PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
TINGKAT KECEMASAN MENGHADAPI ULANGAN HARIAN PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 WANAYASA BANJARNEGARA TAHUN AJARAN 2012/2013 DAN IMPLIKASINYA TERHADAP USULAN TOPIK-TOPIK BIMBINGAN PENGELOLAAN KECEMASAN Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Bimbingan dan Konseling
Disusun Oleh: Nama: Dhian Permanasari NIM : 071114013
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2013
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
TINGKAT KECEMASAN MENGHADAPI ULANGAN HARIAN PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 WANAYASA BANJARNEGARA TAHUN AJARAN 2012/2013 DAN IMPLIKASINYA TERHADAP USULAN TOPIK-TOPIK BIMBINGAN PENGELOLAAN KECEMASAN Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Bimbingan dan Konseling
Disusun Oleh: Nama : Dhian Permanasari NIM : 071114013
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2013
i
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
“Setiap masalah ada jalan keluarnya Kita mungkin tak melihatnya Namun Tuhan tahu jalan keluarnya Yakin dan percayalah padapada-Nya”. (Mario Teguh)
Skripsi ini kupersembahkan untuk : Bapak dan ibu Suami dan anak
vi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
ABSTRAK
TINGKAT KECEMASAN MENGHADAPI ULANGAN HARIAN PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 WANAYASA BANJARNEGARA TAHUN AJARAN 2012/2013 DAN IMPLIKASINYA TERHADAP USULAN TOPIK-TOPIK BIMBINGAN PENGELOLAAN KECEMASAN Dhian Permanasari Universitas Sanata Dharma Yogyakarta 2013 Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang bertujuan untuk mengetahui tingkat kecemasan menghadapi ulangan harian pada siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Wanayasa Banjarnegara tahun ajaran 2012/2013 dan menyusun usulan topik-topik bimbingan pengelolaan kecemasan. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Wanayasa Banjarnegara tahun ajaran 2012/2013 berjumlah 90 siswa. Penelitian ini menggunakan metode uji coba terpakai yang melibatkan seluruh subjek. Instrumen penelitian ini berupa kuesioner tingkat kecemasan menghadapi ulangan harian yang terdiri dari 39 item pernyataan yang bersifat favourable dan unfavourable dengan koefisien reliabilitas Alpha Cronbach yaitu rxx=0,928. Data dianalisis dengan kategorisasi berdasarkan Azwar (1999) yaitu kategori sangat rendah, rendah, sedang, tinggi, dan sangat tinggi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 2 orang pada kategori sangat rendah, 24 orang pada kategori rendah, 44 orang pada kategori sedang, 23 orang pada kategori tinggi, dan 1 orang pada kategori sangat tinggi. Usulan topik-topik bimbingan yang disusun oleh peneliti adalah tubuhku bugar, melawan perasaan tidak nyaman, dan memusatkan pikiran.
vii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
ABSTRACT FACES DAILY TESTS OF ANXIETY LEVEL THE GRADE CLASS VIII STUDENTS OF SMP STATE 1 WANAYASA BANJARNEGARA ACADEMIC YEAR 2012/2013 AND IMPLICATIONS OF THE PROPOSED MANAGEMENT GUIDANCE TOPICS ANXIETY by Dhian Permanasari Universitas Sanata Dharma Yogyakarta 2013 The study belongs to a descriptive research that aims to determine the level of students’ anxiety in facing the daily exams of the eighth grade students at SMP Negeri 1 Wanayasa Banjarnegara in 2012/2013 academic year and its implications towards the suggested topics of anxiety management guidance. The subject in this research is the eighth grade students at SMP Negeri 1 Wanayasa Banjarnegara in 2012/2013 academic year consisting of 90 students. This study employs a test method which involves the whole subject. The research instrument used is a questionnaire of anxiety levels in facing the daily exams consisting of 39 items that are favourable and unfavourable with the Cronbach Alpha coefficient rxx=0,928. The data were analyzed by categorization based on Azwar (1999) there are five categories namely very low, low, moderate, high, and very high. The results show that there are 2 students belong to very low category, 24 students belong to low kategory, 44 students belong to moderate category, 23 students belong to high category, and 1 student belongs to very high category. The suggested topics prepared by the researcher is my body fit, how to conquer uncomfortable feeling, and focusing mind.
viii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga dengan kekuatan dan kesabaran dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini. Skripsi ini dibuat untuk melengkapi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan di bidang Bimbingan dan Konseling. Penulisan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan dan dukungan berbagai pihak. Untu itu, penulis ingin mengucapkan trima kasih kepada : 1. Rohandi Ph.D selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma. 2. Dr. Gendon Barus, M.Si. selaku Ketua Program Studi Bimbingan dan Konseling. 3. A. Setyandari, S.Pd., S.Psi., Psi., M.A. selaku wakil ketua program studi. 4. Dr.M.M. Sri Hastuti M.Si. selaku dosen pembimbing yang telah berkenan membimbing penulis dalam rangka menyelesaikan skripsi. 5. Dra. Indriyati Eko P,S.Psi.,M.Si. yang telah membantu penulis dalam mengolah data SPSS. 6. Puji Kristyaningtyas S.Pd., M.M. selaku kepala sekolah SMP Negeri 1 Wanayasa Banjarnegara yang telah memberikan ijin kepada penulis untuk penelitian. 7. Seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Wanayasa Banjarnega tahun ajaran 2012/2013 atas kerjasamanya dalam pengisian kuesioner Tingkat Kecemasan Menghadapi Ulangan Harian.
ix
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
8. Orang tua, mertua, kakak-kakak, suami, dan anak yang telah mendukung dan memberi doa kepada penulis. 9. Teman-teman yang telah membantu penulis menyelesaikan skripsi.
Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca dan dapat digunakan sebagaimana mestinya.
Yogyakarta, 5 Juni 2013
Penulis
x
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL…………………………………………………………
i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING……………………………..
ii
HALAMAN PENGESAHAN………………………………………………..
iii
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA……………………………………...
iv
MOTO DAN PERSEMBAHAN…………………………………………….
vi
ABSTRAK……………………………………………………………………
vii
ABSTRACT…………………………………………………………………...
viii
KATA PENGANTAR……………………………………………………….
ix
DAFTAR ISI………………………………………………………………….
xi
DAFTAR TABEL……………………………………………………………
xiv
DAFTAR LAMPIRAN……………………………………………………...
xv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang…………………………………………........................... 1 B. Rumusan Masalah…………………………………………….................. 5 C. Tujuan Penelitian……………………………………………................... 6 D. Manfaat Penelitian……………………………………………................
6
E. Batasan istilah…………………………………………….......................
7
BAB II LANDASAN TEORI A. Remaja.........................………………………………………………....... 8 1.Pengertian masa remaja........................................................................... 8 2.Ciri-ciri masa remaja................................................................................ 9 B. Kecemasan........................................…………………………………..... 10
xi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
1.Pengertian Kecemasan........................................................................... 10 2.Penyebab kecemasan menghadapi ulangan harian................................. 11 3.Manifestasi kecemasan menghadapi ulangan harian.............................. 14 C. Ulangan Harian..........……………………………………………........... 19 D. Bimbingan Klasikal………………………………………………............ 19 1.Pengertian bimbingan klasikal................................................................. 19 2.Tujuan bimbingan klasikal........................................................................ 20 3.Manfaat bimbingan klasikal...................................................................... 21 E. Tehnik mengelola kecemasan...................................................................... 22 1.Mengelola kecemasan pendekatan kognitif.............................................. 22 2.Mengelola kecemasan pendekatan behaviour........................................... 24 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian………………………………………….....................
27
B. Subjek Penelitian................................………………………………..
27
C. Instrumen Penelitian.............................................................................
28
1.Kuesioner Kecemasan.......................................................................
28
2.Validitas............................................................................................
31
3.Reliabilitas........................................................................................
32
4.Uji Daya Diskriminasi......................................................................
33
5.Uji Coba............................................................................................
36
D. Persiapan dan Pelaksanaan Pengumpulan Data....................................
36
E. Teknik Analisis Data............................................................................
37
xii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian…………………………………………………….....
42
1.Tingkat Kecemasan..........................................................................
42
2.Tingkat kecemasan Setiap Item.......................................................
43
B. Pembahasan...........................………………………………………...
46
C. Topik-topik Bimbingan.......................................................................
49
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan...........................................................................................
51
B. Saran.....................................................................................................
51
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................
53
xiii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR TABEL
Tabel 1
Kisi-kisi Kuesioner Keceman Menghadapi Ulangan Harian ........29
Tabel 2
Kisi-kisi Kecemasan Setelah Uju Coba.........................................30
Tabel 3
Koefisien Korelasi dan Reliabilitas................................................33
Tabel 4
Rekapitulasi Skala Kecemasan .....................................................35
Tabel 5
Norma Kategorisasi.......................................................................38
Tabel 6
Norma Kategorisasi Tingkat Kecemasan......................................39
Tabel 7
Norma Kategori Item.....................................................................40
Tabel 8
Norma Kategorisasi Item Kecemasan............................................41
Tabel 9
Kategorisasi Tingkat Kecemasan Menghadapi Ulangan Harian
Pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Wanayasa Banjarnegara Tahun Ajaran 2012/2013.......................................................................................42 Tabel 10 Kategori Item Kecemasan yang dialami Siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Wanayasa Banjarnegara Tahun Ajaran 2012/2013.....................43 Tabel 11 Rekapitulasi manifestasi kecemasan dan item tingi.......................44 Tabel 12 Rekapitulasi manifestai kecemasan dan item sedang.....................45
xiv
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
Kuesioner kecemasan menghadapi ulangan harian.................55
Lampiran 2
Data statistik penelitian...........................................................60
Lampiran 3
Tabulasi Data..........................................................................62
Lampiran 4
Surat ijin penelitian.................................................................65
Lampiran 5
Surat keterangan telah melaksanakan penelitian.....................66
