PERSETUJUAN PEMBIMBING JURNAL MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA MEMPERAGAKAN TARI SARONDE KREASI MELALUI METODE DRILL DI KELAS V SDN 5 LIMBOTO BARAT KABUPATEN GORONTALO Oleh ABD. RAHMAN MOODUTO NIM. 151 410 023 Telah diperiksa dan disetujui
Pembimbing I
Pembimbing II
Drs. H. Haris Mahmud, S.Pd, M.Si
Nip : 19610222 198703 1 004
Wiwy Triyanty Pulukadang, S.Pd,M.Pd
Nip : 19800306 200604 2 025
MENGETAHUI Ketua Jurusan Pendidkan Guru Sekolah Dasar Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Gorontalo
Dra. Hj. Hakop Walangadi, M.Si NIP. 19580712 198403 2 001
MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA MEMPERAGAKAN TARI SARONDE KREASI MELALUI METODE DRILL DI KELAS V SDN 5 LIMBOTO BARAT KABUPATEN GORONTALO OLEH Abdul Rahman Mooduto, Haris Mahmud, Wiwiy Triyanti Pulukadang¹ Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar1 Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Gorontalo ABSTRAK Abdul Rahman Mooduto, 2014. Meningkatkan Kemampuan Siswa Memperagakan Tari Saronde Kreasi Melalui Metode Driil Di Kelas V SDN 5 Limboto Barat Kabupaten Gorontalo. Jurusan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Gorontalo. Pembimbing I Drs. H. Haris Mahmud, S.Pd, M.Pd Dan Pembimbing II Wiwy Triyanty Pulukadang, S.Pd, M.Pd. Rumusan masalah penelitian ini yaitu apakah metode Drill dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam memperagakan tari saronde kreasi di kelas V SDN 5 Limboto Barat Kabupaten Gorontalo? Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan kemampuan siswa memperagakan tarian saronde kreasi di kelas SDN V 5 Limboto Barat Kabupaten Gorontalo. Penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas, yang terdiri dari dua siklus. Dari 16 orang siswa pada observasi awal kemampuan siswa, ada 2 orang atau 12,5% yang mampu. Siklus I siswa yang mampu sebanyak 8 orang siswa atau 50% sedangkan pada siklus II siswa yang mampu sebanyak 14 orang atau 87,5%.. Kesimpulan yang diperoleh yakni kemampuan siswa memperagakan tarian saronde kreasi melalui metode drill di kelas V SDN 5 Limboto Barat Kabupaten Gorontalo meningkat. Kata Kunci : Kemampuan, Tari Saronde Kreasi, Metode Driil 1
Abdul Rahman Mooduto selaku mahasiswa Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakulats Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Gorontalo; Drs. Haris Mahmud, S.Pd, M.Si selaku pembimbing I, Wiwiy Triyanti Pulukadang, S.Pd, M.Pd selaku pembimbing II
BAB 1 PENDAHULUAN Pendidikan seni memberikan kontribusi terhadap perkembangan individu serta memberikan pengalaman yang berharga (pengalaman Estetik) sebagai bagian yang penting dari kebudayaan. Pendidikan melalui seni mempunyai kontribusi tersendiri terhadap individu karena membantu pengembangan mental, Emosional, Kreativitas, Estetika, Sosial, dan Fisik. Tari merupakan salah satu jenis seni yang rekomendasikan digunakan dalam proses pendidikan sekolah. Melalui tari, anak dilatih untuk menggerakan berbagai sensori motoriknya, melatih kepekaannya, mengkoordinasikan antara gerakan dan bunyi, menginterpretasikan pengalaman disekitarnya dalam gerak dan sebagainya. Disamping itu seperti halnya jenis-jenis seni yang lain, mempelajari berbagai jenis tari juga berarti sarana untuk mengenali berbagai varian seni dan kebudayaan di daerah lain bahkan di mancanegara. Mengapa Tari Saronde Kreasi perlu diperkenalkan pada siswa ? agar siswa tidak kurang pergaulan dalam pengetahuan tentang kesenian Nusantara yang ada di Indonesia, khususnya di daerah mereka sendiri yaitu kesenian daerah Gorontalo. Memang banyak kesenian-kesenian lain yang ada di Indonesia, namun tidak semua kesenian dikenal banyak