No. 25 /05/94/Th. VII, 2 Mei 2017
PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI TRIWULAN I-2017
MANUFAKTUR PROVINSI
PAPUA
Penyajian (release) Berita Resmi Statistik untuk industri manufaktur dibedakan menjadi Industri Manufaktur Besar dan Sedang (IBS) serta Industri Mikro dan Kecil (IMK). INDUSTRI MANUFAKTUR BESAR DAN SEDANG (IBS)
Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Besar dan Sedang (q-to-q) Provinsi Papua Triwulan I-2017 mengalami pertumbuhan positif sebesar 3,76 persen dari Triwulan IV-2016.
Jika dibandingkan pertumbuhan produksi Triwulan I-2016, pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Besar dan Sedang (y-on-y) Provinsi Papua pada Triwulan I-2017 mengalami pertumbuhan negatif yaitu sebesar 0,80 persen.
Pertumbuhan IBS yang positif secara q-to-q tersebut disebabkan karena terjadinya peningkatan produksi utamanya Industri Makanan (KBLI 10) sedangkan pertumbuhan yang negatif secara y-on-y pada Triwulan I-2017 karena terjadinya penurunan produksi Kelompok Industri Kayu, Barang dari Kayu dan Gabus (Tidak Termasuk Furnitur) dan Barang Anyaman dari Bambu, Rotan dan Sejenisnya (KBLI 16). Hal tersebut kemungkinan karena dipengaruhi semakin berkurangnya bahan baku komoditi tersebut dan adanya regulasi dari Pemerintah Daerah untuk tidak melakukan ilegal logging. . INDUSTRI MANUFAKTUR MIKRO DAN KECIL (IMK)
Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Mikro dan Kecil (q-to-q) Provinsi Papua Triwulan I2017 mengalami pertumbuhan positif sebesar 3,40 persen dari Triwulan IV-2016. Pertumbuhan tersebut disebabkan oleh faktor meningkatnya produksi dari beberapa komoditi, utamanya komoditi Industri Alat Angkutan Lainnya (KBLI 30) diikuti Industri Kayu, Barang dari Kayu, Barang dari Kayu dan Gabus (Tidak Termasuk Furnitur) dan Barang Anyaman dari Bambu, Rotan dan Sejenisnya (KBLI 16); kemudian Industri Percetakan dan Reproduksi Media Rekaman (KBLI 18) dan Industri Barang Logam, Bukan Mesin dan Peralatannya (KBLI 25).
Jika dilihat secara (y-on-y), pertumbuhan produksi Industri Mikro dan Kecil (IMK) Triwulan I-2017 Provinsi Papua mengalami pertumbuhan positif yang signifikan, yaitu sebesar 21,42 persen dari Triwulan I-2016. Hal ini kemungkinan dapat disebabkan karena lebih tingginya permintaan konsumen terhadap produk-produk industri tertentu selama Triwulan I-2017 dibandingkan Triwulan I-2016, utamanya Industri Percetakan dan Reproduksi Media Rekaman (KBLI 18) dan Industri Barang Galian Bukan Logam (KBLI 23) . Berita Resmi Statistik Provinsi Papua No.25/05/94/Th. VII, 2 Mei 2017
1
INDUSTRI MANUFAKTUR BESAR DAN SEDANG (IBS)
I. Pendahuluan Sektor Industri Manufaktur Besar dan Sedang merupakan salah satu sektor yang mempunyai peranan yang penting dan strategis bagi pembangunan perekonomian Provinsi Papua. Nilai tambah (value added) yang dihasilkan dari sektor ini telah memberikan kontribusinya terhadap pertumbuhan ekonomi Papua, walaupun tidak terlalu besar dibandingkan sektor-sektor ekonomi lainnya. Mulai Triwulan I-2012, sektor Industri Manufaktur Besar dan Sedang (IBS) dikategorikan menurut Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia 2009, sehingga menjadi tiga jenis Industri Manufaktur Besar dan Sedang (jumlah tenaga kerja produksi dan lainnya, termasuk pemilik usaha ≥ 20 orang) yang ada di Provinsi Papua berdasarkan data 2017, sebagai berikut : 1. Industri Makanan (KBLI 10) 2. Industri Minuman (KBLI 11) 3. Industri Kayu, Barang dari Kayu dan Gabus (Tidak termasuk Furnitur) dan Barang Anyaman dari Bambu, Rotan dan sejenisnya (KBLI 16) Pemberlakuan Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia 2009 mulai triwulan I-2012 yang menyebabkan perusahaan-perusahaan yang sebelumnya masuk ke sektor industri pencetakan dan reproduksi media rekaman yang ada di Provinsi Papua sudah tidak dikategorikan sebagai industri manufaktur lagi, tetapi masuk ke Penerbitan di sektor Informasi dan Komunikasi. Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Besar dan Sedang (IBS) ini mulai Triwulan I-2012 dihitung berdasarkan angka Indeks Produksi Bulanan dengan sampling frame tahun 2005 dan tahun dasar 2010 (2010 = 100). II. Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Besar dan Sedang Triwulanan Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Besar dan Sedang (q-to-q) Provinsi Papua pada Triwulan I-2017 mengalami pertumbuhan positif sebesar 3,76 persen dari Triwulan IV-2016. Angka pertumbuhan tersebut lebih tinggi dibanding dengan angka pertumbuhan secara nasional yang tumbuh sebesar 0,86 persen (lihat Tabel 1). Kenaikan angka pertumbuhan ini disebabkan karena selama Triwulan I-2017 terjadi peningkatan produksi dari Industri Makanan (KBLI 10 dan Industri Kayu, Barang dari Kayu (Tidak Termasuk Furnitur) dan Barang Anyaman dari Bambu, Rotan dan Sejenisnya (KBLI 16). Hal tersebut kemungkinan disebabkan karena meningkatnya permintaan dari pengimpor komoditi tersebut, utamanya Industri Makanan (KBLI 10) untuk komoditi Crude Palm Oil (CPO). Jika dibandingkan dengan pertumbuhan produksi Triwulan I-2016, pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Besar dan Sedang (y-on-y) Provinsi Papua selama Triwulan I-2017 mengalami pertumbuhan negatif sebesar 0,80 persen(lihat Tabel 1). Pertumbuhan negatif tersebut dapat
Berita Resmi Statistik Provinsi Papua No.25/05/94/Th. VII, 2 Mei 2017
2
disebabkan karena menurunnya produksi Industri Kayu, Barang dari Kayu (Tidak Termasuk Furnitur) dan Barang Anyaman dari Bambu, Rotan dan Sejenisnya (KBLI 16), meskipun Industri Manufaktur lainnya mengalami pertumbuhan positif dibandingkan dengan Triwulan yang sama pada tahun 2016. Penurunan produksi untuk Industri KBLI 16 kemungkinan dipengaruhi oleh semakin berkurangnya bahan baku komoditi tersebut. Dari Tabel 1 di bawah ini dapat dilihat perbandingan pertumbuhan produksi Industri Besar dan Sedang antara Provinsi Papua dan Nasional selama Triwulan I tahun 2017. Tabel 1
Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Besar dan Sedang Triwulan I-2017 Provinsi Papua dan Nasional (persen) Wilayah (1) Provinsi Papua Nasional
Pertumbuhan q-to-q (2) 3,76 0,86
y-on-y (3)
-0,80 4,33
Dari beberapa jenis industri manufaktur besar dan sedang yang ada di Provinsi Papua, hanya ada tiga Industri Manufaktur yang dapat dipublikasikan angka pertumbuhannya, yaitu: Industri Makanan (KBLI 10); Industri Minuman (KBLI 11); dan Industri Kayu, Barang dari Kayu dan Gabus (tidak termasuk furnitur) dan Barang Anyaman dari Bambu, Rotan dan sejenisnya (KBLI 16). Hal ini disebabkan karena tidak semua jenis industri manufaktur besar dan sedang memenuhi syarat penghitungan pertumbuhan produksi industri, karena jumlah perusahaannya yang sangat sedikit.
Berita Resmi Statistik Provinsi Papua No.25/05/94/Th. VII, 2 Mei 2017
3
Industri Makanan (KBLI 10) Pertumbuhan produksi Industri Makanan (q-to-q) Provinsi Papua pada Triwulan I-2017
mengalami pertumbuhan positif sebesar 6,00 persen dari Triwulan IV-2016. Pertumbuhan yang posisif juga terjadi pada pertumbuhan produksi secara (y-on-y), jika dibandingkan dengan Triwulan I-2016, angka pertumbuhan produksi Triwulan I-2017, mengalami pertumbuhan positif sebesar 1,43 persen. (lihat Tabel 2) Tabel 2
Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Besar dan Sedang Triwulan I-2017 (persen) Jenis Industri (1) Industri Makanan Industri Minuman Industri Kayu, Barang Dari Kayu Dan Gabus Dan Barang Anyaman Dari Barum Dan Sejenisnya
Pertumbuhan y-on-y q-to-q (3) (2) 6,00 1,43 -6,12 6,18 1,90
-3,67
Kondisi tersebut, kemungkinan dipengaruhi lebih tingginya permintaan oleh konsumen selama Triwulan I-2017 dibanding dengan Triwulan IV-2016 dan pada Triwulan yang sama Tahun 2016 dan tentu karena ditopang dengan tersedianya bahan baku untuk Industri Makanan, khususnya Industri Pengolahan Crude Palm Oil (CPO). Perlu untuk diketahui, pengolahan CPO di Papua tersebar di beberapa kabupaten, yaitu Kabupaten Keerom, Kabupaten Jayapura dan yang terbesar di Kabupaten Boven Digoel.
