No. 61/11/94/Th.V, 2 November 2015
Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Provinsi Papua Triwulan III‐2015 Penyajian (release) Berita Resmi Statistik untuk industri manufaktur dibedakan menjadi Industri Manufaktur Besar dan Sedang (IBS) serta Industri Mikro dan Kecil (IMK). INDUSTRI MANUFAKTUR BESAR DAN SEDANG (IBS) Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Besar dan Sedang (q‐to‐q) Provinsi Papua Triwulan III‐2015 mengalami pertumbuhan negatif sebesar minus 3,63 persen dari Triwulan II‐2015. Jika dibandingkan pertumbuhan produksi Triwulan III‐2014, pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Besar dan Sedang (y‐on‐y) Provinsi Papua Triwulan III‐2015 juga mengalami pertumbuhan negatif sebesar minus 0,69 persen. Pertumbuhan IBS yang negatif selama triwulan III‐2015 karena menurunnya produksi dari industri manufaktur yang berorientasi ekspor yang kemungkinan disebabkan menurunnya permintaan dari negara‐negara pengimpor komoditi tersebut yang diakibatkan oleh gejolak ekonomi selama Triwulan tersebut. INDUSTRI MANUFAKTUR MIKRO DAN KECIL (IMK)
Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Mikro dan Kecil (q‐to‐q) Provinsi Papua Triwulan III‐2015 mengalami pertumbuhan positif sebesar 0,93 persen dari Triwulan II‐ 2015. Pertumbuhan positif tersebut dapat disebabkan oleh faktor meningkatnya produksi dari beberapa komoditi industri, yang paling tinggi komoditi Industri Barang Logam, Bukan Mesin dan Peralatannya diikuti Industri Pengolahan Lainnya, dan Industri Farmasi, Produksi Obat Kimia dan Obat Tradisional.
Jika dilihat secara (y‐on‐y), pertumbuhan produksi Industri Mikro dan Kecil (IMK) Triwulan III‐2015 Provinsi Papua mengalami pertumbuhan positif sebesar 6,67 persen dibandingkan Triwulan III‐2014. Hal ini dapat disebabkan karena lebih tingginya permintaan konsumen terhadap produk‐produk industri tertentu pada Triwulan III‐2015 dibandingkan Triwulan III‐ 2014, terutama Industri Barang dari Logam, Bukan Mesin dan Peralatannya diikuti produk Industri Pengolahan Lainnya kemudian Industri Percetakan dan Reproduksi Media Rekaman; Industri Farmasi, Produksi Obat Kimia dan Obat Tradisional dan Industri Minuman.
Berita Resmi Statistik Provinsi Papua Nomor 61/11/94/Th.V, 2 November 2015
1
INDUSTRI MANUFAKTUR BESAR DAN SEDANG (IBS) I. Pendahuluan Sektor Industri Manufaktur Besar dan Sedang merupakan salah satu sektor yang mempunyai peranan yang penting dan strategis bagi pembangunan perekonomian Provinsi Papua. Nilai tambah (value added) yang dihasilkan dari sektor ini telah memberikan kontribusinya terhadap pertumbuhan ekonomi Papua, walaupun tidak terlalu besar dibandingkan sektor‐sektor ekonomi lainnya. Dari data PDRB Papua 2014, nilai tambah dari Sektor Industri Besar dan Sedang memberikan kontribusi sebesar 1,59 persen. Mulai triwulan I‐2012, sektor Industri Manufaktur Besar dan Sedang (IBS) dikategorikan menurut Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia 2009, sehingga menjadi enam jenis Industri Manufaktur Besar dan Sedang (jumlah tenaga kerja produksi dan lainnya, termasuk pemilik usaha ≥ 20 orang) yang ada di Provinsi Papua berdasarkan data 2011, sebagai berikut : 1. Industri Makanan (KBLI 10) dengan share nilai produksi sebesar 34,64 persen, 2. Industri Kayu, Barang dari Kayu dan Gabus (Tidak termasuk Furnitur) dan Barang Anyaman dari Bambu, Rotan dan sejenisnya (KBLI 16) dengan share nilai produksi sebesar 61,59 persen dan 3. Industri Lainnya (KBLI 11,22,23 dan 31), dengan share nilai produksi sebesar 3,77 persen Dengan data tersebut menunjukkan Industri