PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TIPE JIGSAW PADA MATA PELAJARAN EKONOMI MATERI MEMAHAMI UANG DAN PERBANKAN UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA Penelitian Dilaksanakan di Kelas X2 SMA N 2 NGAGLIK
SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi
Oleh: Ruli Setiawan NIM: 071334037 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI BIDANG KEAHLIAN KHUSUS PENDIDIKAN AKUNTANSI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2013
i
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
SKRIPSI PEililERAPAIi MODEL PEMBELAJARAN COOPERANW
.
LEARNING TIPE JIGSAT,/PADA MATA PELAJARAN EKONOMI MATSRTMEMAIIAMI UANG DAN PERBAI\IKAN UNTUK MENINGKATKAN PEMAIIAMAN SISWA Penetritian Dilaksanakan di Kelas xz sMA N z NGAGLIK
Pembimbing
Iaurentius Septono, S.Pd-, M.Si.
Tanggal :4 Maret 2013
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
SI(RIPSI PENERAPAN MODNL PEMBELAJARAN COOPERAWYE LEARNING YTP&',TIGSAT PAI}A MATA PELAJARAN
AKONOMI MATERI MEMAEAMIUAI{G
DATT
PERBANKAN
I}NTUK MSIITNGKATKA$T FNMAHAMAN SISWA Penelitian Dilaksanakan di Kela,$ X2 SMA N Z NGAGLIK
Ketua Sekretaris
Laurentius Saptono, S.Pd., M.Si.
Anggota
Laurentius Saptono, S.Pd.,Ivt Si.
Aaggota
Ignatius Bondan Suratno, S.pd., M.Si.
Anggota
Rita Eny Purwanti, S.Pd., M.Si. Yogyakarta 27 Mei}A18 Fakultas Keguruan dan Ilmu pendidikan Univenitas Sanata Dharma
lll
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PERSEMBAHAN
Kupersembahkan karya ini untuk: Allah SWT Bp. Sugiyono (Alm) Ibu Suwartini Yacinta Eka Febrianingsih, S.Pd. Jesselyn Kalea Setiawan Universitas Sanata Dharma
iv
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PERNYAT.$\ KTASLIAN KARYA Saya menyatakan dengan sesunssuhnla bahwa skripsi yang saya
tulis ini ticlak
memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalarn kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ihniah.
Yogyakarta,2T Mei2013 PeriLrlis.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
LEMBAR PERNYATAAII PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang beftanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma: Nama
: Ruli Setiawan
Nomor Mahasiswa : 071334037
Derni pengembangan ilmu pengetahLran, saya menrbcrikan kepada perpustakaar1 U'iversitas Sanata Dharrna karya ilmiah saya yang beriLrclul: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CooPERATIVE LEARI\IING TIPE JIGSAW PADA MATA PELAJARAN EKONOMI MATERI MEMAHAMI
UANC DAN PERBANKAN UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA Beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya merrberilian
kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharrra
liak untuk meny,inrpan.
mengalihkan dalam bentuk media lain. nrengelolarrya dalam bentuk palgkalan data. rnerrdistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet
atag
rnedia lain untuk kepentingan akaderris tanpa perlu meminta iiin dari saya lxatlptln memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan
na6ra sava
sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini yarrg saya
bLrat dengan sebenarnya.
DibLrat di Yogyakarta Pada
tanggal:27 Mei 2013
\-an
RLrli Setiawan
VI
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
ABSTRAK
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TIPE JIGSAW PADA MATA PELAJARAN EKONOMI MATERI MEMAHAMI UANG DAN PERBANKAN UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA Penelitian Dilaksanakan di Kelas X2 SMA N 2 NGAGLIK
Ruli Setiawan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta 2013 Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan pemahaman siswa kelas X2 SMA N 2 NGAGLIK pada mata pelajaran Ekonomi materi memahami uang dan perbankan melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Subjek penelitian adalah siswa kelas X2 SMA N 2 NGAGLIK tahun ajaran 2010/2011 yang terdiri dari 36 siswa. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam satu siklus yang meliputi empat tahap yaitu perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan lembar observasi kegiatan guru, instrumen pengamatan kelas, lembar observasi kegiatan siswa, dan instrumen refleksi. Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif dan analisis komparatif. Hasil penelitian ini menunjukkan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dapat meningkatkan pemahaman siswa kelas X2 SMA N 2 NGAGLIK pada mata pelajaran Ekonomi materi memahami uang dan perbankan. Hal ini ditunjukkan dari hasil perhitungan rata-rata pre-test = 5,22 dan hasil posttest = 7,28. Hasil pengujian statistik terhadap hasil perbandingan pre-test dan post-test tersebut menunjukkan ada perbedaan yang signifikan (sig. (2-tailed) = 0,000 < α = 0,05).
vii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
ABSTRACT
THE IMPLEMENTATION OF COOPERATIVE LEARNING MODEL JIGSAW AS AN ATTEMPT TO INCREASE STUDENTS’ UNDERSTANDING IN ECONOMICS WITH THE TOPIC MONEY AND BANKING This Research Was Conducted in the Tenth Grade Student of Two State Senior High School Ngaglik
Ruli Setiawan Sanata Dharma University Yogyakarta 2013 The purpose of this research is to investigate the increase of understanding of the tenth grade students of Ngaglik Senior High School in economics. The main topic of discusion was money and banking through the implementation of cooperative learning model Jigsaw. The type of this research is a classroom action research. The subject of this research were 36 students of the tenth class of Two State Senior High School Ngaglik, 2010/2011 academic year. This classroom action research had been done using four main steps namely: planning, implementation, observation, and reflection. Teacher’s activity observation sheet, student’s activity observation sheet, classroom activity observation sheet, teacher’s activity in learning process observation sheet, classroom observation instrument, student’s activity in learning process observation sheet, and reflection instrument were processes which were used in collecting the data. The data which had been collected were analyzed by applying descriptive and comparative analysis. The result of this research shows that the implementation of cooperative learning model Jigsaw can increase the understanding of X2 students of Two State Senior High School Ngaglik on the topic of money and banking. It is showed by the calculation of pre-test grade average = 5,22 and post-test = 7,28. The result of the statistical testing of pre-test and post-test show that there is a significant difference between the average of pre-test and post-test (sig. (2-tailed) = 0,000 < α = 0,05).
viii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala berkat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul Penerapan Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe Jigsaw Pada Mata Pelajaran Ekonomi Materi Memahami Uang dan Perbankan Untuk Meningkatkan Pemahaman Siswa. Dalam penyusunan skripsi ini penulis memperoleh banyak bantuan, semangat, dan doa yang sangat mendukung penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada: 1.
Bapak Rohandi, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
2.
Bapak Indra Darmawan, S.E., M.Si. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
3.
Bapak Laurentius Saptono, S.Pd., M.Si. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
4.
Bapak Laurentius Saptono, S.Pd., M.Si. selaku Dosen Pembimbing yang telah menyediakan waktunya, memberikan saran, masukan, maupun arahan kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini sampai selesai.
5.
Bapak Ignatius Bondan Suratno, S.Pd., M.Si. dan Ibu Rita Eny Purwanti, S.Pd., M.Si. selaku dosen penguji. Terima kasih atas saran dan kritik yang telah diberikan sehingga penulisan skripsi ini menjadi lebih baik.
6.
Seluruh dosen dan staf Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan bimbingan dan pelayanan kepada penulis. ix
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
7.
seluruh keluarga besar S]VIA \egeri
2 Ngaglik ya'g
telah memberikan
kesempatan kepada penulis dalam melaksanakan penelitian. 8.
Kedua orang tuaku, Bapak Sugiyorro (Arrn) dan Ibu suwartini yang tidak pernah lelah memberikan doa, dukLrngan baik moral nraupun material, serta semangat kepada penul is.
9.
IstrikLr Yacinta Eka Febrianingsih. S.pd. dan anakku Jesselyn Kalea Setiawan
yang selalu memberikan doa dan dr:kungannya. 10.
Teman-teman Perrdidikan Akuntarsi 2007 yang selalu kompak ber"iuang bersama.
ll
Senrua pihak yang tidak bisa perrulis sebutl
kasil
atas
segala doa dan dukungannya.
Akhir kata. pe'Lrlis berharap sernoga skripsi ini bermanfaat bagi
semLra
pihak yang membutuhkan.
Yogyakarta,2T Mei 2013
Rr"rli Setiawan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ......................................................................................
i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ..........................................
ii
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ iii HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................... iv PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ........................................................
v
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ..................................... vi ABSTRAK ...................................................................................................... vii ABSTRACT ..................................................................................................... viii KATA PENGANTAR .................................................................................... ix DAFTAR ISI .................................................................................................. xiv DAFTAR TABEL ......................................................................................... xv DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xvi DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. viii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah .................................................................
1
B. Batasan Masalah.............................................................................
3
C. Rumusan Masalah ..........................................................................
3
D. Tujuan Penelitian ...........................................................................
4
E. Manfaat Penelitian .........................................................................
4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Cooperative Learning ..................................................................... 5 B. Cooperative Learning tipe Jigsaw .................................................. 8 C. Pemahaman ..................................................................................... 9 D. Mata Pelajaran Ekonomi ................................................................. 10 E. Penelitian Tindakan Kelas.............................................................. 12 F. Kerangka Berpikir .......................................................................... 15 G. Hipotesis......................................................................................... 16
xi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ............................................................................... 17 B. Subjek dan Objek Penelitian .......................................................... 17 C. Tempat dan Waktu Penelitian ........................................................ 18 D. Prosedur Penelitian......................................................................... 18 E. Instrumen Penelitian....................................................................... 24 F. Teknik Pengumpulan Data ............................................................. 26 G. Teknik Analisis Data ...................................................................... 27 BAB IV GAMBARAN UMUM A. Sejarah SMA Negeri 2 Ngaglik ..................................................... 29 B. Organisasi SMA Negeri 2 Ngaglik ................................................ 31 BAB V HASIL OBSERVASI DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Penelitian ....................................................................... 37 1. Observasi Pra Penelitian .......................................................... 37 a. Observasi Guru .................................................................. 37 b. Observasi Siswa ................................................................ 41 c. Observasi Kelas ................................................................. 43 2. Pelaksanaan Penelitian ............................................................. 47 a. Perencanaan ....................................................................... 47 b. Tindakan ............................................................................ 50 c. Observasi ........................................................................... 52 d. Refleksi .............................................................................. 57 B. Analisis Komparasi Pemahaman Siswa Sebelum dan Sesudah Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw .............. 60 1. Deskripsi Data .......................................................................... 60 2. Pengujian Komparatif .............................................................. 62 a. Pengujian Prasyarat ........................................................... 62 b. Pengujian Hipotesis Penelitian .......................................... 63 c. Pembahasan ....................................................................... 64 BAB VI KESIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN A. Kesimpulan .................................................................................... 66
xii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
B. Keterbatasan Penelitian .................................................................. 66 C. Saran ............................................................................................... 67 DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 68 LAMPIRAN .................................................................................................... 69
xiii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR TABEL
Tabel 5.1 Hasil Observasi Terhadap Aktivitas Guru .................................... 39 Tabel 5.2 Hasil Observasi Terhadap Aktivitas Siswa ................................... 42 Tabel 5.3 Kondisi Kelas Selama Proses Pembelajaran ................................ 43 Tabel 5.4 Aktivitas Guru Pada Siklus I ........................................................ 52 Tabel 5.5 Perilaku Siswa Saat Pembelajaran Pada Siklus I ......................... 55 Tabel 5.6 Instrumen Pengamatan Kelas ........................................................ 55 Tabel 5.7 Lembar Refleksi Guru Mitra Terhadap Komponen Pembelajaran dan Model Jigsaw.......................................................................... 57 Tabel 5.8 Lembar Refleksi Siswa Terhadap Komponen Pembelajaran dan Model Jigsaw ................................................................................ 58 Tabel 5.9 Peningkatan Prestasi Belajar Siswa (Pre-test dan Post-test) ........ 61 Tabel 5.10 Pengujian Normalitas Berdasarkan One Sample KolmogorovSmirnov ......................................................................................... 63 Tabel 5.11 Pengujian Beda Rata-rata Berdasarkan Paired Sample Test ......... 64
xiv
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Tahap Penelitian Tindakan Kelas ............................................... 14 Gambar 3.1 Ilustrasi Kelompok Jigsaw.......................................................... 22
xv
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
Lembar Observasi Kegiatan Guru ............................................ 69
Lampiran 2
Lembar Observasi Kegiatan Siswa ........................................... 70
Lampiran 3
Lembar Observasi Kegiatan Kelas ........................................... 71
Lampiran 4
Lembar Observasi Kegiatan Guru dalam Proses Pembelajaran 72
Lampiran 5
Instrumen Pengamatan Kelas ................................................... 74
Lampiran 6
Lembar Observasi Kegiatan Siswa dalam Kelompok .............. 76
Lampiran 7
Lembar
Refleksi
Guru
Mitra
Terhadap
Komponen
Pembelajaran dan Model Jigsaw .............................................. 77 Lampiran 8
Lembar Refleksi Siswa Terhadap Komponen Pembelajaran dan Model Jigsaw ..................................................................... 78
Lampiran 9
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) .............................. 79
Lampiran 10 Soal Pre-test ............................................................................. 97 Lampiran 11 Soal Post-test ............................................................................ 100 Lampiran 1a Lembar Observasi Kegiatan Guru ............................................ 103 Lampiran 2a Lembar Observasi Kegiatan Siswa ........................................... 105 Lampiran 3a Lembar Observasi Kegiatan Kelas ........................................... 107 Lampiran 1b Lembar Observasi Kegiatan Guru ............................................ 109 Lampiran 2b Lembar Observasi Kegiatan Siswa ........................................... 111 Lampiran 3b Lembar Observasi Kegiatan Kelas ........................................... 113 Lampiran 4a Lembar Observasi Kegiatan Guru dalam Proses Pembelajaran 115 Lampiran 5a Instrumen Pengamatan Kelas ................................................... 117 Lampiran 6a Lembar Observasi Kegiatan Siswa dalam Kelompok .............. 119 Lampiran 7a Lembar
Refleksi
Guru
Mitra
Terhadap
Komponen
Pembelajarn dan Model Jigsaw ................................................ 120 Lampiran 8a Lembar Refleksi Siswa Terhadap Komponen Pembelajaran dan Model Jigsaw ..................................................................... 121 Lampiran 9a Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) .............................. 122 Lampiran 10a Soal Pre-test ............................................................................. 140 Lampiran 11a Soal Post-test ............................................................................ 143
xvi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 12 Lembar Jawab Pre-test ............................................................. 146 Lampiran 13 Lembar Jawab Post-test ............................................................ 147 Lampiran 14 Kunci Jawaban Pre-test dan Post-test ...................................... 148 Lampiran 15 Materi Pembelajaran ................................................................. 149 Lampiran 16 Uji Paired Sample Test ............................................................. 163 Lampiran 17 Uji One Sample Kolmogorov-Smirnov Test ............................. 164 Lampiran 18 Lembar Jawab Pre-test (data primer) ....................................... 165 Lampiran 19 Lembar Jawab Post-test (data primer) ...................................... 170 Lampiran 20 Soal dan Jawaban Diskusi Kelompok (data primer) ................ 175 Lampiran 21 Lembar Refleksi Siswa Terhadap Komponen Pembelajaran dan Model Jigsaw (data primer) .............................................. 184 Lampiran 22 Papan Nama Kelompok dan Nomor Siswa .............................. 190 Lampiran 23 Lembar Penilaian Presentasi Tim Ahli ..................................... 208 Lampiran 24 Skenario Pembelajaran ............................................................. 209 Lampiran 25 Aturan dan Sanksi Pembelajaran Jigsaw .................................. 212 Lampiran 26 Surat Ijin Penelitian .................................................................. 213
xvii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Pemerintah telah menetapkan pendidikan sebagai prioritas utama untuk meningkatkan sumber daya manusia Indonesia. Program pemerintah tersebut bukan sekedar menekankan pada pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan, tetapi juga pada pemerataan memperoleh pendidikan yang bermutu untuk seluruh warga negara Indonesia pada semua jenjang pendidikan. Pada dasarnya pendidikan merupakan proses untuk membantu manusia dalam mengembangkan potensi dirinya sehingga mampu menghadapi setiap perubahan yang terjadi. Sejalan dengan perkembangan masyarakat dewasa ini, pendidikan banyak menghadapi berbagai tantangan dan hambatan. Salah satu hambatannya adalah rendahnya mutu pendidikan di negara ini, sehingga dengan adanya hambatan tersebut akan menjadikan sebuah tantangan bagi kita untuk meningkatkan mutu pendidikan. Mengingat betapa pentingnya peran pendidikan di negara ini, maka segala tantangan maupun hambatan harus diatasi. Salah satu cara dalam mengatasi berbagai hambatan tersebut adalah dengan mengubah paradigma pembelajaran konvensional yang semula berpusat pada guru menjadi berpusat pada siswa. Pada pembelajaran yang berpusat pada guru, umumnya dilakukan dengan metode ceramah saja. Praktik pembelajaran tersebut akan membuat siswa cepat bosan, mengantuk, pasif, tidak konsentrasi, tidak memiliki
1
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
2
motivasi belajar, dan malas mendengarkan. Dampak yang sering tampak adalah rendahnya tingkat pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran yang tampak dari rendahnya prestasi siswa. Kondisi demikian terjadi dalam pembelajaran ekonomi di SMA N 2 NGAGLIK dimana hasil belajar siswa masih dirasa kurang dari yang diharapkan atau belum mencapai KKM. Sedangkan pembelajaran yang dilaksanakan berpusat pada siswa akan menjadikan siswa menjadi aktif, lebih berkonsentrasi, dan menumbuhkan motivasi belajar siswa. Kondisi demikian yang diduga kuat mampu meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran. Salah satu metode yang berpusat pada siswa adalah model Cooperative Learning tipe Jigsaw. Model Cooperative Learning tipe Jigsaw adalah suatu tipe pembelajaran kooperatif yang terdiri dari beberapa anggota dalam satu kelompok yang bertanggung jawab atas penguasaan bagian materi belajar dan mampu mengajarkan materi tersebut kepada anggota lain dalam kelompoknya. Pada pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw, siswa belajar dalam kelompok kecil yang terdiri dari 4 – 6 orang secara heterogen yang bekerja sama dan bertanggung jawab atas ketuntasan bagian materi pelajaran yang harus dipelajari dan menyampaikan materi tersebut kepada anggota kelompok yang lain. Model Cooperative Learning tipe Jigsaw didesain untuk meningkatkan rasa tanggung jawab siswa terhadap pembelajarannya sendiri dan juga pembelajaran orang lain. Siswa tidak hanya mempelajari materi yang diberikan, tetapi mereka juga harus siap memberikan dan mengajarkan materi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
3
tersebut pada anggota kelompoknya yang lain. Dengan demikian, siswa saling tergantung satu dengan yang lain dan harus bekerja sama secara kooperatif untuk mempelajari materi yang ditugaskan. Sehingga model Cooperative Learning tipe Jigsaw diyakini lebih mampu meningkatkan pemahaman siswa. Dari uraian latar belakang di atas, penulis tertarik untuk mengadakan penelitian tentang penerapan model Cooperative Learning tipe Jigsaw untuk meningkatkan pemahaman siswa pada mata pelajaran Ekonomi materi Memahami Uang dan Perbankan. Penelitian ini akan dilaksanakan pada siswa kelas X2 SMA N 2 NGAGLIK SLEMAN.
B. Batasan Masalah Penelitian ini akan memfokuskan pada penerapan model pembelajaran Cooperative Learning tipe Jigsaw untuk meningkatkan pemahaman siswa pada mata pelajaran Ekonomi materi Memahami Uang dan Perbankan.
C. Rumusan Masalah Berdasarkan
latar
belakang
di
atas,
maka
dirumuskan
permasalahan sebagai berikut: Bagaimana penerapan model pembelajaran Cooperative Learning tipe Jigsaw untuk meningkatkan pemahaman siswa pada mata pelajaran Ekonomi materi Memahami Uang dan Perbankan?
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
4
D. Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah di atas, tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk
mengetahui bagaimana
penerapan model pembelajaran Cooperative Learning tipe Jigsaw untuk meningkatkan pemahaman siswa pada mata pelajaran Ekonomi materi Memahami Uang dan Perbankan?
E. Manfaat Penelitian 1. Bagi Guru Hasil dari penelitian ini dapat digunakan untuk lebih meningkatkan kualitas pembelajaran Ekonomi di kelas. Di samping itu melalui penelitian ini diharapkan guru mulai membiasakan penelitian tindakan kelas. 2. Bagi Peneliti Hasil dari penelitian ini dapat memberikan pengalaman yang berguna, berharga, dan dapat menjadi bekal bagi peneliti untuk terjun ke dunia pendidikan dan memperoleh pengetahuan dalam menganalisis suatu masalah kemudian pada akhirnya dapat mengambil suatu kesimpulan yang tepat. 3. Bagi SMA N 2 NGAGLIK SLEMAN Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan acuan para guru lainnya dalam melaksanakan penelitian tindakan kelas di SMA N 2 NGAGLIK SLEMAN.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB II TINJAUAN TEORITIK
A. Model Pembelajaran Cooperative Learning 1. Pengertian Pembelajaran Cooperative Learning Menurut Anita Lie (2002:12), sistem pengajaran yang memberi kesempatan kepada anak didik untuk bekerja sama dengan sesama siswa dalam tugas-tugas yang terstruktur disebut sebagai sistem pembelajaran gotong royong atau cooperative learning. Dalam sistem ini guru bertindak sebagai fasilitator. Menurut Nurhadi (2004:112), cooperative learning adalah pendekatan pembelajaran yang berfokus pada penggunaan kelompok kecil siswa untuk bekerja sama dalam memaksimalkan kondisi belajar untuk mencapai tujuan belajar. Dengan model pembelajaran ini, diharapkan siswa semakin aktif dalam mempelajari dan memperoleh pemahaman berbagai konsep atau teori, pengetahuan, dan keterampilan dengan bekerja sama dengan siswa lainnya. Sedangkan menurut Wina Sanjaya
(2006:242),
pembelajaran
kooperatif
merupakan
model
pembelajaran dengan menggunakan sistem pengelompokan/tim kecil, yaitu antara empat sampai enam orang yang mempunyai latar belakang kemampuan akademik, jenis kelamin, ras atau suku yang berbeda (heterogen). Berdasarkan beberapa pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa dalam pembelajaran yang menggunakan model cooperative
5
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
6
learning, pengembangan kualitas diri siswa dapat dilakukan secara bersama-sama. Belajar dalam kelompok kecil dengan prinsip kooperatif sangat baik digunakan untuk tujuan belajar baik yang sifatnya kognitif, afektif, dan psikomotorik. Dengan demikian cooperative learning dapat diartikan sebagai suatu model pembelajaran dengan cara berkelompok, dimana setiap anggota kelompok mempunyai tanggung jawab terhadap anggota kelompoknya yang lain dengan cara bekerja sama. 2. Unsur-Unsur Pembelajaran Cooperative Learning Menurut Roger dan David Johnson (Lie, 2002:32), ada lima unsur yang harus dikembangkan dalam pembelajaran kooperatif antara lain: a. Saling ketergantungan positif Keberhasilan kelompok sangat tergantung pada usaha setiap anggotanya. Kerja sama dan usaha setiap anggota turut mempengaruhi keberhasilan kelompok. Abdurrahman dan Bintoro (Nurhadi, 2004) menjelaskan bahwa saling ketergantungan ini dapat dicapai melalui: (a) saling ketergantungan mencapai tujuan, (b) saling ketergantungan menyelesaikan tugas, (c) saling ketergantungan bahan atau sumber, (d) saling ketergantungan peran, dan (e) saling ketergantungan hadiah. b. Tanggung jawab perseorangan Unsur ini merupakan akibat langsung dari unsur yang pertama. Jika tugas dan pola penilaian dibuat menurut prosedur model pembelajaran cooperative learning, setiap siswa akan merasa bertanggung jawab untuk melakukan yang terbaik bagi kelompoknya. c. Tatap muka Setiap kelompok diberi kesempatan untuk bertatap muka dan berdiskusi. Kegiatan interaksi ini akan memberikan para pembelajar untuk membentuk sinergi yang menguntungkan semua anggota. Hasil pemikiran beberapa kepala akan lebih kaya daripada hasil pemikiran dari satu kepala saja. Inti dari sinergi ini adalah menghargai perbedaan, memanfaatkan kelebihan, dan mengisi kekurangan masing-masing. Interaksi tatap muka semacam ini sangat penting karena siswa merasa lebih mudah belajar dari sesamanya. Sinergi ini tidak bisa didapatkan begitu saja dalam sekejap, tetapi hal ini merupakan suatu proses kelompok yang cukup panjang. Para anggota kelompok perlu diberi kesempatan untuk saling mengenal dan menerima satu sama lain dalam kegiatan tatap muka dan interaksi pribadi.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
7
d. Komunikasi antar anggota Unsur ini menghendaki agar para pembelajar dibekali dengan keterampilan berkomunikasi. Sebelum menugaskan siswa dalam kelompok, pengajar perlu mengajarkan cara-cara berkomunikasi. Tidak semua siswa mempunyai keahlian mendengarkan dan berbicara. Keberhasilan suatu kelompok juga bergantung pada kesediaan para anggotanya untuk saling mendengarkan dan kemampuan mereka untuk mengutarakan pendapat mereka. e. Evaluasi proses kelompok Pengajar perlu menjadwalkan waktu khusus bagi kelompok untuk mengevaluasi proses kerja kelompok dan hasil kerja sama mereka agar selanjutnya bisa bekerja sama dengan lebih efektif. Evaluasi ini tidak perlu diadakan setiap kali ada kerja kelompok, melainkan bisa diadakan selang beberapa waktu setelah beberapa kali pembelajar terlibat dalam kegiatan pembelajaran cooperative learning. 3. Langkah-Langkah dalam Pembelajaran Cooperative Learning Menurut Slavin dan Stahl (Solihatin dan Raharjo, 2007:10-12), langkahlangkah dalam pembelajaran cooperative learning dapat dijelaskan sebagai berikut: a. Langkah pertama adalah merancang rencana pembelajaran. Pada langkah ini perlu ditetapkan target pembelajaran yang ingin dicapai dalam pembelajaran, sikap dan keterampilan sosial yang diharapkan dan diperlihatkan oleh siswa selama berlangsungnya pembelajaran. Dalam perancangan proses pembelajaran, materi dan tugas-tugas perlu distruktur sedemikian rupa sehingga mencerminkan sistem kerja dalam kelompok-kelompok kecil. Artinya bahwa materi dan tugas-tugas itu adalah untuk dibelajarkan dan dikerjakan secara bersama dalam dimensi kerja kelompok. Agar kegiatan belajar bersama dalam kelompok dapat berjalan dengan baik dan efektif, maka perlu dijelaskan tujuan dan sikap serta keterampilan sosial yang ingin dicapai dan diperlihatkan oleh siswa selama pembelajaran. Hal ini perlu, karena dengan demikian siswa tahu dan memahami apa yang harus dilakukannya selama proses belajar mengajar berlangsung. b. Langkah kedua adalah merancang lembar observasi yang akan digunakan untuk mengobservasi kegiatan belajar siswa dalam kelompok-kelompok kecil. Pada tahap ini dalam menyampaikan materi, guru tidak lagi menyampaikan materi secara panjang lebar, karena pemahaman dan pendalaman materi akan berlangsung dalam kelompok. Guru hanya menjelaskan pokok-pokok materi dengan tujuan agar siswa mempunyai wawasan dan orientasi yang memadai tentang materi yang diajarkan. Pada saat kegiatan belajar dalam
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
8
kelompok kecil, guru mulai memonitoring dan mengobservasi kegiatan belajar siswa berdasarkan lembar observasi yang telah dirancang sebelumnya. c. Langkah ketiga adalah observasi kegiatan belajar siswa. Selama melakukan observasi, guru berusaha untuk mengarahkan dan membimbing siswa, baik secara individual maupun kelompok, baik dalam memahami materi, sikap, dan perilaku siswa selama kegiatan belajar berlangsung. Pemberian pujian dan kritik yang membangun merupakan aspek penting yang diperlukan dalam tahap ini. d. Langkah keempat adalah presentasi hasil kerja kelompok. Masingmasing kelompok diberi kesempatan untuk mempresentasikan hasil kerjanya. Pada saat diskusi kelas ini, guru bertindak sebagai moderator. Hal ini dimaksudkan untuk mengarahkan dan mengoreksi pengertian dan pemahaman siswa terhadap materi atau hasil kerja yang telah dipresentasikannya. Setelah kegiatan presentasi berakhir, guru mengajak siswa untuk membuat refleksi diri terhadap proses pembelajaran dengan tujuan untuk melihat dan sekaligus memperbaiki kelemahan-kelemahan yang ada atau pun sikap atau perilaku menyimpang yang dilakukan selama proses pembelajaran.
B. Model Pembelajaran Cooperative Learning tipe Jigsaw Model pembelajaran cooperative learning tipe Jigsaw dikembangkan dan diuji oleh Elliot Aronson, et.al (Anita Lie, 2002:69). Menggunakan Jigsaw, siswa-siswa ditempatkan ke dalam tim-tim belajar heterogen beranggotakan lima sampai enam orang. Berbagai materi akademis disajikan kepada siswa dalam bentuk teks, dan setiap siswa bertanggung jawab untuk mempelajari satu porsi materinya. Sebagai contoh, bila materi tekstualnya adalah tentang cooperative learning, seorang siswa di tim akan bertanggung jawab untuk mempelajari STAD, seorang untuk Jigsaw, seorang untuk Group Investigation dan satu atau dua orang lainnya akan menjadi ahli (expert) untuk dasar penelitian dan sejarah cooperative learning. Para anggota dari tim-tim yang berbeda, tetapi membicarakan topik yang sama (kadang-kadang disebut
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
9
expert group atau kelompok ahli) bertemu untuk belajar dan saling membantu dalam mempelajari topik tersebut. Setelah itu siswa kembali ke tim asalnya dan mengajarkan sesuatu yang telah mereka pelajari dalam expert group kepada anggota-anggota lain di timnya masing-masing. Setelah pertemuan dan diskusi tim asal, siswa mengerjakan kuis secara individual tentang berbagai materi belajar. Pada model Cooperative Learning tipe Jigsaw, terdapat kelompok asal dan kelompok ahli. Kelompok asal yaitu kelompok induk siswa yang beranggotakan siswa dengan kemampuan, asal, dan latar belakang yang berbeda. Kelompok asal merupakan gabungan dari beberapa ahli. Kelompok ahli yaitu kelompok siswa yang terdiri dari anggota kelompok asal yang berbeda yang ditugaskan untuk mempelajari dan mendalami topik tertentu dan menyelesaikan tugas-tugas yang berhubungan dengan dengan topiknya untuk kemudian dijelaskan kepada anggota kelompok asal.
C. Pemahaman Pemahaman merupakan terjemahan dari comprehension. Menurut Purwadinata (Emiliani, 2000:7), paham artinya “mengerti benar”, sehingga pemahaman konsep artinya mengerti benar tentang konsep. Menurut Driver (Suzana, 2003:22), pemahaman adalah kemampuan untuk menjelaskan suatu situasi
atau
suatu
tindakan.
