PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PENGARUH PENGGUNAAN METODE INKUIRI TERHADAP KEMAMPUAN MENJELASKAN DAN MENGINTERPRETASI PADA PELAJARAN IPA DI SD KANISIUS WIROBRAJAN I YOGYAKARTA SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh: Rossa Mystica Adellita Sari NIM: 111134050
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2015
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PENGARUH PENGGUNAAN METODE INKUIRI TERHADAP KEMAMPUAN MENJELASKAN DAN MENGINTERPRETASI PADA PELAJARAN IPA DI SD KANISIUS WIROBRAJAN I YOGYAKARTA SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh: Rossa Mystica Adellita Sari NIM: 111134050
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2015
i
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
SKRIPSI
PENGARUH PENGGUNAAN METODE INKUIRI TERHADAP KEMAMPUAN MENJELASKAN DAN MENGINTERPRETASI PADA PELAJARAN IPA DI SD KANISIUS WIROBRAJAN I YOGYAKARTA
Oleh: Rossa Mystica Adellita Sari NIM: 111134050
Telah disetujui oleh:
Pembimbing I
G. Ari Nugrahanta, SJ., S.S., BST., M.A.
Tanggal, 5 Januari 2015
Pembimbing II
Irine Kurniastuti, S.Psi., M.Psi.
Tanggal, 5 Januari 2015
ii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
SKRIPSI
PENGARUH PENGGUNAAN METODE INKUIRI TERHADAP KEMAMPUAN MENJELASKAN DAN MENGINTERPRETASI PADA PELAJARAN IPA DI SD KANISIUS WIROBRAJAN I YOGYAKARTA Dipersiapkan dan ditulis oleh: Rossa Mystica Adellita Sari NIM: 111134050
Telah dipertahankan di depan Panitia Penguji pada Tanggal 12 Januari 2015 dan dinyatakan telah memenuhi syarat
Susunan Panitia Penguji Nama Lengkap
Tanda Tangan
Ketua
G. Ari Nugrahanta, SJ., S.S., BST., M.A.
………………….
Sekretaris
Christiyanti Aprinastuti, S.Si., M.Pd.
………………….
Anggota I
G. Ari Nugrahanta, SJ., S.S., BST., M.A.
………………….
Anggota II
Irine Kurniastuti, S.Psi., M.Psi.
………………….
Anggota III
Ir. Sri Agustini Sulandari, M.Si.
………………….
Yogyakarta, 12 Januari 2015 Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Dekan,
Rohandi, Ph.D.
iii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
HALAMAN PERSEMBAHAN
Karya ilmiah sederhana ini Penulis persembahkan kepada: 1.
Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria atas berkat dan kasih yang melimpah dalam kehidupanku sampai saat ini.
2.
Ayah dan Ibu tercinta, yang selalu menantikan keberhasilanku.
3.
Adikku Emmanuela yang selalu memberikan semangat dan membuatku tersenyum.
4.
Sahabat dan teman-teman yang selalu memberikan banyak dukungan dan bantuan.
5.
Almamaterku Universitas Sanata Dharma.
iv
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
MOTTO
Takut akan Tuhan adalah permulaan pengetahuan, tetapi orang bodoh menghina hikmat dan didikan. (Amsal 1:7)
Janganlah kamu kuatir akan hari besok, karena hari besok mempunyai kesusahannya sendiri. Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari. (Matius 6 : 34)
Tugas utama kita adalah tetap berada dijalan yang lurus pada saat kita menjalankan suatu tugas utama. (George Bernard Show)
v
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar referensi, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 11 Januari 2015 Penulis,
Rossa Mystica Adellita Sari
vi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:
Nama
: Rossa Mystica Adellita Sari
Nomor Mahasiswa
: 111134050
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul: PENGARUH PENGGUNAAN METODE INKUIRI TERHADAP KEMAMPUAN MENJELASKAN DAN MENGINTERPRETASI PADA PELAJARAN IPA DI SD KANISIUS WIROBRAJAN I YOGYAKARTA Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam
bentuk
pangkalan
data,
mendistribusikan
secara
terbatas,
dan
mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberi royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal: 5 Januari 2015 Yang menyatakan,
Rossa Mystica Adellita Sari
vii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
ABSTRAK Sari, Rossa Mystica Adellita. (2015). Pengaruh penggunaan metode inkuiri terhadap kemampuan menjelaskan dan menginterpretasi pada pelajaran IPA di SD Kanisius Wirobrajan I Yogyakarta. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Sanata Dharma. Kata kunci: metode inkuiri, kemampuan menginterpretasi, mata pelajaran IPA.
menjelaskan,
kemampuan
Latar belakang penelitian ini adalah keprihatinan terhadap rendahnya prestasi IPA di Indonesia berdasarkan studi yang dilakukan oleh PISA 2009 dan 2012. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui 1) pengaruh penggunaan metode inkuiri terhadap kemampuan menjelaskan dan 2) kemampuan menginterpretasi. Metode penelitian yang digunakan adalah quasi-experimental design tipe non-equivalent control group design. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IV SD Kanisius Wirobrajan I Yogyakarta. Sampel terdiri dari kelas IVB sebanyak 31 siswa sebagai kelompok kontrol dan kelas IVA sebanyak 30 siswa sebagai kelompok eksperimen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1) metode inkuiri berpengaruh terhadap kemampuan menjelaskan. Rerata skor yang diperoleh pada kelompok eksperimen lebih tinggi dari kelompok kontrol df = 59; t = -8,96. Harga Sig. (2-tailed) sebesar 0,00 (atau p < 0,05) dengan nilai M = 0,25; SD = 0,63; SE = 0,11 untuk kelompok kontrol, dan M = 1,65; SD = 0,59; SE = 0,11 untuk kelompok eksperimen. Besarnya effect size adalah r = 0,76 atau 57,64% yang setara dengan efek besar. 2) Metode inkuiri berpengaruh terhadap kemampuan menginterpretasi. Rerata skor yang diperoleh pada kelompok eksperimen lebih tinggi dari kelompok kontrol df = 59; t = -4,747. Harga Sig. (2-tailed) sebesar 0,00 (atau p < 0,05) dengan nilai M = 0,24; SD = 0,59; SE = 0,11 untuk kelompok control, dan M = 1,08; SD = 0,77; SE = 0,14 untuk kelompok eksperimen. Besarnya effect size adalah r = 0,52 atau 27,64% yang setara dengan efek besar.
viii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
ABSTRACT Sari, Rossa Mystica Adellita. (2015). The Effect of the Use of Inquiry Based Learning on the Explanation and Interpretation Ability in Science Education Class at SD Kanisius Wirobrajan I Yogyakarta. Thesis. Yogyakarta: Elementary School Teacher Education Study Program, Sanata Dharma University. Keywords: inquiry methods, ability to explain, ability to interpret, science. This study was conducted after finding out how low the rank owned by Indonesia in Science Education field based on research done by PISA 2009 and 2012. This study aim to investigate the use of inquiry based learning method on 1) the ability to explanation and 2) the have interpretation ability in Science subject. This study employed a Nonequivalent control group design which is included as Quasi Experimental design as its method. The population of this research were 61 students of fourth grade at SD Kanisius Wirobrajan I. The samples were class IVA was the experiment group which consisted of 30 students and class IVB was the control group which consisted of 31 students. The result of this study showed that 1) the use of inquiry method takes effect towards the ability of explanation. The experiment group has higher mean than the control group with df=59; t=-8,96. The price of Sig. (2-tailed) is 0,00 or (p < 0.05) with M = 0,25; SD = 0,63; SE = 0,11 for control group, and M = 1,65; SD = 0,59; SE = 0,11 for experiment group. The effect size is r = 0,76 or 57,64% it is equivalent with large effect. 2) the use of inquiry method takes effect towards the ability of interpretation. The experiment group has higher mean than the control group with df= 59; t = -4,75. The price of Sig. (2-tailed) is 0,00 or (p > 0,05) with M= 0,24; SD = 0,59; SE = 0,11 for control group, and M= 1,08; SD = 0,77; SE = 0,14 for experiment group. The effect size is r = 0,52 or 27,64% it is equivalent with large effect.
ix
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat, kasih, dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini tepat waktu. Skripsi dengan judul “Pengaruh penggunaan metode inkuiri terhadap kemampuan menjelaskan dan menginterpretasi pada mata pelajaran IPA kelas IV SD Kanisius Wirobrajan I Yogyakarta” disusun sebagai syarat untuk memperoleh gelar sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Penulis menyadari bahwa terselesaikannya skripsi ini tidak terlepas dari dukungan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dengan segenap hati dan rasa syukur penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1.
Rohandi, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
2.
G. Ari Nugrahanta, SJ., S.S., BST., M.A. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, sekaligus dosen pembimbing I yang telah memberikan bimbingan dan motivasi dari awal peyusunan hingga selesai.
3.
Christiyanti Aprinastuti, S.Si., M.Pd. selaku Wakaprodi PGSD.
4.
Irine Kurniastuti, S.Psi., M.Psi. selaku dosen Pembimbing II yang telah memberikan bimbingan dan motivasi dari awal hingga akhir penyusunan skripsi.
5.
Hr. Klidiatmoko, S.Pd. selaku Kepala Sekolah SD Kanisius Wirobrajan I Yogyakarta yang telah memberikan ijin untuk melaksanakan penelitian di SD Kanisius Wirobrajan I Yogyakarta.
6.
MM. Sri Wahyuni, S.Pd. selaku guru mitra SD peneliti yang sudah banyak membantu, sehingga penelitian dapat berjalan dengan lancar.
7.
Siswa kelas IVA dan IVB SD Kanisius Wirobrajan I Yogyakarta yang telah bekerjasama dan bersedia menjadi subjek penelitian sehingga penelitian berjalan lancar.
8.
Sekretariat PGSD yang telah membantu proses perijinan penelitian sampai skripsi ini selesai.
x
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
9.
Kedua orangtua terkasih, Suwardi dan Indah yang selalu memberikan dukungan dan doa kepada penulis.
10. Adikku Emmanuela yang selalu menemani, memberikan semangat, motivasi dan doanya. 11. Teman-teman penelitian kolaboratif payung IPA yang memberi banyak masukkan dan bantuan kepada penulis dalam melakukan penelitian dan menyelesaikan karya skripsi ini. 12. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, terima kasih atas semuanya. Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penulisan skripsi ini, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca. Namun, penulis berharap karya ilmiah sederhana ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membacanya.
Penulis
xi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL................................................................................................ i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ..................................................... ii HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................ iii HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................................ iv HALAMAN MOTTO ............................................................................................. v PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ................................................................ vi LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ............................................................. vii ABSTRAK ........................................................................................................... viii ABSTRACT ............................................................................................................. ix KATA PENGANTAR ............................................................................................ x DAFTAR ISI ......................................................................................................... xii DAFTAR TABEL ................................................................................................. xv DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xvii DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xviii BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1 1.1 Latar Belakang Penelitian ............................................................................. 1 1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................... 5 1.3 Tujuan Penelitian ........................................................................................... 5 1.4 Manfaat Penelitian ......................................................................................... 5 1.5 Definisi Operasional ...................................................................................... 6 BAB II LANDASAN TEORI ................................................................................. 8 2.1 Kajian Pustaka .......................................................................................... 8 2.1.1 Teori-teori yang mendukung .................................................................. 8 2.1.1.1 Teori Perkembangan Anak ............................................................... 8 2.1.1.2 Metode pembelajaran ..................................................................... 10 2.1.1.4 Metode Inkuiri ................................................................................ 11 2.1.1.4 Kemampuan Memahami ................................................................ 17 2.1.1.5 Pembelajaran IPA........................................................................... 20 2.1.1.6 Materi tentang IPA ......................................................................... 22 2.1.2 Hasil Penelitian yang Relevan .............................................................. 24 2.1.2.1 Penelitian-Penelitian Tentang Inkuiri ............................................ 24 2.1.2.2 Penelitian-Penelitian Tentang Kemampuan Menjelaskan dan Menginterpretasi ........................................................................................ 26 2.2 Kerangka Berpikir ....................................................................................... 28 2.3 Hipotesis Penelitian ..................................................................................... 29
xii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB III METODE PENELITIAN........................................................................ 30 3.1 Jenis Penelitian ............................................................................................ 30 3.2 Setting Penelitian ......................................................................................... 32 3.2.1 Lokasi Penelitian................................................................................... 32 3.2.2 Waktu Penelitian ................................................................................... 33 3.3 Populasi dan Sampel ................................................................................... 34 3.4 Variabel Penelitian ...................................................................................... 36 3.4.1 Variabel Independen ............................................................................. 36 3.4.2 Variabel Dependen ............................................................................... 36 3.5 Instrumen Penelitian .................................................................................... 37 3.6 Teknik Pengumpulan Data .......................................................................... 40 3.7 Teknik Pengujian Instrumen........................................................................ 41 3.7.1 Validitas ................................................................................................ 41 3.7.2 Reliabilitas ............................................................................................ 44 3.8 Teknik Analisis Data ................................................................................... 44 3.8.1 Uji Normalitas Distribusi Data ............................................................. 45 3.8.2 Uji Pengaruh Perlakuan ........................................................................ 45 3.8.2.1 Uji Perbedaaan Kemampuan Awal ................................................ 45 3.8.2.2 Uji Selisih Skor Pretest dan Posttest I ............................................ 46 3.8.3 Analisis Lebih Lanjut............................................................................ 47 3.8.3.1 Uji Peningkatan Skor ..................................................................... 47 3.8.3.2 Uji Retensi Pengaruh Perlakuan..................................................... 48 3.8.3.3 Uji Besar Pengaruh Perlakuan ....................................................... 49 3.8.3.4 Dampak Pengaruh Perlakuan ......................................................... 50 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...................................... 53 4.1 Hasil Penelitian............................................................................................ 53 4.1.1 Implementasi Penelitian........................................................................ 54 4.1.1.1 Deskripsi Populasi Penelitian......................................................... 55 4.1.1.2 Deskripsi Implementasi Pembelajaran ........................................... 55 4.1.2 Hasil Uji Hipotesis Penelitian I ........................................................... 59 4.1.2.1 Uji Normalitas Distribusi Data....................................................... 60 4.1.2.2 Uji Perbedaan Kemampuan Awal .................................................. 61 4.1.2.3 Uji Signifikansi Pengaruh Perlakuan ............................................. 63 4.1.2.4 Analisis Lebih Lanjut ..................................................................... 65 4.1.3 Hasil Uji Hipotesis Penelitian II .......................................................... 73 4.1.3.1 Uji Normalitas Distribusi Data....................................................... 73 4.1.3.2 Uji Perbedaan Kemampuan Awal .................................................. 74 4.1.3.3 Uji Signifikansi Pengaruh Perlakuan ............................................. 76 4.1.3.4 Analisis Lebih Lanjut ..................................................................... 79 4.2 Pembahasan ................................................................................................. 86 4.2.1 Pengaruh Metode Inkuiri terhadap Kemampuan Menjelaskan............. 86
xiii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
4.2.2 Pengaruh Metode Inkuiri terhadap Kemampuan Menginterpretasi ..... 88 4.2.3 Dampak Pengaruh Perlakuan ................................................................ 90 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................ 95 5.1 Kesimpulan .................................................................................................. 95 5.2 Keterbatasan Penelitian .......................................................................... 96 5.3 Saran ............................................................................................................ 97 DAFTAR REFERENSI ........................................................................................ 98 LAMPIRAN ........................................................................................................ 102 RIWAYAT HIDUP ............................................................................................. 231
xiv
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR TABEL Tabel 2.1 ciri-ciri inkuiri terbimbing .................................................................... 15 Tabel 3.1 Waktu Pengambilan Data...................................................................... 34 Tabel 3.2 Matriks Pengembangan Instrumen ....................................................... 38 Tabel 3.3Rubrik Penilaian .................................................................................... 39 Tabel 3.4 pemetaan instrumen penelitian ............................................................. 41 Tabel 3.5 Hasil Validitas Instrumen ..................................................................... 43 Tabel 3.6 Hasil uji reliabilitas instrumen ............................................................. 44 Tabel 3.7 Pertanyaan wawancara dengan guru ................................................... 51 Tabel 3.8 Pertanyaan wawancara dengan siswa.................................................. 52 Tabel 4.1 Data Hasil Uji Normalitas Kemampuan Menjelaskan .......................... 60 Tabel 4.2 Perbandingan rerata skor pretest pada kemampuan menjelaskan ......... 62 Tabel 4.3 Hasil Uji Normalitas Selisih Rerata Skor Pretest ke Posttest I ............ 63 Tabel 4.4 Rerata selisih skor pretest- posttest I pada kemampuan menjelaskan .. 64 Tabel 4.5 Perbandingan skor Pretest-Posttest I kemampuan menjelaskan........... 66 Tabel 4.6 Perbandingan skor Pretest-Posttest I per indikator kemampuan menjelaskan ........................................................................................................... 67 Tabel 4.7 Uji Besar Pengaruh Perlakuan (effect size) Kemampuan Menjelaskan (t diambil dari independent sample t-test) ......................................................... 68 Tabel 4.8 Tabel Perhitungan besar efek perlakuan pada kemampuan menjelaskan ............................................................................................................................... 68 Tabel 4.9 Hasil Uji Normalitas Posttest II ............................................................ 70 Tabel 4.10 Perbandingan rerata skor Posttest I ke Posttest II pada kemampuan menjelaskan ........................................................................................................... 70 Tabel 4.11 Perbandingan rerata skor Posttest I ke Posttest II kemampuan menjelaskan per indikator ..................................................................................... 71 Tabel 4.12 Data Hasil Uji Normalitas Kemampuan Menginterpretasi................. 73 Tabel 4.13 Perbandingan rerata skor pretest pada kemampuan menginterpretasi 75 Tabel 4.14 Hasil Uji Normalitas Selisih Rerata Skor Pretest ke Posttest I .......... 76 Tabel 4.15 Selisih rerata skor pretest ke posttest I pada kemampuan menginterpretasi ................................................................................................... 77 Tabel 4.16 Perbandingan skor Pretest-Posttest I kemampuan Menginterpretasi 79 Tabel 4.17 Perbandingan skor Pretest-Posttest I per indikator kemampuan menginterpretasi ................................................................................................... 80 Tabel 4.18 Uji Besar Pengaruh Perlakuan (effect size) Kemampuan Menginterpretasi (t diambil dari independent sample t-test) ............................ 82 Tabel 4.19 Tabel Perhitungan Besar Efek Perlakuan pada Kemampuan Menginterpretasi ................................................................................................... 82 Tabel 4.20 Hasil Uji Normalitas Posttest II .......................................................... 83
xv
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Tabel 4.21 Perbandingan rerata skor Posttest I ke Posttest II pada kemampuan Menginterpretasi ................................................................................................... 84 Tabel 4.22 Tabel Perbandingan rerata skor Posttest I ke Posttest II pada kemampuan menginterpretasi ............................................................................... 85
xvi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 Cahaya merambat lurus ..................................................................... 22 Gambar 2.2 Cahaya menembus benda bening ...................................................... 23 Gambar 2.3 Pemantulan teratur dan baur .............................................................. 23 Gambar 2.4 Contoh pembiasan dan skemanya ..................................................... 24 Gambar 2.5 Literature Map ................................................................................. 28 Gambar 3.1 Desain Penelitian ............................................................................... 32 Gambar 3.2Variabel Penelitian ............................................................................. 37 Gambar 3.3 Rumus peningkatan skor ................................................................... 48 Gambar 3.4 Rumus peningkatan skor ................................................................... 49 Gambar 3.5 Rumus uji besar pengaruh ................................................................. 49 Gambar 3.6 Rumus uji besar pengaruh data terdistribusi tidak normal ................ 50 Gambar 4.1 Diagram perbandingan rerata selisih skor pretest dan posttest kelompok kontrol dan eksperimen pada kemampuan menjelaskan. ..................... 65 Gambar 4.2 Grafik perbandingan pretest, posttest I dan posttest II pada kemampuan menjelaskan ...................................................................................... 72 Gambar 4.3 Diagram perbandingan rerata selisih skor pretest dan posttest kelompok kontrol dan eksperimen pada kemampuan menginterpretasi. ............. 78 Gambar 4.4 Grafik perbandingan pretest, posttest I dan posttest II pada kemampuan menginterpretasi ............................................................................... 86
xvii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1.1 Surat Ijin Penelitian ...................................................................... 103 Lampiran 2.1 Silabus Kelompok Kontrol ........................................................... 104 Lampiran 2.2 Silabus Kelompok Eksperimen .................................................... 111 Lampiran 2.3 RPP Kelompok Kontrol ................................................................ 120 Lampiran 2.4 RPP Kelompok Eksperimen ......................................................... 135 2.4.1 Lembar Kerja Siswa Pertemuan I ........................................................... 151 2.4.2 Lembar Kerja Siswa Pertemuan II ........................................................ 155 2.4.3 Lembar Kerja Siswa Pertemuan III ........................................................ 159 Lampiran 3.1 Instrumen Penelitian ..................................................................... 161 Lampiran 3.2 Rekapitulasi hasil Expert Judgement............................................ 179 Lampiran 3.3 Hasil Analisis SPSS Uji Validitas ................................................ 180 Lampiran 3.4 Hasil Analisis SPSS Uji Reliabilitas ............................................ 183 Lampiran 4.1 Tabulasi Nilai Pretest, Posttest I, dan Posttest II ......................... 184 Lampiran 4.2 Rekapitulasi Nilai ......................................................................... 190 Lampiran 4.3 Hasil Uji Normalitas Kemampuan Menjelaskan .......................... 192 Lampiran 4.4 Uji Perbedaan Kemampuan Awal Kemampuan Menjelaskan ..... 193 Lampiran 4.5 Uji Selisih Skor Pretest dan Posttest Kemampuan Menjelaskan . 194 Lampiran 4.6 Uji Kenaikan Skor Pretest – Posttest I Kemampuan Menjelaskan ............................................................................................................................. 195 Lampiran 4.7 Uji Kenaikan Skor Pretest – Posttest I Kemampuan Menjelaskan (Per Indikator) ..................................................................................................... 196 Lampiran 4.8 Uji Besar Pengaruh Perlakuan Kemampuan Menjelaskan ........... 198 Lampiran 4.9 Uji Retensi Pengaruh Perlakuan Kemampuan Menjelaskan ........ 201 Lampiran 4.10 Uji Retensi Pengaruh Perlakuan Per Indikator Kemampuan Menjelaskan ........................................................................................................ 202 Lampiran 4.11 Hasil Uji Normalitas Kemampuan Menginterpretasi ................. 204 Lampiran 4.12 Uji Perbedaan Kemampuan Awal Kemampuan Menginterpretasi ............................................................................................................................. 205 Lampiran 4.13 Uji Selisih Skor Pretest dan Posttest I Kemampuan Menginterpretasi ................................................................................................. 206 Lampiran 4.14 Uji Kenaikan Skor Pretest – Posttest I Kemampuan Menginterpretasi ................................................................................................. 207 Lampiran 4.15 Uji Kenaikan Skor Pretest – Posttest I Kemampuan Menginterpretasi (Per Indikator) ........................................................................ 208 Lampiran 4.16 Uji Besar Pengaruh Perlakuan Kemampuan Menginterpretasi .. 210 Lampiran 4.17 Uji Retensi Pengaruh Perlakuan Kemampuan Menginterpretasi ............................................................................................................................. 213 Lampiran 4.18 Uji Retensi Pengaruh Perlakuan Per Indikator Kemampuan Menginterpretasi ................................................................................................. 214 Lampiran 4.19 Hasil Wawancara ........................................................................ 216
xviii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 4.19.1 Hasil Wawancara Siswa ....................................................... 216 Lampiran 4.19.2 Hasil Wawancara Guru ........................................................ 225 Lampiran 5.1 Foto-foto Penelitian di SD Kanisius Wirobrajan I Yogyakarta .... 227 Lampiran 5.2 Surat Keterangan Penelitian ......................................................... 230
xix
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB I PENDAHULUAN Bab I ini berisi tentang latar belakang penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan definisi operasional. Latar belakang berisi tentang alasan-alasan melakukan penelitian. Rumusan masalah berisi pertanyaanpertanyaan tentang masalah yang akan diteliti. Manfaat penelitian berisi tentang manfaat dari penelitian ini bagi sekolah, guru, peneliti, dan siswa. Sedangkan definisi operasional berisikan pengertian kata-kata kunci dalam penelitian. Bagian-bagian tersebut akan dijelaskan sebagai berikut. 1.1 Latar Belakang Penelitian Belajar merupakan bagian dari perkembangan, dalam perkembangannya siswa dituntut untuk belajar. Menurut Jean Piaget (dalam Suparno, 2011: 86) siswa usia 8 sampai 11 tahun masuk pada tahap operasional konkret dengan kemampuan utama adanya perbaikan dalam kemampuan untuk berpikir secara logis dan jelas dengan sifat reversibilitas dan kekekalan. Pemikiran siswa dalam banyak hal sudah lebih teratur dan terarah karena sudah dapat berpikir seriasi, klasifikasi dengan lebih baik, bahkan mengambil kesimpulan secara probabilistis. Sedangkan menurut Piaget (dalam Nur, 1998: 32) siswa usia 7 sampai 11 tahun berada pada tahap operasional konkret dengan kemampuan berpikir secara logis serta pemecahan masalah sudah tidak dibatasi oleh keegosentrisan. Terkait dengan perubahan
perilaku
siswa
serta
kemampuannya
diusia
tersebut,
maka
berpengaruh juga pada gaya mengajar guru dan metode yang digunakan. Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) sebaiknya diajarkan dengan metode yang tepat sesuai dengan perkembangan siswa. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) didefinisikan sebagai pengetahuan yang diperoleh melalui pengumpulan data dengan eksperimen, pengamatan, dan deduksi untuk menghasilkan suatu penjelasan tentang sebuah gejala yang dapat dipercaya (Wasis, 2002: 48). Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam ini disampaikan dengan menekankan keterlibatan siswa dalam proses belajar yang aktif. Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) sebaiknya tidak disampaikan dengan metode informatif, guru menjelaskan atau bercerita sedangkan siswa mendengarkan atau mencatat. Hal ini tidak akan sesuai dengan tahap
1
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
perkembangan perilaku siswa yang mudah bosan. Selain itu, pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) di kelas sebaiknya tidak menghafalkan konsep, rumus, bentuk atau problem tertentu, akan tetapi guru memfasilitasi siswa untuk memahami. Saat siswa benar-benar memahami atau mengerti maka siswa mempunyai kemampuan menjelaskan dan mengintepretasi. Memahami tidak hanya meliputi wilayah akademis. Memahami juga sekaligus bersifat instruktif, yaitu kamu disebut memahami sesuatu hanya jika bisa mengajarkannya, menggunakannya,
membuktikannya,
membuat
hubungan-hubungan,
menjelaskannya, mempertahankannya, melihat benang merahnya dan sebagainya (Wiggins & McTighe, 2006: 103-104). Siswa menunjukkan pemahamannya ketika mereka mengungkapkan pembelajaran mereka melalui aspek menjelaskan yaitu kemampuan untuk memberikan penjelasan secara logis dan sistematis tentang suatu peristiwa, tindakan, atau gagasan. Setelah menjelaskan siswa mampu menginterpretasi yaitu kemampuan untuk menerjemahkan gagasan atau peristiwa secara berarti melalui gambar, anekdot, analogi, atau model (Wiggins & McTighe, 2006: 82). Siswa tidak hanya mengingat semua informasi yang diberikan oleh guru saat pembelajaran IPA, akan tetapi saat siswa itu memahami maka siswa mempunyai kemampuan untuk menjelaskan dan menginterpretasi. Kurikulum yang dirancang bermaksud agar para siswa memahami serta mendorong para siswa tidak hanya sekedar mempelajari yang ada di permukaan, tetapi secara aktif menyingkap yang ada di balik fakta dan menemukan maknanya. Siswa diharapkan mengkonstruksi dan menemukan sendiri pengetahuan yang akan mereka pelajari dalam pembelajaran. Pada hasil PISA (Programme for International Student Assessment) 2009, Indonesia berada pada peringkat 57 dari 65 negara, dengan skor 383 pada mata pelajaran IPA (OECD, 2010: 8). Sedangkan pada tahun 2012, Indonesia berada di peringkat ke 64 dari 65 negara, dengan skor 382 pada mata pelajaran IPA (OECD, 2013: 232). Hal ini sungguh memprihatinkan karena pemerintah sebenarnya sudah mengeluarkan berbagai kebijakan yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas pendidikan, tetapi tetap saja hasil belajar siswa masih rendah dan jauh dari kata memuaskan.
Salah
satu
program
yang
dikeluarkan
pemerintah
untuk
meningkatkan kualitas pendidikan adalah program sertifikasi bagi guru. Seperti
2
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
yang dikatakan Chang (2014: 2) banyak peraturan pemerintah yang muncul seperti yang didefinisikan berikut ini: (a) Dibutuhkan kompetensi guru dalam empat bidang yaitu (pedagogik, pribadi, sosial, dan profesional); (b) menggabungkan mereka ke dalam standar guru nasional; (c) peran berbagai unit kementerian dan lembaga guna
mendukung para guru untuk mencapai
kompetensi; (d) proses sertifikasi guru dan kualifikasi yang dibutuhkan untuk sertifikasi tersebut; dan (e) kondisi di mana guru dapat menerima tunjangan khusus dan tunjangan profesional. Akan tetapi program yang dibuat pemerintah tersebut kurang efektif untuk memperbaiki pendidikan di Indonesia. Program sertifikasi guru hanya menambah biaya pendidikan dan tidak diimbangi dengan naiknya kualitas guru dalam mengajar serta kualitas pendidikan di Indonesia. Hasil Observasi dan wawancara dengan guru kelas pada hari Rabu, 12 Maret 2014 di SD Kanisius Wirobrajan I khususnya pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), kegiatan pembelajaran masih didominasi oleh guru. Selain itu guru menjadi sumber informasi, guru menjelaskan materi sambil membaca buku dan siswa hanya menjadi pendengar. Pada awal pembelajaran siswa sangat antusias dan penuh perhatian, akan tetapi setelah pertengahan pembelajaran banyak siswa yang kurang memperhatikan. Hal ini terlihat dari perilaku siswa, ada yang belajar matematika karena setelah pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) akan diadakan ulangan matematika, ada yang bermain dengan tempat pensilnya, ada yang bermain dengan teman lain seperti sedang menembakkan pistol. Setelah selesai menjelaskan, guru memberi soal pilihan ganda dan essay kemudian siswa diminta untuk mengerjakan. Selama mengerjakan
guru
duduk
kemudian
melakukan
kegiatan
lain
tanpa
memperhatikan siswa dan yang terjadi adalah kelas menjadi ramai, ada siswa yang banyak bercerita daripada mengerjakannya. Kemudian setelah semua selesai pekerjaan siswa ditukarkan dan dicocokkan. Saat soal essay dicocokkan guru memberikan jawaban dengan kalimat yang berbeda dari buku, kemudian banyak siswa bertanya karena jawabannya tidak sama dengan jawaban guru. Kemudian guru mengatakan,”hanya berbeda kalimat saja sudah bingung”. Mulai dari awal hingga akhir pembelajaran guru hanya menggunakan metode ceramah dan mengaitkan pembelajaran dengan kehidupan sehari-hari siswa. Hal ini dilakukan
3
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
guru karena metode ceramah adalah metode yang lebih mudah digunakan dan tidak membutuhkan banyak persiapan. Berdasarkan hasil wawancara dan observasi kegiatan belajar mengajar yang dilakukan di SD Kanisius Wirobrajan I, peneliti menemukan bahwa proses pembelajaran dikelas kurang efektif dan tidak sesuai dengan tahap perkembangan anak. Kemampuan memahami siswa yang seharusnya dapat dikembangkan pada kategori yang lebih tinggi, seperti menjelaskan dan menginterpretasi tidak dikembangkan dengan baik oleh guru kelas. Kesenjangan yang terjadi diduga karena metode pembelajaran yang digunakan oleh guru kelas tidak sesuai dengan tahap perkembangan anak. Metode ceramah yang cenderung digunakan dengan alasan mudah mengakibatkan pembelajaran menjadi monoton dan membosankan bagi siswa. Hal tersebut juga menyebabkan pembelajaran menjadi kurang menarik dan kurang mengembangkan unsur-unsur pemahamannya terutama menjelaskan dan menginterpretasi. Berdasarkan fakta yang telah diungkapkan, pembelajaran IPA yang dilakukan belum sesuai harapan yang akan dicapai yaitu masih rendahnya kemampuan menjelaskan dan menginterpretasi. Oleh karena itu, perlu diujicobakan metode pembelajaran yang berpusat pada siswa serta pembelajaran yang mampu mengembangkan kemampan menjelaskan dan menginterpretasi. Metode inkuiri merupakan salah satu metode pembelajaran yang mendorong siswa untuk menemukan sendiri jawaban terhadap permasalahan yang dipelajari sehingga metode ini efektif jika diterapkan bagi siswa Sekolah Dasar. Metode inkuiri merupakan suatu proses mencari dan menemukan suatu permasalahan, merumuskan hipotesis, melakukan eksperimen, mengumpulkan data, dan membuat kesimpulan dari pemecahan masalah (Ismail, Idros & Samsudin, 2005: 23). Metode ini sesuai dengan tahap perkembangan siswa dan perubahan perilakunya. Metode inkuiri digunakan untuk mengatasi permasalahan di atas karena mengembangkan keterampilan memahami pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) melalui kegiatan ilmiah yang dilakukan oleh siswa sendiri akan lebih membantu siswa untuk memahami materi pembelajaran bukan sekedar menghafal. Penggunaan metode inkuiri ini juga akan melatih siswa untuk mengembangkan kemampuan menjelaskan dan mengintepretasi.
4
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Penelitian ini dilaksanakan di SD Kanisius Wirobrajan I Yogyakarta. Penelitian ini diterapkan di kelas IV, semester ganjil tahun ajaran 2014/ 2015 pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Materi yang digunakan dengan tema selalu berhemat Energi dan sub tema macam-macam sumber energi. Materi pokok yang akan dibahas adalah tentang sumber energi cahaya, pemanfaatannya dan sifat-sifat cahaya. Penelitian ini membatasi pada pengaruh metode pembelajaran inkuiri terhadap kemampuan menjelaskan dan menginterpretasi. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuasi eksperimental dengan tipe non-equivalent control group design.
1.2 Rumusan Masalah 1.2.1 Apakah penggunaan metode inkuiri berpengaruh terhadap kemampuan menjelaskan pada mata pelajaran IPA siswa kelas IV di SD Kanisius Wirobrajan I pada tahun ajaran 2014/2015? 1.2.2 Apakah penggunaan metode inkuiri berpengaruh terhadap kemampuan menginterpretasi pada mata pelajaran IPA siswa kelas IV di SD Kanisius Wirobrajan I pada tahun ajaran 2014/2015?
1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Mengetahui pengaruh penggunaan metode inkuiri terhadap kemampuan menjelaskan pada mata pelajaran IPA siswa kelas IV SD Kanisius Wirobrajan I tahun ajaran 2014/2015. 1.3.2 Mengetahui pengaruh pengguanaan metode inkuiri terhadap kemampuan menginterpretasi pada mata pelajaran IPA siswa kelas IV SD Kanisius Wirobrajan I tahun ajaran 2014/2015.
1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Bagi Sekolah Sekolah dapat
mengetahui bahwa dengan
menggunakan metode
pembelajaran
inkuiri khususnya dalam mata pelajaran IPA dapat
meningkatkan
kemampuan
siswa
di
sekolah
pada
kemampuan
menjelaskan dan mengintepretasi.
5
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
1.4.2 Bagi Guru Guru dapat menggunakan salah satu metode pembelajaran yaitu inkuiri
khususnya
dalam mata pelajaran IPA untuk meningkatkan
kemampuan menjelaskan dan menginterpretasi bagi siswanya. 1.4.3 Bagi Siswa Kemampuan menjelaskan dan menginterpretasi siswa dapat meningkat ketika metode pembelajarannya diubah dengan menggunakan inkuiri. 1.4.4 Bagi Peneliti Peneliti dapat menggunakan hasil penelitian sebagai acuan untuk menerapkan pembelajaran inkuiri kepada siswa.
1.5 Definisi Operasional 1.5.1
Metode inkuiri adalah metode pembelajaran yang mendorong siswa untuk menemukan sendiri jawaban terhadap permasalahan yang dipelajari dengan menggunakan tujuh langkah pembelajaran yaitu orientasi, merumuskan eksperimen,
permasalahan, menarik
merumuskan
kesimpulan,
hipotesis,
mempresentasikan
melakukan hasil
dan
mengevaluasi. 1.5.2
Metode Inkuiri Terbimbing adalah metode inkuiri yang dilaksanakan dalam pembelajaran oleh siswa dengan masih mendapatkan banyak bimbingan dari guru secara intensif.
1.5.3
Ilmu Pengetahuan Alam adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari gejala-gejala alam yang terdapat di lingkungan sekitar.
1.5.4
Kemampuan adalah kesanggupan atau kekuatan seseorang
yang
merupakan hasil dari latihan yang digunakan untuk melakukan suatu pekerjaan. 1.5.5
Kemampuan memahami adalah seseorang dikatakan memahami jika orang tersebut bisa mengajarkannya, menggunakannya, membuktikannya, membuat hubungan-hubungan, menjelaskannya, mempertahankannya, melihat benang merahnya dan sebagainya. Memahami tidak bisa direduksi hanya sebatas sekumpulan informasi yang harus diingat.
6
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
1.5.6
Kemampuan menjelaskan adalah kesanggupan atau kekuatan seseorang untuk menerangkan secara lisan maupun tertulis, memberikan penjelasan secara logis dan sistematis tentang suatu peristiwa, tindakan, atau gagasan kepada orang lain dan biasanya seseorang yang mampu menjelaskan orang tersebut sudah memahaminya terlebih dahulu.
1.5.7
Kemampuan
menginterpretasi
adalah
kesanggupan
atau
kekuatan
seseorang untuk menerjemahkan gagasan atau peristiwa secara berarti melalui gambar, anekdot, analogi, atau model, memberikan suatu kesan atau menafsirkan dengan jalan tidak hanya menjelaskan/ menganalisis akan tetapi menggeneralisasi dengan teori yang sudah dipelajari baik secara tertulis.
7
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB II LANDASAN TEORI Bab II ini berisi tentang kajian pustaka, penelitian yang relevan, kerangka berpikir, dan hipotesis. Tinjauan pustaka berisi teori-teori yang berkaitan dengan metode pembelajaran, proses kognitif, dan hakikat mata pelajaran IPA. Penelitian yang relevan berisi tentang penelitian yang berkaitan dengan metode inkuiri dan kemampuan menjelaskan serta kemampuan menginterpretasi. Kerangka berpikir berisikan rumusan atau landasan berpikir dari umum ke khusus. Hipotesis berisi dugaan sementara tentang jawaban suatu rumusan masalah. Bagian-bagian tersebut dijelaskan sebagai berikut. 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Teori-teori yang mendukung 2.1.1.1 Teori Perkembangan Anak Perkembangan dapat diartikan sebagai proses perubahan kuantitatif dan kualitatif individu dalam rentang kehidupannya, mulai dari masa konsepsi, masa bayi, masa kanak-kanak, masa anak, masa remaja, sampai masa dewasa (Yusuf & Sugandhi, 2011: 1). Selain itu perkembangan dapat diartikan juga sebagai suatu proses perubahan dalam diri individu atau organisme, baik fisik (jasmaniah) maupun psikis (rohaniah) menuju kedewasaaan atau kematangan yang berlangsung secara sistematis, progresif, dan berkesinambungan (Yusuf & Sugandhi, 2011: 2). Perkembangan merupakan suatu proses yang menggambarkan perilaku kehidupan sosial psikologi manusia pada posisi yang harmonis di dalam lingkungan masyarakat yang lebih luas dan kompleks (Sunarto & Hartono, 2008: 43). Sedangkan Menurut Meece (dalam Schunk, 2012: 602) Perkembangan mengacu pada perubahan pola tidak teratur dan peningkatan keinginan untuk bertahan, perubahan tersebut bersifat progresif (tidak bersifat tiba-tiba) dan terjadi sepanjang hidup. Teori perkembangan kognisi Piaget menyatakan bahwa kecerdasan atau kemampuan kognisi anak mengalami kemajuan melalui 4 tahap yang jelas. Masing-masing tahap dicirikan oleh kemunculan kemampuan dan cara mengolah informasi yang baru (Slavin, 2009: 42). Teori perkembangan anak yang akan digunakan oleh peneliti adalah teori perkembangan anak menurut Piaget. Peneliti
8
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
menggunakan teori perkembangan ini karena teori perkembangan anak ini sesuai dengan kondisi nyata anak. Selain itu, Piaget mendasarkan teori-teorinya pada pengamatan yang saksama terhadap ketiga anaknya sendiri, sehingga teori yang dihasilkan sesuai dengan kehidupan nyata anak. Teori perkembangan Piaget ini penting dan memiliki implikasi yang bermanfaat bagi pengajaran dan pembelajaran. Menurut Piaget (dalam Salkind, 2009: 313) Perkembangan merupakan proses spontan dimana organisme memainkan peran aktif. Proses perkembangan terdiri atas empat faktor; maturasi, pengalaman transmisi sosial, dan faktor ekuilibrasi yang bersifat menyatukan semuanya. Kecepatan perkembangan individu melalui tahap-tahap, kemampuan pada setiap tahap perkembangan juga berbeda. Tahap Perkembangan intelektual menurut Piaget (dalam Salkind, 2009: 326) ada empat tahapan yaitu sebagai berikut : a.
Tahap sensori motor berlangsung sejak lahir sampai usia 2 tahun. Karakteristik yang muncul adalah inteligensi yang didasarkan pada pengalaman perseptual dan dimulainya pikiran simbolis pada bayi yang menggambarkan Bahasa anak usia dini.
b.
Tahap praoperasional berlangsung dari usia 2 sampai usia 7 tahun. Karakteristik anak pada tahap ini adalah munculnya sistem Bahasa yang canggih, penalaran egosentris, pemikiran yang terbatas pada persepsi indra.
c.
