No. 11/02/51/Th. VIII, 1 Februari 2017
PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR PROVINSI BALI TRIWULAN IV TAHUN 2016
I.
Penyajian (release) Berita Resmi Statistik untuk industri manufaktur dibedakan menjadi Industri Manufaktur Mikro dan Kecil (IMK) serta Industri Manufaktur Besar dan Sedang (IBS).
Produksi yang dihasilkan perusahaan/usaha IMK Bali pada Triwulan IV Tahun 2016 mengalami pertumbuhan positif sebesar 3,60 persen secara triwulanan (quarter to quarter / q-to-q) jika dibandingkan Triwulan III Tahun 2016. Capaian pertumbuhan IMK Bali ini berada di atas pertumbuhan nasional sebesar 0,51 persen pada periode yang sama.
Jika dilihat secara periode tahunan (year on year / y-on-y), IMK Bali pada Triwulan IV Tahun 2016 tumbuh positif sebesar 10,88 persen dibandingkan triwulan yang sama tahun 2015 lalu. Bahkan angka pertumbuhan IMK Bali pada triwulan ini jauh lebih tinggi dari angka nasional yang mencapai 4,88 persen.
Sementara itu, produksi yang dihasilkan perusahaan/usaha IBS Bali pada Triwulan IV Tahun 2016 (q-to-q) tumbuh positif sebesar 3,04 persen atau berada di atas pertumbuhan secara nasional yang tumbuh negative sebesar minus 0,34 persen pada periode yang sama.
Jika dilihat secara tahunan (year on year / y-on-y), produksi yang dihasilkan usaha/perusahaan IBS Bali pada Triwulan IV Tahun 2016 tercatat minus 6,58 persen, dan masih berada di bawah level nasional yang tumbuh positif sebesar 2,06 persen.
Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Mikro dan Kecil (IMK)
Peranan IMK dalam memacu pembangunan daerah pada era otonomi dewasa ini semakin nyata dan strategis. Oleh karena itu, masyarakat dan pelaku usaha Industri Mikro dan Kecil khususnya, dihadapkan pada sejumlah tantangan yang ada, baik dari lingkungan internal maupun eksternal. Dalam memajukan IMK di daerah misalnya, pemecahan masalah tidak dapat dilakukan dengan kebijakan yang berlaku di tingkat pusat. Kebijakan dan strategi yang diterapkan haruslah mengakomodir dan sesuai dengan spesifikasi atau kondisi yang dibutuhkan oleh daerah bersangkutan. Oleh karena itu, permasalahan daerah memerlukan solusi kedaerahan/lokal. Wewenang yang selama ini dipegang pemerintah pusat harus diberikan kepada pemerintah daerah untuk menangani masalah di daerahnya. Dalam kaitan ini, strategi pembangunan daerah perlu dilakukan secara bersinergi antara berbagai unsur terkait dengan masyarakat di daerah. Kebijakan dan strategi yang diterapkan kiranya memanfaatkan sumber daya lokal yang efisien, termasuk sumber daya alam, sumber daya manusia, dan sumber daya budaya. Lintas pelaku di masyarakat harus bekerja sama untuk meningkatkan nilai sumber daya setempat. Untuk itu, perlu menjadi perhatian semua pihak bahwa peran IMK strategis dalam menciptakan tenaga kerja, meningkatkan kesejahteraan, dan meningkatan standar hidup masyarakat setempat. Pertumbuhan Berita Resmi Statistik Provinsi Bali No. 11/02/51/Th. VIII, 1 Februari 2017
1
