No. 05/11/72/Th. XIV, 1 November 2011
PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR PROVINSI SULAWESI TENGAH TRIWULAN III TAHUN 2011
A. PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR BESAR DAN SEDANG (IBS)
Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Besar dan Sedang (IBS) Provinsi Sulawesi Tengah di Triwulan III Tahun 2011 (q-to–q) mengalami pertumbuhan negatif sebesar -2,72 persen, sementara pertumbuhan IBS Nasional pada periode yang sama sebesar 2,87 persen. Selama triwulan I – III tahun 2011, pertumbuhan IBS Provinsi Sulawesi Tengah mengalami pertumbuhan negatif.
Penurunan Pertumbuhan Produksi IBS Provinsi Sulawesi Tengah tersebut tidak lain disebabkan melambatnya pertumbuhan golongan industri kayu, barang-barang dari kayu (tidak termasuk furnitur) dan barang-barang anyaman (KBLI 20), sementara golongan Industri Furnitur dan Pengolahan Lainnya (KBLI 36), pada triwulan III 2011 mengalami pertumbuhan (q-to–q) dibanding golongan industri yang lain yaitu sebesar 4,81 persen. Sementara untuk golongan Industri Makanan dan Minuman (KBLI 15) mengalami pertumbuhan (q-to-q) sebesar 0,25 persen, dan industri kayu, barang-barang dari kayu (tidak termasuk furnitur) dan barangbarang anyaman mengalami pertumbuhan paling kecil yaitu -3,08 persen.
Sementara itu Produksi Industri Manufaktur Besar dan Sedang (IBS) Provinsi Sulawesi Tengah triwulan III tahun 2011 (Y on Y) mengalami pertumbuhan negatif sebesar -4,22 dibanding triwulan yang sama tahun 2010. Sedangkan secara Nasional Produksi Industri Manufaktur Besar dan Sedang (Y on Y) mengalami pertumbuhan sebesar 5,60 persen dibanding triwulan yang sama tahun 2010.
B. PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR MIKRO DAN KECIL (IMK)
Perkembangan Produksi IMK di Sulawesi Tengah pada triwulan III tahun 2011 (q-to–q) mengalami pertumbuhan negatif sebesar – 8,14 persen, lebih rendah dibanding triwulan II tahun 2011 yang sebesar 3,62 persen. Sementara itu perkembangan IMK nasional pada periode yang sama tumbuh sebesar 2,21 persen, meningkat dibanding triwulan II sebesar 1,48 persen. Penurunan Indeks Produksi IMK Provinsi Sulawesi Tengah pada triwulan III tersebut antara lain disebabkan oleh penurunan golongan industri makanan sebesar - 21,53 persen. Kemudian disusul golongan industri logam dasar sebesar - 8,29 persen. Selanjutnya golongan industri kulit, barang dari kulit dan alas kaki sebesar -4,81 persen.
Berita Resmi Statistik Provinsi Sulawesi Tengah No. 05/11/72/Th. XIV, 1 November 2011
1
Sektor industri manufaktur merupakan salah satu sektor andalan dalam pembangunan perekonomian nasional maupun daerah. Perkembangan dan kontribusi sektor ini, diharapkan semakin meningkat sejalan dengan adanya transformasi struktural perekonomian Indonesia yang semakin mengarah pada meningkatnya peranan sektor sekunder dan tersier, dari kondisi yang sebelumnya didominasi oleh sektor primer (pertanian). Perekonomian Provinsi Sulawesi Tengah yang tertuang dalam Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), sampai saat ini masih mengandalkan Sektor Pertanian dengan kontribusi mencapai sekitar 40 persen, sementara sektor industri manufaktur peranannya baru mencapai sekitar 7 - 8 persen. Dalam pembahasan ini Industri Manufaktur dipilah menjadi dua yaitu Industri Manufaktur Besar dan sedang (IBS), dan Industri Manufaktur Mikro dan Kecil (IMK). A. PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR BESAR DAN SEDANG (IBS) Industri Manufaktur Besar dan Sedang (IBS) adalah perusahaan industri yang mempunyai tenaga kerja 20 orang atau lebih. Di Provinsi Sulawesi Tengah tersebar di 9 dari 11 Kabupaten/Kota yang ada, yaitu di Kabupaten Banggai, Morowali, Donggala, Buol, Tolitoli, Parigi Moutong, Tojo Una-Una, dan Kota Palu. Hanya Kabupaten Banggai Kepulauan dan Sigi yang belum ada Industri Manufaktur Besar dan Sedang.