Menurut
perspektif.blog.friendster.com/2007/07/pemahaman/,
pemahaman
http://mradalah
suatu titik temu antara 2 pola yang terdapat di dalam diri manusia, yaitu pola
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
10
akal dan pola rasa. Jika setiap pembelajaran dimulai dan didasari oleh suatu pemahaman terlebih dahulu maka akan lebih berharga dan bermaknalah suatu pembelajaran tersebut. Berdasarkan definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa pemahaman adalah kemampuan mengenal, menjelaskan, dan menarik kesimpulan dari suatu situasi atau suatu tindakan. Tingkat pemahaman dapat diukur dengan cara membandingkan hasil pre-test dengan post-test. Apabila hasil post-test lebih baik dari pada hasil pre-test, maka dapat dikatakan pemahaman siswa meningkat.
D. Mata Pelajaran Ekonomi Ekonomi merupakan salah satu ilmu sosial yang mempelajari aktivitas manusia yang berhubungan dengan produksi, distribusi, pertukaran, dan konsumsi barang dan jasa. Istilah ekonomi sendiri berasal dari bahasa Yunani yaitu oikos yang artinya keluarga atau rumah tangga, dan nomos artinya peraturan atau hukum, jadi secara garis besar ekonomi diartikan sebagai aturan rumah tangga atau manajemen rumah tangga. Dijabarkan juga dalam Wikipedia (http://id.wikipedia.org/wiki/Ekonomi) bahwa ekonomi adalah ilmu yang mempelajari perilaku manusia dalam memilih dan menciptakan kemakmuran. Menurut Ritonga (2007:12) ilmu ekonomi adalah ilmu yang mempelajari cara-cara yang dilakukan manusia untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan yang tidak terbatas menggunakan sumber daya yang terbatas.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Sedangkan
menurut
11
(tedjo21.files.wordpress.com/2009/09/68-ekonomi-
sma.pdf), ekonomi merupakan ilmu tentang perilaku dan tindakan manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya yang bervariasi dan berkembang dengan sumber daya yang ada melalui pilihan-pilihan kegiatan produksi, konsumsi, dan/atau distribusi. Jadi, dapat disimpulkan bahwa inti masalah ekonomi adalah adanya ketidakseimbangan antara kebutuhan manusia yang tidak terbatas dengan alat pemuas kebutuhan yang jumlahnya terbatas. Permasalahan itu kemudian menyebabkan timbulnya kelangkaan. Mata pelajaran ekonomi berfungsi untuk melatih kepribadian siswa dalam memenuhi kebutuhan siswa sebagai pelajar, dan sekaligus mampu belajar untuk dapat menerapkan beberapa teori ekonomi dalam kehidupan nyata. Mata pelajaran ekonomi bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan
sebagai
berikut
(tedjo21.files.wordpress.com/2009/09/68-
ekonomi-sma.pdf): 1. Memahami sejumlah konsep ekonomi untuk mengkaitkan peristiwa dan masalah ekonomi dengan kehidupan sehari-hari, terutama yang terjadi di lingkungan individu, rumah tangga, masyarakat, dan negara. 2. Menampilkan sikap ingin tahu terhadap sejumlah konsep ekonomi yang diperlukan untuk mendalami ilmu ekonomi. 3. Membentuk sikap bijak, rasional dan bertanggung jawab dengan memiliki pengetahuan dan keterampilan ilmu ekonomi, manajemen, dan akuntansi yang bermanfaat bagi diri sendiri, rumah tangga, masyarakat, dan negara. 4. Membuat keputusan yang bertanggung jawab mengenai nilai-nilai sosial ekonomi dalam masyarakat yang majemuk, baik dalam skala nasional maupun internasional. Mata
pelajaran
ekonomi
mencakup
perilaku
ekonomi
dan
kesejahteraan yang berkaitan dengan masalah ekonomi yang terjadi di lingkungan keidupan terdekat hingga lingkungan terjauh, yang meliputi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
12
aspek-aspek perekonomian, ketergantungan, spesialisasi dan pembagian kerja, perkoperasian, kewirausahaan, manajemen, dan akuntansi.
E. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) 1. Pengertian PTK Penelitian tindakan kelas merupakan terjemahan dari Classroom Action Research (CAR), yaitu suatu action research yang dilakukan di kelas. Menurut Suharsimi Arikunto (2006:3), ada tiga kata yang membentuk pengertian tersebut yaitu: 1. Penelitian Penelitian ini berhubungan dengan suatu kegiatan mencermati suatu objek dengan menggunakan cara atau aturan metodologi tertentu untuk memperoleh data atau informasi yang bermanfaat dalam meningkatkan mutu suatu hal yang menarik minat dan penting bagi peneliti. 2. Tindakan Tindakan berhubungan dengan suatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu. Dalam penelitian ini berbentuk rangkaian siklus kegiatan untuk siswa. 3. Kelas Pengertian ruang kelas tidak terikat hanya pada ruang kelas, tetapi mengandung pengertian yang lebih spesifik. Seperti yang sudah lama dikenal dalam bidang pendidikan dan pengajaran, yang dimaksud dengan istilah kelas adalah sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama menerima pelajaran yang sama dari guru yang sama pula. Pendapat
lain
dikemukakan
oleh
Susilo
(2007:16),
yang
menyatakan bahwa, PTK merupakan suatu penelitian yang dilakukan oleh guru di kelas tempat mengajar, dengan memberikan penekanan pada penyempurnaan atau peningkatan praktik dan proses belajar mengajar. Menurut Wijaya Kusumah (2009:9), Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di kelasnya sendiri dengan cara
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
13
(1) merencanakan, (2) melaksanakan, dan (3) merefleksikan tindakan secara kolaboratif dan partisipatif dengan tujuan memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat. Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa PTK merupakan suatu bentuk penelitian yang mengarah kepada tindakantindakan secara terstruktur terhadap sekelompok siswa pada waktu yang sama dalam rangka peningkatan kualitas proses pembelajaran. 2. Manfaat PTK Beberapa manfaat yang dapat diperoleh dari PTK (Susilo, 2007:17), antara lain: a. Inovasi pembelajaran Dalam inovasi pembelajaran, guru perlu selalu mencoba untuk mengubah, mengembangkan, dan meningkatkan gaya mengajarnya agar mampu melahirkan model pembelajaran yang sesuai dengan tuntutan kelasnya. Dalam konteks ini, guru selalu berhadapan dengan siswa yang berbeda dari tahun ke tahun. Oleh sebab itu, jika guru melakukan PTK dari kelasnya sendiri dan berangkat dari persoalannya tersebut, maka secara tidak langsung telah terlibat dalam proses inovasi pembelajaran. b. Pengembangan kurikulum di sekolah dan di kelas Untuk kepentingan pengembangan kurikulum pada tingkat kelas, PTK akan sangat bermanfaat sebagai salah satu sumber masukan. PTK dapat membantu guru untuk lebih dapat memahami hakikat secara empirik dan bukan sekedar pemahaman secara teoritik. c. Peningkatan profesionalisme guru Guru yang profesional tidak akan merasa enggan melakukan berbagai perubahan dalam praktek pembelajaran sesuai dengan kondisi kelasnya. PTK merupakan salah satu media yang dapat digunakan oleh guru untuk memahami apa yang terjadi di kelas, kemudian meningkatkannya menuju ke arah perbaikan-perbaikan secara profesional. Guru yang profesional perlu melihat dan menilai sendiri secara kritis terhadap praktik pembelajarannya di kelas sehingga guru pada akhirnya akan mendapat otonomi secara profesional.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
14
3. Tahap-Tahap Pelaksanaan PTK Dalam tahap PTK dilakukan kegiatan-kegiatan yang membentuk siklus. Tiap-tiap siklus terdiri dari empat langkah sebagai berikut (Arikunto, 2008:17-20): a. Perencanaan tindakan (Planning) Dalam tahap ini, peneliti menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan, di mana, oleh siapa, dan bagaimana tindakan akan dilakukan. Penelitian tindakan yang ideal sebetulnya dilakukan secara berpasangan antara pihak yang melakukan tindakan dan pihak yang mengamati proses yang dijalankan. b. Pelaksanaan tindakan (Acting) Tahap ini merupakan implementasi atau penerapan isi rancangan. c. Observasi tindakan (Observing) Yaitu kegiatan pengamatan yang dilakukan oleh pengamat. Dalam tahap ini, peneliti mencatat sedikit demi sedikit apa yang terjadi agar memperoleh data yang akurat untuk perbaikan siklus berikutnya. d. Refleksi terhadap tindakan (Reflecting) Tahap ini merupakan kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang sudah dilakukan. Dalam tahap ini, peneliti berusaha untuk menemukan hal-hal yang sudah dirasa memuaskan karena sesuai dengan rancangan dan secara cermat mengenali hal-hal yang masih perlu diperbaiki. Gambar 2.1 Model PTK (Arikunto S, 2006:16)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
15
F. Kerangka Berpikir Rendahnya pemahaman siswa dalam kegiatan pembelajaran Ekonomi disebabkan karena kebiasaan belajar bersama dalam kelompok (diskusi kelompok) belum terbentuk. Terbukti masih banyak dijumpai dalam kelas terdapat beberapa siswa yang bersikap acuh tak acuh, tidur-tiduran, bermain handphone, ataupun asyik membicarakan hal-hal lain dengan teman di luar materi pelajaran pada saat guru menjelaskan. Hal tersebut dapat terjadi karena guru belum menggunakan model pembelajaran yang menyenangkan karena selama ini guru hanya memakai metode ceramah dan latihan soal saja. Model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw merupakan tipe yang paling sederhana dari tipe-tipe pembelajaran kooperatif lainnya. Dengan pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw diharapkan sebagai upaya dalam peningkatan pemahaman siswa. Karena dalam pembelajaran dengan menggunakan model kooperatif tipe Jigsaw siswa diajak untuk belajar dalam kelompok-kelompok yang memungkinkan mereka untuk dapat saling berdiskusi dan masing-masing kelompok bertanggung jawab untuk menguasai salah satu bagian materi belajar kemudian mengajarkan bagian itu kepada anggota-anggota lain dalam kelompoknya. Sehingga diharapkan nantinya akan dapat merangsang siswa untuk tertarik dan terlibat dalam proses pembelajaran dan pada akhirnya akan dapat meningkatkan pemahaman siswa. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Pratiwi (2011:100), menunjukkan bahwa “Model pembelajaran Jigsaw dapat menarik minat mahasiswa untuk belajar, yang akhirnya dapat meningkatkan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
16
pemahaman mahasiswa terhadap materi yang sedang dipelajari. Rata-rata peningkatan nilai kelas adalah 4,29 atau 55%.”
G. Hipotesis Berdasarkan penjelasan di atas, maka diturunkan hipotesis berikut: Penerapan model pembelajaran Cooperative Learning tipe Jigsaw dapat meningkatkan pemahaman siswa pada mata pelajaran Ekonomi materi Uang dan Perbankan. Ha : Terdapat perbedaan pemahaman siswa sebelum dan setelah diterapkan model pembelajaran Jigsaw.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
17
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah tindakan kelas. Tindakan kelas adalah penelitian yang bersifat mandiri yang dilakukan dalam lingkungan sekolah. Penelitian ini merupakan salah satu strategi pemecahan masalah yang memanfaatkan tindakan nyata dan proses pengembangan kemampuan dalam mendeteksi dan memecahkan masalah. Masalah yang akan dipecahkan dalam penelitian ini adalah bagaimana penerapan model pembelajaran Cooperative Learning tipe Jigsaw untuk meningkatkan pemahaman siswa pada mata pelajaran Ekonomi materi memahami uang dan perbankan.
B. Subjek dan Objek Penelitian 1. Subjek penelitian Subjek penelitian ini adalah siswa kelas X SMA N 2 NGAGLIK SLEMAN. 2. Objek penelitian Objek penelitian ini adalah peningkatan pemahaman siswa melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dalam mata pelajaran Ekonomi materi memahami uang dan perbankan.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
18
C. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat penelitian Tempat penelitian dilaksanakan di SMA N 2 NGAGLIK SLEMAN. 2. Waktu penelitian Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Mei 2011.
D. Prosedur Penelitian Prosedur penelitian ini terdiri dari dua siklus yang akan dijabarkan sebagai berikut: 1. Kegiatan prapenelitian a. Observasi pada guru Observasi
terhadap
guru
meliputi
kegiatan
prapembelajaran
(melakukan apersepsi dan menyampaikan kompetensi yang akan dicapai), kegiatan inti (penguasaan materi pelajaran, pemanfaatan media/sumber belajar), pembelajaran yang memicu dan memelihara keterlibatan siswa, penilaian proses dan hasil belajar, penggunaan bahasa, dan kegiatan penutup (melakukan refleksi, rangkuman, dan tindak lanjut setelah pembelajaran). b. Observasi pada siswa Masing-masing individu siswa dapat diamati secara individual atau berkelompok sebelum, saat berlangsung, dan sesudah pembelajaran. Perubahan pada setiap individu juga dapat diamati pada saat pembelajaran.
Observasi
terhadap
siswa
meliputi
kegiatan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
19
prapembelajaran (siswa siap mengikuti proses pembelajaran), kegiatan inti (siswa memperhatikan penjelasan guru, siswa menanggapi pembahasan pembelajaran, siswa mencatat hal-hal penting), kegiatan penutup (siswa mengerjakan tugas dengan baik, secara pribadi maupun dalam kelompok). c. Observasi pada kelas Pengamatan ini sangat bermanfaat karena dapat mengungkapkan praktik-praktik pembelajaran yang menarik di kelas. Di samping itu, observasi demikian dapat menunjukkan strategi yang digunakan guru dalam menangani kendala dan hambatan pembelajaran yang terjadi di kelas. Observasi anekdotal kelas meliputi deskripsi tentang lingkungan fisik kelas, tata letaknya, dan suasana pembelajaran dalam kelas (kerja sama dan hubungan antar siswa). 2. Siklus pertama Kegiatan yang dilakukan dalam siklus pertama meliputi: a. Perencanaan Pada tahap ini dilakukan penyusunan rencana tindakan yang berupa penyiapan pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw yang meliputi: 1) Peneliti dan guru menggali data awal karakteristik siswa untuk memetakan para siswa berdasarkan kemampuannya dan membagi siswa secara heterogen. Kelompok terdiri dari 4-6 siswa yang heterogen dilihat dari prestasi akademik, ras atau etnik.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
20
2) Peneliti membuat RPP yang dapat digunakan guru sebagai pedoman untuk melaksanakan proses pembelajaran. Di dalam RPP tertuang
bagaimana
langkah-langkah
proses
pembelajaran
menggunakan model Jigsaw. 3) Peneliti menyiapkan instrumen pengumpulan data yang meliputi: a) Lembar observasi guru dalam proses belajar mengajar. Lembar observasi ini digunakan untuk mengetahui bagaimana kegiatan guru selama proses pembelajaran siklus pertama dengan menggunakan model Jigsaw. b) Lembar observasi kegiatan siswa di kelas. Lembar observasi ini digunakan untuk mengetahui keadaan siswa di kelas selama proses pembelajaran siklus pertama berlangsung. c) Lembar observasi kelas. Lembar ini digunakan untuk mencatat keadaan kelas selama proses pembelajaran siklus pertama berlangsung. d) Instrumen refleksi. Ketika proses pembelajaran siklus pertama telah selesai, maka dilakukan refleksi. Hal ini bertujuan untuk mengetahui hal apa yang telah dicapai dalam siklus pertama dan bagian mana yang harus diperbaiki dalam siklus berikutnya.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
21
b. Tindakan Tahap ini merupakan penerapan pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw sesuai dengan rencana tindakan yang telah dibuat pada tahap perencanaan dengan langkah-langkah sebagai berikut: 1) Guru melakukan pre-test untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa terhadap
mata
pelajaran Ekonomi materi uang dan
perbankan. 2) Setelah pre-test selesai, maka diterapkan model Jigsaw. 3) Pada pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw, terdapat kelompok asal dan kelompok ahli. Kelompok asal, yaitu kelompok induk siswa yang beranggotakan siswa yang heterogen. Kelompok asal merupakan gabungan dari beberapa ahli. Kelompok ahli, yaitu kelompok siswa yang terdiri dari anggota kelompok asal yang berbeda yang ditugaskan untuk mempelajari dan mendalami topik tertentu dan menyelesaikan tugas-tugas yang berhubungan dengan topiknya untuk kemudian dijelaskan kepada anggota kelompok asal.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
22
Gambar 3.1 Ilustrasi Kelompok Jigsaw Kelompok Ahli +
+
=
=
X
X
*
*
+
+
=
=
X
X
*
*
+
=
+
=
+
=
+
=
X
*
X
*
X
*
* X Kelompok Asal
Para anggota dari kelompok asal yang berbeda, bertemu dengan topik yang sama dalam kelompok ahli untuk berdiskusi dan membahas materi yang ditugaskan pada masing-masing anggota kelompok serta membantu satu sama lain untuk mempelajari topik tersebut. Setelah pembahasan selesai, para anggota kelompok kemudian kembali pada kelompok asal dan mengajarkan pada teman sekelompoknya apa yang telah mereka dapatkan pada saat pertemuan di kelompok ahli. 4) Setelah Jigsaw diterapkan, maka dilakukan post-test untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa. 5) Setelah Jigsaw selesai, siswa bersama dengan guru menarik kesimpulan dan melakukan refleksi atas apa yang baru saja dilakukan.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
23
c. Observasi Tahap ini dilakukan bersamaan dengan tindakan yang sedang berlangsung, dan dilakukan oleh pengamat. Ketika guru menerapkan model Jigsaw dalam pembelajaran, maka peneliti akan melakukan pengamatan atas apa yang terjadi dan menuangkannya dalam catatan anekdotal.
Hal-hal
yang
diamati
adalah
bagaimana
proses
pembelajaran itu berlangsung dan bagaimana kondisi kelas. Untuk tingkat pemahaman siswa dapat dilihat dari pekerjaan siswa. Selain melalui pengamatan secara langsung, kegiatan pembelajaran juga direkam dengan menggunakan video recorder. d. Refleksi Pada tahap ini dilaksanakan analisis, pemaknaan, dan penyimpulan hasil observasi terhadap kualitas proses dan hasil pembelajaran. Ada dua macam refleksi yang dilakukan yaitu: 1) Refleksi segera setelah suatu pertemuan berakhir yang digunakan untuk
mengidentifikasi
pembelajaran
dan
kekurangan-kekurangan
pemecahannya
untuk
perbaikan
dalam dalam
pertemuan berikutnya (penyesuaian rencana pembelajaran atau instrumen yang perlu disempurnakan). 2) Refleksi pada akhir siklus pertama digunakan untuk mengetahui apakah target yang ditetapkan sesuai dengan indikator keberhasilan tindakan telah tercapai.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
24
3. Siklus kedua Tahap-tahap dan kegiatan-kegiatan pada siklus kedua pada dasarnya sama dengan siklus pertama, hanya tindakannya yang berbeda. Tindakan pada siklus kedua ini ditentukan berdasarkan hasil refleksi siklus pertama.
E. Instrumen Penelitian Beberapa instrumen yang diperlukan dalam penelitian ini adalah: 1. Tahap perencanaan a.
RPP RPP dapat digunakan oleh guru sebagai pedoman untuk melaksanakan proses pembelajaran. Di dalam RPP tertuang bagaimana langkahlangkah proses pembelajaran menggunakan model Jigsaw (Lampiran 9 hal.79).
b.
Lembar observasi guru Lembar observasi guru ini digunakan untuk mengetahui bagaimana kegiatan guru selama proses pembelajaran dengan menggunakan model Cooperative Learning tipe Jigsaw (Lampiran 1 hal. 69).
c.
Lembar observasi siswa Lembar observasi ini digunakan untuk mengetahui keadaan siswa di kelas selama proses pembelajaran dengan menggunakan model Cooperative Learning tipe Jigsaw (Lampiran 2 hal. 70).
d.
Lembar observasi kelas
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
25
Lembar observasi kelas ini digunakan untuk mencatat keadaan kelas selama proses pembelajaran dengan menggunakan model Cooperative Learning tipe Jigsaw (Lampiran 3 hal. 71). 2. Tahap tindakan Instrumen penelitian pada tahap ini antara lain: a.
Soal pre-test (Lampiran 10 hal.97).
b.
Soal post-test (Lampiran 11 hal.100).
3. Tahap observasi Pada tahap ini, instrumen yang digunakan yaitu: a.
Instrumen untuk mengobservasi guru Instrumen ini akan menilai bagaimana kegiatan guru di dalam kelas selama proses pembelajaran menggunakan model Jigsaw berlangsung (Lampiran 4 hal. 72).
b. Instrumen untuk mengobservasi kelas Instrumen ini akan menilai bagaimana situasi dan kondisi kelas selama proses pembelajaran berlangsung (Lampiran 5 hal. 74). c. Instrumen untuk mengobservasi perilaku siswa Instrumen ini akan menilai bagaimana tindakan atau aktifitas siswa selama proses pembelajaran dengan metode Jigsaw berlangsung. (Lampiran 6 hal. 76) 4. Tahap refleksi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
26
Instrumen yang diperlukan pada tahap ini adalah instrumen refleksi pada akhir pembelajaran siklus pertama dan kedua (Lampiran 7 hal. 77 dan lampiran 8 hal. 78).
F. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini melalui: a. Observasi Menurut Margono dalam Zuriah (2005:173), observasi adalah pencatatan dan pengamatan secara sistematis mengenai objek yang diamati. Observasi dilakukan sendiri oleh peneliti untuk mengetahui secara langsung kondisi kelas dan proses belajar mengajar pada saat proses belajar mengajar sedang berlangsung. Observasi dilakukan terhadap guru maupun siswa. b. Wawancara Menurut Black dan Champion dalam Zuriah (2005:179), wawancara adalah teknik penelitian yang dilakukan dalam bentuk komunikasi verbal antara peneliti dan responden. Wawancara dilakukan untuk memperoleh data mengenai pendapat siswa dan pendapat guru tentang penerapan model Jigsaw. Wawancara ini dilakukan dalam situasi yang tidak formal. c. Dokumentasi Dokumentasi
menurut
Sarwono (2006:225),
adalah suatu teknik
pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengumpulkan informasi daari surat kabar, pengumuman, dan pernyataan tertulis lainnya. Dokumentasi dilakukan dengan cara mengumpulkan data-data yang
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
27
diperlukan seperti data siswa dan hasil belajar siswa. Selain dokumentasi dalam
bentuk
seperti
di
atas,
kegiatan
pembelajaran
juga
didokumentasikan dalam video recorder.
G. Analisis Data Analisis data dilakukan secara deskriptif dan komparatif. Hal ini dilakukan untuk mengetahui perkembangan tingkat pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran. a. Analisis deskriptif Data yang diperoleh dari observasi dan pengamatan akan diolah dan disajikan dalam bentuk tabel dan dipaparkan secara deskripsinya. b. Analisis komparatif 1.
Pengujian prasyarat analisis Sebelum dilakukan uji mean, digunakan uji normalitas data. Uji normalitas data digunakan untuk menguji normal tidaknya data hasil pengukuran. Apabila data yang terjaring berdistribusi normal, maka analisis untuk menguji hipotesis dapat dilakukan. Untuk mengetahui hal tersebut, maka akan digunakan rumus Kolmogorov-Smirnov (Algifari, 2003:296): D = Maks │Fe – Fo│ Keterangan: D Fe Fo
= Deviasi absolut yang tertinggi = Frekuensi harapan = Frekuensi observasi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
2.
28
Pengujian hipotesis penelitian a. Rumusan hipotesis penelitian Ho = tidak terdapat perbedaan pemahaman siswa sebelum dan setelah diterapkan model pembelajaran Jigsaw. Ha = terdapat perbedaan pemahaman siswa sebelum dan setelah diterapkan model pembelajaran Jigsaw. b. Pengujian hipotesis penelitian Untuk menguji hipotesis, digunakan uji beda t-paired test. Uji ini digunakan untuk melihat ada tidaknya perbedaan sebelum dan setelah diterapkannya metode pembelajaran Jigsaw. Rumus untuk menguji hal tersebut (Sugiyono, 2008:122):
Keterangan: = Rata-rata sampel 1 = Rata-rata sampel 2 s1 = Simpangan baku sampel 1 s2 = Simpangan baku sampel 2 = Varians sampel 1 = Varians sampel 2 r = Korelasi antara dua sampel Kriteria pengujian hipotesis yang digunakan yaitu apabila thitung < ttabel maka Ho diterima, sebaliknya jika thitung > ttabel, maka Ho ditolak.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB IV GAMBARAN UMUM
A. Sejarah Singkat dan Gambaran Umum SMA N 2 Ngaglik Surat keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, tanggal 9 November 1983, nomor 0473/C/1983, dengan surat peersetujuan MenPAN nomor B.748/1/MENPAN/9/1983, merupakan bukti otentik lahir dan berdirinya SMA Negeri 2 Ngaglik, yang dikala itu bernama SMA Negeri Ngaglik. Dengan berbagai pertimbangan, maka tanggal 31 Juli 1983 dianggap sebagai hari atau tanggal kelahiran SMA Negeri 2 Ngaglik. Tahun 1983, di awal berdiri, SMA Negeri 2 Ngaglik bernaung pada SMA Negeri 1 Ngaglik yang pada saat itu bernama SMA Negeri Donoharjo, di bawah pimpinan Bapak Soewarno, BA. Karena tidak tersedianya ruangan, SMA Negeri 2 Ngaglik ditempatkan di sebuah barak penampungan korban Gunung Merapi di dusun Balong Donoharjo, jarak sekolah induk dengan sekolah ampuan cukup jauh, yakni kurang lebih 1 kilometer. Tempat tersebut kondisinya tidak layak untuk dihuni, apalagi untuk berlangsungnya proses belajar mengajar. Pendek kata sangat memprihatinkan. Tiga kelas sebagai awal Tahun Ajaran 1983/1984, dengan jumlah siswa 120 orang dengan menggunakan bangku dan tempat duduk seadanya untuk melangsungkan proses belajar mengajar. Seluruh guru masih diambil dari tambahan guru-guru SMA Negeri Donoharjo, karena baru ada seorang guru yang berstatus Nota Tugas untuk SMA Negeri 2 Ngaglik, yaitu Bapak
29
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
30
Drs. Sugiyana. Sedangkan karyawan hanya ada seorang petugas sekolah yang berstatus honorer, yaitu Bapak Ngadi yang mempunyai tugas multi, sebagai penjaga sepeda, tukang kebun, dan pesuruh. Keadaan ini bertahan selama satu semester Tahun Ajaran 1983/1984. Baru pada semester kedua, masih berstatus pinjam, karena kebutuhan sudah dipandang sangat mendesak, SMA Negeri 2 Ngaglik pindah tempat ke Sukoharjo, Ngaglik, Sleman yang notabene memang tempat peruntukannya. Dikarenakan saat itu pembangunannya belum selesai sehingga masih belum diserahterimakan. Tempat ini berlokasi di Jl. Besi – Jangkang, Sukoharjo, Ngaglik, Sleman, Yogyakarta atau kira-kira berjarak 2,5 kilometer arah timur Jl. Kaliurang Km 12 Besi. Kepindahan tempat ini membawa akibat munculnya kepemimpinan ganda dalam satu sekolah. Kepala Sekolah yang masih tetap dijabat Bapak Soewarno, BA tidak bisa mengawasi langsung kegiatan operasional seharihari, sehingga ditunjuklah seorang guru yang bernama Bapak Drs. I. M. Sugeng sebagai pelaksana harian. Dari waktu inilah boleh dibilang SMA N 2 Ngaglik bagaikan bayi yang baru mulai belajar merangkak, dengan segala keterbatasan, baik fasilitas maupun tenaga atau sumber daya manusianya, dengan tempat yang masih baru, baik gedung maupun lingkungannya. Bahkan fasilitas kantor dan anggaran pun belum punya. Halaman dan lingkungannya masih berupa hamparan tanah kosong dan gersang dengan sisa puing-puing bangunan. Gedung tersebut dibangun di atas tanah seluas 31.675 m2 milik Pemerintah Desa Sukoharjo, Ngaglik, Sleman, yang diserahkan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
31
kepada Pimpinan Proyek Peningkatan SMA DIY guna pembangunan SMA Negeri 2 Ngaglik.
B. Organisasi SMA Negeri 2 Ngaglik Sekolah sebagai lembaga formal mempunyai struktur organisasi sebagai acuan untuk masing-masing elemen bekerja sesuai dengan perannya dalam rangka memperlancar jalannya pendidikan. Struktur organisasi SMA N 2 Ngaglik terdiri atas: 1. Kepala Sekolah Kepala Sekolah bertanggung jawab atas segala kegiatan yang diadakan di sekolah. Kepala sekolah bertugas sebagai administrator yang bertanggung jawab atas pelaksanaan kurikulum, ketatausahaan, administrasi personalia dan pelaksanaan instruksi dari atasan. Selain itu kepala sekolah juga bertugas sebagai supervisor yang memberikan pengawasan dan bimbingan kepada guru, karyawan dan siswa agar dapat menjalankan fungsinya dengan baik dan bertanggung jawab. Untuk lebih detailnya, tugas-tugas kepala sekolah adalah sebagai berikut: a.
Selaku pimpinan bertugas: 1) Menyusun perencanaan 2) Mengkoordinasi kegiatan 3) Mengarahkan kegiatan sekolah 4) Mengkoordinasi kegiatan 5) Melaksanakan pengawasan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
32
6) Mengadakan evaluasi kegiatan 7) Menentukan kebijaksanaan 8) Mengadakan rapat 9) Mengambil keputusan 10) Mengatur proses KBM 11) Mengatur administrasi kantor, siswa, pegawai, perlengkapan dan dunia usaha 12) Mengatur OSIS 13) Mengatur hubungan sekolah dengan masyarakat dan dunia usaha b.
Selaku administrator bertugas untuk membuat dan melaksanakan: 1) Perencanaan 2) Pengorganisasian 3) Pengarahan 4) Pengkoordinasian 5) Pengawasan 6) Kurikulum 7) Kesiswaan 8) Kantor
c.
Sebagai supervisor bertugas: 1) Kegiatan KBM 2) Kegiatan BP/BK 3) Kegiatan ekstrakurikuler 4) Kegiatan ketatausahaan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
33
5) Kegiatan dengan masyarakat dan dunia usaha 6) Menyelenggarakan supervisor pada ketatausahaan 2. Wakil Kepala Sekolah Kepala sekolah di SMA N 2 Ngaglik dibantu oleh 4 wakil kepala sekolah yaitu, Wakil Kepala Sekolah Urusan Kurikulum, Wakil Kepala Sekolah Urusan Kesiswaan, Wakil Kepala Sekolah Urusan Sarana dan Prasarana dan Wakil Kepala Sekolah Urusan Hubungan Masyarakat. Adapun tugasnya masing-masing adalah sebagai berikut: a.
Wakil Kepala Sekolah Urusan Kurikulum 1) Menyusun program pelajaran 2) Menyusun pembagian tugas guru 3) Menyusun jadwal pelajaran 4) Menyusun jadwal evaluasi pelajaran 5) Menyusun pelaksanaan ujian akhir 6) Menyusun kriteria kenaikan kelas 7) Menerapkan jadwal penerimaan buku laporan pendidikan dan penerimaan surat tanda kelulusan 8) Menyusun laporan pelaksanaan pelajaran 9) Menyusun buku kemajuan kelas 10) Mengkoordinasikan
dan
mengarahkan
pelajaran b. Wakil Kepala Sekolah Urusan Kesiswaan
penyusunan
satuan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
34
1) Memberikan bimbingan dan pengarahan kepada para siswa dalam rangka menegakkan tata tertib siswa 2) Melaksanakan pembinaan, pengarahan dan pengendalian kegiatan siswa 3) Meningkatkan kemajuan para siswa dan sekolah 4) Melaksanakan pemilihan siswa untuk mewakili sekolah dalam kegiatan luar sekolah 5) Melaksanakan calon siswa teladan 6) Mengatur mutasi siswa 7) Menyusun laporan kegiatan siswa secara berkala 8) Membina dan melaksanakan koordinasi keaamanan, kebersihan, ketertiban, keindahan, kerindangan, dan kekeluargaan (6K) 9) Anggaran dasar dan anggaran rumah tangga serta komite sekolah 10) Pertemuan dengan orang tua 11) Program kerjasama dengan instansi lain 12) Pengabdian masyarakat c.
