No. 12/02/31/Th. XV, 5 Februari 2013
PERTUMBUHAN EKONOMI DKI JAKARTA TRIWULAN IV TAHUN 2012 Secara total, perekonomian DKI Jakarta pada triwulan IV/2012 yang diukur berdasarkan PDRB atas dasar harga konstan 2000 menunjukkan pertumbuhan sebesar 2,0 persen dibandingkan nilai triwulan III/2012 (q to q). Dari sisi lapangan usaha, pertumbuhan tersebut didorong oleh hampir semua sektor ekonomi kecuali sektor pertambanganpenggalian, dengan pertumbuhan terbesar dicapai oleh sektor pengangkutan-komunikasi (4,4 persen), sektor perdagangan-hotel-restoran (2,5 persen), dan sektor jasa-jasa (2,4 persen). Dari sisi pengeluaran, pertumbuhan tersebut disebabkan oleh pertumbuhan konsumsi pemerintah (23 persen), ekspor (3,1 persen), dan pembentukan modal tetap bruto (2,6 persen).
Sementara PDRB triwulan IV/2012 dibandingkan dengan PDRB triwulan IV/2011 (y on y) mengalami pertumbuhan sebesar 6,5 persen.
Secara kumulatif, PDRB DKI Jakarta tahun 2012 tumbuh sebesar 6,5 persen dibandingkan dengan tahun 2011. Dari sisi lapangan usaha semua sektor mengalami pertumbuhan positif. Pertumbuhan tertinggi dicapai oleh sektor pengangkutan-komunikasi yakni 11,8 persen, kemudian disusul oleh sektor konstruksi sebesar 6,9 persen, dan sektor perdagangan-hotel-restoran sebesar 7,2 persen. Dari sisi pengeluaran, pertumbuhan tersebut disebabkan oleh komponen pembentukan modal tetap bruto (8,2 persen), komponen konsumsi rumahtangga (6,1 persen), dan komponen ekspor (5,8 persen).
Besaran PDRB DKI Jakarta atas dasar harga berlaku pada tahun 2012 mencapai Rp 1.103,7 triliun, sedangkan atas dasar harga konstan 2000 mencapai Rp.449,8 triliun. Dari sisi lapangan usaha, peranan tiga sektor utama yakni sektor keuangan-real estatjasa perusahaan, sektor perdagangan-hotel-restoran, serta sektor industri pengolahan terhadap total perekonomian DKI Jakarta pada tahun 2012 sekitar 64 persen. Sementara dari sisi pengeluaran, sebagian besar PDRB Provinsi DKI Jakarta digunakan untuk konsumsi rumah tangga sebesar 56,2 ekspor sebesar 55,7 persen persen dan pembentukan modal tetap bruto sebesar 39,4 persen.
PDRB per kapita DKI Jakarta tahun 2012 sebesar 110,46 juta rupiah atau naik sebesar 9,4 persen dari tahun 2011 yang sebesar 100,98 juta rupiah.
Berita Resmi Statistik Provinsi DKI Jakarta No. 12/02/31/Th. XV, 5 Februari 2013
1
I.
Pertumbuhan Ekonomi Triwulan IV Tahun 2012
Perekonomian DKI Jakarta pada triwulan IV/2012 tumbuh sebesar 2,0 persen (q to q), relatif stabil bila dibandingkan triwulan III/2012 (sebesar 2,1 persen). Kondisi ini dapat dikatakan sebagai suatu capaian yang sangat baik mengingat secara musiman biasanya selalu terjadi penurunan aktivitas seluruh sektor ekonomi di triwulan IV pada setiap tahun. Pada triwulan IV, hampir semua sektor (kecuali sektor pertambangan-penggalian) tumbuh positif dengan pertumbuhan tertinggi dicapai oleh sektor pengangkutan-komunikasi, yaitu sebesar 4,3 persen. Selanjutnya diikuti oleh sektor sektor perdagangan-hotel-restoran sebesar 2,5 persen, jasa-jasa sebesar 2,4 persen, sektor konstruksi sebesar 1,9 persen, sektor keuangan-real estat-jasa perusahaan sebesar 1,2 persen, dan sektor listrik-gas-air bersih sebesar 1,1 persen. Sementara sektor lainnya tumbuh dibawah angka 1 persen, yakni sektor pertanian sebesar 0,4 persen dan sektor industri pengolahan sebesar 0,1 persen. Sedangkan sektor pertambangan-penggalian tumbuh minus 0,2 persen. Tabel 1. Laju Pertumbuhan PDRB Menurut Lapangan Usaha (persentase)
