No. 52/08/51/Th. X, 1 Agustus 2016
PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI JULI 2016, NTP BALI NAIK 0,09 PERSEN
Nilai Tukar Petani (NTP) Provinsi Bali bulan Juli 2016 tercatat mengalami peningkatan sebesar 0,09 persen, dari 106,58 pada bulan Juni 2016, menjadi 106,67. Dari sisi indeks yang diterima petani (It), tercatat kenaikan sebesar 0,47 persen, dari 128,83 di bulan sebelumnya menjadi 129,43. Sementara dari sisi indeks yang dibayar petani (Ib), tercatat mengalami kenaikan sebesar 0,38 persen, dari 120,88 menjadi 121,34.
Pada bulan Juli 2016, NTP Subsektor Hortikultura dan Tanaman Perkebunan Rakyat tercatat mengalami kenaikan masing-masing sebesar 0,89 persen dan 1,38 persen. Sementara itu, Subsektor Tanaman Pangan, Peternakan dan Perikanan tercatat mengalami penurunan, masing- masing sebesar 0,84 persen, 0,73 persen, dan 0,41 persen.
NTP Nasional bulan Juli 2016 mencapai 101,39, mengalami penurunan sebesar 0,08 persen terhadap bulan sebelumnya 101,47. Penurunan ini secara umum didorong oleh indeks harga yang diterima petani (It) yang naik sebesar 0,48 persen, sedangkan indeks harga yang dibayar petani (Ib) mengalami kenaikan yang lebih tinggi, yaitu 0,56 persen.
Berdasarkan Indeks Harga Konsumen Perdesaan (IHKP) Juli 2016, daerah pedesaan di Bali tercatat mengalami inflasi sebesar 0,50 persen terhadap bulan sebelumnya. Kondisi ini sejalan dengan nasional yang tercatat mengalami inflasi di tingkat perdesaan sebesar 0,76 persen.
Bulan Juli 2016, seluruh wilayah provinsi di Indonesia tercatat mengalami inflasi perdesaan. Inflasi tertinggi tercatat di Provinsi Riau (1,14 persen) dan terendah di Provinsi Banten dan Sulawesi Utara (0,08 persen).
NTP (Farmers Term of Trade) merupakan salah satu indikator untuk melihat tingkat kemampuan/daya beli petani di perdesaan. NTP juga menunjukkan daya tukar (term of trade) dari produk pertanian terhadap barang dan jasa yang diperlukan petani untuk konsumsi rumahtangganya maupun untuk biaya produksi produk pertanian. Nilai Tukar Petani (NTP) diperoleh dari perbandingan indeks harga yang diterima petani terhadap indeks harga yang dibayar petani (dalam persentase). Semakin tinggi NTP, secara relatif semakin kuat pula tingkat kemampuan/daya beli petani. Pada bulan Juli 2016 Nilai Tukar Petani (NTP) Provinsi Bali tercatat mengalami kenaikan sebesar 0,09 persen dibandingkan dengan bulan sebelumnya sebesar 106,58, menjadi 106,67. Dari sisi indeks yang diterima petani (It), tercatat kenaikan sebesar 0,47 persen, dari 128,83 di bulan sebelumnya menjadi 129,43. Sementara dari sisi indeks yang dibayar petani (Ib), tercatat kenaikan sebesar 0,38 persen, dari 120,88 menjadi 121,34.
Berita Resmi Statistik Provinsi Bali No. 52/08/51/Th. X, 1 Agustus 2016
1
1. a.
