BPS PROVINSI JAWA BARAT No. 70/12/32/Th XVII, 1 Desember 2015
PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, HARGA PRODUSEN GABAH DAN HARGA BERAS DI PENGGILINGAN NILAI TUKAR PETANI NOVEMBER 2015 SEBESAR 107,20 (2012=100)
Nilai Tukar Petani (NTP) Jawa Barat pada November 2015 (2012 =100) tercatat sebesar 107,20 atau naik 0,38 persen dibandingkan NTP Oktober 2015 sebesar 106,80. Hal ini disebabkan oleh Indeks Harga Diterima Petani (IT) naik 0,69 persen lebih tinggi dibandingkan Indeks Harga Dibayar Petani (IB) yang naik 0,31 persen.
November 2015, tiga dari lima subsektor pertanian mengalami kenaikan NTP yaitu NTP Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat naik 1,99 persen dari 94,93 menjadi 96,82, NTP Subsektor Tanaman Pangan naik 0,47 persen dari 109,93 menjadi 110,45 dan NTP Subsektor Hortikultura naik 0,28 persen dari 105,62 menjadi 105,91, sementara NTP Subsektor Peternakan turun 0,46 persen dari 111,51 menjadi 110,99 dan NTP Subsektor Perikanan turun 0,42 persen dari 98,68 menjadi 98,27.
Di Daerah Pedesaan Jawa Barat pada November 2015 terjadi inflasi sebesar 0,30 persen. Enam kelompok pengeluaran serentak mengalami inflasi, tertinggi pada Kelompok Perumahan 0,72 persen, diikuti Kelompok Makanan Jadi, Minuman, Rokok & Tembakau 0,29 persen, Kelompok Bahan Makanan 0,27 persen, Kelompok Sandang, Kelompok Kesehatan serta Kelompok Transportasi & Komunikasi mengalami inflasi sama besar 0,19 persen, sementara Kelompok Pendidikan, Rekreasi & Olahraga stabil pada angka indeks 117,46.
November 2015, harga rata-rata Gabah Kering Panen (GKP) di Tingkat Petani Jawa Barat sebesar Rp. 5.212,77,- per kilogram atau naik sebesar 0,08 persen dibandingkan harga GKP Oktober 2015 yang tercatat sebesar Rp. 5.208,56,-, demikian juga Gabah Kering Giling (GKG) di Tingkat Petani mengalami kenaikan harga sebesar 2,79 persen dari Rp. 5.530,30,- menjadi Rp. 5.684,38,- per kilogram, dan terakhir Gabah Kualitas Rendah juga naik 18,14 persen dari Rp. 3.757,35,- menjadi 3.957,63,- per kilogram.
November 2015, rata-rata harga beras di penggilingan Rp. 9.894,17 atau naik 1,36 persen dibandingkan Oktober 2015 sebesar Rp.9.761,76. Berdasarkan kualitas beras yang dikelompokkan menurut patahan (broken) beras, harga Beras Premium naik 1,27 persen dari Rp, 9.892,43 menjadi Rp, 10.017,92, Beras Medium naik 1,17 persen dari Rp. 9.736,21 menjadi Rp, 9.850,00 demikian juga Beras kualitas Rendah naik 3,37 persen dari Rp, 9.214,29 menjadi Rp, 9.525,00.
Berita Resmi Statistik BPS Provinsi Jawa Barat No. 70/12/32/Th.XVII, 1 Desember 2015
1
A. PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI 1.
Nilai Tukar Petani Sebagai
proxy
indikator
kesejahteraan
petani,
Nilai
Tukar
Petani
(NTP)
diperoleh dengan cara membandingkan dua indeks yaitu Indeks Harga Diterima Petani
dengan
Indeks
Harga
Dibayar
Petani.
