PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
KONSUMTIVISME WANITA DEWASA AWAL PADA TIGA WILAYAH KONSUMSI: PRIMER, SEKUNDER, DAN TERSIER Skripsi Diajukan untuk Memenuhi salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi Program Studi Psikologi
Disusun oleh: Evrita Rosari 089114066
PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2013
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
SKRIPSI
KONSUMTIVISME WANITA DEWASA AWAL PADA TIGA WILAYAH KONSUMSI: PRIMER, SEKUNDER, DAN TERSIER
Oleh : Evrita Rosari NIM : 089114066
Telah Disetujui Oleh :
Pembimbing
Prof. A. Supratiknya, Ph.D.
Tanggal : 17 Januari 2013
ii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
SKRIPSI
KONSUMTIVISME WANITA DEWASA AWAL PADA TIGA WILAYAH KONSUMSI: PRIMER, SEKUNDER, DAN TERSIER
Oleh : Evrita Rosari NIM : 089114066 Telah dipertahankan di depan Panitia Penguji pada tanggal 11 Desember 2012 Dan dinyatakan memenuhi syarat
Susunan Panitia Penguji
Penguji I
: Prof. A. Supratiknya, Ph.D.
…………….
Penguji II
: Dewi Soerna. A, M.Psi.
…………….
Penguji III
: Monica E.M, M.Psych.
…………….
Yogyakarta, ……… Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma Dekan,
Dr. Christina Siwi Handayani, M. Si.
iii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
HALAMAN PERSEMBAHAN
This undergraduate thesis is dedicated to
My strength, Jesus Christ and Our Lady My best and lovely parents and lovely little brother My mood booster, my sweetheart and his sisters
“……kesengsaraan itu menimbulkan ketekunan, dan ketekunan menimbulkan tahan uji dan tahan uji menimbulkan pengharapan. Dan pengharapan tidak mengecewakan, karena kasih Allah telah dicurahkan di dalam hati kita oleh Roh Kudus yang telah dikaruniakan kepada kita” Roma 5: 3-5
iv
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
HALAMAN MOTTO
Kejujuran, Kesabaran, Ketekunan, dan Kesetiaan adalah kunci KEBERHASILAN
v
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak membuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telash disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta,17 Januari 2013 Penulis
Evrita Rosari
vi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
KONSUMTIVISME WANITA DEWASA AWAL PADA TIGA WILAYAH KONSUMSI: PRIMER, SEKUNDER, DAN TERSIER
Evrita Rosari
ABSTRAK Penelitian ini bertujuan melihat konsumtivisme wanita dewasa awal pada tiga wilayah konsumsi, yaitu konsumsi primer (makanan, minuman, minuman beralkohol, kopi, fast food, cemilan, es krim, rokok, dan diet); sekunder (baju, celana, rok, pakaian dalam, sepatu, sandal, tas, asesoris, kosmetik wajah, kosmetik rambut dan tubuh, dan salon kecantikan) dan tersier (gadget, mal, diskotik, dan olahraga). Subjek dalam penelitian ini adalah 30 orang wanita yang terdiri dari mahasisiwi tingkat akhir dan pekerja di wilayah Yogyakarta dan Jakarta. Pengumpulan data dilakukan dengan non-scaled questionnaire tentang sikap konsumtif, meliputi komponen kognitif, afektif, dan perilaku. Pertanyaan yang digunakan pada angket ini adalah pertanyaan terbuka. Kredibiltas angket konsumtivisme diujikan dengan mengkroscek ulang pertanyaan kepada subjek mengenai “Apakah mereka konsumtif atau tidak?”. Pengolahan data dilakukan secara manual, yaitu dengan menghitung jumlah turus dari jawaban subjek yang sudah dikelompokan atau dikategorisasikan terlebih dahulu oleh peneliti. Data kemudian dianalisis dengan mendeskripsikan frekuensi/jumlah dan prosentase jawaban yang sesuai dengan kriteria konsumtivisme. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa wanita dewasa awal lebih konsumtif pada konsumsi tersier, yaitu gadget (smartphone (Blackberry) dan laptop). Kedua, konsumsi sekunder, yaitu pada (baju, celana, pakaian dalam, sepatu, sandal, tas, asesoris, kosmetik wajah, kosmetik rambut dan tubuh). Ketiga adalah konsumsi primer, yaitu (fast food, es krim, dan cemilan). Kemudian, hampir ratarata responden menghabiskan uang sakunya dalam 1 bulan untuk membeli barang-barang yang dikonsumsi, seperti uang saku di atas Rp 3.000.000,00 sama besarnya dengan uang pengeluaran yaitu sebesar (10%), dan uang saku di antara Rp 1.000.000,00-Rp 3.000.000,00 sebesar (56,7%), dengan jumlah uang yang sama, pengeluarannya sebesar (46,7%). Kata kunci : konsumtivisme, wanita dewasa awal, tiga wilayah konsumsi (primer, sekunder, dan tersier)
vii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
YOUNG ADULT WOMEN’S CONSUMERISM ON THREE CONSUMPTION AREAS: PRIMARY, SECONDARY, AND TERTIARY
Evrita Rosari
ABSTRACT
This research aimed to see young adult women’s consumerism on three consumption areas, the primary consumption (food, drink, alcoholic drink, coffee, fast food, snack, ice cream, cigarette, and diet), secondary (shirt, pant, skirt, lingerie, shoe, sandal, bag, accessories, facial cosmetic, hair and body cosmetic, and beauty salon), and tertiary (gadget, mall, disco, and sport). The subjects of this study were 30 women consisting of university students who were on last year and workers in Yogyakarta and Jakarta. Data collection was performed with non-scaled questionnaire about consumer attitudes including the components of cognitive, affective, and behavior. The question used in this questionnaire is an open question. The consumerism credibility questionnaire was tested by re-cross check questions to the subject of “Are they consumer or not?”. Data processing is done manually, by counting the pillar number of the subject answer that have been classified or categorized in advance by the researcher. Then, the data was analyzed to describe the frequency/number and the percentage of answer that match the consumerism criteria. The result of this research indicated that young adult women more consumptive on tertiary consumption, that is gadget (smartphone (Blackberry) and a laptop). Second, secondary consumption (shirt, pant, lingerie, shoe, sandal, bag, accessories, facial cosmetic, hair and body cosmetic). Third is the primary consumption (fast food, ice cream, and snack). Then, almost the average respondent spends her pocket money in one month to buy goods that are consumed, such as the allowance above Rp 3,000,000.00 as large as the expenditure of money that is equal to (10%), and pocket money between Rp 1,000,000.00 - Rp 3,000,000.00 amount (56.7%), with the same amount of money, expenditure amounted to (46.7%). Keywords: consumerism, young adult women, three areas of consumption (primary, secondary, and tertiary)
viii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma :
Nama
: Evrita Rosari
NIM
: 089114066
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul : KONSUMTIVISME WANITA DEWASA AWAL PADA TIGA WILAYAH KONSUMSI: PRIMER, SEKUNDER, DAN TERSIER Beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain., mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikan di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin kepada saya maupun memberikan royalty kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya,
Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal : 17 Januari 2013
Yang menyatakan
Evrita Rosari
ix
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kasih dan rahmat dari Tuhan Yesus Kristus yang selalu membimbing penulis dalam menyelesaikan skipsi ini. skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana Psikologi di Universitas Sanata Dharma. Penulis menyadari banyak kendala dan keterbatasan yang mengiringi penulisan skripsi ini, namun dengan bantuan dari banyak pihak akhirnya skripsi ini dapat diselesaikan. Sadar akan keterbatas itu, maka penulis ingin mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada : 1.
Ibu Dr. Christina Siwi Handayani, M.Si., selaku dekan Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.
2.
Bapak Prof. Dr. A. Supratiknya, selaku dosen pembimbing skripsi yang selalu memberikan candaan, senyuman, bimbingan, arahan dan semangat dalam menyelesaikan skripsi ini.
3.
Seluruh dosen di Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang sudah mengajar dan berbagi ilmu kepada penulis.
4.
Mas Gandung, Mbak Nanik, Pak Gie yang sudah membantu kelancaran pengurusan administrasi kesekretariatan. Mas Muji dan Mas Doni yang sudah membantu dalam praktikum dan kelengkapan bahan bacaan di Fakultas Psikologi.
x
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
5.
Ibu Wuryanti (ibu), Bapak Joko Nugoroho (ayah), Adik Petrus Tiberian Rizki (adik) yang selalu memberikan kasih sayang, dukungan, semangat kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.
6.
Deary Chriesna Setiyadi sebagai sahabat, teman, pacar, yang sudah mengisi hatiku, mengajarkan aku tentang makna hidup, melatih aku untuk bersabar, dan memberi aku semangat. I love you Gembul. Yunita dan Shinta, adik-adik perempuanku yang menerima aku apa adanya. Sayang kalian semua *big hug and kisses*
7.
Teman-teman satu perjuangan satu bimbingan bersama ayah tercinta Agata Dewi S yang banyak membantu aku, selalu bersama-sama menghadapi suka dan duka, terima kasih atas semuanya. Benedictus Anggit dan Veronica Hesti, bersama kita bisa.
8.
Sahabatku dari kecil Anya, Riana, Yuli, Keke, Dewi, yang sudah membantu aku untuk menyelesaikan skripsi ini. Teman-teman yang lain, yang juga sudah bersedia terlibat dalam skripsiku.
9.
Teman-teman REMPONGERS Sita, Noni, Bora, Dian, Valle, Nina, Cik Grace, Ledita, Selly, Devi, yang selalu rempong di manapun kita berada. I’ll be missing you guys.
10. Teman-teman Psikologi yang selalu kompak dan suka bergosip Jose, Vincent, Alberto, Dila, Stanley, Vivi, Fla, Stella, Lita, Ade, Arischa, Ana, Arum, mbak Odil. 11. Teman-teman kosku
Onia, Ocha, Enita, Ria, Retha,
kalian yang
mengenalkanku pada budaya Kalimantan Timur, Barat, dan Selatan. Dari
xi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
kalian aku belajar banyak bahasa Dayak, tahu makanan khas, pakaian, dll. Buat adikku Laras yang dari TK-kuliah satu almamater, yang suka manjamanjaan sama aku. 12. Kepada kota Yogyakarta, khususnya Universitas Sanata Dharma, di sini aku jadi punya banyak teman dari berbagai suku, agama, dan ras, belajar mandiri, belajar peduli dan saling berbagi kepada sesama. 13. Kepada semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu. Terima kasih atas bantuan dan dukungan yang telah diberikan kepada penulis.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidaklah sempurna, oleh karena itu penulis menerima kritik dan saran yang membangun guna menunjang kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi masyarakat dan pembaca sekalian. Yogyakarta, Penulis Evrita Rosari
xii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ....................................................................................
i
HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ...............................
ii
HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................
iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ....................................................................
iv
HALAMAN MOTTO ...................................................................................
v
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ....................................
vi
ABSTRAK ...................................................................................................
vii
ABSTRACT .................................................................................................
viii
HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH....................
ix
KATA PENGANTAR ..................................................................................
x
DAFTAR ISI ................................................................................................
xiii
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................
1
A. Latar Belakang ...................................................................................
1
B. Rumusan Masalah ..............................................................................
7
C. Tujuan Penelitian ................................................................................
8
D. Manfaat Penelitian ..............................................................................
8
1. Manfaat Teoritis..............................................................................
8
2. Manfaat Praktis ...............................................................................
8
BAB II LANDASAN TEORI .......................................................................
10
A. Konsumtivisme .................................................................................
10
xiii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
1. Pengertian Konsumtivisme .............................................................
10
2. Kriteria Konsumtif dan Kriteria Tidak Konsumtif ..........................
11
3. Konsumtivisme Berdasarkan Teori Sikap .......................................
12
4. Konsumtivisme Pada Tiga Wilayah Konsumsi ................................
13
5. Wanita Dewasa Awal Sebagai Sasaran Produsen Benda-Benda Konsumsi ..................................................................
17
B. Pencarian Identitas Pada Wanita Dewasa Awal ..................................
19
C. Konsumtivisme Pada Wanita Dewasa Awal .......................................
20
BAB III METODE PENELITIAN ...............................................................
23
A. Jenis Penelitian ..................................................................................
23
B. Fokus Penelitian ................................................................................
23
C. Subjek Penelitian dan Lokasi Penelitian .............................................
26
D. Metode dan Alat Pengumpulan Data ..................................................
27
E. Pertanggung Jawaban Mutu Alat Pengumpulan Data .........................
29
F. Teknik Mengolah dan Analisis Data ...................................................
30
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ......................................................
33
A. Pelaksanaan Penelitian ......................................................................
33
B. Deskripsi Subjek ................................................................................
34
C. Hasil Penelitian ..................................................................................
34
D. Pembahasan .......................................................................................
52
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................
56
A. Kesimpulan .......................................................................................
56
B. Saran .................................................................................................
58
xiv
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................
60
LAMPIRAN ................................................................................................
63
xv
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Dewasa ini dunia sedang mengalami kemajuan yang sangat pesat dalam bidang konsumsi meliputi produk seperti information technology (teknologi informasi), fashion, hiburan, olahraga dan sebagainya. Produk-produk tersebut seperti handphone, laptop, iPad, iPhone, baju, celana, tas, sepatu, kosmetik (Baudrillard, 2011). Barang-barang mahal dari luar negeri yang bermerek terkenal saat ini banyak dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia. Dengan banyaknya pusat pembelanjaan seperti mal, kini masyarakat mudah memenuhi keinginan berbelanjanya dengan bebas. Oleh karena itu, banyak masyarakat mudah terjebak dalam pembelian yang berlebihan dan hanya memenuhi keinginan sesaat tanpa memperhatikan kebutuhannya. Dalam hal ini, tindakan seperti itu lebih dikenal dengan sebutan konsumtivisme (Soedjatmiko, 2008). Konsumtivisme adalah berkonsumsi dengan tidak lagi atas pilihan yang rasional berdasarkan kebutuhan, tetapi lebih memperturutkan keinginan (Prehati, dalam Sulaksono, 2012). Penjelasan tersebut juga sejalan dengan penjelasan yang diutarakan oleh Grinder (dalam Lina & Rosyid, 1997) yang memberikan pengertian bahwa konsumtivisme adalah pola hidup manusia yang dikendalikan dan didorong oleh suatu keinginan untuk memenuhi hasrat kesenangan sematamata.
1
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
2
Soejatmiko (2008) menjelaskan bahwa konsumtivisme merupakan motivasi seseorang untuk berbelanja tidak lagi guna memenuhi kebutuhan dasariah yang ia perlukan, melainkan terkait dengan hal lain, yakni identitas. Erikson (dalam Santrock, 2002) percaya bahwa pencarian identitas adalah mengejar siapa diri kita, apa sebenarnya kita, dan ke mana kita akan menuju dalam hidup. Jadi, saat ini seseorang mengkonsumsi suatu produk lebih mengutamakan untuk pencarian identitas diri, karena jati diri manusia terukur dari kemampuan memperoleh sesuatu (Soedjatmiko, 2008). Oleh karena itu, pengertian konsumtivisme yaitu sikap atau perilaku membeli secara mendadak karena hanya berdasarkan keinginan sesaat tanpa mempertimbangkan kebutuhan utama. Ada beberapa kriteria konsumtivisme menurut beberapa ahli. Kriteria konsumtivisme tersebut sebagai berikut; menurut Grinder (dalam Lina & Rosyid, 1997) apabila seseorang mengkonsumsi barang hanya karena keinginan dan kesenangan semata; Sumartono (dalam Sari, 2009) mengkonsumsi barang dengan harga yang mahal, karena gengsi, dan untuk menjaga penampilan; Heggelson dan Suphelen (dalam Ferinadewi, 2008) suka barang yang bermerek dan mengikuti mode; dan menurut Mahdalena (1998) membeli barang konsumsi lebih dari 4 kali dalam 1 bulan. Dalam pemenuhan kebutuhan untuk mengkonsumsi, manusia tidak lepas dari tiga kebutuhan utama yaitu kebutuhan primer, sekunder, dan tersier. Douglas dan Isherwood (dalam Featherstone, 2008) mendefinisikan kelas-kelas konsumsi berdasarkan dengan konsumsi tiga kelompok benda, yaitu: pertama, kelompok
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
3
benda baku yang terkait dengan sektor produksi primer (makanan, minuman, fast food, es krim, dan lainnya). Kedua, kelompok teknologi dan peralatan dasar yang terkait dengan sektor produksi sekunder (alat transportasi, pakaian, pakaian dalam, alas kaki, tas, asesoris, kosmetik, dan salon kecantikan). Ketiga, kelompok waktu senggang (leisure time) yang terkait dengan produksi yang bersifat tersier (benda-benda informasi dan komunikasi (gadget), dan pencarian kesenangan seperti ke mal, diskotik, dan olahraga). Di dalam pemenuhan ketiga wilayah konsumsi, ada mekanisme mental yang mengevaluasi, membentuk pandangan, mewarnai perasaan, yang akan menentukan kecenderungan perilaku manusia terhadap sesuatu yang sedang dihadapi, yang disebut dengan fenomena sikap (Azwar, 2010). Sikap merupakan keteraturan komponen-komponen kognitif, afektif, dan perilaku yang saling berinteraksi dalam memahami, merasakan, dan berperilaku terhadap suatu objek Secord dan Backman (dalam Azwar, 2010). Mann (dalam Azwar, 2010) menjelaskan ketiga komponen sikap tersebut, yaitu komponen kognitif berisi persepsi, kepercayaan, dan stereotipe yang dimiliki individu mengenai sesuatu. Komponen afektif merupakan perasaan individu terhadap objek sikap dan menyangkut masalah emosi. Komponen perilaku berisi kecenderungan untuk bertindak atau untuk bereaksi terhadap sesuatu dengan cara-cara tertentu. Sikap yang dimiliki konsumen khususnya wanita, menurut Lindzey (dalam Sulistyowati, 1989) menjelaskan bahwa wanita lebih mudah terpengaruh disebabkan karena penerimaan berita yang lebih efektif pada wanita, sebab pada kenyataannya wanita umumnya
lebih bersifat verbal,
lebih cenderung
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
4
memperhatikan dan memahami kata-kata yang diucapkan atau ditulis. Oleh karena itu, wanita cenderung sangat mudah terpengaruh oleh rayuan penjual. Di dalam masyarakat tertanam citra bahwa kaum wanita sangat lekat dengan konsumtivisme. Ada dua alasan wanita lekat dengan konsumtivisme yaitu pertama, konstruksi sosial menempatkan wanita harus berpenampilan cantik dan menarik, dengan menjaga pola makan, memakai pakaian yang menunjang penampilan, merawat wajah dan tubuhnya. Kedua, banyak produk yang ditawarkan untuk wanita, karena wanita adalah konsumen yang terbesar sehingga menjadi potensi pasar yang menguntungkan bagi produsen (Sulaksono, 2010). Oleh karena itu, banyak produk-produk yang diperuntukkan wanita beredar di pasaran. Contohnya, seperti produk kecantikan dengan berbagai macam jenis merek seperti Pond’s, Maybelline, Sari Ayu, Mustika Ratu, dan lainnya untuk produk kosmetik wajah, kosmetik untuk rambut dan tubuh. Kemudian, merek Logo, Levi’s, Zara, Executive, Nevada, Pierre Cardin dan lainnya untuk pakaian, pakaian dalam, alas kaki, tas dengan berbagai macam jenis dan mode. Selain itu, tempat-tempat salon kecantikan seperti Johhny Andrean, Larissa, London Beauty Center, dan lainnya yang dapat menunjang penampilan mereka. Untuk pemasaran benda-benda konsumsi, para produsen menyebarluaskan produknya lewat berbagai macam bentuk media, yaitu melalui media cetak maupun media elektronik. Berbagai macam majalah fashion kini banyak dijumpai hampir di setiap pesisir toko yang ditata apik, rapi, dan menarik oleh para penjual, sehingga membuat masyarakat tertarik untuk membelinya (Baudrillard, 2011). Kebanyakan majalah fashion wanita tersebut seperti Kawanku, Go-Girl, Aneka
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
5
Yes, Cosmopolitan, Gadis dan lain-lain, menampilkan model pakaian dan sepatu yang bermerek terkenal dan mahal dari luar negeri. Akan tetapi, para wanita bisa mendapatkan pakaian dan sepatu yang sedang trend itu di berbagai macam butik dan pusat perbelanjaan seperti mall yang ada di Indonesia. Tempat-tempat tersebut memberikan model pakaian yang hampir sama dengan pakaian dari majalah tersebut dengan harga yang “miring” dan kualitas yang tidak kalah dengan pakaian yang mahal. Kini masyarakat tak lagi mementingkan kebutuhannya dalam membeli barang, tetapi mereka membeli barang-barang yang sedang in saat ini karena gengsi, status sosial, maupun sekedar gaya hidup (life style) (Soedjatmiko, 2008). Zaman sekarang ini wanita yang menjadi korban konsumtivisme sudah mengidap shopaholic sebutan bagi mereka yang keranjingan belanja. Tidak banyak wanita yang dapat mengelak godaan untuk berbelanja saat digelar obral atau diskon besar-besaran, melihat tulisan besar yang memampangkan diskon dengan jumlah besar, setumpuk pakaian di keranjang dengan harga “miring” siapapun orangnya akan tergoda dan menghampiri (YLKI, 2011). Selanjutnya, ada beberapa contoh peristiwa yang berkaitan dengan konsumtivisme. Contoh pertama, pada hari Jumat tanggal 25 November 2011 telah terjadi peristiwa di sebuah mall dibilangan Jakarta Pusat, yaitu sekitar 90 orang lebih mengantri Blackberry Bellagia atau 9790 murah di Pacific Place, dirawat di ruang medis di belakang loket penjualan. Hal itu terjadi karena mereka tidak kuat dengan kondisi yang berdesak-desakkan penuh orang (Lampost, 2011). Kedua, pada hari Jumat tanggal 29 Juli 2011 terlihat peminat Xperia Play
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
6
membludak di depan Sony Ericsson Flagship Store di Senayan City Jakarta. Mereka rela mengantri hanya untuk mendapatkan ponsel Xperia Play yang pada hari itu resmi dijual perdana di Indonesia (Chip, 2011). Jumlah korban yang banyak pada antrian Blackberry “murah” dan ponsel Sony Erricson xperia Play tersebut merupakan gambaran masyarakat yang terjebak dalam konsumtivisme dalam konsumsi tersier, yaitu gadget. Pengantri tersebut tidak hanya berasal dari kalangan dewasa, namun juga berasal dari kalangan remaja
baik perempuan maupun laki-laki.
