PERNIKAHAN PASANGAN BEDA AGAMA
NASKAH PUBLIKASI Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana (S-1) Psikologi
Diajukan Oleh : Intan Pratiwi F. 100 090 186
FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2014
PERNIKAHAN PASANGAN BEDA AGAMA
NASKAH PUBLIKASI
Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana (S-1) Psikologi
Diajukan Oleh : Intan Pratiwi F. 100 090 186
FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2014
ii
PERNIKAHAN PASANGAN BEDA AGAMA Intan Pratiwi Nanik Prihartanti Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta
[email protected] Abstraksi Pernikahan beda agama merupakan pernikahan yang menarik perhatian masyarakat di negara ini. Meskipun pernikahan ini dianggap berbeda dengan kebiasaan masyarakat pada umumnya, namun pada kenyataanya fenomena pernikahan beda agama masih dijumpai. Setiap agama tentunya menghendaki pernikahan atas dasar kesamaan iman yang dimiliki pasangan yang akan menikah. Pernikahan beda agama dapat menimbulkan berbagai masalah seperti tekanan dari pihak keluarga, terjadi perbedaan persepsi mengenai sesuatu karena kerangka acuan yang berbeda, kerinduan kesamaan aqidah serta pendidikan agama pada anak. Selain itu pernikahan beda agama rentan akan konflik berkenaan dengan nilai yang ada dalam agama maupun masyarakat. Sehingga seseorang yang memutuskan untuk menikah dengan seorang yang beda agama dihadapkan pada resiko dari segi agama, psikologis maupun sosiokultural. Pertanyaan penelitian ini adalah mengapa seseorang memutuskan untuk menikah dengan pasangan beda agama dan bagaimanakah pengelolaan masalah yang muncul pada pernikahan beda agama. Informan penelitian berjumlah 2 orang, dengan ciri-ciri a) terdiri dari 1 orang laki-laki dan 1 orang wanita, b) 1 orang menjalani pernikahan dengan pasangan yang beda agama, 1 orang pernah menjalani pernikahan beda agama namun bercerai. Metode yang digunakan fenomenologi dengan pendekatan kualitatif. Menggunakan wawancara untuk mengumpulkan data. Data yang diperoleh dari wawancara kemudian di analisis dengan analisis deskriptif. Hasil analisis dan pembahasan menunjukkan bahwa 1) pengambilan keputusan menikah beda agama didasarkan emosi, rasa cinta terhadap pasangan dan rasa ingin hidup bersama, tanpa memikirkan dampak atas keputusan tersebut, 2) cara untuk menikah dengan mengikuti agama dari satu pihak terlebih dahulu, setelah menikah kembali ke agama semula, 3) banyak masalah yang muncul setelah menikah, pelaku pernikahan beda agama mengalami konflik batin perasaan bersalah, perselisihan terus-menerus, tekanan pihak keluarga, kerinduan kesamaan iman, pemilihan agama pada anak. Kata kunci : pernikahan beda agama, pengambilan keputusan, masalah
v
1
syarat-syarat
PENDAHULUAN Menikah
merupakan
saat
dan
pelaksanaan
tata
perkawinan
cara sesuai
terpenting dalam siklus kehidupan
dengan hukum agamanya masing-
manusia (Andayani & Ardhianita,
masing,
2005). Pernikahan merupakan hal
membentuk keluarga bahagia dan
yang
kekal bedasarkan Ketuhanan Yang
dianjurkan
agama
untuk
dilakukan bagi yang telah mampu. Dalam
pandangan
agama
sebagai
agama
mayoritas
Indonesia
menjelaskan
bahwa
tujuan
untuk
Maha Esa (Rusli & Tama, 1986).
Islam di
dengan
Di
Negara
Indonesia,
menikah dengan perbedaan agama ataupun
keyakinan dan
belum
menikah itu adalah perintah agama
diperbolehkan,
juga
tidak
dan untuk menyempurnakan ibadah.
dibenarkan oleh Undang-Undang.
