PERSEPSI DAN MANFAAT WARTA PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN BAGI PENYULUH PERTANIAN
Eko Sri Mulyani, Heryati Suryantini, Endang Setyorini Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian Jalan Ir. H. Juanda No. 20, Bogor 16122
ABSTRAK Kajian bertujuan untuk mengetahui persepsi penyuluh, terhadap Warta Litbang Pertanian, dan motif membaca Warta Litbang Pertanian, terhadap pemanfaatan dan kepuasan setelah membaca Warta Litbang Pertanian, serta hubungan antarvariabel tersebut. Kajian dilakukan menggunakan metode survei terhadap penyuluh pertanian yang ada di provinsi dan dinas-dinas lingkup pertanian di lima provinsi. Data dikumpulkan melalui wawancara terstruktur yang berpedoman pada kuesioner. Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden rata-rata berusia 44,75 tahun, dengan pendidikan formal sebagian besar responden adalah S1. Masa kerja umumnya berkisar 10-20 tahun dengan jenjang jabatan fungsional sebagian besar Penyuluh Pertanian Muda. Responden jarang akses ke sumber informasi dan frekuensi membaca Warta Litbang Pertanian rata-rata dua artikel selama tiga bulan. Persepsi responden terhadap isi dan penampilan Warta Litbang Pertanian tergolong baik. Responden menyatakan bahwa Warta Litbang Pertanian sangat bermanfaat bagi penyuluh untuk menambah pengetahuan dan sebagai bahan untuk menyusun materi penyuluhan. Motif penyuluh dalam memanfaatkan Warta Litbang Pertanian adalah untuk pengembangan diri dan dapat terhubung dengan peneliti. Penyuluh sangat setuju bahwa setelah membaca Warta Litbang Pertanian pengetahuan mereka bertambah, dapat mengikuti perkembangan penelitian, dan dapat mengembangkan diri. Karakteristik responden tidak mempunyai hubungan nyata dengan persepsi, motif membaca, dan pemanfaatan Warta Litbang Pertanian. Motif membaca Warta Litbang Pertanian mempunyai hubungan nyata dengan kepuasan setelah membaca Warta Litbang Pertanian, semakin tinggi motif membaca Warta Litbang Pertanian, semakin tinggi tingkat kepuasan responden.
ABSTRACT Extension Workers Perception on and Advantage of Agricultural research and Development newsletter (Warta Litbang Pertanian) This study aimed to find out extension worker's perception on Warta litbang Pertanian, their motive on reading and use the journal and gratification after readin, than the relationshipa among variables. The study was conducted by using survey method on extension worker's in five provinces. Data were
Jurnal Perpustakaan Pertanian Vol. 15, Nomor 1, 2006
collected by using questionnaire. The results showed that the average of respondents age was 44.75 years, most of them had formal education background of S1, working period 10-20 years, and functional position level was Penyuluh Pertanian Muda (Yunior Extension Worker). Respondents were less accessible to information sources and they read Warta two articles per three months. The perception on content and performance of Warta Litbang Pertanian was classified good. They said that Warta was highly beneficial for them to improve their knowledge and to arrange extension materials. Their motive was to develop their on self and able to communicate with researchers. Respondent agreed that after reading Warta Litbang Pertanian, their knowledge were improved, able to follow development of research and develop. There was no correlation between respondents characteristics and perception, motive, and use of Warta Litbang Pertanian. The motive to read Warta Litbang Pertanian had significant correlation with their gratification after read Warta Litbang Pertanian, higher motive in reading it, higher gratificatin of respondents. Keywords: Agricultural information, agricultural extension, reading habit, information sources
LATAR BELAKANG Pengembangan penelitian dan pengkajian teknologi pertanian membutuhkan banyak dukungan informasi terutama saat perumusan program dan perencanaan, serta evaluasi hasilnya. Sebaliknya informasi juga dibutuhkan pengguna dalam rangka mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, sekaligus mengantisipasi atau menghindari duplikasi, bahkan mengkomplementasi hasil yang telah dicapai. Salah satu upaya Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian (PUSTAKA) untuk menyebarkan informasi teknologi adalah melalui penerbitan publikasi tercetak yang bersifat ilmiah maupun ilmiah populer, diantaranya Warta Penelitian dan Pengembangan
