No. 30/05/51/Th. XI, 2 Mei 2017
PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR PROVINSI BALI TRIWULAN I TAHUN 2017
I.
Penyajian (release) Berita Resmi Statistik untuk industri manufaktur dibedakan menjadi Industri Manufaktur Mikro dan Kecil (IMK) serta Industri Manufaktur Besar dan Sedang (IBS).
Produksi yang dihasilkan perusahaan/usaha IMK Bali pada Triwulan I Tahun 2017 mengalami pertumbuhan positif sebesar 5,60 persen secara triwulanan (quarter to quarter / q-to-q) jika dibandingkan Triwulan IV Tahun 2016. Capaian pertumbuhan IMK Bali ini berada di atas pertumbuhan nasional yang sebesar 2,44 persen pada periode yang sama.
Jika dilihat secara periode tahunan (year on year / y-on-y), IMK Bali pada Triwulan I Tahun 2017 tumbuh positif sebesar 12,69 persen dibandingkan triwulan yang sama tahun 2016 lalu. Bahkan angka pertumbuhan IMK Bali pada triwulan ini jauh lebih tinggi dari angka nasional yang mencapai 6,63 persen.
Sementara itu, produksi yang dihasilkan perusahaan/usaha IBS Bali pada Triwulan I Tahun 2017 (q-to-q) tumbuh negatif sebesar minus 0,14 persen atau berada di bawah pertumbuhan secara nasional yang tumbuh positif sebesar 0,86 persen pada periode yang sama.
Jika dilihat secara tahunan (year on year / y-on-y), produksi yang dihasilkan usaha/perusahaan IBS Bali pada Triwulan I Tahun 2017 tercatat tumbuh 0,66 persen, namun masih berada di bawah level nasional yang tumbuh sebesar 4,33 persen.
Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Mikro dan Kecil (IMK)
Harus diakui bahwa peranan IMK dalam memacu dan mempercepat pembangunan daerah pada era otonomi dewasa ini semakin nyata dan strategis. Oleh karena itu, komponen masyarakat dan pelaku usaha IMK di Bali khususnya, akan dihadapkan pada sejumlah tantangan yang ada baik dari lingkungan internal maupun eksternal. Dalam memajukan IMK di daerah misalnya, pemecahan masalah tidak dapat dilakukan dengan kebijakan sama yang berlaku umum di tingkat pusat. Kebijakan dan strategi yang dikembangkan haruslah mengakomodir dan sesuai dengan spesifikasi atau kondisi yang dibutuhkan oleh daerah bersangkutan. Oleh karena itu, permasalahan daerah memerlukan solusi kedaerahan. Wewenang yang selama ini dipegang pemerintah pusat harus diberikan kepada pemerintah daerah untuk menangani masalah di daerahnya. Dalam kaitan ini, strategi pembangunan daerah haruslah dilakukan secara bersinergi antara berbagai unsur terkait dengan masyarakat di daerah. Kebijakan dan strategi yang dikembangkan harus menggunakan sumber daya lokal yang efisien, termasuk sumber daya alam, sumber daya manusia, dan sumber daya budaya. Lintas pelaku di masyarakat harus bekerja sama untuk meningkatkan nilai sumber daya setempat. Untuk itu, perlu menjadi perhatian bahwa peran IMK strategis untuk menciptakan tenaga kerja, kesejahteraan, dan Berita Resmi Statistik Provinsi Bali No. 30/05/51/Th. XI, 2 Mei 2017
1
peningkatan standar hidup masyarakat setempat. Pertumbuhan IMK tergantung dari kondisi lingkungan bisnis yang dibuat sebagai usaha bersama antara usaha/perusahaan IMK, pemerintah, dan masyarakat setempat. Sesungguhnya permasalahan industri atau usaha IMK yang dihadapi cukup banyak dan beragam. Tetapi bila diungkapkan secara spesifik, maka permasalahan utama IMK pada umumnya berkaitan dengan aspek permodalan, kendala pemasaran, lemahnya pengembangan/penguatan usaha, akses lembaga perbankan, desain, teknologi, daya saing, dan lain sebagainya. Terkait dengan itu, Pemerintah Provinsi berkomitmen