PERSETUJUAN PEMBIMBING JURNAL
LEMBAR PENGESAHAN JURNAL
ABSTRAK
Fadlia Galema. 2015, Pengaruh Terapi Bermain Susun Balok Terhadap Tumbuh Kembang Anak di PAUD Cendana Kec. Mootilango Kab. Gorontalo. Skripsi, Pogram Studi Ilmu Keperawatan, Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan dan Keolahragaan, Universitas Negeri Gorontalo. Pembimbing I dr. Nanang Roswita Paramata M.Kes, Pembimbing II Wirda Y. Dulahu S.Kep.,Ns.,M.Kep. Pertumbuhan dan perkembangan anak usia dini membutuhkan beragam stimulus karena pada usia tersebut merupakan masa yang sangat penting untuk anak berkembang sesuai dengan kebutuhan dan potensinya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh terapi bermain susun balok terhadap perkembangan fungsi kognitif anak di PAUD Cendana Kec. Mootilango Kab. Gorontalo Desain penelitian yang digunakan adalah Praexperiment. Populasi penelitian adalah siswa yang berada di sekolah PAUD Cendana Kec. Mootilango Kab. Gotontalo yaitu 36 orang, penentuan jumlah sampel menggunkan teknik total sampling. Analisa data menggunakan Wilcoxon. Berdasarkan hasil penelitian, perkembangan fungsi kognitif anak sebelum diberikan perlakuan dengan bermain susun balok yaitu 19.4% dan setelah diberikan perlakuan dengan menggunakan terapi bermain susun balok selama 8x perlakuan meningkat menjadi 91.7% dari 36 anak dengan p value =0,000α<0,05. Kesimpulan penelitian ini adalah dengan pemberian terapi bermain susun balok dapat meningkatkan perkembangan fungsi kognitif anak di PAUD Cendana Kec. Mootilango Kab. Gorontalo. Saran bagi sekolah, orang tua dapat memberikan stimulasi dini dengan memberikan permainan susun balok yang dapat merangsang daya pikir anak.
Kata Kunci : Terapi Bermain, Fungsi Kognitif Daftar Pustaka : 25 (2003-2014)
SUMMARY PENGARUH TERAPI BERMAIN SUSUN BALOK TERHADAP TUMBUH KEMBANG ANAK DI PAUD CENDAN DI KEC. MOOTILANGO KAB. GORONTALO Fadlia Galema, dr. Nanang Roswita Paramata M.Kes, Wirda Y. Dulahu S.Kep.Ns.M.Kep Program Studi Ilmu Keperawatan, Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan Dan Keolahragaan Universitas Negeri Gorontalo Email :
[email protected] ABSTRAK Fadlia Galema. 2015, Pengaruh Terapi Bermain Susun Balok Terhadap Tumbuh Kembang Anak di PAUD Cendana Kec. Mootilango Kab. Gorontalo. Skripsi, Pogram Studi Ilmu Keperawatan, Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan dan Keolahragaan, Universitas Negeri Gorontalo. Pembimbing I dr. Nanang Roswita Paramata M.Kes, Pembimbing II Wirda Y. Dulahu S.Kep.,Ns.,M.Kep. Pertumbuhan dan perkembangan anak usia dini membutuhkan beragam stimulus karena pada usia tersebut merupakan masa yang sangat penting untuk anak berkembang sesuai dengan kebutuhan dan potensinya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh terapi bermain susun balok terhadap perkembangan fungsi kognitif anak di PAUD Cendana Kec. Mootilango Kab. Gorontalo Desain penelitian yang digunakan adalah Pra Experimental. Populasi penelitian adalah siswa yang berada di sekolah PAUD Cendana Kec. Mootilango Kab. Gotontalo yaitu 36 orang, penentuan jumlah sampel menggunkan teknik total sampling. Analisa data menggunakan Wilcoxon. Berdasarkan hasil penelitian, perkembangan fungsi kognitif anak sebelum diberikan perlakuan dengan bermain susun balok yaitu 19.4% dan setelah diberikan perlakuan dengan menggunakan terapi bermain susun balok selama 8x perlakuan meningkat menjadi 91.7% dari 36 anak dengan p value =0,000α<0,05. Kesimpulan penelitian ini adalah dengan pemberian terapi bermain susun balok dapat meningkatkan perkembangan fungsi kognitif anak di PAUD Cendana Kec. Mootilango Kab. Gorontalo. Saran bagi sekolah, orang tua dapat memberikan stimulasi dini dengan memberikan permainan susun balok yang dapat merangsang daya pikir anak. Kata Kunci Daftar Pustaka
