PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PENGARUH PENGGUNAAN METODE INKUIRI TERHADAP KEMAMPUAN MENERAPKAN DAN MENGEMBANGKAN PERSPEKTIF PADA PELAJARAN IPA DI SD KANISIUS SENGKAN YOGYAKARTA SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh: Maria Sylvia Margaretta NIM: 111134168
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2015
i
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
ii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
iii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
HALAMAN PERSEMBAHAN
Skripsi ini saya persembahkan kepada:
1. Tuhan Yesus Kristus yang selalu memberkati dan menyertai setiap langkahku, serta mendengarkan dan mengabulkan permohonanku. 2. Orangtuaku tercinta Alm. Bapak Ondi Parlindungan Simatupang, SE. dan Ibu Sumarni yang senantiasa memberikan doa, dukungan, kasih sayang, motivasi dan saran. 3. Adikku tercinta Rio Arief Prakasa dan Daniel Sam Opus Junior yang selalu memberikan semangat dan dukungan 4. Keluarga besar Trah Murmo Dikromo 5. Teman kelompok penelitian: Era dan Eden 6. Sahabat tercinta Rimba, Ria, Ayu 7. Grub B’day: Ria, Rimba, Ayu, Ninda, Danik, Eci, Rosa, Salindri 8. Almamaterku Universitas Santa Dharma
iv
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
MOTTO “Saya datang, saya bimbingan, saya ujian, saya revisi, saya menang!” “Pendidikan merupakan perlengkapan paling baik untuk hari tua.” (Aristoteles) “Musuh yang paling berbahaya di atas dunia ini adalah penakut dan bimbang. Teman yang paling setia, hanyalah keberanian dan keyakinan yang teguh.” (Andrew Jackson) “Orang-orang yang sukses telah belajar membuat diri mereka melakukan hal yang harus dikerjakan ketika hal itu memang harus dikerjakan, entah mereka menyukainya atau tidak.” (Aldus Huxley) “Hanya Kebodohan meremehkan pendidikan.” (P.Syrus) “The only source of knowledge is experience.” (Albert Einstein) “Learn from yesterday, live for today, hope for tomorrow. The important thing is not to stop questioning.” (Albert Einstein)
v
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
vi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
vii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
ABSTRAK
Margaretta, Maria Sylvia. (2015). Pengaruh penggunaan metode inkuiri terhadap kemampuan menerapkan dan mengembangkan perspektif pada pelajaran IPA di SD Kanisius Sengkan Yogyakarta. Skripsi. Yogyakarta: Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Sanata Dharma. Kata kunci: metode inkuiri, kemampuan mengembangkan perspektif, pelajaran IPA.
menerapkan,
kemampuan
Penelitian ini memiliki latar belakang untuk mengujicobakan metode inkuiri terhadap kemampuan menerapkan dan mengembangkan persepktif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan metode inkuiri terhadap 1) Kemampuan menerapkan 2) Kemampuan mengembangkan perspektif. Penelitian ini menggunakan quasi-experimental design tipe non-equivalent control group design. Populasi diambil dari siswa kelas IV dengan jumlah 82 siswa. Sampel penelitian ini adalah kelas IVA sebanyak 39 siswa sebagai kelompok eksperimen dan kelas IVB sebanyak 43 siswa sebagai kelompok kontrol. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1) penggunaan metode inkuiri berpengaruh terhadap kemampuan menerapkan. Kelompok eksperimen mendapatkan rerata skor lebih tinggi dari kelompok kontrol ditunjukkan dengan nilai M = 0,49 SE = 0,10 SD = 0,72 pada kelompok kontrol dan nilai M = 0,81 SE = 0,11 SD = 0,63 pada kelompok eksperimen. Diperoleh Sig. (2-tailed) sebesar 0,039 (atau p < 0,05) dengan nilai t(80) = -2,09. Effect size keseluruhan dengan r = 0,91 atau 82% yang setara dengan efek besar. 2) penggunaan metode inkuiri berpengaruh terhadap kemampuan mengembangkan perspektif. Kelompok eksperimen mendapatkan rerata skor lebih tinggi dari kelompok kontrol ditunjukkan dengan nilai M = 0,68 SE = 0,13 SD = 0,86 pada kelompok kontrol dan nilai M = 1,32 SE = 0,10 SD = 0,59 pada kelompok eksperimen. Diperoleh Sig. (2-tailed) sebesar 0,000 (atau p < 0,05) dengan nilai t(74,99) = -3,99. Effect size keseluruhan dengan r = 0,97 atau 94% yang setara dengan efek besar.
viii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
ABSTRACT
Margaretta, Maria Sylvia. (2015). The effect of inquiry method usage on the ability to apply and develop perspectives in science subjects in Kanisius Sengkan Yogyakarta Elementary School. Essay. Yogyakarta: Elementary School Teacher Education Study Program, Sanata Dharma University. Keywords: inquiry method, ability to apply, ability to develop perspectives, science. The background of this research is to test the inquiry method towards the ability to apply and develop perspective. This study aims to determine the effect of the use of methods of inquiry towards 1) ability to apply 2) ability to develop perspectives. This study used a non-equivalent control group type of quasy experimental design. The population was taken from the students of fourth grade that include 82 students. The sample was 39 students of the fourth A as experimental group and 43 students of fourth B as a control group. The results showed that 1) the use of inquiry method affected the ability to apply. The experimental group got higher average scores than the control group did which was demonstrated by the value of M = 0,49; SE = 0,10; SD = 0,72 in the control group, and the value of M =0,81; SE = 0,11; SD = 0,63 in the experimental group. Retrieved Sig. (2-tailed) of 0,039 (or p < 0,05) with the value of t(80) = -2,09. The overall affect size r = 0,91 or 82% which is a great effect. 2) The use of inquiry method affects the ability to develop perspectives. The experimental group got higher average scores than the control group did which was indicated by the value of M = 0,68; SE = 0,13; SD =0,86 in the control group and the value of M = 1,32; SE = 0,10; SD = 0,59 in the experimental group. Retrieved Sig. (2-tailed) of 0,000 (or p < 0,05) with the value of t(74,99) = -3,99. The overall affect size r = 0,97 or 94% which which is a great effect.
ix
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Tuhan Yesus Kristus atas segala rahmat, kasih, dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan tepat waktu. Skripsi yang berjudul “PENGARUH PENGGUNAAN METODE INKUIRI TERHADAP KEMAMPUAN MENERAPKAN DAN MENGEMBANGKAN PERSPEKTIF PADA PELAJARAN IPA DI SD KANISIUS SENGKAN YOGYAKARTA” ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Selesainya skripsi ini tidak lepas dari dukungan, bimbingan, dan kerjasama dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dengan segenap hati penulis, mengucapkan terima kasih kepada: 1.
Rohandi, Ph.D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
2.
G. Ari Nugrahanta, SJ, S.S., BST., M.A., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, sekaligus dosen pembimbing I, yang telah memberikan bimbingan, masukan yang sangat membantu dan memotivasi penulis dalam menyelesaikan karya ilmiah ini.
3.
Christiyanti Aprinastuti, S.Si., M.Pd., selaku Wakil Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang telah membantu dalam proses pembuatan karya ilmiah ini.
4.
Irine Kurniastuti, S.Psi., M.Psi., selaku dosen pembimbing II yang telah membimbing dalam pembuatan karya ilmiah ini.
5.
Agnes Herlina Dwi Hadiyanti, M.T., M.Sc., dosen pembimbing III yang telah memberikan saran yang membangun dalam pembuatan karya ilmiah ini.
6.
M. Sri Wartini , selaku Kepala Sekolah SD Kanisius Sengkan Yogyakarta yang telah memberikan dukungan serta izin kepada penulis untuk mengadakan penelitian di SD Kanisius Sengkan Yogyakarta.
7.
Kiki Ulandari Agustina Fasak, S.Pd., selaku guru IPA kelas IVA dan IVB SD Kanisius Sengkan Yogyakarta yang telah bekerja sama serta
x
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
xi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR ISI
Halaman HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................ ii HALAMAN PENGESAHAN...............................................................................iii HALAMAN PERSEMBAHAN ........................................................................ iv MOTTO .................................................................................................................v PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ............................................................ vi LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN...................................................vii ABSTRAK....................................................................................................... viii ABSTRACT........................................................................................................ ix KATA PENGANTAR ........................................................................................ x DAFTAR ISI ..................................................................................................... xi DAFTAR TABEL ............................................................................................ xv DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xvi DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xvii BAB I
PENDAHULUAN .............................................................................. 1
1.1 Latar Belakang Penelitian ...................................................................... 1 1.2 Rumusan Masalah .................................................................................. 3 1.3 Tujuan Penelitian ................................................................................... 4 1.4 Manfaat Penelitian ................................................................................. 4 1.5 Definisi Operasional .............................................................................. 5 BAB II
LANDASAN TEORI .......................................................................... 6
2.1 Kajian Pustaka ....................................................................................... 6 2.1.1 Teori-teori yang mendukung ................................................................... 6 2.1.1.1 Teori perkembangan anak ............................................................... 6 2.1.1.2 Metode Pembelajaran.........................................................................9 2.1.2 Metode Inkuiri.......................................................................................11 2.1.3 Kemampuan Menerapkan dan Kemampuan Mengembangkan Perspektif........................................................................................................15 2.1.4 Pembelajaran IPA..................................................................................16 2.1.5 Materi Pembelajaran IPA kelas IV.......................................................18 2.1.6 Hasil Penelitian Terdahulu yang Relevan..............................................19 2.1.6.1 Penelitian yang relevan tentang Metode Inkuiri ......................... 19
xii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
2.1.6.2 Penelitian yang relevan tentang Kemampuan Menerapkan ........ 21 2.1.6.3 Penelitian yang relevan tentang Kemampuan Mengembangkan Perspektif ...................................................................................... 22 2.2 Kerangka Berpikir ............................................................................... 23 2.3 Hipotesis Penelitian ............................................................................. 24 BAB III METODE PENELITIAN ............................................................... 25 3.1 Jenis Penelitian .................................................................................... 25 3.2 Setting Penelitian ................................................................................. 27 3.3 Populasi dan Sampel ............................................................................ 28 3.3.1 Populasi...............................................................................................28 3.3.2 Sampel ............................................................................................ 28 3.4 Variabel Penelitian............................................................................... 29 3.4.1 Variabel Independen (bebas)...............................................................30 3.4.2 Variabel Dependen (terikat) ............................................................. 30 3.5 Teknik Pengumpulan Data ................................................................... 30 3.6 Instrumen Penelitian ............................................................................ 33 3.7 Teknik Pengujian Instrumen ................................................................ 36 3.7.1 Validitas Instrumen............................................................................37 3.7.1.1 Validitas Konstruk (Construct Validity) ..................................... 37 3.7.1.2 Validitas Isi (Content Validity)................................................... 38 3.7.1.3 Validitas Berdasarkan Kriteria (Criterion-Related Validity) ....... 38 3.7.2 Reliabilitas Instrumen ..................................................................... 40 3.8 Teknik Analisis Data ........................................................................... 41 3.8.1 Uji Normalitas Distribusi Data ........................................................ 41 3.8.2 Uji Pengaruh Perlakuan .................................................................. 42 3.8.2.1 Uji Perbedaan Kemampuan Awal ............................................. 42 3.8.2.2 Uji Signifikansi Pengaruh Perlakuan ......................................... 43 3.8.3 Analisis Lebih Lanjut..................................................................... 44 3.8.3.1 Uji Peningkatan Skor Pretest-Posttest I..................................... 44 3.8.3.2 Uji Besar Pengaruh Perlakuan (Effect size)................................ 44 3.8.3.3 Uji Retensi Pengaruh Perlakuan ................................................ 45 3.8.3.4 Dampak Pengaruh Perlakuan .................................................... 46 3.8.3.5 Pembahasan Lebih Lanjut ......................................................... 53 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................... 48 4.1 Hasil Penelitian .................................................................................... 48 4.1.1
Implementasi Penelitian ................................................................ 48
xiii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
4.1.1.1 Deskripsi Populasi Penelitian .................................................... 48 4.1.1.2 Deskripsi Implementasi Pembelajaran ....................................... 49 4.1.2
Uji Hipotesis Penelitian I .............................................................. 52
4.1.2.1 Uji Normalitas Distribusi Data ................................................. 53 4.1.2.2 Uji Perbedaan Kemampuan Awal ............................................ 53 4.1.2.3 Uji Signifikansi Pengaruh Perlakuan ........................................ 54 4.1.2.4 Analisis Lebih Lanjut ............................................................... 56 4.1.3
Hasil Uji Hipotesis Penelitian II .................................................... 62
4.1.3.1 Uji Normalitas Distribusi Data .................................................. 63 4.1.3.2 Uji Perbedaan Kemampuan Awal ............................................. 64 4.1.3.3 Uji Signifikansi Pengaruh Perlakuan ......................................... 65 4.1.3.4 Analisis Lebih Lanjut ................................................................ 67 4.2 Pembahasan ......................................................................................... 73 4.2.1 Pengaruh Penerapan Metode Inkuiri terhadap Kemampuan Menerapkan ........................................................................................... 73 4.2.2 Pengaruh Penerapan Metode Inkuiri terhadap Kemampuan Mengembangkan Perspektif .................................................................... 75 4.2.3 Pembahasan Lebih Lanjut.………………………….......................87 BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN ......................................................... 80
5.1 Kesimpulan ......................................................................................... 80 5.2 Keterbatasan Penelitian ........................................................................ 81 5.3 Saran ................................................................................................... 81 DAFTAR REFERENSI ................................................................................... 82 LAMPIRAN ..................................................................................................... 86 CURRICULUM VITAE....................................................................................149
xiv
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR TABEL
Halaman Tabel 3.1 Pengambilan Data .............................................................................. 29 Tabel 3.2 Topik Wawancara dengan Guru.......................................................... 32 Tabel 3.3 Topik Wawancara dengan Siswa ........................................................ 32 Tabel 3.4 Pengumpulan Data ............................................................................. 33 Tabel 3.5 Matrik Pengembangan Instrumen ....................................................... 34 Tabel 3.6 Rubrik Penilaian Kemampuan Menerapkan ........................................ 35 Tabel 3.7 Rubrik Penilaian Kemampuan Mengembangkan Perspektif ................ 36 Tabel 3.8 Hasil Uji Validitas .............................................................................. 39 Tabel 3.9 Uji Reliabilitas ................................................................................... 40 Tabel 3.10 Kriteria Koefisien Reliabilitas .......................................................... 41 Tabel 4.1. Hasil Uji Normalitas pada Kemampuan Menerapkan ........................ 53 Tabel 4.2 Uji Perbedaan Kemampuan Awal Kemampuan Menerapkan ............. 54 Tabel 4.3 Perbandingan Selisih Skor Kemampuan Menerapkan ......................... 55 Tabel 4.4 Hasil Uji Peningkatan Skor Pretest ke Posttest I Menerapkan ............ 56 Tabel 4.5 Hasil Uji Peningkatan Skor Pretest-Posttest I ..................................... 57 Tabel 4.6 Hasil Uji Besar Pengaruh Perlakuan pada Kemampuan Menerapkan .. 58 Tabel 4.7 Hasil Uji Perbandingan Skor PosttestI ke PosttestIIMenerapkan ........ 59 Tabel 4.8 Hasil Uji Perbandingan Skor PosttestI ke PosttestII Menerapkan ....... 59 Tabel 4.9 Uji Normalitas Distribusi Data pada Kemampuan Mengembangkan Perspektif ...............................................................................................................64 Tabel 4.10 Uji Perbedaan Kemampuan AwalKemampuan Mengembangkan Perspektif ...............................................................................................................65 Tabel 4.11 Perbandingan Selisih Skor Kemampuan Mengembangkan Perspektif 66 Tabel 4.12 Hasil Uji Peningkatan Skor Pretest ke Posttest I Mengembangkan Perspektif ...............................................................................................................67 Tabel 4.13 Hasil Uji Peningkatan Skor Pretest ke Posttest I Mengembangkan Perspektif ...............................................................................................................68 Tabel 4.14 Hasil Uji Besar Pengaruh Perlakuan pada Kemampuan Mengembangkan Perspektif ............................................................................... 69 Tabel 4.15 Hasil Uji Perbandingan Skor Posttest I ke Posttest II Mengembangkan perspektif ...............................................................................................................69 Tabel 4.16 Hasil Uji Perbandingan Skor PosttestI ke PosttestIIMengembangkan Perspektif ...............................................................................................................70
xv
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR GAMBAR
Halaman Gambar 3.1 Desain Penelitian ............................................................................ 27 Gambar 3.2 Variabel Penelitian.......................................................................... 30 Gambar 3.3 Pemetaan Pengumpulan Data Trianggulasi ..................................... 47 Gambar 4.1 Diagram Rerata Selisih Skor Pretest dan Posttest I Kelompok Kontrol dan Eksperimen Kemampuan Menerapkan ........................................................ 56 Gambar 4.2 Grafik Retensi Pengaruh Perlakuan pada Kemampuan Menerapkan 60 Gambar 4.3 Diagram Rerata Selisih Skor Pretest dan Posttest I Kelompok Kontrol dan Eksperimen Kemampuan Mengembangkan Perspektif ................................. 66 Gambar 4.4 Grafik Retensi Pengaruh Perlakuan pada Kemampuan Mengembangkan Perspektif ............................................................................... 71
xvi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman Lampiran 1.1 Surat Izin Penelitian ..................................................................... 87 Lampiran 1.2 Surat Keterangan Melakukan Penelitian ....................................... 95 Lampiran 2.1 Silabus Kelompok Kontrol ........................................................... 96 Lampiran 2.2 Silabus Kelompok Eksperimen ..................................................... 98 Lampiran 2.3 RPP Kelompok Kontrol.............................................................. 100 Lampiran 2.4 RPP Kelompok Eksperimen ....................................................... 103 Lampiran 3.1 Lembar Kerja Siswa......................................................................106 Lampiran 3.2 Instrumen Penelitian......................................................................110 Lampiran 3.3 Kunci Jawaban...............................................................................114 Lampiran 3.4 Rubrik Penelitian Pretest dan Posttes ......................................... 118 Lampiran 3.5 Uji Expert Judgment Instrumen Penelitian .................................. 120 Lampiran 3.6 Hasil Uji Validitas ...................................................................... 121 Lampiran 3.7 Uji Reliabelitas Soal ................................................................... 123 Lampiran 4.1 Rekapitulasi Nilai ....................................................................... 124 Lampiran 4.2 Uji Normalitas Kemampuan Menerapkan................................... 130 Lampiran 4.3 Uji Perbedaan Kemampuan Awal Kemampuan Menerapkan ...... 131 Lampiran 4.4 Uji Signifikansi Pengaruh Perlakuan Kemampuan Menerapkan . 132 Lampiran 4.5 Uji Peningkatan Skor Pretest-Posttest I Kemampuan Menerapkan ................................................................................ 133 Lampiran 4.6 Uji Besar Pengaruh Perlakuan (Effect size) Kemampuan Menerapkan ..................................................................................................... 134 Lampiran 4.7 Uji Retensi Pengaruh Perlakuan Kemampuan Menerapkan ........ 136 Lampiran 4.8 Uji Normalitas Kemampuan Mengembangkan Perspektif ........... 137 Lampiran 4.9 Uji Perbedaan Kemampuan Awal Kemampuan Mengembangkan Perspektif .............................................................................................................138 Lampiran4.10 Uji Signifikansi Pengaruh Perlakuan Kemampuan Mengembangkan Perspektif .............................................................................................................139 Lampiran 4.11 Uji Peningkatan Skor Pretest-Posttest I Kemampuan Mengembangkan Perspektif ............................................................................. 140 Lampiran 4.12 Uji Besar Pengaruh Perlakuan (Effect size) Kemampuan Mengembangkan Perspektif ............................................................................. 141 Lampiran 4.13 Uji Retensi Pengaruh Perlakuan Kemampuan Mengembangkan Perspektif .............................................................................................................143
xvii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 4.14 Transkip Wawancara Guru ....................................................... 137 Lampiran 4.15 Transkip Wawancara Siswa ...................................................... 138 Lampiran 5.1 Foto Kelas Kontrol ..................................................................... 146 Lampiran 5.2 Foto Kelas Eksperimen .............................................................. 147
xviii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB I PENDAHULUAN
Bab I berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan definisi operasional.
1.1
Latar Belakang Penelitian Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) termasuk dalam lima mata pelajaran pokok
yang diajarkan di Sekolah Dasar (SD). Proses pembelajaran IPA dilakukan secara aktif, menarik, dan mengembangkan kreativitas siswa. Hal tersebut disebabkan karena pelajaran IPA merupakan pelajaran yang berhubungan dengan alam dan kehidupan sekitar siswa itu sendiri sehingga dapat menggali pengetahuan melalui pengalaman-pengalaman yang telah siswa lakukan. Sehingga pembelajaran IPA dapat menanamkan dan mengembangkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap siswa dalam kehidupan sehari-hari. Pembelajaran IPA di SD belum dikuasi oleh siswa. Artikel World Bank PBB (The World Bank, 2011: 65) menuliskan bahwa kualitas pendidikan Indonesia berada di bawah pencapaian rata-rata dibandingkan dengan negaranegara yang lain. Salah satu contoh hasil Trends in International Mathematics and Science Study (TIMSS) pada tahun 2007 menempatkan Indonesia pada posisi 36 di bidang matematika dan posisi 35 untuk bidang sains dari 49 negara. Pada tahun 2009 pernah dilakukan penelitan oleh Program for International Student Asessment (PISA) yang menunjukan hasil bahwa Indonesia berada pada peringkat 57 dari 65 negara dengan skor 371. Pada tahun 2012 juga dilakukan penelitian yang sama oleh Program for International Student Asessment (PISA) yang meneliti mengenai kesiapan remaja usia 15 tahun untuk menghadapi situasi kehidupan nyata, dan menempatkan Indonesia pada posisi 64 dari 65 negara dengan skor matematika 375, sains 382, dan membaca 396. Jadi dapat dikatakan pendidikan di Indonesia belum memiliki peran utama dan pemerintah belum berusaha untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran secara aktif agar siswa dapat menguasai semua pelajaran khususnya adalah mata pelajaran IPA. Model cara berpikir di Indonesia berbeda dengan negara-negara lain adalah
1
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
penyebabnya. Sehingga belum membuka kesempatan anak didik untuk memupuk rasa ingin tahu secara alami. Hal ini tidak akan membantu mereka mengembangkan kemampuan bertanya dan mencari jawaban berdasarkan bukti beserta mengembangkan cara berfikir ilmiah. Model cara berfikir Understanding by Design berbeda dengan cara berfikir yang ada di Indonesia. Wiggins & McTighe (2005: 5&7) mengungkapkan bahwa dalam pembelajaran, hal pertama yang perlu dikuasai siswa adalah pemahaman. Kemampuan memahami membantu siswa bukan sekedar mempelajari apa yang ada di permukaan, tetapi secara aktif mensiasati apa yang ada di balik fakta dan menemukan maknanya. Sebagaimana para penganut konstruktivisme, makna tidak bisa diajarkan tetapi harus ditemukan dan dikonstruksi sendiri oleh siswa dalam pembelajaran (Wiggins & McTighe, 2006: 103-104). Wiggins & McTighe (2005: 84) mengungkapkan bahwa pemahaman terdiri dari enam kemampuan, yaitu menjelaskan, menginterpretasi, menerapkan, mengembangkan perspektif, membangun empati, dan memahami diri. Siswa dikatakan telah mampu memahami suatu peristiwa apabila memiliki keenam kemampuan tersebut dan membuat siswa sekali memahami, seumur hidup akan selalu ingat atau tidak akan pernah lupa. Dalam penelitian ini diujicobakan metode inkuiri. Izmail (2005) menjelaskan bahwa inkuiri merupakan suatu rangkaian kegiatan pembelajaran yang melibatkan secara maksimal dan menyelidiki secara sistematis, kritis dan logis sehingga mereka dapat memenemukan sendiri pengetahuan, sikap dan keterampilan sebagai wujud adanya perubahan perilaku. Adapun Piaget mengemukakan bahwa metode inkuiri merupakan metode yang mempersiapkan peserta didik pada situasi untuk melakukan eksperimen sendiri secara luas agar melihat apa yang terjadi, ingin melakukan sesuatu, mengajukan pertanyaanpertanyaan, dan mencari jawaban sendiri, serta menghubungkan penemuan yang satu dengan penemuan yang lain, membandingkan apa yang ditemukannya dengan yang ditemukan peserta didik lain. Metode inkuiri diuji dengan menggunakan pelajaran IPA sebagai sarana penelitian. James Conant (1997: 14) mengatakan untuk mencapai tujuan dan memenuhi pendidikan IPA itu, pendekatan yang digunakan dalam proses belajar
2
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
mengajar IPA antara lain ialah: pendekatan lingkungan, pendekatan keterampilan proses, pendekatan inquiri (penyelidikan). Hendro (1992: 3) menjelaskan bahwa IPA adalah pengetahuan yang rasional dan objektif. Rasional artinya masuk akal atau logis, diterima oleh akal sehat. Objektif artinya sesuai dengan objeknya, sesuai dengan kenyataan atau sesuai dengan pengalaman pengamatan melalui panca indera. Iskandar (2001: 1-14) aspek keterampilan proses IPA yaitu: mengamati,
mengukur,
menarik
kesimpulan,
penelitian/penyelidikan,
merumuskan hipotesis, menginterprestasikan, membuat definisi operasional, melakukan eksperimen. Berdasarkan pendapat ahli tersebut metode inkuiri sesuai untuk digunakan dalam pembelajaran IPA. Penelitian ini dibatasi pada pengaruh kemampuan menerapkan dan kemampuan mengembangkan perspektif melalui metode inkuiri pada pelajaran IPA materi sifat-sifat cahaya kelas IV SD Kanisius Sengkan Yogyakarta Tahun ajaran 2014/2015. Kata kerja operasional (performance verb) dalam kemampuan menerapkan ini dapat digunakan dalam bentuk kalimat perintah yaitu menemukan, memutuskan, membuat, menggunakan. Sedangkan kata kerja operasional
(performance
verb)
yang
digunakan
dalam
kemampuan
mengembangkan perspektif yaitu mengkritisi, memberi argumen, menganalisis, membandingkan (Wiggins & McTighe, 2004: 161). Kemampuan menerapkan dan kemampuan mengembangkan perspektif diukur dari hasil pretest, posttest I, dan posttest II. Kelas yang dipakai dalam penelitian ini adalah kelas IVA sebagai kelompok eksperimen dengan jumlah 39 siswa dan kelas IVB sebagai kelompok kontrol dengan jumlah 43 siswa. Penelitian ini menggunkan kurikulum 2013 dengan tema yang diambil adalah 4.2 Selalu berhemat energi, subtema 1 yaitu macam-macam sumber energi dan pembelajaran ke-6 “sifat-sifat cahaya”.
1.2
Rumusan Masalah
1.2.1 Apakah penggunaan metode inkuiri berpengaruh terhadap kemampuan menerapkan pada mata pelajaran IPA di SD Kanisius Sengkan Yogyakarta?
3
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
1.2.2 Apakah penggunaan metode inkuiri berpengaruh terhadap kemampuan mengembangkan perspektif pada mata pelajaran IPA di SD Kanisius Sengkan Yogyakarta?
1.3
Tujuan Penelitian
1.3.1 Mengetahui pengaruh penerapan metode inkuiri terhadap kemampuan menerapkan pada mata pelajaran IPA di SD Kanisius Sengkan Yogyakarta. 1.3.2 Mengetahui pengaruh penerapan metode inkuiri terhadap kemampuan mengembangkan perspektif pada mata pelajaran IPA di SD Kanisius Sengkan Yogyakarta.
1.4
Manfaat Penelitian
1.4.1 Bagi Peneliti Penelitian ini dapat menambah wawasan baru tentang metode inkuiri terhadap kemampuan menerapkan dan kemampuan mengembangkan perspektif pada pembelajaran IPA selain menggunakan metode ceramah yang sering digunakan selama ini dalam pembelajaran di sekolah. 1.4.2 Bagi Siswa Penelitian ini dapat menambah wawasan dan pengalaman baru kepada siswa
untuk terlibat atau berperan sehingga tidak bosan
dengan
pembelajaran yang biasa digunakan. 1.4.3 Bagi Guru Penelitian ini dapat menambah wawasan baru dan menjadi masukan bagi guru SD Kanisius Sengkan Yogyakarta dalam pembelajaran dengan menggunakan metode inkuiri. 1.4.4 Bagi Sekolah Penelitian ini dapat memberikan gambaran kepada SD Kanisius Sengkan Yogyakarta tentang penggunaan dan manfaat metode inkuiri dalam pembelajaran.
4
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
1.5
Definisi Operasional
1.5.1 Metode inkuiri adalah suatu proses mencari dan menemukan sendiri jawaban terhadap suatu permasalahan melalui tujuh langkah, yaitu orientasi, merumuskan permasalahan, merumuskan hipotesis, melakukan eksperimen, menarik kesimpulan, mempresentasikan hasil, dan refleksi. 1.5.2 Metode inkuiri terbimbing adalah guru memberikan struktur yang cukup luas dalam pembelajarannya, dimana siswa melakukan penyelidikan melalui prosedur selangkah demi selangkah. 1.5.3 Kemampuan memahami adalah mampu menggunakan apa yang diketahui baik secara lisan, tulis, maupun grafis yang memiliki enam aspek kemampuan,
yaitu
menjelaskan,
menginterprestasi,
menerapkan,
mengembangkan perspektif, membangun empati, dan memahami diri. 1.5.4 Kemampuan menerapkan adalah kemampuan untuk menggunakan pengetahuan ke dalam situasi atau konteks yang berbeda dengan membuat, menciptakan, menghasilkan, dan mengujikan. Dari situ anak berinovasi dalam menerapkan atau aplikasi tampak. 1.5.5 Kemampuan mengembangkan perspektif adalah kemampuan untuk melihat sesuatu dari berbagai sudut pandang yang berbeda secara kritis dengan memunculkan insight bahwa dengan menggubah perspektif anak dapat menciptakan teori, cerita, atau aplikasi baru. 1.5.6 Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah membahas tentang gejala-gejala alam yang disusun secara sistematis yang didasarkan pada percobaan dan pengamatan yang dilakukan oleh manusia. 1.5.7 Siswa SD adalah siswa kelas IVA dan IVB di SD Sengkan Yogyakarta semester ganjil pada tahun ajaran 2014/2015 yang menjadi subjek penelitian.
5
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB II LANDASAN TEORI
Pada bab ini akan dibahas tinjauan pustaka, hasil penelitian yang relevan, kerangka berpikir dan hipotesis penelitian. Pada tinjauan pustaka akan dijelaskan mengenai teori-teori yang mendukung dan hasil penelitian yang relevan dan hasil penelitian sebelumnya, selanjutnya dirumuskan dalam kerangka berpikir dan hipotesis berupa dugaan sementara.
2.1
Kajian Pustaka
2.1.1 Teori-teori yang mendukung Teori yang mendukung merupakan teori yang berisi teori perkembangan anak, metode pembelajaran, metode inkuiri, kemampuan menerapkan dan kemampuan mengembangkan perspektif, hakikat Ilmu Pengetahuan Alam, Materi IPA. Semua teori tersebut akan diambil sebagai landasan karena disesuaikan dengan kenyataan pembelajaran yang terjadi di sekolah dasar pada umumnya. Penjelasan mengenai teori perkembangan anak akan dibahas pada subbab selanjutnya.