Angka
NTP
menunjukkan
kemampuan tukar (term of trade) komoditas hasil pertanian dengan barang & jasa konsumsi petani baik untuk keperluan rumah tangga maupun proses produksi. Semakin tinggi angka NTP berarti semakin kuat kemampuan daya beli petani di pedesaan. Berdasarkan hasil pemantauan harga di 17 kabupaten di Provinsi Jawa Barat pada November 2015, NTP Jawa Barat mengalami kenaikan sebesar 0,38 persen dibandingkan NTP Oktober 2015 yaitu naik dari 106,80 menjadi 107,20. Hal ini disebabkan oleh indeks harga hasil produksi pertanian dan indeks harga barang dan jasa yang dikonsumsi rumah tangga petani mengalami kenaikan atau dengan kata lain Indeks Harga Diterima Petani (IT) naik sebesar 0,69 persen lebih tinggi dari kenaikan Indeks Harga Dibayar Petani (IB) yang naik sebesar 0,31 persen. November
2015,
tiga dari
lima subsektor
pertanian
mengalami
kenaikan
NTP yaitu NTP Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat naik 1,99 persen dari 94,93 menjadi 96,82, NTP Subsektor Tanaman Pangan naik 0,47 persen dari 109,93 menjadi 110,45 dan NTP Subsektor Hortikultura naik sebesar 0,28 persen dari 105,62 menjadi 105,91, sementara NTP Subsektor Peternakan turun 0,46 persen
dari
111,51
menjadi
110,99
demikian
juga
NTP
Subsektor
Perikanan
turun 0,42 persen dari 98,68 menjadi 98,27 persen.
Gambar 1 Perkembangan Indeks Harga Diterima, Indeks Harga Dibayar dan Nilai Tukar Petani di Jawa Barat (2012=100) 150
130
110
90 Nov'14
Jan'15
Maret'15
Mei'15
Juli'15
Sept'15
Nov'15
Berita Resmi Statistik BPS Provinsi Jawa Barat No. 70/12/32/Th.XVII, 1 Desember 2015 IT IB NTP
2
2.
Indeks Harga Diterima Petani (IT) Perkembangan
yang
terjadi
pada
Indeks
Harga
Diterima
Petani
(IT)
menunjukkan fluktuasi harga dari komoditas-komoditas yang dihasilkan petani. November 2015, IT Gabungan dari lima subsektor pertanian naik sebesar 0,69 persen dibandingkan dengan IT Oktober 2015 yaitu naik dari 130,35 menjadi 131,25.
Bila dirinci menurut subsektor, IT Subsektor
Tanaman Perkebunan
Rakyat mengalami kenaikan tertinggi yaitu sebesar 2,21 dari 114,88 menjadi 117,41, diikuti IT Subsektor Tanaman Pangan sebesar 0,80 persen dari 136,67 menjadi 137,77 dan IT Subsektor Hortikultura naik 0,54 persen dari 130,92 menjadi 129,82
131,63 sedangkan IT Subsektor Peternakan turun 0,08 persen dari menjadi
129,71
persen dari 118,86 3.
demikian
juga
IT
Subsektor
Perikanan
turun
0,12
menjadi 118,72.
Indeks Harga Dibayar Petani (IB) Fluktuasi harga barang & jasa yang dikonsumsi rumah tangga petani serta
barang & jasa yang diperlukan petani dalam proses produksi terlihat mengalami kenaikan
pada
November
2015,
indeks
harga
yang
sebesar 0,31 persen dari 122,06 menjadi 122,43.
dibayar
petani
(IB)
naik
Lima subsektor mengalami
kenaikan IB, tertinggi terjadi pada IB subsektor Peternakan naik 0,38 persen diikuti IB Subsektor Tanaman Pangan naik 0,33 persen, IB Subsektor Perikanan naik 0,31 persen, IB Subsektor Hortikultura naik 0,26 persen demikian juga IB Tanaman Perkebunan Rakyat naik 0,21 persen. Di
Daerah
Pedesaan
sebesar 0,30 persen.
Enam
Jawa
Barat
pada
November
2015
terjadi
inflasi
kelompok pengeluaran serentak mengalami inflasi,
tertinggi pada Kelompok Perumahan 0,72 persen, diikuti Kelompok Makanan Jadi,
Berita Resmi Statistik BPS Provinsi Jawa Barat No. 70/12/32/Th.XVII, 1 Desember 2015
3
Minuman, Rokok & Tembakau 0,29 persen,
Kelompok Bahan Makanan 0,27
persen, Kelompok Sandang, Kelompok Kesehatan serta Kelompok Transportasi & Komunikasi
mengalami inflasi sama besar 0,19 persen, sementara Kelompok
Pendidikan, Rekreasi & Olahraga stabil pada angka indeks 117,46. Indeks
yang
dibayar
petani
untuk
keperluan
proses
November 2015 mengalami inflasi sebesar 0,33 persen.
