No. 26/05/51/Th. VI, 7 Mei 2012
PERTUMBUHAN EKONOMI BALI TRIWULAN I TAHUN 2012
1.
Pada Triwulan I-2012, PDRB Bali mengalami kontraksi (pertumbuhan negatif) sebesar 0,06 persen dibanding Triwulan IV-2011 (quarter to quarter/q-to-q). Kontraksi tersebut disebabkan karena beberapa sektor seperti sektor pertanian; sektor perdagangan, hotel, dan restoran (PHR); dan sektor jasa mengalami kontraksi masing-masing sebesar 0,13 persen, 0,76 persen, dan 2,05 persen.
Dibandingkan triwulan yang sama tahun sebelumnya (year on year/y-on-y), PDRB Bali mengalami pertumbuhan sebesar 6,09 persen, yang didorong oleh seluruh sektor ekonomi. Sektor ekonomi yang dominan dan memiliki pertumbuhan tertinggi (economic drive) terjadi pada sektor konstruksi sebesar 13,23 persen.
Besaran nominal PDRB Bali atas dasar harga berlaku pada Triwulan I-2012 mencapai Rp 19,69 trilyun, sementara atas dasar harga konstan mencapai Rp 7,90 trilyun.
Kontraksi pertumbuhan ekonomi (q-to-q) di awal tahun 2012 sebesar 0,06 persen, dari sisi penggunaan disumbangkan oleh turunnya sebagian besar komponen pengeluaran.
Meskipun mengalami penurunan secara q-to-q, jika dibandingkan triwulan yang sama tahun sebelumnya (y-on-y), hampir semua komponen pengeluaran mengalami peningkatan, dengan pertumbuhan tertinggi terjadi pada Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto (PMTDB) yang tumbuh 14,74 persen.
Tumbuhnya perekonomian Bali dibandingkan triwulan yang sama tahun sebelumnya tidak terlepas share yang tinggi dari komponen konsumsi rumahtangga, PMTDB, dan ekspor yang memiliki share pertumbuhan masing-masing sebesar 3,30 persen, 3,88 persen, dan 4,57 persen.
Secara spasial kontribusi terbesar pembentukan perekonomian Bali Triwulan I-2012 disumbang oleh Kabupaten Badung sebesar 24,56 persen dan Kota Denpasar sebesar 21,17 persen. Untuk sumber pertumbuhannya (Source of Growth) Triwulan I-2012 secara q-to-q perekonomian Bali cenderung dipengaruhi pula oleh Kabupaten Badung yang juga mengalami kontraksi sebesar 0,027 persen dan untuk y-on-y Kabupaten Badung tumbuh positif sebesar 1,48 persen.
Pertumbuhan Ekonomi Bali Triwulan I – 2012
Pergerakan ekonomi Bali pada Triwulan I-2012 mengalami kontraksi (pertumbuhan negatif) jika dibandingkan dengan triwulan IV–2011 yaitu sebesar 0,06 persen. Kontraksi disebabkan karena beberapa sektor dominan seperti sektor pertanian; sektor perdagangan, hotel, dan restoran (PHR); dan sektor jasa-jasa tumbuh negatif masing-masing sebesar 0,13 persen, 0,76 persen, dan 2,05 persen. Selain ketiga sektor tersebut, sektor lainnya tetap tumbuh positif pada Triwulan ini. Pertumbuhan negatif yang terjadi pada sektor pertanian disebabkan karena penurunan nilai tambah dari tiga subsektor, yakni subsektor tanaman bahan makanan sebesar 1,02 persen, kehutanan Berita Resmi Statistik Provinsi Bali No. 26/05/51/Th. VI, 7 Mei 2012
1
sebesar 2,14 persen, serta perikanan sebesar 2,06 persen. Pada sektor perdagangan, hotel, dan restoran (PHR) penurunan laju pertumbuhan yang terjadi dikarenakan menurunnya nilai tambah dari subsektor hotel sebesar 3,67 persen dan restoran sebesar 2,28 persen. Pada sektor jasa-jasa penurunan laju pertumbuhan disebabkan karena menurunnya nilai tambah dari subsektor administrasi pemerintahan sebesar 6,21 persen, jasa pemerintahan lainnya sebesar 7,27 persen, dan jasa sosial kemasyarakatan sebesar 2,66 persen. Sebaliknya, sektor penggalian