Tahap operasional kongkret berlangsung dari usia 7 sampai 12 tahun. Karakteristik anak pada tahap ini adalah perkembangan pemikiran yang dijalankan secara terbalik, operasi-operasi logis, konservasi, kemampuan untuk
memecahkan
masalah-masalah
konkret,
pemikiran
berbasis
pengalaman. d.
Tahap Operasional formal berlangsung pada usia 12 tahun sampai dewasa. Karakteristik anak pada tahap ini adalah perumusan dan pengujian hipotesis, pemikiran abstrak, penalaran hipotesis-deduktif, pemikiran tidak lagi terikat pada persepsi indera. Kecepatan
perkembangan
individu
melalui
tahap-tahap
tertentu,
kemampuan pada setiap tahap perkembangan juga berbeda. Menurut Jean Piaget (dalam Suparno, 2011: 70) siswa usia 8 sampai 11 tahun masuk pada tahap
9
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
operasional konkret dengan kemampuan utama adanya perbaikan dalam kemampuan untuk berpikir secara logis dan jelas dengan sifat reversibilitas dan kekekalan. Pemikiran siswa dalam banyak hal sudah lebih teratur dan terarah karena sudah dapat berpikir seriasi, klasifikasi dengan lebih baik, bahkan mengambil kesimpulan secara probabilistis. Pemikirannya tidak lagi sentarsi tetapi desentrasi, dan pemecahan masalah tidak dibatasi oleh keegosentrisan. Pada tahap ini siswa mulai memandang “dunia” secara objektif dan berorientasi secara konseptual. Pada tahap operasional konkret siswa dapat mengembangkan pikiran logis. Siswa dapat mengikuti penalaran logis, walaupun kadang-kadang memecahkan masalah secara “trial and error” (Dimyati & Mudjiono, 2006: 64). Sedangkan Menurut Piaget (dalam Susanto, 2013: 170) siswa usia sekolah dasar berkisar antara 6 atau 7 tahun sampai 11 atau 12 tahun masuk pada fase operasional konkret. Pada fase ini siswa menunjukkan keingintahuannya yang cukup tinggi untuk mengenali lingkungannya.
2.1.1.2 Metode pembelajaran Metode pembelajaran adalah seluruh perencanaan dan prosedur maupun langkah-langkah kegiatan pembelajaran termasuk pilihan cara penilaian yang akan dilaksanakan. Metode pembelajaran dapat dianggap sebagai sesuatu prosedur atau proses yang teratur, suatu jalan atau cara yang teratur untuk melakukan pembelajaran (Suyono & Hariyanto, 2011: 19). Contoh metode pembelajaran konvensional antara lain, metode ceramah, metode tanya jawab, metode diskusi, metode pemberian tugas, metode proyek dan berbagai variasinya (Suyono & Hariyanto, 2011: 19). Menurut Spencer Kagan (dalam Suyono & Hariyanto, 2011: 19) metode mengajar dalam perkembangannya kadang juga terjabarkan dalam bentuk struktur tertentu. Misalnya metode pembelajaran kooperatif (cooperative learning) dikenal memiliki struktur Jigsaw, STAD, dan lainnya. Sedangkan ada pendapat lain tentang metode pembelajaran. Menurut (Salma, 2007: 70) metode pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang digunakan untuk mengimplementasikan strategi pembelajaran. Terdapat berbagai metode pembelajaran yang dapat digunakan untuk mengimplementasikan strategi pembelajaran, diantaranya: (1) ceramah, (2) demonstrasi, (3) diskusi, (4) simulasi,
10
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
(5) laboratorium, (6) pengalaman lapangan, (7) brainstorming, (8) debat, (9) symposium, dan sebagainya.
2.1.1.4 Metode Inkuiri 1.
Pengertian Metode Inkuiri Menurut Carin dan Sund (dalam Mulyasa, 2006:195) mengemukakan bahwa Inquiry adalah the process of investigating a problem. Menurut Piaget (dalam Mulyasa 2006: 195) mengemukakan bahwa metode inkuiri merupakan metode yang mempersiapkan peserta didik pada situasi untuk melakukan eksperimen sendiri secara luas agar melihat apa yang terjadi, ingin melakukan sesuatu, mengajukan pertanyaan-pertanyaan, dan mencari jawabannya sendiri, serta menghubungkan penemuan yang satu dengan penemuan yang lain, membandingkan apa yang ditemukannya dengan yang ditemukan siswa lain. Perilaku mengajar dengan strategi inkuiri juga disebut sebagai model inkuiri. Menurut Dimyati dan Mudjiono (2006: 173) model inkuiri merupakan pengajaran yang mengharuskan siswa mengolah pesan sehingga memperoleh pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai. Siswa dirancang untuk terlibat dalam melakukan inkuiri. Model pembelajaran inkuiri merupakan pengajaran yang terpusat pada siswa, sehingga siswa menjadi aktif belajar. Tujuan utama model inkuiri adalah mengembangkan keterampilan intelektual, berpikir kritis, dan mampu memecahkan masalah secara alamiah. Menurut Trianto (2009: 114) Inkuiri merupakan bagian dari kegiatan pembelajaran
berbasis
kontekstual.
Siswa
diharapkan
memperoleh
pengetahuan dan keterampilannya bukan hasil mengingat seperangkat faktafakta, akan tetapi hasil dari menemukan sendiri. Guru harus selalu merancang kegiatan yang merujuk pada kegiatan menemukan, apapun materi yang diajarkannya. Pembelajaran inkuiri menekankan pada semua pendidik agar menerapkan kegiatan pembelajaran yang menekankan proses dalam pemahaman materi pembelajaran. Inkuiri memiliki sintaks dimana siswa memiliki kemampuan
11
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
menarik kesimpulan sebagai suatu hasil dari berbagai kegiatan penyelidikan sederhana dalam pembelajaran sains (Susanto, 2013: 172) Secara umum pembelajaran inkuiri merupakan pembelajaran yang berpusat pada siswa. Melalui metode inkuiri siswa dilatih untuk menemukan sendiri jawaban atas pertanyaannya atau segala hal yang ingin diketahui siswa. Oleh karena itu pembelajaran ini dapat dimulai dengan sebuah pertanyaan yang menumbuhkan keingintahuan siswa sehingga secara alami siswa akan mencari jawaban atas pertanyaannya sendiri. Siswa tidak hanya mengetahui saja akan tetapi memahami, nantinya setelah belajar siswa dapat berpikir tentang tindakan yang dilakukan setelah mempelajari suatu pembelajaran. Menurut Dimyati dan Mudjiono (2006: 173) tekanan utama pembelajaran dengan strategi inkuiri adalah (1) pengembangan kemampuan berpikir individual lewat penelitian, (2) peningkatan kemampuan mempraktekkan metode dan teknik penelitian, (3) melatih kemampuan intelektual khusus, yang sesuai dengan cabang ilmu tertentu, (4) berlatih menemukan sesuatu, seperti “belajar bagaimana belajar” sesuatu.
2.
Prinsip-prinsip Inkuiri Prinsip-prinsip inkuiri menurut Sanjaya (2006: 196) adalah sebagai berikut : a.
Berorientasi pada pengembangan intelektual adalah pengembangan kemampuan berpikir, sehingga selain berorientasi pada hasil belajar juga berorientasi pada proses belajar.
b.
Prinsip interaksi pada dasarnya adalah proses interaksi antara siswa maupun interaksi siswa dengan guru, bahkan interaksi antara siswa dengan lingkungan.
c.
Prinsip bertanya adalah guru berperan sebagai penanya, karena kemampuan siswa untuk menjawab setiap pertanyaan pada dasarnya sudah merupakan sebagian dari proses berpikir.
d.
Prinsip belajar untuk berpikir, belajar bukan hanya mengingat sejumlah fakta, akan tetapi belajar adalah proses berpikir, yakni proses mengembangkan potensi seluruh otak, baik otak kiri maupun otak kanan.
12
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
e.
Prinsip keterbukaan adalah suatu proses mencoba berbagai kemungkinan, sehingga siswa perlu diberikan kebebasan untuk mencoba sesuai dengan perkembangan kemampuan logika dan nalarnya.
Menurut Kuhlthau, Maniotes dan Caspari (2007: 25) ada tujuh prinsip inkuiri yaitu sebagai berikut : a.
Anak-anak belajar dengan menjadi aktif terlibat dalam dan merefleksikan pengalaman.
b.
Anak-anak belajar dengan membangun apa yang mereka sudah tahu.
c.
Anak-anak mengembangkan pemikiran tingkat tinggi melalui bimbingan di titik-titik kritis dalam proses pembelajaran.
d.
Anak-anak memiliki cara yang berbeda dan model belajar.
e.
Anak-anak belajar melalui interaksi sosial dengan orang lain.
f.
Anak-anak belajar melalui instruksi dan pengalaman sesuai dengan perkembangan kognitif mereka.
3.
Jenis-jenis metode inkuiri Menurut Sund and Trowbridge (dalam Sanjaya, 2006) mengemukakan tiga macam metode inkuiri sebagai berikut: a.
Inquiry terbimbing (Guided Inquiry); peserta didik memperoleh pedoman sesuai dengan yang dibutukan. Pedoman tersebut biasanya berupa pertanyaan-pertanyaan yang membimbing.
b.
Inquiry bebas (free inquiry), pada inkuiri bebas peserta didik melakukan penelitian sendiri bagaikan seorang ilmuwan, sehingga peserta didik harus dapat mengidentifikasikan dan merumuskan berbagai topik permasalahan yang hendak diselidiki.
c.
Inquiry bebas yang dimodifikasi (modified free inquiry) pada inkuiri ini guru memberikan permasalahan atau problem dan kemudian peserta didik diminta untuk memecahkan permasalahan tersebut melalui pengamatan, eksplorasi, dan prosedur penelitian.
13
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
4.
Metode inkuiri terbimbing Metode inkuiri terbimbing adalah metode yang dapat diintegrasikan ke dalam bidang isi dalam setiap mata pelajaran. Metode ini menggunakan berbagai sumber yang melibatkan siswa dalam setiap tahap pembelajaran, dari perencanaan hingga produk akhir dan terhubung ke dunia siswa. Metode ini lebih ditekankan pada proses dan produksi bukan hasil. Pembelajaran inkuiri secara umum menekankan pertanyaan mereka dan ideide yang memotivasi siswa ingin mempelajari lebih lanjut dan membuat cara untuk berbagi apa yang telah mereka pelajari. Dipandu dengan permintaan, menimbulkan siswa meningkat ke tingkat yang lebih tinggi dari berpikir dan belajar dengan berfokus pada tekanan yang bersifat instruktif pada setiap tahap proses penyelidikan. Instruksi berkonsentrasi pada apa yang siswa pikirkan, perasaan siswa, dan mereka melakukan seperti yang mereka pelajari. Produk akhir ini menjadi cara alami untuk berbagi pembelajaran dengan siswa dalam komunitas belajar mereka. Menurut Kuhlthau, Maniotes dan Caspari (2007: 5) siswa terlibat dalam setiap tahap proses pembelajaran, memilih apa yang harus diselidiki, untuk merumuskan perspektif yang terfokus, untuk menyajikan pembelajaran yang menekankan proses dan dalam bentuk produk akhir. Jarang ada jawaban yang benar untuk pertanyaan yang ditentukan oleh guru atau teks. Sebaliknya, inkuiri terbimbing menggabungkan refleksi melalui proses, dengan produk akhir sebagai bukti konstruksi pengetahuan dan pemahaman yang lebih mendalam. Berikut ini merupakan tabel ciri-ciri yang bukan merupakan inkuiri terbimbing dan yang merupakan inkuiri terbimbing. (lihat tabel 2.1)
14
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Tabel 2.1 ciri-ciri inkuiri terbimbing Inkuiri terbimbing bukan persiapan semata-mata untuk tes keterampilan informasi subjek Kemampuan menginformasikan yang terisolasi mengandalkan satu buku teks menemukan jawaban ke suatu pertanyaan tertentu Kurikulum tanpa arti untuk peserta didik pelajar secara individu bekerja secara eksklusif pada tugas-tugas soliter guru semata-mata mengarahkan Terlalu menekankan pada produk atau hasil akhir
Inkuiri terbimbing adalah Mempersiapkan siswa sebagai pembelajar sepanjang hayat terintegrasi ke dalam bidang konten informasi yang tidak dapat dipindahtangankan ke konsep menggunakan berbagai sumber melibatkan siswa dalam setiap tahap pembelajaran, dan perencanaan untuk produk akhir kurikulum yang terhubung ke dunia siswa komunitas pembelajar yang bekerja sama
siswa dan guru bekerja sama Menekankan pada proses dan produk atau hasil akhir
Menurut Dimyati dan Mudjiono (2006: 173) peranan guru yang penting adalah (1) menciptakan suasana bebas berpikir sehingga siswa berani bereksplorasi dalam penemuan dan pemecahan masalah, (2) Fasilitator dalam penelitian, (3) rekan diskusi dalam klasifikasi dan pencarian alternatif pemecahan masalah serta (4) pembimbing penelitian, pendorong keberanian berpikir alternatif dalam pemecahan masalah. Sebagai pembimbing proses berpikir, guru menyampaikan banyak pertanyaan. Peranan siswa yang penting adalah (1) mengambil prakarsa dalam pencarian masalah dan pemecahan masalah, (2) pelaku aktif dalam belajar melakukan penelitian, (3) penjelajah tentang masalah dan metode pemecahan, dan (4) penemu pemecahan masalah. Penekanan ini sesuai dengan metode inkuiri terbimbing yang digunakan dalam penelitian ini.
5.
Langkah-langkah metode inkuiri terbimbing Menurut
Sanjaya
(2006:
200-203)
langkah-langkah
metode
inkuiri
terbimbing adalah sebagai berikut : 1. Orientasi adalah langkah untuk membina suasana atau iklim pembelajaran yang responsif.
15
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
2. Merumuskan masalah merupakan langkah membawa siswa pada suatu persoalan yang mengandung teka-teki, sehingga persoalan yang disajikan menantang siswa untuk berpikir memecahkan teka-teki. 3. Merumuskan hipotesis adalah jawaban sementara dari suatu permasalahan yang sedang dikaji dan hipotesis itu perlu diuji. 4. Mengumpulkan data adalah aktivitas menjaring informasi yang dibutuhkan untuk menguji hipotesis yang diajukan. 5. Menguji hipotesis adalah proses menentukan jawaban yang dianggap diterima sesuai dengan data atau informasi yang diperoleh berdasarkan pengumpulan data. 6. Merumuskan kesimpulan adalah proses mendeskripsikan temuan yang diperoleh berdasarkan hasil pengujian hipotesis. Menurut Trianto (2009: 114) langkah-langkah kegiatan inkuiri adalah sebagai berikut: a.
Merumuskan masalah
b.
Mengamati atau melakukan observasi
c.
Menganalisis dan menyajikan hasil dalam tulisan, gambar, laporan, bagan, tabel, dan karya lainnya; dan
d.
Mengkomunikasikan atau menyajikan hasil karya pada pembaca, teman sekelas, guru, atau audensi yang lain.
Secara umum, inkuiri merupakan proses yang bervariasi dan meliputi kegiatan-kegiatan mengobservasi, merumuskan pertanyaan yang relevan, mengevaluasi buku dan sumber-sumber informasi lain secara kritis, merencanakan penyelidikan atau investigasi, me-review apa yang telah diketahui, melaksanakan percobaan atau eksperimen dengan menggunakan alat untuk memperoleh data, menganalisis dan mengintepretasi data, serta membuat prediksi dan mengkomunikasikan hasilnya (Susanto, 2013: 173). Sumber-sumber di atas memaparkan langkah-langkah inkuiri yang hampir sama sehingga secara umum kegiatan inkuiri meliputi orientasi, merumuskan masalah,
merumuskan
hipotesis,
melakukan
eksperimen,
menarik
kesimpulan, mempresentasikan hasil, dan melakukan refleksi. Jadi, ketiga
16
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
sumber yang sudah dirangkum tersebut akan menjadi acuan dalam penelitian ini. Ada banyak manfaat ketika kita menggunakan metode inkuiri dalam pembelajaran. Menurut Kuhlthau, Maniotes dan Caspari (2007: 6) manfaat untuk siswa diantaranya adalah: siswa dapat mengembangkan kemampuan sosial, Bahasa dan membaca, siswa mampu membangun pengertian atau persepsinya sendiri, memperoleh kemerdekaan dalam penelitian dan pembelajaran, pengalaman yang tinggi tentang motivasi dan keterlibatannya, dan belajar tentang strategi dan kemampuan memindahkan ke proyek inkuiri yang lain. Sedangkan manfaat inkuiri untuk guru adalah: berbagi tanggung jawab
dalam
tim
instruksional,
berbagi
pengalaman
anggota
tim,
mengajarkan keterampilan konten dan informasi secara bersamaan, brainstorming
dan perencanaan pembelajaran dengan lebih kreatif,
pengalaman dan peningkatan konten bidang kurikulum.
2.1.1.4 Kemampuan Memahami Sebagai sinonim kata memahami terkait dengan pemahaman yang mendalam dan kebijaksanaan. Memahami tidak hanya meliputi wilayah akademis. Memahami juga sekaligus bersifat instruktif, yaitu kamu disebut memahami sesuatu hanya jika bisa mengajarkannya, menggunakannya, membuktikannya, membuat hubungan-hubungan, menjelaskannya, mempertahankannya, melihat benang merahnya dan sebagainya. Memahami tidak bisa direduksi hanya sebatas sekumpulan informasi yang harus diingat. Kurikulum yang dirancang dengan maksud agar para siswa memahami mendorong para siswa bukan sekedar mempelajari apa yang ada di permukaan, tetapi secara aktif menyingkap apa yang ada di balik fakta dan menemukan maknanya. Sebagaimana para penganut konstruktivisme, makna tidak bisa diajarkan tetapi harus ditemukan dan dikonstruksi sendiri oleh siswa dalam pembelajaran (Wiggins & McTighe, 2006: 103-104). Memahami berarti melihat sesuatu dalam hubungan dengan hal-hal lainnya. Hasil dari pemahaman adalah suatu model teoretis atau ilustrasi yang sistematis dan mendalam yang bukan sekedar merupakan daftar fakta-fakta saja.
17
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Sekedar mampu mengulang kembali teori dari buku belum membuktikan bahwa siswa memahami. Menurut Wiggins dan McTighe, (2006: 82-104) siswa menunjukkan pemahamannya ketika mereka mengungkapkan pembelajaran mereka melalui satu atau lebih aspek pemahaman berikut:
a. Menjelaskan (explanation): kemampuan untuk memberikan penjelasan secara logis dan sistematis tentang suatu peristiwa, tindakan, atau gagasan.
b. Interpretasi (interpretation): kemampuan untuk menerjemahkan gagasan atau peristiwa secara berarti melalui gambar, anekdot, analogi, atau model. c.
Aplikasi (application): kemampuan untuk menggunakan pengetahuan ke dalam situasi atau konteks yang berbeda.
d.
Perspektif (perspective): kemampuan untuk melihat sesuatu dari berbagai sudut pandang yang berbeda secara kritis.
e.
Empati (empathy): kemampuan untuk melihat dan merasakan apa yang dilihat dan dirasakan orang lain.
f.
Memahami diri (self-knowledge): kemampuan untuk melihat keterbatasan diri sendiri dengan menyadari bahwa pikiran dan tindakannya sendiri bukan hanya memperkaya pemahaman, tetapi juga dapat membiaskan pemahaman sehingga memunculkan prasangka tertentu atau pandangan yang berat sebelah.
Variabel yang akan diteliti adalah kemampuan menginterpretasi dan menjelaskan. Berikut
ini
adalah
penjelasan
tentang
kemampuan
menjelaskan
dan
menginterpretasi : 1.
Kemampuan Menjelaskan (explanation) Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Badudu dan Zain (1996:
564) menjelaskan adalah menerangkan sampai seseorang yang diterangkan tersebut menjadi benar-benar jelas atau menguraikan sesuatu sehingga dapat dipahami oleh orang lain. Siswa dikatakan memahami ketika siswa membangun pengertian dari pesan pembelajaran, meliputi oral, tulisan dan komunikasi grafik. Ada tujuh proses kognitif dalam memahami yaitu mengartikan, memberikan contoh, mengklasifikasikan, menyimpulkan, menduga, membandingkan dan menjelaskan. Nama lain dari menjelaskan adalah menciptakan model yang
18
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
mempunyai definisi menciptakan sistem model penyebab dan pengaruh (Sunaryo, 2012: 24). Siswa akan menggunakan kemampuan analisis dan sintesis untuk menjelaskan apa yang sudah dipahaminya. Siswa yang memahami sesuatu secara mendalam akan menguasai berbagai fakta. Kemampuan memahami bukanlah hanya sekedar mengetahui fakta-fakta, tetapi juga mampu menyimpulkan sesuatu dari mengapa dan bagaimana dengan bukti dan logika yang spesifik (Wiggins & McTighe, 2006: 85-86). Menjelaskan (explanation) adalah kemampuan untuk memberikan penjelasan secara logis dan sistematis tentang suatu peristiwa, tindakan, atau gagasan (Wiggins & McTighe, 2006: 84-104). Siswa perlu menjelaskan mengapa jawabannya benar, mengapa menggunakan fakta-fakta tertentu sebagai pendukung, dan sebagainya. Sedangkan kemampuan menjelaskan menurut Kuswana (2012:24) didefinisikan sebagai penciptaan sistem model penyebab dan pengaruh.
2.
Kemampuan Menginterpretasi (Interpretation) Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Badudu dan Zain (1996:
536) menginterpretasi mempunyai makna menafsirkan atau memberikan arti secara panjang lebar atau mengartikan sesuatu secara panjang lebar. Dasar untuk menginterpretasikan adalah harus mampu menerjemahkan dari bagian isi komunikasi yang tidak hanya kata-kata atau frasa-frasa akan tetapi termasuk berbagai perangkat yang dapat dijelaskannya. Kemampuan ini merupakan fasilitas dalam meringkas generalisasi dari suatu himpunan permasalahan, melalui pertimbangan taksiran dari unsur-unsur yang berbeda di dalam komunikasi secara semestinya (Sunaryo, 2012: 24). Menurut Kuswana (2012: 47) dasar untuk mengintepretasikan adalah harus mampu menerjemahkan dari bagian isi komunikasi yang tidak hanya kata-kata atau frasa-frasa akan tetapi termasuk berbagai perangkat yang dapat dijelaskannya. Objek interpretasi adalah arti dari sesuatu (Wiggins & McTighe, 2006: 88). Sering terjadi kemampuan interpretasi terlihat dari diskusi di kelas mengenai makna dari buku, karya seni, atau peristiwa di masa lampau. Tantangannya adalah bagaimana membuat bahan diskusi menjadi hidup sehingga berpengaruh pada
19
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
hidup kita sekarang. Siswa akan terbantu mengembangkan interpretasi dengan memindah-mindahkan fokus dari teks ke pengalaman siswa sendiri agar dapat menemukan berbagai kemungkinan interpretasi yang mungkin. Sebagaimana pandangan kritik sastra modern, interpretasi terhadap suatu teks bukanlah merupakan
hak
istimewa
dari
pengarangnya
karena
teks
selalu
bisa
diinterpretasikan dari berbagai sudut pandang yang berbeda dan terlepas dari sudut
pandang
pengarangnya
sendiri.
Mengembangkan
kemampuan
menginterpretasi dalam pembelajaran perlu menghadapkan siswa pada masalahmasalah yang penuh ambigu yang jauh dari model tes dengan jawaban benar atau salah sehingga para siswa dapat mengembangkan berbagai kemungkinan jawaban yang mungkin.
2.1.1.5 Pembelajaran IPA Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan bagian dari Ilmu Pengetahuan atau Sains yang semula berasal dari Bahasa Inggris “Science”. Kata Science sendiri berasal dari kata dalam Bahasa latin yaitu “scientia” yang berarti saya tahu (Trianto, 2010: 136). Banyak definisi tentang Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) akan tetapi dalam mendefinisikan IPA tidaklah mudah, karena sering kurang dapat digambarkan secara lengkap tentang pengertian sains sendiri. Menurut H.W Fowler (dalam Trianto, 2010: 136), IPA adalah pengetahuan yang sistematis dan dirumuskan, yang berhubungan dengan gejala-gejala kebendaan dan didasarkan terutama atas pengamatan dan deduksi. Menurut Kardi dan Nur (dalam Trianto, 2010: 136) IPA mempelajari alam semesta, benda-benda yang ada di permukaan bumi, di dalam perut bumi dan di luar angkasa, baik yang dapat diamati indera maupun yang tidak dapat diamati dengan indera. IPA atau ilmu kealaman adalah ilmu tentang dunia zat, baik makhluk hidup maupun benda mati yang diamati. Adapun Wahyana (dalam Trianto, 2010: 136) mengatakan bahwa IPA adalah suatu
kumpulan
pengetahuan
tersusun
secara
sistematik,
dan
dalam
penggunaannya secara umum terbatas pada gejala-gejala alam. Perkembangannya tidak hanya ditandai oleh adanya kumpulan fakta, tetapi oleh adanya metode ilmiah dan sikap ilmiah.
20
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah ilmu yang mempelajari tentang alam semesta dan segala isinya. Selain itu menurut James Conant (dalam Samatowa, 2011:1) mendefinisikan sains sebagai suatu deretan konsep serta skema konseptual yang berhubungan satu sama lain, dan yang tumbuh sebagai hasil eksperimentasi
dan
observasi,
serta
berguna
untuk
diamati
dan
dieksperimentasikan lebih lanjut. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) atau sains adalah ilmu yang berdasarkan dari eksperimen atau penemuan. Sedangkan menurut Whitehead (dalam Samatowa, 2011:1) menyatakan bahwa sains dibentuk dari pertemuan dua orde pengalaman. Orde pertama didasarkan pada hasil observasi terhadap gejala/ fakta (orde observasi), dan kedua didasarkan pada konsep-konsep manusia mengenai alam (orde konsepsional). Secara umum IPA dipahami sebagai ilmu yang lahir dan berkembang lewat langkah-langkah observasi, perumusan masalah, penyusunan hipotesis, pengujian hipotesis melalui eksperimen, penarikan kesimpulan, serta penemuan teori dan konsep. Selain itu dapat dikatakan bahwa hakikat IPA adalah Ilmu Pengetahuan yang mempelajari gejala-gejala melalui serangkaian proses yang dikenal dengan proses ilmiah yang dibangun atas dasar sikap ilmiah dan hasilnya terwujud sebagai produk ilmiah yang tersusun atas tiga komponen terpenting berupa konsep, prinsip, dan teori yang berlaku secara universal. Mata pelajaran Ilmu pengetahuan Alam perlu diajarkan di Sekolah Dasar karena dapat melatih siswa untuk berpikir kritis serta mampu memecahkan masalah. Menurut Samatowa (2011: 4) ada empat alasan Ilmu Pengetahuan Alam perlu diajarkan di Sekolah Dasar yaitu : (a) Ilmu Pengetahuan Alam sangat bermanfaat bagi suatu bangsa. Seorang dokter atau insinyur tidak mungkin menjadi dokter atau insinyur yang baik tanpa dasar yang cukup luas tentang gejala alam, (b) Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) melatih siswa untuk berpikir kritis, apabila Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) diajarkan dengan metode yang tepat misalnya “menemukan sendiri” saat siswa dihadapkan pada suatu masalah maka siswa akan berusaha menyelidiki untuk memecahkan masalah tersebut, (c) apabila Ilmu Pengetahuan Alam diajarkan dengan percobaan maka siswa tidak sekedar menghafal akan tetapi memahami, dan (d) mata pelajaran ini berpotensi membentuk kepribadian anak secara keseluruhan.
21
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
2.1.1.6 Materi tentang IPA Ternyata cahaya memiliki peranan penting dalam proses penglihatan. Cahaya juga merupakan salah satu bentuk energi, karena memiliki peran penting untuk proses pertumbuhan tanaman. Jika di bumi tidak ada cahaya, bumi akan gelap gulita, bahkan tidak akan ada kehidupan. Dengan adanya cahaya, kita dapat melihat benda di sekitar dan menikmati keindahan alam semesta ciptaan Tuhan Yang Maha Esa. Kita hanya dapat melihat suatu benda, jika ada cahaya. Selain itu, ada juga benda-benda yang memang dapat memancarkan cahaya. Bendabenda itu disebut sumber cahaya, seperti matahari, lilin menyala, senter, dan lampu. Sebuah benda dapat dilihat karena adanya cahaya, yang memancar atau dipantulkan dari benda tersebut, yang sampai ke mata. Cahaya ada 2 macam, yaitu: 1. cahaya yang berasal dari benda itu sendiri, seperti matahari, senter, lilin, dan lampu; 2. cahaya yang memancar dari benda akibat memantulnya cahaya pada permukaan benda tersebut dari sumber cahaya. Misalnya, jika kita melihat benda berwarna biru, artinya benda tersebut memantulkan cahaya berwarna biru. Selain itu cahaya juga mempunyai sifat-sifat, yaitu sebagai berikut : 1. Cahaya Merambat Lurus Sifat cahaya yang merambat lurus ini dimanfaatkan manusia pada lampu senter dan lampu kendaraan bermotor. Berikut ini adalah gambar yang menunjukkan bahwa cahaya mempunyai sifat merambat lurus.
Sumber : Rositawaty (2008: 102) Gambar 2.1 Cahaya merambat lurus
22
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
2. Cahaya Menembus Benda Bening Bayangan terbentuk karena cahaya tidak dapat menembus suatu benda. Ketika cahaya mengenai tubuhmu, cahaya tidak dapat menembus tubuhmu sehingga terbentuklah bayangan. Begitu pula ketika cahaya mengenai rumahmu dan pohon yang besar. Berikut ini adalah gambar yang menunjukkan cahaya menembus benda bening.
Sumber : Rositawaty (2008: 102) Gambar 2.2 Cahaya menembus benda bening
3. Cahaya Dapat Dipantulkan Kita bisa melihat wajah kita di cermin karena cahaya yang berasal dari sumber cahaya dan mengenai wajah kita dipantulkan ke cermin, kemudian oleh cermin dipantulkan kembali ke mata. Hal ini merupakan salah satu sifat cahaya yaitu cahaya dapat dipantulkan jika mengenai suatu permukaan. Ketika cahaya mengenai permukaan yang licin, seperti cermin datar, cahaya akan dipantulkan. Cermin datar akan memantulkan sinar pada satu arah saja. Pemantulan cermin ini disebut pemantulan teratur. Akan tetapi, jika cahaya mengenai permukaan yang kasar, pantulan cahayanya akan terhambur ke segala arah. Pemantulan cahaya seperti ini disebut pemantulan baur (difus).
Keterangan : 1 = Sinar datang 2 = Permukaan cermin atau benda 3 = Sinar pantul
a. Pemantulan teratur
b. Pemantulan baur
Sumber : Rositawaty (2008: 103) Gambar 2.3 Pemantulan teratur dan baur
23
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
4. Cahaya dapat dibiaskan Berikut ini adalah contoh cahaya dapat dibiaskan yaitu sedotan yang dimasukkan ke dalam gelas yang berisi air akan terlihat patah.
a.Sedotan dalam gelas berisi air terlihat seperti bengkok.
b.Skema pembiasan cahaya pada sedotan
Sumber : Rositawaty (2008: 105) Gambar 2.4 Contoh pembiasan dan skemanya
Contoh lain peristiwa pembiasan: a. ikan di kolam yang jernih kelihatan lebih besar dari aslinya; b. dasar kolam kelihatan lebih dangkal; c. jalan beraspal pada siang hari yang panas kelihatan seperti berair. Kejadian ini disebut fatamorgana. Matahari merupakan salah satu sumber energi cahaya di bumi ini, ada manfaat lain dari sumber energi cahaya matahari. Ternyata cahaya matahari juga memiliki peranan dalam proses fotosintesis, yaitu membuat tanaman mampu membuat makanan sendiri. Oleh karena itu, tanaman dapat tumbuh berkembang. Selain menghasilkan makanan, fotosintesis juga menghasilkan oksigen yang diperlukan makhluk hidup untuk bernapas.
2.1.2 Hasil Penelitian yang Relevan 2.1.2.1 Penelitian-Penelitian Tentang Inkuiri Lalu dan Asep (2012) melakukan penelitian tentang penerapan metode inkuiri terhadap keterampilan proses dan hasil belajar IPA siswa kelas VIII SMP
24
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Negeri 6 Singaraja. Masalah dalam penelitian ini adalah rendahnya keterampilan proses dan hasil belajar siswa kelas VIII SMP. Tujuan penelitian ini adalah menguji perbedaan pengaruh pembelajaran inkuiri dan metode pembelajaran konvensional terhadap keterampilan proses dan hasil belajar siswa. Hasil penelitian adalah keterampilan proses siswa yang diajarkan dengan metode inkuiri lebih baik dibandingkan dengan siswa yang diajarkan dengan metode konvensional. Selain itu hasil belajar siswa yang diajarkan dengan metode inkuiri lebih baik daripada siswa yang diajarkan dengan metode konvensional. Sari (2010) melakukan penelitian tentang penerapan pendekatan inkuiri pada siswa untuk meningkatkan kualitas pembelajaran IPA kelas IV SDN I Maribaya Karanganyar Purbalingga. Masalah yang ada dalam penelitian ini adalah rendahnya kualitas mengajar IPA kelas IV. Tujuan dari penelitian ini adalah meningkatkan kualitas pembelajaran IPA kelas IV. Penggunaan pendekatan inkuiri oleh guru dalam pembelajaran juga dapat meningkatkan keterampilan guru. Hal ini dapat dilihat dari hasil pengamatan guru diperoleh jumlah skor keterampilan guru pada siklus I adalah 27 dengan kategori B, jumlah skor pada siklus II adalah 31 dengan kategori A. Jumlah skor keterampilan guru pada siklus III adalah 36 dengan kategori A. Sehingga diperoleh kesimpulan penggunaan metode inkuiri dalam mata pelajaran IPA dapat meningkatkan kualitas mengajar guru. Dewi, Dantes, Sadia (2013) meneliti tentang pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap sikap ilmiah dan hasil belajar IPA. Di dalam penelitian ini, metode yang digunakan adalah eksperimen dengan jenis eksperimen semu (quasi exsperiment) hal ini dapat dilihat dari subjek eksperimen yang tidak dirandomisasi untuk menentukan sampel yang akan ditempatkan dalam kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Sebelum ditetapkan sampel dilakukan uji kesetaraan dan hasilnya seluruh siswa kelas IV SD Negeri Kaliuntu kemampuannya setara. Data mengenai sikap ilmiah dikumpulkan menggunakan lembar kuesioner sedangkan data mengenai hasil belajar dikumpulkan menggunakan tes objektif pilihan ganda dengan empat pilihan. Penelitian ini menjadi referensi bagi saya tentang pemilihan metode penelitian. Selain itu
25
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
penelitian ini juga menambah referensi bagi penelitian saya tentang penentuan kelompok kontrol dan kelompok eksperimen.
2.1.2.2
Penelitian-Penelitian
Tentang
Kemampuan
Menjelaskan
dan
Menginterpretasi Sochibin, Dwijananti, dan Marwoto (2009) melakukan penelitian tentang penerapan model pembelajaran inkuiri terpimpin untuk peningkatan pemahaman dan keterampilan berpikir kritis siswa SD. Masalah dalam penelitian ini adalah rendahnya pemahaman dan keterampilan berpikir kritis siswa SD. Sedangkan tujuan dari penelitian ini adalah meningkatkan kemampuan memahami dan keterampilan berpikir kritis siswa dengan menggunakan metode inkuiri. Hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa model pembelajaran Inkuiri terpimpin dapat meningkatkan pemahaman konsep siswa dan menumbuh kembangkan keterampilan berpikir kritis siswa kelas IV SD pokok bahasan air dan sifatnya. Wahyudin, Sutikno, dan Isa (2010) melakukan penelitian tentang penggunaan metode inkuiri terbimbing untuk meningkatkan minat dan pemahaman siswa. Masalah yang ada di dalam penelitian ini adalah rendahnya minat dan pemahaman siswa. Tujuan penelitian ini adalah meningkatkan minat dan pemahaman siswa menggunakan metode inkuiri dengan bantuan multimedia. Berdasarkan
pembahasan
hasil
penelitian
diperoleh
kesimpulan
bahwa
peningkatan pemahaman siswa yang pada awalnya 72,90%, setelah tindakan meningkat menjadi 76,81%. Secara keseluruhan nilai yang diperoleh untuk setiap indikator dalam angket mengalami peningkatan. Jadi, penerapan metode pembelajaran
inkuiri
terbimbing
dengan
berbantuan
multimedia
dapat
meningkatkan minat dan pemahaman siswa kelas XI semester 2 SMAN 14 Semarang. Badrisyiyani,
Harlita,
dan
Muzzayinah
(2011)
meneliti
tentang
implementasi hasil penelitian identifikasi fungi dalam tape talas (colocasia esculenta) sebagai sumber belajar berupa modul pada pokok bahasan fungi terhadap keterampilan menginterpretasi data siswa kelas X SMA AL Islam 1 Surakarta pada tahun ajaran 2011/2012. Hasil penelitian yang telah dilakukan
26
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
adalah sebagai berikut: (1) Identifikasi fungi dalam tape talas (Colocasia esculenta) ditemukan dua genus yaitu genus Saccharomyces dan genus Aspergillus dilihat dari ciri morfologi, (2) Pemanfaatan hasil penelitian Identifikasi fungi dalam tape talas (Colocasia esculenta) sebagai sumber belajar berupa modul pada pokok bahasan fungi berpengaruh nyata terhadap keterampilan menginterpretasi data siswa kelas X SMA Al Islam 1 Surakarta. Penelitian-penelitian yang relevan di atas menggunakan populasi siswa SMP, SMA, dan mahasiswa. Dari penelitian yang telah dilakukan, terdapat penelitian yang banyak menggunakan metode inkuiri. Akan tetapi variabel yang diteliti belum ada yang meneliti tentang kemampuan menjelaskan dan menginterpretasi. Banyak hasil penelitian yang menunjukkan peningkatan setiap variabel yang diteliti setelah metode pembelajaran yang digunakan adalah metode inkuiri. Selanjutnya peneliti akan melakukan penelitian yang berbeda dari penelitian yang sudah dilakukan yaitu suatu penelitian eksperimen untuk melihat pengaruh metode inkuiri terhadap kemampuan menjelaskan dan menginterpretasi dalam mata pelajaran Ilmu Pengetahan Alam (IPA). Jenis penelitian yang digunakan adalah quasi experimental. Populasi penelitian adalah siswa Sekolah Dasar (SD). Berikut ini adalah literature map dari penelitian yang relevan dan sudah dijelaskan sebelumnya.
27
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Inkuiri
Kemampuan menjelaskan dan menginterpretasi
Lalu & Asep (2012)
Sochibin, Dwijananti, & Marwoto (2009)
Penerapan metode inkuiri terhadap
Penerapan pembelajaran inkuiri terpimpin untuk
keterampilan proses dan hasil belajar.
meningkatan pemahaman dan keterampilan berpikir kritis.
Sari (2010)
Wahyudin, Sutikno, & Isa (2010)
Penerapan metode inkuiri untuk
Penggunaan metode inkuiri terbimbing untuk
meningkatkan kualitas pembelajaran IPA.
meningkatkan minat dan pemahaman siswa.
Dewi, Dantes, & Sadia (2013)
Badrisyiyani, Harlita, & Muzzayinah (2011)
Pengaruh pembelajaran inkuiri terhadap
meneliti tentang implementasi hasil penelitian
sikap ilmiah dan hasil belajar.
identifikasi fungi terhadap keterampilan menginterpretasi data.
Yang perlu diteliti : Peningkatan kemampuan menjelaskan dan menginterpretasi menggunakan metode inkuiri dalam mata pelajaran IPA Gambar 2.5 Literature Map
2.2 Kerangka Berpikir Secara umum IPA merupakan ilmu yang mempelajari tentang alam semesta dan segala isinya. Selain itu Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) diajarkan dengan eksperimen atau penemuan-penemuan. Melalui mata pelajaran IPA siswa berlatih untuk berpikir kritis dan mampu memecahkan masalah. Selain itu keingintahuan siswa tentang alam semesta dan segala isinya akan dirangsang sehingga siswa mampu berpikir kritis tentang alam. Sebagai penunjang pemahaman siswa maka diperlukan sutu metode pembelajaran yang relevan dengan tahap perkembangannya. Metode inkuiri
28
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
merupakan salah satu metode yang relevan dengan tahap perkembangan siswa. Metode pembelajaran ini memungkinkan siswa untuk menemukan sendiri semua hal yang ingin diketahui dan dipelajari siswa. Inkuiri terbimbing merupakan salah satu jenis dari inkuiri. Peran guru sebagai pembimbing sangat menonjol dalam strategi ini. Kemungkinan penemuan-penemuan yang akan dilakukan oleh siswa sudah diperhitungkan terlebih dahulu oleh guru. Apabila siswa merumuskan konsep yang salah peran guru adalah meluruskan konsep tersebut. Oleh karena itu peran guru sebagai pembimbing akan menonjol dalam metode pembelajaran inkuiri terbimbing. Pembelajaran IPA di kelas membutuhkan suatu kemasan aktivitas belajar yang mendorong siswa untuk membangun sendiri pengetahuannya. Siswa tidak terus menerus dituntut untuk menghafalkan konsep akan tetapi dituntut untuk menemukan sendiri konsep yang harus dipelajari. Ketika siswa dituntut untuk menghafal maka mereka tidak akan mempunyai kemampuan menjelaskan. Siswa tidak bisa menjelaskan menggunakan kata-katanya sendiri dan siswa cenderung menjelaskan sesuai dengan hafalan mereka, sehingga ketika mereka hanya cenderung menghafal maka kemampuan mengintepretasinya juga tidak akan berkembang. Oleh karena itu jika metode pembelajarannya diubah menjadi metode pembelajaran
inkuiri
terbimbing
maka
kemampuan
menjelaskan
dan
menginterpretasinya juga akan berkembang. Siswa menjadi semakin mampu untuk memahami serta berpikir kritis dan semakin mampu untuk menjelaskan suatu konsep dengan menggunakan kata-katanya sendiri serta mampu mengintepretasi jawabannya.