Kayu, Barang dari Kayu dan Gabus (Tidak termasuk Furnitur) dan Barang Anyaman dari Bambu, Rotan dan Sejenisnya (KBLI 16) paling dominan memberikan kontribusi nilai produksi dari industri di Papua. Kemudian diikuti Industri Makanan (KBLI 10). Pemberlakuan Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia 2009 mulai triwulan I‐2012 yang menyebabkan perusahaan‐perusahaan yang sebelumnya masuk ke sektor industri pencetakan dan reproduksi media rekaman yang ada di Provinsi Papua sudah tidak dikategorikan sebagai industri manufaktur lagi, tetapi masuk ke Penerbitan di sektor Informasi dan Komunikasi. Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Besar dan Sedang (IBS) ini mulai triwulan I‐2012 dihitung berdasarkan angka Indeks Produksi Bulanan dengan sampling frame tahun 2005 dan tahun dasar 2010 (2010 = 100). II. Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Besar dan Sedang Triwulanan
Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Besar dan Sedang (q‐to‐q) Provinsi Papua Triwulan III‐
2015 mengalami pertumbuhan negatif sebesar minus 3,63 persen dari Triwulan II‐2015 dan jauh lebih rendah jika dibandingkan dengan pertumbuhan nasional yang tumbuh positif sebesar 1,04 persen. Menurunnya Angka pertumbuhan ini disebabkan karena selama Triwulan III‐2015 terjadi penurunan produksi dari industri manufaktur yang berorientasi ekspor (Industri Manufaktur KBLI 10 dan KBLI 16). Hal tersebut kemungkinan disebabkan karena menurunnya permintaan dari negara‐negara pengimpor komoditi tersebut yang diakibatkan oleh gejolak ekonomi selama Triwulan tersebut. Jika dibandingkan pertumbuhan 2
Berita Resmi Statistik Provinsi Papua Nomor 61/11/94/Th.V, 2 November 2015
produksi Triwulan III‐2014, pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Besar dan Sedang (y‐on‐y) Provinsi Papua Triwulan III‐2015 juga mengalami pertumbuhan negatif yaitu sebesar minus 0,69 persen, dan berada jauh di bawah pertumbuhan nasional yang tumbuh 4,22 persen. Pertumbuhan negatif tersebut dapat dipengaruhi karena produksi selama Triwulan III‐2015 lebih rendah dibandingkan dengan Triwulan yang sama pada tahun 2014. Kondisi ini dapat mengindikasikan bahwa gairah permintaan negara‐negara pengimpor dari hasil produksi perusahaan manufaktur khususnya dari Papua selama Triwulan III‐2015 mengalami penurunan dibandingkan Triwulan yang sama pada 2014. Hal tersebut tidak terlepas dari gejolak ekonomi yang melanda dunia selama Triwulan III‐2015. Dari beberapa jenis industri manufaktur besar dan sedang yang ada di Provinsi Papua, hanya Industri Makanan (KBLI 10) dan Industri Kayu, Barang dari Kayu dan Gabus (tidak termasuk furnitur) dan Barang Anyaman dari Bambu, Rotan dan sejenisnya (KBLI 16) saja yang dapat dipublikasikan. Hal ini disebabkan karena tidak semua jenis industri manufaktur besar dan sedang memenuhi syarat penghitungan pertumbuhan produksi industri, karena jumlah perusahaannya yang sangat sedikit. Tabel 1 Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Besar dan Sedang Triwulan III‐2015 Provinsi Papua dan Nasional (persen) Pertumbuhan
Wilayah (1) Provinsi Papua Nasional
q‐to‐q (2) ‐3,63 1,04
y‐on‐y (3) ‐0,69 4,22
.
Industri Makanan (KBLI 10) Pertumbuhan produksi Industri Makanan (q‐to‐q) Provinsi Papua pada Triwulan III‐2015 mengalami
pertumbuhan negatif sebesar minus 5,64 persen dari Triwulan II‐2015. Demikian halnya, jika dibandingkan dengan pertumbuhan produksi Triwulan III‐2014, pertumbuhan produksi Industri Makanan (y‐on‐y) Provinsi Papua pada Triwulan III‐2015 mengalami pertumbuhan negatif sebesar minus 7,32 persen.
