No. 41/08/51/Th. II, 1 Agustus 2011
PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR PROVINSI BALI TRIWULAN II TAHUN 2011
Sejak triwulan II-2011, press release untuk industri manufaktur dibedakan antara industri mikro dan kecil (IMK) serta industri besar dan sedang (IBS).
Pertumbuhan produksi industri mikro dan kecil (IMK) secara triwulanan (quarter to quarter / q-to-q) pada triwulan II-2011 mengalami kontraksi (pertumbuhan negatif) sebesar 2,39 persen, berbanding terbalik dengan pertumbuhan triwulan I-2011 yang mencapai 1,08%.
Pertumbuhan produksi industri besar dan sedang (IBS) (q-to-q) pada triwulan II-2011 mencapai 4,81 persen lebih tinggi jika dibandingkan pertumbuhan triwulan I-2011 yang mengalami kontraksi sebesar 1,93 persen.
Pertumbuhan produksi industri besar dan sedang tahunan (year on year / y-on-y) pada triwulan II-2011 sebesar 1,11 persen lebih tinggi jika dibandingkan pertumbuhan triwulan I-2011 yang mengalami kontraksi sebesar 1,01%.
Pertumbuhan produksi industri makanan dan minuman (food and beverages) pada triwulan II-2011 secara (q-to-q) sebesar 4,20 persen namun secara (y-on-y) mengalami kontraksi sebesar 1,55 persen.
Pertumbuhan produksi industri tekstil (textiles) pada triwulan II-2011 tumbuh sebesar 5,01 persen (q-to-q) namun untuk pertumbuhan tahunan (y-on-y) mengalami kontraksi sebesar 5,35 persen.
Pertumbuhan produksi industri pakaian jadi (wearing apparel) pada triwulan II-2011 baik secara triwulanan (q-to-q) maupun secara tahunan (y-on-y) mengalami pertumbuhan sebesar 8,65 persen dan 13,81 persen.
Pertumbuhan produksi industri kayu, barang-barang dari kayu (tidak termasuk funitur), dan barang-barang anyaman (wood dan product of wood except furniture and plaiting materials) pada triwulan II-2011 baik secara triwulanan (q-to-q) maupun secara tahunan (y-on-y) juga mengalami pertumbuhan sebesar 3,86 persen dan 6,10 persen.
Pertumbuhan produksi industri penerbitan, percetakan dan reproduksi media rekaman (publishing, printing, and reproduction of recorded media) pada triwulan II-2011 baik secara triwulanan (q-to-q) maupun secara tahunan (y-on-y) mengalami kontraksi sebesar 0,59 persen dan 15,66 persen.
Berita Resmi Statistik Pro insi Bali No 41/08/51/Th II 1 Ag st s 2011
1
Pendahuluan
I.
Tidak dapat dipungkiri bahwa industrialisasi secara nasional sejak Pembangunan Lima Tahun (Pelita) I hingga saat ini telah mencapai hasil yang diharapkan. Industrialisasi telah mengakibatkan transformasi struktural di Indonesia. Pola pertumbuhan secara sektoral di Indonesia agaknya sejalan dengan kecenderungan proses transformasi struktural yang terjadi di berbagai negara, dimana terjadi penurunan kontribusi sektor pertanian sementara kontribusi sektor sekunder dan tersier cenderung meningkat. Namun demikian, semakin ketatnya persaingan di era globalisasi saat ini menuntut peran industri untuk dapat meningkatkan kualitas dan kuantitas output yang dihasilkan. Tuntutan peningkatan keragaman dan kualitas output hasil industri saat ini membuat pemerintah harus mampu memberikan ruang yang cukup bagi sektor swasta dalam pengembangan industri yang berorientasi spasial dan regional. Pada triwulan I-2011, peranan sektor industri manufaktur Provinsi Bali sebesar 9,07 persen sedikit menurun jika dibandingkan dengan keadaan triwulan IV-2010 yang mencapai 9,11 persen. Penurunan ini seiring dengan melambatnya pertumbuhan sektor industri manufaktur secara triwulanan (q-to-q) dari 0,58 persen pada triwulan IV-2010 menjadi -0,21 persen pada triwulan I-2011. Bila melihat nilai tambah yang dicapai oleh industri manufaktur Provinsi Bali tahun 2010 sebesar Rp 6,12 trilyun dan pada triwulan I-2011 mencapai Rp 1,58 trilyun jauh lebih kecil jika dibandingkan pencapai nilai tambah yang diciptakan oleh sektor perdagangan, hotel, dan restoran (PHR) sebesar Rp 5,23 trilyun. Rendahnya nilai tambah yang dicapai serta peranan sektor industri manufaktur di Provinsi Bali ini disebabkan semata-mata karena Bali tidak memiliki sumber daya alam yang bisa dieksplorasi. Meskipun demikian keberlangsungan sektor industri manufaktur sebagai salah satu penggerak ekonomi Bali harus tetap dipertahankan karena sektor ini merupakan ”jembatan” antara sektor pertanian dan sektor yang berbasis pariwisata.