Wakil Kepala Sekolah Urusan Sarana dan Prasarana 1) Menyusun rencana kebutuhan, mengadakan dan memelihara sarana dan prasarana sekolah 2) Mengadministrasi dan mengkoordinasi pendayagunaan sarana dan prasarana 3) Menyusun laporan pelaksanaan urusan sarana dan prasarana secara berkala
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
35
4) Penyusunan RAPBS 5) Merencanakan dan melaksanakan penerimaan uang sekolah 6) Bertindak sebagai sebagai bendahara 7) Mengerjakan buku kas umum secara tertulis 8) Membina ketertiban siswa terutama dalam pembayaran SPP dan iuran lain d. Wakil Kepala Sekolah Urusan Humas 1) Membantu tugas-tugas Kepala Sekolah 2) Mengkoordinir guru kelas dan guru piket 3) Membantu kelancaran menyusun jadwal pelaksaan kegiatan sekolah 4) Mewakili kepala sekolah bila Kepala Sekolah berhalangan 5) Membina kehidupan keagamaan di sekolah 6) Membantu kelancaran penyusunan jadwal pelaksanaan kegiatan sekolah 7) Mengadakan peringatan hari besar agama dan hari besar nasional 8) Mengadakan kerjasama dengan komite sekolah 9) Menerima tamu umum dan mencukupi keperluannya 10) Membantu menertibkan daftar hadir guru 11) Menyiapkan dan memeriksa daftar hadir guru dan karyawan 3. Guru-guru Bidang Studi Guru-guru bidang studi bertanggung jawab kepada kepala sekolah dalam pelaksanaan proses belajar mengajar sesuai dengan mata pelajaran yang
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
36
diampu. Guru-guru bidang studi diatur oleh Wakil Kepala Sekolah Urusan Kurikulum. 4. Wali Kelas Wali kelas berkewajiban untuk membantu kepala
sekolah dalam
pengelolaan kelas dan penyelenggaraan administrasi kelas. Diantara tugastugasnya yaitu terhadap hal-hal yang berkenaan dengan: a.
Daftar nilai siswa
b.
Observasi
c.
Catatan anekdot
d.
Wali angket siswa
e.
Angket orang tua
f.
Laporan observasi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB V HASIL OBSERVASI DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Penelitian Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw ini telah dilaksanaakan di SMA Negeri 2 Ngaglik pada tanggal 10 Mei 2011. Sebelum dilaksanakan penelitian, peneliti telah melakukan observasi yang dilaksanakan pada tanggal 3 Mei 2011. Kegiatan observasi dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui kondisi awal kegiatan pembelajaran di SMA Negeri 2 Ngaglik. Setelah kegiatan observasi, PTK dilaksanakan pada tanggal 10 Mei 2011 pada jam ke 7-8. Tahap-tahap pelaksanaan PTK dengan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dapat diuraikan sebagai berikut: 1. Observasi pra penelitian Kegiatan observasi dilaksanakan pada hari Selasa, 3 Mei 2011 pada saat jam pelajaran ke 7-8. Guru mitra dalam penelitian ini adalah Ibu Dra. Sunarti. Ibu Dra. Sunarti adalah guru bidang studi ekonomi SMA Negeri 2 Ngaglik. Jumlah siswa kelas X2 tahun ajaran 2010/2011 sebanyak 36 siswa. Mereka memiliki karakteristik asal daerah, suku, ras, jenis kelamin, dan tingkat kecerdasan yang berbeda. Dalam observasi ini, ada tiga hal yang diobservasi peneliti yaitu guru, siswa, dan kelas. Berikut dapat diuraikan hasil-hasil observasi: a.
Observasi guru (observing teacher)
37
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
38
Kegiatan guru selama proses pembelajaran tampak dalam catatan anekdotal hasil observasi kegiatan guru (lampiran 1a, hal. 103). Kegiatan pembelajaran diawali dengan guru mengucapkan salam, memeriksa kesiapan siswa, dan guru mengulas kembali materi sebelumnya dan mengkaitkannya dengan materi yang akan disampaikan pada hari itu. Materi yang dibahas pada pembelajaran saat itu adalah Uang dan Perbankan. Apersepsi dilakukan guru dengan cara tanya jawab dengan siswa. Tujuan apersepsi oleh guru adalah mengingatkan kembali pelajaran yang telah lalu dan memfokuskan perhatian siswa untuk memasuki materi yang akan dipelajari. Pada awalnya, kondisi kelas masih sangat gaduh, siswa banyak yang masih mengobrol dengan temannya, dan banyak melakukan aktivitas sendiri. Guru berusaha untuk mengendalikan kelas dengan cara menyapa dan menjelaskan kepada mereka bahwa kegiatan pembelajaran akan segera dimulai. Secara bertahap kondisi kelas menjadi kondusif untuk belajar. Saat kondisi kelas telah kondusif, guru menjelaskan materi pembelajaran dengan berdasarkan metode ceramah dan tanya jawab. Disela-sela menjelaskan, guru menyuruh siswa untuk membaca materi, kemudian guru menjelaskan materi tersebut. Kegiatan pembelajaran tersebut dilakukan guru secara berulang-ulang.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Kegiatan Dampaknya
siswa
pembelajaran kurang
di
kelas
termotivasi
tampak
untuk
39
monoton.
mendengarkan
pelajaran. Sebagian besar siswa tampak asik saling bicara dengan temannya. Meskipun para siswa merasa bosan dan jenuh, guru terus berusaha untuk membuat kondisi kelas menjadi kondusif. Cara yang ditempuh guru adalah memberikan selingan cerita yang berhubungan dengan pelajaran dan menunjukkan contoh nyata uang yang beredar di Indonesia. Dengan cara itu, siswa mulai memperhatikan kembali materi pelajaran. Namun saat pembelajaran diteruskan kembali oleh guru, beberapa siswa kembali merasa bosan dan jenuh. Berikut ini disajikan rangkuman awal observasi terhadap perilaku atau aktivitas guru selama proses belajar mengajar berlangsung. Tabel 5.1 Hasil Observasi Terhadap Aktivitas Guru NO. ASPEK YANG DIAMATI SKOR I PRA PEMBELAJARAN 1. Memeriksa kesiapan ruang, alat 1 2 4 5 pembelajaran, dan media 2. Memeriksa kesiapan siswa 1 2 4 5 II MEMBUKA PEMBELAJARAN 1. Melakukan kegiatan apersepsi 1 2 4 5 2. Menyampaikan kompetensi yang akan dicapai 1 2 4 5 dan rencana kegiatannya III KEGIATAN INTI PEMBELAJARAN A. Penguasaan materi pelajaran 1. Menunjukkan penguasaan materi 1 2 4 5 pembelajaran 2. Mengaitkan materi dengan pengetahuan lain 1 2 4 5 yang relevan 3. Menyampaikan materi sesuai dengan hirarki 1 2 4 5 belajar 4. Mengaitkan materi dengan realitas kehidupan 1 2 4 5
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
B. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
C. 1. 2. 3. 4. D. 1. 2. 3. 4. 5. 6.
E.
Pendekatan/strategi pembelajaran Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan kompetensi yang akan dicapai Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan tingkat perkembangan dan kebutuhan siswa Melaksanakan pembelajaran secara runtut Melaksanakan pembelajaran yang terkoordinasi Melaksanakan pembelajaran yang bersifat kontekstual Mengakomodasi adanya keragaman budaya Nusantara Melaksanakan pembelajaran yang memungkinkan tumbuhnya kebiasaan positif Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan waktu yang dialokasikan Pemanfaatan media pembelajaran/sumber belajar Menunjukkan keterampilan dalam menggunakan media Menghasilkan pesan menarik Menggunakan media secara efektif dan efisien Melibatkan siswa dalam pemanfaatan media Pembelajaran yang memicu dan memelihara keterlibatan siswa Menumbuhkan partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran Merespon positif partisipasi aktif siswa Memfasilitasi terjadinya interaksi guru-siswa dan siswa-siswa Menunjukkan sikap terbuka terhadap respons siswa Menunjukkan hubungan antar pribadi yang kondusif Menumbuhkan keceriaan dan antusiasme siswa dalam belajar
1. 2.
Kemampuan khusus dalam pembelajaran bidang studi Menumbuhkan sikap ekonomis Menumbuhkan sikap produktif
F.
Penilaian proses dan hasil belajar
1 2 4 5 1 2 4 5 1 2 4 5 1 2 4 5 1 2 4 5 1 2 4 5 1 2 4 5 1 2 4 5
1 2 4 5 1 2 4 5 1 2 4 5 1 2 4 5
1 2 4 5 1 2 4 5 1 2 4 5 1 2 4 5 1 2 4 5 1 2 4 5
1 2 4 5 1 2 4 5
40
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
1. 2. 3. 4.
Melakukan penilaian awal Memantau kemajuan belajar Memberikan tugas sesuai dengan kompetensi Melakukan penilaian akhir sesuai dengan kompetensi
G. 1.
Penggunaan bahasa Menggunakan bahasa lisan secara jelas dan lancar Menggunakan bahasa tulis yang baik dan benar Menyampaikan pesan dengan gaya yang sesuai
2. 3.
IV A. 1. 2. B. 1. 2.
b.
PENUTUP Refleksi dan rangkuman pembelajaran Melakukan refleksi pembelajaran dengan melibatkan siswa Menyusun rangkuman dengan melibatkan siswa Pelaksanaan tindak lanjut Memberikan arahan kegiatan, atau tugas sebagai bagian remidi Memberikan arahan, kegiatan, atau tugas sebagai pengayaan
1 1 1 1
2 2 2 2
4 4 4 4
41
5 5 5 5
1 2 4 5 1 2 4 5 1 2 4 5
1 2 4 5 1 2 4 5
1 2 4 5 1 2 4 5
Observasi siswa (observing student) Perilaku siswa selama proses pembelajaran tampak dalam catatan anekdotal hasil observasi kegiatan siswa (lampiran 2a, hal. 105). Saat pelajaran akan dimulai, siswa masih sibuk dengan dirinya sendiri. Kebanyakan siswa masih mengobrol dengan temannya dan ada juga yang masih asyik bermain handphone di dalam kelas. Setelah
guru
mengucapkan
salam,
beberapa
siswa
mulai
memperhatikan guru sementara yang lain masih mengobrol dengan temannya. Setelah guru menegur mereka, kondisi kelas menjadi kondusif. Siswa mulai mempersiapkan buku pelajaran ekonomi saat
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
42
guru mulai menjelaskan materi pelajaran. Selama pembelajaran, siswa cenderung pasif dan bosan. Saat guru memberi pertanyaan kepada siswa, hanya beberapa siswa yang duduk di depan saja yang berkemauan menjawab pertanyaan. Siswa-siswa yang duduk di belakang bahkan ada yang mengantuk dan tertidur. Berdasarkan kondisi demikian, peneliti dapat menyimpulkan bahwa sebagian besar siswa tidak berminat mengikuti pembelajaran. Hal ini disebabkan model pembelajaran yang digunakan guru tidak menuntut siswa menjadi lebih aktif dalam pembelajaran di kelas. Berikut ini disajikan rangkuman awal observasi terhadap perilaku atau aktivitas siswa selama proses belajar mengajar berlangsung. Tabel 5.2 Hasil Observasi terhadap Aktivitas Siswa No. Aspek yang diamati Ya Tidak Keterangan 1. Siswa siap mengikuti √ Hanya beberapa proses pembelajaran siswa yang siap mengikuti pembelajaran. 2. Siswa memperhatikan √ Hanya sebagian penjelasan guru siswa saja yang memperhatikan penjelasan guru. 3. Siswa menanggapi √ Hanya beberapa pembahasan pelajaran siswa yang menanggapi pembahasan pembelajaran. 4. Siswa mencatat hal-hal √ Siswa terlihat penting sangat pasif
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
c.
43
Observasi kelas (observing classroom) Secara umum kondisi fisik ruangan kelas X2 cukup kondusif untuk proses belajar mengajar. Dalam hal fasilitas, secara umum relatif lengkap. Fasilitas yang terdapat di dalam kelas yaitu whiteboard, papan pengumuman dan absensi, kalender, jam dinding, meja dan kursi guru, meja dan kursi siswa, kipas angin, dan lampu. Ruangan kelas juga memiliki ventilasi udara dan jendela yang cukup sehingga sirkulasi udara relatif lancar. Meskipun lokasi sekolah tidak jauh dari jalan raya, kendaraan yang melintas juga tidak terlalu terdengar di lingkungan sekolah (lampiran 3a, hal. 107). Pada saat pembelajaran berlangsung, siswa terlihat belum siap mengikuti pembelajaran, selain itu guru kurang tegas dalam memperingatkan siswa yang ribut. Hal ini mengakibatkan suasana kelas kurang kondusif untuk belajar. Ketidaksiapan siswa mengikuti pembelajaran juga mengakibatkan siswa membuat kegaduhan dengan cara mengganggu teman lain yang sedang berkonsentrasi dalam mengikuti pembelajaran. Dalam mengajar di kelas, guru menggunakan metode ceramah dan tanya jawab. Metode yang demikian sangat kurang menarik bagi siswa. Dari rangkaian keadaan kelas tersebut dapat dilihat pada tabel berikut:
No. 1.
Tabel 5.3 Kondisi Kelas Selama Proses Pembelajaran Deskriptor Ya Tidak Kondisi Fasilitas di dalam kelas Papan tulis, meja mendukung proses √ kursi, kipas pembelajaran angin.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
2.
3.
4.
5. 6.
7.
Suasana kelas cukup kondusif dalam proses pembelajaran
Siswa membuat kegaduhan
√
√
Guru memberikan penghargaan
√
Ada kegiatan menarik dalam belajar Siswa bertanya kepada guru jika mengalami kesulitan Guru membantu siswa jika mengalami kesulitan
Berdasarkan
hasil
√
44
Kurang ketegasan dari guru menyebabkan kondisi kelas kurang kondusif. Pada saat teman lain sedang membacakan materi pelajaran. Guru tidak memberi hadiah untuk memotivasi siswa Terasa monoton
√
Hanya beberapa siswa saja
√
Menjawab pertanyaan yang diajukan siswa
observasi
tampak
bahwa
guru
menggunakan metode ceramah, diskusi, dan tanya jawab saat melakukan pembelajran di kelas. Metode ceramah digunakan untuk pengantar pembelajaran saat mengawali materi baru, sedangkan metode diskusi, dan tanya jawab digunakan untuk merangsang keaktifan siswa saat pembelajaran di kelas dan mengevaluasi tingkat pemahaman siswa setelah belajar materi yang telah dibahas sebelumnya. Selain metode diskusi dan tanya jawab, guru juga melaksanakan tes setelah menyelesaikan satu pokok bahasan. Kegiatan pembelajaran tersebut dilakukan guru pada setiap pembelajaran. Metode pembelajaran tersebut menyebabkan siswa cenderung pasif dalam pembelajaran di kelas. Pembelajaran yang
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
45
monoton akan mengakibatkan siswa mencari kesibukan sendiri, seperti mengobrol dengan teman sebelahnya, bermain handphone, membaca buku selain buku pelajaran, dan sebagainya. Dampaknya adalah tujuan pembelajaran kurang tercapai. Secara keseluruhan, peran guru sangat dominan dalam pembelajaran. Padahal seharusnya siswa lebih berperan aktif dalam pembelajaran di kelas baik itu dalam diskusi, tanya jawab, dan berpendapat dalam kegiatan pembelajaran di kelas. Berdasarkan keadaan pembelajaran di atas, permasalahan yang muncul adalah rendahnya minat belajar siswa berdampak pada rendahnya pemahaman siswa akan materi yang sedang dipelajari. Rendahnya minat siswa tampak pada keterlibatan siswa dalam pembelajaran hanya sebatas pendengar saja. Siswa cenderung pasif karena guru yang berperan dominan dalam pembelajaran di kelas. Peneliti menduga bawa akar permasalahannya adalah kurangnya variasi model pembelajaran yang digunakan guru saat mengajar. Pembelajaran monoton akan menyebabkan siswa bosan dan cenderung sibuk dengan kegiatan pribadi, seperti mengobrol dengan teman, bermain handphone, dan sebagainya. Kondisi yang demikian menyebabkan siswa kurang berkonsentrasi dalam pembelajaran. Jika siswa bosan dengan metode pembelajaran, serta kondisi kelas yang kurang kondusif akibat siswa sibuk dengan kegiatan pribadi, seperti mengobrol,
dan
sebagainya,
akan
mengakibatkan
tingkat
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
46
pemahaman materi yang sedang diajarkan kepada siswa kurang, dan hasil pembelajaran kurang memuaskan. Jika dilihat dari berbagai permasalahan
yang
muncul
di
atas,
alternatif
pemecahan
permasalahan yang dapat diambil adalah perlunya menciptakan pembelajaran yang bervariasi agar siswa termotivasi, dapat menggali pemahaman siswa, melatih keberanian siswa dalam berpendapat baik dengan guru maupun antar siswa. Oleh sebab itu, diharapkan mampu menerapkan metode pembelajaran yang tepat dan bervariasi. Model pembelajaran sangat beragam jenisnya, dimana masing-masing memiliki karakteristik sendiri dan memiliki kelebihan serta kekurangan. Peneliti dan guru bekerja sama untuk menerapkan suatu model pembelajaran yang berbeda dari yang biasa dilakukan guru. Dalam penelitian ini, guru dan peneliti akan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw. Guru dalam penelitian ini bertindak sebagai fasilitator pada saat pembelajaran berlangsung. Harapannya, siswa yang berperan aktif dan sekaligus dapat bekerjasama dengan sesama anggota kelompok saat pembelajaran. Selanjutnya, siswa diharapkan mampu menunjukkan kemampuannya baik individu maupun kelompok selama pembelajaran dilakukan. Dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dalam penelitian ini, siswa diharapkan lebih termotivasi saat pembelajaran di kelas, lebih aktif bertanya, diskusi, mengemukakan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
47
pendapat saat diskusi dan sebagainya. Tugas guru dalam penelitian ini adalah sebagai pengawas dan pendamping siswal, terutama saat siswa mengalami kesulitan. Dengan demikian, penerapan metode ini diharapkan mampu merubah susana kelas, dari yang semula kurang kondusif dan kurang antusias menjadi suasana kelas yang lebih hidup, kondusif, dan para siswa termotivasi untuk mengikuti pelajaran. 2. Pelaksanaan penelitian Siklus pertama dilaksanakan pada hari Selasa, 10 Mei 2011 pada jam pelajaran ketujuh sampai kedelapan. Materi yang dipelajari pada siklus pertama ini adalah memahami uang dan perbankan. Guru mitra yang mengajar dalam penelitian ini adalah Ibu Dra. Sunarti, selaku guru bidang studi Ekonomi kelas X. Jumlah siswa kelas X2 pada tahun ajaran 2010-2011 adalah 36 siswa. Seluruh siswa hadir pada siklus pertama ini. Berikut ini diuraikan penerapan model kooperatif tipe Jigsaw pada siklus pertama. a.
Perencanaan Pada tahap ini, peneliti menyusun perencanaan dan persiapan pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw. Berikut ini disajikan langkah-langkah perencanaan yang diterapkan pada siklus I. 1) Peneliti dibantu oleh guru mitra memetakan siswa berdasarkan prestasi belajarnya. Pemetaan tersebut menjadi dasar untuk membagi siswa dalam kelompok-kelompok yang heterogen.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
48
Siswa dibagi menjadi tiga klasifikasi yaitu siswa dengan prestasi atau akademik tinggi, siswa dengan prestasi sedang, dan siswa dengan prestasi rendah. Dalam pembagian kelompok tersebut terbentuk enam kelompok dimana pada tiap-tiap kelompok beranggotakan siswa dengan kemampuan akademik yang beragam. 2) Peneliti bersama guru mempersiapkan perangkat pembelajaran yang akan digunakan. Perangkat pembelajaran mencakup: Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), materi pembelajaran, Lembar Kerja Siswa, meja kelompok, dan hadiah. Berikut ini disajikan uraian masing-masing perangkat pembelajaran. a) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Peneliti membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang berisi standar kompetensi, kompetensi dasar, tujuan pembelajaran, metode dan media pembelajaran, materi ajar, dan evaluasi. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ini nantinya
akan
menjadi
pedoman
bagi
guru
untuk
melaksanakan langkah-langkah pembelajaran. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran tersebut dapat dilihat dalam lampiran 9a hal. 122. b) Materi pembelajaran Materi pembelajaran ini adalah memahami uang dan perbankan. Materi memahami uang dan perbankan berisi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
49
tentang sejarah uang, pengertian uang, syarat-syarat uang, fungsi uang, jenis-jenis uang, nilai uang, dan permintaan dan penawaran uang (lampiran 15 hal. 149). c) Lembar Kerja Siswa Lembar Kerja Siswa berisi soal-soal latihan berupa pre-test dan post-test yang berguna untuk membandingkan hasil belajar siswa sebelum dan sesudah dilaksanakannya siklus 1. Dapat dilihat pada lampiran 10a hal. 140 dan lampiran 11a hal. 143. d) Meja kelompok Jumlah meja kelompok ada enam buah. Jumlah meja kelompok disesuaikan dengan jumlah kelompok. e) Papan nama kelompok Papan nama kelompok diletakkan di atas meja kelompok yang digunakan sebagai identitas dari tiap-tiap kelompok. f)
Hadiah Hadiah
diberikan
kepada
kelompok
yang
dapat
mempresentasikan hasil diskusinya dengan baik. Hadiah yang diberikan berupa buku. 3) Peneliti menyiapkan dan menyusun instrumen pengumpulan data. Instrumen pengumpulan data yang terdiri dari: a) Lembar observasi kegiatan guru
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
50
Lembar observasi kegiatan guru ini digunakan untuk mencatat seluruh kegiatan yang dilakukan oleh guru selama proses pembelajaran berlangsung (lampiran 1b, hal. 109). b) Lembar observasi kegiatan siswa Lembar observasi kegiatan siswa ini digunakan untuk mencatat seluruh kegiatan yang dilakukan siswa pada saat mengikuti pembelajaran (lampiran 2b, hal. 111). c) Lembar observasi kegiatan kelas Lembar observasi kegiatan kelas ini digunakan untuk mencatat seluruh kegiatan yang terjadi di dalam kelas pada saat pembelajaran berlangsung (lampiran 3b, hal. 113). b.
Tindakan Pada tahap tindakan, peneliti menerapkan pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw sesuai dengan rencana tindakan. Langkah-langkah pada tahap ini sebagai berikut: 1) Presentasi kelas Pada awal pembelajaran, guru melakukan apersepsi dengan mengulas kembali materi pelajaran yang telah dipelajari minggu lalu (memahami uang dan perbankan) dan mengaitkannya dengan materi pembelajaran yang akan dilaksanakan. Guru menggunakan
metode
menerangkan materi.
ceramah
dan
tanya
jawab
saat
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
51
2) Membagi siswa dalam kelompok Pada tahap perencanaan, guru dan peneliti telah membagi kelompok yang heterogen. Saat pelaksanaan pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw, guru membacakan nama-nama anggota kelompok yang telah dibagi tersebut. Jumlah anggota kelompok terdiri dari 6 orang. Setelah guru membacakan nama-nama anggota kelompok, guru mempersilakan siswa menempati tempat yang telah disediakan berdasarkan kelompok yang telah dibagi oleh guru. 3) Diskusi kelompok ahli Kelompok ahli mendiskusikan materi sesuai bagiannya dan menuliskan poin-poin penting hasil diskusi pada kertas manila. Setiap kelompok ahli dminta mempersiapkan presentasi di depan kelas pada waktu yang telah ditentukan. 4) Diskusi kelompok asal Dalam diskusi kelompok asal ini masing-masing anggota kelompok saling memberikan informasi hasil diskusi dari kelompok ahli sesuai materi yang telah didiskusikan, kemudian kelompok mengerjakan soal diskusi kelompok asal. 5) Presentasi kelompok Secara berurutan setiap kelompok ahli
bertugas
untuk
mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas. Setelah selesai presentasi, siswa diberi kesempatan untuk bertanya atau
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
52
menanggapi materi yang telah dipresentasikan oleh masingmasing kelompok. 6) Penghargaan kelompok Setelah semua kelompok selesai melakukan presentasi, maka guru
akan
menilai
kelompok
yang
terbaik
dalam
mempresentasikan hasil diskusinya. Kelompok yang terbaik mendapatkan hadiah berupa buku. c.
Observasi Saat PTK berlangsung, peneliti mengamati tindakan yang dilakukan oleh guru, siswa, dan kondisi kelas saat penelitian. Berikut ini rangkuman pengamatan yang dilakukan oleh peneliti: 1) Pengamatan terhadap guru Observasi dilaksanakan bersamaan dengan tindakan pada siklus pertama. Aktivitas guru selama proses pembelajaran pada siklus pertama disajikan dalam tabel berikut ini: Tabel 5.4 Aktivitas Guru Pada Siklus I No. 1. 2.
3.
4. 5.
Deskriptor Guru menjelaskan pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw Guru mengorganisasikan bahasan yang bersifat umum menjadi pokok bahasan yang bersifat umum menjadi pokok bahasan yang lebih sempit untuk membantu siswa memahami materi dalam pembelajaran tipe Jigsaw di kelas. Guru memberikan materi yang akan dipelajari dalam kegiatan belajar mengajar melalui presentasi kelas. Guru ikut berperan dalam pembentukan kelompok Jigsaw. Guru memberikan dorongan motivasi
Ya
√
√
√ √ √
Tidak
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
6. 7. 8. 9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16. 17.
18. 19.
kepada siswa agar terlibat aktif dalam diskusi. Guru memberikan pengarahan kepada siswa, tentang prosedur dan aturan diskusi. Guru memotivasi siswa agar ada kerja sama antar individu di dalam kelompoknya. Guru mengamati atau mengobservasi proses pembelajaran dalam diskusi. Guru berinteraksi dengan siswa, dan melibatkan diri dalam kelompok serta menjawab pertanyaan yang diajukan siswa secara perorangan. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk memecahkan masalah dan mencari sumber informasi secara mandiri. Guru tidak berinteraksi dengan siswa, tidak menjelaskan cara kerja kelompok, tugas yang harus dikerjakan dan kerjasama di dalam kelompok. Guru membiarkan siswa membuat kegaduhan di dalam kelas dan berkeliling dari satu kelompok ke kelompok lain sehingga suasana kelas menjadi tidak kondusif. Guru hanya berinteraksi dan memperhatikan kelompok tertentu saja yang mengalami kesulitan. Guru dan siswa sama-sama asyik dengan pekerjaannya masing-masing sehingga suasana kelas menjadi kaku. Guru meninggalkan kelas disaat siswa bekerja di dalam kelompok sehingga tidak ada pengawasan. Guru tidak melakukan evaluasi hasil pembelajaran. Guru memberikan motivasi kepada siswa agar terlibat aktif dalam presentasi dan tanya jawab. Guru memberikan penghargaan bagi kelompok yang memiliki skor terbaik. Guru melakukan evaluasi terhadap peningkatan hasil belajar melalui pre-ftest dan post-test.
53
√ √ √ √
√
√
√
√ √ √ √ √ √ √
Tabel 5.4 menunjukkan bahwa guru mampu melaksanakan pembelajaran
dengan
menggunakan
model
pembelajaran
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
54
kooperatif tipe Jigsaw dengan baik. Dalam siklus pertama ini, tampak bahwa pada awalnya guru memberikan materi yang akan dipelajari dalam kegiatan belajar mengajar melalui presentasi di depan kelas dengan cara mengorganisasikan bahasan yang bersifat umum menjadi pokok bahasan yang lebih sempit untuk membantu siswa mamahami materi dalam pembelajaran tipe Jigsaw di kelas. Di samping itu, guru menjelaskan pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dengan tujuan untuk memberikan gambaran kepada siswa tentang model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw ini. Setelah kegiatan awal dilaksanakan, guru memberikan dorongan motivasi kepada siswa agar terlibat aktif dalam diskusi kelompok maupun saat presentasi kelompok. Setelah
selesai
presentasi
kelompok,
guru
memberikan
penghargaan bagi kelompok yang melakukan presentasi dengan baik. Pada akhir pembelajaran, guru melakukan evaluasi terhadap peningkatan hasil belajar melalui pre-test dan post-test dan memberikan lembar refleksi untuk mengetahui kesan-kesan siswa terhadap pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw yang baru saja dilaksanakan (lampiran 4a, hal. 115). 2) Pengamatan terhadap siswa Aktivitas siswa selama proses pembelajaran pada siklus pertama disajikan dalam tabel berikut ini:
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
55
Tabel 5.5 Perilaku Siswa Saat Pembelajaran Pada Siklus I No. 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Deskriptor Seluruh kelompok antusias mengikuti jalannya diskusi dan presentasi Saling bekerja sama untuk mendiskusikan materi dalam diskusi Seluruh kelompok mengerti aturan dan prosedur diskusi Saling bertukar pikiran dan pendapat Menjawab pertanyaan sesuai dengan maksud dan tujuan pertanyaan Bertindak sportif dan jujur
Ya
Tidak
√ √ √ √ √ √
Tabel 5.5 menunjukkan bahwa pada saat pembelajaran, siswa antusias dalam mengikuti pembelajaran tipe Jigsaw. Dalam diskusi maupun presentasi, seluruh siswa saling bertukar pikiran dan pendapat, bekerja sama untuk mendiskusikan materi. Ketika pelaksanaan diskusi dan presentasi, seluruh siswa mengerti aturan dan prosedur diskusi maupun presentasi, sebagian besar siswa mampu menjawab pertanyaan saat presentasi. Selain itu mereka juga bertindak jujur dan sportif yang terlihat dengan tidak mencontek jawaban teman maupun melihat buku ajar (lampiran 6a, hal. 119). 3) Pengamatan terhadap kelas Instrumen pengamatan kelas dalam proses pembelajaran pada siklus pertama disajikan dalam tabel berikut ini: Tabel 5.6 Instrumen Pengamatan Kelas No. 1.
Deskriptor Kelas terdiri dari banyak siswa yang memiliki kemampuan belajar dan asal usul yang berbeda.
Ya
√
Tidak
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
2. 3.
4.
5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12.
13. 14. 15.
Siswa mengalami kesulitan dalam menyelesaikan tugas yang diberikan. Buku-buku dan fasilitas pembelajaran mudah ditemukan siswa di kelas (sekolah). Kerja di dalam kelompok terhambat dikarenakan beberapa siswa yang tidak ikut terlibat (malas) serta membuat kegaduhan di dalam kelas. Beberapa siswa hanya mengandalakan siswa lain dalam kerja kelompok. Para siswa tampak antusias dengan kerja kelompoknya. Para siswa berperan aktif dalam aktivitas pembelajaran tipe Jigsaw. Banyak siswa yang bertanya kepada guru jika menghadapi kesulitan. Sebagian besar siswa telah memiliki sumber referensi yang digunakan. Siswa mempunyai rasa ingin tahu yang tinggi. Tujuan pembelajaran di dalam kelas tidak dapat dipahami dengan jelas. Kelas terdiri dari berbagai individu yang tidak mengenal satu sama lain dengan baik. Sebagian besar siswa menganggap materi yang diberikan sulit. Kelas dapat terorganisir dengan baik. Selama kegiatan pembelajaran berlangsung para siswa saling memberikan pendapat atau masukan bagi tercapainya tujuan yang diharapkan.
