PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PERBEDAAN TINGKAT KONSUMSI, TABUNGAN, KEPEMILIKAN ASSET DAN GAYA HIDUP PEMILIK LAHAN KELAPA SAWIT SEBELUM DAN SESUDAH ADANYA PERKEBUNAN KELAPA SAWIT DI KABUPATEN MELAWI KALIMANTAN BARAT
SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Ekonomi
Oleh : DWI RATNA SARI NIM: 10 1324 004
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI BIDANG KEAHLIAN KHUSUS PENDIDIKAN EKONOMI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2015
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PERBEDAAN TINGKAT KONSUMSI, TABUNGAN, KEPEMILIKAN ASSET DAN GAYA HIDUP PEMILIK LAHAN KELAPA SAWIT SEBELUM DAN SESUDAH ADANYA PERKEBUNAN KELAPA SAWIT DI KABUPATEN MELAWI KALIMANTAN BARAT
SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Ekonomi
Oleh : DWI RATNA SARI NIM: 10 1324 004
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI BIDANG KEAHLIAN KHUSUS PENDIDIKAN EKONOMI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2015 i
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
ii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
iii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
HALAMAN PERSEMBAHAN
Skripsi ini saya persembahkan untuk : Bapak Siprianus Suisno, Ibu Bernadeta Suparmi., S.Ag , Kakak saya One Priamita Intansari, sahabat-sahabat dan semua pihak yang telah memberikan motivasi dan doa kepada saya
Kupersembahkan karya ini untuk almamaterku : Universitas Sanata Dharma
iv
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
HALAMAN MOTTO
Serahkanlah kuatirmu kepada Tuhan, maka ia akan memelihara engkau! Tidak untuk selama-lamanya dibiarkan-Nya orang benar itu goyah Mazmur 55:23 Kebaikan tidak bernilai selama diucapkan akan tetapi bernilai sesudah dikerjakan Dwi Ratna Sari Pendidikan merupakan perlengkapan paling baik untuk hari tua Aristoteles Dia yang tahu, tidak bicara. Dia yang bicara, tidak tahu Loo Tse Tersenyumlah percayalah, bebaskan dirimu bersinarlah, lepaskanlah keraguanmu bukalah hatimu bersinarlah Raisa
v
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 13 Maret 2015 Penulis
Dwi Ratna Sari
vi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Uiversitas Sanata Dharma : Nama
: Dwi Ratna Sari
Nomor Mahasiswa
: 101324004
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul : PERBEDAAN TINGKAT KONSUMSI, TABUNGAN, KEPEMILIKAN ASSET DAN GAYA HIDUP PEMILIK LAHAN KELAPA SAWIT SEBELUM DAN SESUDAH ADANYA PERKEBUNAN KELAPA SAWIT DI KABUPATEN MELAWI. Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk Internet adat media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal : 13 Maret 2015 Yang menyatakan
(Dwi Ratna Sari)
vii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
ABSTRAK PERBEDAAN TINGKAT KONSUMSI, TABUNGAN, KEPEMILIKAN ASSET DAN GAYA HIDUP PEMILIK LAHAN KELAPA SAWIT SEBELUM DAN SESUDAH ADANYA PERKEBUNAN KELAPA SAWIT DI KABUPATEN MELAWI KALIMANTAN BARAT
Dwi Ratna Sari Universitas Sanata Dharma Yogyakarta 2015 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan tingkat konsumsi, tabungan, kepemilikan asset dan gaya hidup sebelum dan sesudah adanya perkebunan kelapa sawit. Penelitian ini merupakan studi komparatif yang dilaksanakan di Perkebunan Kelapa Sawit, Kabupaten Melawi Kalimantan Barat. Populasi ini berjumlah 1.650 orang, dengan digunakan 95 sampel. Teknik pengambilan sample menggunakan purposive sampling. Penulis menggunakan data primer sebagai data utama dan data sekunder sebagai data pendukung. Data dikumpulkan menggunakan kuesioner. Data dianalisis menggunakan paired sample t-test, dengan taraf kesalahan 5% serta pengolahan data menggunakan SPSS versi 22.00 for windows. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Terdapat perbedaan tingkat konsumsi sebelum dan sesudah adanya perkebunan kelapa sawit, dengan (sig = 0,002 < α = 0,025), rata-rata tingkat konsumsi sebelum adanya perkebunan kelapa sawit adalah Rp. 1.260.315 sesudah adanya perkebunan kelapa sawit meningkat menjadi Rp. 3.248.989(2) Terdapat perbedaan tabungan sebelum dan sesudah adanya perkebunan kelapa sawit, dengan(sig = 0,000 < α = 0,025), rata-rata tabungan sebelum adanya perkebunan kelapa sawit adalah Rp. 1.240.157 dan sesudah adanya perkebunan kelapa sawit meningkat menjadi Rp. 2.995.263(3) Terdapat perbedaan kepemilikan asset sebelum dan sesudah adanya perkebunan kelapa sawit, dengan (sig = 0,000 < α = 0,025), rata-rata tabungan sebelum adanya perkebunan kelapa sawit adalah Rp. 8.314.210 dan sesudah adanya perkebunan kelapa sawit meningkat menjadi Rp. 41.042.105 (4) Terdapat perbedaan gaya hidup sebelum dan sesudah adanya perkebunan kelapa sawit. Gaya hidup mengalami perubahan yang semakin meningkat, perubahan ini terjadi dalam hal pola konsumsi, gaya berpakaian dan pola rekreasi.
Kata kunci : Konsumsi, Tabungan, Asset, Gaya Hidup, Paired Sample T-test
viii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
ABSTRACT THE DIFFERENCES BETWEEN CONSUMPTION, SAVINGS, ASSET OWNERSHIP AND LIFESTYLE OF THE OWNER OF OIL PALM OWNERSHIP BEFORE AND AFTER THE EXISTENCE OF OIL PALM PLANTATION IN MELAWI REGENCY WEST KALIMANTAN Dwi Ratna Sari Sanata Dharma University Yogyakarta 2015 This study aims to determine whether there is the difference between the level of consumption, savings, asset ownership and the lifestyle before and after the oil palm plantations. This study is a comparative study conducted in plantations of palm, Melawi Regency, West Kalimantan. The population were 1.650 people, and the samples were 95 people. The technique of taking the samples was purposive sampling. The data of this study were primary and secondary data. Data were collected by using questionnaires. Data were analyzed by applying paired sample t-test, with a 5% error level and data processing applied SPSS for windows version 22:00. The results show that: (1) There are differences in the level of consumption before and after the oil palm plantations, with (sig = 0.002 <α = 0.025), the average level of consumption before the oil palm plantation is Rp. 1,260,315 after oil palm plantations increases to Rp. 3,248,989 (2) There are differences in savings before and after the oil palm plantations, with (sig = 0.000 <α = 0.025), the average saving before the oil palm plantation is Rp. 1,240,157 and after the oil palm plantation increases to Rp. 2,995,263 (3) There are differences in the ownership of assets before and after the oil palm plantations, with (sig = 0.000 <α = 0.025), the average saving before the oil palm plantation is Rp. 8,314,210 million and after the oil palm plantations increases to Rp. 41,042,105 (4) There are differences in lifestyle before and after the oil palm plantations. Lifestyle changes are increasing, these changes occurred in terms of consumption patterns, style of dress and leisure lifestyle. Keywords: Consumption, Savings, Assets, Lifestyle, Paired Sample T-test
ix
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa atas segala rahmat, dan kasih karunia-Nya yang selalu dilimpahkan kepada penulis. Sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi berjudul “PERBEDAAN TINGKAT KONSUMSI, TABUNGAN, KEPEMILIKAN ASSET DAN GAYA HIDUP PEMILIK LAHAN KELAPA SAWIT SEBELUM DAN SESUDAH ADANYA PERKEBUNAN KELAPA SAWIT DI KABUPATEN MELAWI, KALIMANTAN BARAT”
Penulisan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar sarjana pendidikan, bidang keahlian khusus pendidikan ekonomi, program studi Pendidikan Ekonomi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Dalam proses penulisan skripsi ini dari awal penyusunan hingga akhir, banyak pihak yang terlibat. Untuk itu perkenankanlah penulis dengan tulus mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya untuk dukungan, bimbingan dan bantuan yang tidak terhingga dari: 1.
Bapak Rohandi, Ph. D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
2. Bapak Y.M.V Mudayen S.Pd., M.Sc selaku Dosen Pembimbing I, atas bimbingan dan pengarahan dari awal sampai dengan akhir pembuatan skripsi ini.
x
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
3. Bapak Indra Darmawan S.E., M.Si selaku Kepala Program Studi Pendidikan Ekonomi BKK Pendidikan Ekonomi dan selaku pembimbing II, atas segala bimbingan, kepercayaan, kebaikan dan pengarahan dari awal penulisan hingga akhir penulisan skripsi ini. 4. Drs. Joko Wicoyo, M.Si., selaku dosen pembimbing abstrak bahasa inggris 5. Segenap Dosen Pendidikan Ekonomi dan Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma. 6. Masyarakat perkebunan kelapa sawit terutama para petani serta masyarakat yang bersedia menjadi responden dalam penelitian ini di perkebunan kelapa sawit Desa Belonsat, Kecamatan Belimbing, Kabupaten Melawi. 7. Bapak Siprianus Suisno, Ibu Bernadeta Suparmi,S.Ag segenap keluarga besar atas kasih sayang, doa dan dukungan yang telah diberikan selama ini hingga penulis mampu menyelesaikan tugas ini. 8. Saudara perempuanku satu - satunya One Priamita Intansari yang telah memberikan dukungan, semangat dan doa. 9. Andreas Adi Setyo Nugroho yang selalu memberi semangat untuk menyelesaikan skripsi ini. 10. Sahabat – sahabat terdekat ku Yunita Kristina, Meidika Elianasari, Ika Septiani, Melania Irawati Selamat, Fransiska Dona Wanditasari, Hesti Puspitasari, Lia Waleng.
xi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
11. Semua teman-teman pendidikan ekonomi 2010, semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu. Penulis sadar masih terdapat banyak kekurangan dalam penulisan skripsi ini. Dengan rendah hati penulis membutuhkan kritik dan saran yang membangun agar skripsi ini menjadi semakin sempurna.
Penulis
xii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR ISI
Halaman HALAMAN JUDUL .....................................................................................
i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING…………………………… ii HALAMAN PENGESAHAN……………………………………………….. iii HALAMAN PERSEMBAHAN…………………………………………….. iv HALAMAN MOTTO……………………………………………………….. v PERNYATAAN KEASLIAN KARYA…………………………………….. vi LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ……………………… vii ABSTRAK…………………………………………………………………… viii ABSTRACT…………………………………………………………………. ix KATA PENGANTAR ……………………………………………………… x DAFTAR ISI ………………………………………………………………… xi DAFTAR TABEL …………………………………………………………… xiv DAFTAR GAMBAR………………………………………………………… xvi DAFTAR LAMPIRAN …………………………………………………….. xvii BAB I PENDAHULUAN ...............................................................................
1
A. Latar Belakang .....................................................................................
1
B. Rumusan Masalah ................................................................................
9
xi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
C. Tujuan Penelitian …………………………………………………….
10
D. Manfaat Penelitian …………………………………………………… 10 E. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional……………………….
12
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ……………………………………………. 14 A. Konsumsi ............................................................................................
14
B. Tabungan ………………………………………………………..……
22
C. Kepemilikan Asset …………..……………………………………….
26
D. Gaya Hidup ……………………………..……………………………
27
E. Hasil Penelitian Terdahulu ..................................................................
30
F. Kerangka Berpikir ...............................................................................
30
G. Hipotesis Penelitian .............................................................................
31
BAB III METODE PENELITIAN ..............................................................
33
A. Jenis penelitian ....................................................................................
33
B. Lokasi dan Waktu Penelitian, Subjek dan Objek Penelitian ………..
33
C. Populasi, Sampel Penelitian dan Teknik Pengambilan Sampel ...........
34
D. Data yang Dicari .................................................................................
37
E. Teknik Pengumpulan Data ..................................................................
38
F. Teknik Analisis Data ...........................................................................
40
BAB IV GAMBARAN UMUM ....................................................................
41
A. Sejarah dan Keadaan Lokasi Umum Penelitian ……………………..
41
B. Keadaan Demografi ………………………………………………….
45
C. Sarana dan Prasarana ………………………………………………..
48
D. Struktur Organisasi…………………………………………………… 50 E. Deskripsi Responden ………………………………………………..
50
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN …………………...
59
A. Analisis Data ………………………………………………………...
59
B. Pembahasan ………………………………………………………….
68
xii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB VI KESIMPULAN, SARAN DAN KETERBATASAN……………... 72 A. Kesimpulan ………………………………………………………….
72
B. Saran …………………………………………………………………
73
C. Keterbatasan …………………………………………………………
73
DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………
74
LAMPIRAN ………………………………………………………………...
76
xiii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR TABEL
Halaman Tabel 3.1 Definisi Operasional Variabel Tingkat Konsumsi, Tabungan, Kepemilikan Asset dan Gaya Hidup………………………………….. 39 Tabel 4.1 Jumlah Lahan Pertanian …………………………………………….. 47 Tabel 4.2 Jumlah Penduduk Menurut Agama………………………………….. 48 Tabel 4.3 Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin…………………….......... 49 Tabel 4.4 Jumlah Sarana dan Prasarana………………………………….......... 49 Tabel 4.5 Jumlah Sarana Pendidikan…………………………………….......... 50 Tabel 4.6 Kategori Tingkat Konsumsi Sebelum Adanya Perkebunan Kelapa Sawit.................................................................................................
52
Tabel 4.7 Kategori Tingkat Konsumsi Sesudah Adanya Perkebunan Kelapa Sawit………………………………………………………………... 53 Tabel 4.8 Kategori Tabungan Sebelum Adanya Perkebunan Kelapa Sawit……………………………………………………………….... 54 Tabel 4.9 Kategori Tabungan Sesudah Adanya Perkebunan Kelapa Sawit……………………………………………………………..…... 55 Tabel 4.10 Kategori Kepemilikan Asset Sebelum Adanya Perkebunan Kelapa Sawit………………………………………………………………..... 56 Tabel 4.11 Kategori Kepemilikan Asset Sebelum Adanya Perkebunan Kelapa Sawit………………………………………………………….…..... 57 Tabel 4.12 Kategori Gaya Hidup Sebelum Adanya Perkebunan Kelapa Sawit................................................................................................ 58 Tabel 4.13 Kategori Gaya Hidup Sebelum Adanya Perkebunan Kelapa Sawit………………………………………………………………. 59 Tabel 5.1 Statistik Deskriptif Tingkat Konsumsi………………………….….. 60 Tabel 5.2 Hasil Uji Paired Sample T-Test pada Tingkat Konsumsi………..… 61 Tabel 5.3 Statistik Deskriptif Tabungan………………………………….…... 62 Tabel 5.4 Hasil Uji Paired Sample T-Test pada Tabungan……………….….. 63
xiv
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Tabel 5.5 Statistik Deskriptif Kepemilikan Asset…………………………..... 65 Tabel 5.6 Hasil Uji Paired Sample T-Test pada Kepemilikan Asset…….….... 65 Tabel 5.7 Statistik Deskriptif Gaya Hidup……………………………………. 67 Tabel 5.8 Hasil Uji Paired Sample T-Test pada Gaya Hidup…………............ 67
xv
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR GAMBAR Struktur Organisasi Pemerintahan Desa Belonsat………………….………..… 51
xvi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman Lampiran 1 Pedoman Kuisioner ……………………………………………… 77 Lampiran 2 Data Penelitian ……………………………………………………. 78 Lampiran 3 Hasil Deskripsi Responden ……………………………………….. 79 Lampiran 4 Hasil Uji Paired Sample T-Test …………………………………... 80 Lampiran 5 Surat Ijin Penelitian……………………………………………….. 81 Lampiran 6 Tabel t …………………………………………………………….. 82 Lampiran 7 Dokumentasi ………………………………………………….…... 83
xvii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Permasalahan ekonomi merupakan masalah yang sangat rumit sekali dirasakan oleh masyarakat di Indonesia dari dulu hingga sekarang. Karena permasalahan ekonomi ini sendiri menyangkut hajat hidup orang banyak. Krisis moneter yang terjadi pada jaman pemerintah presiden soeharto hingga krisis global tahun 2008-2009 dan hingga saat ini dimulai lagi krisis finansial pada negara adidaya seperti negara Amerika yang sangat mempengaruhi dan berperan penting terhadap negara-negara lain yang mata uangnya sangat banyak digunakan di berbagai kegiatan termasuk ekspor impor, dan salah satu negara itu adalah negara Indonesia. Misalnya akibat terjadi inflasi presiden obama memutuskan hubungan kerja dengan sebagian tenaga kerja untuk menutupi masalah finansial tersebut. Negara Indonesia sendiri adalah negara agraris dan sebagian besar penduduk Indonesia sendiri bertempat tinggal dan mengadu nasib di pedesaan dan lokasinya jauh dari pusat ibu kotanya. Sebagian besar negara Indonesia ditumbuhi dengan hutan, tanaman dan banyak sekali di daerah tertentu bermata pencaharian sebagai petani, hanya beberapa saja yang berkeinginan untuk mengikuti program pemerintah yaitu urbanisasi karena ada sebagian orang yang ingin mengadu nasib ke kota 1
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
2
besar, namun itu tidak semua dilaksanakan oleh masyarakat desa, karena masing-masing mereka mempunyai prinsip hidup berbeda-beda. Bahkan banyak pula masyarakat kota yang transmigrasi kedesa pula. Di Melawi sendiri kebanyakan adalah masyarakat bukan asli suku dayak yang notabene suku asli daerah ini, melainkan banyak suku-suku tertentu yang mengadu nasib di daerah perantauan. Penduduk Melawi tersebut khususnya yang berdomisili di perkebunan saat ini mayoritas bekerja sebagai petani karena mereka sangat menggantungkan hidupnya kepada sektor pertanian dan perkebunan. Tergantung apa keunggulan dimasing-masing tempat mereka tinggal. Sektor perkebunan memegang peranan penting dalam sistem perekonomian masyarakat Indonesia khususnya daerah Melawi. Mengingat sangat berperan pentingnya sektor perkebunan di Melawi pemerintah
pun
berusaha
untuk
melakukan
upaya
dalam
meningkatkan hasil produksi perkebunan sawit yang berorientasi pada perkebunan. Berbagai proses pelaksanaan pembangunan perkebunan kelapa sawit
menyebabkan
terjadinya
berbagai
perubahan
struktur
kepemilikan lahan perkebunan. Dalam hal ini kegiatan pengelolaan perkebunan akan bergantung pada keadaan pasar global. Jika keadaan pasar tidak stabil maka akan terjadi penurunan pendapatan dan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
3
kesejahteraan petani menjadi berkurang. Tentunya dalam hal ini yang akan dirugikan adalah pemilik lahan dan petani sawit sendiri. Berdasarkan data BPS provinsi Kalimantan Barat 2007 data dapat dideskripsikan sebagai berikut: Sektor Komoditi Unggulan (1) PrimerPerkebunan:
