No. 23/05/51/Th. II, 2 Mei 2011
PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR BESAR DAN SEDANG PROVINSI BALI TRIWULAN I TAHUN 2011
I.
Industri manufaktur besar dan sedang yang paling dominan di Bali adalah industri makanan dan minuman, industri tekstil, dan industri pakaian jadi.
Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Besar dan Sedang (q-to-q) di Provinsi Bali pada triwulan I tahun 2011 mengalami kontraksi sebesar 1,93 persen dibandingkan triwulan IV tahun 2010 namun masih lebih rendah jika dibandingkan penurunan produksi tingkat nasional yang mencapai -2,18 persen.
Industri Makanan dan Minuman (food and beverages), pada triwulan I tahun 2011 turun sebesar 2,39 persen dibanding triwulan IV tahun 2010.
Industri Tekstil (textiles) pada triwulan I tahun 2011 mengalami penurunan sebesar 2,01 persen dibanding triwulan IV tahun 2010.
Industri Pakaian Jadi (wearing apparel) pada triwulan I tahun 2011 merupakan jenis industri yang mengalami peningkatan sebesar 8,79 persen dibanding triwulan IV tahun 2010.
Pendahuluan
Dalam persaingan global yang semakin tajam, industri manufaktur dituntut untuk mampu menghasilkan output secara efisien jika ingin tetap dapat bertahan. Efisiensi dalam produksi dapat tercapai jika sumber daya yang tersedia dapat dialokasikan secara efektif dan efisien. Hal ini dapat dikembangkan dengan adanya peran pemerintah ikut campur dalam meningkatkan produktivitas, efisiensi, dan kapabilitas nasional. Pembangunan sektor industri manufaktur serta kebijakan yang berorientasi spasial dan regional merupakan salah satu faktor kunci yang dapat mendukung pemerintah dalam merumuskan dan mengimplementasikan kebijakan pembangunan. Provinsi Bali yang merupakan provinsi dengan ciri pengerak ekonomi paling unik di Indonesia hanya menempatkan sektor industri dibawah sektor tersier dan sektor pertanian. Peranan sektor industri manufaktur selama tahun 2010 sebesar 9,18 persen lebih rendah jika dibandingkan dengan tahun 2009 yang mencapai 9,27 persen. Bila melihat perkembangan secara triwulanan, pada triwulan IV-2010 industri manufaktur Rp. 1,57 trilyun atau meningkat sebesar 1,25 persen jika dibandingkan dengan pencapaian kinerja sektor industri manufaktur pada triwulan III-2010. Masih minimnya nilai capaian dan peranan sektor industri manufaktur di Provinsi Bali ini semata-mata karena Bali tidak memiliki sumber daya alam yang bisa dieksplorasi guna memicu pembangunan ekonomi Bali. Meskipun demikian keberadaan sektor industri manufaktur sebagai salah satu sektor pendukung ekonomi Bali tetap tidak bisa diabaikan begitu saja. Berita Resmi Statistik Provinsi Bali No. 23/05/51/Th. II, 2 Mei 2011
1
II.
Produksi Industri Manufaktur Besar dan Sedang
Seiring dengan siklus industri pariwisata Bali yang mengalami masa “low season”, pertumbuhan produksi Industri Manufaktur Besar dan Sedang di Bali juga mengalami hal yang senada. Hal ini ditunjukkan dengan angka pertumbuhan triwulanan (q-to-q) yang mengalami kontraksi (pertumbuhan negatif) sebesar 1,93 persen. Pertumbuhan ini sangat berbeda jauh jika dibandingkan dengan keadaan triwulan IV-2010 yang justru mengalami peningkatan sebesar 2,83 persen. Bila melihat perkembangan produksi Industri Manufaktur Besar dan Sedang secara nasional ternyata perkembangan pertumbuhan produksi sejalan dengan keadaan di Bali. Pada triwulan I-2010, perkembangan produksi Industri Manufaktur Besar dan Sedang secara nasional menurun sebesar 2,18 persen lebih dalam jika dibandingkan dengan Bali yang mencapai minus 1,93 persen. Kesejalanan arah perkembangan produksi juga dapat dilihat dari perkembangan bulan sebelumnya, dimana untuk level nasional perkembangan mencapai 2,77 persen dan untuk Bali sebesar 2,83 persen. Gambar 1 Pertumbuhan Industri Manufaktur Besar dan Sedang Provinsi Bali Triwulan II-2010 sampai dengan Triwulan I-2011 (q-to-q) (persen)
Pengaruh paling nyata penurunan produksi industri manufaktur di Bali lebih banyak disebabkan oleh penurunan produksi industri makanan dan minuman (food and beverages) sebesar -2,39 persen diikuti oleh penurunan produksi industri tekstil (textile) sebesar -2,01 persen. Meskipun terjadi penurunan di dua produk industri manufaktur besar dan sedang utama di Bali kondisi yang berbanding terbalik terjadi pada produksi industri pakaian jadi (Wearing Apparel) dimana pada triwulan I-2010 justru mengalami pertumbuhan cukup tinggi yaitu mencapai 8,79 persen. Untuk level nasional, penyebab penurunan produksi industri manufaktur besar dan sedang adalah penurunan produk dari industri makanan dan minuman (food and beverages) sebesar -2,81 persen. Sementara itu, untuk produk industri tekstil (textile) justru mengalami peningkatan sebesar 2,25 persen dan industri pakaian jadi (Wearing Apparel) sebesar 1,74 persen.
