No. 04/06/Th. XIV, 1 Juni 2011
PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI MEI 2011 NILAI TUKAR PETANI SEBESAR 99,49 PERSEN
NTP Provinsi Sulawesi Tengah (NTP-Gabungan) bulan Mei 2011 tercatat sebesar 99,49 persen, naik sebesar 0,72 persen dibandingkan NTP bulan April lalu yang mencapai 98,78 persen. Kenaikan angka NTP disebabkan oleh naiknya angka Indeks yang Diterima Petani (It) sebesar 0,92 persen, berada di atas kenaikan angka Indeks yang Dibayar Petani (Ib) yang hanya sebesar 0,20 persen. Angka indeks It Gabungan tercatat sebesar 132,58, sementara angka indeks Ib Gabungan sebesar 133,26. NTP Provinsi Sulawesi Tengah Subsektor Tanaman Pangan (NTP-P) tercatat sebesar 83,61 persen, Subsektor Hortikultura (NTP-H) sebesar 109,59 persen, Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat (NTP-Pr) sebesar 101,97 persen, Subsektor Peternakan (NTP-Pt) sebesar 98,20 persen dan Subsektor Perikanan (NTN) sebesar 112,22 persen. Apabila dibandingkan dengan periode bulan sebelumnya, maka angka NTP untuk seluruh subsektor mengalami kenaikan kecuali Subsektor Tanaman Pangan yang turun sebesar -0,76 persen. Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat (NTP-Pr) tercatat mengalami kenaikan angka NTP tertinggi sebesar 1,47 persen, kemudian selanjutnya berturut-turut diikuti oleh Subsektor Perikanan (NTN) sebesar 1,37 persen, Subsektor Peternakan (NTP-Pt) sebesar 0,98 persen dan yang terendah Subsektor Hortikultura (NTP-H) sebesar 0,27 persen. Pada tingkat nasional NTP bulan Mei tercatat sebesar 104,50 persen, naik 0,57 persen dibandingkan NTP bulan April sebesar 103,91 persen.
Nilai Tukar Petani (NTP) adalah merupakan salah satu proksi indikator yang dapat digunakan untuk melihat tingkat kesejahteraan petani dari waktu ke waktu. NTP di atas angka 100 dapat diartikan bahwa petani mengalami surplus (tingkat pendapatan melebihi tingkat pengeluaran), NTP sama dengan 100 berarti petani mengalami break even (tingkat pendapatan sama dengan pengeluaran) dan NTP di bawah 100 berarti petani mengalami defisit (tingkat pendapatan di bawah pengeluaran). Secara sederhana angka NTP diperoleh dari hasil perbandingan indeks harga yang diterima petani (It) terhadap indeks harga yang dibayar petani (Ib). Indeks harga yang diterima petani merupakan indikator kesejahteraan petani dari sisi pendapatan, sedangkan indeks harga yang dibayar petani menggambarkan tingkat kebutuhan petani yang terdiri dari kebutuhan pokok (konsumsi rumah tangga) dan kebutuhan untuk biaya produksi pertanian.