Salah satu
yang
mempengaruhi keputusan seseorang untuk membeli adalah iklan produk yang berlabelkan merek barang mahal dan kecanggihan-kecanggihan teknologi yang semakin diperbaharui dengan harga yang “miring”, yang ditampilkan di media cetak maupun media elektronik. Dari contoh fenomena-fenomena di atas, terlihat bahwa budaya konsumtivisme semakin lama semakin merasuk dan erat dalam kehidupan masyarakat Indonesia. Saat ini, orang berbelanja bukan lagi karena pertimbangan rasional, tetapi karena emosional seperti gengsi. Berbelanja adalah salah satu perilaku yang menunjukkan dasar keeksistensian manusia dan karakteristik manusia yang hidup di zaman sekarang (Soedjatmiko, 2008). Seperti fenomena pembelian Blackberry dan Sony Ericsson Experia Play, hasrat untuk memiliki produk yang terbaru mendorong orang-orang memiliki gadget tersebut. Dari penjelasan latar belakang di atas, peneliti ingin melihat bagaimana konsumtivisme yang terjadi pada wanita dewasa awal pada tiga wilayah konsumsi. Tiga wilayah konsumsi tersebut yaitu pertama, kelompok benda baku
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
7
yang terkait dengan sektor produksi primer (makanan, minuman, fast food, es krim, dan lainnya). Kedua, kelompok teknologi dan peralatan dasar yang terkait dengan sektor produksi sekunder (alat transportasi seperti mobil dan motor; pakaian, alas kaki, pakaian dalam, tas, asesoris, kosmetik, salon kecantikan). Ketiga, kelompok benda informasi yang terkait dengan produksi yang bersifat tersier (benda-benda informasi dan komunikasi; dan pencarian kesenangan seperti ke mal, diskotik, dan olahraga).
B.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang sudah peneliti sampaikan di atas, maka peneliti ingin mengetahui : 1. Bagaimana konsumtivisme wanita dewasa awal pada kelompok benda baku yang terkait dengan sektor produksi primer (makanan, minuman, dan lainlain)? 2. Bagaimana konsumtivisme wanita dewasa awal pada kelompok teknologi dan peralatan dasar yang terkait dengan sektor produksi sekunder (alat transportasi seperti motor dan mobil; pakaian, pakaian dalam, alas kaki, tas, asesoris, kosmetik, dan salon kecantikan) ? 3. Bagaimana konsumtivisme wanita dewasa awal pada kelompok waktu luang (leisure time) yang terkait dengan produksi yang bersifat tersier (benda-benda informasi dan komunikasi seperti gadget dan pencarian kesenangan seperti ke mal, diskotik, dan olahraga) ?
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
C.
8
Tujuan Penelitian
Tujuan dari dilakukannya penelitian ini adalah mengetahui konsumtivisme pada wanita dewasa awal, dalam tiga kelompok benda konsumsi, yaitu: 1. Kelompok benda baku yang terkait dengan sektor produksi primer (makanan, minuman, fast food, es krim dan lainnya). 2. Kelompok teknologi dan peralatan dasar yang terkait dengan sektor produksi sekunder (alat transportasi seperti motor dan mobil; pakaian, pakaian dalam, alas kaki, tas, asesoris, kosmetik, dan salon kecantikan). 3. Kelompok waktu luang (leisure time) yang terkait dengan produksi yang bersifat tersier (benda-benda informasi dan komunikasi seperti gadget, dan pencarian kesenangan seperti ke mal, diskotik, dan olahraga).
D.
Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoretis a. Memberikan tambahan wacana yang berkaitan dengan ilmu psikologi konsumen dan psikologi perkembangan dewasa awal. b. Memperkaya pengetahuan pembaca mengenai konsumtivisme wanita dewasa awal pada ketiga kelompok benda konsumsi. 2. Manfaat Praktis a. Manfaat untuk subjek Wanita pada dewasa awal khususnya yang masih memiliki sifat labil, bisa dijadikan bahan refleksi diri, agar lebih dewasa dalam mengambil
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
9
keputusan dan bertindak dalam mengonsumsi suatu barang, dan supaya tidak terjebak dalam konsumtivisme.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB II LANDASAN TEORI
A. 1.
Konsumtivisme
Pengertian Konsumtivisme Konsumtivisme memiliki dua akar kata yaitu “konsumtif” dan “isme”. Konsumtif adalah kata sifat yang memiliki kata dasar “consumptus” (Latin), “consume” (Inggris), konsumsi (Indonesia). Konsumtif adalah sifat mengkonsumsi, memakai, menggunakan, menghabiskan sesuatu. Di dalam bahasa Inggris kata “konsumtif” digunakan untuk menyatakan penggunaan sesuatu hal dengan berlebih-lebihan, memboroskan, obsesif, dan rakus (Ishlahuddin, 2010). Oleh karena itu, konsumtivisme adalah berkonsumsi dengan tidak lagi atas pilihan yang rasional berdasarkan kebutuhan, tetapi lebih memperturutkan keinginannya Prehati (dalam Sulaksono, 2012). Grinder (dalam Lina & Rosyid, 1997) memberikan pengertian konsumtivisme sebagai pola hidup manusia yang dikendalikan dan didorong oleh suatu keinginan untuk memenuhi hasrat kesengan semata-mata. Soejatmiko (2008) menjelaskan bahwa konsumtivisme dalam artian mengubah “konsumsi yang seperlunya” menjadi “konsumsi yang mengadaada”. Hal ini mengartikan bahwa konsumtivisme merupakan motivasi seseorang untuk berbelanja tidak lagi guna memenuhi kebutuhan dasariah yang ia perlukan sebagai manusia, melainkan terkait dengan hal lain, yakni identitas. Singkatnya, manusia tidak lagi hanya membeli barang-barang,
10
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 11
melainkan merek ternama yang terkandung di dalam barang tersebut. Jati diri manusia terukur dari kemampuan memperoleh sesuatu. Berdasarkan beberapa penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa konsumtivisme
adalah
suatu
sikap
yang
dimiliki
individu
dalam
mengkonsumsi produk berdasarkan hasrat, keinginan sesaat secara berlebihlebihan, dan boros, tanpa mementingkan kebutuhan yang utama. 2.
Kriteria Konsumtif dan Kriteria Tidak Konsumtif Ada beberapa kriteria konsumtivisme menurut beberapa ahli. Kriteria konsumtivisme tersebut sebagai berikut; menurut Grinder (dalam Lina & Rosyid, 1997) apabila seseorang mengkonsumsi barang hanya karena keinginan dan kesenangan semata; Sumartono (dalam Sari, 2009) mengkonsumsi barang dengan harga yang mahal, karena gengsi, dan untuk menjaga penampilan; Heggelson dan Suphelen (dalam Ferinadewi, 2008) suka barang yang bermerek dan mengikuti mode; dan menurut Mahdalena (1998) membeli barang konsumsi lebih dari 4 kali dalam 1 bulan. Maka, dapat disimpulkan kriteria konsumtivisme adalah : 1. Mengkonsumsi barang berdasarkan keinginan mendadak atau sesaat 2. Mengkonsumsi barang hanya karena rasa senang atau tertarik 3. Mengkonsumsi barang demi gengsi karena bermerek dan mahal 4. Mengkonsumsi barang demi menjaga penampilan dengan mengikuti mode 5. Mengkonsumsi barang lebih dari 4x dalam 1 bulan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 12
Dalam penelitian ini, seseorang dikatakan konsumtivisme apabila memiliki atau memenuhi sekurangnya 2 dari 5 kriteria konsumtivisme yang sudah ditentukan. Sedangkan kriteria tidak konsumtif menurut Kusumo (2010) adalah sebagai berikut: 1. Mengkonsumsi barang sesuai dengan kebutuhan 2. Mengkonsumsi barang tidak hanya berdasarkan keinginan sesaat 3. Konsumtivisme Berdasarkan Teori Sikap Salah satu pendekatan psikologis pada konsumtivisme adalah sikap. Sikap merupakan keteraturan komponen-komponen kognitif, afektif, dan perilaku yang saling berinteraksi dalam memahami, merasakan, dan berperilaku terhadap suatu objek (Secord & Backman, dalam Azwar, 2010). Mann (dalam Azwar, 2010) menjelaskan ketiga komponen sikap tersebut dibawah ini: 1. Komponen Kognitif Komponen kognitif berisi persepsi, kepercayaan, dan stereotipe yang dimiliki individu mengenai sesuatu. 2. Komponen Afektif Komponen afektif merupakan perasaan individu terhadap objek sikap dan menyangkut masalah emosi. 3. Komponen Perilaku Komponen perilaku berisi kecenderungan untuk bertindak atau untuk bereaksi terhadap sesuatu dengan cara-cara tertentu.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 13
Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa suatu pemikiran, fakta, dan keyakinan yang dimiliki seseorang tentang suatu objek, dan dipengaruhi oleh seluruh perasaan atau emosi yang dimiliki seseorang terhadap
pemikirannya
tersebut
untuk
menilai
suatu
objek
yang
diinginkannya, maka akan memunculkan suatu perilaku dari orang tersebut untuk bereaksi atau bertindak terhadap objek tersebut (Azwar, 2010). 4.
Konsumtivisme Pada Tiga Wilayah Konsumsi Orang-orang mengkonsumsi barang tidak lagi untuk kebutuhan yang utama pada sekarang ini. Mereka mengkonsumsi barang karena keinginan mendadak atau sesaat, dan rasa senang atau tertarik. Lalu, mengkonsumsi barang demi gengsi karena bermerek dan mahal, demi menjaga penampilan dengan mengikuti mode, dan mengkonsumsi barang lebih dari 4x dalam 1 bulan. Kriteria tersebut saat ini dijadikan orang-orang sebagai “gaya hidup” (lifestyle). Istilah “gaya hidup” ini mengkonotasikan individualitas, ekspresi diri, serta kesadaran diri yang stilistik (gaya) (Featherstone, 2008). Tubuh, busana, bicara, hiburan saat waktu luang, pilihan makanan dan minuman, kendaraan, pilihan hiburan, dan seterusnya dipandang sebagai indikator dari individualitas selera serta rasa gaya dari pemiliki/konsumen (Featherstone, 2008). Baudrillard (2011) mengatakan bahwa sesungguhnya manusia tidak pernah terpuaskan secara aktual, sehingga segala kebutuhannya pun tidak akan pernah terpuaskan.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 14
Douglas dan Isherwood (dalam Featherstone, 2008) menyatakan bahwa kelas-kelas konsumsi didefinisikan dalam hubungannya dengan konsumsi tiga kelompok benda, yaitu: a. Kelompok benda baku yang terkait dengan sektor produksi primer (makanan, minuman, dan lainnya). 1. Makanan memiliki fungsi utama sebagai sumber energi untuk tubuh, sedangkan memberikan rasa enak adalah fungsi tambahan dari makanan. Maka, makanan enak adalah keinginan, bukan kebutuhan (Kusumo, 2010). Berikut ini adalah kriteria tidak konsumtif vs kriteria konsumtif:
Tidak konsumtif : Jika seseorang mengkonsumsi makanan yang sesuai dengan kebutuhan dan sesuai dengan pengeluaran tanpa mengorbankan kebutuhan lain, seperti makan masakan ibu di rumah, dan tidak makan di restoran .
Konsumtif : Apabila seseorang mengkonsumsi makanan yang sesuai dengan hasrat/keinginan yang sesaat dan mengorbankan pengeluaran untuk kebutuhan yang lain, seperti makan di restoran atau kafe yang mewah, jajan makanan kecil, minuman ringan atau ketika berada di mal belanja makanan yang banyak.
b. Kelompok teknologi dan peralatan dasar yang terkait dengan sektor produksi sekunder, yaitu (alat transportasi seperti motor dan mobil; baju, celana, pakaian dalam, rok, sepatu, sandal, tas, asesoris, kosmetik wajah, kosmetik rambut dan tubuh, salon kecantikan).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 15
1. Menggunakan alat transportasi adalah salah satu alat yang membantu kegiatan manusia untuk berpergian (Kusumo, 2010). Berikut ini adalah kriteri tidak konsumtif vs kriteria konsumtif:
Tidak
konsumtif
:
Apabila
seseorang
mempunyai
dan
menggunakan kendaraan tersebut sesuai dengan kebutuhannya.
Konsumtif : Apabila seseorang mempunyai membeli kendaraan dengan harga yang mahal karena gengsi, tanpa digunakan sesuai dengan kebutuhan.
2. Sandang adalah kebutuhan kita agar terlindung dari cuaca (Kusumo, 2010). Berikut adalah kriteria tidak konsumtif vs kriteria konsumtif:
Tidak konsumtif : Apabila seseorang membeli pakaian, pakaian dalam, alas kaki, dan asesoris dengan tidak mementingkan hasrat semata, dan sesuai dengan kebutuhan.
Konsumtif : Jika seseorang membeli pakaian, pakaian dalam, alas kaki, dan asesoris hanya karena keinginan sesaat, gengsi dengan merek terkenal dan mahal, menjaga penampilan dengan mengikuti mode, dan membeli lebih dari 4x dalam 1 bulan. 3. Kosmetik dan salon kecantikan adalah kebutuhan untuk merawat diri (Kusumo, 2010). Berikut adalah kriteria tidak konsumtif vs kriteria konsumtif:
Tidak konsumtif : Apabila seseorang membeli kosmetik dan pergi ke salon sesuai dengan kebutuhannya, digunakan untuk merawat diri.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 16
Konsumtif : Apabila seseorang menggunakan kosmetik dan pergi ke salon karena gengsi dengan merek terkenal dan mahal, menjaga penampilan dengan mengikuti mode, dan hanya memenuhi keingianan sesaat.
c. Kelompok waktu luang (leisure time) yang terkait dengan produksi yang bersifat tersier (benda-benda informasi dan komunikasi; dan pencarian kesenangan). 1. Benda-benda informasi atau lebih sering didengar dengan sebutan gadget (alat yang praktis) seperti handphone, tab (tablet), laptop yang disertai aplikasi dan fitur Wi-Fi yang memudahkan para penggunanya untuk browsing dan searching informasi yang sedang uptodate (Baudrillard, 2011). Berikut adalah kriteria tidak konsumtif vs kriteria konsumtif:
Tidak konsumtif : Jika membeli sesuai dengan kebutuhan dan cenderung tidak ganti model.
Konsumtif : Apabila seseorang membeli gadget dengan merek terkenal dan harga yang mahal, karena gengsi, dan sering ganti mengikuti model produk yang baru.
2. Saat ini, olahraga dapat dikatakan sebagai sarana “pencarian kesenangan”. Artinya, bahwa kini orang tidak lagi memandang bahwa olahraga itu penting untuk kesehatan, tetapi untuk mempercantik diri (bagi wanita) dan membentuk diri lebih macho (bagi pria)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 17
(Baudrillard, 2011). Berikut adalah kriteria tidak konsumtif vs kriteria konsumtif:
Tidak konsumtif : Olahraga untuk kebutuhan kesehatan dan cenderung tidak mengeluarkan biaya seperti jogging, naik sepeda, sit-up, push-up.
Konsumtif : Olahraga sebagai “gaya hidup” dengan harga yang mahal karena gengsi, tempat yang nyaman dan bagus, seperti fitness, pilates, bellydance, salsa, aerobik, dan bukan lagi hanya sekedar sehat, tetapi juga sebagai ajang untuk “tampil” diri dan karena gengsi.
3. Selain itu, pergi ke kafe, restoran, diskotik, nonton film di bioskop, tempat karaoke, dan mall adalah sebagai tempat pencarian kesenangan dan sudah menjadi “gaya hidup” saat kini (Soedjatmiko, 2008). Berikut adalah kriteria tidak konsumtif vs kriteria konsumtif:
Tidak konsumtif : Apabila pergi ke kafe, restoran, diskotik, bioskop, karaoke, mall tidak lebih dari 4 kali dalam 1 bulan.
Konsumtif : Jika pergi ke kafe, restoran, diskotik, bioskop, mall hanya untuk keinginan sesaat, dan gengsi harus main bersama teman di mal.
5.
Wanita Dewasa Awal Sebagai Sasaran Produsen Benda-Benda Konsumsi Bagi produsen, wanita adalah salah satu pasar yang potensial. Alasannya antara lain, karena perempuan Indonesia usia 20-an mulai memperhatikan penampilannya dengan eksplorasi mencoba segala jenis
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 18
makeup. Polesan kosmetik tersebut gunanya untuk mencari kelebihan pada wajah dan menutupi kekurangannya (Zakiya, 2012). Wanita yang berumur antara 17-24 tahun memiliki perilaku serta cara hidup outer-directed yaitu fase hidup dimana mereka mempunyai perilaku bergejolak dan biasanya hanya sebentar. Konsumen ini sifatnya hanya sebagai conformers dan innovator dan suka mencoba produk baru (Nandityasari, 2009). Dittmar (dalam Fitriana & Koentjoro, 2009) menjelaskan bahwa beberapa orang wanita dewasa, kegiatan berbelanja merupakan kegiatan yang menyenangkan, yaitu sebagai alat untuk mengatur emosi, cara untuk mengekspresikan atau membangun identitas diri. Di dalam pemasaran produk, produsen akan menentukan segmentasi pasar untuk membidik sasarannya. Segmentasi pasar dapat didefinisikan sebagai proses membagi pasar menjadi irisan-irisan konsumen yang khas yang mempunyai kebutuhan atau sifat yang sama dan kemudian memilih satu atau lebih segmen yang akan dijadikan sasaran bauran pemasaran yang berbeda (Kasip, 2008). Beberapa contoh produk melalui iklan yang mengarah ke segmen pasar wanita, yaitu kosmetik (merek Maybelin, Pond’s, Red-A, dan lain-lain); pakaian (merek Logo, Lea, dan lainlain); sepatu (merek New Era, Eagle, dan lain-lain); alat telekomunikasi (handphone Blackberry, Samsung, Nokia, Sony Erricson, dan lain-lain) yang memiliki
fitur
kamera,
jejaring
sosial,
musik,
yang
mendukung
keeksistensialan wanita; dan alat transportasi (motor dan mobil) yang di desain sporty, elegan, dan cantik yang diperuntukan wanita.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 19
Dari penjelasan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa, konsumtivisme menawarkan kebebasan individu untuk memenuhi aspirasi keinginannya tersebut, sehingga para wanita terjebak dalam budaya konsumtivisme yang secara tidak langsung diciptakan oleh produsen.