dan konstruksi tumbuh cukup tinggi yaitu sebesar 7,06 persen dan 4,92 persen. Pada sektor pertanian khususnya subsektor tanaman bahan makanan, penurunan produksi yang terjadi disebabkan karena adanya penurunan luas panen sebesar 24,17 persen pada komoditas tanaman padi, walaupun terjadi peningkatan produktivitas dari 57,38 kw/ha menjadi 58,74 kw/ha. Selain itu juga dipengaruhi oleh laju alih fungsi lahan pertanian, serangan hama, serta pengaruh cuaca yang kurang baik di awal tahun ini. Pengaruh cuaca yang kurang baik juga berdampak pada penurunan produksi pada komoditas perikanan budidaya khususnya ikan bandeng di beberapa kabupaten seperti Kabupaten Jembrana. Di sektor PHR, khususnya pada subsektor hotel dan restoran, penurunan disebabkan karena awal tahun merupakan masa low season yang berdampak pada turunnya jumlah kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) jika dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yaitu sebesar 1,73 persen. Selain pada tingkat kunjunang wisman, penurunan di subsektor ini juga dipengaruhi oleh penurunan pada tingkat penghunian kamar (TPK) hotel bintang dan non bintang sebesar 5,60 persen dan 7,15 persen pada triwulan ini. Kondisi ini juga berimbas pada turunnya nilai tambah di subsektor restoran. Pada sektor jasa-jasa turunya pertumbuhan merujuk pada masih rendahnya tingkat penyerapan anggaran pada Trw I-2012 khususnya di instansi pemerintah daerah. Sementara itu, pertumbuhan ekonomi tertinggi pada Triwulan I–2012 terjadi di sektor penggalian dan konstruksi. Hal ini disebabkan karena dibukanya beberapa lokasi penggalian yang baru dan peningkatan produksi guna memenuhi kebutuhan beberapa pembangunan infrastruktur berskala besar menjelang diadakannya pelaksanaan Konferensi APEC tahun 2013 di Bali. Tabel 1 Laju Pertumbuhan PDRB Bali Atas Dasar Harga Konstan 2000 Menurut Lapangan Usaha (dalam persen) Lapangan Usaha (1)
1. Pertanian 2. Pertambangan dan Penggalian
(2)
(3)
Sumber pertumbuhan q-to-q
Sumber pertumbuhan y-on-y
(4)
(5)
(0,13)
0,65
(0,02)
0,13
7,06
9,85
0,05
0,07
3. Industri Pengolahan
0,01
3,60
0,00
0,36
4. Listrik, Gas, dan Air Bersih
3,25
8,64
0,05
0,13
5. Bangunan
4,92
13,23
0,20
0,53
(0,76)
6,20
(0,25)
2,01
7. Pengangkutan dan Komunikasi
1,19
9,86
0,13
1,06
8. Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan
1,21
8,48
0,09
0,60
(2,05)
8,64
(0,30)
1,21
(0,06)
6,09
(0,06)
6,09
6. Perdagangan, Hotel, dan Restoran
9. Jasa-jasa PDRB
2
Triw. I - 2012 Triw. I - 2012 terhadap terhadap Triw. IV - 2011 Triw. I - 2011
Berita Resmi Statistik Provinsi Bali No. 26/05/51/Th. VI, 7 Mei 2012
Perekonomian Bali pada triwulan I-2012 jika dibandingkan dengan triwulan yang sama tahun sebelumnya (y-on-y) tercatat mengalami pertumbuhan sebesar 6,09 persen, lebih tinggi dari pertumbuhan Triwulan I-2011 yaitu sebesar 6,01 persen. Ini memperlihatkan keadaan perekonomian saat ini masih lebih baik jika dibandingkan dengan keadaan pada triwulan yang sama tahun sebelumnya. Pertumbuhan per sektor menunjukkan bahwa sektor bangunan merupakan sektor yang tumbuh paling tinggi sebesar 13,23 persen. Seperti halnya pada pertumbuhan (q-to-q), pertumbuhan sektor konstruksi Bali (y-on-y) sangat dipengaruhi oleh kuatnya investasi baik oleh pemerintah maupun swasta seiring masih diberlangsungkannya proyek-proyek infrastruktur di Bali. Peningkatan ini juga tercermin dari adanya kenaikan pengadaan semen di