y
BPS PROVINSI JAWA BARAT No. 57/10/32/Th XVII, 1 Oktober 2015
PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, HARGA PRODUSEN GABAH DAN HARGA BERAS DI PENGGILINGAN NILAI TUKAR PETANI SEPTEMBER 2015 SEBESAR 105,95 (2012=100)
Nilai Tukar Petani (NTP) Jawa Barat pada September 2015 (2012 =100) tercatat 105,95 atau naik 1,78 persen dibandingkan NTP Agustus 2015 sebesar 104,11. Hal ini disebabkan Indeks Harga Diterima Petani (IT) naik 1,59 persen sementara Indeks Harga Dibayar Petani (IB) turun 0,18 persen. September 2015, tiga dari lima subsektor pertanian mengalami kenaikan NTP yaitu NTP Subsektor Tanaman Pangan naik 3,18 persen dari 104,29 menjadi 107,61, NTP Subsektor Hortikultura naik 1,74 persen dari 104,58 menjadi 106,41 dan NTP Subsektor Peternakan naik 0,38 persen dari 111,33 menjadi 111,76, sedangkan NTP Subsektor Perikanan turun 0,20 persen dari 98,80 menjadi 98,61 sementara itu NTP Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat stabil pada indeks 94,33. Daerah Pedesaan Jawa Barat pada September 2015 terjadi deflasi sebesar 0,38 persen. Dua kelompok pengeluaran mengalami deflasi yaitu Kelompok Bahan Makanan 1,26 persen dan Kelompok Transportasi & Komunikasi 0,06 persen, sementara lima kelompok lainnya mengalami inflasi yang tertinggi terjadi pada Kelompok Perumahan 0,45 persen, Kelompok Sandang 0,36 persen, Kelompok Kesehatan 0,33 persen, Kelompok Makanan Jadi, Minuman, Rokok & Tembakau 0,29 persen dan Kelompok Pendidikan, Rekreasi & Olahraga 0,06 persen. September 2015, harga rata-rata Gabah Kering Panen (GKP) di Tingkat Petani Jawa Barat sebesar Rp. 5.116,00,- per kilogram atau naik 4,43 persen dibandingkan harga Agustus 2015 Rp. 4.899,00,-. Gabah Kering Giling (GKG) di Tingkat Petani mengalami kenaikan harga sebesar 1,30 persen dari Rp. 5.524,00,- menjadi Rp. 5.596,00,- per kilogram, sementara Gabah Kualitas Rendah turun sebesar 7,53 persen dari Rp.3.911,00,- menjadi Rp.3.616,60,-. September 2015, rata-rata harga beras di penggilingan sebesar Rp, 9.610,25 atau naik 3,46 persen dibandingkan Agustus 2015 yang tercatat sebesar Rp. 9.289,27. Berdasarkan kualitas beras yang dikelompokkan menurut patahan (broken) beras, harga Beras Premium naik 1,93 persen dari Rp, 9.856,11 menjadi Rp, 10.046,81, Beras Medium naik 4,45 persen dari Rp. 8.910,53 menjadi Rp, 9.306,94 dan Beras kualitas Rendah naik 4,54 persen dari Rp, 8.537,50 menjadi Rp, 8.925,00.
Berita Resmi Statistik BPS Provinsi Jawa Barat No.57/10/32/Th.XVII, 1 Oktober 2015