11
Pertanian (Warta Litbang Pertanian) yang merupakan salah satu publikasi ilmiah populer, dan memuat informasi hasil penelitian tanaman pangan, hortikultura, tanaman perkebunan, peternakan, sumber daya lahan dan iklim, alat dan mesin pertanian, pascapanen atau pengolahan, sosial ekonomi, serta berita atau liputan kegiatan. Sasaran utama pengguna Warta Litbang Pertanian adalah penyuluh pertanian, oleh karena itu penyajiannya menggunakan bahasa ilmiah populer agar dapat dengan mudah dikemas oleh penyuluh pertanian sebagai materi penyuluhan. Publikasi ini diterbitkan sejak tahun 1979, namun kajian tentang pemanfaatannya baru dilakukan sembilan belas tahun kemudian, yaitu pada tahun 1998. Hasil kajian waktu itu menunjukkan bahwa Warta Litbang Pertanian masih sangat diperlukan terutama oleh penyuluh pertanian dan pengambil kebijakan (Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian 1998). Sejak itu formatnya telah berubah beberapa kali sehingga untuk mengetahui akibat dari perubahan tersebut perlu dilakukan kembali kajian yang lebih lengkap. Sehubungan dengan itu pada tahun 2005 dilakukan pula kajian yang sama di lima provinsi yaitu Sumatera Selatan, Yogyakarta, Nusa Tenggara Barat, Kalimantan Barat, dan Sulawesi Tengah. Publikasi hasil penelitian merupakan salah satu media yang digunakan untuk menyebarluaskan hasilhasil penelitian. Tingkat pemanfaatan publikasi hasil penelitian sangat ditentukan oleh karakteristik pembacanya, antara lain pendidikan, pekerjaan, penghasilan, partisipasi dalam organisasi, kefanatikan, dan kekosmopolitan (Stephans 1972), selain itu juga dipengaruhi oleh tingkat pengetahuan dan pengalaman kerja (Rhaza dan Moriaty 1970). Kotler (1980) menyatakan bahwa faktor geografik, demografik, perilaku, serta psikografik pun mempengaruhi penggunaan media. Hasil penelitian Harun (1987) menunjukkan bahwa umur, jabatan, masa kerja sebagai penyuluh, lamanya berlangganan publikasi dan kunjungan ke sumber informasi berhubungan dengan persepsi terhadap publikasi. Penelitian ini diperkuat oleh Iskandar (1991) yang menunjukkan bahwa pendidikan, umur, luas lahan pertanian, penghasilan, lama membaca majalah dan jabatan fungsional berhubungan dengan pendapat mereka membaca majalah Trubus. Sundari (1994) menyatakan bahwa terdapat hubungan yang sangat nyata pendidikan nonformal, jabatan fungsional, masa kerja, frekuensi kunjungan dan jarak ke sumber informasi dengan penilaian mereka terhadap publikasi.
12
Model uses and gratification digambarkan sebagai suatu loncatan dramatis dari model jarum hipodermik (Swanson 1979). Model ini tidak tertarik pada apa yang dilakukan media terhadap diri orang, tetapi lebih tertarik pada apa yang dilakukan orang terhadap media. Khalayak dianggap secara aktif menggunakan media untuk memenuhi kebutuhannya. Oleh karena itu timbul istilah uses and gratification (penggunaan dan pemenuhan kebutuhan). Konsumsi media yang diarahkan oleh motif (intentionality) serta perilaku media mencerminkan kepentingan dan preferensi. Karenanya penggunaan media hanyalah salah satu cara untuk memenuhi kebutuhan psikologis dan efek media dianggap sebagai situasi ketika kebutuhan terpenuhi (Blumler 1979). Pengkajian Warta Litbang Pertanian bertujuan untuk mengetahui pemanfaatan Warta Litbang Pertanian oleh penyuluh pertanian pemerintah provinsi dan kepuasan penyuluh setelah membaca Warta Litbang Pertanian; hubungan karakteristik penyuluh dengan persepsi mereka terhadap Warta Litbang Pertanian, pemanfaatan Warta Litbang Pertanian, motif membaca Warta Litbang Pertanian, dan mengetahui hubungan persepsi penyuluh pertanian pemerintah dengan pemanfaatan Warta Litbang Pertanian; serta mengetahui hubungan motivasi penyuluh membaca Warta Litbang Pertanian dengan kepuasan mereka setelah membaca Warta Litbang Pertanian.