Bali sebesar 13,2 persen. Sektor yang juga tumbuh tinggi pada triwulan ini adalah sektor angkutan dan komunikasi yang tumbuh sebesar 9,86 persen. Tumbuhnya sektor ini disebabkan karena kedua subsektor yang ada yaitu subsektor pengangkutan dan subsektor komunikasi tumbuh masing-masing 9,73 persen dan 10,44 persen. Pada subsektor pengangkutan, aktivitas angkutan laut, ASDP, dan angkutan udara tumbuh cukup signifikan jika dibandingkan dengan triwulan yang sama pada tahun sebelumnya. Pertumbuhan ini disebabkan mengingat pada awal triwulan di Bali terdapat hari raya keagamaan yaitu Hari Raya Galungan dan Kuningan, serta Nyepi, sehingga meningkatan aktivitas transportasi terutama bagi kaum pendatang luar Bali yang ingin mudik. Sementara itu peningkatan di subsektor komunikasi cenderung disebabkan karena perkembangan teknologi informasi yang cukup pesat sehingga memberikan dampak dan adanya perluasan jangkauan khususnya di bidang operator seluler yang sudah sampai ke pelosok pedesaan, sehingga meningkatkan jumlah pemakai ponsel maupun layanan internet via ponsel. Selain kedua sektor ekonomi yang telah disebutkan tadi, keberadaan sektor-sektor ekonomi lainnya juga mengalami pertumbuhan positif. Sektor jasa-jasa tumbuh sebesar 8,64 persen. Penopang pertumbuhan pada sektor jasa-jasa ini terutama digerakkan oleh subsektor perorangan dan rumahtangga yang tumbuh sebesar 13,79 persen. Sektor penggalian juga masih tetap tumbuh cukup tinggi sebesar 9,85 persen sebagai dampak dari tingginya permintaan (demand) akan bahan galian yang digunakan bagi pembangunan infrastruktur di Bali. Sektor listrik, gas, dan air bersih yang mengalami pertumbuhan sebesar 8,64 persen; sektor keuangan tumbuh 8,48 persen; sektor listrik, gas, dan air bersih tumbuh 8,64 persen. Sektor industri pengolahan juga tumbuh sebesar 3,60 persen dan pertumbuhan terendah terjadi di sektor pertanian yang hanya mampu tumbuh sekitar 0,65 persen. Rendahnya pertumbuhan pada sektor pertanian ini terutama disebabkan oleh kondisi cuaca ekstrem yang memicu penurunan produksi produk pertanian dalam arti luas. Tidak itu saja, adanya serangan hama tikus, wereng, dan bekicot serta virus, alih fungsi lahan pertanian menjadi perumahan berakibat pada turunnya produksi pada sejumlah komoditas pertanian di beberapa sentra produksi pertanian seperti di Kabupaten Tabanan. Pada sektor pertanian ini juga terdapat beberapa subsektor yang mengalami pertumbuhan negatif, yakni subsektor tanaman bahan makanan sebesar 2,39 persen, kehutanan 1,01, dan perikanan sebesar 2,20 persen. Sementara itu, jika dilihat dari besarnya sumbangan masing-masing sektor terhadap total pertumbuhan sebagaimana dapat dilihat pada Tabel 1 di atas, secara q-to-q, ternyata sektor angkutan dan komunikasi merupakan sumber pertumbuhan (source of growth) yang paling dominan dan secara (y-on-y), sektor PHR masih tetap dominan. Jika dibandingkan Triwulan IV-2011 (q-to-q), sektor angkutan dan komunikasi menyumbang 0,13 persen, namun sebaliknya sektor PHR justru menjadi penyumbat dengan turun sebesar 0,25 persen, sektor jasa-jasa turun 0,30 persen, dan sektor pertanian turun 0,13 persen. Sedangkan jika dibandingkan Triwulan I-2011 (y-on-y), sektor perdagangan, hotel, Berita Resmi Statistik Provinsi Bali No. 26/05/51/Th. VI, 7 Mei 2012
3
dan restoran menyumbang 2,01 persen terhadap total pertumbuhan Triwulan I-2012 sebesar 6,09 persen.
2.
