No. 61/09/51/Th. X, 1 September 2016
PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI AGUSTUS 2016, NTP BALI TURUN 0,01 PERSEN
Nilai Tukar Petani (NTP) Provinsi Bali bulan Agustus 2016 tercatat mengalami penurunan sebesar 0,01 persen, dari 106,67 pada bulan Juli 2016, menjadi 106,66. Dari sisi indeks yang diterima petani (It), tercatat kenaikan sebesar 0,18 persen, dari 129,43 di bulan sebelumnya menjadi 129,66. Sementara dari sisi indeks yang dibayar petani (Ib), tercatat mengalami kenaikan sebesar 0,19 persen, dari 121,34 menjadi 121,57.
Pada bulan Agustus 2016, NTP Subsektor Tanaman Pangan dan Peternakan tercatat mengalami kenaikan masing-masing sebesar 0,66 persen dan 1,24 persen. Sementara itu, NTP Subsektor Hortikultura, Tanaman Perkebunan Rakyat dan Perikanan tercatat mengalami penurunan masingmasing sebesar 0,82 persen, 1,53 persen dan 0,94 persen.
NTP Nasional bulan Agustus 2016 mencapai 101,56, mengalami kenaikan sebesar 0,17 persen terhadap bulan sebelumnya yang mencapai 101,39. Kenaikan ini secara umum didorong oleh indeks harga yang diterima petani (It) yang naik sebesar 0,30 persen, sedangkan indeks harga yang dibayar petani (Ib) mengalami kenaikan yang lebih rendah, yaitu 0,13 persen.
Berdasarkan Indeks Harga Konsumen Perdesaan (IHKP) Agustus 2016, daerah pedesaan di Bali tercatat mengalami inflasi sebesar 0,27 persen terhadap bulan sebelumnya. Kondisi ini sejalan dengan nasional yang tercatat mengalami inflasi di tingkat perdesaan sebesar 0,06 persen.
Bulan Agustus 2016, sebanyak 11 provinsi tercatat mengalami deflasi dan 22 provinsi tercatat mengalami inflasi. Deflasi terbesar tercatat di Provinsi Sulawesi Barat (0,53 persen) dan terendah di Provinsi Sulawesi Selatan (0,02 persen). Sedangkan Inflasi tertinggi tercatat di Provinsi Maluku Utara (0,99 persen) dan terendah di Provinsi Jawa Barat (0,02 persen).
NTP (Farmers Term of Trade) merupakan salah satu indikator untuk melihat tingkat kemampuan/daya beli petani di perdesaan. NTP juga menunjukkan daya tukar (term of trade) dari produk pertanian terhadap barang dan jasa yang diperlukan petani untuk konsumsi rumahtangganya maupun untuk biaya produksi produk pertanian. Nilai Tukar Petani (NTP) diperoleh dari perbandingan indeks harga yang diterima petani terhadap indeks harga yang dibayar petani (dalam persentase). Semakin tinggi NTP, secara relatif semakin kuat pula tingkat kemampuan/daya beli petani. Pada bulan Agustus 2016 Nilai Tukar Petani (NTP) Provinsi Bali tercatat mengalami penurunan sebesar 0,01 persen dibandingkan dengan bulan sebelumnya sebesar 106,67, menjadi 106,66. Dari sisi indeks yang diterima petani (It), tercatat kenaikan sebesar 0,18 persen, dari 129,43 di bulan sebelumnya menjadi 129,66. Sementara dari sisi indeks yang dibayar petani (Ib), tercatat kenaikan sebesar 0,19 persen, dari 121,34 menjadi 121,57.
Berita Resmi Statistik Provinsi Bali No. 61/09/51/Th. X, 1 September 2016
1
1. a.