B.
Pencarian Identitas Pada Wanita Dewasa Awal
Masa dewasa awal (early adulthood) dimulai pada usia 20 tahun sampai 40 tahun (Papalia, Olds, Feldman, 2009). Kenniston (dalam Santrock, 2002) berpendapat bahwa kaum muda tidak menetapkan pertanyaan-pertanyaan yang jawabannya suatu saat akan menentukan masa dewasanya, pertanyaanpertanyaan tentang hubungan seseorang dengan masyarakat, tentang pekerjaan, tentang peran sosial, dan gaya hidup. Dalam hal ini, kaum muda dapat dikatakan masih dalam perkembangan pencarian identitas. Erikson (dalam Papalia, Olds, & Feldman, 2009) menjelaskan bahwa krisis identitas jarang terselesaikan secara penuh di masa remaja, isu-isu yang berkaitan dengan identitas akan muncul lagi berulang kali sepanjang kehidupan masa dewasa. Zakiya (2012) menuturkan bahwa survei yang dilakukan pada 3.000 perempuan di 9 kota besar (Medan, Palembang, Jabodetabek, Bandung, Semarang, Yogyakarta, Surabaya, Denpasar, dan Makasar) menunjukkan hasil bahwa di awal usia 20 – 24 tahun, perempuan Indonesia mulai memperhatikan penampilannya dengan eksplorasi mencoba segala jenis makeup. Polesan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 20
kosmetik tersebut gunanya untuk mencari kelebihan pada wajah dan menutupi kekurangannya. Terkait penelitian ini, pencarian identitas terfokus pada wanita dewasa awal dengan rentang usia 20 – 24 tahun. Sulaksono (2012) menuturkan bahwa meskipun konsumtivisme dapat terjadi pada wanita maupun pria, namun seolah-olah sudah tertanam citra dalam masyarakat bahwa wanita selama ini lekat dengan konsumtivisme. Menurutnya, ada beberapa alasan wanita lekat dengan pola hidup konsumtif. Pertama, konstruksi sosial menempatkan perempuan harus selalu berpenampilan cantik dan menarik untuk mencapai identitas dirinya. Oleh karena itu, banyak produk yang dibutuhkan terkait tiga benda konsumsi (primer, sekunder, dan tersier), seperti produk untuk diet, kosmetik, fashion (pakaian, alas kaki, tas, aksesoris) , ke salon, gadget, berbagai macam bentuk olahraga (aerobic, bellydance, salsa, dan lain-lain). Kedua, banyak produk yang ditawarkan pada wanita.
C.
Konsumtivisme Pada Wanita Dewasa Awal
Kini, manusia mengkonsumsi bukan lagi hanya sekedar memakai atau menggunakan produk suatu barang atau jasa sesuai dengan kebutuhan. Akan tetapi, saat ini manusia mengkonsumsi barang berdasarkan 5 kriteria konsumtivisme, yaitu (1) menggunakan suatu barang atau jasa karena hasrat dan keinginan semata. (2) mengkonsumsi barang hanya karena rasa senang atau tertarik, (3) mengkonsumsi barang demi gengsi karena bermerek dan mahal, (4) mengkonsumsi barang demi menjaga penampilan dengan mengikuti mode, dan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 21
(5) mengkonsumsi barang lebih dari 4x dalam 1. Barang konsumsi apa yang mereka pahami, rasakan, akan menentukan perilaku mereka dalam mengkonsumsi suatu barang (Azwar, 2010). Konsumtivisme juga sudah melekat pada kaum wanita. Hal ini dikarenakan terdapat konstruksi sosial yang mengharuskan wanita berpenampilan cantik dan menarik dalam rangka pencarian identitas diri (Sulaksono, 2012). Dengan demikian, wanita rawan terjebak konsumtivisme. Lindzey (dalam Sulistyowati, 1989) menjelaskan bahwa wanita lebih mudah terpengaruh disebabkan karena penerimaan berita yang lebih efektif pada wanita, sebab pada kenyataannya wanita umumnya
lebih bersifat verbal,
lebih cenderung
memperhatikan dan memahami kata-kata yang diucapkan atau ditulis. Di dalam pengukuran konsumtivisme, ketiga komponen sikap tersebut akan dilihat berdasarkan tiga bentuk atau wilayah konsumsi menurut Douglas dan Isherwood (dalam Featherstone, 2008), yaitu: 1. Kelompok benda baku yang terkait dengan sektor produksi primer (makanan, minuman, fast food, es krim dan lainnya). 2. Kelompok teknologi dan peralatan dasar yang terkait dengan sektor produksi sekunder (alat transportasi seperti motor dan mobil, dan pakaian, pakaian dalam, alas kaki, tas, asesoris, kosmetik, dan salon kecantikan). 3. Kelompok waktu luang (leisure time) yang terkait dengan produksi yang bersifat tersier (benda-benda informasi dan komunikasi (gadget), dan pencarian kesenangan (ke mal, diskotik, olahraga).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 22
Dalam
penelitian
ini,
peneliti
ingin
melihat
bagaimana
konsumtivisme wanita dewasa awal dengan rentang usia 20-24 tahun. Menurut Zakiya (2012) wanita pada usia tersebut masih mencari identitas dirinya terhadap tiga wilayah benda konsumsi seperti, pertama kelompok benda baku yang terkait dengan sektor produksi primer (makanan, minuman, fast food, es krim, dan lainlain). Kedua, kelompok teknologi dan peralatan dasar yang terkait dengan sektor produksi sekunder , yaitu alat transportasi seperti motor dan mobil; dan pakaian, pakaian dalam, alas kaki, tas, asesoris, kosmetik, dan salon kecantikan. Ketiga, kelompok waktu luang (leisure time) yang terkait dengan produksi yang bersifat tersier, yaitu benda-benda informasi dan konsumsi (gadget); dan pencarian kesenangan (ke mal, diskotik, olahraga). Alur pemikiran di atas membentuk kerangka konseptual penelitian ini yang dapat disajikan secara visual dalam gambar 1. Gambar 1 : Bagan Kerangka Konseptual
Makanan WANITA
IDENTITAS
KONSUMTIVISME
Teknologi Waktu luang
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB III METODE PENELITIAN
A.
Jenis Penelitian
Dalam penelitian ini, jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif. Metode penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah penelitian survei. Penelitian survei adalah penelitian yang mengambil sampel dari satu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data yang pokok (Effendi & Tukiran, 2012). Penelitian survei ini digunakan untuk mengetahui konsumtivisme pada wanita dewasa dalam tiga wilayah konsumsi, yaitu primer, sekunder, dan tersier dengan rentang usia 20 sampai 24 tahun.
B.
Fokus Penelitian
Dalam penelitian ini yang menjadi fokus penelitian adalah konsumtivisme pada wanita dewasa awal dalam tiga wilayah konsumsi, yaitu primer, sekunder, dan tersier
dalam rangka pencarfian identitas diri.
Konsumtivisme adalah suatu sikap yang dimiliki individu dalam mengkonsumsi barang karena keinginan mendadak atau sesaat, mengkonsumsi barang hanya karena rasa senang atau tertarik, mengkonsumsi barang demi gengsi karena bermerek dan mahal, mengkonsumsi barang demi menjaga penampilan dengan mengikuti mode, dan mengkonsumsi barang lebih dari 4x dalam 1 bulan. Erikson (dalam Papalia, dkk, 2009) menjelaskan bahwa krisis identitas jarang
23
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 24
terselesaikan secara penuh di masa remaja, isu-isu yang berkaitan dengan identitas akan muncul lagi berulang kali sepanjang kehidupan masa dewasa. Hal ini yang menyebabkan kaum muda khususnya wanita masih mencari identitas dirinya yang mudah terjebak pada hasrat/keinginan daripada kebutuhan rasional. Oleh sebab itu, wanita cenderung konsumtif, yang berkonsumsi secara berlebih-lebihan, boros dalam penggunaan uang, dan membeli produk hanya karena keinginan semata. Wanita dikatakan konsumtif apabila memiliki sekurangnya 2 dari 5 kriteria sebagai berikut: (1) mengkonsumsi barang karena keinginan mendadak atau sesaat, (2) mengkonsumsi barang hanya karena rasa senang atau tertarik, (3) mengkonsumsi barang demi gengsi
karena
bermerek dan mahal,
(4)
mengkonsumsi barang demi menjaga penampilan dengan mengikuti mode, dan (5) mengkonsumsi barang lebih dari 4x dalam 1 bulan. Di dalam pemenuhan ketiga wilayah konsumsi, ada mekanisme mental yang mengevaluasi, membentuk pandangan, mewarnai perasaan, yang akan menentukan kecenderungan perilaku manusia terhadap sesuatu yang sedang dihadapi, yang disebut dengan fenomena sikap (Azwar, 2010). Sikap merupakan keteraturan komponen-komponen kognitif, afektif, dan perilaku yang saling berinteraksi dalam memahami, merasakan, dan berperilaku terhadap suatu objek Secord & Backman (dalam Azwar, 2005). Penelitian ini akan menggali lebih dalam mengenai bentuk-bentuk konsumtif berdasarkan tiga wilayah konsumsi, yaitu primer, sekunder, dan tersier yang dilihat berdasarkan komponen sikap yaitu kognitif, afektif, dan perilaku. Kuesioner penelitian yang digunakan untuk
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 25
menunjukkan konsumtivisme ini berdasarkan pada jenis/bentuk wilayah konsumsi menurut Douglas dan Isherwood (dalam Featherstone, 2008), yaitu : 1. Kelompok benda baku yang terkait dengan sektor produksi primer (makanan kesukaan, makanan pokok, minuman kesukaan, kopi, minuman beralkohol, fast food, ngemil, ice cream, merokok, dan diet). 2. Kelompok teknologi dan peralatan dasar yang terkait dengan sektor produksi sekunder (kendaraan, helm, baju, celana, rok, pakaian dalam, sepatu, sandal, tas, asesoris, kosmetik wajah, kosmetik rambut dan tubuh, dan salon kecantikan). 3. Kelompok waktu luang (leisure time) yang terkait dengan produksi tersier (gadget, mal, diskotik, dan olahraga) Konsumtivisme pada tiga wilayah konsumsi, yaitu primer, sekunder, dan tersier, dapat diungkap berdasarkan pertanyaan-pertanyaan yang terkait komponen-komponen sikap. Pertama, komponen kognitif dapat diungkap dari benda-benda apa saja yang dikonsumsi, merek yang digunakan, dan harga barang. Kedua adalah komponen afektif atau perasaan yang dapat diungkap dari suka dan tidaknya mengonsumsi barang, alasan mengonsumsi barang, dan alasan menggunakan merek. Kemudian, yang ketiga adalah komponen perilaku yang dapat diungkap dari frekuensi atau jangka waktu mengkonsumsi, jumlah mengkonsumsi, jumlah yang dimiliki, membeli secara mendadak atau tidak, dan tempat membeli. Peneliti juga menambahkan pertanyaan pada kuesioner tentang uang saku atau pendapatan per bulan dan juga pengeluaran per bulan untuk melihat
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 26
seberapa konsumtif atau borosnya subjek penelitian. Apabila uang saku dengan uang pengeluaran sama besarnya, maka dapat dikatakan subjek tersebut konsumtif. Selain itu, peneliti juga menambah pertanyaan untuk mengkroscek ulang kepada subjek mengenai konsumtif atau tidaknya diri mereka untuk mempertanggungjawabkan hasil penelitian tersebut.
C.
Subjek Penelitian dan Lokasi Penelitian
Subyek dalam penelitian ini adalah wanita dewasa awal yang terdiri dari mahasiswi tingkat akhir dan pekerja. Pemilihan subyek dilakukan dengan menggunakan tekhnik sampel bola salju, yaitu merupakan metode penentuan sampel yang pada awalnya sangat kecil jumlahnya karena keterbatasan informasi. Kemudian sampel yang pertama kali dipilih disuruh menyebutkan rekan-rekannya yang memiliki karakteristik yang sama dengan mereka (Effendi dan Tukiran, 2012). Karakteristik subyek dalam penelitian ini adalah wanita dewasa awal dengan rentang usia 20 sampai 24 tahun, mahasiswi tingkat akhir, dan pekerja. Dalam penelitian ini mengambil 30 subyek. Subjek penelitian ini terdiri dari mahasiswi tingkat akhir dan wanita pekerja yang berada di wilayah Yogyakarta dan Jakarta. Di wilayah Jakarta, peneliti menyebarkan angketnya melalui email, sedangkan di Yogyakarta dengan menyebarkan angket secara langsung. Peneliti memilih sasaran penelitian di wilayah Yogyakarta dan Jakarta, karena kepraktisan peneliti, yaitu subjek adalah lingkaran teman dan sahabat peneliti.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 27
D.
Metode dan Alat Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini, metode yang digunakan dalam mengumpulkan data adalah kuesioner atau angket. Azwar (2009) menjelaskan bahwa angket adalah data faktual atau yang dianggap fakta dan kebenaran yang diketahui oleh subjek dan pertanyaan dalam angket berupa pertanyaan langsung terarah kepada informasi mengenai data yang hendak diungkap. Angket yang digunakan dalam penelitian ini dengan menggunakan pertanyaan terbuka, dimana responden diberikan kebebasan untuk memberikan jawaban atas pertanyaan tersebut. Angket yang digunakan dalam penelitian ini berisikan pertanyaanpertanyaan terbuka tentang tiga wilayah konsumsi, yaitu primer, sekunder, dan tersier yang dikaitkan dengan komponen sikap, yaitu komponen kognitif, afektif, dan perilaku. Angket penelitian ini terdiri dari 27 aitem pokok yang terdiri dari makanan kesukaan, makanan pokok, minuman kesukaan, kopi, minuman beralkohol, fast food, ngemil, es krim, merokok, diet, kendaraan, helm, baju, celana, rok, pakaian dalam, sepatu, sandal, tas, asesoris, kosmetik wajah, salon kecantikan, kosmetik rambut dan tubuh, gadget, mal, diskotik, dan olahraga. Kemudian ditambahkan 2 aitem mengenai uang saku/pendapatan per bulan dan pengeluaran per bulan. Setiap aitem pokok tersebut akan diungkap berdasarkan komponen sikap dan sesuai dengan kriteria konsumtivisme. Pertama yaitu, komponen kognitif dapat diungkap dari benda-benda apa saja yang dikonsumsi, merek yang digunakan, dan harga barang. Jawaban akan sesuai dengan kriteria konsumtivisme apabila menggunakan merek tertentu dan harga yang mahal. Kedua adalah
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 28
komponen afektif atau perasaan yang dapat diungkap dari suka dan tidaknya mengkonsumsi barang, alasan mengkonsumsi barang, dan alasan menggunakan merek. Jawaban akan sesuai dengan kriteria konsumtivisme apabila alasannya karena keinginan sesaat, karena rasa senang atau tertarik, karena gengsi, dan untuk menjaga penampilan. Kemudian, yang ketiga adalah komponen perilaku yang dapat diungkap dari frekuensi atau jangka waktu mengkonsumsi, jumlah mengkonsumsi, jumlah yang dimiliki, membeli secara mendadak atau terencana, dan tempat membeli. Jawaban akan sesuai dengan kriteria konsumtivisme apabila membeli secara mendadak, membeli lebih dari 4x dalam 1 bulan, dan jumlah barang yang dimiliki banyak. Berikut ini akan disajikan blue print angket konsumtivisme :
Table 3.1 Blue Print Angket Konsumtivisme Wilayah Konsumsi Sekunder Tersier Jenis yang 1. Kendaraan 1. Makanan dikonsumsi 2. Helm kesukaan Merek yang 3. Baju 2. Makanan digunakan 4. Celana pokok Harga barang 5. Rok 3. Minuman Suka/tidak suka, 6. Pakaian kesukaan 1. Gadget pernah/tidak dalam 4. Kopi 2. Mal pernah 7. Sepatu 5. Minuman 3. Diskotik mengkonsumsi 8. Sandal beralkohol 4. Olahraga barang 9. Tas 6. Fast food 10. Asesoris Alasan 7. Ngemil 11. Kosmetik mengkonsumsi 8. Es krim wajah Alasan 9. Merokok 12. Kosmetik menggunakan 10.Diet rambut dan merek tubuh Frekuensi/jangka Primer
K O M P O N E N
Kognitif
1. 2.
Afektif
S I K A P
3. 1.
2. 3.
Perilaku
1.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 29
2. 3. 4.
5.
waktu mengkonsumsi Jumlah mengkonsumsi Jumlah yang dimiliki Membeli secara mendadak atau terencana Tempat membeli
13. Salon kecantikan
Dalam pengisian angket konsumtivisme ini, peneliti menggunakan pertanyaan terbuka. Peneliti menggunakan 2 cara untuk menyebarkan angket tersebut, yaitu dengan menyebarkan secara langsung kepada 15 subjek (wilayah Yogyakarta) dan melalui email kepada 15 subjek lain (wilayah Jakarta) dengan angket yang sama. Peneliti melakukan print out angket-angket yang melalui email, agar mempermudah peneliti dalam pengoreksian bersama dengan 15 angket yang disebar secara langsung. Kemudian, cara mengerjakannya yaitu, subjek mengisi angket tersebut dengan menulis atau mengetik jawaban sesuai dengan pertanyaan yang diajukan oleh peneliti .
E.
Pertanggung Jawaban Mutu Alat Pengumpulan Data
Dalam penelitian kuantitatif, kualitas data dipertanggung jawabkan lewat kualitas instrumen dengan cara menguji validitas dan reliabilitas kuesioner: 1. Validitas Validitas menunjukkan sejauhmana suatu alat pengukur itu mengukur apa yang ingin diukur (Effendi & Tukiran, 2012). Validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah validitas isi. Validitas isi adalah suatu
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 30
alat pengukur yang ditentukan oleh sejauhmana isi alat pengukur tersebut mewakili semua aspek yang dianggap sebagai aspek kerangka konsep (Effendi & Tukiran, 2012). Pada penelitian ini, alat pengukuran yaitu berupa angket yang dibuat sesuai dengan aspek kerangka konsep tiga wilayah konsumsi (primer, sekunder, dan tersier) yang berdasarkan pada teori sikap (kognitif, afektif, dan perilaku), yang tercetak pada blue print. 2. Reliabilitas Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauhmana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan (Effendi & Tukiran, 2012). Reliabilitas alat pengumpulan data pada kuesioner ini tidak diujikan secara formal, karena bukan skala dan tidak dapat terukur dengan angka (Wardhani, 2007). Pengujian reliabilitas kuesioner konsumtivisme dalam penelitian ini dilakukan dengan mengkroscek jawaban subjek. Kroscek jawaban subjek dilakukan dengan memberikan 3 pertanyaan tambahan, yaitu: (1) Apakah mereka konsumtif atau tidak? (2) Berapa uang saku atau pendapatan dalam 1 bulan? (3) Berapa pengeluaran dalam 1 bulan?
F.