produksi
pada
Berdasarkan kelompok
pengeluaran, keenam kelompok serentak mengalami inflasi yaitu Kelompok Bibit mengalami
inflasi
sebesar
0,43
persen
diikuti
Kelompok
Biaya
Sewa
&
Pengeluaran Lain 0,30 persen, Kelompok Upah Buruh 0,29 persen, Kelompok Transportasi 0,25 persen, Kelompok Pupuk, Obat-obatan & Pakan 0,24 persen serta Kelompok Penambahan Barang Modal 0,09 persen. 4.
Nilai Tukar Petani (NTP) Menurut Subsektor Pertanian
a.
NTP Tanaman Pangan NTP
Subsektor
Tanaman
Pangan
pada
November
2015
mengalami
kenaikan sebesar 0,47 persen yaitu naik dari 109,93 menjadi 110,45 hal ini disebabkan oleh indeks yang diterima petani (IT) naik sebesar 0,80 persen lebih tinggi dari kenaikan indeks yang dibayar petani (IB) yang naik sebesar 0,33 persen.
Naiknya
IT
Subsektor
Tanaman
Pangan
dikarenakan
oleh
IT
Subkelompok Padi naik 0,67 persen demikian juga IT Subkelompok Palawija naik sebesar 1,68 persen.
Di sisi pengeluaran petani, IB mengalami inflasi sebesar
0,33 persen akibat IB Sub Kelompok Konsumsi Rumah tangga (IKRT) inflasi sebesar
0,30
persen
demikian
juga
IB
Subkelompok
Biaya
Produksi
&
Penambahan Barang Modal (BPPBM) mengalami inflasi sebesar 0,41 persen. b.
NTP Hortikultura November
2015,
Nilai
Tukar
Petani
Subsektor
Hortikultura
mengalami
kenaikan sebesar 0,28 persen dari 105,62 menjadi 105,91, hal ini disebabkan karena indeks yang diterima petani (IT) naik sebesar 0,54 persen demikian juga indeks
yang
dipengaruhi
dibayar oleh
petani
kenaikan
IB
IT
naik
sebesar
Subkelompok
0,26
persen.
Sayur-sayuran
1,11
Kenaikan persen,
Tanaman Obat naik 0,87 persen, sementara IT Subkelompok Buah-buahan
IT dan
turun
0,01 persen.
Di sisi pengeluaran, IB Subsektor Hortikultura mengalami kenaikan
sebesar
persen
0,26
akibat
IB
indeks
Konsumsi
Rumah
Tangga
inflasi
0,25
persen sementara IB Subkelompok Biaya Produksi & Penambahan Barang Modal inflasi
0,31 persen.
Berita Resmi Statistik BPS Provinsi Jawa Barat No. 70/12/32/Th.XVII, 1 Desember 2015
4
c.
NTP Tanaman Perkebunan Rakyat NTP
Subsektor
Tanaman
Perkebunan
Rakyat
pada
November
2015
mengalami kenaikan indeks sebesar 1,99 persen dibandingkan Oktober 2015 dari 94,93
menjadi
96,82.
Hal
ini
disebabkan
oleh
Indeks
Diterima
Petani
(IT)
mengalami kenaikan sebesar 2,21 persen jauh lebih tinggi dibadingkan kenaikan Indeks Dibayar Petani (IB) yang naik sebesar 0,21 persen.
Untuk kelompok
pengeluaran, IB Subkelompok Konsumsi Rumah Tangga mengalami inflasi sebesar 0,30
persen
demikian
juga
IB
Biaya
Produksi
&
Penambahan
Barang
Modal
mengalami inflasi meski lebih rendah yaitu sebesar 0,03 persen. d.
NTP Peternakan November
dan
tercatat
2015,
NTP
mengalami
Subsektor
penurunan
Peternakan
sebesar
berada pada posisi
0,46
persen
Oktober 2015 yang memiliki indeks sebesar 111,51. turun
sebesar
sebesar
0,08
0,38
persen
persen.
sementara
Bila
dirinci
Indeks
per
110,99
dibandingkan
NTP
Indeks Diterima Petani (IT)
yang
Dibayar
subkelompok,
IT
Petani
(IB)
Subkelompok
naik
Ternak
Kecil turun 0,62 persen, IT Subkelompok Ternak Besar turun 0,37 persen, IT Subkelompok Hasil Ternak turun 0,11 persen sementara IT Subkelompok Unggas naik
0,35
persen.