Berita Resmi Statistik No. 04/06/Th. XIV, 1 Juni 2011
1
Berdasarkan pemantauan harga-harga komoditi hasil pertanian, biaya produksi dan barang/jasa konsumsi rumah tangga di sepuluh kabupaten di Sulawesi Tengah pada bulan Mei 2011, diperoleh hasil bahwa Nilai Tukar Petani Gabungan Sulawesi Tengah mengalami peningkatan sebesar 0,72 persen dari 98,78 pada bulan April menjadi 99,49 persen pada bulan Mei 2011. Tabel 1 Nilai Tukar Petani Gabungan Provinsi Sulawesi Tengah, Mei 2011 (2007=100) Bulan April
Mei
Persentase Perubahan
(2)
(3)
(4)
1. Indeks Diterima Petani
131.37
132.58
0.92
2. Indeks Dibayar Petani
133.00
133.26
0.20
137.25
137.59
0.24
2.1.1. Bahan Makanan
146.23
146.35
0.08
2.1.2. Makanan Jadi
127.14
127.67
0.41
2.1.3. Perumahan
135.44
136.68
0.92
2.1.4. Sandang
131.84
132.82
0.75
2.1.5. Kesehatan
113.93
113.83
-0.09
2.1.6. Pendidikan, Rekreasi dan
120.54
120.72
0.15
125.22
125.29
0.05
120.33
120.37
0.04
2.2.1. Bibit
135.48
135.45
-0.02
2.2.2. Obat-Obatan dan Pupuk
110.82
110.92
0.09
2.2.3. Sewa Lahan, Pajak dan
116.08
116.08
0.00
2.2.4. Transportasi
112.83
112.91
0.07
2.2.5. Penambahan Barang Modal
116.77
116.48
-0.25
2.2.6. Upah Buruh Tani
127.94
128.12
0.14
98.78
99.49
0.72
Rincian (1)
2.1. Konsumsi Rumah Tangga
Olah Raga 2.1.7. Transportasi dan Komunikasi 2.2. Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal (BPPBM)
Lainnya
3. Nilai Tukar Petani
Pada tabel 1 di atas terlihat bahwa kenaikan angka NTP Gabungan Sulawesi Tengah pada bulan Mei 2011 disebabkan oleh kenaikan angka indeks yang diterima petani (It) sebesar 0,92 persen, lebih tinggi dibandingkan kenaikan indeks yang dibayar petani (Ib) yang hanya sebesar 0,20 persen dibandingkan periode bulan sebelumnya. Angka indeks It Gabungan bulan Mei 2011 tercatat sebesar 132,58, sedangkan angka indeks Ib Gabungan tercatat sebesar 133,26. Angka NTP Subsektor Tanaman Pangan bulan Mei 2011 menjadi satu-satunya yang mengalami penurunan sebesar -0,76 persen, sedangkan angka NTP Subsektor Hortikultura naik sebesar 0,27 persen, Subsektor Perkebunan Rakyat naik sebesar 1,47 persen, Subsektor Peternakan naik sebesar 0,98 persen dan Subsektor Perikanan naik sebesar 1,37 persen. (Tabel 2).
Berita Resmi Statistik No. 04/06/Th. XIV, 1 Juni 2011
2
Tabel 2 Nilai Tukar Petani Provinsi Sulawesi Tengah per Subsektor, Mei 2011 (2007=100)
Bulan April
Mei
Persentase Perubahan
(2)
(3)
(4)
a. Indeks yang Diterima (It)
115.46
114.84
-0.54
b. Indeks yang Dibayar (Ib)
137.04
137.35
0.22
c. Nilai Tukar Petani (NTP-P)
84.25
83.61
-0.76
a. Indeks yang Diterima (It)
146.47
147.11
0.44
b. Indeks yang Dibayar (Ib)
134.02
134.24
0.17
c. Nilai Tukar Petani (NTP-H)
109.29
109.59
0.27
a. Indeks yang Diterima (It)
134.37
136.67
1.71
b. Indeks yang Dibayar (Ib)
133.71
134.02
0.23
c. Nilai Tukar Petani (NTP-Pr)
100.49
101.97
1.47
a. Indeks yang Diterima (It)
126.76
128.32
1.23
b. Indeks yang Dibayar (Ib)
130.35
130.67
0.25
c. Nilai Tukar Petani (NTP-Pt)
97.25
98.20
0.98
a. Indeks yang Diterima (It)
140.62
142.68
1.46
b. Indeks yang Dibayar (Ib)
127.02
127.14
0.09
c. Nilai Tukar Petani (NTN)
110.71
112.22
1.37
Subsektor (1) 1. Tanaman Pangan
2. Hortikultura
3. Tanaman Perkebunan Rakyat
4. Peternakan
5. Perikanan
A.
