitkan antar konsep dan menunjukkan informasi lain terkait konsep yang dipelajari.
Pertemuan III 1. Materi pembelajaran
Afektif Sosial 1. Mampu bekerja 57
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Materi Pelajaran
Kegiatan Pembelajaran
pada pertemuan ke III meliputi kelas mammalia
Indikator Pencapaian Kompetensi
Teknik
Penilaian Bentuk Instrumen
Contoh Instrumen
Alokasi Waktu
Sumber Belajar
sama dalam proses diskusi kelompok 2. Memberikan pendapat dengan baik, komunikatif. 3. Terbuka terhadap pendapat teman. Karakter Afektif Pribadi 1. Jujur dalam mengerjakan tugas.
58
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
59
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Lampiran 2.2 Satuan Pendidikan
: SMA Santo Mikael Sleman
Mata Pelajaran
: Biologi
Kelas/ Semester
: X/2
Alokasi Waktu
: 1 x 45 Menit
Standar Kompetensi : 3. Memahami manfaat keanekaragaman hayati Kompetensi Dasar
: 3.4 Mendeskripsikan ciri-ciri filum dalam dunia hewan danperanannya bagi kehidupan.
A. Indikator Kognitif Produk 1. Menjelaskan ciri-ciri hewan dalam kelas vertebrata kelas pisces dan amphibi. 2. Mengelompokkan hewan ke dalam kelas-kelas vertebrata. 3. Menjelaskan kembali pemahaman dalam mind mapping yang ditampilkan. Kognitif Proses 1. Mengidentifikasi hewan vertebrata kelas pisces dan amphibi dari gambar. Psikomotor 1. Menggambarkan kembali informasi dan pemahaman yang diketahui tentang vertebrata dalam mind mapping. Afektif Karakter : 1. Teliti dalam mengidentifikasi mind mapping materi pisces dan amphibi. Afektif Sosial : 1. Menghargai pendapat teman dalam memrepresentasikan mind mapping. B. Tujuan Pembelajaran Kognitif Produk 1. Setelah melakukan kegiatan pembelajaran siswa dapat menjelaskan ciri-ciri vertebrata kelas pisces dan amphibi.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
60
2. Setelah melakukan kegiatan pembelajaran siswa dapat mengelompokkan hewan dalam kelas vertebrata. Kognitif Proses 1. Dengan pengamatan gambar siswa dapat mengidentifikasi kelompok hewan vertebrata. Psikomotor 1. Dengan menggunakan mind mapping siswa dapat menggambarkan kembali informasi yang dipahami dari materi vertebrata yang dipelajari. Afektif Karakter 1. Melalui pengamatan mind mapping yang dipresentasikan, siswa teliti dalam memahami materi pisces dan amphibi. Afektif Sosial 1. Melalui kegiatan representasi mind mapping, siswa dapat saling menghargai pendapat yang beragam. C. Materi Pembelajaran Dunia hewan subfilum vertebrata; kelas pisces, dan amphibi. D. Model dan Metode Pembelajaran Model pembelajaran : Pembelajaran Kooperatif Metode pembelajaran : Mind mapping dan eksplorasi gambar. E. Kegiatan Pembelajaran Kegiatan Fase (waktu) Pendahuluan Apersepsi/ ( 10 menit ) motivasi Orientasi Inti ( 30 menit )
Eksplorasi
Elaborasi
Kegiatan Guru dan Siswa 1. Sebutkan macam-macam ikan! 2. Beda ikan paus dengan ikan gurame? 1. Dengan PPT menyampaikan tujuan pembelajaran 1. Memperlihatkan mind mapping satu materi vertebrata. 2. Siswa menjelaskan isi mind map dengan bahasa sendiri. 1. Guru memberikan bacaan tentang materi vertebrata kelas pisces,
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Kegiatan (waktu)
Fase
Konfirmasi
Evaluasi Penutup ( 5 menit )
Rangkuman / Refleksi Tindak lanjut
61
Kegiatan Guru dan Siswa amphibi. 2. Siswa membuat mind mapping dari informasi yang dipahami. 1. Guru memberikan peneguhan dari materi pisces dan amphibi yang dipelajari. 1. Guru memberikan pertanyaan terkait materi pisces dan amphibi. 1. Siswa merefleksikan kegiatan pembelajaran yang sudah dilalui. 1. Siswa menyelesaikan latihan pembuatan mind mapping. 2. Guru memberikan tugas rumah untuk mempelajari materi berikutnya yakni kelas reptil dan aves.
F. Sumber Belajar 1. Prawirohartono, Slamet dan Sri Hidayati. 2007. Sains Biologi 1. Bumi Aksara. Jakarta 2. Aryulina, Diah dkk.2010. Biology 1B Bilingual.Esis-Erlangga. Jakarta G. Alat dan Bahan 1. Mind mapping materi pisces. H. Penilaian 1. Lembar kerja mind mapping.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
62
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Lampiran 2.2 Satuan Pendidikan
: SMA Santo Mikael Sleman
Mata Pelajaran
: Biologi
Kelas/ Semester
: X/2
Alokasi Waktu
: 2 x 45 Menit
Standar Kompetensi : 3. Memahami manfaat keanekaragaman hayati Kompetensi Dasar
: 3.4 Mendeskripsikan ciri-ciri filum dalam dunia hewan danperanannya bagi kehidupan.
A. Indikator Kognitif Produk 1. Menjelaskan ciri-ciri hewan dalam kelas vertebrata reptil dan aves. 2. Mengelompokkan hewan ke dalam kelas-kelas vertebrata reptil dan aves. 3. Menjelaskan kembali informasi dan pemahaman dari materi vertebrata reptil dan aves dengan menggambarkannya dalam mind mapping. Kognitif Proses 1. Mengidentifikasi hewan vertebrata dari ciri / karakteristik yang dimiki serta gambar yang ditampilkan. Psikomotor 1. Menggambarkan kembali informasi dan pemahaman yang diketahui tentang vertebrata dalam mind mapping. Afektif Karakter : 1. Bekerja sama untuk menyelesaikan pembuatan mind mapping secara berkelompok. 2. Teliti dalam mengidentifikasi gambar 3. Memiliki daya juang yang tinggi dalam menuangkan pemahamannya dalam mind mapping. Afektif Sosial : 1. Peka dan memberikan perhatian atas materi yang disampaikan. 2. Bekerja sama dengan teman, dan menghargai pendapat orang lain.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
63
B. Tujuan Pembelajaran Kognitif Produk 1. Setelah kegiatan pembelajaran, siswa dapat menjelaskan ciri-ciri hewan dalam kelas vertebrata reptil dan aves. 2. Setelah kegiatan pembelajaran siswa dapat mengelompokkan hewan ke dalam kelas-kelas vertebrata reptil dan aves. 3. Setelah kegiatan pembelajaran siswa dapat menjelaskan kembali informasi dan pemahaman yang diperoleh dari materi vertebrata kelas reptil dan aves dalam mind mapping. Kognitif Proses 1. Dengan pengamatan gambar siswa dapat mengidentifikasi hewan vertebrata dari ciri/ karakteristik gambar yang ditampilkan. Psikomotor 1. Dengan menggunakan mind mapping siswa dapat menggambarkan kembali informasi yang dipahami dari materi vertebrata yang dipelajari. Afektif Karakter 1. Melalui kegiatan pembuatan mind mapping secara berkelompok siswa saling bekerja sama. 2. Melalui kegiatan yang telah dirancang siswa teliti dalam mengidentifikasi gambar hewan vertebrata kelas Reptil dan Aves. 3. Melalui kegiatan pembuatan mind mapping, siswa dapat memiliki daya juang yang tinggi. Afektif Sosial 1. Melalui kegiatan pembelajaran, siswa peka dan perhatian terhadap materi yang dipelajari. 2. Melalui kegiatan pembuatan mind mapping, siswa dapat bekerja sama dan menghargai pendapat orang lain. C. Materi Pembelajaran Dunia hewan subfilum vertebrata; kelas reptil dan aves. D. Model dan Metode Pembelajaran Model pembelajaran : Pembelajaran Kooperatif Metode pembelajaran : Mind mapping dan eksplorasi gambar.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
64
E. Kegiatan Pembelajaran Kegiatan Fase (waktu) Pendahuluan Apersepsi/ ( 10 menit ) motivasi Orientasi Inti ( 65 menit )
Eksplorasi
Elaborasi
Konfirmasi
Evaluasi Penutup ( 15 Rangkuman / menit ) Refleksi
Tindak lanjut
Kegiatan Guru dan Siswa 1. Apa yang diamati dari seekor cicak? 2. Ayam termasuk kelas? Apa saja ciri yang dimiliki? 1. Dengan PPT menyampaikan tujuan pembelajaran 1. Siswa mempresentasikan mind mapping yang telah dibuat. 2. Siswa berdiskusi dalam kelompok untuk mengerjakan LKS materi reptil dan aves. 1. Siswa mempresentasikan hasil diskusi LKS yang dikerjakan, meliputi materi vertebrata kelas reptil dan aves. 2. Siswa lain menanggapi presentasi kelompok lain. 3. Dalam kelompok yang sama, siswa membuat mind mapping materi reptil dan aves. 1. Guru menanggapi hasil presentasi dan memberikan peneguhan materi vertebrata kelas reptil dan aves. 1. Guru memberikan pertanyaan terkait materi reptil dan aves. 1. Guru memberikan peneguhan dari materi pisces dan amphibi yang dipelajari. 2. Siswa merefleksikan kegiatan pembelajaran yang sudah dilalui. 1. Guru memberikan tugas rumah untuk membuat mind mapping dari 4 kelas materi vertebrata yang dipelajari.