Lapangan Usaha
Triw IV/2012 thd Triw III/2012
Triw IV/2012 thd triw IV/2011
(1)
(2)
(3)
Pertanian
Sumber Pertumbuhan y on y Triw IV/2012 (4)
0,4
1,4
0,0
-0,2
-0,4
0,0
Industri pengolahan
0,1
1,9
0,3
Listrik, gas dan air bersih
1,1
4,5
0,0
Konstruksi
1,9
7,8
0,8
Perdagangan, hotel dan restoran
2,5
7,6
1,7
Pengangkutan dan komunikasi
4,3
10,6
1,4
Keuangan, real estat & jasa perusahaan
1,2
5,4
1,5
Jasa-jasa
2,4
7,2
0,8
PDRB
2,0
6,5
6,5
PDRB Tanpa Migas
2,0
6,5
Pertambangan dan penggalian
PDRB DKI Jakarta triwulan IV/2012 jika dibandingkan dengan triwulan IV/2011 (y on y) tumbuh sebesar 6,5 persen. Pertumbuhan tertinggi dicapai oleh sektor pengangkutan-komunikasi yakni sebesar 10,6 persen, kemudian diikuti oleh sektor konstruksi sebesar 7,8 persen, sektor perdagangan-hotelrestoran sebesar 7,6 persen, sektor jasa-jasa sebesar 7,2 persen, sektor sektor keuangan-real estat-jasa perusahaan sebesar 5,4 persen, sektor listrik-gas-air bersih sebesar 4,5 persen, sektor industri pengolahan sebesar 1,9 persen, sektor pertanian sebesar 1,4 persen dan sektor pertambanganpenggalian minus 0,4 persen.
2
Berita Resmi Statistik Provinsi DKI Jakarta No. 12/02/31/Th. XV, 5 Februari 2013
Grafik 1. Laju Pertumbuhan PDRB Menurut Lapangan Usaha
12
Pertumbuhan (%)
Triw IV/2012 thd Triw III/2012
8
Triw IV/2012 thd Triw IV/ 2011 2012 thd 2011
4
0 Sektor
-4
Kajian lain yang menarik untuk dicermati adalah besarnya sumbangan masing-masing sektor dalam menciptakan laju pertumbuhan ekonomi di DKI Jakarta selama periode tertentu. Sektor-sektor ekonomi dengan nilai nominal besar tetap akan menjadi penyumbang terbesar bagi pertumbuhan ekonomi meskipun pertumbuhan sektor yang bersangkutan relatif kecil. Begitu pula sebaliknya. Pada triwulan IV/2012, pertumbuhan yang terjadi didorong oleh pertumbuhan yang diberikan oleh sektor perdagangan-hotel-restoran, sektor pengangkutan-komunikasi, dan sektor keuangan-real estat-jasa perusahaan dan mampu menyumbang pertumbuhan diatas 1 poin. Sedangkan sektor jasajasa, sektor konstruksi, dan sektor industri pengolahan menyumbang pertumbuhan dibawah 1 poin. Sementara sektor pertanian, sektor pertambangan-penggalian, dan sektor liatrik-gas-air bersih menyumbang kurang dari 0,1 persen terhadap pertumbuhan ekonomi.
II. Pertumbuhan Ekonomi Tahun 2012 Besaran PDRB DKI Jakarta tahun 2012 atas dasar harga konstan mencapai 499,8 triliun rupiah naik 27,6 triliun rupiah dibandingkan tahun 2011 (sebesar 422,2 triliun rupiah), sehingga secara total pertumbuhan ekonomi tahun 2012 sebesar 6,5 persen sedikit lebih lambat dibandingkan tahun 2011 yang mencapai 6,7 persen. Sumbangan pertumbuhan tertinggi (1,6 poin) diberikan oleh sektor perdagangan-hotel-restoran yang tumbuh sebesar 7,2 persen. Meningkatnya ekspor-impor menjadi pendorong tingginya pertumbuhan sektor perdagangan-hotel-restoran di tahun 2012. Sektor keuangan-real estat-jasa perusahaan sebagai sektor dominan di Jakarta tumbuh sebesar 5,4 persen dan menyumbang pertumbuhan sebesar 1,5 poin. Sementara sektor jasa-jasa dan sektor konstruksi yang masing-masing tumbuh sebesar 7,6 persen dan 6,9 persen, menyumbang pertumbuhan masing-masing sebesar 0,9 dan 0,7 poin.
Berita Resmi Statistik Provinsi DKI Jakarta No. 12/02/31/Th. XV, 5 Februari 2013
3
Sektor industri pengolahan, sebagai salah satu sektor andalan tumbuh sebesar 2,4 persen, dengan sumbangan terhadap pertumbuhan sebesar 0,4 persen. Sedangkan untuk sektor-sektor yang kontribusinya terhadap PDRB dibawah 1 persen seperti sektor pertanian, sektor pertambanganpenggalian, dan sektor listrik-gas-air bersih menyumbang pertumbuhan sangat kecil yakni dibawah 0,1 poin. Tabel 2. PDRB Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan 2000 Nilai (Miliar Rp.)
Lapangan Usaha (1)
2011
2012
(2)
(3)
Laju Pertumbuhan Tahun 2012 (%) (4)
Sumber Pertumbuhan (%) (5)
Pertanian
306,7
309,2
0,8
0,0
Pertambangan dan penggalian
991,1
982,3
-0,9
-0,0
Industri pengolahan
62.100,8
63.604,8
2,4
0,4
Listrik-gas-air bersih
2.677,0
2.797,3
4,5
0,0
Konstruksi
44.104,3
47.125,5
6,9
0,7
Perdagangan-hotel-restoran
92.345,1
99.005,7
7,2
1,6
Pengangkutan-komunikasi
53.233,3
59.509,4
11,8
1,5
117.190,3
123.461,0
5,4
1,5
49.288,7
53.025,6
7,6
0,9
PDRB
422.237,2
449.820,8
6,5
6,5
PDRB Tanpa Migas
421.246,2
448.838,5
6,5
Keuangan-real estat-jasa perusahaan Jasa-jasa
III. Nilai PDRB Atas Dasar Harga Berlaku dan Struktur Tahun 2012 PDRB atas dasar harga berlaku Provinsi DKI Jakarta pada tahun 2012 adalah sebesar Rp 1.103,7 triliun, sedangkan pada tahun 2011 sebesar Rp 982,52 triliun, atau terjadi peningkatan sebesar Rp 121,2 triliun. Peranan tiga sektor utama yakni sektor keuangan-real estat-jasa perusahaan, sektor perdaganganhotel-restoran, serta sektor industri pengolahan terhadap total perekonomian DKI Jakarta pada tahun 2012 sekitar 64 persen. Dalam tahun 2012, berdasarkan PDRB atas dasar harga berlaku, sektor ekonomi yang menghasilkan nilai tambah bruto produk barang dan jasa terbesar adalah sektor keuangan-real estat-jasa perusahaan sebesar Rp. 305,6 triliun (27,2 persen), kemudian diikuti oleh sektor perdagangan-hotelrestoran sebesar Rp. 228,0 triliun (20,7 persen), dan sektor industri pengolahan sebesar Rp 172,4 triliun (15,6 persen).
4
Berita Resmi Statistik Provinsi DKI Jakarta No. 12/02/31/Th. XV, 5 Februari 2013
Sebutan Jakarta sebagai Kota Jasa (Service City) tercermin dari struktur perekonomian Jakarta yang diukur dengan PDRB menurut sektoral (lapangan usaha). Sekitar 71,5 persen PDRB Jakarta berasal dari sektor tersier (perdagangan, keuangan, jasa, dan pengangkutan), sebesar 28 persen berasal dari sektor sekunder (industri pengolahan, konstruksi, dan listrik-gas-air bersih) dan hanya sebesar 0,5 persen dari sektor primer (pertanian dan pertambangan). Tabel 3. PDRB Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Berlaku Nilai (Miliar Rp)
LAPANGAN USAHA (1)
Pertanian
Struktur (Persen)
2011
2012
2011
2012
(2)
(3)
(4)
(5)
918,8
968,4
0,1
0,1
4.934,4
5.182,1
0,5
0,5
153.633,5
172.371,2
15,6
15,6
9.588,0
10.244,2
1,0
0,9
Konstruksi
112.026,8
126.272,4
11,4
11,4
Perdagangan, Hotel dan Restoran
204.474,1
228.042,6
20,8
20,7
Pengangkutan dan Komunikasi
101.102,3
114.228,5
10,3
10,3
Keuangan, Real Estat dan Jasa Perusahaan
271.632,3
305.617,6
27,6
27,7
Jasa-jasa
124.211,2
140.810,5
12,6
12,8
Produk Domestik Regional Bruto
982.521,4
1.103.737,6
100,0
100,0
PDRB Tanpa Migas
977.587,1
1.098.555,5
100,0
100,0
Pertambangan dan Penggalian Industri Pengolahan Listrik Gas dan Air Bersih
IV. PDRB Per Kapita Produk Domestik Regional Bruto bila dibagi dengan jumlah penduduk pertengahan tahun akan menggambarkan nilai PDRB per kapita atau tingkat kemakmuran penduduk suatu wilayah. PDRB Per Kapita Propinsi DKI Jakarta dari tahun 2009 – 2012 secara rinci dapat dilihat pada tabel 4. PDRB per kapita DKI Jakarta atas dasar harga berlaku pada tahun 2012 mencapai 110,46 juta rupiah atau meningkat 9,4 persen dibanding tahun 2011 (100,98 juta rupiah). PDRB per kapita atas dasar harga konstan menunjukkan nilai PDRB per kapita secara riil. Pada tahun 2012 PDRB per kapita meningkat 3,7 persen, yaitu dari Rp 43,4 juta di tahun 2011 menjadi Rp 45,02 juta di tahun 2012.
Berita Resmi Statistik Provinsi DKI Jakarta No. 12/02/31/Th. XV, 5 Februari 2013
5
Tabel 4. Nilai PDRB Per Kapita dan Perubahan PDRB Per Kapita Tahun 2008 – 2012 Perubahan PDRB Per Kapita (%)
PDRB Per Kapita (Rp.)
Tahun
Berlaku
Konstan
Berlaku
Konstan
(2)
(3)
(4)
(5)
2009
82,15
40,28
10,8
3,9
2010
89,72
41,18
9,2
2,2
2011
100,98
43,40
12,6
5,4
2012
110,46
45,02
9,4
3,7
(1)
V. PDRB menurut Pengeluaran Triwulan IV Tahun 2012 Nilai nominal PDRB pengeluaran selama triwulan IV/2012 atas dasar harga berlaku mencapai 292,1 triliun rupiah atau meningkat sebesar 10,6 triliun rupiah dibanding triwulan sebelumnya. Sumbangan terbesar diberikan oleh komponen konsumsi rumah tangga yang sebesar Rp 164,1 triliun (56,2 persen), komponen ekspor sebesar Rp 162,6 triliun (55,7 persen), dan komponen Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB)+Perubahan stok sebesar Rp 114,9 triliun (39,4 persen). Tabel 5. PDRB Menurut Komponen Pengeluaran Atas Dasar Harga Berlaku Triwulan III dan IV Tahun 2012
Komponen Pengeluaran (1) Konsumsi Rumah Tangga
Nilai (milliar Rp)
Distribusi (persen)
Triw III/2012
Triw IV/2012
Triw III/2012
Triw IV/2012
(2)
(3)
(4)
(5)
160.804,5
164.127,9
57,1
56,2
26.081,3
32.114,9
9,3
11,0
PMTB + Perubahan Stok
110.983,8
114.929,3
39,4
39,4
Ekspor
156.083,4
162.651,0
55,5
55,7
Minus Impor
172.518,2
181.759,4
61,3
62,2
100,0
100,0
Konsumsi Pemerintah
PDRB
281.434,8
292.063,8
Dilihat secara komponen, laju pertumbuhan terbesar pada komponen pemerintah yaitu sebesar 23,0 persen dibanding triwulan III/2012 (q to q). Tingginya realisasi penyerapan anggaran di triwulan IV/2012 adalah usaha pemerintah dalam meningkatkan penyerapan anggaran tahun 2012 yang dalam tiga triwulan terakhir masih sangat rendah.