1
: Terapi Bermain, Fungsi Kognitif : 25 (2003-2014)
Fadlia Galema.841411073. Program Studi Ilmu Keperawatan, Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan Dan Keolahragaan Universitas Negeri Gorontalo dr. Nanang Roswita Paramata M.Kes, Wirda Y. Dulahu S.Kep.Ns.M
PENDAHULUAN Tumbuh kembang anak pada dasarnya merupakan dua peristiwa yang berlainan akan tetapi keduanya saling berkaitan. Pertumbuhan (growth) merupakan perubahan dalam ukuran besar, jumlah, ukuran atau dimensi tingkat sel, organ maupun individu yang bisa diukur berat dengan menggunakan (gram/kilogram), ukuran panjang (cm, meter). Sedangkan perkembangan (development) merupakan bertambahnya kemampuan skill/keterampilan dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks sebagai hasil dari proses pematangan. Sehingga pertumbuhan dan perkembangan merupakan kaitan yang tidak bisa dipisahkan (Ridha, 2014).1 Dalam tahap tumbuh kembang anak dapat dikelompokkan kedalam dua kelompok besar yakni kelompok usia 0-6 tahun yang terbagi menjadi tahap pranatal yang terdiri dari masa embrio (mulai konsepsi sampai 8 minggu) dan masa fetus (9 minggu sampai lahir), tahap post natal yang terdiri dari masa neonatus (0-28 hari) dan masa bayi (29 hari sampai 1 tahun), tahap prasekolah (36 tahun),dan kelompok usia 6 tahun keatas yang terbagi dalam masa praremaja (610 tahun) dan masa remaja (10-18/20 tahun) (Hidayat,2005).2 Pada tahun 2007 Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI). Melakukan pemeriksaan pada 2.634 anak dengan rentang usia 0-6 tahun. Dari hasil pemeriksaan tersebut di temukan pertumbuhan dan perkembangan anak yang normal dan sesuai dengan usia adalah 53%, anak yang perkembangannya meragukan (membutuhkan pemeriksaan lebih lanjut) sebanyak 13%, penyimpangan perkembangan 34%. Dari penyimpangan perkembangan, 10% yang mengalami penyimpangan perkembangan motorik kasar (seperti berjalan dan duduk), 30% gangguan penyimpangan perkembangan motorik halus (seperti menulis dan memegang), 69,4% anak tidak bisa mencapai perkembangan fungsi kognitif, bahasa dan bicara, 16% penyimpangan sosialisasi kemandirian. Berdasarkan data tersebut terlihat bahwa gangguan perkembangan pada anak usia dini yang berada dalam rentang usia (0-6 tahun) di Indonesia masih cukup besar. Hal ini karena rendahnya pengetahuan orang tua terhadap tahap-tahap perkembangan anak serta kurangnya sikap dan keterampilan orang tua dalam hal pemantauan pertumbuhan dan perkembangan anak usia dini terutama untuk perkembangan fungsi kognitif anak usia dini (IDAI, 2007).3 Perkembangan fungsi kognitif merupakan aspek yang tidak kalah penting dalam pertumbuhan dan perkembangan anak dimana anak sudah memasuki sekolah dan tampak sekali kemampuan anak belum mampu menilai sesuatu berdasarkan apa yang mereka lihat karena setiap anak membutuhkan pengalaman belajar dengan lingkungan sekolah dan orang tua (Hidayat, 2005).4 Dalam kesehariannya anak usia dini perlu diberi stimulus untuk membantu peningkatan perkembangan fungsi kognitif yang berhubungan dengan tumbuh 1 2 3
4
Ridha. H. N. 2014. Buku Ajar Keperawatan Anak. Yogyakrta: Pustaka Pelajar Hidayat. A. 2005. Pengantar ilmu keperawatan anak. Jakarta: Salemba medika. Deprtemen kesehatan repubrlik Indonesia 2007. Laporan Jumlah Anak Uisa Dini di Indonesia. Diaksesdi http:// repository .upi.edu / 2098/4/ TBP 110 4033C hapter 1. pdf. pada tanggal 7 april. 2007 Hidayat. A. 2005. Pengantar ilmu keperawatan anak. Jakarta: Salemba medika.