2.3 Hipotesis Penelitian 2.3.1
Penggunaan
metode
inkuiri
berpengaruh
terhadap
kemampuan
menjelaskan pada pelajaran IPA siswa kelas IV siswa SD Kanisius Wirobrajan I Yogyakarta semester gasal 2014/2015. 2.3.2
Penggunaan
metode
inkuiri
berpengaruh
terhadap
kemampuan
menginterpretasi pada pelajaran IPA siswa kelas IV siswa SD Kanisius Wirobrajan I Yogyakarta semester gasal 2014/2015.
29
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB III METODE PENELITIAN Bab III ini membahas metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini. Pembahasan metode penelitian yaitu mengenai jenis penelitian yang digunakan, populasi dan sampel penelitian, variabel penelitian, definisi operasional, instrumen penelitian, uji validitas dan uji reliabilitas instrumen, teknik pengumpulan data, dan teknik analisis data. Bagian-bagian tersebut akan dijabarkan sebagai berikut. 3.1 Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian Quasi-Experimental
tipe
nonequivalent control group design. Metode eksperimen termasuk ke dalam metode penelitian kuantitatif. Metode penelitian eksperimen dapat diartikan sebagai metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan (treatment) tertentu terhadap yang lain dalam kondisi terkendalikan (Sugiyono, 2013: 109). Menurut Keepel (dalam Creswell, 2009: 19) Penelitian eksperimen ini berusaha menentukan suatu treatment memengaruhi hasil sebuah penelitian. Pengaruh ini dinilai dengan memberikan treatment tertentu disalah satu kelompok, dan tidak menerapkannya di kelompok lain. Kelompok yang diberikan treatment sering disebut dengan kelompok treatment atau kelompok eksperimen, sedangkan kelompok yang tidak diterapkan treatment sering disebut dengan kelompok kontrol. Menurut Sugiyono (2013: 116) desain penelitian ini mempunyai kelompok kontrol, tetapi tidak dapat berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan eksperimen karena pada kenyataannya sulit mendapatkan kelompok yang sama persis. Rancangan
penelitian
ini
menggunakan
Quasi-Experimental
yaitu
pengembangan dari True Experimental Design, desain ini mempunyai kelompok kontrol tetapi tidak berfungsi sepenuhnya mengontrol variabel-variabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan eksperimen. Desain ini digunakan karena pada kenyataannya sulit mendapat kelompok kontrol yang digunakan penelitian. Rancangan ini kelompok eksperimen (A) dan kelompok kontrol (B) diseleksi tanpa prosedur penempatan acak (Without random assignment). Pada dua kelompok tersebut, sama-sama dilakukan pretest dan posttest. Hanya kelompok
30
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
eksperimen (A) saja yang di treatment (Creswell, 2009: 242). Dalam desain penelitian ini terdapat dua kelompok yang tidak dipilih secara random, kemudian diberi pretest untuk mengetahui keadaan awal atau untuk mengetahui perbedaan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Hasil pretest yang baik bila nilai kelompok eksperimen tidak berbeda secara signifikan (Sugiyono, 2013: 114). Selanjutnya kelompok pertama yaitu kelompok kontrol kelas IVB tidak diberikan perlakuan (treatment) dengan metode pembelajaran inkuiri. Sedangkan kelompok kedua yaitu kelompok eksperimen yaitu kelas IVA diberi perlakuan (treatment) dengan menerapkan pembelajaran menggunakan metode inkuiri. Setelah kelompok eksperimen diberikan perlakuan dengan metode pembelajaran inkuiri kemudian dilakukan posttest pada masing-masing kelompok yaitu pada kelompok eksperimen dan kontrol. Posttest ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh perlakuan atau treatment yang sudah dilakukan kepada kelompok eksperimen. Menurut Campbell dan Stanley (Cohen, 2007: 276), hasil penelitian menggunakan pretest dan posttest atau pengaruh kausal dari intervensi dapat dihitung dalam tiga langkah yaitu sebagai berikut: (1) kurangi skor pretest dari nilai posttest untuk kelompok eksperimen untuk menghasilkan skor 1; (2) kurangi skor pretest dari nilai posttest untuk kelompok kontrol untuk menghasilkan skor 2; dan (3) kurangi skor 2 dari skor 1. Berdasarkan Campbell dan Stanley terminologi, efek dari intervensi eksperimental dapat dihitung dengan rumus: (O2 –
O1) – (O4 – O3). Jika hasilnya negatif maka efek kausalnya juga negatif atau
tidak ada pengaruh, begitupula sebaliknya apabila hasilnya positif maka efek kausalnya juga positif dan itu artinya ada pengaruh. Salah satu desain quasi experimental paling umum digunakan dalam penelitian pendidikan adalah nonequivalent control group design dapat digambarkan sebagai:
31
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Experimental
O1
Kontrol
O3
X
O2
O4
(sumber : Cohen, 2007: 283) Gambar 3.1 Desain Penelitian
Keterangan : X
= treatment/ perlakuan dengan metode pembelajaran inkuiri
O1
= rerata skor pretest kelas eksperimen
O2
= rerata skor posttest kelas eksperimen
O3
= rerata skor pretest kelas kontrol
O4
= rerata skor posttest kelas kontrol
Garis putus-putus pada gambar di atas memisahkan baris paralel dalam diagram nonequivalent control group design menunjukkan bahwa kelompok eksperimen dan kelompok kontrol tidak disamakan oleh pengacakan oleh karena itu disebut dengan istilah non ekuivalen. Pada penelitian ini pemilihan kelompok kontrol dan kelompok eksperimen dilakukan menggunakan proses undian.
3.2 Setting Penelitian 3.2.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan di SD Kanisius Wirobrajan I Yogyakarta. SD ini beralamat di Jalan Hos Cokroaminoto No. 8 Pakuncen Wirobrajan Yogyakarta. Lokasi SD ini berada di pinggir jalan raya sehingga untuk menemukan SD ini sangat mudah. SD Kanisius Wirobrajan I merupakan salah satu SD terbaik di lingkup yayasan Kanisius, prestasinya termasuk dalam lima besar sekolah terbaik. Fasilitas sekolah ini sangat memadai dan mendukung pembelajaran diantaranya adalah bangunan sekolah terdiri dari bangunan yang bertingkat, mempunyai laboratorium komputer, laboratorium IPA, aula kegiatan, perpustakaan, UKS (Unit Kesehatan Sekolah), Koperasi, dan Kantin. SD Kanisius Wirobrajan I merupakan SD yang mempunyai kelas paralel, dalam satu kelasnya terdapat dua kelas yaitu kelas A dan B, sehingga jumlah keseluruhan kelas ada 12. Jumlah siswa di SD ini lumayan banyak, tiap kelasnya
32
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
rata-rata terdapat 30 siswa. Jumlah seluruh siswa dari kelas satu sampai kelas enam sebanyak 390 siswa. SD Kanisius Wirobrajan I memiliki 18 karyawan dengan 12 guru kelas, tiga guru mata pelajaran, satu satpam, dan juga satu kepala sekolah. Selain itu, untuk mengembangkan bakat siswa SD Kanisius Wirobrajan I ada delapan ekstrakurikuler diantaranya sebagai berikut: dua ekstrakurikuler wajib yaitu pramuka dan komputer dan enam ekstrakurikuler tidak wajib yaitu Bahasa Inggris, Karawitan, Seni Tari, Paduan Suara, Taekwondo, dan Biola. SD ini berada di pinggiran kota sehingga rata-rata siswa berasal dari keluarga kalangan menengah ke atas dengan berbagai jenis pekerjaan.
3.2.2 Waktu Penelitian Waktu pengambilan data dimulai pada tanggal 18 Agustus 2014 sampai tanggal 5 September 2014. Krathwohl (2004: 547) untuk mengurangi bias pengambilan data eksperimental dianjurkan dalam waktu sesingkat mungkin. Lama waktu pengambilan data pretest dan posttest dalam rentang waktu dua minggu. Berikut ini adalah tabel pengambilan data yang dilakukan oleh peneliti di SD Kanisius Wirobrajan I Yogyakarta.
33
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Tabel 3.1 Waktu Pengambilan Data Penelitian ke-
Hari, Tanggal
JP
Materi
1
Sabtu, 13 September 2014
2
Senin, 15 September 2014
3 JP 3 JP
3
Selasa, 16 September 2014
3 JP
4
Rabu, 17 September 2014
3 Materi tentang pembuatan pelangi buatan JP Melakukan percobaan untuk membuat pelangi buatan
5
Sabtu, 20 September 2014
3 JP Posttest I untuk kelompok eksperimen
6
Senin, 22 September 2014
3 JP
7
Selasa, 23 September 2014
3 JP
8
Rabu, 24 September 2014
3 Materi tentang pembuatan pelangi buatan JP Menjelaskan cara pembuatan pelangi buatan
9
Kamis, 25 September 2014
3 JP Posttest I untuk kelompok kontrol
10
Sabtu, 11 Oktober 2014
3 JP Posttest II kelompok eksperimen
11
Senin, 13 Oktober 2014
3 JP Postest II kelompok control
Mengerjakan Pretest Materi tentang sifat cahaya merambat lurus dan menembus benda bening Melakukan percobaan tentang sifat cahaya merambat lurus dan menembus benda bening Materi tentang sifat cahaya dapat dipantulkan dan dapat dibiaskan Melakukan percobaan tentang sifat cahaya dapat dipantulkan dan dapat dibiaskan
Materi tentang sifat cahaya merambat lurus dan menembus benda bening Menjelaskan tentang sifat cahaya merambat lurus dan menembus benda bening Materi tentang sifat cahaya dapat dipantulkan dan dapat dibiaskan Menjelaskan tentang sifat cahaya dapat dipantulkan dan dapat dibiaskan
3.3 Populasi dan Sampel Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/ subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Jadi, populasi bukan hanya orang akan tetapi juga objek dan benda alam lain. Populasi juga bukan sekedar jumlah yang ada pada objek/subjek yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristik/ sifat yang dimiliki oleh subjek atau objek itu (Sugiyono, 2013: 119). Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas IV di SD Kanisius
34
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Wirobrajan I Yogyakarta yang berjumlah 61 siswa terdiri dari laki-laki dan perempuan. Sampel merupakan bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi tersebut (Sugiyono, 2013: 120). Penelitian ini menggunakan seluruh populasi sebagai sampel yaitu siswa kelas IVA dan IVB. Sampel untuk kelompok kontrol adalah kelas IVB yang berjumlah 31 siswa. Sedangkan untuk kelompok eksperimen sampel yang digunakan adalah kelas IVA yang berjumlah 30 siswa. Kelompok eksperimen akan diberikan treatment atau perlakuan berupa metode pembelajaran inkuiri, sedangkan kelompok kontrol menggunakan metode pembelajaran yang biasa digunakan. Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan cara melakukan undian yang dilakukan pada hari Jumat tanggal 1 Agustus 2014 dan disaksikan oleh Kepala Sekolah beserta guru kelas IVA dan kelas IVB. Hasilnya adalah kelas IVB menjadi kelompok kontrol dan kelas IVA menjadi kelompok eksperimen. Teknik pengambilan sampel menggunakan desain non probability sampling dengan tipe convenience sampling. Teknik convenience sampling merupakan pemilihan sampel yang biasa digunakan untuk penelitian pendidikan dengan menggunakan kelas yang tersedia karena keterbatasan administrasi untuk memilih secara acak (Best & Kahn, 2006: 18-19). Sedangkan menurut Siregar (2013: 60) convenience sampling merupakan teknik pengumpulan data berdasarkan kebetulan saja, anggota populasi yang ditemui peneliti, dan bersedia untuk menjadi responden untuk dijadikan sampel, atau peneliti memilih orang-orang yang terdekat saja. Jadi sampel pada penelitian ini mengunakan seluruh siswa pada kelas yang sudah tersedia yaitu semua siswa kelas IVA dan IVB. Hal ini dikarenakan peneliti tidak mempunyai kewenangan untuk menempatkan siswa secara acak pada kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen. Pengambilan sampel penelitian ini tidak menggunakan random karena siswa sudah terbiasa dengan keadaan kelas dan teman-teman sekelasnya. Apabila menggunakan teknik random dikhawatirkan akan terjadi bias dalam penelitian karena siswa masih harus beradaptasi dengan
35
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
keadaan kelas yang baru dan teman yang berbeda. Pembelajaran pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol akan dilaksanakan oleh guru yang sama. Hal ini dilakukan supaya tidak terjadi kesenjangan atau perbedaan kemampuan guru dalam mengajar masing-masing kelompok. Selain itu guru lebih mengenal karakteristik peserta didik yang digunakan sebagai penelitian sehingga akan lebih mudah dalam menerapkan penelitian. Sedangkan peneliti menjalankan tugasnya sebagai pengamat selama pembelajaran berlangsung.
3.4 Variabel Penelitian Menurut Hatch dan Farhady (dalam Sugiyono, 2013: 63) variabel didefinisikan sebagai atribut seseorang, atau objek, yang mempunyai variasi antara satu orang dengan yang lain atau satu objek dengan objek yang lain. Variabel juga dapat merupakan atribut dari bidang keilmuan atau kegiatan tertentu, dinamakan variable karena ada variasinya. Sedangkan menurut Kerlinger (dalam Sugiyono, 2013: 63) menyatakan bahwa variabel adalah konstruk (construct) atau sifat yang akan dipelajari. Dari pengertian di atas dirumuskan bahwa variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek atau kegiatan tertentu yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya. Variabel dibagi menjadi dua yaitu :
3.4.1 Variabel Independen Menurut Sugiyono (2013: 64) variabel Independen sering disebut dengan variabel bebas yang mempunyai pengertian variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen atau terikat. Variabel independen dalam penelitian ini yaitu metode pembelajaran inkuiri.
3.4.2 Variabel Dependen Variabel dependen sering disebut sebagai variabel terikat yang mempunyai pengertian variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2013: 64). Variabel dependen dalam penelitian ini yaitu kemampuan
menjelaskan
dan
kemampuan
menginterpretasi.
Keduanya
36
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
mempunyai kedudukan yang sama dalam penelitian ini karena yang akan diteliti adalah pengaruh penggunaan metode pembelajaran inkuiri terhadap kemampuan menjelaskan dan menginterpretasi. Penelitian ini bukan membahas kemampuan manakah yang muncul terlebih dahulu ketika metode pembelajaran inkuiri diterapkan. Variabel Independen
Variabel Dependen Menjelaskan
Metode Inkuiri Mengintepretasi Gambar 3.2Variabel Penelitian
3.5 Instrumen Penelitian Instrumen penelitian adalah suatu yang digunakan untuk mengukur fenomena alam mauapun sosial yang diamati. Secara spesifik semua fenomena ini disebut variabel penelitian (Sugiyono, 2013:148). Instrumen dalam penelitian ini dibuat sendiri oleh peneliti termasuk menguji validitas dan reliabilitasnya. Jumlah instrumen penelitian tergantung pada jumlah variabel penelitian yang telah ditetapkan untuk diteliti. Instrumen yang digunakan adalah tes esai. Penelitian ini menggunakan Kompetensi inti 1. Menerima, menghargai, dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya; 2. Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, tetangga, dan guru; 3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati [mendengar, melihat, membaca] dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah, sekolah, dan tempat bermain; 4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas, logis, dan sistematis, dalam karya yang estetis dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia. Kompetensi dasar khususnya pada mata pelajaran IPA yang digunakan adalah 1.1
Bertambah
keimanannya dengan menyadari hubungan keteraturan dan kompleksitas alam dan
37
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
jagad
raya
terhadap
kebesaran
Tuhan
yang
menciptakannya,
serta
mewujudkannya dalam pengamalan ajaran agama yang dianutnya; 2.1 Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu; obyektif; jujur; teliti; cermat; tekun; hati-hati; bertanggung jawab; terbuka; dan peduli lingkungan) dalam aktivitas sehari-hari sebagai wujud implementasi sikap dalam melakukan inkuiri ilmiah dan berdiskusi; 2.2
Menghargai kerja individu dan kelompok
dalam aktivitas sehari-hari sebagai wujud implementasi melaksanakan penelaahan fenomena alam secara mandiri maupun berkelompok; 3.6 Memahami sifat-sifat cahaya melalui pengamatan dan mendeskripsikan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari;
4.6
Menyajikan
laporan
tentang
sumber
daya
alam
dan
pemanfaatannya oleh masyarakat. Instrumen ini terdapat 6 soal yang mewakili masing-masing tingkat pemahaman yaitu menjelaskan, menginterpretasi, menerapkan, mengembangkan perspektif, membangun empati dan memahami diri. Instrumen ini digunakan oleh tiga peneliti yang masing-masing meneliti dua kemampuan saja. Tes esai yang digunakan oleh peneliti memuat dua kemampuan yaitu kemampuan menjelaskan dan kemampuan menginterpretasi. Berikut ini adalah matriks pengembangan instrumen dari kedua kemampuan yang akan diteliti. (Lihat lampiran 3.1) Tabel 3.2 Matriks Pengembangan Instrumen No. 1.
Variabel Menjelaskan
Aspek
Indikator
Menunjukkan
Menunjukkan contoh sumber cahaya dalam kehidupan sehari-hari. Menjabarkan akibat jika tidak ada sumber cahaya. Memberi contoh kegunaan cahaya dalam kehidupan sehari-hari. Memberi alasan tentang argumen yang diungkapkan. Menentukan sifat-sifat cahaya dari kasus yang ditemui. Menceritakan peristiwa yang berkaitan dengan sifat-sifat cahaya dalam kehidupan seehari-hari. Mengritisi sifat-sifat cahaya yang ada dalam kasus yang ada. Melihat hubungan sebab akibat ada dan tidaknya cahaya dalam kehidupan seharihari.
Menjabarkan
2.
Mengintepretasi
Memberi contoh Memberi alas an Menentukan Menceritakan
Mengritisi Melihat hubungan sebab akibat
Nomor Soal
1
2
38
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Tabel 3.3Rubrik Penilaian No 1.
Variabel Menjelaskan
Indikator Menunjukkan akibat jika tidak ada cahaya.
Menjabarkan akibat jika tidak ada sumber cahaya.
Memberi contoh kegunaan cahaya dalam kehidupan sehari-hari.
Memberi alasan tentang argumen yang diungkapkan.
2.
Menentukan sifatsifat cahaya dari kasus yang ditemui.
Menceritakan peristiwa yang berkaitan dengan sifat-sifat cahaya dalam kehidupan seehari-hari.
Kriteria Mampu menunjukkan 3 akibat jika tidak ada sumber cahaya. Mampu menunjukkan 2 akibat jika tidak ada sumber cahaya. Mampu menunjukkan 1 akibat jika tidak ada sumber cahaya. Tidak mampu menunjukkan akibat jika tidak ada sumber cahaya. Menjabarkan 3 akibat jika tidak ada sumber cahaya. Menjabarkan 2 akibat jika tidak ada sumber cahaya. Menjabarkan 1 akibat jika tidak ada sumber cahaya. Tidak bisa menjabarkan akibat jika tidak ada sumber cahaya. Memberi contoh 3 kegunaan cahaya dalam kehidupan sehari-hari. Memberi contoh 2 kegunaan cahaya dalam kehidupan sehari-hari. Memberi contoh 1 kegunaan cahaya dalam kehidupan sehari-hari. Tidak bisa memberi contoh kegunaan cahaya dalam kehidupan sehari-hari. Jika dapat berpendapat dan dapat memberikan alasan yang benar . Jika dapat berpendapat dan memberikan alasan yang salah. Jika dapat berpendapat namun tidak bisa memberikan alasan Jika tidak dapat berpendapat namun tidak bisa memberikan alasan Mampu menyebutkan 3 sifat cahaya dari kasus yang ditemui. Mampu menyebutkan 2 sifat cahaya dari kasus yang ditemui. Mampu menyebutkan 1 sifat cahaya dari kasus yang ditemui. Tidak mampu menentukan sifat cahaya dari kasus yang ditemui. Mampu menceritakan 3 peristiwa yang berkaitan dengan sifat-sifat cahaya. Mampu menceritakan 2 peristiwa yang berkaitan dengan sifat-sifat cahaya. Mampu menceritakan 1 peristiwa
Skor 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1
4 3 2 1 4 3 2 1 4
3
2
39
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Mengritisi sifatsifat cahaya yang ada dalam kasus yang ada.
Melihat hubungan sebab akibat ada dan tidaknya cahaya dalam kehidupan seharihari.
yang berkaitan dengan sifat-sifat cahaya. Tidak mampu menceritakan peristiwa yang berkaitan dengan sifat-sifat cahaya. Mampu mengritisi 3 sifat cahaya yang ada dalam kasus yang ada Mampu mengritisi 2 sifat cahaya yang ada dalam kasus yang ada Mampu mengritisi 1 sifat cahaya yang ada dalam kasus yang ada Jika belum mampu mengritisi sifatsifat cahaya yang ada dalam kasus yang ada. Mampu melihat hubungan sebab akibat ada dan tidaknya cahaya dalam kehidupan sehari-hari. Mampu melihat hubungannya ada tidaknya cahaya dalam kehidupan sehari-hari akan tetapi belum mampu membedakan sebab dan akibat. Mampu melihat sebab dan akibat ada tidaknya cahaya dalam kehidupan sehari-hari akan tetapi belum mampu melihat hubungannya. Belum mampu melihat hubungan sebab akibat ada dan tidaknya cahaya dalam kehidupan sehari-hari.
1
4 3 2 1
4
3
2
1
3.6 Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan tes. Menurut Arikunto (2012: 67) tes adalah alat atau prosedur yang digunakan untuk mengetahui dan mengukur sesuatu dalam suasana, dengan cara dan aturan-aturan yang sudah ditentukan. Sedangkan menurut Arifin (2009: 125) essai adalah bentuk tes yang menuntut peserta didik untuk menguraikan, mengorganisasikan, dan menyatakan jawaban dengan kata-kata sendiri dalam bentuk, teknik, dan gaya yang berbeda satu dengan yang lainnya. Kemampuan menjelaskan dan menginterprtasi diukur dengan menggunakan enam soal uraian, akan tetapi yang digunakan oleh peneliti adalah soal nomor satu dan saol nomor dua. Soal tes esai diberikan kepada dua kelas yaitu kelas kontrol dan kelas eksperimen. Pretest akan dilakukan sebelum pembelajaran tentang energi cahaya diberikan dengan tujuan untuk mengetahui kondisi awal setiap kelompok yang akan digunakan untuk
40
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
penelitian. Setelah dilakukan pembelajaran yang berbeda pada masing-masing kelompok kemudian dilakukan posttest pada masing-masing kelompok untuk mengetahui perbedaan kemampuan sebelum dan sesudah pembelajaran. Semua instrumen penelitian maupun media yang akan digunakan selama proses pembelajaran
disiapkan
oleh
peneliti.
Guru
mitra
akan
melaksanakan
pembelajaran dan peneliti bertugas sebagai observer selama pembelajaran berlangsung. Guna mengetahui sensitivitas penelitian, peneliti akan memberikan posttest II yang akan dilaksanakan dengan jarak dua minggu dari posttest I. Berikut ini adalah pemetaan instrumen pengumpulan data yang akan digunakan :
No.
1.
2.
Tabel 3.4 pemetaan instrumen penelitian Variabel Data Skor pretest Menjelaskan Skor posttest Kontrol Skor pretest Menginterpretasi Skor posttest Skor pretest Menjelaskan Skor posttest Eksperimen Skor pretest Menginterpretasi Skor posttest Kelompok
Instrumen Soal uraian (nomor 1) Soal uraian (nomor 2) Soal uraian (nomor 1) Soal uraian (nomor 2)
3.7 Teknik Pengujian Instrumen Sebelum diberikan kepada responden yang akan digunakan untuk penelitian, instrumen penelitian ini perlu diujicobakan untuk menghindari pertanyaanpertanyaan yang kurang dimengerti oleh responden, kurang jelas maupun pertanyaan-pertanyaan yang ambigu atau mengandung dua makna. Pengujian instrumen dilakukan sekali, yaitu di kelas IVA SD Kanisius Sorowajan yang beralamat di Jalan Sorowajan No.111, Banguntapan, Bantul, Yogyakarta. Peneliti memilih SD tersebut karena sama-sama mempunyai kelas paralel serta kemampuan siswa kurang lebih sama dan kedua sekolah tersebut terakreditasi A. Di dalam pengujian instrumen juga akan diuji validitas dan reliabilitas, berikut ini adalah penjabarannya.
3.7.1 Validitas Menurut Sugiyono (2013: 168) hasil penelitian yang valid bila terdapat kesamaan antara data yang terkumpul dengan data yang sesungguhnya terjadi
41
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
pada objek yang diteliti. Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Menurut Sugiyono (2013: 123) validitas instrumen yang berupa tes harus memenuhi construct validity (validitas konstruk) dan content validity (validitas isi). Penelitian ini menggunakan validitas isi dan konstruk untuk mengetahui validitas instrumen tes. Cohen mengungkapkan bahwa validitas isi dicapai dengan penilaian profesional dari para ahli atau expert judgement. Validitas muka adalah kejelasan tampilan soal (Cohen, 2007: 163). Validitas konstruk dicapai dengan uji empiris untuk memastikan adanya keterkaitan yang jelas dari item tes (Cohen, 2007: 163). Validitas muka diperoleh dengan cara mengujikan soal pada tiga siswa kelas IV. Tiga siswa tersebut berasal dari sekolah yang berbeda. Ketiga siswa dikumpulkan dalam waktu dan tempat yang sama untuk mengerjakan soal. Siswa ditanya tentang kemampuannya dalam memahami kalimat soal. Mereka mengerjakan semua soal dengan rerata waktu yang dibutuhkan 45 menit. Validitas isi dapat dilakukan dengan membandingkan antara isi instrumen dengan materi pelajaran yang telah diajarkan (Sugiyono, 2010: 182). Validitas isi tes dalam penelitian ini diperoleh dari pendapat tiga ahli yaitu, dosen mata kuliah IPA dan guru mata pelajaran IPA kelas IV SD Kanisius Wirobrajan I serta Kepala SD Kanisius Sorowajan. Validitas konstruk digunakan untuk mengukur kesesuaian setiap butir soal dengan indikator (Arikunto, 2012: 83). Validitas konstruk digunakan dengan uji empiris atau pengalaman. Peneliti mengujikan soal kepada siswa kelas IV SD Kanisius Sorowajan untuk memperoleh validitas konstruk. Setelah diujikan data tersebut ditabulasi kemudian peneliti menghitung validitasnya menggunakan rumus korelasi dari Pearson. Validitas konstruk dilakukan dengan menggunakan uji eksperimen empiris dilapangan dan korelasi Pearson; kriterianya adalah sebagai berikut jika harga Sig (2-tailed) < 0,05 item tersebut dikatakan valid atau rhitung > rtabel. Jika harga Sig (2-tailed) > 0,05 item tersebut dikatakan tidak valid atau rhitung< rtabel. Validitas konstrak dilakukan penghitungan dengan menggunakan program komputer IBM SPSS Statistics 20
42
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
for Windows dengan tingkat kepercayaan 95%. Berikut ini adalah tabel hasil uji validitas instrumen penilaian. (Lihat lampiran 3.3)
No
Variabel
1
Menjelaskan
2
Menginterpretasi
3
Menerapkan
4
Mengembangkan Perspektif
5
Membangun Empati
6
Memahami Diri
Tabel 3.5 Hasil Validitas Instrumen r r Indikator tabel hitung Memberi contoh 0,36 0,36 0,36 Memberi alasan 0,57 Menunjukkan 0,36 0,57 Menjabarkan 0,36 0,39 Menentukan 0,36 0,68 Menceritakan 0,36 0,68 Mengkritisi 0,36 0,59 Melihat benang 0,36 0,59 merah Menemukan 0,36 0,41 Membuat 0,36 0,48 Menggunakan 0,36 0,48 Menyesuaikan 0,36 0,48 Membandingkan 0,36 0,59 Menganalisis 0,36 0,59 Mengkritisi 0,36 0,57 Memberikan 0,36 0,57 argument Membayangkan 0,36 0,39 Mengambil peran 0,36 0,68 Menghubungkan 0,36 0,68 Mempertimbangkan 0,36 0,41 Menyadari 0,36 0,48 Mengenali 0,36 0,48 Merefleksi 0,36 0,34 Menilai diri 0,36 0,34
sig. (2tailled) 0,02 0,00 0,00 0,01 0,00 0,00 0,00
Keterangan Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
0,00
Valid
0,01 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
0,00
Valid
0,01 0,00 0,00 0,01 0,00 0,00 0,03 0,03
Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
Berdasarkan hasil uji validitas di atas, peneliti hanya meneliti dua variabel yaitu variabel menjelaskan dan variabel menginterpretasi. Hasil perhitungan Pearson correlation pada variabel menjelaskan pada indikator memberi contoh sebesar 0,36; memberi alasan sebesar 0,57; menunjukkan sebesar 0,57; dan menjabarkan sebesar 0,39. Sedangkan pada variabel menginterpretasi pada indikator menentukan sebesar 0,68; menceritakan sebesar 0,68; mengkritisi sebesar 0,59; dan melihat benang merah 0,59. Pada variabel menjelaskan dan variabel menginterpretasi r hitung > r tabel dan nilai Sig. (2-tailed) rata-rata probabilitasnya di bawah 0,05 (p < 0,05) sehingga dapat disimpulkan bahawa instrumen dinyatakan valid.
43
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
3.7.2 Reliabilitas Hasil penelitian yang reliabel, bila terdapat kesamaan data dalam waktu yang berbeda. Instrumen yang reliabel adalah instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama, akan menghasilkan data yang sama (Sugiyono, 2013: 168). Instrumen yang reliabel belum tentu valid, reliabilitas instrumen merupakan syarat untuk pengujian validitas instrumen. Oleh karena itu, walaupun instrumen tersebut valid umumnya pasti reliabel, tetapi pengujian reliabilitas instrumen perlu dilakukan (Sugiyono, 2013: 169). Untuk melakukan uji reliabilitas digunakan teknik pengujian untuk memeriksa internal consistency yaitu dengan Alpha Cronbach. Nunnally (dalam Ghozali, 2009: 46) Suatu instrumen dikatakan reliabel jika harga Alpha Cronbach lebih besar dari 0,60. Berikut ini adalah hasil dari uji reliabilitas instrumen. (Lihat lampiran 3.4)
Tabel 3.6 Hasil uji reliabilitas instrumen Cronbach's Alpha N Uji reliabilitas instrumen
0.89
24
Keterangan Reliabel
Teknik pengujian reliabilitas yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah teknik konsistensi internal. Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh reliabilitas dari keenam variabel yang valid memiliki nilai Alpha yaitu sebesar 0,89 sehingga semua instrumen dikatakan reliabel.
3.8 Teknik Analisis Data Menurut Sugiyono (2013: 199) analisis data merupakan kegiatan setelah data dari seluruh responden atau sumber data lain terkumpul. Kegiatan dalam analisis data adalah sebagai berikut: mengelompokkan data berdasarkan variabel dan jenis responden, mentabulasi data berdasarkan variabel dari seluruh responden, menyajikan data, melakukan perhitungan untuk menguji hipotesis. Analisis data menggunakan program komputer IBM SPSS Statistics 20 for Windows dengan tingkat kepercayaan 95%. Dalam teknik analisis data ini ada beberapa langkah pengujian data yang dilakukan sebagai berikut.
44
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
3.8.1 Uji Normalitas Distribusi Data Sebelum data dianalisis perlu dilakukan uji normalitas untuk mengetahui data tersebut sudah terdistribusi dalam kurva normal atau tidak. Menurut Setyosari (2010: 214) jika data terdistribusi normal, analisis data dilakukan menggunakan statistik parametrik dan jika data terdistribusi tidak normal maka analisis data dilakukan menggunakan statistik non parametrik. Sebaliknya jika harga Sig. (2-tailed) dengan uji Kolmogorov-Smirnov < 0,05, maka distribusi data tidak normal (Priyatno, 2012: 136). Apabila distribusi data normal maka dilakukan uji statistik parametrik dengan uji t, sedangkan apabila distribusi data tidak normal dilakukan uji statistik non parametrik dengan Mann-Whitney atau Wilcoxon (Priyatno, 2012: 141).
3.8.2 Uji Pengaruh Perlakuan Uji pengaruh perlakuan meliputi uji perbedaan kemampuan awal, uji selisih skor pretest dan posstest. Selanjutnya akan dianalisis lebih lanjut dengan menguji peningkatan skor pretest dan posttest. Pada penelitian ini analisis satistik dilakukan dengan program komputer IBM SPSS Statistics 20 for Windows dengan tingkat kepercayaan 95% untuk mengetahui hasil uji perbedaan kemampuan awal, uji selisih skor pretest dan posttest, dan uji peningkatan skor pretest dan posttest. Peneliti menggunakan statistik parametrik yaitu dengan Independent samples ttest apabila data terdistribusi normal. Jika data terdistribusi tidak normal, statistik yang digunakan adalah statistik non parametrik, yaitu Mann-Whitney U test.
3.8.2.1 Uji Perbedaaan Kemampuan Awal Uji kemampuan awal dilakukan dengan menguji perbedaan skor pretest pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Uji perbedaan kemampuan awal ini bertujuan untuk memastikan apakah kedua kelompok tersebut memiliki kemampuan awal yang sama, sehingga kedua kelompok tersebut bisa dibandingkan. Kondisi yang ideal terjadi jika kelompok tersebut memiliki kemampuan awal yang sama.
45
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Hnull
: Tidak ada perbedaan skor pretest yang signifikan antara kelompok kontrol dan kelompok eksperimen dengan kata lain kemampuan awal kedua kelompok tersebut sama.
Hi
: Ada perbedaan skor pretest yang signifikan antara kelompok kontrol dan kelompok eksperimen dengan kata lain kemampuan awal kedua kelompok tersebut tidak sama.
Kriteria yang digunakan adalah: a.
Jika harga Sig (2-tailed) lebih dari 0,05 maka hnull diterima hi ditolak. Artinya tidak ada perbedaan antara skor pretest yang signifikan pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
b.
Jika harga Sig (2-tailed) kurang dari 0,05 maka hnull ditolak hi diterima. Artinya ada perbedaan antara skor pretest yang signifikan pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
Teknik analisis data yang digunakan adalah independent samples t-test, jika data terdistribusi dengan normal atau Mann-Whitney U-test jika data terdistribusi dengan tidak normal. Teknik analisis data menggunakan tingkat kepercayaan 95%. Kondisi yang ideal untuk dilakukan penelitian eksperimen adalah jika kedua kelompok baik kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol memiliki kemampuan awal yang sama.
3.8.2.2 Uji Selisih Skor Pretest dan Posttest I Uji selisih skor pretest dan posttest digunakan dengan tujuan untuk mengetahui
pengaruh
perlakuan
(metode
inkuiri)
terhadap
kemampuan
menjelaskan dan menginterpretasi. Sesuai dengan rumus (O2 - O1) - (O4 - O3) langkah yang digunakan adalah mengurangkan rerata selisih skor posttest- pretest pada kelompok eksperimen dengan selisih skor posttest-pretest pada kelompok kontrol. Uji statistik yang digunakan adalah independent samples t-test jika data terdistribusi dengan normal atau Mann-Whitney U-test jika data terdistribusi dengan tidak normal. Teknik analisis data menggunakan tingkat kepercayaan 95%. Hipotesis statistiknya adalah sebagai berikut. Hi
: ada perbedaan yang signifikan antara selisih skor posttest-pretest pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dengan kata lain
46
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
penggunaan
metode
inkuiri
berpengaruh
terhadap
kemampuan
menjelaskan dan menginterpretasi. Hnull
: tidak ada perbedaan yang signifikan antara selisih skor posttest-pretest pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dengan kata lain penggunaan metode inkuiri tidak berpengaruh terhadap kemampuan menjelaskan dan menginterpretasi.
3.8.3 Analisis Lebih Lanjut 3.8.3.1 Uji Peningkatan Skor Setiap penelitian eksperimental sebaiknya dilengkapi dengan elemen kualitatif untuk membantu memahami sudut pandang subjek yang diteliti (Krathwohl, 2004: 546). Uji peningkatan skor dilakukan ntuk mengetahui apakah terdapat peningkatan skor yang signifikan dari pretest ke posttest baik pada kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol. Teknik statistik yang digunakan adalah paired samples t-tes jika data terdistribusi dengan normal atau Wilcoxon jika data terdistribusi dengan tidak normal. Teknik analisis data menggunakan tingkat kepercayaan 95%. Hipotesis statistiknya adalah sebagai berikut Hi
: ada perbedaan skor yang signifikan dari pretest ke posttest pada kelompok eksperimen dan/atau kelompok kontrol. Dengan kata lain terdapat kenaikan skor yang signifikan dari pretest ke posttest.
Hnull
: tidak ada perbedaan skor yang signifikan dari pretest ke posttest pada kelompok eksperimen dan/atau kelompok kontrol. Dengan kata lain tidak terdapat kenaikan skor yang signifikan dari pretest ke posttest.
Kriteria yang digunakan adalah sebagai berikut: a. Jika harga Sig. (2-tailed) > 0,05 maka Hnull diterima dan Hi ditolak. Artinya tidak ada perbedaan yang signifikan antara skor pretest dan skor posttest pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Dengan kata lain tidak ada peningkatan skor yang signifikan dari pretest ke posttest. b. Jika harga Sig. (2-tailed) < 0,05 maka Hnull ditolak dan Hi diterima. Artinya ada perbedaan yang signifikan antara skor pretest dan skor posttest pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Dengan kata lain terdapat peningkatan yang signifikan dari pretest ke posttest.
47
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Untuk mengetahui presentase kenaikan skor pretest ke posttest I digunakan rumus sebagai berikut.
Gambar 3.3 Rumus peningkatan skor
3.8.3.2 Uji Retensi Pengaruh Perlakuan Uji retensi pengaruh perlakuan dilakukan untuk mengetahui apakah pengaruh perlakuan masih kuat sesudah satu bulan dilakukan treatment untuk itu digunakan data dari skor posttest I dan posttest II baik dari kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Teknik statistic yang digunakan adalah paired samples ttes jika data terdistribusi dengan normal atau Wilcoxon jika data terdistribusi dengan tidak normal. Teknik analisis data menggunakan tingkat kepercayaan 95%. Hipotesis statistiknya adalah sebagai berikut : Hi
: ada perbedaan skor yang signifikan dari posttest I ke posttest II pada kelompok eksperimen dan/atau kelompok kontrol. Dengan kata lain terdapat penurunan/peningkatan skor yang signifikan dari posttest I ke posttest II.
Hnull
: tidak ada perbedaan skor yang signifikan dari posttest I ke posttest II pada kelompok eksperimen dan/atau kelompok kontrol. Dengan kata lain tidak terdapat penurunan/peningkatan skor yang signifikan dari posttest I ke posttest II.
Kriteria yang digunakan adalah sebagai berikut: a.
Jika harga Sig. (2-tailed) > 0,05 maka Hnull diterima dan Hi ditolak. Artinya tidak ada perbedaan yang signifikan antara skor posttest I dan posttest II pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Dengan kata lain tidak terjadi penurunan/peningkatan skor yang signifikan dari skor posttest I ke posttest II.
b.
Jika harga Sig. (2-tailed) < 0,05 maka Hnull ditolak dan Hi diterima. Artinya ada perbedaan yang signifikan antara skor posttest I dan posttest II pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Dengan kata lain terjadi penurunan/peningkatan yang signifikan dari posttest I ke posttest II.
48
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Untuk mengetahui presentase kenaikan skor pretest ke posttest digunakan rumus sebagai berikut:
Gambar 3.4 Rumus peningkatan skor
Uji retensi pengaruh dianjurkan dilakukan dengan posttest II setelah sekian waktu dari posttest I untuk lebih mengetahui sensitivitas perbedaan perlakuan (Krathwohl, 2004: 546). Dianjurkan untuk melakukan pengumpulan data dalam waktu yang singkat untuk mengurangi bias (Krathwohl, 2004: 547).
3.8.3.3 Uji Besar Pengaruh Perlakuan Uji besar pengaruh perlakuan dilakukan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh penggunaan metode inkuiri
terhadap kemampuan menjelaskan dan
menginterpretasi. Uji signifikansi sering dianggap tidak memberikan informasi seberapa substantif pengaruh perlakuan. Untuk itu digunakan uji besar pengaruh perlakuan (effect size) untuk lebih memastikan seberapa besar pengaruh yang ditimbulkan. (Cohen, Manion, & Morrison, 2007: 292). Uji besar pengaruh perlakuan dapat dihitung menggunakan rumus koefisien korelasi Pearson sebagai berikut (Field, 2009: 57 & 179):
√
Gambar 3.5 Rumus uji besar pengaruh
Keterangan : r
= Besar pengaruh (effect size) dengan menggunakan koefisien korelasi Pearson
t
= Harga uji t
df
= Derajat kebebasan (degree of freedom)
49
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Jika data terdistribusi dengan tidak normal, besar pengaruh perlakuan dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut (Field, 2009: 550).
√ Gambar 3.6 Rumus uji besar pengaruh data terdistribusi tidak normal
Keterangan : r
= Besar pengaruh (effect size) dengan menggunakan koefisien korelasi Pearson
Z
= harga Z yang diambil dari perhitungan statistik non parametrik dari program SPSS
N
= dua kali jumlah responden yang dihitung atau yang bersangkutan
Kriteria untuk mengetahui besar pengaruh bisa diklasifikasi dengan kriteria sebagai berikut (Field, 2009: 550). r
= 0,10 termasuk efek kecil yang setara dengan 1% pengaruh perlakuan
r
= 0,30 termasuk efek menengah yang setara dengan 9% pengaruh perlakuan
r
= 0,50 termasuk efek besar yang setara dengan 25% pengaruh perlakuan
Persentase pengaruh perlakuan diitung dengan mengkuadratkan harga r (harga koefisien korelasi pearson yang didapat) atau
x 100%.