Kelapa Sawit Unggulan Produksi Tahun Terakhir
(2006): 22,674.00 Ton (2) Primer-Perkebunan:Karet Unggulan Produksi Tahun Terakhir (2006): 8,949.00 Ton (3) PrimerPerkebunan: Kopi Unggulan Produksi Tahun Terakhir (2006) : 22.00 Ton (4) Primer-Perkebunan: Kelapa Unggulan Produksi Tahun Terakhir (2006) : 989.00 Ton (5) Primer-Perkebunan: Lada Unggulan Produksi Tahun Terakhir (2006) : 20.00 Ton. (BPS Provinsi Kalimantan Barat, 2007). Kecamatan Belimbing terdapat sebuah perkebunan besar dengan bendera PT Sinar Dinamika Kapuas (SDK) yang mengadopsi pola plasma inti. SDK tak hanya mengusahakan perkebunan, tetapi sekaligus menyediakan pengolah sawit menjadi minyak sawit mentah atau crude palm oil. Tak hanya sawit dari Melawi saja yang diolah, Sawit dari Kabupaten Sintang juga dikirim ke Belimbing untuk diproses lebih lanjut. Data Kalimantan (BPS Provinsi Kalimantan Barat, 2007) Selain itu pemilik lahan tidak hanya memiliki satu lahan saja melainkan mempunyai lahan lebih, semakin bertambah pula tabungan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
4
pemilik lahan, bahkan dengan pemasukan tersebut pemilik lahan dapat memanfaatkan untuk membeli lahan lagi agar dapat digunakan sebagai asset. Penyewaan lahan tersebut terjadi ketika adanya perkebunan sawit, karena sebelum adanya perkebunan dan perusahaan di daerah ini petani dan pemilik lahan mengelola dan mengerjakan sendiri, dapat dilihat dari sisi positif dan sisi negatifnya, yaitu sisi positifnya daerah ini menjadi lebih dikenal dengan perkebunan sawitnya, sehingga pemilik lahan dapat menyewakan lahannya kepada perusahaan, namun sisi negatifnya yaitu petani yang sebelumnya bekerja dilahan orang sekarang bisa jadi terancam menganggur dikarenakan lahan yang dimiliki warga masyarakat tersebut telah disewakan oleh perusahaan dan tentunya akan diolah perusahaan tersebut. Dari permasalahan di atas dapat terlihat efek dari munculnya perkebunan kelapa sawit, pendapatan pemilik lahan bertambah, pola konsumsi pun tentu akan meningkat. Dilihat dari tabungannya sudah tentu akan dengan rutinnya terisi, apalagi jika dilihat dari kepemilikan aset dan gaya hidupnya tentu akan berubah dan berbeda dari yang sebelumnya. Selain itu ada disebutkan di sebuah halaman internet bahwa adanya persengketaan di lahan kelapa sawit, permasalahannya dikarenakan “Sengketa Lahan yang dimiliki pribadi pun akan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
5
disewakan kepada pihak perusahaan yang berada di daerah tersebut, Kecamatan Menukung dan Ella Hilir juga memiliki potensi lain. Permukaan tanah yang relatif lebih landai dibanding perbukitan di bagian barat berpeluang untuk pembudidayaan kelapa sawit. Bagi pengusaha yang ingin menanamkan modal di Kecamatan Menukung dan Ella Hilir, tersedia sekitar 80.000 hektar lahan yang lahan yang terjadi antara perusahaan perkebunan kelapa sawit Citra Mahkota dengan warga transmigrasi di Desa Lekong Nyadom Kecamatan Ella Hilir, Kabupaten Melawi, sudah menemui titik terang. Pihak perusahaan sudah mengakui bahwa lahan yang mereka garap adalah masuk dalam pencanangan transmigrasi. Salah seorang yang sangat berperan penting dalam pengurusan transmigrasi mengungkapkan pihaknya akan segera menurunkan tim ke lokasi transmigrasi di Desa Lekong Nyadom Kecamatan Ella Hilir untuk menuntaskan masalah ini. "Dan alhasil sudah ada jalan keluar untuk masalah yang terjadi ini, hanya saja akan diturunkan tim yang terdiri dari pihak BPN, Bapeda, dinas perkebunan dan kehutanan, pihak perusahaan serta tokoh masyarakat,". Kabupaten Melawi sendiri sangat berpotensi ditumbuhi kelapa sawit maka dari itu banyak sekali perkebunan dan masyarakat yang bermata pencaharian di kelapa sawit karena “Permukaan tanah yang relatif lebih landai dibanding
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
6
perbukitan di bagian barat berpeluang untuk pembudidayaan kelapa sawit”. (BPS Provinsi Kalimantan Barat, 2007) Kelapa sawit sendiri sangat memberi banyak keuntungan bagi pemilik lahan dan perusahaan, ketika pemilik lahan menyewakan lahannya kepada perusahaan, tentu pemilik lahan akan mendapatkan uang kontrak, sedangkan perusahaan mendapatkan lahan untuk menghasilkan minyak dari kelapa sawit untuk diproses di perusahaan tentunya. Akan menjadi simbiosis mutualisme, perusahaan dapat menyewa lahan masyarakat ataupun masyarakat dapat mengolah sendiri sehingga dapat memperoleh keutungan sendiri untuk dirinya. Supaya persewaan lahan antara pihak pemilik lahan dan perusahaan jelas maka harus ada perjanjian hitam di atas putih terlebih dahulu. Karena sering kali masalah ini terjadi di Kabupaten Melawi, contoh kasusnya masalah persengketaan lahan di atas. Namun tidak hanya di Kabupaten Melawi saja, wilayah lain yang berpotensi ditumbuhi kelapa sawit pun jika tidak ada kejelasan perjanjian dari kedua belah pihak
tentunya
akan
selalu
mengalami
persengketaan,
dan
menghambat produktivitas perkebunan tersebut, maka hukum harus tetap dijalankan agar tidak terjadi permasalahan besar di masa yang akan datang. Selain permasalahan persengketaan lahan yang terjadi di lahan kelapa sawit, permasalahan lainnya adalah berkaitan dengan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
7
tingkat konsumsi masyarakat setempat atau lebih tepatnya apa saja yang dikonsumsi oleh masyarakat setempat, mulai dari makanan, minuman, tempat tinggal dan lainnya. Tingkat Konsumsi atau apa yang dikonsumsi oleh seseorang yaitu ”Konsumsi adalah bagian dari penghasilan yang dipergunakan untuk membeli barang-barang atau jasa-jasa guna memenuhi kebutuhan hidupnya” dan kaitannya sendiri dengan sebelum dan sesudah adanya perkebunan sawit adalah ketika adanya perkebunan apakah ada perubahan dengan tingkat konsumsi pemilik lahan tersebut, apakah semakin meningkat atau tetap dan tidak berubah pola konsumsi mereka. Tabungan adalah simpanan yang penarikanya hanya dapat dilakukan menurut syarat-syarat tertentu yang telah disepakati,tetapi tidak dapat ditarik dengan cek, bilyet giro atau alat lainnya yang dipersamakan dengan itu (Kasmir, 2002:84). Dengan kata lain simpanan yang penarikanya hanya dapat dilakukan menurut syaratsyarat tertentu yang telah disepakati,tetapi tidak dapat ditarik dengan cek,bilkyet giro atau alat lainnya yang dipersamakan dengan itu atau simpanan berbentuk uang yang di simpan di bank, di koperasi, ataupun dapat disimpan di rumah untuk digunakan di masa sekarang, masa depan atau jangka panjang dan berfungsi untuk alat berjaga-jaga, serta seberapa rutin dan seberapa banyak menabung. Indikator : besarnya
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
8
simpanan berupa uang dan giro dan surat berharga lainnya. Kaitannya dengan sebelum dan sesudah adanya perkebunan sawit yaitu apakah si pemilik lahan sawit sebelumnya sudah memiliki tabungan ataukah ketika sesudah adanya perkebunan ini di daerah Melawi pemilik baru mempunyai tabungan. Asset adalah sesuatu yang dimiliki oleh perusahaan baik berupa tetap dan lancar dan lainnya yang dipakai perusahaan dalam mengembangkan dan menciptakan produk usahanya dan untuk aktivitas lainnya di dalam usahnya baik asset sebagai penunjang dan asset utama. Dan dengan kata lain asset adalah berbentuk benda, baik itu mobil, motor, tanah maupun rumah, jadi kepemilikan asset adalah seberapa banyak asset yang dimiliki oleh si pemilik lahan sebelum dan sesudah adanya perkebunan kelapa sawit di daerah tersebut, apakah sebelumnya sudah memiliki asset yang banyak, ataukah dimiliki sesudah dengan adanya perkebunan sawit. Gaya hidup (life style) adalah pola yang hidup ditampilkan dengan ciri-ciri, seperti norma, ritual, pola-pola tatanan sosial, dan mungkin juga suatu komunitas dialek atau cara berbicara yang khas.. Indikator : gaya hidup yaitu pola konsumsi, gaya berpakaian, pola rekreasi.
Sementara gaya hidup diekspresikan melalui apa yang dikenakan seseorang, apa yang ia konsumsi, dan bagaimana ia bersikap atau
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
9
berperilaku ketika berada di hadapan orang lain. (Bagong, 2013:137). Gaya hidup (lifestyle) adalah cara khas kehidupan seseorang, kelompok, atau budaya. Istilah ini awalnya digunakan oleh psikolog Austria yaitu Alfred Adler (1870-1937). Kaitannya gaya hidup dengan sebelum dan sesudah adanya perkebunan kelapa sawit yaitu apakah ada perubahan atau perbedaan dari segi gaya hidup seseorang ketika sebelum adanya perkebunan kelapa sawit dan sesudah adanya perkebunan kelapa sawit. Apakah terjadinya perubahan yang signifikan atau kah masih seperti dahulu dan tidak berubah sama sekali. Dilihat dari semua fenomena atau masalah yang terjadi tersebut peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “ PERBEDAAN TINGKAT KONSUMSI, TABUNGAN, KEPEMILIKAN ASSET DAN GAYA HIDUP
PEMILIK LAHAN KELAPA SAWIT
SEBELUM DAN SESUDAH ADANYA PERKEBUNAN KELAPA SAWIT DI KABUPATEN MELAWI KALIMANTAN BARAT"
B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas dapat dirumuskan masalah sebagai berikut :
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
1. Apakah terdapat perbedaan yang signifikan
10
tingkat konsumsi
pemilik lahan kelapa sawit sebelum dan sesudah adanya perkebunan kelapa sawit ? 2. Apakah ada perbedaan yang signifikan tabungan dari pemilik kelapa sawit sebelum dan sesudah berdirinya perkebunan kelapa sawit ? 3. Apakah ada perbedaan yang signifikan kepemilikan asset yang dimiliki oleh pemilik lahan kelapa sawit sebelum dan sesudah adanya perkebunan kelapa sawit ? 4. Apakah ada perbedaan yang signifikan dari gaya hidup pemilik lahan sawit sebelum dan sesudah adanya perkebunan kelapa sawit ?
C. Tujuan Penelitian 1. Mengetahui perbedaan tingkat konsumsi pemilik lahan kelapa sawit sebelum dan sesudah adanya perkebunan kelapa sawit 2. Mengetahui perbedaan tabungan dari pemilik kelapa sawit sebelum dan sesudah adanya perkebunan kelapa sawit 3. Mengetahui perbedaan kepemilikan asset yang dimiliki oleh pemilik lahan kelapa sawit sebelum dan sesudah adanya perkebunan kelapa sawit 4. Mengetahui perbedaan gaya hidup dari pemilik lahan sawit sebelum dan sesudah adanya perkebunan kelapa sawit
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
11
D. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini nantinya dapat memberikan manfaat yang cukup berarti bagi pihak-pihak antara lain : 1. Bagi Masyarakat Sebagai pedoman bagi masyarakat untuk membangun kembali desa mereka, dan menjaga lahan yang dimiliki dimanfaatkan sebaikbaiknya agar tidak di salah gunakan oleh oknum tertentu, supaya tidak terjadi persengketaan lahan seperti kasus yang sebelumsebelumnya terjadi seperti dilahan perkebunan lainnya. 2. Bagi Pemerintah Sebagai acuan untuk pemerintah supaya lebih disiplin lagi dalam menetapkan aturan agar tidak terjadi masalah dan kasus hukum.Dan agar pemerintah dapat belajar dari permasalahan lainnya dan tidak terulang lagi. 3. Bagi Universitas Penelitian ini sumbangan dan hasil dari pemikiran peneliti untuk universitas serta sebagai salah satu bahan bacaan di perpustakaan universitas. 4. Bagi Penulis Untuk memenuhi salah satu syarat guna menyelesaikan studi pada fakultas keguruan dan ilmu pendidikan program studi pendidikan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
12
ekonomi Universitas Sanata Dharma. Penelitian ini sebagai ujian dan sebagai penerapan diri sendiri dalam mengukur tingkat pemahaman dan kemampuan penulis selama masa perkuliahan, serta sebagai pedoman penulis dalam mengetahui seberapa besar dan sejauh mana kemampuan dari penulis .
E. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 1. Tingkat Konsumsi adalah sejumlah uang yang dipergunakan untuk membeli barang-barang atau jasa guna memenuhi kebutuhan hidup atau
apa
yang
dikonsumsi
masyarakat,
seperti
apakah
ia
mengkonsumsi, berlebihan, atau tidak. Indikator : pengeluaran rutin bulanan sebuah keluarga di klasifikasikan seperti pengeluaran sandang pangan, papan, maupun kebutuhan sekunder dan tersier. 2. Tabungan adalah simpanan yang penarikanya hanya dapat dilakukan menurut syarat-syarat tertentu yang telah disepakati,tetapi tidak dapat ditarik dengan cek,bilkyet giro atau alat lainnya yang dipersamakan dengan itu atau simpanan berbentuk uang yang di simpan di bank, di koperasi, ataupun dapat disimpan di rumah untuk digunakan di masa sekarang, masa depan atau jangka panjang dan berfungsi untuk alat berjaga-jaga, serta seberapa rutin dan seberapa banyak menabung.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
13
Indikator : besarnya simpanan berupa uang dan giro dan surat berharga lainnya. 3. Kepemilikan Asset adalah harta benda yang dimiliki oleh perusahaan atau perorangan baik berupa tetap dan lancar dan lainnya yang dipakai perusahaan atau individu dalam mengembangkan dan menciptakan produk usahanya dan untuk aktivitas lainya di dalam usahanya baik asset sebagai penunjang dan asset utama. Indikator : berbentuk benda seperti kendaraan, tanah maupun rumah, jadi kepemilikan asset adalah seberapa banyak asset atau harta yang dimiliki oleh si pemilik lahan kelapa sawit. 4. Gaya Hidup adalah pola yang hidup ditampilkan dengan ciri-ciri, seperti norma, ritual, pola-pola tatanan sosial, dan mungkin juga suatu komunitas dialek atau cara berbicara yang khas. Sementara gaya hidup diekspresikan melalui apa yang dikenakan seseorang, apa yang ia konsumsi, dan bagaimana ia bersikap atau berperilaku ketika berada dihadapan orang lain. Gaya hidup (lifestyle) adalah ciri khas kehidupan seseorang, kelompok, atau budaya. Indikator : gaya hidup yaitu pola konsumsi, gaya berpakaian, pola rekreasi.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsumsi 1. Pengertian Tingkat Konsumsi Konsumsi merupakan sebuah kata yang berasal dari Bahasa Inggris yaitu ”consumption”. Konsumsi artinya pemenuhan akan
makanan dan
minuman. Konsumsi mempunyai pengertian yang lebih luas yaitu seluruh pembelian barang dan jasa akhir yang sudah siap dikonsumsi oleh rumah tangga untuk memenuhi kebutuhan (Eachern, 2000:490). Menurut T Gilarso (2003:89), konsumsi merupakan titik pangkal dan tujuan akhir seluruh kegiatan ekonomi masyarakat. James Dusenberry mengemukakan bahwa pengeluaran konsumsi suatu masyarakat ditentukan terutama oleh tingginya pendapatan tertinggi yang pernah dicapainya. Pendapatan berkurang, konsumen tidak akan banyak mengurangi pengeluaran untuk konsumsi. Untuk mempertahankan tingkat konsumsi yang tinggi, terpaksa mengurangi besarnya tabungan. Apabila pendapatan bertambah maka konsumsi mereka juga akan bertambah, tetapi bertambahnya tidak terlalu besar. Sedangkan tabungan akan bertambah besar dengan pesatnya.Kenyataan ini terus kita jumpai sampai tingkat pendapatan tertinggi yang telah kita capai tercapai kembali. Sesudah puncak dari pendapatan sebelumnya telah dilalui,
14
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
15
maka tambahan pendapatan akan banyak menyebabkan bertambahnya pengeluaran untuk konsumsi, sedangkan di lain pihak bertambahnya tabungan tidak begitu cepat (Reksoprayitno, 2000). Kata konsumsi dalam Kamus Besar Ekonomi diartikan sebagai tindakan manusia baik secara langsung atau tak langsung untuk menghabiskan atau mengurangi kegunaan (utility) suatu benda pada pemuasan terakhir dari kebutuhannya (Sigit dan Sujana, 2007:115). Ada beberapa ekonom yang mengungkapkan konsep tentang teori konsumsi, salah satunya Keynes,atau John Maynard Keynes, dalam bukunya yang berjudul the General of Employment, Interest, and Money, mengemukakan tentang "fundamental psychological law" yang mengarah pada konsumsi dan tabungan. Keynes berpendapat bahwa jika terjadi pendapatan nasional tersebut untuk membiayai pengeluaran (konsumsi) dan sebagian ditabung. Oleh karena itu menyatakan bahwa kecenderungan marginal untuk konsumsi (marginal propensity to consume, MPC) jumlah tambahan konsumsi (belanja) akibat tambahan pendapatan sebanyak satu satuan uang, bernilai antara 0 sampai 1. Selain itu Keynes juga menyatakan bahwa bagian pendapatan yang dibelanjakan, atau kecenderungan rata-rata untuk dikonsumsi (average propensity to consume,APC) proporsi konsumsi terhadap pendapatan yang siap untuk dibelanjakan menurun jika pendapatan bertambah. Walaupun
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
16
pendapatan penting peranannya dalam menentukan konsumsi, peranan faktor-faktor lain tidak boleh diabaikan. Di bawah ini diterangkan beberapa faktor lain yang mempengaruhi tingkat konsumsi dan tabungan: 1) Kekayaan yang terkumpul Sebagai akibat menapat harta warisan/tabungan yang banyak akibat usaha dimasa lalu, maka seseorang berhasil memiliki kekayaan yang mencukupi. Dalam keadaan seperti itu ia sudah tidak terdorong lagi untuk menabung lebih banyak. Maka lebih besar bagian dari pendapatannya yang digunakan untuk konsumsi dimasa sekarang. Sebaliknya, untuk orang yang tidak memperoleh warisan mereka lebih bertekat untuk menabung yang lebih banyak di masa yang akan datang. 2) Tingkat bunga Tingkat bunga dapatlah dipandang sebagai pendapatan yang diperoleh dari melakukan tabungan. Rumah tangga akan berbuat lebih banyak tabungan apabila tingkat bunga tinggi karena lebih banyak bunga yang akan diperoleh. 3) Sikap Berhemat Berbagai masyarakat mempunyai sikap yang berbeda dalam menabung dan berbelanja. Ada masyarakat
yang tidak suka berbelanja
berlebih-lebihan dan lebih mementingkan tabungan. Dalam masyarakat seperti itu APC dan MPCnya adalah lebih rendah tapi ada pula
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
17
masyarakat yang mempunyai kecenderungan mengkonsumsi yang tinggi yang berdiri APC dan MPCnya adalah tinggi. 4) Keadaan Perekonomian Dalam perekonomian yang tumbuh dengan teguh dan tidak banyak pengangguran masyarakat berkecenderungan melakukan perbelanjaan yang lebih aktif. Mereka mempunyai kecenderungan berbelanja lebih banyak pada masa kini dan kurang menabung. Tetapi dalam keadaan perekonomian yang lambat berkembangnya, tingkat pengangguran menunjukkan tendensi meningkat, dan sikap masyarakat dalam menggunakan uang dan pendapatnya makin berhati-hati. 5) Distribusi Pendapatan Dalam masyarakat yang distribusi pendapatannya tidak merata, lebih banyak tabungan akan dapat diperoleh. Dengan masyarakat yang demikian sebagian besar pendapatan nasional dinikmati oleh sebagian kecil penduduk yang sangat kaya, dan golongan masyarakat ini mempunyai kecenderungan menabung yang tinggi. Maka mereka boleh menciptakan tabungan yang banyak. Segolongan besar penduduk mempunyai pendapatan yang hanya cukup membiayai konsumsi dan tabungannya
adalah
kecil.