kembang anak yang melibatkan kognisi berdasarkan pengetahuan, persepsi, pikiran, ingatan, dan pengolahan informasi yang diperoleh dari lingkungan sekolah sehingga anak usia dini dapat mengeksplorasi dirinya sendiri, orang lain, serta berbagai kegiatan yang diperoleh dari aktivitas sehari-hari (Wiyani, 2014).5 Peningkatan fungsi kognitif pada anak dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu, faktor internal dan ekstrenal. Faktor eksternal antara lain, faktor lingkungan, pembentukan, dan faktor bebas. Faktor lingkungan dipandang sebagai faktor yang dapat menentukan perkembangan fungsi kognitif pada anak usia dini, dimana faktor lingkungan dapat ditentukan oleh pengalaman dan pengetahuan yang diperoleh dari lingkungan sekitarnya, seperti pemberian stimulus dari orang tua, keluarga, dan sekolah yang merupakan penentu dalam perkembangan anak. Sehingga perlu adanya pemberian aktivitas yang menyenangkan bagi anak, contohnya pemenuhan aktivitas bermain pada anak (Wiyani, 2014).6 Terdapat berbagai metode bermain yang dapat menjadi stimulus bagi anak, seperti permainan menggunting kertas, menirukan sesuatu, mewarnai, menyusun puzzle, serta menyusun balok warna-warni yang sangat penting untuk membantu perkembangan fungsi kognitif anak usia dini terutama untuk perkembangn intelektual atau daya pikir (Montalalu, 2005).7 Jenis permainan balok dapat membantu proses berfikir anak, karena melalui kegiatan menyusun balok dengan bentuk bangunan atau manipulasi yang menjadi susunan huruf, angka, serta warna-warna yang unik pada balok yang disukai oleh anak-anak. Kemampuan anak dalam melakukan permainan ini dilakukan secara bertahap karena permainan menyusun balok ini erat kaitannya dengan kemampuan intelektual dan system koordinasi motorik anak (Tilong, 2014).8 Media balok ini digunakan sebagai permainan untuk mengembangkan fungsi kognitif anak usia dini karena secara tidak langsung anak ikut bermain tetapi juga disertai dengan proses belajar. Permainan balok dapat memberikan stimulus untuk mengembangkan kreatifitas anak usia dini karena harus membuat desain sendiri dengan balok-baloknya, Sehingga dapat memperkuat daya imajinasi anak serta dapat merangsang perkembangan fungsi kognitif anak usia dini karena dengan adanya bentuk-bentuk susunan balok bisa mengembangkan kata-katanya untuk mencoba menggambarkan ukuran balok, posisi, susunan bentuk, serta warna yang ada pada balok (Tilong, 2014).9 Pada penelitian yang dilakukan oleh Dewi dkk (2014) yang menyebutkan bahwa Penerapan Metode Bermain Berbantuan Media Balok cruissenare dapat meningkatkan perkembangan kognitif dalam mengenal lambang bilangan setiap siklus. Siklus I dapat diketahui pencapaian perkembangan kognitif dalam mengenal lambang bilangan sebesar 68,00% dan pada siklus II sebesar 84,66%. Hal ini menunjukkan bahwa peningkatan rata-rata presentase perkembangan 5 6 7
8 9
Wiyani ,N,. A. 2014. M.Pd.I. Psikologi Perkembangan Anak Usia Dini. Yogyakarta: Gava Media. Wiyani ,N,. A. 2014. M.Pd.I. Psikologi Perkembangan Anak Usia Dini. Yogyakarta: Gava Media. Montalalu, B.E.F. 2005. MateriPokok Bermain dan Permainan Anak. Jakarta: Universitas Terbuka Tilong, A,. D. 2014. 40 Aktifitas Perangsang Otak Kanan Dan Kiri Anak. Yogyakarta: DIVA Press. Tilong, A,. D. 2014. 40 Aktifitas Perangsang Otak Kanan Dan Kiri Anak. Yogyakarta: DIVA Press.