IMK tergantung dari kondisi lingkungan bisnis yang menguntungkan bagi semua pihak sebagai usaha bersama antara usaha/perusahaan IMK, pemerintah, dan masyarakat setempat. Sesungguhnya, permasalahan industri atau usaha IMK yang dihadapi cukup banyak dan beragam, akan tetapi bila dilihat secara spesifik, maka permasalahan utama IMK pada umumnya berkaitan dengan aspek permodalan, kendala pemasaran, lemahnya pengembangan/penguatan usaha, akses lembaga perbankan, desain, teknologi, daya saing, dan lain sebagainya. Pemerintah Provinsi Bali berkomitmen menciptakan wirausaha yang mampu bersaing sejalan dengan perkembangan Masyarakat Ekonomi Asean (MEA). Sejumlah program telah dikucurkan oleh Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bali dalam memacu dan mendorong kinerja usaha IMK. Salah satunya adalah Program Jaminan Kredit Daerah (Jamkrida) Bali Mandara, pengembangan kewirausahaan dan keunggulan kompetitif UMKM dan beberapa Program Pembinaan Industri Kecil dan Menengah lainnya. Program tersebut merupakan wujud nyata keberpihakan Pemerintah Provinsi Bali pada perkembangan Usaha Mikro, Kecil, Menengah, dan Koperasi (UMKMK) diantaranya melalui pemberian jaminan kredit bagi yang mempunyai usaha secara layak dan dibiayai perbankan namun kesulitan akses perbankan karena ketiadaan agunan. Masalah agunan/jaminan ini menjadi salah satu kendala dalam meningkatkan pertumbuhan produksi IMK di Bali. Permasalahan permodalan tersebut sangat mempengaruhi perkembangan usaha IMK sehingga sulit untuk berkembang. Dengan mennjunjung kearifan lokal pariwisata di Bali kiranya memberikan dampak positif terhadap eksistensi usaha IMK. Tabel 1 Pertumbuhan Produksi Triwulanan (Q-to-Q) IMK Bali dan Nasional Menurut Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia (KBLI) 2 Digit Triwulan III - 2016 dan Triwulan IV - 2016 (dalam persen) Bali
Kode KBLI
Jenis Industri
(1)
(2)
Triwulan III 2016
Triwulan IV 2016
Nasional Triwulan III Triwulan IV 2016 2016
(3)
(4)
(5)
9,30
-0.26
(6)
10 11
Industri Makanan Industri Minuman
-3.53 -8.12
12,46
1.57
-1,52
12
Industri Pengolahan Tembakau
-10.88
46,76
12.36
-27,91
13
Industri Tekstil
-3.75
2,60
-0.48
-2,57
14
Industri Pakaian Jadi
0.35
-0,67
-5.87
0,62
15
Industri Kulit, Barang dari Kulit dan Alas Kaki
0.78
-4,84
-7.84
2,53
16
0.18
4,51
2.15
3,85
17
Industri Kayu, Barang dari Kayu dan Gabus (Tidak Termasuk Furnitur) dan Barang Anyaman dari Bambu, Rotan dan Sejenisnya Industri Kertas dan Barang dari Kertas
-6.71
6,69
-1.31
6,12
18
Industri Percetakan dan Reproduksi Media Rekaman
4.37
4,88
2.14
4,65
20
Industri Bahan Kimia dan Barang dari Bahan Kimia
0.00
-
6.70
0,44
21
Industri Farmasi, Produk Obat Kimia dan Obat Tradisional
-9.68
-
8.73
-12,57
23
Industri Barang Galian Bukan Logam
0.45
0,95
-0.51
-1,47
25
Industri Barang Logam, Bukan Mesin dan Peralatannya
0.67
8,86
-5.92
1,83
31
Industri Furnitur
1.03
-0,37
-4.17
1,43
32
Industri Pengolahan Lainnya
-5.67
6,02
-1.12
0,84
0,60
3,60
-2,06
0,51
Industri Manufaktur Mikro dan Kecil (IMK)
2
Berita Resmi Statistik Provinsi Bali No. 11/02/51/Th. VIII, 1 Februari 2017
0,65