Dalam
masyarakat
yang
distribusi
pendapatannya lebih seimbang tingkat tabungannya relatif sedikit karena mereka mempunyai kecondongan mengkonsumsi yang tinggi.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
18
Faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya pengeluaran konsumsi rumah tangga, antara lain : http://www.organisasi.org/1970/01/faktor-yang-mempengaruhi-tingkat-konsums i-pengeluaran-rumah-tangga-pendidikan-ekonomi-dasar.html/
1). Faktor Ekonomi Empat faktor yang menentukan tingkat konsumsi, yaitu : a) Pendapatan Rumah Tangga ( Household Income ) Pendapatan rumah tangga amat besar pengaruhnya terhadap tingkat konsumsi. Biasanya makin baik tingkat pendapatan, tingkat konsumsi makin tinggi. Karena ketika tingkat pendapatan meningkat, kemampuan rumah tangga untuk membeli aneka kebutuhan konsumsi menjadi semakin besar atau mungkin juga pola hidup menjadi semakin konsumtif, setidak-tidaknya semakin menuntut kualitas yang baik. b) Kekayaan Rumah Tangga ( Household Wealth ) Tercakup dalam pengertian kekayaaan rumah tangga adalah kekayaan rill (rumah, tanah, dan
mobil) dan financial (deposito
berjangka,
saham,dan surat-surat berharga). Kekayaan tersebut dapat meningkatkan konsumsi, karena menambah pendapatan disposable. c) Tingkat Bunga ( Interest Rate ) Tingkat bunga yang tinggi dapat mengurangi keinginan konsumsi.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
19
Dengan tingkat bunga yang tinggi, maka biaya ekonomi (opportunity cost) dari kegiatan konsumsi akan semakin maha. Bagi mereka yang ingin mengonsumsi dengan berutang dahulu, misalnya dengan meminjam dari bank atau menggunakan kartu kredit, biaya bunga semakin mahal, sehingga lebih baik menunda/mengurangi konsumsi. d) Perkiraan Tentang Masa Depan (Household Expectation About The Future) Faktor-faktor internal yang dipergunakan untuk memperkirakan prospek masa depan rumah tangga antara lain pekerjaan, karier dan gaji yang menjanjikan, banyak anggota keluarga yang telah bekerja. Sedangkan faktor-faktor eksternal
yang mempengaruhi
antara lain kondisi
perekonomian domestic dan internasional, jenis-jenis dan arah kebijakan ekonomi yang dijalankan pemerintah.
2). Faktor Demografi a. Jumlah Penduduk Jumlah penduduk yang banyak akan memperbesar pengeluaran konsumsi secara menyeluruh, walaupun pengeluaran rata-rata per orang atau per keluarga relative rendah. Pengeluaran konsumsi suatu negara akan sangat besar, bila jumlah penduduk sangat banyak dan pendapatan per kapita sangat tinggi. Misalnya, walaupun tingkat konsumsi rata-rata
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
20
penduduk Indonesia lebih rendah daripada penduduk Singapura, tetapi secara absoult tingkat pengeluaran konsumsi Indonesia lebih besar daripada penduduk Singapura. Sebab jumlah penduduk Indonesia lima puluh kali lipat penduduk Singapura. b. Komposisi Penduduk Komposisi penduduk satu negara dapat dilihat dari beberapa klasifikasi diantaranya : usia (produktif dan tidak produktif), pendidikan (rendah, menengah, tinggi) dan wilayah tinggal (perkotaan atau pedesaan). Pengaruh komposisi penduduk terhadap tingkat konsumsi, antara lain : 1) Makin banyak penduduk yang berusia kerja atua produktif (15-64 tahun), makin besar tingkat konsumsi. Sebab makin banyak penduduk yang bekerja, penghasilan juga makin besar. 2) Makin tinggi tingkat pendidikan masyarakat, tingkat konsumsinya juga makin tinggi, sebab pada saat seseorang atau suatu keluarga makin berpendidikan tinggi maka kebutuhan hidupnya makin banyak. 3) Makin banyak penduduk yang tinggal di wilayah perkotaan (urban),pengeluaran konsumsi juga semakin tinggi. Sebab umumnya pola hidup masyarakat perkotaan lebih konsumtif dibanding masyarakat pedesaan.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
21
3). Faktor Penyebab / Faktor Lain Faktor-faktor non-ekonomi yang paling berpengaruh
terhadap
besarnya konsumsi adalah faktor social budaya masyarakat. Misalnya saja, berubahnya pola kebiasaan makan, perubahan etika dan tata nilai karena ingin meniru kelompok masyarakat lain yang dianggap lebih hebat/ideal. Tidak mengherankan bila ada rumah tangga yang mengeluarkan uang ratusan juta, bahakan miliaran rupiah, hanya untuk membeli rumah idaman. Dalam dunia nyata, sulit memilah-milah faktor apa
mempengaruhi
apa,
sehingga
menyebabkan
terjadinya
perubahan/peningkatan konsumsi. Karena itu bisa saja terjadi dalam kelompok masyarakat yang berpendapat rendah yang memaksakan untuk membeli barang-barang dan jasa yang sebenarnya tidak sesuai dengan kemampuannya. a. Kebiasaan Adat Sosial Budaya
Suatu kebiasaan di suatu wilayah dapat mempengaruhi tingkat konsumsi seseorang. Di daerah yang memegang teguh adat istiadat untuk hidup sederhana biasanya akan memiliki tingkat konsumsi yang kecil. Sedangkan daerah yang memiliki kebiasaan gemar pesta adat biasanya memiliki pengeluaran yang besar. b. Gaya Hidup Seseorang Seseorang yang berpenghasilan rendah dapat memiliki tingkat
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
22
pengeluaran yang tinggi jika orang itu menyukai gaya hidup yang mewah dan gemar berhutang baik kepada orang lain maupun dengan kartu kredit.
B. Tabungan 1. Pengertian Tabungan Menurut Undang-undang pokok Perbankan No 10 tahun 1998, pasal 1 adalah simpanan pihak ketiga pada bank yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat-syarat tertentu yang disepakati, tetapi tidak dapat diarik dengan menggunakan Cek, Bilyet Giro dan atau alat lainnya yang dipersamakan dengan itu. Syarat penarikan tertentu maksudnya adalah sesuai dengan perjanjian yang telah dibuat antara bank dengan nasabah. Lalu yang dimaksud dengan simpanan pihak ketiga yaitu simpanan masyarakat baik perorangan maupun berbagai instrumen produk yang dimiliki oleh bank. Menurut Djumhana (2000:297) “tabungan adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat tertentu yang disepakati, tetapi tidak dapat ditarik dengan cek, bilyet giro, dan/atau alat yang dapat dipersamakan dengan itu”. Cara penarikan rekening tabungan yang paling banyak digunakan saat ini adalah dengan buku tabungan, cash card atau kartu ATM dan debet card. Indikatornya adalah tabungan dapat berbentuk uang serta di simpan di bank atau
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
23
pun di koperasi simpan pinjam serta seberapa rutin dan seberapa banyak menabung. Bagian dari pendapatan dapat dibelanjakan (disposable income) yang tidak dikeluarkan untuk konsumsi. Ini merupakan tabungan masyarakat. Tabungan pemerintah adalah selisih positif
antara penerimaan dalam negeri dan
pengeluaran rutin. Kedua macam tabungan ini membentuk
tabungan nasional,
merupakan sumber dana investasi. Kendati pada dasarnya semua sisa pendapatan yang tidak dikonsumsi adalah tabungan, namun tidak seluruhnya merupakan tabungan sebagaimana yang dikonsepsikan dalam makro ekonomi. Hanya bagian yang dititipkan pada bagian perbankan sajalah yang dapat dinyatakan sebagai tabungan, Karena secara makro dapat disalurkan sebagai dana investasi. Sisa pendapatan tidak dikonsumsi yang disimpan sendiri (celengan) tidak tergolong sebagai tabungan.
Tabungan masyarakat bersama-sama tabungan pemerintah dan
dana dari luar negeri merupakan sumber pembiayaan investasi. Dalam rangka menggalakkan peran serta masyarakat dalam pembangunan, tabungan masyarakat senantiasa diupayakan untuk terus meningkat. Tabungan merupakan dana yang dipercayakan oleh masyarakat kepada bank dengan ciri-ciri sebagai berikut: 1.
Simpanan dana pihak ketiga
2.
Penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat-syarat tertentu yang telah disepakati
3.
Penarikannya hanya dapat dilakukan dengan mendatangi bank atau alat yang
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
24
disediakan untuk keperluan tersebut 4.
Penarikannya tidak dapat dilakukan dengan menggunakan cek, bilyet giro, dan surat perintah pembayaran lainnya yang sejenis
5.
Penarikannya tidak boleh melebihi jumlah tertentu
6.
Penabung diberi bunga sebagai imbalannya, yang diperhitungkan setiap akhir bulan/tahun yang bersangkutan dan dibukukan pada awal bulan/tahun berikutnya.
2. Jenis - Jenis Tabungan : Dalam praktik perbankan di Indonesia menurut UU Perbankan No 10 tahun 1998 Pasal 1 terdapat beberapa jenis-jenis tabungan. Perbedaan jenis tabungan ini hanya terletak dari fasilitas yang diberikan kepada si penabung. Dengan demikian maka si penabung mempunyai banyak pilihan. Jenis-jenis tabungan yaitu sebagai berikut : 1. Giro adalah simpanan yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan menggunakan cek, bilyet giro sarana perintah pembayaran lainnya atau dengan pemindahbukuan. 2. Deposito adalah simpanan yang penarikannya dapat dilakukan pada waktu tertentu berdasarkan perjanjian Nasabah Penyimpan dengan bank 3. Sertifikat Deposito adalah simpanan dalam bentuk deposito yang sertifikat bukti penyimpanan dapat dipindahtangankan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
25
4. Surat Berharga berupa surat pengakuan utang, wesel, saham obligasi, sekuritas kredit 5. Kredit berupa penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga.
3. Manfaat Tabungan Beberapa manfaat yang diperoleh dari tabungan pada umumnya (library.upnvj.ac.id), antara lain : Manfaat yang diperoleh bagi bank antara lain adalah : a. Sebagai salah satu sumber dana bagai bank yang bersangkutan dan dapat digunakan sebagai penunjang operasional bank dalam memperoleh keutungan atau laba. b. Sebagai penunjang untuk menarik nasabah dalam rangka menggunakan fasilitas produk-produk lainnya. c. Untuk membantu program pemerintah dalam rangka pertumbuhan ekonomi. d. Meningkatkan kesadaran bagi masyarakat untuk menyimpan danannya dibank.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
26
b. Manfaat yang diperoleh bagi nasabah antara lain adalah : 1) Terjamin keamanannya karena dengan menyimpan uang di bank keamanan akan uang terjamin. 2) Akan mendapatkan bunga dengan menyimpan uang di bank. 3) Dapat terhindar dari pemakaian uang secara terus-menerus 4) Adanya kepastian saat penarikan uang, karena dapat dilakukan setiap saat dimana saja dan tidak dikenakan biaya administrasi dengan fasilitas ATM.
C. Kepemilikan Asset 1. Pengertian Kepemilikan Asset Asset adalah sesuatu yang dimiliki oleh perusahaan baik berupa tetap dan lancar dan lainya yang dipakai perusahaan dalam mengembangkan dan meciptakan produk usahnya dan untuk aktivitas lainya di dalam usahanya baik asset sebagai penunjang dan asset utama pembagian asset/harta ada dua yaitu: a. Harta lancar atau asset lancar atau aktiva lancar adalah sesuatu harta yang dimiliki oleh perusahaan yang dimana harta perusahaan yang jangka waktunya kurang dari setahun pembagian harta lancar: kas ,deposito jangka pendek, piutang dagang b. Harta tetap /aktiva tetap adalah sesuatu kekayaan yang dimiliki oleh perusahaan yang sifatnya atau jangka waktunya
lebih dari satu tahun
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
27
pengolonganya: mobil atau kendaraan atau sepeda motor, tanah, good will,merek dagang dan lainya Nilai dari sesuatu yang dimiliki oleh perusahaan. Yang dapat dimasukkan ke dalam kolom asset salah satunya adalah gedung atau bangunan. Jadi kalau suatu perusahaan memiliki gedung senilai satu miliar rupiah, maka asset yang dihitung adalah satu miliar rupiah itu. Selain gedung, yang bisa dihitung sebagai asset bisa termasuk: merk dagang, paten teknologi, uang kas, mobil, dll. Indikator dari kepemilikan asset yaitu harta yang dimiliki seorang dapat berupa gedung, uang kas, mobil dll.
D. Gaya Hidup 1. Pengertian Gaya Hidup Gaya hidup menggambarkan “keseluruhan diri seseorang” dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Orang-orang yang berasal dari sub-budaya, kelas sosial, dan pekerjaan yang sama dapat memiliki gaya hidup yang berbeda. Gaya hidup adalah pola hidup seseorang di dunia yang diekspresikan dalam aktivitas, minat, dan opininya. Gaya hidup menggambarkan “keseluruhan diri seseorang” yang berinteraksi dengan lingkungannya. Pemasar mencari hubungan antara produknya dengan kelompok gaya hidup konsumen. Contohnya, perusahaan penghasil komputer mungkin menemukan bahwa sebagian besar pembeli komputer berorientasi pada pencapaian prestasi. Gaya hidup adalah
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
28
pola-pola tindakan yang membedakan antara satu orang dengan orang lain. Dalam interaksi sehari-hari kita dapat menerapkan suatu gagasan mengenai gaya hidup tanpa perlu menjelaskan apa yang kita maksud; dan kita benar-benar tertantang serta mungkin sulit menemukan deskripsi umum mengenai hal-hal yang merujuk pada gaya hidup (Chaney David , 2006:8). Berbeda dengan cara hidup (way of life) cara hidup ditampilkan dengan cirri-ciri, seperti norma, ritual, pola-pola tatanan social, dan mungkin juga suatu komunitas dialek atau cara berbicara yang khas. Sementara gaya hidup diekspresikan melalui apa yang dikenakan seseorang, apa yang ia konsumsi, dan bagaimana ia bersikap atau berperilaku ketika berada dihadapan orang lain. Gaya hidup (lifestyle) adalah cara khas kehidupan seseorang, kelompok, atau budaya. Budaya atau gaya hidup sendiri bisa dibilang sebagai resistensi pada segala sesuatu yang biologis. Saat seorang mulai memikirkan pola seksualnya, menyisipkan yang spiritual disana, mencari pelbagai varian baru, mengeksplorasi ruang kenikmatan, di situlah ia memulai budayanya. Ia resisten terhadap gaya berhubungan intim yang dikebawahkan pada imperatif bilogis semata Seks adalah ruang eksplorasi gaya hidup guna memaksimalkan kenikmatan dan menemukan spiritualitas di antara gesekan ragawi. Konsep Gaya Hidup sendiri dalam kajian budaya dan media, istilah gaya hidup telah dimaknai sebagai konsep yang kompleks. Sebagai satu bentuk pembedaan sosial, gaya hidup dimaknai dengan cara berbeda-beda, sehingga tak heran kalau gaya hidup menjadi "sumber penafsiran" yang terbuka (Chaney, 1996).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
29
Oleh Featherstone (1987), gaya hidup dilihat mencakup praktik-praktik, citarasa, perilaku konsumsi, aktivitas waktu luang, modus bicara dan busana orang sehari-hari "individualitas, ekspresi diri dan kesadaran diri yang bersifat stilistik dari seseorang (Featherstone, 1987:55). Sementara Chaney menjelaskan gaya hidup sebagai gaya, tata cara, atau cara menggunakan barang, tempat, dan waktu, khas kelompok masyarakat tertentu, yang sangat bergantung pada bentuk-bentuk kebudayaan, meski buan merupakan totalitas pengalaman sosial (1996:55). Oleh Bordieu (1984), gaya hidup dilukiskan sebagai ruang, atau persisnya ruang gaya hidup, yang bersifat plural, yang didalamnya para anggota kelompok sosial membangun kebiasaan sosial mereka. Bourdieu menyebut gaya hidup terbentuk sebagai produk sistematis dari kebiasaan, atau yang disebutnya habitus. Dari situ kita melihat bahwa gaya hidup bersifat kolektif dan tidak tunggal. Gaya hidup adalah hasil krasi dan adopsi artifisial. Karena itu, gaya hidup merupakan masalah pilihan. Gaya itu diciptakan, dipraktikkan, dijiplak, dan didaur ulang dalam siklus kehidupan, terutama yang digerakkan oleh arus konsumsi dan budaya popular. Untuk bertahan hidup, suatu gaya hidup membutuhkan ruang, media, dan publik pendukungnya. Gaya hidup (budaya) pun berkonflik dengan gaya hidup lain. Pada awal abad kesembilan belas, di sebagian Eropa dan Amerika, sekelompok orang mulai menarik perhatian gaya hidup alternatifnya. Mereka hidup di bagian kota termiskin, menyesaki waktu dengan membaca, berkarakter melankolik, bersekutu dengan seni, dan merayakan seks
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
30
bebas. Mereka pun dijuluki Bohemian, nama yang diambil dari karya Henri Murger, Scenes de la vie de Boheme (1851) yang menggambarkan gaya hidup intelektual bebas di kafe-kafe Paris (Alfathri, 2006:24).
E. Hasil Penelitian Terdahulu 1. Hari Cahyono (2006), Hubungan Status Sosial Ekonomi dan Gaya Hidup Nasabah Perum Pegadaian Terhadap Frekuensi Nasabah Dalam Melakukan Peminjaman Uang Pada Perum Pegadaian. Sksipsi. Yogyakarta : Universitas Sanata Dharma. Tujuan Penelitian ; Untuk menguji dan menganalisis bagaimana hubungan antara status sosial ekonomi dengan frekuensi nasabah dalam melakukan peminjaman uang pada Perum Pegadaian, untuk menguji dan menganalisis bagaimana hubungan antara gaya hidup nasabah dengan frekuensi nasabah dalam melakukan peminjaman uang pada Perum Pegadaian
F. Kerangka Berpikir Perkembangan jaman memaksa seseorang untuk mengikuti gaya hidup yang tinggi dengan tingkat konsumsi yang tinggi pula, semakin tinngi pendapatan semakin tinggi pula pengeluaran sesorang hal tersebut disesuaikan dimana orang tersebut hidup apakah di perkotaan ataukah di pedesaan di sebuah kota terpencil atau pun kota yang sedang berkembang. Salah satunya hal yang dapat memicu
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
31
tingkat konsumsi seseorang meningkat yaitu gaya hidup serta status sosial ekonomi yang dikenakan sebagai sebuah pencintraan lah hal besar yang mempengaruhi. Dapat dilihat pula dari apa yang dimakan, apa yang dikenakan, mulai dari pakaian, kendaraan ataupun gadget. Hal ini dapat membuat minat seseorang untuk berhutang semakin tinggi salah satunya dengan fasilitas dan servis yang diberikan oleh perum pegadaian dimana seseorang nasabah dapat berhutang atau meminjam uang dengan memberikan jaminan tertentu. Frekuensi yang digunakan seseorang pun berbeda-beda, maka diperkotaan bahkan di kota kecil pun banyak didirikan perum pegadaian.