orang. Melalui pendidikan Seni Budaya Dan Keterampilan siswa dapat memahami kesenian yang ada di Indonesia, seperti tari Saronde Kreasi. Tujuan dari pembelajaran ini agar para siswa dapat mengetahui, memperagakan, dan menjaga serta mengembangkan seni budaya ini pada masa yang akan datang. Agar seni budaya kita ini tidak akan punah atau di telan waktu. Sesuai dengan kenyataan yang ada bahwa pembelajaran tentang seni daerah Nusantara sudah kurang di terapkan karena dipengaruhi oleh jaman dan media informasi. Sehingga banyak para generasi penerus sudah merasa gengsi dan bahkan tidak lagi mengetahui Seni daerah yang ada ditempat mereka sendiri. Karena mereka lebih menyukai tarian dari negara lain yang saat ini sudah tersebar di seluruh daerah yang ada di Indonesia atau yang biasa dikenal dengan Danch. Sesuai hasil observasi di SDN 5 Limboto Barat pada mata pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan, terdapat siswa yang belum mampu memperagakan Tarian Daerah Gorontalo. Hal ini sudah diusahakan oleh guru bidang studi mata pelajaran SBK dengan menggunakan Metode Drill serta memberikan teori tentang tarian daerah ini. Akan tetapi masi ada juga siswa yang kemampuanya kurang pada bidang ini. Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis tertarik untuk mengkaji melalui penelitian dengan judul “MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA MEMPERAGAKAN TARI SARONDE KREASI MELALUI METODE DRILL DI KELAS V SDN 5 LIMBOTO BARAT KABUPATEN GORONTALO”.
BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN Dalam kamus umum bahasa Indonesia susunan W.J.S Poerwadarminta yang diolah kembali oleh pusat bahasa Departemen pendidikan nasional (pada skripsi Bouty, 2011:9) kemampuan diartikan kesanggupan, kecakapan, atau kekuatan. Menurut Mina Bouty kemampuan adalah kesanggupan atau kecakapan untuk menguasai sesuatu yang sedang dihadapi. Dapat disimpulkan kemampuan adalah kesanggupan atau kecakapan seseorang dalam mengatasi suatu masalah yang dihadapi. Selain unsure-unsur dasar tari, terdapat pula empat unsure penguasaan criteria tari. Keempat hal ini diterapkan dalam tari secara konvensional. Namun tidak menutup kemungkinan dapat digunakan pada tarian Non-konvensional. Keberhasilan penari diatas panggung, memerlukan penguasaan secara maksimal dari keempat criteria ini karena keempat criteria ini saling berkaitan satu dengan yang lainnya. 1. Wiraga yaitu kemampuan penari dalam membawakan tari dari penguasaan tekhnik gerak, kemampuan secara koreografi, tarian dari awal sampai akhirtarian dengan mulus tanpa cacat termasuk hapalan, ketepatan (teknik) melakukan/menarikan gerak dengan benar dan baik. 2. Wirahma yaitu penguasaan kemampuan penari dalam melakukan gerakan sesuai atau tepat dengan irama music pengiringnya. Selain ketepatan tempo dan ritme juga rasa musical penari dituntut karena kemampuan penghayatan secara musical penari akan terlihat oleh penonton. 3. Wirasa yaitu kemampuan penari dalam mengekspresikan dan menghayati tarian yang dibawakan, sehingga tarian mampu secara total dibawakan oleh penari. Ekspresi dalam tari merupakan salah satu yang menentukan sifat atau karakter tarian. Penari dituntut mampu melakukan berbagai ekspresi. 