F. Sumber Belajar 1. Prawirohartono, Slamet dan Sri Hidayati. 2007. Sains Biologi 1. Bumi Aksara. Jakarta 2. Aryulina, Diah dkk.2010. Biology 1B Bilingual.Esis-Erlangga. Jakarta
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
G. Alat dan Bahan 1. Teka-teki Silang Reptil dan Lembar Analisa Aves H. Penilaian 1. Lembar kerja siswa. 2. Penilaian mind mapping.
65
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
66
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Lampiran 2.2 Satuan Pendidikan
: SMA Santo Mikael Sleman
Mata Pelajaran
: Biologi
Kelas/ Semester
: X/2
Alokasi Waktu
: 1 x 45 Menit
Standar Kompetensi : 3. Memahami manfaat keanekaragaman hayati Kompetensi Dasar
: 3.4 Mendeskripsikan ciri-ciri filum dalam dunia hewan danperanannya bagi kehidupan.
A. Indikator Kognitif Produk 1. Menjelaskan ciri-ciri hewan dalam vertebrata kelas mamalia. 2. Mengelompokkan hewan yang termasuk kedalam kelas mamalia. Kognitif Proses 1. Mengidentifikasi hewan vertebrata kelas mamalia dari ciri/ karakteristik yang dimiki serta gambar yang ditampilkan. 2. Mengamati gambar hewan kelas mamalia dengan cermat. Afektif Karakter : 1. Memberikan perhatian penuh atas materi yang dipelajari. 2. Teliti dalam mengidentifikasi gambar Afektif Sosial : 1. Menghargai orang lain, saling mendengarkan. B. Tujuan Pembelajaran Kognitif Produk 1. Setelah kegiatan pembelajaran, siswa dapat menjelaskan ciri-ciri hewan dalam kelas mamalia. 2. Setelah kegiatan pembelajaran siswa dapat mengelompokkan hewan ke dalam kelas mamalia.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
67
Kognitif Proses 1. Dengan pengamatan gambar siswa dapat mengidentifikasi hewan vertebrata kelas mamalia dari ciri/ karakteristik gambar yang ditampilkan. 2. Dengan pengamatan gambar, siswa dapat memahami materi dengan cermat. Afektif Karakter 1. Melalui kegiatan yang telah dirancang siswa memperhatikan materi yang diajarkan. 2. Melalui kegiatan pembelajaran yang dirancang, siswa teliti dalam mengidentifikasi gambar hewan vertebrata kelas mamalia. Afektif Sosial 1. Melalui kegiatan pembelajaran, siswa memiliki menghargai orang lain, saling mendengarkan.
kesadaran
untuk
C. Materi Pembelajaran Dunia hewan subfilum vertebrata; kelas mamalia. D. Model dan Metode Pembelajaran Model pembelajaran : Pembelajaran Kooperatif Metode pembelajaran : Mind mapping dan eksplorasi gambar. E. Kegiatan Pembelajaran Kegiatan Fase (waktu) Pendahuluan Apersepsi/ ( 10 menit ) motivasi
Orientasi
Inti ( 30 menit )
Eksplorasi
Elaborasi
Kegiatan Guru dan Siswa 1. Lumba-lumba termasuk dalam kelas? 2. Kelelawar terbang! Apakah kelelawar termasuk burung? 3. Apa yang dipikirkan ketika mendengar kata mamalia? 1. Secara lisan menjelaskan tujuan dari kegiatan pembelajaran yang akan dicapai. 1. Siswa menidentifikasi gambar mamalia yang ditampilkan. 2. Siswa menceritakan pemahamannya. 1. Siswa mempresentasikan pemahaman terkait materi mamalia. 2. Guru memberikan bacaan terkait materi mamalia.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Kegiatan (waktu)
Fase Konfirmasi
Evaluasi
Penutup ( 5 menit )
Rangkuman / Refleksi
Tindak lanjut
68
Kegiatan Guru dan Siswa 1. Guru mempresentasikan materi mamalia, dan mengulang secara singkat materi vertebrata. 1. Guru memberikan pertanyaanpertanyaan dari kelas vertebrata yang dipelajari. 1. Guru memberikan peneguhan dari materi vertebrata yang dipelajari. 2. Siswa merefleksikan kegiatan pembelajaran yang sudah dilalui. 1. Siswa diberi tugas untuk latihan membuat mind mapping dari seluruh materi vertebrata.
F. Sumber Belajar 1. Prawirohartono, Slamet dan Sri Hidayati. 2007. Sains Biologi 1. Bumi Aksara. Jakarta 2. Aryulina, Diah dkk.2010. Biology 1B Bilingual.Esis-Erlangga. Jakarta G. Alat dan Bahan 1. PPT Mamalia H. Penilaian 1. Lembar kerja siswa. 2. Penilaian mind mapping.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
69
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Lampiran 2.2 Satuan Pendidikan
: SMA Santo Mikael Sleman
Mata Pelajaran
: Biologi
Kelas/ Semester
: X/2
Alokasi Waktu
: 2 x 45 Menit
Standar Kompetensi : 3. Memahami manfaat keanekaragaman hayati Kompetensi Dasar
: 3.4 Mendeskripsikan ciri-ciri filum dalam dunia hewan danperanannya bagi kehidupan.