G. Hipotesis Dari beberapa teori diatas maka dapat dituliskan hipotesis sebagai berikut : 1. Ada perbedaan antara tingkat konsumsi sebelum dan sesudah adanya perkebunan kelapa sawit 2. Ada perbedaan antara tabungan pemilik lahan dengan sebelum dan sesudah adanya perkebunan kelapa sawit 3. Ada perbedaan antara kepemilikan asset pemilik lahan dengan sebelum dan sesudah adanya perkebunan kelapa sawit 4. Ada perbedaan antara gaya hidup dengan sebelum dan sesudah adanya perkebunan kelapa sawit
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian Dalam penelitian ini menggunakan jenis penelitian komparatif. Penelitian komparatif adalah penelitian yang bersifat membandingkan. Penelitian ini dilakukan untuk membandingkan persamaan dan perbedaan dua atau lebih fakta-fakta dan sifat-sifat objek yang di teliti berdasarkan kerangka pemikiran tertentu.Rancangan waktu yang digunakan dalam penelitian adalah dengan menggunakan pendekatan cross sectional yang dilakukan untuk mengobservasi variabel-variabel pada waktu yang sama (Arikunto, 2006). Dalam penelitian ini, penulis berusaha mengidentifikasi perbedaan tingkat tingkat konsumsi, tabungan dan kepemilikan asset pemilik lahan kelapa sawit sebelum dan sesudah adanya perkebunan sawit di Desa Belonsat, Kecamatan Belimbing, Kabupaten Melawi, Kalimantan Barat.
B. Lokasi dan Waktu Penelitian, Subjek dan Objek Penelitian 1. Penelitian dilakukan di Perkebunan Kelapa Sawit Kepala Desa Belonsat, Kecamatan Belimbing, Kabupaten Melawi, Kalimantan Barat 2. Waktu Penelitian dilaksanakana pada (pertengahan bulan November - Desember 2014)
33
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
34
3. Subjek dalam penelitian ini adalah pemilik lahan kelapa sawit yang ada di Desa Belonsat, Kecamatan Belimbing, Kabupaten Melawi, Kalimantan Barat yaitu Perkebunan Sawit 4. Dalam penelitian ini yang menjadi objek penelitian adalah kemungkinan terjadinya perbedaan tingkat konsumsi, perbedaan tabungan, perbedaan kepemilikan asset oleh pemilik lahan kelapa sawit sebelum (tahun 1996) dan sesudah (tahun 1996) berdirinya perkebunan kelapa sawit di Melawi Kalimantan Barat
C. Populasi, Sampel Penelitian dan Teknik Pengambilan Sampel a. Populasi Populasi merupakan keseluruhan unsur-unsur yang memiliki suatu atau beberapa ciri atau karakteristik yang sama (Dajan, 1984:10). Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah seluruh pemilik lahan kelapa sawit yang berjumlah 1.650 Orang, dengan ciri yang dianggap mempunyai hubungan erat dengan ciri-ciri populasi sebagai berikut : 1. Responden adalah pemilik lahan kelapa sawit 2. Responden yang dituju adalah pemilik lahan kelapa sawit yang berada di wilayah perkebunan kelapa sawit Desa Belonsat 3. Responden adalah orang yang bertempat tinggal di areal perkebunan kelapa
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
35
sawit
b. Sampel Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2010). Dalam penelitian ini peneliti mengambil jumlah sampel sebanyak 95 Responden dengan menggunakan rumus Slovin. Rumus Slovin:
n=
N
+1
N.d2+1 Dimana: n = ukuran sampel N = ukuran popolasi d = nilai presisi 10% atau sig 0,1
Dalam penelitian ini jumlah populasi adalah 1.650 orang, maka jumlah sampel yang digunakan adalah :
n=
1.650
+1
1.650(0,1)2+1 n=
1.650 1.650.0,01+1
+1
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
n=
1.650
36
+1
16,50+1 n=
1.650
+1
17,50 n = 94,28 + 1 n = 95,28 Jadi sampel yang digunakan adalah 95,28 peneliti membulatkan menjadi 95 sampel. Dalam pengambilan sampel peneliti melakukannya dengan cara mendatangi responden (pemilik lahan) ke tempat tinggal responden yang tidak berjauhan dengan tempat tinggal peneliti di desa paal, Kecamatan Nanga Pinoh, Kabupaten Melawi.
c. Teknik Pengambilan Sampel Dalam penelitian ini peneliti menggunakan pengambilan sampel dengan teknik purposive sampling untuk menentukan pengambilan sampel. Purposive Sampling adalah teknik penentuan sample dengan pertimbangan tertentu. Menurut Arikunto (2006) pengambilan sampel dengan teknik ini bertujuan cukup baik karena sesuai dengan pertimbangan peneliti. Dalam hal ini peneliti ingin meneliti tingkat konsumsi, tabungan, kepemilikan asset dan gaya hidup pemilik lahan kelapa sawit sebelum dan sesudah adanya perkebunan sawit maka sampel datanya adalah pemilik lahan kelapa sawit yang belum terlalu lama menjadi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
37
petani kelapa sawit serta petani yang mengikuti pola intiplasma.
D. Data yang Dicari Berdasarkan variabel-variabel yang diteliti, maka data yang dibutuhkan dalam penelitian ini sebagai berikut :
1. Data Primer Data Primer adalah sumber data penelitian yang diperoleh secara langsung dari sumber asli atau tidak melalui media perantara (Indriantoro, 2002). Data primer yang diperlukan dalam penelitian ini adalah : a. Tingkat Konsumsi b. Tabungan c. Kepemilikan Asset d. Gaya Hidup
2. Data Sekunder Data sekunder adalah data kedua yang diperlukan dalam melengkapi data primer yang diperlukan, data sekunder diperoleh dari data tempat penelitian, yang meliputi gambaran umum tempat peneliti melakukan penelitian, dalam hal ini Perkebunan Kelapa Sawit.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
38
E. Teknik Pengumpulan Data Untuk mencapai tujuan yang diharapkan, maka pengumpulan data yang akan dipergunakan adalah data primer dan data sekunder. Data primer adalah sumber data penelitian yang diperoleh secara langsung dari sumber asli atau tidak melalui media perantara (Indriantoro, 2002). Data sekunder adalah data yang tidak diperoleh secara langsung dari subjek penelitian (responden), tetapi diperoleh dari data Perkebunan Kelapa Sawit mengenai informasi tentang pemilik lahan kelapa sawit.
1. Pengumpulan Data Primer Teknik pengumpulan data menggunakan metode angket. Metode angket adalah pengumpulan data dengan menyebarkan kuesioner yang berisi beberapa item pertanyaan tentang perubahan tingkat konsumsi, tabungan, kepemilikan asset dan gaya hidup pemilik lahan kelapa sawit sebelum (tahun 1996) dan sesudah (tahun 1996) adanya perkebunan kelapa sawit. Indikator yang diperoleh dari beberapa variabel tersebut diubah dalam daftar pertanyaan (kuesioner) dengan bentuk pertanyaan terbuka. Pertanyaan dengan jawaban terbuka adalah pertanyaan yang memberikan kebebasan penuh kepada responden untuk menjawabnya. Disini peneliti tidak memberikan satupun alternatif jawaban.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Tabel III.1 Definisi Operasional Variabel Tingkat Konsumsi, Tabungan, Kepemilikan Asset dan Gaya Hidup
Variabel
Indikator
Penelitian Tingkat Konsumsi
Keseluruhan uang yang dikeluarkan untuk memenuhi kebutuhan primer, sekunder, barang atau jasa seseorang dalam waktu satu bulan..
Tabungan
Dapat berbentuk uang serta di simpan di bank atau pun di koperasi simpan pinjam serta seberapa rutin dan seberapa banyak menabung.
Kepemilikan Asset
Berbentuk benda seperti kendaraan, tanah maupun rumah, jadi kepemilikan asset adalah seberapa banyak asset atau harta yang dimiliki oleh si pemilik lahan kelapa sawit.
39
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
40
Gaya Hidup Ciri khas kehidupan seseorang, kelompok, atau budaya. Misalnya : Pola konsumsi, Cara berpakaian, Pola rekreasi
2. Pengumpulan Data Sekunder Data sekunder diperoleh dari data yang diberikan oleh Kantor Dinas Perhubungan dan KUD Kecamatan Belimbing Desa Belonsat berupa data yang berisi tentang gambaran umum pemilik lahan kelapa sawit.
F. Teknik Analisis Data 1. Paired Sample t-test Paired Sample t-test digunakan untuk menganalisis tingkat konsumsi, tabungan, kepemilikan asset dan gaya hidup sebelum (tahun 1996) dan sesudah (tahun 1996) adanya perkebunan kelapa sawit di Kabupaten Melawi Kalimantan Barat. Pada penelitian ini mencoba membandingkan keadaan sebelum dan sesudah adanya perkebunan kelapa sawit. Oleh karena itu, penelitian ini menggunakan analisis sebelum dan sesudah (before-after) yaitu studi perbandingan (comparative study). Dalam hal ini untuk membandingkan tingkat konsumsi, tabungan, kepemilikan asset dan gaya hidup sebelum (tahun 1996) dan sesudah (tahun 1996) adanya perkebunan kelapa sawit digunakan analisis uji beda paired sample t-test. Paired Sample t-test adalah prosedur yang
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
41
digunakan untuk membandingkan rata-rata dua variabel dalam satu grup atau digunakan untuk melakukan pengujian terhadap dua sampel yang berhubungan atau dua sampel berpasangan. Berikut rumus Paired Sample t-test:
,
thitung =
D=
, D = Xi-Yi
Keterangan: thitung = Nilai hitung D
= Rata-rata selisih pengukuran 1 & 2
SD
= Standar deviasi selisih pengukuran 1 & 2
n
= Jumlah sampel
Xi
=
1
= Sesudah
Yi
=
2
= Sebelum
Pada analisis data ini digunakan untuk menjawab hipotesis yang diajukan dalam penelitian. Uji ini akan membandingkan rata-rata dari harapan dan kenyataan. Langkah-langkah pengujian hipotesis yaitu: a. Formulasi uji hipotesis H0 :
1
≠
2
H1 :
1
=
2
H0 : Tidak adanya perbedaan yang signifikan tingkat konsumsi sebelum
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
42
dan sesudah adanya perkebunan kelapa sawit Kabupaten Melawi Kalimantan Barat. H1 : Adanya perbedaan yang signifikan tingkat konsumsi sebelum dan sesudah adanya perkebunan kelapa sawit Kabupaten Melawi Kalimantan Barat. H0 :Tidak adanya perbedaan yang signifikan tabungan Kabupaten sebelum dan sesudah adanya perkebunan kelapa sawit Kabupaten Melawi Kalimantan Barat. H1 : Adanya perbedaan yang signifikan tabungan Kabupaten sebelum dan sesudah adanya perkebunan kelapa sawit Kabupaten Melawi Kalimantan Barat. H0
: Tidak adanya perbedaan yang signifikan kepemilikan asset sebelum dan sesudah adanya perkebunan kelapa sawit Kabupaten Melawi Kalimantan Barat
H1 : Adanya perbedaan yang signifikan kepemilikan asset sebelum dan sesudah adanya perkebunan kelapa sawit Kabupaten Melawi Kalimantan Barat H0
: Tidak adanya perbedaan yang signifikan gaya hidup sebelum dan sesudah adanya perkebunan kelapa sawit Kaabupaten Melawi Kalimantan Barat
H1 : Adanya perbedaan yang signifikan gaya hidup sebelum dan sesudah
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
43
adanya perkebunan kelapa sawit Kaabupaten Melawi Kalimantan Barat
b. Tingkat Signifikansi yang digunakan 5% c. Kriteria pengujian hipotesis - Jika nilai thitung < ttabel maka H0 diterima - Jika nilai thitung > ttabel maka H1 diterima
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN A. Sejarah dan Keadaan Lokasi Umum Penelitian Belonsat adalah salah satu Desa ex Transmigrasi yang memiliki cerita, sebuah kampong yang dipimpin kepala kampung yang bernama: Jarau, Macan, Tumas, Raih dan Syahimin, pada tahun 1987 terjadi penyatuan Dusun menjadi Desa yaitu tiga dusun Beloyang, Belonsat, dan Guhung. Desanya sendiri berkedudukan di Desa Guhung, dan di pimpin oleh kepala desa bernama T. Sukamto. Pada tahun 1992 masuklah sebuah perusahaan yang bernama PT. SINAR DINAMIKA KAPUAS I, maka dimulailah sebuah penyuluhan tentang perkebunan, dan tokoh-tokoh masyarakat Dusun Belonsat dimintai tanda tangan dan di Cap/Stempel serta di tanda tangani Kepala Desa waktu itu, tidak terjadi permasalahan batas wilayah. Kemudian pada tahun 1994/1995 perusahaan mensurvei dan dibuatlah blok-blok topografi kemudian menebas pepohonan yang ada di daerah tersebut melalui kontraktor kerja waktu itu. Pada akhir tahun 1995 dibuatlah rumah-rumah Transmigrasi lewat program Transmigrasi dan ditempatkanlah penduduk di UPT V Belonsat sebanyak 550 KK, berselang tiga tahun kemudian mulailah pembagian kavling-kavling sawit yang dibentuk Kelompok Tani Hamparan yang diatur dan disiapkan oleh perusahaan dan pemerintah, dan pada waktu bulan November 1998 diadakan pembagian kavling-kavling sawit tersebut dan tidak ada batas wilayah Desa atau batas kebun yang dipermasalahkan. Sehingga pada waktu itu masyarakat Desa Belonsat menolak pihak perusahaan agar masyarakat yang mendapatkan kebun diareal Blok 7 M dipindahkan keareal lain 44
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
45
karena jarak Desa dengan kebun tersebut lebih jauh, kurang lebih 7 Km dan juga Kelompok Tani Hamparan A.2 menolak bahwa ada 4 kavling kebun sawit yang terpisah dari kelompoknya untuk dipindahkan karena areal tersebut untuk mengangkut hasilnya melewati Desa Beloyang. Kepemilikan lahan yang ada di Desa Belonsat ada yang bersifat pribadi maupun bersama, dalam hal tersebut lahan pribadi adalah lahan yang dimiliki murni milik pribadi dan dikelola sendiri sedangkan bersama adalah yang dikelola oleh petani maupun perusahaan, Pola kepemilikan lahan di daerah ini ada pola mandiri dan pola intiplasma, pola mandiri tersebut masyarakat memiliki lahan sendiri yang dikelola sendiri sedangkan untuk pupuk, bibit dan lain sebagainya dapat dibantu oleh koperasi unit desa setempat. Sedangkan pola intiplasma sendiri lebih sedikit dibanding pola mandiri berhubung peneliti lebih meneliti pola mandiri maka informasi yang didapatkan mengenai pola intiplasma kurang jelas. Dari hasil penelitian yang telah didapat bahwa petani memiliki lahan tidak sedikit, jika petani memiliki 1 hektar lahan itu sama seperti memiliki 4 kavling tanah, dan 1 kavling lahan tersebut perbulan dapat menghasilkan sebesar Rp. 35.000.000 maka dapat dipastikan hasil yang didapatkan oleh petani mandiri tersebut dari hasil memanen 4 kavling tersebut adalah : 4 x Rp. 35.000.000 = Rp. 140.000.000 per bulan. Dan apabila memanen hasil yang mereka dapatkan akan disetorkan kepada KUD setempat untuk dihitung dan dibagikan dalam bentuk uang. Dari hasil penelitian tersebut dapat diceritakan kembali hubungan perusahaan, pemerintah dan petani. Hubungan yang dijalin oleh ketiga pihak tersebut sangat baik pemerintah sendiri
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
46
sudah sangat mengerti kerjasama yang dijalin oleh perusahaan dan petani, hal tersebut dijalankan agar petani dapat menambah pundi-pundi pendapatannya selain dari hasil panen yang didapatkan sendiri. Sejauh ini hubungan anatara ketiga pihak berjalan baik dan tidak ada permasalahan besar yang terjadi, dan pemerintah berharap agar perkebunan sawit ini dapat semakin berkembang lagi begitu pula dengan petani sawit dapat berkembang lagi lahan yang dimiliki supaya kehidupan ekonomi petani dapat sejahtera. B. Keadaan Demografi 1. Keadaan Geografis Desa Belonsat Ketinggian tanah dari permukaan laut 600 m, suhu rata-rata 22-33 C. Luas Desa Belonsat sebesar 2.211 Ha. Batas wilayah desa sebelah utara ada Desa Guhung, sebelah selatan ada Desa Beloyang, sebelah barat ada Desa Rarai SKPI SP 4, sebelah timur ada desa Batu Nanta.