4. Harmonis yaitu keserasian serta keterpaduan dari seluruh komponen tari yaitu wiraga, wirahma, dan wirasa ketika penari menari diatas panggung. Adapun tarian yang akan menjadi objek penelitian adalah tarian Daerah Gorontalo. Ada beberapa tarian adat daerah Gorontalo, namun pada kesempatan ini peneliti mengambil tarian sebagai berikut : 1). Sejarah Singkat Tarian Saronde Kreasi Nama tarian tradisi di Nusantara maupun di Mancanegara biasanya berkaitan dengan bahasa yang digunakan dalam berkomunikasi. Nama tarian baiasanya hanya terdiri dari satu kata. Pada awalanya tarian yang berkembang di Daerah Sangir, Sulawesi Utara adalah Tarian Pato-Pato. Setelah melihat Tarian ini pihak Diknas Kebudayaan Kota Gorontalo berinisiatif untuk membuat satu tarian yang diperagakan oleh anak Remaja Gorontalo. Setelah mereka mencoba untuk membuat tarian, maka tercipta dua tarian yaitu tarian Saronde Kreasi dan Tarian Pore-Pore. Tarian Saronde Kreasi dan Tarian Pore-Pore kemudian dilombakan antar sekolah baik dari SD, SMP, maupun SMA. Dan akhirnya tarian yang paling cepat berekembang juga cepat diterima oleh
masyarakat hingga saat ini adalah Tarian Saronde Kreasi. tarian daerah Gorontalo terdiri dari beberapa tarian salah satunya tarian Saronde. Tarian Saronde merupakan tari keakraban dalam acara resmi. Tarian ini berasal dari tari adat yang dipakai saat malam pertunangan pada upacara perkawinan di Daerah Gorontalo. Saat ini tarian saronde terdiri atas dua jenis yaitu tarian Adat Saronde dan Tarian Saronde Kreasi. Namun yang menjadi objek penelitian saya adalah tarian Saronde Kreasi. 2). Nama Tempat Nama tempat atau keadaan lingkungan dimana tarian tersebut lahir, tentunya kita dapat membedakan bagaimana keadaan wilayah berdasarkan iklim yang terdapat di wilayah tersebut. Tarian Saronde Kreasi berasal dari daerah Gorontalo. 3). Arti, Tema atau Cerita Tarinya Pada zaman dahulu Tarian Saronde diperagakan di istana kerajaan, dalam rangka menyabut tamu kerajaan. Namun saat ini tarian Saronde sudah dikreasikan, maka dari itu tarian saronde sering digunakan pada acara-acara resmi seperti pernikahan dan juga pada saat menyambut tamu agung/besar. 4). Pencipta Tari Seorang koreographer atau pencipta tari ada yang berasal dari bakat secara alamiah ataupun diperoleh dari pendidikan secara formal di sekolah-sekolah yang khusus mencetak atau meluluskan seorang pencipta tari. Sementara itu ada juga seniman yang berasal dari alam. Artinya penata tari tersebut tidak menempuh jalur pendidikan formal, kesenimannya ada yang hasil didikkan studio tari atau sanggar, bakat alamiah ataupun dimilikinya karena warisan dari keturunannya terdahulu. Tarian Saronde Kreasi diciptakan oleh Rustam Bau, BA dan ibu Wiwiy Trianty Pulukadang, S.Pd, M.Pd 5). Para Penari dan Pemain Musicnya Penari dalam sebuah pertunjukan tari adalah orang yang terlatih khusus, untuk menguasai tarian yang akan dipertunjukannya. Untuk tari-tari tradisi penarinya biasanya harus memenuhi ketentuan-ketentuan tertentu seperti golongan dewasa. Sedangkan penari dalam tarian kreasi baru lebih dituntut sebagai keutuhan bentuk tarinya. Artinya para penari tersebut tidak harus melakukan tahap-tahap seperti yang dilakukan penari dalam tarian tradisi. Adapaun yang menjadi penari dalam pembuatan tarian Saronde Kreasi adalah ibu Wiwy Trianty Pulukadang, S.Pd, M.Pd dan bapak Rustam Bau BA. Sedangkan pada saat ini tarian soronde sudah diperagkan oleh anak-anak, rema muda, dan deawasa yang terdiri 6 orang yaitu 3 laki-laki dan 3 perempuan. Pemusik dalam tarian tradisi harus benar-benar menguasai music iringan setiap tari yang dipertunjukan. Adapun yang berperan sebagai pemain music adalah Drs. Yusri Busura dan Pencipta Lagu adalah Bapak Husin Pulukadang. Yang menyanyikan lagu Saronde adalah bapak Wahab Matoka dan ibu Mimy Astuti Pulukadang, S.Pd, M.Sn 6). Bentuk Gerak dan Iringannya Perbendaharaan gerak yang dapat kita amati dalam seluruh pertunjukan tari baik tradisi maupun kreasi baru, tidak terlepas dari unsure estetis. Gerak sebagai alat