Di
sisi
pengeluaran
petani,
Indeks
Dibayar
Petani
(IB)
mengalami kenaikan 0,38 persen akibat IB Konsumsi Rumah Tangga mengalami inflasi
sebesar
0,29 persen demikian juga IB Biaya Produksi & Penambahan
Barang Modal mengalami inflasi sebesar 0,46 persen. e.
NTP Perikanan Nilai Tukar Petani Subsektor Perikanan mengalami penurunan sebesar 0,42
persen Hal
ini
dari
98,68
terjadi
sedangkan
pada
akibat
Indeks
Oktober
Indeks
Dibayar
2015
menjadi
Diterima Petani
Petani
(IB)
naik
98,27
(IT)
pada
turun
sebesar
November
sebesar
0,31
0,12
persen.
2015. persen
Dari
sisi
pendapatan petani, IT Subkelompok Penangkapan Ikan naik sebesar 1,29 persen sementara pengeluaran,
IT
Subkelompok Indeks
yang
Budidaya dibayar
(IB)
turun naik
sebesar
0,24
persen.
Dari
sisi
sebesar
0,31
persen
akibat
IB
Konsumsi Rumah tangga mengalami inflasi sebesar 0,46 persen sementara IB Biaya Produksi & Penambahan Barang Modal mengalami deflasi sebesar 0,06 persen.
Berita Resmi Statistik BPS Provinsi Jawa Barat No. 70/12/32/Th.XVII, 1 Desember 2015
5
Tabel 1 Nilai Tukar Petani (NTP) Provinsi Jawa Barat per Subsektor Pertanian serta Perubahannya (2012=100), November 2015 Indeks Subsektor
Perubahan November 2015 Thd Oktober 2015 (%)
Oktober 2015
November 2015
[2]
[3]
[4]
a. Indeks yang Diterima Petani (IT)
136,67
137,77
0,80
b. Indeks yang Dibayar Petani (IB)
124,33
124,74
0,33
c. Nilai Tukar Petani (NTP-TP)
109,93
110,45
0,47
d. Nilai Tukar Usaha Pertanian
115,85
116,31
0,39
a. Indeks yang Diterima Petani (IT)
130,92
131,63
0,54
b. Indeks yang Dibayar Petani (IB)
123,96
124,28
0,26
c. Nilai Tukar Petani (NTP-H)
105,62
105,91
0,28
d. Nilai Tukar Usaha Pertanian
112,67
112,93
0,23
a. Indeks yang Diterima Petani (IT)
114,88
117,41
2,21
b. Indeks yang Dibayar Petani (IB)
121,01
121,27
0,21
[1]
1. Tanaman Pangan
2. Hortikultura
3. Tanaman Perkebunan Rakyat
c. Nilai Tukar Petani (NTP-R)
94,93
96,82
1,99
d. Nilai Tukar Usaha Pertanian
102,54
104,77
2,17
a. Indeks yang Diterima Petani (IT)
129,82
129,71
-0,08
b. Indeks yang Dibayar Petani (IB)
116,42
116,86
0,38
c. Nilai Tukar Petani (NTP-Pt)
111,51
110,99
-0,46
d. Nilai Tukar Usaha Pertanian
119,16
118,51
-0,54
a. Indeks yang Diterima Petani (IT)
118,86
118,72
-0,12
b. Indeks yang Dibayar Petani (IB)
120,44
120,81
0,31
c. Nilai Tukar Petani (NTP-Pi)
98,68
98,27
-0,42
d. Nilai Tukar Usaha Pertanian
107,43
107,37
-0,06
a. Indeks yang Diterima Petani (IT)
130,35
131,25
0,69
b. Indeks yang Dibayar Petani (IB)
122,06
122,43
0,31
c. Nilai Tukar Petani (NTP)
106,80
107,20
0,38
d. Nilai Tukar Usaha Pertanian
113,68
114,09
0,36
4. Peternakan
5. Perikanan
6. Gabungan
Berita Resmi Statistik BPS Provinsi Jawa Barat No. 70/12/32/Th.XVII, 1 Desember 2015