2. Jumlah Lahan Yang tersedia di Desa Belonsat Desa Belonsat memiliki luas yang tidak terlalu besar, namun di Desa Belonsat ini memiliki banyak perkebunan yang dimiliki masyarakat. Dan Perkebunan itu terdiri dari sebagai berikut.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
47
Tabel IV.1 Jumlah Lahan Pertanian Masyarakat Desa Belonsat Jenis Lahan Pekarangan Perladangan Perkebunan Swasta Perkebunan Rakyat Hutan Rawa Lain-lain
Luas Lahan 225 Ha 10 Ha 60 Ha 1.165 Ha 65 Ha 30 Ha 20 Ha
Sumber : Data Monografi Desa Belonsat, Kecamatan Belimbing, tahun 2014 3. Jumlah Penduduk Menurut Agama atau Penghayat Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa Agama yang banyak dianut oleh masyarakat desa Belonsat adalah Islam. Meskipun demikian selain agama Islam, warga masyarakatnya juga ada yang beragama Katolik, Protestan, Hindu, maupun Buddha. Untuk lebih jelasnya tempat ibadah berdasarkan penghayatan terhadap Tuhan Yang Maha Esa ditunjukkan dengan tabel berikut :
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
48
Tabel IV.2 Jumlah Penduduk Menurut Agama Agama
Jumlah 944 Orang
Islam 93 Orang Kristen 341 Orang Katolik Hindu Budha Konghucu Lain-lain Sumber : Data Monografi Desa Belonsat, Kecamatan Belimbing, tahun 2014
4. Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin Penduduk di Desa Belonsat cukup banyak walaupun luas tanahnya tidak terlalu besar. Desa Belonsat laki-laki mendominasi sebagai penduduk paling banyak dibanding jumlah penduduk perempuan. Jumlah penduduk Desa Belonsat adalah sebagai berikut :
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
49
Tabel IV.3 Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan Jumlah
Jumlah 733 Orang 645 Orang 1.378 Orang
Sumber : Data Monografi Desa Belonsat, Kecamatan Belimbing, tahun 2014 C. Sarana dan Prasarana 1. Sarana Transportasi Sarana transportasi sangat penting dalam menjalankan kegiatan seharihari masyarakat terutama untuk menunjang aktivitas masing-masing individu. Dengan alat transportasi kegiatan di desa dapat berjalan dengan lancer dan baik antara desa satu maupun lainnya. Tidak terdapat desa yang terisolasi, karena karena terdapat sarana jalan, jembatan dan alat transportasi yang memadai. Di Desa Belonsat terdapat hampir seluruh masyarakat memiliki kendaraan, baik itu sepeda motor, mobil bahkan ada pula yang memiliki kendaraan berat seperti truk yang digunakan untuk usaha oleh salah satu masyarakat. Tabel IV.4 Jumlah Sarana dan Prasarana Sarana dan Prasarana Jembatan Terminal (Oplet, Bus, dll)
Keterangan 12 Buah 1
Sumber : Data Monografi Desa Belonsat, Kecamatan Belimbing, tahun 2014
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
50
2. Sarana Pendidikan Sarana pendidikan sangatpenting untuk perkembangan generasi penerus bangsa. Pemerintah Indonesia juga mewajibkan pendidikan 9 (Sembilan) tahun, yaitu pendidikan masyarakat minimal SD dan SMP. Maka sarana pendidikan yang lengkap dalam rangka menunjang kegiatan pendidikan sangatlah diperlukan. Di Desa Belonsat terdapat sarana pendidikan yaitu Taman Kanak-Kanak, Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), namun di Desa Belonsat ini belum dibangun sebuah Sekolah Menengah Pertama (SMA), maka dari itu jika ingin melanjutkan kejenjang SMA anak-anak di Desa Belonsat ini akan bersekolah di Kabupaten/Kota yang berjarak kira-kira 1 jam perjalanaan. Sarana pendidikan Desa Belonsat dapat terlihat pada tabel berikut ini : Tabel IV.5 Jumlah Sarana Pendidikan Sarana Pendidikan
Keterangan 1
PAUD 1 TK 2 SD 1 SMP SMA Sumber : Data Monografi Desa Belonsat, Kecamatan Belimbing, tahun 2014
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
51
D. Struktur Organisasi Pemerintahan Desa Belonsat
KEPALA DESA
(BPD) Badan Permusyawarahan Desa
Supinus Enteng
SEKDES Dahriman
KAUR PEM Jimin
KAUR BANG Sangkuria
KAUR UMUM
Kasmir. N
Sumber : Kantor Unit Desa
E. Deskripsi Responden Responden dalam penelitian ini terdapat 95 orang. Alasan diambilnya 95 orang karena saya menyesuaikan dengan rumus yang telah dihitung dan dapat menjawab rumusan masalah. Data Responden Perkebunan Kelapa Sawit Desa Belonsat, Kecamatan Belimbing. 1. Tingkat Konsumsi Tingkat konsumsi merupakan pengeluaran rutin bulanan sebuah keluarga di klasifikasikan seperti pengeluaran sandang pangan, papan, maupun kebutuhan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
52
sekunder dan tersier. Dari hasil pengamatan, tingkat konsumsi di Desa Belonsat sebelum dan sesudah adanya perkebunan kelapa sawit mengalami perbedaan. Hal ini dapat dilihat melalui tabel kategori tingkat konsumsi yang diperoleh melalui rumus : Rmax – Rmin : 5 Berdasarkan rumus di atas diperoleh hasil Tingkat Konsumsi sebelum sebagai berikut : Tabel IV. 6 Kategori Tingkat Konsumsi Sebelum Adanya Perkebunan Kelapa Sawit Range
Kategori
Jumlah
Rp. 7.680.000 – Rp. 9.549.000
ST
1
Rp. 5.810.000 – Rp.7.679.999
T
0
Rp. 3.940.000 – Rp. 5.809.999
S
1
Rp. 2.070.000 – Rp. 3.939.999
R
8
Rp. 200.000 – Rp. 2.069.999
SR
86
Sumber: Data Primer, diolah 2015 Secara kualitatif, tingkat konsumsi masyarakat sebelum adanya perkebunan kelapa sawit masuk dalam kategori sangat rendah (SR) sebanyak 86 orang, kategori rendah (R) 8 orang, kategori sedang (S) 1 orang, kategori tinggi (T) 0 orang dan kategori sangat tinggi (ST) 1 orang. Berdasarkan rumus di atas diperoleh hasil Tingkat Konsumsi sesudah sebagai berikut :
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
53
Tabel IV. 7 Kategori Tingkat Konsumsi Sesudah Adanya Perkebunan Kelapa Sawit Range
Kategori
Jumlah
Rp. 11.220.000 – Rp. 13.999.999
ST
1
Rp. 8.440.000 – Rp.11.219.999
T
3
Rp. 8.162.000 – Rp. 8.439.999
S
30
Rp.5.382.000 – Rp. 8.161.999
R
13
Rp. 2.602.000 – Rp. 5.381.999
SR
48
Sumber: Data Primer, diolah 2015 Secara kualitatif, tingkat konsumsi masyarakat sesudah adanya perkebunan kelapa sawit masuk dalam kategori sangat rendah (SR) sebanyak 48 orang, kategori rendah (R) 13 orang, kategori sedang (S) 30 orang, kategori tinggi (T) 3 orang dan kategori sangat tinggi (ST) 1 orang.
2. Tabungan Tabungan merupakan berbentuk uang serta di simpan di bank, di koperasi simpan pinjam ataupun di rumah serta seberapa rutin dan seberapa banyak menabung. Dari hasil pengamatan, tabungan di Desa Belonsat sebelum dan sesudah adanya perkebunan kelapa sawit mengalami perbedaan. Hal ini dapat dilihat melalui tabel kategori tingkat konsumsi yang diperoleh :
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
54
Rmax – Rmin : 5 Berdasarkan rumus di atas diperoleh hasil Tabungan sebelum sebagai berikut : Tabel IV. 8 Kategori Tabungan Sebelum Adanya Perkebunan Kelapa Sawit Rendah
Kategori
Jumlah
Rp. 3.620.000 – Rp. 4.499.999
ST
4
Rp. 2.740.000 – Rp.3.619.999
T
12
Rp. 1.860.000 – Rp. 2.739.999
S
14
Rp. 980.000 – Rp. 1.859.999
R
18
Rp. 100.000 – Rp. 979.999
SR
47
Sumber: Data Primer, diolah 2015 Secara kualitatif, tabungan masyarakat sebelum adanya perkebunan kelapa sawit masuk dalam kategori sangat rendah (SR) sebanyak 47 orang, kategori rendah (R) 18 orang, kategori sedang (S) 14 orang, kategori tinggi (T) 12 orang dan kategori sangat tinggi (ST) 4 orang.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
55
Berdasarkan rumus di atas diperoleh hasil Tabungan sesudah sebagai berikut : Tabel IV. 9 Kategori Tabungan Sesudah Adanya Perkebunan Kelapa Sawit Range
Kategori
Jumlah
Rp. 8.040.000 – Rp. 9.999.999
ST
2
Rp. 6.080.000 – Rp.8.039.000
T
3
Rp. 4.120.000 – Rp. 6.079.999
S
19
Rp. 2.160.000– Rp. 4.119.999
R
31
Rp. 200.000 – Rp. 2.159.999
SR
40
Sumber: Data Primer, diolah 2015 Secara kualitatif, tabungan masyarakat sesudah adanya perkebunan kelapa sawit masuk dalam kategori sangat rendah (SR) sebanyak 40 orang, kategori rendah (R) 31 orang, kategori sedang (S) 19 orang, kategori tinggi (T) 3 orang dan kategori sangat tinggi (ST) 2 orang.
3. Kepemilikan Asset Kepemilikan asset dapat berbentuk benda seperti kendaraan, tanah maupun rumah, jadi kepemilikan asset adalah seberapa banyak asset atau harta yang dimiliki oleh si pemilik lahan kelapa sawit. Dari hasil pengamatan, kepemilikan asset di Desa Belonsat sebelum dan sesudah adanya perkebunan kelapa sawit
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
56
mengalami perbedaan. Hal ini dapat dilihat melalui tabel kategori kepemilikan asset yang diperoleh :
Berdasarkan rumus di atas diperoleh hasil Kepemilikan Asset sebelum sebagai berikut : Tabel IV. 10 Kategori Kepemilikan Asset Sebelum Adanya Perkebunan Kelapa Sawit Range
Kategori
Jumlah
Rp. 32.200.000 – Rp. 39.999.999
ST
1
Rp. 24.400.000 – Rp.32.199.999
T
3
Rp. 16.600.000 – Rp. 24.399.999
S
10
Rp. 8.800.000 - Rp. 16.559.999
R
23
Rp. 1.000.000 – Rp. 8.799.999
SR
58
Sumber: Data Primer, diolah 2015 Secara kualitatif, kepemilikan asset masyarakat sebelum adanya perkebunan kelapa sawit masuk dalam kategori sangat rendah (SR) sebanyak 58 orang, kategori rendah (R) 23 orang, kategori sedang (S) 10 orang, kategori tinggi (T) 3 orang dan kategori sangat tinggi (ST) 1 orang.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
57
Berdasarkan rumus di atas diperoleh hasil Kepemilikan Asset sesudah sebagai berikut : Tabel IV. 11 Kategori Kepemilikan Asset Sesudah Adanya Perkebunan Kelapa Sawit Range
Kategori
Jumlah
Rp. 400.240.000 – Rp. 499.999.999
ST
1
Rp. 300.480.000 – Rp. 400.239.999
T
2
Rp. 200.720.000 – Rp. 300.479.999
S
1
Rp. 100.960.000 – Rp. 200.719.999
R
8
Rp. 1.200.000 – Rp. 100.719.999
SR
83
Sumber: Data Primer, diolah 2015 Secara kualitatif, kepemilikan asset masyarakat sebelum adanya perkebunan kelapa sawit masuk dalam kategori sangat rendah (SR) sebanyak 83 orang, kategori rendah (R) 8 orang, kategori sedang (S) 1 orang, kategori tinggi (T) 2 orang dan kategori sangat tinggi (ST) 1 orang.
4. Gaya Hidup Gaya hidup adalah pola konsumsi, gaya berpakaian, pola rekreasi. Dari hasil pengamatan, gaya hidup di Desa Belonsat sebelum dan sesudah adanya perkebunan kelapa sawit mengalami perbedaan. Hal ini dapat dilihat melalui tabel kategori gaya hidup yang diperoleh :
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
58
Di atas M + 1,5 S Antara M + 0,51 S dan M +1,5 S Antara M – 0,5 S dan M + 0,5 S Antara M – 1,5 S dan M – 0,49 S Di bawah M – 1,5 S
Tabel IV. 12 Kategori Gaya Hidup Sebelum Adanya Perkebunan Kelapa Sawit Range
Kategori
Jumlah
28-34
SM
1
21-27
M
4
14-20
Sdg
73
7-13
S
4
0-6
SS
13
Sumber: Data Primer, diolah 2015 Secara garis besar dapat diketahui dari tabel IV. 12 bahwa sebagian besar gaya hidup masyarakat di Desa Belonsat berada pada kategori sedang dilihat dari jumlah masyarakat sebanyak 73 orang. Hal ini berarti bahwa pola konsumsi, gaya berpakaian, pola rekreasi masyarakat di Desa Belonsat tergolong sedang.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
59
Tabel IV. 13 Kategori Gaya Hidup Sesudah Adanya Perkebunan Kelapa Sawit Range
Kategori
Jumlah
32-39
SM
0
24-31
M
29
16-23
Sdg
59
8-15
S
4
0-7
SS
3
Sumber: Data Primer, diolah 2015 Secara garis besar dapat diketahui dari tabel IV. 13 bahwa sebagian besar gaya hidup masyarakat di Desa Belonsat sesudah adanya perkebunan kelapa sawit berada pada kategori sedang dilihat dari jumlah masyarakat sebanyak 59 orang. Hal ini berarti bahwa pola konsumsi, gaya berpakaian, pola
rekreasi
masyarakat di Desa Belonsat sesudah adanya perkebunan kelapa sawit tergolong sedang.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Analisis Data 1. Tingkat Konsumsi Untuk menjawab rumusan masalah yang pertama mengenai perbedaan tingkat konsumsi sebelum dan sesudah adanya perkebunan kelapa sawit digunakan uji t sampel berpasangan (paired-sample t-test). Yang dimaksud tingkat konsumsi adalah pengeluaran rutin bulanan sebuah keluarga di klasifikasikan seperti pengeluaran sandang pangan, papan, maupun kebutuhan sekunder dan tersier.
Tabel V.1 Statistik Deskriptif Tingkat Konsumsi Mean Pair 1
N
Std. Deviation
Std. Error Mean
Sebelum
1260315.79
95
1103066.039
113172.188
Sesudah
3248989.47
95
2409950.628
247255.717
Sumber: Data Primer,2015
Tingkat Konsumsi sebelum adanya perkebunan kelapa sawit rata-rata Rp. 1260315.79 dengan standar deviasi 1103066.039 dan rata-rata standar eror 113172.188. Tingkat Konsumsi sesudah adanya perkebunan kelapa sawit rata-rata Rp. 3248989.47 dengan
60
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
61
standar deviasi 2409950.628 dan rata-rata standar eror 247255.717. Dibanding sebelumnya terjadi kenaikan rata-rata tingkat konsumsi.
Tabel V.2 Paired Samples Test Paired Differences 95% Confidence
Std. Error Mean
Std. Deviation
Mean
Interval of the
Sig.
Difference
(2-
Lower
Upper
Pair 1 Sebelum
t
df
tailed)
-
-
-
191471.08 198867
1866229.305
Sesudah
2368844.0 7
3.684
16085
9 10.3
03.35 15
.000 4
86 3
Sumber: Data Primer, 2015 Hipotesis variabelnya adalah sebagai berikut : Ho = tidak terdapat perbedaan tingkat konsumsi Ha = terdapat perbedaan tingkat konsumsi Pengujian hipotesis dapat dilakuka dengan melihat signifikasi dua sisi, yaitu dengan kriteria : P > 0,025, maka tidak terdapat perbedaan tingkat konsumsi sebelum dan sesudah adanya perkebunan kelapa sawit P< 0,025, maka terdapat perbedaan tingkat konsumsi sebelum dan sesudah adanya perkebunan kelapa sawit Hanya menunjuukkan nilai t hitung sebesar -10.386 atau 10.386. Dengan signifikasi untuk dua sisi 0,000. Oleh karena P = 0,000 < 0,025, maka Ho ditolak atau terdapat perbedaan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
62
tingkat konsumsi sebelum dan sesudah adanya perkebunan kelapa sawit. Selain dengan melihat signifikasi dua sisi, pengujian hipotesis dapat dilakukan dengan membandingkan nilai t hitung dengan t tabel. Pengujian hipotesis berdasarkan pada kriteria sebagai berikut: Tolak Ho jika statistik (t hitung) > statistic tabel (t tabel). Terima Ho jika statistik (t hitung) < statistic tabel (t tabel). Diperoleh t hitung = -10.386 dan t tabel pada tabel distribusi nilai t, yaitu pada taraf kepercayaan 95% dan derajat bebas (df) 95, sehingga harga t tabel = t hitung sebesar -10.386 < t
tabel
(6,455)=1,985.
T
sebesar 1,985. Maka Ho diterima dan terdapat perbedaan
tingkat konsumsi sebelum dan sesudah adanya perkebunan kelapa sawit.
2. Tabungan Untuk menjawab masalah yang kedua mengenai perbedaan tabungan sebelum dan sesudah adanya perkebunan kelapa sawit digunakan uji t sampel berpasangan (pairedsample t-t-test) .Yang dimaksud tabungan adalah besarnya simpanan berupa uang dan giro dan surat berharga lainnya.
Tabel V.3 Statistik Deskriptif Tabungan Mean
N
Std. Deviation
Std. Error Mean
Pair 1 Sebelum
1240157.89
95
1191689.408
122264.753
Sesudah
2995263.16
95
2149072.953
220490.233
Sumber: Data Primer, 2015
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
63
Tabungan sebelum adanya perkebunan kelapa sawit rata-rata Rp1240157.89 dengan standar deviasi 1191689.408 dan rata-rata standar eror 122264.753. Tabungan sesudah adanya perkebunan kelapa sawit rata-rata Rp. 2995263.16 dengan standar deviasi 2149072.953
dan rata-rata standar eror 220490.233. Dibanding sebelumnya terjadi kenaikan
rata-rata tabungan.
Tabel V.4 Paired Samples Test Paired Differences 95% Confidence Interval of the
Mean Pair 1
Sebelum Sesudah
Std.
Std. Error
Deviation
Mean
1618147.
166018.4
907
72
1755105. 263
Difference Lower
Sig. (2-
Upper
t
df
-
-
-
2084738.
142547
10.57
832
1.695
2
94
tailed)
.000
Sumber: Data Primer,2015 Hipotesis variabelnya adalah sebagai berikut : Ho = tidak terdapat perbedaan tabungan Ha = terdapat perbedaan tabungan Pengujian hipotesis dapat dilakukan dengan melihat signifikasi dua sisi, yaitu dengan kriteria: P > 0,025, maka tidak terdapat perbedaan tabungan sebelum dan sesudah adanya perkebunan kelapa sawit P< 0,025, maka terdapat perbedaan tabungan sebelum dan sesudah adanya perkebunan kelapa sawit
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
64
Hanya menunjuukkan nilai t hitung sebesar -10.572 atau 10.572. Dengan signifikasi untuk dua sisi 0,000. Oleh karena P = 0,000 < 0,025, maka Ho ditolak atau terdapat perbedaan tabungan sebelum dan sesudah adanya perkebunan kelapa sawit. Selain dengan melihat signifikasi dua sisi, pengujian hipotesis dapat dilakukan dengan membandingkan nilai
t
hitung dengan t tabel. Pengujian hipotesis berdasarkan pada kriteria sebagai berikut: Tolak Ho jika statistik (t hitung) > statistic tabel (t tabel). Terima Ho jika statistik (t hitung) < statistic tabel (t tabel). Diperoleh t hitung = -10.572 dan t tabel pada tabel distribusi nilai t, yaitu pada taraf kepercayaan 95% dan derajat bebas (df) 95, sehingga harga t tabel = t hitung sebesar -10.572 < t
tabel
(6,455)=1,985.
T
sebesar 1,985. Maka Ho diterima dan terdapat perbedaan
tabungan sebelum dan sesudah adanya perkebunan kelapa sawit.
3. Kepemilikan Asset Untuk menjawab rumusan masalah yang ketiga mengenai perbedaan kepemilikan asset sebelum dan sesudah adanya perkebunan kelapa sawiy digunakan uji t sampel berpasangan (paired-sample t-test). Yang dimaksud kepemilikan asset adalah berbentuk benda seperti kendaraan, tanah maupun rumah, jadi kepemilikan asset adalah seberapa banyak asset atau harta yang dimiliki oleh si pemilik lahan kelapa sawit.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
65
Tabel V.5 Statistik Deskriptif Kepemilikan Asset Mean
N
Std. Deviation
Std. Error Mean
Pair 1 Sebelum
8314210.53
95
7835311.720
803886.021
Sesudah
41042105.26
95
75199140.696
7715269.045
Sumber: Data Primer,2015 Kepemilikan asset sebelum adanya perkebunan kelapa sawit rata-rata Rp. 8314210.53 dengan standar deviasi 7835311.720 dan rata-rata standar eror 803886.021. Kepemilikan Asset sesudah adanya perkebunan kelapa sawit rata-rata Rp. 41042105.26 dengan standar deviasi 75199140.696 dan rata-rata standar eror 7715269.045. Dibanding sebelumnya terjadi kenaikan rata-rata kepemilikan asset.
Tabel V.6 Paired Samples Test Paired Differences 95% Confidence
Mean Pair 1
Std.
Std. Error
Deviation
Mean
Interval of the
Sig.
Difference
(2-
Lower
Upper
t
df
tailed)
94
.000
Sebelum -
-
-
-
4721912
182366
71136419.2 Sesudah
32727894
4. 7298442.620
55 .737
48 3.648
65.826 4
Sumber: Data Primer,2015
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
66
Hipotesis variabelnya adalah sebagai berikut : Ho = tidak terdapat perbedaan kepemilikan asset Ha = terdapat perbedaan kepemilikan asset Pengujian hipotesis dapat dilakukan dengan melihat signifikasi dua sisi, yaitu dengan kriteria : P > 0,025, maka tidak terdapat perbedaan kepemilikan asset sebelum dan sesudah adanya perkebunan kelapa sawit P< 0,025, maka terdapat perbedaan kepemilikan asset sebelum dan sesudah adanya perkebunan kelapa sawit Hanya menunjukkan nilai t hitung sebesar -4.484 atau 4.484. Dengan signifikasi untuk dua sisi 0,000. Oleh karena P = 0,000 < 0,025, maka Ho ditolak atau terdapat perbedaan kepemilikan asset sebelum dan sesudah adanya perkebunan kelapa sawit. Selain dengan melihat signifikasi dua sisi, pengujian hipotesis dapat dilakukan dengan membandingkan nilai t hitung dengan t tabel. Pengujian hipotesis berdasarkan pada kriteria sebagai berikut: Tolak Ho jika statistik (t hitung) > statistic tabel (t tabel). Terima Ho jika statistik (t hitung) < statistic tabel (t tabel). Diperoleh t hitung = -4.484 dan t tabel pada tabel distribusi nilai t, yaitu pada taraf kepercayaan 95% dan derajat bebas (df) 95, sehingga harga t tabel = t hitung sebesar -4.484 < t
tabel
(6,455)=1,985.
