PERSETUJUAN PEMBIMBING
JURNAL
HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN PERKEMBANGAN ANAK PRA SEKOLAH USIA 5 TAHUN DI TK KARTINI DESA TOTO SELATAN KECAMATAN KABILA KABUPATEN BONE BOLANGO Oleh MELISRIAWATI GANI (NIM. 841 410 102, Jurusan Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan dan Keolahragaan Universitas Negeri Gorontalo)
Telah diperiksa dan disetujui untuk di publikasikan
Hubungan Status Gizi Dengan Perkembangan Anak Pra sekolah Usia 5 Tahun Di TK Kartini Desa Toto Selatan Kecamatan Kabila Kabupaten Bone Bolango Melisriawati Gani, Rini Fahriani Zees, Nanang R. Paramata Jurusan Ilmu Keperawatan FIKK UNG Email :
[email protected] ABSTRAK MELISRIAWATI GANI. 2014 “Hubungan Status Gizi Dengan Perkembangan Anak Prasekolah Usia 5 Tahun DI TK Kartini Desa Toto Selatan Kecamatan Kabila Kabupaten Bone Bolango” Skripsi, Jurusan Keperawatan, Fakultas Ilmu-ilmu Kesehatan dan Keolahragaan, Universitas Negeri Gorontalo. Pembimbing I, Ns. Rini Zees S.Kep, M.Kep, dan Pembimbing II dr. Nanang Roswita Paramata M.Kes. Gizi adalah masalah kesehatan masyarakat yang penyebabnya multifaktor. Perkembangan adalah bertambahnya struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks, dalam kemampuan gerak kasar, gerak halus, bicara dan bahasa. Tujuan umum dalam penelitian ini untuk mengetahui hubungan status gizi dengan perkembangn anak prasekolah di TK Kartini Desa Toto Selatan Kecamatan Kabila Kabupaten Bone Bola ngo. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional. Populasi seluruh anak prasekolah usia 5 tahun. Dengan pengambilan teknik sampel yaitu purposive sampling. Menggunakan instrumen penelitian berupa observasi dengan jumlah sampel sebanyak 27 responden. Analisis data yang digunakan adalah uji statistik Spirman Rank. Hasil penelitian menunjukan dari hasil uji Spirman Rank status gizi kurang 15 responden (56,6%) dengan perkembangan abnormal 16 responden (59,3%). Dari hasil uji statistik Spirman Rank diperoleh nilai P value=(0,01) < α (0,05) ada hubungan antara atatus gizi dengan perkembangan anak prasekolah di TK Kartini Desa Toto Selatan Kecamatan Kabila Kabupaten Bone Bolango. Kesimpulan, dari hasil uji statistik diperoleh nilai p value =(0,01) < α (0.05), sehingga dapat disimpulkan ada hubungan antara status gizi dengan perkembangan anak prasekolah di Tk Kartini. Saran bagi orang tua diharapkan dapat menambah wawasan dengan memperbanyak membaca buku tentang gizi dan perkembangan anak. Kata kunci: status gizi, perkembangan1
1
Melisriawati Gani, 841410102, Jurusan Ilmu Keperawatan FIKK UNG Rini Fahriani Zees S.Kep, Ns, M.Kep, dr. Nanang R. Paramata M.Kes
Masalah gizi adalah masalah kesehatan masyarakat yang penyebabnya multifaktor, seperti masalah sosial, ekonomi, budaya, pola asuh, pendidikan dan lingkungan. Oleh karena itu pendekatan penanggulangannya harus melibatkan berbagai sektor yang terkait, dan bukan hanya pendekatan medis, dan pelayanan kesehatan saja (Supriasa dkk, 2002). Anak usia pra-sekolah merupakan kelompok yang sangat perlu diperhatikan akan kebutuhan gizinya, karena dalam masa pertumbuhan. Kekurangan akan kebutuhan gizi pada masa anak-anak selain akan mengakibatkan gangguan pada pertumbuhan jasmaninya juga akan menyebabkan gangguan perkembangan mental anak. (Sutarta, 2008). Berdasarkan observasi pada anak TK yang dilakukan peneliti di TK Kartini Desa Toto Selatan, Kecamatan Kabila, Kabupaten Bone Bolango pada anak – anak usia prasekolah di mana didapatkan seluruh siswa TK anak usia 5 tahun berjumlah 27 orang dari hasil pengukuran yang dilakukan peneliti yakni terdapat 5 orang anak yang berat badannya tidak sesuai dengan umurnya, serta perkembangannya yang tidak sesuai dengan umurnya saat ini. . Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk meneliti permasalahan tersebut dengan judul : “Hubungan Status Gizi Dengan Perkembangan Anak Prasekolah Usia 5 Tahun DI TK Kartini” Metode Penelitian Penelitian dilakukan di TK Kartini, Desa Toto Selatan Kecamatan Kabila, Kabupaten Bone Bolango Adapun waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan April 2014. penelitian menggunakan rancangan cross sectional, populasi dalam penelitian ini adalah semua anak Tk yang berusia 5 tahun. Penelitian menggunakan teknik purposive sampling yaitu melalui kriteria inklusi dan ekslusi, sampel penelitian berjumlah 27orang (Setiadi 2013). Instrumen penelitian ini dengan menggunakan lembar observasi. Dalam instrumen penelitian terdiri dari variabel independen dan dependen. Variabel independen yaitu status gizi dan variabel independen perkembangan anak. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN a. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Statuz Gizi Siswa TK Kartini, Desa Toto Selatan, Kecamatan Kabila, Kabupaten Bone Bolango. Status gizi Gizi kurang Gizi baik Gizi lebih Total Sumber : Data Primer 2014
Jumlah 15 9 3 27
Presentase % 56,6% 33,3% 11,1% 100 %
Berdasarkan tabel 4.2 terlihat bahwa sebagian besar responden dengan status gizi kurang berjumlah 15 responden (55,6%). Menurut asumsi peneliti responden di TK Kartini dengan status gizi kurang akan berdampak negatif untuk kehidupan anak. Jika keadaan ini terus berlanjut maka anak dapat mengalami gangguan perkembangan. Status gizi baik sebanyak 9 responden (33,3%). Menurut asumsi peneliti apabila anak yang
status gizinya baik, maka perkembangannyapun akan normal. Sedangkan anak dengan gizi lebih sebanyak 3 responden (11,1%). Menurut asumsi peneliti anak yang memiliki gizi lebih dapat beresiko menderita penyakit diabetes dan penyakit jantung. Menurut (Djoko Wijono, 2009) anak-anak yang memiliki gizi lebih dapat mengalami kesulitan bergerak dan terganggu perkembangannya karena timbunan lemak yang berlebihan pada organ-organ tubuh. Menurut (Joko Wijono, 2009) anak dengan status gizi kurang beresiko terganggunya perkembangan karena ketidak sesuaian antara zat gizi yang diperoleh dari makanan dan kebutuhan tubuh. Menurut teori (Hidayat, 2008), bahwa anak dengan status gizi baik maka pekembangannya akan baik, hal ini dikarenakan kebutuhan nutrisi yang terpenuhi. b. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Perkembangan Siswa TK Kartini, Desa Toto Selatan, Kecamatan Kabila, Kabupaten Bone Bolango. Perkembangan Abnormal Meragukan Normal Total Sumber : Data Primer 2014
Jumlah 16 0 11 27
% 59,3% 0% 40,7% 100%
Berdasarkan tabel 4.3 menunjukan bahwa sebagian besar responden dengan perkembangan abnormal yaitu 16 responden (59,3%). Menurut asumsi peneliti berdasarkan observasi yang dilakukan anak terlihat tidak dapat melakukan beberapa tahapan perkembangan seperti pada perkembangan motorik kasar anak tidak dapat berdiri satu kaki tanpa berpegangan selama 6 detik., tidak dapat melompat satu kaki secara bergantian. Pada perkembangan motorik halus anak tidak dapat meniru melipat kertas sederhana. Dan responden yang memiliki perkembangan normal sebanyak 11 responden (40,7%), menurut asumsi peneliti berdasarkan observasi yang dilakukan, anak yang memiliki perkembangan normal dapat melakukan sebagian besar tahapan perkembangan. Menurut Siswanto (2010), masa prasekolah merupakan masa keemasan, karena pertumbuhan dan perkembangan pada masa ini berlangsung sangat pendek dan peka terhadap lingkungan. Perkembangan dapat dilihat dari meningkatnya kualitas merespon rangsangan yang diberikan. c. Hubungan Status Gizi dengan Perkembangan Anak Prasekolah di TK Kartini
Perkembangan Status gizi
Total
Abnormal
Kurang
N 13
Baik Lebih Total
1 2 16
% 48,1
Normal N 2
3,7 8 7,4 1 59,3 11 Spirman Rank =0.01
% 7,4
15
55,6
29,6 3,7 40,7
9 3 27
33,3 11,1 100
