No. 41 /08/94/TH.VI, 1 Agustus 2016
PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR PROVINSI PAPUA TRIWULAN II-2016 Penyajian (release) Berita Resmi Statistik untuk industri manufaktur dibedakan menjadi Industri Manufaktur Besar dan Sedang (IBS) serta Industri Mikro dan Kecil (IMK). INDUSTRI MANUFAKTUR BESAR DAN SEDANG (IBS)
Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Besar dan Sedang (q-to-q) Provinsi Papua Triwulan II-2016 mengalami pertumbuhan negatif sebesar 3,66 persen dari Triwulan I-2016.
Jika dibandingkan pertumbuhan produksi Triwulan II-2015, pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Besar dan Sedang (y-on-y) Provinsi Papua pada Triwulan II-2016 mengalami pertumbuhan negatif juga, yaitu sebesar 0,95 persen.
Pertumbuhan IBS yang negatif selama Triwulan II-2016 karena menurunnya produksi dari industri manufaktur yang berorientasi ekspor, yaitu Industri Makanan (CPO dan Kernel) dan Industri Kayu, Barang dari Kayu (Tidak Termasuk Furnitur) dan Barang Anyaman dari Bambu, Rotan dan Sejenisnya (KBLI 16). Hal tersebut kemungkinan dipengaruhi oleh kondisi cuaca untuk KBLI 10 dan berkurangnya bahan baku, khususnya untuk bahan baku KBLI 16. . INDUSTRI MANUFAKTUR MIKRO DAN KECIL (IMK)
Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Mikro dan Kecil (q-to-q) Provinsi Papua Triwulan II2016 mengalami pertumbuhan positif sebesar 9,29 persen dari Triwulan I-2016. Pertumbuhan positif tersebut dapat disebabkan oleh faktor meningkatnya produksi dari beberapa komoditi industri, yang paling tinggi komoditi Industri Industri Percetakan dan Reproduksi Media Rekaman (KBLI 18) kemudian oleh Industri Industri Kayu, Barang dari Kayu, Barang dari Kayu dan Gabus (Tidak Termasuk Furnitur) dan Barang Anyaman dari Bambu, Rotan dan Sejenisnya (KBLI 16) dan yang ketiga Industri Makanan (KBLI 10).
Jika dilihat secara (y-on-y), pertumbuhan produksi Industri Mikro dan Kecil (IMK) Triwulan II2016 Provinsi Papua mengalami pertumbuhan positif sebesar 17,05 persen dari Triwulan II-2015. Hal ini kemungkinan dapat disebabkan karena lebih tingginya permintaan konsumen terhadap produk-produk industri tertentu selama Triwulan II-2016 dibandingkan Triwulan II-2015, terutama Industri Pengolahan Lainnya (KBLI 32); Industri Tekstil (KBLI 13); Industri Barang Galian Bukan Logam (KBLI 23); Industri Percetakan dan Reproduksi Media Rekaman (KBLI 18) ; dan Industri Makanan (KBLI 10). . Berita Resmi Statistik Provinsi Papua No.41/08/94/TH, 1 Agustus 2016
1
INDUSTRI MANUFAKTUR BESAR DAN SEDANG (IBS)
I. Pendahuluan Sektor Industri Manufaktur Besar dan Sedang merupakan salah satu sektor yang mempunyai peranan yang penting dan strategis bagi pembangunan perekonomian Provinsi Papua. Nilai tambah (value added) yang dihasilkan dari sektor ini telah memberikan kontribusinya terhadap pertumbuhan ekonomi Papua, walaupun tidak terlalu besar dibandingkan sektor-sektor ekonomi lainnya. Mulai Triwulan I-2012, sektor Industri Manufaktur Besar dan Sedang (IBS) dikategorikan