T
sebesar 1,985. Maka Ho diterima dan terdapat perbedaan
kepemilikan asset sebelum dan sesudah adanya perkebunan kelapa sawit.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
67
4. Gaya Hidup Untuk menjawab rumusan masalah yang keempat mengenai perbedaan gaya hidup sebelum dan sesudah adanya perkebunan kelapa sawit digunakan uji t sampel berpasangan (paired-sample t-test). Yang dimaksud gaya hidup adalah pola konsumsi, gaya berpakaian, pola rekreasi
Tabel V.7 Statistik Deskriptif Gaya Hidup Mean Pair 1
N
Std. Deviation
Std. Error Mean
Sebelum
14.53
95
5.311
.545
Sesudah
20.47
95
3.652
.375
Sumber: Data Primer,2015 Gaya Hidup sebelum adanya perkebunan kelapa sawit rata-rata 14.53 dengan standar deviasi 5.311 dan rata-rata standar eror .545. Gaya Hidup sesudah adanya perkebunan kelapa sawit rata-rata 20.47 dengan standar deviasi 3.652 dan rata-rata standar eror .375 Dibanding sebelumnya terjadi kenaikan rata-rata Gaya Hidup
Tabel V.8 Paired Samples Test Paired Differences 95% Confidence
Mean Pair 1
Std.
Interval of the
Std.
Error
Difference
Deviation
Mean
Lower
Upper
Sig. (2t
df
tailed)
Sebelum -
-5.947
Sesudah
Sumber: Data Primer,2015
6.286
.645
-7.228
-4.667
-9.221
94
.000
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
68
Hipotesis variabelnya adalah sebagai berikut : Ho = tidak terdapat perbedaan gaya hidup Ha = terdapat perbedaan gaya hidup Pengujian hipotesis dapat dilakuka dengan melihat signifikasi dua sisi, yaitu dengan kriteria : P > 0,025, maka tidak terdapat perbedaan gaya hidup sebelum dan sesudah adanya perkebunan kelapa sawit P< 0,025, maka terdapat perbedaan gaya hidup sebelum dan sesudah adanya perkebunan kelapa sawit Hanya menunjuukkan nilai t hitung sebesar -9.221 atau 9.221. Dengan signifikasi untuk dua sisi 0,000. Oleh karena P = 0,000 < 0,025, maka Ho ditolak atau tidak terdapat perbedaan gaya hidup sebelum dan sesudah adanya perkebunan kelapa sawit. Selain dengan melihat signifikasi dua sisi, pengujian hipotesis dapat dilakukan dengan membandingkan nilai
t
hitung dengan
t
tabel. Pengujian hipotesis berdasarkan pada
kriteria sebagai berikut: Tolak Ho jika statistik (t hitung) > statistic tabel (t tabel). Terima Ho jika statistik (t hitung) < statistic tabel (t tabel). Diperoleh t hitung = -11.635 dan t tabel pada tabel distribusi nilai t, yaitu pada taraf kepercayaan 95% dan derajat bebas (df) 95, sehingga harga t tabel = t hitung sebesar -9.221< t
tabel
(6,455)=1,985.
T
sebesar 1,985. Maka Ho diterima dan terdapat perbedaan
gaya hidup sebelum dan sesudah adanya perkebunan kelapa sawit.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
69
B. Pembahasan Berdasarkan analisis data dari 95 sampel masyarakat Desa Belonsat, Kecamatan Belimbing, Kabupaten Melawi. Penulis akan membahas rumusan masalah satu persatu dan membuktikan hipotesis yang telah dikemukakan sebelumnya. 1. Terdapat perbedaan tingkat konsumsi sebelum dan sesudah adanya perkebunan kelapa sawit. Tingkat Konsumsi adalah sejumlah uang yang dipergunakan untuk membeli barang-barang atau jasa guna memenuhi kebutuhan hidup atau apa yang dikonsumsi masyarakat, seperti apakah ia mengkonsumsi, berlebihan, atau tidak. Indikatornya adalah pengeluaran rutin bulanan sebuah keluarga di klasifikasikan seperti pengeluaran sandang pangan, papan, maupun kebutuhan sekunder dan tersier. Perubahan yang terjadi dalam tingkat konsumsi sebelum dan sesudah ini dikarenakan semakin meningkatnya harga-harga barang di Indonesia sehingga dampaknya terjadi hingga ke seluruh pelosok daerah, tidak hanya harga barang saja yang meningkat, semakin bertambah pula pendapatan maka tingkat konsumsi dengan sendirinya akan bertambah, karena semakin tinggi pendapatan maka semakin tinggi pula tingkat konsumsi seseorang., sehingga terjadilah perbedaan tingkat konsumsi masyarakat sebelum dan sesudah adanya perkebunan kelapa sawit.
2. Terdapat perbedaan tabungan sebelum dan sesudah adanya perkebunan kelapa sawit. Tabungan adalah simpanan yang penarikanya hanya dapat dilakukan menurut syaratsyarat tertentu yang telah disepakati,tetapi tidak dapat ditarik dengan cek,bilkyet giro atau alat lainnya yang dipersamakan dengan itu atau simpanan berbentuk uang yang
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
70
disimpan di bank untuk digunakan dimasa sekarang, masa depan atau jangka panjang dan berfungsi untuk alat berjaga-jaga. Hal ini terjadi dikarenakan semakin majunya pemikiran seseorang akan pentingnya menabung, sehingga masyarakat modern berencana untuk membuat tabungan atau simpanan jangka panjang untuk mengalihkan sebagian pendapatannya. Terutama masyarakat yang memiliki keturunan atau tanggungan keluarga yang tidak sedikit, akan lebih rutin untuk menabung minimal sebulan sekali wajib untuk menyetorkan sebagian penghasilannya untuk dijadikan tabungan. Hal ini dilakukan agar keturunannya dapat meneruskan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi, tabungan berfungsi tidak hanya itu tabungan yang dimiliki juga dapat dijadikan modal untuk membuka usaha pribadi tentunya.
3. Terdapat perbedaan kepemilikan asset sebelum dan sesudah adanya perkebunan kelapa sawit. Kepemilikan asset adalah sesuatu atau harta benda yang dimiliki oleh perusahaan atau perorangan baik berupa tetap dan lancar dan lainnya yang dipakai perusahaan atau individu dalam mengembangkan dan menciptakan produk usahanya dan untuk aktivitas lainya di dalam usahanya baik asset sebagai penunjang dan asset utama. Perubahan yang terjadi pada kepemilikan asset masyarakat ini sesudah adanya perkebunan kelapa sawit yaitu meningkatnya pendapatan masyarakat sehingga mereka berniat untuk memiliki asset untuk simpanan dimasa yang akan datang. Asset yang dimiliki biasanya dapat berbentuk tanah, rumah, maupun kendaraan. Terlihat dari penelitian yang telah dilakukan bahwa masyarakat memiliki asset yang berbeda sebelum dan sesudah adanya perkebunan kelapa sawit. Asset yang dimiliki pun tidak bertambah hanya satu asset saja melainkan lebih dari satu. Contohnya: dahulu ada
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
71
sebuah masyarakat yang hanya memiliki dua motor, ketika munculnya perkebunan kelapa sawit di daerah ini pendapatan bertambah asset yang dimiliki pun bertambah menjadi memiliki satu mobil, dan satu truk. Dapat terlihat perbedaan yang terjadi dari sebelum adanya perkebunan kelapa sawit di daerah ini. Kehidupan masyarakat daerah ini pun menjadi semakin maju dilihat dari segi materi yang telah didapatkan oleh masing-masing keluarga.
4. Terdapat perbedaan gaya hidup sebelum dan sesudah adanya perkebunan kelapa sawit. Gaya hidup adalah pola yang hidup ditampilkan dengan ciri-ciri, seperti norma, ritual, pola-pola tatanan sosial, dan mungkin juga suatu komunitas dialek atau cara berbicara yang khas. Sementara gaya hidup diekspresikan melalui apa yang dikenakan seseorang, apa yang ia konsumsi, dan bagaimana ia bersikap atau berperilaku ketika berada dihadapan orang lain. Gaya hidup (lifestyle) adalah ciri khas kehidupan seseorang, kelompok, atau budaya. Gaya hidup meningkat seiring perkembangan zaman yang terjadi, mengakibatkan pola hidup masyarakat pun berubah. Hal ini terlihat ketika keinginan untuk berpergian libur sebelum adanya perkebunan kelapa sawit hanya berlibur di rumah atau ke tempat terdekat, namun seiring bertambahnya pendapatan masing-masing orang dampak dari adanya perkebunan kelapa sawit yang berada dekat temapt tinggal mereka, masyarakat pun lebih sering berlibur ke kota besar bahkan ke luar pulau Kalimantan. Hal ini terjadi akibat adanya perkebunan kelapa sawit di Desa Belonsat. Pendapatan bertambah maka gaya hidup masyarakat pun berubah. Gaya hidup ini dapat dikerucutkan seperti: pola konsumsi, gaya berpakaian, pola rekreasi. Sebelum adanya perkebunan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
72
kelapa sawit di daerah ini masing-masing pola konsumsi, gaya berpakaian dan pola rekreasi mengalami perubahan, hal ini dapat terlihat dari penelitian yang telah dilakukan bahwa kebanyakan masyarakat memiliki pola konsumsi, gaya berpakaian dan pola rekreasi yang berbeda ketika sebelum dan sesudah adanya perkebunan kelapa sawit.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB VI KESIMPULAN, SARAN DAN KETERBATASAN
A. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1.
Terdapat perbedaan tingkat konsumsi sebelum dan sesudah adanya perkebunan kelapa sawit. Dilihat dari uji t sample berpasangan (paired sample t-test) menunjukkan nilai t hitung lebih besar dari t tabel 10.386 > 1.985.
2.
Terdapat perbedaan tingkat konsumsi sebelum dan sesudah adanya perkebunan kelapa sawit. Dilihat dari uji t sample berpasangan (paired sample t-test) menunjukkan nilai t hitung lebih besar dari t tabel 10.572 > 1.985.
3.
Terdapat perbedaan tingkat konsumsi sebelum dan sesudah adanya perkebunan kelapa sawit. Dilihat dari uji t sample berpasangan (paired sample t-test) menunjukkan nilai t hitung lebih besar dari t tabel 4.484 > 1.985.
4.
Terdapat perbedaan tingkat konsumsi sebelum dan sesudah adanya perkebunan kelapa sawit. Dilihat dari uji t sample berpasangan (paired sample t-test) menunjukkan nilai t hitung lebih besar dari t tabel 9.221 > 1.985.
73
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
74
B. Saran Berdasarkan penelitian yang dilakukan peneliti menyarankan sebagai berikut :
1. Bagi Perusahaan : Ada baiknya jika perkebunan sawit diperluas lagi lahannya supaya dapat semakin berkembang dan bertambah banyak hasil yang didapatkan, serta dapat menambah kerja sama dengan perusahaan luar tidak hanya dari negara tetangga saja, namun dapat menjalin kerja sama lagi dengan perusahaan penghasil minyak ternama. 2. Bagi Masyarakat : masyarakat yang berpenghasilan di Desa Belonsat ini
dapat dikatakan sejahtera karena dari hasil yang mereka dapatkan masyarakat dapat menyisihkan sebagian penghasilannya untuk ditabung untuk keperluan jangka panjang.
B. Keterbatasan Keterbatasan dari penelitian ini adalah variabel yang digunakan tingkat konsumsi, tabungan, kepemilikan asset dan gaya hidup untuk itu perlu penelitian lebih lanjut mengenai penelitian ini. Data dalam penelitian ini berupa angka kasar, peneliti tidak melakukan penghitungan rata-rata tingkat konsumsi, tabungan, kepemilikan asset, dan gaya hidup dalam kisaran waktu 1997 – 2014 dan tahun sebelum 1996. Sehingga mengakibatkan terjadinya potensi overlapping antara variabel tingkat konsumsi dan variabel gaya hidup yaitu pola konsumsi.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR PUSTAKA Adlin, Alfathri. 2006. Eksistensi Gaya Hidup Teori dan Realitas. Bandung: Jalasutra Anindyaditakhoirina. 2011. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Konsumsi. Tersedia pada: http://anindyaditakhoirina.wordpress.com/2011/04/17/faktor-faktor-yang-memp engaruhi-tingkat-konsumsi/ Diakses: 2 Juni 2014
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta Chaney, David. 2006. Lifestyle. Yogyakarta: Jalasutra Bungin, Burhan. 2005. Metode Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Kencana
Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Konsumsi/Pengeluaran Rumah Tangga Pendidikan Ekonomi Dasar. Diakses melalui: http://www.organisasi.org/1970/01/faktor-yang-mempengaruhi-tingkat-konsums i-pengeluaran-rumah-tangga-pendidikan-ekonomi-dasar.html/ tanggal 2 Juni 2014 Gilarso, T. 2003. Pengantar Ilmu Ekonomi Mikro. Yogyakarta: Kanisius HM, Jogiyanto. 2008. Pedoman Survei Kuisioner. Yogyakarta: Badan Penerbit Fakultas Ekonomika dan Bisnis UGM Ibrahim, IDI Subandy. 2011. Kritik Budaya Komunikasi. Yogyakarta: Jalasutra McEachern, Wiliam A. 2000. Ekonomi Makro Pendekatan Kontemporer. Jakarta: Salemba Empat Perpustakaan Universitas Sanata Dharma. 2006. Koleksi Tugas Akhir dan Karya Ilmiah. Diakses di: http://www.library.usd.ac.id/ tanggal 25 Agustus 2006 Reksoprayitno, Soediyono. 2000. Ekonomi makro: analisis IS-LM dan permintaan-penawaran agregatif. Yogyakarta: Badan Penerbit Fakultas Ekonomi (BPFE), Universitas Gadjah Mada (UGM)
75
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
76
Pengertian dari asset atau harta dan pembagianya. Diakses melalui: http://akunt.blogspot.com/2012/04/pengertian-dari-asset-atau-harta-dan.html Soeratno. 2004. Ekonomi Makro Pengantar. Yogyakarta: Bagian Penerbitan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Sudjana. 2005. Metoda Statistika. Bandung: Tarsito Sugiyono. 2010. Statistika Untuk Penelitian. Bandung: CV Alfabeta Suyanto, Bagong. 2013. Sosiologi Ekonomi. Jakarta: Kencana Wiyono, Gendro. 2011. Merancang Penelitian Bisnis dengan Alat Analisis SPSS 17.0 & SmartPLS 2.0. Yogyakarta: Unit Penerbit dan Percetakan STIM YKPN Yogyakarta Undang - Undang No 10 Tahun 1998 : Tentang Perbankan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI KUISIONER PERBEDAAN TINGKAT KONSUMSI, TABUNGAN, KEPEMILIKAN ASSET DAN GAYA HIDUP PEMILIK LAHAN KELAPA SAWIT SEBELUM DAN SESUDAH ADANYA PERKEBUNAN KELAPA SAWIT DI KABUPATEN MELAWI KALIMANTAN BARAT
A. Identitas Responden Nama
:
JenisKelamin
: a. Laki-laki b. Perempuan
Usia
:
Pekerjaan
: a. PNS
b. Pegawai Swasta
c. Wiraswasta
d. Petani
e. Lain-lain Tingkat Pendidikan
: a. SD e. Magister
b.SMP
c. SMA
d. Sarjana
Jumlah Anggota Keluarga
:
Jumlah Tanggungan :
B. Variabel Penelitan
No.
Pertanyaan TINGKAT KONSUMSI
1.
Berapa jumlah uang yang dikeluarkan untuk membeli kebutuhan primer (sandang, pangan, papan) dalam 1 bulan ?
2.
Berapa jumlah uang yang dikeluarkan untuk membeli kebutuhan sekunder dalam
Sebelum
Sesudah
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 1 bulan ?
TABUNGAN 3.
4.
Berapa besarnya simpanan atau tabungan yang ada di Bank ? KEPEMILIKAN ASSET Berapa banyak kendaraan (motor, mobil) yang dimiliki ?
5.
Berapa luas tanah yang anda miliki ? (dalam hektar)
6.
Berapa banyak rumah yang dimiliki ?
7.
GAYA HIDUP Pola Konsumsi Apakah anda mengkonsumsi makanan bermerk Internasional seperti : Mc Donald, KFC, dan makanan lainnya ?
8.
Apakah anda sering mengkonsumsi (seminggu 5 kali ) makanan bermerk seperti yang diiklankan di televisi majalah dan sebagainya ?
9.
Apakah ketika anda membeli makanan atau minuman anda membelinya di warung atau supermarket ?
10.
Apakah ketika merayakan hari-hari spesial (ulang tahun, natal, lebaran, tahun baru) anda merayakan pesta atau mentraktir keluarga serta kerabat ?
Gaya Berpakaian
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 12.
Apakah anda mengganti pakaian anda yang sudah anda miliki dengan pakaian baru, jika pakaian tersebut sudah ketinggalann zaman ?
13.
Apakah anda melakukan pertimbangan (trend, merk, kualitas, harga) ketika akan membeli pakaian ?
14.
Apakah anda selalu menggunakan pakaian mewah untuk menaikkan gengsi anda ?
15.
Apakah anda merasa percaya diri dimana saja walupun pakaian anda sederhana atau biasa-biasa saja ?
16.
Apakah dalam kehidupan sehari-hari anda ingin berpakaian seperti sosok yang anda idolakan ?
17.
Apakah anda membeli pakaian memiliki motivasi agar tidak ketinggalan zaman ?
Pola Rekreasi 18.
Apakah setiap tahun anda melakukan kegiatan rekreasi bersama keluarga ?
19.
Apakah anda sekeluarga berlibur ke luar kota pada saat liburan panjang tiba ?
20.
Apakah anda di rumah saja ketika liburan tiba ?
----TERIMA KASIH----
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Identitas Sampel
No.
Nama Penduduk
1.
Jenis Kelamin
Usia
Pekerjaan
Pendidikan
Laki - laki
40 tahun
PNS
Sarjana
Laki - laki
39 tahun
PNS
Sarjana
Laki - laki
45 tahun
Petani
SMP
Laki - laki
44 tahun
Petani
SMP
Laki - laki
43 tahun
Petani
SMA
Laki - laki
38 tahun
Petani
SMP
Laki - laki
41 tahun
Petani
SMA
Laki - laki
30 tahun
Petani
SMP
Laki - laki
39 tahun
Petani
SMP
Laki - laki
38 tahun
Petani
SMA
Laki - laki
31 tahun
Petani
SMP
Laki - laki
43 tahun
Petani
SD
Ahmad Sungadak 2. Ahmad Yani 3. Bambang. S 4. Sutrisno 5. Darmaji 6. Rubito 7. Ahmad Jauari 8. Budi Utomo 9. Slamet 10. Khairul Anam 11. Nyadi 12. Tukiyo
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
13.