Indeks Harga yang Diterima Petani (It)
Pergerakan angka indeks yang diterima oleh petani (It) bulan Mei 2011 menunjukkan bahwa hanya satu dari lima subsektor tercatat mengalami penurunan angka indeks, sementara empat subsektor lainnya mengalami kenaikan. Kenaikan angka indeks tertinggi dicapai oleh Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat yang mengalami kenaikan indeks It sebesar 1,71 persen, diikuti oleh Subsektor Perikanan sebesar 1,46 persen, Subsektor Peternakan sebesar 1,23 persen dan Subsektor Hortikultura sebesar 0,44 persen. Pada saat yang sama Subsektor Tanaman Pangan mengalami penurunan sebesar -0,54 persen. Kenaikan angka indeks yang diterima petani (It) dipicu oleh naiknya harga produsen sejumlah komoditas hasil pertanian seperti buah durian, nangka, papaya, cabe
rawit, tomat sayur, ketimun, sawi, cengkeh, biji kopi, babi, sapi potong, kambing, telur, ikan laying, ikan teri, rumput laut, ikan selar dan tongkol. Apabila dilihat besaran angka indeks It, maka Subsektor Hortikultura tercatat memiliki indeks tertinggi sebesar 147,11; diikuti oleh Subsektor Perikanan sebesar 142,68; selanjutnya berturut-turut Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat sebesar 136,67; Subsektor Peternakan sebesar 128,32 dan yang terendah yaitu Subsektor Tanaman Pangan sebesar 114,84. Berita Resmi Statistik No. 04/06/Th. XIV, 1 Juni 2011
3
B.
Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib)
Pergerakan angka indeks yang dibayar petani pada bulan Mei 2011 menunjukkan adanya kenaikan angka indeks antara 0,09 persen sampai dengan 0,25 persen yang terjadi pada seluruh subsektor pertanian. Subsektor Peternakan tercatat mengalami kenaikan angka indeks terbanyak sebesar 0,25 persen, selanjutnya berturut-turut Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat sebesar 0,23 persen, Subsektor Tanaman Pangan sebesar 0,22 persen, Subsektor Hortikultura sebesar 0,17 persen dan Subsektor Perikanan sebesar 0,09 persen. Penurunan indeks utamanya disebabkan oleh turunnya beberapa komoditas konsumsi rumah tangga seperti tomat sayur, ikan mujair, sepatu kulit, tas sekolah, jagung pipilan, pisang, bubur kacang hijau, baju kaos, wortel, bandeng, kemiri, kacang panjang, gula merah, ekor kuning, bawang putih, ikan asin, kubis, emas perhiasan dan kebutuhan sehari-hari rumah tangga lainnya.
C.
NTP Subsektor
C.1.
Subsektor Tanaman Pangan (NTP-P)
Pada bulan Mei 2011, Nilai Tukar Petani Subsektor Tanaman Pangan (NTP-P) tercatat mengalami penurunan dibandingkan bulan sebelumnya sebesar -0,76 persen. Turunnya angka NTP subsektor bulan ini lebih disebabkan karena menurunnya indeks yang diterima petani (It) sebesar 0,54 persen dari bulan sebelumnya, sedangkan indeks yang dibayar petani (Ib) mengalami kenaikan angka indeks sebesar 0,22 persen. Penurunan tersebut telah mendorong indeks It ke level 114,84, lebih rendah dari angka indeks yang dibayar petani (Ib) yang berada di level 137,35. Turunnya indeks It disebabkan menurunnya harga komoditas pertanian palawija sebesar -1,74 persen, sedangkan kenaikan indeks Ib disebabkan naiknya indeks konsumsi rumah tangga dan biaya produksi masingmasing sebesar 0,25 persen dan 0,12 persen. Angka NTP Tanaman Pangan sebesar 83,61 persen memberikan gambaran bahwa secara umum kondisi petani tanaman pangan di Sulawesi Tengah masih belum sejahtera, dengan tingkat pengeluaran melebihi tingkat pendapatan. Harga beberapa komoditas pertanian yang mengalami penurunan harga seperti ketela pohon, kacang hijau, kacang tanah, jagung pipilan dan ketela rambat. Pada saat yang sama beberapa komoditas konsumsi rumah tangga yang mengalami kenaikan seperti tomat sayur, ikan mujair, sepatu kulit, tas sekolah, jagung pipilan, pisang, bubur kacang hijau, baju kaos, wortel, bandeng, kemiri, kacang panjang, gula merah, ekor kuning, bawang putih, ikan asin, kubis, emas perhiasan dan kebutuhan sehari-hari rumah tangga lainnya.