56
√ √
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Tabel 5.6 menunjukkan bahwa suasana kelas cukup kondusif untuk melaksanakan pembelajaran. Dari segi fasilitas sekolah, buku-buku dan fasilitas pembelajaran sangat mudah ditemukan di lingkungan sekolah. Selain itu, sebagian besar siswa memiliki buku pegangan sebagai referensi untuk belajar. Pada saat diskusi kelompok, siswa sangat antusias dalam diskusi. Mereka saling
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
bertukar
pikiran
dan
pendapat
agar
tercapainya
57
tujuan
pembelajaran yang diharapkan (lampiran 5a, hal. 117). d.
Refleksi Refleksi pada tahap ini dilakukan untuk menganalisis, mengevaluasi, dan menyimpulkan pembelajaran segera setelah pembelajaran dengan menggunakan model kooperatif tipe Jigsaw berakhir. Refleksi dilakukan pada guru mitra dan pada siswa. Berikut ini dipaparkan hasil refleksi siklus pertama: 1) Kesan guru terhadap perangkat pembelajaran dan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw. Tabel 5.7 Instrumen Refleksi Lembar Refleksi Guru Mitra Terhadap Komponen Pembelajaran dan Model Jigsaw No. 1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Uraian Penilaian guru terhadap komponen pembelajaran dan penggunaan model pembelajaran kooperatif yang diterapkan. Penilaian guru terhadap aktifitas siswa dalam kegiatan pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw. Hambatan yang mungkin ditemui dalam menerapkan pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw.
Manfaat yang diperoleh dalam merencanakan dan menerapkan pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw. Keberhasilan yang telah dicapai ketika diterapkannya pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw tersebut. Hal-hal mana saja yang masih perlu ditingkatkan dan diperbaiki dalam pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw. Apakah siswa berminat mengikuti pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw
Komentar Bagus, karena menuntut semua siswa aktif dalam pembelajaran. Siswa dituntut aktif mengikuti pembelajaran. Dibutuhkan tenaga yang prima bagi saya, agar mampu melaksanakan model pembelajaran ini. Tujuan pembelajaran tercapai. Siswa menguasai materi pembelajaran. Tempat, harus didesain lebih baik lagi. Minat, tetapi tidak rutin tiap
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
selanjutnya seperti yang diterapkan di dalam kelas?
58
pembelajaran.
Tabel 5.7 menunjukkan kesan-kesan guru mitra terhadap perangkat pembelajaran dan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw setelah guru mitra melakukan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw. Secara umum, kesan guru mitra tentang komponen pembelajaran yang telah diterapkan sudah cukup bagus dan lengkap, tetapi masih butuh persiapan yang lebih matang lagi. Selain itu kendala yang dihadapi berkaitan dengan waktu dan desain tempat, selain itu juga guru mitra dituntut untuk lebih mempunyai stamina prima agar dapat melakukan pembelajaran dengan model ini. Dalam kaitannya dengan siswa, kesan guru yaitu siswa dituntut untuk aktif mengikuti pembelajaran dan menurut guru, dengan menggunakan
model
pembelajaran
kooperatif
ini
tujuan
pembelajaran telah tercapai (lampiran 7a, hal. 120). 2) Kesan siswa terhadap perangkat pembelajaran dan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw. Tabel 5.8 Instrumen Refleksi Lembar Refleksi Siswa Terhadap Komponen Pembelajaran dan Model Jigsaw No. Uraian Komentar 1. Bagaimana pendapat Anda teradap Menyenangkan dan komponen pembelajaran dan lebih efektif, seru, penggunaan model pembelajaran mudah dicerna, kooperatif yang diterapkan? menarik, dan dapat menambah
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Bagaimana pendapat Anda tentang aktifitas siswa yang terjadi dalam kegiatan pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw? (keaktifan, partisipasi, kerja kelompok, dan diskusi). Apaka Anda berminat mengikuti pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw selanjutnya seperti yang telah Anda ikuti? Manfaat apa saja yang diperoleh dari diterapkannya pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw?
Keberhasilan apa saja yang telah Anda capai ketika diterapkannya pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw tersebut? Hambatan apa yang mungkin ditemui ketika diterapkannya pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw tersebut? Hal-hal mana saja yang masih perlu ditingkatkan dan diperbaiki dalam pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw?
59
semangat belajar. Berjalan lancar, dan cukup bagus, siswa menjadi lebih aktif dan dapat menghilangkan kejenuhan belajar. Iya, karena tidak membosankan, karena tidak membuat ngantuk. Lebih mengerti materi dan lebih hafal, lebih asik, mendapat ilmu dengan cara yang menyenangkan, lebih mudah mengingat. Dapat bekerja sama dalam kelompok
Sedikit riuh, ada perbedaan pendapat, waktu kurang. Masalah waktu dan tempat.
Tabel 5.8 menunjukkan tanggapan siswa terhadap perangkat dan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw. Kesan siswa secara umum yaitu mereka menikmati pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw tersebut, karena pembelajaran menjadi tidak monoton. Selain itu mereka lebih cepat memahami materi yang sedang diajarkan dengan cara yang menyenangkan. Hal-hal yang masih
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
60
perlu ditingkatkan yaitu masalah waktu dan tempat yang harus diatur dan dikelola agar maksimal (lampiran 8a, hal. 121). Secara umum, pelaksanaan penelitian siklus pertama berjalan dengan lancar. Guru mitra telah melaksanakan prosedur penelitian dengan baik, mampu mengarahkan siswa untuk melaksanakan pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw, dampaknya siswa menjadi lebih aktif dalam mengikuti pembelajaran di kelas. Siswa menjadi termotivasi dalam mengikuti pembelajaran ekonomi di kelas. Dengan adanya semangat belajar yang tinggi, siswa mampu bekerja sama dalam kelompok untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan. Dengan kondisi yang demikian, guru mitra dan peneliti merasa bahwa penelitian siklus kedua tidak perlu dilaksanakan, hal ini disebabkan karena tujuan pembelajaran tercapai hanya dalam siklus pertama saja. Hal itu dapat dilihat dari hasil penelitian berupa nilai pre-test dan post-test yang hasilnya telah diolah sebelumnya oleh peneliti.
B. Analisis Komparasi Pemahaman Siswa Sebelum dan Sesudah Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw 1. Deskripsi data Analisis komparasi dilakukan untuk melihat perkembangan prestasi belajar siswa dari waktu ke waktu khususnya pembelajaran siswa
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
61
dari pra penelitian, dan siklus pertama dalam penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw. Hasil peningkatan pembelajaran pada tahap pra penelitian, dan siklus pertama dibandingkan untuk mengetahui perkembangan belajar siswa. Untuk mengetahui tingkat perkembangan belajar siswa dilakukan tes untuk menguji tingkat pemahaman siswa dalam materi pembelajaran yang diajarkan. Tes dibagi dalam dua tahap. Tahap pertama merupakan tes sebelum pelaksanaan penelitian (pre-test), tes tahap kedua dilakukan setelah penelitian dilaksanakan (post-test). Berikut adalah tabel perbandingan tingkat perkembangan prestasi belajar siswa pada siklus I: Tabel 5.9 Peningkatan Prestasi Belajar Siswa (pre-test dan post-test) No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25.
Nama Ade Christica J. P. Situmorang Andryanto Bayu Annisa Nur Fitri Aprillia Jasmine Arista Rachel Catharina Ayu L Chrysthania Deny Setiawan Desy Maryana Damayanti Devanti Maksi Baharini Dewi Putri Utami Eka Fitiria Wati L Ela Parida Elisa Nuryani Endah Prastiwi Errol Maulana A Evi Rohmanawati Evieana Riesty S Febrilinda N.H Feonicha A Hari Prayogo Utomo Mbarep Adi Prasetyo Muhamad Naufal Z Nur Rachmat S Nurul Aini
pre-test 6 6 6 5 7 5 6 5 4 7 7 5 4 5 7 6 4 5 6 4 4 4 4 5 5
posttest 9 9 9 9 8 7 7 7 7 7 8 7 5 7 8 8 6 7 7 7 8 5 8 8 8
Selisih 3 3 3 4 1 2 1 2 3 0 1 2 1 2 1 2 2 2 1 3 4 1 4 3 3
Peningkatan Pemahaman 33,3% 33,3% 33,3% 44,4% 12,5% 28,6% 14,3% 28,6% 42,9% 0,0% 12,5% 28,6% 20,0% 28,6% 12,5% 25,0% 33,3% 28,6% 14,3% 42,9% 50,0% 20,0% 50,0% 37,5% 37,5%
Ketercapaian KKM Tercapai Tercapai Tercapai Tercapai Tercapai Tercapai Tercapai Tercapai Tercapai Tercapai Tercapai Tercapai Belum Tercapai Tercapai Tercapai Tercapai Belum Tercapai Tercapai Tercapai Tercapai Tercapai Belum Tercapai Tercapai Tercapai Tercapai
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
26. 27. 28. 29. 30. 31. 32. 33. 34. 35. 36.
P. Chairunnisa Atmaja Pipintri Margiluruswati Rebkli Youliana Reza Aditya Septian Adam Riyono Steven Dwiputra Timotius Hanung D Tri Rahayu Ningsih Willard Randu Dheon Zefanya W.P Zullianto Rata-rata
5 5 5 5 6 5 6 5 5 5 4 5,22
7 6 8 8 8 6 8 7 5 5 8 7,28
2 1 3 3 2 1 2 2 0 0 4 2,06
28,6% 16,7% 37,5% 37,5% 25,0% 16,7% 25,0% 28,6% 0,0% 0,0% 50,0% 28,2%
62
Tercapai Belum Tercapai Tercapai Tercapai Tercapai Belum Tercapai Tercapai Tercapai Belum Tercapai Belum Tercapai Tercapai
Tabel 5.9 menunjukkan hasil komparasi peningkatan prestasi belajar siswa menggunakan pre-test dan post-test dalam penerapan pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw pada siklus pertama. Dari 36 orang siswa di kelas X2, ada 33 orang siswa yang mengalami peningkatan dan ada 3 orang siswa yang nilainya tetap atau tidak ada perubahan. Dengan kata lain, secara umum siswa mengalami peningkatan. Dari 36 orang siswa, 29 orang telah mencapai KKM dan ada 7 orang yang belum mencapai KKM. Pada saat pre-test rata-rata skor siswa dalam kelas mencapai 5,22 sedangkan rata-rata skor siswa setelah post-test naik menjadi 7,28. Rata-rata peningkatan nilai siswa di kelas adalah 2,06 atau 28,2%. 2. Pengujian komparatif a.
Penyajian prasyarat analisis Berikut ini disajikan hasil pengujian normalitas data berdasarkan uji Kolmogorov-Smirnov (lampiran 16, hal. 163)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
63
Tabel 5.10
Pengujian Normalitas Berdasarkan One Sample Kolmogorov-Smirnov selisih_pretest_posttest N Normal Parameters(a,b)
Mean Std. Deviation Most Extreme Differences Absolute Positive Negative Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed) a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
36 2.06 1.145 .158 .158 -.156 .949 .328
Berdasarkan hasil pengujian normalitas berdasarkan uji KolmogorovSmirnov di atas, tampak bahwa distribusi data adalah normal (asymp. sig. (2-tailed) = 0.328 > α = 0,05). Dengan demikian penyajian hipotesis dilakukan dengan berdasarkan uji statistik parametrik
b.
Pengujian hipotesis penelitian 1. Rumusan hipotesis penelitian Ho = tidak terdapat perbedaan pemahaman siswa sebelum dan setelah diterapkan model pembelajaran Jigsaw. Ha = terdapat perbedaan pemahaman siswa sebelum dan setelah diterapkan model pembelajaran Jigsaw. 2. Pengujian hipotesis penelitian Berikut ini disajikan hasil pengujian beda rata-rata pre-test dan post-test (lampiran 17, hal. 164):
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
64
Tabel 5.11 Pengujian Beda Rata-rata Berdasarkan Paired Semples Test Paired Differences 95% Confidence Interval of the Difference Mean Pair 1 Pre_test Post_test
-2.056
Std. Std. Error Deviation Mean 1.145
.191
Lower -2.443
Upper
t
Sig. (2tailed)
df
-1.668 -10.771
Tabel 5.11 menunjukkan bahwa nilai sig. (2-tailed) = 0,000 < α = 0,05. Hal demikian dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima. Dengan demikian disimpulkan bahwa terdapat perbedaan pemahaman siswa setelah diterapkan model pembelajaran Jigsaw.
C. Pembahasan Berdasarkan hasil pengujian statistik di atas tampak bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw memberikan perbedaan yang signifikan dalam hal pemahaman siswa pada pelajaran ekonomi materi uang dan perbankan. Peningkatan pemahaman siswa disebabkan penerapan model pembelajaran dirasa menarik minat siswa untuk terlibat dalam proses pembelajaran. Kemasan pembelajaran dengan diskusi dan presentasi ternyata membuat siswa lebih bersemangat dalam mengikuti pembelajaran di kelas. Siswa-siswa dalam kelompok saling berdiskusi dan bertukar informasi. Kerja sama siswa tersebut memacu para siswa untuk lebih memahami materi pembelajaran. Hal lain yang mendorong para siswa bersemangat dalam pembelajaran adalah adanya pemberian penghargaan atas hasil kerja mereka
35
.000
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
65
pada saat diskusi dan presentasi. Nilai penghargaan yang diberikan pada kelompok sebenarnya tidak terlalu besar. Hal demikian disebabkan pemberian penghargaan hanya sebagai stimulus agar para siswa terdorong untuk lebih serius dalam pembelajaran. Jadi dapat disimpulkan bahwa penerapan model kooperatif tipe Jigsaw ini terbukti dapat membantu siswa kelas X2 SMA Negeri 2 Ngaglik untuk meningkatkan pemahaman terhadap pelajaran Ekonomi di kelas. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Pratiwi (2011:100), bahwa “Model pembelajaran Jigsaw dapat menarik minat mahasiswa untuk belajar, yang akhirnya dapat meningkatkan pemahaman mahasiswa terhadap materi yang sedang dipelajari.”
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB VI KESIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN
A. Kesimpulan Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan di SMA Negeri 2 Ngaglik
dapat
diperoleh
kesimpulan
bahwa
penerapan
model
pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw mampu meningkatkan pemahaman materi pembelajaran siswa kelas X2. Pemahaman materi siswa yang meningkat tersebut tampak dari nilai yang dicapai oleh siswa pada waktu pre-test dan post-test. Rata-rata peningkatan nilai kelas adalah 2,06 atau 28,2%. Pada saat pre-test rata-rata skor siswa dalam kelas mencapai 5,22 sedangkan rata-rata skor siswa setelah post-test naik menjadi 7,28. Hal ini menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw pada mata pelajaran ekonomi dalam penelitian ini meningkatkan hasil belajar siswa kelas X2 SMA Negeri 2 Ngaglik.
B. Keterbatasan Adapun keterbatasan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Adanya perbedaan persepsi antara peneliti dan guru mitra. Perbedaan persepsi tersebut dikarenakan guru kurang memahami penjelasan peneliti pada pra penelitian. Penyebab guru kurang memahami penjelasan peneliti adalah kurangnya waktu tatap muka antara peneliti dan guru mitra. Dampaknya pada penelitian ini adalah pada saat
66
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
67
penelitian guru sering bertanya kepada peneliti, sehingga waktu yang digunakan untuk penelitian kurang. 2. Kondisi kelas yang digunakan sebagai tempat penelitian yang kurang luas. Kondisi kelas yang demikian akan menghambat penelitian dikarenakan mobilitas siswa menjadi terbatas karena sempitnya ruang gerak para siswa. 3. Kesamaan soal pre-test dan post-test. Keadaan ini membuat siswa kurang berpikir saat mengerjakan soal post-test, karena siswa hanya akan mengingat-ingat jawaban dari soal pre-test. Dampaknya dalam penelitian ini adalah soal evaluasi (post-test) kurang dapat menggali kemampuan siswa dan peningkatan pemahaman siswa dipandang sebagai suatu kewajaran. 4. Materi yang dipelajari bukanlah materi baru. Materi yang dipelajari telah dibahas oleh guru menggunakan metode ceramah pada pertemuan sebelumnya, sehingga pada saat diterapkan model pembelajaran Jigsaw terkesan sebagai pengulangan materi.
C. Saran Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, ada beberapa saran yang ditujukkan pada pihak yang terkait dalam penelitian ini: 1.
Pentingnya manajemen waktu pada saat penelitian berlangsung. Pemanfaatan waktu yang efektif dan efisien akan sangat membantu penelitian tepat sesuai waktu yang direncanakan. Waktu yang tepat
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
68
akan memastikan setiap sesi dalam penelitian berjalan dengan maksimal, sehingga hasil penelitian akan menjadi lebih sempurna. 2.
Perlu adanya komunikasi yang baik antara peneliti dengan guru mitra sehingga tidak terjadi perbedaan persepsi dan untuk menghindari adanya penyimpangan pelaksanaan tindakan dari rencana yang telah ditetapkan.
3.
Pentingnya persiapan-persiapan yang berkaitan dengan pelaksanaan penelitian, seperti media yang
akan digunakan untuk penelitian,
jumlah lembar jawab, soal, dan lembar refleksi harus sama dengan jumlah siswa, layout tempat duduk siswa, kelompok, dan fasilitator agar tempat terkesan tertata rapi.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Daftar Pustaka
Arikunto, Suharsimi, Suhardjono, dan Supardi. (2008). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara. Arikunto, Suharsimi. (2006). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara. Emiliani, Sri. (2000). Peningkatan Pemahaman dan Aplikasi Tentang Konsep Keanekaragaman Hayati Melalui Lembar Kerja Rumah (LKR) di Madrasah Aliyah. Tesis. PPS. UPI Bandung. Lie, Anita. (2002). Cooperative Learning; Mempraktikkan Cooperative Learning di Ruang-ruang Kelas. Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia. My
Perspektif. (2007). Pemahaman. [Online]. Tersedia: http://myperspektif.blog.friendster.com/2007/07/pemahaman/ [30 Oktober 2010].
Nurhadi. (2004). Kurikulum 2004 (Pertanyaan dan Jawaban) Jakarta: Grasindo. Pratiwi, M.P.D (2011). Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Untuk Meningkatkan Pemahaman Mahasiswa Pada Mata Kuliah Pengantar Ilmu Ekonomi (Makro). Skripsi. Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Sarwono, Jonathan. (2006). Metodologi Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Yogyakarta: Graha Ilmu. Solihatin dan Raharjo. (2007). Cooperative Learning. Jakarta: Bumi Aksara. Susilo. (2007). Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta: Pustaka Book Publisher. Suzana, Yenny. (2003). Meningkatkan Kemampuan Pemahaman dan Penalaran Matematik Siswa SMU Melalui Pembelajaran dengan Pendekatan Metakognitif. Tesis. PPS. UPI Bandung. Tedjo. (2010). Mata Pelajaran Ekonomi untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Madrasah Aliyah (MA). [On-line]. Tersedia: tedjo21.files.wordpress.com/2009/09/68-ekonomi-sma.pdf. [2 September 2010]. Wikipedia. (2010). Ekonomi. [On-line]. http://id.wikipedia.org/wiki/ekonomi. [2 September 2010]. 68
Tersedia:
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
69
Zuriah, Nurul. (2006). Metode Penelitian Sosial dan Pendidikan Jakarta: Bumi Aksara.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 1 LEMBAR OBSERVASI KEGIATAN GURU (Catatan Anekdotal)
Nama pengamat
:
Tanggal dan waktu observasi
:
Lama observasi
:
Orang dan atau peristiwa yang diamati
:
Tingkat kelas (semester) subyek
:
Yogyakarta, …Mei 2011 Guru
Observer
(…………………..)
(…………………..)
69
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 2 LEMBAR OBSERVASI KEGIATAN SISWA (Catatan Anekdotal)
Nama pengamat
:
Tanggal dan waktu observasi
:
Lama observasi
:
Orang dan atau peristiwa yang diamati
:
Tingkat kelas (semester) subyek
:
Yogyakarta, …Mei 2011 Guru
Observer
(…………………..)
(…………………..)
70
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 3 LEMBAR OBSERVASI KEGIATAN KELAS (Catatan Anekdotal)
Nama pengamat
:
Tanggal dan waktu observasi
:
Lama observasi
:
Orang dan atau peristiwa yang diamati
:
Tingkat kelas (semester) subyek
:
Yogyakarta, …Mei 2011 Guru
Observer
(…………………..)
(…………………..)
71
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 4 LEMBAR OBSERVASI KEGIATAN GURU DALAM PROSES PEMBELAJARAN
Hari/tanggal
:
Mata pelajaran
:
Kelas
:
Observer
: Tabel Aktivitas Guru
No.
Deskriptor
Ya
1.
Guru menjelaskan pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw
2.
Guru mengorganisasikan bahasan yang bersifat umum menjadi pokok bahasan yang bersifat umum menjadi pokok bahasan yang lebih sempit untuk membantu siswa memahami materi dalam pembelajaran tipe Jigsaw di kelas.
3.
Guru memberikan materi yang akan dipelajari dalam kegiatan belajar mengajar melalui presentasi kelas.
4.
Guru ikut berperan dalam pembentukan kelompok Jigsaw.
5.
Guru memberikan dorongan motivasi kepada siswa agar terlibat aktif dalam diskusi.
6.
Guru memberikan pengarahan kepada siswa, tentang prosedur dan aturan diskusi.
7.
Guru memotivasi siswa agar ada kerja sama antar individu di dalam kelompoknya.
8.
Guru mengamati atau mengobservasi proses pembelajaran dalam diskusi.
9.
Guru berinteraksi dengan siswa, dan melibatkan diri dalam kelompok serta menjawab pertanyaan yang diajukan siswa
72
Tidak
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
73
secara perorangan. 10.
Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk memecahkan masalah dan mencari sumber informasi secara mandiri.
11.
Guru tidak berinteraksi dengan siswa, tidak menjelaskan cara kerja kelompok, tugas yang harus dikerjakan dan kerjasama di dalam kelompok.
12.
Guru membiarkan siswa membuat kegaduhan di dalam kelas dan berkeliling dari satu kelompok ke kelompok lain sehingga suasana kelas menjadi tidak kondusif.
13.
Guru hanya berinteraksi dan memperhatikan kelompok tertentu saja yang mengalami kesulitan.
14.
Guru dan siswa sama-sama asyik dengan pekerjaannya masing-masing sehingga suasana kelas menjadi kaku.
15.
Guru meninggalkan kelas disaat siswa bekerja di dalam kelompok sehingga tidak ada pengawasan.
16.
Guru tidak melakukan evaluasi hasil pembelajaran.
17.
Guru memberikan motivasi kepada siswa agar terlibat aktif dalam presentasi dan tanya jawab.
18.
Guru memberikan penghargaan bagi kelompok yang memiliki skor terbaik.
19.
Guru melakukan evaluasi terhadap peningkatan hasil belajar melalui pre test dan post test.
Yogyakarta, ….Mei 2011 Guru
Observer
(…………………..)
(…………………..)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 5 INSTRUMEN PENGAMATAN KELAS
Hari/tanggal
:
Mata Pelajaran
:
Kelas
:
Observer
:
No.
Deskriptor
Ya
1.
Kelas terdiri dari banyak siswa yang memiliki kemampuan belajar dan asal usul yang berbeda.
2.
Siswa mengalami kesulitan dalam menyelesaikan tugas yang diberikan.
3.
Buku-buku dan fasilitas pembelajaran mudah ditemukan siswa di kelas (sekolah).
4.
Kerja di dalam kelompok terhambat dikarenakan beberapa siswa yang tidak ikut terlibat (malas) serta membuat kegaduhan di dalam kelas.
5.
Beberapa siswa hanya mengandalakan siswa lain dalam kerja kelompok.
6.
Para siswa tampak antusias dengan kerja kelompoknya.
7.
Para siswa berperan aktif dalam aktivitas pembelajaran tipe Jigsaw.
8.
Banyak siswa yang bertanya kepada guru jika menghadapi kesulitan.
9.
Sebagian besar siswa telah memiliki sumber referensi yang digunakan.
10.
Siswa mempunyai rasa ingin tahu yang tinggi.
74
Tidak
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
11.
Tujuan pembelajaran di dalam kelas tidak dapat dipahami dengan jelas.
12.
Kelas terdiri dari berbagai individu yang tidak mengenal satu sama lain dengan baik.
13.
Sebagian besar siswa menganggap materi yang diberikan sulit.
14.
Kelas dapat terorganisir dengan baik.
15.
Selama kegiatan pembelajaran berlangsung para siswa saling memberikan pendapat atau masukan bagi tercapainya tujuan yang diharapkan.
75
Yogyakarta, …Mei 2011 Guru
Observer
(…………………..)
(…………………..)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 6 LEMBAR OBSERVASI KEGIATAN BELAJAR SISWA SISWA dalam KELOMPOK
Hari/tanggal
:
Mata Pelajaran
:
Kelas
:
Observer
:
No.
Deskriptor
Ya
1.
Seluruh kelompok antusias mengikuti jalannya diskusi dan presentasi
2.
Saling bekerja sama untuk mendiskusikan materi dalam diskusi
3.
Seluruh kelompok mengerti aturan dan prosedur diskusi
4.
Saling bertukar pikiran dan pendapat
5.
Menjawab pertanyaan sesuai dengan maksud dan tujuan pertanyaan
6.
Bertindak sportif dan jujur
Tidak
Yogyakarta, …Mei 2011 Guru
Observer
(…………………..)
(…………………..)
76
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 7 Instrumen Refleksi Lembar Refleksi Guru Mitra Terhadap Komponen Pembelajaran dan Model Jigsaw No.
Uraian
Komentar
1.
Penilaian guru terhadap komponen pembelajaran dan penggunaan model pembelajaran kooperatif yang diterapkan.
2.
Penilaian guru terhadap aktifitas siswa dalam kegiatan pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw.
3.
Hambatan yang mungkin ditemui dalam menerapkan pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw.
4.
Manfaat yang diperoleh dalam merencanakan dan menerapkan pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw.
5.
Keberhasilan yang telah dicapai ketika diterapkannya pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw tersebut.
6.
Hal-hal mana saja yang masih perlu ditingkatkan dan diperbaiki dalam pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw.
7.
Apakah siswa berminat mengikuti pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw selanjutnya seperti yang diterapkan di dalam kelas?
Yogyakarta, …Mei 2011 Guru (…………………..) 77
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 8 Instrumen Refleksi Lembar Refleksi Siswa Terhadap Komponen Pembelajaran dan Model Jigsaw No. 1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Uraian Bagaimana pendapat Anda terhadap komponen pembelajaran dan penggunaan model pembelajaran kooperatif yang diterapkan? Bagaimana pendapat Anda tentang aktifitas siswa yang terjadi dalam kegiatan pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw? (keaktifan, partisipasi, kerja kelompok, dan diskusi). Apaka Anda berminat mengikuti pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw selanjutnya seperti yang telah Anda ikuti? Manfaat apa saja yang diperoleh dari diterapkannya pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw? Keberhasilan apa saja yang telah Anda capai ketika diterapkannya pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw tersebut? Hambatan apa yang mungkin ditemui ketika diterapkannya pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw tersebut? Hal-hal mana saja yang masih perlu ditingkatkan dan diperbaiki dalam pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw?
78
Komentar
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 9 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) Sekolah
: SMA Negeri 2 Ngaglik
Mata Pelajaran
: Ekonomi
Kelas/Semester
: X2 / 2
Alokasi Waktu
: 2 X 45 menit
I.
Standar Kompetensi
: Memahami uang dan perbankan.
II. Kompetensi Dasar
: Menjelaskan konsep permintaan dan penawaran uang.
III. Indikator
: 1.
Menjelaskan sejarah perkembangan alat tukar.
2.
Menjelaskan fungsi dan jenis-jenis uang.
3.
Menjelaskan permintaan dan penawaran uang.
4.
Menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan dan penawaran uang.
IV. Tujuan Pembelajaran : 1.
Siswa dapat menjelaskan sejarah perkembangan alat tukar.
2.
Siswa dapat menjelaskan fungsi dan jenis-jenis uang.
3.
Siswa
dapat
menjelaskan
permintaan
dan
penawaran uang. 4.
Siswa dapat menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan dan penawaran uang.
79
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
80
V. Materi Pembelajaran
Sejarah dan Fungsi Uang 1.
Sejarah Uang Pada linkungan masyarakat yang masih sederhana pemenuhan kebutuhan
hidup dilakukan dengan jalan tukar-menukar barang yang diinginkan dengan barang lain yang disebut dengan barter atau dikenal dengan istilah in natura. Pertukaran in natura ini bisa terjadi apabila terdapat dua orang saling membutuhkan barang yang dipertukarkan dan memiliki kebutuhan yang harus bersifat timbal balik. Namun, sesuai dengan makin berkembangnya kebudayaan manusia system barter ini mengalami beberapa kesulitan, yaitu: a.
Kesulitan untuk menemukan orang yang mempunyai barang yang diinginkan dan juga mau menukarkan barang yang dimilikinya.
b. Kesulitan untuk memperoleh barang yang dapat dipertukarkan satu sama lainnya dengan nilai pertukaran yang seimbang atau hampir sama nilainya. c.