Dari tabel diatas menunjukan bahwa dari 27 responden yang ada di TK Kartini yang memiliki status gizi kurang dengan perkembangan abnormal sebanyak 13 responden (48,1%), status gizi kurang dengan perkembangan normal sebanyak 2 responden (7,4%), status gizi baik dengan perkembangan abnormal 1 (3,7%), status gizi baik dengan perkembangan normal 8 responden (29,6%), status gizi lebih dengan perkembangan abnormal 2 (7,4%), sedangkan status gizi lebih dengan perkembangan normal 1 (3,7%). Hasil analisis menggunakan uji spirmen rank didapatkan hasil P Value= 0,01 (α = 0,05), artinya ada hubungan antara statuis gizi dengan perkembangan anak prasekolah. Berdasarkan tabel 4.4 terdapat responden yang memiliki gizi kurang dengan perkembangan abnormal sebanyak 13 responden (48,1%), menurut asumsi peneliti, anak dengan status gizi kurang maka perkembangannya pun akan terhambat. Hal ini didukung oleh teori (Depkes, dan Depsos, 2010) menjelaskan bahwa anak yang mengalami kekurangan makanan bergizi akan menyebabkan anak lemah dan tidak aktif, sehingga terjadi retardasi perkembangan anak. Status gizi kurang dengan perkembangan normal sebanyak 2 responden (7,4%) hal ini dikarenakan adanya pengaruh dari stimulasi yang telah diberikan kepada anak dari guru selama mengikuti pendidikan di TK tersebut dan berdasarkan wawancara dengan orangtua siswa yang mengatakan bahwa adanya peran dari orangtua siswa yang sering mengulang kembali di rumah apa yang telah didapatkan di sekolah. Hal ini sejalan dengan penelitian Amelia 2008, hubungan pendidikan anak prasekolah di PAUD Tumble Toots. Status gizi baik dengan perkembangan abnormal sebanyak 1 responden (3,7%), hal ini dikarenakan anak tersebut cenderung pendiam dan tidak ingin bersosialisasi dengan teman sebaya, dan dari hasil wawancara dengan orangtua siswa mengatakan bahwa kurang mengulang kembali di rumah apa yang telah didapatkan di sekolah. Hal ini didukung oleh teori (Santoso dan Ranti, 2004) yang menjelaskan bahwa peran orangtua, lingkungan dan teman sebaya dapat mempengaruhi perkembangan anak. status gizi baik dengan perkembangan normal sebanyak 8 responden (29,6%), hal ini disebabkan anak yang memiliki gizi baik maka perkembangannya pun akan baik. Hal ini sejalan dengan teori (Depkes dan Depsos, 2010) menjelaskan anak dengan status gizi baik akan mempengaruhi perkembangannya dimana syaraf-syaraf anak agar dapat berfungsi dengan baik dalam melakukan tugasnya sebagai satu kesatuan keterampilan yang harus dicapai. Status gizi lebih dengan perkembangan abnormal sebanyak 2 responden (7,1%), menurut asumsi peneliti, anak dengan status gizi lebih maka perkembangannya pun akan terhambat. Dikarenakan anak tersebut sering mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung karbohidrat, lemak, dan makanan siap saji. Hal ini didukung oleh teori ( Depkes dan Depsos 2010) bahwa anak yang memilki gizi lebih atau mangalami kelebihan makanan bergizi akan menyebabkan obesitas yang menyebabkan anak tersebut cenderung tidak aktif, dan akhirnya akan mengganggu perkembangan. Status gizi lebih dengan perkembangan normal 1 responden (3,7%), hal ini dikarenakan adanya pengaruh dari stimulasi yang telah diberikan kepada anak dari guru selama mengikuti pendidikan di Tk tersebut. Hal ini sejalan dengan penelitian Amelia 2008, hubungan pendidikan anak prasekolah di paud Tumble toos. Anwar (2000), zat-zat gizi yang dikonsumsi akan berpengaruh pada status gizi anak. Perbedaan status gizi memiliki pengaruh yang berbeda pada setiap perkembangan anak, dimana jika gizi yang dikonsumsi tidak terpenuhi dengan baik maka perkembangannya akan terhambat. . Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Fitriana (2006), yaitu hubungan status gizi dengan perkembangan motorik kasar anak usia 1-5 tahun di Posyandu kota semarang. Hasil penelitian menunjukan bahwa ada hubungan antara status gizi dengan perkembangan motorik kasar pada anak usia 1-5 tahun.