Produksi Industri Mikro dan Kecil (IMK)
II.
Industri Mikro dan Kecil (IMK) harus diakui sebagai kekuatan strategis dan penting untuk mempercepat pembangunan daerah. Sadar atau tidak, dalam era desentralisasi dan globalisasi sekarang, setiap masyarakat di daerah menghadapi tantangan yang berbeda dari lingkungan eksternal. Dalam kaitan ini, pemecahan masalah tidak dapat dilakukan dengan kebijakan sama yang berlaku umum dari tingkat pusat. Kebijakan dan strategi yang dikembangkan haruslah sesuai dengan spesifikasi atau kondisi yang dibutuhkan oleh daerah yang bersangkutan. Masalah daerah memerlukan solusi kedaerahan. Wewenang yang selama ini dipengang pemerintah pusat harus diberikan kepada pemerintah daerah untuk menangani masalah di daerahnya. Dalam kaitan ini, strategi pembangunan daerah haruslah dilakukan dengan proses kolaborasi berbagai unsur terkait dengan masyarakat di daerah. Kebijakan dan strategi yang dikembangkan harus menggunakan sumberdaya lokal yang efisien, termasuk sumber daya alam, sumber daya manusia, dan sumber daya budaya. Lintas pelaku di masyarakat harus bekerja sama untuk meningkatkan nilai sumberdaya setempat. Untuk itu, perlu diperhatikan bahwa peran IMK strategis untuk menciptakan tenaga kerja, kesejahteraan dan peningkatan standar hidup masyarakat setempat. Pertumbuhan IMK tergantung dari kondisi lingkungan bisnis yang dibuat sebagai usaha bersama antara IMK, Pemerintah dan entitas masyarakat setempat.
2
Berita Resmi Statistik Provinsi Bali No. 41/08/51/Th. II, 1 Agustus 2011
Berdasarkan hasil Sensus Ekonomi (SE) tahun 2006, jumlah IMK di Provinsi Bali sebanyak 83.052 usaha atau sebesar 21,92 persen dari 378.798 usaha. Bila diklasifikasikan berdasarkan jumlah tenaga kerja yang ada, maka jumlah industri mikro (1 - 4 orang) sebanyak 76.553 usaha dan jumlah industri kecil (5-19 orang) sebanyak 6.493 usaha. Hasil SE’96, juga menyebutkan bahwa jumlah tenaga kerja yang mampu diserap oleh IMK sebanyak 174,9 ribu orang atau sebesar 17,89 persen dari tenaga kerja yang ada. Pada triwulan II-2011, pertumbuhan produksi industri mikro dan kecil (IMK) secara triwulanan (q-to-q) mengalami kontraksi sebesar 2,39 persen berbanding terbalik dengan pertumbuhan triwulan I-2011 yang mencapai 1,08%. Hal ini sangat jauh berbeda dengan keadaan pertumbuhan produksi IMK secara nasional, dimana pada triwulan II-2011 pertumbuhan produksi sebesar 1,48 persen lebih cepat jika dibandingkan dengan pertumbuhan di triwulan I-2011 yang mencapai 1,26 persen. Gambar 1 Pertumbuhan Triwulanan (q-to-q) Produksi IMK Provinsi Bali dan Nasional Triwulan I-2011 dan Triwulan II-2011 (persen)
III.
Produksi Industri Manufaktur Besar dan Sedang (IBS)
Melihat perkembangan produksi industri mikro dan kecil (IMK) yang kurang menguntungkan pada triwulan II-2011, gambaran sebaliknya terjadi pada pertumbuhan produksi industri besar dan sedang (IBS). Pada triwulan II-2011, pertumbuhan produksi industri besar dan sedang secara triwulanan (q-to-q) sebesar 4,81 persen lebih tinggi jika dibandingkan pertumbuhan triwulan I-2011 yang mengalami kontraksi sebesar 1,93% bahkan masih tinggi jika dibandingkan dengan pencapaian pertumbuhan nasional pada triwulan yang sama yaitu sebesar 1,56%. Peningkatan produksi secara triwulanan juga diikuti oleh peningkatan produksi secara tahunan. Pertumbuhan produksi industri besar dan sedang secara tahunan (y-on-y) triwulan II-2011 sebesar 1,11 persen bahkan jauh lebih tinggi jika dibandingkan pertumbuhan triwulan I-2011 yang mengalami kontraksi sebesar 1,01%. Namun demikian, pertumbuhan produksi IBS di Provinsi Bali pada triwulan II-2011 ini masih lebih rendah jika dibandingkan dengan pencapaian nasional sebesar 4,79%.