Produk kerajinan di Bali yang diproduksi oleh perusahaan/usaha IMK, seperti tersedianya pasar oleh-oleh Bali yang tidak pernah sepi dari pengunjung. Hal ini mengindikasikan bahwa kerajinan/industri Bali sangat diminati oleh wisatawan yang berkunjung ke Bali. Produk yang dihasilkan usaha/perusahaan IMK Bali juga sangat diminati kalangan wisatawan mancanegara (wisman) yang berkunjung ke Bali. Hal ini cukup membawa pengaruh terhadap pertumbuhan produksi usaha/perusahaan IMK di Bali secara triwulanan (q-to-q) yang tumbuh sebesar 3,60 persen pada Triwulan IV-2016 dan pertumbuhan tersebut relatif tinggi bila dibandingkan pertumbuhan yang terjadi di triwulan sebelumnya yakni Triwulan III tahun 2016 yang mengalami perumbuhan sebesar minus 0,60 persen. Secara periode triwulanan (q-to-q), dari 15 (lima belas) jenis industri yang merupakan hasil olahan Survei Industri Mikro dan Kecil Triwulanan (VIMK) Bali pada periode Triwulan IV 2016, terdapat 5 (lima) kontributor utama yang menyumbang pertumbuhan positif, yakni (1) industri pengolahan tembakau (kode KBLI 12) yang tumbuh sebesar 46,76 persen, (2) industri minuman (kode KBLI (11) sebesar 12,46 persen, (3) industri makanan (kode KBLI 10) yang tumbuh sebesar 9,30 persen, (4) industri logam bukan mesin dan peralatannya (kode KBLI 25) yang tumbuh sebesar 8,86 persen, dan (5) industri kertas dan barang dari kertas (kode KBLI (17) sebesar 6,69 persen, Tabel 2 Pertumbuhan Produksi Triwulanan (Y-on-Y) IMK Bali dan Nasional Menurut Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia (KBLI) 2 Digit Triwulan IV - 2015 dan Triwulan IV - 2016 (dalam persen) Bali
Kode KBLI
Jenis Industri
(1)
(2)
Triwulan IV 2015 (4)
Triwulan IV 2016 (4)
Nasional Triwulan IV Triwulan IV 2015 2016 (5) (6)
4,81
9,58
6,83
7,73
-6,21
2,79
8,90
10,87
13,72
36,06
6,39
-15,62
15,42
10,35
4,44
10,07
Industri Pakaian Jadi
17,46
12,54
4,06
6,50
15
Industri Kulit, Barang dari Kulit dan Alas Kaki
-15,83
2,02
7,42
2,76
16
12,51
9,54
-2,02
7,86
17
Industri Kayu, Barang dari Kayu dan Gabus (Tidak Termasuk Furnitur) dan Barang Anyaman dari Bambu, Rotan dan Sejenisnya Industri Kertas dan Barang dari Kertas
13,59
5,23
6,51
25,49
18
Industri Percetakan dan Reproduksi Media Rekaman
-2,23
41,66
13,19
21,98
20
Industri Bahan Kimia dan Barang dari Bahan Kimia
33,04
3,05
18,87
11,53
21
Industri Farmasi, Produk Obat Kimia dan Obat Tradisional
13,06
-5,25
7,21
0,50
23
Industri Barang Galian Bukan Logam
11,60
-0,03
0,71
- 0,31
25
Industri Barang Logam, Bukan Mesin dan Peralatannya
-12,53
25,06
-4,85
-10,67
31
Industri Furnitur
29,36
13,16
-0,63
4,39
32
Industri Pengolahan Lainnya
2,87
6,86
3,61
1,63
10,48
10,88
5,79
4,88
10 11
Industri Makanan Industri Minuman
12 13
Industri Pengolahan Tembakau Industri Tekstil
14
Industri Manufaktur Mikro dan Kecil (IMK)
Jumlah wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Bali terus meningkat dari waktu ke waktu seiring dengan berkembangnya pariwisata dan budaya di Bali. Hal ini merupakan salah satu pendorong bagi pengembangan IMK di Bali. Hal yang menarik dari bisnis pariwisata adalah sektor ini memberikan multiplier effect terhadap sub sektor lainnya seperti makanan, akomodasi, transportasi, hiburan, perdagangan dan lainnya, sehingga investasi yang dikembangkan perlu diarahkan pada Berita Resmi Statistik Provinsi Bali No. 11/02/51/Th. VIII, 1 Februari 2017