Laki - laki
32 tahun
Petani
SMP
Laki - laki
42 tahun
Petani
SMA
Laki - laki
41 tahun
Petani
SMP
Laki - laki
39 tahun
Petani
SMA
Laki - laki
37 tahun
Petani
SMA
Laki - laki
42 tahun
Petani
SMP
Laki - laki
39 tahun
Petani
SMP
Laki - laki
43 tahun
Petani
SMA
Laki - laki
32 tahun
Petani
SMP
Laki - laki
40 tahun
Petani
SMP
Laki - laki
35 tahun
Petani
SMP
Laki - laki
33 tahun
Petani
SMA
Laki - laki
45 tahun
Petani
SD
Laki - laki
43 tahun
Petani
SMA
Laki - laki
47 tahun
Petani
SMP
Laki - laki
48 tahun
Petani
SD
Supriadi 14. Bambang. N 15. Mejan 16. Sidik 17. Legiman 18. Sukiman 19. Harto 20. Bambang 21. Suroso 22. Istaqri 23. Arepin 24. Irwanto 25. Tarmidi 26. Sunaryanto 27. Janudin. Z 28. Sudiono
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
29.
Laki - laki
49 tahun
Petani
SMA
Laki - laki
42 tahun
Pegawai Swasta
Sarjana
Laki - laki
46 tahun
Wiraswasta
SMP
Laki - laki
42 tahun
Petani
SMP
Laki - laki
29 tahun
Petani
SD
Laki - laki
44 tahun
WIraswasta
SMA
Laki - laki
29 tahun
Petani
SMA
Laki - laki
42 tahun
Petani
SD
Laki - laki
48 tahun
Petani
SD
Laki - laki
40 tahun
Petani
SD
Laki - laki
46 tahun
Petani
SMP
Laki - laki
40 tahun
PNS
SMA
Laki - laki
48 tahun
Wiraswasta
SMA
Laki - laki
48 tahun
Petani
SMP
Laki - laki
42 tahun
Petani
SD
Laki – laki
40 tahun
Petani
SD
Sukiyat 30. Barjono 31. Yayan Suryana 32. Kadi Sutrisno 33. Taruna Jaya 34. Mosis 35. Andi Prasetyo 36. Suheri 37. Ibrohim 38. Suyitno 39. Sriyono 40. Yosep Yahadi 41. Tator 42. Mujianto 43. Casmat 44. Amsor
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
45.
Laki – laki
33 tahun
Lain-lain
SD
Laki – laki
39 tahun
Petani
SD
Laki – laki
32 tahun
Petani
SMA
Laki – laki
42 tahun
Petani
SD
Laki – laki
29 tahun
Petani
SMA
Laki – laki
29 tahun
Petani
SD
Laki – laki
48 tahun
Petani
SD
Laki – laki
48 tahun
Petani
SD
Laki – laki
52 tahun
Petani
SD
Laki – laki
39 tahun
Petani
SD
Laki – laki
51 tahun
Petani
SD
Laki – laki
48 tahun
Petani
SD
Laki – laki
65 tahun
Petani
SD
Laki – laki
29 tahun
Petani
SD
Laki – laki
50 tahun
Petani
SD
Laki – laki
33 tahun
Petani
SMP
Sarmin 46. Egelius Bungkin 47. Jimin 48. Sutarman 49. Safari 50. Aas Adi Saputra 51. Upai 52. Kadria 53. Suparjo 54. Kandeg 55. Achmad Mundoyo 56. Suparma 57. Bantak 58. Andreas Slamet 59. Pursianto 60. HY. Sangkuria
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
61.
Laki – laki
40 tahun
Petani
SMA
Laki – laki
42 tahun
Petani
SD
Laki – laki
55 tahun
Petani
SMA
Laki – laki
48 tahun
Petani
SD
Laki – laki
35 tahun
Petani
SMA
Laki – laki
67 tahun
Petani
SD
Laki – laki
47 tahun
Petani
SD
Laki – laki
63 tahun
Petani
SD
Laki – laki
32 tahun
Petani
SMP
Laki – laki
53 tahun
Petani
SD
Laki – laki
48 tahun
Petani
SMA
Laki – laki
45 tahun
Petani
SMP
Laki – laki
40 tahun
PNS
Sarjana
Laki – laki
44 tahun
PNS
Sarjana
Laki – laki
54 tahun
Petani
SD
Laki – laki
40 tahun
Petani
SD
Tri Haryanto 62. Jasaid 63. Wiyono 63. Mino Widarto 64. Ewil Agus Salim 65. Bagio 66. Supardi 67. Matius Miarto 68. Warito 69. Mustaman 70. Sumardi 71. Sutrisno 72. Indra Mahyudin 73. Dahriman. S.Sos 74. Andreas Komar 75. Yohanes D. Suin
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
76.
Laki – laki
42 tahun
Petani
SD
Laki – laki
29 tahun
Petani
SD
Laki – laki
40 tahun
Petani
SMP
Laki – laki
34 tahun
Petani
SMA
Laki – laki
37 tahun
Petani
SD
Laki – laki
44 tahun
Lain-lain
SMA
Laki – laki
47 tahun
Petani
SMP
Laki – laki
38 tahun
Petani
SD
Laki – laki
54 tahun
Petani
SD
Laki – laki
46 tahun
Petani
SD
Laki – laki
40 tahun
Petani
SMA
Laki – laki
28 tahun
Petani
SMP
Laki – laki
29 tahun
-
SMP
Laki – laki
23 tahun
-
-
Laki – laki
22 tahun
Petani
SD
Laki – laki
39 tahun
Petani
SMA
Markus M. Jais 77. 78.
Nikolaus Sumardi Kristoforus Rosman
79. Andrianus 80. Sumadi 81. Supinus Enteng 82. Sriyono 83. Wahono 84. Giarto 85. Slamet Nuralim 86. Marsidi 87. Marno 88. Sairin 89. Agus 90. Hanif Kurianto 91. Musa H. Silitonga
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
92.
Laki – laki
45 tahun
Petani
SD
Laki – laki
55 tahun
Petani
SD
Laki – laki
48 tahun
Petani
SMA
Laki -laki
59 tahun
Petani
SD
Oyot 93. 94.
Sujiyono Sahala Manalu
95. Sutadi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Data Tingkat Konsumsi, Tabungan, Kepemilikan Asset, dan Gaya Hidup
No.
TINGKAT KONSUMSI Sebelum
Sesudah
TABUNGAN Sebelum Sesudah
Ahmad Sungadak
1050000
1850000
4500000
5500000
20000000
25000000
1
2
Ahmad Yani
1030000
1950000
4000000
5000000
15000000
20000000
1
1
Bambang S
1200000
1850000
2800000
3700000
15500000
25000000
1
1
Sutrisno
9550000
14000000
3000000
4000000
5000000
7000000
1
2
Darmaji
1080000
1950000
2000000
3500000
8000000
10000000
1
2
Rubito
2850000
4680000
2500000
3500000
5000000
15000000
1
1
Ahmad Jauari
900000
1500000
2500000
3750000
15000000
25000000
1
2
Budi Utomo
1000000
3500000
2870000
3500000
15000000
35000000
1
1
Slamet
5000000
8000000
2500000
3500000
5000000
15000000
1
2
Khairul Anam
1500000
2700000
3000000
7500000
20000000
35500000
2
2
Nyadi
950000
1600000
2800000
4900000
8000000
2800000
1
2
Tukiyo
1100000
1780000
2500000
3500000
5000000
15000000
1
2
Nama Penduduk
KEPEMILIKAN ASSET Sebelum Sesudah
GAYA HIDUP Sebelum Sesudah
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
13. Supriadi
1120000
1950000
2500000
4500000
5000000
25000000
1
1
Bambang N
950000
1985000
3500000
5000000
5000000
20000000
1
2
Mejan
1130000
2000000
4000000
10000000
10000000
25000000
1
2
Sidik
1200000
2100000
3500000
5500000
10000000
25000000
1
2
Legiman
1050000
1975000
4000000
5500000
10000000
15000000
1
2
Sukiman
975000
2050000
2500000
3000000
15000000
25000000
1
2
Harto
1015000
2000000
1000000
2000000
25000000
30000000
1
2
Bambang
1075000
2150000
600000
800000
15000000
20000000
1
2
Suroso
1870000
2100000
400000
800000
20000000
21000000
1
2
Istaqri
1080000
1855000
3000000
4200000
3000000
5000000
1
2
Arepin
985000
1780000
1700000
2000000
5000000
7000000
1
2
Irwanto
1080000
1870000
1950000
2000000
10000000
14000000
1
1
Tarmidi
955000
2000000
1800000
2500000
10000000
15000000
2
2
Sunaryanto
1085000
2080000
2800000
3500000
25000000
30000000
1
2
Janudin Z
980000
1870000
3000000
3500000
6000000
20000000
1
2
Sudiono
1020000
1972000
2000000
2500000
15000000
20000000
1
2
Sukiyat
1000000
1870000
3000000
6000000
5000000
11000000
2
1
Barjono
1100000
1987000
2800000
3500000
2000000
3000000
1
2
14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
31. Yayan Suryana
2500000
5000000
1000000
6000000
14000000
140000000
1
2
Kadi Sutrisno
1500000
8000000
1500000
4500000
12000000
110000000
1
2
Taruna Jaya
1200000
5000000
1000000
4000000
11000000
70000000
1
2
Mosis
2700000
4000000
2000000
8000000
20000000
400000000
1
2
Andi Prasetyo
1200000
6000000
1150000
5000000
15000000
100000000
1
2
Suheri
1200000
8000000
1200000
5000000
12000000
150000000
1
2
Ibrohim
1500000
9000000
1200000
8000000
1000000
120000000
1
2
Suyitno
1800000
4000000
1400000
4000000
17000000
150000000
1
2
Sriyono
2700000
6000000
2000000
5000000
20000000
190000000
1
2
Yosep Yahadi
1200000
9000000
1000000
4000000
1200000
10000000
1
2
Tator
2600000
5000000
1200000
3000000
20000000
200000000
1
2
Mujianto
3000000
6000000
1000000
3000000
30000000
500000000
1
2
Casmat
2700000
4000000
200000
1000000
18000000
200000000
1
2
Amsor
1150000
8000000
150000
3000000
1000000
15000000
1
2
Sarmin
1000000
6000000
100000
2500000
4000000
15000000
1
2
Egelius Bungkin
2000000
5000000
2000000
5000000
10000000
80000000
1
2
Jimin
1100000
4000000
200000
3000000
3000000
10000000
1
2
Sutarman
1200000
6000000
100000
3000000
3000000
15000000
1
2
32. 33. 34. 35. 36. 37. 38. 39. 40. 41. 42. 43. 44. 45. 46. 47. 48.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
49. Safari
1000000
2000000
200000
5000000
150000
3000000
1
2
Aas Adi Saputra
1200000
5000000
100000
2500000
100000
4000000
1
2
Upai
1000000
8000000
100000
1500000
2000000
6000000
1
2
Kadria
1000000
3000000
1200000
3500000
4000000
8000000
1
2
Suparjo
2100000
5000000
1500000
5000000
15000000
40000000
1
2
Kandeg Achmad Mundoyo
500000
100000
100000
1000000
5000000
10000000
1
1
1300000
4000000
200000
4000000
2500000
8000000
1
2
Suparma
1200000
8000000
1500000
3000000
1200000
20000000
1
2
Bantak
1400000
6000000
1000000
4000000
3000000
12000000
1
2
Andreas Slamet
1300000
5000000
200000
2000000
1500000
19000000
1
2
Pursianto
900000
4000000
500000
2000000
700000
7000000
1
2
HY. Sangkuria
1200000
6000000
1000000
3000000
2000000
10000000
1
2
Tri Haryanto
1400000
2400000
300000
4000000
4000000
70000000
1
1
Jasaid
600000
1800000
400000
900000
2000000
8000000
1
1
Wiyono
700000
1400000
500000
900000
1200000
4000000
1
1
Mino Widarto
800000
1600000
400000
700000
1000000
2000000
1
1
Ewil Agus Salim
600000
2000000
400000
1200000
3000000
9000000
1
1
50. 51. 52. 53. 54. 55. 56. 57. 58. 59. 60. 61. 62. 63. 63. 64.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
65. Bagio
400000
800000
2000000
5000000
1100000
3000000
1
1
Supardi
900000
2000000
500000
1100000
5000000
12500000
1
1
Matius Miarto
500000
1000000
400000
4000000
7500000
20000000
1
1
Warito
1000000
1500000
200000
600000
1500000
4000000
1
1
Mustaman
1000000
3000000
250000
500000
1200000
2500000
1
1
Sumardi
1000000
3000000
400000
800000
2000000
6000000
1
2
Sutrisno
1000000
2500000
350000
1200000
3000000
6000000
2
2
Indra Mahyudin
200000
1000000
150000
600000
3000000
24000000
2
2
Dahriman
1200000
2400000
500000
6000000
12000000
90000000
2
2
Andreas Komar
700000
1500000
200000
600000
5000000
15000000
1
1
Yohanes D. Suin
400000
1000000
120000
400000
6000000
20000000
1
2
Markus M. Jais
1000000
2000000
135000
400000
3000000
7000000
1
1
Nikolaus Sumardi Kristoforus Rosman
700000
1400000
200000
400000
5500000
12500000
1
1
400000
800000
200000
600000
1000000
4000000
1
1
Andrianus
600000
1200000
150000
400000
500000
2000000
1
1
Sumadi
1200000
2400000
400000
1500000
15000000
40000000
1
1
Supinus Enteng
1200000
3600000
600000
1200000
16000000
40000000
2
2
66. 67. 68. 69. 70. 71. 72. 73. 74. 75. 76. 77. 78. 79. 80. 81.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
82. Sriyono
600000
2000000
200000
1400000
1500000
4000000
1
2
Wahono
1000000
2000000
120000
400000
350000
1500000
1
1
Giarto
200000
1000000
120000
400000
250000
2000000
1
1
Slamet Nuralim
1000000
1500000
200000
500000
1000000
3000000
1
1
Marsidi
800000
2000000
200000
1500000
6000000
20000000
1
2
Marno
1000000
4000000
2000000
9000000
20000000
80000000
1
2
Sairin
400000
1000000
100000
200000
10000000
50000000
1
2
Agus
1000000
2000000
150000
500000
6000000
12000000
1
2
Hanif Kurianto
400000
1000000
200000
500000
400000
1200000
1
1
Musa H. Silitonga
1000000
2000000
350000
2000000
40000000
70000000
1
2
Oyot
400000
800000
100000
300000
1000000
6000000
1
1
Sujiyono
700000
2000000
200000
700000
2000000
4500000
1
1
Sahala Manalu
500000
2000000
100000
2000000
20000000
60000000
1
2
Sutadi
200000
2602000
100000
200000
1000000
1200000
1
2
83. 84. 85. 86. 87. 88. 89. 90. 91. 92. 93. 94. 95.
Keterangan Ya :2 Tidak : 1
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Output Tingkat Konsumsi Paired Samples Statistics Mean Pair 1
N
Std. Deviation
Std. Error Mean
Sebelum
1260315.79
95
1103066.039
113172.188
Sesudah
3248989.47
95
2409950.628
247255.717
Paired Samples Correlations N Pair 1
Sebelum & Sesudah
Correlation 95
Sig.
.666
.000
Paired Samples Test Paired Differences 95% Confidence Interval of the Std. Error Mean Pair 1
Sebelum Sesudah
Std. Deviation -
1988673. 684
Mean
Difference Lower
Upper -
1866229.305
Sig. (2t
df
-
-
191471.087 2368844.01 160850
10.3
5
3.353
86
94
tailed)
.000
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Output Tabungan Paired Samples Statistics Mean Pair 1
N
Std. Deviation
Std. Error Mean
Sebelum
1240157.89
95
1191689.408
122264.753
Sesudah
2995263.16
95
2149072.953
220490.233
Paired Samples Correlations N Pair 1
Sebelum & Sesudah
Correlation 95
Sig.
.668
.000
Paired Samples Test Paired Differences 95% Confidence Interval of the
Mean Pair 1
Sebelum Sesudah
1755105.26 3
Std.
Std. Error
Deviation
Mean
1618147.90 7
Difference Lower
Sig. (2-
Upper -
t -
166018.472 2084738.83 1425471. 2
695
df -
10.572
94
tailed)
.000
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Output Kepemilikan Asset
Paired Samples Statistics Mean Pair 1
N
Std. Deviation
Std. Error Mean
Sebelum
8314210.53
95
7835311.720
803886.021
Sesudah
41042105.26
95
75199140.696
7715269.045
Paired Samples Correlations N Pair 1
Sebelum & Sesudah
Correlation 95
Sig.
.557
.000
Paired Samples Test Paired Differences 95% Confidence Interval of the Difference Mean Pair 1
Std. Deviation
Std. Error Mean
Lower
Sig. (2-
Upper
t
df
tailed)
Sebelum Sesudah
32727894.7 71136419.255 37
7298442.620
-
-
-
47219123.
1823666
4.4
648
5.826
84
94
.000
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Output Gaya Hidup
Paired Samples Statistics Mean Pair 1
N
Std. Deviation
Std. Error Mean
Sebelum
14.53
95
5.311
.545
Sesudah
20.47
95
3.652
.375
Paired Samples Correlations N Pair 1
Sebelum & Sesudah
Correlation 95
Sig.
.052
.615
Paired Samples Test Paired Differences 95% Confidence Interval of the
Mean Pair 1
Std.