A. Indikator Kognitif Produk 1. Menjelaskan kembali informasi dan pemahaman yang diperoleh dari materi vertebrata kedalam mind mapping. Kognitif Proses 1. Membuat mind mappinguntuk menuangkan kembali informasi dan pemahaman yang diperoleh dari pokok bahasan vertebrata. Psikomotor 1. Membuat kreasi mind mapping berdasarkan pemahaman yang diketahui dalam materi vertebrata. Afektif Karakter : 1. Jujur dalam mengerjakan tes pemahaman. 2. Memiliki daya juang yang tinggi dalam menuangkan pemahamannya dalam mind mapping. Afektif Sosial : 1. Menghargai diri sendiri, dengan yakin dan percaya diri dalam mengerjakan tes dan mind mapping.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
70
B. Tujuan Pembelajaran Kognitif Produk 1. Setelah kegiatan pembelajaran siswa dapat menjelaskan kembali informasi dan pemahaman yang diperoleh dari materi kelas-kelas vertebrata dalam mind mapping. Kognitif Proses 1. Dengan membuat mind mapping siswa dapat menjelaskan kembali pemahamannya tentang materi dalam kelas-kelas vertebrata. Psikomotor 1. Dengan menggunakan mind mapping siswa dapat menggambarkan kembali informasi yang dipahami dari materi vertebrata yang dipelajari. Afektif Karakter 1. Melalui kegiatan tes pemahaman, siswa jujur dalam mengerjakannya. 2. Melalui kegiatan pembuatan mind mapping, siswa dapat memiliki daya juang yang tinggi. Afektif Sosial 1. Melalui kegiatan pembelajaran, siswa memiliki keyakinan pada diri sendiri, dan percaya diri dengan kemampuan yang dimiliki. C. Materi Pembelajaran Dunia hewan subfilum vertebrata. D. Model dan Metode Pembelajaran Metode pembelajaran : Mind mapping dan Tes pemahaman. E. Kegiatan Kegiatan Fase (waktu) 45’ Pembuatan Mind Mapping 45’ Tes Pemahaman
Kegiatan Guru dan Siswa Siswa membuat mind mapping dari seluruh materi vertebrata yang telah dipelajari. Siswa mengerjakan tes pemahaman dari materi vertebrata yang telah dipelajari.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
71
F. Sumber Belajar 1. Prawirohartono, Slamet dan Sri Hidayati. 2007. Sains Biologi 1. Bumi Aksara. Jakarta 2. Aryulina, Diah dkk.2010. Biology 1B Bilingual.Esis-Erlangga. Jakarta G. Alat dan Bahan 1. Mind mapping materi vertebrata H. Penilaian Penilaian mind mapping. Penilaian tes pemahaman.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
72
Materi Vertebrata Lampiran 2.3 Vertebrata merupakan kelompok hewan yang memiliki tulang belakang. Dalam sistem klasifikasi, vertebrata merupakan subfilum dari filum Chordata. Chordata meliputi hewan-hewan yang memiliki ciri-ciri berikut: Memiliki notokoord, yaitu korda yang keras tetapi lentur. Notokord terletak di antara saluran pencernaan dan tali saraf, memanjang sepanjang tubuh membentuk sumbu kerangka. Memiliki tali saraf tunggal, terletak di bagian dorsal notokord, dan memiliki ujung anterior yang membesar membentuk otak. Memiliki ekor yang memanjang ke arah ujung posterior anus. Memiliki celah faring. Filum Chordata terdiri dari tiga subfilum, yaitu Urochordata, Cephalochordata, dan Vertebrata. Urochordata dan Cephalochordata tergolong invertebrata. Subfilum Urochordata (Tunikata): tidak memiliki notochord, tali saraf, dan ekor saat dewasa; memiliki celah faring Subfilum Cephalochordata (Lancelet): memiliki notokord, tali saraf dorsal, ekor, dan celah faring. Vertebrata Ukuran dan bentuk tubuh vertebrata beragam dari hanya beberapa milimeter, misalnya katak beracun, sampai yang berukuran beberapa meter, misalnya paus biru. Struktur dan Fungsi Tubuh Struktur hewan yang tergolong Vertebrata memiliki rangkaian tulang kecil (vertebra) yang memanjang pada bagian dorsal dari kepala hingga ekor. Rangkaian vertebra yang disebut tulang punggung ini membentuk sumbu kerangka menggantikan notokord. Tulang punggung berfungsi menyokong tubuh serta melindungi tali saraf. Selain adanya tulang punggung, kesamaan ciri lain pada vertebrata adalah: Tubuh terdiri atas kepala, badan, dua pasang anggota badan, dan ekor pada sebagian vertebrata; Kulit tersusun atas dua bagian yaitu epidermis dan dermis dan menghasilkan rambut, sisik, bulu, kelenjar, atau tanduk;
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
73
Endoskeleton tersusun dari tulang atau tulang rawan; Faring bercelah, yang merupakan tempat insang pada ikan namun pada hewan darat hanya terdapat pada tingkat embrio, struktur tersebut akan berkembang menjadi organ dalam seperti jantung; Otot melekat pada endoskeleton untuk bergerak; Sistem pencernaan memiliki kelenjar pencernaan, hati, dan pankreas; Jantung beruang 2 hingga 4; Darah mengandung sel darah putih dan sel darah merah berhemoglobin; Rongga tubuh mengandung sistem viseral; Sepasang ginjal dengan salurannya untuk mengeluarkan zat sisa; Sepasang gonad pada betina dan jantan. Habitat Vertebrata hidup di berbagai habitat di darat maupun di perairan, termasuk laut, danau, dan sungai. Klasifikasi Vertebrata dibedakan menjadi dua kelompok berdasarkan ada tidaknya rahang. Vertebrata dengan mulut tidak berahang dikelompokkan dalam superkelas Agnatha, sedangkan vertebrata berahang dikelompokkan dalam superkelas Gnathostomata. Superkelas Agnatha Hewan yang tergolong agnatha berbadan panjang dan ramping seperti belut serta tidak memiliki rahang. Sekitar 60 spesies Agnatha tercakup dalam Kelas Cephalospidomorphi (Lamprey) dan Kelas Mycini (hagfish). Lamprey hidup di perairan tawar dan laut. Hewan ini mengambil makanan dengan cara mengaitkan mulutnya yang bergigi ke sisi tubuh ikan kemudian mengisap darahnya. Larvanya memakan partikel makanan di air. Larva lamprey laut hidup di perairan tawar. Hagfish hanya hidup di laut. Hewan ini tidak memiliki tahapan larva. Makanannya adalah ikan mati yang diisap dengan mulutnya. Sebagian lainnya memakan cacing laut. Mulut hagfish tidak bergigi, tetapi memiliki tentakel peraba. Superkelas Gnathostomata Hewan dalam kelompok ini memiliki rahang bersendi yang dapat digerakkan ke atas dan ke bawah. Hewan yang tergolong Gnathostomata memiliki keragaman
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
74
