PERSEPSI MAHASISWI STAIN SALATIGA TENTANG BUSANA MUSLIMAH (Studi Pada Mahasiswi Program Studi Pendidikan Agama Islam Angkatan 2008)
SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam
Oleh REZA AHMADIANSAH NIM : 12107020
JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA 2010
KEMENTRIAN AGAMA RI SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA
Jl. Stadion 03 Telp. (0298) 323706, 323433 Salatiga 50721 Website : www.stainsalatiga.ac.id E-mail :
[email protected]
PERSETUJUAN PEMBIMBING Setelah dikoreksi dan diperbaiki, maka skripsi saudara: Nama
: Reza Ahmadiansah
NIM
: 121 07 020
Jurusan
: Tarbiyah
Program studi
: Pendidikan Agama Islam
Judul
: PERSEPSI MAHASISWI STAIN SALATIGA TENTANG BUSANA MUSLIMAH (Studi Pada Mahasiswi Program Studi Pendidikan Agama Islam Angkatan 2008)
Telah kami setujui untuk dimunaqosahkan.
Salatiga, 13 Agustus 2010 Pembimbing
Peni Susapti, M. Si. NIP. 197004032000032003
KEMENTRIAN AGAMA RI SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA
Jl. Stadion 03 Telp. (0298) 323706, 323433 Salatiga 50721 Website : www.stainsalatiga.ac.id E-mail :
[email protected]
PENGESAHAN KELULUSAN Skripsi saudara : Reza Ahmadiansah dengan Nomor Induk Mahasiswa 12107020 yang berjudul Persepsi Mahasiswi STAIN Salatiga Tentang Busana Muslimah (Studi Pada Mahasiswi Program Studi Pendidikan Agama Islam Angkatan 2008) telah dimunaqosahkan dalam Sidang Panitia Ujian Jurusan Tarbiyah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga, pada hari Selasa tanggal 31 Agustus 2010, dan telah di terima sebagian dari syarat-syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I.) Salatiga, 31 Agustus 2010 Panitia Ujian Ketua Sidang
Sekretaris Sidang
Dr. Imam Sutomo, M. Ag NIP. 19580827 198303 1 002
Dr, Rahmat Haryadi, M. Pd NIP. 19670112 199203 1 005
Penguji I
Penguji II
Drs. Djuz’an, M.Hum NIP. 19611024 198903 1 002
Dra. Nur Hasanah, M.Pd NIP. 1969110 199403 2 002 Pembimbing
Peni Susapti, M. Si. NIP. 19700403 200003 2 003 KEMENTRIAN AGAMA RI SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA
Jl. Stadion 03 Telp. (0298) 323706, 323433 Salatiga 50721 Website : www.stainsalatiga.ac.id E-mail :
[email protected]
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama
: Reza Ahmadiansah
NIM
: 121 07 020
Jurusan
: Tarbiyah
Program Studi
: Pendidikan Agama Islam
Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.
Salatiga, 06 Agustus 2010 Yang menyatakan,
Reza Ahmadiansah Nim : 121 07 020
Motto dan Persembahan Motto
Pengetahuan adalah harta yang patut untuk dimuliakan; perilaku baik adalah busana baru, dan pikiran adalah cermin yang jernih (Imam Ali Bin Abi Thalib. AS) Persembahan Skripsi ini ku persembahkan untuk: 1. Ayah dan Ibu tercinta dan penulis sayangi, yang selalu mendo‟akan penulis, selalu memberi semangat kepada penulis untuk tetap sukses dalam menyelesaikan studi dan skripsi ini. 2. Adik-adikku yang tersayang, kalian selalu memberi semangat kepada penulis, sampai menyelesaikan studi ini. 3. Teman-teman transfer angkatan 2007 khusnya kelas A (Ahmad Ilman N, Hayu, Tri, Endang, Chun-In, Islamil, Saipul, Hidayat, Khamim, Wiwin, Mir‟ah dan yang lainnya) selalu ada disaat penulis membutuhkan. Untuk seseorang yang tidak dapat saya sebutkan yaitu seseorang yang special di hatiku. 4. Buat Misranto terima kasih banyak ya, sudah membantu peneulis dalam penelitian. 5. Untuk HMI Cabang Salatiga yang penulis cintai dan banggakan ”jayalah selalu sang hijau hitamku”, serta semua teman-teman HMI Cabang Salatiga yang membanggakan, teruslah berjuang yakin usaha
sampai (YAKUSA) „janganlah merasa puas dengan apa yang telah kalian dapat sekarang‟. 6. Tidak lupa juga penulis ucapkan kepada Kanda dan Yunda (alumni HMI) yang penulis tidak sebutkan satu persatu, atas bimbingannya, dan
selalu
memberikan
motivasi
menyelesaikan studi serta skripsi ini.
kepada
penulis
dalam
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur selalu kita panjatkan kepada Allah SWT. Yang telah memberikan nikmat dan hidayahnya kepada makhlukmakhluk-Nya tanpa terkecuali. Shalawat serta salam kita sanjungkan kepada beliau Baginda Nabi Agung Muhammad S.a.w. Beserta keluarga, Sahabat, dan para pengikutnya yang telah membawa manusia dari zaman kebodohan hingga ke zaman yang penuh dengan Ilmu Pengetahuan ini dan berperadaban. Penulisan skripsi ini tidak akan terselesaikan dengan baik tanpa ada bantuan, dorongan, motivasi serta bimbingan dari berbagai pihak yang terkait. Namun kebahagiaan yang tiada taranya tidak dapat disembunyikan setelah penulisan skripsi ini selesai. Oleh karena itu tak lupa penulis ucapkan banyak terima kasih setulus-tulusnya kepada: 1. Dr. Imam Sutomo, M.Ag. selaku ketua STAIN Salatiga. 2. Dra. Siti Ashdiqoh, M.Si. selaku ketua Progdi PAI STAIN Salatiga yang telah merestui penulisan skripsi ini. 3. Peni Susapti, M.Si. selaku pembimbing yang telah mengarahkan dan memberi petunjuk serta meluangkan waktu dan perhatian dalam penulisan skripsi ini.
4. Bapak Ibu Dosen yang telah memberikan ilmu dan bagian Akademik STAIN Salatiga yang telah memberikan layanan serta bantuan pada saya. 5. Semua pihak yang telah membantu dalam penulisan ini, sehingga dapat terselesaikan dengan baik. Dengan demikian, akhirnya penulis mengucapkan banyak terima kasih dan tentunya dalam penulisan atau penyusunan skripsi ini masih banyak kekurangan. Maka penulis mengharapkan kritik serta saran yang bersifat membangun, sehingga skripsi ini dapat bermanfaat khususnya bagi penulis dan umumnya bagi pembaca yang dermawan, serta bermanfaat bagi Agama, nusa dan Bangsa.
Billahitaufik Wal Hidayah Wassalamu’alaikum. Wr. Wb
Salatiga, 06 Agustus 2010 Penulis
Reza Ahmadiansah Nim : 121 07 020
ABSTRAK
Reza Ahmadiansah 2010. Persepsi Mahasiswi STAIN Salatiga Tentang Busana Muslimah (Studi Pada Mahasiswa Program Studi Pendidikan Agama Islam Angkatan 2008). Skripsi. Jurusan Tarbiyah. Program Studi Pendidikan Agama Islam. Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Peni Susapti, M.Si. Kata kunci: Busana Muslimah STAIN Salatiga adalah sebuah lembaga pendidikan Islam yang menjadi contoh dalam masyarakat untuk membina kepribadian dan moralitas, khususnya di wilayah Salatiga. Baik dosen, karyawan, mahasiswa, serta semua yang bernaung dalam lembaga STAIN Salatiga harus menjadi contoh bagi masyarakatnya. Agar STAIN Salatiga benarbenar menjadi wahana bagi mahasiswa dan mahasiswi untuk memproses diri menjadi lebih baik. Titik fokus penelitian ini adalah (1) Bagaimana pemahaman mahasiswi STAIN Salatiga tentang busana muslimah ?, (2) Bagaimana mahasiswi STAIN Salatiga memahami busana muslimah sebagai kewajiban seorang muslimah?, (3) Bagaimana pemahaman mahasiswi STAIN Salatiga dalam menggunakan busana muslimah ? Penelitian ini bertujuan (1) untuk mengetahui pemahaman mahasiswi STAIN Salatiga tentang busana muslimah, (2) untuk mengetahui mahasiswi STAIN Salatiga memahami busana muslimah sebagai kewajiban seorang muslimah, (3) untuk mengetahui pemahaman mahasiswi STAIN Salatiga dalam menggunakan busana muslimah. Berdasarkan hasil perngamatan dan wawancara penulis terhadap mahasiswa Program Studi Pendidikan Agama Islam angkatan 2008, Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga, mengenai persepsi mereka tentang busana Muslim. Penulis mencoba menilai pemahaman mahasiswi STAIN terhadap busana muslim dengan mengaitkan teori yang ada, sehingga peneliti dapat mengklasifikasikan jawaban informen dalam tiga karakter yaitu pertama mahasiswi yang paham terhadap busana muslimah sesuai dengan kaidah hukum Islam dan mereka mampu untuk mengamalkanya dalam kehidupan sehari-hari, kedua, mahasiswi yang memiliki pemahaman tentang busana muslimah sesuai dengan kaidah hukum islam, akan tetapi dalam pengamalanya mahasiswa dalam karakter ini lebih flexibel, artinya belum sepenuhnya mereka menggunakan busana muslimah dengan baik. Ketiga, mahasiswi yang kurang memahami busana muslimah sesuai dengan kaidah hukum islam, artinya pemahaman yang masih sepotong dan lebih cenderung busana yang digunakan adalah busana modern yang jauh dari koridor busana muslimah.
DAFTAR ISI HALAMAN ........................................................................................... LEMBAR LOGO ................................................................................... PERSETUJUAN PEMBIMBING ........................................................... PENGESAHAN KELULUSAN ............................................................. PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ............................................... MOTTO DAN PERSEMBAHAN .......................................................... KATA PENGANTAR ............................................................................ ABSTRAK ............................................................................................. DAFTAR ISI .......................................................................................... DAFTAR LAMPIRAN ..........................................................................
i ii iii iv v vi viii x xi xiii
BAB I : PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah…………………………..………… ..... B. Fokus Penelitian ........................................................................ C. Tujuan Penegasan Istilah………………………………………… D. Manfaat hasil penelitian…………………….………………. ..... E. Manfaat Hasil Penelitian ............................................................ F. Metode Penelitian.…………………………..………………...... G. Sistematika Penulisan ................................................................
1 4 4 5 5 6 13
BAB II : LANDASAN TEORI A. Tinjauan Busana Muslimah……………………………..… ....... 1. Pengertian Busana Muslimah ............................................... 2. Syarat Busana Muslimah ..................................................... 3. Busana Dalam Syari‟at Islam ............................................... B. Landasan Dasar Berbusana Busana Muslimah ........................... 1. Perintah Memakai Busana Muslimah ................................... 2. Dasar Nash Tentang Busana Muslimah ............................... C. Kewajiban Memakai Busana Muslimah ..................................... D. Hikmah Berbusana Muslimah ....................................................
15 15 17 19 22 22 24 27 29
BAB III : PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ........................................... 1. Sejarah Pendirian ................................................................. 2. Bergabung Dengan IAIN Walisongo ................................... 3. Alih Status Menjadi STAIN ................................................ B. Paparan Informasi dari Hasil Wawncara .....................................
31 31 32 36 38
BAB IV : PEMBAHASAN A. Tinjauan Busana Muslimah ....................................................... B. Tinjauan Kewajiban Berbusana Muslimah ................................
61 64
C. Tinjauan Penggunaan Berbusana Muslimah .............................. D. Analisi Data .............................................................................. BAB V : PENUTUP A. Kesimpulan……………………………………………………… B. Saran…………………………………………………………….. Daftar Pustaka .......................................................................................
65 67
71 74 75
DAFTAR LAMPIRAN
1.
Daftar Riwayat Hidup
2.
Instrumen Wawancara
3.
Dokumentasi
4.
Surat ijin Penelitian
5.
Lembar Konsultasi Pembimbing
6.
Laporan SKK
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah STAIN Salatiga adalah sebuah lembaga pendidikan Islam yang menjadi contoh dalam masyarakat untuk membina kepribadian dan moralitas, khususnya di wilayah Salatiga. Baik dosen, karyawan, mahasiswa, serta semua yang bernaung dalam lembaga STAIN Salatiga harus menjadi contoh bagi masyarakatnya. Agar STAIN Salatiga benarbenar menjadi wahana bagi mahasiswa dan mahasiswi untuk memproses diri menjadi lebih baik. Berdasarkan dari tujuan pendidikan untuk membiasakan diri dan memahami hakikat penciptaan dirinya sebagai manusia, yang ditunjuk oleh pencipta-Nya menjadi hamba dan khalifah di muka bumi (Al-Rasyidin, Nizar, 2005: 36). Dalam hal ini model pakaian di dalam Islam telah diatur supaya menjadi pembeda mana yang islami dan tidak islami. Secara normatif dalam Al-Qur‟an telah ditegaskan kriteria berpakaian bagi muslimah, sebagaimana surat di bawah ini :
Artinya : Hai anak Adam, sesungguhnya kami Telah menurunkan kepadamu Pakaian untuk menutup auratmu dan Pakaian indah untuk perhiasan. dan Pakaian takwa Itulah yang paling baik. Yang demikian itu adalah sebahagian dari tanda-tanda kekuasaan Allah, Mudah-mudahan mereka selalu ingat (Q.S Al-A‟raaf : 26 ).
Selanjutnya Allah berfirman :
Artinya : Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki) mesjid. (Q.S Al-A‟raaf : 31 ).
Artinya : Katakanlah kepada wanita yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya. dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung kedadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putera-putera mereka, atau putera-putera suami mereka, atau Saudara-saudara laki-laki mereka, atau putera-putera saudara lelaki mereka, atau putera-putera saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita islam, atau budak- budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita. dan janganlah mereka memukulkan kakinya agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, Hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung. (Q.S An-Nuur : 31).
