BPS PROVINSI JAWA BARAT No. 52/09/32/Th XVII, 1 September 2015
PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, HARGA PRODUSEN GABAH DAN HARGA BERAS DI PENGGILINGAN NILAI TUKAR PETANI AGUSTUS 2015 SEBESAR 104,11 (2012=100)
Nilai Tukar Petani (NTP) Jawa Barat pada Agustus 2015 (2012 =100) tercatat sebesar 104,11 atau turun 0,06 persen dibandingkan NTP Juli 2015 sebesar 104,17. Hal ini disebabkan Indeks Harga Diterima Petani (IT) naik 0,56 persen lebih rendah dibandingkan Indeks Harga Dibayar Petani (IB) yang naik sebesar 0,62 persen.
Agustus 2015, tiga dari lima subsektor pertanian mengalami penurunan NTP, penurunan tertinggi terjadi pada NTP Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat turun 2,40 persen dari 96,65 menjadi 94,33 diikuti NTP Subsektor Hortikultura turun 0,32 persen dari 104,92 menjadi 104,58 dan NTP Subsektor Perikanan turun 0,29 persen dari 99,09 menjadi 98,80, sementara NTP Subsektor Tanaman Pangan naik sebesar 0,55 persen dari 103,72 menjadi 104,29 demikian juga NTP Subsektor Peternakan naik 0,41 persen dari 110,88 menjadi 111,33.
Di Daerah Pedesaan Jawa Barat Agustus 2015 terjadi inflasi sebesar 0,84 persen. Tujuh kelompok pengeluaran serentak mengalami inflasi, tertinggi terjadi pada Kelompok Bahan Makanan sebesar 1,72 persen diikuti Kelompok Pendidikan, Rekreasi & Olahraga 0,59 persen, Kelompok Sandang 0,30 persen, Kelompok Makanan Jadi, Minuman, Rokok & Tembakau 0,19 persen, Kelompok Transportasi & Komunikasi 0,17 persen, Kelompok Perumahan 0,13 persen dan Kelompok Kesehatan 0,11 persen.
Agustus 2015 berdasarkan 216 transaksi gabah yang terpantau di Jawa Barat, harga rata-rata Gabah Kering Panen (GKP) di Tingkat Petani Jawa Barat sebesar Rp. 4.899,00,- per kilogram atau mengalami kenaikan sebesar 6,06 persen dibandingkan harga GKP Juli 2015 yang tercatat sebesar Rp. 4.619,00,-. Gabah Kering Giling (GKG) di Tingkat Petani naik 2,11 persen dari Rp. 5.410,00,- menjadi Rp. 5.524,00,per kilogram. Gabah Kualitas Rendah naik 12,40 persen dari Rp. 3.479,00,- menjadi Rp.3.911,00,-.
Agustus 2015, rata-rata harga beras di penggilingan Rp, 9.289,27 atau naik 2,99 persen dibandingkan Juli 2015 sebesar Rp. 9.257,97. Berdasarkan kualitas beras, Beras Premium naik 1,53 persen dari Rp, 9.707,37 menjadi Rp, 9.856,11, Beras Medium turun 0,36 persen dari Rp. 8.942,65 menjadi Rp, 8.910,53, Beras kualitas Rendah naik 0,34 persen dari Rp, 8.350,00 menjadi Rp, 8.537,50.
Berita Resmi Statistik BPS Provinsi Jawa Barat No.52/09/32/Th.XVII, 1 September 2015