ciri yang dibedakan menjadi enam kelas yaitu Chondrichthyes, Ostheichthyes, Amphibia, Reptilia, Aves, dan Mamalia. Beberapa kelas hewan Gnathostomata memiliki kesamaan ciri. Amphibia, Reptilia, Aves dan Mamalia memiliki dua pasang anggota badan sehingga digolongkan sebagai hewan tetrapoda. Reptilia, Aves, dan sebagian Mamalia memiliki telur bercangkang untuk menahan air sehingga digolongkan hewan amniota. Kelas Chondrichthyes Hewan yang tergolong Chondrichthyes memiliki kerangka yang tersusun dari tulang rawan. Pada sebagian besar kelompok ikan ini, beberapa bagian kerangka diperkuat oleh butiran berkalsium. Ciri khas lainnya pada Chondrichthyes adalah: Mulut yang berahang kuat terletak di badian bawah tubuh; Celah insang berjumlah lima, meskipun ada yang memiliki tiga, enam, atau tujuh celah insang; Kulit tebal dan kasar karena adanya sisik seperti gigi atau plakoid; Adanya sepasang pendekap (klasper) pada hewan jantan yang berfungsi untuk menyalurkan sperma ke kloaka hewan betina; Usus pendek dan lebar berisi membran ulir untuk menyerap makanan lebih lama; Hati berukuran sangat besar untuk membantu pencernaan makanan; Fertilisasi terjadi secara internal Bersifat ovipar, yaitu mengeluarkan telur hasil fertilisasi, atau ovovivipar yaitu membawa telur hasil fertilisasi di dalam saluran telur selama perkembangannya hingga menetas. Ikan bertulang rawan sebagian besar hidup di laut. Chondrichthyes yang masih hidup mencakup sekitar 750 spesies, termasuk hiu, pari, dan chimera. Hiu bertubuh langsing. Sirip ekor bagian atas lebih panjang daripada bagian bawah. Hiu tidak memiliki kantung udara sehingga kebanyakan spesies terus berenang untuk menjaga keseimbangan tubuhnya agar tidak tenggelam. Hiu juga memiliki garis lateral pada bagian punggung memanjang dari kepala hingga ekor berguna untuk mengetahui letak makanannya. Spesies lainnya memendamkan diri di pasir dan mengambil air untuk pernapasannya melalui sepasang lubang (spirakel) di atas kepala.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
75
Pari memiliki badan pipih. Tubuh pipihnya berperan untuk menyembunyikan diri di dasar perairan dan untuk menggali pasir mencari makanannya berupa hewan lunak dan udang-udangan. Beberapa jenis ikan pari memiliki duri pada ekornya yang seperti pecut untuk melindungi diri. Jenis lainnya menghasilkan sengatan listrik. Kelas Ostheichthyes Kelas Ostheichthyes berjumlah sekitar 30.000 spesies. Ikan kelompok ini memiliki kerangka yang tersusun dari tulang keras yang mengandung matriks kalsium fosfat. Ciri-ciri lain yang dimiliki kelompok ikan ini adalah: Mulut terdapat di bagian depan tubuh; Memiliki satu celah insang di masing-masing sisi kepala; Sirip ekor memiliki panjang yang sama pada bagian atas dan bawah; Kulit licin karena sekresi mukus oleh kelenjar pada kulit; Memiliki sistem gurat sisi pada sisi tubuh; Memiliki gelembung renang sehingga tidak tenggelam saat tidak bergerak; Memiliki usus panjang dan ramping; Fertilisasi terjadi di luar tubuh; Mengeluarkan telurnya atau bersifat ovipar. Kelompok ikan bertulang keras ini hidup di laut dan pada hampir setiap habitat air tawar termasuk kolam, sungai, danau, dan rawa. Ostheichthyes memiliki jumlah spesies terbanyak dibanding kelas vertebrata yang lain. Ostheichthyes mencakup subkelas Actinopterygii (Yunani, akin= berkas, pteryg = sirip) dan superkelas Sarcopterygii (Yunani, sarkodes = berdaging). Sebagian besar ikan yang kita kenal merupakan kelompok ikan Actinopterygii meliputi sekitar 42 ordo, 431 famili dan 24000 spesies. Actinopterygii memiliki sirip yang ditunjang oleh duri panjang yang lentur sehingga disebut kelompok ikan bersirip duri. Hewan jantan dan betina dari jenis yang sama pada ikan ini tampak berbeda. Jenis lainnya tidak memiliki sisik sama sekali. Contoh ikan bersirip duri adalah ikan mas (Cyprinus carpio), ikan cupang (Betta splendes), ikan gurami (Osphronemus gouramy), ikan badut (Premnas biaculeatus), ikan kakap merah (Lutjanus bitaeniatus), dan ikan luohan (Cichlasoma sp.). Sacropterygii memiliki sirip dada dan sirip pelvis yang berotot. Beberapa spesies menggunakannya untuk berjalan di dasar perairan atau di darat. Ikan yang
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
76
termasuk kelompok ini adalah ikan paru-paru (lungfish) dan coelacanth (Latimeria chalumnae). Ikan paru-paru hidup di rawa dan kolam. Sesuai dengan sebutannya, kelompok ikan ini memiliki paru-paru untuk bernapas. Ikan ini akan naik ke permukaan perairan untuk menghirup udara. Jika perairan mengering saat musim kemarau, ikan paru-paru bersarang dalam lumpur. Kelas Amphibia Kelas Amphibia mencakup sekitar 4000 spesies. Kelompok hewan ini umumnya hidup di dua tempat, yaitu air dan darat selama metamorfosisnya. Banyak jenis katak hidup di air saat masih berupa larva. Larva katak yang disebut kecebong atau berudu ini tidak memiliki kaki dan bernapas dengan insang. Selama metamorfosis, dua pasang kaki katak berkembang, sedangkan insang dan ekornya menghilang. Setelah kakinya berkembang, katak dewasa hidup di darat dan bernapas dengan paru-paru. Sebagian besar Amphibia memiliki ciri-ciri khusus lainnya, yaitu: Berkulit licin tidak bersisik; Menggunakan energi lingkungannya untuk mengatur suhu tubuhnya sehingga tergolong hewan eksoterm; Fertilisasi secara eksternal di air, genangan air, atau tempat yang lembab seperti di bawah daun; Menghasilkan telur (bersifat ovipar) yang tidak bercangkang. Tidak semua Amphibia hidup di dua tempat. Beberapa jenis katak, salamander, dan sesilia ada yang hidup di air dan ada yang hanya hidup di darat. Namun, sebagian besar Amphibia hidup di dekat air dan tempat yang lembab seperti rawa dan hutan hujan tropis. Amphibia terdiri dari tiga ordo yaitu Anura, Urodela, dan Apoda. Anura mencakup hampir 3500 spesies. Anura memiliki ciri tidak berekor saat dewasa. Kaki belakangnya yang lebih panjang daripada kaki depan digunakan untuk melompat. Lidahnya besar, lengket, dan dapat dijulurkan untuk menangkap mangsanya. Hewan jantan memiliki kantung udara di tenggorokannya yang dapat mengeluarkan suara untuk menarik betina saat musim kawin. Contoh Anura adalah katak hijau (Rana signata), katak pohon (Rachoporus sp), dan kodok atau bangkong (Bufo sp). Urodela merupakan Amphibia yang memiliki ekor saar larva, muda, maupun dewasa. Tubuhnya berbentuk silinder memanjang serta memiliki kaki depan yang sama ukurannya dengan kaki belakang. Beberapa jenis hanya hidup di air,
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
77
sedangkan yang lainnya hidup di darat. Hewan yang tergolong kelompok ini adalah berbagai jenis salamander. Baik larva maupun salamander dewasa merupakan hewan karnivora. Apoda yang disebut juga sesilia merupakan Amphibia tidak berkaki. Bentuk tubuhnya seperti cacing tanah atau belut. Larva sesilia sangat menyerupai sesilia dewasa. Sesilia hidup terutama dengan bersarang dalam lubang di tanah. Kelas Reptilia Jenis reptilia mencakup sekitar 7000 spesies. Reptilia (Latin, reptil= melata) memiliki kulit bersisik yang terbuat dari zat tanduk (keratin). Sisik berfungsi mencegah kekeringan. Ciri lain yang dimiliki oleh sebagian besar reptil adalah: Memiliki kaki dengan lima jari; Bernapas dengan paru-paru; Jantung memiliki tiga atau empat ruang; Menggunakan energi lingkungannya untuk mengatur suhu tubuhnya sehingga tergolong hewan eksoterm; Fertilisasi secara internal; Menghasilkan telur (ovipar), bercangkang amniotik. Reptilia hidup di habitat darat dan perairan. Reptilia yang hidup di laut memakan ganggang laut, ikan, ubur-ubur, dan kepiting. Reptilia mencakup tiga ordo besar yaitu Chelonia atau Testudines, Squamata atau Lepidosauria, dan Crocodilia. Chelonia adalah Reptilia yang memiliki cangkang. Cangkang bagian dorsal disebut karapaks, sedangkan bagian ventralnya disebut plastron. Cangkang merupakan bagian dari tulang belakang dan modifikasi tulang rusuk. Cangkang berfungsi sebagai pelindung dari pemangsanya. Chelonia yang hidup di laut contohnya penyu hijau (Chelonia mydas) dan penyu belimbing (Dermochelys coriacea) yang memiliki kaki berbentuk dayung untuk berenang. Cangkang Chelonia laut lebih tipis dibandingkan cangkang Chelonia darat. Contoh Chelonia darat adalah kura-kura papua (Chelonia novaeguinaeae). Chelonia termasuk hewan yang berumur panjang. Umur penyu hijau dapat mencapai 200 tahun. Squamata adalah Reptilia yang umumnya memiliki kulit bersisik. Reptil yang termasuk golongan ini adalah kadal dan ular. Kadal memiliki sisik yang licin dan berbentuk membulat. Tubuhnya berkaki empat dan memiliki ekor. Kadal merupakan Reptilia paling banyak jumlahnya, mencakup kadal bertubuh kecil seperti kadal kebun (Mabuya multifasciata), cecak dinding (Cosymbotus platyurus) dan bunglon kebun (Bronchocela jubata), hingga kadal bertubuh besar seperti komodo (Varanus komodoensis).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