Ditinjau dari tiga ayat diatas menunjukkan aturan yang jelas tentang berbusana bagi perempuan untuk menutupi auratnya agar benarbenar menjadi wanita muslimah. Baik ketika beribadah maupun dalam pergaulan sehari-hari seharusnya mencerminkan kepribadian Islami. Berdasarkan hasil pengamatan awal peneliti menunjukkan bahwa, mahasiswi STAIN Salatiga belum seutuhnya menampakkan sosok wanita Islami. Terlihat ketika mereka berbusana saat kuliah pakaiannya sangat minim sekali, ketat, tembus pandang, sehingga membangkitkan gairah syahwat laki-laki yang melihatnya. Inilah yang harus dihindari bagi wanita agar tidak menimbulkan kejadian yang tidak diinginkan. Model busana yang di pakai oleh mahasiswa STAIN Salatiga saat ini, banyak yang tidak memenuhi standar peraturan yang telah di tetapkan oleh undang-undang perguruan tinggi Islam yang ada di Indonesia. Kaidah-kaidah yang mengatur kehidupan antar pribadi dan kelompok yang niscaya berhubungan dengan realitas yang terkait, dalam hal ini lembaga STAIN mempunyai aturan-aturan serta etika kesopanan bagi civitas akademika yang harus dipatuhi bersama. Aturan itu misalnya, kesopanan dan hukum. Aturan kesopanan bertujuan untuk melancarkan pergaulan hidup, sedangkan aturan hukum untuk mencapai kedamaian. Kedamaian akan tercapai apabila terdapat keserasian antara ketertiban (disiplin) dengan kebebasan (Soerjono Soekanto, 2004: 22). Perangkat kaidah-kaidah hukum tadi mungkin terwujud dalam bentuk undang-undang yang merupakan keputusan resmi dari penguasa
yang berbentuk tertulis dan mengikat. Maka nama STAIN Salatiga akan terkesan kurang baik dan inilah yang tidak kita harapkan. Peneliti akan mengadakan penelitian dengan mengangkat judul,“ PERSEPSI MAHASISWI STAIN SALATIGA TENTANG BUSANA MUSLIMAH (Studi Pada Mahasiswi Program Studi Pendidikan Agama Islam Angkatan 2008).” Berdasarkan latar belakang diatas, maka peneliti dapat merumuskan masalah dalam penelitaian ini, yaitu : B. Fokus Penelitian 1. Bagaimana pemahaman mahasiswi STAIN Salatiga tentang busana muslimah ? 2. Bagaimana mahasiswi STAIN Salatiga memahami busana muslimah sebagai kewajiban seorang muslimah? 3. Bagaimana
pemahaman
mahasiswi
STAIN
Salatiga
dalam
menggunakan busana muslimah ? C. Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui pemahaman mahasiswi STAIN Salatiga tentang busana muslimah 2. Untuk mengetahui mahasiswi STAIN Salatiga dalam memahami busana muslimah sebagai kewajiban seorang muslimah 3. Untuk mengetahui pemahaman mahasiswi STAIN Salatiga dalam menggunakan busana muslimah D. Penegasan Istilah
Persepsi adalah tanggapan (penerimaan) langsung dari sesuatu, atau proses seseorang mengetahui beberapa hal melalui panca indera (Poerwadarminto, 1982:675). Busana adalah pakaian yang dikenakan, yang digunakan untuk melindungi tubuh dari panas dan dingin. Muslim adalah orang-orang yang beragama Islam. Maka dapat peneliti uraikan bahwa maksud dari judul penelitian ini adalah tanggapan dari mahasiswi STAIN Salatiga terhadap pakaian atau busana muslimah Adapun Indikator dalam penelitian ini adalah 1. Penutup aurat 2. longgar dan tidak memperlihatkan lekuk tubuh 3. Identitas bagi perempuan muslim 4. Kewajiban bagi perempuan muslim 5.
Penghindar fitnah
6. Menghindari perilaku maksiat E. Manfaat Hasil Penelitian Manfaat Penelitian ini dapat di rumuskan menjadi dua, pertama manfaat teoritik dan ke dua praktis.
1. Manfaat Teoritik
a. Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat secara teoritik sekurang-kurangnya dapat menambah khazanah keilmuan dalam bidang busana muslimah. b. Untuk menganalisis penerapan syari‟at Islam yang berkaitan dengan busana mahasiswi STAIN Salatiga. 2. Manfaat Praktis a. Secara praktis penelitian ini diharapkan dapat
membantu
pemahaman busana perempuan berdasarkan syari‟at Islam, lebih khusus mahasiswi STAIN Salatiga. b. Sebagai masukan kepada lembaga STAIN Salatiga agar aturan yang telah ditetapkan di dalam undang-undang PTAI benar-benar diterapkan. F. Metode penelitian 1. Pendekatan dan Jenis Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif. Metode kualitatif dipandang sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku ini dapat diamati terhadap fakta-fakta yang ada saat sekarang dan melaporkanya seperti apa yang akan terjadi. Pendekatan kualitatif ini berkaitan erat dengan sifat unik dari realitas sosial. Menurut sifatnya data kualitatif adalah data yang tak berbentuk bilangan (Hasan, 2003:32), data kualitatif yaitu semua bahan, keterangan, dan fakta-fakta yang tidak dapat dihitung dan
diukur secara matematis karena berwujud keterangan verbal (kalimat dan kata). Serta lebih bersifat proses. Data kualitatif hanya dapat digolongkan dalam wujud kategori-kategori. Misalnya pernyataan orang tentang suatu keadaan bagus, buruk, mencekam, menarik, membosankan, sangat istimewa dan sebagainya. Hakekatnya adalah manusia sebagai makhluk sosial, psikis, dan budaya yang mengaitkan makna dan interpretasi dalam bersikap dan bertingkah laku. Makna interpretasi itu sendiri dipengaruhi oleh lingkungan pendidikan sekitar. 2. Kehadiran Peneliti Peneliti dalam hal ini bertindak sebagai instrumen penelitian, artinya peneliti terjun langsung ke lapangan untuk proses penelitian dan pemgumpulan data, adapun karakteristik dalam penelitian ini adalah : Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan sistim wawancara tidak berstruktur, peneliti memungkinkan melakukan hal tersebut. Dengan
latar
belakang
pendidikan,
artinya
peneliti
memiki
pengetahuan dasar tentang keadaan busana mahasiswi STAIN Salatiga sehingga memungkinkan untuk mengembangkan pertanyaan untuk wawancara secara mendalam di lapangan. Peneliti mengadakan komunikasi dengan objek penelitian memakai bahasa pertemanan, yang memungkinkan komunikasi lebih akrab dan mudah dipahami sehingga akan terjalin baik antara peneliti dan responden.
Peneliti mengumpulkan dan mencatat data secara terperinci mengenai hal-hal yang bertalian dengan permasalahan yang sedang diteliti, misalnya mengenai pemahaman mahasiswi STAIN Salatiga terhadap busana muslimah di tempat penelitian. 3. Lokasi Penelitian Penelitian
ini
akan
dlaksanakan
di
kampus
STAIN
SALATIGA, Tepatnya di jalan tentara pelajar Salatiga. 4. Sumber Data Data dalam penelitian ini diperoleh melalui sumber lapangan. Sumber data lapangan adalah mahasiswi STAIN Salatiga program studi PAI angkatan 2008. Sedangkan sumber sekunder yaitu dokumendokumen yang merupakan hasil laporan, hasil penelitian, serta bukubuku yang ditulis orang lain yang sesuai dengan penelitian ini. 5. Prosedur Pengumpulan Data Prosedur pengumpulan data dalam penelitian ini adalah wawancara mendalam, wawancara mendalam untuk menggali informasi lebih dalam mengenai pikiran serta perasaan responden, untuk mengetahui lebih jauh bagaimana responden memandang dunia berdasarkan perspektifnya. Wawancara dilakukan dalam bentuk percakapan informal dengan menggunakan lembaran berisi garis besar tentang apa-apa yang akan ditanyakan, yaitu : a. Pemahaman tentang busana Muslim.
b. Pemahaman landasan hukum muslimah dalam menggunakan busana muslimah. c. Penerapan busana muslimah pada mahasiswi STAIN Salatiga 6. Analisis Data Data dalam penelitian kualitatif sangat beragam bentuknya, ada berupa catatan wawancara, rekaman suara, gambar, foto, peta, dokumen, bahkan rekaman pada shoting lapangan. Analisis data adalah Melakukan perbandingan antara bagian dengan keseluruhan, dengan memakai proporsi, lalu menyimpulkan (Hasan, 2003:31). analisis data ini sendiri akan dilakukan dalam tiga cara yaitu : a. Reduksi Data Data yang diperoleh dilapangan ditulis dalam bentuk uraian yang sangat lengkap dan banyak. Data tersebut direduksi, dirangkum, dipilih hal-hal pokok, difokuskan kepada hal-hal yang penting dan berkaitan dengan masalah, sehingga memberi gambaran yang lebih tajam tentang hasil wawancara. reduksi dapat membantu dalam memberikan kode kepada aspek-aspek yang dibutuhkan. b. Pengkajian data Analisis ini dilakukan untuk mengkaji data-data yang telah tereduksi dengan kajian ilmu yang berhubungan dengan tema
penelitian, dalam hal ini data-data wawancara yang diperoleh di lapangan tentang busana muslimah c. Kesimpulan dan Verifikasi Data yang sudah dipolakan, difokuskan dan disusun secara sistematis baik melalui reduksi dan pengkajian data kemudian disimpulkan sehingga makna data bisa ditemukan. Namun kesimpulan itu baru bersifat sementara saja dan bersifat umum. Supaya kesimpulan diperoleh secara lebih mendalam, maka diperlukanya data yang baru sebagai penguji terhadap kesimpulan di awal tadi. 7. Pengecekan Keabsahan Temuan Teknik pemeriksaan data dalam penelitian ini dilaksanakan berdasarkan beberapa kriteria tertentu, yang dibagi menjadi empat kriteria yang digunakan untuk melakukan pemeriksaan keabsahan, yaitu : a. Derajat Kepercayaan (Credibility) Kredibilitas ini merupakan konsep pengganti dari konsep validitas internal dalam penelitian kuantitatif, Kriteria kredibilitas ini berfungsi untuk melakukan penelaahan data secara akurat agar tingkat kepercayaan penemuan dapat dicapai. Adapun teknik dalam menentukan kredibilitas ini adalah memperpanjang masa observasi, menganalisis kasus negatif, menggunakan bahan referensi, membicarakan dengan orang lain serta member check.
b. Keteralihan (transferability) Konsep ini merupakan pengganti dari vadilitas eksternal dalam penelitian kuantitatif. Validitas eksternal diperlukan dalam penelitian kuantitatif untuk memperoleh generalisasi. Dalam kualitatif generalisasi tidak dipastikan, ini bergantung pada pemakai, apakah akan dipastikan lagi atau tidak, karena tidak akan terjadi situasi yang sama. Transferability hanya melihat kemiripan sebagai kemungkinan terhadap situasi-situasi yang berbeda. Teknik yang digunakan untuk transferabilitas ini dilakukan dengan uraian rinci (Thick descrition) c. Kebergantungan (Dependendability) Konsep ini merupakan pengganti dari konsep reability dalam penelitian kuantitatif, reability tercapai bila alat ukur yang digunakan secara berulang-ulang dan hasilnya sama. Dalam penelitian kualitatif, alat ukur bukan benda melainkan manusia atau si peneliti itu sendiri. Lain dari pada itu, rancangan penelitian terus berkembang. Yang dapat dilakukan dalam penelitian kualitatif adalah pengumpulan data sebanyak mungkin selama penelitian.
Teknik
yang
digunakan
untuk
mengukur
kebergantungan adalah auditing, yaitu pemeriksaan data yang sudah dipolakan. d. Kepastian (confirmability)
Konsep ini merupakan pengganti dari konsep objektifitas pada penelitian kuantitatif. Bila pada kualitatif, objektifitas itu diukur melalui orangnya atau penelitianya. Diakui bahwa peneliti itu memiliki pengalaman subjektif. Namun, bila pengamatan tersebut dapat disepakati oleh beberapa orang, maka pengalaman peneliti itu bisa dipandang objektif. Jadi persoalan objektifitas dan subjektifitas dalam peneliti kualitatif sangat ditentukan oleh seseorang (Pohan, 2007:140). 8. Tahap-Tahap Penelitian a. Kegiatan admisnistratif yang meliputi : pengajuan ijin operasional untuk penelitian dari ketua STAIN Salatiga b.
Kegiatan lapangan yang meliputi 1) Survei awal untuk mengetahui gambaran lokasi 2) Memilih
sejumlah
mahasiswa
sebagai
informen
yang
dilanjutkan dengan responden penelitian. 3) Melakukan observasi lapangan dengan melakukan wawancara sejumlah responden maupun informen sebagai langkah pengumpulan data 4) Menyaji data dengan susunan dan urutan yang memungkinkan memudahkan dalam melakukan pengkajian data 5) Mereduksi data dengan cara membuang data-data yang lemah atau menyimpang, setelah mulai tampak adanya kekurangan data sebagai akibat proses reduksi data
6) Melakukan verifikasi untuk membuat kesimpulan-kesimpulan sebagai deskriptif temuan penelitian 7) Menyusun laporan akhir untuk dijilid dan dilaporkan Penelitian ini dilaksanakan dengan asisten peneliti dan memakan waktu selama 90 hari dengan rincian alokasi waktu sebagai berikut : 1) Persiapan (pengurusan ijin, penyusunan desain operasional, dan pembuatan instrumen, pengumpulan data) selama 15 hari 2) Pengumpulan data selama 35 hari 3) Pengolahan dan analisis 20 hari 4) Penyusunan laporan selama 15 hari 5) Revisi dan penggandaan selama 5 hari G. Sistematika Penulisan Skripsi Dalam memahami skripsi ini, maka perlu diketahui tata urutan penulisanya, adapun tata urutanya sebagai berikut : BAB I :
PENDAHULUAN Pendahuluan memuat : latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, penegasan istilah, metode penelitian dan sistematika penulisan skripsi.
BAB II :
LANDASAN TEORI Landasan teori berisi tentang teori-teori yang berhubungan dengan variabel penelitian yaitu : busana muslimah yang meliputi pengertian, kaakteristik, dan hal-hal yang berhubungan dengan
busana muslim persepsi yang meliputi pengertian dan faktor yang berhubungan. BAB III :
PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN Paparan data berisi tentang data data yang ditemukan dalam penelitian seperti hasil wawancara, hasil pengamatan dan temuan lainya yang medukung proses analisis data.
BAB IV :
PEMBAHASAN Pada bab ini akan menguraikan analisis tentang pandangan mahasiswi STAIN Salatiga terhadap busana muslimah dan dilakukan proses pembahasan terhadap teori-teori yang telah terurai dalam landasan teori
BAB V :
PENUTUP Berisi
kesimpulan
hasil
penelitian
berhubungan dengan pihak terkait
dan
saran-saran
yang
BAB II LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Busana Muslimah 1. Pengertian Busana Muslimah Mengartikan busana muslimah sama dengan jilbab, karena busana muslimah identik dengan jilbab. Dalam khazanah kosa kata bahasa Indonesia, istilah yang lebih populer untuk busana muslimah adalah jilbab. Berikut beberapa pengertian tentang jilbab. a.
Jilbab adalah pakaian yang lapang yang dapat menutup aurat (Hidayat, 1989 : 72).
b.
