No. 04/09 /Th. XIV, 5 September 2011
PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI NILAI TUKAR PETANI BULAN AGUSTUS 2011 SEBESAR 99,44 PERSEN
NTP Provinsi Sulawesi Tengah (NTP-Gabungan) bulan Agustus 2011 sebesar 99,44 persen, turun -0,09 persen dibandingkan NTP bulan Juli lalu yang mencapai 99,53 persen. Turunnya angka NTP disebabkan oleh kenaikan angka Indeks yang Diterima Petani (It) sebesar 0,68 persen masih berada di bawah kenaikan angka Indeks yang Dibayar Petani (Ib) sebesar 0,77 persen. Angka indeks It Gabungan pada bulan Agustus tercatat sebesar 134,08, sedangkan angka indeks Ib Gabungan sebesar 134,84. NTP Provinsi Sulawesi Tengah Subsektor Tanaman Pangan (NTP-P) tercatat sebesar 82,90 persen, Subsektor Hortikultura (NTP-H) sebesar 109,33 persen, Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat (NTP-Pr) sebesar 103,08 persen, Subsektor Peternakan (NTP-Pt) sebesar 97,60 persen dan Subsektor Perikanan (NTN) sebesar 111,43 persen. Apabila dibandingkan dengan periode bulan sebelumnya, maka angka NTP untuk seluruh subsektor mengalami penurunan kecuali Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat (NTP-Pr) yang naik sebesar 0,56 persen. Subsektor Perikanan (NTN) tercatat mengalami penurunan angka NTP terbanyak sebesar -0,58 persen, kemudian selanjutnya berturut-turut diikuti oleh Subsektor Peternakan (NTP-Pt) sebesar -0,46 persen, Subsektor Tanaman Pangan (NTP-P) sebesar -0,38 persen dan Subsektor Hortikultura (NTP-H) sebesar -0,25 persen. Pada tingkat nasional NTP bulan Agustus tercatat sebesar 105,11 persen, naik sebesar 0,23 persen dibandingkan NTP bulan Juli sebesar 104,87 persen.
Nilai Tukar Petani (NTP) adalah merupakan salah satu proksi indikator yang dapat digunakan untuk melihat tingkat kesejahteraan petani dari waktu ke waktu. NTP di atas angka 100 dapat diartikan bahwa petani mengalami surplus (tingkat pendapatan melebihi tingkat pengeluaran), NTP sama dengan 100 berarti petani mengalami break even (tingkat pendapatan sama dengan pengeluaran) dan NTP di bawah 100 berarti petani mengalami defisit (tingkat pendapatan di bawah pengeluaran). Secara sederhana angka NTP diperoleh dari hasil perbandingan indeks harga yang diterima petani (It) terhadap indeks harga yang dibayar petani (Ib). Indeks harga yang diterima petani merupakan indikator kesejahteraan petani dari sisi pendapatan, sedangkan indeks harga yang dibayar petani menggambarkan tingkat kebutuhan petani yang terdiri dari kebutuhan pokok (konsumsi rumah tangga) dan kebutuhan untuk biaya produksi pertanian.