Berita Resmi Statistik Pro insi Bali No 41/08/51/Th II 1 Ag st s 2011
3
Gambar 2 Pertumbuhan Produksi Triwulanan (q-to-q) IBS Provinsi Bali dan Nasional Triwulan I-2011 dan Triwulan II-2011 (persen)
Gambar 3 Pertumbuhan Produksi Tahunan (y-on-y) IBS Provinsi Bali dan Nasional Triwulan I-2011 dan Triwulan II-2011 (persen)
Percepatan pertumbuhan secara triwulanan (q-to-q) produksi industri besar dan sedang (IBS) Provinsi Bali pada triwulan II-2011 ini terjadi karena hampir seluruh produksi industri utama yang ada di Bali mengalami pertumbuhan kecuali industri penerbitan, percetakan, dan reproduksi media rekaman (publishing, printing, and reproduction of recorded media). Produksi industri penerbitan, percetakan dan reproduksi media rekaman pada triwulan II-2011 mengalami kontraksi sebesar 0,59 persen sedangkan pada triwulan I-2011 justru mengalami pertumbuhan sebesar 2,27 persen. Pertumbuhan (q-to-q) tertinggi pada triwulan II-2011 terjadi pada produksi industri pakaian jadi (wearing apparel) sebesar 8,65 persen diikuti pertumbuhan produksi industri tesktil (textiles) sebesar 5,01 persen kemudian produksi industri makanan dan minuman (food and beverages) sebesar 4
Berita Resmi Statistik Pro insi Bali No 41/08/51/Th II 1 Ag st s 2011
4,20 persen dan terakhir produksi industri kayu, barang-barang dari kayu (tidak termasuk furnitur) dan barang-barang anyaman (wood and products of wood except furnitur and plaiting materials) sebesar 3,86%. Apabila diperbandingkan dengan nasional untuk pertumbuhan produksi pada jenis industri yang sama maka hanya industri makanan dan minuman serta industri penerbitan, percetakan dan reproduksi media rekaman yang mengalami pertumbuhan produksi lebih kecil dengan pertumbuhan nasionalnya. Pertumbuhan produksi industri makanan dan minuman secara nasional pada triwulan II2011 sebesar 7,80 persen dan pertumbuhan produksi industri penerbitan, percetakan dan reproduksi media rekaman mencapai 7,16 persen (selengkapnya lihat Tabel 1) Tabel 1 Pertumbuhan Produksi Triwulanan (q-to-q) IBS Provinsi Bali dan Nasional Menurut Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia (KBLI) 2 Digit Triwulan I-2011 dan Triwulan II-2011 (persen) Kode KBLI
Jenis Industri
(1)
(2)
15
Makanan dan Minuman
17
Tekstil
Bali
Nasional
Trw I
Trw II
Trw I
Trw II
(3)
(4)
(5)
(6)
-2,39
4,20
-3,87
7,80
-2,01
5,01
2,16
-5,55
8,79
8,65
1,46
-1,39
-8,45
3,86
-3,24
-3,93
2,27
-0,59
-9,18
7,16
-1,93
4,81
-1,69
1,56
Food and Beverages Textiles 18
Pakaian Jadi Wearing Apparel
20
Kayu, Barang-Barang dari Kayu (tidak termasuk furnitur) dan Barang-Barang Anyaman Wood and Products of Wood except Furniture and Plaiting Materials
22
Penerbitan, Percetakan dan Reproduksi Media Rekaman Publishing, Printing and Reproduction of Recorded Media Indeks Produksi
Percepatan pertumbuhan produksi secara tahunan (y-on-y) produksi industri besar dan sedang (IBS) Provinsi Bali pada triwulan II-2011 hanya dipengaruhi oleh peningkatan produksi industri pakaian jadi dan industri kayu, barang-barang dari kayu (tidak termasuk furnitur), dan barang-barang anyaman. Pertumbuhan produksi industri pakaian jadi secara tahunan (y-on-y) mencapai 13,81 persen dan pertumbuhan produksi industri kayu, barang-barang dari kayu (tidak termasuk furnitur), dan barang-barang anyaman sebesar 6,10 persen. Sementara itu, untuk ketiga jenis industri yang lainnya justru mengalami kontraksi (pertumbuhan negatif) dimana kontraksi tertinggi terjadi pada industri penerbitan, percetakan, dan reproduksi media rekaman sebesar 15,66 persen diikuti industri tekstil sebesar 5,35 persen, dan industri makanan dan minuman yang mengalami kontraksi sebesar 1,55 persen. Perbedaan kinerja di beberapa industri yang berpengaruh menyebabkan percepatan pertumbuhan produksi ditingkat nasional lebih tinggi jika dibandingkan percepatan pertumbuhan produksi di Provinsi Bali. Untuk tingkat nasional, kontraksi produksi pada jenis industri yang sejenis Berita Resmi Statistik Provinsi Bali No. 41/08/51/Th. II, 1 Agustus 2011