3.8.3.4 Dampak Pengaruh Perlakuan Untuk mengetahui dampak perlakuan pada siswa peneliti melakukan observasi dan wawancara. Setiap penelitian eksperimental sebaiknya dilengkapi dengan elemen kualitatif untuk membantu memahami sudut pandang subjek yang diteliti (Krathwohl, 2004: 546). Observasi sebagai teknik pengumpulan data mempunyai ciri yang spesifik bila dibandingkan dengan teknik yang lain, yaitu wawancara dan kuesioner. Sutrisno Hadi (dalam Sugiyono, 2013: 196) mengemukakan bahwa, observasi meupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari pelbagai proses biologis dan psikologis. Dua diantara yang terpenting adalah proses-proses pengamatan dan psikologis. Observasi
50
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
digunakan bila, penelitian berkenan dengan perilaku manusia, proses kerja, gejalagejala alam dan bila responden yang diamati tidak terlalu besar. Observasi digunakan oleh peneliti untuk mengamati perilaku siswa yang berkaitan dengan kemampuan menjelaskan dan menginterpretasi saat pembelajaran energi cahaya. Selain itu, peneliti juga melakukan wawancara dengan guru mitra dan tiga siswa dari kelompok eksperimen untuk mengetahui dampak dari penggunaan metode inkuiri dalam pembelajaran tentang energi cahaya. Johnson dan Larry (dalam Sugiyono, 2013: 188) mengemukakan bahwa wawancara dalam penelitian meupakan teknik pengumpulan data dimana pewawancara (peneliti atau yang diberi tugas mengumpulkan data) dalam mengumpulkan data mengajukan suatu pertanyaan kepada yang diwawancarai. Wawancara ini menggunakan teknik tidak terstruktur yang artinya peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap. Hal ini dilakukan supaya narasumber tidak merasa bahwa dirinya sedang dinilai atau diwawancarai. Dokumen adalah catatan suatu peristiwa yang sudah berlalu dan dapat berupa tulisan, gambar, atau karya (Sugiyono, 2013: 240). Dokumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa dokumen nilai siswa, foto-foto, dan rekaman aktivitas siswa saat pembelajaran sedang berlangsung. Selain itu juga kegiatan peneliti selama melakukan penelitian di SD Kanisius Wirobrajan I. Selanjutnya observasi, wawancara dan dokumen ini diolah menggunakan teknik triangulasi. Triangulasi dalam pengujian kredibilitas ini diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai sumber dengan bebagai cara, dan berbagai waktu (Sugiyono, 2013: 369). Dalam penelitian ini triangulasi dilakukan dengan menggabungkan ketiganya. Data tersebut kemudian dianalisis oleh peneliti sehingga menghasilkan suatu kesimpulan. (Lihat lampiran 3.5)
No. 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Tabel 3.7 Pertanyaan wawancara dengan guru Pertanyaan Metode pembelajaran yang biasanya digunakan untuk mengajar IPA. Alasan pemilihan metode pembelajaran tersebut. Tanggapan mengenai metode pembelajaran inkuiri. Kesulitan dalam menerapkan metode pembelajaran inkuiri. Pengalaman menarik saat menerapkan metode pembelajaran inkuiri. Perbedaan kelompok kontrol dan eksperimen (keaktifan, minat, konsentrasi) saat pembelajaran berlangsung.
51
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Tabel 3.8 Pertanyaan wawancara dengan siswa No Topik Pertanyaan Pretest 1 Mata pelajaran IPA Apakah kamu senang belajar IPA? 2 Mengapa kamu senang/tidak senang dengan mata pelajaran IPA? 3 Metode Bagaimana cara guru mengajar? 4 Mata pelajaran IPA dan Apa kelebihan dan kekurangan dalam mempelajari metode materi dalam pelajaran IPA dengan cara mengajar guru yang seperti itu? 5 Metode Apakah sebelumnya guru pernah mengajarkan materi IPA dengan inkuiri? Posttest 6 Metode Bagaimana perasaanmu setelah mempelajari materi IPA dengan menggunakan inkuiri? 7 Apakah kelebihan mempelajari materi IPA dengan menggunakan inkuiri? 8 Mata Pelajaran IPA Apakah kamu mengalami kemajuan dalam memahami materi IPA dibandingkan sebelumnya? 9 Metode Bagaimana cara guru mengajar dengan menggunakan inkuiri? 10 Apakah kamu lebih senang mempelajari materi IPA menggunakan inkuiri dibandingkan dengan cara yang diajarkan guru biasanya?Apa alasanmu? 11 Evaluasi Ketika mengerjakan soal, soal mana yang kamu anggap sukar?Mengapa? 12 Inkuiri Bagaimana perasaanmu sewaktu pertama kali belajar inkuiri? Apa kesulitan yang kamu temui? 13 Setelah belajar inkuiri, kamu memahami materi yang diajarkan? 14 Apakah kamu bosan belajar inkuiri selama beberapa kali? Mengapa bosan atau tidak bosan? 15 Apakah ketika kalian menggunakan inkuiri dapat membantu kamu mempelajari materi? 16 Mana yang lebih mudah, belajar dengan membuat inkuiri atau tanpa inkuiri? Mengapa demikian?
52
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pada bab IV ini akan dikemukakan hasil penelitian dan pembahasan untuk mengetahui pengaruh penggunaan metode inquiry terhadap kemampuan menjelaskan dan menginterpretasi pada mata pelajaran IPA di kelas IV dengan tema “selalu berhemat energi” dan sub tema “macam-macam sumber energi” khususnya adalah sumber energi cahaya dan sifat-sifatnya. Pada hasil penelitian akan dijelaskan deskripsi data dan analisis data yang dilakukan. 4.1 Hasil Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kolaboratif payung IPA yang dilakukan secara bersama, dengan jumlah mahasiswa tiap kelompok adalah tiga orang. Penelitian ini meneliti tentang pengaruh penggunaan metode inkuiri terhadap kemampuan memahami. Ada enam unsur dalam kemampuan memahami, unsur tersebut
diantaranya
adalah
kemampuan
menjelaskan
(explanation),
menginterpretasi (interpretation), aplikasi (application), perspektif (perspective), mengembangkan empati (empathy), dan pengetahuan diri (self-knowledge). Pada penelitian ini akan dibahas tentang pengaruh metode inkuiri terhadap kemampuan menjelaskan dan menginterpretasi. Penelitian ini dilaksanakan di SD Kanisius Wirobrajan I Yogyakarta untuk melihat pengaruh penggunaan metode inkuiri terhadap kemampuan menjelaskan dan menginterpretasi siswa kelas IV. Penelitian ini merupakan quasi experimental dengan tipe non equivalent kontrol group design. Penelitian ini melibatkan dua kelompok, yaitu kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Kelas yang digunakan sebagai kelompok eksperimen yaitu kelas IVA dan kelompok kontrol adalah kelas IVB. Dua kelompok tersebut diberikan perlakuan yang berbeda. Kelompok eksperimen diberikan treatment berupa metode inkuiri, sedangkan kelompok kontrol tidak diberikan treatment atau hanya menggunakan metode ceramah. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa tes, dengan bentuk soal essay. Jumlah keseluruhan soal yang digunakan untuk penelitian adalah enam soal. Masing-masing soal mewakili kemampuan memahami yang diteliti oleh
53
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
masing-masing peneliti. Pada penelitian ini peneliti hanya meneliti dua kemampuan, yaitu kemampuan menjelaskan dan kemampuan menginterpretasi. Kemampuan menjelaskan terdapat pada soal nomor satu dan kemampuan menginterpretasi terdapat pada soal nomor dua. Semua soal yang dibuat sudah dikonsultasikan dengan dosen ahli, dosen pembimbing, dan sudah diuji reliabilitas dan validitasnya. Pengujian validitas dan reliabilitas dilakukan di SD Kanisius Sorowajan Yogyakarta dengan jumlah responden 42 siswa yang terdiri dari kelas IVA. Tahap awal yang dilakukan peneliti adalah memberikan pretest pada kedua kelompok. Pemberian pretest ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan awal kedua kelas tersebut. Tahap selanjutnya adalah memberikan materi pembelajaran tentang cahaya dan sifat-sifatnya pada kedua kelompok tersebut dengan metode pembelajaran yang berbeda. Setelah pembelajaran dilaksanakan, kedua kelompok tersebut diberikan posttest I untuk mengetahui pengaruh treatment berupa metode yang
digunakan
pada
masing-masing
kelompok
terhadap
kemampuan
menjelaskan dan menginterpretasi. Setelah tiga minggu, siswa pada kelompok kontrol dan eksperimen diberikan posttest II untuk melihat sensitivitas perlakuan yang diberikan dan untuk melihat retensi pengaruh perlakuan metode inkuiri terhadap kemampuan menjelaskan dan menginterpretasi. Berikut ini akan dipaparkan tentang implementasi penelitian yang dilakukan di SD Kanisius Wirobrajan I. Pada implementasi penelitian akan dijelaskan tentang deskripsi populasi penelitian dan deskripsi pembelajaran yang dilakukan.
4.1.1 Implementasi Penelitian Implementasi pembelajaran dilaksanakan di dua kelompok yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Pemilihan kelompok tersebut dilakukan dengan cara undian. Implementasi pembelajaran dilakukan sebanyak enam kali pertemuan yang terdiri dari tiga kali pertemuan di kelompok eksperimen dan tiga kali pertemuan di kelompok kontrol. Implementasi penelitian di kelompok eksperimen dilakukan dari tanggal 15 September 2014 sampai 17 September 2014 Sedangkan implementasi di kelompok kontrol dilakukan dari tanggal 22 September 2014 sampai 24 September 2014. Pembelajaran di kelompok
54
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
eksperimen dan kelompok kontrol dilakukan oleh guru yang sama. Di kelompok eksperimen, peran guru adalah fasilitator belajar dan di kelompok kontrol guru sebagai pengajar. Peneliti berperan sebagai observer di kelompok eksperimen dan di kelompok kontrol. Peneliti mengamati tingkah laku yang tampak pada siswa selama proses pembelajaran dan mengambil gambar serta membantu guru menyiapkan alat dan bahan yang digunakan dalam proses pembelajaran.
4.1.1.1 Deskripsi Populasi Penelitian Pada penelitian ini kelas IVA sebagai kelompok eksperimen, sedangkan kelas IVB sebagai kelompok kontrol. Pemilihan kelompok tersebut dilakukan dengan cara undian. Jumlah keseluruhan siswa kelas IVA sebagai kelompok eksperimen adalah 30 siswa yang terdiri dari 14 siswa laki-laki dan 16 siswa perempuan. Sedangkan jumlah keseluruhan siswa kelas IVB sebagai kelompok kontrol adalah 31 siswa yang terdiri dari 17 siswa laki-laki dan 14 siswa perempuan. SD Kanisius Wirobrajan I terletak di kota Yogyakarta, sebagian besar orangtua siswa bekerja sebagai wiraswasta. Sebagian besar siswa berasal dari keluarga dengan tingkat ekonomi menengah keatas. Peneliti dapat menyimpulkan berdasarkan data kelas yang diberikan oleh guru kelas dan hasil wawancara dengan guru kelas. Kegiatan belajar dan mengajar yang dilakukan di dua kelas tersebut diberikan perlakuan yang berbeda. Di kelompok eksperimen diberikan treatment berupa penggunaan metode inkuiri sedangkan kelompok kontrol menggunakan metode ceramah. Berikut adalah deskripsi kegiatan pembelajaran yang dilakukan di kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol.
4.1.1.2 Deskripsi Implementasi Pembelajaran Kegiatan yang dilaksanakan pada kelompok kontrol dan eksperimen secara garis besar meliputi pretest, pelaksanaan pembelajaran sesuai dengan tema, pelaksanaan posttest I, kemudian setelah tiga minggu semenjak siswa diberikan perlakuan dilanjutkan posttest II. Kedua kelas mendapatkan materi yang sama, yaitu tentang cahaya dan sifat-sifatnya akan tetapi metode yang digunakan guru dalam menyampaikan materi berbeda. Pembelajaran di kelompok kontrol dan
55
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
eksperimen dilakukan oleh guru yang sama. Pada kelompok eksperimen guru menggunakan metode inkuiri, sedangkan di kelompok kontrol guru menggunakan metode ceramah. Berikut ini akan dipaparkan pembelajaran di kelompok eksperimen dan di kelompok kontrol.
1. Pembelajaran di Kelompok Kontrol Pretest diberikan sebelum siswa mendapat perlakuan, pretest di kelompok kontrol dilakukan pada tanggal 13 September 2014. Pembelajaran tentang cahaya dan sifat-sifatnya di kelompok kontrol dilakukan pada tanggal 22 September 2014 sampai tanggal 24 September 2014. Sedangkan Posttest I dilaksanakan pada tanggal 13 Oktober 2014. Setting kelas untuk kelompok kontrol adalah model konvensional, tempat duduk siswa tidak diubah yaitu tetap berbanjar seperti sebelumnya. Pertemuan pertama ini membahas tentang dua sifat cahaya yaitu cahaya menembus benda bening dan cahaya merambat lurus. Pada pertemuan pertama kegiatan dilaksanakan dalam tiga bagian yaitu kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan akhir. Di kegiatan awal guru mengenalkan kepada siswa tentang cahaya, sumber cahaya dan melakukan tanya jawab pada siswa tentang perisstiwa dalam kehidupan sehari-hari yang berhubungan dengan cahaya menembus benda bening dan cahaya merambat lurus. Kemudian pada kegiatan inti guru menjelaskan dua sifat cahaya yaitu cahaya menembus benda bening dan cahaya merambat lurus. Kemudian siswa diminta untuk mengerjakan soal-soal yang berhubungan dengan materi dan setelah selesai dibahas oleh guru. Pada kegiatan penutup di pertemuan pertama ini guru merangkum pembelajaran yang sudah dilakukan. Pada pertemuan kedua di kelompok kontrol, posisi tempat duduk masih sama dan tidak berubah. Pada pertemuan kedua ini membahas tentang 2 sifat cahaya yaitu cahaya dapat dipantulkan dan cahaya dapat dibiaskan. Pertemuan kedua ini juga terbagi menjadi tiga kegiatan yaitu kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan penutup. Pada kegiatan awal guru bertanya jawab tentang peristiwa dalam kehidupan sehari-hari yang berhubungan dengan dua sifat cahaya yang akan diajarkan hari ini. pada kegiatan inti guru menjelaskan tentang dua sifat cahaya yaitu cahaya dapat dipantulkan dan cahaya dapat dibiaskan. Selama
56
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
menjelaskan guru tidak memakai media yang mendukung pembelajaran, guru hanya menjelaskan dengan ceramah. Kemudian pada kegiatan penutup guru merangkum pembelajaran yang sudah dilakukan pada hari ini. Pertemuan ketiga di kelompok kontrol membahas tentang proses terbentuknya pelangi dan sifat-sifat cahaya yang ada dalam proses terbentuknya pelangi di alam maupun buatan. Pertemuan ketiga ini juga dilakukan dalam tiga kegiatan yaitu kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan penutup. Kegiatan awal guru melakukan tanya jawab dengan siswa tentang proses terbentuknya pelangi dan sifat-sifat cahaya yang ada pada proses terbentuknya pelangi. Guru juga tidak menggunakan media yang mendukung saat menjelaskan materi pembelajaran. Setelah guru menjelaskan siswa diminta untuk mengerjakan soal yang berkaitan dengan materi pembelajaran. Sedangkan pada kegiatan penutup guru merangkum pembelajaran yang sudah dilaksanakan. Setelah tiga hari berturut-turut siswa mendapatkan materi tentang cahaya dan sifat-sifatnya, siswa diberikan soal posttest I. Soal Posttest I sama dengan soal yang digunakan untuk pretest. Posttest I dilakukan pada hari berikutnya setelah guru menjelaskan tentang materi cahaya dan sifat-sifatnya. Posttest I dilakukan pada hari Kamis, 25 September 2014. Setelah tiga minggu siswa diberikan soal Posttest II soal yang digunakan juga masih sama dengan soal pretest dan posttest I. Posttest II dilaksanakan pada hari Senin, 13 Oktober 2014.
2. Pembelajaran di Kelompok Eksperimen Pretest dilakukan sebelum siswa mendapat perlakuan dan materi tentang cahaya dan sifat-sifatnya. Pretest di kelompok eksperimen dilakukan pada hari Sabtu, 13 September 2014. Pembelajaran di kelompok eksperimen dilakukan pada tanggal 15 September 2014 sampai tanggal 17 September 2014. Posttest I dilakukan setelah siswa di kelompok eksperimen diberikan perlakuan yaitu pada hari Kamis, 18 September 2014. Setelah tiga minggu siswa diberikan posttest II yaitu pada hari Sabtu, 11 Oktober 2014. Setting kelas untuk kelompok eksperimen adalah berkelompok atau model laboratorium. Mulai dari awal pembelajaran meja dan kursi sudah di setting berkelompok (model laboratorium) dengan jumlah enam kelompok, masing-masing kelompok terdapat lima siswa. Pemberian
57
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
treatment diberikan sebanyak tiga kali pertemuan.
Kegiatan pada setiap
pertemuan dibagi menjadi tiga yaitu, kegiatan awal, inti dan penutup. Pada kegiatan inti terdapat enam langkah pada metode inkuiri, yaitu merumuskan permasalahan,
merumuskan
hipotesis,
melakukan
eksperimen,
menarik
kesimpulan, mempresentasikan hasil, dan mengevaluasi. Langkah-langkah tersebut tercermin pada setiap pertemuan di kelompok eksperimen. Pada pertemuan pertama, kegiatan awal dilakukan untuk membahas tentang pengertian cahaya, sumber cahaya, contoh-contoh sumber cahaya dan dua sifat cahaya yaitu cahaya menembus benda bening dan cahaya merambat lurus. Pada kegiatan awal guru mengaitkan materi pembelajaran dengan kehidupan sehari-hari siswa. Hal ini bertujuan untuk memberikan gambaran kepada siswa tentang materi yang akan dipelajari. Pada kegiatan inti siswa dengan bimbingan guru membuat rumusan masalah dan hipotesis dari kedua percobaan terlebih dahulu sebelum melakukan percobaan tentang cahaya merambat lurus dan menembus benda bening. Kemudian siswa bersama dengan kelompok melakukan percobaan, semua kelompok mendapat kesempatan melakukan percobaan tentang dua sifat cahaya yang akan dibahas. Setelah melakukan percobaan, siswa menuliskan laporan dan menarik kesimpulan percobaan dengan bimbingan guru, kemudian siswa maju ke depan kelas untuk mempresentasikan hasil percobaannya dan mengevaluasi seluruh prosesnya. Pada kegiatan penutup siswa bersama guru menyimpulkan kegiatan pembelajaran yang sudah dilakukan. Pada pertemuan kedua, kegiatan awal dilakukan untuk membahas tentang dua sifat cahaya yaitu cahaya dapat dipantulkan dan cahaya dapat dibiaskan. Pada kegiatan awal guru mengaitkan materi pembelajaran dengan kehidupan sehari-hari siswa. Hal ini bertujuan untuk memberikan gambaran kepada siswa tentang materi yang akan dipelajari. Pada kegiatan inti siswa dengan bimbingan guru membuat rumusan masalah dan hipotesis dari kedua percobaan terlebih dahulu sebelum melakukan percobaan tentang cahaya dapat dipantulkan dan cahaya dapat dibiaskan. Kemudian siswa bersama dengan kelompok melakukan percobaan, semua kelompok mendapat kesempatan melakukan percobaan tentang dua sifat cahaya tersebut. Setelah melakukan percobaan, siswa menuliskan laporan dan menarik kesimpulan percobaan dengan bimbingan guru, kemudian siswa maju ke
58
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
depan kelas untuk mempresentasikan hasil percobaannya dan mengevaluasi seluruh prosesnya. Pada kegiatan penutup siswa bersama guru menyimpulkan kegiatan pembelajaran yang sudah dilakukan. Pada pertemuan ketiga, kegiatan awal dilakukan untuk membahas tentang proses terbentuknya pelangi dan sifat-sifat cahaya yang ada dalam proses terbentuknya pelangi. Pada kegiatan awal guru mengaitkan materi pembelajaran dengan kehidupan sehari-hari siswa, guru menggunakan gambar untuk memberikan gambaran kepada siswa tentang pelangi. Pada kegiatan inti siswa dengan bimbingan guru membuat rumusan masalah dan hipotesis percobaan terlebih dahulu sebelum melakukan percobaan tentang membuat pelangi buatan. Kemudian siswa bersama dengan kelompok melakukan percobaan, semua kelompok mendapat kesempatan melakukan percobaan tersebut. Setelah melakukan percobaan, siswa menuliskan laporan dan menarik kesimpulan percobaan dengan bimbingan guru, kemudian siswa maju ke depan kelas untuk mempresentasikan hasil percobaannya dan mengevaluasi seluruh prosesnya. Pada kegiatan penutup siswa bersama guru menyimpulkan kegiatan pembelajaran yang sudah dilakukan. Setelah tiga hari berturut-turut siswa mendapatkan materi tentang cahaya dan sifat-sifatnya, siswa diberikan soal posttest I. Soal Posttest I sama dengan soal yang digunakan untuk pretest. Posttest I dilakukan pada hari berikutnya setelah guru menjelaskan tentang materi cahaya dan sifat-sifatnya. Posttest I dilakukan pada hari Kamis, 18 September 2014. Setelah tiga minggu siswa diberikan soal Posttest II soal yang digunakan juga masih sama dengan soal pretest dan posttest I. Posttest II dilaksanakan pada hari Sabtu, 11 Oktober 2014.
4.1.2 Hasil Uji Hipotesis Penelitian I Variabel dependen dalam penelitian ini adalah kemampuan menjelaskan dan menginterpretasi sedangkan independennya adalah penggunaan metode inkuiri. Pada bagian berikut akan dipaparkan hasil uji hipotesis penelitian pengaruh metode inkuiri terhadap kemampuan menjelaskan. Seluruh analisis statistik menggunakan program komputer IBM SPSS Statistics 20 for Windows dengan tingkat kepercayaan 95%. Data yang diperoleh dari pretest dan posttest diuji
59
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
normalitasnya dengan menggunakan Kolmogorov-Smirnov test dengan program komputer IBM SPSS Statistics 20 for Windows untuk menentukan jenis uji statistik yang digunakan dalam analisis data responden.
4.1.2.1 Uji Normalitas Distribusi Data Analisis yang pertama dilakukan adalah uji normalitas. Seluruh analisis statistik menggunakan program komputer IBM SPSS Statistics 20 for Windows dengan tingkat kepercayaan 95%. Data yang diperoleh dari pretest, posttest I, posttest II, dan selisih pretest-posttest I diuji normalitasnya terlebih dahulu dengan menggunakan Kolmogorov-Smirnov test dengan program komputer IBM SPSS Statistics 20 for Windows. Hal ini bertujuan untuk menentukan jenis uji statistik yang digunakan dalam analisis data responden. Jika hasil Sig. (2-tailed) < 0,05 maka data tidak normal, dan jika hasil Sig. (2-tailed) > 0,05 maka data normal. Hasil uji normalitas untuk kemampuan menjelaskan dapat dilihat pada tabel 4.1. (Lihat lampiran 4.1)
No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
Tabel 4.1 Data Hasil Uji Normalitas Kemampuan Menjelaskan Kelompok Rerata Sig. (2-tailed) Keterangan Pretest 0,31 Normal Posttest I 0,34 Normal Kontrol Posttest II 0,35 Normal Selisih Pretest-Posttest I 0,53 Normal Pretest 0,39 Normal Posttest I 0,32 Normal Eksperimen Posttest II 0,14 Normal Selisih Pretest-Posttest I 0,65 Normal
Hasil uji normalitas data yang telah dilakukan dengan menggunakan Kolmogorov-Smirnov test diperoleh harga Sig. (2-tailed) aspek pretest untuk kelompok kontrol adalah 0,31 dan kelompok eksperimen adalah 0,39. Sedangkan harga Sig. (2-tailed) untuk aspek Posttest I kelompok kontrol adalah 0,34 dan kelompok eksperimen adalah 0,32. Harga Sig. (2-tailed) pada aspek posttest II kelompok kontrol adalah 0,35 dan kelompok eksperimen adalah 0,14. Kemudian yang terakhir adalah aspek selisih pretest dan posttest I, harga Sig. (2-tailed) untuk kelompok kontrol adalah 0,53 dan kelompok eksperimen adalah 0,65. Hasil uji normalitas pretest, posttest I, posttest II, dan selisih pretest dan posttest I pada
60
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol pada kemampuan menjelaskan menunjukkan bahwa distribusi data normal karena harga Sig. (2-tailed) > 0,05. Semua aspek memiliki distribusi data yang normal, sehingga uji statistik yang digunakan adalah statistik parametrik. Analisis data untuk melihat pengaruh metode inkuiri pada kemampuan menjelaskan dilakukan dengan langkah-langkah berikut: 1) Analisis data dengan menguji perbedaan rerata skor pretest antara kelompok kontrol dan kelompok eksperimen pada kemampuan menjelaskan untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan kemampuan awal sebelum masing-masing kelas mendapatkan perlakuan; 2) analisis data yaitu uji signifikansi pengaruh perlakuan dengan menguji selisih skor pretest dan posttest pada masing-masing kelompok yang bertujuan untuk mengetahui selisih skor pada masing-masing kelompok; 3) analisis data lebih lanjut dengan menguji peningkatan skor pretest ke postest untuk mengetahui pengaruh penggunaan metode inkuiri terhadap kemampuan menjelaskan; 4) uji besar pengaruh perlakuan penggunaan metode Inkuiri terhadap kemampuan menjelaskan; 5) uji retensi pengaruh penggunaan metode inkuiri terhadap kemampuan menjelaskan; dan 6) dampak pengaruh perlakuan berisi tentang deskripsi kualitatif yang bertujuan untuk mengetahui sudut pandang subjek-subjek yang terlibat dalam penelitian .
4.1.2.2 Uji Perbedaan Kemampuan Awal Setelah melakukan uji normalitas data untuk mengetahui jenis analisis statistik yang digunakan selanjutnya akan diuji perbedaan rerata skor pretestnya. Hasilnya adalah distribusi data rerata skor pretest kelompok kontrol dan eksperimen adalah normal dan uji statistik dengan menggunakan statistik parametrik. Peneliti kemudian melakukan uji perbedaan rerata skor pretest pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Analisis statistik yang digunakan adalah analisis statistik parametrik dalam hal ini menggunakan Independent Sample t-test. Sebelum dilakukan analisis ini perlu dilakukan uji homogenitas varians, yaitu dengan Levene„s test. Apabila harga sig. > 0,05 maka ada homogenitas varians pada kedua data yang dibandingkan. Apabila harga sig. < 0,05 maka tidak
61
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
ada homogenitas varians pada kedua data yang dibandingkan. Hasil analisis Levene‟s test dengan tingkat kepercayaan 95% diperoleh harga F = 0,76 dan harga sig. 0,39. Harga sig. pada data yang dibandingkan menunjukkan bahwa sig. > 0,05. Kriteria yang digunakan untuk menarik kesimpulan yaitu apabila harga Sig. (2-tailed) > 0,05 maka itu artinya tidak ada perbedaan yang signifikan antara skor pretest pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen, sehingga dapat dikatakan bahwa kedua kelompok tersebut mempunyai kemampuan awal yang sama. Apabila harga sig.(2 - tailed) < 0,05 maka itu artinya ada perbedaan yang signifikan antara skor pretest pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen, sehingga dapat dikatakan bahwa kedua kelompok tersebut mempunyai kemampuan awal yang berbeda. Berikut ini adalah hasil uji perbedaan rerata skor pretest kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. (Lihat lampiran 4.2)
Tabel 4.2 Perbandingan rerata skor pretest pada kemampuan menjelaskan Hasil Pretest Sig. (2Keterangan tailed) Kelompok Eksperimen dan kelompok kontrol 0,93 Tidak ada perbedaan
Hasil dari uji Independent samples t-test diperoleh harga Sig. (2-tailed)> 0,05 yaitu 0,93. Hasil skor kelompok eksperimen lebih tinggi pada kemampuan menjelaskan dibandingkan dengan kelompok kontrol. Hal ini terlihat dari hasil Mean (M), Standard Deviation (SD), dan Standard Error Mean (SE) pada masing-masing kelompok. Hasilnya untuk kelompok kontrol adalah M = 1,77; SD = 0,40; SE = 0,07. Sedangkan hasil untuk kelompok eksperimen adalah sebagai berikut, M = 1,78; SD = 0,46; SE = 0,08. Perbedaan hasil skor dari kedua kelompok signifikan dengan harga df = 59; t = -0,08 dan harga Sig. (2-tailed) adalah 0,93 (p > 0,05). Jadi diperoleh kesimpulan Hnull diterima dan Hi ditolak, dengan demikian diperoleh kesimpulan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Dengan kata lain kelompok kontrol dan kelompok eksperimen mempunyai kemampuan awal yang sama. Teknik pengambilan sampel tidak dilakukan secara random untuk memastikan bahwa kelompok kontrol dan kelompok eksperimen benar-benar
62
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
memiliki kemampuan awal yang sama (Cohen, 2007: 276). Uji perbedaan di atas menunjukkan bahwa tujuan tersebut sudah tercapai.
4.1.2.3 Uji Signifikansi Pengaruh Perlakuan Setelah mengetahui perbedaan rerata skor pretest antara kelompok kontrol dan eksperimen. Selanjutnya dilakukan uji signifikansi pengaruh perlakuan dengan menguji selisih skor pretest dan posttest pada masing-masing kelompok yang bertujuan untuk mengetahui selisih skor pada masing-masing kelompok dan mengetahui pengaruh penggunaan metode inkuiri terhadap kemampuan menjelaskan. Langkah yang pertama adalah mengurangkan rerata skor posttest I dan rerata skor pretest pada kelompok kontrol dan eksperimen. Setelah itu diuji normalitasnya terlebih dahulu dengan menggunakan Kolmogorov-Smirnov test dengan program komputer IBM SPSS Statistics 20 for Windows. Hasil uji normalitas selisih pretest dan posttest kelompok eksperimen dan kelompok kontrol adalah sebagai berikut. (Lihat lampiran 4.1)
No. 1. 2.
Tabel 4.3 Hasil Uji Normalitas Selisih Rerata Skor Pretest ke Posttest I Aspek Sig. (2-tailed) Keterangan Selisih rerata skor pretest dan posttest I 0,53 Normal kelompok control Selisih rerata skor pretest dan posttest I 0,65 Normal kelompok eksperimen
Hasil perhitungan menunjukkan bahwa Sig. (2-tailed) > 0,05 yaitu 0,53 untuk kelompok kontrol dan 0,65 untuk kelompok eksperimen. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa data terdistribusi secara normal. Hasil yang ada tersebut kemudian digunakan untuk menentukan analisis statistik yang digunakan. Semua data terdistribusi dengan normal sehingga analisis statistik yang digunakan adalah analisis statistik parametrik dalam hal ini Independent samples t-test dengan tingkat kepercayaan 95%. Uji selisih skor dari pretest ke posttest I dilakukan untuk melihat perbedaan yang signifikan antara selisih skor pretest dan posttest I pada kelompok eksperimen dan analisis pada kemampuan menjelaskan. Analisis ini juga digunakan untuk melihat signifikansi pengaruh metode inkuiri terhadap kemampuan menjelaskan.
63
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Sebelum dilakukan analisis ini perlu dilakukan uji asumsi homogenitas varians, yaitu dengan Levene„s test. Apabila harga sig. > 0,05 maka ada homogenitas varians pada kedua data yang dibandingkan. Apabila harga sig. < 0,05 maka tidak ada homogenitas varians pada kedua data yang dibandingkan. Hasil analisis Levene‟s test dengan tingkat kepercayaan 95% diperoleh harga F = 0,05 dan harga sig. 0,83. Harga sig. pada data yang dibandingkan menunjukkan bahwa sig. > 0,05. Karena varian homogen data yang dibaca pada output adalah pada baris pertama. Kriteria yang digunakan untuk menolak Hnull adalah jika harga Sig. (2-tailed)< 0,05 artinya ada perbedaan yang signifikan antara selisih pretest dan posttest I kelompok kontrol dan eksperimen. Berikut ini adalah hasil selisih rerata skor pretest ke posttest I dengan menggunakan independent samples t-test. (Lihat lampiran 4.3) Tabel 4.4 Rerata selisih skor pretest- posttest I pada kemampuan menjelaskan Aspek Sig. (2-tailed) Keterangan Rerata selisih skor pretest - posttest I 0,00 Ada Perbedaan kelompok kontrol dan eksperimen.
Berdasarkan hasil uji analisis menggunakan Independent Sample t-test untuk selisih rerata skor pretest ke posttest I pada kemampuan menjelaskan dengan program komputer IBM SPSS Statistics 20 for Windows, maka diperoleh harga Sig. (2-tailed) < 0,05 yaitu 0,00. Hasil rerata skor kelompok eksperimen juga lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok kontrol pada kemampuan menjelaskan. Hal ini terlihat dari hasil Mean (M), Standard Deviation (SD), dan Standard Error Mean (SE) pada masing-masing kelompok. Hasilnya untuk kelompok kontrol adalah M = 0,25; SD = 0,63; SE = 0,11. Sedangkan hasil untuk kelompok eksperimen adalah sebagai berikut, M = 1,65; SD = 0,59; SE = 0,11. Hasil dari analisis tersebut adalah ada perbedaan yang signifikan antara rerata selisih skor kelompok kontrol dan rerata selisih skor kelompok eksperimen. Perbedaan dari kedua kelompok signifikan dengan harga df = 59; t = -8,96 dan harga Sig. (2-tailed) adalah 0,00. Melalui hasil yang diperoleh maka kesimpulannya adalah Hnull ditolak dan Hi diterima. Jadi kesimpulannya, pada kemampuan menjelaskan terdapat perbedaan yang signifikan antara selisih rerata
64
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
skor kelompok eksperimen dan selisih rerata skor kelompok kontrol. Dengan kata lain, penggunaan metode inkuiri berpengaruh terhadap kemampuan menjelaskan. Berikut ini adalah diagram batang yang menunjukkan perbandingan selisih rerata skor antara kelompok kontrol dan kelompok eksperimen pada kemampuan menjelaskan.
Gambar 4.1 Diagram perbandingan rerata selisih skor pretest dan posttest kelompok kontrol dan eksperimen pada kemampuan menjelaskan.
4.1.2.4 Analisis Lebih Lanjut 1. Uji Kenaikan Rerata Skor Pretest-Posttest I Langkah ketiga setelah uji signifikansi pengaruh perlakuan adalah uji kenaikan skor pretest–posttest I. Hal ini dilakukan untuk melihat adanya peningkatan skor yang signifikan antara skor pretest–posttest I pada kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol. Berdasarkan uji normalitas yang sudah dilakukan dengan menggunakan Kolmogorov-Smirnov test dengan program komputer IBM SPSS Statistics 20 for Windows pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Diperoleh harga Sig. (2-tailed) pada pretest kelompok kontrol adalah 0,31 dan posttest I kelompok kontrol adalah 0,34 kedua harga Sig. (2-
65
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
tailed) > 0,05 sehingga kesimpulannya distribusi data pada kelompok kontrol tersebut dikatakan normal. Begitupula pada kelompok eksperimen diperoleh harga Sig. (2-tailed) pada pretest kelompok eksperimen adalah 0,39 dan posttest I kelompok eksperimen adalah 0,32 kedua harga Sig. (2-tailed) > 0,05 sehingga kesimpulannya distribusi data pada kelompok eksperimen tersebut adalah normal. Analisis statistik yang digunakan yaitu dengan uji statistik Paired samples t-test dengan program komputer IBM SPSS Statistics 20 for Windows. Di bawah ini merupakan tabel perbandingan skor pretest ke posttest I kemampuan menjelaskan. (Lihat lampiran 4.4)
No 1 2
Tabel 4.5 Perbandingan skor Pretest-Posttest I kemampuan menjelaskan Mean Peningkatan Sig. (2Kelompok Keterangan (%) tailed) Pretest Post I Kontrol 1,77 2,02 14,12 0,04 Ada Perbedaan Eksperimen 1,78 3,43 92,69 0,00 Ada Perbedaan
Dari tabel di atas peningkatan skor Pretest – Posttest I pada kelompok eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok kontrol. Hasil dari uji peningkatan skor pretest ke posttest I menggunakan Paired samples t-test dengan program komputer IBM SPSS Statistics 20 for Windows diperoleh harga Sig. (2tailed) < 0,05 yaitu 0,04 pada kelompok kontrol. Maka diperoleh kesimpulan bahwa Hnull ditolak dan Hi diterima, artinya ada perbedaan yang signifikan antara pretest dan posttest I pada kelompok kontrol, dengan kata lain ada perbedaan yang signifikan antara rerata skor pretest dan posttest I pada kelompok kontrol. Hal ini terlihat dari hasil Mean (M), Standard Deviation (SD), dan Standard Error Mean (SE) pada kelompok kontrol. Hasilnya untuk kelompok kontrol adalah M = 0,25; SD = 0,63; SE= 0,11; t = 2,20; dan df = 30. Sedangkan hasil dari uji peningkatan skor pretest ke posttest menggunakan Paired samples t-test dengan program computer IBM SPSS Statistics 20 for Windows diperoleh harga Sig. (2-tailed) < 0,05 yaitu 0,00 untuk kelompok eksperimen. Maka diperoleh kesimpulan bahwa Hnull ditolak dan Hi diterima, artinya ada perbedaan yang signifikan antara pretest dan posttest I pada kelompok eksperimen, dengan kata lain ada perbedaan yang signifikan antara rerata skor pretest dan posttest I pada kelompok eksperimen. Hal ini terlihat dari hasil Mean
66
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
(M), Standard Deviation (SD), dan Standard Error Mean (SE) pada kelompok kontrol adalah sebagai berikut, M= 1,65; SD = 0,59; SE = 0,11; t = 15,43; dan df = 29. Secara detail perbandingan Pretest-Posttest I dari masing-masing indikator pada kemampuan menjelaskan dapat dilihat pada tabel berikut. (Lihat lampiran 4.5)
Tabel 4.6 Perbandingan skor Pretest-Posttest I per indikator kemampuan menjelaskan Mean Sig. Peningkatan No Kelompok Indikator (2Keterangan Post (%) Pre tailed) I Memberi Tidak ada 1 2,00 2,03 1,62 0,66 Contoh Perbedaan Memberi Ada 2 1,55 2,48 60,42 0,00 Alasan Perbedaan Kontrol Tidak ada 3 Menunjukkan 1,90 1,93 1,69 0,86 Perbedaan Tidak ada 4 Menjabarkan 1,64 1,64 0,00 1,00 Perbedaan Memberi Ada 1 2,37 3,67 54,93 0,00 Contoh Perbedaan Memberi Ada 2 1,77 3,30 86,79 0,00 Alasan Perbedaan Eksperimen Ada 3 Menunjukkan 1,50 2,90 93.33 0,00 Perbedaan Ada 4 Menjabarkan 1,50 3,87 157,8 0,00 Perbedaan
Dari tabel pada kelompok kontrol hanya terdapat satu indikator saja yang mengalami peningkatan skor yang signifikan yaitu indikator memberi alasan. Persentase tertinggi pada kelompok kontrol terdapat pada indikator memberi alasan yaitu sebesar 60,42%. Sedangkan persentase terendah ada pada kelompok kontrol yaitu pada indikator menjabarkan yaitu sebesar 0%. Hal ini menunjukkan bahwa metode ceramah tidak efektif untuk meningkatkan kemampuan menjelaskan pada indikator menjabarkan, atau dengan kata lain tidak ada peningkatan pada kemampuan menjelaskan pada indikator menjabarkan. Sedangkan dari tabel pada kelompok eksperimen diketahui bahwa seluruh rerata skor posttest I lebih tinggi dari rerata skor pretest. Dengan demikian terjadi peningkatan skor yang signifikan pada seluruh indikator yang diteliti. Dari tabel di atas terjadi peningkatan yang tinggi yaitu di kelompok eksperimen pada indikator menunjukkan yaitu sebesar 93,33%. Sedangkan peningkatan yang paling rendah adalah 54,93% pada indikator memberi contoh.
