BPS PROVINSI JAWA BARAT No. 23/05/32/Th XIX, 2 Mei 2017
PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, HARGA PRODUSEN GABAH DAN HARGA BERAS DI PENGGILINGAN NILAI TUKAR PETANI APRIL 2017 SEBESAR 102,87 (2012=100) Nilai Tukar Petani (NTP) Jawa Barat pada April 2017 (2012 =100) sebesar 102,87 atau naik sebesar 0,49 persen dibandingkan NTP Maret 2017 yang tercatat sebesar 102,37. Kenaikan NTP tersebut disebabkan oleh kenaikan Indeks Harga Diterima Petani (IT) sebesar 0,45 persen sementara Indeks Harga Dibayar Petani (IB) turun sebesar 0,03 persen. April 2017 lima Subsektor pertanian serentak mengalami kenaikan NTP, tertinggi NTP Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat naik sebesar 1,24 persen dari 97,66 menjadi 98,86, diikuti NTP Subsektor Tanaman Pangan naik 0,54 persen dari 95,32 menjadi 95,84, NTP Subsektor Hortikultura naik 0,42 persen dari 110,37 menjadi 110,83, NTP Subsektor Perikanan naik sebesar 0,23 persen dari 101,16 menjadi 101,39, dan NTP Subsektor Peternakan naik sebesar 0,04 persen dari 113,08 menjadi 113,12. Di Daerah Perdesaan Jawa Barat Konsumsi Rumah Tangga pada April 2017 terjadi deflasi sebesar 0,16 persen. Dua dari tujuh kelompok pengeluaran mengalami deflasi, tertinggi terjadi pada Kelompok Bahan Makanan deflasi sebesar 0,69 persen, dan Kelompok Pendidikan, Rekreasi & Olahraga deflasi sebesar 0,05 persen sementara lima kelompok lainnya mengalami inflasi. Kelompok inflasi tertinggi pada Kelompok Kesehatan inflasi sebesar 0,34 persen, Kelompok Makanan Jadi, Minuman, Rokok & Tembakau inflasi sebesar 0,26 persen, Kelompok Perumahan inflasi sebesar 0,25 persen, Kelompok Sandang inflasi sebesar 0,24 persen, dan Kelompok Transportasi & Komunikasi sebesar 0,23 persen. April 2017, harga rata-rata Gabah Kering Panen (GKP) di Tingkat Petani Jawa Barat sebesar Rp.4.388,91,- per kilogram atau naik 3,93 persen dibandingkan harga GKP Maret 2017 Rp. 4.223,06,- Gabah Kering Giling (GKG) di Tingkat Petani naik 2,03 persen dari Rp. 4.856,67,menjadi Rp.4.955,17. per kilogram, dan untuk Gabah Kualitas Rendah turun 3,53 persen dari Rp. 3.768,33,- menjadi Rp. 3.635,26,- per kilogram. April 2017, rata-rata harga beras di Tingkat Penggilingan Rp. 9.377,19 per kilogram atau turun 0,83 persen dibandingkan Maret 2017 yang tercatat Rp. 9.455,86. Berdasarkan patahan (broken) beras, kualitas Beras Premium turun 2,09 persen dari Rp. 10.094,92 menjadi Rp. 9.883,97, sedangkan Medium naik 1,45 persen dari Rp. 9.018,55 menjadi Rp. 9.149,35, dan Beras kualitas Rendah naik 4,50 persen dari Rp. 7.942,86 menjadi Rp. 8.300,00.