kognitif dalam mengenal lambang bilangan pada anak dari masing-masing siklus sebesar 16,66% yang termasuk dalam kategori tinggi.10 Berdasarkan observasi dan wawancara yang dilakukan oleh peneliti di sekolah PAUD Cendana Kecamatan Mootilango Kabupaten Gorontalo terdapat 1 pimpinan PAUD, 2 orang tenaga pengajar salah satu tenaga pengajar masih melanjutkan studi, dan 36 siswa terdiri dari siswa perempuan sebanyak 16 orang anak dan laki-laki 20 orang dengan rentang usia 3 sampai 4 tahun. Dari hasil wawancara dengan guru pengajar diketahui bahwa sebagian besar (70%) mengalami kesulitan dalam memahami pelajaran, dan pada saat dilakukan observasi bermain menyusun balok pada 5 orang siswa didapatkan 2 orang yang sudah bisa menentukan jenis warna, bentuk, huruf, dan susunan angka 1-10 pada balok Sisanya 3 orang masih salah dalam menetukan warna, angka, huruf, dan menyusun balok sesuai dengan bentuk dari balok. Selain itu, masih ditemukan juga berbagai kendala lain diantaranya peserta didik di PAUD Cendana masih kurang dalam menerapkan permainan yang dapat melatih daya pikir terutama untuk penerapan permainan balok. Dengan kenyataan yang ada, harapan peneliti agar anak didik di PAUD Cendana Kecamatan Mootilango Kabupaten Gorontalo dapat memiliki peningkatan perkembangan fungsi kognitif melalui bermain menyusun balok. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode Praexperiment dengan pendekatan One Grup Pretest-Posttest design dengan satu macam perlakuan. Dalam penelitian ini terdapat variabel bebas (indevendent variiabel) dan variabel terikat (dependent variabel). Metode dalam penelitian ini mengguankan lembar observasi dengan menggunakan chek list dan prosedur pengumpulan data diperoleh melalui pengamatan atau obesrvasi aktivitas anak dalam bermain. Populasi dalam penelitian ini yaitu seluruh anak yang ada di paud cendana Kec. Mootilango Kab. gorontalo sebanyak 36 orang. Tehnik analisa data yang digunakan adalah univariat dan bivariat HASIL DAN PEMBAHASAN
Karakteristik Responden di PAUD Cendana Kec. Mootilango Kab. Gorontalo Tabel 1 karakteristik no 1
2
10
Karakteristik responden Jenis kelamin : Perempuan Laki-Laki Usia : 3 tahun 4 tahun TOTAL
n
%
16 20
44.4 55.6
19 17 36
52.8 47.2 100
Dewi, N,. O,. dkk. 2014. Penerapan Metode Bermain Media Balok Cruissenare Untuk Meningkatkan Perkembangan Kognitif. e-Journal PG PAUD Universitas Pendidikan Ganesha, volume 2 No. 1 tahun 2014. Pada tanggal 27 maret 2015.
Tabel 1 menunjukkan bahwa jenis kelamin responden terbanyak laki-laki yaitu: 20 (55,6%) responden. sedangkan Perempuan 16 orang (44,4%). Dari hasil karakeristik responden berdasrkan usia yang lebih banyak yaitu: 19 orang (52,8%) dan responden 4 tahun yaitu: 17 orang (47,2%). Tabel 2 perkembangan fungsi kognitif sebelum dan sesudah di berikan perlakuan no 1
Kriteria Baik Cukup Kurang 2 Baik Cukup Kurang TOTAL Sumber Data Primer 2015
n 7 10 19 33 3 0 36
% 19.4 27.8 52.8 91.7 8.3 0 100
Berdasrkan tabel 2 perkembangan fungsi kognitif anak sebelum diberikan perlakuan yaitu, yang berada dalam kriteria baik 7 orang (19,4%), cukup 10 orang (27,8%), dan kurang 19 orang (52,8%). Dan berdasarkan perkembangan fungsi kognitif setelah diberikan perlakuan yang berada dalam criteria baik yaitu, 33 orang (91,7%), kriteria cukup 3 orang (8,3%), dan yang berada dalam kriteria kurang tidak ada Tabel 3 Pengaruh terapi bermain susun balok terhadap tumbuh kembang anak (Perkembangan fungsi kognitif) di PAUD Cendana kec. Mootilango Kab. Gorontalo. Terapi bermain Aspek yang dinilai Baik Cukup Kurang
PRE
POS
Z
P vallue
7 10 19
33 3 0
4.853
0,000
TOTAL 36 Sumber Data Primer 2015
36
4.853
0,000