Teknik Mengolah dan Analisis Data
Dalam pengolahan angket penelitian yang bertujuan untuk mengungkap konsumtivisme pada wanita dengan rentang usia 21-25 tahun berdasarkan kriteria konsumtivisme, dapat diolah dengan menggunakan cara sebagai berikut :
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 31
1. Mengelompokkan jenis benda konsumsi, merek yang dikonsumsi, harga barang, suka atau tidak suka mengkonsumsi, alasan mengkonsumsi, alasan menggunakan merek, jangka waktu, jumlah mengkonsumsi, jumlah yang dimiliki, membeli secara mendadak atau tidak, dan tempat membeli pada setaip wilayah tiga konsumsi yaitu primer, sekunder, dan tersier. 2. Membuat turus berdasarkan jawaban responden mengenai jenis benda konsumsi, merek yang dikonsumsi, harga barang, suka atau tidak suka mengkonsumsi, alasan mengkonsumsi, alasan menggunakan merek, jangka waktu, jumlah mengkonsumsi, jumlah yang dimiliki, membeli secara mendadak atau tidak, dan tempat membeli pada setiap wilayah tiga konsumsi yaitu primer, sekunder, dan tersier yang sudah dikelompokkan terlebih dahulu . 3. Memilih data mengenai jenis benda konsumsi, merek yang dikonsumsi, harga barang, suka atau tidak suka mengkonsumsi, alasan mengkonsumsi, alasan menggunakan merek, jangka waktu, jumlah mengkonsumsi, jumlah yang dimiliki, dan tempat membeli yang sudah dibuat turus sesuai dengan kriteria konsumtivisme. 3. Mengelompokkan wilayah konsumsi apa saja yang paling banyak dikonsumsi oleh para responden yang sesuai dengan kriteria konsumtivisme. Selanjutnya, data hasil penelitian survei konsumtivisme akan dianalisis dengan menggunakan tabel frekuensi. Keseluruhan data yang telah disusun dan diolah akan disajikan dalam bentuk distribusi frekuensi dan persentasenya, sehingga peneliti dapat mendeskripsikan dan menganalisa hasil dengan mudah (Effendi & Tukiran, 2012).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 32
Teknik analisis yang digunakan pada penelitian ini adalah dengan mendeskripsikan hasilnya dari frekuensi dan prosentase dari aitem/kategori tiga wilayah konsumsi: 1. Mendeskripsikan hasil tabel frekuensi dan prosentase dari wilayah konsumsi primer berdasarkan jenis benda konsumsi, merek yang dikonsumsi, harga barang, suka atau tidak suka mengkonsumsi, alasan mengkonsumsi, alasan menggunakan merek, jangka waktu, jumlah mengkonsumsi, jumlah yang dimiliki, dan tempat membeli yang paling banyak jumlahnya dan sesuai dengan kriteria konsumtivisme. 2. Mendeskripsikan hasil tabel frekuensi dan prosentase dari wilayah konsumsi sekunder berdasarkan jenis benda konsumsi, merek yang dikonsumsi, harga barang, suka atau tidak suka mengkonsumsi, alasan mengkonsumsi, alasan menggunakan merek, jangka waktu, jumlah mengkonsumsi, jumlah yang dimiliki, dan tempat membeli yang paling banyak jumlahnya dan sesuai dengan kriteria konsumtivisme. 3. Mendeskripsikan hasil tabel frekuensi dan prosentase dari wilayah konsumsi tersier berdasarkan jenis benda konsumsi, merek yang dikonsumsi, harga barang, suka atau tidak suka mengkonsumsi, alasan mengkonsumsi, alasan menggunakan merek, jangka waktu, jumlah mengkonsumsi, jumlah yang dimiliki, dan tempat membeli yang paling banyak jumlahnya dan sesuai dengan kriteria konsumtivisme. 4. Menarik kesimpulan dengan mengurutkan wilayah konsumsi apa yang paling banyak dikonsumsi sampai yang tidak banyak dikonsumsi oleh responden.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Pelaksanaan Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dari tanggal 2 Agustus 2012 sampai tanggal 12 September 2012. Penelitian dilakukan di dua daerah, yaitu Yogyakarta dan Jakarta. Subjek penelitian ini adalah wanita dewasa awal dengan rentang usia 20 tahun sampai 24 tahun. Subjek penelitian ini berlatar belakang mahasiswi tingakt akhir maupun yang sudah bekerja. Subjek penelitian ini terdiri dari 30 orang. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan angket atau kuesioner konsumtivisme di tiga wilayah konsumsi, yaitu konsumsi primer, sekunder, dan tersier. Dalam melakukan pengambilan data, peneliti melakukan dua teknik penyebaran angket, yaitu melalui email dan menyebarkan secara langsung kepada sasaran penelitian. Peneliti membagi menjadi dua bagian, yaitu 15 orang melalui email dengan lokasi di Jakarta, sedangkan 15 orang melalui sebaran angket secara langsung dengan lokasi di Yogyakarta. Peneliti juga meminta bantuan kepada subjek di daerah Yogyakarta untuk memberikan angket kepada teman subjek yang memiliki karakteristik subjek penelitian, yaitu memiliki usia antara 20 – 24 tahun, mahasiswi tingkat akhir, dan pekerja. Angket yang diberikan kepada subjek berupa pertanyaan terbuka, yang dapat diisi secara langsung dan bebas dalam menjawab pertanyaan yang diberikan. Setelah pengisian angket tersebut, subjek diminta untuk segera mengembalikan angket kepada peneliti.
33
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 34
B. Deskripsi Subjek Subjek penelitian ini adalah wanita dewasa awal dengan rentang usia 20 tahun sampai 24 tahun. Subjek ini berjumlah 30 orang yang diantaranya seorang mahasiswi dan pekerja. Pemilihan subjek penelitian ini berdasarkan kriteria penelitian yaitu wanita dewasa awal dengan rentang usia 20-24 tahun, mahasiswi, dan pekerja. Subjek yang dipilih juga memiliki lokasi di daerah Jakarta dan Yogyakarta. Hal ini dikarenakan alasan kepraktisan peneliti dalam mencari subjek. Identitas subjek dapat disajikan lebih jelas di bawah ini: Table 4.2 Identitas Subjek Wilayah Jakarta Yogyakarta Total
Usia 21-22 tahun 21-24 tahun
Status Pekerja Mahasiswi 3 12 15 3 27
Jumlah 15 15 30
C. Hasil Penelitian Berdasarkan penelitian survei yang dilakukan bahwa 1 subjek bisa menjawab lebih dari 1 jawaban atau tidak semua subjek menjawab, dan diperoleh hasil konsumtivisme terkait tiga wilayah konsumsi, yaitu konsumsi primer, sekunder, dan tersier sebagai berikut. 1. Konsumsi Benda Primer a. Wilayah konsumsi benda baku (primer) yang pertama adalah makanan kesukaan. Dari 30 subjek, sebanyak 26 respon yang diperoleh dari hasil
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 35
jenis-jenis makanan kesukaan sebagai berikut; (1) gorengan (tempe, tahu goreng, dan lainnya) sebesar ( 9 atau 35%); (2) pasta (spaghetti, pizza, dan lainnya) sebesar ( 6 atau 23%); (3) bakmi dan bakso sebesar (5 atau 19%); (4) Japanese food, Chinese food, kue, coklat, dan sayur sebesar (3 atau 11%); (5) western food (steak, smoked beef) sebesar (2 atau 8%); dan (6) sate sebesar (1 atau 4%). Dari sejumlah 36 respon, diperoleh harga makanan tersebut paling banyak berkisar di bawah Rp 10.000,00 ( 16 atau 44%) dan diantara Rp 10.000,00 – Rp 50.000,00 (16 atau 44%). Responden paling banyak membeli makanan tersebut karena enak, yaitu ( 22 atau 64,7%) dari 34 respon. Dalam frekuensi mengkonsumsi makanan tersebut, responden paling banyak mengkonsumsi 1 kali dalam 1 hari, yaitu sebesar ( 9 atau 32%) dari 28 respon. Tempat yang sering dikunjungi responden untuk mengkonsumsi makanan tersebut adalah di warung makan, yaitu sebesar (15 atau 44%) dari 34 respon. Dalam mengkonsumsi makanan kesukaan, paling banyak responden membeli secara terencana, yaitu (18 atau 60%) dari 30 respon. b. Wilayah konsumsi primer yang kedua adalah makanan pokok. Dari 30 subjek, sebanyak 38 respon yang diperoleh dari hasil jenis-jenis makanan pokok yang disukai, yaitu (1) nasi putih (20 atau 52%); (2) lauk (ayam, tempe, tahu, dll) (8 atau 21%); (3) nasi goreng (4 atau 11%); (4) sayur (3 atau 8%); (5) nasi merah, nasi kuning, dan oatmeal (3 atau 8%). Dari sejumlah 35 respon, diperoleh harga untuk makanan tersebut paling banyak berkisar antara Rp 10.000,00 – Rp 50.000,00 (18 atau 51%). Alasan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 36
responden suka pada makanan tersebut paling banyak karena membuat kenyang, yaitu sebesar (15 atau 56%) dari 27 respon. Dalam mengkonsumsi, responden paling banyak mengkonsumsi makanan tersebut 2 kali dalam 1 hari (15 atau 42%) dari 36 respon. Tempat yang sering dikunjungi responden untuk mengkonsumsi makanan tersebut adalah di rumah makan dan rumah pribadi, yaitu sebesar 14 (58%) dari 24 respon. c. Wilayah konsumsi primer yang ketiga adalah minuman kesukaan. Dari 30 subjek, sebanyak 37 respon yang diperoleh dari jenis- jenis minuman kesukaan yang disukai, yaitu (1) air putih (10 atau 27%); (2) es teh (6 atau 16%); (3) jus buah (5 atau 13%); (4) es jeruk dan susu (8 atau 22%); (5) green tea (3 atau 9%); (6) minuman coklat, es kelapa, coffemix, lemon tea, dan cocktail (5 atau 13%). Dari sejumlah 31 respon, diperoleh harga untuk minuman tersebut paling banyak berkisar antara Rp 1.000,00 – Rp 10.000,00 (23 atau 74%). Responden suka minuman tersebut alasannya paling banyak karena sehat dan segar , yaitu (12 atau 48%) dari 25 respon. Frekuensi mengkonsumsi minuman tersebut paling banyak 1 kali dalam 1 hari, yaitu sebesar 13 (43,3%) dari 30 respon. Tempat yang sering dikunjungi responden untuk mengkonsumsi minuman tersebut adalah di warung makan (15 atau 58%) dari 26 respon. Dalam mengkonsumsi minuman kesukaan, paling banyak responden membeli secara terencana, yaitu sebesar 17 (63%) dari 27 respon. d. Wilayah konsumsi primer yang keempat adalah kopi. Dari 30 subjek, subjek yang suka mengonsumsi kopi sebanyak 13 orang (43,3%). Berdasarkan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 37
sejumlah 11 respon, subjek paling banyak suka mengkonsumsi kopi karena rasanya enak (5 atau 45%). Dari sejumlah 19 respon, diperoleh harga kopi tersebut paling banyak di bawah Rp 10.000,00, yaitu sebanyak 12 (63%). Dalam mengkonsumsi kopi, responden paling banyak mengkonsumsi 1 kali dalam 1 hari (6 atau 55%) dari 11 respon. Tempat yang sering digunakan responden untuk meminum kopi adalah di kos, yaitu sebanyak 5 (50%) dari 10 respon. Dalam mengkonsumsi kopi, paling banyak responden membeli secara mendadak, yaitu 12 (40%) dari 21 respon. e. Wilayah konsumsi primer yang kelima adalah minuman beralkohol. Dari 30 subjek, subjek yang suka atau pernak minum minuman beralkohol sebanyak 17 (56,7%). Responden yang suka atau pernah minum minuman beralkohol dengan alasan paling banyak karena ingin mencoba, yaitu sebanyak 11 (65%) dari 17 respon. Dari sejumlah 32 respon, jenis minuman beralkohol yang dikonsumsi adalah (1) vodka (11 atau 34%); (2) wine dan beer (9 atau 28%); (3) cocktail (5 atau 16%); (4) whisky (4 atau 13%); (5) teaquilla (2 atau 6%); dan (6) tuak (1 atau 3%). Dari 49 respon, diperoleh jenis merek minuman alkohol tersebut adalah (1) Jack Daniel dan Beer Bintang (14 atau 29%); (2) Mix Max (5 atau 10%); (3) Heineken dan Topi Miring (6 atau 13%); (4) Johnny Walker, Baileys, Sparkling, Red Label, Absolute Blue, dan Martini (12 atau 24%); dan (5) Chivas, Black Label, Portwine, Mansions, Bakardi, King Robert, Soju, Cosmopolitan, Cointreau, Myer’s Rhum, Yellow Tail, dan Greensands (12 atau 24%). Dari sejumlah 20 respon, diperoleh harga untuk minuman beralkohol itu paling banyak
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 38
berkisar antara Rp 100.000,00 – Rp 500.000,00, yaitu 10 (50%). Frekuensi mengkonsumsi minuman tersebut paling banyak 2 kali dalam 1 bulan (2 atau 25%); 1 kali dalam 1 tahun (2 atau 25%); dan 3 kali dalam 1 tahun (2 atau 25%) dari 8 respon. Responden suka mengkonsumsinya paling banyak di rumah, yaitu sebanyak 9 (39%) dari 23 respon. Dalam mengkonsumsi minuman beralkohol, paling banyak responden membeli secara terencana, yaitu sebanyak 9 (60%) dari 15 respon. f. Wilayah konsumsi primer yang keenam adalah fast food. Dari 30 subjek yang suka mengkonsumsi fast food sebanyak 26 (86,7%). Dari sejumlah 58 respon, diperoleh jenis fast food yang dikonsumsi adalah (1) ayam (17 atau 29%); (2) roti (1 atau 2%); (3) kentang (5 atau 9%); (4) minuman (17 atau 29%); (5) burger (6 atau 10%); (6) pizza (4 atau 7%); (7) mie instan dan bubur instan (4 atau 7%); (8) pasta, makanan Jepang, sosis, dan makanan kaleng (4 atau 7%). Dari sejumlah 26 respon, diperoleh harga untuk makanan tersebut paling banyak berkisar antara Rp 10.000,00 – Rp 50.000,00, yaitu sebanyak 22 (85%). Responden yang suka mengkonsumsi fast food paling banyak karena rasanya enak dan praktis, yaitu sebanyak 11 (74%) dari 15 respon. Kebanyakan responden mengonsumsi makanan itu 1 kali dalam 1 minggu, yaitu sebanyak 10 (37%) dari 27 respon. Tempat yang sering dikunjungi adalah KFC, yaitu sebanyak 12 (46%) dari 26 respon. Dalam mengkonsumsi fast food, paling banyak responden membeli secara mendadak, yaitu sebanyak 21 (70%) dari 30 respon.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 39
g. Wilayah konsumsi primer yang ketujuh adalah ngemil. Dari 30 subjek, subjek yang suka mengemil sebanyak 24 (80%). Dari sejumlah 32 respon, diperoleh jenis cemilan yang dikonsumsi adalah (1) keripik (10 atau 31%); (2) roti (3 atau 9%); (3) chiki (5 atau 16%); (4) buah (3 atau 9%); (5) coklat (4 atau 13%); (6) biskuit (5 atau 16%); dan (7) es krim dan kacang (2 atau 6%). Responden yang suka ngemil paling banyak alasannya karena rasanya enak (9 atau 45%) dari 20 respon. Dari sejumlah 20 respon, diperoleh harga cemilan tersebut paling banyak berkisar antara Rp 10.000,00 – Rp 50.000.,00, yaitu sebanyak 18 (90%). Paling banyak responden ngemil 1 kali dalam 1 hari (12 atau 40%) dari 30 respon. Responden suka membeli cemilan itu paling banyak di toko atau warung, yaitu sebanyak 16 (44%) dari 36 respon. Dalam mengkonsumsi cemilan, paling banyak responden membeli secara mendadak, yaitu sebanyak 16 (59%) dari 27 respon. h. Wilayah konsumsi primer yang kedelapan adalah es krim. Dari 30 subjek, subjek yang suka mengkonsumsi es krim sebanyak 27 (90%). Responden yang suka mengkonsumsi es krim, paling banyak alasannya karena eank (15 atau 54%) dari 28 respon. Merek es krim yang paling banyak dikonsumsi adalah Wall’s, yaitu sebanyak 24 (82%) dari 29 respon. Responden banyak memiilih merek tersebut karena rasanya lebih enak (20 atau 80%) dari 25 respon. Dalam sejumlah 34 respon, diperoleh harga es krim itu paling banyak di bawah Rp 10.000,00, yaitu sebanyak 23 (68%). Responden paling banyak mengkonsumsi es krim 1 kali dalam 1 minggu (9 atau 41%) dari 22 respon. Responden paling banyak membeli es krim di minimarket (11 atau
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 40
33%) dari 33 respon. Dalam mengkonsumsi es krim, paling banyak responden membeli secara mendadak, yaitu sebanyak 21 (78%) dari 27 respon. i. Wilayah konsumsi primer yang kesembilan adalah merokok. Dari 30 subjek, subjek yang suka atau pernah merokok sebanyak 8 (26,7%). Responden yang suka atau pernah merokok paling banyak alasannya karena ingin mencoba, yaitu sebanyak 7 (87,5%) dari 8 respon. Dari sejumlah 14 respon, merek rokok yang paling banyak dikonsumsi adalah (1) A-Mild (5 atau 36%); (2) Clas Mild, LA, Djarum Black Menthol, Flava, dan Dunhill (5 atau 36%). Dari sejumlah 8 respon, diperoleh harga untuk rokok tersebut berkisar antara Rp 10.000,00 – Rp 20.000,00, yaitu 7 (87,5%). Responden membeli rokok tersebut paling banyak di minimarket (7 atau 87,5%) dari 8 respon. Dalam mengkonsumsi rokok, paling banyak responden membeli secara mendadak, yaitu sebanyak 4 (80%) dari 5 respon. j. Wilayah konsumsi primer yang kesepuluh adalah diet. Dari 30 subjek, subjek yang menjalankan diet sebanyak 5 (16,7%). Responden yang suka diet paling banyak alasannya karena ingin menciptakan pola makan sehat (3 atau 60%) dari 5 respon. Dari sejumlah 5 respon, diperoleh harganya berkisar antara Rp 100.000,00 – Rp 500.000,00, yaitu sebanyak 4 (80%). Responden paling banyak yang melakukan diet tersebut 3 kali dalam 1 hari (3 atau 60%) dari 5 respon. Responden paling banyak membelinya di supermarket (3 atau 60%) dari 5 respon.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 41
