No. 04/01/Th. XIV, 3 Januari 2011
PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DESEMBER 2010 NILAI TUKAR PETANI SEBESAR 97,63 PERSEN
Pada bulan Desember 2010, NTP Provinsi Sulawesi Tengah masing-masing subsektor tercatat sebesar 84,20 persen untuk Subsektor Tanaman Pangan (NTP-P); 108,60 persen untuk Subsektor Hortikultura (NTP-H); 97,42 persen untuk Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat (NTP-Pr); 97,26 persen untuk Subsektor Peternakan (NTP-Pt); dan 110,49 persen untuk Subsektor Perikanan (NTN).
Apabila dibandingkan dengan bulan November 2010 maka NTP seluruh subsektor bulan ini mengalami penurunan. Penurunan tertinggi terjadi pada subsektor Tanaman Hortikultura (NTP-H) sebesar -0,92 persen. Selanjutnya berturut-turut subsektor Peternakan (NTP-Pt) sebesar -0,31 persen, subsektor Tanaman Pangan (NTP-P) sebesar -0,22 persen, subsektor Perikanan (NTN) sebesar -0,10 persen dan subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat (NTP-Pr) sebesar -0,06 persen. Secara umum penurunan NTP disebabkan karena kenaikan angka Indeks yang dibayar petani (Ib) khususnya konsumsi rumah tangga melebihi kenaikan angka Indeks yang diterima petani (It).
NTP Provinsi Sulawesi Tengah bulan Desember 2010 (NTP-gabungan) sebesar 97,63 persen, turun sebesar -0,25 persen dibandingkan NTP bulan November yang mencapai 97,88 persen. Pada tingkat nasional NTP bulan Desember tercatat sebesar 102,75 persen, menurun sebesar -0,13 persen dibandingkan NTP bulan sebelumnya sebesar 102,89 persen.
Nilai Tukar Petani (NTP) adalah merupakan salah satu indikator yang dapat digunakan untuk melihat tingkat kesejahteraan petani dari waktu ke waktu. NTP di atas angka 100 dapat diartikan bahwa petani mengalami surplus (pendapatan melebihi pengeluaran), NTP sama dengan 100 berarti petani mengalami apa yang disebut dengan break even (pendapatan sama dengan pengeluaran) dan NTP di bawah 100 berarti petani mengalami defisit (pengeluaran melebihi pendapatan). Secara sederhana angka NTP diperoleh dari hasil perbandingan indeks harga yang diterima petani terhadap indeks harga yang dibayar petani (dalam persentase). Indeks harga yang diterima petani merupakan indikator kesejahteraan petani dari sisi pendapatan, sedangkan indeks harga yang dibayar petani menggambarkan tingkat kebutuhan petani yang terdiri dari kebutuhan pokok (konsumsi) dan kebutuhan untuk biaya produksi pertanian.
Berita Resmi Statistik No. 04/01/Th. XIV, 3 Januari 2011
1
Berdasarkan hasil pemantauan harga-harga pedesaan di sepuluh kabupaten di Sulawesi Tengah pada Desember 2010, diperoleh hasil bahwa Nilai Tukar Petani bulan Desember 2010 mengalami penurunan dibandingkan Nilai Tukar Petani bulan sebelumnya, penurunan tersebut tercatat sebesar -0,25 persen dari 97,88 persen pada bulan November 2010 menjadi 97,63 persen pada bulan Desember 2010. Tabel 1 Nilai Tukar Petani Gabungan Provinsi Sulawesi Tengah, Desember 2010 (2007=100)
Bulan Rincian (1) 1. Indeks Diterima Petani 2. Indeks Dibayar Petani
November
Desember
Persentase Perubahan
(2)
(3)
(4)
127.83
128.37
0.42
130.60
131.48
0.67
134.48
135.63
0.85
2.1.1. Bahan Makanan
142.29
144.46
1.52
2.1.2. Makanan Jadi
126.52
126.46
-0.05
2.1.3. Perumahan
133.61
133.78
0.13
2.1.4. Sandang
129.37
129.16
-0.16
2.1.5. Kesehatan
112.94
112.91
-0.02
2.1.6. Pendidikan, Rekreasi dan
117.40
117.32
-0.07
124.11
124.39
0.22
119.06
119.03
-0.02
2.1. Konsumsi Rumah Tangga