2.1.1.1 Teori perkembangan anak Teori piaget merupakan salah satu teori yang menjelaskan secara detail mengenai perkembangan anak dan sesuai dengan kenyataan pada perkembangan anak pada umumnya. Perkembangan kognitif Piaget tergantung pada empat faktor-faktor yaitu pertumbuhan biologis, pengalaman dengan lingkungan fisik, pengalaman dengan lingkungan sosial, dan ekuilibrasi. Ekuilibrasi mengacu pada dorongan biologis untuk menciptakan sebuah kondisi keseimbangan atau ekulibrium (atau adaptasi) yang optimal antara struktur-struktur kognitif dan lingkungan (Hergenhan, 2008: 314). Piaget (dalam Yusuf, 2008: 6) menyatakan ada empat tahap perkembangan kognitif anak yaitu: (1) tahap Sensorimotor merupakan tahap yang berlangsung sejak kelahiran sampai usia sekitar dua tahun. Pada tahap ini pengetahuan anak
6
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
diperoleh melalui interaksi fisik, baik dengan orang atau objek (benda) dengan mengkoordinasikan skema-skema yang berbentuk refleks-refleks sederhana seperti: menggenggam atau menghisap, (2) tahapan Pra-operasional merupakan tahap yang berlangsung sejak usia dua tahun sampai tujuh tahun. Anak mulai menggunakan simbol-simbol untuk mempresentasikan dunia (lingkungan) secara kognitif. Simbol-simbol tersebut seperti kata-kata dan bilangan yang dapat menggantikan objek, peristiwa dan kegiatan (tingkah laku yang tampak). (3) tahapan concrete operational (operasional konkret) merupakan tahap yang berlangsung antara umur tujuh tahun sampai sebelas tahun. Pada tahap ini anak sudah dapat membentuk operasi-operasi mental atas pengetahuan yang mereka miliki. Mereka dapat menambah, mengurangi dan mengubah. Operasi ini memungkinkannya untuk dapat memecahkan masalah secara logis. (4) tahapan Formal operational (operasional formal) merupakan tahap yang berlangsung umur sebelas tahun sapai dewasa. Operasional formal merupakan operasi mental tingkat tinggi. Anak sudah dapat berhubungan dengan peristiwa-peristiwa hipotesis atau abstrak, tidak hanya dengan objek-objek konkret. Remaja sudah bisa berpikir abstrak dan memecahkan masalah melalui pengujian alternatif yang ada.
Implikasi-implikasi
teori
Piaget
bagi
pendidik
yaitu
memahami
perkembangan kognitifnya, agar siswa tetap aktif, ciptakan ketidaksesuaian, memberikan interaksi sosial (Schunk, 2012: 330). Perkembangan berarti serangkaian perubahan progresif yang terjadi sebagai akibat dari proses kematangan dan pengalaman. Perkembangan bukan sekedar penambahan beberapa sentimeter pada tinggi badan seseorang atau peningkatan kemampuan seseorang, melainkan suatu proses integrasi dari banyak struktur dan fungsi yang kompleks. Pada psikologi perkembangan Hurlock (1980: 2&145) anak yang memiliki usia antara 6-11 tahun termasuk dalam tahapan akhir masa kanak-kanak dimana pada awal dan akhirnya, masa akhir kanak-kanak ditandai oleh kondisi yang sangat mempengaruhi penyesuaian pribadi dan penyesuaian sosial anak. Para ahli psikologi menamakan masa akhir kanak-kanak dengan usia kreatif karena anakanak menjadi konformis atau pencipta karya yang baru dan orisinal. Akhir masa kanak-kanak seringkali juga disebut usia bermain oleh ahli psikologi, bukan
7
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
karena banyaknya waktu untuk bermain melainkan luasnya minat dan kegiatan bermain. Tugas-tugas
perkembangan
akhir
masa
kanak-kanak
adalah
1)
mempelajari keterampilan fisik yang diperlukan untuk permainan-permainan yang umum, 2) membangun sikap yang sehat mengenai diri sendiri sebagai makhluk yang sedang tumbuh, 3) belajar menyesuaikan diri dengan teman-teman seusianya, 4) mulai mengembangkan peran sosial pria atau wanita yang tepat, 5) mengembangkan keterampilan-keterampilan dasar untuk membaca, menulis, dan berhitung, 6) mengembangkan pengertian-pengertian yang diperlukan untuk kehidupan sehari-hari, 7) mengembangkan hati nurani, pengertian moral, dan tata serta tingkatan nilai , 8) mengembangkan sikap terhadap kelompok-kelompok sosial dan lembaga-lembaga , 9) mencapai kebebasan pribadi. Desmita (2009: 104) berpendapat bahwa kognitif atau pemikiran adalah semua aktivitas mental yang berhubungan dengan persepsi, pikiran, ingatan, dan pengolahan informasi yang memungkinkan seseorang memperoleh pengetahuan, memecahkan masalah, dan merencanakan masa depan, atau semua proses psikologis
yang
berkaitan
dengan
bagaimana
induvidu
mempelajari,
memperhatikan, mengamati, membayangkan, memperkirakan, menilai, dan memikirkan lingkungannya. Piaget memukan beberapa konsep dan prinsip tentang sifat-sifat perkembangan kognitif anak, diantaranya: 1) anak adalah pembelajaran aktif, 2) anak mengorganisasi apa yang mereka pelajari dari pengalamannya, 3) anak menyesuaikan diri dengan lingkungan melalui proses asimilasi dan akomodasi, 4) proses ekuilibrasi menunjukkan adanya peningkatan kearah bentuk-bentuk pemikiran yang lebih kompleks. Karakteristik perkembangan kognitif peserta didik usia sekolah (Sekolah Dasar-SD) mengacu pada teori kognitif piaget, pemikiran anak-anak usia sekolah dasar masuk dalam tahapan pemikiran konkret-operasional, yaitu masa dimana aktivitas mental anak terfokus pada objek-objek yang nyata atau pada berbagai kejadian yang pernah dialaminya. Ini berarti anak usia sekolah dasar sudah memiliki kemampuan untuk berfikir melalui urutan sebab-akibat dan mulai mengenali
banyaknya
cara
yang
bisa
ditempuh dalam
menyelesaikan
8
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
permasalahan yang dihadapinya dengan menggunakan logikanya sehingga mereka dapat mengukur, menimbang, dan menghitung jumlahnya, sehingga perbedaan yang nyata tidak “membodohkan” mereka. Dalam tahapan-tahapan perkembangan kognitif oleh Piaget diatas maka anak kelas IV sekolah dasar termasuk dalam tahapan operasional konkret yaitu rata-rata berusia 10-11 tahun. Pada tahapan ini anak kelas IV ditandai dengan pertumbuhan kognitif yang luar biasa dan merupakan tahapan formatif dalam pendidikan sekolah, karena ini masanya bahasa dan penguasaan keterampilanketerampilan dasar anak-anak bertambah cepat secara drastis. Anak-anak mulai menunjukkan beberapa pemikiran abstrak, anak-anak juga memperlihatkan pikiran yang sudah tidak egosentris dan bahasanya menjadi semakin bersifat sosial. Cara berfikir anak-anak pada tahap operasional konkret dapat menggunakan pengalaman-pengalaman mereka sebagai acuan dan tidak selalu bingung dengan yang mereka pahami. Teori Piaget ini sangat berhubungan dengan inkuiri, karena anak dapat menggunakan
pengalaman-pengalaman
yang
dimiliki
untuk
membantu
memecahkan suatu permasalahan yang ditemukan secara mandiri dengan menggunakan penguasaan-penguasaan keterampilan yang dimiliki anak dan dapat menarik kesimpulan sendiri sesuai dengan tingkat pemahaman anak.
2.1.1.2 Metode Pembelajaran Sanjaya (2006: 145) metode merupakan cara yang digunaan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun tercapai secara optimal. Dengan demikian, metode dalam rangkaian sistem pembelajaran memegang peran yang sangat penting. Keberhasilan implementasi strategi pembelajaran sangat tergantung pada cara guru menggunakan metode pembelajaran, karena suatu strategi pembelajaran hanya
mungkin
dapat
diimplementasikan
melalui
penggunaan
metode
pembelajaran. Tukiran (dalam Riyanto, 2002:32) berpendapat bahwa metode pembelajaran adalah seperangkat komponen yang telah dikombinasikan secara optimal untuk kualitas pembelajaran.
9
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Sumantri
(2001:
116-142)
menjelaskan
macam-macam
metode
pembelajaran yang bisa digunakan untuk mengimpelementasikan strategi pembelajaran yaitu: (1) metode ceramah adalah cara menyajikan pelajaran melalui penuturan secara lisan atau penjelasan langsung kepada sekelompok siswa. Metode ceramah merupakan metode yang sampai saat ini sering digunakan oleh setiap guru, (2) metode tanya jawab adalah cara penyajian pelajaran dalam proses belajar mengajar melalui interaksi dua arah dari guru ke peserta didik atau dari peserta didik kepada guru agar diperoleh jawaban kepastian materi melalui jawaban lisan guru atau peserta didik, (3) metode diskusi adalah metode pembelajaran yang menghadapkan siswa pada suatu permasalahan. Tujuan utama metode ini adalah untuk memecahkan suatu permasalahan, menjawab pertanyaan, menambah dan memahami pengetahuan siswa, serta untuk membuat suatu keputusan, (4) metode kerja kelompok adalah metode mengajar dengan mengkondisikan peserta didik dalam suatu kelompok satu kesatuan dan diberikan tugas untuk dibahas dalam kelompok, (5) metode pemberian tugas adalah suatu cara interaksi belajar mngajar dengan adanya tugas dari guru untuk dikerjakan peserta didik di sekolah ataupun di rumah secara perorangan atau berkelompok, (6) metode demonstrasi adalah cara digunakan guru untuk memperagakan atau menunjukkan suatu prosedur yang harus dilakukan peserta didik yang tidak dapat dijelaskan hanya dengan kata-kata saja, (7) metode eksperimen adalah cara belajar mengajar yang melibatkan peserta didik dengan mengalami dan membuktikan sendiri proses dan hasil percobaab yang telah dilakukan, (8) metode simulasi adalah cara penyajian pengajaran dengan menggunakan situasi tiruan untuk menggambarkan situasi sebenarnya agar diperoleh pemahaman tentang hakekat suatu konsep, prinsip atau keterampilan tertentu, (9) metode inkuiri adalah cara penyajian pelajaran yang memberi kesempatan kepada peserta didik untuk menemukan informasi dengan atau tanpa bantuan guru. Beberapa metode seperti: ceramah, tanya jawab, diskusi, kerja kelompok, dan pemberian tugas ini sering sekali dilakukan oleh guru saat pembelajaran di kelas. Jarang sekai di temukan guru mengajar menggunakan metode demonstrasi, eksperimen, simulasi ataupun inkuiri. Ini karena keterbatasan pengetahuan guru atau guru memang tidak ada waktu untuk merancang pembelajaran sehingga guru
10
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
memilih menggunakan metode yang simple seperti ceramah, tanya jawab, diskusi, kerja kelompok, dan pemberian tugas. Peneliti memilih salah satu dari metode yang jarang sekali diterapkan oleh guru saat pembelajaran. Metode pembelajaran tersebut yaitu metode inkuiri yang akan dibahas lebih lanjut sebagai berikut.
2.1.2 Metode Inkuiri 1.
Pengertian Metode Inkuiri Izmail (2005) menjelaskan bahwa inkuiri merupakan suatu rangkaian
kegiatan pembelajaran yang melibatkan secara maksimal dan menyelidiki secara sistematis, kritis dan logis sehingga mereka dapat memenemukan sendiri pengetahuan, sikap dan keterampilan sebagai wujud adanya perubahan perilaku. Carin & Sund (dalam Mulyasa, 2006: 108) mengemukakan bahwa metode inquiry adalah the process of investigating a problem. Adapun Piaget mengemukakan bahwa metode inkuiri merupakan metode yang mempersiapkan peserta didik pada situasi untuk melakukan eksperimen sendiri secara luas agar melihat apa yang terjadi, ingin melakukan sesuatu, mengajukan pertanyaan-pertanyaan, dan mencari jawaban sendiri, serta menghubungkan penemuan yang satu dengan penemuan yang lain, membandingkan apa yang ditemukannya dengan yang ditemukan peserta didik lain.
2.
Prinsip Metode Inkuiri Sanjaya (2006: 197-199) berpendapat bahwa ada beberapa prinsip yang
harus diperhatikan oleh setiap guru, yaitu: (1) berorientasi pada pengembangan intelektual. Tujuan utama dari strategi inkuiri adalah pengembangan kemampuan berpikir. Selain berorientasi kepada hasil belajar pembelajaran ini juga berorientasi pada proses belajar. Keberhasilan dari proses pembelajaran dengan menggunakan metode inkuiri adalah sejauh mana siswa beraktivitas mencari dan menemukan sesuatu (yang dapat ditemukan, bukan yang tidak pasti), (2) prinsip interaksi. Pembelajaran sebagai proses interaksi berarti menempatkan guru bukan sebagai sumber belajar, tetapi sebagai pengatur lingkungan atau pengatur interaksi itu sendiri. Interaksi dalam proses pembelajaran seperti interaksi siswa maupun interaksi siswa dengan guru, bahkan interaksi antara siswa dengan lingkungan, (3)
11
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
prinsip bertanya. Peran guru dalam menggunakan pembelajaran inkuiri adalah guru sebagai penanya. Sebab, kemampuan siswa utuk menjawab setiap pertanyaan pada dasarnya sudah merupakan sebagian proses berfikir, (4) prinsip belajar untuk berfikir. Belajar bukan mengingat sejumlah fakta melainkan belajar adalah proses berpikir, yakni proses mengembangkan potensi seluruh otak, baik otak kiri maupun otak kanan. Pembelajaran berpikir adalah pemanfaatan dan penggunaan otak secara maksimal. Belajar yang hanya cenderung memanfaatkan otak kiri akan membuat anak dalam posisi “kering dan hampa”. Oleh karena itu, belajar berpikir logis dan rasional perlu didukung oleh pergerakan otak kanan, (5) prinsip keterbukaan. Belajar adalah suatu proses mencoba berbagai kemungkinan dan segala sesuatu itu mungkin terjadi. Oleh karena itu, anak perlu diberikan kebebasan untuk mencoba sesuai dengan perkembangan kemampuan logika dan nalarnya.
3.
Macam-macam Metode Inkuiri Macam-macam metode inkuiri menurut Sund & Trowbridge (dalam
Mulyana, 2006: 109) yaitu: 1) Guided inquiry (inkuiri terpimpin) merupakan pelaksanaan discovery dan inquiry dilakukan atas petunjuk dari guru. Keduanya, dimulai dari pertanyaan inti, guru mengajukan berbagai pertanyaan yang melacak, dengan tujuan untuk mengarahkan peserta didik ke titik kesimpulan yang diharapkan. Selanjutnya, siswa melakukan percobaan untuk membuktikan pendapat yang dikemukakannya, 2) Free inquiry (inkuiri bebas) yaitu peserta didik melakukan penyelidikan bebas sebagaimana seorang ilmuwan, antara lain masalah dirumuskan sendiri, penyelidikan dilakukan sendiri, dan kesimpulan diperoleh sendiri, 3) Modified free inquiry (inkuiri bebas yang dimodifikasi) yaitu masalah diajukan guru didasarkan teori yang sudah dipahami peserta didik. Tujuannya
untuk
melakukan
penyelidikan
dalam
rangka
membuktikan
kebenarannya.
12
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
4.
Metode Inkuiri Terbimbing Inkuiri terbimbing adalah langkah-langkah pembelajaran yang membantu
siswa untuk menemukan sendiri pemecahan suatu dengan pedoman berupa pertanyaan-pertanyaan yang membimbing (Mulyasa, 2006: 109). Hartono (2013: 72) menjelaskan bahwa metode inkuri terbimbing atau disebut juga “guided inquiry method” digunakan apabila di dalam kegiatan guru menyediakan bimbingan atau petunjuk yang cukup luas kepada siswa. Guru memberikan struktur yang cukup luas dalam pembelajarannya, dimana siswa melakukan penyelidikan melalui prosedur selangkah demi selangkah.
5.
Langkah-langkah Metode Inkuiri Sanjaya (2006: 199-203) adapun langkah-langkah pembelajaran metode
inkuiri secara umum yaitu: (1) orientasi. Langkah orientasi adalah langkah untuk membina suasana atau iklim pembelajaran yang responsif. Pada langkah ini guru mengkondisikan agar siswa siap melaksanakan proses pembelajaran. Guru merangsang dan mengajak siswa untuk berpikir memecahkan masalah. Langkah orientasi merupakan langkah yang sangat penting. Beberapa hal yang dapat dilakukan dalam tahap orientasi ini adalah: a) Menjelaskan topik, tujuan, dan hasil belajar yang diharapkan dapat dicapai oleh siswa. b) Menjelaskan pokok-pokok kegiatan yang harus dilakukan oleh siswa untuk mencapai tujuan. Pada tahap ini dijelaskan langkah-langkah inkuiri serta tujuan setiap langkah, mulai dari langkah merumuskan masalah sampai dengan merumuskan kesimpulan. c) Menjelaskan pentingnya topik dan kegiatan belajar. Hal ini dilakukan dalam rangka memberikan motivasi belajar siswa. (2) merumuskan masalah merupakan langkah membawa siswa pada suatu persoalan yang mengandung teka-teki. Persoalan yang disajikan adalah persoalan menantang siswa untuk berpikir memecahkan teka-teki itu. Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam merumuskan masalah, diantaranya: a) Masalah hendaknya dirumuskan sendiri oleh siswa. b) Masalah yang dikaji adalah masalah yang mengandung teka-teki yang jawabannya pasti. c) Konsep-konsep dalam masalah adalah konsep-konsep yang sudah diketahui terlebih dahulu oleh siswa. (3) merumuskan hipotesis. Hipotesis adalah jawaban sementara dari suatu permasalahan yang sedang dikaji. Kemampuan atau potensi
13
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
individu untuk berpikir pada dasarnya sudah dimiliki sejak individu itu lahir. Potensi berpikir itu dimulai dari kemampuan setiap individu untuk menebak atau mengira-ngira (berhipotesis) dari suatu permasalahan. (4) mengumpulkan data adalah aktivitas menjaring informasi yang dibutuhkan untuk menguji hipotesis yang diajukan. Dalam strategi pembelajaran inkuiri, mengumpulkan data merupakan proses mental yang sangat penting dalam pengembangan intelektual. Tugas dan peran guru dalam tahapan ini adalah mengajukan pertanyaanpertanyaan yang dapat mendorong siswa untuk berpikir mencari informasi yang dibutuhkan. (5) menguji hipotesis adalah proses menentukan jawaban yang dianggap diterima sesuai dengan data atau informasi yang diperoleh berdasarkan pengumpulan data. Yang terpenting dalam menguji hipotesis adalah mencari tingkat keyakinan siswa atas jawaban yang diberikan. Menguji hipotesis juga berarti mengembangkan kemampuan berpikir rasional. Artinya, kebenaran jawaban yang diberikan bukan hanya berdasarkan argumentasi, akan tetapi harus didukung oleh data yang ditemukan dan dapat dipertanggungjawabkan. (6) merumuskan kesimpulan adalah proses mendeskripsikan temuan yang diperoleh berdasarkan hasil pengujian hipotesis. Merumuskan kesimpulan merupakan gongnya dalam proses pembelajaran. Untuk mencapai kesimpulan yang akurat sebaiknya guru mampu menunjukkan pada siswa data mana yang relevan. (7) mengevaluasi adalah siswa menuliskan masalah-masalah yang belum di pahami atau kesulitan-kesulitan saat melakukan percobaan atau pun saat pembelajaran berlangsung.
6.
Manfaat Metode Inkuiri Kuhlthau, dkk (2007: 6-7) menjelaskan bahwa mengajar dengan
menggunakan metode inkuiri banyak memberikan keuntungan atau manfaat yaitu membantu siswa belajar tentang bagaimana cara-cara melakukan penelitian, meningkatkan daya ingat, membuat proses pengajaran menjadi “studentcentrered” sehingga dapat membantu lebih baik kearah pembentukan “konsep diri” seseorang, meningkatkan pengharapan, mengembangkan bakat, menghindari proses belajar secara menghafal, dan memberikan lebih banyak kesempatan waktu yang diperlukan oleh siswa mengasimilasi dan mengakomodasi informasi.
14
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa metode inkuiri merupakan suatu cara yang diterapkan untuk pembelajaran yang bersifat membangun atau membuat siswa itu aktif dengan mencari atau menemukan pengetahuan, sikap dan keterampilannya sendiri sehingga anak dapat belajar cara-cara melakukan penelitian, meningkatkan daya ingat, membuat proses pengajaran menjadi “student-centrered” sehingga dapat membantu lebih baik ke arah pembentukan “konsep diri” seseorang, meningkatkan pengharapan, mengembangkan bakat, menghindari proses belajar secara menghafal, dan memberikan lebih banyak kesempatan
waktu
yang
diperlukan
oleh
siswa
mengasimilasi
dan
mengakomodasi informasi.
2.1.3 Kemampuan Menerapkan dan Kemampuan Mengembangkan Perspektif Wiggins & McTighe (2006: 93) menjelaskan bahwa memahami berarti mampu menggunakan apa yang diketahui. Kemampuan menerapkan atau aplikasi adalah kemampuan untuk menggunakan pengetahuan yang dipelajari dalam situasi baru, unik, atau tak terduga dan konteks, termasuk kemampuan untuk membangun, membuat, menciptakan, melakukan, menghasilkan, memecahkan dan menguji dalam situasi yang berbeda. Dari situ kemampuan siswa melakukan inovasi dalam menerapkan atau aplikasi akan tampak. Memahami berarti mampu melihat suatu permasalahan dari perspektif yang tidak berat sebelah. Ditegaskan bahwa setiap jawaban terhadap suatu permasalahan yang kompleks mengandung suatu sudut pandang tertentu sehingga suatu jawaban yang diberikan hanyalah suatu kemungkinan saja dari beragam jawaban yang mungkin. Mengembangkan perspektif mencakup kemampuan menyusun asumsi tertentu dan sekaligus mampu menemukan asumsi-asumsi yang tersembunti. Perspektif sangatlah penting untuk memunculkan insight bahwa dengan mengubah perspektif orang dapat menciptakan teori, cerita, atau aplikasi yang baru (Wiggins & McTighe, 2006: 95). Untuk membangun kemampuan memahami maka seorang anak benarbenar mengerti enam aspek. Dari enam aspek ini peneliti menekankan pada kemampuan menerapkan dan kemampuan mengembangkan perspektif yaitu:
15
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Kemampuan menerapkan: anak dapat menerapkan dan menggunakan pengetahuan dalam konteks, mampu untuk menggunakan pengetahuan efektifnya dalam beragam, otentik dan realita, memperpanjang atau menciptakan apa yang dia tahu dengan cara yang efektif (menciptakan dalam arti berinovasi, seperti piaget membahas untuk memahami untuk menciptakan) menyesuaikan dengan apa yang dia lakukan. Kemampuan mengembangkan perspektif: mampu untuk mengkritik dan membenarkan posisi sesuai dengan sudut pandang anak itu, menggunakan keahlian dan memposisikan yang mewujudkan disiplin skeptisisme dan pengujian teori, menempatkan fakta-fakta dan teori-teori dalam konteks, tahu pertanyaan atau masalah dan menemukan jawaban atau solusi dari pengetahuan atau teori, menyimpulkan asumsi di mana ide atau teori didasarkan, tahu batas serta kekuatan ide, melihat melalui argumen atau bahasa yang bias, partisan, atau ideologi.
2.1.4 Pembelajaran IPA Conant (1997: 14) menjelaskan bahwa Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) atau sains sebagai “suatu deretan konsep serta skema konseptual yang berhubungan satu sama lain, dan yang tumbuh sebagai eksperimentasi dan observasi, serta berguna untuk diamati dan dieksperimentasikan lebih lanjut”. IPA di SD hendaknya membuka kesempatan untuk memupuk rasa ingin tahu anak didik secara alami. Hal ini akan membantu mereka mengembangkan kemampuan bertanya dan mencari jawaban atas berdasarkan bukti beserta mengembangkan cara berfikir ilmiah. Untuk mencapai tujuan dan memenuhi pendidikan IPA itu, pendekatan yang digunakan dalam proses belajar mengajar IPA antara lain ialah: pendekatan lingkungan, pendekatan keterampilan proses, pendekatan inquiri (penyelidikan), dan pendekatan terpadu (terutama di SD). Darmodjo (1992: 3) menjelaskan bahwa IPA adalah pengetahuan yang rasional dan objektif tentang alam semesta dengan segala isinya. IPA membahas tentang gejala-gejala alam yang disusun secara sistematis yang didasarkan pada percobaan dan pengamatan yang dilakukan oleh manusia. Setiap guru harus paham akan alasan mengapa IPA diajarkan di sekolah dasar. Alasan itu adalah untuk melatih anak berfikir kritis dan objektif. Pengetahuan yang benar artinya
16
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
pengetahuan yang dibenarkan menurut tolak ukur kebenaran ilmu, yaitu rasional dan objektif. Rasional artinya masuk akal atau logis, diterima oleh akal sehat. Objektif artinya sesuai dengan objeknya, sesuai dengan kenyataan atau sesuai dengan pengalaman pengamatan melalui panca indera. Hakikat Ilmu Pengetahuan Alam menurut Iskandar (2001: 1-14) yaitu: (1) IPA sebagai produk merupakan ilmu yang mempelajari peristiwa-peristiwa yang terjadi di alam. Bentuk IPA sebagai produk berupa fakta-fakta, konsep-konsep, prinsip-prinsip dan teori-teori IPA. (2) IPA sebagai proses merupakan cara kerja, cara berpikir dan cara memecahkan masalah bukan hanya sekumpulan pengetahuan, fakta-fakta, pengetahuan tentang benda-benda, makhluk-makhluk. Proses belajar IPA lebih menekankan pada keterampilan proses. Aspek keterampilan proses IPA yaitu: (a) mengamati, (b) mengukur, (c) menarik kesimpulan, (d) penelitian / penyelidikan, (e) merumuskan hipotesis, (f) menginterprestasikan,
(g)
membuat
definisi
operasional,
(h)
melakukan
eksperimen. Keterampilan proses IPA perlu diajarkan kepada anak-anak agar mendorong anak untuk mengekspresikan kreativitasnya, anak juga didorong untuk mengembangkan cara berpikir logis, dan kemampuan untuk membangkitkan penjelasan ilmiah untuk alasan yang bersifat hakiki dan praktis Cullingford (1990: 23). (3) IPA sebagai sikap yaitu menembuhkan rasa ingin tahu tentang benda, fenomena alam, makhluk hidup, serta hubungan sebab akibat yang menimbulkan masalah baru yang dapat dipecahkan melalui prosedur yang benar, IPA sebagai pengembangan sikap ilmiah, maksudnya melalui IPA mampu membangun sikapsikap ilmiah siswa. Samatowa (2011: 1-11) menjelaskan bahwa ada beberapa aspek penting yang dapat diperhatikan guru dalam memberdayakan anak melalui pembelajaran IPA adalah: (1) pentingnya memahami bahwa pada saat memulai kegiatan pembelajarannya, anak telah memiliki berbagai konsepsi, pengetahuan yang relevan dengan apa yang mereka pelajari, (2) aktivitas anak melalui berbagai kegiatan nyata dengan alam menjadi hal utama dalam pembelajaran IPA, (3) kegiatan bertanya merupakan hal penting dalam pembelajaran IPA, (4) dalam pembelajaran IPA memberikan kesempatan kepada anak untuk mengembangkan kemampuan berfikirnya dalam menjekaskan suatu masalah.
17
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa Ilmu Pengetahuan Alam adalah ilmu yang mempelajari pengetahuan tentang alam semesta dengan segala isinya. Materi IPA atau Sains lebih banyak mengajak siswa untuk bereksperimen sehingga mereka dapat belajar dengan bermain sehingga pengetahuan mudah di tangkap dan akan lebih lama dalam mengingat materi IPA.
2.1.5 Materi Pembelajaran IPA kelas IV Tema yang digunakan adalah 4.2 Selalu berhemat energi. Subtema 1 yaitu macam-macam sumber energi. Pembelajaran ke-6 “Sifat-sifat cahaya”. Ada pun penjelasan dari Rositawaty & Muharam (2008: 99-105) bahwa : A.
Sumber dan Sifat-sifat cahaya Cahaya adalah gelombang elektromagnetik yang dapat ditangkap pleh mata. Gelombang elektromagnetik adalah gelombang yang dihasilkan dari perpaduan medan listrik dan medan magnet. a.
Sumber-sumber cahaya dibagi menjadi dua yaitu: 1) sumber cahaya alamiadalah sumber cahaya yang tidak dibuat oleh manusia. Matahari adalah salah satu sumber cahaya alami. 2) sumber cahaya buatan adalah sumber cahaya yang dibuat atau diproduksi oleh manusia. Lampu listrik, lilin, dan lampu senter adalah contoh sumber cahaya buatan.
b.
Sifat-sifat cahaya Cahaya memiliki sifat merambat lurus, menembus benda bening, dapat dipantulkan dan dapat dibiaskan. 1) cahaya merambat lurus. Coba perhatikan cahaya matahari yang menyusup di antara celah jendela di pagi hari. Bila perlu matikanlah lampu ruangan. Tampak berkas-berkas cahaya lurus memasuki ruangan. Pemandangan tersebut menunjukkan cahaya bersifat merambat lurus. Terdapat tiga pola perambatan berkas cahaya. Pola-pola itu adalah berkas sinar sejajar menyebar, berkas sinar mengumpul, berkas sinar menyebar. 2) cahaya dapat menembus benda bening. Benda bening adalah benda-benda yang dapat ditembus cahaya. Benda bening akan meneruskan cahaya sehingga tampak menembus benda tersebut. Beberapa contoh benda bening adalah air
18
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
jernih, gelas kaca bening, Kristal, dan plastic mika. Kamu dapat mengetahui suatu benda merupakan benda bening atau tidak dengan melihat berkas cahaya yang berada di belakang benda tersebut. 3) cahaya dapat dipantulkan. Apa yang terjadi jika sinar senter diarahkan ke cermin, kemudian cermin diarahkan ke dinding? Sinar senter akan memantul ke dinding sehingga dapat disampulkan bahwa cahaya memiliki sifat dapat dipantulkan. Cahaya yang dapat dipantulkan oleh benda dipengaruhi oleh bentuk permukaan benda tersebut. 4) Kolam yang airnya jernih memiliki dasar kolam yang tampak lebih dangkal. Ikan yang ada di dalam kolam juga tampak mendekati permukaan. Itulah beberapa contoh pembiasan cahaya yang bisa kita temui dalam kehidupan sehari-hari. Cahaya mengalami pembiasan jika melalui dua medium
(zat
perantara
yang
dilalui
cahaya)
yang
berbeda
kerapatannya. Misalnya, cahaya yang datang dari udara ke air. B.
Manfaat cahaya bagi kehidupan Beberapa manfaat cahaya bagi kehidupan adalah manfaat cahaya di bidang kesehatan. Contohnya adalah foto rontgen, sinar laser sebagai pengganti pisau bedah, cahaya matahari juga membantu proses pembentukan vitamin D dalam tubuh kita. Manfaat cahaya di bidang industri. Contohnya adalah televisi, mesin fotokopi, kamera foto, mikroskop, teleskop, dan periskop.