67
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
2. Uji Besar Pengaruh Perlakuan Uji besar pengaruh perlakuan disebut juga dengan effect size. Uji besar pengaruh perlakuan ini dilakukan untuk melihat besarnya pengaruh penggunaan metode inkuiri dan ceramah terhadap kemampuan menjelaskan. Pengaruh inilah yang disebut dengan effect size. Hal ini juga untuk memastikan adanya perbedaan antara skor posttest kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Kriteria untuk menentukan besarnya efek menurut Field (2009: 57) adalah, jika r = 0,01 maka efek kecil setara dengan 1%, jika r = 0,30 maka efek sedang setara dengan 9%, dan jika r = 0,50 maka efek besar setara dengan 25%. Penghitungan persentase pengaruh atau R2 dapat dilakukan dengan cara mengkuadratkan hasil r kemudian dikalikan 100%. Berikut merupakan hasil perhitungan effect size keseluruhan pada kemampuan menjelaskan. (Lihat lampiran 4.6)
Tabel 4.7 Uji Besar Pengaruh Perlakuan (effect size) Kemampuan Menjelaskan (t diambil dari independent sample t-test) effect size No Kelompok t t2 df r R2 Besar Efek % Kontrol & -8,96 80,28 59 0,76 0,58 57,64 Efek besar 1 eksperimen
Dari data yang diperoleh dapat diketahui bahwa terjadi peningkatan pada
kemampuan menjelaskan pada kedua kelompok. Pada tabel perhitungan besarnya pengaruh di atas, diperoleh besarnya efek keseluruhan dengan r = 0,76. Berdasarkan kriteria yang digunakan, besarnya effect size keseluruhan yang diperoleh menunjukkan bahwa kemampuan menjelaskan mengalami peningkatan sebesar 57,64 % dengan efek besar. Hasil uji pengaruh perlakuan pada kemampuan menjelaskan dalam kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dapat dilihat pada tabel berikut. (Lihat lampiran 4.6)
Tabel 4.8 Tabel Perhitungan besar efek perlakuan pada kemampuan menjelaskan Persentase No. Kelompok T t2 df r R2 efek % 1. Kontrol 2,20 4,84 30 0,37 0,14 13,90 Menengah 2. Eksperimen 15,43 238,05 29 0,94 0,89 89,10 Besar
68
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Pada tabel di atas menunjukkan persentase besarnya efek perlakuan lebih besar kelompok eksperimen dibandingkan dengan kelompok kontrol. Berdasarkan perhitungan yang sudah dilakukan, untuk kelompok eksperimen menunjukkan r = 0,94 dengan presentase sebesar 89,10 % dan kriteria efek adalah besar, karena r > 0,50. Sedangkan pada kelompok kontrol menunjukkan r = 0,37 dengan presentase sebesar 13,90% dan kriteria efek menengah karena r > 0,30. Dapat disimpulkan bahwa besar pengaruh (effect size) perlakuan kelompok eksperimen besar dibandingkan kelompok kontrol yang memiliki besar pengaruh (effect size) perlakuan menengah. Jadi, metode inkuiri berpengaruh besar terhadap kemampuan menjelaskan di kelompok eksperimen. Dengan kata lain penggunaan metode inkuiri bertanggungjawab pada kemampuan menjelaskan sebesar 89,10%. Berbeda dengan kelompok kontrol yang menggunakan metode ceramah hanya berpengaruh menengah terhadap kemampuan menjelaskan dan dengan kata lain metode ceramah bertanggungjawab pada kemampuan menjelaskan sebesar 13,90%.
3. Uji Retensi Pengaruh Perlakuan Setelah diberikan perlakuan siswa pada masing-masing kelompok yaitu kelompok kontrol dan eksperimen diberikan posttest I. Kemudian setelah tiga minggu siswa pada masing-masing kelompok diberikan posttest II. Hal ini bertujuan untuk mengetahui sensitivitas perbedaan perlakuan penerapan metode inkuiri sesudah tiga minggu setelah posttest I untuk kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Hasil rerata skor dari posttest II akan dibandingkan dengan hasil rerata skor posttest I. Hal ini dilakukan untuk melihat perbedaan rerata skor Posttest I dan Posttest II pada kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen. Langkah pertama adalah diuji normalitas distribusi datanya dengan menggunakan Kolmogorov-Smirnov test dengan program komputer IBM SPSS Statistics 20 for Windows dengan tingkat kepercayaan 95%. Hasil perhitungan dengan Kolmogorov-Smirnov test diperoleh data pada posttest II di kelompok kontrol dan kelompok eksperimen terdistribusi normal. Berikut ini adalah hasil uji normalitas posttest II adalah sebagai berikut. (Lihat lampiran 4.1)
69
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
No. 1. 2.
Tabel 4.9 Hasil Uji Normalitas Posttest II Aspek Sig. (2-tailed) Posttest II kelompok kontrol 0,35 Posttest II kelompok eksperimen 0,14
Keterangan Normal Normal
Harga Sig. (2-tailed) kedua kelompok > 0,05, yaitu p = 0,35 untuk kelompok kontrol dan p = 0,14 untuk kelompok eksperimen. Jadi, analisis statistik yang digunakan selanjutnya yaitu dengan uji statistik Paired samples t-test dengan program computer IBM SPSS Statistics 20 for Windows. Setelah melihat normalitas untuk posttest II, maka akan dilakukan analisis selanjutnya yaitu dengan melihat perbandingan skor untuk kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Uji statistik yang digunakan selanjutnya adalah Paired samples t-test dengan tingkat kepercayaan 95%. Berikut ini adalah hasil dari perhitungan menggunakan Paired samples t-test. (Lihat lampiran 4.7)
Tabel 4.10 Perbandingan rerata skor Posttest I ke Posttest II pada kemampuan menjelaskan Mean Peningkatan Sig. (2No Kelompok Keterangan Posttest (%) tailed) Posttest I II Tidak ada 1 Kontrol 2,02 1,93 - 4,38 0,49 perbedaan Tidak ada 2 Eksperimen 3,43 3,36 -2,18 0,30 perbedaan
Berdasarkan tabel di atas harga Sig. (2-tailed) adalah 0,49 pada kelompok kontrol. Hal ini terlihat dari hasil Mean (M), Standard Deviation (SD), dan Standard Error Mean (SE) pada kelompok kontrol. Harga M = -0,089; SD = 0,70 dan SE = 0,13 pada kelompok kontrol. Hasil perhitungan kelompok kontrol menunjukkan harga Sig. (2-tailed) > 0,05, sehingga Hnull diterima dan Hi ditolak. Artinya tidak ada perbedaan yang signifikan antara rerata skor posttest I dan posttest II di kelompok kontrol. Dengan kata lain tidak terjadi penurunan skor yang signifikan dari posttest I ke Posttest II pada kemampuan menjelaskan di kelompok kontrol. Sedangkan Sig. (2-tailed) adalah 0,30 pada kelompok eksperimen. Hal ini terlihat dari hasil Mean (M), Standard Deviation (SD), dan Standard Error Mean (SE) pada kelompok eksperimen. Harga M = -0,08; SD = 0,39 dan SE = 0,07 pada
70
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
kelompok eksperimen. Hasil perhitungan kelompok eksperimen menunjukkan harga Sig. (2-tailed) > 0,05 sehingga Hnull diterima dan Hi ditolak. Artinya tidak ada perbedaan yang signifikan antara rerata skor posttest I dan posttest II di kelompok eksperimen. Dengan kata lain tidak terjadi penurunan skor yang signifikan dari posttest I ke Posttest II pada kemampuan menjelaskan di kelompok eksperimen. Secara detail uji retensi pengaruh perlakuan dari posttest I ke posttest II dari masing-masing indikator pada kemampuan menjelaskan dapat dilihat pada tabel berikut. (Lihat lampiran 4.8) Tabel 4.11 Perbandingan rerata skor Posttest I ke Posttest II kemampuan menjelaskan per indikator Mean Sig. Peningkatan No Kelompok Indikator (2Keterangan Post Post (%) tailed) I II Memberi Tidak ada 1 2,03 2,19 7,88 0,17 Contoh Perbedaan Memberi Ada 2 2,48 1,87 -24,60 0,00 Alasan Perbedaan Kontrol Tidak ada 3 Menunjukkan 1,93 1,87 -3,11 0,76 Perbedaan Tidak ada 4 Menjabarkan 1,64 1,81 10,37 0,54 Perbedaan Memberi Tidak Ada 1 3,67 3,60 -1,91 0,54 Contoh Perbedaan Memberi Tidak Ada 2 3,30 3,03 -8,18 0,16 Alasan Perbedaan Eksperimen Tidak Ada 3 Menunjukkan 2,90 2,93 1,03 0,84 Perbedaan Tidak Ada 4 Menjabarkan 3,87 3,87 0 1,00 Perbedaan
Dari tabel di atas diketahui bahwa rerata skor posttest II lebih rendah daripada rerata skor posttest I pada indikator memberi alasan dan menunjukkan pada kelompok kontrol. Dengan demikian terjadi penurunan skor pada dua indikator yang diteliti namun pada indikator memberi alasan terjadi penurunan yang signifikan. Namun terdapat dua indikator yang memiliki rerata skor posttest II lebih tinggi dibandingkan rerata skor posttest I yaitu indikator memberi contoh dan menjabarkan pada kelompok kontrol. Dengan demikian terjadi peningkatan pada indikator memberi contoh dan menjabarkan namun tidak signifikan. Pada kelompok eksperimen diketahui bahwa rerata skor posttest II lebih rendah daripada rerata skor posttest I pada indikator memberi contoh dan memberi 71
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
alasan. Dengan demikian terjadi penurunan skor pada dua indikator yang diteliti namun tidak signifikan. Namun terdapat satu indikator yang memiliki rerata skor posttest II lebih tinggi dibandingkan rerata skor posttest I yaitu indikator menunjukkan pada kelompok eksperimen. Dengan demikian terjadi peningkatan pada indikator menunjukkan namun tidak signifikan. Terdapat satu indikator yang mempunyai rerata skor posttest I sama dengan rerata skor posttest II yaitu indikator menjabarkan, dengan demikian tidak terjadi peningkatan maupun penurunan pada indikator menjabarkan. Dari kelompok kontrol indikator yang mengalami penurunan tertinggi adalah indikator memberi alasan dengan penurunan sebesar -24,60%. Bahkan terdapat satu indikator di kelompok kontrol yang mengalami peningkatan tertinggi yaitu pada indikator menjabarkan sebesar 10,37%. Dari kelompok eksperimen indikator yang mengalami penurunan tertinggi yaitu pada indikator memberi alasan sebesar -8,18%. Bahkan terdapat satu indikator di kelompok eksperimen yang mengalami peningkatan yaitu indikator menunjukkan sebesar 1,03%. Berikut ini adalah grafik perbandingan pretest, posttest I dan posttest II pada kemampuan menjelaskan.
4 3.43 3.5
3.36
3 2.5 2
1.78
1.5
1.77
Kontrol 2.02
1.94
Posttest I
Posttest II
Eksperimen
1 0.5 0
Pretest
Gambar 4.2 Grafik perbandingan pretest, posttest I dan posttest II pada kemampuan menjelaskan
72
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
4.1.3 Hasil Uji Hipotesis Penelitian II Variabel dependen dalam penelitian ini adalah kemampuan menjelaskan dan menginterpretasi sedangkan independennya adalah penggunaan metode inkuiri. Pada bagian berikut akan dipaparkan hasil uji hipotesis penelitian pengaruh metode inkuiri terhadap kemampuan menginterpretasi. Seluruh analisis statistik menggunakan program komputer IBM SPSS Statistics 20 for Windows dengan tingkat kepercayaan 95%. Data yang diperoleh dari pretest dan posttest diuji normalitasnya dengan menggunakan Kolmogorov-Smirnov test dengan program komputer IBM SPSS Statistics 20 for Windows untuk menentukan jenis uji statistik yang digunakan dalam analisis data responden.
4.1.3.1 Uji Normalitas Distribusi Data Analisis yang pertama dilakukan adalah uji normalitas. Seluruh analisis statistik menggunakan program komputer IBM SPSS Statistics 20 for Windows dengan tingkat kepercayaan 95%. Data yang diperoleh dari pretest, posttest I, dan posttest II pada kemampuan menginterpretasi diuji normalitasnya terlebih dahulu dengan menggunakan Kolmogorov-Smirnov test dengan program komputer IBM SPSS Statistics 20 for Windows. Hal ini bertujuan untuk menentukan jenis uji statistik yang digunakan dalam analisis data responden. Jika hasil Sig. (2-tailed) < 0,05 maka data tidak normal, dan jika hasil Sig. (2-tailed) > 0,05 maka data normal. Hasil uji normalitas untuk kemampuan menginterpretasi dapat dilihat pada tabel 4.12. (Lihat lampiran 4.9)
No 1 2 3 4 1 2 3 4
Tabel 4.12 Data Hasil Uji Normalitas Kemampuan Menginterpretasi Kelompok Rerata Sig. (2-tailed) Keterangan Pretest 0,20 Normal Posttest I 0,34 Normal Kontrol Posttest II 0,31 Normal Selisih Pretest-Posttest I 0,40 Normal Pretest 0,25 Normal Posttest I 0,11 Normal Eksperimen Posttest II 0,22 Normal Selisih Pretest-Posttest I 0,42 Normal
Hasil uji normalitas data yang telah dilakukan dengan menggunakan Kolmogorov-Smirnov test dengan program komputer IBM SPSS Statistics 20 for
73
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Windows diperoleh harga Sig. (2-tailed) aspek pretest untuk kelompok kontrol adalah 0,20 dan kelompok eksperimen adalah 0,25. Sedangkan harga Sig. (2tailed) untuk aspek Posttest I kelompok kontrol adalah 0,34 dan kelompok eksperimen adalah 0,11. Harga Sig. (2-tailed) pada aspek posttest II kelompok kontrol adalah 0,31 dan kelompok eksperimen adalah 0,22. Kemudian yang terakhir adalah aspek selisih pretest dan posttest I, harga Sig. (2-tailed) untuk kelompok kontrol adalah 0,40 dan kelompok eksperimen adalah 0,42. Hasil uji normalitas pretest, posttest I, posttest II, dan selisih pretest dan posttest I pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol pada kemampuan menginterpretasi menunjukkan bahwa distribusi data normal karena harga Sig. (2-tailed) > 0,05. Semua aspek memiliki distribusi data yang normal, sehingga uji statistik yang digunakan adalah statistik parametrik. Analisis data untuk melihat pengaruh metode inkuiri pada kemampuan menginterpretasi dilakukan dengan langkah-langkah berikut: 1) Analisis data dengan menguji perbedaan rerata skor pretest antara kelompok kontrol dan kelompok eksperimen pada kemampuan menginterpretasi untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan kemampuan awal sebelum masing-masing kelas mendapatkan perlakuan. 2) Analisis data yaitu uji signifikansi pengaruh perlakuan dengan menguji selisih skor pretest dan posttest pada masing-masing kelompok yang bertujuan untuk mengetahui selisih skor pada masing-masing kelompok. 3) Analisis data lebih lanjut dengan menguji peningkatan skor pretest ke postest untuk mengetahui pengaruh penggunaan metode inkuiri terhadap kemampuan menginterpretasi. 4) Uji besar pengaruh perlakuan penggunaan metode Inkuiri terhadap kemampuan menginterpretasi. 5) Uji retensi pengaruh penggunaan metode inkuiri terhadap kemampuan menginterpretasi. 6) Dampak Pengaruh Perlakuan berisi tentang deskripsi kualitatif yang bertujuan untuk mengetahui sudut pandang subjek-subjek yang terlibat dalam penelitian.
4.1.3.2 Uji Perbedaan Kemampuan Awal Setelah melakukan uji normalitas data untuk mengetahui jenis analisis statistik yang digunakan selanjutnya akan diuji perbedaan rerata skor pretestnya. Hasilnya adalah distribusi data rerata skor pretest kelompok kontrol dan
74
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
eksperimen adalah normal, sehingga uji statistik yang digunakan adalah statistik parametrik. Peneliti kemudian melakukan uji perbedaan rerata skor pretest pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Analisis statistik yang digunakan adalah analisis statistik parametrik dalam hal ini menggunakan Independent Sample T-Test. Sebelum dilakukan analisis ini perlu dilakukan uji homogenitas varians, yaitu dengan Levene„s test. Apabila harga sig. > 0,05 maka ada homogenitas varians pada kedua data yang dibandingkan. Apabila harga sig. < 0,05 maka tidak ada homogenitas varians pada kedua data yang dibandingkan. Hasil analisis Levene‟s test dengan tingkat kepercayaan 95% diperoleh harga F = 1,48 dan harga sig. 0,23. Harga sig. pada data yang dibandingkan menunjukkan bahwa sig. > 0,05. Kriteria yang digunakan untuk menarik kesimpulan yaitu apabila harga sig.(2tailed) > 0,05 maka itu artinya tidak ada perbedaan yang signifikan antara skor pretest pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Jadi dapat dikatakan bahwa kedua kelompok tersebut mempunyai kemampuan awal yang sama. Apabila harga sig.(2tailed) < 0,05 maka itu artinya ada perbedaan yang signifikan antara skor pretest pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Jadi dapat dikatakan bahwa kedua kelompok tersebut mempunyai kemampuan awal yang berbeda. Berikut ini adalah hasil uji perbedaan rerata skor pretest kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. (Lihat lampiran 4.10)
Tabel 4.13 Perbandingan rerata skor pretest pada kemampuan menginterpretasi Hasil Pretest sig.(2tailed) Keterangan Kelompok Eksperimen dan kelompok kontrol 0,10 Tidak ada perbedaan
Hasil dari uji Independent samples t-test dengan program komputer IBM SPSS Statistics 20 for Windows diperoleh harga Sig. (2-tailed) > 0,05 yaitu 0,10. Hasil skor kelompok eksperimen lebih tinggi pada kemampuan menginterpretasi dibandingkan dengan kelompok kontrol. Hal ini terlihat dari hasil Mean (M), Standard Deviation (SD), dan Standard Error Mean (SE) pada masing-masing kelompok. Hasilnya untuk kelompok kontrol adalah M = 1,66; SD = 0,43; SE = 0,08. Sedangkan hasil untuk kelompok eksperimen adalah sebagai berikut, M=
75
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
1,87; SD = 0,54; SE = 0,10. Perbedaan dari kedua kelompok signifikan dengan harga df = 59; t = -1,64 dan harga Sig. (2-tailed) adalah 0,10 (p > 0,05). Jadi diperoleh kesimpulan Hnull diterima dan Hi ditolak, dengan demikian diperoleh kesimpulan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Dengan kata lain kelompok kontrol dan kelompok eksperimen mempunyai kemampuan awal yang sama. Teknik pengambilan sampel tidak dilakukan secara random untuk memastikan bahwa kelompok kontrol dan kelompok eksperimen benar-benar memiliki kemampuan awal yang sama (Cohen, 2007: 276). Uji perbedaan di atas menunjukkan bahwa tujuan tersebut sudah tercapai.
4.1.3.3 Uji Signifikansi Pengaruh Perlakuan Setelah mengetahui perbedaan rerata skor pretest antara kelompok kontrol dan eksperimen. Selanjutnya dilakukan uji signifikansi pengaruh perlakuan dengan menguji selisih skor pretest dan posttest pada masing-masing kelompok yang bertujuan untuk mengetahui selisih skor pada masing-masing kelompok dan mengetahui pengaruh penggunaan metode inkuiri terhadap kemampuan menginterpretasi. Langkah yang pertama adalah mengurangkan rerata skor posttest I dan rerata skor pretest pada kelompok kontrol dan eksperimen. Setelah itu diuji normalitasnya terlebih dahulu dengan menggunakan KolmogorovSmirnov test dengan program komputer IBM SPSS Statistics 20 for Windows. Hasil uji normalitas selisih pretest dan posttest kelompok eksperimen dan kelompok kontrol adalah sebagai berikut. (Lihat lampiran 4.9)
Tabel 4.14 Hasil Uji Normalitas Selisih Rerata Skor Pretest ke Posttest I No. Aspek Sig. (2-tailed) Keterangan 1. Selisih rerata skor pretest dan 0,40 Normal posttest I kelompok control 2. Selisih rerata skor pretest dan 0,42 Normal posttest I kelompok eksperimen
Hasil perhitungan menunjukkan bahwa Sig. (2-tailed) > 0,05 yaitu 0,40 untuk kelompok kontrol dan 0,42 untuk kelompok eksperimen. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa data terdistribusi secara normal. Hasil yang ada tersebut kemudian digunakan untuk menentukan analisis statistik yang digunakan. Semua
76
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
data terdistribusi dengan normal sehingga analisis statistik yang digunakan adalah analisis statistik parametrik dalam hal ini Independent samples t-test dengan tingkat kepercayaan 95%. Uji selisih skor dari pretest ke posttest I dilakukan untuk melihat perbedaan yang signifikan antara selisih skor pretest dan posttest I pada kelompok eksperimen dan analisis pada kemampuan menginterpretasi. Analisis ini juga digunakan untuk melihat signifikansi pengaruh metode inkuiri terhadap kemampuan menginterpretasi. Sebelum dilakukan analisis ini perlu dilakukan uji asumsi homogenitas varians, yaitu dengan Levene„s test. Apabila harga sig. > 0,05 maka ada homogenitas varians pada kedua data yang dibandingkan. Apabila harga sig. < 0,05 maka tidak ada homogenitas varians pada kedua data yang dibandingkan. Hasil analisis Levene‟s test dengan tingkat kepercayaan 95% diperoleh harga F = 1,05 dan harga sig. 0,31. Harga sig. pada data yang dibandingkan menunjukkan bahwa sig. > 0,05. Karena varian homogen data yang dibaca pada output adalah pada baris pertama. Kriteria yang digunakan untuk menolak Hnull adalah jika harga Sig. (2-tailed)< 0,05 artinya ada perbedaan yang signifikan antara selisih pretest dan posttest I kelompok kontrol dan eksperimen. Berikut ini adalah hasil selisih rerata skor pretest ke posttest I dengan menggunakan independent samples t-test. (Lihat lampiran 4.11)
Tabel 4.15 Selisih rerata skor pretest ke posttest I pada kemampuan menginterpretasi Aspek Sig. (2-tailed) Keterangan Selisih rerata skor pretest ke posttest I 0,00 Ada Perbedaan kelompok kontrol dan eksperimen.
Berdasarkan hasil uji analisis menggunakan Independent Sample t-test untuk selisih rerata skor pretest ke posttest I pada kemampuan menginterpretasi dengan program komputer IBM SPSS Statistics 20 for Windows, maka diperoleh harga Sig. (2-tailed) < 0,05 yaitu 0,00. Hasil skor kelompok eksperimen juga lebih tinggi
dibandingkan
dengan
kelompok
kontrol
pada
kemampuan
menginterpretasi. Hal ini terlihat dari hasil Mean (M), Standard Deviation (SD), dan Standard Error Mean (SE) pada masing-masing kelompok. Hasilnya untuk kelompok kontrol adalah M = 0,24; SD = 0,59; SE = 0,11. Sedangkan hasil untuk kelompok eksperimen adalah sebagai berikut, M= 1,08; SD = 0,77; SE = 0,14.
77
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Hasil dari analisis tersebut adalah ada perbedaan yang signifikan antara selisih rerata skor kelompok kontrol dan selisih rerata skor kelompok eksperimen. Perbedaan dari kedua kelompok signifikan dengan harga df = 59; t = -4,747 dan harga Sig. (2-tailed) adalah 0,00. Melalui hasil yang diperoleh maka kesimpulannya adalah Hnull ditolak dan Hi diterima. Jadi kesimpulannya, pada kemampuan menginterpretasi terdapat perbedaan yang signifikan antara selisih rerata skor kelompok eksperimen dan selisih rerata skor kelompok kontrol. Dengan kata lain, penggunaan metode inkuiri berpengaruh terhadap kemampuan menginterpretasi. Berikut ini adalah diagram batang yang menunjukkan perbandingan selisih rerata skor antara kelompok kontrol dan kelompok eksperimen pada kemampuan menginterpretasi.
Gambar 4.3 Diagram perbandingan rerata selisih skor pretest dan posttest kelompok kontrol dan eksperimen pada kemampuan menginterpretasi.
78
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
4.1.3.4 Analisis Lebih Lanjut 1. Uji Kenaikan Rerata Skor Pretest-Posttest I Langkah ketiga setelah uji signifikansi pengaruh perlakuan adalah uji kenaikan skor pretest – posttest. Hal ini dilakukan untuk melihat adanya peningkatan skor yang signifikan antara skor pretest ke posttest pada kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol. Berdasarkan uji normalitas yang sudah dilakukan dengan menggunakan Kolmogorov-Smirnov test dengan program komputer IBM SPSS Statistics 20 for Windows pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Diperoleh harga Sig. (2-tailed) pada pretest kelompok kontrol adalah 0,20 dan posttest I kelompok kontrol adalah 0,34 kedua harga Sig. (2tailed) > 0,05 sehingga kesimpulannya distribusi data pada kelompok kontrol tersebut dikatakan normal. Begitupula pada kelompok eksperimen diperoleh harga Sig. (2-tailed) pada pretest kelompok eksperimen adalah 0,25 dan posttest I kelompok eksperimen adalah 0,11 kedua harga Sig. (2-tailed) > 0,05 sehingga kesimpulannya distribusi data pada kelompok eksperimen tersebut adalah normal. Analisis statistik yang digunakan yaitu dengan uji statistik Paired samples t-test dengan program komputer IBM SPSS Statistics 20 for Windows. Di bawah ini merupakan
tabel
perbandingan
skor
pretest
ke
posttest
kemampuan
menginterpretasi. (Lihat lampiran 4.12)
No 1 2
Tabel 4.16 Perbandingan skor Pretest-Posttest I kemampuan Menginterpretasi Mean Peningkatan Sig. (2Kelompok Keterangan (%) tailed) Pretest Posttest I Kontrol 1,66 1,90 14,46 0,03 Ada Perbedaan Eksperimen 1,87 2,94 57,22 0,00 Ada Perbedaan
Dari tabel di atas peningkatan skor Pretest – Posttest I pada kelompok eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok kontrol. Hasil dari uji peningkatan skor pretest ke posttest I menggunakan Paired samples t-test dengan program computer IBM SPSS Statistics 20 for Windows diperoleh harga Sig. (2tailed) < 0,05 yaitu 0,030 pada kelompok kontrol. Maka diperoleh kesimpulan bahwa Hnull ditolak dan Hi diterima, artinya ada perbedaan yang signifikan antara pretest dan posttest I pada kelompok kontrol, dengan kata lain ada perbedaan yang signifikan antara rerata skor pretest dan posttest I pada kelompok kontrol.
79
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Hal ini terlihat dari hasil Mean (M), Standard Deviation (SD), dan Standard Error Mean (SE) pada kelompok kontrol. Hasilnya untuk kelompok kontrol adalah M = 0,24; SD = 0,59; SE= 0,10; t = 2,28; dan df = 30. Sedangkan hasil dari uji peningkatan skor pretest ke posttest I menggunakan Paired samples t-test dengan program computer IBM SPSS Statistics 20 for Windows diperoleh harga Sig. (2-tailed) < 0,05 yaitu 0,00 untuk kelompok eksperimen. Maka diperoleh kesimpulan bahwa Hnull ditolak dan Hi diterima, artinya ada perbedaan yang signifikan antara pretest dan posttest I pada kelompok eksperimen, dengan kata lain ada perbedaan yang signifikan antara rerata skor pretest dan posttest I pada kelompok eksperimen. Hal ini terlihat dari hasil Mean (M), Standard Deviation (SD), dan Standard Error Mean (SE) pada kelompok eksperimen adalah sebagai berikut, M= 1,08; SD = 0,77; SE = 0,14; t = 7,63; dan df = 29. Secara detail perbandingan Pretest-Posttest I dari masing-masing indikator pada kemampuan menginterpretasi dapat dilihat pada tabel berikut. (Lihat Lampiran 4.13)
Tabel 4.17 Perbandingan skor Pretest-Posttest I per indikator kemampuan menginterpretasi Mean Peningkatan Sig. (2No Kelompok Indikator Keterangan (%) tailed) Pre Post I Tidak ada 1 Menentukan 2,13 2,03 -4,54 0,41 Perbedaan Tidak ada 2 Menceritakan 1,68 1,90 13,46 0,33 Perbedaan Kontrol Ada 3 Mengritisi 1,42 1,84 29.54 0,00 Perbedaan Melihat Ada 4 Benang 1,42 1,84 29.54 0,00 Perbedaan Merah Ada 1 Menentukan 2,13 2,63 23.44 0,00 Perbedaan Ada 2 Menceritakan 1,73 3,07 76.93 0,00 Perbedaan Eksperimen Ada 3 Mengritisi 1,80 3,03 68.52 0,00 Perbedaan Melihat Ada 4 Benang 1,80 3,03 68.52 0,00 Perbedaan Merah
Dari tabel di atas pada kelompok kontrol diketahui bahwa rerata skor posttest I lebih tinggi dari rerata skor pretest kecuali indikator menentukan pada kelompok kontrol. Dengan demikian terjadi peningkatan skor yang signifikan
80
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
pada ketiga indikator yang diteliti. Dari tabel di atas pada kelompok kontrol hanya terdapat dua indikator saja yang mengalami peningkatan skor yang signifikan yaitu indikator mengritisi dan melihat benang merah. Pada kelompok kontrol persentase tertinggi ada pada indikator mengritisi dan melihat benang merah yaitu sebesar 29,54%. Sedangkan persentase peningkatan paling kecil ada pada indikator menceritakan, yaitu sebesar 13,46%. Sedangkan pada indikator menentukan terjadi peningkatan skor tetapi dengan persentase negatif, atau dengan kata lain terjadi penurunan skor dengan persentase sebesar -4,54%. Hal ini menunjukkan bahwa metode inkuiri tidak efektif untuk meningkatkan kemampuan menginterpretasi khususnya indikator menentukan. Sedangkan dari tabel pada kelompok eksperimen diketahui bahwa seluruh rerata skor posttest I lebih tinggi dari rerata skor pretest. Dengan demikian terjadi peningkatan skor yang signifikan pada seluruh indikator yang diteliti. Dari tabel di atas terjadi peningkatan yang tinggi yaitu di kelompok eksperimen pada indikator menceritakan yaitu sebesar 76,93%. Sedangkan peningkatan yang paling rendah adalah 23,44% pada indikator menentukan.
2. Uji Besar Pengaruh Perlakuan Uji besar pengaruh perlakuan disebut juga dengan effect size. Uji besar pengaruh perlakuan ini dilakukan untuk melihat besarnya pengaruh penggunaan metode inkuiri dan ceramah terhadap kemampuan menginterpretasi. Pengaruh inilah yang disebut dengan effect size. Hal ini juga untuk memastikan adanya perbedaan antara skor posttest kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Kriteria untuk menentukan besarnya efek menurut Field (2009: 57) adalah, jika r = 0,01 maka efek kecil setara dengan 1%, jika r = 0,30 maka efek sedang setara dengan 9%, dan jika r = 0,50 maka efek besar setara dengan 25%. Untuk menghitung persentase pengaruh atau R2 dapat dilakukan dengan cara mengkuadratkan hasil r kemudian dikalikan 100%. Berikut merupakan hasil perhitungan effect size keseluruhan pada kemampuan menginterpretasi. (lihat lampiran 4.14)
81
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Tabel 4.18 Uji Besar Pengaruh Perlakuan (effect size) Kemampuan Menginterpretasi (t diambil dari independent sample t-test) effect size No Kelompok t t2 Df r R2 Besar Efek % Kontrol & -4,75 22,53 59 0,52 0,28 27,64 Efek besar 1 eksperimen
Dari data yang diperoleh dapat diketahui bahwa terjadi peningkatan pada
kemampuan meginterpretasi pada kedua kelompok. Pada tabel perhitungan besarnya pengaruh di atas, diperoleh besarnya efek keseluruhan dengan r = 0,52 Berdasarkan kriteria yang digunakan, besarnya effect size keseluruhan yang diperoleh
menunjukkan
bahwa
kemampuan
menginterpretasi
mengalami
peningkatan sebesar 27,64 % dengan efek besar. Hasil uji pengaruh perlakuan pada kemampuan menginterpretasi dalam kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dapat dilihat pada tabel berikut. (lihat lampiran 4.14)
Tabel 4.19 Tabel Perhitungan Besar Efek Perlakuan pada Kemampuan Menginterpretasi Persentase No. Kelompok t t2 Df r R2 Efek % 1.
Kontrol
2,28
5,22
30
0,39
0,15
14,80
Menengah
2.
Eksperimen
7,63
58,22
29
0,82
0,67
66,70
Besar
Pada tabel di atas menunjukkan persentase besarnya efek perlakuan lebih besar kelompok eksperimen dibandingkan dengan kelompok kontrol. Berdasarkan perhitungan yang sudah dilakukan, untuk kelompok eksperimen menunjukkan r = 0,82 dengan presentase sebesar 66,70 % dan kriteria efek besar, karena r > 0,50. Sedangkan pada kelompok kontrol menunjukkan r = 0,39 dengan presentase sebesar 14,80% dan kriteria efek menengah karena r > 0,30. Dapat disimpulkan bahwa besar pengaruh (effect size) perlakuan kelompok eksperimen besar dibandingkan kelompok kontrol yang memiliki besar pengaruh (effect size) perlakuan menengah. Jadi, metode inkuiri berpengaruh besar terhadap kemampuan menginterpretasi di kelompok eksperimen. Dengan kata lain penggunaan metode inkuiri bertanggungjawab pada kemampuan menginterpretasi sebesar 66,70%. Berbeda dengan kelompok kontrol yang menggunakan metode
82
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
ceramah hanya berpengaruh menengah terhadap kemampuan menginterpretasi dan
penggunaan
metode
ceramah
bertanggungjawab
pada
kemampuan
menginterpretasi sebesar 14,8%.
3. Uji Retensi Pengaruh Perlakuan Setelah diberikan perlakuan siswa pada masing-masing kelompok yaitu kelompok kontrol dan eksperimen diberikan posttest I. Kemudian setelah tiga minggu siswa pada masing-masing kelompok diberikan posttest II. Hal ini bertujuan untuk mengetahui sensitivitas perbedaan perlakuan penerapan metode inkuiri sesudah tiga minggu setelah posttest I untuk kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Hasil rerata skor dari posttest II akan dibandingkan dengan hasil rerata skor posttest I. Hal ini dilakukan untuk melihat perbedaan rerata skor Posttest I dan Posttest II pada kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen. Langkah pertama adalah diuji normalitas distribusi datanya dengan menggunakan Kolmogorov-Smirnov test dengan program komputer IBM SPSS Statistics 20 for Windows dengan tingkat kepercayaan 95%. Hasil perhitungan dengan Kolmogorov-Smirnov test diperoleh data pada posttest II di kelompok kontrol dan kelompok eksperimen terdistribusi normal. Berikut ini adalah hasil uji normalitas posttest II. (lihat lampiran 4.9)
No. 1. 2.
Tabel 4.20 Hasil Uji Normalitas Posttest II Aspek Sig. (2-tailed) Posttest II kelompok control 0,31 Posttest II kelompok eksperimen 0,22
Keterangan Normal Normal
Harga Sig. (2-tailed) kedua kelompok > 0,05, yaitu p = 0,31 untuk kelompok eksperimen dan p = 0,22 untuk kelompok kontrol. Analisis statistik yang digunakan selanjutnya yaitu dengan uji statistik Paired samples t-test dengan program computer IBM SPSS Statistics 20 for Windows. Setelah melihat normalitas untuk posttest II, maka akan dilakukan analisis selanjutnya yaitu dengan melihat perbandingan skor untuk kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Uji statistik yang digunakan selanjutnya adalah Paired samples t-test dengan tingkat kepercayaan 95%. Berikut ini adalah hasil dari perhitungan menggunakan Paired samples t-test. (lihat lampiran 4.15)
83
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Tabel 4.21 Perbandingan rerata skor Posttest I ke Posttest II pada kemampuan Menginterpretasi Mean Peningkatan Sig. (2No Kelompok Keterangan Posttest Posttest (%) tailed) I II Tidak ada 1 Kontrol 1,90 1,88 - 1,27 0,81 perbedaan Tidak ada 2 Eksperimen 2,94 2,85 - 3,12 0,48 perbedaan
Berdasarkan tabel di atas harga Sig. (2-tailed) adalah 0,81 pada kelompok kontrol. Hal ini terlihat dari hasil Mean (M), Standard Deviation (SD), dan Standard Error Mean (SE) pada kelompok kontrol. Harga M = -0,02; SD = 0,56 dan SE = 0,10 pada kelompok kontrol. Hasil perhitungan kelompok kontrol menunjukkan harga Sig. (2-tailed) > 0,05 sehingga Hnull diterima dan Hi ditolak. Artinya tidak ada perbedaan yang signifikan antara rerata skor posttest I dan posttest II di kelompok kontrol. Dengan kata lain tidak terjadi penurunan skor yang signifikan dari posttest I ke Posttest II pada kemampuan menginterpretasi di kelompok kontrol. Sedangkan Sig. (2-tailed) adalah 0,48 pada kelompok eksperimen. Hal ini terlihat dari hasil Mean (M), Standard Deviation (SD), dan Standard Error Mean (SE) pada kelompok eksperimen. Harga M = -0,09; SD = 0,69 dan SE = 0,13 pada kelompok eksperimen. Hasil perhitungan kelompok eksperimen menunjukkan harga Sig. (2-tailed) > 0,05 sehingga Hnull diterima dan Hi ditolak. Artinya tidak ada perbedaan yang signifikan antara rerata skor posttest I dan posttest II di kelompok eksperimen. Dengan kata lain tidak terjadi penurunan skor yang signifikan dari posttest I ke Posttest II pada kemampuan menginterpretasi di kelompok eksperimen. Berikut ini adalah tabel perbandingan rerata skor posttest I ke posttest II kemampuan menginterpretasi per indikator. (lihat lampiran 4.16)
84
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
No 1 2 3 4 1 2 3 4
Tabel 4.22 Tabel Perbandingan rerata skor Posttest I ke Posttest II pada kemampuan menginterpretasi Mean Peningkatan Sig. (2Kelompok Indikator Keterangan Post Post (%) tailed) I II Tidak ada Menentukan 2,03 1,97 -2,95 0,60 Perbedaan Tidak ada Menceritakan 1,90 1,87 -1,58 0,87 Perbedaan Kontrol TIdak Ada Mengritisi 1,84 1,84 0 1,00 Perbedaan Melihat TIdak Ada Benang 1,84 1,84 0 1,00 Perbedaan Merah Tidak Ada Menentukan 2,63 2,57 -2,28 0,69 Perbedaan Tidak Ada Menceritakan 3,07 3,10 0,98 0,87 Perbedaan Eksperimen TIdak Ada Mengritisi 3,03 2,87 -5,28 0,42 Perbedaan Melihat TIdak Ada Benang 3,03 2,87 -5,28 0,42 Perbedaan Merah
Dari tabel di atas diketahui bahwa rerata skor posttest II lebih rendah daripada rerata skor posttest I pada indikator menentukan dan menceritakan pada kelompok kontrol. Dengan demikian terjadi penurunan skor pada dua indikator yang diteliti namun keduanya tidak terjadi penurunan yang signifikan. Selain itu terdapat dua indikator yang memiliki rerata skor posttest II sama dengan rerata skor posttest I yaitu indikator mengritisi dan melihat benang merah pada kelompok kontrol. Dengan demikian tidak terjadi peningkatan dan penurunan skor pada indikator mengritisi dan melihat benang merah. Pada kelompok eksperimen diketahui bahwa rerata skor posttest II lebih rendah daripada rerata skor posttest I pada indikator menentukan, mengritisi dan melihat benang merah. Dengan demikian terjadi penurunan skor pada tiga indikator yang diteliti namun tidak signifikan. Namun terdapat satu indikator yang memiliki rerata skor posttest II lebih tinggi dibandingkan rerata skor posttest I yaitu indikator menceritakan pada kelompok eksperimen. Dengan demikian terjadi peningkatan pada indikator menceritakan namun tidak signifikan. Dari kelompok kontrol indikator yang mengalami penurunan tertinggi adalah indikator menentukan dengan penurunan sebesar -2,95%. Bahkan terdapat dua indikator di kelompok kontrol yang tidak mengalami peningkatan maupun
85
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
penurunan yaitu pada indikator mengritisi dan melihat benang merah sebesar 0%. Dari kelompok eksperimen indikator yang mengalami penurunan tertinggi yaitu pada indikator mengritisi dan melihat benang merah sebesar -5,28%. Bahkan terdapat satu indikator di kelompok eksperimen yang mengalami peningkatan yaitu indikator menceritakan sebesar 0,98%. Berikut ini adalah grafik perbandingan
pretest,
posttest
I
dan
posttest
II
pada
kemampuan
menginterpretasi.
3.5 2.94
2.85
1.9
1.88
Posttest I
Posttest II
3 2.5 2 1.5
1.87 Kontrol 1.7
Eksperimen
1 0.5 0 Pretest
Gambar 4.4 Grafik perbandingan pretest, posttest I dan posttest II pada kemampuan menginterpretasi
4.2 Pembahasan 4.2.1 Pengaruh Metode Inkuiri terhadap Kemampuan Menjelaskan Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada pengaruh penggunaan metode inkuiri terhadap kemampuan menjelaskan. Pengaruh ini dapat terlihat dari perbedaaan yang signifikan antara selisih skor posttest kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dengan harga Sig. (2-tailed) sebesar 0,00 (atau p < 0,05) yang berarti terdapat perbedaan yang signifikan antara selisih skor posttest kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Dengan demikian Hnull ditolak dan Hi diterima yang artinya penggunaan metode inkuiri berpengaruh secara signifikan terhadap kemampuan menjelaskan. Kesimpulannya adalah penggunaan metode inkuiri berpengaruh secara signifikan terhadap kemampuan menjelaskan. Hasil uji statistik yang menunjukkan bahwa metode inkuiri berpengaruh terhadap kemampuan menjelaskan siswa, hal ini sejalan dengan pengamatan 86
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
peneliti pada kelompok eksperimen. Siswa pada kelas yang menggunakan metode inkuiri
mampu
menerapkan
kemampuan
memahami,
khususnya
unsur
menjelaskan pada mata pelajaran IPA dengan materi cahaya dan sifat-sifatnya. Hal ini membuktikan bahwa metode inkuiri dapat meningkatkan aspek-aspek dalam variabel menjelaskan karena penggunaan metode inkuiri dalam proses pembelajaran. Metode inkuiri memberikan pengaruh menengah terhadap kemampuan menjelaskan yaitu dengan harga r = 0,76 atau 57,64%. Metode inkuiri memberikan pengaruh sebesar 6% terhadap kemampuan menjelaskan, sedangkan yang 94% merupakan pengaruh dari variabel lain di luar variabel yang diteliti (Kasmadi & Sunariah, 2013: 151). Pengaruh perlakuan terhadap masing-masing kelompok adalah sebagai berikut, 1) Metode ceramah pada kelompok kontrol memberikan pengaruh menengah yaitu dengan harga r = 0,37 atau 13,90%. 2) Metode inkuiri yang diterapkan pada kelompok eksperimen memberikan pengaruh besar terhadap kemampuan menjelaskan yaitu dengan harga r = 0,94 atau 89,10%. Hal ini berarti metode ceramah memberikan pengaruh sebesar 13,90% terhadap kemampuan menjelaskan, sedangkan yang 86,10% merupakan pengaruh dari variabel lain di luar variabel yang diteliti. Metode inkuiri memberikan pengaruh sebesar 89,10% terhadap kemampuan menjelaskan, sedangkan yang 10,90% merupakan pengaruh dari variabel lain di luar variabel yang diteliti. Variabel lain tersebut dapat berasal dari faktor-faktor dalam diri siswa dan lingkungan. Faktor-faktor dalam diri siswa misalnya konsentrasi, minat, motivasi, dan kesehatan tubuh. Faktor dari lingkungan misalnya adalah kondisi cuaca yang kurang mendukung, latar belakang keluarga, lingkungan di sekitar siswa. Kegiatan pembelajaran pada kelompok eksperimen berbeda dengan kegiatan pembelajaran pada kelompok kontrol. Siswa pada kelas eksperimen mengikuti pembelajaran dengan aktif melakukan proses berpikir melalui kegiatan percobaan dan interaksi dengan guru, teman, serta lingkungan (Sanjaya, 2006: 197-199).