Jilbab menurut rosyid ridha, adalah kain sejenis pakaian luar yang menutup seluruh badan (Ridha, 1986 :165).
c.
Quraish Syihab mengartikan jilbab adalah baju kurung yang longgar di lengkapi dengan kerudung penutup kepala (Syihab, 1999 : 172).
d.
Menurut Dr. Moch Fachruddin: jilbab berasal dari kata jalaba, yang berarti menarik pandangan dan perhatian umum maka hendak di tutup (Fachruddin, 1984 : 24 ).
e.
Menurut Al-Maraghi jilbab yaitu baju kurung yang menutupi seluruh tubuh wanita, lebih dari sekedar baju biasa dan kerudung (Al-maghi, 1974 : 61).
1 5
f.
Haya binti Mubarok mengartikan jilbab yaitu pakaian yang menutup seluruh tubuh, dan dipakai di bagian luar sekali (Mubarok, 2002:149). Betapa beragamnya arti jilbab baik secara lughowi maupun istilah
tetapi tidak merubah akan fungsi sesungguhnya yang telah di syari‟atkan oleh Islam. Dalam bahasa asing, jilbab diterjemahkan dengan kata-kata overgarment, outer garment, loose outer covering, outer clook, veil, voile dan masih banyak lagi. Tentu saja tidak semua terjemahan itu tepat, terutama ada yang mengartikan jilbab itu dengan kerudung (veil), cadar atau tirai penutup muka (voile), padahal kerudung tidak sama dengan jilbab. Meskipun demikian, dari berbagai terjemahan di atas dapat ditarik benang merah atau kesimpulan bahwa yang dimaksud dengan jilbab adalah busana muslimah, yaitu suatu pakaian tidak ketat (atau longgar) dengan ukuran lebih besar, menutup seluruh tubuh perempuan kecuali muka dan telapak tangan sampai ke pergelangan. Dalam bentuk dan modelnya tidak mempunyai aturan khusus. Jadi tergantung pada kehendak dan selera masing-masing asalkan tetap memenuhi syarat-syarat yang telah di standarkan agama. 2. Syarat Busana Muslimah Syarat-syarat yang harus diperhatikan dalam busana muslimah adalah sebagai berikut:
a.
Menutup seluruh tubuh kecuali muka dan kedua telapak tangan, sesuai dengan ayat Qur‟an يُها طهش يا ال اyang diamaksud disini adalah telapak tangan dan wajah.
b.
Tidak tipis dan transparan pada bagian bawahnya. Rasulullah SAW. telah memberikan gambaran bahwa sebagian ahli neraka adalah perempuan-perempuan yang berpakaian hampir telanjang. Mereka sama sekali tidak akan masuk surga dan juga tidak akan mendapat wanginya. Pengertian “Berpakaian tapi telanjang” adalah pakaian yang tidak menutupi badan dan bagian bawahnya tipis (Qordhowi, 1996 : 485 ). Hadist Nabi SAW:
قال سسىل اهلل صهى اهلل عهٍه وسهى: عٍ ابى هشٌشة قال صُفاٌ يٍ اهم انُاسنًاهًا قىو يعهى سٍاغ كارَاب انبقش ٌعشبىٌ بهاانُاس وَساء كاسٍاث عاسٌاث يًٍالث يائالث ٌسءوسهٍ كاسًُت انبخج انًائهت الٌذخهٍ انجُت والٌجذ .سٌحهاواٌ سٌحهانٍىجذ يٍ يسشة كزاوكزا Artinya : Dari Abu Hurairah r.a. katanya Rasulullah saw. bersabda : “ada dua macam penduduk neraka yang keduanya belum kelihatan olehku. (1). kaum yang memiliki cambuk seperti ekor sapi, yang dipergunakannya
untuk
memukul
orang.
(2).
wanita-wanita
berpakaian, tetapi sama dengan telanjang (karena pakainnya terlalu minim, terlalu tipis atau tembus pandang, terlalu ketat, atau pakaian yang merangsang pria karena sebagian auratnya terbuka), dan wanita yang mudah dirayu atau suka merayu, rambut mereka (disasak) bagaikan punuk unta. Wanita-wanita tersebut tidak dapat masuk
surga, bahkan tidak dapat mencium bau surga. Padahal bau surga dapat tercium dari jarak yang sangat jauh” (Daud, 1984: 117). c.
Tidak ada perhiasan dalam pakaian itu. Syarat ini sesuai dengan firman Allah dalam surat An-Nuur: ayat: 31.
Artinya :
Katakanlah kepada wanita yang beriman: "hendaklah
mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya. dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung kedadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putera-putera mereka, atau putera-putera suami mereka, atau Saudara-saudara laki-laki mereka, atau putera-putera saudara lelaki mereka, atau putera-putera saudara perempuan mereka, atau wanitawanita Islam, atau budak- budak yang mereka miliki, atau pelayanpelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita)
atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita. Dan janganlah mereka memukulkan kakinya agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, Hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung (Departemen Agama RI: 353 ). d.
Modelnya tidak ketat, karena model yang ketat akan menampakkan bentuk dan lekuk tubuh terutama payudara, pinggang dan pinggul.
e.
Tidak menyerupai laki-laki.
f.
Tidak menyerupai pakaian orang kafir.
3. Busana Dalam Syari’at Islam Siradjudin Abbas menuliskan bahwa Allah menjadikan pakaian untuk manusia dengan maksud dijadikan sebagai penutup aurat dan perhiasan diri (Abbas, 1984: 305). Untuk lebih jelasnya penulis akan menguraikan busana dalam Syari‟at Islam. Seorang muslim sejati sangat memperhatikan pakaiannya, sehingga kita dapat melihatnya dengan penampilan yang menyenangkan, tanpa menjadi berlebih-lebihan. Ketika di lihat menyenangkan dan enak diajak berteman, dan tidak menganggu orang lain, dengan penampilan seperti itu. Dia senantiasa mengecek dirinya sebelum pergi bertemu dengan orang lain, dan
membuat dirinya tampak bagus dan serasi, sebab Nabi
Muhammad SAW. biasa berpenampilan bagus diantara para sahabat, sebagai mana di tengah keluarganya.
Al-Qurtubi mengatakan : Makhul meriwayatkan dari Aisyah (ra) : sekelompok sahabat Nabi tengah menunggu Nabi di depan pintu, maka beliau menyiapkan diri untuk menemui mereka. Ada sebuah bejana berisi air di rumah dan beliau memandang ke dalamnya (bercermin dengan air) mengatur rambut dan jenggotnya (Aisyah berkata) : wahai Rasulullah engkau melakukan itu? Jawab Nabi, “ ya, ketika seseorang akan keluar menemui saudara-saudaranya hendaklah ia menyiapkan diri terlebih dahulu, karena Allah Maha-Indah dan mencintai keindahan” (al-Hasyimi, 2003: 47-48). Pakaian yang dipakai oleh muslimah hendaklah terbuat dari bahan kain yang tebal dan tidak tipis menerawang. Tujuan berbusana adalah menutupi, sehingga jika tidak menutupi, maka ia tidak bisa disebut pakaian yang menutupi aurat, mengingat ia tidak bisa mencegah pandangan mata orang lain. Pakaian tersebut hendaklah tidak menjadi hiasan by design atau overdecorated dengan beragam warna menyolok membuat mata melirik. Syarat ini didasarkan pada firman Allah : “ Dan janganlah mereka menampakkan perhiasan mereka kecuali yang (biasa) nampak dari mereka” (Q.S. An-Nuur : 31), yang (biasa) nampak dari mereka artinya sesuatu yang tampak tanpa unsur kesengajaan (AlMuqtadir, 2007: xxx.) Semaraknya berbagai mode pakaian ala Barat yang akhir-akhir ini menjadi kiblat masyarakat dunia, telah membawa generasi muda pada jurang degradasi moral yang teramat dahsyat. Keadaan ini pernah
diaramalkan Rasulullah SAW. akan terjadi di akhir zaman nanti (AlGhifari, 2004: 41). Rasulullah meramalkan bukan hanya semaraknya mode pakaian tetapi juga berbagai trend lainnya yang hanya sekedar manjual merk baik makanan maupun minuman. Rasulullah SAW. Bersabda : “Akan ada di kalangan umatku yang melahap bermacam-macam makanan, meneguk bermacam-macam minuman memakai pakaian dengan rupa-rupa mode dan warna, serta banyak bicaranya”. (HR. Tabrani dan Imam Abi Dunya), (Al-Ghifari, 2004: 42). Fashion (mode) adalah suatu topik yang layak menjadi perhatian kita karena jelas ia merupakan suatu cara aksi yang dirangsang oleh perkembangan industri konsumen. Dinamika perubahan dalam cara-cara fashion yang berbeda sanagat jelas merefleksikan proses pembentukan gaya hidup yang lebih luas maknanya (Irwan, dkk, 2006: 174). Mode yang kita bahas di sini tidak lebih hanya sekedar sarana untuk mencapai kesempurnaan, bukan tujuan utama. Lantas mode, seni dan budaya yang bagaimanakah yang mampu menghantarkan manusia kepada kesempurnaan manusia? Hanya budaya yang bersumber dari akal sehat dan fitrah suci manusia saja yang mampu menghantarkan manusia kepada kesempurnaan sejatinya, bukan dari nafsu hewani yang hanya menjurus pada bidang material saja. Berdasarkan hal tersebut dapat diambil benang merah bahwa, segala jenis mode yang bersumber dari akal dan fitrahlah yang
mampu
menghantarkan
manusia
untuk
dapat
menuju
kesempurnaannya sebagai manusia. (http : // islamfeminis. wordpress.com / 2007 ) Dengan kata lain, manusia akan menjadi „manusia‟ dengan budaya akal dan fitrah. Sebaliknya, manusia akan menjadi „hewan‟ jika hanya menitikberatkan pada budaya hewani yang lebih menonjolkan keindahan zahir dan sisi glamournya saja. Sebagaimana yang telah diketahui dalam pokok-pokok bahasan teologi bahwa, gabungan antara ajaran akal dan fitrah ini hanya terwujud pada ajaran agama. Agama di sisi Allah hanyalah Islam, maka mode, seni dan budaya yang islami-lah yang mampu menghantarkan manusia kepada kesempurnaannya. Berdasarkan penjelasan di atas, akhirnya muncul apa yang disebut dengan mode islami, seni islami dan budaya Islam yang “Busana Muslimah” adalah salah satu bagian
dari
wujud
luaran
(ekstensi)
konsep
tersebut.
(http://islamfeminis.wordpress.com/2007). B. Landasan Dasar Berbusana Muslimah 1. Perintah Memakai Busana Muslimah Hijab dalam Islam adalah sesuatu yang menyembunyikan manusia seperti sekiranya di balik tirai . Sesungguhnya hijab yang diperintahkan dalam Islam kepada kaum wanita bukanlah tetap tinggal di dalam rumah dan tidak pernah keluar darinya, karena, tidak ada di dalam Islam indikasi yang mengajak untuk mengurung wanita. Memang ini sudah pernah meluas di sebagian negara-negara zaman dulu, seperti India dan Iran, akan tetapi ini sama sekali bukan dari Islam.
Hijab bagi wanita dalam Islam yang dimaksud adalah agar wanita menutup
badannya
ketika
berbaur
dengan
laki-laki,
tidak
mempertontonkan kecantikan, dan tidak pula mengenakan perhiasan. Dan inilah yang disinggung dalam ayat-ayat khusus, sekaligus menjadi landasan fatwa-fatwa para fuqaha (Muthahhari, 2000: 58-60). Dalam hadist yang diraiwayatkan oleh Abu Daud, dari Aisyah r.a. Rasulullah saw. bersabda :
عٍ عائشت سظً اهلل عُها اٌ اسًاء بُج ابً بكش دخهج عهى سسىل اهلل صهى اهلل عهٍه وسهى وعهٍهاثٍاب سقاق فاعشض عُهاسسىل اهلل صهى اهلل ٌااسًاء اٌ انًشاة ابهغج انحٍط نى ٌصح اٌ ٌشي: عهٍه وسهى وقال .يُهااالهزاواشاسنى وحهت وكفٍت Artinya : “dari Aisyah r.a. menuturkan bahwa asma‟ binti Abu Bakar pernah menghadap Rasulullah saw. Dengan pakaian yang tipis sehingga tampak postur tubuhnya, lalu Rasul berpaling darinya dan bersabda: “wahai Asma‟ bila perempuan telah baligh, maka tak patutlah terlihat bagian tubuhnya kecuali ini dan ini, sambil mengisyaratkan wajah dan kedua telapak tangannya ( Abi Daud: 62). Dari uraian diatas dapat di ambil suatu pelajaran bahwa berbusana muslimah itu wajib bagi orang Islam pada umumnya, khususnya wanita yang sudah baligh. 2. Dasar Nash Tentang Busana Muslimah Adapun mengapa dikhususkan wanita mengenakan hijab dalam Islam, hal itu dikarenakan bahwa kesukaan untuk tampil, pamer, dan berhias merupakan ciri khas wanita. Sisi penguasaan hati, laki-laki merupakan buruan, sedang wanita sebagai pemburu: sedangkan laki-laki
dari sisi penguasaan tubuh wanita, dia sebagai pemburu, sementara wanita sebagai buruannya. Sebenarnya kesukaan wanita dalam berdandan dan tampil
dengan
perhiasan
termewah
adalah
muncul
karena
kecenderungannya untuk memancing laki-laki. Belum pernah ditemukan di manapun di dunia ini seseorang laki-laki mengenakan pakaian atau perhiasan untuk memancing gairah lain jenis. Wanitalah yang aktif, sesuai wataknya, tampil dengan berbagai model untuk „menyeret‟ kaum lelaki ke dalam perangkap dan menawan dengan tali-tali cintanya. Oleh karena itu, penyimpangan berupa tabarruj (tampil buka-bukaan) adalah termasuk penyimpangan yang khusus terjadi pada wanita dikhususkan hijab bagi mereka (Muthahhari, 2000: 70). Adapun yang menjadi dasar dalam memakai busana muslimah yaitu beberapa ayat Al-Qur‟an, seperti surat An-Nur ayat 30-31 berikut : a. Ghadlu : Menundukkan atau mengurangi, sedang ghadlu al-basr artinya menundukkan / menahan atau menghindarkan pandangan dari hal-hal yang tidak baik untuk dipandang secara terus menerus. b. Al-farj atau al-farjatu : Celah atau sela-sela. Kata al-Farj untuk arti kemaluan diambil dari sesuatu yang terletak pada celah di antara dua sisi. Al-Qur‟an menggunakan kata yang sangat halus untuk sesuatu yang sangat rahasia bagi manusia, alat kelamin (Syihab, 2002: 231). c. Azka : baik atau bersih. d. Dlahara: lahir atau tampak.
e. Dlaraba : Menaruh atau meletakkan sesuatu dengan cepat dan sungguh-sungguh (Munawwir, 2002: 817). f. Al-Khimar atau ghitha al-ra‟s wa al-najr wa al-sadr : Penutup kepala, penyembelihan (leher) dan dada yang tersambung menjadi satu atau yang dikenal dengan jilbab. g. Juyub atau fathu al-sadr fi al-sawb : Tempat pembuka baju yang terletak pada dada atau lubang di leher baju. h. Zinatun : sesuatu yang menjadikan lainnya indah. i.