METODOLOGI Kajian dilakukan dengan menggunakan metode survei. Populasi penelitian adalah penyuluh pertanian pemerintah yang ada di provinsi (Balai Pengkajian Teknologi Pertanian) dan dinas-dinas lingkup pertanian. Penentuan sampel wilayah dilakukan secara purposif yaitu di provinsi terpilih Sumatera Selatan, Yogyakarta, Kalimantan Barat, Sulawesi Tengah, dan Nusa Tenggara Barat, sedangkan sampel penelitian ditetapkan dengan sensus. Hal ini disebabkan seluruh penyuluh pertanian yang ada di provinsi tersebut yang pernah membaca Warta Litbang Pertanian, yaitu sebanyak 118 orang dijadikan sampel. Data kajian terdiri dari data sekunder dan data primer. Data sekunder ditentukan berdasarkan informasi yang diperoleh di luar kuesioner, sedangkan data primer ditentukan berdasarkan variabel-variabel yang diteliti dan dijabarkan ke dalam pertanyaan-pertanyaan pada kuesioner. Variabel-variabel kajian tersebut adalah: karakteristik penyuluh yang mencakup umur, pendidikan for-
Jurnal Perpustakaan Pertanian Vol. 15, Nomor 1, 2006
mal dan nonformal, pengalaman sebagai penyuluh, jabatan fungsional, frekuensi kunjungan ke sumber informasi; persepsi penyuluh terhadap Warta Litbang Pertanian yang berupa tanggapan terhadap tampilan (tata letak, kualitas gambar, bahasa, proporsi gambar dan teks, foto di halaman depan, warna pada halaman depan, ukuran huruf, jenis atau bentuk huruf, dan kualitas cetakan), isi (cakupan materi, proporsi artikel, kemutakhiran); persepsi terhadap kebutuhan informasi; pemanfaatan Warta Litbang Pertanian oleh penyuluh; motif penyuluh membaca Warta Litbang Pertanian; dan kepuasan penyuluh setelah membaca Warta Litbang Pertanian. Pengkajian di lakukan pada bulan September sampai dengan Oktober 2005. Data yang terkumpul kemudian ditabulasi dan diolah dengan menggunakan analisis korelasi Spearman dan program SPSS.
HASIL KAJIAN Karakteristik Penyuluh Pertanian Karakteristik penyuluh pertanian yang diamati adalah usia, pendidikan formal dan nonformal, masa kerja, jenjang fungsional, akses ke sumber informasi (perguruan tinggi, institusi penelitian, perpustakaan, dan internet) serta frekuensi membaca Warta Litbang Pertanian. Hasil penelitian disajikan pada Tabel 1. Usia rata-rata responden 44,75 tahun dengan kisaran usia terendah 25 tahun dan usia tertinggi 68 tahun. Dengan demikian, keadaan usia penyuluh saat kajian dilakukan tergolong pada usia produktif. Namun demikian sebaran usia responden lebih banyak (51%) berusia diatas rata-rata. Sebagian besar responden (71,19%) berpendidikan S1, kemudian S2 (20,34%), diploma (6,78%), dan S3 (1,69%). Dilihat dari sebaran pendidikan, latar belakang pendidikan penyuluh sudah cukup memadai, hanya 8 orang yang berpendidikan diploma. Penyuluh yang belum pernah mengikuti kursus atau pendidikan nonformal sebanyak 49 orang (41,53%), yang pernah mengikuti kursus kurang dari 10 hari sebanyak 39 orang (33,05%), sedang yang paling sedikit adalah yang pernah mengikuti kursus antara 21-30 hari. Kursus bagi penyuluh sangat penting terutama untuk meningkatkan kinerja. Kursus-kursus yang pernah diikuti, penyuluh adalah dasar dan metodologi penyuluhan diikuti sebanyak 36 orang; kursus budidaya pertanian 12 orang;
Jurnal Perpustakaan Pertanian Vol. 15, Nomor 1, 2006