Siswa
pada
kelas
eksperimen
memiliki
kesempatan
untuk
mengembangkan kemampuan menjelaskan lebih banyak dari pada kelas kontrol ketika kegiatan pembelajaran berlangsung. Siswa pada kelas eksperimen aktif mengajukan pertanyaan tentang hal-hal yang ingin mereka ketahui. Setelah itu
87
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
siswa mencoba untuk memberikan jawaban sementara (hipotesis) akan pertanyaan-pertanyaan tersebut melalui diskusi dengan teman sekelompok. Berbeda dengan kelompok kontrol yang menggunakan metode ceramah, siswa kurang aktif terlibat dalam proses pembelajaran. Siswa mendengarkan guru yang menjelaskan materi pelajaran, mengerjakan LKS, dan kemudian mencocokkan. Siswa di kelompok kontrol duduk dengan tenang dan teratur, tetapi tidak ada inisiatif untuk bertanya yang berkaitan dengan materi yang belum dimengerti, justru sebaliknya guru yang terlihat aktif bertanya pada siswa. Peningkatan dalam penelitian ini terjadi karena penggunaan metode pembelajaran inovatif yang sesuai dengan mata pelajaran IPA. Pada metode inkuiri anak-anak selain dapat mengkonstruksi pengetahuannya sendiri, ia juga belajar bekerjasama dalam kelompok, belajar mempresentasikan hasil yang sudah di dapatkan melalui percobaan dan belajar menarik kesimpulan. Kegiatan menarik kesimpulan ini siswa dituntut untuk mengungkapkan pemahamannya, siswa yang memahami materi pembelajaran pasti bisa menjelaskan. Jadi, metode inkuiri dapat berpengaruh secara signifikan terhadap kemampuan menjelaskan. Tetapi ada banyak pembelajaran inovatif yang dapat berpengaruh secara signifikan terhadap kemampuan menjelaskan.
4.2.2 Pengaruh Metode Inkuiri terhadap Kemampuan Menginterpretasi Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada pengaruh penggunaan metode inkuiri terhadap kemampuan menginterpretasi. Pengaruh ini dapat terlihat dari perbedaaan yang signifikan antara selisih skor posttest kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dengan harga Sig. (2-tailed) sebesar 0,00 (atau p < 0,05) yang berarti terdapat perbedaan yang signifikan antara selisih skor posttest kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Dengan demikian Hnull ditolak dan Hi diterima, yang artinya penggunaan metode inkuiri berpengaruh secara signifikan terhadap kemampuan menginterpretasi. Hasil uji statistik yang menunjukkan bahwa metode inkuiri berpengaruh terhadap kemampuan menginterpretasi siswa, hal ini sejalan dengan pengamatan peneliti pada kelompok eksperimen. Siswa pada kelas yang menggunakan metode inkuiri
mampu
menerapkan
kemampuan
memahami,
khususnya
unsur
88
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
menginterpretasi pada mata pelajaran IPA dengan materi cahaya dan sifatsifatnya. Hal ini membuktikan bahwa metode inkuiri dapat meningkatkan aspekaspek dalam variabel menginterpretasi karena penggunaan metode inkuiri dalam proses pembelajaran. Metode inkuiri memberikan pengaruh menengah terhadap kemampuan menginterpretasi yaitu dengan harga r = 0,52 atau 27,64%. Pengaruh perlakuan terhadap masing-masing kelompok adalah sebagai berikut, 1) Metode ceramah pada kelompok kontrol memberikan pengaruh menengah yaitu dengan harga r = 0,39 atau 14,80%. 2) Metode inkuiri yang diterapkan pada kelompok eksperimen memberikan pengaruh besar terhadap kemampuan menginterpretasi yaitu dengan harga r = 0,82 atau 66,70%. Hal ini berarti metode ceramah memberikan pengaruh sebesar 14,80% terhadap kemampuan menginterpretasi, sedangkan yang 85,20% merupakan pengaruh dari variabel lain di luar variabel yang diteliti. Metode inkuiri memberikan pengaruh sebesar 66,70% terhadap kemampuan menginterpretasi, sedangkan yang 33,30% merupakan pengaruh dari variabel lain di luar variabel yang diteliti. Variabel lain tersebut dapat berasal dari faktor-faktor dalam diri siswa dan lingkungan. Faktorfaktor dalam diri siswa misalnya konsentrasi, minat, motivasi, dan kesehatan tubuh. Faktor dari lingkungan misalnya adalah kondisi cuaca yang kurang mendukung, latar belakang keluarga, lingkungan di sekitar siswa. Kegiatan pembelajaran pada kelompok eksperimen berbeda dengan kegiatan pembelajaran pada kelompok kontrol. Siswa pada kelas eksperimen mengikuti pembelajaran dengan aktif melakukan proses berpikir melalui kegiatan percobaan dan interaksi dengan guru, teman, serta lingkungan (Sanjaya, 2006: 197-199). Siswa pada kelas eksperimen memiliki kesempatan untuk mengembangkan kemampuan menginterpretasi lebih banyak dari pada kelas kontrol ketika kegiatan pembelajaran berlangsung. Saat siswa di kelas eksperimen diminta untuk mempresentasikan
hasil
banyak
siswa
yang
berusaha
menginterpretasi
kesimpulan ke dalam sebuah gambar maupun model lain. Setelah itu siswa mencoba untuk memberikan jawaban sementara (hipotesis) akan pertanyaanpertanyaan tersebut melalui diskusi dengan teman sekelompok. Berbeda dengan kelompok kontrol yang menggunakan metode ceramah, siswa tidak mengasah kemampuan mereka dalam menginterpretasi karena semua informasi yang
89
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
berkaitan dengan materi disampaikan oleh guru. Siswa mendengarkan guru yang menjelaskan materi pelajaran, mengerjakan LKS, dan kemudian mencocokkan. Siswa di kelompok kontrol duduk dengan tenang dan teratur, tetapi tidak ada inisiatif untuk bertanya yang berkaitan dengan materi yang belum dimengerti, justru sebaliknya guru yang terlihat aktif bertanya pada siswa. Peningkatan dalam penelitian ini terjadi karena penggunaan metode pembelajaran inovatif yang sesuai dengan mata pelajaran IPA. Pada metode inkuiri anak-anak selain dapat mengkonstruksi pengetahuannya sendiri, ia juga belajar bekerjasama dalam kelompok dan belajar mempresentasikan hasil yang sudah di dapatkan melalui percobaan. Kegiatan mempresentasikan hasil ini siswa dituntut untuk mengungkapkan pemahamannya, siswa yang memahami materi pembelajaran tentu saja bisa menginterpretasi pemahamannya ke dalam sebuah gambar atau model yang menunjukkan kesimpulan dari kegiatan yang sudah dilakukan. Jadi, metode inkuiri dapat berpengaruh secara signifikan terhadap kemampuan menginterpretasi. Tetapi ada banyak pembelajaran inovatif yang dapat berpengaruh secara signifikan terhadap kemampuan menginterpretasi. Seperti penelitian yang dilakukan Badrisyiyani, Harlita dan Muzzayinah (2011) bahwa pemanfaatan hasil penelitian tentang fungi yang digunakan sebagai sumber belajar juga dapat meningkatkan keterampilan siswa dalam menginterpretasi.
4.2.3 Dampak Pengaruh Perlakuan Analisis dampak perlakuan ini bertujuan untuk mengetahui sudut pandang subjek-subjek yang terlibat dalam penelitian terhadap proses pembelajaran yang berlangsung. Untuk itu perlu digunakan elemen penelitian kualitatif sederhana dengan menggunakan metode triangulasi dari peneliti, guru dan siswa (Krathwohl,
2007: 546). Dampak perlakuan terhadap siswa bertujuan untuk
mengetahui dampak penggunaan metode inkuiri terhadap siswa secara kualitatif. Triangulasi data diperoleh dari hasil observasi di kelas selama proses pembelajaran dan wawancara. Wawancara ditanyakan kepada siswa dan guru sebelum dan sesudah perlakuan diberikan. Siswa yang dipilih sebagai responden yaitu satu siswa dengan nilai tertinggi, satu siswa dengan nilai sedang, dan satu
90
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
siswa dengan nilai terendah dari kelompok kontrol dan eksperimen. Berikut adalah hasil observasi dan wawancara yang telah dilakukan. Wawancara dilakukan kepada tiga siswa untuk mengetahui minat mereka terhadap pelajaran IPA. Dua dari tiga siswa kelas IV menjawab, “aku tidak suka pelajaran IPA” (W.S1.B1-7). Pernyataan ini menjelaskan bahwa siswa kelas IV sebagian besar tidak menyukai pelajaran IPA. Ketika peneliti bertanya alasan mereka kurang suka pelajaran IPA ada salah satu siswa yang menjawab “Soalnya bosen kalo bu guru ngomong terus, jadi aku lebih suka berhitung” (W.S2.B1-7). Dari hasil wawancara ini dapat diketahui bahwa sebagian besar siswa tidak menyukai pelajaran IPA karena selama ini guru banyak memberikan penjelasan sehingga siswa cenderung pasif dan merasa bosan untuk mengikuti pelajaran IPA. Saat peneliti bertanya cara guru mengajar IPA dikelas ketiga siswa hampir sama dalam menjawab yaitu,”dijelasin, mencatat, tanya jawab, kadang mengerjakan soal, dicocokkan, kadang – kadang diberi PR” (W.S1.B8-16). Hal ini menggambarkan bahwa siswa cenderung pasif saat pelajaran IPA. Peneliti juga melakukan wawancara pada guru yang menjadi mitra dalam penelitian ini sebelum melakukan pembelajaran dengan menggunakan metode inkuiri di kelas eksperimen. Guru mitra mengatakan bahwa metode pembelajaran inkuiri belum pernah diterapkan dalam pembelajaran. Beliau mengatakan bahwa “Saya belum pernah mengajar dengan metode ini” (W.G.B7-11). Pernyataan yang disampaikan oleh guru kelas menunjukkan bahwa guru belum pernah menerapkan metode inkuiri dalam pembelajaran. Pernyataan yang disampaikan guru ini didukung dengan hasil wawancara dengan siswa yang mengatakan bahwa guru belum pernah mengajar menggunakan metode inkuiri sebelumnya. Ketiga siswa menjawab dengan jawaban yang sama, mereka mengatakan “Belum pernah” (W.S2.B13-24). Ternyata metode inkuiri merupakan metode yang baru bagi mereka. Metode inkuiri ini belum pernah diterapkan oleh guru di kelas. Kemudian peneliti bersama dua rekan peneliti lain melakukan pertemuan bersama guru mitra untuk memberi gambaran dan pelatihan kepada guru supaya dapat menerapkan metode inkuiri saat megajar di kelas. Guru terlihat sangat percaya diri dan benar-benar mempelajari materi yang sudah diberikan oleh peneliti sebelum pelaksanaan pembelajaran. Guru
91
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
melaksanakan pembelajaran sesuai dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang sudah ada. Tidak ada langkah-langkah pembelajaran inkuiri yang terlewatkan. Semua dilakukan secara runtut mulai dari orientasi, merumuskan permasalahan,
merumuskan
hipotesis,
melakukan
eksperimen,
menarik
kesimpulan, mempresentasikan hasil, dan mengevalusai. Pada kegiatan awal, guru selalu memulai pelajaran dengan mengaitkan peristiwa-peristiwa yang dialami siswa dalam kehidupan sehari-harinya dengan materi yang berhubungan dengan energi cahaya dan sifat-sifatnya. Pada saat siswa melakukan eksperimen guru selalu berkeliling untuk melihat langkah-langkah siswa saat mengerjakan eksperimen. Pada kegiatan akhir, guru memberikan rangkuman materi pelajaran hari itu. Pada penelitian-penelitian yang dilaksanakan, guru sudah berupaya untuk memaksimalkan perannya sebagai fasilitator dalam mempelajari IPA dengan menggunakan inkuiri. Siswa antusias dalam mengikuti pembelajaran di kelas dengan metode inkuiri karena sebelumnya belum pernah diajarkan di kelas. Berdasarkan pengamatan siswa aktif untuk bertanya dan terlihat antusias ketika melakukan percobaan dan ketika mempresentasikan hasil percobaannya. Saat percobaan membuat pelangi beberapa siswa senang saat pelangi sudah terbentuk, ada siswa berteriak,”itu pelanginya, ayo dilihat warnanya apa saja?” (Observasi, 17 September 2014). Siswa senang karena diberi kesempatan untuk bekerja dalam kelompoknya dan merasakan langsung percobaan tentang sifat-sifat cahaya dan mempresentasikannya. Siswa melakukan diskusi saat akan melakukan presentasi hasil percobaan untuk menjawab hipotesis yang sudah siswa tulis sebelum melakukan percobaan. Saat mempresentasikan hasil siswa tidak hanya melakukan demonstrasi dengan alat peraga di depan kelas, akan tetapi mereka juga menggunakan gambar hasil percobaan yang mereka gambar sendiri dan mereka warna dengan pensil warna. Penggunaan metode inkuiri dalam pembelajaran IPA di kelas eksperimen membuat siswa antusias dan semangat belajar. Ternyata metode ini dapat membuat siswa aktif karena siswa tampak menikmati proses pembelajaran dengan menggunakan inkuiri. Peneliti juga bertanya kepada siswa tentang perasaan dan tingkat pemahaman mereka setelah mempelajari materi IPA dengan metode inkuiri yang
92
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
digunakan oleh guru kelasnya. Ketiga siswa yang menjadi responden merasa senang dengan pembelajaran yang dilakukan oleh guru kelasnya dengan menggunakan metode inkuiri. Salah satu siswa mengungkapkan,” Senang, karena belum pernah melakukan percobaan, lebih mudah hafal karena sudah membuktikan sendiri” (W.S2.B13-28). Ketika peneliti menanyakan pemahaman siswa, ketiga siswa yang menjadi responden mengatakan bahwa mereka lebih memahami materi dengan percobaan. Salah satu siswa mengatakan,“aku lebih suka pakai praktek, lebih dong soalnya melihat langsung karena kalau hanya membayangkan
saja
susah,
kalau
membuktikan
sendiri
masih
selalu
inge,”(W.S1.B29-38). Ketiga siswa yang menjadi responden mengungkapkan bahwa mereka lebih memahami materi dengan menggunakan metode yang digunakan oleh guru yaitu metode inkuiri daripada menggunakan cara mengajar guru yang biasanya yaitu dengan ceramah. Pernyataan siswa yang mengatakan bahwa mereka lebih memahami materi ini didukung dengan pernyataan guru. “Menurut saya metode inkuiri sangat baik untuk mengajarkan IPA, anak-anak sangat antusias dalam pembelajaran mereka dapat aktif dalam kegiatan pembelajaran terutama ketika melakukan percobaan, nilainya juga meningkat. Mereka mencoba sendiri ketika pembelajaran” (W.G.B12-19). Ketika siswa antusias maka mereka lebih bisa memahami materi yang diberikan. Hal ini berdampak pada saat siswa mengerjakan soal, mereka mampu mengerjakan soal dengan maksimal hal ini dilihat dari kedalaman siswa saat menjawab soal yang berkaitan dengan kemampuan menjelaskan dan menginterpretasi. Hal ini juga berdampak pada nilai yang diperoleh siswa saat mengerjakan soal-soal yang diberikan. Sesuai dengan wawancara siswa dan guru dapat diketahui bahwa metode inkuiri merupakan metode yang efektif untuk diterapkan di kelas karena siswa senang dengan metode itu, aktif saat pembelajaran sehingga mampu menjelaskan, siswa mudah memahami materi yang diajarkan dan berdampak pada nilai yang diperoleh siswa juga bagus. Namun dalam mempersiapkan alat-alat percobaan dan membuat langkah pembelajaran juga cukup panjang, guru merasa takut kalau materi yang seharusnya dipelajari dapat tertinggal. Walaupun metode inkuiri baru dilaksanakan dalam tiga kali pertemuan, metode ini sangat efektif digunakan dalam pembelajaran IPA. Hasil triangulasi
93
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
data menunjukkan bahwa terdapat pengaruh penggunaan inkuiri terhadap kemampuan menjelaskan dan menginterpretasi. Hasil belajar yang ditunjukkan dapat membuktikan bahwa penggunaan metode inkuiri memberi dampak yang baik yaitu dengan adanya peningkatan skor pretest ke posttest I sebesar 92,69% untuk kemampuan menjelaskan dan 57,22% untuk kemampuan menginterpretasi. Dampak baik yang terlihat dari persentase kenaikan pretest ke posttest I juga didukung dengan hasil wawancara dengan ketiga siswa yang menjadi responden menyatakan bahwa mereka merasa terbantu dengan penggunaan metode yang digunakan oleh guru pada mata pelajaran IPA yaitu metode inkuiri. Fakta ini diperkuat juga dengan pernyataan yang diungkapkan oleh guru bahwa penggunaan metode inkuiri membantu siswa dalam mempelajari materi dalam pelajaran IPA secara khusus pada materi energi cahaya dan sifat-sifatnya.
94
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Pada bab V ini akan dipaparkan tentang kesimpulan, keterbatasan penelitian, dan saran untuk penelitian selanjutnya. Pada bagian kesimpulan akan diuraikan tentang hasil penelitian yang menjawab hipotesis penelitian. Selanjutnya bagian saran berisi tentang masukan untuk penelitian selanjutnya. 5.1 Kesimpulan 5.1.1
Penggunaan
metode
inkuiri
berpengaruh
terhadap
kemampuan
menjelaskan pada mata pelajaran IPA materi energi cahaya dan sifatsifatnya pada siswa kelas IV SD Kanisius Wirobrajan I Yogyakarta tahun ajaran 2014/ 2015. Hal ini ditunjukkan dengan hasil analisis statistik parametrik independent samples t-test pada uji selisih skor pretest dan posttest I kelompok kontrol dan kelompok eksperimen dengan harga Sig. (2-tailed) yaitu 0,00 (atau p < 0,05), dengan nilai M = 0,25; SD = 0,63; SE = 0,11 untuk kelompok kontrol, dan M = 1,65; SD = 0,59; SE = 0,11 untuk kelompok eksperimen. Rerata skor yang diperoleh pada kelompok eksperimen lebih tinggi dari kelompok kontrol, dengan df = 59 dan t = 8,96. Diperoleh kesimpulan Hnull ditolak dan Hi diterima yang berarti metode inkuiri berpengaruh terhadap kemampuan menjelaskan. Metode inkuiri juga memiliki pengaruh besar terhadap kemampuan menjelaskan, hal ini dapat dilihat dari uji besar efek pelakuan (effect size) metode inkuiri terhadap kemampuan menjelaskan yaitu r = 0,76 dengan persentase pengaruh sebesar
57,64% yang setara dengan efek besar. Dari hasil
analisis data pada perbandingan skor posttest I dan posttest II kelompok eksperimen diperoleh harga Sig. (2-tailed) sebesar 0,30 (atau p > 0,05), maka Hnull diterima dan Hi ditolak. Diperoleh kesimpulan tidak terjadi penurunan skor yang signifikan dari posttest I ke posttest II pada kemampuan menjelaskan. 5.1.2
Penggunaan
metode
inkuiri
berpengaruh
terhadap
kemampuan
menginterpretasi pada mata pelajaran IPA materi energi cahaya dan sifatsifatnya pada siswa kelas IV SD Kanisius Wirobrajan I Yogyakarta tahun
95
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
ajaran 2014/ 2015. Hal ini ditunjukkan dengan hasil analisis statistik parametrik independent samples t-test pada uji selisih skor pretest dan posttest I kelompok kontrol dan kelompok eksperimen dengan harga Sig. (2-tailed) yaitu 0,00 (atau p < 0,05), dengan nilai M = 0,24; SD = 0,59; SE = 0,11 untuk kelompok kontrol, dan M= 1,08; SD = 0,77; SE = 0,14 untuk kelompok eksperimen. Rerata skor yang diperoleh pada kelompok eksperimen lebih tinggi dari kelompok kontrol, dengan df = 59; dan t = 4,75. Diperoleh kesimpulan Hnull ditolak dan Hi diterima yang berarti metode inkuiri berpengaruh terhadap kemampuan menginterpretasi. Metode inkuiri juga memiliki pengaruh besar terhadap kemampuan menginterpretasi, hal ini dapat dilihat dari uji besar efek pelakuan (effect size) metode inkuiri terhadap kemampuan menginterpretasi yaitu r = 0,52 dengan persentase pengaruh sebesar 27,64% yang setara dengan efek besar. Dari hasil analisis data pada perbandingan skor posttest I dan posttest II kelompok eksperimen diperoleh harga Sig. (2-tailed) sebesar 0,48 (atau p > 0,05), maka Hnull diterima dan Hi ditolak. Diperoleh kesimpulan tidak ada perbedaan yang signifikan antara rerata skor posttest I dan posttest II di kelompok eksperimen. Dengan kata lain tidak terjadi penurunan skor yang signifikan dari posttest I ke Posttest II pada kemampuan menginterpretasi di kelompok eksperimen.
5.2 Keterbatasan Penelitian 5.2.1
Hasil dari penelitian ini hanya terbatas pada SD Kanisius Wirobrajan I sehingga hasil penelitian ini belum bisa digeneralisasikan pada SD lainnya.
5.2.2
Pelaksanaan Pretest dan Posttest menyesuaikan dengan jadwal sekolah dan mendapat waktu siang hari sehingga siswa kurang maksimal dalam mengerjakan soal serta konsentrasinya sudah berkurang.
5.2.3
Pembagian kelompok yang dilakukan oleh guru kurang merata, sehingga dalam satu kelompok ada siswa yang mendominasi atau justru ada siswa yang menghambat dalam kerja kelompok.
96
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
5.3 Saran Berdasarkan penelitian yang sudah dilakukan beberapa saran yang dapat peneliti sampaikan yaitu : 5.3.1 Sebaiknya untuk peneliti selanjutnya dapat mengadakan penelitian serupa yang fokus meneliti kemampuan menjelaskan dan menginterpretasi dengan menambah atau menggunakan metode inkuiri sebagai treatment pada SD lainnya. 5.3.2 Sebaiknya pemilihan waktu selama penelitian harus diperhatikan dengan baik, sehingga kegiatan selama penelitian dapat berlangsung secara optimal dan siswa juga dapat berkonsentrasi penuh ketika semua kegiatan selama penelitian dilakukan pada pagi hari. 5.3.3 Pembagian kelompok juga harus diperhatikan sesuai dengan karakteristik siswa, pemilihan ketua kelompok juga harus diperhatikan sehingga siswa dalam satu kelompok dapat bekerjasama dengan baik serta terkondisikan.
97
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR REFERENSI Arifin, Z. (2009). Evaluasi pembelajaran prinsip, tekhnik, prosedur. Bandung: Rosdakarya. Arikunto, S. (2012). Dasar-dasar evaluasi pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Badrisyiyani, Harlita & Muzzayiyah. (2011). Implementasi hasil penelitian identifikasi fungi dalam tape talas (colocasia esculata) sebagai sumber belajar berupa modul pada pokok bahasan fungi terhadap keterampilan menginterpretasi data siswa kelas X SMA Al Islam 1 Surakarta Tahun ajaran 2011/ 2012. Jurnal Pendidikan Biologi. Volume 3 Nomor 2. Diakses pada 10 Juli, 2014 dari http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/bio/article/view/1396 Badudu, S & Zain, S. (1996). Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan. Best, J. W., & Kahn, J. V. (2006). Research in education (tenth edition). Boston: Pearson Education Inc. Chang, M. C., Shaeffer, S., Samarrai, S. A., Ragatz, A. B., Ree, J. D., & Stevenson, R. (2014). Teacher reform in Indonesia the role of politics and evidence in policy making. Washington, D. C: The Word Bank. Cohen, L, Manion, L, & Morrison, K. (2007). Research method in education (6th edition). London: Routledge. Cresswell, J. W. (2003). Research design: Qualitative, quantitative, and mixed methods approaches. Thousands Oaks: SAGE Publications, Inc. Dewi, Dantes & Sadia. (2013). Pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap sikap ilmiah dan hasil belajar IPA. Jurnal Pendidikan Ganesha. Volume 3. Diakses pada tanggal 10 Juni 2014 dari http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/bio/article/view/1396 Dimyati & Mudjiono. (1999). Belajar dan pembelajaran. Jakarta: PT Rineka Cipta. Field, A. (2009). Discovering statistics using SPSS third edition. London: Sage. Ghozali, I. (2009). Aplikasi analisis multivariate dengan program SPSS. Semarang: Universitas Diponegoro. Ismail, Idros & Samsudin. (2006). Kaedah mengajar sains. Bentong: PTS Profesional.
98
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Kasmadi, & Sunariah, N. S. (2013). Panduan modern penelitian kuantitatif. Bandung: Alfabeta. Krathwohl, D. R. (2004). Methods of educational and social science research: An integrated approach (second edition). Illinois: Waveland Press. Kuhltau, Maniotes & Caspari. (1937). Guided inquiry: Learning in the 21st century school. London: Libraries Unlimited. Kuswana, W. (2011). Taksonomi berpikir. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Lalu & Asep (2012). Pengaruh metode inquiry terhadap keterampilan proses dan hasil belajar IPA (fisika) siswa kelas VIII SMP Negeri 6 Singaraja. Jurnal Pendidikan. Volume 2 Nomor 1. Listafariska. (2006). Ensiklopedi eksperimen sains lengkap: Cahaya dan magnet. Jakarta: PT. Listafariska Putra. Mulyasa. (2007). Menjadi guru professional: Menciptakan pembelajaran kreatif dan menyenangkan. Bandung: Rosdakarya. Nur, M. dan Budayasa, I. K. (1998). Teori pembelajaran sosial dan teori perilaku. Surabaya: PSMS Program Pascasarjana IKIP Surabaya. OECD. (2010). PISA 2009 results. Jerusalem: PISA, OECD Publishing. OECD. (2013 ). PISA 2012 results: what students know and can do-student performance in mathematics,reading and science (Volume I),. Turkey: PISA, OECD Publishing. Priyatno, D. (2012). Belajar praktis analisis parametrik dan non parametrik dengan SPSS. Yogyakarta: Gava Media. Rositawaty, & Muharam, A. (2008). Senang belajar Ilmu Pengetahuan Alam 4: untuk kelas IV. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional. Salkind, N. J. (2009). Teori-teori perkembangan manusia: Sejarah kemunculan, konsepsi dasar, analisis komparatif, dan aplikasi. Bandung: Penerbit Nusa Indah. Salma, D. P. (2007). Prinsip desain pembelajaran: Instructional design principles.Jakata: Kencana. Samatowa, U. (2011). Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar. Jakarta: PT Indeks. Sanjaya, W. (2006). Strategi pembelajaran berorientasi standar proses pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media.
99
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Sari, K.N. (2010). Peningkatan kualitas pembelajaran IPA melalui pendekatan inkuiri pada siswa kelas IV SDN I Maribaya Karanganyar Purbalingga. Jurnal Kependidikan Dasar. Volume 1 Nomor 1. Schunk, D. H. (2012). Teori-teori pembelajaran: Perspektif pendidikan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Setyosari, Punaji. (2010). Metode penelitian pendidikan dan pengembangan. Jakarta: Kencana. Siregar. (2010). Statistika deskriptif untuk penelitian: Dilengkapi perhitungan manual dan aplikasi SPSS versi 17. Jakarta: Rajawali Pers. Slavin, R. E. (2009). Psikologi pendidikan: Teori dan praktik. Jakarta: PT Indeks. Sochibin, Dwijananti, & Marwoto. (2009). Penerapan model pembelajaran inkuiri terpimpin untuk peningkatan pemahaman dan keterampilan berpikir kritis siswa SD. Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia. ISSN: 1693-1246 Sugiyono. (2010). Metode penelitian pendidikan: Pendekatan kuantitatif, kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta Sugiyono. (2013). Metode penelitian kombinasi (mixed methods). Bandung: Alfabeta. Sunarto & Hartono, A. (2008). Perkembangan peserta didik. Jakarta: PT Rineka Cipta. Sunaryo, Kartadinata. (2012). Bimbingan di Sekolah Dasar. Bandung : CV Maulana. Suparno, P. (2001). Teori perkembangan kognitif Jean Piaget. Yogyakarta: Kanisius. Susanto, A. (2013). Teori belajar dan pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Suyono & Haryanto. (2011). Belajar dan pembelajaran: Teori dan konsep dasar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Trianto, (2009). Mendesain model pembelajaran inovatif - progresif: Konsep, landasan, dan implementasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Trianto. (2010). Model pembelajaran terpadu: konsep, strategi, dan implementasi dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: PT Bumi Aksara.
100
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Wahyudin, Sutikno, & Isa, A. (2010). Keefektifan pembelajaran berbantuan multimedia menggunakan metode inkuiri terbimbing untuk meningkatkan minat dan pemahaman siswa. Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia. ISSN: 1693-1246. Diakses pada tanggal 10 Juli 2014 dari http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/JPFI/article/download/1105/1016 Wasis. (2002). Beberapa model pembelajaran dan strategi belajar dalam pembelajaran IPA. Jakarta: Depdiknas. Wiggins, G., & McTighe, J. (2005). Understanding by design (expanded second edition). Alexandria: ASCD. Yusuf, S & Sugandhi, N.M. (2011). Perkembangan peserta didik. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
101
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
LAMPIRAN
102
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 1.1 Surat Ijin Penelitian
103
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 2.1 Silabus Kelompok Kontrol
104
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
105
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
106
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
107
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
108
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
109
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
110
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 2.2 Silabus Kelompok Eksperimen
111
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
112
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
113
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
114
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
115
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
116
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
117
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
118
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
119
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 2.3 RPP Kelompok Kontrol
120
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
121
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
122
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
123
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
124
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
125
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
126
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
127
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
128
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
129
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
130
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
131
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
132
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
133
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
134
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 2.4 RPP Kelompok Eksperimen
135
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
136
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
137
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
138
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
139
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
140
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
141
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
142
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
143
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
144
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
145
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
146
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
147
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
148
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
149
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
150
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
2.4.1 Lembar Kerja Siswa Pertemuan I LEMBAR KERJA SISWA PERTEMUAN 1 Nama Lengkap : Nomor Absen Kelas
: : PERCOBAAN I
Judul Percobaan :
Rumusan Masalah
:
Hipotesis :
Langkah-langkah Percobaan : PERAMBATAN CAHAYA Alat dan bahan: -
3 lembar karton persegi
-
1 lampu senter
-
2 lembar pita karton
151
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
-
Ruangan gelap
Langkah-langkah kerja: 1. Buatlah sebuah lubang di tengah-tengah ketiga karton. 2. Buat 1 penahan untuk masing-masing karton dengan melipat pita karton 3. Buat lubang-lubang pada pita karton tersebut seperti gambar. 4. Tempatkan ketiga karton itu pada penahan dan segariskan lubang-lubang itu. 5. Peganglah senter yang menyala dan arahkan cahaya senter ke kertas karton yang pertama. 6. Jongkok atau duduklah sedemikian rupa sehingga mata kamu sama tinggi dengan lubang pada karton ketiga. Apa yang terjadi? Apakah kamu bisa melihat cahaya senter? 7. Geser salah satu karton sehingga lubang-lubang tersebut tidak lagi segaris. Apa yang terjadi? Apakah kamu dapat melihat cahaya senter dari lubang tersebut?
Hasil Percobaan :
Kesimpulan
:
PERCOBAAN II
152
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Judul Percobaan :
Rumusan Masalah
:
Hipotesis :
Langkah-langkah Percobaan : CAHAYA DAN BENDA BENING
Alat dan bahan: -
Lampu senter
-
Gelas berwana gelap
-
Gelas berwarna bening
-
Mika bening
-
Selembar kertas manila hitam
-
Selembar kertas manila putih
-
Ruangan gelap
Langkah-langkah percobaan: 1.
Bariskan benda-benda tersebut secara berurutan mulai gelas berwarna gelap, gelas berwarna bening, mika bening, serta kertas manila hitam.
2.
Sorotkanlah lampu senter pada gelas berwarna gelap.
153
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
3.
Tempatkanlah selembar kertas manila putih di belakang benda yang disorot. Apa yang terjadi? Apakah cahaya dapat menembus gelas berwarna gelap?
4.
Sorotkanlah lampu senter pada gelas berwarna bening.
5.
Tempatkanlah selembar kertas manila putih di belakang benda yang disorot. Apa yang terjadi? Apakah cahaya dapat menembus gelas berwarna bening?
6.
Sorotkanlah lampu senter pada mika bening.
7.
Tempatkanlah selembar kertas manila putih di belakang benda yang disorot. Apa yang terjadi? Apakah cahaya dapat menembus mika bening?
8.
Sorotkanlah lampu senter pada kertas manila hitam.
9.
Tempatkanlah selembar kertas manila putih di belakang benda yang disorot. Apa yang terjadi? Apakah cahaya dapat menembus kertas manila hitam?
Hasil Percobaan :
Kesimpulan
:
154
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
2.4.2 Lembar Kerja Siswa Pertemuan II LEMBAR KERJA SISWA PERTEMUAN 2 Nama Lengkap : Nomor Absen Kelas
: : PERCOBAAN I
Judul Percobaan :
Rumusan Masalah
:
Hipotesis :
Langkah-langkah Percobaan : PEMANTULAN CAHAYA Alat dan bahan: - Karton hitam - Sebuah cermin berbentuk persegi, atau persegi panjang - gunting
155
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
-
Lampu senter
-
penggaris
-
ruang gelap
Langkah-langkah percobaan: 1. Lipatlah karton menjadi 2 sama besar, seperti ditunjukkan pada gambar. 2. Gambarlah 3 alur celah pada salah satu sisinya yang berdiri. 3. tempatkan lampu senter di belakang alur celah itu 4. Tempatkanlah cermin pada ujung kartu yang satu lagi, seperti ditunjukkan pada gambar. 5. Di ruang gelap nyalakanlah lampu senter tersebut. Apa yang terjadi? Bagaimana bentuk cahaya tersebut? Apakah cahaya membelok?
Hasil Percobaan :
Kesimpulan
:
156
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PERCOBAAN II Judul Percobaan :
Rumusan Masalah
:
Hipotesis :
Langkah-langkah Percobaan :
PEMBIASAN CAHAYA
Alat dan bahan: -Sebuah gelas - Air - Pensil - Sedotan minuman - Koin
157
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Langkah-langkah percobaan: 1. Isilah gelas dengan air. 2. Pergilah ke luar ruangan. 3. Isilah gelas dengan air bersih. 4. Masukkan sedotan kedalamnya. Amati apa yang terjadi! Bagaimana keadaan sedotan sebelum dan sesudah dimasukkan ke dalam gelas berisi air? 5. Masukkan Pensil kedalamnya. Amati apa yang terjadi! Bagaimana keadaan pensil sebelum dan sesudah dimasukkan ke dalam gelas berisi air? 6. Masukkan koin kedalamnya. Amati apa yang terjadi! Bagaimana keadaan koin sebelum dan sesudah dimasukkan ke dalam gelas berisi air?
Hasil Percobaan :
Kesimpulan
:
158
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
2.4.3 Lembar Kerja Siswa Pertemuan III LEMBAR KERJA SISWA PERTEMUAN 3 Nama Lengkap : Nomor Absen Kelas
: : PERCOBAAN I
Judul Percobaan :
Rumusan Masalah
:
Hipotesis :
Langkah-langkah Percobaan : PELANGI
Alat dan bahan: - Lampu senter - Wadah persegi panjang yang dangkal - Cermin biasa - Manila putih tipis dan air
159
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Langkah-langkah percobaan: 1. Isilah wadah dengan air. 2. Masukkan cermin ke dalam air. 3. Sandarkan cermin dengan hati-hati pada satu sisi wadah membentuk suatu sudut. 4. Nyalakan lampu senter 5. Arahkan lampu senter pada air sehingga berkas cahaya menyinari bagian cermin yang berada di bawah air. 6. Tempatkan kertas manila putih di depan cermin untuk menangkap cahaya yang terpantul. Amati cahaya yang tertangkap pada kertas manila! Apa saja warna yang tertangkap pada manila putih?
Hasil Percobaan :
Kesimpulan
:
160
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 3.1 Instrumen Penelitian Soal Essay LEMBAR INSTRUMEN PENELITIAN Kelas/ Semester
: IV/ 1 (satu)
Mata Pelajaran
: Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
Alokasi Waktu
: 2 x 40 menit
Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan jelas! 1.
a. Sebutkan 4 contoh benda yang merupakan sumber cahaya! ____________________________________________________________ ____________________________________________________________ ____________________________________________________________ ____________________________________________________________ Mengapa benda-benda tersebut disebut sumber cahaya? ____________________________________________________________ ____________________________________________________________ ____________________________________________________________ ____________________________________________________________
b. Jelaskan proses terjadinya pelangi! ____________________________________________________________ ____________________________________________________________ ____________________________________________________________ ____________________________________________________________ Sebutkan sifat-sifat cahaya yang ada dalam proses pembentukan pelangi! ____________________________________________________________ ____________________________________________________________ ____________________________________________________________ ____________________________________________________________
161
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Sumber : http://3.bp.blogspot.com/BERCERMIN.jpg
2.
a. Dengan memperhatikan gambar di atas tentukan mana pernyataan yang merupakan alasan yang menunjukkan kita dapat melihat diri kita di cermin! i.
Adanya cahaya yang mengenai benda sehingga kita dapat melihat diri kita di cermin secara jelas.
ii.
Cermin dapat memantulkan cahaya yang mengenai benda kemudian cahaya dipantulkan ke mata sehingga kita dapat melihat diri kita di cermin secara jelas.
iii.
Cahaya yang mengenai benda di pantulkan oleh cermin secara sempurna sehingga kita dapat melihat diri kita di cermin secara jelas.
iv.
Pemantulan cahaya yang terjadi pada cermin termasuk pemantulan baur sehingga kita dapat melihat diri kita di cermin secara jelas.
____________________________________________________________ ____________________________________________________________ Jelaskan proses kita dapat melihat diri kita di cermin sesuai dengan pernyataan yang telah kamu pilih? ____________________________________________________________ ____________________________________________________________ ____________________________________________________________ ____________________________________________________________
b. Apakah kita dapat melihat diri kita di cermin saat tidak ada cahaya? ____________________________________________________________ ____________________________________________________________
162
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Berikan alasan yang mendukung jawabanmu! ____________________________________________________________ ____________________________________________________________ ____________________________________________________________ ____________________________________________________________
KASUS Suasana pagi yang cerah, cahaya matahari masuk ke ruang kelas melalui celahcelah kecil yang ada di tembok ruangan kelas. Saat pelajaran guru menugaskan muridnya untuk menulis dengan pensil, tiba-tiba pensil Adi patah, dia segera merautnya dengan rautan. Dalam rautan Adi terdapat cermin, sebelum menulis kembali dia bercermin di kaca tersebut. Pelajaran ketiga selesai bel istirahatpun berbunyi, Adi segera menuju kantin sekolah memesan makanan dan minuman. Mereka memesan minuman dalam gelas dan diberikan sedotan untuk minum minuman tersebut. Saat istirahat ada juga yang bermain di tepi kolam yang airnya sangat jernih, disana mereka dapat melihat ikan-ikan yang ada di dasar kolam. 3.
a) Sebutkan 4 sifat cahaya berdasarkan cerita di atas! ____________________________________________________________ ____________________________________________________________ ____________________________________________________________ ____________________________________________________________
b) Sebutkan langkah-langkah yang harus dipersiapkan dalam percobaan sifat cahaya merambat lurus! ____________________________________________________________ ____________________________________________________________ ____________________________________________________________ ____________________________________________________________
163
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
c) Sebutkan 4 contoh penerapan sifat cahaya yang sering kamu gunakan di rumah! ____________________________________________________________ ____________________________________________________________
4.
a) Sebutkan persamaan dan perbedaan antara pelangi yang terbentuk secara alami dan pelangi buatan! ____________________________________________________________ ____________________________________________________________ ____________________________________________________________ ____________________________________________________________
b) Apakah pada kenyataannya pensil di atas patah? Jelaskan alasanmu! ____________________________________________________________ ____________________________________________________________ ____________________________________________________________ ____________________________________________________________
164
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Kasus Lani adalah anak yang menyukai kerapian. Setiap pagi Lani selalu melihat dirinya di cermin untuk merapikan diri terutama untuk menata rambutnya. Tadi pagi, tanpa sengaja cerminnya jatuh dan pecah, sehingga Lani tidak dapat bercermin.