2.1.6 Hasil Penelitian Terdahulu yang Relevan 2.1.6.1 Penelitian yang relevan tentang Metode Inkuiri Hendarwati
(2013)
melakukan
penelitian
yang
bertujuan
untuk
mengetahui apakah hasil belajar siswa yang mengikuiti pembelajaran dengan memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar melalui metode inkuiri lebih baik dibandingkan siswa yang mengikuti pembelajaran dengan menggunakan metode ceramah. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IV SD N 1 Sribit dengan sampel terdiri dari dua kelas (kelas eksperimen dan kelas kontrol), masing-masing berjumlah 31 siswa. Pengambilan sampel dengan menggunakan teknik random sampling. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa (1) aktivitas siswa selama kegiatan belajar mengajar mempunyai kategori baik. Hal ini
19
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
ditunjukkan oleh nilai rata-rata aktivitas siswa sebesar 3,11. (2) Hasil belajar dengan menggunakan lingkungan sebagai sumber belajar melalui metode inkuiri lebih baik dibandingkan dengan hasil belajar siswa dengan menggunakan metode ceramah. Hal ini ditunjukkan oleh nilai sig. sebesar 0,000 < 0,05 dan t hitung (6,2650) < ttabel (1,671). Nurochmah
(2007)
melakukan
penelitian
yang
bertujuan
untuk
membuktikan tingkat kemampuan proses sains pada kemampuan observasi, klasifikasi, merumuskan masalah, identifikasi variabel, dan mengendalikan variabel melalui pendekatan inkuiri dalam proses pembelajaran pada materi pokok “Sistem Pencernaan pada Manusia” dan membuktikan tingkat penguasaan konsep biologi melalui pendekatan inkuiri Dalam proses pembelajaran pada materi pokok “Sistem Pencernaan pada Manusia”. Penelitian ini menggunakan metode quasi experiment dengan pendekatan Inkuiri. Populasi penelitian adalah seluruh siswa kelas VIII SMP N 2 Temon Kulon Progo. Sampel yang dijadikan objek penelitian adalah kelas VIII A sebagai kelas perlakuan dan kelas VIII B sebagai kelas kontrol. Dari hasil penelitian disimpulkan bahwa: pembelajaran dengan pendekatan inkuiri dapat meningkatkan dengan sangat signifikan kemampuan proses sains siswa dan penguasaan konsep pada materi pokok sistem pencernaan pada manusia di SMP N 2 Temon SMP N 2 Temon Kulon Progo, hal ini dibuktikan dengan uji t yang diperoleh hasilnya t hitung 3,732 > 2,000 (p < 0,01). Hermawati (2012) melakukan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui (1) perbedaan penguasaan konsep biologi dan sikap ilmiah siswa antara siswa yang mengikuti model pembelajaran inkuiri dengan siswa yang mengikuti model pembelajaran langsung (direct instruction), (2) pengaruh interaksi antara model pembelajaran dengan minat belajar biologi siswa terhadap penguasaan konsep biologi dan sikap ilmiah siswa, (3) perbedaan penguasaan konsep biologi dan sikap ilmiah siswa antara siswa yang mengikuti model pembelajaran inkuiri dengan siswa yang mengikuti pembelajaran langsung, pada siswa yang minat belajarnya tinggi, (4) perbedaan penguasaan konsep biologi dan sikap ilmiah siswa antara siswa yang mengikuti model pembelajaran inkuiri dengan siswa yang mengikuti pembelajaran langsung, pada siswa yang minat belajarnya rendah. Penelitian
ini
merupakan
jenis
penelitian
eksperimental
semu
(Quasi
20
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Experimental) dengan rancangan The Posttest Only Control Group Design. Populasi dalam penelitian adalah semua siswa kelas X SMA Lab Undiksha semester genap tahun pelajaran 2010/2011. Penentuan sampel dengan metode simple random sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Terdapat perbedaan penguasaan konsep biologi dan sikap ilmiah siswa antara siswa yang mengikuti model pembelajaran inkuiri dengan siswa yang mengikuti model pembelajaran langsung (F= 9,264, p= 0,001 < 0,05), (2) terdapat pengaruh interaksi antara model pembelajaran dengan minat belajar biologi siswa terhadap penguasaan konsep biologi dan sikap ilmiah siswa (F = 14,428, p = 0,001 < 0,05), (3) Terdapat perbedaan penguasaan konsep biologi dan sikap ilmiah siswa antara siswa yang mengikuti model pembelajaran inkuiri dengan siswa yang mengikuti pembelajaran langsung, pada siswa yang minat belajarnya tinggi (F = 25,652, p = 0,001 < 0,05), (4) Tidak terdapat perbedaan penguasaan konsep biologi dan sikap ilmiah siswa antara siswa yang mengikuti model pembelajaran inkuiri dengan siswa yang mengikuti pembelajaran langsung, pada siswa yang minat belajarnya rendah (F = 0,650, p = 0,526 > 0,05).
2.1.6.2 Penelitian tentang Kemampuan Menerapkan Nanole (2010) melakukan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui bagaimana kemampuan guru
menerapkan keterampilan bertanya dalam
pembelajaran matematika di kelas IV SD N No. 64 Kecamatan Kota Timur Kota Gorontalo guna tercapainya tujuan pembelajaran yang baik dan efektif. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan subjek penelitian adalah guru yang mengajar di kelas IV SD N No. 64 Kota Kota Timur Kota Gorontalo. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemampuan guru dalam menerapkan keterampilan bertanya pada mata pelajaran Matematika di kelas IV SD N No. 64 Kecamatan Kota Timur Kota Gorontalo sudah dilaksanakan antara lain penyebaran, pemberian tuntunan dan penggunaan pertanyaan pelacak dengan berbagai teknik. Rusmiyati & Yulianto (2009) melakukan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui efektivitas dalam menerapkan model problem based-instruction untuk menumbuhkan keterampilan proses sains. Penelitian didisain dalam bentuk
21
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
tindakan kelas dengan mengambil pokok bahasan fluida dan dilaksanakan dalam tiga siklus. Data penelitian diperoleh melalui teknik tes mengikuti desain pre tespos tes serta teknik non tes. Teknik tes dilaksanakan dalam bentuk tes awal, tes akhir dan lembar kerja siswa. Teknik non tes dilaksanakan melalui pengamatan dengan menggunakan lembar observasi. Data penelitian diolah menggunakan analisis persentase. Hasil penelitian menunjukkan bahwa model yang diterapkan dapat menumbuhkan keterampilan proses sains sekaligus dapat meningkatkan kemampuan kognitif serta melatih sikap ilmiah siswa.
2.1.6.3 Penelitian tentang Kemampuan Mengembangkan Perspektif Fauziah (2011) melakukan penelitian yang bertujuan untuk menganalisis kemampuan guru dalam mengembangkan keterampilan berpikir kreatif di kelas V sekolah dasar. Penelitian deskriptif kuantitatif ini dilakukan di 11 buah sekolah dasar di Kota Bandung pada Tahun Ajaran 2010-2011. Subyek penelitian adalah lima orang guru tersertifikasi melalui portofolio, lima orang guru tersertifikasi melalui diklat dan lima orang guru yang tidak tersertifikasi. Hasil penelitian ini adalah guru sudah merencanakan keterampilan berpikir kreatif dalam RPP, namun sangat kurang dalam PBM dan tugas pembelajaran. Guru tersertifikasi lebih mengembangkan keterampilan berpikir
kreatif dibandingkan guru tidak
tersertifikasi. Tidak ada peran pembelajaran IPA yang berarti dalam peningkatan keterampilan berpikir kreatif siswa. Berdasarkan hasil penelitian maka direkomendasikan bahwa guru harus dipacu untuk melaksanakan pembelajaran yang lebih mengembangkan keterampilan berpikir kreatif. Variabel yang khas yang akan diteliti adalah metode inkuiri sebagai variabel independen yang diuji pengaruhnya terhadap kemampuan menerapkan dan mengembangkan perspektif sebagai variabel dependen. Jenis penelitian yang digunakan adalah quasi experimental. Populasi penelitian adalah siswa Sekolah Dasar (SD). Berikut ini Literature map dari penelitian-penelitian yang relevan hingga akhirnya dilakukan penelitian oleh peneliti.
22
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Penelitian tentang Kemampuan Menerapkan & Mengembangkan Perspektif
Penelitian tentang Metode Inkuiri
Hendarwati (2013) Inkuiri- hasil belajar siswa
Nanole (2010) Metode deskriptif kualitatifkemampuan guru menerapkan keterampilan bertanya
Nurochmah (2007) Inkuiri- Peningkatan Keterampilan Proses Sains
Rusmiyati & Yulianto (2009) Menerapkan model problem basedinstruction- menumbuhkan keterampilan proses sains
Hermawati (2012) Inkuiri- penguasaan konsep biologi dan sikap ilmiah
Fauziah (2011) Metode deskriptif kuantitatifketerampilan berpikir kreatif
Yang perlu diteliti Inkuiri- Kemampuan Menerapkan dan Mengembangkan Perspektif
2.2
Kerangka Berpikir Metode inkuiri sangat tepat dalam pembelajaran IPA karena rangkaian
kegiatan pembelajaran yang melibatkan secara maksimal dan menyelidiki secara sistematis, kritis dan logis sehingga mereka dapat memenemukan sendiri pengetahuan, sikap dan keterampilan sebagai wujud adanya perubahan perilaku. IPA di SD hendaknya membuka kesempatan untuk memupuk rasa ingin tahu anak didik secara alami. Hal ini akan membantu mereka mengembangkan kemampuan bertanya dan mencari jawaban atas berdasarkan bukti beserta mengembangkan
23
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
cara berfikir ilmiah. IPA membahas tentang gejala-gejala alam yang disusun secara sistematis yang didasarkan pada percobaan dan pengamatan yang dilakukan oleh manusia. Oleh karena itu Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan suatu mata pelajaran yang melatih/mengembangkan kemampuan menerapkan dan kemampuan mengembangkan perspektif, maka IPA bukan merupakan mata pelajaran yang bersifat hafalan. Metode inkuiri diharapkan dapat memberikan pengaruh terhadap kemampuan siswa dalam menerapkan dan mengembangkan perspektif peristiwaperistiwa yang terjadi di alam melalui pelajaran IPA. Kemampuan menerapkan adalah kemampuan untuk menggunakan pengetahuannya ke dalam situasi atau konteks
yang
berbeda.
Kemampuan
mengembangkan
perspektif
adalah
kemampuan untuk melihat sesuatu dari berbagai sudut pandang yang berbeda secara kritis. Jika metode inkuiri digunakan dalam pembelajaran IPA kelas IV di SD Kanisius Sengkan Yogyakarta, penggunaan metode inkuiri akan berpengaruh terhadap kemampuan siswa dalam menerapkan dan mengembangkan perspektif materi IPA tentang sifat-sifat cahaya.
2.3
Hipotesis Penelitian
2.3.1 Penggunaan
metode
inkuiri
berpengaruh
terhadap
kemampuan
menerapkan pada pelajaran IPA materi sifat-sifat cahaya kelas IV SD Kanisius Sengkan Yogyakarta semester gasal tahun ajaran 2014/2015. 2.3.2 Penggunaan
metode
inkuiri
berpengaruh
terhadap
kemampuan
mengembangkan perspektif pada pelajaran IPA materi sifat-sifat cahaya kelas IV SD Kanisius Sengkan Yogyakarta semester gasal tahun ajaran 2014/2015.
24
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB III METODE PENELITIAN
Bab ini akan dibahas metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini. Pembahasan metode penelitian yaitu mengenai jenis penelitian yang digunakan, setting penelitian, populasi dan sampel penelitian, variabel penelitian, instrumen penelitian, uji validitas dan uji reliabilitas instrumen, teknik pengumpulan data, dan teknik analisis data.
3.1
Jenis Penelitian Penelitian
yang
dilakukan
menggunakan
jenis
penelitian
quasi
experimental tipe non equivalent control design (Sugiyono, 2010: 114). Sugiyono (2010: 107) mengatakan bahwa penelitian eksperimen merupakan metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan/treatment tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendali. Penelitian ini termasuk dalam penelitian quasi experimental karena penelitian ini menggunakan desain penelitian dua kelompok, yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dengan pemilihan sampel tidak dilakukan secara random, namun dilaksanakan secara diundi untuk kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol. Treatment (perlakuan) yang dilaksanakan hanya pada salah satu kelompok saja dan yang lain tidak diberikan treatment (perlakuan). Sukmadinata (2008: 194) mengungkapkan bahwa penelitian eksperimental merupakan pendekatan penelitian kuantitatif yang paling mudah, dalam arti memenuhi semua persyaratan untuk menguji hubungan sebab-akibat. Pendekatan penelitian ini banyak digunakan dalam penelitian-penelitian sains atau ilmu kealaman, sebab memang awal pengembangannya adalah dalam bidang tersebut. Penelitian eksperimental merupakan pendekatan penelitian yang cukup khas. Kekhasan tersebut diperlihatkan oleh dua hal, pertama penelitian eksperimen menguji secra langsung suatu variabel terhadap variabel lain, kedua menguji hipotesis hubungan sebab-akibat. Sukmadinata (2008: 207) mengatakan bahwa eksperimen kuasi bukan merupakan eksperimen murni tetapi seperti murni, seolah-olah murni. Eksperimen ini biasa juga disebut eksperimen semu. Karena
25
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
berbagai hal, terutama berkenaan dengan pengontrolan variabel, kemungkinan sukar sekali dapat digunakan eksperimen murni. Eksperimen kuasi bisa digunakan minimal kalau dapat mengontrol satu variabel saja meskipun dalam bentuk matching, atau memasangkan/menjodohkan karakteristik, kalau bisa random lebih baik. Ada empat bentuk desain eksperimen menurut Sugiyono (2010: 107) yaitu pre-experimental design, true experimental design, factorial design dan quasi experimental design. Sugiyono (2010: 114) menyatakan bahwa kuasi eksperimen digunakan karena pada kenyataannya sulit mendapatkan kelompok kontrol yang digunakan untuk penelitian. Terdapat dua bentuk desain kuasi eksperimen yaitu Time-Series Design merupakan kelompok yang digunakan untuk penelitian tidak dapat dipilih secara random. Sebelum diberi perlakuan, kelompok diberi pretest sampai empat kali, dengan maksud untuk mengetahui kestabilan dan kejelasan keadaan kelompok sebelum diberikan perlakuan. Desain penelitian ini hanya menggunakan satu kelompok saja, sehingga tidak memerlukan kelompok kontrol. Non Equivalent Control Group Design hampir sama dengan pretest-posttest control group design, hanya pada desain ini kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol tidak dipilih secara random. Penelitian ini disebut quasi experimental karena kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dipilih secara tidak random. Peneliti memilih jenis penelitian quasi experimental karena jenis penelitian memiliki dua kelompok yaitu kelompok eksperimen dan kontrol dengan pemilihannya dilakukan secara diundi. Kelompok eksperimen dan kelompok kontrol pertama kali diberi pretest untuk mengetahui keadaan awal perbedaan dari masing-masing kelompok eksperimen dan kelompok kontrol sebelum diberikan treatment atau perlakuan, setelah mendapatkan treatment atau perlakuan, kedua kelompok diberi posttest I untuk mengetahui keadaan setelah mendapatkan treatment atau perlakuan. Treatment atau perlakuan yang diberikan kepada kelompok eksperimen adalah metode inkuiri sedangkan, kelompok kontol menggunakan metode ceramah. Tahap selanjutnya, kurang lebih 3 minggu setelah diberikan treatment, siswa kembali diberikan posttest II untuk mengetahui retensi pengaruh perlakuan. Pengaruh perlakuan dapat dihitung dengan cara: (O2 – O1) – (O4 – O3). Adapun
26
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
penelitian dengan tipe non equivalent control design dapat dilihat pada gambar berikut: O1
X
O3
O2
O4
Gambar 3.1 Desain Penelitian (Dimodifikasikan dari Cohen, 20: 276)
Keterangan : O1
= hasil observasi pretest kelompok eksperimen
O2
= hasil observasi posttest kelompok eksperimen
O3
= hasil observasi pretest kelompok kontrol
O4
= hasil observasi posttest kelompok kontrol
X
= treatment atau perlakuan dengan metode inkuiri
3.2
Setting Penelitian Penelitian ini dilakukan di SD Kanisius Sengkan yang beralamat di Jalan
Kaliurang km 7, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta. Waktu penelitian ini dilaksanakan pada bulan September
2014 bersamaan dengan Program
Pengalaman Lapangan (PPL) di SD Kanisius Sengkan. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IVA dengan jumlah 39 siswa dan kelas IVB dengan jumlah siswa 43 siswa. Objek penelitian ini adalah pengaruh penggunaan metode inkuiri terhadap kemampuan menerapkan dan mengembangkan perspektif pada materi sifat-sifat cahaya. Peneliti memilih SD Kanisius Sengkan sebagai tempat penelitian karena di SD Kanisius Sengkan memiliki banyak kelas paralel dengan kemampuan siswa yang sangat beragam. Siswa di SD Kanisius Sengkan memiliki prestasi yang tidak terlalu tinggi dan tidak terlalu rendah. Selain itu, jumlah siswa yang besar yaitu lebih dari 30 siswa dan siswa yang bersekolah di SD Kanisius Sengkan berasal dari latar belakang keluarga yang beragam yaitu menengah ke bawah sampai menegah ke atas.
27
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
3.3
Populasi dan Sampel
3.3.1 Populasi Sugiyono (2010: 117) menjelaskan bahwa populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang diterapkan oleh penelitian untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV SD Kanisius Sengkan Yogyakarta semester ganjil tahun pelajaran 2014/2015. SD Kanisius Sengkan beralamat di Jalan Kaliurang km 7, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta. Peneliti memilih SD Kanisius Sengkan Yogyakarta karena penelitian ini bersamaan dengan Program Pengalaman Lapangan (PPL) yang diselenggarakan dari kampus. Selain itu SD Kanisius Sengkan Yogyakarta mempunyai kelas yang paralel sehingga dapat digunakan untuk penelitian jenis eksperimen, karena dalam penelitian eksperimen membutuhkan lebih kelas yaitu sebagai kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dengan jumlah siswa masing-masing kelas lebih dari 30 siswa. 3.3.2 Sampel Sugiyono (2010: 118) menjelaskan bahwa sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Ari Kunto (dalam Taniredja, 2011: 34) sampel dapat diartikan sebagaian atau wakil populasi yang diteliti. Sampel dari penelitian ini adalah jumlah keseluruhan siswa kelas IVA dan seluruh siswa kelas IVB yang dijadikan sebagai sumber data dalam penelitian. Siswa kelas IVA sebagai kelompok eksperimen yang terdiri atas 39 siswa terdiri dari 19 siswa laki-laki dan 20 siswa perempuan dan kelas IVB sebagai kelompok kontrol yang terdiri dari atas 43 siswa terdiri dari 25 siswa laki-laki dan 18 siswa perempuan. Kegiatan pembelajaran di kelompok kontrol dan kelompok eksperimen dibimbing oleh satu guru mitra. Jika berbeda guru akan mempengaruhi
hasil
eksperimen.
Peneliti
melakukan
pengamatan
dan
dokumentasi selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Teknik sampling merupakan teknik pengambilan sampel yang akan digunakan untuk menentukan sampel. Ada berbagai teknik sampling yang digunakan (Sugiyono, 2011: 121).
Penelitian ini menggunakan nonrandom
sampling jenis purposive sampling. Hadi (2004: 186) menyatakan bahwa
28
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
purposive sampling merupakan pemilihan kelompok subyek didasarkan atas ciriciri atau sifat-sifat populasi yang sudah diketahui sebelumnya. Nama purposive sampling menunjukkan bahwa teknik ini digunakan untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu. Penelitian ini menggunakan cara undian pada siswa kelas IV. Pengundian kelas dilakukan pada bulan Juli 2014 yang disaksikan oleh guru kelas dan peneliti. Kelas IVA menjadi kelompok eksperimen dan kelas IVB menjadi kelompok kontrol. Penelitian dilaksanakan pada bulan September dan pengambilan posttest II dilaksanakan pada bulan Oktober 2014.
Tabel 3.1 Jadwal Pengambilan Data Kelompok
Kelas Eksperimen
Kelompok
Kelas Kontrol
3.4
12 September 2014
Alokasi Waktu 2 x 40 menit
16 September 2014
2 x 40 menit
16 September 2014
2 x 40 menit
17 September 2014 9 Oktober 2014
2 x 40 menit 2 x 40 menit
Tanggal
12 September 2014
Alokasi Waktu 2 x 40 menit
17 September 2014
2 x 40 menit
17 September 2014
2 x 40 menit
18 September 2014 10 Oktober 2014
2 x 40 menit 2 x 40 menit
Tanggal
Kegiatan Pretest Pembelajaran tentang sifat-sifat cahaya dengan membuktikan sifat-sifat cahaya melalui praktikum Kesimpulan keseluruhan hasil praktikum tentang sifat-sifat cahaya menggunakan metode inkuiri Posttest I Posttest II
Kegiatan Pretest Pembahasan keseluruhan materi sifatsifat cahaya metode ceramah Kesimpulan keseluruhan tentang sifat-sifat cahaya Posttest I Posttest II
Variabel Penelitian Sugiyono (2010: 60) variabel penelitian adalah segala sesuatu yang
berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya atau dapat diartikan juga sebagai suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Variabel juga diartikan sebagai gejala yang menjadi fokus peneliti untuk diamati.
29
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
3.4.1 Variabel Independen (bebas) Variabel independen adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab timbulnya perunbahan variabel dependen (Sugiyono, 2011: 64). Metode inkuiri sebagai independen atau variabel bebas dalam penelitian ini. 3.4.2 Variabel Dependen (terikat) Variabel dependen adalah variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat, karena adanya variabel independen (Sugiyono, 2011: 64). Variabel dependen dalam penelitian ini adalah kemampuan
menerapkan dan kemampuan
mengembangkan perspektif.
Variabel Independen
Variabel Dependen Kemampuan Menerapkan
Metode Inkuiri Kemampuan Mengembangkan Perspektif
Gambar 3.2 Variabel Penelitian
3.5
Teknik Pengumpulan Data Sugiyono (2010: 193) berpendapat bahwa teknik pengumpulan data adalah
ketepatan cara-cara yang digunakan untuk mengumpulkan data. Pengumpulan data dapat dilakukan dalam berbagai setting, berbagai sumber, dan berbagai cara. Bila dilihat dari setting-nya, data dapat dikumpulkan pada setting alamiah, pada laboratorium dengan metode eksperimen. Bila dilihat dari sumber datanya, maka pengumpulan data menggunakan sumber primer dan sekunder. Selanjutnya dilihat dari dari segi cara atau teknik pengumpulan data, teknik pengumpulan data dapat dilakukan dengan interview (wawancara), kuesioner (angket), observasi (pengamatan), dan gabungan ketiganya. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan tes kelompok eksperimen dan kontrol. Selain itu, dalam penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data non tes yang berupa wawancara dan
30
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
observasi. Dengan menggunakan instrumen yang sama (tes) dipakai saat pretest, posttest I, posttest II. Sugiyono (2010: 194-205) Beberapa teknik dalam pengumpulan data penelitian ini dilakukan sebagai berikut : a.
Observasi Observasi sebagai teknik pengumpulan data mempunyai ciri yang spesifik
bila dibandingkan dengan teknik yang lain, yaitu wawancara dan kuesioner. Kalau wawancara dan kuesioner selalu berkomunikasi dengan orang, maka observasi tidak terbatas pada orang, tetapi juga obyek-obyek alam yang lain. Teknik pengumpulan data dengan observasi digunakan bila, penelitian berkenakan dengan perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam dan bila responden diamati tidak terlalu besar. Peneliti melakukan observasi pada saat pretest, posttest I, posttest II dan pada saat pembelajaran metode inkuiri berlangsung. b.
Wawancara Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti
ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah respondennya sedikit/kecil. Wawancara dapat dilakukan secara terstruktur yaitu
peneliti atau pengumpulan data telah
mengetahui dengan pasti tentang informasi apa yang akan diperoleh. Oleh karena itu dalam melakukan wawancara, pengumpulan data telah menyiapkan instrument penelitian berupa pertanyaan-pertanyaan tertulisyang alternative jawabannya pun telah disiapkan. Dengan wawancara terstruktur ini setiap responden diberi pertanyaan yang sama, dan pengumpulan data mencatatnya. Selain harus membawa instrument sebagai pedoman untuk wawancara, maka pengumpulan data juga dapat menggunakan alat bantu seperti tape recorder, gambar, brosur dan material lain yang dapat membantu pelaksanaan wawancara menjadi lancar. Wawancara tidak terstruktur adalah wawancara yang bebas dimana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya. Pedoman wawancara yang digunakan hanya berupa garis-garis besar permasalahan yang akan ditanyakan.
31
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Wawancara dilakukan terhadap guru mitra dan beberapa perwakilan siswa dari siswa yang memiliki kemampuan paling atas, menengah dan bawah. Wawancara dilakukan untuk memperoleh informasi mengenai pendapat mereka tentang pembelajaran menggunakan metode inkuiri pada mata pelajaran IPA dengan materi pembelajaran sifat-sifat cahaya. Tabel 3.2 Topik Wawancara dengan Guru No 1 2 3 4
Pertanyaan Tanggapan tentang penggunaan metode inkuiri Pengaruh penggunaan metode inkuiri Pengalaman mengajarkan menggunkan metode inkuiri Perbedaan kelompok eksperimen dan kelompok control Tabel 3.3 Topik Wawancara dengan Siswa
No 1 2 3
c.
Pertanyaan Perasaan belajar dengan menggunakan metode inkuiri Pendapat siswa mengenai penggunaan metode inkuiri Kesulitan yang dihadapi
Tes tertulis Widoyoko (2009: 45) menjelaskan bahwa tes merupakan salah satu alat
untuk melakukan pengukuran, yaitu alat untuk mengumpulkan informasi karakteristik suatu objek. Dalam pembelajaran objek ini bisa berupa kecakapan peserta didik, minat, motivasi, dan sebagainya. Tes dapat juga diartikan sebagai sejumlah pernyataan yang harus diberikan tanggapan dengan tujuan untuk mengukur tingkat kemampuan seseorang atau mengungkap aspek tertentu dari orang yang dikenai tes. Tes digunakan untuk mengukur hasil belajar yang bersifat hard skills. Margono (2010: 170) menjelaskan bahwa tes tertulis yaitu berupa sejumlah pertanyaan yang diajukan secara tertulis tentang aspek-aspek yang ingin diketahui keadaannya dari jawaban yang diberikan secara tes tertulis pula. Widoyoko (2009: 45) berpendapat bahwa ada dua bentuk tes yaitu, tes objektif dan tes subjektif. Tes objektif adalah bentuk tes yang mengandung kemungkinan jawaban atau respons yang harus dipilih oleh peserta tes. Secara umum, ada tiga tipe tes objektif yaitu benar salah (true false), menjodohkan (matching), pilihan ganda (multiple choice). Tes subjektif adalah butir soal yang mengandung pertanyaan atau tugas yang jawaban atau pengerjaan soal tersebut harus dilakukan dengan cara mengekspresikan pikiran peserta tes. Secara umum, 32
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
tes uraian dapat dibagi menjadi dua bentuk yaitu, tes uraian bebas atau uraian terbuka dan tes uraian terbatas. Metode pengumpulan data dengan bentuk tes berupa pretest, posttest I, posttest II yang dilakukan di kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Tes digunakan untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar dengan kemampuan menerapkan dan mengembangkan perspektif. Guru mitra di dalam kelas kontrol berperan sebagai penyampai materi ajar dan peneliti berperan sebagai pengamat. Di dalam kelompok eksperimen guru mitra berperan sebagai fasilitator dan pembimbing pembelajaran, sedangkan peneliti sebagai pengamat. Krathwohl (2004: 547) menjelaskan bahwa pengumpulan data dengan menggunakan penelitian eksperimen dianjurkan untuk menjalankan dengan waktu sesingkat mungkin untuk mengurangi bias. Tabel 3.4 Pengumpulan Data No 1
2
3.6
Kelompok Kontrol
Eksperimen
Variabel Menerapkan
Menerapkan
3
Kontrol
Mengembangkan Perspektif
4
Eksperimen
Mengembangkan Perspektif
Data yang diperoleh Skor Pretest Skor Posttest I Skor Posttest II Skor Pretest
Pengukuran data Pretest Posttest I
Instrumen yang digunakan Soal essay no 3 Soal essay no 3
Skor Posttest II Pretest
Soal essay no 3
Skor Posttest
Posttest
Soal essay no 3
Skor Posttest II Skor Pretest Skor Posttest Skor Posttest II Skor Pretest
Skor Posttest II Pretest Posttest Skor Posttest II Pretest
Soal essay no 3
Skor Posttest
Posttest
Soal essay no 4
Skor Posttest II
Skor Posttest II
Soal essay no 4
Soal essay no 3
Soal essay no 4 Soal essay no 4 Soal essay no 4 Soal essay no 4
Instrumen Penelitian Sugiyono (2010: 148) menyatakan bahwa instrument penelitian digunakan
untuk mengumpulkan data. Instrument yang dibuat dalam penelitian ini berdasarkan tema yang digunakan adalah 4.2 Selalu berhemat energi dengan Subtema1 yaitu macam-macam sumber energi dan peneliti mengambil pembelajaran ke-6 “Sifat-sifat cahaya”. Instrument yang digunakan peneliti
33
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
berupa soal essay yang mengukur kemampuan menerapkan dan mengembangkan perspektif. Dalam penelitian ini akan meneliti mengeni kemampuan menerapkan dan mengembangkan perspektif, sehingga peneliti membuat dua soal essay. Peneliti bekerja sama dengan rekan payung dengan kemampuan menjelaskan, menginterpretasi, menerapkan, mengembangkan perspektif, membangun empati, memahami diri sehingga instrument soal berjumlah enam soal essay. Berikut ini adalah matriks pengembangan instrumen yang digunakan untuk menyusun soal pretest dan posttest : Tema
: 4.2 Selalu Berhemat Energi.
Sub Tema 1
: Macam-Macam Sumber Energi.
Pembelajaran ke-6
: Sifat-Sifat Cahaya
Tabel 3.5 Matrik Pengembangan Instrumen No
Variabel
Aspek
Indikator
1
Menerapkan
Menemukan
Menemukan berbagai manfaat dari cahaya
Memutuskan
Memutuskan suatu pilihan tentang manfaat cahaya yang tepat dari 2 pilihan yang tersedia
Membuat
Membuat garis sinar senter yang menunjukkan cahaya merambat dengan lurusyang sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari Kapan kita menggunakan peralatan yang menunjukkan cahaya yang merambat lurus dalam kehidupan sehari-hari
Menggunakan
No
Variabel
Aspek
Indikator
2
Mengembangkan Perspektif
Mengkritisi
Mengkritisi cahaya itu penting atau tidak Memberi argumen jika cahaya itu penting atau tidak Menganalisis persamaan atau perbedaan dari peristiwa tersebut Membandingkan mana yang sama dan beda
Memberi Argumen Menganalisis Membandingkan
No. Soal
3
No. Soal
4
34
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Matrik pengembangan instrumentasi disusun menurut enam unsur memahami (Wiggins & McTighe, 2006: 82-104). Setiap soal mengandung aspekaspek kemampuan menerapkan dan mengembangkan perspektif. Tabel 3.6 Rubrik Penilaian Kemampuan Menerapkan No
Variabel
Indikator Menemukan berbagai manfaat dari cahaya
Memutuskan suatu pilihan tentang manfaat cahaya yang tepat dari 2 pilihan yang tersedia 1
Menerapkan
Membuat garis sinar senter yang menunjukkan cahaya merambat dengan lurusyang sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari
Kapan kita menggunakan peralatan yang menunjukkan cahaya yang merambat lurus dalam kehidupan sehari-hari
Kriteria Jika menemukan minimal 4 contoh dengan sangat tepat Jika menemukan 3 contoh dengan tepat Jika menemukan contoh kurang dari 2 dengan tepat Jika menemukan contoh tetapi tidak tepat Jika dapat memutuskan satu pilihan dan memberi argumen sangat tepat
Skor 4
Jika dapat memutuskan satu pilihan dan argumen tepat Jika dapat memutuskan satu pilihan dan argumen kurang tepat Jika memutuskan satu pilihan dan argumen tidak tepat
3
Jika dapat membuat garis sinar senter yang menunjukkan cahaya merambat lurus dengan sangat tepat Jika dapat membuat garis sinar senter yang menunjukkan cahaya merambat lurus tetapi kurang tepat Jika dapat membuat garis sinar senter tetapi tidak menunjukkan cahaya merambat lurus (membelok) Jika tidak membuat garis sinar senter yang menunjukkan cahaya merambat lurus Jika dapat menggunakan dengan sangat tepat Jika dapat menggunakan dengan tepat Jika dapat menggunakan dengan kurang tepat Jika tidak dapat menggunakan dengan tepat
4
3 2 1 4
2 1
3
2
1
4 3 2 1
35
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Tabel 3.7 Rubrik Penilaian Kemampuan Mengembangkan Perspektif No
Variabel
Indikator Mengkritisi cahaya itu penting atau tidak
Memberi argumen jika cahaya itu penting atau tidak
2
Mengembangkan Perspektif Menganalisis persamaan atau perbedaan dari peristiwa tersebut
Membandingkan mana yang sama dan beda
Kriteria Jika dapat mengkritisi bukti dengan sangat tepat Jika dapat mengkritisi bukti dengan tepat Jika dapat mengkritisi bukti dengan kurang tepat Jika tidak dapat mengkritisi bukti dengan tepat Jika memberi argumen dengan sangat tepat Jika memberi argumen dengan tepat Jika memberi argumen dengan kurang tepat Jika tidak dapat memberi argumen dengan tepat
Skor 4
Jika dapat menyebutkan persamaan dan perbedaan dengan sangat tepat Jika dapat menyebutkan persamaan dan perbedaan dengan tepat Jika dapat menyebutkan persamaan dan perbedaan dengan kurang tepat Jika dapat menyebutkan persamaan dan perbedaan tetapi tidak tepat Jika dapat membandingkan sama dan beda dengan sangat tepat
4
Jika dapat membandingkan sama dan beda dengan tepat
3
Jika dapat membandingkan sama dan beda dengan kurang tepat
2
Jika dapat membandingkan sama dan beda tetapi tidak tepat
1
3 2 1 4 3 2 1
3
2
1
4
Matrik rubrik penilaian diambil dari kata-kata sifat dari (Wiggins & McTighe, 2004: 190) yang sesuai dengan kemampuan menerapkan dan mengembangkan perspektif.