Industri Minuman (KBLI 11) Pertumbuhan produksi Industri Manufaktur Minuman di Provinsi Papua secara (q-to-q) pada
Triwulan I-2017 mengalami pertumbuhan negatif sebesar 6,12 persen dari Triwulan IV-2016 (lihat Tabel 2). Terjadinya pertumbuhan negatif tersebut kemungkinan disebabkan karena lebih rendahnya permintaan oleh konsumen dibanding dengan Triwulan sebelumnya yang bisa dipengaruhi oleh perayaan Hari Natal 2016. Angka pertumbuhan Industri Minuman secara (y-on-y) dibanding dengan (q-to-q) berbanding terbalik. Industri Minuman secara (y-on-y) pada Triwulan I-2017 mengalami pertumbuhan positif sebesar 6,18 persen dibanding dengan Triwulan yang sama pada 2016. Kondisi tersebut kemungkinan dapat dapat diindikasikan bahwa produksi Industri Minuman selama Triwulan I-2017 jauh lebih tinggi dibanding dengan Triwulan I-2016. Berita Resmi Statistik Provinsi Papua No.25/05/94/Th. VII, 2 Mei 2017
4
Industri Kayu, Barang dari Kayu dan Gabus (tidak termasuk furnitur) dan Barang Anyaman dari Bambu, Rotan dan Sejenisnya (KBLI 16) Pertumbuhan produksi Industri Kayu, Barang dari Kayu dan Gabus (tidak termasuk furnitur) dan
Barang Anyaman dari Bambu, Rotan dan Sejenisnya secara (q-to-q) Provinsi Papua pada Triwulan I2017 mengalami pertumbuhan positif sebesar 1,90 persen dari Triwulan IV-2016 (lihat Tabel 2). Pertumbuhan positif tersebut kemungkinan karena pengaruh meningkatnya permintaan konsumen dari produk komoditi tersebut. Sedangkan jika dibandingkan dengan pertumbuhan produksi Triwulan I-2016, pertumbuhan produksi Industri Kayu, Barang dari Kayu dan Gabus (tidak termasuk furnitur) dan Barang Anyaman dari Bambu, Rotan dan sejenisnya secara (y-on-y) Provinsi Papua pada Triwulan I-2017 mengalami pertumbuhan negatif sebesar 3,67 persen (lihat Tabel 2). Hal ini mengindikasikan bahwa bila dibanding dengan dengan Triwulan I-2016, pada Triwulan I-2017 produksi Industri KBLI 16 mengalami penurunan yang kemungkinan dapat disebabkan pengaruh semakin berkurangnya bahan baku untuk komoditi tersebut.
