PERBANYAKAN TANAMAN
Oleh: Rommy A Laksono
Program Studi Agroteknologi UNIVERSITAS SINGAPERBANGSA
Metode perbanyakan tanaman ada 3 : 1. Generatif (seksual) : menggunakan organ generatif (biji/benih) 2. vegetatif (aseksual): menggunakan organ vegetatif (akar, batang dan daun) 3. Kombinasi antara generatif dan vegetatif
Cara Generatif Kelebihan 1. Perbanyakan dapat dilakukan dalam jumlah besar dan mudah 2. Tidak membawa virus 3. Perakaran bagus dan kuat
Kekurangan 1. Keragaman genetik sangat tinggi 2. Individu baru tidak selalu sama dengan induknya (fenotif) 3. Waktu berbuah biasanya lama
Cara Vegetatif Kelebihan 1. Individu baru mempunyai persamaan sifat dengan induknya ( baik genotif maupun fenotifnya) 2. Biasanya cepat berbuah Kekurangan
1. 1. 2.
Cara yang dipakai bisa berbeda untuk setiap jenis tanaman Perakaran tidak terlalu kuat Perlu peralatan dan sarana tertentu
Cara kombinasi Dengan kombinasi generatif dan vegetatif akan diperoleh batang bawah mempunyai perakaran kuat dan batang atas mempunyai buah yang memiliki sifat-sifat unggul. Dengan mengkombinasikan generatif dan vegetatif menggabungkan keuntungan dari masing-masing cara
Untuk menghasilkan bibit bermutu dianjurkan menggunakan cara vegetatif atau kombinasi Cara generatif dibenarkan apabila cara lain tidak dapat dilakukan contoh : pepaya, melon dan beberapa sayuran Pemilihan cara-cara di atas tergantung: 1.Tujuan perbanyakan 2.Tersedianya bahan tanam 3.Sifat tanaman 4.Ketersediaan tenaga trampil 5.Alat dan sarana
Perbanyakan generatif (seksual) : Dasarnya : pembelahan meiosis Reproduksi secara seksual dimulai sejak bertemunya gamet jantan dan gamet betina Penampilan tanaman generasi baru akan menggambarkan sifat yang diturunkan tetuanya.
Perbanyakan generatif biasanya dilakukan untuk memperbaiki sifat tanaman melalui persilangan Hasil persilangan (pada tan, buah-buahan) baru akan berbuah setelah 7-15 tahun => belum tentu lebih baik dari tetuanya Jika F1 lebih baik ( sesuai dengan yang diharapkan), selanjutnya dapat dilakukan dengan cara vegetatif
Perbanyakan vegetatif (aseksual) : Dasarnya : pembelahan mitosis Tidak terjadi pada hewan dan manusia, kecuali hewan tingkat rendah (cacing) Mitosis terjadi pada daerah-2 meristem: ujung akar, ujung batang, kambium dan pada jarungan luka Mitosis pada jaringan luka akan membentuk kalus (sekumpulan sel meristem yang pertumbuhannya tidak seragam)
Metode propagasi secara vegetatif 1. Stek 2. Cangkok 3. Kultur jaringan
Stek Tujuan pertama propagasi dengan stek (batang atau tunas) adalah tumbuhnya akar (akar adventif)
Proses terbentuknya akar adventif terdiri dari 3 tahap: 1.segera setelah dipotong dan ditanam pada media tanam yang sesuai => tumbuh kalus 2.Diferensiasi sel sampai terbentuk primordia akar 3.Munculnya akar-akar baru
Pertumbuhan akar adventif sangat dipengaruhi oleh zpt yang terbentuk dalam tubuh tanaman (hormon) Faktor penentu keberhasilan perakaran, Daun : fotosintesis dan distribusi asimilat masih berlangsung => mempercepat tumbuhnya akar, transpirasi juga masih berlangsung => menghambat tumbuhnya akar Perlu usaha untuk menekan transpirasi dengan PELEMBABAN DAN PENGABUTAN