Tabel 1. Distribusi responden berdasarkan karakteristik individu. Karakteristik Penyuluh Pertanian
Frekuensi
Persentase
Usia <25 tahun 26-35 tahun >35 tahun
23 35 60
19 30 51
Pendidikan Diploma S1 S2 S3
8 84 24 2
6,78 71,19 20,34 1,69
Pendidikan non formal Tidak pernah <10 hari 11-20 hari 21-30 hari >30 hari
49 39 11 6 13
41,53 33,05 9,32 5,08 11,02
Masa Kerja <10 tahun 10-20 tahun 21-30 tahun >30 tahun
34 81 27 6
28,81 68,64 22,88 5,08
Jabatan fungsional PP non kelas PP Pratama PP Muda PP Madya
26 13 52 27
22,04 11.02 44,07 22,88
Akses ke sumber informasi (Perguruan Tinggi) Tidak Pernah < 3 kali > 3 kali
76 28 14
64,41 23,73 11,86
Akses ke sumber informasi (institusi penelitian) Tidak Pernah 1 kali 2 kali > 2 kali
66 24 14 14
55,93 20,34 11,86 11,86
Akses ke sumber informasi (Perpustakaan) Tidak pernah < 6 kali 6-10 kali > 10 kali
24 37 32 25
20,34 31,36 27,12 21,19
Akses ke sumber informasi (Internet) Tidak Pernah < 10 kali > 10 kali
76 33 9
64,41 27,97 7,63
Frekuensi membaca Warta Litbang Pertanian < 5 kali 113 6-10 kali 3 > 10 kali 2
95,76 2,54 1,70
13
teknik penulisan dan manajemen masing-masing 11 orang; akreditasi laboratorium 3 orang; agrowisata 2 orang; primatani dan audiovisual masing-masing 3 orang. Rata-rata masa kerja responden 16 tahun dengan sebaran 1-35 tahun. Sebaran masa kerja menunjukan bahwa sebagian besar penyuluh masih dalam usia produktif, masa kerja tertinggi berkisar 10-20 tahun sebanyak 81 orang (68,64%). Responden yang mempunyai masa kerja dibawah 10 tahun 34 orang (28,81%) dan di atas 30 tahun hanya 6 orang (5,08%). Sebagian besar penyuluh (77,96%) sudah mempunyai jabatan fungsional, sedangkan 26 orang (22,04%) baru mengajukan untuk diangkat sebagai penyuluh. Pejabat fungsional terbanyak adalah Penyuluh Pertanian Muda 52 orang (44,07%), Penyuluh Pertanian Madya 27 orang (22,88%), dan Penyuluh Pertanian Pratama 13 orang (11,02%). Umumnya responden jarang akses ke sumber informasi baik perguruan tinggi, institusi penelitian, perpustakaan, maupun internet, bahkan ada yang tidak pernah akses ke perguruan tinggi dan internet masing-masing sebanyak 76 orang (64,41%), ke institusi penelitian 66 orang (55,93%), dan ke perpustakaan sebanyak 24 orang (20,34%) (Tabel 1). Hal ini menunjukkan bahwa responden jarang mengunjungi lembaga atau institusi di luar ling-kungan kerjanya untuk memperoleh informasi atau ber-konsultasi mengenai masalah yang dihadapi dalam rang-ka mendukung tugasnya. Hal ini kemungkinan akan ber-dampak pada kualitas materi penyuluhan. Frekuensi membaca Warta Litbang Pertanian juga memprihatinkan, selama tiga bulan terakhir, penyuluh pertanian hanya membaca rata-rata dua artikel. Dari sebaran dapat dilihat bahwa yang membaca kurang dari lima artikel sebanyak 113 orang (95,76%), dan sisanya membaca lebih dari lima artikel. Hanya dua responden yang membaca lebih dari 10 artikel artikel. Sebaran jumlah berdasarkan topik artikel yang dibaca responden disajikan pada Tabel 2. Artikel yang paling banyak dibaca oleh responden adalah mengenai tanaman pangan (40,15%), disusul peternakan (16,82%), dan kebijakan (12,15%). Sedangkan plasma nutfah dan perikanan merupakan topik yang paling sedikit dibaca oleh responden, masing-masing 0,93%.