menurut Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia 2009, sehingga menjadi enam jenis Industri Manufaktur Besar dan Sedang (jumlah tenaga kerja produksi dan lainnya, termasuk pemilik usaha ≥ 20 orang) yang ada di Provinsi Papua berdasarkan data 2011, sebagai berikut : 1. Industri Makanan (KBLI 10) dengan share nilai produksi sebesar 34,64 persen, 2. Industri Kayu, Barang dari Kayu dan Gabus (Tidak termasuk Furnitur) dan Barang Anyaman dari Bambu, Rotan dan sejenisnya (KBLI 16) dengan share nilai produksi sebesar 61,59 persen dan 3. Industri Lainnya (KBLI 11,22,23 dan 31), dengan share nilai produksi sebesar 3,77 persen Dengan data tersebut menunjukkan Industri Kayu, Barang dari Kayu dan Gabus (Tidak termasuk Furnitur) dan Barang Anyaman dari Bambu, Rotan dan Sejenisnya (KBLI 16) paling dominan memberikan kontribusi nilai produksi dari industri di Papua. Kemudian diikuti Industri Makanan (KBLI 10). Pemberlakuan Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia 2009 mulai triwulan I-2012 yang menyebabkan perusahaan-perusahaan yang sebelumnya masuk ke sektor industri pencetakan dan reproduksi media rekaman yang ada di Provinsi Papua sudah tidak dikategorikan sebagai industri manufaktur lagi, tetapi masuk ke Penerbitan di sektor Informasi dan Komunikasi. Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Besar dan Sedang (IBS) ini mulai Triwulan I-2012 dihitung berdasarkan angka Indeks Produksi Bulanan dengan sampling frame tahun 2005 dan tahun dasar 2010 (2010 = 100). II. Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Besar dan Sedang Triwulanan Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Besar dan Sedang (q-to-q) Provinsi Papua pada Triwulan II-2016 mengalami pertumbuhan negatif sebesar 3,66 persen dari Triwulan I-2016 dan angka pertumbuhan tersebut berbanding terbalik dengan angka pertumbuhan secara nasional yang tumbuh positif sebesar 3,54 persen. Menurunnya angka pertumbuhan ini disebabkan karena selama Triwulan II2016 terjadinya penurunan produksi dari industri manufaktur yang berorientasi ekspor, yaitu Industri Manufaktur Makanan (CPO dan Kernel) ( KBLI 10) dan Industri Kayu, Barang dari Kayu (Tidak Termasuk Furnitur) dan Barang Anyaman dari Bambu, Rotan dan Sejenisnya (KBLI 16). Hal tersebut kemungkinan disebabkan karena pengaruh kondisi cuaca yang kurang baik dan pemalangan pada PTP Nusantara II
Berita Resmi Statistik Provinsi Papua No.41/08/94/TH, 1 Agustus 2016
2
oleh masyarakat setempat menyebabkan menurunnya produksi CPO dan Kernel (KBLI 10) sedangkan menurunnya produksi Industri KBLI 16 disebabkan karena semakin berkurangnya bahan baku komoditi tersebut.. Jika dibandingkan dengan pertumbuhan produksi Triwulan II-2015, pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Besar dan Sedang (y-on-y) Provinsi Papua selama Triwulan II-2016 juga mengalami pertumbuhan negatif meskipun tidak terlalu besar dibandingkan pertumbuhan secara q-to-q, yaitu sebesar minus 0,95 persen, dan berada jauh di