3
komoditas usaha yang strategis sesuai dengan permintaan/ kebutuhan pasar. Hal tersebut berdampak pada pertumbuhan produksi IMK, baik dari sisi permintaan (demand), volume produksi, dan perluasan pasar. Alhasil, pertumbuhan produksi IMK Bali pada Triwulan IV 2016 secara periode y-on-y mencapai 10,88 persen, hal serupa juga dialamai pada periode yang sama di Tahun 2015 lalu yang tumbuh sebesar 10,48 persen. Tabel 3 Pertumbuhan Produksi IMK Bali Triwulanan Tahun 2015 (dalam persen) Periode Q-to-Q Tahun
2016
Periode Y-on-Y
Komulatif (Tahunan)
Triwulan I
Triwulan II
Triwulan III
Triwulan IV
Triwulan I
Triwulan II
Triwulan III
Triwulan IV
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
2015
2,19
5,53
-3,97
6,68
11,72
20,96
12,54
10,48
13,80
2016
3,91
2,39
0,60
3,60
12,34
8,99
14,19
10,88
11,56
Gambar 1 Pertumbuhan Produksi IMK Bali dan Nasional Triwulan III 2016 dan Triwulan IV 2016 Secara Periode Q-to-Q (dalam persen) 9.00
Gambar 2 Pertumbuhan Produksi IMK Bali dan Nasional Triwulan IV 2015 dan Triwulan IV 2016 Secara Periode Y-on-Y (dalam persen) 15.00 (%)
(%)
12.00
6.00
3.6
10.88
10.48
9.00
3.00
0.51
0.6
6.00
5.79
0.00
4.88
3.00
-2.06 -3.00
0.00 Triwulan III : Nasional
Triwulan IV : Bali
Triwulan IV 2015
Triwulan IV 2016
: Nasional
: Bali
Secara periode tahunan (y-on-y), sebagian besar pertumbuhan produksi bernilai positif, 5 (lima) besar jenis industri yang mengalami pertumbuhan tertinggi, yakni: (1) industri percetakan dan reproduksi media rekaman (kode KBLI 18) sebesar 41,66 persen, (2) industri pengolahan tembakau (kode KBLI 12) sebesar 36,06 persen, (3) industri barang logam, bukan mesin dan peralatannya (kode KBLI 25) sebesar 25,06 persen, (4) industri furnitur (kode KBLI 31) sebesar 13,16 persen dan (5) industri pakaian jadi (kode KBLI 14) sebesar 12,54 persen.
4
Berita Resmi Statistik Provinsi Bali No. 11/02/51/Th. VIII, 1 Februari 2017
Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Besar dan Sedang (IBS)
II.
Kebijakan dalam pembangunan industri manufaktur diarahkan untuk menjawab tantangan globalisasi ekonomi dunia serta mengantisipasi perubahan lingkungan yang cepat. Persaingan internasional merupakan suatu perspektif baru bagi semua negara, sehingga fokus dari strategi pembangunan industri di masa depan adalah membangun daya saing industri manufaktur yang berkelanjutan di pasar internasional, termasuk keberadaan Industri manufaktur Besar dan Sedang di Bali. Pada Triwulan IV 2016 (secara q-to-q), pertumbuhan produksi IBS di Bali mengalami pertumbuhan positif sebesar 3,04 persen, dibandingkan dengan pertumbuhan yang terjadi di triwulan sebelumnya yakni Triwulan III tahun 2016 yang mengalami pertumbuhan negatif sebesar minus 1,96 persen. Tabel 4 Pertumbuhan Produksi IBS Bali Triwulanan Tahun 2015 (dalam persen) Periode Q-to-Q