1
A. PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI 1.
Nilai Tukar Petani
Sebagai proxy indikator kesejahteraan petani, Nilai Tukar Petani (NTP) diperoleh dengan cara membandingkan dua indeks yaitu Indeks Harga Diterima Petani dengan Indeks Harga Dibayar Petani. Angka NTP menunjukkan kemampuan tukar (term of trade) komoditas hasil pertanian dengan barang & jasa konsumsi petani baik untuk keperluan rumah tangga maupun proses produksi. Semakin tinggi NTP berarti semakin kuat kemampuan atau daya beli petani di pedesaan. Berdasarkan hasil pemantauan harga di 17 kabupaten di Provinsi Jawa Barat pada September 2015, NTP Jawa Barat mengalami kenaikan sebesar 1,78 persen dibandingkan NTP Agustus 2015 yaitu naik dari 104,11 menjadi 105,95. Hal ini disebabkan oleh indeks harga hasil produksi pertanian mengalami kenaikan sementara indeks harga barang dan jasa yang dikonsumsi rumah tangga petani mengalami penurunan atau dengan kata lain Indeks Harga Diterima Petani (IT) naik sebesar 1,59 persen sementara Indeks Harga Dibayar Petani (IB) turun sebesar 0,18 persen. September 2015, tiga dari lima subsektor pertanian mengalami kenaikan NTP yaitu NTP Subsektor Tanaman Pangan naik 3,18 persen dari 104,29 menjadi 107,61, NTP Subsektor Hortikultura naik 1,74 persen dari 104,58 menjadi 106,41 dan NTP Subsektor Peternakan naik 0,38 persen dari 111,33 menjadi 111,76, sedangkan NTP Subsektor Perikanan turun 0,29 persen dari 98,80 menjadi 98,61 sementara NTP Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat stabil pada indeks 94,33.
Gambar 1 Perkembangan Indeks Harga Diterima, Indeks Harga Dibayar dan Nilai Tukar Petani di Jawa Barat (2012=100) 150,00
130,00
110,00
90,00 Sept'14
Nov'14
Jan'15 IT
2
Mar'15 IB
Mei'15
Juli'15
Sept'15
NTP
Berita Resmi Statistik BPS Provinsi Jawa Barat No. 57/10/32/Th.XVII, 1 Oktober 2015
2.
Indeks Harga Diterima Petani (IT)
Perkembangan yang terjadi pada Indeks Harga Diterima Petani (IT) menunjukkan fluktuasi harga dari komoditas-komoditas yang dihasilkan petani. September 2015, IT Gabungan dari lima subsektor pertanian naik sebesar 1,59 persen dibandingkan dengan IT Agustus 2015 yaitu dari 127,38 menjadi 129,41. Bila dirinci menurut subsektor, IT Subsektor Tanaman Pangan mengalami kenaikan tertinggi sebesar 2,91 persen, diikuti IT Subsektor Hortikultura naik 1,47 persen, IT Subsektor Peternakan naik 0,37 persen sementara IT Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat mengalami penurunan sebesar 0,13 dari 114,38 menjadi 114,23, demikian juga IT Subsektor Perikanan turun 0,06 persen dari 118,71 menjadi 118,64.
3.
Indeks Harga Dibayar Petani (IB)
Fluktuasi harga barang & jasa yang dikonsumsi rumah tangga petani serta barang & jasa yang diperlukan petani dalam proses produksi terlihat mengalami penurunan pada September 2015, indeks harga yang dibayar petani (IB) turun sebesar 0,18 persen dari 122,36 menjadi 122,14. Empat subsektor mengalami penurunan IB, tertinggi terjadi pada IB Subsektor Hortikultura dan IB Subsektor Tanaman Pangan mengalami penurunan indeks yang sama sebesar 0,27 persen, IB Tanaman Perkebunan Rakyat turun sebesar 0,13 persen demikian juga IB subsektor Peternakan turun 0,02 persen, sementara IB Subsektor Perikanan mengalami kenaikan sebesar 0,14 persen. Daerah Pedesaan Jawa Barat September 2015 terjadi deflasi sebesar 0,38 persen. Dua kelompok pengeluaran mengalami deflasi yaitu Kelompok Bahan Makanan 1,26 persen dan Kelompok Transportasi & Komunikasi 0,06 persen, sementara lima kelompok lainnya mengalami inflasi yang tertinggi terjadi pada Kelompok Perumahan 0,45 persen Kelompok Sandang 0,36 persen, Kelompok Kesehatan 0,33 persen, Kelompok Makanan Jadi, Minuman, Rokok & Tembakau 0,29 persen dan Kelompok Pendidikan, Rekreasi & Olahraga 0,06 persen. Indeks yang dibayar petani untuk keperluan proses produksi pada September 2015 mengalami inflasi sebesar 0,24 persen. Berdasarkan kelompok pengeluaran, enam kelompok serentak mengalami inflasi yaitu Kelompok Bibit 0,47 persen, Kelompok Upah Buruh 0,26 persen, Kelompok Transportasi 0,17 persen, Kelompok Biaya Sewa & Pengeluaran Lain 0,15 persen, Kelompok Pupuk, Obat-obatan & Pakan 0,13 persen dan Kelompok Penambahan Barang Modal 0,12 persen. 4.
