No. 27/05/72/Th. XVIII, 04 Mei 2015
PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI Selama April 2015, Nilai Tukar Petani (NTP) Sebesar 96,52 Persen
1.
Nilai Tukar Petani (NTP) Provinsi Sulawesi Tengah selama April 2015 sebesar 96,52 persen, turun 1,36 persen dibandingkan NTP bulan lalu. Hal ini disebabkan oleh penurunan NTP subsektor tanaman pangan (3,41 persen), NTP subsektor hortikultura (1,14 persen), dan NTP subsektor tanaman perkebunan rakyat (1,82 persen). Sementara NTP subsektor peternakan dan NTP subsektor perikanan masing-masing naik 0,71 persen dan 0,91 persen. Indeks harga yang diterima petani (It) turun 1,26 persen sedangkan indeks harga yang dibayar petani (Ib) naik 0,10 persen. NTP tertinggi terjadi pada subsektor hortikultura sebesar 107,25 persen, sedangkan NTP terendah terjadi pada subsektor tanaman perkebunan rakyat sebesar 88,35 persen. Nilai Tukar Usaha Rumahtangga Pertanian (NTUP) sebesar 102,08 persen, turun 1,82 persen dibandingkan Maret 2015 yang sebesar 103,97 persen. Di tingkat nasional, NTP dan NTUP masing-masing sebesar 100,14 persen dan 105,00 persen. Nilai Tukar Petani (NTP) Nilai Tukar Petani (NTP) merupakan persentase yang diperoleh dari perbandingan antara indeks
harga yang diterima petani (It) terhadap indeks harga yang dibayar petani (Ib). NTP berperan sebagai indikator untuk melihat tingkat kemampuan atau daya beli petani di pedesaan, yang menunjukkan daya tukar (term of trade) dari produk pertanian terhadap barang dan jasa baik yang dikonsumsi oleh rumahtangga maupun untuk keperluan produksi pertanian. Sehingga, semakin tinggi NTP secara relatif semakin kuat tingkat kemampuan atau daya beli petani. Nilai Tukar Usaha Rumahtangga Pertanian (NTUP) diperoleh dari perbandingan antara indeks harga yang diterima petani (It) terhadap indeks harga yang dibayar petani (Ib), tanpa memperhitungkan pengeluaran untuk konsumsi rumah tangga. Dengan demikian, NTUP diharapkan lebih mencerminkan kemampuan daya tukar hasil produksi rumahtangga petani terhadap pengeluaran biaya selama proses produksi.
Berita Resmi Statistik No. 27/05/72/Th. XVIII, 04 Mei 2015
1
Tabel 1 Nilai Tukar Petani (NTP) Menurut Subsektor dan Perkembangannya, Maret - April 2015 Subsektor (1) 1. Tanaman Pangan a. Nilai Tukar Petani (NTPP) b. Indeks Harga yang Diterima Petani (It) - Padi - Palawija c. Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) - Indeks Konsumsi Rumah Tangga - Indeks BPPBM 2. Hortikultura a. Nilai Tukar Petani (NTPH) b. Indeks Harga yang Diterima Petani (It) - Sayur-sayuran - Buah-buahan - Tanaman Obat c. Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) - Indeks Konsumsi Rumah Tangga - Indeks BPPBM 3. Tanaman Perkebunan Rakyat a. Nilai Tukar Petani (NTPR) b. Indeks Harga yang Diterima Petani (It) - Tanaman Perkebunan Rakyat c. Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) - Indeks Konsumsi Rumah Tangga - Indeks BPPBM 4. Peternakan a. Nilai Tukar Petani (NTPT) b. Indeks Harga yang Diterima Petani (It) - Ternak Besar - Ternak Kecil - Unggas - Hasil Ternak c. Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) - Indeks Konsumsi Rumah Tangga - Indeks BPPBM 5. Perikanan a. Nilai Tukar Petani (NTNP) b. Indeks Harga yang Diterima Petani (It) - Penangkapan - Budidaya c. Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) - Indeks Konsumsi Rumah Tangga - Indeks BPPBM 5. 1. Perikanan Tangkap a. Nilai Tukar Nelayan (NTN) b. Indeks Harga yang Diterima Petani (It) - Penangkapan c. Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) - Indeks Konsumsi Rumah Tangga - Indeks BPPBM