Perkembangan PDRB Atas Dasar Harga Berlaku dan Harga Konstan 2000
Bila dilihat dari nilai absolutnya, perkembangan PDRB Provinsi Bali atas dasar harga berlaku cenderung meningkat, namun menurut harga konstan cenderung terjadi penurunan. Berdasarkan harga berlaku (secara nominal), pada Triwulan I-2011 PDRB Bali baru mencapai Rp 17,42 trilyun. Setelah itu, angka PDRB Bali meningkat menjadi Rp 19,27 trilyun di Triwulan IV-2011. Tiga bulan kemudian (Trw I-2012), nilai PDRB Bali kembali meningkat dengan capaian sebesar Rp 19,69 trilyun. Pergerakan positif ekonomi secara nominal tidak serta merta diikuti oleh peningkatan secara riil (harga konstan), di mana PDRB riil Bali pada meningkat dari Rp 7,44 trilyun di Triwulan I-2011 menjadi Rp 7,904 trilyun di Triwulan IV-2011, dan kemudian turun tipis menjadi Rp 7,900 trilyun di Triwulan I-2012. Secara nominal (harga berlaku), sektor perdagangan, hotel, dan restoran mendominasi PDRB Bali dengan nilai tambah sebesar Rp 5,97 trilyun pada Triwulan I-2012. Posisi kedua ditempati sektor pertanian dengan nilai tambah sebesar Rp 3,33 trilyun dan posisi ketiga ditempati sektor angkutan dan komunikasi dengan nilai tambah sebesar Rp 2,93 trilyun. Sementara itu, berdasarkan harga konstan (secara riil), sektor perdagangan, hotel, dan restoran serta sektor pertanian menempati posisi pertama dan kedua dengan nilai tambah masing-masing sebesar Rp 2,56 trilyun dan Rp 1,47 trilyun. Sedangkan posisi ketiga ditempati oleh sektor jasa-jasa dengan nilai tambah sebesar Rp 1,13 trilyun. Selengkapnya dapat disimak pada Tabel 2 berikut ini. Tabel 2 PDRB Bali Atas Dasar Harga Berlaku dan Harga Konstan 2000 Menurut Lapangan Usaha (dalam trilyun rupiah) Berlaku Lapangan Usaha (1)
(2)
Konstan Triwulan I 2012 (3)
Triwulan IV 2011 (4)
Triwulan I 2012 (5)
1. Pertanian
3,26
3,33
1,47
1,47
2. Pertambangan dan Penggalian
0,14
0,15
0,05
0,06
3. Industri Pengolahan
1,72
1,75
0,77
0,77
4. Listrik, Gas, dan Air Bersih
0,38
0,40
0,12
0,12
5. Bangunan
0,92
0,98
0,32
0,34
6. Perdagangan, Hotel, dan Restoran
5,90
5,97
2,58
2,56
7. Pengangkutan dan Komunikasi
2,81
2,93
0,87
0,88
8. Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perusahaan
1,29
1,32
0,56
0,57
2,86
2,86
1,16
1,13
19,28
19,69
7,90
7,90
9. Jasa-jasa PDRB
3.
Triwulan IV 2011
Struktur PDRB Menurut Lapangan Usaha
Struktur perekonomian Bali yang dilihat dari kontribusi masing–masing sektor terhadap pembentukan PDRB ditopang oleh dua sektor ekonomi dominan, yakni sektor perdagangan, hotel, dan restoran serta sektor pertanian. Kedua sektor ini memberi kontribusi (share) masing-masing sebesar 30,33 persen dan 16,93 persen. Hal yang menarik untuk dicermati jika melihat komposisi 4
Berita Resmi Statistik Provinsi Bali No. 26/05/51/Th. VI, 7 Mei 2012
perekonomian Bali adalah kontribusi dari sektor primer yang diwakili oleh sektor pertanian. Kontribusi sektor pertanian mengalami penurunan dari 17,94 persen di Triwulan I-2011 menjadi 16,93 persen di Triwulan I-2012, namun jika dibandingkan dengan Triwulan IV-2011 kontribusi sektor pertanian tidak terlalu mengalami perubahan atau masih dikisaran 16,93 persen. Untuk sektor perdagangan, hotel, dan restoran, kontribusi pada Triwulan I-2011 sebesar 30,47 persen, Triwulan IV-2011 meningkat menjadi 30,63 persen, dan akhirnya sedikit menurun menjadi 30,33 persen pada Triwulan I-2012, namun secara umum peningkatan kontribusi terjadi di sektor angkutan dan komunikasi dimana