INDUSTRI MANUFAKTUR MIKRO DAN KECIL (IMK) I. Pendahuluan Menurut Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia 2009, sampel Survei Industri Mikro dan Kecil Triwulan I-2017, yaitu usaha dengan jumlah tenaga kerja (produksi maupun lainnya, termasuk pemilik usaha) 1 sampai 19 orang yang ada di Provinsi Papua meliputi 11 jenis industri, yaitu sebagai berikut : Industri Makanan (KBLI 10), dengan share nilai produksi sebesar 36,06 persen, Industri Kayu, Barang dari Kayu, Barang dari Kayu dan Gabus (Tidak Termasuk Furnitur) dan Barang Anyaman dari Bambu, Rotan dan Sejenisnya (KBLI 16) dengan share nilai produksi sebesar 14,40 persen, Industri Barang Galian Bukan Logam (KBLI 23) dengan nilai share produksi sebesar 14,02 persen, Industri Furnitur (KBLI 31) dengan share nilai produksi sebesar 9,54 persen, Industri Minuman (KBLI 11) dengan share nilai produksi sebesar 5,04 persen Industri Lainnya (KBLI 14,15,18,25,30 dan 32), dengan share nilai produksi sebesar 20,95 persen
Berita Resmi Statistik Provinsi Papua No.25/05/94/Th. VII, 2 Mei 2017
5
II. Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Mikro dan Kecil Triwulanan Pertumbuhan produksi Industri Mikro dan Kecil di Papua pada Triwulan I-2017 secara (q-to-q) mengalami pertumbuhan positif sebesar 3,40 persen dari Triwulan IV-2016 dan berada di atas pertumbuhan nasional yang tumbuh positif sebesar 2,44 persen (lihat Grafik 1). Pertumbuhan positif tersebut dipengaruhi oleh meningkatnya produksi dari beberapa komoditi, terutama utamanya komoditi Industri Alat Angkutan Lainnya (KBLI 30); diikuti Industri Kayu, Barang dari Kayu dan Gabus (Tidak Termasuk Furnitur) dan Barang Anyaman dari Bambu, Rotan dan Sejenisnya (KBLI 16); lalu Industri Percetakan dan Reproduksi Media Rekaman (KBLI 18); dan Barang Logam, Bukan Mesin dan Peralatannya (KLBI 25). Grafik 1. Pertumbuhan Industri Mikro dan Kecil Triwulan I - 2017 Papua dan Nasional (Persen) 21,42000
6,63000
3,4000
2,44000
Q-to-Q
Papua
Y-on-Y
Nasional
Jika dibandingkan dengan pertumbuhan produksi Triwulan I-2016, produksi Industri Manufaktur Mikro dan Kecil (y-on-y) Provinsi Papua Triwulan I-2017 mengalami pertumbuhan yang cukup signifikan, yaitu sebesar 21,42 persen jauh di atas pertumbuhan produksi nasional yang tumbuh sebesar 6,63 persen. Pertumbuhan tersebut kemungkinan dapat disebabkan karena lebih tingginya permintaan oleh konsumen terhadap produk-produk industri tertentu pada Triwulan I-2017 dibandingkan Triwulan I-2016, terutama Industri Percetakan dan Reproduksi Media Rekaman (KBLI 18); diikuti Industri Barang Galian Bukan Logam (KBLI 23); dan Industri Kayu, Barang dari Kayu dan Gabus (Tidak Termasuk Furnitur) dan Barang Anyaman dari Bambu, Rotan dan Sejenisnya (KBLI 16). Pertumbuhan Industri Mikro dan Kecil Kondisi tersebut tidak bisa terlepas oleh peran serta pemerintah kepada pengusaha Industri Mikro dan Kecil di Papua dengan memberikan suntikan bantuan modal dalam bentuk program Kredit Usaha Rakyat (KUR). Secara lengkap pertumbuhan produksi Industri Mikro dan Kecil (IMK) Triwulan I-2017 Provinsi Papua dapat dilihat dari Tabel 3 berikut:
Berita Resmi Statistik Provinsi Papua No.25/05/94/Th. VII, 2 Mei 2017
6
Tabel 3 Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Mikro dan kecil Triwulan I Tahun 2017 Provinsi Papua Menurut KBLI (persen) No
Kode KBLI
Jenis Industri
(1)
(2)
(3)
1
10
2
Pertumbuhan Triwulan I-2017 (persen) q-to-q
y-on-y
Industri Makanan
(4) 1,38
(5) 19,19
11
Industri Minuman
-0.87
12,35
3
14
Industri Pakaian Jadi
-5,96
-12,08
4
15
Industri Kulit, Barang dari Kulit dan Alas Kaki
6,96
24,90
16,92
28,10
11,58
72,21
Industri Kayu, Barang dari Kayu, Barang dari Kayu dan Gabus (Tidak Termasuk Furnitur) dan Barang Anyaman dari Bambu, Rotan dan Sejenisnya Industri Percetakan dan Reproduksi Media Rekaman
5
16
6
18
7
23
Industri Barang Galian Bukan Logam
2,81
30,76
8
25
Industri Barang Logam, Bukan Mesin dan Peralatannya
11,39
24,32
9
30
Industri Alat Angkutan Lainnya
17,68
18,92
10
31
Industri Furnitur
0,59
10,79
11
32
Industri Pengolahan Lainnya
-21,29
-14,52
Badan Pusat Statistik Provinsi Papua Jl.Dr. Sam Ratulangi Dok II Jayapura Papua Berita Resmi Telp. Statistik (0967)Provinsi 534519,Papua 533028 No.25/05/94/Th. (Hunting), Fax.VII, (0967) 2 Mei 536490 2017 E-mail:
[email protected] Homepage: http://papua.bps.go.id
7