NTP Subsektor Subsektor Tanaman Pangan (Padi & Palawija/NTP-P)
NTP Subsektor Tanaman Pangan (NTP-P) pada bulan Agustus 2016 tercatat mengalami kenaikan dibandingkan dengan bulan sebelumya, yaitu dari 95,90 menjadi 96,53 atau naik sebesar 0,66 persen. NTP Subsektor Tanaman Pangan masih berada dibawah nilai 100, yang berarti nilai yang diterima dari hasil pertanian tanaman pangan tidak mampu mencukupi kebutuhan konsumsi rumah tangga dan biaya produksinya. Indeks harga yang diterima petani (It) pada subsektor Tanaman Pangan naik sebesar 0,92 persen. Kenaikan ini terjadi pada kelompok Padi sebesar 1,47 persen, meskipun kelompok palawija turun sebesar 0,44 persen. Sementara itu, indeks harga yang dibayar petani (Ib) tercatat mengalami kenaikan sebesar 0,26 persen. Kenaikan pada Ib dipengaruhi oleh naiknya Indeks Harga Konsumsi Rumah Tangga (IHKP) dan indeks Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal (BPPBM) masing-masing sebesar 0,29 persen dan 0,12 persen.
b.
Subsektor Hortikultura (NTP-H)
NTP Subsektor Hortikultura (NTP-H) mengalami penurunan pada bulan Agustus 2016, yaitu sebesar 0,82 persen dari 106,58 pada bulan lalu menjadi 105,71. Penurunan ini terjadi karena indeks yang diterima petani (It) mengalami penurunan sebesar 0,57 persen, sedangkan indeks harga yang harus dibayar oleh petani (Ib) naik sebesar 0,25 persen. Penurunan yang terjadi pada It dipengaruhi oleh menurunnya harga di kelompok buah-buahan dan tanaman obat masing-masing sebesar 1,84 persen dan 0,59 persen. Sebaliknya harga-harga pada kelompok sayur-sayuran mengalami kenaikan sebesar 2,00 persen. Beberapa komoditas yang memberikan andil turunnya It, antara lain jeruk, salak, petsai/sawi, kol/kubis, dan wortel. Sementara itu, kenaikan yang terjadi pada Ib disebabkan oleh naiknya indeks konsumsi rumah tangga dan indeks BPPBM masing-masing sebesar 0,26 persen dan 0,22 persen.
c.
Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat (NTP-Pr)
NTP Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat (NTP-Pr) pada bulan Agustus 2016 tercatat mengalami penurunan sebesar 1,53 persen dari 107,10 menjadi 105,46. Secara umum, turunnya NTPPr dipicu oleh indeks yang diterima petani (It) yang turun sebesar 1,36 persen, sedangkan indeks yang dibayar petani (Ib) mengalami kenaikan sebesar 0,18 persen. Beberapa komoditas perkebunan yang memberikan andil atas turunnya It di subsektor ini yaitu kelapa, kakao, biji jambu mete, kopi, dan kapas. Di sisi lain, kenaikan pada Ib dipengaruhi oleh naiknya indeks konsumsi rumah tangga dan indeks BPPBM masing-masing sebesar 0,22 persen dan 0,02 persen.