1
A. PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI 1.
Nilai Tukar Petani
Sebagai proxy indikator kesejahteraan petani, Nilai Tukar Petani (NTP) diperoleh dengan membandingkan Indeks Harga Diterima Petani dengan Indeks Harga Dibayar Petani. NTP menunjukkan kemampuan tukar (term of trade) komoditas hasil pertanian dengan barang & jasa konsumsi petani baik untuk keperluan rumah tangga maupun proses produksi. Semakin tinggi NTP berarti semakin kuat kemampuan atau daya beli petani di pedesaan. Berdasarkan hasil pemantauan harga di 17 kabupaten di Provinsi Jawa Barat pada Agustus 2015, NTP Jawa Barat mengalami penurunan sebesar 0,06 persen dibandingkan NTP Juli 2015 yaitu turun dari 104,17 menjadi 104,11. Hal ini disebabkan oleh kenaikan indeks harga hasil produksi pertanian lebih tinggi dibandingkan dengan kenaikan indeks harga barang dan jasa yang dikonsumsi rumah tangga petani atau dengan kata lain Indeks Harga Diterima Petani (IT) naik sebesar 0,56 persen lebih rendah dibandingkan dengan kenaikan Indeks Harga Dibayar Petani (IB) yang naik sebesar 0,62 persen. Agustus 2015, tiga dari lima subsektor pertanian mengalami penurunan NTP, penurunan tertinggi terjadi pada NTP Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat turun 2,40 persen dari 96,65 menjadi 94,33, diikuti NTP Subsektor Hortikultura turun 0,32 persen dari 104,92 menjadi 104,58 dan NTP Subsektor Perikanan turun 0,29 persen dari 99,09 menjadi 98,80, sementara NTP Subsektor Tanaman Pangan naik sebesar 0,55 persen dari 103,72 menjadi 104,29 demikian juga NTP Subsektor Peternakan naik 0,41 persen dari 110,88 menjadi 111,33.
Gambar 1 Perkembangan Indeks Harga Diterima, Indeks Harga Dibayar dan Nilai Tukar Petani di Jawa Barat (2012=100) 150,00
130,00
110,00
90,00 Ags'14
Okt'14
Des'14 IT
2
Feb'15 IB
April'15
Juni'15
Ags'15
NTP
Berita Resmi Statistik BPS Provinsi Jawa Barat No. 52/09/32/Th.XVII, 1 September 2015
2.
Indeks Harga Diterima Petani (IT)
Perkembangan yang terjadi pada Indeks Harga Diterima Petani (IT) menunjukkan fluktuasi harga dari komoditas-komoditas yang dihasilkan petani. Agustus 2015, IT Gabungan dari lima subsektor pertanian naik sebesar 0,56 persen dibandingkan dengan IT Juli 2015 yaitu dari 126,68 menjadi 127,38. Bila dirinci menurut subsektor, IT Subsektor Tanaman Pangan mengalami kenaikan tertinggi sebesar 1,22 persen, diikuti IT Subsektor Peternakan naik 0,84 persen, IT Subsektor Hortikultura naik 0,38 persen dan IT Subsektor Perikanan naik 0,11 persen, sementara IT Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat mengalami penurunan sebesar 1,74 dari 116,40 menjadi 114,38. 3.
Indeks Harga Dibayar Petani (IB)
Fluktuasi harga barang & jasa yang dikonsumsi rumah tangga petani serta barang & jasa yang diperlukan petani dalam proses produksi terlihat mengalami kenaikan. Agustus 2015, indeks harga yang dibayar petani (IB) naik sebesar 0,62 persen dari 121,61 menjadi 122,36. Lima subsektor serentak mengalami kenaikan IB, tertinggi terjadi pada IB Subsektor Hortikultura naik 0,70 persen, diikuti IB Subsektor Tanaman Pangan dan IB Tanaman Perkebunan Rakyat mengalami kenaikan yang sama sebesar 0,67 persen, IB subsektor Peternakan naik 0,43 persen serta IB Subsektor Perikanan naik 0,41 persen. Di Daerah Pedesaan Jawa Barat pada Agustus 2015 terjadi inflasi sebesar 0,84 persen. Tujuh kelompok pengeluaran serentak mengalami inflasi, tertinggi terjadi pada Kelompok Bahan Makanan 1,72 persen, diikuti Kelompok Pendidikan, Rekreasi & Olahraga 0,59 persen, Kelompok Sandang 0,30 persen, Kelompok Makanan Jadi, Minuman, Rokok & Tembakau 0,19 persen, Kelompok Transportasi & Komunikasi 0,17 persen, Kelompok Perumahan 0,13 persen dan Kelompok Kesehatan 0,11 persen. Khusus Indeks yang dibayar petani untuk keperluan proses produksi pada Agustus 2015 mengalami inflasi sebesar 0,14 persen. Berdasarkan kelompok pengeluaran, enam kelompok serentak mengalami inflasi yaitu Kelompok Bibit 0,33 persen, Kelompok Transportasi 0,32 persen, Kelompok Penambahan Barang Modal 0,24 persen, Kelompok Upah Buruh 0,18 persen, Kelompok Pupuk, Obatobatan & Pakan serta Kelompok Biaya Sewa & Pengeluaran Lain mengalami inflasi sama besar 0,03 persen.
4.
Nilai Tukar Petani (NTP) Menurut Subsektor Pertanian
a.
NTP Tanaman Pangan
NTP Subsektor Tanaman Pangan pada Agustus 2015 mengalami kenaikan sebesar 0,55 persen yaitu naik dari 103,72 menjadi 104,29 hal ini disebabkan oleh indeks yang diterima petani (IT) naik sebesar 1,22 persen lebih tinggi dari kenaikan indeks yang dibayar petani (IB) sebesar 0,67 persen. Naiknya IT Subsektor Tanaman Pangan dikarenakan oleh IT Subkelompok Padi naik 1,47 persen sementara IT Subkelompok Palawija mengalami penurunan sebesar 0,33 persen. Pada sisi pengeluaran petani, IB mengalami inflasi sebesar 0,67 persen akibat IB Sub Kelompok Konsumsi Rumah tangga (IKRT) mengalami inflasi sebesar 0,86 persen demikian juga IB Subkelompok Biaya Produksi & Penambahan Barang Modal (BPPBM) inflasi sebesar 0,10 persen.
Berita Resmi Statistik BPS Provinsi Jawa Barat No.52/09/32/Th.XVII, 1 September 2015
3
b.
NTP Hortikultura
Agustus 2015, Nilai Tukar Petani Subsektor Hortikultura mengalami penurunan sebesar 0,32 persen dari 104,92 menjadi 104,58, hal ini disebabkan karena indeks yang diterima petani (IT) naik sebesar 0,38 persen lebih rendah dibandingkan kenaikan indeks yang dibayar petani (IB sebesar 0,70 persen. Kenaikan IT dipengaruhi oleh kenaikan IT Subkelompok Sayur-sayuran yang naik sebesar 1,43 persen sementara IT Subkelompok Buah-buahan turun 0,55 persen, demikian juga IT Subkelompok Tanaman Obat mengalami penurunan sebesar 1,53 persen. Di sisi pengeluaran, IB Subsektor Hortikultura mengalami kenaikan sebesar 0,70 persen akibat IB indeks Konsumsi Rumah Tangga naik 0,85 persen demikian juga IB Subkelompok Biaya Produksi & Penambahan Barang Modal naik 0,22 persen. c.
NTP Tanaman Perkebunan Rakyat
NTP Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat pada Agustus 2015 mengalami penurunan sebesar 2,40 persen dari 96,65 menjadi 94,33. Hal ini disebabkan oleh Indeks Diterima Petani (IT) turun sebesar 1,74 persen sementara Indeks Dibayar Petani (IB) naik sebesar 0,67 persen. Bila dirinci menurut pengeluaran, IB Subkelompok Konsumsi Rumah Tangga naik 0,82 persen demikian juga IB Biaya Produksi & Penambahan Barang Modal naik 0,38 persen. d.
NTP Peternakan
Agustus 2015, NTP Subsektor Peternakan berada pada posisi 111,33 tercatat mengalami kenaikan dari NTP Juli 2015 yang memiliki indeks sebesar 110,88 atau naik sebesar 0,41 persen. Indeks Diterima Petani (IT) naik sebesar 0,84 persen lebih tinggi dari kenaikan Indeks yang Dibayar Petani (IB) sebesar 0,43 persen. Bila dirinci per subkelompok, IT Subkelompok Ternak Kecil naik 1,40 persen, IT Subkelompok Unggas naik 1,34 persen, IT Subkelompok Hasil Ternak naik 0,17 persen, sedangkan IT Subkelompok Ternak Besar turun 0,08 persen. Di sisi pengeluaran petani, Indeks Dibayar Petani (IB) mengalami kenaikan sebesar 0,43 persen akibat IB Konsumsi Rumah Tangga naik 0,86 persen demikian juga IB Biaya Produksi & Penambahan Barang Modal naik 0,07 persen. e.
NTP Perikanan
Nilai Tukar Petani Subsektor Perikanan mengalami penurunan sebesar 0,29 persen dari 99,09 pada Juli 2015 menjadi 98,80 pada Agustus 2015. Hal ini disebabkan oleh Indeks Diterima Petani (IT) naik sebesar 0,11 persen lebih rendah dari kenaikan Indeks Dibayar Petani (IB) sebesar 0,41 persen. Dari sisi pendapatan petani, IT Subkelompok Budidaya naik sebesar 0,16 persen sementara IT Subkelompok Penangkapan Ikan turun sebesar 0,38 persen. Dari sisi pengeluaran, Indeks yang dibayar (IB) naik sebesar 0,41 persen akibat IB Konsumsi Rumah tangga naik sebesar 0,67 persen sementara IB Biaya Produksi & Penambahan Barang Modal turun sebesar 0,22 persen.
4
Berita Resmi Statistik BPS Provinsi Jawa Barat No. 52/09/32/Th.XVII, 1 September 2015
Tabel 1 Nilai Tukar Petani (NTP) Provinsi Jawa Barat per Subsektor Pertanian serta Perubahannya (2012=100), Agustus 2015 Indeks Subsektor
Perubahan Agustus 2015 Thd Juli 2015 (%)
Juli 2015
Agustus 2015
[2]
[3]
[4]
a. Indeks yang Diterima Petani (IT)
128,59
130,16
1,22
b. Indeks yang Dibayar Petani (IB)
123,97
124,80
0,67
c. Nilai Tukar Petani (NTP-TP)
103,72
104,29
0,55
d. Nilai Tukar Usaha Pertanian
109,62
110,85
1,12
a. Indeks yang Diterima Petani (IT)
129,59
130,08
0,38
b. Indeks yang Dibayar Petani (IB)
123,52
124,38
0,70
c. Nilai Tukar Petani (NTP-H)
104,92
104,58
-0,32
d. Nilai Tukar Usaha Pertanian
112,05
112,2
0,16
a. Indeks yang Diterima Petani (IT)
116,40
114,38
-1,74
b. Indeks yang Dibayar Petani (IB)
120,44
121,25
0,67
c. Nilai Tukar Petani (NTP-R)
96,65
94,33
-2,40
d. Nilai Tukar Usaha Pertanian
104,64
102,43
-2,11
a. Indeks yang Diterima Petani (IT)
128,57
129,65
0,84
b. Indeks yang Dibayar Petani (IB)
115,96
116,46
0,43
c. Nilai Tukar Petani (NTP-Pt)
110,88
111,33
0,41
d. Nilai Tukar Usaha Pertanian
118,67
119,57
0,76
a. Indeks yang Diterima Petani (IT)
118,58
118,71
0,11
b. Indeks yang Dibayar Petani (IB)
119,66
120,15
0,41
[1]
1, Tanaman Pangan
2, Hortikultura
3, Tanaman Perkebunan Rakyat
4, Peternakan
5, Perikanan
c. Nilai Tukar Petani (NTP-Pi)
99,09
98,80
-0,29
d. Nilai Tukar Usaha Pertanian
107,72
108,08
0,33
a. Indeks yang Diterima Petani (IT)
126,68
127,38
0,56
b. Indeks yang Dibayar Petani (IB)
121,61
122,36
0,62
c. Nilai Tukar Petani (NTP)
104,17
104,11
-0,06
d. Nilai Tukar Usaha Pertanian
111,10
111,56
0,42
6, Gabungan
Berita Resmi Statistik BPS Provinsi Jawa Barat No.52/09/32/Th.XVII, 1 September 2015
5
Tabel 2 Indeks Harga Diterima Petani, Indeks Harga Dibayar Petani per Subkelompok Pengeluaran serta Perubahannya [2012=100], Agustus 2015 Indeks Gabungan Subsektor
Juli 2015
Agustus 2015
Perubahan Agustus 2015 Thd Juli 2015
[3]
[3]
[4]
1. INDEKS HARGA YANG DITERIMA PETANI
126,68
127,38
0,56
2. INDEKS HARGA YANG DIBAYAR PETANI
121,61
122,36
0,62
2.1. KONSUMSI RUMAH TANGGA
126,14
127,21
0,84
2.1.1. Bahan Makanan
133,49
135,79
1,72
2.1.2. Makanan Jadi
123,69
123,93
0,19
2.1.3. Perumahan
116,67
117,36
0,59
2.1.4. Sandang
119,89
120,25
0,30
2.1.5. Kesehatan
113,37
113,49
0,11
2.1.6. Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga
116,67
117,36
0,59
2.1.7. Transportasi dan Komunikasi
125,98
126,20
0,17
114,02
114,18
0,14
2.2.1. Bibit
114,54
114,93
0,33
2.2.2. Pupuk dan Obat-obatan
110,99
111,02
0,03
2.2.3. Biaya Sewa dan Pngeluaran Lain
110,48
110,51
0,03
2.2.4. Transportasi
134,73
135,16
0,32
2.2.5. Penambahan Barang Modal
112,00
112,26
0,24
2.2.6. Upah Buruh
115,40
115,61
0,18
3. NILAI TUKAR PETANI
104,17
104,11
-0,06
4. NILAI TUKAR USAHA PERTANIAN
111,10
111,56
0,42
Kelompok/Sub Kelompok
[1]
2.2 BIAYA PRODUKSI DAN PENAMBAHAN BARANG MODAL
6
Berita Resmi Statistik BPS Provinsi Jawa Barat No. 52/09/32/Th.XVII, 1 September 2015
5.
Perbandingan NTP Enam Provinsi di Pulau Jawa
Lima dari enam provinsi di Pulau Jawa mengalami kenaikan NTP pada Agustus 2015, kenaikan NTP tertinggi terjadi di Provinsi Jawa Timur sebesar 1,22 persen, diikuti NTP Jawa Tengah naik sebesar 0,85 persen, NTP Provinsi Banten naik 0,65 persen, NTP DKI Jakarta naik sebesar 0,60 persen dan NTP DI Yogyakarta naik sebesar 0,56 persen, sementara NTP Provinsi Jawa Barat mengalami penurunan sebesar 0,06 persen dari 104,17 menjadi 104,11. Secara Nasional, NTP Agustus 2015 dibandingkan Juli 2015 mengalami kenaikan sebesar 0,31 persen dari 100,97 menjadi 101,28.
Tabel 3 Perbandingan NTP Enam Provinsi di Pulau Jawa dan Nasional [2012=100], Agustus 2015
Juli 2015
Agustus 2015
Perubahan Agustus 2015 Thd Juli 2015 (%)
[1]
[2]
[3]
[4]
DKI Jakarta Jawa Barat
96,98 104,17
97,56 104,11
0,60 -0,06
NTP Provinsi
Jawa Tengah
98,99
99,83
0,85
DI Yogyakarta
100,96
101,53
0,56
Jawa Timur
103,87
105,14
1,22
Banten
103,28
103,95
0,65
Nasional
100,97
101,28
0,31
Berita Resmi Statistik BPS Provinsi Jawa Barat No.52/09/32/Th.XVII, 1 September 2015
7
B. PERKEMBANGAN HARGA PRODUSEN GABAH Agustus 2015, harga rata-rata Gabah Kering Panen (GKP) di Tingkat Petani Jawa Barat sebesar Rp. 4.899,00,- per kilogram atau mengalami kenaikan sebesar 6,06 persen dibandingkan harga GKP Juli 2015 yang tercatat sebesar Rp. 4.619,00,-. Gabah Kering Giling (GKG) di Tingkat Petani mengalami kenaikan harga sebesar 2,11 persen dari Rp. 5.410,00,- menjadi Rp. 5.524,00,- per kilogram. Kualitas yang ketiga yaitu Gabah Kualitas Rendah naik sebesar 12,42 persen dari Rp.3.479,47,- menjadi Rp. 3 911,00,-.
Gambar 1 Perkembangan Harga Rata-rata Gabah di Tingkat Petani Jawa Barat (Rp/Kg)
6000.00
5000.00
4000.00
3000.00
GKP GKG Gabah Kualitas Rendah
2000.00 AGS'14
OKT'14
FEB'15
APRIL'15
Juni'15
Agust'15
1, Harga Gabah Tertinggi dan Terendah Agustus 2015, jumlah transaksi yang terpantau melalui Survei Monitoring Gabah di Jawa Barat berjumlah 216 transaksi yang tersebar di 15 Kabupaten Jawa Barat. Diantaranya transaksi GKP sebanyak 153 observasi (70,83 persen), transaksi GKG sebanyak 39 observasi (18,06 persen) dan transaksi Gabah Kualitas Rendah sebanyak 24 observasi (11,11 persen). Dari hasil pengamatan harga, GKP di Tingkat Petani terendah sebesar Rp, 3.725,00 per kilogram terjadi di Kabupaten Bogor (1 observasi) dengan harga di tingkat penggilingan sebesar Rp, 3.900,00,- dengan ongkos angkut dari lokasi transaksi GKP ke penggilingan terdekat sebesar Rp, 175,00,- per kilogram. Sementara harga GKP tertinggi di Tingkat Petani sebesar Rp, 5.900,00,- dijumpai di Kabupaten Indramayu (1 observasi) dengan harga di tingkat penggilingan sebesar Rp, 6.000,00,-. Untuk kualitas GKG di Jawa Barat pada Agustus 2015 terhitung rata-rata harga GKG di Tingkat Penggilingan sebesar Rp. 5.657,00,- per kilogram. Harga GKG Penggilingan terendah sebesar Rp, 5.250,00,- per kilogram dijumpai di Kabupaten Majalengka (1 observasi), Harga GKG Penggilingan tertinggi sebesar Rp, 6.100,00 per kilogram terjadi di Kabupaten Bandung (5 observasi). Dari hasil pemantauan pada Agustus di Jawa Barat, harga transaksi Gabah untuk seluruh kualitas berada diatas Harga Pembelian Pemerintah (HPP) yang baru yaitu berdasarkan Inpres Nomor 5 tahun 2015 tentang kebijakan pengadaan gabah/beras dan penyaluran beras oleh pemerintah.
8
Berita Resmi Statistik BPS Provinsi Jawa Barat No. 52/09/32/Th.XVII, 1 September 2015
Tabel 4 Jumlah Observasi Gabah, Harga Gabah serta Harga Pembelian Pemerintah (HPP) menurut Kelompok Kualitas Gabah di Jawa Barat, Agustus 2015 Kelompok Kualitas Gabah
Jumlah Observasi (%)
Terendah
Tertinggi
Rata-Rata
Rata-rata Harga di Tingkat Penggilingan
[1]
GKG GKP Rendah Jumlah
[2]
[3]
[4]
[5]
[6]
[7]
39 (18,06 %) 153 (70,83 %) 24 (11,11 %) 216 (100,00 %)
5.100,00 3.725,00 3.100,00
6.000,00 5.900,00 5.400,00
5.524,00 4.899,00 3.911,00
5.657,00 5.027,16 4.062,33
4.600,00 3.750,00 -
Keterangan : GKG (Gabah Kering Giling) GKP (Gabah Kering Panen) Rendah (di luar Kualitas)
Harga Gabah di Tingkat Petani (Rp/Kg)
HPP Di Tingkat Penggilingan
: Kadar Air ≤ 14,00 % dan Kadar Hampa/Kotoran ≤ 3,00 % : Kadar Air (14,01 % - 25,00 %) dan Kadar Hampa/Kotoran (3,01 % - 10,00 %) : Kadar Air > 25,00 % dan Kadar Hampa/Kotoran > 10,00 %
2. Kasus Gabah Kualitas Rendah Transaksi Gabah Kualitas Rendah pada Agustus 2015 terpantau sebanyak 24 observasi dari total transaksi 216 atau 11,11 persen, yaitu terjadi di Kabupaten Sukabumi sebanyak 13 observasi, Kabupaten Bogor sebanyak 5 observasi, Kabupaten Kuningan 2 observasi dan Kabupaten Indramayu 4 observasi. Harga terendah Gabah Kualitas Rendah di Tingkat Petani Rp, 3.100,00,- per kilogram terjadi di Kabupaten Sukabumi (1 observasi) dan harga Gabah Kualitas Rendah tertinggi sebesar Rp, 5.400,00,terjadi di Kabupaten Indramayu (2 observasi).
C. PERKEMBANGAN HARGA BERAS DI TINGKAT PENGGILINGAN Pemantauan harga beras di tingkat penggilingan pada Agustus 2015 dilakukan di 15 Kabupaten Jawa Barat yang tersebar di 35 Kecamatan dengan jumlah observasi sebanyak 82 transaksi. Diantaranya Beras Premium sebanyak 36 observasi (43,90 persen), Beras Medium 38 observasi (46,34 persen), Beras kualitas Rendah 8 observasi (9,76 persen). Pada Agustus 2015, rata-rata harga beras di penggilingan sebesar Rp, 9.289,27 atau naik 0,34 persen dibandingkan harga beras Juli 2015 yang tercatat sebesar Rp. 9.257,97. Berdasarkan kualitas beras yang dikelompokkan menurut patahan (broken) beras, harga Beras Premium naik 1,53 persen dari Rp, 9.707,37 menjadi Rp, 9.856,11, sementara Beras Medium turun 0,36 persen dari Rp. 8.942,65 menjadi Rp, 8.910,53, Beras kualitas Rendah naik 0,34 persen dari Rp, 8.350,00 menjadi Rp, 8.537,50. Perkembangan harga beras di penggilingan menunjukkan pola yang fluktuatif. Sepanjang Agustus 2014 sampai Agustus 2015, penurunan harga terjadi di lima bulan yaitu dua bulan di tahun 2014 terjadi di Agustus dan September serta tiga bulan di tahun 2015 terjadi di Maret, April dan Mei. Dalam rentang waktu itu rata-rata harga beras penggilingan terendah yaitu sebesar Rp, 8.351,61 per kilogram terjadi pada September 2014.
Berita Resmi Statistik BPS Provinsi Jawa Barat No.52/09/32/Th.XVII, 1 September 2015
9
Gambar 2 Perkembangan Harga Beras di Tingkat Penggilingan Di Jawa Barat (Rp/Kg)
11000,00 10000,00 9000,00 8000,00
PREMIU M MEDIU M REND AH
7000,00
RATA-RATA
6000,00 AGS '1 4
OKT'14
DES'14
FEB'15
APR'15
JUNI'15
AGS '1 5
Tabel 5 Rata-rata Harga Beras di Tingkat Penggilingan Menurut Kelompok Kualitas Beras di Jawa Barat Kelompok Kualitas
Rata-rata Harga Beras di Tingkat Penggilingan (Rp/Kg) Ags 2014
Sept 2014
Okt 2014
Nov 2014
Des 2014
Jan 2015
Feb 2015
Mar 2015
Apr 2015
Mei 2015
Juni 2015
Juli 2015
Ags 2015
[1]
[2]
[3]
[4]
[5]
[6]
[7]
[8]
[9]
[10]
[11]
[12]
[13]
[14]
Premium Medium Rendah Rata-rata
8.772 8.252 7.733 8.411
8.652 8.184 7.813 8.352
8.785 8.450 8.086 8.561
8.745 8.483 8.382 8.598
9.346 8.940 8.732 9.140
9.377 9.364 9.121 9.330
10.100 10.062 9.600 10.053
10.244 9.948 8.608 9.864
9,511 9,399 7,920 9,257
9.364 8.408 8.008 8.808
9.141 9.061 8.513 8.989
9.707 8.943 8.350 9.258
9.856 8.911 8.538 9.289
Keterangan : Premium : Kadar Broken ≤ 10,00 % Medium : Kadar Broken (10,01 % - 20,00 %) Rendah : Kadar Broken > 20,00 %
10
Berita Resmi Statistik BPS Provinsi Jawa Barat No. 52/09/32/Th.XVII, 1 September 2015