14
Tabel 2. Sebaran jumlah artikel berdasarkan topik yang dibaca responden selama 3 bulan (Juli-September 2005). To p i k
Jumlah artikel (buah)
Persentase
43 18 13 10 5 5 4 3 2 2 1 1
40,19 16,82 12,15 9,35 4,67 4,67 3,74 2,80 1,87 1,87 0,93 0,93
Tanaman Pangan Peternakan Kebijakan Pascapanen Hortikultura Tanah dan agroklimat Pupuk Kesejahteraan petani Informasi/jaringan Tanaman Industri Plasma nurfah Perikanan
Tabel 3. Persepsi responden terhadap isi dan penampilan Warta Litbang Pertanian. Persepsi
Skor rata-rata
Keterangan
Isi Cakupan materi Proporsi artikel Kesesuaian materi Kemutakhiran informasi
3,53 3,38 3,35 3,11
Baik Baik Sesuai Mutakhir
Penampilan Tata letak Kualitas gambar Bahasa Proporsi Gambar-Teks Foto di halaman depan Wa r n a Ukuran huruf Jenis huruf Kualitas cetakan
3,56 3,54 2,68 3,42 3,95 3,25 3,38 3,58 3,77
Menarik Baik Kurang populer Baik Baik sampai sangat baik Menarik Baik Baik Baik
Persepsi Penyuluh Pertanian terhadap Isi dan Penampilan Persepsi reponden terhadap isi Warta Litbang Pertanian yang meliputi cakupan materi, proporsi artikel, kesesuaian materi dan kemutakhiran informasi tergolong baik. Hal ini dapat dilihat dari skor rata-rata diatas 3. Demikian halnya persepsi terhadap penampilan tergolong baik, kecuali bahasa yang menurut responden kurang populer dan masih perlu dikemas ulang jika akan digunakan sebagai bahan penyuluhan. Sedangkan persepsi mereka terhadap foto di halaman depan, baik sampai sangat baik.
Jurnal Perpustakaan Pertanian Vol. 15, Nomor 1, 2006
Tabel 4. Tanggapan responden terhadap karakter isi, ketersediaan dan kebutuhan informasi. Tanggapan
Rata-rata
Keterangan
Terhadap Warta Litbang Pertanian Mudah dipahami Kesesuaian dengan kebutuhan Spesifik lokasi Artikel mutakhir Distribusi tepat waktu Bidang masalah proporsional Tata letak menarik Gaya bahasa menarik
3,88 3,55 3,24 3,58 3,05 3,31 3,86 3,86
Setuju Setuju Setuju Setuju Setuju Setuju Setuju Setuju
Terhadap ketersediaan info yang dicari Tanaman pangan Hortikultura Tanaman perkebunan Peternakan SD lahan dan iklim Mekanisasi Pertanian Pascapanen Sosial ekonomi Liputan kegiatan
2,28 2,25 1,97 2,00 2,09 1,86 2,19 2,11 2,08
Cukup tersedia Cukup tersedia Kurang tersedia Kurang tersedia Kurang tersedia Kurang tersedia Cukup tersedia Cukup tersedia Kurang tersedia
Terhadap kebutuhan info Tanaman pangan Hortikultura Tanaman perkebunan Peternakan SD lahan dan iklim Mekanisasi Pertanian
3,69 3,55 3,07 3,03 3,03 2,90
Pascapanen Sosial ekonomi Liputan kegiatan
3,42 3,40 3,14
Dibutuhkan Dibutuhkan Dibutuhkan Dibutuhkan Dibutuhkan Cukup dibutuhkan Dibutuhkan Dibutuhkan Dibutuhkan
Tanggapan Penyuluh Pertanian terhadap Kebutuhan Informasi Responden menyatakan bahwa Warta Litbang Pertanian merupakan publikasi yang mudah dipahami, isinya sesuai dengan kebutuhan, berisi informasi yang spesifik lokasi, artikel yang dimuat berisi informasi mutakhir, bidang masalah yang dimuat proporsional, tata letaknya menarik; dan gaya bahasanya menarik. Namun, perlu diupayakan agar dapat didistribusikan langsung kepada kelompok atau bidang yang mewadahi penyuluh sehingga dapat dibaca secara bergantian. Ketersediaan informasi dalam beberapa topik yang dicari umumnya masih kurang kecuali tanaman pangan,
Jurnal Perpustakaan Pertanian Vol. 15, Nomor 1, 2006
hortikultura, pascapanen, dan sosial ekonomi. Menurut penyuluh, informasi yang ketersediaannya paling tinggi adalah tanaman pangan dan hortikultura, disusul pascapanen, sedang yang paling kurang tersedia adalah mekanisasi pertanian. Informasi yang paling dibutuhkan penyuluh adalah tanaman pangan dan hortikultura.
Pemanfaatan Warta Litbang Pertanian Tugas utama penyuluh pertanian adalah melakukan penyuluhan, untuk dapat melaksanakan fungsinya penyuluh melakukan berbagai aktivitas, antara lain: membuat programa penyuluhan, proposal, materi penyuluhan, menyiapkan bahan seminar, dan materi pameran. Untuk keperluan tersebut, penyuluh dituntut untuk selalu dapat mengikuti perkembangan teknologi pertanian dan menambah pengetahuan tentang hal-hal yang baru, diantaranya dengan membaca Warta Litbang Pertanian. Hasil kajian pemanfaatan Warta Litbang Pertanian disajikan pada Tabel 5.
