BPS PROVINSI JAWA BARAT No. 02/1/32/Th XVII, 2 Januari 2015
PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, HARGA PRODUSEN GABAH DAN HARGA BERAS DI PENGGILINGAN NILAI TUKAR PETANI DESEMBER 2014 SEBESAR 105,16 (2012=100)
Nilai Tukar Petani (NTP) Jawa Barat pada Desember 2014 (2012 =100) tercatat sebesar 105,16 atau turun 0,02 persen dibandingkan NTP November 2014 sebesar 105,19. Hal ini disebabkan kenaikan Indeks Harga Diterima Petani (IT) sebesar 2,15 persen lebih rendah dibandingkan kenaikan Indeks Harga Dibayar Petani (IB) sebesar 2,17 persen.
Desember 2014, empat dari lima subsektor pertanian mengalami penurunan NTP. Penurunan tertinggi terjadi pada NTP Subsektor Hortikultura turun 0,94 persen dari 109,00 menjadi 107,98 diikuti NTP Subsektor Perikanan turun 0,86 persen dari 99,41 menjadi 98,56, NTP Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat turun 0,82 persen dari 98,07 menjadi 97,27 dan NTP Subsektor Peternakan turun 0,60 persen dari 106,20 menjadi 105,56, sementara NTP Subsektor Tanaman Pangan mengalami kenaikan 1,04 persen dari 105,73 menjadi 106,83.
Di Daerah Pedesaan Jawa Barat Desember 2014 terjadi inflasi sebesar 2,58 persen. Tujuh kelompok pengeluaran serentak mengalami inflasi, tertinggi terjadi pada Kelompok Transportasi & Komunikasi 6,94 persen diikuti Kelompok Bahan Makanan 3,39 persen, Kelompok Perumahan 1,22 persen, Kelompok Makanan Jadi, Minuman, Rokok & Tembakau 1,18 persen, Kelompok Sandang 0,68 persen, Kelompok Kesehatan 0,54 persen dan Kelompok Pendidikan, Rekreasi & Olahraga 0,21 persen.
Desember 2014 berdasarkan 177 transaksi gabah yang terpantau di Jawa Barat, harga rata-rata Gabah Kering Panen (GKP) di Tingkat Petani Jawa Barat sebesar Rp. 4.923,16,- per kilogram atau mengalami kenaikan sebesar 4,33 persen dibandingkan harga GKP November 2014 yang tercatat sebesar Rp. 4.718,75,-. Demikian juga untuk kualitas lain, Gabah Kering Giling (GKG) di Tingkat Petani mengalami kenaikan harga sebesar 5,17 persen dari Rp. 5.216,67,- menjadi Rp. 5.486,21 per kilogram. Kualitas ketiga yaitu Gabah Kualitas Rendah juga naik sebesar 1,50 persen dari Rp. 3.597,22,-.menjadi Rp. 3.651,25,-.
Desember 2014, rata-rata harga beras di penggilingan sebesar Rp, 9,140,06 atau naik 6,31 persen dibandingkan harga beras November 2014 yang tercatat sebesar Rp, 8.597,80. Berdasarkan kualitas beras yang dikelompokkan menurut patahan (broken) beras, harga Beras Premium naik 6,87 persen dari Rp, 8.745,49 menjadi Rp, 9.346,10, Beras Medium naik 5,39 persen dari Rp, 8.482,81 menjadi Rp, 8.939,66 demikian juga Beras kualitas Rendah naik 4,18 persen dari Rp, 8.381,82 menjadi Rp, 8.731,82.