xv
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di dalam proses pendidikan, pemberian tes hasil belajar bertujuan untuk mengetahui prestasi belajar (potensial maupun aktual) atau kecakapan baru yang dicapai oleh siswa setelah mengikuti proses pembelajaran. Pengukuran prestasi belajar ini dapat berupa ulangan harian, ujian tengah semester, ujian akhir semester, ujian kenaikan kelas dan ujian akhir nasional (UAN). Tes hasil belajar yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah ulangan harian. Di setiap mata pelajaran, keberhasilan pencapaian hasil ulangan harian diatur oleh Standar Ketuntasan Belajar Minimal (SKBM). Jika siswa tidak memenuhi SKBM
maka dia harus mengikuti remidi. Persepsi tentang tinggi
rendahnya hasil belajar adalah nilai yang tinggi merupakan tanda kesuksesan belajar sedangkan nilai yang rendah merupakan tanda kegagalan belajar (Azwar, 1996:45). Untuk mendapatkan nilai yang baik siswa memerlukan usaha belajar yang keras apalagi bila mata pelajaran itu sulit. Menempuh ulangan harian pada mata pelajaran yang sulit dapat menimbulkan kecemasan. Kecemasan menghadapi ulangan harian mungkin sudah dirasakan oleh siswa sebelum menempuh ulangan harian dan pada saat mengerjakan soal-soal ulangan harian. Kecemasan sebelum menempuh ulangan harian muncul dalam bentuk respon seperti tidak bisa tidur dan tidak dapat berkonsentrasi belajar. Kecemasan pada saat mengerjakan soal-soal ulangan harian muncul dalam bentuk respon seperti jantung berdebar-debar, berkeringat, gugup,
1
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
2
gemetar, tidak konsentrasi, lupa, dan lain-lain. Namun studi ini akan meneliti kecemasan yang dialami siswa pada saat ulangan harian sedang berlangsung. Kecemasan dapat dialami oleh setiap orang, terutama dalam situasi yang tidak menyenangkan. Kecemasan merupakan kegundahan dan kegelisahan yang belum jelas objeknya karena respon yang diberikan secara tidak langsung seperti jantung berdebar-debar (Santrock,2007:529). Seperti halnya ulangan, siswa menghadapi objek ulangan harian yang tidak jelas seperti cemas oleh karenanya respon yang diberikan siswa juga tidak langsung seperti sulit konsentrasi. Berbeda dengan ketakutan, objek ketakutan itu jelas sehingga respon terhadap hal yang menakutkan itu langsung dapat diamati. Misalnya seorang individu melihat ular (objek ketakutan), kemudian subyek berteriak dan berlari. Respon berteriak dan berlari ini adalah perilaku yang dapat diamati. Dengan demikian, perbedaan kecemasan dan ketakutan adalah terletak pada respon yang diberikan; dapat diamati atau tidak dapat diamati; objek nyata atau tidak nyata. Kecemasan yang ingin diteliti adalah kecemasan menghadapi ulangan harian khususnya pada mata pelajaran yang sulit bagi siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Wanayasa Banjarnegara. Pada tanggal 29 Mei 2012
peneliti melakukan
wawancara dengan guru Bimbingan dan Konseling dan guru bidang studi Matematika SMP Negeri 1 Wanayasa. Peneliti memilih guru Bidang Studi Matematika karena matapelajaran Matematika termasuk kategori sulit. Berdasarkan data dari sekolah pada matapelajaran tersebut 70%
siswa
mendapat nilai dibawah SKBM yaitu dibawah nilai tujuh. Matapelajaran tersebut dikategorikan matapelajaran yang sulit, karena matapelajaran itu masuk dalam UN
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
3
dan banyak siswa yang mengeluhkan kepada guru BK bahwa matapelajaran tersebut sulit untuk dipelajari siswa. Tujuan wawancara untuk mengetahui adanya gejala kecemasan siswa menghadapi ulangan harian. Menurut guru Bimbingan dan Konseling Berdasarkan alat ungkap masalah yang sudah diisi oleh siswa kelas VIII dan IX, guru BK menyimpulkan bahwa banyak siswa lebih berorientasi kepada perolehan nilai hasil belajar yang tinggi sehingga untuk menggapai harapan tersebut membuat siswa mengalami kecemasan menghadapi ulangan harian, terutama pada mata pelajaran yang sulit. Guru bidang studi Matematika menambahkan bahwa ada banyak siswa yang mengalami kesulitan dalam mempelajari materi Matematika karena khawatir tidak dapat mengerjakan soal ulangan harian dan berpikir bahwa soal ulangan harian Matematika itu sulit. Siswa yang mengalami kesulitan mempelajari materi Matematika akan mengalami kesulitan mendapatkan nilai ulangan harian di atas SKBM yang diberikan oleh guru yaitu 7. Adanya SKBM tersebut menyebabkan siswa merasa tidak yakin bisa memperoleh nilai hasil belajar yang baik. Siswa tidak yakin akan kemampuannya selain karena SKBM sebagai nilai standar dari guru juga karena siswa mengalami kesulitan belajar dan khawatir tidak naik kelas. Peneliti akan meneliti kecemasan menghadapi ulangan harian di SMP Negeri 1 Wanayasa Banjarnegara kelas VIII ditahun ajaran 2012/2013. Peneliti ingin meneliti kecemasan di SMP ini karena pada tahun ajaran 2011/2012 banyak siswa mendapatkan nilai dibawah standar pada matapelajaran Fisika, Matematika,
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
4
dan bahasa Inggris. Perolehan nilai-nilai dibawah SKBM itu diduga sebagai akibat dari kecemasan yang dialami siswa ketika mengerjakan soal-soal ulangan harian. Menurut hasil penelitian Nawangsari (2010) kecemasan siswa dalam menghadapi ulangan akan berpengaruh terhadap prestasi akademiknya. Sekitar 53% kecemasan dipengaruhi oleh materi pelajaran yang sulit, 26% dipengaruhi oleh fasilitas yang kurang memadai dan 23% dipengaruhi oleh cara mengajar guru yang kurang dipahami siswa. Berdasarkan hasil penelitian Triyanti (2010:80), sekitar 60% kecemasan akan mempengaruhi buruknya/rendahnya prestasi, sekitar 30% kecemasan akan mempengaruhi baiknya/meningkatnya prestasi. Peneliti ingin mengetahui tingkat kecemasan yang dialami siswa menghadapi ulangan harian di SMP Negeri 1 Wanayasa Banjarnegara, karena banyak siswa yang mendapat nilai dibawah standar (nilai 7) pada ulangan harian terutama pada matapelajaran yang sulit. Adanya kenyataan tersebut dipengaruhi oleh ketidak yakinan siswa menghadapi ulangan harian. Kecemasan ini penting untuk diteliti karena kecemasan akan mempengaruhi prestasi belajar siswa. Jika siswa dapat mengelola kecemasan dengan baik maka tekanan batin dalam diri siswa akan berkurang dan siswa dapat menghadapi ulangan harian dengan lebih tenang. Siswa yang memiliki kecemasan terus menerus mengakibatkan tidak termotivasi untuk belajar. Kecemasan akan menekan pribadi siswa dan terjadi kesulitan pada siswa untuk keluar dari kecemasan itu (Supratiknya, 1995: 20). Kecemasan yang dialami oleh siswa tidak dapat dihindari karena setiap siswa akan mengalami perasaan tidak nyaman menghadapi ulangan harian. Jika
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
5
siswa dapat mengelola kecemasan dengan baik maka kecemasan itu akan berkurang. Apabila kecemasan itu tidak dikelola dengan baik, maka kecemasan akan meningkat tinggi dan akan menghambat siswa dalam belajar. Kecemasan akan mengganggu
fungsi
kinerja
kognitif,
seperti
berkonsentrasi,
mengingat,
pembentukan konsep dan pemecahan masalah. Guru BK di SMP Negeri 1 Wanayasa Banjarnegara bersama dengan kepala sekolah, wakil kepala sekolah, bagian kesiswaan dan para guru dapat menyusun program pengelolaan kecemasan menghadapi ulangan harian untuk meningkatkan prestasi akademik siswa. Program pengelolaan kecemasan tersebut disusun supaya siswa dapat mengelola kecemasan menghadapi ulangan harian sehingga siswa dapat menempuh ulangan harian dengan kondisi yang menyenangkan dan dapat mengendalikan manifestasi kognitif, afektif, motorik, dan somatik. Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti ingin mengungkapkan tingkat kecemasan menghadapi ulangan harian pada siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Wanayasa Banjarnegara. B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang di atas, dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut: 1. Bagaimanakah tingkat kecemasan menghadapi ulangan harian pada siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Wanayasa Banjarnegara tahun ajaran 2012/2013? 2. Usulan topik-topik bimbingan apa saja yang relevan untuk mengelola kecemasan menghadapi ulangan harian berdasarkan
butir-butir angket
kecemasan yang teridentifikasi memiliki potensi kecemasan yang tinggi?
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
6
C. Tujuan Penelitian 1. Mendeskripsikan tingkat kecemasan menghadapi ulangan harian pada siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Wanayasa Banjarnegara tahun ajaran 2012/2013. 2. Menyusun usulan topik-topik bimbingan yang relevan untuk mengelola kecemasan menghadapi ulangan harian berdasarkan butir-butir angket yang teridentifikasi memiliki potensi kecemasan yang tinggi. D. Manfaat penelitian 1. Manfaat Teoritis Memberikan informasi tambahan tentang kecemasan menghadapi ulangan harian pada siswa SMP Negeri 1 Wanayasa Banjarnegara tahun ajaran 2012/2013 dalam rangka pengelolaan kecemasan. 2. Manfaat Praktis a. Guru Pembimbing/Guru Bimbingan dan Konseling Guru mendapat gambaran tentang tingkat kecemasan yang dialami oleh siswa ketika menghadapi ulangan harian dan melalui gambaran tersebut guru dapat merancang program pengelolaan kecemasan berdasarkan usulan topik-topik kecemasan. b. Siswa Siswa dapat mengelola kecemasan menghadapi ulangan harian sehingga menjadi lebih tenang dalam menghadapi ulangan harian terutama pada saat ulangan berlangsung seperti pada saat mengerjakan soal-soal ulangan harian.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
7
E. Batasan Istilah 1. Kecemasan adalah suatu kondisi tertekan dan
tidak menyenangkan yang
ditandai dengan manifestasi kognitif, afektif, motorik, somatik yang tidak terkendali. Kondisi yang tidak terkendali dan tidak menyenangkan tersebut seperti sulit konsentrasi, khawatir, gelisah, dan otot tegang. 2. Ulangan harian merupakan tes hasil belajar yang dilakukan setelah satu kompetensi dasar selesai dibahas oleh guru. Fungsinya adalah untuk mengukur pemahaman siswa tentang materi-materi yang termuat dalam kompetensi dasar tersebut. 3. Kecemasan menghadapi ulangan harian adalah suatu keadaan yang tidak nyaman yang dialami oleh siswa ketika berlangsungnya proses pengerjaan tes hasil belajar dalam rangka pengukuran pencapaian kompetensi dasar satu materi pelajaran yang termanifestasi dalam kognitif, afektif, motorik, dan somatik. 4. Siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Wanayasa Banjarnegara adalah siswa yang aktif dan teratur mengikuti kegiatan belajar mengajar ditahun ajaran 2012/2013.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB II LANDASAN TEORI
A. Remaja 1. Pengertian masa remaja Remaja berasal dari kata latin adolescere berarti tumbuh atau menjadi dewasa yang mencakup kematangan mental, emosional, sosial, dan fisik (Hurlock,1980:206). Remaja adalah masa perkembangan transisi antara masa anak-anak dan masa dewasa yang mencakup perubahan biologis, kognitif, emosional, dan sosial (Santrock,2007:26). Masa peralihan diantara masa anak-anak dan dewasa mengalami masa pertumbuhan dan perkembangan fisiknya maupun psikisnya. Masa remaja bukanlah anak-anak baik bentuk badan ataupun cara berfikir atau bertindak, tetapi bukan pula orang dewasa yang telah matang (Daradjat,1989:23). Rentang usia remaja dibedakan menjadi tiga yaitu 12 tahun sampai 15 tahun masa remaja awal, 15 tahun sampai 18 tahun masa remaja pertengahan, 18 tahun sampai 22 tahun masa remaja akhir (Santrock,2007:20). Masa remaja awal berlangsung di masa sekolah menengah pertama (SMP). Berdasarkan pendapat para ahli dapat disimpulkan bahwa masa remaja merupakan masa peralihan dari masa anak-anak dengan masa dewasa dengan rentang usia antara 12-22 tahun, dimana pada masa tersebut terjadi proses pematangan yang mencakup fisik, sosial, kognitif, emosional, dan biologis.
