No. 18/03/72/Th. XVIII, 2 Maret 2015
PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI Selama Februari 2015, Nilai Tukar Petani (NTP) Sebesar 97,75 Persen
1.
Nilai Tukar Petani (NTP) Provinsi Sulawesi Tengah selama Februari 2015 sebesar 97,75 persen, turun 0,63 persen dibandingkan NTP bulan lalu. Hal ini disebabkan oleh menurunnya NTP subsektor Hortikultura (0,37 persen), NTP Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat (2,23 persen), dan NTP Subsektor Peternakan (0,40 persen). Meningkatnya NTP Subsektor Tanaman Pangan (1,31 persen) dan Subsektor Perikanan (0,27 persen) masih belum mampu mereduksi tingkat penurunan NTP Gabungan. Indeks harga yang diterima petani (It) dan indeks harga yang dibayar petani (Ib) masingmasing turun 0,75 persen dan 0,13 persen. NTP tertinggi terjadi pada subsektor hortikultura sebesar 108,59 persen, sedangkan NTP terendah terjadi pada subsektor tanaman perkebunan rakyat sebesar 90,81 persen. Nilai Tukar Usaha Rumahtangga Pertanian (NTUP) sebesar 103,75 persen, turun 0,44 persen dibandingkan Januari 2014 sebesar 104,21 persen. Di tingkat nasional, NTP dan NTUP masing-masing sebesar 102,19 persen dan 107,30 persen. Nilai Tukar Petani (NTP) Nilai Tukar Petani (NTP) merupakan persentase yang diperoleh dari perbandingan antara indeks
harga yang diterima petani (It) terhadap indeks harga yang dibayar petani (Ib). NTP berperan sebagai indikator untuk melihat tingkat kemampuan atau daya beli petani di pedesaan, yang menunjukkan daya tukar (term of trade) dari produk pertanian terhadap barang dan jasa baik yang dikonsumsi oleh rumahtangga maupun untuk keperluan biaya produksi pertanian. Sehingga, semakin tinggi NTP secara relatif semakin kuat tingkat kemampuan atau daya beli petani. Nilai Tukar Usaha Rumahtangga Pertanian (NTUP) diperoleh dari perbandingan antara indeks harga yang diterima petani (It) terhadap indeks harga yang dibayar petani (Ib), tanpa memperhitungkan pengeluaran untuk konsumsi rumah tangga. Dengan demikian, NTUP diharapkan lebih mencerminkan kemampuan daya tukar hasil produksi rumahtangga petani terhadap pengeluaran biaya selama proses produksi.
Berita Resmi Statistik No. 18/03/72/Th. XVIII, 2 Maret 2015
1
Tabel 1 Nilai Tukar Petani (NTP) Menurut Subsektor dan Perkembangannya, Januari - Februari 2015 Subsektor (1) 1. Tanaman Pangan a. Nilai Tukar Petani (NTPP) b. Indeks Harga yang Diterima Petani (It) - Padi - Palawija c. Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) - Indeks Konsumsi Rumah Tangga - Indeks BPPBM 2. Hortikultura a. Nilai Tukar Petani (NTPH) b. Indeks Harga yang Diterima Petani (It) - Sayur-sayuran - Buah-buahan - Tanaman Obat c. Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) - Indeks Konsumsi Rumah Tangga - Indeks BPPBM 3. Tanaman Perkebunan Rakyat a. Nilai Tukar Petani (NTPR) b. Indeks Harga yang Diterima Petani (It) - Tanaman Perkebunan Rakyat c. Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) - Indeks Konsumsi Rumah Tangga - Indeks BPPBM 4. Peternakan a. Nilai Tukar Petani (NTPT) b. Indeks Harga yang Diterima Petani (It) - Ternak Besar - Ternak Kecil - Unggas - Hasil Ternak c. Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) - Indeks Konsumsi Rumah Tangga - Indeks BPPBM 5. Perikanan a. Nilai Tukar Petani (NTNP) b. Indeks Harga yang Diterima Petani (It) - Penangkapan - Budidaya c. Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) - Indeks Konsumsi Rumah Tangga - Indeks BPPBM 5. 1. Perikanan Tangkap a. Nilai Tukar Nelayan (NTN) b. Indeks Harga yang Diterima Petani (It) - Penangkapan c. Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) - Indeks Konsumsi Rumah Tangga - Indeks BPPBM