6
Berita Resmi Statistik Provinsi DKI Jakarta No. 12/02/31/Th. XV, 5 Februari 2013
Pertumbuhan terbesar kedua adalah ekspor yang sebesar 3,1 persen. Peningkatan nilai ekspor pada triwulan IV ini tidak berarti krisis yang melanda Eropa telah tertanggulangi, namun demikian kondisinya tidak lagi seburuk yang dialami pada tahun 2011. Selanjutnya adalah komponen PMTB yang tumbuh sebesar 2,6 persen. Sementara itu laju pertumbuhan q to q terkecil berada pada komponen konsumsi rumahtangga sebesar 1,0 persen, bila dibandingkan triwulan III/2012 (yang tumbuh 2,4 persen). Perlambatan pertumbuhan yang dialami konsumsi rumahtangga akibat dari triwulan III/2012 terdapat momen puasa dan lebaran. Laju pertumbuhan PDRB menurut pengeluaran Provinsi DKI Jakarta triwulan IV/2012 terhadap triwulan IV/2011 (y on y) sebesar 6,5 persen. Bila dilihat secara komponen, laju pertumbuhan y on y yang terbesar adalah komponen komponen PMTB sebesar 8,2 persen. Terbesar ke dua adalah komponen konsumsi rumahtangga dengan pertumbuhan 6,1 persen dan diikuti komponen ekspor sebesar 5,8 persen. Sementara konsumsi pemerintah tumbuh di bawah nol persen (minus 4,8 persen). Tabel 6. Laju Pertumbuhan PDRB Menurut Pengeluaran (Persentase) Nilai (milliar Rp) Komponen Pengeluaran (1)
Konsumsi Rumah Tangga
Triw III/2012
Triw IV/2012
(2)
(3)
Laju Pertumbuhan (persen) Triw IV/2012 Triw IV/2012 Thd Thd Triw III/2012 Triw IV/2011 (4)
(5)
60.006,6
60.609,6
1,0
6,1
Konsumsi Pemerintah
5.196,7
6.394,4
23,0
(4,8)
PMTB + Perubahan Stok
43.223,8
44.338,3
2,6
8,2
Ekspor
79.107,8
81.551,0
3,1
5,8
Minus Impor
73.830,4
76.955,7
4,2
5,3
113.704,5
115.937,7
2,0
6,5
PDRB
VI. PDRB menurut Pengeluaran Tahun 2012 Distribusi PDRB menurut pengeluaran selama tahun 2012 terbesar ada pada komponen konsumsi rumah tangga yang memberikan kontribusi sebesar 56,9 persen, relatif stabil bila dibanding tahun sebelumnya yang mencapai 57 persen. Kontribusi terbesar kedua ada pada komponen ekspor sebesar 56,2 persen, komponen ini pun mengalami kenaikan dibanding tahun sebelumnya yang mencapai 55,1 persen. Sedangkan kontribusi terkecil ada pada komponen konsumsi pemerintah yang hanya 9,6 persen selama tahun 2012. Berita Resmi Statistik Provinsi DKI Jakarta No. 12/02/31/Th. XV, 5 Februari 2013
7
Tabel 7. PDRB Menurut Pengeluaran Usaha Atas Dasar Harga Berlaku
Komponen Pengeluaran (1)
Konsumsi Rumah Tangga
Nilai (milliar Rp)
Distribusi (persen)
2011
2012
2011
2012
(2)
(3)
(4)
(5)
560.065,2
627.777,3
57,0
56,9
97.222,3
106.134,9
9,9
9,6
PMTB +Perubahan Stok
375.238,3
426.857,1
38,2
38,7
Ekspor
540.935,5
620.131,7
55,1
56,2
Minus Impor
590.921,2
677.163,4
60,2
61,4
982.540,0
1.103.737,6
100,0
100,0
Konsumsi Pemerintah
PDRB
Dilihat dari laju pertumbuhannya, secara umum selama tahun 2012 naik 6,5 persen. Komponen yang mengalami pertumbuhan terbesar adalah komponen PMTB yang naik sebesar 9,0 persen. Terbesar kedua adalah komponen konsumsi rumah tangga dan ekspor yang naik sebesar 6,3 persen. Sedangkan yang terkecil kenaikannya adalah konsumsi pemerintah yang hanya 1,1 persen. Tabel 8. PDRB Menurut Pengeluaran Usaha Atas Dasar Harga Konstan 2000
Komponen Pengeluaran (1)
Konsumsi Rumah Tangga
Nilai (milliar Rp)
Laju Pertumbuhan (persen)
2011
2012
2011
2012
(2)
(3)
(4)
(5)
222.878,8
236.905,3
6,2
6,3
20.953,7
21.179,9
3,7
1,1
PMTB
154.321,4
168.240,8
8,0
9,0
Ekspor
297.778,2
316.460,1
12,2
6,3
Minus Impor
273.694,9
292.965,3
12,7
7,0
422.237,2
449.820,8
6,7
6,5
Konsumsi Pemerintah
PDRB
8
Berita Resmi Statistik Provinsi DKI Jakarta No. 12/02/31/Th. XV, 5 Februari 2013
BPS PROVINSI DKI JAKARTA Informasi lebih lanjut hubungi: Ir. Dwi Paramita Dewi, ME Bidang Neraca Wilayah & Analisis Statistik Telepon Fax e-mail Homepage
: : : :
021-42877301, ext 4040 021-42877350
[email protected] http://jakarta.bps.go.id/
Berita Resmi Statistik Provinsi DKI Jakarta No. 12/02/31/Th. XV, 5 Februari 2013
9