8
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
9
2. Ciri-ciri masa remaja Menurut Zulkifli (2003:65-66) ciri-ciri masa remaja ada lima, yaitu: a. Peningkatan emosional Peningkatan emosional ini merupakan hasil dari perubahan fisik terutama hormon yang terjadi pada masa remaja. Dari segi kondisi sosial, peningkatan emosi ini merupakan tanda bahwa remaja berada dalam kondisi baru yang berbeda dari masa sebelumnya. Pada masa ini banyak tuntutan dan tekanan yang ditujukan pada remaja, misalnya mereka diharapkan untuk tidak lagi bertingkah seperti
anak-anak, mereka harus lebih mandiri dan
bertanggung jawab. Kemandirian dan tanggung jawab ini akan terbentuk seiring berjalannya waktu, dan akan nampak jelas pada remaja akhir yang duduk di awal-awal masa kuliah. b. Perubahan fisik Perubahan yang cepat secara fisik yang juga disertai kematangan seksual. Terkadang perubahan ini membuat remaja merasa tidak yakin akan diri dan kemampuan mereka sendiri. Perubahan fisik yang terjadi secara cepat, baik perubahan internal seperti sistem sirkulasi, pencernaan, dan sistem respirasi maupun perubahan eksternal seperti tinggi badan, berat badan, dan proporsi tubuh sangat berpengaruh terhadap konsep diri remaja. c. Perubahan sosial Remaja tidak lagi berhubungan hanya dengan individu dari jenis kelamin yang sama, tetapi juga dengan lawan jenis, dan dengan orang dewasa.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
10
d. Perubahan kognitif Perubahan-perubahan kognitif yang berlangsung selama transisi dari masa anak-anak hingga masa remaja adalah meningkatnya berpikir abstrak, idealistik, dan logis. e. Kecemasan Pada masa remaja kecemasan akan meningkat karena terjadi perubahan hormonal yang menyebabkan rasa tidak tenang pada diri remaja. Kondisi yang belum stabil akan mempengaruhi cara berpikir remaja yang irasional. B. Kecemasan 1. Pengertian kecemasan Kecemasan (anxiety) berasal dari bahasa latin “aungustus” yang berarti kaku dan “ango anci” yang berarti mencekik. Kecemasan adalah emosi yang dikarakteristikkan oleh keadaan pemikiran dan pengantisipasian terhadap bahaya (Hurlock,1980:216). Hal ini muncul dikarenakan keputusasaan individu yang tidak mampu menyelesaikan masalahnya. Menurut Daradjat (1989:40) kecemasan adalah manifestasi dari kognitif, afektif, motorik yang tidak terkendali terjadi ketika individu sedang mengalami tekanan perasaan, konflik, dan pertentangan batin. Menurut Arkof (dalam Sundari, 2005:51) kecemasan merupakan suatu keadaan yang menggoncangkan karena adanya ancaman terhadap suatu kesehatan. Maksudnya adalah keadaan yang menimbulkan perasaan kegelisahan atau tidak tenang, misalnya siswa yang gelisah ketika akan menghadapi ulangan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
11
harian. Perasaan gelisah itu membuat siswa kehilangan nafsu makan sehingga dapat menyebabkan gangguan pencernaan. Menurut Nevid (2005:163) kecemasan adalah seseorang merasa khawatir dan berpikir bahwa sesuatu yang buruk akan segera terjadi, misalnya siswa merasa khawatir tidak dapat menjawab pertanyaan soal ulangan harian akibatnya akan mendapatkan nilai yang tidak baik. Menurut Supratiknya (1995:19) kecemasan adalah keadaan yang
tidak menyenangkan yang muncul dalam
manifestasi somatik berupa rangsangan fisiologis/biologis. Berdasarkan pendapat dari beberapa ahli di atas penulis menarik kesimpulan bahwa kecemasan merupakan suatu keadaan seseorang pada saat mengalami tekanan yang ditandai dengan manifestasi koginitif, afektif, motorik, dan somatik yang tidak terkendali muncul ketika seseorang mengalami keadaan yang tidak menyenangkan tersebut. 2. Penyebab kecemasan menghadapi ulangan harian Muhibin (2008:195) menyebutkan penyebab kecemasan menghadapi ulangan harian, yaitu: a. Standar nilai bidang studi yang dianggap siswa terlalu tinggi. b. Siswa mempercayai konsep kinerja akademik yang optimum sedangkan siswa menilai belajarnya sendiri hanya berdasarkan ketentuan yang siswa buat sendiri. c. Siswa berada ditengah-tengah situasi kompetitif yang ketat dan menuntut lebih banyak kerja intelek yang ketat.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
12
d. Hilangnya kemampuan menyebut/melakukan kembali informasi dan kecakapan yang telah tersimpan dalam memori. Sejalan dengan pendapat Muhibin, Sukardi (2008:140) menyebutkan empat penyebab kecemasan menghadapi ulangan harian yaitu: a. Beberapa mata pelajaran soal ulangan harian ada yang sulit menurut siswa. b. Beberapa mata pelajaran ada soal-soal yang tidak dimengerti oleh siswa. c. Siswa terburu-buru ketika mengerjakan soal ulangan harian. d. Siswa kurang mempersiapkan diri untuk mempelajari materi yang akan dikeluarkan dalam soal ualangan harian. Menurut Khaerudin (2009) ada dua penyebab yang mempengaruhi kecemasan siswa dalam menghadapi ulangan harian yaitu: a. Internal Aspek internal adalah stimulus yang berasal dari dalam diri siswa sendiri, seperti kecerdasan intelektual,
kesiapan mental, bahkan kondisi fisik. Bagi
siswa yang memiliki keterbatasan kecerdasan intelektual tentu akan mengalami kesulitan menghadapi soal-soal tes yang diperuntukkan bagi mereka yang tingkat kecerdasannya normal dan di atas normal, walaupun batas nilai ketuntasan belajar adalah 6. Siswa yang memiliki keterbatasan kecerdasan akan sulit mendapat nilai diatas nilai ketuntasan. Sekuat apapun mereka berusaha dan menyiapkan diri, tetapi karena kecerdasan mereka terbatas akan sulit berhasil dengan baik. Kecemasan yang rendah pada siswa akan mendorong siswa memiliki kekuatan untuk dapat menyelesaikan permasalahan yang dihadapi. Namun
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
13
apabila kecemasan ini berlebihan, karena terlalu banyaknya tekanan baik dari dalam diri dan terutama dari luar, maka kecemasan ini akan berdampak negatif terhadap kesiapan mereka menghadapi ulangan. Dengan kata lain mereka yang terlalu cemas dan takut cenderung akan menjadi tidak siap menghadapi soalsoal, akan menjadi kurang percaya diri untuk dapat berhasil menyelesaikan soalsoal dengan baik. Pada akhirnya, dengan kondisi seperti ini jelas peluang untuk bisa berhasil ulangan mendapat nilai bagus menjadi sangat kecil. Aspek lain yang tidak kalah pentingnya yang mempengaruhi hasil belajar adalah kondisi fisik siswa. Tidak bisa dipungkiri kondisi fisik yang tidak baik seperti sakit ketika mengerjakan soal-soal ulangan menjadi menyebabkan lemahnya konsentrasi. b. Eksternal Aspek eksternal adalah stimulus yang ada di luar diri siswa yang dapat mempengaruhi keberhasilan dan kegagalan siswa untuk mendapat nilai bagus, seperti misalnya lingkungan belajar di rumah atau sekolah, lingkungan fisik tempat tes berlangsung, fasilitas/sarana dan prasarana yang dimiliki dan digunakan siswa, baik di rumah maupun di sekolah, situasi dan kondisi pada saat ulangan berlangsung, dan masalah-masalah teknis yang berkenaan dengan cara mengisi lembar jawaban dan proses pemeriksaan lembar jawaban. Para siswa yang memiliki sarana dan prasarana yang memadai dan didukung oleh lingkungan fisik dan sosial yang baik, tentu akan memiliki peluang yang sangat besar untuk berhasil dalam mengerjakan soal ulangan harian serta kecemasan yang muncul akan sedikit. Karena dengan faktor-faktor
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
14
eksternal yang mendukung, mereka akan dengan penuh berkonsentrasi mempersiapkan dan mengikuti tes hasil belajar. Demikian juga dengan kondisi sarana dan prasarana di sekolah yang memadai akan membantu para siswa menguasai kompetensi dasar mata pelajaran yang akan diujikan. Namun jika sarana prasarana, kurang mendukung akan memunculkan kecemasan pada siswa. 3. Manifestasi Kecemasan Menghadapi Ulangan Harian Manifestasi kecemasan adalah suatu bentuk reaksi seseorang ketika mengalami keadaan yang tertekan dan tidak nyaman terwujud pada reaksi fisik maupun
psikologis
(Santrock,2007:550).
Menurut
Tresna
(2011:90-91)
Manifestasi kecemasan ketika seseorang menghadapi ulangan harian dapat dikategorikan menjadi tiga yaitu: a. Manifestasi kognitif yang tidak terkendali Adalah munculnya kecemasan sebagai akibat dari cara berpikir siswa yang tidak terkondisikan yang sering kali memikirkan tentang kejadian buruk yang akan terjadi dalam menghadapi ulangan harian. Aspek manifestasi kognitif dalam menghadapi kecemasan ulangan harian yaitu sulit berkonsentrasi dan mental blocking. Sulit berkonsentrasi dalam menghadapi ulangan harian terjadi karena siswa tidak dapat memfokuskan pikirannya untuk ulangan harian. Sulit berkonsentrasi dalam ulangan harian ditunjukkan dengan gejala kesulitan dalam membaca dan memahami pertanyaan ulangan harian, kesulitan berpikir secara sistematis, kesulitan mengingat kata kunci atau konsep jawaban yang sudah dipelajari pada saat menjawab pertanyaan uraian.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
15
Mental blocking adalah hambatan secara mental atau psikologis yang menyelubungi pikiran siswa saat mengerjakan soal-soal ulangan harian sehingga siswa tidak bisa berpikir dengan tenang. Situasi siswa saat mengalami Manifestasi (kemunculan) mental blocking pada saat membaca pertanyaan ulangan harian ditunjukkan dengan gejala pikiran kosong, dan tidak mengerti alur jawaban yang benar saat ulangan harian. b. Manifestasi afektif yang tidak terkendali Manisfestasi afektif adalah kecemasan yang muncul sebagai akibat siswa mengalami perasaan yang berlebihan pada saat menghadapi ulangan harian yang diwujudkan dalam bentuk perasaan khawatir, gelisah, dan bingung terutama pada mata pelajaran yang dianggap sulit siswa. Khawatir dalam menghadapi ulangan harian merupakan perasaan yang mengganggu sebagai akibat bayangan buruk yang dibuat oleh siswa sendiri. Bayangan buruk yang dimaksud yaitu siswa khawatir tentang soal ulangan harian yang terlalu sulit sehingga tidak dapat dijawab, tentang materi-materi pelajaran yang telah dipelajari namun tidak ditanyakan dalam ulangan harian. Gelisah adalah perasaan tidak tentram yang dialami oleh siswa pada saat ulangan harian sehingga membuatnya tidak percaya diri ketika mengerjakan atau menjawab soal-soal ulangan harian. Rasa gelisah dalam menghadapi ulangan harian muncul ketika siswa tidak menemukan jawaban untuk soal-soal ulangan harian yang dipandangnya sulit, waktu yang
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
16
disediakan tidak cukup untuk menyelesaikan soal-soal ulangan harian, dan ketika ada siswa yang telah selesai mengerjakan soal-soal ulangan harian. Perasaan bingung timbul pada saat siswa harus mengambil keputusan yang sulit dalam menjawab soal-soal pilihan ganda karena terdapat beberapa alternatif jawaban yang menurutnya benar atau salah karena pikirannya. c. Perilaku motorik yang tidak terkendali Perilaku motorik adalah gerakan tidak menentu seperti gemetar dan tegang pada otot yang dirasakan oleh siswa ketika menghadapi ulangan harian. Gemetar adalah suatu gerakan yang dilakukan tanpa sengaja karena merasakan suatu ancaman ketika menghadapi ulangan harian seperti diharuskan menjawab soal dengan cepat, diharuskan duduk di barisan kursi depan, dan keterbatasan waktu ulangan harian. Semua gerakan ini tanpa disadari dan akan tampak pada bagian tangan, lengan, kepala, kaki, wajah, dan pita suara. Menurut Soeitoe (1982:25-26) manifestasi kecemasan
menghadapi ulangan
harian ada empat yaitu : a. Manifestasi kognitif Munculnya kecemasan sebagai hasil kesalahan dalam melihat permasalahan atau kejadian. Seseorang yang cemas karena cara berpikir tentang sesuatu yang akan terjadi pada dirinya dan memandang permasalahan atau kejadian tersebut sebagai hal yang mengganggu. Manifestasi kognitif timbul karena siswa tidak dapat memusatkan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
17
pikirannya terhadap ulangan harian khususnya soal-soal ulangan yang sedang dikerjakan. Siswa yang mengalami manifestasi kognitif dalam situasi yang tertekan sehingga kemampuan siswa dalam berpikir mengalami hambatan. Terdiri dari dua kemampuan siswa mengalami hambatan dalam berpikir yaitu: a) Pemahaman Siswa mengalami hambatan dalam memahami soal-soal ulangan harian yang di berikan oleh guru matapelajaran. b) Penerapan Siswa mengalami hambatan dalam menggunakan atau menerapkan materi yang sudah dipelajari untuk mengerjakan soal-soal ulangan harian. b. Manifestasi afektif Kecemasan yang timbul karena suatu keadaan emosional yang ditandai oleh perasaan bingung, khawatir dan gelisah sehingga siswa tidak dapat mengerjakan soal-soal ulangan harian. Perasaan bingung muncul pada saat siswa mengalami situasi keputusasaan untuk memilih jawaban yang benar dalam soal-soal pilihan ganda dan siswa tidak dapat memecahkan jawaban pada soal-soal uraian. Perilaku bingung muncul pada saat siswa mengalami kesulitan memilih jawaban yang benar untuk soal-soal pilihan ganda. Khawatir muncul pada situasi siswa merasa terbebani ketika mengerjakan soal-soal ulangan harian. Khawatir akan muncul karena