NTP Subsektor Subsektor Tanaman Pangan (Padi & Palawija/NTP-P)
NTP Subsektor Tanaman Pangan (NTP-P) pada bulan Juli 2016 tercatat mengalami penurunan dibandingkan dengan bulan sebelumya, yaitu dari 96,71 menjadi 95,90 atau turun sebesar 0,84 persen. NTP Subsektor Tanaman Pangan masih berada dibawah nilai 100, yang berarti nilai yang diterima dari hasil pertanian tanaman pangan tidak mampu mencukupi kebutuhan konsumsi rumah tangga dan biaya produksinya. Indeks harga yang diterima petani (It) pada subsektor Tanaman Pangan turun sebesar 0,37 persen. Penurunan ini terjadi pada kelompok Padi sebesar 0,46 persen, dan kelompok palawija turun sebesar 0,15 persen. Sebaliknya, indeks harga yang dibayar petani (Ib) tercatat mengalami kenaikan, yaitu sebesar 0,47 persen. Kenaikan pada Ib dipengaruhi oleh naiknya Indeks Harga Konsumsi Rumah Tangga (IHKP) dan indeks Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal (BPPBM) masing-masing sebesar 0,54 persen dan 0,15 persen.
b.
Subsektor Hortikultura (NTP-H)
NTP Subsektor Hortikultura (NTP-H) mengalami kenaikan pada bulan Juli 2016, yaitu sebesar 0,89 persen dari 105,64 pada bulan lalu menjadi 106,58. Kenaikan ini terjadi karena indeks yang diterima petani (It) mengalami kenaikan sebesar 1,34 persen, sementara indeks harga yang harus dibayar oleh petani (Ib) mengalami kenaikan yang lebih rendah, yaitu sebesar 0,44 persen. Kenaikan yang terjadi pada It dipengaruhi oleh meningkatnya harga di kelompok sayur-sayuran dan buahbuahan masing-masing sebesar 1,63 persen dan 1,22 persen. Sebaliknya harga-harga pada kelompok tanaman obat turun sebesar 2,08 persen. Beberapa komoditas yang memberikan andil kenaikan pada It, antara lain salak, pisang, tomat, cabai rawit, dan jeruk. Sementara itu, kenaikan yang terjadi pada Ib disebabkan oleh naiknya indeks konsumsi rumah tangga dan indeks BPPBM masing-masing sebesar 0,48 persen dan 0,34 persen.
c.
Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat (NTP-Pr)
NTP Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat (NTP-Pr) pada bulan Juli 2016 tercatat mengalami kenaikan sebesar 1,38 persen dari 105,64 menjadi 107,10. Secara umum, naiknya NTP-Pr dipicu oleh indeks yang diterima petani (It) yang naik sebesar 1,88 persen, sedangkan indeks yang dibayar petani (Ib) mengalami kenaikan yang lebih rendah, yaitu 0,49 persen. Beberapa komoditas perkebunan yang memberikan andil atas naiknya It di subsektor ini yaitu kelapa, kopi, kakao dan biji jambu mete. Di sisi lain, kenaikan pada Ib dipengaruhi oleh naiknya indeks konsumsi rumah tangga sebesar 0,46 persen, sedangkan indeks BPPBM tercatat naik 0,60 persen.
2
Berita Resmi Statistik Provinsi Bali No. 52/08/51/Th. X, 1 Agustus 2016
Tabel 1 Nilai Tukar Petani Provinsi Bali dan Perubahannya Menurut Subsektor Juni 2016 - Juli 2016 (2012=100) Subsektor (1)
Bulan
Persentase
Juni 2016
Juli 2016
Perubahan
(2)
(3)
(4)
1. Tanaman Pangan (NTP-P)
96.71
95.90
-0.84
a. Indeks Diterima Petani
120.51
120.06
-0.37
- Padi
115.43
114.90
-0.46
- Palawija
135.35
135.14
-0.15
124.61
125.20
0.47
- Indeks Konsumsi Rumahtangga
125.77
126.45
0.54
b. Indeks Dibayar Petani - Indeks BPPBM
119.27
119.45
0.15
2. Hortikultura (NTP-H)
105.64
106.58
0.89
a. Indeks Diterima Petani
128.79
130.52
1.34
- Sayur-sayuran
138.08