bawah pertumbuhan nasional yang tumbuh 5,54 persen. Pertumbuhan negatif tersebut dapat dipengaruhi karena menurunnya produksi Industri Makanan (KBLI 10) selama Triwulan II-2016 dibandingkan dengan Triwulan yang sama pada tahun 2015 meskipun produksi industri yang lainnya lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan yang sama pada tahun sebelumnya. Perlu diketahui, bahwa share produksi Industri Makanan (KBLI 10) konstribusinya sangat cukup signifikan dalam penghitungan angka pertumbuhan Industri Besar dan Sedang di Papua. Sehingga apabila produksi KBLI 10 mengalami penurunan kemungkinan besar akan menyebabkan penurunan angka pertumbuhan IBS di Papua. Hal ini telah terbukti pada penghitungan pertumbuhan IBS di Papua, baik secara q-to-q maupun secara y-on-y pada Triwulan II tahun 2016. . Dari Tabel 1 di bawah ini dapat dilihat perbandingan pertumbuhan produksi Industri Manufakur Besar dan Sedang antara Provinsi Papua dan Nasional selama Triwulan II Tahun 2016. Tabel 1
Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Besar dan Sedang Triwulan II-2016 Provinsi Papua dan Nasional (persen) Wilayah (1) Provinsi Papua Nasional
Pertumbuhan q-to-q (2) -3,66 3,54
y-on-y (3)
-0,95 5,54
Dari beberapa jenis industri manufaktur besar dan sedang yang ada di Provinsi Papua, hanya ada tiga Industri Manufaktur yang dapat dipublikasikan angka pertumbuhannya, yaitu: Industri Makanan (KBLI 10); Industri Minuman (KBLI 11); dan Industri Kayu, Barang dari Kayu dan Gabus (tidak termasuk furnitur) dan Barang Anyaman dari Bambu, Rotan dan sejenisnya (KBLI 16). Hal ini disebabkan karena tidak semua jenis industri manufaktur besar dan sedang memenuhi syarat penghitungan pertumbuhan produksi industri, karena jumlah perusahaannya yang sangat sedikit.
Industri Makanan (KBLI 10) Pertumbuhan produksi Industri Makanan (q-to-q) Provinsi Papua pada Triwulan II-2016
mengalami pertumbuhan negatif sebesar 3,42 persen dari Triwulan I-2016. Kondisi yang sama juga
Berita Resmi Statistik Provinsi Papua No.41/08/94/TH, 1 Agustus 2016
3
terjadi pada pertumbuhan secara y-on-y. Jika dibandingkan dengan Triwulan II-2015, angka pertumbuhan produksi Triwulan II-2016, mengalami pertumbuhan negatif sebesar 2,49 persen. Menurunnya angka pertumbuhan produksi Industri Manufaktur Makanan tersebut dipengaruhi oleh menurunnya produksi Crude Palm Oil (CPO) dan Kernel. Hal ini kemungkinan dapat disebabkan karena selama Triwulan II-2016 kondisi cuaca kurang baik. Selain itu, selama dua bulan terakhir perusahan PTP Nusantara II dipalang oleh masyarakat setempat sehingga tidak berpoduksi. Secara grafis angka pertumbuhan Industri Makanan Triwulan II-2016 dapat dilihat pada Grafik 1 berikut: Grafik 1. Pertumbuhan Industri Makanan Triwulan II-2016 dibandingkan Triwulan I-2016 Provinsi Papua (Persen)
7.83 0.78 Q-to-Q
Triwulan I-2016
Y-on-Y
-3.42
-2.49
Triwulan II-2016
Industri Minuman (KBLI 11) Industri Minuman yang ada di Provinsi Papua adalah Air MInum Dalam Kemasan dan Air Isi Ulang.