Al-Bu‟ul asal kata dari al-ba‟al : suami. Uraian Tafsir adalah Islam selalu mengupayakan dan menjaga
kehidupan sosial yang bersih dalam segala bidang. Salah satunya dalam pembahasan kali ini adalah dalam hal berinteraksi sosial atau pergaulan antar lain jenis dari hal-hal kemaksiatan dan kenistaan yang dapat bermula dari perbuatan-perbuatan dan perilaku keseharian sering tidak kita sadari, yang bisa memungkinkan syahwat. Islam selalu menganjurkan kepada umatnya untuk tidak mengumbar syahwat. Semua dilakukan dengan cara yang mudah dilakukan oleh setiap orang, yaitu (Qutub, 1996: 2511) :
a. Menjaga pandangan dan kemaluan. b. Perbuatan-perbuatan yang mengisyaratkan atau mengarahkan pada syahwat seperti: cara berjalan, cara memandang dan cara bergerak.
c. Tidak menunjukkan perhiasan secara berlebih-lebihan kecuali pada muhrimnya. d. Selalu menjaga aurat serta cara berpakaian dan lain-lain. Menjaga pandangan atau ghadul basr adalah merupakan usaha yang harus dilakukan oleh pihak laki-laki dalam usaha untuk ta‟dib an-nafs atau menjaga diri dari hal-hal yang mana bisa mengarahkan manusia kepada perbuatan maksiat dan perzinahan. Ghadul basr diumpamakan seperti pintu utama yang mengarahkan kepada maksiat atau perzinahan dan juga fitnah. Fitnah adalah lebih kejam dari pada pembunuhan. Akibat dari dampak fitnah itu bisa mengakibatkan kejadian yang lebih kejam dari pembunuhan. Menjaga kemaluan adalah buah dari hasil menjaga pandangan (ghadul basr), atau menjaga pandangan merupakan upaya untuk mengendalikan syahwat seseorang. Menurut Thahir ibn Asyur, yang dimaksud dengan ghadul basr yaitu tidak membuka lebar-lebar untuk melihat sesuatu yang terlarang, seperti: aurat wanita dan tempat-tempat yang bisa melengahkan. Akan tetapi tidak juga menutupnya sekali sehingga merepotkannya (Syihab, 2002: 324). Kata “dzalika azka lahum” atau hal yang demikian itu menjaga pandangan yang sehingga membuatkan terjaganya kemaluan adalah lebih bersih
bagi
seorang
laki-laki,
apabila
ia
melakukannya,
maka
menjadikannya terhindar dari fitnah (Qutub, 1996: 2512). Sesungguhnya perbuatan yang tidak mengindahkan anjuran-anjuran tersebut diketahui oleh Allah SWT dan Dia-lah yang menentukan cara pencegahan terhadap
terjadinya perzinahan tersebut. Apabila pencegahan tersebut benar-benar dilakukan akan sangat efektif karena Allah Maha Mengetahui apa yang bergetar di dalam hati dan jiwa manusia. Demikian juga ghadul basr atau menjaga pandangan dan menjaga kemaluan dianjurkan juga pada pihak perempuan. Anjuran ini sebanding antara pihak laki-laki dan pihak perempuan, tidak ada diskriminasi sebagai mana yang sering kita dengar. Dalam hal ini pihak perempuan selalu yang disalahkan dan dianggap penyebab terjadinya kemaksiatan. Hal ini bisa kita buktikan dari kenyataan kehidupan bahwa dalam usaha menciptakan kehidupan yang bersih terhindar dari kemaksiatan tidak bisa ditekankan hanya sebelah pihak saja, tetapi harus dilakukan dari kedua belah pihak (laki-laki dan perempuan), (al-Mahil dan al-Syuyuti: 207). C. Kewajiban Memakai Busana Muslimah Allah mewajibkan wanita-wanita Islam memakai busana Muslimah secara syar‟i baik di dalam rumah maupun di luar rumah, dan ini merupakan kelebihan wanita dengan keindahan, namun Allah Maha Adil dalam menganugerahkan kepada makhluk-Nya dan memberikan pedoman untuk memelihara dan menjaga kehormatannya serta kehormatan keluarganya. 1. Ketika di luar rumah Dasar hukumnya adalah hadist dari Ummu Atiyah berkata yang artinya: “Rasulullah saw telah memerintahkan kepada kami untuk keluar (menuju lapangan) pada saat hari raya Idul Fitri dan Idul Adha: baik perempuan tua, yang sedang haid, maupun perawan. Perempuan yang
sedang haid menjauh dari kerumunan orang yang shalat, tetapi mereka menyaksikan kebaikan dan seruan yang ditujukan kepada kaum Muslimin. Aku lantas berkata: “Ya Rasulullah saw, salah seorang diantara kami tidak memiliki jilbab.” Beliau kemudian bersabda, “hendaklah salah seorang saudaranya meminjamkan jilbabnya.” Hukum wajib berjilbab bagi perempuan ini manakala ia akan keluar rumah atau aktif dalam kehidupan publik atau pergi ke kampus (Ambarwati dan Al Khaththath, 2003: 40). Hadits di atas menunjukkan bahwa kewajiban memakai busana muslimah ketika keluar dari rumah entah itu pergi ke pasar, sekolah, kampus atau mengikuti kegiatan masyarakat, dimaksudkan agar wanita terhindar dari ganguan laki-laki, terhindar dari fitnah seksual, juga untuk membedakan wanita yang bertaqwa dengan yang tidak bertaqwa. Secara psikologis dengan berbusana muslimah ia bisa meredam hawa nafsunya dan bertindak sesuai kaidah-kaidah Islam. Ada wanita yang memperlihatkan auratnya di depan umum (bukan muhrimnya), maka bukan hanya dia saja yang berdosa, melainkan semua orang yang melihat dan memperhatikannya ikut mendapat dosa. 2. Ketika dihadapan laki-laki bukan muhrim Berdasarkan firman Allah dalam surat An-Nuur: ayat 31 sebagaimana tertulis, dijelaskan bahwa : perempuan boleh tidak berjilbab di hadapan para muhrimnya, yaitu: suaminya, ayahnya, ayah suaminya, putera-putera
suaminya,
saudara
laki-lakinya,
putera
saudara
perempuannya, selain mahram tersebut, juga boleh tidak berjilbab di
hadapan perempuan muslimah, budak pelayan lak-laki yang tidak punya keinginan terhadap perempuan berarti di hadapan laki-laki asing permpuan wajib berjilbab (Ambarwati dan Al Khaththath, 2003: 7). Selain di hadapan muhrim yang disebutkan di atas, wanita muslimah wajib memakai jilbab meskipun di dalam rumahnya sendiri, misalnya menerima tamu, berbisnis di kantor, bermusyawarah dan lainlain. Sebaliknya boleh tidak berjilbab ketika di luar rumah asalkan yang melihat hanya muhrimnya saja. D. Hikmah Berbusana Muslimah Kecocokan ajaran Islam dengan fitrah insani telah tampak pada hikmah Allah dalam menurunkan syari‟at jilbab (busana muslimah) bagi wanita Islam. 1. Wanita Islam yang menutupi aurat / mengenakan jilbab akan mendapatkan pahala karena ia telah melaksanakan perintah Allah SWT, dengan menutup sarana yang membawa ke jurang zina, terutama pandangan mata (Fachruddin, 1984: 56). 2. Jilbab adalah identitas muslimah, dengan memakainya wanita Islam telah menampakkan identitas lahirnya juga untuk membedakan wanita yang sholeh dan yang tidak sholeh (Fachruddin, 1984: 43). 3. Jilbab dapat di tinjau dari segi ilmu psikologi sebab pakaian adalah cermin diri seseorang, maksudnya kepribadian seseorang terlihat dari model busana yang ia kenakan (Awaliya, 1994: 2).
Menurut (Tholib, 1987: 43) hikmah menutup aurat atau jilbab (busana muslimah) itu di klasifikasikan menjadi empat bagian: 1. Menjauhkan wanita dari gangguan laki-laki. 2. Membedakan wanita yang berakhlak mulia dengan wanita yang berakhlak kurang mulia. 3. Mencegah timbul fitnah birahi pada kaum laki-laki. 4. Memelihara kesucian agama. Sebagai wanita Islam yang kehidupannya tidak pernah lepas dari kehidupan seorang laki-laki yang tidak sedikit jumlahnya dan tidak sama kepribadiannya antara satu dengan yang lainnya, maka di dalam kehidupan ini diperlukan suatu etika untuk mengarahkannya dalam menjaga kehormatannya. Selain itu dengan berjilbab seorang perempuan akan mudah dikenali sebagai muslim, sehingga memudahkan dalam proses ta‟aruf (perkenalan) dengan sesama muslim sebagai tahap awal jalinan Ukhwah Islamiyah.
BAB III PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 1. Sejarah Pendirian Sejak berdirinya sampai saat ini, STAIN Salatiga telah melewati sejarah yang cukup panjang, dan mengalami beberapa kali perubahan kelembagaan. Pendirian lembaga ini, bermula dari cita-cita masyarakat Islam Salatiga untuk memiliki Perguruan Tinggi Islam. Oleh karena itu didirikanlah Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP) Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan (IKIP) “Nahdlatul Ulama” di Salatiga. Lembaga ini menempati gedung milik Yayasan “Pesantren Luhur”, yang berlokasi di Jalan Diponegoro Nomor 64 Salatiga. Lembaga ini berdiri berkat dukungan dari berbagai pihak, khususnya para ulama dan pengurus Nahdlatul Ulama Jawa Tengah. Dalam rentang waktu kurang setahun, lembaga ini diubah dari FIP IKIP menjadi Fakultas Tarbiyah. Maksud perubahan tersebut adalah agar lembaga ini dapat dinegerikan bersamaan dengan persiapan berdirinya IAIN Walisongo Jawa Tengah di Semarang. Guna memenuhi persyaratan formal, maka dibentuklah panitia pendiri yang diketuai oleh K.H. Zubair dan sekaligus diangkat sebagai Dekannya. Bersamaan dengan proses pendirian IAIN Walisongo Jawa Tengah di Semarang, Fakultas Tarbiyah Salatiga diusulkan untuk dinegerikan sebagai cabang IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Peninjauan oleh Tim
3 1
Peninjau yang dibentuk IAIN Sunan Kalijaga, akhirnya pembinaan dan pengawasan Fakultas Tarbiyah Salatiga diserahkan padanya. Keputusan ini didasarkan pada Surat Menteri Agama c.q. Direktorat Pembinaan Perguruan Tinggi Agama Islam Nomor Dd/PTA/3/1364/69 tanggal 13 November 1969. Ketika IAIN Walisongo Jawa Tengah di Semarang berdiri, Fakultas Tarbiyah Salatiga mendapatkan status negeri, dan menjadi cabang IAIN Walisongo. Penegerian Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo tersebut berdasarkan SK Menteri Agama Nomor 30 Tahun 1970 tanggal 16 April 1970. 2. Bergabung dengan IAIN Walisongo Meskipun telah berstatus negeri dan menjadi IAIN Walisongo, Fakultas Tarbiyah namun kondisinya tidak berubah dalam waktu singkat, sehingga sejajar dengan Perguruan Tinggi Negeri yang lain. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain: a. Sarana dan prasarana yang jauh dari memadai. Utamanya belum tersedia gedung milik sendiri; b. Tenaga profesional baik edukatif maupun administrasi yang masih kurang; dan c. Animo mahasiswa yang relatif masih kecil. Keadaan tersebut berlangsung dalam waktu yang relatif lama, sehingga kondisi Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo di Salatiga, dapat dikatakan kurang layak untuk disebut sebagai perguruan tinggi,
terutama dilihat dari sarana dan fasilitas yang dimiliki. Atas dasar itu pernah berkembang isu untuk menutup lembaga ini. Mengingat kendala
utama
bagi
pengembangan
lembaga
tersebut
belum
tersedianya kampus milik sendiri, maka para pengelola fakultas mencurahkan perhatian dan usahanya untuk menjawab tantangan tersebut. Jalan satu-satunya yang mesti ditempuh adalah membeli areal tanah kampus, sebab mengharapkan wakaf dari masyarakat dan meminta kepada Pemerintah Daerah tidak memungkinkan. Suatu kebetulan ada seorang warga Muhammadiyah (H. Asrori Arif) yang menaruh perhatian terhadap keberadaan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Salatiga. Beliau menawarkan tanah pekarangannya seluas 0,75 ha lengkap dengan bangunannya yang letaknya cukup strategis untuk penyelenggaraan pendidikan. Berkat
perhatian
Menteri
Agama
(H.