Tabel 3 diatas menunjukkan hasil analisa pengaruh terapi bermain susun balok terhadap tumbuh kembang (fungsi kognitif) anak di PAUD Cendana Kec. Mootilango Kab.Gorontalo, diperoleh dari total responden 36 orang, sebelum diberikan perlakuan dan setelah diberikan perlakuan didapatkan perkembangan fungsi kognitif sebelum perlakuan yang berada dalam kriteria kurang 19 orang, cukup 10 orang, baik 7 orang dan meningkat pada saat diberikan perlakuan menjadi kriteria baik sebanyak 33 orang cukup 3 orang, dan untuk kriteria kurang tidak ada karena pada saat diberikan perlakuan rata-rata terjadi peningkatan perkembangan fungsi kognitif. Berdasarkan hasil uji statistika dengan menggunakan uji Wilcoxon didapatkan hasil 0,000 yang menandakan bahwa ada pengaruh antara terapi
bermain susun balok terhadap perkembangan fungsi kognitif anak di PAUD Cendana Kec. Mootilango Kab. Gorontalo. Berdasarkan data hasil penelitan sebelum diberikan perlakuan, terlihat bahwa perkembangan fungsi kognitif anak yang berada dalam kriteria baik pada saat dilakukan observasi didapatkan 7 anak (19,4%) dari 36 anak yang mampu melakukan 12-14 indikator, dimana sebagian besar yang dapat dilakukan anak menyebutkan warna merah, menyebutkan persegi panjang, menyusun benda berdasarkan ukuran dari yang besar ke yang kecil, dan menyusun benda dari kecil ke ukuran yang besar. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Olii (2013) tentang Meningkatkan Kemampuan Kognitif Anak Melalui Alat Permainan Edukatif (Balok) di TK SIS Al-Jufri 1 Tatura Palu. Dengan hasil penelitian anak yang dapat menyusun balok baru 1 anak atau 5% dari 20 orang anak dengan kategori sangat baik, ada 2 anak atau 10% dari 20 orang anak yang dapat menyusun balok dengan kategori baik, hal itu disebabkan karena anak belum terbiasa dengan melakukan kegiatan yang berhubungan kemampuan kognitif anak seperti menyusun balok.11 Sehingga peneliti berasumsi, setiap anak memerlukan stimulasi untuk mencapai tahap perkembangannya sehingga akan menjadi tolak ukur untuk tingkat keberhasilan proses belajar berdasarkan dengan apa yang mereka lihat dari pengalaman belajarnya. Selanjutnya untuk kriteria perkembangan kognitif cukup sebanyak 10 anak atau 27.8%, dimana anak dapat dikategorikan cukup apabila dari 14 indikator yang ditargetkan anak mampu melakukan 9-11 indikator, hal ini diperoleh dari hasil observasi yang dilakukan sebagian anak mampu menunjukkan bentuk persegi panjang dan segitiga, menyusun benda dari ukuran kecil ke ukuran yang besar, menunjukkan warna merah dan biru, menyebutkan perbedaan dari dua buah benda. Menurut Motalalu, (2005) bahwa kemampuan intelektual (daya pikir) anak sebagian besar dapat dikembangkan dengan kegiatan bermain. Melalui bermain anak dapat memperoleh kesempatan menemukan serta bereksperimen dengan alam sekitarnya, baik ciptaan tuhan maupun buatan manusia sehingga anak dapat memperoleh kesempatan pengalaman yang makin memperjelas hal-hal yang mereka pelajari dari sekolah atau di rumah. Bermain juga menumbuhkan rasa ingin menyelidiki yang memperkaya pengertiannya sehingga keinginan untuk mengetahui suatu hal dapat terus berlanjut jika diberikan terapi bermain yang sesuai dengan perkembangannya, karena kegiatan bermain dapat membantu anak mengenal dunianya, mengembangkan konsep-konsep baru, meningkatkan keterampilan sosial dan membentuk perilaku yang sesuai dengan standar kompotensi untuk pendekatan belajar sambil bermain, sehingga memberikan
11
Olii. H,.O. 2013. Meningkatkan Kemampuan Kognitif Anak Melalui Alat Permainan Edukatif Di Tk Sis Aljufri 1 Tatura Palu. Mahasiswa Program Studi PG PAUD, Jurusan Ilmu Pendidikan, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Tadulako. Di akses http://download. portalgaruda. org/article. php?article= 152550 & val= 5152. Pada tanggal 19 juni 2015.