kedua sektor tersebut merupakan sektor tertier yaitu sektor yang berbasis jasa. Fenomena tersebut menunjukkan bahwa pembangunan yang dilaksanakan selain bertujuan untuk meningkatan pertumbuhan ekonomi sekaligus juga akan merubah struktur perekonomian dari sektor primer menunju sektor sekunder atau tersier, atau dengan kata lain dari sektor yang berbasis sumber daya alam atau sektor tradisional menuju sektor yang berbasis industri atau jasa. Perubahan ini juga mencerminkan bahwa pembangunan juga dipengaruhi oleh adanya teknologi yang berkembang, serta pembangunan juga menginginkan adanya peningkatan produktivitas yang pada akhirnya juga akan meningkatkan pendapatan masyarakat. Tabel 3 Kontribusi Masing–Masing Sektor Terhadap PDRB Provinsi Bali Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha (dalam persen) Lapangan Usaha (1)
1. Pertanian
(2)
17,94
2012 Triwulan IV (3)
16,93
Triwulan I (4)
16,93
2. Pertambangan dan Penggalian
0,74
0,72
0,76
3. Industri Pengolahan
9,07
8,91
8,91
4. Listrik, Gas, dan Air Bersih
1,91
1,95
2,03
5. Bangunan
4,64
4,77
4,99
6. Perdagangan, Hotel, dan Restoran
30,47
30,63
30,33
7. Pengangkutan dan Komunikasi
14,11
14,57
14,86
6,75
6,70
6,68
14,37
14,82
14,51
100,00
100,00
100,00
8. Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perusahaan 9. Jasa-jasa PDRB
4.
2011 Triwulan I
PDRB Provinsi Bali Menurut Penggunaan
Dilihat dari sisi pengeluaran pada triwulan I tahun 2012 ini, dari total PDRB Bali yang terbentuk sebesar Rp 19,69 trilyun, sebesar 59,95 persen dibentuk oleh komponen konsumsi rumahtangga. Sedangkan komponen konsumsi lembaga swasta nirlaba sebesar Rp 0,16 trilyun (0,83%); konsumsi pemerintah Rp 2,62 trilyun (13,31%); pembentukan modal tetap domestik bruto atau investasi fisik Rp 6,40 trilyun (32,49%); perubahan stok/inventori Rp 0,07 trilyun (0,35%); serta ekspor-impor masing-masing sebesar Rp 21,05 trilyun (106,90%) dan Rp 22,06 trilyun (112,01 %). Perekonomian Bali pada triwulan I 2012 yang tercatat mengalami kontraksi sebesar 0,06 persen (q-to-q) disebabkan oleh menurunnya pertumbuhan sebagian besar komponen penggunaan. Dibandingkan triwulan sebelumnya (q-to-q), konsumsi rumahtangga turun 0,26 persen, konsumsi Berita Resmi Statistik Provinsi Bali No. 26/05/51/Th. VI, 7 Mei 2012
5
lembaga swasta nirlaba turun 0,18 persen, dan konsumsi pemerintah juga mengalami penurunan hingga 8,67 persen. Demikian pula untuk perubahan inventori terjadi penurunan hingga 28,25 persen dibanding triwulan sebelumnya. Hal yang sama dialami pula oleh perdagangan luar negeri Bali di awal tahun ini. Komponen ekspor tercatat mengalami penurunan sebesar 2,96 persen. Komponen impor pun mengalami penurunan sebesar 2,61 persen. Hal yang cukup menggembirakan terlihat dari sisi PMTB, diawal tahun ini PMTB Bali mampu tumbuh sebesar 1,76 persen. Meskipun mengalami penurunan secara q-to-q, jika dibandingkan triwulan yang sama tahun sebelumnya (y-on-y), hampir semua komponen pengeluaran mengalami peningkatan kecuali perubahan inventori. Pertumbuhan tertinggi terjadi pada PMTB dengan pertumbuhan sebesar 14,74 persen. Sementara itu untuk komponen lainnya seperti pengeluaran konsumsi rumahtangga tumbuh 5,45 persen; pengeluaran konsumsi lembaga swasta nirlaba tumbuh 8,37 persen; dan pengeluaran konsumsi pemerintah meningkat 0,55 persen. Sementara itu, ekspor dan impor masing-masing tumbuh 6,14 persen dan 11,63 persen. Tumbuhnya perekonomian Bali dibandingkan triwulan yang sama tahun sebelumnya tidak terlepas share yang tinggi dari komponen konsumsi rumahtangga, PMTB, dan ekspor yang memiliki share pertumbuhan masing-masing sebesar 3,30 persen, 3,88 persen, dan 4,57 persen. Tabel 4 Nilai PDRB Triwulan I-2011, Triwulan IV–2011, dan Triwulan I-2012 Menurut Komponen Penggunaan (dalam trilyun rupiah) Atas Dasar Harga Berlaku Komponen Penggunaan