3.7
Teknik Pengujian Instrumen Penentuan validitas soal essay dilakukan dengan mengkonsultasikan
instrumen penelitian pada dosen pembimbing dan guru SD. Soal tes tertulis diujicobakan di SD Kanisius Sengkan. Target peneliti bersama dua rekan peneliti
36
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
lainnya adalah enam soal essay yang valid dan reliabel yang akan digunakan sebagai instrumen penelitian. Peneliti menggunakan soal essay karena memiliki jawaban yang bervariasi dibandingkan dengan soal objektif yang mempunyai jawaban pasti. Teknik pengujian instrumen menggunakan uji validitas dan uji reabilitas.
3.7.1 Validitas Instrumen Validitas merupakan derajad ketepatan antara data yang terjadi pada obyek penelitian dengan daya yang dapat dilaporkan oleh peneliti. Dengan demikian data yang valid adalah data “yang tidak berbeda” antara data yang dilaporkan oleh peneliti dengan data yang sesungguhnya terjadi pada obyek penelitian (Sugiyono, 2010: 363). Validitas adalah ketepatan alat penilaian terhadap konsep yang dinilai sehingga betul-betul menilai apa yang seharusnya dinilai (Sudjana, 2010: 12). Azwar (2009: 45) validitas dibagi menjadi tiga yaitu content validity (validitas isi), construct validity (validitas konstruk) dan criterion-related validity (validitas berdasarkan kriteria).
3.7.1.1 Validitas Konstruk (Construct Validity) Masidjo (2004: 243) validitas konstruk merupakan suatu validitas yang menunjukkan sampai dimana isi tes atau alat pengukur tersebut atau konstruksi teoritis yang mendasari disusunnya tes atau alat pengukur. Validitas konstruk akan mudah ditemukan pada hasil tes belajar yang sungguh-sungguh direncanakan dengan baik oleh guru. Validitas konstruk dilakukan melalui uji empiris. Peneliti mengujikan soal tes kepada siswa kelas IV SD Kanisius Demangan Baru untuk memperoleh validitas konstruk. Peneliti memilih SD Kanisius Demangan Baru karena memiliki kelas paralel tiga untuk setiap tingkat. Sekolah ini memiliki siswa yang prestasinya kurang lebih sama SD Kanisius Sengkan, dan sama-sama memiliki akreditasi sekolah A. Selain itu sekolah ini memiliki siswa dengan latar belakang ekonomi keluarga yang kurang lebih sama, yaitu menengah ke atas. Jumlah responden adalah 83 orang. Uji empiris dilakukan pada minimal 30 responden agar mendapatkan distribusi data normal (Field, 2009: 42).
37
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
3.7.1.2 Validitas Isi (Content Validity) Widoyoko (2009: 12) mengemukakan validitas isi merupakan derajat dimana sebuah tes mengukur cakupan subtansi yang ingin diukur. Validitas isi umumnya ditentukan melalui pertimbangan para ahli. Setelah semua instrumen dibentuk aspek-aspek yang akan diukur validitas isi dan validitas konstruk maka dikonsultasikan oleh para ahli atau melakukan expert judgment yang sesuai dengan bidangnya. Validitas isi tes dalam penelitian ini diperoleh daripendapat dua ahli materi, yaitu dosen mata kuliah IPA, guru kelas V. Validator 1 berpendapat bahwa soal 3b belum sesuai dengan aspek, 3c kalimatnya kurang tepat. Validator 2 berpendapat bahwa sudah tepat dan sesuai dengan indikator dan aspek. Instrumen diperbaiki sebelum dilakukan validitas permukaan dan konstruk dengan mempertimbangkan saran dari ketiga ahli. 3.7.1.3 Validitas Berdasarkan Kriteria (Criterion-Related Validity) Validitas Permukaan adalah kejelasan tampilan soal (Cohen, 2007: 163). Validitas permukaan diperoleh dengan cara mengujikan soal pada tiga siswa kelas V. Tiga siswa tersebut berasal sekolah yang berbeda. Tiga siswa dikumpulkan dalam waktu dan tempat yang sama untuk mengerjakan soal. Siswa ditanya tentang kemampuannya dalam memahami kalimat soal. Ada beberapa kata yang tidak dipahami oleh para siswa seperti ada kalimat yang susah dipahami oleh siswa. Mereka mengerjakan semua soal dengan rerata waktu yang dibutuhkan 45 menit. Dalam perhitungan uji validitas digunakan program IMB SPSS Statistics 21 for Windows dengan rumus Pearson Correlation untuk mempermudah perhitungan. Instrumen berupa tes mengenai materi IPA kelas IV kurikulum 2013 dengan tema yang digunakan adalah 4.2 Selalu berhemat energi dengan Subtema 1 yaitu macam-macam sumber energi dan peneliti mengambil pembelajaran ke-6 “Sifat-sifat cahaya”. Keenam soal tersebut telah diujikan di SD Kanisius Demangan Baru dengan jumlah 83 siswa gabungan dari kelas IVA, IVB, dan IVC.
38
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Setelah diujikan, soal dihitung validitasnya dengan menggunakan rumus korelasi Pearson karena data berupa interval yang diberi skor 1 sampai 4 (Field, 2009: 177). Uji validitas konstruk dilakukan menggunakan program komputer IBM SPSS Statistics 20 for Windows untuk mempermudah perhitungan. Tingkat signifikansi yang digunakan adalah 95%. Kriteria yang digunakan adalah jika harga Sig. (2-tailed) < 0,05 maka suatu item dikatakan valid, sedangkan jika harga Sig. (2-tailed) > 0,05 maka item tersebut dikatakan tidak valid (Field, 2009: 177178). Hasil uji validitas dari dua variabel dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 3.8 Hasil Uji Validitas No
Variabel
Indikator
r tabel
r hitung
Kualifikasi
0,318
Sig. (2tailed) 0,003
1
Menjelaskan
Menjelaskan
0,213
Menunjukkan Memperkirakan Memberi contoh Menginterpretasi Mengritisi Memberi ilustrasi Menceritakan Menemukan Memutuskan Membuat Menggunakan Mengkritisi Memberi Argumen Menganalisis Membandingkan
0,213 0,213 0,213 0,213 0,213 0,213 0,213 0,213 0,213 0,213 0,213 0,213 0,213 0,213 0,213
0,295 0,241 0,322 0,277 0,277 0,385 0,307 0,221 0,219 0,349 0,349 0,489 0,489 0,613 0,613
0,007 0,028 0,003 0,011 0,011 0,000 0,005 0,045 0,047 0,001 0,001 0,000 0,000 0,000 0,000
VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID
VALID
2
Menginterpretasi
3
Menerapkan
4
Mengembangkan Perspektif
No
Variabel
Indikator
r table
r hitung
Sig. (2tailed)
Kualifikasi
5
Membangun Empati
Mengambil Peran Sebagai
0,213
0,616
0,000
VALID
Mempertimbangkan
0,213
0,604
0,000
VALID
Membayangkan Menghubungkan Menyadari Mengenali Merefleksikan Menilai Diri
0,213 0,213 0,213 0,213 0,213 0,213
0,661 0,696 0,433 0,377 0,504 0,541
0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000
VALID VALID VALID VALID VALID VALID
6
Memahami Diri
Berdasarkan tabel di atas, enam kemampuan yang memiliki 24 indikator memiliki harga Sig. (2-tailed) < 0,05 dan Pearson Correlation termasuk dalam
39
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
kualifikasi cukup, maka 24 indikator tersebut valid sehingga dapat digunakan sebagai instrument penelitian (Masidjo, 1996: 209).
3.7.2 Reliabilitas Instrumen Sugiyono (2010: 364) menyatakan bahwa reliabilitas berkenaan dengan derajad konsistensi dan stabilitas data atau temuan. Dalam melakukan uji reliabilitas digunakan teknik pengujian untuk memeriksa internal consistency yaitu dengan Alpha Cronbach. Untuk itu digunakan program komputer IBM SPSS 21 for Windows dengan tingkat kepercayaan 95%. Suatu konstrak dikatakan reliabel jika harga Alpha Cronbach > 0,60 Nunnally (dalam Ghozali, 2009: 46). Hasil uji reliabilitas dalam penelitian ini terhadap enam soal essay untuk kemampuan
menjelaskan,
menginterpretasi,
menerapkan,
mengembangkan
perspektif, membangun empati, memahami diri. Setiap kemampuan memiliki empat indikator sehingga jumlah keseluruhan yang di uji reliabilitas adalah 24 indikator. Tabel 3.9 Uji Reliabilitas
Variabel
Indikator
Menjelaskan
Menjelaskan
Cronbach Alpha
Kualifikasi
0,803
Reliabel Tinggi
Menunjukkan Memperkirakan Memberi contoh Menginterpretasi
Menerapkan
Mengembangkan Perspektif
Membangun Empati
Memahami Diri
Menginterpretasi Mengritisi Memberi ilustrasi Menceritakan Menemukan Memutuskan Membuat Menggunakan Mengkritisi Memberi Argumen Menganalisis Membandingkan Mengambil Peran Sebagai Mempertimbangkan Membayangkan Menghubungkan Menyadari Mengenali Merefleksikan Menilai Diri
40
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Tabel 3.10 Kriteria Koefisien Reliabilitas Interval Koefisien Reliabilitas 0,91 – 1,00 0,71 – 0,90 0,41 – 0,70 0,21 – 0,40 Negatif – 0,20
Kualifikasi Sangat Tinggi Tinggi Cukup Rendah Sangat Rendah
Berdasarkan tabel di atas menunjukkan harga Alpha Cronbach sebesar 0,803 termasuk dalam kategori tinggi reliabel dan dapat digunakan untuk pengukuran dalam rangka pengumpulan data (Masidjo, 1996: 209).
3.8
Teknik Analisis Data Sugiyono (2010: 333) menjelaskan bahwa teknik analisis data yaitu
diarahkan untuk menjawab rumusan masalah atau penguji hipotesis yang telah dirumuskan dalam proposal. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini setelah data yang diperlukan terkumpul dengan mengelompokkan data berdasarkan variabel, mentabulasi data berdasarkan variabel dari seluruh responden, menyajikan data tiap variabel yang diteliti, melakukan perhitungan untuk menjawab rumusan masalah dan menguji hipotesis yang telah diajukan. Teknik analisis data menggunakan IBM SPSS 21 for Windows yang meliputi beberapa langkah yaitu:
3.8.1 Uji Normalitas Distribusi Data Jika data diperoleh terdistribusi normal, uji statistik yang digunakan selanjutnya adalah uji statistik parametrik, dalam hal ini Independent samples ttest. Sedangkan jika data tidak terdistribusi normal, uji statistik yang digunakan selanjutnya adalah statistik non parametrik dalam hal ini adalah Mann Whitney U test atau Wilcoxon signed ranks test. Untuk keperluan penelitian, perhitungan uji normalitas data dilakukan dengan program komputer IMB SPSS 21 for Windows dengan rumus Kolomogorof-Sminorv Z.
41
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Kriteria yang digunakan adalah sebagai berikut (Sarwono, 2010: 25): 1. Jika harga Sig. (2-tailed) > 0,05 distribusi data normal. Jika distribusi normal teknik statistik inferensial yang digunakan adalah statistik parametrik dalam hal ini t-test. 2. Jika harga Sig. (2-tailed) < 0,05 distribusi data tidak normal. Jika distribusi data tidak normal maka teknik statistik yang digunakan adalah uji statistik non parametrik Mann-Whitney atau Wilcoxon. Setelah di uji normalitas data, data di uji statistik dengan tiga langkah sebagai berikut:
3.8.2 Uji Pengaruh Perlakuan 3.8.2.1 Uji Perbedaan Kemampuan Awal Uji perbedaan kemampuan awal dilakukan dengan menguji perbedaan skor pretest pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Uji perbedaan kemampuan awal ini bertujuan untuk memastikan apakah kedua kelompok tersebut memiliki kemampuan awal yang sama sehingga kedua kelompok tersebut bisa dibandingkan. Kondisi yang ideal terjadi jika kedua kelompok tersebut memiliki kemampuan awal yang sama. Hipotesis statistiknya adalah sebagai berikut: Hnull
: Tidak ada perbedaan skor pretest yang signifikan antara
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Dengan kata lain kemampuan kedua kelompok tersebut sama. Hi
: Ada perbedaan skor pretest yang signifikan antara kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol. Dengan kata lain kemampuan kedua kelompok tersebut tidak sama. Kriteria yang digunakan adalah sebagai berikut (Priyatno, 2010: 40): 1. Jika harga Sig. (2-tailed) > 0,05 maka Hnull diterima dan Hi ditolak. Artinya tidak ada perbedaan skor pretestyang signifikan antara kemampuan awal kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. 2. Jika harga Sig. (2-tailed) < 0,05 maka Hnull ditolak dan Hi diterima. Artinya ada perbedaan skor pretestyang signifikanantara kemampuan awal kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
42
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Teknik analisis data yang digunakan adalah independent samples t-test jika data terdistribusi dengan normal atau Mann-Whitney U-test jika data terdistribusi dengan tidak normal. Teknik analisis data menggunakan tingkat kepercayaan 95%.
3.8.2.2 Uji Signifikansi Pengaruh Perlakuan Uji selisih skor pretest dan posttest digunakan untuk mengetahui pengaruh perlakuan (metode inkuiri) terhadap pengaruh perlakuan kemampuan menerapkan dan mengembangkan perspektif sesuai dengan rumus (O2-O1) – (O4-O3). Cara yang digunakan adalah dengan cara mengurangkan selisih skor posttest-pretest pada kelompok eksperimen dengan selisih skor posttest-pretest pada kelompok kontrol. Uji statistik yang digunakan adalah Independent samples t-test jika data terdistribusi dengan normal atau Mann-Whitney U-test jika data terdistribusi dengan tidak normal. Teknik analisis data menggunakan tingkat kepercayaan 95%. Hipotesis statistiknya adalah sebagai berikut: Hi
: Ada perbedaan yang signifikan antara selisih skor posttest-pretest pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
Hnull
:
Tidak ada perbedaan yang signifikan antara selisih skor posttest-
pretest pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Kriteria yang digunakan untuk menarik kesimpulan adalah sebagai berikut (Priyatno, 2010: 93): 1. Jika harga Sig. (2-tailed) > 0,05 maka Hnull diterima dan Hi ditolak. Artinya tidak ada perbedaan yang signifikan antara selisih skor posttest-pretest pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Dengan kata lain penggunaan metode inkuiri berpengaruh terhadap kemampuan menerapkan. 2. Jika harga Sig. (2-tailed) < 0,05 maka Hnull ditolak dan Hi diterima. Artinya ada perbedaan yang signifikan antara selisih skor posttest-pretest pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.Dengan kata lain penggunaan metode inkuiri berpengaruh terhadap kemampuan menerapkan perspektif.
43
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
3.8.3 Analisis Lebih Lanjut 3.8.3.1 Uji Peningkatan Skor Pretest-Posttest I Uji peningkatan skor dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat peningkatan skor yang signifikan dari pretest ke posttest baik pada kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol. Teknik statistik yang digunakan adalah paired samples t-test jika data terdistribusi dengan normal atau Wilcoxon jika data terdistribusi dengan tidak normal. Teknik analisis data menggunakan tingkat kepercayaan 95%. Hipotesis statistiknya adalah sebagai berikut: Hi
: Ada perbedaan skor yang signifikan dari pretest ke posttest baik pada kelompok eksperimen dan/atau kelompok kontrol. Dengan kata lain terdapat kenaikan skor yang signifikan dari pretest ke posttest.
Hnull : Tidak ada perbedaan skor yang signifikan dari pretest ke posttest baik pada kelompok eksperimen dan/atau kelompok kontrol. Dengan kata lain tidak terdapat kenaikan skor yang signifikan dari pretest ke posttest. Kriteria yang digunakan untuk menarik kesimpulan adalah sebagai berikut (Priyatno, 2010: 102): 1. Jika harga Sig. (2-tailed) > 0,05 maka Hnull diterima dan Hi ditolak. Artinya tidak ada perbedaan skor yang signifikan dari pretest ke posttest. 2. Jika harga Sig. (2-tailed) < 0,05 maka Hnull ditolak dan Hi diterima. Artinya ada perbedaan skor yang signifikan dari pretest ke posttest. Untuk mengetahui persentase kenaikan skor pretest ke posttest digunakan rumus sebagai berikut:
3.8.3.2 Uji Besar Pengaruh Perlakuan (Effect size) Uji Besar Pengaruhan perlakuan dilakukan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh penggunaan metode inkuiri terhadap kemampuan menerapkan dan kemampuan mengembangkan perspektif. Pentingnya suatu pengaruh ini sering disebut sebagai effect size. Effect size adalah suatu ukuran objektif dan terstandarisasi untuk mengetahui besarnya efek yang dihasilkan. Jika data 44
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
terdistribusi dengan normal, harga t diubah menjadi harga r dengan mengunakan rumus sebagai berikut (Field, 2009: 56 & 179) r= Keterangan : r : besar pengaruh (effect size) dengan menggunakan koefisien korelasi Pearson. t : harga uji t df : derajad kebebasan (degree of freedom) Jika data terdistribusi dengan tidak normal, besar pengaruh perlakuan dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut (Field, 2009: 550): r= Keterangan: Z : Harga Z yang diambil dari perhitungan statistik non parametrik dari program SPSS N : Dua kali jumlah responden yang bersangkutan Kriteria untuk mengetahui besar pengaruh dapat diklasifikasi sebagai berikut (Field, 2009: 550): r : 0,10 termasuk efek kecil yang setara dengan 1% pengaruh perlakuan r : 0,30 termasuk efek menegah yang setara dengan 9% pengaruh perlakuan r : 0,50 termasuk efek besar yang setara dengan 25% pengaruh perlakuan Persentase pengaruh perlakuan dihitung dengan mengkuadratkan harga r (harga koefisien korelasi pearson yang didapat) atau R2 x 100%.
3.8.3.3 Uji Retensi Pengaruh Perlakuan Krathwohl (2004: 546) berpendapat bahwa dianjurkan untuk melakukan posttest II sesudah posttest I untuk lebih mengetahui sensitivitas perbedaan perlakuan dari penelitian eksperimental. Tujuannya adalah untuk lebih mengetahui retensi pengaruh perlakuan. Uji retensi pengaruh perlakuan dilakukan untuk mengetahui apakah pengaruh perlakuan masih kuat sesudah satu bulan dilakukan treatment untuk itu digunakan data dari skor posttest I dan posttest II dari kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Teknik statistik yang digunakan adalah paired samples t-test jika data terdistribusi dengan normal atau Wilcoxon
45
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
jika data terdistribusi dengan tidak normal. Teknik analisis data menggunakan tingkat kepercayaan 95%. Hipotesis statistiknya adalah sebagai berikut: Hi
: Ada perbedaan skor yang signifikan dari posttest I ke posttest II baik pada kelompok eksperimen dan/atau kelompok kontrol. Dengan kata lain terdapat penurunan/peningkatan skor yang signifikan dari posttest I ke posttest II.
Hnull
:
Tidak ada perbedaan skor yang signifikan dari posttest I ke posttest II
baik pada kelompok eksperimen dan/atau kelompok kontrol. Dengan kata lain tidak terdapat kenaikan skor yang signifikan dari posttest I ke posttest II. Kriteria yang digunakan untuk menarik kesimpulan adalah sebagai berikut: 1. Jika harga Sig. (2-tailed) > 0,05 maka Hnull diterima dan Hi ditolak. Artinya tidak ada perbedaan skor yang signifikan dari posttest I ke posttest II. 2. Jika harga Sig. (2-tailed) < 0,05 maka Hnull ditolak dan Hi diterima. Artinya ada perbedaan skor yang signifikan dari posttest I ke posttest II. Untuk mengetahui persentase kenaikan skor posttest I ke posttest II digunakan rumus sebagai berikut:
3.8.3.4 Dampak Pengaruh Perlakuan Trianggulasi diartikan sebagai teknik pengumpulan data yang memiliki sifat menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber yang telah ada. Pengumpulan data dengan trianggulasi, merupakan mengumpulkan data yang sekaligus menguji kredibilitas data yang dilakukan oleh peneliti untuk mengecek kredibilitas data dengan berbagai teknik pengumpulan data dan berbagai sumber data (Sugiyono, 2011: 327). Peneliti menggunakan teknik pengumpulan data yang berbeda untuk mendapatkan data dari sumber yang sama. Peneliti menggunakan observasi, wawancara dan tes untuk sumber data yang sama secara bersamaan. Peneliti melakukan observasi saat pemberian soal pretest, posttest I, posttest II pada saat pembelajaran berlangsung baik di kelas kontrol maupun di kelas eksperimen. Wawancara dilakukan pada guru mitra, dan perlakuan dari siswa yang memiliki kemampuan atas, menengah dan paling 46
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
bawah. Tes dilakukan untuk mengetahui pengaruh penggunaan metode inkuiri pada kelompok eksperimen dan penggunaan metode saintifik pada kelompok kontrol. Tes
Wawancara Siswa
Observasi
Dampak Perlakuan Gambar 3.3 Pemetaan Pengumpulan Data Trianggulasi
3.8.3.5 Pembahasan Lebih Lanjut Pembahasan lebih lanjut bertujuan untuk melihat pengaruh metode inkuiri apakah memiliki efek besar atau menengah atau kecil terhadap kemampuan siswa dalam menerapkan dan mengembangkan perspektif. Cara yang dilakukan adalah dengan melihat hasil pretest dan posttest. Selain itu untuk melihat apakah hasil penelitian dapat digeneralisasikan ke populasi yang lebih luas atau tidak.
47
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan dibahas mengenai implementasi pembelajaran, pengaruh metode pembelajaran inkuiri terhadap kemampuan menerapkan dan kemampuan mengembangkan perspektif pada mata pelajaran IPA, pembahasan penelitian dan dampak perlakuan terhadap siswa.
4.1
Hasil Penelitian
4.1.1 Implementasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di dua kelas yaitu kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Pemilihan kelas kontrol dan kelas eksperimen dilakukan dengan cara undian. Undian dilakukan oleh peneliti bersama dengan guru mitra sebelum melakukan penelitian. Hasil undian menyatakan bahwa kelas IVA sebagai kelompok eksperimen dan kelas IVB sebagai kelompok kontrol. Implementasi pembelajaran di kelas eksperimen dan kelas kontrol dilaksanakan dalam lima kali pertemuan sudah termasuk pretest dan posttest. Guru yang melakukan pembelajaran di kelas eksperimen dan kelas kontrol adalah guru yang sama. Di kelas eksperimen, guru berperan sebagai fasilitator belajar selama proses pembelajaran berlangsung sedangkan di kelas kontrol guru berperan sebagai pengajar. Di kelas eksperimen, peneliti berperan sebagai observer dan membantu guru dalam mempersiapkan alat-alat yang digunakan dalam penelitian, sedangkan pada kelas kontrol peneliti hanya berperan sebagai observer selama proses pembelajaran berlangsung.
4.1.1.1 Deskripsi Populasi Penelitian Implementasi pembelajaran pada kelompok eksperimen yang terdiri atas 39 siswa, dengan jumlah laki-laki sebanyak 19 siswa dan perempuan sebanyak 20 siswa. Keadaan fisik semua siswa pada kelompok eksperimen memiliki bentuk fisik yang normal. Dari data yang diperoleh dari guru, latar belakang ekonomi keluarga pada kelas eksperimen tergolong menengah ke atas tetapi sebagian besar ekonomi ke atas dengan berprofesi sebagai dosen, guru, perawat dan pegawai. Prestasi yang dimiliki pada kelas eksperimen ini tergolong lebih baik 48
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
dibandingkan dengan kelas kontrol. Karakter siswa di kelas eksperimen terlihat aktif selama mengikuti pembelajaran di dalam kelas. Implementasi pembelajaran pada kelompok kontrol terdiri dari 43 siswa dengan jumlah laki-laki sebanyak 25 siswa dan jumlah perempuan sebanyak 18 siswa. Keadaan fisik semua siswa pada kelompok kontrol memiliki bentuk fisik yang normal. Dari data yang diperoleh dari guru, latar belakang ekonomi keluarga pada kelas kontrol tergolong ekonomi keluarga menengah ke atas tetapi sebagian besar ekonomi menengah dengan berprofesi sebagai karyawan swasta. Prestasi belajar yang dimiliki kelas kontrol dari tahun ke tahun selalu ada peningkatan, tetapi peningkatan prestasi belajarnya masih kurang maksimal dibandingkan dengan kelas eksperimen. Karakter siswa di kelas kontrol terlihat kurang aktif selama mengikuti pembelajaran di dalam kelas. Siswa di kelas kontrol cenderung tidak memperhatikan guru saat pembelajaran berlangsung.
4.1.1.2 Deskripsi Implementasi Pembelajaran Penelitian ini dilakukan di dua kelas yaitu kelas IVA sebagai kelompok eksperimen dan kelas IVB sebagai kelompok kontrol. Penentuan kelompok kontol dan kelompok eksperimen dilakukan dengan cara di undi. Guru yang mengajar di kelas kontrol maupun kelas eksperimen dilakukan oleh guru yang sama. Pada kelas kontrol menggunakan metode ceramah atau tidak menggunakan treatment (inkuiri), sedangkan di kelas eksperimen guru menggunakan metode inkuiri. 1. Kelompok Kontrol Pembelajaran IPA di kelas IVB sebagai kelompok kontrol menggunakan metode ceramah dan metode tanya jawab. Guru memberikan pembelajaran dari kegiatan awal, inti dan akhir melalui ceramah dan tanya jawab secara terus menerus. Kemudian siswa mencatat materi yang telah disampaikan oleh guru. Setelah itu siswa mengerjakan soal-soal pada LKS yang telah dibuat oleh guru. Guru sebagai subyek dalam pembelajaran dan peneliti sebagai observer selama kegiatan pembelajaran. Kegiatan pembelajaran di kelas kontrol dilakukan selama empat pertemuan. Tiga pertemuan untuk pretest, posttest I dan posttest II, sedangkan dua pertemuan untuk penyampaian materi. Pada pertemuan pertama siswa mengerjakan soal pretest selama 2 jam pelajaran. Pada pertemuan kedua,
49
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
guru menyampaikan pembelajaran tentang sifat-sifat cahaya selama 2 jam pelajaran. Pada pertemuan ketiga siswa mengerjakan soal posttest I selama 2 jam pelajaran danpertemuan keempat posttest II selama 2 jam pelajaran. Pada pertemuan pertama materi sifat-sifat cahaya dilaksanakan 16 September 2014. Guru menjelaskan mengenai sumber cahaya dan sifat-sifat cahaya. Kegiatan apersepsi diawali dengan tanya jawab bersama siswa, dan selanjutnya guru menjelaskan menggunakan metode ceramah dan tanpa menggunakan media pembelajaran. Setelah guru selesai menjelaskan mengenai materi sumber cahaya dan sifat-sifat cahaya, guru memberikan kesempatan pada siswa untuk bertanya mengenai materi yang belum dipahami. Pada kegiatan akhir siswa diberi lembar aktivitas siswa yang dibuat oleh peneliti dan setelah selesai dikerjakan, guru bersama siswa membahas hasil pekerjaan. Pada pertemuan kedua, Guru menjelaskan materi mengenai sifat-sifat cahaya dalam kehidupan sehari-hari hanya dengan menggunakan metode ceramah begitu pula saat memberikan contoh-contoh aplikasi sifat-sifat cahaya dalam kehidupan sehari-hari. Kegiatan apersepsi diawali dengan tanya jawab berkaitan contoh-contoh sifat-sifat cahaya yang dekat dengan kehidupan mereka. Pada kegiatan akhir guru menjelaskan kembali materi sifat-sifat cahaya secara keseluruhan dengan tujuan agar siswa memahami materi sifat-sifat cahaya secara keseluruhan. Kemudian siswa diminta mengerjakan lembar kerja siswa berupa latihan soal-soal. Setelah penyampaian materi selesai, pada pertemuan berikutnya dilakukan posttest. 2. Kelompok Eksperimen Berbeda ketika pada kelompok kontrol, peneliti tidak hanya berperan sebagai observer, melainkan membantu guru dalam mempersiapkan alat-alat yang digunakan dalam penelitian Pembelajaran IPA di kelas IVA sebagai kelompok eksperimen menggunakan
metode
inkuiri.
Guru
memberikan
pembelajaran
dengan
menggunakan metode inkuiri. Guru memberikan pengenalan pembelajaran dengan metode inkuiri kepada siswa. Selama kegiatan pembelajaran berlangsung, peneliti membantu guru dalam menyiapkan pembelajaran. Kegiatan pembelajaran di kelas eksperimen dilakukan selama lima pertemuan. Tiga pertemuan untuk
50
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
pretest, posttest I dan posttest II, sedangkan dua pertemuan untuk penyampaian materi. Pada pertemuan pertama siswa mengerjakan soal pretest selama 2 jam pelajaran. Selanjutnya pada pertemuan kedua yang dilakukan dalam sehari yaitu 4 jam pelajaran. Guru menyampaikan pembelajaran dengan menggunakan metode inkuiri. Di awali dengan guru melakukan orientasi, guru membimbing siswa untuk merumuskan masalah, siswa merumuskan hipotesis lalu pertemuan kedua siswa mengumpulkan data melalui praktikum mengenai sifat-sifat cahaya selama 2 jam pelajaran. Pertemuan ketiga siswa menguji hipotesis, siswa merumuskan kesimpulan lalu guru melakukan tindak lanjut seperti memberi gambaran– gambaran kecil yang tertuang dalam kerangka berfikir agar anak mudah memahami, yang terakhir adalah guru melakukan evaluasi selama 2 jam pelajaran. Pada pertemuan keempat siswa mengerjakan soal posttest I selama 2 jam pelajaran dan pertemuan ke lima siswa mengerjakan soal posttest II selama 2 jam pelajaran. Sama seperti kelompok kontrol, penyampaian materi di kelompok eksperimen dilakukan selama dua pertemuan dalam sehari. Pada pertemuan pertama yang dilaksanakan pada 16 September 2014. Kegiatan apersepsi diawali dengan guru melakukan orientasi, guru membimbing siswa untuk merumuskan masalah, siswa merumuskan hipotesis dalam lembar kerja siswa yang sudah disediakan oleh peneliti. Lalu pertemuan kedua siswa mengumpulkan data melalui praktikum atau bereksperimen mengenai sifat-sifat cahaya dengan membagi kedalam delapan kelompok. Peneliti menyiapkan tempat untuk praktikum di dalam kelas dan di luar kelas agar tidak terlalu sempit dan siswa dapat bereksperimen dengan nyaman dengan setiap tempatnya terdapat bahan dan alat untuk siswa melakukan percobaan atau eksperimen. Tidak lupa saat siswa mengamati atau bereksperimen guru membagikan lembar kerja siswa untuk di isi dan dikerjakan secara berkelompok. Berlanjut pertemuan kedua siswa menguji hipotesis, siswa merumuskan kesimpulan lalu guru melakukan tindak lanjut seperti memberi gambaran–gambaran kecil yang tertuang dalam kerangka berfikir agar anak mudah memahami, yang terakhir adalah guru melakukan evaluasi.
