No. 26 / 05 / 94 / V, 4 Mei 2015
PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR PROVINSI PAPUA TRIWULAN I-2015 Penyajian (release) Berita Resmi Statistik untuk industri manufaktur dibedakan menjadi Industri Manufaktur Besar dan Sedang (IBS) serta Industri Mikro dan Kecil (IMK). INDUSTRI MANUFAKTUR BESAR DAN SEDANG (IBS) Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Besar dan Sedang (q-to-q) Provinsi Papua triwulan I-2015 mengalami pertumbuhan negatif sebesar minus 1,89 persen dari Triwulan IV-2014. Jika dibandingkan pertumbuhan produksi triwulan I-2014, pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Besar dan Sedang (y-on-y) Provinsi Papua triwulan I-2015 juga mengalami pertumbuhan negatif sebesar minus 1,36 persen. Pertumbuhan negatif produksi triwulan I-2015 disebabkan karena menurunnya produksi. yang kemungkinan dipengaruhi oleh kenaikan harga bahan bakar. . INDUSTRI MANUFAKTUR MIKRO DAN KECIL (IMK) Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Mikro dan Kecil (q-to-q) Provinsi Papua triwulan I-2015 mengalami pertumbuhan sebesar 3,39 persen dari triwulan IV-2014. Pertumbuhan tersebut dapat disebabkan faktor meningkatnya produksi industri tertentu, terutama produksi Industri Pengolahan Lainnya; Industri Kulit, Barang dari Kulit dan Alas Kaki; Industri Barang Logam Bukan Mesin dan Peralatannya; Industri Percetakan dan Reproduksi Media Rekaman; dan Industri Kayu, Barang dari Kayu dan Gabus (Tidak Termasuk Furniture) dan Barang Anyaman dari Bambu Rotan dan Sejenisnya. Selain itu, kemungkinan dapat disebabkan karena permintaan konsumen pada triwulan I-2015 lebih tinggi dibanding triwulan IV-2014. Jika dibandingkan dengan pertumbuhan produksi triwulan I-2014, pertumbuhan produksi Industri Manufaktur Mikro dan Kecil (y-on-y) Provinsi Papua triwulan I-2015 juga mengalami pertumbuhan positif sebesar 16,37 persen. Hal ini dapat disebabkan karena lebih tingginya permintaan konsumen terhadap produk-produk industri tertentu pada triwulan I-2015 dibandingkan Triwulan 1-2014, terutama produk Industri Percetakan dan Reproduksi Media Rekaman; Barang dari Kayu, Barang dari Kayu dan Gabus (Tidak Termasuk Furnitur) dan Barang Anyaman dari Bambu, Rotan dan Sejeninya; Industri Pakaian Jadi; Industri Karet; Barang dari Karet dan Plastik;Industri Karet, Barang dari Karet dan Plastik; Industri Minuman; Industri Makanan; dan Industri Barang Galian Bukan Logam dan Industri Kayu, Barang dari Kayu, Barang dari Kayu dan Gabus (Tidak Termasuk Furnitur) dan Barang Anyaman dari Bambu, Rotan dan Sejenisnya.
Berita Resmi Statistik Provinsi Papua No.26 / 05 /94 /V , 4 Mei 2015
1
INDUSTRI MANUFAKTUR BESAR DAN SEDANG (IBS) I. Pendahuluan Sektor Industri Manufaktur Besar dan Sedang merupakan salah satu sektor yang mempunyai peranan yang penting dan strategis bagi pembangunan perekonomian Provinsi Papua. Nilai tambah (value added) yang dihasilkan dari sektor ini telah memberikan kontribusinya terhadap pertumbuhan ekonomi Papua, walaupun tidak terlalu besar dibandingkan sektor-sektor ekonomi lainnya. Dari data PDRB Papua 2014, nilai tambah dari Sektor Industri Besar dan Sedang memberikan kontribusi sebesar 1,59 persen. Mulai triwulan I-2012, sektor Industri Manufaktur Besar dan Sedang (IBS) dikategorikan menurut Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia 2009, sehingga menjadi enam jenis Industri Manufaktur Besar dan Sedang (jumlah tenaga kerja produksi dan lainnya, termasuk pemilik usaha ≥ 20 orang) yang ada di Provinsi Papua berdasarkan data 2011, sebagai berikut : 1. Industri Makanan (KBLI 10) dengan share nilai produksi sebesar 34,64 persen, 2. Industri Kayu, Barang dari Kayu dan Gabus (Tidak termasuk Furnitur) dan Barang Anyaman dari Bambu, Rotan dan sejenisnya (KBLI 16) dengan share nilai produksi sebesar 61,59 persen dan 3. Industri Lainnya (KBLI 11,22,23 dan 31), dengan share nilai produksi sebesar 3,77 persen Dengan data tersebut menunjukkan Industri Kayu, Barang dari Kayu dan Gabus (Tidak termasuk Furnitur) dan Barang Anyaman dari Bambu, Rotan dan Sejenisnya (KBLI 16) paling dominan memberikan kontribusi nilai produksi dari industri di Papua. Kemudian diikuti Industri Makanan (KBLI 10). Pemberlakuan Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia 2009 mulai triwulan I-2012 yang menyebabkan perusahaan-perusahaan yang sebelumnya masuk ke sektor industri pencetakan dan reproduksi media rekaman yang ada di Provinsi Papua sudah tidak dikategorikan sebagai industri manufaktur lagi, tetapi masuk ke Penerbitan di sektor Informasi dan Komunikasi. Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Besar dan Sedang (IBS) ini mulai triwulan I-2012 dihitung berdasarkan angka Indeks Produksi Bulanan dengan sampling frame tahun 2005 dan tahun dasar 2010 (2010 = 100).