komunikasi antara penari dengan penontonnya, harus mengandung pemaknaan dari keutuhan tarinya. Masing-masing gerak dalam tari dari satu tempat dengan tempat yang lainnya, akan memiliki karakteristik yang berkaitan erat dengan pola hidup masyarakatnya. Gerakan Tarian Saronde Kreasi diambil dari gerakan Tari Langga, Tari Adat Saronde, Tari Pore-Pore, dan Tari Tidi. Tarian Saronde terbagi atas tiga gerakan yaitu gerakan pembuka, gerakan inti, dan gerakan penutup. Begitu pula dengan bentuk iringan tarinya. Ada music yang mengikuti tariannya, tetapi ada juga tari yang mengikuti irama music yang lebih dulu diciptakan. Untuk kedua bentuk tersebut diatas tentunya kalau kita cermat, akan didapat dua gaya yang berbeda. Contoh tarian yang mengikuti music adalah, tarian yang dilakukan oleh penari latar dalam berbagai event pertunjukan baik ditelevisi maupun secara langsung. Biasanya tari yang demikian merupakan tari kreasi baru. Sedangkan untuk tarian tradisi biasanya music mengiringi tarinya. Artinya gerak tarian menjadi sedemikian indah, karena dengan tepat diiringi oleh irama yang dihasilkan oleh music pengiringnya. Tarian Saronde diiringi alat music daerah gorontalo yaitu Rebana. Seiring berjalannya waktu dan juga zaman sudah modern maka tarian saronde kreasi diiringi dengan music yang sudah dibuat dalam bentuk lagu (kaset). 7). Pola Lantai Pola lantai merupakan lintasan gerak penari. Adapun pola lantai yang digunakan dalam tarian saronde kreasi adalah pola lantai garis lurus, garis miring, dan segitiga. 8). Tata Rias dan Busananya Pada tarian kreasi baru, rias atau Make Up, kadangkala satu bentuk tarian dengan tarian yang lainnya hamper sama. Penari tersebut hanya berias agar nampak cantik dan menarik. 9). Property yang digunakan Property adalah alat bantu atau alat yang digunakan dalam pergaan tari. Adapun property yang digunakan pada tarian saronde kreasi adalah selendang. Metode mengajar adalah suatu prose pengajaran yang dilakukan oleh seorang guru untuk mencapai tujuan pembelajaran yang sesuai dengan kurikulum. Dalam metode mengajar ini guru dan siswa berperan aktif dalam proses pembelajaran khususnya dengan menggunakan Metode Drill. Metode Drill merupakan salah satu metode dimana siswa melakukan kegiatan-kegiatan secara berulang sampai akhirnya siswa tersebut mampu menyelesaikan masalahnya. Menurut Rusman (dalam Hamzah 2014:17) Metode Drill adalah suatu metode dalam pembelajaran dengan jalan melatih siswa terhadap bahan pelajaran yang sudah diberikan.
Menurut Putrayasa (dalam Hamzah 2014:20) ada beberapa langkah-langkah metode driil adalah sebagai berikut: 1. Siswa harus diberi pengertian yang mendalam sebelum diadakan latihan tertentu. 2. Latihan untuk pertama kalinya hendaknya bersikap diagnostic : a). pada taraf permulaan jangan diharapkan reproduksi yang sempurna. b). dalam percobaan kembali harus diteliti kesulitan yang timbul c). respon yang benar harus diperkuat d). baru diadakan variasi, perkembangan arti dan control 3. masa latihan secara relative singkat, tetapi harus sering dilakukan 4. pada waktu latihan dilakukan proses esensial 5. Di dalam latihan yang pertama-tama adalah ketepatan, kecepatan dan pada akhirnya kedua-duanya harus dapat tercapai sebagai kesatuan 6. Latihan harus memiliki arti dalam rangka tingkah laku yang lebih luas. a). sebelum melaksanakan latihan, siswa perlu mengetahui terlebih dahulu arti latihan itu b). Perlu menyadari bahwa latihan-latihan itu berguna untuk kehidupan selanjutnya c). Perlu mempunyai sikap bahwa latihan-latihan itu diperlukan untuk melengkapi belajar Sesuai dengan obeservasi yang dilakukan oleh peneliti bahwa masih terdapat beberapa orang siswa yang belum mampu memperagakan Tarian Saronde Kreasi. Hal ini disebabkan karena