5. a. Bagaimana perasaanmu bila mengalami situasi seperti Lani dan jelaskan alasanmu? _____________________________________________________________ _____________________________________________________________ _____________________________________________________________ _____________________________________________________________
b. Carilah minimal 3 benda yang dapat digunakan untuk mengatasi kasus di atas selain cermin, dengan memanfaatkan sifat cahaya dapat dipantulkan? _____________________________________________________________ _____________________________________________________________ _____________________________________________________________ _____________________________________________________________
c. Jika ada yang memberikan saran kepada Lani agar bercermin di bagian sendok berbahan stainless steel yang melengkung ke arah luar, bagaimana sikapmu? _____________________________________________________________ _____________________________________________________________
Berikan 3 alasan yang mendukung jawabanmu! _____________________________________________________________ _____________________________________________________________ _____________________________________________________________ _____________________________________________________________
165
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
6. a. Sebutkan minimal 3 pengetahuan baru yang kamu dapatkan dari pembelajaran mengenai sifat cahaya dapat dipantulkan? _____________________________________________________________ _____________________________________________________________ _____________________________________________________________ _____________________________________________________________
b. Sebutkan 3 manfaat dari sifat cahaya yang dapat dipantulkan bagi kehidupanmu sehari-hari! _____________________________________________________________ _____________________________________________________________ _____________________________________________________________ _____________________________________________________________
166
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Kunci Jawaban 1. a. 4 contoh benda yang merupakan sumber cahaya adalah sebagai beikut: a. lilin b. lampu senter c. matahari d. lampu Benda-benda tersebut disebut sumber cahaya karena benda-benda tersebut mengeluarkan cahaya.
b. Proses terjadinya pelangi : Proses terjadinya pelangi diawali ketika cahaya matahari datang dan melewati sebuah tetes-tetes air saat proses terjadinya hujan yang turun, yang kemudian dibelokkan dan dilakukan pembiasan yang menuju tengah tetes hujan tersebut. Hal ini memisahkan cahaya putih, menjadi sebuah warna spektrum yang menciptakan warna-warna pada pelangi. Pada dasarnya pelangi adalah sebuah spektrum besar yang terjadi karena pembiasan cahaya matahari ini, dilakukan oleh butir-butir air. Kemudian
warna
pelangi
tersebut
merupakan proses
tererurainya cahaya matahari yang berwarna putih terurai menjadi spektrum warna melalui media air hujan. Cahaya matahari merupakan jenis cahaya polikromatik yaitu, cahaya yang terdiri dari banyak warna yang kemudian, cahaya tersebut memiliki panjang gelombang yang berbeda-beda sehingga membuatnya berwarna putih. Fungsi mata manusia hanya mampu mencerap paling tidak tujuh warna yaitu merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila, dan ungu. Sehingga warna inilah yang tampak saat pelangi ini timbul. Lalu, warna-warna pelangi yang terpisah ini memantul di belakang tetes hujan dan memisah lebih banyak lagi saat meninggalkannya.
167
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Ada 2 sifat cahaya dalam proses terbentuknya pelangi yaitu sebagai berikut : a. Cahaya dapat dibiaskan Cahaya dapat dibiaskan saat matahari bersinar dengan terang dan ada rintik-rintik hujan sehingga cahaya matahari yang sampai ke bumi dibiaskan oleh rintik hujan yang sedang turun. b. Cahaya dapat diuraikan Cahaya dapat diuraikan saat pelangi tersebut terbentuk, mulanya yang dibiaskan adalah cahaya putih yang berasal dari sinar matahari. Cahaya putih tersebut sebenarnya terdiri dari 7 warna yang memiliki panjang gelombang yang berbeda. Cahaya putih tersebut kemudian diuraikan enjadi 7 warna yaitu merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila dan ungu setelah mengalami pembiasan.
2. a. Pernyataan yang merupakan alasan kita dapat melihat diri kita di cermin adalah pernyataan 1 dan 2. Pernyataan 3 merupakan alasan bayangan yang terjadi pada cermin
sama seperti bendanya.
Memilih pernyataan 1 dan 2 karena kita dapat melihat diri kita di cermin jika ada cahaya yang mengenai badan kita dan kemudian cahaya tersebut di pantulkan ke dalam cermin, sehingga kita dapat melihat diri kita di cermin. Akibat pemantulan cahaya secara sempurna yang dilakukan oleh cermin maka bayangan yang terjadi pada cermin sama persis dengan aslinya.
b. Kita tidak bisa melihat diri kita di cermin saat gelap karena tidak ada cahaya yang di pantulkan ke dalam cermin. Selain bayangan pada cermin terjadi karena mata kita menangkap adanya berkas cahaya dan menganggap bahwa berkas ini berasal dari cahaya yang lurus, seolah-olah terdapat benda sebenarnya di ujung garis lurus tersebut. Apabila dalam keadaan gelap mata kita sama sekali tidak menangkap berkas cahaya sehingga tidak ada cahaya yang dipantulkan dan kita tidak bisa melihat diri kita di cermin.
3. a) - Cahaya merambat lurus - Cahaya dapat dipantulkan
168
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
- Cahaya dapat dibiaskan - Cahaya dapat menembus benda bening
b) - Alat dan bahan yang perlu disiapkan adalah: senter, kertas karton dengan ukuran yang sama sebanyak 3 lembar, dan paku - Lubangi kertas karton pada bagian tengah dengan menggunakan paku - Susunlah kertas karton tersebut sehingga lubang antara kertas karton yang satu lurus dengan kertas karton yang lain - Nyalakan senter di depan salah satu lubang kertas karton, kemudian amati di sebalik kertas karton yang lainnya
c) - Ketika listrik padam saya menggunakan senter untuk melakukan sesuatu, ini berarti cahaya merambat lurus - Saat berdiri di depan cermin, sehingga kita dapat melihat penempilan diri kita apakah sudah rapi atau belum, ini berarti sifat cahaya dapat dipantulkan - Mengaduk teh manis dengan menggunakan sendok dan sendok yang terdapat di dalam gelas kelihatan seperti patah, ini berarti sifat cahaya dapat dibiaskan - Saat kita minum dengan menggunakan sedotan kita dapat melihat sedotan yang ada dalam gelas, ini berarti sifat cahaya dapat menembus benda bening
4. a) - Menyiapkan peralatan yang akan digunakan dalam percobaan, dan membawa peralatan keluar ruangan yang cukup sinar matahari - Atur baskom, cermin datar , dan kertas putih sehingga pantulan cahaya matahari dapat dipantulkan cermin ke kertas putih - Isilah baskom dengan air bening sampai hampir penuh -
Pantulan cahaya putih yang tertangkap layar kertas putih akan menjadi beberapa warna pelangi
169
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
b) Pensil yang ada pada gambar di atas pada kenyataannya tidak patah. Pensil tersebut tidak patah karena pensil tersebut benar-benar utuh, tetapi jika pensil tersebut dimasukkan pada gelas yang berisi air memang akan kelihatan seperti patah karena
5) a. Sangat empatik : Anak dapat menunjukkan empati yang sangat mendalam dan memiliki kemiripan dengan situasi Lani serta mampu menjelaskan alasan yang medukung jawaban tersebut yaitu anak merasa sedih atau bingung karena tanpa cermin ia tidak bisa merapikan penampilannya. Empatik : Anak dapat menunjukkan empati yang mendalam yang memiliki kemiripan dengan situasi Lani tetapi tidak dapat menjelaskan alasannya yaitu hanya sedih atau bingung. Kurang empatik : Anak menunjukkan empati yang kurang mendalam dan kurang memiliki kemiripan dengan situasi Lani yaitu perasaannya hanya biasa saja. Tidak empatik : Anak menunjukkan empati yang tidak mendalam dan malah berlawanan dengan situasi Lani yaitu malah merasa senang. b. Benda yang dapat digunakan untuk bercermin adalah benda yang memiliki sifat/prinsip seperti kaca yaitu permukaannya rata, licin dan mengkilap seperti permukaan air yang tenang, kaca, dperalatan dapur yang mengkilap, layar HP, kaca spion dan lain-lain. c. Anak mampu mempertimbangkan jawaban teman dengan menerima atau menolak jawaban teman dengan menyebutkan alasan yang mendukung. Ya karena, sendok dapat memantulkan cahaya, sendok memiliki prinsip pemantulan cahaya teratur seperti pada cermin datar yaitu sendok permukaannya datar, memiliki permukaan yang licin, dan permukaan sendok mengkilat sehingga dapat digunakan untuk bercermin, serta bagian sendok yang melengkung keluar merupakan cermin yaitu cermin cembung. Tidak karena bayangan yang terlihat pada cermin terlalu kecil, dan kurang jelas, selain itu tidak dapat menunjukkan penampilan kita secara keseluruhan.
170
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
6) a. Anak mampu menemukan 3 pengetahuan baru terkait sifat-sifat cahaya yang dapat dipantulkan
Dapat dimanfaatkan untuk membuat benda optik seperti periskop dan kleidoskop
Dapat membantu kita untuk bercermin
Cahaya dapat dipantulkan dapat membantu menerangi ruangan bagian dalam melalui pemantulan baur.
Sifat cahaya yang dapat dipantulkan dapat digunakan untuk membuat pelangi buatan
Sifat cahaya dapat dipantulkan dapat membuat cahaya matahari tidak terperangkap di bumi yang dapat menyebabkan global warming
Sifat cahaya dapat dipantulkan dapat digunakan untuk reflektor pada senter
Sifat cahaya dapat dipantulkan dapat digunakan untuk melihat benda dibelakan kita seperti pada kaca spiom
b. Manfaat cahaya dapat dipantulkan bagi kehidupan kita sehari-hari:
Sebagai reflektor pada senter sehingga cahaya dapat terpancar jauh dan kuat
Untuk merapikan diri dengan melihat bayangan di cermin
Untuk melihat kendaraan di belakang kita dengan spion kendaraan
Untuk membuat alat optik seperti periskop dan kleidoskop
171
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Rubrik Penilaian No
Variabel
1.
Menjelaskan
Indikator
Kriteria
Memberi contoh
Jika memberi 4 contoh
sumber cahaya
sumber cahaya dalam
dalam kehidupan
kehidupan sehari-hari.
sehari-hari.
Jika memberi 3 contoh
Skor 4
3
sumber cahaya cahaya dalam kehidupan seharihari. Jika memberi 2 contoh
2
sumber cahaya dalam kehidupan sehari-hari. Jika memberi 1 contoh
1
sumber cahaya dalam kehidupan sehari-hari. Memberi alasan
Jika jawaban siswa
tentang argumen
menunjukkan bahwa
yang diungkapkan.
benda tersebut
4
mengeluarkan cahaya sehingga mendukung contoh yang diberikan. Jika jawaban siswa
3
menunjukkan bahwa benda tersebut bercahaya dan mendukung contoh yang diberikan. Jika jawaban siswa
2
menunjukkan bahwa benda yang memantulkan cahaya disebut sumber cahaya dan tidak mendukung contoh yang
172
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
diberikan. Jika siswa memberi
1
alasan yang menyimpang dari alasan serta tidak mendukung contoh yang diberikan. Menunjukkan sifat
JIka dapat menunjukkan
cahaya yang ada
2 sifat cahaya pada
pada terbentuknya
terbentuknya pelangi di
pelangi di alam.
alam dengan tepat. Jika dapat menunjukkan
4
3
2 sifat cahaya pada terbentuknya pelangi di alam tetapi tidak tepat. Jika dapat menunjukkan
2
1 sifat cahaya pada terbentuknya pelangi di alam dan tepat. Jika dapat menunjukkan
1
1 sifat cahaya pada terbentuknya pelangi di alam tetapi tidak tepat. Menjabarkan alasan
Jika dapat menjabarkan
memilih sifat cahaya
proses terbentuknya
tersebut pada proses
pelangi di alam dengan
terbentuknya pelangi
runtut serta menunjukkan
di alam.
2 sifat cahaya yang ada
4
dalam proses tersebut dengan lengkap. Jika dapat menjabarkan
3
proses terbentuknya pelangi di alam dengan
173
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
runtut dan hanya menunjukkan 1 sifat cahaya yang ada dalamproses tersebut . Jika dapat menjabarkan
2
proses terbentuknya pelangi di alam dengan runtut dan tidak menunjukkan sifat cahaya dalam proses terbentuknya pelangi. Jika tidak dapat
1
menjabarkan proses terbentuknya pelangi di alam secara tidak runtut dan tidak menunjukkan sifat cahaya yang ada dalam proses tersebut. 2.
Menginterpretasi Menentukan
Jika mampu menentukan
pernyataan yang
2 pernyataan yang
merupakan alasan
merupakan alasan kita
kita bisa melihat diri
dapat melihat diri kita di
kita di cermin.
cermin dengan tepat. Jika mampu menentukan
4
3
2 pernyataan yang merupakan alasan kita dapat melihat diri kita di cermin tetapi tidak tepat. JIka menentukan 1
2
pernyataan yang merupakan alasan kita dapat melihat diri kita di
174
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
cermin dengan tepat. JIka menentukan 1
1
pernyataan yang merupakan alasan kita dapat meliat diri kita di cermin tetapi tidak tepat Menceritakan alasan
Jika mampu
kita dapat melihat
menceritakan alasan
diri kita di cermin.
memilih pernyataan yang
4
ada dengan menjelaskan proses kita dapat melihat diri kita di cermin dengan menunjukkan sifat-sifat cahaya secara runtut. Jika mampu
3
menceritakan alasan memilih pernyataan yang ada dengan menjelaskan proses kita dapat melihat diri kita di cermin dengan menunjukkan sifat-sifat cahaya secara tidak runtut. Jika mampu
2
menceritakan alasan memilih pernyataan yang ada dengan menjelaskan proses kita dapat melihat diri kita di cermin secara runtut tetapi tidak menunjukkan sifat-sifat cahaya.
175
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Jika tidak mampu
1
menceritakan alasan memilih pernyataan yang ada dengan menjelaskan proses kita dapat melihat diri kita di cermin tetapi tidak menunjukkan sifat-sifat cahaya serta tidak runtut. Mengritisi akibat
Jika mampu mengritisi
tidak adanya cahaya
akibat tidak adanya
dalam kehidupan
cahaya dalam kehidupan
sehari-hari
sehari-hari khususnya
khususnya pada
pada peristiwa
peristiwa
pemantulan saat
pemantulan saat
bercermin dengan benar
bercermin.
dan lengkap. Jika mampu mengritisi
4
3
akibat tidak adanya cahaya dalam kehidupan sehari-hari khususnya pada peristiwa pemantulan saat bercermin dengan benar dan kurang lengkap. Jika mampu mengritisi
2
akibat tidak adanya cahaya dalam kehidupan sehari-hari khususnya pada peristiwa pemantulan saat bercermin dengan kurang
176
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
benar dan kurang lengkap. Jika tidak mampu
1
mengritisi akibat tidak adanya cahaya dalam kehidupan sehari-hari khususnya pada peristiwa pemantulan saat bercermin dengan benar dan lengkap. Melihat benang
Jika mampu melihat
merah ada dan
hubungan sebab akibat
tidaknya cahaya
ada dan tidaknya cahaya
dalam kehidupan
dalam kehidupan sehari-
sehari-hari
hari khususnya pada
khususnya pada
peristiwa pemantulan
peristiwa
saat becemin dengan
pemantulan saat
benar dan lengkap.
bercermin.
Jika mampu melihat
4
3
hubungan sebab akibat ada dan tidaknya cahaya dalam kehidupan seharihari khususnya pada peristiwa pemantulan saat becemin dengan benar dan tidak lengkap. Jika mampu melihat
2
hubungan sebab akibat ada dan tidaknya cahaya dalam kehidupan seharihari khususnya pada peristiwa pemantulan
177
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
saat becemin kurang benar dan tidak lengkap. Jika mampu melihat
1
hubungan sebab akibat ada dan tidaknya cahaya dalam kehidupan seharihari khususnya pada peristiwa pemantulan saat becemin dengan tidak relevan.
178
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 3.2 Rekapitulasi hasil Expert Judgement Skor No
1
Komponen Penilaian
Kesesuaian antara SK, KD, dan indikator.
Penguji
Penguji
Penguji
1
2
3
3
3
4
3
3
3
3
4
4
3
4
4
4
4
4
3
4
4
3
4
4
4
4
4
3
4
4
Komentar
Kualitas perilaku yang dituntut dalam 2
indikator mencerminkan keutuhan perkembangan pribadi siswa. Kesesuaian komponen pada variabel
3
1 dengan soal item soal yang diberikan Kesesuaian komponen pada variabel
4
2 dengan soal item soal yang diberikan Kesesuaian komponen pada variabel
5
3 dengan soal item soal yang diberikan Kesesuaian komponen pada variabel
6
4 dengan soal item soal yang diberikan Kesesuaian komponen pada variabel
7
5 dengan soal item soal yang diberikan Kesesuaian komponen pada variabel
8
6 dengan soal item soal yang diberikan
9
Kejelasan perintah pengerjaan soal
Ada beberapa 10
Kualitas pedoman penilaian
3
4
3
bagian yang belum sesuai
11
12
Bentuk muka instrumen tes yang disajikan Penggunaan bahasa Indonesia dan tata tulis baku
Jumlah skor Rerata total Skor
Urutan 3
4
4
sebaiknya diseragamkan
4
4
4
39
46
46
44
179
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 3.3 Hasil Analisis SPSS Uji Validitas a. Uji Validitas 6 Kemampuan Correlations total Total
Pearson Correlation
1
Sig. (2-tailed) N item1
42
Pearson Correlation
,360
Sig. (2-tailed)
,019
*
N item2
42
Pearson Correlation
,565
Sig. (2-tailed)
,000
**
N item3
42
Pearson Correlation
,565
Sig. (2-tailed)
,000
**
N item4
42
Pearson Correlation
,392
Sig. (2-tailed)
,010
*
N item5
42
Pearson Correlation
,676
Sig. (2-tailed)
,000
**
N item6
42
Pearson Correlation
,676
Sig. (2-tailed)
,000
**
N item7
42
Pearson Correlation
,588
Sig. (2-tailed)
,000
**
N item8
42
Pearson Correlation
,588
Sig. (2-tailed)
,000
**
N item9
42
Pearson Correlation
,413
Sig. (2-tailed)
,007
**
N item10
42
Pearson Correlation
,476
Sig. (2-tailed)
,001
**
N item11
42
Pearson Correlation
,476
Sig. (2-tailed)
,001
N
**
42
180
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
item12
Pearson Correlation
,476
Sig. (2-tailed)
,001
**
N item13
42
Pearson Correlation
,588
Sig. (2-tailed)
,000
**
N item14
42
Pearson Correlation
,588
Sig. (2-tailed)
,000
**
N item15
42
Pearson Correlation
,565
Sig. (2-tailed)
,000
**
N item16
42
Pearson Correlation
,565
Sig. (2-tailed)
,000
**
N item17
42
Pearson Correlation
,392
Sig. (2-tailed)
,010
*
N item18
42
Pearson Correlation
,676
Sig. (2-tailed)
,000
**
N item19
42
Pearson Correlation
,676
Sig. (2-tailed)
,000
**
N item20
42
Pearson Correlation
,413
Sig. (2-tailed)
,007
**
N item21
42
Pearson Correlation
,476
Sig. (2-tailed)
,001
**
N item22
42
Pearson Correlation
,476
Sig. (2-tailed)
,001
**
N item23
42
Pearson Correlation
,338
Sig. (2-tailed)
,028
*
N item24
42
Pearson Correlation
,338
Sig. (2-tailed)
,028
N
*
42
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed). **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
181
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
b. Uji Validitas Kemampuan Menjelaskan Correlations Total total
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) ,749
N Pearson Correlation Sig. (2-tailed)
,610
item3
N Pearson Correlation Sig. (2-tailed)
,610
item4
N Pearson Correlation Sig. (2-tailed)
item2
item2 ** ,610
,000
N Pearson Correlation Sig. (2-tailed)
item1
item1 ** 1 ,749
,000
42 **
42
42
42 1
,161
,000
,308 42 ,161
,000
,308
,000
,434
,308
,004
**
,004
N 42 **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
**
42 42 ** 1,000 ,282 ,071
42 ** 1,000
42 42 1 ,282 ,071
42 ,434
42
,161
,000
42 **
42
,000
42 **
,000
42
,308 **
item4 ** ,816
,000
42 1 ,161
,000
,816
item3 ** ,610
42 ,282
,282
,071
,071
42
42
42
42 1
42
42
c. Uji Validitas Kemampuan Menginterpretasi Correlations total total
Pearson Correlation
42
Pearson Correlation
,875
Sig. (2-tailed)
,000 42
Pearson Correlation
,875
Sig. (2-tailed)
,000
,699
Sig. (2-tailed)
,000
Sig. (2-tailed)
,000
42
1
**
1,000
**
1,000
,266
,089
,089
**
42 ,266
,089
,089
42
42
42 ,266
,089
,089 42
42
1 ,266
,266
,089
,089 42 1
42 1,000
**
,000 42
,266
**
,000
,266
42
,266
,699
42
42
42
42 ,699
42
**
item8
,000
,000
N Pearson Correlation
,699
,000
42
**
42
Pearson Correlation
N
,875
,000
N
item8
**
**
N
item7
item7
**
,000
N
item6
item6
**
1 ,875
Sig. (2-tailed)
item5
item5
42
42
**
1
42
42
1,000 ,000 42
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
182
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 3.4 Hasil Analisis SPSS Uji Reliabilitas a. Uji Reliabilitas 6 Kemampuan Case Processing Summary N Cases
%
Valid
42 a
Excluded
100,0
0 ,0
Total
42
100,0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics Cronbach's Alpha
N of Items
,891
24
b. Uji Reliabilitas Kemampuan Menjelaskan Case Processing Summary N Cases
%
Valid
42 a
Excluded
100,0
0 ,0
Total
42
100,0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics Cronbach's Alpha
N of Items
,602
4
c. Uji Reliabilitas Kemampuan Menginterpretasi Case Processing Summary N Cases
Valid
% 42
a
Excluded
0
Total
100,0 ,0
42
100,0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics Cronbach's Alpha ,798
N of Items 4
183
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 4.1 Tabulasi Nilai Pretest, Posttest I, dan Posttest II Kelompok kontrol Pretest Menjelaskan Indikator No Rerata Resp 1 2 3 4 1 2 2 1 1 1.50 2 2 2 2 1 1.75 3 2 2 1 3 2.00 4 2 1 1 1 1.25 5 2 1 2 1 1.50 6 2 2 1 3 2.00 7 2 1 1 1 1.25 8 2 2 2 1 1.75 9 2 1 1 1 1.25 10 2 2 3 3 2.50 11 3 1 1 1 1.50 12 2 2 1 2 1.75 13 2 1 2 1 1.50 14 2 1 1 3 1.75 15 1 2 1 1 1.25 16 2 1 3 1 1.75 17 2 1 2 1 1.50 18 2 2 3 3 2.50 19 2 1 3 3 2.25 20 2 2 1 1 1.50 21 2 2 2 3 2.25 22 2 1 2 1 1.50 23 2 2 2 1 1.75 24 2 1 2 3 2.00 25 2 2 2 2 2.00 26 2 1 1 1 1.25 27 2 2 3 1 2.00 28 3 2 3 2 2.50 29 1 1 3 1 1.50 30 1 2 3 1 1.75 31 3 2 3 2 2.50 2.00 1.55 1.90 1.65 1.77
Menginterpretasi Indikator No Rerata Resp 1 2 3 4 1 2 2 2 2 2.00 2 3 2 2 2 2.25 3 2 2 1 1 1.50 4 2 2 1 1 1.50 5 2 2 1 1 1.50 6 1 2 1 1 1.25 7 2 2 2 2 2.00 8 3 1 1 1 1.50 9 3 2 1 1 1.75 10 2 1 1 1 1.25 11 3 2 2 2 2.25 12 2 1 2 2 1.75 13 4 1 1 1 1.75 14 1 1 1 1 1.00 15 2 4 2 2 2.50 16 2 2 3 3 2.50 17 1 1 1 1 1.00 18 2 2 1 1 1.50 19 1 1 2 2 1.50 20 2 1 2 2 1.75 21 2 2 2 2 2.00 22 3 2 2 2 2.25 23 2 2 2 2 2.00 24 2 2 1 1 1.50 25 2 1 1 1 1.25 26 2 1 1 1 1.25 27 2 1 1 1 1.25 28 3 4 1 1 2.25 29 2 1 1 1 1.25 30 2 1 1 1 1.25 31 2 1 1 1 1.25 2.13 1.68 1.42 1.42 1.66
184
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Kelompok Eksperimen Pretest
No Resp 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
1 2 2 4 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 3 2 4 2 2 2 2 1 4 3 4 3 3 3 2 2.37
Menjelaskan Indikator 2 3 2 1 2 1 3 1 1 1 3 1 1 1 1 2 1 1 2 1 2 1 2 1 1 1 1 1 3 2 1 3 1 3 3 1 2 1 1 1 2 3 1 1 1 2 2 1 2 3 2 1 2 1 1 3 3 1 1 3 3 1 1.77
1.50
4 1 1 2 1 1 2 1 1 1 1 1 3 1 1 1 2 1 3 1 3 1 3 1 1 1 3 1 3 1 1 1.50
Rera ta
1.50 1.50 2.50 1.25 1.75 1.50 1.50 1.00 1.50 1.50 1.50 1.75 1.25 2.00 1.75 2.25 1.75 2.50 1.25 2.50 1.25 2.00 1.25 2.50 1.75 2.50 2.00 2.50 2.00 1.75 1.78
No Resp 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
Menginterpretasi Indikator 5 6 7 8 2 1 2 2 3 3 2 2 2 1 1 1 3 2 2 2 3 1 1 1 1 1 2 2 2 2 1 1 3 1 2 2 2 3 3 3 1 1 2 2 3 2 2 2 1 1 1 1 2 1 1 1 3 2 3 3 2 3 1 1 1 1 2 2 3 2 1 1 2 2 4 4 3 1 1 1 1 1 2 2 2 3 3 3 3 2 2 2 2 2 3 3 2 1 1 1 1 3 2 2 3 2 1 1 2 2 1 1 3 1 2 2 1 3 2 2 2 1 1 1 2.13
1.73
1.80
1.80
Rera ta
1.75 2.50 1.25 2.25 1.50 1.50 1.50 2.00 2.75 1.50 2.25 1.00 1.25 2.75 1.75 1.50 1.75 3.00 1.50 1.50 2.75 2.25 2.50 1.25 2.00 1.75 1.50 2.00 2.00 1.25 1.87
185
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Kelas Kontrol Posttest I
No Resp 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31
1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2.03
Menjelaskan Indikator 2 3 3 2 3 2 3 2 3 2 3 2 3 2 3 2 2 2 3 2 3 2 3 4 3 1 2 2 2 1 3 2 3 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 3 2 3 2 1 2 2 2 3 2 2 1 3 2 2.48
1.94
4 1 1 2 2 2 1 1 1 3 1 4 1 1 1 2 1 1 1 3 1 2 1 4 1 4 1 1 1 2 1 2
Rera ta 2.00 2.00 2.25 2.25 2.25 2.00 2.00 1.75 2.50 2.00 3.50 1.75 1.75 1.50 2.25 2.00 1.75 1.50 2.25 1.75 2.00 1.50 2.50 1.75 2.75 2.00 1.50 1.75 2.25 1.50 2.25
1.65
2.02
No Resp 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31
Menginterpretasi Indikator 5 6 7 8 2 3 2 2 2 2 2 2 2 1 3 3 2 2 2 2 2 1 1 1 2 2 3 3 3 1 1 1 2 2 1 1 2 4 2 2 2 1 1 1 3 4 2 2 2 1 2 2 3 1 2 2 2 3 2 2 1 1 2 2 2 2 2 2 2 1 1 1 2 2 3 3 2 3 2 2 2 4 2 2 2 1 2 2 2 1 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 1 1 2 2 1 1 2 2 2 2 2 2 1 1 2 2 2 2 2.03
1.90
1.84
Rera ta 2.25 2.00 2.25 2.00 1.25 2.50 1.50 1.50 2.50 1.25 2.75 1.75 2.00 2.25 1.50 2.00 1.25 2.50 2.25 2.50 1.75 1.75 1.75 2.00 2.00 2.00 1.00 1.50 2.00 1.50 2.00
1.84
1.90
186
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Kelompok Eksperimen Posttest I
No Resp 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
1 2 4 4 4 4 3 4 2 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 3.67
Menjelaskan Indikator 2 3 3 4 2 2 4 3 4 3 4 3 4 3 3 2 3 2 4 4 4 3 2 3 2 1 4 3 4 3 3 3 4 3 4 3 4 4 3 2 4 2 3 2 3 3 4 4 1 3 4 2 3 4 2 4 2 3 4 2 4 4 3.30
2.90
4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 1 4 4 4 4 4 4 4 4
Rera ta 3.25 3.00 3.50 3.75 3.75 3.50 3.25 2.75 4.00 3.75 2.75 2.75 3.75 3.75 3.5 3.75 3.75 4.00 3.00 3.50 3.25 2.50 4.00 3.00 3.50 3.75 3.25 3.25 3.50 4.00
3.87
3.43
No Resp 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
Menginterpretasi Indikator 5 6 7 8 2 4 4 4 2 2 2 2 3 2 4 4 3 4 3 3 4 3 2 2 2 2 2 2 2 3 4 4 2 2 2 2 3 4 3 3 2 4 3 3 3 3 2 2 2 2 2 2 3 3 2 2 4 2 2 2 2 4 4 4 2 4 3 3 3 2 3 3 1 2 3 3 2 4 3 3 3 3 4 4 3 4 3 3 3 3 4 4 3 3 4 4 3 3 2 2 2 3 4 4 3 4 3 3 3 4 4 4 3 4 3 3 3 2 3 3 3 3 4 4 2.63
3.07
3.03
3.03
Rera ta 3.50 2.00 3.25 3.25 2.75 2.00 3.25 2.00 3.25 3.00 2.50 2.00 2.50 2.50 3.50 3.00 2.75 2.25 3.00 3.50 3.25 3.50 3.50 2.50 3.25 3.25 3.75 3.25 2.75 3.50 2.94
187
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Kelompok Kontrol Posttest II
No Resp 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31
1 2 2 4 3 2 2 2 2 3 2 2 2 2 3 2 3 2 3 2 1 1 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2.19
Menjelaskan Indikator 2 3 2 1 1 2 2 3 2 2 2 1 2 1 2 3 2 1 2 3 1 2 2 1 2 3 2 4 1 1 2 1 1 2 1 1 2 2 1 1 3 2 3 2 2 3 2 1 2 3 1 1 2 1 2 1 2 3 2 1 2 3 3 2 1.87
1.87
4 1 1 3 2 1 1 1 2 4 2 1 1 4 1 1 1 1 3 1 2 3 2 1 3 1 3 2 1 3 1 2
Rera ta 1.50 1.50 3.00 2.25 1.50 1.50 2.00 1.75 3.00 1.75 1.50 2.00 3.00 1.50 1.50 1.75 1.25 2.50 1.25 2.00 2.25 2.25 1.50 2.50 1.50 2.00 1.75 2.00 2.00 2.00 2.25
1.81
1.94
No Resp 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31
Menginterpretasi Indikator 5 6 7 8 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 3 4 4 3 3 2 2 2 3 2 2 2 2 1 1 2 2 2 2 1 1 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 1 1 2 2 3 3 3 1 1 1 2 1 2 2 1 1 1 1 2 2 2 2 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 1 1 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 1 1 1 2 1 1 3 1 1 1 2 2 2 2 1.97
1.87
1.84
1.84
rera ta 2.00 2.00 2.00 2.50 2.25 2.00 2.00 2.25 3.25 2.50 2.25 1.50 2.00 1.50 2.00 1.75 1.50 2.50 1.50 1.75 1.00 2.00 1.00 1.75 1.50 2.00 1.75 1.50 1.25 1.50 2.00 1.88
188
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Kelompok Eksperimen Posttest II
No Resp 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
1 3 4 4 4 4 3 4 2 4 4 2 4 4 3 4 4 4 3 4 2 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 3.60
Menjelaskan Indikator 2 3 4 4 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 2 4 3 1 3 3 4 4 4 3 3 2 1 3 3 2 3 4 3 3 3 2 3 4 3 2 3 2 3 3 3 1 3 3 2 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3.03
2.93
4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 1 4 4 4 4 4 4 4 4
Rera ta 3.75 3.25 3.75 3.50 3.75 3.25 3.50 2.50 3.50 4.00 3.25 3.25 3.00 3.00 3.75 3.50 3.25 3.50 3.25 2.75 3.50 2.25 3.50 3.25 3.75 3.50 3.00 3.50 3.50 3.75
3.87
3.36
No Resp 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
Menginterpretasi Indikator 5 6 7 8 2 4 4 4 2 3 3 3 2 4 4 4 2 3 2 2 4 3 2 2 3 4 4 4 2 3 2 2 2 2 1 1 3 4 3 3 2 4 3 3 3 2 3 3 4 2 3 3 2 4 3 3 3 2 4 4 4 2 2 2 1 4 3 3 3 2 3 3 2 4 3 3 2 4 3 3 2 4 3 3 4 2 4 4 2 3 2 2 2 4 3 3 4 2 3 3 2 3 2 2 2 4 3 3 4 2 3 3 2 3 3 3 2 3 2 2 3 3 3 3 2.57
3.10
2.87
2.87
Rera ta 3.50 2.75 3.50 2.25 2.75 3.75 2.25 1.50 3.25 3.00 2.75 3.00 3.00 3.25 2.50 2.75 2.75 3.00 3.00 3.00 3.50 2.25 3.00 3.00 2.25 3.00 3.00 2.75 2.25 3.00 2.85
189
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 4.2 Rekapitulasi Nilai a. Kemampuan Menjelaskan No Resp 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31
Kontrol Eksperimen Pretest Post I Post II Selisih Pretest Post I Post II Selisih 1.50 2.00 1.50 0.50 1.50 3.25 3.75 1.75 1.75 2.00 1.50 0.25 1.50 3.00 3.25 1.50 2.00 2.25 3.00 0.25 2.50 3.50 3.75 1.00 1.25 2.25 2.25 1.00 1.25 3.75 3.50 2.50 1.50 2.25 1.50 0.75 1.75 3.75 3.75 2.00 2.00 2.00 1.50 0.00 1.50 3.50 3.25 2.00 1.25 2.00 2.00 0.75 1.50 3.25 3.50 1.75 1.75 1.75 1.75 0.00 1.00 2.75 2.50 1.75 1.25 2.50 3.00 1.25 1.50 4.00 3.50 2.50 2.50 2.00 1.75 -0.50 1.50 3.75 4.00 2.25 1.50 3.50 1.50 2.00 1.50 2.75 3.25 1.25 1.75 1.75 2.00 0.00 1.75 2.75 3.25 1.00 1.50 1.75 3.00 0.25 1.25 3.75 3.00 2.50 1.75 1.50 1.50 -0.25 2.00 3.75 3.00 1.75 1.25 2.25 1.50 1.00 1.75 3.50 3.75 1.75 1.75 2.00 1.75 0.25 2.25 3.75 3.50 1.50 1.50 1.75 1.25 0.25 1.75 3.75 3.25 2.00 2.50 1.50 2.50 -1.00 2.50 4.00 3.50 1.50 2.25 2.25 1.25 0.00 1.25 3.00 3.25 1.75 1.50 1.75 2.00 0.25 2.50 3.50 2.75 1.00 2.25 2.00 2.25 -0.25 1.25 3.25 3.50 2.00 1.50 1.50 2.25 0.00 2.00 2.50 2.25 0.50 1.75 2.50 1.50 0.75 1.25 4.00 3.50 2.75 2.00 1.75 2.50 -0.25 2.50 3.00 3.25 0.50 2.00 2.75 1.50 0.75 1.75 3.50 3.75 1.75 1.25 2.00 2.00 0.75 2.50 3.75 3.50 1.25 2.00 1.50 1.75 -0.50 2.00 3.25 3.00 1.25 2.50 1.75 2.00 -0.75 2.50 3.25 3.50 0.75 1.50 2.25 2.00 0.75 2.00 3.50 3.50 1.50 1.75 1.50 2.00 -0.25 1.75 4.00 3.75 2.25 2.50 2.25 2.25 -0.25
190
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
b. Kemampuan Menginterpretasi No Resp 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31
Kontrol Eksperimen Pretest Post I Post II Selisih Pretest Post I Post II Selisih 2.00 2.25 2.00 0.25 1.75 3.50 3.50 1.75 2.25 2.00 2.00 -0.25 2.50 2.00 2.75 -0.50 1.50 2.25 2.00 0.75 1.25 3.25 3.50 2.00 1.50 2.00 2.50 0.50 2.25 3.25 2.25 1.00 1.50 1.25 2.25 -0.25 1.50 2.75 2.75 1.25 1.25 2.50 2.00 1.25 1.50 2.00 3.75 0.50 2.00 1.50 2.00 -0.50 1.50 3.25 2.25 1.75 1.50 1.50 2.25 0.00 2.00 2.00 1.50 0.00 1.75 2.50 3.25 0.75 2.75 3.25 3.25 0.50 1.25 1.25 2.50 0.00 1.50 3.00 3.00 1.50 2.25 2.75 2.25 0.50 2.25 2.50 2.75 0.25 1.75 1.75 1.50 0.00 1.00 2.00 3.00 1.00 1.75 2.00 2.00 0.25 1.25 2.50 3.00 1.25 1.00 2.25 1.50 1.25 2.75 2.50 3.25 -0.25 2.50 1.50 2.00 -1.00 1.75 3.50 2.50 1.75 2.50 2.00 1.75 -0.50 1.50 3.00 2.75 1.50 1.00 1.25 1.50 0.25 1.75 2.75 2.75 1.00 1.50 2.50 2.50 1.00 3.00 2.25 3.00 -0.75 1.50 2.25 1.50 0.75 1.50 3.00 3.00 1.50 1.75 2.50 1.75 0.75 1.50 3.50 3.00 2.00 2.00 1.75 1.00 -0.25 2.75 3.25 3.50 0.50 2.25 1.75 2.00 -0.50 2.25 3.50 2.25 1.25 2.00 1.75 1.00 -0.25 2.50 3.50 3.00 1.00 1.50 2.00 1.75 0.50 1.25 2.50 3.00 1.25 1.25 2.00 1.50 0.75 2.00 3.25 2.25 1.25 1.25 2.00 2.00 0.75 1.75 3.25 3.00 1.50 1.25 1.00 1.75 -0.25 1.50 3.75 3.00 2.25 2.25 1.50 1.50 -0.75 2.00 3.25 2.75 1.25 1.25 2.00 1.25 0.75 2.00 2.75 2.25 0.75 1.25 1.50 1.50 0.25 1.25 3.50 3.00 2.25 1.25 2.00 2.00 0.75
191
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 4.3 Hasil Uji Normalitas Kemampuan Menjelaskan
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
N
PreKon
Post1Kon
Post2Kon
PreEks
Post1EksM
Post2EksM
Menjel
Menjel
Menjel
Menjel
enjel
enjel
31
31
31
30
30
30
Mean
1.7742
2.0242
1.9355
1.7833
3.4333
3.3583
Std. Deviation
.39976
.42502
.49146
.45832
.42004
.38665
Absolute
.173
.169
.167
.165
.175
.210
Positive
.173
.169
.167
.165
.092
.124
Negative
-.095
-.109
-.123
-.141
-.175
-.210
Kolmogorov-Smirnov Z
.963
.939
.930
.904
.956
1.148
Asymp. Sig. (2-tailed)
.312
.342
.352
.387
.320
.143
Normal Parameters
a,b
Most Extreme Differences
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test SelisihPrePostKon
SelisihPrePostEks
Menjel
Menjel
31
30
Mean
.2500
1.6500
Std. Deviation
.63246
.58575
Absolute
.145
.134
Positive
.145
.099
Negative
-.108
-.134
Kolmogorov-Smirnov Z
.808
.736
Asymp. Sig. (2-tailed)
.531
.650
N Normal Parametersa,b
Most Extreme Differences
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
192
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 4.4 Uji Perbedaan Kemampuan Awal Kemampuan Menjelaskan
Group Statistics Kelompok
N
Mean
Std. Deviation
Std. Error Mean
PreKonEks
Pretest Kontrol Menjelaskan
31
1.7742
.39976
.07180
Menjel
Pretest Eksperimen Menjelaskan
30
1.7833
.45832
.08368
Independent Samples Test Levene's Test
t-test for Equality of Means
for Equality of Variances F
Sig.
t
df
Sig. (2-
Mean
Std. Error
95% Confidence
tailed)
Difference
Difference
Interval of the Difference
PreKon
Equal
EksMe
variances
njel
assumed Equal
.761
.387
Lower
Upper
-.083
59
.934
-.00914
.11001
-.22927
.21099
-.083
57.364
.934
-.00914
.11026
-.22990
.21162
variances not assumed
193
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 4.5 Uji Selisih Skor Pretest dan Posttest Kemampuan Menjelaskan
Group Statistics Kelompok
N
Selisih
Selisih Pretest Posttest
PrePos
Kontrol Menjelaskan
tMenjel
Selisih Pretest Posttest
Mean
Std. Deviation
Std. Error Mean
31
.2500
.63246
.11359
30
1.6500
.58575
.10694
Eksperimen Menjelaskan
Independent Samples Test Levene's Test
t-test for Equality of Means
for Equality of Variances F
Sig.
t
df
Sig.
Mean
Std.
95% Confidence Interval
(2-
Difference
Error
of the Difference
tailed)
Differe
Lower
Upper
nce Selisih
Equal
PrePos
variances
tMenjel
assumed Equal
.046
.831
-8.962
59
.000
-1.40000
.15621
-1.71258
-1.08742
-8.974
58.890
.000
-1.40000
.15601
-1.71219
-1.08781
variances not assumed
194
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 4.6 Uji Kenaikan Skor Pretest – Posttest I Kemampuan Menjelaskan Paired Samples Statistics Mean Pair 1
Pair 2
N
Std. Deviation
Std. Error Mean
Post1KonMenjel
2.0242
31
.42502
.07634
PreKonMenjel
1.7742
31
.39976
.07180
Post1EksMenjel
3.4333
30
.42004
.07669
PreEksMenjel
1.7833
30
.45832
.08368
Paired Samples Correlations N
Correlation
Sig.
Pair 1
Post1KonMenjel & PreKonMenjel
31
-.175
.346
Pair 2
Post1EksMenjel & PreEksMenjel
30
.113
.553
Paired Samples Test Paired Differences Mean
Pair 1
Post1Kon
t
Std.
Std.