Berita Resmi Statistik Provinsi Papua No.26 / 05 /94 /V , 4 Mei 2015
2
II. Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Besar dan Sedang Triwulanan Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Besar dan Sedang (q-to-q) Provinsi Papua triwulan I-2015 mengalami pertumbuhan negatif sebesar minus 1,89 persen dari triwulan IV2014 dan berada di bawah pertumbuhan nasional yang mengalami pertumbuhan minus 0,71 persen. Angka pertumbuhan tersebut dapat disebabkan selama triwulan I-2015 adanya penurunan produk dari Industri Kayu, Barang dari Kayu dan Gabus (Tidak Termasuk furnitur) dan Barang Anyaman dari Bambu, Rotan dan Sejenisnya (KBLI 16) dan Industri Makanan (KBLI 10). Hal tersebut kemungkinan karena pengaruh kenaikan harga bahan bakar yang mengakibatkan kedua komoditi tersebut mengalami penurunan produksi dan permintaan terhadap produk ini berkurang bila dibandingkan triwulan IV-2014. Jika dibandingkan pertumbuhan produksi triwulan I-2014, pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Besar dan Sedang (y-on-y) Provinsi Papua triwulan I-2015 juga mengalami pertumbuhan negatif, yaitu sebesar minus 1,36 persen, dan jauh di bawah pertumbuhan nasional yang tumbuh 5,04 persen. Pertumbuhan negatif tersebut terutama dipengaruhi menurunnya produksi Industri Makanan (KBLI 10) utamanya menurunnya produksi olahan kelapa sawit selama triwulan I-2015. Dari beberapa jenis industri manufaktur besar dan sedang yang ada di Provinsi Papua, hanya Industri Makanan (KBLI 10) dan Industri Kayu, Barang dari Kayu dan Gabus (tidak termasuk furnitur) dan Barang Anyaman dari Bambu, Rotan dan sejenisnya (KBLI 16) saja yang dapat dipublikasikan. Hal ini disebabkan karena tidak semua jenis industri manufaktur besar dan sedang memenuhi syarat penghitungan pertumbuhan produksi industri, karena jumlah perusahaannya yang sangat sedikit. Tabel 1 Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Besar dan Sedang Triwulan I-2015 Provinsi Papua dan Nasional (persen) Wilayah (1) Provinsi Papua Nasional
Pertumbuhan q-to-q (2) -1,89 -0,71
y-on-y (3) -1.36 5,05
Industri Makanan (KBLI 10) Pertumbuhan produksi Industri Makanan (q-to-q) Provinsi Papua pada triwulan I-2015
mengalami pertumbuhan negatif sebesar minus 1,52 persen dari triwulan IV-2014. Jika dibandingkan dengan pertumbuhan produksi triwulan I-2014, pertumbuhan produksi Industri
Berita Resmi Statistik Provinsi Papua No.26 / 05 /94 /V , 4 Mei 2015
3
Makanan (y-on-y) Provinsi Papua pada triwulan I-2015 juga mengalami pertumbuhan negatif sebesar minus 14,34 persen.
Grafik 1. Pertumbuhan Industri Makanan Triwulan I-2015 dibandingkan Triwulan IV-2015 Provinsi Papua (Persen)
q-to-q
-1.52
-6.02
y-on-y
-6.34
-14.34
Triwulan IV-2014
Triwulan I-2015
Industri Kayu, Barang dari Kayu dan Gabus (tidak termasuk furnitur) dan Barang Anyaman dari Bambu, Rotan dan Sejenisnya (KBLI 16) Pertumbuhan produksi Industri Kayu, Barang dari Kayu dan Gabus (tidak termasuk
furnitur) dan Barang Anyaman dari Bambu, Rotan dan Sejenisnya (q-to-q) Provinsi Papua pada triwulan I-2015 mengalami pertumbuhan negatif sebesar minus 3,63 persen dari triwulan IV2014. Jika dibandingkan dengan pertumbuhan produksi triwulan I-2014, pertumbuhan produksi Industri Kayu, Barang dari Kayu dan Gabus (tidak termasuk furnitur) dan Barang Anyaman dari Bambu, Rotan dan sejenisnya (y-on-y) Provinsi Papua pada triwulan IV-2015 mengalami pertumbuhan positif sebesar 6,29 persen.