78
Ular tidak memiliki kaki dan bertubuh panjang. Seperti kadal, ular memiliki sisik. Tulang rahang ular bersambungan secara longgar sehingga memungkinkan menelan mangsa yang lebih besar daripada tubuhnya. Gigi di mulut ular tidak memiliki fungsi untuk mengunyah, melainkan untuk memegang mangsanya selama menelan. Ular berbisa memiliki sepasang gigi tajam untuk menyuntikkan bisa ke mangsanya. Lidah ular dapat dijulurkan untuk merasakan lingkungannya. Lidah tersebut dapat membantu ular mengenali partikel yang ada di udara. Ular juga memiliki kepekaan terhadap getaran. Jenis ular tertentu memiliki kepekaan terhadap suhu sehingga bisa membedakan benda hidup dan benda mati. Sebagian jenis ular bersifat ovovivipar, yaitu telur menetas di dalam tubuh induk. Contoh ular adalah ular sendok (Naja sumatrana), ular kobra (Ophiophagus hannah), dan ular sanca (Phyton sp). Crocodilia memiliki sisik tebal dari keratin dan diperkuat dengan lempeng tulang yang disebut skuta. Tidak seperti pada ular, sisik pada Crocodilia rontok satu persatu. Buaya memiliki ekor tebal berotot. Kaki depannya berjari lima, sedangkan kaki belakang berjari empat, sebagian jari berselaput untuk berenang. Lubang hidung terletak di ujung monongnya yang memungkinkannya untuk bernapas saat di dalam air. Jantungnya beruang empat dan memiliki pori di antara bilik kiri dan kanan. Contoh spesies buaya adalah buaya muara (Crocodylus porosus). Kelas Aves Kelompok Aves mencakup 10.000 jenis. Aves atau burung memiliki bulu yang terbuat dari keratin. Bulu pada sayap berperan untuk terbang. Selain bulu, ciri-ciri lain pada burung adalah: Berparuh dari bahan keratin; Tidak bergigi meskipun fosil burung yang sudah punah menunjukkan adanya gigi; Memiliki empedal untuk menghancurkan makanan; Lambung berotot besar; Bernapas dengan paru-paru; Jantung memiliki 4 ruang; Memiliki kantung udara; Indera penglihatan sangat tajam; Fertilisasi secara internal; Bertelur sehingga tergolong gewan ovipar, dengan ciri telur bercangkang dan kuning telur besar. Mengerami telurnya dan merawat anaknya.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
79
Aves hidup di darat, meskipun sebagian berdifat arboreal (mendiami pohonpohon). Jenis tertentu, seperti penguin, hidup di daratan kutub, namun mencari makanan dengan berenang di laut. Jenis lainnya juga mencari makanan di danau dan perairan air tawar lain, contohnya bebek. Aves mencakup 30 ordo yang bervariasi. Kelompok vertebrata berbulu ini dapat dibedakan menjadi dua kelompok berdasarkan kemampuan terbangnya yaitu karinata dan ratita. Burung yang tergolong karinata memiliki lunas pada tulang dada (carina). Lunas berfungsi menyokong otot dada selama terbang. Pada penguin contohnya pinguin getoo (Pygoscelis papua), yang merupakan karinata yang tidak terbang, otot dadanya digunakan untuk berenang di laut mencari makanan. Hampir 60% spesies burung karinata adalah ordo Passeriformes atau burung bertengger. Burung bertengger memiliki jari kaki yang dapat mencengkeram dahan pohon. Contoh burung karinata yang bertengger adalah burung layang-layang besar (Hirundapus giganteus), burung merpati (Columba livia), burung pipit (Anthus sp), burung dara, dan berbagai burung pengicau. Burung layang-layang adalah burung yang paling cepat terbangnya yakni dapat terbang 170km/jam. Ayam tergolong karinata. Burung yang tergolong ratita tidak memiliki lunas pada tulang dadanya dan biasanya tidak terbang. Tulang dadanya juga tidak sebesar tulang dada burung karinata. Burung unta (Struthio camelus), kiwi (Apteryx australis), dan emu (Dromaius novaehollandiae) adalah contoh burung ratita. Kelas Mamalia Kelompok Mamalia mencakup sekitar 5000 spesies. Hewan-hewan tersebut semuanya menghasilkan susu sebagai makanan anaknya. Susu dihasilkan oleh kelenjar susu (mammae) yang terdapat di daerah perut atau dada. Mamalia disebut juga hewan menyusui karena menyusui anaknya. Selain memiliki kelenjar susu, Mamalia juga berambut atau berbulu serta memiliki tiga tulang pada telinga tengah. Ketiga ciri tersebut tidak dimiliki vertebrata lain. Pada paus dan lumbalumba, rambut ada pada tahap tertentu perkembangan embrionya. Rambut mamalia tersusun dari protein yang disebut keratin. Rambut Mamalia memiliki fungsi tertentu, yaitu sebagai insulasi panas tubuh dengan lingkungan, sebagai indera peraba antara lain pada kumis, sebagai pelindung dari gesekan maupun sinar matahari, sebagai penyamar atau pertahanan untuk melindungi diri dari pemangsa dan untuk membedakan kelamin.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
80
Tiga tulang pada telinga tengah terdiri atas tulang martil, tulang landasan, dan tulang sanggurdi. Ketiga tulang tersebut berperan dalam pendengaran, yaitu meneruskan getaran suara dari membran timpani (gendang telinga) ke gendang telinga dalam. Ciri-ciri lain yang dimiliki sebagian besar mamalia adalah: Geligi dengan berbagai ukuran dan bentuk; Rahang bawah tersusun dari satu tulang; Bernapas dengan paru-paru; Jantung memiliki 4 ruang; Diafragma di antara rongga perut dan rongga dada untuk membantu pernapasan; Otak yang lebih berkembang dibandingkan vertebrata lain; Menggunakan energi metabolismenya untuk menjada suhu tubuh tetepa konstan sehingga digolongkan sebagai hewan endoterm dan homeoterm; Fertilisasi terjadi secara internal di dalam tubuh betina; Melahirkan anak sehingga termasuk hewan vivipar. Mamalia hidup di berbagai habitat baik di darat maupun di perairan. Mamalia ada yang hidup di kutub, gurun, hutan tropis, sungai, dan laut. Beberapa spesies menyelam ke lautan dalam untuk mencari makanan. Kelompok Mamalia tertentu merupakan hewan arboreal yang hidup di atas pohon dan di atas tanah. Meskipun memiliki kesamaan ciri tertentu, anggota kelas Mamalia sangat beragam. Mamalia terkecil antara lain spesies dari kelompok kelelawar kecil, yaitu Craseonycteris thonglongyai yang beratnya hanya tiga gram. Mamalia terbesar adalah paus biru (Balaenoptera musculus) yang dapat mencapai panjang 27 meter dan berat 190 ton. Struktur tubuh Mamalia sesuai dengan cara hidupnya, yaitu ada Mamalia yang berenang, terbang, meluncur, berlari, melompat, atau menggali. Mamalia terdiri atas 26 ordo dibedakan menjadi tiga kelompok utama, yaitu Mamalia bertelur (prototheria), Mamalia berkantung (metatheria), dan Mamalia berplasenta (eutheria). Kelompok prototheria bertelur sehingga tergolong ovipar. Embrio berkembang di dalam telur menggunakan kuning telur sebagai sumber makanan. Setelah telur menetas, anak hewan ini menghisap susu dari rambut induknya karena induk tidak memiliki puting susu. Hewan ini digolongkan dalam ordo Monotremata, contohnya adalah platipus (Ornithorhynchus anatinus) dan ekidna (Tachyglossus sp.)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