6
Tabel 2 Indeks Harga Diterima Petani, Indeks Harga Dibayar Petani per Subkelompok Pengeluaran serta Perubahannya [2012=100], November 2015
Indeks Gabungan Subsektor
Oktober 2015
November 2015
Perubahan November 2015 Thd Oktober 2015
[3]
[3]
[4]
1. INDEKS HARGA YANG DITERIMA PETANI
130,35
131,25
0,69
2. INDEKS HARGA YANG DIBAYAR PETANI
122,06
122,43
0,31
2.1. KONSUMSI RUMAH TANGGA
126,49
126,87
0,30
2.1.1.. Bahan Makanan
132,83
133,19
0,27
2.1.2.. Makanan Jadi
125,17
125,54
0,29
2.1.3. .Perumahan
119,07
119,93
0,72
2.1.4. .Sandang
120,98
121,21
0,19
2.1.5. .Kesehatan
114,33
114,54
0,19
2.1.6. .Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga
117,46
117,46
0,00
2.1.7. .Transportasi dan Komunikasi
126,30
126,55
0,19
114,66
115,04
0,33
2.2.1. .Bibit
115,50
115,99
0,43
2.2.2. .Pupuk dan Obat-obatan
111,43
111,70
0,24
2.2.3. .Biaya Sewa dan Pngeluaran Lain
111,09
111,42
0,30
2.2.4. .Transportasi
135,68
136,02
0,25
2.2.5. .Penambahan Barang Modal
112,81
112,91
0,09
2.2.6. .Upah Buruh
115,99
116,32
0,29
3. NILAI TUKAR PETANI
106,80
107,20
0,38
4. NILAI TUKAR USAHA PERTANIAN
113,68
114,09
0,36
Kelompok/Sub Kelompok
[1]
2.2 BIAYA PRODUKSI DAN PENAMBAHAN BARANG MODAL
Berita Resmi Statistik BPS Provinsi Jawa Barat No. 70/12/32/Th.XVII, 1 Desember 2015
7
5.
Perbandingan NTP Enam Provinsi di Pulau Jawa Enam
November
provinsi
2015,
di
Pulau Jawa serentak
kenaikan NTP
tertinggi
terjadi
mengalami di
kenaikan
Provinsi
NTP
pada
Banten yaitu
naik
sebesar 1,37 persen, diikuti NTP Provinsi Jawa Timur naik 0,76 persen, NTP Jawa Tengah naik 0,56 persen, NTP Jawa Barat naik 0,38 persen, NTP DI Yogyakarta naik 0,19 persen, dan NTP DKI Jakarta naik 0,13 persen.
Secara
Nasional, NTP November 2015 dibandingkan Oktober 2015 mengalami kenaikan sebesar 0,48 persen yaitu naik dari 102,46 menjadi 102,95. Tabel 3 Perbandingan NTP Enam Provinsi di Pulau Jawa dan Nasional [2012=100], November 2015
Oktober 2015
November 2015
Perubahan November 2015 Thd Oktober 2015 (%)
[1]
[2]
[3]
[4]
DKI Jakarta Jawa Barat
97,84 106,80
97,97 107,20
0,13 0,38
Jawa Tengah
101,50
102,07
0,56
DI Yogyakarta
102,82
103,01
0,19
Jawa Timur
105,76
106,56
0,76
Banten
106,07
107,53
1,37
Nasional
102,46
102,95
0,48
NTP Provinsi
Berita Resmi Statistik BPS Provinsi Jawa Barat No. 70/12/32/Th.XVII, 1 Desember 2015
8
B. PERKEMBANGAN HARGA PRODUSEN GABAH November 2015, harga rata-rata Gabah Kering Panen (GKP) di Tingkat Petani Jawa Barat sebesar Rp. 5.212,77,- per kilogram atau naik sebesar 0,08 persen
dibandingkan
5.208,56,-,
demikian
harga juga
GKP
Oktober
2015
Gabah
Kering
Giling
yang
tercatat
(GKG)
di
sebesar
Tingkat
Rp.