Tabel 5. Pemanfaatan Warta Litbang Pertanian. Pemanfaatan
Rata-rata skor
Membuat proposal Membuat programa penyuluhan Menyusun materi penyuluhan Menyiapkan bahan seminar Menyiapkan materi pameran Menambah pengetahuan
3,53 3,68 4,04 3,69 3,28 4,28
Keterangan
bermanfaat bermanfaat Sangat bermanfaat bermanfaat bermanfaat Sangat bermanfaat
Hasil kajian mengungkapkan bahwa Warta Litbang Pertanian sangat bermanfaat bagi penyuluh untuk menambah pengetahuan dan menyusun materi penyuluhan. Sedangkan dalam pembuatan proposal, programa penyuluhan, menyiapkan bahan seminar, dan materi pameran penyuluh menyatakan bermanfaat.
Motif dan Kepuasan Membaca Motif penyuluh dalam memanfaatkan Warta Litbang Pertanian berbeda-beda sesuai dengan kebutuhan, serta tugas dan fungsi mereka, antara lain untuk menambah pengalaman, mengetahui informasi mutakhir, mendapatkan
15
Tabel 6.
Motif responden membaca Warta Litbang Pertanian.
Motif responden
Rata-rata skor
Menambah pengetahuan Memperoleh informasi mutakhir Mendapatkan pemecahan masalah Pengembangan diri Terhubung dengan peneliti
3,45 4,00 3,89 4,08 4,07
Keterangan
Setuju Setuju Setuju Sangat setuju Sangat setuju
pemecahan masalah, mengembangkan diri, dan untuk dapat menghubungi peneliti. Motif responden memanfaatkan Warta Litbang Pertanian disajikan pada Tabel 6. Responden umumnya setuju bahwa motif membaca Warta Litbang Pertanian berdasarkan urutan adalah untuk memperoleh informasi mutakhir, mendapatkan pemecahan masalah dan menambah pengetahuan. Responden sangat setuju bahwa motif membaca Warta Litbang Pertanian adalah untuk mengembangkan diri dan agar mereka dapat berhubungan dengan peneliti. Setelah membaca Warta Litbang Pertanian responden sangat setuju bahwa pengetahuan mereka bertambah, sekaligus juga memperoleh informasi mutakhir dan yang dibutuhkan sehingga mereka dapat mengembangkan diri dan dapat langsung mengikuti perkembangan penelitian (Tabel 7).
Tabel 7. Kepuasan membaca Warta Litbang Pertanian Motif responden
Rata-rata skor
Pengetahuan bertambah Memperoleh informasi mutakhir Memperoleh info yang dibutuhkan Memperoleh info pengembangan diri Mengikuti perkembangan penelitian
4,21 4,23 4,08 4,25 4,11
Keterangan
Sangat Sangat Sangat Sangat Sangat
setuju setuju setuju setuju setuju
Hubungan Karakteristik dengan Persepsi Penyuluh Umur reponden tidak berhubungan nyata dengan persepsi mereka terhadap tampilan dan isi Warta Litbang
16
Pertanian, namun ada kecenderungan makin tinggi usia responden makin rendah persepsi mereka terhadap tampilan dan isi. Selain itu tidak terdapat hubungan nyata antara umur dan tanggapan terhadap kebutuhan informasi, materi yang dicari, dan materi yang tersedia. Namun ada kecenderungan makin tinggi usia responden makin banyak informasi yang dibutuhkan, sedang materi yang dicari kurang tersedia. Pendidikan formal dan nonformal tidak berhubungan dengan persepsi responden terhadap Warta Litbang Pertanian, tetapi ada kecenderungan makin tinggi pendidikan (formal dan nonformal) makin baik persepsi mereka. Makin tinggi pendidikan formal makin sedikit informasi yang dicari dan cenderung terpenuhi oleh Warta Litbang Pertanian, sedangkan makin tinggi pendidikan nonformal makin banyak informasi yang dibutuhkan, dan umumnya juga dapat terpenuhi Warta Litbang Pertanian. Masa kerja reponden tidak berhubungan nyata dengan persepsinya terhadap tampilan dan isi Warta Litbang Pertanian, ada kecenderungan makin lama masa kerja responden makin rendah persepsi mereka. Jenjang fungsional tidak berhubungan nyata dengan persepsi mereka terhadap tampilan dan isi Warta Litbang Pertanian. Selain