INFORMASI IKLIM UNTUK PERTANIAN Rommy Andhika Laksono
• Iklim merupakan komponen ekosistem dan faktor produksi yang sangat dinamis dan sulit dikendalikan. • iklim dan cuaca sangat sulit dimodifikasi atau dikendalikan sesuai kebutuhan, kalaupun bisa memerlukan biaya dan teknologi yang tinggi • Kejadian iklim ekstrim di Indonesia sangat erat kaitannya dengan fenomena ENSO (El-Nino Southern Oscillation) • El Nino Southern Oscillation (ENSO) merupakan fenomena alam yang muncul di sekitar Samudra Pasifik dan mempengaruhi kondisi cuaca di sekitarnya. Fenomena ini berkaitan dengan dua proses yaitu El Nino dan Southern Oscillation. ENSO itu sendiri sebenarnya diatur oleh melemahnya angin pasat (faktor atmosfer) dan perpindahan kolam panas (faktor laut). • Oleh karena itu, indikator ENSO sering digunakan dalam menduga dampak kejadian iklim ekstrim di Indonesia
El Nino Peristiwa
memanasnya suhu air permukaan laut pantai barat Peru-Equador yang mengakibatkan gangguan iklim secara global Gejala yang terjadi : Kekeringan di Asia dan Afrika
La Nina Kebalikan
dari El Nino, konsentrasi panas terjadi di wilayah Indonesia sehingga angin basah sekitar Pasifik dan Samudera Hindia bergerak ke Indonesia Gejalanya : musim hujan yang lama di Indonesia dan sekitarnya
DAMPAK PERUBAHAN IKLIM PADA SEKTOR PERTANIAN • Meningkatnya suhu rata-rata • Fenomena penyimpangan cuaca seperti badai, angin ribut, hujan deras, serta perubahan musim tanam. ancaman badai tropis, banjir, longsor, kekeringan, meningkatnya potensi kebakaran hutan. • perubahan zona iklim , yang mengakibatkan perubahan pola tanam dan pola produksi pertanian • Terganggunya siklus hidrologi • Mengancam Ketahanan Pangan • Kebutuhan irigasi pertanian juga akan semakin meningkat • Menurunnya kesejahteraan ekonomi petani • Menurunnya luas lahan pertanian
UPAYA ANTISIPASI PERUBAHAN IKLIM TERHADAP PERTANIAN 1. Melakukan pemetaan daerah-daerah yang sensitif terhadap penyimpangan iklim terutama akibat fenomena ENSO(El Nino Southern Oscilation) 2. meningkatkan kemampuan peramalan sehingga langkah-langkah antisipasi dapat dilakukan lebih awal, khususnya pada daerah-daerah yang rawan. 3. menerapkan teknologi budidaya (dalam bidang pertanian) yang dapat menekan risiko terkena dampak kejadian puso. 4. Pembuatan waduk untuk menampung air hujan 5. Pembuatan embung mulai dari hulu hingga hilir
6. Memanfaatkan informasi dan prakiraan iklim untuk memberikan peringatan dini dan rekomendasi pada masyarakat. 7. Mempelajari sifat-sifat iklim dan memanfaatkan hasilnya untuk menyesuaikan pola tanam agar terhindar dari puso. 8. Meningkatkan sistem pengamatan cuaca sehingga antisipasi penyimpangan iklim dapat diketahui lebih awal. 9. Memetakan daerah rawan bencana alam banjir dan kekeringan untuk penyusunan pola tanam dan memilih jenis tanaman yang sesuai.
10. Memilih tanaman yang sesuai dengan pola hujan, misal: menggunakan tanaman atau varietas yang tahan genangan, tahan kering, umur pendek dan persemaian kering; kombinasi tanaman, sehingga kalau sebagian tanaman mengalami puso, yang lainnya tetap bertahan dan memberikan hasil. 11. Melakukan sistem pertanian konservasi seperti terasering, menanam tanaman penutup tanah, melakukan pergiliran tanaman dan penghijauan DAS (Daerah Aliran Sungai). 12. Pompanisasi dengan memanfaatkan air tanah, air permukaan, air bendungan atau checkdam, dan air daur ulang dari saluran pembuangan. 13. Efisiensi penggunaan air seperti gilir iring dan irigasi hemat air.