Maret
April
(2)
(3)
Perubahan (%) (4)
95,15 112,47 110,63 118,16 118,20 119,72 112,89
91,91 108,84 105,57 118,97 118,42 119,77 113,67
-3,41 -3,23 -4,57 0,69 0,19 0,04 0,69
108,49 127,51 124,96 129,76 113,34 117,53 119,45 111,60
107,25 126,00 124,52 127,37 111,45 117,48 119,33 111,76
-1,14 -1,18 -0,35 -1,84 -1,67 -0,04 -0,10 0,14
89,99 104,98 104,98 116,66 107,94 122,89
88,35 103,11 103,11 116,71 108,50 121,56
-1,82 -1,78 -1,78 0,04 0,52 -1,08
105,64 118,95 115,28 119,35 122,34 135,48 112,60 119,16 106,64
106,39 120,10 116,21 120,61 123,91 136,85 112,89 119,12 107,23
0,71 0,97 0,81 1,06 1,28 1,01 0,26 -0,03 0,55
103,67 120,49 124,33 110,21 116,22 119,87 110,15
104,61 121,74 126,46 109,10 116,38 119,11 111,81
0,91 1,04 1,71 -1,01 0,14 -0,63 1,51
107,23 124,33 124,33 115,95 119,93 109,59
108,76 126,46 126,46 116,27 119,17 111,64
1,43 1,71 1,71 0,28 -0,63 1,87
Berita Resmi Statistik No. 27/05/72/Th. XVIII, 04 Mei 2015
2
Subsektor
Maret
5. 2. Perikanan Budidaya a. Nilai Tukar Petani Budidaya Ikan (NTPi) 94,23 b. Indeks Harga yang Diterima Petani (It) 110,21 - Budidaya Air Tawar 104,03 - Budidaya Air Laut 108,32 - Budidaya Air Payau 128,53 c. Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) 116,96 - Indeks Konsumsi Rumah Tangga 119,72 - Indeks BPPBM 111,63 NTP Gabungan a. Nilai Tukar Petani (NTP) 97,85 b. Indeks Harga yang Diterima Petani (It) 113,85 c. Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) 116,35 - Indeks Konsumsi Rumah Tangga 119,33 - Indeks BPPBM 109,50 NTP Gabungan tanpa Perikanan a. Nilai Tukar Petani (NTP) 97,46 b. Indeks Harga yang Diterima Petani (It) 113,40 c. Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) 116,36 - Indeks Konsumsi Rumah Tangga 119,29 - Indeks BPPBM 109,46 BPPBM = Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal
April
Perubahan (%)
93,51 109,10 104,03 106,88 127,75 116,67 118,97 112,25
-0,76 -1,01 0,00 -1,33 -0,61 -0,25 -0,63 0,56
96,52 112,42 116,47 119,23 110,13
-1,36 -1,26 0,10 -0,08 0,58
95,98 111,79 116,47 119,24 110,02
-1,52 -1,42 0,09 -0,04 0,51
Dari hasil pemantauan harga-harga komoditas hasil pertanian, biaya produksi dan barang/jasa konsumsi rumah tangga di tingkat perdesaan selama April 2015 menunjukkan bahwa NTP Provinsi Sulawesi Tengah merosot 1,36 persen, yakni dari 97,85 pada Maret 2015 menjadi 96,52 pada April 2015. Hal ini disebabkan oleh penurunan indeks harga yang diterima petani sebesar 1,26 persen sebaliknya indeks harga yang dibayar petani mengalami peningkatan sebesar 0,10 persen. 2.
Indeks Harga yang Diterima Petani (It) Selama April 2015, indeks harga yang diterima petani tercatat 112,42 atau mengalami
penurunan sebesar 1,26 persen dibandingkan bulan sebelumnya sebesar 113,85. Penurunan ini disebabkan oleh merosotnya It pada tiga subsektor meliputi tanaman pangan sebesar 3,23 persen, hortikultura sebesar 1,18 persen, dan tanaman perkebunan rakyat sebesar 1,78 persen. Sebaliknya It peternakan dan perikanan meningkat masing-masing sebesar 0,97 persen dan 1,04 persen. 3.
Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) Indeks harga yang dibayar petani dipengaruhi oleh komponen pengeluaran baik untuk konsumsi
rumah tangga maupun fluktuasi harga barang dan jasa yang diperlukan untuk memproduksi hasil pertanian. Indeks harga yang dibayar petani selama April 2015 mengalami peningkatan sebesar 0,10 persen dibandingkan bulan lalu, yaitu dari 116,35 pada Maret 2015 menjadi 116,47 pada April 2015. Empat subsektor mengalami peningkatan Ib meliputi tanaman pangan sebesar 0,19 persen, tanaman perkebunan rakyat sebesar 0,04 persen, peternakan sebesar 0,26 persen, dan perikanan sebesar 0,14 persen. Subsektor hortikultura merupakan satu-satunya subsektor yang mengalami penurunan Ib sebesar 0,04 persen.
Berita Resmi Statistik No. 27/05/72/Th. XVIII, 04 Mei 2015
3
Grafik 1 Perkembangan NTP dan Indeks Harga yang Diterima/Dibayar Petani Januari - April 2015 120,00 100,00 80,00 NTP 60,00
It Ib
40,00 20,00 0,00
Januari 2015
Februari 2015
4.
NTP Menurut Subsektor
a.
Subsektor Tanaman Pangan (NTPP)
Maret 2015
April 2015
NTP subsektor tanaman pangan menurun 3,41 persen yakni dari 95,15 pada Maret 2015 menjadi 91,91 pada April 2015. Penurunan NTPP disebabkan oleh It tanaman pangan yang merosot sebesar 3,23 persen sebaliknya Ib meningkat sebesar 0,19 persen. Penurunan It terutama dipengaruhi oleh turunnya indeks harga pada subkelompok padi sebesar 4,57 persen, sebaliknya indeks harga pada subkelompok palawija meningkat 0,69 persen. Peningkatan Ib sebesar 0,19 persen yakni dari 118,20 pada Maret 2015 menjadi 118,42 pada April 2015, disebabkan oleh meningkatnya indeks harga yang dibayar petani untuk konsumsi rumahtangga dan biaya produksi masing-masing sebesar 0,04 persen dan 0,69 persen. b.
Subsektor Hortikultura (NTPH) Subsektor hortikultura mengalami penurunan NTP dari 108,49 pada Maret 2015 menjadi 107,25
pada April 2015 atau merosot sebesar 1,14 persen. Hal ini disebabkan penurunan It sebesar 1,18 persen lebih besar dari penurunan Ib yang hanya sebesar 0,04 persen. Seluruh subkelompok mengalami penurunan It, meliputi sayur-sayuran sebesar 0,35 persen, buah-buahan sebesar 1,84 persen dan tanaman obat sebesar 1,67 persen. Penurunan Ib sebesar 0,04 persen terutama dipengaruhi oleh menurunnya indeks harga untuk konsumsi rumahtangga sebesar 0,10 persen. c.
Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat (NTPR) Selama Januari–April 2015, NTP subsektor tanaman perkebunan rakyat selalu mengalami
penurunan. Dibandingkan bulan sebelumnya, NTPR menurun 2,23 persen yakni dari 92,88 pada Januari 2015 menjadi 90,81 pada Februari 2015. Nilai tukar masih menurun 0,90 persen menjadi Berita Resmi Statistik No. 27/05/72/Th. XVIII, 04 Mei 2015
4
89,99 pada Maret 201 dan berlangsung hingga April 2015 sebesar 1,82 persen. Tingkat harga komoditas tanaman perkebunan rakyat yang cenderung mengalami penurunan secara berkelanjutan mengakibatkan It pada subsektor ini menurun 2,26 persen, dari 107,78 pada Januari 2015 menjadi 105,34 pada Februari 2015, sebesar 104,98 pada Maret 2015 dan sebesar 103,11 pada April 2015. Pada bulan yang sama, Ib tercatat 116,04 pada Januari 2015 menjadi 116,00 pada Februari 2015 atau menurun 0,03 persen, kemudian menjadi 116,16 pada Maret 2015 atau meningkat 0,57 persen dan menjadi 116,71 pada April 2015 atau meningkat 0,04 persen. Peningkatan pada April 2015 terutama berasal dari indeks harga pengeluaran rumah tangga sebesar 0,52 persen. d.