itu, ter-dapat kecenderungan semakin lama masa kerja semakin banyak informasi yang dibutuhkan, sebaliknya semakin tinggi jabatan fungsional cenderung semakin sedikit informasi yang diperlukan. Akses ke sumber informasi tidak berhubungan dengan persepsi responden terhadap tampilan dan isi Warta Litbang Pertanian. Ada kecenderungan makin tinggi akses ke sumber informasi yaitu perpustakaan, internet, dan perguruan tinggi, makin baik pula persepsi mereka terhadap Warta Litbang Pertanian, namun ada pula kecenderungan makin tinggi akses ke peneliti makin rendah persepsi mereka terhadap Warta Litbang Pertanian. Frekuensi penyuluh membaca Warta Litbang Pertanian tidak berhubungan nyata dengan persepsi mereka terhadap Warta Litbang Pertanian. Semakin banyak akses informasi ke perguruan tinggi dan perpustakaan semakin tinggi kebutuhan informasinya, untuk itu cenderung mereka memenuhinya melalui Warta, sebaliknya semakin banyak akses informasi ke internet dan peneliti, semakin sedikit informasi yang dibutuhkan dari Warta Litbang Pertanian. Hal ini disebabkan karena informasi yang diperoleh dari internet dan peneliti lebih lengkap dan mutakhir.
Jurnal Perpustakaan Pertanian Vol. 15, Nomor 1, 2006
Hubungan Karakteristik Responden dan Persepsi terhadap Pemanfaatan Warta Litbang Pertanian
Hubungan Motif membaca dan Kepuasan setelah Membaca Warta Litbang Pertanian
Karakteristik responden yaitu umur, pendidikan formal, pendidikan nonformal, masa kerja, jenjang fungsional, akses ke sumber informasi dan frekuensi membaca tidak berhubungan nyata dengan pemanfaatan Warta Litbang Pertanian. Namun jika dirinci ada kecenderungan bahwa makin tua, makin tinggi jenjang fungsional, dan makin tinggi masa kerja, makin rendah pemanfaatan Warta Litbang Pertanian. Hal ini mungkin disebabkan makin senior penyuluh makin kurang membutuhkan Warta Litbang Pertanian karena mereka dapat mencari dari sumber lain, misalnya dari internet, perguruan tinggi, atau langsung ke peneliti.
Berbagai media telah menawarkan bermacam artikel dan layanan jasa. Salah satu media yang ikut berperan dalam pembangunan pertanian adalah Warta Litbang Pertanian. Segmentasi pembaca Warta Litbang Pertanian bervariasi mulai dari kontak tani, penyuluh lapangan, sampai pengambil kebijakan.
Terdapat kecenderungan hubungan antara persepsi kebutuhan informasi dengan pemanfaatan Warta Litbang Pertanian, semakin tinggi persepsi responden terhadap kebutuhan informasi semakin besar kecenderungan mereka memanfaatkan Warta Litbang Pertanian. Terdapat hubungan yang nyata antara persepsi responden terhadap informasi yang dicari dan diperoleh dengan pemanfaatan Warta Litbang Pertanian. Semakin tinggi persepsi mereka terhadap ketersediaan informasi pada Warta Litbang Pertanian, semakin besar responden memanfaatkan Warta Litbang Pertanian.
Hubungan Karakteristik Responden dengan Motif Membaca Karakteristik responden tidak berhubungan nyata dengan motif responden membaca Warta Litbang Pertanian, namun terdapat kecenderungan bahwa semakin tua responden, semakin rendah motif membaca Warta Litbang Pertanian, sedangkan semakin tinggi pendidikan baik formal maupun non formal cenderung semakin tinggi motif membaca Warta Litbang Pertanian. Akses terhadap sumber informasi juga tidak berhubungan dengan motif membaca Warta Litbang Pertanian, terdapat kecenderungan bahwa semakin banyak akses ke sumber informasi semakin tinggi motif membaca Warta Litbang Pertanian. Frekuensi membaca Warta Litbang Pertanian berhubungan dengan motif, semakin tinggi frekuensi, semakin tinggi motif responden membaca Warta Litbang Pertanian.