Nilai Tukar Petani (NTP) Menurut Subsektor Pertanian
a.
NTP Tanaman Pangan
NTP Subsektor Tanaman Pangan pada September 2015 mengalami kenaikan sebesar 3,18 persen yaitu naik dari 104,29 menjadi 107,61 hal ini disebabkan oleh indeks yang diterima petani (IT) naik sebesar 2,91 persen sedangkan indeks yang dibayar petani (IB) turun sebesar 0,27 persen. Naiknya IT Subsektor Tanaman Pangan dikarenakan oleh IT Subkelompok Padi naik 3,20 persen dan IT Subkelompok Palawija naik sebesar 1,03 persen. Di sisi pengeluaran petani, IB mengalami deflasi sebesar 0,27 persen akibat IB Sub Kelompok Konsumsi Rumah tangga (IKRT) deflasi sebesar 0,43 persen, sementara IB Subkelompok Biaya Produksi & Penambahan Barang Modal (BPPBM) terjadi inflasi sebesar 0,24 persen.
Berita Resmi Statistik BPS Provinsi Jawa Barat No.57/10/32/Th.XVII, 1 Oktober 2015
3
b.
NTP Hortikultura
September 2015, Nilai Tukar Petani Subsektor Hortikultura mengalami kenaikan sebesar 1,74 persen dari 104,58 menjadi 106,41, hal ini disebabkan karena indeks yang diterima petani (IT) naik sebesar 1,47 persen sedangkan indeks yang dibayar petani IB turun sebesar 0,27 persen. Kenaikan IT dipengaruhi oleh kenaikan IT Subkelompok Tanaman Obat 2,69 persen, IT Subkelompok Sayur-sayuran 2,44 persen dan IT Subkelompok Buah-buahan 0,51 persen. Di sisi pengeluaran, IB Subsektor Hortikultura mengalami penurunan sebesar 0,27 persen akibat IB indeks Konsumsi Rumah Tangga deflasi 0,39 persen sementara IB Subkelompok Biaya Produksi & Penambahan Barang Modal inflasi 0,12 persen. c.
NTP Tanaman Perkebunan Rakyat
NTP Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat pada September 2015 tidak mengalami perubahan indeks dibandingkan bulan sebelumnya yaitu stabil pada angka 94,33. Hal ini disebabkan oleh Indeks Diterima Petani (IT) dan Indeks Dibayar Petani (IB) sama-sama mengalami penurunan sebesar 0,13 persen. Untuk kelompok pengeluaran, IB Subkelompok Konsumsi Rumah Tangga mengalami deflasi sebesar 0,33 persen sementara IB Biaya Produksi & Penambahan Barang Modal mengalami inflasi 0,26 persen. d.
NTP Peternakan
September 2015, NTP Subsektor Peternakan berada pada posisi 111,76 dan tercatat mengalami kenaikan dari NTP Agustus 2015 yang memiliki indeks sebesar 111,33 atau naik sebesar 0,38 persen. Indeks Diterima Petani (IT) naik sebesar 0,37 persen sedangkan Indeks yang Dibayar Petani (IB) turun sebesar 0,02 persen. Bila dirinci per subkelompok, IT Subkelompok Ternak Kecil naik 2,42 persen, IT Subkelompok Ternak Besar naik 1,88 persen sementara IT Subkelompok Unggas turun 0,95 persen demikian juga IT Subkelompok Hasil Ternak turun 0,23 persen. Di sisi pengeluaran petani, Indeks Dibayar Petani (IB) mengalami penurunan sebesar 0,02 persen akibat IB Konsumsi Rumah Tangga deflasi 0,41 persen sementara IB Biaya Produksi & Penambahan Barang Modal inflasi sebesar 0,31 persen. e.
NTP Perikanan
Nilai Tukar Petani Subsektor Perikanan mengalami penurunan sebesar 0,20 persen dari 98,80 pada Agustus 2015 menjadi 98,61 pada September 2015. Hal terjadi akibat Indeks Diterima Petani (IT) turun sebesar 0,06 persen sedangkan Indeks Dibayar Petani (IB) naik sebesar 0,14 persen. Dari sisi pendapatan petani, IT Subkelompok Budidaya turun sebesar 0,07 persen sementara IT Subkelompok Penangkapan Ikan naik sebesar 0,07 persen. Dari sisi pengeluaran, Indeks yang dibayar (IB) naik sebesar 0,14 persen akibat IB Konsumsi Rumah tangga mengalami inflasi sebesar 0,02 persen demikian juga IB Biaya Produksi & Penambahan Barang Modal inflasi sebesar 0,43 persen.
4
Berita Resmi Statistik BPS Provinsi Jawa Barat No. 57/10/32/Th.XVII, 1 Oktober 2015
Tabel 1 Nilai Tukar Petani (NTP) Provinsi Jawa Barat per Subsektor Pertanian serta Perubahannya (2012=100), September 2015 Indeks Subsektor
Perubahan September 2015 Thd Agustus 2015 (%)
Agustus 2015
September 2015
[2]
[3]
[4]
a. Indeks yang Diterima Petani (IT)
130,16
133,94
2,91
b. Indeks yang Dibayar Petani (IB)
124,80
124,47
-0,27
c. Nilai Tukar Petani (NTP-TP)
104,29
107,61
3,18
d. Nilai Tukar Usaha Pertanian
110,85
113,79
2,65
a. Indeks yang Diterima Petani (IT)
130,08
131,99
1,47
b. Indeks yang Dibayar Petani (IB)
124,38
124,05
-0,27
c. Nilai Tukar Petani (NTP-H)
104,58
106,41
1,74
d. Nilai Tukar Usaha Pertanian
112,22
113,74
1,35
a. Indeks yang Diterima Petani (IT)
114,38
114,23
-0,13
b. Indeks yang Dibayar Petani (IB)
121,25
121,09
-0,13
[1]
1, Tanaman Pangan
2, Hortikultura
3, Tanaman Perkebunan Rakyat
c. Nilai Tukar Petani (NTP-R)
94,33
94,33
0,00
d. Nilai Tukar Usaha Pertanian
102,43
102,03
-0,39
a. Indeks yang Diterima Petani (IT)
129,65
130,13
0,37
b. Indeks yang Dibayar Petani (IB)
116,46
116,44
-0,02
c. Nilai Tukar Petani (NTP-Pt)
111,33
111,76
0,38
d. Nilai Tukar Usaha Pertanian
119,57
119,64
0,05
a. Indeks yang Diterima Petani (IT)
118,71
118,64
-0,06
b. Indeks yang Dibayar Petani (IB)
120,15
120,31
0,14
4, Peternakan
5, Perikanan
c. Nilai Tukar Petani (NTP-Pi)
98,80
98,61
-0,20
d. Nilai Tukar Usaha Pertanian
108,08
107,56
-0,48
a. Indeks yang Diterima Petani (IT)
127,38
129,41
1,59
b. Indeks yang Dibayar Petani (IB)
122,36
122,14
-0,18
c. Nilai Tukar Petani (NTP)
104,11
105,95
1,78
d. Nilai Tukar Usaha Pertanian
111,56
113,06
1,35
6, Gabungan
Berita Resmi Statistik BPS Provinsi Jawa Barat No.57/10/32/Th.XVII, 1 Oktober 2015
5
Tabel 2 Indeks Harga Diterima Petani, Indeks Harga Dibayar Petani per Subkelompok Pengeluaran serta Perubahannya [2012=100], September 2015 Indeks Gabungan Subsektor
Agustus 2015
September 2015
Perubahan September 2015 Thd Agustus 2015
[3]
[3]
[4]
1. INDEKS HARGA YANG DITERIMA PETANI
127,38
129,41
1,59
2. INDEKS HARGA YANG DIBAYAR PETANI
122,36
122,14
-0,18
2.1. KONSUMSI RUMAH TANGGA
127,21
126,72
-0,38
2.1.1. Bahan Makanan
135,79
134,09
-1,26
2.1.2. Makanan Jadi
123,93
124,29
0,29
2.1.3. Perumahan
118,73
119,27
0,45
2.1.4. Sandang
120,25
120,69
0,36
2.1.5. Kesehatan
113,49
113,86
0,33
2.1.6. Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga
117,36
117,43
0,06
2.1.7. Transportasi dan Komunikasi
126,20
126,12
-0,06
114,18
114,46
0,24
2.2.1. Bibit
114,93
115,46
0,47
2.2.2. Pupuk dan Obat-obatan
111,02
111,16
0,13
2.2.3. Biaya Sewa dan Pngeluaran Lain
110,51
110,68
0,15
2.2.4. Transportasi
135,16
135,39
0,17
2.2.5. Penambahan Barang Modal
112,26
112,40
0,12
2.2.6. Upah Buruh
115,61
115,90
0,26
3. NILAI TUKAR PETANI
104,11
105,95
1,78
4. NILAI TUKAR USAHA PERTANIAN
111,56
113,06
1,35
Kelompok/Sub Kelompok
[1]
2.2 BIAYA PRODUKSI DAN PENAMBAHAN BARANG MODAL
6
Berita Resmi Statistik BPS Provinsi Jawa Barat No. 57/10/32/Th.XVII, 1 Oktober 2015
5.
Perbandingan NTP Enam Provinsi di Pulau Jawa
Lima dari enam provinsi di Pulau Jawa mengalami kenaikan NTP pada September 2015, kenaikan NTP tertinggi terjadi di Provinsi Jawa Barat sebesar 1,78 persen, diikuti NTP Jawa Tengah naik 1,67 persen, NTP DI Yogyakarta naik 1,37 persen, NTP Provinsi Jawa Timur naik 1,21 persen, dan NTP Provinsi Banten naik 0,85 persen sementara NTP DKI Jakarta turun 0,07 persen. Secara Nasional, NTP September 2015 dibandingkan Agustus 2015 mengalami kenaikan sebesar 1,04 persen dari 101,28 naik menjadi 102,33.
Tabel 3 Perbandingan NTP Enam Provinsi di Pulau Jawa dan Nasional [2012=100], September 2015 NTP Provinsi
Perubahan September 2015 Thd Agustus 2015 (%)
Agustus 2015
September 2015
[1]
[2]
[3]
[4]
DKI Jakarta Jawa Barat
97,56 104,11
97,49 105,95
-0,07 1,78
Jawa Tengah
99,83
101,50
1,67
DI Yogyakarta
101,53
102,92
1,37
Jawa Timur
105,14
106,42
1,21
Banten
103,95
104,84
0,85
Nasional
101,28
102,33
1,04
Berita Resmi Statistik BPS Provinsi Jawa Barat No.57/10/32/Th.XVII, 1 Oktober 2015
7
B. PERKEMBANGAN HARGA PRODUSEN GABAH September 2015, harga rata-rata Gabah Kering Panen (GKP) di Tingkat Petani Jawa Barat sebesar Rp. 5.116,00,- per kilogram atau naik sebesar 4,43 persen dibandingkan harga GKP Agustus 2015 yang tercatat sebesar Rp. 4.899,00,-, demikian juga Gabah Kering Giling (GKG) di Tingkat Petani mengalami kenaikan harga sebesar 1,30 persen dari Rp. 5.524,00,- menjadi Rp. 5.596,00,- per kilogram, sementara Kualitas yang ketiga yaitu Gabah Kualitas Rendah turun 7,53 persen dari Rp.3.911,00,- menjadi Rp.3.616,60,-.
Gambar 1 Perkembangan Harga Rata-rata Gabah di Tingkat Petani Jawa Barat (Rp/Kg)
6,000.00
5,000.00
4,000.00
3,000.00
GKP GKG Gabah Kualitas Rendah
2,000.00 SEPT'14
NOV'14
MARET'15
Mei'15
Juli'15
Sept'15
1, Harga Gabah Tertinggi dan Terendah September 2015, jumlah transaksi yang terpantau melalui Survei Monitoring Gabah di Jawa Barat berjumlah 194 transaksi yang tersebar di 15 Kabupaten Jawa Barat. Diantaranya transaksi GKP sebanyak 147 observasi (75,77 persen), transaksi GKG sebanyak 27 observasi (13,92 persen) dan transaksi Gabah Kualitas Rendah sebanyak 20 observasi (10,31 persen). Dari hasil pengamatan harga, GKP di Tingkat Petani terendah sebesar Rp, 3.825,00 per kilogram terjadi di Kabupaten Bogor (1 observasi) dengan harga di tingkat penggilingan sebesar Rp, 4.000,00,- karena adanya ongkos angkut dari lokasi transaksi GKP ke penggilingan terdekat sebesar Rp, 175,00,- per kilogram. Sementara harga GKP tertinggi di Tingkat Petani sebesar Rp, 6.000,00,- dijumpai di Kabupaten Indramayu (1 observasi) dengan harga di tingkat penggilingan sebesar Rp, 6.100,00,-. Untuk kualitas GKG di Jawa Barat pada September 2015 terhitung rata-rata harga GKG di Tingkat Penggilingan sebesar Rp. 5.807,00,- per kilogram. Harga GKG Penggilingan terendah sebesar Rp, 5.400,00,- per kilogram dijumpai di Kabupaten Tasikmalaya (5 observasi), Harga GKG Penggilingan tertinggi sebesar Rp, 6.200,00 per kilogram terjadi di Kabupaten Bandung (5 observasi) dan di Kabupaten Indramayu 2 observasi. Dari hasil pemantauan pada September di Jawa Barat, harga transaksi Gabah untuk seluruh kualitas berada diatas Harga Pembelian Pemerintah (HPP).
8
Berita Resmi Statistik BPS Provinsi Jawa Barat No. 57/10/32/Th.XVII, 1 Oktober 2015
Tabel 4 Jumlah Observasi Gabah, Harga Gabah serta Harga Pembelian Pemerintah (HPP) menurut Kelompok Kualitas Gabah di Jawa Barat, September 2015 Kelompok Kualitas Gabah
Jumlah Observasi (%)
Terendah
Tertinggi
[1]
[2]
[3]
[4]
GKG GKP Rendah Jumlah
27 (13,92 %) 147 (75,77 %) 20 (10.31 %) 194 (100,00 %)
5.200,00 3.825,00 3.100,00
6.100,00 6.000,00 4.100,00
Keterangan : GKG (Gabah Kering Giling) GKP (Gabah Kering Panen) Rendah (di luar Kualitas)
Rata-Rata
Rata-rata Harga di Tingkat Penggilingan
HPP Di Tingkat Penggilingan
[5]
[6]
[7]
5.596,00 5.116,00 3.616,60
5.807,00 5.219,83 3.754,10
4.600,00 3.750,00 -
Harga Gabah di Tingkat Petani (Rp/Kg)
: Kadar Air ≤ 14,00 % dan Kadar Hampa/Kotoran ≤ 3,00 % : Kadar Air (14,01 % - 25,00 %) dan Kadar Hampa/Kotoran (3,01 % - 10,00 %) : Kadar Air > 25,00 % dan Kadar Hampa/Kotoran > 10,00 %
2. Kasus Gabah Kualitas Rendah Transaksi Gabah Kualitas Rendah pada September 2015 terpantau sebanyak 20 observasi dari total transaksi 194 atau 10,31 persen, yaitu terjadi di Kabupaten Sukabumi sebanyak 16 observasi dan Kabupaten Bogor sebanyak 4 observasi. Harga terendah Gabah Kualitas Rendah di Tingkat Petani Rp, 3.100,00,- per kilogram terjadi di Kabupaten Sukabumi (1 observasi) demikian juga Gabah Kualitas Rendah dengan harga tertinggi sebesar Rp, 4.100,00,- terjadi di Kabupaten Sukabumi (1 observasi).
C. PERKEMBANGAN HARGA BERAS DI TINGKAT PENGGILINGAN Pemantauan harga beras di tingkat penggilingan pada September 2015 dilakukan di 15 Kabupaten Jawa Barat yang tersebar di 35 Kecamatan dengan jumlah observasi sebanyak 79 transaksi. Diantaranya Beras Premium sebanyak 36 observasi (45,57 persen), Beras Medium 36 observasi (45,57 persen), Beras kualitas Rendah 7 observasi (8,86 persen). Pada September 2015, rata-rata harga beras di penggilingan sebesar Rp, 9.610,25 atau naik 3,46 persen dibandingkan harga beras Agustus 2015 yang tercatat sebesar Rp. 9.289,27. Berdasarkan kualitas beras yang dikelompokkan menurut patahan (broken) beras, harga Beras Premium naik 1,93 persen dari Rp, 9.856,11 menjadi Rp, 10.046,81, Beras Medium naik 4,45 persen dari Rp. 8.910,53 menjadi Rp, 9.306,94 demikian juga Beras kualitas Rendah naik 4,54 persen dari Rp, 8.537,50 menjadi Rp, 8.925,00. Perkembangan harga beras di penggilingan menunjukkan pola yang fluktuatif. Sepanjang September 2014 sampai September 2015, penurunan rata-rata harga beras terjadi di tiga bulan tahun 2015 yaitu Maret, April dan Mei, dengan harga terendah sebesar Rp, 8.351,61 per kilogram terjadi di September 2014.
Berita Resmi Statistik BPS Provinsi Jawa Barat No.57/10/32/Th.XVII, 1 Oktober 2015
9
Gambar 2 Perkembangan Harga Beras di Tingkat Penggilingan Di Jawa Barat (Rp/Kg)
11000,00 10000,00
9000,00 8000,00
PREMIUM
MEDIUM RENDAH
7000,00
RATA-RATA
6000,00 SEPT'14
NOV'14
JAN'15
MAR'15
MEI'15
JULI'15
SEPT'15
Tabel 5 Rata-rata Harga Beras di Tingkat Penggilingan Menurut Kelompok Kualitas Beras di Jawa Barat Kelompok Kualitas
Rata-rata Harga Beras di Tingkat Penggilingan (Rp/Kg) Sept 2014
Okt 2014
Nov 2014
Des 2014
Jan 2015
Feb 2015
Mar 2015
Apr 2015
Mei 2015
Juni 2015
Juli 2015
Ags 2015
Sept 2015
[1]
[2]
[3]
[4]
[5]
[6]
[7]
[8]
[9]
[10]
[11]
[12]
[13]
[14]
Premium
8.652
8.785
8.745
9.346
9.377
10.244
9,511
9.364
9.141
9.707
9.856
10.047
Medium
8.184
8.450
8.483
8.940
9.364
9.948
9,399
8.408
9.061
8.943
8.911
9.307
Rendah
7.813
8.086
8.382
8.732
9.121
8.608
7,920
8.008
8.513
8.350
8.538
8.925
Rata-rata
8.352
8.561
8.598
9.140
9.330
9.864
9,257
8.808
8.989
9.258
9.289
9.610
10.10 0 10.06 2 9.600 10.05 3
Keterangan : Premium : Kadar Broken ≤ 10,00 % Medium : Kadar Broken (10,01 % - 20,00 %) Rendah : Kadar Broken > 20,00 %
10
Berita Resmi Statistik BPS Provinsi Jawa Barat No. 57/10/32/Th.XVII, 1 Oktober 2015