51
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
4.1.2 Uji Hipotesis Penelitian I Penelitian membahas penggunaan metode inkuiri terhadap kemampuan menerapkan pada mata pelajaran IPA. Penelitian ini merupakan penelitian kolaborasi bersama kelompok payung IPA. Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian eksperimental dengan menggunakan dua kelompok yang dibandingkan, yaitu kelompok eksperimen atau kelas yang diberi treatment (inkuiri) dan kelompok kontrol atau kelas yang tidak diberi treatment (inkuiri). Instrumen yang digunakan adalah soal essay berjumlah enam item soal. Masing-masing soal terdiri
dari
kemampuan
menjelaskan,
menginterpretasi,
menerapkan,
mengembangkan perspektif, membangun empati, memahami diri. Sedangkan dari hasil tes yang diperoleh, data yang digunakan untuk mengukur kemampuan menerapkan adalah soal nomor tiga. Soal essay diujikan di kelas yang berbeda yaitu kelas IVA sebagai kelas eksperimen terdiri dari 39 siswa dan kelas IVB sebagai kelompok kontrol terdiri dari 43 siswa. Soal essay tersebut diberikan sebagai soal pretest, posttest I, posttest II pada kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol sehingga diperoleh enam jenis data yaitu: pretest kelompok kontrol, posttest I kelompok kontrol, posttest II kelompok kontrol, pretest kelompok eksperimen, posttest I kelompok eksperimen, posttest II kelompok eksperimen. Instrumen yang dibuat digunakan untuk mengetahui pengaruh penggunaan inkuiri terhadap kemampuan menerapkan pada pretest, posttest I dan posttest II. Signifikansi terlihat pada perbandingan antara nilai kelompok eksperimen sesudah menggunakan metode inkuiri dalam pembelajaran dengan kelompok kontrol yang tidak menggunakan metode inkuiri atau hanya menggunakan metode ceramah dalam pembelajaran IPA. Signifikansi hasil tersebut diukir dengan analisis statistik dengan membandingkan nilai posttest dari kelompok kontrol dengan nilai posttest kelompok eksperimen. Penelitian ini memiliki dua variabel yaitu variabel independen dan variabel dependen. Variabel independen dalam penelitian ini adalah penggunaan metode inkuiri sedangkan variabel dependen yaitu kemampuan menerapkan. Hipotesis sementara yaitu penggunaan metode inkuiri berpengaruh secara signifikan terhadap kemampuan menerapkan pada siswa kelas IV SD Kanisius Sengkan pada
52
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
mata pelajaran IPA untuk kompetensi dasar sifat-sifat cahaya. Data yang diperoleh diuji normalitasnya dengan uji Kolmogorov-Smirnov dengan program komputer IBM SPPS Statistics 21 for Windows.
4.1.2.1 Uji Normalitas Distribusi Data Uji normalitas data dilakukan dengan menggunakan uji KolmogorovSmirnov. Uji normalitas tersebut bertujuan untuk menentukan jenis uji statistik yang akan digunakan dalam analisis data selanjutnya. Analisis statistik yang digunakan adalah statistik parametrik Independent samples t-test untuk distribusi data normal sedangkan statistik non parametrik Mann-Whitney U test untuk distribusi data tidak normal. Distribusi data dikatakan normal jika harga Sig. (2tailed) > 0,05 sedangkan distribusi data dikatakan tidak normal jika harga Sig. (2tailed) < 0,05. Berdasarkan kriteria diatas diperoleh data perhitungan sebagai berikut. Tabel 4.1. Hasil Uji Normalitas pada Kemampuan Menerapkan No 1 2 3 4 5 6 7 8
Aspek Rerata Skor Pretest Kelompok Kontrol Rerata Skor Posttest I Kelompok Kontrol Rerata Skor Posttest II Kelompok Kontrol Rerata Skor Pretest Kelompok Eksperimen Rerata Skor Posttest I Kelompok Eksperimen Rerata Skor Posttest II Kelompok Eksperimen Rerata selisih pretest-posttest I kelompok Kontrol Rerata selisih pretest-posttest I kelompok Eksperimen
Sig.(2-tailed) 0,550
Keterangan Normal
0,339 0,127 0,277 0,348 0,068
Normal Normal Normal Normal Normal
0,725
Normal
0,383
Normal
Dari data di atas diperoleh seluruh hasil uji normalitas skor data pada kemampuan menerapkan di atas 0,05 dengan demikian distribusi data dikatakan normal. Menuut kriteria semua aspek memiliki distribusi data yang normal, maka akan dianalisis dengan statistik parametrik Independent samples t-test.
4.1.2.2 Uji Perbedaan Kemampuan Awal Langkah pertama yang dilakukan adalah mengetahui perbedaan skor pretest kemampuan menerapkan di kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Uji perbedaan rerata skor pretest atau uji perbedaan kemampuan awal digunakan
53
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
untuk mengetahui perbedaan dari data yang di analisis sehingga dapat dijadikan titik pijak yang sama untuk analisis selanjutnya. Langkah ini dilakukan karena teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan secara random. Analisis statistik yang digunakan adalah statistik parametrik Independent samples t-test apabila distribusi data normal. Sebelum dilakukan analisis ini perlu dilakukan uji asumsi untuk memeriksa homogenitas dengan Levene’s test. Jika harga Sig. > 0,05 ada homogenitas variansi pada kedua data yang dibandingkan. Jika harga sig. < 0,05 tidak ada homogenitas variansi pada kedua data yang dibandingkan. Hasil analisis Levene’s test dengan tingkat kepercayaan 95% diperoleh harga F = 0,089 dan harga Sig. 0,767 (p > 0,05). Maka dengan demikian terdapat homogenitas variansi sehingga dapat digunakan Independent samples t-test untuk analisis selanjutnya. Berikut adalah tabel hasil uji perbandingan skor pretest kemampuan menerapkan.
Tabel 4.2 Uji Perbedaan Kemampuan Awal Kemampuan Menerapkan Hasil Pretest Kelompok kontrol dan kelompok eksperimen
Sig.(2-tailed) 0,216
Keterangan Tidak ada perbedaan
Berdasarkan analisis uji perbedaan rerata skor pretest di kelompok kontrol diperoleh nilai M = 1,65; SE = 0,05; SD = 0,36. Pada kelompok eksperimen diperoleh nilai M = 1,54; SE = 0,06; SD = 0,40. Hasil uji perbedaan rerata skor pretest kemampuan menerapkanmenunjukkan nilai t(80) = 1,248 dengan harga Sig. (2-tailed) 0,216 (atau p > 0,05) sehingga Hnull diterima dan Hi ditolak, maka ada perbedaan yang signifikan antara pretest kelompok kontrol dan pretest kelompok eksperimen, dengan kata lain kedua kelompok tersebut memiliki kemampuan awal yang sama, sehingga kedua kelompok tersebut dapat dibandingkan.
4.1.2.3 Uji Signifikansi Pengaruh Perlakuan Uji signifikansi pengaruh perlakuan dilakukan cara menghitung selisih skor pretest dan posttest. Hal ini dilakukan untuk mengetahui apakah penggunaan metode inkuiri berpengaruh terhadap kemampuan menerapkan. Uji selisih skor 54
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
pretest dan posttest I kemampuan menerapkan pada kelompok eksperimen dan kontrol dilakukan dengan menggunakan uji statistik parametrik dalam hal ini Independent samples t-test. Sebelum dilakukan analisis ini perlu dilakukan uji asumsi untuk memeriksa homogenitas varians dengan Levene’s test. Jika harga Sig. > 0,05 ada homogenitas variansi pada kedua data yang dibandingkan. Jika harga Sig. < 0,05 tidak ada homogenitas varians pada kedua data yang dibandingkan. Hasil analisis Levene’s test dengan tingkat kepercayaan 95% menunjukkan harga F = 1,429 dan harga Sig. 0,235 (p > 0,05). Dengan demikian terdapat homogenitas varians sehingga bisa digunakan Independent samples t-test untuk analisis selanjutnya. Kriteria yang digunakan untuk menyimpulkan Independent samples t-test adalah jika harga Sig. (2-tailed) < 0,05 maka ada perbedaan yang signifikan antara skor pretest dan posttest I pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol pada kemampuan menerapkan. Jika harga Sig. (2-tailed) > 0,05 artinya tidak perbedaan yang signifikan antara skor pretest dan posttest I pada kelompok ekperimen dankelompok kontrol pada kemampuan menerapkan. Berikut adalah tabel hasil uji signifikansi pengaruh perlakuan. Tabel 4.3 Perbandingan Selisih Skor Kemampuan Menerapkan Hasil Selisih Skor Kelompok kontrol dan kelompok eksperimen
Sig.(2-tailed) 0,039
Keterangan Ada Perbedaan
Berdasarkan analisis selisih skor pretest ke posttest I diperoleh kelompok kontrol dengan nilai M = 0,48; SE = 0,10; SD = 0,71. Pada kelompok eksperimen diperoleh dengan nilai M = 0,80; SE = 0,10; SD = 0,62. Hasil uji selisih skor kemampuan menerapkan menunjukkan bahwa nilai t(80) = -2,098 dengan harga Sig. (2-tailed) 0,039 (atau p < 0,05) sehingga Hnull ditolakdan Hi diterima. Artinya ada perbedaan yang signifikan antara selisih skor pretest-posttest I kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Dengan kata lain penggunaan metode inkuiri berpengaruh secara signifikan terhadap kemampuan menerapkan. Berikut merupakan grafik diagram batang selisih skor pretest dan posttest I
baik di
kelompok kontrol dan kelompok eksperimen.
55
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Gambar 4.1 Diagram Rerata Selisih Skor Pretest dan Posttest I Kelompok Kontrol dan Eksperimen Kemampuan Menerapkan
4.1.2.4 Analisis Lebih Lanjut 1.
Uji Peningkatan Skor Pretest-Posttest I Uji peningkatan skor pretest dan posttest I dilakukan untuk mengetahui
apakah ada peningkatan antara skor pretest dan posttest I pada kemampuan menerapkan pada kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen. Uji peningkatan dihitung dengan menggunakan Paired samples t-test dalam program IBM SPSS statistics 19 for Windows dengan tingkat kepercayaan 95%. Kriteria yang digunakan untuk menolak Hnull adalah jika harga Sig. (2-tailed) < 0,05 dan jika rerata skor posttest lebih tinggi daripada rerata skor pretest berarti ada peningkatanskor yang signifikan dari pretest ke posttest. Berikut adalah tabel uji perbandingan skor pretest ke posttest I kemampuan menerapkan. Tabel 4.4 Hasil Uji Peningkatan Skor Pretest ke Posttest I Menerapkan No
Kelompok
Pretest
Rerata Posttest I
Peningkatan (%)
Sig. (2tailed)
1
Kontrol
1,65
2,14
29,69
0,000
2
Eksperimen
1,54
2,35
52,60
0,000
Keterangan Ada perbedaan Ada perbedaan
56
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Dari hasil uji statistik tersebut diperoleh harga Sig. (2-tailed) sebesar 0,000 (atau p < 0,05) sehingga Hnull ditolak dan Hi diterima. Artinya ada perbedaan yang signifikan antara skor pretest dan posttest I pada kelompok kontrol. Rerata skor posttest I juga lebih tinggi dari rerata skor pretest. Dengan kata lain terdapat peningkatan skor yang signifikan dari pretest ke posttest I pada kelompok kontrol. Persentase peningkatan skor pretest ke posttest pada kelompok kontrol sebesar 29,69% dengan M = 0,48; SE = 0,11 ; SD = 0,71; t(42) = 4,49. Hasil uji perbandingan skor pretest ke posttest I kemampuan menerapkan pada kelompok eksperimen diperoleh harga Sig. (2-tailed) sebesar 0,000 (atau p < 0,05) sehingga Hnull ditolak dan Hi diterima. Artinya ada perbedaan yang signifikan antara skor pretest dan posttest pada kelompok eksperimen. Dengan kata lain terdapat peningkatan skor yang signifikan dari pretest ke posttest I. Persentase peningkatan skor pretest ke posttest pada kelompok eksperimen sebesar 52,60% dengan M = 0,80; SE = 0,11; SD = 0,62; t(38) = 7,95. Secara detail hasil uji kenaikan rerata skor pretest ke posttest I dari masing-masing indikator pada kemampuan menerapkan dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel 4.5 Hasil Uji Peningkatan Skor Pretest-Posttest I No
Indikator Menerapkan
1 2 3 4
Menemukan Memutuskan Membuat Menggunakan
No
Indikator Menerapkan
1 2 3 4
Menemukan Memutuskan Membuat Menggunakan
Kontrol Pre Post I 1,6 1,6 1,8 1,7
1,93 1,93 2,53 2,16
Eksperimen Pre Post I 1,51 2,33 1,51 2,33 1,59 2,26 1,56 2,46
Peningkatan (%)
Sig. (2-tailed)
Keterangan
20,62 20,62 40,55 27,05
0,016 0,016 0,000 0,015
Ada Perbedaan Ada Perbedaan Ada Perbedaan Ada Perbedaan
Peningkatan (%)
Sig. (2tailed)
Keterangan
54,3 54,3 42,1 57,69
0,000 0,000 0,001 0,000
Ada Perbedaan Ada Perbedaan Ada Perbedaan Ada Perbedaan
Dari tabel pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen mengalami peningkatan skor yang signifikan pada seluruh indikator yang diteliti. Peningkatan skor yang signifikan pada seluruh indikator terbesar adalah kelompok eksperimen
57
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
dibandingkan dengan peningkatan kelompok kontrol. Diketahui bahwa seluruh rerata skor posttest I lebih tinggi daripada rerata skor pretest pada kelompok eksperimen dibandingkan dengan kelompok kontrol.
2.
Uji Besar Pengaruh Perlakuan (Effect size) Untuk mengetahui Effect size digunakan koefisien korelasi dengan kriteria
r = 0,10 (efek kecil) yang setara dengan 1% pengaruh yang di akibatkan oleh pengaruh variabel independen, r = 0,30 (efek menengah) yang setara dengan 9%, dan r = 0,50 (efek besar) yang setara dengan 25% (Field, 2009: 179). Berikut adalah tabel hasil uji besar pengaruh perlakuan pada kemampuan menerapkan.
Tabel 4.6 Hasil Uji Besar Pengaruh Perlakuan pada Kemampuan Menerapkan Kelompok Kontrol Eksperimen
t 4,49 7,95
20,16 63,20
df 42 38
r 0,56 0,78
0,31 0,60
% 31 60
Keterangan Efek besar Efek besar
Dari data yang diperoleh dapat diketahui bahwa terjadi peningkatan pada kemampuan menerapkan di kelompok kontol dan kelompok eksperimen. Peningkatan kemampuan menerapkan pada kelompok kontrol sebesar 31% dari r = 0,56 dengan koefisien korelasi yaitu efek besar. Peningkatan kemampuan menerapkan pada kelompok eksperimen sebesar 60% dari r = 0,78 dengan koefisien korelasi yaitu efek besar. Dengan demikian menunjukkan bahwa metode inkuiri pada kelompok eksperimen memberikan sumbangan lebih besar terhadap kemampuan menerapkan dibandingkan dengan metode ceramah pada kelompok kontrol.
3.
Uji Retensi Pengaruh Perlakuan Uji retensi pengaruh perlakuan dilakukan untuk lebih mengetahui retensi
pengaruh perlakuan (Krathwohl, 2004: 546). Dengan demikian dianjurkan untuk melakukan posttest II sesudah posttest I. Pemberian posttest II dilakukan satu bulan setelah diberikannya posttest I. Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui perbedaan yang signifikan antara posttest I dan posttest II dan efek pada posttest II apakah pengaruhnya masih sama dengan posttest I atau tidak. Uji statistik yang digunakan adalah statistik parametrik dalam hal ini Paired samples t-test. 58
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Berikut adalah tabel hasil uji perbandingan skor posttest I ke posttest II kemampuan menerapkan. Tabel 4.7 Hasil Uji Perbandingan Skor Posttest I ke Posttest II Menerapkan No 1 2
Kelompok Kontrol Eksperimen
Rerata Posttest I Posttest II 2,14 1,58 2,35 1,71
Peningkatan % -26,16 -27,23
Sig. (2 tailed) 0,000 0,000
Keterangan Berbeda Berbeda
Hasil uji perbandingan skor posttest I ke posttest II di atas menunjukkan bahwa harga Sig. (2-tailed) kelompok kontrol sebesar 0,000 (atau p < 0,05) sehingga Hnull ditolak dan Hi diterima. Artinya ada perbedaan yang signifikan antara skor posttest I dan posttest II pada kelompok kontrol. Dengan kata lain terjadi penurunan skor yang signifikan dari posttest I ke posttest II. Presentase penurunan skor pada kelompok kontrol sebesar -26,16% dengan M = -0,56; SE = 0,11; SD = 0,73; t(42) = -5,03. Hasil uji perbandingan skor posttest I ke posttest II di atas menunjukkan bahwa harga Sig. (2-tailed) kelompok eksperimen sebesar 0,000 (atau p < 0,05) sehingga Hnull ditolak dan Hi diterima. Artinya ada perbedaan yang signifikan antara skor posttest I dan posttest II pada kelompok eksperimen. Dengan kata lain terjadi penurunan skor yang signifikan dari posttest I ke posttest II. Presentase penurunan skor pada kelompok eksperimen sebesar -27,23% dengan M = -0,64; SE = 0,09; SD = 0,56; t(38) = -7,09. Berikut adalah tabel hasil uji perbandingan skor posttest I ke posttest II kemampuan menerapkan dengan masing-masing indikator.
Tabel 4.8 Hasil Uji Perbandingan Skor Posttest I ke Posttest II Menerapkan Kontrol No
Indikator Menerapkan
1 2 3 4
Menemukan Memutuskan Membuat Menggunakan
Post I
Post II
1,93 1,93 2,53 2,16
1,49 1,49 1,67 1,65
Peningkatan (%)
Sig (2-tailed)
Keterangan
− 22,798 − 22,798 − 33,992 − 23,612
0,003 0,003 0,000 0,031
Ada penurunan Ada penurunan Ada penurunan Ada penurunan
59
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
No
Indikator Menerapkan
1 2 3 4
Menemukan Memutuskan Membuat Menggunakan
Eksperimen Post Post I II 2,33 1,77 2,33 1,77 2,26 1,69 2,46 1,59
Peningkatan (%)
Sig (2-tailed)
Keterangan
− 24,034 − 24,034 − 25,221 − 23,365
0,001 0,001 0,005 0,000
Ada penurunan Ada penurunan Ada penurunan Ada penurunan
Berikut gambar grafik yang menunjukkan kenaikan pada skor pretest, posttest I, dan Posttest II di kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
2,5
2,35 2,14
2 1,5
1,54
1,71
1,56
1,58 Kontrol
1
Eksperimen
0,5 0 Pretest
Posttest I
Posttest II
Gambar 4.2 Grafik Retensi Pengaruh Perlakuan pada Kemampuan Menerapkan
4.
Dampak Pengaruh Perlakuan Penelitian ini menggunakan tes tertulis untuk mengetahui adanya pengaruh
penggunaan metode inkuiri yang signifikan terhadap kemampuan menerapkan. Peneliti juga menggunakan teknik pengumpulan data yang berbeda untuk mendapatkan data dari sumber yang sama. Peneliti melakukan observasi dan wawancara sebagai data trianggulasi secara kualitatif sederhana. Observasi dilakukan pada saat pemberian soal pretest, posttest I, posttest II dan pembelajaran berlangsung baik di kelas kontrol maupun kelas eksperimen. Wawancara dilakukan pada guru mitra dan tiga siswa dari yang memiliki kemampuan atas, menengah dan paling bawah. Wawancara terhadap guru dilakukan untuk mengetahui dampak pembelajaran menggunakan metode inkuiri, sedangkan wawancara ke siswa dilakukan untuk mengetahui perasaan, kegiatan belajar, kesulitan yang dihadapi selama belajar menggunakan metode inkuiri.
60
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Wawancara (16 September 2014) pembelajaran menggunakan metode inkuiri menjadi menarik dapat dilihat wawancara dari guru mitra “anak lebih aktif, kritis, mencari tahu jawaban sendiri dengan melakukan percobaanpercobaan secara berkelompok, mereka melakukan diskusi bersama sehingga jawaban-jawaban dari anak-anak itu beragam, apa lagi ada media pembelajaran jadi anak lebih semangat belajar dan ke inginan untuk tahu, mencoba, bereksperimen sangat tinggi.”(W.G.B 11-27) Pembelajaran di kelas eksperimen dengan menggunakan metode inkuiri sangat berbeda dengan kelas kontrol. Hal ini sesuai dengan hasil wawancara guru “Perbedaannya sangat terlihat, kalau di kelas IVB anak-anaknya banyak yang tidak memperhatikan, pada ngobrol sendiri, kalau ditanya pada saat itu juga bisa menjawab tapi ya ada yang ditanya jawabnya ga tahu Bu!, boleh buka buku Bu?. Jelas beda sekali dengan kelas IVA anak-anaknya aktif. Secara nilai akademis kelas IVA terlihat lebih tinggi daripada yang kelas IVB.”(W.G.B 39-56) Melalui metode inkuiri siswa menjadi aktif dan tidak bosan di kelas, sedangkan siswa merasa bosan dan banyak yang tidak memperhatikan penjelasan guru terdapat pada kelas kontrol. Wawancara (16 September 2014) perasaan siswa saat belajar dengan menggunakan metode inkuiri dapat terlihat dari hasil wawancara dengan siswa S1 mengatakan “Senang.” S2mengatakan “Asik.”berbeda dengan S3 mengatakan “Bingung dan ribet.”(W.S.B 3-5) Pembelajaran menggunakan metode inkuiri menjadi menarik dapat dilihat wawancara dengan S1 mengatakan “Biasanya kan cuma mendengarkan pelajaran, terus sekarang bisa belajar sambil melakukan percobaan.” S2 mengatakan “Kayak belajar sambil bermain.” berbeda dengan S3 mengatakan “Capek, soalnya banyak percobaannya tadi.” (W.S.B 9-14) Berdasarkan hasil wawancara dengan tiga siswa di atas menunjukkan bahwa siswa termotivasi ketika belajar dengan menggunakan metode inkuiri selain itu pembelajaran dengan metode inkuiri sangat membantu belajar siswa, siswa merasakan senang ketika belajar dengan menggunakan metode inkuiri karena siswa dapat mencari sendiri jawabannya dengan melakukan percobaan sehingga siswa dapat melihat langsung, membuktikan langsung dan membuat siswa mudah mengingat lebih lama dan memahami.
61
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Berdasarkan hasil observasi (16 September 2014) di kelompok kontrol siswa merasa bosan ketika mengikuti pembelajaran di kelas karena metode yang diberikan oleh guru adalah ceramah berbeda dengan kelas eksperimen yang dapat membuat siswa aktif mengikuti pembelajaran, senang belajar menggunakan metode inkuiri. Di kelompok kontrol, sebagian siswa tidak memperhatikan penjelasan guru. Hal ini membuktikan bahwa penggunaan metode ceramah membuat siswa pasif karena siswa hanya duduk mendengarkan guru dan siswa lebih banyak mencatat berbeda dengan menggunakan metode inkuiri dalam pembelajaran. Pembelajaran dengan metode inkuiri dapat menangkap informasi dengan mudah dan dapat memunculkan ide-ide baru. Dampak baik terlihat pada skor peningkatan pretest ke posttest I di kelompok eksperimen pada kemampuan menerapkan
lebih besar dibandingkan dengan kelompok kontrol yang
mendapatkan skor peningkatan pretest ke posttest I hanya kecil.
4.1.3 Hasil Uji Hipotesis Penelitian II Penelitian membahas penggunaan metode inkuiri terhadap kemampuan mengembangkan perspektif pada mata pelajaran IPA. Penelitian ini merupakan penelitian kolaborasi bersama kelompok payung IPA. Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian eksperimental dengan menggunakan dua kelompok yang dibandingkan, yaitu kelompok eksperimen atau kelas yang diberi treatment (inkuiri) dan kelompok kontrol atau kelas yang tidak diberi treatment (inkuiri). Instrumen yang digunakan adalah soal essay berjumlah enam item soal. Masingmasing soal terdiri dari kemampuan menjelaskan, menginterpretasi, menerapkan, mengembangkan perspektif, membangun empati, memahami diri. Sedangkan dari hasil tes yang diperoleh, data yang digunakan untuk mengukur kemampuan mengembangkan perspektif adalah soal nomor empat. Soal essay diujikan di kelas yang berbeda yaitu kelas IVA sebagai kelas eksperimen terdiri dari 39 siswa dan kelas IVB sebagai kelompok kontrol terdiri dari 43 siswa. Soal essay tersebut diberikan sebagai soal pretest, posttest I, posttest II pada kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol sehingga diperoleh enam jenis data yaitu: pretest kelompok kontrol, posttest I kelompok kontrol, posttest II kelompok kontrol,
62
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
pretest kelompok eksperimen, posttest I kelompok eksperimen, posttest II kelompok eksperimen. Instrumen yang dibuat digunakan untuk mengetahui pengaruh penggunaan inkuiri terhadap kemampuan mengembangkan perspektif pada pretest, posttest I dan posttest II. Signifikansi terlihat pada perbandingan antara nilai kelompok eksperimen sesudah menggunakan metode inkuiri dalam pembelajaran dengan kelompok kontrol yang tidak menggunakan metode inkuiri atau hanya menggunakan metode ceramah dalam pembelajaran IPA. Signifikansi hasil tersebut diukir dengan analisis statistik dengan membandingkan nilai posttest dari kelompok kontrol dengan nilai posttest kelompok eksperimen. Penelitian ini memiliki dua variabel yaitu variabel independen dan variabel dependen. Variabel independen dalam penelitian ini adalah penggunaan metode inkuiri sedangkan variabel dependen yaitu kemampuan mengembangkan perspektif. Hipotesis sementara yaitu penggunaan metode inkuiri berpengaruh secara signifikan terhadap kemampuan mengembangkan perspektif pada siswa kelas IV SD Kanisius Sengkan pada mata pelajaran IPA untuk kompetensi dasar sifat-sifat cahaya. Data yang diperoleh diuji normalitasnya dengan uji Kolmogorov-Smirnov dengan program komputer IBM SPPS statistics versi 21 for Windows.
4.1.3.1 Uji Normalitas Distribusi Data Uji normalitas data dilakukan dengan menggunakan uji KolmogorovSmirnov. Uji normalitas tersebut bertujuan untuk menentukan jenis uji statistik yang akan digunakan dalam analisis data selanjutnya. Analisis statistik yang digunakan adalah statistik parametrik Independent samples t-test untuk distribusi data normal sedangkan statistik non parametrik Mann-Whitney U test untuk distribusi data tidak normal. Distribusi data dikatakan normal jika harga Sig. (2tailed) > 0,05 sedangkan distribusi data dikatakan tidak normal jika harga Sig. (2tailed) < 0,05. Berdasarkan kriteria diatas diperoleh data perhitungan sebagai berikut.
63
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Tabel 4.9 Uji Normalitas Distribusi Data pada Kemampuan Mengembangkan Perspektif No 1 2 3 4 5 6 7 8
Aspek Rerata Skor Pretest Kelompok Kontrol Rerata Skor Posttest I Kelompok Kontrol Rerata Skor Posttest II Kelompok Kontrol Rerata Skor Pretest Kelompok Eksperimen Rerata Skor Posttest I Kelompok Eksperimen Rerata Skor Posttest II Kelompok Eksperimen Rerata selisih pretest-posttest I kelompok Kontrol Rerata selisih pretest-posttest I kelompok Eksperimen
Sig.(2-tailed) 0,114 0,196 0,088 0,114 0,110 0,094
Keterangan Normal Normal Normal Normal Normal Normal
0,218
Normal
0,114
Normal
Dari data di atas diperoleh seluruh hasil uji normalitas data pada kemampuan mengembangkan perspektif di atas 0,05. Dengan demikian distribusi seluruh data dikatakan normal. Oleh karena itu uji statistik yang akan digunakan selanjutnya menggunakan uji statistik parametrik. 4.1.3.2 Uji Perbedaan Kemampuan Awal Uji perbedaan kemampuan awal dilakukan untuk memastikan bahwa kedua kelompok yaitu kelompok kontrol dan kelompok eksperimen memiliki kemampuan awal yang sama ataupun setara. Uji perbedaan kemampuan awal skor pretest pada kemampuan mengembangkan perspektif pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen dilakukan dengan menggunakan uji statistik perametrik dalam hal ini Independent samples t-test. Sebelum dilakukan analisis ini perlu dilakukan uji asumsi untuk memeriksa homogenitas varians dengan Levene’s test. Jika harga Sig. > 0,05 ada homogenitas varians pada kedua data yang dibandingkan. Jika harga Sig. < 0,05 tidak ada homogenitas varians pada kedua data yang dibandingkan. Hasil analisis Levene’s test dengan tingkat kepercayaan 95% diperoleh harga F = 0,068 dan harga Sig. 0,795 (p > 0,05). Maka dengan demikian terdapat homogenitas variansi sehingga dapat digunakan Independent samples t-test untuk analisis selanjutnya. Berikut adalah tabel hasil uji perbedaan rerata skor pretest kemampuan mengembangkan perspektif.
64
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Tabel 4.10 Uji Perbedaan Kemampuan Awal Kemampuan Mengembangkan Perspektif Hasil Pretest Kelompok kontrol dan kelompok eksperimen
Sig.(2-tailed) 0,679
Keterangan Tidak ada perbedaan
Berdasarkan analisis uji perbedaan rerata skor pretest di kelompok kontrol dengan nilai M = 1,97; SE = 0,09; SD = 0,61. Pada kelompok eksperimen diperoleh nilai M = 1,93; SE = 0,87; SD = 0,54. Hasil uji perbandingan skor pretest kemampuan mengembangkan perspektif menunjukkan bahwa nilai t(80) = 0,416 dengan harga Sig. (2-tailed) 0,679 (atau p > 0,05) sehingga Hnull diterima dan Hi ditolak. Artinya tidak ada perbedaan yang signifikan antara rerata pretest kelompok kontrol dengan kelompok ekperimen, dengan kata lain kedua kelompok tersebut memiliki kemampuan awal yang sama sehingga kedua kelompok tersebut dapat dibandingkan.
4.1.3.3 Uji Signifikansi Pengaruh Perlakuan Uji signifikansi pengaruh perlakuan dilakukan cara menghitung selisih skor pretest dan posttest. Hal ini dilakukan untuk mengetahui apakah penggunaan metode inkuiri berpengaruh terhadap kemampuan mengembangkan perspektif. Uji selisih skor pretest dan posttest I kemampuan mengembangkan perspektif pada kelompok eksperimen dan kontrol dilakukan dengan menggunakan uji statistik parametrik dalam hal ini Independent samples t-test. Sebelum dilakukan analisis ini perlu dilakukan uji asumsi untuk memeriksa homogenitas varians dengan Levene’s test. Jika harga Sig. > 0,05 ada homogenitas variansi pada kedua data yang dibandingkan. Jika harga Sig. < 0,05 tidak ada homogenitas varians pada kedua data yang dibandingkan. Hasil analisis Levene’s tes dengan tingkat kepercayaan 95% diperoleh harga F= 6,78 dan harga Sig. 0,011 (p < 0,05). Maka dengan demikian tidak terdapat homogenitas variansi, sehingga menggambil data di Equal variances not assumed lalu dapat digunakan Independent samples t-test untuk analisis selanjutnya. Kriteria yang digunakan untuk menyimpulkan Independent samples t-test adalah jika harga Sig. (2-tailed) < 0,05 maka ada perbedaan yang signifikan antara skor pretest dan posttest I pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol pada 65
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
kemampuan mengembangkan perspektif. Jika harga Sig.(2-tailed) > 0,05 artinya tidak perbedaan yang signifikan antara skor pretest dan posttest I pada kelompok ekperimen dankelompok kontrol pada kemampuan mengembangkan perspektif. Berikut adalah tabel hasil uji signifikansi pengaruh perlakuan. Tabel 4.11 Perbandingan Selisih Skor Kemampuan Mengembangkan Perspektif Hasil Selisih Skor Kelompok kontrol dan kelompok eksperimen
Sig.(2-tailed) 0,000
Keterangan Ada Perbedaan
Berdasarkan analisis selisih skor pretest ke posttest I diperoleh kelompok kontrol dengan nilai M = 0,67; SE = 0,12; SD = 0,85. Pada kelompok eksperimen diperoleh dengan nilai M = 1,31; SE = 0,09; SD = 0,58. Hasil uji selisih skor kemampuan mengembangkan perspektif menunjukkan bahwa nilai t(74,99) = 3,985 dengan harga Sig. (2-tailed) 0,000 (atau p < 0,05) sehingga Hnull ditolak dan Hi diterima. Artinya ada perbedaan yang signifikan antara selisih skor pretestposttest I kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Dengan kata lain penggunaan metode inkuiri berpengaruh secara signifikan terhadap kemampuan mengembangkan perspektif. Berikut merupakan grafik diagram batang selisih skor pretest dan posttest I baik di kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Berikut merupakan grafik diagram batang selisih skor pretest dan posttest I baik di kelompok kontrol dan kelompok eksperimen.