C.2.
Subsektor Hortikultura (NTP-H)
Nilai Tukar Petani Subsektor Hortikultura pada bulan ini mengalami kenaikan sebesar 0,27 persen hingga ke level 109,59. Kenaikan tersebut disebabkan naiknya indeks yang diterima petani (It) sebesar 0,44 persen, lebih tinggi dibandingkan indeks yang dibayar petani (Ib) yang naik hanya sebesar 0,17 persen. Pada bulan ini indeks It tercatat sebesar 147,11, sedangkan indeks Ib hanya sebesar 134,24. Angka NTP yang berada di atas 100 persen memberikan gambaran bahwa secara umum kondisi petani hortikultura di Sulawesi Tengah cukup baik dengan tingkat pendapatan melebihi tingkat pengeluaran. Beberapa komoditi hasil pertanian yang tercatat mengalami kenaikan harga produsen di antaranya adalah buah durian, nangka, papaya, cabe rawit, tomat sayur, ketimun dan sawi. Sedangkan beberapa komoditas konsumsi rumah tangga yang mengalami kenaikan harga di antaranya adalah tomat sayur, ikan mujair, sepatu kulit, tas sekolah, jagung pipilan, pisang, bubur kacang hijau, baju kaos, wortel, bandeng, kemiri, kacang panjang, gula merah, ekor kuning, bawang putih, ikan asin, kubis, emas perhiasan dan kebutuhan sehari-hari rumah tangga lainnya. Berita Resmi Statistik No. 04/06/Th. XIV, 1 Juni 2011
4
Tabel 3 Nilai Tukar Petani Per Subsektor dan Perubahannya, Mei 2011 (2007=100)
Bulan
Kelompok dan Sub kelompok (1)
Persentase
April
Mei
Perubahan
(2)
(3)
(4)
115.46
114.84
-0.54
1. Tanaman Pangan a. Indeks Diterima Petani - Padi
101.10
101.10
0.00
- Palawija
169.72
166.76
-1.74
137.04
137.35
0.22
- Indeks Konsumsi Rumah Tangga
139.09
139.43
0.25
- Indeks BPPBM
129.21
129.37
0.12
146.47
147.11
0.44
- Sayur-sayuran
149.19
149.53
0.23
- Buah-buahan
142.60
143.66
0.74
134.02
134.24
0.17
- Indeks Konsumsi Rumah Tangga
137.07
137.34
0.20
- Indeks BPPBM
119.98
120.02
0.03
134.37
136.67
1.71
134.37
136.67
1.71
133.71
134.02
0.23
- Indeks Konsumsi Rumah Tangga
137.27
137.65
0.27
- Indeks BPPBM
118.73
118.78
0.05
126.76
128.32
1.23
- Ternak Besar
125.45
127.33
1.50
- Ternak Kecil
128.47
130.47
1.56
- Unggas
133.60
133.56
-0.03
- Hasil Ternak
112.36
112.49
0.12
130.35
130.67
0.25
- Indeks Konsumsi Rumah Tangga
136.72
137.15
0.31
- Indeks BPPBM
117.70
117.82
0.10
140.62
142.68
1.46
- Penangkapan
152.48
155.44
1.94
- Budidaya
108.80
108.42
-0.34
127.02
127.14
0.09
- Indeks Konsumsi Rumah Tangga
135.18
135.45
0.20
- Indeks BPPBM
112.51
112.36
-0.13
b. Indeks Dibayar Petani
2. Hortikultura a. Indeks Diterima Petani
b. Indeks Dibayar Petani
3. Tanaman Perkebunan Rakyat a. Indeks Diterima Petani - Tanaman Perkebunan Rakyat (TPR) b. Indeks Dibayar Petani
4. Peternakan a. Indeks Diterima Petani
b. Indeks Dibayar Petani
5. Perikanan a. Indeks Diterima Petani
b. Indeks Dibayar Petani
Berita Resmi Statistik No. 04/06/Th. XIV, 1 Juni 2011
5
C.3.