Berita Resmi Statistik BPS Provinsi Jawa Barat No.23/05/32/Th.XIX, 2 Mei 2017
1
Nilai Tukar Petani (NTP) Jawa Barat pada November 2016 (2012 =100) sebesar 103,78 atau turun
A. PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI 1.
Nilai Tukar Petani
Sebagai proxy indikator kesejahteraan petani, Nilai Tukar Petani (NTP) diperoleh dengan cara membandingkan dua indeks yaitu Indeks Harga Diterima Petani dengan Indeks Harga Dibayar Petani. Angka NTP menunjukkan kemampuan tukar (term of trade) komoditas hasil pertanian dengan barang dan jasa konsumsi petani baik untuk keperluan rumah tangga petani maupun biaya keperluan proses produksi. Semakin tinggi angka NTP maka ini berarti semakin kuat kemampuan daya beli petani. Berdasarkan hasil pemantauan harga di 18 kabupaten di Provinsi Jawa Barat pada April 2017 NTP Jawa Barat mengalami kenaikan 0,49 persen dibandingkan NTP Maret 2017 dari 102,37 menjadi 102,87. Hal ini dikarenakan indeks harga hasil produksi pertanian, Indeks Harga Diterima Petani (IT) naik sebesar 0,45 persen sementara indeks harga barang dan jasa yang dikonsumsi petani atau Indeks Harga Dibayar Petani (IB) turun sebesar 0,03 persen. April 2017 lima Subsektor pertanian serentak mengalami kenaikan NTP, tertinggi NTP Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat naik sebesar 1,24 persen dari 97,66 menjadi 98,86, diikuti NTP Subsektor Tanaman Pangan naik 0,54 persen dari 95,32 menjadi 95,84, NTP Subsektor Hortikultura naik 0,42 persen dari 110,37 menjadi 110,83, NTP Subsektor Perikanan naik sebesar 0,23 persen dari 101,16 menjadi 101,39, dan NTP Subsektor Peternakan naik sebesar 0,04 persen dari 113,08 menjadi 113,12.
Gambar 1 Perkembangan Indeks Harga Diterima, Indeks Harga Dibayar dan Nilai Tukar Petani 150.00
130.00
110.00
90.00 Apr'16
Juni'16
Ags'16 IT
2.
Okt'16 IB
Des'16
Feb'17
April'17
NTP
Indeks Harga Diterima Petani (IT)
Perkembangan Indeks Harga Diterima Petani (IT) menunjukkan fluktuasi harga komoditas yang dihasilkan petani. Pada April 2017, IT Gabungan dari lima subsektor pertanian mengalami kenaikan sebesar 0,45 persen dibandingkan IT Maret 2017 dari 133,09 menjadi 133,69. Bila dirinci menurut subsektor, IT Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat naik 1,13 persen dari 125,63 menjadi 127,06, IT Subsektor Tanaman Pangan naik 0,45 persen dari 127,59 naik menjadi 128,17, IT Subsektor Hortikultura naik 0,40 persen dari 146,11, menjadi 146,70, IT Subsektor Peternakan naik 0,19 persen dari 136,93 menjadi 137,19, IT Subsektor Perikanan
Berita Resmi Statistik BPS Provinsi Jawa Barat No.23/05/32/Th.XIX, 2 Mei 2017
2
naik 0,13 persen dari 128,80, menjadi 128,96. 3.