Gambar 4.3 Diagram Rerata Selisih Skor Pretest dan Posttest I Kelompok Kontrol dan Eksperimen Kemampuan Mengembangkan Perspektif
66
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
4.1.3.4 Analisis Lebih Lanjut 1. Uji Peningkatan Skor Pretest-Posttest I Uji peningkatan skor pretest dan posttest I dilakukan untuk mengetahui apakah ada peningkatan antara skor pretest dan posttest I pada kemampuan mengembangkan
perspektif
pada
kelompok
kontrol
maupun
kelompok
eksperimen. Uji peningkatan dihitung dengan menggunakan Paired samples t-test dalam program IBM SPSS statistics 19 for Windows dengan tingkat kepercayaan 95%. Kriteria yang digunakan untuk menolak Hnull adalah jika harga Sig. (2tailed) < 0,05 dan jika rerata skor posttest lebih tinggi daripada rerata skor pretest berarti ada peningkatanskor yang signifikan dari pretest ke posttest. Berikut adalah tabel uji perbandingan skor pretest ke posttest I kemampuan mengembangkan perspektif.
Tabel 4.12 Hasil Uji Peningkatan Skor Pretest ke Posttest I Mengembangkan Perspektif No
Kelompok
Pretest
Rerata Posttest I
Peningkatan (%)
Sig. (2tailed)
1
Kontrol
1,98
2,65
33,83
0,000
2
Eksperimen
1,92
3,23
68,22
0,000
Keterangan Ada perbedaan Ada perbedaan
Dari hasil uji statistik tersebut diperoleh harga Sig. (2-tailed) sebesar 0,000 (atau p < 0,05) sehingga Hnull ditolak dan Hi diterima. Artinya ada perbedaan yang signifikan antara skor pretest dan posttest I pada kelompok kontrol. Rerata skor posttest I juga lebih tinggi dari rerata skor pretest. Dengan kata lain terdapat peningkatan skor yang signifikan dari pretest ke posttest I pada kelompok kontrol. Persentase peningkatan skor pretest ke posttest pada kelompok kontrol sebesar 33,83% dengan M = 0,67; SE = 0,12 ; SD = 0,85; t(42) = 5,19. Hasil uji perbandingan skor
pretest ke posttest I kemampuan
mengembangkan perspektif pada kelompok eksperimen diperoleh harga Sig. (2tailed) sebesar 0,000 (atau p < 0,05) sehingga Hnull ditolak dan Hi diterima. Artinya ada perbedaan yang signifikan antara skor pretest dan posttest pada kelompok eksperimen. Dengan kata lain terdapat peningkatan skor yang signifikan dari pretest ke posttest I. Persentase peningkatan skor pretest ke posttest pada kelompok eksperimen sebesar 68,22% dengan M = 1,30; SE = 0,09; SD = 0,59; t(38) = 13,80. 67
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Secara detail hasil uji kenaikan rerata skor pretest ke posttest I dari masing-masing indikator pada kemampuan mengembangkan perspektif dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel 4.13 Hasil Uji Peningkatan Skor Pretest ke Posttest I Mengembangkan Perspektif No
Indikator Mengembangkan Perspektif
1 2 3 4
Mengkritisi Memberi Argumen Menganalisis Membandingkan
No
Indikator Mengembangkan Perspektif
1 2 3 4
Mengkritisi Memberi Argumen Menganalisis Membandingkan
Kontrol Pre Post I 1,98 2,70 1,98 2,70 1,98 2,60 1,98 2,60
Peningkatan
Sig (2-tailed)
Keterangan
36,36% 36,36% 31,31% 31,31%
0,000 0,000 0,002 0,002
Ada Perbedaan Ada Perbedaan Ada Perbedaan Ada Perbedaan
Eksperimen
Peningkatan
Sig (2-tailed)
Keterangan
54% 54% 82,7% 82,7%
0,000 0,000 0,000 0,000
Ada Perbedaan Ada Perbedaan Ada Perbedaan Ada Perbedaan
Pre 2 2 1,85 1,85
Post I 3,08 3,08 3,38 3,38
Dari tabel pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen mengalami peningkatan skor yang signifikan pada seluruh indikator yang diteliti. Peningkatan skor yang signifikan pada seluruh indikator terbesar adalah kelompok eksperimen dibandingkan dengan peningkatan kelompok kontrol. Diketahui bahwa seluruh rerata skor posttest I lebih tinggi daripada rerata skor pretest pada kelompok eksperimen dibandingkan dengan kelompok kontrol.
2.
Uji Besar Pengaruh Perlakuan (Effect size) Untuk mengetahui Effect size digunakan koefisien korelasi dengan kriteria
r = 0,10 (efek kecil) yang setara dengan 1% pengaruh yang di akibatkan oleh pengaruh variabel independen, r = 0,30 (efek menengah) yang setara dengan 9%, dan r = 0,50 (efek besar) yang setara dengan 25% (Field, 2009: 179). Berikut adalah tabel hasil uji besar pengaruh perlakuan pada kemampuan mengembangkan perspektif.
68
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Tabel 4.14 Hasil Uji Besar Pengaruh Perlakuan pada Kemampuan Mengembangkan Perspektif Kelompok Kontrol Eksperimen
t 5,19 13,81
26,93 190,71
df 42 38
r 0,62 0,91
% 38 82
0,38 0,82
Keterangan Efek besar Efek besar
Dari data yang diperoleh dapat diketahui bahwa terjadi peningkatan pada kemampuan mengembangkan perspektif di kelompok kontol dan kelompok eksperimen. Peningkatan kemampuan mengembangkan perspektif pada kelompok kontrol sebesar 38% dari r = 0,62 dengan koefisien korelasi yaitu efek besar. Peningkatan kemampuan mengembangkan perspektif pada kelompok eksperimen sebesar 82% dari r = 0,91 dengan koefisien korelasi yaitu efek besar. Dengan demikian menunjukkan bahwa metode inkuiri pada kelompok eksperimen memberikan
sumbangan
lebih
besar
terhadap
kemampuan
menerapkan
dibandingkan dengan metode ceramah pada kelompok kontrol.
3.
Uji Retensi Pengaruh Perlakuan Uji retensi pengaruh perlakuan dilakukan untuk lebih mengetahui retensi
pengaruh perlakuan (Krathwohl, 2004: 546). Dengan demikian dianjurkan untuk melakukan posttest II sesudah posttest I. Pemberian posttest II dilakukan satu bulan setelah diberikannya posttest I. Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui perbedaan yang signifikan antara posttest I dan posttest II dan efek pada posttest II apakah pengaruhnya masih sama dengan posttest I atau tidak. Uji statistik yang digunakan adalah statistik parametrik dalam hal ini Paired samples t-test. Berikut adalah tabel hasil uji perbandingan skor posttest I ke posttest II kemampuan mengembangkan perspektif.
Tabel 4.15 Hasil Uji Perbandingan Skor Posttest I ke Posttest II Mengembangkan perspektif No 1 2
Kelompok Kontrol Eksperimen
Rerata Posttest I Posttest II 2,65 1,60 3,23 1,56
Peningkatan % -39,62 -51,70
Sig. (2 tailed) 0,000 0,000
Keterangan Berbeda Berbeda
Hasil uji perbandingan skor posttest I ke posttest II di atas menunjukkan bahwa harga Sig. (2-tailed) kelompok kontrol sebesar 0,000 (atau p < 0,05) sehingga Hnull ditolak dan Hi diterima. Artinya ada perbedaan yang signifikan 69
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
antara skor posttest I dan posttest II pada kelompok kontrol. Dengan kata lain terjadi penurunan skor yang signifikan dari posttest I ke posttest II. Presentase penurunan skor pada kelompok kontrol sebesar -39,62% denganM = -1,04; SE = 0,11; SD = 0,77; t(42) = -8,91. Hasil uji perbandingan skor posttest I ke posttest II di atas menunjukkan bahwa harga Sig. (2-tailed) kelompok eksperimen sebesar 0,000 (atau p < 0,05) sehingga Hnull ditolak dan Hi diterima. Artinya ada perbedaan yang signifikan antara skor posttest I dan posttest II pada kelompok eksperimen. Dengan kata lain terjadi penurunan skor yang signifikan dari posttest I ke posttest II. Presentase penurunan skor pada kelompok eksperimen sebesar -51,70% dengan M = -1,66; SE = 0,11; SD = 0,73; t(38) = -14,11. Berikut adalah tabel hasil uji perbandingan skor posttest I ke posttest II kemampuan mengembangkan perspektif dengan masing-masing indikator.
Tabel 4.16 Hasil Uji Perbandingan Skor PosttestI ke PosttestIIMengembangkan Perspektif No
Indikator Mengembangkan perspektif
Kontrol Post I Pos t II 2,70 1,63
Peningkatan (%)
Sig (2-tailed)
Keterangan
1
Mengkritisi
− 39,629
0,000
1,63
− 39,629
0,000
2,60
1,58
− 39,23
0,000
2,60
1,58
− 39,23
0,000
Ada penurunan Ada penurunan Ada penurunan Ada penurunan
2
Memberi Argumen
2,70
3
Menganalisis
4
Membandingkan
No
Indikator Mengembangkan perspektif
Peningkatan
Sig (2-tailed)
Keterangan
1
Mengkritisi
− 46,753
0,000
1,64
− 46,753
0,000
3,38
1,49
− 55,917
0,000
3,38
1,49
− 55,917
0,000
Ada penurunan Ada penurunan Ada penurunan Ada penurunan
2
Memberi Argumen
3,08
3
Menganalisis
4
Membandingkan
Eksperimen Post I Pos t II 3,08 1,64
Berikut gambar grafik yang menunjukkan kenaikan pada skor pretest, posttest I, dan Posttest II di kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
70
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
3,5
3,23 3 2,65
2,5
Kontrol 2
1,92
1,98
Eksperimen 1,56
1,5
1,6
1 Pretest
Posttest I
Posttest II
Gambar 4.4 Grafik Retensi Pengaruh Perlakuan pada Kemampuan Mengembangkan Perspektif
4.
Dampak Pengaruh Perlakuan Penelitian ini menggunakan tes tertulis untuk mengetahui adanya pengaruh
penggunaan
metode
inkuiri
yang
signifikan
terhadap
kemampuan
mengembangkan perspektif. Peneliti juga menggunakan teknik pengumpulan data yang berbeda untuk mendapatkan data dari sumber yang sama. Peneliti melakukan observasi dan wawancara sebagai data trianggulasi secara kualitatif sederhana. Observasi dilakukan pada saat pemberian soal pretest, posttest I, posttest II dan pembelajaran berlangsung baik di kelas kontrol maupun kelas eksperimen. Wawancara dilakukan pada guru mitra dan tiga siswa dari yang memiliki kemampuan atas, menengah dan paling bawah. Wawancara terhadap guru dilakukan untuk mengetahui dampak pembelajaran menggunakan metode inkuiri, sedangkan wawancara ke siswa dilakukan untuk mengetahui perasaan, kegiatan belajar, kesulitan yang dihadapi selama belajar menggunakan metode inkuiri. Wawancara (16 September 2014) pembelajaran menggunakan metode inkuiri menjadi menarik dapat dilihat wawancara dari guru mitra “anak lebih aktif, kritis, mencari tahu jawaban sendiri dengan melakukan percobaanpercobaan secara berkelompok, mereka melakukan diskusi bersama sehingga jawaban-jawaban dari anak-anak itu beragam, apa lagi ada media pembelajaran jadi anak lebih semangat belajar dan ke inginan untuk tahu, mencoba, bereksperimen sangat tinggi.”(W.G.B 11-27) Pembelajaran di kelas eksperimen dengan menggunakan metode inkuiri sangat berbeda dengan kelas kontrol. Hal ini
71
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
sesuai dengan hasil wawancara guru “Perbedaannya sangat terlihat, kalau di kelas IVB anak-anaknya banyak yang tidak memperhatikan, pada ngobrol sendiri, kalau ditanya pada saat itu juga bisa menjawab tapi ya ada yang ditanya jawabnya ga tahu Bu!, boleh buka buku Bu?. Jelas beda sekali dengan kelas IVA anak-anaknya aktif. Secara nilai akademis kelas IVA terlihat lebih tinggi daripada yang kelas IVB.”(W.G.B 39-56) Melalui metode inkuiri siswa menjadi aktif dan tidak bosan di kelas, sedangkan siswa merasa bosan dan banyak yang tidak memperhatikan penjelasan guru terdapat pada kelas kontrol. Wawancara (16 September 2014) perasaan siswa saat belajar dengan menggunakan metode inkuiri dapat terlihat dari hasil wawancara dengan siswa S1 mengatakan “Senang.” S2mengatakan “Asik.” berbeda dengan S3 mengatakan “Bingung dan ribet.”(W.S.B 3-5) Pembelajaran menggunakan metode inkuiri menjadi menarik dapat dilihat wawancara dengan S1 mengatakan “Biasanya kan cuma mendengarkan pelajaran, terus sekarang bisa belajar sambil melakukan percobaan.” S2 mengatakan “Kayak belajar sambil bermain.” berbeda dengan S3 mengatakan “Capek, soalnya banyak percobaannya tadi.” (W.S.B 9-14) Berdasarkan hasil wawancara dengan tiga siswa di atas menunjukkan bahwa siswa termotivasi ketika belajar dengan menggunakan metode inkuiri selain itu pembelajaran dengan metode inkuiri sangat membantu belajar siswa, siswa merasakan senang ketika belajar dengan menggunakan metode inkuiri karena siswa dapat mencari sendiri jawabannya dengan melakukan percobaan sehingga siswa dapat melihat langsung, membuktikan langsung dan membuat siswa mudah mengingat lebih lama dan memahami. Berdasarkan hasil observasi (16 September 2014) di kelompok kontrol siswa merasa bosan ketika mengikuti pembelajaran di kelas karena metode yang diberikan oleh guru adalah ceramah berbeda dengan kelas eksperimen yang dapat membuat siswa aktif mengikuti pembelajaran, senang belajar menggunakan metode inkuiri. Di kelompok kontrol, sebagian siswa tidak memperhatikan penjelasan guru. Hal ini membuktikan bahwa penggunaan metode ceramah membuat siswa pasif karena siswa hanya duduk mendengarkan guru dan siswa lebih banyak mencatat berbeda dengan menggunakan metode inkuiri dalam pembelajaran. Pembelajaran dengan metode inkuiri dapat menangkap informasi
72
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
dengan mudah dan dapat memunculkan ide-ide baru. Dampak baik terlihat pada skor peningkatan pretest ke posttest I di kelompok eksperimen pada kemampuan mengembangkan perspektif lebih besar dibandingkan dengan kelompok kontrol yang mendapatkan skor peningkatan pretest ke posttest I hanya kecil.
4.2
Pembahasan
4.2.1 Pengaruh Penerapan Metode Inkuiri terhadap Kemampuan Menerapkan Pembelajaran dengan metode inkuiri merupakan salah satu metode yang sangat efektif dalam meningkatkan kemampuan menerapkan yang terdiri dari empat indikator yaitu menemukan, memutuskan, membuat, dan menggunakan yang terlihat pada langkah-langkah metode inkuiri yaitu mengumpulkan data. Hal ini didukung berdasarkan pengamatan peneliti di kelas eksperimen yaitu kelas IVA. Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan oleh peneliti, siswa melakukan empat indikator yaitu: menemukan, memutuskan, membuat dan menggunakan saat pembelajaran IPA yang menggunakan metode inkuiri pada langkah mengumpulkan data yang mengajak anak untuk bereksperimen dimana siswa dapat menemukan sebuah jawaban dari permasalahan, siswa dapat menggunakan alat bahan yang sudah disediakan oleh peneliti untuk percobaan sehingga siswa mendapatkan jawaban, siswa juga dapat memutuskan dimana disaat mereka sedang berdiskusi kelompok, dan setelah mereka menggunakan, menemukan, memutuskan lalu mereka membuat suatu gambaran berupa jawaban yang di tuangkan kedalam lembar kerja siswa yang sesuai dengan kreatifitas mereka dalam satu kelompok. Seperti yang dikatakan Izmail (2005) menjelaskan bahwa inkuiri merupakan suatu rangkaian kegiatan pembelajaran yang melibatkan secara maksimal dan menyelidiki secara sistematis, kritis dan logis sehingga mereka dapat memenemukan sendiri pengetahuan, sikap dan keterampilan sebagai wujud adanya perubahan perilaku. Hal ini juga membuktikan bahwa penggunaan metode inkuiri dapat meningkatan kemampuan menerapkan siswa, karena membantu siswa dalam menjelaskan suatu topik atau materi melalui penalaran sehingga mampu menarik kesimpulan dengan mudah. (Wiggins & McTighe, 2005: 96) yang mengemukakan anak dapat menerapkan dan menggunakan pengetahuan dalam konteks, mampu untuk menggunakan pengetahuan efektifnya
73
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
dalam beragam, otentik dan realita, memperpanjang atau menciptakan apa yang dia tahu dengan cara yang efektif (menciptakan dalam arti berinovasi, seperti piaget membahas untuk memahami untuk menciptakan) menyesuaikan dengan apa yang dia lakukan. Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan peneliti pada kelompok kontrol, membuktikan bahwa sebagian siswa saat mendengarkan materi yang disampaikan oleh guru membuat mereka merasa bosan. Penggunaan metode ceramah membuat siswa merasa kesulitan dalam menangkap materi pembelajaran. Siswa hanya mendengarkan penjelasan guru, mengerjakan LKS dan mencatat materi secara terus menerus. Saat pembelajaran pembelajaran sebagian siswa tidak mendengarkan penjelasan guru, ada yang berbicara sendiri dengan teman sebangkunya, ada yang tiduran, dan ada yang membaca buku lain seperti majalah, komik. Sehingga pengaruh penggunaan metode ceramah berpengaruh kecil terhadap kemampuan menerapkan dengan empat indikator yaitu menemukan, memutuskan, membuat dan menggunakan. Kemungkinan yang terjadi mengapa metode ceramah berpengaruh terhadap kemampuan menerapkan yaitu terdapat pada ancam terhadap validitas internal (Neuman, 2013: 328-332) seperti bias seleksi (prakonsepsi yang mengancam validitas internal ketika kelompok-kelompok dalam suatu percobaan tidak setara/ekuivalen pada awal percobaan sehubungan dengan variabel dependen), efek sejarah (hasil yang menghadirkan ancaman terhadap validitas internal karena sesuatu hal yang terjadi dan memengaruhi variabel dependen selama percobaan berlangsung; bukan direncanakan dan diluar kendali peneliti), efek pematangan (hasil yang merupakan ancaman terhadap validitas internal dalam percobaan karena proses-proses alami dalam pertumbuhan, kebosanan, dan lain-lain yang terjadi selama percobaan berlangsung dan mempengaruhi variabel dependen), efek pengujian (hasil yang mengancam validitas internal karena proses pengukuran dasar dalam prauji dapat memiliki dampak terhadap variabel dependen) , instrumentasi (hal ini terjadi ketika instrumen atau ukuran variabel dependen berubah selama percobaan), mortalitas eksperimental (ancaman terhadap validitas internal karena para peserta gagal berpartisipasi sampai keseluruhan percobaan selesai), efek regresi statistik (ancaman terhadap validitas
74
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
internal atas sarana pengukuran yang memberikan nilai-nilai ekstrim dan kecenderungan bagi galat acak utuk memindahkan hasil yang ekstrim menuju nilai rata-rata), difusi perlakuan atau kontaminasi (penyebaran ancaman terhadap validitas internal yang terjadi ketika perlakuan “bocor” dari peserta kelompok percobaan dan peserta kelompok kontrol memodifikasi perilaku mereka karena mereka mengetahui perilaku tersebut), perilaku kompensatori (tingkah laku yang menjadi ancaman validitas internal ketika para peserta dalam kelompok kontrol memodifikasi perilaku mereka untuk mengejar ketinggalan karena tidak mendapatkan perlakuan), harapan peneliti (jenis penelitian percobaan yang tidak seorang pun di antara peserta ataupun orang, atas nama peneliti, yang secara langsung berhubungan dengan para peserta, mengetahui spesifikasi percobaan tersebut), karakteristik permintaan (jenis reaktivitas yang peserta dalam penelitian percobaannya mengetahui petunjuk mengenai hipotesis dan dengan demikian menyesuaikan perilaku mereka , dan efek plasebo (hasil yang terjadi ketika para peserta tidak menerima perlakuan sesungguhnya tetapi menerima perlakuan nonaktif atau tiruan tetapi merespon seolah-olah mereka telah menerima perlakuan yang sesungguhnya.
4.2.2 Pengaruh
Penerapan
Metode
Inkuiri
terhadap
Kemampuan
Mengembangkan Perspektif Pembelajaran dengan metode inkuiri merupakan salah satu metode salah satu
metode
yang
sangat
efektif
dalam
meningkatkan
kemampuan
mengembangkan perspektif yang terdiri dari empat indikator yaitu mengkritisi, memberi argumen, menganalisis, dan membandingkan yang terlihat pada langkahlangkah metode inkuiri yaitu menguji hipotesis. Hal ini didukung berdasarkan pengamatan peneliti di kelas eksperimen yaitu kelas IVA. Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan oleh peneliti, siswa melakukan empat indikator yaitu: mengkritisi,
memberi argumen,
menganalisis, dan membandingkan saat
pembelajaran IPA yang menggunakan metode inkuiri pada langkah menguji hipotesis yang mengajak anak untuk bereksperimen dimana siswa dapat mengkritisi sebuah jawaban dari permasalahan, siswa dapat membuat argumen saat melihat hasil percobaan kepada teman satu kelompok begitu juga dengan
75
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
teman kelompok yang lain dapat membuat argumen sendiri sesuai dengan pengamatannya, siswa juga dapat menganalisis dimana disaat mereka sedang melakukan percobaan atau bereksperimen, dan siswa dapat membandingkan sifatsifat cahaya dari percobaan atau eksperimen. Seperti yang dikatakan Izmail (2005) menjelaskan bahwa inkuiri merupakan suatu rangkaian kegiatan pembelajaran yang melibatkan secara maksimal dan menyelidiki secara sistematis, kritis dan logis sehingga mereka dapat memenemukan sendiri pengetahuan, sikap dan keterampilan sebagai wujud adanya perubahan perilaku. Hal ini juga membuktikan bahwa penggunaan metode inkuiri dapat meningkatan kemampuan mengembangkan perspektif siswa, karena membantu siswa dalam menjelaskan suatu topik atau materi melalui penalaran sehingga mampu menarik kesimpulan dengan mudah. (Wiggins & McTighe, 2005: 96) yang mengemukakan anak mampu untuk mengkritik dan membenarkan posisi sesuai dengan sudut pandang anak itu,menggunakan keahlian dan memposisikan yang mewujudkan disiplin skeptisisme dan pengujian teori, menempatkan fakta-fakta dan teori-teori dalam konteks, tahu pertanyaan atau masalah dan menemukan jawaban atau solusi dari pengetahuan atau teori, menyimpulkan asumsi di mana ide atau teori didasarkan, tahu batas serta kekuatan ide, melihat melalui argumen atau bahasa yang bias, Partisan, atau Ideologi. Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan peneliti pada kelompok kontrol, membuktikan bahwa sebagian siswa saat mendengarkan materi yang disampaikan oleh guru membuat mereka merasa bosan. Penggunaan metode ceramah membuat siswa merasa kesulitan dalam menangkap materi pembelajaran. Siswa haya mendengarkan penjelasan guru, mengerjakan LKS dan mencatat materi secara terus menerus. Saat pembelajaran pembelajaran sebagian siswa tidak mendengarkan penjelasan guru, ada yang berbicaa sendiri dengan teman sebangkunya, ada yang tiduran, dan ada yang membaca buku lain seperti majalah, komik. Sehingga pengaruh penggunaan metode ceramah berpengaruh kecil terhadap kemampuan mengembangkan perspektif dengan empat indikator yaitu mengkritisi, memberi argumen, menganalisis, dan membandingkan. Kemungkinan yang terjadi mengapa metode ceramah berpengaruh terhadap kemampuan mengembangkan perspektif yaitu terdapat pada ancam
76
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
terhadap validitas internal (Neuman, 2013: 328-332) seperti bias seleksi (prakonsepsi yang mengancam validitas internal ketika kelompok-kelompok dalam suatu percobaan tidak setara/ekuivalen pada awal percobaan sehubungan dengan variabel dependen), efek sejarah (hasil yang menghadirkan ancaman terhadap validitas internal karena sesuatu hal yang terjadi dan memengaruhi variabel dependen selama percobaan berlangsung; bukan direncanakan dan diluar kendali peneliti), efek pematangan (hasil yang merupakan ancaman terhadap validitas
internal
dalam
percobaan
karena
proses-proses
alami
dalam
pertumbuhan, kebosanan, dan lain-lain yang terjadi selama percobaan berlangsung dan mempengaruhi variabel dependen), efek pengujian (hasil yang mengancam validitas internal karena proses pengukuran dasar dalam prauji dapat memiliki dampak terhadap variabel dependen), instrumentasi (hal ini terjadi ketika instrumen atau ukuran variabel dependen berubah selama percobaan), mortalitas eksperimental (ancaman terhadap validitas internal karena para peserta gagal berpartisipasi sampai keseluruhan percobaan selesai), efek regresi statistik (ancaman terhadap validitas internal atas sarana pengukuran yang memberikan nilai-nilai ekstrim dan kecenderungan bagi galat acak utuk memindahkan hasil yang ekstrim menuju nilai rata-rata), difusi perlakuan atau kontaminasi (penyebaran ancaman terhadap validitas internal yang terjadi ketika perlakuan “bocor” dari peserta kelompok percobaan dan peserta kelompok kontrol memodifikasi perilaku mereka karena mereka mengetahui perilaku tersebut), perilaku kompensatori (tingkah laku yang menjadi ancaman validitas internal ketika para peserta dalam kelompok kontrol memodifikasi perilaku mereka untuk mengejar ketinggalan karena tidak mendapatkan perlakuan), harapan peneliti (jenis penelitian percobaan yang tidak seorang pun di antara peserta ataupun orang, atas nama peneliti, yang secara langsung berhubungan dengan para peserta, mengetahui spesifikasi percobaan tersebut), karakteristik permintaan (jenis reaktivitas yang peserta dalam penelitian percobaannya mengetahui petunjuk mengenai hipotesis dan dengan demikian menyesuaikan perilaku mereka , dan efek plasebo (hasil yang terjadi ketika para peserta tidak menerima perlakuan sesungguhnya tetapi menerima perlakuan nonaktif atau tiruan tetapi merespon seolah-olah mereka telah menerima perlakuan yang sesungguhnya.
77
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
4.2.3 Pembahasan Lebih Lanjut Penelitian ini menunjukkan dua hasil, yaitu metode inkuiri berpengaruh secara signifikan terhadap kemampuan menerapkan dan berpengaruh secara signifikan terhadap kemampuan mengembangkan perspektif. Pada penelitian relevan juga terdapat hasil penelitian yang melaporkan bahwa terdapat perbedaan penguasaan konsep biologi dan sikap ilmiah siswa antara siswa yang mengikuti model pembelajaran inkuiri dengan siswa yang mengikuti pembelajaran langsung (Hermawati, 2012). Model yang diterapkan dapat menumbuhkan keterampilan proses sains sekaligus dapat meningkatkan kemampuan kognitif serta melatih sikap ilmiah siswa (Rusmiyati, 2009). Sejak
2000/2001
Indonesia
ikut
serta
dalam
Programme for
International Student Assessment (PISA) dan Literasi Sains merupakan salah satu domain dalam PISA. PISA tahun 2000 dan PISA tahun 2003 kedudukan literasi sains adalah pendamping, namun pada PISA 2006 literasi sains akan menjadi fokus penilaian. Disertakannya literasi sains dalam PISA mengingat pentingnya kemampuan ini untuk hidup di masa depan Literasi sains merupakan unsur kecakapan hidup yang harus menjadi hasil kunci (key outcome) dari proses pendidikan hingga anak berusia 15 tahun. Dengan alasan itu anak usia 15 tahun (menjelang akhir wajib belajar) dipandang perlu untuk memiliki tingkat literasi sains yang memadai, baik bagi yang akan melanjutkan studi dalam bidang sains maupun yang tidak. PISA mendefinisikan literasi sains sebagai kemampuan menggunakan pengetahuan sains, mengidentifikasi permasalahan, dan menarik kesimpulan berdasarkan bukti-bukti, dalam rangka mengerti serta membuat keputusan tentang alam dan perubahan yang terjadi pada alam sebagai akibat aktivitas manusia. Sejalan dengan pemaknaan sains seperti itu, PISA bukan saja menilai pengetahuan anak, melainkan juga kemampuan berpikir ilmiah (scientific thinking), dan menggunakannya dalam konteks personal, sosial, dan global.Hasil penelitian yang dilakukan oleh PISA dalam bidang matematika, membaca, dan sains menunjukkan bahwa Indonesia mengalami penurunan peringkat (Rustaman, 2004). Pada tahun 2009 Indonesia memperoleh peringkat 57 dari 65 negara (OECD, 2010: 8) dan pada tahun 2012 peringkat 64 dari 65 negara (OECD, 2013: 232). Artikel World Bank PBB (The World Bank, 2011: 65)
78
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
menuliskan bahwa kualitas pendidikan Indonesia berada di bawah pencapaian rata-rata dibandingkan dengan negara-negara yang lain. Usaha meningkatkan kualitas pendidikan dapat dilakukan melalui penggunaan metode pembelajaran yang membantu siswa untuk membangun pengetahuannya sendiri, salah satunya adalah inkuiri. Inkuiri merupakan suatu rangkaian kegiatan pembelajaran yang melibatkan secara maksimal dan menyelidiki secara sistematis, kritis dan logis sehingga mereka dapat
memenemukan sendiri pengetahuan, sikap dan
keterampilan Izmail (2005). Piaget (dalam Mulyasa, 2006: 108) menjelaskan bahwa metode inkuiri menyiapkan siswa dalam belajar dengan percobaan atau eksperimen sendiri. Wiggins & McTighe (2005: 5 & 7) mengungkapkan bahwa dalam pembelajaran, hal pertama yang perlu dikuasai siswa adalah pemahaman. Pemahaman terdiri dari enam kemampuan, yaitu menjelaskan, menginterpretasi, menerapkan, mengembangkan perspektif, membangun empati, dan memahami diri (Wiggins & McTighe, 2005: 84). Penelitian ini dikhususkan untuk meneliti pengaruh penggunaan metode inkuiri terhadap kemampuan menerapkan dan mengembangkan perspektif siswa kelas IV SD Kanisius Sengkan. Hasil penelitian menunjukkan metode inkuiri memberikan efek yang besar terhadap kemampuan menerapkan dengan harga r = 0,78 atau 60%. Metode inkuiri juga memberikan efek yang besar terhadap kemampuan mengembangkan perspektif dengan r = 0,91 atau 82%. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, metode inkuiri dapat digeneralisasikan ke sekolah-sekolah yang lain sebagai metode pembelajaran untuk meningkatkan pemahaman siswa kelas IV SD pada pelajaran IPA. Metode inkuiri juga dapat diujicobakan pada pelajaran lain, kemampuan atau aspek lain, dan tingkat kelas yang berbeda.
79
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Dalam bab ini akan membahas tentang kesimpulan yang telah dilakukan, keterbatasan penelitian dan saran untuk selanjutnya.
5.1
Kesimpulan
5.1.1 Penggunaan metode inkuiri pada mata pelajaran IPA berpengaruh terhadap kemampuan menerapkan siswa kelas IV SD Kanisius Sengkan pada semester gasal tahun ajaran 2013/2014. Dari analisis data kemampuan menerapkan dengan statistik parametrik Independent samples t-tes diperoleh uji selisih skor pretest dan posttest I dengan nilai t(80) = -2,098 dengan harga Sig. (2-tailed) 0,039 (atau p < 0,05). Pada kelompok eksperimen skor yang diperoleh lebih tinggi dengan nilai M = 0,8013 SE = 0,10068 SD = 0,62875, sedangkan kelompok kontrol dengan nilai M = 0,4884 SE = 0,10878 SD = 0,71330. Pada uji besar pengaruh perlakuan menunjukkan peningkatan kemampuan menerapkan lebih tinggi untuk kelompok eksperimen sebesar 60% dari r = 0,78 dengan koefisien korelasi yaitu efek besar, sedangkan kelompok kontrol sebesar 31% dari r = 0,56 dengan koefisien korelasi yaitu efek besar.