kontribusi pada semua aspek perkembangan anak baik fisik, kognitif, sosial emosional, moral dan kreativitas anak.12 Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Olii (2013) tentang Meningkatkan Kemampuan Kognitif Anak Melalui Alat Permainan Edukatif (Balok) di TK SIS Al-Jufri 1 Tatura Palu. Dengan hasil penelitian pada kategori cukup ada 8 anak atau 40% dari 20 orang anak yang dapat menyusun balok, karena rendahnya kemampuan anak dalam mengembangkan fungsi kognitifnya dan juga suasan dalam pembelajaran yang kurang menyenangkan.13 Menurut asumsi peneliti, anak belum mampu mengeksplorasikan kemampuan kognitifnya berdasarkan dengan apa yang baru mereka lihat untuk pemenuhan aktivitas bermain yang sesuai dengan kebutuhannya sehingga kemampuan perkembangan fungsi kognitif tidak berkembang dengan maksimal. Sedangkan dalam kriteria kurang yaitu sebanyak 19 anak atau 52.8%, anak dikategorikan perkembangan kognitif kurang apabila dari 14 indikator yang ditargetkan, anak hanya mampu melakukan 1-8 indikator saja, dimana dari hasil observasi yang dilakukan didapatkan sebagian besar anak sulit untuk mengenal bentuk lingkaran, menyusun angka 1-10, menyusun benda berdasarkan ukuran, menyusun huruf-huruf berdasarkan abjad, dan membedakan warna kuning dan hijau. Hal ini berdasarkan hasil wawancara dengan guru yang mengatakan bahwa kurangnya pelatihan oleh guru di sekolah tentang pengenalan terapi bermain susun balok sehingga anak kurang mengetahui bentuk-bentuk benda, ukuran, warna-warna pada balok, menyusun angka 1-10, menyusun abjad pada balok, mengetahui perbedaan dari dua buah benda, yang menyebabkan perkembangan fungsi kognitif anak di PAUD Cendana Kec. Mootilango Kab. Gorontalo sebagian besar berada dalam kriteria kurang. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Olii (2013) tentang Meningkatkan Kemampuan Kognitif Anak Melalui Alat Permainan Edukatif (Balok) di TK SIS Al-Jufri 1 Tatura Palu. Dengan hasil penelitian terdapat 9 anak atau 45% dari 20 orang anak yang kurang berhasil atau yang belum menunjukkan kemampuan kognitifnya dalam menyusun balok karena kurangnya fasilitas atau media yang bisa membantu kemampuan anak juga kebiasaan-kebiasaan anak yang cenderung pasif.14 Peneliti berasumsi bahwa pemberian stimulus pada anak dapat membantu pengetahuan dan pengalaman belajar yang baru pada anak untuk membantu merangsang daya imajinasi anak terhadap suatu objek Pada penilaian setelah diberikan perlakuan, fungsi kognitif anak terlihat sebagian besar anak berada dalam kriteria baik, yaitu sebanyak 33 anak (91.7%), 12 13
Montalalu, B.E.F. 2005. MateriPokok Bermain dan Permainan Anak. Jakarta: Universitas Terbuka. Olii. H,.O. 2013. Meningkatkan Kemampuan Kognitif Anak Melalui Alat Permainan Edukatif Di Tk Sis Aljufri 1 Tatura Palu. Mahasiswa Program Studi PG PAUD, Jurusan Ilmu Pendidikan, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Tadulako. Di akses http://download. portalgaruda. org/article. php?article= 152550 & val= 5152. Pada tanggal 19 juni 2015.
14
Olii. H,.O. 2013. Meningkatkan Kemampuan Kognitif Anak Melalui Alat Permainan Edukatif Di Tk Sis Aljufri 1 Tatura Palu. Mahasiswa Program Studi PG PAUD, Jurusan Ilmu Pendidikan, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Tadulako. Di akses http://download. portalgaruda. org/article. php?article= 152550 & val= 5152. Pada tanggal 19 juni 2015.