menciptakan wirausaha yang mampu bersaing sejak pemberlakuan Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) 2016. Sejumlah program telah dikucurkan oleh Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bali dalam memacu dan mendorong kinerja usaha IMK. Salah satunya adalah Program Jaminan Kredit Daerah (Jamkrida) Bali Mandara. Program ini merupakan wujud nyata keberpihakan Pemerintah Provinsi Bali pada perkembangan Usaha Mikro, Kecil, Menengah, dan Koperasi (UMKMK) melalui pemberian jaminan kredit yang mempunyai usaha secara layak dan dibiayai perbankan namun kesulitan akses perbankan karena ketiadaan agunan. Seperti diketahui, masalah agunan/jaminan ini menjadi salah satu kendala dalam meningkatkan pertumbuhan produksi IMK di Bali. Permasalahan klasik dan pelik tersebut sangat mempengaruhi gerak ekonomi kreatif IMK sehingga sulit untuk berkembang. Padahal kearifan lokal pariwisata di Bali memberikan dampak positif terhadap eksistensi IMK untuk berperan secara maksimal dalam menambah daya pikat industri kreatif. Karena itu, dengan adanya Program Jamkrida Bali Mandara ini diharapkan membawa angin segar bagi pertumbuhan produksi IMK di Pulau Dewata sebagai salah satu lokomotif perekonomian. Tabel 1 Pertumbuhan Produksi Triwulanan ( Q-to-Q) IMK Bali dan Nasional Menurut Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia (KBLI) 2 Digit Triwulan IV - 2016 dan Triwulan I - 2017 ( dalam persen) Bali
Kode KBLI
Jenis Industri
(1)
(2)
Triwulan IV 2016 (3)
10 13
Industri Makanan Industri Tekstil
9,30
14
Industri Pakaian Jadi
15
Industri Kulit, Barang dari Kulit dan Alas Kaki
-0,67
16
17
Industri Kayu, Barang dari Kayu dan Gabus (Tidak Termasuk Furnitur) dan Barang Anyaman dari Bambu, Rotan dan Sejenisnya Industri Kertas dan Barang dari Kertas
21
Industri Farmasi, Produk Obat Kimia dan Obat Tradisional
23
Industri Barang Galian Bukan Logam
25
Industri Barang Logam, Bukan Mesin dan Peralatannya
31 32
2,60
Triwulan I 2017 (4)
Nasional Triwulan IV Triwulan I 2016 2017 (5) (6)
5,72
0,65
-11,78
-2,57
21,59
0,62
-4,84
3,69
2,53
4,51
4,31
3,85
6,69
17,56
6,12
-
-10,67
-12,57
0,95
2,05
-1,47
8,86
-2,85
Industri Furnitur
1,83
-0,37
2,42
Industri Pengolahan Lainnya
1,43
6,02
8,00
0,84
3,60
5,60
0,51
Industri Manufaktur Mikro dan Kecil (IMK)
4,49 -0,39 1,01 6,26 0,34 1,66 -0,16 0,79 3,58 4,48 4,65 2,44
Saat ini sebagai contoh, cukup banyak produk kerajinan Bali yang diproduksi oleh perusahaan/usaha IMK. Lihat saja, trend pasar oleh - oleh Bali yang tidak pernah sepi dari pengunjung domestik. Hal ini mengindikasikan bahwa kerajinan Bali sangat diminati, terlebih dengan cukup prospeknya pasar dalam negeri. Selain pasar domestik, produk yang dihasilkan 2
Berita Resmi Statistik Provinsi Bali No. 30/05/51/Th. XI, 2 Mei 2017
usaha/perusahaan IMK Bali juga sangat diminati kalangan wisatawan mancanegara (wisman) yang berkunjung ke Bali. Hal ini cukup membawa pengaruh terhadap produksi yang dihasilkan usaha/perusahaan IMK di Bali secara triwulanan (q-to-q) yang tumbuh sebesar 5,60 persen pada Triwulan I-2017 dibandingkan pertumbuhan yang terjadi di triwulan sebelumnya yakni Triwulan IV tahun 2016 yang mengalami pertumbuhan sebesar 3,60 persen. Secara periode triwulanan (q-to-q), dari 13 (tiga belas) jenis industri yang merupakan hasil olahan Survei Industri Mikro dan Kecil Triwulanan (VIMK) Bali pada periode Triwulan I – 2017, terdapat kontributor utama yang menyumbang pertumbuhan positif, yakni: industri pakaian jadi, industri kertas dan barang jadi dari kertas dan industri pengolahan lainnya. Tabel 2 Pertumbuhan Produksi Triwulanan ( Y-on-Y) IMK Bali dan Nasional Menurut Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia (KBLI) 2 Digit Triwulan I - 2016 dan Triwulan I- 2017 ( dalam persen) Bali