metode yang digunakan guru masih kurang dimengerti oleh siswa. Selain itu juga di SDN 5 Limboto Barat tidak memiliki guru yang khusus Mata Pelajaran Seni Budaya Keterampilan (SBK). Sehingga peneliti mengambil inisiatif untuk membantu pihak sekolah dalam memberikan pengajaran Seni Budaya Keterampilan khususnya pada Aspek Tarian. “Jika menggunakan metode drill maka kemampuan siswa memperagakan tari saronde kreasi di kelas V SDN 5 Limboto Barat Kabupaten Gorontalo akan meningkat”. Indikator keberhasilan penelitian ini tentang peningkatan kemampuan siswa menari saronde kreasi melalui metode driil di kelas V SDN 5 Limboto Barat, kecamatan Limboto Barat, Kabupaten Gorontalo minimal mencapai 70% dari jumlah siswa yang dikenai tindakan memperoleh nilai diatas 70. BAB III METODE PENELITIAN SD Negeri 5 Limboto Barat terletak di Jln. Kasmat Lahay, Desa Tunggulo, Kecamatan Limboto Barat, Kabupaten Gorontalo, Provinsi Gorontalo. Sekolah ini dipimpin oleh Bapak Supardi Mohu, S.Pd dan didirikan pada tahun 1974 yang memiliki siswa sebanyak 78 orang (laki-laki 42 dan perempuan 36) serta memiliki 6 Rombongan Belajar. Sekolah merupakan sekolah yang menjadi tujuan peneliti untuk melakukan Penelitian.
Yang menjadi subjek dari penelitian ini adalah kelas V SDN 5 Limboto Barat, Kabupaten Gorontalo. Yang berjumlah 16 orang siswa terdiri dari laki-laki 10 orang dan perempuan 6 orang. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan 3 variabel yaitu, Variabel Input, Variabel Proses, Variabel Output. Kemudian dalam prosedur penelitian terdapat beberapa tahap yang akan dilalui oleh peneliti yaitu, Tahap Persiapan, Tahap Penelitian Tindakan, Tahap Pemantauan dan Evaluasi, serta Tahap Analisis Refleksi. Sedangkan dalam pengumpulan data, peneliti menggunakan Tekhnik Observasi, Tekhnik Wawancara, Tekhnik Tes, dan Tekhnik Dokumentasi. Namun dalam menganalisis data, peneliti menggunakan rumus. BAB IV HASIL PENELITIAN Sebelum melakukan tindakan, peneliti melakukan observasi awal pada hari jum’at tanggal 16 Mei 2014. Observasi ini menggunakan lembar observasi kemampuan siswa. Selain itu, pada tahap ini juga peneliti melakukan observasi fisik. Dari 6 aspek hasil observasi fisik terdapat 4 aspek yang terpenuhi yang terdiri dari objek yang diteliti, ruang kelas, music pengiring, property tarian yang digunakan (selendang), sedangkan 2 aspek lainnya belum terpenuhi yaitu tenaga pengajar khusus Seni Budaya Keterampilan dan prestasi dalam mengikuti lomba tarian. kemampuan siswa pada observasi awal sebagai berikut : 1. Aspek wiraga, ada sejumlah 2 orang siswa dengan kategori kurang mampu atau sebesar 12.5%, sedangkang 14 orang siswa dengan kategori tidak mampu atau sebesar 87.5%. 2. Aspek wirasa, ada sejumlah 2 orang siswa dengan kategori kurang mampu atau sebesar 12.5%, sedangkan 14 orang siswa dengan kategori tidak mampu sebesar atau 87.5%. 3. Aspek wirama, ada sejumlah 2 orang siswa dengan kategori mampu atau sebesar 12.5%, sedangkan 14 orang siswa dengan kategori tidak mampu atau sebesar 87,5%. 4. Aspek harmonis, ada sejumlah 2 orang siswa dengan kategori kurang mampu atau sebesar 12,5%, sedangkan 14 orang siswa dengan kategori tidak mampu atau sebesar 87,5%. Dapat disimpulkan dari semua aspek penilaian observasi awal, bahwa terdapat 2 orang siswa yang termasuk pada kategori kurang mampu dengan jumlah persentase nilai 75% masing-masing siswa, sedangkan 14 orang siswa termasuk pada kategori tidak mampu dengan jumlah persentase nilai 8% masing-masing siswa. Jadi, peneliti perlu melakukan tindakan kelas untuk meningkatkan kemampuan siswa memperagakan tari saronde kreasi di kelas V SDN 5 Limboto Barat Kabupaten Gorontalo.