Berita Resmi Statistik Provinsi Papua Nomor 61/11/94/Th.V, 2 November 2015
3
Grafik 1. Pertumbuhan Industri Makanan Triwulan III‐2015 dibandingkan Triwulan II‐2015 Provinsi Papua (Persen)
6,59 5,02
q‐to‐q
y‐on‐y
‐3,63
Triwulan II‐2015
‐0,69
Triwulan III‐2015
Industri Kayu, Barang dari Kayu dan Gabus (tidak termasuk furnitur) dan Barang Anyaman dari Bambu, Rotan dan Sejenisnya (KBLI 16)
Pertumbuhan produksi Industri Kayu, Barang dari Kayu dan Gabus (tidak termasuk furnitur) dan
Barang Anyaman dari Bambu, Rotan dan Sejenisnya (q‐to‐q) Provinsi Papua pada Triwulan III‐2015 mengalami pertumbuhan negatif sebesar minus 0,61 persen dari Triwulan II‐2015. Jika dibandingkan dengan pertumbuhan produksi Triwulan III‐2014, pertumbuhan produksi Industri Kayu, Barang dari Kayu dan Gabus (tidak termasuk furnitur) dan Barang Anyaman dari Bambu, Rotan dan sejenisnya (y‐on‐y) Provinsi Papua pada Triwulan III‐2015 mengalami pertumbuhan positif sebesar 0,30 persen.
Grafik 2. Pertumbuhan Industri Kayu, Barang dari Kayu dan Gabus (Tidak Termasuk Furnitur) dan Barang Anyaman dari Bambu dan Sejenisnya Triwulan III‐2015 dibandingkan Triwulan II‐2015 Provinsi Papua (Persen) 6,14
1,67
q‐to‐q
0,30 ‐0,61 Triwulan II‐2015
y‐on‐y Triwulan III‐2015
4
Berita Resmi Statistik Provinsi Papua Nomor 61/11/94/Th.V, 2 November 2015
INDUSTRI MANUFAKTUR MIKRO DAN KECIL (IMK) I. Pendahuluan Sektor Industri Manufaktur Mikro dan Kecil juga merupakan salah satu sektor yang mempunyai peranan penting dan strategis bagi pembangunan perekonomian Papua. Nilai tambah (value added) yang dihasilkan dari sektor ini telah memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi Papua, walaupun tidak terlalu besar dibandingkan kontribusi industri manufaktur besar dan sedang. Berdasarkan data PDRB 2014, Industri Manufaktur Mikro dan Kecil memberikan kontribusi nilai tambah sebesar 0,44 persen. Meskipun nilai tambah dari sektor tersebut masih kecil akan tetapi sektor tersebut cukup signifikan menyerap tenaga kerja dan tidak rentan terhadap gejolak krisis ekonomi, maka sudah seyogyanya pemerintah memberikan perhatian yang serius untuk pengembangan usaha Industri Mikro dan Kecil di Papua. Berdasarkan informasi yang diberikan responden, kendala yang sangat mendasar dalam pengembangan usahanya adalah terbatasnya bahan baku, modal dan pemasarannya. Menurut Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia 2009, sampel Survei Industri Mikro dan Kecil Triwulan III‐2015, yaitu usaha dengan jumlah tenaga kerja (produksi maupun lainnya, termasuk pemilik usaha) 1 sampai 19 orang yang ada di Provinsi Papua meliputi 12 jenis industri, yaitu sebagai berikut :
Industri Makanan (KBLI 10), dengan share nilai produksi sebesar 46,19 persen, Industri Kayu, Barang dari Kayu, Barang dari Kayu dan Gabus (Tidak Termasuk Furnitur) dan Barang Anyaman dari Bambu, Rotan dan Sejenisnya (KBLI 16) dengan share nilai produksi sebesar 22,83 persen,
Industri Pakaian Jadi (KBLI 14) dengan share nilai produksi sebesar 5,47 persen, Industri Furnitur (KBLI 31) dengan share nilai produksi sebesar 6,47 persen, Industri Barang Galian Bukan Logam (KBLI 23) dengan nilai share produksi sebesar 6,56 persen Industri Minuman (KBLI 11), dengan share nilai produksi sebesar 4,38 persen, Industri Lainnya (KBLI 15,18, 21, 23,25 dan 32), dengan share nilai produksi sebesar 8,21 persen
II. Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Mikro dan Kecil Triwulanan
Pertumbuhan produksi Industri Mikro dan Kecil di Papua pada Triwulan III‐2015 secara (q‐on‐q))
menunjukkan arah yang berlawanan dengan pertumbuhan Industri Besar dan Sedang (IBS).. Pada Grafik 3. menunjukkan pertumbuhan produksi Industri Manufaktur Mikro dan Kecil (q‐to‐q) Provinsi Papua Triwulan III‐2015 mengalami pertumbuhan positif sebesar 0,93 persen dari Triwulan II‐2015. Pertumbuhan positif tersebut sangat dipengaruhi oleh karena meningkatnya produksi dari beberapa komoditi, terutama Industri Barang Logam, Bukan Mesin dan Peralatannya, diikuti Industri Pengolahan Lainnya dan Industri Farmasi, Produksi Obat Kimia dan Obat Tradisional.