Jurnal Perpustakaan Pertanian Vol. 15, Nomor 1, 2006
Motif adalah daya pendorong yang menyebabkan seseorang berbuat sesuatu guna mencapai tujuan yang diinginkan. Tujuan tersebut adalah kepuasan atas terpenuhinya kebutuhan yang dirasakan. Seseorang akan membaca atau melihat tayangan jika mempunyai motif yang kuat. Hasil analisis menunjukkan bahwa dapat hubungan yang nyata antara motif membaca Warta Litbang Pertanian dengan kepuasan setelah membaca Warta Litbang Pertanian yang artinya semakin tinggi motif membaca Warta Litbang Pertanian semakin tinggi tingkat kepuasan responden.
Kesimpulan Responden rata-rata berumur 44,75 tahun. Pendidikan formal sebagian besar responden S1 (71,19%) . Masa kerja sebagian besar responden adalah 10-20 tahun. Jenjang jabatan fungsional yang telah dicapai oleh sebagian besar responden (44,07%) adalah Penyuluh Pertanian Muda dan Penyuluh Pertanian Madya (22,88%). Umumnya responden jarang akses ke sumber informasi, dan frekuensi membaca Warta Litbang Pertanian rata-rata dua artikel selama tiga bulan.Artikel yang paling banyak dibaca oleh responden adalah tanaman pangan, peternakan, dan kebijakan. Persepsi responden terhadap isi dan penampilan Warta Litbang Pertanian tergolong baik, selain itu Warta Litbang Pertanian merupakan publikasi yang mudah dipahami, isinya sesuai dengan kebutuhan, dan berisi informasi yang spesifik lokasi. Artikel yang mutakhir, bidang masalah yang dimuat proporsional, tata letak, dan gaya bahasa menarik. Ketersediaan informasi yang dicari cukup tersedia pada Warta Litbang Pertanian. Warta Litbang Pertanian sangat bermanfaat bagi penyuluh untuk menambah pengetahuan dan sebagai bahan untuk menyusun materi penyuluhan. Motif penyuluh dalam memanfaatkan Warta Litbang Pertanian adalah untuk pengembangan diri dan dapat terhubung dengan peneliti.
17
Setelah membaca Warta Litbang Pertanian, penyuluh sangat setuju bahwa mereka memperoleh informasi yang mutakhir sesuai dengan kebutuhan, sehingga pengetahuan mereka bertambah dan dapat mengikuti perkembangan penelitian, serta dapat mengembangkan diri. Hasil uji korelasi menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan yang nyata antara karakteristik penyuluh dengan persepsi terhadap Warta Litbang Pertanian, demikian juga dengan pemanfaatan Warta Litbang Pertanian. Karakteristik responden juga tidak mempunyai hubungan yang nyata dengan motif responden membaca Warta Litbang Pertanian. Motif membaca Warta Litbang Pertanian mempunyai hubungan yang nyata dengan kepuasan setelah membaca Warta Litbang Pertanian.
DAFTAR PUSTAKA Blumler, J.G. 1979. Theory in uses and gratifications studies. Communication Research. 6: 9-36 Harun, R. 1987. Extension workers’ perception of information media published by the Agricultural Information Center Lembang, West Java, PhD Dissertation UPLB.
18
Iskandar, J. 1991. Pendapat petani, Kontak tani, dan penyuluh pertanian tentang majalah pertanian TRubus. Thesis Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor. Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian. 1998. Efektivitas Media Komunikasi Badan Litbang Pertanian. PUSTAKA Bogor. Rhaza, P.V. and Moriaty, F.F. 1970. Types and needs of academic library users. College and Research Libraries 31:403-409. Stephans, L.F. 1972. Media Exposure and modernization among the Appalachian Poor. Journalism Quarterly, 49(2): 247-267 Sundari, T.S. 1994. Hubungan Karakteristik pribadi dan intensitas pekerjaan dengan penilaian mereka terhadap publikasi Badan Litbang Pertanian. Thesis Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor. Swanson, D.L. The continuing evolution of uses and gratifications approach. Communication Research. 6, 1977: 3-7 Wardhani, A. C. 1994. Hubungan karakteristik demografis dan motivasi peternak dengan penggunaan sumbersumber informasi tentang ayam buras di desa Cisontrol, Kabupaten Ciamis, Tesis Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor.
Jurnal Perpustakaan Pertanian Vol. 15, Nomor 1, 2006