95% Confidence
Deviatio
Error
Interval of the
n
Mean
df
Sig. (2tailed)
Difference Lower
Upper
.25000
.63246
.11359
.01801
.48199
2.201
30
.036
1.65000
.58575
.10694
1.43128
1.86872
15.429
29
.000
Menjel PreKonM enjel Pair 2
Post1Eks Menjel PreEksMe njel
195
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 4.7
Uji Kenaikan Skor Pretest – Posttest I Kemampuan Menjelaskan (Per Indikator)
Paired Samples Statistics
Pair 1
Pair 2
Pair 3
Pair 4
Pair 5
Pair 6
Pair 7
Pair 8
Mean
N
Std. Deviation
Std. Error Mean
Post1KonMemberiContoh
2.0323
31
.17961
.03226
PreKonMemberiContoh
2.0000
31
.44721
.08032
Post1KonMemberiAlasan
2.4839
31
.62562
.11236
PreKonMemberiAlasan
1.5484
31
.50588
.09086
Post1KonMenunjukkan
1.9355
31
.51222
.09200
PreKonMenunjukkan
1.9032
31
.83086
.14923
Post1KonMenjabarkan
1.6452
31
.98483
.17688
PreKonMenjabarkan
1.6452
31
.87744
.15759
Post1EksMemberiContoh
3.6667
30
.66089
.12066
PreEksMemberiContoh
2.3667
30
.80872
.14765
Post1EksMemberiAlasan
3.3000
30
.87691
.16010
PreEksMemberiAlasan
1.7667
30
.77385
.14129
Post1EksMenunjukkan
2.9000
30
.80301
.14661
PreEksMenunjukkan
1.5000
30
.82001
.14971
Post1EksMenjabarkan
3.8667
30
.57135
.10431
PreEksMenjabarkan
1.5000
30
.82001
.14971
Paired Samples Correlations N Pair 1
Post1KonMemberiContoh &
Correlation
Sig.
31
.415
.020
31
-.129
.489
31
-.093
.617
31
-.035
.852
30
.301
.106
30
.158
.406
30
-.079
.680
30
-.368
.045
PreKonMemberiContoh Pair 2
Post1KonMemberiAlasan & PreKonMemberiAlasan
Pair 3
Post1KonMenunjukkan & PreKonMenunjukkan
Pair 4
Post1KonMenjabarkan & PreKonMenjabarkan
Pair 5
Post1EksMemberiContoh & PreEksMemberiContoh
Pair 6
Post1EksMemberiAlasan & PreEksMemberiAlasan
Pair 7
Post1EksMenunjukkan & PreEksMenunjukkan
Pair 8
Post1EksMenjabarkan & PreEksMenjabarkan
196
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Paired Samples Test Paired Differences Mean
Std.
95% Confidence
Deviation
Error
Interval of the
Mean
Pair 1
Post1KonMemberiContoh
t
Std.
df
Sig. (2tailed)
Difference Lower
Upper
.03226
.40693
.07309
-.11700
.18152
.441
30
.662
.93548
.85383
.15335
.62230
1.24867
6.100
30
.000
.03226
1.01600
.18248
-.34041
.40493
.177
30
.861
.00000
1.34164
.24097
-.49212
.49212
.000
30
1.000
1.30000
.87691
.16010
.97256
1.62744
8.120
29
.000
1.53333
1.07425
.19613
1.13220
1.93447
7.818
29
.000
1.40000
1.19193
.21762
.95493
1.84507
6.433
29
.000
2.36667
1.15917
.21163
1.93382
2.79951
11.18
29
.000
– PreKonMemberiContoh Pair 2
Post1KonMemberiAlasan – PreKonMemberiAlasan
Pair 3
Post1KonMenunjukkan – PreKonMenunjukkan
Pair 4
Post1KonMenjabarkan – PreKonMenjabarkan
Pair 5
Post1EksMemberiContoh – PreEksMemberiContoh
Pair 6
Post1EksMemberiAlasan – PreEksMemberiAlasan
Pair 7
Post1EksMenunjukkan – PreEksMenunjukkan
Pair 8
Post1EksMenjabarkan – PreEksMenjabarkan
3
197
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 4.8 Uji Besar Pengaruh Perlakuan Kemampuan Menjelaskan a.
Koefisien korelasi pada kelompok kontrol Koefisien korelasi kemampuan menjelaskan pada kelompok kontrol: √
√
√
√ √
Persentase efek pengaruh perlakuan pada kelompok kontrol Persentase pengaruh penggunaan metode inkuiri untuk kemampuan menjelaskan pada kelompok kontrol:
198
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
b. Koefisien korelasi pada kelompok eksperimen Koefisien korelasi kemampuan menjelaskan pada kelompok eksperimen: √
√
√
√ √
Persentase efek pengaruh perlakuan pada kelompok eksperimen Persentase pengaruh penggunaan metode inkuiri untuk kemampuan menjelaskan pada kelompok eksperimen:
199
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
c.
Koefisien korelasi keseluruhan √
√
√
√ √
Persentase efek pengaruh perlakuan keseluruhan
200
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 4.9 Uji Retensi Pengaruh Perlakuan Kemampuan Menjelaskan Paired Samples Statistics Mean Pair 1
Pair 2
N
Std. Deviation
Std. Error Mean
Post2KonMenjel
1.9355
31
.49146
.08827
Post1KonMenjel
2.0242
31
.42502
.07634
Post2EksMenjel
3.3583
30
.38665
.07059
Post1EksMenjel
3.4333
30
.42004
.07669
Paired Samples Correlations N Pair 1
Post2KonMenjel &
Correlation
Sig.
31
-.162
.384
30
.537
.002
Post1KonMenjel Pair 2
Post2EksMenjel & Post1EksMenjel
Paired Samples Test Paired Differences Mean
Pair 1
Post2KonMenjel -
t
Std.
Std.
95% Confidence
Deviatio
Error
Interval of the
n
Mean
df
Sig. (2tailed)
Difference Lower
Upper
-.08871
.69985
.12570
-.34542
.16800
-.706
30
.486
-.07500
.38924
.07107
-.22035
.07035
-1.055
29
.300
Post1KonMenjel Pair 2
Post2EksMenjel Post1EksMenjel
201
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 4.10 Uji Retensi Pengaruh Perlakuan Per Indikator Kemampuan Menjelaskan Paired Samples Statistics Mean
N
Std. Deviation Std. Error Mean
Post2KonMemberiContoh 2.1935 31
.60107
.10796
Post1KonMemberiContoh 2.0323 31
.17961
.03226
Post2KonMemberiAlasan
1.8710 31
.56225
.10098
Post1KonMemberiAlasan
2.4839 31
.62562
.11236
Post2KonMenunjukkan
1.8710 31
.92166
.16554
Post1KonMenunjukkan
1.9355 31
.51222
.09200
Post2KonMenjabarkan
1.8065 31
.98045
.17609
Post1KonMenjabarkan
1.6452 31
.98483
.17688
Post2EksMemberiContoh
3.6000 30
.72397
.13218
Post1EksMemberiContoh
3.6667 30
.66089
.12066
Post2EksMemberiAlasan
3.0333 30
.61495
.11227
Post1EksMemberiAlasan
3.3000 30
.87691
.16010
Post2EksMenunjukkan
2.9333 30
.82768
.15111
Post1EksMenunjukkan
2.9000 30
.80301
.14661
Post2EksMenjabarkan
3.8667 30
.57135
.10431
Post1EksMenjabarkan
3.8667 30
.57135
.10431
Pair 1
Pair 2
Pair 3
Pair 4
Pair 5
Pair 6
Pair 7
Pair 8
Paired Samples Correlations
Pair 1
Post2KonMemberiContoh &
N
Correlation
Sig.
31
-.060
.749
Post1KonMemberiContoh Pair 2
Post2KonMemberiAlasan & Post1KonMemberiAlasan
31
-.101
.589
Pair 3
Post2KonMenunjukkan & Post1KonMenunjukkan
31
-.301
.100
Pair 4
Post2KonMenjabarkan & Post1KonMenjabarkan
31
-.073
.694
Pair 5
Post2EksMemberiContoh & Post1EksMemberiContoh
30
.649
.000
Pair 6
Post2EksMemberiAlasan & Post1EksMemberiAlasan
30
.109
.567
Pair 7
Post2EksMenunjukkan & Post1EksMenunjukkan
30
.353
.056
Pair 8
Post2EksMenjabarkan & Post1EksMenjabarkan
30
.894
.000
202
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Paired Samples Test Paired Differences Mean
t 95% Confidence
(2-
Deviation
Error
Interval of the
tailed)
Difference Lower
Post2KonMemberiContoh
1
-
Sig.
Std.
Mean
Pair
df
Std.
Upper
.16129
.63754
.11450
-.07256
.39514
1.409
30
.169
-.61290
.88232
.15847
-.93654
-.28926
-3.868
30
.001
-.06452
1.18140
.21219
-.49786
.36882
-.304
30
.763
.16129
1.43983
.25860
-.36684
.68943
.624
30
.538
-.06667
.58329
.10649
-.28447
.15114
-.626
29
.536
-.26667
1.01483
.18528
-.64561
.11228
-1.439
29
.161
.03333
.92786
.16940
-.31313
.37980
.197
29
.845
.00000
.26261
.04795
-.09806
.09806
.000
29
1.000
Post1KonMemberiContoh Pair
Post2KonMemberiAlasan
2
Post1KonMemberiAlasan
Pair
Post2KonMenunjukkan -
3
Post1KonMenunjukkan
Pair
Post2KonMenjabarkan -
4
Post1KonMenjabarkan
Pair
Post2EksMemberiContoh
5
Post1EksMemberiContoh
Pair
Post2EksMemberiAlasan
6
Post1EksMemberiAlasan
Pair
Post2EksMenunjukkan -
7
Post1EksMenunjukkan
Pair
Post2EksMenjabarkan -
8
Post1EksMenjabarkan
203
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 4.11 Hasil Uji Normalitas Kemampuan Menginterpretasi One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test PreKonM
Post1KonM
Post2KonM
PreEksMe
Post1EksMe
Post2EksMe
enginter
enginter
enginter
nginter
nginter
nginter
N Normal Parameters
a,b
31
31
31
30
30
30
Mean
1.6613
1.9032
1.8790
1.8667
2.9417
2.8500
Std. Deviation
.43564
.43626
.46936
.53632
.53209
.47161
.193
.168
.173
.186
.219
.191
Most Extreme
Absolute
Differences
Positive
.193
.122
.173
.186
.114
.175
Negative
-.108
-.168
-.150
-.092
-.219
-.191
1.073
.938
.960
1.020
1.199
1.049
.199
.343
.315
.249
.113
.221
Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed) a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
N
SelisihPrePost1K
SelisihPrePost1E
onMenginter
ksMenginter 31
30
.2419
1.0750
.58979
.77167
Absolute
.160
.161
Positive
.120
.064
Negative
-.160
-.161
Kolmogorov-Smirnov Z
.893
.883
Asymp. Sig. (2-tailed)
.403
.416
Normal Parametersa,b
Mean Std. Deviation
Most Extreme Differences
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
204
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 4.12
Uji Perbedaan Kemampuan Awal Kemampuan Menginterpretasi Group Statistics
PreKonEksMenginter
Kelompok
N
Mean
Std. Deviation
Std. Error Mean
Pretest Kontrol Menginterpretasi
31
1.6613
.43564
.07824
Pretest Eksperimen Menginterpretasi
30
1.8667
.53632
.09792
Independent Samples Test Levene's Test for
t-test for Equality of Means
Equality of Variances F
Sig.
t
df
Sig.
Mean
Std.
95% Confidence
(2-
Differen
Error
Interval of the
tailed
ce
Differen
) PreKonE
Equal
ksMengin
variances
ter
assumed Equal
1.481
.228
Difference
ce
Lower
Upper
-1.644
59
.105
-.20538
.12491
-.45533
.04457
-1.639
55.847
.107
-.20538
.12534
-.45648
.04573
variances not assumed
205
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 4.13
Uji Selisih Skor Pretest dan Posttest I Kemampuan Menginterpretasi Group Statistics Kelompok
SelisihPrePostMenginter
N
Selisih Pretest Posttest Kontrol
Mean
Std.
Std. Error
Deviation
Mean
31
.2419
.58979
.10593
30
1.0750
.77167
.14089
Menginterpretasi Selisih Pretest Posttest Eksperimen Menginterpretasi
Independent Samples Test Levene's Test
t-test for Equality of Means
for Equality of Variances F
Sig.
t
df
Sig.
Mean
Std.
95% Confidence
(2-
Differen
Error
Interval of the
taile
ce
Differen
Difference
d) Selisih
Equal
PrePos
variances
tMengi
assumed
nter
Equal
1.054
.309
ce
Lower
Upper
-4.747
59
.000
-.83306
.17550
-1.18423
-.48190
-4.726
54.286
.000
-.83306
.17627
-1.18642
-.47971
variances not assumed
206
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Uji Kenaikan Skor Pretest – Posttest I Kemampuan
Lampiran 4.14
Menginterpretasi Paired Samples Statistics
Pair 1
Pair 2
Mean
N
Std. Deviation
Std. Error Mean
Post1KonMenginter
1.9032
31
.43626
.07835
PreKonMenginter
1.6613
31
.43564
.07824
Post1EksMenginter
2.9417
30
.53209
.09715
PreEksMenginter
1.8667
30
.53632
.09792
Paired Samples Correlations N
Correlation
Sig.
Pair 1
Post1KonMenginter & PreKonMenginter
31
.085
.650
Pair 2
Post1EksMenginter & PreEksMenginter
30
-.043
.820
Paired Samples Test Paired Differences Mean
Post1KonMenginter
1
– PreKonMenginter
Pair
Post1EksMenginter
2
– PreEksMenginter
df
Sig.
Std.
95% Confidence
(2-
Deviation
Error
Interval of the
tailed)
Mean
Pair
t
Std.
Difference Lower
Upper
.24194
.58979
.10593
.02560
.45827
2.284
30
.030
1.07500
.77167
.14089
.78685
1.36315
7.630
29
.000
207
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 4.15
Uji Kenaikan Skor Pretest – Posttest I Kemampuan Menginterpretasi (Per Indikator) Paired Samples Statistics
Pair 1
Pair 2
Pair 3
Pair 4
Pair 5
Pair 6
Pair 7
Pair 8
Mean
N
Std. Deviation
Std. Error Mean
Post1KonMenentukan
2.0323
31
.40693
.07309
PreKonMenentukan
2.1290
31
.67042
.12041
Post1KonMenceritakan
1.9032
31
.94357
.16947
PreKonMenceritakan
1.6774
31
.79108
.14208
Post1KonMengritisi
1.8387
31
.58291
.10469
PreKonMengritisi
1.4194
31
.56416
.10133
Post1KonMelBenangMerah
1.8387
31
.58291
.10469
PreKonMelBenangMerah
1.4194
31
.56416
.10133
Post1EksMenentukan
2.6333
30
.66868
.12208
PreEksMenentukan
2.1333
30
.77608
.14169
Post1EksMenceritakan
3.0667
30
.82768
.15111
PreEksMenceritakan
1.7333
30
.78492
.14331
Post1EksMengritisi
3.0333
30
.80872
.14765
PreEksMengritisi
1.8000
30
.80516
.14700
Post1EksMelBenangMerah
3.0333
30
.80872
.14765
PreEksMelBenangMerah
1.8000
30
.80516
.14700
Paired Samples Correlations
Pair 1
Post1KonMenentukan &
N
Correlation
Sig.
31
.351
.053
31
-.088
.638
PreKonMenentukan Pair 2
Post1KonMenceritakan & PreKonMenceritakan
Pair 3
Post1KonMengritisi & PreKonMengritisi
31
.111
.552
Pair 4
Post1KonMelBenangMerah &
31
.111
.552
30
.363
.048
30
.028
.882
PreKonMelBenangMerah Pair 5
Post1EksMenentukan & PreEksMenentukan
Pair 6
Post1EksMenceritakan & PreEksMenceritakan
Pair 7
Post1EksMengritisi & PreEksMengritisi
30
-.042
.824
Pair 8
Post1EksMelBenangMerah &
30
-.042
.824
PreEksMelBenangMerah
208
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Paired Samples Test Paired Differences Mean
t 95% Confidence
(2-
Deviation
Error
Interval of the
tailed)
Difference Lower
Post1KonMenentukan –
1
PreKonMenentukan
Pair
Post1KonMenceritakan -
2
PreKonMenceritakan
Pair
Post1KonMengritisi –
3
PreKonMengritisi
Pair
Post1KonMelBenangMerah
4
- PreKonMelBenangMerah
Pair
Post1EksMenentukan –
5
PreEksMenentukan
Pair
Post1EksMenceritakan –
6
PreEksMenceritakan
Pair
Post1EksMengritisi –
7
PreEksMengritisi
Pair
Post1EksMelBenangMerah
8
- PreEksMelBenangMerah
-.09677
Sig.
Std.
Mean
Pair
df
Std.
.65089
.11690
-
Upper .14197
-.828
30
.414
.69659
.980
30
.335
.33552 .22581
1.28348
.23052
.24498
.41935
.76482
.13737
.13882
.69989
3.053
30
.005
.41935
.76482
.13737
.13882
.69989
3.053
30
.005
.50000
.82001
.14971
.19380
.80620
3.340
29
.002
1.33333
1.12444
.20529
.91346
1.75321
6.495
29
.000
1.23333
1.16511
.21272
.79828
1.66839
5.798
29
.000
1.23333
1.16511
.21272
.79828
1.66839
5.798
29
.000
209
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 4.16 Uji Besar Pengaruh Perlakuan Kemampuan Menginterpretasi a.
Koefisien korelasi pada kelompok kontrol Koefisien korelasi kemampuan menginterpretasi pada kelompok kontrol: √
√
√
√ √
Persentase efek pengaruh perlakuan pada kelompok kontrol Persentase pengaruh penggunaan metode inkuiri untuk kemampuan menginterpretasi pada kelompok kontrol:
210
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
b. Koefisien korelasi pada kelompok eksperimen Koefisien korelasi kemampuan menginterpretasi pada kelompok eksperimen: √
√
√
√ √
Persentase efek pengaruh perlakuan pada kelompok eksperimen Persentase pengaruh penggunaan metode inkuiri untuk kemampuan menginterpretasi pada kelompok eksperimen:
211
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
c.
Koefisien Korelasi Keseluruhan √
√
√
√ √
Persentase efek pengaruh perlakuan keseluruhan
212
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran
4.17
Uji
Retensi
Pengaruh
Perlakuan
Kemampuan
Menginterpretasi Paired Samples Statistics
Pair 1
Pair 2
Mean
N
Std. Deviation
Std. Error Mean
Post2KonMenginter
1.8790
31
.46936
.08430
Post1KonMenginter
1.9032
31
.43626
.07835
Post2EksMenginter
2.8500
30
.47161
.08610
Post1EksMenginter
2.9417
30
.53209
.09715
Paired Samples Correlations
Pair 1
Post2KonMenginter &
N
Correlation
Sig.
31
.226
.222
30
.050
.794
Post1KonMenginter Pair 2
Post2EksMenginter & Post1EksMenginter
Paired Samples Test Paired Differences Mean
Post2KonMenginter
1
-
df
Sig.
Std.
95% Confidence
(2-
Deviation
Error
Interval of the
tailed)
Mean
Pair
t
Std.
Difference Lower
Upper
-.02419
.56404
.10131
-.23109
.18270
-.239
30
.813
-.09167
.69320
.12656
-.35051
.16718
-.724
29
.475
Post1KonMenginter Pair
Post2EksMenginter
2
Post1EksMenginter
213
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 4.18 Uji Retensi Pengaruh Perlakuan Per Indikator Kemampuan Menginterpretasi Paired Samples Statistics
Pair 1
Pair 2
Pair 3
Pair 4
Pair 5
Pair 6
Pair 7
Pair 8
Mean
N
Std. Deviation
Std. Error Mean
Post2KonMenentukan
1.9677
31
.54674
.09820
Post1KonMenentukan
2.0323
31
.40693
.07309
Post2KonMenceritakan
1.8710
31
.61870
.11112
Post1KonMenceritakan
1.9032
31
.94357
.16947
Post2KonMengritisi
1.8387
31
.68784
.12354
Post1KonMengritisi
1.8387
31
.58291
.10469
Post2KonMelBenangMerah
1.8387
31
.68784
.12354
Post1KonMelBenangMerah
1.8387
31
.58291
.10469
Post2EksMenentukan
2.1667
30
.46113
.08419
Post1EksMenentukan
2.6333
30
.66868
.12208
Post2EksMenceritakan
3.1000
30
.84486
.15425
Post1EksMenceritakan
3.0667
30
.82768
.15111
Post2EksMengritisi
2.7000
30
.70221
.12821
Post1EksMengritisi
3.0333
30
.80872
.14765
Post2EksMelBenangMerah
2.7000
30
.70221
.12821
Post1EksMelBenangMerah
3.0333
30
.80872
.14765
Paired Samples Correlations
Pair 1
Post2KonMenentukan &
N
Correlation
Sig.
31
.005
.979
31
.035
.852
31
.266
.149
31
.266
.149
30
.317
.088
30
.187
.321
30
.079
.678
30
.079
.678
Post1KonMenentukan Pair 2
Post2KonMenceritakan & Post1KonMenceritakan
Pair 3
Post2KonMengritisi & Post1KonMengritisi
Pair 4
Post2KonMelBenangMerah & Post1KonMelBenangMerah
Pair 5
Post2EksMenentukan & Post1EksMenentukan
Pair 6
Post2EksMenceritakan & Post1EksMenceritakan
Pair 7
Post2EksMengritisi & Post1EksMengritisi
Pair 8
Post2EksMelBenangMerah & Post1EksMelBenangMerah
214
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Paired Samples Test Paired Differences Mean
t
Std.
Std.
95% Confidence
Deviation
Error
Interval of the
Mean
Post2KonMenentukan -
1
Post1KonMenentukan
Pair
Post2KonMenceritakan -
2
Post1KonMenceritakan
Pair
Post2KonMengritisi -
3
Post1KonMengritisi
Pair
Post2KonMelBenangMerah -
4
Post1KonMelBenangMerah
Pair
Post2EksMenentukan -
5
Post1EksMenentukan
Pair
Post2EksMenceritakan -
6
Post1EksMenceritakan
Pair
Post2EksMengritisi -
7
Post1EksMengritisi
Pair
Post2EksMelBenangMerah -
8
Post1EksMelBenangMerah
Sig. (2tailed)
Difference Lower
Pair
df
Upper
-.06452
.67997
.12213
-.31393
.18490
-.528 30
.601
-.03226
1.11007
.19937
-.43944
.37492
-.162 30
.873
.00000
.77460
.13912
-.28412
.28412
.000 30
1.000
.00000
.77460
.13912
-.28412
.28412
.000 30
1.000
-.46667
.68145
.12441
-.72112
-.21221
-3.751 29
.001
.03333
1.06620
.19466
-.36479
.43146
.171 29
.865
-.33333
1.02833
.18775
-.71732
.05065
-1.775 29
.086
-.33333
1.02833
.18775
-.71732
.05065
-1.775 29
.086
215
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 4.19 Hasil Wawancara Lampiran 4.19.1 Hasil Wawancara Siswa a. Wawancara Pretest kelas eksperimen Responden I Subjek : Siswa Kelas IVA (Responden I) Setting : Ruang Kelas IVA Tanggal : 17 Oktober 2014 Baris 1
Wawancara
Koding
P :
Apakah kamu senang belajar IPA?
Alasan siswa
S1 :
tidak senang belajar IPA.
tentang minat
P :
Mengapa kamu senang/tidak senang dengan
terhadap mata pelajaran IPA? 5
S1 :
Soalnya lebih suka berhitung, kalau IPA
mata pelajaran IPA (W.S1.B1-7)
banyak mencatatnya dan bosen kalau tidak ada prakteknya. P :
Bagaimana cara guru mengajar IPA?
Metode guru
S1 :
Sering pakai papan tulis, digambar kemudian
mengajar
dijelaskan, mencatat, tanya jawab, kemudian
(WS1B8-16)
10
mengerjakan soal, soalnya dibikin sendiri sama guru, atau kadang lihat buku tematik tahun lalu, suruh ngerjain, dicocokkan, ada LKS tapi tidak 15
dipakai, dipakai kalau tengah semester baru diminta ngerjain. P :
20
S1 :
P :
Apa yang kamu rasakan saat mempelajari
Perasaan
materi dalam pelajaran IPA dengan cara
siswa
mengajar guru yang seperti itu?
terhadap
Sering melamun dan mengantuk, bosen, tidak
metode guru.
ada praktek.
(WS1B17-27)
Apakah sebelumnya guru pernah mengajarkan
216
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
materi IPA dengan percobaan? S1 : 25
Sebelumnya tidak ada praktek, bu guru pernah mengajar tentang gaya dipraktekan tetapi hanya di depan kelas, perambatan bunyi juga pernah praktek tetapi di depan kelas.
Responden II Subjek : Siswa Kelas IV (Responden II) Setting : Ruang Kelas Tanggal : 17 Oktober 2014 Baris 1
Wawancara
Koding
P :
Apakah kamu senang belajar IPA?
Alasan siswa
S2 :
Aku tidak suka belajar IPA.
tentang minat
P :
Mengapa kamu senang/tidak senang dengan
terhadap mata pelajaran IPA? 5
S2 :
Soalnya bu guru kalau pas pelajaran IPA
mata pelajaran IPA (W.S2.B1-7)
ngomong terus jadi aku lebih suka belajar berhitung. P :
Bagaimana cara guru mengajar IPA?
Metode guru
S2 :
Gag seru, dijelasin aja, susah dimengerti,
mengajar
ceramah, nyatat, tugas, tanya jawab besoknya
(WS2B8-12)
10
lagi jadi tidak pas hari itu waktu dijelaskan, Kadang suka diberi PR sama bu guru. P :
15 S2 :
Apa yang kamu rasakan saat mempelajari
Perasaan
materi dalam pelajaran IPA dengan cara
siswa
mengajar guru yang seperti itu?
terhadap
diajar dengan ceramah bosan, ngantuk,
metode guru.
Soalnya hanya mendengarkan dan tidak
(WS2B13-24)
melakukan apa-apa. P :
Apakah sebelumnya guru pernah mengajarkan
217
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
20
materi IPA dengan percobaan? S2 :
belum pernah melakukan percobaan, tidak pernah belajar membuat hipotesis, bu guru Pernah mengajak keluar kelas tetapi Cuma Satu kali saja.
Responden III Subjek : Siswa Kelas IV (Responden III) Setting : Ruang Kelas Tanggal : 17 Oktober 2014 Baris 1
Wawancara
Koding
P :
Apakah kamu senang belajar IPA?
Alasan siswa
S3 :
Aku lumayan suka belajar IPA.
tentang minat
P :
Mengapa kamu senang/tidak senang dengan
terhadap mata pelajaran IPA? 5
S3 :
karena berhubungan dengan keseharian, tetapi
mata pelajaran IPA (W.S3.B1-7)
Ada yang bikin tidak suka, pas mencatat Kadang catatannya banyak. P :
Bagaimana cara guru mengajar IPA?
Metode guru
S3 :
Hanya disuruh guru mencatat, lumayan banyak
mengajar
Catatannya dan harus ditulis semua, sering
(WS3B8-12)
10
diberi PR sama bu guru, disuruh mengerjakan Latihan yang ada di LKS, sering Tanya jawab. P :
15 S3 :
Apa yang kamu rasakan saat mempelajari
Perasaan
materi dalam pelajaran IPA dengan cara
siswa
mengajar guru yang seperti itu?
terhadap
Kalo mendengarkan terus bosan, ngobrol sama
metode guru.
Teman sebangku, sering mengantuk juga pas
(WS3B13-21)
Dijelaskan sama bu guru. P :
Apakah sebelumnya guru pernah mengajarkan
218
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
20
materi IPA dengan percobaan? S3 :
belum pernah melakukan percobaan, tidak
b. Wawancara Posttest kelas eksperimen Responden I Subjek : Siswa Kelas IV (Responden I) Setting : Ruang Kelas Tanggal : 17 Oktober 2014 Baris 1
Wawancara P :
Koding
Bagaimana perasaanmu setelah mempelajari
Perasaan dan
materi IPA dengan menggunakan inkuiri?
kemajuan
S1 :
seneng, karena suka eksperimen.
dalam belajar
P :
Apakah kamu mengalami kemajuan dalam
IPA 5
(WS1B1-9)
memahami materi IPA dibandingkan sebelumnya? S1 :
Lebih jelas waktu memakai praktek daripada Dengerin bu guru menjelaskan pas pelajaran Di kelas.
10
P :
S1 :
15
P :
Bagaimana cara guru mengajar dengan
Metode
menggunakan inkuiri?
pembelajaran
Bu guru saat menjelaskan langkah-langkah
yang
percobaan jelas dan saat menjelaskan juga
digunakan
jelas.
oleh guru.
Apakah kamu lebih senang mempelajari materi
(WS1B10-23)
IPA menggunakan inkuiri dibandingkan dengan cara yang diajarkan guru biasanya?
20
S1 :
lebih mudah dengan praktek daripada jelasin
P :
Apa alasanmu?
S1 :
karena suka eksperimen, lebih dong soalnya
219
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
melihat langsung karena kalo membayangkan susah, masih selalu inget, lebih gampang Menghafalkannya. P : 25 S1 :
P : 30 S1 :
P : 35
Apa kesulitan yang kamu temui saat guru
Kesulitan
mengajar dengan inkuiri?
belajar
Yang sulit itu kelompok karena pada ramai
menggunaka
waktu bu guru menjelaskan sehingga nilai
n inkuiri
kelompok dikurangi sama bu guru.
(WS1B24-28)
Setelah belajar inkuiri, kamu memahami
Perasaan
materi yang diajarkan?
siswa saat
Iya lebih dong, soalnya melihat langsung,
guru
Kalau membayangkan saja susah, kalau
menggunaka
Membuktikan sendiri masih selalu ingat.
n metode
Apakah kamu bosan belajar inkuiri selama
inkuiri
beberapa kali? Mengapa bosan atau tidak
(WS1B29-38)
bosan? S1 :
Gag pernah bosan, soalnya melakukan tidak Cuma mendengarkan bu guru.
P :
Apakah ketika kalian menggunakan inkuiri
Alasan
dapat membantu kamu mempelajari materi?
metode
S1 :
Iya
inkuiri
P :
Mana yang lebih mudah, belajar dengan
membantu
membuat inkuiri atau tanpa inkuiri? Mengapa
siswa dalam
demikian?
belajar.
40
45
S1 :
lebih mudah dengan praktek daripada dijelasin. (WS1B39-47) Tidak suka mendengarkan sukanya baca sama Melakukan.
220
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Responden II Subjek : Siswa Kelas IV (Responden II) Setting : Ruang Kelas Tanggal : 17 Oktober 2014 Baris 1
Wawancara P :
S2 :
Koding
Bagaimana perasaanmu setelah mempelajari
Perasaan dan
materi IPA dengan menggunakan inkuiri?
kemajuan
Senang, karena belum pernah melakukan
dalam belajar IPA
Percobaan. 5
P :
(WS2B1-12)
Apakah kamu mengalami kemajuan dalam memahami materi IPA dibandingkan sebelumnya?
S2 :
Iya mengalami kemajuan, lebih cepet hafal, sudah membuktikan, kalau membayangkan
10
susah dihafalkan, kalau ceramah susah membayangkan dan sedikit dong sedikit Tidak dong. P :
15
S2 :
P :
Bagaimana cara guru mengajar dengan
Metode
menggunakan inkuiri?
pembelajaran
langkah-langkah percobaan yang dijelaskan bu
yang
guru jelas, materi yang dijelaskan bu guru juga
digunakan
Jelas.
oleh guru.
Apakah kamu lebih senang mempelajari materi
(WS2B13-28)
IPA menggunakan inkuiri dibandingkan 20
dengan cara yang diajarkan guru biasanya? S2 :
Senang karena belum pernah percobaan.
P :
Apa alasanmu?
S2 :
lebih mudah hafal materinya karena sudah melakukan percobaan sendiri dan jelas, kalau
25
kalau dengan ceramah harus membayangkan
221
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
jadi lebih susah, bosan, ngantuk, tetapi dengan percobaan lebih seru, tidak ngantuk, jelas materinya. P :
Apa kesulitan yang kamu temui saat guru
Kesulitan
mengajar dengan inkuiri?
belajar
Kelompoknya ada yang mau bekerja tetapi ada
menggunaka
Yang tidak mau bekerja, jadi sama bu guru
n inkuiri
Dikurangi nilainya.
(WS2B29-33)
Setelah belajar inkuiri, kamu memahami
Perasaan
materi yang diajarkan?
siswa saat
S2 :
Iya lebih dong.
guru
P :
Apakah kamu bosan belajar inkuiri selama
menggunaka
beberapa kali? Mengapa bosan atau tidak
n metode
bosan?
inkuiri
Tidak bosan tetapi lebih seru, tidak ngantuk
(WS2B34-41)
30 S2 :
P : 35
40
S2 :
dan lebih jelas materinya. P :
45
Apakah ketika kalian menggunakan inkuiri
Alasan
dapat membantu kamu mempelajari materi?
metode
S2 :
Iya
inkuiri
P :
Mana yang lebih mudah, belajar dengan
membantu
membuat inkuiri atau tanpa inkuiri? Mengapa
siswa dalam
demikian?
belajar.
mudah belajar pake percobaan, karena sudah
(WS2B42-29)
S2 :
membuktikannya.
222
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Responden III Subjek : Siswa Kelas IV (Responden III) Setting : Ruang Kelas Tanggal : 17 Oktober 2014 Baris 1
Wawancara P :
S2 :
Koding
Bagaimana perasaanmu setelah mempelajari
Perasaan dan
materi IPA dengan menggunakan inkuiri?
kemajuan
Senang, soalnya lebih banyak percobaan
dalam belajar IPA
Daripada mendengarkan. 5
P :
(WS3B1-7)
Apakah kamu mengalami kemajuan dalam memahami materi IPA dibandingkan sebelumnya?
S2 :
Iya, cepat hafalnya karena sudah melakukan.
P :
Bagaimana cara guru mengajar dengan
Metode
menggunakan inkuiri?
pembelajaran
Bu guru waktu menjelaskan sudah jelas, saat
yang
Menjelaskan materi juga sudah lumayan jelas.
digunakan
Apakah kamu lebih senang mempelajari materi
oleh guru.
IPA menggunakan inkuiri dibandingkan
(WS3B8-18)
10 S2 :
P :
15
dengan cara yang diajarkan guru biasanya? S2 :
Iya
P :
Apa alasanmu?
S2 :
karena bisa mempraktekan langsung.
P :
Apa kesulitan yang kamu temui saat guru
Kesulitan
mengajar dengan inkuiri?
belajar
prakteknya ada yang susah yang merambat
menggunaka
lurus, lumayan susah saat menulis laporan,
n inkuiri
Tetapi tetap bisa.
(WS3B19-23)
Setelah belajar inkuiri, kamu memahami
Perasaan
20 S2 :
P :
223
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
25
30
materi yang diajarkan?
siswa saat
S2 :
Iya lebih dong.
guru
P :
Apakah kamu bosan belajar inkuiri selama
menggunaka
beberapa kali? Mengapa bosan atau tidak
n metode
bosan?
inkuiri
S2 :
Tidak karena lebih seru, tidak ngantuk
(WS3B24-30)
P :
Apakah ketika kalian menggunakan inkuiri
Alasan
dapat membantu kamu mempelajari materi?
metode
S2 :
Iya
inkuiri
P :
Mana yang lebih mudah, belajar dengan
membantu
membuat inkuiri atau tanpa inkuiri? Mengapa
siswa dalam
demikian?
belajar.
mudah belajar pake percobaan, karena sudah
(WS3B31-38)
35
S2 :
melakukannya.
224
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 4.19.2 Hasil Wawancara Guru Subjek
: Guru kelas IVA
Setting
: Ruang kelas IVA
Hari/ tgl
: Jumat, 17 Oktober 2014
Baris 1
4
Wawancara P : Apakah sebelumnya ibu sudah pernah
Koding Alasan
menggunakan metode inkuiri untuk
menyukai
mengajarkan suatu materi?
(W.G. B1-6)
G : Saya pernah mendengar mengenai metode Inkuiri tetapi saya belum pernah mengajar mengunakan metode inkuiri
7
P : Apa kesulitan dalam mengajarkan materi menggunakan metode inkuiri?
9
Kesulitan mengajarkan
G: Saya kesulitan dalam menyiapkan media yang
metode inkuiri
digunakan untuk percobaan siswa karena
(W.G. B7-11)
membutuhkan media yang banyak. 12
P : Bagaimana pendapat Ibu mengenai metode inkuiri?
14
Pendapat guru menganai
G: Menurut saya metode inkuiri sangat baik untuk
metode inkuiri
mengajarkan IPA, anak-anak sangat antusias
(W.G. B12-19)
dalam pembelajaran mereka dapat aktif dalam kegiatan pembelajaran terutama ketika melakukan percobaan, nilainya juga meningkat. Mereka mencoba sendiri ketika pembelajaran. 20
P : Apakah Ibu puas dengan hasil belajar menggunakan metode inkuri?
22
G: Saya sangat puas dengan hasil belajar menggunakan metode ini.
24
P : Apakah metode inkuiri efektif untuk pembelajaran?
26
G: Metode ini sangat efektif untuk mengajarkan
Kepuasan menggunakan metode inkuiri (W.G. B20-23) Keefektifan metode inkuiri (W.G. B24-30)
pembelajaran IPA, hal ini terlihat dari
225
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
peningkatan nilai IPA anak-anak. Tetapi sebaiknya metode ini ditambahkan dengan metode lain untuk menambah pemahaman anak. 31
P : Apakah ada perubahan ketika Ibu menggunakan Perubahan metode inkuiri dalam menjelaskan materi?
33
setelah
G: Ya ada perubahan, keaktifan anak-anak dan rasa menggunakan ingin tahu anak terhadap pelajaran IPA
metode inkuiri
meningkat, selain itu pemahaman anak terhadap
(W.G. B31-36)
materi pembelajaran juga meningkat. 37
P : Apakah Bapak pernah menggunakan metode Lain selain metode inkuiri?
39
G: Saya pernah menggunakan metode ceramah,
Metodemetode yang pernah
tanya jawab dan terkadang menggunakan
digunakan
metode inkuiri karena metode tersebut tidak
(W.G. B37-43)
membutuhkan persiapan yang banyak dan mudah digunakan. 44
P : Bagaimana hasil pembelajaran dengan menggunakan metode tersebut?
46
Hasil belajar siswa
G: Hasil pembelajaran anak-anak terhadap mata
menggunakan
pelajaran IPA meningkat dengan baik setelah
metode inkuiri
menggunakan metode inkuiri.
(W.G. B44-48)
226
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 5.1 Foto-foto Penelitian di SD Kanisius Wirobrajan I Yogyakarta Foto Kelas Kontrol
Guru mitra saat menjelaskan materi
Guru mitra menjelaskan materi
Guru memberikan soal latihan setelah
Siswa mengerjakan latihan soal-soal
dijelaskan
Siswa bercerita saat pembelajaran
Siswa melamun saat pelajaran
dilaksanakan
227
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Pembelajaran di kelompok eksperimen
Saat siswa diminta mengungkapkan
Hari pertama penelitian semua siswa
pendapatnya.
aktif saat percobaan
Tempat duduk siswa dibuat model
Presentasi hasil percobaan
laboratorium/ berkelompok
menggunakan gambar
Presentasi hasil dengan demonstrasi
Percobaan membuat pelangi
langsung
228
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Siswa berhasil membuat pelangi
Mempersiapkan presentasi hasil
Presentasi hasil dengan menggunakan
Evaluasi dan penguatan oleh guru mitra
gambar
229
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 5.2 Surat Keterangan Penelitian
230
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
RIWAYAT HIDUP Rossa Mystica Adellita Sari merupakan anak pertama dari pasangan Bonifatius Suwardi dan Yohana Indah Pratiwi. Lahir di Bantul, Yogyakarta pada tanggal 6 Maret 1993. Pendidikan awal dimulai di TK Indriyasana pada tahun 1997-1999. Kemudian melanjutkan pendidikan di Sekolah Dasar Kanisius Kembaran, Bantul, Yogyakarta tahun 19992005. Pendidikan dilanjutkan ke jenjang pendidikan Sekolah Menengah Pertama Negeri 2 Kasihan, Bantul, Yogyakarta, dan lulus pada tahun 2008. Kemudian penulis melanjutkan pendidikan Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Kasihan, Bantul, Yogyakarta dan lulus pada tahun 2011. Penulis melanjutkan pendidikan di Program Studi Pendidikan Sekolah Dasar di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta pada tahun 2011. Selama menempuh pendidikan di Universitas
Sanata
Dharma,
penulis
telah
mengikuti
banyak
kegiatan
kemahasiswaan. Beberapa kegiatan diantaranya yaitu sebagai berikut. No
Nama Kegiatan
Peran
Tahun
1
English Club Program For 4 Semester.
Peserta
2011
2
Seminar “Wirausaha Muda”.
Peserta
2011
3
Pergelaran Sendratari “Dewi Sri”.
Penari
2011
4
INFISA 2011
Peserta
2011
5
Kursus Mahir Dasar Kepramukaan
Peserta
2012
6
Pelatihan Pengembangan Kepribadian Mahasiswa I
Peserta
2012
7
Pelatihan Pengembangan Kepribadian Mahasiswa II
Peserta
2012
8
Pesta Rakyat Jogja
Penari
2012
9
UNA Seminar and workshop
Peserta
2012
10
Weekend Moral
Peserta
2012
11
Temu Akbar Kaum Muda Gereja Peziarahan Salib Suci Gunung
Peserta
2012
Sempu 12
Lomba Pengembangan Blog Pembelajaran
Juara I
2013
13
Public Lecture on Teaching Multiculturalism to Young People
Peserta
2013
14
Bedah buku Spiritualitas Guru Kristiani “ROH SANG GURU”.
Peserta
2013
15
Studium Generale dengan tema “Family Problems and Children’s
Peserta
2014
Motivation to Learn”
231