81
Kelompok metatheria melahirkan anaknya saat embrio masih pada tahap awal sehingga masa kehamilannya singkat. Contohnya kanguru merah, anaknya yang masih berukuran sebesar lebah madu dilahirkan 33 hari setelah fertilisasi. Bayi kanguru tersebut merangkak masuk ke dalam kantung induknya yang disebut marsupium. Di dalam marsupium embrio menyusu pada puting susu dan mengalami perkembangan selanjutnya. Hewan ini digolongkan dalam ordo Marsupialia atau hewan berkantung, contohnya adalah kanguru (Macropus sp), koala (Pucadelphys andinus). Kelompok eutheria melahirkan anaknya yang telah menyelesaikan perkembangan embrionik di dalam rahim (uterus). Embrio memperoleh nutrisi dari induknya melalui plasenta sehingga kelompok hewan ini disebut Mamalia berplasenta. Sebagian besar ordo dalam Mamalia tergolong Mamalia berplasenta. Ordo-ordo utama dari Mamalia Eutheria diuraikan berikut ini Ordo Insectivora adalah kelompok Mamalia pemakan serangga. Tikus mondok dan landak adalah contoh hewan pemakan serangga. Ordo Chiroptera adalah kelompok Mamalia yang memiliki selaput kulit (kaki depan dan kaki belakang) misalnya kelelawar. Struktur ini membentuk sayap untuk terbang yang merupakan modifikasi dari kaki depan dengan 4 jari. Sebagian besar hewan ini adalah hewan nokturnal, yaitu mencari makanan pada malam hari. Selain sebagai pemakan serangga, beberapa spesies memakan buah-buahan dan bertebrata kecil seperti katak, tikus dan burung. Jenis lain yaitu kelelawar vampir menghisap darah Mamalia lain. Ordo Lagomorpha mencakup Mamalia yang memiliki gigi seri seperti pahat, misalnya kelinci. Kaki belakang hewan ini lebih panjang daripada kaki depan. Struktur kaki ini berfungsi untuk melompat. Ordo Perissodactyla mencakup Mamalia yang memiliki jumlah jari kaki ganjil. Jika jari kakinya lebih dari satu, jari tengahnya lebih besar dari jari lain. Hewan ini merupakan pemakan tumbuhan atau herbifora. Contoh kelompok Mamalia ini adalah kuda (Equus caballus) yang berkuku satu, tapir (Tapirus indicus) dan badak Sumatera (Dicerorchinus sumatrensis). Ordo Artiodactyla mencakup Mamalia yang memiliki jumlah jari kaki genap. Hewan ini juga herbivora. Contohnya: kambing, domba (Ovis aries), babi (Sus sp.) rusa sambar (Cervus unicolor), dan jerapah (Giraffa camelopardalis). Ordo Sirenia adalah Mamalia herbivora akuatik yang memiliki tungkai depan mirip sirip dan tidak memiliki kaki belakang. Ekor besar dan pipih horizintal yang juga berperan seperti dayung untuk berenang. Sirenia merupakan Mamalia bertubuh besar dan tidak berambut. Rambut kasar
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
82
hanya terdapat sekitar moncongnya. Contoh Sirenia adalah duyung atau dugong (Dugong dugong). Ordo Proboscidea memiliki tubuh besar berotot serta belalai. Hewan yang termasuk kelompok ini adalah gajah Sumatera (Elepans maximus). Belalai gajah berfungsi seperti anggota badan kelima untuk mengambil makanan dan minum. Kulitnya longgar dan tebal. Gajah jantan memiliki gigi memanjang yang disebut gading. Ordo Cetacea hidup di laut dengan tubuh berbentuk ikan, kaki depan mirip dayung dan tidak ada kaki belakang. Tubuhnya tidak berambut dan memiliki lapisan tebal lemak untuk insulasi. Lumba-lumba hidung botol (Tursiops aduncus), paus biru (Balaenoptera musculus), dan paus pembunuh (Orcinus orca) adalah Mamalia yang termasuk Cetacea. Ordo Carnivora adalah kelompok Mamalia yang memiliki gigi dan kuku yang tajam untuk menangkap dan membunuh mangsanya. Kelompok Mamalia ini disebut juga Mamalia pemakan daging. Mamalia yang termasuk Carnivora adalah anjing (Canis lupus familiaris), kucing (Felis silvestris), harimau sumatera (Panthera tigris sumatrae), singa (Panthera leo) dan anjing laut (Canisformia pinniped). Ordo Rodentia memiliki gigi seri seperti pahat. Sepasang gigi di rahang atas dan di rahang bawah. Gigi seri tidak berakar sehingga tumbuh terus menerus. Contoh Rodentia adalah tupai, berang-berang, tikus, landak, dan mencit. Ordo Primata memiliki ibu jari yang dapat disentuhkan ke jari lain, mata menghadap ke depan, dan korteks serebral berkembang baik. Kelompok Primata adalah pemakan segala (omnivum). Contoh Primata adalah monyet (Macaca fascicularis), orang utan (Pongo pygmaeus), dan lutung jawa (Trachypithecus auratus). Manusia (Homo sapiens) digolongkan dalam Primata, berdasarkan karakteristik fisiknya. Peran vertebrata dalam kehidupan Manusia Vertebrata dimanfaatkan manusia dalam berbagai hal, misalnya sebagai berikut: Sebagai sumber bahan makanan, misalnya daging, telur ayam, dan susu sapi. Sebagai bahan baku industri tekstil, misalnya pemanfaatan rambut domba untuk dijadikan wol. Sebagai objek penelitian. Sebagai hewan peliharaan, misalnya kucing, kelinci, burung dan anjing.Namun, beberapa jenis vertebrata ada yang merugikan manusia misalnya tikus. Tikus dapat menjadi hama tanaman pertanian.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
83
Lampiran 2.4 LKS 1 Teka Teki Silang Reptil 1 2 2 1
4
6
2 8
3
1
6 9 8
5
3 4
5 10
10
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Mendatar 1. Reptilia berarti.. 2. Berfungsi mencegah kekeringan tubuh reptil.. 3. Cangkang telur reptil... 4. Komodo... 5. Chelonia laut penyu hijau Chelonia.. 6. Ular Sanca.. 7. Squamata tidak berkaki.. 8. Ophiophagus hannah.. 9. Reptilia bersisik tebal.. 10. Buaya muara..
84
Menurun 1. Kaki reptil... jari. 2. Reptil bernapas dengan.. 3. Suhu tubuh sesuaikan lingkungan.. 4. Reptilia bercangkang... 5. Contoh Chelonia darat... 6. Reptilia bersisik... 7. Cicak dinding.. 8. Berfungsi untuk memegang mangsa atau menyuntikkan bisa.. 9. Beruang empat dan terdapat pori yang membatasi bagian kanan dan kiri.. 10. Lempeng tulang yang memperkuat sisik crocodilia..
Meski tubuh kami kecil, kami bisa bisa terbang lo..
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
85
Kenapa ya kok aku gak bisa terbang...padahal tubuhku besar lo...???
kami juga loh, gak bisa terbang...Tapi bisa berenang..
Berdasarkan gambar diatas, diskusikan bersama kelompok: karakteristik aves, dan pengelompokkan aves!
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
86
LKS Mind Mapping Lampiran 3.1 1. 2. 3. 4.