Keanekaragaman yang ada di
Menurut UU Perkawinan No. 1
wilayah Indonesia baik beragam
tahun 1974 pasal 2 ayat 1 (dalam o.s
suku
agama,
Eoh, 2001) perkawinan hanya sah
menimbulkan fenomena yang saat ini
bila dilaksanakan menurut agama
makin berkembang di masyarakat,
dan kepercayaannya masing-masing.
salah
Pernikahan
budaya
satunya
maupun
adalah
menikah
dengan pasangan beda agama.
ini
kesamaan
Moerika (2008) menyatakan
mensyaratkan
agama
melaksanakan
dalam perkawinan.
adanya keinginan untuk menikah
Perkawinan secara Islam dilayani
akan menjadi lebih kompleks apabila
dan dicatatkan di Kantor Urusan
individu tersebut dihadapkan pada
Agama
kenyataan
perkawinan
bahwa
pasangannya
berbeda keyakinan dengan dirinya. Perkawinan
Katholik,
sedangkan
bagi
umat
Kristen,
Hindu
dan
Buddha
agama
dicatatkan di Kantor Catatan Sipil.
adalah merupakan ikatan lahir batin
Namun pada kenyataan, fenomena
antara seorang pria dan seorang
perkawinan pasangan yang memiliki
wanita, yang karena berbeda agama,
perbedaan agama masih dijumpai.
menyebabkan
antar
(KUA),
tersangkutnya
dua
peraturan yang berlainan mengenai
Hal
ini
terlihat
pada
penikahan yang terjadi di kalangan
2
publik figur (artis) yang merupakan
latar belakang pasangan beda agama
sorotan
masyarakat
memutuskan untuk menikah dan
diantaranya Nia Zulkarnain (Islam)
bagaimanakah pengelolaan masalah
dengan Ari Sihasale (non-Islam).
yang muncul pada pernikahan beda
Beberapa artis lain yang telah lebih
agama”.
dahulu menikah beda agama antara
masalah tersebut penulis tertarik
lain Jamal Mirdad (Islam) dengan
untuk melakukan penelitian dengan
Lidya Kandau (non-Islam), Katon
judul “Pernikahan Pasangan Beda
Bagaskara (non-Islam) dengan Ira
Agama.”
perhatian
Berdasarkan
rumusan
Wibowo (Islam), Dewi Yul (Islam) dengan Ray Sahetapi (non-Islam),
METODE PENELITIAN Gejala penelitian yang akan
Rio Febrian (non-Islam) dengan Sabria
Kono
(Islam),
Andre
Hehanusa (non-Islam) dengan Cut Rizki Teo (Islam), Sebastian Paredes (non-Islam) dengan Shanty (Islam). Pada pasangan beda agama dalam kesehariannya, pasangan akan lebih berhati-hati dalam menghadapi permasalahan
khususnya
yang
menyangkut dengan keyakinan yang dianut masing-masing karena mereka membawa ajaran agama dan aturan yang berbeda. Pasangan berbeda agama menyesuaikan diri terhadap anggota keluarganya sendiri dengan adanya perbedaan
yang dimiliki
sehingga sikap toleransi terhadap
uraian
oleh
penulis
adalah
Pernikahan Pasangan Beda Agama, dengan
menggunakan
pendekatan
metode
kualitatif
yaitu
fenomenologi. Informan Penelitian Informan dalam penelitian ini berjumlah 2 orang, dengan kriteria 1 orang yang menjalani pernikahan beda agama kemudian bercerai, dan 1 orang yang menjalani pernikahan beda agama hingga saat ini. Alat pengumpul data. Dengan wawancara
menggunakan kepada
informan
penelitian secara langsung. Data hasil wawancara kemudian dianalisis
agama lain sangat diperhatikan. Berdasarkan
diteliti
diatas
maka timbul pertanyaan “Apakah
dengan cara sebagai berikut :
3
1. Membuat
transkip
verbatim
kemudian
dilakukan
pembahasan
wawancara Metode pengumpulan data dalam
diperoleh
penelitian
ini
adalah
dengan
menghubungkan yang
dengan
berkaitan
teori dengan
wawancara . Hasil wawancara
penyesuaian diri yang dilakukan
direkam melalui tape recorder
pada pasangan beda agama.