140.33
1.63
- Buah-buahan
124.71
126.23
1.22
- Tanaman Obat
121.96
119.42
-2.08
b. Indeks Dibayar Petani
121.92
122.46
0.44
- Indeks Konsumsi Rumahtangga
124.71
125.31
0.48
- Indeks BPPBM
114.33
114.72
0.34
3. Tanaman Perkebunan Rakyat (NTP-Pr)
105.64
107.10
1.38
a. Indeks Diterima Petani
127.90
130.31
1.88
127.90
130.31
1.88
121.08
121.67
0.49
- Indeks Konsumsi Rumahtangga
125.33
125.91
0.46
- Indeks BPPBM
108.31
108.95
0.60
4. Peternakan (NTP-Pt)
115.40
114.56
-0.73
a. Indeks Diterima Petani
135.35
134.60
-0.56
- Ternak Besar
140.06
139.13
-0.66
- Ternak Kecil
130.48
128.97
-1.16
- Unggas
132.72
133.61
0.67
- Hasil Ternak
121.40
121.72
0.26
- Tanaman Perkebunan Rakyat (TPR) b. Indeks Dibayar Petani
b. Indeks Dibayar Petani
117.29
117.49
0.17
- Indeks Konsumsi Rumahtangga
125.10
125.72
0.50
- Indeks BPPBM
110.44
110.28
-0.15
5. Perikanan (NTP-Pi)
103.61
103.18
-0.41
a. Indeks Diterima Petani
126.98
127.02
0.03
- Tangkap
138.85
139.16
0.23
- Budidaya
109.37
109.01
-0.33
b. Indeks Dibayar Petani
122.56
123.10
0.45
- Indeks Konsumsi Rumahtangga
129.05
129.79
0.58
- Indeks BPPBM
110.05
110.18
0.12
NTP Gabungan
106.58
106.67
0.09
a. Indeks Diterima Petani
128.83
129.43
0.47
b. Indeks Dibayar Petani
120.88
121.34
0.38
- Indeks Konsumsi Rumahtangga
125.26
125.88
0.50
- Indeks BPPBM
112.80
113.02
0.20
Berita Resmi Statistik Provinsi Bali No. 52/08/51/Th. X, 1 Agustus 2016
3
d.
Subsektor Peternakan (NTP-Pt)
Subsektor Peternakan terdiri atas ternak besar, ternak kecil, unggas, dan hasil ternak. NTP Subsektor Peternakan (NTP-Pt) pada bulan Juli 2016 tercatat mengalami penurunan sebesar 0,73 persen, dari 115,40 menjadi 114,56. Secara umum kenaikan ini disebabkan oleh indeks harga yang diterima petani (It) turun sebesar 0,56 persen, sementara indeks harga yang dibayar petani (Ib) naik sebesar 0,17 persen. Terjadinya penurunan It dipicu oleh turunnya pada kelompok ternak besar dan kecil masing-masing 0,66 persen dan 1,16 persen. Sementara itu kelompok unggas dan hasil ternak mengalami kenaikan masing-masing sebesar 0,67 persen dan 0,26 persen. Secara umum, beberapa komoditas peternakan yang mendorong penurunan It, antara lain sapi potong, babi, telur ayam ras dan kambing. Di sisi lain, kenaikan pada Ib dipicu oleh naiknya indeks konsumsi rumah tangga sebesar 0,50 persen sedangkan indeks BPPBM turun sebesar 0,15 persen.
e.
Subsektor Perikanan (NTP-Pi)
Subsektor Perikanan mencakup kegiatan perikanan tangkap dan budidaya perikanan. Pada bulan Juli 2016, NTP Subsektor Perikanan juga mengalami penurunan, yaitu sebesar 0,41 persen, dari 103,61 menjadi 103,18. Penurunan ini terjadi karena indeks harga yang diterima petani (It) mengalami kenaikan sebesar 0,03 persen sedangkan indeks harga yang dibayar petani (Ib) mengalami kenaikan yang lebih tinggi, yaitu sebesar 0,45 persen. Kenaikan It dipicu oleh naiknya harga-harga pada kelompok perikanan tangkap sebesar 0,23 persen sedangkan kelompok budidaya perikanan tercatat turun sebesar 0,33 persen. Secara umum, beberapa komoditas yang mengalami penurunan harga, antara lain tongkol, cakalang, kerapu (garopa/groper), udang, dan lele. Sementara itu, kenaikan pada Ib didorong oleh naiknya indeks konsumsi rumah tangga dan indeks BPPBM masing-masing sebesar 0,58 persen dan 0,12 persen.