Januari
Februari
(2)
(3)
Perubahan (%) (4)
92,25 108,37 106,62 113,80 117,48 119,07 111,90
93,46 109,69 107,51 116,45 117,36 118,99 111,68
1,31 1,22 0,83 2,33 -0,10 -0,07 -0,20
108,99 127,72 128,25 127,44 113,76 117,18 119,06 111,38
108,59 127,06 124,70 129,16 111,78 117,01 118,85 111,30
-0,37 -0,52 -2,77 1,35 -1,74 -0,15 -0,18 -0,07
92,88 107,78 107,78 116,04 107,98 121,85
90,81 105,34 105,34 116,00 107,63 122,05
-2,23 -2,26 -2,26 -0,03 -0,32 0,16
105,75 118,88 115,26 120,68 121,43 133,52 112,42 118,53 106,86
105,33 118,26 114,46 118,94 121,66 134,95 112,28 118,50 106,61
-0,40 -0,52 -0,69 -1,44 0,19 1,07 -0,12 -0,03 -0,23
103,33 120,12 123,65 110,68 116,25 119,18 111,33
103,61 119,73 123,34 110,07 115,56 119,14 109,61
0,27 -0,32 -0,25 -0,55 -0,59 -0,03 -1,54
106,41 123,65 123,65 116,20 119,25 111,33
106,96 123,34 123,34 115,31 119,19 109,12
0,52 -0,25 -0,25 -0,77 -0,05 -1,99
Berita Resmi Statistik No. 18/03/72/Th. XVIII, 2 Maret 2015
2
Subsektor
Januari
5. 2. Perikanan Budidaya a. Nilai Tukar Petani Budidaya Ikan (NTPi) 95,09 b. Indeks Harga yang Diterima Petani (It) 110,68 - Budidaya Air Tawar 104,26 - Budidaya Air Laut 109,00 - Budidaya Air Payau 128,18 c. Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) 116,40 - Indeks Konsumsi Rumah Tangga 119,02 - Indeks BPPBM 111,33 NTP Gabungan a. Nilai Tukar Petani (NTP) 98,37 b. Indeks Harga yang Diterima Petani (It) 113,99 c. Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) 115,88 - Indeks Konsumsi Rumah Tangga 118,67 - Indeks BPPBM 109,39 NTP Gabungan tanpa Perikanan a. Nilai Tukar Petani (NTP) 98,04 b. Indeks Harga yang Diterima Petani (It) 113,57 c. Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) 115,84 - Indeks Konsumsi Rumah Tangga 118,64 - Indeks BPPBM 109,25 BPPBM = Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal
Februari
Perubahan (%)
94,68 110,07 104,03 108,31 127,44 116,25 118,99 110,95
-0,43 -0,55 -0,22 -0,63 -0,58 -0,13 -0,03 -0,34
97,75 113,13 115,73 118,63 109,04
-0,63 -0,75 -0,13 -0,03 -0,32
97,35 112,68 115,75 118,59 109,01
-0,70 -0,78 -0,08 -0,04 -0,22
Dari hasil pemantauan harga-harga komoditi hasil pertanian, biaya produksi dan barang/jasa kebutuhan konsumsi rumah tangga di tingkat pedesaan selama Februari 2015 menunjukkan bahwa NTP Provinsi Sulawesi Tengah turun 0,63 persen, yakni dari 98,37 pada Januari 2014 menjadi 97,75 pada Februari 2015. Hal ini disebabkan oleh penurunan It sebesar 0,75 persen lebih tinggi dari penurunan Ib sebesar 0,13 persen. 2.
Indeks Harga yang Diterima Petani (It) Selama Februari 2015, indeks harga yang diterima petani tercatat 113,13 atau mengalami
penurunan sebesar 0,75
persen dibandingkan bulan sebelumnya sebesar 113,99. Penurunan ini
disebabkan oleh merosotnya It pada empat subsektor meliputi subsektor hortikultura sebesar 0,52 persen, tanaman perkebunan rakyat sebesar 2,26 persen,
peternakan
sebesar 0,52 persen, dan
perikanan sebesar 0,32 persen. Tanaman pangan menjadi satu-satunya subsektor yang mengalami peningkatan It sebesar 1,22 persen. 3.
Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) Indeks harga yang dibayar petani dipengaruhi oleh komponen pengeluaran baik untuk
kebutuhan konsumsi rumah tangga maupun fluktuasi harga barang dan jasa yang diperlukan untuk memproduksi hasil pertanian. Indeks harga yang dibayar petani selama Februari 2015 mengalami penurunan sebesar 0,13 persen dibandingkan bulan lalu, yaitu dari 115,88 pada Januari 2014 menjadi 115,73 pada Februari 2015. Seluruh subsektor mengalami penurunan Ib meliputi tanaman pangan sebesar 0,10 persen, hortikultura 0,15 persen, tanaman perkebunan rakyat 0,03 persen, peternakan 0,12 persen, dan perikanan 0,59 persen.
Berita Resmi Statistik No. 18/03/72/Th. XVIII, 2 Maret 2015
3
Grafik 1 Perkembangan NTP dan Indeks Harga yang Diterima/Dibayar Petani Januari - Februari 2015
120,00 115,00 110,00 NTP
105,00
It Ib
100,00 95,00 90,00 85,00
Januari 2015
4.
NTP Menurut Subsektor
a.
Subsektor Tanaman Pangan (NTPP)
Februari 2015
NTP subsektor tanaman pangan meningkat sebesar 1,31 persen yakni dari 92,25 pada Januari 2015 menjadi 93,46 pada Februari 2015. Peningkatan ini menggeser posisi NTP subsektor tanaman pangan yang selama ini selalu berada pada urutan terakhir ke urutan keempat. Peningkatan tersebut disebabkan oleh peningkatan It sebesar 1,22 persen, sedangkan Ib mengalami penurunan sebesar 0,10 persen. Peningkatan It disebabkan meningkatnya indeks harga pada subkelompok padi dan palawija masing-masing sebesar 0,83 persen dan 2,33 persen. Penurunan Ib sebesar 0,10 persen yakni dari 117,48 pada Januari 2015 menjadi 117,36 pada Februari 2015, disebabkan oleh penurunan indeks harga yang dibayar petani untuk kebutuhan konsumsi rumahtangga sebesar 0,07 persen dan pengeluaran untuk keperluan biaya produksi sebesar 0,20 persen. b.
Subsektor Hortikultura (NTPH) Subsektor hortikultura mengalami penurunan NTP dari 108,99 pada Januari 2015 menjadi
108,59 pada Februari 2015 atau sebesar 0,37 persen. Hal ini disebabkan menurunnya It sebesar 0,52 persen yang berasal dari merosotnya indeks harga subkelompok sayur-sayuran sebesar 2,77 persen dan tanaman obat sebesar 1,74 persen. Sementara subkelompok buah-buahan mengalami peningkatan indeks harga sebesar 1,35 persen. Dibandingkan bulan sebelumnya, Ib menurun sebesar 0,15 persen yang dipengaruhi oleh menurunnya pengeluaran untuk kebutuhan konsumsi rumahtangga sebesar 0,18 persen dan keperluan biaya produksi sebesar 0,07 persen.
Berita Resmi Statistik No. 18/03/72/Th. XVIII, 2 Maret 2015
4
c.
Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat (NTPR) Selama Februari 2015, NTP subsektor tanaman perkebunan rakyat mengalami penurunan
sebesar 2,23 persen yakni dari 92,88 pada Januari 2015 menjadi 90,81 pada Februari 2015. Hal ini disebabkan tingkat harga komoditas tanaman perkebunan rakyat cenderung mengalami penurunan yang mengakibatkan It pada subsektor ini menurun 2,26 persen, dari 107,78 pada Januari 2015 menjadi 105,34 pada Februari 2015. Tingkat penurunan yang cukup tinggi ini mengakibatkan subsektor tanaman perkebunan rakyat memiliki nilai tukar terkecil dibandingkan subsektor lainnya, yang sebelumnya selalu ditempati oleh subsektor tanaman pangan. Pada bulan yang sama, Ib tercatat 116,04 pada Januari 2015 menjadi 116,00 pada Februari 2015 atau menurun 0,03 persen. Penurunan ini berasal dari pengeluaran rumah tangga sebesar 0,32 persen sedangkan pengeluaran untuk keperluan biaya produksi meningkat 0,16 persen. d.