Berita Resmi Statistik No. 04/09/Th. XIV, 5 September 2011
1
Berdasarkan pemantauan harga-harga komoditi hasil pertanian, biaya produksi dan barang/jasa konsumsi rumah tangga di sepuluh kabupaten di Sulawesi Tengah pada bulan Agustus 2011, diperoleh hasil bahwa Nilai Tukar Petani Gabungan Sulawesi Tengah mengalami penurunan sebesar -0,09 persen dari 99,53 persen pada bulan Juli menjadi 99,44 persen pada bulan Agustus 2011. Tabel 1 Nilai Tukar Petani Gabungan Provinsi Sulawesi Tengah, Agustus 2011 (2007=100) Bulan Juli
Agustus
Persentase Perubahan
(2)
(3)
(4)
1. Indeks Diterima Petani
133,17
134,08
0,68
2. Indeks Dibayar Petani
133,81
134,84
0,77
138,28
139,62
0,97
2.1.1. Bahan Makanan
146,77
148,83
1,40
2.1.2. Makanan Jadi
129,24
129,62
0,29
2.1.3. Perumahan
137,33
137,83
0,36
2.1.4. Sandang
134,83
136,57
1,29
2.1.5. Kesehatan
114,62
114,91
0,26
2.1.6. Pendidikan, Rekreasi dan
120,81
121,16
0,28
125,37
125,60
0,18
120,47
120,54
0,05
2.2.1. Bibit
135,43
135,39
-0,03
2.2.2. Obat-Obatan dan Pupuk
110,81
110,88
0,07
2.2.3. Sewa Lahan, Pajak dan
116,08
116,09
0,02
2.2.4. Transportasi
113,38
113,54
0,14
2.2.5. Penambahan Barang Modal
116,85
117,03
0,16
2.2.6. Upah Buruh Tani
128,12
128,12
0,00
99,53
99,44
-0,09
Rincian (1)
2.1. Konsumsi Rumah Tangga
Olah Raga 2.1.7. Transportasi dan Komunikasi 2.2. Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal (BPPBM)
Lainnya
3. Nilai Tukar Petani
Pada tabel 1 di atas terlihat bahwa penurunan angka NTP Gabungan Sulawesi Tengah pada bulan Agustus 2011 disebabkan oleh kenaikan angka indeks yang diterima petani (It) sebesar 0,68 persen masih berada di bawah kenaikan angka indeks yang dibayar petani (Ib) yang tercatat sebesar 0,77 persen dibandingkan periode bulan sebelumnya. Angka indeks It Gabungan bulan Agustus 2011 tercatat sebesar 134,08 persen, sedangkan angka indeks Ib Gabungan tercatat sebesar 134,84 persen. Angka NTP Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat bulan Agustus 2011 menjadi satusatunya yang mengalami kenaikan sebesar 0,56 persen, sedangkan angka NTP Subsektor Perikanan turun sebesar -0,58 persen, Subsektor Peternakan turun sebesar -0,46 persen, Subsektor Tanaman Pangan turun sebesar -0,38 persen dan Subsektor Hortikultura turun sebesar -0,25 persen. (Tabel 2).
Berita Resmi Statistik No. 04/09/Th. XIV, 5 September 2011
2
Tabel 2 Nilai Tukar Petani Provinsi Sulawesi Tengah per Subsektor, Agustus 2011 (2007=100)
Bulan Juli
Agustus
Persentase Perubahan
(2)
(3)
(4)
a. Indeks yang Diterima (It)
114,66
115,06
0,35
b. Indeks yang Dibayar (Ib)
137,78
138,79
0,73
c. Nilai Tukar Petani (NTP-P)
83,22
82,90
-0,38
a. Indeks yang Diterima (It)
147,43
148,24
0,55
b. Indeks yang Dibayar (Ib)
134,50
135,59
0,81
c. Nilai Tukar Petani (NTP-H)
109,61
109,33
-0,25
a. Indeks yang Diterima (It)
138,07
139,98
1,38
b. Indeks yang Dibayar (Ib)
134,70
135,80
0,82
c. Nilai Tukar Petani (NTP-Pr)
102,51
103,08
0,56
a. Indeks yang Diterima (It)
128,68
128,96
0,22
b. Indeks yang Dibayar (Ib)
131,24
132,13
0,68
c. Nilai Tukar Petani (NTP-Pt)
98,05
97,60
-0,46
a. Indeks yang Diterima (It)
143,23
143,50
0,19
b. Indeks yang Dibayar (Ib)
127,79
128,77
0,77
c. Nilai Tukar Petani (NTN)
112,08
111,43
-0,58
Subsektor (1) 1. Tanaman Pangan
2. Hortikultura
3. Tanaman Perkebunan Rakyat
4. Peternakan
5. Perikanan
A.