2
Berita Resmi Statistik Provinsi Bali No. 61/09/51/Th. X, 1 September 2016
Tabel 1 Nilai Tukar Petani Provinsi Bali dan Perubahannya Menurut Subsektor Juli 2016 - Agustus 2016 (2012=100) Subsektor (1)
Bulan
Persentase
Juli 2016
Agustus 2016
Perubahan
(2)
(3)
(4)
1. Tanaman Pangan (NTP-P)
95,90
96,53
0,66
a. Indeks Diterima Petani
120,06
121,17
0,92
- Padi
114,90
116,59
1,47
- Palawija
135,14
134,55
-0,44
b. Indeks Dibayar Petani
125,20
125,52
0,26
- Indeks Konsumsi Rumahtangga
126,45
126,81
0,29
- Indeks BPPBM
119,45
119,59
0,12
2. Hortikultura (NTP-H)
106,58
105,71
-0,82
a. Indeks Diterima Petani
130,52
129,77
-0,57
- Sayur-sayuran
140,33
143,14
2,00
- Buah-buahan
126,23
123,91
-1,84
- Tanaman Obat
119,42
118,71
-0,59
b. Indeks Dibayar Petani
122,46
122,77
0,25
- Indeks Konsumsi Rumahtangga
125,31
125,64
0,26
- Indeks BPPBM
114,72
114,97
0,22
3. Tanaman Perkebunan Rakyat (NTP-Pr)
107,10
105,46
-1,53
a. Indeks Diterima Petani
130,31
128,55
-1,36
130,31
128,55
-1,36
121,67
121,89
0,18
- Indeks Konsumsi Rumahtangga
125,91
126,19
0,22
- Indeks BPPBM
108,95
108,97
0,02
4. Peternakan (NTP-Pt)
114,56
115,98
1,24
a. Indeks Diterima Petani
134,60
136,41
1,35
- Ternak Besar
139,13
142,09
2,13
- Ternak Kecil
128,97
129,28
0,24
- Unggas
133,61
135,03
1,06
- Hasil Ternak
121,72
120,56
-0,96
- Tanaman Perkebunan Rakyat (TPR) b. Indeks Dibayar Petani
b. Indeks Dibayar Petani
117,49
117,62
0,11
- Indeks Konsumsi Rumahtangga
125,72
126,07
0,28
- Indeks BPPBM
110,28
110,21
-0,06
5. Perikanan (NTP-Pi)
103,18
102,22
-0,94
a. Indeks Diterima Petani
127,02
126,22
-0,63
- Tangkap
139,16
138,19
-0,70
- Budidaya
109,01
108,46
-0,51
b. Indeks Dibayar Petani
123,10
123,48
0,31
- Indeks Konsumsi Rumahtangga
129,79
130,48
0,52
- Indeks BPPBM
110,18
109,95
-0,22
NTP Gabungan
106,67
106,66
-0,01
a. Indeks Diterima Petani
129,43
129,66
0,18
b. Indeks Dibayar Petani
121,34
121,57
0,19
- Indeks Konsumsi Rumahtangga
125,88
126,22
0,27
- Indeks BPPBM
113,02
113,09
0,06
Berita Resmi Statistik Provinsi Bali No. 61/09/51/Th. X, 1 September 2016
3
d.
Subsektor Peternakan (NTP-Pt)
Subsektor Peternakan terdiri atas ternak besar, ternak kecil, unggas, dan hasil ternak. NTP Subsektor Peternakan (NTP-Pt) pada bulan Agustus 2016 tercatat mengalami kenaikan sebesar 1,24 persen, dari 114,56 menjadi 115,98. Secara umum kenaikan ini disebabkan oleh indeks harga yang diterima petani (It) yang naik sebesar 1,35 persen, sementara indeks harga yang dibayar petani (Ib) naik sebesar 0,11 persen. Terjadinya kenaikan It dipicu oleh naiknya harga pada kelompok ternak besar, ternak kecil dan unggas masing-masing sebesar 2,13 persen, 0,24 persen dan 1,06 persen. Sebaliknya kelompok hasil ternak tercatat mengalami penurunan sebesar 0,96 persen. Secara umum, beberapa komoditas peternakan yang mendorong kenaikan It, antara lain sapi potong, ayam ras pedaging, babi, itik / bebek, dan kambing. Di sisi lain, kenaikan pada Ib dipicu oleh naiknya indeks konsumsi rumah tangga sebesar 0,28 persen sedangkan indeks BPPBM turun sebesar 0,06 persen.
e.
Subsektor Perikanan (NTP-Pi)
Subsektor Perikanan mencakup kegiatan perikanan tangkap dan budidaya perikanan. Pada bulan Agustus 2016, NTP Subsektor Perikanan masih mengalami penurunan, yaitu sebesar 0,94 persen, dari 103,18 menjadi 102,22. Penurunan ini terjadi karena indeks harga yang diterima petani (It) mengalami penurunan sebesar 0,63 persen sedangkan indeks harga yang dibayar petani (Ib) naik sebesar 0,31 persen. Penurunan It dipicu oleh turunnya harga-harga pada kelompok perikanan tangkap sebesar 0,70 persen sedangkan kelompok budidaya perikanan tercatat turun sebesar 0,51 persen. Secara umum, beberapa komoditas yang mengalami penurunan harga, antara lain cumi-cumi, rumput laut, tongkol, cakalang, mas dan lele. Sementara itu, kenaikan pada Ib didorong oleh naiknya indeks konsumsi rumah tangga sebesar 0,52 persen sementara indeks BPPBM mengalami penurunan sebesar 0,22 persen.