Indeks Harga Dibayar Petani (IB)
Harga barang dan jasa yang dikonsumsi petani baik untuk rumah tangga petani maupun kebutuhan proses produksi mengalami deflasi pada April 2017 sebesar 0,03 persen dari 130,01 menjadi 129,97. Empat dari lima subsektor IB mengalami deflasi, tertinggi terjadi pada IB Tanaman Perkebunan Rakyat dan IB subsektor Perikanan turun sebesar 0,10 persen, IB Subsektor Tanaman Pangan turun sebesar 0,09 persen, IB Subsektor Hortikultura turun sebesar 0,02 persen, sementara IB Subsektor Peternakan naik sebesar 0,15 persen. Di Daerah Perdesaan Jawa Barat Konsumsi Rumah Tangga pada April 2017 terjadi deflasi sebesar 0,16 persen. Dua dari tujuh kelompok pengeluaran mengalami deflasi, tertinggi terjadi pada Kelompok Bahan Makanan deflasi sebesar 0,69 persen, dan Kelompok Pendidikan, Rekreasi & Olahraga deflasi sebesar 0,05 persen sementara lima kelompok lainnya mengalami inflasi. Kelompok inflasi tertinggi pada Kelompok Kesehatan inflasi sebesar 0,34 persen, Kelompok Makanan Jadi, Minuman, Rokok & Tembakau inflasi sebesar 0,26 persen, Kelompok Perumahan inflasi sebesar 0,25 persen, Kelompok Sandang inflasi sebesar 0,24 persen, dan Kelompok Transportasi & Komunikasi sebesar 0,23 persen. Indeks yang dibayar petani untuk keperluan proses produksi, Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal (BPPBM) pada April 2017 mengalami inflasi sebesar 0,19 persen. Berdasarkan kelompok, lima kelompok pengeluaran mengalami inflasi, tertinggi Kelompok Transportasi inflasi sebesar 0,33 persen, Kelompok Pupuk, Obat-obatan & Pakan inflasi sebesar 0,26 persen, Kelompok Upah Buruh inflasi sebesar 0,18 persen, Kelompok Bibit dan Kelompok Penambahan Barang Modal mengalami inflasi yang sama sebesar 0,14 persen, sedangkan Kelompok Biaya Sewa & Pengeluaran Lainnya mengalami deflasi sebesar 0,16 persen. 4.
Nilai Tukar Petani (NTP) Menurut Subsektor Pertanian
a.
NTP Tanaman Pangan
NTP Subsektor Tanaman Pangan pada April 2017 mengalami kenaikan sebesar 0,54 persen dari 95,32 menjadi 95,84, hal ini disebabkan oleh indeks yang diterima petani (IT) naik sebesar 0,45 persen sedangkan indeks yang dibayar petani (IB) turun 0,09 persen. Naiknya IT Subsektor Tanaman Pangan dikarenakan IT Subkelompok Padi naik sebesar 0,40 persen dan Subkelompok Palawija naik 0,73 persen. Di sisi pengeluaran petani, IB mengalami penurunan sebesar 0,09 persen akibat IB Sub Kelompok Konsumsi Rumah tangga (IKRT) deflasi 0,16 persen sementara IB Subkelompok Biaya Produksi & Penambahan Barang Modal (BPPBM) inflasi 0,11 persen. b.
NTP Hortikultura
April 2017, Nilai Tukar Petani Subsektor Hortikultura mengalami kenaikan sebesar 0,42 persen dari 110,37 menjadi 110,83, hal ini disebabkan indeks diterima petani (IT) naik 0,40 persen sedangkan indeks dibayar petani (IB) turun sebesar 0,02 persen. Naiknya IT Hortikultura akibat IT Subkelompok Buah-buahan naik 0,68 persen, dan IT Subkelompok Sayur-sayuran naik 0,15 persen sementara IT Subkelompok Tanaman Obat turun 0,76 persen. Di sisi pengeluaran, IB
Berita Resmi Statistik BPS Provinsi Jawa Barat No.23/05/32/Th.XIX, 2 Mei 2017
3
Subsektor Hortikultura mengalami deflasi sebesar 0,02 persen akibat IB Subkelompok Konsumsi Rumah Tangga deflasi 0,09 persen dan Subkelompok Biaya Produksi & Penambahan Barang Modal mengalami inflasi sebesar 0,20 persen. c.
NTP Tanaman Perkebunan Rakyat
NTP Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat pada April 2017 mengalami kenaikan sebesar 1,24 persen dibandingkan Maret 2017 dari 97,66 menjadi 98,86. Hal ini disebabkan oleh Indeks Diterima Petani (IT) mengalami kenaikan sebesar 1,13 persen dan Indeks Dibayar Petani (IB) turun sebesar 0,10 persen. Untuk kelompok pengeluaran, IB Subkelompok Konsumsi Rumah Tangga mengalami deflasi sebesar 0,20 persen sedangkan IB Biaya Produksi & Penambahan Barang Modal inflasi sebesar 0,10 persen. d.