Berita Resmi Statistik BPS Provinsi Jawa Barat No. 02/1/32/Th.XVII, 2 Januari 2015
1
A. PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI 1.
Nilai Tukar Petani
Sebagai indikator kesejahteraan petani, Nilai Tukar Petani (NTP) diperoleh dari rasio Indeks Harga Diterima Petani dengan Indeks Harga Dibayar Petani. NTP menunjukkan kemampuan tukar (term of trade) komoditas hasil pertanian dengan barang & jasa konsumsi petani baik untuk keperluan rumah tangga maupun proses produksi. Semakin tinggi NTP berarti semakin kuat kemampuan atau daya beli petani di pedesaan. Berdasarkan hasil pemantauan harga di 17 kabupaten di Provinsi Jawa Barat pada Desember 2014, NTP Jawa Barat mengalami penurunan sebesar 0,02 persen dibandingkan NTP November 2014 yaitu turun dari 105,19 menjadi 105,16. Hal ini disebabkan oleh kenaikan indeks harga hasil produksi pertanian yang lebih rendah dibandingkan kenaikan indeks harga barang dan jasa yang dikonsumsi rumah tangga petani atau dengan kata lain Indeks Harga Diterima Petani (IT) yang naik sebesar 2,15 persen lebih rendah dibandingkan Indeks Harga Dibayar Petani (IB) yang naik sebesar 2,17 persen. Desember 2014, empat dari lima subsektor pertanian mengalami penurunan NTP. Penurunan tertinggi terjadi pada NTP Subsektor Hortikultura turun 0,94 persen dari 109,00 menjadi 107,98 diikuti NTP Subsektor Perikanan turun 0,86 persen dari 99,41 menjadi 98,56, NTP Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat turun 0,82 persen dari 98,07 menjadi 97,27 dan NTP Subsektor Peternakan turun 0,60 persen dari 106,20 menjadi 105,56, sementara NTP Subsektor Tanaman Pangan mengalami kenaikan 1,04 persen dari 105,73 menjadi 106,83.
Gambar 1 Perkembangan Indeks Harga Diterima, Indeks Harga Dibayar dan Nilai Tukar Petani di Jawa Barat (2012=100) 150,00
130,00
110,00
90,00 Des'13
Feb'14
April'14 IT
2
Juni'14 IB
Agst'14
Okt'14
Des'14
NTP
Berita Resmi Statistik BPS Provinsi Jawa Barat No. 02/1/32/Th.XVII, 2 Januari 2015
2.
Indeks Harga Diterima Petani (IT)
Perkembangan yang terjadi pada Indeks Harga Diterima Petani (IT) menunjukkan fluktuasi harga dari komoditas-komoditas yang dihasilkan petani. Pada Desember 2014, IT Gabungan dari lima subsektor pertanian naik sebesar 2,15 persen dibandingkan dengan IT November 2014 yaitu naik dari 121,20 menjadi 123,80. Bila dirinci menurut subsektor, IT Subsektor Tanaman Pangan mengalami kenaikan tertinggi yaitu sebesar 3,39 persen diikuti IT Subsektor Hortikultura naik 1,39 persen, IT Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat 1,38 persen, IT Subsektor Peternakan 1,05 persen dan IT Subsektor Perikanan 1,03 persen. 3.
Indeks Harga Dibayar Petani (IB)
Fluktuasi harga barang & jasa yang dikonsumsi rumah tangga petani serta barang & jasa yang diperlukan petani dalam proses produksi terlihat mengalami kenaikan. Pada Desember 2014, indeks harga yang dibayar petani (IB) naik sebesar 2,17 persen dari 115,22 menjadi 117,72. Kelima IB subsektor serentak mengalami kenaikan, tertinggi terjadi pada IB Subsektor Perikanan 3,87 persen, IB Subsektor Hortikultura naik sebesar 2,35 persen, IB Subsektor Tanaman Pangan 2,33 persen, IB Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat 2,22 persen serta IB Subsektor Peternakan 1,65 persen. Di Daerah Pedesaan Jawa Barat Desember 2014 terjadi inflasi sebesar 2,58 persen. Tujuh kelompok pengeluaran serentak mengalami inflasi, tertinggi terjadi pada Kelompok Transportasi & Komunikasi 6,94 persen diikuti Kelompok Bahan Makanan 3,39 persen, Kelompok Perumahan 1,22 persen, Kelompok Makanan Jadi, Minuman, Rokok & Tembakau 1,18 persen, Kelompok Sandang 0,68 persen, Kelompok Kesehatan 0,54 persen dan Kelompok Pendidikan, Rekreasi & Olahraga 0,21 persen. Khusus Indeks yang dibayar petani untuk keperluan proses produksi pada Desember 2014 mengalami inflasi sebesar 1,46 persen. Berdasarkan kelompok pengeluaran, kelima kelompok mengalami inflasi yaitu Kelompok Transportasi 10,25 persen, Kelompok Upah Buruh Tani 1,18 persen, Kelompok Penambahan Barang Modal 1,01 persen, Kelompok Bibit 0,95 persen, Kelompok Pupuk, Obat-obatan & Pakan 0,85 persen dan Kelompok Biaya Sewa & Pengeluaran Lain 0,71 persen.