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
18
adanya perasaan yang tidak menyenangkan ketika ulangan harian berlangsung. Gelisah terjadi ketika siswa mengalami situasi yang tidak tenang ketika ulangan harian berlangsung. Gelisah ditandai oleh perilaku gugup, tidak sabar/tergesa-gesa saat mengerjakan soal, keluar masuk kelas, duduk yang tidak tenang, tidak percaya diri, menggerakkan tangan atau kaki, membolak-balikkan kertas, menengok temannya. c. Manifestasi motorik Manifestasi motorik adalah suatu keadaan yang tidak nyaman yang dialami siswa yang berkaitan dengan kerja otot-otot dalam tubuh. Manifestasi motorik muncul ketika siswa mengalami ketegangan otot dan gemetar saat ulangan. Ketegangan otot muncul karena posisi tubuh tidak santai/rileks ketika ulangan berlangsung. Ketegangan otot terjadi pada leher, bahu, punggung, mata, kaki. Ketegangan otot terjadi pada situasi yang menegangkan menyebabkan otot terasa kaku atau nyeri. Gemetar merupakan gerakan otot yang tidak disengaja pada saat siswa mengerjakan soal-soal ulangan harian. Gemetar muncul pada saat siswa mengalami situasi yang tidak nyaman yang dianggap genting. Gemetar muncul pada wajah, kaki, lengan, pita suara, kaget. d. Manifestasi somatik Manifestasi kecemasan muncul dalam bentuk fisiologis atau biologis. Gejala-gejala fisiologis atau biologis adalah mulut kering,
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
19
berkeringat, tangan dan kaki dingin, sering kencing, diare, detak jantung cepat, pusing, mual, lemas, sesak nafas. C. Ulangan Harian Menurut Sukardi
(2008:30) ulangan harian adalah “tes yang dilakukan
untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik secara berkelanjutan dalam proses pembelajaran untuk memantau kemajuan dan perbaikan hasil belajar”. Menurut Dewi (2012) ulangan harian adalah “kegiatan yang dilakukan secara periodik untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik setelah menyelesaikan satu kompetensi dasar atau lebih”. Menurut Handayani (2011) Ulangan harian adalah “ujian formatif yang berupa tes hasil belajar yang dilakukan setelah satu kompetensi dasar tertentu selesai dibahas”. Jadi dapat disimpulkan bahwa ulangan harian adalah kegiatan ujian formatif yang dilakukan untuk mengukur prestasi belajar siswa setelah satu kompetensi dasar selesai dibahas. D. Bimbingan Klasikal 1. Pengertian bimbingan klasikal Bimbingan klasikal adalah proses pemberian bantuan kepada siswa yang dilakukan di dalam kelas secara terjadwal agar siswa dapat memahami dirinya, sehingga ia dapat mengarahkan dirinya dan bertindak secara wajar (Winkel dan Sri Hastuti,2006:29). Materi bimbingan klasikal mencakup bimbingan pribadi, bimbingan sosial, bimbingan karir, dan bimbingan belajar. Bimbingan klasikal adalah bagian dari proses pendidikan yang membantu siswa dalam rangka mewujudkan perkembangan yang optimal dan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
20
kemandirian siswa (Prayitno,2004:91). Layanan bimbingan klasikal bukanlah suatu kegiatan mengajar atau menyampaikan materi pelajaran, melainkan menyampaikan informasi yang dapat berpengaruh terhadap tercapainya perkembangan yang optimal dan kemandirian siswa. Berdasarkan pendapat dari beberapa ahli penulis dapat menyimpulkan bahwa bimbingan klasikal merupakan proses pemberian bantuan sebagai bagian dari pendidikan yang dilakukan di dalam kelas secara terjadwal agar siswa dapat mengarahkan dirinya, bertindak secara wajar, berkembang secara optimal, dan mandiri. 2. Tujuan bimbingan klasikal Tujuan bimbingan klasikal ada tiga, sebagai berikut (Winkel dan Sri Hastuti,2006:149): a. Tujuan bimbingan klasikal pada aspek kognitif membantu siswa untuk merubah cara berpikir/cara pandang yang irasional menjadi rasional. b. Tujuan bimbingan klasikal pada aspek afektif membantu siswa mengelola perasaan, emosi, dan sikap yang menunjukkan penerimaan atau penolakan terhadap sesuatu. c. Tujuan bimbingan klasikal pada aspek psikomotor membantu siswa dalam mengelola ketrampilan motorik yang berhubungan dengan anggota tubuh atau tindakan yang memerlukan koordinasi syaraf dan otot.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
21
3. Manfaat bimbingan klasikal Menurut Winkel dan Sri Hastuti (2006:565-566) bimbingan klasikal bermanfaat bagi tenaga kerja dan juga para siswa. Manfaat bagi tenaga bimbingan antara lain : a. Mendapat kesempatan berkontak langsung dengan banyak siswa sekaligus mengenal siswa. b. Menghemat waktu dan tenaga dalam kegiatan yang dilakukan dalam suatu kelompok, misalnya memberikan informasi yang memang dibutuhkan oleh siswa. c. Memperluas ruang geraknya, lebih-lebih bila jumlah alternatif disekolahnya hanya satu atau dua orang saja. Manfaat bagi para siswa antara lain: a. Menjadi lebih sadar akan tantangan yang dihadapi sehingga mereka memutuskan untuk berwawancara secara pribadi dengan guru bimbingan konseling. b. Lebih rela menerima dirinya sendiri, setelah menyadari bahwa temantemannya sering menghadapi persoalan, kesulitan, dan tantangan yang kerap kali sama. c. Lebih berani mengemukakan pandangannya sendiri bila dalam kelompok.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
22
E. Tehnik Mengelola Kecemasan Menurut Sundari (2005:60) mengelola kecemasan adalah mengatasi perasaan yang tidak menyenangkan dalam kondisi yang tertekan agar tidak semakin meningkat. Menurut Erford (2010:87-190) ada 2 pendekatan mengelola kecemasan yaitu: 1. Pengelolaan kecemasan pendekatan kognitif Pendekatan kognitif merupakan suatu pendekatan mengelola kecemasan yang membantu individu merubah perasaan dan perilakunya dengan mengubah pikiran yang negatif menjadi positif atau irasional menjadi rasional. Tehnik yang digunakan dalam pendekatan kognitif antaralain: a. Thought stopping/menghentikan pikiran Tehnik thought stopping untuk membantu individu menghentikan pikiran yang negatif serta akan muncul pikiran positif. Konselor mengatakan berhenti ketika individu berpikir negatif, untuk mengurangi kemungkinan pikiran negatif terulang kembali. Contohnya siswa diajak membayangkan kondisi yang tertekan pada saat menghadapi ulangan harian sampai
mengatakan
sesuatu,
kemudian
pembimbing
mengatakan
stop/berhenti. Apabila siswa berhenti berpikir negatif maka akan meningkatkan konsentrasi dan dapat memusatkan perhatian. Langkah-langkah tehnik thought stopping yaitu: a) Konselor dan konseli memutuskan bersama pikiran yang akan menjadi sasaran dalam prosedur menghentikan pikiran.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
23
b) Konselor menyarankan konseli untuk menutup matanya dan membayangkan situasi dimana pikiran negatif mungkin terjadi. c) Pemikiran negatif konseli akan terganggu oleh perintah berhenti dari konselor. Kata “berhenti” untuk menggantikan pikiran yang lebih positif. d) Konseli berdiam diri kemudian konselor mengajak konseli untuk berteriak berhenti, sehinngga konseli belajar untuk mengganggu pikiran negatif dan akan muncul pikiran yang positif. Setelah selesai konselor menyarankan konseli untuk membuka matanya. b. Restrukturisasi kognitif Tehnik restrukturisasi kognitif untuk membantu individu mengubah pikiran yang negatif menjadi positif. Contoh mengubah pikiran siswa bahwa soal ulangan harian itu sulit menjadi soal ulangan harian itu mudah dikerjakan. Ketika siswa berubah pikirannya, kecemasan menghadapi ulangan harian dapat berkurang dan siswa dapat berkonsentrasi mengerjakan soal ulangan harian. Langkah-langkah restrukturisasi kognitif yaitu: a) Konselor membantu konseli menyadari proses berpikir/cara berpikirnya, kemungkinan pikiran irasional/negatif berpengaruh pada kehidupannya. b) Konselor membantu konseli agar dapat mengevaluasi keyakinannya tentang diri dan orang lain dengan pola pikir logis. c) Konselor membantu konseli untuk belajar mengubah keyakinan irasional/negatif menjadi rasional/positif.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
24
2. Pengelolaan kecemasan pendekatan behaviour Pendekatan
behaviour
merupakan
suatu
pendekatan
mengelola
kecemasan yang membantu individu untuk merubah perilaku. Perubahan perilaku melalui perubahaan perasaan dan pikiran terlebih dahulu. Tehnik yang digunakan dalam pendekatan behaviour antaralain: a. Relaksasi Tehnik relaksasi adalah tehnik mengatasi kecemasan melalui pengendoran otot-otot dan syaraf. Relaksasi merupakan suatu kondisi istirahat pada aspek fisik dan mental. Relaksasi dilakukan dalam keadaan seluruh tubuh seimbang, tenang tapi tidak tertidur, dan seluruh otot-otot dalam keadaan rileks dengan posisi tubuh yang nyaman. Manfaat relaksasi yaitu: a) Mengurangi ketegangan pada otot, mengurangi gemetar pada kaki dan tangan, mengurangi mual, pusing, dan badan lemas. b) Mampu meningkatkan kesehatan secara umum dengan memperlancar proses metabolisme tubuh, denyut jantung, pernafasan, dan peredaran darah. b. Visual/guided imagery (visual/pencitraan diri) Guided imagery adalah sebuah proses yang menggunakan kekuatan pikiran, agar individu mampu mengontrol emosi dengan memunculkan pikiran yang positif, sehingga menghasilkan perilaku baru melalui komunikasi dalam tubuh melibatkan semua indra (sentuhan, penciuman, penglihatan dan pendengaran). Tujuan dari guided imagery adalah
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
25
mengarahkan secara lembut seseorang ke dalam keadaan pikiran yang tenang dan tetap. Langkah-langkah tehnik guided imagery yaitu: a) Sebelum memulai tehnik guided imagery pastikan ruangan dalam keadaan tenang dan nyaman untuk konseli. Musik dapat digunakan untuk suasana tenang. b) Konselor membantu konseli bersantai dengan menyarankan konseli menutup matanya, mengambil lambat nafas dalam-dalam. Kemudian konselor
memandu
konseli
untuk
membayangkan
kondisi
dan
pengalaman dalam keadaan nyaman, tenang, dan bahagia. Konselor memandu konseli melalui kata-kata yang menenangkan konseli dengan suara lirih/lembut. Kemudian konselor menginformasikan kepada konseli bahwa pemanduan sudah berahir dan konselor menyarankan konseli untuk perlahan-lahan membukan matanya. c) Setelah konselor selesai memandu, konselor menyarankan konseli untuk evaluasi/berdiskusi. Misalnya, dengan petanyaan bagaimana perasaanmu dan apa yang akan kamu lakukan. c. Self talk Self talk adalah suatu teknik yang dapat digunakan untuk membantah keyakinan-keyakinan irasional dan mengembangkan pikiran sehat yang akan menyebabkan lebih positif bicara diri. Self talk sebagai sarana bagi seseorang untuk menangani pesan-pesan negatif yang ia kirimkan pada dirinya sendiri. Self talk membantu individu mengelola emosi dengan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
26
memunculkan pernyataan yang positif pada diri sendiri sehingga akan merubah pikiran negatif menjadi positif. Langkah-langkah tehnik self talk yaitu : a) Konselor dan konseli mengidentifikasi dan mengeksplorasi negatif bicara pada dirinya sendiri. b) Mengevaluasi
pikiran
konseli
tentang
dirinya
sendiri
untuk
mengetahui pikiran negatif konseli. c) Konselor membantu konseli bersikap positif dengan berbicara sendiri melalui kata-kata positif untuk melawan kebiasaan kata-kata negatif, sehingga akan muncul pikiran positif untuk membentuk perilaku positif dan mengurangi perasaan tidak nyaman.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif dengan metode survey. Furchan (2005:415-418) mengatakan penelitian deskriptif dengan metode survei dirancang untuk memperoleh informasi dengan mengumpulkan data yang relatif terbatas dari kasus-kasus yang relatif besar jumlahnya. Penelitian ini bersifat deskriptif karena dirancang untuk memperoleh informasi tentang tingkat kecemasan dalam menghadapi ulangan pada siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Wanayasa Banjarnegara. Untuk menggambarkan kondisi yang lengkap dan nyata, maka metode yang dipakai adalah survei, sehingga peneliti mampu memaparkan secara jelas tentang kecemasan siswa. B. Subjek Penelitian Subjek penelitian adalah para siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Wanayasa yang berasal dari 3 kelas yaitu VIIIA, VIIIB, VIII C dengan jumlah siswa perkelas sekitar 30 siswa dan jumlah total 90 siswa. Peneliti menggunakan subjek penelitian secara populasi karena menggunakan metode uji coba. Furchan (2005:130) populasi diartikan sebagai keseluruhan subjek penelitian.