2.
Perbandingan Terhadap Angka Nasional
Pada bulan Agustus 2016, NTP gabungan secara nasional sebesar 101,56, mengalami kenaikan sebesar 0,17 persen dibandingkan dengan bulan sebelumnya. Secara umum, penurunan tersebut terjadi karena indeks harga yang diterima petani (It) nasional mengalami kenaikan sebesar 0,30 persen, sedangkan indeks harga yang dibayar petani (Ib) tercatat mengalami kenaikan yang lebih rendah, yaitu sebesar 0,13 persen. Jika dibandingkan dengan NTP Gabungan secara nasional, NTP Bali masih berada di atas NTP Gabungan secara nasional. Tabel 2 Nilai Tukar Petani Provinsi Bali dan Nasional serta Persentase Perubahannya, Juli 2016 - Agustus 2016 (2012=100) Indeks
Nasional
Juli 2016
Agustus 2016
%
Juli 2016
Agustus 2016
%
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
Indeks yang Diterima Petani
129,43
129,66
0,18
125,78
126,16
0,30
Indeks yang Dibayar Petani
121,34
121,57
0,19
124,06
124,22
0,13
NTP
106,67
106,66
-0,01
101,39
101,56
0,17
(1)
3.
Provinsi Bali
Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP)
Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) diperoleh dari perbandingan indeks harga yang diterima petani (It) terhadap indeks harga yang dibayar petani (Ib), dimana komponen Ib hanya terdiri dari Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal (BPPBM). Dengan dikeluarkannya Indeks 4
Berita Resmi Statistik Provinsi Bali No. 61/09/51/Th. X, 1 September 2016
Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) dari komponen Ib, NTUP dapat lebih mencerminkan margin usaha pertanian, karena yang dibandingkan hanya produksi dengan biaya produksinya. Kondisi NTUP Agustus 2016 tercatat mengalami kenaikan sebesar 0,12 persen, dari 114,52 pada bulan sebelumnya menjadi 114,65. Kenaikan NTUP terjadi pada Subsektor Tanaman Pangan dan Peternakan masing-masing sebesar 0,80 persen dan 1,41 persen. Sementara itu Subsektor Hortikultura, Tanaman Perkebunan Rakyat dan Peternakan tercatat mengalami penurunan masingmasing sebesar 0,79 persen, 1,38 persen dan 0,42 persen. Informasi NUTP secara lebih lengkap terjadi pada table 3 dibawah ini. Tabel 3 Nilai Tukar Usaha Pertanian per Subsektor dan Persentase Perubahannya, Juli 2016 - Agustus 2016 (2012 = 100)
Agustus 2016
Persentase Perubahan
(2)
(3)
(4)
1. Tanaman Pangan
100,51
101,32
0,80
2. Hortikultura
113,77
112,88
-0,79
3. Tanaman Perkebunan Rakyat
119,60
117,96
-1,38
4. Peternakan
122,05
123,77
1,41
5. Perikanan
115,28
114,80
-0,42
NTUP Bali
114,52
114,65
0,12
(1)
4.