Subsektor Peternakan (NTPT) Subsektor peternakan mengalami penurunan NTP sebesar 0,40 persen yakni dari 105,75 pada
Januari 2015 menjadi 105,33 pada Februari 2015. Hal ini disebabkan penurunan It sebesar 0,52 persen, lebih tinggi dari penurunan Ib sebesar 0,12 persen. Meskipun indeks harga unggas dan hasil ternak mengalami peningkatan masing-masing sebesar 0,19 persen dan 1,07 persen, namun belum mampu mereduksi penurunan indeks harga ternak kecil dan ternak besar yang merosot 1,44 persen dan 0,69 persen. Sementara itu, penurunan Ib sebesar 0,12 persen dipengaruhi oleh menurunnya indeks harga pengeluaran kebutuhan konsumsi rumahtangga sebesar 0,03 persen dan indeks harga keperluan biaya produksi sebesar 0,23 persen. e.
Subsektor Perikanan (NTNP) Subsektor perikanan mengalami peningkatan indeks harga sebesar 0,27 persen, yakni dari
103,33 pada Januari 2015 menjadi 103,61 pada Februari 2015. Peningkatan ini disebabkan oleh tingkat penurunan It sebesar 0,32 persen yang relatif lebih rendah dibandingkan penurunan Ib sebesar 0,59 persen. Penurunan It disebabkan oleh menurunnya indeks harga kelompok perikanan tangkap sebesar 0,25 persen dan kelompok budidaya sebesar 0,55 persen. Pada kelompok perikanan tangkap (NTN), terjadi peningkatan indeks harga sebesar 0,52 persen yakni dari 106,41 pada Januari 2015 menjadi 106,96 pada Februari 2015. Pada bulan yang sama, It menurun 0,25 persen disertai penurunan Ib sebesar 0,77 persen dibandingkan bulan sebelumnya. Hal ini berarti bahwa kenaikan nilai tukar pada perikanan tangkap lebih disebabkan oleh perbedaan tingkat penurunan antara It dan Ib. Sementara pada kelompok perikanan budidaya (NTPi), terjadi penurunan indeks harga sebesar 0,43 persen yakni dari 95,09 pada Januari 2015 menjadi 94,68 pada Februari 2015. Penurunan It sebesar 0,55 persen terutama berasal dari menurunnya indeks harga perikanan budidaya air tawar sebesar 0,22 persen, budidaya air laut sebesar 0,63 persen, dan perikanan budidaya air payau sebesar 0,58 persen. Berita Resmi Statistik No. 18/03/72/Th. XVIII, 2 Maret 2015
5
Secara keseluruhan, Ib subsektor perikanan menurun sebesar 0,59 persen terutama berasal dari penurunan indeks harga pada kebutuhan konsumsi rumahtangga sebesar 0,03 persen dan keperluan biaya produksi sebesar 1,54 persen. Pada kelompok perikanan tangkap (NTN), terjadi penurunan Ib sebesar 0,77 persen berasal dari menurunnya indeks harga untuk kebutuhan konsumsi rumah tangga dan biaya produksi masing-masing sebesar 0,05 persen dan 1,99 persen. Pada kelompok perikanan budidaya (NTPi), penurunan Ib sebesar 0,13 persen berasal dari menurunnya indeks harga kebutuhan konsumsi rumah tangga sebesar 0,03 persen dan biaya produksi sebesar 0,34 persen. Nilai tukar pada subsektor perikanan tangkap relatif lebih tinggi dibandingkan perikanan budidaya. Hal ini mengindikasikan bahwa nelayan masih mengandalkan hasil produksi perikanan secara musiman. Sementara itu, masih rendahnya nilai tukar pada subsektor perikanan budidaya berarti masih terbuka peluang yang cukup besar untuk mengembangkan potensi produk perikanan secara lebih sistematis guna meningkatkan daya saing di masa mendatang. 5.