27
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
28
C. Instrumen Penelitian 1. Kuesioner kecemasan menghadapi ulangan harian Instrumen penelitian yang digunakan adalah kuesioner Kecemasan dalam Menghadapi Ulangan Harian yang disusun oleh peneliti. Kuesioner disusun berdasarkan manifestasi kecemasan menurut Tresna (2011) dan Soeitoe (1982). Manifestasi kecemasan yaitu manifestasi kognitif, afektif, motorik, dan somatik. Kuesioner ini terdiri atas
pernyataan-pernyataan favourable dan
unfavourable. Pernyataan favorable adalah pernyataan yang sesuai atau menggambarkan suatu keadaan cemas yang dirasakan siswa ketika menghadapi ulangan harian. Unfavourable adalah pernyataan yang tidak menggambarkan suatu keadaan cemas yang dirasakan siswa menghadapi ulangan harian. Kuesioner ini memuat empat alternatif
jawaban: Selalu (Sl),
Sering (SR), Kadang-kadang (KDG), dan Tidak Pernah (TP). Skor untuk kedua pernyataan itu berbeda, untuk favorable selalu mendapatkan skor 3, sering mendapat skor 2, kadang-kadang mendapatkan skor 1, tidak pernah mendapatkan skor 0. Sedangkan pernyatan unfavorable jawaban selalu mendapat skor 0, sering mendapat skor 1, kadang-kadang mendapat skor 2, tidak pernah mendapat skor 3.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
29
Tabel 1 Kisi-kisi Kuesioner Kecemasan Menghadapi Ulangan Harian Pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Wanayasa Banjarnegara Tahun Ajaran 2012/2013 Sebelum Uji Coba No Manifestasi Indikator Deskriptor Jumlah Item Fav Unfav 1 Kognitif a. Sulit Konsentrasi a.1.Pemahaman 1 1 a.2. Penerapan 1 1 a.3.Lupa/sulit mengingat 1 1 a.4.Tidak dapat 1 1 memusatkan perhatian b. Mental Blocking b.1.Pikiran kosong 1 1 b.2.Tidak mengetahui 1 1 jawaban benar 1 2 Afektif a. Perasaan Khawatir a.1.Khawatir tidak dapat 1 menjawab soal a.2.Khawatir materi 1 1 yang dipelajari tidak ditanyakan pada soal 1 1 b.1.Ketika guru b. Perasaan Gelisah mengumumkan waktu hampir habis 1 b.2.Ada siswa lain yang 1 mengumpulkan jawaban 1 1 b.3.Meminta ijin keluar kelas 1 b.4.Tidak sabar/tergesa- 1 gesa mengerjakan soal 1 1 b.5.Duduk gelisah 1 1 c. Perasaan Bingung c.1.Sulit mengambil keputusan pada soal pilihan ganda 1 1 c.2.Bingung menguraikan jawaban pada soal uraian 3 Motorik a. Gemetar a.1.Gemetar pada kaki 1 1 1 a.2.Gemetar pada tangan 1 a.3.Gemetar pada wajah 1 1 1 b. Otot Kaku b.1.Otot kaku pada bahu 1 1 b.2.Otot kaku pada leher 1 b.3.Otot kaku pada mata 1 1 b.4.Otot kaku pada 1 1 punggung 4 Somatik a. Reaksi a.1.Detak jantung cepat 1 1 fisik/biologis a.2.Pusing 1 1 a.3.Berkeringat 1 1 a.4.Sesak Nafas 1 1 a.5.Mual 1 1 a.6.Lemas 1 1 Jumlah item
28
28
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
30
Tabel 2 Kisi-kisi Kuesioner Kecemasan Menghadapi Ulangan Harian Pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Wanayasa Banjarnegara Tahun Ajaran 2012/2013 Setelah Uji Coba No Manifestasi Indikator Deskriptor Jumlah Item Fav Unfav 1 Kognitif a.Sulit Konsentrasi a.1.Pemahaman 1 a.2. Penerapan 1 1 a.3.Lupa/sulit mengingat 1 a.4.Tidak dapat 1 1 memusatkan perhatian b. Mental Blocking b.1.Pikiran kosong 1 1 b.2.Tidak mengetahui 1 jawaban benar 2 Afektif a. Perasaan Khawatir a.1.Khawatir tidak dapat 1 menjawab soal a.2.Khawatir materi 1 yang dipelajari tidak ditanyakan pada soal 1 b.1.Ketika guru b. Perasaan Gelisah mengumumkan waktu hampir habis b.2.Ada siswa lain yang 1 mengumpulkan jawaban 1 1 b.3.Meminta ijin keluar kelas b.4.Tidak sabar/tergesa- 1 gesa mengerjakan soal 1 b.5.Duduk gelisah c.1.Sulit mengambil 1 c. Perasaan Bingung keputusan pada soal 1 pilihan ganda c.2.Bingung menguraikan jawaban pada soal uraian 3 Motorik a. Gemetar a.1.Gemetar pada kaki 1 1 a.2.Gemetar pada tangan 1 a.3.Gemetar pada wajah 1 1 b.Otot Kaku b.1.Otot kaku pada bahu 1 b.2.Otot kaku pada leher 1 b.3.Otot kaku pada mata 1 1 b.4.Otot kaku pada 1 punggung 4 Somatik a. Reaksi a.1.Detak jantung cepat 1 fisik/biologis a.2.Pusing 1 a.3.Berkeringat 1 a.4.Sesak Nafas 1 1 a.5.Mual 1 a.6.Lemas 1 Jumlah item
28
8
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
31
2. Validitas Menurut Donald, dkk (Furchan, 2005:293) validitas menunjuk pada sejauh mana suatu alat mampu mengukur apa yang seharusnya diukur. Menurut Azwar (1999:7) validitas adalah ketepatan dan kecermatan skala dalam menjalankan fungsi ukurnya, artinya sejauh mana skala itu mampu mengukur atribut yang dirancang oleh penyusun. Jadi instrumen yang valid adalah alat ukur yang dapat mengukur apa yang diteliti. Validitas yang diperiksa dalam penelitian ini adalah validitas isi. Validitas isi adalah suatu validitas yang menunjukkan sampai dimana isi suatu tes atau alat ukur mencerminkan hal-hal yang akan diukur (Masidjo: 1995:243). Validitas isi pada umumnya ditentukan melalui pertimbangan para ahli, seperti mengoreksi item-item yang telah dibuat oleh peneliti dan memberikan pertimbangan tentang bagaimana kuesioner tersebut telah menggambarkan atribut yang hendak diukur. Dalam penelitian ini, validitas kuisioner dipertimbangkan oleh Dr.M.M.Sri Hastuti, M.S.i. sebagai dosen pembimbing yang sekaligus sebagai ahli yang telah memiliki kompetensi dibidang bimbingan dan konseling. Pertimbangan ini dilakukan dengan mengoreksi item-item yang telah dibuat peneliti, memberikan komentar pada kalimat item yang bermakna sama, memberikan petunjuk pada isi item yang tidak sesuai dengan konsep, mengoreksi dan memberikan petunjuk pada item
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
32
favourable dan unfavourale sehingga kuesioner itu dapat menggambarkan atau sesuai dengan kecemasan menghadapi ulangan harian. 3. Reliabilitas Menurut Azwar (1999:83) reliabilitas sebenarnya mengacu kepada konsistensi atau keterpercayaan hasil ukur, yang mengandung makna kecermatan pengukuran. Dalam aplikasinya, reliabilitas dinyatakan oleh koefesien reliabilitas (rxx) yang angkanya berada pada rentang 0 sampai 1,00. Jika koefesien semakin mendekati angka 1,00 berarti semakin tinggi reliabilitasnya, sebaliknya koefesien yang semakin mendekati angka 0 berarti semakin rendah reliabilitasnya. Pada umumnya, reliabilitas dianggap memuaskan jika koefesiennya mencapai minimal rxx=0,900. Dalam penelitian ini, peneliti mengukur reliabilitas alat ukur dengan menggunakan koefesien alpha cronbach (α), analisis perhitungan reliabilitas dilakukan dengan menggunakan program SPSS for windows versi 17. Hasil reliabilitas yang pertama diperoleh dari hasil perhitungan alpha cronbach adalah rxx= 0,909 dan hasil yang kedua adalah rxx= 0,928. Hasil perhitungan reliabilitas yang kedua lebih tinggi dari yang pertama, menunjukkan bahwa hasil analisa yang kedua kuesioner kecemasan menghadapi ulangan harian lebih layak digunakan sebagai penelitian.
Perhitungan dilakukan dua kali agar kuisioner itu layak
digunakan untuk penelitian dan konsisten karena peneliti menggunakan metode uji coba terpakai. Koefesien reliabilitas termasuk dalam kategori
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
33
sangat tinggi sehingga alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini reliable. Untuk
melihat
reliabilitas
instrumen
digunakan
pedoman
kualifikasi reliabilitas (Masidjo, 1995:246) seperti tampak pada tabel 3. Tabel 3 Koefesien korelasi dan reliabilitas Koefesien korelasi Kualifikasi 0,91-1,00
Sangat tinggi
0,71-0,90
Tinggi
0,41-0,70
Cukup tinggi
0,21-0,40
Rendah
Negatif-0,20
Sangat rendah
4. Uji daya diskriminasi/daya beda Daya beda item adalah kemampuan item dalam membedakan antara subjek yang memiliki atribut yang diukur dan yang tidak diukur. Tujuan dari daya diskriminasi/daya beda untuk memilih item yang mengukur atribut yang akan diteliti sehingga menghasilkan item yang valid yang digunakan sebagai skala final. Azwar (1999:59) menyatakan bahwa pengujian daya diskriminasi/daya beda item menghendaki dilakukannya komputasi koefesien korelasi antara distribusi skor item dengan distribusi skor skala itu sendiri. Komputasi ini akan menghasilkan koefesien korelasi item total (rix), yang dikenal pula dengan sebutan parameter beda item. Untuk menghitung koefesien korelasi item total digunakan korelasi product moment dari person (Azwar, 1999:59) yaitu:
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
34
∑ iX – (∑ i) (∑ X) / n
rix= ∑ i ² - (∑ i)² / n
∑ X² – (∑ X)²/ n
dinamai : i = skor item X = skor skala (skor total) n = banyak subjek Sebagai kriteria pemilihan item berdasarkan korelasi item total, digunakan batasan rix ≥ 0,30. Semua item yang mencapai koefesien korelasi minimal 0,30 daya bedanya dianggap memuaskan dan jika kurang dari 0,30 diinterpretasikan memiliki daya beda yang rendah. Hasil perhitungan pertama dari 56 item terdapat 17 item yang gugur (rix ≤ 0,30), setelah itu menghilangkan item-item yang gugur untuk dianalisa kembali. Hasil perhitungan yang kedua dari 39 item terdapat 3 item yang gugur karena tidak memenuhi syarat (rix ≤ 0,30).
Jadi jumlah item yang
digunakan untuk penelitian sebanyak 36 item. Rekapitulasi kecemasan menghadapi ulangan harian disajikan dalam tabel berikut:
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
35
Tabel 4 Rekapitulasi Skala Kecemasan Menghadapi Ulangan Harian Pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Wanayasa Banjarnegara Tahun Ajaran 2012/2013 Manifestasi
1.Kognitif
Indikator
a.Sulit konsentrasi
b.Mental blocking
Jumlah Item
Lolos
Gugur
F
UF
F
UF
F
UF
a.1.Pemahaman
1
1
1
-
-
1
a.2.Penerapan
1
1
1
1
-
-
a.3.Lupa/sulit mengingat.
1
1
1
-
-
1
a.4.Tidak dapat memusatkan perhatian.
1
1
1
1
-
-
1
1
1
1
-
-
1
1
1
-
-
1
1
1
1
-
-
1
1
1
1
-
-
1
1
1
1
-
-
1
b.2.Ada siswa lain yang mengumpulkan jawaban
1
1
1
-
-
1
b.3.Meminta ijin keluar kelas.
1
1
1
-
-
1
b.4.Tidak sabar/tergesa-gesa mengerjakan soal.
1
1
1
1
-
-
1
1
1
-
-
1
1
1
1
-
-
1
c.2.Bingung menguraikan jawaban pada soal pilihan ganda
1
1
1
-
-
1
a.1.Gemetar pada kaki
1
1
1
-
-
1
a.2.Gemetar pada tangan
1
1
1
1
-
-
a.3.Gemetar pada wajah
1
1
1
1
-
-
b.1.Otot kaku pada bahu
1
1
1
-
-
1
b.2.Otot kaku pada leher
1
1
1
-
-
1
Deskriptor
b.1.Pikiran kosong b.2.Tidak mengetahui jawaban benar
2.Afektif
a.Perasaan khawatir
a.1.Khawatir tidak dapat menjawab soal. a.2.Khawatir materi yang dipelajari tidak ditanyakan pada soal.
b.Perasaan gelisah
b.1.Ketika guru mengumumkan waktu hampir habis.
b.5.Duduk gelisah c.Perasaan bingung
3.Motorik
a.Gemetar
b.Otot kaku
c.1.Sulit mengambil keputusan dalam soal pilihan ganda
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
4.Somatik
a.Reaksi fisiologis/ biologis
36
b.3.Otot kaku pada mata
1
1
1
1
-
-
b.4.Otot kaku pada punggung
1
1
1
-
-
1
a.1.Detak jantung cepat/berdebar
1
1
1
-
-
1
a.2.Pusing
1
1
1
-
-
1
a.3.Berkeringat
1
1
1
-
-
1
a.4.Sesak nafas
1
1
1
1
-
-
a.5.Mual
1
1
1
-
-
1
a.6.Lemas
1
1
1
-
-
1
Jumlah
28
28
28
8
0
20
Jumlah total
56
36
20
5. Uji coba Uji coba bertujuan untuk mengetahui validitas dan reliabilitas instrument,
sehingga
diperoleh
kelayakan
penggunaanya
sebagai
instrument yang handal untuk menggungkapkan hal-hal yang akan diungkap. Pada penelitian ini peneliti melaksanakan uji coba dengan metode uji coba terpakai. Uji coba terpakai yaitu uji coba instrument yang melibatkan seluruh subjek
(kelas VIII sebanyak 90 siswa) sehingga
instrument dalam penelitian ini dapat langsung digunakan untuk penelitian. D. Persiapan dan pelaksanaan pengumpulan data 1. Menyusun instrument/skala kecemasan menghadapi ulangan harian. 2. Mengkonsultasikan pembimbing.