4.
Nilai Tukar Petani (NTP) Menurut Subsektor Pertanian
a.
NTP Tanaman Pangan
NTP Subsektor Tanaman Pangan pada Desember 2014 mengalami kenaikan sebesar 1,04 persen yaitu naik dari 105,73 menjadi 106,83, hal ini disebabkan oleh indeks yang diterima petani (IT) naik sebesar 3,39 persen lebih tinggi dari kenaikan indeks yang dibayar petani (IB) sebesar 2,33 persen. Naiknya IT Subsektor Tanaman Pangan dikarenakan oleh IT Subkelompok Padi naik sebesar 3,80 persen demikian juga IT Subkelompok Palawija naik sebesar 0,72 persen. Pada sisi pengeluaran petani, IB mengalami kenaikan sebesar 2,33 persen akibat IB Sub Kelompok Konsumsi Rumah tangga (IKRT) naik sebesar 2,54 persen demikian juga IB Subkelompok Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal (BPPBM) naik sebesar 1,70 persen.
Berita Resmi Statistik BPS Provinsi Jawa Barat No. 02/1/32/Th.XVII, 2 Januari 2015
3
b.
NTP Hortikultura
Pada Desember 2014, Nilai Tukar Petani Subsektor Hortikultura mengalami penurunan sebesar 0,94 persen, hal ini disebabkan karena indeks yang diterima petani (IT) naik sebesar 1,39 persen demikian juga indeks yang dibayar petani (IB) naik sebesar 2,35 persen. Kenaikan IT sangat dipengaruhi IT Subkelompok Sayur-sayuran yang naik sebesar 1,95 persen, IT Subkelompok Buah-buahan naik sebesar 0,87 persen dan IT Subesektor Tanaman Obat naik sebesar 2,86 persen. Di sisi pengeluaran, IB Subsektor Hortikultura mengalami kenaikan sebesar 2,35 persen akibat IB indeks Konsumsi Rumah Tangga naik 2,57 persen demikian juga IB Subkelompok Biaya Produksi & Penambahan Barang Modal naik sebesar 1,65 persen. c.
NTP Tanaman Perkebunan Rakyat
NTP Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat pada Desember 2014 mengalami penurunan sebesar 0,82 persen dari 98,07 menjadi 97,27. Hal ini disebabkan oleh Indeks Diterima Petani (IT) naik sebesar 1,38 persen, sedangkan di sisi pengeluaran petani, Indeks Dibayar Petani (IB) mengalami kenaikan sebesar 2,22 persen yang disebabkan oleh IB Subkelompok Konsumsi Rumah Tangga naik 2,49 persen dan IB Biaya Produksi & Penambahan Barang Modal naik sebesar 1,69 persen. d.
NTP Peternakan
Desember 2014, NTP Subsektor Peternakan berada pada posisi 105,56 tercatat mengalami penurunan dari NTP November 2014 yang memiliki indeks sebesar 106,20 atau turun sebesar 0,60 persen. Indeks Diterima Petani (IT) naik 1,05 persen sedangkan Indeks yang Dibayar Petani (IB) naik sebesar 1,65 persen. Bila dirinci per subkelompok, IT Subkelompok Unggas naik 1,24 persen, IT Subkelompok Ternak Besar naik 0,81 persen, IT Subkelompok Ternak Kecil naik 0,80 persen, sedangkan IT Subkelompok Hasil Ternak naik 1,10 persen. Di sisi pengeluaran petani, Indeks Dibayar Petani (IB) mengalami kenaikan sebesar 1,65 persen akibat IB Konsumsi Rumah Tangga naik sebesar 2,78 persen demikian juga IB Biaya Produksi & Penambahan Barang Modal naik sebesar 0,76 persen. e.
NTP Perikanan
Nilai Tukar Petani Subsektor Perikanan mengalami penurunan sebesar 0,86 persen yaitu dari 99,41 pada November 2014 menjadi 98,56 pada Desember 2014. Hal ini disebabkan oleh Indeks Diterima Petani (IT) turun sebesar 1,03 persen sedangkan Indeks Dibayar Petani (IB) naik sebesar 1,91 persen. Dari sisi pendapatan Petani, IT Subkelompok Penangkapan Ikan naik sebesar 1,25 persen sementara IT Subkelompok Budidaya naik sebesar 1,01 persen. Dari sisi pengeluaran, Indeks yang dibayar (IB) naik sebesar 1,91 persen akibat IB Konsumsi Rumah tangga naik 2,33 persen demikian juga IB Biaya Produksi & Penambahan Barang Modal naik sebesar 0,84 persen.
4
Berita Resmi Statistik BPS Provinsi Jawa Barat No. 02/1/32/Th.XVII, 2 Januari 2015
Tabel 1 Nilai Tukar Petani (NTP) Provinsi Jawa Barat per Subsektor Pertanian serta Perubahannya (2012=100), Desember 2014
Subsektor
Indeks
Perubahan (%)
Nov 2014
Des 2014
[2]
[3]
[4]
a. Indeks yang Diterima Petani (IT)
123,44
127,63
3,39
b. Indeks yang Dibayar Petani (IB)
116,75
119,47
2,33
c. Nilai Tukar Petani (NTP-TP)
105,73
106,83
1,04
d. Nilai Tukar Usaha Pertanian
110,02
111,85
1,66
a. Indeks yang Diterima Petani (IT)
126,96
128,73
1,39
b. Indeks yang Dibayar Petani (IB)
116,48
119,21
2,35
c. Nilai Tukar Petani (NTP-H)
109,00
107,98
-0,94
d. Nilai Tukar Usaha Pertanian
114,21
113,92
-0,25
a. Indeks yang Diterima Petani (IT)
112,36
113,92
1,38
b. Indeks yang Dibayar Petani (IB)
114,57
117,12
2,22
c. Nilai Tukar Petani (NTP-R)
98,07
97,27
-0,82
d. Nilai Tukar Usaha Pertanian
103,72
103,40
-0,30
a. Indeks yang Diterima Petani (IT)
118,30
119,53
1,05
b. Indeks yang Dibayar Petani (IB)
111,39
113,23
1,65
c. Nilai Tukar Petani (NTP-Pt)
106,20
105,56
-0,60
d. Nilai Tukar Usaha Pertanian
111,41
111,73
0,29
a. Indeks yang Diterima Petani (IT)
113,57
114,75
1,03
b. Indeks yang Dibayar Petani (IB)
114,25
116,43
1,91
[1]
1, Tanaman Pangan
2, Hortikultura
3, Tanaman Perkebunan Rakyat
4, Peternakan
5, Perikanan
c. Nilai Tukar Petani (NTP-Pi)
99,41
98,56
-0,86
d. Nilai Tukar Usaha Pertanian
106,58
105,79
0,19
a. Indeks yang Diterima Petani (IT)
121,20
123,80
2,15
b. Indeks yang Dibayar Petani (IB)
115,22
117,72
2,17
c. Nilai Tukar Petani (NTP)
105,19
105,16
-0,02
d. Nilai Tukar Usaha Pertanian
110,13
110,87
0,67
6, Gabungan
Berita Resmi Statistik BPS Provinsi Jawa Barat No. 02/1/32/Th.XVII, 2 Januari 2015
5
Tabel 2 Indeks Harga Diterima Petani, Indeks Harga Dibayar Petani per Subkelompok Pengeluaran serta Perubahannya [2012=100], Desember 2014
Indeks Gabungan Subsektor Kelompok/Sub Kelompok Nov 2014
Des 2014
Perubahan Des 2014 Thd Nov 2014
[3]
[3]
[4]
1. INDEKS HARGA YANG DITERIMA PETANI
121,20
123,80
2,15
2. INDEKS HARGA YANG DIBAYAR PETANI
115,22
117,72
2,17
2.1. KONSUMSI RUMAH TANGGA