Indeks Harga yang Dibayar Petani Menurut Kelompok Pengeluaran Berdasarkan hasil pemantauan terhadap pengeluaran petani selama Februari 2015, dapat dirinci
menurut indeks harga yang dibayar petani baik untuk keperluan rumahtangga maupun biaya keperluan proses produksi sektor pertanian termasuk perikanan. Menurunnya indeks harga yang dibayar petani untuk kebutuhan konsumsi rumah tangga sebesar 0,03 persen, didominasi oleh tingginya penurunan indeks harga pada kelompok pengeluaran transportasi dan komunikasi sebesar 2,55 persen. Tabel 2 Indeks Harga yang Dibayar Petani Menurut Kelompok Pengeluaran Januari - Februari 2015 Kelompok pengeluaran (1)
Januari
Februari
Perubahan (%)
(2)
(3)
(4)
Konsumsi rumah tangga 1.Bahan makanan 2. Makanan jadi 3. Perumahan 4. Sandang 5. Kesehatan 6. Pendidikan, rekreasi, dan olahraga 7. Transportasi dan komunikasi
118,67 122,20 115,47 115,01 112,96 114,87 109,20 122,55
118,63 122,28 116,26 115,90 113,76 115,02 109,40 119,42
-0,03 0,07 0,68 0,77 0,71 0,13 0,18 -2,55
Biaya Produksi dan Penanaman Barang Modal (BPPBM) 1. Bibit 2. Obat-obatan dan pupuk 3. Sewa lahan, pajak, dan lainnya 4. Transportasi 5. Penambahan barang modal 6. Upah buruh tani Indeks yang Dibayar Petani (Ib)
109,39 110,68 106,70 108,33 126,26 108,37 105,82 115,88
109,04 110,51 106,82 108,21 121,59 108,67 105,99 115,74
-0,32 -0,15 0,11 -0,11 -3,70 0,28 0,16 -0,12
Berita Resmi Statistik No. 18/03/72/Th. XVIII, 2 Maret 2015
6
Pada bulan yang sama, penurunan indeks biaya produksi sebesar 0,32 persen teruama dipengaruhi oleh menurunnya indeks harga bibit (0,15 persen), sewa lahan, pajak, dan lainnya (0,11 persen), dan transportasi (3,70 persen). 6. Nilai Tukar Usaha Rumahtangga Pertanian (NTUP) Nilai Tukar Usaha Rumahtangga Pertanian (NTUP) sebesar 103,75, relatif lebih tinggi dibandingkan Nilai Tukar Petani (NTP) sebesar 97,75. Penurunan NTP pada bulan Februari 2015 juga diikuti oleh penurunan NTUP sebesar 0,44 persen. Kondisi ini merefleksikan bahwa tingkat pengeluaran untuk kebutuhan rumahtangga petani, termasuk peternak dan nelayan, berperan cukup signifikan dalam menurunkan besaran NTP. Namun demikian, penurunan pada NTUP cenderung diikuti oleh penurunan NTP pada bulan yang sama. Penurunan NTUP sebesar 0,44 persen terutama dipengaruhi indeks harga pada subsektor hortikultura (0,44 persen), tanaman perkebunan rakyat (1,94 persen), peternakan (0,29 persen, dan perikanan budidaya (0,21 persen). Tabel 3 Nilai Tukar Usaha Pertanian (NTUP) Menurut Subsektor dan Perkembangannya Januari - Februari 2015 Kelompok pengeluaran
Januari
Februari
Perubahan (%)
(1)
(2) 96,85 114,67 99,81 111,25 107,90 111,07 99,42 104,21 103,95
(3) 98,22 114,16 97,87 110,93 109,23 113,03 99,21 103,75 103,37
(4) 1,41 -0,44 -1,94 -0,29 1,23 1,76 -0,21 -0,44 -0,56
1. Tanaman Pangan 2. Hortikultura 3. Tanaman Perkebunan Rakyat 4. Peternakan 5. Perikanan a. Tangkap b. Budidaya NTUP NTUP Tanpa Perikanan
Berita Resmi Statistik No. 18/03/72/Th. XVIII, 2 Maret 2015
7