Kode KBLI
Jenis Industri
(1)
(2)
10 13
Industri Makanan Industri Tekstil
14
Industri Pakaian Jadi
15
Industri Kulit, Barang dari Kulit dan Alas Kaki
16
17
Industri Kayu, Barang dari Kayu dan Gabus (Tidak Termasuk Furnitur) dan Barang Anyaman dari Bambu, Rotan dan Sejenisnya Industri Kertas dan Barang dari Kertas
21
Industri Farmasi, Produk Obat Kimia dan Obat Tradisional
23
Industri Barang Galian Bukan Logam
25
Industri Barang Logam, Bukan Mesin dan Peralatannya
31
Industri Furnitur
32
Industri Pengolahan Lainnya Industri Manufaktur Mikro dan Kecil (IMK)
Triwulan I 2016 (4)
Triwulan I 2017 (4)
Nasional Triwulan I Triwulan I 2016 2017 (5) (6)
6,05
13,11
6,16
11,05
20,72
-6,74
5,50
7,96
36,48
15,73
5,79
5,40
-3,94
-0,74
8,74
9,24
17,41
8,80
-2,27
7,35
8,88
24,70
11,82
11,95
18,79
-14,42
16,27
-8,45
4,09
8,32
2,59
0,88
10,91
13,78
-11,07
0,26
26.89
6,13
0,41
8,26
0.69 12,34
16,48 12,69
0,28 5,91
6,97 6,63
Jika dicermati secara periode tahunan (y-on-y), jumlah wisman yang berkunjung ke Bali meningkat 22,91 persen, dari 1.090.449 orang di Triwulan I-2016 menjadi 1.340.308 orang di Triwulan I-2017. Hal ini merupakan salah satu pendorong bagi pengembangan IMK di Bali. Pada konteks lain, yang menarik dari bisnis pariwisata adalah sektor ini memberikan multiplier effect terhadap industri lain seperti makanan, akomodasi, transportasi, hiburan, pameran, dan lainnya, sehingga investasi yang dikembangkan perlu diarahkan pada komoditas usaha yang strategis sesuai dengan permintaan/ kebutuhan pasar. Hal tersebut berdampak pada pertumbuhan produksi IMK, baik dari sisi permintaan (demand), volume produksi, dan perluasan pasar. Pertumbuhan produksi IMK Bali pada Triwulan I – 2017 secara periode y-on-y mencapai 12,69 persen, dimana kondisi ini mengalami akselerasi pertumbuhan jika dibandingkan periode yang sama di Tahun 2016 lalu yang tumbuh sebesar 12,34 persen.
Berita Resmi Statistik Provinsi Bali No. 30/05/51/Th. XI, 2 Mei 2017
3
Tabel 3 Pertumbuhan Produksi IMK Bali Triwulanan Tahun 2016 – 2017 ( dalam persen) Periode Q-to-Q
Periode Y-on-Y
Tahun Triwulan I
Triwulan II
Triwulan III
(1)
(2)
(3)
(4)
Triwulan IV (5)
2016
3,91
2,39
0,60
2017
5,60
-
-
Triwulan I
Triwulan II
Triwulan III
(6)
(7)
(8)
Triwulan IV (9)
3,60
12,34
8,99
14,19
10,88
11,56
-
12,69
-
-
-
GAMBAR 1 Pertumbuhan Produksi IMK Bali dan Nasional Triwulan IV – 2016 dan Triwulan I– 2017 Secara Periode Q-to-Q (dalam persen) 6,00
(10)
GAMBAR 2 Pertumbuhan Produksi IMK Bali dan Nasional Triwulan I – 2016 dan Triwulan I – 2017 Secara Periode Y-on-Y (dalam persen) 16,00
5,6
(%)
Komulatif (Tahunan)
(%)
12,34
12,69
3,6 3,00
2,44
8,00 5,91
6,63
0,51 0,00
0,00 Triwulan IV 2016 : Nasional
Triwulan I 2017 : Bali
Triwulan I 2016 : Nasional
Triwulan I 2017 : Bali
Secara periode tahunan (y-on-y), sebagian besar pertumbuhan produksi bernilai positif kecuali ada 3 (tiga) jenis industri yang berkontraksi negatif, yakni: (1) industri farmasi, produk obat kimia dan obat tradisional, industri tekstil, industri kulit, barang dari kulit dan alas kaki. Sementara itu, terdapat kontributor utama yang menunjukkan pertumbuhan positif, yakni: industri kertas dan barang jadi dari kertas, industri pengolahan lainnya dan industri pakaian jadi. II.
Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Besar dan Sedang (IBS)
Kebijakan dalam pembangunan industri manufaktur diarahkan untuk menjawab tantangan globalisasi ekonomi dunia serta mengantisipasi perubahan lingkungan yang cepat. Persaingan internasional merupakan suatu perspektif baru bagi semua negara, sehingga fokus dari strategi pembangunan industri di masa depan adalah membangun daya saing industri manufaktur yang berkelanjutan di pasar internasional, termasuk keberadaan industri manufaktur besar dan sedang di 4
Berita Resmi Statistik Provinsi Bali No. 30/05/51/Th. XI, 2 Mei 2017
Bali. Pada Triwulan I – 2017 (secara q-to-q), pertumbuhan produksi IBS di Bali mengalami kontraksi sebesar minus 0,14 persen. Artinya, pertumbuhan produksi IBS Bali pada triwulan kali ini mengalami pertumbuhan negatif, dibandingkan dengan pertumbuhan yang terjadi di triwulan sebelumnya yakni Triwulan IV tahun 2016 yang mengalami pertumbuhan positif sebesar 3,04 persen. Tabel 4 Pertumbuhan Produksi IBS Bali Triwulanan Tahun 2016 – 2017 ( dalam persen)
Periode Q-to-Q Tahun
Periode Y-on-Y
Komulatif (Tahunan)
Triwulan I
Triwulan II
Triwulan III
Triwulan IV
Triwulan I
Triwulan II
Triwulan III
Triwulan IV
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
2016
-7,32
-0,22
-1,96
3,04
0,41
-5,89
-3,53
-6,58
-0,85
2017
-0,14
-
-
-
0,66
-
-
-
-
GAMBAR 3 Pertumbuhan Produksi IBS Bali dan Nasional Triwulan IV – 2016 dan Triwulan I – 2017 Secara Periode Q-to-Q (dalam persen) 6,00
(%)
GAMBAR 4 Pertumbuhan Produksi IBS Bali dan Nasional Triwulan I – 2016 dan Triwulan I – 2017 Secara Periode Y-on-Y (dalam persen) 6,00 (%)
3,04
3,00 0,86
3,00
4,33
4,08
0,00 -0,34
-0,14
-3,00
0,41
0,66
0,00 Triwulan IV 2016 : Nasional
Triwulan I 2017 : Bali
Triwulan I 2016 : Nasional
Triwulan I 2017 : Bali
Terdapat 4 (empat) kontributor utama yang mengalami pertumbuhan positif disumbangkan oleh jenis industri pakaian jadi, industri tekstil, industri kayu, barang dari kayu dan gabus (tidak termasuk furnitur) dan barang anyaman dari bambu, rotan dan sejenisnya serta industri makanan.
Berita Resmi Statistik Provinsi Bali No. 30/05/51/Th. XI, 2 Mei 2017
5
Tabel 5 Pertumbuhan Produksi Triwulanan ( Q-to-Q) IBS Bali dan Nasional Menurut Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia (KBLI) 2 Digit Triwulan IV - 2016 dan Triwulan I - 2017 ( dalam persen) Bali
Kode KBLI
Jenis Industri
(1)
(2)
10
Industri Makanan
11
Industri Minuman
13
Industri Tekstil
14
Industri Pakaian Jadi
16
Industri Kayu, Barang dari Kayu dan Gabus (Tidak Termasuk Furnitur) dan Barang Anyaman dari Bambu, Rotan dan Sejenisnya
Manufacture of food products Manufacture of beverages Manufacture of textiles Manufacture of wearing apparels
Manufacture of wood and of products of wood and cork, except furniture; manufacture of articles of straw and plaiting materials, bamboo, rattan and the like 31
Industri Furnitur
32
Industri Pengolahan Lainnya
Manufacture of furniture Other manufacturing Industri Manufaktur Besar dan Sedang (IBS)
Nasional Triwulan IV Triwulan I 2016 2017 (5) (6)
Triwulan IV 2016 (4)
Triwulan I 2017 (4)
2,47
1,01
-3,63
-0,11
6,68
-1,39
0,76
-4,36
4,33
2,92
1,95
1,16
2,99
5,72
0,18
-0,09
-4,87
1,47
-2,91
3,79
5,43
--11,33
-0,91
0,98
9,42
-7,16
-1,43
-0,84
3,04
-0,14
-0,34
0,86
Secara periode tahunan (y-on-y), pertumbuhan produksi IBS Bali pada Triwulan I – 2017 mengalami pertumbuhan sebesar 0,66 persen, dimana angka pertumbuhan tersebut berada di bawah pertumbuhan secara nasional yang tumbuh sebesar 4,33 persen pada periode yang sama (Tabel 6). Sementara itu, terdapat 4 (empat) kontributor utama yang menunjukkan pertumbuhan produksi tertinggi, yakni: (1) industri kayu, barang dari kayu dan gabus (tidak termasuk furnitur) dan barang anyaman dari bambu, rotan dan sejenisnya, industri makanan, industri pakaian jadi, dan industri tekstil.