Siapkan kertas HVS - Posisikan landscape Cermati dan pahami bacaan yang disediakan. Tulislah kata-kata kunci dari konsep yang dipahami. Buatlah dalam mind map informasi yang diperoleh dan dipahami. a. Tulislah konsep umum pada bagian tengah dari kertas, misal judul vertebrata. b. Buatlah cabang-cabang untuk informasi yang akan disampaikan, misalnya cabang-cabang ditulis kelas dalam vertebrata. c. Pada setiap cabang, buat percabangan untuk informasi lain dalam kelas tersebut. Misal karakteristik, contoh hewan, peran, dll d. Berikan informasi selengkap mungkin, kaitkan dengan informasi yang mungkin sudah dimiliki sebelumnya. e. Beri tanda khusus untuk konsep penting. Misal dengan huruf kapital, warna lain, gambar, simbol, dsb. 5. Selamat mencoba membuat mind map. Buatlah mind map sesuai dengan informasi yang dipahami dan tuangkan kreativitasmu!
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
87
Kisi-Kisi Soal Tes Pemahaman Materi Vertebrata Lampiran 3.2 Soal No
Indikator CI
1.
Menjelaskan
karakteristik
hewan
CII 1
CIII
CIV
CV C VI
vertebrata secara umum. 2.
Menjelaskan peran hewan pada setiap
10
kelas dan menyebutkan contoh hewan dari setiap kelas. 3.
Menguraikan ciri khas dari ordo dalam
2
kelas Pisces dan menemukan contoh dari hewan kelas tersebut. 4.
Mengetahui kekhasan yang dimiliki ordo
5
Chelonia kelas Reptilia. 5.
Menganalisis karakteristik yang dimiliki
6
ordo dalam kelas Reptilia. 5.
Menjelaskan ciri khas yang dimiliki kelas
4
Amphibi, contoh dari setiap ordo. 6.
Menganalisis karakteristik suatu ordo
7
dalam kelas aves. 7.
Menganalisis karakteristik ordo dalam
3
8
kelas Mammalia. Jumlah Soal
10
9
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
88
Instrumen Tes Pemahaman Lampiran 3.3 1. Vertebrata terbagi menjadi beberapa kelas, sebutkan! Jelaskan karakteristik masing-masing kelas, dan berikan contohnya! 2. Saat menyelam di laut timor, Candra menemukan hewan seperti dibawah ini
Hewan tersebut tergolong dalam ordo apa? Uraikanlah ciri khas yang dimiliki ordo tersebut! 3. Manusia, Gajah, dan Lumba-lumba secara morfologi nampak sangat berbeda. Mengapa ketiganya termasuk dalam kelas Mamalia? Tergolong dalam Ordo apa saja ketiga hewan tersebut? 4. Ordo dalam kelas Amphibia adalah Anura, Urodela, dan Apoda. Jelaskan ciri khas dari masing-masing ordo dan berikan contoh hewan dari ketiga orda tersebut! 5. Modifikasi dari tulang belakang dan tulang rusuk menjadi cangkang pertahanan diri, dimiliki oleh kelas Reptilia. Ordo apa yang memiliki kekhasan tersebut? Berikan contoh hewan yang termasuk dalam ordo tersebut! 6. Jelaskan mengapa ular dan buaya termasuk kedalam kelas Reptil! 7. Berdasarkan kemampuan terbang, burung Unta tergolong ordo ratita. Samakah dengan burung penguin? Berikan alasannya! 8. Kelelawar dan Kanguru meskipun memiliki ciri morfologi yang sangat berbeda, tetepi keduanya termasuk dalam kelas yang sama. Termasuk dalam kelas apakah kedua hewan tersebut? Mengapa demikian? Berikan penjelasanmu! 9. Platipus berkembangbiak secara Ovipar (bertelur), dan termasuk dalam kelas mamalia. Benarkah kalimat tersebut? Berikan penjelasannya! 10. Berikan minimal 3 contoh dari masing-masing kelas dalam vertebrata dan sebutkan peran dari hewan tersebut!
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
89
Kunci Jawab dan Rubrik Penilaian Tes Pemahaman Lampiran 3.4 Kunci Jawab 1. Vertebrata terbagi kedalam tujuh kelas: Agnatha (ikan tidak bertulang) ;Superkelas Gnathostomata meliputi kelas Chondrichthyes (ikan bertulang rawan); Osteichthyes (ikan bertulang sejati); Amphibia, Reptilia, Aves, dan Mamalia. Agnatha: bertubuh ramping seperti belut tidak berahang; contoh Hagfish dan Lamprey. Chondrichthyes: ikan bertulang rawan, contoh hiu dan pari. Osteichthyes ikan bertulang sejati, ikan gurame, nila dll. Amphibia: umumnya hidup di dua habitat, eksoterm, ovipar tidak bercangkang. Contoh katak, salamander. Reptilia: hewan melata, kulit bersisik keratin, bernapas dengan paru-paru. Contoh ular, buaya. Aves: berbulu keratin, berkantung udara, bernapas dengan paruparu, ovipar. Burung Unta, Burung Merpati. Mammalia:memiliki kelenjar susu (mammae), pada tulang telinga berambut yang tersusun atas protein dan keratin, vivipar. Contoh manusia, kelelawar. Kunci Jawab 2. Hewan tersebut adalah Hiu. Termasuk dalam kelas Pisces Ordo Chondrichthyes, karena hewan tersebut memiliki ciriciri bertulang rawan, memiliki mulut dibagian bawah tubuh, berkulit tebal, memiliki tiga celah insang.
Skor 10 Siswa memberikan jawaban secara lengkap, menyebutkan ciri khas masing-masing kelas dengan benar dan memberikan contoh dengan tepat.
Skor 5 Siswa menyebutkan contoh dengan tepat pada setiap kelas, ciri khas dari ketujuh kelas kurang lengkap atau kurang tepat.
Skor 3 Siswa hanya menberikan contoh pada masingmaisng kelas, tanpa menjelaskan ciri khas dari kelas vertebrata.
Skor 6 Siswa menyebutkan nama hewan, menuliskan ordo dengan tepat dan memberikan penjelasan
Skor 4 Siswa menyebutkan nama hewan, menuliskan ordo dengan tepat, dan memberikan beberapa ciri.
Skor 2 Siswa menyebutkan nama hewan, menuliskan nama ordo tidak memberikan penjelasan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Kunci Jawab 3. Manusia termasuk mamalia Ordo Primata, memiliki ibu jari yang dapat menyentuh ibu jari lain, mata menghadap ke depan. Contoh manusia (Homo sapiens), Monyet (Macaca fascicularis). Gajah termasuk dalam Ordo Proboscidea, bertubuh besar berotot serta berbelalai. Lumba-lumba termasuk mamalia ordo Catacea, bentuk tubuh menyerupai ikan. Kunci Jawab 4. Anura saat dewasa tidak memiliki ekor, kaki belakang lebih panjang dari kaki depan untuk melompat, lidah besar dan lengket untuk menangkap mangsa. Contoh hewan, katak hijau, bangkong. Urodelaamphibia berekor, baik saat larva, muda, maupun dewasa. Tubuh silinder, ukuran kaki depan dan belakang sama, contoh salamander. Apoda amphibia tidak berkaki. Contoh sesilia. Kunci Jawab 5. Contoh hewan Chelonia bercangkang adalah penyu hijau (Chelonia mydas) dan kura-kura papua (Chelonia novaeguinaeae)
Kunci Jawab 6. Ular dan buaya termasuk dalam kelas Reptil, karena keduanya melata, bergerak dengan perut dan kaki perut.
karakteristik dari ordo tersebut. Skor 10 Siswa memberikan penjelasan dengan lengkap dari ketiga ordo, dan memberikan alasan dengan tepat ketiga hewan tergolong mamalia Eutheria. Skor 6 Siswa menjelaskan ketiga ordo dengan tepat dan memberikan contoh hewan dengan benar.