NTP Peternakan
April 2017, NTP Subsektor Peternakan pada posisi 113,12 tercatat mengalami kenaikan 0,04 persen dari NTP Maret 2017 sebesar 113,08. Indeks Diterima Petani (IT) naik sebesar 0,19 persen dan Indeks yang Dibayar Petani (IB) naik sebesar 0,15 persen. Bila dirinci per subkelompok, Subkelompok Ternak Besar naik sebesar 0,15, Subkelompok Unggas naik sebesar 0,98 persen, sementara Subkelompok Hasil Ternak turun sebesar 0,52 persen, Subkelompok Ternak Kecil turun sebesar 0,32 persen. Di sisi pengeluaran petani, Indeks Dibayar Petani (IB) mengalami kenaikan 0,15 persen akibat IB Konsumsi Rumah Tangga turun sebesar 0,18 persen, sementara IB Biaya Produksi & Penambahan Barang Modal naik sebesar 0,45 persen. e.
NTP Perikanan
Nilai Tukar Petani Subsektor Perikanan pada April 2017 mengalami kenaikan sebesar 0,23 persen dibandingkan Maret 2017 dari 101,16 menjadi 101,39. Hal ini terjadi akibat indeks Diterima Petani (IT) naik sebesar 0,13 persen sementara Indeks Dibayar Petani (IB) turun sebesar 0,10 persen. Dari sisi pendapatan petani, IT Subkelompok Penangkapan Ikan naik 0,70 persen dan IT Subkelompok Budidaya naik 0,07 persen. Dari sisi pengeluaran, Indeks yang dibayar (IB) mengalami penurunan sebesar 0,10 persen akibat IB Konsumsi Rumah tangga turun 0,23 persen, sementara IB Biaya Produksi & Penambahan Barang Modal tidak mengalami mengalami kenaikan sebesar 0,23 persen.
Berita Resmi Statistik BPS Provinsi Jawa Barat No.23/05/32/Th.XIX, 2 Mei 2017
4
Indeks Subsektor
Perubahan Maret 2017 Thd Februari 2017 (%)
Maret 2017
April 2017
[2]
[3]
a. Indeks yang Diterima Petani (IT)
127,59
128,17
0,45
b. Indeks yang Dibayar Petani (IB)
133,86
133,73
-0,09
[1]
[4]
1. Tanaman Pangan
c. Nilai Tukar Petani (NTP-TP)
95,32
95,84
0,54
d. Nilai Tukar Usaha Pertanian
102,47
102,82
0,34
a. Indeks yang Diterima Petani (IT)
146,11
146,70
0,40
b. Indeks yang Dibayar Petani (IB)
132,39
132,36
-0,02
c. Nilai Tukar Petani (NTP-H)
110,37
110,83
0,42
d. Nilai Tukar Usaha Pertanian
121,34
121,57
0,20
a. Indeks yang Diterima Petani (IT)
125,63
127,06
1,13
b. Indeks yang Dibayar Petani (IB)
128,65
128,52
-0,10
c. Nilai Tukar Petani (NTP-R)
97,66
98,86
1,24
d. Nilai Tukar Usaha Pertanian
108,89
110,01
1,03
a. Indeks yang Diterima Petani (IT)
136,93
137,19
0,19
b. Indeks yang Dibayar Petani (IB)