dan
uji
validitas
instrument
kepada
dosen
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
37
3. Melaksanakan uji coba terpakai sekaligus penelitian pada siswa kelas VIII di SMP Negeri 1 Wanayasa Banjarnegara, pada hari Selasa dan Rabu, tanggal 6 dan 7 November 2012. E. Teknik analisis data 1. Menentukan skor dari masing-masing alternatif jawaban yang sudah diberikan oleh subjek penelitian dan membuat tabulasi skor dari masingmasing butir item skala. Langkah selanjutnya menghitung total skor masing-masing subjek penelitian dan total skor tiap item. 2. Data yang diperoleh selanjutnya diolah dengan menggunakan analisis statistik deskriptif yang meliputi penyajian data melalui tabel, perhitungan mean, standard deviasi serta pengkategorisasian menurut norma yang telah ditentukan peneliti. a. Kategorisasi tingkat kecemasan menghadapi ulangan harian secara umum Kategorisasi tingkat kecemasan menghadapi ulangan harian secara umum disusun berdasarkan model distribusi normal dengan kategorisasi jenjang. Tujuan kategorisasi ini adalah untuk menempatkan subjek penelitian kedalam kelompok-kelompok yang terpisah secara berjenjang menurut suatu kontinum berdasarkan atribut yang diukur. Menentukan penggolongan kategorisasi penyesuaian diri seluruh responden berdasarkan Azwar (1999:108) yang mengelompokkan tingkat kecemasan menghadapi ulangan harian, subjek penelitian dibagi menjadi lima kategori tingkat kecemasan yaitu sangat rendah, rendah,
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
38
sedang, tinggi, dan sangat tinggi, dengan norma kategorisasi sebagai berikut :
Perhitungan X ≤ µ-1,5σ µ-1,5σ < X ≤ µ-0,5σ µ-0,5σ < X ≤ µ+0,5σ µ+0,5σ < X ≤ µ+1,5σ X > µ+1,5σ
Tabel 5 Norma Kategorisasi Kategorisasi Sangat rendah Rendah Sedang Tinggi Sangat Tinggi
Keterangan: Xmaksimum teoretik : skor tertinggi yang mungkin diperoleh subjek penelitian dalam skala. Xminimum teoretik
: skor terendah yang mungkin diperoleh subjek penelitian dalam skala.
Range
: yaitu rentangan skor skala.
σ
: standar deviasi, yaitu luas jarak rentangan yang dibagi dalam 6 satuan deviasi sebaran.
µ
: mean teoretik, yaitu rata-rata teoritis dari skor maksimum dan minimum. Selanjutnya kategorisasi ini dijadikan sebagai norma/patokan
dalam mengelompokkan skor subjek penelitian berdasarkan tingkatan kecemasan menghadapi ulangan harian. Kategorisasi tinggi rendah kecemasan menghadapi ulangan harian pada siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Wanayasa Banjarnegara secara keseluruhan (dengan ∑ item
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
39
total = 36 item) diperoleh melalui penggolongan dengan perhitungan sebagai berikut : Xmaksimum teorerik : 36 x 3 = 108 Xminimum teoreti
: 36 x 0 = 0
Range
: 108 – 0 = 108
σ(teoretik)
: 108 : 6 = 18
µ(mean teoretik)
: (108+0):2=54
Penentuan kategorisasi tingkat kecemasan menghadapi ulangan harian pada siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Wanayasa Banjarnegara secara umum dapat dilihat dalam tabel 3 sebagai berikut : Tabel 6 Norma Kategorisasi Tingkat Kecemasan Menghadapi Ulangan Harian Kelas VIII SMP Negeri 1 Wanayasa Banjarnegara Tahun Ajaran 2012/2013 Perhitungan X≤ µ-1,5σ X≤ 54-27 µ-1,5σ<X≤ µ-0,5σ 54-27<X≤ 54-9 µ-0,5σ<X≤ µ+0,5σ 54-9<X≤ 54+9 µ+0,5σ<X≤ µ+1,5σ 54+9<X≤ 54+27 X>µ+1,5σ X>61,5+30,75
Skor X≤ 27
Kategori Sangat rendah
27<X≤ 45
Rendah
45<X≤ 63
Sedang
63<X≤ 81
Tinggi
>81
Sangat tinggi
Selanjutnya, data setiap subjek penelitian dikelompokkan berdasarkan item total yang mereka peroleh dalam kategori diatas, sehingga dapat dihitung jumlah dan presentasi kecemasan menghadapi ulangan harian pada siswa kelas VIII dalam kategori (sangat tinggisangat rendah).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
40
b. Kategorisasi skor setiap item dalam skala Kategorisasi skor dari setiap item dalam skala penelitian dilakukan untuk mendapatkan item-item skala yang dijadikan dasar usulan topik-topik pengelolaan kecemasan. Kategorisasi skor tiap item skala adalah berdasarkan distribusi normal dengan kontinum jenjang yang berpedoman pada Azwar (1999:108), yaitu sangat rendah, rendah sedang, tinggi, sangat tinggi. Norma kategorisasi untuk item-item skala adalah sebagai berikut : Tabel 7 Norma Kategorisasi Item Perhitungan X ≤ µ-1,5σ µ-1,5σ < X ≤ µ-0,5σ µ-0,5σ < X ≤ µ+0,5σ µ+0,5σ < X ≤ µ+1,5σ X > µ+1,5σ
Kategorisasi Sangat rendah Rendah Sedang Tinggi Sangat Tinggi
Keterangan: X maksimum teoretik
: Skor tertinggi yang mungkin diperoleh subjek penelitian dalam skala.
Xminimum teoretik
: Skor terendah yang mungkin diperoleh subjek penelitian dalam skala.
Range
: Rentangan skor skala.
σ
: Standar deviasi, yaitu luas jarak rentangan yang dibagi dalam 6 satuan deviasi sebaran.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
µ
41
: mean teoretik, yaitu rata-rata teoretis dari skor maksimum dan minimum. Selanjutnya kategorisasi ini dijadikan sebagai norma/patokan
dalam pengelompokan skor item. Kategorisasi tinggi rendah skor itemitem secara keseluruhan dalam penelitian ini (dengan N=90) diperoleh melalui penggolongan dengan perhitungan sebagai berikut : X maksimum teoretik
: 90x3 = 270
Xminimum teoretik
: 90x0 = 0
Range
: 270-0 = 270
σ(teoretik)
: 270 : 6 = 45
µ(teoretik)
: (270+0):2 = 135
penentuan kategorisasi skor item dapat dilihat dalam tabel sebagai berikut : Tabel 8 Norma kategorisasi Skor Item skala Kecemasan Menghadapi Ulangan Harian Pada Siswa Selas VIII SMP Negeri 1 Wanayasa Banjarnegara Tahun Ajaran 2012/2013 Perhitungan Skor Kategorisasi X≤ µ-1,5σ X≤ 68 Sangat rendah X≤ 135-67,5 µ-1,5σ<X≤ µ-0,5σ 68<X≤ 113 Rendah 135-67,5<X≤ 135-22,5 µ-0,5σ<X≤ µ+0,5σ 113<X≤ 158 Sedang 135-22,5<X≤ 135+22,5 µ+0,5σ<X≤ µ+1,5σ 158<X≤ 203 Tinggi 135+22,5<X≤ 135+67,5 X>µ+1,5σ >203 sangat tinggi X>135+67,5
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
42
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian 1. Tingkat Kecemasan Menghadapi Ulangan Harian Hasil penelitian tingkat kecemasan menghadapi ulangan harian pada siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Wanayasa Banjarnegara tahun ajaran 2012/2013 disajikan dalam tabel berikut ini: Tabel 9 Kategorisasi Tingkat Kecemasan Menghadapi Ulangan Harian Pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Wanayasa Banjarnegara Tahun Ajaran 2012/2013 Kategori Skor Jumlah Persentase Sangat rendah X≤ 27 2 2% Rendah 27<X≤ 45 24 27% Sedang 45<X≤ 63 40 44% Tinggi 63<X≤ 81 23 26% sangat tinggi >81 1 1%
Deskripsi hasil data penelitian mengenai tingkat kecemasan menghadapi ulangan harian pada siswa kelas VIII menunjukkan bahwa 1 siswa (1%) termasuk dalam kategori sangat tinggi, 23 siswa (26%) termasuk dalam kategori tinggi, 40 siswa (44%) termasuk dalam kategori sedang, 24 siswa (27%) termasuk dalam kategori rendah, dan 2 siswa (2%) termasuk dalam kategori sangat rendah. Tingkat kecemasan menghadapi ulangan harian pada siswa kelas VIII yang berada dalam kategori “tinggi”, dan “sangat tinggi” dapat dikategorikan siswa memiliki tingkat kecemasan yang tinggi atau belum mampu mengelola kecemasan ketika menghadapi ulangan harian, berjumlah 24 orang
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
43
(27%). Sedangkan tingkat kecemasan yang berada dalam kategori “rendah” dan “sangat rendah” dapat dikategorikan siswa memiliki tingkat kecemasan yang rendah atau memiliki kemampuan mengelola kecemasan ketika menghadapi ulangan harian, berjumlah 26 orang (29%). Berdasarkan data diatas menunjukkan bahwa sebagian besar subjek dalam penelitian ini memiliki tingkat kecemasan pada kategori sedang. 2. Tingkat kecemasan menghadapi ulangan harian pada setiap item Data hasil penelitian pada setiap item digunakan untuk melihat aspek kecemasan menghadapi ulangan harian agar siswa dapat mengelola kecemasan pada manifestasi koginif, afektif, motorik, dan somatik. Hasil tersebut diperoleh dengan cara mengelompokkan skor item kedalam norma kategorisasi menurut Azwar (1999). Pengelompokan item pada setiap kategori berdasarkan item-item favourable yang mencerminkan kecemasan menghadapi ulangan harian sebagai acuan untuk membuat topik-topik pengelolaan kecemasan. Dari kategorisasi tersebut didapat skor-skor item yang termasuk dalam kategorisasi sangat rendah, rendah, sedang, tinggi, dan sangat tinggi. Item-item dengan skor yang berada dalam kategori rendah, tinggi, dan sangat tinggi merupakan item-item yang akan digunakan sebagai usulan topik-topik pengelolaan kecemasan. Adapun data hasil kategorisasi item-item skala seturut norma sebagai berikut:
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
44
Tabel 10 Kategori Item Kecemasan yang Dialami Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Wanayasa Banjarnegara Tahun Ajaran 2012/2013 Skor Kategori Nomor item Jumlah X≤68 Sangat 17 1 rendah 68<X≤113 Rendah 3,6,12,22,29 5 113<X≤158 Sedang 1,4,5,8,10,13,19,20,21, 16 24,25,26,28,32,35,36 158<X≤203 Tinggi 9,11,14,31,33,34 6 >203 Sangat tinggi
Data dalam tabel 6 menunjukkan bahwa item dengan skor yang berada dalam kategori sangat rendah sebanyak 1 item, item dengan kategori rendah sebanyak 5 item, item dengan kategori sedang sebanyak 16 item, item dengan kategori tinggi sebanyak 6 item, dan item dengan kategori sangat tinggi tidak ada. Item-item dengan skor yang termasuk dalam kategori tinggi dan sedang ini mencerminkan
tingkat
kecemasan
menghadapi
ulangan
harian
dalam
manifestasi dan indikator yang diukur tinggi artinya siswa belum mampu mengelola kecemasan pada manifestasi dan indikator tersebut. Tabel 11 Rekapitulasi manifestasi kecemasan dan item pada kategori tinggi Manifestasi
Indikator
Deskriptor
Item
Afektif
Perasaan khawatir
Khawatir tidak dapat menjawab soal
Saya merasa khawatir tidak dapat menjawab soal-soal ulangan harian yang sulit.
Perasaan gelisah
Ketika guru mengumumkan waktu hampir habis
Saya menjadi gelisah pada saat mengerjakan soal-soal ulangan harian guru mengumumkan waktu pengerjaan hampir habis.
Ada siswa lain yang mengumpulkan lembar jawaban
Saya menjadi gelisah ketika ada teman yang sudah mengumpulkan lembar jawab sementara saya masih harus menyelesaikan banyak soal.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
45
Motorik
Otot kaku
Otot kaku pada punggung
Otot punggung terasa kaku pada saat saya mengerjakan soal-soal ulangan harian yang sulit.
Somatik
Reaksi fisik/biologis
Berkeringat
Badan mengeluarkan banyak keringat pada saat saya mengerjakan soal-soal ulangan harian yang sulit.
Sesak nafas
Nafas sesak ketika saya mengerjakan soal-soal ulangan harian yang sulit.
Tabel 12
Rekapitulasi manifestasi kecemasan dan item pada kategori sedang Manifestasi
Aspek
Indikator
Item
Kognitif
Sulit konsentrasi
Pemahaman
Saya mengalami kesulitan memahami soalsoal ulangan harian.
Lupa/sulit mengingat
Saya mengalami kesulitan mengingat kata kunci jawaban saat mengerjakan soal-soal ulangan harian.