2. Konsumsi Benda Sekunder a. Wilayah konsumsi sekunder yang pertama yaitu kendaraan. Dari 30 subjek, subjek yang menggunakan kendaraan pribadi sebanyak 22 (73,3%). Dari sejumlah 22 respon, diperoleh jenis kendaraan yang digunakan adalah (1) motor (14 atau 64%); (2) mobil (4 atau 18%); (3) mobil dan motor (4 atau 18%). Responden menggunakan kendaraan pribadi paling banyak dengan alasan karena praktis (15 atau 71%) dari 21 respon. Responden yang memiliki kendaraan pribadi seperti motor dan mobil, responden yang mencuci di tempat pencucian, yaitu sebanyak 20 (95%) dari 21 respon. Dari sejumlah 21 respon, diperoleh harga jasa cuci kendaraan tersebut berkisar antara Rp 5.000,00 – Rp 10.000,00, yaitu sebanyak 15 (71%). Kebanyakan responden mencuci di tempat pencucian 2 kali dalam 1 bulan (12 atau 57%) dari 21 respon. b. Wilayah konsumsi sekunder yang kedua adalah helm. Responden yang memiliki helm sebanyak 25 orang. Dari sejumlah 25 respon, responden lebih banyak menyukai helm jenis half face (16 atau 64%) daripada full face (9 atau 36%). Responden memilih helm tersebut alasannya paling banyak karena terasa aman (9 atau 36%) dari 25 respon. Dari sejumlah 11 respon, merek helm yang digunakan adalah (1) BMC, KYT, dan GM (6 atau 54,5%); (2) INK, MSR, MIC, HIU, dan AVG (5 atau 45,5%). Harga helm tersebut bekisar antara Rp 50.000,00 – Rp 200.000,00, yaitu sebanyak 18 (78,3%) dari 23 respon. Responden juga banyak yang mencucikan helmnya di tempat pencucian helm, yaitu 11 (68,7%) dari 16 respon. Harga cuci helm
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 42
tersebut antara Rp 10.000,00 – Rp 20.000,00 (8 atau 72,7%) dari 11 respon. Responden kebanyakan mencuci helmnya 1 kali dalam 1 bulan (6 atau 54,4%) dari 11 respon. c. Wilayah konsumsi sekunder yang ketiga adalah baju. Dari 30 respon, diperoleh jenis baju yang suka dipakai responden adalah (1) kaos (18 atau 60%); (2) blouse (6 atau 20%); (3) casual (4 atau 13,3%); (4) kemeja dan dress (2 atau 6,7%). Alasannya paling banyak karena merasa nyaman, yaitu sebnayak 13 (43,3%) dari 30 respon. Dari 37 respon, diperoleh merek baju yang paling banyak digunakan adalah Dust, Polo, Giordano, Levis (13 atau 35,1%). Harga baju untuk merek-merek tersebut bekisar antara Rp 100.000,00 – Rp 300.000,00, yaitu sebanyak 16 (39,1%) dari 41 respon. Responden paling banyak membeli baju 1 kali dalam 1 bulan (17 atau 58,7%) dari 29 respon. Dari 30 respon, kebanyakan responden membeli baju 1- 3 potong baju setiap kali membeli (27 atau 90%). Tempat-tempat yang paling banyak dikunjungi responden untuk membeli baju adalah di mal (23 atau 71,8%) dari 32 respon. Dalam mengkonsumsi baju, paling banyak responden membeli secara terencana, yaitu sebanyak (16 atau 53,3%) dari 30 respon. d. Wilayah konsumsi sekunder yang keempat adalah celana. Dari 35 respon, diperoleh jenis celana yang suka digunakan adalah (1) jeans (21 atau 60%); (2) skinny (5 atau 14%); (3) hotpants (4 atau 11%); (4) legging (3 atau 9%); (5) denim dan jegging (2 atau 6%). Alasannya paling banyak karena merasa nyaman, yaitu sebanyak 24 (75%) dari 32 respon. Dari 40 respon, merek
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 43
celana yang paling banyak digunakan adalah Logo, yaitu sebanyak 14 (35%). Harga celana tersebut bekisar antara Rp 100.000,00 – Rp 300.000,00, yaitu sebanyak 19 (62%) dari 62 respon. Kebanyakan responden membeli celana 1 kali dalam 3-6 bulan, yaitu sebanyak 12 (60%) dari 20 respon. Jumlah celana yang paling banyak dibeli adalah 1 potong setiap kali beli (23 atau 76,7%) dari 30 respon. Dari 30 respon, responden paling banyak membeli celana di mal, yaitu sebanyak 25 (83,4%). Dalam mengkonsumsi celana, paling banyak responden membeli secara terencana, yaitu sebanyak 22 (88%) dari 25 respon. e. Wilayah konsumsi sekunder yang kelima adalah rok. Dari 30 subjek, subjek yang suka pakai rok sebanyak 12 (40%). Responden yang suka memakai rok paling banyak alasannya karena nyaman dan terlihat feminin (5 atau 62,5%) dari 8 respon. Dari 9 respon, diperoleh merek rok yang paling banyak digunakan adalah Nevada, Details, Connexion, Minimal, dan Forever 21, yaitu sebanyak 7 (77,8%). Harga rok tersebut paling banyak berkisar antara Rp 100.000,00 – Rp 300.000,00, yaitu sebanyak 6 (60%) dari 10 respon. Responden paling banyak membeli rok antara 1-2 bulan 1 kali (3 atau 50%) dan 1 kali dalam 3-6 bulan (3 atau 50%) dari 6 respon. Dari sejumlah 12 respon, responden paling banyak membeli rok dalam tiap kali beli adalah 1 aitem, yaitu sebanyak 11 (91,7%). Responden paling banyak membeli rok adalah di mal, yaitu sebanyak 6 (50%) dari 12 respon. Dalam mengkonsumsi rok, paling banyak responden membeli secara terencana, yaitu sebanyak 12 (66,7%) dari 18 respon.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 44
f. Wilayah konsumsi sekunder yang keenam adalah pakaian dalam. Dari 30 subjek, sebanyak 22 (73,3%) suka memakai pakaian dalam bermerek. Merek pakaian dalam yang paling banyak digunakan adalah Number 21, Details, Young Friday, Golden Nick, yaitu sebanyak 10 (27%) dari 37 respon. Harga untuk merek pakaian dalam tersebut berkisar di bawah Rp 50.000,00, yaitu sebanyak 15 (43%) dari 35 respon. Kebanyakan responden membeli pakaian dalam 1 kali dalam 1 bulan (1 atau 46%) dari 22 respon. Kebanyakan responden membeli lebih dari 4 pakaian dalam setiap kali beli (12 atau 38%) dari 32 respon. Responden paling banyak membeli pakaian dalam di mal (21 atau 87,5%) dari 24 respon. Dalam mengkonsumsi pakaian dalam, paling banyak responden membeli secara terencana, yaitu sebanyak 20 (83,3%) dari 24 respon. g. Wilayah konsumsi sekunder yang ketujuh adalah sepatu. Dari sejumlah 31 respon, diperoleh jenis sepatu yang digunakan adalah (1) flat shoes (12 atau 38,7%); (2) kets (5 atau 16,1%); (3) highheels dan wedges (8 atau 25,8%); (4) sepatu sandal, dan sneakers (6 atau 19,4%). Alasannya paling banyak karena nyaman, yaitu sebanyak 20 (71,4%) dari 28 respon. Merek sepatu yang paling banyak digunakan adalah Bellagio, Bucerri, St.Yves, Debenhams, Yongki Komaladi (14 atau 26%) dari 54 respon. Harga merek sepatu itu berkisar antara Rp 100.000,00 – Rp 300.000,00, yaitu sebanyak 22 (56%) dari 39 respon. Kebanyakan responden membeli sepatu 1 kali 1 bulan (6 atau 33%) dan 1 kali dalam 4-6 bulan (6 atau 33%) dari 18 respon. Jumlah sepatu yang dimiliki responden paling banyak antara 5-10 pasang
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 45
sepatu, yaitu 13 (44,8%) dari 29 respon. Kebanyakan responden membelinya di mal (20 atau 66,7%) dari 30 respon. Dalam mengkonsumsi sepatu, paling banyak responden membeli secara terencana (22 atau 76%) dari 29 respon. h. Wilayah konsumsi sekunder yang kedelapan adalah sandal. Dari 30 respon, diperoleh jenis sandal yang digunakan adalah (1) sandal jepit (17 atau 56,7%); (2) selop dan flat (6 atau 20%); (3) wedges, sepatu sandal dan highheels (6 atau 20%); dan (4) gladiator (1 atau 3,3%). Alasannya paling banyak karena nyaman, yaitu 20 (66,7%) dari 30 respon. Merek sandal yang paling digunakan adalah Insight, Bata, Everbest, Gabino, Charles & Keith, Connexion, yaitu 22 (55%) dari 40 respon. Harganya antara Rp 50.000,00 – Rp 250.000,00 (19 atau 63,3%) dari 30 respon. Kebanyakan responden membeli sandal 1 kali dalam 3-6 bulan (6 atau 43%) dari 14 respon. Jumlah sandal yang dimiliki responden paling banyak antara 1-5 pasang sandal (23 atau 88%) dari 26 respon. Paling banyak responden membeli sandal di mal, yaitu sebanyak 16 (56%) dari 29 respon. Dalam mengkonsumsi sandal, paling banyak responden membeli secara terencana, yaitu sebanyak 16 (70%) dari 23 respon. i. Wilayah konsumsi sekunder yang kesembilan adalah tas. Dari sejumlah 33 respon, diperoleh jenis tas yang digunakan adalah (1) shoulder bag (13 atau 40%); (2) selempang (8 atau 24%); (3) ransel (7 atau 21%); dan (4) tas jinjing (5 atau 15%). Alasannya paling banyak karena praktis, yaitu sebanyak 11 (34%) dari 32 respon. Dari 44 respon, merek tas yang paling
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 46
banyak digunakan adalah Yongki Komaladi, Donatello, Guess, Elle, Sophie Martin, Hush Puppies, Gucci, yaitu sebanyak 29 (66%). Harga untuk merek tas tersebut antara Rp 50.000,00 – Rp 300.000,00 (19 atau 47,5%) dari 40 respon. Paling banyak respoden membeli tas 1 kali dalam 3-6 bulan (12 atau 70%) dari 17 respon. Jumlah tas yang dimiliki paling banyak antara 5-10 (9 atau 32%) dan 10-15 tas (9 atau 32%) dari 28 respon. Responden paling banyak membeli tas di toko/outletnya langsung, yaitu sebanyak 15 (47%) dari 32 respon. Dalam mengkonsumsi tas, paling banyak responden membeli secara terencana, yaitu 18 (72%) dari 25 respon. j. Wilayah konsumsi sekunder yang kesepuluh adalah aksesoris. Dari 30 subjek yang suka memakai aksesoris sebanyak 20 (66,7%) dari 30 respon. Responden yang suka memakai aksesoris paling banyak alasannya karena untuk menunjang penampilan (16 atau 80%) dari 20 respon. Dari sejumlah 85 respon, aksesoris yang dimiliki adalah (1) kalung (21 atau 25%); (2) gelang (19 atau 22%); (3) cincin (16 atau 19%); (4) anting dan jam tangan (14 atau 16%); (5) jepit rambut (7 atau 8%); (6) bando (3 atau 4%); (7) sabuk (2 atau 2%); dan (8) kacamata, syal, dan bros (3 atau 4%). Harga aksesoris tersebut paling banyak di bawah Rp 50.000,00, yaitu 19 (66%) dari 29 respon. Kebanyakan responden memiliki aksesoris berjumlah lebih dari 15 buah (17 atau 74%) dari 23 respon. Kebanyakan membeli aksesoris 1 kali dalam 1 bulan (6 atau 33%) dari 18 respon. Responden paling banyak membelinya di toko/outletnya langsung (15 atau 62,5%) dari 24 respon.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 47
Dalam mengkonsumsi aksesoris, paling banyak responden membeli secara mendadak, yaitu 18 (78%) dari 23 respon. k. Wilayah konsumsi sekunder yang kesebelas adalah kosmetik wajah. Dari 30 subjek yang suka memakai kosmetik wajah sebanyak 20 (66,7%). Responden yang suka memakai kosmetik wajah paling banyak alasannya karena untuk menunjang penampilan (10 atau 48%) dari 21 respon. Dari 98 respon, diperoleh jenis kosmetik yang dimiliki adalah bedak (20 atau 20,4%); eyeliner (18 atau 18,4%); mascara, blush on, lipstick (12 atau 12,3%); eye shadow (11 atau 11,2%); lipgloss (9 atau 9,1%); pelembab (8 atau 8,1%); foundation (7 atau 7,1%); lipbalm dan pensil alis (5 atau 5,1%); concealer, krim, dan pembersih (3 atau 3,1%); foam (2 atau 2,1%); obat jerawat, moisturizer, dan penjepit bulu mata (3 atau 3,1%). Merek kosmetik yang paling banyak digunakan adalah Cameo, Viva, La Tulip, Pigeon, Mirabella, Pond;s, Make Over, LP, Nivea (16 atau 32%) dari 50 respon. Harganya berkisar antara Rp 50.000,00 – Rp 300.000,00 (15 atau 53,3%) dari 28 respon. Kebanyakan responden memiliki kosmetik jumlahnya 5-10 buah (15 atau 50%) dari 22 respon. Responden paling banyak membeli kosmetik tersebut di mal dan toko/outletnya langsung (10 atau 66,7%) dari 15 respon. Dalam mengkonsumsi kosmetik wajah, paling banyak responden membeli secara terencana (19 atau 82,6%) dari 23 respon. l. Wilayah konsumsi sekunder yang keduabelas adalah salon kecantikan. Dari 30 subjek yang suka pergi ke salon kecantikan sebanyak 25 (83,3%) dari 30 respon. Responden yang suka pergi ke salon kecantikan paling banyak
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 48
alasannya karena untuk perawatan (19 atau 76%) dari 25 respon. Dari sejumlah 62 respon, diperoleh jenis perawatan yang dilakukan adalah creambath (13 atau 21%); hair spa (10 atau 16%); body spa dan lulur (12 atau 19%); facial (5 atau 8%); manicure, pedicure, dan potong rambut (8 atau 13%); massage (3 atau 5%); totok wajah (2 atau 3%); totok payudara, totok vagina, ratus, waxing, smoothing, extention, waxing, dan keriting (9 atau 15%). Harga setiap perawatan berkisar antara Rp 50.000,00 – Rp 150.000,00 (17 atau 50%) dari 34 respon. Kebanyakan responden pergi ke salon 1 kali dalam 1 bulan (11 atau 48%) dari 23 respon. Responden pergi ke salon kecantikan paling banyak secara terencana (17 atau 74%) dari 23 respon. m. Wilayah konsumsi sekunder yang ketigabelas adalah kosmetik rambut dan tubuh. Dari 30 subjek yang suka memakai kosmetik rambut dan tubuh sebanyak 26 (86,7%) dari 30 respon. Responden yang suka memakai kosmetik rambut dan tubuh paling banyak alasannya karena untuk perawatan (19 atau 76%) dari 25 respon. Dari 91 respon, diperoleh jenis kosmetik yang dimiliki adalah body lotion (18 atau 20%); lulur (10 atau 11%); vitamin rambut dan shampoo (18 atau 20%); conditioner dan hair tonic (16 atau 18%); parfum (5 atau 5%); pelembab, body butter, dan hair mask (12 atau 14%); creambath dan masker (4 atau 5%); body mist, bleaching, cream, hairspray, deodorant, dan serum (5 atau 5%). Merek yang paling banyak digunakan adalah Pantene, Sari Ayu, Skin Food, Wella, Sunsilk, Mustika Ratu, Martha Tilaar (18 atau 27%) dari 67 respon.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 49
Harganya di bawah Rp 50.000,00 (18 atau 55%) dari 33 respon. Responden kebanyakan membeli kosmetik tersebut 1 kali dalam 1 bulan (18 atau 82%) dari 22 respon. Jumlah kosmetik yang paling banyak dimiliki 5-10 buah (17 atau 65%) dari 26 respon. Responden paling banyak membelinya di supermarket (13 atau 41%) dari 32 respon. Dalam mengkonsumsi kosmetik rambut dan tubuh, paling banyak responden membeli secara terencana, yaitu 19 (76%) dari 25 respon. 3. Konsumsi Benda Tersier a. Wilayah konsumsi tersier yang pertama adalah gadget. Dari 82 respon, diperoleh jenis gadget yang paling banyak dimiliki adalah laptop (31 atau 38%); smartphone (26 atau 32%); handphone (15 atau 18%); tablet (4 atau 5%); Ipad (3 atau 4%); Ipod (2 atau 2%); dan Iphone (1 atau 1%). Merek gadget yang paling banyak digunakan adalah Blackberry (26 atau 39%) dari 67 respon. Responden banyak memilih merek tersebut karena kualitasnya bagus (13 atau 59%) dari 22 respon. Jumlah gadget yang paling banyak dimiliki adalah 3 buah (19 atau 58%) dari 33 respon. b. Wilayah konsumsi tersier yang kedua adalah mencari kesenangan di mal. Semua responden (30 atau 100%) suka pergi ke mal. Alasannya paling banyak untuk belanja dan jalan-jalan (19 atau 36%) dari 52 respon. Kebanyakan responden pergi ke mal 2 kali dalam 1 bulan (12 atau 35%) dari 34 respon. Ketika melihat diskon di mal, kebanyakan responden hanya melihat-lihat (14 atau 45%) dari 31 respon. Rata-rata pengeluaran ketika berada di mal antara Rp 50.000,00 – Rp 150.000,00 (18 atau 56%) dari 32
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 50
respon. Responden paling banyak pergi ke mal secara mendadak (14 atau 50%) dan terencana (14 atau 50%) dari 28 respon. c. Wilayah konsumsi tersier yang ketiga adalah diskotik. Dari 30 subjek yang suka atau pernah pergi ke diskotik sebanyak 10 orang (33,3%). Responden yang suka atau pernah pergi ke diskotik paling banyak alasannya karena penasaran (4 atau 40%) dari 10 respon. Kebanyakan responden pergi ke diskotik 1 kali dalam 1 bulan (4 atau 80%) dari 5 respon. Rata-rata pengeluaran setiap pergi ke diskotik antara Rp 50.000,00 – Rp 500.000,00 (4 atau 89%) dari 5 respon. d. Wilayah konsumsi tersier yang keempat adalah olahraga. Dari 30 subjek yang suka olahraga sebanyak 22 orang (73,3%). Dari 35 respon, diperoleh jenis olahraga yang disukai adalah renang (12 atau 34%); lari (7 atau 20%); senam (4 atau 11%); bulutangkis (3 atau 9%); menari dan bersepeda (4 atau 11%); sit up, push up, basket, kempo, dan fitness (5 atau 15%). Kebanyakan responden melakukan olahraga tersebut lebih dari 4 kali dalam 1 bulan (7 atau 41%) dari 17 respon. Harga atau biaya yang dikeluarkan untuk olahraga tersebut antara Rp 10.000,00 – Rp 30.000,00 (11 atau 69%) dari 16 respon. Responden melakukan olahraga paling banyak di kolam renang (11 atau 46%) dari 24 respon. Kemudian, berdasarkan hasil penelitian, uang saku/pendapatan dalam 1 bulan paling banyak adalah Rp 1.000.000,00 – Rp 3.000.000,00. Ada juga di atas Rp 3.000.000,00 dan di antara Rp 500.000,00 - Rp 1.000.000,00. Pengeluaran mereka dalam 1 bulan paling banyak antara Rp 500.000 - Rp
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 51
1.000.000,00; Rp 1.000.000,00 - Rp 3.000.000,00, dan juga di bawah Rp 500.000,00. Uang saku/pendapatan
500.000-1.000.000 1.000.000-3.000.000 3.000.000>
10 17 3
33,3 % 56,7 % 10 %
Pengeluaran
<500.000 500.000-1.000.000 1.000.000-3.000.000 3.000.000>
1 12 14 3
3,3 % 40 % 46,7 % 10 %
Berdasarkan
hasil
yang diperoleh,
hampir semua
responden
menghabiskan uang sakunya dalam 1 bulan. Akan tetapi, ada 3 orang responden yang memiliki uang pemasukan di atas Rp 3.000.000,00, yaitu 2 pekerja dan 1 mahasiswi. Kedua pekerja tersebut menggunakan uang pendapatannya untuk memenuhi kebutuhan, tanpa adanya tambahan uang saku dari orang tua. Pengeluaran mereka dalam 1 bulan rata-rata Rp 3.000.000,00 sisanya ditabung untuk belanja dan untuk persiapan masa depan. Kemudian, ditemukan pula 1 mahasiswi yang memiliki uang saku di atas Rp 3.000.000,00. Mahasiswi tersebut selalu menghabiskan uang sakunya dalam 1 bulan. Berdasarkan pertanyaan tambahan yang diajukan kepada subjek, sebanyak 11 dari 30 responden menyatakan dirinya konsumtif. Wilayah konsumsi yang paling banyak mereka konsumsi adalah konsumsi sekunder, yaitu pakaian, sepatu, tas, dan aksesoris. Alasan mereka konsumtif pada aitem tersebut adalah untuk menunjang penampilan mereka.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 52