2016
Periode Y-on-Y
Triwulan I
Triwulan II
Triwulan III
Triwulan IV
Triwulan I
Triwulan II
Triwulan III
Triwulan IV
Komulatif (Tahunan)
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
2015
-5,14
6,46
-0,93
-0,38
5,46
7,79
9,50
2,78
6,31
2016
-7,32
-0,22
-1,96
3,04
0,41
-5,89
-3,53
-6,58
-0,85
Tahun
Gambar 3 Pertumbuhan Produksi IBS Bali dan Nasional Triwulan III 2016 dan Triwulan IV 2016 Secara Periode Q-to-Q (dalam persen) (%) 4
(%) 6
3
3.04
2 1
4
4.02
2
2.78 2.06
0
0.70 0
-2
-1 -2
Gambar 4 Pertumbuhan Produksi IBS Bali dan Nasional Triwulan IV 2015 dan Triwulan IV 2016 Secara Periode Y-on-Y (dalam persen)
-0.34
-4 -6.58
-6
-1.96
-3
-8 Triwulan III : Nasional
Triwulan IV : Bali
Triwulan IV 2015
Triwulan IV 2016
: Nasional
Berita Resmi Statistik Provinsi Bali No. 11/02/51/Th. VIII, 1 Februari 2017
: Bali
5
Kontributor utama yang mengalami pertumbuhan positif disumbangkan oleh (1) industri pengolahan lainnya (kode KBLI 32) sebesar 9,42 persen, (2) industri minuman (kode KBLI 11) sebesar 6,68 persen, (3) industri furnitur (kode KBLI 31) sebesar 5,43 persen, (4) industri tekstil (kode KBLI 13) sebesar 4,33 persen, dan (5) industri pakaian jadi (kode KBLI 14) yang mengalami pertumbuhan sebesar 2,99 persen. Tabel 5 Pertumbuhan Produksi Triwulanan (Q-to-Q) IBS Bali dan Nasional Menurut Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia (KBLI) 2 Digit Triwulan III - 2016 dan Triwulan IV - 2016 (dalam persen) Bali
Nasional Triwulan III Triwulan IV 2016 2016
Kode KBLI
Jenis Industri
Triwulan III 2016
Triwulan IV 2016
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
-0,97
2,47
2,74
-3,63
-7,66
6,68
-4,58
0,76
-1,03
4,33
-3,84
1,95
1,42
2,99
-1,16
0,18
0,50
-4,87
-3,19
-2,91
2,89
5,43
-2,99
-0,91
-8,17
9,42
-0,05
-1,43
-1,96
3,04
0,70
-0,34
10
Industri Makanan Manufacture of food products
11
Industri Minuman Manufacture of beverages
13
Industri Tekstil Manufacture of textiles
14
Industri Pakaian Jadi Manufacture of wearing apparels
16
Industri Kayu, Barang dari Kayu dan Gabus (Tidak Termasuk Furnitur) dan Barang Anyaman dari Bambu, Rotan dan Sejenisnya Manufacture of wood and of products of wood and cork, except furniture; manufacture of articles of straw and plaiting materials, bamboo, rattan and the like
31
Industri Furnitur Manufacture of furniture
32
Industri Pengolahan Lainnya Other manufacturing Industri Manufaktur Besar dan Sedang (IBS)
Secara periode tahunan (y-on-y), pertumbuhan produksi IBS Bali pada Triwulan IV 2016 mengalami konstraksi sebesar minus 6,58 persen. Angka pertumbuhan tersebut berada di bawah pertumbuhan secara nasional, yang tumbuh positif sebesar 2,06 persen pada periode yang sama (Tabel 6). Sementara itu, terdapat 2 (dua) kontributor utama yang menunjukkan pertumbuhan produksi positif, yakni: (1) ) industri kayu, barang dari kayu dan gabus (tidak termasuk furnitur) dan barang anyaman dari bambu, rotan dan sejenisnya (kode KBLI 16) sebesar 2,20 persen, dan (2) industri furnitur (kode KBLI 31) sebesar 1,39 persen.