Indeks Harga yang Diterima Petani (It)
Pergerakan angka indeks yang diterima oleh petani (It) bulan Agustus 2011 menunjukkan bahwa seluruh subsektor mengalami kenaikan indeks antara 0,19 persen sampai 1,38 persen. Kenaikan angka indeks It tertinggi dicapai oleh Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat yang naik sebesar 1,38 persen, diikuti oleh Subsektor Hortikultura sebesar 0,55 persen, Subsektor Tanaman Pangan sebesar 0,35 persen, Subsektor Peternakan sebesar 0,22 persen dan Subsektor Perikanan sebesar 0,19 persen. Kenaikan angka indeks yang diterima petani (It) dipicu oleh naiknya harga produsen sejumlah komoditas hasil pertanian seperti kacang tanah, ketela rambat, kacang hijau, terung panjang, cabe merah, pepaya, kacang panjang, alpukat, sawi, nangka, mangga, pisang, biji jambu mente, lada/merica, kelapa belum dikupas, cengkeh, coklat biji, telur, ayam, sapi potong, kambing, ikan kerapu, kakap, merah/bambangan, selar dan ikan baronang. Apabila dilihat dari besaran angka indeks It, maka Subsektor Hortikultura masih tercatat memiliki indeks tertinggi sebesar 148,24, diikuti oleh Subsektor Perikanan sebesar 143,50, selanjutnya berturut-turut Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat sebesar 139,98, Subsektor Peternakan sebesar 128,96 dan yang terendah yaitu Subsektor Tanaman Pangan sebesar 115,06.
Berita Resmi Statistik No. 04/09/Th. XIV, 5 September 2011
3
B.
Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib)
Pergerakan angka indeks yang dibayar petani (Ib) pada bulan Agustus 2011 menunjukkan adanya kenaikan indeks antara 0,68 persen sampai dengan 0,82 persen yang terjadi pada seluruh subsektor pertanian. Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat tercatat mengalami kenaikan angka indeks tertinggi sebesar 0,82 persen, selanjutnya berturut-turut kenaikan angka indeks Subsektor Hortikultura sebesar 0,81 persen, Subsektor Perikanan sebesar 0,77 persen, Subsektor Tanaman Pangan sebesar 0,73 persen dan Subsektor Peternakan sebesar 0,68 persen. Kenaikan angka indeks utamanya disebabkan oleh naiknya beberapa komoditas konsumsi rumah tangga seperti labu siam/jipang, telur ayam, tongkol, terung, kacang merah, daging ayam, bayam, sawi, kangkung, cakalang, kacang panjang, kacang tanah, bandeng, kubis, kacang hijau, daging sapi, ikan layang, pisang, gula merah, ketela rambat, tahu, bensin eceran, ekor kuning, tempe, lada, emas, tomat sayur dan kebutuhan sehari-hari rumah tangga lainnya.
C.
NTP Subsektor
C.1.
Subsektor Tanaman Pangan (NTP-P)
Pada bulan Agustus 2011, Nilai Tukar Petani Subsektor Tanaman Pangan (NTP-P) tercatat mengalami penurunan dibandingkan bulan sebelumnya sebesar -0,38 persen. Turunnya angka NTP bulan ini lebih disebabkan karena naiknya indeks yang diterima petani (It) sebesar 0,35 persen dari bulan sebelumnya masih jauh di bawah kenaikan indeks yang dibayar petani (Ib) sebesar 0,73 persen. Perubahan tersebut telah mendorong indeks It ke level 115,06, lebih rendah dari angka indeks yang dibayar petani (Ib) yang telah berada di level 138,79. Angka NTP Tanaman Pangan sebesar 82,90 persen memberikan gambaran bahwa secara umum kondisi petani tanaman pangan di Sulawesi Tengah masih belum sejahtera, dengan tingkat pengeluaran melebihi tingkat pendapatan. Harga beberapa komoditas pertanian yang mengalami kenaikan harga yaitu kacang tanah, ketela rambat dan kacang hijau, sedangkan komoditas jagung pipilan mengalami penurunan harga. Beberapa komoditas konsumsi rumah tangga yang mengalami kenaikan harga di antaranya adalah labu siam/jipang, telur ayam, tongkol, terung, kacang merah, daging ayam, bayam, sawi, kangkung, cakalang, kacang panjang, kacang tanah, bandeng, kubis, kacang hijau, daging sapi, ikan layang, pisang, gula merah, ketela rambat, tahu, bensin eceran, ekor kuning, tempe, lada, emas, tomat sayur dan kebutuhan sehari-hari rumah tangga lainnya.
C.2.