2.
Perbandingan Terhadap Angka Nasional
Pada bulan Juli 2016, NTP gabungan secara nasional sebesar 101,39, mengalami penurunan sebesar 0,08 persen dibandingkan dengan bulan sebelumnya. Secara umum, penurunan tersebut terjadi karena indeks harga yang diterima petani (It) nasional mengalami kenaikan sebesar 0,48 persen, sedangkan indeks harga yang dibayar petani (Ib) tercatat mengalami kenaikan yang lebih tinggi, yaitu sebesar 0,56 persen. Jika dibandingkan dengan NTP Gabungan secara nasional, NTP Bali masih berada di atas NTP Gabungan secara nasional. Tabel 2 Nilai Tukar Petani Provinsi Bali dan Nasional serta Persentase Perubahannya, Juni 2016 - Juli 2016 (2012=100) Indeks
4
Provinsi Bali
Nasional
Juni 2016
Juli 2016
%
Juni 2016
Juli 2016
%
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
Indeks yang Diterima Petani
128.83
129.43
0.47
125.18
125.78
0.48
Indeks yang Dibayar Petani
120.88
121.34
0.38
123.37
124.06
0.56
NTP
106.58
106.67
0.09
101.47
101.39
-0.08
Berita Resmi Statistik Provinsi Bali No. 52/08/51/Th. X, 1 Agustus 2016
3.
Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP)
Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) diperoleh dari perbandingan indeks harga yang diterima petani (It) terhadap indeks harga yang dibayar petani (Ib), dimana komponen Ib hanya terdiri dari Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal (BPPBM). Dengan dikeluarkannya Indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) dari komponen Ib, NTUP dapat lebih mencerminkan margin usaha pertanian, karena yang dibandingkan hanya produksi dengan biaya produksinya. Kondisi NTUP Juli 2016 tercatat mengalami kenaikan sebesar 0,27 persen, dari 114,21 pada bulan sebelumnya menjadi 114,52. Kenaikan NTUP terjadi pada Hortikultura dan Tanaman Perkebunan Rakyat masing-masing sebesar 1,00 persen dan 1,28 persen. Sementara itu, Subsektor Tanaman Pangan, Peternakan dan Perikanan mengalami penurunan masing-masing sebesar 0,52 persen, 0,41 persen dan 0,09 persen. Informasi NUTP secara lebih lengkap terjadi pada table 3 dibawah ini. Tabel 3 Nilai Tukar Usaha Pertanian per Subsektor dan Persentase Perubahannya, Juni 2016 - Juli 2016 (2012 = 100)
Juli 2016
Persentase Perubahan
(2)
(3)
(4)
1. Tanaman Pangan
101.04
100.51
-0.52
2. Hortikultura
112.65
113.77
1.00
3. Tanaman Perkebunan Rakyat
118.09
119.60
1.28
4. Peternakan
122.55
122.05
-0.41
5. Perikanan
115.38
115.28
-0.09
NTUP Bali
114.21
114.52
0.27
(1)
4.
Bulan Juni 2016
Subsektor
Indeks Harga Konsumen Perdesaan
Indeks Harga Konsumen Perdesaan (IHKP) dapat ditunjukkan oleh Indeks Harga Konsumsi Rumahtangga Petani yang merupakan komponen dalam Indeks Harga yang Dibayar Petani. IHK perdesaan terdiri dari 7 (tujuh) kelompok pengeluaran, yaitu kelompok bahan makanan, kelompok makanan jadi, kelompok perumahan, kelompok sandang, kelompok kesehatan, kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga, serta kelompok transportasi dan komunikasi. Perubahan IHK perdesaan mencerminkan angka inflasi/deflasi di wilayah perdesaan. Secara nasional terjadi inflasi perdesaan sebesar 0,76 persen. Berdasarkan pengamatan Indeks Konsumsi Rumah Tangga Petani di perdesaan pada bulan Juli 2016, tercatat seluruh wilayah provinsi di Indonesia tercatat mengalami inflasi perdesaan. Inflasi tertinggi terjadi di Provinsi Riau (1,14 persen) dan terendah tercatat di Provinsi Banten dan Sulawesi Utara (0,08 persen).