2012
2011
2012
Trw I
Trw IV
Trw I
Trw I
Trw IV
Trw I
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
1. Pengeluaran Konsumsi Rumahtangga
10,57
11,74
11,81
4,51
4,77
4,76
2. Pengeluaran Konsumsi Lembaga Swasta Nirlaba
0,15
0,16
0,16
0,07
0,08
0,08
3. Pengeluaran Konsumsi Pemerintah
2,28
2,57
2,62
0,71
0,78
0,71
4. Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto
5,30
6,19
6,40
1,96
2,21
2,25
5. a.Perubahan Inventori
0,06
0,06
0,07
0,02
0,02
0,02
b.Diskrepansi Statistik
-0,94
-0,06
-0,36
-0,38
-0,30
-0,23
6. Ekspor
17,42
20,55
21,05
5,54
6,06
5,88
7. Impor
17,36
21,94
22,06
4,99
5,72
5,57
17,47
19,28
19,69
7,45
7,90
7,90
(1)
PDRB
6
2011
Atas Dasar Harga Konstan
Berita Resmi Statistik Provinsi Bali No. 26/05/51/Th. VI, 7 Mei 2012
Tabel 5 Laju dan Sumber Pertumbuhan PDRB Bali Atas Dasar Harga Konstan 2000 Menurut Komponen Penggunaan (dalam persen) Komponen Penggunaan
Trw I - 2011 terhadap Trw I - 2012
Trw IV - 2011 terhadap Trw I - 2012
Sumber pertumbuhan y-on-y
Sumber pertumbuhan q-to-q
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
1. Pengeluaran Konsumsi Rumahtangga
5,54
-0,26
3,30
-0,16
2. Pengeluaran Konsumsi Lembaga Swasta Nirlaba
8,37
-0,18
0,08
0,00
3. Pengeluaran Konsumsi Pemerintah
0,55
-8,67
0,05
-0,85
4. Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto
14,74
1,76
3,88
0,49
5. Perubahan Inventori
-25,96
-28,25
-0,08
-0,08
6. Ekspor
6,14
-2,96
4,57
-2,27
7. Impor
11,63
-2,61
7,79
-1,89
6,09
-0,06
6,09
-0,06
PDRB
Tabel 6 Distribusi Komponen PDRB Penggunaan Provinsi Bali Triwulan I-2011, Triwulan IV-2011, dan Triwulan I-2012 (dalam persen) Komponen Penggunaan
Triwulan I 2011
Triwulan IV 2011
Triwulan I 2012
(1)
(2)
(3)
(4)
1. Pengeluaran Konsumsi Rumahtangga
60,52
60,88
59,95
2. Pengeluaran Konsumsi Lembaga Swasta Nirlaba
0,83
0,84
0,83
3. Pengeluaran Konsumsi Pemerintah
13,03
13,35
13,31
4. Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto
30,32
32,12
32,49
5. a.Perubahan Inventori
0,35
0,34
0,35
b.Diskrepansi Statistik
-5,37
-0,30
-1,82
6. Ekspor
99,69
106,60
106,90
7. Impor
99,37
113,83
112,01
100,00
100,00
100,00
PDRB
Jika dilihat dari struktur komponen penggunaan, peranan masing-masing komponen penggunaan dalam pembentukan PDRB tidak banyak mengalami perubahan. PDRB Bali masih didominasi oleh pengeluaran untuk konsumsi rumahtangga, namun share-nya menurun baik dibanding triwulan sebelumnya maupun triwulan yang sama tahun 2011. Sementara itu, meski ekspor (terkait ekspor barang/jasa ke luar negeri dan antar pulau) memberi kontribusi yang cukup besar (106,90%), peranan komponen impor juga cukup tinggi (112,0%) baik impor luar negeri maupun antar daerah, sehingga net ekspor Bali hanya memberi kontribusi yang kecil bagi perekonomian. Pada triwulan I-2012, konsumsi rumahtangga memiliki share sebesar 59,95 persen Berita Resmi Statistik Provinsi Bali No. 26/05/51/Th. VI, 7 Mei 2012
7
terhadap total PDRB; konsumsi lembaga swasta nirlaba 0,83 persen; konsumsi pemerintah 13,31 persen; pembentukan modal tetap domestik bruto atau investasi fisik 32,49 persen.