90
ciri khas dari ordo tersebut. Skor 6 Siswa memberikan penjelasan dengan lengkap dari kedua ordo mengapa ketiga hewan tersebut tergolong mamalia Eutheria.
Skor 4 Siswa hanya menjelaskan mengapa ketiga hewan tergolong mamalia Eutheria dengan tepat, tetapi tidak menjelaskan karakteristik masingmasing ordo.
Skor 4 Siswa menjelaskan kedua ordo dengan tepat dan memberikan contoh hewan dengan benar.
Skor 2 Siswa menjelaskan satu ordo dengan tepat dan memberikan contoh dnegan benar.
Skor 2 Menyebutkan 2 contoh dengan tepat,tetapi tidak menyertakan nama ilmiah. Skor 5 Skor 3 Siswa Siswa menyebutkan menyebutkan alasan dengan kata melata tepat. dalam
Skor 0 Siswa tidak memberikan jawaban yang tepat.
Skor 4 Menyebutkan dua contoh dengan tepat beserta nama ilmiah.
Skor 1 Siswa menjawab tetapi tidak tepat.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Keduanya bersisik. Kunci Jawab 7. Burung Unta termasuk aves tipe Ratita, tidak memiliki lunas pada tulang dada, sehingga ukuran tulang dada lebih kecil. Biasanya tidak bisa terbang, contoh burung unta, Kiwi. Sedangkan pinguin termasuk Karinata karena memiliki lunas pada tulang dada. lunas berfungsi untuk menyokong otot dada saat berenang (pada Penguin). Contoh Karinata terbang, burung pipit, burung merpati dll. Kunci Jawab 8. Kelelawar meski nampak seperti burung namun kelelawar termasuk mamalia. Karena memiliki kelenjar susu. Hanya saja selaput kulit dan jari bermodifikasi menjadi sayap sehingga memungkinkan kelelawar dapat terbang. Sedangkan kanguru juga termasuk mamalia karena memiliki kelenjar susu, termasuk dalam kelompok metatheria, melahirkan anak saat masih embrio, dan merangkak ke marsupium/kantung. Kunci Jawab 9. Platipus, meskipun hewan ini berkembang biak secara ovipar tetapi termasuk dalam kelas mamalia karena, setelah anak menetas akan tetap menghisap susu dari rambut induknya. Platipus (Ornithoryncus anatinus) termasuk mamalia prototheria. Kunci Jawab
91
Skor 5 Siswa menjelaskan karinata dan ratita dengan tepat, memberikan contoh yang tepat
penjelasannya Skor 3 Siswa menjelaskan karinata dan ratita, kurang tepat. Memberikan contoh yang tepat.
Skor 10 Siswa memberikan alasan dengan tepat. Memberikan karakteristik kelelawar dan kanguru.
Skor 5 Siswa menunjukkan karakteristik kelelawar dan kanguru dan memberikan alasan tetapi kurang tepat.
Skor 3 Siswa memberikan jawaban tidak lengkap, tetapi menjelaskan keduanya berkelenjar susu.
Skor 5 Siswa memberikan alasan dengan tepat.
Skor 3 Siswa menjelaskan kurang tepat, tetapi menyebutkan ciri dari mamalia prototheria.
Skor 1 Siswa memberikan jawaban tidak tepat.
Skor 9
Skor 4
Skor 2
Skor 1 Siswa menjawab tetapi kurang tepat.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
10. Agnatha:Lamprey dan Hagfish menjaga keseimbangan ekosistem bawah laut. Ostheichyhtes ikan gurame, ikan nila, ikan louhan sebagai konsumsi, hiasan. Amphibia: katak konsumsi Sweeke, Salamander koleksi. Reptilia: Ular cobra pertunjukan, Penyu budidaya, Penelitian,dll. Aves Burung jalak peliharaan, pameran,dll. Mamalia, konsumsi, peliharaan, penjaga kelestarian ekosistem.
Siswa memberikan contoh untuk masing-masing kelas dan peranan dengan tepat.
Total skor
Nilai =
Siswa memberikan contoh dan peran dari 4 kelas vertebrata.
92
Siswa memberikan contoh hewan dan peranan, tetapi tidak memberikan keterangan yang jelas.
70
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
93
Lampiran 4.1 DAFTAR NILAI SISWA KELAS XA SMA SANTO MIKAEL SLEMAN YOGYAKARTA BIOLOGI – VERTEBRATA
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
Keterangan: Mind Map 1 Mind Map 2 Mind Map 3
MIND MIND MIND MAP MAP LKS MAP TES 1 2 3 43 60 100 32.5 33 100 25 23 100 35 50 50 100 37.5 29 27.5 50 100 40 41.5 100 22.5 23 40 50 100 30 57.5 70 22.5 26 60 100 37.5 47.5 30 50 100 32.5 63 63 60 100 55 56 60 60 100 42.5 54.5 70 22.5 15.7 56 60 100 40 50 26 100 22.5 18.6 63 60 100 40 54.5 70 14.5 10 60 100 63 63 70 60 100 70 71.5 40 50 100 50 67.5 23 100 22.5 40
: Latihan individu : Kelompok : Tes Individu
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
94
Lampiran 5.1 Perhitungan Data dengan menggunakan SPSS 17.0 Eksplorasi Data - Uji Homogenitas Case Processing Summary Cases Valid Perlakuan data
N
Missing
Percent
N
Total
Percent
N
Percent
Mind mapping
20
100.0%
0
.0%
20
100.0%
Tes
20
100.0%
0
.0%
20
100.0%
Descriptives Perlakuan data
Mind mapping
Statistic Std. Error Mean 95% Confidence Interval for Mean
37.1500 Lower Bound
30.7042
Upper Bound
43.5958
5% Trimmed Mean
36.1389
Median
36.2500
Variance
189.687
Std. Deviation
Tes
3.07967
13.77268
Minimum
22.50
Maximum
70.00
Range
47.50
Interquartile Range
18.75
Skewness
.955
.512
Kurtosis
.469
.992
44.2400
3.86640
Mean 95% Confidence Interval for Mean
Lower Bound
36.1475
Upper Bound
52.3325
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
5% Trimmed Mean
44.3111
Median
48.7500
Variance
298.981
Std. Deviation
17.29108
Minimum
15.70
Maximum
71.50
Range
55.80
Interquartile Range
30.38
Skewness
-.201
.512
Kurtosis
-1.235
.992
Test of Homogeneity of Variance Levene Statistic data
df1
df2
Sig.
Based on Mean
2.750
1
38
.106
Based on Median
1.925
1
38
.173
Based on Median and with adjusted df
1.925
1
37.407
.173
Based on trimmed mean
2.716
1
38
.108
Uji Normalitas NPAR TESTS /K-S(NORMAL)=mindmapping tes /MISSING ANALYSIS. One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test mindmapping N Normal Parameters
a,,b
Mean Std. Deviation
Most Extreme Differences
95
tes
20
20
37.1500
44.2400
13.77268 17.29108
Absolute
.168
.130
Positive
.168
.111
Negative
-.144
-.130
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Kolmogorov-Smirnov Z
.751
.584
Asymp. Sig. (2-tailed)
.625
.885
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
SPLIT FILE OFF. CORRELATIONS /VARIABLES=mindmapping tes /PRINT=TWOTAIL NOSIG /MISSING=PAIRWISE. Correlations mindmapping Mindmapping Pearson Correlation
1
tes .780**
Sig. (2-tailed) N Tes
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
.000 20
20
.780**
1
.000 20
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
20
96
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Contoh mind mapping siswa A
97
Lampiran 6.1
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 98
Contoh Mind MappingSiswa B
Lampiran 6.2
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 99
Contoh Mind Mapping siswa C
Lampiran 6.3
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
100
Lampiran 7.1 Contoh Hasil Tes Siswa A
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
101
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
102
Lampiran 7.2 Contoh Hasil Tes Siswa B
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
103
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
104
Lampiran 7.3 Contoh Hasil Tes Siswa C
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
105