Alamsyah
Ratu
Prawiranegara) terhadap perkembangan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Salatiga, maka beliau berkenan mengabulkan usulan Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Salatiga Nomor 031/A-a/FTWS/I/1979, tanggal 24 Januari 1979, tentang maksud pembelian tanah tersebut. Berdasar pada surat Dirjen Binbaga Islam Nomor E/Dag/BI/2828. tanggal 10 Agustus 1982, maka dibelilah tanah sebagaimana ditawarkan di atas dengan menggunakan DIP Pusat (tahun anggaran 1980/1981 dan 1981/1982). Hal penting yang perlu dicatat adalah
bahwa pembelian tanah tersebut tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, terutama Bapak Muhammad Natsir (selaku Ketua Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia) yang juga telah lama menaruh perhatian terhadap kehidupan umat Islam di Salatiga. Tercatat mulai tahun 1982 Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Salatiga hijrah dari kampus lama ke kampus baru milik sendiri, tepatnya di jalan Caranggito 2 (sekarang berubah menjadi jalan Tentara Pelajar 2). Kampus baru dinilai sebagai jawaban tepat yang bersifat fisik atas tantangan rencana rasionalisasi. Bahkan kampus baru tersebut dirasakan mampu membangkitkan kembali optimisme dan antusiasme seluruh civitas akademikanya. Sedikit demi sedikit sarana dan prasarana pendidikan bertambah, antara lain gedung kuliah, perpustakaan dan kantor. Pemerintah Daerah pun juga tidak mau ketinggalan untuk memberikan bantuan tambahan tanah kampus seluas 3000 m2 yang waktunya bersamaan dengan pembangunan masjid kampus bantuan Yayasan Amal Bhakti Muslim Pancasila. Memang secara administratif masjid tersebut milik PEMDA, tetapi secara fungsional menjadi tanggungjawab Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Salatiga. Seiring dengan semakin bertambahnya fasilitas akademik, bertambah pula tenaga kependidikan khususnya tenaga edukatif dan mahasiswanya. Jika pada masa dekade pertama Fakultas Tarbiyah Salatiga hanya memiliki 7 (tujuh) orang dosen tetap, pada dekade
kedua menjadi 30 (tiga puluh) orang. Fenomena yang hampir sama terjadi pula pada perkembangan jumlah mahasiswa. Pada tahun 1987 tercatat 940 orang. Jika dibanding dengan jumlah mahasiswa tahun 1983, maka peningkatannya sudah lebih dari 300%. Disimak dari sisi akademis, eksistensi Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Salatiga juga semakin mantap, sebab mulai tahun akademik 1983/1984 sudah diberi kewenangan menyelenggarakan Program Pendidikan Strata Satu (S1) dengan sistem SKS. Sebelumnya Perguruan Tinggi ini hanya berhak menyelenggarakan Program Pendidikan Sarjana Muda. Disamping itu secara yuridis juga semakin kokoh dengan diberlakukannya Peraturan Pemerintah Nomor 33 Tahun 1985 tentang Struktur Organisasi IAIN di mana Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Salatiga termasuk di dalamnya. Tahun 1987 tampaknya relevan untuk dipahami sebagai awal pengembangan kinerja bagi Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Salatiga. Serangkaian peristiwa bersejarah terjadi mengiringi perjalanan waktu ini. Keputusan Presiden Nomor 9 Tahun 1987 tentang status IAIN/Fakultas merupakan justifikasi yuridis yang amat mengokohkan eksistensi lembaga pendidikan tinggi Islam ini. Pada Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Salatiga sendiri sebenarnya tengah terjadi pula proses penguatan institusional, baik berupa sarana fisik maupun sumber daya tenaga kependidikannya. Di celah perkembangan sarana fisik tersebut ada kenyataan historis yang perlu diberi catatan khusus, yaitu peran
Badan Koordinasi Orang Tua dan Alumni (BAKOAMI) yang dibentuk pada tahun 1988. Pada tahun 1992 diaktanotariskan dengan nama Yayasan Kerjasama Orang Tua dan Alumni (YAKOAMI). Adapun peningkatan sumber daya insani tampak pada upaya serius lembaga ini dalam mendorong tenaga edukatif dan administrasi untuk melanjutkan studinya ke jenjang yang lebih tinggi. Pada awal tahun 1997 Fakultas Tarbiyah telah memiliki 44 orang dosen tetap. Dari jumlah itu 1 orang telah bergelar Doktor, 22 orang bergelar Magister, dan 10 orang sedang menyelesaikan program S.2 dalam berbagai bidang keilmuan. Di antara tenaga administrasi ada 2 orang yang sedang menyelesaikan studi program S.1. Dengan menyimak pada proses perkembangan tersebut, maka Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Salatiga sebenarnya tampak semakin mapan secara akademik untuk memberdayakan mahasiswa yang berjumlah 1337 orang. 3. Alih Status Menjadi STAIN Berdasarkan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 1997, maka secara yuridis mulai tanggal 21 Maret 1997 Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Salatiga beralih status menjadi Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga. Sesuai dengan keputusan itu, STAIN tetap didudukkan sebagai perguruan tinggi di bawah naungan Departemen
Agama
pendidikan
akademik
Republik dan/atau
Indonesia profesional
yang
menyelenggarakan
dalam
disiplin
ilmu
pengetahuan agama Islam. Sebagai salah satu bentuk satuan Pendidikan Tinggi, STAIN Salatiga masih tetap pula memiliki kedudukan dan fungsi yang sama dengan institut maupun universitas negeri lainnya. Beralihnya status Fakultas Tarbiyah menjadi STAIN Salatiga telah membawa berbagai peningkatan, baik yang bersifat fisik maupun non fisik. Peningkatan fisik meliputi penambahan tanah dan gedung sekretariat. Pada tahun 1997 STAIN Salatiga telah menambah tanah seluas 12.500 meter persegi yang terletak tidak jauh dari kampus sekarang. Kemudian pada tahun 2001, STAIN Salatiga telah membangun gedung sekretariat berlantai tiga dengan luas bangunan seluruhnya 900 meter persegi, yang dibangun di atas tanah bekas KUA seluas 871 meter persegi. Peningkatan non fisik meliputi peningkatan jumlah dan pendidikan bagi dosen dan pegawai tetap STAIN Salatiga. Hingga tahun 2007, jumlah dosen tetap STAIN Salatiga sebanyak 94 orang. Berdasarkan jumlah tersebut ada 2 orang bergelar profesor, 5 orang bergelar Doktor, 70 orang bergelar Magister, dari 26 orang tersebut sedang studi S-3 sebanyak 10 orang, studi S.2 sebanyak 30 orang (termasuk calon dosen). Sedangkan jumlah pegawai tetap STAIN Salatiga hingga tahun 2007 mencapai 27 orang, 2 orang di antaranya sudah menyelesaikan S-2. jumlah mahasiswa reguler 1991. Jurusan Tarbiyah mahasiswanya paling banyak dibanding dengan jurusan yang lainnya. Tentunya beragam juga model dan bentuk busananya.
B. Paparan Informasi dari Hasil Wawancara 1. IF, adalah mahasiswi Program Studi Pendidikan Agama Islam angkatan 2008. Diwawancarai pada tanggal 05 Bulan 10 tahun 2009 jam 12.00 s/d jam 12.20. a. Apa yang anda pahami tentang busana Muslim ? Jawaban : Menutup aurot seluruh badan. b. Apa fungsi pakaian menurut anda? Jawaban: Menutupi sebagian tubuh c. Coba anda beri contoh kriteria busana yang Islami, menurut anda? Jawaban: menurut saya harus sesuai dengan zaman dan model. d. Bagaimana pandangan anda jika pihak lembaga mengeluarkan aturan berbusana di kampus? Jawaban : Harus wajib, apalagi PAI adalah calon pendidik. e. Bagaimana reaksi anda jika melihat teman yang tidak berpakaian Islami di kampus? Jawaban: Kurang etis sudah sepantasnya untuk diingatkan. f. Apa yang anda rasakan jika anda mengenakan pakaian serba ketat (pakaian yang memperlihatkan lekuk tubuh) datang ke kampus Jawaban: Malu, karena ini bagian dari potret pribadi seseorang. g. Bagaimana reaksi anda jika ada dosen yang menegur, dikarenakan anda memakai pakaian yang serba ketat? Jawaban: Memaklumi, karena STAIN lembaga yang dinaungi payung islam.
2. NE, diwawancarai pada tanggal 07 Bulan 10 tahun 2009 jam 09.00 s/d jam 09.20. a. Apa yang anda pahami tentang busana Muslim? Jawaban: busana muslim itu adalah: Pakaian yang berfungsi untuk menutup aurot. b. Apa fungsi pakaian menurut anda Jawaban : Menghindari pikiran dan perbuatan tercela. c. Coba anda beri contoh kriteria busana yang Islami, menurut anda? Jawaban: Ada kerudung, baju tidak terlalu ketat. d. Bagaimana pandangan anda jika pihak lembaga mengeluarkan aturan berbusana di kampus Jawaban: Tidak masalah, tapi sesuai dengan koridor yang ada. e. Bagaimana reaksi anda jika melihat teman yang tidak berpakaian Islami di kampus? Jawaban: Alangkah baiknya bila saling mengingatkan. f. Apa yang anda rasakan jika anda mengenakan pakaian serba ketat (pakaian yang memperlihatkan lekuk tubuh) datang ke kampus: Jawaban: Kurang nyaman, sebab sebagian besar tubuh wanita adalah aurot. g. Bagaimana reaksi anda jika ada dosen yang menegur, dikarenakan anda memakai pakaian yang serba ketat? Jawaban: Bisa menirema karena beliau menginginkan hal yang ideal.
3. LW, Ditemui pada tanggal 07 Bulan 10 tahun 2009 jam 09.15 s/d jam 09.40. a. Apa yang anda pahami tentang busana Muslim? Jawaban: Busana yang dianjurkan Islam. b. Apa fungsi pakaian menurut anda? Jawaban: Mencegah terjadinya penyakit dalam tubuh. c. Coba anda beri contoh kriteria busana yang Islami, menurut anda? Jawaban : Longgar supaya tidak terlihat lekuk tubuh. d. Bagaimana pandangan anda jika pihak lembaga mengeluarkan aturan berbusana di kampus? Jawaban: Tidak perlu kebijakan karena ini sudah menajadi kebutuhan. e. Bagaimana reaksi anda jika melihat teman yang tidak berpakaian Islami di kampus? Jawaban : Sebenarnya malu sebagai wanita, akan tetapi itu bagian dari pilihanya. f. Apa yang anda rasakan jika anda mengenakan pakaian serba ketat (pakaian yang memperlihatkan lekuk tubuh) datang ke kampus? Jawaban : Melihat saja malu, sudah otomatis tidak akan memakainya. g. Bagaimana reaksi anda jika ada dosen yang menegur, dikarenakan anda memakai pakaian yang serba ketat Jawaban : Setuju, kalau perlu masuk dalam penilain perkuliahan. 4. ID, ditemui pada tanggal 08 Bulan 10 tahun 2009 jam 12.30 s/d jam 12.50. a. Apa yang anda pahami tentang busana Muslim?
Jawaban: Tidak menimbulkan fitnah dan mengganggu orang lain. b. Apa fungsi pakaian menurut anda? Jawaban: Menutup seluruh tubuh kecuali muka dan tangan. c. Coba anda beri contoh kriteria busana yang Islami, menurut anda? Jawaban : Tidak menimbul perhatian, berjilbab yang sederhana. d. Bagaimana pandangan anda jika pihak lembaga mengeluarkan aturan berbusana di kampus? Jawaban : Boleh, asal tidak ada kesan memaksa. e. Bagaimana reaksi anda jika melihat teman yang tidak berpakaian Islami di kampus Jawaban : Tidak apa, yang penting harus paham situasinya. f. Apa yang anda rasakan jika anda mengenakan pakaian serba ketat (pakaian yang memperlihatkan lekuk tubuh) datang ke kampus Jawaban : Susah, soalnya selain mengganggu juga kurang etis. g. Bagaimana reaksi anda jika ada dosen yang menegur, dikarenakan anda memakai pakaian yang serba ketat? Jawaban: Tidak apa, yang penting diberikan pemahaman dan penjelasan. 5. DM, ditemui pada tanggal 10 Bulan 10 tahun 2009 jam 12.00 s/d jam 12.20. a. Apa yang anda pahami tentang busana Muslim? Jawaban: Sopan, tidak keluar dari ajaran Islam. b. Apa fungsi pakaian menurut anda?
Jawaban: Menutupi organvital, tidak mengundang syahwat. c. Coba anda beri contoh kriteria busana yang Islami, menurut anda? Jawaban: Sesuai dengan postur tubuh masing-masing orang. d. Bagaimana pandangan anda jika pihak lembaga mengeluarkan aturan berbusana di kampus? Jawaban: Hak lembaga dengan disesuaikan kondisi yang ada. e. Bagaimana reaksi anda jika melihat teman yang tidak berpakaian Islami di kampus? Jawaban: Silahkan, karena resiko akan ditanggung sendiri. f. Apa yang anda rasakan jika anda mengenakan pakaian serba ketat (pakaian yang memperlihatkan lekuk tubuh) datang ke kampus? Jawaban : Kurang nyaman, karena kita berada dilembaga Islami. g. Bagaimana reaksi anda jika ada dosen yang menegur, dikarenakan anda memakai pakaian yang serba ketat? Jawaban: Bagus berarti asaz Islam mau direalisasiakan. 6. SD, ditemui pada tanggal 10 Bulan 10 tahun 2009 jam 10.20 s/d jam 10.45. a. Apa yang anda pahami tentang busana Muslim? Jawaban: Tidak terlalu mepet. b. Apa fungsi pakaian menurut anda? Jawaban: Memperindah diri kita. c. Coba anda beri contoh kriteria busana yang Islami, menurut anda? Jawaban : Kerudung, pakain yang longgar.
d. Bagaimana pandangan anda jika pihak lembaga mengeluarkan aturan berbusana di kampus? Jawaban: Bagus dan setuju. e. Bagaimana reaksi anda jika melihat teman yang tidak berpakaian Islami di kampus? Jawaban: Memberikan masukan dan pemahaman. f. Apa yang anda rasakan jika anda mengenakan pakaian serba ketat (pakaian yang memperlihatkan lekuk tubuh) datang ke kampus? Jawaban: Malu Karena nanti akan menjadi pusat perhatian. g. Bagaimana reaksi anda jika ada dosen yang menegur, dikarenakan anda memakai pakaian yang serba ketat? Jawaban: Bagus dalam rangka mengevaluasi budaya berpakian. 7. WT, ditemui pada tanggal 14 Bulan 10 tahun 2009 jam 10.10 s/d jam 10.30. a. Apa yang anda pahami tentang busana Muslim? Jawaban: Alat untuk memberikan keindahan tubuh. b. Apa fungsi pakaian menurut anda? Jawaban: Mensyukuri dan menjaga tubuh. c. Coba anda beri contoh kriteria busana yang Islami, menurut anda? Jawaban: Kerudung, baju, rok bukan celana. d. Bagaimana pandangan anda jika pihak lembaga mengeluarkan aturan berbusana di kampus? Jawaban: Lumrah.
e. Bagaimana reaksi anda jika melihat teman yang tidak berpakaian Islami di kampus? Jawaban: Tidak apa, asalkan rapi. f. Apa yang anda rasakan jika anda mengenakan pakaian serba ketat (pakaian yang memperlihatkan lekuk tubuh) datang ke kampus? Jawaban: Kurang enjoy, cantik tidak harus berpakian ketat. g. Bagaimana reaksi anda jika ada dosen yang menegur, dikarenakan anda memakai pakaian yang serba ketat? Jawaban: Tidak jadi masalah, karena ini bagian dari pembelajaran. 8. St, ditemui pada tanggal 14 Bulan 10 tahun 2009 jam 09.05 s/d jam 09.30. a. Apa yang anda pahami tentang busana Muslim? Jawaban: Pakaian yang diajarkan oleh Islam. b. Apa fungsi pakaian menurut anda? Jawaban: Menghilangkan rasa dingin yang menyebabkan sakit. c. Coba anda beri contoh kriteria busana yang Islami, menurut anda? Jawaban: Rapi, sopan, indah dan menutup aurot. d. Bagaimana pandangan anda jika pihak lembaga mengeluarkan aturan berbusana di kampus? Jawaban: Mendukung, karena mahasiswa banyak yang berpakain kurang etis. e. Bagaimana reaksi anda jika melihat teman yang tidak berpakaian Islami di kampus?