2
Berita Resmi Statistik Provinsi Bali No. 23/05/51/Th. II, 2 Mei 2011
Gambar 2 Pertumbuhan Industri Manufaktur Besar dan Sedang Provinsi Bali dan Nasional Menurut Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia (KBLI) 2 Digit Triwulan IV-2010 dan Triwulan I-2011 (q to q) (persen)
Tabel 1 Pertumbuhan Industri Manufaktur Besar dan Sedang Provinsi Bali dan Nasional Menurut Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia (KBLI) 2 Digit Triwulan IV-2010 dan Triwulan I-2011 (q-to-q) (persen) Kode KBLI
Jenis Industri
(1)
15
(2)
Makanan dan Minuman Food and Beverages
17
Tekstil Textiles
18
Pakaian Jadi Wearing Apparel Indeks Produksi
Pertumbuhan Produksi IBS Bali (%)
Pertumbuhan Produksi IBS Nasional (%)
Triwulan IV-2010
Triwulan I-2011
Triwulan IV-2010
Triwulan I-2011
(3)
(4)
(5)
(6)
0,89
-2,39
0,18
-2,81
-8,07
-2,01
10,78
2,25
-2,52
8,79
5,04
1,74
2,83
-1,93
2,77
-2,18
Berita Resmi Statistik Provinsi Bali No. 23/05/51/Th. II, 2 Mei 2011
3
III.
Beberapa Konsep dan Definisi 1. Industri Pengolahan adalah suatu kegiatan ekonimi yang melakukan kegiatan mengubah suatu barang dasar secara mekanis, kimia atau dengan tangan sehingga menjadi barang jadi, dan atau barang yang kurang nilainya menjadi barang yang lebih tinggi nilanya, dan sifatnya menjadi lebih dekat kepada pemakai akhir. Termasuk dalam kegiatan industri adalah jasa industri dan pekerjaan perakitan (assembling). 2. Jasa industri adalah kegiatan industri yang melayani keperluan pihak lain. Pada kegiataan ini bahan baku disediakan oleh pihak lain, sedangkan pihak pengolah hanya melakukan pengolahannya dengan mendapatkan imbalan sebagai blas jasa (upah maklon). 3. Pengelompokan industri pengolahan biasanya didasarkan pada jumlah tenaga kerja yaitu: Industri Besar, Industri Sedang, Industri Kecil dan Industri Mikro. Dalam Berita Resmi Statistik (BRS) ini, hanya menyajikan data industri besar dan sedang. 4. Industri Besar adalah perusahaan industri yang mempunyai tenaga kerja 100 orang atau lebih. 5. Industri Sedang adalah perusahaan industri yang mempunyai tenaga kerja antara 20 sampai 99 orang. 6. Industri Kecil adalah perusahaan industri yang mempunyai tenaga kerja antara 5 sampai 19 orang. 7. Industri Mikro adalah perusahaan industri yang mempunyai tenaga kerja antara 1 sampai 4 orang. 8. Kode Klasifikasi Industri yang digunakan sesuai dengan klasifikasi Baku Lapangan usaha Indonesia (KBLI) tahun 2009. KBLI yang tercakup dalam pengumpulan data Industri besar dan sedang triwulanan, antara lain sebagai berikut : Kode industri 15 : Makanan dan minuman – Food products and beverages Kode industri 17 : Tekstil – Textiles Kode industri 18 : Pakaian jadi – Wearing apparel
4
Berita Resmi Statistik Provinsi Bali No. 23/05/51/Th. II, 2 Mei 2011
Informasi lebih lanjut hubungi: Didik Nursetyohadi, SST., M.Agb. Kepala Bidang Statistik Produksi BPS Provinsi Bali Telepon: 0361-238159, Fax: 0361-238162 E-mail:
[email protected]