Std. Error
Deviation
Mean
Difference Lower
Sig. (2-
Upper
t
df
tailed)
Sebelum Sesudah
-5.947
6.286
.645
-7.228
-4.667
-9.221
94
.000
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
UNIVERSITAS SANATA DHARMA Mrican, Tromol Pos 29 Yogyakarta 55002. Telp (0274) 513301, 515352, Fax (0274) 562383
Nomor Lamp Hal
: 121/ Plnt/Kajur/PIPS/XI /2014 :: Permohonan Ijin Penelitian
Kepada Yth: Kepala Desa Belonsat Kecamatan Belimbing, Kabupaten Melawi Kalimantan Barat Dengan hormat, Dengan ini kami memohonkan ijin bagi mahasiswa kami, Nama :Dwi Ratna Sari No. Mahasiswa :101324004 Prgram Studi :Pendidikan Ekonomi Jurusan :Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Semester :IX (Sembilan) Untuk melaksanakan penelitian dalam rangka persiapan penyusunan Skripsi/Makalah, dengan ketentuan sebagai berikut: Lokasi :Perkebunan Kelapa Sawit, Kecamatan Belimbing, Kabupaten Melawi Waktu : November – Desember 2014 Topik :PERBEDAAN TINGKAT KONSUMSI, TABUNGAN, KEPEMILIKAN ASSET DANGAYA HIDUP PEMILIK LAHAN KELAPA SAWIT SEBELUM DAN SESUDAH ADANYA PERKEBUNAN KELAPA SAWIT DI KABUPATEN MELAWI KALIMANTAN BARAT
Atas perhatian dan ijin yang diberikan, kami mengucapkan terima kasih. Yogyakarta, 3 November 2014 u.b. Dekan Ketua Jurusan Pendidikan IPS
Indra Darmawan, S.E, M.Si. Tembusan: 1. Dekan FKIP 2. Prodi Pendidikan Ekonomi 3. Mahasiswa Yang Bersangkutan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI Titik Persentase Distribusi t (df = 1 – 40) Pr
0.25 0.50
0.20
0.10
0.050
0.02
0.010
0.002
1
1.00000
3.07768
6.31375
12.70620
31.82052
63.65674
318.30884
2
0.81650
1.88562
2.91999
4.30265
6.96456
9.92484
22.32712
3
0.76489
1.63774
2.35336
3.18245
4.54070
5.84091
10.21453
4
0.74070
1.53321
2.13185
2.77645
3.74695
4.60409
7.17318
5
0.72669
1.47588
2.01505
2.57058
3.36493
4.03214
5.89343
6
0.71756
1.43976
1.94318
2.44691
3.14267
3.70743
5.20763
7
0.71114
1.41492
1.89458
2.36462
2.99795
3.49948
4.78529
8
0.70639
1.39682
1.85955
2.30600
2.89646
3.35539
4.50079
9
0.70272
1.38303
1.83311
2.26216
2.82144
3.24984
4.29681
10
0.69981
1.37218
1.81246
2.22814
2.76377
3.16927
4.14370
11
0.69745
1.36343
1.79588
2.20099
2.71808
3.10581
4.02470
12
0.69548
1.35622
1.78229
2.17881
2.68100
3.05454
3.92963
13
0.69383
1.35017
1.77093
2.16037
2.65031
3.01228
3.85198
14
0.69242
1.34503
1.76131
2.14479
2.62449
2.97684
3.78739
15
0.69120
1.34061
1.75305
2.13145
2.60248
2.94671
3.73283
16
0.69013
1.33676
1.74588
2.11991
2.58349
2.92078
3.68615
17
0.68920
1.33338
1.73961
2.10982
2.56693
2.89823
3.64577
18
0.68836
1.33039
1.73406
2.10092
2.55238
2.87844
3.61048
19
0.68762
1.32773
1.72913
2.09302
2.53948
2.86093
3.57940
20
0.68695
1.32534
1.72472
2.08596
2.52798
2.84534
3.55181
21
0.68635
1.32319
1.72074
2.07961
2.51765
2.83136
3.52715
22
0.68581
1.32124
1.71714
2.07387
2.50832
2.81876
3.50499
23
0.68531
1.31946
1.71387
2.06866
2.49987
2.80734
3.48496
24
0.68485
1.31784
1.71088
2.06390
2.49216
2.79694
3.46678
25
0.68443
1.31635
1.70814
2.05954
2.48511
2.78744
3.45019
26
0.68404
1.31497
1.70562
2.05553
2.47863
2.77871
3.43500
27
0.68368
1.31370
1.70329
2.05183
2.47266
2.77068
3.42103
28
0.68335
1.31253
1.70113
2.04841
2.46714
2.76326
3.40816
29
0.68304
1.31143
1.69913
2.04523
2.46202
2.75639
3.39624
30
0.68276
1.31042
1.69726
2.04227
2.45726
2.75000
3.38518
31
0.68249
1.30946
1.69552
2.03951
2.45282
2.74404
3.37490
32
0.68223
1.30857
1.69389
2.03693
2.44868
2.73848
3.36531
33
0.68200
1.30774
1.69236
2.03452
2.44479
2.73328
3.35634
34
0.68177
1.30695
1.69092
2.03224
2.44115
2.72839
3.34793
35
0.68156
1.30621
1.68957
2.03011
2.43772
2.72381
3.34005
36
0.68137
1.30551
1.68830
2.02809
2.43449
2.71948
3.33262
37
0.68118
1.30485
1.68709
2.02619
2.43145
2.71541
3.32563
38
0.68100
1.30423
1.68595
2.02439
2.42857
2.71156
3.31903
39
0.68083
1.30364
1.68488
2.02269
2.42584
2.70791
3.31279
40
0.68067
1.30308
1.68385
2.02108
2.42326
2.70446
3.30688
df
0.10
0.05
0.025
0.01
0.005
0.001
Catatan: Probabilita yang lebih kecil yang ditunjukkan pada judul tiap kolom adalah luas daerah dalam satu ujung, sedangkan probabilitas yang lebih besar adalah luas daerah dalam kedua ujung
Diproduksi oleh: Junaidi (http://junaidichaniago.wordpress.com), 2010
Page 1
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI Titik Persentase Distribusi t (df = 41 – 80) Pr
0.25 0.50
0.20
0.10
0.050
0.02
0.010
0.002
41
0.68052
1.30254
1.68288
2.01954
2.42080
2.70118
3.30127
42
0.68038
1.30204
1.68195
2.01808
2.41847
2.69807
3.29595
43
0.68024
1.30155
1.68107
2.01669
2.41625
2.69510
3.29089
44
0.68011
1.30109
1.68023
2.01537
2.41413
2.69228
3.28607
45
0.67998
1.30065
1.67943
2.01410
2.41212
2.68959
3.28148
46
0.67986
1.30023
1.67866
2.01290
2.41019
2.68701
3.27710
47
0.67975
1.29982
1.67793
2.01174
2.40835
2.68456
3.27291
48
0.67964
1.29944
1.67722
2.01063
2.40658
2.68220
3.26891
49
0.67953
1.29907
1.67655
2.00958
2.40489
2.67995
3.26508
50
0.67943
1.29871
1.67591
2.00856
2.40327
2.67779
3.26141
51
0.67933
1.29837
1.67528
2.00758
2.40172
2.67572
3.25789
52
0.67924
1.29805
1.67469
2.00665
2.40022
2.67373
3.25451
53
0.67915
1.29773
1.67412
2.00575
2.39879
2.67182
3.25127
54
0.67906
1.29743
1.67356
2.00488
2.39741
2.66998
3.24815
55
0.67898
1.29713
1.67303
2.00404
2.39608
2.66822
3.24515
56
0.67890
1.29685
1.67252
2.00324
2.39480
2.66651
3.24226
57
0.67882
1.29658
1.67203
2.00247
2.39357
2.66487
3.23948
58
0.67874
1.29632
1.67155
2.00172
2.39238
2.66329
3.23680
59
0.67867
1.29607
1.67109
2.00100
2.39123
2.66176
3.23421
60
0.67860
1.29582
1.67065
2.00030
2.39012
2.66028
3.23171
61
0.67853
1.29558
1.67022
1.99962
2.38905
2.65886
3.22930
62
0.67847
1.29536
1.66980
1.99897
2.38801
2.65748
3.22696
63
0.67840
1.29513
1.66940
1.99834
2.38701
2.65615
3.22471
64
0.67834
1.29492
1.66901
1.99773
2.38604
2.65485
3.22253
65
0.67828
1.29471
1.66864
1.99714
2.38510
2.65360
3.22041
66
0.67823
1.29451
1.66827
1.99656
2.38419
2.65239
3.21837
67
0.67817
1.29432
1.66792
1.99601
2.38330
2.65122
3.21639
68
0.67811
1.29413
1.66757
1.99547
2.38245
2.65008
3.21446
69
0.67806
1.29394
1.66724
1.99495
2.38161
2.64898
3.21260
70
0.67801
1.29376
1.66691
1.99444
2.38081
2.64790
3.21079
71
0.67796
1.29359
1.66660
1.99394
2.38002
2.64686
3.20903
72
0.67791
1.29342
1.66629
1.99346
2.37926
2.64585
3.20733
73
0.67787
1.29326
1.66600
1.99300
2.37852
2.64487
3.20567
74
0.67782
1.29310
1.66571
1.99254
2.37780
2.64391
3.20406
75
0.67778
1.29294
1.66543
1.99210
2.37710
2.64298
3.20249
76
0.67773
1.29279
1.66515
1.99167
2.37642
2.64208
3.20096
77
0.67769
1.29264
1.66488
1.99125
2.37576
2.64120
3.19948
78
0.67765
1.29250
1.66462
1.99085
2.37511
2.64034
3.19804
79
0.67761
1.29236
1.66437
1.99045
2.37448
2.63950
3.19663
80
0.67757
1.29222
1.66412
1.99006
2.37387
2.63869
3.19526
df
0.10
0.05
0.025
0.01
0.005
0.001
Catatan: Probabilita yang lebih kecil yang ditunjukkan pada judul tiap kolom adalah luas daerah dalam satu ujung, sedangkan probabilitas yang lebih besar adalah luas daerah dalam kedua ujung
Diproduksi oleh: Junaidi (http://junaidichaniago.wordpress.com), 2010
Page 2
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI Titik Persentase Distribusi t (df = 81 –120) Pr
0.25 0.50
0.20
0.10
0.050
0.02
0.010
0.002
81
0.67753
1.29209
1.66388
1.98969
2.37327
2.63790
3.19392
82
0.67749
1.29196
1.66365
1.98932
2.37269
2.63712
3.19262
83
0.67746
1.29183
1.66342
1.98896
2.37212
2.63637
3.19135
84
0.67742
1.29171
1.66320
1.98861
2.37156
2.63563
3.19011
85
0.67739
1.29159
1.66298
1.98827
2.37102
2.63491
3.18890
86
0.67735
1.29147
1.66277
1.98793
2.37049
2.63421
3.18772
87
0.67732
1.29136
1.66256
1.98761
2.36998
2.63353
3.18657
88
0.67729
1.29125
1.66235
1.98729
2.36947
2.63286
3.18544
89
0.67726
1.29114
1.66216
1.98698
2.36898
2.63220
3.18434
90
0.67723
1.29103
1.66196
1.98667
2.36850
2.63157
3.18327
91
0.67720
1.29092
1.66177
1.98638
2.36803
2.63094
3.18222
92
0.67717
1.29082
1.66159
1.98609
2.36757
2.63033
3.18119
93
0.67714
1.29072
1.66140
1.98580
2.36712
2.62973
3.18019
94
0.67711
1.29062
1.66123
1.98552
2.36667
2.62915
3.17921
95
0.67708
1.29053
1.66105
1.98525
2.36624
2.62858
3.17825
96
0.67705
1.29043
1.66088
1.98498
2.36582
2.62802
3.17731
97
0.67703
1.29034
1.66071
1.98472
2.36541
2.62747
3.17639
98
0.67700
1.29025
1.66055
1.98447
2.36500
2.62693
3.17549
99
0.67698
1.29016
1.66039
1.98422
2.36461
2.62641
3.17460
100
0.67695
1.29007
1.66023
1.98397
2.36422
2.62589
3.17374
101
0.67693
1.28999
1.66008
1.98373
2.36384
2.62539
3.17289
102
0.67690
1.28991
1.65993
1.98350
2.36346
2.62489
3.17206
103
0.67688
1.28982
1.65978
1.98326
2.36310
2.62441
3.17125
104
0.67686
1.28974
1.65964
1.98304
2.36274
2.62393
3.17045
105
0.67683
1.28967
1.65950
1.98282
2.36239
2.62347
3.16967
106
0.67681
1.28959
1.65936
1.98260
2.36204
2.62301
3.16890
107
0.67679
1.28951
1.65922
1.98238
2.36170
2.62256
3.16815
108
0.67677
1.28944
1.65909
1.98217
2.36137
2.62212
3.16741
109
0.67675
1.28937
1.65895
1.98197
2.36105
2.62169
3.16669
110
0.67673
1.28930
1.65882
1.98177
2.36073
2.62126
3.16598
111
0.67671
1.28922
1.65870
1.98157
2.36041
2.62085
3.16528
112
0.67669
1.28916
1.65857
1.98137
2.36010
2.62044
3.16460
113
0.67667
1.28909
1.65845
1.98118
2.35980
2.62004
3.16392
114
0.67665
1.28902
1.65833
1.98099
2.35950
2.61964
3.16326
115
0.67663
1.28896
1.65821
1.98081
2.35921
2.61926
3.16262
116
0.67661
1.28889
1.65810
1.98063
2.35892
2.61888
3.16198
117
0.67659
1.28883
1.65798
1.98045
2.35864
2.61850
3.16135
118
0.67657
1.28877
1.65787
1.98027
2.35837
2.61814
3.16074
119
0.67656
1.28871
1.65776
1.98010
2.35809
2.61778
3.16013
120
0.67654
1.28865
1.65765
1.97993
2.35782
2.61742
3.15954
df
0.10
0.05
0.025
0.01
0.005
0.001
Catatan: Probabilita yang lebih kecil yang ditunjukkan pada judul tiap kolom adalah luas daerah dalam satu ujung, sedangkan probabilitas yang lebih besar adalah luas daerah dalam kedua ujung
Diproduksi oleh: Junaidi (http://junaidichaniago.wordpress.com), 2010
Page 3
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI Titik Persentase Distribusi t (df = 121 –160) Pr
0.25 0.50
0.20
0.10
0.050
0.02
0.010
0.002
121
0.67652
1.28859
1.65754
1.97976
2.35756
2.61707
3.15895
122
0.67651
1.28853
1.65744
1.97960
2.35730
2.61673
3.15838
123
0.67649
1.28847
1.65734
1.97944
2.35705
2.61639
3.15781
124
0.67647
1.28842
1.65723
1.97928
2.35680
2.61606
3.15726
125
0.67646
1.28836
1.65714
1.97912
2.35655
2.61573
3.15671
126
0.67644
1.28831
1.65704
1.97897
2.35631
2.61541
3.15617
127
0.67643
1.28825
1.65694
1.97882
2.35607
2.61510
3.15565
128
0.67641
1.28820
1.65685
1.97867
2.35583
2.61478
3.15512
129
0.67640
1.28815
1.65675
1.97852
2.35560
2.61448
3.15461
130
0.67638
1.28810
1.65666
1.97838
2.35537
2.61418
3.15411
131
0.67637
1.28805
1.65657
1.97824
2.35515
2.61388
3.15361
132
0.67635
1.28800
1.65648
1.97810
2.35493
2.61359
3.15312
133
0.67634
1.28795
1.65639
1.97796
2.35471
2.61330
3.15264
134
0.67633
1.28790
1.65630
1.97783
2.35450
2.61302
3.15217
135
0.67631
1.28785
1.65622
1.97769
2.35429
2.61274
3.15170
136
0.67630
1.28781
1.65613
1.97756
2.35408
2.61246
3.15124
137
0.67628
1.28776
1.65605
1.97743
2.35387
2.61219
3.15079
138
0.67627
1.28772
1.65597
1.97730
2.35367
2.61193
3.15034
139
0.67626
1.28767
1.65589
1.97718
2.35347
2.61166
3.14990
140
0.67625
1.28763
1.65581
1.97705
2.35328
2.61140
3.14947
141
0.67623
1.28758
1.65573
1.97693
2.35309
2.61115
3.14904
142
0.67622
1.28754
1.65566
1.97681
2.35289
2.61090
3.14862
143
0.67621
1.28750
1.65558
1.97669
2.35271
2.61065
3.14820
144
0.67620
1.28746
1.65550
1.97658
2.35252
2.61040
3.14779
145
0.67619
1.28742
1.65543
1.97646
2.35234
2.61016
3.14739
146
0.67617
1.28738
1.65536
1.97635
2.35216
2.60992
3.14699
147
0.67616
1.28734
1.65529
1.97623
2.35198
2.60969
3.14660
148
0.67615
1.28730
1.65521
1.97612
2.35181
2.60946
3.14621
149
0.67614
1.28726
1.65514
1.97601
2.35163
2.60923
3.14583
150
0.67613
1.28722
1.65508
1.97591
2.35146
2.60900
3.14545
151
0.67612
1.28718
1.65501
1.97580
2.35130
2.60878
3.14508
152
0.67611
1.28715
1.65494
1.97569
2.35113
2.60856
3.14471
153
0.67610
1.28711
1.65487
1.97559
2.35097
2.60834
3.14435
154
0.67609
1.28707
1.65481
1.97549
2.35081
2.60813
3.14400
155
0.67608
1.28704
1.65474
1.97539
2.35065
2.60792
3.14364
156
0.67607
1.28700
1.65468
1.97529
2.35049
2.60771
3.14330
157
0.67606
1.28697
1.65462
1.97519
2.35033
2.60751
3.14295
158
0.67605
1.28693
1.65455
1.97509
2.35018
2.60730
3.14261
159
0.67604
1.28690
1.65449
1.97500
2.35003
2.60710
3.14228
160
0.67603
1.28687
1.65443
1.97490
2.34988
2.60691
3.14195
df
0.10
0.05
0.025
0.01
0.005
0.001
Catatan: Probabilita yang lebih kecil yang ditunjukkan pada judul tiap kolom adalah luas daerah dalam satu ujung, sedangkan probabilitas yang lebih besar adalah luas daerah dalam kedua ujung
Diproduksi oleh: Junaidi (http://junaidichaniago.wordpress.com), 2010
Page 4
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI Titik Persentase Distribusi t (df = 161 –200) Pr
0.25 0.50
0.20
0.10
0.050
0.02
0.010
0.002
161
0.67602
1.28683
1.65437
1.97481
2.34973
2.60671
3.14162
162
0.67601
1.28680
1.65431
1.97472
2.34959
2.60652
3.14130
163
0.67600
1.28677
1.65426
1.97462
2.34944
2.60633
3.14098
164
0.67599
1.28673
1.65420
1.97453
2.34930
2.60614
3.14067
165
0.67598
1.28670
1.65414
1.97445
2.34916
2.60595
3.14036
166
0.67597
1.28667
1.65408
1.97436
2.34902
2.60577
3.14005
167
0.67596
1.28664
1.65403
1.97427
2.34888
2.60559
3.13975
168
0.67595
1.28661
1.65397
1.97419
2.34875
2.60541
3.13945
169
0.67594
1.28658
1.65392
1.97410
2.34862
2.60523
3.13915
170
0.67594
1.28655
1.65387
1.97402
2.34848
2.60506
3.13886
171
0.67593
1.28652
1.65381
1.97393
2.34835
2.60489
3.13857
172
0.67592
1.28649
1.65376
1.97385
2.34822
2.60471
3.13829
173
0.67591
1.28646
1.65371
1.97377
2.34810
2.60455
3.13801
174
0.67590
1.28644
1.65366
1.97369
2.34797
2.60438
3.13773
175
0.67589
1.28641
1.65361
1.97361
2.34784
2.60421
3.13745
176
0.67589
1.28638
1.65356
1.97353
2.34772
2.60405
3.13718
177
0.67588
1.28635
1.65351
1.97346
2.34760
2.60389
3.13691
178
0.67587
1.28633
1.65346
1.97338
2.34748
2.60373
3.13665
179
0.67586
1.28630
1.65341
1.97331
2.34736
2.60357
3.13638
180
0.67586
1.28627
1.65336
1.97323
2.34724
2.60342
3.13612
181
0.67585
1.28625
1.65332
1.97316
2.34713
2.60326
3.13587
182
0.67584
1.28622
1.65327
1.97308
2.34701
2.60311
3.13561
183
0.67583
1.28619
1.65322
1.97301
2.34690
2.60296
3.13536
184
0.67583
1.28617
1.65318
1.97294
2.34678
2.60281
3.13511
185
0.67582
1.28614
1.65313
1.97287
2.34667
2.60267
3.13487
186
0.67581
1.28612
1.65309
1.97280
2.34656
2.60252
3.13463
187
0.67580
1.28610
1.65304
1.97273
2.34645
2.60238
3.13438
188
0.67580
1.28607
1.65300
1.97266
2.34635
2.60223
3.13415
189
0.67579
1.28605
1.65296
1.97260
2.34624
2.60209
3.13391
190
0.67578
1.28602
1.65291
1.97253
2.34613
2.60195
3.13368
191
0.67578
1.28600
1.65287
1.97246
2.34603
2.60181
3.13345
192
0.67577
1.28598
1.65283
1.97240
2.34593
2.60168
3.13322
193
0.67576
1.28595
1.65279
1.97233
2.34582
2.60154
3.13299
194
0.67576
1.28593
1.65275
1.97227
2.34572
2.60141
3.13277
195
0.67575
1.28591
1.65271
1.97220
2.34562
2.60128
3.13255
196
0.67574
1.28589
1.65267
1.97214
2.34552
2.60115
3.13233
197
0.67574
1.28586
1.65263
1.97208
2.34543
2.60102
3.13212
198
0.67573
1.28584
1.65259
1.97202
2.34533
2.60089
3.13190
199
0.67572
1.28582
1.65255
1.97196
2.34523
2.60076
3.13169
200
0.67572
1.28580
1.65251
1.97190
2.34514
2.60063
3.13148
df
0.10
0.05
0.025
0.01
0.005
0.001
Catatan: Probabilita yang lebih kecil yang ditunjukkan pada judul tiap kolom adalah luas daerah dalam satu ujung, sedangkan probabilitas yang lebih besar adalah luas daerah dalam kedua ujung
Diproduksi oleh: Junaidi (http://junaidichaniago.wordpress.com), 2010
Page 5
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI