PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
ANALISIS KEPATUHAN PENYAMPAIAN SURAT PEMBERITAHUAN TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI SEBELUM DAN SESUDAH PENERAPAN E-FILING MELALUI WEBSITE DIREKTORAT JENDERAL PAJAK Studi Kasus di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Sleman
SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Program Studi Akuntansi
Oleh: Reza Yunanto NIM: 112114076
PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2015
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
ANALISIS KEPATUHAN PENYAMPAIAN SURAT PEMBERITAHUAN TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI SEBELUM DAN SESUDAH PENERAPAN E-FILING MELALUI WEBSITE DIREKTORAT JENDERAL PAJAK Studi Kasus di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Sleman
SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Program Studi Akuntansi
Oleh: Reza Yunanto NIM: 112114076
PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2015 i
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
ii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
iii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Awali dengan Doa, Lanjutkan dengan Usaha, Akhiri dengan Ucapan Syukur. Bersukacitalah dalam pengharapan, sabarlah dalam kesesakan, dan bertekunlah dalam doa! (Roma 12:12)
AMDG
Kupersembahkan Skripsi ini untuk: Tuhan Yesus Kristus dan Bunda-Nya Bapak Florentinus Suryanto dan Ibu Christina Kiswari Mas Doni, Mbak Eni, Bunga, Vincent Mas Yayan, Mbak Uuk, Kenzie Mas Ari Fabiola Desylita Christanti Keluarga Besar Akuntansi 2011 Kelas B iv
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
v
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
vi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
KATA PENGANTAR Puji syukur dan terima kasih ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan kasih dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Analisis Kepatuhan Penyampaian Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan Wajib Pajak Orang Pribadi sebelum dan sesudah Penerapan eFiling melalui Website Direktorat Jenderal Pajak (Studi Kasus di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Sleman). Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar sarjana pada Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma. Penulis mendapatkan bantuan dari berbagai pihak dalam menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Drs. Johanes Eka Priyatma, M.Sc., Ph.D., selaku Rektor Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk belajar dan mengembangkan kepribadian. 2. Dra. YFM. Gien Agustinawansari, M.M., Ak., C.A., selaku Pembmbing yang telah membantu dan membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. 3. Segenap dosen Fakultas Ekonomi yang telah membagikan ilmu dan pengalamannya kepada penulis. 4. Segenap staf Sekretariat Fakultas Ekonomi yang telah memberikan pelayanan terbaik.
vii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
5. Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Daerah Istimewa Yogyakarta dan Kepala Kantor Pelayanan Pajak Pratama Sleman yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk melakukan penelitian. 6. Keluarga besar Fl. Suryanto yang telah memberikan doa dan dukungan kepada penulis. 7. Fabiola Desylita Christanti yang selalu memberikan doa, semangat, dan dukungan kepada penulis. 8. Sahabat dan teman-teman Akuntansi 2011 kelas B. 9. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu. Penulis menyadari bahwa skripsi ini memiliki banyak kekurangan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membaca.
Yogyakarta, 30 Juni 2015
Penulis
viii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL …………………………………………….……....... i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ………………………..... . ii HALAMAN PENGESAHAN …………………………………………….. iii HALAMAN PERSEMBAHAN …………………………………………. . iv HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS ……………. v HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI …………. . vi HALAMAN KATA PENGANTAR …………………………………........ vii HALAMAN DAFTAR ISI ………………………………………………. . ix HALAMAN DAFTAR TABEL …………………………………………. . xi HALAMAN DAFTAR GAMBAR ……………………………………….. xiii ABSTRAK ……………………………………………………………..… . xiv ABSTRACT ……………………………………………………………..…. xv BAB I PENDAHULUAN …………………………………………. . 1 A. Latar Belakang Masalah ………………………………. . 1 B. Rumusan Masalah …………………………………….. . 5 C. Batasan Masalah …..………………………………….. . 6 D. Tujuan Penelitian ……………………………………... . 6 E. Manfaat Penelitian …………………………………….. . 7 F. Sistematika Penulisan …………………………………. . 7 BAB II LANDASAN TEORI ……………..……………………...…. 9 A. Tinjauan Pustaka ……………………………………… . 9 1. Pengertian Pajak …………………………………….. 9 2. Fungsi Pajak ……………………………………….... 10 3. Sistem Pemungutan Pajak …………………………. . 11 4. Hambatan Pemungutan Pajak ……………………… . 12 5. Wajib Pajak …………………………………………. 13 6. Surat Pemberitahuan (SPT) …………………………. 15 7. Kepatuhan Pajak …………………………………… . 18 8. e-Filing …………………………………………….. . 22 B. Penelitian Terdahulu ………………………………….... 26 C. Kerangka Pemikiran …………………………………... . 27 D. Perumusan Hipotesis ………………………………….. . 29 BAB III METODE PENELITIAN ………………………………….. . 30 A. Jenis Penelitian ………………………………………... . 30 B. Subjek dan Objek Penelitian ………………………….. . 30 C. Tempat Penelitian ……………………………………... . 31 D. Definisi Operasional Variabel ………………………… . 31 ix
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
E. Desain Penelitian ……………………………………… . F. Populasi dan Sampel ………………………………….. . G. Data …………………………………………………….. H. Teknik Pengumpulan Data ……………………………. . I. Teknik Analisis Data ………………………………….. . BAB IV GAMBARAN UMUM KPP PRATAMA SLEMAN ………. A. Sejarah ………………………………………………… . B. Visi, Misi, dan Motto Pelayanan ……………………… . C. Struktur Organisasi …………………………………… . BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ……………….. . A. Deskripsi Data ………………………………………… . B. Analisis Data ………………………………………….. . C. Pembahasan …………………………………………… . BAB VI PENUTUP………………………………………………….. . A. Kesimpulan ………………………………………….… . B. Keterbatasan Penelitian ……………………………..… . C. Saran…………………………………………………… . DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………. . LAMPIRAN ……………………………………………………………….
x
34 35 36 37 37 45 45 46 47 50 50 56 67 71 71 71 72 73 76
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR TABEL Halaman Tabel 1. Peran Pajak terhadap APBN Tahun 2008-2013 ………………. . 1 Tabel 2. Kepatuhan Penyampaian SPT Tahunan PPh di KPP Pratama Sleman Tahun 2008-2011 ……..……………………………… .
2
Tabel 3. Jumlah Sumber Daya Manusia KPP Pratama Sleman ………... .
48
Tabel 4. Jumlah WPOP yang Menggunakan Formulir 1770S dan 1770SS Terdaftar per 31 Desember Tahun 2008-2013 …... .
50
Tabel 5. Jumlah Penerimaan SPT Tahunan PPh WPOP Formulir 1770S dan 1770SS Tepat Waktu Tahun 2009-2014 ... .
52
Tabel 6. Jumlah Penerimaan SPT Tahunan PPh WPOP Formulir 1770S dan 1770SS Tidak Tepat Waktu Tahun 2009-2014 …… .
53
Tabel 7. Jumlah Total Penerimaan SPT Tahunan PPh WPOP Formulir 1770S dan 1770SS Tahun 2009-2014 …………….....
54
Tabel 8. Jumlah WPOP yang Tidak Menyampaikan SPT Tahunan PPh Tahun 2009-2014 ………………………………………… .
55
Tabel 9. Rasio Kepatuhan Penyampaian SPT Tahunan PPh WPOP sebelum Penerapan e-Filing melalui Website DJP …………… .
56
Tabel 10. Rasio Penyampaian SPT Tahunan PPh WPOP yang Tidak Tepat Waktu sebelum Penerapan e-Filing melalui Website DJP …………………………………………....
57
Tabel 11. Rasio WPOP yang Tidak Menyampaikan SPT Tahunan PPh sebelum Penerapan e-Filing melalui Website DJP ……….…... .
59
Tabel 12. Rasio Kepatuhan Penyampaian SPT Tahunan PPh WPOP sesudah Penerapan e-Filing melalui Website DJP ……………. .
60
xi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Tabel 13. Rasio Penyampaian SPT Tahunan PPh WPOP yang Tidak Tepat Waktu sesudah Penerapan e-Filing melalui Website DJP …………………………………………....
61
Tabel 14. Rasio WPOP yang Tidak Menyampaikan SPT Tahunan PPh sesudah Penerapan e-Filing melalui Website DJP ……….…... .
62
Tabel 15. Rekapitulasi Perhitungan Rasio Kepatuhan Penyampaian SPT Tahunan PPh WPOP, Rasio Penyampaian SPT Tahunan PPh WPOP yang Tidak Tepat Waktu dan Rasio WPOP yang Tidak Menyampaikan SPT Tahunan PPh sebelum Penerapan e-Filing melalui Website DJP …………… .
64
Tabel 16. Rekapitulasi Perhitungan Rasio Kepatuhan Penyampaian SPT Tahunan PPh WPOP, Rasio Penyampaian SPT Tahunan PPh WPOP yang Tidak Tepat Waktu dan Rasio WPOP yang Tidak Menyampaikan SPT Tahunan PPh sesudah Penerapan e-Filing melalui Website DJP ……………. .
64
Tabel 17. Output Paired Samples Statistic ………………………………. .
66
Tabel 18. Output Paired Samples Correlations ………………….……… .
66
Tabel 19. Output Paired Samples Test ………………...…………..…….. .
66
xii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar I.
Kerangka Pemikiran ………….……………………………. .
28
Gambar II. Struktur Organisasi KPP Pratama Sleman ………………… .
47
Gambar III. Jumlah WPOP yang Menggunakan Formulir 1770S dan 1770SS Terdaftar per 31 Desember Tahun 2008-2013 .. .
50
Gambar IV. Jumlah Penerimaan SPT Tahunan PPh WPOP Formulir 1770S dan 1770SS Tepat Waktu Tahun 2009-2014 ……… .
52
Gambar V. Jumlah Penerimaan SPT Tahunan PPh WPOP Formulir 1770S dan 1770SS Tidak Tepat Waktu Tahun 2009-2014 ... .
53
Gambar VI. Jumlah Total Penerimaan SPT Tahunan PPh WPOP Formulir 1770S dan 1770SS Tahun 2009-2014 ………….. .
54
Gambar VII. Jumlah WPOP yang Tidak Menyampaikan SPT Tahunan PPh Tahun 2009-2014 ……………………… .
55
xiii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
ABSTRAK ANALISIS KEPATUHAN PENYAMPAIAN SURAT PEMBERITAHUAN TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI SEBELUM DAN SESUDAH PENERAPAN E-FILING MELALUI WEBSITE DIREKTORAT JENDERAL PAJAK Studi Kasus di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Sleman
Reza Yunanto NIM: 112114076 Universitas Sanata Dharma Yogyakarta 2015 E-Filing merupakan cara baru penyampaian SPT yang digulirkan DJP untuk membuat Wajib Pajak semakin mudah dan nyaman dalam melaksanakan kewajiban perpajakannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan antara kepatuhan penyampaian SPT Tahunan PPh WPOP di KPP Pratama Sleman sebelum dan sesudah penerapan e-Filing melalui website DJP. Jenis penelitian ini adalah studi kasus. Data dikumpulkan dengan teknik dokumentasi. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan Uji Beda Sampel Berpasangan. Kepatuhan penyampaian SPT Tahunan Pajak Penghasilan diukur menggunakan Rasio Kepatuhan Penyampaian SPT Tahunan Pajak Penghasilan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan antara kepatuhan penyampaian SPT Tahunan PPh WPOP di KPP Pratama Sleman sebelum dan sesudah penerapan e-Filing melalui website DJP. Hal ini menunjukkan bahwa penerapan e-Filing melalui website DJP tidak mampu meningkatkan kepatuhan penyampaian SPT Tahunan PPh WPOP di KPP Pratama Sleman. Kata kunci: kepatuhan penyampaian SPT Tahunan PPh, e-Filing
xiv
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
ABSTRACT
ANALYSIS OF THE ANNUAL INCOME TAX RETURN SUBMISSION COMPLIANCE OF INDIVIDUAL TAX PAYER BEFORE AND AFTER E-FILING APPLICATION THROUGH DIRECTORATE GENERAL OF TAXATION’S WEBSITE A Case Study in Sleman Tax Office Reza Yunanto Student Number: 112114076 Sanata Dharma University Yogyakarta 2015 E-Filing is a new feature of Tax Return submission from Directorate General of Taxation (DGT) for Tax Payers. This feature facilitates the Tax Payers to do their taxation obligation easily and pleasantly. The aim of this research is to discover the difference of Annual Income Tax Return submission compliance of Individual Tax Payer in Sleman Tax Office before and after e-Filing application through Directorate General of Taxation’s website. This is a case study research. The data were collected by documentation technique. Paired Sample t-Test was used to analyze the data. Annual Income Tax Return submission compliance was measured by Compliance Ratio of Annual Income Tax Return Filing. The result of this research indicates that there is no difference of the Annual Income Tax Return submission compliance of Individual Tax Payer in Sleman Tax Office before and after e-Filing application through DGT’s website. It shows that e-Filing application through DGT’s website is incapable of increasing the Annual Income Tax Return submission compliance of Individual Tax Payer in Sleman Tax Office. Keywords: Annual Income Tax Return submission compliance, e-Filing
xv
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat (UU No. 28 Tahun 2007). Hingga saat ini, pajak merupakan sumber penerimaan terbesar negara. Penerimaan negara dari sektor perpajakan memiliki kontribusi yang cukup tinggi terhadap APBN dalam beberapa tahun terakhir. Tabel 1. Peran Pajak terhadap APBN Tahun 2008-2013
No
Tahun
Jumlah (dalam miliar Rupiah)
APBN Pajak 1 2008 981.609,43 658.700,79 2 2009 848.763,24 619.922,17 3 2010 995.271,51 723.306,67 4 2011 1.210.599,65 873.873,89 5 2012 1.338.109,63 980.518,13 6 2013 1.438.891,07 1.077.306,68 Sumber: diolah dari Laporan Keuangan Pemerintah Pusat
Persentase Pajak terhadap APBN (%) 67,10 73,04 72,67 72,19 73,28 74,71
Indonesia telah mengalami perubahan sistem pemungutan pajak dari Official Assessment System menjadi Self Assessment System. Self Assessment System adalah suatu sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang kepada Wajib Pajak untuk menghitung, menyetor, dan melaporkan sendiri pajak yang terutang (Mardiasmo 2011:7). Self Assessment System menuntut
1
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
2
peran aktif masyarakat dalam melaksanakan kewajiban perpajakannya. Hal ini menjadikan kepatuhan pajak sebagai hal yang sangat penting dalam mewujudkan keberhasilan penerimaan pajak. Salah satu kriteria Wajib Pajak yang patuh adalah tepat waktu dalam menyampaikan Surat Pemberitahuan (SPT). Surat Pemberitahuan adalah surat yang oleh Wajib Pajak digunakan untuk melaporkan penghitungan dan/atau pembayaran pajak, objek pajak dan/atau bukan objek pajak, dan/atau harta dan kewajiban sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan (UU No. 28 Tahun 2007). Tabel 2. Kepatuhan Penyampaian SPT Tahunan PPh di KPP Pratama Sleman Tahun 2008-2011 Tahun Wajib Pajak SPT Masuk 2008 46.718 40.482 2009 71.421 59.152 2010 116.578 82.961 2011 112.781 83.482 Sumber: Sub Bagian Umum KPP Pratama Sleman
Kepatuhan 86,65% 82,82% 71,16% 74,02%
Tidak semua Wajib Pajak memenuhi kewajiban perpajaknnya. Tabel 2 menunjukkan bahwa di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Sleman terdapat Wajib Pajak yang tidak patuh dengan tidak menyampaikan SPT Tahunan PPh. Wajib Pajak yang menyampaikan SPT Tahunan PPh ada juga yang tidak patuh karena melanggar ketentuan dalam peraturan perundangundangan perpajakan. Beberapa Wajib Pajak menyampaikan SPT Tahunan PPh melebihi batas waktu yang telah ditentukan.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
3
Faktor-faktor yang membuat Wajib Pajak khususnya Wajib Pajak Orang Pribadi (WPOP) tidak menyampaikan SPT Tahunannya antara lain: permasalahan waktu, biaya, dan kepraktisan. Banyak WPOP yang tidak menaati aturan tentang penyampaian SPT Tahunan PPh karena tidak mempunyai cukup waktu untuk datang ke KPP. Faktor lain yang menyebabkan WPOP tidak menyampaikan SPT Tahunan PPh sesuai aturan adalah masalah biaya. Penyampaian SPT Tahunan PPh tentu saja membutuhkan biaya. Biaya yang dikeluarkan dalam penyampaian SPT Tahunan PPh adalah biaya transportasi untuk datang ke KPP dan sebagainya. Penyampaian SPT Tahunan PPh secara manual dengan datang ke KPP dirasa kurang praktis sehingga WPOP enggan untuk melakukannya. Wajib Pajak Orang Pribadi bisa saja menyampaikan SPT Tahunan PPh tanpa harus datang ke KPP, yaitu dengan mengirimkannya melalui pos. Pengiriman melalui pos juga membutuhkan waktu dan biaya yang membuat WPOP malas untuk melakukannya. Direktorat Jenderal Pajak (DJP) bekerja keras untuk mengatasi berbagai permasalahan perpajakan yang terjadi karena kontribusi pajak dalam penerimaan negara begitu besar. Permasalahan mengenai adanya Wajib Pajak Orang Pribadi yang tidak patuh dalam hal menyampaikan SPT Tahunan PPh tidak lepas dari perhatian DJP. Direktorat Jenderal Pajak melakukan inisiatif dengan meluncurkan program e-Filing untuk mengatasi hal ini. Menurut Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor: PER-1/PJ/2014 tentang Tata Cara Penyampaian Surat Pemberitahuan Tahunan bagi Wajib Pajak Orang Pribadi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
4
yang Menggunakan Formulir 1770S atau 1770SS secara e-Filing melalui Website Direktorat Jenderal Pajak (www.pajak.go.id), e-Filing adalah suatu cara penyampaian SPT Tahunan secara elektronik yang dilakukan secara online dan real time melalui internet pada website Direktorat Jenderal Pajak (www.pajak.go.id) atau Penyedia Jasa Aplikasi atau Application Service Provider (ASP). E-Filing melalui website DJP diatur pertama kali dalam PER-39/PJ/2011 yang kemudian diganti dengan PER-1/PJ/2014. Berdasarkan PER-1/PJ/2014, jenis SPT yang dapat disampaikan secara e-Filing melalui website DJP adalah SPT Tahunan PPh Wajib Pajak Orang Pribadi formulir 1770S dan 1770SS. Penerapan e-Filing melalui website DJP diharapkan dapat memberikan solusi atas permasalahan adanya Wajib Pajak Orang Pribadi yang tidak patuh dalam
hal
menyampaikan
SPT
Tahunan
PPh.
Faktor-faktor
yang
menyebabkan WPOP tidak patuh dalam menyampaikan SPT Tahunan PPh bisa diatasi oleh e-Filing. Penerapan e-Filing melalui website DJP menjadikan penyampaian SPT Tahunan PPh menjadi lebih praktis, mudah, cepat, dan murah. E-Filing memungkinkan WPOP untuk menyampaikan SPT Tahunannya kapan saja dan di mana saja selama ada koneksi internet. Hal ini akan mengurangi biaya dan waktu yang dibutuhkan oleh WPOP untuk mengisi dan menyampaikan SPT Tahunan PPh secara benar dan tepat waktu. Wajib Pajak Orang Pribadi yang ingin menyampaikan SPT Tahunan PPh tidak perlu datang dan mengantri di KPP, tidak perlu mendatangi lokasi Drop Box maupun Mobil Pajak, serta tidak perlu repot-repot ke kantor pos maupun
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
5
perusahaan jasa ekspedisi lainnya. Wajib Pajak Orang Pribadi juga tidak perlu mengeluarkan biaya untuk menyampaikan SPT Tahunan PPh. Direktorat Jenderal Pajak berharap tidak ada lagi alasan bagi Wajib Pajak Orang Pribadi untuk tidak menyampaikan SPT Tahunannya setelah adanya program e-Filing melalui website DJP yang memberikan banyak kemudahan. Wajib Pajak Orang Pribadi juga diharapkan menyampaikan SPT Tahunan secara tepat waktu sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan. Penerapan e-Filing melalui website DJP diharapkan mampu meningkatkan kepatuhan penyampaian SPT Tahunan PPh WPOP di KPP Pratama Sleman.
B. Rumusan Masalah Rumusan masalah merupakan pernyataan atau pertanyaan yang mengungkapkan secara lugas persoalan yang akan dijawab atau diselesaikan melalui penelitian. Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah terdapat perbedaan antara kepatuhan penyampaian SPT Tahunan PPh WPOP di KPP Pratama Sleman sebelum dan sesudah penerapan e-Filing melalui website DJP?
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
6
C. Batasan Masalah Batasan masalah seringkali diberikan dalam sebuah penelitian agar penelitian lebih terfokus. Penelitian ini memiliki beberapa batasan masalah, yaitu: 1. Wajib Pajak Orang Pribadi (WPOP) dalam penelitian ini adalah WPOP yang menggunakan formulir 1770S dan 1770SS. 2. Cut-off sebelum dan sesudah penerapan e-Filing melalui website DJP adalah mulai berlakunya PER-39/PJ/2011 yaitu pada tanggal 1 Februari 2012. Penyampaian SPT menggunakan e-Filing melalui website DJP sudah bisa dilakukan untuk SPT Tahunan PPh Tahun Pajak 2011 yang penyampaiannya dilakukan pada tahun 2012.
D. Tujuan Penelitian Penelitian yang dilakukan tentunya memiliki tujuan yang ingin dicapai. Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan antara kepatuhan penyampaian SPT Tahunan PPh WPOP di KPP Pratama Sleman sebelum dan sesudah penerapan e-Filing melalui website DJP.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
7
E. Manfaat Penelitian Setiap penelitian diharapakan dapat memberikan manfaat bagi pembaca. Manfaat dari penelitian ini adalah: 1. Bagi DJP dan KPP Pratama Sleman Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan umpan balik atas penerapan e-Filing untuk meningkatkan pelayanan kepada Wajib Pajak. 2. Bagi Penulis Hasil dari penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk menambah wawasan dan pengetahuan penulis. 3. Bagi Peneliti Selanjutnya Hasil dari penelitian ini dapat dijadikan sebagai literatur atau bahan acuan untuk penelitian selanjutnya dengan topik yang sama.
F. Sistematika Penulisan Penulisan penelitian ini dikelompokkan menjadi enam bab, yaitu bab pendahuluan, bab landasan teori, bab metode penelitian, bab gambaran umum KPP Pratama Sleman, bab analisis data dan pembahasan, serta bab penutup. Bab I
: Pendahuluan Bab ini menjelaskan latar belakang masalah, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, serta sistematika penulisan.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Bab II
8
: Landasan Teori Bab ini menjelaskan landasan teori yang digunakan dalam penelitian yang terdiri atas: tinjauan pustaka, penelitian terdahulu, kerangka pemikiran, serta perumusan hipotesis.
Bab III
: Metode Penelitian Bab ini terdiri atas: jenis penelitian, subjek dan objek penelitian, tempat penelitian, definisi operasional variabel, desain penelitian, populasi dan sampel, data, teknik pengumpulan data, serta teknik analisis data.
Bab IV
: Gambaran Umum KPP Pratama Sleman Bab ini menjelaskan secara garis besar KPP Pratama Sleman seperti: sejarah, visi-misi dan motto pelayanan, serta struktur organisasi.
Bab V
: Analisis Data dan Pembahasan Bab ini terdiri atas: deskripsi data, analisis data, serta pembahasan.
Bab VI
: Penutup Bab ini terdiri atas: kesimpulan, keterbatasan penelitian, serta saran.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Pengertian Pajak Banyak pihak mengemukakan pendapatnya tentang definisi atau pengertian pajak, di antaranya para tokoh pendidikan dan negara (melalui peraturan perundang-undangan). Menurut Prof. Dr. Rochmat Soemitro, SH dalam Mardiasmo (2011:1), “Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang (yang dapat dipaksakan) dengan tiada mendapat jasa timbal (kontraprestasi) yang langsung dapat ditunjukkan dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran umum”. Dari definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa pajak memiliki unsurunsur: (1) iuran dari rakyat kepada negara, (2) berdasarkan UndangUndang, (3) tanpa jasa timbal atau kontraprestasi dari negara yang secara langsung dapat ditunjuk, dalam pembayaran pajak tidak dapat ditunjukkan adanya kontraprestasi individual oleh pemerintah, (4) digunakan untuk membiayai rumah tangga negara, yakni pengeluaranpengeluaran yang bermanfaat bagi masyarakat luas. Definisi pajak yang dikemukakan oleh Prof. Dr. P.J.A. Adriani dalam Rahayu (2010:22), sebagai berikut: Pajak adalah iuran kepada negara (yang dapat dipaksakan) yang terutang oleh yang wajib membayarnya menurut peraturanperaturan, dengan tidak mendapat prestasi-kembali, yang langsung dapat ditunjuk, dan yang gunanya adalah untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran umum berhubung dengan tugas negara untuk menyelenggarakan pemerintahan. 9
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
10
Pengertian pajak yang dikemukakan oleh dua tokoh tersebut tidak jauh berbeda dengan pengertian pajak yang termuat dalam peraturan perundang-undangan perpajakan. Menurut Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007, Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesarbesarnya kemakmuran rakyat.
2. Fungsi Pajak Pajak yang dipungut dari masyarakat tentunya memiliki fungsi terendiri. Menurut Mardiasmo (2011:1-2), terdapat dua fungsi pajak, yaitu: (1) Fungsi Budgetair dan (2) Fungsi Mengatur (Regulerend). Fungsi Budgetair yaitu pajak sebagai sumber dana bagi pemerintah untuk membiayai pengeluaran-pengeluarannya. Fungsi Mengatur (Regulerend)
yaitu
pajak
sebagai
alat
untuk
mengatur
atau
melaksanakan kebijaksanaan pemerintah dalam bidang sosial dan ekonomi, contohnya pajak yang tinggi dikenakan terhadap barangbarang mewah untuk mengurangi gaya hidup konsumtif.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
11
3. Sistem Pemungutan Pajak Negara memerlukan sistem pemungutan pajak yang baik agar pemungutan yang dilakukan bisa berjalan dengan optimal. Menurut Mardiasmo (2011:7-8), sistem pemungutan pajak dibagi menjadi tiga, yaitu: (1) Official Assessment System, (2) Self Assessment System, dan (3) With Holding System. Official Assessment System merupakan sistem pemungutan pajak yang memberikan wewenang kepada pemerintah (fiskus) untuk menentukan besarnya pajak yang terutang oleh Wajib Pajak. Ciri-ciri dari sistem ini adalah wewenang untuk menentukan besarnya pajak terutang ada pada fiskus, Wajib Pajak bersifat pasif, utang pajak timbul setelah dikeluarkan surat ketetapan pajak oleh fiskus. Self Assessment System merupakan sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang kepada Wajib Pajak untuk menentukan sendiri pajak yang terutang. Ciri-ciri dari sistem ini adalah wewenang untuk menentukan besarnya pajak terutang ada pada Wajib Pajak sendiri, Wajib Pajak aktif mulai dari menghitung, menyetor, dan melaporkan sendiri pajak yang terutang, fiskus tidak ikut campur dan hanya mengawasi. With Holding System merupakan sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang kepada pihak ketiga (bukan fiskus dan bukan Wajib Pajak yang bersangkutan) untuk menentukan besarnya pajak yang terutang oleh Wajib Pajak. Ciri-ciri dari sistem ini adalah wewenang menentukan besarnya pajak yang terutang ada pada pihak ketiga, pihak selain fiskus dan Wajib Pajak.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
12
4. Hambatan Pemungutan Pajak Masyarakat tidak mendapatkan kontraprestasi langsung atas pajak yang telah dibayarnya. Hal ini membuat pemungutan pajak tidak bisa dilakukan dengan mudah. Pemungutan pajak yang dilakukan oleh negara mengalami beberapa hambatan. Menurut Mardiasmo (2011:8-9), hambatan terhadap pemungutan pajak dibagi menjadi dua kelompok, yaitu: (1) Perlawanan Pasif dan (2) Perlawanan Aktif. Perlawanan pasif ditandai dengan masyarakat enggan (pasif) membayar pajak, yang dapat disebabkan antara lain: (a) perkembangan intelektual dan moral masyarakat, (b) sistem perpajakan yang (mungkin) sulit dipahami masyarakat, (c) sistem kontrol tidak dapat dilakukan atau dilaksanakan dengan baik. Perlawanan aktif meliputi semua usaha dan perbuatan yang secara langsung ditujukan kepada fiskus dengan tujuan untuk menghindari pajak. Bentuk dari perlawanan aktif antara lain: (a) Tax avoidance yaitu usaha meringankan beban pajak dengan tidak melanggar Undang-Undang, dan (b) Tax evasion yaitu usaha meringankan beban pajak dengan cara melanggar Undang-Undang (menggelapkan pajak).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
13
5. Wajib Pajak Wajib Pajak merupakan unsur penting dalam perpajakan. Menurut Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007, Wajib Pajak adalah orang pribadi atau badan, meliputi pembayar pajak, pemotong pajak, dan pemungut pajak, yang mempunyai hak dan kewajiban perpajakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan. Wajib Pajak memiliki beberapa hak dan kewajiban seperti yang dirangkum Mardiasmo (2011:56-57). Kewajiban yang dimiliki Wajib Pajak antara lain: a) Mendaftarkan diri untuk mendapatkan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP). b) Melaporkan usahanya untuk dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak (PKP). c) Menghitung dan membayar sendiri pajak dengan benar. d) Mengisi dengan benar SPT dan memasukkan ke Kantor Pelayanan Pajak dalam batas waktu yang telah ditentukan. e) Menyelenggarakan pembukuan/pencatatan. f) Jika diperiksa wajib: 1) Memperlihatkan dan/atau meminjamkan buku atau catatan, dokumen yang menjadi dasarnya dan dokumen lain yang berhubungan dengan penghasilan yang diperoleh, kegiatan usaha, pekerjaan bebas Wajib Pajak, atau objek yang terutang pajak.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
14
2) Memberikan kesempatan untuk memasuki tempat atau ruangan yang dipandang perlu dan memberi bantuan guna kelancaran pemeriksaan. 3) Apabila dalam mengungkapkan pembukuan, pencatatan, atau dokumen serta keterangan yang diminta, Wajib Pajak terikat oleh suatu kewajiban untuk merahasiakan, maka kewajiban untuk merahasiakan itu ditiadakan oleh permintaan untuk keperluan pemeriksaan. Hak yang dimiliki Wajib Pajak antara lain: a) Mengajukan surat keberatan dan surat banding. b) Menerima tanda bukti pemasukan SPT. c) Melakukan pembetulan SPT yang telah dimasukkan. d) Mengajukan permohonan penundaan penyampaian SPT. e) Mengajukan
permohonan
penundaan
atau
pengangsuran
pembayaran pajak. f) Mengajukan permohonan perhitungan pajak yang dikenakan dalam surat ketetapan pajak. g) Meminta pengembalian kelebihan pembayaran pajak. h) Mengajukan permohonan penghapusan dan pengurangan sanksi, serta pembetulan surat ketetapan pajak yang salah. i) Memberi kuasa kepada orang untuk melaksanakan kewajiban pajaknya. j) Meminta bukti pemotongan atau pemungutan pajak.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
15
6. Surat Pemberitahuan (SPT) Wajib Pajak membutuhkan sarana untuk melaporkan pajaknya. Sarana yang dapat digunakan oleh Wajib Pajak untuk melaporkan pajaknya adalah Surat Pemberitahuan (SPT). Menurut Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007, Surat Pemberitahuan adalah surat yang oleh Wajib Pajak digunakan untuk melaporkan penghitungan dan/atau pembayaran pajak, objek pajak dan/atau bukan objek pajak, dan/atau harta dan kewajiban sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan perpajakan. Setiap Wajib Pajak wajib mengisi Surat Pemberitahuan dengan benar, lengkap, dan jelas, dalam bahasa Indonesia dengan menggunakan huruf Latin, angka Arab, satuan mata uang Rupiah, dan menandatangani serta menyampaikannya ke kantor Direktorat Jenderal Pajak tempat Wajib Pajak terdaftar atau dikukuhkan atau tempat lain yang ditetapkan oleh Direktur Jenderal Pajak. Menurut Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 243/PMK.03/2014, SPT dibedakan menjadi dua, meliputi: a) SPT Tahunan Pajak Penghasilan. b) SPT Masa yang terdiri dari: 1) SPT Masa Pajak Penghasilan. 2) SPT Masa Pajak Pertambahan Nilai. 3) SPT Masa Pajak Pertambahan Nilai bagi Pemungut Pajak Pertambahan Nilai.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
16
Surat Pemberitahuan (SPT) tersebut dapat berbentuk formulir kertas (hardcopy) atau e-SPT. SPT memiliki batas waktu penyampaian yang diatur dalam Undang-Undang. Menurut Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007, batas waktu penyampaian SPT adalah: a) Untuk Surat Pemberitahuan Masa, paling lama 20 (dua puluh) hari setelah akhir Masa Pajak. b) Untuk Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan Wajib Pajak Orang Pribadi, paling lama 3 (tiga) bulan setelah akhir Tahun Pajak. c) Untuk Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan Wajib Pajak Badan, paling lama 4 (empat) bulan setelah akhir Tahun Pajak. Wajib Pajak dapat menyampaikan SPT Tahunan dengan berbagai cara. Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor: PER-29/PJ/2014 tentang Tata Cara Penerimaan dan Pengolahan Surat Pemberitahuan Tahunan mengatur bahwa Wajib Pajak dapat menyampaikan SPT Tahunan dengan cara: a) Langsung. Penyampaian SPT Tahunan secara langsung dapat dilakukan di Tempat Pelayanan Terpadu (TPT), Pojok Pajak, Mobil Pajak atau Drop Box yang disediakan oleh Direktorat Jenderal Pajak. Penyampaian SPT secara langsung ini dilakukan tidak dalam
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
17
amplop atau kemasan lainnya. Penyampaian SPT Tahunan secara langsung harus dilakukan di TPT KPP tempat Wajib Pajak terdaftar, dalam hal: 1) SPT Tahunan lebih bayar. 2) SPT Tahunan pembetulan. 3) SPT Tahunan yang disampaikan setelah batas waktu penyampaian SPT. 4) SPT Tahunan dalam bentuk e-SPT. 5) SPT Tahunan Pajak Penghasilan Wajib Pajak Badan. b) Dikirim melalui pos dengan bukti pengiriman surat ke Kantor Pelayanan Pajak tempat Wajib Pajak terdaftar. Penyampaian SPT Tahunan melalui pos dilakukan dalam amplop tertutup yang telah dilekati lembar informasi amplop SPT Tahunan yang berisi data sebagai berikut: 1) Nama Wajib Pajak. 2) Nomor Pokok Wajib Pajak. 3) Tahun Pajak. 4) Status SPT (Nihil/Kurang Bayar/Lebih Bayar). 5) Jenis SPT (SPT Tahunan/SPT Tahunan Pembetulan Ke-…). 6) Nomor Telepon. 7) Pernyataan. 8) Tanda Tangan Wajib Pajak.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
18
c) Dikirim melalui perusahaan jasa ekspedisi atau jasa kurir dengan bukti pengiriman surat ke Kantor Pelayanan Pajak tempat Wajib Pajak terdaftar. Penyampaian SPT Tahunan melalui jasa ekspedisi atau kurir dilakukan dalam amplop tertutup yang telah dilekati lembar informasi amplop SPT Tahunan yang berisi data sama dengan cara penyampaian melalui pos. d) E-
Filing
melalui
website
Direktorat
Jenderal
Pajak
(www.pajak.go.id) atau Penyedia Jasa Aplikasi/Application Service Provider (ASP).
7. Kepatuhan Pajak Self Assessment System yang diterapkan di Indonesia menuntut peran aktif Wajib Pajak dalam melaksanakan kewajiban perpajakannya. Hal ini menjadikan kepatuhan pajak sebagai hal yang sangat penting dalam mewujudkan keberhasilan penerimaan pajak. Safri Nurmantu seperti dikutip oleh Rahayu (2010:138) mengatakan bahwa, kepatuhan perpajakan dapat didefinisikan sebagai suatu keadaan di mana Wajib Pajak memenuhi semua kewajiban perpajakan dan melaksanakan hak perpajakannya. Ada dua macam kepatuhan, yaitu (1) Kepatuhan Formal dan (2) Kepatuhan Material. Kepatuhan Formal adalah suatu keadaan di mana Wajib Pajak memenuhi kewajiban secara formal sesuai dengan ketentuan dalam Undang-Undang perpajakan. Kepatuhan Material
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
19
adalah suatu keadaan di mana Wajib Pajak secara substantive atau hakekatnya memenuhi semua ketentuan material perpajakan, yaitu sesuai isi dan jiwa Undang-Undang perpajakan. Kepatuhan Material dapat juga meliputi Kepatuhan Formal. Sebagai contoh, ketentuan batas waktu penyampaian SPT Tahunan PPh WPOP adalah tanggal 31 Maret. Apabila Wajib Pajak telah menyampaikan SPT Tahunan PPh sebelum atau pada tanggal 31 Maret maka Wajib Pajak tersebut telah memenuhi Kepatuhan Formal, akan tetapi isinya belum tentu memenuhi Kepatuhan Material. Wajib Pajak yang memenuhi Kepatuhan Material adalah Wajib Pajak yang mengisi dengan jujur, lengkap dan benar SPT sesuai ketentuan dan menyampaikannya ke Kantor Pelayanan Pajak sebelum batas waktu terakhir. Menurut Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 74/PMK.03/2012,
Wajib
Pajak
dengan
kriteria
tertentu
yang
selanjutnya disebut sebagai Wajib Pajak Patuh adalah Wajib Pajak yang memenuhi persyaratan sebagai berikut: a) Tepat waktu dalam menyampaikan Surat Pemberitahuan, meliputi: 1) Penyampaian Surat Pemberitahuan Tahunan tepat waktu dalam 3 (tiga) tahun terakhir. 2) Penyampaian Surat Pemberitahuan Masa yang terlambat dalam tahun terakhir untuk Masa Pajak Januari sampai November tidak lebih dari 3 (tiga) Masa Pajak untuk setiap jenis pajak dan tidak berturut-turut.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
20
3) Seluruh Surat Pemberitahuan Masa dalam tahun terakhir untuk Masa Pajak Januari sampai November telah disampaikan. 4) Surat Pemberitahuan Masa yang terlambat telah disampaikan tidak
lewat
dari
batas
waktu
penyampaian
Surat
Pemberitahuan Masa Pajak berikutnya. b) Tidak mempunyai tunggakan pajak untuk semua jenis pajak, kecuali tunggakan pajak yang telah memperoleh izin mengangsur atau menunda pembayaran pajak. Tidak mempunyai tunggakan pajak yang dimaksud adalah keadaan Wajib Pajak pada tanggal 31 Desember tahun sebelum penetapan sebagai Wajib Pajak Patuh. c) Laporan keuangan diaudit oleh Akuntan Publik atau lembaga pengawasan keuangan pemerintah dengan pendapat Wajar Tanpa Pengecualian selama 3 (tiga) tahun berturut-turut. d) Tidak pernah dipidana karena melakukan tindak pidana di bidang perpajakan berdasarkan putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap dalam jangka waktu 5 (lima) tahun terakhir. Penelitian ini berfokus pada kepatuhan penyampaian SPT Tahunan PPh WPOP. Wajib Pajak Orang Pribadi dikatakan patuh apabila menyampaikan SPT Tahunan PPh sesuai aturan perundangundangan. WPOP yang patuh adalah Wajib Pajak yang menyampaikan SPT Tahunan PPh paling lambat tiga bulan setelah akhir Tahun Pajak yaitu pada tanggal 31 Maret.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
21
Kepatuhan Wajib Pajak dalam menyampaikan SPT Tahunan PPh diukur menggunakan Rasio Kepatuhan Penyampaian SPT Tahunan Pajak Penghasilan. Menurut Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor: SE-08/PJ/2014 tentang Target Rasio Kepatuhan Penyampaian Surat Pemberitahuan PPh pada Tahun 2014, Rasio Kepatuhan Penyampaian SPT Tahunan PPh adalah perbandingan antara jumlah seluruh SPT Tahunan PPh yang diterima selama tahun 2014 (tidak termasuk pembetulan SPT Tahunan PPh) dengan jumlah Wajib Pajak terdaftar wajib SPT Tahunan PPh per 31 Desember 2013. Rasio Kepatuhan Penyampaian SPT = Tahunan PPh
SPT Tahunan PPh diterima Wajib Pajak terdaftar wajib SPT Tahunan PPh
× 100%
Sumber: SE-08/PJ/2014 Rasio ini digunakan untuk menghitung kepatuhan penyampaian SPT Tahunan PPh seluruh Wajib Pajak. Penelitian ini hanya meneliti kepatuhan penyampaian SPT Tahunan PPh WPOP sehingga jumlah SPT Tahunan yang digunakan dalam perhitungan rasio ini adalah SPT Tahunan PPh WPOP dan jumlah Wajib Pajak yang digunakan adalah jumlah WPOP terdaftar wajib SPT Tahunan PPh.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
22
8. E-Filing Direktorat Jenderal Pajak (DJP) menggulirkan terobosan baru penyampaian Surat Pemberitahuan (SPT) yang bertujuan untuk meningkatkan pelayanan kepada Wajib Pajak dalam melaksanakan kewajiban perpajakannya. Terobosan ini berupa fasilitas penyampaian SPT menggunakan e-Filing. Menurut Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor: PER-1/PJ/2014 tentang Tata Cara Penyampaian Surat Pemberitahuan Tahunan bagi Wajib Pajak Orang Pribadi yang Menggunakan Formulir 1770S atau 1770SS secara e-Filing melalui Website Direktorat Jenderal Pajak (www.pajak.go.id), e-Filing adalah suatu cara penyampaian SPT Tahunan secara elektronik yang dilakukan secara online dan real time melalui internet pada website Direktorat Jenderal Pajak (www.pajak.go.id) atau Penyedia Jasa Aplikasi atau Application Service Provider (ASP). E-Filing memberikan kemudahan bagi Wajib Pajak dalam pembuatan dan penyampaian SPT kepada DJP secara lebih mudah, lebih cepat, dan lebih murah. Tujuan utama penerpan e-Filing adalah: a) Menyediakan fasilitas penyampaian SPT secara elektronik kepada Wajib Pajak sehingga Wajib Pajak dapat menyampaikan SPT kapan saja dan di mana saja. Hal ini akan memangkas biaya dan waktu yang dibutuhkan oleh Wajib Pajak untuk mempersiapkan, memproses, dan menyampaikan SPT ke Kantor Pajak secara benar dan tepat waktu.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
23
b) Memberikan dukungan kepada Kantor Pajak dalam hal percepatan penerimaan SPT, perampingan kegiatan administrasi, pendataan, distribusi dan pengarsipan SPT. c) Meningkatkan pelayanan kepada Wajib Pajak sehingga jumlah Wajib Pajak diharapkan akan meningkat serta penerimaan negara dapat tercapai. Saat ini, e-Filing melalui website DJP melayani penyampaian dua jenis SPT, yaitu: (1) SPT Tahunan PPh Wajib Pajak Orang Pribadi Formulir 1770S dan (2) SPT Tahunan PPh Wajib Pajak Orang Pribadi Formulir 1770SS. Formulir 1770S digunakan oleh WPOP yang sumber penghasilannya diperoleh dari satu atau lebih pemberi kerja dan memiliki penghasilan lainnya yang bukan dari kegiatan usaha dan/atau pekerjaan bebas. Contoh Wajib Pajak yang menggunakan formulir ini adalah karyawan, Pegawai Negeri Sipil (PNS), Tentara Nasional Indonesia (TNI), Kepolisian Republik Indonesia (POLRI), serta pejabat negara lainnya, yang memiliki penghasilan lainnya antara lain sewa rumah, honor pembicara/pengajar/pelatih dan sebagainya. Formulir 1770SS digunakan oleh WPOP yang mempunyai penghasilan selain dari usaha dan/atau pekerjaan bebas yang diperoleh dari satu atau lebih pemberi kerja dengan jumlah penghasilan bruto tidak lebih dari Rp 60.000.000,00 setahun.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
24
E-Filing melalui website DJP memberikan beberapa keuntungan. Keuntungan menggunakan e-Filing melalui website DJP adalah: a) Penyampaian SPT dapat dilakukan secara cepat, aman, dan kapan saja (24 jam sehari dan tujuh hari dalam seminggu). b) Murah, tidak dikenakan biaya pada saat penyampaian SPT. c) Penghitungan dilakukan secara tepat karena menggunakan sistem komputer. d) Kemudahan dalam mengisi SPT karena pengisian SPT dalam bentuk wizard. e) Data yang disampaikan Wajib Pajak selalu lengkap karena ada validasi pengisian SPT. f) Ramah lingkungan dengan mengurangi penggunaan kertas. g) Dokumen pelengkap (fotokopi formulir 1721 A1/A2 atau bukti potong PPh, SSP Lembar ke-3 PPh Pasal 29, Surat Kuasa Khusus, perhitungan PPh terutang bagi Wajib Pajak Kawin Pisah Harta dan/atau mempunyai NPWP sendiri, fotokopi Bukti Pembayaran Zakat) tidak perlu dikirim lagi kecuali diminta oleh KPP melalui Account Representative (AR).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
25
Ada tiga tahapan untuk dapat melakukan e-Filing, yaitu: a) Mengajukan permohonan e-FIN ke Kantor Pelayanan Pajak terdekat yang merupakan nomor identitas Wajib Pajak bagi pengguna e-Filing. b) Mendaftarkan diri sebagai Wajib Pajak e-Filing di website DJP paling lama 30 hari kalender sejak diterbitkannya e-FIN. c) Menyampaikan SPT Tahunan PPh WPOP secara e-Filing melalui website DJP. Hal ini dilakukan melalui empat langkah prosedural, yaitu: 1) Mengisi e-SPT pada aplikasi e-Filing di website Direktorat Jenderal Pajak (DJP). 2) Meminta kode verifikasi untuk pengiriman e-SPT, yang akan dikirimkan melalui e-mail atau SMS. 3) Mengirim SPT secara online dengan mengisikan kode verifikasi. 4) Notifikasi status e-SPT dan Bukti Penerimaan Elektronik akan diberikan kepada WP melalui e-mail. Dua tahapan yang pertama hanya dilakukan sekali saja. Tahapan ketiga dilakukan setiap menyampaikan SPT.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
26
B. Penelitian Terdahulu Penelitian yang dilakukan oleh Dimas Andri Dwi Nugroho, Siti Ragil Handayani dan Muhamad Saifi dengan judul “Pengaruh Layanan Drop Box dan e-Filing Terhadap Tingkat Kepatuhan Penyampaian Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan” menyimpulkan bahwa Drop Box dan e-Filing berpengaruh signifikan terhadap kepatuhan penyampaian SPT Tahunan PPh. Hasil ini membuktikan bahwa kedua fasilitas perpajakan ini mampu memberikan kenyamanan yang berbeda dalam menyampaikan SPT Tahunan PPh sehingga kepatuhan Wajib Pajak dapat meningkat. E-Filing mempunyai pengaruh dominan terhadap kepatuhan penyampaian SPT Tahunan PPh. Penelitian yang dilakukan Lingga dengan judul “Pengaruh Penerapan e-SPT Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak: Studi Empiris Terhadap Pengusaha Kena Pajak di Wilayah KPP Pratama “X” Jawa Barat I” menyimpulkan bahwa penerapan e-SPT berpengaruh secara signifikan terhadap kepatuhan Wajib Pajak. Penelitian-penelitian di atas meneliti tentang pengaruh beberapa fasilitas yang diberikan oleh DJP terhadap kepatuhan Wajib Pajak. Fasilitasfasilitas tersebut meliputi e-Filing, e-SPT, dan Drop Box. Ketiganya merupakan fasilitas yang memberi kemudahan bagi Wajib Pajak dalam melaksanakan kewajiban perpajakannya. Kemudahan-kemudahan yang diberikan DJP melalui program-program atau fasilitas-fasilitas yang diluncurkan mampu meningkatkan kepatuhan Wajib Pajak.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
27
Penelitian yang dilakukan oleh Widjaya dengan judul “Studi Evaluasi Kepatuhan Wajib Pajak sebelum dan sesudah Reformasi Perpajakan 2008 dan Implikasinya Terhadap Penerimaan Pajak pada KPP Pratama Kota Semarang di Lingkungan Kantor Wilayah DJP Jateng I” menyimpulkan bahwa (1) terdapat perbedaan yang signifikan antara jumlah Wajib Pajak Terdaftar, Wajib Pajak Efektif, dan Wajib Pajak yang Menyampaikan SPT sebelum dan sesudah Reformasi Pajak 2008 pada KPP Pratama Kota Semarang dan (2) tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara realisasi penerimaan pajak sebelum dan sesudah Reformasi Pajak 2008 pada KPP Pratama Kota Semarang. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perbaikan dan peningkatan pelayanan yang dilakukan DJP melalui reformasi perpajakan mampu meningkatkan jumlah Wajib Pajak yang menyampaikan SPT.
C. Kerangka Pemikiran Kepatuhan penyampaian SPT Tahunan PPh merupakan hal penting dalam Self Assessment System yang dianut Indonesia. Saat ini, masih ada Wajib Pajak khususnya Orang Pribadi yang tidak memenuhi kewajibannya untuk menyampaikan SPT Tahunan PPh. Untuk mengatasi hal ini, DJP menggulirkan program e-Filing melalui website DJP (www.pajak.go.id). E-Filing melalui website DJP digulirkan untuk memudahkan WPOP dalam menyampaikan SPT Tahunan PPh sehingga kepatuhan penyampaian SPT Tahunan PPh diharapkan akan meningkat. Untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan kepatuhan penyampaian SPT Tahunan PPh WPOP antara
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
28
periode sebelum dan sesudah penerapan e-Filing melalui website DJP akan dilakukan pengujian statistik menggunakan Uji Beda Sampel Berpasangan. Cut-off antara periode sebelum dan sesudah penerapan e-Filing melalui website DJP adalah mulai berlakunya PER-39/PJ/2011 yaitu pada tanggal 1 Februari 2012. Penjelasan di atas dapat dituangkan dalam kerangka pemikiran sebagai berikut: Sebelum Penerapan e-Filing melalui website DJP (Tahun 2009, 2010, 2011) Kepatuhan penyampaian SPT Tahunan PPh WPOP
1 Februari 2012
Sesudah Penerapan e-Filing melalui website DJP (Tahun 2012, 2013, 2014) Kepatuhan penyampaian SPT Tahunan PPh WPOP
Uji Beda Gambar I. Kerangka Pemikiran
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
29
D. Perumusan Hipotesis E-Filing merupakan cara baru penyampaian SPT yang digulirkan oleh DJP. Tujuan dari program ini adalah untuk membuat Wajib Pajak semakin mudah dan nyaman dalam melaksanakan kewajiban perpajakannya. Program e-Filing yang terbaru adalah e-Filing melalui website DJP. Saat ini, e-Filing melalui website DJP melayani penyampaian dua jenis SPT, yaitu SPT Tahunan PPh WPOP Formulir 1770S dan SPT Tahunan PPh WPOP Formulir 1770SS. Direktorat Jenderal Pajak berharap tidak ada lagi alasan bagi Wajib Pajak Orang Pribadi untuk tidak menyampaikan SPT Tahunannya setelah adanya program e-Filing melalui website DJP yang memberikan banyak kemudahan. Wajib Pajak Orang Pribadi yang sebelumnya tidak patuh dalam menyampaikan SPT Tahunannya diharapkan akan menjadi patuh sehingga penerimaan SPT Tahunan PPh WPOP sesuai ketentuan peraturan perundangundangan akan meningkat. Penerapan e-Filing melalui website DJP diharapkan mampu meningkatkan kepatuhan penyampaian SPT Tahunan PPh WPOP di KPP Pratama Sleman. Berdasarkan penjelasan di atas, dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut: Ho: Tidak terdapat perbedaan antara kepatuhan penyampaian SPT Tahunan PPh WPOP di KPP Pratama Sleman sebelum dan sesudah penerapan eFiling melalui website DJP. Ha: Terdapat perbedaan antara kepatuhan penyampaian SPT Tahunan PPh WPOP di KPP Pratama Sleman sebelum dan sesudah penerapan eFiling melalui website DJP.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan adalah studi kasus. Menurut Sekaran (2006:46), studi kasus meliputi analisis mendalam dan kontekstual terhadap situasi yang mirip dengan organisasi lain, di mana sifat dan definisi masalah yang terjadi adalah serupa dengan yang dialami dalam situasi ini. Hasil dari penelitian studi kasus tidak dapat digeneralisasi.
B. Subjek dan Objek Penelitian 1. Subjek Penelitian Menurut Amirin (2009), subjek penelitian adalah sesuatu, baik orang, benda ataupun lembaga (organisasi), yang sifat-keadaannya akan diteliti. Subjek dari penelitian ini adalah KPP Pratama Sleman. 2. Objek Penelitian Menurut Amirin (2009), objek penelitian adalah sifat keadaan dari suatu benda, orang, ataupun lembaga (organisasi), yang menjadi pusat perhatian atau sasaran penelitian. Objek dari penelitian ini adalah kepatuhan penyampaian SPT Tahunan PPh WPOP di KPP Pratama Sleman dari tahun 2009 sampai dengan tahun 2014.
30
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
31
C. Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di KPP Pratama Sleman yang terletak di Jalan Ringroad Utara No. 10 Maguwoharjo, Depok, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta.
D. Definisi Operasional Variabel 1. Kepatuhan Penyampaian SPT Tahunan PPh WPOP Wajib Pajak adalah orang pribadi atau badan, meliputi pembayar pajak, pemotong pajak, dan pemungut pajak, yang mempunyai hak dan kewajiban perpajakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan perpajakan (UU No. 28 Tahun 2007). Ada Wajib Pajak yang tidak melaksanakan kewajiban perpajakannya untuk menyampaikan SPT Tahunan PPh. Hal ini terlihat dari kepatuhan penyampaian SPT Tahunan PPh di KPP Pratama Sleman tahun 2008-2011 tidak mencapai 100% (Sub Bagian Umum KPP Pratama Sleman). Kepatuhan penyampaian SPT Tahunan PPh diukur menggunakan Rasio Kepatuhan Penyampaian SPT Tahunan Pajak Penghasilan. Menurut Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor: SE-08/PJ/2014, tentang Target Rasio Kepatuhan Penyampaian Surat Pemberitahuan PPh pada Tahun 2014, Rasio Kepatuhan Penyampaian SPT Tahunan PPh adalah perbandingan antara jumlah seluruh SPT Tahunan PPh yang diterima selama tahun 2014 (tidak termasuk pembetulan SPT Tahunan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
32
PPh) dengan jumlah Wajib Pajak terdaftar wajib SPT Tahunan PPh per 31 Desember 2013. Rumus perhitungannya sebagai berikut: Rasio Kepatuhan Penyampaian SPT = Tahunan PPh
SPT Tahunan PPh diterima Wajib Pajak terdaftar wajib SPT Tahunan PPh
× 100%
Sumber: SE-08/PJ/2014 Rasio ini digunakan untuk menghitung kepatuhan penyampaian SPT Tahunan PPh seluruh Wajib Pajak. Penelitian ini hanya meneliti kepatuhan penyampaian SPT Tahunan PPh WPOP sehingga jumlah SPT Tahunan yang digunakan dalam perhitungan rasio ini adalah SPT Tahunan PPh WPOP yang diterima tepat waktu. Jumlah Wajib Pajak yang digunakan adalah jumlah WPOP terdaftar wajib SPT Tahunan PPh. Rumus perhitungannya sebagai berikut: Rasio Kepatuhan Penyampaian SPT Tahunan PPh WPOP
=
SPT Tahunan PPh WPOP tepat waktu WPOP terdaftar wajib SPT Tahunan PPh
× 100%
2. Penerapan e-Filing melalui Website DJP Pajak memiliki peran penting dalam penerimaan negara. Penerimaan negara dari sektor perpajakan memiliki kontribusi yang cukup tinggi terhadap APBN dalam beberapa tahun terakhir. Hal ini membuat pemerintah melalui DJP berupaya untuk memaksimalkan penerimaan dari sektor pajak. Perubahan sistem pemungutan pajak dari Official Assessment System menjadi Self Assessment System menjadikan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
33
kepatuhan pajak sebagai hal yang sangat penting dalam mewujudkan keberhasilan penerimaan pajak. Kepatuhan Wajib Pajak di Indonesia masih belum maksimal. Hal ini dapat dilihat dari adanya Wajib Pajak yang tidak melaksanakan kewajiban perpajakannya untuk menyampaikan SPT Tahunan PPh. Upaya yang dilakukan DJP untuk mengatasi hal ini adalah dengan meluncurkan program e-Filing. E-Filing adalah suatu cara penyampaian SPT Tahunan secara elektronik yang dilakukan secara online dan real time melalui internet pada website Direktorat Jenderal Pajak atau Penyedia Jasa Aplikasi. Program e-Filing yang terbaru adalah e-Filing melalui website DJP. Sebelumnya, e-Filing dilakukan melalui Penyedia Jasa Aplikasi. E-Filing melalui website DJP mulai digunakan setelah berlakunya PER39/PJ/2011 yaitu pada tanggal 1 Februari 2012. Saat ini, e-Filing melalui website DJP melayani penyampaian dua jenis SPT, yaitu SPT Tahunan PPh WPOP Formulir 1770S dan SPT Tahunan PPh WPOP Formulir 1770SS. Penerapan e-Filing melalui website DJP diharapkan mampu mendorong peningkatan kepatuhan WPOP yang menggunakan formulir 1770S dan 1770SS dalam hal menyampaikan SPT Tahunan PPh.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
34
E. Desain Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan antara kepatuhan penyampaian SPT Tahunan PPh WPOP di KPP Pratama Sleman sebelum dan sesudah penerapan e-Filing melalui website DJP. Kepatuhan penyampaian SPT Tahunan PPh WPOP diukur menggunakan Rasio Kepatuhan Penyampaian SPT Tahunan Pajak Penghasilan. Data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah data jumlah WPOP terdaftar di KPP Pratama Sleman per 31 Desember dari tahun 2008 sampai dengan tahun 2013 serta jumlah penerimaan SPT Tahunan PPh WPOP di KPP Pratama Sleman dari tahun 2009 sampai dengan tahun 2014. Data tersebut dikumpulkan dengan teknik dokumentasi. Langkah pertama yang dilakukan adalah menganalisis kepatuhan penyampaian SPT Tahunan PPh WPOP di KPP Pratama Sleman. Kepatuhan diukur menggunakan rasio kepatuhan penyampaian SPT Tahunan Pajak Penghasilan, yaitu perbandingan antara jumlah SPT Tahunan PPh yang diterima dengan jumlah Wajib Pajak terdaftar wajib SPT. Perhitungan dilakukan untuk periode sebelum dan sesudah penerapan e-Filing. Langkah yang dilakukan selanjutnya adalah menganalisis apakah terdapat perbedaan antara kepatuhan penyampaian SPT Tahunan PPh WPOP di KPP Pratama Sleman sebelum dan sesudah penerapan e-Filing melalui website DJP. Perbedaan dianalisis menggunakan pengujian statistik yaitu Uji Beda Sampel Berpasangan (Paired Sample t-Test). Kesimpulan diambil dengan cara membandingkan nilai thitung dengan nilai ttabel.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
35
F. Populasi dan Sampel Menurut Sekaran (2006:121), “Populasi (population) mengacu pada keseluruhan kelompok orang, kejadian, atau hal minat yang ingin peneliti investigasi”. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh WPOP yang menggunakan formulir 1770S dan 1770SS terdaftar di KPP Pratama Sleman per 31 Desember dari tahun 2008 sampai dengan tahun 2013. “Sampel (sample) adalah sebagian dari populasi. Sampel terdiri atas sejumlah anggota yang dipilih dari populasi” (Sekaran 2006:123). Sampel dalam penelitian ini diambil menggunakan metode purposive sampling. Menurut Jogiyanto (2007:79), purposive sampling dilakukan dengan mengambil sampel dari populasi berdasarkan suatu kriteria tertentu. Kriteria yang digunakan untuk mengambil sampel dalam penelitian ini adalah WPOP yang memiliki kewajiban menyampaikan SPT Tahunan PPh. Sampel yang diperoleh adalah WPOP yang menggunakan formulir 1770S dan 1770SS terdaftar di KPP Pratama Sleman per 31 Desember dari tahun 2008 sampai dengan tahun 2013 yang memiliki kewajiban menyampaikan SPT Tahunan PPh.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
36
G. Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Menurut Sanusi (2011:104), data sekunder adalah data yang sudah tersedia dan dikumpulkan oleh pihak lain. Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini meliputi: 1. Jumlah WPOP yang menggunakan formulir 1770S dan 1770SS terdaftar di KPP Pratama Sleman per 31 Desember dari tahun 2008 sampai dengan tahun 2013 serta jumlah WPOP wajib SPT Tahunan PPh. 2. Jumlah penerimaan SPT Tahunan PPh WPOP formulir 1770S dan 1770SS di KPP Pratama Sleman dari tahun 2009 sampai dengan tahun 2014 yang meliputi: a) SPT Tahunan PPh tepat waktu (disampaikan paling lama tiga bulan setelah akhir Tahun Pajak). b) SPT Tahunan PPh tidak tepat waktu (disampaikan lebih dari tiga bulan setelah akhir Tahun Pajak).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
37
H. Teknik Pengumpulan Data Data dalam penelitian ini dikumpulkan dengan teknik dokumentasi. Menurut Sanusi (2011:114), dokumentasi biasanya dilakukan untuk mengumpulkan data sekunder dari berbagai sumber, baik secara pribadi maupun kelembagaan. Data sekunder tersebut biasanya telah tersedia di lokasi penelitian. Peneliti tinggal menyalin sesuai dengan kebutuhan. Data jumlah WPOP yang menggunakan formulir 1770S dan 1770SS terdaftar di KPP Pratama Sleman per 31 Desember tahun 2008 sampai dengan tahun 2013 serta jumlah Wajib Pajak wajib SPT dikumpulkan dari Seksi Pengolahan Data dan Informasi KPP Pratama Sleman. Data jumlah penerimaan SPT Tahunan PPh WPOP formulir 1770S dan 1770SS di KPP Pratama Sleman tahun 2009 sampai dengan tahun 2014 dikumpulkan dari Seksi Pelayanan KPP Pratama Sleman.
I. Teknik Analisis Data 1. Menganalisis Penyampaian SPT Tahunan PPh WPOP sebelum Penerapan e-Filing melalui Website DJP a) Menghitung rasio kepatuhan penyampaian SPT Tahunan PPh WPOP sebelum penerapan e-Filing melalui website DJP Menurut Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor: SE08/PJ/2014 tentang Target Rasio Kepatuhan Penyampaian Surat Pemberitahuan
PPh
pada
Tahun
2014,
rasio
kepatuhan
penyampaian SPT Tahunan PPh adalah perbandingan antara
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
38
jumlah seluruh SPT Tahunan PPh yang diterima selama tahun 2014 (tidak termasuk pembetulan SPT Tahunan PPh) dengan jumlah Wajib Pajak terdaftar wajib SPT Tahunan PPh per 31 Desember 2013. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 74/PMK.03/2012 mengatur bahwa Wajib Pajak disebut Wajib Pajak Patuh apabila memenuhi beberapa persyaratan, salah satunya adalah tepat waktu dalam menyampaikan SPT. Wajib Pajak yang patuh adalah Wajib Pajak yang melaksanakan kewajibannya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007 mengatur bahwa batas penyampaian SPT Tahunan Pajak Penghasilan Wajib Pajak Orang Pribadi adalah paling lama tiga bulan setelah akhir Tahun Pajak. Berdasarkan uraian tersebut, maka jumlah SPT Tahunan PPh yang digunakan dalam perhitungan rasio kepatuhan penyampaian SPT Tahunan PPh WPOP adalah SPT Tahunan PPh WPOP tepat waktu, yaitu disampaikan paling lama tiga bulan setelah akhir Tahun Pajak. Perhitungan ini dilakukan untuk tahun 2009, 2010, dan 2011. Rumus yang digunakan dalam perhitungan in adalah: Rasio Kepatuhan Penyampaian SPT = Tahunan PPh WPOP
SPT Tahunan PPh WPOP tepat waktu WPOP terdaftar wajib SPT Tahunan PPh
× 100%
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
39
b) Menghitung rasio penyampaian SPT Tahunan PPh WPOP yang tidak tepat waktu sebelum penerapan e-Filing melalui website DJP Jumlah SPT Tahunan PPh WPOP yang digunakan dalam perhitungan ini adalah SPT Tahunan PPh WPOP yang tidak tepat waktu, yaitu disampaikan lebih dari tiga bulan setelah akhir Tahun Pajak. Perhitungan ini dilakukan untuk tahun 2009, 2010, dan 2011. Rumus yang digunakan dalam perhitungan ini adalah: Rasio Penyampaian SPT Tahunan PPh WPOP = Tidak Tepat Waktu
SPT Tahunan PPh WPOP tidak tepat waktu × 100% WPOP terdaftar wajib SPT Tahunan PPh
c) Menghitung rasio WPOP yang tidak menyampaikan SPT Tahunan PPh sebelum penerapan e-Filing melalui website DJP Jumlah WPOP yang tidak menyampaikan SPT Tahunan PPh dalam perhitungan ini adalah selisih antara jumlah WPOP terdaftar wajib SPT Tahunan PPh dengan jumlah seluruh penerimaan SPT Tahunan PPh WPOP selama satu tahun. Perhitungan ini dilakukan untuk tahun 2009, 2010, dan 2011. Rumus yang digunakan dalam perhitungan ini adalah: Rasio WPOP Tidak Menyampaikan SPT = Tahunan PPh
WPOP tidak menyampaikan SPT Tahunan PPh WPOP terdaftar wajib SPT Tahunan PPh
× 100%
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
40
2. Menganalisis Penyampaian SPT Tahunan PPh WPOP sesudah Penerapan e-Filing melalui Website DJP a) Menghitung rasio kepatuhan penyampaian SPT Tahunan PPh WPOP sesudah penerapan e-Filing melalui website DJP Menurut Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor: SE08/PJ/2014 tentang Target Rasio Kepatuhan Penyampaian Surat Pemberitahuan
PPh
pada
Tahun
2014,
rasio
kepatuhan
penyampaian SPT Tahunan PPh adalah perbandingan antara jumlah seluruh SPT Tahunan PPh yang diterima selama tahun 2014 (tidak termasuk pembetulan SPT Tahunan PPh) dengan jumlah Wajib Pajak terdaftar wajib SPT Tahunan PPh per 31 Desember 2013. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 74/PMK.03/2012 mengatur bahwa Wajib Pajak disebut Wajib Pajak Patuh apabila memenuhi beberapa persyaratan, salah satunya adalah tepat waktu dalam menyampaikan SPT. Wajib Pajak yang patuh adalah Wajib Pajak yang melaksanakan kewajibannya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007 mengatur bahwa batas penyampaian SPT Tahunan Pajak Penghasilan Wajib Pajak Orang Pribadi adalah paling lama tiga bulan setelah akhir Tahun Pajak. Berdasarkan uraian tersebut, maka jumlah SPT Tahunan PPh yang digunakan dalam perhitungan rasio kepatuhan penyampaian SPT Tahunan PPh WPOP adalah SPT Tahunan PPh WPOP tepat waktu,
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
41
yaitu disampaikan paling lama tiga bulan setelah akhir Tahun Pajak. Perhitungan ini dilakukan untuk tahun 2012, 2013, dan 2014. Rumus yang digunakan dalam perhitungan ini adalah: Rasio Kepatuhan Penyampaian SPT = Tahunan PPh WPOP
SPT Tahunan PPh WPOP tepat waktu WPOP terdaftar wajib SPT Tahunan PPh
× 100%
b) Menghitung rasio penyampaian SPT Tahunan PPh WPOP yang tidak tepat waktu sesudah penerapan e-Filing melalui website DJP Jumlah SPT Tahunan PPh WPOP yang digunakan dalam perhitungan ini adalah SPT Tahunan PPh WPOP yang tidak tepat waktu, yaitu disampaikan lebih dari tiga bulan setelah akhir Tahun Pajak. Perhitungan ini dilakukan untuk tahun 2012, 2013, dan 2014. Rumus yang digunakan dalam perhitungan ini adalah: Rasio Penyampaian SPT Tahunan PPh WPOP = tidak tepat waktu
SPT Tahunan PPh WPOP tidak tepat waktu × 100% WPOP terdaftar wajib SPT Tahunan PPh
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
42
c) Menghitung rasio WPOP yang tidak menyampaikan SPT Tahunan PPh sesudah penerapan e-Filing melalui website DJP Jumlah WPOP yang tidak menyampaikan SPT Tahunan PPh dalam perhitungan ini adalah selisih antara jumlah WPOP terdaftar wajib SPT Tahunan PPh dengan jumlah seluruh penerimaan SPT Tahunan PPh WPOP selama satu tahun. Perhitungan ini dilakukan untuk tahun 2012, 2013, dan 2014. Rumus yang digunakan dalam perhitungan ini adalah: Rasio WPOP Tidak Menyampaikan SPT = Tahunan PPh
WPOP tidak menyampaikan SPT Tahunan PPh WPOP terdaftar wajib SPT Tahunan PPh
× 100%
3. Melakukan Uji Statistik Uji statistik digunakan untuk menguji hipotesis. Uji statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah Uji Beda Sampel Berpasangan (Paired Sample t-Test). Menurut Santoso (2014:84), Paired Sample tTest digunakan untuk menguji dua sampel yang berpasangan, apakah keduanya mempunyai rata-rata yang secara nyata berbeda ataukah tidak. Sampel berpasangan (Paired Sample) adalah sebuah sampel dengan subjek yang sama namun mengalami dua perlakuan atau pengukuran yang berbeda. Sampel dalam penelitian ini adalah WPOP yang menggunakan formulir 1770S dan 1770SS terdaftar di KPP Pratama Sleman per 31 Desember dari tahun 2008 sampai dengan tahun 2013 serta memiliki kewajiban menyampaikan SPT Tahunan PPh.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
43
Perlakuan berbeda yang dimaksud adalah penerapan e-Filing melalui website DJP. Penelitian ini akan menganalisis ada tidaknya perbedaan rata-rata rasio kepatuhan penyampaian SPT Tahunan PPh WPOP sebelum dan sesudah penerapan e-Filing melalui website DJP. Langkah-langkah yang dilakukan adalah: a) Merumuskan hipotesis Ho: Tidak terdapat perbedaan antara kepatuhan penyampaian SPT Tahunan PPh WPOP di KPP Pratama Sleman sebelum dan sesudah penerapan e-Filing melalui website DJP. Ha: Terdapat perbedaan antara kepatuhan penyampaian SPT Tahunan PPh WPOP di KPP Pratama Sleman sebelum dan sesudah penerapan e-Filing melalui website DJP. b) Menentukan taraf nyata Taraf nyata yang digunakan adalah 5%. Nilai ttabel dengan taraf nyata 5% uji dua arah (0,05/2 = 0,025) dan df = 3-1 = 2 adalah 4,303. c) Menentukan kriteria pengujian Ho diterima apabila -ttabel ≤ thitung ≤ ttabel Ho ditolak apabila -thitung < -ttabel atau thitung > ttabel d) Menentukan Uji Statistik
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
44
e) Menarik kesimpulan Jika Ho ditolak, maka terdapat perbedaan antara kepatuhan penyampaian SPT Tahunan PPh WPOP di KPP Pratama Sleman sebelum dan sesudah penerapan e-Filing melalui website DJP.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB IV GAMBARAN UMUM KPP PRATAMA SLEMAN A. Sejarah Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Sleman dibentuk berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 132/PMK.01/2006 tentang Organisasi dan Tata Kerja Instansi Vertikal Direktorat Jenderal Pajak sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 55/PMK.01/2007. Sesuai Keputusan Direktur Jendereal Pajak Nomor KEP-141/PJ/2007 tentang Penerapan Organisasi, Tata Kerja, dan Saat Mulai Beroperasinya Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Jawa Tengah II dan Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Daerah Istimewa Yogyakarta, serta Kantor Pelayanan Pajak Pratama dan Kantor Pelayanan, Penyuluhan, dan Konsultasi Perpajakan di lingkungan Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Jawa Tengah I, Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Jawa Tengah II, dan Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Daerah Istimewa Yogyakarta, ditetapkan bahwa Sistem Administrasi Modern pada KPP Pratama Sleman dimulai sejak tanggal 30 Oktober 2007. KPP Pratama Sleman bersama KPP Pratama Wates dan KPP Pratama Wonosari merupakan pemecahan dari KPP Pratama Yogyakarta Dua. Selain itu, KPP Pratama Sleman juga merupakan penggabungan dari Kantor Pelayanan Pajak Bumi dan Bangunan sebagai fungsi Kantor Pemeriksaan dan Penyidikan Pajak Yogyakarta. KPP Pratama Sleman menempati lantai I, lantai IV, dan lantai V Gedung Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak
45
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
46
Daerah Istimewa Yogyakarta yang diresmikan oleh Ibu Sri Mulyani selaku Menteri Keuangan Republik Indonesia pada tanggal 5 November 2007. Wilayah kerja KPP Pratama Sleman mencakup seluruh wilayah Kabupaten Sleman yang terdiri dari 17 wilayah Kecamatan, 86 Desa, dan 1212 Dusun.
B. Visi, Misi, dan Motto Pelayanan 1. Visi Menjadi Kantor Pelayanan Pajak terbaik dalam memberikan pelayanan di bidang perpajakan. 2. Misi Memberikan pelayanan prima di bidang perpajakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan. 3. Motto Simpatik: siap melayani dengan tepat dan ikhlas.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
47
C. Struktur Organisasi KEPALA KANTOR
SUB BAGIAN UMUM
SEKSI PELAYANAN SEKSI PENGOLAHAN DATA DAN INFORMASI
SEKSI PENGAWASAN DAN KONSULTASI I SEKSI PENGAWASAN DAN KONSULTASI II
SEKSI PENAGIHAN SEKSI PEMERIKSAAN DAN KEPATUHAN INTERNAL
SEKSI PENGAWASAN DAN KONSULTASI III
SEKSI EKSTENSIFIKASI PERPAJAKAN
SEKSI PENGAWASAN DAN KONSULTASI IV
KELOMPOK FUNGSIONAL PEMERIKSA PAJAK I
KELOMPOK FUNGSIONAL PEMERIKSA PAJAK II
Gambar II. Struktur Organisasi KPP Pratama Sleman Sumber: Sub Bagian Umum KPP Pratama Sleman
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Tabel 3. Jumlah Sumber Daya Manusia KPP Pratama Sleman No
Seksi
Jumlah
1
Kepala Kantor
1
2
Sub Bagian Umum
8
3
Seksi Pelayanan
15
4
Seksi Penagihan
6
5
Seksi Pengolahan Data dan Informasi
5
6
Seksi Pemeriksaan dan Kepatuhan Internal
5
7
Seksi Ekstensifikasi Perpajakan
7
8
Seksi Pengawasan dan Konsultasi I
11
9
Seksi Pengawasan dan Konsultasi II
11
10
Seksi Pengawasan dan Konsultasi III
11
11
Seksi Pengawasan dan Konsultasi IV
10
12
Kelompok Fungsional Pemeriksa Pajak I
6
13
Kelompok Fungsional Pemeriksa Pajak II
6
JUMLAH Sumber: Sub Bagian Umum KPP Pratama Sleman
102
Berikut jumlah Sumber Daya Manusia berdasarkan penggolongannya: 1. Berdasarkan Jenis Kelamin a) Laki-laki
: 59 orang
b) Perempuan
: 43 orang
2. Berdasarkan Pendidikan a) SMU dan sederajat
: 10 orang
b) Diploma 1
: 14 orang
c) Diploma 2
: 1 orang
d) Diploma 3
: 18 orang
e) S1/Diploma IV
: 51 orang
f) S2
: 8 orang
48
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
3. Berdasarkan Tingkat Golongan a) Golongan II
: 29 orang
b) Golongan III
: 68 orang
c) Golongan IV
: 5 orang
49
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data tersebut meliputi jumlah WPOP yang menggunakan formulir 1770S dan 1770SS terdaftar di KPP Pratama Sleman per 31 Desember dari tahun 2008 sampai dengan tahun 2013 serta jumlah penerimaan SPT Tahunan PPh WPOP formulir 1770S dan 1770SS di KPP Pratama Sleman dari tahun 2009 sampai dengan tahun 2014. Tabel 4. Jumlah WPOP yang Menggunakan Formulir 1770S dan 1770SS Terdaftar per 31 Desember Tahun 2008-2013 WPOP Terdaftar
WPOP Wajib SPT WPOP tidak Wajib Tahunan PPh SPT Tahunan PPh 1 2008 48.086 47.196 890 2 2009 82.496 81.267 1.229 3 2010 100.995 99.643 1.352 4 2011 110.766 109.332 1.434 5 2012 118.434 116.953 1.481 6 2013 125.791 124.265 1.526 Sumber: Seksi Pengolahan Data dan Informasi KPP Pratama Sleman No
Tahun
Gambar III. Jumlah WPOP yang Menggunakan Formulir 1770S dan 1770SS Terdaftar per 31 Desember Tahun 2008-2013 Sumber: Data diolah 50
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
51
Tidak semua Wajib Pajak terdaftar memiliki kewajiban untuk menyampaikan SPT PPh. Ada Wajib Pajak yang dikecualikan dari kewajiban menyampaikan SPT PPh, yaitu Wajib Pajak Pajak Penghasilan tertentu. Menurut Peraturan Menteri Keuangan Nomor 183/PMK.03/2007 tentang Wajib Pajak Pajak Penghasilan Tertentu yang Dikecualikan dari Kewajiban Menyampaikan Surat Pemberitahuan Pajak Penghasilan, Wajib Pajak Pajak Penghasilan tertentu merupakan Wajib Pajak yang memenuhi kriteria sebagai berikut: 1. Wajib Pajak Orang Pribadi yang dalam satu Tahun Pajak menerima atau memperoleh penghasilan neto tidak melebihi Penghasilan Tidak Kena
Pajak.
Wajib
Pajak
ini
dikecualikan
dari
kewajiban
menyampaikan SPT Masa PPh Pasal 25 dan SPT Tahunan PPh Wajib Pajak Orang Pribadi. 2. Wajib Pajak Orang Pribadi yang tidak menjalankan kegiatan usaha atau tidak melakukan pekerjaan bebas. Wajib Pajak yang termasuk dalam kriteria ini adalah Wajib Pajak yang memperoleh penghasilan dari pemberi kerja dan penghasilan lainnya selain dari kegiatan usaha dan/atau pekerjaan bebas, contohnya adalah karyawan. Wajib Pajak ini dikecualikan dari kewajiban menyampaikan SPT Masa PPh Pasal 25.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
52
Tabel 5. Jumlah Penerimaan SPT Tahunan PPh WPOP Formulir 1770S dan 1770SS Tepat Waktu Tahun 2009-2014 Tahun Tahun 1770S Pajak Penerimaan 1 2008 2009 9.459 2 2009 2010 7.542 3 2010 2011 9.398 4 2011 2012 10.892 5 2012 2013 13.167 6 2013 2014 17.447 Sumber: Seksi Pelayanan KPP Pratama Sleman No
1770SS 22.815 47.529 59.860 61.547 58.206 51.269
Total 32.274 55.071 69.258 72.439 71.373 68.716
Gambar IV. Jumlah Penerimaan SPT Tahunan PPh WPOP Formulir 1770S dan 1770SS Tepat Waktu Tahun 2009-2014 Sumber: Data diolah
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
53
Tabel 6. Jumlah Penerimaan SPT Tahunan PPh WPOP Formulir 1770S dan 1770SS Tidak Tepat Waktu Tahun 2009-2014 Tahun Tahun 1770S Pajak Penerimaan 1 2008 2009 323 2 2009 2010 300 3 2010 2011 224 4 2011 2012 263 5 2012 2013 820 6 2013 2014 925 Sumber: Seksi Pelayanan KPP Pratama Sleman No
1770SS 1.207 1.579 1.057 1.031 963 2.471
Total 1.530 1.879 1.281 1.294 1.783 3.396
Gambar V. Jumlah Penerimaan SPT Tahunan PPh WPOP Formulir 1770S dan 1770SS Tidak Tepat Waktu Tahun 2009-2014 Sumber: Data diolah
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
54
Tabel 7. Jumlah Total Penerimaan SPT Tahunan PPh WPOP Formulir 1770S dan 1770SS Tahun 2009-2014 Tahun Tahun 1770S Pajak Penerimaan 1 2008 2009 9.782 2 2009 2010 7.842 3 2010 2011 9.622 4 2011 2012 11.155 5 2012 2013 13.987 6 2013 2014 18.372 Sumber: Seksi Pelayanan KPP Pratama Sleman No
1770SS 24.022 49.108 60.917 62.578 59.169 53.740
Total 33.804 56.950 70.539 73.733 73.156 72.112
Gambar VI. Jumlah Total Penerimaan SPT Tahunan PPh WPOP Formulir 1770S dan 1770SS Tahun 2009-2014 Sumber: Data diolah
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
55
Tabel 8. Jumlah WPOP yang Tidak Menyampaikan SPT Tahunan PPh Tahun 2009-2014 WPOP WPOP Tidak SPT Tahun Tahun Terdaftar Menyampaikan No Tahunan Pajak Penerimaan Wajib SPT SPT Tahunan PPh WPOP Tahunan PPh PPh 1 2008 2009 2 2009 2010 3 2010 2011 4 2011 2012 5 2012 2013 6 2013 2014 Sumber: Data diolah
47.196 81.267 99.643 109.332 116.953 124.265
33.804 56.950 70.539 73.733 73.156 72.112
13.392 24.317 29.104 35.599 43.797 52.153
Gambar VII. Jumlah WPOP yang Tidak Menyampaikan SPT Tahunan PPh Tahun 2009-2014 Sumber: Data diolah
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
56
B. Analisis Data Langkah-langkah analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah: 1. Analisis Penyampaian SPT Tahunan PPh WPOP sebelum Penerapan eFiling melalui Website DJP a) Perhitungan rasio kepatuhan penyampaian SPT Tahunan PPh WPOP sebelum penerapan e-Filing melalui website DJP Rasio Kepatuhan Penyampaian SPT = Tahunan PPh WPOP
SPT Tahunan PPh WPOP tepat waktu WPOP terdaftar wajib SPT Tahunan PPh
× 100%
Tabel 9. Rasio Kepatuhan Penyampaian SPT Tahunan PPh WPOP sebelum Penerapan e-Filing melalui Website DJP Tahun
WPOP Terdaftar Wajib SPT Tahunan PPh Rasio SPT Tahunan PPh WPOP Tepat Waktu (%)
2009 2010 2011 Sumber: Data diolah
47.196 81.267 99.643
32.274 55.071 69.258
68,38 67,77 69,51
Hasil perhitungan pada tabel 9 menunjukkan bahwa rasio kepatuhan penyampaian SPT Tahunan PPh WPOP sebelum penerapan e-Filing melalui website DJP selalu berfluktuasi. Rasio kepatuhan penyampaian SPT Tahunan PPh WPOP tertinggi terjadi pada tahun 2011 yaitu sebesar 69,51% dan yang terendah terjadi pada tahun 2010 yaitu sebesar 67,77%. Jumlah penyampaian SPT Tahunan PPh WPOP yang tepat waktu dari tahun 2009 sampai dengan tahun 2011 selalu meningkat. Hal ini berarti bahwa
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
57
peningkatan jumlah WPOP terdaftar wajib SPT Tahunan PPh juga diiringi dengan peningkatan jumlah penyampaian SPT Tahunan PPh WPOP yang tepat waktu. Peningkatan jumlah penyampaian SPT Tahunan PPh WPOP yang tepat waktu tidak selalu sebanding dengan peningkatan jumlah WPOP terdaftar wajib SPT Tahunan PPh sehingga rasio kepatuhan penyampaian SPT Tahunan PPh WPOP tidak selalu meningkat setiap tahunnya. Pada tahun 2010 rasio ini mengalami penurunan dibandingkan tahun sebelumnya, kemudian meningkat kembali pada tahun 2011.
b) Perhitungan rasio penyampaian SPT Tahunan PPh WPOP yang tidak tepat waktu sebelum penerapan e-Filing melalui website DJP Rasio Penyampaian SPT Tahunan PPh WPOP = Tidak Tepat Waktu
SPT Tahunan PPh WPOP tidak tepat waktu × 100% WPOP terdaftar wajib SPT Tahunan PPh
Tabel 10. Rasio Penyampaian SPT Tahunan PPh WPOP yang Tidak Tepat Waktu sebelum Penerapan e-Filing melalui Website DJP WPOP Terdaftar SPT Tahunan PPh Tahun Wajib SPT Tahunan WPOP Tidak Tepat PPh Waktu 2009 47.196 1.530 2010 81.267 1.879 2011 99.643 1.281 Sumber: Data diolah
Rasio (%) 3,24 2,31 1,28
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
58
Hasil perhitungan pada tabel 10 menunjukkan bahwa rasio penyampaian SPT Tahunan PPh WPOP yang tidak tepat waktu sebelum
penerapan
e-Filing
melalui
website
DJP
selalu
berfluktuasi. Rasio penyampaian SPT Tahunan PPh WPOP yang tidak tepat waktu tertinggi terjadi pada tahun 2009 yaitu sebesar 3,24% dan yang terendah terjadi pada tahun 2011 yaitu sebesar 1,28%. Hal ini menunjukkan bahwa rasio penyampaian SPT Tahunan PPh WPOP yang tidak tepat waktu dari tahun 2009 sampai dengan tahun 2011 selalu menurun. Jumlah penyampaian SPT Tahunan PPh WPOP yang tidak tepat waktu pada tahun 2010 mengalami
peningkatan
dibandingkan
tahun
sebelumnya.
Peningkatan ini tidak sebanding dengan peingkatan jumlah WPOP terdaftar wajib SPT Tahunan PPh pada tahun yang sama sehingga rasio penyampaian SPT Tahunan PPh WPOP yang tidak tepat waktu pada tahun 2010 tetap menurun. Pada tahun 2011 jumlah penyampaian SPT Tahunan PPh WPOP yang tidak tepat waktu mengalami penurunan dibandingkan tahun sebelumnya. Rasio penyampaian SPT Tahunan PPh WPOP yang tidak tepat waktu pada tahun 2011 juga menurun.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
59
c) Perhitungan rasio WPOP yang tidak menyampaikan SPT Tahunan PPh sebelum penerapan e-Filing melalui website DJP Rasio WPOP Tidak Menyampaikan SPT = Tahunan PPh
WPOP tidak menyampaikan SPT Tahunan PPh WPOP terdaftar wajib SPT Tahunan PPh
× 100%
Tabel 11. Rasio WPOP yang Tidak Menyampaikan SPT Tahunan PPh sebelum Penerapan e-Filing melalui Website DJP WPOP Terdaftar WPOP Tidak Tahun Wajib SPT Tahunan Menyampaikan SPT PPh Tahunan PPh 2009 2010 2011 Sumber: Data diolah
47.196 81.267 99.643
13.392 24.317 29.104
Rasio (%) 28,38 29,92 29,21
Hasil perhitungan pada tabel 11 menunjukkan bahwa rasio WPOP yang tidak menyampaikan SPT Tahunan PPh sebelum penerapan e-Filing melalui website DJP selalu berfluktuasi. Rasio WPOP yang tidak menyampaikan SPT Tahunan PPh tertinggi terjadi pada tahun 2010 yaitu sebesar 29,92% dan yang terendah terjadi pada tahun 2009 yaitu sebesar 28,38%. Jumlah WPOP yang tidak menyampaikan SPT Tahunan PPh WPOP dari tahun 2009 sampai dengan tahun 2011 selalu meningkat. Hal ini berarti bahwa peningkatan jumlah WPOP terdaftar wajib SPT Tahunan PPh juga diiringi
dengan
peningkatan
jumlah
WPOP
yang
tidak
menyampaikan SPT Tahunan PPh. Peningkatan jumlah WPOP yang tidak menyampaikan SPT Tahunan PPh tidak selalu
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
60
sebanding dengan peningkatan jumlah WPOP terdaftar wajib SPT Tahunan PPh sehingga rasio WPOP yang tidak menyampaikan SPT Tahunan PPh tidak selalu meningkat setiap tahunnya. Pada tahun 2010 rasio ini mengalami peningkatan dibandingkan tahun sebelumnya, kemudian menurun kembali pada tahun 2011.
2. Analisis Penyampaian SPT Tahunan PPh WPOP sesudah Penerapan eFiling melalui Website DJP a) Perhitungan rasio kepatuhan penyampaian SPT Tahunan PPh WPOP sesudah penerapan e-Filing melalui website DJP Rasio Kepatuhan Penyampaian SPT = Tahunan PPh WPOP
SPT Tahunan PPh WPOP tepat waktu WPOP terdaftar wajib SPT Tahunan PPh
× 100%
Tabel 12. Rasio Kepatuhan Penyampaian SPT Tahunan PPh WPOP sesudah Penerapan e-Filing melalui Website DJP Tahun
WPOP Terdaftar Wajib SPT Tahunan PPh Rasio SPT Tahunan PPh WPOP Tepat Waktu (%)
2012 109.332 2013 116.953 2014 124.265 Sumber: Data diolah
72.439 71.373 68.716
66,26 61,03 55,30
Hasil perhitungan pada tabel 12 menunjukkan bahwa rasio kepatuhan penyampaian SPT Tahunan PPh WPOP sesudah penerapan e-Filing melalui website DJP selalu berfluktuasi. Rasio kepatuhan penyampaian SPT Tahunan PPh WPOP tertinggi terjadi pada tahun 2012 yaitu sebesar 66,26% dan yang terendah terjadi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
61
pada tahun 2014 yaitu sebesar 55,30%. Jumlah penyampaian SPT Tahunan PPh WPOP yang tepat waktu dari tahun 2012 sampai dengan tahun 2014 selalu menurun. Peningkatan jumlah WPOP terdaftar wajib SPT Tahunan PPh tidak diiringi dengan peningkatan jumlah penyampaian SPT Tahunan PPh WPOP yang tepat waktu. Hal ini menjadikan rasio kepatuhan penyampaian SPT Tahunan PPh WPOP dari tahun 2012 sampai dengan tahun 2014 selalu menurun.
b) Perhitungan rasio penyampaian SPT Tahunan PPh WPOP yang tidak tepat waktu sesudah penerapan e-Filing melalui website DJP Rasio Penyampaian SPT Tahunan PPh WPOP = Tidak Tepat Waktu
SPT Tahunan PPh WPOP tidak tepat waktu × 100% WPOP terdaftar wajib SPT Tahunan PPh
Tabel 13. Rasio Penyampaian SPT Tahunan PPh WPOP yang Tidak Tepat Waktu sesudah Penerapan e-Filing melalui Website DJP WPOP Terdaftar SPT Tahunan PPh Tahun Wajib SPT Tahunan WPOP Tidak Tepat PPh Waktu 2012 109.332 1.294 2013 116.953 1.783 2014 124.265 3.396 Sumber: Data diolah
Rasio (%) 1,18 1,52 2,73
Hasil perhitungan pada tabel 13 menunjukkan bahwa rasio penyampaian SPT Tahunan PPh WPOP yang tidak tepat waktu sesudah
penerapan
e-Filing
melalui
website
DJP
selalu
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
62
berfluktuasi. Rasio penyampaian SPT Tahunan PPh WPOP yang tidak tepat waktu tertinggi terjadi pada tahun 2014 yaitu sebesar 2,73% dan yang terendah terjadi pada tahun 2012 yaitu sebesar 1,18%. Jumlah penyampaian SPT Tahunan PPh WPOP yang tidak tepat waktu dari tahun 2012 sampai tahun 2014 selalu meningkat. Peningkatan jumlah WPOP terdaftar wajib SPT Tahunan PPh ternyata juga diiringi dengan peningkatan jumlah penyampaian SPT Tahunan PPh WPOP yang tidak tepat waktu. Hal ini menjadikan rasio penyampaian SPT Tahunan PPh WPOP yang tidak tepat waktu dari tahun 2012 sampai dengan tahun 2014 selalu meningkat.
c) Perhitungan rasio WPOP yang tidak menyampaikan SPT Tahunan PPh sesudah penerapan e-Filing melalui website DJP Rasio WPOP Tidak Menyampaikan SPT = Tahunan PPh
WPOP tidak menyampaikan SPT Tahunan PPh WPOP terdaftar wajib SPT Tahunan PPh
× 100%
Tabel 14. Rasio WPOP yang Tidak Menyampaikan SPT Tahunan PPh sesudah Penerapan e-Filing Melalui Website DJP WPOP Terdaftar WPOP Tidak Tahun Wajib SPT Tahunan Menyampaikan SPT PPh Tahunan PPh 2012 109.332 2013 116.953 2014 124.265 Sumber: Data diolah
35.599 43.797 52.153
Rasio (%) 32,56 37,45 41,97
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
63
Hasil perhitungan pada tabel 14 menunjukkan bahwa rasio WPOP yang tidak menyampaikan SPT Tahunan PPh sesudah penerapan e-Filing melalui website DJP selalu berfluktuasi. Rasio WPOP yang tidak menyampaikan SPT Tahunan PPh tertinggi terjadi pada tahun 2014 yaitu sebesar 41,97% dan yang terendah terjadi pada tahun 2012 yaitu sebesar 32,56%. Jumlah WPOP yang tidak menyampaikan SPT Tahunan PPh dari tahun 2012 sampai dengan tahun 2014 selalu meningkat. Peningkatan jumlah WPOP terdaftar wajib SPT Tahunan PPh ternyata juga diiringi dengan peningkatan jumlah WPOP yang tidak menyampaikan SPT Tahunan PPh. Hal ini menjadikan rasio WPOP yang tidak menyampaikan SPT Tahunan PPh dari tahun 2012 sampai dengan tahun 2014 selalu meningkat.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
64
Tabel 15. Rekapitulasi Perhitungan Rasio Kepatuhan Penyampaian SPT Tahunan PPh WPOP, Rasio Penyampaian SPT Tahunan PPh WPOP yang Tidak Tepat Waktu dan Rasio WPOP yang Tidak Menyampaikan SPT Tahunan PPh sebelum Penerapan e-Filing melalui Website DJP
SPT Tahunan Tahun PPh WPOP Tepat Waktu 2009 68,38 2010 67,77 2011 69,51 Sumber: Data diolah
Rasio (%) SPT WPOP Tidak Tahunan Menyampaikan PPh WPOP SPT Tahunan Tidak Tepat PPh Waktu 3,24 28,38 2,31 29,92 1,28 29,21
Total
100 100 100
Tabel 16. Rekapitulasi Perhitungan Rasio Kepatuhan Penyampaian SPT Tahunan PPh WPOP, Rasio Penyampaian SPT Tahunan PPh WPOP yang Tidak Tepat Waktu dan Rasio WPOP yang Tidak Menyampaikan SPT Tahunan PPh sesudah Penerapan e-Filing melalui Website DJP
SPT Tahunan Tahun PPh WPOP Tepat Waktu 2012 66,26 2013 61,03 2014 55,30 Sumber: Data diolah
Rasio (%) SPT WPOP Tidak Tahunan Menyampaikan PPh WPOP SPT Tahunan Tidak Tepat PPh Waktu 1,18 32,56 1,52 37,45 2,73 41,97
Total
100 100 100
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
65
3. Pengujian Statistik Pengujian Statistik dilakukan untuk menguji hipotesis. Hipotesis dalam penelitian ini diuji menggunakan Uji Beda Sampel Berpasangan (Paired Sample t-Test). Penelitian ini akan menganalisis perbedaan antara kepatuhan penyampaian SPT Tahunan PPh WPOP sebelum dan sesudah penerapan e-Filing melalui website DJP. a) Merumuskan hipotesis Ho:
Tidak terdapat perbedaan antara kepatuhan penyampaian SPT Tahunan PPh WPOP di KPP Pratama Sleman sebelum dan sesudah penerapan e-Filing melalui website DJP.
Ha:
Terdapat perbedaan antara kepatuhan penyampaian SPT Tahunan PPh WPOP di KPP Pratama Sleman sebelum dan sesudah penerapan e-Filing melalui website DJP.
b) Menentukan taraf nyata Taraf nyata yang digunakan adalah 5%. Nilai ttabel dengan taraf nyata 5% uji dua arah (0,05/2 = 0,025) dan df = 3-1 = 2 adalah 4,303. c) Menentukan kriteria pengujian Ho diterima apabila -ttabel ≤ thitung ≤ ttabel Ho ditolak apabila -thitung < -ttabel atau thitung > ttabel
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
66
d) Menentukan Uji Statistik Tabel 17. Output Paired Samples Statistic Paired Samples Statistics Std. Std. Error Mean N Deviation Mean Pair 1 sebelum e-filing 68.5533 3 .88286 .50972 sesudah e-filing 60.8633 3 5.48190 3.16498 Sumber: Data diolah Tabel 18. Output Paired Samples Correlations Paired Samples Correlations N Correlation Pair 1 sebelum e-filing & 3 -.660 sesudah e-filing Sumber: Data diolah
Sig. .541
Tabel 19. Output Paired Samples Test Paired Samples Test Pair 1 sebelum e-filing sesudah e-filing Paired Mean 7.69000 Differences Std. Deviation 6.10073 Std. Error Mean 3.52226 95% Confidence Interval Lower -7.46505 of the Difference Upper 22.84505 T 2.183 Df 2 Sig. (2-tailed) .161 Sumber: Data diolah
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
67
e) Menarik kesimpulan Tabel Paired Samples Test menunjukkan nilai thitung = 2,183 < 4,303 sehingga penelitian ini tidak berhasil menolak Ho. Hal ini berarti
bahwa
tidak
terdapat
perbedaan
antara
kepatuhan
penyampaian SPT Tahunan PPh WPOP di KPP Pratama Sleman sebelum dan sesudah penerapan e-Filing melalui website DJP.
C. Pembahasan Hasil pengujian hipotesis tidak terdapat perbedaan antara kepatuhan penyampaian SPT Tahunan PPh WPOP di KPP Pratama Sleman sebelum dan sesudah penerapan e-Filing melalui website DJP diperoleh nilai thitung sebesar 2,183. Nilai thitung sebesar 2,183 lebih kecil dari nilai ttabel sebesar 4,303 sehingga penelitian ini tidak berhasil menolak Ho. Hal ini berarti bahwa tidak terdapat perbedaan antara kepatuhan penyampaian SPT Tahunan PPh WPOP di KPP Pratama Sleman sebelum dan sesudah penerapan e-Filing melalui website DJP. Jumlah penyampaian SPT Tahunan PPh WPOP yang tepat waktu sesudah penerapan e-Filing melalui website DJP memang meningkat dibandingkan dengan jumlah penyampaian sebelum penerapan e-Filing melalui website DJP. Peningkatan ini tidak sebanding dengan peningkatan jumlah WPOP terdaftar wajib SPT Tahunan PPh. Peningkatan jumlah WPOP terdaftar wajib SPT Tahunan PPh lebih besar dibandingkan dengan peningkatan jumlah penyampaian SPT Tahunan PPh WPOP yang tepat
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
68
waktu. Hal ini membuat rata-rata rasio kepatuhan penyampaian SPT Tahunan PPh WPOP sesudah penerapan e-Filing melalui website DJP tidak mengalami peningkatan dibandingkan dengan rata-rata sebelum penerapan e-Filing melalui website DJP. Rata-rata rasio kepatuhan penyampaian SPT Tahunan PPh WPOP sesudah penerapan e-Filing melalui website DJP mengalami penurunan. Ratarata rasio kepatuhan penyampaian SPT Tahunan PPh WPOP pada periode sebelum penerapan e-Filing melalui website DJP sebesar 68,55%. Rata-rata ini mengalami penurunan hampir delapan persen pada periode sesudah penerapan e-Filing melalui website DJP menjadi sebesar 60,86%. Direktorat Jenderal Pajak menggulirkan terobosan baru berupa fasilitas penyampaian SPT menggunakan e-Filing dengan tujuan untuk meningkatkan pelayanan
kepada
Wajib
Pajak
dalam
melaksanakan
kewajiban
perpajakannya. Salah satu kewajiban Wajib Pajak adalah mengisi dengan benar SPT dan memasukkan ke Kantor Pelayanan Pajak dalam batas waktu yang telah ditentukan. E-Filing memberikan kemudahan bagi Wajib Pajak dalam pembuatan dan penyampaian SPT kepada DJP secara lebih mudah, lebih cepat, dan lebih murah. E-Filing memungkinkan Wajib Pajak untuk menyampaikan SPT Tahunannya kapan saja dan di mana saja selama ada koneksi internet. Wajib Pajak yang ingin menyampaikan SPT Tahunan tidak perlu mengantri di KPP, tidak perlu mendatangi lokasi Drop Box maupun Mobil Pajak, serta tidak perlu repot-repot ke kantor pos maupun perusahaan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
69
jasa ekspedisi lainnya. Kemudahan-kemudahan ini diharapkan bisa meningkatkan rasio kepatuhan penyampaian SPT Tahunan PPh WPOP. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan e-Filing melalui website DJP belum mampu menjadi solusi yang ampuh untuk meningkatkan kepatuhan WPOP dalam hal menyampaikan SPT Tahunan PPh secara tepat waktu. Kemudahan-kemudahan yang diberikan oleh e-Filing melalui website DJP ternyata tidak mampu meningkatkan kepatuhan WPOP dalam hal menyampaikan SPT Tahunan PPh secara tepat waktu. Rasio kepatuhan penyampaian SPT Tahunan PPh WPOP sesudah penerapan e-Filing melalui website DJP justru menurun. Penurunan rasio kepatuhan penyampaian SPT Tahunan PPh WPOP sesudah penerapan e-Filing melalui website DJP mengindikasikan bahwa eFiling tidak mampu mendorong WPOP untuk menyampaikan SPT Tahunan PPh sesuai aturan. Wajib Pajak Orang Pribadi masih saja ada yang tidak patuh dengan menyampaikan SPT Tahunan PPh melebihi batas waktu yang telah ditentukan. Rata-rata rasio penyampaian SPT Tahunan PPh WPOP yang tidak tepat waktu sesudah penerapan e-Filing melalui website DJP memang mengalami penurunan. Rata-rata rasio penyampaian SPT Tahunan PPh WPOP yang tidak tepat waktu pada periode sebelum penerapan e-Filing melalui website DJP sebesar 2,28%. Rata-rata ini mengalami penurunan sekitar setengah persen pada periode sesudah penerapan e-Filing melalui website DJP menjadi sebesar 1,81%. Masih adanya Wajib Pajak Orang Pribadi yang menyampaikan SPT Tahunan PPh melebihi batas waktu yang
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
70
telah ditentukan menunjukkan bahwa e-Filing melalui website DJP belum mampu menjadi solusi yang ampuh untuk menekan keterlambatan WPOP dalam menyampaikan SPT Tahunan PPh. Wajib Pajak Orang Pribadi juga masih ada yang tidak patuh dengan tidak memenuhi kewajibannya untuk menyampaikan SPT Tahunan PPh. Jumlah WPOP yang tidak menyampaikan SPT Tahunan PPh sesudah penerapan e-Filing melalui website DJP meningkat seiring dengan meningkatnya jumlah WPOP terdaftar wajib SPT Tahunan PPh. Peningkatan jumlah WPOP yang tidak menyampaikan SPT Tahunan PPh lebih besar dibandingkan dengan peningkatan jumlah WPOP terdaftar wajib SPT Tahunan PPh. Hal ini membuat rata-rata rasio WPOP yang tidak menyampaikan SPT Tahunan PPh sesudah penerapan e-Filing melalui website DJP mengalami peningkatan dibandingkan dengan rata-rata sebelum penerapan e-Filing melalui website DJP. Rata-rata rasio WPOP yang tidak menyampaikan SPT Tahunan PPh pada periode sebelum penerapan e-Filing melalui website DJP sebesar 29,17%. Rata-rata ini mengalami peningkatan sekitar delapan persen pada periode sesudah penerapan e-Filing melalui website DJP menjadi sebesar 37,33%. Masih adanya Wajib Pajak Orang Pribadi yang tidak menyampaikan SPT Tahunan PPh menunjukkan bahwa eFiling melalui website DJP belum mampu menjadi solusi yang ampuh untuk membuat WPOP patuh dalam menyampaikan SPT Tahunan PPh.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan Dari hasil analisis data dan pembahasan yang telah dikemukakan, dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan antara kepatuhan penyampaian SPT Tahunan PPh WPOP di KPP Pratama Sleman sebelum dan sesudah penerapan e-Filing melalui website DJP. Hal ini ditunjukkan dari hasil pengujian hipotesis menggunakan Paired Sample t-Test yang diperoleh nilai thitung sebesar 2,183. Nilai thitung sebesar 2,183 lebih kecil dari nilai ttabel sebesar 4,303 sehingga penelitian ini tidak berhasil menolak Ho.
B. Keterbatasan Penelitian Penelitian ini memiliki keterbatasan, yaitu hanya mengamati kepatuhan penyampaian SPT Tahunan PPh WPOP selama tiga tahun sebelum dan tiga tahun sesudah penerapan e-Filing melalui website DJP. E-Filing melalui website DJP mulai bisa digunakan untuk menyampaikan SPT Tahunan PPh setelah diberlakukannya PER-39/PJ/2011 yaitu pada tanggal 1 Februari 2012. Tiga tahun sebelum penerapan e-Filing melalui website DJP adalah tahun 2009-2011, sedangkan tiga tahun sesudah penerapan e-Filing melalui website DJP adalah tahun 2012-2014. Dalam waktu tiga tahun kemungkinan program e-Filing melalui website DJP belum sepenuhnya dipahami oleh seluruh WPOP, terutama WPOP yang selama ini tidak patuh dalam hal menyampaikan SPT Tahunan PPh.
71
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
72
C. Saran Berdasarkan penelitian yang dilakukan, terdapat beberapa saran yang dapat dijadikan pertimbangan untuk waktu yang akan datang sebagai berikut: 1. Bagi DJP dan KPP Pratama Sleman DJP dan KPP Pratama Sleman disarankan untuk lebih meningkatkan sosialisasi program e-Filing melalui website DJP kepada WPOP terutama WPOP yang selama ini tidak patuh dalam hal menyampaikan SPT Tahunan PPh. Sosialisasi bisa dilakukan secara langsung dengan bertatap muka maupun melalui media masa dan media sosial. Sosialisasi sebaiknya tidak hanya dilakukan pada masa penyampaian SPT Tahunan PPh WPOP (bulan Januari-Maret) tetapi juga pada bulan-bulan lain. 2. Bagi Wajib Pajak Orang Pribadi Wajib Pajak Orang Pribadi disarankan untuk lebih aktif mengikuti perkembangan-perkembangan terbaru soal perpajakan termasuk program-program baru yang digulirkan oleh DJP. 3. Bagi Peneliti Selanjutnya Peneliti selanjutnya disarankan untuk memperpanjang periode pengamatan. Dalam waktu lebih dari tiga tahun, e-Filing melalui website DJP akan semakin dipahami oleh Wajib Pajak Orang Pribadi. Dengan demikian, data yang diperoleh akan lebih mencerminkan kondisi yang terkait dengan penerapan e-Filing melalui website DJP.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR PUSTAKA Amirin, Tatang M. 2009. “Subjek Penelitian, Responden Penelitian, dan Informan (Narasumber) Penelitian”. https://tatangmanguny.wordpress.com/2009/04/21/subjek-responden-daninforman-penelitian/ Diakses tanggal 10 Juli 2015. Direktorat Jenderal Pajak, Laporan Tahunan 2012. Direktorat Jenderal Pajak, Laporan Tahunan 2013. Direktorat Jenderal Pajak. 2012. “Mudahnya Pelaporan Pajak Melalui e-Filing”. http://www.pajak.go.id/content/mudahnya-pelaporan-pajak-melalui-efiling-0. Diakses tanggal 08 Oktober 2014. Direktorat Jenderal Pajak. 2014. “Dengan e-Filing, Melaporkan SPT Tahunan Menjadi Lebih Mudah, Murah dan Cepat”. http://www.pajak.go.id/content/news/dengan-e-filling-melaporkan-spttahunan-menjadi-lebih-mudah-murah-dan-cepat. Diakses tanggal 08 Oktober 2014. Direktur Jenderal Pajak, Peraturan Nomor: PER-1/PJ/2014 tentang Tata Cara Penyampaian Surat Pemberitahuan Tahunan bagi Wajib Pajak Orang Pribadi yang Menggunakan Formulir 1770S atau 1770SS secara e-Filing melalui Website Direktorat Jenderal Pajak (www.pajak.go.id). Direktur Jenderal Pajak, Peraturan Nomor: PER-39/PJ/2011 tentang Tata Cara Penyampaian Surat Pemberitahuan Tahunan bagi Wajib Pajak Orang Pribadi yang Menggunakan Formulir 1770S atau 1770SS secara e-Filing melalui website Direktorat Jenderal Pajak (www.pajak.go.id). Direktur Jenderal Pajak, Peraturan Nomor: PER-29/PJ/2014 tentang Tata Cara Penerimaan dan Pengolahan Surat Pemberitahuan Tahunan. Direktur Jenderal Pajak, Surat Edaran Nomor: SE-08/PJ/2014 tentang Target Rasio Kepatuhan Penyampaian Surat Pemberitahuan PPh pada Tahun 2014. Duwi
Consultant. 2011. “Paired Samples T Test”. http://duwiconsultant.blogspot.com/2011/11/paired-samples-t-test.html. Diakses tanggal 22 April 2015.
Jogiyanto. 2007. Metodologi Penelitian Bisnis: Salah Kaprah dan PengalamanPengalaman. Edisi 2007. BPFE, Yogyakarta.
73
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
74
Kementerian Keuangan Republik Indonesia, Laporan Keuangan Pemerintah Pusat 2008, 2009, 2010, 2011, 2012, 2013 (Audited). Lingga, Ita Salsalina. 2013. “Pengaruh Penerapan e-SPT Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak: Studi Empiris Terhadap Pengusaha Kena Pajak di Wilayah KPP Pratama “X” Jawa Barat I”. Jurnal Akuntansi. Vol. 5. No. 1:50-60. Mardiasmo. 2011. Perpajakan. Edisi Revisi. CV. Andi Offset, Yogyakarta. Menteri Keuangan Republik Indonesia, Peraturan Nomor 74/PMK.03/2012 tentang Tata Cara Penetapan dan Pencabutan Penetapan Wajib Pajak Dengan Kriteria Tertentu Dalam Rangka Pengembalian Pendahuluan Kelebihan Pembayaran Pajak. Menteri Keuangan Republik Indonesia, Peraturan Nomor 183/PMK.03/2007 tentang Wajib Pajak Pajak Penghasilan Tertentu yang Dikecualikan dari Kewajiban Menyampaikan Surat Pemberitahuan Pajak Penghasilan. Menteri Keuangan Republik Indonesia, Peraturan Nomor 243/PMK.03/2014 tentang Surat Pemberitahuan (SPT). Nugroho, Dimas Andri Dwi., Siti Ragil Handayani dan Muhamad Saifi. 2014. “Pengaruh Layanan Drop Box dan e-Filing Terhadap Tingkat Kepatuhan Penyampaian Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan”. Jurnal ePerpajakan.Vol. 1. No. 1. Pajakku.com.
“Apa
itu
e-Filing?”.
http://www.pajakku.com/index.asp?module=information&task=detail&title =InfoeFiling. Diakses tanggal 01 Juli 2015. Kantor Pelayanan Pajak Pratama Sleman, Profil Tahun 2013. Rahayu, Siti Kurnia. 2010. Perpajakan Indonesia: Konsep dan Aspek Formal. Graha Ilmu, Yogyakarta. Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007 tentang Perubahan ketiga atas Undang-Undang Nomor 6 tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan. Santoso, Singgih. 2014. Statistik Parametrik: Konsep dan Aplikasi dengan SPSS. Edisi Revisi. PT Elex Media Komputindo, Jakarta. Sanusi, Anwar. 2007. Metodologi Penelitian Bisnis. Salemba Empat, Jakarta.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
75
Sekaran, Uma. 2006. Research Methods for Business: Metodologi Penelitian untuk Bisnis. Edisi 4. Buku 1. Salemba Empat, Jakarta. Sekaran, Uma. 2006. Research Methods for Business: Metodologi Penelitian untuk Bisnis. Edisi 4. Buku 2. Salemba Empat, Jakarta. Widjaya, Annisa Gama. 2011 “Studi Evaluasi Kepatuhan Wajib Pajak sebelum dan sesudah Reformasi Perpajakan 2008 dan Implikasinya Terhadap Penerimaan Pajak pada KPP Pratama Kota Semarang di Lingkungan Kantor Wilayah DJP Jateng I”.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
LAMPIRAN
76
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 77
Hasil Uji Statistik Paired Samples Statistics Mean Pair 1
N
Std. Deviation
Std. Error Mean
sebelum e-filing
68.5533
3
.88286
.50972
sesudah e-filing
60.8633
3
5.48190
3.16498
Paired Samples Correlations N Pair 1
sebelum e-filing & sesudah
Correlation 3
e-filing
Sig.
-.660 .541
Paired Samples Test Paired Differences 95% Confidence Interval of the Difference Mean Pair 1
sebelum e-filing - sesudah e-filing
7.69000
Std. Deviation 6.10073
Std. Error Mean 3.52226
Lower -7.46505
Upper 22.84505
T 2.183
df
Sig. (2-tailed) 2 .161
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
78