Gambar 1. Pertumbuhan Industri Manufaktur Besar dan Sedang Provinsi Sulawesi Tengah Triwulan III 2010 – Triwulan III 2011 (q-to-q) 4 3 2 1 0 Tw III 2010 -1
Tw IV 2 010
Tw I 2011
Tw II 2011
Tw III 2011
-2 -3
Sulawesi Tengah
Indonesia
-4
Data terbaru tentang Sektor Industri Manufaktur Besar dan Sedang (IBS) Provinsi Sulawesi Tengah pada triwulan III Tahun 2011 mengalami pertumbuhan produksi (q to q) negatif sebesar -2,72 persen. Pertumbuhan ini sedikit lebih baik dibanding triwulan II yang sebesar -3,57 persen (gambar 1).
2
Berita Resmi Statistik Provinsi Sulawesi Tengah No. 05/11/72/Th. XIV, 1 Agustus 2011
Sementara itu secara nasional pertumbuhan Industri Manufaktur Besar dan Sedang Indonesia mengalami pertumbuhan (q to q) sebesar 2,87 persen pada Triwulan III tahun 2011. Kondisi ini meningkat jika dibanding triwulan II yang sebesar 1,61 persen.
Tabel 1. Perbandingan Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Besar dan Sedang Provinsi Sulawesi Tengah dan Nasional Triwulan IV 2010 - III Tahun 2011 (q-to-q)
Pertumbuhan(q-to-q) IBS Sulawesi Tengah (Persen) KBLI
Pertumbuhan (y-on-y) IBS Sulawesi Tengah (Persen)
Jenis Industri Triwulan IV 2010)
Triwulan I 2011
Triwulan II 2011 *)
Triwulan III 2011 **)
Triwulan I 2011
Triwulan II 2011 **)
Triwulan III 2011 **)
15
Makanan dan Minuman
8,58
3,32
-0,26
0,25
26,87
13,21
12,17
20
Kayu, Barang-Barang dari Kayu (tidak termasuk furniture), dan Barang-Barang Anyaman
0,33
-3,95
-9,64
-3,08
-5,25
-8,22
-15,61
Furniture dan Pengolahan Lainnya
-4,58
4,90
3,28
4,81
-8,28
4,13
8,37
IBS Sulawesi Tengah
3,26
-1,12
-3,57
-2,72
9.81
-1,26
-4,22
IBS Nasional
2,77
-1,69
1,61
2,87
5,68
4,85
5,60
36
Keterangan : *) Angka perbaikan **) Angka sangat sementara
Industri Furnitur dan Pengolahan Lainnya (KBLI 36) mengalami pertumbuhan cukup besar pada triwulan III 2011 ini dengan pertumbuhan sebesar 4,81 persen. Keadaan ini lebih tinggi dibanding pertumbuhan triwulan II 2011 yang mencapai 3,28 persen (Tabel 1). Sementara itu untuk Industri Kayu, Barang-Barang dari Kayu (tidak termasuk furniture), dan Barang-Barang Anyaman (KBLI 20) mengalami pertumbuhan (q-to-q) negatif terbesar, yaitu -3,09 persen pada triwulan III Tahun 2011. Kondisi tersebut jauh lebih baik dibanding triwulan II Tahun 2011 yang mengalami pertumbuhannegatif sebesar -9,64 persen. Untuk Industri Makanan dan Minuman (KBLI 15) mengalami peningkatan pertumbuhan, yaitu 0,25 persen pada Triwulan III 2011 (q-to–q). Keadaan ini lebih baik dibanding pertumbuhan triwulan II 2011 yang mencapai -0.26 persen.