Berita Resmi Statistik Provinsi Papua No.26 / 05 /94 /V , 4 Mei 2015
4
Grafik 2. Pertumbuhan Industri Kayu, Barang dari Kayu dan Gabus (Tidak Termasuk Furnitur) dan Barang Anyaman dari Bambu dan Sejenisnya Triwulan I-2015 dibandingkan Triwulan I-2014 Provinsi Papua (Persen) 19.29
6.29 3.00
q-to-q
-3.63 Triwulan I-2014
y-on-y Triwulan I-2015
INDUSTRI MANUFAKTUR MIKRO DAN KECIL (IMK) I. Pendahuluan Sektor Industri Manufaktur Mikro dan Kecil juga merupakan salah satu sektor yang mempunyai peranan penting dan strategis bagi pembangunan perekonomian Papua. Nilai tambah (value added) yang dihasilkan dari sektor ini telah memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi Papua, walaupun tidak terlalu besar dibandingkan kontribusi industri manufaktur besar dan sedang. Berdasarkan data PDRB 2014, Industri Manufaktur Mikro dan Kecil memberikan kontribusi nilai tambah sebesar 0,44 persen. Meskipun nilai tambah dari sektor tersebut masih kecil akan tetapi sektor tersebut cukup signifikan menyerap tenaga kerja dan tidak rentan terhadap gejolak krisis ekonomi, maka sudah seyogyanya pemerintah memberikan perhatian yang serius untuk pengembangan usaha Industri Mikro dan Kecil di Papua. Berdasarkan informasi yang diberikan responden, kendala yang sangat mendasar dalam pengembangan usahanya adalah terbatasnya bahan baku, modal dan pemasarannya. Menurut Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia 2009, sampel Survei Industri Mikro dan Kecil Triwulan I-2015, yaitu usaha dengan jumlah tenaga kerja (produksi maupun lainnya, termasuk pemilik) berkisar antara 1 s/d 19 orang yang ada di Provinsi Papua meliputi 14 jenis industri, yaitu sebagai berikut : Industri Makanan (KBLI 10), dengan share nilai produksi sebesar 45,91 persen, Industri Kayu, Barang dari Kayu, Barang dari Kayu dan Gabus (Tidak Termasuk Furnitur) dan Barang Anyaman dari Bambu, Rotan dan Sejenisnya (KBLI 16) dengan share nilai produksi sebesar 23,60 persen,
Berita Resmi Statistik Provinsi Papua No.26 / 05 /94 /V , 4 Mei 2015
5
Industri Pakaian Jadi (KBLI 14) dengan share nilai produksi sebesar 6,47 persen, Industri Furnitur (KBLI 31) dengan share nilai produksi sebesar 5,53 persen, Industri Barang Galian Bukan Logam (KBLI 23) dengan nilai share produksi sebesar 5,21 persen Industri Minuman (KBLI 11), dengan share nilai produksi sebesar 4,98 persen, Industri Lainnya (KBLI 13,15,18, 21, 22,23,25,30 dan 32), dengan share nilai produksi sebesar 8,3 persen II. Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Mikro dan Kecil Triwulanan Pertumbuhan antara produksi Industri Mikro dan Kecil dan Industri Besar dan Sedang di Papua pada Triwulan I-2015 secara (q-on-q) dan (y-on-y) menunjukkan arah yang sama (pertumbuhan positif). Demikian juga bila dibandingkan dengan pertumbuhan secara nasional. Pada Grafik 3. menunjukkan pertumbuhan produksi Industri Manufaktur Mikro dan Kecil (qto-q) Provinsi Papua triwulan I-2015 mengalami pertumbuhan positif sebesar 3,39 persen dari triwulan IV-2014 dan lebih tinggi dbanding dengan pertumbahan nasional yang tumbuh sebesar 0,64 persen. Kenaikan produksi ini dapat disebabkan karena meningkatnya permintaan beberapa produk industri tertentu, terutama produksi Industri Pengolahan Lainnya; Industri Kulit, Barang dari Kulit dan Alas Kaki; Industri Barang Logam Bukan Mesin dan Peralatannya; Industri Percetakan dan Reproduksi Media Rekaman; dan Industri Kayu, Barang dari Kayu dan Gabus (Tidak Termasuk Furnitur) dan Barang Anyaman dari Bambu Rotan dan Sejenisnya.. Grafik 3. Pertumbuhan Industri Mikro dan Kecil Triwulan I-2015 Papua dan Nasional 16.30%