D. Pembahasan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dipaparkan, maka diperoleh kesimpulan bahwa tidak semua wanita konsumtif pada semua dari bagian wilayah konsumsi. Wilayah konsumsi yang paling besar jumlahnya adalah pertama konsumsi tersier, konsumsi sekunder, dan ketiga konsumsi primer. Berdasarkan kriteria konsumtivisme yaitu, (1) mengkonsumsi barang karena keinginan mendadak atau sesaat, (2) mengkonsumsi barang hanya karena rasa senang atau tertarik, (3) mengkonsumsi barang demi gengsi karena bermerek dan mahal, (4) mengkonsumsi barang demi menjaga penampilan dengan mengikuti mode, dan (5) mengkonsumsi barang lebih dari 4x dalam 1 bulan, diperoleh hasil sebagai berikut: Pada konsumsi tersier kebanyakan responden konsumtivisme pada gadget dan mencari kesenangan di mal. Gadget yang paling banyak digunakan adalah smartphone dengan merek Blackberry sebanyak (26 atau 39%) dan laptop (31 atau 38%). Berdasarkan kriteria konsumtivisme, responden menggunakan Blackberry dan laptop karena mengikuti mode yang banyak orang memakainya. Tak dapat dipungkiri, harga Blackberry dan laptop sangat mahal, yaitu diantara Rp 1,5 juta – Rp 8 juta. Hal tersebut menunjukkan bahwa responden dapat mencari identitas dirinya melalui gadget yang dipakai. Responden memiliki rasa gengsi terhadap orang lain, sehingga mereka ikut-ikutan orang lain memiliki Blackberry, karena banyak orang yang pakai. Dengan demikian, mereka dapat menemukan identitas dirinya yang sama dengan orang lain diusianya.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 53
Kemudian, kebanyakan responden mencari kesenangan dengan pergi ke mal sebanyak (30 orang atau 100%). Mereka pergi ke mal untuk jalan-jalan dan belanja. Ketika melihat diskon di mal, kebanyakan responden tertarik untuk melihat-lihat. Hal ini sesuai dengan teori yang dipakai oleh peneliti, bahwa wanita lebih mudah terpengaruh dengan sifat yang verbal baik dengan kata-kata maupun tulisan, dan mudah terbujuk rayuan iklan. Oleh karena itu, ketika melihat tulisan diskon di mal, wanita langsung tertarik bahkan langsung membelinya. Pada konsumsi sekunder, kebanyakan responden konsumtivisme dan beli barang bermerek pada baju, celana, pakaian dalam, sepatu, sandal, tas, kosmetik wajah, kosmetik rambut dan tubuh. Berdasarkan kriteria konsumtivisme, responden mengkonsumsi barang-barang tersebut karena untuk menunjang penampilan dengan mengikuti mode, demi rasa gengsi karena bermerek dan mahal , karena tertarik dengan bentuknya, dan membeli berdasarkan keinginan mendadak atau sesaat. Merek-merek yang digunakan mereka adalah merek yang terkenal, seperti Logo, Nevada, Elizabeth, Executive, Connexion, Charles & Keith, Details, Donatello, Sari Ayu, Maybelline, dan lain-lain. Rata-rata harga barang-barang dengan merek tersebut bekisar antara Rp 50.000,00 – Rp 500.000,00. Kemudian, jumlah barang yang dimiliki rata- rata lebih dari 5 buah. Hal tersebut menunjukkan bahwa responden pada penelitian ini sesuai dengan teori yang dipakai oleh peneliti, yaitu wanita lebih konsumtif karena wanita lebih mengutamakan perasaannya ketika membeli, ingin selalu tampil cantik, dan lebih menarik dari orang lain. Oleh karena itu, wanita rela membeli barang bermerek dengan model yang bagus dan harga yang mahal agar menunjang dalam
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 54
penampilannya, sehingga secara tidak langsung orang lain tahu identitas dirinya dari produk-produk yang digunakan. Pada konsumsi primer, kebanyakan responden konsumtivisme pada fast food (26 atau 86,7%), ngemil (24 atau 80%), dan es krim (27 atau 90%). Berdasarkan kriteria konsumtivisme, responden mengkonsumsi makanan tersebut 4 kali dalam 1 bulan (fast food dan es krim), dan 30 hari atau setiap hari untuk mengemil. Responden juga membeli makanan tersebut karena keinginan sesaat atau mendadak. Harga untuk makanan tersebut juga cukup mahal, yaitu antara Rp 10.000,00 – Rp 50.000,00. Tempat untuk mengkonsumsi makanan tersebut juga dapat dikatakan tempat yang mahal, seperti KFC, Mc.Donald, Pizza Hut, Breadtalk, J.CO, dan supermarket. Hal tersebut menunjukkan bahwa dalam mengkonsumsi kebutuhan primer, responden tidak lagi mempertimbangkan komponen kognitif melainkan komponen afektif yang lebih berperan dalam membeli. Oleh karena itu, responden membeli karena mengikuti keinginan hasrat sesaat, sehingga membeli secara mendadak dengan harga yang cukup mahal, dan dilakukan secara berlebihan dan terus-menerus. Dalam penelitian ini, ternyata sebanyak 11 orang dari 30 subjek menyatakan bahwa dirinya konsumtif. Kebanyakan dari mereka konsumtif pada konsumsi sekunder yaitu, pakaian, tas, sepatu, dan aksesoris. Alasannya karena untuk menunjang penampilan mereka. Hal ini sesuai dengan teori yang diulas pada penelitian ini, yaitu bahwa wanita ingin tampil cantik, menarik, dan selalu memperhatikan penampilannya. Dengan demikian, mereka dapat menemukan identitas dirinya melalui produk-produk yang digunakan.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 55
Penelitian ini juga didukung oleh adanya hasil data perbandingan mengenai uang saku atau pendapatan dalam 1 bulan dengan uang pengeluaran dalam 1 bulan. Paling banyak responden memiliki uang saku dalam 1 bulan sebesar Rp 1.000.000,00 – Rp 3.000.000,00, kemudian Rp 500.000,00 – Rp 1.000.000,00, dan yang terakhir lebih dari Rp 3.000.000,00. Dalam pengeluaran 1 bulan, semua responden menghabiskan uang sakunya dalam 1 bulan tersebut. Sebanyak 10 orang (33,3%) menghabiskan uang saku antara Rp 500.000,00 – Rp 1.000.000,00, 17 orang (56,7%) menghabiskan uang saku antara Rp 1.000.000,00 – Rp 3.000.000,00, dan 3 orang (10%) menghabiskan uang saku lebih dari Rp 3.000.000,00. Ketiga subjek dengan uang saku di atas Rp 3.000.000,00 terdiri dari 2 orang pekerja dan 1 orang mahasiswi. Kedua pekerja tersebut menggunakan uang pendapatannya untuk memenuhi kebutuhan, tanpa adanya tambahan uang saku dari orang tua. Pengeluaran mereka dalam 1 bulan rata-rata Rp 3.000.000,00, sisanya ditabung untuk belanja dan untuk persiapan masa depan. Kemudian, 1 mahasiswi yang memiliki uang saku di atas Rp 3.000.000,00. Mahasiswi tersebut selalu menghabiskan uang sakunya dalam 1 bulan. Responden yang lainnya, hampir seluruh responden menghabiskan uang sakunya dalam 1 bulan. Hal ini menunjukkan bahwa hampir semua responden boros, menghabiskan uang saku dalam 1 bulan untuk membeli barang-barang yang dikonsumsinya.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian survei tentang konsumtivisme pada wanita dewasa awal terkait tiga wilayah konsumsi (primer, sekunder, dan tersier), sebanyak 11 orang dari 30 subjek menyatakan bahwa dirinya adalah konsumtif. Wilayah konsumsi yang paling banyak dikonsumsi oleh mereka adalah konsumsi sekunder, yaitu pakaian, sepatu, tas, dan aksesoris. Mereka konsumtif pada barang-barang tersebut karena untuk menunjang penampilan mereka. Kemudian, berdasarkan 5 kriteria konsumtivisme, wanita dewasa awal dengan rentang usia 20-24 tahun hanya konsumtif pada beberapa bagian tertentu dari tiga wilayah konsumsi. Mereka konsumtif pada wilayah konsumsi sebagai berikut: 1. Konsumsi tersier 1. Gadget yang paling banyak dikonsumsi oleh responden adalah smartphone (Blackberry) dan laptop. Alasan responden banyak yang mengkonsumsi gadget tersebut karena kualitasnya bagus, merek yang mahal, dan jumlah gadget yang dimiliki paling banyak 3 aitem. 2. Pencarian kesenangan, tempat yang paling banyak dikunjungi responden adalah mal. Semua responden suka ke mal karena untuk jalan-jalan dan belanja. Rata-rata pengeluaran responden ketika berada di mal antara Rp 50.000,00 - Rp 150.000,00.
56
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 57
2. Konsumsi sekunder Konsumsi sekunder yang paling banyak dikonsumsi responden adalah baju, celana, pakaian dalam, sepatu, sandal, tas, aksesoris, kosmetik wajah, kosmetik rambut dan tubuh bermerek. Merek-merek tersebut seperti Nevada, Forever 21, Logo, Zara, Wacoal, Pierre Cardin, Donatello, Charles&Keith, Young’s Heart, Elizabeth, dan lain-lain. Responden mengkonsumsi tersebut dengan alasan untuk menunjang penampilan dengan mengikuti mode yang sedang trend. Harga barang-barang tersebut berkisar antara Rp 50.000,00 - Rp 500.000,00. Jumlah barang yang dimiliki kebanyakan antara 5-10 aitem lebih. 3. Konsumsi primer Konsumsi primer yang paling banyak dikonsumsi adalah fast food, cemilan, dan es krim. Responden mengkonsumsi makanan tersebut karena rasa senang dan tertarik. Merek-merek makanan tersebut adalah KFC, Mc.Donald, Pizza Hut, Mr.Burger, Hokka-Hokka Bento, Breadtalk, Dunkin Donut, J.CO, Mr.Pancake, supermarket, Wall’s, Campina, Baskin and Robbins, Haagen Dazs, dan Cold Stone. Harga makanan tersebut berkisar antara Rp 10.000,00 Rp 50.000,00. Frekuensi responden mengonsumsi makanan fast food dan es krim dalam 1 bulan sebanyak 4 kali, sedangkan responden mengonsumsi cemilan dalam 1 hari sebanyak 1 kali. Selain itu, konsumtivisme dapat ditunjukkan dari jumlah uang pemasukan dan uang pengeluaran responden dalam 1 bulan. Dari hasil yang diperoleh, dapat disimpulkan bahwa hampir rata-rata responden menghabiskan uang sakunya dalam 1 bulan untuk membeli barang-barang yang dikonsumsi,
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 58
seperti uang saku di atas Rp 3.000.000,00 sama besarnya dengan uang pengeluaran yaitu sebesar (10%), dan uang saku di antara Rp 1.000.000,00-Rp 3.000.000,00 sebesar (56,7%), dengan jumlah uang yang sama, pengeluarannya sebesar (46,7%), sehingga mereka dapat dikatakan sangat boros. Berdasarkan hasil penelitian, kesimpulan di atas dapat dilihat dari keterbatasan dalam penelitian. Pertama, kurang ketatnya penerapan kriteria konsumtivisme, yaitu tidak mencakup seluruh kriteria melainkan sekurangkurangnya 2 dari 5 kriteria konsumtivisme untuk menentukan kekonsumtifan subjek. Kedua, dalam pemilihan metode sampling subjek, metode yang digunakan peneliti yaitu tekhnik sampel bola salju kurang menggambarkan konsumtivisme subjek secara detail, karena hanya berdasarkan lingkaran teman dan sahabat peneliti. Hal ini bisa menimbulkan bias ke arah tertentu.
B. Saran 1. Bagi Subjek Berdasarkan hasil penelitian ini, subjek konsumtivisme pada wilayah konsumsi tersier, yaitu gadget dan mencari kesenangan di mal. Subjek diharapkan tidak menjadikan gadget sebagai gaya hidup, dan subjek diharapkan tidak menjadikan mal sebagai tempat mencari kesenangan yang sudah menjadi suatu kebutuhan pada saat ini, yang dapat memicu terjadinya konsumtivisme karena membeli sesuatu yang tidak dibutuhkan.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 59
2. Bagi Penelitian Selanjutnya a. Untuk
penelitian
memperdalam
selanjutnya
teori
diharapkan
konsumtivisme
peneliti
untuk
mencoba
menemukan
lebih kriteria
konsumtivisme lainnya yang belum terungkap oleh peneliti dalam penelitian ini. b. Dalam memilih subjek, peneliti diharapkan dapat memilih subjek berdasarkan random.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR PUSTAKA
Azwar, Saifuddin, Dr. MA. (2009). Penyusunan skala psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Azwar, Saifuddin, Dr. MA. (2010). Sikap manusia teori dan pengukurannya (ed. ke-2). Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Baudrillard, Jean. (2011). Masyarakat konsumsi (Wahyunto, Penerj.) Yogyakarta: Kreasi Wacana. (Karya asli terbit 1970) Chip. (2011, Juli 29). Peminat Xperia play antri sejak pukul 6 pagi. Diunduh 2 Maret 2012, dari http://chip.co.id/news/read/2011/07/29/1010424/Antrian.Panjang.Pembeli. Sony.Ericsson.Xperia.Play Effendi, S., & Tukiran. (2012). Metode penelitian survey (ed. rev). Jakarta: LP3ES. Featherstone, Mike. (2008). Posmodernisme dan budaya konsumen (Misbah Zulfa Elizabeth, Penerj.) Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Ferrinadewi, E. (2008). Merek dan psikologi konsumen. Yogyakarta: Graha Ilmu. Fitriana, N., & Koentjoro. (2009). Keranjingan berbelanja pada wanita bekerja. Fenomena, 7(1), 48-57. Diunduh 15 Januari 2013, dari http://data.dppm.uii.ac.id/uploads/06%20fitriana%20koentjoro.pdf Ishlahuddin. (2010, Februari 10). Konsumtivisme. Diunduh 2 Maret 2012, dari http://ishlahuddin.wordpress.com/category/ensiklopedia/ Kasip, Zoelkifli, Drs. (2008). Perilaku konsumen (ed. ke-7). Penerbit: PT Indeks. Kusumo, Bara. (2010, Desember 23). Perbedaan kebutuhan dan keinginan. Diunduh 30 April 2012, dari http://baracellona.wordpress.com/2010/12/23/perbedaan-kebutuhan-dankeinginan/ Lampungpost. (2011, November 25). Konsumtivisme 90 pengantri Blackberry dirawat. Diunduh 2 Maret 2012, dari http://www.lampungpost.com/nasional/16777-konsumtivisme-90pengantre-blackberry-dirawat.html
60
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 61
Lina & Rosyid. (1997). Perilaku konsumtif berdasarkan locus of control pada remaja putri. Jurnal Pemikiran Psikologika, 4(2), 5-12. Mahdalena. (1998). Peran intensitas interaksi dengan teman di lingkungan pergaulan sekolah terhadap sikap konsumtif. Jurnal Pemikiran Psikologika, 5(3), 39-47. Nandityasari, I. (2009). Hubungan antara ketertarikan iklan Pond’s di televise dengan keputusan membeli produk Pond’s pada mahasiswa. Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta, Fakultas Psikologi. Diunduh 15 Januari 2013, dari http://etd.eprints.ums.ac.id/4830/1/F100040190.PDF Papalia, D.E., Olds, S, W., & Feldman, R, D,. (2009). Human development: Perkembangan manusia (ed. ke-10). Jakarta: Salemba Humanika. Santrock, John, W. (2002). Perkembangan masa hidup (jilid 2: ed. ke-5) (J. Damanik & A. Chusairi, Penerj.). Jakarta: Erlangga. (Karya asli terbit 1995) Sari, T.Y. (2009). Hubungan antara perilaku konsumtif dengan body image pada remaja putri. Sumatera Utara: Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara. Soejatmiko, Haryanto. (2008). Saya berbelanja, maka saya ada: Ketika konsumsi dan desain menjadi gaya hidup konsumerisme. Yogyakarta & Bandung: Jalasutra. Sulaksono, Gery. (2012, Januari 04). Melawan budaya konsumtif. Diunduh 12 Maret 2012, dari file:///F:/SKRIPSI/konsumtivismedrsuaramerdeka.htm Sulistyowati, A. (1989). Perbedaan keputusan membeli antara pria dan wanita pada mahasiswa yang mondok di Yogyakarta. Skripsi yang tidak diterbitkan. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada, Fakultas Psikologi. Wardhani, Lettisa. D. S,. (2007). Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumtif wanita dewasa awal terhadap produk kosmetik. Malang: Universitas Negeri Malang, Fakultas Psikologi. Diunduh 15 Januari 2013, dari file:///C:/Documents%20and%20Settings/Administrator/Desktop/KONSU MTIF.php.htm YLKI. (2011, Desember 5). Menghitung belanja saat diskon. Diunduh 2 Maret 2012, dari http://www.ylki.or.id/tag/konsumtivisme
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 62
Zakiya, Zika. (2012, Desember 7). Perempuan RI alami perubahan drastic di usia awal 20-an. Diunduh 13 Desember 2012, dari http://nationalgeographic.co.id/berita/2012/07/perempuan-ri-alamiperubahan-drastis-di-usia-awal-20-an
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
LAMPIRAN
63
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 64
Table 1. Pertanyaan Kuesioner Nama Usia Status Anak ke Tgl pengisian
: : : mahasiswi/pekerja : dari bersaudara :
I. 1. Apa makanan kesukaan Anda? 2. Mengapa Anda suka makanan tersebut? 3. Berapa kali Anda makan makanan itu dalam 1 hari? 4. Di mana Anda beli makanan itu? 5. Berapa harga makanan itu? 6. Berapa jumlah makanan itu setiap kali Anda membeli? 7. Anda membeli makanan tersebut memang direncanakan atau mendadak? 8. Apa makanan pokok kesukaan Anda? 9. Mengapa Anda suka makanan itu? 10. Berapa kali Anda makan di tempat itu dalam 1 hari? 11. Di mana Anda sering makan makanan pokok? 12. Berapa harga makanan itu? 13. Berapa jumlah makanan itu setiap kali Anda membeli? 14. Anda membeli makanan tersebut memang direncanakan atau mendadak? 15. Apa minuman kesukaan Anda? 16. Mengapa Anda suka minuman itu? 17. Berapa kali Anda minum minuman itu dalam 1 hari? 18. Di mana Anda membelinya/mengonsumsi minuman tersebut?? 19. Berapa harga minuman itu? 20. Anda membeli minuman itu (direncanakan) atau (mendadak)? 21. Apakah Anda suka minum kopi? 22. Mengapa Anda (suka) atau (tidak suka) minum kopi? 23. Berapa kali Anda minum kopi dalam 1 hari?