Subsektor Hortikultura (NTP-H)
Nilai Tukar Petani Subsektor Hortikultura pada bulan ini mengalami penurunan sebesar -0,25 persen hingga ke level 109,33. Turunnya NTP tersebut disebabkan naiknya indeks yang diterima petani (It) sebesar 0,55 persen masih di bawah kenaikan indeks yang dibayar petani (Ib) yang naik sebesar 0,81 persen. Pada bulan ini indeks It tercatat sebesar 148,24, sedangkan indeks Ib hanya sebesar 135,59. Angka NTP yang masih berada di atas 100 persen memberikan gambaran bahwa secara umum kondisi petani hortikultura di Sulawesi Tengah relatif baik dengan tingkat pendapatan melebihi tingkat pengeluaran. Beberapa komoditi hasil pertanian yang tercatat mengalami kenaikan harga produsen di antaranya adalah terung panjang, cabe merah, pepaya, kacang panjang, alpukat, sawi, nangka, mangga dan pisang. Beberapa komoditas konsumsi rumah tangga yang juga mengalami kenaikan harga di antaranya adalah labu siam/jipang, telur ayam, tongkol, terung, kacang merah, daging ayam, bayam, sawi, kangkung, cakalang, kacang panjang, kacang tanah, bandeng, kubis, kacang hijau, daging sapi, ikan layang, pisang, gula merah, ketela rambat, tahu, bensin eceran, ekor kuning, tempe, lada, emas, tomat sayur dan kebutuhan sehari-hari rumah tangga lainnya. Berita Resmi Statistik No. 04/09/Th. XIV, 5 September 2011
4
Tabel 3 Nilai Tukar Petani Per Subsektor dan Perubahannya, Agustus 2011 (2007=100)
Bulan
Kelompok dan Sub kelompok
Persentase
Juli
Agustus
Perubahan
(2)
(3)
(4)
114,66
115,06
0,35
- Padi
100,45
100,45
0,00
- Palawija
168,41
170,30
1,12
137,78
138,79
0,73
- Indeks Konsumsi Rumah Tangga
139,99
141,24
0,89
- Indeks BPPBM
129,33
129,40
0,06
147,43
148,24
0,55
- Sayur-sayuran
149,90
149,87
-0,02
- Buah-buahan
143,90
145,91
1,40
134,50
135,59
0,81
- Indeks Konsumsi Rumah Tangga
137,64
138,96
0,96
- Indeks BPPBM
120,10
120,07
-0,03
138,07
139,98
1,38
138,07
139,98
1,38
134,70
135,80
0,82
- Indeks Konsumsi Rumah Tangga
138,44
139,80
0,98
- Indeks BPPBM
118,96
119,00
0,03
128,68
128,96
0,22
- Ternak Besar
127,85
128,17
0,25
- Ternak Kecil
130,47
130,53
0,05
(1) 1. Tanaman Pangan a. Indeks Diterima Petani
b. Indeks Dibayar Petani
2. Hortikultura a. Indeks Diterima Petani
b. Indeks Dibayar Petani
3. Tanaman Perkebunan Rakyat a. Indeks Diterima Petani - Tanaman Perkebunan Rakyat (TPR) b. Indeks Dibayar Petani
4. Peternakan a. Indeks Diterima Petani
- Unggas
134,33
134,70
0,28
- Hasil Ternak
112,49
113,43
0,84
131,24
132,13
0,68
- Indeks Konsumsi Rumah Tangga
138,00
139,33
0,96
- Indeks BPPBM
117,82
117,83
0,01
143,23
143,50
0,19
- Penangkapan
156,20
156,71
0,33
- Budidaya
108,42
108,03
-0,36
127,79
128,77
0,77
- Indeks Konsumsi Rumah Tangga
136,34
137,77
1,05
- Indeks BPPBM
112,59
112,77
0,16
b. Indeks Dibayar Petani
5. Perikanan a. Indeks Diterima Petani
b. Indeks Dibayar Petani
Berita Resmi Statistik No. 04/09/Th. XIV, 5 September 2011
5
C.3.