Kesulitan karena barang yang akan dipertukarkan tidak bisa dibagi-bagi. Kesulitan-kesulitan semacam ini baru dapat diatasi setelah ditetapkan suatu
benda sebagai alat tukar yang bisa diterima umum, digemari di mana-mana, mudah dibawa dan setiap waktu dapat ditukarkan dengan barang apa saja yang dimiiliki dengan barang yang akan dipertukarkan. Alat tukar ini kemudian dikenal dengan sebutan uang. Pada mulanya, bentuk uang tidaklah seperti yang kita kenal sekarang. Karena pada waktu itu uang berupa benda-benda yang istimewa atau benda-benda yang berharga dan diinginkan oleh semua orang, itulah yang disebut dengan uang barang (commodity money). Bermacam-macam barang digunakan sebagai uang seperti batu mulia, kulit kerang, kulit binatang, ternak, wol, gading bahkan garam. Penggunaan uang barang akhirnya menemui kesulitan-kesulitan. Kesulitan yang utama dirasakan untuk uang barang adalah sulit menentukan nilainya. Contoh, bagaimana membedakan nilai kulit kerang yang besar dan yang kecil? Kesulitan yang lain, yaitu ada barang yang tidak tahan lama, mudah pecah dan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
81
tidak mempunyai identitas, ukuran, bentuk, dan berat. Oleh karena itu, orang mulai memilih logam sebagai bahan pembuatan uang, lahirlah mata uang logam. Logam sebagai bahan uang memiliki syarat yaitu digemari umum, tahan lama dan tidak mudah rusak, memiliki nilai yang tinggi, mudah dipindah-pindah, dan mudah dipecah-pecah tanpa mengurangi nilainya. Bahan yang memenuhi syarat-syarat tersebut adalah emas dan perak. Uang terbuat dari emas dan perak disebut dengan uang logam (metallic money). Uang logam emas dan perak juga disebut sebagai full bodied money, artinya nilai intrinsik (nilai bahan uang) sama dengan nilai nominalnya (nilai yang tercantum pada mata uang tersebut). Uang yang terbuat dari logam mulia seperti emas dan perak karena dijamin penuh dengan body-nya disebut juga uang standar. Pada saat itu, setiap orang menempa uang, melebur, menjual dan memakainya dan setiap orang mempunyai hak tidak terbatas dalam menyimpan uang logam. Sejalan dengan perkembangan perekonomian, maka perkembangan tukar menukar yang harus dilayani dengan uang logam juga berkembang, sedangkan jumlah logam mulia, yaitu emas dan perak tidak lagi bisa memenuhi kebutuhan. Hal itu disebabkan persediaan emas dan perak sebagai bahan pembuat uang jumlahnya terbatas (langka), dan sulit dibawa-bawa karena terlalu berat, apalagi dalam jumlah yang banyak maka lahirlah uang kertas. Kertas digunakan sebagai bahan uang. Uang kertas tidak memiliki nilai intrinsik, tetapi hanya memiliki nilai nominal maka uang kertas ini digolongkan sebgai token money (uang tanda). Artinya, nilai nominal uang tersebut lebih tinggi dari nilai intrinsiknya. Uang kertas ini diterima oleh masyarakat karena kepercayaan. Mula-mula uang kertas yang beredar merupakan bukti-bukti pemilikan emas dan perak sebagai alat/perantara untuk melakukan transaksi. Dengan kata lain uang kertas yang beredar pada saat itu merupakan uang yang dijamin 100% dengan emas atau perak yang disimpan di pandai emas atau perak dan sewaktu-waktu dapat ditukarkan penuh dengan jaminanya. Namun selanjutnya dimanfaatkan oleh
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
82
pandai emas atau perak untuk mengeluarkan bukti-bukti pemilikan emas. Beredarlah bukti-bukti pemilikan emas tersebut sebagai uang kertas. Sejalan dengan beredarnya uang kertas, uang logam juga masih tetap beredar mendampinginya dalam peredaran. Perkembangan
pertukaran
melaju
pesat
sesuai
dengan
kemajuan
perekonomian. Untuk menghindari kecurangan-kecurangan dalam pertukaran, maka pemerintah ikut campur dalam menentukan nilai uang yang digunakan sebagai alat tukar. Uang yang beredar saat ini di tiap-tiap Negara lebih banyak token money sebab terbuat dari kertas atau dari logam dan nilai bahannya rendah serta masyarakat dilarang membuat uang. Pemerintah mengeluarkan uang kertas dengan menyimpan jaminan sejumlah emas, namun uang kertas tersebut tidak bisa ditukarkan dengan emas yang dijadikan jaminannya. Perkembangan selanjutnya uang kertas yang beredar sekarang sudah tidak dijamin lagi dengan emas, namun uang kertas tetap diterima oleh masyarakat karena percaya pada pemerintah yang telah mengeluarkan uang kertas tersebut. Karena percaya pada pemerintah, maka uang kertas tersebut juga sebagai uang kepercayaan atau mata uang fidusiar (fiduciary money). Fiduciary money adalah mata uang yang tidak sepenuhnya dijamin dengan emas atau perak, tetapi nilainya dapat dipertahankan karena kepercayaan masyarakat kepada pemerintah. 2.
Pengertian Uang Definisi uang menurut beberapa ahli adalah sebagai berikut: a. A.C. Pigou Dalam bukunya The Veil of Money, yang dimaksud dengan uang adalah alat tukar. b. D.H. Robertson Dalam bukunya Money, ia mengatakan bahwa money is something recepted in payment for goods. Artinya, uang adalah sesuatu yang bisa diterima dalam pembayaran untuk mendapatkan barang-barang.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
83
c. R.G. Thomas Dalam bukunya Our Modern Banking ia menjelaskan bahwa money is something that is readily and generally aaccepted by public in payment for goods, service and other valuable assets and for the payment for debts. Artinya, uang adalah sesuatu yang tersedia dan secara umum diterima sebagai alat pembayaran bagi pembelian barang-barang dan jasa-jasa serta kekayaan berharga lainnya serta untuk pembayaran utang. 3.
Syarat-Syarat Uang Agar suatu benda dapat digunakan sebagai alat perantara dalam tukar-
menukar, maka harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut: a.
Disenangi dan dapat diterima secara umum (acceptability).
b.
Tahan lama dan tidak mudah rusak (durability).
c.
Nilainya tetap dalam jangka waktu yang lama (stability of value).
d.
Mudah disimpan dan mudah dipindahkan/dibawa kemana-mana tanpa kesulitan (portability).
e.
Mudah dibagi tanpa mengurangi nilai (divisibility).
f.
Memiliki satu kualitas saja (uniformity).
g.
Jumlahnya terbatas dan tidak mudah dipalsukan (scarcity). Dalam pelaksanaan pertukaran, syarat-syarat yang dikemukakan di atas
belum tentu terpenuhi semua oleh semua benda. Akan tetapi, masyarakat selalu berusaha semaksimal mungkin agar benda yang dijadikan uang memenuhi syarat-syarat tersebut agar bisa berfungsi sebagai uang. 4.
Fungsi Uang Fungsi uang dapat dibedakan sebagai fungsi asli (utama) dan fungsi turunan
(tambahan). a. Fungsi Asli (Utama) Fungsi asli (utama) uang adalah sebagai berikut: 1) Sebagai alat tukar umum (medium of exchange). Uang dipakai sebagai alat tukar untuk mempermudah pertukaran karena uang diakui secara umum. Dengan demikian, uang dapat diterima oleh siapapun dan di
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
84
manapun sehingga kesulitan-kesulitan pertukaran dapat teratasi dengan adanya uang. 2) Sebagai alat kesatuan hitung (unit of account) atau disebut juga pengukur nilai (measure of values). Tiap nilai tukar ditetapkan dalam satuan uang (satuan uang di Indonesia yaitu rupiah, di Jepang yen, di Malaysia ringgit, dan lain-lain) sehingga dapat ditetapkan perbandingan antara satu barang dengan barang lainnya atau untuk dapat dipakai dalam
menunjukkan
nilai
berbagai
macam
barang/jasa
yang
diperjualbelikan, menunjukkan besarnya kekayaan, besarnya pinjaman dan besarnya harga. Misalnya nilai sebuah rumah dapat ditetapkan dalam rupiah sehingga jual-beli dapat dilaksanakan karena nilainya dapat ditentukan dengan tepat. 3) Sebagai penyimpan nilai (store of value) karena dapat digunakan untuk mengalihkan daya beli dari masa sekarang ke masa mendatang. Ketika seorang penjual saat ini menerima sejumlah uang sebagai pembayaran atas barang dan jasa yang dijualnya, maka ia dapat menyimpan uang tersebut untuk digunakan membeli barang dan jasa di masa mendatang. b. Fungsi Turunan (Tambahan) Fungsi tambahan uang adalah sebagai berikut: 1) Sebagai alat bayar/alat penunda pembayaran (standard of deferred payment). Pada tukar-menukar fungsi ini bersamaan dengan fungsi alat tukar, tetapi pada pembayaran denda dan pajak, pemberian kredit dan pemberian hadiah, fungsi ini akan kelihatan. Dalam hal ini uang dapat menyelesaikan utang piutang atau pembayaran masa yang akan datang. 2) Sebagai alat pembentuk kekayaan dan pemindahan kekayaan (modal). Dengan mengumpulkan uang dapat terjadi pembentukan kekayaan, sebab dengan uang yang banyak dapat dibelikan barang-barang misalnya rumah, dan tanah. Artinya, semakin banyak uang semakin banyak kekayaan dapat dikumpulkan sebab kekayaan dapat berpindah tangan dengan jalan menukarnya dengan sejumlah uang. Selain dari
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
85
contoh diatas, setelah terkumpul (ditabung) baik melalui lembaga maupun perorangan dapat dipinjamkan kepada orang lain yang membutuhkanya. Dengan kata lain uang berfungsi sebagai sarana pemindahan modal. 5.
Jenis-jenis Uang Uang yang beredar dalam masyarakat dapat dibedakan dalam dua jenis, yaitu
uang kartal (common money) dan uang uang giral. a. Uang Kartal (Common Money) Uang kartal ialah alat bayar yang sah dan wajib digunakan oleh masyarakat dalam melakukan transaksi jual-beli sehari-hari. Uang kartal terdiri dari uang logam dan uang kertas. Di Indonesia menurut Undang-Undang Bank Sentral No. 13 Tahun 1968 pasal 26 ayat 1 Bank Indonesia mempunyai hak tunggal untuk mengeluarkan uang logam dan kertas. Hak tunggal untuk mengeluarkan uang yang dimiliki Bank Indonesia tersebut disebut hak oktroi. 1)
Jenis Uang Kartal Menurut Lembaga yang Mengeluarkannya Menurut Undang-Undang Pokok Bank Indonesia No. 11/1953, terdapat dua
jenis uang kartal, yaitu uang Negara dan uang bank. Uang Negara adalah uang yang dikeluarkan oelh pemerintah, terbuat dari kertas yang memiliki ciri-ciri dikeluarkan oleh pemerintah, dijamin dengan undang-undang, bertuliskan nama negara yang mengeluarkannya, dan ditandatangani oleh menteri keuangan. Uang bank adalah uang yang dikeluarkan oleh bank sentral berupa uang logam dan uang kertas. Ciri-cirinya, yaitu dikeluarkan oleh bank sentral, dijamin dengan emas atau valuta asing yang disimpan di bank sentral, bertuliskan nanma bank sentral negara yang bersangkutan, terdiri dari satuan uang yang nilai nominalnya besar, dan ditandatangani oleh gubernur bank sentral. Di Indonesia pada saat ini sudah tidak dijumpai lagi uang pemerintah karena uang yang beredar pada saat ini dikeluarkan oleh Bank Indonesia sejak berlakunya Undang-Undang No. 13/1968. 2) Jenis Uang Kartal Menurut Bahan Pembuatnya a) Uang Logam
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
86
Uang logam adalah uang yang terbuat dari logam dengan bentuk dan berat tertentu dengan kadar yang tetap dan dapat dibuat dari emas, perak atau bahan logam lainnya, dengan cirri-ciri khusus untuk menghindari pemalsuan. Uang logam memiliki tiga macam nilai, antara lain: (1) Nilai intrinsik, yaitu nilai bahan untuk membuat mata uang, misalnya berapa nilai emas dan perak yang digunakan untuk bahan uang. (2) Nilai nominal, yaitu nilai yang tercantum pada mata uang atau cap harga yang tertera pada mata uang. Misalnya seratus rupiah (Rp 100,00), dan 500 rupiah (Rp 500,00). (3) Nilai tukar ialah jumlah barang yang dapat ditukarkan dengan sejumlah uang. b) Uang Kertas Uang kertas adalah uang yang terbuat dari kertas dengan gambar dan cap tertentu dan merupakan alat pembayaran yang sah. Menurut penjelasan UndangUndang No. 23 tahun 1999 tentang Bank Indonesia yang dimaksud dengan uang kertas adalah uang dalam bentuk lembaran yang terbuat dari bahan kertas atau bahan lainnya. b. Uang Giral Perkembangan
tukar-menukar
semakin
meningkat
sejalan
dengan
meningkatnya perkembangan ekonomi. Hal ini, menuntut adanya alat tukar yang lebih mudah, praktis, dan aman. Untuk mengantisipasi hal tersebut diciptakanlah uang giral (uang bank). Di Indonesia, bank yang menciptakan uang giral adalah bank umum selain Bank Indonesia sebab menurut UU No. 7 tentang Perbankan tahun 1992 uang giral merupakan tagihan yang ada di bank umum (deman deposit), yang dapat digunakan sewaktu-waktu sebagai alat pembayaran. Bentuk uang giral dapat berupa cek, giro, atau telegraphic transfer. Uang giral bukan merupakan alat pembayaran yang sah. Artinya, masyarakat boleh menolak dibayar dengan uang giral sebab bererdarnya uang giral hanya di kalangan tertentu saja, misalnya orang yang memiliki rekening di bank dan pengusaha. 1) Terjadinya Uang Giral
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
87
Uang giral dapat terjadi dengan cara berikut: a) Penyetoran uang tunai kepada bank dan dicatat dalam rekening koran atas nama penyetor, penyetor menerima buku cek dan buku giro bilyet. Cara ini disebut primary deposit. b) Karena transaksi surat berharga. Uang giral dapat diciptakan dengan cara seseorang menjual surat berharga ke bank dan bank membukukan hasil penjualan surat berharga tersebut sebagai deposit dari yang menjual. Cara ini disebut derivative deposit. c) Mendapat kredit dari bank yang dicatat dalam rekening koran dan dapat diambil sewaktu-waktu. Cara ini disebut loan deposit. 2) Keuntungan Menggunakan Uang Giral Keuntungan menggunakan uang giral sebagai berikut: a) Memudahkan pembayaran karena tidak perlu menghitung uang. b) Alat pembayaran yang dapat diterima untuk jumlah yang tidak terbatas, nilainya sesuai dengan yang dibutuhkan (yang ditulis oleh pemilik cek/ bilyet giro). c) Lebih aman karena resiko hilang lebih kecil dan bila hilang bisa segera dilaporkan ke bank yang mengeluarkan cek/bilyet giro dengan cara pemblokiran. c.
Uang Quasi Uang quasi adalah uang yang beredar di masyarakat berupa uang-uang yang
ditabung, baik di rumah maupun di lembaga-lembaga bank dan non bank kecuali tabungan giro. Uang quasi bentukanya dapat berupa uang kartal atau uang giral. 6.
Nilai Uang Pada dasarnya nilai uang itu terdiri dari nilai intrinsik dan nilai nominal.
Apabila uang diukur dengan daya belinya, dikenal dengan nilai riil. Nilai riil adalah nilai yang dapat diukur dengan sejumlah barang yang menunjukkan daya beli uang tersebut. Nilai riil erat kaitannya dengan uang sebagai alat tukar. Hubungan antara harga barang dengan nilai harga tersebut merupakan cerminan bahwa uang memiliki nilai riil dan itu merupakan nilai internal uang.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
88
Dengan adanya globalisasi ekonomi, nilai uang tidak hanya ditunjukkan oleh kemampuannya untuk memperoleh sejumlah barang/jasa, namun lebih jauh berhubungan pula dengan mata uang asing yang dinyatakan dengan kurs valuta asing. Apabila daya beli uang diukur dengan mata uang asing, maka uang tersebut memiliki nilai eksternal. Baik nilai internal maupun nilai eksternal menunjukkan daya beli uang tersebut. 7.
Permintaan dan Penawaran Uang
a.
Permintaan Uang
1) Teori Permintaan Uang Klasik Menurut ahli ekonomi klasik, fungsi uang hanyalah sebagai alat tukar sehingga jumlah uang yang diminta sebanding atau proporsional dengan tingkat output atau pendapatan. Jika tingkat output atau pendapatan meningkat, maka jumlah uang yang diminta juga meningkat. Demikian pula jika tingkat output atau pendapatan turun, maka jumlah uang yang diminta juga turun. Jumlah uang yang dipegang oleh masyarakat tidak hanya nilai nominalnya, tetapi juga daya belinya, yaitu nilai nominal uang dibandingkan tingkat harga yang berlaku (real money balances). Hal ini dapat dirumuskan sebagai berikut: (M/P)d = k.Y Keterangan: (M/P)d
= permintaan uang riil
M
= nilai nominal uang
P
= tingkat harga yang berlaku
Y
= pendapatan atau output
K
= proporsi permintaan uang terhadap output atau pendapatan Sebagaimana anggapan kaum klasik bahwa uang hanya berfungsi sebagai
alat tukar, maka uang bersifat netral, artinya uang hanya mempengaruhi tingkat harga. Pendapat ini dinyatakan dalam persamaan kuantitas uang klasik oleh Irving fisher sebagai berikut: M x V = P x T atau MV = PT Keterangan:
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
M
= jumlah uang yang beredar
V
= velositas uang
P
= tingkat harga umum
T
= jumlah unit transaksi
89
Dari persamaan di atas dapat disimpulkan bahwa jumlah uang beredar dikali velositas uang akan sama dengan tingkat harga umum dikali dengan jumlah transaksi. Velositas uang adalah jumlah perputaran uang dalam setahun dalam suatu perekonomian yang dalam jangka pendek dianggap konstan. Misalnya dalam perekonomian Indonesia yang hanya memproduksi sepatu dalam satu tahun dapat dihasilkan 1.000.000 pasang sepatu yang harga per pasangnya Rp 240.000,00 dan velositas uang adalah sebesar 12, maka jumlah uang yang dibutuhkan adalah sebesar: M x 12 = 1.000.000 x 240.000 M=
240.000.000.000 12
M = 20.000.000.000 Jika produksi sepatu meningkat sebanyak 20%, yaitu menjadi 1.200.000 pasang dan diasumsikan hal lain konstan (ceteris paribus), jumlah uang yang dibutuhkan juga akan meningkat sebanyak 20%, yaitu menjadi: M = 20.000.000.000
20 20.000.000.000 100
= 24.000.000.000 Model seperti yang dijelaskan di atas memiliki kelemahan, yaitu sulit untuk menentukan unit transaksi sebenarnya yang terjadi (T) karena di dalam sebuah perekonomian tidak hanya dihasilkan satu produk, tetapi ratusan macam produk. Untuk itu, maka nilai T yang digunakan adalah nilai output riil atau PDB riil sehingga persamaannya menjadi: MxV=PxT Jumlah uang dikali velositas sama dengan harga dikali PDB riil. 2) Teori Permintaan Uang Keynesian
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
90
Alasan orang memegang uang tunai menurut John Maynard Keynes adalah karena uang diperlukan sebagai alat pembayaran (transaction motive), untuk keperluan berjaga-jaga (precautionary motive), dan untuk keperluan spekulasi (speculation motive). a) Motif Transaksi (Transaction Motive) Dalam teori Keynes, permintaan uang untuk transaksi sama dengan permintaan uang dalam teori klasik. Masyarakat memegang uang tunai adalah dengan tujuan mempermudah kegiatan transaksi sehari-hari. Permintaan uang untuk keperluan transaksi memiliki hubungan positif dengan pendapatan. Jika pendapatan naik, maka permintaan uang untuk keperluan transaksi juga meningkat. b) Motif Berjaga-jaga (precautionary motive) Permintaan terhadap uang bisa saja karena orang ingin berjaga-jaga terhadap suatu peristiwa yang tidak dikehendaki seperti sakit, kecelakaan, kebanjiran, dan kebakaran. Permintaan uang untuk berjaga-jaga juga memiliki hubungan positif dengan pendapatan. c) Motif Spekulasi (speculation motive) Motif spekulasi adalah motivasi memegang uang tunai untuk memperoleh keuntungan. Hal ini merupakan konsekuensi dari salah satu fungsi uang, yaitu sebagai media penyimpan nilai. Keuntungan dari memegang uang tunai adalah likuiditasnya yang sempurna. Artinya, kapanpun dibutuhkan, pada saat itu juga dapat digunakan. Namun demikian terdapat biaya hilangnya kesempatan memperoleh bunga dalam memegang uang tunai seandainya uang itu disimpan dalam bentuk obligasi. Jadi, permintaan uang untuk keperluan spekulasi berhubungan dengan tingkat bunga yang berlaku. Jika tingkat bunga rendah permintaan uang meningkat, sedangkan pada tingkat bunga tinggi permintaan uang turun. b. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Permintaan Uang Faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan uang yaitu:
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
91
1) Besar-kecilnya pembelanjaan negara yang berkaitan dengan pendapatan nasional. 2) Cepat atau lambatnya laju peredaran uang. Kecepatan peredaran uang dipengaruhi oleh faktor berikut: a) Kebiasaan pembayaran konsumen, apakah tunai atau angsuran, sebab ini akan berpengaruh terhadap jumlah uang yang diminta pada saat ini atau saat yang akan datang. b) Frekuensi pembayaran pendapatan. c) Praktik-praktik bank, hal ini berkaitan dengan keluar-masuknya uang melalui bank. d) Keadaan psikologi masyarakat dalam menggunakan uangnya. 3) Motif-motif masyarakat dalam memiliki uang. Motif masyarakat memegang uang terdiri dari tiga motif, yaitu motif transaksi, berjaga-jaga, dan spekulasi. c.
Penawaran Uang Penawaran uang adalah jumlah semua uang yang beredar dalam suatu
perekonomian. Uang beredar dibedakan dalam pengertian sempit dan pengertian luas. 1) Uang beredar dalam arti sempit
M 1
adalah kewajiban sistem moneter
yang terdiri atas uang kartal dan uang giral. 2) Uang beredar dalam arti luas
M 2
atau likuiditas perekonomian adalah
kewajiban sistem moneter yang terdiri dari
M
1
dan uang kuasi.
3) Uang giral terdiri atas rekening giro, kiriman uang, simpanan berjangka dan tabungan dalam rupiah yang sudah jatuh tempo yang selanjutnya merupakan simpanan penduduk dalam rupiah pada sistem moneter. 4) Uang kuasi terdiri atas simpanan berjangka dan tabungan penduduk pada bank umum, baik dalam rupiah maupun valuta asing. d. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penawaran Uang Faktor-faktor yang mempengaruhi penawaran uang adalah sebagai berikut:
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
92
1) Tinggi-rendahnya tingkat bunga Makin tinggi tingkat bunga bank, makin sedikit jumlah uang yang beredar. Semakin rendah tingkat bunga, maka semakin banyak jumlah uang yang beredar. 2) Tingkat pendapatan masyarakat Semakin tinggi pendapatan masyarakat, semakin banyak uang beredar sebab semakin sering melakukan transaksi. 3) Jumlah penduduk Semakin banyak (padat) jumlah penduduk, semakin banyak dan semakin cepat uang beredar. 4) Keadaan letak geografis Di perkotaan lebih cepat dan lebih banyak jumlah uang yang beredar dibandingkan dengan di pedesaan. 5) Struktur ekonomi masyarakat Struktur ekonomi negara agraris berbeda dengan negara industri, negara industri peredaran uang lebih banyak dan lebih cepat. 6) Penguasaan IPTEK penduduk Negara yang IPTEK-nya lebih maju lebih banyak dan lebih cepat uang beredar dibandingkan dengan negara yang menerapkan teknologi yang sederhana. 7) Globalisasi ekonomi Dalam lingkungan dunia usaha yang semakin global dan arus modal antarnegara yang semakin meningkat, uang yang beredar juga dipengaruhi oleh transaksi-transaksi internasional dalam hal ini kurs uang mempengaruhi peredaran. VI. Pendekatan dan Metode: Model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw .
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
93
VII.Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran Alokasi
Kegiatan
Waktu
Metode
Media
A. Kegiatan pembuka 1. Guru membuka pelajaran.
1 Menit
2. Guru melakukan apersepsi.
1 Menit
3. Guru menyampaikan kompetensi
1 Menit
dasar (KD). 4. Guru
memberikan
singkat
gambaran
mengenai
3 Menit
model
Ceramah dan tanya jawab
pembelajaran Jigsaw. 5. Siswa mengerjakan soal pre-test
10 Menit
Soal pre-test
dan mengumpulkannya kembali setelah selesai. B. Kegiatan Inti 1. Guru membacakan daftar nama anggota
kelompok
dan
siswa
diminta untuk berkumpul dalam kelompok di tempat yang telah ditentukan,
kemudian
menjelaskan
bahwa
guru
kelompok
tersebut adalah kelompok asal. 01 – 06 di meja 1000 07 – 12 di meja 2000 13 – 18 di meja 3000 19 – 24 di meja 4000 25 – 30 di meja 5000 31 – 36 di meja 6000 2. Siswa mengambil kartu bernomor
2 Menit
Ceramah
Papan nama kelompok
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
yang telah disediakan di meja
1 Menit
Kartu bernomor,
kelompok kemudian memasang di dada masing-masing
94
papan nama
lalu guru
kelompok
meminta siswa membalik papan nama kelompok. 3. Siswa
yang
bernomor
sama
2 Menit
Kartu bernomor,
berkumpul di tempat yang sudah ditentukan,
kemudian
menjelaskan
bahwa
papan nama
guru
kelompok
kelompok
tersebut adalah kelompok ahli. Nomor 1 di meja ahli 1 Nomor 2 di meja ahli 2 Nomor 3 di meja ahli 3 Nomor 4 di meja ahli 4 Nomor 5 di meja ahli 5 Nomor 6 di meja ahli 6 4. Setiap
kelompok
mendiskusikan
ahli
materi
dan
10 Menit
Diskusi
spidol
menjawab pertanyaan yang telah disiapkan. Setiap kelompok ahli diminta
menuliskan
poin-point
penting hasil diskusi pada kertas manila yang telah disediakan untuk presentasi di depan kelas pada waktu yang telah ditentukan. 5. Masing-masing
kelompok
ahli
1 Menit
mengumpulkan hasil diskusi. 6. Setiap kembali
anggota ke
kelompok
kelompok
ahli
asalnya
Kertas manila,
10 Menit
Diskusi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
95
untuk saling memberikan informasi hasil diskusi di kelompok ahli, kemudian menjawab pertanyaan diskusi kelompok asal. 7. Masing-masing
kelompok
asal
1 Menit
seluruh
30 Menit
mengumpulkan hasil diskusi. 8. Secara
berurutan,
kelompok ahli mempresentasikan hasil diskusinya. Setiap selesai presentasi,
guru
memberikan
kesempatan
kelompok
lainnya
untuk bertanya atau menanggapi materi yang dipresentasikan oleh kelompok ahli. 9. Guru menjelaskan secara singkat
5 Menit
materi yang telah dibahas. (setelah semua
kelompok
ahli
Ceramah dan tanya jawab
selesai
presentasi) C. Kegiatan Penutup 1. Guru memberikan post-test untuk mengetahui
tingkat
pemahaman
10 Menit
siswa dan membagikan lembar
Soal post-test dan lembar refleksi
refleksi. 2. Guru kepada
memberikan
penghargaan
kelompok
yang
1 Menit
presentasinya paling baik. 3. Guru
menutup
pembelajaran.
proses
1 Menit
Hadiah
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
96
VIII. Sumber Pembelajaran : 1. Sukwiyaty, dkk. 2006. Ekonomi SMA Kelas X. Bandung: Yudhistira. 2. Ritonga, dkk. 2004. Ekonomi SMA Kelas X. Jakarta: Erlangga. IX. Evaluasi Soal
: : Terlampir
Pedoman penilaian : Menjawab benar skor 1 Menjawab salah skor 0 Kunci jawaban
: Terlampir
Yogyakarta, 10 Mei 2011 Guru
Dra. Sunarti NIP: 195704101983032004
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 10 SOAL PRE-TEST Pilihlah satu jawaban yang paling tepat dengan memberi tanda (X) pada setiap pilihan jawaban (a, b, c, d, e) dengan benar! (Waktu mengerjakan 10 menit) 1.
Untuk memenuhi kebutuhan, masyarakat yang masih sederhana melakukan pertukaran dengan cara menukarkan suatu barang dengan barang lain. Hal itu disebut..... a. b. c. d. e.
2.
Pertukaran tidak langsung Pertukaran dengan benda uang Pertukaran dengan uang Pertukaran langsung Pertukaran barter
Kesulitan-kesulitan yang dihadapi dalam pertukaran adalah sebagai berikut: 1. Sulit menemukan orang yang mempunyai barang yang diinginkan dan juga mau menukarkan barang yang dimilikinya. 2. Sukar mengukur nilai barang yang seimbang untuk barang yang akan dipertukarkan. 3. Untuk barang yang akan dipertukarkan tidak bisa dibagi-bagi, maka harus ditukar sekali banyak, sementara kemampuan orang terbatas. 4. Sulit menemukan orang yang kebetulan mempunyai satu kuintal beras dan ingin ditukarkan dengan seekor sapi. Jawaban yang tepat adalah.... a. 1, 2, 3 b. 1, 3 c. 2, 4
3.
Yang bukan merupakan syarat-syarat yang harus dimiliki uang adalah.... a. b. c. d. e.
4.
d. 1, 4 e. 2, 3, 4
Digemari umum. Memiliki nilai tinggi sekalipun dalam jumlah kecil. Tidak mudah dipalsukan. Tidak mudah rusak. Tidak bisa saling mengganti.
Yang termasuk fungsi turunan dari uang adalah.... a. Sebagai alat tukar umum. 97
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
b. c. d. e. 5.
Sebagai alat kesatuan hitung. Sebagai alat bayar. Sebagai pengukur nilai. Sebagai alat pembanding.
Uang kartal yang termasuk alat pembayaran yang sah adalah... a. b. c. d. e.
6.
Uang kertas dan kartu kredit. Cek dan bilyet giro. Cek dan uang kertas. Uang logam dan uang kertas. Bilyet giro dan telegraphic transfer.
Nilai yang tertera pada setiap mata uang disebut..... a. Nilai intrinsik. b. Nilai nominal. c. Nilai tukar.
7.
d. Common money e. Hot money
Dengan uang Rp5.000,00 dapat dibelikan dengan 1Kg gula pasir. Hal itu menunjukkan..... a. Nilai intrinsik b. Nilai nominal c. Nilai standar
9.
d. Nilai riil e. Nilai beli
Jika uang memiliki nilai intrinsik lebih rendah dari nilai nominalnya disebut..... a. Full bodied money b. Fiduciary money c. Token money
8.
98
d. Nilai riil e. Nilai tukar
Faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan uang adalah: 1. Besar kecilnya pembelanjaan negara. 2. Cepat lambatnya laju peredaran uang. 3. Tinggi rendahnya tingkat bunga. 4. Motif-motif masyarakat dalam memiliki uang. 5. Tingkat pendapatan masyarakat. 6. Jumlah penduduk. Pernyataan yang benar adalah..... a. 1 b. 2, 4 c. 3
d. 1, 2, 4 e. 3, 5, 6
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
10. Faktor-faktor yang mempengaruhi penawaran uang adalah: 1. Tinggi rendahhnya tingkat bunga 2. Besar kecilnya pembelanjaan negara 3. Tingkat pendapatan masyarakat 4. Jumlah penduduk 5. Motif masyarakat dalam memiliki uang 6. Struktur ekonomi masyarakat Pernyataan yang benar adalah...... a. 1, 2, 3, 5 b. 1, 3, 4, 6 c. 2, 3, 4, 6
d. 2, 3, 5, 6 e. 3, 4, 5, 6
99
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 11 SOAL POST-TEST Pilihlah satu jawaban yang paling tepat dengan memberi tanda (X) pada setiap pilihan jawaban (a, b, c, d, e) dengan benar! (Waktu mengerjakan 10 menit) 1.
Untuk memenuhi kebutuhan, masyarakat yang masih sederhana melakukan pertukaran dengan cara menukarkan suatu barang dengan barang lain. Hal itu disebut..... a. b. c. d. e.
2.
Pertukaran tidak langsung Pertukaran dengan benda uang Pertukaran dengan uang Pertukaran langsung Pertukaran barter
Kesulitan-kesulitan yang dihadapi dalam pertukaran adalah sebagai berikut: 1. Sulit menemukan orang yang mempunyai barang yang diinginkan dan juga mau menukarkan barang yang dimilikinya. 2. Sukar mengukur nilai barang yang seimbang untuk barang yang akan dipertukarkan. 3. Untuk barang yang akan dipertukarkan tidak bisa dibagi-bagi, maka harus ditukar sekali banyak, sementara kemampuan orang terbatas. 4. Sulit menemukan orang yang kebetulan mempunyai satu kuintal beras dan ingin ditukarkan dengan seekor sapi. Jawaban yang tepat adalah.... a. 1, 2, 3 b. 1, 3 c. 2, 4
3.
Yang bukan merupakan syarat-syarat yang harus dimiliki uang adalah.... a. b. c. d. e.
4.
d. 1, 4 e. 2, 3, 4
Digemari umum. Memiliki nilai tinggi sekalipun dalam jumlah kecil. Tidak mudah dipalsukan. Tidak mudah rusak. Tidak bisa saling mengganti.