Subsektor Peternakan (NTPT) Subsektor peternakan mengalami peningkatan NTP sebesar 0,71 persen yakni dari 105,64 pada
Maret 2015 menjadi 106,39 pada April 2015. Hal ini disebabkan peningkatan It sebesar 0,97 persen, lebih tinggi dari peningkatan Ib sebesar 0,26 persen. Seluruh subkelompok mengalami peningkatan It meliputi ternak besar sebesar 0,81 persen, ternak kecil sebesar 1,06 persen, unggas sebesar 1,28 persen, dan hasil ternak sebesar 1,01 persen. Sementara itu, peningkatan Ib sebesar 0,26 persen dipengaruhi oleh meningkatnya indeks harga biaya untuk produksi sebesar 0,55 persen. Sementara itu indeks harga konsumsi rumahtangga menurun 0,03 persen. e.
Subsektor Perikanan (NTNP) Subsektor perikanan mengalami peningkatan nilai tukar sebesar 0,91 persen, yakni dari 103,67
pada Maret 2015 menjadi 104,61 pada April 2015. Kondisi ini disebabkan oleh peningkatan It sebesar 1,04 persen yang jauh lebih tinggi dibandingkan peningkatan Ib sebesar 0,14 persen. Peningkatan It disebabkan oleh meningkatnya indeks harga subkelompok perikanan tangkap sebesar 1,71 persen. Sebaliknya indeks harga subkelompok perikanan budidaya mengalami penurunan sebesar 1,01 persen. Pada kelompok perikanan tangkap (NTN), terjadi peningkatan nilai tukar sebesar 1,43 persen yakni dari 107,23 pada Maret 2015 menjadi 108,76 pada April 2015. Pada bulan yang sama, It dan Ib masing-masing meningkat 1,71 persen dan 0,28 persen dibandingkan bulan sebelumnya. Hal ini berarti bahwa kenaikan nilai tukar pada perikanan tangkap lebih disebabkan oleh perbedaan akselerasi peningkatan antara It dan Ib. Sementara pada kelompok perikanan budidaya (NTPi), terjadi penurunan nilai tukar sebesar 0,76 persen yakni dari 94,23 pada Maret 2015 menjadi 93,51 pada April 2015. Penurunan It sebesar 1,01 persen lebih tinggi dari penurunan Ib sebesar 0,25 persen. Penurunan It terutama berasal dari menurunnya indeks harga perikanan budidaya air laut sebesar 1,33 persen dan perikanan budidaya air payau sebesar 0,61 persen. Sementara indeks harga perikanan budidaya air tawar cenderung konstan selama tiga bulan terakhir. Secara keseluruhan, Ib subsektor perikanan meningkat 0,14 persen terutama berasal dari peningkatan indeks harga pada biaya produksi sebesar 1,51 persen. Sebaliknya kebutuhan konsumsi rumahtangga menurun 0,63 persen. Pada kelompok perikanan tangkap (NTN), terjadi peningkatan Ib sebesar 0,28 persen yang berasal dari meningkatnya indeks harga untuk biaya produksi sebesar 1,87 Berita Resmi Statistik No. 27/05/72/Th. XVIII, 04 Mei 2015
5
persen. Pada kelompok perikanan budidaya (NTPi), penurunan Ib sebesar 0,25 persen berasal dari menurunnya indeks harga kebutuhan konsumsi rumah tangga sebesar 0,63 persen. Namun demikian biaya produksi juga meningkat 0,56 persen. 5.