5.1.2 Penggunaan metode inkuiri pada mata pelajaran IPA berpengaruh terhadap kemampuan mengembangkan perspektif siswa kelas IV SD Kanisius Sengkan pada semester gasal tahun ajaran 2013/2014. Dari analisis data kemampuan mengembangkan perspektif dengan statistik parametrik Independent samples t-tes diperoleh uji selisih skor pretest dan posttest I dengan nilai t(74,99) = -3,985 dengan harga Sig.(2-tailed) 0,000 (atau p < 0,05). Pada kelompok eksperimen skor yang diperoleh lebih tinggi dengan nilai M = 1,3141 SE = 0,09443 SD = 0,58971, sedangkan kelompok kontrol dengan nilai M = 0,6744 SE = 0,12983 SD = 0,85136. Pada uji besar pengaruh perlakuan menunjukkan peningkatan kemampuan mengembangkan perspektif lebih tinggi untuk kelompok eksperimen sebesar 82% dari r = 0,91 dengan koefisien korelasi yaitu efek besar, sedangkan
80
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
kelompok kontrol sebesar 38% dari r = 0,62 dengan koefisien korelasi yaitu efek besar.
5.2
Keterbatasan Penelitian
5.2.1 Waktu penelitian tidak terlaksana sesuai jadwal yang telah ditentukan sehingga dalam satu hari digunakan untuk penelitian yaitu pembelajaran dengan materi sifat-sifat cahaya. 5.2.2
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ada beberapa yang sulit untuk dikerjakan oleh siswa.
5.2.3 Materi dalam penelitian yang terlalu banyak dengan waktu yang disediakan hanya satu pertemuan sehingga siswa merasa bosan ketika mengikuti pembelajaran dan siswa beberapa kali minta izin ke belakang yang mengganggu jalannya penelitian.
5.3
Saran
5.3.1 Peneliti harus memperhatikan pemilihan waktu pelajaran dengan baik. Penelitian hendaknya dilakukan selama dua jam pembelajaran lalu berganti mata pelajaran yang lain agar siswa tidak bosan. Selain itu hendaknya penelitian dilakukan pada awal jam pelajaran dimana siswa semangat untuk belajar dan jangan di akhir pembelajaran karena suasana kelas sudah tidak kondusif untuk melakukan pembelajaran. 5.3.2 Penyusunan Instrumen yang akan digunakan dalam penelitian di uasahan lebih baik lagi. 5.3.3 Peneliti harus mengkondisikan kelas dengan baik dengan membuat peraturan di saat pembelajaran berlangsung. Penyampaian materi pembelajaran dipersempit atau mencari yang lebih penting dari materi tersebut agar siswa tidak bosan dan tetap aktif dalam mengikuti pembelajaran.
81
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR REFERENSI Arikunto, S. (2012). Dasar-dasar evaluasi pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Azwar, S. (2012). Tes prestasi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Cohen, L., Lawrence M., & Keith, M. (2007). Researchmethods in education: sixth edition. London dan Newyork: Routledge Taylor & Francis Group. Conant, J. (1997). “Emerson as Educator”, ESQ: A Journal of the American Renaissance. Darmodjo, H. (1992). Pendidikan IPA II. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan. Desmita.(2009). Psikologi perkembangan peserta disik. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Fauziah, Y.N. (2011, Agustus). Analisis kemampuan guru dalam mengembangkan keterampilan berpikir kreatif siswa sekolah dasar kelas V dalam pembelajaran ilmu pengetahuan alam. Edisi Khusus No. 2. Diunduh dari http://jurnal.upi.edu/file/11-Yuli_Nurul-EDIT.pdf Field, A. (2009). Discovering statistic using SPSS. Trird edition. London: Sage. Hadi, S. (2004). Statistik jilid 2. Yogyakarta: Penerbit Andi Yogyakarta. Hanafiah & Suhana, C. (2012). Konsep strategi pembelajaran. Bandung: PT Refika Aditama. Hartono, R. (2013). Ragam model mengajar yang mudah diterima murid. Yogyakarta: Diva Press. Hendarwati, E. (2013, Februari). Pengaruh pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar melalui metode inkuiri terhadap hasil belajar siswa SD N 1 Sribit Delanggu pada pelajaran IPS. Pedagogia, volume (2). Diunduh dari file:///G:/PTK%20Rm.ARI/jurnal%20skripsi/artikel%20yang%20dipakai/E ndahV2.1_2.pdf Hergenhan B. & Olson, M.H. (2008). Theorise of learning (teori belajar). Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Hermawati, N. (2012, Juni). Pengaruh model pembelajaran inkuiri terhadap penguasaan konsep biologi dan sikap ilmiah siswa SMA ditinjau dari minat belajar siswa. Artikel. Diunduh dari http://www.488-576-1-SM.pdf
82
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Herwati, N. (2012). Pengaruh model pembelajaran inkuiri terhadap penguasaan konsep biologi dan sikap ilmiah siswa SMA ditinjau dari minat siswa. Universitas Pendidikan Ganesha. Hurlock, E.B. (1980). Psikologi perkembangan. Jakarta: Erlangga. Iskandar. (2001). Pendidikan ilmu pengetahuan alam. Penerbit CV. Maulana. Izmail, Z., Idros, S.N.S., & Samsudin, M.A. (2005). Kaedah mengajar sains. Kula Lumpur: PTS Professional Publishing. Krathwohl, D.R. (2004). Methods of education and social science research, an integrated approach (second edition). Illinois: Weveland Press. Kuhlthau, C. C., Maniotes, L. K., & Caspari, A. K. (2007). Guided inquiry: learning in the 21st century school. United States of America: Libraries Unlimited, Inc. Kusnarti. (2011). Meningkatkan hasil belajar IPA melalui metode eksperimen dengan pendekatan CTL siswa kelas IV SD Negeri Growong Lor 03 Juwana Kabupaten Pati Semester 1 Tahun 2011/2012. FKIP UKSW Salatig. Mardapi, D. (2008). Teknik penyusunan instrumen tes dan nontes. Jogjakarta: MitraCendikia Press. Margono, S. (2010). Metode penelitian pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta. Masidjo. (1996). Penilaian pencapaian hasil belajar siswa di sekolah. Yogyakarta: Kanisius. Mullis, Ina V. S. et al. (2008). TIMSS 2007 International Science Report: Findings from IEA’s Trends in International Mathematics and Science Study at the Fourth and Eighth Grades. Boston: IEA. Mulyasa. (2006). Menjadi guru profesional menciptakan pembelajaran kreatif dan menyenangkan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Neuman, W.L. (2013). Metode penelitian sosial: pendekatan kualitatif dan kuantitatif. Jakarta: PT Indeks Nalole, M. (2010, Juni). Kemampuan guru menerapkan ketrampilan bertanya pada pembelajaran matematika di kelas IV SD N No. 64 kota timur kota gorontalo. Inovasi, volume (7). Diunduh dari http://ejurnal.ung.ac.id/index.php/JIN/article/viewFile/778/721 OECD (2010). PISA (2009) Results: Executive Summary. PISA, OECD Publishing.
83
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
OECD (2013). PISA (2012) Results: What Students Know and Can Do – Student Performance in Mathematics,Reading and Science (Volume I), PISA, OECD Publishing. Priyatno, D. (2010). Paham analisis statistik data dengan SPSS. Yogyakarta: MediaKom. Rusmiyati, A., & Yulianto, A. (2009, Juli). Peningkatan keterampilan proses sains dengan menerapkan model problem based-instruction. Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia 5, volume (5). Diunduh dari http://download.portalgaruda.org/article.php?article=135360&val=5648 Rustaman, N.Y., Firman, H., & Kardiawarman. (2004). Literasi sains anak Indonesia 2000. Laporan eksekutif. Bahan seminar nasional di Jakarta. Rositawaty, S. & Muharam, A. (2008). Senang belajar Ilmu Pengetahuan Alam 5. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional. Sumantri, Mulyani & Permana, J. (2001). Strategi belajar mengajar. Bandung: CV Maulana. Samatowa, U. (2011). Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar. Jakarta: PT Indeks. Sanjaya, W. (2006). Strategi pembelajaran berorientasi standar proses pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media. Sarwono. (2010). Belajar statistik menjadi mudah dan cepat. Yogyakarta: CV Andi Offset. Schunk, H.D. (2012). Learning Theories An Educational Perspective. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Sudjana, N. (2010). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Rosdakarya. Sugiyono. (2008). Metode penelitian kuantitatif, kualitatifdan R&D. Bandung: Alfabeta. Sugiyono. (2010). Metode penelitian pendidikan. Bandung: ALFABETA. Sugiyono. (2010). Metode penelitian kuantitatif, kualitatif dan kombinasi (mixed methods). Bandung: Alfabeta. Sugiyono. (2011). Metode penelitian pendidikan (pendekatan kuatitatif, kualitatif, dan R&D). Bandung: ALFABETA. Sukmadinata, N.S. (2005). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
84
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Sukmadinata, N.S. (2008). Metode penelitian pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Taniredja, T. (2011). ALFABETA.
Model-model
pembelajaran
inovatif.
Bandung:
Wiggins, G. & McTighe, J. (2004). Understanding by design: Professional development workbook, Virginia: ASCD. Wiggins, G. & McTighe, J. (2005). Understanding by design. USA: Association for Supervision and Curriculum Development (ASCD). Wiggins, G. & McTighe, J. (2006). Understanding by design (expanded 2nd edition). New Jersey: Pearson Prentice Hall. Widoyoko, E.P. (2009). Evaluasi program pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. World Bank. (2009). Menemukan titik keseimbangan: mempertimbangkan keadilan non-negara di Indonesia. Justice for the Poor. World Bank- Sub Office Jakarta 10310. Yusuf, S. (2008). Psikologi perkembangan anak dan remaja. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
85
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
LAMPIRAN
86
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 1.1 Surat Izin Penelitian
87
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
1.2 Surat Keterangan Melakukan Penelitian
88
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
2.1 Silabus Kelompok Kontrol
89
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
90
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 2.2 Silabus Kelompok Eksperimen
91
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
92
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 2.3 RPP Kelompok Kontrol
93
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
94
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
95
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 2.4 RPP Kelompok Eksperimen
96
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
97
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
98
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 3.1 Lembar Kerja Siswa
Lakukanlah percobaan dibawah ini! Cahaya Merambat Lurus Mari kita lakukan kegiatan sederhana berikut ini. Tujuan: Membuktikan sifat cahaya merambat lurus. Alat dan bahan: 1. Lampu senter satu buah 2. Karton berwarna gelap dua buah berbentuk persegi dengan ukuran yang sama. 3. Penyangga karton Langkah-langkah kegiatan : 1. Buatlah lubang di tengah-tengah karton tersebut. 2. Tegakkan kedua karton tersebut dengan penyangga karton yang terbuat dari karton tebal dalam satu garis lurus (gunakan penggaris panjang untuk mengatur posisinya agar lurus). 3. Arahkan lampu senter ke lubang karton pertama. 4. Geserlah karton kedua, amati apakah cahaya senter tampak di dinding tembok.
5. Amatilah perambatan cahaya yang terjadi. 6. Tuliskan hasil pengamatanmu !
99
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lakukanlah percobaan dibawah ini! Cahaya Menembus Benda Beninng Mari kita lakukan kegiatan sederhana berikut ini. Tujuan: Membuktikan sifat cahaya dapat menembus benda bening. Alat dan bahan: 1. Sebuah lampu senter 2. Gelas kaca bening 3. Gelas kaca berwarna cokelat 4. Plastik tipis bening 5. Kaleng
6. Batu 7. Karton 8. Kardus 9. Meja
Langkah-langkah kegiatan : 1. Letakkan benda-benda tersebut di atas meja! 2. Nyalakan lampu senter! 3. Sinari dengan lampu senter masing-masing benda tersebut! 4. Tulislah hasil pengamatanmu pada lembar berikut! No 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Nama Benda
Tembus cahaya/ Tidak
100
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lakukanlah percobaan dibawah ini! Cahaya dapat Dipantulkan Mari kita lakukan kegiatan sederhana berikut ini. Tujuan: Membuktikan sifat cahaya dapat dipantulkan. Alat dan bahan: 1. Lampu senter yang kecil satu buah 2. Cermin satu buah 3. Karton berwarna hitam satu buah 4. Triplek 5. Tegel keramik satu buah Langkah-langkah kegiatan : 1. Letakkan cermin datar di atas meja. Kemudian sorotkan lampu senter ke cermin dengan posisi miring. Amati cahaya pantulnya.
2. Ulangi langkah nomor 1 di atas dengan mengganti cermin dengan tripleks, karton hitam, dan tegel keramik. Amati cahaya pantulnya dari masing-masing benda tersebut. (Lakukan percobaan ditempat gelap). 3. Tuliskan hasil pengamatanmu !
101
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lakukanlah percobaan dibawah ini! Cahaya dapat di Biaskan Mari kita lakukan kegiatan sederhana berikut ini. Tujuan: Membuktikan sifat cahaya dapat di biaskan Alat dan bahan: 1. Gelas 2. Air 3. Pensil Langkah-langkah kegiatan : 1. Masukkan pensil kedalam gelas berisi air. 2. Amati pensil dari sisi samping luar gelas, Bagaimana kenampakan dan besarnya pensil dibanding aslinya
3. Tuliskan hasil pengamatanmu !
102
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 3.2 Instrumen Penelitian Nama : Kelas : Pada malam hari Albert bersama keluarganya sedang asyik menonton televisi. Tiba-tiba listrik padam, kemudian ayah menyuruh Albert mengambil senter didekat meja televisi. Albert menyalakan senter dan terlihat senter mengeluarkan cahaya, sehingga ruangan tersebut menjadi terang.
Gambar 1. Cahaya dari lampu senter
Bacalah cerita diatas dengan seksama, dan jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan tepat ! 1. a.
Apa yang dimaksud dengan sumber cahaya? ........................................................................................................................ ........................................................................................................................
b
Sumber cahaya yang ada di bumi ada 2 macam, yaitu cahaya alami dan cahaya buatan. Menurut kamu, cahaya senter merupakan sumber cahaya alami atau
cahaya buatan?
........................................................................................................................ c.
Bagaimanakah arah rambatan berkas cahaya dari lampu senter tersebut? ........................................................................................................................
d.
Sebutkan minimal 4 contoh alat elektronik dengan berkas cahaya seperti lampu senter! ........................................................................................................................ ........................................................................................................................
103
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
2. a. Sebutkan sifat-sifat cahaya berdasarkan gambar di bawah ini!
Gambar A. Cahaya senter memantul
Gambar B. Cahaya memasuki celah-celah pada ruangan
Gambar C. Pensil terlihat patah
Gambar D. Wajah kita terlihat pada permukaan air
........................................................................................................................ ........................................................................................................................ ........................................................................................................................ b. Sebutkan 4 macam benda yang tidak dapat ditembus cahaya! c. Apakah cahaya pada lampu mobil merupakan contoh sifat cahaya merambat lurus? Berikan alasanmu! d. Sebutkan minimal 4 contoh sifat cahaya berdasarkan kehidupan sehari hari yang menunjukkan bahwa cahaya merambat lurus! .......................................................................................................................... .......................................................................................................................... .......................................................................................................................... 3.
Dari cerita di atas Albert menggunakan senter yang dapat memancarkan cahaya, sehingga ruangan menjadi terang. a.
Selain senter yang dapat memancarkan cahaya, Sebutkan minimal 4 manfaat cahaya di bidang kesehatan atau cahaya di bidang industri! ........................................................................................................................ ........................................................................................................................
104
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
........................................................................................................................ b.
Buatlah garis sinar senter yang menunjukkan cahaya merambat dengan lurus! ........................................................................................................................ ........................................................................................................................
c.
Kapan kamu menggunakan peralatan yang menunjukkan cahaya dapat merambat lurus dalam kehidupan sehari-hari? ........................................................................................................................
4.
a. Jelaskan, mengapa kita membutuhkan cahaya dalam kehidupan kita? ........................................................................................................................ ........................................................................................................................ b. Rumah Riki juga gelap gulita karena listrik padam. Riki menyalakan senter dan mengarahkan cahaya senter ke cermin lalu tampak cahaya terpantul dari cermin. Dalam cerita tentang Albert di atas cahaya dari senter terarah lurus. Bandingkan persamaan dan perbedaan antara cahayasenter Albert dan Riki? ....................................................................................................................... ........................................................................................................................
5.
a.
Jika temanmu memberikan sarankepada Albert agar menggunakan lilin untuk menerangi ruangan, bagaimana sikapmu ? ........................................................................................................................
b. Apakah kamu akan mendukung saran dari temanmu? Jelaskan 3 alasanmu! ........................................................................................................................ ........................................................................................................................ c. Bagaimana perasaanmu jika berada di situasi seperti Albert? Apa yang akan kamu lakukan untuk mengatasi permasalahan tersebut? Jelaskan alasanmu! ........................................................................................................................ ........................................................................................................................ 6. a. Apakah kamu menyadari bahwa sifat cahaya yang merambat lurus dapat membantu manusia dalam kehidupan sehari-hari? Jelaskan 3 alasanmu! ........................................................................................................................ ........................................................................................................................
105
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
b. Apa saja yang belum kamu pahami mengenai materi cahaya merambat lurus? ........................................................................................................................ ........................................................................................................................ c.Apa saja yang sudah kamu pahami mengenai materi cahaya merambat lurus? ........................................................................................................................ ........................................................................................................................
106
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 3.3 Kunci Jawaban
3.
MENERAPKAN
Kunci Jawaban
3 a. Bidang kesehatan: sinar laser, rontgen. Bidang Industri: televisi, mesin fotokopi, kamera foto, mikroskop, teleskop, dan periskop. Skor
Jawaban
4
sinar laser, rontgen, televisi, mesin fotokopi, kamera foto, mikroskop, teleskop, dan periskop
1
Mengeringkan pakaian, mengeringkan ikan
b. Berkas sinar sejajar menyebar, berkas sinar mengumpul, berkas sinar menyebar. Skor
Jawaban
4
1
Tidak menggambar garis sinar atau membuat garis sinar tetapi membelok (tidak lurus)
107
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
c. Saat malam hari, saat keadaan gelap, cahaya yang masuk dalam ruangan sedikit
4.
Skor
Jawaban
4
Saat malam hari, saat keadaan gelap, cahaya yang masuk dalam ruangan sedikit
3
Saat lampu mati, saat belajar (Kegiatan sehari-hari)
2
Saat diperlukan
1
Jawaban tidak berkaitan dengan soal
MENGEMBANGKAN PERSPEKTIF
4 a. Karena tanpa cahaya kita tidak dapat melihat benda-benda di sekitar kita. Skor
Jawaban 4
Karena tanpa cahaya kita tidak dapat melihat benda-benda di sekitar kita.
3
Kata kuncinya adalah dapat melihat
2
Kata kuncinya menerangi
1
Jawaban tidak berkaitan dengan soal
b. Persamannya adalah cahaya merambat dengan lurus dan perbedaannya adalah cahayadapat dipantulkan.
Skor
Jawaban
4 3
Persamannya adalah cahaya merambat dengan lurus dan perbedaannya adalah cahaya dapat dipantulkan Benar salah satu antara persamaan atau perbedaan
2
Persamaannya senter perbedaannya cermin
1
Jawaban tidak terkait dengan soal
108
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Referensi 3 a.
Zuneldi, dkk manfaat cahaya ada dua, yaitu manfaat cahaya di bidang kesehatan contohnya foto rontgen adalah salah satu teknologi di bidang kesehatan yang menggunakan cahaya. Contoh lain penggunaan cahaya di bidang kesehatan adalah menjadikan cahaya dalam bentuk sinar laser sebagai pengganti pisau bedah. Cahaya bahkan membantu kita tetap sehat. Cahaya matahari menggandung ultraviolet yang dapat membunuh kumankuman penyakit. Cahaya matahari juga membantu proses pembentukan vitamin D dalam tubuh kita. Manfaat cahaya di bidang industri. Alat-alat yang menggunakan sifat-sifat cahaya diciptakan untuk mempermudah pekerjaan manusia. Contohnya adalah televisi, mesin fotokopi, kamera foto, mikroskop, teleskop, dan periskop, teropong, Overhead Projector (OHP), Mikroskop, Lup. ( Zuneldi, dkk. 2010. IPA 5. Jakarta: Yudhistira) Rahmatia, Diah menjelaskan bahwa selain untuk melihat, cahaya juga berguna agar tumbuhan dapat tetap hidup. Tumbuhan menangkap cahaya ini melalui fotosintesis. Tumbuhan lalu menggunakan fotosintesisuntuk membanggun bagian tubuh mereka. Tumbuhan juga menggunakan hasil fotosintesisuntuk menjalankan berbagai proses dalam tubuhnya. (Rahmatia, Diah. 2007. Sains untuk pemula: Energi dalam kehidupan. Jakarta: Ganeca Exact) b. Terdapat tiga pola perambatan berkas cahaya. Pola-pola itu adalah sebagai berikut ( Zuneldi, dkk. 2010. IPA 5. Jakarta: Yudhistira.) (1) Berkassinar sejajar menyebar (2) Berkas sinar mengumpul
(3)Berkas sinar menyebar
109
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
c. Haryanto menjelaskan bahwa berkas cahaya yang merambat lurus dapat pula kamu lihat pada cahaya lampu mobil, senter, lilin di malam hari. Sewaktu menonton film di gedung bioskop atau di tanah lapang, kamu juga dapat melihat berkas cahaya yang merambat lurus. Berkas cahaya tersebut berasal dari proyektor film yang dipancarkan kearah layar. (Haryanto. 2013. Sains jilid 4 untuk SD/MI Kelas IV. Jakarta: PT Gelora Aksara Pratama) 4 a. Rahmatia, Diah menjeaskan bahwa dapatkah kita dapat melihat bendabenda jika keadaan gelap gulita? Apa yang terjadi setelah lampu di dalam ruangan dinyalakan? Cahaya lampu akan menerangi ruangan. Setelah ada cahaya dari lampu, baru kamu dapat melihat benda-benda di sekelilingmu. Tanpa cahaya kita tidak dapat melihat benda-benda di sekitar kita. Kita dapat melihat benda karena benda memantulkan cahaya. b. Zuneldi, dkk menjelaskan bahwa lampu senter merupakan sumber cahaya buatan. Saat lampu senter dinyalakan saat lampu mati terlihat perambatan cahaya lurus atau merambat lurus. Ada tiga pola perambatan berkas cahaya. Pola- pola tersebut adalah sebagai berikut : berkas sinar sejajar menyebar, berkas sinar mengumpul, berkas sinar menyebar. Perambatan cahaya pada lampu senter termasuk dalam pola berkas sinar sejajar menyebar. ( Zuneldi, dkk. 2010. IPA 5. Jakarta: Yudhistira.) Zuneldi, dkk menjelaskan bahwa cermin merupakan benda dari kaca yang salah satu sisinya mengkilap karena diberi lapisan tipis alumunium. Permukaan cermin dapat memantulkan cahaya yang mengenainya. Maka dari itu yang terjadi jika senter diarahkan ke cermin, kemudian cermin diarahkan ke dinding, sinar senter tersebut akan memantul ke dinding sehingga dapat disimpulkan bahwa cahaya memiliki sifat dapat dipantulkan. ( Zuneldi, dkk. 2010. IPA 5. Jakarta: Yudhistira.)
110
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 3.4 Rubrik Penelitian Pretest dan Posttes No
Variabel
Indikator Menemukan berbagai manfaat dari cahaya
Memutuskan suatu pilihan tentang manfaat cahaya yang tepat dari 2 pilihan yang tersedia 1
Menerapkan
Membuat garis sinar senter yang menunjukkan cahaya merambat dengan lurusyang sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari
Kapan kita menggunakan peralatan yang menunjukkan cahaya yang merambat lurus dalam kehidupan sehari-hari
Kriteria Jika menemukan minimal 4 contoh dengan sangat tepat Jika menemukan 3 contoh dengan tepat Jika menemukan contoh kurang dari 2 dengan tepat Jika menemukan contoh tetapi tidak tepat Jika dapat memutuskan satu pilihan dan memberi argumen sangat tepat Jika dapat memutuskan satu pilihan dan argumen tepat Jika dapat memutuskan satu pilihan dan argumen kurang tepat Jika memutuskan satu pilihan dan argumen tidak tepat
Skor 4
Jika dapat membuat garis sinar senter yang menunjukkan cahaya merambat lurus dengan sangat tepat Jika dapat membuat garis sinar senter yang menunjukkan cahaya merambat lurus tetapi kurang tepat Jika dapat membuat garis sinar senter tetapi tidak menunjukkan cahaya merambat lurus (membelok) Jika tidak membuat garis sinar senter yang menunjukkan cahaya merambat lurus Jika dapat menggunakan dengan sangat tepat Jika dapat menggunakan dengan tepat Jika dapat menggunakan dengan kurang tepat Jika tidak dapat menggunakan dengan tepat
4
3 2 1 4 3 2 1
3
2
1
4 3 2 1
111
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
No
Variabel
Indikator Mengkritisi cahaya itu penting atau tidak
Memberi argumen jika cahaya itu penting atau tidak
2
Mengembangkan Perspektif Menganalisis persamaan atau perbedaan dari peristiwa tersebut
Membandingkan mana yang sama dan beda
Kriteria Jika dapat mengkritisi bukti dengan sangat tepat Jika dapat mengkritisi bukti dengan tepat Jika dapat mengkritisi bukti dengan kurang tepat Jika tidak dapat mengkritisi bukti dengan tepat Jika memberi argumen dengan sangat tepat
Skor 4
Jika memberi argumen dengan tepat Jika memberi argumen dengan kurang tepat Jika tidak dapat memberi argumen dengan tepat
3
Jika dapat menyebutkan persamaan dan perbedaan dengan sangat tepat Jika dapat menyebutkan persamaan dan perbedaan dengan tepat Jika dapat menyebutkan persamaan dan perbedaan dengan kurang tepat Jika dapat menyebutkan persamaan dan perbedaan tetapi tidak tepat Jika dapat membandingkan sama dan beda dengan sangat tepat
4
Jika dapat membandingkan sama dan beda dengan tepat
3
Jika dapat membandingkan sama dan beda dengan kurang tepat
2
Jika dapat membandingkan sama dan beda tetapi tidak tepat
1
3 2 1 4
2 1
3
2
1
4
112
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 3.5 Uji Expert Judgment Instrumen Penelitian
Rubrik Penelitian No 1 2
3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Komponen Penelitian Kesesuaian antara SK, KD, dan Indikator Kualitas perilaku yang dituntut dalam indikator mencerminkan keutuhan perkembangan pribadi siswa Kesesuaian indikator pada variabel 1 dengan soal item soal yang diberikan Kesesuaian indikator pada variabel 2 dengan soal item soal yang diberikan Kesesuaian indikator pada variabel 3 dengan soal item soal yang diberikan Kesesuaian indikator pada variabel 4 dengan soal item soal yang diberikan Kesesuaian indikator pada variabel 5 dengan soal item soal yang diberikan Kesesuaian indikator pada variabel 6 dengan soal item soal yang diberikan Kejelasan perintah pengerjaan soal Kualitas pedoman penelitian Bentuk muka instrumen tes yang disajikan Penggunaan bahasa Indonesia dan tata tulis baku Total Skor
Expert Judgment Dosen I Guru SD 4 4
Rerata Skor 4
3
4
3,5
4
3
3,5
4
4
4
4
4
4
3
4
3,5
3
4
3,5
4
4
4
3 4 3
3 4 3
3 4 3
3
3
3 43
Rentang Skor No 1 2 3 4
Bobot Keseluruhan instrumen sudah layak digunakan Keseluruhan instrumen sudah layak digunakan dengan revisi Keseluruhan instrumen kurang layak digunakan Keseluruhan instrumen tidak layak digunakan
Skor Terbobot 37-48 25-36 13-24 1-12
Komentar Expert Judgement: 1. 2. 3. 4. 5.