Bulan Juli 2016
Subsektor
Indeks Harga Konsumen Perdesaan
Indeks Harga Konsumen Perdesaan (IHKP) dapat ditunjukkan oleh Indeks Harga Konsumsi Rumahtangga Petani yang merupakan komponen dalam Indeks Harga yang Dibayar Petani. IHK perdesaan terdiri dari 7 (tujuh) kelompok pengeluaran, yaitu kelompok bahan makanan, kelompok makanan jadi, kelompok perumahan, kelompok sandang, kelompok kesehatan, kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga, serta kelompok transportasi dan komunikasi. Perubahan IHK perdesaan mencerminkan angka inflasi/deflasi di wilayah perdesaan. Secara nasional terjadi inflasi perdesaan sebesar 0,06 persen. Berdasarkan pengamatan Indeks Konsumsi Rumah Tangga Petani di perdesaan pada bulan Agustus 2016, tercatat 11 provinsi tercatat mengalami deflasi dan 22 provinsi tercatat mengalami inflasi. Deflasi terbesar tercatat di Provinsi Sulawesi Barat (0,53 persen) dan terendah di Provinsi Sulawesi Selatan (0,02 persen). Sedangkan Inflasi tertinggi tercatat di Provinsi Maluku Utara (0,99 persen) dan terendah di Provinsi Jawa Barat (0,02 persen).
Berita Resmi Statistik Provinsi Bali No. 61/09/51/Th. X, 1 September 2016
5
Grafik 1 Perubahan Indeks Harga Konsumen Perdesaan (IHKP) Menurut Provinsi di Indonesia, Agustus 2016
Pada Agustus 2016, Provinsi Bali mengalami inflasi perdesaan sebesar 0,27 persen yang disebabkan oleh naiknya rata-rata harga pada semua kelompok komoditas, mulai dari pendidikan, rekreasi, dan olah raga yang naik sebesar 0,85 persen, makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau 0,42 persen, kesehatan 0,26 persen, bahan makanan 0,24 persen, sandang 0,20 persen, transportasi dan komunikasi 0,12 persen, serta kelompok perumahan 0,11 persen. Secara umum, komoditas penyumbang inflasi pada bulan Agustus 2016, antara lain cabai rawit, bawang merah, rokok, ikan pindang tongkol, uang bayaran sekolah SMP, serta uang bayaran sekolah SMA. Selanjutnya persentase perubahan indeks harga konsumen perdesaan menurut kelompok komoditas dapat dilihat pada tabel 4. Tabel 4 Persentase Perubahan Indeks Harga Konsumen Perdesaan Provinsi Bali dan Nasional, Agustus 2016 Kelompok
Bali
Nasional
(2)
(3)
Bahan Makanan
0,24
-0,10
Makanan Jadi, Minuman, Rokok, dan Tembakau
0,42
0,14
Perumahan
0,11
0,21
Sandang
0,20
0,21
Kesehatan
0,26
0,29
Pendidikan, Rekreasi, dan Olah Raga
0,85
0,35
Transportasi dan Komunikasi
0,12
0,04
Gabungan
0,27
0,06
(1)
6
Perubahan IHK Perdesaan (%)
Berita Resmi Statistik Provinsi Bali No. 61/09/51/Th. X, 1 September 2016
5.
Harga Gabah Bulan Agustus 2016 Naik
Berdasarkan hasil pencatatan harga gabah di 7 kabupaten, yaitu Jembrana, Tabanan, Badung, Gianyar, Klungkung, Karangasem dan Buleleng selama bulan Agustus 2016, harga gabah (GKP) di tingkat petani mengalami kenaikan sebesar 0,82 persen, dari Rp 4.317,71 per kg pada bulan sebelumnya menjadi Rp 4.352,91 per kg. Sementara itu, rata-rata harga GKP di tingkat penggilingan naik sebesar 0,66 persen dari Rp 4.389,07 per kg menjadi Rp 4.418,13 per kg. Grafik 2 Perkembangan Rata-rata Harga Gabah (GKP) di Tingkat Petani dan Penggilingan Provinsi Bali Agustus 2015 Agustus 2016 5,000.00 4,800.00 4,600.00 4,400.00 4,200.00 4,000.00 3,800.00 3,600.00 3,400.00 3,200.00