Petani
mengalami kenaikan harga sebesar 2,79 persen dari Rp. 5.530,30,- menjadi Rp. 5.684,38,-
per kilogram, dan terakhir kualitas ketiga yaitu Gabah Kualitas
Rendah juga naik 5,33 persen dari Rp. 3.757,35,-menjadi Rp. 3.957,63,- per kilogram. Gambar 1 Perkembangan Harga Rata-rata Gabah di Tingkat Petani Jawa Barat (Rp/Kg)
6000.00
5000.00
4000.00
3000.00
GKP GKG Gabah Kualitas Rendah
2000.00 NOV'14
MARET'15
Mei'15
Juli'15
Sept'15
Nov'15
1, Harga Gabah Tertinggi dan Terendah November 2015, jumlah transaksi yang terpantau melalui Survei Monitoring Gabah di Jawa Barat berjumlah 181 transaksi yang tersebar di 15 Kabupaten Jawa Barat. transaksi
Diantaranya transaksi GKP sebanyak 130 observasi (71,82 persen),
GKG
sebanyak
32
observasi
(17,68
persen)
Kualitas Rendah sebanyak 19 observasi (10,50 persen).
dan
transaksi
Gabah
Dari hasil pengamatan
harga, GKP di Tingkat Petani yang terendah sebesar Rp, 4.200,00 per kilogram terjadi di Kabupaten Garut (2 observasi) dengan harga di tingkat penggilingan
Berita Resmi Statistik BPS Provinsi Jawa Barat No. 70/12/32/Th.XVII, 1 Desember 2015
9
sebesar Rp, 4.300,00,-
akibat adanya ongkos angkut dari lokasi transaksi GKP
ke penggilingan terdekat sebesar Rp. 100,00,- per kilogram. Tingkat
Petani
Observasi)
sebesar
Rp,
6.000,00,-
dijumpai
di
GKP tertinggi di
Kabupaten
Ciamis
(1
dengan harga di tingkat penggilingan sebesar Rp, 6.050,00,-.
Untuk kualitas GKG di Jawa Barat pada November 2015 harga rata-rata di Tingkat Penggilingan sebesar Rp. 5.856,25,- per kilogram, dimana harga GKG Penggilingan
yang
terendah
sebesar
Rp,
5.100,00,-
per
kilogram
dijumpai
di
Kabupaten Kuningan (2 observasi) dan Harga GKG Penggilingan tertinggi sebesar Rp, 6.500,00 per kilogram dijumpai di Kabupaten Indramayu (1 observasi). Dari hasil pemantauan pada November 2015 di Jawa Barat, harga transaksi Gabah untuk seluruh kualitas berada diatas Harga Pembelian Pemerintah (HPP).
Tabel 4 Jumlah Observasi Gabah, Harga Gabah serta Harga Pembelian Pemerintah (HPP) menurut Kelompok Kualitas Gabah di Jawa Barat, November 2015 Kelompok Kualitas Gabah
Jumlah Observasi (%)
Terendah
Tertinggi
[1]
[2]
[3]
[4]
GKG GKP Rendah Jumlah
32(17,68 %) 130 (71,82 %) 19 (10,50 %) 206 (100,00 %)
5.000,00 4.200,00 3.700,00
6.400,00 6.000,00 4.285,00
Keterangan : GKG (Gabah Kering Giling) GKP (Gabah Kering Panen) Rendah (di luar Kualitas)
Rata-Rata
Rata-rata Harga di Tingkat Penggilingan
HPP Di Tingkat Penggilingan
[5]
[6]
[7]
5.684,38 5.212,77 3.957,63
5.856,25 5.333,69 4.093,16
4.600,00 3.750,00 -
Harga Gabah di Tingkat Petani (Rp/Kg)
: Kadar Air ≤ 14,00 % dan Kadar Hampa/Kotoran ≤ 3,00 % : Kadar Air (14,01 % - 25,00 %) dan Kadar Hampa/Kotoran (3,01 % - 10,00 %) : Kadar Air > 25,00 % dan Kadar Hampa/Kotoran > 10,00 %
2. Kasus Gabah Kualitas Rendah Transaksi
Gabah
Kualitas
Rendah
pada
November
2015
terpantau
sebanyak 19 observasi dari total transaksi 181 atau 10,50 persen, yaitu terjadi di
Kabupaten
sebanyak
5
Sukabumi observasi.
sebanyak Harga
14
terendah
observasi
dan
di
Gabah
Kualitas
Kabupaten Rendah
di
Bogor Tingkat
Petani Rp, 3.700,00,- per kilogram terjadi di Kabupaten Sukabumi (1 observasi), Gabah Kualitas Rendah dengan harga tertinggi sebesar Rp, 4.285,00,-
terjadi di
Kabupaten Bogor (2 observasi).