Tindakan Siklus I Berdasarkan pemantauan dari 18 aspek yang diamati pada peneliti, belum semuanya dilaksanakan. Karena dari data diatas ada sejumlah 1 aspek atau (5.55%) yang belum terlaksana dengan kategori kurang, 2 aspek (11.11%) yang belum terlaksana dengan kategori cukup, sementara untuk 13 aspek (72.22%) telah terlaksana dengan kategori baik, dan 2 aspek (11.11%) telah terlaksana dengan kategori baik sekali. Berdasarkan hasil tersebut maka akan dilakukan perbaikan pada siklus II. Dari pemantauan aktivitas siswa pada siklus I diatas terdapat 8 aspek yang termasuk pada kategori baik dengan jumlah persentase 70%, sedangkan 2 aspek lainnya terdapat pada kategori cukup dengan jumlah persentase 30%. hasil aktivitas siswa selama pembelajaran siklus I sebagai berikut : 1. Aspek wiraga, ada sejumlah 11 orang siswa dengan kategori mampu atau sebesar 68,7%, 3 orang siswa dengan kategori kurang mampu atau sebesar 18,7, sedangkang 2 orang siswa dengan kategori tidak mampu atau sebesar 12,5%. 2. Aspek wirasa, ada sejumlah 3 orang siswa dengan kategori mampu atau sebesar 18,7%, 10 orang siswa dengan kategori kurang mampu atau sebesar 62,5%, sedangkan 3 orang siswa dengan kategori tidak mampu sebesar atau 18,7%. 3. Aspek wirama, ada sejumlah 9 orang siswa dengan kategori mampu atau sebesar 56,2%, 5 orang siswa dengan kategori kurang mampu atau sebesar 31.2%, sedangkan 2 orang siswa dengan kategori tidak mampu atau sebesar 12,5%. 4. Aspek harmonis, ada sejumlah 12 orang siswa dengan kategori kurang mampu atau sebesar 75%, sedangkan 4 orang siswa dengan kategori tidak mampu atau sebesar 25%. Dari uraian data diatas dapat dijelaskan bahwa hasil evaluasi peserta didik pada pelaksanaa siklus I adalah sebagai berikut : 1. Sejumlah 8 orang siswa yang Tuntas dalam pembelajaran atau 50% dengan perolehan nilai 70 keatas. 2. Sejumlah 8 orang siswa yang Tidak Tuntas atau 50% dengan perolehan nilai dibawah 70. Dari data evaluasi kemampuan siswa diatas maka peneliti dan guru pengamat dapat menyimpulkan bahwa meningkatkan kemampuan memperagakan tari saronde kreasi melalui metode driil sedikit mengalami peningkatan dari yang sebelumnya. Refleksi pelaksanaan tindakan kelas, guna untuk mengetahui ada/tidaknya peningkatan aktivitas belajar dan kemampuan siswa sebelum dan sesudah diadakan tindakan yang nantinya digunakan sebagai bahan pertimbangan pelaksanaan siklus berikutnya. Pembelajaran kemampuan memperagakan tarian saronde kreasi di kelas V SDN 5 Limboto Barat dinyatakan bahwa hasil belajar siswa belum mencapai hasil yang optimal atau yang diharakan.