Tidak dapat meemusatkan pikiran
Ketka mengerjakan soal-soal harian saya memikirkan hal lain.
Penerapan
Saya mengalami kesulitan menerapkan materi yang sudah saya pelajari untuk menjawab soal-soal ulangan harian.
Mental blocking
Tidak mengetahui jawaban benar
Saat mengerjakan soal-soal ulangan harian saya kesulitan untuk menemukan jawab yang benar.
Perasaan khawatir
Khawatir materi yang dipelajari tidak ditanyakan pada soal
Saya khawatir materi yang sudah saya pelajari tidak ditanyakan pada soal-soal ulangan harian.
Gelisah
Tergesa-gesa mengerjakan soal
Saya mengerjakan soal-soal ulangan harian dengan tergesa-gesa.
Duduk tenang
tidak
Saya duduk dengan gelisah saat mengerjakan soal-soal ulangan harian.
Sulit mengambil keputusan pada soal pilihan ganda
Saya bingung ketika memilih jawaban benar untuk soal-soal ulangan harian yang berbentuk pilihan ganda.
Sulit menguraikan jawaban pada soal uraian
Saya bingung pada saat menguraikan jawaban untuk soal-soal ulangan harian yang berbentuk uraian.
Afektif
Perasaan bingung
ulangan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Motorik
Gemetar
Reaksi fisik/biologis
Somatik
Gemetar tangan
pada
46
Tangan gemetar pada saat saya mengerjakan soal-soal ulangan harian yang sulit.
Gemetar pada kaki
Kaki gemetar pada saat saya mengerjakan soal-soal ulangan harian yang sulit.
Pusing
Kepala pusing ketika saya mengerjakan soal-soal ulangan harian yang sulit.
Detak jantung berdebar cepat
Jantung berdetak lebih kencang ketika saya mengerjakan soal-soal ulangan harian yang sulit.
Mual
Saya mual pada saat mengerjakan soal-soal ulangan harian yang sulit.
Badan lemas
Badan menjadi lemas pada saat mengerjakan soal-soal ulangan harian yang sulit.
B. Pembahasan 1. Kategori sangat tinggi dan tinggi Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 23 siswa (26%) pada kategori tinggi dan sebanyak 1 siswa (1%) pada kategori sangat tinggi. Kecemasan timbul karena manifestasi afektif yang tidak terkendali, sehingga menyebabkan perasaan khawatir yang berlebihan pada saat menghadapi ulangan harian. Perasaan khawatir itu muncul karena siswa berpikir dan membayangkan soal-soal ulangan harian itu sulit, sehingga siswa tidak dapat menjawab soal-soal ulangan harian yang dianggapnya sulit. Perasaan khawatir itu akan mengganggu siswa pada saat mengerjakan soal-soal ulangan harian. Manifestasi afektif
lain yang tidak terkendali disebabkan karena
adanya perasaan gelisah. Perasaan gelisah membuat siswa merasa tidak nyaman ketika menghadapi ulangan harian dan kurang percaya diri dengan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
47
jawaban sendiri pada saat mengerjakan soal-soal ulangan harian. Perasaan gelisah dialami siswa pada saat mengerjakan soal-soal ulangan harian guru mengumumkan waktu pengerjaan hampir habis dan ketika ada teman yang sudah
mengumpulkan
lembar
jawab
sementara
siswa
masih
harus
menyelesaikan banyak soal. Keadaan itu membuat siswa semakin tidak tenang pada saat mengerjakan soal-soal ulangan harian. 2. Kategori sedang Hasil penelitian sebanyak 40 siswa (44%) berada pada kategori sedang, kecemasan timbul karena manifestasi kognitif dan afektif yang tidak terkendali. Kecemasan terjadi karena siswa berpikir soal-soal ulangan harian itu sulit untuk dikerjakan, sehingga akan mengganggu dan menghambat siswa dalam mengerjakan soal-soal ulangan harian. Berpikir tentang sulitnya soal-soal menyebabkan siswa sulit berkonsentrasi pada saat mengerjakan soal-soal ulangan harian. Sulit konsentrasi ditunjukkan dengan gejala sulit memahami soal-soal ulangan harian, sulit mengingat kata kunci jawaban pada saat mengerjakan soal-soal ulangan harian, sulit menerapkan materi yang sudah dipelajari untuk menjawab soal-soal ulangan harian. Siswa berpikir tentang soal-soal yang sulit menyebabkan terjadinya mental blocking, sehingga siswa tidak bisa berpikir tenang pada saat mengerjakan soal-soal ulangan harian. Mental blocking ditunjukkan dengan gejala siswa mengalami kesulitan untuk menemukan jawaban yang benar. Siswa berpikir tentang soal-soal ulangan harian yang sulit menyebabkan timbulnya perasaan khawatir, gelisah, dan bingung. Perasaan khawatir itu
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
48
ditunjukkan dengan gejala khawatir apabila materi yang sudah dipelajari tidak ditanyakan pada soal-soal ulangan harian. Perasaan gelisah muncul Ketika siswa mengalami situasi yang tidak tenang untuk mengerjakan soal-soal ulangan harian. Siswa yang mengalami perasaan gelisah ditunjukkan dengan gejala tergesa-gesa pada saat mengerjakan soal-soal ulangan harian dan duduk tidak tenang pada saat mengerjakan soal-soal ulangan harian. Perasaan bingung muncul pada saat siswa mengalami keputusasaan menjawab soal-soal ulangan harian dengan benar. Perasaan bingung ditunjukkan dengan gejala bingung memilih jawaban yang benar pada saat mengerjakan soal-soal ulangan harian dan bingung pada saat menguraikan jawaban untuk
soal-soal ulangan harian
yang berbentuk uraian. 3. Kategori sangat rendah dan rendah Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada kategori rendah sebanyak 24 siswa (27%) dan sebanyak 2 siswa (2%) pada kategori sangat rendah. Manifestasi kecemasan yang tidak terkendali adalah manifestasi kognitif dan manifestasi afektif. Kecemasan terjadi apabila siswa berpikir tidak bisa menjawab soal yang sulit, keadaan ini akan mengganggu siswa pada saat mengerjakan soal-soal ulangan harian, sehingga menyebabkan sulit konsentrasi. Sulit konsentrasi terjadi karena siswa tidak dapat berpikir dengan fokus pada saat mengerjakan soal-soal ulangan harian. Sulit konsentrasi yang dialami siswa menghadapi ulangan harian ditunjukkan dengan gejala pikiran kacau pada saat mengerjakan soal-soal ulangan harian.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
49
Siswa berpikir tidak dapat menjawab soal yang sulit menyebabkan munculnya perasaan gelisah ketika menghadapi ulangan harian. Perasaan gelisah yang ditunjukkan dengan gejala meminta ijin kekamar kecil pada saat mengerjakan soal-soal ulangan harian. C. Topik-topik Pengelolaan Kecemasan Menghadapi Ulangan Harian No 1.
Topik Tubuhku bugar
Tujuan a.Mengurangi otot kaku pada saat mengerjakan soalsoal ulangan harian. b.Nafas menjadi teratur pada saat mengerjakan soalsoal ulangan harian. c.Mengurangi gemetar pada bagian kaki dan tangan. d.Mengurangi mual, pusing ,dan badan lemas. e.Detak jantung menjadi teratur pada saat mengerjakan soal-soal ulangan harian.
2
Melawan perasaan tidak nyaman
a.Siswa mampu mengurangi perasaan khawatir tidak dapat menjawab soal yang sulit dan materi yang dipelajari tidak ditanyakan pada soal. b.Siswa mampu dengan tenang jika ada pengumuman dari guru waktu hampir habis dan ada siswa lain yang mengumpulkan lembar jawaban. c.Siswa mampu memilih jawaban benar pada soal pilihan ganda dan
Metode Relaksasi Pendekatan behaviour
Visual/Guided imagery (visual/bimbingan pencitraan) Pendekatan behaviour
Langkah-langkah kegiatan Relaksasi dilakukan dengan tujuh tahap sebagai berikut: a. Mengambil nafas dalam-dalam dan tahan selama 5 detik ketika membuat kepalan meringkuk pergelangan tangan melenturkan lengan dan otot lengan kemudian menghembuskan nafas. b. Mengambil nafas dalam-dalam dan tahan selama 5 detik saat melipat jari-jari kaki kebawah mengangkat bola kaki kemudian hembuskan nafas. c. mengambil nafas dalam-dalam dan tahan selama 5 detik saat menarik perut dan tekuk pinggang, bahu kedepan kemudian hembuskan nafas. d. Mengambil nafas dalam-dalam dan tahan selama 5 detik saat melengkungkan punggung kemudian hembuskan nafas. e. Mengambil nafas dalam-dalam dan tahan selama 5 detik saat memutar kepala kekanan dan kekiri kemudian hembuskan nafas. f. Mengambil nafas dalam-dalam dan tahan selama 5 detik menyatukan gigi atas dan bawah tekan bibir kemudian mendorong lidah kelangit-langit mulut dan hembuskan nafas. g. Mengambil nafas dalam-dalam dan tahan selama 5 detik menutup mata erat-erat, kerutkan hidung, kerutkan dahi kemudian hembuskan nafas.
Metode visual diselenggarakan di dalam ruangan yang tenang dan nyaman. Musik menjadi sarana untuk menciptakan suasana yang tenang dan santai. Pembimbing menyarankan siswa untuk menutup matanya dan mengambil nafas dalam-dalam. Setelah siswa tenang dan santai kemudian pembimbing mengarahkan siswa membayangkan pengalaman ketika menghadapi ulangan harian dengan suara yang lembut dan tenang. Misalnya; “ bayangkan saat kamu mengerjakan soal-soal ulangan harian kamu tetap tenang dapat mengerjakan soal dan berpikir bahwa soal itu tidak sulit untuk dikerjakan. Yakin materi yang sudah dipelajari ditanyakan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
dalam soal dan kamu dapat mengerjakannya. Kamu tidak bingung memilih jawaban pada soal pilihan ganda dan dapat menguraikan jawaban pada soal uraian karena berpikir soal itu tidak sulit. Kamu tetap tenang, tidak tergesa-gesa mengerjakan soal pada saat guru mengumumkan waktu hampir habis dan saat ada teman yang sudah mengumpulkan lembar jawaban. Jika kamu selalu berpikir soal itu tidak sulit maka kamu akan terhindar dari perasaan khawatir, gelisah, dan bingung saat mengerjakan soal ulangan harian selanjutnya kamu akan merasa nyaman dan tenang”. Pembimbing memberitahukan bahwa pengalaman itu berakhir dan pelan-pelan siswa harus membuka mata. Kemudian siswa diajak berdiskusi untuk evaluasi tentang bagaimana perasaannya saat menghadapi ulangan harian dan apa yang akan dilakukannya. Kegiatan ini membantu siswa untuk mengelola emosi dan mengelola kecemasan.
menguraikan jawaban pada soal uraian.
3
Memusatkan pikiran
a.Siswa mampu berkonsentrasi pada saat menghadapi ulangan harian. b.Siswa mampu berpikir dengan tenang/ tmengurangi mental blocking(mental blocking terjadi disebabkan oleh hambatan psikologis karena cara berpikir siswa yang negatif sehingga siswa tidak mampu berpikir dengan tenang)
50
Thought stopping (menghentikan pikiran) Pendekatan kognitif
Menghentikan pikiran dilakukan dengan cara duduk dengan tenang, mengambil nafas dalam-dalam dan tahan kemudian hembuskan perlahan-lahan. Memusatkan perhatian dan pikiran pada satu titik kemudian memejamkan mata. Pembimbing mengajak siswa membayangkan saat menghadapi ulangan harian dan pikiran yang akan muncul. Ketika muncul pikiran soal-soal ulangan harian itu sulit pembimbing mengatakan berhenti agar siswa dapat berpikir positif. Pembimbing mengajak siswa untuk berkata dengan suara lantang berhenti berpikir bahwa soal ulangan harian sulit. Pembimbing menyuruh siswa untuk diam sejenak untuk menenangkan pikirannya dan memusatkan pikirannya. Secara perlahanlahan siswa diajak untuk membuka matanya.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa sebagian besar siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Wanayasa Banjarnegara mengalami tingkat kecemasan pada kategori sedang berarti siswa belum mampu mengelola kecemasan dengan baik atau belum secara efektif. Hasil penelitian ini juga menunjukkan kebanyakan siswa mengalami kecemasan pada kategori tinggi yang berarti siswa belum mampu mengelola kecemasan. Berdasarkan pembahasan dapat disimpulkan bahwa siswa membutuhkan bimbingan untuk mengelola kecemasan menghadapi ulangan harian. B. Saran Berdasarkan dari hasil penelitian, maka peneliti memberikan beberapa saran kepada pihak-pihak terkait dengan penelitian ini, yaitu sebagai berikut : 1. Guru pembimbing Guru pembimbing dapat menggunakan topik-topik kecemasan menghadapi
ulangan
harian
yang
telah
peneliti
menyelenggarakan bimbingan pengelolaan kecemasan.