Subsektor Perkebunan Rakyat (NTP-Pr)
Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat pada bulan ini menjadi satu-satunya yang mengalami kenaikan angka NTP yaitu sebesar 0,56 persen hingga ke level 103,08. Kenaikan NTP disebabkan naiknya angka indeks It sebesar 1,38 persen, sedangkan indeks Ib hanya naik sebesar 0,82 persen. Secara umum tingkat pendapatan petani perkebunan rakyat masih lebih tinggi dibandingkan dengan tingkat pengeluarannya, indeks It bulan Agustus 2011 tercatat sebesar 139,98 sedangkan indeks Ib sebesar 135,80. Naiknya indeks It terutama disebabkan oleh naiknya beberapa harga komoditas pertanian seperti biji jambu mete, lada/merica, kelapa belum dikupas, cengkeh dan coklat biji. Pada saat yang sama terjadi kenaikan harga barang-barang konsumsi rumah tangga petani seperti labu siam/jipang, telur ayam, tongkol, terung, kacang merah, daging ayam, bayam, sawi, kangkung, cakalang, kacang panjang, kacang tanah, bandeng, kubis, kacang hijau, daging sapi, ikan layang, pisang, gula merah, ketela rambat, tahu, bensin eceran, ekor kuning, tempe, lada, emas, tomat sayur dan kebutuhan sehari-hari rumah tangga lainnya.
C.4.
Subsektor Peternakan (NTP-Pt)
NTP Subsektor Peternakan bulan Agustus 2011 tercatat sebesar 97,60 persen atau masih tetap berada di bawah angka 100, hal tersebut memberi gambaran bahwa kondisi peternak di Sulawesi Tengah sampai saat ini relatif masih belum mencapai kesejahteraan. Tingkat pengeluaran peternak secara umum masih lebih tinggi bila dibandingkan dengan tingkat pendapatannya. Penurunan NTP sebesar -0,46 persen semakin menurunkan tingkat kesejahteraan peternak. Indeks It pada bulan ini tercatat hanya sebesar 128,96, sedangkan indeks Ib berada di level 132,13. Kenaikan 0,22 persen indeks It dipicu oleh naiknya harga komoditas telur, ayam, sapi potong dan kambing, sedangkan kenaikan indeks Ib sebesar 0,68 persen terutama disebabkan naiknya indeks konsumsi rumah tangga. Beberapa komoditas konsumsi rumah tangga yang mengalami kenaikan harga adalah labu siam/jipang, telur ayam, tongkol, terung, kacang merah, daging ayam, bayam, sawi, kangkung, cakalang, kacang panjang, kacang tanah, bandeng, kubis, kacang hijau, daging sapi, ikan layang, pisang, gula merah, ketela rambat, tahu, bensin eceran, ekor kuning, tempe, lada, emas, tomat sayur dan kebutuhan seharihari rumah tangga lainnya.
C.5.
Subsektor Perikanan (NTN)
NTP Subsektor Perikanan pada bulan ini mengalami penurunan sebesar -0,58 persen dibandingkan bulan sebelumnya hingga mencapai level 111,43 persen. Indeks It dan Ib masingmasing tercatat mengalami kenaikan sebesar 0,19 persen dan 0,77 persen. Secara umum kondisi nelayan di Sulawesi Tengah masih relatif lebih baik dengan It sebesar 143,50 di atas Ib yang berada di level 128,77, artinya tingkat pendapatan nelayan masih berada di atas tingkat pengeluaran nelayan baik untuk konsumsi rumah tangga maupun untuk biaya produksi. Kenaikan indeks It dipengaruhi oleh naiknya komoditas perikanan tangkap yaitu ikan kerapu, kakap, merah, selar dan baronang, sedangkan naiknya indeks Ib disebabkan karena naiknya harga beberapa komoditas konsumsi rumah tangga seperti labu siam/jipang, telur ayam, tongkol, terung, kacang merah, daging ayam, bayam, sawi, kangkung, cakalang, kacang panjang, kacang tanah, bandeng, kubis, kacang hijau, daging sapi, ikan layang, pisang, gula merah, ketela rambat, tahu, bensin eceran, ekor kuning, tempe, lada, emas, tomat sayur dan kebutuhan sehari-hari rumah tangga lainnya.
Berita Resmi Statistik No. 04/09/Th. XIV, 5 September 2011
6