Tindakan Siklus II Berdasarkan hasil pemantauan aktivitas guru pada proses pembelajaran, maka dapat disimpulkan bahwa dari 18 aspek yang diamati. Maka terdapat 5 aspek atau 27.77% telah terlaksana dengan kategori baik sekali dan 13 aspek atau 72.22% telah terlaksana dengan kategori baik. Dari tabel pemantauan aktifitas siswa, maka dapat dijelaskan bahwa aktifitas siswa mengalami peningkatan dari yang sebelumnya. Dari 10 aspek terdapat 1 aspek yang masuk pada kategori baik sekali dengan jumlah persentase 10%, sedangkan 9 aspek masuk pada kategori baik dengan jumlah persentase 90%. hasil aktivitas siswa selama pembelajaran siklus II sebagai berikut : 1. Aspek wiraga, ada sejumlah 12 orang siswa dengan kategori mampu atau sebesar 75%, sedangkan 4 orang siswa dengan kategori kurang mampu atau sebesar 25%. 2. Aspek wirasa, ada sejumlah 13 orang siswa dengan kategori mampu atau sebesar 81,2%, sedangkan 3 orang siswa dengan kategori kurang mampu atau sebesar 18,7%. 3. Aspek wirama, ada sejumlah 12 orang siswa dengan kategori mampu atau sebesar 75%, sedangkan 4 orang siswa dengan kategori kurang mampu atau sebesar 25%. 4. Aspek harmonis, ada sejumlah 8 orang siswa dengan kategori mampu atau sebesar 50%, sedangkan 8 orang siswa dengan kategori tidak mampu atau sebesar 50%. Hasil evaluasi peserta didik pada pelaksanaa siklus I adalah : Sejumlah 14 orang siswa yang Tuntas dalam pembelajaran atau 87,5% dengan perolehan nilai 70 keatas dan sejumlah 2 orang siswa yang Tidak Tuntas atau 12,5% dengan perolehan nilai dibawah 70. Dari hasil observasi maka peneliti dan guru pengamat dapat menyimpulkan bahwa pada siklus II ini meningkatkan kemampuan memperagakan tari saronde kreasi melalui metode driil sangat mengalami peningkatan dari tindakan siklus I atau yang sebelumnya. Hal ini dapat dibuktikan dengan hasil persentase ketuntasan yang sudah ditetapakan oleh peneliti yaitu dengan nilai rata-rata 70. Semua tindakan kelas pada siklus II yang telah dilakukan oleh peneliti sudah dianalisis sebagaimana yang telah dilakukan pada siklus I bahwa meningkatkan kemampuan memperagakan tari saronde kreasi melalui metode driil di kelas V SDN 5 Limboto Barat Kabupaten Gorontalo dalam data aktivitas belajar peserta didik, kemampuan peserta didik dan pengamatan indicator belajar peserta didik dapat dilihat bahwa deskripsi data yang telah diuraikan tersebut ternyata dari segi hasil dan kemampuan peserta didik sudah mencapai hasil yang optimal. Hal ini ditunjukkan dengan nampaknya kemampuan peserta didik serta kinerja peneliti dan guru pengamat yang sesuai dengan harapan / berhasil dan tidak dilanjutkan pada siklus berikutnya.
Pembahasan Hasil penelitian tindakan kelas pada siklus I menunjukan adanya perubahan baik dari segi informasi maupun keterampilan (skill), serta kemampuan siswa yang diuji melalui evaluasi praktek. Hal ini terlihat pada data berikut ini. 1. Hasil pemantauan aktivitas guru dalam kegiatan pembelajaran mencapai kriteria baik dengan persentase 72.22%. 2. Hasil pemantauan aktivitas peserta didik dalam kegiatan pembelajaran mencapai criteria baik dengan persentase 7,33%. 3. Hasil evaluasi kemampuan peserta didik sejumlah 8 orang yang tuntas belajar atau 50% dengan perolehan nilai 70 keatas, dan 8 orang yang belum tuntas belajar atau 50% dengan perolehan nilai 70 kebawah. Setelah diadakan tindakan siklus I ternyata belum mencapai standar indikator kinerja. Maka peneliti melakukan tindakan pada siklus II. Perbaikan pada siklus II dan hasil dari penelitian tindakan siklus ini menunjukan adanya peningkatan, baik dari segi informasi tentang aktivitas belajar peserta didik serta kemampuan peserta didik yang diuji melalui evaluasi keterampilan (praktek). Hal ini dapat dilihat pada data dibawah ini. 1. Hasil pemantauan aktivitas guru dalam kegiatan pembelajaran mencapai kriteria baik sekali dengan persentase 27.77% dan kriteria baik 72.22%. 