51
susun
untuk
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
52
2. Peneliti lain Bagi para peneliti lain yang berhubungan dengan kecemasan menghadapi ulangan harian, diharapkan dapat memperbaiki kalimat item pada instrument kecemasan menghadapi ulangan harian agar mudah dimengerti oleh siswa dan dapat menggunakan instrument kecemasan yang telah disusun oleh peneliti untuk penelitian selanjutnya.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
53
DAFTAR PUSTAKA Azwar, Saifuddin. 1996. Psikologi Inteligensi. Yogyakarta: Pustaka Belajar. .
1999. Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Daradjat, Zakiah. 1989. Pendekatan Psikologis dan Fungsi Keluarga dalam Menanggulangi Kenakalan Remaja. Jakarta: Erlangga. Dewi.
2012. Pengertian Ulangan Harian. http://pengertiankata.blogspot.com/2012/01/pengertian ulangan-harian.html, diakses pada tanggal 10 Februari 2012.
Erford, T. Bradley. 2010. 35 Technique Every Counselor Should Now. Colombus: Person Education. Furchan, H. Arief. 2005. Pengantar Penelitian dalam Pendidikan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Handayani.2011. Penyusunan Kurikulum SMP. http://www.scribd.com/doc/54474675, diakses pada tanggal 10 Februari 2012. Hurlock, Elisabeth B. 1980. Psikologi Perkembangan Sepanjang Rentang Kehidupan Edisi kelima. Jakarta: Erlangga. Khaerudin.
2009.
Faktor-faktor
Kecemasan
Menghadapi
Ujian
http://www.ilmupendidikan.net/2009/06/18/faktor-faktoryangmempengaruhi-hasil-un.php, diakses pada tanggal 4 Oktober 2010. Masidjo, Ign. 1995. Penilaian Pencapaian Hasil Belajar Siswa di Sekolah. Yogyakarta: Kanisius. Nawangsari. 2010. Tingkat Kecemasan Mempengaruhi Prestasi Akademik Pada Siswa Kelas IX SMP Negeri 1 Cirebon. http://repository.upi.edu/operator/upload/t_bp_0908134_chapter1.pdf, diakses pada tanggal 3 Januari 2012. Nevid, Jefri S, dkk. 2005. Psikologi Abnormal Edisi Kelima. Jakarta: Erlangga. Palmer, Stephen. 2010. Konseling Psikoterapi. Yogyakarta : Pustaka Pelajar. Prayitno, dkk. 2004. Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Bineka Cipta.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Ratih.
54
2010. Pengertian Kecemasan.http://psikologi.or.id//uploads/2010/05, diakses pada tanggal 8 Februari 2012.
Santrock, John W. 2007. Psikologi pendidikan edisi kedua. Jakarta: Erlangga. 2007. Remaja. Jakarta: Erlangga. Soeitoe, Samuel. 1982. Psikologi Pendidikan Mengutamakan Segi-segi Perkembangan. Jakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Sukardi. 2008. Evaluasi Pendidikan Prinsip dan Operasionalnya. Jakarta: Bumi Aksara. Sundari, Siti. 2005. Kesehatan Mental Dalam Kehidupan. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Supratiknya.1995.Mengenal Perilaku Abnormal.Yogyakarta: kanisius. Syah, Muhibin. 2008. Psikologi Belajar. Jakarta; PT. Grafindo Persada. Tresna, Gede. 2011. Efektifitas Konseling Behavioral dengan Teknik Desensitisasi Sistematis Untuk Mereduksi Kecemasan Menghadapi ujian. Bandung:UPI. Triyanti. 2010. Karya Ilmiah Tingkat Kecemasan Berpengaruh Pada prestasi. Semarang: Universitas Negeri Semarang. Winkel dan Sri Hastuti. 2006. Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan. Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia. Zulkifli L. 2003. Psikologi Perkembangan. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
55
IDENTITAS SISWA No. Absen
:
Kelas
:
PETUNJUK PENGISIAN KUISIONER Berikut ini terdapat 56 pernyataan yang berkaitan dengan kecemasan menghadapi ulangan harian. Bacalah setiap pernyataan dengan teliti dan menjawab pernyataan sesuai dengan keadaan anda sendiri. Jawablah semua pernyataan yang ada dan jangan ada yang terlewati. Pilihlah salah satu jawaban dengan cara memberi centang (
) pada kolom
alternatif jawaban sebagai berikut:
• SL
: Selalu
• SR
: Sering
• KDG : Kadang-kadang • TP
: Tidak pernah
Contoh Pengerjaan No
Pernyataan
1
Saya mengerjakan soal-soal ulangan harian
SL
SR
KDG
TP
SL
SR
KDG
TP
dengan tergesa-gesa.
Contoh Pembetulan No
Pernyataan
1
Saya mengerjakan soal-soal ulangan harian dengan tergesa-gesa.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
56
Jawaban No
Pernyataan SL
1
Saya mengalami kesulitan memahami soal-soal ulangan harian.
2
Ketika mengerjakan soal-soal ulangan harian saya dapat mengingat kata kunci jawaban.
3
Ketika mengerjakan ulangan harian pikiran saya terpusat pada soal-soal ulangan.
4
Otot bahu terasa kaku pada saat saya mengerjakan soal-soal ulangan harian yang sulit.
5
Saya mengalami kesulitan mengingat kata kunci jawaban saat mengerjakan soal-soal uraian.
6
Ketika mengerjakan soal-soal ulangan harian, saya memikirkan hal lain.
7
Badan saya tetap segar pada saat saya mengerjakan soal-soal ulangan harian yang sulit.
8
Ketika mengerjakan soal-soal ulangan harian pikiran saya kacau.
9
Jantung berdetak dengan teratur ketika saya mengerjakan soal-soal ulangan harian yang sulit.
10
Saya mengerjakan soal-soal ulangan harian dengan sabar.
11
Saya duduk dengan tenang selama mengerjakan soal-soal ulangan harian.
12
Saat mengerjakan soal-soal ulangan harian saya kesulitan untuk menemukan jawaban yang benar.
13
Saya merasa khawatir tidak dapat menjawab soal-soal ulangan harian yang sulit.
14
Saya khawatir materi yang sudah saya pelajari tidak ditanyakan pada soal-soal ulangan harian.
15
Saat mengerjakan soal-soal ulangan harian saya mengetahui dengan pasti jawaban yang benar.
16
Saya menjadi gelisah pada saat mengerjakan soal-soal ulangan harian guru mengumumkan waktu pengerjaan hampir habis.
17
Otot leher terasa kaku pada saat saya mengerjakan soal-soal ulangan harian yang sulit.
SR
KDG
TP
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
18
Tangan gemetar pada saat saya mengerjakan soal-soal ulangan harian yang sulit.
19
Saya menjadi gelisah ketika ada teman yang sudah mengumpulkan lembar jawab sementara saya masih harus menyelesaikan banyak soal.
20
Otot bahu terasa rileks/santai pada saat saya mengerjakan soal-soal ulangan harian yang sulit.
21
Ketika mengerjakan soal-soal ulangan harian saya dapat berpikir dengan teratur.
22
Saya dapat menerapkan materi yang sudah saya pelajari untuk menjawab soal-soal ulangan harian.
23
Saat ulangan harian berlangsung saya meminta ijin kepada guru untuk ke kamar kecil.
24
Kepala saya terasa ringan selama mengerjakan soal-soal ulangan harian yang sulit.
25
Otot leher terasa rileks/santai pada saat saya mengerjakan soal-soal ulangan harian yang sulit.
26
Nafas saya tetap teratur ketika saya mengerjakan soal-soal ulangan harian yang sulit.
27
Saya mengerjakan soal-soal ulangan harian dengan tergesa-gesa.
28
Saya duduk dengan gelisah saat mengerjakan soal-soal ulangan harian.
29
Saya bingung ketika memilih jawaban benar untuk soal-soal ulangan harian yang berbentuk pilihan ganda
30
Saya dapat menguraikan jawaban dengan tepat untuk soal-soal ulangan harian yang berbentuk uraian.
31
Wajah saya gemetar pada saat mengerjakan soal-soal ulangan harian yang sulit.
32
Otot mata terasa rileks/santai pada saat saya mengerjakan soal-soal ulangan harian yang sulit.
33
Saya tetap tenang pada saat mengerjakan soal-soal ulangan harian guru mengumumkan waktu pengerjaan hampir habis. Saya bingung pada saat menguraikan jawaban untuk soal-soal ulangan harian yang berbentuk uraian.
34
57
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
35
Kaki gemetar pada saat saya mengerjakan soal-soal ulangan harian yang sulit.
36
Saya tetap tenang pada saat ada teman yang mendahului mengumpulkan lembar jawab
37
Otot punggung terasa rileks/santai pada saat saya mengerjakan soal-soal ulangan harian yang sulit.
38
Kepala pusing ketika saya mengerjakan soal-soal ulangan harian yang sulit.
39
Tangan saya tetap tenang pada saat saya mengerjakan soal-soal ulangan harian yang sulit.
40
Saya dapat memahami soal-soal ulangan harian yang sulit.
41
Saya mengalami kesulitan menerapkan materi yang sudah saya pelajari untuk menjawab soal-soal ulangan harian. Otot mata terasa kaku pada saat saya mengerjakan soal-soal ulangan harian yang sulit.
42 43
Saya tidak sakit perut selama mengerjakan soal-soal ulangan harian yang sulit.
44
Wajah saya tetap tenang pada saat saya mengerjakan soal-soal ulangan harian yang sulit.
45
Nafas sesak ketika saya mengerjakan soal-soal ulangan harian yang sulit.
46
Jantung berdetak lebih kencang ketika saya mengerjakan soal-soal ulangan harian yang sulit.
47
Saya yakin materi yang sudah saya pelajari akan ditanyakan pada saat ulangan harian.
48
Otot punggung terasa kaku pada saat saya mengerjakan soal-soal ulangan harian yang sulit.
49
Badan mengeluarkan banyak keringat pada saat saya mengerjakan soal-soal ulangan harian yang sulit. Saya mual pada saat mengerjakan soal-soal ulangan harian yang sulit.
50 51
Saya yakin dapat mengerjakan soal-soal ulangan harian yang sulit.
52
Selama mengerjakan soal ulangan harian saya tetap berada di dalam kelas.
58
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
53
Badan menjadi lemas pada saat saya mengerjakan soal-soal ulangan harian yang sulit.
54
Badan tidak mengeluarkan banyak keringat selama saya mengerjakan soal-soal ulangan harian yang sulit. Saya dapat memilih jawaban benar untuk soal-soal ulangan harian yang berbentuk pilihan ganda.
55 56
Kaki saya tetap tenang pada saat saya mengerjakan soal-soal ulangan harian yang sulit.
59
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Reliability Statistics Cronbach's Alpha
N of Items .928
39
Item-Total Statistics Cronbach's Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Corrected ItemItem Deleted
Total Correlation
Alpha if Item Deleted
VAR00001
57.60
188.737
.606
.925
VAR00003
57.48
190.230
.359
.928
VAR00004
57.80
191.825
.312
.928
VAR00005
57.34
187.329
.634
.925
VAR00006
57.67
184.719
.623
.925
VAR00007
57.21
194.056
.241
.929
VAR00008
57.78
182.647
.722
.924
VAR00010
57.66
190.970
.374
.928
VAR00011
57.46
193.374
.278
.928
VAR00012
57.34
186.610
.607
.925
VAR00013
57.06
185.311
.607
.925
VAR00014
57.18
187.811
.524
.926
VAR00016
57.03
189.471
.477
.926
VAR00017
57.90
187.282
.593
.925
VAR00018
57.51
187.983
.532
.926
VAR00019
57.11
189.943
.433
.927
VAR00021
57.37
193.044
.320
.928
VAR00022
57.51
188.994
.491
.926
VAR00023
58.29
191.556
.341
.928
VAR00025
56.94
194.345
.246
.928
VAR00026
57.43
188.271
.501
.926
60
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
VAR00027
57.62
185.406
.645
.925
VAR00028
57.67
184.809
.596
.925
VAR00029
57.47
188.049
.604
.925
VAR00031
57.76
187.108
.511
.926
VAR00032
57.18
191.676
.353
.928
VAR00034
57.51
187.197
.589
.925
VAR00035
57.56
188.272
.486
.926
VAR00038
57.24
181.198
.706
.924
VAR00039
57.24
191.940
.318
.928
VAR00041
57.38
189.564
.459
.927
VAR00042
57.87
188.072
.505
.926
VAR00044
56.82
191.991
.309
.928
VAR00045
57.06
188.682
.485
.926
VAR00046
57.30
193.313
.385
.927
VAR00048
56.99
191.225
.441
.927
VAR00049
57.01
191.562
.407
.927
VAR00050
57.63
193.089
.382
.927
VAR00053
57.50
184.612
.651
.925
Scale Statistics Mean 58.93
Variance 198.737
Std. Deviation 14.097
N of Items 39
61
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI