BPS PROVINSI JAWA BARAT No. 07/02/32/Th XIX, 1 Februari 2017
PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, HARGA PRODUSEN GABAH DAN HARGA BERAS DI PENGGILINGAN NILAI TUKAR PETANI JANUARI 2017 SEBESAR 103,25 (2012=100)
Nilai Tukar Petani (NTP) Jawa Barat pada Januari 2017 (2012 =100) sebesar 103,25 atau turun sebesar 1,01 persen dibandingkan NTP Desember 2016 yang tercatat sebesar 104,31. Penurunan NTP tersebut disebabkan oleh penurunan Indeks Harga Diterima Petani (IT) sebesar 0,20 persen sementara Indeks Harga Dibayar Petani (IB) naik sebesar 0,82 persen.
Januari 2017 empat Subsektor pertanian mengalami penurunan NTP yaitu NTP Subsektor Hortikultura turun 1,74 persen dari 112,83 menjadi 110,86, NTP Subsektor Peternakan turun sebesar 1,27 persen dari 113,45 menjadi 112,01, NTP Subsektor Tanaman Pangan turun 1,06 persen dari 98,67 menjadi 97,63, NTP Subsektor Perikanan turun 0,07 persen dari 100,46 menjadi 100,39, sementara NTP Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat naik 0,66 persen dari 97,18 menjadi 97,83.
Daerah Perdesaan Jawa Barat Konsumsi Rumah Tangga Januari 2017 terjadi inflasi 1,01 persen. Ketujuh kelompok pengeluaran serentak mengalami inflasi, tertinggi terjadi pada Kelompok Makanan Jadi, Minuman, Rokok & Tembakau 1,39 persen, Kelompok Perumahan dan Kelompok Transportasi & Komunikasi 1,24 persen, Kelompok Bahan Makanan 0,82 persen, Kelompok Kesehatan 0,70 persen, Kelompok Pendidikan, Rekreasi & Olahraga 0,58 persen dan Kelompok Sandang 0,45 persen.
Januari 2017, harga Gabah Kering Panen (GKP) di Tingkat Petani Jawa Barat sebesar Rp.4.432,33,- per kilogram atau naik 0,83 persen dibandingkan harga GKP Desember 2016 Rp. 4.396,02,- Gabah Kering Giling (GKG) di Tingkat Petani naik 0,66 persen dari Rp. 4.926,09,- menjadi Rp. 4.958,82,- per kilogram, sementara untuk Gabah Kualitas Rendah turun 1,16 persen dari Rp. 3.796,37,- menjadi Rp. 3.752,32,per kilogram.
Januari 2017, rata-rata harga beras di Tingkat Penggilingan Rp. 9.473,72 per kilogram atau naik 0,90 persen dibandingkan Desember 2016 yang tercatat Rp. 9.389,68. Berdasarkan patahan (broken) beras, kualitas Beras Premium naik 0,31 persen dari Rp. 9.756,61 menjadi Rp. 9.786,83, dan Medium naik 1,86 persen dari Rp. 9.171,25 menjadi Rp. 9.341,89, sedangkan Beras kualitas Rendah turun 1,36 persen dari Rp. 8.950,00 menjadi Rp. 8.828,57.
Berita Resmi Statistik BPS Provinsi Jawa Barat No.07/02/32/Th.XIX, 1 Februari 2017
1
A. PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI 1.
Nilai Tukar Petani
Sebagai proxy indikator kesejahteraan petani, Nilai Tukar Petani (NTP) diperoleh dengan cara membandingkan dua indeks yaitu Indeks Harga Diterima Petani dengan Indeks Harga Dibayar Petani. Angka NTP menunjukkan kemampuan tukar (term of trade) komoditas hasil pertanian dengan barang dan jasa konsumsi petani baik untuk keperluan rumah tangga petani maupun biaya keperluan proses produksi. Semakin tinggi angka NTP maka ini berarti semakin kuat kemampuan daya beli petani. Berdasarkan hasil pemantauan harga di 17 kabupaten di Provinsi Jawa Barat pada Januari 2017 NTP Jawa Barat mengalami penurunan 1,01 persen dibandingkan NTP Desember 2016 dari 104,31 menjadi 103,25. Hal ini dikarenakan indeks harga hasil produksi pertanian, Indeks Harga Diterima Petani (IT) turun sebesar 0,20 persen sementara indeks harga barang dan jasa yang dikonsumsi petani atau Indeks Harga Dibayar Petani (IB) naik sebesar 0,82 persen. Januari 2017 empat Subsektor pertanian mengalami penurunan NTP yaitu NTP Subsektor Hortikultura turun 1,74 persen dari 112,83 menjadi 110,86, NTP Subsektor Peternakan turun sebesar 1,27 persen dari 113,45 menjadi 112,01, NTP Subsektor Tanaman Pangan turun 1,06 persen dari 98,67 menjadi 97,63, NTP Subsektor Perikanan turun 0,07 persen dari 100,46 menjadi 100,39, sementara NTP Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat naik 0,66 persen dari 97,18 menjadi 97,83.
Gambar 1 Perkembangan Indeks Harga Diterima, Indeks Harga Dibayar dan Nilai Tukar Petani 150.00
130.00
110.00
90.00
Jan'16
Mar'16
Mei'16 IT
2.
Juli'16 IB
Sept'16
Nov'16
Jan'17
NTP
Indeks Harga Diterima Petani (IT) Perkembangan Indeks Harga Diterima Petani (IT) menunjukkan fluktuasi harga
komoditas yang dihasilkan petani. Pada Januari 2017, IT Gabungan dari lima subsektor pertanian mengalami penurunan sebesar 0,20 persen dibandingkan IT Desember 2016 dari 133,63 menjadi 133,73. Bila dirinci menurut subsektor, IT Subsektor Peternakan turun 0,92 persen dari 136,77 menjadi 135,52, IT Subsektor Hortikultura turun 0,89 persen dari 146,91 menjadi 145,61, IT Subsektor Tanaman Pangan turun 0,07 persen dari 129,67 menjadi 129,58, sementara IT
Berita Resmi Statistik BPS Provinsi Jawa Barat No.07/02/32/Th.XIX, 1 Februari 2017
2
Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat naik 1,61 persen dari 123,01 menjadi 124,99 dan IT Subsektor Perikanan naik 0,45 persen dari 126,81 menjadi 127,38.
3.
Indeks Harga Dibayar Petani (IB) Harga barang dan jasa yang dikonsumsi petani baik untuk rumah tangga petani maupun
kebutuhan proses produksi mengalami inflasi pada Januari 2017 sebesar 0,82 persen dari 128,12 menjadi 129,17. IB dari lima subsektor serentak mengalami inflasi, tertinggi terjadi pada IB Subsektor Tanaman Pangan yaitu sebesar 1,00 persen, diikuti IB Tanaman Perkebunan Rakyat naik 0,95 persen, IB Subsektor Hortikultura naik 0,87 persen, IB Subsektor Perikanan naik 0,52 persen, dan IB subsektor Peternakan naik 0,36 persen.Di Daerah Perdesaan Jawa Barat Konsumsi Rumah Tangga pada Januari 2017 terjadi inflasi sebesar 1,01 persen. Dari tujuh kelompok pengeluaran serentak mengalami inflasi, tertinggi terjadi pada Kelompok Makanan Jadi, Minuman, Rokok & Tembakau inflasi 1,39 persen, diikuti Kelompok Perumahan dan Kelompok Transportasi & Komunikasi mengalami inflasi yang sama sebesar 1,24 persen, Kelompok Bahan Makanan sebesar 0,82 persen, Kelompok Kesehatan inflasi 0,70 persen, Kelompok Pendidikan, Rekreasi & Olahraga sebesar 0,58 persen, dan Kelompok Sandang inflasi 0,45 persen. Indeks yang dibayar petani untuk keperluan proses produksi, Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal (BPPBM) pada Januari 2017 mengalami inflasi sebesar 0,55 persen. Berdasarkan kelompok, enam
kelompok pengeluaran serentak mengalami inflasi, tertinggi
Kelompok Upah Buruh mengalami inflasi sebesar 0,99 persen, diikuti Kelompok Biaya Sewa & Pengeluaran Lain inflasi 0,93 persen, Kelompok Transportasi inflasi 0,92 persen, Kelompok Penambahan Barang Modal inflasi 0,62 persen, Kelompok Bibit mengalami inflasi sebesar 0,19 persen, dan Kelompok Pupuk, Obat-obatan & Pakan inflasi 0,09 persen.
4.
Nilai Tukar Petani (NTP) Menurut Subsektor Pertanian
a.
NTP Tanaman Pangan NTP Subsektor Tanaman Pangan pada Januari 2017 mengalami penurunan sebesar 1,06
persen dari 98,67 menjadi 97,63, hal ini disebabkan oleh indeks yang diterima petani (IT) turun sebesar 0,07 persen sedangkan indeks yang dibayar petani (IB) naik 1,00 persen. Turunnya IT Subsektor Tanaman Pangan dikarenakan IT Subkelompok Padi naik sebesar 0,05 persen sementara Subkelompok Palawija turun 0,74 persen . Di sisi pengeluaran petani, IB mengalami inflasi sebesar 1,00 persen akibat IB Sub Kelompok Konsumsi Rumah tangga (IKRT) inflasi 1,02 persen demikian juga IB Subkelompok Biaya Produksi & Penambahan Barang Modal (BPPBM) inflasi 0,92 persen.
Berita Resmi Statistik BPS Provinsi Jawa Barat No.07/02/32/Th.XIX, 1 Februari 2017
3
b.
NTP Hortikultura Januari 2017, Nilai Tukar Petani Subsektor Hortikultura mengalami penurunan sebesar
1,74 persen dari 112,83 menjadi 110,86, hal ini disebabkan indeks diterima petani (IT) turun 0,89 persen sedangkan indeks dibayar petani (IB) naik sebesar 0,87 persen.
Penurunan IT
Hortikultura akibat IT Subkelompok Sayur-sayuran turun 2,57 persen, IT Subkelompok Tanaman Obat naik 1,03 persen dan IT Subkelompok Buah-buahan naik 0,91 persen. Di sisi pengeluaran, IB Subsektor Hortikultura mengalami inflasi sebesar 0,87 persen akibat IB Subkelompok Konsumsi Rumah Tangga inflasi 1,00 persen dan Subkelompok Biaya Produksi & Penambahan Barang Modal mengalami inflasi sebesar 0,42 persen. c.
NTP Tanaman Perkebunan Rakyat NTP Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat pada Januari 2017 mengalami kenaikan
sebesar 0,66 persen dibandingkan Desember 2016 dari 97,18 menjadi 97,83 Hal ini disebabkan oleh Indeks Diterima Petani (IT) mengalami kenaikan sebesar 1,61 persen sementara Indeks Dibayar Petani (IB) naik 0,95 persen. Untuk kelompok pengeluaran, IB Subkelompok Konsumsi Rumah Tangga mengalami inflasi sebesar 1,02 persen demikian juga IB Biaya Produksi & Penambahan Barang Modal inflasi 0,79 persen. d.
NTP Peternakan Januari 2017, NTP Subsektor Peternakan pada posisi 112,01 tercatat mengalami
penurunan 1,27 persen dari NTP Desember 2016 sebesar 113,45. Indeks Diterima Petani (IT) turun sebesar 0,92 persen sementara Indeks yang Dibayar Petani (IB) inflasi sebesar 0,36 persen. Bila dirinci per subkelompok, IT Subkelompok Ternak kecil deflasi 1,67 persen, Subkelompok Unggas deflasi 0,78 persen, Subkelompok Hasil Ternak deflasi 0,73 persen dan IT Subkelompok Ternak Besar deflasi 0,46 persen. Di sisi pengeluaran petani, Indeks Dibayar Petani (IB) mengalami kenaikan 0,36 persen akibat IB Konsumsi Rumah Tangga inflasi 1,08 persen, sementara IB Biaya Produksi & Penambahan Barang Modal deflasi 0,27 persen. e.
NTP Perikanan Nilai Tukar Petani Subsektor Perikanan pada Januari 2017 mengalami deflasi 0,07 persen
dibandingkan Desember 2016 dari 100,46 menjadi 100,39. Hal ini terjadi akibat indeks Diterima Petani (IT) naik sebesar 0,45 persen lebih kecil bila dibandingkan dengan kenaikan Indeks Dibayar Petani (IB) sebesar 0,52 persen. Dari sisi pendapatan petani, IT Subkelompok Penangkapan Ikan naik 1,10 persen dan IT Subkelompok Budidaya naik 0,39 persen. Dari sisi pengeluaran, Indeks yang dibayar (IB) mengalami kenaikan sebesar 0,52 persen akibat IB Konsumsi Rumah tangga naik 0,61 persen, sementara IB Biaya Produksi & Penambahan Barang Modal naik 0,30 persen.
Berita Resmi Statistik BPS Provinsi Jawa Barat No.07/02/32/Th.XIX, 1 Februari 2017
4
Indeks Subsektor
Perubahan Januari 2017 Thd Desember 2016 (%)
Desember 2016
Januari 2017
[2]
[3]
[4]
a. Indeks yang Diterima Petani (IT)
129,67
129,58
-0,07
b. Indeks yang Dibayar Petani (IB)
131,41
132,72
1,00
[1]
1. Tanaman Pangan
c. Nilai Tukar Petani (NTP-TP)
98,67
97,63
-1,06
d. Nilai Tukar Usaha Pertanian
106,09
105,05
-0,98
a. Indeks yang Diterima Petani (IT)
146,91
145,61
-0,89
b. Indeks yang Dibayar Petani (IB)
130,21
131,34
0,87
c. Nilai Tukar Petani (NTP-H)
112,83
110,86
-1,74
d. Nilai Tukar Usaha Pertanian
123,53
121,93
-1,30
a. Indeks yang Diterima Petani (IT)
123,01
124,99
1,61
b. Indeks yang Dibayar Petani (IB)
126,57
127,77
0,95
c. Nilai Tukar Petani (NTP-R)
97,18
97,83
0,66
d. Nilai Tukar Usaha Pertanian
108,06
108,94
0,82
a. Indeks yang Diterima Petani (IT)
136,77
135,52
-0,92
b. Indeks yang Dibayar Petani (IB)
120,55
120,99
0,36
c. Nilai Tukar Petani (NTP-Pt)
113,45
112,01
-1,27
d. Nilai Tukar Usaha Pertanian
124,03
123,23
-0,65
a. Indeks yang Diterima Petani (IT)
126,81
127,38
0,45
b. Indeks yang Dibayar Petani (IB)
126,23
126,89
0,52
c. Nilai Tukar Petani (NTP-Pi)
100,46
100,39
-0,07
d. Nilai Tukar Usaha Pertanian
113,08
113,25
0,15
a. Indeks yang Diterima Petani (IT)
133,63
133,37
-0,20
b. Indeks yang Dibayar Petani (IB)
128,12
129,17
0,82
c. Nilai Tukar Petani (NTP)
104,31
103,25
-1,01
d. Nilai Tukar Usaha Pertanian
113,67
112,83
-0,74
2. Hortikultura
3. Tanaman Perkebunan Rakyat
4. Peternakan
5. Perikanan
6. Gabungan
Berita Resmi Statistik BPS Provinsi Jawa Barat No.07/02/32/Th.XIX, 1 Februari 2017
5
Indeks Gabungan Subsektor
Desember 2016
Januari 2017
Perubahan Januari 2017 Thd Desember 2016
[2]
[3]
[4]
1. INDEKS HARGA YANG DITERIMA PETANI
133,63
133,37
-0,20
2. INDEKS HARGA YANG DIBAYAR PETANI
128,12
129,17
0,82
2.1. KONSUMSI RUMAH TANGGA
134,37
135,73
1,01
2.1.1.. Bahan Makanan
144,44
145.63
0.82
2.1.2.. Makanan Jadi
134,69
136.55
1.39
2.1.3. .Perumahan
123,88
125.41
1.24
2.1.4. .Sandang
125,74
126.31
0.45
2.1.5. .Kesehatan
119,37
120.21
0.70
2.1.6. .Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga
121,39
122.10
0.58
2.1.7. .Transportasi dan Komunikasi
123,79
125.32
1.24
2.2 BIAYA PRODUKSI DAN PENAMBAHAN
117,56
118,20
0,55
2.2.1. .Bibit
118,17
118.39
0.19
2.2.2. .Pupuk dan Obat-obatan
113,18
113.28
0.09
2.2.3. .Biaya Sewa dan Pngeluaran Lain
113,62
114.68
0.93
2.2.4. .Transportasi
131,06
132.27
0.92
2.2.5. .Penambahan Barang Modal
115,47
116.18
0.62
2.2.6. .Upah Buruh
121,10
122.29
0.99
3. NILAI TUKAR PETANI
104,31
103,25
-1,01
4. NILAI TUKAR USAHA PERTANIAN
113,67
112,83
-0,74
Kelompok/Sub Kelompok
[1]
BARANG MODAL
5.
Perbandingan NTP Enam Provinsi di Pulau Jawa Lima provinsi di Pulau Jawa mengalami penurunan NTP pada Januari 2017, penurunan
tertinggi pada NTP Banten turun 1,51 persen diikuti NTP DI Yogyakarta turun sebesar 1,14 persen, NTP Jawa Barat turun 1,01 persen, , dan NTP Jawa Timur turun 0,80 persen, dan NTP
Berita Resmi Statistik BPS Provinsi Jawa Barat No.07/02/32/Th.XIX, 1 Februari 2017
6
Jawa Tengah Turun 0,37 persen, sementara NTP DKI Jakarta naik 0,07 persen. Secara Nasional, NTP Januari dibandingkan Desember 2016 mengalami penurunan sebesar 0,56 persen dari 101,49 menjadi 100,91.
Desember 2016
Januari 2017
Perubahan Januari 2017 Thd Desember 2016 (%)
[1]
[2]
[3]
[4]
DKI Jakarta
99,10
99,17
0,07
Jawa Barat
104,31
103,25
-1,01
Jawa Tengah
99,35
98,98
-0,37
DI Yogyakarta
103,40
102,22
-1,14
Jawa Timur
103,95
103,12
-0,80
Banten
100,49
98,97
-1,51
Nasional
101,49
100,91
-0,56
NTP Provinsi
B. PERKEMBANGAN HARGA PRODUSEN GABAH Januari 2017, harga rata-rata Gabah Kering Panen (GKP) di Tingkat Petani Jawa Barat sebesar Rp.4.432,33,- per kilogram atau naik 0,83 persen dibandingkan harga GKP Desember 2016 Rp. 4.396,02,- Gabah Kering Giling (GKG) di Tingkat Petani naik 0,66 persen dari Rp. 4.926,09,- menjadi Rp. 4.958,82,- per kilogram, sementara untuk Gabah Kualitas Rendah turun 1,16 persen dari Rp. 3.796,37,- menjadi Rp. 3.752,32,- per kilogram.
6000.00
5000.00
4000.00
3000.00
2000.00 Jan'16
Maret'16
Mei'16
GKP
Juli'16
GKG
Sept'16
Nov'16
Jan'17
Gabah Kualitas Rendah
Berita Resmi Statistik BPS Provinsi Jawa Barat No.07/02/32/Th.XIX, 1 Februari 2017
7
1. Harga Gabah Tertinggi dan Terendah Januari 2017, jumlah transaksi gabah yang terpantau melalui Survei Monitoring Gabah di Jawa Barat sebanyak 169 transaksi, tersebar di 15 Kabupaten Jawa Barat. Diantaranya transaksi GKP sebanyak 116 observasi (68,64 persen), transaksi GKG sebanyak 34 observasi (20,12 persen) dan transaksi Gabah Kualitas Rendah sebanyak 19 observasi (11,24 persen).
Dari hasil
pengamatan, harga transaksi GKP di Tingkat Petani yang terendah sebesar Rp, 3.750,00 per kilogram terjadi di Kabupaten Cianjur (1 observasi) dengan harga di Tingkat Penggilingan antara Rp, 3.850,00,- akibat adanya ongkos angkut dari lokasi transaksi GKP ke penggilingan terdekat Rp. 100,- per kilogram. Harga transaksi GKP tertinggi di Tingkat Petani sebesar Rp, 5.800,00,dijumpai di Kabupaten Bandung (4 observasi) dengan harga di Tingkat Penggilingan sebesar Rp, 5.850,00,-. Untuk transaksi GKG di Jawa Barat pada Januari 2017 harga transaksi di Tingkat Penggilingan secara rata-rata sebesar Rp. 5.076.47,- per kilogram, dimana harga GKG Penggilingan yang terendah sebesar Rp, 4.650,00,- per kilogram dijumpai di Kabupaten Sumedang (6 observasi) dan Harga GKG Penggilingan tertinggi sebesar Rp, 6.200,00,- per kilogram dijumpai di Kabupaten Indramayu (1 observasi).