118,32
121,37
2,58
2.1.1. Bahan Makanan
122,70
126,86
3,39
2.1.2. Makanan Jadi
115,92
117,29
1,18
2.1.3. Perumahan
112,63
114,01
1,22
2.1.4. Sandang
112,68
113,45
0,68
2.1.5. Kesehatan
108,57
109,15
0,54
2.1.6. Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga
114,57
114,82
0,21
2.1.7. Transportasi dan Komunikasi
122,88
131,48
6,94
2.2 BIAYA PRODUKSI DAN PENAMBAHAN
110,05
111,66
1,46
2.2.1. Bibit
111,38
112,44
0,95
2.2.2. Pupuk dan Obat-obatan
107,22
108,12
0,85
2.2.3. Biaya Sewa dan Pngeluaran Lain
107,57
108,33
0,71
2.2.4. Transportasi
126,12
139,05
10,25
2.2.5. Penambahan Barang Modal
108,13
109,22
1,01
2.2.6. Upah Buruh
111,41
112,73
1,18
3. NILAI TUKAR PETANI
105,19
105,16
-0,02
4. NILAI TUKAR USAHA PERTANIAN
110,13
110,87
0,67
[1]
BARANG MODAL
6
Berita Resmi Statistik BPS Provinsi Jawa Barat No. 02/1/32/Th.XVII, 2 Januari 2015
5.
Perbandingan NTP Enam Provinsi di Pulau Jawa
Lima dari enam provinsi di Pulau Jawa mengalami penurunan NTP pada Desember 2014. NTP DKI Jakarta turun sebesar 2,15 persen, NTP DI Yogyakarta turun sebesar 2,16 persen, NTP Jawa Timur turun sebesar 1,39 persen, NTP Jawa Tengah turun sebesar 0,76 persen dan NTP Provinsi Jawa Barat turun sebesar 0,02 persen, sementara NTP Banten mengalami kenaikan sebesar 0,71 persen. Secara Nasional, NTP Desember 2014 dibandingkan November 2014 mengalami penurunan sebesar 1,03 persen yaitu dari 102,37 menjadi 101,32.
Tabel 3 Perbandingan NTP Enam Provinsi di Pulau Jawa dan Nasional [2012=100], Desember 2014
NTP Provinsi
Perubahan (%) Nov 2014
Des 2014
[1]
[2]
[3]
[4]
DKI Jakarta Jawa Barat
99,35 105,19
97,22 105,16
-2,15 -0,02
100,55
-0,76
Jawa Tengah
101,32
DI Yogyakarta
101,84
99,65
-2,16
Jawa Timur
105,88
104,41
-1,39
Banten
104,71
105,46
0,71
Nasional
102,37
101,32
-1,03
Berita Resmi Statistik BPS Provinsi Jawa Barat No. 02/1/32/Th.XVII, 2 Januari 2015
7
B. PERKEMBANGAN HARGA PRODUSEN GABAH Desember 2014, harga rata-rata Gabah Kering Panen (GKP) di Tingkat Petani Jawa Barat sebesar Rp. 4.923,16,- per kilogram atau mengalami kenaikan sebesar 4,33 persen dibandingkan harga GKP November 2014 yang tercatat sebesar Rp. 4.718,75,-. Demikian juga untuk kualitas lain, Gabah Kering Giling (GKG) di Tingkat Petani mengalami kenaikan harga sebesar 5,17 persen dari Rp. 5.216,67,- menjadi Rp. 5.486,21 per kilogram. Kualitas ketiga yaitu Gabah Kualitas Rendah juga naik sebesar 1,50 persen dari Rp. 3.597,22,-.menjadi Rp. 3.651,25,-
Gambar 1 Perkembangan Harga Rata-rata Gabah di Tingkat Petani Jawa Barat (Rp/Kg)
7.000,00
6.000,00 5.000,00 4.000,00
3.000,00
GKP GKG
2.000,00
Gabah Kualitas Rendah
1.000,00 DES'13
FEB'14
APR'14
JUNI'14
AGS'14
OKT'14
DES'14