kemudian ditulis dalam transkip
Pertanyaan Penelitian
secara
lengkap
untuk
Setelah uraian
Transkip wawancara yang sudah
merumuskan pertanyaan penelitian,
dibuat kemudian dicari pernyataan
adalah :
mengenai
1. Mengapa
mengalami topik ( fenomena ) . 2. Membuat deskripsi pernyataan dari pengalaman individu dan
pernyataan
dilakukan
untuk
emahami
pemaknaan
individu
terhadap
peristiwa yang terjadi dilakukan untuk
membantu
kesimpulan
yang
dari
diri yang digunakan oleh subjek. 3. Pembahasan Hasil
hasil
penelitian
penggambaran
yang
muncul
pada
pasangan
beda
agama? HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1. Keputusan untuk menikah dengan pasangan beda agama Negara Indonesia mengakui
Kategori yang telah diperoleh
menjelaskan tentang penyesuaian
untuk
pengelolaan
yang
pernikahan
kesimpulan yang bersifat khusus.
tujuan untuk menggambarkan dan
memutuskan
2. Bagaimanakah
keputusan yang umum menjadi
kemudian dideskripsikan dengan
penulis
agama?
membuat ditarik
maka
menikah dengan pasangan beda
masalah
mengelompokkannya Menulis
atas,
uraian-
memudahkan dalam menganalisis.
individu-individu
di
membahas
adanya lima agama dan kepercayaan yang mendukung interaksi antar masyarakat yang berbeda agama. Dimana manusia sebagai makhluk sosial,
yang
tentunya
saling
membutuhkan satu dengan lainnya
4
untuk dapat memenuhi kebutuhan
kebutuhan
hidupnya sehari-hari. Keadaan ini
Keinginan tersebut menyebabkan
sesuai
yang
seseorang untuk berperilaku, sesuai
dimana
dengan pendapat Riyono (2012)
dengan
diceritakan tempat
peristiwa
informan, bertemunya
informan
bahwa
untuk
perilaku
menikah.
manusia
pada
dengan pasangan terjadi di dalam
dasarnya dipengaruhi oleh motivasi,
kereta , serta di sebuah perusahaan
kekuatan motivasi terdiri atas unsur
tempat
R.U.H (Risk avoidance, uncertainty
bekerja.
Tempat-tempat
tersebut merupakan area publik
tolerance,
yang memberi peluang interaksi
R.U.H, sejatinya bersifat subjektif,
individu satu dengan yang lain yang
dapat diibaratkan seperti atom yang
berbeda
memiliki
keyakinan
agamanya.
dan
hope
waktu
reliance).
paruh
tertentu.
Adanya interaksi yang bisa saja
Dalam waktu tersebut atom meluruh
terjalin menjadi suatu hubungan
dan
yang mendekatkan individu satu
disebut nuclear
dengan yang lain yang berbeda
manusia mencari kestabilan dengan
agama
memancarkan energi. Maka untuk
berlanjut
ke
hubungan
pernikahan.
mengeluarkan
energi
yang
force sehingga
mencapai kestabilan, manusia akan
Perkembangan zaman saat ini mendukung
seseorang
bebas
mengeluarkan
pendapat,
bebas
berada
dalam
proses
pencarian
Anchor. Hasil dari wawancara kedua
untuk berperilaku termasuk juga
informan,
kebebasan dalam bergaul maupun
melatarbelakangi informan memilih
memilih pasangan. Hal ini dapat
pasangannya menjadi pendamping
mengakibatkan terjadi pergeseran
hidup
pola pikir menjalin hubungan tidak
merupakan alasan untuk melakukan
satu agama terjadi.
pernikahan,
Pola
pikir
tersebut
mendorong
seseorang
keinginan
untuk
kebutuhannya,
salah
yang
Anchor
alasan
dikarenakan
cinta
(others)
yang
cinta.