Olah Raga 2.1.7. Transportasi dan Komunikasi 2.2. Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal (BPPBM) 2.2.1. Bibit
133.67
133.81
0.11
2.2.2. Obat-Obatan dan Pupuk
110.40
110.07
-0.30
2.2.3. Sewa Lahan, Pajak dan
115.67
115.68
0.01
2.2.4. Transportasi
111.49
111.65
0.14
2.2.5. Penambahan Barang Modal
114.57
114.90
0.28
2.2.6. Upah Buruh Tani
126.10
126.10
0.00
97.88
97.63
-0.25
Lainnya
3. Nilai Tukar Petani
Pada tabel 1 di atas terlihat bahwa penurunan NTP tersebut disebabkan oleh kenaikan indeks yang dibayar petani (Ib) lebih besar dibandingkan dengan kenaikan indeks yang diterima petani (It). Kenaikan indeks yang dibayar petani (Ib) sebesar 0,67 persen terutama disumbangkan oleh kenaikan indeks konsumsi rumah tangga yang cukup tinggi sebesar 0,85 persen, sementara indeks yang diterima petani (It) hanya mengalami kenaikan indeks sebesar 0,42 persen. Jika dilihat pada masingmasing subsektor, seluruh subsektor mengalami penurunan NTP yang bervariasi yaitu Subsektor Tanaman Pangan turun sebesar -0,22%, Subsektor Hortikultura turun sebesar -0,92%, Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat turun sebesar -0,06%, Subsektor Peternakan turun sebesar -0,31% dan Subsektor Perikanan turun sebesar -0,10%. Rincian lebih lanjut dapat dilihat pada tabel 2.
Berita Resmi Statistik No. 04/01/Th. XIV, 3 Januari 2011
2
Tabel 2 Nilai Tukar Petani Provinsi Sulawesi Tengah per Subsektor, Desember 2010 (2007=100)
Bulan November
Desember
Persentase Perubahan
(2)
(3)
(4)
a. Indeks yang Diterima (It)
113.34
113.96
0.55
b. Indeks yang Dibayar (Ib)
134.30
135.34
0.77
c. Nilai Tukar Petani (NTP-P)
84.39
84.20
-0.22
a. Indeks yang Diterima (It)
144.62
144.29
-0.23
b. Indeks yang Dibayar (Ib)
131.95
132.87
0.70
c. Nilai Tukar Petani (NTP-H)
109.60
108.60
-0.92
a. Indeks yang Diterima (It)
127.86
128.66
0.63
b. Indeks yang Dibayar (Ib)
131.17
132.07
0.69
c. Nilai Tukar Petani (NTP-Pr)
97.47
97.42
-0.06
a. Indeks yang Diterima (It)
125.01
125.42
0.33
b. Indeks yang Dibayar (Ib)
128.12
128.95
0.65
c. Nilai Tukar Petani (NTP-Pt)
97.57
97.26
-0.31
a. Indeks yang Diterima (It)
138.31
138.87
0.41
b. Indeks yang Dibayar (Ib)
125.05
125.69
0.51
c. Nilai Tukar Petani (NTN)
110.60
110.49
-0.10
Subsektor (1) 1. Tanaman Pangan
2. Hortikultura
3. Tanaman Perkebunan Rakyat
4. Peternakan
5. Perikanan
A.
Indeks Harga yang Diterima Petani (It)
Pergerakan angka indeks yang diterima petani (It) bulan Desember 2010 menunjukkan keseluruhan subsektor mengalami kenaikan indeks kecuali subsektor hortikultura. Kenaikan angka indeks tertinggi dicapai oleh Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat yang mengalami kenaikan It sebesar 0,63 persen, selanjutnya berturut-turut yaitu Subsektor Tanaman Pangan (sebesar 0,55 persen), Subsektor Perikanan (sebesar 0,41 persen) dan Subsektor Peternakan (sebesar 0,33 persen). Subsektor Hortikulturan menjadi satu-satunya yang mengalami penurunan indeks sebesar -0,23 persen. Kenaikan angka indeks yang diterima petani (It) dipicu oleh naiknya harga produsen sejumlah komoditas hasil pertanian seperti biji jambu mete, kelapa belum dikupas, cengkeh, jagung pipilan, ketela pohon, kacang tanah, kacang kedelai, ikan terbang, rumput laut, cakalang, ikan tembang, ayam, babi, telur, tomat sayur, cabe rawit, terung panjang, pisang dan ketimun. Penurunan angka indeks disebabkan menurunnya harga produsen sejumlah komoditi pertanian hortikultura seperti bawang merah, sawi, pepaya dan kacang panjang.