Subsektor Perkebunan Rakyat (NTP-Pr)
Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat pada bulan ini tercatat mengalami kenaikan angka NTP sebesar 1,47 persen hingga ke level 101,97. Kenaikan NTP tersebut disebabkan naiknya angka indeks It sebesar 1,71 persen, lebih tinggi dari kenaikan indeks Ib yang hanya sebesar 0,23 persen. Secara umum tingkat pendapatan petani perkebunan rakyat masih lebih tinggi dibandingkan dengan tingkat pengeluarannya, indeks It bulan Mei 2011 tercatat sebesar 136,67 sedangkan indeks Ib sebesar 134,02. Naiknya indeks It terutama disebabkan oleh naiknya beberapa harga komoditas pertanian seperti cengkeh, biji kopi dan coklat biji. Pada saat yang sama terjadi kenaikan harga barang-barang konsumsi rumah tangga petani seperti tomat sayur, ikan mujair, sepatu kulit, tas sekolah, jagung pipilan, pisang, bubur kacang hijau, baju kaos, wortel, bandeng, kemiri, kacang panjang, gula merah, ekor kuning, bawang putih, ikan asin, kubis, emas perhiasan dan kebutuhan sehari-hari rumah tangga lainnya.
C.4.
Subsektor Peternakan (NTP-Pt)
NTP Subsektor Peternakan bulan Mei 2011 tercatat sebesar 98,20 persen atau masih tetap berada di bawah angka 100, hal tersebut memberi gambaran bahwa kondisi peternak di Sulawesi Tengah sampai saat ini relatif masih belum mencapai kesejahteraan. Tingkat pengeluaran peternak secara umum masih lebih tinggi bila dibandingkan dengan tingkat pendapatannya. Kenaikan NTP sebesar 0,98 persen belum dapat merubah kondisi tingkat kesejahteraan peternak. Indeks It pada bulan ini tercatat hanya sebesar 128,32, sedangkan indeks Ib berada di level 130,67. Kenaikan 1,23 persen indeks It dipicu oleh naiknya harga komoditas babi, sapi potong, kambing dan telur, sedangkan naiknya indeks Ib disebabkan naiknya harga barang-barang konsumsi rumah tangga dan biaya produksi sebesar 0,31 persen dan 0,10 persen. Beberapa komoditas konsumsi rumah tangga yang mengalami kenaikan harga adalah tomat sayur, ikan mujair, sepatu kulit, tas sekolah, jagung pipilan, pisang, bubur kacang hijau, baju kaos, wortel, bandeng, kemiri, kacang panjang, gula merah, ekor kuning, bawang putih, ikan asin, kubis, emas perhiasan dan kebutuhan sehari-hari rumah tangga lainnya.
C.5.
Subsektor Perikanan (NTN)
NTP Subsektor Perikanan pada bulan ini mengalami pertumbuhan positif sebesar 1,37 persen dibandingkan bulan sebelumnya hingga mencapai level 112,22. Indeks It tercatat mengalami kenaikan sebesar 1,46 persen, sedangkan indeks Ib mengalami kenaikan sebesar 0,09 persen. Secara umum kondisi nelayan di Sulawesi Tengah masih lebih baik dengan It sebesar 142,68 di atas Ib yang berada di level 127,14, artinya tingkat pendapatan nelayan masih berada di atas tingkat pengeluaran nelayan untuk konsumsi rumah tangga maupun untuk biaya produksi. Kenaikan indeks It dipengaruhi oleh naiknya beberapa komoditas perikanan tangkap maupun budidaya seperti ikan layang, ikan teri, rumput laut, selar dan tongkol. Sedangkan beberapa komoditas konsumsi rumah tangga yang turut mengalami kenaikan harga diantaranya adalah tomat sayur, ikan mujair, sepatu kulit, tas sekolah, jagung pipilan, pisang, bubur kacang hijau, baju kaos, wortel, bandeng, kemiri, kacang panjang, gula merah, ekor kuning, bawang putih, ikan asin, kubis, emas perhiasan dan kebutuhan sehari-hari rumah tangga lainnya.
Berita Resmi Statistik No. 04/06/Th. XIV, 1 Juni 2011
6