Berita Resmi Statistik Provinsi Bali No. 52/08/51/Th. X, 1 Agustus 2016
5
Grafik 1 Perubahan Indeks Harga Konsumen Perdesaan (IHKP) Menurut Provinsi di Indonesia, Juli 2016
Pada Juli 2016, Provinsi Bali mengalami inflasi perdesaan sebesar 0,50 persen yang disebabkan oleh naiknya rata-rata harga di hampir semua kelompok komoditas, mulai dari bahan makanan sebesar 0,69 persen, makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau 0,54 persen, perumahan 0,60 persen, sandang 0,00 persen, kesehatan 0,04 persen, pendidikan, rekreasi, dan olahraga 0,84 persen serta transportasi dan komunikasi 0,08 persen. Secara umum, komoditas penyumbang inflasi pada bulan Juli 2016, antara lain cabai rawit, apel, daging ayam ras, rokok kretek filter, dan bawang merah. Sementara itu, kenaikan harga pada kelompok pendidikan, transportasi dan olahraga yang merupakan kelompok penyumbang inflasi terbesar didorong oleh naiknya harga beberapa komoditas, diantaranya seragam sekolah, uang bayaran sekolah SMP, dan uang bayaran sekolah SMA. Selanjutnya persentase perubahan indeks harga konsumen perdesaan menurut kelompok komoditas dapat dilihat pada tabel 4. Tabel 4 Persentase Perubahan Indeks Harga Konsumen Perdesaan Provinsi Bali dan Nasional, Juli 2016 Kelompok
Bali
Nasional
(2)
(3)
Bahan Makanan
0.69
1.24
Makanan Jadi, Minuman, Rokok, dan Tembakau
0.54
0.63
Perumahan
0.60
0.23
Sandang
0.00
0.48
Kesehatan
0.04
0.26
Pendidikan, Rekreasi, dan Olahraga
0.84
0.47
Transportasi dan Komunikasi
0.08
0.12
Gabungan
0.50
0.76
(1)
6
Perubahan IHK Perdesaan (%)
Berita Resmi Statistik Provinsi Bali No. 52/08/51/Th. X, 1 Agustus 2016
5.
Harga Gabah Bulan Juli 2016 Naik
Berdasarkan hasil pencatatan harga gabah di 7 kabupaten, yaitu Jembrana, Tabanan, Badung, Gianyar, Klungkung, Karangasem dan Buleleng selama bulan Juli 2016, harga gabah (GKP) di tingkat petani mengalami kenaikan sebesar 2,51 persen, dari Rp 4.211,78 per kg pada bulan sebelumnya menjadi Rp 4.317,71 per kg. Sementara itu, rata-rata harga GKP di tingkat penggilingan naik sebesar 1,61 persen dari Rp 4.319,61 per kg menjadi Rp 4.389,07 per kg. Grafik 2 Perkembangan Rata-rata Harga Gabah (GKP) di Tingkat Petani dan Penggilingan Provinsi Bali Juli 2015 Juli 2016 5,000.00 4,800.00 4,600.00 4,400.00 4,200.00 4,000.00 3,800.00 3,600.00 3,400.00 3,200.00
Tk. Petani
Tk. Penggilingan
HPP Tk. Petani
Jul '16
Jun '16
Mei '16
Apr '16
Mar '16
Feb '16
Jan '16
Des '15
Nov '15
Okt '15
Sep '15