6
Berita Resmi Statistik Provinsi Bali No. 11/02/51/Th. VIII, 1 Februari 2017
Tabel 6 Pertumbuhan Produksi Triwulanan (y-on-y) IBS Bali dan Nasional Menurut Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia (KBLI) 2 Digit Triwulan IV - 2015 dan Triwulan IV - 2016 (dalam persen) Bali
Kode KBLI
Jenis Industri
(1)
(2)
10
Industri Makanan Manufacture of food products
11
Industri Minuman Manufacture of beverages
13 14 16
31
Industri Tekstil Manufacture of textiles Industri Pakaian Jadi Manufacture of wearing apparels Industri Kayu, Barang dari Kayu dan Gabus (Tidak Termasuk Furnitur) dan Barang Anyaman dari Bambu, Rotan dan Sejenisnya Manufacture of wood and of products of wood and cork, except furniture; manufacture of articles of straw and plaiting materials, bamboo, rattan and the like Industri Furnitur Manufacture of furniture
32
Industri Pengolahan Lainnya Other manufacturing Industri Manufaktur Besar dan Sedang (IBS)
Nasional
Triwulan IV
Triwulan IV
Triwulan IV
Triwulan IV
2015
2016
2015
2016
(3)
(4)
(5)
(6)
4,21
-7,88
5,71
8,29
-2,45
-7,36
-2,95
-0,89
-0,67
-8,72
0,17
-7,91
18,27
-6,59
-14,63
-2,37
-3,45
2,20
-1,98
-4,12
6,36
1,39
3,70
0,35
6,27
-9,79
2,10
-6,47
2,78
-6,58
4,02
2,06
Berita Resmi Statistik Provinsi Bali No. 11/02/51/Th. VIII, 1 Februari 2017
7
III.
Beberapa Konsep dan Definisi 1. Industri Pengolahan adalah suatu kegiatan ekonomi yang melakukan kegiatan mengubah suatu barang dasar secara mekanis, kimia atau dengan tangan sehingga menjadi barang jadi, dan atau barang yang kurang nilainya menjadi barang yang lebih tinggi nilanya, dan sifatnya menjadi lebih dekat kepada pemakai akhir. Termasuk dalam kegiatan industri adalah jasa industri dan pekerjaan perakitan (assembling). 2. Jasa industri adalah kegiatan industri yang melayani keperluan pihak lain. Pada kegiataan ini bahan baku disediakan oleh pihak lain, sedangkan pihak pengolah hanya melakukan pengolahannya dengan mendapatkan imbalan sebagai balas jasa (upah maklon). 3. Pengelompokan industri pengolahan biasanya didasarkan pada jumlah tenaga kerja yaitu: Industri Besar, Industri Sedang, Industri Kecil dan Industri Mikro. 4. Industri Besar adalah perusahaan industri yang mempunyai tenaga kerja 100 orang atau lebih. 5. Industri Sedang adalah perusahaan industri yang mempunyai tenaga kerja antara 20 sampai 99 orang. 6. Industri Kecil adalah perusahaan industri yang mempunyai tenaga kerja antara 5 sampai 19 orang. 7. Industri Mikro adalah perusahaan industri yang mempunyai tenaga kerja antara 1 sampai 4 orang. 8. Kode Klasifikasi Industri yang digunakan sesuai dengan Klasifikasi Baku Lapangan usaha Indonesia (KBLI) Tahun 2009. KBLI yang tercakup dalam pengumpulan data Industri besar dan sedang pada Triwulan I Tahun 2014 adalah sebagai berikut : Kode industri 10 : Industri Makanan – Manufacture of food products Kode industri 11 : Industri Minuman – Manufacture of beverages Kode industri 13 : Industri Tekstil – Manufacture of textiles Kode industri 16 : Industri Kayu, Barang dari Kayu dan Gabus (tidak termasuk furnitur) dan Barang Anyaman dari Bambu, Rotan dan Sejenisnya – Manufacture of wood and of products of wood
Kode industri 31 Kode industri 32
8
and cork, exept furnitur; manufacture of articles of straw and plaiting materials, bamboo, rattan and the like : Industri Furnitur – Manufacture of furniture : Industri Pengolahan Lainnya – Other manufacturing
Berita Resmi Statistik Provinsi Bali No. 11/02/51/Th. VIII, 1 Februari 2017
Informasi lebih lanjut hubungi: Tri Erwandi, SE, M.Si. Kepala Bidang Statistik Produksi BPS Provinsi Bali Telepon: 0361-238159, Fax: 0361-238162 E-mail:
[email protected]