Jawaban: Sebenarnya malu, karena STAIN adalah Islam di Salatiga. f. Apa yang anda rasakan jika anda mengenakan pakaian serba ketat (pakaian yang memperlihatkan lekuk tubuh) datang ke kampus? Jawaban: Ya jelas malu to, menginginkan hal ideal tapi kita tidak ideal. g. Bagaimana reaksi anda jika ada dosen yang menegur, dikarenakan anda memakai pakaian yang serba ketat? Jawaban: Sangat berterimakasih ternyata perhatian dosen bukan di perkuliahan saja. 9. UZ, ditemui pada tanggal 17 Bulan 10 tahun 2009 jams 12.20 /d jam 12.40. a. Apa yang anda pahami tentang busana Muslim? Jawaban: Busana yang dipakai orang Islam. b. Apa fungsi pakaian menurut anda? Jawaban: Melindungi diri. c. Coba anda beri contoh kriteria busana yang Islami, menurut anda? Jawaban: Suci, bersih dan nyaman. d. Bagaimana pandangan anda jika pihak lembaga mengeluarkan aturan berbusana di kampus? Jawaban: Ini sudah menjadi kode etik STAIN dan harus disepakti. e. Bagaimana reaksi anda jika melihat teman yang tidak berpakaian Islami di kampus? Jawaban: Memberikan masukan dan saran.
f. Apa yang anda rasakan jika anda mengenakan pakaian serba ketat (pakaian yang memperlihatkan lekuk tubuh) datang ke kampus? Jawaban: Kurang etis karena STAIN adalah kampus Islam bukan tempat untuk memamerkan tubuh. g. Bagaimana reaksi anda jika ada dosen yang menegur, dikarenakan anda memakai pakaian yang serba ketat? Jawaban: Sangat setuju. 10. KA, ditemui pada tanggal 17 Bulan 10 tahun 2009 jam 10.10 s/d jam 10.20. a. Apa yang anda pahami tentang busana Muslim? Jawaban: Busana yang mencerminkan akhlak seseorang. b. Apa fungsi pakaian menurut anda? Jawaban: Cerminan seseorang. c. Coba anda beri contoh kriteria busana yang Islami, menurut anda? Jawaban: Baju Lengan panjang, celana dan rok yang panjang. d. Bagaimana pandangan anda jika pihak lembaga mengeluarkan aturan berbusana di kampus? Jawaban: Tidak perlu kebijkan ini sudah melebur menjadi kebiasaan. e. Bagaimana reaksi anda jika melihat teman yang tidak berpakaian Islami di kampus? Jawaban: Berarti belum tahu budaya STAIN dan itu perlu diingatkan. f. Apa yang anda rasakan jika anda mengenakan pakaian serba ketat (pakaian yang memperlihatkan lekuk tubuh) datang ke kampus?
Jawaban: kurang sopan, karena bukan hal yang wajar dilembaga Islami. g. Bagaimana reaksi anda jika ada dosen yang menegur, dikarenakan anda memakai pakaian yang serba ketat? Jawaban: Memberikan apresiasi atas teguran yang telah dilakukan. 11. Ly, ditemui pada tanggal 20 Bulan 10 tahun 2009 jam 12.10 s/d jam 12.30. a. Apa yang anda pahami tentang busana Muslim? Jawaban: Menutup tubuh. b. Apa fungsi pakaian menurut anda? Jawaban: Benteng diri dari hal-hal yang tidak diinginkan. c. Coba anda beri contoh kriteria busana yang Islami, menurut anda? Jawaban: Longgar, buka jin serta mengedepankan anjuran Rosulullah. d. Bagaimana pandangan anda jika pihak lembaga mengeluarkan aturan berbusana di kampus? Jawaban: Gak sepakat sebab kita masih bisa menjaga diri. e. Bagaimana reaksi anda jika melihat teman yang tidak berpakaian Islami di kampus? Jawaban: emang gue pikirin (EGP). f. Apa yang anda rasakan jika anda mengenakan pakaian serba ketat (pakaian yang memperlihatkan lekuk tubuh) datang ke kampus Jawaban: Biasa saja.
g. Bagaimana reaksi anda jika ada dosen yang menegur, dikarenakan anda memakai pakaian yang serba ketat? Jawaban: Ok, asal demi kemajuan STAIN. 12. Yt, ditemui pada tanggal 20 Bulan 10 tahun 2009 jam 10.20 s/d jam 10.40. a. Apa yang anda pahami tentang busana Muslim? Jawaban: Menutup aurot dan menutup diri. b. Apa fungsi pakaian menurut anda? Jawaban: Asal dipandang lues dan pantas. c. Coba anda beri contoh kriteria busana yang Islami, menurut anda? Jawaban: Menutup aurot dan menutup diri. d. Bagaimana pandangan anda jika pihak lembaga mengeluarkan aturan berbusana di kampus? Jawaban: Gak sepakat, sebab kita masih bisa menjaga diri. e.
Bagaimana reaksi anda jika melihat teman yang tidak berpakaian Islami di kampus? Jawaban: Risih.
f. Apa yang anda rasakan jika anda mengenakan pakaian serba ketat (pakaian yang memperlihatkan lekuk tubuh) datang ke kampus? Jawaban: Risih. g. Bagaimana reaksi anda jika ada dosen yang menegur, dikarenakan anda memakai pakaian yang serba ketat? Jawaban: Cuek saja. 13. Ft, ditemui pada tanggal 20 Bulan 10 tahun 2009 Jam 10.20 s/d jam 10.40.
a. Apa yang anda pahami tentang busana Muslim? Jawaban: Identik dengan jilbab dan menutub aurot. b. Apa fungsi pakaian menurut anda? Jawaban: Biasa saja, yang penting dipandang pantas. c. Coba anda beri contoh kriteria busana yang Islami, menurut anda? Jawaban: Menutup anggota tubuh dan melindunginya. d. Bagaimana pandangan anda jika pihak lembaga mengeluarkan aturan berbusana di kampus? Jawaban: Setuju dari lembaga mengeluarkan kebijakan. e. Bagaimana reaksi anda jika melihat teman yang tidak berpakaian Islami di kampus? Jawaban: Biasa. f. Apa yang anda rasakan jika anda mengenakan pakaian serba ketat (pakaian yang memperlihatkan lekuk tubuh) datang ke kampus? Jawaban: Malu, karena sama – sama wanita dan melihatkan lekuk tubuhnya. g. Bagaimana reaksi anda jika ada dosen yang menegur, dikarenakan anda memakai pakaian yang serba ketat? Jawaban: Setuju bila dosen menegur sebab masih ada yang tidak sesuai bila masih ditegur. 14. Rs, ditemui pada tanggal 26 Bulan 10 tahun 2009 Jam 10.30 s/d jam 10.45. a. Apa yang anda pahami tentang busana Muslim?
Jawaban: Identik dengan jilbab dan menutub aurot. b. Apa fungsi pakaian menurut anda? Jawaban: untuk mempercantik c. Coba anda beri contoh kriteria busana yang Islami, menurut anda? Jawaban: Menutup anggota tubuh dan melindunginya. d. Bagaimana pandangan anda jika pihak lembaga mengeluarkan aturan berbusana di kampus? Jawaban: Setuju dari lembaga mengeluarkan kebijakan. e. Bagaimana reaksi anda jika melihat teman yang tidak berpakaian Islami di kampus? Jawaban: Biasa saja. f. Apa yang anda rasakan jika anda mengenakan pakaian serba ketat (pakaian yang memperlihatkan lekuk tubuh) datang ke kampus? Jawaban: Malu, karena sama – sama wanita dan melihatkan lekuk tubuhnya. g. Bagaimana reaksi anda jika ada dosen yang menegur, dikarenakan anda memakai pakaian yang serba ketat? Jawaban: Setuju bila dosen menegur sebab masih ada yang tidak sesuai bila masih ditegur. 15. Sh, ditemui pada tanggal 26 Bulan 10 tahun 2009 Jam 10.30 s/d jam 10.45. a. Apa yang anda pahami tentang busana Muslim? Jawaban: Sebagai penutup tubuh.
b. Apa fungsi pakaian menurut anda? Jawaban: Tergantung orangnya dan menyampingkan fungsi aurot. c. Coba anda beri contoh kriteria busana yang Islami, menurut anda? Jawaban: Menunjukkan bagaimana orang tersebut. d. Bagaimana pandangan anda jika pihak lembaga mengeluarkan aturan berbusana di kampus? Jawaban: Setuju. e. Bagaimana reaksi anda jika melihat teman yang tidak berpakaian Islami di kampus? Jawaban: Asal sopan. f. Apa yang anda rasakan jika anda mengenakan pakaian serba ketat (pakaian yang memperlihatkan lekuk tubuh) datang ke kampus? Jawaban: Merasa risih. g. Bagaimana reaksi anda jika ada dosen yang menegur, dikarenakan anda memakai pakaian yang serba ketat? Jawaban: Bagus jika itu baik. 16. Ah, ditemui pada tanggal 26 Bulan10 tahun 2009 Jam 10.00 s/d jam 10.20. a. Apa yang anda pahami tentang busana Muslim? Jawaban: Alat menutup aurot. b. Apa fungsi pakaian menurut anda? Jawaban: Suatu seni penampilan tapi menurut agama tidak boleh. c. Coba anda beri contoh kriteria busana yang Islami, menurut anda?
Jawaban : Menutup aurot dan sebagai alat menghias diri. d. Bagaimana pandangan anda jika pihak lembaga mengeluarkan aturan berbusana di kampus? Jawaban: Setuju. e. Bagaimana reaksi anda jika melihat teman yang tidak berpakaian Islami di kampus? Jawaban: Mendoakan agar lebih baik. f. Apa yang anda rasakan jika anda mengenakan pakaian serba ketat (pakaian yang memperlihatkan lekuk tubuh) datang ke kampus? Jawaban: Merasa risih. g. Bagaimana reaksi anda jika ada dosen yang menegur, dikarenakan anda memakai pakaian yang serba ketat? Jawaban: Setuju, agar lebih baik. 17. Mi, ditemui pada tanggal 01 Bulan 11tahun 2009 Jam 09.05 s/d jam 09.30. a. Apa yang anda pahami tentang busana Muslim? Jawaban: Menutup aurot dan menghias diri. b. Apa fungsi pakaian menurut anda?
Jawaban: seni penampilan tapi menurut agama tidak boleh untuk memperlihatkan aurat kita karena busana adalah cerminan dari diri.
c. Coba anda beri contoh kriteria busana yang Islami, menurut anda? Jawaban: Menutup aurot dan sebagai alat menghias diri. d. Bagaimana pandangan anda jika pihak lembaga mengeluarkan aturan berbusana di kampus?
Jawaban: Setuju dalam arti tidak merugikan. e. Bagaimana reaksi anda jika melihat teman yang tidak berpakaian Islami di kampus? Jawaban: Mendoakan agar lebih baik. f. Apa yang anda rasakan jika anda mengenakan pakaian serba ketat (pakaian yang memperlihatkan lekuk tubuh) datang ke kampus? Jawaban: Mantab. g. Bagaimana reaksi anda jika ada dosen yang menegur, dikarenakan anda memakai pakaian yang serba ketat? Jawaban: Setuju. 18. Fr, ditemui pada tanggal 01Bulan 11 tahun 2009 Jam 10.00 s/d jam 10.30. a. Apa yang anda pahami tentang busana Muslim? Jawaban: Menutup aurot dan modis. b. Apa fungsi pakaian menurut anda? Jawaban: menutup badan. c. Coba anda beri contoh kriteria busana yang Islami, menurut anda? Jawaban: Menutup aurot dan sebagai alat menghias diri. d. Bagaimana pandangan anda jika pihak lembaga mengeluarkan aturan berbusana di kampus? Jawaban: Setuju dalam arti tidak merugikan. e. Bagaimana reaksi anda jika melihat teman yang tidak berpakaian Islami di kampus?
Jawaban: Mendoakan supaya bisa berubah. f. Apa yang anda rasakan jika anda mengenakan pakaian serba ketat (pakaian yang memperlihatkan lekuk tubuh) datang ke kampus? Jawaban: Tidak bisa. g. Bagaimana reaksi anda jika ada dosen yang menegur, dikarenakan anda memakai pakaian yang serba ketat? Jawaban: Setuju, sebab itu suatu aib yang perlu diperbaiki. 19. Ns, ditemui pada tanggal 05 Bulan 11 tahun 2009 Jam 12.00 s/d jam 12.20. a. Apa yang anda pahami tentang busana Muslim? Jawaban: Menutup aurot dan modis. b. Apa fungsi pakaian menurut anda? Jawaban: untuk menutupi seluruh aurat. c. Coba anda beri contoh kriteria busana yang Islami, menurut anda? Jawaban: Menutup aurot dan sebagai alat menghias diri. d. Bagaimana pandangan anda jika pihak lembaga mengeluarkan aturan berbusana di kampus? Jawaban: Setuju dalam arti tidak merugikan orang lain. e. Bagaimana reaksi anda jika melihat teman yang tidak berpakaian Islami di kampus? Jawaban: Tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata, ada suka ada nafsu.
f. Apa yang anda rasakan jika anda mengenakan pakaian serba ketat (pakaian yang memperlihatkan lekuk tubuh) datang ke kampus Jawaban: Biasa. g. Bagaimana reaksi anda jika ada dosen yang menegur, dikarenakan anda memakai pakaian yang serba ketat? Jawaban: Diterima dan merubah kalau bisa. 20. Rf, ditemui pada tanggal 05 Bulan 11 tahun 2009 Jam 12.30 s/d jam 13.05. a. Apa yang anda pahami tentang busana Muslim? Jawaban: Suatu bentuk pakaian yang patut dipakai. b. Apa fungsi pakaian menurut anda? Jawaban: menutup aurat dan melindungi kulit dari sengatan matahari dan debu. c. Coba anda beri contoh kriteria busana yang Islami, menurut anda? Jawaban: Menutup aurot dan menghias diri. d. Bagaimana pandangan anda jika pihak lembaga mengeluarkan aturan berbusana di kampus? Jawaban: sepakat. e. Bagaimana reaksi anda jika melihat teman yang tidak berpakaian Islami di kampus? Jawaban: Tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata, ada suka ada nafsu. f. Apa yang anda rasakan jika anda mengenakan pakaian serba ketat (pakaian yang memperlihatkan lekuk tubuh) datang ke kampus?