Ags '15
Jul '15
3,000.00
HPP Tk. Penggilingan
Berita Resmi Statistik Provinsi Bali No. 52/08/51/Th. X, 1 Agustus 2016
7
Tabel 5 Perkembangan Rata-rata Harga Gabah (GKP) di Tingkat Petani dan Penggilingan Provinsi Bali Juli 2015 Juli 2016 No
Bulan
Harga di Tingkat Petani (Rp/Kg)
Perubahan (%)
Harga di Tingkat Penggilingan (Rp/Kg)
Perubahan (%)
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
1
Juli 2015
4,281.91
2.90
4,349.42
3.12
2
Agustus 2015
4,363.01
1.89
4,424.41
1.72
3
September 2015
4,515.38
3.49
4,622.89
4.49
4
Oktober 2015
4,642.89
2.82
4,709.09
1.86
5
Nopember 2015
4,654.41
0.25
4,727.68
0.39
6
Desember 2015
4,735.63
1.74
4,802.57
1.58
7
Januari 2016
4,816.54
1.71
4,890.96
1.84
8
Februari 2016
4,768.84
-0.99
4,837.17
-1.10
9
Maret 2016
4,401.26
-7.71
4,467.46
-7.64
10
April 2016
4,063.96
-7.66
4,132.72
-7.49
11
Mei 2016
4,213.26
3.67
4,292.60
3.87
12
Juni 2016
4,211.78
-0.03
4,319.61
0.63
13
Juli 2016
4,317.71
2.51
4,389.07
1.61
*) HPP GKP (Mulai Juli 2015) Rp 3.700,00/kg di tingkat petani Rp 3.750,00/kg di tingkat penggilingan
8
Berita Resmi Statistik Provinsi Bali No. 52/08/51/Th. X, 1 Agustus 2016
Tabel 6 Perkembangan Inflasi Perdesaan Bulanan dan Kumulatif Provinsi Bali dan Nasional Tahun 2014 2015 Tahun
Bali
Nasional
Bulanan
Kumulatif
Bulanan
Kumulatif
(2)
(3)
(4)
(5)
Januari
0.88
0.88
1.16
1.16
Februari
0.32
1.20
0.45
1.62
Maret
0.42
1.63
0.19
1.81
April
0.05
1.68
-0.05
1.76
Mei
0.39
2.07
0.23
1.99
Juni
0.36
2.44
0.74
2.74
Juli
0.56
3.01
0.82
3.58
Agustus
0.49
3.51
0.37
3.96
September
0.49
4.02
0.45
4.43
Oktober
0.24
4.27
0.43
4.88
November
1.52
5.85
1.49
6.41
Desember
2.85
8.86
2.72
9.30
Januari
-0.90
-0.90
-0.03
-0.03
Februari
-0.53
-1.42
-0.73
-0.76
Maret
0.88
-0.55
0.48
-0.29
April
0.25
-0.30
0.21
-0.08
Mei
-0.20
-0.49
0.60
0.52
Juni
0.17
-0.32
0.82
1.35
Juli
0.64
0.31
0.89
2.24
Agustus
0.64
0.96
0.47
2.72
September
0.52
1.48
-0.02
2.70
Oktober
-0.02
1.46
-0.04
2.66
November
0.41
1.88
0.43
3.10
Desember
1.08
2.98
1.14
4.28
Januari
1.01
1.01
0.83
0.83
Februari
0.38
1.40
0.09
0.92
Maret
0.33
1.73
0.95
1.88
April
-0.45
1.27
-0.50
1.37
Mei
-0.13
1.14
0.13
1.50
Juni
0.43
1.58
0.59
2.10
Juli
0.50
2.08
0.76
2.87
(1) 2014
2015
2016
Berita Resmi Statistik Provinsi Bali No. 52/08/51/Th. X, 1 Agustus 2016
9
Informasi lebih lanjut hubungi: I Gede Nyoman Subadri, S.E. Kepala Bidang Statistik Distribusi BPS Provinsi Bali Telepon: 0361-238159, Fax: 0361-238162 E-mail:
[email protected]