5
hanya terjadi pada industri kayu, barang-barang dari kayu (tidak termasuk furnitur), dan barangbarang anyaman sedangkan keempat industri yang lain mengalami pertumbuhan (selengkapnya lihat Tabel 2). Tabel 2 Pertumbuhan Produksi Tahunan (y-on-y) IBS Provinsi Bali dan Nasional Menurut KBLI 2 Digit Triwulan I-2011 dan Triwulan II-2011 (persen) Kode KBLI
Jenis Industri
(1)
(2)
15
Bali
Makanan dan Minuman
Nasional
Trw I
Trw II
Trw I
Trw II
(3)
(4)
(5)
(6)
-7,07
-1,55
4,70
8,70
-9,31
-5,35
16,11
7,25
5,87
13,81
10,91
5,19
-20,63
6,1
-3,98
-1,09
-2,35
-15,66
-3,35
1,44
-1,01
1,11
5,68
4,79
Food and Beverages 17
Tekstil Textiles
18
Pakaian Jadi Wearing Apparel
20
Kayu, Barang-Barang dari Kayu (tidak termasuk furnitur) dan Barang-Barang Anyaman Wood and Products of Wood except Furniture and Plaiting Materials
22
Penerbitan, Rekaman
Percetakan
dan
Reproduksi
Media
Publishing, Printing and Reproduction of Recorded Media Indeks Produksi
6
Berita Resmi Statistik Provinsi Bali No. 41/08/51/Th. II, 1 Agustus 2011
IV.
Beberapa Konsep dan Definisi 1. Industri Pengolahan adalah suatu kegiatan ekonomi yang melakukan kegiatan mengubah suatu barang dasar secara mekanis, kimia atau dengan tangan sehingga menjadi barang jadi, dan atau barang yang kurang nilainya menjadi barang yang lebih tinggi nilanya, dan sifatnya menjadi lebih dekat kepada pemakai akhir. Termasuk dalam kegiatan industri adalah jasa industri dan pekerjaan perakitan (assembling). 2. Jasa industri adalah kegiatan industri yang melayani keperluan pihak lain. Pada kegiataan ini bahan baku disediakan oleh pihak lain, sedangkan pihak pengolah hanya melakukan pengolahannya dengan mendapatkan imbalan sebagai blas jasa (upah maklon). 3. Pengelompokan industri pengolahan biasanya didasarkan pada jumlah tenaga kerja yaitu: Industri Besar, Industri Sedang, Industri Kecil, dan Industri Mikro. 4. Industri Besar adalah perusahaan industri yang mempunyai tenaga kerja 100 orang atau lebih. 5. Industri Sedang adalah perusahaan industri yang mempunyai tenaga kerja antara 20 sampai 99 orang. 6. Industri Kecil adalah perusahaan industri yang mempunyai tenaga kerja antara 5 sampai 19 orang. 7. Industri Mikro adalah perusahaan industri yang mempunyai tenaga kerja antara 1 sampai 4 orang. 8. Kode Klasifikasi Industri yang digunakan sesuai dengan Klasifikasi Baku Lapangan usaha Indonesia (KBLI) tahun 2009. KBLI yang tercakup dalam pengumpulan data Industri besar dan sedang triwulanan, antara lain sebagai berikut: Kode industri 15 Kode industri 17 Kode industri 18 Kode industri 20
Kode industri 22
: Makanan dan minuman – Food products and beverages : Tekstil – Textiles : Pakaian jadi – Wearing apparel : Kayu, Barang-Barang dari Kayu (tidak termasuk furnitur) dan BarangBarang Anyaman – Wood and Products of Wood except Furniture and Plaiting Materials : Penerbitan, Percetakan, dan Reproduksi Media Rekaman –Publishing, Printing, and Reproduction of Recorded Media
Berita Resmi Statistik Provinsi Bali No. 41/08/51/Th. II, 1 Agustus 2011
7
Informasi lebih lanjut hubungi: Didik Nursetyohadi, SST., M.Agb. Kepala Bidang Statistik Produksi BPS Provinsi Bali Telepon: 0361-238159, Fax: 0361-238162 E-mail:
[email protected]