Cinta
merupakan dari
kedua
memiliki
informan. Apabila terpenuhi maka
memenuhi
menimbulkan kenyamanan, apabila
satunya
belum terpenuhi tentunya seseorang
5
akan melakukan berbagai cara untuk
pelajaran.
memenuhi kebutuhan tersebut.
Indonesia juga menyiratkan adanya
Pandangan Islam
sebagai
Hukum
larangan untuk
di
negara
menikah dengan
agama mayoritas terbesar di negara
perbedaan
ini, menunjukkan adanya larangan
tertera
pernikahan
perkawinan no. 1 tahun 1974 pasal 2
yang dilakukan oleh
ayat
agama.
perkawinan
dengan
pendapat
seperti
pada
pasangan yang memiliki perbedaan sesuai
agama,
1
yang
undang-undang
(dalam
Eoh,
hanya
2001)
sah
bila
Syuhud (2012) secara umum, Allah
dilaksanakan menurut agama dan
melarang perkawinan campur antar
kepercayaannya
dua orang yang berbeda agama.
Pernikahan
Dalam QS Al Baqarah ayat 2:221
kesamaan
Allah berfirman “Dan janganlah
melaksanakan
kamu
wanita-wanita
Perkawinan secara Islam dilayani
musyrik, sebelum mereka beriman.
dan dicatatkan di Kantor Urusan
Sesungguhnya wanita budak yang
Agama
mukmin lebih baik dari wanita
perkawinan
musyrik,
walaupun
Katholik,
hatimu.
Dan
menikahi
dia
menarik
janganlah
kamu
masing-masing. ini
mensyaratkan
agama
dalam perkawinan.
(KUA),
sedangkan
bagi
umat
Kristen,
Hindu
dan
Buddha
dicatatkan di Kantor Catatan Sipil.
menikahkan orang-orang musyrik
Adanya larangan mengenai
(dengan
wanita-wanita
mukmin)
pernikahan beda agama tersebut,
sebelum
mereka
beriman.
yang membuat kedua informan
Sesungguhnya budak yang mukmin
menempuh
lebih baik dari orang musyrik,
kedua belah pihak. Jalan yang
walaupun
digunakan pasangan yang memiliki
dia
menarik
hatimu.
Mereka mengajak ke neraka, sedang
perbedaan
Allah
mengajak
ampunan
dengan
ke
surga
dan
menikah
izin-Nya.
Dan
menyetujui
Allah menerangkan ayat-ayat-Nya (perintah-perintah-Nya)
kepada
manusia supaya mereka mengambil
kesepakatan
agama adalah
untuk mengalah
agama
Setelah
diantara
pihak
dapat dan lain.
pernikahan
berlangsung maka masing-masing dapat
kembali
menganut
6
kepercayaan
yang
diyakininya.
perpindahan agama yang dilakukan
Kesepakatan
tersebut
dilakukan
oleh informan AM yang harus
oleh kedua informan untuk dapat
mengikuti keyakinan pasangan yang
bersatu dengan pasangannya secara
dianggap
sah dimata hukum dan agama.
hatinya,
2. Pengelolaan masalah yang
tidak
sesuai
yang
dengan
tidak
dirasakan
informan AP karena pasangannya
muncul pada pernikahan
yang mengikuti agamanya, hal ini
pasangan beda agama
didukung dengan pendapat Nurcholis
Sulitnya mendapatkan izin
&
Monib
(2009)
mengenai
dari orangtua karena akan menjalani
permasalahan yang dapat muncul
pernikahan beda agama, perselisihan
dalam pernikahan beda agama salah
terus-menerus dengan
pasangan,
satunya subjektivitas
penyesalan
menikah,
Informan
pemilihan
setelah agama
pada
anak,
pendapat negatif dari lingkungan
AM
agama
hati, tidak bisa untuk dipaksakan. Permasalahan
agama yang dijalani, dan keuangan
sebuah
merupakan
memerlukan
yang
merasa
merupakan kepercayaan dari dalam
mengenai status pernikahan beda
masalah
keagamaan.