C. PERKEMBANGAN HARGA BERAS DI TINGKAT PENGGILINGAN
Berita Resmi Statistik BPS Provinsi Jawa Barat No. 70/12/32/Th.XVII, 1 Desember 2015
10
Pemantauan harga beras di tingkat penggilingan pada November 2015 dilakukan
di
15
Kabupaten
Jawa
Barat
yang
tersebar
dengan jumlah observasi sebanyak 78 transaksi. sebanyak
36
observasi
(46,15
persen),
Beras
di
35
Kecamatan
Diantaranya Beras Premium Medium
34
persen), Beras kualitas Rendah 8 observasi (10,26 persen).
observasi
(43,59
Pada November
2015, rata-rata harga beras di penggilingan sebesar Rp. 9.894,17 atau naik 1,36
persen
Rp.9.761,76.
dibandingkan harga beras
Oktober
2015 yang tercatat sebesar
Berdasarkan kualitas beras yang dikelompokkan menurut patahan
(broken)
beras,
harga
Beras
Premium
menjadi
Rp, 10.017,92, Beras
naik
Medium naik
1,27
persen
dari
1,17 persen dari
Rp,
9.892,43
Rp. 9.736,21
menjadi Rp, 9.850,00 demikian juga Beras kualitas Rendah naik 3,37 persen dari Rp, 9.214,29 menjadi Rp, 9.525,00. Perkembangan fluktuatif.
Sepanjang
harga
beras
November
di
penggilingan
2014
sampai
menunjukkan
November
2015,
pola
yang
penurunan
rata-rata harga beras terjadi di tiga bulan tahun 2015 yaitu Maret, April dan Mei,
dengan
harga
terendah
sebesar
Rp,
8.597,80
per
kilogram
terjadi
di
November 2014.
Gambar 2 Perkembangan Harga Beras di Tingkat Penggilingan Di Jawa Barat (Rp/Kg)
11000,00 10000,00 9000,00 8000,00
PREMIU M MEDIU M REND AH
7000,00
RATA-RATA
6000,00 NOV'14
JAN'1 5
MAR'15
MEI'1 5
JUL I'15
SEPT'15
NOV'15
Tabel 5 Rata-rata Harga Beras di Tingkat Penggilingan Menurut Kelompok Kualitas Beras di Jawa Barat
Berita Resmi Statistik BPS Provinsi Jawa Barat No. 70/12/32/Th.XVII, 1 Desember 2015
11
Kelompok Kualitas
Rata-rata Harga Beras di Tingkat Penggilingan (Rp/Kg) Nov 2014
Des 2014
Jan 2015
Feb 2015
Mar 2015
Apr 2015
Mei 2015
Juni 2015
Juli 2015
Ags 2015
Sept 2015
Okt 2015
Nov 2015
[1]
[2]
[3]
[4]
[5]
[6]
[7]
[8]
[9]
[10]
[11]
[12]
[13]
[14]
Premium Medium Rendah Rata-rata
8.745 8.483 8.382 8.598
9.346 8.940 8.732 9.140
9.377 9.364 9.121 9.330
10.100 10.062 9.600 10.053
10.244 9.948 8.608 9.864
9,511 9,399 7,920 9,257
9.364 8.408 8.008 8.808
9.141 9.061 8.513 8.989
9.707 8.943 8.350 9.258
9.856 8.911 8.538 9.289
10.047 9.307 8.925 9.610
9.892 9.736 9.214 9.762
Keterangan : Premium : Kadar Broken ≤ 10,00 % Medium : Kadar Broken (10,01 % - 20,00 %) Rendah : Kadar Broken > 20,00 %
Berita Resmi Statistik BPS Provinsi Jawa Barat No. 70/12/32/Th.XVII, 1 Desember 2015
12
10.018 9.850 9.525 9.894