Dari hasil penelitian yang dilakukan peneliti di TK Kartini Desa Toto Selatan, Kecamatan Kabila, Kabupaten Bone Bolango, dimana berdasarkan tabel 4.4 terlihat responden memiliki status gizi kurang dengan perkembangan abnormal 13 (48,1%), status gizi kurang dengan perkembangan normal 2 (7,4%), status gizi baik dengan perkembangan abnormal 4 (10,3%), status gizi baik dengan perkembangan normal 9 (23,1%), status gizi lebih dengan perkembangan abnormal 0, sedangkan status gizi lebih dengan perkembangan normal 3 (7,7%), Penutup Simpulan Berdasarkan penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan peneliti tentang hubungan status gizi dengan perkembangan anak prasekolah di TK Kartini desa toto selatan kecamatan kabila kabupaten bone bolango dapat disimpulkan hal sebagai berikut : 1. Dari 27 responden sebagian besar responden berstatus gizi kurang yaitu 15 responden (55,6%) 2. Sebagian besar responden dengan perkembangan abnormal 16 responden (59,3%) 3. Ada hubungan antara status gizi dengan perkembangan anak prasekolah di TK Kartini. Dari hasil bivariat diperoleh nilai P Value = 0,01 (P < 0,05) Saran 1. Bagi tenaga kesehatan Diharapkan bisa memberikan pemahaman dengan cara melakukan penyuluhan tentang pentingnya pemantauan status gizi. 2. Bagi orang tua Diharapkan orang tua dapat menambah wawasan caranya dengan memperbanyak membaca buku-buku tentang gizi dan tumbuh kembang anak. 3. Bagi peneliti selanjutnya Bagi peneliti selanjutnya agar dapat meneliti lebih dalam tentang hubungan status gizi dangan faktor lain yang mempengaruhi perkembangan, seperti umur dan jenis kelamin
DAFTAR PUSTAKA Almatsier, S. 2005. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Arikunto, S. 2006. Prosedur penelitian suatu pendekatan praktek. Edisi.5. jakarta: rineka cipta. Anwar, H, M, 2000, Peranan Gizi dan Pola Asuh dalam Meningkat Kualitas Tumbuh Kembang Anak, Depkes, Jakarta Depkes RI, 2008. Gerakan Nasional Pemantauan Tumbuh Kembang Anak.Jakarta Departemen Kesehatan dan Departemen Sosial. 2010. Gizi Seimbang Menuju Hidup Sehat Bagi Anak. Jakarta: Depkes dan Depsos Hidayat A.A. 2008. Pengantar Ilmu Kesehatan Untuk Pendidikan Kebidanan.
Irianto, Djoko Drs. 2007. Panduaan Gizi Lengkap Keluarga dan Olahraga. Yogyakarta: PT. Andi Mansjoer A Dkk, 2000. Kapita selekta kedokteran. Edisi 3, jilid 2. Jakarta penerbit media aesculpius. Mahendra, 2006, Perkembangan dan Belajar Motorik, Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional Regina Putri. Makalah ilmu pendidikan usia dini. Diakses dari : http://www.academia.edu Suhardjo. 2003. Berbagai Cara Pendidikan Gizi. Jakarta : PT. Bumi Akasaras Soekirman. 2000. Ilmu Gizi dan Aplikasinya. Ditjen Dikti. Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional Sulistijani, Herlianti. 2004. Menjaga Kesehatan Bayi dan Balita. Jakarta : Pustaka Pembangunan Swadaya Nusantara Santoso, Ranti. 2004. Kesehatan dan Gizi. Jakarta: PT Rineka Cipta Setiadi, 2013. Konsep dan praktik penulisan riset keperawatan. Yogyakarta: Graha ilmu Sugiono, 2009. Metode penelitian kuantitatif, kualitatif dan R & D. Cetakan ke 7. Bandung: Alfabeta Sutarta, 2008.Pangan, Gizi, dan Pertanian, Jakarta: UI Press Supariasa, 2002. Penilaian Status Gizi. Jakarta : Buku Kedokteran EGC Supartini, Yupi, 2002. Buku Ajar Konsep Keperawatan Anak. Jakarta : EGC Septian Raha. Makalah pertumbuhan dan DDST.Diakses dari:http://www.academia.edu Siswanto, 2010. Pendidikan Kesehatan Anak, Yogyakarta : Pustaka Rihana Wijono djoko. 2009. Menejemen Perbaikan Gizi Masyarakat. Surabaya: Duta Prima Air Langga