Jawaban
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 65
24. Di mana biasanya Anda minum kopi? 25. Berapa harga kopi itu? 26. Anda membeli kopi itu (direncanakan) atau (mendadak)? 27. Apakah Anda (suka) atau (pernah) minum minuman beralkohol? 28. Mengapa Anda (suka) atau (pernah) minum minuman beralkohol? 29. Minuman beralkohol apa saja yang (suka) atau (pernah) Anda minum? 30. Merek minuman beralkohol apa saja yang (suka) atau (pernah) Anda minum? 31. Berapa harga minuman itu? 32. Berapa kali Anda minum minuman beralkohol (dalam 1 bulan)? 33. Di mana Anda mengonsumsi minuman itu? 34. Anda membeli minuman itu (direncanakan) atau (mendadak)? 35. Apakah Anda suka mengonsumsi fast food? 36. Mengapa Anda (suka) atau (tidak suka) mengonsumsi fast food? 37. Di mana Anda sering beli fast food? 38. Apa saja yang sering Anda pesan/beli di tempat itu? 39. Berapa kali Anda mengonsumsi fast food dalam 1 minggu? 40. Berapa harga fast food itu? 41. Anda membeli fast food itu (direncanakan) atau (mendadak)? 42. Apakah Anda suka ngemil? 43. Mengapa Anda (suka) atau (tidak suka) ngemil? 44. Cemilan apa saja yang sering Anda konsumsi? 45. Berapa kali Anda ngemil dalam 1 hari? 46. Di mana Anda sering membeli cemilan? 47. Berapa jumlah cemilan setiap kali Anda membelinya? 48. Berapa harga cemilan itu? 49. Anda membeli cemilan itu (direncanakan) atau (mendadak)? 50. Apakah Anda suka ice cream? 51. Mengapa Anda (suka) atau (tidak) ice
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 66
cream? 52. Merek ice cream apa yang suka Anda beli? 53. Mengapa merek itu yang Anda suka? 54. Berapa harga ice cream itu? 55. Berapa kali Anda mengonsumsi ice cream dalam 1 minggu? 56. Di mana Anda suka membeli ice cream? 57. Anda membeli ice cream itu (direncanakan) atau (mendadak)? 58. Apakah Anda (suka) atau (pernah) merokok? 59. Mengapa Anda (suka) atau (pernah) merokok? 60. Merek rokok apa yang (suka) atau (pernah) Anda konsumsi? 61. Mengapa Anda memilih merek tersebut? 62. Berapa harga merek rokok tersebut? 63. Berapa (kali) atau (batang) rokok yang Anda hisap (dalam 1 hari)? 64. Di mana Anda membeli rokok itu? 65. Anda membeli rokok itu (direncanakan) atau (mendadak)? 66. Apakah Anda melakukan diet makanan atau minuman? 67. Mengapa Anda (melakukan) atau (tidak melakukan diet) makanan atau minuman? 68. Apa saja yang Anda konsumsi dalam program diet itu? 69. Berapa kali Anda mengonsumsinya dalam 1 hari? 70. Berapa harga yang dikeluarkan untuk makanan dan minuman diet itu? 71. Di mana Anda membeli makanan dan minuman tersebut? II. 1. Apakah Anda menggunakan kendaraan saat berpergian? 2. Kendaraan apa yang Anda gunakan? 3. Mengapa Anda menggunakan kendaraan tersebut? 4. Apa merek kendaraan yang Anda gunakan? 5. Mengapa Anda memilih menggunakan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 67
kendaraan merek tersebut? 6. Berapa harga kendaraan yang Anda gunakan? 7. Bagaimana cara Anda memelihara kendaraan Anda? 8. Di mana Anda sering mencuci kendaraan Anda? 9. Mengapa Anda lebih sering mencuci di tempat itu? 10. Berapa harga 1 kali mencuci di tempat pencucian? 11. Berapa kali Anda mencuci kendaraan di tempat pencucian dalam 1 bulan? 12. Anda suka memakai helm full face atau half face? 13. Mengapa Anda suka memakai helm itu? 14. Berapa harga helm dan merek helm yang Anda punya? 15. Di mana Anda sering mencuci helm? 16. Mengapa Anda mencuci helm di tempat itu? 17. Berapa harga 1 kali mencuci? 18. Berapa kali Anda mencuci helm dalam 1 bulan? 19. Baju jenis apa yang suka Anda pakai? 20 Mengapa Anda suka baju itu? 21. Merek baju apa yang Anda suka beli? 22. Mengapa Anda memilih merek itu? 23. Berapa harga baju itu? 24. Di mana Anda beli baju-baju itu? 25. Berapa kali Anda beli baju dalam 1 bulan? 26. Berapa jumlah baju setiap kali Anda membeli? 27. Anda sudah memiliki rencana atau secara mendadak dalam membeli baju? 28. Celana jenis apa yang Anda suka pakai? 29. Mengapa Anda suka dengan celana itu? 30. Merek celana apa yang suka Anda beli? 31. Mengapa Anda memilih merek itu? 32. Berapa harga celana untuk merek itu? 33. Di mana Anda suka membeli celana? 34. Berapa kali Anda membeli celana dalam 1 bulan? 35. Berapa jumlah celana setiap kali Anda
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 68
membeli? 36. Anda membeli celana sudah direncanakan atau secara mendadak? 37. Apakah Anda suka memakai rok ? 38. Mengapa Anda (suka) atau (tidak suka) memakai rok? 39. Merek rok apa yang suka Anda beli? 40. Mengapa Anda memilih merek itu? 41. Berapa harga rok dengan merek itu? 42. Di mana Anda suka membeli rok itu? 43. Berapa kali Anda membeli rok dalam 1 bulan? 44. Berapa jumlah rok setiap kali Anda membeli? 45. Anda sudah memiliki rencana atau secara mendadak saat membeli rok? 46. Apakah Anda suka membeli pakaian dalam yang bermerek? 47. Merek pakaian dalam apa yang Anda miliki? 48. Mengapa Anda memilih merek itu? 49. Berapa harga pakaian dalam itu? 50. Di mana Anda membeli pakaian dalam itu? 51. Berapa kali Anda membeli pakaian dalam itu dalam 1 bulan? 52. Berapa jumlah pakaian dalam setiap kali Anda membeli? 53. Anda sudah memiliki rencana atau secara mendadak saat membeli? 54. Sepatu jenis apa yang Anda suka pakai? 55. Mengapa Anda suka dengan jenis sepatu itu? 56. Merek sepatu apa yang Anda suka beli? 57. Mengapa Anda memilih merek itu? 58. Berapa harga merek sepatu itu? 59. Di mana Anda membeli sepatu? 60. Berapa kali Anda membeli sepatu dalam 1 bulan? 61. Berapa jumlah sepatu setiap kali Anda membeli? 62. Berapa jumlah sepatu yang Anda miliki? 63. Anda sudah memiliki rencana atau secara mendadak dalam membeli? 64. Sandal jenis apa yang Anda suka pakai?
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 69
65. Mengapa Anda suka dengan jenis sandal itu? 66. Merek sandal apa yang Anda beli? 67. Mengapa merek itu yang Anda pilih? 68. Berapa harga sandal itu? 69. Di mana Anda membeli sandal itu? 70. Berapa kali Anda membeli sandal dalam 1 bulan? 71. Berapa jumlah sandal setiap kali Anda membeli? 72. Berapa jumlah sandal yang Anda miliki? 73. Anda sudah memiliki rencana atau secara mendadak saat membeli sandal? 74. Tas jenis apa yang suka Anda pakai? 75. Mengapa Anda suka dengan tas tersebut? 76. Merek tas apa yang suka Anda beli? 77. Mengapa Anda suka dengan merek tersebut? 78. Berapa harga merek tas itu? 79.Di mana Anda membeli tas? 80. Berapa kali Anda membeli tas dalam 1 bulan? 81. Berapa jumlah tas setiap kali Anda beli? 82. Anda sudah memiliki recana atau secara mendadak ketika membeli tas? 83. Apakah Anda suka memakai asesoris? 84. Mengapa Anda (suka) atau (tidak suka) memakai asesoris? 85. Asesoris apa saja yang Anda miliki? 86. Berapa jumlah asesoris yang Anda miliki? 87. Di mana Anda suka membeli asesoris? 88. Berapa harga asesoris yang Anda beli setiap kali Anda beli? 89. Berapa kali Anda beli asesoris dalam 1 bulan? 90. Berapa banyak/jumlah asesoris setiap kali Anda beli? 91. Anda membeli asesoris itu sudah direncanakan atau mendadak? 92. Apakah Anda suka mengunakan make up? 93. Mengapa Anda (suka) atau (tidak suka) menggunakan make up?
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 70
94. Kosmetik wajah apa saja yang Anda miliki? 95. Merek kosmetik wajah apa yang Anda beli? 96. Mengapa Anda memilih merek tersebut? 97. Berapa harga kosmetik wajah yang Anda beli? 98. Di mana Anda suka membeli kosmetik wajah? 99. Berapa jumlah kosmetik wajah yang Anda miliki? 100. Berapa jumlah kosmetik wajah setiap kali Anda membeli? 101. Berapa kali Anda membeli kosmetik wajah dalam 1 bulan? 102. Anda sudah memiliki rencana atau mendadak ketika membeli kosmetik wajah? 103. Apakah Anda suka pergi ke salon kecantikan? 104. Mengapa Anda pergi ke salon kecantikan? 105. Perawatan apa saja yang Anda sering lakukan di salon? 106. Berapa harga masing-masing perawatan itu? 107. Berapa kali Anda pergi ke salon dalam 1 bulan? 108. Berapa uang yang Anda keluarkan dalam setiap kali ke salon? 109. Anda sudah memiliki rencana atau secara mendadak ketika pergi ke salon? 110. Apakah Anda suka membeli kosmetik rambut dan tubuh? 111. Mengapa Anda (suka) atau (tidak suka) membeli kosmetik rambut dan tubuh? 112. Kosmetik rambut dan tubuh apa saja yang Anda miliki? 113. Merek kosmetik rambut dan tubuh apa yang Anda beli? 114. Mengapa Anda memilih merek tersebut? 115. Berapa harga kosmetik rambut dan tubuh yang Anda beli? 116. Di mana Anda membeli kosmetik
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 71
rambut dan tubuh? 117. Berapa jumlah kosmetik rambut dan tubuh setiap kali Anda membeli? 118. Berapa kali Anda beli kosmetik rambut dan tubuh dalam 1 bulan? 119. Anda sudah memiliki rencana atau mendadak ketika membeli kosmetik rambut dan tubuh? III. 1. Apakah Anda memiliki gadget (HP, iphone, laptop, atau tablet)? 2. Gadget apa saja yang Anda miliki? 3. Mengapa Anda memiliki gadget tersebut? 4. Berapa jumlah gadget yang Anda miliki? 5. Merek apa saja gadget yang Anda miliki? 6. Mengapa Anda memilih merek tersebut? 7. Apakah Anda sering ganti gadget? 8. Mengapa Anda (sering) atau (tidak sering) ganti gadget? 9. Berapa kali Anda ganti gadget? 10. Berapa harga gadget yang Anda miliki? 11. Di mana Anda membeli gadget? 12. Apakah Anda suka pergi ke mall? 13. Apa saja yang Anda lakukan saat berada di mall? 14. Berapa kali Anda pergi ke mall dalam 1 bulan? 15. Apa yang Anda lakukan ketika melihat potongan harga (diskon) di mall? 16. Apa Anda sudah memiliki rencana sebelum pergi ke mall? 17. Berapa uang yang Anda keluarkan ketika berada di mall? 18. Apakah Anda (suka) atau (pernah) pergi ke diskotik? 19. Mengapa Anda (suka/pernah) atau (tidak suka/tidak pernah) pergi ke diskotik? 20. Apa saja yang Anda lakukan ketika berada di diskotik? 21. Berapa kali Anda pergi ke diskotik dalam 1 bulan? 22. Berapa uang yang Anda habiskan setiap kali pergi ke diskotik? 23. Apakah Anda suka olahraga? 24. Olahraga apa saja yang Anda sukai dan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 72
lakukan? 25. Mengapa Anda suka olahraga itu? 26. Di mana Anda melakukan olahraga tersebut? 27. Berapa kali Anda olahraga di tempat itu dalam 1 bulan? 28. Berapa biaya yang dikeluarkan untuk olahraga itu? Uang saku/pendapatan dalam 1 bulan Pengeluaran dalam 1 bulan Menurut Anda, apakah Anda konsumtif atau tidak?Mengapa?
Tabel 2. Hasil Data No Item 1. Makanan kesukaan
Jenis Gorengan Pasta Bakmi dan bakso Japanese food, Chinese food, kue, coklat, sayur Western food (steak, smoked beef, dll) Sate
Frekuensi 9 6 5 3
Persentase 35 % 20 % 19 % 11 %
2
8%
1 26
4% 100 %
Alasan
Enak Memenuhi selera makan Tertarik
22 9 3 34
64,7 % 26,5 % 8,8 % 100 %
Frekuensi
1 hari 1x 1 hari 2x > 1 minggu 1x 1 minggu 2x > 1 bulan 1-3x
9 4 2 7 6 28
32 % 15 % 7% 25 % 21 % 100%
Tempat
Warung makan Restoran/café Rumah pasta
15 6 4
44 % 18 % 12 %
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 73
2.
Mall Rumah
8 1 34
23 % 3% 100 %
Harga
<10.000 10.000-50.000 50.000-100.000 >100.000
16 16 2 2 36
44 % 44 % 6% 6% 100%
Beli secara
Mendadak Terencana
12 18 30
40% 60% 100 %
Makanan pokok
Nasi putih Lauk (ayam, tempe, tahu, dll) Nasi goreng Sayur Oatmeal, nasi merah, nasi kuning
20 8
52 % 21 %
4 3 3
11 % 8% 8%
38
100 %
15 6 3 2 1
56 % 22 % 11 % 7% 4%
27
100 %
Alasan
Membuat kenyang Enak Variasi banyak Suka Tidak membosankan dan sehat
Frekuensi
1 hari 1x 1 hari 2x 1 hari 3x 1 hari 3x>
7 15 13 1 36
19 % 42 % 36 % 3% 100 %
Tempat
Kos Rumah makan dan rumah Restoran
7 14 3 24
29 % 58 % 13 % 100 %
Harga
<10.000 10.000-50.000 50.000-100.000
14 18 3
40 % 51 % 9%
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 74
3.
4.
Minuman kesukaan
Air putih Es teh Jus buah Es jeruk dan susu Green tea Coklat, es kelapa, lemon tea, cocktail, coffemix
35
100 %
10 6 5 8 3 5
27 % 16 % 13 % 22 % 9% 13 %
37
100 %
Alasan
Sehat dan segar Enak Manis Aromanya
12 7 5 1 25
48 % 28 % 20 % 4% 100 %
Frekuensi
1hari 1x 1 hari 2x 1 hari 3x 1 hari 3x 1 minggu 1x 1 minggu 3x
13 7 1 6 1 2 30
43,3 % 23,3 % 3,3 % 20 % 3,3 % 6,8 % 100%
Tempat
Warung makan Toko/outlet Restoran, supermarket Kios jus
15 5 4 2 26
58% 19 % 15 % 8% 100 %
Beli secara
Mendadak Terencana
10 17 27
37 % 63 % 100 %
Harga
1.000-10.000 10.000-50.000 >100.000
23 7 1 31
74 % 22 % 4% 100 %
Kopi
Suka Tidak suka
13 17 30
43,3 % 56,7 % 100 %
Alasan
Enak
5
45 %
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 75
Menahan rasa kantuk Tempatnya bagus dan teman untuk kerja
5.
4 2
36 % 19 %
11
100 %
Frekuensi
1 hari 1x 1 minggu 2x 1 bulan 1-2x
6 1 4 11
55 % 9% 36 % 100 %
Tempat
Starbucks, café, rumah Kos Kantor
4 5 1 10
40 % 50 % 10 % 100 %
Harga
<10.000 10.000-50.000 >50.000
12 6 1 19
63 % 32 % 5% 100 %
Beli secara
Mendadak Terencana
12 9 21
57 % 43 % 100 %
Minuman beralkohol
Suka/pernah Tidak suka/tidak pernah
17 13 30
56,7 % 43,3 % 100 %
Alasan
Mencoba Pesta/acara Segar, menghangatkan tubuh
11 4 2
65 % 23 % 12 %
17
100 %
Jenis
Vodka Wine dan beer Cocktail Whisky Teaquilla Tuak
11 9 5 4 2 1 32
34 % 28 % 16 % 13 % 6% 3% 100 %
Merek
Jack D dan Beer Bintang Mix max Heineken dan Topi
14 5 6
29 % 10 % 13 %
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 76
miring Johnny Walker, Baileys, Sparkling, Red label, Absolute blue, Martini Chivas, Black Label, Portwine, Manssions, Bakardi, King Robert, Soju, Cosmopolitan, Cointreau, Myer’s rhum, Yellow tail, Greensands
6.
12
24 %
12
24 %
49
100 %
Harga
<100.000 100.000-500.000 500.000-1.000.000 >1.000.000
5 10 2 3 20
25 % 50 % 10 % 15 % 100 %
Frekuensi
1 bulan 1x 1 bulan 2x 1 bulan 3x 1 tahun 1x 1 tahun 3x
1 2 1 2 2 8
12,5 % 25 % 12,5 % 25 % 25 % 100 %
Beli secara
Mendadak Terencana
6 9 15
40% 60% 100 %
Tempat
Rumah Restoran/café Lounge Club Bar dan hotel
9 8 3 2 1 23
39 % 35 % 13 % 9% 4% 100 %
Fast food
Suka Tidak suka
26 4 30
86,7 % 13,3 % 100 %
Alasan
Enak dan praktis Suka Berbeda dan peningkat mood
11 2 2
74 % 13 % 13 %
15
100%
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 77
Jenis
7.
Ayam Roti Kentang Minuman Burger Pizza Mie instan dan bubur instan Pasta, makan Jepang, sosis, makan kaleng
17 1 5 17 6 4 4
29 % 2% 9% 29 % 10% 7% 7%
4
7%
58
100 %
Beli secara
Mendadak Terencana
21 9 30
70% 30% 100 %
Tempat
KFC Mc.D Pizza Hut dan Mr.Burger Hokben, Shilhin, Olive
12 7 5 2 26
46 % 27 % 19 % 8% 100 %
Frekuensi
1 minggu 1x 1 minggu 2x 1 minggu 3x 1 minggu 3x> 1 bulan 1x 1 bulan 2x
10 5 2 2 5 3 27
37 % 19 % 7% 7% 19 % 11 % 100 %
Harga
10.000-50.000 50.000-100.000 100.000>
22 3 1 26
85 % 11 % 4% 100 %
Ngemil
Suka Tidak suka
24 6 30
80 % 20 % 100 %
Jenis
Keripik Roti Chiki Buah Coklat
10 3 5 3 4
31% 9% 16% 9% 13%
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 78
Alasan
8.
Biskuit Es krim dan kacang
5 2 32
16% 6% 100 %
Enak Teman untuk santai/kerja Suka dan penghilang rasa bosan
9 7 4
45 % 35 % 20 %
20
100 %
Frekuensi
1 hari 1x 1 hari 2x 1 hari 3x 1 hari 3x > 1 bulan 2x 1 bulan 4x
12 8 4 4 1 1 30
40 % 26,8 % 13,3 % 13,3 % 3,3 % 3,3 % 100 %
Beli secara
Mendadak Terencana
16 11 27
59% 41% 100 %
Tempat
Toko/warung Supermarket Minimarket Restoran, Breadtalk, Dunkin Donut, J.co, Mr.Pancake, Artemy, dan rumah
16 10 9 1
44 % 28 % 25 % 3%
36
100 %
Harga
<10.000 10.000-50.000 50.000-100.000 >100.000
1 18 0 1 20
5% 90 % 0% 5% 100 %
Es krim
Suka Tidak suka
27 3 30
90 % 10 % 100 %
Alasan
Enak Segar Menyenangkan
15 11 2 28
54 % 39 % 7% 100 %
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 79
Merek
Alasan pilih merek
9.