Indeks Harga yang Dibayar Petani Menurut Kelompok Pengeluaran Berdasarkan hasil pemantauan terhadap pengeluaran petani selama April 2015, dapat dirinci
menurut indeks harga yang dibayar petani baik untuk keperluan rumahtangga maupun keperluan proses produksi sektor pertanian termasuk perikanan. Tabel 2 Indeks Harga yang Dibayar Petani Menurut Kelompok Pengeluaran Maret - April 2015 Kelompok pengeluaran
Maret
April
Perubahan (%)
(1)
(2)
(3)
(4)
Konsumsi rumah tangga 1.Bahan makanan 2. Makanan jadi 3. Perumahan 4. Sandang 5. Kesehatan 6. Pendidikan, rekreasi, dan olahraga 7. Transportasi dan komunikasi
119,33 123,04 116,45 116,81 113,83 115,30 109,49 121,13
119,23 121,74 116,60 117,68 114,06 115,78 109,51 123,34
-0,08 -1,06 0,13 0,74 0,20 0,42 0,02 1,82
Biaya Produksi dan Penanaman Barang Modal (BPPBM) 1. Bibit 2. Obat-obatan dan pupuk 3. Sewa lahan, pajak, dan lainnya 4. Transportasi 5. Penambahan barang modal 6. Upah buruh tani Indeks yang Dibayar Petani (Ib)
109,50 111,01 106,91 108,50 123,70 109,08 106,43 116,35
110,13 110,96 107,57 108,76 127,48 108,91 106,54 116,47
0,58 -0,05 0,62 0,24 3,06 -0,16 0,10 0,10
Penurunan indeks harga yang dibayar petani untuk konsumsi rumah tangga sebesar 0,08 persen didominasi oleh turunnya indeks harga pada subkelompok bahan makanan sebesar 1,06 persen. Disisi lain, terjadi peningkatan indeks harga pada enam subkelompok pengeluaran lainnya, meliputi makanan jadi (0,13 persen), perumahan (0,74 persen), sandang (0,20 persen), kesehatan (0,42 persen), pendidikan, rekreasi, dan olahraga (0,02 persen), serta transportasi dan komunikasi (1,82 persen). Pada bulan yang sama, peningkatan indeks harga biaya produksi sebesar 0,58 persen disebabkan oleh meningkatnya indeks harga pada subkelompok obat-obatan dan pupuk (0,62 persen), sewa lahan, pajak, dan lainnya (0,24 persen), transportasi (3,06 persen), serta upah buruh tani ( 0,10 persen).
Berita Resmi Statistik No. 27/05/72/Th. XVIII, 04 Mei 2015
6
6. Nilai Tukar Usaha Rumahtangga Pertanian (NTUP) Nilai Tukar Usaha Rumahtangga Pertanian (NTUP) sebesar 102,08, relatif lebih tinggi dibandingkan Nilai Tukar Petani (NTP) sebesar 96,52. Kondisi ini merefleksikan bahwa tingkat pengeluaran untuk kebutuhan rumahtangga petani, termasuk peternak dan nelayan, berperan cukup signifikan dalam menurunkan besaran nilai tukar. Penurunan NTUP sebesar 1,82 persen terutama dipengaruhi oleh menurunnya indeks harga pada subsektor tanaman pangan (3,89 persen), hortikultura (1,33 persen), tanaman perkebunan rakyat (2,29 persen), dan perikanan (0,47 persen). Tabel 3 Nilai Tukar Usaha Pertanian (NTUP) Menurut Subsektor dan Perkembangannya Maret - April 2015 Kelompok pengeluaran
Maret
April
Perubahan (%)
(1)
(2) 99,63 114,26 97,26 111,54 109,39 113,45 115,00 103,97 103,60
(3) 95,75 112,74 95,03 112,00 108,88 113,27 115,80 102,08 101,61
(4) -3,89 -1,33 -2,29 0,41 -0,47 -0,16 0,70 -1,82 -1,92
1. Tanaman Pangan 2. Hortikultura 3. Tanaman Perkebunan Rakyat 4. Peternakan 5. Perikanan a. Tangkap b. Budidaya NTUP NTUP Tanpa Perikanan
Berita Resmi Statistik No. 27/05/72/Th. XVIII, 04 Mei 2015
7