Bahasa lebih disederhanakan Perhatikan penggunaan EYD dan tata bahasa Gambar kurang jelas Soal sudah sesuai dengan indikator yang akan dicapai Jangan hanya satu soal
113
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 3.6 Hasil Uji Validitas
Correlations Total Total
Item1
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
83
Pearson Correlation
,318**
Sig. (2-tailed) N Item2
Item3
Item4
Item5
Item6
Item7
Item8
Item9
Item10
Item11
Item12
Item13
Item14
Item15
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
1
,003 83 ,295** ,007 83 ,241* ,028 83 ,322** ,003 83 ,277* ,011 83 ,277* ,011 83 ,385** ,000 83 ,307** ,005 83 ,221* ,045 83 ,219* ,047 83 ,349** ,001 83 ,349** ,001 83 ,489** ,000 83 ,489** ,000 83 ,613** ,000 83
114
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Item16
Item17
Item18
Item19
Item20
Item21
Item22
Item23
Item24
Pearson Correlation
,613**
Sig. (2-tailed)
,000 83 ,616** ,000 83 ,604** ,000 83 ,661** ,000 83 ,696** ,000 83 ,443** ,000 83 ,377** ,000 83 ,504** ,000 83 ,541** ,000 83
N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
115
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 3.7 Uji Reliabelitas Soal Case Processing Summary N Cases
Valid Excludeda Total
% 83
100,0
0
,0
83
100,0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics Cronbach's Alpha ,803
N of Items 24
116
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 4.1 Rekapitulasi Nilai A. Kelompok Kontrol a. Rekap Nilai Pretest Menerapkan No Res
I
II
Aspek III
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43
1 1 2 2 2 1 1 3 1 2 2 3 1 2 1 2 1 1 1 2 1 1 1 2 1 2 1 2 1 2 3 2 2 1 3 1 1 2 1 1 2 1 1
1 1 2 2 2 1 1 3 1 2 2 3 1 2 1 2 1 1 1 2 1 1 1 2 1 2 1 2 1 2 3 2 2 1 3 1 1 2 1 1 2 1 1
2 1 2 3 3 2 3 1 1 1 2 2 1 1 2 1 2 2 1 1 2 3 3 2 3 2 3 2 2 1 1 2 2 2 2 2 1 2 2 2 1 1 2
Mengembangkan Perspektif
IV 2 1 2 1 1 1 1 1 1 3 2 1 1 1 1 2 2 2 1 1 1 2 3 2 3 2 3 2 2 2 1 1 1 2 1 3 2 2 2 2 1 1 2
Nilai Ratarata 1,5 1 2 2 2 1,25 1,5 2 1 2 2 2,25 1 1,5 1,25 1,75 1,5 1,5 1 1,5 1,25 1,75 2 2 2 2 2 2 1,5 1,75 2 1,75 1,75 1,5 2,25 1,75 1,25 2 1,5 1,5 1,5 1 1,5
No Res 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43
V 1 1 2 2 2 2 3 4 1 1 1 2 2 2 3 1 3 1 2 3 2 2 2 2 1 2 2 3 1 1 2 3 2 1 2 3 3 1 2 3 2 3 1
VI
Aspek VII 1 1 2 2 2 2 3 4 1 1 1 2 2 2 3 1 3 1 2 3 2 2 2 2 1 2 2 3 1 1 2 3 2 1 2 3 3 1 2 3 2 3 1
2 1 3 1 2 2 4 1 2 1 2 1 2 1 1 4 2 3 1 4 4 2 3 1 1 1 2 2 2 1 2 2 1 3 1 2 1 3 1 2 4 1 3
VIII 2 1 3 1 2 2 4 1 2 1 2 1 2 1 1 4 2 3 1 4 4 2 3 1 1 1 2 2 2 1 2 2 1 3 1 2 1 3 1 2 4 1 3
Nilai Ratarata 1,5 1 2,5 1,5 2 2 3,5 2,5 1,5 1 1,5 1,5 2 1,5 2 2,5 2,5 2 1,5 3,5 3 2 2,5 1,5 1 1,5 2 2,5 1,5 1 2 2,5 1,5 2 1,5 2,5 2 2 1,5 2,5 3 2 2
117
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
b. Rekap Nilai Posttest I Menerapkan No Res
I
II
Aspek III
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43
2 2 2 3 2 1 2 1 1 2 1 2 3 1 1 1 2 1 3 1 1 2 2 3 1 2 2 3 2 4 2 3 2 3 2 2 2 2 2 1 2 1 3
2 2 2 3 2 1 2 1 1 2 1 2 3 1 1 1 2 1 3 1 1 2 2 3 1 2 2 3 2 4 2 3 2 3 2 2 2 2 2 1 2 1 3
3 4 3 2 2 3 4 2 3 1 2 3 3 4 3 2 2 2 4 2 2 3 3 2 2 3 2 3 2 2 1 2 4 2 3 1 2 1 3 3 3 4 2
Mengembangkan Perspektif
IV 3 4 2 1 1 2 3 2 4 1 2 1 1 1 4 1 3 3 2 2 2 1 3 1 1 3 1 2 4 4 1 1 3 1 1 1 3 3 4 3 2 3 2
Nilai Ratarata 2,5 3 2,25 2,25 1,75 1,75 2,75 1,5 2,25 1,5 1,5 2 2,5 1,75 2,25 1,25 2,25 1,75 3 1,5 1,5 2 2,5 2,25 1,25 2,5 1,75 2,75 2,5 3,5 1,5 2,25 2,75 2,25 2 1,5 2,25 2 2,75 2 2,25 2,25 2,5
No Res 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43
V 3 4 3 1 2 4 2 3 2 3 2 3 1 2 4 2 3 3 2 2 3 2 3 2 3 4 2 3 2 3 3 2 3 3 3 2 4 3 3 3 3 2 4
VI
Aspek VII 3 4 3 1 2 4 2 3 2 3 2 3 1 2 4 2 3 3 2 2 3 2 3 2 3 4 2 3 2 3 3 2 3 3 3 2 4 3 3 3 3 2 4
3 3 3 2 3 4 2 1 2 2 3 2 2 1 3 3 4 3 1 4 4 4 2 4 1 2 4 4 3 3 1 3 2 3 1 2 4 1 3 3 2 2 3
VIII 3 3 3 2 3 4 2 1 2 2 3 2 2 1 3 3 4 3 1 4 4 4 2 4 1 2 4 4 3 3 1 3 2 3 1 2 4 1 3 3 2 2 3
Nilai Ratarata 3 3,5 3 1,5 2,5 4 2 2 2 2,5 2,5 2,5 1,5 1,5 3,5 2,5 3,5 3 1,5 3 3,5 3 2,5 3 2 3 3 3,5 2,5 3 2 2,5 2,5 3 2 2 4 2 3 3 2,5 2 3,5
118
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
c. Rekap Nilai Posttest II Menerapkan No Res
I
II
Aspek III
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43
2 2 1 1 2 1 2 2 2 2 2 1 2 1 1 1 2 1 2 2 1 1 2 1 1 1 2 1 2 2 1 1 1 1 1 2 2 2 1 2 1 2 1
2 2 1 1 2 1 2 2 2 2 2 1 2 1 1 1 2 1 2 2 1 1 2 1 1 1 2 1 2 2 1 1 1 1 1 2 2 2 1 2 1 2 1
1 2 3 1 2 2 2 1 3 2 2 3 1 3 1 2 2 2 1 2 2 1 3 1 3 2 2 2 1 1 1 1 1 1 2 1 2 1 1 1 1 2 1
Mengembangkan Perspektif
IV 1 1 4 1 1 2 2 3 3 1 2 1 1 3 2 2 2 2 1 2 2 1 1 1 4 2 2 1 1 1 1 3 1 1 2 3 1 1 1 1 1 1 1
Nilai Ratarata 1,5 1,75 2,25 1 1,75 1,5 2 2 2,5 1,75 2 1,5 1,5 2 1,25 1,5 2 1,5 1,5 2 1,5 1 2 1 2,25 1,5 2 1,25 1,5 1,5 1 1,5 1 1 1,5 2 1,75 1,5 1 1,5 1 1,75 1
No Res 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43
V 1 2 1 2 2 1 2 1 3 1 1 2 1 2 3 1 2 2 1 1 2 2 2 1 2 2 1 1 1 2 1 2 2 1 1 1 2 3 2 1 1 2 3
VI
Aspek VII 1 2 1 2 2 1 2 1 3 1 1 2 1 2 3 1 2 2 1 1 2 2 2 1 2 2 1 1 1 2 1 2 2 1 1 1 2 3 2 1 1 2 3
2 2 1 1 3 1 2 1 1 1 3 2 2 1 2 1 3 3 1 3 1 2 2 2 1 2 2 1 1 2 2 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 2 1
VIII 2 2 1 1 3 1 2 1 1 1 3 2 2 1 2 1 3 3 1 3 1 2 2 2 1 2 2 1 1 2 2 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 2 1
Nilai Ratarata 1,5 2 1 1,5 2,5 1 2 1 2 1 2 2 1,5 1,5 2,5 1 2,5 2,5 1 2 1,5 2 2 1,5 1,5 2 1,5 1 1 2 1,5 1,5 1,5 1 1 1,5 1,5 2 1,5 1 1 2 2
119
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
B. Kelompok Eksperimen a. Rekap Nilai Pretest Menerapkan No Res
I
II
Aspek III
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39
3 1 2 1 2 1 2 1 2 1 1 2 1 2 1 1 2 2 1 2 1 1 3 2 1 1 2 2 2 1 2 2 1 1 1 1 2 1 1
3 1 2 1 2 1 2 1 2 1 1 2 1 2 1 1 2 2 1 2 1 1 3 2 1 1 2 2 2 1 2 2 1 1 1 1 2 1 1
2 1 2 3 2 1 2 1 1 1 1 1 1 1 2 3 2 1 3 1 2 1 1 1 2 1 1 1 2 1 1 1 1 3 3 1 3 1 3
Mengembangkan Perspektif
IV 2 1 3 1 2 1 2 2 1 1 1 1 1 2 1 1 2 2 3 1 1 1 1 1 1 3 1 2 1 2 2 1 1 2 1 2 3 2 2
Nilai Ratarata 2,5 1 2,25 1,5 2 1 2 1,25 1,5 1 1 1,5 1 1,75 1,25 1,5 2 1,75 2 1,5 1,25 1 2 1,5 1,25 1,5 1,5 1,75 1,75 1,25 1,75 1,5 1 1,75 1,5 1,25 2,5 1,25 1,75
No Res 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39
V 1 1 4 1 2 1 2 4 1 2 2 2 3 1 1 4 3 1 2 1 2 3 1 3 3 1 2 2 2 2 3 2 3 1 2 3 2 1 1
VI
Aspek VII 1 1 4 1 2 1 2 4 1 2 2 2 3 1 1 4 3 1 2 1 2 3 1 3 3 1 2 2 2 2 3 2 3 1 2 3 2 1 1
4 2 1 2 1 1 3 2 3 1 4 1 2 2 2 1 2 3 1 3 2 1 4 2 1 1 2 3 1 1 1 2 2 1 2 1 1 1 2
VIII 4 2 1 2 1 1 3 2 3 1 4 1 2 2 2 1 2 3 1 3 2 1 4 2 1 1 2 3 1 1 1 2 2 1 2 1 1 1 2
Nilai Ratarata 2,5 1,5 2,5 1,5 1,5 1 2,5 3 2 1,5 3 1,5 2,5 1,5 1,5 2,5 2,5 2 1,5 2 2 2 2,5 2,5 2 1 2 2,5 1,5 1,5 2 2 2,5 1 2 2 1,5 1 1,5
120
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
b. Rekap Nilai Posttest I Menerapkan No Res
I
II
Aspek III
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39
4 1 1 2 3 3 1 2 4 1 2 3 2 4 1 2 2 1 2 3 1 3 4 2 3 3 2 2 3 1 2 2 2 2 3 2 3 3 4
4 1 1 2 3 3 1 2 4 1 2 3 2 4 1 2 2 1 2 3 1 3 4 2 3 3 2 2 3 1 2 2 2 2 3 2 3 3 4
1 2 2 3 1 4 2 1 3 4 2 2 1 1 1 4 3 2 3 1 2 2 2 3 3 2 2 3 3 2 2 4 1 1 3 2 2 4 2
Mengembangkan Perspektif
IV 1 3 3 3 2 1 1 4 3 3 2 2 3 1 1 3 3 4 2 2 2 2 2 3 2 1 3 4 2 3 2 1 1 4 3 3 4 4 3
Nilai Ratarata 2,5 1,75 1,75 2,5 2,25 2,75 1,25 2,25 3,5 2,25 2 2,5 2 2,5 1 2,75 2,5 2 2,25 2,25 1,5 2,5 3 2,5 2,75 2,25 2,25 2,75 2,75 1,75 2 2,25 1,5 2,25 3 2,25 3 3,5 3,25
No Res 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39
V 4 4 3 2 3 3 4 2 3 2 3 4 3 3 4 3 4 3 4 4 4 4 4 2 3 3 3 4 2 3 2 3 2 1 3 3 3 4 2
VI
Aspek VII 4 4 3 2 3 3 4 2 3 2 3 4 3 3 4 3 4 3 4 4 4 4 4 2 3 3 3 4 2 3 2 3 2 1 3 3 3 4 2
4 3 4 3 3 3 3 4 4 4 4 2 3 3 1 3 4 3 3 4 4 4 3 4 3 2 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 2
VIII 4 3 4 3 3 3 3 4 4 4 4 2 3 3 1 3 4 3 3 4 4 4 3 4 3 2 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 2
Nilai Ratarata 4 3,5 3,5 2,5 3 3 3,5 3 3,5 3 3,5 3 3 3 2,5 3 4 3 3,5 4 4 4 3,5 3 3 2,5 3,5 3,5 2,5 3,5 3 3,5 3 2,5 3,5 3,5 3 4 2
121
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
c. Rekap Nilai Posttest II Menerapkan No Res
I
II
Aspek III
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39
2 1 2 3 1 2 1 1 3 2 2 2 1 3 2 2 2 1 2 1 1 2 2 2 1 2 2 2 3 2 1 1 2 1 3 2 1 1 2
2 1 2 3 1 2 1 1 3 2 2 2 1 3 2 2 2 1 2 1 1 2 2 2 1 2 2 2 3 2 1 1 2 1 3 2 1 1 2
1 1 2 1 1 2 2 2 2 1 1 1 2 2 1 1 2 2 2 2 1 2 1 2 2 1 2 1 2 1 2 2 3 3 3 1 3 2 1
Mengembangkan Perspektif
IV 3 1 2 2 1 1 1 1 2 1 2 2 1 2 1 1 2 2 2 1 2 1 1 2 2 1 2 1 2 2 2 2 1 3 1 1 2 2 1
Nilai Ratarata 2 1 2 2,25 1 1,75 1,25 1,25 2,5 1,5 1,75 1,75 1,25 2,5 1,5 1,5 2 1,5 2 1,25 1,25 1,75 1,5 2 1,5 1,5 2 1,5 2,5 1,75 1,5 1,5 2 2 2,5 1,5 1,75 1,5 1,5
No Res 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39
V 1 1 2 1 1 2 1 3 2 1 3 2 3 3 1 3 1 1 1 2 1 2 1 2 1 2 1 1 2 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2
VI
Aspek VII 1 1 2 1 1 2 1 3 2 1 3 2 3 3 1 3 1 1 1 2 1 2 1 2 1 2 1 1 2 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2
1 1 2 2 3 1 2 1 2 2 1 1 2 2 1 1 1 2 1 2 1 2 1 2 2 2 1 1 2 2 2 1 1 1 1 2 1 1 1
VIII 1 1 2 2 3 1 2 1 2 2 1 1 2 2 1 1 1 2 1 2 1 2 1 2 2 2 1 1 2 2 2 1 1 1 1 2 1 1 1
Nilai Ratarata 1 1 2 1,5 2 1,5 1,5 2 2 1,5 2 1,5 2,5 2,5 1 2 1 1,5 1 2 1 2 1 2 1,5 2 1 1 2 1,5 1,5 1 1 1,5 1,5 2 1,5 1,5 1,5
122
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 4.2 Uji Normalitas Kemampuan Menerapkan
N Normal Paramete rsa,b
Mean
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test PostI PostI PreK Kon IKon PostI PostII onMe Mene Mene PreEks EksM EksMe ner r r Mener ener ner 43 43 43 39 39 39 1,651 2,139 1,575 2,346 1,5449 1,7051 2 5 6 2
Std. ,3624 Deviat 5 ion Most Absolu ,204 Extreme te Differenc Positiv ,150 es e Negati -,204 ve Kolmogorov1,339 Smirnov Z Asymp. Sig. (2,055 tailed) a. Test distribution is Normal.
Selisih KonM ener 43
Selisih EksMe ner 39
,4884
,8013
,5126 4
,4028 7
,40907
,5578 8
,40095
,71330
,62875
,143
,179
,159
,150
,208
,106
,145
,112
,179
,159
,109
,208
,106
,145
-,143
-,170
-,097
-,150
-,125
-,089
-,111
,941
1,174
,993
,934
1,301
,692
,907
,339
,127
,277
,348
,068
,725
,383
b. Calculated from data.
123
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 4.3 Uji Perbedaan Kemampuan Awal Kemampuan Menerapkan Group Statistics
Kelompok PreKonEksMener
Std. Error Mean
N
Mean
Std. Deviation
43
1,6512
,36245
,05527
39
1,5449
,40907
,06550
Pretest Kontrol Menerapkan
Pretest Eksperimen Menerapkan
Independent Samples Test Levene's Test for Equality of Variance s t-test for Equality of Means
PreKonEksM ener
Equal varianc es assume d Equal varianc es not assume d
Sig. (2taile d)
Mean Differe nce
Std. Error Differe nce
95% Confidence Interval of the Difference Low Uppe er r
F
Sig .
t
,08 9
,76 7
1,24 8
80
,216
,10629
,08520
,063 26
,275 84
1,24 0
76,3 55
,219
,10629
,08571
,064 40
,276 98
df
124
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 4.4 Uji Signifikansi Pengaruh Perlakuan Kemampuan Menerapkan
Group Statistics
Kelompok SelKonEksMener
N Selisih Kontrol Menerapkan Selisih Eksperimen Menerapkan
Mean
Std. Deviation
Std. Error Mean
43
,4884
,71330
,10878
39
,8013
,62875
,10068
Independent Samples Test Levene's Test for Equality of Variances
SelKonEksMe ner
Equal varianc es assume d Equal varianc es not assume d
F
Sig .
1,42 9
,23 5
t-test for Equality of Means
t
df
Sig. (2taile d)
Mean Differen ce
Std. Error Differen ce
95% Confidence Interval of the Difference Lowe Uppe r r
2,09 8
80
,039
-,31291
,14914
,6097 1
,0161 1
2,11 1
79,94 1
,038
-,31291
,14822
,6078 8
,0179 4
125
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 4.5 Uji Peningkatan Skor Pretest-Posttest I Kemampuan Menerapkan
Paired Samples Statistics
Mean Pair 1
Pair 2
Std. Error Mean
Std. Deviation
N
PreKonMener 1,6512
43
,36245
,05527
PostKon1Mener
2,1395
43
,51264
,07818
PreEksMener
1,5449
39
,40907
,06550
2,3462
39
,55788
,08933
PostEks1Mener
Paired Samples Correlations N Pair 1
PreKonMener & PostKon1Mener
Pair 2
PreEksMener & PostEks1Mener
Correlation
Sig.
43
-,308
,044
39
,182
,266
Paired Samples Test Paired Differences 95% Confidence Interval of the Std. Difference Std. Error Pair 1
Pair 2
PreKonMener PostKon1Mener
PreEksMener PostEks1Mener
Sig. (2tailed)
Mean
Deviation
Mean
Lower
Upper
t
df
,48837
,71330
,10878
-,70789
-,26885
4,490
42
,000
,80128
,62875
,10068
1,00510
-,59746
7,959
38
,000
126
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 4.6 Uji Besar Pengaruh Perlakuan (Effect size) Kemampuan Menerapkan Koefisien korelasi indikator menemukan pada kelompok kontrol:
Koefisien korelasi indikator menemukan pada kelompok eksperimen:
r=
r=
=
=
=
=
= = 0,34 Presentase pengaruh penggunaan metode inkuiri untuk indikator menemukan pada kelompok kontrol: R = r2x 100% = 0,342x 100% = 0,11 x 100% = 11%
= = 0,65 Presentase pengaruh penggunaan metode inkuiri untuk indikator menemukan pada kelompok eksperimen: R = r2x 100% = 0,652x 100% = 0,42 x 100% = 42%
Koefisien korelasi indikator memutuskanpada kelompok kontrol:
Koefisien korelasi indikator memutuskanpada kelompok eksperimen:
r=
r=
=
=
=
=
= = 0,34 Presentase pengaruh penggunaan metode inkuiri untuk indikator memutuskan pada kelompok kontrol: R = r2x 100% = 0,342x 100% = 0,11 x 100% = 11%
= = 0,65 Presentase pengaruh penggunaan metode inkuiri untuk indikator memutuskan pada kelompok eksperimen: R = r2x 100% = 0,652x 100% = 0,42 x 100% = 42%
127
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Koefisien korelasi indikator membuatpada kelompok kontrol:
Koefisien korelasi indikator membuat pada kelompok eksperimen:
r=
r=
=
=
=
=
= = 0,52 Presentase pengaruh penggunaan metode inkuiri untuk indikator membuat pada kelompok kontrol: R = r2x 100% = 0,522x 100% = 0,27 x 100% = 27%
= = 0,48 Presentase pengaruh penggunaan metode inkuiri untuk indikator membuat pada kelompok eksperimen: R = r2x 100% = 0,482x 100% = 0,23 x 100% = 23%
Koefisien korelasi indikator menggunakanpada kelompok kontrol:
Koefisien menggunakan eksperimen:
r=
korelasi pada
indikator kelompok
r= = = = = = 0,36 Presentase pengaruh penggunaan metode inkuiri untuk indikator menggunakan pada kelompok kontrol: R = r2x 100% = 0,362x 100% = 0,12 x 100% = 12%
= = = 0,63 Presentase pengaruh penggunaan metode inkuiri untuk indikator menggunakan pada kelompok eksperimen: R = r2x 100% = 0,632x 100% = 0,39 x 100% = 39%
Tabel Uji Besar Pengaruh Perlakuan (Effect size) Kelompok Kontrol Eksperimen
t 4,49 7,95
20,16 63,20
df 42 38
r 0,56 0,78
0,31 0,60
% 31 60
Keterangan Efek besar Efek besar
128
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 4.7 Uji Retensi Pengaruh Perlakuan Kemampuan Menerapkan Paired Samples Statistics
Mean Pair 1
PostIIKonMener PostIKonMener
Pair 2
PostIIEksMener PostIEksMener
Std. Deviation
N
Std. Error Mean
1,5756
43
,40287
,06144
2,1395
43
,51264
,07818
1,7051
39
,40095
,06420
2,3462
39
,55788
,08933
Paired Samples Correlations N
Correlation
Sig.
Pair 1
PostIIKonMener & PostIKonMener
43
-,276
,074
Pair 2
PostIIEksMener & PostIEksMener
39
,343
,032
Paired Samples Test
Pair 1
Pair 2
Mean
Paired Differences 95% Confidence Interval of the Std. Std. Difference Devia Error tion Mean Lower Upper
PostIIKon Mener – PostIKonM ener
,56395
,7341 4
,11196
-,78989
-,33802
-5,037
42
,000
PostIIEksM ener – PostIEksMe ner
,64103
,5642 7
,09036
-,82394
-,45811
-7,094
38
,000
t
df
Sig. (2tailed)
129
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 4.8 Uji Normalitas Kemampuan Mengembangkan Perspektif
N Normal Parame tersa,b
Mean
PreK onPe rsp 43 1,97 67
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test PostI PostIIK PreE PostI KonP onPers ksPe EksPe PstIIEksP ersp p rsp rsp ersp 43 43 39 39 39 2,651 1,92 3,230 1,6047 1,5641 2 31 8
Std. ,616 ,6684 Devia 76 6 tion Most Absol ,183 ,164 Extrem ute e Positi ,183 ,137 Differe ve nces Negat -,127 -,164 ive Kolmogorov1,19 1,077 Smirnov Z 8 Asymp. Sig. (2,114 ,196 tailed) a. Test distribution is Normal.
Selisih KonPerp 43
SelisihEks Persp 39
,6744
1,3077
,48253
,544 57
,4979 7
,44691
,85136
,59178
,191
,192
,193
,198
,161
,191
,191
,192
,191
,198
,135
,167
-,189
-,163
-,193
-,194
-,161
-,191
1,249
1,19 7
1,204
1,237
1,053
1,196
,088
,114
,110
,094
,218
,114
b. Calculated from data.
130
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 4.9 Uji Perbedaan Kemampuan Awal Kemampuan Mengembangkan Perspektif Group Statistics
Kelompok PreKonEksPersp
Std. Error Mean
N
Mean
Std. Deviation
Pretest Kontrol Mengembangkan Perspektif
43
1,9767
,61676
,09406
Pretest Eksperimen Mengembangkan Perspektif
39
1,9231
,54457
,08720
Independent Samples Test Levene's Test for Equality of Variancs
PreKonEks Persp
Equal variances assumed Equal variances not assumed
t-test for Equality of Means 95% Confidence Std. Mean Interval of the Sig. (2Error Differe Difference tailed) Differe nce nce Lower Upper
F
Sig.
T
df
,068
,795
,416
80
,679
,05367
,12905
-,20314
,31048
,418
79,948
,677
,05367
,12826
-,20158
,30891
131
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 4.10 Uji Signifikansi Pengaruh Perlakuan Kemampuan Mengembangkan Perspektif Group Statistics
Kelompok SelisKonEksPersp
Selisih Kontrol Mengembangkan Perspektif Selisih Eksperimen Mengembangkan Perspektif
Std. Error Mean
N
Mean
Std. Deviation
43
,6744
,85136
,12983
39
1,3141
,58971
,09443
Independent Samples Test Levene's Test for Equality of Variances
SelisKonEksP ersp
Equal variances assumed Equal variances not assumed
t-test for Equality of Means
df
Sig. (2tailed)
Mean Differenc e
Std. Error Differenc e
F
Sig.
t
6,78 0
,011
3,916
80
,000
-,63968
,16335
3,985
74,99 4
,000
-,63968
,16054
95% Confidence Interval of the Difference Lower Upper ,9647 ,3146 6 1 ,9594 9
132
,3198 7
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 4.11 Uji Peningkatan Skor Pretest-Posttest I Kemampuan Mengembangkan Perspektif Paired Samples Statistics
Mean Pair 1
PreKonPersp PostKon1Persp
Pair 2
PreEksPersp PostEks1Persp
Std. Deviation
N
Std. Error Mean
1,9767
43
,61676
,09406
2,6512
43
,66846
,10194
1,9231
39
,54457
,08720
3,2372
39
,49653
,07951
Paired Samples Correlations N Pair 1
PreKonPersp & PostKon1Persp
Pair 2
PreEksPersp & PostEks1Persp
Correlation
Sig.
43
,124
,427
39
,361
,024
Paired Samples Test
Mean Pair 1
Pair 2
Paired Differences 95% Confidence Interval of the Std. Difference Std. Error Deviation Mean Lower Upper
t
Sig. (2tailed)
df
PreKonPersp PostKon1Persp
PreEksPersp PostEks1Persp
-,67442
,85136
,12983
-,93643
-,41241
-5,195
42
,000
1,31410
,58971
,09443
1,50526
1,12294
13,916
38
,000
133
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 4.12 Uji Besar Pengaruh Perlakuan (Effect size) Kemampuan Mengembangkan Perspektif Koefisien korelasi indikator Mengkritisi Koefisien korelasi indikator Mengkritisi pada kelompok kontrol: pada kelompok eksperimen: r=
r=
=
=
=
=
= = 0,52 Presentase pengaruh penggunaan metode inkuiri untuk indikator Mengkritisi pada kelompok kontrol: R = r2x 100% = 0,522x 100% = 0,27 x 100% = 27%
= = 0,62 Presentase pengaruh penggunaan metode inkuiri untuk indikator Mengkritisi pada kelompok eksperimen: R = r2x 100% = 0,622x 100% = 0,38 x 100% = 38%
Koefisien
Koefisien
Argumen pada kelompok kontrol:
korelasi
indikator
korelasi indikator Memberi Argumen pada kelompok eksperimen:
r=
r=
=
=
=
=
Memberi
= = 0,52 Presentase pengaruh penggunaan metode inkuiri untuk indikator Memberi Argumen pada kelompok kontrol: R = r2x 100% = 0,522x 100% = 0,27 x 100% = 27%
= = 0,62 Presentase pengaruh penggunaan metode inkuiri untuk indikator Memberi Argumen pada kelompok eksperimen: R = r2x 100% = 0,622x 100% = 0,38 x 100% = 38%
134
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Koefisien korelasi indikator Menganalisis Koefisien korelasi indikator Menganalisis pada kelompok kontrol: pada kelompok eksperimen: r=
r=
=
=
=
=
= = 0,44 Presentase pengaruh penggunaan metode inkuiri untuk indikator Menganalisis pada kelompok kontrol: R = r2x 100% = 0,442x 100% = 0,19 x 100% = 19%
= = 0,8 Presentase pengaruh penggunaan metode inkuiri untuk indikator Menganalisispada kelompok eksperimen: R = r2x 100% = 0,82x 100% = 0,64 x 100% = 64%
Koefisien
Koefisien
korelasi
indikator
Membandingkanpada kelompok kontrol:
korelasi
Membandingkanpada
indikator kelompok
eksperimen:
r=
r= = = = = = 0,44 Presentase pengaruh penggunaan metode inkuiri untuk indikator Membandingkanpada kelompok kontrol: R = r2x 100% = 0,442x 100% = 0,19 x 100% = 19%
= = = 0,8 Presentase pengaruh penggunaan metode inkuiri untuk indikator Membandingkanpada kelompok eksperimen: R = r2x 100% = 0,82x 100% = 0,64 x 100% = 64%
Tabel Uji Besar Pengaruh Perlakuan (Effect size) Kelompok Kontrol Eksperimen
t 5,19 13,81
26,93 190,71
df 42 38
r 0,62 0,91
0,38 0,82
% 38 82
Keterangan Efek besar Efek besar
135
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 4.13 Uji Retensi Pengaruh Perlakuan Kemampuan Mengembangkan Perspektif Paired Samples Statistics
Mean Pair 1
PostIIKonPersp PostIKonPersp
Pair 2
PostIIEksPersp PostIEksPersp
Std. Deviation
N
Std. Error Mean
1,6047
43
,48253
,07359
2,6512
43
,66846
,10194
1,5641
39
,44691
,07156
3,2308
39
,49797
,07974
Paired Samples Correlations
N
Correlation
Sig.
Pair 1
PostIIKonPersp & PostIKonPersp
43
,134
,390
Pair 2
PostIIEksPersp & PostIEksPersp
39
-,216
,187
Paired Samples Test Paired Differences
Mean Pair 1
Pair 2
PostIIKonPersp PostIKonPersp
PostIIEksPersp PostIEksPersp
Std. Deviation
Std. Error Mean
95% Confidence Interval of the Difference Lower
Upper
t
Df
Sig. (2tailed)
1,04651
,77008
,11744
1,28351
-,80952
-8,911
42
,000
1,66667
,73747
,11809
1,90573
-1,42761
14,114
38
,000
136
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 4.14 Transkip Wawancara Guru Baris
Wawancara
1
P : Bagaimana tanggapan ibu mengenai pembelajaran inkuiri pada mata pelajaran IPA?
5
G: Metode inkuiri ini bisa saya gunakan saat mengajar di kelas Bu.
8
P: Bagaimana pengaruh penggunaan metode inkuiri?
11
G: Anak lebih aktif, kritis, mencari tahu jawaban sendiri dengan melakukan percobaan-percobaan secara berkelompok, mereka melakukan diskusi bersama sehingga jawaban-jawaban dari anak-anak itu beragam, apa lagi ada media pembelajaran jadi anak lebih semangat belajar dan ke inginan untuk tahu, mencoba, bereksperimen sangat tinggi.
28
32
Koding
P: Apakah ini pengalaman pertama menggajarkan dengan metode inkuiri?
Alasan mengenai pembelajaran inkuiri (W.G.B 5-7)
Alasan mengenai penggunaan metode inkuiri (W.G.B 11-27)
ibu
G : Iya, ini pengalaman pertama kali saya mengajar menggunakan metode inkuiri.
Alasan pertama kali menggunakan metode inkuiri (W.G.B 32-35)
36
39
P: Apa perbedaan kelompok eksperimen dan kelompok kontrol?
G : Perbedaannya sangat terlihat, kalau di kelas IVB anak-anaknya banyak yang tidak memperhatikan, pada ngobrol sendiri, kalau ditanya pada saat itu juga bisa menjawab tapi ya ada yang ditanya jawabnya ga tahu Bu!, boleh buka buku Bu?. Jelas beda sekali dengan kelas IVA anak-anaknya aktif. Secara nilai akademis kelas IVA terlihat lebih tinggi daripada yang kelas IVB.
Alasan perbedaan kelompok eksperimen dan kelompok kontrol (W.G.B 39-56)
Keterangan : G
= Guru
B
= Baris
W
= Wawancara
P
= Penelitia
137
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 4.15 Transkip Wawancara Siswa Baris
Wawancara
Koding
1
P : Bagaimana perasaanmu belajar IPA dengan menggunakan metode inkuiri?
3
S1 : Senang
Alasan mengenai perasaan penggunaan metode inkuiri
S2 : Asik (W.S.B 3-5) S3 : Bingung dan ribet
6
P : Bagaimana pendapatmu tentang kegiatan belajar dengan menggunakan metode inkuiri?
9
S1 : Biasanya kan cuma mendengarkan pelajaran, terus sekarang bisa belajar sambil melakukan percobaan
Alasan mengenai kegiatan belajar dengan menggunakan metode inkuiri
S2 : Kayak belajar sambil bermain
(W.S.B 9-14)
S3 : Capek, soalnya banyak percobaannya tadi
15
P : Apa kesulitan yang kamu hadapi selama pelajaran tadi?
17
S1 : Waktu membuat hipotesis tadi agak bingung
Alasan mengenai yang di hadapi
kesulitan
S2 : Gak ada (W.S.B 17-21) S3 : Pas bikin kesimpulan sama hipotesis, soalnya aku aku gatau caranya
Keterangan : S1
= Siswa 1
W
= Wawancara
S2
= Siswa 2
B
= Baris
S3
= Siswa 3
P
= Peneliti
138
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 5.1 Foto Kelas Kontrol
139
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 5.2 Foto Kelas Eksperimen
140
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
141
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
CURRICULUM VITAE Maria Sylvia Margaretta merupakan anak pertama dari pasangan alm. Ondi Parlindungan Simatupang, SE. dan Sumarni. Lahir di Dili, 14 Juni 1993. Pendidikan awal dimulai dari TK Ratu Damai pada tahun 1997-1999. Pendidikan selanjutnya di SD Negeri 2 Sukoharjo pada tahun
1999-2005.
Pada
tahun
2005-2008,
peneliti
menempuh pendidikan menengah pertama di SMP Negeri 2 Tawangsari. Kemudian pada tahun 2008-2011, peneliti menempuh pendidikan menengah tingkat atas di SMA Negeri 1 Tawangsari. Pada tahun 2011 penulis menempuh pendidikan di Universitas Sanata Dharma pada Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Selama menempuh pendidikan banyak kegiatan yang telah diikuti antara lain aktif dalam kegiatan OSIS SMP dan SMA, pembina pramuka di SMP dan SMA, dan ikut serta dalam pasukan pengibar bendera tingkat kecamatan dan kabupaten (PASKIBRAKA). Berikut ini daftar kegiatan yang pernah diikuti penulis selama menjadi mahasiswa Universitas Sanata Dharma. No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Nama Kegiatan English Club Program Pelatihan Pengembangan Kepribadian Mahasiswa I dan II Penguasaan Bahasa Inggris Aktif INFISA INSIPRO Kursus Pembina Pramuka Mahir Tingkat Dasar (KMD) Seminar “Family problems and children’s motivation to learn” Seminar “Learning from the past for a better future” “UNA seminar and workshop on anti bias curriculum and teaching Seminar “Program Literasi Informasi” Week-end Moral Seminar “Public Lecture on Teaching Multiculturalism to young people”
Tahun 2011 2012 2014 2011 2014 2012 2014 2013 2012 2012 2012 2013
Peran Peserta Peserta Peserta Peserta Peserta Peserta Peserta Peserta Peserta Peserta Peserta Peserta
142