Berita Resmi Statistik Provinsi Sulawesi Tengah No. 05/11/72/Th. XIV, 1 November 2011
3
Sedangkan di tingkat nasional pada triwulan III 2011 pertumbuhan industri manufaktur besar dan sedang (q to q) sebesar 2,87 persen. Kondisi ini lebih baik dibanding triwulan II 2011 yang hanya mencapai 1,61 persen. B. PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR MIKRO DAN KECIL (IMK) Industri Manufaktur Mikro dan Kecail (IMK) adalah perusahaan industri yang mempunyai tenaga kerja antara 1 sampai dengan 19 orang. Berdasakan hasil Survei Industri Mikro dan Kecil tahun 2011 untuk triwulan III ini, pertumbuhan produksi mengalami pertumbuhan negatif sebesar – 8,14 persen. Keadaan ini jauh lebih rendah dibanding pertumbuhan triwulan II yang sebesar 3,62 persen. Pertumbuan negatif ini antara lain disebabkan berkurangnya omset produksi pasca lebaran, terutama untuk industri makanan.
Gambar 2. Pertumbuhan Industri Manufaktur Kecil dan Mikro Provinsi Sulawesi Tengah Triwulan I 2011 – Triwulan III 2011 (q-to-q) 6,0 4,0 2,0
3,62
3 ,39
2,21
1,48
1 ,26
0,0 -2,0
Tw I 2011
Tw II 201 1
Tw III 2 011
-4,0 -6,0 -8,0 -8,14
-10,0
Sulawesi Tengah
Indonesia
Perkembangan Produksi IMK di Sulawesi Tengah pada triwulan III tahun 2011 (q-to–q) yang mengalami pertumbuhan negatif sebesar -8,14 persen ini tidak sama dengan tren pertumbuhan secara nasional. Dimana perkembangan IMK nasional pada periode yang sama mengalami peningkatan pertumbuhan sebesar 2,21 persen. (gambar 2).
4
Berita Resmi Statistik Provinsi Sulawesi Tengah No. 05/11/72/Th. XIV, 1 Agustus 2011
Lampiran
KONSEP DAN DEFINISI YANG DIGUNAKAN
1. Perusahaan industri adalah suatu kegiatan ekonomi yang melakukan kegiatan mengubah suatu barang dasar secara mekanis, kimia atau dengan tangan sehingga menjadi barang jadi, dan atau barang yang kurang nilainya menjadi barang yang lebih tinggi nilainya, dan sifatnya menjadi lebih dekat kepada pemakai akhir. Termasuk dalam kegiatan industri adalah jasa industri dan pekerjaan perakitan (assembling) 2. Jasa industri adalah kegiatan industri yang melayani keperluan pihak lain. Pada kegiatan ini bahan baku disediakan oleh pihak lain, sedangkan pihak pengolah hanya melakukan pengolahannya dengan mendapatkan imbalan sebagai balas jasa (upah maklon). 3. Pengelompokan industri pengolahan biasanya didasarkan pada jumlah tenaga kerja yaitu : Industri Besar, Industri Sedang, Industri Kecil dan Industri Mikro. Dalam Berita Resmi Statistik (BRS) ini, selain menyajikan data industri manufaktur besar dan sedang juga menyajikan data pertumbuhan industri manufaktur mikro dan kecil. 4. Industri Besar adalah perusahaan industri yang mempunyai tenaga kerja 100 orang atau lebih. 5. Industri Sedang adalah perusahaan industri yang mempunyai tenaga kerja antara 20 sampai 99 orang. 6. Industri Kecil adalah perusahaan industri yang mempunyai tenaga kerja antara 5 sampai 19 orang. 7. Industri Mikro adalah perusahaan industri yang mempunyai tenaga kerja antara 1 sampai 4 orang. 8. Kode Klasifikasi Industri yang digunakan sesuai dengan Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia (KBLI) tahun 2005. KBLI yang tercakup dalam pengumpulan data Industri besar dan sedang triwulanan, antara lain : Kode Industri 15
: Makanan dan minuman.
Kode Industri 20
: Kayu dan barang dari kayu (tidak termasuk furniture), dan barang-barang anyaman dari rotan, bambu dan sejenisnya.
Kode Industri 36
: Furniture dan pengolahan Lainnya
Berita Resmi Statistik Provinsi Sulawesi Tengah No. 05/11/72/Th. XIV, 1 November 2011
5