hubungan upaya
di
dalam
pernikahan pengelolaan
diungkapkan informan AP dalam
masalah
wawancara.
didapat
menjalani hubungan tersebut. Usaha
dalam wawancara dengan informan
yang dilakukan untuk mengatasi
AM memiliki beberapa kesamaan
suatu
dan perbedaan dengan informan AP.
mengandalkan
Hasil
Persamaan
yang
pasangan
permasalahan satu
yang
tidak
dapat
pihak
saja,
terdapat
melainkan kedua belah pihak. Usaha
pada kedua informan adalah rasa
dari kedua informan menyelesaikan
rindu
konflik berbeda. Ada yang langsung
akan
yang
dari
iman
yang
sama,
kesepakatan yang dilakukan sebelum
mengkomunikasikan
berlangsungnya
pasangan dan ada yang memilih
pernikahan,
serta
dengan
pemilihan pasangan yang didasarkan
berpikir
pada rasa cinta. Perbedaan dari
hingga
kedua informan adalah konflik batin
masalah yang terjadi. Hal tersebut
sendiri
terlebih
menemukan
solusi
dahulu dari
7
merupakan
salah
penyesuaian
diri
pernyataan
Fatimah (2006) yang
intelektual,
sosial,
menjelaskan penyesuaian diri adalah
emosional,
penentu
suatu proses alamiah dan dinamis
termasuk di dalamnya pengalaman,
yang bertujuan mengubah perilaku
belajarnya,
individu agar terjadi hubungan yang
penentuan diri (self determination),
lebih
frustasi, dan konflik merupakan hal
sesuai
cara
sesuai
dengan
dengan
kondisi
atau
proses
lingkungannya bagaimana
satu
individu
mencapai
menyebutkan
sesuai
dengan
lingkungannya.
dan
kematangan, khususnya kematangan
yang
moral,
dan
psikologis,
pengkondisian,
mempengaruhi
seseorang
menyesuaikan diri.
keseimbangan diri dalam memenuhi kebutuhan
perkembangan
Kegagalan menyesuaikan diri dalam suatu hubungan pernikahan dapat terjadi pada pasangan yang
Menyatukan
pandangan
diantara
dasar
keyakinan
berbeda
tidak
mudah.
dianggap sebagai
yang Agama
sumber utama
telah menikah termasuk pasangan beda agama. Kematangan dalam berpikir
dan
diperlukan
berperilaku dalam
sangat
hubungan
konflik pada pernikahan mereka,
pasangan beda agama.
maka pasangan beda agama berusaha
yang
tidak memperdebatkan agama dalam
merupakan
hubungan pernikahan mereka.
pasangan beda agama yang terjadi
Dalam usaha untuk mengatasi masalah
yang
timbul
dalam
dijalani
Penikahan
kedua
gambaran
informan pernikahan
dalam kehidupan sosial saat ini. Keberhasilan dalam
pernikahan, ada hal-hal yang tidak
dicapai
dapat
baik.
memenuhi syarat yang mendukung,
maupun
seperti yang telah dijelaskan oleh Go
pada
& Maramis (1990) hubungan yang
pasangan yang telah menikah untuk
ideal dalam sebuah pernikahan yang
dapat mengatasi masalah yang ada,
mempengaruhi keberhasilan sebuah
sesuai dengan pendapat Sunarto dan
hubungan pernikahan dapat dilihat
Hartono
dengan
diselesaikan
Kematangan psikologis
dengan
berpikir berpengaruh
(2002)
salah
satunya
apabila
pernikahan
adanya
telah
:
a)
berhasil
perasaan
8
kebersatuan, b) perasaan dimengerti
untuk menikah dengan pasangan
oleh
perasaan
yang memiliki perbedaan agama
terlibat (belonging), d) memiliki
adalah rasa cinta. Keinginan untuk
keinginan dan kesediaan berbagi
saling
(sharing) dengan pasangan, e) saling
membutuhkan
berpatisipasi. Kurangnya perasaan
seseorang
bersatu
hidupnya.