Pertumbuhan produksi Industri Manufaktur Minuman di Provinsi Papua pada Triwulan II-2016 mengalami pertumbuhan posiitif sebesar 10,87 persen dari Triwulan I-2016. Hal yang sama juga terjadi pada angka pertumbuhan secara y-on-y. Jika dibandingkan dengan Triwulan II-2015, angka pertumbuhan pada Triwulan II-2016 juga mengalami pertumbuhan positif sebesar 10,71 persen. Kondisi ini dapat mengindikasikan bahwa konsumsi air minum oleh masyarakat di Papua, baik dalam bentuk kemasan maupun air isi ulang semakin meningkat. Grafik 2. Pertumbuhan Industri Minuman Triwulan II-2016 dibandingkan Triwulan I-2016 Provinsi Papua (Persen) 10.87 -0.15 Q-to-Q Triwulan I-2016
10.71
-0.15 Y-on-Y Triwulan II-2016
Berita Resmi Statistik Provinsi Papua No.41/08/94/TH, 1 Agustus 2016
4
Industri Kayu, Barang dari Kayu dan Gabus (tidak termasuk furnitur) dan Barang Anyaman dari Bambu, Rotan dan Sejenisnya (KBLI 16) Pertumbuhan produksi Industri Kayu, Barang dari Kayu dan Gabus (tidak termasuk furnitur) dan
Barang Anyaman dari Bambu, Rotan dan Sejenisnya (q-to-q) Provinsi Papua pada Triwulan II-2016 mengalami pertumbuhan negatif sebesar 2,41 persen dari Triwulan I-2016. Menurunnya angka pertumbuhan selama Triwulan I-2016 ini kemungkinan karena pengaruh semakin berkurangnya bahan bahan baku untuk kemoditi tersebut. Sedangkan jika dibandingkan dengan pertumbuhan produksi Triwulan II-2015, pertumbuhan produksi Industri Kayu, Barang dari Kayu dan Gabus (tidak termasuk furnitur) dan Barang Anyaman dari Bambu, Rotan dan sejenisnya (y-on-y) Provinsi Papua pada Triwulan II-2016 mengalami pertumbuhan positif sebesar 3,93 persen. Hal ini kemungkinan dapat disebabkan karena produksi komoditi tersebut selama Triwulan II-2016 masih lebih tinggi dibandingkan dengan Triwulan yang sama pada 2015.
Grafik 3. Pertumbuhan Industri Kayu, Barang dari Kayu dan Gabus (Tidak Termasuk Furnitur) dan Barang Anyaman dari Bambu dan Sejenisnya Triwulan II-2016 dibandingkan Triwulan I-2016 Provinsi Papua (Persen) 8.27 6.25 3.93 -2.41 Q-to-Q Triwulan I-2016
Y-on-Y Triwulan II-2016
INDUSTRI MANUFAKTUR MIKRO DAN KECIL (IMK) I. Pendahuluan Menurut Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia 2009, sampel Survei Industri Mikro dan Kecil Triwulan II-2016, yaitu usaha dengan jumlah tenaga kerja (produksi maupun lainnya, termasuk pemilik usaha) 1 sampai 19 orang yang ada di Provinsi Papua meliputi 11 jenis industri, yaitu sebagai berikut : Industri Makanan (KBLI 10), dengan share nilai produksi sebesar 41,31 persen, Industri Kayu, Barang dari Kayu, Barang dari Kayu dan Gabus (Tidak Termasuk Furnitur) dan Barang Anyaman dari Bambu, Rotan dan Sejenisnya (KBLI 16) dengan share nilai produksi sebesar 18,50 persen, Berita Resmi Statistik Provinsi Papua No.41/08/94/TH, 1 Agustus 2016
5
Industri Pakaian Jadi (KBLI 14) dengan share nilai produksi sebesar 5,44 persen, Industri Furnitur (KBLI 31) dengan share nilai produksi sebesar 7,42 persen, Industri Barang Galian Bukan Logam (KBLI 23) dengan nilai share produksi sebesar 9,31 persen Industri Minuman (KBLI 11), dengan share nilai produksi sebesar 5,51 persen, Industri Lainnya (KBLI 13,15,18,25,30 dan 32), dengan share nilai produksi sebesar 12,51 persen
II. Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Mikro dan Kecil Triwulanan Pertumbuhan produksi Industri Mikro dan Kecil di Papua pada Triwulan II-2016 secara (q-on-q) mengalami pertumbuhan positif sebesar 9,29 persen dari Triwulan I-2016 dan berada di atas pertumbuhan nasional yang tumbuh sebesar 5,74 persen. Pertumbuhan positif tersebut dipengaruhi oleh karena meningkatnya produksi dari beberapa komoditi, terutama Industri Percetakan dan Reproduksi Media Rekaman (KBLI 18); disusul Industri Makanan (KBLI 10); Industri Kayu, Barang dari Kayu dan Gabus (Tidak Termasuk Furnitur) dan Barang Anyaman dari Bambu, Rotan dan Sejenisnya (KBLI 16); Industri Pengolahan Lainnya (KBLI 32). Grafik 4. Pertumbuhan Industri Mikro dan Kecil Triwulan II-2016 Papua dan Nasional (Persen) 17.05 9.29 6.56
5.74
Q-to-Q
Y-on-Y Papua
Nasional
Jika dibandingkan pertumbuhan produksi Triwulan II-2015, pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Mikro dan Kecil (y-on-y) Provinsi Papua Triwulan II-2016 juga mengalami pertumbuhan positif sebesar 17,05 persen jauh di atas pertumbuhan produksi nasional yang tumbuh sebesar 6,56 persen. Pertumbuhan tersebut kemungkinan dapat disebabkan karena lebih tingginya permintaan oleh konsumen terhadap produk-produk industri tertentu pada Triwulan II-2016 dibandingkan Triwulan II-2015, terutama Industri Pengolahan Lainnya (KBLI 32), Industri Tekstil (KBLI 13); Industri Alat Angkutan Lainnya (KBLI 30); Industri Barang Galian Bukan Logam (KBLI 23); Industri Percetakan dan Reproduksi Media Rekaman (KBLI 18); Industri Kayu, Barang dari Kayu dan Gabus (Tidak Termasuk Furnitur) dan Barang Anyaman Berita Resmi Statistik Provinsi Papua No.41/08/94/TH, 1 Agustus 2016
6
dari Bambu, Rotan dan Sejenisnya (KBLI 16); dan Industri Makanan (KBLI 10). Kondisi tersebut juga tidak bisa terlepas oleh peran serta pemerintahkepada pengusaha Industri Mikro dan Kecil di Papua dengan memberikan suntikan bantuan modal dalam bentuk program Kredit Usaha Rakyat (KUR).. Secara lengkap pertumbuhan produksi Industri Mikro dan Kecil (IMK) TriwulanII-2016 Provinsi Papua dapat dilihat dari Tabel 2 berikut: Tabel 2 Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Mikro dan kecil Triwulan II-2016 Provinsi Papua Menurut KBLI (persen) Pertumbuhan Triwulan II-2016 (persen)
Kode KBLI
Jenis Industri
(1)
(2)
(3)
1
10
2
No
q-to-q
c-to-c
y-on-y
Industri Makanan
(4) 16.82
(5) 9.66
(6) 20.63
11
Industri Minuman
12.01
-1.69
6.90
3
13
Industri Tekstil
12.73
18.41
28.58
4
14
Industri Pakaian Jadi
-6.57
0.00
-0.14
5
15
Industri Kulit, Barang dari Kulit dan Alas Kaki
6.95
-8.93
-7.20
13.18
13.35
21.57
17.48
20.45
25.48
Industri Kayu, Barang dari Kayu, Barang dari Kayu dan Gabus (Tidak Termasuk Furnitur) dan Barang Anyaman dari Bambu, Rotan dan Sejenisnya Industri Percetakan dan Reproduksi Media Rekaman
6
16
7
18
8
23
Industri Barang Galian Bukan Logam
7.40
20.07
27.37
9
25
Industri Barang Logam, Bukan Mesin dan Peralatannya
-3.69
14.41
7.99
10
30
Indsutri Alat Angkutan Lainnya
-26.87
5.08
-11.23
11
31
Industri Furnitur
0.61
6.03
6.12
12
32
Industri Pengolahan Lainnya
2.73
39.91
37.64
Badan Pusat Statistik Provinsi Papua Jl.Dr. Sam Ratulangi Dok II Jayapura Papua Telp. (0967) 534519, 533028 (Hunting), Fax. (0967) 536490 Berita Resmi Statistik Provinsi Papua No.41/08/94/TH, 1 Agustus 2016 E-mail:
[email protected] Homepage: http://papua.bps.go.id
7