6
Berita Resmi Statistik Provinsi Bali No. 30/05/51/Th. XI, 2 Mei 2017
Tabel 6 Pertumbuhan Produksi Triwulanan ( y-on-y ) IBS Bali dan Nasional Menurut Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia (KBLI) 2 Digit Triwulan I - 2016 dan Triwulan I - 2017 ( dalam persen) Bali
Kode KBLI
Jenis Industri
(1)
(2)
10
Industri Makanan Manufacture of food products
11
Industri Minuman Manufacture of beverages
13 14 16
31
Industri Tekstil Manufacture of textiles Industri Pakaian Jadi Manufacture of wearing apparels Industri Kayu, Barang dari Kayu dan Gabus (Tidak Termasuk Furnitur) dan Barang Anyaman dari Bambu, Rotan dan Sejenisnya Manufacture of wood and of products of wood and cork, except furniture; manufacture of articles of straw and plaiting materials, bamboo, rattan and the like Industri Furnitur Manufacture of furniture
32
Industri Pengolahan Lainnya Other manufacturing Industri Manufaktur Besar dan Sedang (IBS)
III.
Nasional
Triwulan I
Triwulan I
Triwulan I
Triwulan I
2016
2017
2016
2017
(3)
(4)
(5)
(6)
11,03
1,89
4,54
8,20
3,76
-2,00
-0,95
-5,42
8,82
0,76
2,41
-6,87
19,34
0,90
-9,97
-3,79
-2,27
3,53
7,22
-4,49
12,43
-0,66
0,40
0,72
9,37
-8,04
-1,06
-3,47
0,41
0,66
4,08
4,33
Beberapa Konsep dan Definisi 1. Industri Pengolahan adalah suatu kegiatan ekonomi yang melakukan kegiatan mengubah suatu barang dasar secara mekanis, kimia atau dengan tangan sehingga menjadi barang jadi, dan atau barang yang kurang nilainya menjadi barang yang lebih tinggi nilanya, dan sifatnya menjadi lebih dekat kepada pemakai akhir. Termasuk dalam kegiatan industri adalah jasa industri dan pekerjaan perakitan (assembling). 2. Jasa industri adalah kegiatan industri yang melayani keperluan pihak lain. Pada kegiataan ini bahan baku disediakan oleh pihak lain, sedangkan pihak pengolah hanya melakukan pengolahannya dengan mendapatkan imbalan sebagai balas jasa (upah maklon). 3. Pengelompokan industri pengolahan biasanya didasarkan pada jumlah tenaga kerja yaitu: Industri Besar, Industri Sedang, Industri Kecil dan Industri Mikro. 4. Industri Besar adalah perusahaan industri yang mempunyai tenaga kerja 100 orang atau lebih. 5. Industri Sedang adalah perusahaan industri yang mempunyai tenaga kerja antara 20 sampai 99 orang. Berita Resmi Statistik Provinsi Bali No. 30/05/51/Th. XI, 2 Mei 2017
7
6. Industri Kecil adalah perusahaan industri yang mempunyai tenaga kerja antara 5 sampai 19 orang. 7. Industri Mikro adalah perusahaan industri yang mempunyai tenaga kerja antara 1 sampai 4 orang. 8. Kode Klasifikasi Industri yang digunakan sesuai dengan Klasifikasi Baku Lapangan usaha Indonesia (KBLI) Tahun 2009. KBLI yang tercakup dalam pengumpulan data Industri besar dan sedang pada Triwulan I Tahun 2014 adalah sebagai berikut : Kode industri 10 : Industri Makanan – Manufacture of food products Kode industri 11 : Industri Minuman – Manufacture of beverages Kode industri 13 : Industri Tekstil – Manufacture of textiles Kode industri 16 : Industri Kayu, Barang dari Kayu dan Gabus (tidak termasuk furnitur) dan Barang Anyaman dari Bambu, Rotan dan Sejenisnya – Manufacture of wood and of products of wood
Kode industri 31 Kode industri 32
8
and cork, exept furnitur; manufacture of articles of straw and plaiting materials, bamboo, rattan and the like : Industri Furnitur – Manufacture of furniture : Industri Pengolahan Lainnya – Other manufacturing
Berita Resmi Statistik Provinsi Bali No. 30/05/51/Th. XI, 2 Mei 2017