5.65%
3.39% 0.64% Q-to-Q Papua
Y-on-Y Nasional
Jika dibandingkan pertumbuhan produksi triwulan I-2014, pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Mikro dan Kecil (y-on-y) Provinsi Papua triwulan I-2015 juga mengalami Berita Resmi Statistik Provinsi Papua No.26 / 05 /94 /V , 4 Mei 2015
6
pertumbuhan positif sebesar 16,30 persen dan lebih tinggi dibanding dengan pertumbahan nasional sebesar 5,65 persen. Hal ini kemungkinan dapat disebabkan karena meningkatnya beberapa komoditi terutama terutama produk Industri Percetakan dan Reproduksi Media Rekaman; Barang dari Kayu, Barang dari Kayu dan Gabus (Tidak Termasuk Furnitur) dan Barang Anyaman dari Bambu, Rotan dan Sejeninya; Industri Pakaian Jadi; Industri Karet; Barang dari Karet dan Plastik;Industri Karet, Barang dari Karet dan Plastik; Industri Minuman; Industri Makanan;
dan Industri Barang Galian Bukan Logam
dan Industri Kayu. Selain itu, bisa
disebabkan bertambahnya modal pengusaha karena adanya bantuan pemerintah untuk pengembangan usaha yang berskala kecil dan mikro, seperti dengan adanya program Kredit Usaha Rakyat (KUR). Apabila dilihat secara saksama menurut jenis industri, pertumbuhan produksi pada triwulan I-2015 hampir semua jenis industri mengalami pertumbuhan positif, kecuali Industri Tekstil, Industri ( minus 1,38 persen), Industri Karet, Barang dari Karet dan Plastik ( minus 7,76 persen), Industri Barang Galian Bukan Logam (Minus 4,42 persen), Industri Alat Angkutan Lainnya minus 6,07 persen. Sedangkan pertumbuhan positif produksi terbesar terjadi pada produk Industri Pengolahan Lainnya sebesar 13,56 persen, diikuti Industri Kulit, Barang dari Kulit dan Alas Kaki (12,39 persen); disusul Industri Barang dari Logam Bukan Mesin dan Peralatannya (8,97 persen) lalu Industri Percetakan dan Reproduksi Media Rekaman dan Peralatannya (8,34 persen). Secara lengkap dapat dilihat dari Tabel 2. berikut:
Berita Resmi Statistik Provinsi Papua No.26 / 05 /94 /V , 4 Mei 2015
7
Tabel 2 Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Mikro dan kecil Triwulan I-2015 Provinsi Papua Menurut KBLI (persen)
No
Kode KBLI
Jenis Industri
(1)
(2)
(3)
1
10
2
Pertumbuhan Triwulan I-2015 (persen) q-to-q
c-to-c
y-on-y
Industri Makanan
(4) 0.68
(5) 19.14
(6) 19.14
11
Industri Minuman
3.82
21.04
21.04
3
13
Industri Tekstil
-1.38
-7.38
-7.38
4
14
Industri Pakaian Jadi
1.77
27.88
27.88
5
15
12.39
18.85
18.85
6
16
5.53
24.86
24.86
7
18
8.34
33.17
33.17
8
21
2.63
2.63
2.63
8
22
Industri Karet, Barang dari Karet dan Plastik
-7.76
20.01
20.01
9
23
Industri Barang Galian Bukan Logam
-4.42
4.78
4.78
10
25
Industri Barang Logam, Bukan Mesin dan Peralatannya
8.97
17.42
17.42
11
30
Industri Alat Angkutan Lainnya
-6.07
-13.78
-13.78
12
31
Industri Furnitur
0.44
-0.30
-0.30
13
32
Industri Pengolahan Lainnya
13.56
-14.30
-14.30
Industri Kulit, Barang dari Kulit dan Alas Kaki Industri Kayu, Barang dari Kayu, Barang dari Kayu dan Gabus (Tidak Termasuk Furnitur) dan Barang Anyaman dari Bambu, Rotan dan Sejenisnya Industri Percetakan dan Reproduksi Media Rekaman Industri Farmasi, Produk Obat Kimia dan Obat Tradisional
Badan Pusat Statistik Provinsi Papua Gedung Lantai III Jl. Argapura No. 15 Berita Resmi Pelni Statistik Provinsi Papua No.26 / 05Jayapura-Papua /94 /V , 4 Mei 2015 Telp. (0967) 534519, 533028 (Hunting), Fax. (0967) 536490 E-mail:
[email protected] Homepage: http://papua.bps.go.id
8