Jawaban: Biasa saja. g. Bagaimana reaksi anda jika ada dosen yang menegur, dikarenakan anda memakai pakaian yang serba ketat? Jawaban: Setuju sebab itu suatu aib yang perlu diperbaiki. 21. Dm, ditemui pada tanggal 05 Bulan 11 tahun 2009 Jam 09.00s/d jam 09.30. a. Apa yang anda pahami tentang busana Muslim? Jawaban: Untuk menutup aurot dan bergaya. b. Apa fungsi pakaian menurut anda? Jawaban: Menutup aurot dan suatu keindahan. c. Coba anda beri contoh kriteria busana yang Islami, menurut anda? Jawaban: pakaian yang tidak terlalu ketat. d. Bagaimana pandangan anda jika pihak lembaga mengeluarkan aturan berbusana di kampus? Jawaban: Setuju. e. Bagaimana reaksi anda jika melihat teman yang tidak berpakaian Islami di kampus? Jawaban: Senang dan tidak bisa diungkapkan. f. Apa yang anda rasakan jika anda mengenakan pakaian serba ketat (pakaian yang memperlihatkan lekuk tubuh) datang ke kampus? Jawaban: Merasa biasa saja. g. Bagaimana reaksi anda jika ada dosen yang menegur, dikarenakan anda memakai pakaian yang serba ketat?
Jawaban: Wajar agar tidak mengulang lagi. 22. Ag, ditemui pada tanggal 08 Bulan 11 tahun 2009 Jam 09.00 s/d jam 09.30. a. Apa yang anda pahami tentang busana Muslim? Jawaban: Sesuatu yang menutupi aurot serta sesuai aturan agama. b. Apa fungsi pakaian menurut anda? Jawaban: Kurang pas untuk dipakai sebab dapat menimbulkan hawa nafsu. c. Coba anda beri contoh kriteria busana yang Islami, menurut anda? Jawaban: Pakaian yang sekedarnya tidak menimbulkan kontra. d. Bagaimana pandangan anda jika pihak lembaga mengeluarkan aturan berbusana di kampus? Jawaban : Cewek dibatasi tidak apa – apa. e. Bagaimana reaksi anda jika melihat teman yang tidak berpakaian Islami di kampus? Jawaban:
Seneng
untuk
melihatnya,
tapi
belum
siap
kalau
memakainya. f. Apa yang anda rasakan jika anda mengenakan pakaian serba ketat (pakaian yang memperlihatkan lekuk tubuh) datang ke kampus? Jawaban: Belum siap. g. Bagaimana reaksi anda jika ada dosen yang menegur, dikarenakan anda memakai pakaian yang serba ketat?
Jawaban: Memberi pengertian sesuai dengan jurusan yang akan sebagai guru. 23. Zn, ditemui pada tanggal 10 Bulan 11 tahun 2009 Jam 12.00 s/d jam 12.20. a. Apa yang anda pahami tentang busana Muslim? Jawaban: Pakaian yang dipakai orang muslim yang menutup aurot. b. Apa fungsi pakaian menurut anda? Jawaban: untuk menghindarkan dari syahwat. c. Coba anda beri contoh kriteria busana yang Islami, menurut anda? Jawaban: Yang pantas dipakai yang penting menutup aurot tidak menimbulkan syahwat. d. Bagaimana pandangan anda jika pihak lembaga mengeluarkan aturan berbusana di kampus? Jawaban: Kurang setuju sebab yang penting sudah menutub aurot, yang terpenting pendidikannya, bila diperlakukan akan hanya mengekang. e. Bagaimana reaksi anda jika melihat teman yang tidak berpakaian Islami di kampus? Jawaban: Seneng. f. Apa yang anda rasakan jika anda mengenakan pakaian serba ketat (pakaian yang memperlihatkan lekuk tubuh) datang ke kampus? Jawaban: Seneng.
g. Bagaimana reaksi anda jika ada dosen yang menegur, dikarenakan anda memakai pakaian yang serba ketat Jawaban: Diam saja. 24. Ah, ditemui pada tanggal 10 Bulan 11 tahun 2009 Jam 10.00 s/d jam 10.20. a. Apa yang anda pahami tentang busana Muslim? Jawaban: Menutup aurot. b. Apa fungsi pakaian menurut anda? Jawaban: menutup badan dan tidak kedinginan. c. Coba anda beri contoh kriteria busana yang Islami, menurut anda? Jawaban: Yang pantas dipakai yang penting menutup aurot tidak menimbulkan syahwat. d. Bagaimana pandangan anda jika pihak lembaga mengeluarkan aturan berbusana di kampus? Jawaban: ½ setuju ½ tidak setuju. e. Bagaimana reaksi anda jika melihat teman yang tidak berpakaian Islami di kampus? Jawaban: Melihatnya menyayangkan sebab STAIN mendidik ahlak. f. Apa yang anda rasakan jika anda mengenakan pakaian serba ketat (pakaian yang memperlihatkan lekuk tubuh) datang ke kampus? Jawaban: Memakainya tidak nyaman. g. Bagaimana reaksi anda jika ada dosen yang menegur, dikarenakan anda memakai pakaian yang serba ketat?
Jawaban: Setuju. 25. Gn, ditemui pada tanggal 25 Bulan 11 tahun 2009 Jam 12.10 s/d jam 12.30. a. Apa yang anda pahami tentang busana Muslim? Jawaban: Menutup aurot. b. Apa fungsi pakaian menurut anda? Jawaban: Yang bisa menutup aurot. c. Coba anda beri contoh kriteria busana yang Islami, menurut anda? Jawaban: panjang dan longgar. d. Bagaimana pandangan anda jika pihak lembaga mengeluarkan aturan berbusana di kampus? Jawaban: Tidak setuju. e. Bagaimana reaksi anda jika melihat teman yang tidak berpakaian Islami di kampus? Jawaban: Senang melihatnya. f. Apa yang anda rasakan jika anda mengenakan pakaian serba ketat (pakaian yang memperlihatkan lekuk tubuh) datang ke kampus? Jawaban: Memakainya tidak nyaman. g. Bagaimana reaksi anda jika ada dosen yang menegur, dikarenakan anda memakai pakaian yang serba ketat? Jawaban: Setuju sebab bila sampai ditegur berarti sudah keterlaluan.
BAB IV PEMBAHASAN
A. Tinjauan Busana Muslimah 1. Apa yang anda pahami tentang busana Muslim ? Berdasarkan hasil wawancara dengan If, Ne, Ly, Yt, Ft, Rs, Sh, Ah, Mi, Fr, Dm, Ag, Zn, Akh, Gn, Busana muslimah adalah Pakaian yang menutupi aurot, atau seluruh bagian tubuh kecuali muka dan telapak tangan. Temuan berikutnya merupakan hasil wawancara dengan ID, busana muslim adalah pakaian yang jika dipakai tidak menimbulkan fitnah dan mengganggu orang lain. Hasil wawancara diatas sesuai dengan teori sebelumnya, bahwa busana muslimah adalah pakaian yang lapang yang dapat menutup aurat (Hidayat, 1989 : 72), Kata “dzalika azka lahum” atau hal yang demikian itu menjaga pandangan yang sehingga membuatkan terjaganya kemaluan adalah lebih bersih bagi seorang laki-laki, apabila ia melakukannya, maka menjadikannya terhindar dari fitnah (Qutub, 1996: 2512). 2. Apa fungsi pakaian menurut anda? Berdasarkan hasil wawancara dengan SD, WT, UZ, LY, YT, FT, Fungsi atau kegunaan pakaian adalah untuk memeperindah
6 1
penampilan agar enak dipandang, kerudung, menutup tubuh, nyaman dipakai dan indah. Dari hasil wawancara di atas sebagian sesuai dengan teori sebelumnya bahwa Allah menjadikan pakaian untuk manusia dengan maksud dijadikan sebagai penutup aurat dan perhiasan diri (Abbas, 1984: 305), akan tetapi jawaban responden di atas tidak semua sesuai, karena masih mengandung unsur mencolok dan kurang spesifik 3. Berikan contoh kriteria busana yang Islami, menurut anda? Dari semua responden, penulis mencatat beberapa kriteria berikut ini : a. Menutup aurat b. Indah c. Tidak ketat (menampilkan lekuk tubuh wanita) d. Tidak tembus pandang e. Sopan f. Sederhana Dari hasil reduksi wawancara bersama informen di atas sesuai dengan teori sebelumnya, bahwa syarat busana muslimah adalah tidak tipis dan transparan pada bagian bawahnya. Rasulullah SAW. telah memberikan gambaran bahwa sebagian ahli neraka adalah perempuanperempuan yang berpakaian hampir telanjang. Mereka sama sekali tidak akan masuk surga dan juga tidak akan mendapat wanginya. Pengertian “Berpakaian tapi telanjang” adalah pakaian yang tidak
menutupi badan dan bagian bawahnya tipis (Qordhowi, 1996 : 485 ), Tidak ada perhiasan dalam pakaian itu. Syarat ini sesuai dengan firman Allah dalam surat An-Nuur: ayat: 31, Modelnya tidak ketat, karena model yang ketat akan menampakkan bentuk dan lekuk tubuh terutama payudara, pinggang dan pinggul dan tidak menyerupai pakaian orang kafir. Dari hasil wawancara di atas, penulis mengklasifikasikan pemahaman mahasiswi sebagai berikut: 1. Pemahaman mahasiswi yang sesuai denga kaidah hukum islam sebagai berikut : a. Busana muslimah adalah Pakaian yang menutupi aurot, atau seluruh bagian tubuh kecuali muka dan telapak tangan. b. pakaian yang jika dipakai tidak menimbulkan fitnah dan mengganggu orang lain c. bahwa syarat busana muslimah adalah tidak tipis dan transparan pada bagian bawahnya 2. pemahaman mahasiswi yang kurang sesuai dengan kaidah hukum Islam sebagai berikut : a. Memeperindah penampilan agar enak dipandang, kerudung, menutup tubuh, nyaman dipakai dan indah. b. Busana muslim tidak harus longgar, akan tetapi harus menutup bagian tubuh yang menimbulkan syahwat.
B. Tinjauan Kewajiban Berbusana Muslimah 1. Bagaimana pandangan anda jika pihak lembaga mengeluarkan aturan berbusana muslimah di kampus? Dari hasil wawancara di atas peneliti mengklasifikasikan temuan dalam 3 karakter jawaban a. Setuju Informen : If, Ne, Id, Sd, St, Uz, Ft, Sh Dari jawaban infoermen di atas, busana muslimah wajib untuk dipakai oleh mahasiswi STAIN Salatiga atau perempuan pada umumnya karena, busana muslimah merupakan sebagai karakter atau identitas muslimah, dan sebagai penerapan syari‟ah Islam. b. Netral Informen : Lw, Dm, Wt, Ka, Ah, Dari jawaban informen di atas, berbusana muslimah merupakan pilihan bagi setiap individu dan tidak perlu adanya sebuah aturan wajib dalam memakai pakaian muslimah, karena tidak semua perempuan muslim siap untuk membiasakan busana muslimah yang sesuai dengan kaidah syariat Islam. c. Terpaksa Informen : Ly, Yt, Zn, Gn Dari jawaban informen diatas, busana muslimah pada zaman seperti ini justru membuat penampilan menjadi tidak
nyaman, mereka lebih nyaman menggunakan pakaian ketat, dan lebih memperlihatkan lekuk tubuh mereka, hal ini diperkuat dengan temuan pengamatan yang dilakukan oleh peneliti mengenai model busana yang mereka gunakan sebagaimana yang terlampir. C. Tinjauan Penggunaan Busana Muslimah 1. Bagaimana reaksi anda jika melihat teman yang tidak berpakaian Islami di kampus? Dari hasil wawancara di atas peneliti mengklasifikasikan temuan dalam 3 karakter jawaban a. Setuju Informen : If, Ne, Lw, Sd, St, Uz, Ka, Ah, Mi, Fr, Dari jawaban informen di atas, Pemakaian busana muslimah wajib atau di anjurkan dipakai di dalam atau di luar rumah dalam hal ini yaitu dikampus, karena STAIN merupakan Sekolah Tinggi Agama Islam yang harus menjunjung tinggi nilai ke-Islaman, mereka merasa malu ketika menggunakan baju ketat, dan transparent, karena hal tersebut dapat menimbulkan reaksi negatif bagi orang yang melihatnya. Dari karakter jawaban di Atas, peneliti mencoba melakukan cross check dengan pakaian yang mereka gunakan pada waktu penelitian, hasil dari pengamatan peneliti menunjukan bahwa informan dalam karakter jawaban ini memakai baju muslim yang
longgar dan kerudung menutup dada seperti dalam photo dokumentasi terlampir. Selanjutnya peneliti melakukan analisis langsung, bahwa informen yang memiliki karakter jawaban di atas termasuk ke dalam mahasiswi yang memiliki pemahaman tentang busana muslimah sesuai dengan kaidah hukum Islam. b. Netral Informen : Id, Dm, Wt, Yt, Sh, Mi, Ns Dari jawaban informen di atas, Menggunakan busana ilmiah adalah anjuran yang harus dilakukan oleh setiap manusia untuk menjaga diri dan nilai sosial seseorang, akan tetapi dalam memahami busana muslimah tidak banyak mahasiswi STAIN memahami itu, apabila sudah faham-pun mereka banyak yang tidak menggunakan karena malu kalau di anggap tidak gaul. Karakter jawaban di atas menunjukan bahwa informen sebenarnya memahami tentang busana muslimah yang benar akan tetapi mereka lebih memakai pakaian yang mereka anggap pakaian muslim sesuai dengan model pakaian jaman sekarang, meskipun terkesan kurang Islami, bagi mereka yang penting adalah rapi, sopan dan enak dipandang. c. Terpaksa Informen : Ly, Mi
Dari jawaban informen diatas, Penggunaan busana muslimah sangat sulit untuk dilakukan karena kebiasaan dan budaya modern jaman sekarang, bahkan risih jika menggunakan busana muslimah yang longar dan kerudung besar, informen dalam karakter jawaban di atas belum siap ketika menggunakan busana muslimah yang sesuai dengan kaidah hukum islam, selain mempersempit pergaulan mereka berpendapat dalam hal ini menjadi kurang percaya diri, dengan busana muslim yang ketat dan kerudung kecil sehingga rambut depan dan belakangnya terlihat, mereka lebih percaya diri dan menarik, peneliti mencoba mengambil gambar contoh model busana dalam karakter ini sebagaimana dalam lampiran. D. Analisis Data Berdasarkan hasil perngamatan penulis terhadap mahasiswa Program Studi Pendidikan Agama Islam angkatan 2008, Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga, mengenai persepsi mereka tentang busana Muslim. Penulis mencoba menilai pemahaman mahasiswi STAIN terhadap busana muslim dengan mengaitkan teori yang ada dalam bab sebelumnya,
sehingga
peneliti
dapat
mengklasifikasikan
jawaban
informen dalam tiga karakter yaitu pertama mahasiswi yang paham terhadap busana muslimah sesuai dengan kaidah hukum Islam dan mereka mampu untuk mengamalkanya dalam kehidupan sehari-hari, kedua, mahasiswi yang memiliki pemahaman tentang busana muslimah sesuai dengan kaidah hukum islam, akan tetapi dalam pengamalanya mahasiswa
dalam karakter ini lebih flexibel, artinya belum sepenuhnya mereka menggunakan busana muslimah dengan baik. Ketiga, mahasiswi yang kurang memahami busana muslimah sesuai dengan kaidah hukum islam, artinya pemahaman yang masih sepotong dan lebih cenderung busana yang digunakan adalah busana modern yang jauh dari koridor busana muslimah. Busana bagi manusia adalah merupakan kelengkapan, yang fungsi utamanya adalah untuk melindungi tubuh dari berbagai pengaruh negatif lingkungan di sekitarnya. Kelengkapan ini dalam beberapa asumsi dikaitan dengan tingkat kebutuhan manusia di mana dia tinggal. Orang yang hidup di daerah bersuhu rendah mempunyai kecenderungan untuk melindungi tubuhnya dengan busana/pakaian yang relatif tebal. Lain halnya dengan orang yang hidup di daerah yang bersuhu lebih tinggi, maka pilihan pakaian/busana yang dikenakan cenderung lebih tipis. Oleh karena itu, secara umum busana/pakaian merupakan suatu kebutuhan yang dipenuhi dengan melihat wilayah di mana dia tinggal, di samping fungsi utamanya untuk melindungi tubuh dari dampak yang diakibatkan oleh perubahan yang terjadi di lingkungan sekitarnya. Selain fungsi tersebut di atas busana mengandung unsur etika dan estetika. Berbusana yang harmonis dan serasi akan menambah baik penampilan diri yang memakainya. Cara pandang seperti di atas, akan sangat berbeda apabila busana/pakaian dilihat dari sudut pandang agama. Agama memandang dan
menempatkan ajaran dengan melihat sisi kebutuhan serta nilai-nilai yang terkandung di dalamnya. Nilai-nilai ini dalam kacamata Islam dipandang sebagai norma agama yang dilakukan dalam keseharian pemeluknya (orang
muslim).