1, Harga Gabah Tertinggi dan Terendah Desember 2014, jumlah transaksi yang terpantau melalui Survei Monitoring Gabah di Jawa Barat berjumlah 177 transaksi, tersebar di 15 Kabupaten Jawa Barat, diantaranya transaksi GKP sebanyak 128 observasi (72,32 persen), transaksi GKG 29 observasi (16,38 persen) dan transaksi Gabah Kualitas Rendah 20 observasi (11,30 persen). Dari hasil pengamatan harga, GKP di Tingkat Petani yang terendah sebesar Rp, 3,700,00 per kilogram yaitu terjadi di Kabupaten Cianjur (1 observasi) dengan harga di tingkat penggilingan sebesar Rp, 4,100,00. Ongkos angkut dari lokasi transaksi GKP ke penggilingan terdekat sebesar Rp, 400,00 per kilogram. Sementara harga GKP tertinggi di Tingkat Petani sebesar Rp, 5,800,00 dijumpai di Kabupaten Subang (3 observasi) dan di Kabupaten Majalengka (1 observasi) dengan harga di tingkat penggilingan berkisar antara Rp. 5.850,00 sampai Rp, 5.910,00. Untuk kualitas GKG di Jawa Barat pada Desember 2014, terhitung rata-rata harga GKG di Tingkat Penggilingan sebesar Rp. 5.610,52 per kilogram. Harga GKG Penggilingan terendah sebesar Rp, 5.100,00 per kilogram dijumpai di Kabupaten Tasikmalaya (6 observasi) dan harga GKG Penggilingan tertinggi sebesar Rp, 6.300,00 per kilogram dijumpai di Kabupaten Indramayu (1 observasi). Secara keseluruhan pada Desember 2014 di Jawa Barat seluruh transaksi Gabah baik GKP maupun GKG berada di atas Harga Pembelian Pemerintah (HPP).
8
Berita Resmi Statistik BPS Provinsi Jawa Barat No. 02/1/32/Th.XVII, 2 Januari 2015
Tabel 4 Jumlah Observasi Gabah, Harga Gabah serta Harga Pembelian Pemerintah (HPP) menurut Kelompok Kualitas Gabah di Jawa Barat, Desember 2014 Kelompok Kualitas Gabah
Jumlah Observasi (%)
Terendah
Tertinggi
[1]
[2]
[3]
[4]
GKG GKP Rendah Jumlah
29 (16,38 %) 128 (72,32 %) 20 (11,30 %) 177 (100,00 %)
5.000,00 3.700,00 3.200,00
6.200,00 5.800,00 3.900,00
Keterangan : GKG (Gabah Kering Giling) GKP (Gabah Kering Panen) Rendah (di luar Kualitas)
Rata-Rata
Rata-rata Harga di Tingkat Penggilingan
HPP Di Tingkat Penggilingan
[5]
[6]
[7]
5.486,21 4.923,16 3.651,25
5.610,52 5.048,20 3.768,50
4.150,00 3.350,00 -
Harga Gabah di Tingkat Petani (Rp/Kg)
: Kadar Air ≤ 14,00 % dan Kadar Hampa/Kotoran ≤ 3,00 % : Kadar Air (14,01 % - 25,00 %) dan Kadar Hampa/Kotoran (3,01 % - 10,00 %) : Kadar Air > 25,00 % dan Kadar Hampa/Kotoran > 10,00 %
2. Kasus Gabah Kualitas Rendah Transaksi Gabah Kualitas Rendah pada Desember 2014 terpantau sebanyak 20 observasi dari total transaksi 177 atau 11,30 persen yaitu di Kabupaten Sukabumi sebanyak 12 observasi dan di Kabupaten Bogor 6 observasi. Harga terendah Gabah Kualitas Rendah di Tingkat Petani Rp, 3.200,00,00 per kilogram terdapat di Kabupaten Bogor (1 observasi), sedangkan harga Gabah Kualitas Rendah tertinggi Rp, 3.900,00 terdapat di Kabupaten Sukabumi (2 observasi).