Pelembaban : penyemprotan air untuk menjaga kelembaban udara Pengabutan : penyemprotan air sedemikian sehingga membuat kondisi luar senantiasa berkabut dan daun terlapisi selaput tipis air Media Perakaran : digunakan untuk memegang stek agar tidak mudah goyah, memberikan kelembaban yang cukup dan mengatur peredaran udara (aerasi) Jenis stek : stek akar, batang dan daun
Cangkok Mirip stek, tetapi calon tanaman baru tetap menempel pada pohon induk sampai akar keluar
Metode propagasi secara kombinasi 1. Sambung (grafting) 2. Mata tempel ( Okulasi) 3. Kombinasi beberapa cara
Grafting (sambung) Dilakukan pada tanaman yang tidak dapat diperbanyak dengan cara stek atau cangkok
Prinsipnya menggabungkan 2 tanaman atau lebih yang kemudian hasil sambungan tersebut menjadi 1 tanaman Bagian atas => entris Bagian bawah => onderstam
Beda Grafting dengan okulasi Grafting : mata tunas lebih dari satu dan menyertakan kayu Okulasi : mata tunas satu dan tidak menyertakan kayu
Macam-macam grafting 1. Top working; batang bawah lebih besar dari batang atas 2. Sambung lidah 3. Sambung celah 4. Sambung susu 5. Sambung tunjang
Top Working dilakukan untuk mengatasi masalah-2: 1. Suatu tanaman sudah berproduksi tapi rasa tidak diminati 2. Untuk mengatasi inkompatibilitas 3. Untuk mengatasi tanaman berumah dua, sehingga polinasi lebih efisien 4. Untuk membuat satu tanaman dengan jenis yang berbeda
Metode Kombinasi: 1. Stenting (stek dan gafting) pada mawar 2. Okucang ( okulasi dan cangkok pada jeruk 3. Stebung ( stek langsung sambung) pada jeruk
Stenting (stek dan grafting) pada mawar • Penyetekan dan penyambungan dilakukan pada saat bersamaan • Untuk batang bawah 1-2 ruas (+/- 5 cm) • Untuk entris : 1 mata tunas + daun • Untuk menjamin bertautnya kambium serta tumbuhnya akar dan tunas, maka disekelilingnya harus dipertahankan selalu lembab dengan penkabutan secara periodik (intermitten misting) Keuntungan cara ini : 1. perbanyakan lebih cepat 2. Bahan yang diperlukan lebih sedikit
Okucang (okulasi dan cangkok) pada jeruk • Siapkan semaian batang bawah pada bedengan • Lakukan okulasi pada ketinggian +/- 25 cm • Setelah mata tunas menempel, lakukan pencangkokan pada ketinggian +/- 5 cm • 2-3 bulan bibit okucang dipindahkan ke dalam polibag hingga kondisi siap tanam
Kekurangan okucang : waktu produksi bibit lebih lama 2-3 bulan dibandingkan dengan okulasi atau cangkok • Kelebihannya : bibit yang dihasilkan mempunyai perakaran dangkal, cocok untuk daerah pasang surut yang tersebar di kalimantan, sumatera dan papua
Stebung (stek langsung sambung) pada jeruk • Stek dan sambung dilakukan secara bersamaan • Keuntungannya: • Cepat, 6 bulan sudah dihasilkan bibit siap tanam • Sistem perakarang yang dangkal, cocok untuk lahan gambut, pasang surut dan rawa • Mudah dan dapat diproduksi secara massal
Propagasi secara mikro • Kultur jaringan • Hal yang essensial adalah sanitasi media dan ruangan • Ruang dilengkapi lampu uv untuk mensterilkan ruang dan peralatan yang akan dipakai • Kelebihan teknik ini : dapat memproduksi tanaman bebas penyakit dalam waktu relatif singkat dan dalam jumlah banyak