Tk. Petani
Tk. Penggilingan
HPP Tk. Petani
Ags '16
Jul '16
Jun '16
Mei '16
Apr '16
Mar '16
Feb '16
Jan '16
Des '15
Nov '15
Okt '15
Sep '15
Ags '15
3,000.00
HPP Tk. Penggilingan
Berita Resmi Statistik Provinsi Bali No. 61/09/51/Th. X, 1 September 2016
7
Tabel 5 Perkembangan Rata-rata Harga Gabah (GKP) di Tingkat Petani dan Penggilingan Provinsi Bali Agustus 2015 Agustus 2016 No
Bulan
Harga di Tingkat Petani (Rp/Kg)
Perubahan (%)
Harga di Tingkat Penggilingan (Rp/Kg)
Perubahan (%)
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
1
Agustus 2015
4.363,01
1,89
4.424,41
1,72
2
September 2015
4.515,38
3,49
4.622,89
4,49
3
Oktober 2015
4.642,89
2,82
4.709,09
1,86
4
Nopember 2015
4.654,41
0,25
4.727,68
0,39
5
Desember 2015
4.735,63
1,74
4.802,57
1,58
6
Januari 2016
4.816,54
1,71
4.890,96
1,84
7
Februari 2016
4.768,84
-0,99
4.837,17
-1,10
8
Maret 2016
4.401,26
-7,71
4.467,46
-7,64
9
April 2016
4.063,96
-7,66
4.132,72
-7,49
10
Mei 2016
4.213,26
3,67
4.292,60
3,87
11
Juni 2016
4.211,78
-0,03
4.319,61
0,63
12
Juli 2016
4.317,71
2,51
4.389,07
1,61
13
Agustus 2016
4.352,91
0,82
4.418,13
0,66
*) HPP GKP (Mulai Agustus 2015) Rp 3.700,00/kg di tingkat petani Rp 3.750,00/kg di tingkat penggilingan
8
Berita Resmi Statistik Provinsi Bali No. 61/09/51/Th. X, 1 September 2016
Tabel 6 Perkembangan Inflasi Perdesaan Bulanan dan Kumulatif Provinsi Bali dan Nasional Tahun 2014 2015 Tahun
Bali
Nasional
Bulanan
Kumulatif
Bulanan
Kumulatif
(2)
(3)
(4)
(5)
Januari
0.88
0.88
1.16
1.16
Februari
0.32
1.20
0.45
1.62
Maret
0.42
1.63
0.19
1.81
April
0.05
1.68
-0.05
1.76
Mei
0.39
2.07
0.23
1.99
Juni
0.36
2.44
0.74
2.74
Juli
0.56
3.01
0.82
3.58
Agustus
0.49
3.51
0.37
3.96
September
0.49
4.02
0.45
4.43
Oktober
0.24
4.27
0.43
4.88
November
1.52
5.85
1.49
6.41
Desember
2.85
8.86
2.72
9.30
Januari
-0.90
-0.90
-0.03
-0.03
Februari
-0.53
-1.42
-0.73
-0.76
Maret
0.88
-0.55
0.48
-0.29
April
0.25
-0.30
0.21
-0.08
Mei
-0.20
-0.49
0.60
0.52
Juni
0.17
-0.32
0.82
1.35
Juli
0.64
0.31
0.89
2.24
Agustus
0.64
0.96
0.47
2.72
September
0.52
1.48
-0.02
2.70
Oktober
-0.02
1.46
-0.04
2.66
November
0.41
1.88
0.43
3.10
Desember
1.08
2.98
1.14
4.28
Januari
1.01
1.01
0.83
0.83
Februari
0.38
1.40
0.09
0.92
Maret
0.33
1.73
0.95
1.88
April
-0.45
1.27
-0.50
1.37
Mei
-0.13
1.14
0.13
1.50
Juni
0.43
1.58
0.59
2.10
Juli
0.50
2.08
0.76
2.87
Agustus
0,27
2,36
0,06
2,93
(1)
2014
2015
2016
Berita Resmi Statistik Provinsi Bali No. 61/09/51/Th. X, 1 September 2016
9
Informasi lebih lanjut hubungi: I Gede Nyoman Subadri, S.E. Kepala Bidang Statistik Distribusi BPS Provinsi Bali Telepon: 0361-238159, Fax: 0361-238162 E-mail:
[email protected]