C. PERKEMBANGAN HARGA BERAS DI TINGKAT PENGGILINGAN Pemantauan harga beras di penggilingan pada Desember 2014 dilakukan di 15 Kabupaten Jawa Barat yang tersebar di 35 Kecamatan dengan jumlah observasi sebanyak 90 diantaranya Beras Premium 50 observasi (55,56 persen), Beras Medium 29 observasi (32,22 persen), Beras kualitas Rendah 11 observasi (12,22 persen). Pada Desember 2014, rata-rata harga beras di penggilingan sebesar Rp, 9,140,06 atau naik 6,31 persen dibandingkan harga beras November 2014 yang tercatat sebesar Rp, 8.597,80. Berdasarkan kualitas beras yang dikelompokkan menurut patahan (broken) beras, harga Beras Premium naik 6,87 persen dari Rp, 8.745,49 menjadi Rp, 9.346,10, Beras Medium naik 5,39 persen dari Rp, 8.482,81 menjadi Rp, 8.939,66 demikian juga Beras kualitas Rendah naik 4,18 persen dari Rp, 8.381,82 menjadi Rp, 8.731,82. Perkembangan harga beras di penggilingan menunjukkan pola yang fluktuatif. Sepanjang Desember 2013 sampai Desember 2014, penurunan harga terjadi di lima bulan terakhir yaitu Maret, April, Mei, Agustus dan September 2014. Dalam rentang waktu itu rata-rata harga beras terendah sebesar Rp, 8.270,00 per kilogram yaitu terjadi pada Mei 2014.
Berita Resmi Statistik BPS Provinsi Jawa Barat No. 02/1/32/Th.XVII, 2 Januari 2015
9
Gambar 2 Perkembangan Harga Beras di Tingkat Penggilingan Di Jawa Barat (Rp/Kg)
11000,00
10000,00 9000,00 8000,00 PREMIU M MEDIU M
7000,00
REND AH RAT A-RAT A
6000,00 DES'13
FEB '14
APR'14
JUNI'14
AGS '1 4
OKT'14
DES'14
Tabel 5 Rata-rata Harga Beras di Tingkat Penggilingan Menurut Kelompok Kualitas Beras di Jawa Barat Kelompok Kualitas
Rata-rata Harga Beras di Tingkat Penggilingan (Rp/Kg)
[1]
Des 2013 [2]
Jan 2014 [3]
Feb 2014 [4]
Mar 2014 [5]
Apr 2014 [6]
Mei 2014 [7]
Juni 2014 [8]
Juli 2014 [9]
Ags 2014 [10]
Sept 2014 [11]
Okt 2014 [12]
Nov 2014 [13]
Des 2014 [14]
Premium Medium Rendah Rata-rata
8.475 8.395 8.250 8.401
8.625 8.561 8.093 8.452
8.952 8.796 8.169 8.789
8.806 8.763 8.481 8.730
8.533 8.436 8.225 8.427
8.589 8.057 7.846 8.270
8.517 8.372 7.629 8.305
8.755 8.570 7.665 8.470
8.772 8.252 7.733 8.411
8.652 8.184 7.813 8.352
8.785 8.450 8.086 8.561
8.745 8.483 8.382 8.598
9.346 8.940 8.732 9.140
Keterangan : Premium : Kadar Broken ≤ 10,00 % Medium : Kadar Broken (10,01 % - 20,00 %) Rendah : Kadar Broken > 20,00 %
10
Berita Resmi Statistik BPS Provinsi Jawa Barat No. 02/1/32/Th.XVII, 2 Januari 2015