Wall’s Gelato, ice cont di KFC, dll Campina, Baskin Robins, Haagen Dazs, Cold Stone
Rasanya lebih enak Banyak varian rasa Susunya lebih terasa, kualitas bagus, murah
24 3
82 % 11 %
2
7%
29
100 %
20 4 1
80 % 16 % 4%
25
100 %
Harga
<10.000 10.000-50.000 50.000-100.000
23 8 3 34
68 % 23 % 9% 100 %
Frekuensi
1 minggu 1x 1 minggu 2x 1 minggu 3x 1 bulan 1x 1 bulan 2x
9 4 2 4 3 22
41 % 18 % 9% 18 % 14 % 100 %
Beli secara
Mendadak Terencana
21 6 27
78% 22% 100 %
Tempat
Minimarket Toko Supermarket Mall, Artemy KFC dll
11 9 8 3 2 33
33 % 28 % 24 % 9% 6% 100 %
Merokok
Suka/pernah Tidak suka/tidak pernah
8 22 30
26,7 % 73,3 % 100 %
Alasan
Mencoba Suasana menjadi lebih enak
7 1
87,5 % 12,5 %
8
100 %
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 80
Merek
A-Mild Esse Menthol dan Marlboro Menthol Clas Mild, LA, Djarum Black Menthol, Flava, Dunhill
5 4
36 % 28 %
5
36 %
14
100 %
Beli secara
Mendadak Terencana
4 1 5
80 % 20 % 100 %
Harga
10.000-20.000 20.000-30.000
7 1 8
87,5 % 12,5 % 100 %
Tempat
Minimart Club
7 1 8
87,5 % 12,5 % 100 %
Iya Tidak
5 25 0
16,7 % 83,3 % 100 %
Ingin pola makan sehat Ingin kurus, susah beraktivitas
3 2
60 % 40 %
5
100 %
10. Diet
Alasan
Frekuensi
1 hari 1x 1 hari 2x 1 hari 3x>
1 1 3 5
20 % 20 % 60 % 100 %
Harga
100.000-500.000 500.000-1.000.000
4 1 5
80 % 20 % 100 %
Tempat
Supermarket Teman dan Online shop
3 2 5
60% 40 % 100 %
Menggunakan Tidak menggunakan
22 8
73,3 % 26,7 %
11. Kendaraan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 81
30
100 %
Jenis kendaraan
Mobil Motor Mobil dan motor
4 14 4 22
18% 64% 18% 100 %
Alasan
Praktis Cepat dan nyaman
15 6 21
71 % 29 % 100 %
Di cuci di tempat pencucian
Iya Tidak
20 1 21
95 % 5% 100 %
Frekuensi
1 bulan 1x 1 bulan 2x 1 bulan 3x 1 bulan 4x 2-3 bulan 1x
4 12 3 1 1 21
19 % 57 % 14 % 5% 5% 100 %
Harga
5.000-10.000 10.000-30.000
15 6 21
71 % 29 % 100 %
Half face Full face
16 9 25
64 % 36 % 100 %
Alasan
Aman Nyaman Tidak panas Praktis
9 7 6 3 25
36 % 28 % 24 % 12 % 100 %
Harga
50.000-200.000 200.000-400.000
18 5 23
78,3 % 21,7 % 100 %
Merek
BMC, KYT, GM INK, MSR, MIX, HIU, AVG
6 5
54,5 % 45,5 %
11
100 %
12. Helm
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 82
Di cuci di tempat pencucian
Iya Tidak
11 5 16
68,7 % 31,3 % 100 %
Harga
10.000-20.000 20.000-30.000
8 3 23
72,7 % 27,3 % 100 %
Frekuensi
1 bulan 1x 1 bulan 2x 1 bulan 3x 2-3 bulan 1x 3-6 bulan 1x
6 3 0 1 1 11
54,5 % 27,3 % 0% 9,1 % 9,1 % 100 %
Kaos Blouse Casual Kemeja dan dress
18 6 4 2 30
60 % 20 % 13,3 % 6,7 % 100 %
Alasan
Nyaman Praktis Tidak panas Santai dan seksi Rapi dan sopan Feminin
13 6 5 3 2 1 30
43,3 % 20 % 16,7 % 10 % 6,7 % 3,3 % 100 %
Merek
Nevada dan Forever 21 Details dan Connexion Executive, Minimal, Hardware, Zara, H&M Cell, Kust, Dust, Insight, Polo, Rusty, Accent, Sevenlight, St,Yves, Super T-shirt, 90 Degress, Magnolia, Levis, Giordano, Mineola, Post Mode
8 6 10
21,6 % 16,2% 27,1 %
13
35,1 %
37
100 %
14 16 30
46,7 % 53,3 % 100 %
13. Baju
Beli secara
Mendadak Terencana
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 83
Harga
<50.000 50.000-100.000 100.000-300.000 300.000-500.000 >500.000
10 9 16 5 1 41
24,4 % 21,9 % 39,1 % 12,2 % 2,4 % 100 %
Tempat
Mall Toko dan butik Online shop
23 6 3 32
71,8 % 18,8 % 9,4 % 100 %
Frekuensi
1 bulan 1x 1 bulan 2x 1 bulan 3x 1 bulan 4x 1 bulan 4x> (20x) 2 bulan 1x
17 6 3 1 1 1 29
58,7 % 20,8 % 10,3 % 3,4 % 3,4 % 3,4 % 100 %
Jumlah baju tiap beli
1-3 >3
27 3 30
90 % 10 % 100 %
Jeans Skinny Hotpants Legging Denim, jegging
21 5 4 3 2 35
60 % 14 % 11 % 9% 6% 100 %
Nyaman Seksi dan fleksibel Menunjang penampilan dan percaya diri
24 6 2
75 % 19 % 6%
32
100 %
14 8 3 4 11
35 % 20 % 8% 10 % 27 %
14. Celana
Alasan
Merek
Logo Dust dan Point One Levis Nevada, Zara, Cardinal, FF, Poshboy, Colorbox, Executive, Exit, Forex, Ako, Mobile Power, Forever 21, dan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 84
Nudie 40
100 %
Beli secara
Mendadak Terencana
3 22 25
12 % 88 % 100 %
Tempat
Mall Toko Online shop
25 4 1 30
83,4 % 13,3 % 3,3 % 100 %
Harga
50.000-100.000 100.000-300.000 300.000-500.000 500.000>
6 19 5 1 31
19 % 62 % 16 % 3% 100 %
Frekuensi
1-2 bulan 1x 3-6 bulan 1x 1 tahun 1x
6 12 2 20
30 % 60 % 10 % 100 %
Jumlah celana tiap beli
1 2 >3
23 7 0 30
76,7 % 23,3 % 0% 100 %
Suka Tidak suka
12 18 30
40 % 60 % 100 %
Alasan
Nyaman dan feminin Rapi Seksi
5 2 1 8
62,5 % 25 % 12,5 % 100 %
Merek
Executive Nevada, Details, Hard Rock, D&G, Connexion, Minimal, dan Forever 21
2 7
22,2 % 77,8 %
9
100 %
6 12
33,3 % 66,7 %
15. Rok
Beli secara
Mendadak Terencana
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 85
18
100 %
Harga
50.000-100.000 100.000-300.000
4 6 0
40 % 60 % 100 %
Frekuensi
1-2 bulan 1x 3-6 bulan 1x
3 3 6
50 % 50 % 100 %
Tempat
Mall Toko Butik
6 5 1 12
50 % 41,7 % 8,3 % 100 %
Jumlah rok tiap beli
1 2
11 1 12
91,7 % 8,3 % 100 %
Bermerek Tidak bermerek
22 8 30
73,3 % 26,7 % 100 %
Wacoal Pierre Cardin Young’s Heart, Sorella Nevada Sorex Number 21, Details, Young Friday, Golden Nick, Vennice, Snowy, Velancy, St.Yves, La Senza, Victoria’s Secret
8 6 8 3 2 10
22 % 16 % 22 % 8% 5% 27 %
37
100 %
16. Pakaian dalam
Merek
Beli secara
Mendadak Terencana
4 20 4
16,7 % 83,3 % 100 %
Harga
<50.000 50.000-100.000 100.000-500.000
15 7 13 35
43 % 20 % 37 % 100 %
Frekuensi
1 bulan 1x
10
46 %
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 86
1 bulan 2x 2-3 bulan 1x 4-6 bulan 1x
2 2 8 22
9% 9% 36 % 100 %
Tempat
Mall Toko
21 3 24
87,5 % 12,5 % 100 %
Jumlah pakaian dalan tiap beli
1 2 3 4>
8 10 2 12 32
25 % 31 % 6% 38 % 100 %
Flat shoes Kets High heels dan wedges Sepatu sandal dan sneakers
12 5 8 6
38,7 % 16,1 % 25,8 % 19,4%
31
100 %
17. Sepatu
Alasan
Nyaman Fleksibel Modelnya bagus Terlihat lebih tinggi
20 4 3 1 28
71,4 % 14,3 % 10,7 % 3,6 % 100 %
Merek
Nevada Convers Donatello, Fladeo, Charles & Keith Crocs Bellagio, Bucerri, St.Yves, Debenhams, Rebook, Yongki Komaladi, All Star Nike, Lee Cooper, Proggeti, Starcross, Kuya Gaya, Parachute, Adorable Project, Connexion, Bata, Jeans Republic, Pierre Cardin, Everbest
7 6 12
13 % 11 % 22 %
3 14
6% 26 %
12
22 %
54
100 %
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 87
Beli secara
Mendadak Terencana
7 22 29
24 % 76 % 100 %
Harga
50.000-100.000 100.000-300.000 300.000-500.000 >500.000
5 22 10 2 39
13 % 56 % 26 % 5% 100 %
Frekuensi
1 bulan 1x 1 bulan 2x 2-3 bulan 1x 4-6 bulan 1x 1 tahun 1x
6 1 4 6 1 18
33 % 6% 22 % 33 % 6% 100 %
Tempat
Mall Toko Online shop
20 9 1 30
66,7 % 30 % 3,3 % 100 %
6 13 4 6 29
20,6 % 44,8 % 14 % 20,6 % 100 %
Jepit Selop dan flat Wedges, sepatu sandal, dan high heels Gladiator
17 6 6
56,7 % 20 % 20 %
1 30
3,3 % 100 %
Alasan
Nyaman Simpel Modelnya bagus
20 6 4 30
66,7 % 20 % 13,3 % 100 %
Merek
Nevada Swallow Ando Donatello, Fladeo, Ripcurl
5 4 3 6
12,5 % 10 % 7,5 % 15 %
Jumlah sepatu yang 1-5 dimiliki 5-10 10-15 15>
18. Sandal
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 88
Insight, Bata, Anante, Everbest, Inside, Otani, Gabino, Crocs, Bellagio, Jogger, Kuya Gaya, Marrie Claie, Adidas, Charles & Keith, Roxy, Billabong, Bucerri, Collette, Nice, St.Yves, Yongki Komaladi, Connexion
22
55 %
40
100 %
Beli secara
Mendadak Terencana
7 16 23
30 % 70 % 100 %
Harga
<50.000 50.000-250.000 250.000-500.000
9 19 2 30
30 % 63,3 % 6,7 % 100 %
Frekuensi
1 bulan 1x 1 bulan 2x 1-3 bulan 1x 3-6 bulan 1x 2 tahun 1x
3 1 3 6 1 14
21,4 % 7,1 % 21,4 % 43 % 7,1 % 100 %
Tempat
Mall Toko Butik Online shop
16 10 2 1 29
56 % 34 % 7% 3% 100 %
23 3 26
88 % 12 % 100 %
Shoulder bag Selempang Ransel Jinjing
13 8 7 5 33
40 % 24 % 21 % 15 % 100 %
Praktis
11
34 %
Jumlah sandal yang 1-5 dimiliki 5-10
19. Tas
Alasan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 89
Nyaman Muat banyak Feminin Menunjang penampilan Modelnya bagus dan elegant
Merek
Elizabeth Charles & Keith Export, Eager, Dowa Yongki Komaladi, Donatello, Ripcurl, Roxy, Guess, Elle, Rumah Warna, Noche, Picalolo, Sophie Martin, Marie Claire, Hush Puppies, LV, Gucci, Balenciaga, Furla, Channel, Hermes, Parachute, Castino, Longchamp, Bottega, Venneta, Garland, Coach, Webe, Celine, Tods, Converse
7 5 4 3 2
22 % 16 % 13 % 9% 6%
32
100 %
6 3 6 29
14 % 6% 14 % 66 %
44
100 %
Beli secara
Mendadak Terencana
7 18 25
28 % 72 % 100 %
Harga
<50.000 50.000-300.000 300.000-500.000 >500.000
1 19 12 8 40
2,5 % 47,5 % 30 % 20 % 100 %
Frekuensi
1 bulan 1x 1 bulan 2x 1-3 bulan 1x 3-6 bulan 1x 1 tahun 1x
2 1 1 12 1 17
12 % 6% 6% 10 % 6% 100 %
Tempat
Toko Mall
15 12
47 % 38 %
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 90
Jumlah tas yang dimiliki
20. Aksesoris
Alasan
Butik Online shop
3 2 32
9% 6% 100 %
1-5 5-10 10-15 15>
5 9 9 5 28
18 % 32 % 32 % 18 % 100 %
Suka pakai Tidak suka pakai
20 10 30
66,7 % 33,3 % 100 %
Menunjang penampilan Bagus, lucu, menarik, dan feminin
16 4
80 % 20 %
20
100 %
Aksesoris yang dimiliki
Kalung Gelang Cincin Anting dan jam tangan Jepit rambut Bando Sabuk Kacamata, syal, bros
21 19 16 14 7 3 2 3 85
25 % 22 % 19 % 16 % 8% 4% 2% 4% 100 %
Harga
<50.000 50.000-100.000 100.000-500.000 >500.000
19 6 1 3 29
66 % 21 % 3% 10 % 100 %
Frekuensi
1 bulan 1x 1 bulan 2x 1 bulan 3x 1-3 bulan 1x 3-6 bulan 1x 1 minggu 3x
6 5 2 3 1 1 18
33 % 28 % 11 % 17 % 5,5 % 5,5 % 100 %
Beli secara
Mendadak Terencana
18 5
78 % 22 %
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 91
23
100 %
Tempat
Toko/outlet Mall Butik
15 8 1 24
62,5 % 33,3 % 4,2 % 100 %
Jumlah aksesoris yang dimiliki
1-5 5-10 10-15 >15
1 4 1 17 23
4,3 % 17,4 % 4,3 % 74 % 100 %
Suka pakai Tidak suka pakai
20 10 30
39,2 % 19,6 % 100 %
Menunjang penampilan Perawatan, lebih fresh, dan percaya diri Tuntutan profesi dan berkarakter
10 9
48 % 43 %
2
9%
21
100 %
20 18 12
20,4 % 18,4 % 12,3 %
11 9 8 7 5 3
11,2 % 9,1 % 8,1 % 7,1 % 5,1 % 3,1 %
2 3
2,1 % 3,1 %
98
100 %
8 7 4 9
16 % 14 % 8% 18 %
21. Kosmetik wajah
Alasan
Kosmetik yang dimiliki
Merek
Bedak Eyeliner Mascara, blush on, lipstick Eye shadow Lipgloss Pelembab Foundation Lipbalm dan pensil alis Concealer, krim dan pembersih Foam Obat jerawat, moisturizer, penjepit bulu mata
Maybelline Revlon Mac Sari Ayu, Oriflame, Body Shop
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 92
Wardah, Mustika Ratu, Ultima Cameo, Viva, La Tulip, Pigeon, Mirabella, Pond’s, Make over, LP, Sisedo, Hazeline, Larissa, Nivea, Clinique, Bobi Brown, Face Shop, Lioele
6
12 %
16
32 %
50
100 %
Harga
<50.000 50.000-300.000 300.000-500.000 >500.000
10 15 2 1 28
36 % 53,5 % 7% 3,5 % 100 %
Beli secara
Mendadak Terencana
4 19 23
17,4% 82,6% 100 %
Tempat
Mall dan outlet/toko Supermarket
10 5 15
66,7 % 33,3 % 100 %
Jumlah kosmetik yang dimiliki
1-5 5-10 >10
5 15 2 22
22,7 % 68,2 % 9,1 % 100 %
Suka Tidak suka
25 5 30
83,3 % 16,7 % 100 %
Alasan
Perawatan Memanjakan tubuh Tampil cantik
19 4 2 25
76 % 16 % 8% 100 %
Jenis perawatan
Creambath Hair spa Spa dan lulur Facial Manicure, pedicure, potong rambut Massage
13 10 12 5 8
21 % 16 % 19 % 8% 13 %
3
5%
22. Salon kecantikan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 93
Totok wajah Smoothing, keriting, extension, catok, masker, totok payudara, totok vagina, ratus, waxing
2 9
3% 15 %
62
100 %
Harga
<50.000 50.000-150.000 150.000-300.000
12 17 5 34
35 % 50 % 15 % 100 %
Pergi secara
Mendadak Terencana
6 17 23
26 % 74 % 100 %
Frekuensi
1 bulan 1x 1 bulan 2x 1 bulan 3x 1-3 bulan 1x 4-6 bulan 1x
11 4 1 6 1 23
48 % 18 % 4% 26 % 4% 100 %
Suka pakai Tidak suka pakai
26 4 30
86,7 % 13,3 % 100 %
Alasan
Perawatan Mempercantik dan wangi
19 6 25
76 % 24 % 100 %
Kosmetik yang dimiliki
Lotion Lulur Vitamin rambut, shampoo Conditioner, hair tonic Parfum Pelembab, body butter, hair mask Sabun Creambath, masker Body mist, bleaching cream, hairspray, deodorant, serum
18 10 18 16 5 12
20 % 11 % 20 % 18 % 5% 14 %
3 4 5
3% 4% 5%
91
100 %
23. Kosmetik rambut dan tubuh
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 94
Merek
Body Shop Vaseline Dove Ellips Makarizo, Bali Spa, Loreal, Sekar Jagat, NR, Oriflame Marina Pantene, Sari Ayu, Purbasari, Bulgari, Citra, Skin Food, My Lea, Sari Dewi, Hadisuwarno, Wella, Clear, Leivy, Shinzui, Matrix, Sunsilk, Victoria’s Secret, Martha Tilaar, Mustika Ratu
8 7 6 5 12
12 % 11 % 9% 7% 18 %
9
13 %
2 18
3% 27 %
67
100 %
Frekuensi
1 bulan 1x 1 bulan 2x 1-3 bulan 1x
18 1 3 22
82% 34% 14% 100 %
Harga
<50.000 50.000-300.000 300.000-500.000
18 10 5 33
55 % 30 % 15 % 100 %
Beli secara
Mendadak Terencana
6 19 25
24% 76% 100 %
Jumlah kosmetik yang dimiliki
1-5 5-10 >10
6 17 3 26
23% 65% 12% 100 %
Tempat
Supermarket Outlet/toko Mall Minimarket
13 11 6 2 32
41 % 34 % 19 % 6% 100 %
Laptop
31
38 %
24. Gadget
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 95
Smartphone Handphone Tablet Ipad Ipod Iphone
26 15 4 3 2 1 82
32 % 18 % 5% 4% 2% 1% 100 %
Jumlah gadget yang dimiliki
1 2 3 >4
0 11 19 3 33
0% 33 % 58 % 9% 100 %
Merek
Blackberry Toshiba Nokia Apple Samsung dan Acer HP Asus dan Compaq Areta, Dell, Axioo, Wacom
26 12 9 7 6 4 2 1
39 % 18 % 13 % 10 % 9% 6% 3% 2%
67
100 %
6
27 %
13 3
59 % 14 %
22
100 %
Suka Tidak suka
30 0 30
100 % 0% 100 %
Belanja dan jalan-jalan Makan Nonton Cuci mata dan refreshing Nongkrong Meeting, karaoke, pijat
19 15 10 5 2 1 52
36 % 29 % 19 % 10 % 4% 2% 100 %
Pilih merek karena
25. Mal
Alasan
Banyak orang pakai, tertarik, dan terpercaya Kualitasnya bagus Awet, harga terjangkau, disarankan oleh orang lain, mudah digunakan, dan modelnya bagus
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 96
Frekuensi
1 bulan 1x 1 bulan 2x 1 bulan 3x 1 bulan 4x 1 bulan 4x>
7 12 7 6 2 34
21 % 35 % 21 % 17 % 6% 100 %
Pergi secara
Mendadak Terencana
14 14 28
50 % 50 % 100 %
Melihat diskon
Hanya melihat-lihat Tertarik Langsung beli Mempertimbangkan dan tidak tertarik
14 9 6 2
45 % 29 % 19 % 7%
31
100 %
<50.000 50.000-150.000 150.000-300.000 300.000-5000.000 >500.000
3 18 5 4 2 32
9% 56 % 16 % 13 % 6% 100 %
Suka/pernah Tidak suka/tidak pernah
10 20 30
33,3 % 66,7 % 100 %
Diajak Penasaran dan fun Ikut lomba, suka musiknya, pesta
3 4 3
30 % 40 % 30 %
10
100 %
Uang yang dikeluarkan
26. Diskotik
Alasan
Frekuensi
1 bulan 1x 1 tahun 1x
4 1 5
80 % 20 % 100 %
Uang yang dikeluarkan
50.000-500.000 500.000-1.000.000
4 1 5
80 % 20 % 100 %
Suka Tidak suka
22 8
73,3 % 26,7 %
27. Olahraga
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 97
Jenisnya
Renang Lari Senam Bulutangkis Menari dan bersepeda Sit up, push up, basket, kempo, fitness
30
100 %
12 7 4 3 4 5
34 % 20 % 11 % 9% 11 % 15 %
35
100 %
Tempat
Kolam renang Komplek rumah Lapangan Gym Sanggar, kampus, studio
11 5 3 2 3 24
46 % 21 % 12,5 % 8% 12,5 % 100 %
Frekuensi
1 bulan 1x 1 bulan 2x 1 bulan 3x 1 bulan 4x 1 bulan 4x>
5 3 0 2 7 17
29 % 18 % 0% 12 % 41 % 100 %
Harga
10.000-30.000 30.000-50.000 50.000-100.000 100.000>
11 2 1 2 16
69 % 12,5 % 6% 12,5 % 100 %
28. Uang saku/pendapatan
500.000-1.000.000 1.000.000-3.000.000 >3.000.000
10 17 3 30
33,3 % 56,7 % 10 % 100 %
29. Pengeluaran
<500.000 500.000-1.000.000 1.000.000-3.000.000 >3.000.000
1 12 14 3 30
3,3 % 40 % 46,7 % 10 % 100 %
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 98