pasangannya,
dengan
c)
pasangan,
tidak
memiliki,
saling
yang
mendorong
memilih
pasangan
Perkembangan
zaman
tercapainya perasaan dimengerti oleh
memberikan dampak pergeseran pola
pasangan,
menyebabkan
pikir serta kebiasaan masyarakat saat
dan
pasangannya
ini, yang mendukung kebebasan
untuk
mengakhiri
yang
informan
AP
memutuskan hubungan
pernikahan
Perasaan
yang
sama
untuk
tercapainya
pasangan
tanpa
keduanya.
menjadikan agama sebagai dasar
dirasakan
pemilihan pasangan hidup.
informan AM dengan pasangannya, tidak
memilih
Cara
yang
digunakan
perasaan
pasangan beda agama untuk dapat
dimengerti pasangan serta kurangnya
melangsungkan pernikahan yang sah
kesediaan berbagi dengan pasangan,
dimata hukum maupun agama adalah
lebih memilih untuk sendiri-sendiri
dengan
dalam
perpindahan
memecahkan
membuat
hubungan
masalah
membuat
kesepakatan
keyakinan
untuk
pernikahan
mengikuti keyakinan dari salah satu
belum bisa dikatakan berhasil. Anak
pihak. Dengan perpindahan tersebut
merupakan
yang
dianggap dapat membuat pasangan
menjadi penguat informan AM untuk
tersebut sama dengan pasangan lain
tetap mempertahankan pernikahan
pada umumnya. Namun perpindahan
hingga saat ini.
agama yang dianut dari lahir bukan
faktor
utama
merupakan KESIMPULAN Berdasarkan data
dan
hasil
pembahasan
Terutama analisis penelitian
maka dapat diambil kesimpulan, alasan dari seseorang memutuskan
hal
yang
mudah.
perpindahan
tersebut
memiliki tujuan sementara, bukan karena mempercayai ajaran agama tersebut.
9
Konsekuensi
dari
setiap
penerimaan tersebut. Komunikasi,
tindakan yang dilakukan tentunya
saling berbagi, adanya untuk tidak
ada positif dan negatifnya. Positifnya
mementingkan kepentingan sendiri,
pernikahan dapat berlangsung dan
kematangan
keinginan bersama dapat terwujud.
pernikahan
Konsekuensi negatif
dianggap dapat mengatasi masalah
yang akan
muncul dari kehidupan pernikahan beda agama adalah
serta
penyesuaian
merupakan cara yang
tersebut.
konflik batin
Berdasarkan
kesimpulan
yang dialami seseorang yang merasa
diatas maka hubungan penikahan
bersalah atas perpindahan agama
memiliki masalah tersendiri dalam
yang dilakukan. Keputusan untuk
perjalanannya, begitu juga hubungan
kembali
yang
penikahan pasangan beda agama
juga
yang memiliki berbagai konsekuensi
pada
sebelumnya
agama dianut
menimbulkan ketidaknyamanan pada
besar karena melibatkan
pasangan. Kerinduan akan kesamaan
yang
aqidah akan dirasakan. Pemilihan
diterima oleh pasangan tersebut.
agama pada anak, serta kebingungan
Banyak hal negatif
anak akan agama yang akan dianut
dijelaksan dalam penelitian ini yang
menjadi
hal
nantinya terjadi dalam
masalah
pada
yang
menimbulkan
pernikahan
beda
agama.
mendasar
pengelolaan
masalah yang tepat pada setiap
yang
nantinya
yang telah
kehidupan
rumah tangga pasangan beda agama. Pembahasan
Membutuhkan
prinsip
mengenai
agama
adalah hal yang menjadi sumber permasalahan dapat terjadi.