121,10
121,28
0,15
c. Nilai Tukar Petani (NTP-Pt)
113,08
113,12
0,04
d. Nilai Tukar Usaha Pertanian
125,23
124,91
-0,26
a. Indeks yang Diterima Petani (IT)
128,80
128,96
0,13
b. Indeks yang Dibayar Petani (IB)
127,33
127,20
-0,10
c. Nilai Tukar Petani (NTP-Pi)
101,16
101,39
0,23
d. Nilai Tukar Usaha Pertanian
114,42
114,29
-0,11
a. Indeks yang Diterima Petani (IT)
133,09
133,69
0,45
b. Indeks yang Dibayar Petani (IB)
130,01
129,97
c. Nilai Tukar Petani (NTP)
102,37
102,87
-0,03 0,49
d. Nilai Tukar Usaha Pertanian
111,98
112,27
0,26
2. Hortikultura
3. Tanaman Perkebunan Rakyat
4. Peternakan
5. Perikanan
6. Gabungan
Berita Resmi Statistik BPS Provinsi Jawa Barat No.23/05/32/Th.XIX, 2 Mei 2017
5
Indeks Gabungan Subsektor Kelompok/Sub Kelompok
Maret 2017
April 2017
Perubahan Maret Thd Februari 2017
[2]
[3]
[4]
1. INDEKS HARGA YANG DITERIMA PETANI
133,09
133,69
0,45
2. INDEKS HARGA YANG DIBAYAR PETANI
130,01
129,97
-0,03
2.1. KONSUMSI RUMAH TANGGA
136,80
136,59
-0,16
2.1.1.. Bahan Makanan
146.56 138.14
145.55 138,49
-0,69
2.1.2.. Makanan Jadi 2.1.3. .Perumahan
126.04
126,35
0,25
2.1.4. .Sandang
127.21
127,52
0,24
2.1.5. .Kesehatan
121.31
121,71
0,34
2.1.6. .Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga
123.17
123,11
-0,05
2.1.7. .Transportasi dan Komunikasi
126.22
126,50
0,23
2.2 BIAYA PRODUKSI DAN PENAMBAHAN
118,85
119,08
0,19
2.2.1. .Bibit
119.04
119,20
0,14
2.2.2. .Pupuk dan Obat-obatan
113.38
113,68
0,26
2.2.3. .Biaya Sewa dan Pngeluaran Lain
115.45
115,27
-0,16
2.2.4. .Transportasi
133.50
133,94
0,33
2.2.5. .Penambahan Barang Modal
116.84
117,00
0,14
2.2.6. .Upah Buruh
123.55
123,78
0,18
3. NILAI TUKAR PETANI
102,37
102,87
0,49
4. NILAI TUKAR USAHA PERTANIAN
111,98
112,27
0,26
[1]
0,26
BARANG MODAL
Berita Resmi Statistik BPS Provinsi Jawa Barat No.23/05/32/Th.XIX, 2 Mei 2017
6
5.
Perbandingan NTP Enam Provinsi di Pulau Jawa
Enam provinsi di Pulau Jawa serentak mengalami kenaikan NTP pada April 2017, kenaikan tertinggi pada NTP Banten naik sebesar 0,51 persen, diikuti NTP Jawa Barat naik 0,49 persen, NTP Jawa tengah naik 0,33 persen, NTP DI Yogyakarta naik 0,32 persen, NTP DKI Jakarta naik 0,27 persen, dan NTP Jawa Timur naik sebesar 0,18 persen. Secara Nasional, NTP April dibandingkan Maret 2017 mengalami kenaikan sebesar 0,06 persen dari 99,95 menjadi 100,01.