Yang termasuk fungsi turunan dari uang adalah.... a. Sebagai alat tukar umum. 100
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
b. c. d. e. 5.
Sebagai alat kesatuan hitung. Sebagai alat bayar. Sebagai pengukur nilai. Sebagai alat pembanding.
Uang kartal yang termasuk alat pembayaran yang sah adalah... a. b. c. d. e.
6.
Uang kertas dan kartu kredit. Cek dan bilyet giro. Cek dan uang kertas. Uang logam dan uang kertas. Bilyet giro dan telegraphic transfer.
Nilai yang tertera pada setiap mata uang disebut..... a. Nilai intrinsik. b. Nilai nominal. c. Nilai tukar.
7.
d. Common money e. Hot money
Dengan uang Rp5.000,00 dapat dibelikan dengan 1Kg gula pasir. Hal itu menunjukkan..... a. Nilai intrinsik b. Nilai nominal c. Nilai standar
9.
d. Nilai riil e. Nilai beli
Jika uang memiliki nilai intrinsik lebih rendah dari nilai nominalnya disebut..... a. Full bodied money b. Fiduciary money c. Token money
8.
101
d. Nilai riil e. Nilai tukar
Faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan uang adalah: 1. Besar kecilnya pembelanjaan negara. 2. Cepat lambatnya laju peredaran uang. 3. Tinggi rendahnya tingkat bunga. 4. Motif-motif masyarakat dalam memiliki uang. 5. Tingkat pendapatan masyarakat. 6. Jumlah penduduk. Pernyataan yang benar adalah..... a. 1 b. 2, 4 c. 3
d. 1, 2, 4 e. 3, 5, 6
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
10. Faktor-faktor yang mempengaruhi penawaran uang adalah: 1. Tinggi rendahhnya tingkat bunga 2. Besar kecilnya pembelanjaan negara 3. Tingkat pendapatan masyarakat 4. Jumlah penduduk 5. Motif masyarakat dalam memiliki uang 6. Struktur ekonomi masyarakat Pernyataan yang benar adalah...... a. 1, 2, 3, 5 b. 1, 3, 4, 6 c. 2, 3, 4, 6
d. 2, 3, 5, 6 e. 3, 4, 5, 6
102
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 1.a LEMBAR OBSERVASI KEGIATAN GURU (Catatan Anekdotal)
Nama pengamat
: Ruli Setiawan
Tanggal dan waktu observasi
: Selasa, 3 Mei 2011 jam ke 7-8
Lama observasi
: 90 menit (2 jam pelajaran)
Orang dan atau peristiwa yang diamati
: Dra. Sunarti
Tingkat kelas (semester) subyek
: X2 Semester 2
Kegiatan pembelajaran diawali dengan guru mengucapkan salam, memeriksa kesiapan siswa, dan guru mengulas kembali materi sebelumnya dan mengkaitkannya dengan materi yang akan disampaikan pada hari itu. Materi yang dibahas pada pembelajaran saat itu adalah Uang dan Perbankan. Apersepsi dilakukan guru dengan cara tanya jawab dengan siswa. Tujuan apersepsi oleh guru adalah mengingatkan kembali pelajaran yang telah lalu dan memfokuskan perhatian siswa untuk memasuki materi yang akan dipelajari. Pada awalnya, kondisi kelas masih sangat gaduh, siswa banyak yang masih mengobrol dengan temannya, dan banyak melakukan aktivitas sendiri. Guru berusaha untuk mengendalikan kelas dengan cara menyapa dan menjelaskan kepada mereka bahwa kegiatan pembelajaran akan segera dimulai. Secara bertahap kondisi kelas menjadi kondusif untuk belajar. Saat kondisi kelas telah kondusif, guru menjelaskan 103
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
104
materi pembelajaran dengan berdasarkan metode ceramah dan tanya jawab. Disela-sela menjelaskan, guru menyuruh siswa untuk membaca materi, kemudian guru menjelaskan materi tersebut. Kegiatan pembelajaran tersebut dilakukan guru secara berulang-ulang. Kegiatan pembelajaran di kelas tampak monoton. Dampaknya siswa kurang termotivasi untuk mendengarkan pelajaran. Sebagian besar siswa tampak asik saling bicara dengan temannya. Meskipun para siswa merasa bosan dan jenuh, guru terus berusaha untuk membuat kondisi kelas menjadi kondusif. Cara yang ditempuh guru adalah memberikan selingan cerita yang berhubungan dengan pelajaran dan menunjukkan contoh nyata uang yang beredar di Indonesia. Dengan cara itu, siswa mulai memperhatikan kembali materi pelajaran. Namun saat pembelajaran diteruskan kembali oleh guru, beberapa siswa kembali merasa bosan dan jenuh.
Yogyakarta, 3 Mei 2011 Guru
Dra. Sunarti NIP: 195704101983032004
Observer
Ruli Setiawan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 2.a LEMBAR OBSERVASI KEGIATAN SISWA (Catatan Anekdotal)
Nama pengamat
: Ruli Setiawan
Tanggal dan waktu observasi
: 3 Mei 2011 jam ke 7-8
Lama observasi
: 90 menit (2 jam pelajaran)
Orang dan atau peristiwa yang diamati
: Siswa
Tingkat kelas (semester) subyek
: X2 semester 2
Saat pelajaran akan dimulai, siswa masih sibuk dengan dirinya sendiri. Kebanyakan siswa masih mengobrol dengan temannya dan ada juga yang masih asyik bermain handphone di dalam kelas. Setelah guru mengucapkan salam, beberapa siswa mulai memperhatikan guru sementara yang lain masih mengobrol dengan temannya. Setelah guru menegur mereka, kondisi kelas menjadi kondusif. Siswa mulai mempersiapkan buku pelajaran ekonomi saat guru mulai menjelaskan materi pelajaran. Selama pembelajaran, siswa cenderung pasif dan bosan. Saat guru memberi pertanyaan kepada siswa, hanya beberapa siswa yang duduk di depan saja yang berkemauan menjawab pertanyaan. Siswa-siswa yang duduk di belakang bahkan ada yang mengantuk dan tertidur. Berdasarkan kondisi demikian, peneliti dapat menyimpulkan bahwa sebagian besar siswa tidak berminat mengikuti pembelajaran. Hal ini disebabkan metode pembelajaran yang digunakan guru tidak menuntut siswa menjadi lebih aktif dalam pembelajaran di kelas.
105
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
106
Yogyakarta, 3Mei 2011 Guru
Dra. Sunarti NIP: 195704101983032004
Observer
Ruli Setiawan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 1.b LEMBAR OBSERVASI KEGIATAN GURU (Catatan Anekdotal)
Nama pengamat
: Ruli Setiawan
Tanggal dan waktu observasi
: Selasa, 10 Mei 2011 jam ke 7-8
Lama observasi
: 90 menit (2 jam pelajaran)
Orang dan atau peristiwa yang diamati
: Dra. Sunarti
Tingkat kelas (semester) subyek
: X2 Semester 2
Kegiatan pembelajaran diawali dengan guru mengucapkan salam, memeriksa kesiapan siswa, dan guru mengulas kembali materi sebelumnya dan mengkaitkannya dengan materi yang akan disampaikan pada hari itu. Materi yang dibahas pada pembelajaran saat itu adalah tentang Memahami Uang dan Perbankan. Apersepsi dilakukan guru dengan cara tanya jawab dengan siswa. Setelah kegiatan apersepsi, guru melakukan pre-test untuk membandingkan tingkat pemahaman siswa sebelum dan sesudah pembelajaran dengan menggunakan model Jigsaw. Setelah melakukan pre-test, guru menjelaskan secara detail prosedur pembelajaran dengan model Jigsaw. Setelah guru menjelaskan prosedur pembelajaran menggunakan model Jigsaw, lalu guru memulai pembelajaran dengan menggunakan model Jigsaw. Guru menugaskan siswa untuk mendiskusikan materi sesuai bagiannya bersama anggota kelompoknya. Setelah waktu diskusi selesai, guru memberikan kesempatan kelompok untuk melakukan
109
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
110
presentasi di depan kelas. Setelah pelaksanaan presentasi, guru dibantu fasilitator membagikan soal post-test dan lembar refleksi. Hasil post-test nantinya akan dibandingkan untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa sebelum dan sesudah pelaksanaan
model
pembelajaran
Jigsaw.
Lembar
refleksi
digunakan
untuk
merefleksikan kegiatan pembelajaran saat itu. Setelah post-test, guru mengumumkan kelompok terbaik, kemudian guru memberikan penghargaan kepada kelompok tersebut dengan memberikan hadiah.
Yogyakarta, 10 Mei 2011 Guru
Dra. Sunarti NIP: 195704101983032004
Observer
Ruli Setiawan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 2.b LEMBAR OBSERVASI KEGIATAN SISWA (Catatan Anekdotal)
Nama pengamat
: Ruli Setiawan
Tanggal dan waktu observasi
: 10 Mei 2011 jam ke 7-8
Lama observasi
: 90 menit (2 jam pelajaran)
Orang dan atau peristiwa yang diamati
: Siswa
Tingkat kelas (semester) subyek
: X2 semester 2
Ssetelah guru memasuki kelas, siswa mulai mempersiapkan diri untuk mengikuti pelajaran. Kemudian guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam. Siswa menanggapi salam dan sapaan guru. Setelah itu pembelajaran dimulai. Ketika guru menjelaskan materi minggu lalu, siswa memperhatikan penjelasan guru dengan serius walaupun beberapa siswa ada yang tidak memperhatikan penjelasan guru. Setelah itu guru melaksanakan pre-test. Siswa mengerjakan soal pre-test dengan tenang. Setelah pre-test berakhir, guru menjelaskan prosedur pembelajaran dengan model Jigsaw. Siswa memperhatikan penjelasan guru dengan antusias. Setelah itu pembelajaran dengan model Jigsaw dimulai. Siswa mendiskusikan materi sesuai bagiannya di dalam kelompok masing-masing dengan serius. Hal itu dikarenakan siswa merasa senang dengan model pembelajaran yang digunakan, sehingga mereka tidak merasa bosan. Satu per satu siswa dalam kelompok menjelaskan materi yang telah dipelajarinya. Setelah diskusi selesai, siswa
111
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
112
mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya di depan kelas. Siswa yang lain memperhatikan kelompok yang sedang melakukan presentasi. Siswa sangat antusias dalam mempresentasikan hasil diskusinya maupun memberikan tanggapan atas materi yang dipresentasikan. Hal ini terlihat dari banyaknya siswa yang tunjuk jari pada saat sesi tanya jawab dalam presentasi
Yogyakarta, 10 Mei 2011 Guru
Dra. Sunarti NIP: 195704101983032004
Observer
Ruli Setiawan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 3.b LEMBAR OBSERVASI KEGIATAN KELAS (Catatan Anekdotal)
Nama pengamat
: Ruli Setiawan
Tanggal dan waktu observasi
: 10 Mei 2011, jam ke 7-8
Lama observasi
: 90 menit (2 jam pelajaran)
Orang dan atau peristiwa yang diamati
: Dra. Sunarti
Tingkat kelas (semester) subyek
: X2 semester 2
Secara umum kondisi kelas sudah cukup mendukung proses belajar mengajar. Fasilitas kelas juga sudah sangat menunjang proses pembelajaran karena dilengkapi dengan peralatan-peralatan seperti meja dan kursi siswa, meja dan kursi guru, white board, papan pengumuman dan presensi, kipas angin, jam dinding, dan sound pengumuman. Suasana kelas juga didukung oleh lingkungan sekolah yang kondusif untuk proses belajar. Siswa juga sangat mendukung proses pembelajaran saat itu. Seluruh siswa hadir untuk mengikuti kegiatan pembelajaran. Siswa sangat antusias saat kegiatan dilaksanakan dari awal hingga akhir. Pada saat diskusi dan presentasi dilaksanakan terkadang ada sedikit keramaian yang terjadi dalam setiap kelompok dikarenakan selisih pendapat antar anggota kelompok. Masing-masing anggota kelompok saling bertukar informasi atas materi yang telah mereka pelajari. Mereka juga berperan aktif dalam mengerjakan tugas kelompok dan kegiatan presentasi, sehingga pembelajaran sangat menarik, tidak membosankan, dan kelas menjadi lebih hidup. 113
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
114
Dengan kondisi yang demikian, terlihat bahwa siswa sangat senang mengikuti kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Jigsaw.
Yogyakarta, 10 Mei 2011 Guru
Dra. Sunarti NIP: 195704101983032004
Observer
Ruli Setiawan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 4a LEMBAR OBSERVASI KEGIATAN GURU DALAM PROSES PEMBELAJARAN
Hari/tanggal
: Selasa, 10 Mei 2011
Mata pelajaran
: Ekonomi
Kelas
: X2
Observer
: Ruli Setiawan Tabel Aktivitas Guru
No.
Deskriptor
Ya
1.
Guru menjelaskan pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw
√
2.
Guru mengorganisasikan bahasan yang bersifat umum menjadi pokok bahasan yang bersifat umum menjadi pokok bahasan yang lebih sempit untuk membantu siswa memahami materi dalam pembelajaran tipe Jigsaw di kelas.
√
3.
Guru memberikan materi yang akan dipelajari dalam kegiatan belajar mengajar melalui presentasi kelas.
√
4.
Guru ikut berperan dalam pembentukan kelompok Jigsaw.
√
5.
Guru memberikan dorongan motivasi kepada siswa agar terlibat aktif dalam diskusi.
√
6.
Guru memberikan pengarahan kepada siswa, tentang prosedur dan aturan diskusi.
√
7.
Guru memotivasi siswa agar ada kerja sama antar individu di dalam kelompoknya.
√
8.
Guru mengamati atau mengobservasi proses pembelajaran dalam diskusi.
√
9.
Guru berinteraksi dengan siswa, dan melibatkan diri dalam kelompok serta menjawab pertanyaan yang diajukan siswa
√
115
Tidak
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
secara perorangan. 10.
Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk memecahkan masalah dan mencari sumber informasi secara mandiri.
√
Guru tidak berinteraksi dengan siswa, tidak menjelaskan cara kerja kelompok, tugas yang harus dikerjakan dan kerjasama di dalam kelompok.
√
Guru membiarkan siswa membuat kegaduhan di dalam kelas dan berkeliling dari satu kelompok ke kelompok lain sehingga suasana kelas menjadi tidak kondusif.
√
13.
Guru hanya berinteraksi dan memperhatikan kelompok tertentu saja yang mengalami kesulitan.
√
14.
Guru dan siswa sama-sama asyik dengan pekerjaannya masing-masing sehingga suasana kelas menjadi kaku.
√
15.
Guru meninggalkan kelas disaat siswa bekerja di dalam kelompok sehingga tidak ada pengawasan.
√
16.
Guru tidak melakukan evaluasi hasil pembelajaran.
√
17.
Guru memberikan motivasi kepada siswa agar terlibat aktif dalam presentasi dan tanya jawab.
√
18.
Guru memberikan penghargaan bagi kelompok yang memiliki skor terbaik.
√
19.
Guru melakukan evaluasi terhadap peningkatan hasil belajar melalui pre-test dan post-test.
√
11.
12.
Yogyakarta, 10 Mei 2011 Guru
Dra. Sunarti NIP: 195704101983032004
Observer
Ruli Setiawan
116
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 5.a INSTRUMEN PENGAMATAN KELAS
Hari/tanggal
: Selasa, 10 Mei 2011
Mata Pelajaran
: Ekonomi
Kelas
: X2
Observer
: Ruli Setiawan
No.
Deskriptor
Ya
Tidak
1.
Kelas terdiri dari banyak siswa yang memiliki kemampuan belajar dan asal usul yang berbeda.
2.
Siswa mengalami kesulitan dalam menyelesaikan tugas yang diberikan.
3.
Buku-buku dan fasilitas pembelajaran mudah ditemukan siswa di kelas (sekolah).
4.
Kerja di dalam kelompok terhambat dikarenakan beberapa siswa yang tidak ikut terlibat (malas) serta membuat kegaduhan di dalam kelas.
√
5.
Beberapa siswa hanya mengandalakan siswa lain dalam kerja kelompok.
√
6.
Para siswa tampak antusias dengan kerja kelompoknya.
√
7.
Para siswa berperan aktif dalam aktivitas pembelajaran tipe Jigsaw.
√
8.
Banyak siswa yang bertanya kepada guru jika menghadapi kesulitan.
√
9.
Sebagian besar siswa telah memiliki sumber referensi yang digunakan.
√
10.
Siswa mempunyai rasa ingin tahu yang tinggi.
√
117
√ √ √
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
11.
Tujuan pembelajaran di dalam kelas tidak dapat dipahami dengan jelas.
√
12.
Kelas terdiri dari berbagai individu yang tidak mengenal satu sama lain dengan baik.
√
13.
Sebagian besar siswa menganggap materi yang diberikan sulit.
√
14.
Kelas dapat terorganisir dengan baik.
√
15.
Selama kegiatan pembelajaran berlangsung para siswa saling memberikan pendapat atau masukan bagi tercapainya tujuan yang diharapkan.
√
118
Yogyakarta, 10 Mei 2011 Guru
Dra. Sunarti NIP: 195704101983032004
Observer
Ruli Setiawan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 6.a LEMBAR OBSERVASI KEGIATAN BELAJAR SISWA SISWA dalam KELOMPOK
Hari/tanggal
: Selasa, 10 Mei 2011
Mata Pelajaran
: Ekonomi
Kelas
: X2
Observer
: Ruli Setiawan
No.
Deskriptor
Ya
1.
Seluruh kelompok antusias mengikuti jalannya diskusi dan presentasi
√
2.
Saling bekerja sama untuk mendiskusikan materi dalam diskusi
√
3.
Seluruh kelompok mengerti aturan dan prosedur diskusi
√
4.
Saling bertukar pikiran dan pendapat
√
5.
Menjawab pertanyaan sesuai dengan maksud dan tujuan pertanyaan
√
6.
Bertindak sportif dan jujur
√
Tidak
Yogyakarta, 10 Mei 2011 Guru
Observer
Dra. Sunarti NIP: 195704101983032004
Ruli Setiawan
119
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 7a Instrumen Refleksi Lembar Refleksi Guru Mitra Terhadap Komponen Pembelajaran dan Model Jigsaw No. 1.
Uraian Penilaian guru terhadap komponen pembelajaran dan penggunaan model pembelajaran kooperatif yang diterapkan.
Komentar Bagus, karena menuntut semua siswa aktif dalam pembelajaran.
2.
Penilaian guru terhadap aktifitas siswa dalam kegiatan pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw.
Siswa dituntut aktif mengikuti pembelajaran.
3.
Hambatan yang mungkin ditemui dalam menerapkan pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw.
Dibutuhkan tenaga yang prima bagi saya, agar mampu melaksanakan model pembelajaran ini.
4.
Manfaat yang diperoleh dalam merencanakan dan menerapkan pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw.
Tujuan pembelajaran tercapai.
5.
Keberhasilan yang telah dicapai ketika diterapkannya pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw tersebut.
Siswa menguasai materi pembelajaran.
6.
Hal-hal mana saja yang masih perlu ditingkatkan dan diperbaiki dalam pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw.
Tempat, harus didesain lebih baik lagi.
7.
Apakah siswa berminat mengikuti pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw selanjutnya seperti yang diterapkan di dalam kelas?
Minat, tetapi tidak rutin tiap pembelajaran.
Yogyakarta, 10 Mei 2011 Guru
Dra. Sunarti NIP: 195704101983032004 120
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 8.a Instrumen Refleksi Lembar Refleksi Siswa Terhadap Komponen Pembelajaran dan Model Jigsaw No. 1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Uraian Bagaimana pendapat Anda terhadap komponen pembelajaran dan penggunaan model pembelajaran kooperatif yang diterapkan? Bagaimana pendapat Anda tentang aktifitas siswa yang terjadi dalam kegiatan pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw? (keaktifan, partisipasi, kerja kelompok, dan diskusi). Apaka Anda berminat mengikuti pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw selanjutnya seperti yang telah Anda ikuti? Manfaat apa saja yang diperoleh dari diterapkannya pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw?
Keberhasilan apa saja yang telah Anda capai ketika diterapkannya pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw tersebut? Hambatan apa yang mungkin ditemui ketika diterapkannya pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw tersebut? Hal-hal mana saja yang masih perlu ditingkatkan dan diperbaiki dalam pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw?
121
Komentar Menyenangkan dan lebih efektif, seru, mudah dicerna, menarik, dan dapat menambah semangat belajar. Berjalan lancar, dan cukup bagus, siswa menjadi lebih aktif dan dapat menghilangkan kejenuhan belajar. Iya, karena tidak membosankan, karena tidak membuat ngantuk. Lebih mengerti materi dan lebih hafal, lebih asik, mendapat ilmu dengan cara yang menyenangkan, lebih mudah mengingat. Dapat bekerja sama dalam kelompok. Suasana kelas sedikit riuh, ada perbedaan pendapat, waktu kurang. Masalah waktu dan tempat.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 9.a RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) Sekolah
: SMA Negeri 2 Ngaglik
Mata Pelajaran
: Ekonomi
Kelas/Semester
: X2 / 2
Alokasi Waktu
: 2 X 45 menit
I.
Standar Kompetensi
: Memahami uang dan perbankan.
II. Kompetensi Dasar
: Menjelaskan konsep permintaan dan penawaran uang.
III. Indikator
: 1.
Menjelaskan sejarah perkembangan alat tukar.
2.
Menjelaskan fungsi dan jenis-jenis uang.
3.
Menjelaskan permintaan dan penawaran uang.
4.
Menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan dan penawaran uang.
IV. Tujuan Pembelajaran : 1.
Siswa dapat menjelaskan sejarah perkembangan alat tukar.
2.
Siswa dapat menjelaskan fungsi dan jenis-jenis uang.
3.
Siswa
dapat
menjelaskan
permintaan
dan
penawaran uang. 4.
Siswa dapat menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan dan penawaran uang.
122
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
123
V. Materi Pembelajaran
Sejarah dan Fungsi Uang 1.
Sejarah Uang Pada linkungan masyarakat yang masih sederhana pemenuhan kebutuhan
hidup dilakukan dengan jalan tukar-menukar barang yang diinginkan dengan barang lain yang disebut dengan barter atau dikenal dengan istilah in natura. Pertukaran in natura ini bisa terjadi apabila terdapat dua orang saling membutuhkan barang yang dipertukarkan dan memiliki kebutuhan yang harus bersifat timbal balik. Namun, sesuai dengan makin berkembangnya kebudayaan manusia system barter ini mengalami beberapa kesulitan, yaitu: a.
Kesulitan untuk menemukan orang yang mempunyai barang yang diinginkan dan juga mau menukarkan barang yang dimilikinya.
b. Kesulitan untuk memperoleh barang yang dapat dipertukarkan satu sama lainnya dengan nilai pertukaran yang seimbang atau hampir sama nilainya. c.
Kesulitan karena barang yang akan dipertukarkan tidak bisa dibagi-bagi. Kesulitan-kesulitan semacam ini baru dapat diatasi setelah ditetapkan suatu
benda sebagai alat tukar yang bisa diterima umum, digemari di mana-mana, mudah dibawa dan setiap waktu dapat ditukarkan dengan barang apa saja yang dimiiliki dengan barang yang akan dipertukarkan. Alat tukar ini kemudian dikenal dengan sebutan uang. Pada mulanya, bentuk uang tidaklah seperti yang kita kenal sekarang. Karena pada waktu itu uang berupa benda-benda yang istimewa atau benda-benda yang berharga dan diinginkan oleh semua orang, itulah yang disebut dengan uang barang (commodity money). Bermacam-macam barang digunakan sebagai uang seperti batu mulia, kulit kerang, kulit binatang, ternak, wol, gading bahkan garam. Penggunaan uang barang akhirnya menemui kesulitan-kesulitan. Kesulitan yang utama dirasakan untuk uang barang adalah sulit menentukan nilainya. Contoh, bagaimana membedakan nilai kulit kerang yang besar dan yang kecil? Kesulitan yang lain, yaitu ada barang yang tidak tahan lama, mudah pecah dan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
124
tidak mempunyai identitas, ukuran, bentuk, dan berat. Oleh karena itu, orang mulai memilih logam sebagai bahan pembuatan uang, lahirlah mata uang logam. Logam sebagai bahan uang memiliki syarat yaitu digemari umum, tahan lama dan tidak mudah rusak, memiliki nilai yang tinggi, mudah dipindah-pindah, dan mudah dipecah-pecah tanpa mengurangi nilainya. Bahan yang memenuhi syarat-syarat tersebut adalah emas dan perak. Uang terbuat dari emas dan perak disebut dengan uang logam (metallic money). Uang logam emas dan perak juga disebut sebagai full bodied money, artinya nilai intrinsik (nilai bahan uang) sama dengan nilai nominalnya (nilai yang tercantum pada mata uang tersebut). Uang yang terbuat dari logam mulia seperti emas dan perak karena dijamin penuh dengan body-nya disebut juga uang standar. Pada saat itu, setiap orang menempa uang, melebur, menjual dan memakainya dan setiap orang mempunyai hak tidak terbatas dalam menyimpan uang logam. Sejalan dengan perkembangan perekonomian, maka perkembangan tukar menukar yang harus dilayani dengan uang logam juga berkembang, sedangkan jumlah logam mulia, yaitu emas dan perak tidak lagi bisa memenuhi kebutuhan. Hal itu disebabkan persediaan emas dan perak sebagai bahan pembuat uang jumlahnya terbatas (langka), dan sulit dibawa-bawa karena terlalu berat, apalagi dalam jumlah yang banyak maka lahirlah uang kertas. Kertas digunakan sebagai bahan uang. Uang kertas tidak memiliki nilai intrinsik, tetapi hanya memiliki nilai nominal maka uang kertas ini digolongkan sebgai token money (uang tanda). Artinya, nilai nominal uang tersebut lebih tinggi dari nilai intrinsiknya. Uang kertas ini diterima oleh masyarakat karena kepercayaan. Mula-mula uang kertas yang beredar merupakan bukti-bukti pemilikan emas dan perak sebagai alat/perantara untuk melakukan transaksi. Dengan kata lain uang kertas yang beredar pada saat itu merupakan uang yang dijamin 100% dengan emas atau perak yang disimpan di pandai emas atau perak dan sewaktu-waktu dapat ditukarkan penuh dengan jaminanya. Namun selanjutnya dimanfaatkan oleh
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
125
pandai emas atau perak untuk mengeluarkan bukti-bukti pemilikan emas. Beredarlah bukti-bukti pemilikan emas tersebut sebagai uang kertas. Sejalan dengan beredarnya uang kertas, uang logam juga masih tetap beredar mendampinginya dalam peredaran. Perkembangan
pertukaran
melaju
pesat
sesuai
dengan
kemajuan
perekonomian. Untuk menghindari kecurangan-kecurangan dalam pertukaran, maka pemerintah ikut campur dalam menentukan nilai uang yang digunakan sebagai alat tukar. Uang yang beredar saat ini di tiap-tiap Negara lebih banyak token money sebab terbuat dari kertas atau dari logam dan nilai bahannya rendah serta masyarakat dilarang membuat uang. Pemerintah mengeluarkan uang kertas dengan menyimpan jaminan sejumlah emas, namun uang kertas tersebut tidak bisa ditukarkan dengan emas yang dijadikan jaminannya. Perkembangan selanjutnya uang kertas yang beredar sekarang sudah tidak dijamin lagi dengan emas, namun uang kertas tetap diterima oleh masyarakat karena percaya pada pemerintah yang telah mengeluarkan uang kertas tersebut. Karena percaya pada pemerintah, maka uang kertas tersebut juga sebagai uang kepercayaan atau mata uang fidusiar (fiduciary money). Fiduciary money adalah mata uang yang tidak sepenuhnya dijamin dengan emas atau perak, tetapi nilainya dapat dipertahankan karena kepercayaan masyarakat kepada pemerintah. 2.
Pengertian Uang Definisi uang menurut beberapa ahli adalah sebagai berikut: a. A.C. Pigou Dalam bukunya The Veil of Money, yang dimaksud dengan uang adalah alat tukar. b. D.H. Robertson Dalam bukunya Money, ia mengatakan bahwa money is something recepted in payment for goods. Artinya, uang adalah sesuatu yang bisa diterima dalam pembayaran untuk mendapatkan barang-barang.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
126
c. R.G. Thomas Dalam bukunya Our Modern Banking ia menjelaskan bahwa money is something that is readily and generally aaccepted by public in payment for goods, service and other valuable assets and for the payment for debts. Artinya, uang adalah sesuatu yang tersedia dan secara umum diterima sebagai alat pembayaran bagi pembelian barang-barang dan jasa-jasa serta kekayaan berharga lainnya serta untuk pembayaran utang. 3.
Syarat-Syarat Uang Agar suatu benda dapat digunakan sebagai alat perantara dalam tukar-
menukar, maka harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut: a.
Disenangi dan dapat diterima secara umum (acceptability).
b.
Tahan lama dan tidak mudah rusak (durability).
c.
Nilainya tetap dalam jangka waktu yang lama (stability of value).
d.
Mudah disimpan dan mudah dipindahkan/dibawa kemana-mana tanpa kesulitan (portability).
e.
Mudah dibagi tanpa mengurangi nilai (divisibility).
f.
Memiliki satu kualitas saja (uniformity).
g.
Jumlahnya terbatas dan tidak mudah dipalsukan (scarcity). Dalam pelaksanaan pertukaran, syarat-syarat yang dikemukakan di atas
belum tentu terpenuhi semua oleh semua benda. Akan tetapi, masyarakat selalu berusaha semaksimal mungkin agar benda yang dijadikan uang memenuhi syarat-syarat tersebut agar bisa berfungsi sebagai uang. 4.
Fungsi Uang Fungsi uang dapat dibedakan sebagai fungsi asli (utama) dan fungsi turunan
(tambahan). a. Fungsi Asli (Utama) Fungsi asli (utama) uang adalah sebagai berikut: 1) Sebagai alat tukar umum (medium of exchange). Uang dipakai sebagai alat tukar untuk mempermudah pertukaran karena uang diakui secara umum. Dengan demikian, uang dapat diterima oleh siapapun dan di
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
127
manapun sehingga kesulitan-kesulitan pertukaran dapat teratasi dengan adanya uang. 2) Sebagai alat kesatuan hitung (unit of account) atau disebut juga pengukur nilai (measure of values). Tiap nilai tukar ditetapkan dalam satuan uang (satuan uang di Indonesia yaitu rupiah, di Jepang yen, di Malaysia ringgit, dan lain-lain) sehingga dapat ditetapkan perbandingan antara satu barang dengan barang lainnya atau untuk dapat dipakai dalam
menunjukkan
nilai
berbagai
macam
barang/jasa
yang
diperjualbelikan, menunjukkan besarnya kekayaan, besarnya pinjaman dan besarnya harga. Misalnya nilai sebuah rumah dapat ditetapkan dalam rupiah sehingga jual-beli dapat dilaksanakan karena nilainya dapat ditentukan dengan tepat. 3) Sebagai penyimpan nilai (store of value) karena dapat digunakan untuk mengalihkan daya beli dari masa sekarang ke masa mendatang. Ketika seorang penjual saat ini menerima sejumlah uang sebagai pembayaran atas barang dan jasa yang dijualnya, maka ia dapat menyimpan uang tersebut untuk digunakan membeli barang dan jasa di masa mendatang. b. Fungsi Turunan (Tambahan) Fungsi tambahan uang adalah sebagai berikut: 1) Sebagai alat bayar/alat penunda pembayaran (standard of deferred payment). Pada tukar-menukar fungsi ini bersamaan dengan fungsi alat tukar, tetapi pada pembayaran denda dan pajak, pemberian kredit dan pemberian hadiah, fungsi ini akan kelihatan. Dalam hal ini uang dapat menyelesaikan utang piutang atau pembayaran masa yang akan datang. 2) Sebagai alat pembentuk kekayaan dan pemindahan kekayaan (modal). Dengan mengumpulkan uang dapat terjadi pembentukan kekayaan, sebab dengan uang yang banyak dapat dibelikan barang-barang misalnya rumah, dan tanah. Artinya, semakin banyak uang semakin banyak kekayaan dapat dikumpulkan sebab kekayaan dapat berpindah tangan dengan jalan menukarnya dengan sejumlah uang. Selain dari
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
128
contoh diatas, setelah terkumpul (ditabung) baik melalui lembaga maupun perorangan dapat dipinjamkan kepada orang lain yang membutuhkanya. Dengan kata lain uang berfungsi sebagai sarana pemindahan modal. 5.