Berita Resmi Statistik Provinsi Papua Nomor 61/11/94/Th.V, 2 November 2015
5
Grafik 3. Pertumbuhan Industri Mikro dan Kecil Triwulan III‐2015 Papua dan Nasional 6,67%
6,87%
0,93%
Q‐to‐Q
‐1,31%
Papua
Y‐on‐Y Nasional
Jika dibandingkan pertumbuhan produksi Triwulan III‐2014, pertumbuhan Produksi Industri
Manufaktur Mikro dan Kecil (y‐on‐y) Provinsi Papua Triwulan III‐2015 mengalami pertumbuhan positif sebesar 6,67 persen sedikit di bawah pertumbuhan produksi nasional yang tumbuh sebesar 6,87 persen. Pertumbuhan tersebut ini kemungkinan dapat disebabkan karena lebih tingginya permintaan konsumen terhadap produk‐produk industri tertentu pada Triwulan III‐2015 dibandingkan Triwulan III‐2014, terutama Industri Barang dari Logam, Bukan Mesin dan Peralatannya diikuti produk Industri Pengolahan Lainnya kemudian Industri Percetakan dan Reproduksi Media Rekaman; Industri Farmasi, Produksi Obat Kimia dan Obat Tradisional dan Industri Minuman. Selain itu, bisa disebabkan karena bertambahnya modal pengusaha dengan adanya bantuan pemerintah untuk pengembangan usaha yang berskala kecil dan mikro, seperti dengan adanya program Kredit Usaha Rakyat (KUR).. Secara lengkap pertumbuhan produksi Industri Mikro dan Kecil (IMK) Triwulan III‐2015 Provinsi Papua dapat dilihat dari Tabel 2 berikut:
6
Berita Resmi Statistik Provinsi Papua Nomor 61/11/94/Th.V, 2 November 2015
Tabel 2 Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Mikro dan kecil Triwulan III‐2015 Provinsi Papua Menurut KBLI (persen) Pertumbuhan Triwulan III‐2015 (persen)
Kode KBLI
Jenis Industri
(1)
(2)
(3)
1
10
2
No
q‐to‐q
c‐to‐c
y‐on‐y
(4)
(5)
(6)
Industri Makanan
‐1.51
9.46
2.61
11
Industri Minuman
3.93
15.22
13.63
4
14
Industri Pakaian Jadi
7.08
15.80
10.73
5
15
Industri Kulit, Barang dari Kulit dan Alas Kaki
‐7.25
11.26
‐3.28
‐1.17
15.23
8.80
6.51
35.79
35.74
10.82
8.18
16.64
Industri Kayu, Barang dari Kayu, Barang dari Kayu dan Gabus (Tidak Termasuk Furnitur) dan Barang Anyaman dari Bambu, Rotan dan Sejenisnya Industri Percetakan dan Reproduksi Media Rekaman Industri Farmasi, Produk Obat Kimia dan Obat Tradisional
6
16
7
18
8
21
9
23
Industri Barang Galian Bukan Logam
5.75
‐3.58
‐5.94
10
25
Industri Barang Logam, Bukan Mesin dan Peralatannya
18.59
32.23
49.76
11
31
Industri Furnitur
‐3.46
‐4.16
‐9.52
12
32
Industri Pengolahan Lainnya
16.97
3.51
47.14
Badan Pusat Statistik Provinsi Papua Gedung Pelni Lantai III Jl. Argapura No. 15 Jayapura‐Papua Telp. (0967) 534519, 533028 (Hunting), Fax. (0967) 536490 E‐mail:
[email protected] Homepage: http://papua.bps.go.id
Berita Resmi Statistik Provinsi Papua Nomor 61/11/94/Th.V, 2 November 2015
7