Maret 2017
April 2017
Perubahan Maret Thd Februari 2017 (%)
[1]
[2]
[3]
[4]
DKI Jakarta
98.95
99,22
0,27
Jawa Barat
102.37
102,87
0,49
NTP Provinsi
Jawa Tengah
97.50
97.81
0,33
DI Yogyakarta
101.32
101,64
0,32
Jawa Timur
101.66
101,84
0,18
Banten
98.19
98.69
0,51
Nasional
99,95
100.01
0,06
Berita Resmi Statistik BPS Provinsi Jawa Barat No.23/05/32/Th.XIX, 2 Mei 2017
7
B. PERKEMBANGAN HARGA PRODUSEN GABAH April 2017, harga rata-rata Gabah Kering Panen (GKP) di Tingkat Petani Jawa Barat sebesar Rp.4.388,91,- per kilogram atau naik 3,93 persen dibandingkan harga GKP Maret 2017 Rp. 4.223,06,- Gabah Kering Giling (GKG) di Tingkat Petani naik 2,03 persen dari Rp. 4.856,67,menjadi Rp.4.955,17. per kilogram, dan untuk Gabah Kualitas Rendah turun 3,53 persen dari Rp. 3.768,33,- menjadi Rp. 3.635,26,- per kilogram.
6000.00
5000.00
4000.00
GKP
3000.00
GKG Gabah Ku alitas R end ah
2000.00 April'16
Juni'16
Ags'16
Okt'16
Des'16
Feb'17
April'17
1. Harga Gabah Tertinggi dan Terendah April 2017, jumlah transaksi gabah yang terpantau melalui Survei Monitoring Gabah di Jawa Barat sebanyak 236 transaksi, tersebar di 16 Kabupaten Jawa Barat. Diantaranya transaksi GKP sebanyak 188 observasi (79,66 persen), transaksi GKG sebanyak 29 observasi (12,29 persen) dan transaksi Gabah Kualitas Rendah sebanyak 19 observasi (8,05 persen). Dari hasil pengamatan, harga transaksi GKP di Tingkat Petani yang terendah sebesar Rp, 3.900,00 per kilogram terjadi di Kabupaten Indramayu (1 observasi) dengan harga di Tingkat Penggilingan antara Rp, 4.000,00,- akibat adanya ongkos angkut dari lokasi transaksi GKP ke penggilingan terdekat Rp. 100,- per kilogram. Harga transaksi GKP tertinggi di Tingkat Petani sebesar Rp, 5.200,00,- dijumpai di Kabupaten Karawang (1 observasi) dengan harga di Tingkat Penggilingan sebesar Rp, 5.250, 00,-. Untuk transaksi GKG di Jawa Barat pada April 2017 harga transaksi di Tingkat Penggilingan secara rata-rata sebesar Rp5.093,10,- per kilogram, dimana harga GKG Penggilingan yang terendah sebesar Rp, 4.700,00,- per kilogram dijumpai di Kabupaten Sumedang (6 observasi). Harga GKG Penggilingan tertinggi sebesar Rp, 5.700,00,- per kilogram dijumpai di Kabupaten Bandung (4 observasi).
Berita Resmi Statistik BPS Provinsi Jawa Barat No.23/05/32/Th.XIX, 2 Mei 2017
8
Kelompok Kualitas Gabah
Jumlah Observasi (%)
Terendah
Tertinggi
Rata-Rata
Rata-rata Harga di Tingkat Penggilingan
[1]
[2]
[3]
[4]
[5]
[6]
[7]
GKG GKP Rendah Jumlah
29 (12,29 %) 188 (79,66 %) 19 (8,05 %) 236 (100,00 %)
4.600,00 3.900,00 3.000,00
5.600,00 5.200,00 4.800,00
4.955,17 4.388,91 3.635,26
5.093,10 4.475,59 3.749,10
4.600,00 3.750,00 -
Keterangan : GKG (Gabah Kering Giling) GKP (Gabah Kering Panen) Rendah (di luar Kualitas)
Harga Gabah di Tingkat Petani (Rp/Kg)
HPP Di Tingkat Penggilingan
: Kadar Air ≤ 14,00 % dan Kadar Hampa/Kotoran ≤ 3,00 % : Kadar Air (14,01 % - 25,00 %) dan Kadar Hampa/Kotoran (3,01 % - 10,00 %) : Kadar Air > 25,00 % dan Kadar Hampa/Kotoran > 10,00 %
2. Kasus Gabah Kualitas Rendah Transaksi Gabah Kualitas Rendah pada April 2017 terpantau sebanyak 19 observasi dari total transaksi 236 observasi atau 8,05 persen, yaitu dijumpai terjadi di Kabupaten Sukabumi sebanyak 8 observasi, Kabupaten Bekasi 5 observasi, Kabupaten Bogor 6 observasi. Harga terendah Gabah Kualitas Rendah di Tingkat Petani sebesar Rp, 3.000,00,- per kilogram terjadi di Kabupaten Bogor (1 observasi), Gabah Kualitas Rendah dengan harga tertinggi sebesar Rp, 4.800,00,- dijumpai di Kabupaten Bekasi (1 observasi).
C. PERKEMBANGAN HARGA BERAS DI TINGKAT PENGGILINGAN Pemantauan harga beras di Tingkat Penggilingan pada April 2017 dilakukan di 15 Kabupaten Jawa Barat yang tersebar di 35 Kecamatan dengan jumlah observasi sebanyak 146 transaksi. Diantaranya Beras Premium sebanyak 58 observasi (39,73 persen), Beras Medium 77 observasi (52,74 persen) dan Beras kualitas Rendah 11 observasi (7,53 persen). Pada April 2017, rata-rata harga beras di Tingkat Penggilingan sebesar Rp. 9.377,19 per kilogram atau mengalami penurunan sebesar 0,83 persen dibandingkan harga beras Maret 2016 yang tercatat sebesar Rp. 9.455,86. Berdasarkan kualitas beras yang dikelompokkan menurut patahan (broken) beras, Beras Premium turun 2,09 persen dari Rp. 10.094,92 menjadi Rp. 9.883,97, sedangkan Beras Medium naik 1,45 persen dari Rp. 9.018,55 menjadi Rp. 9.149,35, dan Beras kualitas Rendah naik 4,50 persen dari Rp. 7.942,86 menjadi Rp. 8.300,00. Perkembangan harga beras di penggilingan menunjukkan pola yang fluktuatif. Sepanjang April 2016 sampai April 2017, penurunan rata-rata harga terjadi di lima bulan yaitu pada Agustus, November, Desember 2016, Maret, dan April 2017 dengan harga terendah sebesar Rp, 9.236,00 per kilogram terjadi pada April 2016.
Berita Resmi Statistik BPS Provinsi Jawa Barat No.23/05/32/Th.XIX, 2 Mei 2017
9
11000.00
10000.00
9000.00
8000.00
PREMIUM MEDIUM RENDAH
7000.00
RATA-RATA
6000.00 APR'16
Kelompok Kualitas [1]
JUNI'16
AGS '1 6
OKT'16
DES'16
FEB'17
APR'17
Rata-rata Harga Beras per Kg Apr 2016
Mei 2016
Juni 2016
Juli 2016
Ags 2016
Sept 2016
Okt 2016
Nov 2016
Des 2016
Jan 2017
Feb 2017
Mar 2017
Apr 2017
[2]
[3]
[4]
[5]
[6]
[7]
[8]
[9]
[10]
[11]
[12]
[13]
[14]
Premium
9.611
9.617
9.957
9.853
9.696
9.900
9777
9924
9757
9787
9936
10095
9884
Medium
8.984
9.143
9.190
9.314
8.804
8.943
9135
9139
9171
9342
9334
9019
9149
Rendah
8.800
8.033
8.763
8.760
8.620
8.450
8843
8722
8950
8829
8900
7943
83000
Rata-rata
9.236
9.374
9.475
9.519
9.242
9.307
9407
9407
9390
9474
9568
9456
9377
Keterangan : Premium : Kadar Broken ≤ 10,00 % Medium : Kadar Broken (10,01 % - 20,00 %) Rendah : Kadar Broken > 20,00 %
Berita Resmi Statistik BPS Provinsi Jawa Barat No.23/05/32/Th.XIX, 2 Mei 2017
10