Jenis-jenis Uang Uang yang beredar dalam masyarakat dapat dibedakan dalam dua jenis, yaitu
uang kartal (common money) dan uang uang giral. a. Uang Kartal (Common Money) Uang kartal ialah alat bayar yang sah dan wajib digunakan oleh masyarakat dalam melakukan transaksi jual-beli sehari-hari. Uang kartal terdiri dari uang logam dan uang kertas. Di Indonesia menurut Undang-Undang Bank Sentral No. 13 Tahun 1968 pasal 26 ayat 1 Bank Indonesia mempunyai hak tunggal untuk mengeluarkan uang logam dan kertas. Hak tunggal untuk mengeluarkan uang yang dimiliki Bank Indonesia tersebut disebut hak oktroi. 1)
Jenis Uang Kartal Menurut Lembaga yang Mengeluarkannya Menurut Undang-Undang Pokok Bank Indonesia No. 11/1953, terdapat dua
jenis uang kartal, yaitu uang Negara dan uang bank. Uang Negara adalah uang yang dikeluarkan oelh pemerintah, terbuat dari kertas yang memiliki ciri-ciri dikeluarkan oleh pemerintah, dijamin dengan undang-undang, bertuliskan nama negara yang mengeluarkannya, dan ditandatangani oleh menteri keuangan. Uang bank adalah uang yang dikeluarkan oleh bank sentral berupa uang logam dan uang kertas. Ciri-cirinya, yaitu dikeluarkan oleh bank sentral, dijamin dengan emas atau valuta asing yang disimpan di bank sentral, bertuliskan nanma bank sentral negara yang bersangkutan, terdiri dari satuan uang yang nilai nominalnya besar, dan ditandatangani oleh gubernur bank sentral. Di Indonesia pada saat ini sudah tidak dijumpai lagi uang pemerintah karena uang yang beredar pada saat ini dikeluarkan oleh Bank Indonesia sejak berlakunya Undang-Undang No. 13/1968. 2) Jenis Uang Kartal Menurut Bahan Pembuatnya a) Uang Logam
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
129
Uang logam adalah uang yang terbuat dari logam dengan bentuk dan berat tertentu dengan kadar yang tetap dan dapat dibuat dari emas, perak atau bahan logam lainnya, dengan cirri-ciri khusus untuk menghindari pemalsuan. Uang logam memiliki tiga macam nilai, antara lain: (1) Nilai intrinsik, yaitu nilai bahan untuk membuat mata uang, misalnya berapa nilai emas dan perak yang digunakan untuk bahan uang. (2) Nilai nominal, yaitu nilai yang tercantum pada mata uang atau cap harga yang tertera pada mata uang. Misalnya seratus rupiah (Rp 100,00), dan 500 rupiah (Rp 500,00). (3) Nilai tukar ialah jumlah barang yang dapat ditukarkan dengan sejumlah uang. b) Uang Kertas Uang kertas adalah uang yang terbuat dari kertas dengan gambar dan cap tertentu dan merupakan alat pembayaran yang sah. Menurut penjelasan UndangUndang No. 23 tahun 1999 tentang Bank Indonesia yang dimaksud dengan uang kertas adalah uang dalam bentuk lembaran yang terbuat dari bahan kertas atau bahan lainnya. b. Uang Giral Perkembangan
tukar-menukar
semakin
meningkat
sejalan
dengan
meningkatnya perkembangan ekonomi. Hal ini, menuntut adanya alat tukar yang lebih mudah, praktis, dan aman. Untuk mengantisipasi hal tersebut diciptakanlah uang giral (uang bank). Di Indonesia, bank yang menciptakan uang giral adalah bank umum selain Bank Indonesia sebab menurut UU No. 7 tentang Perbankan tahun 1992 uang giral merupakan tagihan yang ada di bank umum (deman deposit), yang dapat digunakan sewaktu-waktu sebagai alat pembayaran. Bentuk uang giral dapat berupa cek, giro, atau telegraphic transfer. Uang giral bukan merupakan alat pembayaran yang sah. Artinya, masyarakat boleh menolak dibayar dengan uang giral sebab bererdarnya uang giral hanya di kalangan tertentu saja, misalnya orang yang memiliki rekening di bank dan pengusaha. 1) Terjadinya Uang Giral
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
130
Uang giral dapat terjadi dengan cara berikut: a) Penyetoran uang tunai kepada bank dan dicatat dalam rekening koran atas nama penyetor, penyetor menerima buku cek dan buku giro bilyet. Cara ini disebut primary deposit. b) Karena transaksi surat berharga. Uang giral dapat diciptakan dengan cara seseorang menjual surat berharga ke bank dan bank membukukan hasil penjualan surat berharga tersebut sebagai deposit dari yang menjual. Cara ini disebut derivative deposit. c) Mendapat kredit dari bank yang dicatat dalam rekening koran dan dapat diambil sewaktu-waktu. Cara ini disebut loan deposit. 2) Keuntungan Menggunakan Uang Giral Keuntungan menggunakan uang giral sebagai berikut: a) Memudahkan pembayaran karena tidak perlu menghitung uang. b) Alat pembayaran yang dapat diterima untuk jumlah yang tidak terbatas, nilainya sesuai dengan yang dibutuhkan (yang ditulis oleh pemilik cek/ bilyet giro). c) Lebih aman karena resiko hilang lebih kecil dan bila hilang bisa segera dilaporkan ke bank yang mengeluarkan cek/bilyet giro dengan cara pemblokiran. c.
Uang Quasi Uang quasi adalah uang yang beredar di masyarakat berupa uang-uang yang
ditabung, baik di rumah maupun di lembaga-lembaga bank dan non bank kecuali tabungan giro. Uang quasi bentukanya dapat berupa uang kartal atau uang giral. 6.
Nilai Uang Pada dasarnya nilai uang itu terdiri dari nilai intrinsik dan nilai nominal.
Apabila uang diukur dengan daya belinya, dikenal dengan nilai riil. Nilai riil adalah nilai yang dapat diukur dengan sejumlah barang yang menunjukkan daya beli uang tersebut. Nilai riil erat kaitannya dengan uang sebagai alat tukar. Hubungan antara harga barang dengan nilai harga tersebut merupakan cerminan bahwa uang memiliki nilai riil dan itu merupakan nilai internal uang.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
131
Dengan adanya globalisasi ekonomi, nilai uang tidak hanya ditunjukkan oleh kemampuannya untuk memperoleh sejumlah barang/jasa, namun lebih jauh berhubungan pula dengan mata uang asing yang dinyatakan dengan kurs valuta asing. Apabila daya beli uang diukur dengan mata uang asing, maka uang tersebut memiliki nilai eksternal. Baik nilai internal maupun nilai eksternal menunjukkan daya beli uang tersebut. 7.
Permintaan dan Penawaran Uang
a.
Permintaan Uang
1) Teori Permintaan Uang Klasik Menurut ahli ekonomi klasik, fungsi uang hanyalah sebagai alat tukar sehingga jumlah uang yang diminta sebanding atau proporsional dengan tingkat output atau pendapatan. Jika tingkat output atau pendapatan meningkat, maka jumlah uang yang diminta juga meningkat. Demikian pula jika tingkat output atau pendapatan turun, maka jumlah uang yang diminta juga turun. Jumlah uang yang dipegang oleh masyarakat tidak hanya nilai nominalnya, tetapi juga daya belinya, yaitu nilai nominal uang dibandingkan tingkat harga yang berlaku (real money balances). Hal ini dapat dirumuskan sebagai berikut: (M/P)d = k.Y Keterangan: (M/P)d
= permintaan uang riil
M
= nilai nominal uang
P
= tingkat harga yang berlaku
Y
= pendapatan atau output
K
= proporsi permintaan uang terhadap output atau pendapatan Sebagaimana anggapan kaum klasik bahwa uang hanya berfungsi sebagai
alat tukar, maka uang bersifat netral, artinya uang hanya mempengaruhi tingkat harga. Pendapat ini dinyatakan dalam persamaan kuantitas uang klasik oleh Irving fisher sebagai berikut: M x V = P x T atau MV = PT Keterangan:
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
M
= jumlah uang yang beredar
V
= velositas uang
P
= tingkat harga umum
T
= jumlah unit transaksi
132
Dari persamaan di atas dapat disimpulkan bahwa jumlah uang beredar dikali velositas uang akan sama dengan tingkat harga umum dikali dengan jumlah transaksi. Velositas uang adalah jumlah perputaran uang dalam setahun dalam suatu perekonomian yang dalam jangka pendek dianggap konstan. Misalnya dalam perekonomian Indonesia yang hanya memproduksi sepatu dalam satu tahun dapat dihasilkan 1.000.000 pasang sepatu yang harga per pasangnya Rp 240.000,00 dan velositas uang adalah sebesar 12, maka jumlah uang yang dibutuhkan adalah sebesar: M x 12 = 1.000.000 x 240.000 M=
240.000.000.000 12
M = 20.000.000.000 Jika produksi sepatu meningkat sebanyak 20%, yaitu menjadi 1.200.000 pasang dan diasumsikan hal lain konstan (ceteris paribus), jumlah uang yang dibutuhkan juga akan meningkat sebanyak 20%, yaitu menjadi: M = 20.000.000.000
20 20.000.000.000 100
= 24.000.000.000 Model seperti yang dijelaskan di atas memiliki kelemahan, yaitu sulit untuk menentukan unit transaksi sebenarnya yang terjadi (T) karena di dalam sebuah perekonomian tidak hanya dihasilkan satu produk, tetapi ratusan macam produk. Untuk itu, maka nilai T yang digunakan adalah nilai output riil atau PDB riil sehingga persamaannya menjadi: MxV=PxT Jumlah uang dikali velositas sama dengan harga dikali PDB riil. 2) Teori Permintaan Uang Keynesian
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
133
Alasan orang memegang uang tunai menurut John Maynard Keynes adalah karena uang diperlukan sebagai alat pembayaran (transaction motive), untuk keperluan berjaga-jaga (precautionary motive), dan untuk keperluan spekulasi (speculation motive). a) Motif Transaksi (Transaction Motive) Dalam teori Keynes, permintaan uang untuk transaksi sama dengan permintaan uang dalam teori klasik. Masyarakat memegang uang tunai adalah dengan tujuan mempermudah kegiatan transaksi sehari-hari. Permintaan uang untuk keperluan transaksi memiliki hubungan positif dengan pendapatan. Jika pendapatan naik, maka permintaan uang untuk keperluan transaksi juga meningkat. b) Motif Berjaga-jaga (precautionary motive) Permintaan terhadap uang bisa saja karena orang ingin berjaga-jaga terhadap suatu peristiwa yang tidak dikehendaki seperti sakit, kecelakaan, kebanjiran, dan kebakaran. Permintaan uang untuk berjaga-jaga juga memiliki hubungan positif dengan pendapatan. c) Motif Spekulasi (speculation motive) Motif spekulasi adalah motivasi memegang uang tunai untuk memperoleh keuntungan. Hal ini merupakan konsekuensi dari salah satu fungsi uang, yaitu sebagai media penyimpan nilai. Keuntungan dari memegang uang tunai adalah likuiditasnya yang sempurna. Artinya, kapanpun dibutuhkan, pada saat itu juga dapat digunakan. Namun demikian terdapat biaya hilangnya kesempatan memperoleh bunga dalam memegang uang tunai seandainya uang itu disimpan dalam bentuk obligasi. Jadi, permintaan uang untuk keperluan spekulasi berhubungan dengan tingkat bunga yang berlaku. Jika tingkat bunga rendah permintaan uang meningkat, sedangkan pada tingkat bunga tinggi permintaan uang turun. b. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Permintaan Uang Faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan uang yaitu:
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
134
1) Besar-kecilnya pembelanjaan negara yang berkaitan dengan pendapatan nasional. 2) Cepat atau lambatnya laju peredaran uang. Kecepatan peredaran uang dipengaruhi oleh faktor berikut: a) Kebiasaan pembayaran konsumen, apakah tunai atau angsuran, sebab ini akan berpengaruh terhadap jumlah uang yang diminta pada saat ini atau saat yang akan datang. b) Frekuensi pembayaran pendapatan. c) Praktik-praktik bank, hal ini berkaitan dengan keluar-masuknya uang melalui bank. d) Keadaan psikologi masyarakat dalam menggunakan uangnya. 3) Motif-motif masyarakat dalam memiliki uang. Motif masyarakat memegang uang terdiri dari tiga motif, yaitu motif transaksi, berjaga-jaga, dan spekulasi. c.
Penawaran Uang Penawaran uang adalah jumlah semua uang yang beredar dalam suatu
perekonomian. Uang beredar dibedakan dalam pengertian sempit dan pengertian luas. 1) Uang beredar dalam arti sempit
M 1
adalah kewajiban sistem moneter
yang terdiri atas uang kartal dan uang giral. 2) Uang beredar dalam arti luas
M 2
atau likuiditas perekonomian adalah
kewajiban sistem moneter yang terdiri dari
M
1
dan uang kuasi.
3) Uang giral terdiri atas rekening giro, kiriman uang, simpanan berjangka dan tabungan dalam rupiah yang sudah jatuh tempo yang selanjutnya merupakan simpanan penduduk dalam rupiah pada sistem moneter. 4) Uang kuasi terdiri atas simpanan berjangka dan tabungan penduduk pada bank umum, baik dalam rupiah maupun valuta asing. d. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penawaran Uang Faktor-faktor yang mempengaruhi penawaran uang adalah sebagai berikut:
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
135
1) Tinggi-rendahnya tingkat bunga Makin tinggi tingkat bunga bank, makin sedikit jumlah uang yang beredar. Semakin rendah tingkat bunga, maka semakin banyak jumlah uang yang beredar. 2) Tingkat pendapatan masyarakat Semakin tinggi pendapatan masyarakat, semakin banyak uang beredar sebab semakin sering melakukan transaksi. 3) Jumlah penduduk Semakin banyak (padat) jumlah penduduk, semakin banyak dan semakin cepat uang beredar. 4) Keadaan letak geografis Di perkotaan lebih cepat dan lebih banyak jumlah uang yang beredar dibandingkan dengan di pedesaan. 5) Struktur ekonomi masyarakat Struktur ekonomi negara agraris berbeda dengan negara industri, negara industri peredaran uang lebih banyak dan lebih cepat. 6) Penguasaan IPTEK penduduk Negara yang IPTEK-nya lebih maju lebih banyak dan lebih cepat uang beredar dibandingkan dengan negara yang menerapkan teknologi yang sederhana. 7) Globalisasi ekonomi Dalam lingkungan dunia usaha yang semakin global dan arus modal antarnegara yang semakin meningkat, uang yang beredar juga dipengaruhi oleh transaksi-transaksi internasional dalam hal ini kurs uang mempengaruhi peredaran. VI. Pendekatan dan Metode: Model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw .
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
136
VII.Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran Alokasi
Kegiatan
Waktu
Metode
Media
A. Kegiatan pembuka 1. Guru membuka pelajaran.
1 Menit
2. Guru melakukan apersepsi.
1 Menit
3. Guru menyampaikan kompetensi
1 Menit
dasar (KD). 4. Guru
memberikan
singkat
gambaran
mengenai
3 Menit
model
Ceramah dan tanya jawab
pembelajaran Jigsaw. 5. Siswa mengerjakan soal pre-test
10 Menit
Soal pre-test
dan mengumpulkannya kembali setelah selesai. B. Kegiatan Inti 1. Guru membacakan daftar nama anggota
kelompok
dan
siswa
diminta untuk berkumpul dalam kelompok di tempat yang telah ditentukan,
kemudian
menjelaskan
bahwa
guru
kelompok
tersebut adalah kelompok asal. 01 – 06 di meja 1000 07 – 12 di meja 2000 13 – 18 di meja 3000 19 – 24 di meja 4000 25 – 30 di meja 5000 31 – 36 di meja 6000 2. Siswa mengambil kartu bernomor
2 Menit
Ceramah
Papan nama kelompok
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
yang telah disediakan di meja
1 Menit
Kartu bernomor,
kelompok kemudian memasang di dada masing-masing
137
papan nama
lalu guru
kelompok
meminta siswa membalik papan nama kelompok. 3. Siswa
yang
bernomor
sama
2 Menit
Kartu bernomor,
berkumpul di tempat yang sudah ditentukan,
kemudian
menjelaskan
bahwa
papan nama
guru
kelompok
kelompok
tersebut adalah kelompok ahli. Nomor 1 di meja ahli 1 Nomor 2 di meja ahli 2 Nomor 3 di meja ahli 3 Nomor 4 di meja ahli 4 Nomor 5 di meja ahli 5 Nomor 6 di meja ahli 6 4. Setiap
kelompok
mendiskusikan
ahli
materi
dan
10 Menit
Diskusi
spidol
menjawab pertanyaan yang telah disiapkan. Setiap kelompok ahli diminta
menuliskan
poin-point
penting hasil diskusi pada kertas manila yang telah disediakan untuk presentasi di depan kelas pada waktu yang telah ditentukan. 5. Masing-masing
kelompok
ahli
1 Menit
mengumpulkan hasil diskusi. 6. Setiap kembali
anggota ke
kelompok
kelompok
ahli
asalnya
Kertas manila,
10 Menit
Diskusi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
138
untuk saling memberikan informasi hasil diskusi di kelompok ahli, kemudian menjawab pertanyaan diskusi kelompok asal. 7. Masing-masing
kelompok
asal
1 Menit
seluruh
30 Menit
mengumpulkan hasil diskusi. 8. Secara
berurutan,
kelompok ahli mempresentasikan hasil diskusinya. Setiap selesai presentasi,
guru
memberikan
kesempatan
kelompok
lainnya
untuk bertanya atau menanggapi materi yang dipresentasikan oleh kelompok ahli. 9. Guru menjelaskan secara singkat
5 Menit
materi yang telah dibahas. (setelah semua
kelompok
ahli
Ceramah dan tanya jawab
selesai
presentasi) C. Kegiatan Penutup 1. Guru memberikan post-test untuk mengetahui
tingkat
pemahaman
10 Menit
siswa dan membagikan lembar
Soal post-test dan lembar refleksi
refleksi. 2. Guru kepada
memberikan
penghargaan
kelompok
yang
1 Menit
presentasinya paling baik. 3. Guru
menutup
pembelajaran.
proses
1 Menit
Hadiah
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
139
VIII. Sumber Pembelajaran : 1. Sukwiyaty, dkk. 2006. Ekonomi SMA Kelas X. Bandung: Yudhistira. 2. Ritonga, dkk. 2004. Ekonomi SMA Kelas X. Jakarta: Erlangga. IX. Evaluasi Soal
: : Terlampir
Pedoman penilaian : Menjawab benar skor 1 Menjawab salah skor 0 Kunci jawaban
: Terlampir
Yogyakarta, 10 Mei 2011 Guru
Dra. Sunarti NIP: 195704101983032004
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 10.a SOAL PRE-TEST Pilihlah satu jawaban yang paling tepat dengan memberi tanda (X) pada setiap pilihan jawaban (a, b, c, d, e) dengan benar! (Waktu mengerjakan 10 menit) 1.
Untuk memenuhi kebutuhan, masyarakat yang masih sederhana melakukan pertukaran dengan cara menukarkan suatu barang dengan barang lain. Hal itu disebut..... a. b. c. d. e.
2.
Pertukaran tidak langsung Pertukaran dengan benda uang Pertukaran dengan uang Pertukaran langsung Pertukaran barter
Kesulitan-kesulitan yang dihadapi dalam pertukaran adalah sebagai berikut: 1. Sulit menemukan orang yang mempunyai barang yang diinginkan dan juga mau menukarkan barang yang dimilikinya. 2. Sukar mengukur nilai barang yang seimbang untuk barang yang akan dipertukarkan. 3. Untuk barang yang akan dipertukarkan tidak bisa dibagi-bagi, maka harus ditukar sekali banyak, sementara kemampuan orang terbatas. 4. Sulit menemukan orang yang kebetulan mempunyai satu kuintal beras dan ingin ditukarkan dengan seekor sapi. Jawaban yang tepat adalah.... a. 1, 2, 3 b. 1, 3 c. 2, 4
3.
Yang bukan merupakan syarat-syarat yang harus dimiliki uang adalah.... a. b. c. d. e.
4.
d. 1, 4 e. 2, 3, 4
Digemari umum. Memiliki nilai tinggi sekalipun dalam jumlah kecil. Tidak mudah dipalsukan. Tidak mudah rusak. Tidak bisa saling mengganti.
Yang termasuk fungsi turunan dari uang adalah.... a. Sebagai alat tukar umum. 140
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
b. c. d. e. 5.
Sebagai alat kesatuan hitung. Sebagai alat bayar. Sebagai pengukur nilai. Sebagai alat pembanding.
Uang kartal yang termasuk alat pembayaran yang sah adalah... a. b. c. d. e.
6.
Uang kertas dan kartu kredit. Cek dan bilyet giro. Cek dan uang kertas. Uang logam dan uang kertas. Bilyet giro dan telegraphic transfer.
Nilai yang tertera pada setiap mata uang disebut..... a. Nilai intrinsik. b. Nilai nominal. c. Nilai tukar.
7.
d. Common money e. Hot money
Dengan uang Rp5.000,00 dapat dibelikan dengan 1Kg gula pasir. Hal itu menunjukkan..... a. Nilai intrinsik b. Nilai nominal c. Nilai standar
9.
d. Nilai riil e. Nilai beli
Jika uang memiliki nilai intrinsik lebih rendah dari nilai nominalnya disebut..... a. Full bodied money b. Fiduciary money c. Token money
8.
141
d. Nilai riil e. Nilai tukar
Faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan uang adalah: 1. Besar kecilnya pembelanjaan negara. 2. Cepat lambatnya laju peredaran uang. 3. Tinggi rendahnya tingkat bunga. 4. Motif-motif masyarakat dalam memiliki uang. 5. Tingkat pendapatan masyarakat. 6. Jumlah penduduk. Pernyataan yang benar adalah..... a. 1 b. 2, 4 c. 3
d. 1, 2, 4 e. 3, 5, 6
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
10. Faktor-faktor yang mempengaruhi penawaran uang adalah: 1. Tinggi rendahhnya tingkat bunga 2. Besar kecilnya pembelanjaan negara 3. Tingkat pendapatan masyarakat 4. Jumlah penduduk 5. Motif masyarakat dalam memiliki uang 6. Struktur ekonomi masyarakat Pernyataan yang benar adalah...... a. 1, 2, 3, 5 b. 1, 3, 4, 6 c. 2, 3, 4, 6
d. 2, 3, 5, 6 e. 3, 4, 5, 6
142
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 11a SOAL POST-TEST Pilihlah satu jawaban yang paling tepat dengan memberi tanda (X) pada setiap pilihan jawaban (a, b, c, d, e) dengan benar! (Waktu mengerjakan 10 menit) 1.
Untuk memenuhi kebutuhan, masyarakat yang masih sederhana melakukan pertukaran dengan cara menukarkan suatu barang dengan barang lain. Hal itu disebut..... a. b. c. d. e.
2.
Pertukaran tidak langsung Pertukaran dengan benda uang Pertukaran dengan uang Pertukaran langsung Pertukaran barter
Kesulitan-kesulitan yang dihadapi dalam pertukaran adalah sebagai berikut: 1. Sulit menemukan orang yang mempunyai barang yang diinginkan dan juga mau menukarkan barang yang dimilikinya. 2. Sukar mengukur nilai barang yang seimbang untuk barang yang akan dipertukarkan. 3. Untuk barang yang akan dipertukarkan tidak bisa dibagi-bagi, maka harus ditukar sekali banyak, sementara kemampuan orang terbatas. 4. Sulit menemukan orang yang kebetulan mempunyai satu kuintal beras dan ingin ditukarkan dengan seekor sapi. Jawaban yang tepat adalah.... a. 1, 2, 3 b. 1, 3 c. 2, 4
3.
Yang bukan merupakan syarat-syarat yang harus dimiliki uang adalah.... a. b. c. d. e.
4.
d. 1, 4 e. 2, 3, 4
Digemari umum. Memiliki nilai tinggi sekalipun dalam jumlah kecil. Tidak mudah dipalsukan. Tidak mudah rusak. Tidak bisa saling mengganti.
Yang termasuk fungsi turunan dari uang adalah.... a. Sebagai alat tukar umum. 143
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
b. c. d. e. 5.
Sebagai alat kesatuan hitung. Sebagai alat bayar. Sebagai pengukur nilai. Sebagai alat pembanding.
Uang kartal yang termasuk alat pembayaran yang sah adalah... a. b. c. d. e.
6.
Uang kertas dan kartu kredit. Cek dan bilyet giro. Cek dan uang kertas. Uang logam dan uang kertas. Bilyet giro dan telegraphic transfer.
Nilai yang tertera pada setiap mata uang disebut..... a. Nilai intrinsik. b. Nilai nominal. c. Nilai tukar.
7.
d. Common money e. Hot money
Dengan uang Rp5.000,00 dapat dibelikan dengan 1Kg gula pasir. Hal itu menunjukkan..... a. Nilai intrinsik b. Nilai nominal c. Nilai standar
9.
d. Nilai riil e. Nilai beli
Jika uang memiliki nilai intrinsik lebih rendah dari nilai nominalnya disebut..... a. Full bodied money b. Fiduciary money c. Token money
8.
144
d. Nilai riil e. Nilai tukar
Faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan uang adalah: 1. Besar kecilnya pembelanjaan negara. 2. Cepat lambatnya laju peredaran uang. 3. Tinggi rendahnya tingkat bunga. 4. Motif-motif masyarakat dalam memiliki uang. 5. Tingkat pendapatan masyarakat. 6. Jumlah penduduk. Pernyataan yang benar adalah..... a. 1 b. 2, 4 c. 3
d. 1, 2, 4 e. 3, 5, 6
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
10. Faktor-faktor yang mempengaruhi penawaran uang adalah: 1. Tinggi rendahhnya tingkat bunga 2. Besar kecilnya pembelanjaan negara 3. Tingkat pendapatan masyarakat 4. Jumlah penduduk 5. Motif masyarakat dalam memiliki uang 6. Struktur ekonomi masyarakat Pernyataan yang benar adalah...... a. 1, 2, 3, 5 b. 1, 3, 4, 6 c. 2, 3, 4, 6
d. 2, 3, 5, 6 e. 3, 4, 5, 6
145
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 12 PRETEST / POSTEST
NAMA NO
: : LEMBAR JAWAB
1.
A
B
C
D
E
2.
A
B
C
D
E
3.
A
B
C
D
E
4.
A
B
C
D
E
5.
A
B
C
D
E
6.
A
B
C
D
E
7.
A
B
C
D
E
8.
A
B
C
D
E
9.
A
B
C
D
E
10.
A
B
C
D
E
146
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 13 PRETEST / POSTEST
NAMA NO
: : LEMBAR JAWAB
1.
A
B
C
D
E
2.
A
B
C
D
E
3.
A
B
C
D
E
4.
A
B
C
D
E
5.
A
B
C
D
E
6.
A
B
C
D
E
7.
A
B
C
D
E
8.
A
B
C
D
E
9.
A
B
C
D
E
10.
A
B
C
D
E
147
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 14 PRETEST / POSTEST
KUNCI JAWABAN
1.
E
2.
A
3.
B
4.
C
5.
D
6.
B
7.
C
8.
E
9.
D
10.
B
148
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 15
Sejarah dan Fungsi Uang 1.
Sejarah Uang Pada linkungan masyarakat yang masih sederhana pemenuhan kebutuhan hidup dilakukan dengan jalan tukar-menukar barang yang diinginkan dengan barang lain yang disebut dengan barter atau dikenal dengan istilah in natura. Pertukaran in natura ini bisa terjadi apabila terdapat dua orang saling membutuhkan barang yang dipertukarkan dan memiliki kebutuhan yang harus bersifat timbal balik. Namun, sesuai dengan makin berkembangnya kebudayaan manusia sistem barter ini mengalami beberapa kesulitan, yaitu: a. Kesulitan untuk menemukan orang yang mempunyai barang yang diinginkan dan juga mau menukarkan barang yang dimilikinya. b. Kesulitan untuk memperoleh barang yang dapat dipertukarkan satu sama lainnya dengan nilai pertukaran yang seimbang atau hampir sama nilainya. c. Kesulitan karena barang yang akan dipertukarkan tidak bisa dibagibagi. Kesulitan-kesulitan semacam ini baru dapat diatasi setelah ditetapkan
suatu benda sebagai alat tukar yang bisa diterima umum, digemari di manamana, mudah dibawa dan setiap waktu dapat ditukarkan dengan barang apa saja yang dimiiliki dengan barang yang akan dipertukarkan. Alat tukar ini kemudian dikenal dengan sebutan uang. Pada mulanya, bentuk uang tidaklah seperti yang kita kenal sekarang. Karena pada waktu itu uang berupa benda-benda yang istimewa atau benda-benda yang berharga dan diinginkan oleh semua orang, itulah yang disebut dengan uang barang (commodity money). Bermacam-macam barang digunakan sebagai uang seperti batu mulia, kulit kerang, kulit binatang, ternak, wol, gading bahkan garam.
149
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
150
Penggunaan uang barang akhirnya menemui kesulitan-kesulitan. Kesulitan yang utama dirasakan untuk uang barang adalah sulit menentukan nilainya. Contoh, bagaimana membedakan nilai kulit kerang yang besar dan yang kecil? Kesulitan yang lain, yaitu ada barang yang tidak tahan lama, mudah pecah dan tidak mempunyai identitas, ukuran, bentuk, dan berat. Oleh karena itu, orang mulai memilih logam sebagai bahan pembuatan uang, lahirlah mata uang logam. Logam sebagai bahan uang memiliki syarat yaitu digemari umum, tahan lama dan tidak mudah rusak, memiliki nilai yang tinggi, mudah dipindah-pindah, dan mudah dipecah-pecah tanpa mengurangi nilainya. Bahan yang memenuhi syarat-syarat tersebut adalah emas dan perak. Uang terbuat dari emas dan perak disebut dengan uang logam (metallic money). Uang logam emas dan perak juga disebut sebagai full bodied money, artinya nilai intrinsik (nilai bahan uang) sama dengan nilai nominalnya (nilai yang tercantum pada mata uang tersebut). Uang yang terbuat dari logam mulia seperti emas dan perak karena dijamin penuh dengan body-nya disebut juga uang standar. Pada saat itu, setiap orang menempa uang, melebur, menjual dan memakainya dan setiap orang mempunyai hak tidak terbatas dalam menyimpan uang logam. Sejalan dengan perkembangan perekonomian, maka perkembangan tukar menukar yang harus dilayani dengan uang logam juga berkembang, sedangkan jumlah logam mulia, yaitu emas dan perak tidak lagi bisa memenuhi kebutuhan. Hal itu disebabkan persediaan emas dan perak sebagai bahan pembuat uang jumlahnya terbatas (langka), dan sulit dibawa-bawa karena terlalu berat, apalagi dalam jumlah yang banyak maka lahirlah uang kertas. Kertas digunakan sebagai bahan uang. Uang kertas tidak memiliki nilai intrinsik, tetapi hanya memiliki nilai nominal maka uang kertas ini digolongkan sebgai token money (uang tanda). Artinya, nilai nominal uang tersebut lebih tinggi dari nilai intrinsiknya.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
151
Uang kertas ini diterima oleh masyarakat karena kepercayaan. Mulamula uang kertas yang beredar merupakan bukti-bukti pemilikan emas dan perak sebagai alat/perantara untuk melakukan transaksi. Dengan kata lain uang kertas yang beredar pada saat itu merupakan uang yang dijamin 100% dengan emas atau perak yang disimpan di pandai emas atau perak dan sewaktu-waktu
dapat
ditukarkan
penuh
dengan
jaminanya.