BENTUK INFORMASI IKLIM YANG DIBUTUHKAN • Waktu masuknya musim hujan (AMH) • Waktu masuknya musim kemarau atau akhir musim hujan (AMK) • Lama musim kemarau atau kemungkinan terjadinya deret hari kering panjang atau long dry spell yang akan meningkatkan risiko kebakaran
Contoh Analisis: Keragaman Awal MH dan Lama MH di Oekabiti, Kupang OKT 1 2 73/74 74/75 75/76 76/77 77/78 78/79 79/80 80/81 81/82 82/83 83/84 84/85 85/86 86/87 87/88 88/89 89/90 90/91 91/92 92/93 93/94 94/95 95/96 96/97 97/98 98/99 99/00 Persen Luas Tanam Padi thd Total
3
3
NOV 1 2
2
3
DES 1 2
4
3
JAN 1 2
24
3
FEB 1 2
33
3
MAR 1 2
19
3
APR 1 2
1
3
MAI 1 2
1
3
Peranan unsur-unsur bagi tanaman Unsur Iklim Hujan
Radiasi Surya Lama Penyinaran
Suhu Kelembaban Relatif
Evapotranspirasi CO2
Angin
X1 ***
X2 X3 * ***
X4 ***
X5 X6 ** **
X7 ***
***
*
***
***
**
***
*
*
*
*
*** **
**
**
*** *
***
*** ***
***
* **
* **
** ***
* ***
** *
** *
** **
***
*
*
**
*
*
**
**
**
**
*
**
*
*
Sumber : Las, Irianto dan Sumartini (2000)
***
Keterangan: X1 = Fotosintesis X2 = Respirasi X3 = Evapotranspirasi X4 = Pertumbuhan X5 = Perkembngan dan Pembungaan X6 = Pemasakan dan Umur X7 = Produksi
Jumlah bintang mencerminkan bobot pengaruh
Sedangkan secara konseptual, pendekatan dan informasi iklim dalam pembangunan pertanian dengan 5 aspek atau kegiatan (Las, Fagi dan Pasandaran, 1999) yaitu: 1. Pengembangan wilayah dan komunitas pertanian seperti kesesuaian lahan, perencanaan tata ruang, pembagian wilayah agroekologi dan komoditi, sistem informasi geografi (GIS) dan lain-lain. 2. Perencanaan kegiatan operasional (budidaya) pertanian, seperti perencanaan waktu tanam, pola tanam, pengairan, pemupukan, pengendalian hama terpadu (PHT), panen dan lain-lain. 3. Peramalan dan analisis sistem pertanian, seperti daya dukung lahan, ramalan produksi, pendugaan potensi hasil dan produktivitas pertanian. 4. Pengelolaan dan konservasi lahan (tanah dan air) 5. Menunjang kegiatan penelitian komoditas dan sumberdaya lahan serta pengkajian teknologi pertanian, terutama dalam merumuskan atau menyimpulkan hasilnya.
Index Pertanaman(IP) & Intensitas Index Pertanaman(IIP) • Index Pertanaman adalah hitungan rata-rata kali tanam dalam satu tahun. • Misalnya lahan sawah padi biasanya ditanami 1, 2 atau 3 kali (tanam) dalam setahun, tergantung dari kondisi lahan, pola tanam dan jenis benih padi yang di tanam. Jika suatu lahan sawah berada pada lingkungan dengan ketersediaan air yang melimpah atau mencukupi sepanjang tahun maka kegiatan tanam (dan panen) bisa sampai 3 kali dalam setahun. Namun jika lingkungan lahan sawah tersebut kurang mendukung pada ketersediaan air maka kegiatan tanam bisa 1 atau 2 kali dalam setahun.
Untuk menghitung Index Pertanaman dalam suatu wilayah adalah sebegai berikut: IP =
𝐿𝑢𝑎𝑠 𝑇𝑎𝑛𝑎𝑚 1 𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛 𝐿𝑢𝑎𝑠 𝐵𝑎𝑘𝑢 𝑇𝑎𝑛𝑎𝑚
x 100%
• Intensitas Indeks Pertanaman adalah terdapat lebih dari satu Jenis tanaman yang dibudidayakan dalam satu Lahan dalam kurun waktu satu tahun IIP =
𝐿𝑢𝑎𝑠 𝑡𝑎𝑛𝑎𝑚 𝑥 𝑈𝑚𝑢𝑟 𝑡𝑎𝑛𝑎𝑚 𝐿𝑢𝑎𝑠 𝐵𝑎𝑘𝑢 𝑇𝑎𝑛𝑎𝑚 𝑥 365 𝐻𝑎𝑟𝑖
x 100%
Contoh Kasus • Data Dinas Pertanian Kabupaten Karawang, luas sawah di kabupaten Karawang adalah 98.346 ha. Pada Musim Tanam tahun 2016 ditanami padi sebagai berikut: 1. Varietas Ciherang (umur: 116 hari) : 144.315 ha 2. Varietas Cibogo (umur: 118 hari) : 4.566 ha 3. Mekongga (umur: 116 hari ) : 20.800 ha 4. Hibrida (umur:101 hari ) : 180 ha 5. Inpari 13 (umur: 106 hari) : 1.014 ha 6. Varietas lainnya (asumsi umur: 116) : 14.852 ha.