Berita Resmi Statistik No. 04/01/Th. XIV, 3 Januari 2011
3
B.
Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib)
Pergerakan angka indeks yang dibayar petani pada bulan Desember 2010 menunjukkan adanya kenaikan angka indeks yang terjadi pada seluruh subsektor pertanian. Subsektor Tanaman Pangan tercatat mengalami kenaikan angka indeks tertinggi sebesar 0,77 persen, selanjutnya berturut-turut Subsektor Hortikultura naik sebesar 0,70 persen, Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat naik sebesar 0,69 persen, Subsektor Peternakan naik sebesar 0,65 persen dan Subsektor Perikanan naik sebesar 0,51 persen. Kenaikan indeks utamanya disebabkan naiknya beberapa komoditas konsumsi rumah tangga seperti kelapa tua, ekor kuning, selar, cakalang, jeruk, kacang tanah, cabe rawit, telur ayam, kaos oblong/polos, bandeng, tomat sayur, kacang merah dan bawang putih.
C.
NTP Subsektor
C.1.
Subsektor Tanaman Pangan (NTP-P)
Pada bulan Desember 2010, Nilai Tukar Petani Subsektor Tanaman Pangan (NTP-P) mengalami penurunan dibandingkan bulan sebelumnya yaitu sebesar -0,22 persen. Penurunan NTP subsektor ini lebih disebabkan karena naiknya indeks yang dibayar petani (Ib) sebesar 0,77 persen yang melebihi kenaikan indeks yang diterima petani (It) sebesar 0,55 persen. Harga produsen beberapa komoditas pertanian tanaman pangan palawija yang mengalami kenaikan diantaranya adalah jagung pipilan/pocelan, ketela pohon, kacang tanah, kacang kedelai, kacang hijau dan ketela rambat. Sedangkan beberapa komoditas konsumsi rumah tangga yang mengalami kenaikan harga diantaranya seperti kelapa tua, ekor kuning, selar, cakalang, jeruk, kacang tanah, cabe rawit, telur ayam, kaos oblong/polos, bandeng, tomat sayur, kacang merah dan bawang putih. Petani subsektor tanaman pangan Sulawesi Tengah sampai bulan Desember 2010 masih defisit, NTPnya masih berada di bawah nilai standar yaitu 100.
C.2.
Subsektor Hortikultura (NTP-H)
Nilai Tukar Petani Subsektor Hortikultura pada bulan ini mengalami penurunan nilai tertinggi dibandingkan subsektor lainnya sebesar -0,92 persen sehingga menjadi 108,60 persen. Penurunan ini disebabkan karena secara keseluruhan indeks yang diterima petani (It) mengalami penurunan sebesar -0,23 persen, sementara indeks yang dibayar petani (Ib) mengalami kenaikan sebesar 0,70 persen. Harga produsen beberapa komoditas yang mengalami penurunan diantaranya bawang merah, sawi, papaya dan kacang panjang. Sedangkan komoditas konsumsi rumah tangga mengalami kenaikan harga diantaranya seperti kelapa tua, ekor kuning, selar, cakalang, jeruk, kacang tanah, cabe rawit, telur ayam, kaos oblong/polos, bandeng, tomat sayur, kacang merah dan bawang putih.
C.3.
Subsektor Perkebunan Rakyat (NTP-Pr)
NTP Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat bulan Desember 2010 juga mengalami penurunan sebesar -0,06 persen. Sama seperti subsektor lainnya bahwa hal ini juga disebabkan karena kenaikan indeks yang dibayar petani (Ib) sebesar 0,69 persen lebih tinggi dibandingkan kenaikan indeks yang diterima petani (It) hanya sebesar 0,63 persen. Sampai dengan bulan ini NTP Perkebunan Rakyat (NTP-Pr) masih di bawah 100 (defisit), artinya petani subsektor ini masih belum dikatakan sejahtera.