Namun
selanjutnya dimanfaatkan oleh pandai emas atau perak untuk mengeluarkan bukti-bukti pemilikan emas. Beredarlah bukti-bukti pemilikan emas tersebut sebagai uang kertas. Sejalan dengan beredarnya uang kertas, uang logam juga masih tetap beredar mendampinginya dalam peredaran. Perkembangan pertukaran melaju pesat sesuai dengan kemajuan perekonomian. Untuk menghindari kecurangan-kecurangan dalam pertukaran, maka pemerintah ikut campur dalam menentukan nilai uang yang digunakan sebagai alat tukar. Uang yang beredar saat ini di tiap-tiap Negara lebih banyak token money sebab terbuat dari kertas atau dari logam dan nilai bahannya rendah serta masyarakat dilarang membuat uang. Pemerintah mengeluarkan uang kertas dengan menyimpan jaminan sejumlah emas, namun uang kertas tersebut tidak bisa ditukarkan dengan emas yang dijadikan jaminannya. Perkembangan selanjutnya uang kertas yang beredar sekarang sudah tidak dijamin lagi dengan emas, namun uang kertas tetap diterima oleh masyarakat karena percaya pada pemerintah yang telah mengeluarkan uang kertas tersebut. Karena percaya pada pemerintah, maka uang kertas tersebut juga sebagai uang kepercayaan atau mata uang fidusiar (fiduciary money). Fiduciary money adalah mata uang yang tidak sepenuhnya dijamin dengan emas atau perak, tetapi nilainya dapat dipertahankan karena kepercayaan masyarakat kepada pemerintah. 2.
Pengertian Uang Definisi uang menurut beberapa ahli adalah sebagai berikut: a. A.C. Pigou
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
152
Dalam bukunya The Veil of Money, yang dimaksud dengan uang adalah alat tukar. b. D.H. Robertson Dalam bukunya Money, ia mengatakan bahwa money is something recepted in payment for goods. Artinya, uang adalah sesuatu yang bisa diterima dalam pembayaran untuk mendapatkan barang-barang. c. R.G. Thomas Dalam bukunya Our Modern Banking ia menjelaskan bahwa money is something that is readily and generally aaccepted by public in payment for goods, service and other valuable assets and for the payment for debts. Artinya, uang adalah sesuatu yang tersedia dan secara umum diterima sebagai alat pembayaran bagi pembelian barang-barang dan jasa-jasa serta kekayaan berharga lainnya serta untuk pembayaran utang. 3.
Syarat-Syarat Uang Agar suatu benda dapat digunakan sebagai alat perantara dalam tukarmenukar, maka harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut: a. Disenangi dan dapat diterima secara umum (acceptability). b. Tahan lama dan tidak mudah rusak (durability). c. Nilainya tetap dalam jangka waktu yang lama (stability of value). d. Mudah disimpan dan mudah dipindahkan/dibawa kemana-mana tanpa kesulitan (portability). e. Mudah dibagi tanpa mengurangi nilai (divisibility). f. Memiliki satu kualitas saja (uniformity). g. Jumlahnya terbatas dan tidak mudah dipalsukan (scarcity). Dalam pelaksanaan pertukaran, syarat-syarat yang dikemukakan di atas belum tentu terpenuhi semua oleh semua benda. Akan tetapi, masyarakat selalu berusaha semaksimal mungkin agar benda yang dijadikan uang memenuhi syarat-syarat tersebut agar bisa berfungsi sebagai uang.
4.
Fungsi Uang Fungsi uang dapat dibedakan sebagai fungsi asli (utama) dan fungsi turunan (tambahan).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
153
a. Fungsi Asli (Utama) Fungsi asli (utama) uang adalah sebagai berikut: 1) Sebagai alat tukar umum (medium of exchange). Uang dipakai sebagai alat tukar untuk mempermudah pertukaran karena uang diakui secara umum. Dengan demikian, uang dapat diterima oleh siapapun dan di manapun sehingga kesulitan-kesulitan pertukaran dapat teratasi dengan adanya uang. 2) Sebagai alat kesatuan hitung (unit of account) atau disebut juga pengukur nilai (measure of values). Tiap nilai tukar ditetapkan dalam satuan uang (satuan uang di Indonesia yaitu rupiah, di Jepang yen, di Malaysia
ringgit,
dan
lain-lain)
sehingga
dapat
ditetapkan
perbandingan antara satu barang dengan barang lainnya atau untuk dapat dipakai dalam menunjukkan nilai berbagai macam barang/jasa yang diperjualbelikan, menunjukkan besarnya kekayaan, besarnya pinjaman dan besarnya harga. Misalnya nilai sebuah rumah dapat ditetapkan dalam rupiah sehingga jual-beli dapat dilaksanakan karena nilainya dapat ditentukan dengan tepat. 3) Sebagai penyimpan nilai (store of value) karena dapat digunakan untuk mengalihkan daya beli dari masa sekarang ke masa mendatang. Ketika seorang penjual saat ini menerima sejumlah uang sebagai pembayaran atas barang dan jasa yang dijualnya, maka ia dapat menyimpan uang tersebut untuk digunakan membeli barang dan jasa di masa mendatang. b. Fungsi Turunan (Tambahan) Fungsi tambahan uang adalah sebagai berikut: 1) Sebagai alat bayar/alat penunda pembayaran (standard of deferred payment). Pada tukar-menukar fungsi ini bersamaan dengan fungsi alat tukar, tetapi pada pembayaran denda dan pajak, pemberian kredit dan pemberian hadiah, fungsi ini akan kelihatan. Dalam hal ini uang dapat menyelesaikan utang piutang atau pembayaran masa yang akan datang.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
154
2) Sebagai alat pembentuk kekayaan dan pemindahan kekayaan (modal). Dengan mengumpulkan uang dapat terjadi pembentukan kekayaan, sebab dengan uang yang banyak dapat dibelikan barang-barang misalnya rumah, dan tanah. Artinya, semakin banyak uang semakin banyak kekayaan dapat dikumpulkan sebab kekayaan dapat berpindah tangan dengan jalan menukarnya dengan sejumlah uang. Selain dari contoh diatas, setelah terkumpul (ditabung) baik melalui lembaga maupun perorangan dapat dipinjamkan kepada orang lain yang membutuhkanya. Dengan kata lain uang berfungsi sebagai sarana pemindahan modal. 5.
Jenis-jenis Uang Uang yang beredar dalam masyarakat dapat dibedakan dalam dua jenis, yaitu uang kartal (common money) dan uang uang giral. a. Uang Kartal (Common Money) Uang kartal ialah alat bayar yang sah dan wajib digunakan oleh masyarakat dalam melakukan transaksi jual-beli sehari-hari. Uang kartal terdiri dari uang logam dan uang kertas. Di Indonesia menurut UndangUndang Bank Sentral No. 13 Tahun 1968 pasal 26 ayat 1 Bank Indonesia mempunyai hak tunggal untuk mengeluarkan uang logam dan kertas. Hak tunggal untuk mengeluarkan uang yang dimiliki Bank Indonesia tersebut disebut hak oktroi. 1)
Jenis Uang Kartal Menurut Lembaga yang Mengeluarkannya Menurut Undang-Undang Pokok Bank Indonesia No. 11/1953, terdapat dua jenis uang kartal, yaitu uang Negara dan uang bank. Uang Negara adalah uang yang dikeluarkan oelh pemerintah, terbuat dari kertas yang memiliki ciri-ciri dikeluarkan oleh pemerintah, dijamin dengan undang-undang, bertuliskan nama negara yang mengeluarkannya, dan ditandatangani oleh menteri keuangan. Uang bank adalah uang yang dikeluarkan oleh bank sentral berupa uang logam dan uang kertas. Ciri-cirinya, yaitu dikeluarkan oleh bank sentral, dijamin dengan emas atau valuta asing yang disimpan di bank
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
155
sentral, bertuliskan nanma bank sentral negara yang bersangkutan, terdiri dari satuan uang yang nilai nominalnya besar, dan ditandatangani oleh gubernur bank sentral. Di Indonesia pada saat ini sudah tidak dijumpai lagi uang pemerintah karena uang yang beredar pada saat ini dikeluarkan oleh Bank Indonesia sejak berlakunya Undang-Undang No. 13/1968. 2) Jenis Uang Kartal Menurut Bahan Pembuatnya a) Uang Logam Uang logam adalah uang yang terbuat dari logam dengan bentuk dan berat tertentu dengan kadar yang tetap dan dapat dibuat dari emas, perak atau bahan logam lainnya, dengan cirri-ciri khusus untuk menghindari pemalsuan. Uang logam memiliki tiga macam nilai, antara lain: (1)Nilai intrinsik, yaitu nilai bahan untuk membuat mata uang, misalnya berapa nilai emas dan perak yang digunakan untuk bahan uang. (2)Nilai nominal, yaitu nilai yang tercantum pada mata uang atau cap harga yang tertera pada mata uang. Misalnya seratus rupiah (Rp 100,00), dan 500 rupiah (Rp 500,00). (3)Nilai tukar ialah jumlah barang yang dapat ditukarkan dengan sejumlah uang. b) Uang Kertas Uang kertas adalah uang yang terbuat dari kertas dengan gambar dan cap tertentu dan merupakan alat pembayaran yang sah. Menurut penjelasan Undang-Undang No. 23 tahun 1999 tentang Bank Indonesia yang dimaksud dengan uang kertas adalah uang dalam bentuk lembaran yang terbuat dari bahan kertas atau bahan lainnya. b. Uang Giral Perkembangan tukar-menukar semakin meningkat sejalan dengan meningkatnya perkembangan ekonomi. Hal ini, menuntut adanya alat
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
156
tukar yang lebih mudah, praktis, dan aman. Untuk mengantisipasi hal tersebut diciptakanlah uang giral (uang bank). Di Indonesia, bank yang menciptakan uang giral adalah bank umum selain Bank Indonesia sebab menurut UU No. 7 tentang Perbankan tahun 1992 uang giral merupakan tagihan yang ada di bank umum (deman deposit), yang dapat digunakan sewaktu-waktu sebagai alat pembayaran. Bentuk uang giral dapat berupa cek, giro, atau telegraphic transfer. Uang giral bukan merupakan alat pembayaran yang sah. Artinya, masyarakat boleh menolak dibayar dengan uang giral sebab bererdarnya uang giral hanya di kalangan tertentu saja, misalnya orang yang memiliki rekening di bank dan pengusaha. 1) Terjadinya Uang Giral Uang giral dapat terjadi dengan cara berikut: a) Penyetoran uang tunai kepada bank dan dicatat dalam rekening koran atas nama penyetor, penyetor menerima buku cek dan buku giro bilyet. Cara ini disebut primary deposit. b) Karena transaksi surat berharga. Uang giral dapat diciptakan dengan cara seseorang menjual surat berharga ke bank dan bank membukukan hasil penjualan surat berharga tersebut sebagai deposit dari yang menjual. Cara ini disebut derivative deposit. c)
Mendapat kredit dari bank yang dicatat dalam rekening koran dan dapat diambil sewaktu-waktu. Cara ini disebut loan deposit.
2) Keuntungan Menggunakan Uang Giral Keuntungan menggunakan uang giral sebagai berikut: a) Memudahkan pembayaran karena tidak perlu menghitung uang. b) Alat pembayaran yang dapat diterima untuk jumlah yang tidak terbatas, nilainya sesuai dengan yang dibutuhkan (yang ditulis oleh pemilik cek/ bilyet giro). c) Lebih aman karena resiko hilang lebih kecil dan bila hilang bisa segera dilaporkan ke bank yang mengeluarkan cek/bilyet giro dengan cara pemblokiran.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
157
c. Uang Quasi Uang quasi adalah uang yang beredar di masyarakat berupa uanguang yang ditabung, baik di rumah maupun di lembaga-lembaga bank dan non bank kecuali tabungan giro. Uang quasi bentukanya dapat berupa uang kartal atau uang giral. 6.
Nilai Uang Pada dasarnya nilai uang itu terdiri dari nilai intrinsik dan nilai nominal. Apabila uang diukur dengan daya belinya, dikenal dengan nilai riil. Nilai riil adalah nilai yang dapat diukur dengan sejumlah barang yang menunjukkan daya beli uang tersebut. Nilai riil erat kaitannya dengan uang sebagai alat tukar. Hubungan antara harga barang dengan nilai harga tersebut merupakan cerminan bahwa uang memiliki nilai riil dan itu merupakan nilai internal uang. Dengan adanya globalisasi ekonomi, nilai uang tidak hanya ditunjukkan oleh kemampuannya untuk memperoleh sejumlah barang/jasa, namun lebih jauh berhubungan pula dengan mata uang asing yang dinyatakan dengan kurs valuta asing. Apabila daya beli uang diukur dengan mata uang asing, maka uang tersebut memiliki nilai eksternal. Baik nilai internal maupun nilai eksternal menunjukkan daya beli uang tersebut.
7.
Permintaan dan Penawaran Uang a. Permintaan Uang 1) Teori Permintaan Uang Klasik Menurut ahli ekonomi klasik, fungsi uang hanyalah sebagai alat tukar sehingga jumlah uang yang diminta sebanding atau proporsional dengan tingkat output atau pendapatan. Jika tingkat output atau pendapatan meningkat, maka jumlah uang yang diminta juga meningkat. Demikian pula jika tingkat output atau pendapatan turun, maka jumlah uang yang diminta juga turun. Jumlah uang yang dipegang oleh masyarakat tidak hanya nilai nominalnya, tetapi juga daya belinya, yaitu nilai nominal uang dibandingkan tingkat harga yang berlaku (real money balances). Hal ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
158
(M/P)d = k.Y Keterangan: (M/P)d
= permintaan uang riil
M
= nilai nominal uang
P
= tingkat harga yang berlaku
Y
= pendapatan atau output
K
=proporsi
permintaan
uang
terhadap
output
atau
pendapatan Sebagaimana anggapan kaum klasik bahwa uang hanya berfungsi sebagai alat tukar, maka uang bersifat netral, artinya uang hanya mempengaruhi tingkat harga. Pendapat ini dinyatakan dalam persamaan kuantitas uang klasik oleh Irving fisher sebagai berikut: M x V = P x T atau MV = PT Keterangan: M
= jumlah uang yang beredar
V
= velositas uang
P
= tingkat harga umum
T
= jumlah unit transaksi Dari persamaan di atas dapat disimpulkan bahwa jumlah uang
beredar dikali velositas uang akan sama dengan tingkat harga umum dikali dengan jumlah transaksi. Velositas uang adalah jumlah perputaran uang dalam setahun dalam suatu perekonomian yang dalam jangka pendek dianggap konstan. Misalnya dalam perekonomian Indonesia yang hanya memproduksi sepatu dalam satu tahun dapat dihasilkan 1.000.000 pasang sepatu yang harga per pasangnya Rp 240.000,00 dan velositas uang adalah sebesar 12, maka jumlah uang yang dibutuhkan adalah sebesar: M x 12
= 1.000.000 x 240.000 M=
240.000.000.000 12
M = 20.000.000.000
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
159
Jika produksi sepatu meningkat sebanyak 20%, yaitu menjadi 1.200.000 pasang dan diasumsikan hal lain konstan (ceteris paribus), jumlah uang yang dibutuhkan juga akan meningkat sebanyak 20%, yaitu menjadi: M
= 20.000.000.000
20 20.000.000.000 100
= 24.000.000.000 Model seperti yang dijelaskan di atas memiliki kelemahan, yaitu sulit untuk menentukan unit transaksi sebenarnya yang terjadi (T) karena di dalam sebuah perekonomian tidak hanya dihasilkan satu produk, tetapi ratusan macam produk. Untuk itu, maka nilai T yang digunakan adalah nilai output riil atau PDB riil sehingga persamaannya menjadi: MxV=PxT Jumlah uang dikali velositas sama dengan harga dikali PDB riil. 2) Teori Permintaan Uang Keynesian Alasan orang memegang uang tunai menurut John Maynard Keynes adalah karena uang diperlukan sebagai alat pembayaran (transaction motive), untuk keperluan berjaga-jaga (precautionary motive), dan untuk keperluan spekulasi (speculation motive). a) Motif Transaksi (Transaction Motive) Dalam teori Keynes, permintaan uang untuk transaksi sama dengan permintaan uang dalam teori klasik. Masyarakat memegang uang tunai adalah dengan tujuan mempermudah kegiatan transaksi sehari-hari. Permintaan uang untuk keperluan transaksi memiliki hubungan positif dengan pendapatan. Jika pendapatan naik, maka permintaan uang untuk keperluan transaksi juga meningkat. b) Motif Berjaga-jaga (precautionary motive) Permintaan terhadap uang bisa saja karena orang ingin berjagajaga terhadap suatu peristiwa yang tidak dikehendaki seperti sakit, kecelakaan, kebanjiran, dan kebakaran. Permintaan uang untuk berjaga-jaga juga memiliki hubungan positif dengan pendapatan.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
160
c) Motif Spekulasi (speculation motive) Motif spekulasi adalah motivasi memegang uang tunai untuk memperoleh keuntungan. Hal ini merupakan konsekuensi dari salah satu fungsi uang, yaitu sebagai media penyimpan nilai. Keuntungan dari memegang uang tunai adalah likuiditasnya yang sempurna. Artinya, kapanpun dibutuhkan, pada saat itu juga dapat digunakan. Namun demikian terdapat biaya hilangnya kesempatan memperoleh bunga dalam memegang uang tunai seandainya uang itu disimpan dalam bentuk obligasi. Jadi, permintaan uang untuk keperluan spekulasi berhubungan dengan tingkat bunga yang berlaku. Jika tingkat bunga rendah permintaan uang meningkat, sedangkan pada tingkat bunga tinggi permintaan uang turun. b. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Permintaan Uang Faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan uang yaitu: 1) Besar-kecilnya
pembelanjaan
negara
yang
berkaitan
dengan
pendapatan nasional. 2) Cepat atau lambatnya laju peredaran uang. Kecepatan peredaran uang dipengaruhi oleh faktor berikut: a) Kebiasaan pembayaran konsumen, apakah tunai atau angsuran, sebab ini akan berpengaruh terhadap jumlah uang yang diminta pada saat ini atau saat yang akan datang. b) Frekuensi pembayaran pendapatan. c) Praktik-praktik bank, hal ini berkaitan dengan keluar-masuknya uang melalui bank. d) Keadaan psikologi masyarakat dalam menggunakan uangnya. 3) Motif-motif masyarakat dalam memiliki uang. Motif masyarakat memegang uang terdiri dari tiga motif, yaitu motif transaksi, berjaga-jaga, dan spekulasi. c. Penawaran Uang
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
161
Penawaran uang adalah jumlah semua uang yang beredar dalam suatu perekonomian. Uang beredar dibedakan dalam pengertian sempit dan pengertian luas. 1) Uang beredar dalam arti sempit
M 1
adalah kewajiban sistem
moneter yang terdiri atas uang kartal dan uang giral. 2) Uang beredar dalam arti luas
M 2
atau likuiditas perekonomian
adalah kewajiban sistem moneter yang terdiri dari
M
1
dan uang
kuasi. 3) Uang giral terdiri atas rekening giro, kiriman uang, simpanan berjangka dan tabungan dalam rupiah yang sudah jatuh tempo yang selanjutnya merupakan simpanan penduduk dalam rupiah pada sistem moneter. 4) Uang kuasi terdiri atas simpanan berjangka dan tabungan penduduk pada bank umum, baik dalam rupiah maupun valuta asing. d. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penawaran Uang Faktor-faktor yang mempengaruhi penawaran uang adalah sebagai berikut: 1) Tinggi-rendahnya tingkat bunga Makin tinggi tingkat bunga bank, makin sedikit jumlah uang yang beredar. Semakin rendah tingkat bunga, maka semakin banyak jumlah uang yang beredar. 2) Tingkat pendapatan masyarakat Semakin tinggi pendapatan masyarakat, semakin banyak uang beredar sebab semakin sering melakukan transaksi. 3) Jumlah penduduk Semakin banyak (padat) jumlah penduduk, semakin banyak dan semakin cepat uang beredar. 4) Keadaan letak geografis Di perkotaan lebih cepat dan lebih banyak jumlah uang yang beredar dibandingkan dengan di pedesaan.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
162
5) Struktur ekonomi masyarakat Struktur ekonomi negara agraris berbeda dengan negara industri, negara industri peredaran uang lebih banyak dan lebih cepat. 6) Penguasaan IPTEK penduduk Negara yang IPTEK-nya lebih maju lebih banyak dan lebih cepat uang beredar dibandingkan dengan negara yang menerapkan teknologi yang sederhana. 7) Globalisasi ekonomi Dalam lingkungan dunia usaha yang semakin global dan arus modal antarnegara yang semakin meningkat, uang yang beredar juga dipengaruhi oleh transaksi-transaksi internasional dalam hal ini kurs uang mempengaruhi peredaran.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 16
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test selisih_pretest_pos ttest N Normal Parameters
36 a,,b
Mean
2.06
Std. Deviation Most Extreme Differences
1.145
Absolute
.158
Positive
.158
Negative
-.156
Kolmogorov-Smirnov Z
.949
Asymp. Sig. (2-tailed)
.328
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
163
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 17
Paired Samples Statistics Mean Pair 1
N
Std. Deviation
Std. Error Mean
Pre_test
5.22
36
.929
.155
Post_test
7.28
36
1.137
.189
Paired Samples Correlations N Pair 1
Pre_test & Post_test
Correlation 36
Sig.
.400
.016
Paired Samples Test Paired Differences 95% Confidence Std.
Std. Error
Interval of the
Deviation
Mean
Difference
Mean
Lower Pair 1
Pre_test - Post_test -2.056
1.145
.191
164
-2.443
Upper -1.668
t -10.771
df
Sig. (2-tailed) 35
.000
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
164
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
165
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
166
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
167
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
168
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
169
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
170
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
171
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
172
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
173
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
174
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
175
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
176
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
177
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
178
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
179
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
180
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
181
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
182
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
183
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
184
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
185
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
186
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
187
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
188
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
KEL. ASAL
190
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
KEL. ASAL
191
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
KEL. ASAL
192
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
KEL. ASAL
193
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
KEL. ASAL
194
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
KEL. ASAL
195
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
KEL. AHLI
1
196
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
KEL. AHLI
2
197
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
KEL. AHLI
3
198
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
KEL. AHLI
4
199
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
KEL. AHLI
5
200
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
KEL. AHLI
6
201
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
1
1
21
1
1
1
202
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
2
2
2
2
2
2
203
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
3
3
3
3
3
3
204
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
4
4
4
4
4
4
205
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
5
5
5
5
5
5
206
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
6
6
6
6
6
6
207
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 23 LEMBAR PENILAIAN PRESENTASI TIM AHLI Nama Kelompok Tim Ahli 1 Tim Ahli 2 Tim Ahli 3 Tim Ahli 4 Tim Ahli 5 Tim Ahli 6
Skor Penyampaian Materi 75 70 70 60 65 75
Skor Menjawab/Menanggapi Pertanyaan 80 75 80 75 70 70
208
Total 155 145 150 135 135 145
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 24 SKENARIO PEMBELAJARAN ALOKASI WAKTU
KEGIATAN
A. Kegiatan pembuka 1. Guru membuka pelajaran. 1 Menit
2. Guru melakukan apersepsi. 3. Guru menyampaikan kompetensi dasar (KD). (KD : Menjelaskan konsep permintaan dan penawaran
1 Menit 1 Menit
uang) 4. Guru memberikan gambaran singkat mengenai model
3 Menit
pembelajaran Jigsaw. 5. Guru membagikan soal pre-test dan mengumpulkannya
10 Menit
kembali setelah pre-test selesai dilakukan. (dibantu fasilitator) B. Kegiatan Inti 1. Guru membacakan daftar nama anggota kelompok dan
2 Menit
siswa diminta untuk berkumpul dalam kelompok di tempat yang telah ditentukan, kemudian guru menjelaskan bahwa kelompok tersebut adalah kelompok asal.
Absen 01 – 06 di meja 1000
Absen 07 – 12 di meja 2000
Absen 13 – 18 di meja 3000
Absen 19 – 24 di meja 4000
Absen 25 – 30 di meja 5000
Absen 31 – 36 di meja 6000
2. Siswa mengambil kartu bernomor yang telah disediakan kemudian memasang di dada masing-masing.
209
1 Menit
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
*Papan nama kelompok dibalik
3. Siswa yang bernomor sama berkumpul di tempat yang
2 Menit
sudah ditentukan, kemudian guru menjelaskan bahwa kelompok tersebut adalah kelompok ahli.
Nomor 1 di meja ahli 1
Nomor 2 di meja ahli 2
Nomor 3 di meja ahli 3
Nomor 4 di meja ahli 4
Nomor 5 di meja ahli 5
Nomor 6 di meja ahli 6
4. Setiap
kelompok
bagiannya
ahli
dan
mendiskusikan
setiap
kelompok
materi ahli
sesuai
10 Menit
diminta
mempersiapkan presentasi di depan kelas pada waktu yang telah ditentukan. (tuliskan point-point penting hasil diskusi pada kertas manila untuk dipresentasikan, disarankan dalam bentuk bagan)
Kel ahli 1 : Sejarah
Kel ahli 2 : Pengertian dan syarat-syarat uang
Kel ahli 3 : Fungsi uang
Kel ahli 4 : Jenis-jenis uang
Kel ahli 5 : Nilai uang dan permintaan uang
Kel ahli 6 : Penawaran uang
5. Masing-masing
kelompok
diskusi. (dibantu fasilitator) *Papan nama kelompok dibalik
ahli
mengumpulkan
hasil
1 Menit
210
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
6. Setiap anggota kelompok ahli kembali ke kelompok
211
10 Menit
asalnya untuk saling memberikan informasi hasil diskusi di kelompok ahli, kemudian menjawab pertanyaan diskusi kelompok asal. (fasilitator membagikan lembar pertanyaan diskusi) 7. Masing-masing
kelompok
asal
mengumpulkan
hasil
1 Menit
diskusi. (dibantu fasilitator) 8. Secara berurutan, seluruh kelompok ahli mempresentasikan hasil
diskusinya.
Setiap
selesai
presentasi,
30 Menit (@5 Menit)
guru
memberikan kesempatan kelompok lainnya untuk bertanya atau
menanggapi
materi
yang
dipresentasikan
oleh
kelompok ahli. 9. Guru menjelaskan secara singkat materi yang telah dibahas
5 Menit
dan menarik kesimpulan. (setelah semua kelompok ahli selesai presentasi) C. Kegiatan Penutup 1. Guru memberikan post-test untuk mengetahui tingkat
10 Menit
pemahaman siswa dan membagikan lembar refleksi. 2. Guru memberikan penghargaan kepada kelompok yang
1 Menit
presentasinya paling baik. 3. Guru menutup proses pembelajaran.
1 Menit
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 25 Aturan dan Sanksi Pembelajaran Jigsaw A. ATURAN 1. Dalam pembelajaran Jigsaw siswa membentuk kelompok asal dan kelompok ahli. 2. Setiap siswa harus aktif mencari kelompoknya, untuk membentuk kelompok ahli sesuai dengan nomer cocard masing-masing. 3. Setiap siswa dalam kelompok ahli harus aktif dalam berdiskusi. 4. Setiap kelompok berkewajiban menjalankan perintah dan menjawab pertanyaan yang disediakan. 5. Setiap tim ahli yang sudah kembali ke kelompok asal wajib mempresentasikan hasil diskusinya. 6. Siswa wajib aktif dalam diskusi kelompok maupun dalam presentasi. 7. Pada saat pelaksanaan pre-test dan post-test, siswa tidak diperkenankan berkomunikasi dengan siapapun atau melihat sumber belajar. 8. Setiap siswa wajib mengerjakan soal pre-test dan post-test sesuai dengan waktu yang ditentukan.
B. SANKSI Pelanggaran terhadap aturan pembelajaran Jigsaw di atas akan dikeluarkan dan tidak diperbolehkan mengikuti proses pembelajaran Jigsaw.
212
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PEMERINTAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
SEKRETARIAT DAERAH Kompleks Kepatihan, Danurejan, Tetepon (0274) s62g11 YOGYAKARTA 55213
- s62g14, s12243 (Hunting)
SURAT KETERANGAN / IJIN 47at2954Nt2011
4'
Peraturan Gubernur Daerah lstimewa Yogyakarta Nomor 18 Tahun 2009 tentang pedoman Pelayanan Perijinan, Rekomendasi Pelaksa-naan Survei, Penelitian, pendataan, iengembangan, Pengkajian, dan Studi Lapangan di Daerah lstimewa yogyakarta.
p4N untuk melakukan kegiatan survei/penelitian/pendataan/pengembangan/pengkajianistudi t:
lapangan .)
RULI SETIAWAN NIP/NlM : 07j334037 Mrican, Tromol Pos 29. yogyakarta PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TIPE JIGSAW PADA MATA PELAJARAN EKONOMI UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN STSWA (Studi Kasus pada
siswa
sMA N 2 NGAGLTK) Kab. Sleman 3 (tiga) Bulan. ketentuan
Mulaitanggal
:
14 Aprit 2011 std 14 Juti2e11
:
nyerahkan surat keterangan/ijin survei/penelitian/pendataan/pengembangan/pengkajian/studi lapangan *) Provinsi DIY kepada Bupati/walikota melatui institusi y";g #*;n"iig r"ngetriarkin ijiri
L[r"J::t'"t"h
nyerahkan softcopy hasil penelitiannya kepada Gubernur Daerah lstimewa yogyakarta melalui Biro ninistrasi Pembangunan Setda Provinsi DIY dalam aik GD)d; ;;;"j,li("n cetakan astiyang lah disahkan dan dibubuhicap institusi; "o^'pr"i ini hanya dipergunakan untuk keperluan ilmiah, dan pemegang ijin wajib mentaatiketentuan yang berlaku di rsikegiatan; penelitian dapat diperpanjang dengan mengajukan surat ini kembali sebelum berakhir waktunya; yang diberikan dapat dibatalkan sewaktu-wiktu apabila p"r"g"ng ijin ini tidak memenuni ketentuan yang
Dikeluarkan di Pada tanggal
:
:
yogyakarta
14 April 2011
An. Sekretaris Daerah an dan Pembangunan j.nistrasi Pembangunan n disampaikan kepada yth. nur Daerah lstimewa Yogyakarta (sebagai laporan);
atiSleman, Cq. Bappeda Dinas Pendidikarl Pemuda dan Olah Raga provinsi Dly an FKIP-USD Yk g Bersangkutan.
MADAL 198209 1 001