5.
Profil Spasial Ekonomi Antar Kabupaten di Provinsi Bali Triwulan I Tahun 2012
Secara spasial, struktur perekonomian di Bali masih didominasi oleh Wilayah Bali Selatan yaitu posisi pertama ditempati oleh Kabupaten Badung dan posisi kedua ditempati oleh Kota Denpasar dengan kontribusi masing-masing sebesar 23,93 persen dan 21,13 persen pada Triwulan I-2011 dan kemudian menjadi 24,56 persen untuk Kabupaten Badung dan 21,17 persen untuk Kota Denpasar pada Triwulan I-2012. Wilayah lain yang juga memberikan kontribusi yang cukup besar di luar kedua wilayah tersebut adalah Kabupaten Buleleng, Gianyar, dan Tabanan. Namun jika dilihat dari lokasi keberadaannya, selain Kabupaten Buleleng, kedua kabupaten tersebut masih merupakan wilayah Bali Selatan. Kondisi dapat dijadikan suatu indikator bahwa perekonomian Bali masih cenderung masih terpusat sehingga pembangunan yang mengutamakan pada pemerataan terhadap hasil-hasil pembangunan cenderung harus lebih diperhatikan. Jika dilihat dari sumber pertumbuhan (Source of Growth) Triwulan I-2012 (q-to-q) perekonomian Bali mengalami kontraksi sebesar 0,06 persen, maka secara spasial, kontrasi ini sejalan juga dengan yang dialami oleh Kabupaten Badung yaitu tumbuh negatif sebesar 0,027 persen. Kondisi ini memperlihatkan bahwa kondisi perekonomian Bali sangat tergantung pada perekonomian Kabupaten Badung mengingat sektor pariwisata yang memberikan share tertinggi kepada Perekonomian Bali sebagian besar berlokasi di Kabupaten Badung. Demikian pula halnya pertumbuhan ekonomi secara y-on-y, perekonomian Bali Triwulan I-2012 mampu tumbuh sebesar 6,09 persen salah satunya tidak terlepas dari sumbangan Kabupaten Badung sebesar 1,48 persen dan Kota Denpasar sebesar 1,59 persen Tabel 7 Kontribusi dan Sumber Pertumbuhan Wilayah Kabupaten/Kota Terhadap Pembentukan dan Pertumbuhan PDRB Bali (persen) Kontribusi
(1)
1. Jembrana
Trw I
Trw IV
(2)
(3)
5,97
5,93
Trw I
Sumber Sumber pertumbuhan pertumbuhan y-on-y q-to-q
(4)
(5)
5,98
(0,002)
0,36
2. Tabanan
8,32
8,22
8,20
(0,002)
0,44
3. Badung
23,93
24,50
24,56
(0,027)
1,48
4. Gianyar
12,49
12,45
12,37
0,003
0,90
5. Klungkung
4,50
4,41
4,45
0,005
0,23
6. Bangli
3,80
3,75
3,72
(0,003)
0,18
7. Karangasem
6,94
6,88
6,78
(0,013)
0,39
8. Buleleng
12,92
12,75
12,78
(0,021)
0,52
9. Denpasar
21,13
21,11
21,17
0,002
1,59
100,00
100,00
100,00
(0,06)
6,09
PDRB
8
2012
2011
Kabupaten
Berita Resmi Statistik Provinsi Bali No. 26/05/51/Th. VI, 7 Mei 2012
Informasi lebih lanjut hubungi: Didik Nursetyohadi, SST., M.Agb. Kepala Bidang Neraca Wilayah dan Analisis Statistik BPS Provinsi Bali Telepon: 0361-238159, Fax: 0361-238162 E-mail:
[email protected]