Berita Resmi Statistik No. 04/01/Th. XIV, 3 Januari 2011
4
Tabel 3 Nilai Tukar Petani Per Subsektor dan Perubahannya, Desember 2010 (2007=100)
Bulan
Persentase
Kelompok dan Sub kelompok
November
Desember
Perubahan
-1
-2
-3
-4
113.34
113.96
0.55
1. Tanaman Pangan a. Indeks Diterima Petani - Padi
100.62
100.62
0.00
- Palawija
161.39
164.36
1.84
134.30
135.34
0.77
- Indeks Konsumsi Rumah Tangga
136.05
137.36
0.96
- Indeks BPPBM
127.59
127.58
0.00
b. Indeks Dibayar Petani
2. Hortikultura a. Indeks Diterima Petani
144.62
144.29
-0.23
- Sayur-sayuran
147.37
146.75
-0.42
- Buah-buahan
140.71
140.79
0.06
131.95
132.87
0.70
- Indeks Konsumsi Rumah Tangga
134.70
135.84
0.84
- Indeks BPPBM
119.31
119.22
-0.07
127.86
128.66
0.63
127.86
128.66
0.63
131.17
132.07
0.69
- Indeks Konsumsi Rumah Tangga
134.50
135.65
0.85
- Indeks BPPBM
117.16
117.02
-0.12
125.01
125.42
0.33
- Ternak Besar
122.63
122.54
-0.07
- Ternak Kecil
127.54
127.93
0.30
b. Indeks Dibayar Petani
3. Tanaman Perkebunan Rakyat a. Indeks Diterima Petani - Tanaman Perkebunan Rakyat (TPR) b. Indeks Dibayar Petani
4. Peternakan a. Indeks Diterima Petani
- Unggas
133.22
135.03
1.36
- Hasil Ternak
112.05
113.63
1.41
128.12
128.95
0.65
- Indeks Konsumsi Rumah Tangga
133.70
134.91
0.90
- Indeks BPPBM
117.03
117.13
0.09
b. Indeks Dibayar Petani
5. Perikanan a. Indeks Diterima Petani
138.31
138.87
0.41
- Penangkapan
149.36
149.92
0.38
- Budidaya
108.63
109.20
0.53
125.05
125.69
0.51
- Indeks Konsumsi Rumah Tangga
132.61
133.54
0.70
- Indeks BPPBM
111.61
111.73
0.10
b. Indeks Dibayar Petani
Berita Resmi Statistik No. 04/01/Th. XIV, 3 Januari 2011
5
C.4.
Subsektor Peternakan (NTP-Pt)
Nilai tukar petani Subsektor Peternakan hingga bulan Desember 2010 masih tetap dibawah angka 100 persen, hal tersebut memberi gambaran bahwa kondisi peternak di Sulawesi Tengah relatif belum mencapai kesejahteraan. Pergerakan NTP Subsektor Peternakan bulan Desember 2010 menunjukan adanya penurunan dibandingkan dengan periode sebelumnya, besarnya penurunan NTP tersebut mencapai -0,31 persen. Hal ini utamanya disebabkan oleh naiknya harga komoditas konsumsi rumah tangga yang memicu naiknya indeks yang dibayar petani (Ib) sebesar 0,65 persen, lebih tinggi dibandingkan dengan indeks yang diterima petani (It) sebesar 0,33 persen.
C.5.
Subsektor Perikanan (NTN)
NTP subsektor perikanan pada bulan ini tercatat sebesar 110,49 persen atau mengalami penurunan sebesar -0,10 persen dibandingkan bulan sebelumnya. Naiknya harga komoditas konsumsi rumah tangga yang cukup tinggi dibandingkan dengan naiknya harga produsen komoditas perikanan menyebabkan penurunan NTP subsektor ini. Indeks yang dibayar petani (Ib) tercatat naik sebesar 0,51 persen dibandingkan bulan sebelumnya, sedangkan indeks yang diterima petani (It) hanya mengalami kenaikan sebesar 0,41 persen dibandingkan bulan November 2010. Komoditas perikanan yang mengalami kenaikan harga produsen diantaranya adalah ikan terbang, rumput laut, cakalang, ikan tembang, ikan merah, ikan kakap, ikan selar dan ikan tongkol.
Berita Resmi Statistik No. 04/01/Th. XIV, 3 Januari 2011
6