2. Hasil pemantauan aktivitas peserta didik dalam kegiatan aktivitas pembelajaran mencapai kriteria baik dengan persentase 90%. 3. Hasil evaluasi kemampuan peserta didik, sejumlah 14 orang peserta didik yang tuntas belajar atau 87.5% dengan perolehan nilai 70 keatas, dan 2 orang peserta didik yang belum tuntas belajar atau 12.5% dengan perolehan nilai 66,6. 4. Untuk siswa yang tidak mampu, mereka selalu berusaha meskipun kemampuan mereka tidak seperti dengan siswa yang lain dikarenakan tingkat pemikiran (IQ) dibawah rata-rata. Disamping itu guru tetap selalu membimbing, dan memberikan motivasi pada siswa tersebut seperti yang dilakukan guru pada siswa yang lain. Hasil data siklus II diatas menunjukan bahwa kemampuan peserta didik tersebut mengalami peningkatan melebihi target indicator kinerja yang ditetapkan. Adapun hasil evaluasi kemampuan memperagakan tari saronde kreasi melalui metode driil pada siklus dan siklus II di kelas V SDN 5 Limboto Barat dapat dilihat pada tabel dibawah ini. Data Ketuntasan Siswa Pada Siklus I dan Siklus II No Kriteria Siklus I 1. Mampu 8 orang atau 50% 2. Tidak Mampu 8 orang atau 50%
Siklus II 14 orang atau 87.5% 2 orang atau 12.5%
Dari data diatas pada siklus I dan siklus II, dapat disimpulkan bahwa penggunaan metode drill pada pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan dapat
meningkatkan kemampuan memperagakan tarian saronde kreasi di kelas V SDN 5 Limboto Barat Kabupaten Gorontalo. Dengan demikian, maka hipotesis tindakan yang berbunyi “jika menggunakan metode drill maka akan meningkatkan kemampuan memperagakan tarian saronde kreasi di kelas V SDN 5 Limboto Barat Kabupaten Gorontalo” dapat diterima. BAB V SIMPULAN DAN SARAN
SIMPULAN Seni merupakan ekspresi perasaan manusia yang dikongkritkan, untuk mengkomunikasikan pengalaman batinnya kepada orang lain (masyarakat penikmat) sehingga merangsang timbulnya pengalaman batin pula kepada penikmat yang menghayatinya. Tari merupakan salah satu bentuk karya seni yang menggunakan media gerak agar dapat dinikmati nilai keindahannya. Jadi, seni tari adalah ekspresi perasaan manusia yang dikongkritkan melalui media gerak agar dapat dinikmati oleh orang lain. Pada hakikatnya penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan potensi siswa khususnya pada seni tari, serta mengenalkan budaya daerah gorontalo agar tidak mengalami kepunahan. Penelitian ini telah dilakukan dengan menggunakan 2 siklus yang diawali dengan observasi. Berdasarkan hasil observasi, maka peneliti melakukan tindakan kelas siklus I. Namun pada siklus I tingkat ketuntasan siswa sebesar 50% atau belum mencapai standar ketuntasan yang telah ditetapkan . Oleh karena itu, peneliti melakukan tindakan kelas siklus II. Dengan melakukan tindakan kelas siklus II maka tingkat ketuntasan siswa mengalami peningkatan yaitu sebesar 87,5% atau telah melebihi standar ketuntasan yang telah ditetapkan. Jadi, dapat disimpulkan bahwa meningkatkan kemampuan siswa memperagakan tari saronde kreasi melalui metode drill di kelas V SDN 5 Limboto Barat Kabupaten Gorontalo telah berhasil.
SARAN Semoga skripsi ini bisa menjadi bahan referensi untuk pembaca dan bisa membantu orang lain. Penelitian ini masih terdapat kekurangan karena setiap manusia tidaklah luput dari kekhilafan. Maka dari itu, peneliti sangat mengharapkan kritikan dan saran untuk skripsi ini.
DAFTAR PUSTAKA Bouty Mina, 2011. Peningkatan kemampuan mebaca permulaan menggunakan metode SAS pada siswa kelas 1 SDN 1 Botubilotahu Kabupaten Pohuwato. Program S1 Universitas Negeri Gorontalo. Gorontalo Soeteja Zakaria, dkk. 2009. Bahan Ajar Cetak Pendidikan Seni. direktorat jendral pendidikan tinggi. Departemen pendidikan nasional. Muhammad, Hamzah. 2014. Meningkatkan kemampuan mengoperasikan computer melalui metode driil pada pelajaran TIK di kelas V SD Negeri 1 Moluo kecamatan kwandang kabupaten gorontalo utara. Program PascaSarjana Universitas Negeri Gorontalo. Gorontalo