Anak dapat dikategorikan memiliki perkembangan fungsi kognitif baik apabila anak dapat melakukan 12-15 indikator, dan cukup 9-11 indikator. Hal ini disebabkan karena perkembagan fungsi kognitif anak sudah dilatih dengan cara diberikan terapi bermain susun balok yang terdiri dari 14 indikator yang menjadi standar penilaian perkembangan fungsi kognitif anak, dan 3 anak berada dalam kriteria cukup atau 8.3%. Hal ini berdasarkan hasil wawancara dengan guru 3 orang ini harus diberikan stimulasi terlebih dahulu karena memang sulit memahami pelajaran yang diberikan oleh guru. Hasil penelitian ini sesuai dengan apa yang dilakukan di sekolah Paud Cendana Kec. Mootilango Kab. Gorontalo selama 2 minggu yang dilakukan sebanyak 8 x perlakun sehingga hasil yang diperoleh rata-rata sebagian besar anak memiliki perkembangan fungsi kognitif yang baik berdasarkan rentang usia masing-masing serta tingkat indikator yang dicapai dengan menggunakan terapi bermain susun balok. Hal ini tercermin dari penelitian yang dilakukan oleh Priyanti (2012) yang melakukan penelitian tentang Upaya Meningkatkan Kemampuan Kognitif Melalui Media Balok Susun di TK Darma Wanita Semawatung Tahun Ajaran 2011-2012. Subyek penelitian ini adalah anak didik kelompok B TK Dharma Wanita Semawung, Kecamatan Andong, Kabupaten Boyolali, dengan obyek penelitian ini adalah kemampuan kognitif. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya peningkatan kemampuan kognitif anak didik di kelompok B TK Darma Wanita Semawung. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata hasil kemampuan kognitif anak sebelum tindakan adalah 40%. Setelah dilakukan pembelajaran dengan menggunakan media balok susun pada siklus I hasil kemampuan kognitif meningkat menjadi 50,20%, sedangkan pada siklus II hasil kemampuan kognitif meningkat.15 Hal ini membuktikan bahwa terdapat pengaruh terapi bermain susun balok terhadap tumbuh kembang anak (perkembangan fungsi kognitif) di sekolah Paud Cendana Kec. Mootilango Kab. Gorontalo Hal ini membuktikan bahwa terdapat pengaruh terapi bermain susun balok terhadap tumbuh kembang anak (perkembangan fungsi kognitif) di sekolah Paud Cendana Kec. Mootilango Kab. Gorontalo Berdasarkan hasil uji statistika dengan menggunakan uji Wilcoxon didapatkan hasil P value=0,000 yang menandakan bahwa ada pengaruh antara terapi bermain susun balok terhadap perkembangan fungsi kognitif anak di PAUD Cendana Kec. Mootilango Kab. Gorontalo. Dari hasil penelitian di PAUD Cendana Kec. Mootilango Kab. Gorontalo menunjukkan bahwa sebelum diberikan perlakuan, terlihat bahwa perkembangan fungsi kognitif anak yang berada dalam kriteria baik pada saat dilakukan observasi didapatkan 7 anak (19,4%), kemudian perkembangan fungsi kognitif anak meningkat setelah diberikan perlakuan yaitu, pada kriteria baik dengan jumlah 33 orang (91,7%). Hal ini dikarenakan anak sudah sebagian besar mampu 15
Priyanti. 2012. Upaya peningkatan Kemampuan Kognitif Melalui Media Balok Susun dikelompok B TK Dharma Wanita Semawatung Tahun Ajaran 2012-2013.Di akses di http:// http://eprints.ums.ac.id/21540/17/NASKAH_PU. pada tanggal 5 april 2015.
melakukan 12-14 indikator yang ditargetkan yaitu, anak mampu menyebutkan warna merah, menyebutkan persegi panjang, menyusun benda berdasarkan ukuran dari yang besar ke ukuran yang kecil, dan menyusun benda dari kecil ke ukuran yang besar. Adapun untuk kriteria cukup sebelum dilakukan tindakan sebanyak 10 anak (27.8%), dan setelah dilakukan tindakan pada kriteria cukup berkurang menjadi 3 orang (8,3%). Hal ini dikarenakan anak mampu melakukan 9-11 indikator, yang diperoleh dari hasil observasi anak mampu menunjukkan bentuk persegi panjang dan segitiga, menyusun benda dari ukuran kecil ke ukuran besar, menunjukkan warna merah dan biru, menyebutkan perbedaan dari dua buah benda. Sedangkan dalam kriteria kurang sebelum diberikan tindakan, sebanyak 19 anak atau 52.8%, dan setelah diberikan tindakan yang berada dalam kriteria kurang sudah tidak ada karena meningkat menjadi kriteria cukup dan baik. Hal ini dikarenakan sudah sebagian besar anak dapat melakukan 12-14 indikator yang ditargetkan, dimana berdasarkan dari hasil observasi anak sudah mampu menyebutkan perbedaan dari dua buah benda, menyusun benda dari ukuran besar ke ukuran kecil, anak dapat menyusun abjad, anak dapat menyusun angka 1-10 pada balok, dan sebagian besar anak mampu menyebutkan warna merah, dan menyebutkan persegi panjang. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Dewi dkk (2014) yang menyebutkan bahwa Penerapan Metode Bermain Berbantuan Media Balok cruissenare dapat meningkatkan perkembangan kognitif dalam mengenal lambang bilangan setiap siklus. Siklus I dapat diketahui pencapaian perkembangan kognitif dalam mengenal lambang bilangan sebesar 68,00% dan pada siklus II sebesar 84,66%. Hal ini menunjukkan bahwa peningkatan rata-rata presentase perkembangan kognitif dalam mengenal lambang bilangan pada anak dari masingmasing siklus sebesar 16,66% yang termasuk dalam kategori tinggi.16 Berdasrkan teori diatas peneliti berasumsi bahwa perkembangan fungsi kognitif pada anak usia dini (3-4 tahun) harus ditingkatkan dengan pemberian terapi bermain susun balok karena dengan bermain anak dapat menemukan pengalaman dan pengetahuan yang baru sehingga dapat meningkatkan daya pikir anak. SIMPULAN 1) Perkembangan fungsi kognitif sebelum diberikan perlakuan dengan menggunakan terapi bermain susun balok yaitu kriteria kurang 52.8%, cukup 27.8%, baik 19,4% dengan menggunakan metode permainan selain balok dengan jumlah 36 anak. 2) Perkembangan fungsi kognitif setelah diberikan terapi bermain susun balok yaitu kriteria cukup 8.3% dan baik 91.7% dengan menggunakan terapi bermain susun balok dengan jumlah 36 anak.
16
Dewi, N,. O,. dkk. 2014. Penerapan Metode Bermain Media Balok Cruissenare Untuk Meningkatkan Perkembangan Kognitif. e-Journal PG PAUD Universitas Pendidikan Ganesha, volume 2 No. 1 tahun 2014. Pada tanggal 27 maret 2015.
3) Terdapat pengaruh terapi bermain susun balok terhadap tumbuh kembang anak (perkembangan fungsi kognitif) di Paud Cendana Kec. Mootilango Kab. Gorontalo setelah diberikan terapi bermain susun balok dengan nilai (P value) 0,000. SARAN 1) Bagi Sekolah Diharapkan dapat memberikan pemahaman kepada guru tentang pentingnya peningkatan perkembangan fungsi kognitif anak dengan menggunakan terapi bermain susun balok. 2) Bagi Orang Tua Diharapkan orang tua dapat memberikan permainan yang dapat bermanfaat untuk pertumbuhan dan prkembangan anak terutama peningkatan perkembangan fungsi kognitif. 3) Bagi Peneliti Selanjutnya Untuk peneliti selanjutnya disarankan untuk melakukan penelitian tentang pengaruh terapi dramatic play role play terhadap tumbuh kembang anak usia 3-4 tahun. DAFTAR PUSTAKA Deprtemen kesehatan repubrlik Indonesia 2012. Laporan Jumlah Anak Uisa Dini di Indonesia. Diaksesdi http:// repository .upi.edu / 2098/4/ TBP 110 4033C hapter 1. pdf. pada tanggal 7 april. 2015 Dewi, N,. O,. dkk. 2014. Penerapan Metode Bermain Media Balok Cruissenare Untuk Meningkatkan Perkembangan Kognitif. e-Journal PG PAUD Universitas Pendidikan Ganesha, volume 2 No. 1 tahun 2014. Pada tanggal 27 maret 2015. Hidayat. A. 2005. Pengantar ilmu keperawatan anak. Jakarta: Salemba medika. Montalalu, B.E.F. 2005. MateriPokok Bermain dan Permainan Anak. Jakarta: Universitas Terbuka. Notoadmodjo, S. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. Notoadmodjo, S. 2012. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. Olii. H,.O. 2013. Meningkatkan Kemampuan Kognitif Anak Melalui Alat Permainan Edukatif Di Tk Sis Aljufri 1 Tatura Palu. Mahasiswa Program Studi PG PAUD, Jurusan Ilmu Pendidikan, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Tadulako. Di akses http://download. portalgaruda. org/article. php?article= 152550 & val= 5152. Pada tanggal 19 juni 2015. Tilong, A,. D. 2014. 40 Aktifitas Perangsang Otak Kanan Dan Kiri Anak. Yogyakarta: DIVA Press.
Ridha. H. N. 2014. Buku Ajar Keperawatan Anak. Yogyakrta: Pustaka Pelajar Wiyani ,N,. A. 2014. M.Pd.I. Psikologi Perkembangan Anak Usia Dini. Yogyakarta: Gava Media.