Kelompok Kualitas Gabah
Jumlah Observasi (%)
Harga Gabah di Tingkat Petani (Rp/Kg) Terendah
Tertinggi
Rata-Rata
Rata-rata Harga di Tingkat Penggilingan
HPP Di Tingkat Penggilingan
[1]
[2]
[3]
[4]
[5]
[6]
[7]
GKG GKP Rendah Jumlah
34 (20,12 %) 116 (68,64 %) 19 (11,24 %) 169 (100,00 %)
4.550,00 3.750,00 3.300,00
6.100,00 5.800,00 4.850,00
4.958,82 4.432,33 3.475,32
5.076,47 4.558,58 3.953,37
4.600,00 3.750,00 -
Keterangan : GKG (Gabah Kering Giling) GKP (Gabah Kering Panen) Rendah (di luar Kualitas)
: Kadar Air ≤ 14,00 % dan Kadar Hampa/Kotoran ≤ 3,00 % : Kadar Air (14,01 % - 25,00 %) dan Kadar Hampa/Kotoran (3,01 % - 10,00 %) : Kadar Air > 25,00 % dan Kadar Hampa/Kotoran > 10,00 %
2. Kasus Gabah Kualitas Rendah Transaksi Gabah Kualitas Rendah pada Januari 2017 terpantau sebanyak 19 observasi dari total transaksi 169 observasi atau 11,24 persen, yaitu dijumpai terjadi di Kabupaten Sukabumi sebanyak 11 observasi, dan Kabupaten Bogor sebanyak 6 observasi dan Kabupaten Bekasi 2 observasi. Harga terendah Gabah Kualitas Rendah di Tingkat Petani sebesar Rp, 3.300,00,- per kilogram terjadi di Kabupaten Bogor (1 observasi), Gabah Kualitas Rendah dengan harga tertinggi sebesar Rp, 4.850,00,- dijumpai di Kabupaten Bekasi (2 observasi).
Berita Resmi Statistik BPS Provinsi Jawa Barat No.07/02/32/Th.XIX, 1 Februari 2017
8
C. PERKEMBANGAN HARGA BERAS DI TINGKAT PENGGILINGAN Pemantauan harga beras di Tingkat Penggilingan pada Januari 2017 dilakukan di 15 Kabupaten Jawa Barat yang tersebar di 35 Kecamatan dengan jumlah observasi sebanyak 74 transaksi. Diantaranya Beras Premium sebanyak 30 observasi (40,54 persen), Beras Medium 37 observasi (50,00 persen) dan Beras kualitas Rendah 7 observasi (9,46 persen). Pada Januari 2017, rata-rata harga beras di Tingkat Penggilingan sebesar Rp. 9.473,72 per kilogram atau mengalami penurunan 0,90 persen dibandingkan harga beras Desember 2016 yang tercatat sebesar Rp. 9.389,68. Berdasarkan kualitas beras yang dikelompokkan menurut patahan (broken) beras, Beras Premium naik 0,31 persen dari Rp. 9.756,61 menjadi Rp. 9.786,83, dan Beras Medium naik 1,86 persen dari Rp. 9.171,25 menjadi Rp. 9.341,89, sedangkan Beras kualitas Rendah turun 1,36 persen dari Rp. 8.950,00 menjadi Rp. 8.828,57. Perkembangan harga beras di penggilingan menunjukkan pola yang fluktuatif. Sepanjang Januari 2016 sampai Januari 2017, penurunan rata-rata harga terjadi di lima bulan yaitu pada Maret, April, Agustus, November, dan Desember 2016 dengan harga terendah sebesar Rp, 9.236,00 per kilogram terjadi pada April 2016.
11000.00
10000.00
9000.00 PREMIUM
8000.00
MEDIUM RENDAH
7000.00
RATA-RATA
6000.00 JAN'1 6
MAR'16
MEI'1 6
JUL I'16
SEP '1 6
NOV'16
JAN'1 7
Berita Resmi Statistik BPS Provinsi Jawa Barat No.07/02/32/Th.XIX, 1 Februari 2017
9
Kelompok Kualitas [1]
Rata-rata Harga Beras per Kg Jan 2016
Feb 2016
Mar 2016
Apr 2016
Mei 2016
Juni 2016
Juli 2016
Ags 2016
Sept 2016
Okt 2016
Nov 2016
Des 2016
Jan 2017
[2]
[3]
[4]
[5]
[6]
[7]
[8]
[9]
[10]
[11]
[12]
[13]
[14]
Premium
9.979
9.611
9.617
9.957
9.853
9.696
9.900
9777
9924
9757
9787
Medium
9.643
10.238 10.008 9.678
9.560
8.984
9.143
9.190
9.314
8.804
8.943
9135
9139
9171
9342
Rendah
9.314
9.411
9.257
8.800
8.033
8.763
8.760
8.620
8.450
8843
8722
8950
8829
Rata-rata
9.765
9.895
9.696
9.236
9.374
9.475
9.519
9.242
9.307
9407
9407
9390
9474
Keterangan : Premium : Kadar Broken ≤ 10,00 % Medium : Kadar Broken (10,01 % - 20,00 %) Rendah : Kadar Broken > 20,00 %
Berita Resmi Statistik BPS Provinsi Jawa Barat No.07/02/32/Th.XIX, 1 Februari 2017
10