Begitu
halnya
dalam
cara
pandang
tentang
busana/pakaian. Busana/pakaian bukan hanya sebagai kebutuhan sesaat saja, melainkan juga dapat dijadikan sebagai simbolisasi atas perilaku orang yang memakainya, sebagai identitas dan cerminan diri dari si pemakainya (mencerminkan kepribadian dan status sosial seseorang). Terkadang seseorang bisa dinilai dari cara berbusananya. Selain itu busana yang dipakai seseorang juga dapat menyampaikan pesan atau image kepada orang yang melihat. Untuk memunculkan tata aturan dalam memakai busana/pakaian yang dikenakan manusia dalam kehidupan kesehariannya, agar diperoleh busana yang serasi, indah dan menarik. Dalam Islam busana secara sempit dapat difungsikan sebagai penutup aurat (bagian tubuh yang tidak boleh terlihat secara kasat mata oleh orang yang bukan muhram-nya). Pandangan lebih luasnya busana bukan hanya untuk menutup aurat. Pemakaian busana juga dilakukan dengan tata aturan yang memungkinkan tidak hanya auratnya saja yang tertutup, melainkan juga meminimalisir penampakan lekuk tubuh terutama pada perempuan bagi si pemakainya. Hal ini yang dimaksud busana dalam Islam, terutama bagi perempuan adalah jilbab yang merupakan suatu kewajiban yang harus dilaksanakan oleh setiap perempuan muslimah setelah mereka secara
umur menunjukan peralihan masa, yakni antara masa anak-anak menuju masa remaja yang lebih kita kenal sebagai masa puber. Busana muslimah juga merupakan identitas bagi para wanita Muslim. Esensi lainnya yaitu sebagai rasa syukur terhadap Allah SWT atas nikmat yang telah diberikanNya kepada kita. Rasa syukur yang kita tuangkan kepada Allah salah satunya adalah dengan cara mengetahui dengan jelas batasanbatasan yang harus dipakai dalam berbusana.
BAB V PENUTUP A. KESIMPULAN Dari hasil pembahasan antara temuan penelitian yang berupa hasil wawancara dan observasi yang dilakukan, selanjutnya dilakukan pengkajian antara persepsi Mahasiswi STAIN Salatiga terhadap berbagai teori yang telah penulis himpun maka penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Pemahaman Mahasiswi STAIN Salatiga terhadap busana muslimah, adalah sebagai berikut: a. Pemahaman mahasiswi yang sesuai dengan kaidah hukum Islam sebagai berikut : 1) Busana muslimah adalah Pakaian yang menutupi aurot, atau seluruh bagian tubuh kecuali muka dan telapak tangan, 2) Syarat busana muslimah adalah tidak tipis dan transparan pada bagian bawahnya 3) Pakaian yang jika dipakai tidak menimbulkan fitnah dan mengganggu orang lain b. Pemahaman mahasiswi yang kurang sesuai dengan kaidah hukum Islam sebagai berikut :
7 1
1) Memeperindah penampilan agar enak dipandang, kerudung, menutup tubuh, nyaman dipakai dan indah. 2) Busana muslim tidak harus longgar, akan tetapi harus menutup bagian tubuh yang menimbulkan syahwat. 2. Kewajiban berbusana muslimah, peniliti mengklasifikasikan persepsi mahasiswi STAIN Salatiga sebagai berikut : a. Setuju Busana muslimah wajib untuk dipakai oleh mahasiswi STAIN Salatiga atau perempuan pada umumnya karena, busana muslimah merupakan sebagai karakter atau identitas muslimah, dan sebagai penerapan syari‟ah Islam. b. Netral Berbusana muslimah merupakan pilihan bagi setiap individu dan tidak perlu adanya sebuah aturan wajib dalam memakai pakaian muslimah, karena tidak semua perempuan muslim siap untuk membiasakan busana muslimah yang sesuai dengan kaidah syariat Islam, meskipun hal itu diwajibkan dalam Islam, tergantung masing-masing individu memaknainya. c. Terpaksa Kewajiban berbusana muslimah yang longgar dan kerudung besar pada zaman seperti ini justru membuat penampilan menjadi tidak nyaman, mereka lebih nyaman menggunakan pakaian ketat,
dan lebih memperlihatkan lekuk tubuh mereka, karena akan lebih percaya diri dan mudah bergaul , yang penting adalah berkerudung, sopan dan bersih 3. Penggunaan berbusana muslimah, peniliti mengklasifikasikan persepsi mahasiswi STAIN Salatiga sebagai berikut : d. Setuju Pemakaian busana muslimah wajib atau di anjurkan dipakai di dalam atau di luar rumah dalam hal ini yaitu dikampus, karena STAIN merupakan Sekolah Tinggi Agama Islam yang harus menjunjung tinggi nilai ke-Islaman, mereka merasa malu ketika menggunakan baju ketat, dan transparent, karena hal tersebut dapat menimbulkan reaksi negatif bagi orang yang melihatnya. Selanjutnya peneliti melakukan analisis langsung, bahwa informen yang memiliki karakter jawaban di atas termasuk ke dalam mahasiswi yang memiliki pemahaman tentang busana muslimah sesuai dengan kaidah hukum Islam. e. Netral Menggunakan busana ilmiah adalah anjuran yang harus dilakukan oleh setiap manusia untuk menjaga diri dan nilai sosial seseorang, akan tetapi dalam memahami busana muslimah tidak banyak mahasiswi STAIN memahami itu, apabila sudah fahampun mereka banyak yang tidak menggunakan karena malu kalau di anggap tidak gaul. mereka lebih memakai pakaian yang mereka
anggap pakaian muslim sesuai dengan model pakaian jaman sekarang, meskipun terkesan kurang Islami, bagi mereka yang penting adalah rapi, sopan dan enak dipandang. f. Terpaksa Penggunaan busana muslimah sangat sulit untuk dilakukan karena kebiasaan dan budaya modern jaman sekarang, bahkan risih jika menggunakan busana muslimah yang longar dan kerudung besar, informen dalam karakter jawaban di atas belum siap ketika menggunakan busana muslimah yang sesuai dengan kaidah hukum islam, selain mempersempit pergaulan mereka berpendapat dalam hal ini menjadi kurang percaya diri, dengan busana muslim yang ketat dan kerudung kecil sehingga rambut depan dan belakangnya terlihat, mereka lebih percaya diri dan menarik, peneliti mencoba mengambil gambar contoh model busana dalam karakter ini sebagaimana dalam lampiran. B. SARAN 1. Bagi nahasiswa STAIN Salatiga, hendaknya memiliki motivasi yang lebih baik dalam mengenaan pakaian muslim, salah satunya motivasinya adalah berdasar kesadaran diri, bukan karena mengikuti aturan kampus ataupun mengikuti mode semata. 2. Keluar mengenakan busana pada saat di kampus, sebaiknya burbusanalah yang wajar tidak berseberangan dengan sayri‟at Islam.
DAFTAR PUSTAKA
Abbas, Siradjuddin, 1984, 40 Masalah Agama, Jilid 3, Cet IX, Jakarta, Pustaka Tarbiyah. Abdullah, Irwan, dkk, 2006, Budaya Barat Dalam Kacamata Timur (pengalaman dan hasil penelitian Antropologis di Sebuah Kota di Jerman). Yogyakarta, Pustaka Pelajar. Al-Ghifari, Abu, 2004, Kudung Gaul Berjlbab Tapi Telanjang, Bandung, Mujahid Press. --------------------, 2002, Kudung Gaul Tapi Telanjang, Bandung. Mujahid Press. Al-Hafidz, Ahsin W. 2005, Kamus Ilmu Al-Qur‟an, Jakarta, Amzah. Al-Hasyimi, Muhammad Ali, 2003, Muslim Ideal (pribadi islami dalam alQur‟an dan as-Sunnah), Yogyakarta, Mitra Pustaka. Al-Maghi, Ahmad Mustafa, 1974, tafsir Al-maraghi, Semarang, Toha Putra. Al-Mahil, Jalaludi Muhammad ibn Ahmad ibn Muhammad dan Jalaludin Abdurrahman ibn Abi Bakr al-Syuyuti, Tafsir Jalalain. Ambarwati K.R., dan Muhammad Al Khaththath, 2003. Jilbab Antara Trend dan Kewajiban, Jakarta, Wahyu Press. Al-Muqtadir, Ibrahim bin Fathi bin Abd, 2007. Wanita Berjilbab vs Wanita bersolek, Jakarta, Amzah. Al-Rasyidin, H. Samsul Nizar, 2005. Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta. PT. Ciputat Press.
Anwar, Dessy, 2001. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, Surabaya, Karya Abditama. Arikunto, Suharsimi, 1984, Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktis, Jakarta, Rineka Cipta. Daud, Imam Abi, Sunan Abi Daud, juz 3. Dar Al Kutubi Al Ilmiyati, Beirut, Lebanon, t.t. --------------------------------------------, Juz 3, Maktabah, Solo. t.t. Daud, Ma‟mur, 1984, Terjemah Hadis Shahih Muslim, jilid III, Jakarta, Wijaya. Departemen Agama RI, Al-Qur‟an Dan Terjemahannya, Bandung, PT. Syamil Cipta Media. Fachruddin, Dr. Fuad Moch, 1984, Aurat dan Jilbab dalam Pandangan Islam, Pedoman Ilmu Jaya. Hidayat, Rahmat, 1989, Taufiq Khazanah Istilah al-Qur‟an, Bandung, Mizan. Hadi, Sutrisno, 1981, Metodologi research, Yogyakarta, Yasbit Fak. Psikologi UGM. Mubarok, Haya binti, 2002, Ensiklopedi Wanita Muslimah, Danul Falah. Mughniyah, Muhammad Jawad, 2004, Fiqih Lima Mazhab (Edisi Lengkap & Khusus), Awaliya, Makalah Ilmiah Pakaian Muslimah Ditinjau dari Segi Psikologi Dalam Era Globalisasi, Seminar Wanita KMI Jawa Tengah, (Tidak diterbitkan: Jakarta, 1994). Jakarta, Penerbit Lentera, Munawwir, A. W, 2002, Kamus al-Munawwir Arab-Indonesia, cet 25. Surabaya, Pustaka Progresif. Muthahhari, Murtadha, 2000, Wanita dan Hijab, Jakarta, Penerbit Lentera.
Poerwadarminta, W.J.S., 1982 – 2006, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta, Balai Pustaka. Qordhowi, Yusuf, 1996, Problematika Islam Masa Kini, Trigenda Karya. Qutub, Sayid, 1996, Fi Dhilalil Qur‟an, jilid 4, cet.I, Beirut, Dar Asy-Syuruq. Ridha, Rosyid, 1986, Panggilan Islam Terhadap Wanita, Bandung, Pustaka Bandung. Singarimbun, Masri, 1982, Metode Penelitian, Jakarta. Soekanto, Soerjono, 2004, Sosiologi Keluarga (ikhwal keluarga remaja dan anak), Jakarta, Reneka Cipta. Syihab, M. Quraish, 2002, Tafsir al-Misbah, Vol.9. Jakarta, Lentera Hati. -----------------------, 1999. Wawasan al-Qur‟an, Bandung, Mizan Bandung. Tholib, M, 1987, Analisa Wanita Dalam Bimbingan Islam, Surabaya, Al-Ikhlas. Tim penulis IAIN Syarif Hidayatullah, ketua Prof. Dr. H. Harun Nasution, 1992, Ensiklopedi Islam Indonesia, Jakarta, Penerbit Djambatan. http://islamfeminis.wordpress.com/2007/04/10/busana-muslimah-antara-modedan-etika/#comment-1835. http://mulyono.staff.uns.ac.id/2009/05/20/referensi-penelitian-kualitatif. http://stainsalatiga.ac.id/web/?page_id=5. http://blog.unila.ac.id/young/metode-penelitian-kualitatif.
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Yang bertanda tangan di bawah ini, menerangkan bahwa: Nama
:
Reza Ahmadiansah
Tempat/Tgl lahir :
Bengkulu 06, April 1985
Jenis kelamin
:
Laki-laki
Agama
:
Islam
Jurusan/Prodi
:
Tarbiyah/Pendidikan Agama Islam (PAI)
Alamat
:
Desa Suka Banjar Kec. Tetap Kab. Kaur Prov. Bengkulu
Pendidikan
: 1. SD N Suka Banjar lulus Tahun 1997 2. MTs N Bintuhan lulus Tahun 2000 3. MAN Bintuhan lulus Tahun 2003 4. DII STAIN Salatiga lulus Tahun 2007 5. SI STAIN Salatiga lulus Tahun 2010
Demikian daftar riwayat hidup ini dibuat dengan sebagaimana mestinya.