pasangan yang menjalani hubungan SARAN
beda agama tersebut. Kehidupan
Berdasarkan hasil penelitian
pernikahan akan berhasil apabila toleransi dan penerimaan terhadap perbedaan dilakukan kedua belah pihak,
namun
menjadi
satu
kegagalan yang dapat menimbulkan masalah
apabila
kurang
adanya
yang
dilakukan,
maka
saran
penelitian ini adalah : 1. Kepada calon pasangan yang memiliki diharapkan
agama
yang
penelitian
berbeda, ini
dapat
10
memberikan
gambaran
dampak
negatif
mengenai
yang
dapat
dilakukan kroscek untuk mendukung validitas data penelitian.
Melihat
ditimbulkan dari pernikahan dengan
semakin besar potensi pernikahan
pasangan beda agama. Sehingga
pasangan beda agama berkembang
dapat menjadi bahan pertimbangan
saat ini.
untuk melanjutkan hubungan ke DAFTAR PUSTAKA
jenjang pernikahan. 2.
Kepada
orangtua
membesarkan
putra
menjadi
seorang
menjadi
bagian
yang
dan
putri
individu
yang
dari
masyarakat
sosial. Orangtua diharapkan lebih menanamkan
pendidikan
maupun
moral
putrinya
untuk
bagi
agama
putra
dan
membekali
diri
nantinya. Diharapkan lebih selektif saat
putra maupun putri memilih
pasangan hidup, lebih menjadikan kesamaan agama hal yang utama dalam sebuah pernikahan.
Ardhianita,I & Andayani, B. (2005). Kepuasan
Ditinjau dari Berpacaran dan Tidak
memanfaatkan data yang ada secara
Berpacaran.
Jurnal
psikologi.Vol. 32. No. 2. Hal. 101-111.
Yogyakarta:
Universitas Gajah Mada Eoh, O. S. (2001). Perkawinan Antar Agama Dalam Teori dan Praktek. Jakarta : Grafindo Persada Fatimah, N.
3. Bagi peneliti selanjutnya, lebih
Pernikahan
(2006).
Psikologi
Perkembangan. Bandung : Pusaka Setia
maksimal. Lebih menggali secara mendalam
mengenai
pernikahan
Go, P & Maramis, W.F. (1990).
beda agama yang terjadi di negara
Marriage
ini, dengan menambahkan jumlah
Kerasulan Awam. Malang :
informan, memilih informan yang
Dioma
memiliki
usia
yang
tidak
data
dari
dan
jauh
berbeda serta lebih mengusahakan mengambil
Encounter
Moerika,
M.
(2008).
Proses
keduanya
pengambilan keputusan pada
(suami dan istri) sehingga dapat
individu dewasa muda yang
11
melakukan konversi agama
Syuhud, F. (2012). Pernikahan Beda
karena pernikahan. Skripsi.
Agama
Universitas
http://www.fatihsyuhud.net/2
Indonesia,
Jakarta.
Dalam
Islam.
012/11/pernikahan-bedaagama-dalam-islam/. Diakses
Nurcholis, A & Monib, M. (2009).
tanggal 25 september 2013
Kado Cinta bagi Pasangan Nikah Beda Agama. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama
Yulianto,
B.
S.
Perselingkuhan: ditiadakan?.
(2000). Dapatkah Indonesian
Riyono, B. (2012). Motivasi dengan
psychological journal. Vol.15
Perspektif Psikologi Islam.
No.4. hal.368-379. Surabaya :
Yogyakarta:
Universitas Airlangga
Quality
Publishing Rusli
&
Tama,
Perkawinan
R.
(1986).
Antar
Agama
dan Masalahnya. Bandung : Pionir Jaya Saputra,
A.
(2013).
Penyebab
Perceraian Jamal Mirdad Dan Lidya
Kandou.
Artikel.
Diakses tanggal 25 september 2013. Liputan6.com Sunarto, H & Hartono, B. (2002). Perkembangan
Peserta
Didik. Jakarta: PT Rineka cipta